BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN"

Transkripsi

1 BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN Isu utama pembangunan wilayah saat ini adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut penyusunan perencanaan pembangunan yang berbasis pengembangan wilayah, harus melihat keterpaduan sektoral, spasial, dan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah. Sebagai upaya mewujudkan pembangunan berimbang, maka pembangunan wilayah perlu senantiasa diarahkan pada pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan. Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dengan tetap mengoptimalkan pengembangan potensi daerah. Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Oleh karena itu pembanguan harus dapat menghilangkan / memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antar kelompok pendapatan, maupun kesenjangan antar wilayah, dengan prioritas wilayah desa untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang sebagian besar tinggal di desa dan wilayah pinggiran. Dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan, Pemerintah secara berkelanjutan perlu berupaya untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi kebijakan antar Instansi dan antara Lembaga sehingga pelaksanaan pembangunan wilayah dalam pembangunan nasional dapat mencapai tujuan utama yaitu keseimbangan antarwilayah dan pemerataan kualitas kehidupan masyarakat. Didalam penyusunan arah kebijakan pembangunan kewilayahan dilakukan dengan tahapan: (1) melakukan identifikasi kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Musi Rawas, (2) mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi spasial sektor-sektor unggulan, (3) mengidentifikasi konektivitas wilayah, dan (4) formulasi arah kebijakan dan strategi. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.1

2 5. 1 Karakteristik Wilayah Di Kabupaten Musi Rawas Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 6, Km 2 atau 6,39% terhadap luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dari tabel 6.1 terlihat bahwa Kabupaten Musi Rawas menempati urutan kelima wilayah terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu masih sangat dimungkinkan bagi Kabupaten Musi Rawas terus memekarkan wilayah. Tabel 5.1 Luas Kabupaten dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumsel 2013 No Kabupaten Kecamatan Luas (Km2) 1 Ogan Komering Ilir 18 18, Banyuasin 19 11, Musi Banyuasin 14 14, Muara Enim 20 7, Musi Rawas 14 6, Musi Rawas Utara 7 6, OKU Selatan 19 5, Lahat 22 5, Ogan Komering Ulu 12 4, OKU Timur 20 3, Ogan Ilir 16 2, Empat Lawang 10 2, Pali 5 1, Pagar Alam Prabumulih Palembang Lubuk Linggau TOTAL , Sumber : Badan Pusat Statistik Musi Rawas Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2 keadaan topografi Kabupaten bervariasi mulai dari hutan potensial, sawah, ladang, kebun,karet, cadas dan Kebun Lainnya. Disebelah Barat terdapat dataran rendah yangsempit dan berbatasan dengan Bukit Barisan, dataran ini semakin timur semakin luas. Secara detail topografi wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 5.2. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.2

3 Tabel 5.2 Kecamatan dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten No Kecamatan Ketinggian dari Permukaan Laut (m) Jarak ke Ibukota Kabupaten (Km) 1 STL Ulu Terawas Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Sumber : Badan Pusat Statistik Perwilayahan dipandang sebagai pembagian suatu wilayah yang luas ke dalam wilayah yang lebih kecil, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembentukan wilayah itu sendiri, umumnya berdasarkan wilayah administrasi. Hal serupa dapat pula ditujukan untuk wilayah dengan beberapa kesamaan seperti kondisi fisik, ruang lingkup pengaruh ekonomi dengan pusat pertumbuhan, bahkan kesamaan budaya dan adat istiadat yang berasal dari leluhur yang sama. Demikian pula halnya dengan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, dilihat dari topografi maka pengembangan wilayah akan dikelompokkan menjadi wilayah pegunungan, pegunungan ke lembah, lembah ke dataran, dataran ke lahan basah dan rawa gambut. Dalam rencana tata ruang Kabupaten Musi Rawas terdapat dua puluh satu Kawasan Strategis yang menjadi fokus pengembangan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.3

4 5.2. Potensi Wilayah Beragam potensi alam yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas menjadikan kabupaten ini termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga (buffer) Provinsi Sumatera Selatan. Grafik 5.1. Luas Panen (Ha) dan Produksi (Ton) Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Musi Rawas Tahun Sumber : Musi Rawas Dalam Angka PadiSawah LuasPanen(Ha) Padi Ladang Padi Sawah Produksi(Ton) Padi Ladang Berdasarkan Grafik 5.1. dapat dilihat potensi sektor pertanian subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas padi sawah dan padi ladang selama tiga tahun terakhir. Perbaikan saluran irigasi yang dilakukan pada tahun 2012 cukup mempengaruhi total luas panen dan produksi tanaman padi sawah di Kabupaten Musi Rawas. Setelah proses perbaikan saluran irigasi selesai, pada tahun 2013 produksi padi sawah meningkat menjadi ton dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar ton. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.4

5 Semangka Kangkung LabuSiam CabeRawit CabeBesar KacangPanjang Grafik 5.2. Produksi (Ton) Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Musi Rawas Tahun Bayam Ketimun Buncis Terong Tomat 8,6 1,7 0,4 2,4 0, ,2 368,0 234,6 214,8 215,8 256,1 342,5 163,7 273,7 296,8 322,9 515,0 542,1 569,1 564,9 523,2 519,5 600,9 520,2 551,8 576,2 679,7 849,2 745,4 999,4 1191, ,4 Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 Pada Grafik 5.2 diatas sebagian besar produksi tanaman sayuran dan buah - buahan semusim di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan produksi terjadi pada komoditas ketimun.peningkatan total luas tanam dan total luas panen pada kelompok tanaman hortikultura di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 yang menyebabkan produksi meningkat. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.5

6 Grafik 5.3 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Jenis Komoditas di Kabupaten Musi Rawas Tahun Pinang Kemiri KayuManis KelapaSawit Kelapa Kopi Karet 150,3 156,8 166,1 41,25 76,25 92,56 113,5 113,5 81,5 6449,1 2503, , , , , , , , , , ,05 Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 Berdasarkan Grafik 5.3 dapat dilihat luas areal tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2013 di Kabupaten Musi Rawas. Peningkatan luas areal tanaman terjadi pada komoditas karet, kemiri dan pinang. Sedangkan untuk tanaman kelapa sawit mengalami sedikit penurunan luas areal tanaman dari ,8 Ha pada tahun 2012 menjadi ,85 Ha pada tahun RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.6

7 Grafik 5.4. Produksi Daging tahun 2013 Menurut Jenis Ternak Di Kabupaten Musi Rawas Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 Grafik 5.4. menunjukkan produksi daging menurut jenis ternak di Kabupaten Musi Rawas pada tahun Pada tahun 2013 dapat dilihat peningkatan produksi ternak hampir terjadi pada sebagian besar jenis ternak. Sedangkan kerbau, domba dan babi mengalami sedikit penurunan produksi dibandingkan tahun sebelumnya. Grafik 5.5. Produksi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap di Kabupaten Musi Rawas Tahun Budidaya Tangkap Produksi perikanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun dapat dilihat pada Grafik 5.5. Pada tahun 2013 produksi ikan budidaya mengalami RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.7

8 peningkatan, hal ini salah satunya disebabkan saluran irigasi yang telah diperbaiki tahun sebelumnya. Produksi perikanan budidaya meningkat dari ton di tahun 2012 menjadi ton di tahun Sebaliknya produksi ikan tangkap pada tahun 2013 hanya berproduksi sebanyak 859 ton sedangkan tahun sebelumnya sebanyak 977 ton 7656,5 Grafik 5.6 Produksi Minyak Mentah berdasarkan Hasil Lifting di Kabupaten Musi Rawas Tahun , ,5 2581, , , , , , , , , , Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 Grafik 5.6. menunjukkan produksi minyak mentah Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 berdasarkan hasil lifting mengalami peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produksi minyak bumi meningkat dari 2.153,43 ribu barel menjadi 2.255,26 ribu barel di tahun Sedangkan produksi gas bumi turun dari ,18 ribu MMBTU menjadi ,86 ribu MMBTU. Kekuatan dan potensi di atas memiliki momentum yang tepat untuk dikembangkan lebih lanjut bila melihat peluang yang tersedia baik di tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Pengembangan koridor ekonomi (MP3EI) wilayah Sumatera diperkirakan akan meningkatkan investasi baik secara langsung di sektor-sektor unggulan di mana Kabupaten Musi Rawas memiliki posisi yang kuat maupun berupa percepatan pembangunan infrastruktur skala besar. Peluang berikutnya datang dari masih meningkatnya permintaan global atas komoditi pangan dan energi, termasuk sumber energi terbarukan (etanol, RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.8

9 biodisel). Di sisi lain, tren peningkatan lapisan kelas menengah provinsi dengan daya beli tinggi juga diperkirakan masih berlangsung. Kesemuanya ini menyediakan peluang bagi pengembangan sektor-sektor unggulan wilayah Kabupaten Musi Rawas Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan Wilayah Dalam rangka pengembangan klaster industri unggulan diperlukan analisis konsentrasi dan sebaran spasial sektor-sektor unggulan wilayah. Dengan mengkombinasikan metode kuantitatif Coefficient of Localization dan Location Quotient akan diketahui pola-pola sebaran sektor-sektor tersebut secara spasial. Sektor-sektor pertambangan, perikanan budidaya, hortikultura buah-buahan, perkebunan karet dan industri manufaktur relatif terkonsentrasi di beberapa daerah saja. Demikian juga dengan sektor angkutan dan telekomunikasi serta keuangan, di mana Palembang memiliki peran yang sangat besar. Tabel 5.7 Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan SEKTOR KONSENTRASI SPASIAL STL Ulu Terawas (15,81%) Padi Tugumulyo (17,04%) Megang Muara Beliti Sakti (34,61%) (20,81%) Kopi Selangit (22,36%) STL Ulu Terawas (13,68 %) Sukakarya (95,06%) Sawit Muara Kelingi (3,26%) Muara Lakitan (0,91%) Jayaloka (19,38%) Karet BTS Ulu (13,64%) Muara Lakitan (14,00%) Megang Sakti (18,98%) Sapi Sumber Harta (11,86%) Tugumulyo (15,85%) RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.9

10 Perikanan Budidaya Kelapa Muara Beliti (22,91%) Purwodadi (16,93%) Tugumulyo (39,84%) Sumber Harta (8,05%) Muara Kelingi (25,37%) BTS Ulu (43,74%) Angkutan & Tugumulyo (18,49%) telekomunikasi Muara Beliti (16,75%) Muara Kelingi (11,42%) Catatan: Angka di dalam kurung menggambarkan peran Kecamatan wilayah dalam pembentukan output sektoral secara Produksi Karet Jika dilihat dari volume produksinya, sentra budidaya perkebunan karet rakyat terkonsentrasi di dua daerah di wilayah, yakni Kecamatan Jayaloka dan Kecamatan Muara lakitan Kedua daerah tersebut pada tahun 2013 berproduksi masing-masing sebesar ribu ton dan ribu ton. Di samping kedua Kecamatan tersebut, kecamatan BTS Ulu dan Kecamatan STL Ulu Terawas juga menghasilkan produksi yang lumayan tinggi, masing-masing ribu ton dan ribu ton. Total produksi keempat daerah tersebut menyumbang 60 persen lebih produksi karet rakyat Kabupaten Musi Rawas. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses pendanaan khususnya untuk mendukung peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat produktivitasnya. Di samping itu untuk petani karet skala kecil perlu dipikirkan pengembangan sumber penghasilan tambahan berupa aktivitas non-farm di perdesaan Produksi Kopi Sentra produksi kopi utama Kabupaten Musi Rawas terkonsentrasi di daerah dataran tinggi. Kecamatan penghasil kopi terbesar pada tahun 2013 adalah Muara Beliti, Selangit dan STL Ulu Terawas, masing-masing dengan volume produksi 626 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.10

11 ribu ton, 404 ribu ton, dan 247 ribu ton. Total produksi ketiga daerah tersebut menyumbang 70 persen produksi Kabupaten Musi Rawas. Di samping ketiga sentra utama tersebut, masih terdapat dua daerah dengan hasil kopi relatif besar yakni Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut produksi 195 ribu ton. Sedangkan produksi daerah-daerah lain bervariasi di kisaran dua-ribuan ton ke bawah. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, pembinaan pascapanen (pengolahan, pengemasan, dan standarisasi mutu), akses pemasaran, dan akses pendanaan untuk mendukung pengembangan dan peremajaan tanaman tua dengan varitas unggul. Pengembangan industri pengolahan kopi sangat strategis meningkatkan nilai tambah industri kopi di tingkat lokal Kelapa Sawit Sentra produksi kelapa sawit rakyat yang utama terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Suka Karya,Muara Kelingi dan Muara lakitan. Pada tahun 2012 total produksi di ketiga daerah tersebut menyumbang 99 persen total produksi sawit Kabupaten Musi Rawas, dengan masing-masing produksinya berturut-turut adalah ribu ton, ribu ton, dan ribu ton.di samping ketiga sentra utama tersebut menyusul dua daerah dengan total produksi cukup signifikan yakni Kecamatan BTS Ulu (2.496 ribu ton) dan Megang Sakti (1.378 ribu ton). Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi sawit adalah penyuluhan, pembinaan, dan akses pendanaan untuk mendukung peremajaan tanaman tua khususnya kepada petani perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat indikasi penurunan tingkat produktivitas kelapa sawit dibandingkan periode 90-an sampai awal 2000-an. Di samping itu mediasi dan penyelesaian permasalahan pertanahan juga sangat penting untuk menjamin keberlangsungan industri sawit dan pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan Produksi Padi Sentra produksi Padi tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni di Kecamatan Megang Sakti sebesar Ha Luas lahan Sawah baik Sawah irigasi dan Sawah Non irigasi, di kecamatan Megang Sakti sendiri Luas Panen Padi adalah RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.11

12 dengan produksi padi sebesar yang rata- rata produksinya 5,67 Ha. Selain Kecamatan Megang Sakti Kecamatan Tugumulyo sebesar Ha dan kecamatan sumber harta Ha Luas lahan Sawah irigasi dan Sawah Non irigasi. Dukungan Yang perlu di lakukan untuk mengembangkan produksi padi yaitu dengan membentuk kelompok tani, Pengadaan alat seperti traktor tangan, mesin padi, Hand supriyed, perontok padi, membuka saluran irigasi Peternakan Sapi dan Kerbau Sentra peternakan sapi dan kerbau tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni Kecamatan Megang Sakti dengan populasi sapi mencapai 4,824 ribu ekor dan kerbau 74 ribu ekor. Di samping daerah utama tersebut menyusul empat kabupaten dengan populasi sapi pada kisaran ribu ekor, yakni Sumber Harta, Tugumulyo,. Total populasi sapi di ketiga kecamatan tersebut menyumbang 70 persen lebih populasi ternak sapi an kerbau di Kabupaten Musi Rawas. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra peternakan sapi adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi sapi, akses pemasaran, pengawasan infrastruktur rumah potong hewan dan pendingin untuk sapi potong, dan pengembangan/pembinaan koperasi susu untuk sapi perah Konektivitas Antar Kecamatan di Kabupaten Musi Rawas. Selama Secara regional, Kabupaten Musi Rawas mempunyai kedudukan strategis dalam pergerakan eksternal dengan propinsi-propinsi lain di Pulau Sumatera karena dilalui jalan negara yang menuju ke Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Musi Rawas mempunyai 2 (dua) ruas jalan utama yang sekaligus merupakan bagian dari Jalan Lintas Sumatera yang merupakan urat nadi perekonomian provinsi-provinsi di Sumatera serta penghubung antara Pulau Sumatera dan Jawa, yaitu: a. Jalan Nasional Lintas Tengah Sumatera yang membentang mulai dari batas Provinsi Lampung - Martapura - Baturaja - Simpang Sugiwaras - Muara Enim - Lahat - Tebing Tinggi - Muara Beliti - Lubuklinggau - Terawas - Batas Provinsi RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.12

13 Jambi sepanjang 472,35.km dan melewati 6 (enam) kabupaten/kota dan pada umumnya terletak pada daerah dataran tinggi pengunungan. b. Jalan Nasional Penghubung Antar Lintas yang terdiri dari 2 (dua) ruas jalan yaitu ruas Muara Beliti Lubuklinggau Rejang Lebong - Kepahiang - Bengkulu melewati 3 (tiga) kabupaten/kota yang secara umum pada daerah dataran tinggi, dan ruas Muara Beliti - Sekayu - Betung - Palembang dan melewati 2 (dua) kabupaten. Secara umum ruas ini terletak pada daerah dataran rendah dan juga berada di pinggiran Sungai Musi Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Kecamatan Tugumulyo Pengembangan Kecamatan Tugumulyo diarahkan sebagai sektor pertanian dan holtikultura khususnya tanaman padi,cabe, tomat, ketimun, kacang panjang. Dan dilihat dari sektor ternak (seperti kerbau, sapi, kambing, dan juga jumlah ternak unggas) dan perikanan budidaya (seperti ikan nila, ikan mas, ikan gurame, ikan lele, ikan belut, dan ikan hias). Dari sisi sektoral, sumber pertumbuhan wilayah adalah pertanian tanamaan pangan, peternakan dan perikanan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kecamatan Tugumulyo diarahkan pada: Peningkatan produktivitas pertanian Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi Peningkatan benih berlabel/bersertifikasi Peningkatan akses permodalan khususnya bagi petani skala kecil Pengadaan bibit unggul, inseminasi buatan Peningkatan keterampilan dan penguasaan teknologi tepat guna Peningkatan pembenihan dan pembesaran ikan nila, ikan mas, ikan gurame, ikan lele, ikan belut dan ikan hias Pemasaran benih ikan dan ikan kosumsi Kecamatan Purwodadi Pengembangan Kecamatan Purwodadi diarahkan sebagai sentra produksi pangan khususnya padi, palawija, hortikultura, ternak, dan perikanan budidaya. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.13

14 Dari sisi sektoral, sumber utama pertumbuhan daerah adalah pertanian, perdagangan, dan perkebunan. Oleh karena itu, prioritas pembangunan di Kabupaten Purwodadi perlu diarahkan pada: Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi dan penyuluhan. Peningkatan efisiensi distribusi input produksi : sarana pertanian, bibit unggul, pupuk, pakan ternak. Pemantapan prasarana dengan fokus jalan produksi dan pasar produk pertanian. Peningkatan dukungan akses permodalan, yang bias dilakukan melalui subsidi kredit dan didukung penjaminan produksi pertanian. Pemberdayaan koperasi petani. Kecamatan Muara Lakitan Pengembangan Kecamatan Muara Lakitan diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra pertambangan khususnya batubara yang terdapat di sungai semangus dan sungai pinang, kandis Kecamatan Muara Lakitan. Namun demikian untuk perspektif jangka panjang, pengembangan daerah ini juga diarahkan pada sektor-sektor unggulan dengan basis utama perkebunan, khususnya komoditi karet dan kelapa sawit. Sektor pertambangan dan perkebunan merupakan sumber utama pertumbuhan daerah. Oleh karena itu, prioritas pembangunan diarahkan pada: -Pemantapan dan pemeliharaan infastruktur jalan -Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus: penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani Peningkatan dukungan pemberdayaan koperasi petani. Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses pendidikan menengah dan kesehatn RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.14

15 Kecamatan Sumber Harta Pengembangan Kecamatan Sumber Harta diarahkan sebagai sentra produksi Perkebunan khususnya Karet, Kayu Manis, dan Pinang. Sedangkan Sektor Pariwisata khususnya Danau Aur. Sektor Perikanan dan Perkebunan berperan penting bagi perekonomian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Peningkatan produktivitas pertanian dan peternakan melalui penyuluhan, pemanfaatan bibit/benih unggul, serta didukung jaminan kelancaran distribusi pupuk, pakan ternak dan alsintan. Peningkatan dukungan akses kredit modal Peningkatan infrastruktur jalan Dukungan pemberdayaan koperasi petani Pengembangan agrowisata Pemasaran benih ikan dan ikan kosumsi Peningkatan produktivitas pertanian dengan fokus pemantapan jaringan irigasi dan penyuluhan. Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan akses kesehatan. Peningkatan daya dukung lingkungan KecamatanBTSUlu Pengembangan Kecamatan BTS Ulu diarahkan sebagai sentra produksi Peternakan dan Perkebunan, khususnya komoditi karet, Kopi, Kelapa, Sapi Potong, dan Ayam petelur. Sektor Peternakan dan Sektor Perkebunan merupakan sumber utama pertumbuhan ekonomi daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.15

16 Peningkatan infrastruktur jalan Pemberdayaan koperasi petani. Penanggulangan kemiskinan serta peningkatan akses pendidikan menengah dan kesehatan. Peningkatan daya dukung lingkungan. Kecamatan Muara Kelingi Pengembangan Kecamatan Muara Kelingi diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama Perkebunan, dan pertanian, khususnya Karet, Sawit, tanaman padi, tanaman palawija (seperti jagung, kedelai, ubi kayu, ubi jalar, dan kacang tanah) dan Tanaman sayuran (seperti tomat, cabe, kacang panjang, terung, ketimun, buncis, kangkung, bayam). Dan buah-buahan seperti Durian, Duku, dan semangka. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet. Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah Peningkatan efisiensi distribusi input produksi : sarana pertanian, bibit unggul dan pupuk, Dukungan pemberdayaan koperasi petani Kecamatan Muara Beliti Pengembangan Kecamatan Muara Beliti diarahkan sebagai sentral produksi sektor perkebunan seperti karet dan sawit. Sektor perkebunan berperan penting bagi perekonommian daerah dan merupakan sumber utama pertumbuhan. Sedangkan untuk lahan perairan sebagai besar di manfaatkan untuk sawah. Dan dilihat dari sektor tenak sapi, kerbau, kambing, domba, dan ayam ras.. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Pengendalian kompetisi lahan untuk pertambangan, pertanian, dan perkebunan - Pemantapan dan pemeliharaan jaringan jalan RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.16

17 Peningkatan dan pemeliharaan jaringan irigasi Peningkatan produktivitas pertanian khususnya melalui dukungan penyuluhan, pemanfaatan bibit/benih unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan Peningkatan jalur logistik dan pemasaran Peningkatan akses permodalan bagi petani, peternak,, dan petani perkebunan rakyat. Kecamatan Tuah Negeri Pengembangan Kecamatan Tuah Negeri diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama sector perkebunan (seperti karet). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah Peningkatan infrastruktur jalan Dukungan pemberdayaan koperasi petani Kecamatan STL Ulu Terawas Pengembangan Kecamatan STL Ulu diarahkan untuk memacu pertumbuhannya dan mengejar ketertinggalannya dari daerah lain. Percepatan pembangunan diarahkan pada sektor-sektor yang memiliki keunggulan komparatif, yakni tanaman pangan padi, palawija, sayur-sayuran, buah-buahan, dan peternakan sapi potong, ayam pedaging, ayam petelur, ayam buras, domba, kambing,dan itik/entok. Kecamatan ini juga bertopang pada subsektor tanaman perkebunan karet dan kelapa sawit. Komoditas karet menjadi sumber penghassilan utsms penduduk di desa/kelurahan di kecamatan ini. Dan juga kecamatan ini terdapat kawasan wisatan yakni bukit cogong. Oleh karena itu, prioritas pembangunan diarahkan pada: RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.17

18 Peningkatan produktivitas pertanian melalui peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit/ benih unggul, peningkatan distribusi pupuk dan alsintan Peningkatan dan pemeliharaan jaringan jalan Peningkatan akses permodalan bagi petani Peningkatan akses pemasaran Peningkatan daya dukung lingkungan Peningkatan akses pendidikan menengah Kecamatan Sukakarya Keadaan alam kecamatan Suka Karya yang memiliki jenis tanah podsolik sangat baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet. Keunggulan inilah yang kemudian diamanfaatkan penduduk guna bercocok tanam tanaman pertanian pangan maupun tanaman perkebunan karet. Pengelolaan perkebunan karet yang menjadi salah satu masyarakat masih menjadi produk unggulan di sub sektor perkebunan. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah Peningkatan infrastruktur jalan Dukungan pemberdayaan koperasi petani Kecamatan Selangit Pengembangan Kecamatan Selangt diarahkan sebagai sentra produksi perkebunan utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah sektor perkebunan (seperti perkebunan karet dan kopi). Percepatan pertumbuhan perkebunan sangat penting mengingat besarnya pangsa dalam struktur perekonomian daerah. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.18

19 Peningkatan produktivitas usaha pertanian melalui penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan Peningkatan dukungan akses permodalan melalui subsidi kredit pertanian dan sertifikasi tanah Peningkatan infrastruktur jalan produksi Pemberdayaan koperasi pertanian Peningkatan daya dukung lingkungan Peningkatan akses pendidikan menengah dan kesehatan Kecamatan Megang Sakti Pengembangan Kecamatan Megang Sakti diarahkan sebagai tanaman pangan sub sektor tanaman pangan meliputi tanaman padi dan palawija (seperti jagung, kacang, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Dari sektor perkebunan yang menjadi unggulan di kecamatan megang sakti adalah kelapa sawit dan karet. Sedangkan sektor peternakan Kecamatan Megang Sakti mempunyai jenis ternak berbagi 3 yaitu ternak besar ( seperti sapi potong, sapi perah, dan kerbau), ternak kecil (seperti kambing, domba, dan babi), sedangkan jenis ternak unggas (seperti ayam ras pedaging, ayam ras petelur, ayam kampung, itik). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi Peningkatan dukungan akses permodalan Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.19

20 Pengembangan Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut diarahkan untuk memantapkan perannya sebagai salah satu sentra utama sector perkebunan (seperti karet). Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Peningkatan produktivitas melalui kegiatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, jaminan distribusi pupuk dan alsintan, serta dukungan peremajaan (revitalisasi) tanaman karet Peningkatan dukungan akses permodalan bagi petani dan pelaku usaha perkebunan rakyat yang bisa dilakukan melalui pemberian subsidi kredit maupun dukungan sertifikasi tanah Peningkatan infrastruktur jalan Dukungan pemberdayaan koperasi petani Kecamatan Jayaloka Pengembangan Kecamatan Jayaloka diarahkan untuk sektor pertanian terutaman subsektor tanaman perkebunan komoditas karet menjadi sumber penghasilan utama penduduk di setiap desa/kelurahan di kecamatan ini. Tanaman sayuran yang diusahakan di kecamatan jayaloka berupa cabe, kacang panjang, terung, buncis, kangkung, dan bayam, sedangkan tanaman palawija yang diusahakan berupa jagung, kacang tanah, kedelai, ubi kayu, dan ubi alar. Oleh karena itu prioritas pembangunan diarahkan pada: Pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi Peningkatan dukungan akses permodalan Peningkatan produktivitas usaha pertanian dengan fokus pada peningkatan penyuluhan, pemanfaatan bibit unggul, peningkatan jaminan distribusi pupuk dan alsintan Peningkatan dan pemeliharaan jalan produksi Dukungan pemberdayaan koperasi petani dan peternak RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 V.20

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Daftar Isi A. Fiskal... B. Program Prioritas Tahun 2017 dan 2018... C. Proyek Strategis Nasional Sumatera Selaan... D. Capaian Kinerja Tahun 2016,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.1

RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.1 Wilayah memiliki potensi yang berbeda-beda baik ditinjau dari sumber daya alam, sumber daya manusia teknologi, letak geografis, sosial, budayanya, maupun resources lainnya. Hal ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel

diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. dilihat pada tabel mengisi daftar kehadiran atau berdasar data yang diperoleh melalui sistem pendataan pengunjung. Adapun jumlah Pengunjung Perpustakaan dapat dilihat pada tabel 2.184. Tabel 2.184. Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Indonesia yang mengikuti Pilkada tanggal 09 Desember 2015. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

Kerangka Berfikir MENCARI KOMODITI UNGGULAN. Penciptaan Lapangan Kerja. Manajeman Usaha. Sosial Budaya. Teknologi. Ketersediaan

Kerangka Berfikir MENCARI KOMODITI UNGGULAN. Penciptaan Lapangan Kerja. Manajeman Usaha. Sosial Budaya. Teknologi. Ketersediaan SUPLEMEN 3 RESUME PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMODITAS UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) PROPINSI SUMATERA SELATAN Bank Indonesia Palembang bekerja

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 disampaikan oleh : Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan pada acara : KONSULTASI PUBLIK DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5. NO KOMODITAS POPULASI (EKOR) PRODUKSI DAGING (TON) 1 Sapi Potong 112.249 3.790,82 2 Sapi Perah 208 4,49 3 Kerbau 19.119 640,51 4 Kambing 377.350 235,33 5 Domba 5.238 17,30 6 Babi 6.482 24,55 7 Kuda 31

Lebih terperinci

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN 4.1 Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Banyuasin Sektor ekonomi unggulan (basis) merupakan sektor yang memiliki peranan dalam suatu perekonomian

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN A. Program/Kegiatan APBN Tugas Pembantuan Provinsi Sumatera Selatan pada Tahun Anggaran 2013 mendapat alokasi dana APBN Tugas Pembantuan sebesar Rp.196.348.451.000,-

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015 BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peternakan sebagai salah satu sub dari sektor pertanian masih memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia. Kontribusi peningkatan

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PENYULUHAN PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB. IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi 4.1.1. Visi Sebagai penjabaran Visi Pemerintah Kabupaten Lamandau yaitu Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Terlaksananya

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PRODUKSI PANGAN INDONESIA 65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian

Lebih terperinci

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014

BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 BUKU SAKU DATA PETERNAKAN DAN PERIKANAN 2014 DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS JL. MUHAMMAD AMIN KM. 12,5 MUARA BELITI TELP. (0733) 4540026 E-Mail. Nakkanmusirawas@Gmail.Com TAHUN 2015

Lebih terperinci

S. Andy Cahyono dan Purwanto

S. Andy Cahyono dan Purwanto S. Andy Cahyono dan Purwanto Balai Penelitian Teknologi Kehutanan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Jl. Jend A. Yani-Pabelan, Kartasura. PO BOX 295 Surakarta 57102 Telp/Fax: (0271) 716709; 716959 Email:

Lebih terperinci

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA SELATAN Seuntai Kata Sensus Pertanian 213 (ST213) merupakan sensus pertanian keenam yang diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS) setiap 1 (sepuluh) tahun sekali

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN No. 20/04/14/Th.XVI, 1 April 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU MARET 2015 SEBESAR 97,55 ATAU NAIK 0,95 PERSEN Pada bulan Maret 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 97,55

Lebih terperinci

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130

BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD RENSTRA D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA VI - 130 RENSTRA 2016-2021 BAB VI INDIKATOR DINAS PERTANIAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN D I N A S P E R T A N I A N RENSTRA 2016-2021 VI - 130 BAB VI INDIKATOR KINERJA YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Lebih terperinci

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN POHON KINERJA DINAS PERTANIAN II 1. Meningkatnya peningkatan produksi tanaman pangan, palawija dan 2. Mengembangkan Kegiatan Agribisnis menuju usaha tani modern 3. Meningkatnya pemanfaatan jaringan irigasi

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : OGAN KOMERING ULU 16.01 OGAN KOMERING ULU 192.831 182.28 35.109 1 16.01.0 SOSOH BUAY RAYAP.332 6.820 14.152 2 16.01.08 PENGANDONAN 5.292 5.13 10.465 3 16.01.09 PENINJAUAN 25.186 23.13

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 No.40/07/13/TH. XVII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI SUMATERA BARAT 13,33

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Lebih terperinci

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 98/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN

Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 ABSTRAK BAB I. PENDAHULUAN Magrobis Journal 41 EVALUASI PEMBANGUNAN BIDANG PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA TAHUN 2013 Oleh : Thamrin 1), Sabran 2) dan Ince Raden 3) ABSTRAK Kegiatan pembangunan bidang pertanian di Kabupaten

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Jumlah petani di Indonesia menurut data BPS mencapai 45% dari total angkatan kerja di Indonesia, atau sekitar 42,47 juta jiwa. Sebagai negara dengan sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

-2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Neg

-2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Neg BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG KPD KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 12/02/21/Th. XI, 1 Februari PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JANUARI Pada Januari NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat sebesar 0,11 persen dibanding

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional

I. PENDAHULUAN. pembentukan Gross National Product (GNP) maupun Produk Domestik Regional I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan sektor pertanian dalam pembangunan Indonesia sudah tidak perlu diragukan lagi. Peran penting sektor pertanian tersebut sudah tergambar dalam fakta empiris yang

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK

GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 34 IV. GAMBARAN UMUM PROVINSI LAMPUNG dan SUBSIDI PUPUK ORGANIK 4.1 Gambaran Umum Provinsi Lampung Lintang Selatan. Disebelah utara berbatasan dengann Provinsi Sumatera Selatan dan Bengkulu, sebelah Selatan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN No. 34/08/14/Th.XIV, 01 Agustus 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN Pada bulan Juli 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 100,43 atau turun 1,84

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Data Perkembangan Koperasi tahun Jumlah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi dapat memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi sosial negara sedang berkembang dengan membantu membangun struktur ekonomi dan sosial yang kuat (Partomo,

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 288.456 16.926 22.384 34.827 30.181 29.824 34.511 41.041 28.541 192.768 532744 2 Banyu Asin 82.159 4.192 5.041 8.043 11.345 18.010 18.343 12.742

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 46 IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1. Keadaan Alam 4.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, letaknya disebelah

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 202.414 23.805 44.545 48.706 46.376 48.865 42.493 30.682 43.325 261.667 537.401 2 Banyu Asin 74.354 6.893 15.232 9.133 8.357 11.370 14.914 10.561

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 175.517 14.520 28.238 30.943 30.415 63.437 80.416 47.113 57.176 280.562 537.423 2 Banyu Asin 63.171 4.322 5.770 9.872 11.440 16.385 28.658 11.966

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 178.423 31.968 30.373 48.437 35.571 58.619 50.807 24.344 67.668 248.151 537.808 2 Banyu Asin 58.327 11.485 7.424 12.266 9.755 15.582 18.133 7.698

Lebih terperinci

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, KINERJA FISKAL DAN PEREKONOMIAN DAERAH. Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya

V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, KINERJA FISKAL DAN PEREKONOMIAN DAERAH. Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi Lampung dan jaraknya V. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN, KINERJA FISKAL DAN PEREKONOMIAN DAERAH 5.1. Potensi Provinsi Wilayah administrasi Provinsi memanjang dari perbatasan Provinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dengan sungai yang banyak dan besar. Hal ini memberikan potensi yang besar bagi pengembangan lahan pertanian

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2015 SEBESAR 92,85 ATAU TURUN 2,00 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2015 SEBESAR 92,85 ATAU TURUN 2,00 PERSEN No. 47/09/14/Th.XVI, 1 September 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU AGUSTUS 2015 SEBESAR 92,85 ATAU TURUN 2,00 PERSEN Pada bulan Agustus 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian

Perekonomian Daerah. 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian 1. KEGIATAN PRODUKSI 1.1. Pertanian Perekonomian Daerah Kegiatan pertanian sampai saat ini masih memberikan peran yang besar terhadap perekonomian Kabupaten Murung Raya. Kegiatan pertanian masih didominasi

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN No. 34/07/14/Th.XVI, 1 Juli 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JUNI 2015 SEBESAR 96,24 ATAU NAIK 1,05 PERSEN Pada bulan Juni 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 96,24 atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera Laporan Provinsi 169 Sumatera Selatan Jembatan Ampera Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota,

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 227.724 25.153 21.877 14.691 14.496 30.225 49.463 44.048 49.214 174.800 539.158 2 Banyu Asin 91.654 6.116 2.488 1.867 3.120 7.882 13.631 16.095 18.375

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013

HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 No. 33/07/36/Th. VIII, 1 Juli 2014 HASIL PENCACAHAN LENGKAP SENSUS PERTANIAN 2013 DAN SURVEI PENDAPATAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN 2013 RATA-RATA PENDAPATAN RUMAH TANGGA PERTANIAN DI BANTEN TAHUN 2013

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN No. 54/11/14/Th.XVI, 2 November 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU OKTOBER 2015 SEBESAR 94,11 ATAU NAIK 1,13 PERSEN Pada bulan Oktober 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No. 46/8/16/Th. XVII, 3 Agustus 215 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 214 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 14,8 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 3,87 RIBU

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan irigasi di Indonesia menuju sistem irigasi maju dan tangguh tak lepas dari irigasi tradisional yang telah dikembangkan sejak ribuan tahun yang lampau.

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN No. 03/01/14/Th.XVI, 2 Januari 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU DESEMBER 2014 SEBESAR 95,02 ATAU TURUN 1,63 PERSEN Pada bulan Desember 2014, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENNELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENNELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENNELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. Letak Geografi Kabupaten Seluma adalah salah satu daerah dalam provinsi Bengkulu yang beribukotakan di Tais. Kabupaten

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN No. 38/08/14/Th.XVI, 3 Agustus 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU JULI 2015 SEBESAR 94,74 ATAU TURUN 1,56 PERSEN Pada bulan Juli 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 94,74

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI 2016 BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI No. 54/07/21/Th.XI. 01 Juli PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI KEPULAUAN RIAU JUNI Pada Juni NTP di Provinsi Kepulauan Riau tercatat 98,60 mengalami penurunan sebesar

Lebih terperinci