DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009"

Transkripsi

1 STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA SISTEM ANGKAT DAN TURUN (HOISTING SYSTEM) ANODE BAKING CRANE DI PT. INALUM DENGAN KAPASITAS ANGKAT 6,780 TON DAN TINGGI ANGKAT 7,5 METER SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ERU PURNOMO NIM DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia dan rahmatnya yang senantiasa diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini adalah salah satu syarat untuk dapat lulus menjadi Sarjana Teknik di Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul skripsi yang dipilih, diambil dari mata kuliah Pemeliharaan Pabrik, yaitu STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA SISTEM ANGKAT DAN TURUN (HOISTING SYSTEM) ANODE BAKING CRANE DI PT. INALUM DENGAN KAPASITAS ANGKAT TON DAN TINGGI ANGKAT 7.5 METER. Dalam penulisan skripsi ini, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan pembahasan dan penyajian, baik dengan disiplin ilmu yang diperoleh dari perkuliahan, menggunakan literature, serta bimbingan dan arahan dari Bapak Ir. Alfian Hamsi, M.Sc sebagai Dosen Pembimbing. Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda DRS. Zainuddin Husin dan Ibunda Sudaryanti, Abang dan Kakak tersayang (Ari Purwanto, ST dan Ira Antika, SE) atas doa, kasih sayang, pengorbanan, tanggung jawab yang selalu menyertai penulis, dan memberikan penulis semangat yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

3 2. Bapak Ir. Alfian Hamsi, MSc selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya dan dengan sabar membimbing penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan. 3. Bapak Dr. Ing. Ir. Ikhwansyah Isranuri dan Bapak Tulus Burhanuddin Sitorus, ST, MT selaku Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU. 4. Bapak Ir. Jaya Arjuna, MSc selaku dosen wali penulis. 5. Bapak/ibu staff pengajar dan pegawai Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik USU. 6. Bapak Ari Purwanto, ST, selaku pembimbing di PT.INALUM yang telah banyak memberikan data survei kepada penulis. 7. Teman-teman stambuk 2004 khususnya yang menjadi teman diskusi dan menemani penulis selama mengikuti studi dan menyusun skripsi ini. 8. Serta semua pihak yang banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan skripsi ini dimasa mendatan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan berharap semoga skripsi ini berguna bagi kita semua. Medan, Maret 2009 Penulis, Eru Purnomo NIM :

4 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.i DAFTAR ISI...iii DAFTAR GAMBAR...vii DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GRAFIK...xi DAFTAR LAMPIRAN xii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan Batasan Masalah Metode Pembahasan Sistematika Penulisan...3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Perkembangan Perawatan (Maintenance) Dasar Rencana Perawatan Pembagian sistem perawatan Tugas-tugas Bagian Perawatan (maintenance) Instruksi-instruksi Umum Dalam Perawatan Pentingnya Pekerjaan Perawatan Perawatan Mesin yang Beroperasi terus menerus 22

5 2.3.3 Perawatan Langsung dan Tidak Langsung Man Power Man Hour Equipment, Tool, Material, dan Consumable.26 BAB III SISTEM ANGKAT DAN TURUN (HOISTING SYSTEM) ANODE BAKING CRANE (ABC) Prinsip Kerja sistem angkat dan turun (Hoisting System) ABC Bagian-bagian sistem angkat dan turun yang dilakukan Perawatan Rutin Drum Unit Wire Rope Telescopic Mast Lock Device Anode Tong Bahan Tali dan Jenis Inti (Core) Anode Baking Crane Bahan Tali Jenis Inti (Core) Inspeksi-inspeksi Bagian Sistem angkat dan turun (Hoisting System) ABC.33 BAB IV BIAYA PREVENTIVE MAINTENANCE Hubungan Biaya dengan Man Power Hubungan Biaya dengan Man Power Drum Unit 37

6 4.1.2 Hubungan Biaya dengan Man Power TelescopicMast Hubungan Biaya dengan Man Power Anode Tong Hubungan Biaya dengan Man Power Lock Device For Anode Tong Hubungan Biaya dengan Man Power Wire Rope Hubungan Biaya dengan Man Hour Hubungan Biaya dengan Man Hour Drum Unit Hubungan Biaya dengan Man Hour Telescopic Mast Hubungan Biaya dengan Man Hour Anode Tong Hubungan Biaya dengan Man Hour Lock Device For Anode Tong Hubungan Biaya dengan Man Hour Wire Rope Hubungan Biaya dengan Material ( suku cadang ) Hubungan Biaya dengan Material Drum Unit Hubungan Biaya dengan Material TelescopicMast Hubungan Biaya dengan Material Anode Tong Hubungan Biaya dengan Material Lock Device For Anode Tong Hubungan Biaya dengan Material Wire Rope Hubungan Biaya dengan Tool Hubungan Biaya dengan Tool Drum Unit Hubungan Biaya dengan Tool Telescopic Mast Hubungan Biaya dengan Tool Anode Tong.48

7 4.4.4 Hubungan Biaya dengan Tool Lock Device For Anode Tong Hubungan Biaya dengan Tool Wire Rope Hubungan Biaya dengan Consumable Hubungan Biaya dengan Consumable Drum Unit Hubungan Biaya dengan Consumable Telescopic Mast Hubungan Biaya dengan Consumable Anode Tong Hubungan Biaya dengan Consumable Lock Device For Anode Tong Hubungan Biaya dengan Consumable Wire Rope Evaluasi Biaya Preventive Maintenance Evaluasi Biaya Preventive Maintenance Drum Unit Evaluasi Biaya Preventive Maintenance Telescopic Mast Evaluasi Biaya Preventive Maintenance Anode Tong Evaluasi Biaya Preventive Maintenance Lock Device for Anode Tong Evaluasi Preventive Maintenance Wire Rope..69. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran...75 DAFTAR PUSTAKA...76 LAMPIRAN..77

8 DAFTAR GAMBAR halaman 1. Gambar 3.1 Hoisting system Anode Baking Crane Gambar 3.2 (a)&(b) Jenis pilinan tali & Struktur tipe tali yang digunakan..31

9 DAFTAR TABEL halaman 1. Tabel 4.1 Biaya Man Power Drum Unit Tabel 4.2 Biaya Man Power Telescopic Mast Tabel 4.3 Biaya Man Power Anode Tong Tabel 4.4 Biaya Man Power Lock Device Tabel 4.5 Biaya Man Power Wire Rope Tabel 4.6 Biaya Man Hour Drum Unit Tabel 4.7 Biaya Man Hour Telescopic Mast Tabel 4.8 Biaya Man Hour Anode Tong Tabel 4.9 Biaya Man Hour Lock Device Tabel 4.10 Biaya Man Hour Wire Rope Tabel 4.11 Biaya Material Drum Unit Tabel 4.12 Biaya Material Telescopic Mast Tabel 4.13 Biaya Material Anode Tong Tabel 4.14 Biaya Material Lock Device Tabel 4.15 Biaya Material Wire Rope Tabel 4.16 Biaya Tool Drum Unit Tabel 4.17 BiayaTool Telescopic Mast Tabel 4.18 Biaya Tool Anode Tong Tabel 4.19 Biaya Tool Lock Device...49

10 20. Tabel 4.20 Biaya Tool Wire Rope Tabel 4.21 Biaya Consumable Drum Unit Tabel 4.22 Biaya Consumable Telescopic Mast Tabel 4.23 Biaya Consumable Anode Tong Tabel 4.24 Biaya Consumable Lock Device Tabel 4.25 Biaya Consumable Wire Rope Tabel 4.26 Probabilitas Kerusakan Drum Unit dalam bulan Tabel 4.27 Biaya alternatif Preventive Maintenance Drum Unit Tabel 4.28 Probabilitas kerusakan Telescopic Mast dalam bulan Tabel 4.29 Biaya alternatif Preventive Maintenance Telescopic Mast Tabel 4.30 Probabilitas kerusakan Anode Tong dalam bulan Tabel 4.31 Biaya alternatif Preventive Maintenance Anode Tong Tabel 4.32 Probabilitas kerusakan Lock Device dalam bulan Tabel 4.33 Biaya alternatif Preventive Maintenance Lock Device...68

11 34. Tabel 4.34 Probabilitas kerusakan Wire Rope dalam bulan Tabel 4.35 Biaya alternatif Preventive Maintenance Wire Rope...72

12 DAFTAR GRAFIK Halaman 1. Grafik 4.1 (a)&(b) Hubungan Biaya dengan Man Power Grafik 4.2 (a)&(b) Hubungan Biaya dengan Man Hour Grafik 4.3 (a)&(b) Hubungan Biaya dengan Material Grafik 4.4 (a)&(b) Hubungan Biaya dengan Tool Grafik 4.5 (a)&(b) Hubungan Biaya dengan Consumable...53

13 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Lampiran 1. Surat keterangan riset Lampiran 2. Diagram Perencanaan Perawatan Lampiran 3.Preventive Maintenance (PM) job Lampiran 4. Standart penggantian Wire Rope Lampiran 5&6Panduan penggantian Wire Rope Lampiran 7&8 Pekerjaan inspeksi mingguan (Weekly) Lampiran 9 Pekerjaan inspeksi bulanan (monthly) Lampiran 10 Pekerjaan inspeksi 3 bulanan (three Monthly) Lampiran Pekerjaan inspeksi tahunan (yearly) Lampiran 14 Application Part list Drum Unit Lampiran 15. Application Part List Telescopic Mast Lampiran 16.&17 Application Part List Anode Tong Lampiran 18. Application Part List Lock Device Lampiran 19. Application Part List Wire Rope Lampiran 20. Grafik biaya perawatan vs waktu Drum Unit Lampiran 21. Grafik biaya perawatan vs waktu Telescopic Mast Lampiran 22. Grafik biaya perawatan vs waktu Anode Tong.98

14 18. Lampiran 23. Grafik biaya perawatan vs waktu Lock Device Lampiran 24. Grafik biaya perawatan vs waktu Wire Rope..100

15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan kemajuan teknologi di era globalisasi saat ini, semakin meningkat pula cara pearawatan (maintenance) yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di seluruh dunia terhadap peralatan-peralatan produksinya guna pencapaian kondisi peralatan maupun mesin yang dalam keadaan siap beroperasi tanpa harus sering mengalami kerusakan. Hal ini akan sangat berpengaruh kepada tinggi rendahnya biaya produksi suatu perusahaan yang harus dikeluarkan. Konsep dasarnya adalah menjaga atau memperbaiki peralatan maupun mesin hingga kalau dapat kembali kekeadaan aslinya dengan waktu yang singkat dan biaya yang murah.anode Baking Crane tergolong peralatan kelas A sehingga perawatannya harus segera mungkin dilakukan agar produksi yang mendukung proses pembuatan aluminium ingot berjalan dengan baik. PT. INALUM menggunakan berbagai bahan dan peralatan yang mendukung proses pembuatan aluminium ingot, agar diperoleh kualitas dan mutu produk yang tinggi. Dengan kata lain suatu proses tidak dapat berlangsung secara maksimal bila proses sebelumnya belum berjalan /selesai. Atas dasar inilah perlunya dilakukan perawatan (maintenance) agar proses produksi dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

16 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan Tugas Sarjana ini adalah mengetahui bagaimana sistem Preventive Maintenance yang diterapkan pada hoisting system Anode Baking Crane di PT. INALUM sehingga produksi dapat tercapai dengan biaya perawatan yang murah. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah yang dibahas penulis adalah mengenai perawatan mesin yang mencakup besarnya biaya, Man Power, Man Hour, Tool, Material, Consumable, dan evaluasi biaya Preventive Maintenance. Pada Tugas Sarjana ini penulis tdak membahas sepenuhnya tentang Preventive Maintenance dari suatu mesin maupun secara menyeluruh, tetapi hanya membahas Preventive Maintenance pada Sistem angkat dan turun (Hoisting System) Anode Baking Crane (ABC) di PT. INALUM. Pembatasan ini dimaksudkan untuk membatasi permasalahan yang akan dibahas sehingga lebih sistematis. 1.4 Metode Pembahasan Metode pembahasan yang dilakukan penulis dalam menulis Tugas Sarjana ini adalah : 1. Metode Wawancara Penulis melakukan tanya jawab langsung dengan staf maupun operator yang bersangkutan untuk mendapatkan informasi tentang topik yang dibahas. 2. Metode Observasi Penulis melakukan peninjauan langsung pada setiap proses yang berkaitan dengan Preventive maintenance tentang topik yang dibahas.

17 3. Metode Kepustakaan Penulis mempelajari buku-buku refernsi baik dari perusahaan,maupun perpustakaan kampus. 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah mengetahui isi Tugas Sarjana ini, maka uraian dari bab dapat diringkas secara garis besar sebagai berikut : BAB I Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang,tujuan pembahasan, batasan masalah,metode pembahasan, dan sistematika penulisan. BAB II Merupakan tinjauan pustaka yang berisikan tentang pengertian perawatan, tugas-tugas bagian perawatan, dan instruksi umum dalam perawatan. BAB III Merupakan penjelasan Prinsip kerja sistem angkat dan turun (Hoisting System) Anode Baking Crane, bagian dari Hoisting System yang di Preventive Maintenance kan, serta inspeksi-inspeksi yang dilakukan secara berkala. BAB IV Merupakan pembahasan tentang biaya Preventive Maintenance pada hoisting Anode Baking Crane yang meliputi : hubungan biaya dengan Man Power, Man Hour, Tool, Material, Consumable, dan evaluasi biaya Preventive Maintenance. BAB V Merupakan kesimpulan dan saran tentang sistem Preventive Maintenance pada PT. INALUM.

18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Perawatan (maintenance) Perawatan (maintenance) pertama sekali dipopulerkan di Jepang pada tahun 1950 dengan menggunakan sitem PM (Preventive Maintenance). Sebelum mengenal PM (Preventive Maintenance), perawatan peralatan di Jepang menggunakan cara perawatan lama/metode klasik yaitu dengan memakai sistem Breakdown Maintenance (BM),dimana perawatan dilakukan setelah timbul kerusakan. Sebelum mengenal PM (Preventive Maintenance), industri-industri di Jepang mendapatkan kesulitan dengan kerusakan yang diharapkan, sehingga perawatan hanya akan segera dilakukan setelah mesin/peralatan mengalami kerusakan, hal ini juga yang menyebabkan para insinyur perawatan tidak punya waktu untuk memberikan ide-ide yang baik bagi pengembangan dasar dalam usaha untuk meminimalkan kerusakan tersebut karena kesibukan dengan pekerjaan memperbaiki. Namun dengan semakin bertambahnya produksi disaat ini,maka sejarah Breakdown Maintenance telah ditinggalkan, sehingga industri di Jepang maupun diseluruh dunia pada saat ini telah melakukan perawatan peralatan dengan sistem Preventive Maintenance. Pengertian perawatan (maintenance) menurut JIS adalah semua pengaturan dan kegiatan yang diperlukan untuk menjaga/memelihara suatu peralatan pada kondisi siap dipakai/siap operasi atau dengan memperbaikinya

