PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD A

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD A"

Transkripsi

1 PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

2 PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN Testing of Salinity Tolerance for Rice (Oryza sativa L.) at Germination Phase Ahmad Muharram 1, Abdul Qadir 2, dan Suwarno 3 1 Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 2 Staf Pengajar Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, IPB 3 Staf Instalasi Peneliti Tanaman Padi, Muara, Bogor Abstract The objective of the research was to find out a simple, quick, and inexpensive method for testing salt tolerance of rice genotypes at germination phase. Experiments were conducted at the Laboratory of Seed Science and Technology, Bogor Agricultural University, and in a green house at Experimental Station Muara, Bogor from June 2010 until February A total of 40 rice genotypes were used in the experiments. The standard method for testing salinity tolerance was applied in the green house where two week old seedling were transplanted to soil medium salinized with ppm NaCl for 8 weeks. Dead leaf percentage variable could differentiate 7 tolerant rice genotypes, 19 moderately tolerant, 14 moderately susceptible, and 4 susceptible. Lalan was the most tolerant rice genotype with the lowest dead leaf percentage (30.03%), perfomed followed by B11844-MR , B MR-3-KY-2 and B MR-1-KY-5. Germinating seed on stensil paper in UKDdp method with ppm NaCl for 14 days was the best method for differentiating the tolerant varieties from the susceptible at the laboratory condition. However, The correlation coefficient value between salinity tolerance variable in the laboratory and in the greenhouse is low Keyword : genotype of rice, salinity tolerance, germination phase

3 RINGKASAN AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD. Pengujian Toleransi Padi (Oryza sativa L.) terhadap Salinitas pada Fase Perkecambahan. (Dibimbing oleh ABDUL QADIR dan SUWARNO) Tujuan dari penelitian ini adalah menyeleksi genotipe genotipe padi yang toleran salinitas serta mencari metode dalam menyeleksi yang cepat, murah dan mudah padi pada fase perkecambahan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Juni 2010 sampai Februari 2011 bertempat di rumah kaca Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Penelitian ini terdiri dari dua percobaan utama, percobaan toleransi salinitas di rumah kaca dan percobaan toleransi salinitas di laboratorium. Percobaan di rumah kaca sebagai uji standar untuk mengetahui tingkat toleransi padi terhadap salinitas. Percobaan ini menggunakan konsentrasi ppm NaCl. Pengamatan dilakukan hingga 8 minggu setelah tanam (MST). Percobaan di laboratorium terdiri dari 3 tahap yaitu: (1) Uji pendahuluan untuk mendapatkan beberapa metode yang berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas. (2) Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas. (3) Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik. Hasil percobaan di rumah kaca dikorelasikan dengan hasil pengujian pada satu metode terpilih di laboratorium. Pengujian pendahuluan pada percobaan di laboratorium dilakukan dengan menggunakan media padat dan media kertas. Media padat yang digunakan pada percobaan ini yaitu tanah + pasir, tanah + zeolit, tanah + kompos, pasir + zeolit, pasir + kompos, dan zeolit + kompos. Media kertas yang digunakan adalah kertas stensil. Konsentrasi NaCl yang digunakan 0, 3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000, 8 000, dan ppm. Analisis yang digunakan adalah uji t dan selisih rataan antara varietas toleran dan peka untuk menentukan lima metode terbaik pada penelitian ini. Pemilihan satu metode terpilih menggunakan media stensil dengan konsentrasi 4 000, 5 000, 6 000, dan ppm NaCl. Analisis menggunakan RKLT dua faktor dengan faktor pertama adalah metode dan faktor kedua adalah genotipe serta dilihat pula selisih antara varietas toleran dan peka.

4 ii Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik menggunakan kertas stensil ppm NaCl yang merupakan metode yang terseleksi dan terbaik dari pengujian sebelumnya. Analisis menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak (RKLT) dengan satu faktor, yaitu genotipe padi. Peubah yang diamati adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot kering kecambah total, bobot kering tajuk, dan bobot kering akar. Pengujian di rumah kaca berdasarkan indikator persentase daun mati menunjukkan bahwa tujuh genotipe berada pada tingkat toleran, 19 genotipe agak toleran, 14 genotipe agak peka dan empat genotipe peka. Varietas toleran Lalan memiliki nilai persentase daun mati terendah yaitu sebesar %, diikuti oleh genotipe B11844-MR , B MR-3-KY-2 dan B MR-1-KY-5 masing-masing sebesar %, %, %, sedangkan varietas cek toleran Pokali memiliki nilai persentase daun mati lebih tinggi sebesar %, varietas cek peka Ciherang sebesar % dan IR64 sebesar %. Hasil analisis korelasi seluruh peubah di rumah kaca tidak ada yang berkorelasi dengan peubah yang diamati di laboratorium. Nilai korelasi yang terbesar dengan peubah persentase daun mati adalah peubah panjang tajuk dengan nilai koefisien korelasi sebesar Hal ini menunjukkan korelasi antara laboratorium dengan rumah kaca berkolerasi rendah. Korelasi yang rendah dapat disebabkan karena perbedaan stadia pertumbuhan, kondisi lingkungan dan juga viabilitas benih yang berbeda pada saat pengujian. Hasil simulasi seleksi menunjukkan bahwa penggunaan metode kertas stensil dengan kosentrasi ppm tidak dapat digunakan untuk menyeleksi 40 genotipe padi toleran terhadap salinitas.

5 PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD A DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

6 Judul : PENGUJIAN TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA FASE PERKECAMBAHAN Nama : AHMAD MUHARRAM IBNU RUSD NRP : A Menyetujui, Pembimbing I Pembimbing II Ir. Abdul Qadir, MSi Dr. Ir. Suwarno MS NIP NIP Mengetahui, Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB Dr. Ir. Agus Purwito, MSc. Agr NIP Tanggal lulus :...

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta, pada tanggal 13 Agustus Penulis merupakan anak keempat dari pasangan Bapak Munawir Santoso dan Ibu Hayatin Naufus. Penulis memulai pendidikan formal saat masuk TK Arafah pada tahun 1993 dan lulus pada tahun Tahun 2000 penulis lulus dari SDN Menteng Atas 11 pagi, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SLTP N 115 Jakarta. Penulis lulus dari SMAN 26 Jakarta pada tahun Pada tahun yang sama penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI. Pada tahun 2007 penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian. Selama menjadi mahasiswa, penulis pernah menjadi pengurus Ikatan Keluarga Muslim TPB (2006), pengurus Forum Komunikasi Rohis Departemen (2008), dan juga pengurus Himpunan Mahasiswa Agronomi (2009). Selain itu penulis juga aktif dalam berbagai kepanitiaan kegiatan di lingkungan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor.

8 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat- Nya kepada setiap umat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengujian Toleransi Padi (Oryza sativa L.) terhadap Salinitas pada Fase Perkecambahan. Penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada : 1. Ir. Abdul Qadir, MSi dan Dr. Ir Suwarno MS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan perhatian dan motivasi selama penelitian maupun penyusunan skripsi. 2. Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie M.Agr selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dalam penyusunan skripsi 3. Dr. Ir. Nurul Khumaida, MSi selaku pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama studi. 4. Dr. Ir Faiza C Suwarno MS yang telah memberikan ide dan saran kepada penulis untuk kelancaran penelitian. 5. Papa, Mama dan Kakak-kakak tercinta yang telah memberikan dukungan moril dan materiil kepada penulis. 6. Bapak Supartopo, Bapak Sudarno, Mas Oma dan pihak seluruh staf Instalasi Penelitian Tanaman Padi, Muara, Bogor yang telah membantu selama berlangsungnya penelitian. 7. Donny Arzie sebagai teman satu tim penelitian yang telah membantu selama penelitian. 8. Teman-teman AGH 43, lab gulma, dan AMCo Group atas kerjasamanya dan semangat yang diberikan kepada penulis. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Bogor, Oktober 2011 Penulis

9 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan... 2 Hipotesis... 2 TINJAUAN PUSTAKA... 3 Botani Padi... 3 Tanah Salin... 4 Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman... 5 Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Salinitas... 7 BAHAN DAN METODE... 8 Waktu dan Tempat... 8 Bahan dan Alat... 8 Metode Penelitian... 8 Pelaksanaan Penelitian Pengamatan HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian 40 Genotipe di Rumah Kaca Uji Pendahuluan untuk Mendapatkan Beberapa Metode yang Berpotensial dalam Pengujian Toleransi Genotipe terhadap Salinitas identifikasi Metode Terbaik untuk Pengujian Toleransi Genotipe Padi terhadap Salinitas pengujian Toleransi terhadap Salinitas 40 Genotipe Padi dengan Metode Terbaik Korelasi antara Peubah di Rumah Kaca dengan Peubah di Laboratorium Simulasi Seleksi Padi Toleran Salinitas KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii ix x

