VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG"

Transkripsi

1 48 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG Berdasarkan data baik masalah maupun potensi yang dimiliki oleh kelompok, maka disusun strategi program penguatan kapasitas kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri. Strategi ini melibatkan anggota pengurus dan pihak pihak yang terkait unsur unsur yang ada di lingkungan kelompok dengan menggunakan metode Analisis SWOT. Metode ini digunakan untuk melihat faktor intern berupa kekuatan dan kelemahan kelompok dan faktor ekstern berupa peluang dan ancaman pada kelompok. Metode ini juga digunakan untuk menggali aspirasi dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan atau stakeholder seperti aparat desa, tokoh masyarakat, tokoh agama, anggota pengurus kelompok, donatur, maupun pihak pihak lain yang peduli pada keberadaan kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri melalui diskusi terarah (FGD) Sehubungan dengan hal tersebut, maka dalam penguatan kapasitas kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri ini diarahkan pada peningkatan pengetahuan, ketrampilan anggota dan pengurus kelompok. Selain untuk pengembangan kelompok, dan upaya menjalin kemitraan dengan lembaga luar Kondisi Kelompok mantan TKW luar negeri Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi kelompok terarah dengan kelompok dan pihak terkait telah teridentifikasi permasalahan sebagaimana diuraikan sebelumnya, namun untuk lebih jelasnya dapat dikemukakan sebagai berikut : Faktor Intern 1) Kekuatan/strengths yang dimiliki kelompok mantan TKW antara lain : a. Adanya kesadaran dan kepedulian anggota kelompok pada masalah Tenaga Kerja Wanita

2 49 Keinginan untuk membantu sesama TKW terutama yang mengalami masalah dapat dilihat pada kesediaan dari anggota dan pengurus kelompok untuk bergabung dengan kelompok. Kesadaran dan kepedulian kepada masalah perempuan khususnya mantan TKW memotivasi mereka untuk ikut dalam kegiatan kelompok. Banyaknya calon dan mantan TKW bermasalah telah menggugah sebagian anggota dan pengurus aktif dalam kegiatan kelompok. Karena selama bergabung dengan kelompok sebagian anggota telah dapat dirasakan manfaatnya. Manfaat yang dirasakan setelah bergabung dengan kelompok diantaranya adalah bertambahnya pengetahuan tentang prosedur yang benar tentang proses perekrutan TKW dan pihak mana saja yang harus dihubungi ketika terjadi masalah. Hal ini diungkapkan oleh beberapa anggota dan pengurus kelompok yang aktif dalam kegiatan kelompok. Mereka merasa telah mendapat pembekalan, karena sebagian dari mereka juga mengalami kondisi yang kurang mengenakan baik dalam proses perekrutan, penempatan, bahkan sampai pada pemulangan di tanah air. Pemberian informasi dan pengetahuan oleh pendamping melalui brosur maupun penyuluhan dan pemutaran film tentang TKW. Karena selama ini dan yang dialami oleh anggota dan pengurus yang notabene adalah mantan TKW pernah mengalami masalah. Dalam proses perekrutan misalnya, para calon TKW sering di datangi oleh para calo yang merupakan orang orang kepercayaan PJTKI datang ke desa dan dari rumah ke rumah untuk mencari calon TKW dengan iming- iming gaji besar. Para calo yang ada di tingkat desa biasanya sudah tahu kebutuhan dan masalah yang dihadapi oleh keluarga yang mengalami kondisi ekonomi yang serba kurang. Demikian juga dalam penempatan banyak para TKW yang mengalami kekerasan, penyiksaan dan pelecehan dari majikan. Ketika pulang ke tanah air, tidak sedikit yang mengalami pemerasan dari oknum oknum yang tidak bertanggung jawab. Hal ini disebabkan oleh ketidaktahuan akan prosedur dan syarat syarat yang harus dimiliki oleh calon TKW sebelum bekerja apalagi ke luar negeri. Jadi dengan adanya kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg telah memberi manfaat kepada anggota dan pengurus dalam informasi dan

3 50 pengetahuan diperlukan oleh seorang yang ingin menjadi calon TKW atau yang ingin kembali menjadi TKW. [ b. Adanya keinginan anggota kelompok untuk meningkatkan kemampuan diri. Sebagian anggota dan pengurus kelompok mempunyai motivasi untuk meningkatkan kemampuan diri. Karena dalam kegiatan kelompok anggota diberikan bekal ketrampilan. Salah satunya ketrampilan berbicara di depan umum yakni dalam setiap pertemuan kelompok diwajiban setiap anggota untuk menjadi pembawa acara secara bergilir. Demikian pula dalam acara diskusi kelompok, setiap anggota dimotivasi untuk mampu berbicara atau berargumentasi. Paling tidak anggota kelompok diberi kesempatan untuk belajar bertanya atau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh anggota yang lain. Dari kegiatan diatas diharapkan anggota dan pengurus kelompok akan mempunyai kepercayaan diri pada kemampuannya. Dimulai dari kemampuan untuk menyampaikan pendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan yang diberikan dalam kegiatan kelompok mereka akan semakin kritis pada kondisi yang ada di lingkungannya. Selanjutnya mereka akan dapat berperan dalam aktivitas sehari hari baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat. Demikian pula ketika mereka berhadapan dengan para calo atau majikan tempat mereka bekerja atau oknum oknum yang tidak bertanggung jawab, mereka akan mampu melindungi dan membela diri. Karena selama ini salah satu kelemahan calon TKW atau TKW adalah ketidakmampuan dalam membela diri yang disebabkan oleh ketidakpercayaan pada diri dan kemampuannya. Anggota dan kelompok telah merasakan manfaatnya mengikuti kegiatan kelompok yakni bertambahnya kemampuan dan kepercayaan diri anggota kelompok pada potensi yang dimiliki dan mampu membantu orang lain dalam memecahkan masalah kehidupannya. Salah satunya adalah bagaimana mengelola hasil atau keuangan mereka selama bekerja menjadi TKW, agar tidak digunakan secara konsumtif, tapi dimanfaatkan pada hal yang bersifat produktif dan investasi. Karena selama ini sebagian besar hasil selama bekerja menjadi TKW masih digunakan untuk membuat rumah, membeli mobil, membeli motor dan lain lain. Jarang dari mereka yang menggunakan

4 51 hasil bekerja di luar negeri untuk membeli sawah, atau usaha ekonomis produktif lainnya. Sehingga ketika mereka tidak lagi bekerja modal untuk beusaha telah siap untuk dimanfaatkan. [ c. Adanya jaringan kelompok dengan kelompok yang sama di desa lain. Jaringan yang dimiliki oleh kelompok yakni hubungan sosial dengan kelompok yang sama di desa lain dalam satu wilayah kecamatan. Jaringan dilakukan melalui pertemuan secara berkala setiap bulannya. Pertemuan ini selain untuk menambah jaringan kelompok, juga untuk menambah wawasan anggota dan pengurus kelompok di wilayah lain yang mempunyai kegiatan yang sama. Dalam pertemuan tersebut akan terjadi tukar informasi dan pengalaman baik secara formal maupun informal antar sesama anggota dan pengurus kelompok. Diharapkan pola jaringan kelompok ini akan menambah motivasi dan keaktifan anggota dan pengurus dalam kegiatan kelompok. Jaringan sosial yang dibangun dan di mediasi oleh pendamping kelompok ini memang masih terbatas belum berkembang dengan lembaga lain. Namun diharapkan dari pola seperti ini anggota dan pengurus kelompok akan semakn bertambah wawasannya dan akan timbul ide atau gagasan yang mengarah upaya pengembangan kelompok. Salahsatunya dengan membukadan membangun jaringan kelompok yang berbeda atau lembaga lain yang peduli dengan masalah perempuan terutama mantan TKW. Apabila ini terjadi maka tujuan dari kegiatan ini akan tercapai, yakni memberikan penyadaran dan kemampuan pada anggota dan pengurusnya, sehingga mempunyai kemapuan untuk menentukan dan memutuskan sesuatu yang berkaitan dengan kehidupannya. Dan hal tersebut akan dilakuan apabila sesuai dengan tujuan kelompok. Disamping dalam rangka memberdayakan anggota juga dlam rangka mengembangkan kelompok. Diantaranya membangun jaringan dengan organisasi/lembaga lokal yang ada dan sejalan dengan tujuan di lingkungan kelompok. Orgainisasi lembaga tersebut antara lain pemerintahan desa, PKK, Karang Taruna, kelompok pengajian, maupun lembaga teknis lainnya. Namun jaringan kelompok yang telah dibangun dengan kelompok lain merupakan kekuatan atau modal untuk membangun dan membuka jaringan dengan organisasi/lembaga lain. Hal ini penting untuk menambah nilai

5 52 tambah kegiatan kelompok dan upaya untuk memperluas jangkauan kegiatan dan pengembangan kelompok. 2) Kelemahan/Weakness atau Permasalahan yang dihadapi oleh kelompok antara lain : a. Kurangnya kemampuan pengurus dalam mengelola kelompok. Kurangnya pengalaman dalam beroganisasi dan ketrampilan yang dimiliki berpengaruh pada kapasitas kelompok. Umumnya pengurus belum berpengalaman dalam berorganisasi. Walaupun mereka pernah ikut dalam kegiatan pengajian, PKK, maupun Posyandu di desa tapi sudah lama ditinggalkan dan itupun hanya sebatas anggota, bukan pengurus. Disamping itu mereka juga tidak terlalu aktif dalam kegiatan tersebut, karena mereka selama ini bekerja di luar negeri. Jadi kesempatan untuk bergabung dan mengikuti kegiatan kampung tidak mungkin dilakukan. Akibatnya setelah pulang dan bergabung dengan kelompok mantan TKW, apalagi menjadi pengurus, sehingga mereka perlu belajar. Apalagi untuk mengelola sebuah kelompok. Dalam proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelompok pengurus kelompok masih bergantung pada pendamping kelompok. Ketrampilan pengurus juga kurang dalam pengurus belum mampu mengorganisir anggota kelompok paling tidak hadir dan aktif kegiatan kelompok. Proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan kelompok, pengurus kelompok masih bergantung pada pendamping kelompok. b. Kurangnya kerjasama pengurus kelompok Kerjsama dalam kelompok sangat penting dan mempunyai pengaruh terhadap kegiatan kerja kelompok. Karena di dalam kelompok telah diberikan tanggung jawab kepada pengurus sesuai dengan tugasnya masing masing. Namun tidak semua tanggung jawab tersebut dapat diselesaikan sendiri oleh pengurus yang bersangkutan. Setiap pengurus mempunyai kekurangan dan kelebihan. Kondisi ini dapat disinergikan dengan kerjasama, yakni saling membantu antara pengurus yang satu dengan yang lain. Apabila tugas yang diberikan belum mampu diselesaikan maka sebaiknya mengajak anggota pengurus lainnya untuk membantu menyelesaikan secara bersama sama agar dapat diselesaikan tepat waktunya. Namun kerjasama dalam kelompok mantan TKW ini belum berjalan dengan baik atau masih

6 53 kurang karena kesadaran untuk saling mengisi kelebihan dan kekurangan yang dimilki oleh masing masing pengurus belum dimanfaatkan dengan maksimal. c. Motivasi dan partisipasi anggota dan pengurus dalam mengikuti kegiatan kelompok masih rendah. Motivasi dan partisipasi anggota dan pengurus dilihat pada tujuan ketika bergabung dengan kelompok dan keaktifan dalam kegiatan kelompok. Terdapat lebih dari dari separuh anggota dan pengurus kelompok yang mempunyai motivasi mengikuti kegiatan kelompok karena ikut ikutan dan ingin tahu. Sisanya karena ada arisan kelompok dan ingin meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan. Demikian pula dengan partisipasi anggota dan pengurus dilihat dari keaktifannya dalam mengikuti kegiatan kelompok maupun seperti pertemuan kelompok maupun diskusi kelompok. Kondisi diatas dapat menunjukan bahwa motivasi dan partisipasi baik anggota maupun pengurus dalam kegiatan kelompok masih rendah. Karena ada perbedaan tujuan ketika begabung dengan kelompok. Apalagi jumlahnya lebih dari separuh anggota dan pengurus kelompok. Hal ini juga berdampak pada partisipasi anggota dan pengurus kelompok dalam mengikuti kegiatan kelompok. Apabila kondisi ini terus demikian maka kehidupan kelompok akan terganggu dan kemungkinan terjadinya kevakuman bisa terjadi. [[ Faktor Ekstern 1) Peluang/opportunities yang dimiliki kelompok mantan TKW antara lain : a. Adanya peran dari lembaga pendamping melalui pendamping kelompok yang sangat membantu perkembangan kelompok. Peran pendamping kelompok sangat penting dalam kegiatan dan perkembangan kelompok. Pendamping kelompok melakukan pembinaan dan monitoring terhadap kegiatan kelompok serta menjadi fasilitator dan narasumber dalam kegiatan pertemuan pertemuan kelompok. Hal ini dilakukan mengingat kelompok masih dalam pembinaan, sehingga terus dipantau. Pembinaan dilakukan secara berkala paling tidak satu sekali. Atau ketika ada pertemuan kelompok, terutama dalam pertemuan antar kelompok. Komitmen pendamping kelompok untuk mengembangkan kelompok

7 54 merupakan peluang bagi anggota dan pengurus untuk terus menggali dan mendapatkan informasi, pengetahuan, dan ketrampilan agar dapat mengembangkan kelompok secara kelompok dan dapat berperan aktif dalam kegiatan kelompok. Kelemahan yang selama ini menjadi hambatan kelompok dapat dikonsultasikan dengan pendamping untuk mendapatkan solusi, sehingga kelompok akan semakin kuat dan berkembang. b. Adanya dukungan dari Pemerintah Desa. Berkaitan dengan kegiatan kelompok mantan TKW, pemerintah desa Cibaregbeg telah memberikan fasilitas berupa tempat untuk sekretariat kelompok sekaligus forum untuk kelompok kelompok binaan Yayasan PPSW se Kecamatan Cibeber. Hal ini disampaikan langsung oleh kepala desa Cibaregbeg saat diadakan pengkajian di lokasi. Setelah mendengar aktvitas kelompok mantan TKW dan tujuan yang ingin dicapai. Karena keberadaan kelompok ini telah turut berpartisipasi dalam pembangunan di desa terutama dalam masalah perempuan khususnya mantan TKW. Pihak desa merasa dibantu, sehingga mereka mendukung keberadaan dankegiatan kelompok dengan menyediakan tempat sekretariat di samping kantor kelurahan. Rencananya dalam program pembangunan desa tahun 2008 kegiatan kelompok akan dijadikan sasaran bantuan stimulan atau permodalan. Hal ini terungkap dalam diskusi kelompok terarah yang dilaksanakan di Balai desa Cibaregbeg pada 28 November [ c. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat, agama, pemuda dan perempuan. Dalam dikusi kelompok terarah di Balai Desa Cibaregbeg juga terungkap dukungan dari tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan perempuan dan siap bekerjasama untuk pengembangan kelompok. Mereka menyampaikan siap membantu bagi anggota dan pengurus kelompok yang berkeinginan menambah informasi, pengetahuan dan ketrampilan teknis yang dibutuhkan kelompok, berdasarkan pengalaman baik secara organisasi maupun individu. Pernyataan ini merupakan peluang bagi kelompok untuk menyambut baik dengan menjalin komunikasi dan kerjasama dengan mereka, dalam rangka menambah wawasan dan ketrampilan dalam kelompok. Karena tokoh

8 55 masyarakat tersebut sudah berpengalaman dalam bidangnya. Mereka juga mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang organisasi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh kelompok dalam arti positif dengan baik. 2) Ancaman/threaths yang dihadapi kelompok mantan TKW luarnegeri antara lain : a. Adanya pihak di masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaan kelompok. Keberadaan kelompok mantan TKW ini telah membuat pihak tertentu merasa terganggu. Sebagaimana diketahui bahwa selama ini banyak pihak yang memanfaatkan ketidaktahuan calon TKW tentang informasi dan prosedur keberangkatan untuk menjadi TKW untuk kepentingan pribadi. Dalam hal ini adalah calo calo atau agensi terutama di desa Cibaregbeg, yang merupakan jaringan dari PJKTI untuk mencari calon TKW di desa desa. Namun dengan adanya kelompok mantan TKW ini yang terus memberikan informasi dan sosialisasi tentang prosedur yang baik dan benar terutama perempuan yang ingin menjadi TKW, masyarakat terutama kepada anggota pengurus kelompok. Mereka menjadi tahu tentang hak hak mereka disamping kewajiban yang harus dipenuhi. Mereka tidak akan mudah diimingi oleh calo yang banyak merugikan calon TKW. Bagi calo yang selama ini memanfaatkan calon TKW, keberadaan kelompok mantan TKW ini merupakan saingan dan akan mengurangi penghasilan dan gerak mereka di desa. Karena masyarakat atau calon TKW akan semakin sulit untuk diajak kerjasama. Mereka tentu saja tidak aan tinggal diam, mereka akan terus bergerak dan mencari cara untuk menganggu kegiatan kelompok baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satunya adalah dengan membuat issue yang tidak benar tentang keberadaan dan kegiatan kelompok. b. Adanya anggapan yang berkembang di masyarakat, yang mengganggap kelompok ini sama dengan kelompok binaan lainnya. Dibentuknya kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg telah menimbulkan beragam pendapat. Salah satunya adalah bahwa kelompok ini

9 56 tidak jauh berbeda dengan kelompok kelompok binaan pemerintah maupun LSM lainnya. Mereka memberikan contoh beberapa kelompok yang telah dibentuk kemudian dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Artinya banyak kelompok binaan di desa Cibaregbeg yang dibentuk kemudian bubar dengan sendirinya, karena tidak ada pembinaan dan program/kegiatan yang jelas. [ c. Dari pihak keluarga adanya anggapan kegiatan kelompok hanya membuang waktu saja. Masih adanya anggapan dari sebagian dari keluarga anggota dan pengurus kelompok bahwa kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok merupakan hal yang sia- sia, karena tidak membantu kepentingan dan meningkatkan taraf hidup anggota dan pengurus kelompok. Mereka menganggap kegiatan yang dilakukan hanya membuang waktu saja. Misalnya mereka harus meninggalkan pekerjaan rumah tangga seperti ke sawah, mengurus suami dan anak. Artinya pekerjaan pokok anggota kelompok yang notabene adalah ibu rumah tangga menjadi terbengkalai Strategi Penguatan Kapasitas Kelompok mantan TKW Berdasarkan faktor internal maupun eksternal yang telah diuraikan diatas, telah ditemukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi kelompok mantan TKW. Untuk mengetahui proses penyusunan strategi rencana program dengan menggunakan metode Analisis SWOT (lihat tabel 6)

10 53 Tabel 6 : Matriks Analisis SWOT Penguatan Kapasitas Kelompok Mantan TKW FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS) 1. Adanya Kesadaran dan kepedulian anggota dan pengurus pada masalah TKW terutama yang aktif dalam kegiatan kelompok 2. Adanya sebagian anggota Keinginan untuk meningkatkan kemampuan diri melalui kegiatan kelompok 3. Adanya jaringan dengan kelompok yang sama di desa lain. Namun belum berkembang dengan lembaga luar KELEMAHAN (WEAKNESSES) 1. Rendahnya kemampuan pengurus dalam mengelola kelompok 2. Kurangnya kerjasama anggota dan pengurus dalam kegiatan kelompok 3. Kurangnya motivasi dan partisipasi anggota dan pengurus dalam kegiatan kelompok PELUANG (OPORTUNITIES) Strategi Strengths/Opportunities (S O) Strategi Weakneses/Opprtunities (W O) 1. Berperannya lembaga pendamping 2. Adanya dukungan dari pemerintah desa dalam kegiatan kelompok 3. Adanya dukungan dari tokoh masyarakat/pemuda/ agama/perempuan Memanfaatkan peran lembaga pendamping, pemerintah desa dan tokoh masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan lembaga luar Memanfaatkan peran yayasan pendamping untuk meningkatkan SDM anggota kelompok ANCAMAN (THREATHS) 1. Adanya pihak masyarakat yang merasa terganggu dengan keberadaan kelompok 2. Adanya anggapan dari masyatakat yang mengganggap kelompok ini sama dengan kelompok binaan lainnya. Strategi Strengths/Treaths (S T) Memanfaatkan hubungan anggota kelompok dan kemampuan yang dimiliki untuk mensosialisasikan program/kegiatan kelompok kepada masyarakat dan pihak terkait Strategi Weakneses/Treaths (W T) Meningkatkan kemampuan anggota kelompok untuk membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan dukungan masyarakat dan pihak terkait 57

11 Strategi ; Memanfaatkan peran lembaga pendamping, pemerintah desa dan tokoh masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan lembaga luar (S O) Strategi ini di pilih dan disepakati oleh peserta FGD karena selama ini anggota dan pengurus kelompok memiliki kelemahan dari aspek sumberdaya manusia. Strategi ini sangat penting untuk meningkatkan kapasitas kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dibuat program/kegiatan yang mendukung yakni Program Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Lembaga Luar melalui kegiatan membangun komunikasi dan kerjasama melalui kesepakatan bersama. Kegiatan ini diikuti oleh anggota dan pengurus kelompok, instansi terkait, pemerintah desa dan tokoh masyarakat. Selama ini kelompok masih melakukan kegiatan yang terbatas pada antar anggota dalam kelompok dan kelompok yang sama dari desa lain dan baru membangun komunikasi dengan lembaga/institusi luar. Artinya kelompok baru dalam tahap mulai melakukan komunikasi dengan pihak luar dalam rangka mengembangkan kelompok. Oleh karena itu, maka kelompok masih perlu pendampingan terutama dari lembaga pendamping melalui pendamping kelompok Strategi ; Memanfaatkan Peran Lembaga Pendamping untuk meningkatkan SDM anggota kelompok (W O) Strategi ini dipilih dan disepakati oleh peserta FGD, untuk mendapatkan dukungan dan kerjasama dengan pihak luar dalam rangka mendukung kegiatan kelompok. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dibuat program/kegiatan yakni Program Peningkatan Managemen Organisasi/Kelompok melalui kegiatan Pelatihan Managemen Organisasi/Kelompok yang diikuti oleh anggota dan pengurus kelompok. Program ini dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan anggota kelompok baik dalam mengelola dan bekerjasama dalam kelompok, juga meningkatkan motivasi anggota kelompok. Kegiatan ini dirasa penting untuk kelangsungan dan eksistensi kelompok dalam masyarakat.

12 Strategi ; Meningkatkan kemampuan anggota kelompok untuk membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan dukungan masyarakat dan lembaga luar (S T) dan (W T) Strategi ini dipilih dan disepakati oleh peserta FGD, untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat serta pihak terkait. Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka dibuat Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat khususnya di desa Cibaregbeg. Hal ini dilakukan mengingat masih adanya anggapan bahwa kelompok ini sama dengan kelompok kelompok lainnya yang dibentuk baik oleh pemerintah maupun LSM. Umumnya masyarakat melihat banyak kelompok kelompok yang telah dibentuk vakum, dan selanjutnya bubar dengan sendirinya. Program ini dimaksudkan untuk memberikan informasi yang baik dan benar bagi masyarakat tentang keberadaan dan kegiatan kelompok Latar Belakang Rencana Program Berdasarkan strategi program yang telah dirumuskan di atas, maka di susun program program untuk menyelesaikan masalah yang di hadapi oleh kelompok mantan Tenaga Kerja Wanita luar negeri di desa Cibaregbeg. Adapun tujuan umum penyusunan rancangan program penguatan kapasitas kelompok mantan tenaga kerja wanita luar negeri ini adalah sebagaimana disebutkan di atas, dan tujuan khususnya adalah meningkatkan kapasitas kelompok. [ 7.4. Tujuan dan Sasaran Tujuan disusunnya rancangan program dalam kajian ini adalah penguatan kapasitas kelompok mantan TKW dalam rangka meningkatkan kapasitas kelompok dan menyelesaikan masalah masalah kelompok. Sedangkan sasaran dari rancangan program ini adalah anggota dan pengurus kelompok, masyarakat terutama tokoh masyarakat, agama, pemuda, perempuan dan stakehorders yang ada di desa Cibaregbeg.

13 Program aksi Untuk mencapai tujuan tersebut, maka disusun Kerangka Alur Program Penguatan Kapasitas Kelompok mantan TKW (lihat tabel 7) dan Kerangka Kerja Strategi Penguatan Kapasitas Kelompok mantan TKW (lihat tabel 8). Adapun rinciannya dapat dilihat pada uraian berikut : 7.6. Program Peningkatan Managemen Organisasi 1) Latar Belakang Lemahnya kapasitas kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg adalah karena kurangnya pengalaman dalam berorganisasi dan kurangnya ketrampilan yang dimiliki oleh pengurus dalam mengelola kelompok. Untuk itu maka perlu ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan anggota dan pengurus kelompok. Program Peningkatan Managemen organisasi/kelompok dilakukan melalui kegiatan pelatihan diharapkan berdampak pada upaya untuk meningkatkan kapasitas kelompok. 2) Tujuan Program peningkatan managemen organisasi/kelompok ini bertujuan agar terjadi perubahan pada kapasitas kelompok, baik dalam mengelola dan kerjasasama kelompok maupun dalam menyelesaikan tugas tugas yang diberikan baik oleh kelompok maupun pendamping kelompok. 3) Pelaku/Penanggung Jawab Penanggung jawab terhadap kegiatan ini adalah lembaga pendamping melalui pendamping kelompok. Didukung oleh Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat desa Cibaregbeg. 4) Lokasi Di Sekretariat atau Balai Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber, tempat kelompok mantan TKW melaksanakan kegiatannya. 5) Sasaran Sasaran kegiatan adalah anggota dan pengurus kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg.

14 61 6) Waktu Dapat dilakukan perencanaan pada Triwulan Pertama tahun 2008 dan dilaksanakan pada Triwulan kedua tahun ) Sumber Dana Swadaya anggota dan penguruskelompok dan lembaga pendamping, serta sumbangan dari Pemerintah Desa dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten Cianjur Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi 1) Latar Belakang Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi diperlukan sebagai wadah untuk memberikan informasi tentang kegiatan kelompok kepada semua pihak yang terlibat maupun yang berkepentingan baik dari anggota masyarakat, tokoh masyarakat maupun aparat desa. Karena keberadaan dan aktivitas kelompok mantan TKW di desa Cibaregebeg selama ini terbbagi dua pendapat yakni yang menerima dan menentang. Dengan demikian tercipta suasana kondusif dan adanya saling pengertian dalam menyikapi kegiatan yang dilakukan oleh kelompok mantan Tenaga kerja Wanita ini di desa Cibaregbeg. 2) Tujuan Program ini bertujuan untuk meningkatkan dukungan dari pemerintah desa, dan masyarakat terutama tokoh masyarakat, agama, pemuda dan perempuan. Karena selama ini masyarakat masih menganggap kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg sama seperti kelompok kelompok yang dibentuk oleh pemerintah maupun LSM lainnya. Setelah dibentuk kemudian dibiarkan berkembang dengan sendirinya. Kelompok yang mampu mengelola kelompoknya akan mampu bertahan, namun kalau tidak maka akan bubar dan bahkan tidak ada kegiatan samasekali. Sosialisasi ini penting agar masyarakat dan aparat desa mengetahui mengenai keberadaan dan kegiatan kelompok mantan TKW ini di desa mereka.

15 62 3) Pelaku/Penanggung Jawab Penanggung jawab terhadap kegiatan ini adalah lembaga pendamping melalui pendamping kelompok. Didukung oleh Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat desa Cibaregbeg. 4) Lokasi Di Sekretariat atau Balai Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber, tempat kelompok mantan TKW melaksanakan kegiatannya. 5) Sasaran Sasaran kegiatan adalah Tokoh masyarakat, Pemerintah Desa, Organisasi/lembaga lokal yang didukung oleh pengurus kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg. 6) Waktu Perencanaan dilakukan pada Triwulan empat tahun 2007 dan dilaksanakan pada Triwulan pertama tahun ) Sumber Dana Swadaya anggota dan penguruskelompok dan lembaga pendamping, serta sumbangan dari Pemerintah Desa dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten Cianjur Program Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Masyarakat dan lembaga dari luar 1) Latar Belakang Program ini disusun dalam rangka membuka peluang bagi kelompok dalam mengembangkan kelompok secara optimal dan efektif. Untuk mencapai hal tersebut memerlukan keterlibatan pihak terkait. Karena jaringan yang dimiliki kelompok selama ini masing sebatas antar anggota dan pengurus dan kelompok yang sama di desa lain melalui pertemuan pertemuan yang dilakukan secara berkala. Namun jaringan atau hubungan dengan institusi atau lembaga lain belum dilakukan. Padahal untuk mendapatkan dukungan tentu harus banyak melakukan dan membangun komunikasi dengan pihak lain, sehingga wawasan dan

16 [[[[ 63 ketrampilan anggota dan pengurus akan berkembang. Demikian pula dengan kapasitas kelompok. 2) Tujuan Tujuannya adalah meningkatkan kemampuan kelompok dalam mencari mitra kerja untuk pengembangan kelompok, melalui kegiatan dengan membangun kerjasama dan komunikasi melalui kesepakatan kesepakatan bersama. Sasaran program ini adalah Aparat desa, organisasi lokal, pengusaha lokal, tokoh masyarakat dan instansi terkait. Diharapkan akan menambah dukungan dan partisipasi dari pihak luar. 3) Pelaku/Penanggung Jawab Penanggung jawab terhadap kegiatan ini adalah lembaga pendamping melalui pendamping kelompok. Didukung oleh Pemerintah Desa dan Tokoh masyarakat desa Cibaregbeg. 4) Lokasi Di Sekretariat atau Balai Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber, tempat kelompok mantan TKW melaksanakan kegiatannya. 5) Sasaran Sasaran kegiatan adalah Tokoh masyarakat, Pemerintah Desa, Organisasi/lembaga lokal, pengusaha lokal, yang didukung oleh pengurus kelompok mantan TKW yang ada di desa Cibaregbeg. 6) Waktu Perencanaan dilakukan pada Triwulan empat tahun 2007 dan dilaksanakan pada Triwulan pertama tahun ) Sumber Dana Swadaya anggota dan pengurus kelompok dan lembaga pendamping, serta sumbangan dari Pemerintah Desa dan Dinas Tenaga Kerja kabupaten Cianjur.

17 64 Tabel 7 : Kerangka Alur Program Penguatan Kapasitas Kelompok Mantan TKW di desa Cibaregbeg STRATEGI Memanfaatkan peran lembaga pendamping, pemerintah desa, tokoh masyarakat untuk menjalin kemitraan dengan lembaga luar Memanfaatkan Peran Lembaga Pendamping untuk meningkatkan SDM anggota dan Pengurus Kelompok mantan TKW Meningkatkan kemampuan anggota dan pengurus kelompok untuk membangun komunikasi dalam rangka meningkatkan dukungan dari masyarakat dan institusi luar PROGRAM Program Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Masyarakat dan lembaga luar Program Peningkatan Managemen Organisasi Program Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi HASIL YANG DIHARAPKAN Terbangunnya komunikasi dan jaringan kelompok dengan lembaga luar Meningkatnya kemampuan anggota terutama pengurus kelompok dalam mengelola dan mengembangkan kelompok Adanya dukungan dari masyarakat terutama Pemerintah desa, tokoh masyarakat dan lembaga luar

18 65 Tabel 8 : Kerangka Kerja Strategi Penguatan Kapasitas kelompok Mantan TKW di desa Cibaregbeg. NO. PROGRAM TUJUAN KEGIATAN SASARAN PENANGGUNG JAWAB/ PENDUKUNG SUMBER DANA 1. Peningkatan Managemen Organisasi Meningkatkan kapasitas kelompok Pelatihan managemen organisasi Pengurus dan anggota kelompok Yayasan PPSW/ Pendamping kelompok, Pemerintah desa, tomas, dan Disnaker Swadaya kelompok, Yayasan, Disnaker, dan pemerintah desa 2. Sosialisasi dan Pembentukan Forum Komunikasi Meningkatkan dukungan dari masyarakat, pemerintah desa Pertemuan secara berkala atau pada momen momen tertentu Masyarakat, Organisasi lokal, tomas, dan pengurus kelompok Pemerintah desa, tomas, Yayasan PPSW /Pendamping Kelompok Swadaya kelompok, Yayasan, Disnaker, dan pemerintah desa 3. Pengembangan Kemitraan Kelompok dengan Masyarakat dan Lembaga luar Meningkatkan kapasitas kelompok dalam mencari mitra kerja untuk pengembangan kelompok Membangun kerjasama dan komunikasi melalui kesepaka-tan bersama Instansi terkait, pengusaha lokal, organisasi lokal, tomas, dan aparat desa Pemerintah desa, tomas, dan Yayasan PPSW/Pendampi ng Kelompok dan Disnaker Swadaya kelompok, Yayasan, Disnaker, dan pemerintah desa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Tenaga Kerja Indonesia (TKI) merupakan bukti bahwa pemerintah belum mampu mengatasi masalah pengangguran di dalam negeri. Fenomena ini tampil sebagai solusi

Lebih terperinci

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG

VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG VI. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TKW DI DESA CIBAREGBEG Dalam bagian ini akan disampaikan faktor yang mempengaruhi kapasitas kelompok yang dilihat dari faktor intern yakni: (1) motivasi

Lebih terperinci

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT

V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT V. EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT Evaluasi program pengembangan masyarakat dalam bagian ini berisi tentang gambaran kapasitas kelompok mantan TKW di desa Cibaregbeg yang dapat dilihat pada kemampuan

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1. Metode dan Strategi Kajian Metode kajian adalah kualitatif dalam bentuk studi kasus instrumental, yaitu studi yang memperlakukan kasus sebagai instrumen untuk masalah tertentu.

Lebih terperinci

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER

BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER BAB IV PETA SOSIAL DESA CIBAREGBEG KECAMATAN CIBEBER 4.1. Keadaan Umum Lokasi Desa Cibaregbeg masuk wilayah Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur, yang merupakan tipologi desa dataran rendah dengan luas

Lebih terperinci

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA 91 BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA Kegiatan KT dalam mengatasi permasalahan generasi muda dilaksanakan melalui kegiatan

Lebih terperinci

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI Dalam rangka mendapatkan strategi pengembangan KBU PKBM Mitra Mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat, sebagaimana tujuan dari kajian

Lebih terperinci

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE

STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE 77 STRATEGI DAN PERENCANAAN PROGRAM BERDASARKAN ANALISIS HARVARD DAN PEMBERDAYAAN LONGWE Alat yang digunakan untuk menganalisis permasalahan adalah analisis Pemberdayaan Longwe dengan menggunakan kelima

Lebih terperinci

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE Analisis Masalah Pendekatan kelompok melalui pengembangan KUBE mempunyai makna strategis dalam pemberdayaan masyarakat miskin. Melalui KUBE,

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM)

PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) PROGRAM PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN HUTAN BERBASIS MASYARAKAT (PHBM) Proses Penyusunan Rencana Program Pelaksanaan Program Pengelolaan Hutan Berbasis Masyarakat (PHBM) di tingkat Desa Tonjong

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya pemberdayaan ekonomi perempuan melalui pengembangan modal sosial di Suara Ibu Peduli dan mendeskripsikan

Lebih terperinci

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA

VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 92 VIII. PENYUSUNAN PROGRAM PENGUATAN KELEMBAGAAN UAB TIRTA KENCANA 8.1. Identifikasi Potensi, Masalah dan Kebutuhan Masyarakat 8.1.1. Identifikasi Potensi Potensi masyarakat adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI RENCANA STRATEGIS ORGANISASI DESA CEGAH NARKOBA (DCN) OLEH : MUHAMMAD FAUZI 145120407111043 C-HI-6 BAGIAN I: ORIENTASI ORGANISASI Citra Diri : Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan semesta

Lebih terperinci

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 3.A TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMISI DAERAH LANJUT USIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN LANJUT USIA DI KOTA TEGAL DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RIWAYAT PEKERJAAN MANTAN TENAGA KERJA WANITA ======================================

RIWAYAT PEKERJAAN MANTAN TENAGA KERJA WANITA ====================================== 70 Lampiran 1. RIWAYAT PEKERJAAN MANTAN TENAGA KERJA WANITA ====================================== Dalam tulisan ini akan disampaikan hasil wawancara mendalam dengan beberapa mantan TKW yang juga anggota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Strategi Strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana mencapai semua tujuan yang telah ditetapkan berdasarkan misi yang telah

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH 60 5.1. Latar Belakang Program BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH Pembangunan Sosial berbasiskan komunitas merupakan pembangunan yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat

Lebih terperinci

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 78 VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG 7.1. Perumusan Strategi Penguatan Kelompok Tani Karya Agung Perumusan strategi menggunakan analisis SWOT dan dilakukan melalui diskusi kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kualitas manusia sebagai sumberdaya pembangunan merupakan prasyarat utama untuk memperbaiki derajat kesejahteraan rakyat. Indonesia pada September tahun

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 177, Tambahan Lembaran BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1170, 2015 BNPP. Garda Batas RI. Pembinaan. Pedoman. BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN NOMOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

Komitmen itu diperbaharui

Komitmen itu diperbaharui POS PEM8CRDAYAAH KELUARCA (POSDAYA) bangsa-bangsa lain di dunia. Rendahnya mutu penduduk itu juga disebabkan karena upaya melaksanakan wajib belajar sembilan tahun belum dapat dituntaskan. Buta aksara

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KPM) DI KABUPATEN BERAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DocuCom PDF Trial.   Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Generasi muda adalah bagian dari penduduk dunia yang sangat potensial dan memiliki sumbangan teramat besar bagi perkembangan masa depan dunia. Namun permasalahan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan merupakan pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap hasil penelitian yang diperoleh. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian

Lebih terperinci

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah

VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah VII. Pola Hubungan dalam Lembaga APKI di Kecamatan Kahayan Kuala Kabupaten Pulang Pisau Kalimantan Tengah Kecamatan Kahayan Kuala merupakan salah satu wilayah Kecamatan di Kabupaten Pulang Pisau yang sangat

Lebih terperinci

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DESA BOJONGGENTENG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian 34 III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian Kajian ini menggunakan tindak eksplanatif. Tindak eksplanatif adalah suatu kajian yang menggali informasi dengan mengamati interaksi dalam masyarakat. Interaksi yang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN

VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN 115 8.1 Kesimpulan Dari hasil kajian tentang Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) (suatu kajian penguatan kapasitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN 1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM)

PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) PETUNJUK TEKNIS PEMBENTUKAN/PENDIRIAN PUSAT KEGIATAN BELAJAR MASYARAKAT (PKBM) I. SOSIALISASI Sebelum suatu PKBM didirikan di suatu komunitas/kampung/desa perlu dilakukan sosialisasi PKBM kepada seluruh

Lebih terperinci

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT - 1 - SALINAN BUPATI LABUHANBATU UTARA PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI LABUHANBATU UTARA NOMOR 31 TAHUN 2016 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LABUHANBATU

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN

UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PENYULUHAN KEHUTANAN Oleh : Pudji Muljono Adanya Undang-undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan disambut gembira oleh

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang :

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk dapat mensejahterakan kehidupannya. Melalui pendidikan manusia dapat memperoleh kelebihan yang tentunya

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA

BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA BAB VI REFLEKSI PENDAMPINGAN PEMUDA Pendampingan pemuda dengan memanfaatkan aset yang ada merupakan pendampingan yang bisa merubah pola pikir pemuda. Pola pikir pemuda yang masih seperti anak sekolah dalam

Lebih terperinci

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani

BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU. A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani 94 BAB V MEMBONGKAR YANG MEMBELENGGU A. Pembentukan Kelembagaan Perempuan Buruh Tani Gagasan demi gagasan dihimpun sesuai dengan kesepakatan yang diambil melalui Focus Group Discussion yang dilakukan berulang-ulang

Lebih terperinci

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat

BAB V. keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat BAB V KESIMPULAN Proses monitoring dan evaluasi menjadi sangat krusial kaitannya dengan keberlangsungan program atau kebijakan. Tak terkecuali PKH, mengingat terdapat berbagai permasalahan baik dari awal

Lebih terperinci

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur) STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur) AIDIL FITRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

6.10.(2) Surabaya. Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS)

6.10.(2) Surabaya. Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS) 6.10.(2) Paguyuban Sinoman Arek Suroboyo (PSAS) Surabaya Tipe Kegiatan : Pelayanan Sosial Inisiatif dalam manajemen Perkotaan : Penciptaan pelayanan sosial informal bagi warga kota (terutama yang miskin)

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA PADANG PANJANG NOMOR : 20 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN KOTA PADANG PANJANG

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada

BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH. A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada BAB II KERANGKA PEMECAHAN MASALAH A. Terjadinya Konflik Jalan Lingkungan Di Kelurahan Sukapada Proses peralihan kepemilikan lahan kosong terjadi sejak akhir 2004 dan selesai pada tahun 2005, dan sejak

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus

WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus Dewan Perwakilan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (DPD LPM) Kota Pekanbaru di lapangan Bukit, Senapelan, Pekanbaru,

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. membuktikan bahwa proses ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat,

BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan. membuktikan bahwa proses ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat, 160 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 7.1. Kesimpulan Berdasarkan beberapa perencanaan partisipatif yang telah dilakukan membuktikan bahwa proses ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat, mengingat bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Partisipasi merupakan proses pemberdayaan masyarakat, sehingga mampu menyelesaikan sendiri masalah yang mereka hadapi, melalui kemitraan, transparasi, kesetaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sedang dijalankan oleh Pemerintah RI. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang sedang dijalankan oleh Pemerintah RI. Selain itu, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan mewujudkan kesejahteraan rakyat. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia

Lebih terperinci

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan

BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO. selaku RW 01 Wonorejo. Pendamping memperkenalkan diri dan BAB VI PROSES PENDAMPINGAN PEREMPUAN WONOREJO A. Proses Pendampingan Awal mula pendamping datang ke Kampung Wonorejo ini yaitu bermaksud untuk bertemu dengan perangkat Kampung Wonorejo. Pada hari Sabtu

Lebih terperinci

STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur)

STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur) STRATEGI PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA LUAR NEGERI (Studi Kasus di Desa Cibaregbeg Kecamatan Cibeber Kabupaten Cianjur) AIDIL FITRI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif BAB I A. Latar Belakang Proses pembelajaran merupakan aktivitas peserta didik bukan aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif apabila mereka telah mendominasi aktivitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN (MUSRENBANG) DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN 21 III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran. Peran humas dalam memberikan informasi kepada masyarakat tentunya memerlukan strategi yang mengacu kepada prinsip masyarakat. Artinya respons masyarakat

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 111 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah melakukan penelitian, maka penulis mengambil kesimpulan dari data dan fakta yang ada, dan memberikan saran sebagai pertimbangan dan masukan kepada pihak-pihak yang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI APRIL 2014

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI APRIL 2014 PROGRAM PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA SARJANA TAHUN 2014 Oleh : Kasubdit TKS KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI APRIL 2014 MASALAH KETENAGAKERTJAAN Pengangguran 6,14 % atau 7,24,12 Juta orang (BPS

Lebih terperinci

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012 PERUBAHAN UMUM PERUBAHAN 1. Penyebutan Tahun 2012 Perwali dan Lampiran 2. Istilah stakeholder menjadi pemangku kepentingan pembangunan 3. Istilah Persiapan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelompok Wanita Tani Kelompok tani adalah kumpulan petani yang terikat secara non formal dan dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial,

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM

VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS LMDH DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM VII. RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS DAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PHBM 107 7.1 Latar Belakang Rancangan Program Guna menjawab permasalahan pokok kajian ini yaitu bagaimana strategi yang dapat menguatkan

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PELAKSANAAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN PERUSAHAAN DI KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang :

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN VII. RANCANGAN PROGRAM PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN 7.1. Latar Belakang Rancangan Program Kemiskinan di Desa Mambalan merupakan kemiskinan yang lebih disebabkan oleh faktor struktural daripada faktor

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SINGKAWANG, Menimbang : a. bahwa kesehatan

Lebih terperinci

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni

BAB V PENUTUP. kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan BKM Mandiri muncul sebagai tangan panjang pemerintah dalam mengatasi kemiskinan melalui kelembagaan lokal, sehingga keberdaan lembaga ini tidak murni dari ide masyarakat sendiri.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOM0R : 9 TAHUN : 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 11 TAHUN : 2016 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN PERKAWINAN PADA USIA ANAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON PROGO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Maka

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan tanggung jawab untuk kelestarian kehidupan bangsa dan negara. Maka BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Generasi muda merupakan generasi penerus perjuangan bangsa dan sumber daya insani bagi pembangunan nasional, diharapkan mampu memikul tugas dan tanggung jawab

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KOMISI DAERAH LANJUT USIA DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN LANJUT USIA DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d. BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dalam perencanaan strategis Solo Science Center sebagai pusat peraga iptek Kota Surakarta dilakukan dengan 9 tahapan oleh Bappeda Kota Surakarta, yaitu : a. Forum Informal;

Lebih terperinci

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAWAN KLOD, KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL DESA

Lebih terperinci

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU UTARA, Menimbang :

Lebih terperinci

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA KABUPATEN SIKKA PERATURAN DESA NITA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA NITA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA NITA, Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN ORGANISASI LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI Istiyarto Ismu Manager Kampanye Bali Barat Pengantar Strategi penyingkir halangan yang diterapkan oleh Yayasan Seka dalam rangka penyelamatan habitat Jalak Bali (Leucopsar

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN KADER PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 VISI DAN MISI 1. Visi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Kota Bogor 4.1.1 Pernyataan Visi Visi merupakan pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana suatu organisasi harus dibawa berkarya

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH NOMOR 044/U/2002 MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan 1. Kesimpulan Umum Dari hasil penelitian dapat disimpulkan secara umum bahwa masyarakat kelurahan Gadang Kota Banjarmasin adalah masyarakat yang majemuk.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 044/U/2002 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Menimbang : 1. bahwa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN

BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN BAB V HUBUNGAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL DENGAN TINGKAT PARTISIPASI PEREMPUAN 5.1 Faktor Internal Menurut Pangestu (1995) dalam Aprianto (2008), faktor internal yaitu mencakup karakteristik individu

Lebih terperinci

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS 53 EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS Pada hakekatnya tujuan pembangunan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat baik perorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat dalam

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Kehidupan masa mendatang cenderung semakin kompleks dan penuh tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap insan yang kompeten

Lebih terperinci

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PATI PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK OPERASIONAL PROGRAM TERPADU PEMBERDAYAAN MASYARAKAT BERPERSPEKTIF GENDER (P2M-BG) KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA

PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA PEMBENTUKAN TAMAN BACA SEBAGAI WUJUD PEMENUHAN HAK PENDIDIKAN BAGI ANAK-ANAK DI DESA BERTA, KECAMATAN SUSUKAN, KABUPATEN BANJARNEGARA Cahya Wulandari, Rindia Fanny Kusumaningtyas Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 6 TAHUN 2013 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR

Lebih terperinci