-2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Neg

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "-2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Neg"

Transkripsi

1 BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG KPD KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016, perlu disusun dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016; b. bahwa Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) sebagaimana dimaksud pada huruf a memuat rancangan kerangka ekonomi daerah, prioritas pembangunan dan kewajiban daerah, rencana kerja yang terukur dan pendanaannya baik yang dilaksanakan langsung oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah maupun ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat; c. bahwa berdasarkan Pasal 129 ayat (2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 perlu diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a, huruf b, dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II dan Kotapraja di Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1959 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1821); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4355);

2 -2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, tambahan Lembaran Negara Tahun 2014 Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapakali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, tambahan Lembaran Negara Tahun 2015 Nomor 5679 ); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah dirubah beberapakali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan ke Kedua atas Peraturan Menteri Dalan Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang, Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Musi Rawas (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2008 Nomor 7); 12. Peraturan Daerah No.7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten Musi Rawas Tahun , (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010 Nomor 7); 13. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun , (Lembaran Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2011 Nomor 13).

3 -3- MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Kabupaten adalah Kabupaten Musi Rawas, 2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, 3. Bupati adalah Bupati Musi Rawas, 4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang selanjutnya disebut BAPPEDA adalah BAPPEDA Kabupaten Musi Rawas, 5. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna barang, 6. Rencana kerja pembangunan tahunan daerah, selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 (1). Menetapkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016, yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten adalah dokumen perencanaan pembangunan Kabupaten Musi Rawas Tahun (2). Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan tujuan untuk menjadi acuan dalam setiap kegiatan pembangunan yang dilaksanakan di Kabupaten Musi Rawas sekaligus menjadi tolok ukur terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. BAB III SISTEMATIKA NASKAH RKPD Pasal 3 (3). Naskah Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 disusun dengan Sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

4 -4- KPD KABUPATEN MUSI RAWAS BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH BAB VII PENUTUP Pasal 4 Isi beserta uraian RKPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Peraturan Bupati ini sebagaimana tercantum dalam Naskah Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Musi Rawas merupakan lampiran dan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. Pasal 5 RKPD disusun guna menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan. Pasal 6 Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Musi Rawas. Diundangkan di Lubuklinggau pada tanggal 27 Mei 2015 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS, H. ISBANDI ARSYAD, SH, M.Si Ditetapkan di Lubuklinggau pada tanggal 27 Mei 2015 BUPATI MUSI RAWAS, RIDWAN MUKTI BERITA DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 NOMOR 18

5 LAMPIRAN KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Peraturan Bupati Musi Rawas Nomor : 18 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

6 PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 18 TAHUN 2015 Tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016

7 DAFTAR ISI KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Halaman DAFTAR ISI... i-ii DAFTAR TABEL... iii-vi DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... I Latar Belakang... I Dasar Hukum Penyusunan... I Hubungan RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya... I Maksud dan Tujuan... I Sistematika RKPD... I - 14 BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN 2015 DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... II Kondisi Umum Daerah... II Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2014 Sampai Dengan Tahun Berjalan dan Realisasi RPJMD... II Permasalahan Pembangunan Daerah... II -180 BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH... III Perkiraan Perkembangan Ekonomi Tahun 2014 dan Arah Kebijakan Ekonomi Tahun 2015 Kabupaten Musi Rawas... III Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Musi Rawas... III- 5 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH... IV Tujuan Dan Sasaran Pembangunan... IV Tema dan Isu Strategis... IV Sasaran dan Prioritas Pembangunan... IV -13 BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN... V Karakteristik Wilayah Di Kabupaten Musi Rawas... V Potensi Wilayah... V - 3 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 i

8 5.3. Konsentrasi dan Sebaran Spesial Sektor Unggulan Wilayah... V Konektivitas Antar Kecamatan dikabupaten Musi Rawas. V Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas... V - 12 BAB VI RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH.. VI - 1 BAB VII PENUTUP... VII - 1 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 ii

9 DAFTAR TABEL KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Halaman Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Kelurahan, Desa di Kabupaten Musi Rawas Tahun II- 4 Tabel 2.2 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun II- 6 Tabel 2.3 Pendapatan Regional Dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Menurut lapangan Usaha ( Dengan Migas )... II- 7 Tabel 2.4 PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun II- 8 Tabel 2.5 PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan Tahun II- 10 Tabel 2.6 Pendapatan Perkapita Kabupaten Musi Rawas Tahun II- 11 Tabel 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Tahun Dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun II- 12 Tabel 2.8 Kebutuhan Investasi Ekonomi... II- 13 Tabel 2.9 Persentase Penduduk di Atas Garis Kemiskinan Tahun II-14 Tabel 2.10 Laporan Realisasi Fisik dan Keuangan Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Anggaran II-165 Tabel 2.11 Matrik Prioritas Pembangunan dan Sasaran Program RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun II-169 Tabel 2.12 Luas Wilayah Kabupaten Musi Rawas Menurut Penggunaan Lahan... II-199 Tabel 3.1 Estimasi PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan Tahun III- 3 Tabel 3.2 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun III- 4 Tabel 3.3 Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 dan Proyeksi Tahun III- 11 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 iii

10 Tabel 3.4 Proyeksi Penganggaran Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Berdasarkan Misi RPJPD Kabupaten Musi Rawas Tahun III- 15 Tabel 3.5 Proyeksi Penganggaran Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Berdasarkan Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas... III- 16 Tabel 3.6 Proyeksi Belanja Hibah Kabupaten Musi Rawas Tahun III- 11 Tabel 4.1 Penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJPD Kabupaten Musi Rawas Tahun IV- 2 Tabel 4.2 Keselarasan Visi RPJMN dengan Tema Pembangunan Musi Rawas Tahun IV- 7 Tabel 4.3 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Tahun IV-15 Tabel 5.1 Luas Kabupaten dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumatera Selatan Tahun V- 2 Tabel 5.2 Kecamatan dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten... V- 2 Tabel 5.3 Konsentrasi dan Sebaran Spesial Sektor Unggulan... V- 9 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 iv

11 DAFTAR GRAFIK KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Halaman Grafik 3.1 PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun III- 2 Grafik 3.2 Perkembangan dan Proyeksi Inflasi Kabupaten Musi Rawas Tahun III- 6 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 v

12 TABEL RENCANA DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH TAHUN 2016 KABUPATEN MUSI RAWAS KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Halaman Tabel 6.1 Dinas Pendidikan VI. 4 Tabel 6.2 Dinas Kesehatan... VI. 8 Tabel 6.3 Rumah Sakit Dr. Sobirin.. VI. 16 Tabel 6.4 Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga VI. 18 Tabel 6.5 Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang. VI. 29 Tabel 6.6 Dinas Pekerjaan Umum Pengairan.... VI. 55 Tabel 6.7 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah. VI.63 Tabel 6.8 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi... VI.68 Tabel 6.9 Badan Lingkungan Hidup Daerah.. VI.72 Tabel 6.10 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.. VI.76 Tabel 6.11 Kantor Pemberdayaan Perempuan... VI.79 Tabel 6.12 Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi VI.82 Tabel 6.13 Badan Keluarga Berencana VI.85 Tabel 6.14 Dinas Kesejahteraan Sosial.... VI.90 Tabel 6.15 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi.... VI.95 Tabel 6.16 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ( UKM )... VI.99 Tabel 6.17 Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Perizinan.. VI.103 Tabel 6.18 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata VI.106 Tabel 6.19 Dinas Pemuda dan Olahraga VI.111 Tabel 6.20 Satuan Polisi Pamong Praja.. VI.114 Tabel 6.21 Sekretariat Daerah... VI.117 Tabel 6.22 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah VI.127 Tabel 6.23 Sekretariat KORPRI VI.130 Tabel 6.24 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. VI.132 Tabel 6.25 Inspektorat Daerah VI.137 Tabel 6.26 Kecamatan STL Ulu Terawas VI.140 Tabel 6.27 Kecamatan Tugumulyo VI.143 Tabel 6.28 Kecamatan Selangit.. VI.145 Tabel 6.29 Kecamatan Sumber Harta.. VI.147 Tabel 6.30 Kecamatan Purwodadi VI.150 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 vi

13 Tabel 6.31 Kecamatan Muara Beliti. VI.152 Tabel 6.32 Kecamatan Tiang Pumpung Kepungut.. VI.154 Tabel 6.33 Kecamatan Jayaloka VI.157 Tabel 6.34 Kecamatan Suka Karya.. VI.160 Tabel 6.35 Kecamatan Muara Kelingi. VI.162 Tabel 6.36 Kecamatan Tuah Negeri VI.165 Tabel 6.37 Kecamatan Muara Lakitan VI.168 Tabel 6.38 Kecamatan Megang Sakti. VI.170 Tabel 6.39 Kecamatan BTS Ulu. VI.173 Tabel 6.40 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan.. VI.175 Tabel 6.41 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. VI.178 Tabel 6.42 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat.. VI.182 Tabel 6.43 Badan Penanggulangan Bencana Daerah... VI.182 Tabel 6.43 Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura VI.186 Tabel 6.44 Dinas Perkebunan VI.191 Tabel 6.45 Dinas Peternakan dan Perikanan. VI.195 Tabel 6.46 Badan Ketahanan Pangan VI.200 Tabel 6.47 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan VI.205 Kehutanan Tabel 6.48 Dinas Kehutanan... VI.208 Tabel 6.49 Dinas Pertambangan dan Energi... VI.212 Tabel 6.50 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar VI.223 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 vii

14 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Peta Adminitrasi Kabupaten Musi Rawas... II-6 Gambar 3.1 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun III- 10 Gambar 3.2 Proyeksi Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun III- 10 Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 viii

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Rencana Pembangunan Daerah dikoordinasikan, disinergikan, dan diharmonisasikan oleh Perangkat Daerah yang membidangi perencanaan pembangunan Daerah. Pada pasal 263 disebutkan bahwa Dokumen Perencanaan Daerah terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangungan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). Sementara itu, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM); dan Rencana Pembangunan Tahunan atau Rencana Kerja Pemerintah (RKP). Amanat undang-undang tersebut dijabarkan ke dalam Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Selanjutnya untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tersebut Pemerintah telah menetapkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, yang didalamnya mengatur tahapan, tata cara penyusunan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang meliputi RPJPD, RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD. Sehubungan dengan amanat undang-undang tersebut maka Pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah menyusun RPJPD Tahun yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 7 Tahun 2010 Sedangkan penyusunan RPJMD Kabupaten Musi Rawas telah dituangkan kedalam Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 13 Tahun 2011 tentang I. 1

16 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 merupakan kelanjutan atas tahapan perencanaan pembangunan tahun sebelumnya. Mengingat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun berakhir pada tahun 2015, sedangkan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun belum ditetapkan, maka perencanaan pembangunan tahun 2016 yang diwujudkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun Hal ini sesuai dengan Permendagri Nomor 54 tahun 2010 Pasal 287 ayat 2 bahwa Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah kabupaten/kota, penyusunan RKPD berpedoman pada sasaran pokok arah kebijakan RPJPD kabupaten/kota dan mengacu pada RPJMD provinsi untuk keselarasan program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten/kota dengan pembangunan daerah provinsi. Sesuai tahapan RPJPD, tahun 2016 merupakan tahun pertama periodisasi RPJMD III (Tahun ) dimana RPJMD III ditujukan untuk mencapai kemandirian masyarakat Musi Rawas dalam segala bidang sehingga tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal dapat direduksi. Selain itu pencapaian kemandirian juga dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi Musi Rawas terhadap pembangunan nasional. Selain mendasarkan pada RPJP Kabupaten Musi Rawas, penyusunan RKPD Tahun 2016 ini juga mengacu pada RPJMD sebelumnya dengan mengutamakan penyelesaian masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD sebelumnya serta antisipasi terhadap masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru. Dokumen bernilai strategis dan penting, karena : 1. Merupakan instrumen pelaksanaan yang menghubungkan antara RPJMD Tahun dengan RPJMD ; 2. Menjadi acuan penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Pemerintah Daerah (SKPD) berupa program/kegiatan SKPD dan/atau lintas SKPD; I. 2

17 3. Mewujudkan konsistensi program dan sinkronisasi pencapaian sasaran RPJMD dan RPJPD; 4. Menjadi landasan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) sebagai dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD); 5. Menjadi pedoman dalam mengevaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang APBD; 6. Sebagai acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) Tahun Proses penyusunan dilakukan dengan memperhatikan berbagai pendekatan perencanaan, yaitu: 1. Perencanaan dari bawah (bottom up) Perencanaan dari bawah dilaksanakan dengan memperhatikan hasil kegiatan Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di Kabupaten Musi Rawas secara berjenjang, dimulai dari Musrenbang Tingkat Desa/Kelurahan yang dilaksanakan pada Bulan Januari 2015, Musrenbang Kecamatan pada Bulan Februari 2015 dan Musrenbang Kabupaten pada Bulan Maret JUMLAH USULAN DARI MUSRENBANG TINGKAT KECAMATAN : USULAN REKAPITULASI PAGU USULAN HASIL MUSRENBANG TINGKAT KECAMATAN KECAMATAN TAHUN 2015 No Bidang Proyeksi Pagu 1 Infrastruktur Sosial Budaya Perekonomian JUMLAH I. 3

18 PERSENTASE PAGU INDIKATIF APBD KABUPATEN MENURUT USULAN HASIL MUSRENBANG KECAMATAN KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 25% 47% Infrastruktur Sosial Budaya Perekonomian 28% 2. Perencanaan dari atas (top down) Perencanaan dari atas dilakukan dengan mengupayakan sinkronisasi dan sinergitas kebijakan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, yang tertuang dalam berbagai dokumen nasional dan dokumen provinsi terkait dengan perencanaan pembangunan Tahun Sinkronisasi dan sinergitas ditekankan pada aspek tujuan, sasaran, isu strategis dan prioritas pembangunan. 3. Perencanaan Partisipatif Perencanaan partisipatif dilakukan dengan mengikutsertakan semua pihak yang berkepentingan (stakeholders) dalam proses perencanaan pembangunan, utamanya keikutsertaan dalam Forum Musrenbang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan aspirasi dan mewujudkan rasa ikut memiliki dari para pemangku kepentingan. Ikut serta dalam kesempatan tersebut adalah kalangan Perguruan Tinggi, BUMN/BUMD, Perbankan, Organisasi Profesi, Asosiasi Dunia Usaha dan Organisasi Sosial, Organisasi Kemasyarakatan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Wanita, Lembaga Bentukan Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Lembaga Donor. 4. Perencanaan Teknokratik Perencanaan melalui pendekatan teknokratik dilaksanakan dengan menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah. Dalam proses penyusunan RKPD Tahun 2016, dimulai dengan penyusunan Rancangan Awal RKPD Tahun 2016 mencakup berbagai aktivitas antara lain : a) Pengolahan data dan informasi; b) Analisis gambaran umum kondisi daerah; c) Analisis kondisi perekonomian dan keuangan daerah; d) Evaluasi kinerja pembangunan tahun 2014; e) Telaah kebijakan Pemerintah; f) Telaah pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten; g) Perumusan permasalahan pembangunan daerah; h) Perumusan rancangan I. 4

19 kerangka ekonomi dan kebijakan keuangan daerah; i) Perumusan prioritas dan sasaran pembangunan daerah serta pagu indikatif; j) Perumusan program prioritas dan pagu indikatif; k) Penyajian dan sosialisasi Rancangan Awal RKPD; dan l) Penyelarasan rencana program prioritas dan pagu indikatif. 5. Perencanaan Politik KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Perencanaan dengan pendekatan politik dilakukan dengan merujuk pada visi dan misi kepala daerah terpilih yang didukung oleh DPRD. Dukungan DPRD tercermin antara lain pada saat diselenggarakan rapat-rapat komisi DPRD dengan SKPD mitra untuk membahas pokok-pokok pikiran DPRD Kabupaten Musi Rawas sebagai masukan dalam penyusunan RKPD Tahun Usulan Dari Hasil Reses DPRD Bulan Februari 2015 Total jumlah : 1966 Usulan Usulan Bidang Infrastruktur : 959 Usulan Usulan Bidang Sosial Budaya : 454 Usulan Bidang Perekonomian : 553 Secara umum tahapan penyusunan RKPD Kabupaten Musi Rawas, dilakukan melalui pentahapan yatu : 1) Persiapan penyusunan RKPD; 2)Penyusunan Rancangan Awal RKPD; 3) Penyusunan Rancangan RKPD; 4)Pelaksanaan Musrenbang RKPD yang sebelumnya didahului dengan kegiatan Forum SKPD; 5) Perumusan Rancangan Akhir RKPD; dan 6) Penetapan RKPD. Tahapan persiapan penyusunan RKPD meliputi: pembentukan Tim Penyusun RKPD, orientasi mengenai RKPD, penyusunan agenda kerja, serta penyiapan data dan informasi perencanaan pembangunan daerah. Proses penyusunan RKPD diawali dengan perumusan rancangan awal RKPD untuk memberikan panduan kepada seluruh SKPD untuk menyusun rancangan I. 5

20 Renja SKPD dan berfungsi sebagai koridor perencanaan pembangunan daerah dalam kurun waktu 1 (satu) tahun yang disusun menggunakan pendekatan teknokratis dan partisipatif. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Tahapan selanjutnya adalah merumuskan dokumen tersebut menjadi rancangan RKPD. Perumusan Rancangan RKPD pada dasarnya adalah memadukan materi pokok yang telah disusun dalam rancangan awal RKPD provinsi dengan rancangan Renja SKPD dan mensinkronkannya dengan kebijakan nasional/ provinsi tahun rencana. Dengan demikian, penyusunan rancangan RKPD bertujuan untuk menyempurnakan rancangan awal melalui proses pengintegrasian dan harmonisasi program dan kegiatan prioritas yang tercantum dalam rancangan Renja SKPD serta untuk mengharmoniskan menyinergikannya terhadap prioritas dan sasaran pembangunan nasional dan provinsi. Evaluasi Rancangan Awal RKP dan RKPD Provinsi ini merupakan bagian dari proses identifikasi kebijakan nasional dan Provinsi yang digunakan untuk melengkapi analisis dan evaluasi yang telah dilakukan pada tahap penyusunan rancangan awal, khususnya identifikasi kebijakan nasional untuk tahun rencana. Pada prinsipnya sebuah kebijakan menjadi relevan dan dapat dipedomani bagi suatu daerah karena beberapa karakteristik: 1. Amanat perundang-undangan yang bersifat mengikat secara umum (seluruh daerah) atau khusus pada daerah tertentu. 2. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah merupakan tujuan dari kebijakan tersebut. 3. Kebijakan pemerintah pusat yang karena karakteristiknya, suatu daerah dipengaruhi secara tidak langsung oleh kebijakan dimaksud. Kebijakan nasional lainnya memiliki dampak strategis bagi daerah tahun rencana karena beberapa karakteristik: 1. Kebijakan pemerintah pusat yang mengandung peluang bagi pengembangan daerah. 2. Kebijakan pemerintah pusat yang berdampak negatif bagi suatu daerah jika tidak diantisipasi dengan program tertentu. Pada tataran praktis, sebagian kebijakan diwujudkan atau nyata terlihat dari program dan kegiatan yang diagendakan pada tahun 2016, yang secara implisit disebutkan dalam pernyataan tentang kebijakan dan prioritas pembangunan nasional tahun rencana maupun jabaran program dan kegiatan I. 6

21 prioritas yang mempengaruhi baik secara langsung maupun tidak langsung rencana pembangunan suatu daerah. Dalam kaitan itu, untuk mendukung pencapaian prioritas dan target pembangunan nasional yang direncanakan dalam RPJMN Tahun , serta RKPD Provinsi Sumatera Selatan, maka perlu memperhatikan hal hal sebagai berikut : (1) Menyelaraskan prioritas dan sasaran program untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia terutama dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas pendidikan kejuruan, pemantapan akses dan layanan kesehatan. Oleh karena itu, dalam pembahasan RKPD tahun 2016 perlu dipastikan adanya program dan kegiatan yang mendukung kepada pendidikan kejuruan dalam hal ini sekolah jurusan Sekolah Menengah Kejuruan/SMK. Pada tahun 2016 target jumlah lulusan SMK dan lembaga Pelatihan Ketenagakerjaan yang mempunyai standar kualitas adalah lulusan. Sehingga program dan kegiatan untuk tahun 2016 lebih diarahkan kepada peningkatan kualitas dan kapasitas pendidikan kejuruan. Demikian juga dalam hal kesehatan, program dan kegiatan pada tahun 2016 diarahkan kepada pemantapan akses kesehatan agar layanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua masyarakat Kabupaten Musi Rawas. (2) Mengoptimalkan program dan kegiatan untuk penguatan sosial dan ekonomi masyarakat Kabupaten Musi Rawas terutama dalam hal bagaimana caranya menghidupkan kembali para pelaku usaha ekonomi kreatif, mikro, kecil dan menengah, mengembangkan akses permodalan bagi UMKM untuk penguatan investasi. Dalam rangka peningkatan destinasi pariwisata maka, dalam RKPD tahun 2016 juga memuat program dan kegiatan yang mengoptimalkan pengembangan di bidang kepariwisataan. Memastikan ketahanan pangan terutama yang berbasis sumberdaya lokal, seperti diversifikasi pangan, distribusi dan ketersediaan kebutuhan pangan, mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian, membangun infrastruktur pertanian yang memadai dengan mengembangkan kebijakan dan regulasi sehingga dapat meningkatkan daya tahan ekonomi. I. 7

22 (3) Mencermati pelaksanaan Millenium Development Goals/MDG s pada tahun 2016 dimana pada tahun 2016 merupakan masa peralihan dengan lebih menyoroti isu global sebagai tujuan pembangunan nasional. Sehingga arah pembangunan nasional juga menempatkan isu global untuk menjadi perhatian khususnya dibidang kesehatan lingkungan. Untuk melaksanakan tindak lanjut dari MDG s dicanangkanlah Sustainable Development Goal s ( ). Meskipun demikian, capaian target MDG s tahun atau setelah tahun 2015 yaitu lebih menyoroti 1). Pengentasan kemiskinan, 2). Pemerdayaan anak dan perempuan dan mencapai kesetaraan gender, 3). Penyediaan pendidikan yang berkualitas dan pembelajaran seumur hidup, 4). Memastikan hidup sehat, 5). menjamin keamanan pangan dan gizi yang baik, 6). Pemenuhan akses secara menyeluruh terhadap kebutuhan air dan sanitasi, 7). Pengamanan energi berkelanjutan, 8). Penciptaan lapangan kerja, mata pencaharian yang berkelanjutan, dan pertumbuhan ekonomi yang adil, 9). Pengelolaan aset sumber daya alam secara lestari, 10). Memastikan tata kelola dan efektif lembaga baik, 11). Memastikan masyarakat yang stabil dan damai, 12). Menciptakan lingkungan yang memungkinkan global dan mengkatalisasi keuangan jangka panjang. (4) Mensinergikan program dan kegiatan yang sesuai dengan kewenangan untuk memenuhi kebutuhan pembangunan desa/kelurahan yang disepakati dalam musyawarah perencanaan pembangunan kabupaten, kecamatan, dan desa/kelurahan. (5) Memastikan program dan kegiatan sebagai wujud dari adanya penyediaan cakupan layanan infrastruktur yang mendukung perekonomian. Dalam hal ini diperlukan arahan kebijakan untuk memperkuat akses dan konektivitas wilayah serta peningkatan pertumbuhan ekonomi seperti pusat ekonomi baru (kawasan industri) serta pelayanan infrastruktur dasar seperti pasar, jalan dan jembatan. (6) Mendukung program dan kegiatan yang bersinergi dengan program dan kegiatan pemerintah pusat seperti mendukung program sanitasi (Program ) yang langsung menyentuh masyarakat. Dimana target 100% I. 8

23 akses air minum, 0% kawasan permukiman kumuh, dan 100% akses sanitasi layak. (7) Mengoptimalisasikan kinerja penyelenggaraan pemerintah daerah, dimana pemantapan pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal dalam meningkatkan investasi masih diperlukan. Sehingga dapat meningkatan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS kemandirian dalam hal kemampuan keuangan untuk mendukung pembiayaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan. Tahap selanjutnya adalah Verifikasi dan Integrasi Program & Kegiatan Prioritas, dengan tujuan pokok adalah menyangkut kesamaan materi antara program dan kegiatan prioritas pada rancangan RKPD telah sama dengan muatan nama program dan kegiatan prioritas tiap-tiap SKPD, termasuk informasi tentang indikator kinerja, selain itu juga memastikan agar program dan kegiatan prioritas telah sepenuhnya tercantum dalam rancangan Renja SKPD pada SKPD terkait. Selanjutnya memperhatikan ketentuan yang termaktub dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka ditetapkan dengan Peraturan Bupati Musi Rawas Dasar Hukum Pelaksanaan Dasar Hukum Penyusunan adalah sebagai berikut : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II termasuk Kota Praja dalam Lingkungan Daerah Tingkat I Sumatera Selatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 70, Tambahan Negara RI Nomor 1814 ); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4287); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4421); I. 9

24 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 TentangPerubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5657) ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah (RKP); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4578); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2006 Nomor 97 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4664); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2008 Tambahan Lemb. Negara RI Nomor 4815); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4816); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan I. 10

25 Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4817); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4725); 16. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 19. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun ; 20. Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sumatera Selatan Tahun ; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 7 Tahun 2010 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas tahun ; 23. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 114/118/SJ/Tanggal 8 Januari 2015 Tentang Kebijakan dan Agenda Prioritas Tahunan Kementerian Dalam Negeri; 24. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 050/1854/SJ/ Tanggal 14 April 2015 Tentang Skala Prioritas Penyusunan RKPD Tahun Hubungan RKPD dan Dokumen Perencanaan Lainnya I. 11

26 Dokumen bernilai strategis dan penting, karena merupakan instrumen pelaksanaan yang menghubungkan antara RPJMD Tahun dengan RPJMD , dimana tahun 2016 memasuki tahun transisi sebagai suatu kesatuan langkah akselerasi pencapaian Visi Kabupaten Musi Rawas Tahun KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Dokumen memiliki keterkaitan erat dan sejalan dengan arah pembangunan yang dimuat dalam berbagai dokumen perencanaan pembangunan nasional, maupun dokumen perencanaan daerah (Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Musi Rawas), terutama keberlanjutan terhadap RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun (sementara RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun belum ditetapkan) dan RPJPD Kabupaten Musi Rawas Tahun Selain itu juga mengacu RPJMN Tahun (NAWACITA) dan RKP Tahun 2016 serta RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun Pada tahun 2016, prioritas pembangunan daerah sesuai dengan sinkronisasi dengan RKP tahun 2016 (NAWA CITA) dan RKPD Provinsi Sumatera Selatan, sebagai berikut : I. 12

27 NAWACITA 1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh negara 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif demokratis dan terpecaya. 3. Membangun indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi bermartabat dan terpecaya. 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia indonesia. 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional. 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor sektor strategis ekonomi domestik. 8. Melakukan revolusi karakter bangsa. 9. Memperteguh ke Bhinekaan dan memperkuat restorasi sosial indonesia RKPD Kab. Musi Rawas 1. Peningkatan Infrastruktur, konektivitas, dan daya dukung pusat-pusat pertumbuhan (Agropolitan Centre dan Agropolitan District). 2. Peningkatan akses dan mutu layanan dasar 3. Peningkatan ketahanan pangan dan daya saing ekonomi 4. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta penanganan bencana 5. Peningkatan kapasitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan. 6. Pengembangan sumber daya manusia melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal RKPD Provinsi Sumsel 1. Tata Kelola Pemerintahan yang Baik, Keamanan dan Ketertiban Masyarakat 2. Pendidikan, Kesehatan dan Sosial Budaya 3. Penanggulangan Kemiskinan 4. Pembangunan Pertanian 5. Infrastruktur dan Energi. 6. Lingkungan Hidup dan Pengelolaan Bencana 7. Pengembangan Wilayah I. 13

28 1.4. Maksud dan Tujuan 1. Maksud KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Musi Rawas merupakan pembangunan yang berdimensi kewilayahan yang artinya setiap wilayah kecamatan didorong untuk mengembangkan keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif berdasarkan potensinya secara kreatif namun tetap menjaga keseimbangan antar wilayah sehingga tidak terjadi ketimpangan pembangunan. Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 disusun dengan maksud sebagai berikut : a. Menyediakan satu dokumen perencanaan pembangunan daerah yang berkelanjutan bagi pemerintahan daerah, masyarakat, dan dunia usaha dalam menentukan arah kebijakan dan program serta kegiatan pembangunan di Kabupaten Musi Rawas dalam Tahun 2016 dengan mendasarkan pada potensi, kondisi riil dan proyeksi ke depan; b. Menyediakan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah bagi seluruh SKPD Pemerintah Daerah dan DPRD Kabupaten Musi Rawas dalam menentukan prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah Tahun 2016; c. RKPD dimaksudkan sebagai dasar penyusunan dan pembahasan terhadap Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) antara Bupati Musi Rawas dengan DPRD Kabupaten Musi Rawas. 2. Tujuan Pelaksanaan pembangunan bertujuan untuk menciptakan perubahan kearah yang lebih baik dengan mengelola dan memanfaatkan potensi sumber daya; ekonomi, sosial, budaya dan politik dalam mewujudkan percepatan kesejahteraan rakyat (welfare state). Percepatan terwujudnya kesejahteraan dengan lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat, dengan menerapkan sistem desentralisasi, sebagai pemberian otonomi kepada daerah untuk mengambil keputusan baik politik maupun administratif. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan dari penyusunan dokumen Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 adalah untuk : I. 14

29 a. Terciptanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi, dan sinergi antar Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, DPRD, masyarakat maupun dunia usaha, dalam penyelenggaraan pembangunan di Kabupaten Musi Rawas; b. Adanya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, pelaksanaan, pertanggungjawaban dan pengawasan pembangunan di Kabupaten Musi Rawas; c. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan pembangunan di Kabupaten Musi Rawas; d. Tercapainya penggunaan sumber daya alam dan sumber daya manusia di Kabupaten Musi Rawas secara efisien, efektif, berkeadilan, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat Kabupaten Musi Rawas; e. Untuk memberikan arah, acuan dan indikator capaian yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Musi Rawas; f. Sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dan DPRD dalam penyusunan Rencana Anggaran dan Belanja Daerah Kabupaten Musi Rawas Sistematika Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 disusun berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010 Tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 Tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dengan sistematika sebagai berikut : I. PENDAHULUAN Bab ini memuat tentang (1) Latar Belakang Penyusunan RKPD, (2) Dasar Hukum Penyusunan, (3) Hubungan antar Dokumen RKPD dengan Dokumen Rencana Pembangunan Daerah Lainnya, (4) Maksud dan Tujuan Penyusunan RKPD dan (5) Sistematika Dokumen RKPD. II. EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN Bab ini memuat tentang (1) Kondisi Umum Daerah Kabupaten Musi Rawas, (2) Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD sampai Tahun 2014 dan Realisasi RPJMD, (3) Permasalahan Pembangunan Daerah Kabupaten Musi Rawas. I. 15

30 III. RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH Bab ini memaparkan rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka keuangan yang mencakup kondisi ekonomi daerah Tahun 2014, asumsi capaian Tahun 2015, tantangan dan prospek perekonomian daerah Tahun IV. PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2016 Bab ini menguraikan (1) Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah, (2) Isu-isu Strategis, (3) Sasaran dan Prioritas Pembangunan V. PERENCANAAN PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN Bab ini memuat (1) Gambaran kekuatan dan potensi wilayah; (2) Gambaran konsentrasi dan sasaran spasial sektor unggulan daerah; (3) Gambaran konektifitas antar kecamatan; dan (4) Arah kebijakan, strategi, dan prioritas pembangunan kecamatan. VI. RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2015 Bab ini memuat rincian program dan kegiatan pokok SKPD tahun rencana dengan indikator kinerja yaitu capaian program, keluaran kegiatan, hasil kegiatan disertai pagu indikatifnya. VII. PENUTUP I. 16

31 BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun 2015 Dan Capaian Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2.1. KONDISI UMUM DAERAH Aspek Geografi dan Demografi Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas berada di bagian barat Provinsi Sumatera Selatan dan tempat pertemuan hulu Sungai Musi dengan aliran Sungai Rawas. Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan, Kabupaten Musi Rawas mengalami perubahan baik letak geografi maupun demografi, secara geografis terletak pada posisi Bujur Timur dan Lintang Selatan. Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah ± 6.350,10 km 2 setelah pemekaran, dengan batas batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas Utara. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Empat Lawang dan Kabupaten Lahat. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kota Lubuklinggau dan Provinsi Bengkulu. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Pali dan Kabupaten Musi Banyuasin. Kondisi fisik Kabupaten Musi Rawas mempunyai topografi yang bergelombang, dengan ketinggian berkisar m dari permukaan laut, dengan kemiringan bervariasi dari 0-2%, sampai lebih dari 40%. Luas wilayah yang dominan adalah wilayah dengan kemiringan 0-15% yang merupakan daerah potensial untuk pertanian, selebihnya berupa tanah perbukitan yang mempunyai II.1

32 kemiringan sangat curam yang sebagian besarnya berupa Bukit Barisan yang memanjang dari utara sampai selatan, khususnya di bagian barat daerah ini yang termasuk kedalam kawasan Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS) yang membentang luas dalam 4 (empat) provinsi. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan bukit barisan, dataran ini semakin ke timur semakin luas. Penyebaran jenis tanah di Kabupaten Musi Rawas terdiri dari : 1. Aluvial dengan ciri warna coklat kekuning-kuningan terbentuk oleh endapan liat dan pasir dijumpai di Kecamatan Tugumulyo dan Muara Kelingi. Tanah jenis ini seluas ± 8,05% dari luas kabupaten dan sangat cocok untuk tanaman padi dan palawija. 2. Litosol seluas ± 7,17% dari luas kabupaten baik dimanfaatkan untuk tanaman keras, rumput-rumputan dan usaha ternak. 3. Asosiasi Latisol hanya terdapat di kecamatan STL Ulu Terawas. 4. Regosol luasnya sama seperti asosiasi latisol, di mana ± 55,89 % berada di Kecamatan Muara Beliti, yang diidentifikasi sangat cocok untuk budidaya tanaman padi sawah, palawija dan tanaman keras lainnya. 5. Podsolik merupakan jenis tanah terluas di Kabupaten Musi Rawas. Sebagian besar terdapat di Kecamatan Muara Lakitan dan Kecamatan Jayaloka, baik untuk tanaman padi sawah, padi ladang dan tanaman karet. 6. Asosiasi Podsolik hanya terdapat di Kecamatan Muara Lakitan II.2

33 Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Musi Rawas KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Sumber: RTRW Kabupaten Musi Rawas Tahun Wilayah ini berada di ketinggian 129 meter dpl, terdiri dari 66,5% dataran rendah yang subur dengan struktur 62,75% tanah liat. Keadaan alam wilayah Kabupaten Musi Rawas terdiri atas hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan kebun lainnya. Di sebelah barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan bukit barisan, dataran ini semakin ke timur semakin luas. Kabupaten Musi Rawas banyak terdapat sungai-sungai besar yang dapat dilayari sampai kehulunya. Adapun sungai-sungai yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas yaitu Sungai Lakitan, Sungai Kelingi, Sungai Semangus dan Sungai Musi. Selain memiliki sungai-sungai besar, di Kabupaten Musi Rawas terdapat danau, yakni Danau Aur, di Kecamatan Sumber Harta. Selain fungsinya sebagai penampung air, danau ini juga merupakan potensi wisata bagi Kabupaten Musi Rawas. II.3

34 Kabupaten Musi Rawas yang sebagian besar merupakan kawasan hutan dengan beberapa jenis tumbuhan seperti jenis tanaman KKRC, kayu pulai, kayu jabon, kayu karet jenis tumbuhan kayu lainnya. Sedangkan jenis satwa seperti harimau, monyet, rusa dan kijang, ayam hutan, buaya dan jenis satwa liar lainnya, merupakan jenis satwa yang sebagian besar masih berada pada kawasan hutan di KPD KABUPATEN MUSI RAWAS wilayah Kabupaten Musi Rawas. Wilayah Kabupaten Musi Rawas dialiri oleh empat sungai utama yang umumnya dapat dilayari yakni Sungai Musi, Sungai Lakitan, Sungai Kelingi dan Sungai Semangus. Selain itu terdapat sungai-sungai lainnya yang merupakan anak sungai-sungai utama tersebut. Kabupaten Musi Rawas yang sebagian besar merupakan kawasan hutan dengan beberapa jenis tumbuhan seperti jenis tanaman kayu merawan, sungkai, merbau, kolim, rotan dan jenis tumbuhan kayu lainnya. Sedangkan jenis satwa seperti harimau, gajah, monyet, rusa dan kijang, ayam hutan dan jenis satwa liar lainnya, merupakan jenis satwa yang sebagian besar masih berada pada kawasan hutan di wilayah Kabupaten Musi Rawas. Pada tanggal 10 Juli 2013 terjadi pemekaran kabupaten dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2013 Tentang Pembentukan Kabupaten Musi Rawas Utara di Provinsi Sumatera Selatan dengan jumlah kecamatan dan desa serta luas mengalami perubahan, untuk Kabupaten Musi Rawas yang baru sebagaimana tergambar pada tabel 2.1 di bawah ini Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Kelurahan, Desa & Luas wilayah di Kab. Musi Rawas Tahun 2014 NO KECAMATAN KELURAHAN D E S A LUAS WILAYAH (Km 2 ) STL Ulu Terawas , Muara Beliti , Tugumulyo ,7091 II.4

35 4 Jaya Loka , Muara Kelingi , Muara Lakitan , Megang Sakti , Purwodadi , BTS. Ulu , Selangit , Sukakarya , Tuah Negeri , Sumber Harta , Tiang Pumpung ,4243 Kepungut J U M L A H ,10 Sumber : Mura Dalam Angka 2014, BPS Aspek Demografi Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jumlah penduduk Tahun 2014 setelah pemekaran Kabupaten Musi Rawas Utara berjumlah jiwa. Luasnya adalah 6.350,10 Km 2 dan kepadatan penduduknya adalah 58,84 jiwa/km². Karakteristik penduduk Kabupaten Musi Rawas yang akan ditinjau berkaitan dengan besaran dan pertumbuhannya, serta kepadatan dan persebarannya. Kecamatan dengan kepadatan terendah adalah Kecamatan Muara Lakitan sedangkan tingkat kepadatan tertinggi adalah Kecamatan Tugumulyo Kepadatan Penduduk Dengan luas wilayah sebesar 6.350,10 Km 2 dan jumlah penduduk sebanyak jiwa maka density penduduk Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2014 sebesar 58,84 jiwa / Km 2, wilayah administrasi dengan tingkat kepadatan paling tinggi adalah Kecamatan Tugumulyo dengan kepadatan penduduk 668,63 II.5

36 jiwa/km 2, sedangkan Kecamatan Muara Lakitan merupakan kecamatan tingkat kepadatan penduduknya paling kecil yaitu 20,23 jiwa / Km 2. Tabel 2.2 Tingkat Kepadatan Penduduk Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Kecamatan Luas (Km 2 ) Jumlah Penduduk (Jiwa) Kepadatan (Jiwa/Km 2 ) STL Ulu 596, ,67 2 Selangit 717, ,14 3 Sumber Harta 103, ,83 4 Tugumulyo 67, ,63 5 Purwodadi 63, ,33 6 Muara Beliti 175, ,64 7 TP. Kepungut 326, ,64 8 Jayaloka 160, ,40 9 Sukakarya 121, ,98 10 Muara Kelingi 645, ,50 11 BTS Ulu 751, ,35 12 Tuah Negeri 263, ,76 13 Muara Lakitan 1.963, ,83 14 Megang Sakti 399, ,25 Jumlah 6.350, ,84 Sumber : Mura Dalam Angka 2014, BPS Aspek Kesejahteraan Masyarakat Aspek Kesejahteraan Masyarakat terkait dengan RPJMD Kabupaten Musi Rawas selaras dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah terdapat 3 ( tiga ) Fokus : a) Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi, b) Fokus Kesejahteraan Masyarakat, c) Fokus Seni budaya dan Olahraga Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi II.6

37 a. Pendapatan Domestik Bruto (PDRB) PDRB salah satu indikator ekonomi yang menggambarkan kondisi rill suatu daerah, indikator pertumbuhan PDRB ini menunjukan kesejahteraan masyarakat dalam lingkup daerah dan mengenai geliat keberhasilan program pembangunan ekonomi makro daerah yang telah dicapai dalam meningkatkan kemakmuran masyarakat di suatu daerah. Salah satu tujuan yang terkandung diantara cita-cita tersebut adalah peningkatan Pendapatan Domestik Bruto penduduk Kabupaten Musi Rawas yang terus meningkat dari tahun ke tahun. Dengan memperhatikan realisasi PDRB dan distribusi PDRB atas dasar harga berlaku selama Tahun dan Asumsi capaian Tahun 2014, maka dapat diproyeksikan PDRB atas dasar harga berlaku Tahun 2015 dan 2016, lihat tabel 2.3 berikut ini : Tabel PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Rp. Juta) Sektor * 2015** 2016*** Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik Gas & Air Bersih Bangunan Perdagangan. Hotel dan Restoran 7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan Jasa-jasa PDRB DENGAN MIGAS , PDRB TANPA MIGAS Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas 2014 ( Data Diolah ) II.7

38 ** ) Asumsi Capaian * ) Angka Sangat Sementara ***) Proyeksi Capaian Berdasarkan data pada tabel 2.3. di atas, diperkirakan nilai PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas Kabupaten Musi Rawas akan meningkat dari juta pada tahun 2013 diproyeksikan menjadi Rp juta pada KPD KABUPATEN MUSI RAWAS tahun 2016 untuk PDRB dengan migas. Pada tahun 2013 PDRB tanpa migas sebesar Rp juta dan pada tahun 2016 diproyeksikan menjadi Rp juta. Data struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 2.4. di bawah ini: Tabel Struktur Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun (%) Sektor * 2015** 2016** Pertanian 42,61 43, ,25 41,43 41,43 Pertambangan dan 27, Penggalian ,85 23,91 23,91 Sektor Primer 69,84 69, ,10 65,34 65,34 Industri Pengolahan 11,06 10, ,42 11,64 11,64 Listrik. Gas dan Air 0,08 0,08 Bersih ,08 0,08 Bangunan 4,64 4, ,81 5,81 Sektor Sekunder 15,78 15, ,16 17,54 17,54 Perdagangan. Hotel dan 4,76 4,81 Restoran ,00 6,00 0,53 0,55 Pengangkutan dan Komunikasi ,72 0,72 Keuangan. Persewaan 1,65 1,64 dan Jasa Perusahaan ,78 1,82 1,82 II.8

39 Sektor * 2015** 2016** Jasa-jasa 7,45 7, ,87 9,08 9,08 Sektor Tersier 9,63 9, ,62 17,62 TOTAL ,00 100,00 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 ( Data Diolah ) ** ) Asumsi Capaian *) Angka Sangat Sementara ***) Proyeksi Capaian Tahun merupakan tahun berbasis pada pemanfaatan sumber daya alam atau masih berstruktur primer dan pada Tahun 2016 diperkirakan masih tetap berstruktur primer dengan leading sektor yang menjadi unggulan selama ini sebagai penyumbang PDRB yaitu se ktor pertanian dan juga Pertambangan dan penggalian. Di tahun 2013 sektor primer yang terdiri atas sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian memberikan kontribusi sebesar 66,89 persen dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Sektor pertanian memberikan sumbangan 43,10 persen, sedangkan sisanya 25,24 persen diberikan oleh sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder yang terdiri atas sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih serta sektor bangunan pada tahun 2013 memberikan kontribusi 16,78 persen terhadap total nilai tambah Kabupaten Musi Rawas. Dari 16,78 persen tersebut, 11,20 persen berasal dari sektor industri pengolahan, 5,50 persen dari sektor bangunan, dan hanya 0,08 persen yang berasal dari sektor listrik, gas, dan air bersih. Tahun 2013 sektor tersier yang terdiri atas empat sektor ekonomi, yakni sektor perdagangan, hotel, dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan, serta sektor jasa-jasa memberikan kontribusi sebesar 16,31 persen dari total PDRB Kabupaten Musi Rawas. Dari keempat sektor tersebut, sektor jasajasa memberikan sumbangan terbesar yaitu 8,67 persen, sisanya berasal dari tiga sektor lainnya. II.9

40 Perkiraan PDRB atas dasar harga konstan Kabupaten Musi Rawas tahun dapat dlihat pada tabel di bawah ini : Tabel PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Rp. Juta) KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Sektor * 2015** 2016** 1. Pertanian ,431,702 1,962,150 2,116, Pertambangan dan ,240 1,536,034 1,628, Penggalian 3. Industri Pengolahan ,991 1,390,393 1,467, Listrik. Gas dan Air , , , Bersih 5. Bangunan ,689 4,105 4, Perdagangan. Hotel , , , dan Restoran 7. Pengangkutan dan , , , Komunikasi 8. Keuangan ,844 26,088 28, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-jasa ,218 73,935 78, PDRB DENGAN MIGAS ,155,118 4,650,107 4,977, PDRB TANPA MIGAS ,352,886 3,259,713 3,509, Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 ( Data Diolah ) ** ) Asumsi Capaian *) Angka Sangat Sementara ***) Proyeksi Capaian b. Pendapatan Regional Perkapita Data Pendapatan Regional Perkapita (Dengan migas) Tahun Kabupaten Musi Rawas adalah ditunjukkan dalam tabel 2.6 berikut : Tabel 2.6 Pendapatan Perkapita Kabupaten Musi Rawas Tahun Tahun Harga berlaku Harga konstan II.10

41 Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2013* ** Sumber: BPS Kab. Musi Rawas *) Angka sementara Setelah Pemekaran Muratara **) Angka sangat sementara Berdasarkan data di atas, dapat terlihat bahwa pendapatan per kapita Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 atas dasar harga berlaku dengan migas sebesar Rp ,- dan tanpa migas sebesar Rp ,- sedangkan berdasarkan atas dasar harga konstan tanpa migas sebesar Rp ,- dan dengan migas sebesar Rp ,-. c. Pertumbuhan Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah dilihat dari pertumbuhan ekonomi di harapkan mengalami kenaikan setiap tahunnya, Peningkatan pertumbuhan ekonomi ini menggambarkan aktivitas ekonomi di suatu daerah hangat dan menjanjikan untuk ke depan. Pertumbuhan Ekonomi masih dijadikan sebagai tolak ukur penilaian kondisi ekonomi di daerah. Seperti dijelaskan di atas bahwa sesuai dengan RPJPD Tahun Kabupaten Musi Rawas Tahun Anggaran 2015 merupakan tahun terakhir pelaksanaan pembangunan jangka menengah tahun kelima Kabupaten Musi Rawas, sebagai rangkaian dari pelaksanaan rencana pembangunan daerah yang tertuang dalam RPJMD Tahun Oleh karena itu kebijakan umum pembangunan dan penganggaran di Tahun 2016 berisikan kebijakan yang dinamis guna mencapai pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas yang lebih baik sesuai yang diharapkan. II.11 ini

42 Tabel 2.7 Pertumbuhan Ekonomi Tahun Dan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2015 Kabupaten Musi Rawas KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Ekonomi Proyeksi Laju Pertumbuhan Ekonomi * Tahun * 2014** 2015*** 1 Pertanian 7,42 8,28 7,46 7,68 2,95 3,45 2 Pertambangan dan Penggalian 1,98 1,60 0,30 1,28 5,26 5,76 3 Industri Pengolahan 4,53 6,37 6,71 6,76 7,07 7,57 Listrik, Gas dan Air 4 Bersih 7,16 8,18 8,53 8,09 7,77 8,27 5 Bangunan 6,57 8,99 11,92 12,12 7,94 8,44 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,33 7,57 8,53 8,26 12,27 12,77 Angkutan dan 7 Komunikasi 12,95 13,46 13,08 12,79 12,62 13,12 Keuangan, 8 Persewaan dan Jasa 7,26 8,83 8,98 8,76 6,91 7,41 Perusahaan 9 Jasa-jasa 7,53 7,67 7,92 7,43 7,44 7,94 PDRB DENGAN MIGAS 5,30 6,00 5,54 6,00 5,01 5,51 PDRB TANPA MIGAS 6,93 8,05 7,84 7,93 5,02 5,52 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Musi Rawas (data diolah) *) Angka sementara **) Angka sangat sangat sementara setelah pemekaran muratara ***) Asumsi Capaian d. Kebutuhan Investasi Kab. Musi Rawas Tahun Salah satu sumber dari pertumbuhan ekonomi daerah adalah penambahan dan pemupukan modal melalu investasi. Dengan menganggap bahwa nilai ICOR (incremental capital to output ratio atau rasio penambahan modal terhadap produksi) sebesar 4,26, pertumbuhan ekonomi rata-rata , dan nilai PDRB, maka kebutuhan investasi selama lima tahun diperkirakan sebesar 2,775 triliun per tahun. Kebutuhan investasi tersebut hanya akan dapat dipenuhi II.12 Rp.

