NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

Transkripsi

1 No. 34/08/14/Th.XIV, 01 Agustus 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN Pada bulan Juli 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 100,43 atau turun 1,84 persen dibanding NTP Juni 2013 yang mencapai 102,31. Penurunan ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen relatif lebih kecil jika dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang mencapai 2,77 persen. Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) tercatat sebesar 110,03, Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 114,06, Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 93,59, Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPPT) 101,43, dan Nilai Tukar Petani Nelayan (NTPN) 87,75. Komoditas yang memberikan andil terbesar kenaikan indeks harga yang diterima petani (It) terjadi pada subsektor peternakan yaitu sebesar 2,77 persen, yang terutama diakibatkan oleh naiknya harga ayam dengan andil sebesar 1,24 persen, sapi potong sebesar 1,01 persen, kerbau sebesar 0,16 persen, kambing sebesar 0,15 persen, babi sebesar 0,13 persen, telur sebesar 0,09 persen, serta itik/bebek dan itik manila masing-masing sebesar 0,01 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani terjadi pada subsektor perikanan sebesar 3,12 persen yang disebabkan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga seperti bensin eceran dengan andil sebesar 0,64 persen, cabe merah sebesar 0,50 persen, telur ayam sebesar 0,36 persen, bawang merah sebesar 0,32 persen, tarif angkutan bermotor mini bus/oplet sebesar 0,13 persen, beras sebesar 0,11 persen, cabe rawit sebesar 0,08 persen, serta kacang panjang, daging babi, daging sapi, dan daging ayam masing-masing sebesar 0,07 persen. Pada bulan Juli 2013, terjadi inflasi di daerah perdesaan Provinsi Riau sebesar 3,18 persen. Inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 9,29 persen, kelompok bahan makanan 4,92 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,52 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,86 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,49 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,26 persen. Sedangkan untuk kelompok sandang mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. Laju inflasi di daerah pedesaan Provinsi Riau pada bulan Juli 2013 sebesar 3,18 persen, sementara itu inflasi year-on-year (Juli 2013 terhadap Juli 2012) adalah sebesar 7,35 persen, dan inflasi kumulatif (Juli 2013 terhadap Desember 2012) adalah sebesar 5,98 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase. NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kesejahteraan petani, dengan mengukur kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan petani baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani. Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar (term of trade) petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus

2 Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga pedesaan di Provinsi Riau, NTP di bulan Juli 2013 tercatat sebesar 100,43 atau turun sebesar 1,84 persen dibanding dengan NTP Juni 2013 yang mencapai 102,31. Hal ini disebabkan harga barang/produk pertanian yang dihasilkan oleh rumah tangga tani mengalami kenaikan yang relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian seperti terlihat pada Tabel 1. Rincian Tabel 1 Nilai Tukar Petani (NTP) Gabungan Provinsi Riau Indeks Gabungan Riau Perubahan (%) Juli'12 Des'12 Juni'13 Juli'12 Des'12 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Juni'13 Indeks Harga Yang Diterima Petani Indeks Harga Yang Dibayar Petani Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi & Olah raga Transportasi dan Komunikasi BPPBM Bibit Obat-obatan & Pupuk Sewa Lahan, Pajak & Lainnya Transportasi Penambahan Barang Modal Upah Buruh Tani Nilai Tukar Petani NTP Juli 2013 terhadap NTP Juli 2012 (year-on-year) turun sebesar 3,59 persen. Penurunan nilai NTP Juli 2013 secara year on year tersebut tersebut disebabkan indeks harga hasil produksi pertanian (hasil yang diterima petani) naik relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dan biaya pemeliharaan dan penambahan barang modal. Perkembangan indeks nilai tukar petani sejak Juli 2012 hingga Juli 2013 seperti terlihat pada grafik sebagai berikut. 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus 2013

3 Grafik 1 Perkembangan Nilai Tukar Petani Provinsi Riau Juli NTP It Ib Tabel 2 NILAI TUKAR PETANI (NTP) RIAU Subsektor Juni Bulan Juli % Perubahan Juli 13 Juni 13 [1] [2] [3] [4] 1 Tanaman Pangan a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPP) Hortikultura a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPH) Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPPR) Peternakan a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPPT) Perikanan a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTPN) R i a u a Indeks Harga yang Diterima (It) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) c Nilai Tukar Petani (NTP) Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus

4 Jika NTP Juli 2013 dibandingkan dengan Juni 2013, 4 (empat) dari 5 (lima) subsektor mengalami penurunan yaitu subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 3,59 persen, subsektor perikanan sebesar 2,27 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,22 persen, dan subsektor tanaman pangan sebesar 0,91 persen. Sedangkan subsektor lainnya mengalami kenaikan yaitu subsektor peternakan sebesar 0,56 persen. 1. Indeks harga yang diterima petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) mencakup 5 (lima) indeks subsektor. Pada Juli 2013, indeks harga yang diterima petani (It) di Provinsi Riau mengalami kenaikan sebesar 0,88 persen dibandingkan dengan It Juni 2013, yaitu dari 136,95 pada bulan Juni 2013 menjadi 138,16 pada bulan Juli Kenaikan It terjadi pada subsektor peternakan sebesar 2,77 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 1,91 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 1,67 persen, dan subsektor perikanan sebesar 0,77 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami sebesar 1,01 persen. Kenaikan It terutama diakibatkan naiknya harga ayam dengan andil sebesar 1,24 persen, sapi potong sebesar 1,01 persen, kerbau sebesar 0,16 persen, kambing sebesar 0,15 persen, babi sebesar 0,13 persen, telur sebesar 0,09 persen, serta itik/bebek dan itik manila masing-masing sebesar 0,01 persen. 2. Indeks harga yang dibayar petani (Ib) Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat ditunjukkan fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat pedesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Juli 2013 indeks harga yang dibayar petani (Ib) di Provinsi Riau naik sebesar 2,77 persen dibanding indeks Juni 2013, yaitu dari 133,86 menjadi 137,57 pada bulan Juli Kenaikan Ib terjadi semua subsektor yaitu subsektor perikanan sebesar 3,12 persen, subsektor tanaman hortikultura sebesar 2,92 persen, subsektor tanaman pangan sebesar 2,85 persen, subsektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,67 persen, dan subsektor peternakan sebesar 2,20 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani tertinggi terjadi pada subsektor perikanan sebesar 3,12 persen yang disebabkan oleh naiknya harga barang-barang konsumsi rumah tangga seperti bensin eceran dengan andil sebesar 0,64 persen, cabe merah sebesar 0,50 persen, telur ayam sebesar 0,36 persen, bawang merah sebesar 0,32 persen, tarif angkutan bermotor mini bus/oplet sebesar 0,13 persen, beras sebesar 0,11 persen, cabe rawit sebesar 0,08 persen, serta kacang panjang, daging babi, daging sapi, dan daging ayam masing-masing sebesar 0,07 persen. 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus 2013

5 3. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan/Padi & Palawija (NTPP) Pada Juli 2013, NTPP mengalami penurunan sebesar 0,91 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Juni Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,91 persen relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 2,85 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh kenaikan indeks kelompok padi sebesar 1,96 persen dan kelompok palawija sebesar 1,67 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 3,29 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,55 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It adalah naiknya harga Gabah Kering Giling (GKG) dengan andil sebesar 1,64 persen, jagung pipilan/pocelan sebesar 0,22 persen, ketela rambat sebesar 0,03 persen, dan kacang tanah sebesar 0,02 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga bawang merah dengan andil sebesar 0,91 persen, cabe merah sebesar 0,66 persen, bensin eceran sebesar 0,47 persen, telur ayam sebesar 0,36 persen, beras sebesar 0,15 persen, cabe rawit sebesar 0,13 persen, daging babi sebesar 0,08 persen, tariff angkutan bermotor mini bus/oplet, daging sapi, dan uang bayaran sekolah masing-masing sebesar 0,07 persen, ikan asin kering sebesar 0,06 persen, serta kacang panjang dan daging ayam masing-masing sebesar 0,05 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTPH) Pada Juli 2013, Nilai Tukar Petani untuk Subsektor Hortikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 1,22 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 1,67 persen relatif lebih kecil jika dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 2,92 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar 2,60 persen dan buah-buahan sebesar 0,74 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 3,29 persen dan indeks BPPBM sebesar 1,30 persen. Komoditas yang menyebabkan terjadinya kenaikan It yaitu naiknya harga cabe merah dengan andil sebesar 0,80 persen, cabe rawit sebesar 0,34 persen, pepaya sebesar 0,13 persen, ketimun dan jeruk masingmasing sebesar 0,12 persen, pisang sebesar 0,11 persen, nangka sebesar 0,08 persen, terung panjang dan semangka masing-masing sebesar 0,06 persen, kangkung sebesar 0,03 persen, serta kacang panjang dan sawi masing-masing sebesar 0,01 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib yaitu naiknya harga bawang merah dengan andil sebesar 0,92 persen, cabe merah sebesar 0,67 persen, bensin eceran sebesar 0,47 persen, telur ayam sebesar 0,35 persen, beras sebesar 0,15 persen, cabe rawit sebesar 0,13 persen, daging babi dan tarif angkutan bermotor mini bus/oplet masing-masing sebesar 0,08 persen, daging sapi dan uang bayaran sekolah masing-masing sebesar 0,07 persen, ikan asin kering dan kacang panjang masing-masing sebesar 0,06 persen, serta daging ayam sebesar 0,05 persen. Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus

6 c. Subsektor Perkebunan Rakyat (NTPPR) Pada Juli 2013 NTPPR mengalami penurunan sebesar 3,59 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 1,01 sedangkan indeks harga yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 2,67 persen. Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh penurunan indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 1,01 persen. Komoditas yang menyebabkan penurunan It adalah turunnya harga karet dengan andil sebesar 0,74 persen dan kelapa sawit sebesar 0,49 persen. Sementara itu, kenaikan indeks harga yang dibayar petani (Ib) disebabkan naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 3,10 persen dan indeks BPPBM sebesar 1,04 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga bawang merah dengan andil sebesar 0,70 persen, cabe merah sebesar 0,60 persen, bensin eceran sebesar 0,45 persen, telur ayam sebesar 0,24 persen, beras sebesar 0,17 persen, cabe rawit sebesar 0,10 persen, daging ayam dan kentang masing-masing sebesar 0,09 persen, daging sapi, daging babi, dan ikan asin kering masing-masing sebesar 0,08 persen, uang bayaran sekolah sebesar 0,06 persen, serta udang sebesar 0,05 persen. d. Subsektor Peternakan (NTPPT) Pada Juli 2013, NTPPT mengalami kenaikan sebesar 0,56 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 2,77 persen relatif lebih besar jika dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yang hanya mencapai 2,20 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh kenaikan indeks harga pada kelompok unggas sebesar 4,57 persen, hasil ternak sebesar 2,27 persen, ternak besar sebesar 2,11 persen, serta ternak kecil sebesar 2,00 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It adalah naiknya harga ayam dengan andil sebesar 1,24 persen, sapi potong sebesar 1,01 persen, kerbau sebesar 0,16 persen, kambing sebesar 0,15 persen, babi sebesar 0,13 persen, telur sebesar 0,09 persen, serta itik/bebek dan itik manila masingmasing sebesar 0,01 persen. Kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 3,15 persen dan indeks BPPBM sebesar 0,92 persen. Sedangkan komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib adalah naiknya harga bawang merah dengan andil sebesar 0,84 persen, bensin eceran sebesar 0,46 persen, cabe rawit sebesar 0,40 persen, beras sebesar 0,31 persen, cabe merah sebesar 0,24 persen, telur ayam sebesar 0,16 persen, daging ayam sebesar 0,10 persen, daging babi dan daging sapi masing-masing sebesar 0,08 persen, uang bayaran sekolah sebesar 0,07 persen, tongkol, mas, dan kentang masing-masing sebesar 0,06 persen, serta bayam sebesar 0,05 persen. e. Subsektor Perikanan (NTPN) Pada Juli 2013, NTPN mengalami penurunan sebesar 2,27 persen, hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen relatif lebih kecil dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar petani yaitu sebesar 3,12 persen. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh terjadinya kenaikan indeks harga kelompok budidaya sebesar 2,89 persen dan kelompok penangkapan sebesar 0,55 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan It yaitu naiknya harga ikan bawal dengan andil sebesar 0,51 persen, patin sebesar 0,16 persen lele sebesar 0,07 persen, dan mas sebesar 0,05 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus 2013

7 Sementara kenaikan indeks harga yang dibayar petani disebabkan oleh kenaikan indeks konsumsi rumah tangga sebesar 3,10 persen dan indeks BPPBM sebesar 3,17 persen. Komoditas yang menyebabkan kenaikan Ib yaitu naiknya harga bensin eceran dengan andil sebesar 0,64 persen, cabe merah sebesar 0,50 persen, telur ayam sebesar 0,36 persen, bawang merah sebesar 0,32 persen, tarif angkutan bermotor mini bus/oplet sebesar 0,13 persen, beras sebesar 0,11 persen, cabe rawit sebesar 0,08 persen, serta kacang panjang, daging babi, daging sapi, dan daging ayam masing-masing sebesar 0,07 persen. 1 Tanaman Pangan Tabel 3. Nilai Tukar Petani Per Subsektor dan Perubahannya Subsektor dan Kelompok Juni 2013 Juli 2013 % Perub Juli 13 Juni 13 [1] [2] [3] [4] A Indeks Harga yang Diterima (It) Padi Palawija B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) Hortikultura - Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM A Indeks Harga yang Diterima (It) Sayur-sayuran Buah-buahan B Indeks Harga yang Dibayar (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Tanaman Perkebunan Rakyat a Indeks Harga yang Diterima (It) Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) Peternakan - Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM a Indeks Harga yang Diterima (It) Ternak Besar Ternak Kecil Unggas Hasil Ternak b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) Perikanan - Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM a Indeks Harga yang Diterima (It) Penangkapan Budi daya b Indeks Harga yang Dibayar (Ib) Indeks Konsumsi Rumah Tangga Indeks BPPBM Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus

8 4. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Pulau Sumatera Dari 10 provinsi di Pulau Sumatera yang melaporkan hasil survei harga produsen dan konsumen perdesaan hingga Juli 2013, NTP mengalami penurunan di 8 (delapan) provinsi. Penurunan NTP tertinggi pada Juli 2013 terjadi di Provinsi Jambi sebesar 2,47 persen, dan kenaikan tertinggi terjadi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,69 persen seperti terlihat pada tabel 4 berikut: Tabel 4. Nilai Tukar Petani 10 Provinsi Di Pulau Sumatera NTP No, Provinsi Juni 2013 Juli 2013 Perubahan (%) [1] [2] [3] [4] [5] 1 NAD Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/Deflasi di wilayah pedesaan. Pada Juli 2013, terjadi inflasi pedesaan di Provinsi Riau sebesar 3,18 persen. Jika dilihat dari kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga, inflasi perdesaan terjadi karena kenaikan indeks harga pada semua kelompok pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu kelompok transportasi dan komunikasi sebesar 9,29 persen, kelompok bahan makanan 4,92 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 1,52 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,86 persen, kelompok makanan jadi, rokok dan tembakau sebesar 0,49 persen, dan kelompok perumahan sebesar 0,26 persen. Sedangkan untuk kelompok sandang mengalami penurunan sebesar 0,21 persen. Inflasi year-on-year (Juli 2013 terhadap Juli 2012) adalah sebesar 7,35 persen, dan inflasi kumulatif (Juli 2013 terhadap Desember 2012) adalah sebesar 5,98 persen seperti terlihat pada tabel 5 berikut: 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus 2013

9 Tabel 5. Persentase Perubahan Indeks Harga Konsumen Pedesaan Provinsi Riau Menurut Kelompok Pengeluaran Kelompok Pengeluaran Indeks Harga Konsumen Pedesaan Perubahan (%) Juli'12 Des'12 Juni'13 Juli'12 Des'12 Juni'13 [1] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] Konsumsi Rumah Tangga Bahan Makanan Makanan Jadi, Rokok & Tembakau Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan, Rekreasi, & OR Transportasi & Komunikasi Berita Resmi Statistik Provinsi Riau No. 34/08/14/Th. XIV, 01 Agustus