KEBIJAKAN IRLANDIA DALAM MENGATASI KRISIS FINANSIAL TAHUN MUKTI NOVIANI 1 NIM Abstract

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEBIJAKAN IRLANDIA DALAM MENGATASI KRISIS FINANSIAL TAHUN MUKTI NOVIANI 1 NIM Abstract"

Transkripsi

1 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, 2014, 2 (1): ISSN , ejournal.hi.fisip-unmul.org Copyright 2014 KEBIJAKAN IRLANDIA DALAM MENGATASI KRISIS FINANSIAL TAHUN MUKTI NOVIANI 1 NIM Abstract The financial crisis that occurred in Ireland externally originated in 2008 when the global economy faced severe pressure from Europe's financial crisis after financial crisis posed by the United States. Europe's financial crisis originated from the larger government budget deficits in the regional countries, especially European countries, namely the first layer of Greece, Ireland, and Portugal. Internal factors in the financial crisis of Ireland, starting from the state government budget deficit is getting bigger and broader than GDP. With substantial losses on sovereign debt continued in business loans that are not controlled for national property sector growth is not guaranteed, and should be petrified government debt from the banks involved in the management of a bank failure. Irish government policy in minimizing the financial crisis successfully and were able to reduce the budget deficit to 10.1 % of GDP, and in 2011 Ireland's economic growth increased from -0.4 % in 2010 and increased in 2011 to 0.4 %. Keywords, Ireland, policy, Financial Crisis Pendahuluan Irlandia adalah sebuah negara kecil di Eropa yang mulai menggunakan euro bersama dengan 12 negara Uni Eropa lainnya pada 1 Januari Perekonomian Irlandia tumbuh dengan pesat sekitar tahun dengan rata-rata pertumbuhan PDB sebanyak 6 %. ( Pada tahun 2007 pertumbuhan ekonomi, irlandia cukup tinggi untuk skala Eropa sekitar, 5,0%. Sampai 2008, sekitar 6,5 Namun aktivitas ekonomi dalam negeri menurun sejak terjadinya krisis keuangan global pada tahun 2008 dimana hal ini juga berdampak pada perekonomian Irlandia. %.( Irlandia merupakan negara kedua di Eropa setelah Yunani yang mengalami krisis ekonomi. Krisis yang terjadi di Irlandia memiliki persamaan dengan yang terjadi di Yunani dimana disebabkan karena defisit anggaran pemerintah yang semakin 1 Mahasiswa Program S1 Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. mukti.noviani@gmail.com

2 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, : besar dan diikuti dengan rasio hutang per PDB, hal ini menyebabkan kemampuan untuk memperoleh defisit menjadi terbatas. Tidak berfungsinya kebijakan moneter, terbatasnya ruang gerak fiksal, dan kondisi perekonomianya lemah dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi pada beberapa negara di Eropa termasuk Irlandia. Krisis yang terjadi otomatis mempengaruhi sektor keuangan pemerintah, hal ini berupa defisit anggaran yang relatif luas dan beban hutang yang meningkat. Tekanan fiksal, juga berdampak pada melemahnya ketahanan ekonomi. Pada tahun 2008 defisit anggaran pemerintah Irlandia mencapai -7,3%, pada tahun 2009 semakin tinggi yaitu -14,3% dan tahun 2010 mencapai 32,4%. ( Krisis di Irlandia juga disebabkan oleh peminjaman tidak terkendali untuk sektor properti nasional dan pasar kontruksi yang tak terjamin pertumbuhannya. Adanya dampak yang ditimbulkan dari krisis dalam negeri berupa naiknya defisit anggaran, menurunnya tingkat perekonomian. Pada tahun 2009 pemerintah Irlandia berupaya memberlakukan pengetatan anggaran (austerity) lewat jalur pengurangan upah untuk semua pegawai negeri. Pada tahun 2009, dalam upaya berkelanjutan untuk menstabilkan sektor perbankan, Pemerintah Irlandia membentuk Badan Pengelola Aset Nasional (National Asset Management Agency- NAMA). Namun, langkah ini tidak cukup, pada tahun 2010, defisit anggaran Irlandia mencapai 32,4% dari PDB, dimana defisit ini naik level dari defisit terbesar di kawasan Eropa. Menyadari defisit yang begitu besar, pemerintah Irlandia kemudian beralih meminta bantuan ke Uni Eropa dan lembaga moneter internasional (IMF). ( Diantara beberapa negara Eropa yang terkena krisis ekonomi Irlandia sebagai salah satu negara yang terkena krisis merupakan negara yang cukup cepat dalam mengatasi dan menangani perbaikan ekonomi yang terjadi di negaranya, bahwa tidak semua negara dapat dengan mudah keluar dalam krisis ekonomi dimana krisis Irlandia mulai terjadi pada tahun 2008 dan pemerintah Irlandia mampu menstabilkan kondisi perekonomian negaranya pada tahun Pada tahun 2010 Irlandia sudah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup positif namun pada tahun 2011 perekonomian Irlandia berada dalam keadaan stabil, tentu hal ini tidak terlepas dari bagaimana upaya pemerintah Irlandia dalam mengatasi krisis yang teradi di negaranya. Oleh karena itu penulis ingin mengetahui upaya dan kebijakan seperti apa yang akan dilakukan pemerintah Irlandia dalam pemulihan krisis finansial yang terjadi di negara ini. Uni Eropa sebagai organisasi regional yang memberikan bantuan sebesar tentunya diharapkan oleh banyak pihak khususnya negaranegara yang terkena krisis termasuk Irlandia agar bisa membantu dan segera mencari jalan keluar untuk membawa keluar negaranya dari krisis tersebut sehingga perekonomian regionalnya bisa kembali stabil seperti semula. ( 138

