HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Komunikasi dan Informatika

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Komunikasi dan Informatika"

Transkripsi

1 HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Pusat Pendidikan dan Pelatihan Departemen Komunikasi dan Informatika Pusat pendidikan dan pelatihan pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika adalah unsur pelaksanaan tugas Departemen berdasarkan SK Menteri No. 01/P/M, Kominfo/4/2004 pasal 144 Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan pendidikan dalam pelatihan pegawai. Organisasi pusat pendidikan dan pelatihan setingkat eselon II yang berada langsung dibawah Menteri Komunikasi dan Informatika dengan pembinaan teknis dan administratif oleh Sekretariat Jenderal Departemen Komunikasi dan Informatika. Pusat Pendidikan dan Pelatihan pegawai dipimpin oleh seorang kepala pusat. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika dalam melaksanakan tugas mempunyai fungsi: (a). Pelaksanaan urusan kepegawaian keuangan dan umum (b). Penyusunan program dan evaluasi (c). Pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan pegawai terdiri dari (a). Bagian tata usaha, (b). Bagian program dan evaluasi dan (c). Bidang penyelenggaraan diklat. Bagian tata usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan dan umum yang terdiri dari (a). Subbag kepegawaian, (b). Subbag keuangan, dan (c). Subbag umum. Bidang program dan evaluasi terdiri dari (a). Sub bidang program pendidikan dan pelatihan, (b). Sub bidang kerjasama pendidikan dan pelatihan, dan (c). Sub bidang evaluasi dan pelaporan pendidikan dan pelatihan. Bidang penyelenggara terdiri dari (a). Sub bidang pendidikan dan pelatihan kepemimpinan, (b). Sub bidang pendidikan dan pelatihan fungsional, dan (c). Sub bidang pendidikan dan pelatihan tekhnis. Sub bidang pendidikan dan pelatihan kepemimpinan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan kepemimpinan di lingkungan departemen. Sub bidang pendidikan dan pelatihan fungsional mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan

2 46 pegawai yang akan dan telah menduduki jabatan fungsional. Sub bidang pendidikan dan pelatihan tekhnis mempunyai tugas melakukan penyiapan penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan bidang tekhnis. Struktur Organisasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai PUSDIKLAT Bagian TU Sub Bag Kepegawaian Sub Bag Keuangan Sub Bag Umum Bidang Program dan Evaluasi Bidang Penyelenggaraan Sub bidang Diklat Sub bidang Diklat Kepemimpinan Sub bidang Kerjasama Sub bidang Diklat Fungsional Sub bidang Evaluasi Lapangan Kelompok Jabatan Fungsional Sub bidang Diklat Tekhnis Gambar 5. Struktur Organisasi Pusdiklat Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah tenaga professional yang terbagi dalam berbagai kelompok jabatan sesuai dengan bidang keahliannya masing-masing jabatan fungsional di koordinir oleh seorang tenaga professional senior yang ditunjuk oleh Kepala Pusdiklat Pegawai. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika berlokasi di Jalan Kelapa Dua Raya Kebon Jeruk Jakarta Barat.

3 47 Jumlah pegawai Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika sampai dengan akhir tahun 2005 adalah 85 orang pegawai terdiri dari pejabat struktural 13 orang dan fungsional 35 orang dan non struktural 37 orang pegawai. Deskripsi Karakteristik Individu Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 85 orang meliputi seluruh pegawai yang bekerja di Pusat Diklat Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika. Dalam penelitian ini umur dihitung berdasarkan usia responden pada saat penelitian dilakukan yang dihitung dari tahun kelahiran dan dibulatkan ke tahun terdekat. Pegawai Departemen Kominfo yang menjadi responden pada penelitian ini berada pada kisaran umur 32 sampai 55 tahun. Kisaran umur responden di Pusdiklat Kominfo terbanyak ada pada rentang umur 47 sampai 57 tahun. Pada umur tersebut tampaknya responden adalah pegawai-pegawai senior yang sudah paham dengan kondisi dan kinerja organisasi Departemen Kominfo. Dengan demikian diharapkan komunikasi yang terjalin juga sudah baik dan tampaknya kedekatan dalam satu unit kerja sudah dekat satu sama lainnya. Pegawai pada Pusdiklat Kominfo sebagai responden pada penelitian ini adalah berjumlah 85 orang dengan proporsi 69 orang dengan jenis kelamin lakilaki dan 16 orang responden perempuan. Walaupun dengan proporsi yang tidak seimbang antara laki-laki dan perempuan diharapkan memberikan jawaban yang diinginkan dalam penelitian ini. Latar belakang pendidikan responden beragam sesuai dengan posisinya masing-masing di lingkungan Pusdiklat Departemen Kominfo. Secara umum dapat dilihat biasanya komunikasi antar manusia lebih intensif ketika memiliki kesamaan rutinitas dan kewajiban dalam tugas. Distribusi terbesar adalah pada pegawai dengan pendidikan SLTA dan S1. Misalnya pegawai dengan pendidikan dan jabatan yang sama kurang sering berhubungan karena berbeda divisi. Namun beragamnya tingkat pendidikan pada satu unit kerja memungkinkan untuk

4 48 berkomunikasi satu sama lain. Komunikasi sudah pasti terjalin antara pihak-pihak tersebut. Deskripsi karakteristik individu responden dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Deskripsi Karakteristik Responden No Karakteristik Jumlah Responden Persentase 1 Umur (tahun) Muda (27 - < 37) 1 1,2 Setengah baya (37-46) 39 45,9 Tua ,9 2 Jenis Kelamin Laki-laki 69 81,2 Perempuan 16 18,8 3 Tingkat Pendidikan SD SLTP SLTA Diploma/sarmud Sarjana/S Pascasarjana Masa Kerja (tahun) Jabatan Struktural Fungsional Non struktural Golongan Kepangkatan Golongan Kepangkatan I Golongan Kepangkatan II Golongan Kepangkatan III Golongan Kepangkatan IV Tabel 1 terlihat bahwa pegawai di Pusdiklat Kominfo umumnya sudah cukup lama bekerja di Departemen Kominfo dengan persentase terbesar 56,5 persen pada kategori 13 sampai 23 tahun. Berdasarkan waktu yang cukup lama tersebut, maka hubungan komunikasi antar manusia yang terjadi sudah cukup baik dan sudah saling mengenal karakter masing-masing. Biasanya pegawai yang sudah senior sudah sering pindah unit kerja sehingga mempunyai banyak pengalaman berkomunikasi dengan banyak tipe manusia yang berbeda. Pegawai di jabatan non struktural dengan persentase terbesar yaitu 43,5 persen, sedangkan tenaga fungsional dengan persentase 41,2 persen. Hal ini

5 49 mengindikasikan bahwa responden berada pada lingkungan kerja yang berbedabeda dan menjalin kerjasama dengan pihak eksternal atau antara unit kerja. Dilihat dari Tabel 1 bahwa sebagian besar responden berada pada kepangkatan golongan III dengan persentase sebesar 81,2 persen. Hal ini menunjukkan bahwa manusia sebagai pegawai memiliki banyak kesempatan pada berbagai arah komunikasi baik vertikal, horizontal dan diagonal. Golongan III biasanya lebih luwes bergaul baik keatas maupun berkomunikasi dengan bawahan. Hubungan antar Manusia dalam Organisasi Pusdiklat Departemen Kominfo Kantor merupakan pusat pengolahan keterangan, tempat para pejabat berkumpul untuk merundingkan segala sesuatu untuk kepentingan kantor, tempat para pegawai menyelesaikan pekerjaan administrasi atau tata usaha (Wursanto, 1987). Tabel 2 menunjukkan bahwa kondisi keserasian antara tujuan organisasi dengan tujuan manusia menurut pegawai dilingkungan kerja Pusdiklat Departemen Kominfo termasuk cukup baik walaupun ada sebagian yang raguragu terhadap kondisi keserasian tersebut dengan persentase sebesar 54,1 persen. Hal ini disebabkan karena tujuan organisasi Pusdiklat umumnya merupakan halhal baku yang sudah disusun sedemikian rupa untuk periode tertentu sehingga ada yang sesuai dengan tujuan pegawai namun juga ada yang bertentangan atau adakalanya pegawai harus mengikuti dan setelah menjalani aturan dalam pencapaian tujuan tersebut pegawai merasa senang melaksanakannya. Pegawai merasa senang menyelesaikan pekerjaan dengan tepat waktu, dan ada kerjasama antara atasan dan bawahan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, disini ada penghargaan atas pencapaian tugas oleh bawahan, dan atasan tidak senang apabila produktivitas kerja bawahan menurun.