10 DAFTAR TABEL Tabel Halaman 1. Pengaruh Tingkat Kegaraman Menurut Nilai EC Klasifikasi Kadar Garam Dapat Larut Dalam Tanah Menurut DHL Jenuh Persentase Kehilangan Hasil Tanaman Padi Menurut Nilai EC e Pengelompokkan Tingkat Toleransi Padi Rata-Rata dan Kisaran Nilai Bibit Padi pada Berbagai Peubah di Rumah Kaca Berdasarkan Tingkat Toleransi Persentase Daun Mati Korelasi Peubah PDM dengan Peubah Lain yang diamati di Rumah Kaca Nilai Selisih Tertinggi antara Padi Toleran dengan Peka terhadap Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk Hasil Uji t Peubah Tinggi Tajuk pada Media Kertas Stensil Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Varietas Padi dan Konsentrasi pada media kertas Pengaruh Konsentrasi Garam pada Media Kertas terhadap Semua Peubah pada Masing-masing Varietas Rekapitulasi Data Selisih antara Varietas Toleran dan Peka pada Masing-masing Peubah yang Diamati Di Laboratorium Rekapitulasi Sidik Ragam Pengaruh Genotipe terhadap Peubah yang Diamati pada Satu Metode Terpilih di Laboratorium Hasil Analisis Korelasi Peubah di Rumah Kaca dan Laboratorium Rata-rata dan Kisaran Nilai Peubah di Laboratorium berdasarkan Tingkat Toleransi di Laboratorium Simulasi Seleksi Hasil Pengujian di Rumah Kaca dan Laboratorium... 29

11 DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman 1. Kondisi Tanaman di Rumah Kaca Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanah + Kompos ppm Penanaman pada Media Kertas Stensil Pertumbuhan Varietas Toleran dan Peka Pada Media Kertas ppm... 26

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Daftar Nama 40 Genotipe Padi yang Digunakan untuk Pengujian Toleransi terhadap Salinitas Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi Salinitas pada Peubah Persentase Daun Mati di Rumah Kaca Hasil Selisih dan Uji t antara Varietas Peka dengan Varietas Toleran pada Media Padat Nilai Kudrat Tengah dan F hitung Peubah yang Diamati terhadap Perlakuan Genotipe dalam Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik Hasil Pengelompokan Genotipe terhadap Tingkat Toleransi Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk di Laboratorium Contoh Simulasi Seleksi Pengujian di Rumah Kaca dan Laboratorium pada Intensitas Seleksi 20%... 45

13 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan produsen padi terbesar ketiga di dunia setelah Negara Cina dan India. Menurut data BPS pada tahun 2009, produksi padi Indonesia mencapai ton dan mengalami peningkatan produksi pada tahun 2010 menjadi ton. Seiring dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk dan berkurangnya jumlah lahan produktif membuat kebutuhan padi semakin meningkat. Oleh karena itu, diperlukan usaha untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Salah satu upaya peningkatan produktivitas pertanian adalah dengan pemanfaatan lahan salin. Menurut DPU (1997) Indonesia diperkirakan memiliki juta ha lahan bermasalah dan 13,2 juta ha dari lahan itu terpengaruh salinitas. Beberapa lahan yang terpengaruh salin di Indonesia terletak di pantai timur pulau Sumatera seperti Sumatera Selatan, Jambi dan Riau. Lahan-lahan itu pada umumnya lahan pantai, muara sungai, dan delta yang dipengaruhi oleh intrusi air laut. Proses salinitas terjadi tidak hanya karena curah hujan yang kurang untuk melarutkan dan mencuci garam, tetapi juga karena penguapan (evaporasi) yang cepat menyebabkan terkumpulnya garam dalam tanah. Drainase buruk yang menyebabkan evaporasi lebih besar daripada perkolasi merupakan faktor utama berlangsungnya proses salinisasi. Tanah salin mempengaruhi tanaman karena kandungan garam larut yang tinggi (Hu dan Schimidhalder, 2005). Bila sel tanaman dimasukkan dalam larutan berkadar garam tinggi, sel tersebut akan mengkerut. Proses ini disebut plasmolisis sehingga akan meningkatkan kadar garam dalam larutan. Fenomena ini disebabkan gerakan osmotik dari air melalui dinding sel ke arah larutan yang berkonsentrasi kadar garam tinggi. Pengembangan padi di lahan salin masih mendapat kendala dengan terbatasnya jumlah varietas yang cocok untuk dikembangkan di daerah tersebut dan juga sedikitnya plasma nutfah sebagai donor gen sifat toleran lahan salin dalam upaya perbaikan varietas toleran salinitas. Pemilihan metode untuk memilih varietas tahan salin telah banyak dilakukan, tetapi membutuhkan waktu yang lama dalam pengujian tersebut. Sulaiman (1980) menyatakan bahwa penggunaan

14 2 larutan garam ppm NaCl pada media tanah merupakan indikator yang baik untuk menilai toleransi tanaman padi terhadap salinitas. Penelitian Suwarno (1983) menyebutkan bahwa hasil studi fisiologi tanaman padi menunjukkan bahwa larutan hara dengan ppm NaCl cukup baik untuk pengujian toleransi terhadap salinitas. Sadjad (1993) mengemukakan bahwa pengujian vigor benih pada fase perkecambahan merupakan metode seleksi yang cepat dan efisien dalam menentukan tingkat toleransi suatu genotipe. Pada penelitian Hayuningtyas (2010) media yang terbaik yang berpotensi menguji toleransi salinitas adalah media tanah dengan kadar garam ppm. Oleh karena itu, diperlukan media yang lain untuk mendapatkan metode yang cepat dan tepat untuk menguji toleransi padi terhadap salinitas. Tujuan 1. Mendapatkan metode yang cepat, murah dan mudah dalam menyeleksi genotipe genotipe padi toleran salinitas pada fase perkecambahan. 2. Menyeleksi genotipe genotipe padi yang toleran salinitas. Hipotesis 1. Terdapat salah satu metode yang dapat menyeleksi genotipe padi toleran salinitas pada fase perkecambahan. 2. Terdapat genotipe padi yang toleran terhadap salinitas.

15 TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke dalam kelas monocotyledoneae, ordo adalah poales, family adalah Graminae, genus adalah oryza linn, dan spesiesnya adalah Oryza sativa L (Grist, 1959). Keseluruhan organ tanaman padi terdiri dari dua kelompok, yaitu organ vegetatif dan organ generatif (reproduktif). Bagian vegetatif meliputi akar, batang dan daun, sedangkan bagian generatif terdiri dari malai, gabah dan bunga (Manurung dan Ismunadji 1988). Akar padi adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara, tetapi peka terhadap kekeringan. Padi dapat beradaptasi pada lingkungan tergenang (anaerob) karena pada akarnya terdapat saluran aerenchyma yang berbentuk sepert pipa yang memanjang hingga ujung daun. Aerenchyma berfungsi penyedia oksigen bagi daerah perakaran (Purwono dan Purnamawati, 2008). Batang padi tersusun dari rangkaian ruas-ruas dan diantara ruas yang satu dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah buku itu semakin pendek. Ruas yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas-ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas-ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada koleoptil pertama (Grist, 1959). Tanaman padi memiliki daun yang berbentuk lanset (sempit memanjang) dengan urat daun sejajar dan memiliki pelepah daun. Pada buku bagian atas ujung dari pelepah daun menunjukkan percabangan dimana batang yang pendek adalah lidah daun (ligule), dan bagian yang terpanjang dan terbesar adalah kelopak daun (auricle) (Siregar, 1981). Bunga padi secara keseluruhan adalah malai. Tiap unit bunga pada malai disebut spikelet yang terdiri dari tangkai, bakal buah, lemma, palea, putik, dan benang sari (Manurung dan Ismunadji, 1988).

16 4 Tanah Salin Salinitas merupakan tingkat kadar garam yang terlarut pada air. Tanah dikatakan salin apabila mengandung garam-garam yang dapat larut dalam jumlah banyak sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyebab lahan salin terbagi atas dua bagian yaitu penyebab primer dan penyebab sekunder. Lahan salin primer terjadi secara alami dan sekitar 7 % dari permukaan bumi. Lahan salin sekunder terjadi akibat aktifitas manusia. Salinitas sekunder saat ini diperkirakan terjadi pada sekitar 80 juta ha yang awalnya cocok untuk pertanian (Barret, 2002). Penyebab tanah salin antara lain : (1) tanah tersebut mempunyai bahan induk yang mengandung deposit garam ; (2) intrusi air laut, akumulasi garam dari irigasi yang digunakan atau gerakan air tanah yang direklamasi dari dasar laut (Tan, 2000); (3) Tanah salin juga karena iklim mikro dimana tingkat penguapan melebihi tingkat curah hujan secara tahunan (Sposito, 2008). Tanah salin mempunyai kadar garam (NaCl) netral yang larut dalam air sehingga dapat mengganggu pertumbuhan kebanyakan tanaman. Kurang dari 15% dari Kapasitas Tukar Kation (KTK) tanah ditempati oleh natrium dan biasanya nilai ph kurang dari 8.5. Hal ini disebabkan garam yang terdapat dalam tanah adalah netral dan juga karena hanya sedikit natrium yang dijumpai (Soepardi, 2003). Tabel 1. Pengaruh Tingkat Kegaraman Menurut Nilai EC Nilai EC (ms/cm) Pengaruh 0 2 Daya pengaruh kegaraman boleh diabaikan 2 4 Hasil panen pertanaman sangat peka dapat terbatasi 4 8 Hasil panen banyak pertanaman terbatasi 8 16 Hanya pertanaman yang tenggang berhasil panen memuaskan > 16 Sedikit pertanaman yang tenggang berhasil panen memuaskan Sumber : Notohadiprowiro, Menurut Notohadiprowiro (1998) daya tanah menghantarkan listrik (electric conductivity) biasanya digunakan untuk menaksir kadar garam terlarut tanah. Nilai electric conductivity (EC) dinyatakan dengan satuan ms cm -1 pada suhu 25 0 C. Nilai EC menunjukkan tingkat kegaraman tanah yang diklasifikasikan menurut daya pengaruhnya atas kinerja tanaman, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Sposito (2008) menyatakan bahwa sebuah tanah dikatakan salin apabila nilai EC lebih dari 4 ms/cm.

17 5 Poerwowidodo (2002) mengklasifikasikan tanah berkadar garam kedalam lima kelas yaitu bebas garam, agak bergaram, bergaram cukup bergaram banyak dan agak bergaram. Jumlah kandungan garam terlarut dalam tanah berdasarkan nilai EC, seperti yang disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Klasifikasi Kadar Garam Dapat Larut Dalam Tanah Menurut DHL Jenuh Kelas Kegaraman Tanah Nilai EC (ms/cm) Bebas garam 0 2 Agak bergaram 2 4 Bergaram cukup 4 8 Bergaram agak banyak 8 15 Bergaram banyak > 15 Sumber : Poerwowidodo, Pengaruh Salinitas terhadap Tanaman Menurut Suwarno (1985) pengaruh salinitas (NaCl) terhadap tanaman mencakup tiga aspek yaitu: mempengaruhi tekanan osmosis, keseimbangan hara, dan pengaruh racun. Selain itu, NaCl juga dapat mempengaruhi sifat-sifat tanah dan selanjutnya berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Banyaknya Na + di dalam tanah menyebabkan menurunnya ketersediaan unsur Ca +, Mg 2+, dan K + yang dapat diserap bagi tanaman. Salinitas juga dapat menurunkan serapan P meskipun tidak sampai terjadi defisiensi. Meningkatnya kandungan Cl - diikuti pula oleh berkurangnya kandungan NO - 3 dalam tajuk. Tabel 3. Persentase Kehilangan Hasil Tanaman Padi Menurut Nilai EC e Nilai EC e (ms/cm) Kehilangan Hasil (%) < 4 < > 10 > 50% Sumber : FAO (2005) Kandungan garam sebagai nilai salinitas tanah akan dapat mengurangi produksi tanaman padi (FAO, 2005). Persentase kehilangan hasil tanaman padi menurut nilai EC e ditunjukkan pada Tabel 3. Mekanisme pengaruh salinitas pada tanaman bekerja seperti racun, dimana kation monovalen seperti K + dan Na +,

18 6 dapat menyebabkan disperti koloid protoplasma hingga terjadi disorganisasi kecuali bila diimbangi oleh Ca +, permeabilitas membran sel dapat dirusak oleh konsentrasi NaCl yang tinggi, kerusakan ini juga dapat diperbaiki dengan penambahan Ca. Keracunan Na ditandai dengan mengeringnya tepi bagian ujung daun, demikian juga keracunan Cl. Gejala tersebut sangat sulit dibedakan dengan gejala kekeringan (Suwarno, 1985). Marschner (1998) menambahkan pengaruh racun dari beberapa ion tertentu seperti Natrium dan Klorida, yang lazim terdapat pada tanah bergaram, akan menghancurkan struktur enzim dan makromolekuler lainnya, merusak organel sel, mengganggu fotosintesis dan respirasi, serta menghambat sintesis protein dan mendorong kekurangan ion. Cekaman salinitas mempengaruhi perkecambahan dengan mencegah penyerapan air dan juga memasukkan ion beracun ke dalam embrio atau bibit. Tingkat toleransi tanaman terhadap cekaman garam jauh lebih besar selama perkecambahan biji daripada selama fase berikutnya, seperti pertumbuhan bibit dan perkembangan tanaman (Suwarno dan Solahuddin, 1983). Hasil penelitian Bintoro (1983) menunjukkan pemberian NaCl akan menurunkan bobot segar akar pada tomat, namun ketahanannya terhadap NaCl dipengaruhi oleh musim pada saat penanaman. Pada tanaman tomat dan terung, akar merupakan bagian tanaman yang paling peka terhadap perlakuan NaCl. Menurut penelitian Sunarto (2001) percobaan penyiraman larutan garam NaCl sebesar 0.2 % menunjukkan penurunan pada semua peubah pengamatan seperti tinggi tanaman, luas daun, bobot biji, bobot kering akar dan tajuk dan panjang akar pada tanaman kedelai. Menurut penelitian Yuniati (2004) pada kacang merah, pelebaran daun terhambat oleh cekaman salinitas karena berkurangnya tekanan turgor sel. Berkurangnya pelebaran daun dapat berakibat berkurangnya fotosintesis maupun produktivitas. Menurut penelitian Samadi (2007) Salinitas juga berpengaruh terhadap tanaman kentang pada nilai Ece 1.7 tidak terjadi penurunan hasil, Ece 2.5 menurunkan hasil sebesar 10%, Ece 3.8 menyebabkan penurunan hasil sebesar 25%, Ece 5.9 menurunkan hasil 50%.

19 7 Mekanisme Toleransi Tanaman terhadap Salinitas Beberapa proses fisiologis dan biokimia terlibat dalam mekanisme toleransi dan adaptasi tanaman terhadap salinitas. Sebagai contoh (i) cekaman garam menginduksi akumulasi senyawa organik spesifik di dalam sitosol sel yang dapat bertindak sebagai osmoregulator; (ii) tanaman juga dapat mencegah akumulasi Na dan Cl dalam sitoplasma melalui eksklusi Na dan Cl ke lingkungan eksternal (media tumbuh); (iii) kompartementasi ke dalam vakuola atau mentranslokasi Na dan Cl ke jaringan-jaringan lain (Marchner, 1998). Tanaman dapat menghindari terjadinya ketidakseimbangan hara atau keracunan dengan empat cara, yaitu: eksklusi, ekskresi, sekresi dan dilusi. Eksklusi terjadi secara pasif dengan adanya dinding sel yang tidak permeabel terhadap garam atau ionion dari garam tersebut. Ekskresi dan sekresi merupakan pemompaan ion secara aktif masing-masing ke luar tanaman dan ke dalam vakuola. Sedangkan dilusi dapat terjadi dengan adanya pertumbuhan yang cepat. Hal ini disimpulkan dari hasil analisis bahwa bagian yang tumbuh cepat mengandung Na dan Cl lebih rendah dari bagian yang tumbuh lambat (Levitt, 1980). Pada tanaman bakau, pertumbuhan tanaman yang cepat merupakan mekanisme lain untuk mengencerkan garam. Kelebihan garam pada tanaman ini biasanya dikeluarkan pada permukaan daun untuk membantu mempertahankan konsentrasi garam yang konstan dalam jaringan (Salisbury, 1985).

20 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2010 sampai Februari Penelitian ini bertempat di Rumah Kaca Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara Bogor dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura. Bahan dan Alat Bahan-bahan yang digunakan adalah 2 varietas padi toleran terhadap salinitas (Lalan dan Pokali), 2 varietas padi peka terhadap salinitas (IR 64 dan Ciherang), 40 genotipe padi yang belum diketahui toleransinya terhadap salinitas, NaCl, dan berbagai media tanam (tanah, pasir, zeolit, dan kompos). Benih yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara Bogor. Alat-alat yang digunakan antara lain adalah bak plastik berukuran 35 cm x 30 cm x 10 cm, oven, timbangan, styrofoam, kertas stensil, kertas label, alat tulis, kamera digital, alat pengepres kertas tipe IPB 75-1 dan germinator tipe IPB 73-2A/B. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat yaitu percobaan di rumah kaca sebagai uji standar dan percobaan di laboratorium. Percobaan di laboratorium terdiri dari 3 tahap yaitu : 1) Uji pendahuluan untuk mendapatkan beberapa metode yang berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas. 2) Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas. 3) Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik.