3 Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun (Mukti Noviani) Landasan Teori dan Konseptual 1. Kebijakan Ekonomi Politik Kebijakan Ekonomi politik adalah sebagai alat analisis yang menitikberatkan kepada kekuasaan politik sebagai variabel dominan. Hal ini tertuju pada segi segi politik yang mengubah aspek ekonomi. (Yanuar Ikbar, 2007:02) Sedangkan menurut Robert Gilpin Kebijakan Ekonomi Politik adalah bagaimana negara dan proses proses politik yang terkait didalamnya mempengaruhi produksi dan distribusi kekayaan, bagaimana keputusan keputusan politik dan kepentingan yang ada mempengaruhi lokasi aktivitas ekonomi tersebut dan dengan cara apa sebaliknya serta bagaimana kekuatan kekuatan ekonomi mempengaruhi penyebaran kekuasaann dan kemakmuran di antara aktor aktor politik dan diantara negara negara. Akhirnya, bagaimana kekuatan kekuatan ekonomi tersebut mengubah distribusi politik dan ekonomi pada peringkat internasional. (Yanuar Ikbar 2007:03) Thomas Oatley dalam bukunya yang berjudul International Political Economy Interest and Institution in The Global Economy menjelaskan bahwa untuk memahami pilihan kebijakan ekonomi luar negeri pemerintah perlu memahami dua aspek politik. Pertama, pemerintah perlu memahami mana kepentingan (interest), atau preferensi kebijakan ekonomi berasal dari kelompok masyarakat, kedua, pemerintah perlu mengkaji bagaimana lembaga-lembaga (institution) politik, meluruskan, dan meningkatkan kemampuan daya saing akhirnya berubah ke dalam kebijakan ekonomi asing dan sistem ekonomi internasional tertentu. (Thomas Oatley, 2003:13) 2. Teori Krisis Finansial Istilah krisis finansial digunakan untuk berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset keuangan kehilangan sebagian besar nilainya. Pada abad ke-19 dan ke 20, banyak krisis finansial berhubungan dengan kepanikan perbankan dan resesi. Situasi lain yang sering disebut sebagai krisis finansial adalah runtuhnya bursa efek dan krisis mata uang. ( Krisis finansial umumya ditandai dengan terjadinya depresiasi nilai tukar yang tajam. Berbagai kriteria dan metode digunakan untuk menilai, kapan sebuah depresiasi, sehingga memunculkan krisis. Frankel dan Rose (1996) mengatakan krisis nilai tukar didefinisikan sebagai perubahan besar pada beberapa indikator pada nilai aktual dan potensial dari sebuah mata uang. Maka dari itu, harus diteliti episode depresiasi besar-besaran tersebut, kapan otoritas mampu menahan dan kapan tidak. Dalam situasi seperti apa mereka muncul, dan faktor apa yang menyebabkan situasi menjadi sulit dikendalikan. (Prasetyantoko, 2008:12) Krisis finansial dan krisis moneter memiliki arti pengertian yang hampir sama. Yaitu ketidakseimbangan ekonomi suatu negara yang mengakibatkan menurunnya 139

4 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, : nilai mata uang. Namun diantara keduanya memiliki perbedaan. Krisis moneter adalah turunya perekonomian suatu Negara yang disebabkan oleh hancurnya system pemerintahan yang berdampak besar bagi Negara. (Prasetyantoko, 2008:12) 3. Teori Regionalisme Regionalisme menurut pendapat K.J. Holsti dan Hans J. Morgenthau merujuk bahwa suatu kawasan didefinisikan sebagai sekumpulan negara yang memiliki kedekatan geografis dan struktur masyarakat karena berada pada satu wilayah tertentu. Dengan adanya kebutuhan dalam memenuhi kepentingan nasional dalam hal sumber daya maka interdependensi menjadi sebuah kecenderungan yang tidak dapat dipisahkan antar negara satu kawasan. Dari sinilah muncul sebuah keinginan bersama yang terdapat dalam satu region untuk dapat menyelesaikan isu-isu yang bisa mengganggu stabilitas di kawasan. Begitu juga yang terjadi dalam isu ekonomi di Uni Eropa. ( Craig A. Snyder, 2008:228) Kerjasama regional merupakan kerjasama antar negara yang secara geografis letaknya berdekatan. Kerjasama tersebut biasa berada dalam bidang pertahanan, hukum, kebudayaan dan sebagainya. Organisasi kerjasama regional dewasa ini merupakan masalah yang amat luas dan rumit. Adapun yang menentukan dalam kerjasama regional selain kedekatan geografis, kesamaan, pandangan bidang politik dan kebudayaan maupun perbedaan struktur produktifitas ekonomi juga ikut menentukan pula apakah kerjasama tersebut dapat di wujudkan. Kerjasama regional merupakan salah satu alternative yang dapat di pergunakan untuk mengatasi masalah kemiskinan dan kebodohan. (K.J. Holsti dan Wawan Juanda, 1992;50) Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian eksplanatif, yaitu berupaya untuk menggambarkan Kebijakan Irlandian dalam mengatasi krisis finansial tahun Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, dan teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah melalui library research yaitu berdasarkan dari buku dan media internet. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah kualitatif dengan metode content analysis. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan data kualitatif dengan metode analisis dan kajian sejarah yaitu menjelaskan dan menggambarkan data bedasarkan sumber-sumber tertulis yang ada. Adapun fokus penelitian dalam penelitian ini yaitu krisis finansial Irlandia dan kebijakan Irlandia dalam mengatasi krisis finansial di negaranya. Pembahasan Krisis ekonomi Uni Eropa mulai terasa pada tahun 2008 dan semakin ramai diperbincangkan pada pertengahan tahun Negara-negara Uni Eropa yang terkena krisis ekonomi memiliki utang yang lebih besar dari PDB-nya (di atas 60%), pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah bahkan sampai pada posisi minus dan juga negara-negara mengalami defisit anggaran yaitu pengeluaran 140

5 Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun (Mukti Noviani) negara lebih besar dari PDB. Sementara dalam Otoritas Moneter Uni Eropa telah diatur bahwa rasio utang negara zona euro tidak boleh di atas 60% dari PDB-nya dan defisit tiap negara tidak boleh di atas 3% dari PDB. Irlandia merupakan negara kedua yang dilanda krisis ekonomi dengan rasio utang terhadap PDB mencapai 96,2% untuk tahun Utangnya juga besar, mencapai 148 miliar euro dengan defisit anggaran 32,4% terhadap PDB. Sampai 2008, Irlandia menikmati pertumbuhan ekonomi cukup tinggi untuk skala Eropa, yakni sekitar 6,5%. Proyeksi setelah itu adalah 0,5%. Salah satu penyebab krisis ekonomi di negara ini adalah peminjaman yang tak terkendali untuk sektor properti yang tak terjamin pertumbuhannya. Dengan belanja besar, pemerintah terpuruk karena harus membantu perbankan yang terlilit utang.( Mudrajad Kuncoro dkk, 2008 : 4 ) Krisis finansial yang terjadi di Irlandia secara eksternal berawal dari tahun 2008 dimana Kondisi perekonomian global menghadapi tekanan yang berat dari krisis keuangan Eropa setelah krisis keuangan yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat. Krisis keuangan Eropa berawal dari defisit anggaran pemerintah yang semakin besar di negara-negara kawasan Eropa terutama negara-negara lapisan pertama yaitu Yunani, Irlandia, dan Portugal. Kondisi global menghadapi tekanan yang berat dari krisis keuangan Eropa setelah krisis keuangan Amerika Serikat pada tahun Krisis keuangan Eropa berawal dari defisit anggaran pemerintah yang semakin besar di negara-negara kawasan Eropa terutama negara-negara lapisan pertama yaitu Yunani, Irlandia, dan Portugal. Sementara itu melebarnya defisit anggaran pemerintah dibarengi dengan rasio hutang per PDB yang menyebabkan kemampuan memperoleh pembiayaan defisit terbatas. Tidak berfungsinya kebijakan moneter dalam kawasan Euro, terbatasnya ruang gerak fiskal, serta tidak terlihatnya upaya pemulihan, mendorong perlambatan bahkan penurunan perekonomian pada beberapa negara kawasan Eropa. Krisis keuangan Eropa dikhawatirkan dapat meluas tidak hanya di kawasan Eropa bahkan global. Proses perambatan krisis keuangan Eropa diperkirakan bersumber dari sistem perbankan yang saling terkait dan kompleks didalam kawasan Eropa maupun dengan luar kawasan Eropa seperti Amerika dan Jepang. Dengan demikian, pada saat satu negara pada lapisan pertama (Yunani, Irlandia, Portugal) mengalami default, maka akan mempengaruhi perbankan negara lain terutama Perancis.( Faktor internal terjadinya krisis finansial di Irlandia, Negara ini mengalami defisit anggaran pemerintah yang semakin besar, defisit anggaran tersebut lebih besar 141

6 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, : dari GDP, kemudian defisit anggaran pemerintah menjadi meluas yanng diikuti dengan rasio utang yang menyebabkan kemampuan memperoleh pembiayaan defisit menjadi terbatas. Kemudian dengan utang yang cukup besar kerugian negara ini berlanjut pada pinjaman dalam usaha yang tidak terkendali untuk sektor properti nasional yang tak terjamin pertumbuhannya, oleh sebab itu pemerintah harus membatu perbankkan yang terlibat dari utang akibat pemerintah mengalami kegagalan dalam pengelolaan bank.krisis yang timbul di Irlandia juga berasal dari jatuhnya harga properti. Ketika harga properti jatuh kredit yang disalurkan oleh bank-bank mengalami masalah. Oleh sebab itu, untuk mengatasi krisis pemerintah Irlandia mengambil langkah untuk menstabilkan sistem perbankan negara ini. Irlandia sebelum bergabung dengan Euro merupakan salah satu negara termiskin di Eropa Barat. Hal ini terlihat dari populasi yang menurun, standar hidup yang buruk, dan stagnansi ekonomi. Tetapi, hanya dalam waktu satu generasi, Irlandia berkembang menjadi salah satu negara yang sukses dengan mencapai GDP kedua tertinggi setelah Luksemburg, sepertiga lebih tinggi dari rata-rata Uni Eropa, dan mencapai pertumbuhan yang luar biasa pada tahun Pertumbuhan ekonomi Irlandia yang luar biasa pada tahun disebut sebagai Celtic Tiger. ( crisis/index_en.htm) Krisis global diperkirakan akan memberi dampak yang besar pada sektor riil terutama perdagangan terkait perlambatan perekonomian dunia terutama pada negara-negara maju. Dibutuhkan kebijakan pemerintah dalam menghadapi dampak krisis global. Beberapa kebijakan pemerintah yang dapat dilakukan antara lain untuk menjaga market confidence, mendorong sektor eksternal, memperkuat investasi dan meningkatkan penajaman APBN. Market confidence dilakukan antara lain dengan menjaga stabilitas moneter, nilai tukar, dan keberlanjutan fiskal sehingga menjadi daya tarik bagi investor. Sektor eksternal dapat didorong dengan meningkatkan diversifikasi pasar ekspor, meningkatkan daya saing produk di pasar global dan domestik, menguatkan pasar dalam negeri, meningkatkan nilai tambah produk ekspor, serta meningkatkan pengawasan barang impor illegal dan konsumsi. Krisis finasial di Irlandia yang terjadi mulai tahun 2008 ini akhirnya mengakibatkan Negara ini megalami krisis ekonomi yang cukup serius setelah Yunani di kawasan Eropa. Hal ini mendorong pemerintah untuk melakukan beberapa kebijakan dan upaya-upaya untuk menstabilkan dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi Irlandia. Ada beberapa kebijakan pemerintah Irlandia dalam mengatasi krisis ekonomi yag terjadi di negaranya diantaranya yaitu kebijakan yang berhubungan dalam bidang ekonomi dan politik dan pemerintah Irlandia melakukan kerjasama dengan negara sekawasan UE. 142