6 50 Tabel 2. Hubungan antar Manusia dalam Pusdiklat Kominfo No X 2 Kategori Kisaran Skor Jumlah (*) Σ (%) Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,0 1 Keserasian Ragu-ragu ,1 Setuju ,4 Sangat setuju ,5 Sangat tidak setuju ,2 Hubungan Tidak setuju ,0 2 Kerjasama tidak Ragu-ragu ,4 resmi Setuju ,5 Sangat setuju ,0 Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,2 Ragu-ragu ,9 Kerjasama resmi 3 Setuju ,4 Sangat setuju ,5 Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,0 4 Suasana kerja Ragu-ragu ,5 Setuju ,6 Sangat setuju ,9 Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,7 Manusia Ragu-ragu ,1 5 bawahan Setuju ,7 Sangat setuju ,5 Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,0 6 Perlengkapan Ragu-ragu ,9 Setuju ,5 Sangat setuju ,6 Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,0 Penempatan Ragu-ragu ,0 7 tugas Setuju ,2 Sangat setuju ,8 Keterangan * = Skor sudah disetarakan Pernyataan responden terhadap hubungan kerjasama tidak resmi antar pegawai di lingkungan Pusdiklat Kominfo cukup bervariasi, ada yang menganggap tidak bagus, ada yang ragu-ragu dan setuju bahwa aktivitas kerjasama tidak resmi pegawai berjalan dengan lancar. Disini terlihat bahwa kegiatan tidak hanya dilakukan dalam forum dan kerjasama resmi saja tetapi juga melakukan interaksi dalam rangka kerjasama tidak resmi. Ada hal-hal lain yang didiskusikan antar pegawai pada jam-jam istirahat, melakukan kegiatan olahraga

7 51 bersama antara atasan dengan bawahan, ada pekerjaan-pekerjaan lain yang diberikan diluar jam kerja dan itu adalah kerjasama diluar pekerjaan di Kominfo. Selain itu kadang-kadang pegawai bersama-sama berekreasi keluar kota. Tampaknya disini interaksi antar pegawai tidak terlalu kaku hanya untuk urusanurusan resmi. Hubungan kerjasama resmi antar pegawai yang berkaitan dengan pencapaian tujuan organisasi di departemen Kominfo termasuk dalam kategori cukup baik dimana sebanyak 62,4 persen responden setuju terhadap aktivitas kerjasama resmi antar pegawai di Kominfo. Banyak atasan yang selalu memberikan semangat kerja kepada bawahan dengan melakukan kunjungan ke bagian-bagian unit kerja, mengkoordinir dan mengevaluasi laporan pekerjaan masing-masing bawahan. Hubungan resmi dalam hal rapat mingguan yang dilaksanakan setiap hari jumat dan dihadiri oleh seluruh pegawai di lingkungan terkait. Adanya pembinaan pegawai yang dilakukan dalam rapat bulanan menambah kreativitas dan menjaga hubungan baik antar elemen dalam lingkungan organisasi Kominfo. Sebanyak 70,6 persen pegawai Pusdiklat Kominfo setuju suasana kerja yang cukup menyenangkan membantu pegawai dalam melaksanakan tugas-tugas yang harus diselesaikan. Hal ini terlihat dari Tabel 2 bahwa suasana menyenangkan seperti saling pengertian antar pegawai, dan kesempatan bawahan untuk berkreasi tanpa otoritas yang terlalu kaku dari atasan. Penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan dan tantangan pekerjaan yang memacu kreativitas tampaknya dipandang perlu oleh bawahan sehingga meningkatkan etos kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Sikap atasan yang ramah dan kekeluargaan sangat perlu dalam menciptakan suasana yang menyenangkan, sehingga bawahan ke kantor tidak hanya datang menunaikan kewajiban tetapi melakukan pekerjaan dengan bersemangat dan penuh tanggung jawab. Pegawai pada tingkat bawahan harus diperlakukan dengan baik sebagaimana tata kerja yang harus dianut oleh organisasi. Terlihat dari Tabel 2 sebesar 70,6 persen pegawai Pusdiklat Kominfo setuju perlakuan atasan terhadap bawahan cukup baik. Artinya atasan cukup profesional dalam memberikan tugastugas kepada bawahannya dengan tidak memberikan tugas diluar kemampuan

8 52 bawahannya. Memberikan waktu kepada bawahan untuk menyelesaikan tugas dan memberikan dispensasi-dispensasi tertentu untuk pekerjaan-pekerjaan yang rumit dan membutuhkan waktu lama. Dengan demikian atasan dapat dikatakan memperlakukan bawahan sebagai manusia bukan mesin yang tak pernah lelah dan atasan disini mendampingi bawahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga karyawan merasa diperlakukan dengan baik oleh atasannya. Fasilitas yang menunjang di departemen Kominfo tampaknya cukup lengkap dan sangat membantu kinerja organisasi dilihat dari sebanyak 76,5 persen pegawai terhadap kelengkapan fasilitas tersebut. Dengan adanya fasilitas diharapkan pekerjaan yang dilaksanakan menjadi lebih efektif dan efisien. Tabel 2 menunjukkan bahwa pegawai setuju pekerjaan mereka sudah cukup sesuai dengan kemampuan dan latar belakang pendidikan masing-masing. Beberapa usaha seperti meningkatkan kemampuan karyawan melalui pelatihan-pelatihan yang diadakan di Pusdiklat pegawai sudah mulai mencapai sasarannya. Hasil akhir yang diharapkan adalah pegawai mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan yang diharapkan. Komunikasi Organisasi Pegawai Pusdiklat Kominfo Ruang lingkup komunikasi organisasi antara lain terdiri dari komunikasi internal dan komunikasi eksternal seperti arah komunikasi yaitu komunikasi vertikal, horizontal dan diagonal, gaya komunikasi antara lain komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung, serta saluran komunikasi yang terdiri dari media cetak dan media elektronik. Komunikasi Internal Pegawai Pusdiklat Departemen Kominfo Komunikasi yang terjadi didalam lingkungan organisasi sendiri, secara struktural akan terjadi komunikasi yang bervariasi dan terjadi interaksi yang berbeda-beda pula seperti terlihat pada Tabel 3 berikut:

9 53 Tabel 3. Komunikasi Internal Pegawai Pusdiklat Kominfo No Komunikasi Internal X Arah Komunikasi Kategori Kisaran Skor (*) Jumlah Jiwa (%) Sangat tidak setuju Tidak setuju ,0 Komunikasi vertikal Ragu-ragu ,2 Setuju ,0 Sangat setuju ,8 Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,0 Komunikasi Ragu-ragu ,4 horizontal Setuju ,2 Sangat setuju ,4 Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,1 Komunikasi Ragu-ragu ,3 diagonal Setuju ,6 Sangat setuju ,0 2 Gaya Komunikasi 3 Sangat tidak setuju ,2 Tidak setuju ,2 Komunikasi Ragu-ragu ,6 langsung Setuju ,0 Sangat setuju ,0 Sangat tidak setuju ,8 Tidak setuju ,9 Komunikasi tidak Ragu-ragu ,1 langsung Setuju ,2 Sangat setuju ,0 Saluran Komunikasi Sangat tidak setuju ,5 Media cetak Tidak setuju ,1 Ragu-ragu ,3 Setuju ,0 Sangat setuju ,0 Sangat tidak setuju ,3 Tidak setuju ,1 Media elektronik Ragu-ragu ,5 Setuju ,0 Sangat setuju ,0 Keterangan * = Skor sudah disetarakan Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa komunikasi internal di departemen Kominfo secara vertikal sudah cukup baik dimana 80,0 persen pegawai pusdiklat Kominfo setuju terhadap hal tersebut. Arah komunikasi secara vertikal dilihat dari hubungan dan interaksi seorang bawahan dengan atasannya seperti bawahan merasa bebas berbicara dengan atasan, dan atasan memperhatikan saran yang

10 54 disampaikan oleh bawahan, bawahan bisa melaporkan permasalahan yang dihadapi oleh bawahan dengan membantu mencarikan solusi mencari jalan keluar permasalahan tersebut. Hubungan kekeluargaan yang diciptakan antara atasan dan bawahan dengan saling menghargai membantu mencairkan suasana dan perbedaan jabatan diantara keduanya. Pemimpin atau atasan tampaknya menerapkan hubungan baik dengan bawahan untuk memudahkannya mengkaji kinerja organisasi dalam sisitim pengelolaan organisasinya. Menurut beberapa atasan mereka memiliki tindakan pribadi dalam merefleksikan sebuah komitmen terhadap organisasi. Hubungan antar pegawai disebut dalam kerangka sebagai komunikasi horizontal, terlihat pada Tabel 3 pernyataan pegawai bervariasi yaitu sebanyak 48,2 persen pegawai setuju namun sebanyak 49,4 masih ragu-ragu tentang aktivitas komunikasi horizontal di Pusdiklat Kominfo ini. Menurut pengamatan di Pusdiklat kecenderungan kurang baiknya hubungan horizontal ini dilihat dari kerjasama antar pegawai yang masih kurang, dalam hal diskusi juga tampaknya antar pegawai masih belum terlalu banyak, hal ini disebabkan karena masingmasing memiliki pekerjaan yang berbeda-beda sehingga tidak terlalu banyak yang perlu didiskusikan dengan pihak yang tidak terkait langsung seperti rekan pada unit kerja yang sama. Jika dilihat pada kerja sama dalam satu pekerjaan pun tampaknya masih kurang adanya koordinasi antar pegawai sehingga cenderung masing-masing bekerja sendiri. Terlihat bahwa masih terdapat persaingan antara pegawai dan sifat manusia pegawai masih sangat tinggi dalam hal ini oleh karena itu responden memandang bahwa tidak perlu adanya kerjasama dengan rekan sekerja, tetapi cukup dengan menyelesaikan tugas masing-masing tepat pada waktunya dan semaksimal mungkin. Atasan harus mengkoordinasi dan mendampingi pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan sehingga perlu komunikasi yang intensif dalam rangka mendapatkan informasi dalam lingkungan kerja yang dibawahinya. Namun sepertinya seorang atasan di Pusdiklat Kominfo lebih banyak punya otoritas hanya pada unit kerja terkait sehingga dalam komunikasi antarpersonal lebih banyak ditujukan dengan lingkungan kerja yang terbatas. Sehingga disini komunikasi diagonal tampaknya belum terlalu intensif, oleh karena itu sebanyak 62,3 persen