21 9 Hasil percobaan di rumah kaca dikorelasikan dengan hasil percobaan pada satu metode terpilih di laboratorium. I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah kaca Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat toleransi genotipe padi terhadap salinitas. Genotipe padi yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 40 genotipe (Lampiran 1). Genotipe padi akan diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan tingkat toleransi padi terhadap salinitas. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor yaitu genotipe padi (α) dengan 3 ulangan. Model linier yang digunakan adalah : Yij = µ + αi + βj + εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j µ = Nilai tengah umum αi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,..., 40) βj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3) εi =Pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan di uji lanjut menggunakan uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Pengujian ini mengacu pada penelitian Sulaiman (1980) dengan menanam bibit padi yang telah berumur dua minggu pada bak plastik dengan ukuran 35 cm x 30 cm x 10 cm dan berisi tanah 5 kg kering angin dalam setiap bak yang telah diberi 4 liter larutan garam berkonsentrasi ppm. Tinggi genangan pada bak plastik tetap dipertahankan setiap hari agar konsentrasi garam tidak berubah. Tanah yang digunakan berasal dari Instalasi Penelitian Tanaman Padi Muara Bogor. Pada setiap bak terdiri dari tiga genotipe padi, masing-masing genotipe ditanam dua bibit sehingga dalam satu bak terdapat 6 bibit padi. Pengamatan dilakukan setiap minggu hingga bibit berumur 6 minggu. Peubah yang diamati pada percobaan ini adalah tinggi tajuk, panjang akar, panjang tanaman, jumlah daun, persentase daun mati, bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering tanaman.

22 10 Genotipe padi pada pengujian ini akan diseleksi dan dikelompokan sesuai dengan tingkat toleransi padi terhadap salinitas. Menurut Sulaiman (1980) pengelompokan tingkat toleransi padi berdasarkan peubah persentase daun mati disajikan pada Tabel 4. Tabel 4. Pengelompokan Tingkat Toleransi Padi Tingkat Toleransi Persentase Daun Mati Toleran 0 < x 50 % Agak Toleran 51 < x 70 % Agak Peka 71 < x 90 % Peka 91 < x 100 % II. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada di Laboratorium Percobaan ini terdiri dari tiga tahap yaitu : a. Uji pendahuluan untuk mendapatkan beberapa metode yang berpotensial dalam pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas Pengujian ini dilakukan untuk mencari media terbaik yang dapat membedakan varietas peka dan toleran. Media yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu media padat dan media kertas. Media padat yang digunakan pada percobaan ini tanah + pasir, tanah + zeolit, tanah + kompos, pasir + zeolit, pasir + kompos, dan zeolit + kompos. Konsentrasi garam yang diberikan antara 0, 3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000, 8 000, 9 000, dan ppm. Setiap media tanam, ditanam masing-masing 5 benih padi toleran dan benih padi peka terhadap salinitas. Setiap media diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 162 satuan percobaan. Media kertas yang digunakan adalah kertas stensil dengan konsentrasi NaCl 0, 3 000, 4 000, 5 000, 6 000, 7 000, 8 000, 9 000, dan ppm. Setiap media tanam, ditanam masing-masing 10 benih padi toleran dan benih padi peka terhadap salinitas, setiap media diulang sebanyak 3 kali sehingga terdapat 27 satuan percobaan. Pada setiap media, dilakukan analisis uji t untuk memilih metode yang berpotensi membedakan varietas peka dan varietas toleran dengan peubah panjang tajuk.

23 11 Model matematika uji t sebagai berikut : ( X1 X 2) ( X1 X 2) T hitung = 1 1 dengan S p = S p. 1 1 ns. 1 p n n n ( n 1) S n n ( n 1) S Keterangan : X 1, X 2 : nilai tengah contoh 1 dan 2 S 1 2, S 2 2 : ragam contoh 1 dan 2 n 1, n 2 : jumlah contoh 1 dan 2 S p : simpangan baku gabungan Nilai berbeda nyata apabila t hit > t tabel dan tidak berbeda nyata apabila t hit < t tabel. t tabel diperoleh dari nilai sebaran t pada taraf 5%. Varietas yang digunakan pada penelitian ini adalah varietas Pokali dan Lalan (sebagai cek toleran) dan varietas IR 64 dan Ciherang (sebagai cek peka). Setiap media padat ditanam masing-masing 5 benih padi toleran dan benih padi peka. Benih yang ditanam di seleksi terlebih dahulu dengan direndam air untuk menghilangkan benih yang hampa. Wadah yang digunakan pada metode media padat di uji pendahuluan adalah styrofoam dengan diameter 12.5 cm dan tinggi 6.5 cm. Media tanam disiram dan diaduk sampai merata dengan larutan garam sesuai dengan perlakuan konsentrasi garam yang diberikan. Media kertas yang dipakai pada pengujian pendahuluan ini adalah kertas stensil. Penanaman pada media kertas menggunakan teknik Uji Kertas Digulung dalam Plastik (UKDdp) dengan posisi berdiri. Kertas yang digunakan sebanyak 3 lembar yang telah direndam dengan larutan NaCl, kemudian kertas tersebut di pres menggunakan alat pengepres kertas tipe IPB Pada bagian dasar kertas diberikan selembar plastik berguna untuk menjaga kelembaban. Pada setiap kertas ditanam 10 butir padi. Media kertas dilipat menjadi dua bagian sama panjang, satu bagian sebagai dasar untuk menanam dan satu bagian lagi untuk menutup benih, kemudian media digulung. Gulungan media yang telah berisi padi di letakkan pada alat pengecambah benih IPB 73-2A/B. Pengamatan dilakukan dengan mengamati perbedaaan pertumbuhan antara genotipe toleran dan peka salinitas dengan panjang tajuk sebagai parameternya. Padi yang toleran salinitas akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan yang peka terhadap salinitas. Perlakuan

24 12 yang berpotensi memperlihatkan perbedaan antara genotipe toleran dan peka akan digunakan pada tahap selanjutnya. b. Identifikasi metode terbaik untuk pengujian toleransi genotipe padi terhadap salinitas Pengujian tahap ini bertujuan untuk mendapatkan satu metode terpilih untuk digunakan pada tahap selanjutnya. Media yang berpotensial membedakan varietas peka dan varietas toleran pada pengujian pendahuluan adalah media kertas stensil dengan konsentrasi 4 000, 5 000, 6 000, dan ppm. Pengujian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dua faktor. Fakfor yaitu varietas padi (A) dan metode uji (B). Setiap media tanam, ditanam masing-masing 10 benih padi toleran dan benih padi peka terhadap salinitas setiap media diulang sebanyak 3 kali. Model linier yang digunakan untuk pengujiannya adalah : Yijk = µ + Ai + Bj + (AB)ij + Ck + εijk Keterangan : Y ijk = nilai pengamatan pada perlakuan metode uji ke-i, varietas padi ke-j dan kelompok ke-k µ = nilai rataan umum A i = pengaruh perlakuan varietas padi ke-i (i = 1, 2, dan 3) B j = pengaruh perlakuan metode uji ke-j (j = 1, 2, 3, 4,) C k = pengaruh kelompok ke-k ( k = 1, 2, 3) (AB) ij = pengaruh interaksi perlakuan varietas padi ke-i dan metode uji ke-j ε ijk = pengaruh galat percobaan dari perlakuan varietas padi ke-i, metode uji ke-j, dan kelompok ke-k. Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan dilanjutkan dengan uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Penentuan satu metode terbaik di dapat dari selisih yang terbesar panjang tajuk antara varietas padi yang toleran dengan varietas yang peka. Selain itu kemudahan dalam aplikasi dan juga pemakaian bahan baku yang mudah di dapat juga menjadi pertimbangan. Peubah yang diamati pada percobaan ini adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering tanaman.