7 Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun (Mukti Noviani) 1. Kebijakan Internal Irlandia a. Kebijakan Ekonomi Politik Pada tahun 2008 pemerintah Irlandia ke sektor perbankkan dengan menjamin semua deposito bank, rekapitalisasi perbankkan, dan membentuk dana ventura sebagai modal publik dalam menanggapi krisis finansial negara ini, dengan belanja besar, pemerintah mengalami kesulitan karena harus membantu perbannkan yang terlilit utang. sistem perbankan Irlandia membutuhkan modal untuk dapat terus berputar. Sejak pasar properti terus menurun, semuanya menjadi jelas bahwa sistem perbankan membutuhkan modal untuk dapat terus berputar. Langkah awal untuk merekapitalisasi bank pada Desember 2008 menandakan permulaan serangkaian bantuan dana untuk tahun-tahun yang akan datang. Informasi managemen yang tidak cukup dan ketidakjelasan tentang dasar kemampuan peminjam dalam membayar pinjamannya pada ekuitas negatif. Langkah pengamatan bank-bank secara mandiri telah dilakukan pada tahun Berdasarkan hasilnya, pemerintah Irlandia memutuskan untuk merekapitalisasi sistem perbankan dan menasionalisasi bank Anglo-Irish pada awal tahun Bulan Juni tahun 2009, pemerintah Irlandia telah memberikan bantuan dana sebesar 10 miliar Euro kepada tiga bank besar. Meskipun telah menerima bantuan dana sebesar 4 miliar Euro, pada akhir tahun 2009, bank Anglo-Irish mengalami kekurangan modal. ( Pada tahun 2009 pemerintah Irlandia memberlakukan pengetatan anggaran lewat jalur pengurangan upah untuk semua pegawai negeri, dan pengurangan anggaran melalui biaya layanan sosial, tunjangan pensiun dan jaminan-jaminan sosial lainnya. Pada tahun 2009, pemerintah Irlandia juga mendirikan National Asset Management Agency (NAMA) yang bertujuan menghilangkan properti komersial dan pinjaman pembangunan dari neraca bank. Secara keseluruhan, pinjaman yang diberi NAMA dengan nilai nominal 73 miliar Euro pada rata-rata pengurangan 57%. Transfer kredit kepada NAMA mengalami kerugian dan membutuhkan bantuan modal ke bank. ( Pemerintah Republik Irlandia meminimalisir defisit negara menjadi dibawah 3% dari PDB dimana pada tahun 2010 defisit negara ini mencapai 32% dari PDB.( Pemerintah irlandia memberlakukan paket kebijakan anggaran yang cukup besar di negara ini, tujuannya memangkas defisit anggaran sebagai syarat mendapatkan dana talangan dari Uni Eropa dan Dana Moneter Internasional (IMF). Kebijakan 4 tahun ini diperkirakan pemerintah akan memunculkan pengangguran baru, mengurangi fasilitas kesejahteraan warga negara, dana pensiun, dan kenaikkan beban pajak, pemerintah juga memperkenalkan pajak baru untuk properti dan air. ( 143

8 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, : Pemerintah menjalankan program penghematan dengan cara seperti menaikkan pajak dalam waktu empat tahun dan mengurangi subsidi dalam mengurangi beban utang yang terjadi di Negara ini. Pajak pendapatan juga diperluas sehingga pekerja yang berpenghasilan rendah dan pekerja yang berpenghasilan tinggi juga wajib membayar pajak.( Organisasi-organisasi internasional yang turut membantu yaitu terdiri atas perwakilan IMF, ECB, dan Uni Eropa meminta pemerintah Irlandia menaikkan pajak korporasi dari 12,5% menjadi 15%. Organisasi yang turut membantu juga mengusulkan agar Irlandia menerapkan pajak properti sebesar 500 per rumah. Orang-orang kaya di Irlandia juga akan menghadapi tambahan pajak yang disebut sebagai pajak kekayaaan. Pemerintah Irlandia masih bernegosiasi dengan Organisasi yang turut membantu mengenai opsi kenaikan pajak ini. Menururt Menteri Keuangan Irlandia Brian Lenihan, selama ini pajak korporasi menjadi salah satu keunggulan kompetitif Irlandia. "Pajak korporasi 12,5% itu harga yang tidak bisa ditawar oleh IMF. Tingkat pajak yang rendah ini menarik perusahaan multinasional untuk menanamkan modalnya di Irlandia dalam sepuluh tahun terakhir. ( Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh pemerintah Irlandia adalah memperkuat keuangan publik. Program penghematan yang dilakukan pemerintah Irlandia dilihat sebagai kebijakan paling awal yang dapat dilakukan untuk memperkuat keuangan publik karena tidak adanya alternatif lain yang dapat diambil. Tetapi, program penghematan yang dilakukan dinilai tidak cukup dalam mengatasi krisis yang terjadi di Irlandia. Jatuhnya pasar hutang pada tahun 2010 membuat tidak adanya dana yang dapat dipakai untuk mendanai pemerintah Irlandia. Pada akhirnya, pemerintah Irlandia dihadapkan antara dua pilihan yaitu menutup secara besar-besaran defisit anggaran dalam semalam atau mengoreksi kesalahan yang terjadi secara bertahap dengan menggunakan program bantuan finansial dari EU, ECB dan IMF. Pengadopsian bantuan finansial yang dilakukan membuat pemerintah Irlandia harus merestrukturisasi kebijakan fiskalnya. Restrukturisasi kebijakan fiskal ini diperlukan untuk meningkatkan kemungkinan perbaikan struktural dan pada akhirnya membuka jalan bagi pemerintah Irlandia untuk dapat mengakses pasar hutang. Perbaikan struktural yang terjadi pada kebijakan fiskal mempunyai pengertian bahwa penyesuaian pendapatan dan pengeluaran berada pada tingkat yang sama. Konsolidasi program kebijakan fiskal yang diadopsi oleh pemerintah Irlandia telah menjadi langkah utama dalam menyelesaikan krisis. Adapun syarat dari konsolidasi program ini antara tahun 2008 hingga 2013 mencapai sekitar 18% dari GDP. Ukuran dari penyesuaian ini merupakan yang kedua setelah yang dilakukan oleh Yunani. Target dari keseluruhan penyesuaian ini pada tahun 2015 mencapai 34 miliar Euro atau 21% dari GDP. Hal ini berarti pemerintah Irlandia telah menyelesaikan 85% dari penyesuaian tersebut. Secara luas, sepertiga dari program 144

9 Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun (Mukti Noviani) penyesuaian ini berasal dari sisi pendapatan, sedangkan dua pertiganya berasal dari sisi pengeluaran. Peningkatan pendapatan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain menaikkan pajak pendapatan, perubahan pada asuransi sosial, pengenalan pada pajak kesehatan, perubahan pada pajak kredit, peningkatan pada cukai. Sedangkan pada sisi pengeluaran, pencapaian tabungan meliputi reduksi pembayaran tagihan, pembayaran upah, sektor pensiun retribusi publik, dan reduksi pada tingkat kesejahteraan sosial.( Namun langkah dan kebijakan diatas belum cukup untuk menstabilkan perekonomian di Irlandia, pada tahun 2010 defisit Irlandia mencapai 32, 4% dari PDB, defisit ini naik level dari defisit terbesar di kawasan Eropa. Menyadari defisit yg meningkat pemerintah irlandia kemudian beralih meminta bantuan ke Uni Eropa dan Lembaga Moneter Internasional (IMF), yang sebelumnya pemerintah Irlandia tidak ingin mendapatkan bantuan dari UE dan IMF. b. Institutions Irlandia Dalam krisis finansial yang terjadi di Irlandia terdapat peran institusi-institusi yang membantu upaya pemulihan krisis Irlandia dalam hai ini seperti keterlibatan IMF dan ECB. Lembaga internasional seperti IMF dapat membantu pemerintah Irlandia dalam meminimalisir krisis dengan bantuan dari kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah dalam penanganan krisis Irlandia. IMF telah bergabung dengan Uni Eropa dan Bank Sentral Eropa (ECB) dalam rencana membantu dan meminimalisir keuangan negara kawasan Eropa termasuk Irlandia. Pada tanggal 21 November 2010, pemerintah Irlandia menegaskan bahwa Irlandia telah secara resmi meminta dukungan finansial dari Eropa Fasilitas Uni Eropa Stabilitas Keuangan ( EFSF ) dan Dana Moneter Internasional ( IMF ), permintaan yang disambut oleh Bank Sentral Eropa dan menteri keuangan Uni Eropa permintaan itu disetujui oleh menteri keuangan dari negara-negara zona euro. c. Interest Irlandia 1. Bank Of Ireland Bank of Ireland adalah Jasa Keuangan dan salah satu bank yang didirikan di Eropa, Bank of Ireland memiliki strategi yang jelas untuk meyakinkan para pelanggannya. Perusahaan Bank of Ireland adalah perusahaan publik dan diatur oleh Bank Sentral Irlandia. Saham Bank Of Ireland dikelola di Dublin, London dan New York. Para investor swasta memegang 85 % saham dan sisanya 15 % dipegang oleh Negara Irlandia. Bank Of Ireland memiliki 250 Cabang, 300 ATM, online banking dan pasar terkemuka teknologi mobile dan terus menigkatkan pelanggan dengan berinvestasi di cabang. Bank of Ireland, berkomitmen untuk memastikan bahwa pelanggannya merasakan perbedaan ketika mereka berinteraksi dengan Bank ini dan memberikan pelanggan pengalaman yang berbeda melalui pengembangan serangkaian layanan. Bank ini memiliki ahli Relationship Manager di cabang di seluruh negeri, yang 145

10 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, : didedikasikan untuk mendukung bisnis di setiap komunitas sekitar Irlandia.( =3&client_id=24,) 2. Anglo Irish Bank Anglo Irlandia Bank adalah bank yang berkantor pusat di Dublin Irlandia Pada bulan Juli 2011, Anglo Irlandia bergabung dengan Irlandia Nationwide Building Society, membentuk perusahaan baru bernama Irish Bank Resolution Corporation. Michael Noonan, Menteri Keuangan menyatakan bahwa perubahan nama itu penting untuk menghilangkan " referensi internasional negatif yang terkait dengan kegagalan dari kedua lembaga dan manajemen mereka sebelumnya. Anglo Irlandia telah beroperasi di Austria, Swiss, Inggris, dan Amerika Serikat. Bank untuk pinjaman properti, dengan sebagian besar pinjaman buku yang untuk pembangunan dan pengembangan properti, dan sangat terpengaruh oleh krisis di pasar properti Irlandia pada tahun Pada bulan Desember 2008, pemerintah Irlandia mengumumkan rencana untuk menyuntikkan modal untuk 75% saham di Anglo Irish Bank secara efektif.( 2. Kebijakan Eksternal Irlandia Melalui Kerjasama Regional EURO Tanggal 21 November 2010 Irlandia resmi meminta bantuan keuangan dari Uni Eropa, negara-negara anggota kawasan euro dan Dana Moneter Internasional (IMF). Sebuah misi bersama dengan anggota dari Komisi Eropa, IMF dan Bank Sentral Eropa (ECB) pada tanggal 28 November mencapai kesepakatan di tingkat staf dengan otoritas Irlandia pada paket kebijakan yang komprehensif untuk periode Perjanjian ini secara resmi diadopsi pada tanggal 7 Desember 2010 di pertemuan Eurogroup / ECOFIN di Brussels.( Bantuan Ekonomi Program Penyesuaian untuk Irlandia mencakup paket pembiayaan bersama yang berjumlah dengan kontribusi dari Uni Eropa ( ), Negara Anggota kawasan euro , kontribusi bilateral dari Inggris ( 3,8 milyar), Swedia ( ) dan Denmark ( ) serta dana dari IMF ( ). Selain itu, ada kontribusi Irlandia melalui penyangga kas Treasury dan investasi dari Dana Cadangan Pensiun Nasional.( Dengan bantuan yang telah didapatkan dan hasil dari beberapa kebijakan dan upaya-upaya yang telah dijalankan dan diterapkan oleh pemerintah Irlandia, Irlandia mampu mengatasi krisis di Negaranya bisa terlihat dengan perekonomian Irlandia yang mencapai pertumbuhan moderat pada tahun 2011 dan mengurangi defisit anggaran menjadi 10,1% dari PDB. Berikut ini tabel yang menunjukkan anggka pertumbuhan ekonomi Irlandia tahun setelah melakukan beberapa kebijakan dalam mengatasi krisis finansial dalam negaranya dalam persen (%) : 146

11 Kebijakan Irlandia dalam Mengatasi Krisis Finansial Tahun (Mukti Noviani) Tabel Pertumbuhan Ekonomi Irlandia ( ) No Tahun Presentasi ,0% ,0% ,4% ,4%* ,5%* Sumber : Diolah berdasarkan keperluan dari KRISIS KEUANGAN EROPA: Dampak Terhadap Perekonomian Indonesia. Pada tahun 2011 terlihat pertumbuhan perekonomian Irlandia yang meningkat dari ,4% pada tahun 2011 menjadi 0,4%. Ditahun yang sama 2011 tepatnya pada bulan Juli 2011, para pemimpin Uni Eropa sepakat untuk mengurangi suku bunga dan memperpanjang jatuh tempo pada pinjaman Uni Eropa yang diberikan kepada Irlandia. Keputusan ini membawa penghematan yang signifikan bagi pembayar pajak Irlandia dan telah membantu untuk meningkatkan kesinambungan utang Negara. Meskipun pemulihan diperkirakan akan melambat di 2012 sebagai akibat dari krisis utang-zona euro. ( Kesimpulan Berdasarkan dari faktor faktor penyebab pertama faktor ekternal krisis finansial yang terjdi di Irlandia berawal dari krisis global tahun 2008 yang mengakibatkan kondisi perekonomian Eropa mengalami defisit anggaran pemerintah yang semakin meluas ke negara kawasan setelah krisis keuangan yang ditimbulkan oleh Amerika Serikat. Dan faktor internal Irlandia mengalami defisit anggaran lebih besar dari GDP dan diikuti dengan rasio utang yang menyebabkan negara ini terbatas dalam memperoleh pembiayaan defisit. Kemudian pertumbuhan sektor properti nasional yang tidak terkendali akhirnya pemerintah kesulitan dalam membantu perbankan yang saat itu terlibat utang akibat kegagalan dalam pengelolaan bank. Dari faktor-faktor tersebut tentunnya ada kebijakan dan upaya pemerintah Irlandia dalam meminimalisir dan mengatasi krisis finansial yang terjadi di negaranya dan kebijakan pemerintah Irlandia dalam meminimalisir krisis berhasil dan mampu mencapai pertumbuhan perekonomian menjadi meningkat di tahun ,4% yang sebelumnya -0,4% di tahun 2010 dan mampu mengurangi defisit anggaran menjadi 10,1%. Referensi Buku : 147

12 ejournal Ilmu Hubungan Internasional, Volume 2, Nomor 1, : Holsti K.J.dan Wawan juanda, 1992, Politik Internasional suatu Kerangka Analisis, Percetakan Binacipta, Bandung Ikbar Yanuar, Ekonomi Politik Internasional, Refika Aditama, Bandung Ikbar Yanuar, 2007, Ekonomi Politik Internasional 2, Refika Aditama, Bandung. Kuncoro Mudrajad dkk, 2008, Memahami Krisis Keuangan Global-Bagaimana Harus Bersikap, Jakarta, Oatley Thomas, 2003, International Politic Economi Interest and Institution in The Global Economi Prasetyantoko A., 2008, Bencana Finansial, Stabilitas sebagai Barang Publik Snyder Craig A, 2008, Contemporary security and Strategy, Palgrave: Macmillan Internet : Deputy Governor of the Central Bank of Ireland, dalam Economy finance Ireland dalam htm Eropa dalam Zona Merah, dalam =0&article_category=10 Ireland s Economic Crisis: How did it Happen and What is Being Done About it?, dalam, Jurnal, Teori Tentang Krisis Finansial, f Krisis keuangan Eropa, dalam Rakyat Irlandia dibebani pajak tinggi, dalam %20Waji&hlm=180, 148

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa

BAB V KESIMPULAN. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa BAB V KESIMPULAN Krisis ekonomi yang melanda Irlandia merupakan batu sandungan yang cukup besar. Setelah beberapa tahun menyandang gelar Celtic Tiger, yang menggambarkan betapa hebatnya perekonomian di

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang 149 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Saat ini Yunani sedang mengalami Krisis Ekonomi akibat akumulasi hutang yang membengkak. Secara ekonomi, sebelum bergabung dengan Eurozone pemerintah Yunani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget

BAB I PENDAHULUAN. kondisi anggaran pendapatan belanja negara (APBN) selalu mengalami budget 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai negara sedang berkembang yang tengah menuju tahap kemapanan ekonomi, Indonesia membutuhkan anggaran belanja dalam jumlah besar untuk membiayai berbagai program

Lebih terperinci

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% 1 Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi

Lebih terperinci

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian Presented by: M Anang Firmansyah IMF Dana Moneter Internasional adalah Salah satu badan khusus dalam system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian internasional pada tahun 1945

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi pada arus modal eksternal, prospek pertumbuhan yang tidak pasti. Krisis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama beberapa dekade terakhir, banyak negara di dunia ini mengalami krisis yang didorong oleh sistem keuangan mereka yang kurang dikembangkan, votalitas kebijakan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjaga kestabilan kawasan, baik itu secara ekonomi maupun politik, negara-negara memutuskan untuk berintegrasi dalam suatu organisasi regional. Bentuk

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1997-1999 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1997-2 1999 2. Arah Kebijakan 1997-1999 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1997-1999

Lebih terperinci

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Analisis fundamental. Daftar isi. [sunting] Analisis fundamental perusahaan. Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Analisis fundamental adalah metode analisis yang didasarkan pada fundamental ekonomi suatu perusahaan. Teknis ini menitik beratkan

Lebih terperinci

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA

International Monetary Fund UNTUK SEGERA th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C USA Siaran Pers No. 16/104 International Monetary Fund UNTUK SEGERA 700 19 th Street, NW 15 Maret 2016 Washington, D. C. 20431 USA Dewan Eksekutif IMF Menyimpulkan Konsultasi Pasal IV 2015 dengan Indonesia

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010 PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak Juni 2010 viii Ringkasan Eksekutif: Keberlanjutan di tengah gejolak Indonesia terus memantapkan kinerja ekonominya yang kuat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perbankan menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam membangun perekonomian sebuah negara karena bank berfungsi sebagai lembaga perantara keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara yang sedang berkembang. Peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan tersebut melalui serangkaian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang sangat penting dalam perekonomian setiap negara, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Krisis ekonomi yang terjadi

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia

Andri Helmi M, SE., MM. Sistem Ekonomi Indonesia Andri Helmi M, SE., MM Sistem Ekonomi Indonesia Pemerintah bertugas menjaga stabilitas ekonomi, politik, dan sosial budaya kesejahteraan seluruh masyarakat. Siapa itu pemerintah? Bagaimana stabilitas di

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Sejak pertengahan tahun 2006, kondisi ekonomi membaik dari ketidakstabilan ekonomi tahun 2005 dan penyesuaian kebijakan fiskal dan moneter yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dalam menggunakan pinjaman baik dari dalam maupun dari luar negeri merupakan salah satu cara untuk menutupi defisit anggaran yang terjadi. Hal ini dilakukan

Lebih terperinci

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky

Memahami Krisis Yunani. Oleh: Nicholas Cachanosky Memahami Krisis Yunani Oleh: Nicholas Cachanosky Pada saat saya menulis baris ini; sudah hampir pasti bahwa Yunani akan gagal membayar hutangnya hari ini, 30 Juni. Apa yang menuntun kepada situasi malapetaka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa dekade terakhir, perekonomian Indonesia telah menunjukkan integrasi yang semakin kuat dengan perekonomian global. Keterkaitan integrasi ekonomi

Lebih terperinci

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011 Mekanisme transmisi Angelina Ika Rahutami 2011 the transmission mechanism Seluruh model makroekonometrik mengandung penjelasan kuantitatif yang menunjukkan bagaimana perubahan variabel nominal membawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan jangka panjang yang dilaksanakan di Indonesia bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur dengan mengacu pada Trilogi Pembangunan (Rochmat Soemitro,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan tahun 1997, kinerja pasar modal atau pun pasar saham mengalami penurunan yang sangat tajam sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis keuangan di Amerika Serikat (AS) yang terjadi di tahun 2008 sangat menggemparkan dunia. Krisis keuangan ini telah berkembang menjadi masalah serius. Krisis keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah

BAB I PENDAHULUAN. integral dan menyeluruh. Pendekatan dan kebijaksanaan sistem ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator penting untuk menganalisis pembangunan ekonomi yang terjadi disuatu Negara yang diukur dari perbedaan PDB tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Utang luar negeri yang selama ini menjadi beban utang yang menumpuk yang dalam waktu relatif singkat selama 2 tahun terakhir sejak terjadinya krisis adalah

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Produk Domestik Bruto Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu negara sebagai ukuran utama bagi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi

BAB V PENUTUP. Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi 181 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Mencapai bentuk Economic and Monetary Union (EMU) adalah mimpi besar negara-negara dalam hal integrasi regional. Akan tetapi, untuk menciptakan sekaligus memelihara EMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki pertengahan tahun 2015, dianggap sebagai periode yang cukup kelam bagi sebagian pelaku pasar yang merasakan dampaknya secara langsung terhadap lesunya

Lebih terperinci

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF

DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF DPR TOLAK PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA IMF tribunnews.com Rencana pemerintah untuk membeli obligasi i yang dikeluarkan International Monetary Fund (IMF) ii seharga US$1 miliar ditentang Komisi XI DPR. Komisi

Lebih terperinci

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA Definisi Krisis ekonomi : Suatu kondisi dimana perekonomian suatu negara mengalami penurunan akibat krisis keuangan Krisis keuangan/ moneter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

DAFTAR SINGKATAN. xii

DAFTAR SINGKATAN. xii DAFTAR SINGKATAN APEC ASEAN EC ECB ECOFIN EFSM EMU EU GDP IDA IMF MoU NAFTA TFEU UE : Asia-Pacific Economic Cooperation : Association of Southeast Asian Nations : European Commission : European Central

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak sedikit jumlahnya di dalam pembangunan nasional. Dalam konteks pembangunan nasional maupun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Pengaruh Tingkat Suku Bunga Deposito, Gross Domestic Product (GDP), Nilai Kurs, Tingkat Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar

Lebih terperinci

PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI ( )

PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI ( ) NAMA : AINUL ICHSAN NIM : 20090510133 PERAN UNI EROPA DALAM MENGATASI KRISIS EKONOMI YUNANI (2008-2014) ABSTRACT As one of the largest regionalism in the world, the Eroupean Union has a duty to provide

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral,

I. PENDAHULUAN. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan Bank Sentral, kebijakan moneter yang dijalankan di Indonesia adalah dengan cara menetapkan kisaran BI Rate yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi

BAB I PENDAHULUAN. cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keadaan perekonomian Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan kinerja yang cukup baik di tengah situasi perekonomian global yang masih dibayang-bayangi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang.

BAB I PENDAHULUAN. Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hutang luar negeri Indonesia memiliki sejarah yang sangat panjang. Selama 30 tahun dimulai dari pemerintahan orde lama, Selama masa orde baru saja jumlah hutang luar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda

BAB I PENDAHULUAN. Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar belakang Meskipun pertumbuhan ekonomi setelah krisis ekonomi yang melanda indonesia pada tahun 1998 menunjukkan nilai yang positif, akan tetapi pertumbuhannya rata-rata per

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk

Lebih terperinci

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode

SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode SEJARAH BANK INDONESIA : MONETER Periode 1999-2005 Cakupan : Halaman 1. Sekilas Sejarah Bank Indonesia di Bidang Moneter Periode 1999-2 2005 2. Arah Kebijakan 1999-2005 3 3. Langkah-Langkah Strategis 1999-2005

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara berkembang yang menggunakan sistem perekonomian terbuka. Sistem perekonomian terbuka sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Sebagai negara small open economy yang menganut sistem devisa bebas dan nilai tukar mengambang, tentu saja Indonesia menjadi sangat rentan terhadap serangan krisis

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi yg melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke hampir seluruh dunia dan hampir di seluruh sektor. Krisis keuangan global menyebabkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri

ABSTRAK. Kata kunci: PDB, Kurs, Impor, Utang luar negeri Judul : Pengaruh Kurs dan Impor Terhadap Produk Domestik Bruto Melalui Utang Luar Negeri di Indonesia Tahun 1996-2015 Nama : Nur Hamimah Nim : 1306105143 ABSTRAK Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi dapat dilakukan dibanyak sektor, salah satunya adalah sektor properti. Pada umumnya banyak masyarakat yang tertarik menginvestasikan dananya di sektor properti

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan, meliputi seluruh kehidupan masyarakat, bangsa dan negara untuk melaksanakan tugas mewujudkan

Lebih terperinci

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan 18 May 2010 Ikhtisar Perekonomian Mingguan Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis; Rupiah Konsolidasi Neraca Pembayaran 1Q-2010 Fantastis, Namun Tetap Waspada Anton Hendranata Ekonom/Ekonometrisi anton.hendranata@danamon.co.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah sektor riil dalam pembahasan mengenai ekonomi makro menggambarkan kondisi perekonomian dipandang dari sisi permintaan dan penawaran barang dan jasa. Oleh karena

Lebih terperinci

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan

Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Ringkasan Eksekutif: Mengatasi tantangan saat ini dan ke depan Prospek pertumbuhan global masih tetap lemah dan pasar keuangan tetap bergejolak Akan tetapi, kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi, BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA 4.1 Perkembangan Laju Inflasi di Indonesia Tingkat inflasi merupakan salah satu indikator fundamental ekonomi suatu negara selain faktor-faktor lainnya seperti

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan

I. PENDAHULUAN. perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama tiga dekade terakhir, perekonomian Indonesia sudah mengalami perubahan yang menakjubkan ketika pemerintah mendesak maju dengan melakukan kebijakan deregulasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal akhir-akhir ini membawa peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian dunia. Bahkan pasar modal dapat juga dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan ekonomi sehingga dapat meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap negara, baik itu negara maju maupun negara berkembang menginginkan adanya perkembangan dan kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan yang berkelanjutan. Salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign currency) dalam harga mata uang domestik (domestic currency) atau harga mata uang domestik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi, salah satunya adalah dengan melakukan investasi di Pasar Modal. Dalam hal ini Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. internasional tidak bisa lepas dari hal-hal yang sedang dan akan berlangsung di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, keadaan dan perkembangan perdagangan luar negeri serta neraca pembayaran internasional tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian

BAB I PENDAHULUAN. dapat terus tumbuh, namundengan tetap memperhatikan prinsip kehatian-hatian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai jembatan antara pihakyang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Bank diharapkan dapatmemberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peran perbankan dan lembaga keuangan lainnya. Bank dan lembaga keuangan lainnya memiliki dua kegiatan utama,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara

I. PENDAHULUAN. yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata baik material/spiritual berdasarkan Pancasila di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan sektor perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan merupakan salah satu kondisi utama bagi kelangsungan ekonomi di Indonesia atau suatu negara, sehingga pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Kebijakan Perbankan Pasca Krisis 1998 Krisis keuangan yang terjadi di Asia mulai pertengahan tahun 1997 telah memicu krisis perbankan di beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perekonomian suatu negara tidak terlepas dari perkembangan ekonomi global dan kawasan serta berbagai kemajuan dalam perbaikan, iklim investasi, infrastruktur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan ekonomi internasional yang semakin pesat, dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah meningkatkan arus perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya

BAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara di kawasan Eropa dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya sendi-sendi perekonomian

Lebih terperinci

PERTANYAAN DAN JAWABAN

PERTANYAAN DAN JAWABAN PERTANYAAN DAN JAWABAN 1. Apakah peran sistem keuangan? Sebutkan dan jelaskan dua pasar yang merupakan bagian dari sistem keuangan dalam suatu perekonomian. Sebutkan dan jelaskan lembaga perantara keuangan.

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan harga tanah dan bangunan yang lebih tinggi dari laju inflasi setiap tahunnya menyebabkan semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan pinjaman luar negeri merupakan sesuatu yang wajar untuk negaranegara yang sedang berkembang seperti Indonesia. Keterbukaan Indonesia terhadap modal asing baik

Lebih terperinci

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012)

Economic and Market Watch. (February, 9 th, 2012) Economic and Market Watch (February, 9 th, 2012) Ekonomi Global Rasio utang Eropa mengalami peningkatan. Rasio utang per PDB Eropa pada Q3 2011 mengalami peningkatan dari 83,2 persen pada Q3 2010 menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi islam telah dikembangkan di berbagai university, baik di negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam akhir-akhir ini begitu pesat. Dalam tiga dasawarsa ini mengalami kemajuan, baik dalam bentuk kajian akademis di Perguruan Tinggi maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang sangat cepat dan berdampak luas bagi perekonomian, baik di dalam negeri maupun di tingkat dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Fluktuasi kurs rupiah yang. faktor non ekonomi. Banyak kalangan maupun Bank Indonesia sendiri yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat krisis keuangan global beberapa tahun belakan ini kurs, inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar seolah tidak lepas dari masalah perekonomian di Indonesia.

Lebih terperinci

Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan. Copyright 2004 South-Western

Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan. Copyright 2004 South-Western Tabungan, Investasi, dan Sistem Keuangan 26 Sistem Keuangan Sistem keuangan terdiri dari kelompok lembaga dalam perekonomian yang membantu untuk mencocokkan tabungan seseorang dengan investasi orang lain.

Lebih terperinci

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA ABSTRAKS Ketidakpastian perekonomian global mempengaruhi makro ekonomi Indonesia. Kondisi global ini ikut mempengaruhi depresiasi nilai

Lebih terperinci

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute Kinerja dunia perbankan dalam menyalurkan dana ke masyarakat dirasakan masih kurang optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional mempunyai peranan sangat penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

hendrikoeswara@fisip.unand.ac.id Kunci dari pencapaian target defisit 1 persen tahun 2004 adalah reformasi perpajakan dan kepabeanan. Dengan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi, mobilisasi penerimaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep keuangan berbasis syariah Islam (Islamic finance) dewasa ini telah tumbuh secara pesat, diterima secara universal dan diadopsi tidak hanya oleh negaranegara Islam

Lebih terperinci

VII. SIMPULAN DAN SARAN

VII. SIMPULAN DAN SARAN VII. SIMPULAN DAN SARAN 7.1. Simpulan Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum dalam perekonomian Indonesia terdapat ketidakseimbangan internal berupa gap yang negatif (defisit) di sektor swasta dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Proses tersebut adalah suatu perubahan di dalam perekonomian dunia, yang

Lebih terperinci

Keuangan Negara dan Perpajakan. Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara

Keuangan Negara dan Perpajakan. Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara Keuangan Negara dan Perpajakan Avni Prasetia Putri Fadhil Aryo Bimo Nurul Salsabila Roma Shendry Agatha Tasya Joesiwara SUMBER-SUMBER PENERIMAAN NEGARA SUMBER PENERIMAAN Pajak Retribusi Keuntungan BUMN/BUMD

Lebih terperinci

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan

Prospek Ekonomi Regional ASEAN ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) Ringkasan Prospek Ekonomi Regional ASEAN+3 2018 ASEAN+3 Regional Economic Outlook (AREO) 2018 Ringkasan Prospek dan Tantangan Ekonomi Makro Prospek ekonomi global membaik di seluruh kawasan negara maju dan berkembang,

Lebih terperinci