11 55 pegawai merasa ragu atas komunikasi diagonal antar unit kerja di lingkungan Pusdiklat Kominfo. Gaya komunikasi dapat dilihat pada Tabel 3, komunikasi langsung menurut pegawai Pusdiklat Kominfo sebanyak 61,2 tidak setuju, artinya pegawai masih perlu meningkatkan intensitas komunikasi langsung dalam kinerja organisasi Pusdiklat Kominfo. Hal ini mengindikasikan bahwa bawahan masih merasa ragu dalam proses komunikasi secara langsung dengan atasan, dan keterbukaaan dalam situasi dan kondisi pekerjaan belum optimal sehingga belum cukup terbuka dalam setiap permasalahan dan perkembangan pekerjaan di Pusdiklat Kominfo. Komunikasi tidak langsung dilihat dari tidak adanya dari keterbukaan atasan dalam menjelaskan tugas-tugas kepada bawahannya dan selalu menyembunyikan permasalahan dan situasi yang terjadi di lingkungan unit kerjanya seperti terlihat pada Tabel 3 bahwa sebanyak 65,9 persen pegawai tidak setuju. Hal-hal yang berkaitan dengan promosi jabatan dan tidak tanggapnya atasan terhadap gagasan dan keluhan dari bawahan membuat komunikasi menjadi kurang baik. Kekurang harmonisan hubungan tersebut tampaknya berdampak pada komunikasi menjadi kurang intens dan masih adanya rasa segan yang memicu adanya ketidakpercayaan antar manusia. Saluran komunikasi yang dipakai dalam penyelesaian tugas-tugas di unit kerja terlihat pada Tabel 3, bahwa pegawai belum cukup mengoptimalkan saluran komunikasi yang dimilikinya baik media cetak maupun elektronik. Saluran komunikasi yang ada belum optimal penggunaannya karena hanya melalui memo, surat, bulletin, surat edaran, buku pedoman dan laporan serta beberapa media cetak lainnya. Sedangkan saluran media elektronik yang digunakan dalam membantu penyelesaian tugas diunit kerja, pada setiap ruangan sudah tersedia telepon dan fasilitas internet, dan mesin fax. Untuk presentasi dan rapat sudah menggunakan film, slide dan foto yang tersedia di masing-masing sub unit. Para pegawai rata-rata sudah memiliki HP namun tidak banyak digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan di Pusdiklat karena pegawai memiliki rutinitas yang sama dan memiliki intensitas pertemuan yang sama setiap harinya.

12 56 Komunikasi Eksternal Pegawai Departemen Komunikasi dan Informatika Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antar anggota organisasi dengan unit kerja luar instansi yang meliputi arah komunikasi, gaya komunikasi dan saluran komunikasi. Tabel 4. Komunikasi Eksternal Pegawai di Pusat Diklat Kominfo Komunikasi Eksternal No X Arah Komunikasi Kategori Kisaran Skor (*) Jumlah Jiwa (%) Sangat tidak setuju ,0 Tidak setuju ,5 Komunikasi vertical Ragu-ragu ,5 Setuju ,0 Sangat setuju ,0 Sangat tidak setuju ,7 Tidak setuju ,6 Komunikasi horizontal Ragu-ragu ,6 Setuju ,0 Sangat setuju ,0 2 Gaya Komunikasi Sangat tidak setuju ,2 Tidak setuju ,0 Komunikasi diagonal Ragu-ragu ,8 Setuju ,0 Sangat setuju ,0 Sangat tidak setuju ,8 Tidak setuju ,3 Komunikasi langsung Ragu-ragu ,9 Setuju ,2 Sangat setuju ,0 Sangat tidak setuju ,3 Tidak setuju ,6 Komunikasi tidak Ragu-ragu ,0 langsung Setuju ,0 Sangat setuju ,0 3 Saluran Komunikasi Sangat tidak setuju ,7 Tidak setuju ,8 Media cetak Ragu-ragu ,2 Setuju ,4 Sangat setuju ,0 Sangat tidak setuju ,3 Tidak setuju ,3 Media elektronik Ragu-ragu ,1 Setuju ,2 Sangat setuju ,0 Keterangan * = Skor sudah disetarakan

13 57 Pada Tabel 4 menunjukkan bahwa dari pegawai Pusdiklat Kominfo, sebanyak 76,5 persen tidak setuju bahwa komunikasi vertikal dengan pihak eksternal sudah cukup efektif dilakukan oleh responden sebagai pegawai di departemen Kominfo. Kerjasama yang dilakukan dengan pihak luar apalagi dengan pihak yang lebih tinggi kedudukannya sepertinya belum terlalu sering dilakukan dan informasi-informasi tidak banyak yang disampaikan ke pihak luar seperti LAN dan pihak eksternal lainnya. Hubungan vertikal dengan pihak luar lebih sulit dibandingkan dengan pihak internal. Komunikasi horizontal yang terlihat pada Tabel 4 menurut pegawai juga tidak baik dimana sebanyak 77,6 persen pegawai mengatakan tidak setuju terhadap kelancaran komunikasi horizontal dengan pihak eksternal. Adanya tanggung jawab masing-masing individu terhadap pekerjaannya tampaknya pegawai fokus pada penyelesaian pekerjaanya sehingga hanya sedikit kerjasama dan diskusi yang dilakukan. Hubungan yang terlalu formal dipandang oleh sebagian pegawai sebagai penyebab kurang lancarnya komunikasi horizontal dengan pihak eksternal tersebut. Komunikasi yang formal menyebabkan informasi yang disampaikan tidak luwes, kaku dan tidak terbuka. Komunikasi diagonal menurut pegawai Pusdiklat Kominfo juga belum cukup baik dimana sebanyak 80,0 persen mengatakan tidak setuju pada aktivitas komunikasi diagonal dengan pihak eksternal. Disini tampaknya masih kurang intensitas komunikasi antar eselon dan antar unit kerja diluar Pusdiklat sehingga menurut pegawai komunikasi diagonal tersebut masih kurang baik. Ini bisa terjadi karena kurang ada koordinasi antar unit eksternal dengan pihak kominfo. Tabel 4 menunjukkan bahwa komunikasi langsung dengan pihak eksternal juga dianggap masih kurang dimana sebanyak 55,3 persen mengatakan tidak setuju terhadap kelancaran komunikasi langsung dengan pihak eksternal Pusdiklat Kominfo. Namun menurut beberapa pegawai yang menyatakan ragu-ragu disebabkan karena hubungan langsung dalam konteks ini lebih kepada hubungan interpersonal, dan hanya terbatas mengungkapkan hal-hal yang resmi tidak sampai kepada cara pemecahan masalah yang ada serta saling bertukar informasi. Dalam hal komunikasi tidak langsung pegawai menjawab tidak setuju sebanyak 51,8 persen, dimana adanya kendala seperti sulit untuk bertemu dan

14 58 berkomunikasi langsung terkait dengan kesibukan masing-masing, kurang adanya respon dari pimpinan pihak eksternal dapat dimaklumi karena setiap organisasi punya kebijakan dan wilayah tersendiri yang tidak boleh dicampuri oleh pihak luar. Persoalan-persoalan yang ada juga sulit diungkapkan karena beberapa berpendapat bahwa hal-hal tersebut tidak diungkapkan secara terbuka, cukup didiskusikan secara informal saja. Saluran komunikasi sebagaimana terlihat pada Tabel 4 terlihat masih kurang dalam hal penggunaan media cetak karena biasanya dengan pihak eksternal adalah menggunakan surat atau laporan jika ada kerjasama antar organisasi. Sedangkan media elektronik yang digunakan cukup banyak yaitu telepon, fax, dan fasilitas internet tapi sangat jarang digunakan dalam rangka penyelesaian pekerjaan di Pusdiklat Kominfo. Motivasi Kerja Pegawai Pusdiklat Kominfo Motivasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang mencurahkan tenaga untuk melaksanakan suatu pekerjaan. Dalam konteks organisasi motivasi merupakan sesuatu yang menyebabkan seseorang berpikir dan bertindak melalui daya tarik yang berupa pemenuhan kebutuhan seseorang dan perilaku untuk bekerja demi mencapai tujuan organisasional. Gambaran tentang motivasi kerja pegawai Pusdiklat Kominfo dapat dilihat pada Tabel 5. Motivasi kinerja organisasi didefinisikan sebagai sejumlah kekuatan yang ada pada diri pegawai yang mendorong mereka untuk bekerja. Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan atau keinginan yang mendorong pegawai untuk giat bekerja. Tabel 5 menunjukkan bahwa pernyataan pegawai terhadap kebutuhan fisiologis responden cukup baik dengan sebanyak 47,0 persen menjawab setuju bahwa motivasi kebutuhan fisiologis terpenuhi dalam menjalankan tugas-tugasnya di Pusdiklat Kominfo. Tampaknya pegawai membutuhkan motivasi dalam hal ingin memperoleh insentif tambahan, sehingga mereka melaksanakan tugas dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab.

15 59 Tabel 5. Motivasi Kerja Pegawai Pusdiklat Kominfo No Motivasi Kerja Kisaran Skor Jumlah Kategori X 3.2 (*) Jiwa (%) Sangat tidak setuju ,2 Kebutuhan Tidak setuju ,6 Fisiologis Ragu-ragu ,3 Setuju ,0 Sangat setuju ,9 Sangat tidak setuju ,2 Kebutuhan Tidak setuju ,0 Rasa aman Ragu-ragu ,0 Setuju ,4 Sangat setuju ,4 Sangat tidak setuju ,0 Kebutuhan Tidak setuju ,0 sosial Ragu-ragu ,7 Setuju ,4 Sangat setuju ,8 Sangat tidak setuju ,0 Kebutuhan Tidak setuju ,4 harga diri Ragu-ragu ,8 Setuju ,2 Sangat setuju ,5 Sangat tidak setuju ,0 Kebutuhan Tidak setuju ,0 aktualisasi diri Ragu-ragu ,3 Setuju ,4 Sangat setuju ,3 Sangat tidak setuju ,0 Motif Tidak setuju ,2 Ragu-ragu ,4 Setuju ,0 Sangat setuju ,4 Sangat tidak setuju ,0 Harapan Tidak setuju ,4 Ragu-ragu ,6 Setuju ,4 Sangat setuju ,6 Sangat tidak setuju ,2 Tidak setuju ,2 Insentif Ragu-ragu ,4 8 Setuju ,5 Sangat setuju ,7 Keterangan * = Skor sudah disetarakan Dalam melaksanakan tugasnya pegawai membutuhkan rasa aman dan jaminan terhadap apa yang telah dilakukannya, namun masih menjawab ragu-ragu sebanyak 40 persen karena pegawai ternyata belum merasa cukup dengan yang

16 60 sudah diperoleh dari hasil pekerjaannya. Pengawasan yang terlalu ketat dan menimbulkan ketakutan dalam diri pegawai tampaknya menurunkan semangat pegawai apabila hal ini terus berlanjut diterapkan pada jajaran atasan di Pusdiklat Kominfo. Kebutuhan sosial yaitu keinginan untuk diterima dalam kelompok, keinginan untuk berpartisipasi, keinginan untuk dapat dianggap penting serta hubungan interpersonal yang baik. Pegawai umumnya merasa membutuhkan pengakuan sosial dari lingkungannya, hubungan baik dengan atasan dan rekan kerjanya, perhatian yang diberikan secara manusiawi oleh atasan membantu pegawai meningkatkan produktivitasnya (69,4 persen). Dilihat dari kebutuhan harga diri menjadi salah satu pemicu motivasi kerja pegawai di lingkungan departemen Kominfo. Pegawai merasa tertantang bila ada rekan kerja yang mendapatkan penghargaan karena prestasi kerja sehingga termotivasi untuk berusaha secara maksimal untuk mencapai hasil yang lebih baik dari rekan kerjanya tersebut. Dengan memperoleh penghargaan atas prestasi kerjanya menimbulkan prestise dihadapan rekan-rekan dan lingkungannya. Tabel 5 terlihat bahwa pegawai sebanyak 69,4 persen membutuhkan aktualisasi diri agar diterima dilingkungan pekerjaannya seperti mengikuti pendidikan formal dan non formal, menyelesaikan tugas-tugas dengan optimal dengan harapan memperoleh penghargaan atas kemampuan yang dimilikinya. Pegawai memiliki tanggung jawab yang timbul dari dalam dirinya untuk menyelesaikan dan memperoleh yang terbaik. Motif sebagai suatu perangsang keinginan dan daya gerak kemauan bekerja seorang pegawai. Pada Tabel 5 menunjukkan pegawai menyatakan ragu-ragu dengan persentase 49,4 persen. Pegawai Pusdiklat Kominfo belum cukup memiliki kreativitas untuk melakukan tindakan sendiri dan masih memerlukan rangsangan dari orang lain untuk bertindak. Harapan adalah suatu kesempatan yang diberikan dalam mencapai tujuan dapat dilihat pada Tabel 5 dengan persentase sebesar 56,4 persen untuk kategori cukup tinggi. Harapan-harapan dalam diri manusia ternyata tidak hanya untuk memperoleh materi yang besar tetapi ada harapan seperti kenyamanan lingkungan pekerjaan dan kedekatan antar pribadi agar lebih bersemangat dalam

17 61 menyelesaikan pekerjaannya. Insentif yang diperoleh dari hasil pekerjaan yang dilaksanakan dengan baik dan pegawai memperoleh promosi atau reward yang sesuai dengan apa yang sudah dilakukannya. Namun pegawai Pusdiklat sebanyak 49,4 persen ternyata beranggapan bahwa motivasi kerja dalam hal pemenuhan insentif untuk memberi semangat dalam melaksanakan pekerjaan masih belum mencukupi. Hubungan Karakteristik Individu dengan Motivasi Kerja Tabel 6. Koefisien Korelasi Karakteristik Individu dengan Motivasi Kerja Pegawai Pusdiklat Kominfo Korelasi Fisiologis Aman Sosial Harga Motif Harapan Insentif Aktualisasi diri diri r s r s r s r s r s r s r s r s Umur -0,259-0,042-0,020-0,094-0,070-0,143-0,023-0,165 Pendidikan -0,096-0,090 0,039 0,069 0,232 0,152-0,147 0,020 Masa Kerja -0,207-0,111-0,039-0,022-0,200-0,206-0,143-0,006 Jabatan 0,190 0,187-0,036 0,083-0,075 0,129 0,282 0,092 Golongan Kepangkatan -0,257 0,001 0,006 0,024 0,193 0,148-0,103 0,029 Keterangan = ** taraf α = 0,01 (sangat nyata) * taraf α = 0,.05 (nyata) Tabel 6 menunjukkan bahwa pada H 1 yang diterima untuk beberapa peubah pada korelasi antara karakteristik individu dengan motivasi kerja pegawai Pusdiklat Kominfo antara lain pendidikan berhubungan dengan aktualisasi diri pegawai dengan nilai 0,232 positif. Artinya jika semakin tinggi tingkat pendidikan ternyata semakin tinggi motivasi kerja pegawai dalam hal kebutuhan aktualisasi diri dihadapan rekan dan lingkungannya. Hal ini tampaknya terkait dengan meningkatnya kepercayaan diri dengan tingginya tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pegawai di Kominfo sehingga adanya dorongan dari dalam diri individu itu sendiri untuk membuktikan kemampuannya sesuai dengan tingkat pendidikan yang dimilikinya. Semakin tinggi golongan kepangkatan semakin menurun motivasi kerja dalam hal memenuhi kebutuhan fisiologis dengan nilai korelasi -0,257. Dari nilai korelasi dapat dikatakan bahwa Hipotesis satu diterima dengan adanya hubungan antara golongan kepangkatan dan kebutuhan fisiologis pegawai. Semakin tinggi pangkat seorang pegawai tampaknya menurunkan kepuasan

18 62 pegawai. Misalnya dalam hal peningkatan gaji yang tidak besar ketika golongan meningkat tapi tetap tidak mampu memenuhi kebutuhan fisiologis responden. Golongan kepangkatan yang meningkat disertai dengan umur responden yang bertambah dan tanggung jawab materi yang semakin besar sehingga hanya dengan peningkatan gaji yang tidak terlalu besar membuat pegawai tidak banyak berharap dari meningkatnya golongan kepangkatan tersebut. Tabel 7. Uji Khi Kuadrat Jenis Kelamin dengan Motivasi Kerja Pegawai Pusdiklat Departemen Kominfo Motivasi Jenis kelamin X 2 hitung X 2 tabel Fisiologis Laki-laki/Perempuan 10,111 18,31 Aman Laki-laki/Perempuan 7,776 21,03 Sosial Laki-laki/Perempuan 12,921 21,03 Harga diri Laki-laki/Perempuan 11,660 19,68 Aktualisasi diri Laki-laki/Perempuan 19,758 27,59 Motif Laki-laki/Perempuan 17,018 25,00 Harapan Laki-laki/Perempuan 25,077 26,30 Insentif Laki-laki/Perempuan 14,993 22,36 Keterangan = ** taraf α = 0,01 (sangat nyata) * taraf α = 0,.05 (nyata) Berdasarkan hasil uji hubungan Khi Kuadrat diperoleh bahwa semua pada peubah motivasi dengan nilai X 2 hitung < X 2 tabel artinya tidak ada hubungan antara jenis kelamin dalam memotivasi pekerjaan pegawai di Pusdiklat Kominfo dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Sama halnya dengan hubungan antar manusia bahwa jenis kelamin tidak mengakibatkan motivasi kerja yang berbeda secara signifikan, sehingga motivasi kerja pegawai umumnya tergantung dengan kondisi dan kebutuhan masing-masing. Hubungan antara Hubungan Antar Manusia dengan Motivasi Kerja Pegawai Pusdiklat Departemen Kominfo Pegawai Pusdiklat Kominfo berinteraksi dengan individu lain dilingkungan kerjanya dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pendugaan bahwa hubungan antar manusia di Pusdiklat Kominfo berhubungan dengan motivasi kerja pegawai terlihat pada Tabel 8. Hasil uji korelasi pada Tabel 8 menunjukkan bahwa terdapatnya hubungan antara hubungan antar manusia dengan motivasi kerja sehingga pada H 2 yang diterima terlihat dari hubungan nyata antara kerjasama resmi antar manusia

19 63 dengan kebutuhan fisiologis dari dalam diri pegawai memotivasi kerja mereka, hubungan ini dibuktikan oleh nilai korelasi sebesar 0,287. Tabel 8. Korelasi Hubungan Antar Manusia dengan Motivasi Pegawai Pusdiklat Departemen Kominfo Korelasi Fisiologis Aman Sosial Harga Motif Harapan Insentif Keserasian tujuan organisasi Kerjasama tidak resmi Kerjasama resmi Suasana kerja menyenangkan Manusia bawahan Aktualisasi diri diri r s r s r s r s r s r s r s r s 0,182 0,177 0,111 0,269 0,150 0,218 0,137-0,035 0,180 0,044-0,042 0,164 0,075 0,149 0,166 0,068 0, ,274 0,359 0,262 0,297 0,290 0,374-0,044-0,111 0,074 0,206 0,216 0,095 0,079 0,073 0,351 0,050 0,313 0,318 0,480 0,308 0,332 0,086 Perlengkapan 0,190-0,013 0,188 0,314 0,428 0,184 0,063-0,106 Penempatan 0,381 0,103 0,201 0,480 0,436 0,307 0,214 0,184 Keterangan = ** taraf α = 0,01 (sangat nyata) * taraf α = 0,.05 (nyata) Peubah hubungan antar manusia yang menganggap bahwa rekan atau bawahan adalah manusia bukan mesin ternyata berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis dengan nilai korelasi 0,351. Hal ini berarti pegawai di Pusdiklat Kominfo sudah saling menghargai antar manusia walaupun berada pada tingkatan pekerjaan yang berbeda-beda, kondisi ini menimbulkan motivasi dalam menyelesaikan pekerjaannya dengan mendapatkan imbalan yang sebanding dengan yang dilakukannya. Penempatan tugas yang sesuai dengan kemampuan pegawai ternyata berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan fisiologis dengan nilai korelasi sebesar 0, 381. Kerjasama resmi berhubungan nyata dengan pemenuhan kebutuhan sosial pegawai pusdiklat Kominfo dengan nilai korelasi sebesar 0,274. Artinya semakin baik kerjasama resmi yang dilakukan antar manusia maka semakin baik pemenuhan kebutuhan sosial di lingkungan pusdiklat Kominfo. Hal ini disebabkan oleh setiap masing-masing pegawai berinteraksi dengan orang lain baik didalam lingkungannya maupun dengan luar unit kerja bahkan luar instansi tempat ia bekerja. Oleh karena itu tingkat kepekaan dan lingkungan sosial juga tampaknya semakin meluas sehingga berkesempatan untuk mengenal lingkungan sosial lain. Misalnya kerjasama resmi dengan pihak LAN dan berinteraksi dengan individu yang terkait menambah wawasan dan kemungkinan besar juga muncul

20 64 kerjasama tidak resmi dari komunikasi tersebut. Menganggap manusia sebagai bawahan bukan mesin ternyata berhubungan dengan kebutuhan sosial sebagai motivasi kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,313. Hubungan antar manusia dalam hal keserasian antara tujuan organisasi dengan tujuan manusia ternyata berhubungan dengan motivasi dalam hal pemenuhan kebutuhan harga diri dengan nilai korelasi sebesar 0,269. Hal ini dikarenakan semua pemimpin pada Pusdiklat Infokom bertanggung jawab atas produktivitas dan reputasi kepemimpinannya. Oleh karena itu jajaran pimpinan akan berusaha dan berdaya upaya untuk meningkatkan produktivitas unit kerjanya. Sedangkan dari sisi pegawai juga menginginkan hal yang sama dengan berbagai motif yang merupakan latar belakang salah satunya adalah kebutuhan harga diri seperti dianggap potensial dan pintar oleh atasannya. Sehingga dengan adanya kesamaan tujuan diantara elemen-elemen terkait tersebut tampaknya mendorong produktivitas lebih meningkat. Kerjasama resmi yang dilakukan berhubungan nyata dengan motivasi kerja dalam hal pemenuhan kebutuhan harga diri dengan nilai sebesar 0,359. Pada pengamatan di Pusdiklat terlihat bahwa pegawai (bawahan) merasa lebih dihargai jika diberikan tugas oleh atasan (Kasubag) melalui jalur yang resmi terkait dengan fungsi-fungsi Pusdiklat pada umumnya. Dengan tugas-tugas dan kerjasama resmi yang dilakukan pegawai (bawahan) telah menjalakan tugas-tugasnya dengan benar dan sesuai dengan aturan organisasi. Manusia bawahan bukan mesin, perlengkapan yang cukup dan penempatan tugas yang sesuai ternyata berhubungan nyata dengan motivasi kerja dalam hal kebutuhan harga diri. Artinya semakin baik hubungan antar manusia dalam hal perlakuan terhadap bawahan, alat perlengkapan yang cukup dan penempatan tugas yang sesuai maka semakin meningkat motivasi kerja dari harga diri yang semakin meningkat. Kerjasama resmi (0,262), suasana kerja yang menyenangkan (0,216), bawahan adalah manusia bukan mesin (0,480) ternyata berhubungan dengan motivasi kerja untuk pengaktualisasian diri. Artinya dengan semakin baik kerjasama resmi yang dilakukan dalam pusdiklat Kominfo diikuti dengan suasana kerja yang menyenangkan di lingkungan Pusdiklat Kominfo dan perlakuan yang baik dengan menganggap bawahan sebagai manusia bukan mesin maka semakin

21 65 meningkatkan motivasi kerja dengan aktualisasi diri pegawai yang diakui dilingkungan tempat kerjanya. Selanjutnya dengan fasilitas yang semakin lengkap (0,428) serta penempatan tugas yang sesuai dengan kemampuan pegawai (0,436) ternyata semakin meningkatkan motivasi kerja karena kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi. Pegawai Pusdiklat tampaknya lebih tertantang untuk berkompetisi secara positif sehingga pegawai bebas menyalurkan ide dan gagasan yang dianggap sebagai langkah untuk membuktikan bahwa dirinya mampu dan capable pada setiap tugas yang dibebankan kepadanya. Hubungan antar manusia dalam hal keserasian antara tujuan organisasi dengan tujuan manusia, kerjasama resmi dan menganggap bawahan adalah manusia bukan mesin ternyata berhubungan nyata dengan motif manusia dalam melaksanakan pekerjaannya. Hal ini dibuktikan dengan nilai positif 0,218 untuk korelasi keserasian tujuan manusia dengan tujuan organisasi yang artinya jika semakin baik keserasian tujuan maka semakin meningkat juga motif manusia dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Nilai korelasi positif antara kerjasama resmi dengan motif manusia dalam melaksanakan tugas-tugas sebesar 0,297. Artinya jika semakin baik hubungan kerjasama resmi ternyata semakin meningkat motif pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya. Selanjutnya nilai korelasi positif 0,308 antara hubungan manusia dalam hal menganggap manusia bawahan bukan mesin. Semakin baik kerjasama resmi yang dilakukan antar pegawai maka semakin besar harapan dalam diri individu tersebut dalam melaksanakan tugastugas yang dibebankan kepadanya dengan nilai korelasi 0,290. Karena disini setiap pegawai berperilaku tertentu (baik) dalam hubungan kerjasama resmi dengan harapan akan memperoleh kemudahan dalam urusan administrasi kepegawaian seperti urusan kepangkatan. Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Motivasi Kerja Pegawai Pusdiklat Kominfo Komunikasi organisasi yang terjadi di Pusdiklat Kominfo terdiri dari arah komunikasi, gaya komunikasi pegawai dan saluran komunikasi yang digunakan untuk menunjang kelancaran tugas secara umum berhubungan dengan motivasi kerja seperti terlihat pada Tabel 9.

22 66 Tabel 9. Korelasi Hubungan Komunikasi Organisasi dengan Motivasi Kerja Pegawai Pusdiklat Kominfo Korelasi Fisiologis Aman Sosial Harga Motif Harapan Insentif Komunikasi internal Arah komunikasi Gaya komunikasi Saluran komunikasi Komunikasi Arah eksternal komunikasi Gaya komunikasi Saluran komunikasi Keterangan = ** taraf α = 0,01 (sangat nyata) * taraf α = 0,.05 (nyata) Aktuali diri sasi diri r s r s r s r s r s r s r s r s 0,177 0,152 0,263 0,346 0,498 0,329 0,438 0,195-0,035 0,040-0,195 0,042-0,135 0,189 0,239 0,296 0,128-0,022 0,113 0,277 0,215 0,171 0,074 0,146 0,229 0,222 0,052 0,101 0,235 0,379 0,347 0,367 0,146 0,250 0,031 0,143 0,162 0,205 0,116 0,231 0,011-0,051-0,011 0,202 0,108 0,153 0,052 0,177 Tabel 12 menunjukkan bahwa arah komunikasi eksternal baik horizontal, vertikal dan diagonal berhubungan dengan motivasi kerja dalam hal pemenuhan kebutuhan fisiologis pegawai di Pusdiklat Kominfo. Hal ini berarti bahwa H 3 diterima yaitu adanya hubungan antara komunikasi organisasi dengan motivasi kerja pegawai. Semua hubungan yang ada bernilai positif. Sementara gaya komunikasi eksternal berhubungan nyata dengan kebutuhan rasa aman pegawai dengan nilai korelasi sebesar 0,250. Artinya jika semakin bagus gaya komunikasi dengan pihak luar organisasi maka semakin meningkat rasa aman dalam diri manusia dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Arah komunikasi internal ternyata berhubungan nyata dengan motivasi kerja dalam kebutuhan sosial dan dengan lingkungannya. Dibuktikan dengan nilai 0,263. artinya semakin intensif arah komunikasi dalam lingkungan kerja manusia maka semakin meningkat motivasi kerja dalam hal kebutuhan sosial. Nilai korelasi positif sebesar 0,346 antara arah komunikasi internal dengan motivasi kerja atas dasar pemenuhan harga diri manusia sebagai bagian dari pelaksana kelancaran Pusdiklat Kominfo. Hal ini berarti semakin baik arah komunikasi maka semakin tinggi harga diri manusia untuk diterima di lingkungannya. Begitu juga dengan saluran komunikasi yang digunakan dalam organisasi berkorelasi positif dengan kebutuhan harga diri dengan nilai 0,277.

23 67 Semakin baik arah komunikasi internal maka semakin tinggi aktualisasi diri masing-masing manusia dalam berinteraksi dan berprestasi di lingkungan kerjanya. Dibuktikan dengan nilai korelasi 0,498. Sementara saluran komunikasi internal ternyata berhubungan nyata dengan aktualisasi diri manusia dengan nilai korelasi sebesar 0,215. Saluran komunikasi internal yang digunakan antara lain penggunaan HP dan laporan sebagai penunjang. Arah komunikasi eksternal juga berhubungan nyata dengan aktualisasi diri manusia sebagai bagian dari motivasi kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,235. Arah komunikasi internal ternyata berhubungan nyata dengan motif kerja karyawan dengan nilai korelasi sebesar 0,329. Sama halnya dengan arah komunikasi eksternal berkorelasi positif dengan nilai 0,379. Komunikasi horizontal dan vertikal tampaknya lebih berperan disini, dimana intensnya komunikasi antara bawahan dengan bawahan dan komunikasi antara atasan dengan bawahan. Adanya motif-motif tertentu dalam diri mereka terkait dengan bagaimana mereka memandang lingkungannya sebagai salah satu pendukung dalam kinerja organisasi. Lingkungan yang baik dirasakan sebagai sarana untuk mencapai motif yang mereka inginkan, seperti untuk berprestasi mereka membutuhkan kenyamanan dari lingkungan kerjanya seperti komunikasi yang baik dengan rekan dan atasannya. Arah komunikasi internal ternyata berhubungan sangat nyata dengan motivasi kerja dalam hal harapan dengan nilai korelasi sebesar 0,438 positif. Artinya dengan semakin baiknya arah komunikasi semakin besar memenuhi harapan dalam diri pegawai. Harapan dari perilaku komunikasi yang ada, jika komunikasi horizontal, vertikal dan diagonal berjalan baik diantara manusia sehingga harapan manusia seperti bekerja dilingkungan yang nyaman dan tidak adanya masalah antar pegawai sehingga pada gilirannya mempengaruhi sikap manusia dalam bertingkah laku terkait dengan tanggung jawab dan tugastugasnya. Gaya komunikasi internal ternyata berkorelasi positif dengan harapan dengan nilai korelasi sebesar 0,239. Artinya semakin bagus gaya komunikasi yang diterapkan dalam lingkungan pekerjaan maka semakin meningkat pemenuhan harapan dalam diri pegawai sehingga pegawai semakin terdorong untuk

24 68 menyelesaikan tugas-tugasnya. Selanjutnya arah komunikasi eksternal juga berhubungan sangat nyata dengan harapan dengan nilai korelasi 0,347 positif. Berkaitan dengan dua hal diatas maka tampaknya pegawai menyukai ketika adanya keakraban diantara atasan dan bawahan walaupun tetap dalam batasan yang jelas dan saling menghargai. Gaya komunikasi internal berhubungan positif dengan motivasi kerja dalam hal insentif dengan nilai korelasi 0,296. Pencapaian tujuan yang diinginkan oleh pemimpin (Kabag) adalah peningkatan produktivitas yang optimal dari pegawai yang menjadi bawahannya. Dalam berkomunikasi baik secara langsung maupun tidak langsung pemimpin (atasan) di Pusdiklat Departemen Kominfo memberikan dorongan kepada pegawai misalnya jika pegawai melaksanakan satu tugasnya dengan efektif dan cepat maka akan ada pekerjaan berikutnya yang harus ditangani dan mendapatkan insentif tambahan dari kegiatan tersebut. Arah komunikasi eksternal ternyata berhubungan dengan motivasi kerja dalam hal insentif dengan nilai korelasi 0,367. Komunikasi eksternal dalam hal ini juga terkait dengan insentif tambahan dimana terkait dengan kenaikan pangkat seperti yang diharapkan yang berarti diikuti oleh kenaikan gaji. Seperti misalnya dengan hubungan baik yang tercipta dengan pihak eksternal pegawai memperoleh job tambahan untuk menjadi tenaga instruktur pada salah satu pelatihan atau melaksanakan suatu proyek pekerjaan. Dengan ini maka otomatis ada insentif tambahan yang diterima oleh pegawai. Diikuti oleh gaya komunikasi eksternal berhubungan positif dengan motivasi kerja dalam hal insentif dengan nilai korelasi sebesar 0,231. Hal ini dapat dimaklumi karena semakin banyak menjalin hubungan dengan pihak luar maka semakin terbuka kesempatan bagi pegawai untuk mengembangkan diri dan kemampuannya seperti menjadi instruktur pelatihan. Pengembangan diri dalam artian peningkatan produktivitas pegawai diharapkan memberikan insentif yang lebih kepada pegawai tersebut. Berdasarkan pengamatan menunjukkan bahwa komunikasi pegawai Pusdiklat dengan pihak eksternal dianggap lebih bebas dan tidak terbebani oleh lingkungan kerja pegawai khususnya dilingkungan pekerjaannya namun diupayakan untuk tidak mengganggu kinerja utamanya yaitu sebagai bagian dari Pusdiklat Kominfo.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tata pemerintahan yang baik (good governance) merupakan isu yang paling mengemuka dalam pengelolaan administrasi publik dewasa ini. Tuntutan gencar misalnya aksi-aksi demonstrasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap 160 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil keseluruhan penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk mengetahui pengaruh motivasi dan lingkungan kerja non fisik terhadap kinerja pegawai

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V GAYA KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Pemimpin PUR adalah laki-laki yang berumur 49 tahun yang menjabat sebagai Manager R&D. Latar belakang PUR berasal dari kalangan orang

Lebih terperinci

terbatasnya/tertutupnya mereka untuk menduduki jabatan struktural yang jumlahnya sangat terbatas menurut pangkat, golongan dan lain-lain. Dengan gaya

terbatasnya/tertutupnya mereka untuk menduduki jabatan struktural yang jumlahnya sangat terbatas menurut pangkat, golongan dan lain-lain. Dengan gaya BAB VI PEMBAHASAN Peran sumber daya manusia saat ini menjadi penentu bagi keberhasilan pembangunan kesejahteraan sosial yang dirancang oleh Dinas Sosial Propinsi Jawa Timur maka sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

KUESIONER PERSEPSI TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN ATASAN

KUESIONER PERSEPSI TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN ATASAN KUESIONER PERSEPSI TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN ATASAN BERILAH TANDA SILANG (X) PADA KOLOM YANG PALING SESUAI MENURUT ANDA. A= SANGAT SERING B= SERING C= KADANG-KADANG D= JARANG E= TIDAK PERNAH NO PERTANYAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7

DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Tujuan Penelitian 7 DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR i ii iii vi x xvii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Perumusan Masalah 7 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan peneliti, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : Penelitian komunikasi internal ini ingin

Lebih terperinci

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN

BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN BAB V KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN DAN KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN 5.1 Karakteristik Kepemimpinan Pemimpin di Showa Indonesia Manufacturing yang ada menggunakan prinsip keterbukaan terhadap karyawan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Motivasi Kerja 2.1.1 Pengertian Motivasi Kerja Menurut Veithzal Rivai (2011:839), motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan, mengarahkan dan memelihara perilaku

Lebih terperinci

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR)

BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 36 BAB IV HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT ASURANSI JIWASRAYA (PERSERO) (STUDI KASUS PADA AGEN KANTOR CABANG JAKARTA TIMUR) 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. atau unjuk kerja atau penampilan kerja. Kinerja dipengaruhi oleh faktor-faktor BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Kinerja Kinerja adalah sikap, nilai moral, serta alasan internal maupun eksternal yang mendorong seseorang untuk bekerja atau bertindak dalam profesinya. Atau kinerja (performance)

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, 64 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Responden Responden dalam penelitian ini adalah Perangkat Desa Talang Bojong, Pengurus Lembaga Kemasyarakatan Desa Talang Bojong serta Tokoh Masyarakat Desa Talang

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. kepemimpinan kepala sekolah terhadap iklim organisasi SMA Negeri di Pematang BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada Bab IV, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut: Pertama, Terdapat pengaruh langsung persepsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun. pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sebuah perusahaan dan organisasi, baik swasta maupun pemerintahan Sumber Daya Manusia yang produktif dapat tercapai apabila karyawan-karyawan memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan.

I. PENDAHULUAN. dilaksanakan juga semakin pesat dan penuh tantangan. 1 I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dan Masalah Sumber daya manusia harus dikelola dengan sebaik-baiknya untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi organisasi. Peningkatan sumber daya manusia dalam setiap

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. dilakukan dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab

BAB IV PENUTUP. dilakukan dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan dan dari analisis yang telah dilakukan dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang bertujuan untuk menjawab pertannyaan penelitian yang

Lebih terperinci

MANAJEMEN OPERASIONAL

MANAJEMEN OPERASIONAL MANAJEMEN OPERASIONAL SUBSISTEM MANAJEMEN TENAGA KERJA Astrid Lestari Tungadi, S.Kom., M.TI. PENDAHULUAN Subsistem yang berhubungan dengan pengembangan sumber daya manusia dalam hal keterampilan dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka dapat ditarik kesimpulan BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap karyawan PT. Jasa Marga untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja non fisik dan motivasi terhadap kepuasan kerja, maka

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SKALA PSIKOLOGI

LAMPIRAN 1 SKALA PSIKOLOGI 87 LAMPIRAN 1 SKALA PSIKOLOGI Reza ahmadiansah 832011009 Program Pascasarjana Magister Sains Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 88 Jenis Kelamin : Usia : Lama bekerja : Golongan : IDENTITAS

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan kajian pustaka yang berupa uraian-uraian teori, hasil penelitian dengan penyebaran angket, serta pengujian analisis jalur (path analysis) yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Absen Guru Tahun Diklat 2010/2011 2012/2013 di SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan, adalah Sebagai berikut : Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat 2010 2012/2013

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini, perusahaan-perusahaan di tuntut untuk menumbuhkan keunggulan daya saing global bagi produk-produk maupun layananlayanan yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang sangat penting didalam suatu organisasi maupun instansi yang bergerak dalam sektor pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan organisasi yang menjadi asset dan mempunyai peranan penting adalah sumber daya manusia. Dalam konteks yang lebih luas, manusia merupakan penggerak

Lebih terperinci

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN

V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN V. KARAKTERISTIK, MOTIVASI KERJA, DAN PRESTASI KERJA RESPONDEN 5.1 Karakteristik Responden Karyawan Harian Jurnal Bogor yang menjadi responden pada penelitian ini berjumlah 35 orang. Dari 35 orang tersebut,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dapat menjelaskan dan menyakinkan pegawai bahwa dalam organisasi atau

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dapat menjelaskan dan menyakinkan pegawai bahwa dalam organisasi atau BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Pelaksanaan Motivasi Dalam sebuah organisasi seorang manajer atau pimpinan dituntut harus dapat menjelaskan dan menyakinkan pegawai bahwa dalam organisasi atau

Lebih terperinci

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi

pujian atau kritik atas hasil kerja karyawan Tabel 4.14 Tanggapan responden mengenai pemimpin selalu meminta karyawan untuk berpartisipasi DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Operasional Variabel... 37 Tabel 3.2 Arti pembobotan dengan Skala Likert... 45 Tabel 3.3 Skala Interval Gaya Kepemimpinan... 46 Tabel 3.4 Skala Interval Motivasi... 46 Tabel 3.5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era globalisasi ini, perusahaan menyadari akan pentingnya sumber daya manusia. Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh sumber daya yang ada di dalamnya,

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4. No.1, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Pegawai. Pola Karir. PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada berbagai bidang khususnya kehidupan berorganisasi, faktor manusia merupakan masalah utama disetiap kegiatan yang ada didalamnya. Organisasi merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, kompetisi global dan perdagangan bebas menuntut sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

II. KUESIONER LINGKUNGAN ORGANISASI Bagian ini meneliti keberadaan Peksos di Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial, Propinsi Jawa Timur. Pertimbangkan se

II. KUESIONER LINGKUNGAN ORGANISASI Bagian ini meneliti keberadaan Peksos di Unit Pelaksana Teknis Dinas Sosial, Propinsi Jawa Timur. Pertimbangkan se KUESIONER PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEKERJA SOSIAL DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS SOSIAL PROPINSI JAWA TIMUR I. IDENTITAS RESPONDEN Mohon Bapak/Ibu memberi tanda (x)

Lebih terperinci

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN 49 BAB V PROFIL RELAWAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN Profil relawan PNPM-MP Kelurahan Situ Gede dalam penelitian ini akan dilihat dari dua faktor yaitu faktor internal dan

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan

BAB III HASIL PENELITIAN. Hasil pengolahan data selanjutnya akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan BAB III HASIL PENELITIAN Dalam Bab III ini menyajikan gambaran data penelitian yang diperoleh dari hasil jawaban reponden, proses pengolahan data, dan analisis hasil pengolahan data. Hasil pengolahan data

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisa yang dilakukan peneliti,maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut : Penelitian dalam komunikasi internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

Kuesioner. Saya Edwin Hargono dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan

Kuesioner. Saya Edwin Hargono dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Lampiran1 : kuesioner Kuesioner Responden yang terhormat, Saya Edwin Hargono dari mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Manajemen angakatan 200 Unika Soegijapranata, memohon kesediaan bapak / ibu

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN A. Penerapan Motivasi Kerja di BMT Marhamah Purworejo Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan terhadap datadata yang diperoleh dengan membandingkan antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan (Prastuti, 2014). Keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan. Kepentingan yang paling mendasar yaitu mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan pada PNS BLUPPB mengenai pengaruh stres kerja terhadap produktivitas kerja karyawan. 4.1 Gambaran

Lebih terperinci

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1)

SS = Sangat Setuju (Skor 4) S = Setuju (Skor3) TS = Tidak Setuju (skor 2) STS = Sangat Tidak Setuju (Skor 1) 98 Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian Pengaruh Komitmen Organisasional, Kepuasan Kerja, dan Motivasi kerja Terhadap Disiplin kerja PNS di Puskesmas Kecamatan Setiabudi Bersamaan dengan kuesioner ini saya

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis data, temuan dan pembahasan penelitian maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut: 1. Budaya orgnanisasi berpengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komitmen pegawai merupakan kesungguhan dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tujuan dan prosedur kerja yang telah ditentukan serta budaya kerja yang dianut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang menitikberatkan pada perkembangan perekonomian dan juga sumber daya manusia. Proses perekonomian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia di kehidupannya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya perlu berinteraksi dengan sesamanya. Ketika interaksi tersebut berjalan secara terus menerus tanpa menimbulkan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengelola, mengatur dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 132 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan peneliti maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pola aliran informasi yang terjadi dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sebuah organisasi sumber daya manusia merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sebuah organisasi sumber daya manusia merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi sumber daya manusia merupakan faktor penting dalam pencapaian tujuan. Faktor berhasil atau tidaknya organisasi ditentukan oleh adanya sumber

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh iklim organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada PT. World Yamatex Spinning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan pimpinannya, akan tetapi pengaruh

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Data Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner Dalam penelitian ini, untuk menguji apakah kuesioner yang digunakan valid dan reliabel, maka dilakukan uji validitas dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka meningkatkan pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai berbagai macam tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan pengelolaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam 134 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan merupakan langkah terakhir yang penulis lakukan dalam penelitian yang berjudul Pengaruh komunikasi internal terhadap komitmen organisasi pada Biro Kepegawaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang semakin maju dan moderen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia yang semakin maju dan moderen saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia yang semakin maju dan moderen saat ini mempunyai dampak yang sangat besar terutama dalam dunia usaha atau bisnis. Lingkungan usaha atau bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

KUESIONER UNTUK STAKEHOLDERS

KUESIONER UNTUK STAKEHOLDERS PETUNJUK PENGISIAN : KUESIONER UNTUK STAKEHOLDERS Kuesioner ini untuk diisi oleh atasan alumni Magister Manajemen Program Pascasarjana Universitas Budi Luhur. Berilah tanda checklist ( ) pada pilihan jawaban

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui 170 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi PT. Remaja Rosdakarya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan manfaat bagi lingkungan internal dan eksternal. Dalam menjalankan setiap aktivitasnya,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan

Lampiran 1. Panduan Pertanyaan LAMPIRAN 61 62 Lampiran 1. Panduan Pertanyaan Pertanyaan ditujukan kepada karyawan dari berbagai jabatan baik general manajer, manajer, senior staff, staff, dan non staff pada Departemen HR Human Resource

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan

BAB I PENDAHULUAN. yang bersangkutan. Kondisi organisasi yang sedang dipimpin akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu organisasi atau perusahaan, diperlukan suatu jajaran pimpinan yang bertugas pokok untuk memimpin dan mengelola organisasi yang bersangkutan. Kondisi organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor eksternal

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor eksternal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, perusahaan mengalami banyak kendala untuk mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor eksternal atau

Lebih terperinci

67 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

67 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 67 68 KUESIONER Nama : Jenis kelamin : L P Pendidikan : S1 > S1 Usia : 20-30 th 31-40 th > 40 th Jabatan : a. Auditor yunior b. Auditor senior Lama bekerja :... th... bln DAFTAR PERTANYAAN KUESIONER:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam organisasi, para manajer menghabiskan hampir 80 persen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam organisasi, para manajer menghabiskan hampir 80 persen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam organisasi, para manajer menghabiskan hampir 80 persen waktunya untuk berkomunikasi dengan orang lain dalam setiap harinya. Komunikasi tersebut dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNASIONAL NISSAN DIESEL

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNASIONAL NISSAN DIESEL HUBUNGAN ANTARA IKLIM KOMUNIKASI DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN PT. ASTRA INTERNASIONAL NISSAN DIESEL Esti Theresia 1, Sumartono 1 1Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Esa Unggul, Jakarta Jl. Arjuna Utara

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA 1. Sudah berapa lama Bapak bergabung di PT FIRST MEDIA TBK dan dibagian mana Bapak pertama kali masuk?. Sebutkan!. 2. Apa yang membuat Bapak tertarik untuk bergabung di PT First Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gaya kepemimpinan suatu organisasi merupakan salah satu faktor lingkungan intern yang sangat jelas mempunyai pengaruh terhadap perumusan kebijaksanaan dan penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam berbagai industri merupakan bagian yang tidak bisa dihi ndari. Banyak faktor yang mendukung tingginya persaingan di berbagai industri tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen, Timothy BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Tim Kerja Tim kerja adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual (Stephen,

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama atau disingkat SMP diharapkan mampu menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang berkualitas yang bisa diterima

Lebih terperinci

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team

Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Materi 10 Organizing/Pengorganisasian: Manajemen Team Anda mungkin memiliki banyak pengalaman bekerja dalam kelompok, seperti halnya tugas kelompok, tim olahraga dan lain sebagainya. Kelompok kerja merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam organisasi industri dikenal berbagai sumber daya yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan organisasi salah satunya adalah manusia. Akhir-akhir ini pekerja telah

Lebih terperinci

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN

I. PENGANTAR II. DATA RESPONDEN No:... SURVEY KARYAWAN PT. XXX PERIODE TAHUN YYYY I. PENGANTAR Kami konsultan yang ditunjuk oleh PT. XXX sedang melakukan survey tentang Human Resources Index yang berkaitan dengan kepuasan karyawan. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini semakin maju, didasari dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang tinggi mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberadaan suatu perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan jangka panjang yang dilandasi motif ekonomi untuk menghasilkan nilai-nilai tambah dan manfaat

Lebih terperinci

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan wadah bagi orang-orang yang memiliki pandangan dan visi dengan tujuan untuk menampung aktivitas dan interaksi yang dilakukan oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Kerja 1. Kepuasan Kerja Guru Robbins & Judge (2012) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam. Kondisi ini melahirkan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. dan beragam. Kondisi ini melahirkan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tuntutan terhadap pemuas kebutuhan manusia semakin meningkat dan beragam. Kondisi ini melahirkan persaingan yang semakin tinggi dalam dunia bisnis, menyebabkan dunia

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB VI KESIMPULAN & SARAN BAB VI KESIMPULAN & SARAN 6.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis pada bab 5 adalah sbb : 1. Tingkat kepuasan kerja yang dimiliki oleh karyawan Hotel Cihampelas 2 antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan

BAB III METODE PENELITIAN. hasilnya, secara umum data yang di peroleh dari penelitian dapat di gunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian merupakan cara yang di gunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan penelitiannya. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan hasilnya,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Hasil penelitian menjelaskan tentang pengaruh fungsi pementoran pada intensi keluar dengan dukungan organisasional persepsian sebagai pemediasi. Dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di BAB 1 PENDAHULUAN 1.4. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Dari 22 RSU di Provinsi Aceh

Lebih terperinci

Lampiran Hubungan anda dengan atasan diluar pekerjaan tergolong erat. Keterangan: 1:Sangat tidak setuju 3:Biasa saja

Lampiran Hubungan anda dengan atasan diluar pekerjaan tergolong erat. Keterangan: 1:Sangat tidak setuju 3:Biasa saja Lampiran 1. KUISIONER PENELITIAN Nomor Kuisioner : Hari/Tanggal Wawancara : HUBUNGAN ANTARA GAYA KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DALAM ORGANISASI PERUSAHAAN Panduan pengisian Pertanyaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sumber Daya Manusia (MSDM) Menurut Hasibuan (2004:10) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungna dan peranan tenaga kerja agar efektif dan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pulau Umang Resort & Spa berada pada kategori kuat, artinya bahwa budaya 122 122 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan di Pulau Umang Resort & Spa maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unit sosial yang terkoordinasi secara berkesinambungan, gabungan dari dua

BAB I PENDAHULUAN. unit sosial yang terkoordinasi secara berkesinambungan, gabungan dari dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri adalah organisasi yang menghasilkan barang atau memberikan pelayanan jasa. Perusahaan sebagai suatu organisasi merupakan suatu sistem dinamis yang

Lebih terperinci

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA

BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA BAB V KETERDEDAHAN, PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PROGRAM SIARAN RADIO, DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA 5.1 Karakteristik Responden Karakteristik responden merupakan faktor yang diduga mempengaruhi

Lebih terperinci

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR. 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan

HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR. 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan LAMPIRAN A HASIL UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS ALAT UKUR 1. Validitas dan Reliabilitas Dimensi Jarak Kekuasaan No. Item Validitas Keterangan 1 0.649 Diterima 6 0.545 Diterima 11 0.097 Ditolak 16 0.459

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan yang bersifat transformatif, yang mampu mengembangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kepemimpinan yang bersifat transformatif, yang mampu mengembangkan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Kepemimpinan transformasional merupakan salah satu gaya kepemimpinan yang bersifat transformatif, yang mampu mengembangkan gerakan inovatif, mampu memberdayakan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 11, Maret 2017 GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK GAYA KEPEMIMPINAN DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT SUMBER FAJAR INTI ABADI DI PONTIANAK Abstraksi Suhendi Email: Zhouhendi@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Penulis membatasi masalah

Lebih terperinci