25 13 c. Pengujian toleransi terhadap salinitas 40 genotipe padi dengan metode terbaik Pengujian ini bertujuan untuk menyeleksi genotipe padi yang toleran dan peka terhadap salinitas dengan menggunakan satu metode uji yang terbaik dari hasil pengujian (b). Satu metode terpilih yaitu media kertas stensil dengan konsentrasi ppm digunakan untuk menguji 40 genotipe padi. Pada setiap satu gulungan media kertas ditanam satu jenis genotipe masing-masing sebanyak 10 butir dengan empat kali ulangan. Cara penanaman dilakukan sama dengan pengujian sebelumnya. Pengamatan dilakukan hingga umur 2 MST. Pengujian ini menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor, yaitu genotipe padi. Genotipe padi yang digunakan sebanyak 40 genotipe, varietas pokali, varietas Lalan, varietas IR64 dan varietas Ciherang. Setiap satuan percobaan diulang empat kali. Model linier yang digunakan dalam pengujian ini adalah : Yij = µ + αi + βj + εij Keterangan : Yij = Nilai pengamatan pada perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j µ = Nilai tengah umum αi = Pengaruh perlakuan genotipe padi ke-i (i = 1, 2, 3, 4,..., 40) βj = Pengaruh kelompok ke-j (j = 1, 2, 3, 4) εij = Pengaruh galat percobaan dari perlakuan genotipe padi ke-i dan kelompok ke-j Data yang berpengaruh nyata pada analisis ragam akan dilanjutkan dengan uji duncan multiple range test (DMRT) pada taraf 5%. Peubah yang diamati pada percobaan ini adalah panjang tajuk, panjang akar, bobot kering akar, bobot kering tajuk, dan bobot kering tanaman. Selanjutnya data yang diperoleh pada pengujian di laboratorium dikorelasikan antara peubah-peubah yang diamati dengan data pengujian di rumah kaca.

26 14 Pelaksanaan Penelitian I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah kaca Bibit yang digunakan untuk penamanan di media salin adalah bibit yang normal. Penanaman dengan mencabut bibit di persemaian hingga akar kemudian dipindahkan ke media salin. Tinggi genangan pada bak media dipertahankan setiap hari agar konsentrasi garam tidak berubah. Pengendalian hama dilakukan secara manual. Pengamatan dilakukan setiap minggu hingga 8 MST. II. Pengujian di laboratorium Pada pengujian pendahuluan di laboratorium dilakukan dengan menanam varietas toleran dan peka terhadap salinitas pada berbagai media tanam dan konsentrasi garam. Setelah mendapat beberapa metode uji (media tanam dan konsentrasi garam) yang berpotensi membedakan varietas toleran dan varietas peka terhadap salinitas, dilakukan percobaan selanjutnya guna mendapatkan satu metode uji yang paling tepat berdasarkan hasil analisis statistik yang digunakan. Satu metode uji yang terpilih dari hasil analisis statistik kemudian digunakan untuk menguji toleransi 40 genotipe padi terhadap salinitas. Pengamatan I. Pengujian Toleransi Salinitas 40 Genotipe Padi di Rumah Kaca 1. Tinggi Tajuk (TT) Tinggi tajuk diukur dari ujung daun tertinggi hingga pangkal batang paling bawah (satuan centimeter). Tinggi tajuk diamati setiap minggu hingga 8 MST. 2. Panjang Akar (PA) Panjang akar diukur mulai dari ujung akar sampai pangkal akar dengan satuan centimeter. Panjang akar diamati pada saat 8 MST. 3. Panjang Tanaman (PT) Panjang tanaman merupakan panjang total tanaman yang diukur dari ujung daun tertinggi hingga ujung akar dengan satuan centimeter. Panjang tanaman diamati pada saat 8 MST. 4. Bobot Kering Akar (BA)

27 15 Bobot kering akar ditimbang setelah dikeringkan dengan oven 60 o C selama 3x24 jam dengan satuan gram yang dilakukan pada akhir pengamatan. 5. Bobot Kering Tajuk (BT) Bobot kering tajuk (BT) merupakan bobot kering tajuk tanaman padi yang telah dioven pada suhu 60 o C selama 3x24 jam dengan satuan gram. Bobot kering tajuk diamati pada akhir pengamatan. 6. Bobot Kering Tanaman (BKT) Bobot kering tanaman ditimbang setelah dikeringkan dengan oven 60 o C selama 3x24 jam. Bobot kering tanaman diamati pada akhir pengamatan. 7. Jumlah Daun (JD) 8. Persentase Daun Mati (PDM) Persentase daun mati merupakan persentase jumlah daun yang mati dari keseluruhan jumlah daun. II. Pengujian toleransi salinitas di laboratorium Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pendahuluan panjang tajuk. Pengamatan yang dilakukan pada percobaan pengujian toleransi padi pada metode uji yang terpilih antara lain : 1. Panjang Akar (PA) Panjang akar diukur mulai dari ujung akar sampai pangkal akar dengan satuan centimeter. 2. Panjang Tajuk (PT) Panjang tajuk diukur dari pangkal bibit sampai ujung bibit dengan satuan centimeter. 3. Bobot Kering Akar (BA) Bobot kering akar ditimbang setelah dikeringkan dengan oven 60 o C selama 3x24 jam dengan satuan gram. 4. Bobot Kering Tajuk (BKT) Merupakan bobot kering tajuk tanaman padi yang telah dioven pada suhu 60 o C selama 3x24 jam dengan satuan gram.

28 16 5. Bobot Kering Kecambah (BKK) Bobot kecambah ditimbang setelah dikeringkan dengan oven 60 o C selama 3x24 jam. Satuan yang digunakan adalah gram. Bobot kecambah merupakan penjumlahan dari bobot kering tajuk dan bobot kering akar.

29 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian 40 Genotipe di Rumah Kaca Penilaian gejala gangguan salinitas terhadap tanaman padi dilakukan 8 minggu setelah tanam (MST). Berdasarkan pengelompokkan tingkat toleransi pada pengujian di rumah kaca terdapat tujuh genotipe toleran, 19 genotipe agak toleran, 14 genotipe agak peka, dan empat genotipe peka yang ditunjukkan pada Tabel 5. Varietas Lalan termasuk ke dalam kelompok toleran dengan persentase daun mati (PDM) sebesar %, varietas Pokali termasuk ke dalam kelompok agak toleran dengan PDM sebesar %, sedangkan varietas Ciherang dan IR 64 termasuk kedalam kelompok agak peka. dengan PDM sebesar % dan %. Tiga genotipe yang memiliki nilai toleransi yang paling tinggi adalah genotipe B11844-MR , B MR-3-KY-2 dan B MR-1-KY-5 dengan nilai PDM masing-masing sebesar %, % dan %. Hasil klasifikasi tingkat toleransi 40 genotipe padi dapat dilihat pada lampiran 1. Genotipe yang memiliki nilai toleransi yang paling rendah (peka) adalah genotipe IPB106-F-85-DJ-2 PDM sebesar 98%. Tabel 5. Rata-Rata dan Kisaran Nilai Bibit Padi pada Berbagai Peubah di Rumah Kaca Berdasarkan Tingkat Toleransi Persentase Daun Mati Tingkat Jumlah Rata-rata Toleransi Genotipe PDM (%) PT (cm) BKT (g) JD Toleran ( ) ( ) ( ) ( ) Agak toleran ( ) ( ) ( ) ( ) Agak peka ( ) ( ) ( ) ( ) Peka ( ) ( ) ( ) ( ) Keterangan : PDM = persentase daun mati, PT = Panjang Total Tanaman, BKB = Bobot kering tanaman, JD = jumlah daun Tanaman dengan tingkat toleransi rendah (peka) tidak mampu mengatasi kondisi lingkungan salin. Berdasarkan data yang terdapat pada Tabel 5 dapat

30 18 dilihat bahwa semakin kecil tingkat toleransi tanaman maka nilai untuk parameter pertumbuhan (panjang tanaman, berat kering tanaman, dan jumlah daun) semakin menurun. Hasil penelitian Suwarno (1985) menyatakan bahwa perlakuan NaCl dapat menurunkan jumlah anakan, panjang akar, tinggi tanaman, bobot kering tajuk, akar, dan total tanaman. Tanaman yang mengalami stres garam umumnya tidak menunjukkan respon dalam bentuk kerusakan langsung tetapi pertumbuhan yang tertekan dan perubahan secara perlahan. Gejala pertumbuhan tanaman pada tanah dengan tingkat salinitas yang cukup tinggi adalah pertumbuhan yang tidak normal seperti daun mengering di bagian ujung dan gejala klorosis. Gejala ini timbul karena tingginya konsentrasi garam terlarut yang menyebabkan menurunnya potensial larutan tanah sehingga tanaman kekurangan air. Gambar 1 menunjukkan terjadinya gejala kerusakan tanaman padi akibat salinitas. Kerusakan akibat salinitas sangat terlihat pada bagian daun tanaman padi. Menurut Levitt (1980) rusaknya daun diakibatkan oleh keracunan Na yang ditandai dengan mengeringnya bagian tepi ujung daun, demikian juga keracunan Cl. Gejala tersebut sangat sulit dibedakan dengan gejala kekeringan. (1) (2) Keterangan : 1) kondisi tanaman di rumah kaca, 2) Gejala kerusakan daun Gambar 1. Kondisi Tanaman di Rumah Kaca Menurut Bernstein dalam Suwarno (1985) tanaman padi yang mendapat perlakuan NaCl akan mengakumulasi prolin, suatu asam amino yang dapat larut. Akumulasi prolin tersebut merupakan usaha tanaman untuk menyesuaikan tekanan osmotik. Penyesuaian tekanan osmotik ini membutuhkan energi sehingga akan mengurangi pertumbuhan tanaman. Yuniati (2004) menambahkan bahwa

31 19 berkurangnya laju dan kualitas pertumbuhan tanaman pada kondisi salin dapat disebabkan karena menurunnya potensial air dari substrat tempat tumbuh, meningkatnya penyerapan Na dan Cl, atau keduanya. Menurut Gomez dan Gomez (1995), korelasi dapat memperlihatkan hubungan antar peubah. Analisis korelasi dilakukan antara peubah PDM dengan peubah lainnya yang diamati di rumah kaca. Peubah yang berkorelasi erat dengan PDM berarti dapat menggambarkan keadaan PDM. Berdasarkan analisis korelasi menunjukkan hubungan yang signifikan dan berkorelasi negatif (Tabel 6). Tabel 6. Korelasi Peubah PDM dengan Peubah Lain yang diamati di Rumah Kaca Korelasi Koefisien korelasi PDM vs JD ** PDM vs BKT ** PDM vs BKA ** PDM vs BT ** PDM vs PA ** PDM vs TT ** PDM vs PT ** Keterangan : PDM = persentase daun mati, JD = jumlah daun, PA = panjang akar, TT = tinggi tajuk, PT = panjang total tanaman, BKT = berat kering tanaman, BKA = bobot kering akar, BT = bobot kering tajuk, tn = tidak nyata, ** = nyata pada taraf 1%. Tabel 6 menunjukkan korelasi antara peubah PDM dengan panjang akar (PA) memiliki nilai yang nyata dan menghasilkan nilai koefisien korelasi paling tinggi sebesar Nilai koefisien korelasi yang negatif menunjukkan bahwa semakin besar PDM maka panjang akar semakin kecil. Yahya dan Adib (1992) menyatakan bahwa pada tanaman kakao, peningkatan taraf salinitas pada media tanaman di pembibitan secara nyata menekan pertumbuhan vegetatif tanaman salah satunya jumlah akar primer. Menurut Cheeseman (1988) konsentrasi NaCl yang tinggi mengurangi pertumbuhan tanaman, baik tunas maupun akar. Meskipun keracunan NaCl lebih terlihat pada pucuk, tetapi juga terjadi pengurangan panjang akar akibat perlakuan NaCl. Hal tersebut disebabkan karena sel-sel meristem akar sensitif terhadap garam sementara aktivitas mitosis sel-sel tersebut sangat tinggi untuk pertumbuhan akar. Menurut Katsuhara (1996) ada dua alasan yang mungkin mendasari terjadinya pengurangan pertumbuhan akar dalam kondisi cekaman

32 20 garam, yaitu kematian sel dan hilangnya tekanan turgor untuk pertumbuhan sel karena potensial osmotik media tumbuh lebih rendah dibanding potensial osmotik di dalam sel. Laboratorium Uji Pendahuluan untuk Mendapatkan Beberapa Metode yang Berpotensial a. Media Padat dalam Pengujian Toleransi Genotipe terhadap Salinitas Uji pendahuluan untuk mendapatkan metode yang berpotensi dalam pengujian toleransi salinitas pada padi dilakukan menggunakan 54 macam kombinasi media tanam (Lampiran 3) untuk mendapatkan metode yang dapat membedakan antara padi toleran dengan peka terhadap salinitas. Dari 54 metode tersebut terdapat empat metode dengan nilai selisih tertinggi antara padi toleran dengan peka terhadap salinitas untuk peubah panjang tajuk (Tabel 7 ). Tabel 7. Nilai Selisih Tertinggi antara Padi Toleran dengan Peka terhadap Salinitas pada Peubah Panjang Tajuk NaCl Rataan Rataan Selisih Hasil Media (ppm) Varietas Toleran Varietas Peka T-P Uji t 6000 TK tn 8000 TK tn 3000 PK tn 5000 PK tn Keterangan: TK = tanah kompos, PK = pasir kompos, T= varietas toleran, P= varietas peka, tn= tidak nyata Berdasarkan pengamatan pada peubah tinggi tajuk terdapat empat metode dengan selisih tertinggi panjang tajuk antara varietas peka dan toleran. Dari keempat media tersebut nilai selisih terbesar untuk peubah panjang tajuk antara varietas peka dan toleran adalah pada media tanah + kompos dengan konsentrasi NaCl ppm. Hasil analisis uji t pada keempat metode tersebut tidak nyata, maka dari seluruh percobaan pada media padat tersebut tidak digunakan pada penelitian selanjutnya. Perbedaan respon antara pertumbuhan tanaman dengan media juga tergantung jenis media yang digunakan. Penggunaan media-media pada percobaan ini didasarkan pada kelebihan secara fungsional, kemudahan mendapatkan, dan efisiensi. Media tanam yang baik harus merupakan bahan yang memungkinkan

33 21 akar berpegang, aerasi tinggi, dan dapat menahan air. Selain itu, sifat lain yang harus dimiliki media tanam adalah bebas dari bibit gulma, hama dan penyakit. Gambar 2 menunjukkan terjadinya perbedaan tinggi tajuk antara varietas toleran dan peka. Gambar 2. Pertumbuhan Tanaman pada Media Tanah + Kompos ppm Kompos mampu meningkatkan ketersediaan unsur hara, meningkatkan terjadinya granulasi agregat dan memantapkannya sehingga kemampuan media dalam mengikat air meningkat. Kompos juga mempunyai kemampuan menjerap kation tinggi, mampu memperbaiki daya jerap kation yang memungkinkan peningkatan kation-kation dapat dipertukarkan dan dapat menyediakan unsurunsur hara mikro serta makro seperti N, P, K, Ca, Mg, Fe, S, Mn, dan Cu (Suzana, 2008). Media lain yang digunakan pada penelitian ini adalah pasir dan zeolit. Soepardi (1983) menyatakan pasir memiliki pori makro, tidak memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga perkolasinya berlangsung cepat, sehingga tanah berpasir memiliki drainase dan aerasi yang baik. Tanah berpasir memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat menahan air dan juga harus sering dipupuk karena pasir merupakan media yang lemah dalam memegang dan menyimpan unsur hara. Menurut Hanafiah (2005) pasir bersifat poros dan semakin poros suatu tanah akan makin mudah akar untuk berpenetrasi, serta makin mudah air dan udara bersirkulasi, tetapi makin mudah pula air hilang dari tanah. Menurut Suzana (2008) penggunaan zeolit pada tanah yang didominasi pasir juga memberikan pengaruh terhadap kemampuan dalam menahan air. zeolit juga mampu mempertahankan daya hantar listrik (DHL) rendah sekitar dsm -1. Hal ini disebabkan zeolit didalam larutan sedikit mengeluarkan

34 22 garam-garam yang dapat menghantarkan listrik, sehingga tanaman dapat menyerap unsur hara dengan baik. Keuntungan lain dari penggunaan zeolit adalah kemampuannya dalam mengikat hara terutama K + dan NH + 4 sangat tinggi, sehingga kalium dalam media mengalami peningkatan. b. Media Kertas Uji pendahuluan dengan media kertas menggunakan metode Uji kertas digulung dalam plastik (UKDdp) dan didirikan serta dikecambahkan dalam germinator tipe alat pengecambah benih tipe IPB 73-2A/B selama 14 hari. Kertas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kertas stensil (Gambar 3). Penggunaan kertas stensil dalam uji UKDdp merupakan standar yang biasa digunakan dalam pengujian perkecambahan benih padi di laboratorium. Media kertas di pilih karena mudah dalam aplikasi dan waktu yang diperlukan lebih singkat dibandingkan dengan metode pada media padat. Gambar 3. Penanaman pada Media Kertas Stensil Hasil uji t pada sembilan konsentrasi NaCl menunjukkan bahwa terdapat lima konsentarsi NaCl yang dapat membedakan varietas toleran dengan varietas peka pada peubah tinggi tajuk (Tabel 8). Konsentrasi yang dapat membedakan antara varietas toleran dengan varietas peka adalah perlakuan 4 000, 5 000, 6 000, dan ppm. Penelitian Madyasari (2011) menyatakan bahwa metode

