BAB 2 LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Pengertian Strategi Purnomo (2007: 4) mengatakan bahwa kata strategi berasal dari bahasa Yunani strategos, yang berasal dari kata stratos yang berarti militer dan ag yang berarti memimpin. Strategi dalam konteks awal diartikan sebagai generalship atau sesuatu yang dikerjakan para jenderal dalam membuat rencana untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang. David (2010: 18) mengartikan strategi sebagai sarana bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai, yang mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, pengetatan, divestasi, likuidasi, dan usaha patungan atau joint venture. Sedangkan Chandler menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya (Umar, 2010: 16). Selain itu Stephanie K. Marrus, seperti dikutip Umar (2010: 16) mendefinisikan strategi sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam hal ini Porter menegaskan strategi sebagai alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Rangkuti, 2009: 4). Senada dengan pendapat-pendapat yang dinyatakan di depan, Hamel dan Prahalad mengartikan strategi sebagai tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat), terus menerus, dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan (Rangkuti, 2009: 4). Sedangkan menurut Pearce dan Robinson (2008: 6) strategi adalah rencana berskala besar, bertujuan ke masa depan untuk berinteraksi dengan kondisi persaingan demi mencapai tujuan perusahaan. Sehingga dari pengertian-pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi adalah alat yang digunakan oleh seseorang atau peruasahaan, yang merupakan proses 14

2 15 tindakan penyusunan suatu rencana untuk mencapai tujuan jangka panjang dan keungggulan bersaing Pengertian Bisnis Menurut Griffin dan Ebert (2007: 4) bisnis adalah organisasi yang menyediakan barang atau jasa untuk dijual dengan maksud untuk mendapatkan laba. Hughes dan Kapoor menyebutkan, Bisnis sebagai suatu kegiatan usaha individu terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna mendapat keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (Sugiyono, 2003: 20). Sedangkan Brown dan Petrello mengatakan, Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat (Sugiyono, 2003: 20). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bisnis adalah suatu kegiatan yang dilakukan dengan cara berkelompok maupun dengan cara individu dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan dan memasarkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Pengertian Strategi Bisnis Joewono (2012: 3) mengatakan bahwa strategi bisnis adalah strategi mencapai tujuan yang sering dianalogikan dengan strategi catur, yang dimana sistematika berfikir, penyusunan rencana, kesigapan melangkah, keberanian mengambil resiko dan gairah untuk memenangkan pertandingan merupakan beberapa karakteristik permainan catur yang relevan dengan praktek pengelolaan bisnis. Menurut Craig dan Grant (2003: 127) strategi bisnis adalah kebijakan dan pedoman yang menetapkan bagaimana sebuah perusahaan bersaing dalam sebuah industri, khususnya basis yang menjadi landasan di mana dia berusaha untuk membangun satu keuntungan bersaing. Sementara itu, Jatmiko (2004: 135) menyatakan bahwa strategi bisnis merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk menyediakan nilai bagi pelanggan dan dirancang untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dengan mengeksplorasi kompetensi inti dari pasar produk tunggal atau produk individual dan spesifik.

3 16 Dari pendapat-pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa strategi bisnis merupakan strategi untuk mencapai tujuan dalam pengelolaan bisnis yang merupakan pedoman untuk rencana strategi suatu perusahaan yang dimaksudkan untuk membangun dan memperkuat posisi bersaing produk atau jasa perusahaan dalam industri Pengertian Manajemen Menurut Solihin (2009: 4), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Robbins dan Coulter (2007: 7) menyebutkan manajemen adalah proses pengordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efektif dan efisien dan melalui orang lain. Sedangkan menurut Wijayanto (2012:10) manajemen merupakan ilmu dan seni. Manajemen sebagai ilmu disusun melalui proses pengkajian yang panjang oleh para ilmuwan bidang manajemen dengan pendekatan ilmiah. Dalam aplikasinya, manajemen merupakan seni, yaitu seni mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ingin diraih. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan ilmu dan seni proses pengordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan yang terdiri dari pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien Fungsi Manajemen Menurut Solihin (2009: 4), fungsi pertama dari manajemen adalah planning (perencanaan), yaitu suatu proses mengembangkan tujuan-tujuan perusahaan serta memilih serangkaian tindakan (strategi) untuk mencapai tujuan-tujuan perusahaan. Fungsi kedua adalah organizing (pengorganisasian), yaitu suatu proses dimana karyawan dan pekerjaannya saling dihubungkan untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi ketiga adalah staffing (pengisian staff), yaitu suatu proses untuk memastikan bahwa karyawan yang kompeten dapat dipilih, dikembangkan dan diberi imbalan untuk mencapai tujuan perusahaan. Fungsi keempat adalah leading (memimpin), yaitu suatu proses memotivasi individu atau kelompok dalam suatu aktivitas hubungan kerja agar mereka dapat bekerja dengan sukarela dan harmonis dalam

4 17 mencapai tujuan perusahaan. Fungsi kelima adalah controlling (pengendalian), yaitu merupakan suatu proses untuk memastikan adanya kinerja yang efisien dalam pencapaian tujuan perusahaan. Senada dengan itu, David (2010: 190) menyatakan bahwa fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas pokok yaitu, perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, penempatan staf, dan pengontrolan Pengertian Manajemen Strategis Menurut David (2010: 5) manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas-fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Hubeis dan Najib (2008: 18) menegaskan pengertian manajemen strategis sebagai seperangkat keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategis didefinisikan sebagai kumpulan keputusan dan tindakan yang merupakan hasil dari rumusan dan implementasi pada rencana yang dibuat untuk mencapai tujuan perusahaan serta bagaimana mengevaluasi dan melaksanakan tindakan tersebut demi tercapainya tujuan organisasi, yang mencakup perumusan, implementasi dan evaluasi rencana strategi. Sedangkan Wheelen dan Hunger seperti dikutip Umar (2010: 16) berpendapat bahwa manajemen strategik adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategik meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategik atau perencanaan jangka panjang), evaluasi dan pengendalian. Sementara itu, Dewanti (2008: 30) menyataka bahwa manajemen strategis merupakan suatu proses yang digunakan dan dimplementasikan oleh suatu organisasi dalam menyediakan nilai yang tertinggi kepada pelanggan dengan tujuan untuk dapat mencapai visi organisasi. Maka, berdasarkan adanya beberapa pendapat yang dijelaskan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen strategis adalah suatu proses yang digunakan perusahaan yang terdiri dari serangkain keputusan dan tindakan manjerial dalam merumuskan, mengimplementasikan, mengevaluasi, serta pengendalian pada rencana yang dibuat untuk menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang dan memampukan organisasi dalam mencapi tujuannya.