19 sehingga bebas dari kerusakan. Sedangakn tujuan perawatan mengandung beberapa tujuan, yaitu : a. Berdasarkan pengertiannya, tujuan perawatan dibagi atas : 1. Tujuan perawatan dalam arti sempit Tujuannya adalah suatu kegiatan untuk menunjang dan menjaga peralata/mesin dalam kondisi dapat beroperasi dengan kestabilan produksi dan bebas dari penurunan mutu baik peralatan /mesin maupun produk yang dihasilkan. 2. Tujuan perawatan dalam arti luas Tujuannya adalah semua kegiatan yang dibutuhkan untuk menunjang kelancaran produksi dan meningkatkan produktivitasnya yaitu dengan cara: Menyempurnakan peralatan/mesin. Menyempurnakan mutu produk. Penyerahan dan penyelesaian tepat waktu. Meningkatkan efisiensi dan biaya perawatan yang ekonomis. Mengurangi kecelakaan dan meningkatkan moral kerja. b. Tujuan perawatan bila ditinjau dari segi teknis 1. Memelihara keberadaan perlatan dan mesin agar siap pakai dalam kurun waktu tertentu (Availability). 2. Menjaga kemampuan peralatan dan mesin demi melaksanakan fungsinya dalam keadaan dan waktu tertentu. (Reability).

20 3. Menyempurnakan bagian peralatan dan mesin agar mudah dipelihara dalam kondisi perawatan yang spesifik dan jangka waktu tertentu (Maintainability) Dasar Rencana Perawatan Dasar rencana kerja perawatan merupakan rencana pokok (master plan) yang terdiri dari dasar strategis perawatan jangka panjang, yaitu : 1. Rencana kerja perawatan untuk jangka waktu 10 tahun,yang meliputi : a. Rencana kerja perawatan pencegahan (preventive maintenance). b. Rencana kerja untuk penyempuranaan (improvement). c. Rencana kerja pembelian material dalam sekala besar (refractory material). d. Rencana pembaharuan peralatan (renewal equipment). 2. Rencana kerja perawatan untuk jangka waktu satu sampai tiga tahun,yang meliputi : a. Rencana kerja perawatan pencegahan yang diambil dari rencana kerja jangka panjang (time based). b. Rencana kerja yang dibuat untuk perhitungan biaya/estimasi anggaran untuk satu tahun fiskal. c. Rencana pembaharuan (renewal plan) dan rekondisi peralatan. d. Rencana kerja yang dikontrakkan. e. Rencana pembelian material seperti spare part,minyak pelumas,dll.

21 3. Rencana kerja perawatan bulanan,yang meliputi : a. Rencana kerja perawatan berdasarkan kondisi peralatan (condition based). b. Rencana pekerjaan perawatan yang tertunda pada bulan lalu. c. Rencana perbaikan peralatan dari hasil koordinasi seksi operasi dengan seksi perawatan. 4. Rencana kerja perawatan harian dan mingguan,yang meliputi : a. Rencana kerja perawatan berdasakan kondisi (condition based). b. Rencana kerja perawatan dari hasil koordinasi seksi operasi dan seksi perawatan yang dilakukan sebelum memulai pekerjaan Pembagian sistem perawatan Sistem perawatan secara garis besar terdiri dari beberapa macam yaitu : a. Sistem Perawatan Rutin (Preventive Maintenance) Prinsip kerja dari sistem perawatan ini adalah melakukan perawatan untuk mencegah atau mengurangi laju penurunan mutu mesin/peralatan sebelum mengalami kerusakan yang dilakukan dengan metode: Perawatan secara berkala (time based) Perawatan peramalan dengan pengukuran (condition based) Biaya perbaikan ini akan dapat diminimalkan apabila kita telah mengetahui kerusakan secara dini.tipe pemeriksaan dan perawatan preventif ini dibuat dengan mempertimbangkan ketersediaan tenaga kerja,suku cadang, bahan untuk perbaikan dan factor lainnya. Keuntungan melakukan pemeriksaan dan perbaikan secara periodic pada mesin-mesin adalah dapat

22 diramalkannya total perbaikan pada seluruh equipment di suatu pabrik oleh para insinyur perawatan. Selanjutnya, kesalahan atau kerusakan dapat diramalkan lebih awal dengan melihat fenomena kenaikan getaran mesin, kenaikan suhu, suara, perbaikan,dan lainnya. Dalam hal ini perbaikan dapat dilakukan segera sebelum terjadi kerusakan yang lebih fatal. Pendeteksian keadaan yang tidak normal dari mesin/peralatan sedini mungkin dilakukan oleh group inspeksi yang berada dibawah bagian perawatan. Bantuan dan laporan dari orang produksi akan sangat membantu bagian perawatan, sehingga dapat dibuat perencanaan perawatan yang maksimal. Group perencanaan atau inspeksi adalah merupakan bagian dari sistem perawatan rutin. Group ini melakukan pemeriksaan rutin pada mesinmesin dan pada saat terjadinya pembongkaran mesin seperti menyiapkan inspeksi dan membuat rencana perbaikan atau penggantian, termasuk pengontrolan biaya dan pengembangan teknis dari peralatan tersebut. Pengurangan kemungkinan kerusakan mesin/peralatan merupakan tujuan yang paling penting dari sistem Preventive Maintenance. Bila perawatan rutin dilakukan dengan baik, maka beberapa mesin cadangan yang ada akan tidak terpakai,sehingga umur mesin akan bertambah panjang hingga perbaikan hanya perlu dilakukan pada saat dilakukannya pembongkaran mesin-mesin berskala besar di pabrik tersebut, maka mesin-mesin cadangan boleh ditiadakan yang artinya akan mengurangi biaya perawatan. Dta-data dan informasi sehubungan dengan kerusakan dan perbaikan mesin/peralatan akan tersimpan dengan sistematis dan ini merupakan data dasar untuk merumuskan rencana-rencana perawatan selanjutnya dan

23 peningkatan fasilitas yang dilakukan oleh bagian perawatan dan bagian inspeksi. Data ini merupakan masukan yang sangat akurat untuk bagian pergudangan yang mengurusi suku cadang dan bahan untuk perawatan rutin. b. Sistem Perawatan setelah rusak (Breakdown Maintenance) Pada mulanya semua industri menggunakan sistem ini. Prinsip kerjanya yaitu jika ada mesin/peralatan yang sudah rusak, baru perawatan dilakukan sesegera mungkin. Jika industri memakai sistem ini maka kerusakan mesin akan berulang berkali-kali dan frekuensi kerusakannya sama setiap tahunnya. Industri yang menggunakan sistem ini dianjurkan menyiapkan cadangan mesin (stand by machine) bagi mesin-mesin yang vital. Sifat lain dari sistem ini adalah data dan file informasi, dimana data dan file informasi perbaikan mesin/peralatan harus tetap dijaga. Pada sistem ini untuk pembongkaran tahunan tidak ada karena pada saat dilakukan penyetelan dan perbaikan, unitunit cadanganlah yang dipakai. Sistem Breakdown Maintenance ini sudah banyak ditinggalkan oleh industri-industri karena sudah ketinggalan zaman karena tidak sistematik secara keseluruhannya dan banyak mengeluarkan biaya. c. Sistem Perawatan ulang (corrective Maintenance) Kemajuan sistem perkembangan bahan tidak sejalan dengan perkembangan perawatan sistem preventive. Sistem perawatan ulang ini dianjurkan untuk mengatasi masalah tersebut. Setelah beberapa tahun perawatan rutin dilaksanakan dipabrik, dari data-data inspeksi yang dilakukan

24 rutin maka bisa diperoleh umur dan biaya perawatan dari masing-masing mesin/peralatan. Dari informasi ini kita dapat menentukan prioritas unit mana yang harus segera diperbaiki. Bagian inspeksi dan perencanaan, bekerja sama dengan bagian produksi dan pekerja lapangan akan menginformasikan kondisi masing-masing mesin dengan cara sebagai berikut : a) Bagaimana perencanaan aslinya dan apakah kinerja berubah setelah masa perawatan yang lama, suku cadang mana yang mudah rusak. b) Adakah cara lain untuk mencegah kerusakan tersebut. c) Mencari dimana letak permasalahan dari sistem tersebut. d) Menetapkan umur dari masing-masing mesin dan peralatan untuk menangkal munculnya masalah yang lebih besar. Selanjutnya data-data perbaikan dan pemeriksaan rutin akan memungkinkan kita mendeteksi kemungkinan terjadinya kerusakan dan mempersiapkan kerja untuk jenis pekerjaan tersebut.ini akan menghasilkan prosedur perbaikan yang tepat dan dapat meminimalkan waktu yang dipakai untuk pekerjaan tersebut. Sifat-sifat yang menonjol dari sistem perawatan ulang adalah efisien dan erat hubungan diantara bagian perencanaan, bagian inspeksi, dan para pekerja seperti ahli bahan, insinyur mesin, kimia, dan lainlain. Disini masalah yang muncul dilapangan dapat diatasi berkat adanya kerjasama dari seluruh bagian-bagian yang ada dipabrik. Meminimalkan frekuensi kerusakan pabrik setiap bulan dapat dilakukan dengan cara menjaga kualitas bahan, memodifikasi rancangan mesin, proses, dan lain-lain.

25 Informasi dari penyediaan barang (supplier) mengenai barangbarang/bahan yang terbaru akan sangat membantu perencanaan selanjutnya, tetapi pemakaian bahan-bahan ini harus kita mengerti benar dan disesuaikan dengan keperluan pabrik. Tugas dari seorang insinyur bagian perawatan tidak hanya sebatas merawat mesin dan peralatan ang ada saja. Tugasnya adalah memaksimumkankeuntungan pabrik dengan mengurangi jumlah kerusakan mesin/peralatan dan juga mengurangi biaya perawatan. Hal ini dilakukan dengan mempelajari/mengembangkan teknologi yang terbaru. Konsep pembiayaan pada pengembangan bahan untuk suku cadang mesin /peralatan tertentu sangatlah penting dan orang yang ahli bahan harus bekerja sama dengan bagian perawatan. Awalnya pada perawatan ulang,tenaga kerja tambahan dan penanaman modal diperlukan, tetapi modal tersebut akan kembali dalam waktu yang singkat dengan dinaikkannya pelayanan, berkurangnya kerusakan, terjadinya penurunan biaya perbaikan, dan bertambah panjangnya umur fasilitas-fasilitas tersebut. Disini kondisi masingmasing mesin/peralatan sudah sangat terjamin, ini disebabkan karena perawtan ulang dijalankan. d. Sistem Perawatan Produktif (Produktive Maintenance) Sistem perawatan yang baik adalah berbeda untuk masing-masing pabrik. Hal ini disebabkan masing-masing pabrik berbeda pemakaian bahan dan energinya. Sistem perawatan dimulai dengan mengoptimumkan sistem perawatan itu sendiri berkait dengan beberapa kondisi yang dialami pabrik tersebut, ini adalah konsep perawatan produktif. Pengurangan kerusakan yang

26 tidak diinginkan merupakan elemen yang sangat penting bagi semua sistem perawatan, pengurangan ini dapat diperoleh dengan teknologi yang dapat mengindetifikasi umur mesin dan peralatan tanpa harus mesinnya dibongkar. Kerjasama yang baik diantara bagian perencanaan,bagian inspeksi, dan bagian produksi harus dijaga untuk mengoptimumkan sistem yang dipakai pada perawatan produktif. Tujuan dari perawatan lain adalah untuk merencakan perawatan dari masing-masing fasilitas yang ada sesuai dengan umur masa pakainya, dan dengan mengurangi biaya perawatan tahunan, dengan cara pendekatan inspeksi dan pekerjaan perbaikan pada waktu diadakannya pembongkaran mesin tahunan atau perawatan yang lain-lain. Optimisasi perencanaa biaya perawatan untuk pekerjaan lapangan pada saat pembongkaran mesin dan pekerjaan perawatan harian dapat dievaluasi langsung melalui sifat-sifat dari mesin. Keperluan memasang mesin cadangan/peralatan ditentukan oleh hasil dari konsep perawatan produktif. Biaya tambahan untuk unit-unit cadangan dapat dilakukan dengan membandingkan biaya investasi dengan uang yang kembali bila kiat memakai sistem perawatan rutin untuk seluruh mesin yang ada dalam pabrik tersebut. Secara umum, mesin-mesin/peralatan yang besar dan mahal diharapkan dapat berjalan secara rutin pada masa-masa perawatan tersebut, hingga mesin/peralatan cadangan dapat ditiadakan.

27 2.2 Tugas-tugas Bagian Perawatan a. Bagian Perencanaan Tugas-tugas bagian perencanaan adalah : Menerima dan pengumpulkan semua permintaan-permintaan kerja. Mendaftarkan dan mengklarifikasikan semua permintaan-permintaan kerja yang diterima. Menyiapkan permintaan-permintaan kerja perawatan tersebut. Mempelajari dan membuat pembagian kerja dan penempatan kerja pada lokasi yang sesuai. Menyiapkan dan membuat perintah-perintah kerja. Mengecek dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan. Menyetujui semua permintaan kerja perawatan diatas dan juga permintaan kerja harian. Memonitor semua kegiatan-kegitan perawatan dan kemajuannya. Mengecek laporan dari pekrjaan perawatan yang sudah selesai. Menerima dan menyimpan jam kerja yang sebenarnya dan juga catatan peralatan yang ada dipabrik termasuk bahan-bahan yang dipakai. Melaporkan pada bagian gudang perubahan pemakaian suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas yang dipakai pada pekerjaan-pekerjaan perawatan. Menerima dan menyimpan laporan status bahan dan pemintaan pembelian bahan dari bagian gudang. Menyiapkan, menjaga, dan mengatur rencana untuk perbaikan, perawatan, maupun pembongkaran mesin/peralatan.

28 Menjaga kestabilan dan mengkoordinasi biaya perawatan tahunan. Menganalisa kinerja perawatan keseluruhan. Menyiapkan dan menyetujui laporan-laporan. Mengusulkan perbaikan atau modifikasi dari mesin/peralatan dan fasilitasnya kepada orang-orang teknik. b. Bagian Pemeriksaan dan Pengawasan Bahan Tugas-tugas bagian pemeriksaan dan pengawasan adalah : Menerima permintaan pemeriksaan dari bagian produksi dan dari bagian-bagian lain yang terkait. Melakukan pemeriksaan sesuai dengan permintaan pemeriksaan yang ada pada laopran, dan melaporkan hasilnya kepda bagian-bagian yang memerlukannya. Membuat aturan pemeriksaan peralatan dalam kedaan darurat. Mempelajari dan membuat rencana pemeriksaan tahunan dan menjaga biaya pemeriksaan tahunan agar tetap stabil untuk perawatan yang regular, perawatan, dan pembongkaran tahunan. Merencakan dan Membuat tatacara pemeriksaan khusus untuk peralatan pabrik. Mempelajari, merencanakan dan melaksanakan tata cara pengawasan bahan dari sku cadang, bahan habis pakai, pelumas yang diperlukan pada pearawatan. Menerima dan memeriksa semua permintaan-permintaan bahan untuk pekrjaan perawatan dan pekerjaan perbaikan.

29 Menerima dan mempelajari kembali permintaan-permintaan harian dan bulanan dari bagian perencanaa dan pergudangan. Meninjau dan merubah spesifikasi bahan, suku cadang, bahan habis pakai, dan pelumas jika diperlukan. Meninjau dan mempertimbangkan kembali agar simpanan bahan seminimum mungkin ada digudang, serta meninjau kembali jumlah dari pesanan bahan. c. Bagian Pekerjaan Lapangan Bagian pekerjaan lapangan meliputi : pembersihan, penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin, memodifikasi, dimana tugas-tugas bagian ini adalah : Menerima permintaan kerja, permintaan bahan, perintah kerja, dan pembagian kerja dari bagian perncanaan dan pemeriksaan. Mempelajari dan menyiapkan tatacara kerja secara detail dan perintahperintah kerja yang diperlukan. Mengatur dan mengkoordinasikan semua pekerjaan yang diterima. Mengalokasikan para pekerja pada masing-masing pekerjaan. Menyiapkan dan meminta persetujuan untuk bekeja di mesin-mesin berbahaya dan izin keselamatan kerja dari bagian produksi. Menghitung dan menjumlahkan total jam kerja, bahan yang habis dipakai untuk setiap pekerjaan. Meminta pengesahan terhadap pekrjaan yang sudah selesai dari bagian pemeriksaan.

30 d. Bagian Pekerjaan Bengkel Bagian ini meliputi : penyetelan, perbaikan, pembongkaran mesin, dan pekerjaan pabrikasi, diman tugas-tugas bagian ini adalah : Merencanakan, melakukan dan mengawasi perawatan dalam bengkel dan menjaga peralatan termasuk suku cadang. Membagi, mengatur, dan mengkoordinasi semua pekerjaan-pekerjaan yang ada dibengkel sesuai dengan permintaan kerja. Merencanakn dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan seperti pembongkaran mesin, perawatan, dan pembongkaran mesin tahunan. Merencanakan dan membagi tugas untuk pekerjaan-pekerjaan dalam keadaan darurat. Menerima semua suku cadang, bahan habis pakai, pelumas, dan bahan lain yang diperlukan dari bagian pergudangan. Mempelajari dan menyiapkan permintaan bahan tambahan bila diperlukan. Menyiapkan laporan pekerjaan perbaikan dan melaporkan kebagian yang berkaitan. Menghitung dan menjumlahkan jam kerja total dan biaya bahan yang dipakai untuk masing-masing pekerjaan.

31 e. Bagian Produksi Tugas-tugas bagian produksi adalah : Mengawasi kondisi operasi pabrik, menentukan, dan meminta pekerjaan perawtan dengan berkonsultasi pada bagian lain yang terkait. Mensahkan permintaan pekerjaan perawatan dan pengawasan. Memastikan semua persiapan untuk kerja perawatan semua baik dan memberi izin kerja, izin masuk untuk pekerjaan didaerah berbahaya dan keselamatan kerja untuk pekerjaanpekerjaan perawatan. Melaksanakan semua persiapan yang diperlukan untuk perawatan. Meneliti dan membantu para pekerja saat mereka melakukan pekerjaan lapangan. Menerima laporan pekrjaan yang sudah selesai dan melakukan pengetesan ulang tehadap mesin/peralatan yang sudah dilakukan pekerjaan perawatan. Menandatangani dan mensahkan laporan pekerjaan yang sudah selesai tersebut. f. Bagian Teknikal Tugas-tugas bagian ini adalah : Menerima informasi-informasi yang masuk, termasuk pekerjaan modifikasi dan biaya-biaya perawatan dari bagian perncanaan perawatan. Mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan efisiensi operasi pabrik dan yang dapat menurunkan waktu, dan biaya dari perawatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Maintenance (perawatan) tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sejarah Perkembangan Maintenance (perawatan) tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance). 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Maintenance (perawatan) Perawatan (maintenance) pertama sekali dipopulerkan di Jepang pada tahun 1950 dengan menggunakan sistem PM (Preventive Maintenance).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Perkembangan Pemeliharaan (Maintenance) Pada generasi I, sebelum perang dunia II pemeliharaan peralatan di Jepang menggunakan cara pemeliharaan lama (metode klasik)

Lebih terperinci

STUDI PEMELIHARAAN PADA AIR COMPRESSOR DI PNEUMATIC UNLOADER SISTEM PT. INALUM DENGAN KAPASITAS BONGKAR 300 TON SERBUK / JAM

STUDI PEMELIHARAAN PADA AIR COMPRESSOR DI PNEUMATIC UNLOADER SISTEM PT. INALUM DENGAN KAPASITAS BONGKAR 300 TON SERBUK / JAM STUDI PEMELIHARAAN PADA AIR COMPRESSOR DI PNEUMATIC UNLOADER SISTEM PT. INALUM DENGAN KAPASITAS BONGKAR 300 TON SERBUK / JAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Peranan Pemeliharaan Pemeliharaan merupakan suatu fungsi dalam suatu perusahaan pabrik yang sama pentingnya dengan fungsi-fungsi lain seperti produksi. Hal ini

Lebih terperinci

STUDI PEMELIHARAAN PABRIK PADA PABRIK KELAPA SAWIT DI PTPN IV KEBUN PABATU

STUDI PEMELIHARAAN PABRIK PADA PABRIK KELAPA SAWIT DI PTPN IV KEBUN PABATU Jurnal Dinamis Vol. I, No. 5, Juni 29 ISSN 216-7492 STUDI PEMELIHARAAN PABRIK PADA PABRIK KELAPA SAWIT DI PTPN IV KEBUN PABATU Alfian Hamsi Staf pengajar Departemen Teknik FT.USU ABSTRAK Kelangsungan proses

Lebih terperinci

STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL TIPE AQUAVANE A A DENGAN KAPASITAS 160 L/S DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL

STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL TIPE AQUAVANE A A DENGAN KAPASITAS 160 L/S DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL TIPE AQUAVANE A250 320A DENGAN KAPASITAS 160 L/S DI PDAM TIRTANADI SUNGGAL SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VIII No. 1 Tahun 2009 Hal 35-43 MANAJEMEN PEMELIHARAAN UNTUK OPTIMALISASI LABA PERUSAHAAN Oleh Muhammad Zaky Zaim Muhtadi 1 Abstrak Sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

STUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 1200 KW PUTARAN TURBIN 5294 RPM

STUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 1200 KW PUTARAN TURBIN 5294 RPM STUDY PEMELIHARAAN SISTEM TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 1200 KW PUTARAN TURBIN 5294 RPM DI PKS. SINARMAS SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RAJA KUTANA

Lebih terperinci

Manajemen Pemeliharaan Pabrik

Manajemen Pemeliharaan Pabrik Manajemen Pemeliharaan Pabrik ALFIAN HAMSI Jurusan Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara BAB I. SEJARAH PERKEMBANGAN PEMELIHARAAN PABRIK Pada bab ini akan dibahas mengenai sejarah perkembangan

Lebih terperinci

STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I

STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I STUDY SISTEM PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP DENGAN KAPASITAS 700 KW PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PKS PT.PERKEBUNAN NUSANTARA I SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

ANALISA PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR 102 DENGAN KAPASITAS ANGKUT 700 TON/JAM DAN KECEPATAN 120 M/MIN DI PT. INALUM

ANALISA PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR 102 DENGAN KAPASITAS ANGKUT 700 TON/JAM DAN KECEPATAN 120 M/MIN DI PT. INALUM ANALISA PENYAMBUNGAN BELT CONVEYOR 102 DENGAN KAPASITAS ANGKUT 700 TON/JAM DAN KECEPATAN 120 M/MIN DI PT. INALUM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ZARKASI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Preventive Maintenance Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan

Lebih terperinci

STUDY PEMELIHARAAN TURBIN AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN KAPASITAS 73,2 MW DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN

STUDY PEMELIHARAAN TURBIN AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN KAPASITAS 73,2 MW DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN STUDY PEMELIHARAAN TURBIN AIR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN KAPASITAS 73,2 MW DI PT.INALUM POWER PLANT PARITOHAN Alfian Hamsi * ABSTRAK Pentingnya sistem pemeliharaan pada sebuah perusahaan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN

STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN STUDI PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA HASIL PENGELASAN BAJA ST 37 DITINJAU DARI KEKUATAN TARIK BAHAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik IMBARKO NIM. 050401073

Lebih terperinci

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN

CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN CORRECTIVE MAINTENANCE BANTALAN LUNCUR LORI PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKUT 2,5 TON TBS MENGGUNAKAN ANALISA KEGAGALAN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL MULTI STAGE PADA PENGISIAN AIR KETEL DI PTPN IV PKS GUNUNG BAYU

STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL MULTI STAGE PADA PENGISIAN AIR KETEL DI PTPN IV PKS GUNUNG BAYU STUDI PREVENTIVE MAINTENANCE PADA POMPA SENTRIFUGAL MULTI STAGE PADA PENGISIAN AIR KETEL DI PTPN IV PKS GUNUNG BAYU SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALFA JUHEDI

Lebih terperinci

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI

BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI BAB VI PERAWATAN DI INDUSTRI Tenaga kerja, material dan perawatan adalah bagian dari industri yang membutuhkan biaya cukup besar. Setiap mesin akan membutuhkan perawatan dan perbaikan meskipun telah dirancang

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bucket Wheel Excavator (B.W.E) 2.1.1 Pengertian Bucket Wheel Excavator (B.W.E) Bucket wheel excavator (B.W.E) adalah alat berat yang digunakan pada surface mining, dengan fungsi

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING

PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING PENGARUH VARIASI CAMPURAN DAN TEMPERATUR POLYPROPYLENE, POLYETHYLENE, DAN POLYSTYRENE PADA PROSES PLASTIC MOLDING SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ]

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengertian Perawatan (Maintenance) Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran.

Lebih terperinci

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN

AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN AKTIFITAS UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KEGIATAN PERAWATAN Menekan Input 1.03-Planning & Budgeting-R0 1/18 MAINTENANCE PLANNING Maintenance Plan diperlukan untuk melakukan penyesuaian dengan Production

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear )

BAB IV PEMBAHASAAN. 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) BAB IV PEMBAHASAAN 4.1 Pengertian dan Fungsi Gardan ( Differential Gear ) Differential gear atau sering dikenal dengan nama gardan adalah komponen pada mobil yang berfungsi untuk meneruskan tenaga mesin

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN

MESIN PEMINDAH BAHAN MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN ANALISA PERHITUNGAN BEBAN ANGKAT MAKSIMUM PADA VARIASI JARAK LENGAN TOWER CRANE KAPASITAS ANGKAT 3,2 TON TINGGI ANGKAT 40 METER DAN RADIUS LENGAN 70 METER SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh:

Dengan memanfaatkan prosedur maintenance yang baik, dimana terjadi koordinasi yang baik antara bagian produksi dan maintenance maka akan diperoleh: Preventive maintenance adalah suatu pengamatan secara sistematik disertai analisis teknis-ekonomis untuk menjamin berfungsinya suatu peralatan produksi dan memperpanjang umur peralatan yang bersangkutan.

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS

Lebih terperinci

ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI

ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI ANALISA KEKUATAN DAN UMUR TALI BAJA KRAN HYDROLIK DENGAN KAPASITAS ANGKAT 25 TON SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik MARAHALIM LUBIS NIM. 050421022 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

Trainer Agri Group Tier-2

Trainer Agri Group Tier-2 No HP : 082183802878 PERAWATAN / MAINTENANCE kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan mesin kegiatan pemeliharaan, perbaikan penyesuaian, maupun penggantian sebagian peralatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecanggihan teknologi dibidang mesin-mesin industri semakin lama semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan, sehingga secara otomatis menuntut adanya suatu sistem

Lebih terperinci

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE)

ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) ANALISIS DAYA BERKURANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL DENGAN SUSUNAN SILINDER TIPE SEGARIS (IN-LINE) SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik FAISAL RIZA.SURBAKTI

Lebih terperinci

PREVENTIVE MAINTENANCE

PREVENTIVE MAINTENANCE PREVENTIVE MAINTENANCE ABSTRAK Gangguan yang terjadi selama proses produksi atau aktivitas rutin lain akibat dari terjadinya kerusakan pada mesin atau fasilitas kerja lainnya, harus dicegah sedini mungkin.

Lebih terperinci

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI

STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI STUDI TEMPERATUR OPTIMAL TERHADAP CAMPURAN BAHAN POLYPROPYLENE DAN POLYETHYLENE PADA PROSES MIXING UNTUK PEMAKAIAN PLASTIC INJECTION MOLDING SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A

STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A STUDI PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK PADA PENGELASAN PLAT BAJA St 40 TEBAL 3 mm DENGAN PENGELASAN BUSUR LISTRIK MENGGUNAKAN ARUS 120 A DAN 140 A SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Rambutan PT.Perkebunan Nusantara 3 (PTPN 3) berperan sebagai pengolah bahan mentah kelapa sawit untuk menghasilkan minyak sawit (CPO) dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M OLEH : VADDIN GULTOM

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Maintenance

Sistem Manajemen Maintenance Sistem Manajemen Maintenance Pembukaan Yang dimaksud dengan manajemen maintenance modern bukan memperbaiki mesin rusak secara cepat. Manajemen maintenance modern bertujuan untuk menjaga mesin berjalan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik DANNY PUTRA PRATAMA NIM STUDI EKSPERIMENTAL DAN SIMULASI ANSYS 12 PEMBUATAN ASPAL POLIMER DENGAN PERBANDINGAN CAMPURAN POLISTIRENA PADA ASPAL 0:50, 5:45, 15:35, 25:25 DENGAN AGREGAT 300 gr PASIR SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 PENDAHULUAN Perkembangan teknologi yang semakin pesat memacu industri-industri terus berusaha meningkatkan kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkannya. Dalam bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan usaha yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi ekonomi yang masih mengalami krisis berkepanjangan ini membuat kegiatan usaha masyarakat banyak mengalami kesulitan, tidak sedikit diantaranya kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mobile Crane Mobile crane adalah Alat pengangkat ( crane) dengan sebuah mesin yang mempunyai struktur traktor atau truck yang dapat dipindahkan dengan mudah karena dukungan

Lebih terperinci

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS

Lebih terperinci

Mechanical Engineering Ismanto Alpha's

Mechanical Engineering Ismanto Alpha's 1 of 8 9/25/2015 11:04 PM Selamat Datang Semoga Dapat Bermanfaat Mengenai Saya Mechanical Engineering Ismanto Alpha's Jumat, 04 Desember 2009 Nama: IsmantoAlpha's Lokasi: Bandar Lampung, Lampung, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat sekaligus memindahkan muatan yang dapat digantungkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian dan Tujuan Pemeliharaan Secara alamiah tidak ada barang yang dibuat oleh manusia yang tidak dapat rusak, tetapi usia kegunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350

PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350 PENGARUH CAMPURAN 50% POLYPROPYLENE, 30% POLYETHYLENE, 20% POLYSTYRENE TERHADAP VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES INJECTION MOLDING TIPE TEFORMA RN 350 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM

SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SPROKET CONVEYOR YANG MEMPUNYAI DAYA 11 KW DAN PUTARAN 32 RPM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM MENGGUNAKAN CETAKAN PASIR Skripsi Yang Diajukan Untuk

Lebih terperinci

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER Tugas Akhir Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Gelar Kesarjanaan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

STUDY PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP SHINKO DENGAN KAPASITAS 800 KW DAN PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PMKS PT. SISIRAU

STUDY PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP SHINKO DENGAN KAPASITAS 800 KW DAN PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PMKS PT. SISIRAU STUDY PREVENTIVE MAINTENANCE PADA TURBIN UAP SHINKO DENGAN KAPASITAS 800 KW DAN PUTARAN TURBIN 1500 RPM DI PMKS PT. SISIRAU SKRIPSI Skripsi yang diajukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana

Lebih terperinci

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER

MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER MODIFIKASI MESIN DIESEL SATU SILINDER BERBAHAN BAKAR SOLAR MENJADI LPG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GAS MIXER Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ROLAND SIHOMBING

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN TELANAI INDAH KOTA JAMBI SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HITLER MARULI SIDABUTAR NIM.

Lebih terperinci

suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan

suatu obyek, sehingga diharapkan dapat berfungsi secara maksimal sesuai dengan BAB III PEMELIHARAAN BERKALA PADA Quay Crane Container (QCC) 3.1. Teori singkat Perawatan Perawatan adalah segala sesuatu yang dilakukan untuk mencegah kerusakan terhadap suatu obyek, sehingga diharapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Kantor Perkembangan teknologi yang luar biasa dewasa ini, pekerjaan perkantoran dapat dikatakan mengalami perubahan corak dan sifat. Kalau zaman dahulu perlengkapannya.

Lebih terperinci

PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA

PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA PENENTUAN UMUR EKONOMIS ELECTRICAL DISCHARGE MACHINE (EDM) UNTUK KEBIJAKAN REPLACEMENT PADA PT. SARANA BERSAMA SEJAHTERA TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n ) MATERI 2 MESIN PENGANGKAT (hoisting machine) Tujuan Pembelajaran Setelah melalui penjelasan dan diskusi Mahasiswa dapat menghitung kapasitas pesawat angkat Mahasiswa dapat menyebutkan komponenkomponen

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN LAS GESEK ( Perawatan dan Perbaikan )

RANCANG BANGUN MESIN LAS GESEK ( Perawatan dan Perbaikan ) RANCANG BANGUN MESIN LAS GESEK ( Perawatan dan Perbaikan ) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya Disusun Oleh

Lebih terperinci

STUDI TENTANG PEMELIHARAAN BOILER FEEDWATER PUMP GSG /12 PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN KAPASITAS MW

STUDI TENTANG PEMELIHARAAN BOILER FEEDWATER PUMP GSG /12 PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN KAPASITAS MW STUDI TENTANG PEMELIHARAAN BOILER FEEDWATER PUMP GSG 100 290/12 PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) LABUHAN ANGIN KAPASITAS 2 115 MW SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. operasi pada suatu perusahaan adalah kesiapan mesin mesin produksi dalam. diperlukan adanya suatu sistem perawatan yang baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ketidakstabilan perekonomian dan semakin tajamnya persaingan di dunia industri mengharuskan suatu perusahaan untuk lebih meningkatkan kelancaran kegiatan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM KOMERSIL UNTUK BAHAN KONSTRUKSI ATAP DENGAN METODE ACCUMULATIVE ROLL-BONDING SKRIPSI

MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM KOMERSIL UNTUK BAHAN KONSTRUKSI ATAP DENGAN METODE ACCUMULATIVE ROLL-BONDING SKRIPSI MENINGKATKAN SIFAT MEKANIS ALUMINIUM KOMERSIL UNTUK BAHAN KONSTRUKSI ATAP DENGAN METODE ACCUMULATIVE ROLL-BONDING SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik BOY

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8727 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 789 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN

MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN DIKTAT KULIAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DARMA PERSADA 2007 DIKTAT KULIAH MANAJEMEN PEMELIHARAAN MESIN Disusun : ASYARI DARYUS Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA

BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA BAB III PERAWATAN MESIN BUBUT PADA PT.MITSUBA INDONESIA 3.1 Mesin Bubut Mesin bubut adalah mesin yang dibuat dari logam, gunanya untuk membentuk benda kerja dengan cara menyayat, gerakan utamanya adalah

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Manajemen Produksi Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang menggunakan berbagai jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan tentu saja barangbarang dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR MOMEN PUNTIR PADA MOTOR BAKAR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR MOMEN PUNTIR PADA MOTOR BAKAR PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT PENGUKUR MOMEN PUNTIR PADA MOTOR BAKAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Teknik RAHMAD IKHTIAR NIM : 120421010 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA

Lebih terperinci

TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULI UNTUK DIGUNAKAN PADA KOMPRESOR AC KENDARAAN PENUMPANG BERKAPASITAS 5 ORANG

TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULI UNTUK DIGUNAKAN PADA KOMPRESOR AC KENDARAAN PENUMPANG BERKAPASITAS 5 ORANG SKRIPSI TEKNIK PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PULI UNTUK DIGUNAKAN PADA KOMPRESOR AC KENDARAAN PENUMPANG BERKAPASITAS 5 ORANG Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENENTUAN KEANDALAN SPARE PARTS YANG TERMASUK KELOMPOK KRITIS DENGAN METODE RELIABILITY PADA PT. CENTRAL WINDU SEJATI

PENENTUAN KEANDALAN SPARE PARTS YANG TERMASUK KELOMPOK KRITIS DENGAN METODE RELIABILITY PADA PT. CENTRAL WINDU SEJATI PENENTUAN KEANDALAN SPARE PARTS YANG TERMASUK KELOMPOK KRITIS DENGAN METODE RELIABILITY PADA PT. CENTRAL WINDU SEJATI KARYA AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan.

BAB I PENDAHULUAN. meminimisasi terhambatnya proses produksi jika terjadi kerusakan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan PT Pancakarsa Bangun Reksa (PBR) merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa konsultan, desain dan konstruksi, mekanikal, sipil, dan elektrikal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 13 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Total Productive Maintenance Total Productive Maintenance (TPM) adalah teknik silang fungsional yang melibatkan beberapa bagian fungsional perusahaan bukan hanya pada Bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 MANAJEMEN PERAWATAN Manajemen perawatan adalah salah satu elemen penting dalam suatu perusahaan terutama dalam perusahaan manufaktur. Sehingga sangat dibutuhkan perawatan dalam

Lebih terperinci

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan

Lampiran 1: Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Lampiran : Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan dalam PT. Bintang Persada Satelit secara garis besar adalah sebagai berikut:. Direktur Direktur

Lebih terperinci

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT.

MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN TOWER CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 7 TON, TINGGI ANGKAT 55 METER, RADIUS 60 M, UNTUK PEMBANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT. SKRIPSI Skripsi yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN PT.PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN DENGAN KAJIAN PEMBANDING EPANET

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN PT.PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN DENGAN KAJIAN PEMBANDING EPANET 1 PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI ALIRAN AIR BERSIH PADA PERUMAHAN PT.PERTAMINA PANGKALAN BRANDAN DENGAN KAJIAN PEMBANDING EPANET SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 MOTOR DIESEL Motor diesel adalah motor pembakaran dalam (internal combustion engine) yang beroperasi dengan menggunakan minyak gas atau minyak berat sebagai bahan bakar dengan

Lebih terperinci

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK

A Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8093 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - CAT 793 TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUN PUSTAKA

BAB III TINJAUN PUSTAKA 15 BAB III TINJAUN PUSTAKA 3.1 Perawatan (Maintenance) Perawatan atau maintenance adalah aktivitas agar suatu komponen atau sistem yang rusak dikembalikan atau diperbaiki dalam suatu kondisi tertentu pada

Lebih terperinci

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51

Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 38 Lampiran 1. Data pengamatan hasil penelitian Jumlah mata pisau (pasang) 2 4 6 Kapasitas efektif alat (buah/jam) 300,30 525,12 744,51 Bahan yang rusak (%) 0 0 11 39 Lampiran 2. Kapasitas alat (buah/jam)

Lebih terperinci

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK

A8720 777D Rear Brake Wear Gauge ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) A8720 BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK ALAT PENGUKUR KEAUSAN REM (BRAKE WEAR GAUGE) BIRRANA YANG SESUAI UNTUK REM BELAKANG - 777D CAT TRUCK Sebagian besar kecelakaan yang melibatkan pengoperasian atau perawatan mesin disebabkan oleh kegagalan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MILL SHAFT ROLL SHELL UNTUK 4000 TCD (TON CANE PER DAY) PADA PABRIK GULA SEI SEMAYANG DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN

TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SHOP DRAWING PADA PEMBANGUNAN LIFT PENUMPANG KAPASITAS 20 ORANG/1350 KG DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTOCAD 2007 DI GEDUNG CAMBRIDGE MALL Skripsi

Lebih terperinci

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek?

Analisis Dukungan Fungsi Produksi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan. No. Kategori Pertanyaan Y T. tujuan-tujuan jangka pendek? Nama : Bagian : A. Analisis Sasaran Perusahaan Analisis Dukungan Fungsi dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan No. Kategori Pertanyaan Y T 1. Rencana Jangka Panjang (Strategis) 1. Apakah selama ini fungsi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. hidayah-nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian

KATA PENGANTAR. hidayah-nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat ALLOH SWT atas taufik dan hidayah-nya sehingga penulis mampu untuk dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan baik dan lancar sampai tersusunnya

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA PERUMAHAN SETIA BUDI RESIDENCE DARI DISTRIBUSI PDAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN PIPE FLOW EXPERT SOFTWARE

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA PERUMAHAN SETIA BUDI RESIDENCE DARI DISTRIBUSI PDAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN PIPE FLOW EXPERT SOFTWARE PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA PERUMAHAN SETIA BUDI RESIDENCE DARI DISTRIBUSI PDAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN PIPE FLOW EXPERT SOFTWARE SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baja HQ705 (High Quality) untuk komponen konstruksi permesinan. Baja HQ705

BAB I PENDAHULUAN. baja HQ705 (High Quality) untuk komponen konstruksi permesinan. Baja HQ705 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemakaian baja sebagai komponen utama pada konstruksi permesinan industri sangat mempertimbangkan biaya investasi dan perawatan yang rendah serta mempunyai ketahanan

Lebih terperinci

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro Oleh : ANTONIUS P. NAINGGOLAN NIM : DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO ANALISIS KARAKTERISTIK TORSI DAN PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASA PADA KONDISI OPERASI SATU FASA DENGAN PENAMBAHAN KAPASITOR (Aplikasi pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU) Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK 6.1. Tinjauan Umum Kontraktor memerlukan strategi agar hasil yang dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Hasil yang diharapkan yaitu berupa kualitas konstruksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat untuk pelaksanaan pengukuran dan analisis tugas akhir sebagai berikut : 3.1.1 Waktu pelaksanaan Waktu pelaksanaan ini kurang

Lebih terperinci

PENENTUAN UMUR EKONOMIS BOILER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA RATA DI PTPN III PKS KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI

PENENTUAN UMUR EKONOMIS BOILER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA RATA DI PTPN III PKS KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI PENENTUAN UMUR EKONOMIS BOILER DENGAN METODE BIAYA TAHUNAN RATA RATA DI PTPN III PKS KEBUN RAMBUTAN TEBING TINGGI TUGAS SARJANA Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dibagian ini akan dibahas tentang tinjauan beberapa model dari alat angkut yang sudah ada, rencana rancangan, dasar pemilihan material, spesifikasi bahan, dan rumus-rumus yang akan

Lebih terperinci

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan.

BAB V ANALISA. pengambilan keputusan untuk menyelesaikan permasalahan. BAB V ANALISA Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data pada bab sebelumnya maka selanjutnya dilakukan analisa. Analisa yang dilakukan harus lebih terarah sehingga hasilnya menjadi baik dan benar. Atas

Lebih terperinci

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974

PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PEMASANGAN BOOSTER PADA SISTEM REM HONDA LIFE TAHUN 1974 PROYEK AKHIR Diajukan Kapada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya OLEH

Lebih terperinci

Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW)

Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW) Alat pengangkat baterai tegangan tinggi untuk PHEV (F30 BMW) Sebelum alat pengangkat beban ini pertama kali dipakai harap membaca pedoman pemakaian ini dengan saksama. Anda akan memperoleh petunjuk penting

Lebih terperinci

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS

PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS PENGARUH CAMPURAN SERBUK ARANG TEMPURUNG KELAPA HIBRIDA DAN SERBUK ALUMINIUM SEBAGAI MATERIAL ALTERNATIF KAMPAS REM SEPEDA MOTOR NON-ASBESTOS SKRIPSI Skripsi yang diajukan untuk melengkapi Syarat untuk

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR TENAGA SURYA KAPASITAS BUTIR ( PERAWATAN DAN PERBAIKAN )

RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR TENAGA SURYA KAPASITAS BUTIR ( PERAWATAN DAN PERBAIKAN ) RANCANG BANGUN ALAT PENETAS TELUR TENAGA SURYA KAPASITAS 10 20 BUTIR ( PERAWATAN DAN PERBAIKAN ) LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Mesin Politeknik

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1. Material dan Bahan Baku Material merupakan bagian yang penting dalam kegiatan produksi yang sedang berlangsung. Material yang digunakan oleh PT. Braja Mukti Cakra dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini dunia usaha dihadapkan pada era globalisasi dimana pasar tidak lagi hanya dimasuki oleh pesaing domestik saja tetapi juga didatangi oleh

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemeliharaan Semua barang yang dibuat oleh manusia memiliki umur pakai dan pada akhirnya akan mengalami kerusakan. Umur pakai barang dapat diperpanjang dengan melakukan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Perawatan Berkala 40 Jam Pembersihan Conveyor Belt pengecekan ketajaman pisau. Mesin Tidak Rusak 8 Jam PengecekanTombo l-tombol Emergency Mesin

Lebih terperinci