RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.1"

Transkripsi

1 Wilayah memiliki potensi yang berbeda-beda baik ditinjau dari sumber daya alam, sumber daya manusia teknologi, letak geografis, sosial, budayanya, maupun resources lainnya. Hal ini merupakan salah satu faktor yang mengharuskan setiap daerah membangun berdasarkan pendekatan wilayah dan melakukan kerjasama antar daerah dengan prinsip yang menguntungkan. Langkah-langkah dalam penyusunan perencanaan wilayah bukan saja harus memperhatikan potensi yang ada diwilayahnya melainkan juga harus memperhaikan potensi-potensi di daerah lainnya. Didalam perencanaan pembangunan wilayah dimaksudkan untuk melihat pemanfaatan ruang serta interaksi berbagai kegiatan dalam ruang wilayah sehingga terlihat perbedaan fungsi ruang yang satu dengan yang lainnya agar perencanaan tersebut optimal dan efisien. Isu utama pembangunan wilayah saat ini adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut penyusunan perencanaan pembangunan yang berbasis pengembangan wilayah, harus melihat keterpaduan sektoral, spasial, dan antar pelaku pembangunan di dalam dan antar wilayah. Sebagai upaya mewujudkan pembangunan berimbang, maka pembangunan wilayah perlu senantiasa diarahkan pada pertumbuhan, pemerataan, dan keberlanjutan. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.1

2 Gambar 5.1 Peta Admistrasi Kabupaten Musi Rawas Arah kebijakan pembangunan kewilayahan dimaksudkan untuk meningkatkan pemerataan pembangunan dengan tetap mengoptimalkan pengembangan potensi daerah. Pembangunan bukan hanya untuk kelompok tertentu, tetapi untuk seluruh masyarakat di seluruh wilayah. Oleh karena itu pembangunan harus dapat menghilangkan / memperkecil kesenjangan yang ada, baik kesenjangan antar kelompok pendapatan, maupun kesenjangan antar wilayah, dengan prioritas wilayah desa untuk mengurangi jumlah penduduk miskin yang sebagian besar tinggal di desa dan wilayah pinggiran. Dalam pelaksanaan kebijakan-kebijakan, Pemerintah secara berkelanjutan perlu berupaya untuk meningkatkan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi kebijakan antar Instansi dan antara Lembaga sehingga pelaksanaan pembangunan wilayah dalam pembangunan nasional dapat mencapai tujuan utama yaitu keseimbangan antarwilayah dan pemerataan kualitas kehidupan masyarakat. Didalam penyusunan arah kebijakan pembangunan kewilayahan dilakukan dengan tahapan: RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.2

3 1) Melakukan identifikasi kekuatan dan potensi wilayah Kabupaten Musi Rawas, 2) Mengidentifikasi sebaran dan konsentrasi spasial sektor-sektor unggulan, 3) Mengidentifikasi konektivitas wilayah, dan 4) Formulasi arah kebijakan dan strategi Gambaran kekuatan dan Potensi Wilayah Luas wilayah Kabupaten Musi Rawas mencapai 6, Km 2 atau 6,39% terhadap luas wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dari tabel 5.1 terlihat bahwa Kabupaten Musi Rawas menempati urutan kelima wilayah terluas di Provinsi Sumatera Selatan. Oleh karena itu masih sangat dimungkinkan bagi Kabupaten Musi Rawas terus memekarkan wilayah. Tabel 5.1 Luas Kabupaten dan Jumlah di Provi nsi Sumsel 2015 No Kabupaten Luas (Km2) 1 Ogan Komering Ilir 18 18, Banyuasin 19 11, Musi Banyuasin 14 14, Enim 20 7, Musi Rawas 14 6, Musi Rawas Utara 7 6, OKU Selatan 19 5, Lahat 22 5, Ogan Komering Ulu 12 4, OKU Timur 20 3, Ogan Ilir 16 2, Empat Lawang 10 2, Pali 5 1, Pagar Alam Prabumulih Palembang Lubuk Linggau TOTAL , Sumber : Badan Pusat Statistik,2016 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.3

4 Sebagaimana telah disinggung dalam Bab 2 keadaan topografi Kabupaten Musi Rawas bervariasi mulai dari hutan potensial, sawah, ladang, kebun karet, cadas dan Kebun Lainnya. Disebelah barat terdapat dataran rendah yang sempit dan berbatasan dengan Bukit Barisan, dataran ini semakin timur semakin luas. Secara detail topografi wilayah Kabupaten Musi Rawas dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2 Jumlah Desa dan Kelurahan di Kabupaten Musi Rawas Desa Kelurahan (1) (2) (3) 01. STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Beliti TP. Kepungut Jayaloka Suka Karya BTS Ulu Tuah Negeri Megang Sakti 19 2 Jumlah/Total Sumber: Musi Rawas Dalam Angka, 2016 Pembagian suatu wilayah administrasi menjadi wilayah administrasi yang lebih kecil memiliki manfaat di antaranya membantu kelancaran proses pemerintahan dan pembangunan wilayah serta peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Secara administrasi, Kabupaten Musi Rawas terbagi menjadi 14 kecamatan, setelah disahkannya pemekaran wilayah Kabupaten Musi Rawas menjadi Kabupaten Musi Rawas dan Musi Rawas Utara. 14 kecamatan tersebut terbagi lagi menjadi wilayah administrasi lebih kecil dengan total 199 wilayah, yang terdiri dari 186 wilayah desa dan 13 wilayah kelurahan. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.4

5 Tabel 5.3 dengan Ketinggian dan Jarak ke Kabupaten No Ketinggian dari Permukaan Laut (m) Jarak ke Ibukota Kabupaten (Km) 1 STL Ulu Selangit Sumber Harta Tugumulyo Purwodadi Beliti TP. Kepungut Jayaloka Suka Karya BTS Ulu Tuah Negeri Megang Sakti Sumber : Badan Pusat Statistik Perwilayahan dipandang sebagai pembagian suatu wilayah yang luas ke dalam wilayah yang lebih kecil, dan dapat diklasifikasikan berdasarkan tujuan pembentukan wilayah itu sendiri, umumnya berdasarkan wilayah administrasi. Hal serupa dapat pula ditujukan untuk wilayah dengan beberapa kesamaan seperti kondisi fisik, ruang lingkup pengaruh ekonomi dengan pusat pertumbuhan, bahkan kesamaan budaya dan adat istiadat yang berasal dari leluhur yang sama. Demikian pula halnya dengan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, dilihat dari topografi maka pengembangan wilayah akan dikelompokkan menjadi wilayah pegunungan, pegunungan ke lembah, lembah ke dataran, dataran ke lahan basah dan rawa gambut. Dalam rencana tata ruang Kabupaten Musi Rawas terdapat dua puluh satu Kawasan Strategis yang menjadi fokus pengembangan wilayah di Kabupaten Musi Rawas, yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup Kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan atau lingkungan. Tanahnya yang subur dan kaya akan sumber daya alam membuat Kabupaten Musi Rawas sangat potensial pada sektor-sektor primer. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.5

6 Beragamnya potensi alam yang dimiliki Kabupaten Musi Rawas membuat kabupaten ini termasuk ke dalam Wilayah Pengembangan Provinsi Sumatera Selatan Bagian Barat yang berfungsi sebagai lumbung pangan, pengembangan sektor perkebunan, pengembangan sektor energi dan sebagai daerah penyangga (buffer) Provinsi Sumatera Selatan karena keberadaan hutan yang termasuk kawasan Hutan Lindung Taman Nasional Kerinci Seblat. Sektor pertanian subsektor tanamanbahan makanan, khususnya Produksi padi sawah sebesar ton, Komoditas ketela pohon produksinya sebesar ton, Komoditas jagung produksinya sebesar tondan komoditas kedelai produksinya dari ton di tahun Sektor pertanian merupakan sektor tumpuan bagi kabupaten Musi Rawas karena mayoritas masyarakat adalah petani. Kabupaten Musi Rawas mempunyai potensi sumber daya energi yang sangat melimpah, jenis sumber daya seperti batu bara, minyak, dan gas bumi. Produksi minyak bumi Kabupaten Musi Rawas berdasarkan hasil lifting di tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produksi minyak bumi naik dari 2.255,26 ribu barel menjadi 2.733,47 ribu barel di tahun 2014, dan produksi gas bumi juga naik dari ,86 ribu MMBTU menjadi ,26 ribu MMBTU. Selain itu Kabupaten Musi Rawas menyimpan banyak potensi pariwisata yang luar biasa. Objek wisata di wilayah Kabupaten Musi Rawas yang telah dikenal masyarakat antara lain Objek Wisata Bukit Cogong dan Objek WIsata Danau Aur, yang pada tahun 2013 telah dikunjungi sebanyak masing-masing dan wisatawan. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.6

7 Grafik 5.1. Luas Panen (Ha) dan Produksi (Ton) Padi Sawah dan Padi Ladang di Kabupaten Musi Rawas, Luas Panen Produksi Luas Panen Produksi Padi Sawah Padi Ladang Sumber : Musi Rawas Dalam Angka, 2016 Berdasarkan Grafik 5.1. dapat dilihat potensi sektor pertanian subsektor tanaman bahan makanan, khususnya komoditas padi sawah dan padi ladang selama tiga tahun terakhir. Perbaikan saluran irigasi yang dilakukan pada tahun 2014 cukup mempengaruhi total luas panen dan produksi tanaman padi sawah di Kabupaten Musi Rawas. Hal ini karena Tugumulyo dan sekitarnya merupakan sentra produksi padi sawah sangat mengandalkan irigasi dalam pengelolaan pertaniannya cukup mempengaruhi total luas panen dan produksi tanaman padi sawah di Kabupaten Musi Rawas. Setelah proses perbaikan saluran irigasi selesai, pada tahun 2013 produksi padi sawah meningkat menjadi ton dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar ton. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.7

8 Grafik 5.2. Produksi (Ton) Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim di Kabupaten Musi Rawas, ,200 Semangka Bayam 234, , ,8 368, ,2 Kangkung 515,00 600, ,4 Labu Siam 8,600 1,700 0,4 Ketimun 542, , ,9 Buncis 2,400, Terong Tomat 256, , , ,5 745, , Cabe Rawit 163, , ,8 Cabe Besar 322, , ,8 Kacang Panjang 576, , ,4 Sumber : Musi Rawas Dalam Angka Pada Grafik 5.2 diatas sebagian besar produksi tanaman sayuran dan buah-buahan semusim di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan produksi terjadi pada komoditas ketimun.peningkatan total luas tanam dan total luas panen pada kelompok tanaman hortikultura di Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2013 yang menyebabkan produksi meningkat. Kabupaten Musi Rawas telah lama dikenal sebagai daerah penghasil tanaman perkebunan khususnya karet dan kelapa sawit, baik perkebunan rakyat maupun perkebunan besar yang dikelola oleh perusahaan. Kondisi tanah dan iklim yang cocok merupakan salah satu faktor pendukung kondisi tersebut. Selain karet dan kelapa sawit, di Kabupaten Musi Rawas juga RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.8

9 diusahakan komoditas perkebunan lain, seperti kelapa, kopi, kayu manis, pinang, dan kemiri. Grafik 5.3. Luas Areal Tanaman Perkebunan Rakyat menurut Jenis Komoditas di Kabupaten Musi Rawas, Pinang Kemiri Kayu Manis Kelapa Sawit Kelapa Kopi Karet Sumber : Musi Rawas Dalam Angka Berdasarkan Grafik 5.3 dapat dilihat luas areal tanaman perkebunan rakyat pada tahun 2013 di Kabupaten Musi Rawas. Peningkatan luas areal tanaman terjadi pada komoditas karet, kemiri dan pinang. Sedangkan untuk tanaman kelapa sawit mengalami sedikit penurunan luas areal tanaman dari 4,733 Ha pada tahun 2012 menjadi 4,601 Ha pada tahun Untuk Produksi Komoditas Karet Di tahun 2014, produksi tanaman perkebunan rakyat tidak mengalami perubahan yang signifikan. Komoditas karet dari perkebunan rakyat turun dari posisi ,74 ton ke ,51 ton di tahun Sementara itu, komoditas kelapa sawit dari perkebunan rakyat naik dari ,98 ton menjadi ,12 ton. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.9

10 Grafik 5.4. Produksi Daging menurut Jenis Ternak di Kabupaten Musi Rawas, Sapi Kerbau Kambing Domba Babi Ayam Ras Pedaging Ayam Ras Petelur Ayam Buras Itik/Entok Sumber: Musi Rawas Dalam Angka Populasi sapi potong di tahun 2014 mengalami kenaikandibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari ekor menjadi ekor, sedangkan populasi kerbau yang naik dari 622 ekor menjadi 657 ekor di tahun 2014, sedangkan populasi sapi perah hanya berjumlah 3 ekor di tahun Populasi ternak kecil mengalami penurunan dari tahun 2013, baik pada populasi kambing, domba maupun babi. Secara umum, populasi ternak dari golongan unggas mengalami penurunan populasi di tahun 2014, misalnya komoditas ayam potong yang turun populasinya dari ekor di tahun 2013 menjadi ekor di tahun Grafik 5.5. Produksi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap di Kabupaten Musi Rawas Tahun Budidaya Tangkap Sumber: Musi Rawas Dalam Angka, 2015 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.10

11 Kondisi geografis wilayahnya yang banyak dilalui oleh sungai-sungai besar mendukung potensi Kabupaten Musi Rawas dalam subsektor perikanan, terutama perikanan air tawar, baik perikanan tangkap maupun budidaya. Produksi perikanan Kabupaten Musi Rawas pada tahun 2014 tercatat mengalami peningkatan untuk perikanan budidaya, dan penurunan untuk perikanan tangkap. Total produksi perikanan budidaya naik dari ,05 ton di tahun 2013 menjadi ,03 ton di tahun Grafik5.6. Produksi Minyak Mentah berdasarkan Hasil Lifting di Kabupaten Musi Rawas, ,5 2537,5 2581, , , , , , , , , , Sumber : Musi Rawas Dalam Angka Di bumi Kabupaten Musi Rawas terkandung potensi sumber daya alam pertambangan yang beragam dan melimpah, baik migas maupun non-migas. Selain komoditas minyak dan gas bumi yang telah lama diusahakan, bahkan sejak jaman penjajahan, di Kabupaten Musi Rawas juga ditemukan potensi bahan tambang batubara yang masih dalam tahap eksplorasi. Grafik 5.6 Produksi minyak bumi Kabupaten Musi Rawas berdasarkan hasil lifting di tahun 2014 mengalami peningkatan dibandingkan dengan produksi tahun sebelumnya. Produksi minyak bumi naik dari 2.255,26 ribu barel menjadi 2.733,47 ribu barel di tahun 2014, dan produksi gas bumi juga naik dari ,86 ribu MMBTU menjadi ,26 ribu MMBTU. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.11

12 Kekuatan dan potensi di atas memiliki momentum yang tepat untuk dikembangkan lebih lanjut bila melihat peluang yang tersedia baik di tingkat Kabupaten maupun Provinsi. Pengembangan koridor ekonomi (MP3EI) wilayah Sumatera diperkirakan akan meningkatkan investasi baik secara langsung di sektor-sektor unggulan di mana Kabupaten Musi Rawas memiliki posisi yang kuat maupun berupa percepatan pembangunan infrastruktur skala besar. Peluang berikutnya datang dari masih meningkatnya permintaan global atas komoditi pangan dan energi, termasuk sumber energi terbarukan (etanol, biodiesel). Di sisi lain, tren peningkatan lapisan kelas menengah dengan daya beli tinggi juga diperkirakan masih berlangsung. Kesemuanya ini menyediakan peluang bagi pengembangan sektor-sektor unggulan wilayah Kabupaten Musi Rawas. Alam Kabupaten Musi Rawas menyimpan banyak potensi pariwisata yang luar biasa. Pengelolaan yang serius dan berkesinambungan terhadap objek-objek wisata yang dimiliki dengan tetap memperhatikan keseimbangan alam wilayah objek wisata yang bersangkutan akan memberikan dampak peningkatan perekonomian dari sektor pariwisata bagi Kabupaten Musi Rawas, dan masyarakat sekitar pada khususnya. Objek wisata di wilayah Kabupaten Musi Rawas yang telah dikenal masyarakat antara lain Objek Wisata Bukit Cogong dan Objek WIsata Danau Aur, yang pada tahun 2013 telah dikunjungi sebanyak masing-masing dan wisatawan. Tabel 5.4 Objek Wisata, Jenis Objek Wisata, Jarak dari Ibukota Kabupaten, dan Luas Kawasan Wisata di Kabupaten Musi Rawas, 2014 Nama Objek Wisata Lokasi/ Jenis Objek Wisata/ Jarak dari Ibukota Kab Luas Kawasan (Ha) (1) (2) (3) (4) (5) 01. Air Terjun Telun Tiga STL Ulu ODTW Alam Air Terjun Temba STL Ulu ODTW Alam Air Terjun Tiga Beradik STL Ulu ODTW Alam Air Terjun Sri Pengantin STL Ulu ODTW Alam Keramat Napalibo STL Ulu ODTW Budaya 80 0,5 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.12

13 06. Keramat Batu Ampar STL Ulu ODTW Budaya 80 0, Bukit Kurungan/Botak Suka Karya ODTW Alam Danau Suka Hati Sumber ODTW Alam 48 4 Harta 09. Air Terjun Bunyi Selangit ODTW Alam Bukit Batu Putih Selangit ODTW Alam Danau Tingkip Purwodadi ODTW Alam Bendung Tingkip Purwodadi ODTW Alam Bendung Bharata Tugumulyo ODTW Alam 80 2,5 14. Pancuran Air Panas ODTW Alam Hutan Bulian ODTW Alam Air Terjun satan ODTW Alam 60 0,5 Beliti 17. Air Terjun Kou ODTW Alam 60 3 Beliti 18. Air Terjun Menai ODTW Alam 60 3 Beliti 19. Air Terjun Panjang ODTW Alam 60 8 Beliti 20. Danau Satan ODTW Alam 60 1 Beliti 21. Danau Gegas Jayaloka ODTW Alam Gua Pengungsian Bkt. Botak STL Ulu ODTW Budaya 100 0,5 23. Bukit Cogong Sumber Harta ODTW Alam Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Musi Rawas, 2016 Tabel 5.5 Arahan Pengembangan Wilayah Berdasarkan Unggulan di Kabupaten Musi Rawas No Wilayah Unggulan Wilayah 1 STL Ulu Pertanian Perkebunan 2 Selangit Pertanian Perkebunan Arahan Pengembangan Kawasan Pertanian Kawasan Perkebunan Kawasan Pertanian Kawasan Perkebunan 3 Purwodadi Pertanian Kawasan Pertanian Peternakan Kawasan Perkebunan 4 Tugumulyo Pertanian Kawasan Pertanian Kawasan Perdaganagan 5 Sumber Harta Pertanian Kawasan Pertanian Kawasan Perkebunan Kawasan Pariwisata 6 Beliti Pertanian Perkebunan Kawasan Pertanian Kawasan Perkebunan Kawasan Ternak RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.13

14 No Wilayah Unggulan Arahan Pengembangan Wilayah 7 Tiang Pumpung Kepungut Pertanian Kawasan Pertanian Perkebunan Kawasan Perkebunan Perternakan Kawasan Perternakan 8 Jayaloka Pertanian Kawasan Pertanian Perkebunan Kawasan Perkebunan Perternakan Kawasan Perternakan 9 Sukakarya Pertanian Kawasan Pertanian Perkebunan Kawasan Perkebunan Perternakan Kawasan Perternakan 10 Pertanian Kawasan Pertanian Kawasan Perkebunan 11 BTS Ulu Perkebunan Kawasan Perkebunan Kawasan Peternakan 12 Tuah Negeri Pertanian Kawasan Perkebunan Kawasan Pertanian Kawasan Peternakan 13 Pertanian Kawasan Pertanian Perternakan Kawasan Peternakan 14 Megang Sakti Pertanian Kawasan Pertanian Perkebunan Kawasan Perkebunan Perternakan Kawasan Perternakan 5.2. Konsentrasi dan Sebaran Sektor Unggulan Wilayah Dalam rangka pengembangan klaster industri unggulan diperlukan analisis konsentrasi dan sebaran spasial sektor-sektor unggulan wilayah. Dengan mengkombinasikan metode kuantitatif Coefficient of Localization dan Location Quotient akan diketahui pola-pola sebaran sektor-sektor tersebut secara spasial. Sektor-sektor pertambangan, perikanan budidaya, hortikultura buah-buahan, perkebunan karet dan industri manufaktur relatif terkonsentrasi di beberapa daerah saja. Demikian juga dengan sektor angkutan dan telekomunikasi serta keuangan, di mana Tugumulyo memiliki peran yang sangat besar. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.14

15 SEKTOR Padi Kopi Sawit Karet Sapi Perikanan Budidaya Kelapa Tabel 5.6 Konsentrasi dan Sebaran Spasial Sektor Unggulan KONSENTRASI SPASIAL STL Ulu (18,90%) Tugumulyo (17,54%) Megang Sakti (21,08%) Belitii (15,00 %) Beliti (34,61%) Selangit (22,36%) STL Ulu (13,68 %) Sukakarya (95,06%) (3,26%) (0,91%) Jayaloka (19,38%) BTS Ulu (13,64%) (14,00%) Megang Sakti (18,98%) Sumber Harta (11,86%) Tugumulyo (15,85%) Beliti (22,91%) Purwodadi (16,93%) Tugumulyo (39,84%) Sumber Harta (8,05%) (25,37%) BTS Ulu (43,74%) Tugumulyo (18,49%) Angkutan & Beliti (16,75%) telekomunikasi (11,42%) Catatan: Angka di dalam kurung menggambarkan peran dalam pembentukan output sektoral secara wilayah 1. Produksi Karet Jika dilihat dari sentra budidaya perkebunan karet rakyat dapat disajikan data potensi pengembangan tanaman karet. Berikut disajikan dalam tabel 5.7 data statistik perkebunan karet selama 3 tiga tahun terakhir. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.15

16 Tabel 5.7 Data Luas Areal dan Produksi Perkebunan Karet Tahun No Tahun Luas Area (Ha) TBM TM TT/TR Produksi (Ton) Keterangan: TBM :Tanaman Belum Menghasilkan, TM : Tanaman Menghasilkan, TT/TR:Tanaman Tua /Tanaman Rusak Berdasarkan tabel di atas produksi karet di Kabupaten Musi Rawas terjadi penurunan dari ton pada tahun 2013 menjadi ton pada tahun Hal ini teriadi karena adanya pemekaran wilayah dengan terbentuknya Kabupaten Musi Rawas Utara. Dimana beberapa sentra produksi karet sebanyak 7 tergabung di Kabupaten Musi Rawas Utara. Sedangkan sentra produksi karet di Kabupaten Musi Rawas adalah Jayaloka,, Sukakarya dan. Total produksi keempat daerah tersebut menyumbang 60 persen lebih produksi karet rakyat Kabupaten Musi Rawas. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi karet tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, perlindungan dari gejolak harga, dan akses pendanaan khususnya untuk mendukung peremajaan tanaman yang telah melewati periode optimum tingkat produktivitasnya. Di samping itu untuk petani karet skala kecil perlu dipikirkan pengembangan sumber penghasilan tambahan berupa aktivitas non-farm di perdesaan. 2. Produksi Kopi Sentra produksi kopi utama Kabupaten Musi Rawas terkonsentrasi di daerah dataran tinggi. penghasil kopi terbesar pada tahun 2013 adalah Beliti, Selangit dan STL Ulu, masing-masing dengan volume produksi 626 ribu ton, 404 ribu ton, dan 247 ribu ton. Total produksi ketiga daerah tersebut menyumbang 70 persen produksi Kabupaten Musi Rawas. Di samping ketiga sentra utama tersebut, masih terdapat dua daerah dengan hasil kopi relatif besar yakni Tiang Pumpung Kepungut RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.16

17 produksi 195 ribu ton. Sedangkan produksi daerah-daerah lain bervariasi di kisaran dua-ribuan ton ke bawah. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi tersebut adalah penyuluhan teknik budidaya, pembinaan pascapanen (pengolahan, pengemasan, dan standarisasi mutu), akses pemasaran, dan akses pendanaan untuk mendukung pengembangan dan peremajaan tanaman tua dengan varitas unggul. Pengembangan industri pengolahan kopi sangat strategis meningkatkan nilai tambah industri kopi di tingkat lokal. 3. Kelapa Sawit Sentra produksi kelapa sawit rakyat yang utama terkonsentrasi di wilayah Suka Karya, dan lakitan. Pada tahun 2012 total produksi di ketiga daerah tersebut menyumbang 99 persen total produksi sawit Kabupaten Musi Rawas, dengan masing-masing produksinya berturut-turut adalah ribu ton, ribu ton, dan ribu ton.di samping ketiga sentra utama tersebut menyusul dua daerah dengan total produksi cukup signifikan yakni BTS Ulu (2.496 ribu ton) dan Megang Sakti (1.378 ribu ton). Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra produksi sawit adalah penyuluhan, pembinaan, dan akses pendanaan untuk mendukung peremajaan tanaman tua khususnya kepada petani perkebunan rakyat. Hal ini penting mengingat indikasi penurunan tingkat produktivitas kelapa sawit dibandingkan periode 90-an sampai awal 2000-an. Di samping itu mediasi dan penyelesaian permasalahan pertanahan juga sangat penting untuk menjamin keberlangsungan industri sawit dan pemberdayaan masyarakat sekitar perkebunan. 4. Produksi Padi/Jagung/Kedelai dan Holtikultura Sentra produksi padi tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni di Megang Sakti sebesar Ha luas lahan sawah baik sawah irigasi dan sawah non irigasi, di kecamatan Megang Sakti sendiri luas panen RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.17

18 padi adalah dengan produksi padi sebesar yang rata- rata produksinya 5,67 Ha. Selain Megang Sakti, Tugumulyo sebesar Ha dan kecamatan Sumber Harta Ha luas lahan sawah irigasi dan sawah non irigasi. Dukungan yang perlu di lakukan untuk mengembangkan produksi padi yaitu dengan membentuk kelompok tani, Pengadaan alat seperti traktor tangan, mesin padi, Hand sprayer, perontok padi, membuka saluran irigasi. 5. Peternakan Sapi dan Kerbau Sentra peternakan sapi dan kerbau tersebar di wilayah Kabupaten Musi Rawas yakni Megang Sakti dengan populasi sapi mencapai 4,824 ribu ekor dan kerbau 74 ribu ekor. Di samping daerah utama tersebut menyusul empat kabupaten dengan populasi sapi pada kisaran ribu ekor, yakni Sumber Harta, Tugumulyo. Total populasi sapi di ketiga kecamatan tersebut menyumbang 70 persen lebih populasi ternak sapian kerbau di Kabupaten Musi Rawas. Dukungan yang diperlukan bagi sentra-sentra peternakan sapi adalah penyuluhan dan pembinaan khususnya terkait dengan kesehatan dan reproduksi sapi, akses pemasaran, pengawasan infrastruktur rumah potong hewan dan pendingin untuk sapi potong, dan pengembangan/pembinaan koperasi susu untuk sapi perah Arah Kebijakan, Strategi dan Prioritas Pembangunan di Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 Strategi dan prioritas pembangunan disusun agar mencapai tujuan dan hasil yang terukur dalam hal melaksanakan kegiatan didaerah agar kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah secara sistematis dan terarah. Berdasarkan prioritas pembangunan serta strategi yang ditempuh, maka arah kebijakan pembangunan wilayah diupayakan untuk melakukan percepatan pengurangan kesenjangan pembangunan antar wilayah dengan mendorong pembangunan wilayah di setiap kecamatan susuai dengan potensi RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.18

19 dan keunggulan masing-masing wilayah. Dalam hal mewujudkan visi dan pelaksanaan misi dan prioritas Konektivitas Antar di Kabupaten Musi Rawas. Secara regional, Kabupaten Musi Rawas mempunyai kedudukan strategis dalam pergerakan eksternal dengan propinsi-propinsi lain di Pulau Sumatera karena dilalui jalan negara yang menuju ke Provinsi Bengkulu, Provinsi Jambi dan Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Musi Rawas mempunyai 2 (dua) ruas jalan utama yang sekaligus merupakan bagian dari Jalan Lintas Sumatera yang merupakan urat nadi perekonomian provinsiprovinsi di Sumatera serta penghubung antara Pulau Sumatera dan Jawa, yaitu: a. Jalan Nasional Lintas Tengah Sumatera yang membentang mulai dari batas Provinsi Lampung - Martapura - Baturaja-Simpang Sugiwaras - Enim - Lahat - Tebing Tinggi - Beliti - Lubuklinggau - - Batas Provinsi Jambi sepanjang 472,35.km dan melewati 6 (enam) kabupaten/kota dan pada umumnya terletak pada daerah dataran tinggi pegunungan. b. Jalan Nasional Penghubung Antar Lintas yang terdiri dari 2 (dua) ruas jalan yaitu ruas Beliti Lubuklinggau Rejang Lebong - Kepahiang - Bengkulu melewati 3 (tiga) kabupaten/kota yang secara umum pada daerah dataran tinggi, dan ruas Beliti - Sekayu - Betung- Palembang dan melewati 2 (dua) kabupaten. Secara umum ruas ini terletak pada daerah dataran rendah dan juga berada dipinggiran Sungai Musi Pengembangan Kawasan Strategis Kebijakan pengembangan kawasan strategis dilakukan untuk menggali potensi suatu wilayah berdasarkan keunggulan wilayah. a. Rencana Perwujudan Kawasan Lindung TNKS 1) Identifikasi areal yang telah mengalami perubahan fungsi atau yang sudah kehilangan fungsi lindung, baik akibat pembalakan ataupun karena sebelum terbitnya SK Menteri tentang kawasan lindung sudah dimanfaatkan sebagai kawasan permukiman. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.19

20 2) Melakukan pemetaan secara detail tentang status, kondisi dan jenis pemanfaatan lahan dan merumuskan progam dan pentahapan rehabilitasi lahan menjadi kawasan lindung atau sesuai dengan kesepakatan semua pihak terkait. 3) Perumusan program rehabilitasi dan revitalisasi kawasan lindung TNKS termasuk lembaga/pihak yang akan berkonstribusi dalam proses tersebut. 4) Pada kawasan lingkar luar TNKS dikembangkan sabuk hijau pengaman, minimal selebar 1 Km dengan tanaman yang mempunyai fungsi lindung dan sekaligus juga mempunyai nilai ekonomi. Tanaman pada areal sabuk pengaman tersebut dapat dimanfaatkan oleh penduduk secara ekonomis selama tidak mengurangi fungsi lindungnya, dengan penerapan program insentif dan disinsentif. 5) Perlunya dikembangkan pengelolaan hutan berbasis masyarakat, sehingga tercipta social buffer guna menjaga kelestarian dan fungsi lindung TNKS. b. Rencana Pewujudan Kawasan Perkotaan Beliti 1) Penyusunan masterplan kawasan perkotaan Beliti yang mencakup delineasi batas kawasan perkotaan. 2) Menyusunan program investasi pembangunan kawasan perkotaan yang terdiri dari kawasan perkantoran, pusat agropolitan, pusat perdagangan dan jasa, fasilitas dan instalasi prasarana pelayanan publik skala kabupaten serta permukiman perkotaan. Program investasi disusun secara partisipatif bersama lembaga usaha termasuk BUMN/BUMD 3) Melanjutkan pembangunan prasarana dan sarana perkotaan yang telah dan akan dibangun sesuai dengan masterplan yang telah disusun. 4) Pembangunan infrastruktur yang menghubungkan Beliti dengan sistem perkotaan lokal dan regional. 5) Kawasan perkotaan Beliti dirancang dengan pendekatan kota hijau dengan memaksimalkan fungsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) pada kawasan pusat dan pinggir kota dengan komposisi minimal 30% berfungsi RTH, guna menciptakan lingkungan kota yang hijau, sehat dan rindang green city. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.20

21 5.5. Pengembangan Kawasan Perkotaan dan Perdesaan Dalam konstelasi RTRW, Beliti sebagai ibukota Kabupaten Musi Rawas berperan sebagai Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Mengacu pada kebijakan pembangunan Kabupaten Musi Rawas yang tertuang dalam RPJMD, Beliti berperan sebagai pusat agropolitan (agropolitan centre). Berdasarkan rencana sruktur ruang, sistem pusat permukiman Kabupaten Musi Rawas terdiri dari Beliti sebagai PKL dan pada jenjang berikutnya terdapat pusat pelayanan yang sekaligus menjadi sub pusat agropolitan (agropolitan district) yaitu Simpang, Megang Sakti, Simpang Semambang dan. Sedangkan ibu kota kecamatan lainnya diarahkan sebagai sub pusat pelayanan bagi wilayah kecamatan masingmasing. Dengan demikian diharapkan tercipta suatu struktur ruang yang efektif dan efisien dimana Kota Beliti menjadi pusat agropolitan yang akan melayani 4 sub pusat agropolitan dan masing-masing sub pusat akan menjadi pusat pelayanan sosial ekonomi bagi wilayah hinterland. Agar struktur tersebut dapat terwujud dibutuhkan langkah-langkah sebagai berikut : 1) Pembangunan pusat pemerintahan dan pusat agropolitan di Beliti yang terdiri dari : a. Pembangunan infrastruktur kawasan perkantoran, pusat perdagangan dan jasa serta pusat agropolitan berupa sistem jaringan jalan, listrik, drainase, air minum dan telekomunikasi. b. Pembangunan bangunan utama perkantoran, pusat perdagangan dan bangunan pendukung kegiatan agropolitan. c. Pembangunan pemukiman perkotaan, fasilitas sosial, ekonomi dan budaya, serta RTH untuk mendukung fungsi pusat perkotaan dengan pelayanan skala kabupaten. d. Beliti yang berfungsi sebagai Agropolitan Center (AC) didukung dengan pembangunan Terminal Peti Kemas di desa Durian Remuk dan Pergudangan. 2) Pembangunan Sub Pusat Agropolitan atau Pusat Pelayanan pada 4 (empat) lokasi yaitu Simpang, Megang Sakti, dan Simpang Semambang berupa : a. Sub Terminal Agropolitan. b. Kawasan pertokoan/ruko. c. Perkantoran untuk jasa dan keuangan. d. Sub Terminal Penumpang. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.21

22 e. Permukiman perkotaan. f. Industri agro. g. Workshop dan fasilitas pendukung kegiatan agropolitan. 3) Pembangunan infrastruktur wilayah yang mendukung terbangunnya sistem perkotaan dan agropolitan, yaitu : a. Jalan kolektor yang menghubungkan pusat agropolitan Beliti dengan sub pusat agropolitan dan antar sub pusat agropolitan. b. Pembangunan sistem pengairan berupa Bendung Daerah Irigiasi (DI), DI, DI Megang Tikip, dan DI lainnya, dengan sistem jaringan irigasi untuk kecamatan yang telah dan akan dikembangkan pertanian padi-sawah seperti Tugumulyo, Beliti, Purwodadi, Sumber Harta, STL Ulu, dan Megang Sakti. c. Pembangunan infrastruktur strategis lainnya seperti jalan Kereta Api (KA) yang akan menghubungkan Lubuklinggau, rencana Terminal Peti Kemas (di Selatan Beliti), Palembang dan peningkatan Bandara Silampari. 4) Pembangunan fasilitas sosial ekonomi pada setiap ibukota kecamatan (sub pusat pelayanan) sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan, yaitu: a. Pasar b. Puskesmas c. Fasilitas Pendidikan Dasar dan Menengah d. Fasilitas umum; Tempat Ibadah, RTH dan lainnya 5.6. Arah Pengembangan 14 Kabupaten Musi Rawas Strategi kebijakan pembangunan wilayah kabupaten Musi Rawas diarahkan untuk pencapaian pertumbuhan ekonomi dan pemerataan hasil pembangunan di seluruh wilayah dengan memperhatikan karakteristik suatu wilayah seperti kandungan sumber daya alam, perbedaan demografis, dan konsentrasi kegiatan ekonomi di suatu wilayah. 1. BTS Ulu Bulang Tengah Suku Ulu merupakan salah satu kecamatan di bagian selatan wilayah adminitrasi Kabupaten Musi Rawas. ini merupakan pecahan dari wilayah. Luas Total RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.22

23 ini adalah 751,53 Km2 dengan jumlah penduduk (Jiwa). Untuk mencapai ibu kota kecamatan ini dapat ditempuh dengan jalur darat. Tabel 5.8 Rencana Alokasi Kegiatan BTS Ulu Tahun Anggaran 2017 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 1 Pembangunan Kantor dan Balai Desa Kembang Tanjung 2 Pembangunan Kantor dan Balai Desa Sungai Naik 3 Pembangunan Kantor dan balai Desa di Trimukti 4 Pembangunan Balai Pertemuan di Kec. BTS Ulu 5 Pembangunan Balai Pertemuan di Desa Suka Makmur 6 Rehab Gedung Serbaguna di Desa Mulyo Harjo 7 Pembuatan Drainase di Raksa Budi 8 Pembuatan Drainase di Mulyo Harjo 9 Pembuatan Drainase di Raksa Budi 10 Pembuatan Drainase di Mulyo Harjo 11 Pembuatan Drainase di Kota Baru 12 Pembuatan Drainase di Suka Makmur 13 Pembuatan Drainase di Pelawe 14 Pembangunan MCK dan Sumur Bor di Desa Kota Lokasi Volume Pagu Indikatif BTS Ulu 1 Unit 500,000,000 BTS Ulu 1 Unit 500,000,000 BTS Ulu 1 Unit 500,000,000 BTS Ulu 1 Unit 400,000,000 BTS Ulu 1 Unit 400,000,000 BTS Ulu 1 Unit 250,000,000 BTS Ulu M 900,000,000 BTS Ulu M 1,800,000,000 BTS Ulu 100% 300,000,000 BTS Ulu 100% 500,000,000 BTS Ulu 100% 350,000,000 BTS Ulu 100% 550,000,000 BTS Ulu 100% 175,000,000 BTS Ulu 10 Unit 300,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.23

24 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan Baru 15 Pembangunan Sarana Air Minum di Desa Sembatu Jaya 16 Pembangunan MCK dan Sumur Gali di Desa GK Lama 17 Pembangunan MCK dan Sumur Bor di Desa Kembang Tanjung 18 Pembangunan MCK dan Sumur Bor di Desa GK Lama 19 Pembangunan MCK dan Sumur Gali di Desa Mekar Jaya 20 Pembangunan MCK dan Sumur Bor di Desa Kembang Tanjung 21 Pembangunan Gardu TPU Sungai Naik 22 Pembangunan pagar TPU di Desa Bangun Jaya 23 Pembangunan pagar TPU di Desa Sungai Bunut 24 Pembangunan Gardu TPU Kota Baru 25 Pembangunan pagar TPU di Desa Bangun Jaya 26 Pembangunan pagartpu di Desa Sungai Bunut 27 Pembangunan tangga ke sungai di desa GK Lama 28 Pembangunan Tangga Ke sungai di desa Sungai Bunut 29 Peningkatan Jalan - Temuan Jaya - Jene Lokasi Volume Pagu Indikatif BTS Ulu 1 Unit 50,000,000 BTS Ulu 10 Unit 300,000,000 BTS Ulu 10 Unit 300,000,000 BTS Ulu 100% 50,000,000 BTS Ulu 100% 50,000,000 BTS Ulu 100% 50,000,000 BTS Ulu 100% 150,000,000 BTS Ulu 100% 150,000,000 BTS Ulu 100% 150,000,000 BTS Ulu 500 M 150,000,000 BTS Ulu 2000 M 600,000,000 BTS Ulu 500 M 150,000,000 BTS Ulu 30 M 100,000,000 BTS Ulu 2 Unit 100,000,000-3 km 7,500,000,000 BTS Ulu RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.24

25 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 30 Peningkatan dan Pelebaran Jalan Simp. Semambang - Sp.9 Cecar 31 Peningkatan Jalan Sungai Bunut - Pangkalan Tarum - SP.8 Trijaya 32 Peningkatan Jalan Desa Sembatu Jaya 33 Peningkatan Jalan Desa Pelawe 34 Peningkatan Jalan Desa Bangun Jaya 35 Peningkatan Jalan Desa Raksa Budi 36 Peningkatan Jalan Desa Sp.3 Tri Mukti 37 Peningkatan Jalan Desa Tambangan 38 Peningkatan Jalan Desa Sungai Naik 39 Peningkatan Jalan Desa Mulyoharjo 40 Peningkatan Jalan Desa Sadu 41 Peningkatan Jalan Desa Sp.5 Suka Makmur 42 Peningkatan Jalan Desa Lubuk Pauh 43 Peningkatan Jalan Desa Sp.7 Kota Baru 44 Pembangunan Jembatan Sungai Naik (Tahap V) 47 Study kelayakan Rencana Pembangunan Embung SP.7 Kota Baru BTS Ulu Cecar Lokasi Volume Pagu Indikatif BTS Ulu 3 km 9,000,000,000 BTS Ulu 1.5 km 3,750,000,000 BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu BTS Ulu 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000, km 960,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 1 km 1,200,000,000 BTS Ulu 1 km 6,000,000,000 BTS Ulu 7 Jenis Dokumen 200,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.25

26 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 48 Study kelayakan Rencana Pembangunan Bendung SP.6 BTS Ulu Cecar 49 Peningkatan Jalan Dalam BTS Ulu Meningkatnya kondisi lapis perkerasan Jalan Desa Pelawe menjadi ATB sepanjang 1 KM Meningkatnya kondisi lapis perkerasan Jalan Desa Sp.3 Tri Mukti menjadi ATB sepanjang 1 KM Lokasi Volume Pagu Indikatif BTS Ulu 7 Jenis Dokumen 200,000, BTS Ulu Meningkatnya kondisi lapis perkerasan Jalan Poros Desa Sungai Naik menjadi ATB sepanjang 1 KM Meningkatnya kondisi lapis perkerasan Jalan Desa Lubuk Pauh menjadi ATB sepanjang 2 KM 50 Pembangunan Kantor Desa Kembang Tanjung 51 Pembangunan Drainase Jalan Poros Desa Suka Makmur 52 Pembangunan Drainase Jalan Poros Desa Mulyo Harjo 53 Pembangunan Drainase Desa Raksa Budi 54 Pembangunan Drainase Jalan Lingkungan Pasar Desa Suka Makmur 55 Pembangunan Drainase desa Trijaya Sp 8 BTS Ulu 1 Unit 372,750,000 BTS Ulu 200 Mtr 200,000,000 BTS Ulu 200 Mtr 200,000,000 BTS Ulu 200 Mtr 200,000,000 BTS Ulu 200 Mtr 200,000,000 BTS Ulu 150 Mtr 150,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.26

27 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 56 Pembangunan Drainase di desa Tri Mukti SP 3 57 Pembangunan Jalan Setapak desa Trijaya Sp 8 Lokasi Volume Pagu Indikatif BTS Ulu 200 Mtr 200,000,000 BTS Ulu 100 M 100,000, Jayaloka Jayaloka merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian selatan Kabupaten Musi Rawas, Luas Total wilayah kecamatan Jayaloka adalah 160,45 km2 dengan total penduduk Jiwa. Jayaloka merupakan daerah aliran sungai kecuali satu desa yaitu Bumi Rejo. Tabel 5.9 Rencana Alokasi Kegiatan Jayaloka Tahun Anggaran 2017 No Urusan/Bidang Urusan Kebutuhan Dana Pemerintahan Daerah Dan Lokasi Volume / Pagu Indikatif 1 Rehab Kantor Kepala desa Jayaloka 100% 250,000,000 Ngestiboga I 2 Rehab Kantor Kepala desa Sidodadi Jayaloka 100% 250,000,000 3 Rehab Kantor Kepala desa Bumirejo 4 Rehab Kantor Kepala desa Donorojo 5 Pembangunan Trotoar dan Drainase Ibu Kota Kec. Jayaloka 6 Pembangunan Siring Beton di Desa Margoyoso 7 Pembangunan Siring Beton di Desa Griyoso 8 Pembangunan Siring Beton di Desa Purwodadi 9 Pembangunan Siring Beton di Desa Ngetisboga I Jayaloka 100% 250,000,000 Jayaloka 100% 250,000,000 Jayaloka M 2,500,000,000 Jayaloka 100% 375,000,000 Jayaloka 100% 375,000,000 Jayaloka 100% 375,000,000 Jayaloka 100% 375,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.27

28 No Urusan/Bidang Urusan Kebutuhan Dana Pemerintahan Daerah Dan Lokasi Volume / Pagu Indikatif 10 Pembangunan Siring Beton di Desa Ngetisboga II Jayaloka 100% 375,000, Pembangunan Siring Beton di Jayaloka 100% 375,000,000 Kelurahan Marga Tunggal 12 Pembangunan Siring Beton di desa Jayaloka 100% 375,000,000 Bumi Rejo 13 Pembangunan Siring Beton di desa Jayaloka 100% 375,000,000 Sukowono 14 Pembangunan Taman Ibukota Kec. Jayaloka Jayaloka 100% 500,000, Pembuatan Pagar Gedung Jayaloka 100% 250,000,000 Serbaguna Kel. Marga Tunggal 16 Pembangunan Jalan Setapak di Jayaloka 100% 400,000,000 desa Kertosono 17 Pelebaran dan Peningkatkan Jalan Jayaloka 5 km 8,000,000,000 Jayaloka - Lubuk Besar 18 Peningkatan Jalan Ngestiboga I Jayaloka 1 km 1,200,000, Peningkatan Jalan Desa Sukowono Jayaloka 1 km 1,200,000, Peningkatan Jalan Jalan Desa Jayaloka 1 km 1,200,000,000 Giriyoso 21 Peningkatan Jalan Desa Donorejo Jayaloka 1 km 1,200,000, Peningkatan Jalan Desa Margoyoso Jayaloka 1 km 1,200,000, Peningkatan Jalan Desa Kertosono Jayaloka 1 km 1,200,000, Peningkatan Jalan Desa Ngestiboga Jayaloka 3 km 1,200,000,000 II Dusun 1 25 Perkerasan Jalan Desa Ngestiboga Jayaloka 3 km 1,200,000,000 II Dusun 5 26 Perkerasan Jalan Poros Kertosono - Tambangan menjadi Koral Jayaloka 3 km 1,200,000, Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jayaloka 8 12,000,000,000 Jembatan Kabupaten - Zona I 28 Pemeliharaan Periodik Jalan Jayaloka 5 Km 4,000,000,000 Jayaloka - Sungai Bunut 29 Pembangunan Kantor Desa Jayaloka 1 Unit 372,750,000 Ngestikarya Kec. Jayaloka 30 Pembangunan Kantor Kepala Desa Margoyoso Kec. Jayaloka Jayaloka 1 Unit 372,750,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.28

29 No Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan 31 Rehab Kantor Kades Ngestiboga I Kec. Jayaloka 32 Rehab Balai Jayaloka 33 Rehab Balai Serbaguna di Desa Kertosono Kec. Jayaloka 34 Pembangunan Drainase di Desa Margoyoso Kec. Jayaloka 35 Pembangunan Drainase di Desa Sidodadi Kec. Jayaloka 36 pembangunan Drainase Desa Bumirejo Kec. Jayaloka 37 Pembangunan Drainase di desa kertosono Kec. Jayaloka 38 Pembangunan Drainase di desa Ngestiboga I kec. Jayaloka 39 Pembangunan Drainase di desa Donorejo kec. Jayaloka 40 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Bumirejo Kec. Jayaloka 41 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Donorejo Kec. Jayaloka 42 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Mekar Jaya Kec. Jayaloka 43 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Ngestiboga Kec. Jayaloka 44 Pemasangan LPJU di Desa Ngestikarya Jayaloka 45 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Margoyoso Kec. Jayaloka 46 Pemasangan Lampu Jalan di Desa Purwodadi Kec. Jayaloka 47 Peningkatan Jalan Dalam Jayaloka Peningkatan Jalan Trans Donorejo Dusun 3 menjadi ATB sepanjang 0,5 km Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif Jayaloka 1 Unit 200,000,000 Jayaloka 1 Unit 400,000,000 Jayaloka 1 Unit 350,000,000 Jayaloka 200 Mtr 200,000,000 Jayaloka 200 Mtr 200,000,000 Jayaloka 200 Mtr 200,000,000 Jayaloka 200 Mtr 200,000,000 Jayaloka 200 Mtr 200,000,000 Jayaloka 200 Mtr 200,000,000 Jayaloka 100 M 100,000,000 Jayaloka 100 M 100,000,000 Jayaloka 100 M 100,000,000 Jayaloka 132 M 100,000,000 Jayaloka 15 titik 150,000,000 lampu jalan Jayaloka 10 titik 100,000,000 lampu jalan Jayaloka 10 titik lampu 100,000,000 jalan ,5km RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.29

30 No Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif Peningkatan Jalan Desa Kertosono 1km menjadi ATB sepanjang 1 km Peningkatan Jalan Desa Ngestiboga 1km II Dusun Blok A & C (Akses PAUD) menjadi ATB sepanjang 1 km Peningkatan Jalan Desa Ngestiboga 0,5km I (Blok A dan D) menjadi ATB sepanjang 0,5 km Peningkatan Jalan Desa Bumi Rejo 0,2km menjadi Rigid sepanjang 0,2 km 3. adalah merupakan salah satu kecamatan yang berada di wilayah Pemerintah Kabupaten Musi Rawas yang berada pada jalan lintas Sumatera dengan luas wilayah 645,81 Km 2 dan jumlah penduduk Jiwa. ini beriklim tropis dengan ketinggian tanah lebih kurang 120 diatas permukaan laut. Tabel 5.10 Rencana Alokasi Kegiatan Tahun Anggaran 2017 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 1 Rehab Kantor Kelurahan Kec. 2 Pembangunan Drainase Desa Mandi Aur Kec. 3 Pembangunan Drainase Desa Tugu Sempurna Kec. 4 Pembangunan Drainase Desa Binjai Kec. 5 Pembangunan Drainase Desa Petran Jaya Kec. Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif 1 Unit 367,500, Mtr 500,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.30

31 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 6 Pembangunan Drainase RT. 09 Kelurahan 7 Pembangunan Drainase di Desa Beliti Jaya Kec. 8 Pembangunan Drainase di Desa Mangan Jaya Kec. 9 Pembangunan Drainase di Desa Karya Teladan Kec. 10 Pembangunan Drainase di Desa Lubuk Tua Kec. 11 Pembangunan Drainase Desa Karya Mukti Kec. 12 Pembangunan Drainase Desa Marga Sakti Kec. 13 Pembangunan Drainase Desa Tanjung Kec. 14 Pembangunan Drainase Desa Mambang Kec. 15 Pembangunan Drainase Jalan MTS N Kec. 16 Pengembangan Pipa Distribusi Air Bersih di desa Karya Sakti 17 Pemasangan Pipa Perlintasan Sungai dan Pengembangan Jaringan di IKK SPAM 18 Pengadaan tanah untuk IKK SPAM Karya sakti Kec. 19 Pembangunan Jalan Setapak Desa Beliti Jaya Kec. kelingi 20 Pembangunan Jalan Setapak Desa Tanjung Kec. 21 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Mandi Aur Kec. 22 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Pendingan 23 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Lubuk Tua Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif 200 Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, Mtr 200,000, m 1,600,000, M 500,000, M2 150,000, M 200,000, M 200,000, M 250,000, M 200,000, M 200,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.31

32 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 24 Pembangunan Jalan Setapak di Desa Binjai Kec. 25 Pembangunan Tangga Ke-Sungai di Desa Lubuk Tua 26 Pembangunan Tangga Ke-Sungai di Desa Tanjung 27 Pembangunan Tangga Ke-Sungai di Desa Bingin Jungut 28 Pembangunan Jalan Setapak Kec. 29 Pembangunan Tangga ke Sungai Desa Mambang Kec. kelingi 30 Pembangunan Jalan Setapak Samping KUA Kel kelingi 31 Rehab Embung Desa Karya Mukti Kec. kelingi 32 Penambahan Tiang Listrik Kelurahan 33 Pemasangan Jaringan Listrik dan Trafo Desa Mandi Aur 34 Peningkatan Jalan Dalam Meningkatnya kondisi lapis perkerasan Jalan Poros Desa Petrans Jaya menjadi Rigid 800 M Meningkatnya kondisi lapis perkerasan Jalan Desa Karya Mukti menjadi ATB sepanjang 0,5 km Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif 200 M 200,000,000 4 Unit 150,000,000 4 Unit 150,000,000 4 Unit 150,000, M 200,000,000 5 Unit 200,000, M 200,000,000 1 Buah 200,000,000 1 Paket 232,500,000 1 Paket 900,000, ,8km 0,5km 4. Megang Sakti Megang Sakti merupakan salah satu kecamatan yang terletak di bagian selatan Kabupaten Musi Rawas. Luas total wilayah kecamatan Megang Sakti adalah 399,77 Km2 dan jumlah penduduk Jiwa. Wilayah kecamatan ini merupakan daerah bukan pantai dan pegunungan dengan ketinggian rata-rata 120 meter diatas permukaan laut. RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.32

33 Tabel 5.11 Rencana Alokasi Kegiatan Megang Sakti Tahun Anggaran 2017 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 1 Pembangunan Drainase di Desa Mekar Sari Kec. Megang Sakti 2 Pembangunan Drainase di Desa Megang 3 Pembangunan Drainase di Desa Campur Sari Kec. Megang Sakti 4 Pembangunan Drainase Lingkungan Desa Megang Sakti I 5 Pembangunan Drainase Desa megang Sakti V 6 Pembangunan Drainase Desa Mekar Sari SP III 7 Pembangunan Drainase Desa Megang Sakti III 8 Pembangunan Drainase Desa Talang Ubi Kec. Megang Sakti 9 Pembangunan Drainase Desa Dangku Kec. Megang Sakti 10 Pembangunan Talud Desa Megang Sakti IV 11 Pembangunan gedung tahfiz al quran di desa Wonosari kec. Megang Sakti (Tahap I) 12 Lanjutan Pembangunan Jalan Rigid Pavement di Desa Mekar Sari 13 Peningkatan Jalan Setapak Desa Jajaran Baru I 14 Pembangunan Jalan Setapak Kel Megang Sakti I 15 Pembangunan Jalan Setapak Desa Megang Sakti III Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif Megang Sakti 200 Mtr 200,000,000 Megang Sakti 200 Mtr 200,000,000 Megang Sakti 200 Mtr 200,000,000 Megang Sakti 400 Mtr 400,000,000 Megang Sakti 200 Mtr 200,000,000 Megang Sakti 150 Mtr 150,000,000 Megang Sakti 200 Mtr 200,000,000 Megang Sakti 200 Mtr 200,000,000 Megang Sakti 400 Mtr 400,000,000 Megang Sakti 50 M 200,000,000 Megang Sakti 50% 400,000,000 Megang Sakti 200 M 200,000,000 Megang Sakti 300 M 300,000,000 Megang Sakti 200 M 200,000,000 Megang Sakti 200 M 200,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.33

34 Urusan/Bidang Urusan No Pemerintahan Daerah Dan 16 Pembangunan Jalan Setapak Desa Jajaran Baru I 17 Normalisasi Sungai Senaro Desa Megang Sakti I & II 18 Pemasangan Lampu Jalan Megang Sakti I Lingkungan II 19 Peningkatan Jalan Simpang Semambang - Megang Sakti 20 Peningkatan Jalan Dalam Megang Sakti Peningkatan Jalan Desa Jajaran Baru II menjadi ATB sepanjang 1 km Peningkatan jalan Desa Megang Sakti III (sekunder) menjadi ATB sepanjang 1 km Peningkatan jalan poros Desa Marga Puspita - Desa Tegal Sari menjadi ATB sepanjang 1 km Peningkatan jalan Desa Sumber Rejo menjadi ATB sepanjang 1 km Peningkatan Jalan Desa Jajaran Baru I Akses SMA Kebun Kulim menjadi ATB sepanjang 1 km 22 Pembangunan Jembatan Sungai Tikip Desa Jajaran Baru I (Kampung 5) Megang Sakti 23 Pembangunan Jembatan Sungai Senaro Kelurahan Megang Sakti I 24 Pembuatan Talud dan Plat Deuker Kelurahan Megang Sakti I 25 Pemeliharaan Periodik Jalan Megang Sakti I - Megang Sakti V Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif Megang Sakti 200 M 150,000,000 Megang Sakti 2 KM 200,000,000 Megang Sakti 25 titik lampu 200,000,000 jalan Megang Sakti 1 Km 4,680,000,000 Megang Sakti 6,500,000,000 Megang Sakti Jembatan Beton 1,000,000,000 Megang Sakti Jembatan 900,000,000 Besi 16 M Megang Sakti 120 M 172,000,000 Megang Sakti 1,4 Km 1,250,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.34

35 5. Beliti Beliti adalah salah satu kecamatan yang terletak di selatan Kabupaten Musi Rawas dan merupakan Ibukota Kabupaten. Secara geografis wilayah kecamatan ini bukan pantai dengan ketinggian <200 Meter di atas permukaan laut dan menjadi daerah yang dilalui aliran sungai. Luas total wilayah kecamatan Beliti 175,62 Km2 dengan jumlah penduduk Jiwa. Tabel 5.12 Rencana Alokasi Kegiatan Beliti Tahun Anggaran 2017 No Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah Dan Lokasi Volume Kebutuhan Dana / Pagu Indikatif 1 Rehab Rumah Adat Kel. Beliti Beliti 1 Unit 300,000,000 2 Rehab Kantor Desa Tanah Periuk Beliti 1 Unit 250,000,000 3 Rehab Kantor Desa Pedang Beliti 1 Unit 250,000,000 4 Rehab Kantor Desa Manah Resmi Beliti 1 Unit 250,000,000 5 Pembangunan Kantor Desa Bumi Agung 6 Pembangunan Kantor Desa Satan Indah Jaya 7 Pembangunan Gedung Guru Convention Center Tahap VI Beliti 1 Unit 400,000,000 Beliti 1 Unit 400,000,000 Beliti 50% 20,000,000,000 8 Penambahan Ruangan Staf Sat Pol Beliti 1 Unit 750,000,000 PP Kab. Musi Rawas 9 Pembangunan Gedung KORPRI Beliti 1 Unit 1,000,000, Pembangunan Gedung Interlkam Polres Musi Rawas (Tahap 2 ) 11 Rehab Gedung Serba Guna Ds. Manah Resmi 19 Lanjutan Pembangunan Trototar di jl. Lintas sumatera Kab. Musi Rawas 20 Pembangunan Siring Beton Ds. Tanah Periuk 21 Pembangunan Siring Beton Ds. Bumi Agung 22 Pembangunan Siring Beton Ds. Air Satan 23 Pembangunan Siring Beton Ds. Pedang Beliti 1 Unit 500,000,000 Beliti 1 Unit 200,000,000 Beliti M 1,000,000,000 Beliti 350 M 210,000,000 Beliti M 600,000,000 Beliti m 1,080,000,000 Beliti 500 M 300,000,000 RKPD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2017 V.35

BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN

BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN BAB V RENCANA PEMBANGUNAN BERDIMENSI KEWILAYAHAN Isu utama pembangunan wilayah saat ini adalah masih besarnya kesenjangan antar wilayah. Sehubungan dengan hal tersebut penyusunan perencanaan pembangunan

Lebih terperinci

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1

Selayang Pandang Kabupaten Musi Rawas Utara 1 MAKMUR AMAN CERDAS DAN BERMARTABAT 1 Sambutan BUPATI Musi Rawas Utara Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas Berkat Rahmat dan Karunia-Nya jualah, buku dapat diselesaikan. Buku ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN...I.

BAB I PENDAHULUAN...I. DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GRAFIK... x DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... I. 1 1.1 Latar Belakang... I. 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I. 9 1.3 Hubungan RKPD dan

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) PERUBAHAN DINAS PU BINA MARGA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS

RENCANA KERJA (RENJA) PERUBAHAN DINAS PU BINA MARGA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA (RENJA) PERUBAHAN DINAS PU BINA MARGA TAHUN 2015 PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS Copyright @ Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Kabupaten Musi Rawas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH 2.1. Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik 2.1.1 Geografis Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar Pemerintah Daerah senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara sampai 49 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Penelitian Secara geografis, Kabupaten OKU Selatan terletak antara 4 0 14 sampai 4 0 55 Lintang Selatan dan diantara 103 0 22 sampai 104

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Indonesia yang mengikuti Pilkada tanggal 09 Desember 2015. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN BUKU SAKU KINERJA PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN Daftar Isi A. Fiskal... B. Program Prioritas Tahun 2017 dan 2018... C. Proyek Strategis Nasional Sumatera Selaan... D. Capaian Kinerja Tahun 2016,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH 2.1. Aspek Geografi dan Demografi 2.1.1. Aspek Geografi Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu Kabupaten dalam Provinsi Sumatera Selatan yang secara geografis terletak

Lebih terperinci

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan

5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan 5.1. Analisa Produk Unggulan Daerah (PUD) 5.1.1 Analisis Location Quotient (LQ) Sub Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Perikanan, dan Kehutanan Produk Unggulan Daerah (PUD) Lamandau ditentukan melalui

Lebih terperinci

4.1. Letak dan Luas Wilayah

4.1. Letak dan Luas Wilayah 4.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Lamandau merupakan salah satu Kabupaten hasil pemekaran Kabupaten Kotawaringin Barat. Secara geografis Kabupaten Lamandau terletak pada 1 9-3 36 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Seluma Kabupaten Seluma merupakan salah satu daerah pemekaran dari Kabupaten Bengkulu Selatan, berdasarkan Undang-Undang Nomor 3

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

-1- BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN

-1- BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN -1- BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN KAWASAN AGROPOLITAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : Mengingat : BUPATI MUSI RAWAS, a. bahwa

Lebih terperinci

KEGIATAN PENGADAAN LOKASI PEKERJAAN KEGIATAN PENGADAAN LAINNYA

KEGIATAN PENGADAAN LOKASI PEKERJAAN KEGIATAN PENGADAAN LAINNYA swakelola PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH NOMOR : 050/238/DPE/2013 TANGAL: 04 April 2013 Pengguna Anggaran Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Musi Rawas Alamat:Jl. Raya Lintas

Lebih terperinci

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin 2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 27 Secara rinci indikator-indikator penilaian pada penetapan sentra pengembangan komoditas unggulan dapat dijelaskan sebagai berikut: Lokasi/jarak ekonomi: Jarak yang dimaksud disini adalah jarak produksi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang 70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis

BAB I PENDAHULUAN. (pendapatan) yang tinggi. Petani perlu memperhitungkan dengan analisis BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman karet merupakan salah satu komoditi yang menduduki posisi cukup penting sebagai devisa non-migas dan menunjang pembangunan ekonomi Indonesia, sehingga memiliki

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional.

BAB I PENDAHULUAN. langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perencanaan regional memiliki peran utama dalam menangani secara langsung persoalan-persoalan fungsional yang berkenaan dengan tingkat regional. Peranan perencanaan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS 2 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS 2 TAHUN 2001 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS Menimbang :

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang desentralisasi membuka peluang bagi daerah untuk dapat secara lebih baik dan bijaksana memanfaatkan potensi yang ada bagi peningkatan kesejahteraan dan kualitas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Spasial Kabupaten Tulang Bawang merupakan wilayah yang dilalui oleh jalan lintas sumatera. Kecamatan Menggala merupakan pertemuan antara jalan lintas timur sumatera

Lebih terperinci

6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD

6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD 6.1 Rencana Program dan Kegiatan Bersumber dari APBD Berdasarkan visi, misi, kebijakan dan sasaran sebagaimana tertuang dalam Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Musi Rawas Tahun 2016-2021 maupun perkembangan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Sumatera Selatan terletak antara 1 0 4 0 Lintang Selatan dan 102 0-106 0 Bujur Timur dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Provinsi Sumatera Selatan memiliki lahan yang cukup luas dengan sungai yang banyak dan besar. Hal ini memberikan potensi yang besar bagi pengembangan lahan pertanian

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BALAI PENYULUHAN PADA BADAN PELAKSANA PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN

Lebih terperinci

OUTLINE I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LEBONG ISU-ISU STRTEGIS KABUPATEN LEBONG III. POTENSI SUMBER DAYA UNGGULAN KABUPATEN LEBONG

OUTLINE I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LEBONG ISU-ISU STRTEGIS KABUPATEN LEBONG III. POTENSI SUMBER DAYA UNGGULAN KABUPATEN LEBONG OUTLINE I. GAMBARAN UMUM KABUPATEN LEBONG II. ISU-ISU STRTEGIS KABUPATEN LEBONG III. POTENSI SUMBER DAYA UNGGULAN KABUPATEN LEBONG 1. Lingkup Pertanian 2. Lingkup Perikanan 3. Lingkup Pertambangan dan

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS, TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2011 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS, Menimbang

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2011-2031 I. UMUM Proses pertumbuhan dan perkembangan wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Beberapa gambaran umum dari kondisi fisik Kabupaten Blitar yang merupakan wilayah studi adalah kondisi geografis, kondisi topografi, dan iklim.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya dibentuk berdasarkan pada Peraturan Daerah Kota Tasikmalaya nomor 8 tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 39 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus terbentuk atas dasar Undang-undang Nomor 2 tertanggal 3 Januari 1997 dan pada tanggal 21 Maret 1997 resmi menjadi salah

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MUSI RAWAS Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016

Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi. Jambi, 31 Mei 2016 Disampaikan oleh: Kepala Bappeda provinsi Jambi Jambi, 31 Mei 2016 SUMBER PERTUMBUHAN PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA 1. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Provinsi Jambi pada Februari 2015 sebesar 4,66

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS

IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 46 IV. KONDISI UMUM KABUPATEN MUSI RAWAS 4.1. Keadaan Alam 4.1.1. Letak Geografis dan Wilayah Administratif Kabupaten Musi Rawas merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan, letaknya disebelah

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat

IV. GAMBARAN UMUM Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat 51 IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak Wilayah, Iklim dan Penggunaan Lahan Provinsi Sumatera Barat Sumatera Barat adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir barat Pulau Sumatera dengan ibukota

Lebih terperinci

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Isi Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xiv I. PENDAHULUAN......1 1.1. Latar Belakang......1 1.2. Maksud dan Tujuan Studi......8 1.2.1. Maksud......8

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN

PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN PRODUKSI PERTAMBANGAN MENURUT JENIS BARANG TAHUN 2010 2015 JENIS BARANG TAHUN MINYAK BUMI (000 barel) GAS BUMI (MMBTU) BATUBARA (ton) BIJIH BESI (ton) 2010 6.588,05 17.410,00 3.876.280,00 317.300,00 2011

Lebih terperinci

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16

Ditulis oleh Administrator Senin, 11 November :47 - Terakhir Diperbaharui Jumat, 29 November :16 KOMODITAS DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MALUKU TENGAH Pembangunan ketahanan pangan dan pertanian di Indonesia merupakan focus dari arus utama pembangunan nasional. Secara perlahan diarahkan secara umum

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat. mempunyai luas wilayah 4.951,28 km 2 atau 13,99 persen dari luas 29 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan salah satu kabupaten/kota yang berada di wilayah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung. Kabupaten Tulang Bawang Barat berbatasan langsung dengan Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota 66 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Bandarlampung 1. Letak Geografis Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota Bandarlampung memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan

Lebih terperinci

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2)

DATA AGREGAT KEPENDUDUKAN PER KECAMATAN (DAK2) KABUPATEN / KOTA : OGAN KOMERING ULU 16.01 OGAN KOMERING ULU 192.831 182.28 35.109 1 16.01.0 SOSOH BUAY RAYAP.332 6.820 14.152 2 16.01.08 PENGANDONAN 5.292 5.13 10.465 3 16.01.09 PENINJAUAN 25.186 23.13

Lebih terperinci

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar

Bupati Murung Raya. Kata Pengantar Bupati Murung Raya Kata Pengantar Perkembangan daerah yang begitu cepat yang disebabkan oleh semakin meningkatnya kegiatan pambangunan daerah dan perkembangan wilayah serta dinamisasi masyarakat, senantiasa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

PROVINSI SUMATERA SELATAN

PROVINSI SUMATERA SELATAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS NOMOR 10 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MUSI RAWAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUSI RAWAS,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Barat 1. Sejarah Terbentuknya Kabupaten Lampung Barat Menurut Lampung Barat Dalam Angka (213), diketahui bahwa Kabupaten Lampung Barat

Lebih terperinci

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015 BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014

Lampiran I.16 PENETAPAN DAERAH PEMILIHAN DAN JUMLAH KURSI ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 2014 Lampiran I.6 : Keputusan Komisi Pemilihan Umum : 98/Kpts/KPU/TAHUN 0 : 9 MARET 0 ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI DALAM PEMILIHAN UMUM TAHUN 0 No DAERAH PEMILIHAN JUMLAH PENDUDUK JUMLAH

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA GEOGRAFIS KABUPATEN BANGKA PKL Sungailiat PKW PKNp PKWp PKW PKW Struktur Perekonomian Kabupaten Bangka tanpa Timah Tahun 2009-2013 Sektor 2009 (%)

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG Sesuai dengan amanat Pasal 20 Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Lebih terperinci

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera

Sumatera Selatan. Jembatan Ampera Laporan Provinsi 169 Sumatera Selatan Jembatan Ampera Jembatan Ampera adalah sebuah jembatan di Palembang, Provinsi Sumatera Selatan, Indonesia. Jembatan Ampera, yang telah menjadi semacam lambang kota,

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Kabupaten Tanggamus Kabupaten Tanggamus merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Lampung. Perkembangan Kabupaten Tanggamus dimulai

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN

BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN BAB IV. ARAH KEBIJAKAN PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUASIN 4.1 Analisis Sektor Unggulan di Kabupaten Banyuasin Sektor ekonomi unggulan (basis) merupakan sektor yang memiliki peranan dalam suatu perekonomian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada awalnya Kabupaten Tulang Bawang mempunyai luas daratan kurang lebih mendekati 22% dari luas Propinsi Lampung, dengan pusat pemerintahannya di Kota Menggala yang telah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian memiliki peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional. Selain berperan penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, sektor

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

STATISTIK KECAMATAN MAJE 2016 Statistik Daerah Kecamatan Maje 2016 Halaman i STATISTIK DAERAH KECAMATAN MAJE 2016 Nomor ISSN : Nomor Publikasi : 17040.1619 Katalog BPS : 1101002.1704020 Ukuran Buku : 25,00

Lebih terperinci

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PRIORITAS DAERAH 5.1. Prioritas dan Arah Kebijakan Spasial Untuk mewujudkan harmonisasi Pembangunan Wilayah di Kabupaten Ponorogo yang dilaksanakan secara sektoral oleh

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan irigasi di Indonesia menuju sistem irigasi maju dan tangguh tak lepas dari irigasi tradisional yang telah dikembangkan sejak ribuan tahun yang lampau.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan bagi masyarakat bukanlah hal yang baru, terutama bagi masyarakat yang masih memiliki nilai-nilai dan kultur tradisional. Sejak jaman dahulu, mereka tidak hanya

Lebih terperinci

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Disampaikan pada Seminar Nasional dan Kongres VIII MKTI Di Palembang 5-7 November 2013 Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013 Permasalahan Pengelolaan SDA Sampah Pencemaran Banjir Kependudukan

Lebih terperinci

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2010-2015 MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah No Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Kebijakan Umum Sasaran Indikator Sasaran Program Kegiatan

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 288.456 16.926 22.384 34.827 30.181 29.824 34.511 41.041 28.541 192.768 532744 2 Banyu Asin 82.159 4.192 5.041 8.043 11.345 18.010 18.343 12.742

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya perubahan secara terencana seluruh dimensi kehidupan menuju tatanan kehidupan yang lebih baik di masa mendatang. Sebagai perubahan yang terencana,

Lebih terperinci

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

PRODUKSI PANGAN INDONESIA 65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 202.414 23.805 44.545 48.706 46.376 48.865 42.493 30.682 43.325 261.667 537.401 2 Banyu Asin 74.354 6.893 15.232 9.133 8.357 11.370 14.914 10.561

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 175.517 14.520 28.238 30.943 30.415 63.437 80.416 47.113 57.176 280.562 537.423 2 Banyu Asin 63.171 4.322 5.770 9.872 11.440 16.385 28.658 11.966

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Max. Vegetatif (41-54 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Vegetatif 2 (31-40 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 178.423 31.968 30.373 48.437 35.571 58.619 50.807 24.344 67.668 248.151 537.808 2 Banyu Asin 58.327 11.485 7.424 12.266 9.755 15.582 18.133 7.698

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah 46 IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105 sampai dengan 105 45 Bujur Timur dan 5 15 sampai

Lebih terperinci

Bidang Tanaman Pangan

Bidang Tanaman Pangan Bidang Tanaman Pangan SASARAN Dinas Tan. Pangan, Horti. & Peternakan Kalimantan Tengah 1 Meningkatkan Jumlah Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura; 2 Meningkatkan Jumlah

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA Strategi dan Program Prioritas Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Mahulu

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang 43 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Gambaran Umum Daerah Penelitian 1. Keadaan Umum Kecamatan Sragi a. Letak Geografis Kecamatan Sragi merupakan salah satu kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015

ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN 2015 disampaikan oleh : Kepala Bappeda Provinsi Sumatera Selatan pada acara : KONSULTASI PUBLIK DALAM RANGKA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA

Lebih terperinci

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015

RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 RUMUSAN RAPAT KOORDINASI PANGAN TERPADU SE KALTIM TAHUN 2015 Pada Kamis dan Jumat, Tanggal Lima dan Enam Bulan Maret Tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Samarinda, telah diselenggarakan Rapat Koordinasi

Lebih terperinci

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROV. SULAWESI TENGAH 2016 PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DALAM MENGAKSELERASI PROGRAM PANGAN BERKELANJUTAN DAN PENINGKATAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI

Lebih terperinci

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST)

Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi (Ha) Vegetatif 2 (31-40 HST) Vegetatif 1 (16-30 HST) Max. Vegetatif (41-54 HST) Luas Sawah pada Fase Pertanaman Padi 1 Sumatera Selatan 227.724 25.153 21.877 14.691 14.496 30.225 49.463 44.048 49.214 174.800 539.158 2 Banyu Asin 91.654 6.116 2.488 1.867 3.120 7.882 13.631 16.095 18.375

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan

Profil Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Provinsi Sumatera Selatan 1 A. GAMBARAN UMUM 1. Nama Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 2. Permukiman Transmigrasi Simpang Tiga SP 3 Terletak di Kawasan a. Jumlah Transmigran (Penempatan) Penempata 2009 TPA : 150 KK/563

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pertambahan penduduk Indonesia setiap tahunnya berimplikasi pada semakin meningkatkan kebutuhan pangan sebagai kebutuhan pokok manusia. Ketiadaan pangan dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

-2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Neg

-2-4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Neg BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR : 18 TAHUN 2015 TENTANG KPD KABUPATEN MUSI RAWAS RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN DAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUASIN DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DAN KAWASAN TRANSMIGRASI (P2MKT) DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK

Lebih terperinci