5 Konsep Manajemen Strategis Model Manajemen Strategi Komperhensif Melakukan Audit Eksternal Mengembang kan Pernyataan Visi dan Misi Menetapkan Tujuantujuan Jangka Panjang Menciptakan, Mengevaluasi dan Memilih Strategi Mengimple mentasikan Strategi Isu -isu Manajemen Mengimple mentasikan Strategi Pe masaran, Keuangan, Akuntansi, Litbang, dan Isu MIS Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja Melakukan Audit Internal Perumusan Strategi Sumber: David (2010: 21). Penerapan Strategi Penilaian Strategi Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif Tahapan dalam Manajemen Strategis Menurut David, Fred R. (2010: 6-8) proses manajemen strategi terdiri atas tiga tahap: perumusan strategi, penerapan strategi, dan penilaian strategi. a. Perumusan Strategi (Strategy Formulation) Perumusan strategi merupakan tahap awal dalam manajemen strategi yang terdiri ndari cara atau langkah-langkah untuk menentukan strategi tertentu yang terbaik untu mecapai sebuah tujuan. Perumusan strategi tersebut mencakup: a. Pengembangan visi dan misi b. Identifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi

6 19 c. Kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal d. Penetapan tujuan jangka panjang e. Pencarian strategi-strategi alternatif f. Pemilihan strategi-strategi tertentu untuk mencapai tujuan Isu-isu perumusan strategi mencakup penentuan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis apa yang tidak akan dijalankan, bagaimana mengalokasikan sumber daya, perlukah perusahaan terjun ke pasar internasional, perlukah merger atau penggabungan usaha dibuat, dan bagaimana menghindari pengambilalihan yang merugikan. b. Penerapan Strategi (Strategy Implementation) Penerapan strategi merupakan tahap kedua yaitu tahap pelaksanaan strategi untuk menetapkan tujuan tahunan perusahaan dengan membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi-strategi yang telah dirumuskan dapat dijalankan. Implementasi strategi tersebut mencakup: a. Pengembangan budaya yang suportif pada strategi. b. Penciptaan struktur organisasional yang efektif. c. Pengerahan ulang upaya-upaya pemasaran. d. Penyiapan anggaran. e. Pengembangan serta pemanfaatan sistem informasi. f. Pengaitan kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi. Penerapan strategi sering kali disebut tahap aksi dari manajemen strategis. Menerapkan strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk melaksanakan strategi yang telah dirumuskan. Sering kali dianggap sebagai tahap yang paling sulit dalam manajemen strategis, penerapan atau implementasi strategi membutuhkan disiplin, komitmen, dan pengorbanan personal. Penerapan strategi yang berhasil bergantung pada kemampuan manajer untuk memotivasi karyawan, yang lebih merupakan seni daripada pengetahuan. Strategi tersebut dirumuskan, namun bila tidak diterapkan tidak ada gunanya. Keterampilan interpersonal sangat penting bagi penerapan strategi yang berhasil. Aktivitas penerapan strategi memengaruhi semua karyawan dan manajer dalam sebuah organisasi. Setiap divisi dan bagian mesti memutuskan jawaban untuk

7 20 pertanyaan-pertanyaan, seperti Apa yang harus kita lakukan untuk menjalankan bagian kita dalam strategi organisasi? dan Bagaimana kita dapat melaksakan tugas ini sebaik-baiknya? Tantangan penerapan strategi adalah merangsang manajer dan karyawan di segenap organisasi untuk bekerja dengan rasa bangga dan antusias demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan. c. Penilaian Strategi (Strategy Evaluation) Penilaian strategi adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis. Manajer mesti tahu kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan dengan baik; penilaian atau evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi di masa yang akan datang karena berbagai faktor eksternal dan internal terus-menerus berubah. Tiga aktivitas penilaian strategi yang mendasar terdiri dari: 1. Peninjauan ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini. 2. Pengukuran kinerja. 3. Pengambilan langkah korektif. Penilaian strategi diperlukan karena apa yang berhasil saat ini tidak selalu berhasil nanti. Keberhasilan senantiasa menciptakan persoalan baru dan berbeda; organisasi yang mudah berpuas diri akan mengalami kegagalan. Menurut Pearce dan Robinson terdapat sembilan tugas penting dalam menerapkan proses manajemen strategik, yaitu (Solihin, 2012: 71): 1. Menyusun misi perusahaan, termasuk di dalamnya pernyataan mengenai maksud pendirian perusahaan, filosofi perusahaan dan tujuan perusahaan. 2. Melakukan analisis untuk mengetahui kondisi internal dan kemampuan perusahaan. 3. Melakukan penilaian terhadap lingkungan eksternal perusahaan yang mencakup di dalamnya penilaian terhadap situasi persaingan dan konteks usaha secara umum yang akan memengaruhi efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan. 4. Melakukan analisis terhadap alternatif pilihan strategi perusahaan dengan membandingkan kesesuaian antara sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan lingkungan yang dihadapi perusahaan.

8 21 5. Melakukan identifikasi terhadap alternatif pilihan strategi yang diinginkan melalui evaluasi masing-masing pilihan strategi disesuaikan dengan misi dan tujuan perusahaan. 6. Memilih sekumpulan tujuan jangka panjang berikut strategi utama (grand strategy) yang paling memungkinkan untuk mencapai tujuan perusahaan. 7. Membuat tujuan tahunan (annual objectives) dan strategi jangka pendek yang mendukung pencapaian tujuan jangka panjang dan strategi utama. 8. Melakukan implementasi strategi terpilih melalui anggaran alokasi sumber daya yang dibutuhkan, di mana dalam alokasi sumber daya ini terdapat penekanan pentingnya keselarasan antara tugas, manusia, struktur organisasi, teknologi yang digunakan serta sistem imbalan (reward system) yang diterapkan. 9. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan penerapan strategi sebagai input yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan di masa mendatang Perencanaan Strategis Menurut Siavashan dan Khari (2012: 67) dalam jurnal nya menyatakan bahwa perencanaan strategis adalah perencanaan yang dapat : 1. Menempatkan organisasi dalam posisi yang lebih tinggi dibandingkan pesaingnya. 2. Menegakkan orang untuk mengoperasikan dan memberikan laporan. 3. Mengaktifkan kekuatan kreatif karyawan dan menarik komitmen mereka. 4. Memiliki dampak yang besar pada pasar. Jenis-jenis perencanaan strategis terdiri dari: 1. Strategic Planning: Dalam perencanaan ini tujuan dan garis besar misi organisasi ditentukan agar organisasi bias berjalan lama (berkelanjutan). 2. Tactical Planning: Proses di mana manajer merencanakan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pelaksanaan strategi. 3. Operational planning: Merupakan jenis perencanaan tujuan jangka pendek dan menentukan tujuan sehari-hari dari organisasi.

9 Tahap Perumusan Strategi Bisnis Visi dan Misi Menurut David (2010: 16) pernyataan visi adalah untuk menjawab pertanyaan tentang kita ingin menjadi seperti apa? Mengembangkan pernyataan visi sering kali dipandang sebagai langkah pertama dari perencanaan strategis, bahkan mendahului pembuatan pernyataan misi. Pernyataan misi adalah pernyataan tujuan yang secara jelas membedakan satu bisnis dari perusahaan-perusahaan lain yang sejenis. Sebuah pernyataan misi menunjukkan cakupan operasi perusahaan dalam hal produk dan pasar. Ia menjawab pertanyaan dasar yang dihadapi oleh semua penyusun strategi: apakah bisnis kita ini? Pernyataan misi yang jelas melukiskan nilai dan prioritas dari sebuah organisasi. Mengembangkan sebuah pernyataan misi memaksa para penyusun strategi untuk berpikir mengenai hakikat dan cakupan organisasi saat ini dan menilai potensi pasar dan aktivitas di masa yang akan datang. Pernyataan misi secara umum menggambarkan arah masa depan suatu organisasi Proses Mengembangkan Pernyataan Visi dan Misi Menurut David (2010: 87-88) pernyataan visi dan misi yang jelas dibutuhkan sebelum strategi-strategi alternatif dapat dirumuskan dan diterapkan. Penting untuk melibatkan sebanyak mungkin manajer dalam proses pengembangan dua pernyataan ini, sebab melalui partisipasilah orang menjadi komit terhadap suatu organisasi. Satu pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan pernyataan visi dan misi adalah dengan pertama-tama memilih beberapa artikel mengenai pernyataan ini dan meminta semua manajer untuk membacanya sebagai informasi latar. Kemudian, mintalah para manajer tersebut untuk membuat sendiri pernyataan visi dan misi bagi organisasi. Lalu, seorang fasilitator, atau dewan manajer puncak, menyatukan pernyataan-pernyataan ini ke dalam sebuah dokumen dan membagikan draf pernyataan kepada semua manajer. Permintaan akan perubahan, penambahan, dan penghapusan diperlukan setelahnya, saat diadakan sebuah pertemuan untuk merevisi dokumen tersebut. Dengan demikian, begitu semua manajer telah memberikan masukan mereka serta mendukung dokumen final, organisasi dapat dengan lebih mudah memperoleh dukungan manajer untuk aktivitas perumusan, penerapan, dan pengevaluasian strategi. Demikianah, proses pengembangan pernyataan visi dan misi

10 23 mempresentasikan peluang yang besar bagi para penyusun stategi untuk memperoleh dukungan yang mereka butuhkan dari semua manajer dalam perusahaan Penilaian Eksternal Menurut David (2010: 120) tujuan audit eksternal (external audit) adalah untuk mengembangkan sebuah daftar yang terbatas dari peluang yang menguntungkan sebuah perusahaan dan ancaman yang harus dihindarinya. Sebagaimana diisyaratkan dengan istilah terbatas, audit eksternal tidak bertujuan mengembangkan sebuah daftar lengkap dan menyeluruh dari setiap faktor yang dapat memengaruhi bisnis, melainkan bertujuan mengidentifikasi variabel-variabel penting yang menawarkan respons berupa tindakan. Perusahaan harus mampu merespons entah secara ofensif maupun defensif terhadap berbagai faktor tersebut dengan merumuskan strategi yang bisa mengambil keuntungan dari peluang eksternal atau yang meminimalkan dampak dari ancaman potensial. Kekuatan-kekuatan eksternal (external forces) dapat dibagi menjadi lima kategori luas yaitu 1) kekuatan ekonomi, 2) kekuatan sosial budaya, demografi, dan lingkungan, 3) kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum, 4) kekuatan teknologi, dan 5) kekuatan kompetitif Proses Melakukan Audit Eksternal Menurut David (2010: 122) proses melakukan audit eksternal harus melibatkan sebanyak mungkin manajer dan karyawan. Untuk melakukan audit eksternal, sebuah perusahaan harus terlebih dulu mengumpulkan intelejen kompetitif dan informasi mengenai pemerintahan, hukum, dan teknologi Kekuatan Kompetitif Menurut David (2010: ) menurut salah satu bagian penting dari audit eksternal adalah mengidentifikasi perusahaan pesaing dan menentukan kekuatan, kelemahan, kapabilitas, peluang, ancaman, tujuan, dan strategi mereka. Mengumpulkan data dan mengevaluasi informasi tentang pesaing penting bagi perumusan strategi berhasil. Mengidentifikasi pesaing utama tidak selalu mudah

11 24 karena banyak peusahaan memiliki divisi-divisi yang bersaing di industri yang berbeda. a. Program-program intelijen kompetiif Menurut David (2010: 140) Intelejen kompetitif, sebagaimana didefinisikan secara baku oleh Society of Competitive Intellegence Profesionals (SCIP), adalah sebuah proses yang sitematis dan etis untuk mengumpulkan serta menganalisis informasi mengenai aktivitas pesaing dan tren bisnis umum untu mencapai tujuan bisnis sendiri (situs Web SCIP). b. Kerjasama antarpesaing Menurut David (2010: ) strategi-strategi yang menekankan kerja sama antarpesaing digunakan kembali. Agar kerjasama antarpesaing sukses, kedua perusahaan harus menyumbangkan sesuatu yang berbeda, seperti teknologi, distribusi, riset dasar, atau kapasitas produksi. Akan tetapi, risiko terbesarnya adalah bahwa transfer keterampilan atau teknologi penting yang tanpa sengaja mungkin terjadi di tingkat organisasi. c. Kebersamaan pasar dan kesamaan sumber daya David (2010: 145) menyatakan bahwa menurut definisinya pesaing adalah perusahaan yang menawarkan produk dan jasa yang sama di pasar yang sama. Pasar bisa jadi adalah area atau segmen geografis atau produk. Para peneliti menggunakan istilah kebersamaan pasar dan kesamaan sumber daya untuk mempelajari persaingan antarkompetitor. Kebersamaan pasar dapat didefinisikan sebagai jumlah dan signifikansi pasar di mana sebuah perusahaan bersaing. Kemiripan sumber daya adalah sejauh mana jenis dan besarnya sumber daya internal sebuah perusahaan dibandingkan dengan yang dimiliki oleh pesaing. Satu cara untuk menganalisis daya saing antara dua atau lebih perusahaan adalah dengan menyelidiki isu-isu kebersamaan pasar dan kesamaan sumber daya di samping mencari area-area keunggulan kompetitif yang potensial di tiap rantai nilai perusahaan Analisis Kompetitif: Model Lima Kekuatan Porter Menurut David (2010: 145), model lima kekuatan Porter (Porter s Five- Forces Model) tentang analisis kompetitif adalah pendekatan yang digunakan secara luas untuk mengembangkan strategi di banyak industri. Intensitas persaingan antarperusahaan sangat beragam dari satu industri ke industri lain.

12 25 Menurut Porter, hakikat persaingan di suatu industri tertentu dapat dipandang sebagai perpaduan dari lima kekuatan, seperti yang dapat dilihat dibawah ini. Potensi pengembangan produk-produk pengganti Daya tawar pemasok Persaingan antarperusahaan saingan Daya tawar kosumen Potensi masuknya pesaing baru Sumber: David (2010: 146). Gambar 2.2 Model Lima Kekuatan dari Kompetisi menurut Porter a. Persaingan Antarperusahaan Saingan Persaingan antarperusahaan biasanya merupakan yang paling hebat dari lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang dijalankan oleh pesaing. Perubahan dalam strategi satu perusahaan bisa jadi ditanggapi dengan langkah balasan, seperti penurunan harga, peningkatan kualitas, penambahan fitur, penyediaan layanan, perpanjangan garansi, dan pengintensifan iklan. b. Potensi Masuknya Pesaing Baru Bila perusahaan baru dapat dengan mudah masuk ke suatu industri tertentu, intensitas persaingan antarperusahaan baru dapat mencakup kebutuhan untuk mencapai skala ekonomi secara cepat, kebutuhan untuk menguasai teknologi dan trik-trik praktis, kurangnya pengalaman, loyalitas konsumen yang kuat, preferensi merek yang kuat, persyaratan modal yang besar, kurangnya saluran distribusi yang memadai, kebijakan regulatif pemerintah, kurangnya akses ke bahan mentah, kepemilikan paten, lokasi yang kurang menguntungkan, serangan balik dari perusahaan yang diam-diam berkubu, dan potensi penyaringan pasar.

13 26 c. Potensi Pengembangan Produk Pengganti Di berbagai industri, perusahaan berkompetisi ketat dengan produsen produkproduk pengganti di industri lain. Besarnya tekanan kompetitif yang berasal dari pengembangan produk pengganti biasanya ditunjukkan oleh rencana pesaing untuk memperluas kapasitas produksi, selain angka penjualan dan pertumbuhan laba. Tekanan kompetitif yang meningkat dari produk pengganti bertambah ketika harga relatif produk pengganti turun dan manakala biaya peralihan konsumen juga turun. Kekuatan kompetitif produk pengganti paling mudah diukur dari seberapa besar pangsa pasar yang direbutnya dan rencana perusahaan produk pengganti tersebut untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. d. Daya Tawar Pemasok Daya tawar pemasok memengaruhi intensitas persaingan di suatu industri, khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke bahan mentah lain sangat tinggi. Akan menguntungkan kepentingan baik pemasok maupun produsen untuk saling membantu dengan harga yang masuk akal, kualitas yang baik, pengembangan layanan baru, pengiriman yang tepat waktu, dan biaya persediaan yang lebih rendah, sehingga meningkatkan profitabilitas jangka panjang dari semua pihak yang berkepentingan. Perusahaan mungkin saja mejalankan strategi integrasi mundur untuk memperoleh konrol atau kepemilikan dari pemasok. Strategi ini sangat efektif manakala pemasok tidak dapat dipercaya, terlalu mahal, atau tidak sanggup memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. Pada umumnya, perusahaan dapat menegosiasikan syarat-syarat lebih menguntungkan dengan pemasok ketika integrasi mundur merupakan sebuah strategi yang lazim digunakan di kalangan perusahaan yang saling bersaing dalam suatu industri. e. Daya Tawar Konsumen Ketika konsumen berkonsentrasi atau berbelanja atau membeli dalam volume besar, daya tawar mereka dapat merepresentasikan kekuatan besar yang memengaruhi intensitas persaingan di suatu industri. Perusahaan pesaing bisa saja menawarkan garansi yang panjang atau layanan khusus untuk mendapatkan loyalitas konsumen manakala daya tawar konsumen kuat. Daya tawar konsumen juga lebih tinggi ketika produk yang dibeli adalah standar atau tidak terdiferensiasi. Jika

14 27 demikian, konsumen sering kali dapat menegosiasikan harga jual, cakupan garansi, dan paket-paket aksesori dalam pengertian yang luas. Daya tawar konsumen dapat menjadi kekuatan penting yang memengaruhi keunggulan kompetitif. Konsumen memiliki daya tawar yang semakin besar saat: 1. Mereka dapat dengan mudah dan murah beralih ke merek atau pengganti pesaing. 2. Mereka menduduki tempat yang sangat penting bagi penjual. 3. Penjual menghadapi masalah menurunnya permintaan konsumen. 4. Mereka mengarang informasi tentang produk, harga, dan biaya penjual 5. Mereka memegang kendali mengenai apa dan kapan mereka bisa membeli produk Penilaian Internal Menurut David (2010: 176), kekuatan atau kelemahan internal ditambah dengan peluang atau ancaman eksternal dan pernyataan misi yang jelas memberi landasan untuk menetapkan tujuan dan strategi. Tujuan dan strategi ditetapkan dengan tujuan untuk mendayagunakan kekuatan serta mengatasi kelemahan internal. Kekuatan internal dapat dibagi menjadi enam kategori yaitu kekuatan manajemen, kekuatan pemasaran, kekuatan keuangan atau akuntansi, kekuatan produksi atau operasi, kekuatan penelitian dan pengembangan, dan kekuatan sistem informasi manajemen Proses Melakukan Audit Internal David (2010: 178) menyatakan bahwa proses melakukan audit internal (internal audit) sangat mirip dengan proses melakukan audit eksternal. Perwakilan manajer dan karyawan dari seluruh perusahaan perlu dilibatkan dalam penentuan kekuatan dan kelemahan perusahaan. Audit internal membutuhkan pengumpulan dan pemanduan informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan atau akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan (litbang), serta operasi system informasi manajemen perusahaan.

15 Menetapkan Tujuan Jangka Panjang Menurut David (2010: 244), tujuan-tujuan jangka panjang (long-term objectives) merepresentasikan hasil-hasil yang diharapkan dari pelaksanaan strategi tertentu. Strategi merepresentasikan berbagai tindakan yang perlu diambil untuk mencapai tujuan jangka panjang. Kerangka waktu bagi tujuan dan strategi harus konsisten, biasanya berkisar dua sampai lima tahun. Tujuan harus kuantitatif, dapat diukur, realistis, dapat dimengerti, menantang, hierarkis, mungkin untuk dicapai, dan kongruen antarunit organisasional. Tiap-tiap tujuan juga harus terkait dengan garis waktu. Tujuan pada umumnya dinyatakan dalam pengertian seperti pertumbuhan aset, pertumbuhan penjualan, profitabilitas, pangsa pasar, tingkat dan hakikat diversifikasi, tingkat dan hakikat integrasi vertikal, laba per saham, dan tanggung jawab sosial Kerangka Perumusan Strategi yang Komprehensif Menurut David (2010: 323), teknik-teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan ke dalam kerangka pengambilan keputusan tiga tahap seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3. Alat yang ditampilkan dalam kerangka ini bisa diterapkan untuk semua ukuran dan jenis organisasi serta dapat membantu para penyusun strategi mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memilih strategi. Matriks EFE TAHAP 1 : TAHAP INPUT Matriks CPM Matriks IFE TAHAP 2 : TAHAP PENCOCOKAN Matriks SWOT Matriks SPACE Matriks BCG Matriks IE Matriks Strategi Besar TAHAP 3 : TAHAP KEPUTUSAN Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (QSPM) Sumber: David (2010: 324). Gambar 2.3 Kerangka Analitis Perumusan Strategi

16 29 Teknik perumusan strategi yang penting dapat di integrasikan ke dalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap: 1. Tahap 1 yaitu Tahap Input (Input Stage), terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation EFE), Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation IFE), dan Matriks Profil Kompetitif (Competitive Profile Matrix CPM). Tahap 1, Tahap Input berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. 2. Tahap 2 yaitu Tahap Pencocokan (Matching Stage), berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama. Teknik Tahap 2 meliputi Matriks Kekuatan-Kelemahan Peluang-Ancaman(Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats SWOT), Matriks Posisi Strategis dan Evaluasi Tindakan (Strategic Position and Action Evaluation SPACE), Matriks Boston Consulting Group (BCG), Matriks Internal-Eksternal (Internal-External IE), dan Matriks Strategi Besar (Grand Strategy Matrix). 3. Tahap 3 yaitu Tahap Keputusan (Decision Stage), melibatkan satu teknik saja, Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Strategic Planning Matrix QSPM). QSPM menggunakan informasi input dari Tahap 1 untuk secara objektif mengevaluasi strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi dalam Tahap 2. QSPM menunjukkan daya tarik relatif berbagai strategi alternatif dan dengan demikian memberi landasan objektif bagi pemilihan strategi alternatif Tingkatan Strategi Menurut Umar (2012: 17), dalam manajemen strategik perusahaan pada umumnya mempunyai tiga level atau tingkatan strategi, yaitu: 1. Strategi Korporasi Strategi ini menggambarkan arah perusahaan secara keseluruhan mengenai sikap perusahaan secara umum terhadap arah pertumbuhan dan manajemen berbagai bisnis dan lini produk untuk mencapai keseimbangan portofolio produk dan jasa. Sebagai tambahan, strategi perusahaan adalah: a. Pola keputusan yang berkenan dengan tipe-tipe bisnis yang perusahaan sebaiknya terlibat

17 30 b. Arus keuangan dan sumber daya lainnya dari dan ke divisi-divisi yang ada di perusahaan c. Hubungan antara perusahaan dan kelompok-kelompok utama dalam lingkungan perusahaan 2. Strategi Unit Bisnis Strategi ini biasanya dikembangkan pada level divisi dan menekankan pada perbaikan posisi persaingan produk barang atau jasa peusahaan dalam industrinya atau segmen pasar yang dilayani oleh divisi tersebut. Strategi bisnis umumnya menekankan pada peningkatan laba produksi dan penjualan. Strategi bisnis yang diimplementasikan biasanya merupakan salah satu strategi overall cost leadership, atau diferensiasi. 3. Strategi Fungsional Strategi ini menekankan terutama pada pemaksimalan produktivitas sumber daya. Dalam batasan oleh perusahaan dan strategi bisnis yang berada di sekitar mereka, departemen fungsional seperti fungsi-fungsi Pemasaran, SDM, Keuangan, Produksi-Operasi mengembangan strategi untuk mengumpulkan bersama-sama berbagai aktivitas dana kompetensi mereka guna meningkatkan kinerja perusahaan Jenis-Jenis Strategi David (2010: ) mengidentifikasi beberapa jenis yang ada dalam suatu strategi, yaitu antara lain: 1. Strategi Integrasi Strategi intergrasi terdiri dari tiga macam yatiu integrasi ke depan, integrasi ke belakang, dan integrasi horizontal yang dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Integrasi ke Depan Integrasi ke depan (forward integration) berkaitan dengan usaha untuk memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau peritel. Semakin banyak produsen (pemasok) dewasa ini yang menjalankan strategi integrasi ke depan dengan cara membangun situs web untuk secara

18 31 langsung menjual produk mereka kepada konsumen. Strategi ini menimbulkan kegemparan di sejumlah industri. Enam pedoman tentang integrasi ke depan untuk digunakan sebagai sebuah strategi yang sangat efektif adalah ketika: 1) Distributor organisasi yang saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan distribusi perusahaan. 2) Ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas untuk menawarkan keunggulan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan integrasi ke depan. 3) Sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengah tumbuh dan diharapkan akan terus berkembang pesat; ini menjadi sebuah faktor karena integrasi ke depan mengurangi kemampuan organisasi untuk mendiversifikasi industri dasarnya. 4) Sebuah organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola bisnis baru pendistribusian produk-produknya sendiri. 5) Keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi; ini menjadi pertimbangan karena organisasi dapat meningkatkan kemampuan memprediksi permintaan untuk outputnya melalui integrasi ke depan. 6) Distributor atau peritel yang ada saat ini memiliki margin laba yang tinggi; situasi ini menyiratkan bahwa sebuah perusahaan dapat mendistribusikan produknya sendiri secara menguntungkan dan menetapkan harganya secara kompetitif melalui integrasi ke depan. b. Integrasi ke Belakang Integrasi ke belakang (backward integration) adalah sebuah strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan. Strategi tersebut sangat tepat ketika pemasok perusahaan yang ada saat ini tidak bisa diandalkan, terlampau mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan. Tujuh pedoman tentang kapan integrasi ke belakang dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah saat:

19 32 1) Pemasok organisasi saat ini menjadi sangat mahal, atau tidak dapat diandalkan, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan akan onderdil, komponen, barang rakitan, atau bahan mentah. 2) Jumlah pemasok sedikit dan jumlah pesaing banyak. 3) Industri bersaing di sebuah industri yang berkembang pesat; ini merupakan faktor karena strategi jenis integratif (ke depan, ke belakang, dan horizontal) mengurangi kemampuan organisasi untuk melakukan diversifikasi di industri yang tengah mengalami kemerosotan. 4) Organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia untuk mengelola bisnis pemasokan bahan mentahnya sendiri yang baru. 5) Keuntungan dari harga yang stabil sangat penting; ini menjadi faktor karena organisasi dapat menstabilkan biaya bahan mentahnya dan biaya-biaya lain yang terkait dengan produknya melalui integrasi ke belakang. 6) Pemasok saat ini memiliki margin laba yang tinggi, yang menunjukkan bahwa bisnis pemasokan produk atau jasa di suatu industri layak untuk dikembangkan. 7) Organisasi perlu mengakuisisi atau memperoleh sumber daya yang dibutuhkannya secara cepat. c. Integrasi Horizontal Integrasi horizontal (horizontal integration) mengacu pada strategi yang mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan. Salah satu tren paling signifikan dalam manajemen strategis dewasa ini adalah meningkatnya pemakaian integrasi horizontal sebagai strategi pertumbuhan. Lima pedoman tentang integrasi horizontal sehingga dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah ketika: 1) Organisasi dapat memperoleh karakteristik monopolistik di suatu wilayah atau kawasan tertentu tanpa bertentangan dengan aturan pemerintah yang melarang penguasaan substansial untuk menghambat persaingan. 2) Organisasi bersaing di sebuah industri yang sedang berkembang. 3) Meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar. 4) Organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola dengan baik organisasi yang berekspansi.

20 33 5) Pesaing melemah karena kurangnya keterampilan manajerial atau kebutuhan akan sumber daya tertentu yang dimiliki sebuah organisasi; perhatikan bahwa integrasi horizontal tidak akan tepat jika pesaing mempunyai kinerja buruk, sebab dalam kasus ini penjualan industri keseluruhan tengah merosot. 2. Strategi Intensif Strategi intensif terdiri dari tiga macam yatiu penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk yang pemahamannya seperti dijelaskan di bawah ini. a. Penetrasi Pasar Penetrasi pasar (market penetration) adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik. Strategi ini secara luas digunakan dalam bentuk murni maupun dalam bentuk kombinasi (gabungan) dengan strategi-strategi lainnya. Penetrasi pasar meliputi penambahan jumlah tenaga penjualan, peningkatan pengeluaran untuk iklan, penawaran produk-produk promosi penjualan secara ekstensif, atau pelipatgandaan upaya-upaya pemasaran. Lima pedoman tentang kapan penetrasi pasar dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah saat: 1) Pasar saat ini belum jenuh dengan produk atau jasa tertentu. 2) Tingkat pemakaian konsumen saat ini dapat dinaikkan secara signifikan. 3) Pangsa pasar pesaing utama menurun sementara total penjualan industri meningkat. 4) Korelasi antara pengeluaran penjualan euro dan pemasaran euro secara historis tinggi. 5) Meningkatnya skala ekonomi memberikan keunggulan kompetitif yang besar. b. Pengembangan Pasar Pengembangan pasar (market development) meliputi pengenalan produk atau jasa saat ini ke wilayah-wilayah geografis yang baru. Enam pedoman tentang kapan pengembangan pasar dapat menjadi strategi yang sangat efektif adalah ketika:

21 34 1) Saluran-saluran distribusi baru yang tersedia dapat diandalkan, tidak mahal, dan berkualitas baik. 2) Organisasi sangat berhasil dalam bisnis yang dijalankannya. 3) Pasar baru yang belum dikembangkan dan belum jenuh muncul. 4) Organisasi mempunyai modal dan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi. 5) Organisasi memiliki kapasitas produksi yang berlebih. 6) Industri dasar organisasi dengan cepat berkembang menjadi global dalam cakupannya. c. Pengembangan Produk Pengembangan produk (product development) adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini. Pengembangan produk biasanya membutuhkan pengeluaran yang besar untuk penelitian dan pengembangan. Lima pedoman tentang kapan pengembangan produk dapat menjadi strategi yang sangat efektif adalah waktu: 1) Organisasi memiliki produk-produk berhasil yang berada di tahap kematangan dari siklus hidup produk; gagasannya di sini adalah menarik konsumen yang terpuaskan untuk mencoba produk baru (yang lebih baik) sebagai hasil dari pengalaman positif mereka dengan produk atau jasa organisasi saat ini. 2) Organisasi berkompetisi di industri yang ditandai oleh perkembangan teknologi yang cepat. 3) Pesaing utama menawarkan produk berkualitas lebih baik dengan harga bagus. 4) Organisasi bersaing dalam industri dengan tingkat pertumbuhan tinggi. 5) Organisasi memiliki kapabilitas penelitian dan pengembangan yang sangat kuat. 3. Strategi Diversifikasi

