Hubungan antara Harga Gas dan Pergerakan Harga Minyak Dunia (Tinjauan Literatur)
|
|
- Yulia Sudjarwadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Hubungan antara Harga Gas dan Pergerakan Harga Minyak Dunia (Tinjauan Literatur) 12/15/2009 Arif Rahman Hakim ONLINE AVAILABLE :
2 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 2 I. Pendahuluan Beberapa tahun terakhir, pembangunan kilang pipa memegang peran penting dalam menyalurkan distriburi gas alam serta turut menentukan harga gas dipasar. Perkembangan pasar internasional untuk jenis komoditas gas alam memberi peluang arbitrase antar kontinen agar tercipta harga gas alam yang dikehendaki. Temuan Neumann ( 2009 ) menunjukkan bahwa penyaluran gas lintas benua yang meningkat menjadi pendorong menguatnya hubungan antar negara lintas benua. Masa depan gas alam terlihat cerah. Sebagaimana telah diberitahukan dalam rilis proyeksi industri menunjukkan bahwa permintaan tahunan AS mencapai 30 triliun kaki kubik antara tahun 2010 dan tahun 2015, naik dari 21.4 triliun kaki kubik pada tahun Meski perkiraan tidak selalu tepat seperti itu, namun proyeksi ramalan ini mengungkapkan bahwa permintaan 30 triliun kaki kubik sama sekali bukan nilai yang sedikit. Meski permintaan gas di masa depan tampak baik, ketidakpastian penguatan juga menimbulkan kesangsian. Pangkal ketidakpastian ini adalah hubungan antara pasar gas alam dan pasar listrik di Amerika Utara. Keharmonisan hubungan keduanya menjadi pendorong meningkatnya permintaan gas alam yang digunakan generasi listrik serta fasilitas industri percaya sehingga pendorong pengamat percaya akan mendorong permintaan pasar sebesar 30 triliun kaki kubik-tingkat pada tahun 2010 atau lebih. Perbandingan perkiraan ini menunjukkan bagaimana ekspektasi optimis menciptakan permintaan di masa depan sepanjang tahun 1990-an. Menurut Annual Energy Outlook 2009 meramalkan bahwa permintaan gas alam meningkat sepanjang tahun 2010 selang kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Dari 21,3 kuadriliun Btu untuk tahun 1991, permintaan untuk tahun 2010 diharapkan mencapai puncaknya pada 29,6 kuadriliun Btu. Sebagian besar kenaikan terjadi selama kurun waktu tahun 1995 dan Pada tahun ini terjadi gerakan banyak negara yang mengarah ke deregulasi listrik, disertai dengan peningkatan efisiensi penggunaan gas. Baru-baru ini, EIA telah mempublikasikan temuannya dengan membandingkannya terhadap temuan AEO yang menunjukkan bahwa permintaan ditahun 2010 sekitar 27,7 kuadriliun Btu. Berikut disajikan dalam Gambar 1, perkiraan permintaan gas alam dunia.
3 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 3 Sumber : EIA (2009) Gambar 1. Prakiraan EIA untuk Permintaan Gas Alam Tahun 2000 Meski demikian, studi juga menemukan adanya hubungan pergerakan harga gas alam di Eropa dan Amerika Utara yang dipengaruhi oleh harga minyak mentah. Temuan Asche et.al (2006) dan Neumann ( 2006 ) menunjukkan bahwa adanya hubungan kointegrasi antara gas alam dan minyak mentah di pasar Inggris Raya. Temuan juga membuktikan bahwa perubahan harga minyak mentah juga mendorong perubahan harga gas alam. Temuan senada juga dilakukan oleh Bachmeir & Griffin ( 2006 ), Villars & Jourtz ( 2006 ), Brown & Yucel (2008b), serta Medlock & Rosthal ( 2008) yang menunjukkan bahwa adanya hubungan kontegrasi antara harga gas alam di pasar Amerika Serikat dengan harga minyak mentah. Paper ini melalui pendekatan ekonometrika mencoba untuk menemukan hubungan antara gas alam dengan pergerakan harga minyak mentah dunia. Paper ini diharapkan mampu menjawab pertanyaan penting atau meneguhkan temuan yang sudah ada.
4 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 4 II. Goncangan Harga di Pasar Minyak dan Gas Alam Penentuan mengenai bagaimana goncangan harga gas yang terjadi disepanjang Atlantik dan bagaimana transmisi harga minyak biasanya melibatkan pendekatan kausalitas. Patokan yang digunakan antara dua komoditas ini yakni harga gas alam memasukkan Henry Hub di Amerika Serikat dan National Balancing Point ( NBP ) di Inggris, sedangkan penentuan harga minyak memasukkan jenis West Texas Intermediate ( WTI ) dan Brent. Henry Hub merupakan prinsipal perdagangan untuk gas alam di Amerika Serikat. Terletak dekat New Orleans, Henry Hub membawahi 16 sambungan pipa gas yang saling terhubung antar region di suatu negara yakni Amerika Serikat. Sedang, NBP merupakan penentu harga dan pusat penyaluran gas di Inggris. Konsep senada dengan Henry Hub, namun lokasinya lebih terdifusi sepanjang wilayah dengan mengabaikan ketepatan lokasi. West Texas Intermediate crude oil dan Brent merupakan acuan standar minyak mentah dipasar internasional. WTI merupakan minyak mentah yang menjadi benchmark penentuan harga minyak di Amerika Utara selain komoditasnya diperdagangkan di Newyork Mercantile Exchange ( NYMEX ). Sedangkan Brent merupakan campuran 15 jenis minyak dari laut utara. Brent menjadi benchmark bagi minyak mentah yang diproduksi di Eropa, Afrika, dan Timur Tengah. Pengujian kausalitas menjadi alat analisis yang digunakan untuk melihat hubungan antara acuan harga minyak. Variasi pengujian kausalitas yang digunakan dengan melihat kausalitas antara harga gas alam dan harga minyak mentah baik Brent maupun West Texas Intermediate ( WTI ). Namun ketika melakukan pengujian kausalitas antara Henry Hub dan NBP, memunculkan potensi untuk pengaruh harga minyak dan harga gas alam. Temuan Brown ( 2008a ) menyimpulkan bahwa faktor eksogen dari dalam seringkali mempengaruhi bentuk penawaran dan permintaan gas alam pada Henry Hub. Bila bicara minyak dan gas tentu kita tidak boleh melupakan arus perdagangan minyak yang dilakukan negara-negara didunia. Harus diakui jika mayoritas perdagangan minyak dikuasai oleh tiga negara yakni Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang. Ketiga negara ini termasuk negara pengkonsumsi minyak terbesar didunia sehingga tidak heran jika mereka berharap adanya pasokan minyak yang stabil guna menggerakkan roda perekonomiannya. Menurut Statistik OPEC (2005), konsumsi minyak USA mencapai 20,17 juta barel perhari dari total konsumsi dunia yang mencapai 77,52 juta barel per hari atau hampir sepertiga kebutuhan minyak dunia. 74,6 persen kebutuhan minyak USA adalah impor. Walau hanya sedikit memang yang berasal dari Timur Tengah (beturut -turut lima pengimpor terbesar AS adalah Kanada, Meksiko, Arab Saudi, Venezuela, dan Nigeria), namun dengan
5 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 5 memanasnya hubungan dengan kelompk kiri Amerika Latin yakni Venezuela, maka AS tetap membutuhkan Arab Saudi dan Timur Tengah khususnya. Berikut melalui Gambar 2, terlihat arus perdagangan minyak negara-negara didunia. Sumber : Kurtubi (2009) Gambar 2. Arus Perdagangan Minyak Dunia Terlihat bahwa konsumsi minyak terbesar adalah AS. Padahal kita tahu bahwa produksi minyak OPEC sebesar 42,7 persen dari produksi minyak dunia, dimana keseluruhan Timur Tengah sendiri mencapai 40 persen dari produksi dunia, dengan tingkat ekspor menguasai 50,9 persen pasar ekspor minyak dunia. Sementara dari sisi cadangan terbukti ( proven) minyak dunia sebesar 1,15 triliyun barel, OPEC masih mempunyai cadangan terbukti diatas 78,4 persen dunia yaitu sebesar 904,25 milyar barel, dan kawasan Timur Tengah memilki cadangan terbukti minyak paling besar yaitu 742,68 milyar barel (75 persen). Ini kemudian disusul berturut-turut Amerika Latin, Afrika, Eropa Timur, Asia Pasifik, Amerika Utara, dan Eropa Barat.
6 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 6 Sementara itu, gas alam sebagai bagian dari migas saat ini mulai dikembangkan di negara-negara Timur Tengah dan OPEC. Pada awal berdirinya, share produk gas alam OPEC hanya 3 persen dari produk gas alam dunia. Saat ini, share produk gas alam OPEC sudah menembus angka 17,6 persen sebesar 498,375 milyar m 3 dari produk gas alam dunia sebesar 2,836 trilyun m 3. Produksi tertinggi gas alam masih dari wilayah Eropa Timur Rusia, disusul Amerika Utara, Asia Pasifik, Timur Tengah, Eropa Barat, Amerika Latin dan Afrika. Untuk perbandingan akan ditampilkan harga perkembangan gas alam dan minyak mentah sebagaimana disajikan melalui Gambar 3 berikut. Sumber : Kurtubi (2009) Gambar 3. Perbandingan Harga Minyak Mentah dan Gas Alam
7 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 7 Berikutnya melalui perbandingan harga minyak acuan baik dalam bentuk Brent dan West Texas International ( WTI ) juga menunjukkan kecenderungan serupa. Gambar 4 akan disajikan perbandingan tersebut. Sumber : Kurtubi (2009) Gambar 4. Perbandingan Harga Minyak Acuan di Dunia Saat ini Rusia menjadi pemain kunci energi dunia dari sektor gas alam ini dengan produksi sebesar 801,5 milyar m 3 atau mencapai 40 persen. Untuk kawasan Amerika Utara pemain kunci adalah USA, Iran untuk kawasan Timur Tengah, kawasan Asia Pasifik oleh Indonesia dan Amerika Latin oleh Argentina. Untuk energi gas alam masa depan, Timur Tengah menjanjikan prospek yang cerah. Hal ini dikarenakan cadangan terbukti dunia sebesar 180,238 trilyun m 3 terbesar berada di kawasan ini dengan 72,977 trilyun m 3 (45 persen) disusul Eropa Timur dan Amerika Utara. Kontribusi inilah yang menunjukkan dominasi dan kekuatan utama negara-negara Timur Tengah dan menjadikan posisi tawar yang menguntungkan utamanya dalam
8 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 8 pemenuhan kebutuhan energi minyak dan gas dunia. Posisi tawar inilah bisa menjadi senjata yang ampuh dalam permainan geopolitik global. Krisis politik di beberapa negara pemain energi utama terutama Iran dan Venezuela, serta ditambah dominasi dan arogansi USA, ditakutkan akan mengulangi sejarah kelam konflik Arab-Israel terdahulu. Pada awal tahun 2007 saja, harga minyak mentah mendekati tingkat rekor tertingginya dalam beberapa tahun terakhir belakangan ini hingga mendekati rekornya senilai 70,85 dolar AS per barel. Oleh karenanya perlu ada upaya antisipasi terhadap membumbungnya harga minyak karena dapat mengancam stabilitas pasokan sehingga dapat mempengaruhi perekonomian negara yang bergantung pada minyak. George Soros, yang termasuk pemodal global pun menyimpulkan bahwa tahun 2006 yang telah lewat adalah tahun berbahaya sepanjang menyangkut minyak. Sekarang ini sedikit ekonom yang siap memprediksi penurunan harga minyak selama 2007, bahkan prediksi sejumlah analis ekonomi bahwa angka 70 dolar AS per barel dapat menjadi harga dasar mulai awal tahun 2007 terbukti saat ini. Dan AS (baca Bush), mungkin telah melihat fenomena tersebut dan bersiap mengantisipasi bahwa minyak dan gas akan menjadi senjata ampuh politik masa depan. III. Temuan Studi Studi akar unit menunjukkan bahwa pada tingkat level kesemua variabel tidak stasioner, sedangkan pada tingkat first difference atau derajat satu I(1) dapat stasioner. Tabel 1 diperoleh temuan sebagai berikut : Tabel 1. Uji Akar Unit Variabel Level Derajat Satu Henry Hub NBP WTI Brent ** ** ** ** Ket : * dan ** sig pada 1 % dan 5 % Sedangkan untuk kointegrasi hampir semua variabel mempunyai hubungan kointegrasi baik Henry Hub dengan BNP, Henry Hub dengan WTI, Henry Hub dengan Brent, NBP dengan WTI, dan NBP dengan Brent. Tabel 2 dapat ditunjukkan temuan kointegrasi.
9 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 9 Tabel 2. Hubungan Kointegrasi Hubungan Variabel Trace Statistik Max Eigen Value Henry Hub_NBP ** * Henry Hub_WTI * *** Henry Hub_Brent * * NBP_WTI * *** NBP_Brent *** Ket : *, **, *** sig pada 1%, 5%, dan 10% Pengujian dengan menggunakan ECM terlihat bahwa hubungan antara variabel Henry Hub_NBP, NBP_Henru Hub, Henry Hub_WTI, dan NBP_WTI yang menghasilkan temuan saling mempengaruhi antara harga minyak dan harga gas alam. Tampilan singkat akan disajikan melalui Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan Hasil Pengujian ECM Variabel Hasil Pengujian Kesimpulan Henry Hub_NBP NBP_Henry Hub Henry Hub_WTI WTI_Henry Hub Henry Hub_Brent Brent_Henry Hub NBP_WTI WTI_NBP NBP_Brent Brent_NBP Tolak Ho Tolak Ho Tolak Ho Terima Ho Terima Ho Terima Ho Tolak Ho Terima Ho Terima Ho Terima Ho Pengaruh Signifikan Pengaruh Signifikan Pengaruh Signifikan Pengaruh Tidak Signifikan Pengaruh Tidak Signifikan Pengaruh Tidak Signifikan Pengaruh Signifikan Pengaruh Tidak Signifikan Pengaruh Tidak Signifikan Pengaruh Tidak Signifikan Sumber : The Energy Journal Special Issue 2009 pp IV. Bahasan Upaya merger beberapa perusahaan gas terkemuka yang melibatkan kekuatan utama pemasar ditangkap selama tahun 1999 dan 2000, perusahaan hanya dari tingkat atas dan di tengah paket yang diperoleh dalam pangsa pasar. Diversifikasi energi utama pemasar, banyak diperluas dengan merger, terus mendominasi perdagangan dalam industri, terutama pada sisi kekuatan, tetapi banyak pemain yang lebih kecil dan menengah terus bertahan pada tahun 2000 mereka sendiri.
10 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 10 Gas pemasar mendominasi perdagangan dalam industri gas, baik fisik grosir dan pasar keuangan. Paling tidak 80 persen dari semua pasokan gas yang diproduksi dan dikonsumsi di Amerika Utara melalui kepemilikan pedagang gas di beberapa titik selama tahun Secara khusus, diversifikasi energi utama pemasar, banyak diperluas dengan merger, menangani sebagian besar transaksi pada tahun Jumlah pemasar gas aktif meningkat dari 288 perusahaan ditahun 1997 menjadi 312 pada tahun 1998, dengan 63 perusahaan pemasaran gas baru ditambahkan dan 39 baik berhenti operasi, penggabungan dengan perusahaan dagang lainnya, atau menghentikan perdagangan gas. Peningkatan ini disebabkan sebagian pembentukan perusahaan pemasaran ritel baru yang muncul sebagai tanggapan terhadap program-program pilihan pelanggan di berbagai negara, terutama New York, Ohio, New Jersey, dan Georgia. Yang lainnya adalah unit perusahaan mapan yang peserta baru atau tidak tercantum tahun sebelumnya. Akhirnya, beberapa pendatang baru yang mencerminkan kepentingan luar negeri baru dalam pemasaran energi Amerika Utara: Merchant Energy Group dari Amerika adalah satuan Wegener SA, sebuah perusahaan energi Chili dan Energi Tractebel Pemasaran, sebuah unit dari energi Belgia besar perusahaan holding. Industri pemasaran gas tetap menjadi sangat kompetitif dan beragam seperti biasa. Dari 158 laporan pemasar gas alam volume penjualan gas lebih besar dari nol pada tahun 1998, top 5 dijual 16.4 triliun kaki kubik, atau 24 persen dari pasar dan pemasar top 10 dijual 28.7 triliun kaki kubik, atau 43 persen dari pasar. Di atas 15 pemasar menjual 37.3 triliun kaki kubik atau 55 persen dari pasar dan atas 20 pemasar dipertanggungjawabkan 44.2 triliun kaki kubik atau 66 persen dari volume dipasarkan. Total volume penjualan gas fisik untuk semua gas 158 pemasar pelaporan penjualan yang positif di tahun 1998 adalah 67.4 triliun kaki kubik, yang merupakan peningkatan dari 59.7 triliun kaki kubik pada tahun Ultimate konsumsi gas alam di Amerika Serikat dan Kanada selama 1998 adalah 24.9 triliun kaki kubik, menurut Administrasi Informasi Energi AS dan Statistik Kanada. Dengan demikian, setidaknya 2.7 thousand kaki kubik gas berubah kepemilikan di pasar fisik untuk setiap seribu kaki kubik dikonsumsi. Pengenalan Henry Hub NYMEX kontrak berjangka gas alam pada 3 April 1990, adalah sebuah tonggak peristiwa dalam transisi untuk membuka, kompetitif pasar untuk komoditas gas dan transportasi. Dalam dekade berikutnya, perdagangan berjangka, opsi, dan lain "derivatif" telah berkembang menjadi fitur penting dari pasar gas Amerika Serikat. Keberhasilan Henry Hub NYMEX berjangka dan opsi kontrak jelas tidak hanya dari pertumbuhan yang berkelanjutan dalam volume perdagangan yang ditunjukkan pada
11 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 11 Gambar 5, tetapi juga dalam harga kontrak kredibilitas dan industri tingkat tinggi partisipasi. Volume harian total melebihi tujuh puluh ribu kontrak pada hari perdagangan aktif, yang diterjemahkan ke dalam pasar sekitar US $ 1,75 miliar pada hari tertentu. Sumber : RDI Gambar 5. Perdagangan Henry Hub di Pasar Nymex Pembangunan industri masa depan akan dibentuk melalui konsolidasi lebih lanjut, pemusatan kekuasaan dan pemasaran gas pasar pada tingkat keuangan, pengenalan instrumen keuangan, dan mungkin peraturan baru merupakan pola inisiatif berupa pendekatan yang digunakan untuk pengawasan sektor keuangan. Potensi permintaan salah satunya di Asia Timur adalah salah satu yang berpotensi besar dunia energi baru batas. Cina, Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan sendiri berisi seperempat dari penduduk dunia dan seperlima dari ekonomi global dan baru saja mencatat hampir setengah dari peningkatan permintaan energi primer dunia. Antara 1988 dan 1998, pertumbuhan konsumsi energi di tiga ekonomi yang terakhir rata-rata 3,4 persen per tahun sementara seluruh dunia rata-rata hanya 0,7 persen.
12 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 12 Cina adalah negara yang paling padat, dan selama dua dekade telah mencatat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara absolut. Meskipun mengalami stagnasi ekonomi berkepanjangan, Jepang tetap menjadi nomor dua dalam ekonomi dunia dengan margin yang luas, baik dalam produk domestik bruto ( "GDP") maupun dalam total kekayaan. Selain itu, meskipun Korea Selatan jelas lebih kecil dari Cina atau Jepang, dalam sepuluh tahun dengan pertumbuhan industri ini cukup cepat untuk mengangkat dari dua puluh tiga untuk kedua belas di peringkat di antara semua bangsa di konsumsi energi. Pendapatan perkapita yang meningkat di negara kawasan Asia Timur juga mendorong penggunaan gas alam namun tertinggal jauh di belakang Amerika Utara, a, Eropa, atau seluruh dunia secara keseluruhan. Bersama-sama, pada tahun 1998 tujuh ketatanegaraannya Timur Laut Asia pada Gambar 6 diperoleh hanya sekitar 6 persen dari energi dari gas alam. Ini bagian rendah energi total gas dalam kontras dengan 26 persen di Amerika Utara, 22 persen di Uni Eropa, 58 persen di bekas Uni Soviet selain wilayah timur Rusia, dan 24 persen di seluruh dunia. Gambar 6. Perbandingan Konsumsi Energi Negara Asia Timur dan Dunia
13 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 13 Gambar 6 menunjukkan Jepang menjadi konsumen gas alam terbesar di Asia Timur dan keenam di dunia, dengan total konsumsi 1998 dari 70 miliar meter kubik (2,5 triliun kaki kubik), sedangkan jumlah yang sama seperti California, Kanada, atau Ukraina. Supply sebagian besar berupa gas alam cair ( "LNG"), dengan hanya sekitar 3 persen berasal dari produksi gas alam dalam negeri (2,3 milyar meter kubik), dan sekitar 6 persen dari cairan pengolahan minyak bumi dan batu bara untuk produksi "gas kota. Antara 1988 dan 1998, pertumbuhan konsumsi gas di Jepang rata-rata 4,8 persen per tahun. Konsumsi tahun 1998 Cina hanya sekitar 22 miliar meter kubik (773 miliar kaki kubik, atau dua puluh peringkat ketiga di seluruh dunia). Jumlah ini tergolong kecil mengingat penduduk Cina yang besar dengan luas wilayahnya, itu sama dengan volume absolut negara bagian Pennsylvania atau Michigan namun kurang dari setengah Belanda. Namun demikian, antara tahun 1988 dan 1998 gas menggunakan tumbuh pada tingkat tahunan 4,2 persen, didukung hampir seluruhnya oleh produksi dalam negeri, dalam jumlah yang hampir pasti akan sama atau melebihi dekade berikutnya. V. Penutup Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan yakni sebagai berikut : Pertama, berdasarkan model yang digunakan diperoleh temuan bahwa arbitrase gas ke minyak mentah tidak begitu penting, namun penetapan harga LNG sebagai respon harga minyak di Eropa semakin menunjukkan adanya hubungan antara harga minyak mentah dan harga LNG. Kedua, kebutuhan energi dunia diproyeksikan akan meningkat sekitar 60% antara tahun 2002 sampai dengan tahun 2030 dengan rata-rata pertumbuhan pertahun 1,7%. Kebutuhan akan mencapai 16,5 miliar toe (tonnes of oil eqivalent) bila dibandingkan dengan tahun 2002 sebesar 10,3 miliar toe. Minyak bumi akan tetap menjadi energi yang dominan digunakan. Komposisi kebutuhan minyak bumi mengalami peningkatan dari 80% pada tahun 2002 menjadi 82% pada tahun Sementara itu sumber energi terbarukan kondisinya tetap pada kisaran 14% dari total kebutuhan energi. Ketiga, minyak bumi akan tetap mendominasi penggunaan energi, sekitar 85% dari penggunaan energi dunia. Minyak akan kembali menjadi satu-satunya sumber penggunaan energi paling besar. Kebutuhan akan minyak diproyeksikan tumbuh 1,6% per tahun 77mb/d pada tahun 2002, 90 mb/d pada tahun 2010 dan menjadi 121 mb/d pada tahun Penggunaan minyak akan meningkat khususnya pada sektor transportasi, diperkirakan 2/3
14 H u b u n g a n a n t a r a H a r g a G a s... H a l 14 (60%) dari total penggunaan minyak. Sektor transportasi akan meggunakan 54% dari minyak dunia pada tahun 2030 dibandingkan dengan sekarang 47% dan tahun 1971 yang hanya 33%. Minyak akan sedikit menghadapi kompetisi dengan bahan bakar lain yang digunakan pada transportasi darat, udara dan laut. Pada negara-negara OECD penggunaan minyak pada sektor perumahan dan jasa mengalami penurunan yang tajam. Di negara-negara non-oecd sektor transportasi akan menjadi pendorong utama penggunaan minyak disamping itu juga sektor industri, perumahan dan jasa akan tetap mejadi pemicu peningkatan kebutuhan minyak. Di beberapa negara berkembang, produk minyak akan tetap menjadi sumber utama energi modern untuk kepentingan memasak, pemanas khususnya di wilayah perdesaan Keempat, kebutuhan utama gas alam akan tumbuh pada angka 2,3% per tahun selama periode proyeksi hingga Pada tahun 2030, konsumsi gas akan menjadi 90% lebih tinggi dari sekarang dan gas akan mengambil alih batubara sebagai sumber energi terbesar kedua. Komposisi penggunaan gas akan tumbuh dari 21% pada tahun 2002 menjadi 25% pada tahun Sektor listrik akan mengkosumsi 60% dari peningkatan kebutuhan gas, dengan komposisi peningkatan pasar gas 36% pada tahun 2002 menjadi 47% pada tahun Sektor kelistrikan akan menjadi pendorong utama kebutuhan gas di seluruh dunia. Tren ini akan mejadi nyata di negara-negara berkembang yang kebutuhan listriknya akan tumbuh dengan pesat.
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3 4.1 Perkembangan Harga Minyak Dunia Pada awal tahun 1998 dan pertengahan tahun 1999 produksi OPEC turun sekitar tiga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penggerak perekonomian dunia saat ini adalah minyak mentah. Kinerja dari harga minyak mentah dunia menjadi tolok ukur bagi kinerja perekonomian dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber energi yang dominan dalam permintaan energi dunia. Dibandingkan dengan kondisi permintaan energi beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JUNI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan pertumbuhan ekonomi di Saudi Arabia diatur melambat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Batubara telah digunakan sebagai sumber energi selama beratus-ratus tahun dan telah diperdagangkan secara internasional mulai jaman Kekaisaran Romawi. Batubara tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan minyak bumi dan gas alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan,
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator yang lazim digunakan untuk melihat keberhasilan pembangunan. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan
Lebih terperinciMewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS
Mewaspadai Perlambatan Ekonomi China IW.AS Perlambatan ekonomi China semakin mencemaskan perekonomian global. Setelah menikmati pertumbuhan ekonomi double digit pada tahun 2010, perkonomian China memasuki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kelompok negara penghasil minyak yang tergabung dalam Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) yang memiliki sebagian besar cadangan minyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masih ditopang oleh impor energi, khususnya impor minyak mentah dan bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih belum dapat mencapai target pembangunan di bidang energi hingga pada tahun 2015, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri masih ditopang oleh impor
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia bukanlah negara pengekspor besar untuk minyak bumi. Cadangan dan produksi minyak bumi Indonesia tidak besar, apalagi bila dibagi dengan jumlah penduduk. Rasio
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2016
No. 08/02/36/Th.XI, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER TURUN 0,08 PERSEN MENJADI US$940,56 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 0,08 persen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Topik tentang energi saat ini menjadi perhatian besar bagi seluruh dunia. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu hingga sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki cadangan gas yang cukup besar dan diperkirakan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi hingga 59 tahun mendatang (ESDM, 2014). Menurut Kompas
Lebih terperinciKONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040
KONSERVASI DAN DIVERSIFIKASI ENERGI DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN ENERGI INDONESIA TAHUN 2040 Ana Rossika (15413034) Nayaka Angger (15413085) Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri Indonesia bertumpu kepada minyak bumi dan gas sebagai komoditi ekspor utama penghasil
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar di berbagai pulau
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Produksi Liquefied Natural Gas (LNG) LNG Indonesia diproduksi dari tiga kilang utama, yaitu kilang Arun, kilang Badak, dan kilang Tangguh. Ketiga kilang tersebut tersebar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan ekonomi suatu negara dapat diukur dan digambarkan secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003) menyatakan bahwa pertumbuhan
Lebih terperinciPertumbuhan Ekonomi Dunia, (dalam persen)
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini pertumbuhan ekonomi dunia mengalami
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua
BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA 4.1. Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua Provinsi Papua terletak antara 2 25-9 Lintang Selatan dan 130-141 Bujur Timur. Provinsi Papua yang memiliki luas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya
BAB V KESIMPULAN Keamanan energi erat hubungannya dengan kelangkaan energi yang saat ini terjadi dan meningkatnya kebutuhan suatu negara akibat berkembangnya industrialisasi dan kepentingan militer. Kelangsungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (BPS 2012), dari pertanian yang terdiri dari subsektor tanaman. bahan makanan, perkebunan, perternakan, kehutanan dan perikanan.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016
No. 51/09/17/Th. VII, 1 September 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, JULI 2016 Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 7,58 juta. Nilai Ekspor ini mengalami penurunan
Lebih terperinciEkspor Indonesia Masih Sesuai Target 2008: Pemerintah Ambil Berbagai Langkah Guna Antisipasi Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi Dunia
SIARAN PERS DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021 3858216, 23528400. Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Ekspor Indonesia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan orientasi yaitu dari orientasi peningkatan produksi ke orientasi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN Perkembangan ekonomi makro bulan Oktober 2004 hingga bulan Juli 2008 dapat diringkas sebagai berikut. Pertama, stabilitas ekonomi tetap terjaga
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI MARET 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Maret 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Pengukuran keluaran agregat pada akun pendapatan nasional disebut
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Pengukuran keluaran agregat pada akun pendapatan nasional disebut produk domestik bruto atau gross dometic product (yang sering disingkat GDP). Ada banyak definisi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI 2017
No. 38/07/36/Th.XI, 3 Juli PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MEI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MEI NAIK 9,95 PERSEN MENJADI US$1.001,75 JUTA Nilai ekspor Banten naik 9,95 persen dibanding ekspor April,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016
No. 15/03/36/Th.X, 1 Maret 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2016 TURUN 6,81 PERSEN MENJADI US$683,74 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2016 turun
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia dewasa ini makin berkembang. Peran Indonesia dalam perekonomian global makin besar dimana Indonesia mampu mencapai 17 besar perekonomian dunia
Lebih terperinciHARGA MINYAK DUNIA ( CRUDE OIL EXCHANGE)
KEBIJAKAN ENERGI HARGA MINYAK DUNIA ( CRUDE OIL EXCHANGE) Kelompok I : 1. Raghunala Kusuma (28106) 2. Aulia Ullah (28120) 3. Puji Astuti ( 28154) 4. Ilmiyatul Fitriati (28316) 5. Ardi Rahman (28200) 6.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa dekade terakhir manusia mulai berpikir untuk memperoleh sumber energi baru sebagai pengganti sumber energi yang banyak dikenal dan digunakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diperdagangkan di dunia. Kebutuhan minyak yang terus meningkat setiap tahun di dunia,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak mentah merupakan komoditi penting dalam sektor perekonomian dan paling aktif diperdagangkan di dunia. Kebutuhan minyak yang terus meningkat setiap tahun di dunia,
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017
No. 16/03/36/Th. XI, 1 Maret 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JANUARI 2017 TURUN 3,84 PERSEN MENJADI US$904,45 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 3,84
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Energi saat ini merupakan kunci semua kegiatan dalam peradaban umat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi saat ini merupakan kunci semua kegiatan dalam peradaban umat manusia. Sebagian besar konflik yang terjadi di dunia disebabkan oleh kebutuhan energi dan perebutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik
BAB V Kesimpulan dan Saran 5. 1 Kesimpulan 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik bruto. Indonesia merupakan negara pengekspor energi seperti batu bara dan gas alam. Seiring
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2015
No.08/02/36/Th. X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER NAIK 0,11 PERSEN MENJADI US$733,66 JUTA Nilai ekspor Banten pada naik 0,11 persen
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2015
No. 50/11/36/Th. IX, 2 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER TURUN 5,85 PERSEN MENJADI US$706,27 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 5,85 persen
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi memainkan perananan yang sangat vital dan strategis dalam pembangunan. Tanpa energi, tidak mungkin menjalankan berbagai aktivitas ekonomi seperti mengoperasikan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2016
No. 25/05/36/Th.X, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET NAIK 13,14 PERSEN MENJADI US$757,66 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret naik 13,14 persen dibanding
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatan. Salah satu sumber energi utama adalah bahan bakar. Bentuk bahan bakar bisa berupa banyak
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER 2016
No. 03/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN NOVEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR NOVEMBER NAIK 20,01 PERSEN MENJADI US$941,27JUTA Nilai ekspor Banten pada naik 20,01 persen
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di Indonesia, hal ini dapat dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014
No. 36/08/36/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI 2014 NAIK 2,68 PERSEN MENJADI US$904,57 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 2,68
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2017
No. 24/05/36/Th.XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET NAIK 9,30 PERSEN MENJADI US$995,96 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret naik 9,30 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2014
No. 06/02/36/Th.IX, 2 Februari 2015 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN DESEMBER 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER 2014 NAIK 11,44 PERSEN MENJADI US$888,21 JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. Sumber : WTRG Economics
IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Perkembangan Harga Minyak Bumi Minyak bumi merupakan salah satu sumber energi dunia. Oleh karenanya harga minyak bumi merupakan salah satu faktor penentu kinerja ekonomi global.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2017
No. 44/08/36/Th.XI, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI TURUN 23,51 PERSEN MENJADI US$766,22 JUTA Nilai ekspor Banten turun 23,51 persen dibanding ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berisi masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Tujuan penelitian berisi tentang
BAB I PENDAHULUAN Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian, hipotesis, dan sistematika penulisan. Latar belakang berisi tentang alasan dibalik pemilihan tema
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang. peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan sangat vital dalam menggerakkan semua aktivitas ekonomi. Selain sebagai komoditas publik, sektor
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Acara SEMINAR DAMPAK PENURUNAN HARGA MINYAK BUMI TERHADAP INDUSTRI PETROKIMIA 2015 Jakarta, 5 Maret 2014 Bismillahirrohmanirrahim Yth. Ketua Umum INAplas Yth. Para pembicara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER 2009
BADAN PUSAT STATISTIK No. 72/12/Th. XII, 1 Desember PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA OKTOBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR Nilai ekspor Indonesia mencapai US$11,88 miliar atau mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciMEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Tel: /Fax:
KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA MEDIA BRIEFING Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Tel: 021-23528446/Fax: 021-23528456 www.depdag.go.id Prospek Ekspor
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Perdagangan Internasional Menurut Oktaviani dan Novianti (2009) perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekspor merupakan salah satu bagian penting dalam perdagangan internasional untuk memasarkan produk suatu negara. Ekspor dapat diartikan sebagai total penjualan barang
Lebih terperinciFaktor Minyak & APBN 2008
Oil Hedging Strategy Sebuah Terobosan Untuk Mengamankan APBN Minggu, 27 Pebruari 2011 1046 Mengingat tingginya harga minyak dunia saat ini (yang sempat tembus US$110 per barel), sejumlah pihak meminta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Harga bahan bakar minyak memegang peranan yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian di suatu negara. Fluktuasi harga minyak mentah dunia mempengaruhi suatu negara
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014
No. 26/06/36/Th. VIII, 2 Juni 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN APRIL 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR APRIL 2014 NAIK 8,46 PERSEN MENJADI US$870,12JUTA Nilai ekspor Banten pada 2014 naik 8,46
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.
100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mencapai US$ per ton dan mendekati US$ per ton pada tahun 2010.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum dan sesudah krisis ekonomi tahun 1998, harga minyak sawit (Crude Palm Oil=CPO) dunia rata-rata berkisar US$ 341 hingga US$ 358 per ton. Namun sejak tahun 2007
Lebih terperinciFokus Negara IMF. Fokus Negara IMF. Ekonomi Asia yang Dinamis Terus Memimpin Pertumbuhan Global
Fokus Negara IMF Orang-orang berjalan kaki dan mengendarai sepeda selama hari bebas kendaraan bermotor, diadakan hari Minggu pagi di kawasan bisnis Jakarta di Indonesia. Populasi kaum muda negara berkembang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER 2016
No. 61/11/36/Th.X, 1 November PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN SEPTEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR SEPTEMBER TURUN 5,17 PERSEN MENJADI US$729,59 JUTA Nilai ekspor Banten pada September turun 5,17
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Hal ini terlihat dari peran sektor pertanian tersebut dalam perekonomian nasional sebagaimana
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014
No. 19/05/36/Th.VIII, 2 Mei 2014 PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN MARET 2014 A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2014 NAIK 0,99 PERSEN MENJADI US$802,39 JUTA Nilai ekspor Banten pada Maret 2014 naik
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT
V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT 5.1 Produk Kelapa Sawit 5.1.1 Minyak Kelapa Sawit Minyak kelapa sawit sekarang ini sudah menjadi komoditas pertanian unggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2008 pendapatan per kapita Indonesia sudah meliwati US$ 2.000,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Selama tiga tahun dari 2005, 2006, dan 2007 perekonomian Indonesia tumbuh cukup signifikan (rata-rata di atas 6%), menjadikan Indonesia saat ini secara ekonomi cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika
Lebih terperinciSembuh Dari Penyakit Subsidi BBM: Beberapa Alternatif Kebijakan
Sembuh Dari Penyakit Subsidi : Beberapa Alternatif Kebijakan Hanan Nugroho Penyakit subsidi yang cukup lama menggerogoti APBN/ ekonomi Indonesia sesungguhnya bisa disembuhkan. Penyakit ini terjadi karena
Lebih terperinciVI. SIMPULAN DAN SARAN
VI. SIMPULAN DAN SARAN 6.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Selama tahun 1999-2008, rata-rata tahunan harga minyak telah mengalami peningkatan
Lebih terperinciOtonomi Energi. Tantangan Indonesia
Otonomi Energi Salah satu masalah yang paling besar di dunia saat ini adalah energi atau lebih tepatnya krisis energi. Seluruh bagian dunia ini tidak dapat mengingkari bahwa berbagai persediaan sumber
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET 2008
BADAN PUSAT STATISTIK No. 22/05/Th. XI, 2 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR INDONESIA MARET A. Perkembangan Ekspor Nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,90 miliar atau mengalami peningkatan sebesar 12,96
Lebih terperinciBAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR. tersebut juga menjadi tujuan ekspor utama bagi Indonesia.
BAB V GAMBARAN UMUM NEGARA-NEGARA TUJUAN EKSPOR Negara tujuan ekspor yang dibahas dalam bab ini hanya dibatasi pada 10 negara dengan tingkat konsumsi karet alam terbesar di dunia. Negara-negara tersebut
Lebih terperinciProspek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan Aviliani 10 Maret 2016
Prospek Perekonomian Indonesia dan Regulasi Perpajakan 2016 Aviliani 10 Maret 2016 SISTEM PEREKONOMIAN Aliran Barang dan Jasa Gross Domestic Bruto Ekonomi Global Kondisi Global Perekonomian Global masih
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memainkan peran utama bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri hulu minyak dan gas bumi (migas) telah memainkan peran utama bagi pertumbuhan ekonomi di berbagai negara baik dari sisi negara penghasil (produsen) maupun
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS 2016
No. 57/10/17/Th. VII, 3 Oktober PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR PROVINSI BENGKULU, AGUSTUS Total Ekspor Provinsi Bengkulu mencapai nilai sebesar US$ 18,26 juta. Nilai Ekspor ini mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciVolume 2 Februari 2018
Volume 2 Februari 20 ANALISIS PASAR Oleh Tim Analisis Pasar Gapkindo SITUASI PASAR Pasokan: Menurut rilis terbaru dari Association of Natural Rubber Producing Countries (ANRPC), produksi NR naik 6,8% tahun
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI 2016
No. 21/04/36/Th. X, 1 April PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN FEBRUARI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI TURUN 2,06 PERSEN MENJADI US$669,68 JUTA Nilai ekspor Banten pada turun 2,06 persen dibanding
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI 2017
No. 52/09/36/Th.XI, 4 September PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JULI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JULI NAIK 29,23 PERSEN MENJADI US$990,19 JUTA Nilai ekspor Banten naik 29,23 persen dibanding ekspor
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2016
No. 44/08/36/Th.X, 1 Agustus PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR JUNI NAIK 12,20 PERSEN MENJADI US$889,48 JUTA Nilai ekspor Banten pada Juni naik 12,20 persen dibanding
Lebih terperinciBAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI
BAB 4 INDIKATOR EKONOMI ENERGI Indikator yang lazim digunakan untuk mendapatkan gambaran kondisi pemakaian energi suatu negara adalah intensitas energi terhadap penduduk (intensitas energi per kapita)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan-perusahaan go public di Indonesia. Dan juga lewat. dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam beberapa tahun belakangan ini. Tingginya pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat dijadikan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan masih besarnya pengaruh Cina terhadap perekonomian dunia, maka tiga faktor Ukuran ekonomi, Cina sebagai pusat perdagangan dunia, dan pengaruh permintaan domestik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan memegang peranan penting dalam memobilisasi dana dari masyarakat yang ingin berinvestasi di
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciSATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA
RINGKASAN EKSEKUTIF SATU DEKADE KERJASAMA EKONOMI UNI EROPA-INDONESIA EKSPOR-IMPOR PENDORONG INVESTASI UNI EROPA DI INDONESIA DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 4 INVESTASI UNI EROPA PENDORONG PERDAGANGAN INDONESIA
Lebih terperinci