43 oleh Kabupaten Musi Rawas dengan mempertimbangkan potensi dan kemajuan yang telah dicapai selama ini, kondisi sosial yang kondusif, dan kondisi ketertiban dan keamanan yang terjaga dengan baik sehingga menarik investor untuk menanamkan modal di Kabupaten Musi Rawas. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Indikator DENGAN MIGAS Pertumbuhan ekonomi Tabel. 2.8 Kebutuhan Investasi Ekonomi Sumber: Indikator Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun 2013 ( data diolah) *) Angka Sementara **) Asumsi Capaian e. Persentase Penduduk di atas Garis Kemiskinan Kemiskinan merupakan permasalahan yang kompleks yang bersifat dinamis, mengingat faktor eksternal yang berpengaruh terhadap kemampuan belanja masyarakat juga bergerak dinamis disamping berbagai faktor internal yang mempengaruhi daya tahan masyarakat terhadap gejolak ekonomi yang terjadi. Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu persen penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Tahun * 2015** ,03 PDRB ADHB 9,490,505 10,697,466 12,089, kebutuhan investasi (ICOR 4,26) TANPA MIGAS Pertumbuhan ekonomi 2,452,293 2,887,997 3,406, PDRB ADHB 7,533,346 8,715,386 10,097, Kebutuhan investasi (ICOR 4,26) 2,232,633 2,643,886 3,130, II.13

44 (SUSENAS) yang dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya dilaksanakan oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa bekerjasama dengan BPS pada setiap tahun dalam rangka penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) oleh pemerintah pusat. Kedua jenis data tersebut berbeda dalam beberapa hal. Pertama, data SUSENAS adalah hasil survei, KPD KABUPATEN MUSI RAWAS tanpa nama dan tanpa alamat. Tujuannya untuk memantau persen penduduk miskin setiap 3 tahun. Alat ukurnya juga berbeda, yaitu pola konsumsi masyarakat, yang kemudian disimpulkan menjadi kilokalori. Bila konsumsi per orang dibawah 2100 kilokalori per hari maka dikategorikan sebagai penduduk miskin. Dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDG s), komponen pertama adalah; Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan. Target secara nasional pencapaian MDGs poin pertama adalah : Menurunkan proporsi penduduk yang tingkat pendapatannya di bawah US$1 per hari menjadi setengahnya dalam kurun waktu Untuk mendukung target tersebut, maka ditetapkan dua indikator target yaitu: Penurunan Persentase penduduk dengan pendapatan di bawah US$1 (PPP) per hari. 1. Penurunan Persentase penduduk dengan tingkat konsumsi di bawah garis kemiskinan nasional. Nasional menargetkan pencapaian MDGs pada Tahun 2015, maka Kabupaten Musi Rawas wajib menargetkan pada Tahun 2015 juga. Penduduk di atas garis kemiskinan dihitung dengan formula; Penduduk di atas garis kemiskinan = 100% - persentase penduduk miskin. Dengan demikian, maka penduduk di atas garis kemiskinan ditunjukkan dengan tabel 2.10 Tabel Persentase Penduduk di atas garis Kemiskinan Tahun TAHUN Indikator * II.14

45 Indikator Persentase Penduduk di atas garis kemiskinan Sumber : BPS Kab. Musi Rawas 2014 *Angka Proyeksi TAHUN * 80,62 81,75 82,33 82,15 84,98 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Berdasarkan data di atas Tahun 2010 tingkat kemiskinan sebesar 19,38% dan pada tahun 2014 turun menjadi 15,02% Fokus Kesejahteraan Sosial Analisis kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap indikator berkaitan dengan meningkatnya kualitas kehidupan beragama, percontohan dan peneladaan karakter darussalam, menurunnya angka kemiskinan, meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan, meningkatnya pembangunan perdesaan dan pemberdayaan KAT, meningkatnya perlindungan sosial, meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan kependudukan, meningkatnya pemberdayaan perempuan, meningkatnya peran pemuda dan olah raga. Indikator Kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran target yang dicapai terlihat pada masing-masing matrik dibawah ini : Indikator Kinerja Meningkatnya Kualitas Kehidupan beragama : No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Persentase muslim yang khatam Al qur an % 15 1,55 10,33 2. Persentase masyarakat muslim bebas buta aksara Al % ,00 qur an 3. Persentase aparat yang aktif dalam pengajian rutin % ,00 bulanan SKPD 4. Rasio tempat ibadah per 1000 Per 1000 penduduk penduduk 2 2,2 110,00 Rata-rata 76,84 II.15

46 Indikator Kinerja Meningkatnya Tolerasi Kehidupan Antar Umat Beragama Dan Meningkatnya Percontohan Dan Peneladanan Karakter Darussalam: No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1. Persentase penyelesaian konflik yang berlatar belakang agama % ,00 yang teratasi Indikator Kinerja Menurunnya angka Kemiskinan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase angka kemiskinan % 9,20 15,02 61,25 2 Persentase jalan dalam kondisi baik % 65,00 62,70 96,49 3 Persentase desa berlistrik % 100,00 97,49 97,49 4 Jumlah website milik pemerintah daerah Buah 1,00 1,00 100,00 5 Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih % 90,00 100, Jumlah desa mandiri pangan Desa 2,00 6,00 300,00 - Lumbung pangan Lumbung 14,00 6,00 42,86 - Peralatan Lumbung Desa 10,00 10,00 100,00 7 Persentase Skor Pola Pangan Harapan ( PPH ) % 100,00 163,00 163,00 8 Tingkat Pengangguran Terbuka % 2,30 2,40 95,83 9 Angka kriminalitas yang tertangani % 75,00 54,22 72,29 10 Persentase desa yang mempunya bangunan pos % 100,00 100,00 100,00 jaga/ronda 11 Persentase laju pertumbuhan penduduk % 1,86 1,50 80,65 12 Persentase Keluarga Pra Sejahtera & KS I % 11,00 21,90 199,09 II.16

47 Indikator Kinerja Meningkatnya Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Kesehatan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 APK TK/ PAUD % 50,00 40,19 80,38 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2 APM TK/PAUD % 47,00 38,21 81,30 3 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,65 7,19 83,12 4 APK SD/ MI/Paket A % 114,90 114, APM SD/MI/Paket A % 98,25 98,43 100,18 6 Angka Buta Aksara % 0,90 1,55 172,22 7 APK SMP/MTs/Paket B % 98,60 98,70 100,10 8 APM SMP/MTs/Paket B % 92,50 91,75 99,19 9 APK SMA/MA/SMK/Paket C % 76,50 75,00 98,04 10 APM SMA/MA/SMK/Paket C % 65,50 62,15 94,89 11 Persentase guru berpendidikan S1/D4 % 92,00 67,45 73,32 12 Rasio Guru Terhadap Perbandingan Murid SD Guru:Murid 1 : 13 1:15 102,74 13 Rasio Guru Terhadap Perbandingan Murid SLTP Guru:Murid 1 : 18 1:13 93,59 14 Rasio Guru Terhadap Perbandingan Murid SLTA Guru:Murid 1 : 13 1:13 100,00 15 Persentase pangkalan data dan informasi pendidikan berbasis % 100,00 75,00 75,00 website 16 Persentase Pemanfaatan ICT Untuk Pembelajaran % 22,00 10,00 45,45 17 Persentase pemberdayaan komite % 70,00 100,00 142,86 sekolah II.17

48 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 18 Cakupan rawat jalan Puskesmas % 13,31 25,92 194,74 19 Cakupan rawat inap Puskesmas % 1,06 0,50 39,68 20 Umur Harapan Hidup Tahun 68,74 67,01 97,48 21 Angka kematian bayi Per 1000 kelahiran 27,00 6,39 176,30 hidup 22 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan % 100,00 100,00 100,00 23 Rasio Posyandu Per Bh/ Satuan Balita Per Penduduk penduduk (%) 13,00 7,44 57,23 24 Rasio Rumah Sakit Per Bh/ Satuan Penduduk Penduduk 0,01 0,53 530,00 25 Rasio Dokter Per satuan Orang/ penduduk Penduduk 3,00 1,35 45,00 26 Rasio tenaga medis Orang/ persatuan penduduk Penduduk 4,00 2,61 65,25 27 Cakupan pelayanan kesehatan dasar % 100,00 100,00 100,00 masyarakat miskin 28 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat % 100,00 100,00 100,00 miskin 29 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6 - % ,00 24 bulan keluarga miskin 30 Persentase Sistem penyediaan air minum yang memenuhi standar % ,00 kualitas kesehatan II.18

49 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 31 Persentase Tempat- Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat % ,00 kesehatan 32 Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat % ,00 kesehatan 33 Persentase rumah sehat % ,00 34 Persentase data program kesehatan yang up to date, valid, lengkap dan % ,00 terintegrasi Indikator Kinerja Meningkatnya Pembangunan Perdesaan dan Pemberdayaan KAT : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah desa tertinggal Desa 0 3,00 0,00 2 Persentase jalan desa dalam kondisi baik % 97 56,07 57,80 3 Persentase aparat desa yang berperan aktif dalam % ,00 100,00 pembangunan perdesaan 4 Persentase masyarakat desa yang memanfaatan teknologi tepat guna dalam % 55 57,14 103,00 perekonomian desa 5 Persentase Lembaga desa yang dibina % ,00 100,00 6 Jumlah masyarakat KAT yang mendapat jaminan sosial Kelompok 10 0,00 0,00 Indikator Kinerja Meningkatnya Perlindungan Sosial II.19

50 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1 Persentase PMKS yang mendapat bantuan sosial 2 Jumlah PMKS yang memiliki keterampilan 3 Jumlah Kecamatan Yang Siap Siaga Dalam Penanganan Bencana 4 Jumlah TAGANA yang profesional % 70 10,60 15,14 Orang 65 50,00 83,30 Kecamatan 14 6,00 42,85 Orang 25 30,00 120,00 Indikator Kinerja Meningkatnya Kapasitas Ketenagakerjaan dan Kependudukan : No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 2 Tingkat Pengangguran Terbuka 3 Persentase Pencari Kerja yang ditempatkan 4 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun % 75,00 73,00 97,30 % 2,30 2,40 104,00 % 60,00 60,00 100,00 % 20,00 20,00 100,00 Indikator Kinerja Meningkatnya Pemberdayaan Perempuan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan 2 Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan % 28 6,18 22,07 % 60 52,00 86,67 Indikator Kinerja Meningkatnya Peran Pemuda dan Olah Raga : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian II.20

51 1 Jumlah organisasi pemuda yang aktif Kelompok ,00 2 Jumlah kegiatan kepemudaan Kali ,33 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 3 Jumlah klub olah raga yang aktif 4 Jumlah gedung olah raga yang dipelihara 5 Jumlah organisasi olah raga yang aktif Aspek Pelayanan Umum Klub Unit Kelompok , , ,67 Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, Aspek Pelayanan Publik terdiri atas 2 buah fokus yaitu: a) Fokus Layanan Urusan Wajib dan b) Fokus Layanan Urusan Pilihan. Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator-indikator kinerja penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, penataan ruang, perencanaan pembangunan, perhubungan, lingkungan hidup, pertanahan, kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan olahraga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik, kearsipan, komunikasi dan informatika, dan perpustakaan. Indikator Kinerja terhadap fokus layanan Urusan Wajib sebagai berikut : Indikator Kinerja terwujudnya infrastruktur agropolitan dan kawasan cepat tumbuh : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian II.21

52 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1 Persentase jaringan irigasi yang kondisinya baik terhadap jaringan yang ada 2 Panjang jalan kabupaten yang kondisinya baik 3 Rasio sarana dan prasarana kebinamargaan yg kondisi baik % 66 57,00 86,36 Km 95 54,90 57,46 % 25 35,00 140,00 4 Jumlah Terminal Peti Kemas Unit 0 0,00 0,00 5 Jumlah kawasan perkantoran Unit 36 42,00 120,00 6 Jumlah Kawasan Sport Center Unit 0 0,00 0,00 7 Jumlah ruko di AC dan AD Blok 5 5,00 100,00 8 Jumlah RTH kawasan AC &AD 9 Jumlah Pasar di Kawasan AC dan AD 10 Jumlah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Ha 0 0,00 0,00 Unit 0 0,00 0,00 Unit 3 2,00 66,00 11 Jumlah kawasan wisata air Unit 0 0,00 0,00 12 Tingkat penyelesaian Masjid Agung Darusalam 13 Jumlah lapangan golf dan hutan kota 14 Jumlah kawasan pergundangan dan pangkalan truk di AC Unit 1 1,00 100,00 Unit 0 0,00 0,00 Unit 0 0,00 0,00 Indikator Kinerja Meningkatnya Ketahanan Pangan dan Swasembada berkelanjutan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Jumlah Produksi Padi Ton ,30 2. Jumlah lembaga Distribusi Gapoktan ,00 II.22

53 Pangan Masyarakat yang dibina Indikator Kinerja Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1. Jumlah Produksi Padi Ton ,30 2. Jumlah lembaga Distribusi Pangan Masyarakat yang dibina Gapoktan ,00 Indikator Kinerja Meningkatnya Pelayanan Perizinan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase sarana dan prasarana pelayanan perizinan dan investasi sesuai standar % ,00 2 Persentase kegagalan investasi % ,00 3 Persentase kesesuaian dengan SOP % ,00 Indikator Kinerja Terciptanya Kepastian Hukum dan Ketertiban Umum No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 Jumlah Perda perizinan dan investasi % Capaian Perda 3 0 0,00 Indikator Kinerja Terbangunannya Infrastruktur Dasar Strategis No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah Pelabuhan Udara yang beroperasi lancar 2 Persentase jumlah Desa Berlistrik Buah ,00 % ,49 97,49 II.23

54 3 Rasio sarana dan prasarana kebinamargaan yang kondisinya baik % 37,5 91,97 240,00 Indikator Kinerja Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Industri No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1 Jumlah UKM aktif non BPR UKM 75 67,00 89,30 2 Persentase koperasi aktif % Jumlah pasar tradisional yang dibangun dan dikelola oleh koperasi Pasar 0 0 0,00 Indikator Kinerja Terwujudnya Pasar dan Promosi, Pembiayaan dan Permodalan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah website milik pemerintah daerah untuk mendukung pelayanan perizinan dan penananman modal 2 Persentase desa yang memiliki pasar kalangan 3 Persentase embrio pasar yang ditingkatkan menjadi pasar kalangan Indikator Kinerja Meningkatnya Peran BUMD : Buah ,00 % ,00 % ,00 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase BUMD yang Berperan Aktif Dalam Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Indikator Kinerja Meningkatnya Pelayanan Publik % ,00 II.24

55 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase Penduduk yang memiliki KK dan Administrasi kependudukan (Akte kelahiran, Nikah, dll) % 43,81 52,29 119,00 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2 Persentase Penerapan KTP Nasional berbasis NIK % 78,00 100,00 128,00 3 Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan % 70,00 70,00 100,00 Pembangunan 4 Jumlah website milik pemeriintah daerah Buah 1,00 1,00 100,00 5 Lama Proses Administrasi Kependudukan Hari 7,00 3,00 157,14 Indikator Kinerja Meningkatnya Kerjasama dengan Lembaga Kemitraan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah kerjasama pembangunan antar daerah Paket ,00 Indikator Kinerja Terwujudnya Pusat Pemerintahan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase penyelesaian pembangunan pusat % 95 95,5 106,10 pemerintahan di Muara Beliti Indikator Kinerja Meningkatnya Efesiensi Pelayanan Kepada Masyarakat : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah pemekaran wilayah: - Tingkat kabupaten Kabupaten ,00 - Tingkat Kecamatan Kecamatan 0 0 0,00 II.25

56 - Tingkat desa Desa ,00 Indikator Kinerja Meningkatnya SDM Aparatur No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Rasio kecukupan PNS % 32,5 5 15,38 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2 Rasio PNS lulusan S1/S2/S3 terhadap total PNS Orang 38 30,2 79, Fokus Layanan Urusan Pilihan Analisis kinerja atas layanan urusan pilihan dilakukan terhadap indikatorindikator kinerja penyelenggaraan urusan pilihan pemerintahan daerah provinsi/kabupaten/kota, yaitu bidang urusan pertanian, kehutanan, energi dan sumberdaya mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri dan ketransmigrasian. Indikator Kinerja yang berkaitan dengan urusan pilihan terurai kedalam matrik-matrik berikut ini : Indikator Kinerja Meningkatnya Kapasitas SDM dan Kelembagaan Petani : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Jumlah Gapoktan yang ditingkatkan kemampuannya gapoktan ,71 2. Jumlah petani yang ditingkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya melalui bimtek, temu karya Org ,00 dan temu usaha Indikator Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Produk Pertanian : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah produksi padi (ton) Ton ,36 II.26

57 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2 Jumlah produksi Jagung 3 Jumlah produksi Kedelai 4 Jumlah produksi Ubi Kayu 5 Jumlah produksi durian 6 Jumlah Populasi Durian 7 Jumlah produksi duku 8 Jumlah Populasi duku 9 Jumlah produksi daging 10 Jumlah produksi telur 11 Jumlah produksi ikan konsumsi 12 Jumlah produksi benih ikan 13 Jumlah produksi Karet 14 Jumlah produksi Sawit Ton ,65 Ton ,15 Ton ,65 Ton ,73 Batang ,17 Ton ,3 8,48 Batang ,97 Ton 3.698, ,93 69,67 Kg 1.429, ,60 Ton ,78 Ribu ekor ,11 Ton/thn ,51 52,60 Ton/thn ,17 16,98 Indikator Kinerja Kualitas Komoditas Unggulan dan Pasar : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah Komoditi Unggulan Lokal yang dikembangkan 2 Persentase hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah yang Komoditi ,00 % ,00 II.27

58 dipromosikan Indikator Kinerja Terwujudnya Industri Pertanian : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase Penurunan Loses % ,00 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Indikator Kinerja Meningkatnya Kinerja Kelembagaan & Kemitraan Petani : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah dan jenis mitra bidang pertanian Bidang ,00 Indikator Kinerja Meningkatnya Kesejahteraan Petani : Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah kelompok tani yang meningkat SDM nya. Kelompok ,46 2 Jumlah Gapoktan yang meningkat SDM Gapoktan Indikator Kinerja Terwujudnya Kelestarian sumber daya hutan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Luas Areal lahan kritis yang ditanami Ha 17, ,90 2 Jumlah Produksi bibit tanaman kehutanan Batang ,00 3 Jumlah pemegang HTI yang aktif Unit ,00 II.28

59 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 4 Jumlah aparat kecamatan yang meningkat pengetahuannya tentang kawasan hutan Orang/tahun 0 0 0,00 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 5 Jumlah KPHP yang meningkat UPTD ,00 kelembagaannya 6 Jumlah kelompok kawasan hutan yang mempunyai data kondisi Kelompok 0 0 0,00 kawasan hutan 7 Luas Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang Ha ,00 dibangun 8 Persentase penggunaan kawasan sesuai peraturan % 82,83 82,43 99,50 9 Persentase penurunan jumlah hotspot % 20 9,84 49,20 10 Persentase penurunan jumlah kasus perambahan kawasan dan illegal % ,00 logging Indikator Kinerja Meningkatnya Pengelolaan Pertambangan : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase Perusahaan Pemegang IUP yang % ,00 memenuhi kewajiban 2. Persentase penambangan yang menerapkan good % ,00 mining practice 3 Persentase pemantauan ,00 II.29

60 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian peningkatan produksi minyak dan gas Indikator Kinerja Meningkatnya Pengelolan Energi Listrik : KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase jumlah desa berlistrik % ,49 97,49 Indikator Kinerja Meningkatnya Pariwisata dan Budaya : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah kunjungan wisata Orang ,00 2 Jumlah warisan budaya dunia yang dilestarikan 3 Jumlah grup kesenian per penduduk 4 Jumlah kelompok / Sanggar Seni yang aktif 5 Jumlah Kelembagaan Budaya Lokal yang Aktif 6 Jumlah Hasil Budaya Masyarakat Musi Rawas yang Digali Buah 2 0 0,00 Buah ,00 Kelompok ,00 Lembaga ,00 Jenis ,00 Perbandingan Pencapaian Antara Indikator Kinerja Tahun 2014 dengan Tahun 2013 Dari tabel di bawah dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja tahun 2014 yang dapat diperbandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 sebanyak 31 (Tiga Puluh Satu) indikator capaian kinerja. Capaian Kinerja Tahun 2014 secara II.30

61 umum menunjukan peningkatan/ naik/membaik apabila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya atau target kinerja Tahun 2013 dengan rincian yaitu 23 (dua puluh tiga) capaian kinerja meningkat/naik/membaik, 5 (lima) capaian kinerja menurun/turun, dan 7 (tujuh) capaian kinerja tetap. Untuk melihat cara terperinci dapat dilihat pada matrik di bawah ini NO Indikator kinerja Satuan Realisasi Capaian Keteranga n Persentase Muslim yang khatam Al-qur an % 2,99 1,55 29,90 10,33 Menurun 1. 2 Persentase masyarakat muslim bebas buta aksara alqur an % 40,00 75,00 142,86 94,00 Menurun 1.3 Persentase aparat yang aktif dalam pengajian % 60,00 65,00 100,00 93,00 Menurun rutin bulanan SKPD 1.4 Rasio tempat ibadah per 1000 penduduk Per ,92 2,20 91,43 110,00 Meningkat 2.1 Persentase penyelesaian konflik yang berlatar belakang agama yang teratasi % 100,00 100,00 100,00 100,00 Tetap 3.1 Persentase masyarakat muslim yang menjadi anggota aktif majelis % 50,00 35,00 166,67 100,00 Menurun Ta lim 4.1 Persentase Angka Kemiskinan % 17,85 15,02 165,13 84,15 Menurun 4.2 Persentase jalan dalam kondisi baik % 55,25 62,70 85,00 96,46 Meningkat 4.3 Persentase Desa Berlistrik % 90,28 97,49 95,03 97,49 Meningkat 4.4 Jumlah website milik pemerintah daerah Buah 1,00 1,00 100,00 100,00 Tetap 4.5 Persentase rumah tangga yang menggunakan air % 13,50 28,00 79,41 111,11 Meningkat bersih 4.6 Jumlah Desa Mandiri Pangan Desa 2,00 6,00 100,00 300,00 Meningkat Jumlah Lumbung Pangan Lumbung 10,00 6,00 71,40 42,86 Menurun Jumlah peralatan lumbung Buah 10,00 10,00 250,00 100,00 Menurun 4.7 Persentase Skor Pola Pangan Harapan (PPH ) % 80,60 86,81 89,60 163,00 Meningkat II.31

62 4.8 Tingkat Pengangguran Terbuka % 0,92 1,67 95,83 95,83 Meningkat 4.9 Angka kriminalitas yang tertangani % 58,80 54,22 84,00 72,29 Menurun 4.10 Persentase desa yang mempunyai bangunan pos % ,00 Tetap jaga/ronda di desa/kel 4.11 Persentase laju pertumbuhan penduduk % 1,80 1,50 110,00 80,65 Menurun 4.12 Persentase Keluarga Pra Sejahtera & KS I % 1,30 21,90 10,00 0,90 Menurun 5.1 APK PAUD/TK % 37,10 40,19 99,00 80,38 Menurun 5.2 APM PAUD/TK % 30,02 38,21 100,10 81,30 Menurun 5.3 Rata-rata lama sekolah naik Tahun 7,14 7,19 94,56 83,12 Menurun 5.4 APK SD/MI/Paket A % 114,80 114,96 99,96 100,05 Meningkat 5.5 APM SD/MI/Paket A % 98,15 98,43 100,05 100,18 Meningkat 5.6 Angka Buta Aksara % 1,70 1,55 69,30 27,77 Menurun 5.7 APK SMP/MTs/Paket B % 98,00 98,70 99,49 100,10 Meningkat 5.8 APM SMP/MTs/Paket B % 91,48 91,75 99,98 99,19 Menurun 5.9 APK SMA/SMK/MA/Paket C % 74,60 75,00 100,20 98,04 Menurun 5.10 APM SMA/SMK/MA/Paket C % 59,52 62,15 96,80 94,89 Menurun 5.11 Persentase guru berpendidikan minimal S.1 / D Rasio guru terhadap murid SD 5.13 Rasio guru terhadap murid SLTP 5.14 Rasio guru terhadap murid SLTA 5.15 Persentase data dan informasi pendidikan berbasis website 5.16 Persentase pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5.17 Persentase Pemberdayaan Komite Sekolah 5.20 Cakupan rawat jalan Puskesmas % 60,10 67,45 71,60 73,32 Meningkat Perbandin gan Guru : Murid Perbandin gan Guru : Murid Perbandin gan Guru : Murid 1:17 1:15 78,60 102,74 Meningkat 1:16 1:13 120,00 93,59 Menurun 1:17 1:13 86,70 100,00 Meningkat % 75,00 75,00 75,00 75,00 Tetap % 7,50 10,00 42,90 45,45 Meningkat % 30,00 100,00 100,00 142,86 Meningkat % 19,98 25,92 153, Meningkat II.32

63 5.21 Cakupan rawat inap Puskesmas % 0,48 0,50 45, Menurun 5.22 Umur harapan hidup Tahun 65,10 67,01 96, Meningkat 5.23 Angka kematian bayi Per 1000 kelahiran hidup 10,60 6,39 31,17 176,30 Meningkat 5.24 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan % 100,00 100,00 100,00 100,00 Tetap 5.25 Rasio Posyandu per Bh/ satuan balita per 1000 penduduk (%) Pddk 12,00 7,44 92, Menurun 5.26 Rasio Rumah Sakit per satuan penduduk 5.27 Rasio Dokter per satuan penduduk 5.28 Rasio Tenaga Medis per satuan penduduk 5.29 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin 5.30 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 5.31 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin 5.32 Persentase sistem penyediaan air minum yang memenuhi standar kualitas kesehatan 5.33 Persentase Tempat- Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan 5.34 Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat Bh/ Pddk Org / Pddk Org / Pddk 0,0000 0,5300 0,00 530,00 Meningkat 1,5000 1, ,00 45,00 II.33 Menurun 3,0000 2, , Menurun % 87,50 100,00 87,50 100,00 Meningkat % 100,00 100,00 100,00 100,00 Tetap % 100,00 100,00 100,00 100,00 Tetap % 85,50 95,00 100,59 100,00 Menurun % 70,00 95,00 82,35 100,00 Meningkat % 70,00 95,00 82,35 100,00 Meningkat kesehatan 5.35 Persentase rumah sehat % 78,39 95,00 92,22 100,00 Meningkat 5.36 Persentase data program kesehatan yang up to date, valid, lengkap dan terintegrasi % 100,00 95,00 100,00 95,00 Menurun

64 6.1 Jumlah desa tertinggal Desa ,36 86,36 Tetap 6.2 Persentase jalan desa dalam kondisi baik % 98,95 56,07 219,80 57,80 Meningkat 6.3 Persentase aparat desa yang berperan aktif dalam pembangunan perdesaan % 97,01 100,00 97,01 100,00 Meningkat 6.4 Persentase masyarakat desa yang memanfaatan teknologi tepat guna % 28,57 57,14 57,14 103,00 Meningkat dalam perekonomian desa 6.5 Persentase Lembaga desa yang dibina % 100,00 100,00 100,00 100,00 Tetap 6.6 Jumlah masyarakat KAT yang mendapat jaminan Orang 5,00 0,00 100,00 0,00 Menurun social 7.1 Persentase PMKS yang mendapat bantuan sosial % 20,45 10,60 192, Menurun 7.2 Jumlah PMKS yang memiliki keterampilan Orang 60,00 50,00 20, Meningkat 7.3 Jumlah Kecamatan yang siap siaga dalam Kecamatan 8,00 6,00 133, Menurun penanggulangan bencana 7.4 Jumlah TAGANA yang professional Orang 25,00 30,00 83,33 120,00 Meningkat 8.1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 73,00 73,00 87, Meningkat 8.2 Tingkat Pengangguran Terbuka % 2,40 2,40 95,83 95,65 Menurun 8.3 Persentase Pencari Kerja yang Ditempatkan % 60,00 60,00 100,00 100,00 Tetap 8.4 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun % 20,00 20,00 200,00 100,00 Menurun 9.1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan % 1,50 6,18 5,46 22,07 Meningkat 9.2 Tingkat partisipasi angkatan kerja % 42,00 52,00 64,62 86,67 Meningkat perempuan 10.1 Jumlah organisasi pemuda yang aktif Klmpk 18,00 4,00 75,00 100,00 Meningkat 10.2 Jumlah kegiatan kepemudaan 10.3 Jumlah klub olah raga yang aktif Kali 3,00 4,00 43,00 33,33 Menurun Klub 5,00 26,00 13,00 92,86 Meningkat II.34

65 10.4 Jumlah gedung olah raga yang dipelihara Unit 2,00 1,00 200,00 100,00 Menurun 10.5 Jumlah organisasi olah raga yang aktif Kelompok 22,00 26,00 88,00 96,67 Meningkat 11.1 Jumlah petani yang ditingkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya melaui bintek, temu karya dan temu usaha Orang 464,00 214,00 110,00 48,64 Menurun 11.2 Jumlah Gapoktan yang ditingkatkan Gapoktan 464,00 214,00 85,71 17,39 Menurun kemampuannya 12.1 Jumlah Produksi Padi Ton , Menurun 12.2 Jumlah Produksi Jagung Ton 3.262, ,00 264, Meningkat 12.3 Jumlah Produksi Kedelai Ton 438, , Meningkat 12.4 Jumlah Produksi Ubi Kayu Ton , , Meningkat 12.5 Jumlah Produksi Durian Ton 3.169, ,60 62, Menurun 12.6 Jumlah Populasi Durian Batang , , Menurun 12.7 Jumlah Produksi Duku Ton 1.665,30 247,30 58, Menurun 12.8 Jumlah Populasi Duku Batang , , Menurun 12.9 Jumlah Produksi Daging Ton 3.517, ,93 101, Menurun Jumlah Produksi Telur Kg ,34 89,60 Menurun Jumlah Produksi Ikan Konsumsi Ton , ,89 55,78 Meningkat Jumlah Produksi Benih Ikan Ekor ,93 115,11 Meningkat Jumlah Produksi Karet ton/ tahun , ,51 105,25 52,60 Menurun Jumlah Produksi Sawit ton/tahun , ,17 125,42 16,98 Menurun 13.1 Jumlah Komoditi Unggulan Lokal yang Komoditi 5,00 5,00 100,00 100,00 Tetap dikembangkan 13.2 Persentase hasil produksi pertanian/ perkebunan unggulan daerah yang dipromosikan % 80,00 100,00 160,00 125,00 Menurun 14.1 Persentase Penurunan Loses % 14,00 13,00 100,00 107,00 Meningkat 15.1 Persentase jaringan irigasi yang kondisinya baik terhadap jaringan yang % 57,00 56,80 86,36 66,05 Menurun ada 15.2 Panjang jalan yang kondisinya baik Km 57,00 56,80 57,46 104,12 Meingkat II.35

66 15.3 Rasio sarana dan prasarana kebinamargaan yang kondisinya baik % 35,00 91,97 140,00 245,25 Meningkat 15.4 Jumlah terminal peti kemas Unit 0,00 0,00 0,00 0,00 Tetap 15.5 Jumlah kawasan perkantoran Unit 42,00 44,00 120,00 100,00 Menurun 15.6 Jumlah kawasan Sport Center Unit 0,00 1,00 0,00 100,00 Meningkat 15.7 Jumlah ruko di AC dan AD Unit 5,00 3,00 100,00 60,00 Menurun 15.8 Jumlah RTH di kawasan AC dan AD Hektar 0,00 10,00 0,00 66,67 Meningkat 15.9 Jumlah pasar di kawasan AC dan AD Unit 0,00 0,00 0,00 0,00 Tetap Jumlah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Unit 2,00 8,00 66,00 100,00 Meningkat Jumlah Kawasan Wisata Air Unit 0,00 0,00 0,00 0,00 Tetap Tingkat penyelesaian Masjid Agung Darusalam Unit 1,00 1,00 100,00 100,00 Tetap Jumlah Lapangan Golf dan Hutan Kota Hektar 0,00 0,50 0,00 50,00 Meningkat Jumlah kawasan pergudangan dan pangkalan truk di AC Unit 0,00 1,00 0,00 100,00 Meningkat 16.1 Jumlah dan jenis mitra bidang pertanian Bidang 4,00 4,00 100,00 100,00 Tetap 17.1 Jumlah Produksi Padi Ton ,34 Menurun 17.2 Jumlah Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat yang dibina Gapoktan 3,00 2,00 60,00 40,00 Menurun 18.1 Jumlah kelompok tani yang meningkat SDM nya Kelompok 45,00 33,00 75,00 63,46 Menurun 18.2 Jumlah Gapoktan yang meningkat SDM nya Kelompok 24,00 4,00 80,00 17,39 Menurun 19.1 Luas Areal lahan kritis yang ditanami Ha , Menurun 19.2 Jumlah produksi bibit tanaman kehutanan Batang ,00 114,00 Meningkat 19.3 Jumlah pemegang HTI yang aktif Unit 3,00 2,00 100,00 50,00 Menurun 19.5 Jumlah KPHP yang meningkat kelembagaannya 19.6 Jumlah kelompok kawasan hutan yang Unit 2,00 1,00 100,00 100,00 Tetap Kelompok - 0,00-0,00 Tetap II.36

67 mempunyai data kondisi kawasan hutan 19.7 Luas Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang dibangun 19.8 Persentase penggunaan kawasan sesuai peraturan 19.9 Persentase penurunan jumlah hotspot Persentase penurunan jumlah kasus perambahan kawasan dan ilegal logging 20.1 Persentase Perusahaan Pemegang IUP yang memenuhi kewajiban 20.2 Persentase penambangan yang menerapkan good mining practice 20.3 Persentase pemantauan peningkatan produksi minyak dan gas 21.1 Persentase jumlah desa berlistrik 23.1 Persentase pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 23.2 Persentase penyediaan sarana persampahan 23.3 Persentase Pengawasan Kinerja Perusahaan 24.1 Persentase sarana dan prasarana pelayanan perizinan dan investasi sesuai standar 24.2 Presentase kegagalan investasi 24.3 Persentase kesesuaian dengan SOP 25.1 Jumlah Perda perizinan dan investasi 26.1 Jumlah Pelabuhan Udara yang beroperasi lancer 26.2 Persentase jumlah Desa Berlistrik 26.3 Rasio sarana dan prasarana kebinamargaan yang kondisinya baik Ha - 0,00-0,00 Tetap % 67, , Menurun % 0, , Meningkat % - 0,00-100,00 Meningkat % 68,42 90,00 0,00 100,00 Meningkat % 100,00 100,00 117,65 100,00 Menurun % 0,00 10,00-100,00 Meningkat % 90,28 97,49 95, Meningkat % 16,00 100,00 59,00 100,00 Meningkat % 47,00 14,28 47,00 100,00 Meningkat % 18,00 100,00 48,65 100,00 Meningkat % 95,00 80,00 172,73 80,00 Menurun % 0,00 0,00 100,00 100,00 Tetap % 74,75 100,00 106,79 100,00 Menurun Perda 3,00 0,00 20,00 0,00 Menurun Buah 1,00 1,00 100,00 100,00 Tetap % 90,28 97,49 95, Meningkat % 35,00 91,97 140,00 240,00 Meningkat II.37

68 27.1 Jumlah UKM non BPR Buah 893,00 67,00 119, Menurun 27.2 Persentase koperasi aktif % 80,21 62,00 100,60 100,00 Menurun 27.3 Jumlah pasar tradisional yang dibangun dan dikelola oleh koperasi Pasar 0,00 0,00 0,00 0,00 Tetap 28.1 Jumlah kunjungan wisata Orang 33, ,91 107,00 Meningkat 28.2 Jumlah warisan budaya dunia yang dilestarikan Buah 2,00 2,00 200,00 0,00 Menurun 28.3 Jumlah grup kesenian per penduduk Grup 14,00 1,00 233,30 100,00 Menurun 28.4 Jumlah kelompok / Sanggar Seni yang aktif Kelompok 44,00 44,00 100,00 100,00 Tetap 28.5 Jumlah Kelembagaan Budaya Lokal yang Aktif Lembaga 3,00 3,00 100,00 100,00 Tetap 28.6 Jumlah Hasil Budaya Masyarakat Musi Rawas yang Digali Jenis 5,00 3,00 166,60 100,00 Menurun 29.1 Jumlah website milik pemerintah daerah untuk mendukung pelayanan Buah 1,00 1,00 100,00 100,00 Tetap perizinan dan penanaman modal 29.2 Persentase desa yang memiliki pasar kalangan % 38,00 40,00 118,75 100,00 Menurun 29.3 Persentase embrio pasar yang ditingkatkan menjadi pasar kalangan % 48,00 2,00 73,84 100,00 Meningkat 30.1 Persentase BUMD yang Berperan Aktif Dalam Pembangunan Kabupaten Musi Rawas % 50,00 50,00 100,00 100,00 Tetap 31.1 Persentase Penduduk yang memiliki KK dan Administrasi kependudukan (Akte kelahiran, Nkah, dll) % 46,70 52,29 127,91 119,00 Menurun 2.2. EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD 2014 SAMPAI DENGAN TAHUN BERJALAN REALISASI RPJMD Secara umum, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah dapat melaksanakan tugas yang diamanatkan, walaupun dari sasaran yang telah ditetapkan masih terdapat beberapa sasaran yang belum menunjukkan kinerja sebagaimana yang diharapkan. Pengukuran, evaluasi dan analisis capaian sasaran II.38

69 strategi dalam tahun 2014 dilakukan terhadap 34 sasaran dari 154 sasaran yang didukung oleh program pada tahun 2014 yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun Adapun analisa atas pencapaian sasaran strategi tahun 2014 sebagai berikut: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Meningkatkan kualitas kehidupan TUJUAN 1 DARI MISI beragama serta kerukunan inter dan PERTAMA antar umat beragama Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi pertama telah ditetapkan dua sasaran strategi, untuk tahun 2014 ditetapkan 2 sasaran dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut Meningkatnya kualitas kehidupan beragama Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Persentase muslim yang khatam Al qur an % 15 1,55 10,33 2. Persentase masyarakat muslim bebas buta aksara Al qur an % 80 75,00 94,00 3. Persentase aparat yang aktif dalam pengajian rutin bulanan SKPD % 70 65,00 93,00 4. Rasio tempat ibadah per Per penduduk penduduk 2 2,20 110,00 Rata-rata 76,84 II.39

70 Rata-rata capaian indikator pada sasaran ini sebesar 76,84% dengan kategori baik sekali, dengan penjelasan sebagai berikut : KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1. Pada tahun 2014 ditetapkan indikator Persentase muslim yang khatam Al Qur an sebesar 15%, yang terealisasi hanya sebesar 1,55%, sehingga target capaian 10,33%. Dilihat dari target pencapaian kinerja tahun 2014 memang capaian tersebut tidak maksimal tetapi apabila dibandingkan dengan target RPJMD capaian keseluruhan sudah mencapai 85% dari target 20% muslim yang khatam Alqur an dibandingkan dengan jumlah penduduk muslim di Kabupaten Musi Rawas. Pada Tahun 2014 santri yang khatam Al Qur an mencapai 5000 orang, sehingga jumlah muslim yang khatam Al Qur an sampai dengan tahun 2014 meningkat menjadi orang sedangkan jumlah muslim seluruhnya sebanyak orang (Sumber data: Bagian Kesra Setda Kab. Mura 2014). Dilihat dari pencapaian ini maka dapat disimpulkan pencapaian target kinerja berhasil dengan baik. 2. Persentase masyarakat muslim bebas buta aksara Al Qur an dengan target sebesar 80% terealisasi 75%, sehingga capaian kinerja sebesar 94%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan jumlah masyarakat muslim yang bebas buta aksara Al Qur an dengan jumlah masyarakat muslim seluruhnya. Pada tahun 2014, berdasarkan data dari Bagian Kesra Setda Kabupaten Musi Rawas, jumlah masyarakat muslim bebas buta aksara Al Qur an sebanyak orang, sedangkan jumlah masyarakat muslim seluruhnya sebanyak orang. Keberhasilan pencapaian target indikator ini dicapai melalui kegiatan pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Perwujudan Musi Rawas Darussalam di setiap kecamatan dan ditambah dengan pembentukan Tim Koordinasi Percepatan Perwujudan Musi Rawas Darussalam di setiap Desa/Kelurahan. Tim ini dibentuk untuk menindaklanjuti Instruksi Bupati Nomor 5 Tahun 2010 dan telah dikukuhkan secara serentak pada tanggal 28 Desember Persentase aparat yang aktif dalam pengajian rutin bulanan SKPD diharapkan aparatur pemda yang aktif mengikuti pengajian sekitar 75% dan realisasi 65% dengan capaian 93%, hal ini dapat dilihat dari daftar kehadiran PNS pada saat II.40

71 setiap pelaksanaan pengajian rutin bulanan di setiap SKPD dan pelaksanaan pengajian yang langsung dipimpin oleh Bupati Musi Rawas pada saat peringatan hari-hari besar di Rumah Dinas Bupati Musi Rawas. Capaian indikator ini memang belum maksimal tetapi apabila dibandingkan dengan tahun-tahun yang lalu kehadiran PNS dalam pengajian rutin bulanan meningkat. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 4. Rasio tempat ibadah per penduduk pada tahun 2014 ditetapkan 2 : penduduk, terealisasi sebesar 2,2 : penduduk sehingga capaian indikator kinerja sebesar 110%. Jumlah tempat ibadah yang ada di Kabupaten Musi Rawas sebanyak 937 buah, terdiri dari mesjid 462 buah, mushola/langgar 429 buah, gereja 39 buah, pura/kuil/sanggrah 3 buah dan vihara/cetya/klenteng 4 buah. Sedangkan jumlah penduduk di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2014 berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak jiwa. terpenuhinya rasio tempat ibadah dengan jumlah penduduk di Kabupaten Musi Rawas disebabkan jumlah tempat ibadah meningkat sedangkan jumlah penduduk berkurang disebabkan karena adanya pemekaran Kabupaten Musi Rawas Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya kualitas kehidupan beragama ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Sosial/Kesra 1. Program menuju Musi ,86 Rawas Darussalam 1.1 Pembinaan Santri Al-Qur an , Pembinaan Guru Ngaji , Pembinaan Majelis Taklim , Musabaqoh Tilawatil Qur an , Meningkatnya toleransi kehidupan inter dan antar umat II.41

72 beragama Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1. Persentase penyelesaian konflik yang berlatar belakang agama yang teratasi % ,00 Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan kategori baik sekali, sebagai berikut: Persentase penyelesaian konflik yang berlatar belakang agama yang teratasi ditargetkan sebesar 100% dan realisasi tahun 2014 sebesar 100%, karena pada tahun 2014 di Kabupaten Musi Rawas tidak pernah terjadi konflik yang mengandung sentimen keagamaan. Hal ini disebabkan oleh adanya upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi timbulnya konflik yang berlatar belakang keagamaan dengan dibentuk Pengurus Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang secara rutin melakukan pertemuan 6 (enam) kali dalam satu tahun. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya toleransi kehidupan inter dan antar umat beragama di atas didukung program dan kegiatan berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri 1 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan , Sosialisasi Peningkatan Toleransi dan Kerukunan ,77 II.42

73 No Urusan/Program/Kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) Umat Beragama KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1.2 Peningkatan Rasa Solidaritas dan Ikatan Sosial Dikalangan ,81 Masyarakat 1.3 Fasilitasi Forum Pembauran Kebangsaan , Pemantauan Orang Asing ,31 2. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan , Sosialisasi Wawasan Kebangsaan Untuk Pelajar , Fasilitasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) , Pembentukan dan Fasilitasi Pusat Pendidikan Wawasan ,06 Kebangsaan (PPWK) 3. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan , Sosialisasi Fasilitasi Forum Kewaspadaan Dini ,06 Masyarakat (FKDM) 3.2 Monitoring Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan ,36 Masyarakat 3.3 Pemantauan Aksi Unjuk Rasa ,95 4. Program Pemeliharaan Kamtrantibmas dan Pencegahan Tindak ,15 Kriminal 4.1 Koordinasi Komunitas ,11 II.43

74 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Intelijen Daerah(Kominda) 4.2 Pembinaan Kantrantibmas ,54 5. Program Pendidikan Politik Masyarakat , Pokja Verifikasi Bantuan Dana Parpol Kab.Mura , Pokja Verifikasi Pergantian Antar Waktu Anggota DPR , Koordinasi Forum-Forum Diskusi Ormas dan LSM , Monitoring Pelaksanaan Pemilu , Sosialisasi Pemilu Legislatif,Presiden dan Wakil ,25 Presiden Tahun Fasilitasi Koordinasi dan Pemantauan Penyelenggaraan ,71 Tahapan Pemilu 5.7 Validasi Data Partai Politik Se- Kab. Mura Tahun , Validasi Data Ormas dan LSM Se-Kab. Musi Rawas Ta ,32 6 Program Peningkatan Kesiagaan dan pencegahan Bahaya Kebakaran , Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi ,00 Potensi Bencana Alam II.44

75 TUJUAN 2 DARI MISI PERTAMA Meningkatkan percontohan dan peneladan karakter darussalam Untuk mewujudkan tujuan kedua dari misi pertama telah ditetapkan 1 sasaran strategi, untuk tahun 2014 ditetapkan 1 sasaran dengan tingkat KPD KABUPATEN MUSI RAWAS pencapaian di bawah ini : Meningkatnya percontohan dan peneladan karakter darussalam Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Persentase masyarakat muslim yang menjadi % ,00 anggota aktif majelis Ta lim Persentase masyarakat muslim yang menjadi anggota aktif majelis ta lim pada tahun 2014 ditargetkan 35% dan realisasinya mencapai 35% sehingga capaian pada indikator sebesar 100% dengan kategori baik sekali. Target pada akhir tahun RPJMD sebesar 50% telah tercapai di tahun Keberhasilan capaian indikator ini dilakukan dengan berbagai upaya atau langkah-langkah yang komprehensif, antara lain dengan menggerakkan stake holder pemerintah tingkat kecamatan yaitu pihak kecamatan, KUA dan kelompok majelis ta lim yang aktif serta memotivasi masyarakat melalui tim menuju Mura Darussalam dengan mengadakan kegiatan majelis ta lim di setiap kecamatan tiap bulannya dengan materi keagamaan, sosial dan ekonomi sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk hadir di majelis ta lim. Selain mengadakan majelis ta lim setiap bulan, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas juga memberikan bantuan dana untuk operasional majelis ta lim yang ada di Kabupaten Musi Rawas. II.45

76 Pencapaian target indikator kinerja sasaran tersebut melalui pelaksanaan program Bupati Musi Rawas yaitu Program Musi Rawas Darussalam yang dilaksanakan oleh Bagian Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Kabupaten Musi Rawas dan sosialisasi secara berkala dan berjenjang yang dilakukan oleh setiap SKPD kepada masyarakat melalui Program dan kegiatan berdasarkan tugas pokok dan fungsi masing-masing. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya percontohan dan peneladan karakter darussalam di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target (Rp) Urusan Sosial/Kesra 1 Program Musi Rawas Darussalam Realisasi (Rp) Capaian (%) , Pembinaan Majelis Taklim ,81 TUJUAN 1 DARI MISI KEDUA Meningkatkan kesejahteraan sosial Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi kedua telah ditetapkan 2 (dua) sasaran strategik, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut: Menurunnya angka kemiskinan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase angka kemiskinan 2 Persentase jalan dalam kondisi baik % 9,20 15,02 61,25 % 65,00 62,70 96,49 II.46

77 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 3 Persentase desa berlistrik % 100,00 97,49 97,49 4 Jumlah website milik pemerintah daerah Buah 1,00 1,00 100,00 5 Persentase rumah tangga yang menggunakan air % 90,00 100, bersih 6 - Jumlah desa mandiri Desa 2,00 6,00 300,00 pangan - Lumbung pangan Lumbung 14,00 6,00 42,86 - Peralatan Lumbung Desa 10,00 10,00 100,00 7 Persentase Skor Pola Pangan Harapan ( PPH ) % 100,00 163,00 163,00 8 Tingkat Pengangguran Terbuka % 2,30 2,40 95,83 9 Angka kriminalitas yang tertangani % 75,00 54,22 72,29 10 Persentase desa yang mempunya bangunan pos % 100,00 100,00 100,00 jaga/ronda 11 Persentase laju pertumbuhan penduduk % 1,86 1,50 80,65 12 Persentase Keluarga Pra Sejahtera & KS I % 11,00 21,90 199,09 Rata-rata capaian indikator kinerja sasaran ini sebesar 119,62% dengan kategori baik sekali yang didukung oleh 18 (delapan belas) program, dengan penjelasan sebagai berikut: 1. Persentase angka kemiskinan ditargetkan 9,20% realisasi 17,67% sehingga capaian indikator kinerjanya sebesar 7,93%. 2. Jalan dalam kondisi baik pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 65%, terealisasi sebesar 62,7 %, sehingga capaian indikator sebesar 96,49%. II.47

78 3. Persentase desa berlistrik pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 98,99% sehingga capaian indikator sebesar 97,49%. Di tahun 2014 telah dicapai 197 desa/kelurahan yang telah berlistrik dibandingkan jumlah seluruh desa/kelurahan sebanyak 199 desa/kelurahan secara otomatis masi ada dua desa yang belum teraliri listrik, dua desa tersebut adalah Desa Pianraya dan Desa Trianggun Jaya Kec. Muara Lakitan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu: Koordinasi antara Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Musi Rawas dengan PT.PLN (Persero) lebih ditingkatkan. Proses perizinan pengoperasian dibuat standar yang jelas. Pemanfaatan energi alternatif 4. Jumlah website milik Pemerintah Daerah pada Tahun 2014 ditargetkan sebanyak 1 buah, terealisasi sebanyak 1 buah, sehingga capaian indikator sebesar 100%. Tercapainya target 2014 karena dukungan dana APBD dan dukungan dari dana APBN untuk pengadaan jaringan internet di Kabupaten Musi Rawas sehingga informasi mengenai Kabupaten Musi Rawas secara umum dapat diakses melalui Website Kabupaten Musi Rawas pada alamat 5. Persentase rumah tangga yang menggunakan air bersih pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 90%, terealisasi sebesar 100% sehingga capaian indikator sebesar %. 6. Jumlah desa mandiri pangan pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 2 desa, terealisasi sebanyak 6 desa, sehingga capaian indikator sebesar 300%. Pencapaian ini akan terus dilanjutkan sampai tahun 2015 sehingga target desa mandiri pangan dapat terwujud sebanyak 14 desa. Sedangkan jumlah lumbung pangan ditargetkan 14 lumbung terealisasi 6 lumbung dengan ketercapaian indikator 42,86%. Jumlah alat lumbung yang ditargetkan sebanyak 10 Desa terealisasi sebanyak 10 Desa dengan ketercapaian indikator sebesar 100%. II.48

79 7. Persentase Skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada Tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 163%, sehingga capaian indikator sebesar 163%. 8. Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2014 ditargetkan 2,3% terealisasi 2,4% dengan capaian 95,83%. Hal ini disebabkan kurangnya ketersediaan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS lapangan kerja untuk usia produktif. Lapangan kerja yang tersedia tidak sesuai dengan keterampilan atau skill yang dimiliki pencari kerja. 9. Angka kriminalitas yang tertangani pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 75%, terealisasi sebesar 54,22%, sehingga capaian indikator sebesar 72,29%. Penyebab rendahnya penyelesaian kasus yang terjadi disebabkan oleh banyak masyarakat yang tidak melapor setelah kasusnya diselesaikan oleh aparat keamanan. Penyebab lainnya adalah faktor luasnya daerah Kabupaten Musi Rawas yang sulit untuk dijangkau aparat dalam menangani suatu kasus yang terjadi. 10. Persentase desa yang mempunyai bangunan pos jaga/ronda pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 100% sehingga capaian indikator sebesar 100%. Tercapainya target 2014 karena dukungan dari pihak kecamatan yang gencar melakukan sosialisasi tentang keamanan di wilayah desa/kelurahan sehingga dari 199 desa/kelurahan sudah memiliki pos jaga/ronda. Selain dukungan pihak kecamatan, kesadaran masyarakat juga cukup tinggi sehingga dalam tiap tiap desa mempunyai pos ronda lebih dari Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 1,86%, terealisasi sebesar 1,5% sehingga capaian indikator sebesar 80,65%. Berhasilnya penekanan laju pertumbuhan penduduk adanya beberapa faktor: a. Peningkatan advokasi dan KIE serta pembinaan peserta KB di Wilayah kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas; b. Penguatan kapasitas kelembagaan KB disetiap kecamatan; c. Kesadaran masyarakat untuk ikut serta dalam program KB. 12. Persentase Keluarga Pra Sejahtera & KS I pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 11%, terealisasi sebesar 21,9% sehingga capaian indikator sebesar 199,09%. II.49

80 Persentase Keluarga Pra Sejahtera & KS I jumlah KK PS dan KS I/Jumlah KK. tahun 2014 = 21,9/11 x 100 = 199,09%. Hal ini disebabkan beberapa faktor pendukung yang belum terlaksana dengan optimal seperti perehaban ALADIN (Atap, Lantai, Dinding) bagi rumah keluarga Pra Sejahtera belum dapat dianggarkan secara optimal dikarenakan dibagi dengan kegiatan-kegiatan prioritas lainnya. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran menurunnya angka kemiskinan di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Perhubungan 1. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas ,03 Perhubungan 1.1 Penyedian Sarana dan Prasarana Perdesaan ,03 2. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana ,45 dan Fasilitas LLAJ 2.1 Rehabilitasi / Pemeliharaan Terminal / Pelabuhan , Pemeliharaan / Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan Jalan ,22 Pemeliharaan Traffic Light / Warning Light ,42 3. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan , Uji Kelayakan Sarana Transportasi Guna ,31 Keselamatan Penumpang 3.2 Sosialisasi / Penyuluhan ,81 II.50

81 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan 3.3 Koordinasi dalam Peningktan Pelayanan Angkutan ,49 Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral 4. Program Pembinaan dan Pengembangan ,56 Ketenagalistrikan 4.1 Survey Lapangan Kegiatan Kelistrikan , Penyediaan Jasa Pemeliharaan Jaringan Listrik dan Lampu Jalan , Pemasangan SUTM, SUTR dan Trafo di Desa Mekar Jaya, Kecamatan BTS Ulu , Pemasangan SUTM di Desa Kembang Tanjung Kecamatan BTS Ulu , Pemasangan Trafo dan SUTR di SP 5 Desa Karya Teladan Kecamatan Muara Kelingi , Pemasangan SUTM, Trafo dan SUTR dari Desa Giriyoso Kec. Jayaloka Ke Simpang Desa Gunung Kembang Kec. BTS Ulu ,91 II.51

82 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) 4.7 Pemasangan SUTM, Trafo dan SUTR di Kantor Camat Selangit Kecamatan Selangit , Pemasangan Tiang Jaringan SUTM dansutr dari Desa Semeteh ke Desa Trans Semeteh Kecamatan Muara Lakitan , Penambahan SUTM,SUTR dan Trafo di Dusun Kerambil Kecamatan Tuah Negeri , Perbaikan SUTM, SUTR dan Trafo di Desa Sadu , Kecamatan BTS Ulu 4.11 Penambahan SUTM, Trafo dan SUTR di Desa Mekar SAri Kec. Megang Sakti , Penambahan SUTM dan Trafo di DUsun IV Sukorejo Kec. STL Ulu Terawas , Pemasangan SUTM dan Trafo di Desa Semangus Baru Kec. Muara Lakitan , Penambahan Pemasangan SUTM,Trafo dan SUTR di Desa Lubuk Pauh Kecamatan BTS Ulu , Pemasangan Lampu Jalan di Desa Simpang Gegas Temuan Kec. Tiang Pumpung ,60 II.52

83 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Kepungut 4.16 Pemasangan Lampu Jalan di Dusun I Desa Babat Kec. STL Ulu Terawas , Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Suka Mulya Kecamatan Tuah Negeri , Pemasangan Lampu Jalan di SP 1 Desa Marga SAkti Kec. Muara Kelingi , Penambahan SUTM,Trafo dan SUTR di Dusun V Desa Giriyoso Kec. Jayaloka , Penambahan Trafo dan SUTR di Kampung Badran Desa U1 Pagar Sari Kec. Purwodadi , Pemasangan Lampu Jalan di Desa Kosgoro Kec. STL Ulu Terawas , Penambahan SUTR dan Lampu Jalan di Desa A ,21 Widodo Kec. Tugumulyo 4.23 Penambahan SUTR di Desa Muara Nilau Kec. Selangit , Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Tri Karya Kec. Purwodadi , Pemasangan SUTR di Desa Jajaran Baru II Kec. Megang ,59 Sakti 4.26 Penambahan SUTM Trafo ,30 II.53

84 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) dan SUTR di Desa SUmber Rejo Kec. Megang Sakti 4.27 Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Jajaran Baru I DUsun III dan Dusun VII Kec. Megang Sakti , Penambahan SUTM dan Trafo di Desa Petrans Jaya Kec. Muara Kelingi , Penambahan Trafo di Desa Karya Mukti Kec. Muara Kelingi , Penambahan Trafo di Dusun II Desa Lubuk Tua Kec. Muara Kelingi , Pemasangan Lampu Jalan di Desa Mambang Kecamatan Muara Kelingi , Penambahan Trafo dan SUTR di Dusun III SIdodadi Desa Bangun Rejo Kec. Sukakarya , Pemasangan Tiang Jaringan SUTR di Satan Kiri Desa Satan Kec. Muara Beliti , Pemasangan Lampu Jalan di Desa Karang Panggung Kec. Selangit , Penambahan Trafo Sisipan di Dusun IV Desa Muarakati ,53 Baru I Kec. TPK 4.36 Pemasangan Trafo dan SUTR di Dusun Sidoharjo desa ,47 II.54

85 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Bangunrejo Kec. Sukakarya 4.37 Pemasangan Lampu Jalan dan Trafo di Desa Muarakati ,03 Baru II 4.38 Perbaikan Trafo Distribusi , Pemeliharaan Rutin Tebas Bayang , Pengadaan Trafo Distribusi , Pengadaan Material Jaringan Listrik ,06 Urusan Komunikasi dan Informatika 6. Program Pengembangan Komunikasi, Informasi dan Media Massa , Pembinaan dan Pengembangan Jaringan komunikasi dan Informasi , Operasional Mobile Community Acces Poin (M ,78 CAP) 6.3 Operasional Radio Agropolitan , Pembuatan Neon Box Darussalam Pada Masjid- Masjid Jalur Utama Kabupaten Musi Rawas ,23 7. Program Fasilitas Peningkatan SDM Bidang ,13 Komunikasi 7.1 Pelatihan SDM Dalam Bidang Komunikasi dan Informasi ,13 II.55

86 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) 8. Program Kerjasama Informasi dan Media Massa , Pembinaan dan Pengembangan Jaringan Komunikasi dan Informasi , Operasional Mobile Community Acces Point (M- CAP) , Operasional Radio Agropolitan , Pengawasan dan Pengendalian Menara Telekomunikasi , Pemeliharaan dan Operasional Sistem ,90 Pengadaan Barang/Jasa melalui LPSE 8.7 Penyusunan Rencana Induk TIK ,59 Urusan Kesehatan 9. Program Upaya Kesehatan ,26 Masyarakat 9.1 Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan , Penyediaan Biaya Fasilitasi dan Pemeliharaan , Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan , Pemilihan Tenaga Kesehatan , Pelayanan Laboratorium ,64 II.56

87 No Urusan/Program/Kegiatan Kesehatan Daerah Kabupaten Musi Rawas 9.6 Sosialisasi KTR (Kawasan Tanpa Rokok) dan Pelatihan Konseling Berhenti Merokok Urusan Lingkungan 10. Program Pembangunan Perumahan 10.1 Pembangunan Jalan Lingkungan Rigid Pavement Kawasan PNS PT. Paku Alam Kec. Muara Beliti Urusan Ketahanan Pangan 11. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 11.1 Penanganan Daerah Rawan Pangan 11.2 Analisis Rasio Jumlah Penduduk Terhadap Jumlah Kebutuhan Pangan Urusan Ketenagakerjaan 12. Program Peningkatan Kualitas Produktivitas Tenaga Kerja 12.1 Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja 13 Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 13.1 Fasilitasi Penyelesaian Prosedur, Penyelesaian Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , , , , , , ,59 II.57

88 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Perselisihan Hubungan Industrial 13.2 Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan 13.3 Pembinaan Syarat Kerja dan Kesejahteraan Pekerja , Meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 APK TK/ PAUD % 50,00 40,19 80,38 2 APM TK/PAUD % 47 38,21 81,30 3 Rata-rata Lama Sekolah Tahun 8,65 7,19 83,12 4 APK SD/ MI/Paket A % 114,90 114, APM SD/MI/Paket A % 98,25 98,43 100,18 6 Angka Buta Aksara 0,90 1,55 172,22 7 APK SMP/MTs/Paket B % 98,60 98,7 100,10 8 APM SMP/MTs/Paket B % 92,50 91,75 99,19 9 APK SMA/MA/SMK/Paket C % 76, ,04 10 APM SMA/MA/SMK/Paket C % 65,50 62,15 94,89 II.58

89 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 11 Persentase guru berpendidikan S1/D4 % 92 67,45 73,32 12 Rasio Guru Terhadap Perbandingan Murid SD Guru:Murid 1 : 13 1:15 102,74 13 Rasio Guru Terhadap Perbandingan Murid SLTP Guru:Murid 1 : 18 1:13 93,59 14 Rasio Guru Terhadap Perbandingan Murid SLTA Guru:Murid 1 : 13 1:13 100,00 15 Persentase pangkalan data dan informasi pendidikan berbasis % ,00 website 16 Persentase Pemanfaatan ICT Untuk Pembelajaran % ,45 17 Persentase pemberdayaan komite % ,86 sekolah 18 Cakupan rawat jalan Puskesmas % 13,31 25,92 194,74 19 Cakupan rawat inap Puskesmas % 1,06 0,5 39,68 20 Umur Harapan Hidup Tahun 68,74 67,01 97,48 21 Angka kematian bayi Per 1000 kelahiran hidup 27 6,39 176,30 22 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan % ,00 23 Rasio Posyandu Per Bh/ Satuan Balita Per Penduduk penduduk (%) 13 7,44 57,23 II.59

90 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 24 Rasio Rumah Sakit Per Bh/ Satuan Penduduk Penduduk 0,01 0,53 530,00 25 Rasio Dokter Per satuan Orang/ penduduk Penduduk 3 1,35 45,00 26 Rasio tenaga medis Orang/ persatuan penduduk Penduduk 4 2,61 65,25 27 Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin % ,00 28 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin % ,00 29 Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin % ,00 30 Persentase Sistem penyediaan air minum yang memenuhi standar kualitas kesehatan % ,00 31 Persentase Tempat- Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan % ,00 32 Persentase tempat pengelolaan makanan yang memenuhi syarat % ,00 kesehatan 33 Persentase rumah sehat % ,00 II.60

91 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 34 Persentase data program kesehatan yang up to date, valid, lengkap dan terintegrasi % ,00 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Pada umumnya, target yang ditetapkan untuk indikator sasaran ini telah tercapai, walaupun belum secara keseluruhan indikator kinerja sasaran terealisasi 100%. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan 18 (delapan belas) indikator kinerja sasaran telah mencapai/melebihi target dari 34 indikator kinerja yang ditetapkan. Adapun pencapaian masing-masing indikator dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. APK dan APM PAUD/TK cenderung meningkat dari target APK 50,00% tercapai 40,19%, maka persentase ketercapaian APK PAUD/TK 80,38%. Salah satu upaya yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dalam meningkatkan APK TK/PAUD adalah dengan membangun prasarana pendidikan TK yaitu pembangunan TK/PAUD-TK/PAUD baru di beberapa kecamatan. 2. Target APM 47,00% tercapai 38,21% maka persentase ketercapaian indikator ini yaitu 81,30%. 3. Indikator Rata-rata Lama Sekolah dari target 8,65 tahun terealisasi 7,19 tahun. 4. APK SD/MI/Paket A dari target 114,90% terealisasi 114,96% dengan persentase ketercapaian %. Tingginya angka APK SD/MI/Paket A disebabkan oleh telah direhab beberapa ruang kelas dan pembangunan perpustakaan yang di danai oleh DAK (Dana Alokasi Khusus) dan APBN. Di samping itu adanya program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Program Sekolah Gratis yang dapat mengurangi biaya pendidikan yang ditanggung oleh orang tua/wali murid dan memotivasi siswa untuk bersekolah. II.61

92 5. APM SD/MI/Paket A dengan target 98,25% terealisasi 98,43%. APM merupakan penghitungan murni dari angka partisipasi pendidikan. Meningkatnya APM menunjukan adanya peningkatan kesesuaian usia anak sekolah dengan persyaratan umur yang selayaknya. Bila dibandingkan dengan target akhir tahun anggaran yaitu 98,50. Artinya target dari Renstra pada tahun 2015 telah tercapai. 6. Capaian indikator angka buta aksara yang ditargetkan 0,90% terealisasi 1,55% artinya ada penurunan angka buta aksara dengan pencapaian targetnya sebesar 172,22%. 7. APK SMP/MTs/Paket B ditargetkan di tahun 2014 sebesar 98,60% dan terealisasi sebesar 98,70% dengan persentase ketercapaian 100,10%. Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan angka partisipasi tingkat SMP/MTs/Paket B juga didukung oleh program dan kegiatan seperti adanya dana BOS, Program Sekolah Gratis, Pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) SMP dan pembangunan perpustakaan serta rehabilitasi ruang kelas. Di tahuntahun yang akan datang perlu terus dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan. 8. APM SMP/MTs/Paket B ditargetkan 92,50% dari realisasi tahun sebelumnya 91,48% dan realisasi tahun ini ini adalah 91,75% dengan persentase ketercapaian indikator 99,19%. Di akhir tahun perencanaan ditargetkan menjadi 94%, target tersebut akan tercapai jika didukung oleh program dan kegiatan yang signifikan seperti menambah ruang kelas baru dan Unit Sekolah Baru (USB) serta rehabilitasi ruang rusak. 9. APK SMA/MA/SMK/Paket C pada tahun 2014 ditargetkan 76,50% dari kondisi awal 63,20 di tahun Realisasi pada tahun 2014 adalah 75,00% dengan persentase ketercapaian indikator 98,04%. 10. APM SMA/MA/SMK/Paket C ditargetkan 65,50% dengan realisasi 62,15% dengan persentase ketercapaian 94,89% artinya target yang telah ditetapkan belum tercapai, jika dibandingkan dengan akhir tahun perencanaan yaitu 73% maka perlu dilakukan upaya pencapaian terget setiap tahunnya dengan II.62

93 memberikan intervensi kebijakan pada pendidikan menengah. Kebijakan itu dapat berupa menambah cost anggaran Program Sekolah Gratis baik yang didanai oleh APBD Provinsi atau APBD Kabupaten melalui dana sharing untuk pendidikan menengah dan pembangunan SMA/SMK serta pembangunan ruang kelas baru untuk menampung penduduk usia sekolah menengah agar tidak sekolah ke luar daerah. 11. Rasio guru berpendidikan S1/D4 ditargetkan 92% semua guru di Kabupaten Musi Rawas telah berpendidikan S1/D4, ternyata realisasi pada tahun ini hanya 67,45%, dengan ketercapaian indikator 73,32%. Kebanyakan guru masih menempuh pendidikan S1/D4 baik melalui jalur pendidikan UT (Universitas Terbuka) atau pada perguruan tinggi lain yang ada di Kota Lubuklinggau maupun kabupaten lainnya. Permasalahan yang dihadapi yaitu rendahnya kesadaran guru yang telah berumur diatas 50 tahun untuk menempuh pendidikan S1/D Rasio guru SD/MI dan siswa yang ditargetkan 1:13, ternyata target tidak tercapai yaitu 1:15. Hal ini disebabkan oleh supply dan demand jumlah guru tidak seimbang. Jumlah guru yang pensiun dan mutasi keluar daerah tidak seimbang dengan formasi pengangkatan CPNS guru SD/MI. Namun rasio tersebut sudah sangat baik, melebih rasio nasional 1: Rasio atau perbandingan guru SMP/MTs dan siswa yaitu 1:13 dari target 1:20, berarti pencapaian target sebesar 93,59%. Di tahun 2015 target yang akan dicapai adalah 1:16, dengan demikian pada tahun 2014 target pada akhir tahun perencanaan telah terpenuhi. 14. Rasio Guru:Siswa sekolah menengah pada tahun 2014 ditargetkan 1:13 tercapai 1:13 dengan persentase ketercapaian 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra yaitu 1 : 12 maka pada tahun-tahun mendatang perlu adanya intervensi kebijakan dengan mengangkat guru-guru bidang studi produktif dan penjaskes. Hal ini disebabkan juga oleh jumlah siswa SMA/SMK yang terus meningkat. II.63

94 15. Pangkalan data dan informasi pendidikan berbasis website ditargetkan 100% terealisasi 75% yaitu tidak terpenuhinya target yang ditetapkan. Beberapa pangkalan data berbasis website adalah NUPTK, NISN, Pendataan Ujian Nasional berbasis Online, Pendataan Pendidikan Dasar berbasis online dan DAPODIK serta PAS. Semua sistem pendataan online ini milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Dinas Pendidikan Kabupaten Musi Rawas menerapkan kebijakan pendataan berbasis Web, namun masih tergantung pada aplikasi online milik Kemendikbud sebagai situs/pangkalan sehingga ketercapaian indikator belum terpenuhi. 16. Persentase Pemanfaatan ICT untuk pembelajaran dengan target 22% dan pencapaian target sebesar 45,45%, artinya ada 39 SD dan SMP yang telah memiliki ruang dan laboratorium komputer sebagai tempat pembelajaran berbasis ICT. Artinya peningkatan pembangunan laboratorium komputer pada tahun 2014 ini, masih rendah dan perlu terus ditingkatkan karena masih banyak sekolah yang belum memiliki laboratorium komputer untuk pembelajaran. 17. Persentase pemberdayaan komite sekolah ditargetkan 70%, terealisasi 100% sehingga ketercapaian indikator 142,86%. Dewan Pendidikan Kabupaten Musi Rawas sebagai pembina komite sekolah dan juga pemerintah telah melaksanakan pembinaan namun belum secara menyeluruh pada semua jenjang dan semua wilayah. Upaya untuk memberdayakan komite sekolah sebagai alat kontrol atau pengawasan dan mitra sekolah dalam membangun sekolah terutama pada konteks MBS (Manajemen Berbasis Sekolah) terus dilakukan secara bertahap dengan melibatkan stakeholder pendidikan. Diharapkan pada akhirnya semua komite sekolah dapat berperan aktif dalam meningkatkan mutu pendidikan di lingkungan masing-masing. 18. Cakupan rawat jalan Puskesmas pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 13,31%, terealisasi sebesar 25,92%, sehingga capaian indikator sebesar 194,74%. Cakupan rawat jalan Puskesmas kinerjanya sebesar 25,92%.Tercapainya target tahun 2014 karena didukung oleh program-program seperti: Jamsoskes, II.64

95 Jamkesmas dan aktifnya petugas kesehatan dalam mensosialisasikan programprogram kesehatan untuk berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan. 19. Cakupan rawat inap Puskesmas pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 1,06%, terealisasi sebesar 0,5%, sehingga capaian indikator sebesar 39,68%. Belum tercapainya target 2014 karena keterbatasan sumber daya di pelayanan dasar sehingga banyak pasien yang dirujuk ke jenjang unit pelayanan lanjutan seperti rumah sakit. Di samping itu pelayanan tingkat dasar memiliki batasan wewenang dalam mengambil tindakan medis. 20. Usia harapan hidup pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 68,74 sedangkan Usia harapan hidup menurut data dari Dinas Kesehatan sebesar 67,01%. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami peningkatan, hal ini didukung oleh perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) semakin baik sehingga derajat kesehatan masyarakat semakin baik dan kemauan masyarakat sakit untuk datang ke unit pelayanan kesehatan sudah mulai terjadi peningkatan. 21. Angka kematian bayi rata-rata pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 27 Per 1000 kelahiran hidup untuk tahun Data AKB belum dikeluarkan oleh BPS Kab Musi Rawas sehingga belum dimasukkan kedalam LKPJ Bupati Musi Rawas ini, namun Dinas Kesehatan mempunyai AKB sebesar 6,39% jauh lebih kecil dari target (artinya sangat sedikit sekali bayi yang meninggal) masih perlu data resmi dari BPS Kab. Mura. Secara umum memang bayi yang meninggal di Musi Rawas terjadi penurunan, hal ini karena meningkatnya pelayanan ibu dan anak, meningkatnya gizi masyarakat, menurunnya angka kesakitan penyakit menular, meningkatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, meningkatnya pemberdayaan masyarakat untuk hidup sehat. 22. Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 100% sehingga capaian indikator sebesar 100%. Cakupan balita gizi buruk telah mendapat perawatan, hal ini menggambarkan bahwa seluruh kasus gizi buruk yang terdapat di Kabupaten Musi Rawas telah mendapat perawatan secara maksimal. Tercapainya target II.65

96 2014 didukung oleh kinerja pegawai kesehatan dalam melacak kasus gizi buruk dan memantau pos timbang/posyandu anak serta ke rumah- rumah atau PAUD bagi balita yang tidak datang ke posyandu. Biaya perawatan terhadap pasien kasus gizi buruk ditanggung oleh Pemkab dan Pemprov. 23. Cakupan Rasio Posyandu per satuan Balita per penduduk pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 13 posyandu per penduduk tetapi terealisasi sebanyak 7,44 posyandu per penduduk, dimana capaian indikator adalah sebesar 57,23%. Ini berarti tidak tercapai target yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena ada sebagian wilayah yang tidak terjangkau oleh petugas kesehatan misalnya rompok- rompok yang jauh dari pemukiman penduduk, namun petugas berupaya dengan melakukan kegiatan jemput bola yaitu sweeping ke lokasi terpencil. 24. Rasio rumah sakit per satuan penduduk pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 0,01 rumah sakit per penduduk, terealisasi sebesar 0,53 rumah sakit per penduduk, dengan capaian indikator sebesar 530%, dibandingkan dengan tahun 2013 dengan capaian sebesar 100% maka terjadi peningkatan yang sangat signifikan. 25. Rasio Dokter per satuan penduduk pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 3 orang per penduduk, terealisasi pada tahun 2014 sebanyak 1,35 orang per penduduk, dengan capaian indikator sebesar 45%. Bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 50% maka terjadi penurunan 5%. Namun Hal ini menggambarkan bahwa secara umum rasio kecukupan tenaga dokter per penduduk dari target yang ditentukan masih belum tercapai. Ini disebabkan masih banyaknya dokter dokter baru yang belum diangkat baik menjadi Dokter PTT maupun Dokter PNS. 26. Rasio tenaga medis per satuan penduduk pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 4 orang per penduduk, dengan realisasi sebanyak 2,61 orang per penduduk dengan tingkat capaian indikator sebesar 65,25%, bila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 75%, maka terjadi penurunan 5,25 %. Hal ini menggambarkan bahwa tenaga medis atau II.66

97 paramedis yang ada di Kabupaten Musi Rawas sudah melebihi target yang ditentukan pada tahun 2014, hal ini disebabkan banyaknya pengangkatan tenaga medis terutama perawat dengan klasifikasi ilmu D-III Keperawatan yang diangkat melalui program K1 dan ditambah dari tenaga TKST dan TKS oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. 27. Cakupan pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi 100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2014 sebesar 87,50% maka terjadi peningkatan capaian sebesar 12,5%,-. kalau dilihat dari capaian tahun 2014 maka belum mencapai target yang diharapkan, hal ini kemungkinan disebabkan oleh dari seluruh penduduk miskin yang sakit belum menggunakan haknya untuk berobat secara gratis. 28. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100% terealisasi sebesar 100%, sehingga capaian indikator sebesar 100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 0,87% maka terjadi kenaikan yang siginifikan sebesar 99,13% yang mendapat pelayanan rujukan tersebut, pelayanan rujukan disini dimaksud adalah rujukan yang dilakukan ke sarana kesehatan strata dua apabila keadaan pasien diluar fungsi dan wewenang pelayanan tingkat dasar. 29. Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 22,59% maka terjadi peningkatan sebesar 77,41%. 30. Persentase sistem penyediaan air minum yang memenuhi standar kualitas kesehatan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 95,00% dengan realisasi sebesar 95,00% dengan tingkat capaian indikator sebesar 100%, artinya semua penyediaan air minum yang ada sudah memenuhi standar kualitas kesehatan. Dibandingkan dengan tahun 2013 dengan tingkat capaian indikator sebesar 95% terjadi peningkatan sebesar 5%. Ini disebabkan adanya sistem penyediaan air minum yang disediakan oleh PDAM yang sesuai dengan II.67

98 standar kualitas kesehatan yang mengacu pada Permenkes Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang Syarat Kualitas Air Minum. 31. Persentase Tempat-Tempat Umum (TTU) yang memenuhi syarat kesehatan di tahun 2014 ditargetkan sebesar 95% dengan realisasi sebesar 95% maka capaian tahun 2014 sebesar 100% terjadi peningkatan, ini disebabkan karena KPD KABUPATEN MUSI RAWAS adanya sistem pengawasan Tempat-Tempat Umum yang pembinaan secara rutin ke setiap produsen penyediaan air minum supaya memenuhi standar kesehatan sesuai dengan Permenkes Nomor 61/MENKER/PER/I./1991 tentang standar TTU sesuai dengan standar kesehatan. 32. Persentase Tempat Pengelolaan Makanan yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 95% dengan realisasi sebesar 95% dengan tingkat capaian sebesar 100% dibandingkan dengan tahun 2013 dengan tingkat capaian sebesar 82,22% maka terjadi peningkatan sebesar 17,78%. 33. Persentase rumah sehat tahun 2014 ditargetkan sebesar 95% dengan realisasi sebesar 95%, tingkat capaian indikator sebesar 100% dibandingkan dengan tahun 2013 dengan tingkat capaian sebesar 87,10% terjadi penurunan sebesar 12,9 34. Persentase data program kesehatan yang up to date, valid, lengkap dan terintegrasi pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 100% sehingga capaian indikator sebesar 100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 100% maka tetap tidak terjadi perubahan. Hal ini menggambarkan bahwa seluruh data program (KIA, Yandas, Penyehatan Lingkungan, Promkes, Pemberdayaan Masyarakat, Farmasi) selalu di Up date, lengkap dan selalu terintegrasi dan menjadi data base pada seksi monitoring evaluasi dan informasi Dinkes Kab. Mura. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: II.68

99 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Pendidikan 1. Program PAUD , Publikasi dan Sosialisasi ,30 Pendidikan Anak usia Dini 2. Program Dikdas dan Wajar ,33 9 Tahun 2.1 Penambahan Ruang Kelas ,30 Sekolah 2.2 Pengadaan Mebeleur Sekolah , Rehabilitasi sedang/berat ,50 Ruang Bangunan Sekolah (DAK) 2.4 Pelatihan Penyusunan ,60 Kurikulum 2.5 Pembinaan Minat, Bakat dan ,60 Kreatifvitas Siswa Kepada Masyarakat 2.6 Penyelenggaraan Pendidikan ,50 Dasar, Menengah dan Unit Kerja Kependidikan 2.7 Peningkatan Kapasitas ,50 Penerapan SPM Pendidikan Dasar. 2.8 Pelatihan Teknis TPT ,20 (Training Of Trainer) Pembina Guru Eksakta 3. Program Pendidikan ,90 Menengah 3.1 Pelatihan Penyusuanan ,83 Kurikulum 3.2 Sharing Ujian Nasional SMA/SMK,MA ,84 II.69

100 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) 3.3 Pelaksanaan MGMP ,40 4. Program Pendidikan Non ,14 Formal 4.1 Pemberian Bantuan ,23 Penyelenggaraan Pendidikan Non Formal 4.2 Peningkatan Mutu Pendidikan ,44 dan Tenaga Kependidikan Non Formal 4.3 Fasilitasi Penyelenggaraan ,57 Kelompok Belajar PKBM 4.4 Pelatihan Peningkatan ,45 Kesadaran Pendidikan Berbasis Gender 4.5 Penyelenggaraan Lomba ,25 Lomba Sekolah 5. Program Peningkatan Mutu ,76 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5.1 Pelaksanaan Sertifikasi ,88 Pendidik 5.2 Pelaksanaan Uji Kompetensi ,34 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5.3 Pembinaan Kelompok Guru ,00 (KKG) 5.4 Pendidikan Lanjutan Bagi ,00 Pendidik untuk Memenuhi Standar Kualifikasi 5.5 Pengembangan Mutu dan Kualitas Program Pendidikan dan Pelatihan ,05 II.70

101 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan 5.6 Penetapan Angka Kredit ,95 (PAK) Jabatan Guru 5.7 Pelaksanaan Uji Kompetensi ,00 Pendidik dan Tenaga Kependidikan 6. Program Manajemen ,96 Pelayanan Pendidikan 6.1 Pelaksanaan Evaluasi Hasil ,43 Kinerja Bidang Pendidikan (Updating Propil Pendidikan) 6.2 Peningkatan Tata Kelola ,00 Ujian Sekolah. 6.3 Peningkatan Akuntabilitas ,60 Publik 6.4 Tim Manajemen BOS , Tim Manajemen Sekolah ,68 Gratis. 6.6 Penyelenggaraan Program ,00 Sekolah Gratis 6.7 TIM Manajemen BSM ,94 Urusan Kesehatan 7. Program Obat dan ,49 Perbekalan Kesehatan 7.1 Pengadaaan Obat dan ,29 Perbekalan Kesehatan 7.2 Peningkatan Mutu ,00 Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 8. Program Pengawasan obat dan makanan ,96 II.71

102 No Urusan/Program/Kegiatan 8.1 Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) ,00 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 8.2 Fasilitasi Gudang Farmasi , Peningkatan Pengawasan Peredaran Obat, Obat Tradisional Dan Kosmetika 9. Program Upaya Kesehatan Masyarakat 9.1 Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan 9.2 Penyediaan Biaya Fasilitasi dan Pemeliharaan 9.3 Penyelenggaraan Penyehatan Lingkungan 9.4 Pemilihan Tenaga Kesehatan Teladan 9.5 Pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Musi Rawas 9.6 Sosialisaasi KTR (Kawasan Tanpa Rokok) dan Pelatihan Konseling Berhenti Merokok 10. Program Pelayanan kesehatan penduduk miskin , , , , , , , , , Pelayanan Sunatan Masal , Biaya Pendamping Rujukan Keluarga Miskin 10.3 Sharing Dana Sumatera Selatan Sehat Semesta , , Jaminan Kesehatan Nasional ,75 II.72

103 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) (JKN) 11. Program pengadaan, ,53 peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringannya 11.1 Pembangunan Puskesmas , Pembangunan Polindes, ,45 Poskesdes dan Posyandu 11.3 Pemeliharaan Rutin/Berkala ,50 Sarana dan Prasarana Puskesmas 11.4 Pemeliharaan Rutin/Berkala ,78 Sarana dan Prasarana Puskesmas Keliling 11.5 Rehabilitasi Sedang/Berat ,30 Puskesmas Pembantu 12. Program pengadaan, ,40 Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/ Rumah Sakit jiwa/ Rumah Sakit Paru paru dan Rumah Sakit Mata 12.1 Pembangunan Rumah Sakit , Program perbaikan gizi ,00 masyarakat 13.1 Pemberian Tambahan ,00 Makanan dan Vitamin 13.2 Penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), ,00 II.73

104 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Kurang Vitamin A dan Kekurangan Zat Gizi Mikro Lainnya 13.3 Pemberdayaan Masyarakat ,00 Untuk Pencapaian Keluarga Sadar Gizi 13.4 Surveilians Kasus Gizi Buruk ,00 14 Program pencegahan dan ,13 penanggulangan penyakit menular 14.1 Penyemprotan/Fogging ,18 Sarang Nyamuk 14.2 Pelayanan Pencegahan dan ,85 Penanggulangan Penyakit Menular 14.3 Peningkatan Imunisasi , Peningkatan Surveillance ,65 Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah 15. Program peningkatan ,86 pelayanan kesehatan anak balita 15.1 Penilaian Balita Sehat , Program peningkatan ,13 pelayanan kesehatan lansia 16.1 Pelayanan Pemeliharaan ,13 Kesehatan 17. Program peningkatan ,39 keselamatan ibu melahirkan dan anak 17.1 Pertemuan Audit Maternal Perinatal (AMP) ,87 II.74

105 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) 17.2 Pelayanan Kesehatan Bayi ,55 Baru Lahir Sesuai Standar 17.3 Manajemen BBLR dan ,00 ASFIKSIA 17.4 Evaluasi Program Kesehatan ,20 Anak dan Optimalisasi Pencatatan dan Pelaporan KIA 17.5 Supervisi Fasiliatif ,60 Urusan Program Perencanaan Pembangunan Daerah. 18. Program Perencanaan ,22 pembangunan daerah 18.1 Penyusunan Rancangan RKPD , Penyelenggaraan ,74 Musrenbang RKPD 18.3 Koordinasi Penyusunan ,00 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) 18.4 Penyusunan Kebijakan Umum ,55 Anggaran (KUA) dan Kebijakan Umum Anggaran Perubahan 18.5 Penyusunan PPAS dan PPAS ,80 Perubahan 18.6 Pelatihan Aparat Teknis ,00 Perencana 18.7 Pengembangan Integrated ,00 and Communikation Tecnology (ICT) Untuk Perencanaan Pembangunan 18.8 Peningkatan Kinerja ,48 II.75

106 No Urusan/Program/Kegiatan Kapasitas Aparatur Perencana Urusan Kesehatan 19 Program Promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 19.1 Penyuluhan Masyarakat Pola Hidup Sehat 19.2 Peningkatan Tenaga Penyuluh Kesehatan 19.3 Pembinaan Masyarakat UKBM dan UKS TUJUAN 2 DARI MISI KEDUA Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian II.76 (%) , , , ,76 Untuk mewujudkan tujuan kedua dari misi kedua telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Meningkatnya pembangunan perdesaan dan pemberdayaan KAT Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut : No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah desa tertinggal Desa 0 3,00 0,00 2 Persentase jalan desa dalam kondisi baik 3 Persentase aparat desa yang berperan aktif dalam pembangunan perdesaan Meningkatkan pembangunan perdesaan dan pemberdayaan KAT % 97 56,07 57,80 % ,00 100,00

107 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 4 Persentase masyarakat desa yang memanfaatan % teknologi tepat guna dalam 55 57,14 103,00 perekonomian desa 5 Persentase Lembaga desa % yang dibina ,00 100,00 6 Jumlah masyarakat KAT Kelompok yang mendapat jaminan sosial 10 0,00 0,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 5 (lima) program dengan mengacu pada 6 (enam) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan 2 indikator kinerja sasaran telah mencapai/melebihi target yang ditetapkan, sebagai berikut: 1. Jumlah desa tertinggal pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 0 desa, tetapi masih ada 3 desa yang dikategorikan desa tertinggal, sehingga capaian indikator ini belum mencapai target. Apabila melihat capaian target RPJMD tahun 2015 di Kabupaten Musi Rawas jumlah desa tertingal 0 (nol) desa, maka Pemerintah Kabupaten Musi Rawas optimis dapat mengentaskan 3 desa tertinggal tersebut dengan berbagai program yang akan dilaksanakan kedepan. 2. Persentase infrastruktur desa dalam kondisi baik pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 97%, terealisasi sebesar 56,07%, sehingga capaian indikator sebesar 57,8%. Capaian ini diperoleh dari 199 desa/kelurahan di Kabupaten Musi Rawas. 3. Persentase aparat desa yang berperan aktif dalam pembangunan perdesaan pada tahun 2014 ditargetkan 100% dari jumlah aparat desa/kelurahan mulai dari Kepala Desa/Lurah, BPD, Perangkat Desa, Sekdes, Seklur, Kaur dan Kasi Kelurahan dari 199 Desa/Kelurahan telah terealisasikan sebesar 100%, pencapaian target mencapai 100%. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan musrenbang tingkat Desa/Kelurahan maupun tingkat Kecamatan, dimana para II.77

108 aparat desa/kelurahan aktif dalam memberikan usulan yang berasal dari keinginan masyarakatnya sekaligus memberikan masukan untuk pelaksanaan program dan kegiatan yang akan dilaksanakan dan ini juga dapat dilihat dari banyaknya kegiatan Pembinaan terhadap Aparatur Pemerintah Desa/Kelurahan, seperti Pembinaan Aparatur Pemerintahan Desa, KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Peningkatan Kapasitas Kepala Desa, Bimtek Manajemen Pemerintahan Desa, serta Pemilihan Kepala Desa & Lurah terbaik. 4. Persentase masyarakat desa yang memanfaatkan teknologi tepat guna dalam perekonomian desa pada tahun 2014 ditargetkan 55%, dan direalisasikan hanya 57,14% sehingga pencapaian sebesar 103%. Dari Kecamatan yang ada di Kabupaten Musi Rawas, baru 7 Kecamatan di tahun 2013 yang ada kegiatan sosialisasi Tekhnologi Tepat Guna (TTG). Hal ini disebabkan pengalokasian dana bagi pengembangan TTG di setiap kecamatan masih belum maksimal, dan kurang berminatnya masyarakat dalam penggunaan teknologi tepat guna dalam kehidupan perekonomian desa. 5. Persentase Lembaga Desa yang dibina pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 100%, sehingga capaian indikator sebesar 100%. Jumlah Lembaga Desa yang dibina sebanyak 199 lembaga desa tersebut yang aktif 199 desa, ini dikarenakan semakin banyaknya pembinaan terhadap lembaga desa yang ada, antara lain : Program Pemberdayaan Lembaga dan Organisasi Masyarakat Perdesaan, Pembinaan Kelembagaan, Penataan dan Penguatan Institusi/Kelembagaan Desa termasuk Pembinaan BKAD sebagai salah satu lembaga masyarakat PNPM-MP. 6. Jumlah masyarakat Komunitas Adat Terpencil (KAT) yang mendapat jaminan sosial pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 10 Kelompok, terealisasi sebanyak 0 Kelompok, sehingga capaian indikator sebesar 0%. Program dan Kegiatan II.78

109 Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya pembangunan perdesaan dan pemberdayaan KAT di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Urusan/Program/kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian(%) Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1. Program Pengembangan ,39 Lembaga Ekonomi Pedesaan 1.1 Pembinaan Administrasi ,39 Manajemen Badan Usaha Milik Desa 2. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Pedesaan 2.1 Pemberdayaan Lembaga dan ,83 Organisasi Masyarakat Perdesaan 2.2 Pembinaan Kelembagaan ,51 Desa 2.3 Penataan dan Penguatan ,82 Institusi/Kelembagaan Desa 2.4 Kajian Nilai Nilai Kearifan ,27 Lokal Dalam Pemberdayaan Masyarakat 2.5 Pembinaan Administrasi ,39 Manajemen badan Usaha Milik Desa 3. Program Peningkatan ,29 Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa 3.1 Pendamping Administrasi Proyek (PAP) PNPM Mandiri Perdesaan ,53 II.79

110 No Urusan/Program/kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian(%) 3.2 Gelar Teknologi Tepat Guna ,31 Tingkat Nasional 3.3 Gelar Teknologi Tepat Guna ,93 Tingkat Provinsi 3.4 Up Dating Desa/Kelurahan ,80 Tertinggal dalam Kabupaten Musi Rawas 3.5 EKSPO PNPM Mandiri ,55 Perdesaan 3.6 Fasilitasi Alokasi Dana Desa Lomba Desa/Kelurahan dan ,31 Lembaga Pemesyarakatan Desa (LPM) 3.8 Operasional Tim Koordinasi ,91 Penanggulangan Kemiskinan Daerah 3.9 Penyelenggaraan Bulan ,76 Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Hari Kesatuan Gerakan PKK 3.10 Monitoring, Evaluasi ,55 Pengendalian Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat 3.11 Pembinaan Badan ,20 Kerjasama Antar Desa (BKAD) 3.12 PAP P2SPP , Fasilitasi Pembinaan BP ,99 SPAMS 3.14 Validasi Data Potensi Desa , Kajian Analisis Kemiskinan ,00 di Kabupaten Musi Rawas 3.16 Pembinaan dan ,55 II.80

111 No Urusan/Program/kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian(%) Pemanfaatan TTG 3.17 Fasilitasi Penyusunan RPJMDes 4. Program Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Desa 4.1 Pembinaan Aparatur Pemerintah Desa/Kelurahan 4.2 Peningkatan Kapasitas Kepala Desa 4.3 Bimtek Manajemen Pemerintahan Desa 4.4 Pemilihan Kepala Desa dan Lurah Terbaik 4.5 Fasilitasi Pelaksanaan Pilkades 4.6 Sosialisaso dan E-Voting Pelaksanaan Pilkades 4.7 Bimtek Penguatan Fungsi BPD Sebagai Mitra Kades , , , , , , , , , Pembinaan PKK Perdesaan , Penialaian 10 Program Pokok PKK 4.10 Peningkatan Peran Urusan Sosial Kemitraan Organisasi PKK dalam pembangunan 5. Program Peningkatan Kemampunan Petugas dan Pendamping Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya , , ,20 II.81

112 No Urusan/Program/kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian(%) 5.1 Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) Petugas dan Pendamping Sosial, Pemeberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS Lainnya 5.2 Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendukung Usaha Bagi Keluarga Miskin 5.3 Pelatihan Keterampilan Bagi Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 5.4 Pengembangan Nilai Budaya dan Pelestarian Keperintisan dan Kejuangan 5.5 Penyediaan Sarana Dan Prasarana Bagi Komunitas Adat Terpencil 5.6 Bintek Pengolahan dan Pengumpulan Data PMKS dan PSKS 5.7 Penanganan Masalah- Masalah Strategis Yang Menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa , , , , , , , Pendamping Program PKH , Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar 5.10 Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma 5.11 Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / , , ,23 II.82

113 No Urusan/Program/kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian(%) Jompo 5.12 Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Jompo , Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan , Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat , Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan ,87 Sosial 5.16 Peningkatan Kualitas Karang Taruna , Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Forum Lansia , Penanganan Masalah- Masalah Strategis Yang Menyangkut Tanggap Cepat ,98 Darurat dan Kejadian Luar Biasa 5.19 Pendamping Program Keluarga Harapan , Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar , Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks ,85 Trauma 5.22 Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / ,23 II.83

114 No Urusan/Program/kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian(%) Jompo KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 5.23 Operasi dan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Panti ,30 Asuhan / Jompo 5.24 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan , Peningkatan Kualitas SDM Kesejahteraan Sosial Masyarakat , Pengembangan Model Kelembagaan Perlindungan ,87 Sosial 5.27 Peningkatan Kualitas Karang Taruna , Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Forum Lansia ,93 TUJUAN 3 DARI MISI KEDUA Meningkatkan perlindungan sosial Untuk mewujudkan tujuan ketiga dari misi kedua telah ditetapkan 2 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini : Terciptanya perlindungan dan tanggung jawab sosial kemitraan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian II.84

115 1 Persentase PMKS yang mendapat bantuan sosial % 70 10,60 15,14 2 Jumlah PMKS yang memiliki keterampilan Orang 65 50,00 83,30 3 Jumlah Kecamatan Yang Siap Siaga Dalam Kecamatan 14 6,00 42,85 Penanganan Bencana 4 Jumlah TAGANA yang profesional Orang 25 30,00 120,00 Pencapaian sasaran mengacu pada 4 (empat) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) yang mendapat bantuan sosial tahun 2014 ditargetkan sebesar 70%, dan terealisasi 10,6% sehingga capaian indikator sebesar 15,14%. 2. Jumlah PMKS yang memiliki keterampilan tahun 2014 ditargetkan sebanyak 65 orang dan terealisasi 50 orang sehingga capaian indikator sebesar 83,3%. 3. Jumlah kecamatan yang siap siaga dalam penanganan bencana ditargetkan 14 kecamatan terealisasi 6 kecamatan sehingga capaian indikator sebesar 42,85%. 4. Jumlah TAGANA yang profesional tahun 2014 ditargetkan sebanyak 25 orang, dan terealisasi 30 orang sehingga capaian indikator sebesar 120%. Keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2014 antara lain didukung oleh: Meningkatnya kesadaran masyarakat siaga bencana dan penanggulangan bencana terutama bagi generasi mudanya. Pada tahun 2014 tidak ada program dan kegiatan untuk mendukung persiapan kecamatan yang siap siaga dalam penanganan bencana. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran terciptanya perlindungan dan tanggungjawab sosial kemitraan di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: II.85

116 No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Sosial 1. Program Pembinaan Anak Terlantar 1.1 Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar 2. Program Pemberdayaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma 2.1 Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks Trauma 3. Program Pembinaan Panti Asuhan/ Jompo 3.1 Pembangunan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan/ Jompo 3.2 Operasional Sarana dan Prasaranan Panti Asuhan/Jompo 4. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial ( Eks Narapidana, PSK, Narkotika dan Penyakit sosial lainnya). 4.1 Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak Terlantar 5. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , , , , , , , Peningkatan Kualitas SDM ,00 II.86

117 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Kesejahteraan Sosial Masyarakat 5.2 Pengembangan Model Kelembangaan Perlindungan ,87 Sosial 5.3 Peningkatan Kualitas Karang Taruna , Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Forum Lansia , Meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan kependudukan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) % 75,00 73,00 97,30 2 Tingkat Pengangguran Terbuka % 2,30 2,40 104,00 3 Persentase Pencari Kerja yang ditempatkan % 60,00 60,00 100,00 4 Angka sengketa pengusaha pekerja per tahun % 20,00 20,00 100,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 3 (tiga) program dengan mengacu pada 4 (empat) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2014 di targetkan 75% dan terealisasi 73%. TPAK dalam satu tahun terakhir II.87

118 mengalami penurunan dari target yang ditetapkan 75%. Penurunan ini disebabkan oleh faktor perbandingan jenis kelamin, maka laki-laki mempunyai TPAK yang lebih besar dibandingkan perempuan. TPAK dihitung dengan membandingkan jumlah angkatan kerja dibandingkan jumlah penduduk usia kerja (umur 15 tahun ke atas). 2. Tingkat Pengangguran Terbuka pada tahun 2014 di targetkan 2,3% dan terealisasi 2,4% atau capaian kinerjanya mencapai 104%. Tingkat pengangguran terbuka sebesar 2,4% ini menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Musi Rawas dalam kondisi bekerja. Angka ini jauh lebih rendah dibanding angka Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Provinsi Sumsel (2,9%). 3. Pencari kerja yang ditempatkan pada tahun 2014 di targetkan 60 dan terealisasi 60 atau 100%. Pencari kerja yang ditempatkan ini dibandingkan dengan tahun 2013 mengalami kestabilan. Setiap masyarakat yang mencari pekerjaan dan terdata akan langsung ditempatkan pada perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja baru dan sesuai dengan keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja tersebut. 4. Angka Sengketa Pengusaha Pekerja pertahun pada tahun 2014 di targetkan 20 dan terealisasi 20 atau capaian indikatornya 100%. Ini mengalami peningkatan yang signifikan dengan tahun 2013 dan ini membuktikan bahwa sengketa pengusaha pekerja dapat diselesaikan dengan baik oleh pengusaha dan pekerja baik yang difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas ataupun yang tidak difasilitasi. Angka persentase ini dapat naik jika masih terdapat pengusaha yang tidak dapat menepati perjanjian yang telah disepakati dengan pekerja maupun dari kecilnya upah yang didapati pekerja yang tidak sesuai dengan jumlah waktu mereka be Program dan Kegiatan II.88

119 Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya kapasitas ketenagakerjaan dan kependudukan di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Urusan/Program/Kegiatan Target Urusan Ketenagakerjaan 1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja 1.1 Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja 2. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan 2.1 Fasilitasi Penyelesaian Prosedur, Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial 2.2 Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan Hukum Terhadap Keselamatan dan Kesehatan 2.3 Pembinaan Syarat Kerja dan Kesejahteraan Pekerja 3. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi 3.1 Penyediaan dan Pengelolaan Prasarana dansarana Sosial dan (Rp) Urusan Ketransmigrasian Realisasi (Rp) % , , , , , , , ,31 II.89

120 Ekonomi di Kawasan Transmigrasi 3.1 Fasilitasi Pokja KTM , Pembinaan UPTD Transmigrasi ,60 TUJUAN 4 DARI MISI KEDUA Meningkatkan pemberdayaan perempuan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Untuk mewujudkan tujuan keempat dari misi kedua telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Meningkatnya pemberdayaan perempuan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan 2 Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan % Capaian % 28 6,18 22,07 % 60 52,00 86,67 Pencapaian sasaran didukung oleh 5 (lima) program dengan mengacu pada 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 28,00%, terealisasi sebesar 6,18%, sehingga capaian indikator sebesar 22,07%. Angka ini dihitung dengan membandingkan jumlah pegawai perempuan di lembaga pemerintahan dengan jumlah seluruh pegawai di lembaga pemerintahan. Keberhasilan pencapaian target berkat adanya pemerataan hak-hak perempuan di dalam pembangunan daerah. 2. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) perempuan pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 60%, terealisasi sebesar 52%, sehingga capaian indikator hanya sebesar 86,67%. Target partisipasi angkatan kerja perempuan pada tahun 2014 menurun disebabkan masih banyaknya penduduk usia kerja II.90

121 perempuan yang berstatus bukan angkatan kerja yakni yang berprofesi sebagai pelajar (bersekolah) dan sebagai ibu rumah tangga (mengurus rumah tangga). Langkah-langkah antisipatif untuk meningkatkan kinerja yaitu dengan melakukan pelatihan-pelatihan dan sosialisasi kepada penduduk usia kerja perempuan, agar dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bersifat ekonomi (menambah pendapatan keluarga). KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya pemberdayaan perempuan di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target (Rp) Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1. Program keserasian kebijakan peningkatan kualitas Anak dan Perempuan 1.1 Pembinaan Gerakan Sayang Ibu 1.2 Fasilitasi Pengembangan Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan (P2TP2) 2. Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak 2.1 Peningkatan Peranan Wanita Menuju Keluarga Sehat dan Sejahtera (P2WKSS) 2.2 Penguatan Jaringan Kerja PUG Realisasi (Rp) % , , , , , ,40 II.91

122 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % 3. Program Peningkatan ,99 Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 3.1 Pembinaan Penghapusan ,96 Buta Aksara Perempuan (PBAP) 3.2 Gerakan Ibu Bangkit ,00 4. Program Peningkatan ,93 peran serta dan kesetaraan gender dalam pembangunan 4.1 Fasilitasi Organisasi Dharma ,99 Wanita dalam Pemberdayaan Perempuan 4.2 Fasilitasi Kemitraan ,72 Organisasi PP-PKK dalam Pemeberdayaan Perempuan 5. Program penguatan ,00 kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak 5.1 Workshop Tubuh dan ,00 Kembang Anak 5.2 Sosialisasi Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender ,00 TUJUAN 5 DARI MISI KEDUA Meningkatkan peran pemuda dan olah raga Untuk mewujudkan tujuan kelima dari misi kedua telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut: II.92

123 2.4.1 Meningkatnya peran pemuda dan olah raga Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah organisasi pemuda yang aktif Kelompok ,00 2 Jumlah kegiatan kepemudaan Kali ,33 3 Jumlah klub olah raga yang aktif Klub ,86 4 Jumlah gedung olah raga yang dipelihara Unit ,00 5 Jumlah organisasi olah raga yang aktif Kelompok ,67 Pencapaian sasaran didukung oleh 3 (tiga) program dengan mengacu pada 5 (lima) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Jumlah organisasi pemuda yang aktif pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 4 kelompok, terealisasi hanya 4 kelompok, sehingga capaian indikator sebesar 100%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 21%, realisasi 2014 terjadi peningkatan. Hal ini didukung oleh kreatifitas pemuda yang makin meningkat. 2. Jumlah kegiatan kepemudaan pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 12 kali, terealisasi sebanyak 4 kali, sehingga capaian indikator sebesar 33,33%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 43% realisasi tahun 2014 terjadi penurunan. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah kompetisi yang dilaksanakan baik di tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional. II.93

124 3. Jumlah klub olah raga yang aktif pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 28 klub, terealisasi sebesar 26 klub, sehingga capaian indikator sebesar 92,86%. Apabila dibandingkan dengan realisasi Tahun 2013 sebesar 13%, realisasi tahun 2014 terjadi peningkatan. 4. Gedung olah raga yang dipelihara pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak satu KPD KABUPATEN MUSI RAWAS unit, terealisasi sebanyak satu unit, sehingga capaian indikator sebesar 100%. Apabila dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebanyak dua unit atau 200%, realisasi tahun 2014 ada peningkatan. Capaian tersebut didukung dengan dimanfaatkannya gedung untuk kegiatan seperti Turnamen Bola voli Bupati Cup, Lomba Olahraga Tradisional Musi Rawas, Seleksi Peserta Paskibraka dan Kegiatan Olahraga Umum. 5. Jumlah organisasi olah raga yang aktif pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 30 kelompok, terealisasi sebesar 26 kelompok sehingga capaian indikator sebesar 86,67%. Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 sebesar 88,00%, realisasi 2014 ada kenaikan. Adapun program yang mendukung sasaran ini adalah: a. Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan b. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya peran pemuda dan olah raga di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Kepemudaan dan Olahraga 1. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan 1.1. Pembinaan Organisasi Kepemudaan Target (Rp) Realisasi (Rp) % , ,46 II.94

125 No Urusan/Program/Kegiatan 1.2 Pendidikan dan Pelatihan Dasar Kepemimpinan 1.3 Pembinaan dan Pengembangan Kepramukaan 2. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga 2.1 Pembibitan dan Pengembangan Olahraga Berbakat 2.2 Pembinaan Cabang Olahraga Prestasi Tingkat Daerah 2.3 Peningkatan Kesegaran Jasmani dan Rekreasi 2.4 Penyelenggaraan Kompotisi Olahraga 2.5 Pemassalan Olahraga Bagi Pelajar, Mahasiswa, dan Masyarakat 2.6 Fasilitasi Menuju Musi Triboaton 2.7 Pemberiaan Penghargaan Bagi Insan Olahraga yang Berdedikasi dan Berprestasi TUJUAN 6 DARI MISI KEDUA Target (Rp) Realisasi (Rp) % , , , , , , , , , ,80 Meningkatkan Kapasitas SDM dan kelembagaan pertanian Untuk mewujudkan tujuan keenam dari misi kedua telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut: Meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan pertanian II.95

126 Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1. Jumlah Gapoktan yang ditingkatkan kemampuannya Gapoktan ,39 2. Jumlah petani yang ditingkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya melaui bintek, temu karya dan temu usaha Org ,63 Pencapaian sasaran didukung oleh 4 (empat) program dengan mengacu pada 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Jumlah Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) yang ditingkatkan kemampuannya ditargetkan tahun 2014 sebanyak 23 Gapoktan terealisasi 4 Gapoktan atau 17,39%. Penurunan jumlah Gapoktan disebabkan oleh jumlah Gapoktan yang mendapatkan dana pengembangan usaha agribisnis pedesaan (PUAP) dari Kementerian Pertanian jumlahnya terbatas dan dilakukan seleksi yang sangat ketat. 2. Jumlah petani yang ditingkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilannya melalui bimtek, temu karya dan temu usaha pada tahun 2014 ditargetkan 440 orang sedangkan realiasasinya sebanyak 214 orang dengan tingkaaat capaian sebesar 48,63%. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya kapasitas SDM dan kelembagaan pertanian di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: II.96

127 No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Pertanian 1. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan 1.1 Pengembangan Wirausaha Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura di Pondok Pesantren 1.2 Pendukung Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) 1.3 Pendampingan Wismp/ Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif 1.4 Peningkatan Inovasi Beras Organik 2. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 2.1 Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian/Perkebunan (DAK dan Pendamping) 2.2 Pengembangan Tanaman Hortikultura 2.3 Fasilitasi UPT Perlindungan Tanaman 2.4 Fasilitasi UPTD Perbenihan Padi dan Palawija 2.5 Rehabilitasi dan Peningkatan Balai Benih Padi Serta Penyediaan Sarana Pendukungnya (DAK dan Target (Rp) Realisasi (Rp) % , , , , , , , , , , ,79 II.97

128 No Urusan/Program/Kegiatan Pendamping) 3. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan Target Realisasi % (Rp) (Rp) ,73 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 3.1 Pembibitan dan Perawatan Ternak , Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat , Penyelenggaraan UPT Dinas Peternakan dan Perikanan , Promosi Atas Hasil Produksi Peternakan Unggul Daerah , Pengolahan Informasi Permintaan Pasar Atas Hasil Produksi Peternakan Masyarakat , Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat Guna , Pelatihan dan Bimbingan Pengoprasian Teknologi ,73 Peternakan Tepat Guna 4. Program Pengembangan Budi Daya Perikanan , Pengembangan Bibit Ikan Unggul , Pendampingan Pada Kelompok Tani Budidaya Ikan , Pembinaan dan Pengembangan Perikanan , Pembangunan/Pengembangan Sarana dan Prasarana Budidaya Perikanan ,34 II.98

129 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % 4.5 Monitoring dan Evaluasi , Pengembangan Kawasan Minapolitan , Pendamping pada Kelompok Nelayan Perikanan Tangkap , Pelatihan dan Pengadaan Alat Pengelolaan Hasil Perikanan , Pengembangan dan Pemasaran Hasil Perikanan ,55 TUJUAN 1 DARI MISI KETIGA Meningkatkan kualitas, kuantitas dan pemasaran produki pertanian Untuk mewujudkan tujuan kesatu dari misi ketiga telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Meningkatnya kualitas dan kuantitas produk pertanian Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah produksi padi (ton) Ton ,36 2 Jumlah produksi Jagung Ton ,65 3 Jumlah produksi Kedelai Ton ,15 4 Jumlah produksi Ubi Kayu Ton ,65 5 Jumlah produksi Ton ,73 II.99

130 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS durian 6 Jumlah Populasi Durian Batang ,17 7 Jumlah produksi duku Ton ,3 8,48 8 Jumlah Populasi duku Batang ,97 9 Jumlah produksi daging Ton 3.698, ,93 69,67 10 Jumlah produksi telur Kg 1.429, ,60 11 Jumlah produksi ikan konsumsi Ton ,78 12 Jumlah produksi benih ikan Ribu ekor ,11 13 Jumlah produksi Karet Ton/thn ,51 52,60 14 Jumlah produksi Sawit Ton/thn ,17 16,98 Pencapaian sasaran didukung oleh 5 (lima) program dengan mengacu pada 14 (empat belas) indikator kinerja. Target yang ditetapkan untuk indikator sasaran ini sebagian telah tercapai, walaupun belum secara keseluruhan indikator kinerja sasaran terealisasi 100%. Adapun hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran yang ditetapkan, adalah sebagai berikut: 1. Produksi padi pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak ton, terealisasi sebanyak ton (berdasarkan Statistik Asemda) atau capaian indikator sebesar 87,36%. Penyebab tidak tercapainya target disebabkan adanya puso atau gagal panen akibat banjir dan serangan hama tikus. 2. Produksi Jagung pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak ton, terealisasi sebanyak ton, sehingga capaian indikator sebesar 285,65%. II.100

131 Keberhasilan pencapaian target berkat adanya dukungan dana APBD untuk kegiatan intensifikasi palawija sehingga menambah luas tanam jagung. 3. Produksi kedelai pada Tahun 2014 ditargetkan sebanyak ton, terealisasi sebanyak ton, sehingga capaian indikator sebesar 198,15%. 4. Produksi ubi kayu pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak ton, terealisasi sebanyak ton, sehingga capaian indikator sebesar 293,65%. Tercapainya target ini disebabkan adanya penanaman di areal sawah yang tidak mendapatkan air dan pemanfaatan lahan pekarangan serta lahan kering/tegalan. 5. Produksi durian pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak Ton, terealisasi sebanyak 1.131,6 Ton, sehingga capaian indikator sebesar 21,73%. Tidak tercapainya target ini disebabkan adanya batang produktif berkurang karena sudah tua, mati, pengaruh iklim/kemarau dan karakter pohon durian yang tidak setiap tahun berbuah lebat karena tidak ada perawatan yang intensif. 6. Populasi durian pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak batang, terealisasi sebanyak batang sehingga capaian indikator sebesar 69,17%. 7. Produksi duku pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak kwintal, terealisasi sebanyak 247,3 kuintal sehingga capaian indikator hanya sebesar 8,48 %. Tidak tercapainya target disebabkan adanya pohon produktif berkurang karena sudah tua, mati, pengaruh iklim/kemarau dan juga karakter pohon duku yang tidak setiap tahun berbuah lebat karena tidak ada perawatan yang intensif. 8. Populasi duku pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak batang, terealisasi sebanyak batang sehingga capaian indikator sebesar 24,97%. Menurunnya populasi tanaman duku tersebut disebabkan banyak tanaman tua yang mati terserang penyakit. 9. Produksi daging pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 3.698,47 ton, terealisasi sebanyak 2.576,93 ton sehingga capaian indikator sebesar 69,67%. II.101

132 10. Produksi telur pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 1.429,29 kg, terealisasi sebanyak 1.281,89 kg sehingga capaian indikator sebesar 89,60%. Produksi telur pada tahun 2014 tidak memenuhi target yang diharapkan disebabkan usaha ternak buras yang menurun karena pemulihan dari proses pengeringan air irigasi teknis selama kurang lebih satu tahun, sehingga banyak usaha KPD KABUPATEN MUSI RAWAS ternak ayam ras menghentikan produksinya. 11. Produksi ikan konsumsi pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak ton, terealisasi sebanyak ton, sehingga capaian indikator sebesar 55,782%. Pencapaian target yang belum maksimal disebabkan karena mahalnya harga pakan ikan sehingga banyak usaha kolam air deras yang menghentikan produksi ikannya. 12. Produksi benih ikan pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak ribu ekor, terealisasi sebanyak ribu ekor, sehingga capaian indikator sebesar 115,11%. 13. Produksi karet pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak Ton, terealisasi sebanyak ,51 Ton sehingga capaian indikator sebesar 52,60%. Pencapaian target yang belum maksimal disebabkan rendahnya harga jual hasil produksi karet yang berdampak kepada petani karet untuk mencari pekerjaan lain. 14. Produksi sawit pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak Ton, terealisasi sebanyak ,17 Ton, sehingga capaian indikator sebesar 16,98 Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas produk pertanian di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: II.102

133 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % Urusan Ketahanan Pangan 1. Program Peningkatan Kapasitas SDM Pertanian , Kegiatan Pendidikan dan pelatihan formal ,37 2. Program Peningkatan Penerapan Teknologi , Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Peternakan Tepat guna , Kegiatan Pelatihan dan Bimbingan Pengoperasian Teknologi Peternakan Tepat Guna , Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Inseminasi Buatan , Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian/ Perkebunan Tepat Guna , Kegiatan Pemeliharaan Rutin / Berkala Sarana dan Prasarana Teknologi Pertanian / Perkebunan Tepat Guna , Kegiatan Penyelenggaraan UPT Balai Penyuluhan (UPTBP) ,86 II.103

134 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % 2.7 Kegiatan Pengembangan Wirausaha Pertanian tanaman Pangan dan Hortikultura di Pondok Pesantren , Kegiatan Pendukung Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) , Kegiatan Pendampingan WISMP/ Peningkatan Pengelolaan Irigasi ,92 Partisipatif 2.10 Kegiatan Peningkatan Inovasi Beras Organik , Kegiatan Pengendalian Organisme Pengganggu ,03 Tanaman 3. Program Peningkatan Produksi Pertanian , Kegiatan Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian / Perkebunan ,10 (DAK dan Pendamping) 3.2 Kegiatan Pengembangan Tanaman Hortikultura , Kegiatan Fasilitasi UPT Perlindungan Tanaman , Kegiatan Fasilitasi UPTD Perbenihan Padi dan Palawija ,11 4. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan ,45 II.104

135 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % 4.1 Kegiatan Pembibitan dan Perawatan Ternak , Kegiatan Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat , Kegiatan Penyelenggaraan UPT Dinas Peternakan dan Perikanan , Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana ,17 Pembibitan Ternak Urusan Perikanan 5. Program Pengembangan Budidaya Perikanan , Kegiatan Pengembangan Bibit Ikan Unggul , Kegiatan Pendampingan pada Kelompok Tani ,05 Pembudidaya Ikan 5.3 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan , Pembangunan /Pengembangan Sarana dan Prasarana Budidaya ,34 Perikanan 5.5 Pengembangan Kawasan Minapolitan , Meningkatnya kualitas komoditas unggulan dan pasar Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian II.105

136 sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1 Jumlah Komoditi Unggulan Lokal yang dikembangkan Komoditi ,00 2 Persentase hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah yang dipromosikan % ,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 1 (satu) program dengan mengacu pada 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Jumlah komoditi unggulan lokal yang dikembangkan terealisasi sebesar 100% berupa 5 komoditi unggulan. Selama tahun 2014 telah dikembangkan 5 komoditi unggulan berupa padi dayang rindu, durian duku, rambutan dan jeruk. Disamping itu masih akan dikembangkan komoditas lain seperti alpukat dan papaya. 2. Persentase hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah yang dipromosikan terealisasi sebesar 100% sehingga ketercapaiannya sebesar 125%. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya kualitas komoditas unggulan dan pasar di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut; No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % Urusan Pertanian 1. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi ,50 II.106

137 Pertanian 1.1 Kegiatan Promosi atas hasil produksi Pertanian / Perkebunan Unggulan Daerah , Kegiatan Penguatan Unit Balai Pengujian dan Pengawasan Mutu (BP2MB) , Terwujudnya industri pertanian Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase Penurunan Loses % ,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 1 (satu) program dengan mengacu pada 1 (satu) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Penurunan Losses dari target 14%, terealisasi 13% atau pencapaian sebesar 107%. Dari tabel tersebut maka capaian indikator pada sasaran ini dikategorikan sangat baik. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indicator kinerja sasaran terwujudnya industri pertanian di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % Urusan Pertanian 1. Program Peningkatan ,12 II.107

138 No Urusan/Program/Kegiatan Penerapan teknologi pertanian/perkebunan 1.1 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman 1.4 Pendukung Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) 1.5 Pendampingan WISMP/Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif 1.6 Peningkatan Inovasi Beras Organik TUJUAN 2 DARI MISI KETIGA Target (Rp) Realisasi (Rp) % , , , ,15 Mewujudkan infrastruktur agropolitan dan kawasan cepat tumbuh Untuk mewujudkan tujuan kedua dari misi ketiga telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah in Terwujudnya infrastruktur agropolitan dan kawasan cepat tumbuh Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 Persentase jaringan irigasi yang kondisinya baik terhadap jaringan yang ada 2 Panjang jalan kabupaten yang kondisinya baik % Capaian % 86,00 56,80 66,05 Km 60,22 62,70 104,12 II.108

139 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 3 Rasio sarana dan prasarana kebinamargaan yang % 37,50 91,97 245,25 kondisinya baik 4 Jumlah Terminal Peti Kemas Unit 0,00 0,00 0,00 5 Jumlah kawasan perkantoran Unit 44,00 44,00 100,00 6 Jumlah Kawasan Sport Center Unit 1,00 2,00 200,00 7 Jumlah ruko di AC dan AD Blok 5,00 3,00 60,00 8 Jumlah RTH di kawasan AC dan AD Ha 15,00 10,00 66,67 9 Jumlah Pasar di Kawasan AC dan AD Unit 2,00 0,00 0,00 10 Jumlah Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Unit 7,00 8,00 114,30 11 Jumlah kawasan wisata air Unit 1,00 0,00 0,00 12 Tingkat penyelesaian Masjid Agung Darusalam Unit 1,00 1,00 100,00 13 Jumlah lapangan golf dan hutan kota Unit 1,00 0,00 0,00 14 Jumlah kawasan pergudangan dan pangkalan truk di AC Unit 0,00 1,00 200,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 8 (delapan) program dengan mengacu pada 14 (empat belas) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis kinerja capaiannya adalah sebagai berikut: 1. Indikator persentase jaringan irigasi yang kondisinya baik terhadap jaringan yang ada pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 86,00%, terealisasi sebesar 56,8%, sehingga capaian indikator sebesar 66,05%. Persentase jaringan irigasi yang kondisinya baik terhadap jaringan yang ada sebesar 66,05% II.109

140 menggambarkan luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik dibagi luas irigasi kabupaten baku. Belum tercapainya target 2014 karena anggaran yang ada hanya mencukupi membangun saluran/bangunan. 2. Indikator panjang jalan dalam kondisi baik pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 60,22 km, terealisasi sebanyak 62,7 km, sehingga capaian indikator sebesar 104,12%. Panjang jalan dalam kondisi baik di atas mengacu kondisi jalan di area agropolitan center/distrik. 3. Indikator Rasio sarana dan prasarana kebinamargaan yang kondisinya baik pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 37,5%, terealisasi sebesar 91,97%, sehingga capaian indikator sebesar 245,25. Meningkatnya capaian target 2014 karena berfungsinya kembali sarana prasarana kebinamargaan atas perbaikan serta pemeliharaan. 4. Jumlah kawasan perkantoran di Agropolitan Center Muara Beliti pada tahun 2014 ditargetkan akumulatif sebanyak 44 unit, terealisasi sebanyak 44 unit, sehingga capaian indikator sebesar 100%. Tercapainya target tahun 2014 karena tersedianya dana pembangunan dari APBD dan perencanaan kegiatan yang matang. 5. Jumlah Kawasan Sport Center pada tahun 2014 ditargetkan 1 unit, dan dapat terealisasi sebesar 2 unit dengasn tingkat capaian sebesar 200%. 6. Jumlah ruko di agropolitan center dan agropolitan distrik pada tahun 2014 ditargetkan akumulatif sebanyak 5 Blok di lima lokasi, terealisasi sebanyak 3 Blok, sehingga capaian indikator sebesar 60%. 7. Jumlah Ruang Terbuka Hijau di AC dan AD pada tahun ini ditargetkan sebesar 15 Ha, dan dapat terealisasi sebesar 10 Ha dengan tingkat capaian 66,67%. 8. Jumlah Sistem Pengolahan Air Minum (SPAM) pada tahun 2014 ditargetkan akumulatif sebanyak 7 unit, terealisasi sebanyak 8 unit sehingga capaian indikator sebesar 114,3%. 9. Jumlah Kawasan Wisata Air di Kabupaten Musi Rawas pada tahun ini ditargetkan 1 unit akan tetapi capaian kinerja pada tahun ini di mencapai target. II.110

141 10. Indikator Masjid Agung Darussalam yang berlokasi di Muara Beliti pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 1 unit, terealisasi sebanyak 1 unit sehingga capaian indikator sebesar 100%. Pembangunan Masjid Agung Darussalam yang berlokasi di Muara Beliti telah selesai. 11. Jumlah kawasan pergudangan dan pangkalan truk di AC pada tahun 2014 yang KPD KABUPATEN MUSI RAWAS tidak ditargetkan dengan tingkat capaian sebesar 200%. Tercapainya target 2014 karena tersedianya dana pembangunan dari APBD dan perencanaan kegiatan yang matang. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran terwujudnya infrastruktur agropolitan dan kawasan cepat tumbuh di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % Urusan Pekerjaan Umum 1. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan ,29 pengairan lainnya 1.1 Perencanaan Pembangunan Irigasi , Pelaksanaan Normalisasi Saluran Sungai , Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi , Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang telah dibangun , Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan ,84 II.111

142 No Urusan/Program/Kegiatan 1.6 Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP)/Dana Pendamping Target Realisasi % (Rp) (Rp) ,95 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1.7 Pembangunan/Perbaikan dan Normalisasi Jaringan Irigasi 1.8 Dana Fasilitasi untuk Komisi Irigasi (KOMIR) 1.9 Pengadaan Tanah utk Daerah Irigasi di Air Lakitan 1.10 Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP) Dana Hibah 1.11 Pengawasan Pembangunan Irigasi dan Jaringan Pengairan Lainnya 1.12 Rehabilitasi / Pemeliharaan Bantaran dan Tanggul Sungai Pembuatan Tembok Penahan Desa Mambang 2. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan , , , , , , , Perencanaan Teknis Jalan , Peningkatan Jalan Kelingi IV.D Jene 2.3 Pelebaran dan Peningkatan Jalan C. Nawangsari- M.Sitiharjo (DAK) 2.4 Peningkatan Jalan Simpang Lake Simpang Tegal Sari (DAK) 2.5 Peningkatan Jalan Mukti Karya- Sindang Laya (DAK , , , ,00 II.112

143 No Urusan/Program/Kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) % PPDT) KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2.6 Peningkatan jalan Ibukota kabupaten Bundaran Kampung bali-satan-tanah periuk 2.7 Peningkatan Jalan F Trikoyo- Bamasco 2.8 Peningkatan Jalan SP9 Cecar Simp.Temelat Sukakarya 2.9 Pembangunan dan Peningkatan Jalan Ibukota Kabupaten-Terminal Peti Kemas-Durian Remuk 2.10 Peningkatan Jalan Jajaran Baru-Kelingi IV.C - Sp 4 Campur Sari 2.11 Peningkatan Jalan Simp. Gegas-Sugiwaras 2.12 Peningkatan Jalan Lubuk Tua-Tapa 2.13 Peningkatan dan pelebaran jalan simp. 4 polres muara belit i- batas kota lubuk linggau 2.14 Peningkatan dan Pelebaran Jalan Danau Aur 2.15 Peningkatan Jalan Sukamaju- Jambu Rejo-Sukarame 2.16 Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Sukakarya 2.17 Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Jayaloka , , , , , , , , , , , ,00 II.113

144 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % 2.18 Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan BTS Ulu , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Purwodadi , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Megang Sakti , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Tugumulyo , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Selangit , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Muara Beliti , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Muara Kelingi , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan STL Ulu Terawas , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Tuah Negeri , Peningkatan Jalan Dalam Kecamatan Muara Lakitan , Peningkatan Jalan Desa Sembatu Jaya , Peningkatan Jalan Desa Prabumulih I , Peningkatan Jalan Desa Tegal Sari , Peningkatan Jalan Sp.3 Marga Baru-Sp.1 Pelita Jaya , Peningkatan Jalan Simpang Distrik Agropolitan Prabumulih- Akses Jembatan Desa Prabumulih II ,00 II.114

145 No Urusan/Program/Kegiatan 2.33 Peningkatan Jalan Semeteh- Lakitan 2.34 Peningkatan Jalan Sungai Bunut-Pangkalan Tarum- SP.8 Trijaya 2.35 Peningkatan Jalan Akses SMA Selangit 2.36 Peningkatan Jalan Bengit Kelurahan Muara Kelingi 2.37 Peningkatan Jalan Desa Karya Mukti 2.38 peningkatan Jalan Dalam Desa Temuan Jaya 2.39 Peningkatan Jalan Desa Jajaran Baru II 2.40 Peningkatan Jalan Sekunder VI Desa Megang Sakti III 2.41 Peningkatan Jalan Dusun Kalianda Desa Megang Sakti I 2.42 Peningkatan Jalan Desa Petran Jaya 2.43 Peningkatan Jalan Dalam Jajaran Baru I (Dusun 2)- Megang Sakti II (Dusun 5) 2.44 Perencanaan Teknis Jembatan 2.45 Pembangunan Jembatan Prabumulih (Tahap III) 2.46 Pembangunan Jembatan Sungai Semangus 2.47 Pembangunan Jembatan Megang Sakti IV (Tahap III) Target (Rp) Realisasi (Rp) II.115 % , , , , , , , , , , , , , , ,00

146 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % 2.48 Pembangunan Jembatan Mandi Aur (Tahap II) , Pembangunan Jembatan Sungai Naik (Tahap II) , Pembangunan Jembatan Beton Akses Air Terjun Satan , Pembangunan Jembatan Gantung Napal Melintang , Pembangunan Jembatan Jalan Produk Dusun 4 Desa ,00 Ketuan Jaya 2.53 Pembangunan Jembatan Gantung Desa Batu Gane , Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan Kabupaten ,00 Zona I 2.55 Pemeliharaan Rutin Jaan dan ,00 Jembatan Kabupaten Zona II 2.56 Pengadaan Alat-alat Ukur dan Bahan Laboratorium Kebinamargaan , Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan , Pembangunan Gedung Arsip Dinas PU Bina Marga Kabupaten Musi Rawas ,00 7. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan ,78 Dalam Negeri 7.1 Pembinaan Manajemen Dan Pengawasan Pasar ,00 II.116

147 Target Realisasi No Urusan/Program/Kegiatan % (Rp) (Rp) 7.2 Pengelolaan sampah pasar ,00 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 7.3 Peningkatan sarana dan prasarana pasar Kalangan Desa Muara Nilau Kecamatan Selangit , Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Kel. Muara Kelingi Kec. Muara Kelingi , Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Agropolitan Distrik Prabumulih II ,82 Kecamatan Muara Lakitan 8. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan , Kegiatan Pembangunan Jalan Setapak Di Desa Bumi Rejo Kecamatan Jayaloka , Kegiatan Prasarana dan Sarana Dasar Permukiman Berbasis Masyarakat , Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar Terutama Bagi Masyarakat Miskin , Pembangunan Jalan Setapak Menuju Air Terjun Desa Taba Remanik Kecamatan Selngit , Kegiatan Pembangunan Jalan Setapak di Desa Sukorejo ,00 Kecamatan STL Ulu Terawas 8.6 Fasilitasi RIS-PNPM/USRI , Pembangunan Jalan Setapak ,00 II.117

148 No Urusan/Program/Kegiatan di Desa Prabu Menang Kecamatan Selangit 8.8 Pembangunan Jalan Setapak di Kelurahan Terawas 8.9 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Mandi Aur Kecamtan Muara Kelingi 8.10 Pembangunan Gedung Serba Guna di Desa Sungai Pinang Kecamatan Muara Lakitan 8.11 Pembangunan Jalan Setapak Kelurahan Megang Sakti I Kecamatan Megang Sakti 8.12 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Dusun Pedang Akses Kuburan Umum Kecamatan Muara Beliti 8.13 Kegiatan Pembangunan Jalan Setapak Di Desa Sukakarya Baru Kecamatan STL Ulu Terawas 8.14 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Simpang Gegas Temuan Kecamatan TPK 8.15 Kegiatan Pembangunan Jalan Lingkungan Kelurahan Muara Kelingi Kecamatan Muara Kelingi 8.16 Pembangunan Jalan Setapak Di Desa Margoyoso Kecamatan Jayaloka Target Realisasi (Rp) (Rp) % , , , , , , , , ,00 II.118

149 No Urusan/Program/Kegiatan 8.17 Pembangunan Jalan Setapak Di Desa Margatani Kecamatan Jayaloka 8.18 Pembangunan Tangga Beton ke Sungai di Desa Mambang Kecamatan Muara Kelingi 8.19 Pembangunan Tangga Beton ke Sungai di Desa Bingin Jangut Kecamatan Muara Kelingi, 8.20 Pembangunan Jalan Setapak di Desa babat Kecamatan STL Ulu Terawas 8.21 Pembangunan Jalan Setapak Di Desa Sungai Bunut Kecamatan BTS Ulu 8.22 Pembangunan Jalan Setapak Menuju pemakaman Ngestiboga II Kecamatan Jayaloka 8.23 Pembangunan Jalan Setapak Di Desa Kertosono Kecamatan Jayaloka 8.24 Pembangunan Jalan Setapak di kelurahan Purwodadi Kecamatan Purwodadi 8.25 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Trikarya Kecamatan Purwodadi 8.26 Pembangunan Jalan Setapak di Desa P1 Mardiharjo Kecamatan Purwodadi Target Realisasi (Rp) (Rp) % , , , , , , , , , ,00 II.119

150 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % 8.27 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Sadar karya Kecamatan Purwodadi , Pembangunan Jalan Setapak di Desa Sungai Pinang Kecamatan Muara lakitan , Pembangunan Balai Desa Muara nilau Kecamatan Selangit , Pembangunan Balai Desa Pelita jaya Kecamataan Muara lakitan , Pembangunan Jalan Lingkungan di Desa Megang Sakti IV , Pembangunan Fasilitasi Air Bersih di Kecamatan Muara Kelingi ,00 TUJUAN 3 DARI MISI KETIGA Memberdayakan kelembagaan kemitraan pertanian Untuk mewujudkan tujuan ketiga dari misi ketiga telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Meningkatnya kinerja kelembagaan kemitraan pertanian Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah dan jenis mitra Bidang ,00 II.120

151 bidang pertanian Pencapaian sasaran didukung oleh 2 (dua) program dengan mengacu pada 1 (satu) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut:jumlah dan jenis mitra bidang pertanian dengan target 4 bidang dan realisasi 4 bidang sehingga ketercapaiannya 100%. Adapun kelembagaan kemitraan pertanian tersebut adalah: 1. Lembaga Perbankan yang menangani penyaluran keuangan Bansos dari Ditjentan ke kelompok tani. 2. Lembaga yang menyalurkan pupuk (PT. Pusri, PT. Petro Kimia Gresik dan Kios Saprodi). 3. Kelembagaan yang menangani pembenihan (PT. Sang Hyang Seri dan Koperasi) 4. Lembaga yang menyediakan Teknologi Inovasi (BATAN, Perguruan Tinggi dan PT. Medco). Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan indikator kinerja sasaran meningkatnya kinerja kelembagaan kemitraan pertanian di atas didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi (Rp) (Rp) % Urusan Pekerjaan Umum 1. Program Pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan ,26 pengairan lainnya 1.1 Perencanaan Pembangunan Irigasi , Pelaksanaan Normalisasi Saluran Sungai , Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Irigasi ,69 II.121

152 1.4 Optimalisasi Fungsi Jaringan Irigasi yang telah dibangun , Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan , Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif ,95 (WISMP)/Dana Pendamping 1.7 Pembangunan/Perbaikan dan Normalisasi Jaringan Irigasi , Dana Fasilitasi untuk Komisi Irigasi (KOMIR) , Pengadaan Tanah utk Daerah Irigasi di Air Lakitan , Peningkatan Pengelolaan Irigasi Partisipatif (WISMP) Dana Hibah , Pengawasan Pembangunan Irigasi dan Jaringan Pengairan ,86 Lainnya Urusan Pertanian 2. Program Peningkatan Penerapan teknologi ,74 pertanian/perkebunan 2.1 Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman , Pendukung Kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) , Pendampingan WISMP/Peningkatan Pengelolaan Irigasi ,92 Partisipatif 2.4 Peningkatan Inovasi Beras ,15 II.122

153 Organik 2.5 Bimtek Penerapan Teknologi Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura ,03 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS TUJUAN 4 DARI MISI KETIGA Meningkatkan ketahanan pangan dan swasembada berkelanjutan Untuk mewujudkan tujuan keempat dari misi ketiga telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut Meningkatnya ketahanan pangan dan swasembada berkelanjutan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1. Jumlah Produksi Padi Ton ,30 2. Jumlah lembaga Distribusi Pangan Masyarakat yang dibina Gapoktan ,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 3 (tiga) program dengan mengacu pada 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Indikator jumlah produksi padi pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak ton, terealisasi sebanyak ton (berdasarkan statistik Asemda) atau capaian indikator sebesar 87,3%. Atas hasil koordinasi lintas SKPD II.123

154 penyebab tidak tercapainya target disebabkan adanya puso atau gagal panen akibat banjir dan serangan hama tikus. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 2. Jumlah lembaga distribusi pangan masyarakat yang dibina pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 5 Gapoktan, terealisasi sebanyak 2 Gapoktan, sehingga capaian indikator hanya sebesar 40%. Belum tercapainya target disebabkan oleh rendahnya SDM gapoktan (petani), masih rendahnya kualitas pemantauan/ monitoring dan kajian terhadap petani dan masih minimnya permodalan yang diberikan pemerintah.program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya ketahanan pangan dan swasembada berkelanjutan ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) Urusan Ketahanan Pangan 1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan , Penanganan Daerah Rawan Pangan , Anilisis Rasio Jumlah Penduduk Terhadap Jumlah ,85 Kebutuhan Pangan 1.3 Laporan Berkala Kondisi Ketahanan Pangan , Pengembangan Cadangan Pangan Daerah , Pengembangan Desa Mandiri Pangan , Monitoring Evaluasi dan Pelaporan , Pengembangan Sistem Informasi Pasar , Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan ,46 II.124

155 1.9 Koordinasi Kebijakan Perberasan ,09 Urusan Pertanian 2. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan , Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi Pertanian/perkebunan ,10 (DAK dan Pendamping) 2.2 Pengembangan Tanaman Hortikultura , Fasilitasi UPT Perlindungan Tanaman , Fasilitasi UPTD Perbenihan Padi dan Palawija , Rehabilitasi dan Peningkatan Balai Benih Padi serta penyediaan ,79 sarana pendukungnya (DAK dan Pendamping) 3. Program Peningkatan Produksi Hasil Peternakan , Pembangunan Sarana dan Prasarana Pembibitan ,17 Ternak 3.2 Pembibitan dan Perawatan Ternak , Pendistribusian Bibit Ternak Kepada Masyarakat , Penyelenggaraan UPT Dinas Peternakan dan Perikanan , Pembangunan sarana dan prasarana pendukung ,00 II.125

156 peternakan TUJUAN 5 DARI MISI KETIGA Meningkatkan kesejahteraan Petani KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Untuk mewujudkan tujuan kelima dari misi ketiga telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut: Meningkatnya kesejahteraan petani Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah kelompok tani yang meningkat SDM nya. Kelompok ,46 2 Jumlah Gapoktan yang Gapoktan meningkat SDM Pencapaian sasaran didukung oleh 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Jumlah kelompok tani yang meningkat SDM nya pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 52 kelompok dan terealisasi sebesar 33 kelompok dengan tingkat capaian sebessar 63,46%. 2. Pada tahun 2014 Jumlah Gapoktan yang Meningkat SDM-nya ditargetkan sebesar 23 Gapoktan dan terealisasi sebesar 4 gapoktan dengan tingkat capaian sebesar 17,39%. TUJUAN 6 DARI MISI KETIGA Mewujudkan kelestarian sumber daya II.126

157 hutan Untuk mewujudkan tujuan keenam dari misi ketiga telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Terwujudnya kelestarian sumber daya hutan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Luas Areal lahan kritis yang ditanami Ha 17, ,90 2 Jumlah Produksi bibit tanaman kehutanan Batang ,00 3 Jumlah pemegang HTI yang aktif Unit ,00 4 Jumlah aparat kecamatan yang meningkat pengetahuannya tentang kawasan hutan Orang/tahun 0 0 0,00 5 Jumlah KPHP yang meningkat kelembagaannya UPTD Jumlah kelompok kawasan hutan yang mempunyai data Kelompok kondisi kawasan hutan 7 Luas Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang Ha II.127

158 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS dibangun 8 Persentase penggunaan kawasan sesuai peraturan % 82,83 82,43 99,50 9 Persentase penurunan % 20 9,84 49,2 jumlah hotspot 10 Persentase penurunan jumlah kasus perambahan kawasan dan illegal logging % Pencapaian sasaran didukung oleh 4 (empat) program dengan mengacu pada 10 (sepuluh) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Indikator kinerja areal lahan kritis yang ditanami ditargetkan seluas 17,464 Ha dan terealisasi seluas Ha, sehingga capaian kinerja sebesar 45,90%. 2. Indikator kinerja produksi bibit tanaman kehutanan ditargetkan sebanyak batang dan terealisasi sebanyak batang (114%). Keberhasilan pencapaian indikator ini melalui produksi bibit yang dilakukan pada persemaian permanen yang dimiliki oleh Dinas Kehutanan 3. Indikator Kinerja Jumlah Pemegang HTI yang aktif ditargetkan 4 unit telah tercapai 50% dengan realisasi sebanyak 2 unit. Untuk mendukung pencapaian target indikator kinerja dilaksanakan kegiatan Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan. Hambatan pembangunan Hutan Tanaman Industri di wilayah Kabupaten Musi Rawas adalah tingginya okupasi/perambahan kawasan hutan pada areal yang telah diberikan izin konsesinya kepada pihak ketiga. Tingginya okupasi menyulitkan pemegang izin untuk melaksanakan rencana kerja dan dibutuhkan pendekatan ekstra terhadap masyarakat yang terlanjur berada dan berusaha di dalam kawasan hutan. II.128

159 Langkah antisipatif untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengikutsertakan masyarakat di dalam dan sekitar kawasan yang telah diberikan izin untuk turut berperan aktif sebagai mitra pembangunan Hutan Tanaman Industri. 4. Indikator kinerja Jumlah KPHP yang meningkat kelembagaanya yang KPD KABUPATEN MUSI RAWAS ditargetkan sebanyak 1 unit telah tercapai 100%. 5. Luas Hutan Tanaman Rakyat (HTR) yang dibangun ditargetkan sebesar Ha pada tahun 2014 untuk pencapaian belum cukup maksimal. 6. Persentase penggunaan kawasan hutan sesuai peraturan ditargetkan sebesar 82,83% dan terealisasi sebesar 82,43%, capaian indikator sebesar 99,50% terhitung sudah baik. 7. Persentase penurunan jumlah hotspot kebakaran hutan dan lahan setiap tahun ditargetkan sebesar 20% dibandingkan angka hotspot yang terjadi di tahun sebelumnya. Berdasarkan pemantauan yang bersumber dari Satelit Aqua/Terra Modis Fire Information of Resource Management System (FIRMS), pada tahun 2014 terpantau hotspot sebanyak 330 titik api Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran terwujudnya kelestarian sumber daya hutan ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut; No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Kehutanan 1. Program Rehabilitasi Hutan Dan Lahan 1.1 Pembuatan Bibit/Benih Tanaman Kehutanan 1.2 Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi Hutan dan Lahan Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , Penanaman Turus Jalan ,68 II.129

160 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) 1.4 Reboisasi dan Penghijauan ,51 2. Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan , Optimalisasi PNBP , Pengelolaan dan Pemanfaatan Hutan , Pembangunan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi ,67 (KPHP) Lakitan 3. Program perencanaan dan pengembangan hutan , Pengembangan Hutan ,39 Masyarakat Adat 3.2 Penyusunan Database ,43 Kehutanan 3.3 Monitoring, Evaluasi dan ,50 Pelaporan 3.4 Pengembangan Hutan Wisata , Pengendalian Penggunaan ,93 Kawasan Hutan 3.6 Pengembangan Hutan Kota , Pengembangan Hutan Tanaman Rakyat ,46 4 Program perlindungan dan konservasi SDA Hutan , Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan , Pengamatan Hutan , Penyelenggaraan UPT ,50 TUJUAN 1 DARI MISI Meningkatkan pengelolaan energi dan II.130

161 KEEMPAT pertambangan yang berwawasan lingkungan Untuk mewujudkan tujuan kesatu dari misi keempat telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Meningkatnya pengelolaan pertambangan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase Perusahaan Pemegang IUP yang memenuhi kewajiban % ,00 2. Persentase penambangan % ,00 yang menerapkan good mining practice 3 Persentase pemantauan peningkatan produksi minyak dan gas ,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 3 (tiga) program dengan mengacu pada 3 (tiga) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Persentase pemegang IUP yang memenuhi kewajiban ditargetkan 90%, dan telah direalisasikan sebesar 90%, sehingga capaian target sebesar 100%. Persentase perusahaan pemegang IUP yang memenuhi kewajiban telah mencapai target. 2. Persentase penambangan yang menerapkan good mining practice ditargetkan 90%, dan telah direalisasikan sebesar 90%, sehingga capaian target sebesar 100%. II.131

162 3. Persentase pemantauan produksi minyak dan gas yang semula di targetkan sebesar 10% diperoleh realisasi sebesar 10% capaian sebesar 100%. Untuk tahun 2014 persentase pemantauan produksi minyak dan gas sudah mencapai target. Program dan Kegiatan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya pengelolaan pertambangan ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral 1. Program Pembinaan Dan Pengembangan Bidang ,35 Migas Dan Energi 1.1 Partisipasi Kegiatan FKDPM Rekonsiliasi Lifting DBH Migas , Pemantauan dan Pengawasan Pengusahaan Migas dan SPBU Kab. Musi Rawas , Study Teknis Pengelolaan Sumur Tua Oleh Koperasi dan BUMD ,97 2 Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat Yang Berpotensi ,38 Merusak Lingkungan 2.1 Pengendalian dan Penertiban Peti ,38 Urusan Penanaman Modal 3 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi ,98 II.132

163 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) 3.1 Memfasilitasi dan Koordinasi Kerjasama di Bidang Investasi , Kegiatan Penyederhanaan Prosedur Perizinan dan ,14 Pelayanan Pananaman Modal 3.3 Kegiatan Sosialisasi Perizinan , Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan , Kegiatan Insentifikasi dan Extensifikasi Perizinan ,55 perizinan 3.6 Perencanaan Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan CSR , Meningkatnya pengelolaan energi listrik Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase jumlah desa berlistrik % ,49 97,49 Pencapaian sasaran didukung oleh 2 (dua) program dengan mengacu pada 1 (satu) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: II.133

164 1. Indikator kinerja Persentase jumlah desa berlistrik ditargetkan 100%, dan selama tahun 2014 telah terealisasikan 97,49%, sehingga capaian target sebesar 97,49% artinya masih ada desa yang belum berlistrik sebanyak 2 desa. Pada tahun 2014 ini masih belum dapat mencapai target yang ditetapkan, karena target yang ditetapkan cukup tinggi, hal ini disebabkan karena KPD KABUPATEN MUSI RAWAS beberapa wilayah yang telah memiliki jaringan listrik, tetapi belum dapat teraliri listrik dari PLN karena tegangan masih dibawah standar berkisar volt dan ada beberapa jaringan yang sampai saat ini dalam proses pengoperasian di PT. PLN (persero) Ranting Muara Beliti. Dari 199 jumlah desa yang ada di Kabupaten Musi Rawas baru 197 desa yang telah teraliri listrik, diharapkan melalui berbagai upaya, program dan koordinasi dengan PT. PLN (persero) yang terus dilakukan dapat mempercepat pencapaian jumlah desa berlistrik di Kabupaten Musi Rawas dan akan di selesaikan pada tahun Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya pengelolaan energi listrik ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Energi dan Sumberdaya Mineral 1. Program Pembinaan dan Pengembangan ,55 Ketenagalistrikan 1.1 Survey Lapangan Kegiatan Kelistrikan , Pemasangan SUTM, SUTR dan Trafo di Desa Mekar Jaya, ,97 Kecamatan BTS Ulu 1.3 Pemasangan SUTM di Desa Kembang Tanjung Kecamatan ,30 II.134

165 No Urusan/Program/Kegiatan BTS Ulu 1.4 Pemasangan SUTM, Trafo dan SUTR dari Desa Giriyoso Kec. Jayaloka Ke Simpang Desa Gunung Kembang Kec. BTS Ulu 1.5 Pemasangan SUTM, Trafo dan SUTR di Kantor Camat Selangit Kecamatan Selangit 1.6 Pemasangan Tiang Jaringan SUTM dansutr dari Desa Semeteh ke Desa Trans Semeteh Kecamatan Muara Lakitan 1.7 Penambahan SUTM,SUTR dan Trafo di Dusun Kerambil Kecamatan Tuah Negeri 1.8 Perbaikan SUTM, SUTR dan Trafo di Desa Sadu Kecamatan BTS Ulu 1.9 Penambahan SUTM, Trafo dan SUTR di Desa Mekar SAri Kec. Megang Sakti 1.10 Penambahan SUTM dan Trafo di DUsun IV Sukorejo Kec. STL Ulu Terawas 1.11 Pemasangan SUTM dan Trafo di Desa Semangus Baru Kec. Muara Lakitan 1.12 Penambahan Pemasangan SUTM,Trafo dan SUTR di Desa Lubuk Pauh Kecamatan BTS Ulu Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian II.135 (%) , , , , , , , , , Pemasangan Lampu Jalan di ,60

166 No Urusan/Program/Kegiatan Desa Simpang Gegas Temuan Kec. Tiang Pumpung Kepungut 1.14 Pemasangan Lampu Jalan di Dusun I Desa Babat Kec. STL Ulu Terawas 1.15 Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Suka Mulya Kecamatan Tuah Negeri 1.16 Pemasangan Lampu Jalan di SP 1 Desa Marga SAkti Kec. Muara Kelingi 1.17 Penambahan SUTM,Trafo dan SUTR di Dusun V Desa Giriyoso Kec. Jayaloka 1.19 Penambahan Trafo dan SUTR di Kampung Badran Desa U1 Pagar Sari Kec. Purwodadi 1.18 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Kosgoro Kec. STL Ulu Terawas 1.19 Penambahan SUTR dan Lampu Jalan di Desa A Widodo Kec. Tugumulyo 1.20 Penambahan SUTR di Desa Muara Nilau Kec. Selangit 1.21 Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Tri Karya Kec. Purwodadi 1.22 Pemasangan SUTR di Desa Jajaran Baru II Kec. Megang Sakti Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian II.136 (%) , , , , , , , , , , Penambahan SUTM Trafo dan ,30

167 No Urusan/Program/Kegiatan SUTR di Desa SUmber Rejo Kec. Megang Sakti 1.24 Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Jajaran Baru I DUsun III dan Dusun VII Kec. Megang Sakti 1.25 Penambahan SUTM dan Trafo di Desa Petrans Jaya Kec. Muara Kelingi 1.26 Penambahan Trafo di Desa Karya Mukti Kec. Muara Kelingi 1.27 Penambahan Trafo di Dusun II Desa Lubuk Tua Kec. Muara Kelingi 1.28 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Mambang Kecamatan Muara Kelingi 1.29 Penambahan Trafo dan SUTR di Dusun III SIdodadi Desa Bangun Rejo Kec. Sukakarya 1.30 Pemasangan Tiang Jaringan SUTR di Satan Kiri Desa Satan Kec. Muara Beliti 1.31 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Karang Panggung Kec. Selangit 1.32 Penambahan Trafo Sisipan di Dusun IV Desa Muarakati Baru I Kec. TPK 1.33 Pemasangan Trafo dan SUTR di Dusun Sidoharjo desa Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) , , , , , , , , , ,47 II.137

168 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Bangunrejo Kec. Sukakarya 1.34 Pemasangan Lampu Jalan dan Trafo di Desa Muarakati Baru ,03 II 1.35 Perbaikan Trafo Distribusi , Pemeliharaan Rutin Tebas Bayang , Pengadaan Trafo Distribusi , Pengadaan Material Jaringan Listrik , Penyediaan Jasa Pemeliharaan Jaringan Listrik , Survey Lapangan Kegiatan Kelistrikan ,00 2 Program Pengembangan Energi Alternatif , Pemeliharaan Lampu Jalan PLTS , Pembangunan Instalasi Biogas Skala Rumah Tangga di Kabupaten Musi Rawas (DAK) ,58 TUJUAN 2 DARI MISI KEEMPAT Meningkatkan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Untuk mewujudkan tujuan kedua dari misi keempat telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Meningkatnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: II.138

169 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase pembangunan % ,00 100,00 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 2 Persentase penyediaan % 100 3,20 3,20 sarana persampahan 3 Persentase pengawasan kinerja perusahaan % ,00 100,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 5 (lima) program dengan mengacu pada 3 (tiga) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Persentase pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dalam tahun 2014 telah dilaksanakan sesuai dengan target yaitu 100%. Upaya pencapaian sasaran ini dengan tingkat pencapaian sebanyak 16 lokasi pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH). 2. Persentase penyediaan sarana dan prasarana persampahan pada tahun 2014 telah dilaksanakan. Upaya pencapaian sasaran ini dengan Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan pada kegiatan Penyediaan Prasarana dan Sarana Penelolaan Persampahan. Ditargetkan sebesar 100% hanya tercapai 3,2%. 3. Persentase Pengawasan Kinerja Perusahaan ini berdasarkan jumlah Perusahaan yang dapat diawasi dalam hal pelaksanaan kebijakan bidang AMDAL dan ketaatan dalam melaksanakannya, pada tahun 2014 telah direncanakan target sebesar 100% dan tingkat pencapaian sebesar 100%. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) II.139

170 No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Lingkungan Hidup 1. Program pengembangan pengelolaan persampahan 1.1 Penyediaan Prasarana dan sarana Persampahan (DAK/APBD) 1.2 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. Muara Beliti 1.3 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. Jayaloka 1.4 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. Megang Sakti 1.5 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. Muara Kelingi 1.6 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. Sukakarya 1.7 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. TP. Kepungut 1.8 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. Tuah Negeri 1.9 Kerjasama Pengelolaan Persampahan di Kec. Tugumulyo 2. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 2.1 Koordinasi Penilaian Kota Sehat/Adipura Target (Rp) Realisasi (Rp) II.140 Capaian (%) , , , , , , , , , , , , Pemantauan Kualitas Lingkungan , Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang LH , Pengkajian Dampak Lingkungan , Penataan dan Penegakan Hukum ,13

171 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Lingkungan 2.6 Peningkatan Kinerja Laboratorium Lingkungan ,00 Pembinaan Sekolah Berwawasan Lingkungan/Adiwiyata ,88 Urusan Kehutanan 3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Hutan , Pencegahan dan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan , Pengamatan Hutan , Penyelenggaraan UPT ,50 Urusan Lingkungan Hidup 4 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan ,00 Hidup 4.1 Pengembangan Data dan Informasi Lingkungan ,00 Penys Data Profil Pengelolaan Tutupan Vegetasi Kab.Mura ,00 5. Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) , Penataan RTH (DAK/APBD) , Pemeliharaan RTH ,00 TUJUAN 1 DARI MISI KELIMA Meningkatkan iklim investasi Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi kelima telah ditetapkan 3 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini. II.141

172 5.1.1 Meningkatnya pelayanan perizinan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 1 Persentase sarana dan prasarana pelayanan % ,00 perizinan dan investasi sesuai standar 2 Persentase kegagalan % ,00 investasi 3 Persentase kesesuaian % ,00 dengan SOP Pencapaian sasaran didukung oleh 1 (satu) program dengan mengacu pada 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Persentase sarana dan prasarana pelayanan perizinan dan investasi sesuai standar ini belum mencapai kinerja 80%. Dibandingkan dengan capaian tahun 2013 sebesar 172,73% terjadi penurunan. 2. Persentase kegagalan investasi telah mencapai 0% karena seluruh investor di Kabupaten Musi Rawas sampai saat ini tidak berhenti berinvestasi dan berjalan lancar. 3. Persentase kesesuaian dengan SOP ini ditargetkan sebesar 100%, dan telah direalisasikan 100% sehingga capaian indikator sebesar 100%. Keberhasilan pencapaian target ini diperoleh melalui sejumlah perizinan yang diterbitkan oleh Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Perizinan (BPMPTP) Kabupaten Musi Rawas pada tahun Program dan Kegiatan II.142

173 Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya pelayanan perizinan ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Penanaman Modal 1. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi ,12 Investasi 1.1 Memfasilitasi dan Koordinasi ,87 Kerjasama di Bidang Investasi 1.2 Kegiatan Penyederhanaan ,14 Prosedur Perizinan dan Pelayanan Pananaman Modal 1.3 Kegiatan Sosialisasi Perizinan , Peningkatan Penyelenggaraan ,61 Pelayanan Perizinan 1.5 Kegiatan Insentifikasi dan ,55 Extensifikasi Perizinan perizinan 1.6 Perencanaan Koordinasi ,78 danevaluasi Pelaksanaan CSR 1.7 Kajian Peningkatan dan ,75 Pengembangan CSR 1.8 Kegiatan Peta Investasi dan Profil Perusahaan Kab. Musi Rawas , Terciptanya kepastian hukum dan ketertiban umum Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: II.143

174 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah Perda perizinan dan investasi Perda 3 0 0,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 1 (satu) program dengan mengacu KPD KABUPATEN MUSI RAWAS pada 1 (satu) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: Indikator kinerja Jumlah Perda perizinan dan investasi tahun 2014 ditargetkan ada 3 perda, dan pencapaian targetnya 0% Terbangunnya infrastruktur dasar strategis Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah Pelabuhan Udara Buah 1,00 1,00 100,00 yang beroperasi lancar 2 Persentase jumlah Desa % 100,00 97,49 97,49 Berlistrik 3 Rasio sarana dan prasarana kebinamargaan yang kondisinya baik % 37,50 91,97 240,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 3 (tiga) program dengan mengacu pada 3 (tiga) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Capaian indikator kinerja Jumlah pelabuhan udara yang beroperasi lancar terealisasi 100%. Pelabuhan udara milik Kabupaten Musi Rawas adalah Bandara Silampari yang telah beroperasi sejak tahun II.144

175 Bandara Silampari sampai saat ini baru dapat melayani penerbangan dengan pesawat-pesawat yang berkapasitas angkut sebanyak 84 orang penumpang yakni jenis Jet Bae Persentase desa berlistrik pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 97,49%, sehingga capaian indikator sebesar 97,49%. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Sampai akhir tahun 2014 jaringan yang ada di Kabupaten Musi Rawas telah mencapai target 97,49%, sehingga masih tersisa 2 (dua) desa yang belum dialiri listrik terletak di Kecamatan Muara Lakitan. 3. Sarana dan prasarana kebinamargaan yang kondisinya layak ditargetkan 37,5%, terealisasi 91,97% dengan ketercapaian indikator 240%. Keberhasilan pencapaian target disebabkan oleh pemeliharaan sarana dan prasarana dilaksanakan dengan baik pada tahun-tahun sebelumnya sehingga sarana dan prasarana yang dulunya tidak berfungsi sekarang ada beberapa alat yang dapat berfungsi kembali. Sarana tersebut terdiri dari dump truck 2 unit, vibro 1 unit, gleder 1 unit dan tronton 1 unit dari 14 unit sarana dan prasarana kebinamargaan. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran terbangunnya infrastruktur dasar strategis ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut; No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Perhubungan 1. Program Pengembangan Bandara Silampari , Pembebasan Lahan Bandara Silampari , Pelayanan Operasional Bandara Silampari ,50 2 Program Pembinaan dan ,56 II.145

176 No Urusan/Program/Kegiatan Pengembangan Ketenagalistrikan 2.1 Survey Lapangan Kegiatan Kelistrikan 2.2 Pemasangan SUTM, SUTR dan Trafo di Desa Mekar Jaya, Kecamatan BTS Ulu 2.3 Pemasangan SUTM di Desa Kembang Tanjung Kecamatan BTS Ulu 2.4 Pemasangan SUTM, Trafo dan SUTR dari Desa Giriyoso Kec. Jayaloka Ke Simpang Desa Gunung Kembang Kec. BTS Ulu 2.5 Pemasangan SUTM, Trafo dan SUTR di Kantor Camat Selangit Kecamatan Selangit 2.6 Pemasangan Tiang Jaringan SUTM dansutr dari Desa Semeteh ke Desa Trans Semeteh Kecamatan Muara Lakitan 2.7 Penambahan SUTM,SUTR dan Trafo di Dusun Kerambil Kecamatan Tuah Negeri 2.8 Perbaikan SUTM, SUTR dan Trafo di Desa Sadu Kecamatan BTS Ulu 2.9 Penambahan SUTM, Trafo dan SUTR di Desa Mekar SAri Kec. Megang Sakti 2.10 Penambahan SUTM dan Trafo di DUsun IV Sukorejo Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , , , , , , ,00 II.146

177 No Urusan/Program/Kegiatan Kec. STL Ulu Terawas 2.11 Pemasangan SUTM dan Trafo di Desa Semangus Baru Kec. Muara Lakitan 2.12 Penambahan Pemasangan SUTM,Trafo dan SUTR di Desa Lubuk Pauh Kecamatan BTS Ulu 2.13 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Simpang Gegas Temuan Kec. Tiang Pumpung Kepungut 2.14 Pemasangan Lampu Jalan di Dusun I Desa Babat Kec. STL Ulu Terawas 2.15 Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Suka Mulya Kecamatan Tuah Negeri 2.16 Pemasangan Lampu Jalan di SP 1 Desa Marga SAkti Kec. Muara Kelingi 2.17 Penambahan SUTM,Trafo dan SUTR di Dusun V Desa Giriyoso Kec. Jayaloka 2.18 Penambahan Trafo dan SUTR di Kampung Badran Desa U1 Pagar Sari Kec. Purwodadi 2.19 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Kosgoro Kec. STL Ulu Terawas 2.20 Penambahan SUTR dan Lampu Jalan di Desa A Widodo Kec. Tugumulyo Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , , , , , , ,21 II.147

178 No Urusan/Program/Kegiatan 2.21 Penambahan SUTR di Desa Muara Nilau Kec. Selangit 2.22 Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Tri Karya Kec. Purwodadi 2.23 Pemasangan SUTR di Desa Jajaran Baru II Kec. Megang Sakti 2.24 Penambahan SUTM Trafo dan SUTR di Desa SUmber Rejo Kec. Megang Sakti 2.25 Penambahan Trafo dan SUTR di Desa Jajaran Baru I DUsun III dan Dusun VII Kec. Megang Sakti 2.26 Penambahan SUTM dan Trafo di Desa Petrans Jaya Kec. Muara Kelingi 2.27 Penambahan Trafo di Desa Karya Mukti Kec. Muara Kelingi 2.28 Penambahan Trafo di Dusun II Desa Lubuk Tua Kec. Muara Kelingi 2.29 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Mambang Kecamatan Muara Kelingi 2.30 Penambahan Trafo dan SUTR di Dusun III SIdodadi Desa Bangun Rejo Kec. Sukakarya 2.31 Pemasangan Tiang Jaringan SUTR di Satan Kiri Desa Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , , , , , , , ,75 II.148

179 No Urusan/Program/Kegiatan Satan Kec. Muara Beliti 2.32 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Karang Panggung Kec. Selangit 2.33 Penambahan Trafo Sisipan di Dusun IV Desa Muarakati Baru I Kec. TPK 2.34 Pemasangan Trafo dan SUTR di Dusun Sidoharjo desa Bangunrejo Kec. Sukakarya 2.35 Pemasangan Lampu Jalan dan Trafo di Desa Muarakati Baru II Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , Perbaikan Trafo Distribusi , Pemeliharaan Rutin Tebas Bayang , Pengadaan Trafo Distribusi , Pengadaan Material Jaringan Listrik 2.40 Penyediaan Jasa Pemeliharaan Jaringan Listrik Urusan Pekerjaan Umum 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3.1 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas TUJUAN 2 DARI MISI KELIMA , ,08 24,182,500 19,950,000 82,00 24,182,500 19,950,000 82,00 Meningkatkan kinerja koperasi, UMKM, perdagangan dan industri II.149

180 Untuk mewujudkan tujuan kedua dari misi kelima telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut Meningkatnya kinerja koperasi, UMKM, perdagangan dan industri KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah UKM aktif non BPR UKM ,30 2 Persentase koperasi aktif % ,00 3 Jumlah pasar tradisional yang dibangun dan dikelola oleh koperasi Pasar 0 0 0,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 4 (empat) program dengan mengacu pada 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Jumlah UKM Non BPR tahun 2014 di targetkan 75 unit dan terealisasi 67 unit. Capaian indikator UKM Non BPR tahun 2014 sebesar 89,3%. 2. Persentase Koperasi Aktif tahun 2014 di targetkan 62% dan terealisasi 62% sehingga capaian indikator sebesar 100%. Jumlah koperasi aktif per 31 Desember 2014 mencapai 426 koperasi dari total 687 koperasi di Kabupaten Musi Rawas. Total koperasi di tahun 2014 tersebut telah melampaui target pada Renstra yaitu koperasi. Dikatakan koperasi aktif apabila koperasi tersebut rutin melakukan Rapat Anggaran Tahunan (RAT). Program dan Kegiatan II.150

181 Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya kinerja koperasi, UMKM, perdagangan dan industri ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut; KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 1. Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah yang Kondusif , Fasilitasi Kemudahan Formalisasi Badan Usaha Kecil Menengah ,22 2. Program Pengembangan Kewirausahaan dan keunggulan Kompetitip ,05 Usaha Kecil Menengah 2.1 Penyelenggaraan Pelatihan Kewirausahaan , Pelatihan Manajemen Pengelolaan Koperasi/KUD , Pendataan usaha kecil menengah dan UKM Koperasi ,98 3. Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah , Penyelenggaraan Promosi Produk Usaha Mikro Kecil Menengah , Penyelenggaraan promosi produk Usaha Mikro Kecil Menengah ,00 II.151

182 No Urusan/Program/Kegiatan 4. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 4.1 Pembinaan, Pengawasan dan Penghargaan Koperasi Berprestasi 4.2 Peningkatan dan Pengembangan Jaringan Kerjasama Usaha Koperasi TUJUAN 3 DARI MISI KELIMA Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , ,99 Mengembangkan pariwisata dan budaya Untuk mewujudkan tujuan ketiga dari misi kelima telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Meningkatnya pariwisata dan budaya Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah kunjungan wisata Orang ,00 2 Jumlah warisan budaya dunia yang dilestarikan 3 Jumlah grup kesenian per penduduk 4 Jumlah kelompok / Sanggar Seni yang aktif 5 Jumlah Kelembagaan Budaya Lokal yang Aktif 6 Jumlah Hasil Budaya Masyarakat Musi Rawas Buah 2 0 0,00 Buah ,00 Kelompok ,00 Lembaga ,00 Jenis ,00 II.152

183 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian yang Digali KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Pencapaian sasaran mengacu pada 6 (enam) indikator kinerja dan 3 (tiga) program. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Indikator kinerja Jumlah kunjungan wisata pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak kunjungan wisatawan, terealisasi sebanyak wisatawan sehingga capaian kinerja hanya 107%. Realisasi kunjungan wisatawan berdasarkan data tiket masuk adalah wisatawan lokal pada 2 buah objek wisata di Kabupaten Musi Rawas yaitu Bukit Cogong dan Danau Aur. Meningkatnya pengunjung wisata pada tahun 2014 hingga melebihi dari yang ditargetkan berkat langkah-langkah pemerintah melakukan promosi serta penambahan sarana dan prasarana di lokasi wisata. 2. Capaian Indikator kinerja jumlah warisan budaya dunia yang dilestarikan telah mencapai 0%, karena pada tahun sebelumnya Dinas Pariwisata Kab. Musi Rawas mengajukan registrasi situs dunia tetapi dengan adanya Daerah Otonomi Baru atas Pemekaran Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2014 tidak dapat diwujudkan, hal ini disebabkan situs tersebut berada di Kabupaten Musi Rawas Utara. 3. Jumlah Group Kesenian per penduduk ditargetkan pada tahun 2014 sebanyak 1 group : penduduk dan teralisasi sebanyak 1 group : penduduk artinya persentase capaian sebesar 100%. Hal ini disebabkan jumlah group kesenian yang ada di Kabupaten Musi Rawas dibandingkan dengan jumlah masyarakat terpenuhi. 4. Indikator kinerja jumlah group kesenian ditargetkan sebanyak 44 group dan telah direalisasikan sebanyak 44 group kesenian sehingga capaian target sebesar 100%, tercapainya target disebabkan: II.153

184 a) Difasilitasi oleh Disbudpar terutama pengadaan alat kesenian tradisional; b) Porsi anggaran disesuaikan kebutuhan terutama pengadaan alat-alat kesenian; c) Pembinaan oleh Disbudpar pada Group Kesenian Desa, sanggar tari, dan kuda lumping; d) Terlaksananya sosialisasi dari aparat kecamatan kepada masyarakat dalam pelestarian adat/budaya. 5. Indikator kinerja Jumlah kelembagaan budaya lokal yang aktif pada tahun 2014 ditargetkan 3 lembaga dan telah terealisir dengan capaian target sebesar 100%. Ketiga lembaga tersebut adalah Lembaga Adat, Dewan Kesenian dan Persatuan Pedalangan Indonesia Korda Musi Rawas, sampai saat ini ketiga lembaga tersebut masih aktif. 6. Indikator kinerja jumlah hasil budaya masyarakat Musi Rawas yang digali pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 3 jenis, dapat direalisasikan dengan menginventaris data kesenian lokal dan seni pertunjukan tradisional, yaitu Sejarah Musi Rawas, Nilai-nilai Tradisional Daerah dan Seni Budaya lokal sehingga pencapaian target 100%. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya pariwisata dan budaya ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Kebudayaan 1. Program Pengembangan Nilai Budaya 1.1 Fasilitasi Pembinaan dan Dukungan kepada Lembaga Adat 1.2 Pembinaan Seni dan Budaya se- Kabupaten Musi Rawas 2. Program Pengelolaan Keragaman Budaya Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , ,56 II.154

185 No Urusan/Program/Kegiatan 2.1 Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Daerah 2.2 Fasilitasi Penyelenggaraan Festival Budaya Daerah Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , Pembinaan Dewan Kesenian , Fasilitasi Penyelenggaraan Keragaman Hiburan Rakyat 2.5 Fasilitasi Penyelenggaraan Festival dan Lomba Seni Daerah 3 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 3.1 Pengembangan Objek Pariwisata Unggulan 3.2 Peningkatan dan Pembangunan Sarana dan Prasarana Pariwisata TUJUAN 4 DARI MISI KELIMA , , , , ,80 Untuk mewujudkan tujuan keempat dari misi kelima telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan di bawah ini Terwujudnya jaringan pasar dan promosi, pembiayaan dan permodalan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi 1 Jumlah website milik pemerintah daerah untuk Mengembangkan jaringan pasar dan promosi, pembiayaan dan permodalan % Capaian Buah ,00 II.155

186 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian mendukung pelayanan perizinan dan penananman modal 2 Persentase desa yang memiliki pasar kalangan % ,00 3 Persentase embrio pasar yang ditingkatkan menjadi pasar kalangan % ,00 Pencapaian sasaran didukung oleh 3 (tiga) program dengan mengacu pada 3 (tiga) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Indikator kinerja Jumlah website milik pemerintah daerah untuk mendukung pelayanan perizinan dan penananman modal ini telah direalisasikan pada tahun 2014 berupa satu buah website guna mewujudkan pelayanan perizinan dan penanaman modal yang maksimal dengan didukung adanya anggaran yang tersedia pada tahun Website ini membutuhkan data yang selalu diupgrade secara periodik untuk menjaga keakuratan dan validitas data. 2. Jumlah pasar pedesaan ditargetkan sebanyak 40% dan pada tahun 2014 terealisasi sebesar 40% dengan persentase ketercapaian sebesar 100%. Pada tahun 2014 target 40% tersebut adalah dibangun penambahan pasar pedesaan sebanyak 2 (enam) lokasi dari 6 (enam) lokasi, sehingga dari jumlah desa yang ada di Kabupaten Musi Rawas sebanyak 199 desa/kelurahan telah ada sebanyak 107 lokasi pasar pedesaan. 3. Persentase embrio pasar (lokasi yang akan dijadikan pasar) yang ditingkatkan menjadi pasar permanen ditargetkan 2%, dan telah terealisasikan 2%, sehingga mencapai target 100%. Tercapainya sasaran ini karena dibangunnya lokasi pasar sebanyak 2 lokasi yaitu di Kecamatan Selangit dan Kecamatan Purwodadi. II.156

187 Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran terwujudnya jaringan pasar dan promosi, pembiayaan dan permodalan ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut : KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Penanaman Modal 1. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Peningkatan Fasilitas Terwujudnya Kerjasama Strategis antar Usaha Besar dan UKM Urusan Perdagangan 2. Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan 2.1 Peningkatan Pengawasan Peredaran Barang dan Jasa 2.2 Penyelenggaraan Bazaar dalam Rangka Hari-hari Besar 2.3 Pemantauan dan Pengendalian Harga Kebutuhan Pokok Masyarakat Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , , , Operasi Pasar Sembako , Pengawasan dan Pembinaan terhadap Pemakaian Peralatan UTTP 3. Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri , ,78 II.157

188 No Urusan/Program/Kegiatan 3.1 Pembinaan Manajemen dan Pengawasan Pasar 3.2 Penyediaan Jasa Pengangkutan Sampah 3.3 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Kalangan Desa Muara Nilau Kec. Selangit 3.4 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Kel. Muara Kelingi Kec. Muara Kelingi 3.5 Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Agropolitan Distrik Prabumulih II Kecamatan Muara Lakitan TUJUAN 5 DARI MISI KELIMA Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , ,82 Meningkatkan Peran BUMD Untuk mewujudkan tujuan kelima dari misi kelima telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut Meningkatnya peran BUMD Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase BUMD yang Berperan Aktif Dalam % ,00 II.158

189 Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Pencapaian sasaran didukung oleh 1 (satu) program dengan mengacu pada 1 (satu) indikator kinerja. Indikator kinerja Persentase BUMD yang Berperan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Aktif Dalam Pembangunan Kabupaten Musi Rawas ditargetkan sebanyak 50% BUMD dan terealisasi 50% dengan ketercapaian indikator sebesar 100%. Perlu diketahui bahwa ada 2 BUMD yang ada dan hanya 1 BUMD yang beroperasi yaitu BUMD MURA Energi, sedangkan yang kurang aktif beroperasi adalah MURA Makmur. Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran Meningkatnya peran BUMD ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut; No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Penanaman Modal 1. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi , Memfasilitasi dan Koordinasi Kerjasama di Bidang Investasi , Kegiatan Penyederhanaan Prosedur Perizinan dan ,14 Pelayanan Pananaman Modal 1.3 Kegiatan Sosialisasi Perizinan , Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan , Kegiatan Insentifikasi dan Extensifikasi Perizinan ,55 II.159

190 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) perizinan 1.6 Perencanaan Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan CSR , Kajian Peningkatan dan Pengembangan CSR , Kegiatan Peta Investasi dan Profil Perusahaan Kab. Musi Rawas ,38 TUJUAN 1 DARI MISI KEENAM Meningkatkan tata kepemerintahan Untuk mewujudkan tujuan pertama dari misi keenam telah ditetapkan 4 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut Meningkatnya pelayanan publik Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase Penduduk yang memiliki KK dan Administrasi kependudukan (Akte kelahiran, Nikah, dll) % 43,81 52,29 119,00 2 Persentase Penerapan KTP Nasional berbasis NIK % 78,00 100,00 128,00 3 Persentase Pemenuhan Dokumen Perencanaan % 70,00 70,00 100,00 Pembangunan 4 Jumlah website milik Buah 1,00 1,00 100,00 II.160

191 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian pemeriintah daerah 5 Lama Proses Administrasi Kependudukan Hari 7,00 3,00 157,14 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Pencapaian sasaran mengacu pada 5 (lima) indikator kinerja. Secara umum capaian sasaran ini telah dapat tercapai dengan baik, secara keseluruhan indikator kinerja sasaran terealisasi 123,68%. Adapun capaian indikator kinerja tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Capaian sasaran Persentase Penduduk yang memiliki Dokumen Kependudukan (KTP-el, Kartu Keluarga, kutipan akta kelahiran, kutipan akta perkawinan, kutipan akta perceraian, kutipan akta kematian, kutipan akta pengakuan, pengangkatan dan pengesahan anak). Pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan RPJMD tahun sebesar 36.51%, terealisasi sebesar 52,59% atau capaian indikator kinerja sebesar 199%. Angka ini menggambarkan bahwa secara umum penduduk Kab. Musi Rawas sudah mengerti tentang kepemilikan dokumen kependudukan, namun beberapa indikator lain seperti kepemilikan kutipan akta perkawinan, kutipan akta perceraian, kutipan akta kematian, kutipan akta pengakuan, pengangkatan dan pengesahan anak masih di bawah 100%. Angka ini menunjukkan masih kurangnya minat masyarakat untuk melaporkan perkawinan (penduduk non muslim), perceraian, kematian keluarganya. Langkah-langkah untuk mengatasi kendala tersebut terus dilakukan sosialisasi baik melalui pembinaan kepada Petugas Registrasi Kependudukan di Desa/Kelurahan maupun kerjasama dengan Pihak Kecamatan. 2. Capaian sasaran ini dari penerapan KTP Nasional Berbasis NIK ditargetkan 78%, terealisasi 100% secara keseluruhan capaian indikator kinerja sasaran tercapai 128%, dan dapat dijelaskan bahwa setiap penduduk yang sudah memiliki KK (Kartu Keluarga) secara atomatis anggota keluarga yang identitasnya ada didalam kartu keluarga tersebut secara otomatis akan II.161

192 memiliki NIK (Nomor Induk Kependudukan), ini telah dimulai dari adanya KPD KABUPATEN MUSI RAWAS database dalam SIAK. NIK adalah Nomor Identitas Penduduk yang bersifat unik/khas, tunggal dan melekat pada seseorang yang terdaftar sebagai penduduk Indonesia, sehingga pada saat masyarakat yang telah terdaftar di dalam KK akan membuat KTP maka KTP yang bersangkutan telah memiliki NIK nasional 3. Persentase pemenuhan Dokumen Perencanaan Pembangunan ditargetkan 70%, indikator kinerja terealisasi 70%, secara keseluruhan indikator kinerja sasaran terealisasi 100%. Dapat dijelaskan bahwa dokumen perencanaan secara keseluruhan telah tepenuhi seperti RPJMD, RKPD, IKU, Renstra, Renja,Tapkin dan dokumen-dokumen lainnya. Keberhasilan indikator kinerja ini didukung melalui kegiatan Penyusunan Dokumen Perencanaan dan Kinerja di SKPD. 4. Jumlah website milik pemerintah daerah yang dikelola Disdukcapil ditargetkan 1 buah dan terealisasi 1 buah, sehingga capaian indikator kinerja 100%. Bahwa telah tersedianya media informasi yang up to date tentang kependudukan dan pelayanan dokumen kependudukan dan catatan sipil, web site tersebut dapat diakses melalui alamat : 5. Secara umum capaian sasaran ini telah tercapai dengan baik, dari target yang ditetapkan 7 hari terealisasi 3 hari dengan capaian indikator kinerja sebesar 233% ini berarti pelayanan administrasi kependudukan lebih cepat dari yang ditargetkan. Secara nasional dapat dibandingkan bahwa Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas telah melebihi standar pelayanan yang ditetapkan yaitu pelayanan dokumen kependudukan maksimal 7 hari sedangkan pelayanan penerbitan dokumen yang ada pada saat ini hanya 3 hari. Hal ini didukung oleh diberlakukannya SOP yang dikeluarkan melalui Keputusan Kepala DinasKependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Musi Rawas Nomor 01/KPTS/DKCS/2009 tanggal 5 Maret 2009 yang intinya bahwa pelayanan administrasi kependudukan maksimal 7 hari, namun apabila permohonan telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, maka proses pengurusan administrasi kependudukan dan catatan sipil dapat diproses. II.162

193 Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya pelayanan publik ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS No Urusan/Program/Kegiatan Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil 1. Program Penataan Administrasi Kependudukan 1.1 Inplementasi sistem administrasi kependudukan ( Membangun, Updating dan pemeliharaan ) 1.2 Koordinasi pelaksanaan kebijakan kependudukan. 1.3 Pengolahan dalam Penyusunan Laporan Inpormasi Kependudukan. 1.4 Penyediaan Inpormasi yang dapat di askes Masyarakat. 1.5 Peningkatan Pelayanan Publik dalam Bidang Kependudukan ( SIAK ) Penyusunan Kebijakan Kependudukan 1.6 Peningkatan Kapasitas Aparat Kependudukan dan Catatan Sipil. 1.7 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan. 1.8 Peningkatan Pelanyanan publik dalam bidang pencatatn sipil Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%) , , , , , , , , ,00 II.163

194 No Urusan/Program/Kegiatan 1.9 Pengembangan Sistem Administrasi Kependudukan (SAK) Terpadu Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) ,22 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Meningkatnya kerjasama dengan lembaga kemitraan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Jumlah kerjasama Paket ,00 pembangunan antar daerah Pencapaian sasaran didukung oleh 1 (satu) program dengan mengacu pada 1 (satu) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: Jumlah kerjasama pembangunan antar daerah pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 1 paket, terealisasi sebanyak 1 paket, sehingga capaian indikator sebesar 100%. Kerjasama tersebut adalah kerjasama antara Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, yang dibuat pada tanggal 17 April 2014 dengan Nomor MOU 180/08/II/2014 tentang Penyediaan Sharing Dana Program Sekolah Gratis dan Sharing Dana Program Jamsoskes Sumsel Semesta Terwujudnya Pusat Pemerintahan Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: II.164

195 No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Persentase penyelesaian pembangunan pusat pemerintahan di Muara Beliti % 95 95,5 106,10 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Persentase target pembangunan pusat pemerintahan di Muara Beliti pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 100%, terealisasi sebesar 98%, sehingga capaian indikator sebesar 98%. Pencapaian target ini di peroleh dari rencana pembangunan pusat pemerintahan sebanyak 44 kantor telah terbangun, namun 2 kantor lagi belum 100% secara fisik selesai yaitu Kantor Bupati Musi Rawas dan Kantor DPRD Kabupaten Musi Rawas. TUJUAN 2 DARI MISI KEENAM Meningkatkan SDM aparatur Untuk mewujudkan tujuan kedua dari misi keenam telah ditetapkan 1 sasaran strategis, dengan tingkat pencapaian dijelaskan sebagai berikut Meningkatnya SDM Aparatur Program dan Kegiatan Adapun keberhasilan kinerja sasaran meningkatnya SDM Aparatur ini didukung program dan kegiatan sebagai berikut: No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian 1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber daya aparatur ,75 II.165

196 No Urusan/Program/Kegiatan Target Realisasi Capaian (Rp) (Rp) (%) 1.1 Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Bagi Calon PNS Daerah , Pendidikan dan Pelatihan Teknis Tugas dan Fungsi Bagi ,56 PNS Daerah 1.3 Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Bagi PNS Daerah ,82 Indikator kinerja yang digunakan dalam pengukuran keberhasilan capaian sasaran serta target dan capaiannya adalah sebagai berikut: No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi % Capaian 1 Rasio kecukupan PNS % 32, ,38 2 Rasio PNS lulusan S1/S2/S3 terhadap total PNS Orang 38,00 30,2 79,47 Pencapaian sasaran didukung oleh 1 (satu) program dengan mengacu pada 2 (dua) indikator kinerja. Dari hasil pengukuran, evaluasi dan analisis pencapaian sasaran menunjukkan sebagai berikut: 1. Rasio kecukupan PNS pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 32,5%, terealisasi sebesar 5%, sehingga capaian indikator sebesar 15,38%. 2. Rasio PNS lulusan S1/S2/S3 terhadap total PNS pada tahun 2014 ditargetkan sebanyak 38%, terealisasi sebesar 30,2% sehingga capaian indikator sebesar 79,47%. Adapun program yang mendukung sasaran ini adalah Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur dan Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur. Tabel 2.11 Matrik Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 II.166

197 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM Pengelolaan Aparatur Pengelolaan Aparatur melalui 1. Program peningkatan disiplin aparatur penguatan struktur kelembagaan. 2. Program peningkatan sumber daya aparatur Konsolidasi organisasi dan persebaran aparatur. 3. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan Peningkatan disiplin Peningkatan kapasitas lembaga 4. Program pemeliharaan Kantratibmas dan pencegahan tidak kriminal dan pembentukan karakter 5. Program Kerjasama Pembangunan 6. Program Perencanaan Pembangunan 7. Program Pengembangan Wilayah Perbatasan. 8. Program Pembangunan sistem pendaftaran tanah. 9. Progran pembinaan dan pengembangan aparatur 10. Program peningkatan pelayananan kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah 11. Program peningkatan pengembagan capaian kinerja dan keuangan II.167

198 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM Program pengembangan wawasan kebangsaan 13. Program peningkatan administrasi pembangunan 14. Program pengembangan komunikasi dan media massa 15. Program peningaktan kapasitas kelembagaan perwakilan rakyat daerah 16. Program peningkatan pengembagan pengelolaan keuangan daerah 17. Program sistem pengawasan internal dan pengendalian kebijakan kepala daerah 18. Program Pengembangan data/informasi/statistik daerah 19. Program perencanaan wilayah dan SDA 2. Peningkatan Mutu Pelayanan Dasar Perluasaan Pelayanan Dasar Pemerataan pelayanan Dasar bagi seluruh Masyarakat Kabupaten Musi Rawas 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) 2. Program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun 3. Program pendidikan menengah 4. Program pendidikan non II.168

199 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM formal 5. Program pembinaan anak terlantar 6. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma 7. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial 8. Program peningkatan kualitas dan produltivitas tenaga kerja 9. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 10. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 11. Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskemas, puskesmas pembantu dan jaringannya 12. Program peningkatan pelayanan anak balita 13. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 14. Program peningkatan mutu pelayanan kesehatan rumah II.169

200 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM sakit 15. Program peningkatan produktivitas pertanian dan perkebunan 16. Program peningkatan ketahanan pangan 17. Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian 18. Program peningkatan penerapan teknologi pertaniaan 19. Program peningkatan kesejahteraan petani 20. Program peningkatan pemasaran hasil produksi 21. Program optimalisasi pengolahan hasil perikanan, peternakan 22. Program perlindungan konsumen dan pengamanan perdagangan 23. Program pengembangan industri kecil dan menengah 24. Program pengembangan sentra-sentra industri potensial II.170

201 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM Program pembinaan dan pengembangan energi alternatif 26. Program penciptaan iklim UKM yang kondusif, pengembangaan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMK 3. Percepatan Pembangunan Akses Strategis Progres pembangunan infrastruktur strategis 1. Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh (Pembangunan Terminal Peti 2. Program Perencanaan tata ruang Kemas) belum terwujud 3. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Akses transportasi 4. Program Pembangunan KTM belum seluruh ATB/Hotmix, Jalan 5. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan mantap belum tercapai maksimal 6. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Fasilitas bandara 7. Program Pengadaan Tanah masih minim, Rasio elektrifikasi belum 8. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 100 % Percepatan realiasasi pembangunan Kawasan Terpadu 9. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya II.171

202 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM Mandiri (KTM) Pemanfaatan hasil pembangunan pada 10. Program pengembangan kinerja air minum dan air limbah Kawasan Agropolitan dan Distrik Agropolitan 11. Program pembangunan infrastruktur perdesaan dan penataan lingkungan pemukiman perdesaan 12. Program pembangunan sarana dan prasarana air bersih 13. Program pengembangan perumahaan. 14. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan 15. Program peningkatan pelayanan angkutan 16. Program Pengembangan Bandara Silampari 17. Program Pembangunan Terminal Peti Kemas 18. Progran Pembangunan Perkantoran 19. Program Pembangunan sarana dan prasarana perhubungan 20. Program Rehabilitasi dan II.172

203 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Sungai dan Kereta Api 21. Program perlindungan dan konservasi SDA 22. Program rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA 23. Program peningkatan kualitas dan akses sumber daya alam dan lingkungan hidup 24. Program pengendalian kebakaran hutan 25. Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) 26. Program Pengembangan pembinaan dan pengembangan ketenaga listrikan. 27. Program Pembangunan Jaringan Listrik 4. Penguatan Ekonomi Dan Pasar Pertumbuhan perekonomian daerah merupakan salah satu 1. Program pembinaan dan pengembangan bidang migas dan energi sasaran pencapaian pembangunan di Kabupaten Musi 2. Program penyediaan infrastruktur penunjang kegiatan pertambangan Rawas, sehingga 3. Program peningkatan iklim II.173

204 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM diharapkan dengan adanya peningkatan investasi dan realisasi investasi perekonomian daerah dapat menunjang 4. Program pembangunan pembangkit listrik pembangunan di Kabupaten Musi Rawas Untuk mencapai peningkatan perekonomian daerah diperlukan arah kebijakan yang sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada sehingga dapat seoptimal mungkin diarahkan guna mencapai peningkatan roda perekonomian daerah. Dalam hal ini diarahkan dalam rangka mewujudkan perekonomian daerah dari sektor agraris yaitu dengan leading sektor pertanian 5. Program pengembangan energi alternatif II.174

205 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM dalam arti luas serta pertambangan dan energi, sehingga dapat mewujudkan Kabupaten Musi Rawas sebagai gerbang Investasi Sektor Barat Sumatera Selatan dibutuhkan percepatan pembangunan industri Hulu dan Hilir II.175

206 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM Penguatan Kearifan Lokal. Perluasan dan pemerataan 1. Program pengembangan wawasan kebangsaan pembinaan masyarakat dan 2. Program menuju Musi Rawas Darussalam percepatan perwujudan Desa Kelurahan 3. Program Keserasian kebijakan peningkatan kualitas anak dan perempuan Kecamatan DARUSSALAM Pengembangan 4. Program penguatan kelembagaan pengarustamaan gender dan anak kultur darussalam Penguatan lembaga adat dan pelestarian 5. Program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuan nilai-nilai tardisional. Kesiagaan terhadap 6. Program pengembangan nilai budaya bencana alam 7. Program pengelolaan keragaman budaya 8. Program peningkatan peran serta kepemudaan 9. Program pembinaan dan permasyarakatan olah raga 10. Progran pengembangan pengelolaan persampahan 11. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan 12. Program pengawasan dan II.176

207 NO. PRIORITAS PEMBANGUNAN SASARAN NAMA PROGRAM penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan 13. Program Penanggulangan Bencana Alam 2.3 Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan Daerah Yang Berhubungan Dengan Prioritas dan Sasaran Pembangunan RPJMD Berdasarkan berbagai indikator pembangunan yang semakin membaik, dapat dikatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah melaksanakan pembangunan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dalam satu dasawarsa dengan hasil yang cukup menggembirakan. Namun demikian, sampai saat ini Musi Rawas tetap menyandang banyak II.177

208 permasalahan, baik dari eksternal maupun internal. Permasalahan dan tantangan yang dihadapi Kabupaten Musi Rawas meliputi permasalahan dan tantangan yang terkait dengan sumber daya manusia, infrastruktur wilayah, daya dukung lingkungan dan sumber daya alam, tata kelola pemerintahan, daya saing ekonomi daerah, dan kesejahteraan sosial Sumber Daya Manusia A. Pembangunan Kesehatan Aspek kesehatan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan. Manusia yang sehat baik mental maupun fisik akan menghasilkan produktivitas kerja yang tinggi yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap taraf kesejahteraannya. Sasaran pembangunan kesehatan adalah meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui peningkatan kualitas dan pelayanan kesehatan yang makin menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Walaupun menunjukkan hasil yang menggembirakan, pembangunan kesehatan di Kabupaten Musi Rawas masih menjumpai permasalahan belum optimalnya pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan yang ditandai dengan antara lain, belum optimalnya sistem jaminan pelayanan kesehatan bagi warga Musi Rawas khususnya untuk keluarga miskin diindikasikan dengan masih banyak masyarakat kurang mampu yang belum/tidak terakomodasi program Jamkesmas, masih adanya angka kematian ibu dan anak, keterbatasan jumlah dan mutu tenaga kesehatan serta penyebarannya yang kurang merata sehingga ke depan diperlukan upaya peningkatan jumlah dan penyebaran tenaga kerja kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat jumlahnya masih harus ditingkatkan dan persebarannya semakin diperluas sampai ke tingkat kecamatan maupun desa/kelurahan. Selain itu pelayanan pada rumah sakit dan puskesmas juga masih perlu ditingkatkan kualitasnya agar masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara prima. II.178

209 Permasalahan lainnya dalam pembangunan kesehatan adalah bagaimana upaya peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan yang layak dan diiringi dengan peningkatan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah perlunya pengendalian terhadap komersialisasi dalam penyelenggaraan kesehatan dan peningkatan partisipasi masyarakat yang konstruktif dalam pembangunan kesehatan. Permasalahan pembangunan kesehatan di Kabupaten Musi Rawas adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat menjadi suatu yang sangat penting dalam pembangunan sanitasi di Kabupaten Musi Rawas. Ketika sarana dan prasarana tercukupi dan kondisi baik akan tetapi PHBS masyarakat buruk hal ini akan membuat system sanitasi tetap buruk karena tidak ada pengelolaan yang baik dari masyarakat. B. Pembangunan Pendidikan Pendidikan, selain merupakan prasyarat utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia juga merupakan fondasi utama untuk menuju kehidupan yang lebih baik, peningkatan kesejahteraan, dan modal utama untuk melepaskan diri dari kemiskinan. Penyelenggaraan pendidikan menjadi perhatian semua pemangku kepentingan baik pemerintah daerah, dunia usaha dan masyarakat. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas tidak hanya memperhatikan pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah negeri saja, tapi juga pendidikan yang dilaksanakan oleh sekolah swata (pendidikan formal), pendidikan non formal (seperti kursus keterampilan), dan pendidikan informal (misal: pendidikan budi pekerti dalam keluarga dan masyarakat). Permasalahan pendidikan di Kabupaten Musi Rawas ditandai dengan masih banyaknya prasarana dan sarana pendidikan dasar yang perlu diperbaiki. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kecamatan yang tingkat aksesibilitas menuju fasilitas ini cukup sulit karena letak dari II.179

210 fasilitas tersebut tidak berada di sekitar pemukiman dan ada beberapa sekolah dalam tahap pembangunan dengan sarana dan prasarana penunjang masih belum memadai ditandai dengan banyaknya sekolah dan perguruan tinggi yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, termasuk pengembangan perpustakaan dan laboratorium sekolah sebagai sarana minat dan budaya baca belum lengkap, fasilitas/sarana dan prasarana fisik dan non fisik untuk pengembangan riset/penelitian guna mendukung produktivitas dan daya saing daerah belum optimal. Dalam hal peningkatan daya saing pendidikan, Musi Rawas masih perlu meningkatkan kualitasnya. Keterkaitan pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal dengan dunia kerja belum optimal, pendidikan yang berorientasi pada pembentukan wirausaha yang diperlukan untuk mengolah potensi keunggulan sumber daya wilayah, masih sangat kurang (optimalisasi SMK masih rendah). Upaya menciptakan Sumber Daya Manusia Musi Rawas yang cerdas agar lulusan dapat lebih berkualitas, terkendala pada biaya pendidikan semakin tinggi khususnya untuk pendidikan menengah ke atas. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengoptimalkan pemerataan bantuan pendidikan. Hal lain yang perlu juga ditingkatkan adalah kualitas tenaga pengajar agar metode dan proses belajar mengajar (PBM) dapat diterima oleh peserta didik, sehingga proses pendidikan dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Kondisi sekarang di Musi Rawas, tenaga pengajar yang berkualitas tidak tersebar secara merata di sekolah-sekolah baik itu SD, SMP maupun SMA di Kabupaten Musi Rawas. Hal ini menimbulkan fenomena favoritisme sekolah yang berakibat pada distribusi siswa yang tidak merata antar sekolah. Pembelajaran dalam proses pendidikan masih cenderung mekanistis, serta penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau masyarakat belum terwujud semuanya. II.180

211 Permasalahan lainnya adalah penyediaan sistem penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas melalui pembentukan karakter dan penguasaan keterampilan belum optimal. Pendidikan moralitas, budi pekerti dan pendidikan karakter sangat diperlukan untuk membangun karakter siswa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan serta moralitas siswa. Pendidikan keterampilan memberikan bekal bagi lulusan untuk bersaing dalam tataran nasional dan global melalui, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengajaran yang handal Infrastruktur Wilayah A. Pengelolaan Air Bersih Pemenuhan kebutuhan air bersih merupakan prasyarat utama dalam mewujudkan pembangunan Kabupaten yang berkelanjutan. Seiring dengan terus bertambahnya jumlah penduduk dan aktivitas Kabupaten maka kebutuhan air bersih juga terus meningkat. Permasalahan pokok dalam pemenuhan air bersih, meliputi: i) masih terbatasnya cakupan pelayanan air bersih, ii) terbatasnya sumber air bersih selain yang berasal dari air tanah, iii) keterbatasan jaringan pelayanan air bersih, iv) kondisi kualitas air bersih yang kurang baik dan iv) Masih kurangnya monitoring dan evaluasi oleh pemerintah secara memadai atas kegiatan penyediaan air bersih. Pengelolaan air bersih perpipaan di Kabupaten Musi Rawas BLU berasal dari SPAM yang terdapat di 12 Kecamatan dan PAMSIMAS. Sampai pada tahun 2014 pelayanan air bersih di Kabupaten Musi Rawas baru mencapai 70 % mencakup seluruh Kecamatan dalam Kabupaten Musi Rawas hal ini disebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana untuk melayani seluruh penduduk di Kabupaten Musi Rawas. Permasalahan air bersih masih menjadi permasalahan di Kabupaten Musi Rawas, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Musi Rawas terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan untuk memenuhi II.181

212 kebutuhan air bersih di Kabupaten Musi Rawas. Untuk daerah yang padat penduduk ketersediaan air bersih masih menjadi masalah terutama pada musim kemarau, karena pasokan air bersih kurang maksimal dan kondisi air yang masuk ke rumah penduduk kurang baik. B. Ketahanan Energi Listrik Kabupaten Musi Rawas merupakan suatu kawasan berkembang oleh karena itu harus didukung oleh ketersediaan fasilitas dan utilitas yang memadai. Listrik merupakan kebutuhan primer bagi sebuah Kabupaten saat ini. Hampir semua aktivitas masyarakat membutuhkan dukungan energi listrik. Persentase desa listrik terjadi peningkatan di tiap tahunnya. Pada tahun 2014, jumlah desa yang sudah berlistrik 96,92%. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas sudah bekerjasama dengan PT. PLN untuk membantu membangun jaringan kelistrikan. Pada saat ini jaringan listrik di Kabupaten Musi Rawas sudah dapat melayani sekitar 61,07 % kepala keluarga yang ada. Tetapi tingkat pelayanan yang ada masih cukup rendah, dimana masih sering terjadinya pemadaman listrik. Untuk mengembangkan jaringan listrik di masa mendatang maka diperlukan penambahan daya listrik. Hal ini mengingat tingkat kebutuhan energi listrik penduduk semakin meningkat sejalan dengan perkembangan Kabupaten Musi Rawas sebagai pengaruh kemajuan teknologi. Pengembangan jaringan listrik di Kabupaten Musi Rawas ini dilakukan secara bertahap mengikuti perkembangan Kabupaten dan dilakukan secara terpadu dengan pengembangan jaringan lainnya yang ada di Propinsi Sumatera Selatan. C. Perumahan dan Permukiman Perumahan dan permukiman merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penyediaannya menjadi tanggung jawab pemerintah. Permasalahan perumahan di Kabupaten Musi Rawas adalah penyediaan hunian yang layak dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat Musi II.182

213 Rawas. Dengan populasi penduduk yang semakin besar maka kebutuhan akan tempat tinggal semakin banyak, sedangkan lahan yang tersedia jumlahnya tetap Daya Dukung Lingkungan dan Sumber Daya Alam A. Pencemaran Lingkungan Permasalahan pencemaran lingkungan dapat berdampak pada keberlanjutan pembangunan Kabupaten sehingga perlu diselesaikan secara komprehensif. Permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Musi Rawas antara lain masih kurang optimalnya pengelolaan sampah dan sistem sanitasi di Kabupaten Musi Rawas. Sebagaimana Kabupaten pada umumnya, sampah menjadi permasalahan lingkungan penting Kabupaten Musi Rawas yang tidak bisa diabaikan. Sampah yang tidak ditangani dengan baik, akan mendatangkan banyak permasalahan lingkungan, mulai dari mengganggu pemandangan, menimbulkan bau yang tidak sedap, bahkan menjadi sumber penyakit. Sampah merupakan hal yang sangat penting untuk ditangani saat ini, semakin bertambah jumlah penduduk semakin bertambah pula jumlah timbulan sampah. Kegiatan pengelolaan sampah yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas antara lain : penyediaan sarana kebersihan, sosialisasi program Adipura, soialisasi program adiwiyata untuk sekolah berwawasan lingkungan, melakukan pelatihan terkait pengelolaan sampah dengan system 3R (Reuse, Reduce dan Recycle). Tetapi pada kenyataannya pengelolaan system 3R yang dilakukan belum optimal. Permasalahan yang timbul adalah sebagian besar masyarakat masih memperlakukan sampah dengan pola lama dengan membuang sampah tanpa dilakukan pegelolaan sampah terlebih dahulu. Pengelolaan sampah belum dilakukan oleh masyarakat, yaitu belum melalui pemilahan sampah organik, anorganik dan sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos, untuk sampah anorganik dapat di gunakan kembali sesuai II.183

214 fungsinnya misal kantong plastik, dapat juga diolah menjadi barang yang berguna melalui proses tertentu misalnya bekas kemasan plastik bisa dijadikan tas, topi atau kaleng bekas bisa diolah menjadi pot bunga, tempat pensil dan asbak serta sampah plastik, botol dan lain-lain dapat juga langsung dijual kepengepul barang bekas untuk didaur ulang sehingga timbulan sampah yang dihasilkan dapat di perkecil bahkan dihilangkan, hal ini akan mengurangi timbunan sampah di TPA. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dengan anggaran dan sarana terbatas belum dapat melayani pengangkutan sampah secara menyeluruh dalam Kabupaten Musi Rawas. Hal ini dikarenakan kurangnya armada untuk mengangkut produksi sampah yang berada di jalan-jalan lingkungan akibatnya dibeberapa titik yang tidak mendapat pelayanan angkutan sampah terdapat penumpukan sampah dan TPS-TPS liar. Sebagian dari sampah tersebut ada yang dikubur dan ada yang dibakar, hal ini akan menambah buruk kualitas lingkungan di Kabupaten Musi Rawas. Permasalahan yang timbul adalah sebagian besar masyarakat masih memperlakukan sampah dengan pola lama dengan membuang sampah tanpa dilakukan pengelolaan sampah terlebih dahulu. Permasalahan sanitasi yang dihadapi Kabupaten Musi Rawas cukup kompleks. Permasalahan mendesak sistem sanitasi adalah sebagai berikut: 1) Pembuangan air limbah domestik masih bergabung dengan saluran buangan air hujan; 2) Masih ada masyarakat yang Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan belum mengerti bagaimana kondisi tangki septic yang sehat. B. Perubahan penggunaan lahan Daerah berkembang diidentikkan dengan jumlah penduduk yang tinggi dan penggunaan lahan didominasi oleh lahan terbangun. Tingginya jumlah penduduk ini mengakibatkan kebutuhan penduduk akan ruang II.184

215 terutama ruang yang semakin tinggi terutama untuk lahan terbangun. Hal ini pada akhirnya akan menjadi pemicu terjadinya konversi lahan dari lahan non terbangun menjadi lahan terbangun. Hal ini terrjadi juga di Kabupaten Musi Rawas. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan lahan untuk permukiman di Kabupaten Musi Rawas yang semakin meningkat dari tahun 2013 sampai tahun 2014 yaitu dari ,92 Ha meningkat menjadi ,15 Ha, sedangkan penggunaan lahan perkebunan dan pertanian mengalami penurunan. TABEL 2.12 LUAS WILAYAH KABUPATEN MUSI RAWAS MENURUT PENGGUNAAN LAHAN No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase Luas (Ha) Persentase 1 Lahan Sawah , ,78 a. Irigasi , ,08 b. Tadah Hujan , ,64 c. Rawa Pasang Surut , d. Rawa Lebak , ,06 2 Lahan Pertanian Bukan Sawah ,23 68, ,48 a. Tegal/Kebun , ,69 b. Ladang/Huma , ,24 c. Perkebunan , ,74 d. Ditanami pohon/hutan rakyat e. Padang Penggembalaan/ rumput f. Sementara tidak diusahakan g. Lainnya (Tambak, kolam, empang, , , , , , , ,23 8, ,30 II.185

216 hutan negara) 3 Lahan Bukan Pertanian ,92 26, ,15 28,74 KPD KABUPATEN MUSI RAWAS C. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang terbuka hijau (RTH) merupakan elemen penting dalam pembangunan Kabupaten untuk meningkatkan kualitas ruang Kabupaten yang asri, nyaman dan sehat. Ketersediaan RTH di Kabupaten Musi Rawas masih perlu ditingkatkan untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam rencana tata ruang. Permasalahan RTH di Kabupaten Musi Rawas meliputi penyediaan dan penyebaran dan kualitas RTH publik dan privat di seluruh wilayah serta pengembangan tajuk hijau. D. Penataan Ruang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Musi Rawas tahun merupakan dokumen yang memberikan arah kebijakan pemanfaatan ruang dalam waktu 20 tahun mendatang. Dalam praktiknya, pembangunan Kabupaten seringkali dihadapkan pada masalah keterbatasan lahan, sementara kebutuhan pembangunan terus meningkat. Pemanfaatan ruang Kabupaten seringkali melebihi kapasitas daya dukungnya dan tidak sesuai dengan rencana tata ruang yang ada. Permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan penataan ruang adalah peningkatan efektivitas RTRW sebagai instrumen pembangunan yang secara konsisten digunakan untuk mewujudkan ruang Kabupaten yang aman, nyaman dan berkualitas. Pengendalian pemanfaatan ruang belum dilakukan secara konsisten dikarenakan belum lengkapnya perangkat dan piranti peraturan untuk menunjang pelaksanaan RTRW. Penyelesaian permasalahan terkait penataan ruang tersebut menjadi tantangan yang dihadapi oleh Pemerintah Kabupaten yaitu dengan memperkuat pengendalian pemanfaatan ruang (sesuai UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang) melalui penetapan peraturan zonasi, II.186

217 perizinan, pemberian insentif dan disinsentif serta pengenaan sanksi yang tegas. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Tata Kelola Pemerintahan A. Reformasi Birokrasi Permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi antara lain pelaksanaan konsep reformasi birokrasi secara efisien dan efektif, pembenahan birokrasi menyangkut perubahan sikap dan tingkah laku seluruh jajaran aparat pemerintahan di semua tingkatan secara terpadu dan sistemik. Selain itu upaya penataan ulang secara bertahap dan sistematis terhadap pemerintah daerah perlu terus dilakukan melalui penataan kelembagaan atau institusi yang efisien dengan tata laksana yang jelas (transparan), kapasitas SDM yang profesional, akuntabilitas tinggi kepada masyarakat dan pelayanan publik yang prima. Selain itu, permasalahan lainnya dalam konteks ini adalah mensinergikan antar lembaga pemerintah dan belum optimalnya sinergitas pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mewujudkan birokrasi yang profesional. B. Keuangan Daerah Pembangunan Kabupaten Musi Rawas memerlukan dukungan ketersediaan anggaran yang memadai. Permasalahan umum dalam pembiayaan pembangunan daerah adalah meningkatkan dan memobilisasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah baik yang konvensional maupun non-konvensional. Selain itu kemampuan sumber daya manusia pengelola keuangan daerah di semua tingkatan pemerintah mulai dari kelurahan, kecamatan, dan Kabupaten masih perlu ditingkatkan. C. Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Permasalahan terkait kelembagaan dan ketatalaksanaan antara lain: struktur kelembagaan pemerintahan Kabupaten Musi Rawas masih belum optimal dalam melayani kebutuhan masyarakat. Selain itu, tata laksana di II.187

218 lingkungan organisasi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas juga masih perlu mendapat perhatian khusus, agar lebih respon terhadap kebutuhan masyarakat sehingga dapat memberikan pelayanan publik yang lebih prima dalam artian dapat lebih cepat, mudah, murah dan terhindar dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Permasalahan tata laksana tersebut sangat terkait erat dengan kualitas dan kapasitas sumber daya pegawai yang masih belum memadai, sehingga berpengaruh pada lemahnya pelayanan publik yang langsung kepada masyarakat seperti kecamatan dan kelurahan Ekonomi dan Investasi A. Stabilitas Ekonomi Perkembangan perekonomian Kabupaten Musi Rawas selama lima tahun terakhir cenderung mengalami peningkatan. Tingkat pertumbuhan riil sektor ekonomi dari tahun ke tahun selalu meningkat. Hal ini menunjukkan kinerja pembangunan daerah yang semakin baik. Selain itu, peningkatan tersebut mengindikasikan kondisi perekonomian Musi Rawas yang semakin pulih dari pengaruh krisis ekonomi yang melanda perekonomian Indonesia pada umumnya. Dalam konteks pembangunan daerah, stabilitas ekonomi merupakan faktor fundamental untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic growth). Stabilitas ekonomi ini sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi dan laju inflasi di daerah. Selanjutnya untuk menindaklanjuti hal tersebut, diperlukan upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi makro melalui langkah-langkah untuk memperkuat daya tahan perekonomian domestik terhadap berbagai gejolak yang muncul, baik dari dalam maupun luar negeri. Selain itu, diperlukan langkah-langkah untuk mengendalikan laju inflasi, stabilitas nilai tukar, serta tingkat bunga yang kompetitif. B. Iklim Investasi II.188

219 Permasalahan iklim investasi yang terjadi di Kabupaten Musi Rawas utamanya adalah belum maksimalnya pelaksanaan kebijakan pelayanan terpadu satu pintu yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Selanjutnya, perbaikan iklim investasi, juga dipengaruhi oleh Aspek pendukung seperti kondisi dan ketersediaan infrastruktur, kepastian hukum, kemudahan perijinan, stabilitas politik, kemudahan memperoleh tenaga kerja, insentif pada bidang pariwisata, dan pengelolaan investasi akan menentukan seberapa besar penanaman modal yang dapat diusahakan di Kabupaten Musi Rawas. Infrastruktur yang perlu mendapat perhatian adalah jalan, kereta api, bandar udara dan sistem transportasi yang masih belum mendukung secara maksimal bagi dunia usaha. Permasalahan lainnya adalah mensinergikan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mewujudkan perbaikan iklim investasi. C. Ketenagakerjaan Salah satu permasalahan ketenagakerjaan adalah angka pengangguran yang terus meningkat. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas akan memfokuskan program kegiatan pembangunan yang dapat membuka investasi dan lapangan pekerjaan sehingga dapat menekan jumlah pengangguran. Hal tersebut dikarenakan setiap tahunnya akan selalu bertambah angkatan kerja baru yaitu angkatan kerja baru yang dapat memunculkan pengangguran baru. Kurangnya ketrampilan dan keahlian tenaga kerja serta terbatasnya kesempatan kerja juga dapat menjadi penyebab munculnya pengangguran di Kabupaten Musi Rawas. Minimnya lapangan pekerjaan formal menyebabnya banyak tenaga kerja tidak terserap yang kemudian justru diberdayaakan didaerah lain yang memiliki banyak lapangan kerja formal. Jika hal ini dibiarkan maka Kabupaten Musi Rawas akan kehilangan aset sumber daya manusia yang berkualitas. Untuk menciptakan lapangan kerja formal membutuhkan investasi yang cukup besar serta dibutuhkan cara yang tepat untuk menarik II.189

220 investor agar dapat berinvestasi di Kabupaten Musi Rawas serta mengembangkan kegiatan yang sesuai dengan corak dan warna perekonomian di Kabupaten Musi Rawas. Demikian juga dengan pengembangan industri kreatif yang dapat dijadikan sebagai pilihan untuk menyerap tenaga kerja yang profesional. Untuk meningkatkan perlindungan dan pengawasan terhadap tenaga kerja pemerintah Daerah harus menyusun suatu kebijakan tentang perlindungan dan pengawasan tenaga kerja terhadap perusahaan di Kabupaten Musi Rawas seperti mensosialisasikan peraturan perundangan ketenagakerjaan kepada setiap perusahaan. D. Koperasi dan UMKM Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Musi Rawas bahkan memberikan kesempatan kepada koperasi untuk dapat terus menggiatkan kegiatannya. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil merupakan sektor penting untuk menggerakkan perekonomian suatu daerah. Dalam hal ini diperlukan dukungan dari pemerintah dalam pengembangan ekonomi daerah. Selama ini permodalan, pemasaran dan manajemen merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh pelaku UMKM-K. Berbagai usaha telah ditempuh oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah tersebut. Dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Musi Rawas bahkan memberikan kesempatan kepada koperasi untuk dapat terus menggiatkan kegiatannya. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil merupakan sektor penting untuk menggerakkan perekonomian suatu daerah. Namun meskipun usaha yang dilakukan pemerintah telah membuahkan hasil masih diperlukan usaha yang yang bersifat komprehensif sehingga dapat memecahkan ketiga masalah tersebut secara permanen. UMKM-K di Kabupaten Musi Rawas masih membutuhkan solusi yang lebih inovatif lebih kreatif dari sekadar memberi bantuan modal dan pelatihan manajemen untuk memecahkan masalah yang mereka hadapi agar mampu meningkatkan usaha dan daya saing mereka. II.190

221 Program pemberdayaan pelaku Koperasi dan UMKM masih terkendala ketersediaan dana. Program pemberdayaan yang diadakan pemerintah belum mampu mencapai hasil optimal karena dalam pelaksanaannya sering menemui kendala ketersediaan dana. Permasalahan UMKM sebagian berkaitan dengan permodalan yang sebenarnya sudah disediakan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah dan perusahaanperusahaan melalui CSR, akan tetapi dirasa belum tepat sasaran. Di masa mendatang pemerintah perlu memberikan porsi yang lebih besar untuk kegiatan ini jika kegiatan tersebut dapat berjalan efektif. Terkait dengan UMKM, selama ini belum ada kajian dan pilot project terkait pengembangan UMKM berdasarkan kebutuhan dan kemampuan kelompok masyarakat di wilayah tertentu (community based) untuk meningkatkan efektifitas pemberdayaan UMKM masyarakat lokal. Pelatihan usaha lebih sering tidak tepat sasaran. Pelatihan usaha yang tidak tepat sasaran sesungguhnya menunjukkan tidak adanya analisis terhadap pihak-pihak mana saja yang membutuhkan dan yang tidak membutuhkan. Diperlukan data yang komprehensif terkait jumlah pelaku yang membutuhkan pelatihan, pihak yang telah mendapatkan pelatihan dan pihak yang belum mendapatkan pelatihan sehingga pelatihan dapat lebih efektif dan merata. F. Pertanian Pertanian di Kabupaten Musi Rawas pada dasarnya cenderung terbatas hal ini sebabkan karena lahan kurang memadai terutama sarana dan prasarana irigasi yang ada serta banyaknya lahan pertanian yang sudah beralih fungsi. Selain itu sulitnya mendapatkan pupuk yang bersubsidi serta banyaknya penggunaan bibit non sertifikat. Mengingat permasalahan yang terjadi maka diharapkan pemerintah Kabupaten Musi Rawas dapat memfokuskan program/kegiatan untuk mengadakan perbaikan irigasi tingkat usaha tani terutama di daerah persawahan, memberikan bantuan bibit unggul serta percontohan budidaya padi II.191

222 sistem organik. G. Perindustrian dan Perdagangan Pembangunan sektor industri merupakan aspek penting dalam pembangunan Kabupaten Musi Rawas. Pembangunan industri berupaya untuk meningkatkan nilai tambah, memperluas lapangan dan kesempatan kerja, menyediakan barang bermutu dengan harga bersaing di pasar domestik maupun nasional, dan untuk menunjang pembangunan daerah serta sektor-sektor lainnya, sekaligus untuk mengembangkan kemampuan teknologi. Sektor industri merupakan sektor strategis dalam perekonomian Kabupaten Musi Rawas. setelah sektor perdagangan, bangunan, jasa-jasa, dan keuangan. Namun dalam perjalanannya pertumbuhan disektor perdagangan tersebut masih terdapat beberapa masalah yang harus ditangani dan diantaranya kurangnya investasi disektor perdagangan yang berdaya saing, belum adanya pola kemitraan antara pelaku usaha IKM dan UKM dengan pemilik modal serta belum adanya fasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen apabila terjadi sengketa Kesejahteraan Masyarakat A. Kemiskinan Kabupaten Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, kemiskinan perkabupatenan masih menjadi permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kabupaten Musi Rawas. Diharapkan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dapat memfokuskan program/kegiatan pembangunan yang dapat menanggulangi penduduk miskin dengan tiga strategi besar difokuskan untuk mengembangkan lima aset penghidupan masyarakat miskin: (1) perlindungan sosial sebagai bantalan (2) pelayanan dasar sebagai upaya pemenuhan hak-hak dasar (UU Sosial) (3) Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan untuk mengembangkan aset produktif dalam upaya meningkatkan kesejahteraan II.192

223 masyarakat miskin secara berkelanjutan. Permasalahan kemiskinan secara umum terkait dengan ketidakmerataan akses terhadap pendidikan, kesehatan, dan pelayanan dasar yang lain. Selain itu determinan kemiskinan juga terkait dengan tidak terpenuhinya akses terhadap infrastruktur dasar dan akses terhadap asset produktif, dan rendahnya tingkat investasi swasta dan kewirausahaan. B. Permasalahan Sosial Selain menimbulkan masalah ekonomi, kemiskinan Kabupaten juga dapat menimbulkan pengaruh terhadap ketentraman dan ketertiban umum. Berbagai gangguan dan masalah sosial seringkali disebabkan karena tekanan kemiskinan sebagai faktor pemicu. Apabila tidak ditangani dengan serius dan sistematis kondisi ini dapat menimbulkan ganggguan terhadap ketertiban umum. Penanganan masalah sosial ini tidak cukup hanya diserahkan pada pemerintah saja, akan tetapi dibutuhkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan terutama pemuka masyarakat, tokoh agama dan para pembina masyarakat di tingkat lokal Identifikasi Permasalahan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah Beberapa permasalahan dan tantangan lain yang dihadapi oleh Pemerintahan Kabupaten Musi Rawas, antara lain: 1. Peningkatan pembangunan sumber daya manusia, yang terlihat dari : a. Peningkatan kualitas dan kapasitas pendidikan dasar, menengah dan kejuruan b. Pemantapan akses dan layanan kesehatan 2. Peningkatan Daya Saing Ekonomi dan Kesejahteraan, yang terlihat dari : a. Penguatan kapasitas pelaku usaha kreatif, mikro, kecil dan menengah b. Pengembangan akses permodalan bagi UMKM c. Menguatkan Investasi d. Meningkatkan kapasitas perdagangan intra dan antar daerah melalui II.193

224 pengembangan sarana prasarana pendukung antara lain pasar agribisnis e. Peningkatan & pengembangan destinasi wisata 3. Peningkatan Pemerataan Pembangunan Infrastruktur yang Berwawasan Lingkungan, yang terlihat dari : a. Pemantapan kawasan agropolitan baik agropolitan centre dan agropolitan district b. Pemantapan pelayanan infrastruktur dasar (jembatan, jalan dan kelistrikan) c. Masih perlunya penguatan akses dan konektivitas wilayah dalam rangka peningkatan pertumbuhan ekonomi d. Masih perlunya dukungan perwujudan program sanitasi ( ) e. Masih perlunya peningkatan kualitas infrastruktur pertanian (rehab dan peningkatan saluran irigasi) 4. Peningkatan Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah a. Pemantapan pelayanan perizinan terpadu dan penanaman modal dalam meningkatkan investasi b. Masih perlunya peningkatan ketentraman, ketertiban dan pembinaan wawasan kebangsaan masyarakat c. Masih perlunya peningkatan kemandirian kemampuan keuangan untuk mendukung pembiayaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan d. Masih perlunya peningkatan perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah yang partisipatif dan berkualitas e. Peningkatan kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah daerah serta sumber daya aparatur yang berkualitas f. Peningkatan sistem pengawasan dan pengendalian internal yang efektif g. Meningkatnya pelayanan administrasi kependudukan h. Meningkatnya pelayanan umum, komunikasi dan informasi II.194

225 II.195

226 BAB III Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah dan Kebijakan Keuangan Daerah 3.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Pertumbuhan ekonomi di Indonesia di prediksikan Word Bank di tahun 2016 berada pada angka 5,5-6 persen secara global. Kondisi di Indonesia pasca pergantian kepemimpinan membawa nuansa baru dalam perkembangan dan pertumbuhan ekonomi secara makro. Keadaan ekonomi Indonesia di tahun 2016 akan menghadapi banyak tantangan seperti stabilitas ekonomi, percepatan pertumbuhan ekonomi, percepatan pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Pembangunan yang tertuang dalam RPJMN ditujukan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian yang berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat. Berdasarkan hal tersebut maka pembangunan Indonesia dalam periode diarahkan untuk mencapai Perekonomian yang Kuat, Inklusif, dan berkelanjutan. Dengan metode pendekatan pembangunan wilayah, yakni dengan memperhatikan keunggulan dan atau kekhasan tiap-tiap daerah akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada masing- masing daerah Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2014 dan Perkiraan Kondisi Ekonomi Tahun 2015 Untuk Kabupaten Musi Rawas pada Tahun 2016 optimis pertumbuhan ekonomi akan dipacu oleh semua sektor ekonomi pembentuk struktur ekonomi daerah. Strategi dan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Musi Rawas yang diimplementasikan ke dalam program dan kegiatan SKPD Tahun Anggaran 2016, diperkirakan dapat mampu menggerakkan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas 5,63 %. Meski demikian sektor ekonomi primer baik pertanian maupun pertambangan diperkirakan masih mendominasi struktur ekonomi Kabupaten Musi Rawas, namun sektor primer ini diupayakan tidak hanya bertumpu pada sektor pertanian, akan tetapi sektor pertambangan lebih dapat III.1

227 dimaksimalkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan masyarakat. Pengembangan kawasan agropolitan sebagai salah satu Misi pembangunan Kabupaten Musi Rawas adalah salah satu upaya menggerakkan perekonomian daerah dalam rangka memacu percepatan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Tahun 2016 adalah tahun awal pelaksanaan RPJMD Tahun Kabupaten Musi Rawas. Hasil yang telah dicapai pada RPJMD tahun lalu selama kurun waktu lima tahun terakhir, terutama dalam memacu laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas adalah ukuran keberhasilan daerah dalam menggerakkan roda perekonomian masyarakat. Gambar Grafik PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Berlaku Tahun (Rp. Juta) * 2016** PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas 2014 ( Data Diolah ) * ) Asumsi Capaian **) Proyeksi Capaian Pertumbuhan 5,63 % III.2

228 Tabel PDRB Kabupaten Musi Rawas Atas Dasar Harga Konstan Tahun (Rp. Juta) Sektor * 2015** 2016** 1. Pertanian ,431,702 1,962,150 2,116, Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik. Gas dan Air Bersih ,240 1,536,034 1,628, Sumber : BPS Kabupaten Musi Rawas Tahun 2014 ( Data Diolah ) **) Proyeksi Capaian Pertumbuhan 5,63 % Struktur Ekonomi suatu daerah menjadi indikator penentu apakah daerah tersebut didominasi oleh sektor primer, sekunder ataupun tersier. Sektor primer adalah sektor yang masih banyak mengandalkan peran sumberdaya alam dalam proses produksi, yaitu : sektor pertanian dan sektor pertambangan dan 298,991 1,390,393 1,467, , , , Bangunan ,689 4,105 4, Perdagangan. Hotel dan Restoran 7.Pengangkutan dan Komunikasi 8. Keuangan. Persewaan dan Jasa Perusahaan , , , , , , ,844 26,088 28, Jasa-jasa ,218 73,935 78, PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS 3,155,118 4,650,107 4,977, ,352,886 3,259,713 3,509, III.3

229 penggalian. Sektor sekunder adalah sektor yang sudah tidak terlalu mengandalkan peran sumber daya alam lagi, tapi lebih banyak mengandalkan kemajuan teknologi dan peran sumber daya manusia, yaitu sektor industri pengolahan, listrik, dan air, serta kontruksi. Sedangkan sektor tersier adalah adalah sektor yang bisa dikatakan sudah tidak mengandalkan sumber daya alam lagi, yaitu sektor perdagangan, pangangkutan dan telekomunikasi, bank dan lembaga keuangan lain, dan sektor jasa-jasa. Struktur ekonomi di Kabupaten Musi Rawas masih bertumpu pada sektor pertanian yang menjadi leading sektor di PDRB namun pertumbuhan di sektor pertanian khususnya produksi karet akhir-akhir ini sedikit melambat akibat harga karet dunia yang turun sehingga para petani mengurangi produksinya, untuk tahun 2016 diperkirakan sektor pertanian akan tumbuh sebesar 7% - 8%. Sektor Pertambangan di harapkan sektor yang dapat di maksimalkan untuk menopang PDRB di tahun 2016 apabila sektor pertanian yang diharapkan melambat, sektor pertambangan yang merupakan sektor ke-2 yang dapat memberikan kontribusi besar harus mampu tumbuh dalam kondisi perekonomian global akhir-akhir ini sektor pertambangan diproyeksikan akan tumbuh sebesar 6% -7 %. Sektor yang masih akan tumbuh secara pesat yaitu komunikasi dan angkutan yang diproyeksikan masih tumbuh pada level 10%. Tabel 3.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Musi Rawas Tahun No Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Ekonomi *** 2015* 2016** 1 Pertanian 7,42 8,28 7,46 7,68 2,95 3,45 3 % -5 % 2 Pertambangan dan Penggalian 1,98 1,60 0,30 1,28 5,26 5,76 5% -7% 3 Industri Pengolahan 4,53 6,37 6,71 6,76 7,07 7,57 7% -9% 4 Listrik, Gas dan Air Bersih 7,16 8,18 8,53 8,09 7,77 8,27 8% -9% 5 Bangunan 6,57 8,99 11,92 12,12 7,94 8,44 8%-10% 6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 5,33 7,75 8,53 8,26 12,27 12, % 7 Angkutan dan Komunikasi 12,95 13,46 13,08 12,76 12,62 13, % 8 Keuangan, Persewaan dan Jasa 7,26 8,83 8,98 8,76 6,91 7,41 7% -9% III.4

230 No Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan Ekonomi *** 2015* 2016** Perusahaan 9 Jasa-jasa 7,53 7,67 7,92 7,43 7,44 7,94 7% -8% PDRB DENGAN 5,30 6,00 5,54 5,89 5,01 5,51 5%-7% MIGAS KPD KABUPATEN MUSI RAWAS PDRB TANPA MIGAS Sumber : (Data diolah BPS) 6,93 8,05 7,84 7,77 5,02 5,52 5%-7% *) Tahun 2016 Angka Proyeksi **) Asumsi Capaian ***) Angka Setelah Pemekaran Muratara Mengacu fluktuasi harga berbagai komoditas akhir-akhir ini, tingkat inflasi pada tahun 2015 diperkirakan akan mencapai 6%- 7%. Inflasi ini diakibatkan efek dari kebijakan yang diarahkan untuk meningkatkan infrastruktur, pertumbuhan ekonomi nasional dan menjaga kestabilan keuangan negara, Inflasi ini terjadi karena Pengurangan dan pengalihan subsidi pada BBM ke sektor-sektor produktif seperti infrastruktur, nilai tukar rupiah yang terdepresiasi, stabilisasi harga pangan, Kenaikan biaya transportasi. Grafik 3.2 Perkembangan dan Proyeksi Inflasi Kabupaten Musi Rawas Tahun INFLASI Sumber : Diolah dari data BPS, RPJP, dan RPJMN *) Angka Proyeksi Grafik Perkembangan Inflasi Tahun Inflasi Provinsi Inflasi Nasional Inflasi Musirawas III.5

231 Penetapan berbagai asumsi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Musi Rawas ditujukan untuk memberikan suatu dorongan (stimulus) dan sekaligus peluang bagi para pelaku usaha untuk melakukan investasi baru dan mengembangkan usaha. Dengan bertambahnya investasi dan meningkatnya skala usaha, pertumbuhan ekonomi diharapkan mendorong perluasan lapangan kerja, peningkatan pendapatan masyarakat dan pengurangan kemiskinan. Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun berakhir pada tahun 2015, sedangkan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun belum di tetapkan, maka perencanaan pembangunan tahun 2016 disusun dengan mendasarkan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Musi Rawas Tahun Sesuai Tahapan RPJPD, Tahun 2016 merupakan tahun ditujukan untuk mencapai kemandirian masyarakat Musi Rawas dlam segala bidang sehinga tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal dapat direduksi. Selain itu pencapaian kemandirian juga dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi Musi Rawas terhadap pembangunan nasional. Kebijakan ekonomi Kabupaten Musi Rawas di Tahun 2016 juga akan di sinergikan untuk memperkuat pelaksanaan berbagai kebijakan Pemerintah Pusat dan Provinsi Tahun 2016 yang berdasarkan nawacita dan trisakti sehingga terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong royong antara lain : Meningkatnya mutu sumber daya manusia Meningkatnya efisiensi dan efektifitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan Terbangunnya infrastruktur Meningkatnya produksi dan produktivitas, nilai tambah dan pendapatan dari kegiatan pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan serta pariwisata. Meningkatnya produktifitas, nilai tambah dan pendapatan industri pengolh hasil pertanian dan pertambangan. Berkembangnya usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi terutama dari meningkatnya akses permodalan, manajemen usaha, tekhnologi produksi, informasi dan pemasaran. Berkembangnya pusat-pusat inovasi dan bisnis inovatif dalam menghasilkan keunggulan daerah. III.6

232 Meningkatnya kerjasama riset unggulan. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2016 Permasalahan dan tantangan pokok yang akan dihadapi pada periode adalah sebagai berikut: 1. Penguatan struktur ekonomi, berupa penguatan sektor primer, sekunder dan tersier secara menyeluruh. Dengan tujuan sektor lain selain sektor primer dapat memberikan kontribusi terhadap PDRB. Pertumbuhan sektor sekunder dan tersier ini harus diupayakan secepat mungkin agar tidak selalu tertumpu pada sektor primer dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB kabupaten Musi Rawas. Penguatan ekonomi juga di arahkan mewujudkan perekonomian daerah dengan leading sektor pertanian dalam arti luas serta pertambangan dan energi. Upaya yang akan dilakukan yaitu peningkatan industri hulu dan hilir, Optimalisasi promosi peluang investasi dan penyediaan kawasan industri. 2. Ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan ekonomi terbatas dan harus dapat ditingkatkan. Keterbatasan ketersediaan infrastruktur selama ini merupakan hambatan utama untuk memanfaatkan peluang dalam peningkatan investasi serta menyebabkan mahalnya biaya logistik. 3. Penerapan dan penguasaan teknologi juga masih sangat terbatas. Hal ini mengakibatkan ongkos untuk menghasilkan suatu produk menjadi mahal dan kualitas barang serta produk inovatif yang dihasilkan sangat terbatas, sehingga daya saing usaha tidak seperti yang diharapkan. 4. Kemampuan untuk membiayai pembangunan masih terbatas. Hal ini terkait dengan upaya untuk menggali sumber-sumber penerimaan masih belum optimal. Menggali sumber-sumber penerimaan dan mengefektif dan mengefisienkan pengeluaran pembangunan menjadi tantangan yang harus dihadapi dan diselesaikan Arah Kebijakan Keuangan Daerah Kabupaten Musi Rawas Arah kebijakan keuangan daerah Kabupaten Musi Rawas tahun 2015 mencakup arah dan kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. III.7

233 Arah Kebijakan Pendapatan Daerah Keuangan daerah merupakan komponen yang sangat penting dalam perencanaan pembangunan, sehingga analisis mengenai kondisi dan proyeksi keuangan daerah perlu dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam mendanai rencana pembangunan dan kesadaran untuk secara efektif memberikan perhatian kepada isu dan permasalahan strategis secara tepat. Rencana pendapatan daerah yang dituangkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur, rasional serta memiliki kepastian dasar hukum penerimaannya. Upaya yang digunakan untuk memenuhi target pendapatan dilakukan antara lain, penelitian potensi pendapatan daerah, pembebasan dan penyerderhanaan prosedur pajak dan non pajak, pembebasan sanksi adminiterasi berupa denda dan bung, operasionalisasi penagihan pajak daerah door to door. Dalam rangka pelaksanaan Otonomi Daerah sesuai ketentuan Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, untuk meningkatkan penerimaan daerah, maka perlu adanya usaha untuk meningkatkan penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan yaitu laba atas penyertaan modal pada Perusahaan Milik Daerah/BUMD serta lain-lain PAD yang sah, serta penerimaan dari sektor Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang merupakan penopang bagi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di daerah. Pendapatan daerah bersumber dari Pendapatan asli daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-Lain Pendapatan daerah yang Sah. Sesuai dengan Pasal 285 UU nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal 5 UU nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, Pendapatan Daerah terdiri atas: a. Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu; (1) Hasil Pajak Daerah, (2) Hasil Retribusi Daerah, (3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan dan (4) Lain-lain PAD yang syah; b. Dana Perimbangan/Pendapatan Transfer; c. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah. Untuk penganggaran Pendapatan daerah yang bersumber dari PAD memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Dalam merencanakan target PAD mempertimbangkan kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan III.8

234 pertumbuhan ekonomi pada Tahun 2016 dan realisasi penerimaan PAD tahun sebelumnya, serta ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. b. Peraturan daerah tentang pajak daerah dan retribusi daerah berpedoman pada Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan retribusi Daerah, sehingga dilarang menganggarkan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah yang peraturan daerahnya bertentangan dengan Undang- Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan atau telah dibatalkan. c. Kebijakan penganggaran tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha. d. Hasil Pendapatan BLUD Rumah Sakit dan BLUD SPAM termasuk dalam lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah. 2. Dana Perimbangan a. Perhitungan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) didasarkan pada alokasi DAU Tahun Anggaran 2015 dengan memperhatikan realisasi Tahun Anggaran b. Perhitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) mempertimbangkan besaran alokasi DBH yang tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 62 thun 2014, dengan mengantisipasi kemungkinan tidak stabilnya harga hasil produksi minyak/gas/pertambangan lainnya Tahun 2014 dan/atau tidak tercapainya hasil produksi minya/gas/pertambangan lainnya Tahun 2014, serta memperhatikan realisasi DBH Tahun Anggaran c. Alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK), dapat dianggarkan sebagai pendapatan daerah, sepanjang telah ditetapkan dalam APBN Tahun Anggaran Dalam hal Pemerintah Kabupaten Musi Rawas akan memperoleh DAK Tahun Anggaran 2016 setelah peraturan daerah tentang APBD Tahun Anggaran 2016 ditetapkan, maka Pemerintah Kabupaten Musi Rawas menganggarkan DAK dimaksud dengan cara terlebih dahulu melakukan perubahan Peraturan Bupati Musi Rawas tentang penjabaran APBD Tahun Anggaran 2016 dengan pemberitahuan kepada Pimpinan DPRD, selanjutnya DAK dimaksud ditampung dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah Penetapan target penerimaan hibah yang bersumber dari APBN, pemerintah daerah lainnya atau sumbangan pihak ketiga, baik dari badan, III.9

235 lembaga, organisasi swasta dalam/luar negeri yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan dianggarkan dalam APBD pada kelompok Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, setelah adanya kepastian penerimaan dimaksud. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Gambar 3.1. Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun % 7% 82% Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dana Perimbangan Gambar 3.2 Proyeksi Struktur Pendapatan Asli Daerah Musi Rawas Tahun 2016 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 55% Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah Pajak Daerah 37% Retribusi Daerah 3% Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang dipisahkan 5% III.10

236 Gambar 3.3. Proyeksi Struktur Dana Perimbangan Tahun 2016 Dana Alokasi Khusus 4% KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Dana Alokasi Umum 48% Bantuan Keuangan dari Pemerintah Pusat 16% Gambar 3.4 Proyeksi Struktur Lain-lain pendapatan daerah yang sah Bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintahan daerah lainnya 4% Pendapatan Hibah 1% Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak 48% bagi hasil pajak dari provinsi dan pemerintah daerah lainnya 18% Dana Penyusuaian dan Otonomi Khusus 61% III.11

237 Tabel 3.3 Struktur Pendapatan Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2015 dan proyeksi Tahun 2016 JUMLAH (Rp.) U R A I A N REALISASI TAHUN PERKIRAAN TAHUN PROYEKSI / TARGET 2014 BERJALAN 2015 PADA TAHUN RENCANA 2016 A. PENDAPATAN DAERAH 1. PENDAPATAN ASLI , , ,00 DAERAH - Pajak Daerah , , Retribusi Daerah , , Hasil Pengelolaan Kekayaan , ,00 Daerah yg Dipisahkan Lain-lain Pendapatan Asli , ,00 Daerah yang sah PENDAPATAN TRANSFER , , , Bagi Hasil Pajak/Bagi , , ,00 Hasil Bukan Pajak - Pendapatan Bagi Hasil Pajak , , Pendapatan Bagi Hasil , ,00 Bukan Pajak Dana Alokasi Umum , , Dana Alokasi Khusus , , Transfer Dari Pemerintah ,00 0,00 0,00 Pusat Lainnya - Dana Otonomi Khusus Dana Penyesuaian ,00 0, Tranfer Pemerintah ,19 0,00 0,00 Provinsi - Pendapatan Bagi Hasil Pajak ,19 0,00 - Pendapatan Bagi Hasil 0 Lainnya 3. LAIN-LAIN PENDAPATAN , , ,00 DAERAH YANG SAH Pendapatan Hibah , , ,00 III.12

238 Pendapatan Dana Darurat 0 Pendapatan Lainnya , , JUMLAH PENDAPATAN , , ,00 B. BELANJA DAERAH 1. BELANJA OPERASIONAL , , ,00 Belanja Pegawai , , Belanja Barang dan Jasa , , Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah Belanja Bantuan Sosial , ,00 Belanja Bantuan Keuangan , , BELANJA MODAL , , ,00 Tanah , , Peralatan dan Mesin , , Gedung dan Bangunan , , Jalan, Irigasi dan Jaringan , Aset Tetap Lainnya , , BELANJA TIDAK TERDUGA , , ,00 Belanja Tidak Terduga , , JUMLAH BELANJA , , ,00 4. TRANSFER 4.1 Transfer Bagi Hasil Ke ,00 0,00 0,00 Desa Bagi Hasil Pajak ,00 0,00 Bagi Hasil Retribusi 0 0 Bagi Hasil Pendapatan 0 0 Lainnya SURPLUS/(DEFISIT) , , ,00 C. PEMBIAYAAN 1. PENERIMAAN DAERAH Sisa Lebih Perhitungan , , Anggaran Tahun Anggaran Sebelumnya Pencairan Dana Cadangan 0 Hasil Penjualan Kekayaan 0 Daerah yang Dipisahkan Penerimaan Pinjaman 0 Daerah Penerimaan Kembali , , Pemberiaan Pinjaman Daerah III.13

239 Penerimaan Piutang 0 Daerah Jumlah Penerimaan , , ,00 Pembiayaan 2. PENGELUARAN DAERAH Pembentukan Dana 0 Cadangan Penyertaan Modal 0 (investasi) Pemerintah Daerah Pembayaran Pokok Utang , , Pemberian Pinjaman 0 Daerah Pembayaran Kegiatan 0 Lanjutan Jumlah Pengeluaran , , ,00 Pembiayaan Pembiayaan Netto , , ,00 SISA LEBIH PEMBIAYAAN ,13 0,00 0,00 ANGGARAN (SILPA) Sumber : Dinas PPKAD Arah Kebijakan Belanja Daerah Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan pemerintah daerah yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Penyusunan belanja untuk pelaksanaan urusan wajib dimaksud berdasarkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan. Belanja daerah di arahkan untuk dapat mendukung pencapaian visi dan misi pembangunan daerah 5 tahun kedepan. Sesuai dengan visi pembangunan yang telah ditetapkan, belanja daerah dapat digunakan sebagai instrument pencapaian visi tersebut. Pengelolaam belanja sejak proses perencaaan, pelaksanaan, penata usahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban harus memperhatikan aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel. Arah pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut: a. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran Anggaran yang tersedia dimanfaatkan dengan sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat dengan harapan selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber daya III.14

240 manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat. b. Prioritas Anggaran Penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan dan pembangunan wilayah, penciptaan lapangan kerja, peningkatan infrastruktur guna mendukung ekonomi kerakyatan dan pemerataan pertumbuhan ekonomi serta diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan secara berkelanjutan dan terarah. NO. Tabel 3.4 Proyeksi Penganggaran Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Berdasarkan Misi RPJPD Kabupaten Musi Rawas AGENDA UTAMA PEMBANGUNAN TAHUN 2016 SESUAI DENGAN MISI RPJPD KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN PROYEKSI PENGANGGARAN TAHUN 2016 (Rp.) Mewujudkan Daya Saing ,56 2 Mewujudkan Pembangunan yang lebih Merata dan Berkeadilan 3 Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas yang asri dan lestari % , ,87 4 Mewujudkan Good Governance ,06 5 Mewujudkan Masyarakat yang religius ,96 TOTAL ,00 III.15

241 Tabel 3.5 Proyeksi Penganggaran Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 Berdasarkan NO. Prioritas Pembangunan Kabupaten Musi Rawas PRIORITAS PEMBANGUNAN PROYEKSI PAGU ANGGARAN TAHUN 2016 (Rp.) Peningkatan Infrastruktur, konektivitas, dan daya dukung pusat-pusat pertumbuhan (Agropolitan Centre dan Agropolitan District). % ,47 2 Peningkatan akses dan mutu layanan dasar ,26 3 Peningkatan ketahanan pangan dan daya saing ekonomi 4 Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta penanganan bencana 5 Peningkatan kapasitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan. 6 Pengembangan sumber daya manusia melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal c. Pengoptimalan belanja langsung , , , ,09 TOTAL ,00 Belanja langsung diupayakan dengan tujuan pembangunan secara efisien dan efektif. Belanja langsung disusun atas dasar kebutuhan nyata masyarakat, sesuai strategi pembangunan 1. Belanja Tidak Langsung Penganggaran belanja tidak langsung memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Belanja Pegawai : a. Besarnya penganggaran untuk gaji pokok dan tunjangan PNSD disesuaikan dengan hasil rekonsiliasi jumlah pegawai dan belanja pegawai yang sudah dilakukan dalam rangka perhitungan DAU Tahun Anggaran 2016 serta memperhitungkan rencana kenaikan gaji pokok dan tunjangan PNSD dan pemberian gaji ketiga belas; b. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan pengangkatan Calon PNSD sesuai formasi pegawai tahun 2016; III.16

242 c. Penganggaran belanja pegawai untuk kebutuhan kenaikan gaji berkala, kenaikan pangkat, tunjangan keluarga, mutasi dan penambahan PNSD memperhitungkan acress yang besarnya maksimum 2,5 % dari jumlah belanja pegawai (gaji pokok dan tunjangan); d. Tunjangan Beras dihitung berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan RI Nomor PER-3/PB/2015 berlaku bulan Januari tentang Tunjangan Beras Dalam Bentuk Natura dan Uang, bahwa pemberian tunjangan beras dalam bentuk uang kepada PNS ditetapkan sebesar Rp ,00 per kilogram; e. Penganggaran untuk Tunjangan Jabatan Fungsional agar dirinci secara jelas sesuai dengan klasifikasi dan jabatan fungsional yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati; 2. Penganggaran penghasilan dan penerimaan lain Pimpinan dan Anggota DPRD serta belanja penunjang kegiatan didasarkan pada: a. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007; b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pengelompokan Kemampuan Keuangan Daerah, Penganggaran dan Pertanggungjawaban Penggunaan Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD serta tata cara Pengembalian Tunjangan Komunikasi Intensif dan Dana Operasional. 3. Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah mempedomani ketentuan: a. Penganggaran Belanja Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. b. Biaya penunjang operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 ditetapkan berdasarkan klasifikasi Pendapatan Asli Daerah. 5. Belanja Hibah : Sehubungan telah diterbitkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan III.17

243 Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD, maka penganggaran hibah berupa uang kepada organisasi kemasyarakatan dicantumkan dalam RKA-PPKD, sedangkan untuk pemberian hibah berupa barang atau jasa dicantumkan dalam RKA-SKPD. Setiap pemberian hibah dituangkan dalam Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang ditandatangani bersama oleh Bupati dan penerima hibah. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Tabel 3.6 Proyeksi Belanja Hibah Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 JUMLAH (Rp.) PROYEKSI / PERKIRAAN U R A I A N TARGET PADA TAHUN 2014 TAHUN TAHUN RENCANA BERJALAN BELANJA HIBAH , , ,00 Belanja Hibah Kepada , , ,00 Badan/Lembaga/ Organisasi Belanja Hibah Kepada , , ,00 Kelompok/Anggota Masyarakat Belanja Hibah Dana BOS , , ,00 6. Belanja Bantuan Sosial : Dalam rangka menjalankan dan memelihara fungsi pemerintahan daerah dibidang kemasyarakatan dan kesejahteraan masyarakat, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas memberikan bantuan sosial kepada kelompok/anggota masyarakat namun tetap secara selektif/tidak mengikat, memiliki identitas yang jelas, sesuai dengan tujuan penggunaan dan berdomisili dalam wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Musi Rawas dan jumlahnya dibatasi dan dalam mekanismenya berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tanggal 27 Juli 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2012 Tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari APBD. III.18

244 7. Belanja Tidak Terduga : Penetapan anggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2014 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 4. Belanja Langsung Berkaitan dengan penganggaran belanja langsung dalam rangka melaksanakan program dan kegiatan pemerintah daerah Tahun Anggaran 2015, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas memperhatikan hal - hal sebagai berikut: 1) Alokasi belanja langsung dalam APBD untuk setiap kegiatan dilakukan sesuai dengan skala prioritas serta analisis kegiatan biaya yang dikaitkan dengan output yang dihasilkan dari satu kegiatan. Oleh karena itu, untuk menghindari adanya pemborosan, program dan kegiatan yang direncanakan didasarkan pada kebutuhan riil. 2) Terhadap kegiatan pembangunan yang bersifat fisik, proporsi belanja modal diupayakan lebih besar dibanding dengan belanja pegawai atau belanja barang dan jasa. Untuk itu, diberikan batasan jumlah belanja pegawai dan belanja barang dan jasa yang terkait dengan pelaksanan kegiatan pembangunan fisik dan diatur dalam peraturan kepala daerah. 3) Belanja Pegawai : a. Pemberian honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dibatasi dan hanya didasarkan pada pertimbangan bahwa keberadaan PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas pelaksanaan kegiatan Besaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD dalam kegiatan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran daerah, penganggaran honorarium bagi PNSD dan Non PNSD memperhatikan asas kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja kegiatan dimaksud. b. Uang lembur dianggarkan sesuai dengan kebutuhan SKPD masingmasing. III.19

245 4) Barang Belanja dan Jasa : a) Dengan ditetapkannya Peraturan Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, pada jenis belanja barang/jasa ditambahkan obyek belanja pemeliharaan, jasa konsultasi, dan lain-lain pengadaan barang/jasa, dan belanja lainnya yang sejenis. Sehingga terhadap penganggaran upah tenaga kerja dan tenaga lainnya yang terkait dengan jasa pemeliharaan atau jasa konsultasi baik yang dilakukan secara swakelola maupun pihak ketiga dianggarkan pada belanja barang dan jasa dimaksud. b) Dalam menetapkan jumlah anggaran untuk belanja barang pakai habis disesuaikan dengan kebutuhan riil yang didasarkan atas pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta memperhitungkan sisa barang persediaan Tahun Anggaran c) Dalam menetapkan anggaran untuk pengadaan barang inventaris dilakukan secara selektif sesuai kebutuhan masing-masing SKPD. Oleh karena itu sebelum merencanakan anggaran terlebih dahulu dilakukan evaluasi dan pengkajian terhadap barang-barang inventaris yang tersedia baik dari segi kondisi maupun umur ekonomisnya; d) Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan studi banding, baik perjalanan dinas dalam negeri maupun perjalanan dinas luar negeri dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud sehingga relevan dengan substansi kebijakan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. Penganggaran perjalanan dinas luar negeri berpedoman pada Permenkeu No. 53/PMK.02/2014 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran Dalam rangka memenuhi kaidah-kaidah pengelolaan keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Musi Rawas telah menerapkan penganggaran dan pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkan prinsip kebutuhan nyata (at cost). Standar satuan harga perjalanan dinas selanjutnya akan ditetapkan dengan keputusan kepala daerah. e) Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan SDM yang tempat penyelenggaraannya di luar daerah, sangat selektif dengan mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat III.20

246 yang akan diperoleh dari kehadiran dalam pelatihan/bimbingan teknis dalam rangka pencapaian efektifitas penggunaan anggaran daerah. f) Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan diprioritaskan menggunakan fasilitas aset daerah, seperti ruang rapat atau aula yang sudah tersedia milik pemerintah daerah. g) Dalam merencanakan belanja pemeliharaan barang inventaris kantor disesuaikan dengan kondisi fisik barang yang akan dipelihara dan lebih diprioritaskan untuk mempertahankan kembali fungsi barang inventaris yang bersangkutan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 27 tahun h) Penganggaran untuk pengadaan barang (termasuk berupa aset tetap) yang akan diserahkan atau dijual kepada pihak ketiga/masyarakat pada Tahun Anggaran 2016, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa. 5) Belanja Modal : a) Pengadaan kebutuhan barang milik daerah, menggunakan dasar perencanaan kebutuhan barang milik daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah dan memperhatikan standar barang berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7 Tahun 2006 tentang Standarisasi Sarana dan Prasarana Kerja Pemerintah Daerah, sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 11 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Permendagri Nomor 7 Tahun b) Kemudian dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, maka untuk penganggaran belanja modal tidak hanya sebesar harga beli/bangun aset tetapi harus ditambah seluruh belanja yang terkait dengan pengadaan/pembangunan aset sampai aset tersebut siap digunakan. III.21

247 BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) serta mengacupada RKPD Provinsi dan RKP Nasional. Namun karena RPJMD Tahun Kabupaten Musi Rawas berakhir sampai tahun 2015 dan RPJMD Tahun belum ditetapkan maka penyusunan mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 7 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Musi Rawas Tahun serta memperhatikan pada RPJMD sebelumnya dengan tujuan menyelesaikan masalah-masalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi dalam tahun pertama masa pemerintahan baru. Prioritas pembangunan daerah adalah merupakan sekumpulan program prioritas yangsecara khusus berhubungan dengan sasaran pembangunan yang ingin dicapai oleh suatu daerah, oleh karena itu suatu prioritas pembangunan daerah pada dasarnya meliputi program-programunggulan dari SKPD yang paling tinggi relasinya bagi tercapainya target sasaran pembangunan daerah pada tahun rencana. Program prioritas tidak semua menjadi prioritas pembangunan daerah sehubungan dengan keterbatasan anggaran dan identifikasi masalah. Program prioritas adalah program yang diselenggarakan oleh SKPD yang merupakan prioritas baik secara langsung maupun tidak langsung mendukung capaian program pembangunan daerah atau prioritas pembangunan daerahserta berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar serta syarat layanan minimal. Dalam menyeimbangkan kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, maka harus ditentukan prioritas pembangunan daerah Tahun 2016 dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten Musi Rawas Tahun dan permasalahan-permasalahan yang dihadapi pada tahun 2014 dan2015, disamping itu juga berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu, identifikasi isu IV. 1

248 strategis dan masalah mendesak, serta rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaannya. Program prioritas pembangunan daerah ini menjadi arahan bagi seluruh SKPD dalam menjabarkan program dan kegiatan yang direncanakan serta kebutuhan pendanaan untuk mencapai sasaran pembangunan yang diinginkan. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mengingat bahwa RPJMD Tahap II Musi Rawasperiode berakhir pada tahun 2015, maka sesuai dengan Permendagri No. 54 Tahun 2010 Pasal 287 ayat 2 bahwa Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah kabupaten/kota, penyusunan RKPD berpedoman pada sasaran pokok arah kebijakan RPJPD kabupaten/kota dan mengacu pada RPJMD provinsi untuk keselarasan program dan kegiatan pembangunan daerah kabupaten/kota dengan pembangunan daerah provinsi. Maka pada Bab ini Misi, tujuan dan sasaran pembangunan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJP) Kabupaten Musi Rawas yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Musi Rawas Nomor 7 Tahun 2010yang didalamnya memuat arah pembangunan dua puluh tahun ke depan dengan Visi berikut : Kabupaten Musi Rawas yang Maju, Mandiri dan Religius VISI : Tabel 4.1 Penjabaran Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran RPJPD Kabupaten Musi Rawas Tahun Kabupaten Musi Rawas yang Maju, Mandiri dan Religius TUJUAN Misi 1 : Mewujudkan daya saing dan kemandirian daerah Pembangunan berkelanjutan di segala bidang dengan mengoptimalkan pemanfaatan dan potensi daerah dengan rincian sebagai berikut: pembangunan sumber daya manusia; tercapainya pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan; terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh dengan basis keunggulan kompetitif pada sektor sektor ekonominya; terwujudnya jaringan SASARAN sebagai 1. Kualitas SDM yang terus meningkat dengan ditandai oleh meningkatnya nilai IPM. 2. Tercapainya pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan, sehingga PDRB per kapita mencapai diatas US$ Terbangunnya struktur Perekonomian yang kokoh. IV. 2

249 infrastruktur transportasi dan ekonomi 4. Terwujudnya jaringan yang handal dan terintegrasi; terwujudnya infrastruktur transportasi dan pasokan energi listrik dan air bersih baik ekonomi yang handal dan untuk kebutuhan rumah tangga maupun industri, terwujudnya Musi Rawas sebagai terintegrasi. 5. Terwujudnya pasokan energi Cyber District melalui pengembangan listrik dan air bersih. sistem informasi berbasis elektronik yang 6. Terwujudnya Musi Rawas Cyber mampu mendorong produktivitas; dan District. terwujudnya Kabupaten Musi Rawas yang 7. Terwujudnya Kabupaten Musi aman, nyaman dan damai. Rawas yang aman, tertib dan damai. Misi 2 : Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan Meningkatkan pembangunan disetiap kawasan dan pelosok wilayah; kabupaten tanpa memandang suku, etnik dan ras, mengurangi kesenjangan sosial secara menyeluruh, keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan wilayah/daerah yang masih lemah; menanggulangi kemiskinan dan pengangguran; menyediakan akses yang sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta sarana dan prasarana ekonomi; serta menghilangkan diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender 1. Tingkat pembangunan semakin merata diseluruh wilayah. 2. Terwujudnya Kemandirian pangan. 3. Terpenuhinya kebutuhan perumahan yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana pendukungnya. Misi 3 :Mewujudkan Kabupaten Musi Rawas yang asri dan lestari. Memperbaiki pengelolaan pelaksanaan pembangunan daerah yang dapat menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan, melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya konservasi; meningkatkan pemanfaatan dan 1. Membaiknya pengelolaan dan pendayagunaan SDA dan pelestarian fungsi lingkungan hidup. 2. Pengelolaan dan pendayagunaan Sumber Daya Alam secara rasional, optimal, efisien, dan bertanggungjawab. 3. Penerapan prinsip-prinsip pembangunanyang berkelanjutan secara konsisten di segala bidang. 4. kebijakan pengelolaan SDA yang didukung oleh peningkatan kelembagaan Sumber Daya Alam IV. 3

250 memperbaiki pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk mendukung kualitas kehidupan; memberikan keindahan dan kenyamanan kehidupan; serta meningkatkan pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. dan lingkungan hidup. 5. Pengelolaan sumber daya air diarahkan untuk menjamin keberlanjutan daya dukungnya dengan menjaga kelestarian fungsi daerah tangkapan air dan keberadaan air tanah. 6. Meningkatnya kesadaran, sikap mental dan perilaku masyarakat akan pengelolaan SDA dan pelestarian lingkungan hidup. 7. Meningkatkan kemampuan pemerintah Kabupaten Musi Rawas dalam menyediakan kebutuhan dasar (basic need) masyarakat. 8. Pengelolaan SDA yang tidak terbarukan diarahkan untuk tidak dikonsumsi secara langsung, melainkan diperlakukan sebagai input untuk proses produksi berikutnya sehingga dapat menghasilkan nilai tambah yang optimal. 9. Meningkatkan nilai tambah atas pemanfaatan SDA tropis yang unik dan khas. 10. Memperhatikan dan mengelola keragaman jenis SDA yang ada di setiap wilayah. 11. Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan memberikan ruang untuk mengembangkan kemampuan dan penerapan sistem deteksi dini, sosialisasi dan diseminasi informasi secara dini terhadap ancaman kerawanan bencana alam kepada masyarakat. 12. Mengendalikan pencemaran dan IV. 4

251 kerusakan lingkungan 13. Meningkatkan kapasitas pengolahan SDA dan lingkungan hidup KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Misi 4 : Mewujudkan GoodGovernance Mengutamakan pelayanan kepada masyarakat dengan meningkatkan profesionalisme aparatur, serta melakukan penyelenggaraan pemerintahan yang akuntabel, transparan, dan partisipatif, sehingga terwujudnya kepemerintahan yang baik, demokratis, menjamin kebebasan berpendapat, memperkuat peran masyarakat sipil, dan mengarahkan setiap program pembangunan untuk kepentingan seluruh rakyat Misi 5 : Mewujudkan masyarakat Musi Rawas yang religius Memperkuat jati diri dan karakter masyarakat Kabupaten Musi Rawas melalui berbagai program pendidikan dan keagamaan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antarumat beragama, melaksanakan interaksi antarbudaya, mengembangkan modal sosial, menerapkan nilai-nilai luhur 1. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik pada semua tingkat dan lini pemerintahan pada semua kegiatan 2. Peningkatan peranan komunikasi dan informasi yang ditekankan pada proses pencerdasan masyarakat dalam kehidupan politik 3. Memfasilitasi dan menjalin kemitraan yang baik dengan berbagai organisasi dan lembaga profesi hukum dan badan peradilan 4. Peningkatan perwujudan masyarakat yang mempunyai kesadaran hukum yang tinggi 5. Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah dalam kerangka good and clean governance yang mendukung akselerasi pembangunan daerah 1. Pembangunan agama diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan 2. Meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat kesenjangan sosial IV. 5

252 budaya bangsa, dan memiliki kebanggaan sebagai bangsa Indonesia dalam rangka memantapkan landasan spiritual, moral, dan etika pembangunan bangsa 3. Meningkatkan kualitas - pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat 4. Menciptakan program menuju Musi Rawas Darussalam 5. Pembangunan dan pemantapan jati diri masyarakat ditunjukan untuk mewujudkan karakter bangsa 6. Budaya inovasi yang berorientasi iptek terus dikembangkan Berdasarkan Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Musi Rawas maka RPJMD pada tahap III Periode ditujukan untuk mencapai kemandirian masyarakat Musi Rawas dalam segala bidang sehingga tingkat ketergantungan terhadap pihak eksternal dapat direduksi, selain itu pencapaian kemandirian juga dimaksudkan untuk meningkatkan kontribusi Musi Rawas terhadap pembangunan nasional. Pada tahapan ini, batas bawah status pembangunan manusia terkategorikan tinggi dapat diwujudkan(rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Musi Rawas , hal.104). Maka sesuai dengan yang tersirat di atas bahwa tujuan pembangunan untuk RPJMD tahap III periode adalah : Mewujudkan masyarakat Kabupaten Musi Rawas yang berkualitas dan memiliki kemandirian tinggi dalam mewujudkan kontribusi pembangunan nasional. Dengan sasarannya adalah sebagai berikut : 1. Rendahnya tingkat ketergantungan masyarakat Musi Rawas terhadap pihak eksternal, 2. Meningkatnya kontribusi Kabupaten Musi Rawas pada pembangunan nasional, dan 3. Tingginya indeks pembangunan manusiamusi Rawas Tema dan Isu Strategis 1. Tema Dengan memperhatikan tujuan pembangunan RPJP Kabupaten Musi Rawas Tahun , RPJMD Tahap III periode , RPJMD Tahap II periode IV. 6

253 dan RKPD Kabupaten Musi Rawas tahun 2015, maka tema pembangunan daerah tahun 2016 adalah "Semangat Kebersamaan Membangun Musi Rawas Darussalam Yang Lebih Maju dan Mandiri", dengan 3 (tiga) kata kunci (key word) utama tema yaitu: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS a. Semangat Kebersamaan Dimaksudkan sebagai upaya konsolidasi paska pemilihan kepala daerah tahun 2015 dan mengadopsi kata-kata gotong royong pada Visi di RPJMN yaitu Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. b. Membangun Musi Rawas Darussalam Menggambarkan keterkaitan antara RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 dengan RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun serta tema pembangunan pada RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun Disini juga memperlihatkan bahwa meskipun sudah harus mengacu kepada RPJMD Tahap III periode , namun karena RPJMD Tahap III belum ditetapkan maka penyusunan RKPD Tahun 2016 ini tetap memperhatikan pada RPJMD sebelumnya dengan tujuan menyelesaikan masalahmasalah pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir periode RPJMD. c. Maju dan Mandiri Sesuai dengan RPJP Kabupaten Musi Rawas Tahun maka RPJM Daerah III periode ditujukan untuk mencapai kemandirian masyarakat Musi Rawas di segala bidang. Pemerintah Kabupaten Musi Rawas menetapkan tema pembangunan tersebut untuk mendukung visi nasional dan tema Provinsi Sumatera Selatan. Keselarasan tema pembangunan Musi Rawas dengan visi pembangunan nasional dan tema Provinsi Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel berikut ini : IV. 7

254 Nasional (Pada Visi RPJMN ) Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong Tabel 4.2 Keselarasan Visi RPJMN dengan Tema Pembangunan Musi Rawas Tahun 2016 Musi Rawas Semangat Kebersamaan Membangun Musi Rawas Darussalam Sumatera Selatan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Keselarasan tema pembangunan antara Visi RPJMN Nasional dan RKPD Musi Rawas adalah memiliki kata kunci gotong royong. Gotong royong merupakan istilah asli Indonesia yang berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai hasil. Asas Gotong Royong adalah asas kekeluargaan dan kebersamaan tanpa adanya pamrih, bersama-sama bekerja atau berjuang tanpa adanya maksud untuk kepentingan sendiri, tetapi untuk kepentingan bersama. Asas gotong royong adalah suatu bentuk perwujudan dari kebudayaan bangsa Indonesia yang disimpulkan didalam Pancasila dan dituangkan pada Visi Pembangunan Nasional pada RPJMN Tahun Tabel 4.3 Keselarasan Tema Pembangunan RKP Nasional Tahun 2016 dan Tema Pembangunan RKPD Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2016 dengan Tema Pembangunan Musi Rawas Tahun 2016 RKP Nasional Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Meletakkan Fondasi Pembangunan yang Berkualitas RKPD Musi Rawas Semangat Kebersamaan Membangun Musi Rawas Darussalam Yang Lebih Maju dan Mandiri RKPD Sumatera Selatan Percepatan Pembangunan Infrastruktur Keselarasan tema pembangunan antara RKP Nasional dan RPKD Provinsi Sumatera Selatan dengan RKPD Musi Rawas adalah memiliki kata kunci IV. 8

255 Pembangunan. Pembangunan dapat diartikan sebagai upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang sekaligus merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan negara untuk mewujudkan Tujuan Nasional. Pelaksanaan pembangunan mencakup aspek kehidupan bangsa, yaitu aspek politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan secara berencana, menyeluruh, terarah, terpadu, bertahap dan berkelanjutan untuk memacu peningkatan kemampuan dalam rangka mewujudkan kehidupan yang sejajar dan sederajat dengan masyarakat lain yang lebih maju. Oleh karena itu, sesungguhnya pembangunan merupakan pencerminan kehendak untuk terus menerus meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. 2. Isu Strategis Mengacu pada evaluasi pembangunan tahun 2014 serta perkiraan pelaksanaan pembangunan tahun 2015, maka permasalahan yang dihadapi pada Tahun 2016 dijabarkan dalam bentuk isu strategis daerah sebagaimana berikut : a. Kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur Meskipun secara umum pembangunan infrastruktur sudah memadai, namun pembangunan infrastruktur masih perlu ditingkatkan pemerataan dan kualitas pembangunannya agar dapat dirasakan hasilnya oleh seluruh lapisan masyarakat hingga ke daerah pelosok. Kebijakan diarahkan pada pengembangan infrastruktur wilayah secara berkeadilan dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Daya dukung pusat-pusat pertumbuhan seperti Agropolitan Centre dan Agropolitan District perlu lebih ditingkatkan sehingga akan terlihat nyata manfaatnya. b. Kualitas layanan dan aksesibilitas Layanan Dasar Dalam bidang kesehatan, kebijakan diarahkan pada upaya peningkatan cakupan pelayanan kesehatan secara proporsional dan berkeadilan. Saat ini aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan belum berjalan secara optimal. Oleh karenanya pemerintah senantiasa berupaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, menjangkau seluruh masyarakat, terutama masyarakat miskin; meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas puskesmas; mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat dan sanitasi yang layak. IV. 9

256 Dalam bidang pendidikan, kebijakan diarahkan pada peningkatan aksesibilitas dan mutu pendidikan dalam rangka pencapaian wajib belajar pendidikan dasar 12 tahun. Saat ini masyarakat masih belum memperoleh aksesibilitas pendidikan secara merata. Pemerintah berupaya mewujudkan pelayanan pendidikan yang murah dan bermutu untuk semua, tanpa diskriminasi; selain itu pemerintah berupaya menjamin pemerataan kesempatan pendidikan bagi semua. c. Penanggulangan Kemiskinan dan masalah sosial lainnya Untuk tahun ini, kebijakan penanggulangan kemiskinan diarahkan pada penguatan sinergi program-program penanggulangan kemiskinan. Selain itu, pemerintah mencoba untuk memberdayakan kelompok masyarakat yang kurang beruntung, termasuk anak-anak terlantar, fakir miskin, lansia, penyandang cacat, dan masyarakat miskin. Kebijakan pengembangan manajemen penanggulangan bencana diharapkan akan lebih efektif dengan terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah untuk penanganan bencana. Sementara itu, dalam hal perlindungan anak dan pemberdayaan perempuan, kebijakan diarahkan untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan dan anak. d. Pengembangan agribisnis dan ketahanan pangan Dalam bidang ini, kebijakan diarahkan pada peningkatan sinergitasagribisnis dan ketahanan pangan lintas sektor. Langkah yang diambilyaitu meningkatkan pemberdayaan petani dan kelembagaan pendukungnya, meningkatkan produktivitas, daya saing, dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, meningkatkan pengembangan agroindustri dan agrobisnis untuk memberdayakan perekonomian rakyat, serta meningkatkan pengamanan ketahanan pangan. e. Peningkatan daya beli masyarakat Pada periode ini, Kabupaten Musi Rawas ingin mencapai kemandirian dengan mengurangi ketergantungan kepada pemerintah pusat, maupun pihak lain. Oleh karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi fokus utama untuk mencapai kemandirian itu. Kebijakan diarahkan dengan cara meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan usaha ekonomi masyarakat f. Pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan Kemajuan suatu daerah ditandai dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Untuk mencapai kemajuan itu, kebijakan diarahkan pada upaya pertumbuhan ekonomi yang tinggi disertai pemerataan hasil pembangunan. g. Penataan ruang dan kualitas lingkungan hidup IV. 10

257 Dalam hal ini, permasalahan yang dihadapi adalah pada pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam rangka mendukung capaian ketahanan pangan, pengendalian bencana dan kawasan lindung. Pada akhirnya diharapkan akan terwujud keserasian pemanfaatan ruang dan pendayagunaan tanah yang memperhatikan kualitas lingkungan hidup. h. Kinerja Aparatur dalam Pelayanan Publik Kinerja aparatur dalam melayani masyarakat selalu menjadi sorotan di masa sekarang ini. Untuk itu kebijakan diarahkan pada upaya mewujudkan kualitas dan kapasitas aparatur yang profesional dan peningkatan pelayanan publik. Upaya yang dilakukan antara lain dengan mempercepat perwujudan birokrasi yang efisien, kreatif, inovatif, bertanggung jawab dan profesional untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) serta meningkatkan kualitas pelayanan publik menuju pelayanan prima i. Kearifan Lokal sebagai Basis Tercapainya Musi Rawas Darussalam Kabupaten Musi Rawas memiliki potensi kultur Darussalam yaitu peningkatan kesejahteraan dilandasi oleh kualitas kehidupan beragama yang mantap dan peningkatan kerukunan inter dan antar umat beragama serta tetap menjunjung akidah islami. Darussalam juga bermakna bahwa pembangunan mutu sumber daya manusia di Kabupaten Musi Rawas tidak hanya dari segi lahiriah tetapi juga batiniah. Kearifan lokal berbasis sumber daya lokal yang dikembangkan dengan optimal akan menjadi modal dalam membangunmusi Rawas Darussalam. Sumberdaya lokal dimaksud antara lain adalah potensi usaha pertanian dan perkebunan, potensi sumberdaya alam serta potensi sistem sosial budaya masyarakat dengan ciri religiusitas yang menonjol Prioritas dan Sasaran Pembangunan 1. Arah Kebijakan Pembangunan Nasional RPJMN Arah kebijakan pembangunan nasional adalah perwujudan agenda NAWA CITA yang terdiri dari: a. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. b. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. c. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. IV. 11

258 d. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya. e. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia. f. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya. g. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik. h. Melakukan revolusi karakter bangsa. i. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 2. Arah Kebijakan Pembangunan Sumatera Selatan Dengan mengacu kepada visi, misi dan 8 (delapan) program prioritas yang tercantum dalam RPJMD Provinsi Sumatera Selatan Tahun , tahap pembangunan Sumatera Selatan tahun 2016 bertemakan 'Percepatan Pembangunan Infrastruktur'. Tahapan ini menitikberatkan pembangunan infrastruktur strategis terutama pembangunan jalan, pelabuhan, jaringan infrastruktur lainnya untuk mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api, pemantapan hilirisasi industri pengolah hasil pertanian dan pertambangan, serta pengembangan pariwisata berstandar internasional. Tahap pembangunan tahun 2016 terutama diarahkan untuk mendukung tercapainya hal-hal berikut: a. Meningkatnya mutu sumber daya manusia. b. Meningkatnya efisiensi dan efektivitas program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. c. Terbangunnya infrastruktur strategis terutama pembanguanan pelabuhan, jalan dan jaringan infrastruktur pendukung pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Api-Api. d. Terbangunnya infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan, serta pariwisata. e. Meningkatnya produksi, produktivitas, nilai tambah dan pendapatan dari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, kelautan dan perikanan, serta pariwisata. f. Meningkatnya produktivitas, nilai tambah dan pendapatan industri pengolah hasil pertanian dan pertambangan. IV. 12

259 g. Berkembangnya usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi (UMKMK) terutama dari meningkatnya akses permodalan, manajemen usaha, teknologi produksi, informasi dan pemasaran. h. Berkembangnya pusat-pusat inovasi dan bisnis inovatif dalam menghasilkan keunggulan daerah. i. Meningkatnya kerjasama riset unggulan. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS 3. Prioritas dan Sasaran Pembangunan Musi Rawas Tahun 2016 Memperhatikan permasalahan yang diperkirakan akan dihadapi pada Tahun 2016 yang telah dijabarkan dalam bentuk 9(sembilan) buah isu strategis daerah sebagaimana diatas, maka permasalahan isu strategis tersebut perlu dijawab dalam prioritas dan sasaran pembangunan tahun Prioritas pembangunan Tahun 2016 diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat didukung infrastruktur yang semakin mantap dengan mempertimbangkan keberlanjutan program pembangunan yang masih relevan dilaksanakan serta prioritas pembangunan nasional. Untuk mendukung arah kebijakan pembangunan tersebut maka pembangunan di Musi Rawas bertumpu pada prioritas pembangunan sektoral dan prioritas pembangunan berdimensi kewilayahan, dimana prioritas pembangunan sektoral membutuhkan sinergitas lintas bidang dan SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, antar tingkatan pemerintahan baik pusat, provinsi, kabupaten/kota maupun desa/kelurahan dan antar pelaku pembangunan baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat, serta perwilayahan pembangunan. Ciri utama dari sinergitas tersebut sebagai berikut: a. Tingginya komitmen kebersamaan lintas SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. b. Perencanaan program/kegiatan terpilih dibuat secara bersama sama seluruh SKPD dalam Forum SKPD dan bersifat akselerasi pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. c. Pelibatan secara aktif lintas SKPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Musi Rawas, Pemerintah Provinsi, Pemerintah pusat serta segenap pelaku pembangunan lain termasuk DPRD dan masyarakat sebagai mitra strategis sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. IV. 13

260 Untuk menjawab isu strategis daerah tersebut, ditetapkan 6(enam) Prioritas pembangunan 2016 berikut dengan arah kebijakan dari masingmasing prioritas sebagaimana berikut dibawah ini: KPD KABUPATEN MUSI RAWAS a. Peningkatan infrastruktur, konektivitas, dan daya dukung pusat-pusat pertumbuhan (Kawasan Agropolitan dan Distrik Agropolitan). Prioritas ini diarahkan kepada pengembangan pusat-pusat pertumbuhan (kawasan agropolitan dan distrik agropolitan) yang perlu mendapatkan penekanan pada pemanfaatan dan pemeliharaan, perlu ditekankan juga kebijakan pada pengembangan kawasan-kawasan pedesaan dengan menciptakan potensi ekonomi lokal wilayah, serta pemerataan pembangunan infrastruktur untuk mengurangi ketimpangan wilayah dan meningkatkan distribusi komoditas antar wilayah. Dukungan terhadap upaya mewujudkan konektivitas nasional dan konektivitas regional memberikan konsekuensi pengembangan infrastruktur khususnya transportasi dan logistik. b. Peningkatan akses dan mutu layanan dasar. Arah kebijakan prioritas ini adalah meningkatkan masyarakat yang cerdas melalui perwujudan pendidikan 12 tahun, peningkatan sarana dan prasarana sekolah, peningkatan kualitas tenaga pendidikan dan kependidikan dan implementasi kartu Indonesia Pintar. Meningkatkan pelayanan kesehatan melalui peningkatan peran puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelaksanaan BPJS bagi seluruh penduduk di Kabupaten Musi Rawas dalam pemeliharaan kesehatan, peningkatan perilaku hidup berrsih dan sehat serta perbaikan gizi masyarakat. c. Peningkatan ketahanan pangan dan daya saing ekonomi Kebijakannya diarahkan membuat skema pada peningkatan daya saing di bidang ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Upaya mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan pendapatan daerah menjadi prioritas, melalui pengembangan sektor ekonomi strategis yang didukung oleh pengembangan infrastruktur wilayah sebagai bagian dari aktivitas distribusi komoditas. d. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta penanganan bencana Prioritas ini diarahkan kepada pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. Pengelolaan lingkungan hidup menjadi bagian yang IV. 14

261 tidak terpisahkan dari skema penataan ruang. Prioritas lingkungan hidup adalah meningkatkan kualitas lingkungan yang diindikasikan dengan meningkatnya usaha perbaikan kualitas air (sungai, sumur, dan sumber air lainnya), kualitas udara yang terintegrasi dengan penanganan transportasi, serta kualitas tanah. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu didukung pula oleh pemanfaatan ruang yang selaras dengan rencana tata ruang yang telah disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Musi Rawas. e. Peningkatan kapasitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan. Prioritas kinerja aparatur dan birokrasi diarahkan pada peningkatan tata kelola dan kelembagaan, serta peningkatan kinerja aparatur dalam mendukung pembangunan. f. Pengembangan sumber daya manusia melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal Prioritas Pengembangan sumber daya manusia diarahkan untuk mengembangkan masyarakat Musi Rawas yang bersinergi dengan kultur darussalam dan nilai-nilai kearifan lokal. Meningkatkan perluasan dan pemerataan pembinaan masyarakat dan percepatan perwujudan Desa Kelurahan Kecamatan DARUSSALAM, pengembangan kultur darussalam serta penguatan lembaga adat. Memahami rencana prioritas dan arah kebijakan pembangunan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016, maka dalam tabel dibawah ini akan diuraikan sasaran setiap prioritas tersebut. Tabel 4.3 Prioritas dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016 No PRIORITAS SASARAN 1. Peningkatan infrastruktur, konektivitas, dan daya dukung pertumbuhan pusat-pusat (Kawasan Agropolitan dan distrik Agropolitan). a. Tersedia dan terpeliharanya infrastruktur jalan dan jembatan sebagai sarana sistem transportasi dan akses masyarakat. b. Tersedianya infrastruktur sumber daya air dan irigasi sebagai penyedia air baku serta pengendali banjir dan IV. 15

262 kekeringan. c. Tersedianya dan termanfaatnya Infrastruktur StrategisPendukung Pengembangan Wilayah dan Kegiatan Ekonomi (Kawasan agropolitan dan distrik agropolitan serta KTM). d. Meningkatkan cakupan pelayanan infrastruktur pemukiman dan perumahan. 2. Peningkatan akses dan a. Meningkatnya dukungan infrastruktur mutu layanan dasar di tempat-tempat layanan dasar (pendidikan dan kesehatan). b. Meningkatnya perluasan dan pemerataan pelayanan dasar. c. Meningkatnya penyediaan layanan kesehatan dan pendidikan yang terjangkau dan bermutu. d. Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat yang tercermin pada : a) Peningkatan angka rata-rata lama sekolah; b) Peningkatan Angka partisipasi kasar; dan c) Peningkatan Angka Partisipasi Murni. e. Meningkatnya Indeks Kesehatan Masyarakat. 3. Peningkatan ketahanan a. Meningkatnya perbaikan iklim usaha pangan dan daya saing yang kondusif untuk mempertahankan ekonomi dan menumbuhkan investasi. b. Meningkatkan daya saing Koperasi, UMKM dan IKM dengan perluasan akses pasar dan permodalan. c. Meningkatnya perluasan lapangan kerja, kesempatan berusaha dan peningkatan keterampilan tenaga kerja d. Meningkatnya produksi dan IV. 16

263 produktivitas komoditas unggulan yangbernilai tambah dan berdaya saing. e. Terkendalinya stok pangan dan keanekaragaman bahan pangan pada sentra produksi. f. Terkendalinya tingkat kerawanan pangan dan kecukupan gizi masyarakat. g. Meningkatnya prasarana dan sarana perekonomian. h. Meningkatnya pemanfaatan sumberdaya energi. i. Meningkatnya produktivitas dan nilai tambah dari sektorpertambangan. 4. Pengelolaan sumber daya a. Menguatkan pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian alam dan lingkungan hidup, fungsi lingkungan hidup pencegahan kerusakan wilayah hutan serta penanganan bencana serta rehabilitasi hutan dan lahan kritis dalam rangka menjaga keberlanjutan fungsi sumber daya. b. Terlaksananya pemanfaatan kekayaan keanekaragaman hayati dalam rangka mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat. c. Melaksanakan manajemen pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan melalui penguatan kelembagaan masyarakat dan pemantapan penegakan hukum lingkungan. d. Optimalisasi upaya penanggulangan bencana dalam rangka pengurangan risiko dan pemulihan dampak bencana, dengan perencanaan penanggulangan IV. 17

264 bencana, peningkatan kesiapsiagaan dan tanggap darurat. 5. Peningkatan kapasitas a. Meningkatnya kinerja aparatur dalam birokrasi dan tata kelola mewujudkan good governance. pemerintahan b. Meningkatkan kualitas perencanaan, pengendalian dan akuntabilitas dalam pembangunan. c. Meningkatnya kompetensi danprofesionalisme aparaturdalam penyelenggaraan pemerintahan; 6. Pengembangan sumber a. Berkembangnya kultur darussalam. daya manusia melalui b. Terkelolanya eksplorasi dan penguatan nilai-nilai pengembangan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal kearifan lokal. c. Meningkatnya kualitas dan kapasitas kepemudaan dengan pengembangan kelembagaan dan kewirausahaan pemuda serta optimalisasi penyelenggaraan pusat pendidikan dan latihan pelajar dalam rangka peningkatan pembinaan keolahragaan. d. Mewujudkan peran serta masyarakat untuk mewujudkan ketertiban dan keamanan. Selanjutnya, prioritas-prioritas tersebut diwujudkan dengan menjalankan program-program sebagai instrumen kebijakan yang terdiri dari satu atau lebih kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Program-program prioritas tahun 2016 adalah: a. Program program yang mendukung prioritas peningkatan infrastruktur, konektivitas, dan daya dukung pusat-pusat pertumbuhan (kawasan Agropolitan dan distrik agropolitan) adalah sebagai berikut : Program Pengembangan Kawasan Agropolitan Program Pembangunan KTM Program Pembangunan Jalan dan Jembatan IV. 18

265 Program Rehabilitasi Jalan dan Jembatan Program Pemeliharaan Rutin Sarana Infrastruktur Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh Program Perencanaan Tata Ruang Program Pengendalian dan Pemanfaatan Tata Ruang Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan dan Penataan Lingkungan Pemukiman Pedesaan. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Air Bersih Program Pengembangan Perumahaan. Program Pembagunan Sarana dan Prasarana Perhubungan Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas Sungai dan Kereta Api. Program Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi b. Program program yang mendukung prioritas peningkatan akses dan mutu layanan dasar adalah sebagai berikut : Program Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Program Pendidikan Menengah Program Pendidikan Non Formal. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Pembinaan Anak Terlantar. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma. Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial. Program Peningkatan Kualitas dan Produltivitas Tenaga Kerja. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana Puskemas, Puskesmas Pembantu dan Jaringannya. Program Peningkatan Pelayanan Anak Balita. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit. Program Pengembangan Pembinaan dan Pengembangan Ketenaga Listrikan. IV. 19

266 Program Pembangunan Jaringan Listrik Program pembangunan pembangkit listrik c. Program program yang mendukung prioritas peningkatan ketahanan pangan dan daya saing ekonomi adalah sebagai berikut : Program Peningkatan Produktivitas Pertanian dan Perkebunan Program Peningkatan Ketahanan Pangan Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertaniaan. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Program Optimalisasi Pengolahan Hasil Perikanan, Peternakan Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Program Pengembangan Sentra-Sentra Industri Potensial Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Program Penciptan Iklim UKM Yang Kondusif, Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif UMK d. Program Program yang mendukung prioritas pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian fungsi lingkungan hidup serta penanganan bencana adalah sebagai berikut : Program Perlindungan dan Konservasi SDA Program Rehabilitasi Dan Pemulihan Cadangan SDA Program Peningkatan Kualitas dan Akses Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup. Program Pengendalian Kebakaran Hutan Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Program Pengembangan Energi Alternatif Progran Pengembangan Pengelolaan Persampahan Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Program Pengawasan dan Penertiban Kegiatan Rakyat yang Berpotensi Merusak Lingkungan Program Penanggulangan Bencana Alam Program Perencanaan Wilayah dan SDA Program Pengembangan Kinerja Air Minum dan Air Limbah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan IV. 20

267 e. Program Program yang mendukung Prioritas Peningkatan kapasitas birokrasi dan tata kelola pemerintahan adalah sebagai berikut : Program Peningkatan Disiplin Aparatur Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan Program Pemeliharaan Kantratibmas dan Pencegahan Tidak Kriminal. Program Kerjasama Pembangunan Program Perencanaan Pembangunan Program Pengembangan Wilayah Perbatasan. Program Pembangunan Sistem Pendaftaran Tanah. Progran Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. Program Peningkatan Pelayananan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah. Program Peningkatan Pengembangan Capaian Kinerja dan Keuangan Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Peningkatan Administrasi Pembangunan Program Pengembangan Komunikasi dan Media Massa Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Perwakilan Rakyat Daerah. Program Peningkatan Pengembagan Pengelolaan Keuangan Daerah. Program Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Kebijakan Kepala Daerah. Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah. f. Program Program yang mendukung Prioritas Pengembangan sumber daya manusia melalui penguatan nilai-nilai kearifan lokal adalah sebagai berikut : Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan Program Menuju Musi Rawas Darussalam Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak Dan Perempuan. Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender Dan Anak. IV. 21

268 Program Peningkatan Kualitas Hidup Dan Perlindungan Perempuan. Program Pengembangan Nilai Budaya. Program Pengelolaan Keragaman Budaya. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olah Raga 4. Dimensi Pembangunan Dimensi pembangunan Musi Rawas yang ingin dicapai di tahun 2016 adalah : a. Dimensi Pembangunan Manusia, melalui : 1. Pembangunan Pendidikan, arah kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1.1. Melaksanakan Wajib Belajar 12 Tahun dengan melanjutkan upaya untuk memenuhi hak seluruh penduduk mendapatkan layanan pendidikan dasar, dan memperluas dan meningkatkan pemerataan pendidikan menengah berkualitas, antara lain melalui dukungan bagi anak dari keluarga kurang mampu; 1.2. Meningkatkan kualitas pembelajaran, melalui penguatan jaminan kualitas (quality assurance) pelayanan pendidikan; penguatan kurikulum dan pelaksanaannya; dan penguatan sistem penilaian pendidikan yang komprehensif dan kredibel; 1.3. Meningkatkan akses terhadap layanan pendidikan dan pelatihan keterampilan melalui peningkatan kualitas lembaga pendidikan formal, terutama pendidikan menengah dan pendidikan tinggi; 1.4. Meningkatkan pengelolaan dan penempatan guru, serta jaminan hidup dan fasilitas pengembangan pengetahuan dan karir bagi guru ; 2. Pembangunan Kesehatan, dan Gizi Masyarakat, dengan arah kebijakan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut : 2.1. Akselerasi pemenuhan akses pelayanan kesehatan ibu, anak, remaja, dan lanjut usia yang berkualitas melalui peningkatan akses dan mutu continuum of care pelayanan ibu dan anak yang meliputi kunjungan ibu hamil, dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas kesehatan serta IV. 22

269 penurunan kasus kematian ibu di rumah sakit; peningkatan cakupan imunisasi tepat waktu pada bayi dan balita; dan peningkatan peran upaya kesehatan berbasis masyarakat; 2.2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat melalui peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan gizi dengan fokus utama pada hari pertama kehidupan, remaja calon pengantin, dan ibu hamil termasuk pemberian makanan tambahan; peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang kesehatan, gizi, sanitasi, hygiene, dan pengasuhan; peningkatan peran masyarakat dalam perbaikan gizi; dan penguatan peran lintas sektor dalam rangka intervensi sensitif yang didukung oleh peningkatan kapasitas pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan rencana aksi pangan dan gizi; 2.3. Meningkatkan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan melalui peningkatan surveilans epidemiologi faktor resiko dan penyakit; peningkatan upaya preventif dan promotif termasuk pencegahan kasus baru penyakit dalam pengendalian penyakit menular terutama TB, HIV/AIDS dan malaria serta penyakit tidak menular; pelayanan kesehatan jiwa; peningkatan pengendalian dan promosi penurunan faktor risiko penyakit tidak menular; serta peningkatan kesehatan lingkungan dan akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan perilaku hygiene; 2.4. Memantapkan pelaksanaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Bidang Kesehatan melalui peningkatan cakupan kepesertaan Kartu Indonesia Sehat; peningkatan jumlah fasilitas pelayanan kesehatan yang menjadi penyedia layanan; peningkatan pengelolaan jaminan kesehatan dalam bentuk penyempurnaan dan koordinasi paket manfaat, insentif penyedia layanan, pengendalian mutu dan biaya pelayanan, peningkatan akuntabilitas sistem pembiayaan, pengembangan health technology assesment, serta penyempurnaan sistem pembayaran; 2.5. Menguatkan advokasi dan KIE tentang program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK) di IV. 23

270 setiap wilayah dan kelompok masyarakat, melalui peningkatan komitmen pemangku 2.6. kepentingan dan mitra kerja lintas sektor dan pimpinan daerah tentang pentingnya program kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga (KKBPK); dan peningkatan sosialisasi, promosi, penyuluhan, penggerakan, dan konseling tentang program KKBPK baik melalui ketenagaan maupun bauran media dengan memperhatikan sasaran target untuk mengurangi kesenjangan informasi program KKBPK; 2.7. Menguatkan akses pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang merata dan berkualitas, baik dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) Kesehatan maupun Non-SJSN Kesehatan, melalui peningkatan pembinaan peserta KB, peningkatan partisipasi pria dalam ber-kb; peningkatan penanganan KB pasca persalinan dan pasca keguguran, serta penanganan komplikasi dan efek samping dalam pemakaian kontrasepsi, pengembangan kualitas alat dan obat kontrasepsi produksi dalam negeri; dan penguatan tenaga KB (petugas KB, bidan, dan kader KB) dalam memberikan pelayanan KB; 2.8. Meningkatkan peran dan fungsi keluarga dalam pembangunan keluarga, melalui penyuluhan tentang pemahaman keluarga/orangtua, pembinaan kelompok kegiatan ketahanan dan pemberdayaan keluarga; dan peningkatan pembinaan kesertaan dan kemandirian ber-kb; 2.9. Meningkatkan pembinaan kesehatan reproduksi remaja dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga, melalui peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja dalam pendidikan; pengembangan dan peningkatan fungsi dan peran kegiatan kelompok keluarga remaja sebagai wahana untuk meningkatkan kepedulian keluarga dan pengasuhan kepada anak-anak remaja mereka; serta meningkatkan keberlangsungan kesertaan ber-kb bagi keluarga dan memberi pemahaman kepada masyarakat sekitar untuk kesertaannya dalam ber-kb; Menguatkan kelembagaan kependudukan dan keluarga berencana yang efektif, dan menyusun landasan hukum melalui penyerasian kebijakan pembangunan bidang kependudukan dan IV. 24

271 KB, serta menguatkan data dan informasi kependudukan dan keluarga berencana. 3. Pembangunan Perumahan Rakyat, dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 3.1. Peningkatan peran fasilitasi Pemerintah Daerah dalam meningkatkan kualitas rumah serta menyediakan hunian baru (sewa/milik) dengan dukungan pembiayaan berdasarkan sistem karir perumahan (housing career system); 3.2. Peningkatan tata kelola dan keterpaduan pemangku kepentingan pembangunan perumahan; 3.3. Peningkatan efektifitas dan efisiensi manajemen lahan dan hunian di perkotaan; 3.4. Pengembangan sistem karir perumahan yang disertai dengan industrialisasi perumahan; 3.5. Pemanfaatan teknologi dan bahan bangunan yang aman dan murah; 3.6. Penyediaan layanan air minum dan sanitasi layak yang terintegrasi dengan perumahan; 3.7. Peningkatan keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya terhadap lingkungan; serta 3.8. Pengembangan inovasi pembiayaan perumahan dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat berpenghasilan rendah melalui: (a) pendelegasian lembaga mikro pembiayaan perumahan dalam penanganan kumuh dan (b) memperluas penyaluran KPR swadaya. 4. Pembangunan Revolusi Karakter, arah kebijakan dan strategi yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 4.1. Mengembangkan pendidikan kewargaan di sekolah untuk menumbuhkan jiwa kebangsaan, memperkuat nilai-nilai toleransi, menumbuhkan penghargaan pada keragaman sosialbudaya, memperkuat pemahaman mengenai hak-hak sipil dan kewargaan, serta tanggung jawab sebagai warga negara yang baik (good citizen), antara lain melalui: a). penguatan pendidikan kewargaan yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang relevan; b). menumbuhkan budaya sekolah yang kondusif bagi IV. 25

272 penciptaan lingkungan belajar yang baik bagi siswa; c). pelibatan peran keluarga dan masyarakat dalam pendidikan karakter Meningkatkan kualitas pendidikan agama di sekolah untuk memperkuat pemahaman dan pengamalan untuk membina akhlak mulia dan budi pekerti luhur a). peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam pendidikan agama; b). review dan penyempurnaan kurikulum mata pelajaran agama; c). pembinaan siswa melalui kegiatan kerokhanian dalam rangka pendalaman dan pengamalan ajaran agama di sekolah; d). peningkatan kompetensi guru-guru pendidikan agama melalui pelatihan metodologi pembelajaran dan materi ajar; e). penyediaan media pembelajaran, termasuk untuk anak-anak berkebutuhan khusus. 5. Pembangunan Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 5.1. Meningkatkan promosi, diplomasi dan pertukaran budaya; 5.2. Meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan; dan 5.3. Menumbuhkan budaya dan prestasi olahraga. 6. Pembangunan revolusi mental, dilakukan dengan arah kebijakan yaitu Peningkatan kualitas penyelenggaraan birokrasi pemerintahan yang ditandai oleh tumbuhnya budaya pelayanan (service culture), yang berorientasi pada pelayanan prima dan transparan, yang berdampak pada peningkatan efisiensi dan kepuasan masyarakat. b. Dimensi pembangunan sektor-sektor unggulan 1. Pembangunan Kedaulatan Pangan melalui Ketahanan Pangan, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 1.1. Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai; 1.2. Pengembangan promosi untuk mendukung Gerakan Makan Ikan melalui penyediaan ikan konsumsi yang aman dan higenis serta pengembangan sentra kuliner hasil perikanan; 1.3. Menjaga dan memantau kelancaran distribusi produk pangan pokok; 1.4. Pemantauan dan pengendalian harga pangan; IV. 26

273 1.5. Diversifikasi penyediaan dan konsumsi pangan non beras bermutu, sehat dan halal; 1.6. Peningkatan konsumsi protein hewan (daging dan telur); 1.7. Peningkatan konsumsi sayur dan buah; 1.8. Peningkatan pemanfaatan lahan pekarangan melalui pengembangan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP); serta 1.9. Penanganan Gangguan Ketahanan Pangan. 2. Pembangunan Ketahanan Air, dengan arah kebijakan sebagai berikut : 2.1. Pengelolaan kawasan hulu DAS secara berkelanjutan dengan melibatkan peran serta masyarakat untuk menjaga kualitas dan kapasitas sumber daya air; 2.2. Pembangunan prasarana air baku di daerah padat penduduk; 2.3. Pemenuhan air baku untuk SPAM dan mengendalikan penggunaan air tanah; 2.4. Mengembangkan dan menerapkan teknologi pengolahan air yang murah dan ramah lingkungan serta menerapkan prinsip-prinsip efisiensi pemanfaatan air; 2.5. Mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam menjaga kualitas air; dan 2.6. Penataan daerah resapan air dan bantaran sungai. 3. Pembangunan Kedaulatan Energi dan Ketenagalistrikan, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan energi dan ketenagalistrikan Pembangunan Industri, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 3.1. Pengembangan Perwilayahan Industri; 3.2. Pembinaan industri kecil dan menengah; 3.3. Peningkatan Daya saing dan Produktivitas; dan 3.4. Meningkatkan kualitas dan juga kuantitas sumber daya manusia industri melalui: (i) melaksanakan pelatihan, sertifikasi dan penempatan tenaga kerja; (ii) terciptanya SDM industri terampil yang kompeten dan siap kerja dengan penyelenggaraan pendidikan kejuruan. IV. 27

274 4. Pembangunan Pariwisata, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 4.1. Pembangunan Destinasi Pariwisata; 4.2. Pemasaran Pariwisata Nasional; 4.3. Pembangunan Industri Pariwisata; dan 4.2. Pembangunan Kelembagaan Pariwisata. KPD KABUPATEN MUSI RAWAS c. Dimensi Pembangunan Pemerataan Dan Kewilayahan 1. Kebijakan ketimpangan antar kelompok masyarakat, dilakukan dengan arah kebijakan untuk mengurangi kesenjangan sebagai berikut : 1.1. Penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif untuk mengurangi beban pengeluaran rumah tangga penduduk miskin dan rentan melalui bantuan sosial seperti: bantuan makanan, akses kepada kesehatan, akses kepada pendidikan; 1.2. Pengembangan penghidupan berkelanjutan melalui pengembangan sektor unggulan dan potensi ekonomi lokal, perluasan akses permodalan dan layanan keuangan mikro, peningkatan kapasitas dan keterampilan praktis masyarakat; 1.3. Perluasan dan peningkatan pelayanan dasar, melalui pembangunan infrastruktur dasar wilayah perdesaan dan pemenuhan standar pelayanan mínimum; 1.4. Perluasan akses bagi penduduk kurang mampu terhadap pengembangan usaha bersama; 1.5. Peningkatan komplementaritas bantuan tunai bersyarat dan program perlindungan sosial lainnya untuk mendukung produktivitas dan kesejahteraan keluarga miskin; 1.6. Pelaksanaan rencana aksi nasional hak asasi manusia bagi penyandang disabilitas dan lanjut usia; 1.7. Perluasan cakupan dan paket manfaat Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi penduduk rentan dan pekerja informal; 1.8. Penguatan peran kelembagaan sosial melalui akreditasi lembaga sosial dan implementasi Standar Pelayanan Minimum (SPM) Bidang Sosial; dan 1.9. Perkuatan pada penyaluran Program Raskin. IV. 28

275 2. Pembangunan Pengembangan Wilayah, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 2.1. Meningkatkan pembangunan ekonomi dengan tetap mengacu Rencana Tata 2.2. Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS); 2.3. Mengembangkan infrastruktur wilayah yang terintegrasi dan terhubung dengan baik dan terpadu untuk mendukung konektivitas wilayah; 2.4. Menciptakan dan meningkatkan iklim usaha dan iklim investasi yang kondusif bagi para investor; dan 2.5. Meningkatkan kerjasama pemerintah pusat dan daerah dengan dunia usaha, termasuk BUMN untuk memperlancar distribusi logistik barang, jasa, dan informasi. 3. Kebijakan pengelolaan desentralisasi dan otonomi daerah, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 3.1. Peningkatan kualitas pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah melalui : (1)Peningkatan penetapan APBD tepat waktu; (2) Penyerapan DAK dalam APBD sesuai dengan Petunjuk Teknis; (3) Peningkatan kapasitas keuangan daerah melalui peningkatan penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah; (4) Penetapan Perda Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang disahkan secara tepat waktu; (5) Penguatan kapasitas kelembagaan pemerintahan Daerah; 6) Pelaksanaan Peningkatan Sinergi DPRD dan Pemerintah Daerah; (7) Harmonisasi Regulasi Pusat-Daerah; (8) Penataan daerah; (9) Penguatan kapasitas aparatur Daerah melalui Pendidikan dan Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan Pemerintahan Daerah; 3.2. Pengembangan Kapasitas Keuangan Pemerintahan Daerah, melalui (1) Meningkatnya kemampuan fiskal daerah; (2) Meningkatnya kualitas perencanaan dan penganggaran keuangan daerah; serta (3) Meningkatnya kualitas belanja dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah; 3.3. Peningkatan Kapasitas Aparatur Pemerintah Daerah, melalui : (1) peningkatan kualitas pendidikan aparatur pemerintah daerah; (2) IV. 29

276 Terselenggaranya sistem pendidikan dan pelatihan manajemen pembangunan, kependudukan, keuangan daerah dan kepemimpinan pemerintah daerah; serta (3) Terlaksananya standarisasi, sertifikasi, dan kerjasama diklat pemerintahan dalam negeri; dan 3.4. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintahan Daerah, melalui: terlaksananya penataan kewenangan di tingkat pemerintahan pusat maupun daerah; terlaksananya penataan daerah; terjalinnya kerjasama daerah yang baik; penyusunan harmonisasi peraturan perundangan; terciptanya sinergi di bidang perencanaan maupun penganggaran di pusat maupun daerah; penataan akuntabilitas dan tata kelola pemerintahan; terlaksananya peningkatan kualitas pelayanan publik; terlaksananya efektivitas pelaksanaan otonomi khusus dan penguatan kapasitas kepala daerah dan DPRD. 4. Pembangunan Bidang tata ruang dan Pertanahan, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut : 4.1. Peningkatan kualitas produk dan penyelesaian serta peninjauan kembali RTR, 4.2. Penyusunan peraturan zonasi yang lengkap untuk menjamin implementasi RTR;dan 4.3. Percepatan penyediaan data pendukung pelaksanaan penataan ruang yang mutakhir termasuk penyediaan peta dasar skala 1:5.000 untuk RDTR. 5. Kebijakan Tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi, dilakukan dengan arah kebijakan sebagai berikut: 5.1. Penguatan kapasitas pengelolaan reformasi birokrasi daerah, melalui penguatan kelembagaan dan tata kelola pengelolaan reformasi birokrasi ; penataan regulasi dan kebijakan di bidang aparatur negara termasuk penguatan payung hukum reformasi birokrasi; perluasan dan fasilitasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada instansi pemerintah daerah; dan penyempurnaan sistem evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi daerah. IV. 30

277 5.2. Penerapan manajemen Aparatur Sipil Negara (ASN) yang berbasis sistem merit secara konsisten berlandaskan asas-asas antara lain profesionalitas, netralitas, akuntabilitas, dan keterbukaan melalui strategi antara lain: penyelesaian peraturan pelaksanaan UU ASN dan implementasinya; peningkatan kapasitas dan kompetensi ASN; pemantapan sistem manajemen ASN berbasis prestasi kerja dan penerapan sistem manajemen kinerja pegawai; penyempurnaan sistem penghargaan dan kesejahteraan ASN Penataan/restrukturisasi kelembagaan birokrasi pemerintah agar efektif, efisien, dan sinergis, yang ditempuh melalui strategi: penataan kelembagaan pemerintah pusat dan daerah; pemantapan kelembagaan untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan (NAWACITA); penyempurnaan sistem ketatalaksanaan; dan pemantapan sinergitas hubungan kelembagaan inter/antar tingkatan kelembagaan pusat dan daerah Peningkatan kualitas implementas sistem manajemen dan pelaporan kinerja instansi pemerintah secara terintegrasi, kredibel, dan dapat diakses publik yang akan ditempuh melalui pemantapan implementasi SAKIP; penguatan sistem pengawasan intern pemerintah; penguatan pengawasan terhadap kinerja pembangunan nasional Penerapan e-government untuk mendukung bisnis proses pemerintahan dan pembangunan yang sederhana, efisien dan transparan, dan terintegrasi yang dilaksanakan melalui strategi, antara lain: penguatan kebijakan e-government; penguatan sistem dan infrastruktur e-government yang terintegrasi; penyempurnaan/penguatan sistem pengadaan secara elektronik serta pengembangan sistem katalog elektronik; dan penguatan sistem kearsipan berbasis TIK Penerapan open government melalui strategi pelaksanaannya antara lain: penguatan kelembagaan pengelolaan informasi dan dokumentasi (PPID) pada setiap badan publik negara; peningkatan kesadaran masyarakat tentang keterbukaan informasi publik; penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan IV. 31

278 mengawasi pelaksanaan kebijakan publik; pengelolaan Sistem dan Jaringan Informasi Kearsipan Nasional Peningkatan kualitas pelayanan publik, melalui strategi, antara lain: memastikan implementasi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik secara konsisten; mendorong inovasi pelayanan publik; peningkatan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik; dan penguatan kapasitas dan efektivitas pengelolaan pengawasan pelayanan publik Dalam rangka peningkatan kualitas manusia, termasuk pembangunan mental termasuk didalamnya pengentasan kemiskinan dan pengurangan pengangguran, yang antara lain ditempuh dengan terobosan melalui penyelenggaraan perlindungan sosial yang komprehensif, pengembangan sistem layanan dan rujukan terpadu bagi penduduk miskin dan rentan dengan data dasar seluruh kegiatan ekonomi yang tercakup dalam sensus ekonomi tahun 2016 dengan kualitas data dan informasi yang lebih baik. IV. 32

279 BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Isu utama pembangunan wilayah saat ini adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut penyusunan perencanaan pembangunan yang berbasis pengembangan wilayah, harus melihat keterpaduan sektoral, spasial, dan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah. Sebagai upaya mewujudkan pembangunan berimbang, maka pembangunan wilayah perlu senantiasa diarahkan pada pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan. Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dengan tetap mengoptimalkan pengembangan potensi daerah. Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Oleh karena itu pembanguan harus dapat menghilangkan / memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antar kelompok pendapatan, maupun kesenjangan antar wilayah, dengan prioritas wilayah desa untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang sebagian besar tinggal di desa dan wilayah pinggiran. Dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan, Pemerintah secara berkelanjutan perlu berupaya untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi kebijakan antar Instansi dan antara Lembaga sehingga pelaksanaan pembangunan wilayah dalam pembangunan nasional dapat mencapai tujuan utama yaitu keseimbangan antarwilayah dan pemerataan kualitas kehidupan masyarakat. Didalam penyusunan arah kebijakan pembangunan kewilayahan dilakukan dengan tahapan: (1) melakukan identifikasi kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Musi Rawas, (2) mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi spasial sektor-sektor unggulan, (3) mengidentifikasi konektivitas wilayah, dan (4) formulasi arah kebijakan dan strategi. V.1

280 5. 1 Karakteristik Wilayah Di Kabupaten Musi Rawas Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 6, Km 2 atau 6,39% terhadap luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dari tabel 6.1 terlihat bahwa Kabupaten Musi Rawas menempati urutan kelima wilayah terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu masih sangat dimungkinkan bagi Kabupaten Musi Rawas terus memekarkan wilayah. Tabel 5.1 Luas Kabupaten dan Jumlah Kecamatan di Provinsi Sumsel 2013 No Kabupaten Kecamatan Luas (Km2) 1 Ogan Komering Ilir 18 18, Banyuasin 19 11, Musi Banyuasin 14 14, Muara Enim 20 7, Musi Rawas 14 6, Musi Rawas Utara 7 6, OKU Selatan 19 5, Lahat 22 5, Ogan Komering Ulu 12 4, OKU Timur 20 3, Ogan Ilir 16 2, Empat Lawang 10 2, Pali 5 1, Pagar Alam Prabumulih Palembang Lubuk Linggau TOTAL , Sumber : Badan Pusat Statistik Musi Rawas Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2 keadaan topografi Kabupaten bervariasi mulai dari hutan potensial, sawah, ladang, kebun,karet, cadas dan Kebun Lainnya. Disebelah Barat terdapat dataran rendah yangsempit dan berbatasan dengan Bukit Barisan, dataran ini semakin timur semakin luas. Secara detail topografi wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 5.2. V.2

281 Tabel 5.2 Kecamatan dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten No Kecamatan Ketinggian dari Permukaan Laut (m) Jarak ke Ibukota Kabupaten (Km) 1 STL Ulu Terawas Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Muara Beliti TP. Kepungut Jayaloka Suka Karya Muara Kelingi BTS Ulu Tuah Negeri Muara Lakitan Megang Sakti Sumber : Badan Pusat Statistik Perwilayahan dipandang sebagai pembagian suatu wilayah yang luas ke dalam wilayah yang lebih kecil, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembentukan wilayah itu sendiri, umumnya berdasarkan wilayah administrasi. Hal serupa dapat pula ditujukan untuk wilayah dengan beberapa kesamaan seperti kondisi fisik, ruang lingkup pengaruh ekonomi dengan pusat pertumbuhan, bahkan kesamaan budaya dan adat istiadat yang berasal dari leluhur yang sama. Demikian pula halnya dengan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, dilihat dari topografi maka pengembangan wilayah akan dikelompokkan menjadi wilayah pegunungan, pegunungan ke lembah, lembah ke dataran, dataran ke lahan basah dan rawa gambut. Dalam rencana tata ruang Kabupaten Musi Rawas terdapat dua puluh satu Kawasan Strategis yang menjadi fokus pengembangan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. V.3

282 5.2. Potensi Wilayah Beragam potensi alam yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas menjadikan kabupaten ini termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga (buffer) Provinsi Sumatera Selatan. Grafik 5.1. Luas Panen (Ha) dan Produksi (Ton) Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Musi Rawas Tahun Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 PadiSawah LuasPanen(Ha) Padi Ladang Berdasarkan Grafik 5.1. dapat dilihat potensi sektor pertanian subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas padi sawah dan padi ladang selama tiga tahun terakhir. Perbaikan saluran irigasi yang dilakukan pada tahun 2012 cukup mempengaruhi total luas panen dan produksi tanaman padi sawah di Kabupaten Musi Rawas. Setelah proses perbaikan saluran irigasi selesai, pada tahun 2013 produksi padi sawah meningkat menjadi ton dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar ton Padi Sawah Produksi(Ton) Padi Ladang V.4

283 Semangka Kangkung LabuSiam CabeRawit CabeBesar KacangPanjang Grafik 5.2. Produksi (Ton) Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Musi Rawas Tahun Bayam Ketimun Buncis Terong Tomat 8,6 1,7 0,4 2,4 0, ,2 368,0 234,6 214,8 215,8 256,1 163,7 273,7 296,8 322,9 Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 Pada Grafik 5.2 diatas sebagian besar produksi tanaman sayuran dan buah - buahan semusim di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan produksi terjadi pada komoditas ketimun.peningkatan total luas tanam dan total luas panen pada kelompok tanaman hortikultura di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 yang menyebabkan produksi meningkat. 342,5 V.5 515,0 542,1 569,1 564,9 523,2 519,5 600,9 520,2 551,8 576,2 679,7 849,2 745,4 999, ,4 1191,2

284 Grafik 5.3 Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Jenis Komoditas di Kabupaten Musi Rawas Tahun KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Pinang Kemiri KayuManis KelapaSawit Kelapa Kopi Karet 150,3 156,8 166,1 41,25 76,25 92,56 113,5 113,5 81,5 6449,1 2503, , , , , , , , Sumber : Musi Rawas Dalam Angka , , ,05 Berdasarkan Grafik 5.3 dapat dilihat luas areal tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2013 di Kabupaten Musi Rawas. Peningkatan luas areal tanaman terjadi pada komoditas karet, kemiri dan pinang. Sedangkan untuk tanaman kelapa sawit mengalami sedikit penurunan luas areal tanaman dari ,8 Ha pada tahun 2012 menjadi ,85 Ha pada tahun V.6

285 Grafik 5.4. Produksi Daging tahun 2013 Menurut Jenis Ternak Di Kabupaten Musi Rawas KPD KABUPATEN MUSI RAWAS Sumber : Musi Rawas Dalam Angka 2014 Grafik 5.4. menunjukkan produksi daging menurut jenis ternak di Kabupaten Musi Rawas pada tahun Pada tahun 2013 dapat dilihat peningkatan produksi ternak hampir terjadi pada sebagian besar jenis ternak. Sedangkan kerbau, domba dan babi mengalami dibandingkan tahun sebelumnya Grafik 5.5. Produksi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap di Kabupaten Musi Rawas Tahun Budidaya Tangkap sedikit penurunan produksi Produksi perikanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun dapat dilihat pada Grafik 5.5. Pada tahun 2013 produksi ikan budidaya mengalami V.7

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah pada pasal 260 menyebutkan bahwa Daerah sesuai dengan kewenangannya menyusun rencana pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU

BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU BUPATI ROKAN HULU PROVINSI RIAU PERATURAN BUPATI ROKAN HULU NOMOR 23 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ROKAN HULU,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015 BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR,

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR, BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR PERATURAN BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR NOMOR 096 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR TAHUN 2015 DENGAN

Lebih terperinci

Pemerintah Kabupaten Wakatobi

Pemerintah Kabupaten Wakatobi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Wakatobi memiliki potensi kelautan dan perikanan serta potensi wisata bahari yang menjadi daerah tujuan wisatawan nusantara dan mancanegara. Potensi tersebut

Lebih terperinci

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI

Lubuklinggau, Mei 2011 BUPATI MUSI RAWAS RIDWAN MUKTI Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat-nya kegiatan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Musi Rawas Tahun 2010-2015 dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 15 Tahun 2014 Tanggal : 30 Mei 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dokumen perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN Lampiran I Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 17 Tahun 2015 Tanggal : 29 Mei 2015 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah

Lebih terperinci

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015

RKPD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2015 i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Undang-Undang

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Kuningan TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

RPJMD KABUPATEN LAMANDAU TAHUN i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) berpedoman pada Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang SIstem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah mengamanatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bahwa penyelenggaraan desentralisasi dilaksanakan dalam bentuk pemberian kewenangan Pemerintah

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 I.1

1.1 Latar Belakang. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 I.1 1.1 Latar Belakang Dengan diterbitkannya Instruksi Menteri Dalam Negeri RI Nomor : 061/2911/SJ Tahun 2016 tanggal 4 Agustus 2016 tentang Tindak Lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA DAN PEDOMAN PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN - 1 - LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013-2017 ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

Lebih terperinci

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1

RKPD Tahun 2015 Pendahuluan I -1 1.1 Latar Belakang Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1

1.1. Latar Belakang. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Mandailing Natal Tahun I - 1 1.1. Latar Belakang RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati Mandailing Natal yang akan dilaksanakan dan diwujudkan dalam suatu periode masa jabatan. RPJMD Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, selaras,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan pembangunan merupakan tahapan awal dalam proses pembangunan sebelum diimplementasikan. Pentingnya perencanaan karena untuk menyesuaikan tujuan yang ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pemerintahan yang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) RKPD KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I - 1 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR : TAHUN 2012 TANGGAL : 2012 TENTANG : RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN BERAU TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BEKASI, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G Design by (BAPPEDA) Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur Martapura, 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH (RPJM) DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 29 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menjalankan tugas dan fungsinya, pemerintah daerah memerlukan perencanaan mulai dari perencanaan jangka panjang, jangka menengah hingga perencanaan jangka pendek

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN

Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Jawa Barat Tahun 2018 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan bagi seluruh masyarakat Jawa Barat adalah suatu muara keberhasilan pelaksanaan pembangunan Jawa Barat. Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengemban

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih

RPJMD Kabupaten Jeneponto Tahun ini merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Bupati dan Wakil Bupati Jeneponto terpilih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan nasional dan regional, juga bermakna sebagai pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk peningkatan kesejahteraan

Lebih terperinci

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA CIREBON, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah mengamanatkan bahwa agar perencanaan pembangunan daerah konsisten, sejalan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH SALINAN BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang: a. bahwa dalam

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II)

RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN (PERUBAHAN II) RENCANA STRATEGIS BAPPEDA KOTA BEKASI TAHUN 2013-2018 (PERUBAHAN II) B a d a n P e r e n c a n a a n P e m b a n g u n a n D a e r a h y a n g P r o f e s i o n a l, A n d a l d a n K r e d i b e l Untu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun 2016-2021 merupakan tahap ketiga dari pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Undang-Undang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018 PEMERINTAH KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2017 KATA PENGANTAR Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Pagar Alam Tahun 2018 disusun dengan mengacu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan didalamnya, guna pemanfaatan

Lebih terperinci

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BUPATI PEKALONGAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN BUPATI GRESIK NOMOR : TAHUN 2017 TANGGAL : MEI 2017 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN GRESIK TAHUN 2018 BAB I PENDAHULUAN Rencana Kerja Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah, yang merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Banyuwangi Tahun I-1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan pembangunan perlu disusun beberapa dokumen yang dijadikan pedoman pelaksanaan sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI WONOGIRI NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 BAB 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA I-0 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 21 Tahun 2013 Tanggal : 31 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT NOMOR : TAHUN 2016 TANGGAL : 2016 TENTANG : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUMBA BARAT TAHUN 2016 2021 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana kerja pembangunan daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan rencana pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) adalah dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang disusun untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR BALI TANGGAL 25 MEI 2015 NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) PROVINSI BALI TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 27 ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1

BAB I PENDAHULUAN. Lampiran RKPD Kabupaten Ponorogo Tahun Bab I_ Halaman 1 BAB I PENDAHULUAN 11 Latar Belakang Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sisten Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) bahwa Pemerintah maupun Pemerintah Daerah setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) merupakan bagian dari Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), seperti tercantum dalam Undang- Undang Nomor

Lebih terperinci

Pendahuluan. Latar Belakang

Pendahuluan. Latar Belakang Pendahuluan Latar Belakang Pembangunan daerah Kabupaten Bangkalan yang dilaksanakan dalam kurun waktu Tahun 2008 2013 telah memberikan hasil yang positif dalam berbagai segi kehidupan masyarakat. Namun

Lebih terperinci

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I - 1 BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR : 2 TAHUN 2009 TANGGAL : 14 MARET 2009 TENTANG : RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2008-2013 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA MATARAM 2016 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016 idoel Tim Penyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah private (RKPD) 1/1/2016 Kota Mataram WALIKOTA MATARAM PROVINSI

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015 TIM PENYUSUN RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2014

Lebih terperinci

Pemerintah Kota Cirebon

Pemerintah Kota Cirebon BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR TAHUN 2013 TANGGAL BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah sebuah proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR :24 2015 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 21 2014 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 1 PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 Lampiran I : Peraturan Bupati Pekalongan Nomor : 33 Tahun 2012 Tanggal : 28 Juni 2012 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 0 TAHUN 204 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 203-208 PEMERINTAH KABUPATEN LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Tanjungbalai telah melaksanakan Pemilukada pada tahun 2015 dan hasilnya telah terpilih pasangan M. Syahrial, SH, MH dan Drs.H. Ismail sebagai Walikota dan Wakil

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN 2014-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUMEDANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi Lampung adalah dokumen perencanaan tahunan Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, yang merupakan penjabaran dari Rencana

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2016 2021 DENGAN

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR : 31 TAHUN 2011 TANGGAL : 24 MEI 2011 1.1. Latar Belakang RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN NGAWI TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu PERATURAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 1 LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR LAMPIRAN NOMOR : 40 TAHUN 2012 LAMPIRAN TANGGAL : 30 MEI 2012 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan Pembangunan Daerah memiliki arti sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan dan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pembangunan. Sesuai dengan

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 56 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARAWANG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015 SALINAN WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA BATU TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BATU, Menimbang

Lebih terperinci

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR : 39 TANGGAL : 14 Mei 2013 RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2014 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Daerah Provinsi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH +- PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MELAWI, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) merupakan implementasi dari pelaksanaan Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang

Lebih terperinci

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang BAB PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang kepada daerah berupa kewenangan yang lebih besar untuk mengelola pembangunan secara mandiri

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N LAMPIRAN PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2016 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Rencana Kerja Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT 1 BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI GARUT, Menimbang

Lebih terperinci