22 35 Terdapat dua jenis umum strategi diversifikasi yaitu terkait dan tak terkait. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai bisnis memiliki kesesuaian strategis lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif; bisnis dikatakan tak terkait ketika rantai nilai bisnis sangat tidak mirip sehingga tidak ada hubungan lintas bisnis yang bernilai secara kompetitif. Berikut ini adalah penjelasan dari kedua macam strategi diversifikasi tersebut. a. Diversifikasi Terkait Diversifikasi terkait adalah menambahkan produk atau jasa yang baru namun masih berkaitan. Ketika berdiversifikasi dari produk atau jasa yang dikenal, perusahaaan harus berhati-hati untuk memasuki wilayah-wilayah baru dengan memperhatikan berbagai masalah lingkungan. Enam pedoman tentang kapan diversifikasi terkait dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah: 1) Organisasi berkompetisi di sebuah industri yang tidak mengalami pertumbuhan atau yang pertumbuhannya lambat. 2) Menambahkan produk yang baru namun terkait akan secara singnifikan mendongkrak penjualan produk saat ini. 3) Produk yang baru namun terkait dapat ditawarkan dengan harga yang sangat bersaing. 4) Produk yang baru namun terkait memiliki tingkat penjualan musiman yang dapat mengimbangi puncak dan jurang penjualan yang ada saat ini di perusahaan. 5) Produk organisasi yang ada saat ini sedang dalam tahap penurunan dari siklus hidup produk. 6) Organisasi memiliki tim manajemen yang kuat. b. Diversifikasi Tak Terkait Diversifikasi tak terkait adalah menambahkan produk atau jasa yang baru namun tidak berkaitan. Diversifikasi tak terkait melibatkan usaha untuk mencari dan mengakuisisi perusahaan-perusahaan yang asetnya bernilai rendah, atau yang secara finansial sedang tertekan, atau yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi namun kekurangan modal investasi. Masalah utama diversifikasi tak terkait adalah bahwa induk perusahaan harus memiliki tim

23 36 manajemen puncak yang sangat bagus yang mampu merencanakan, mengorganisasi, memotivasi, mendelegasikan, dan mengendalikan secara efektif. Sepuluh pedoman tentang kapan diversifikasi tak terkait dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah saat: 1) Pendapatan dari produk atau jasa yang saat ini dimiliki organisasi akan meningkat secara signifikan dengan penambahan produk baru yang tidak terkait. 2) Organisasi bersaing di sebuah industri yang sangat kompetitif dan atau tidak mengalami pertumbuhan sebagaimana diindikasikan oleh margin laba dan pengembalian industri yang rendah. 3) Saluran distribusi organisasi saat ini dapat digunakan untuk memasarkan produk-produk baru kepada konsumen yang ada. 4) Produk baru memiliki pola penjualan kontrasiklus bila dibandingkan dengan produk organisasi saat ini. 5) Industri dasar suatu organisasi mengalami penurunan dalam penjualan dan laba tahunan. 6) Organisasi memiliki modal dan talenta manajerial yang dibutuhkan untuk bersaing dengan baik di industri baru. 7) Organisasi memiliki peluang untuk membeli bisnis tak terkait yang menarik secara investasi. 8) Ada sinergi finansial antara perusahaan yang diakuisisi dan mengakuisisi. (memperhatikan bahwa perbedaan penting antara diversifikasi terkait dan tak terkait adalah bahwa diversifikasi terkait harus didasarkan pada beberapa persamaan dalam hal pasar, produk, atau teknologi, sedangkan diversifikasi tak terkait lebih didasarkan pada pertimbangan laba). 9) Pasar yang ada sudah jenuh dengan produk organisasi saat ini. 10) Aksi antitrust dapat didakwakan terhadap organisasi yang secara historis telah berkonsentrasi pada satu jenis industri. 4. Strategi Difensif Strategi difensif terdiri dari tiga macam yatiu penciutan, divestasi, dan likuidasi yang pengertiannya dijabarkan sebagi berikut.

24 37 a. Penciutan Penciutan (retrenchment) terjadi manakala sebuah organisasi melakukan pengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun. Kadang kala disebut pembalikan atau strategi reorganisasional, penciutan dirancang untuk memperkuat kompetensi khusus dasar suatu organisasi. Selama penciutan, para penyusun strategi bekerja dengan sumber daya yang terbatas dan menghadapi tekanan dari para pemegang saham, karyawan, dan media. Penciutan bisa melibatkan pejualan lahan dan bangunan untuk mendapatkan kas yang dibutuhkan,memangkas lini produk, menutup bisnis yang tidak meguntungkan, menutup pabrik yang usang, mengotomatisasi proses, menurangi jumlah karyawan, dan membangun system pengendalian beban. Lima pedoman tentang kapan penciutan dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah bila: 1) Sebuah organisasi memiliki kompetensi khusus yang jelas namun gagal untuk secara konsisten memenuhi maksud dan tujuannya dari waktu ke waktu. 2) Organisasi merupakan salah satu pesaing terlemah di suatu industri tertentu. 3) Organisasi ditandai oleh ketidakefisienan, profitabilitas yang rendah, semangat kerja karyawan yang buruk, dan tekanan dari pemegang saham untuk memperbaiki kinerja organisasi. 4) Organisasi gagal untuk memanfaatkan peluang eksternal, meminimalkan ancaman eksternal, mengambil keuntungan dari kekuatan internal, dan mengatasi kelemahan internal dari waktu ke waktu; itu artinya, ketika manajer strategis organisasi telah gagal menjalankan tugasnya (dan kemungkinan harus digantikan oleh individu yang lebih kompeten). 5) Organisasi tumbuh membesar terlampau cepat sehingga reorganisasi internal besar-besaran dibutuhkan. b. Divestasi Menjual satu divisi atau bagian dari suatu organisasi disebut dengan divestasi (divestiture). Divestasi sering dipakai untuk mendapatkan modal guna akuisisi atau investasi strategis lebih jauh. Divestasi dapat menjadi bagian dari keseluruhan strategi penciutan untuk membebaskan organisasi dari bisnis yang tidak menguntungkan, yang membutuhkan terlalu banyak modal, atau yang

25 38 tidak begitu sesuai dengan aktivitas-aktivitas perusahaan yang lain. Divestasi juga telah menjadi strategi yang populer bagi perusahaan untuk berfokus pada bisnis inti mereka dan tidak terlalu terdiversifikasi. Enam pedoman tentang kapan divestasi dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah saat: 1) Sebuah organisasi menjalankan strategi penciutan dan gagal untuk mencapai perbaikan yang diperlukan. Organisasi merupakan salah satu pesaing terlemah di suatu industri tertentu. 2) Suatu divisi membutuhkan lebih banyak sumber daya agar lebih kompetitif dari yang dapat disediakan oleh perusahaan. 3) Suatu divisi bertanggung jawab terhadap buruknya kinerja keseluruhan organisasi. 4) Suatu divisi tidak mampu menyesuaikan diri dengan bagian organisasi yang lain; ini bisa merupakan akibat dari pasar, konsumen, manajer, karyawan, nilai-nilai, atau kebutuhan yang secara radikal berbeda. 5) Sejumlah besar dana dibutuhkan dalam waktu dekat dan tidak dapat diperoleh dengan cara lain. 6) Tindakan antitrust pemerintah mengancam sebuah organisasi. c. Likuidasi Menjual seluruh asset perusahaan, secara terpisah-pisah, untuk kekayaan berwujudnya disebut likuidasi (liquidation). Likuidasi merupakan pengakuan kekalahan dan konsekuensinya bisa menjadi sebuah strategi yang sulit secara emosional. Namun demikian, lebih baik menghentikan operasi daripada terus menderita kerugian uang dalam jumlah yang besar. Tiga pedoman tentang kapan likuidasi dapat menjadi sebuah strategi yang sangat efektif adalah saat: 1) Sebuah organisasi sudah menjalankan strategi penciutan dan divestasi, namun tak satu pun berhasil. 2) Satu-satunya alternatif suatu organisasi adalah menyatakan diri bangkrut. Likuidasi merepresentasikan cara yang paling sistematis dan terencana untuk mendapatkan sebesar mungkin uang tunai dari penjualan aset perusahaan. Sebuah perusahaan dapat secara legal menyatakan dirinya bangkrut dan

26 39 kemudian melikuidasi divisi-divisinya untuk memperoleh modal yang diperlukan. 3) Pemegang saham perusahaan dapat meminimalkan kerugian mereka dengan menjual aset organisasi. Rangkuti (2009: 6) lebih lanjut menjelaskan bahwa pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis. Ketiga jenis strategi ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Strategi manajemen, merupakan strategi yang meliputi strategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro, misalnya strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya. 2. Strategi investasi, merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi, misalnya apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagainya. 3. Strategi bisnis, sering juga disebut dengan strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. Dari uraian penjelesan mengenai jenis-jenis strategi menurut David, maka dapat diringkas seperti pada tabel berikut ini.

27 40 Strategi Integrasi Strategi Intensif Strategi Diversifikasi Strategi Difensif Sumber : David (2010). Jenis Strategi Tabel 2.1 Jenis-Jenis Strategi Integrasi ke Depan Integrasi ke Belakang Integrasi Horizotal Penetrasi Pasar Pengembangan Pasar Pengembangan Produk Diversifikasi Terkait Diversifikasi Tak Terkait Penciutan Divestasi Likuidasi Definisi Memperoleh kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas distributor atau paritel Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pemasok perusahaan Mengupayakan kepemilikan atau kendali yang lebih besar atas pesaing perusahaan Meningkatkan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih baik Memperkenalkan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah geografis yang baru Meningkatkan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini atau pengembangan produk atau jasa yang baru. Menambah produk atau jasa yang baru, namun masih berkaitan Menambah produk atau jasa yang baru, namun tidak berkaitan Pengelompokkan ulang melalui pengurangan biaya dan aset untuk membalik penjualan dan laba yang menurun Penjualan suatu divisi atau bagian dari sebuah organisasi Penjualan seluruh aset perusahaan, secara terpisahpisah, untuk kekayaan berwujudnya Strategi Generik Porter Menurut Porter, strategi memungkinkan organisasi untuk memperoleh keunggulan kompetitif dari tiga landasan yang berbeda yaitu kepemimpinan biaya, diferensiasi, dan fokus (David, 2010: ). Porter menamakan landasan ini strategi generik (generic strategic).

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Ernie dan Kurniawan (2005), manajemen adalah seni atau proses dalam menyelesaikan sesuatu yang terkait dengan pencapaian tujuan. Menurut Robbins dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2009, p18) Strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007, p7), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu management, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen adalah sebuah proses perencanaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Menurut Solihin (2009: 4), manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian dari berbagai sumber daya organisasi untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen s 2.1.1 Pengertian Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa depan guna untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Strategi Pearce dan Robinson (2008, p2) menyatakan bahwa strategi merupakan suatu rencana yang berskala besar, dengan berorientasi ke masa

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Robbins dan Coulter (2014:266) Strategi adalah rencana untuk bagaimana sebuah organisasi akan akan melakukan apa yang harus dilakukan dalam bisnisnya,

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini membahas tentang : konsep strategi, manajemen strategi, analisis faktor internal dan eksternal serta

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Umar (2008: 8), strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen adalah aktivitas-aktivitas koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain, sehingga pekerjaan mereka dapat diselesaikan dengan efisien dan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integratif yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut Pearce dan Robinson (2008), strategi adalah rencana berskala besar, dengan orientasi masa depan, guna berinteraksi dengan kondisi persaingan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Perusahaan Manajemen meliputi perencanaan, pengarahan, pengorganisasian dan pengendalian atas keputusan-keputusan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah suatu proses mengkoordinasikan aktivitas aktivitas pekerjaan, sehingga pekerjaan tersebut dapat terselesaikan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Manajemen merupakan proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang, hal ini dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang, hal ini dapat BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Strategi Menurut David (2011:18) strategi adalah sarana bersama dengan tujuan jangka panjang hendak dicapai. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis,

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Menurut David (2008) strategi merepresentasikan tindakan yang akan diambil

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan 22 BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Penelitian ini menggunakan perencanaan strategi sebagai kerangka teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Istilah manajemen mengacu pada proses mengoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Manajemen Strategik Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Definisi Manajemen Menurut Stephen P. Robins dan Mary Coulter (2012:9) manajemen adalah mengkoordinasikan dan mengawasi kegiatan kerja orang lain sehingga kegiatan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir

BAB 2 LANDASAN TEORI. Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Umum Strategi Persaingan antar organisasi bisnis yang semakin ketat beberapa dekade terakhir sebelum era Millenium baru, nampaknya akan menjadi bertambah sengit setelah

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Strategi Strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu perusahan untuk mencapai sasaran atau tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2009) manajemen mengacu pada proses mengkordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Ada pengkajian yang secara teoritis menjadi landasan teori yang di rumuskan lebih lanjut dalam perencanaan dan perumusan strategi bisnis. Jadi akan di jabarkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Entrepreneur Pengertian Entrepreneur

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Entrepreneur Pengertian Entrepreneur BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Entrepreneur 2.1.1.1 Pengertian Entrepreneur Istilah entrepeneur pertama kali dikemukakan sekitar tahun 1800 oleh seorang ekonom asal Perancis, J. B. Say,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategik 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robbins dan Coulter (2007:7) manajemen adalah proses pengkoordinasian kegitan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Manajemen Manajemen merupakan suatu proses khas yang terdiri atas tindakan tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian untuk menentukan serta

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Manajemen Strategi Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai misi dan tujuannya. Strategi akan memaksimalkan keunggulan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan kondisi eksternal dan internal PT. Padang Digital Indonesia saat ini

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Bersaing Perusahaan Perusahaan dalam suatu industri selalu mengalami persaingan dalam menjalankan usahanya. Persaingan tersebut timbul

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.1 Konsep Strategi Mengikuti modus opini istilah strategi dalam bahasa yunani disebut strategos. Kembali ke dalam bahasa Indonesia strategos

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Strategi

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Strategi BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Strategi Istilah strategi berasal dari bahasa Yunani Strategia yang awalnya bermakna seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Diartikan sedemikian rupa karena

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Daya Saing Konsep daya saing berhubungan dengan kemampuan meningkatkan posisi tawar (bargaining position) dalam memaksimalkan pencapaian tujuan (Tamba, 2004). Untuk meraih kesuksesan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Strategi Strategi adalah alat yang memiliki skema untuk mencapai sasaran jangka panjang. Strategi adalah istilah yang diambil dari zaman

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Bisnis 2.1.1.1 Pengertian Bisnis Umar (2002), menyatakan bahwa bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Ruang Lingkup Koperasi Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama yang dilakukan oleh sekumpulan orang yang memiliki kesamaan kebutuhan hidup.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Robin, Stephen (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan tersebut terselesaikan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Strategi juga merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Pengertian Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam pengembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang dan setiap orang mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Menurut Robbins

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 18 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Ada beberapa konsep pemikiran yang melandasi penelitian ini. Konsepkonsep pemikiran tersebut merupakan teori yang mendukung penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Manajemen 2.1.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Stephen P.Robin (2007:8), manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Pengembangan Usaha Bagi wirausahawan sejati, pengembangan usaha mempunyai makna yang luhur dan tidak hanya sekedar mengeruk keuntungan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menurut Coulter (2014:11) Management adalah ilmu dan seni yang mempelajari tentang koordinasi dan pengawasan aktifitas-aktifitas tertentu agar aktifitas tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Manajemen Perlu adanya kajian umum yaitu pengertian manajemen secara harfiah dan uraian khusus tentang pendapat para ahli sebelum mengenal

Lebih terperinci

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998)

JENIS STRATEGI ... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation. Wheelen dan Hunger, 1998) JENIS STRATEGI Strategic management atau manajemen strategis menurut Wheelen dan Hunger adalah... That set of managerial decisions and actions that determines the long-run performance of a corporation.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Konsep Manajemen Manajemen mengacu pada proses dalam menyelesaikan suatu aktivitas secara efisien dengan dan melalui orang lain (Robbin, 1991).

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Manajemen Manajemen merupakan seni yaitu, seni mengelola sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan yang ingin diperoleh (Wijayanto 2012 : 12). Sedangkan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian PT. Pelni merupakan perusahaan pelayaran nasional yang bergerak dalam bidang jasa dan memberikan pelayanan kepada masyarakat dalam hal pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Strategis Pengertian Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Manajemen Strategis Pengertian Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Strategis 2.1.1 Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2007) mengungkapkan bahwa, manajemen adalah proses pengkoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga pekerjaan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari penulusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Adapun

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II MANAJEMEN PEMASARAN BAB II MANAJEMEN PEMASARAN 2.1 Konsep Pemasaran Pemasaran tidak bisa dipandang sebagai cara yang sempit yaitu sebagai tugas mencari cara-cara yang benar untuk menjual produk/jasa. Pemasaran yang ahli bukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Disain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Bisnis 2.1.1. Pengertian Strategi Menurut Rangkuti, Freddy (2006:183) berpendapat bahwa strategi adalah perencanaan induk yang komprehensif, yang menjelaskan bagaimana

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategis Strategi merupakan rumusan perencanaan komprehensif tentang bagaimana mencapai misi dan tujuan perusahaan. Strategi akan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Teoritis 3.1.1. Manajemen Strategi Manajemen strategi (strategic management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi merupakan serangkaian komitmen dan tindakan yang terintegrasi dan terkoordinasi yang dirancang untuk mengeksploitasi kompetensi inti

Lebih terperinci

BAB II. Landasan Teori. tipe organisasi profitmaupun non profit. merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

BAB II. Landasan Teori. tipe organisasi profitmaupun non profit. merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. 1 BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Dan Fungsi Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Secara universal manajemen adalah penggunaan sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran dan kinerja yang tinggi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Konsep Manajemen Strategis Mengelola aktivitas internal perusahaan hanya merupakan sebagian dari tanggung jawab eksekutif. Dalam usaha memperoleh laba, sebuah perusahaan perlu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Manajemen Menurut Stoner seperti yang dikutip dalam buku Purwanto (2006, p17) manajemen adalah cara sistematik yang sudah ditetapkan dalam melakukan

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan. keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan".

Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, Strategi untuk memenangkan. keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan. 7 Contoh berikut menggambarkan perbedaannya, "Strategi untuk memenangkan keseluruhan kejuaraan dengan taktik untuk memenangkan satu pertandingan". Pada awalnya kata ini dipergunakan untuk kepentingan militer

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Bisnis

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Bisnis BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bisnis Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha Rumah Durian Harum yang terletak di daerah Kalimalang, Jakarta Timur ini memiliki beberapa konsep

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bisnis Menurut Umar (2001, p4) Bisnis diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung di dalam bidang perniagaan (Produsen,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Manajemen Robbins dan Coulter (2012:36) mengatakan bahwa manajemen melibatkan koordinasi dan pengawasan aktivitas pekerjaan orang lain sehingga kegiatan mereka selesai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. militer ; dan ag = memimpin ), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi

BAB II LANDASAN TEORI. militer ; dan ag = memimpin ), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian dan Konsep Strategi Istilah strategi berasal dari kata Yunani strategeia ( stratus = militer ; dan ag = memimpin ), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang

Lebih terperinci

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan M a n a j e m e n S t r a t e g i k 77 Materi Minggu 10 Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan 10.1 Implementasi Strategi Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Strategi berasal dari kata stratos yang berarti militer dan kata ag yang berarti memimpin. Dengan demikian, strategi berarti memimpin dalam

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif, yaitu metode yang bertujuan membantu memecahkan masalah yang bertujuan membantu memecahkan

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Strategi Menurut Jauch dan Glueek dalam Rosita (2008), bahwa strategi merupakan rencana yang disatukan, menyeluruh serta terpadu yang

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada usaha Durian Jatohan Haji Arif (DJHA), yang terletak di Jalan Raya Serang-Pandeglang KM. 14 Kecamatan Baros, Kabupaten

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Proses merumuskan strategi melibatkan beberapa konsep teoritis yang menyampaikan informasi mengenai objek dan berperan sebagai dasar yang umum dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Manajemen 2.1.1 Pengertian Manajemen Banyak pengertian atau definisi yang diberikan para pakar mengenai manajemen. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut, menurut Robbins

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan

BAB 2. Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran. Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan BAB 2 Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran 2.1 Pengertian Strategi Bisnis 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Manajemen BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata Bahasa Italia maneggiare yang berarti mengendalikan. Adapula pengertian yang dibeikan para pakar mengenai manajemen. Menurut Mahoney,

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Strategi 2.1.1 Pengertian Strategi Istilah startegi berasal dari kata Yunani, strategia (stratus = militer dan ag= memimpin) yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seseorang

Lebih terperinci

Manajemen Strategik dalam Pendidikan

Manajemen Strategik dalam Pendidikan Manajemen Strategik dalam Pendidikan Oleh : Winarto* A. Pendahuluan Manajemen pendidikan yang diterapkan di lingkungan internal sistem persekolahan hanyalah sebagian dari tanggung jawab kepala sekolah

Lebih terperinci

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap :

Tahapan dalam Manajemen Stategis. Proses Manajemen Strategis terdiri dari tiga tahap : Manajemen Strategis (Strategic Management) adalah seni dan ilmu untuk memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuanya.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran

BAB 2 Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran BAB 2 Landasan Teori Dan Kerangka Pemikiran 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Strategi Strategi adalah metode yang digunakan oleh organisasi untuk bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain Grede

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsep Pemasaran Menurut Parkinson (1991), pemasaran merupakan suatu cara berpikir baru tentang bagaimana perusahaan atau suatu organisasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Strategi Strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yang berarti seni berperang. Suatu strategi mempunyai dasar-dasar atau skema

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB

PERENCANAAN STRATEGIS. Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB PERENCANAAN STRATEGIS Roedhy Poerwanto Departemen Agronomi & Hortikultura Faperta-IPB Audit External Visi & Misi Audit Internal Tujuan Jangka Panjang Strategi Implementasi Strategi Isu Manajemen Implementasi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Strategi Menurut David (2011:16-17) strategi adalah sarana yang memiliki tujuan jangka panjang bagi perusahaan. Strategi bisnis mencakup ekspansi geografis, diversifikasi,

Lebih terperinci

BAB III. Metodologi Penelitian

BAB III. Metodologi Penelitian BAB III Metodologi Penelitian 3.1 Desain Penelitian Dalam penelitian ini, jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode analisis deskriptif adalah suatu metode yang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Strategi Menurut (Rangkuti, 2009:3), strategi adalah alat untuk mencapai tujuan. Tujuan utamanya adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisikondisi internal dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Disain Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Arikunto (2005: 234) adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA CV. SOELASTRI CATERING

ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA CV. SOELASTRI CATERING ANALISIS STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA CV. SOELASTRI CATERING SKRIPSI Oleh Emier Arya Pratama 1100015565 Email : emierarya@gmail.com Rezki Ramadhansyah - 1100024804 Email

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep Strategi Menurut Kotler (2008:58), strategi pemasaran adalah logika pemasaran dimana perusahaan berharap untuk menciptakan nilai pelanggan dan mencapai hubungan yang

Lebih terperinci