NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus"

Transkripsi

1 NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus Studi Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder dengan Metode Crawler Crane dan Roller Skate (Kasus : Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu Sisi Surabaya) Julistyana Tistogondo, ST, MT ABSTRAK Proyek pembangunan jembatan Suramadu pada dasarnya meliputi perencanaan pembangunan jembatan pendekat (Causeway Bridge), Approach, dan jembatan utama (Main Bridge). Pada perencanaan jembatan pendekat sisi Surabaya, struktur jembatan yang digunakan adalah balok beton pratekan (balok girder) sebagai balok utama penyangga jembatan. Jumlah gelagar untuk tiap bentang jembatan 16 buah dengan panjang masingmasing girder 40 m, Tinggi 2,10 m, dan jarak antar gelagar 1,85 m. Oleh Karena itu, perlu segera dicarikan metode yang tepat untuk pelaksanaan Erection PCI Girder tersebut dengan biaya yang seefisien mungkin dan waktu pengerjaan yang cukup singkat. analisa pemilihan alternatif metode pelaksanaan dengan cara membandingkan 2 contoh metode erection per girdernya dengan parameterparameter penguji yang cukup signifikan dengan dua metode yang akan diambil. Kedua metode yang diambil itu adalah metode Crawler Crane dan metode Roller Skate. Selain itu, juga dihitung berapa waktu pelaksanaan, kapasitas atau produktivitas alat tersebut, jumlah biaya yang dikeluarkan, dan berapa lama waktu yang dibutuhkan. Dari hasil analisa dan perbandingan terhadap kedua metode tersebut sesuai dengan parameterparameter penguji yang ada, didapatkan kesimpulan bahwa, metode Roller Skate lebih cocok untuk diaplikasikan. Disebabkan karena, selain biaya erection girder yang dikeluarkan lebih murah yaitu sejumlah untuk per bentangnya, juga keuntungankeuntungan dari beberapa aspek tinjauan yang diperoleh lebih banyak dibanding menggunakan metode Crawler Crane. Walaupun dari segi durasi waktu untuk Roller Skate per bentangnya lebih lama yaitu membutuhkan 3,99 hari kerja. Kata Kunci : ISO, Mutu beton, Analisis statistik 1. PENDAHULUAN Latar Belakang :GERBANG KERTOSUSILA (GKS) merupakan salah satu pusat pertumbuhan ekonomi di Propinsi Jawa Timur yang mempunyai peran penting dalam mendukung perkembangan di sektor industri, perdagangan, pertanian dan pariwisata. Namun demikian, tingkat pertumbuhan antar wilayah di GERBANG KERTOSUSILA (GKS) yang diukur dari pendapatan perkapita mempunyai perbedaan yang cukup mencolok. Wilayah yang terletak di pulau Madura masih tertinggal dibandingkan kota Surabaya.

2 NEUTRON, Vol.4, No. 1, Februari Pertumbuhan ekonomi yang pesat dikota Surabaya mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk mendukung aktifitas perekonomian dan peningkatan kebutuhan prasarana pendukungnya. Terciptanya hubungan sinergi antara Madura dan Surabaya melalui peningkatan mobilitas diharapkan menjadi pemacu perkembangan Propinsi Jawa Timur secara keseluruhan khususnya GERBANG KERTOSUSILA (GKS). Berdasarkan konsep keseimbangan pertumbuhan wilayah melalui peningkatan kapasitas pelayanan prasarana jalan, maka Jembatan Suramadu perlu dibangun untuk dapat melayani kebutuhan transportasi jangka menengah panjang. Agar nilai kontribusi jembatan Suramadu menjadi lebih besar sebagai subsistem transpotasi, maka jembatan tersebut harus menjadi bagian dari jaringan transportasi dalam kota Surabaya yang terkait dengan sistem jaringan jalan antar wilayah dalam menghubungkan simpul simpul transportasi (Pelabuhan Tanjung Perak, Bandar Udara Juanda, serta Stasiun Gubeng dan Stasiun Semut). Dengan selesainya jembatan Suramadu, nilai ekonomis lahan disekitar jembatan menjadi semakin tinggi. Untuk menghindari perkembangan fungsi lahan yang tidak efektif, maka perencanaan dan pengendalian pemanfaatan lahan perubahanperubahan yang terjadi dalam sistem perekonomian global membawa dampak yang langsung maupun tidak langsung bagi sistem perekonomian Indonesia. Pemerintah serta dunia usaha di Indonesia dituntut untuk semakin mempertajam reaksinya dalam berbagai sektor terkait. Tinjauan Pustaka : Erection PCI Girder adalah : suatu kegiatan pemasangan balok PCI Girder keatas tumpuannya, dalam hal ini titik tumpu yang digunakan pada proyek pembangunan jembatan Suramadu adalah berupa rubber bearing atau yang lebih dikenal dengan nama Elastomeric bearing pad. Pertimbangan penting yang perlu diperhatikan adalah metode pemasangan yang bagaimana yang dapat diterapkan secara mudah sesuai dengan kondisi lapangan, karena penentuan metode ini secara langsung akan berkaitan erat dengan biaya operasi yang dikeluarkan, waktu yang digunakan serta kemudahan dalam pelaksnaannya. Pada proyek pembangunan jembatan Suramadu sisi Surabaya, dalam pelaksanaan Erection PCI Girder menggunakan dua metode yaitu metode Crawler Crane dan metode Roller Skate. Seperti apa dan bagaimana kedua metode Erection PCI Girder tersebut akan diulas seperti dibawah ini :Erection PCI Girder dengan metode Crawler crane Peralatan yang digunakan : 1.Mobile Crane Mobile crane biasanya digunakan untuk mengangkat beton precast pada konstruksi gedung dan jembatan. Meskipun mobile crane dengan tingkat kemampuan 100 ton atau lebih kadangkala digunakan, perencana sebaiknya juga menyadari kenyataan bahwa tingkat kemampuan yang dimiliki adalah kemampuan maksimum yang didasarkan pada kemampuan crane mengangkat benda untuk kondisi panjang lengan (boom) yang relatif pendek dan dengan radius minimum beban yang dapat dicapai. Radius pembebanan adalah jarak horisontal yang diukur dari sudut vertikal yang dapat dicapai pada pusat putaran crane ke jalur pembebanan. Perlu diperhatikan bahwa kemampuan mobile crane akan berkurang jika alat tersebut bekerja tanpa

3 dibantu oleh kaki penyeimbangnya. Oleh sebab itu pada saat pengangkatan balok girder kaki penyeimbang sangatlah berperan dalam menentukan kestabilan posisi mobile crane teresebut. Sebagai tambahan, mobile crane yang akan digunakan pada saat sebelum dioperasikan haruslah dapat dipastikan berada dalam kondisi permukaan yang rata dan cukup kuat, apalagi bila beban yang ditahan mendekati kemampuan maksimal alat tersebut. Pada pelaksanaan erection PCI Girder di proyek pembangunan jembatan Suramadu sisi Surabaya mobile crane yang digunakan adalah dua unit mobile crane yang masingmasing mempunyai kapasitas 80 ton, dengan memperhitungankan bahwa masingmasing PCI Girder yang akan diangkat mempunyai bobot ± 80 ton sehingga mobile crane tersebut mampu bekerja dengan optimal. Fungsi kerja dari mobile crane adalah : untuk menaikkan PCI Girder dari stressing bed ( stock yard ) keatas trailler truck dan boggie, selanjutnya PCI Girder diangkut kelokasi dengan menggunakan trailler truck dan boggie. 2.Crawler Crane Crawler Crane dengan kapasitas yang besar kadangkala juga digunakan untuk menarik beton pracetak. Crawler Crane apabila digunakan pada daerah yang luas biasanya lebih banyak menghabiskan biaya dan susah diterapkan karena untuk memindahkannya dari satu lokasi ke lokasi yang lain harus menggunakan alat bantu berupa trailler. Radius beban untuk Crawler Crane dapat diukur seperti pada alat mobile crane dan dengan bentuk serta cara kerja yang hampir sama pula. Alat ini mampu bekerja pada kemampuan yang mendekati maksimum seperti mobile crane, namun juga dengan syarat harus pada kondisi permukaan yang cukup rata dan kuat. Untuk mendapatkan permukaan yang rata dan kuat, biasanya permukaan tanah diberi plat baja yang mempunyai ketebalan ± 2.5cm sebagai alas dari track crawler crane. Fungsi kerja dari mobile crane adalah : untuk menerima PCI Girder yang diangkut oleh trailler truck dan boggie, kemudian mengangkut PCI Girder tersebut menuju titiktitik tumpu yang telah disediakan. 3. Trailler Truck dan Boggie Trailler truck digunakan untuk mengangkut PCI Girder yang telah siap untuk di erection dari stock yard menuju lokasi pier head jembatan. Dalam pelaksanaan pengangkutannya trailler truck dilengkapi dengan boggie, yaitu semacam alat bantu yang dilengkapi dengan roda karet yang berfungsi sebagai pengangkut PCI Girder sekaligus menghubungkannya dengan trailler truck. Boggie diperlukan karena PCI Girder tidak mungkin diangkut hanya dengan menggunakan trailler, mengingat panjang dari PCI Girder yang melebihi panjang dari trailler truck nya sendiri. Dalam pelaksanaan pengangkutannya ujung bagian depan PCI Girder menumpu pada trailller truck sedang pada ujung bagian belakangnya menumpu pada boggie. Boggie juga dilengkapi dengan alat kemudi power steering, hal ini bertujuan untuk menjaga kestabilan dalam pengangkutan PCI Girder agar tidak terjadi perubahan konstruksi pada balok girder akibat tidak seimbangnya antara kemudi depan (trailler truck) dengan kemudi belakang (boggie). 4. Ponton Dalam pelaksanaan erection PCI Girder pada proyek pembangunan jembatan Suramadu sisi Surabaya, ponton digunakan sebagai jalan kerja. Hal ini dikarenakan

4 82 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) ponton lebih memungkinkan untuk digunakan sebagai jalan kerja bila dibandingkan dengan jalan kerja yang terbuat dari urugan tanah. Dimana jalan kerja yang terbuat dari urugan tanah akan mudah terkikis oleh ombak air laut sehingga kita memerlukan tenaga, waktu dan biaya ekstra untuk perawatannya. Pada saat pelaksanaan erection PCI Girder jalan kerja yang terbuat dari ponton harus benarbenar stabil, dalam arti ponton tidak boleh bergerak (goyang) karena pengaruh ombak air laut, bila hal ini terjadi maka akan mengganggu proses pelaksanaan erection PCI Girder sehingga proses pelaksanaan erection PCI Girder kurang maksimal, untuk itu ponton harus dilengkapi dengan jangkar. Selain itu ponton juga harus diisi air terlebih dahulu hingga kandas ke dasar laut, saat itulah ponton bisa dikatakan stabil dan layak untuk dijadikan jalan kerja. 5. Water pump Water pump sangatlah penting didalam mendukung pelaksanaan erection PCI Girder. Sesuai dengan namanya, water pump berfungsi untuk mengisi air kedalam ponton yang akan digunakan sebagai jalan kerja erection PCI Girder. Air yang digunakan untuk mengisi ponton langsung diambil dari air laut sehingga tidak perlu lagi mendatangkan air dari luar. 6. Peralatan Pembantu a. Kabel seling pengikat PCI Girder, berfungsi untuk menjaga kestabilan PCI Girder ketika diangkut menggunakan trailler dan boggie serta menjaga kestabilan PCI Girder pada saat penurunan menggunakan jack hidrolik. b. Rantai bracing pengikat PCI Girder, berfungsi untuk menjaga kestabilan PCI Girder ketika diangkut menggunakan trailler dan boggie serta menjaga kstabilan PCI Girder pada saat penurunan menggunakan jack hidrolik. c. Reinforce support, yaitu tiang penyangga PCI Girder yang terbuat dai pipa besi yang bisa di stel panjang pendeknya berfungsi untuk menjaga kestabilan PCI Girder ketika diangkut menggunakan trailler dan boggie serta menjaga kstabilan PCI Girder pada saat penurunan menggunakan jack hidrolik. Untuk metode Roller Skate peralatan yang dipergunaka sama seperti dengan metode Crawler Crane hanya saja ditambahkan alat : 1. Roller skate Yaitu suatu peralatan yang terbuat dari rangkaian baja WF yang dilengkapi dengan roll penggerak yang berfungsi untuk menggeser PCI Girder menuju titik tumpunya (elastomeric bearing pad). Untuk mengontrol Roller skate agar dalam pelaksanaan penggeseran dapat berjalan lurus (tidak ber belokbelok) maka Roller skate harus dilengkapi dengan dua buah rell. Rell yang digunakan terbuat dari baja tipe UNP250 dimana masingmasing dari rell tersebut diberi alas yang terbuat dari plat baja dengan ketebalan plat 25mm. Untuk menjaga kestabilan rell maka plat baja yang berfungsi sebagai alas rell di las dengan rel nya. Roller skate juga dilengkapi dengan bantalan PCI Girder yang terbuat dari balok kayu.

5 2. Winch manual Yaitu suatu alat yang fungsinya untuk menarik atau menggeser Roller skate. Komponen winch manual terdiri dari : 1. Pulung drum, fungsi nya untuk menggulung kabel seling 2. Kabel seling, fungsinya sebagai tali penarik Roller skate 3. Pooly, fungsinya sebagai pengait antara kabel seling dengan Roller skate. Sesuai dengan namanya winch manual diopersaikan secara manual (menggunakan tenaga manusia). Profil dari winch manual seperti terlihat pada 3. Jack hirolik Merupakan alat berjenis dongkrak yang berfungsi untuk menurunkan PCI Girder dari Roller skate keatas tumpuan balok girder. Karena pekerjaan penurunan pci girder ini rentan dengan resiko (bisa terjadi tergulingnya PCI Girder), maka penurunan PCI Girder dilakukan dengan cara melepas bantalan PCI Girder satu demi satu setiap pergerakan jack hidrolik nya. (maksimal ketinggian dalam satu pergerakan jack hidrolik adalah ± 10mm). Kapasitas angkat dari jack hidrolik yang digunakan adalah 100 ton. Hal terpenting yang tidak boleh dilupakan adalah pengawasan terhadap kondisi jack hidrolik tersebut, dimana pada saat digunakan untuk menurunkan PCI Girder kondisi jack hidrolik harus benarbenar siap 100%. Untuk itu kontrol terhadap piston jack terjadi aus apa tidak, kontrol terhadap dust sill mengalami kebocoran atau tidak dan kontrol terhadap selang hidrolik mengalami kebocoran atau tidak harus senantiasa dilakukan. Bila hal ini diabaikan bisa berakibat fatal dengan gagalnya pelaksanaan penurunan PCI Girder tersebut. 4.Peralatan Penunjang Tipe, kapasitas serta jumlah peralatan bantu / penunjang yang digunakan untuk pelaksanaan erection PCI Girder pada proyek pembangunan jembatan Suramadu sisi Surabaya dengan metode Roller skate sama seperti peralatan bantu / penunjang yang digunakan untuk erction PCI Girder dengan metode Crawler crane. Tujuan Penelitian : Tujuan dari analisa perbandingan metode pelaksanaan erection PCI Girder ini adalah: 1. Mendapatkan durasi lama waktu, dan perhitungan produktifitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan erection PCI Girder apabila menggunakan metode Crawler crane dan metode Roller Skate (Kurakura). 2. Membandingkan kedua metode yang ada (Crawler Crane dan Roller Skate) agar dapat diketahui metode mana yang lebih baik untuk diterapkan di proyek tersebut. DATA DAN METODE Dalam penyusunan tugas akhir ini metodologi yang akan digunakan secara luas adalah yang seperti dijelaskan pada poinpoin berikut ini, yaitu: 1. Pengumpulan Data Proyek Datadata proyek yang sekiranya diperlukan untuk pengerjaan penelitian ini, antara lain adalah:

6 84 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) informasi proyek spesifikasi teknis jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan / Time Schedule daftar harga satuan upah tenaga kerja,material dan peralatan gambar teknik data volume pekerjaan, gambar metode pelaksanaan erection PCI Girder dengan metode Crawler Crane dan Roller Skate, foto foto pelaksanaan proyek. Studi pustaka Studi pustaka yang diperlukan untuk digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah yang menyangkut halhal berikut ini, yaitu: macam peralatan yang digunakan untuk erection PCI Girder, metode pelaksanaan erection PCI Girder, kapasitas operasional peralatan dan waktu siklus peralatan, perhitungan biaya proyek, perhitungan waktu pelaksanaan. 2. Menghitung waktu operasional peralatan. 3. Menghitung biaya operasional peralatan. 4. Melakukan perhitungan waktu pelaksanaan erection PCI Girder dengan metode Crawler crane dan metode Roller Skate. 5. Melakukan perhitungan biaya pelaksanaan Erection PCI Girder dengan metode Crawler crane dan metode Roller Skate. 6. Evaluasi terhadap hasil analisa dan penentuan metode terpilih. 7. kesimpulan, dan 8. saran (bila diperlukan). HASIL PEMBAHASAN EFEKTIFITAS WAKTU, BIAYA DAN TENAGA Di dalam menentukan alternatif terpilih dari dua metode yang dibahas yaitu metode Crawler Crane dan metode Roller Skate, perlu dilakukan evaluasi terlebih dahulu mengenai efektifitas waktu, biaya dan tenaga yang dapat diperoleh diantara kedua metode tersebut. Didalam menentukan ketiga efektifitas tersebut diatas terhadap kedua metode yang dibahas (Crawler Crane dan Roller Skate) diperlukan parameterparameter yang dapat memperlihatkan perbedaan secara signifikan. Parameterparameter yang digunakan itu antara lain: metode pelaksanaan, biaya pelaksanaan, waktu pelaksanaan, tenaga kerja yang digunakan. Dari segi Metode Pelaksanaan 1) Metode Cawler crane Peralatan yang dipakai umum digunakan dan mudah diperoleh, yaitu: Mobile crane, Crawler Crane, Trailler Truck dan Boggie.

7 2) Metode Roller Skate Sebagian Peralatan yang dipakai ada yang h arus didatangkan dari luar negeri, Yaitu : Jack hidrolik dan Roller Skate. Dari Segi Waktu Pelaksanaan Dari hasil perhitungan waktu pelaksanaan erection PCI Girder pada pembahasan dapat disimpulkan durasi erection PCI Girder per bentangnya. ANALISA DATA Pada perencanaan jembatan pendekat proyek pembangunan jembatan Suramadu sisi Surabaya, struktur atas jembatan yang direncanakan adalah menggunakan balok beton pracetak pratekan (balok girder) tipe I sebagai balok utama penyangga jembatan yang diperkuat dengan plat diaphragma, dan plat pra cetak untuk lantai kendaraannya. Sedangkan pada bangunan bawahnya menggunakan struktur pilar dan abutment jembatan berupa beton bertulang cetak setempat. Data konstruksi jembatan yang digunakan meliputi: Lebar jembatan: 30 (4,0 + 10,5 + 1,0 + 10,5 + 4,0). Pondasi : Tiang Pancang jenis pipa baja Ø 600 mm. Jumlah titik per pilar. Jumlah gelagar : 16 balok girder per bentang; panjang 40m; Tipe pemikul utama : balok girder tipe I (tinggi 2100 mm; lebar atas 800 mm; lebar bawah 700 mm; jumlah tendon 4 buah; tendon 1 & 2 12 strand Ø 12,7 mm; tendon 3 & 4 19 strand Ø 12,7 mm). Panjang bentang : 40 m (6,5 + 9,0 + 9,0 + 9,0 + 6,5) dan 40,5 m untuk bentang pertama. Jumlah diaphragma:106 buah per bentang dengan tipe pracetak. (tinggi 1650 mm; lebar 1600 mm; tebal 200 mm). Plat deck : tipe pracetak (panjang 1170 mm; lebar 500 mm; tebal 70 mm). Plat lantai : tipe cor setempat tebal 200 mm. PERHITUNGAN WAKTU DAN BIAYA PELAKSANAAN ERECTION PCI GIRDER Perhitungan waktu pelaksanaan erection PCI Girder Berikut ini akan dihitung waktu pelaksanaan dari kedua buah metode erection PCI Girder (metode Crawler Crane dan Roller Skate) yang telah dilaksanakan dilapangan dengan mengambil contoh pekerjaan erection PCI Girder pada masing masing metode adalah satu bentang (16 buah PCI Girder). Perhitungan waktu pelaksanaan untuk masingmasing alat berdasarkan pada hasil pengamatan dilapangan dengan mengasumsikan bahwa peralatan dalam kondisi baik. Pelaksanaan tersebut meliputi:

8 86 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) Erection PCI Girder dengan metode Crawler Crane Waktu pelaksanaan untuk Mobile Crane kapasitas 80 ton (2 unit) Pekerjaan : Menaikkan PCI Girder keatas trailler truck dan boggie pada saat berada di stockyard. Waktu pelaksanaan Mobile Crane untuk PCI Girder yang pertama sampai dengan PCI Girder yang ke 16 dianggap sama. Rincian waktu untuk masingmasing kegiatan adalah sebagai berikut: o Waktu pemasangan seling pada girder(t1) 3,0 menit. o Waktu pengangkatan(t2) 1,0 menit. o Waktu swing (t3) 1,6 menit. o Waktu menurunkan PCI Girder keatas trailler truck dan boggie (t4) 0,4 menit + 6 menit untuk mengatur penempatan pci girder 6,5 menit. o Pelepasan tali/seling pengikat (t5) 1,0 menit. o Swing kembali (t6) 1,6 menit. T1 t1 + t2 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 3,0 + 1,0 + 1,8 + 6,4 + 1,0 + 1,8 15,0 menit. Waktu pelaksanaan mobile crane 80 ton (T1) 15,0 menit. (2 unit mobile crane bekerja secara bersamaan sehingga diperhitungkan mempunyai waktu pelaksanaan yang sama). b. Waktu pelaksanaan untuk trailler truck dan boggie. Pekerjaan: mengangkut PCI Girder dari stockyard ke lokasi pemasangan Waktu pelaksanaan Trailler Truck dan Boggie untuk PCI Girder yang pertama sampai dengan PCI Girder yang ke 16 dianggap sama. Rincian waktu untuk masingmasing kegiatan adalah sebagai berikut: o Pemasangan seling pengikat PCI Girder pada truck dan boogie (t7) 7,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke lokasi pemasangan (t8) 12,0 menit. o Pelepasan tali/seling pengikat pengikat PCI Girder (t9) 3 menit. o Trailler truck berputar untuk kembali ke stock yard 1,0 menit. o Pemasangan sambungan trailler truck pada Boogie (t11) 1,0 menit. o Trailler Truck dan Boggie berjalan kembali ke stockyard (t12) 5,0 menit. o Sampai di stock yard Trailler Truck berputar kembali tanpa diikuti boggie (t13) 1,00 menit. Waktu pelaksanaan untuk Trailler Truck dan Boggie (T2) t7 + t8 + t9 + t10 + t11 + t12+ t13, T2 7,0 + 12,0 + 3,0,+ 1,0 + 1,0 + 5,0 + 1,0 30,0 menit. c. Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane kapasitas 100 ton (2 unit) Pekerjaan: mengangkut PCI Girder dari Trailler Truck dan Boggie menuju titik tumpu (bearing pad). Waktu pelaksanaan crawler crane untuk mengangkut PCI Girder dihitung mulai PCI Girder yang pertama sampai dengan yang ke 16. Rincian waktu untuk masing masing kegiatan adalah sebagai berikut : 1). PCI Girder nomor 1 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t14) 3,0 menit. o Pengangkatan (t15) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t16)

9 Jarak tempuh girder no 1 34,175 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t16) 15,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t17) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t18) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t19) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t20) 3.5 menit Waktu pelaksanaan untuk crawler crane saat pemasangan PCI Girder nomor 1 (T3.1) t14 + t15 + t16 + t17 + t18 + t19 + t20 3,0 + 1,0 + 15,0 + 14,0 + 0, ,5 47,0 menit. 2). PCI Girder nomor 2 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t21) 3,0 menit. o Pengangkatan (t22) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t23) Jarak tempuh PCI Girder no 2 32,325 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t23) 14,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t24) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t25) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t26) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t27) 3.0 menit Waktu pelaksanaan untuk crawler crane saat pemasangan PCI Girder nomor 2 (T3.2) t21 + t22 + t23 + t24 + t25 + t26 + t27 3,0 + 1,0 + 14,0 + 14,0 + 0, ,0 45,5 menit. 3). PCI Girder nomor 3 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t28) 3,0 menit. o Pengangkatan (t29) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t30) Jarak tempuh PCI Girder no 3 30,475 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t30) 13,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t31) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t32) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t33) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t34) 3.0 menit Waktu pelaksanaan untuk crawler crane saat pemasangan PCI Girder nomor 3 (T3.3) t28 + t29 + t30 + t31 + t32 + t33 + t34 3,0 + 1,0 + 13,0 + 14,0 + 0, ,0 44,5 menit. 4). PCI Girder nomor 4 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t35) 3,0 menit. o Pengangkatan (t36) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t37) Jarak tempuh PCI Girder no 4 28,625 m

10 88 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t37) 12,5 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t38) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t39) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t40) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t41) 3.0 menit Waktu pelaksanaan untuk crawler crane saat pemasangan PCI Girder nomor 4 (T3.4) t35 + t36 + t37 + t38 + t39 + t40 + t41 3,0 + 1,0 + 12,5 + 14,0 + 0, ,0 44,0 menit. 5). PCI Girder nomor 5 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t42) 3,0 menit. o Pengangkatan (t43) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t44) Jarak tempuh PCI Girder no 5 26,775 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t44) 12,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t45) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t46) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t47) o Crawler crane kembali keposisi semula (t48) 3.0 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 5 (T3.5) t42 + t43 + t44 + t45 + t46 + t47 + t48 3,0 + 1,0 + 12,0 + 14,0 + 0, ,0 43,5 menit. 6). PCI Girder nomor 6 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t49) 3,0 menit. o Pengangkatan (t50) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t51) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t51) 11,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t52) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t53) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t54) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t55) 3.0 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 6 (T3.6) t49 + t50 + t51 + t52 + t53 + t54 + t55 3,0 + 1,0 + 11,0 + 14,0 + 0, ,0 42,5 menit. 7). PCI Girder nomor 7 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t56) 3,0 menit. o Pengangkatan (t57) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t58) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t58)

11 o Pengaturan posisi PCI Girder (t59) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t60) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t61) o Crawler crane kembali keposisi semula (t62) 2.5 menit Waktu pelaksanaan untuk crawler crane saat pemasangan PCI Girder nomor 7 (T3.7) t56 + t57 + t58 + t59 + t60 + t61 + t62 3,0 + 1,0 + 10,0 + 14,0 + 0, ,5 41,0 menit. 8). PCI Girder nomor 8 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t63) 3,0 menit. o Pengangkatan (t64) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t65) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t65) 9,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t66) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t67) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t68) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t69) 2.0 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 8 (T3.8) t63 + t64 + t65 + t66 + t67 + t68 + t69 3,0 + 1,0 + 9,0 + 14,0 + 0, ,0 39,5 menit. 9). PCI Girder nomor 9 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t70) 3,0 menit. o Pengangkatan (t71) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t72) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t72) 8,5 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t73) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t74) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t75) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t76) 2.0 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 9 (T3.9) t70 + t71 + t72 + t73 + t74 + t75 + t76 3,0 + 1,0 + 8,5 + 14,0 + 0, ,0 39,0 menit. 10). PCI Girder nomor 10 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t77) 3,0 menit. o Pengangkatan (t78) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t79) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t79) 8,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t80) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t81) 0.5 menit

12 90 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t82) o Crawler crane kembali keposisi semula (t83) 2.0 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 10 (T3.10) t77 + t78 + t79 + t80 + t81 + t82 + t83 3,0 + 1,0 + 8,0 + 14,0 + 0, ,0 38,5 menit. 11). PCI Girder nomor 11 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t84) 3,0 menit. o Pengangkatan (t85) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t86) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t86) 7,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t87) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t88) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t89) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t90) 1.6 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 11 (T3.11) t84 + t85 + t86 + t87 + t88 + t89 + t90 3,0 + 1,0 + 7,0 + 14,0 + 0, ,6 37,1 menit. 12). PCI Girder nomor 12 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t91) 3,0 menit. o Pengangkatan (t92) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t93) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t93) 6,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t94) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t95) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t96) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t97) 1.5 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 12 (T3.12) t91 + t92 + t93 + t94 + t95 + t96 + t97 3,0 + 1,0 + 6,0 + 14,0 + 0, ,5 36,0 menit. 13). PCI Girder nomor 13 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t98) 3,0 menit. o Pengangkatan (t99) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t100) Jarak tempuh girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t100) 5,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t101) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t102) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t103)

13 o Crawler Crane kembali keposisi semula (t104) 1.2 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 13 (T3.13) t98 + t99 + t100 + t101 + t102 + t103 + t104 3,0 + 1,0 + 5,0 + 14,0 + 0, ,2 34,7 menit. 14). PCI Girder nomor 14 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t105) 3,0 menit. o Pengangkatan (t106) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t107) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t107) 4,4 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t108) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t109) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t110) o Crawler Crane kembali keposisi semula (t111) 1.0 menit Waktu pelaksanaan untuk crawler crane saat pemasangan PCI Girder nomor 14 (T3.14) t105 + t106 + t107 + t108 + t109 + t110 + t111 3,0 + 1,0 + 4,4 + 14,0 + 0, ,0 33,9 menit. 15). PCI Girder nomor 15 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t112) 3,0 menit. o Pengangkatan (t113) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t114) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t114) 3,6 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t115) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t116) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat girder ke tulangan stop block (t117) 10,0 menit o Crawler Crane kembali keposisi semula (t118) 0.8 menit Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane saat pemasangan PCI Girder nomor 15 (T3.15) t112 + t113 + t114 + t115 + t116 + t117 + t118 3,0 + 1,0 + 3,6 + 14,0 + 0, ,8 32,9 menit. 16). PCI Girder nomor 16 o Pengikatan seling pada PCI Girder (t119) 3,0 menit. o Pengangkatan (t120) 1,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke titik tumpu (t121) Jarak tempuh PCI Girder no m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t121) 2,8 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t122) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder (t123) 0.5 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t124) o Crawler crane kembali keposisi semula (t125) 0.6 menit

14 92 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) Waktu pelaksanaan untuk crawler crane saat pemasangan PCI Girder nomor 16 (T3.16) t119 + t120 + t121 + t122 + t123 + t124 + t125 3,0 + 1,0 + 2,8 + 14,0 + 0, ,6 31,9 menit. Maka: Waktu pelaksanaan untuk erection PCI Girder dengan metode Crawler Crane adalah (Cm) (T1x16) + (T2x16) + (T3.1 + T T3.16) T1 x x menit 4 jam T2 x x menit 8 jam T3.1 + T T ,5 + 44, ,5 + 42, , ,5 + 37, ,7 + 33,9 + 32,9 + 31, menit jam Total waktu pelaksanaan 1 bentang (16 pci girder) jam, bila 1 hari dihitung 8 jam maka pelaksanaan erection PCI Girder dengan metode crawler crane dapat diselesaikan dalam waktu 2,82 hari. Erection PCI Girder dengan metode Roller skate a. Waktu pelaksanaan untuk mobile crane kapasitas 80 ton (2 unit) Pekerjaan: Menaikkan PCI Girder keatas trailler truck dan boggie pada saat berada di stockyard. Waktu pelaksanaan mobile crane untuk PCI Girder yang pertama sampai dengan PCI Girder yang ke 16 dianggap sama. Rincian waktu untuk masingmasing kegiatan adalah sebagai berikut: o Waktu pemasangan seling pada PCI Girder(t1) 3,0 menit. o Waktu pengangkatan(t2) 1,0 menit. o Waktu swing (t3) 1,6 menit. o Waktu menurunkan PCI Girder keatas Trailler Truck dan Boggie (t4) 0,4 menit + 6 menit untuk mengatur penempatan PCI Girder 6,5 menit. o Pelepasan tali/seling pengikat (t5) 1,0 menit. o Swing kembali (t6) 1,6 menit. T1 t1 + t2 + t2 + t3 + t4 + t5 + t6 3,0 + 1,0 + 1,8 + 6,4 + 1,0 + 1,8 15,0 menit. Waktu pelaksanaan Mobile Crane 80 ton (T1) 15,0 menit. (2 unit Mobile Crane bekerja secara bersamaan sehingga diperhitungkan mempunyai waktu pelaksanaan yang sama). b. Waktu pelaksanaan untuk Trailler Truck dan Boggie. Pekerjaan: mengangkut PCI Girder dari stockyard ke lokasi pemasangan Waktu pelaksanaan Trailler Truck dan Boggie untuk PCI Girder yang pertama sampai dengan PCI Girder yang ke 16 dianggap sama. Rincian waktu untuk masingmasing kegiatan adalah sebagai berikut: o Pemasangan seling pengikat PCI Girder pada truck dan boogie (t7) 7,0 menit. o Pengangkutan PCI Girder ke lokasi pemasangan (t8) 12,0 menit. o Pelepasan tali/seling pengikat pengikat PCI Girder (t9) 3 menit. o Trailler truck berputar untuk kembali ke stock yard 1,0 menit. o Pemasangan sambungan Trailler Truck pada Boogie (t11) 1,0 menit. o Trailler Truck dan Boggie berjalan kembali ke stockyard (t12) 5,0 menit.

15 o Sampai di stock yard Trailler Truck berputar kembali tanpa diikuti boogie (t13) 1,00 menit. Waktu pelaksanaan untuk Trailler Truck dan Boggie (T2) t7 + t8 + t9 + t10 + t11 + t12+ t13, T2 7,0 + 12,0 + 3,0,+ 1,0 + 1,0 + 5,0 + 1,0 30,0 menit. c. Waktu pelaksanaan untuk Crawler Crane kapasitas 100 ton (2 unit) Pekerjaan: mengangkut PCI Girder dari Trailler Truck dan boggie keatas Roller Skate. Waktu pelaksanaan crawler crane untuk PCI Girder yang pertama sampai dengan PCI Girder yang ke 16 dianggap sama. Rincian waktu untuk masingmasing kegiatan adalah sebagai berikut: o Pemasangan seling pada PCI Girder (t14) 3,0 menit. o Pengangkatan (t15) 1,0 menit. o Crane bergerak menuju Roller Skate (t16) 1,0 menit. o Menurunkan PCI Girder ke Roller Skate (t17) 0,5 menit. o Pemasangan seling, rantai bracing dan reinforce support untuk pengaman PCI Girder (t18) 3,0 menit o Pelepasan tali/seling pengangkat PCI Girder (t19) 1 menit. o Crane bergerak mundur kembali ke posisi semula (t20) 0,5 menit. Waktu pelaksanaan Crawler Crane (T3) t t16 + t17 + t18 + t19 + t , ,5 10 menit. d. Waktu pelaksanaan untuk Roller Skate (2 unit) Pekerjaan: menggeser PCI Girder menuju titik tumpu (bearing pad). Waktu pelaksanaan roller skate untuk mengangkut PCI Girder dihitung mulai PCI Girder yang pertama sampai dengan yang ke 16. Rincian waktu untuk masing masing kegiatan adalah sebagaia berikut : 1). PCI Girder nomor 1 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t16) Jarak tempuh PCI Girder no 1 27,75 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t16) 40,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t17) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t18) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t19) o Roller Skate kembali keposisi semula (t20) 5,0 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 1 (T4.1) t16 + t17 + t18 + t19 + t20 40,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 5,0 89,0menit. 2). PCI Girder nomor 2 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t21) Jarak tempuh PCI Girder no 2 25,90 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t21) 37,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t22) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t23) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t24)

16 94 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) o Roller Skate kembali keposisi semula (t25) 4,7 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 2 (T4.2) t21 + t22 + t23 + t24 + t25 37,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 4,7 85,7menit. 3). PCI Girder nomor 3 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t26) Jarak tempuh PCI Girder no 3 24,05 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t26) 34,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t27) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t28) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t29) o Roller Skate kembali keposisi semula (t30) 4,3 menit Waktu pelaksanaan Roller skate saat pemasangan PCI Girder nomor 3 (T4.3) t26 + t27 + t28 + t29 + t30 34,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 4,3 82,0menit. 4). PCI Girder nomor 4 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t31) Jarak tempuh PCI Girder no 4 22,20 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t31) 32,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t32) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t33) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t34) o Roller Skate kembali keposisi semula (t35) 4,0 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 4 (T4.4) t31 + t32 + t33 + t34 + t35 32,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 4,0 80,0menit. 5). PCI Girder nomor 5 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t36) Jarak tempuh PCI Girder no 5 20,35 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t36) 29,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t37) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t38) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t39) o Roller Skate kembali keposisi semula (t40) 3,6 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 5 (T4.5) t36 + t37 + t38 + t39 + t40 29,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 3,6 76,6menit. 6). PCI Girder nomor 6 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t41) Jarak tempuh PCI Girder no 6 18,50 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t41) 26,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t42) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t43) 20,0 menit

17 NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t44) o Roller Skate kembali keposisi semula (t45) 3,3 menit Waktu pelaksanaan Roller skate saat pemasangan PCI Girder nomor 6 (T4.6) t41 + t42 + t43 + t44 + t45 26,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 3,3 73,3menit. 7). PCI Girder nomor 7 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t46) Jarak tempuh PCI Girder no 7 16,65 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t47) 24,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t48) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t49) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t50) o Roller Skate kembali keposisi semula (t51) 3,0 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 7 (T4.7) t46 + t47 + t48 + t49 + t50 24,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 3,0 71,0menit. 8). PCI Girder nomor 8 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t51) Jarak tempuh PCI Girder no 8 14,80 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t51) 21,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t52) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t53) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t54) o Roller Skate kembali keposisi semula (t55) 2,6 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 8 (T4.8) t51 + t52 + t53 + t54 + t55 21,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 2,6 67,6menit. 9). PCI Girder nomor 9 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t56) Jarak tempuh PCI Girder no 9 12,95 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t57) 18,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t58) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t59) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t60) o Roller Skate kembali keposisi semula (t61) 2,3 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 9 (T4.9) t56 + t57 + t58 + t59 + t60 18,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 2,3 64,3 menit. 10). PCI Girder nomor 10 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t61) Jarak tempuh PCI Girder no 10 11,10 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t61) 16,0 menit

18 96 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) o Pengaturan posisi PCI Girder (t62) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t63) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t64) o Roller Skate kembali keposisi semula (t65) 2,0 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 10 (T4.10) t61 + t62 + t63 + t64 + t65 16,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 2,0 62,0 menit. 11). PCI Girder nomor 11 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t66) Jarak tempuh PCI Girder no 11 9,25 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t66) 13,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t67) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t68) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t69) o Roller skate kembali keposisi semula (t70) 1,6 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 11 (T4.11) t66 + t67 + t68 + t69 + t70 13,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 1,6 58,6 menit. 12). PCI Girder nomor 12 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t71) Jarak tempuh PCI Girder no 12 7,40 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t71) o Pengaturan posisi PCI Girder (t72) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t73) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t74) o Roller skate kembali keposisi semula (t75) 1,3 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 12 (T4.12) t71 + t72 + t73 + t74 + t75 10,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 1,3 55,3 menit. 13). PCI Girder nomor 13 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t76) Jarak tempuh PCI Girder no 13 5,55 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t76) 8,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t77) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t78) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t79) o Roller Skate kembali keposisi semula (t80) 1,0 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 13 (T4.13) t76 + t77 + t78 + t79 + t80 8,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 1,0 53,0menit. 14). PCI Girder nomor 14

19 NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t81) Jarak tempuh PCI Girder no 14 3,70 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t81) 5,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t82) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t83) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t84) o Roller Skate kembali keposisi semula (t85) 0,6 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 14 (T4.14) t81 + t82 + t83 + t84 + t85 5,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 0,6 49,6menit. 15). PCI Girder nomor 15 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t86) Jarak tempuh PCI Girder no 15 1,85 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t86) 2,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t87) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t88) 20,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t89) o Roller Skate kembali keposisi semula (t90) 0,3 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 15 (T4.15) t86 + t87 + t88 + t89 + t90 2,0 + 14,0 + 20,0 + 10,0 + 0,3 46,3 menit. 16). PCI Girder nomor 16 o Penggeseran PCI Girder ke titik tumpu (t91) Jarak tempuh PCI Girder no 16 0,00 m Waktu tempuh / waktu pengangkutan (t91) 0,0 menit o Pengaturan posisi PCI Girder (t92) 14,0 menit o Penurunan PCI Girder dengan jack hidrolik (t93) 0,0 menit o Pemasangan seling pengikat PCI Girder ke tulangan stop block (t94) o Roller skate kembali keposisi semula (t95) 0,0 menit Waktu pelaksanaan Roller Skate saat pemasangan PCI Girder nomor 16 (T4.16) t91 + t92 + t93 + t94 + t95 0,0 + 14,0 + 0,0 + 10,0 + 0,0 24,0 menit. Maka: Waktu pelaksanaan untuk erection PCI Girder dengan metode Roller Skate adalah (Cm) (T1x16) + (T2x16) + (T3x16) + (T4.1 + T4.2 + T T4.16) T1 x x menit 4 jam T2 x x menit 8 jam T3 x x menit 2,667 jam T4.1 + T T , ,6 + 73, ,6 + 64, ,6 + 55, ,6 + 46, menit 17,305 jam Total waktu pelaksanaan 1 bentang (16 PCI Girder) , ,305 31,972 jam, bila 1 hari dihitung 8 jam maka pelaksanaan erection PCI Girder dengan metode Roller skate dapat diselesaikan dalam waktu 3,996 hari ~ 4 hari. Waktu pelaksanaan erection PCI Girder berdasar pada rencana awal Dari Time Schedule diperoleh data sebaga berikut:

20 98 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) Total volume PCI girder 272 buah Total waktu pelaksanaan 198 hari Waktu pelaksanaan untuk 1 buah PCI Girder 198 : 272 0,73 hari Waktu pelaksanaan 1 bentang (16 buah PCI Girder) 0,73 x 16 11,65 hari Perhitungan Biaya pelaksanaan erection PCI Girder Perhitungan biaya operasi peralatan untuk erection PCI Girder dengan metode Crawler Crane. Biaya operasional peralatan dihutung per satu jam kerja dengan asumsi bahwa jumlah jam kerja dalam 1 hari adalah 8 jam dengan 30 hari kerja per bulan. Biaya pengadaan masing masing peralatan untuk pelaksanaan erection PCI Girder pada proyek pembangunan jembatan Suramadu sisi Surabaya sebagai berikut : Biaya sewa untuk Mobile Crane kapasitas 80 ton Rp ,/jam. Biaya sewa untuk Crawler Crane kapasitas 100 ton Rp ,/jam. Biaya sewa untuk Trailler Truck dan Boogie Rp ,/jam. Biaya pembuatan Roller Skate Rp ,/unit. Biaya sewa Winch Rp ,/hari Rp ,/jam. Biaya pengadaan Jack Hidrolik Rp ,/set Biaya sewa Ponton Rp , /hari Rp ,/jam. Biaya sewa Water Pump Rp ,/hari Rp ,/jam Biaya operasional alat per jam: 1. Mobile Crane (HP 550) Biaya bahan bakar (12 15)% HP harga BBM 13,5% 550 Rp.1.650, Rp ,50 Biaya pelumas (2,5 3)% HP harga pelumas 2,75% 550 Rp , Rp , Rp , Rp , 18,75 26,25 % Full landed price 22,5 % Rp , Biaya pemeliharaan Rp , Biaya Operator 1. Biaya operator upah per jam Rp ,/8 Rp ,2. Pembantu operator Rp ,/8 Rp , x 4 orang Rp ,Total biaya operator Rp , + Rp Rp Total biaya operasional alat (biaya bbm/jam) + (biaya pelumas/jam) + (biaya pemeliharaan/jam) + (biaya operator/jam).

21 NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus Total biaya operasional alat Rp ,50 + Rp , + Rp , + Rp Rp ,50 Rp ,/jam. Trailler Truck dan Boggie Biaya bahan bakar 33,4 ltr/jam harga BBM 33,4 Rp.1.650, Rp , Biaya pelumas 0,74 ltr/jam harga pelumas 0,74 Rp , Rp , Rp , Rp , 18,75 26,25 % Full landed price 22,5 % Rp , Biaya pemeliharaan Biaya Operator 1. biaya operator upah per jam Rp ,/8 2. pembantu operator Rp ,/8 Rp , x 4 orang Rp Total biaya operator Rp , + Rp Rp Total biaya operasional alat (biaya bbm/jam) + (biaya pelumas/jam) + (biaya pemeliharaan/jam) + (biaya operator/jam). Total biaya operasional alat Rp , + Rp , + Rp , + Rp Rp ,/jam Rp ,/jam. 2. Crawler Crane (HP 630) Biaya bahan bakar (12 15)% HP harga BBM 13,5% 630 Rp.1.650, Rp ,50 Biaya pelumas (2,5 3)% HP harga pelumas 2,75% 630 Rp , Rp ,Full landed Price Rp , Full landed Price Rp , Beaya pemeliharaan Biaya Operator 1. biaya operator 18,75 26,25 % Full landed price 22,5 % Rp , Rp , upah per jam Rp ,/8 Rp , 2. pembantu operator Rp ,/8 Rp , x 4 orang ,

22 100 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) Total biaya operator Rp , + Rp Rp Total biaya operasional alat (biaya bbm/jam) + (biaya pelumas/jam) + (biaya pemeliharaan/jam) + (biaya operator/jam). Total biaya operasional alats Rp ,50 + Rp , + Rp , + Rp Rp ,50 Rp ,/jam. 4. Ponton Rp , Rp , Biaya pemeliharaan 18,75 26,25 % Full landed price 22,5 % Rp , Rp , Rp ,/jam. 5. Water Pump Biaya bahan bakar Biaya pelumas 5 ltr/jam harga BBM 5 Rp.1.650, Rp.8.250, 0,05 ltr/jam harga pelumas 0,05 Rp , Rp.850, Rp , Rp , Biaya pemeliharaan 18,75 26,25 % Full landed price 22,5 % Rp , Biaya Operator 1. biaya operator Rp , upah per jam Rp ,/8 Rp ,2. pembantu operator (Rp ,/8) Rp ,Total biaya operator Rp , + Rp Rp Total biaya operasional alat (biaya bbm/jam) + (biaya pelumas/jam) + (biaya pemeliharaan/jam) + (biaya operator/jam). Total biaya operasional alat Rp , + Rp. 850, , , Rp ,/jam. Rp ,/jam.

23 NEUTRON, Vol.4, No. 2, Agustus Perhitungan biaya operasi peralatan untuk erection PCI Girder dengan metode Roller skate. Perhitungan biaya operasional peralatan untuk pelaksanaan erection pci girder metode roller skate sama seperti pada metode crawler crane. Biaya operasional alat per jam: 1. Mobile Crane (HP 550) Biaya bahan bakar (12 15)% HP harga BBM 13,5% 550 Rp.1.650, Rp ,50 Biaya pelumas (2,5 3)% HP harga pelumas 2,75% 550 Rp , Rp , Rp , Rp , Biaya pemeliharaan 18,75 26,25 % Full landed price 22,5 % Rp , Rp ,Biaya Operator (lihat lampiran 4) 1. biaya operator upah per jam Rp ,/8 Rp ,2. pembantu operator Rp ,/8 Rp , x 4 orang Rp ,Total biaya operator Rp , + Rp Rp Total biaya operasional alat (biaya bbm/jam) + (biaya pelumas/jam) + (biaya pemeliharaan/jam) + (biaya operator/jam). Total biaya operasional alat Rp ,50 + Rp , + Rp , + Rp Rp ,50 Rp ,/jam. 2. Trailler Truck dan Boggie Biaya bahan bakar 33,4 ltr/jam harga BBM 33,4 Rp.1.650, Rp , Biaya pelumas 0,74 ltr/jam harga pelumas 0,74 Rp , Rp , Rp , Rp , Biaya pemeliharaan 18,75 26,25 % Full 22,5 % Rp , landed price

24 102 Efektifitas Waktu dan Biaya Pelaksanaan Erection PCI Girder (Julistyana T) Rp , Biaya Operator 1. Biaya operator upah per jam Rp ,/8 Rp ,2. Pembantu Operator Rp ,/8 Rp , x 4 orang Rp Total biaya operator Rp , + Rp Rp Total biaya operasional alat (biaya bbm/jam) + (biaya pelumas/jam) + (biaya pemeliharaan/jam) + (biaya operator/jam). Total biaya operasional alat Rp , + Rp , + Rp , + Rp Rp ,/jam Rp ,/jam. 3. Crawler Crane (HP 630) Biaya bahan bakar (12 15)% HP harga BBM 13,5% 630 Rp.1.650, Rp ,50 Biaya pelumas (2,5 3)% HP harga pelumas 2,75% 630 Rp , Rp , Rp , Rp , 18,75 26,25 % Full landed price 22,5 % Rp , Beaya pemeliharaan Biaya Operator 1. biaya operator Rp , upah per jam Rp ,/8 Rp , 2. pembantu operator Rp ,/8 Rp , x 4 orang ,Total biaya operator Rp , + Rp Rp Total biaya operasional alat (biaya bbm/jam) + (biaya pelumas/jam) + (biaya pemeliharaan/jam) + (biaya operator/jam). Total biaya operasional alats Rp ,50 + Rp , + Rp , + Rp Rp ,50 Rp ,/jam. 6. Roller Skate Rp , 0.9 Rp ,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Arus lalu lintas yang melalui jalan Yogyakarta Wonosari Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dari hari ke hari semakin ramai dan padat. Dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I LATAR BELAKANG I-1 1.1. LATAR BELAKANG Arus lalu lintas yang melalui Kecamatan Gatak Kabupaten Sukoharjo dari hari ke hari semakin ramai dan padat. Dalam rangka mendukung pembangunan serta perekonomian daerah khususnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Assalamu alaikum Wr. Wb

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. Assalamu alaikum Wr. Wb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM Assalamu alaikum Wr. Wb ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PADA PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN TOL SURABAYA MOJOKERTO DI PEKERJAAN UNDERPASS NATIONAL ROAD WARU STA 9 + 678 DOSEN PEMBIMBING

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. umumnya digunakan untuk berbagai konstruksi jembatan : 4. Sistem Penggunaan Counter Weight dan Link-set BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1. Macam-macam Metode erection Karena pembahasan masalah kita mengambil metode erection, maka kita akan menjelaskan sedikit macam-macam metode pelaksanaan erection pada balok

Lebih terperinci

Dwi Dian Pratama Dosen Konsultasi Tri Joko Wahyu Adi ST, MT. PhD

Dwi Dian Pratama Dosen Konsultasi Tri Joko Wahyu Adi ST, MT. PhD ANALISA PERBANDINGAN METODE ERECTION GIRDER MENGGUNAKAN LAUNCHER GIRDER DAN TEMPORARY BRIDGE DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU PADA JEMBATAN KALI SURABAYA MOJOKERTO Oleh Dwi Dian Pratama 3111105043 Dosen Konsultasi

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. sesuai dengan fungsi masing-masing peralatan. Adapun alat-alat yang dipergunakan BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan

PERENCANAAN JEMBATAN MALANGSARI MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR RANGKA TIPE THROUGH - ARCH. : Faizal Oky Setyawan MENGGUNAKAN STRUKTUR JEMBATAN BUSUR Oleh : Faizal Oky Setyawan 3105100135 PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI HASIL PERENCANAAN Latar Belakang Dalam rangka pemenuhan dan penunjang kebutuhan transportasi

Lebih terperinci

INOVASI PROYEK PUSDIKLAT KEJAKSAAN RI CEGER PEMBANGUNAN KAWASAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN TERPADU SDM KEJAKSAAN RI

INOVASI PROYEK PUSDIKLAT KEJAKSAAN RI CEGER PEMBANGUNAN KAWASAN PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN TERPADU SDM KEJAKSAAN RI INOVASI PROYEK PUSDIKLAT KEJAKSAAN RI CEGER DEFINISI Kubah beton dengan Konvensional: Pembuatan struktur kubah yang dilaksanakan langsung dilokasi setempat sesuai dengan gambar. Kubah beton dengan M-System:

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan

BAB III METODOLOGI. 3.2 TAHAPAN PENULISAN TUGAS AKHIR Bagan Alir Penulisan Tugas Akhir START. Persiapan METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI 3.1 TAHAP PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Pada tahap ini disusun hal-hal penting yang harus

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah

Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pemasangan Jembatan Metode Perancah Pekerjaan jembatan rangka baja terdiri dari pemasangan struktur jembatan rangka baja hasil rancangan patent, seperti jembatan rangka

Lebih terperinci

DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT

DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT ESTIMASI WAKTU DAN BIAYA PROYEK PEMBANGUNAN FLY OVER RUAS PORONG-GEMPOL PAKET 3A 41 + 571.5 s.d STA 41+968.5 KABUPATEN PASURUAN, JAWA TIMUR DOSEN PEMBIMBING: IR. DJOKO SULISTIONO, MT Disusun oleh: Prahasta

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam setiap pekerjaan proyek konstruksi selalu diperlukan peralatan guna mendukung kelancaran pembangunan tersebut. Pemilihan dan pemanfaatan peralatan harus

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU)

TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) TUGAS AKHIR PERENCANAAN ULANG STRUKTUR JEMBATAN MERR II-C DENGAN MENGGUNAKAN BALOK PRATEKAN MENERUS (STATIS TAK TENTU) OLEH : ABDUL AZIZ SYAIFUDDIN 3107 100 525 DOSEN PEMBIMBING : Prof. Dr. Ir. I GUSTI

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Material Material merupakan hal yang penting dalam pelaksanaan sebuah pembangunan karena ikut mempengaruhi kekuatan struktur bangunan dan biaya yang akan

Lebih terperinci

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK

MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK MACAM MACAM JEMBATAN BENTANG PENDEK 1. JEMBATAN GELAGAR BAJA JALAN RAYA - UNTUK BENTANG SAMPAI DENGAN 25 m - KONSTRUKSI PEMIKUL UTAMA BERUPA BALOK MEMANJANG YANG DIPASANG SEJARAK 45 cm 100 cm. - LANTAI

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat.

BAB 3 STUDI LAPANGAN. Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan. pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan cermat. BAB 3 STUDI LAPANGAN Gambar 3.1 Kerangka pemikiran studi lapangan Saat ini proyek konstruksi bangunan bertingkat sangat berkembang, dalam pelaksanaannya segala sesuatu perlu direncanakan dengan tepat dan

Lebih terperinci

PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA

PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA Disampaikan pada Workshop Continuing Professional Development Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Ahli Pracetak Prategang 16 Agustus 2016 Gedung Graha Anugrah Lt. 3 Jl.

Lebih terperinci

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG

METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG METODA KONSTRUKSI GELAGAR JEMBATAN BETON PRATEKAN PROYEK JALAN LAYANG CIMINDI BANDUNG Shita Andriyani NRP : 0321068 Pembimbing : Dr. Ir. Purnomo Soekirno JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arus Lalu Lintas Ukuran dasar yang sering digunakan untuk definisi arus lalu lintas adalah konsentrasi aliran dan kecepatan. Aliran dan volume sering dianggap sama, meskipun

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT adalah jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Manajemen Konstruksi Dalam sebuah proyek konstruksi, terdapat sangat banyak perilaku dan fenomena kegiatan proyek yang mungkin dapat terjadi. Untuk mengantisipasi perilaku

Lebih terperinci

PEMILIHAN METODE PELAKSANAAN ERECTION GIRDER TIPE I DENGAN SISTEM FOATING CRANE, KURA-KURA DAN GIRDER LAUNCHER

PEMILIHAN METODE PELAKSANAAN ERECTION GIRDER TIPE I DENGAN SISTEM FOATING CRANE, KURA-KURA DAN GIRDER LAUNCHER PEMILIHAN METODE PELAKSANAAN ERECTION GIRDER TIPE I DENGAN SISTEM FOATING CRANE, KURA-KURA DAN GIRDER LAUNCHER Supani Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan FTSP ITS Surabaya

Lebih terperinci

BAB VII ANALISA BIAYA

BAB VII ANALISA BIAYA BAB VII ANALISA BIAYA 7.1 ANALISA BIAYA STRUKTUR DERMAGA 7.1.1 HARGA MATERIAL DAN UPAH Harga material dan upah diambil dari Harga Satuan Pokok Kegiatan Pemerintah Kota Surabaya Th 2005 dan Tugas Akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Crane adalah salah satu alat berat ( heavy equipment ) yang digunakan sebagai alat pengangkat / pemindah bahan dalam proyek konstruksi. Crane bekerja dengan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN

PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN KALI TUNTANG DESA PILANGWETAN KABUPATEN GROBOGAN Merupakan Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana Strata 1 (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB II PEMBAHASAN MATERI BAB II PEMBAHASAN MATERI Mesin pengangkat yang dimaksud adalah seperangkat alat yang digunakan untuk mengangkat, memindahkan serta menurunkan suatu benda ke tempat lain dengan jangkauan operasi terbatas.

Lebih terperinci

Kata kunci : metode bekisting table form

Kata kunci : metode bekisting table form 1 Perbandingan Waktu dan Biaya Konstruksi Pekerjaan Bekisting Menggunakan Metode Semi Sistem Dengan Metode Table Form (Studi Kasus: Proyek FMipa Tower ITS Surabaya) Muhammad Fandi, Yusroniya Eka Putri,

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG

METODE PELAKSANAAN LIFTING JACK TIANG PANCANG METODE PELAKSANAAN REHABILITASI PRASARANA PENGENDALI BANJIR SUNGAI CITARUM HILIR WALAHAR MUARA GEMBONG PAKET III DI KAB. KARAWANG DAN BEKASI (BENDUNG WALAHAR W718) "SICKLE" LIFTING JACK TIANG PANCANG LIFTING

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang

BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL. dengan kebutuhan, ditinjau dari jenis, jumlah, kapasitas maupun waktu yang BAB IV PERALATAN DAN MATERIAL 4.1 Peralatan Dalam pelaksanaan pekerjaan proyek konstruksi, peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk meneruskan jalan melalui suatu rintangan yang berada lebih rendah. Rintangan ini dapat berupa jalan lain (jalan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha

TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT. Oleh : Muhammad Ridha Oleh : Muhammad Ridha 3108.100.646 TUGAS AKHIR PERBANDINGAN BIAYA DAN WAKTU PEMAKAIAN ALAT BERAT TOWER CRANE DAN MOBIL CRANE PADA PROYEK RUMAH SAKIT HAJI SURABAYA Dosen Pembimbing : M. Arif Rohman, ST.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan ( rebar ). Sehingga pada beton bertulang, penampang beton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peralatan pengangkat bahan digunakan unuk memindahkan muatan di lokasi atau area, departemen, pabrik, lokasi konstruksi, tempat penyimpanan, pembongkaran muatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai, teluk, atau kondisikondisi lain berupa rintangan yang berada lebih rendah, sehingga memungkinkan kendaraan, kereta

Lebih terperinci

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran.

Kata kunci : Jembatan Pagotan Pacitan, pondasi tiang pancang, pondasi sumuran. Judul : Analisis Perbandingan Pondasi Tiang Pancang Dengan Pondasi Sumuran Pada Jembatan Pagotan Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan Ditinjau Dari Segi Biaya, Kekuatan, Dan Metode Pelaksanaannya Nama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut. BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan)

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL

BAB V PERALATAN DAN MATERIAL BAB V PERALATAN DAN MATERIAL 5.1 Peralatan Dalam pekerjaan proyek konstruksi peralatan sangat diperlukan agar dapat mencapai ketepatan waktu yang lebih akurat, serta memenuhi spesifikasi teknis yang telah

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN

TUGAS AKHIR SIMON ROYS TAMBUNAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DETAIL STRUKTUR DAN REKLAMASI PELABUHAN PARIWISATA DI DESA MERTASARI - BALI OLEH : SIMON ROYS TAMBUNAN 3101.100.105 PROGRAM SARJANA (S-1) JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL

Lebih terperinci

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP

Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP DAHNIAR ADE AYU R NRP PERBANDINGAN METODE PELAKSANAAN PLAT PRECAST DENGAN PLAT CAST IN SITU DITINJAU DARI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SEKOLAH TINGGI KESEHATAN DAN AKADEMI KEBIDANAN SIDOARJO Oleh : AGUSTINA DWI ATMAJI NRP. 3107

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak terkecuali pada bangunan rumah tinggal sederhana. Balok merupakan bagian struktur yang fungsinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang.

BAB 1 PENDAHULUAN. mulailah orang membuat jembatan dengan teknologi beton prategang. BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam merencanakan sebuah konstruksi. Segala sesuatunya harus dipertimbangkan dari segi ekonomis, efisien, dan daya tahan dari

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ii. SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS... iv HALAMAN PERSEMBAHAN... v KATA PENGANTAR... vi INTISARI... viii ABSTRACT... ix DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii

Lebih terperinci

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Penanganan Bahan Sistem penanganan bahan pada umumnya terdiri dari berbagai mekanisme yang banyak diterapkan di berbagai bidang. Hal ini menjadi faktor utama dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pondasi Dalam Pondasi dalam adalah pondasi yang dipakai pada bangunan di atas tanah yang lembek. Pondasi ini umumnya dipakai pada bangunan dengan bentangan yang cukup lebar, salah

Lebih terperinci

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BAB V METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Metoda pelaksanaan dalam sebuah proyek konstruksi adalah suatu bagian yang sangat penting dalam proyek konstruksi untuk mencapai hasil dan tujuan yang

Lebih terperinci

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang

ini, adalah proyek penggantian jembatan kereta api lama serta pembuatan 2 bentangan jembatan baru yang BAB IV STUDI KASUS PENGGANTIAN JEMBATAN KERETA API BH _812 KM 161+601 DI BREBES IV.1. Deskripsi Proyek 4.1.1. Ganbaran Unun Proyek Proyek yang menjadi studi kasus dalam tugas akhir ini, adalah proyek penggantian

Lebih terperinci

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SISTEM DINDING PENUMPU.

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SISTEM DINDING PENUMPU. PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA LAKARSANTRI SURABAYA MENGGUNAKAN METODE PRACETAK DENGAN SISTEM DINDING PENUMPU Nama Mahasiswa : Bagus Darmawan NRP : 3109.106.003 Jurusan : Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada

BAB 2 STUDI PUSTAKA. 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada BAB 2 STUDI PUSTAKA 2.1 Pengertian, Prinsip Kerja, Serta Penggunaan Tower Crane Pada Gedung Bertingkat. (www.ilmusipil.com/tower-crane-proyek-gedung) Di dalam proyek konstruksi bangunan bertingkat, tower

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia sekarang ini memiliki proyek pembangunan dalam banyak jenis. Proyek pembangunan pembangunan yang paling umum dijumpai adalah proyek pembangunan industri.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian 1-1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstruksi jembatan di Indonesia secara umum terdiri dari dua perencanaan konstruksi, yaitu konstruksi struktur atas dan struktur bawah jembatan. Bagianbagian struktur

Lebih terperinci

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN

STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN STANDAR JEMBATAN DAN SNI DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN 1 BAB I JEMBATAN PERKEMBANGAN JEMBATAN Pada saat ini jumlah jembatan yang telah terbangun di Indonesia

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Suatu proyek dikatakan sukses apabila kontraktor berhasil mendapatkan laba maksimum dan owner mendapatkan hasil yang memuaskan serta tepat waktu dalam penyelesaiannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 5 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB 5 HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Jembatan box girder adalah sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri dari balok-balok penopang utama berbentuk kotak berongga. Box girder biasan terdiri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab IV Analisis dan Pembahasan 4.1 Pendahuluan Pada bab ini akan memaparkan tahapan pelaksanaan pekerjaan kolom precast dan konvensional, dan membandingkan biaya dan waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jembatan adalah sarana infrastruktur yang penting bagi mobilitas manusia. Terlepas dari nilai estetikanya jembatan memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan

Lebih terperinci

membuat jembatan jika bentangan besar dan melintasi ruas jalan lain yang letaknya lebih

membuat jembatan jika bentangan besar dan melintasi ruas jalan lain yang letaknya lebih BAB III PERENCANAAN PENJADUALAN PROYEK JEMBATAN 3.1. Umum. Jembatan adalah suatu konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua ruas jalan yang dipisahkan oleh suatu rintangan atau keadaan topografi

Lebih terperinci

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK

PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK PROSEDUR MOBILISASI DAN PEMASANGAN PIPA AIR MINUM SUPLEMEN MODUL SPAM PERPIPAAN BERBASIS MASYARAKAT DENGAN POLA KKN TEMATIK A. DEFINISI - Pengangkutan Pekerjaan pemindahan pipa dari lokasi penumpukan ke

Lebih terperinci

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II

Pengenalan Kolom. Struktur Beton II Bahan Kuliah Ke-I Pengenalan Kolom Struktur Beton II Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Malikussaleh September 2008 Materi Kuliah Definisi Pembuatan Kolom Apa yang dimaksud dengan Kolom?

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. UMUM Penelitian ini berupa analisa perbandingan pengecoran menggunakan alat berat concrete pump dan concrete bucket untuk pekerjaan konstruksi pada proyek bangunan. Permodelan

Lebih terperinci

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS

OLEH : ANDREANUS DEVA C.B DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS SEMINAR TUGAS AKHIR OLEH : ANDREANUS DEVA C.B 3110 105 030 DOSEN PEMBIMBING : DJOKO UNTUNG, Ir, Dr DJOKO IRAWAN, Ir, MS JURUSAN TEKNIK SIPIL LINTAS JALUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT

Lebih terperinci

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH

RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN METODE PELAKSANAAN PADA PROYEK PEMBANGUNAN JEMBATAN LAMNYONG KOTA BANDA ACEH Dedy Fachrurrazi 1, Chairil Anwar 2, Afdhal Hasan 3 1) Mahasiswa, Diploma 4 Perancangan Jalan dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN

PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN RANGKA BAJA SUNGAI AMPEL KABUPATEN PEKALONGAN Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Strata Satu (S-1) Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bagian-bagian Utama Pada Truck Crane a) Kabin Operator Seperti yang telah kita ketahui pada crane jenis ini memiliki dua buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN

BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN BAB V ANALISIS PEMILIHAN ALTERNATIF JEMBATAN Perkembangan teknologi saat ini memungkinkan untuk membangun berbagai jenis konstruksi jembatan, yang pelaksanaannya menyesuaikan dengan kebutuhan kondisi setempat.

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN Apartemen Casa de Parco BSD BabV Pelaksanaan Pekerjaan BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Uraian Umum Pada sebuah pelaksanaan konstruksi, banyak sekali pihak pihak yang berkaitan didalamnya. Karena semakin

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 1 ANALISA PERBANDINGAN METODE ERECTION GIRDER MENGGUNAKAN LAUNCHER GIRDER DAN TEMPORARY BRIDGE DARI SEGI BIAYA DAN WAKTU PADA JEMBATAN KALI SURABAYA MOJOKERTO

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN

BAB III METODOLOGI. Bab III Metodologi 3.1. PERSIAPAN BAB III METODOLOGI 3.1. PERSIAPAN Tahap persiapan merupakan rangkaian kegiatan sebelum memulai pengumpulan dan pengolahan data. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting yang harus segera dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Latar Belakang Penggunaan Tower Crane Tower crane adalah salah satu alat berat yang sering digunakan dalam proyek konstruksi, alat ini terdiri dari slewing unit, tower, dan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Hasil Pegumpulan Data Hasil pengumpulan data yang didapat adalah, data-data spesifikasi dari alat berat gantry, alat berat mobile crane, dan box girder. 4.1.1 Data Gantry Gantry

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY

BAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY BAB V ANALISIS HASIL DESAIN GUIDEWAY 5.1 UMUM Pada bab sebelumnya telah dilakukan proses permodelan terhadap kedua sistem bentang, baik bentang sederhana maupun bentang menerus terintegral. Hasil yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS

PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS PERENCANAAN JEMBATAN DENGAN MENGGUNAKAN PROFIL BOX GIRDER PRESTRESS Tugas Akhir Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh: ULIL RAKHMAN

Lebih terperinci

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH. sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek BAB VII PEMBAHASAN MASALAH 7.1 Beton Precast Beton precast adalah suatu produk beton yang dicor pada sebuah pabrik atau sebuah lahan sementara di sebuah proyek bangunan lalu dipasang pada proyek bangunan

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG PERLINTASAN KERETA API KALIGAWE DENGAN U GIRDER Disusun oleh : Andy Muril Arubilla L2A 306 004 Novi Krisniawati L2A 306 023 Disetujui,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau dengan garis pantai sepanjang km. Garis pantai tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau dengan garis pantai sepanjang km. Garis pantai tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.508 pulau dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Garis pantai tersebut merupakan

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN INDRA IRAWAN - 075524046 ALAT PENGANGKAT CRANE Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan

Lebih terperinci

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO

LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO TUGAS AKHIR LATAR BELAKANG JALAN SEMENTARA RISIKO RUMUSAN MASALAH 1. Risiko apa saja yang mungkin terjadi pada proses pelaksanaan pekerjaan pada proyek pembangunan Jembatan KNI? 2. Apa saja sumber penyebab

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO M. ZAINUDDIN JURUSAN DIPLOMA IV TEKNIK SIPIL FTSP ITS SURABAYA MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR JEMBATAN MALO-KALITIDU DENGAN SYSTEM BUSUR BOX BAJA DI KABUPATEN BOJONEGORO Oleh : M. ZAINUDDIN 3111 040 511 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR

BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR PERHITUNGAN STRUKTUR V-1 BAB V PERHITUNGAN STRUKTUR Berdasarkan Manual For Assembly And Erection of Permanent Standart Truss Spans Volume /A Bridges, Direktorat Jenderal Bina Marga, tebal pelat lantai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4

MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 MODIFIKASI PERANCANGAN JEMBATAN TRISULA MENGGUNAKAN BUSUR RANGKA BAJA DENGAN DILENGKAPI DAMPER PADA ZONA GEMPA 4 Citra Bahrin Syah 3106100725 Dosen Pembimbing : Bambang Piscesa, ST. MT. Ir. Djoko Irawan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mesin pemindah bahan merupakan salah satu peralatan mesin yang digunakan untuk memindahkan muatan dari lokasi pabrik, lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, pembongkaran

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran

BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT. manajemen yang baik untuk menunjang kelancaran BAB IV Tinjauan Bahan Bangunan Dan Alat - Alat BAB IV TINJAUAN BAHAN BANGUNAN DAN ALAT-ALAT 4.1 Tinjauan Umum Penyediaan alat kerja dan bahan bangunan pada suatu proyek memerlukan manajemen yang baik untuk

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA

PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA PERBANDINGAN ANTARA METODE PELAKSANAAN PELAT CAST IN SITU DAN PELAT PRECAST DITINJAU DARI SEGI WAKTU DAN BIAYA PADA GEDUNG SMPN 43 SURBAYA Oleh : M.DICKY FIRMANSYAH NRP. 3108 030 064 HERI ISTIONO NRP.

Lebih terperinci

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai

struktur dinding diafragma adalah dengan menjaga agar jangan sampai BABV PEMBAHASAN 5.1 Stabilitas Parit Dengan melihat metoda pelaksanaan struktur dinding diafragma, jelas bahwa pada prinsipnya untuk menjaga keamanan pelaksanaan struktur dinding diafragma adalah dengan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1 Lingkup Tinjauan Khusus Tinjauan khusus pada laporan kerja praktek ini adalah metode pelaksanaan pekerjaan pondasi. Pada tinjauan ini, penulis memaparkan metode pelaksanaan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan beton pracetak sudah sangat berkembang di Indonesia, karena beton pracetak memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan beton cor ditempat, yaitu waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kotabangun sebagai salah satu Kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai peranan yang penting mengingat letaknya yang strategis dalam menghubungkan Ibukota

Lebih terperinci