35 23 kertas stensil dengan posisi ketinggian tanam 30 cm menjadi satu metode terpilih di laboratorium pada pengujian toleransi padi terhadap kekeringan. Tabel 8. Hasil Uji t Peubah Tinggi Tajuk pada Media Kertas Stensil NaCl Varietas Toleran Rataan Varietas Peka Rataan Selisih Hasil (ppm) T1 T2 T P1 P2 P T-P Uji t tn tn * * * * * tn tn Keterangan : T = toleran, P = peka, tn = tidak nyata, *= nyata pada taraf 5% Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi NaCl pada media kertas, peubah tinggi tajuk semakin rendah. Nilai selisih terbesar peubah tinggi tajuk antara varietas toleran dengan varietas peka pada konsentrasi ppm. Suwarno dan Solahuddin (1983) menyatakan bahwa penyerapan air oleh benih menurun dengan meningkatnya tekanan osmosis pada larutan tanah akibat pemberian garam. Menurut Pearson dalam Suwarno (1985) beberapa tanaman padi dapat hidup pada tanah dengan salinitas tinggi berdaya hantar lisrik 15 mmhos/cm (9 600 ppm), tetapi pada tanah yang berdaya hantar listrik 6 7 mmhos/cm (3 840 ppm ppm) diduga telah terjadi penurunan hasil sebesar 50 %. Identifikasi Metode Terbaik untuk Pengujian Toleransi Genotipe Padi terhadap Salinitas Hasil percobaan pendahuluan menunjukkan adanya perbedaan pertumbuhan antara varietas toleran dan peka, perbedaan tersebut dilihat dari peubah panjang tajuk. Varietas toleran memiliki nilai panjang tajuk lebih tinggi dari varietas peka. Lima konsentrasi yang mampu membedakan ke dua sifat varietas tersebut berdasarkan hasil uji t dan nilai selisih diulang kembali pada pengujian ini untuk melihat konsistensi pengaruhnya terhadap tanaman. Ke lima konsentrasi tersebut adalah 4 000, 5 000, 6 000, dan ppm.

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi TINJAUAN PUSTAKA Botani Padi Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke dalam kelas monocotyledoneae,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE 10 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor dan Rumah Kaca Instalasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Padi TINJAUAN PUSTAKA 4 Deskripsi Tanaman Padi Tumbuhan padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan Gramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas (Siregar, 1981). Bagian vegetatif

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian. I. Pengujian Toleransi Salinitas Padi pada Stadia Perkecambahan di Laboratorium 2. Terdapat genotipe-genotipe padi yang toleran terhadap salinitas melalui pengujian metode yang terpilih. BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai November

Lebih terperinci

Pengujian Toleransi Genotipe Padi (Oryza sativa L) terhadap Salinitas pada Stadia Perkecambahan

Pengujian Toleransi Genotipe Padi (Oryza sativa L) terhadap Salinitas pada Stadia Perkecambahan Pengujian Toleransi Genotipe Padi (Oryza sativa L) terhadap Salinitas pada Stadia Perkecambahan Testing of Salinity Tolerance for Rice (Oryza sativa L.) Genotype at Germination Stage Donny Arzie, Abdul

Lebih terperinci

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A24050113 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Pendahuluan Pengujian pendahuluan dengan tujuan mencari metode yang dapat membedakan antara genotipe toleran dan peka yang diamati secara visual menunjukkan bahwa dari 65

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistematika 2.1.1. Botani Tanaman Padi Menurut Herawati (2012), tanaman padi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Plantae Divisi : Magnoliophyta Ordo : Poales Family

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 32 meter di atas permukaan 13 diinduksi toleransi stres dan perlindungan terhadap kerusakan oksidatif karena berbagai tekanan (Sadak dan Mona, 2014). BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Bahan dan Alat Metode Pelaksanaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih IPB, Darmaga, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Februari 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat 18 BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di kebun percobaan Institut Pertanian Bogor, Sawah Baru Babakan Darmaga, selama 4 bulan, dari bulan Mei-September 2010. Bahan dan Alat Bahan-bahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun

II. TINJAUAN PUSTAKA. vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Padi Tanaman padi merupakan tanaman tropis, secara morfologi bentuk vegetasinya termasuk rumput-rumputan, berakar serabut, batang monokotil, daun berbentuk pita dan berbunga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza Linn, dan Speciesnya adalah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu

BAHAN DAN METODE. Kegiatan penelitian terdiri dari tiga percobaan. Percobaan pertama yaitu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Departemen Agronomi dan Hortikultura, IPB Darmaga pada bulan Februari April 2012. Bahan dan Alat Bahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih

BAHAN DAN METODE. Penapisan ketahanan 300 galur padi secara hidroponik 750 ppm Fe. Galur terpilih. Galur terpilih BAHAN DAN METODE Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang penapisan galur-galur padi (Oryza sativa L.) populasi RIL F7 hasil persilangan varietas IR64 dan Hawara Bunar terhadap cekaman besi ini dilakukan

Lebih terperinci

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A METODE UJI TOLERANSI ADI (Oryza sativa L.) TERHADA SALINITAS ADA STADIA ERKECAMBAHAN RATIH DWI HAYUNINGTYAS A2405011 DEARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS ERTANIAN INSTITUT ERTANIAN BOGOR 2010 METODE

Lebih terperinci

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tajuk. bertambahnya tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar tajuk, berat kering tajuk IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pertumbuhan Tajuk Indikator pertumbuhan tanaman dapat diketahui dengan bertambahnya volume dan juga berat suatu biomassa yang dihasilkan selama proses pertunbuhan tanaman.

Lebih terperinci

PENGUJIAN TOLERANSI KEKERINGAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA STADIA AWAL PERTUMBUHAN. Oleh Ana Satria A

PENGUJIAN TOLERANSI KEKERINGAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA STADIA AWAL PERTUMBUHAN. Oleh Ana Satria A PENGUJIAN TOLERANSI KEKERINGAN PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA STADIA AWAL PERTUMBUHAN Oleh Ana Satria A34404006 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi. ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Padi. ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Padi Tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophyta, dengan sub division Angiospermae, termasuk ke dalam kelas monocotyledoneae,

Lebih terperinci

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN FUNGSI AIR Penyusun tubuh tanaman (70%-90%) Pelarut dan medium reaksi biokimia Medium transpor senyawa Memberikan turgor bagi sel (penting untuk pembelahan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian Pengaruh Lot Benih dan Kondisi Tingkat Kadar Air Benih serta Lama Penderaan pada PCT terhadap Viabilitas 16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Hortikultura dan rumah kaca Kebun Percobaan Cikabayan, IPB Darmaga. Penelitian ini

Lebih terperinci

PENGUJIAN TOLERANSI KEKERINGAN TERHADAP PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA FASE PERKECAMBAHAN ITA MADYASARI A

PENGUJIAN TOLERANSI KEKERINGAN TERHADAP PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA FASE PERKECAMBAHAN ITA MADYASARI A PENGUJIAN TOLERANSI KEKERINGAN TERHADAP PADI GOGO (Oryza sativa L.) PADA FASE PERKECAMBAHAN i ITA MADYASARI A24063159 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Percobaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB, Cikarawang, Bogor. Waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari bulan Oktober 2010 sampai dengan Februari 2011.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Padi merupakan tanaman pangan yang menghasilkan beras sebagai sumber makanan pokok sebagian penduduk Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk dan tingkat pendapatan masyarakat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juni sampai dengan Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Institut Pertanian Bogor, Dramaga, Bogor dan di Balai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hama Keong. memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat tingkat mortalitas, efikasi, dan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hama Keong. memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat tingkat mortalitas, efikasi, dan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hama Keong Hasil sidik ragam menunjukan bahwa konsentrasi larutan garam memberikan pengaruh nyata terhadap tingkat tingkat mortalitas, efikasi, dan kecepatan kematian hama keong

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 13 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Tanah Awal Seperti umumnya tanah-tanah bertekstur pasir, lahan bekas tambang pasir besi memiliki tingkat kesuburan yang rendah. Hasil analisis kimia pada tahap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008).

I. PENDAHULUAN. kandungan karbondioksida mengakibatkan semakin berkurangnya lahan. subur untuk pertanaman padi sawah (Effendi, 2008). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk yang semakin bertambah pesat setiap tahunnya justru semakin memperparah permasalahan di bidang pertanian. Bukan hanya dari tingkat kebutuhan beras yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut.

Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa Barat, dengan ketinggian 725 m di atas permukaan laut. 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Pelaksanaan percobaan berlangsung di Kebun Percobaan dan Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Jatinangor, Jawa

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 13 METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2010 hingga Januari 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia (930 juta ha), dan lebih dari 20 % lahan pertanian saat ini telah mengalami salinisasi yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. di dunia (930 juta ha), dan lebih dari 20 % lahan pertanian saat ini telah mengalami salinisasi yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Efek salinitas terhadap lahan pertanian, dianggap sebagai ancaman serius terhadap penyediaan pangan dunia saat ini dan akan datang. Lebih dari 7 % atau 77 juta ha dari

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di desa Kleseleon, kecamatan Weliman, kabupaten Malaka, proinsi Nusa Tenggara Timur pada lahan sawah bukaan baru yang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode 23 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2012. Perbanyakan benih dilakukan pada bulan Maret-Juni 2012 di KP Leuwikopo. Pengujian benih dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan 14 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan Tanaman Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro pada tanggal 27 Maret 2017-23 Mei

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat 16 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor mulai bulan Desember 2009 sampai Agustus 2010. Areal penelitian memiliki topografi datar dengan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A

PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A PENGUJIAN KERAGAAN KARAKTER AGRONOMI GALUR-GALUR HARAPAN PADI SAWAH TIPE BARU (Oryza sativa L) Oleh Akhmad Yudi Wibowo A34403066 PROGRAM STUDI PEMULIAAN TANAMAN DAN TEKNOLOGI BENIH FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo

TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo 3 TINJAUAN PUSTAKA Padi Gogo Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering. Lahan kering yang digunakan untuk tanaman padi gogo rata-rata lahan marjinal yang kurang sesuai untuk tanaman. Tanaman padi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Benih, Laboratorium Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Dramaga

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN

EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN EVALUASI KERAGAAN FENOTIPE TANAMAN SELEDRI DAUN (Apium graveolens L. Subsp. secalinum Alef.) KULTIVAR AMIGO HASIL RADIASI DENGAN SINAR GAMMA COBALT-60 (Co 60 ) Oleh Aldi Kamal Wijaya A 34301039 PROGRAM

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-Oktober 2011 di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Laboratorium Kromatografi dan Analisis Tumbuhan, Departemen

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Pemberian Bahan Humat dengan Carrier Zeolit terhadap Jumlah Tandan Pemberian bahan humat dengan carrier zeolit tidak berpengaruh nyata meningkatkan jumlah tandan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Parameter pertumbuhan yang diamati pada penelitian ini adalah diameter batang setinggi dada ( DBH), tinggi total, tinggi bebas cabang (TBC), dan diameter tajuk.

Lebih terperinci

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang

HASIL DA PEMBAHASA. Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang HASIL DA PEMBAHASA 21 Percobaan 1. Pengujian Pengaruh Cekaman Kekeringan terhadap Viabilitas Benih Padi Gogo Varietas Towuti dan Situ Patenggang Tabel 1 menunjukkan hasil rekapitulasi sidik ragam pengaruh

Lebih terperinci

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh

STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH. Oleh STUDI MORFO-ANATOMI DAN PERTUMBUHAN KEDELAI (Glycine max (L) Merr.) PADA KONDISI CEKAMAN INTENSITAS CAHAYA RENDAH Oleh Baiq Wida Anggraeni A34103024 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari 212 sampai dengan September 212. Penelitian terdiri dari 2 percobaan, yaitu (1) Percobaan inkubasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34%

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34% BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LatarBelakang Pertambahan jumlah penduduk terus meningkat dengan rata-rata laju pertumbuhan 1,34% (BPS, 2013), sementara itu sebagian besar penduduk Indonesia (± 90%) masih menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perluasan lahan pertanian di Indonesia merupakan salah satu pengembangan sektor pertanian yang dimanfaatkan dalam ekstensifikasi lahan pertanian yang semakin lama semakin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Lahan tanaman

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Botani dan Klasifikasi Tanaman Gandum Tanaman gandum dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas : Monokotil Ordo : Graminales Famili : Graminae atau

Lebih terperinci

POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI PADA TANAH BERGARAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) SKRIPSI

POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI PADA TANAH BERGARAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) SKRIPSI POTENSI BUFFER ORGANOMINERAL SEBAGAI PENYEDIA NUTRISI PADA TANAH BERGARAM UNTUK PERTUMBUHAN TANAMAN JAGUNG (Zea mays) SKRIPSI Diajukan Oleh : ADHISTIA ZAHRO 0925010007 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan Februari-Juli 2016. Percobaan dilakukan di Rumah Kaca dan laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Rancangan Percobaan 14 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Leuwikopo dan Laboratorium Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Padi Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung atau ruang kosong. Panjang tiap ruas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai April sampai Juni 2010 di Vegetable Garden, Unit Lapangan Darmaga, University Farm, IPB Darmaga, Bogor. Lokasi penelitian berada pada ketinggian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Bahan Alat Rancangan Percobaan Yijk ijk BAHAN DAN METODE 9 Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan mulai bulan Februari 2007 sampai Juni 2007 di rumah kaca Balai Penelitian Biologi dan Genetika Cimanggu, Bogor, Jawa Barat. Rumah kaca berukuran

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai BAHAN DAN METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Benih Fakultas Pertanian,, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai dari bulan April 2016 hingga Mei

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Parung Farm yang terletak di Jalan Raya Parung Nomor 546, Parung, Bogor, selama satu bulan mulai bulan April sampai dengan Mei 2011. Bahan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green House untuk melakukan fermentasi dari urin kelinci dan pengomposan azolla, dilanjutkan dengan pengaplikasian pada

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL

PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.) VARIETAS OVAL J. Agrotek Tropika. ISSN 27-4 24 Jurnal Agrotek Tropika 1():24-251, 21 Vol. 1, No. : 24 251, September 21 PENGARUH KONSENTRASI ETANOL DAN LAMA PENDERAAN PADA VIABILITAS BENIH TOMAT (Lycopersicon esculentum

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij 11 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, University Farm IPB Darmaga Bogor pada ketinggian 240 m dpl. Uji kandungan amilosa dilakukan di

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Pupuk dan Pemupukan 4 TINJAUAN PUSTAKA Padi Varietas Way Apoburu Padi sawah dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu : padi sawah (lahan yang cukup memperoleh air, digenangi waktu-waktu tertentu terutama musim tanam sampai

Lebih terperinci

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN Hubungan air tanah dan Tanaman Fungsi air bagi tanaman Menjaga tekanan sel Menjaga keseimbangan suhu Pelarut unsur hara Bahan fotosintesis

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan tanah gambut dari Kumpeh, Jambi dilakukan pada bulan Oktober 2011 (Gambar Lampiran 1). Penelitian dilakukan mulai dari bulan Februari

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab. III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada periode Juli 2015 sampai dengan Januari 2016, bertempat di Screen House B, Rumah Kaca B, dan Laboratorium Ekologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Bahan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Tanaman padi (Oryza sativa L.) termasuk dalam famili Graminae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas ini merupakan bumbung kosong

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Padi (Oryza sativa L) Tanaman padi merupakan tanaman dari suku rumput-rumputan yang dibudidayakan dan merupakan sebagai tanaman pangan yang meliputi lebih kurang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum

BAHAN DAN METODE. = nilai peubah yang diamati µ = nilai rataan umum 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Benih Leuwikopo, Institut Pertanian Bogor, Dramaga-Bogor. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. subdivisio Angiospermae, digolongkan ke dalam kelas Monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan ke dalam divisio Spermatophytae dengan subdivisio Angiospermae,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 8 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan terdiri dari (1) pengambilan contoh tanah Podsolik yang dilakukan di daerah Jasinga, (2) analisis tanah awal dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei s/d September 2012 di lahan kering Kabupaten Bone Bolango dan bulan Oktober 2012 di Laboratorium Balai Karantina

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Pertumbuhan Tanaman Padi Padi merupakan tanaman dari famili Gramineae. Padi memiliki akar serabut terdiri dari akar primer yang muncul ketika benih berkecambah

Lebih terperinci

PENGUJIAN TOLERANSI GENOTIPE PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN DONNY ARZIE A

PENGUJIAN TOLERANSI GENOTIPE PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN DONNY ARZIE A PENGUJIAN TOLERANSI GENOTIPE PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP SALINITAS PADA STADIA PERKECAMBAHAN DONNY ARZIE A24062824 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian IPB, Dramaga, Bogor untuk pengujian

Lebih terperinci

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KEKERINGAN PADA STADIA PERKECAMBAHAN

METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KEKERINGAN PADA STADIA PERKECAMBAHAN METODE UJI TOLERANSI PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP KEKERINGAN PADA STADIA PERKECAMBAHAN YULITHA DWI HARYANI A24061364 DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci