BAB 2 KAJIAN PUSTAKA TERKAIT PEMILIHAN LOKASI DAN TIK DALAM KONTEKS AKTIVITAS RUANG PERKOTAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 KAJIAN PUSTAKA TERKAIT PEMILIHAN LOKASI DAN TIK DALAM KONTEKS AKTIVITAS RUANG PERKOTAAN"

Transkripsi

1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA TERKAIT PEMILIHAN LOKASI DAN TIK DALAM KONTEKS AKTIVITAS RUANG PERKOTAAN Pada bab 2 ini akan diuraikan kajian pustaka yang terkait dengan penelitian ini. Kajian pustaka merupakan kumpulan dari berbagai bahan yang terkait dengan pemilihan lokasi bank, karakteristik jasa perbankan, dan beberapa pengertian dasar serta teori-teori yang berkaitan dengan dampak teknologi informasi dan komunikasi terhadap kota. 2.1 Pemilihan Lokasi Menurut Wibowo dan Soetriono (2004: 111), salah satu upaya perusahaan atau industri untuk mencapai produksi optimal (meminimalisir biaya produksi), pertimbangan yang dilakukan antara lain adalah upaya memilih lokasi yang tepat. Pada sudut lainnya, dalam memasarkan hasil produksinya perusahaan diharapkan dapat mendekatkan dirinya pada konsumen. Semakin dekat perusahaan dengan konsumennya maka semakin besar kemungkinan konsumen akan mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan. Kesimpulannya adalah bahwa bagi produsen terdapat kecenderungan untuk berorientasi kepada konsentrasi konsumen dalam menentukan lokasi tempat usahanya Pemilihan Lokasi Kegiatan Jasa Penentuan lokasi kegiatan ekonomi yang lebih bersifat pelayanan berbeda dengan penentuan lokasi industri yang mengekstrasi sumber daya alam secara langsung dan mengolah produk primer untuk memberi nilai tambah. Kegiatan ekstrasi dan mengolah sumber daya menghasilkan produk nyata berupa barang, sedangkan kegiatan jasa bahan baku dan produknya tidak nyata (intangible). Orientasi kegiatan produktif pada umumnya bisa dijelaskan dalam istilah mendekati pasar dan bahan baku, namun kegiatan jasa tidak bisa dijelaskan dalam istilah tersebut, karena pengertian bahan baku dan pasar dalam kegiatan jasa tidak sama dengan kegiatan produktif. Kegiatan jasa lebih bersifat administratif daripada produktif, kegiatan jasa dilakukan pada kantor dan bukan pada tempat produksi. 14

2 15 Analisis permasalahan lokasi kegiatan jasa pada dasarnya adalah analisis lokasi kegiatan kantor, tempat dimana kegiatan jasa dilakukan. Permasalahan lokasi kegiatan jasa dapat diturunkan dari teori tempat pusat (central place theory) (Daniels, 1982). Terdapat tiga konsep dalam bahasan lokasi kegiatan jasa, ketiga hal tersebut adalah sebagai berikut: 1. Jangkauan barang ( range of good) Yang dimaksud dengan jangkauan barang adalah jarak yang mampu ditempuh oleh penduduk untuk membeli barang dan jasa pada tingkat harga tertentu 2. Batas ambang permintaan (threshold of demand) Jumlah penjualan minimal tertentu dibutuhkan oleh suatu kegiatan ekonomi sebelum suatu barang ditawarkan kepada konsumen. Penjualan tersebut bisa diperkirakan dengan jalan menghitung jumlah penduduk yang terdapat di dalam wilayah pasar potensial, kemungkinan dipergunakan kegiatan yang berlokasi di titik tertentu dari berbagai variasi jarak di dalam kota dan perkiraan tingkat biaya yang mampu dibayar oleh masyarakat. Batas ambang didefinisikan sebagai tingkat permintaan minimal yang dibutuhkan untuk mendukung keberadaan suatu macam fungsi tertentu. Biasanya, hal ini diekspresikan dalam jumlah penduduk minimal yang dibutuhkan untuk mendukung keberadaan satu fungsi tersebut. Batas ambang yang dibutuhkan dari fungsi yang berbeda didasarkan pada sifat barang dan jasa yang dibutuhkan dan bagaimana frekuensi permintaannya. 3. Tempat pusat (central places) Agar dapat memenuhi permintaan terhadap barang dan jasa dari suatu wilayah pasar, fungsi-fungsi komersial juga menciptakan kesempatan kerja dan merangsang permintaan konsumen. Karena pekerja juga ingin meminimalkan biaya transportasi, mereka bermukim berdekatan dengan tempat kerja. Aglomerasi permukiman berdekatan dengan pusat komersial, yang tidak hanya melayani wilayah pasarnya tetapi juga wilayah belakangnya (hinterland), dimana tidak terdapat cukup permintaan untuk

3 16 keberadaan suatu fungsi. Pusat komersial tersebut adalah tempat pusat, yaitu suatu pusat yang melayani wilayah perkotaan dan perdesaan yang lebih besar daripada wilayah pelayanannya sendiri. Dalam wilayah metropolitan, hal ini tercermin dalam pertokoan, pusat lingkungan dan pusat bisnis. Masing-masing tempat pusat menawarkan batas ambang populasinya sendiri dan jangkauan fungsi untuk wilayah komplemen yang dilayaninya Karakteristik Jasa Perbankan Dalam memahami perilaku lokasi kegiatan perbankan, perlu dipahami terlebih dahulu, karakteristik jasa perbankan. Dalam klasifikasi kegiatan jasa secara fungsional, kegiatan jasa dibagi menjadi 2 bagian, yaitu kegiatan jasa yang melayani produsen dan kegiatan jasa yang melayani konsumen. Kegiatan jasa yang melayani produsen menyediakan layanan yang dikonsumsi atau dipergunakan secara eksklusif oleh industri lain. Kegiatan jasa yang melayani konsumen menyediakan layanan yang langsung dinikmati oleh konsumen. Namun ada beberapa servis yang tidak bisa diklasifikasikan secara gamblang pada kedua jenis kategori layanan ini, karena kegiatan jasa tersebut menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh industri lain dan juga konsumen. Kegiatan jasa perbankan merupakan kegiatan jasa yang temasuk dalam kategori ini. Jasa perbankan menyediakan servis baik untuk produsen maupun konsumen. Kegiatan jasa yang melayani konsumen cenderung terdistribusi berdasarkan distribusi populasi. Tetapi ukuran dan distribusi populasi bukan merupakan satu-satunya faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi kegiatan jasa yang melayani konsumen. Lokasi juga ditentukan oleh faktor lain, misalnya kondisi sosio-ekonomi dari masyarakat. Lebih banyak penduduk yang berada di suatu wilayah, jumlah kegiatan jasa yang dibutuhkan semakin banyak. Perbedaan yang ada di dalam masyarakat akan menimbulkan variasi, tetapi hal tersebut tidak banyak memunculkan perbedaan dalam kebutuhan barang dan jasa. Setiap penduduk pada dasarnya membutuhkan jangkauan barang dan jasa yang hampir sama. Dengan demikian, lokasi dan susunan kegiatan jasa komersial, publik dan

4 17 perseorangan merupakan cerminan dari permintaan yang diciptakan oleh penduduk. Perilaku lokasi dari kegiatan jasa yang melayani konsumen adalah memaksimalkan akses kepada komunitas masyarakat (Daniels, 1982). Kegiatan jasa yang melayani produsen lebih terkait dengan kegiatan industri lain dibanding dengan permintaan masyarakat atau konsumen akhir. Pertukaran informasi dan kemudahan mengadakan kontak dengan pihak lain merupakan fungsi jasa layanan produsen. Lokasi yang mempunyai nilai kontak yang tinggi menjadi pilihan utama bagi kegiatan jasa yang melayani produsen. Berbeda dengan jasa layanan konsumen, distribusi populasi ridak begitu berarti dalam perilaku lokasi kegiatan jasa layanan produsen ini. Tetapi akses informasi bukan merupakan satu-satunya faktor penentu lokasi kegiatan jasa layanan produsen. Lokasi yang dipilih bukan hanya yang memiliki akses informasi yang tinggi, tetapi juga mempertimbangkan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menangani informasi tersebut, yang distribusinya tidak menyebar secara merata, tetapi terdapat pada lokasi-lokasi tertentu (Daniels, 1982). Jasa layanan keuangan menduduki hirarki teratas layanan jasa produsen karena tuntutannya akan kualitas informasi, teknologi dan juga staff. Analisis menunjukkan bahwa produsen jasa menjadi magnet bagi layanan jasa keuangan, yang menyebabkan tingginya konsentrasi ruang dari bank dan layanan keuangan lainnya di kota besar. Semple (1985) mengemukakan Quarternary place theory, dalam teori ini dijelaskan bahwa layanan jasa keuangan menuntut adanya interkoneksi dan interdependensi yang sangat kuat dengan cabang layanan jasa produsen lain (Sucháček, 2005) Konsep Perilaku Lokasi Kantor Bank Konsep yang dikemukakan dalam memahami gejala lokasi kegiatan kantor bank, dibangun berdasarkan studi empiris. Konsep perilaku kantor bank bisa diuraikan sebagai berikut: 1. Kecenderungan Metropolitanisasi dan Pemusatan Bank adalah bagian dari sektor jasa yang dapat digolongkan ke dalam jasa yang melayani produsen. Jasa layanan produsen ini mempunyai karakteristik yang hampir sama dalam hal kegiatannya, sehingga dengan demikian perilaku

5 18 lokasional bank bisa dianalogikan kepada kegiatan jasa layanan produsen tersebut. Perkembangan awal dari bank adalah menempati kota-kota metropolitan. Pada metropolitan ini berlokasi kantor-kantor pusat yang menjadi landasan pengendalian kegiatan bank. Sebagai perantara keuangan, keberadaan bank memang sangat tergantung pada kegiatan lainnya. Kemudahan mengadakan kontak dengan kegiatan lain inilah yang menjadi alasan utama mengapa kantor bank banyak berlokasi di metropolitan, karena metropolitan merupakan konsentrasi kegiatan-kegiatan utama. Selain kebutuhan kontak dengan kegiatan lain yang bersifat domestik, bank pada umumnya juga berhubungan dengan bank atau lembaga keuangan lain secara internasional. Dengan berlokasi pada metropolitan, akses kepada pasar luar negeri itu lebih mudah dilakukan. Dalam pandangan struktur internal metropolitannya itu sendiri, lokasi kantor bank mempunyai kecenderungan memusat pada kawasan yang dikenal dengan pusat kota, karena perkembangan kota sampai ke tahap tertentu, struktur kota cenderung memusat. Pola ini dapat dijelaskan dengan menganalogikannya dengan kecenderungan metropolitanisasi. Keberadaan bank pada kawasan pusat kota adalah untuk mendapatkan kemudahan mengadakan kontak langsung dengan kegiatan lain. Keterpusatan dari pusat kota itu dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: aksesibilitas, aliran informasi, kinerja transaksional, pasar tenaga kerja, hiburan dan olahraga tontonan, konsultasi keahlian, pasar uang dan kredit, akses ke perbelanjaan derajat tinggi dan kedekatan dengan fasilitas pendidikan. Faktorfaktor tersebut hanya terdapat di pusat kota, yang menjadikannya memiliki derajat aglomerasi yang paling tinggi. 2. Gejala Kontra-metropolitanisasi dan Suburbanisasi Gejala kontra-metropolitanisasi dan suburbanisasi muncul sebagai akibat adanya pembagian tenaga kerja secara ruang dari kegiatan-kegiatan jasa. Artinya terdapat beberapa bagian dari manajemen perusahaan yang bisa dipisahkan dengan bagian lainnya. Adanya pembagian tenaga kerja secara ruang ini, menurut Moss dan Donau (dalam Setyono, 1992), dimungkinkan karena adanya teknologi

6 19 baru yang sebelumnya belum ada. Karena tidak ada hambatan komunikasi antar bagian dalam sistem manajemen itu, maka bagian-bagian manajemen tersebut tidak perlu lagi berada dalam satu lokasi. Kondisi yang demikian ini menjadi pendorong utama menyebarnya kegiatan perbankan dari kota metropolitan. Hal ini dibarengi pula dengan adanya tuntutan lebih mengembangkan unit usaha yang lebih besar untuk semakin meningkatkan keuntungan. Keluarnya kegiatan perbankan dari pusat kota ke kawasan pinggiran dipengaruhi oleh alasan-alasan yang bersifat ekonomis, seperti tingginya harga lahan di kawasan pusat kota. Telekomunikasi juga merupakan faktor penting karena dengan adanya fasilitas telekomunikasi yang modern, kegiatan bank mampu menjaga kontak dengan kegiatan lainnya meski berlokasi pada kawasan di luar pusat kota (Setyono, 1992). Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membawa dampak ruang yaitu berkurangnya kendala ruang untuk menentukan pilihan-pilihan lokasi. Lebih lanjut, perkembangan tersebut juga mengurangi kebutuhan untuk beraglomerasi. Artinya, pengelompokkan kegiatan-kegiatan ekonomi semakin lama mengalami kecenderungan menurun, telekomunikasi menimbulkan efek penyebaran (dispersal). Kawasan-kawasan pinggiran mengalami pertumbuhan populasi yang lebih cepat dibandingkan dengan kawasan lain dalam wilayah kota (Kutay dalam Setyono, 1992) Pemilihan Lokasi Kantor Bank Penentuan lokasi suatu bank dipengaruhi oleh lingkungan perdagangan terpadu. Sebagai contoh: bank yang berlokasi di bagian kota perdagangan yang ramai dipengaruhi oleh pusat-pusat perbelanjaan. Sedangkan bank yang berlokasi di tempat terpencil, menarik nasabah dengan cara meningkatkan promosi atau mengubah harga. Menetapkan pemasaran terpadu di lokasi dimana barang yang dihasilkan dipengaruhi oleh berbagai faktor terdiri dari barang yang menyenangkan, barang yang berasal dari toko atau pengecer dan barang khusus. Barang yang disukai oleh banyak pelanggan tidak memerlukan terlalu banyak

7 20 usaha untuk menyediakan tempat. Sebaliknya barang-barang yang kurang peminatnya harus lebih banyak untuk memperkenalkannya. Perbankan adalah usaha untuk menyenangkan para nasabahnya. Dengan alasan ini penentuan lokasi bank sangat penting. Sebagai contoh: untuk memudahkan dan menyenangkan nasabah dalam melakukan transaksi yang besar seperti simpanan atau pinjaman pribadi, traveler cheque dan lain-lain mungkin membutuhkan lantai khusus di suatu bank sehingga mudah dicapai oleh nasabah. Kantor cabang dengan penentuan lokasi di daerah perdagangan dimaksud untuk dapat melayani lebih baik para nasabah. Suatu bank harus dapat memperkirakan berbagai golongan deposan. Perkiraan deposan potensial diperoleh dengan berbagai cara. Dana masyarakat diperkirakan dan dianalisa secara teliti dengan pendekatan- pendekatan yang meyakinkan. Jenis-jenis kantor bank ditentukan dari luasnya kegiatan jasa-jasa bank yang ditawarkan dalam suatu cabang bank. Luasnya kegiatan ini tergantung dari kebijakan kantor pusat bank tersebut. Disamping itu besar kecilnya kegiatan cabang bank tersebut tergantung pula dari wilayah operasinya. Jenis- jenis kantor bank yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Kantor Pusat Merupakan kantor dimana semua kegiatan perencanaan sampai kepada pengawasan terdapat di kantor ini. Setiap bank memiliki satu kantor pusat dan kantor pusat tidak melakukan kegiatan operasional sebagaimana kantor bank lainnya. Akan tetapi mengendalikan kebijaksanaan kantor pusat terhadap cabang-cabangnya. Dapat diartikan pula bahwa kegiatan kantor pusat tidak melayani jasa bank kepada masyarakat umum. 2. Kantor Cabang Penuh Merupakan salah satu kantor yang memberikan jasa bank paling lengkap. Dengan kata lain semua kegiatan perbankan ada di kantor cabang penuh dan biasanya kantor cabang penuh membawahi kantor cabang pembantu. 3. Kantor Cabang Pembantu Merupakan kantor cabang yang berada di bawah kantor cabang penuh dimana kegiatan jasa bank yang dilayani hanya sebagian saja. Perubahan

8 21 status dari cabang pembantu ke cabang penuh dimungkinkan apabila cabang pembantu tersebut sudah memenuhi kriteria cabang penuh dari kantor pusat. 4. Kantor Kas Merupakan kantor bank yang paling kecil dimana kegiatannya hanya meliputi teller/kasir saja. Dengan kata lain kantor kas hanya melakukan sebagian kecil dari kegiatan perbankan dan berada di bawah cabang pembantu atau cabang penuh. Untuk lebih jelasnya, hirarki kantor bank bisa dilihat pada Gambar 2.1 di bawah ini. Gambar 2.1 Hirarki Kantor Bank Lokasi optimal kantor bank mempertimbangkan dua kriteria, yaitu: 1. Memaksimalkan akses kepada informasi Yang dimaksud dengan akses informasi adalah kemudahan berhubungan atau mendapatkan informasi dari kegiatan lain yang berada pada kawasan komersial. Faktor akses kepada informasi ini digambarkan dalam faktorfaktor lokasi seperti aglomerasi dengan kegiatan sejenis, tersedianya fasilitas telekomunikasi yang memadai, kedekatan dengan kegiatan industri, dan kedekatan dengan kegiatan perdagangan dan pusat bisnis.

9 22 2. Meminimalkan jarak perjalanan pegawai dan nasabah Konsep jarak perjalanan dalam banyak hal dapat digantikan dengan akses, apalagi dengan semakin majunya fasilitas telekomunikasi dan layananlayanan baru yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Nasabah bisa dibedakan menjadi dua, yaitu nasabah yang merupakan konsumen masyarakat dan nasabah yang menjadi produsen (kegiatan ekonomi lain). Aydan Kutay (dalam Setyono, 1992) Sama halnya seperti kegiatan jasa lain, faktor-faktor dalam menentukan lokasi kantor bank bisa sangat beragam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Setyono pada tahun 1992 yang dilakukan pada 47 bank di Kota Bandung, dihasilkan kesimpulan, lima faktor utama yang mempengaruhi pemilihan lokasi kantor bank, yaitu: 1. Kedekatan dengan kegiatan perdagangan 2. Tersedianya jaringan/ fasilitas telekomunikasi 3. Kedekatan dengan jalan utama 4. Tingkat kompetisi dengan kegiatan sejenis dalam suatu wilayah tertentu 5. Kedekatan dengan kawasan pusat kota Consumers Choice Struktur organisasi, teknologi dan berbagai jenis faktor sosial, ekonomi dan perubahan lokasi mempunyai dampak tersendiri terhadap hubungan konsumen dan penyedia layanan. Perpindahan lokasi dari pusat kota ke daerah pinggiran merupakan salah satu contoh modifikasi ruang dari pelayanan. Individu dan rumah tangga membentuk permintaan yang secara ruang terdiferensiasi untuk barang dan jasa. Dikombinasikan dengan permintaan akan produk tertentu, layanan dan informasi, konsumen juga menuntut adanya aksesibilitas. Aksesibilitas dipertimbangkan sebagai salah satu dari tujuan utama perencanaan perdagangan. Aksesibilitas untuk kebutuhan pelayanan jasa perbankan, bisa diumpamakan dengan aksesibilitas perdagangan eceran, dimana konsumen mendapatkan langsung barang yang dibutuhkan dari produsennya tanpa melalui

10 23 perantara. Aksesibilitas dari suatu lokasi tertentu ditentukan oleh adanya permintaan di sekitar lokasi tersebut. Aksesibilitas tidak harus berdasarkan perjalanan, namun juga bisa berdasarkan ketersediaan teknologi informasi. Aksesibilitas merupakan persyaratan yang sangat penting bagi aktivitas eceran untuk berlokasi, tapi tidak selamanya hal tersebut dapat dipenuhi. Tingkat aksesibilitas bervariasi dari yang buruk sampai dengan tinggi. Karena fasilitas eceran berkompetisi untuk mendapatkan pelanggan, ada premi yang sangat tinggi untuk aksesibilitas. Kasus diatas merupakan kasus dimana akses fisik dibutuhkan (jaringan jalan, parkir, transportasi publik dan trotoar). Pola lokasi fasilitas eceran selalu menyesuaikan diri dengan pertimbangan aksesibilitas. Ketika layanan elektronis mulai dikembangkan, aksesibilitas mempunyai dua makna. Aksesibilitas yang pertama adalah akses fisik, kemampuan konsumen untuk mengakses fasilitas eceran tersebut. Aksesibilitas yang kedua adalah akses berdasarkan teknologi informasi, yaitu akses pelanggan pada infrastruktur telekomunikasi baik jaringan telepon maupun internet. Trend yang terjadi saat ini dan cukup menarik perhatian adalah penggunaan teknologi dalam melakukan perdagangan. Hal ini melibatkan beberapa perubahan dari format tradisional menjadi mode perdagangan secara elektronis. Penggunaan teknologi ini juga terjadi dalam layanan jasa perbankan, layanan jasa perbankan bisa diakses dengan mendatangi kantor bank atau menggunakan fasilitas electronic banking. Bagaimanapun juga, ketika memanfaatkan pelayanan dengan menggunakan sarana elektronis dibandingkan dengan cara tradisional, pada banyak kasus tetap ada cara pelayanan yang lebih disukai (Mindali, 2007). 2.2 Kajian Konseptual TIK dalam Konteks Aktivitas Ruang Perkotaan Untuk memahami penelitian ini, perlu diketahui beberapa pengertian dasar serta studi-studi yang mendasari penelitian ini. Pada bagian ini akan dijelaskan pengertian dasar teknologi informasi dan komunikasi, layanan jasa dan produk perbankan serta pengertian electronic banking. Selain itu juga akan diulas bagaimana teknologi informasi dan komunikasi akan mengubah perkotaan serta

11 24 beberapa argumen dari jurnal ilmiah yang membahas dampak teknologi informasi dan komunikasi terhadap urban form Definisi Teknologi Informasi dan Komunikasi, Layanan Jasa dan Electronic Banking Istilah lain dari Teknologi Informasi dan Komunikasi yang sering digunakan antara lain ICT (Information Communication Technology) dan IT (Information Technology). IT dipakai untuk menghindari kerancuan dengan singkatan TI (Teknologi Informasi) yang lebih dikenal sebagai Teknologi Industri. Istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi ini kemudian diidentikkan dengan istilah telematik ICT (Information and Communication Technology) atau TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) Information Technology, sebagaimana didefinisikan Information Technology Association of America (ITAA) adalah: "studi, desain, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen dari sistem komputer yang berbasis informasi, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat keras komputer." Secara ringkas, IT berhubungan dengan penggunaan komputer, perangkat lunak komputer untuk mengubah, menyimpan, menjaga, memproses, mentransmisi dan mendapatkan kembali informasi secara aman. Dalam definisi ini, istilah informasi umumnya bisa digantikan dengan istilah data tanpa kehilangan makna. Baru-baru ini, telah menjadi suatu hal yang populer untuk memperluas istilah tersebut dengan secara eksplisit memasukkan bidang komunikasi elektronis sehingga masyarakat saat ini umumnya menggunakan singkatan ICT (Information and Communication Technology). ICT (information and communication technology) adalah istilah payung yang meliputi berbagai macam aplikasi dan peralatan komunikasi. Mencakup: radio, televisi, telepon selular, komputer, sistem satelit dan sebagainya. Selain itu, berbagai macam layanan dan aplikasi juga dikaitkan dengan TIK seperti videoconferencing dan distance learning. ICT seringkali dibicarakan dalam

12 25 konteks tertentu seperti ICT dalam pendidikan, pelayanan kesehatan maupun perpustakaan. Istilah Information Technology muncul kira-kira pada tahun 1970an. Konsep dasar dari istilah ini bahkan bisa dilacak lebih jauh lagi. Pada abad ke 20, aliansi antara militer dan berbagai macam industri telah muncul dalam pengembangan elektronis, komputer dan teori informasi. Menurut komisi Eropa, pentingnya TIK adalah bukan pada teknologinya tetapi lebih kepada bagaimana teknologi tersebut bisa menciptakan akses yang lebih besar pada informasi dan komunikasi bagi populasi tertinggal. Dalam dunia bisnis, TIK umumnya dikategorikan menjadi 2 tipe produk: (1) Teknologi berbasis Komputer (hal-hal yang bisa dilakukan pada personal computer atau menggunakan komputer di rumah dan tempat kerja); dan (2) Teknologi Komunikasi Digital (yang membuat masyarakat dan organisasi bisa berbagi komunikasi secara digital) Melihat luasnya pengertian teknologi informasi dan komunikasi, serta beragamnya produk teknologi informasi dan komunikasi perlu dibatasi jenis teknologi informasi dan komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini. Sehingga arah penelitian ini bisa lebih jelas. Teknologi informasi dan komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah teknologi telepon seluler dan teknologi jaringan yang terkait dengan electronic banking. Ponsel sebagai sarana m-banking dan internet sebagai sarana online banking Layanan Jasa dan Produk Perbankan Pengertian dari layanan jasa adalah pelaksanaan suatu pekerjaan yang dengan suatu cara menguntungkan orang lain. Layanan jasa merupakan cabang dari pekerjaan umum yang secara kolektif umumnya dikaitkan dengan layanan masyarakat. Merupakan suatu tindakan dengan maksud menyediakan beberapa tuntutan umum dari industri maupun rumah tangga seperti air, listrik maupun gas. Jasa merupakan hasil dari suatu pekerjaan yang tidak menghasilkan komoditas nyata. Dalam konteks pekerjaan legal, jasa adalah suatu tindakan pelaksanaan proses (Daniels, 1982).

13 26 Yang dimaksud dengan produk perbankan adalah instrumen atau perangkat yang dibeli dan dijual oleh bank. Produk yang dibeli oleh bank sangat banyak jumlahnya, karena bank dapat menciptakan berbagai jenis produk sesuai dengan keinginan nasabah. Di Indonesia, produk yang dibeli oleh bank antara lain adalah simpanan giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabanas, taska dan tapelram, wesel, setoran ongkos naik haji, simpana terbuka dan tertutup, travelers cheque, valuta asing, dan lain-lain. Produk yang dijual oleh bank pun beraneka ragam. Bank dapat menciptakan produk sesuai dengan kebutuhan nasabah. Adapun produk yang dijual antara lain, Kredit perdagangan besar, menengah dan kecil, kredit berjangka pendek, menengah dan panjang, kredit industri, pertanian, perkapalan dan lainlain, kredit investasi kecil (KIK) atau kredit modal kerja permanen (KMKP), L/C dalam dan luar negeri, efek-efek, dan lain-lain. Produk atau disebut servis/ jasa yang diberikan oleh bank juga berbagai jenis, antara lain, surat jaminan bank, kiriman uang atau wesel dalam dan luar negeri, safe loket, inkasso/menagih/collection, penerangan perdagangan di dalam dan luar negeri serta berbagai servis/ jasa lainnya Electronic Banking Electronic Banking adalah istilah yang mencakup proses dimana nasabah bisa melakukan transaksi perbankan secara elektronis tanpa harus mengunjungi bank. Istilah ini mengacu pada pada bentuk-bentuk lain dari Electronic Banking: personal computer (PC) banking, Internet banking, virtual banking, online banking, home banking, remote electronic banking, and phone banking. PC banking dan Internet atau online banking adalah layanan yang paling sering digunakan. Electronic banking menggunakan cara elektronis untuk mentransfer dana secara langsung dari satu akun ke akun lainnya. Beberapa electronic banking adalah ATM, deposit langsung dan layanan pengambilan, pembayaran melalui telepon, Web banking atau layanan PC banking, bahkan layanan perbankan dari telpon selular.

14 27 PC Banking adalah salah satu bentuk dari online banking yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi bank dari PC melalui modem. Pada layanan ini, umumnya bank menawarkan program finansial yang memungkinkan nasabah melakukan transaksi keuangan dari komputer rumahnya. Nasabah kemudian terhubung dengan bank tersebut melalui modemnya, mengunduh data dan menjalankan program yang ada di komputer nasabah. Saat ini banyak bank pada negara maju yang menawarkan sistem PC Banking yang memungkinkan nasabah memperoleh account balances, status kartu kredit, membayar tagihan dan mentransfer dana antar akun. Internet Banking atau yang seringkali disebut online banking adalah pengembangan dari PC Banking. Internet Banking menggunakan internet sebagai sarana penyampaian aktivitas perbankan, contohnya adalah mentransfer dana, membayar tagihan, memeriksa saldo, membayar cicilan dan membeli sertifikat atau melakukan deposit. Pengguna Internet Banking mengakses akunnya dari browser piranti lunak yang menjalankan program Internet banking yang ada pada server bank TIK dan Perubahan Kota Terdapat beberapa pendekatan dalam menginterpretasi perubahan yang terjadi di perkotaan, terutama yang disebabkan oleh teknologi. Perubahan dalam sikap dan perilaku manusia tidak langsung disebabkan oleh kemajuan teknologi itu sendiri, melainkan dari bagaimana manusia harus bersikap ketika menggunakan dan memanfaatkannya. Pada akhirnya perubahan yang terjadi pada manusia secara tidak langsung akan berdampak pada kota. Dampak yang ditimbulkan oleh teknologi tidak dapat dilihat langsung melalui kasat mata melainkan harus melalui serangkaian proses yang merubah pola perilaku secara bertahap. Seperti yang diungkapkan oleh Stephen Graham (1996) dalam pendekatan di bawah ini.

15 28 Gambar 2.2 Pendekatan Untuk Mengetahui Hubungan Antara Perubahan Kota dengan Teknologi Telematik Penggunaan dan pemanfaatan teknologi telematik Perubahan sosial politik oleh individu dan organisasi Efeknya terhadap kota Sumber : Stephen Graham dan Simon Marvins, 1996 Menurut Floeting (1999), sejauh mana kecenderungan tersebut berimplikasi terhadap perkembangan suatu kota bervariasi tergantung pada sejauh mana pemakaian teknologi telematik di kota itu sendiri. Nijkamp (1985) mengungkapkan bahwa perubahan yang terjadi pada komponen dalam sistem perkotaan disebabkan oleh teknologi informasi yang semakin maju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 2.3 dibawah ini. Gambar 2.3 Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap Komponen Sistem Perkotaan Teknologi Informasi Perencanaan Perumahan Perencanaan Guna Lahan Perencanaan Ekonomi dan Industri Perencanaan bagi Tenaga Kerja RUMAH TANGGA Pola Pergerakan AKTIVITAS PRODUKSI Perencanaan Infrastruktur Perencanaan Sumber Daya dan Lingkungan Sumber : Peter Nijkamp, 1985

16 29 Seluruh komponen sistem perkotaan semuanya memiliki keterkaitan dengan kemajuan teknologi informasi. Hanya sebagian dari komponen yang mendapatkan sedikit pengaruh dari teknologi informasi, tetapi sebagian komponen lainnya mempunyai tingkat korelasi yang kuat dengan teknologi informasi. Ketika teknologi informasi berubah menjadi modern maka terdapat beberapa komponen sistem perkotaan juga turut mengalami perubahan (Nijkamp, 1985). Penyederhanaan konsep bahwa teknologi, terutama teknologi informasi dapat langsung berdampak terhadap aktivitas manusia harus dihindari. Bagaimana teknologi tersebut digunakan dan untuk suatu tujuan tertentu adalah satu hal yang penting. Proses penggunaan teknologi informasi akan berubah secara perlahan-lahan tergantung dari intensitas dan jenis pemakaian. Menurut Wigan (dalam Karlsson, 2004:5) dampak pengembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap ruang akan tergantung pada faktorfaktor sebagai berikut: Tersedianya infrastruktur untuk koneksi elekronis Tingkat pelayanan yang disediakan, misalnya kecepatan dan kuantitas transmisi informasi ( bandwidth) Tingkat penggunaan teknologi informasi dan komunikasi Kecepatan pengembangan tipe layanan baru yang disediakan oleh jaringan elektronis Secara umum, ada tiga tipe perubahan yang akan diakibatkan teknologi informasi dan komunikasi terhadap ruang: Dampak terhadap mobilitas orang dan barang Dampak terhadap lokasi rumah tangga dan perusahaan Dampak terhadap produktivitas perusahaan terkait dengan perbedaan difusi spasial teknologi informasi dan komunikasi dan pada penggunaan TIK Untuk kasus efek teknologi informasi dan komunikasi terhadap mobilitas orang dan barang, yang jadi pertanyaan utama adalah apakah mobilitas tersebut akan disubstitusi atau justru akan didominasi oleh efek

17 30 komplementaritas. Dalam jangka panjang, teknologi informasi dan komunikasi diharapkan mempengaruhi perilaku lokasi rumah tangga dan perusahaan. Namun masih belum jelas ke arah mana teknologi akan mempengaruhi perilaku lokasi rumah tangga dan perusahaan. Yang jelas, pola konsentrasi dan konvergensi industri akan terpengaruh. Salah satu implikasi penting dari persebaran teknologi informasi dan komunikasi adalah persebaran teknologi tersebut memungkinkan adanya transfer informasi yang sangat cepat dan terus-menerus antara lokasi yang berbeda. Hal ini secara tidak langsung menyatakan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan pengalokasian proses produksi pada daerah yang meminimasi biaya untuk level kualitas yang sama (Karlsson, 2004: 5) ICT, Pengaruhnya terhadap Perdagangan dan Perusahaan Menurut Cairncross (1997) perubahan yang terjadi dalam komunikasi elektronis akan mentransformasi ekonomi dunia, politik dan masyarakat. Perubahan tersebut pertama-tama akan mentransformasi perusahaan-perusahaan. Perubahan dalam teknologi informasi dan komunikasi akan mengubah cara bagaimana perusahaan menjangkau pelanggannya, mempengaruhi iklan, belanja, distribusi dsb. Perubahan TIK akan menciptakan bisnis baru dan akan mengubah cara bagi perusahaan berkomunikasi antara satu sama lain dan berinteraksi dengan staffnya. Perusahaan akan menjadi pihak yang pertama kali terpengaruh karena mereka adalah pihak yang paling siap dalam urusan perlengkapan. Koneksi di lingkungan bisnis secara umum mempunyai kualitas lebih baik dibanding dengan yang ada di rumah-rumah. Karena bisnis umumnya berkelompok dalam sebuah distrik, sehingga koneksi mereka bisa ditingkatkan dengan relatif murah dan karena bisnis menggunakan komunikasi secara lebih sehingga mereka bersedia membayar lebih. Difusi teknologi informasi dan komunikasi yang sangat cepat telah menyebabkan perubahan penting dalam cara dan lokasi produksi barang dan jasa juga dalam cara barang dan jasa tersebut disalurkan kepada pasar dan didistribusikan pada pelanggan (Karlsson, 2004).

18 31 Perubahan dalam komunikasi berpaduan dengan tren baru dalam dunia usaha dan akan memperkuat dunia usaha. Salah satu faktornya adalah globalisasi dengan perdagangan dunia dan akun investasi yang pembagian sahamnya terus meningkat. Yang lainnya adalah pasar ide yang sangat besar. Secara terus menerus, kreativitas dan kemampuan untuk memproses informasi akan menjadi kunci dari kesuksesan. Kemahiran dalam menggunakan komunikasi jelas akan menjadi sangat penting, bahkan mungkin menjadi yang terpenting dalam kepentingan kompetitif bisnis. Kemahiran tersebut akan menawarkan kesempatan untuk menciptakan model bisnis baru dan menemukan cara yang benar-benar berbeda dalam melakukan berbagai hal. Hal tersebut akan menciptakan kesempatan untuk membangun hubungan baru dengan pelanggan yang sudah ada dan membuka jalan pada pasar yang sebelumnya sulit untuk dijangkau. Inovasi yang dilakukan oleh perusahaan antara lain adalah mentransformasi iklan, perniagaan, struktur perusahaan, hubungan dengan pekerja dan ukuran perusahaan.

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian ini, akan dibahas temuan dan kesimpulan studi yang didapat berdasarkan hasil analisis yang telah dibahas pada bab sebelumnya. Temuan studi ini merupakan dasar

Lebih terperinci

BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG

BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG BAB 4 IDENTIFIKASI KARAKTERISTIK LAYANAN JASA PERBANKAN DI KOTA BANDUNG Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi diduga akan mengakibatkan perubahan bagi layanan jasa, perubahan layanan ini diduga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan latar belakang mengapa studi ini dilakukan serta rumusan dan pertanyaan penelitian yang penting untuk dijawab. Bab ini juga menguraikan tujuan dan sasaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang

BAB I PENDAHULUAN. kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kemampuan sumber daya manusia yang sangat inovatif dan kreatif memicu kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan akselerasi yang tinggi. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin kompetitif di pasar domestik maupun pasar internasional.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin kompetitif di pasar domestik maupun pasar internasional. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan perbankan dalam situasi bisnis di pasar saat ini berubah dengan cepat. Kondisi tersebut berhadapan pula dengan sistem pasar global dengan tingkat persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN BAB II LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Internet Internet adalah kumpulan jaringan komputer yang saling berhubungan dan memiliki infrastruktur yang sangat unik, yang bisa menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Secara Umum Pada subab ini menjelaskan pengertian bank secara umum, jenis-jenis bank. Teori-teori yang ada di landasan teori ini mendukung dengan judul penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif.

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan dan diinvestasikan ke sektor-sektor ekonomi yang produktif. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi membantu kelancaran sistem pembayaran dan juga sebagai lembaga atau sarana dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan. Hal ini semakin terlihat persaingan baik dari segi kualitas dan promosi jasa

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /POJK.03/2016 TENTANG KEGIATAN USAHA DAN WILAYAH JARINGAN KANTOR BANK PERKREDITAN RAKYAT BERDASARKAN MODAL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pelanggan pada kondisi pasar yang kompetitif merupakan faktor penting, salah satunya adalah kepuasan pelanggan yang merupakan isu utama dari bisnis pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Saluran Distribusi Pada perekonomian sekarang ini, sebagian besar produsen tidak langsung menjual barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit dan produk produk lainnya dalam rangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam memajukan perekonomian negara, perbankan mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini karena bank mempunyai fungsi utama untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bank Pengertian bank menurut Hasibuan (2005:2) adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam bentuk aset keuangan (financial assets) serta bermotifkan profit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut Adi (2006:6) adalah suatu analisis, perencana, pelaksanaan serta kontrol program-program yang telah direncanakan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE PEDOMAN dalam E-COMMERCE Nurrachman 10.12.4349 ECOMMERCE-03 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur Alhamdulillah karya syarat untuk menjadi ecommerce

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk. mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori UKM Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha

Lebih terperinci

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Pengguna Internet Indonesia BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.1. Globalisasi dan Kemajuan Teknologi Pada era globalisasi saat ini transaksi barang dan jasa bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Mobilitas masyarakat

Lebih terperinci

BAB I Lembaga Keuangan

BAB I Lembaga Keuangan BAB I Lembaga Keuangan Sejak dahulu kegiatan perekonomian telah berjalan, bahkan sebelum ditemukannya sebuah alat ukur, alat tukar. Perekonomian tradisional dilakukan dengan sistem barter, yaitu sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Sektor Informal Konsep sektor informal berawal dari prakarsa seorang ahli antropolog asal Inggris yaitu Keith Hart, melalui studinya setelah mengamati

Lebih terperinci

Bab 10 Pasar Keuangan

Bab 10 Pasar Keuangan D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 133 Bab 10 Pasar Keuangan Mahasiswa diharapkan dapat memahami mengenai pasar keuangan, tujuan pasar keuangan, lembaga keuangan. D alam dunia bisnis terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pemasaran dan edukasi pelayanan jasa perbankan berawal dari

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung. Pemasaran dan edukasi pelayanan jasa perbankan berawal dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat kita dari dulu mempunyai kebiasaan melakukan tanda tangan dalam hal bertransaksi di perbankan. Sebagian besar produk dan proses pelayanan jasa perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saat ini semakin pesat dan semakin tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Salah satu perkembangan pesat

Lebih terperinci

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA.

JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Nama : Sapto N. Setiawan Jurusan : 42SIB JURNAL 1 : POTENSI ADOPSI STRATEGI E-COMMERCE UNTUK DI LIBYA. Penerapan electronic commerce (e-commerce) telah menjadikan hubungan bisnis yang sehat antara produsen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era globalisasi, para pelaku bisnis di dunia dihadapkan pada perubahan lingkungan yang serba cepat dan dinamis. Organisasi membutuhkan teknologi informasi agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga

BAB I PENDAHULUAN. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Permasalahaan yang dihadapi ekonomi dunia dewasa ini semakin pelik. Melambatnya pertumbuhan ekonomi global sebagai dampak peningkatan harga komoditas dunia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu produk inovasi teknologi telekomunikasi adalah internet (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer. Internet adalah seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan sistem berbasis teknologi khususnya yang berkaitan dengan internet berpengaruh terhadap perusahaan termasuk perbankan untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun 17 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini banyak muncul industri-industri yang menawarkan serta memasarkan sarana jasa pengiriman. Bisnis jasa pengiriman di dalam negeri beberapa tahun terakhir

Lebih terperinci

12/Handaru Arya Pradana/Peranan TIK Dalam Bidang Bisnis/IT 1B D4 16/Khairunnisa/Peranan TIK Dalam Bidang Bisnis/IT 1B D4 23/Rizka Nurmila/Peranan TIK

12/Handaru Arya Pradana/Peranan TIK Dalam Bidang Bisnis/IT 1B D4 16/Khairunnisa/Peranan TIK Dalam Bidang Bisnis/IT 1B D4 23/Rizka Nurmila/Peranan TIK 12/Handaru Arya Pradana/Peranan TIK Dalam Bidang Bisnis/IT 1B D4 16/Khairunnisa/Peranan TIK Dalam Bidang Bisnis/IT 1B D4 23/Rizka Nurmila/Peranan TIK Dalam Bidang Bisnis/IT 1B D4 TEKNIK ELEKTRO PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pengertian Bank berdasarkan pasal 1 UU No.10 tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa: Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam

Lebih terperinci

ANDRI HELMI M, SE., MM

ANDRI HELMI M, SE., MM ANDRI HELMI M, SE., MM A. PENGERTIAN DAN PENTINGNYA PEMASARAN Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran. Bank merupakan industri

Lebih terperinci

BAB VI RINGKASAN TEMUAN, KONTRIBUSI TEORITIK, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN

BAB VI RINGKASAN TEMUAN, KONTRIBUSI TEORITIK, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN BAB VI RINGKASAN TEMUAN, KONTRIBUSI TEORITIK, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN PENELITIAN LANJUTAN Bab ini berisi ringkasan hasil temuan penelitian, kontribusi penelitiam terhadap perkembangan teori, implikasi

Lebih terperinci

POLA SPASIAL DISTRIBUSI MINIMARKET DI KOTA KOTA KECIL

POLA SPASIAL DISTRIBUSI MINIMARKET DI KOTA KOTA KECIL POLA SPASIAL DISTRIBUSI MINIMARKET DI KOTA KOTA KECIL TUGAS INDIVIDU Oleh: MUHAMMAD HANIF IMAADUDDIN (3613100050) JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1. GIRO Giro adalah simpanan dari pihak ketiga yang penarikannya dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, surat perintah pembayaran lainnya atau dengan pemindah bukuan. Sedangkan menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN LITERATUR

BAB 2 KAJIAN LITERATUR BAB 2 KAJIAN LITERATUR Bab ini berisikan tentang teori yang terkait dengan pembahasan studi yakni teori mengenai perencanaan pengembangan wilayah, teori keterkaitan antar industri, dan teori pemilihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi adalah munculnya internet. Walaupun internet tidak dapat dikatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan hal yang tidak terlepaskan dari kehidupan manusia sehari-hari, baik dalam pekerjaan, sekolah maupun untuk sekedar hiburan. Teknologi berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sejalan dengan perkembangan di bidang teknologi informasi dan komunikasi, jasa pelayanan transaksi perbankan juga berkembang pesat. Guna meningkatkan pelayanan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi

BAB I PENDAHULUAN. Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Telepon seluler saat ini telah menjadi alat komunikasi serta informasi yang memiliki peran sangat penting dalam kehidupan masyarakat dan telah berkembang sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Pemasaran Setiap perusahaan didirikan pasti erat dengan pemasaran. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan laba adalah sangat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemasaran 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran ( Marketing ) merupakan suatu rangkaian proses kegiatan yang tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. hardware (perangkat keras) dan sofware (perangkat lunak) yang digunakan oleh

BAB II KERANGKA TEORITIS. hardware (perangkat keras) dan sofware (perangkat lunak) yang digunakan oleh BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Teknologi Informasi 2.1.1 Pengertian Teknologi Informasi Menurut Laudon dan Laudon (2004), teknologi informasi adalah suatu hardware (perangkat keras) dan sofware (perangkat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Pada perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatanya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan hubungan antar perusahaan dan pelanggan secara permanen. Untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mampu secara profesional meretensi pelanggannya.

Lebih terperinci

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL

ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL ANALISIS PELUANG INTERNASIONAL SELEKSI PASAR DAN LOKASI BISNIS INTERNASIONAL Terdapat dua tujuan penting, konsentrasi para manajer dalam proses penyeleksian pasar dan lokasi, yaitu: - Menjaga biaya-biaya

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT DELANGGU RAYA KABUPATEN KLATEN

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT DELANGGU RAYA KABUPATEN KLATEN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JUMLAH TABUNGAN MASYARAKAT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT BADAN KREDIT DELANGGU RAYA KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kita telah menghadapi suatu era dimana keberhasilan strategi pemasaran suatu perusahaan tergantung keberhasilan mereka dalam menarik minat konsumen apakah melalui

Lebih terperinci

E-COMMERCE. Karya Ilmiah

E-COMMERCE. Karya Ilmiah E-COMMERCE Karya Ilmiah Disusun Oleh : Nama : Agus Suryanto NIM : 09.12.4035 Kelas : S1-SI-4G PENGENALAN E-COMMERCE PENDAHULUAN Walaupun istilah Electronic Commerce baru beberapa tahun terakhir mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Globalisasi menuntut kebutuhan akan arus informasi dan pengetahuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi merupakan suatu era keterkaitan dan ketergantungan antara satu manusia dengan manusia lainnya, baik dalam hal perdagangan, investasi, perjalanan, budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha, perusahaan tidak saja beroperasi di lingkungan. perusahaan, yaitu adanya cabang, agen, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha, perusahaan tidak saja beroperasi di lingkungan. perusahaan, yaitu adanya cabang, agen, dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan usaha, perusahaan tidak saja beroperasi di lingkungan daerahnya, tetapi bisa juga beroperasi dalam jangkauan daerah yang lebih luas, perkembangan

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47 amanitanovi@uny.ac.id Makalah ini akan membahas tentang aktivitas-aktivitas dan produk-produk bank konvensional atau umum. Pertama akan dibahas mengenai aktivitas bank dan akan dilanjutkan dengan mengulas

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE.MM BAB III KEGIATAN PERBANKAN 1. KEGIATAN PERBANKAN 2. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SUKU BUNGA 3. KOMPONEN DALAM MENENTUKAN BUNGA KREDIT 4. FUNGSI BANK SECARA SPESIFIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi

BAB II LANDASAN TEORI. sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Perkembangan perekonomian saat ini bank banyak dikenal oleh masyarakat sebagai lembaga keuangan yang kegiatan nya tidak terlepas dari transaksi keuangan. Sebagian

Lebih terperinci

Our Mobile Planet: Indonesia

Our Mobile Planet: Indonesia Our Mobile Planet: Indonesia Memahami Konsumen Seluler Mei 2013 Rahasia dan Milik Google 1 Ringkasan Eksekutif Ponsel cerdas telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Penetrasi ponsel

Lebih terperinci

Strategi Distribusi A. Pengertian Dan Arti Penting Saluran Distribusi

Strategi Distribusi A. Pengertian Dan Arti Penting Saluran Distribusi Strategi Distribusi A. Pengertian Dan Arti Penting Saluran Distribusi Keputusan mengenai saluran distribusi dalam pemasaran adalah merupakan salah satu keputusan yang paling kritis yang dihadapi manajemen.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk memuaskan kebutuhan konsumen atau pelanggannya akan barang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih di era modern saat ini, membuat sebagian orang dituntut untuk mampu dan paham mengenai perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi

BAB I PENDAHULUAN. oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peran teknologi penting dalam meningkatkan kualitas layanan yang diberikan oleh bisnis. Salah satu teknologi yang benar-benar membawa revolusi informasi di masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses

BAB I PENDAHULUAN. sebagai peluang untuk berkomunikasi dengan pelanggannya. pemasaran yang mempunyai peranan sangat besar dalam memfasilitasi proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telepon gengam (ponsel/telepon seluler) telah berkembang menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi berbagai kalangan, baik tua maupun muda. Bagi sebagian orang, kehadiran

Lebih terperinci

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd

Pemasaran Pada Perusahaan Kecil. Oleh Sukanti, M.Pd Pemasaran Pada Perusahaan Kecil Oleh Sukanti, M.Pd A. Pendahuluan Pengusaha kecil pada umumnya menghadapi masalah kurangnya keahlian dalam bidang pemasaran dan kelemahan dalam bidang organisasi dan manajemen,

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Modal. BPR. Jaringan Kantor. Kegiatan Usaha. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5849) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom

E-Commerce. Ade Sarah H., M. Kom E-Commerce Ade Sarah H., M. Kom Teknologi informasi melahirkan internet. Perkembangan pemakaian internet yang sangat pesat, salah satunya menghasilkan sebuah model perdagangan elektronik yang disebut Electronic

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang

BAB I PENDAHULUAN. sistematika penelitian yang akan menggambarkan beberapa informasi awal tentang BAB I PENDAHULUAN Bab ini merupakan bab pendahuluan yang akan memaparkan tentang latar belakang penulisan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penelitian yang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat oleh banyaknya produsen yang terlibat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang semakin ketat oleh banyaknya produsen yang terlibat dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan yang semakin ketat oleh banyaknya produsen yang terlibat dalam pemenuhan dan keinginan konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan

Lebih terperinci

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND

PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND PROTOKOL UNTUK MELAKSANAKAN PAKET KOMITMEN KELIMA BIDANG JASA KEUANGAN DALAM PERSETUJUAN KERANGKA KERJA ASEAN DI BIDANG JASA THAILAND JADWAL KOMITMEN SPESIFIK JADWAL KOMITMEN HORISONTAL DALAM AFAS I. KOMITMEN

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih

BAB III LANDASAN TEORI. Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Konsep Dasar E-Commerce Electronic Commerce (e-commerce) adalah proses pembelian, penjualan atau pertukaran produk, jasa dan informasi melalui jaringan komputer. e- Commerce

Lebih terperinci

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih

PRODUK-PRODUK BANK. Disusun Oleh : Tyas Krisnawati Anita Satriana Dewi Dina Martiningsih PRODUK-PRODUK BANK Disusun Oleh : Tyas Krisnawati 05412144020 Anita Satriana Dewi 05412144021 Dina Martiningsih 05412144022 Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan dengan syarat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada era globalisasi, pertumbuhan internet sangat berkembang dengan pesat, karena didorong semakin baiknya kemudahan dalam penggunaan internet, biaya akses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank.

BAB I PENDAHULUAN. yang kian dinamis, maka timbul tujuan-tujuan lain orang menggunakan jasa bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada awalnya orang menggunakan jasa bank dengan alasan agar uang yang disimpannya aman, namun seiring dengan perkembangan dunia perbankan dan jaman yang

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE

KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE KARYA ILMIAH E-COMMERCE MANFAAT DAN KELEMAHAN E-COMMERCE NAMA : Teguh laksana NIM : 10.12.4883 KELAS : S1-SI-07 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 / 2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Sales Promotion merupakan suatu bujukan langsung yang menawarkan insentif atau nilai lebih untuk suatu produk pada sales force, distributor atau konsumen langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang semakin maju membuat setiap perusahaan harus mampu untuk melakukan penyesuaian terhadap perkembangan

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi

Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Gambaran Umum Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 1 Apakah Sistem Informasi Itu? Sistem Informasi dapat dibedakan menjadi 2, sistem informasi manual dan sistem informasi berbasis komputer (CBIS) CBIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan

BAB II LANDASAN TEORI. Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Kasmir (2008), mendefinisikan bank sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah. Kontribusi ini dapat dilihat melalui konsumen yang

BAB I PENDAHULUAN. maupun pemerintah. Kontribusi ini dapat dilihat melalui konsumen yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, telekomunikasi, seperti website melalui internet atau teknologi lain yang terkait, telah mampu merubah cara serta arah proses

Lebih terperinci

PENGENALAN E-COMMERCE

PENGENALAN E-COMMERCE PENGENALAN E-COMMERCE 1.1 PENDAHULUAN Walaupun istilah Electronic Commerce baru beberapa tahun terakhir mendapat perhatian, sebenarnya Electronic Commerce telah ada dalam berbagai bentuk selama lebih dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cara maupun arah proses transaksi finansial. Pengguna internet telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. cara maupun arah proses transaksi finansial. Pengguna internet telah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi, dan telekomunikasi, seperti website melalui internet atau teknologi lain yang terkait, telah mampu mengubah cara maupun arah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dengan melihat karakteristik Kabupaten Garut bagian selatan dapat dilihat bagaimana sifat ketertinggalan memang melekat pada wilayah ini. Wilayah Garut bagian selatan sesuai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecenderungan nasabah untuk melihat sebuah bank sebagai financial supermarket BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan inovasi produk dan jasa perbankan dalam satu dekade terakhir ini memperlihatkan kemajuan yang sangat pesat. Produk dan jasa yang ditawarkan oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pembayaran dalam transaksi ekonomi mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH E-COMMERCE Manfaat dan Kelemahan E-Commerce Serta Solusinya. Nama : Arbiyan Tezar Kumbara Nim : Kelas 10 S1-SI 01

KARYA ILMIAH E-COMMERCE Manfaat dan Kelemahan E-Commerce Serta Solusinya. Nama : Arbiyan Tezar Kumbara Nim : Kelas 10 S1-SI 01 KARYA ILMIAH E-COMMERCE Manfaat dan Kelemahan E-Commerce Serta Solusinya Nama : Arbiyan Tezar Kumbara Nim : 10.12.4406 Kelas 10 S1-SI 01 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 Manfaat serta Kelemahan E-Commerce

Lebih terperinci

BAB I INTRODUKSI. pembayaran mikro, kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan smartphone

BAB I INTRODUKSI. pembayaran mikro, kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan smartphone BAB I INTRODUKSI 1.1 Latar Belakang Instrumen pembayaran non tunai berupa uang elektronik, menjadi alat pembayaran alternatif yang aman dan dapat digunakan untuk transaksi pembayaran mikro, kapan saja

Lebih terperinci

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS 1 SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS PENILAIAN SUATU BISNIS Mengingat nilai suatu proyek ditentukan dengan mengestimasi present value perkiraan arus kasnya di masa mendatang. Sebuah perusahaan yang menilai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 20 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Definisi Bank Bank pada dasarnya dikenal dan diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatannya adalah menghimpun dana dari masyarakat baik dalam bentuk giro, tabungan maupun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. ilmu tersendiri yang mempunyai manfaat yang besar dan berarti dalam proses BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pembangunan Pertanian Dalam memacu pertumbuhan ekonomi sektor pertanian disebutkan sebagai prasyarat bagi pengembangan dan pertumbuhan

Lebih terperinci

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan

Usulan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Pasal Ayat Batang Tubuh Penjelasan BAB I KETENTUAN UMUM 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1 Bank Perkreditan Rakyat yang selanjutnya disingkat BPR adalah Bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet

BAB I PENDAHULUAN. Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Zaman modern seperti ini masyarakat mulai membutuhkan internet, internet adalah jaringan komputer yang terhubung secara internasional dan tersebar diseluruh dunia.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BUDI LUHUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SISTEM INFORMASI, ORGANISASI DAN STRATEGI 1 ORGANISASI DAN SISTEM INFORMASI Sistem Informasi dan Organisasi mempengaruhi satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. NIlai, Biaya dan Kepuasan 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan adanya kegiatan pemasaran akan menimbulkan penawaran produk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang Kegiatan pemasaran tidak bisa terlepas dari aktifitas bisnis yang bertujuan pada pencapaian profit. Fokus utama kegiatan pemasaran adalah mengidentifikasikan peluang

Lebih terperinci

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No.7/24/DPNP tanggal 18 Juli 2005 PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH PETUNJUK PENGISIAN LAPORAN PENANGANAN DAN PENYELESAIAN PENGADUAN NASABAH Umum Laporan Penanganan dan Penyelesaian Pengaduan Nasabah bagian I s.d. bagian III diisi dengan kuantitas Pengaduan, yaitu frekuensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun wilayahnya sebagai daerah wisata hingga mampu meningkatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu daya tarik bagi setiap negara maupun daerahnya masing-masing. Pariwisata adalah industri jasa yang menanggani mulai dari transportasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara elektronik (e-commerce) yang sangat populer dikalangan penggunanya.

BAB I PENDAHULUAN. secara elektronik (e-commerce) yang sangat populer dikalangan penggunanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi ternyata berdampak luas terhadap berbagai aspek. Tidak terkecuali perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Internet sudah menjadi salah

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah. perkembangan lingkungan perekonomian yang semakin dinamis dan global II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Usaha Kecil, mikro dan Menengah Untuk mengatur agar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Indonesia agar memperoleh jaminan kepastian dan keadilan usaha dan untuk menghadapi

Lebih terperinci

E-COMMERCE DAN STANDAR-STANDAR DALAM E-COMMERCE

E-COMMERCE DAN STANDAR-STANDAR DALAM E-COMMERCE MAKALAH E-COMMERCE DAN STANDAR-STANDAR DALAM E-COMMERCE Dosen: M. Suyanto, Prof. Dr, M.M. Disusun oleh : Santoso Budi Utomo (09.12.4163) JURUSAN SISTEM INFORMASI STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci