Ir. Arie Sudaryanto MP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ir. Arie Sudaryanto MP"

Transkripsi

1 LAPORAN KEMAJUAN (sd JUNI 2012) PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2012 Peneliti Kepala : Ir. Arie Sudaryanto MP Peneliti Anggota : 1. Fithria Novianti S.Pi 2. Mirwan Ardiansyah Karim ST 3. Wawan Agustina S.Si 4. Dra. Carolina M.Sc

2 Kata Pengantar Laporan ini merupakan bagian dari laporan kemajuan sebagai pertanggungjawaban pelaksana program insentif PKPP Kementerian Negara Ristek dengan judul PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT untuk periode Februari sampai Juni Laporan ini disusun sebagai bahan Monitoring Evaluasi Kemajuan Kegiatan PKPP NTT pada tanggal 12 Juli 2012 di Kupang Pada 5 ( lima) bulan pertama beberapa kegiatan ini telah dapat terlaksana yakni : (i) persiapan dan koordinasi, (ii), perumusan dan identifikasi masalah, (iii). survei pemetaan dan pengkajian kebutuhan TTG, (iv). analisa dan rekomendasi penerapan paket TTG, (v). pembuatan formula penggunaan perisa asap untuk ikan, (vi) penyusunan modul TTG aneka olahan hasil laut, (vii). kegiatan aksi penguatan dan penerapan TTG di Kupang. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan menjalin koordinasi bersama mitra kerja sebagai upaya untuk memperoleh pendampingan lanjut terhadap UMKM binaan. Koordinasi tersebut meliputi beberapa pihak terkait di tingkat Pemprov NTT Pemkab dan Pemkot Kupang, KSM PNPM, Universitas Nusa Cendana, Universitas Kristen Artha Wacana dan Perwakilan FAO di Kupang. Kegiatan aksi penerapan TTG yang telah dilakukan menghasilkan tujuh (7) mitra kerja binaan yang diperkuat keterampilan pengolahan hasil laut. Diantara UKM mitra kerja tersebut lima (5) diantaranya telah berani mengajukan Sertifikat Keamanan dan Kesehatan Pangan melalui BPOM dan Dinas Kesehatan setempat. Jumlah produk yang diajukan Sertifikasinya sebanyak 10 jenis produk. Telah dikenalkan pula penggunaan label dan kemasan standar. Beberapa produk hasil pelatihan telah dipamerkan dan sudah ada pesanan produk olahan dari konsumen. Kegiatan aksi dapat terlaksana atas dukungan dan kerjasama yang sangat baik dengan Dinas Kelautan Perikanan dan Perwakilan FAO Kupang dan Dinas teknis lainnya. Akhirnya kami mengucapkan terima kasih atas kerpercayaan Program PKPP Ristek kepada tim Peneliti untuk melaksanakan kegiatan ini. Mudah-mudahan laporan kemajuan ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang membutuhkannya. Subang, Juli 2012 Peneliti Kepala/Koordinator Kegiatan, Arie Sudaryanto 2

3 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Pokok Permasalahan I.3 Metodologi Pelaksanaan I.3.1 Lokus Kegiatan I.3.2 Fokus Kegiatan I.3.3 Bentuk Kegiatan I.4 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN II.1 Pengelolaan Administrasi Manajerial II.1.1 Perencanaan Anggaran II.1.2 Pengelolaan Anggaran II.1.3 Rancangan Pengelolaan Aset II.2 Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja II.2.1 Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja II.2.2 Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja II.2.3 Perkembangan Pencapaian Target Kinerja II.3 Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program II.3.1 Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program II.3.2 Indikator Keberhasilan Sinergi Koord. Kelembagaan-Program II.3.3 Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program II.4 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa II.4.1 Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa II.4.2 Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa II.4.3 Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa II.4.4 Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa BAB III RENCANA TINDAK LANJUT III.1 Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja III.2 Rencana Koordinasi Kelembagaan Program III.3 Rencana Pemanfaatan Hasil Litbangyasa III.4 Rencana Pengembangan ke Depan BAB IV PENUTUP LAMPIRAN DOKUMENTASI 3

4 PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KORIDOR EKONOMI : 5 FOKUS : PERIKANAN LAPORAN KEMAJUAN Oleh : Arie Sudaryanto dkk 1 RINGKASAN Penguatan usaha mikro kecil menengah (UMKM) dipilih sebagai strategi pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan berbagai pertimbangan. Fenomena bahwa unit usaha kecil ini adalah unit ekonomi yang memiliki fleksibilitas tinggi dalam menghadapi situasi makro, menjadikannya tumpuan sebagian besar masyarakat, tidak hanya yang berdomisili di wilayah perkotaan akan tetapi juga di perdesaan. Ini pula lah fenomena yang ditemukan di Kupang dan sekitarnya, sehingga UMKM menjadi entitas utama yang dikuatkan dengan harapan akan terjadi penyebaran manfaat secara horizontal di kalangan masyarakat lokal. Penguatan UMKM dilakukan melalui teknik penerapan teknologi tepat guna, dan komoditas utama yang menjadi perhatian adalah hasil laut, khususnya ikan. Dengan demikian teknologi tepat guna yang di alih kan kepada UMKM adalah teknologi yang terhubung dekat dengan pengolahan ikan. Terhadap UMKM yang memenuhi berbagai kriteria ke tepat-guna an diberikan pengetahuan dan teknologi yang (a) meningkatkan mutu produk (b) meningkatkan keanekaan produk (c) memperbaiki kemasan produk (d) memberikan legalitas penjualan produk. Kegiatan penerapan teknologi terhadap UMKM yang dijadikan representasi unit usaha pengolah ikan di Kupang, diperoleh berbagai data dan informasi yang menjadi dasar penyusunan draft saran kebijakan penguatan teknologi terhadap UMKM. Diharapkan akan diperoleh simpulan berupa strategi terbaik dalam penguatan UMKM berbasis Olahan Ikan di Kupang yang mampu memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk para pelaku usaha kecil yang notabene adalah masyarakat lokal. 1 Tim PKPP I_227 : Arie Sudaryanto (Peneliti Kepala), Carolina, Fithria Novianti, Mirwan A. Karim, Wawan Agustina, Satya Andika. Putra, Sukarwanto dan Bambang Saksono dari Balai Besar Pengembangan TTG- LIPI 4

5 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kupang merupakan salah satu wilayah potensial penghasil ikan di Nusa Tenggara Timur. Secara lebih spesifik, pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kupang mengarahkan perhatian, khususnya kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dengan menempatkan perekonomian rakyat sebagai salah satu komponen utama. Tantangannya adalah bagaimana agar supaya potensi ini dapat menjadi sumber kekuatan ekonomi masyarakat lokal. Meskipun semangat otonomi daerah yang diamanatkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, secara jelas menyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan di wilayah laut berupa eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut, dukungan terhadap implementasi kebijakan ini diperlukan agar supaya mengena pada sasaran. Ikan hasil tangkapan yang merupakan sumber pendapatan penting bagi keluarga nelayan, pada umumnya dijual dalam bentuk ikan segar. Hanya sedikit yang memanfaatkan ikan tersebut sebagai bahan baku olahan. Kalaupun ada, kegiatan proses pengolahan ikan masih dilakukan secara tradisional. Dari gambaran kegiatan ekonomi berbasis ikan laut di Kupang, terbuka peluang pemanfaatan teknologi tepat guna, baik untuk meningkatkan mutu produk, maupun penganekanaragaman jenis produk olahan hasil laut tersebut. Diharapkan, melalui penerapan teknologi tepat guna, peluang untuk pengembangan usaha berbasis olahan hasil laut khususnya ikan akan semakin terbuka. Hal ini berarti, terbuka pula peluang bagi masyarakat lokal untuk ikut serta dalam denyut kegiatan ekonomi yang berbasis pada kekuatan sumberdaya lokal Pokok Permasalahan Kawasan (Kota dan Kabupaten) Kupang merupakan penghasil ikan yang penting baik bagi Nusa Tenggara Timur maupun Indonesia.Sebagian besar ikan hasil tangkapan dijual dalam bentuk segar langsung kepada konsumen, atau pun pedagang pengumpul yang kemudian memasarkannya ke wilayah lain dalam bentuk segar sebagai komoditas 5

6 konsumsi rumah tangga atau pun sebagai bahan baku yang di proses lanjut oleh pengolah ikan menjadi ikan asin. Daya simpan merupakan permasalahan yang dialami, baik oleh penjual ikan segar, maupun produsen ikan asin. Persoalan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat lokal untuk mampu mengambil manfaat optimal dari ketersediaan ikan hasil tangkapan. Salah satu solusi dari masalah pendeknya daya simpan adalah pengolahan ikan. Saat ini, pengolahan ikan yang dikenal umum oleh masyarakat hanya terbatas pada bentuk ikan kering yang diasinkan. Tingginya tingkat ketersediaan ikan segar sebetulnya merupakan peluang bagi masyarakat lokal untuk membangun kegiatan ekonomi yang berbasis pada teknologi pengolahan ikan. Karena selain memberikan nilai tambah signifikan, beragam teknologi pengolahan ikan membuka peluang usaha yang lebih luas bagi masyarakat lokal Metodologi Pelaksanaan Kegiatan ini dirancang untuk dapat ditindakkan sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia tanpa harus mereduksi target capaian akhir yakni penguatan 5 (lima) UMKM pengolah hasil laut. Oleh karena karakter utama dari kegiatan ini adalah penerapan teknologi terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang ditentukan berdasarkan pertimbangan sustainability, maka kegiatan ini dikelola dengan pola pikir kaji-tindak. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan pertanyaan tertutup maupun terbuka. Sedangkan teknik pengumpulan data dan informasi yang dijadikan pegangan adalah wawancara mendalam (in-depth interview); dan analisa SWOT digunakan sebagai alat untuk mengarahkan pada diperolehnya simpulan yang mendukung pencapaian tujuan kegiatan Lokus Kegiatan Penerapan teknologi tepat guna akan difokuskan akan tetapi tidak terbatas pada kampung nelayan Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Kota dan Kabupaten Kupang. Penentuan daerah implementasi kegiatan didasarkan atas pertimbangan bahwa daerah nelayan Oesapa Kupang merupakan salah satu daerah nelayan dengan tingkat pemanfaatan teknologi olahan hasil laut yang masih rendah sehingga nilai tambah dari hasil laut masih belum mereka peroleh. Pertimbangan lainnya adalah pendapatan masyarakat nelayan 6

7 Oesapa masih tergolong rendah, rata-rata masih dibawah Rp.600 ribu per bulan (Baun, 2008) 2. Sementara itu Kebutuhan Hidup Minimum (KHM) Kabupaten/ Kota Kupang sebesar Rp ,- (BPS NTT, 2009). Hal ini menunjukkan bahwa pendapatan mereka secara ekonomi sebagai penopang kehidupan masih jauh dari cukup. Peta Kab. Kupang Peta Kota Kupang Gambar 1. Peta Kabupaten dan Kota Kupang Nusa Tenggara Timur; dikelilingi oleh Laut Sawu dan P. Semau dan Kab. Rotendao Fokus Kegiatan Masalah pokok yang menjadi fokus untuk dipecahkan melalui kegiatan implementasi teknologi tepat guna ini adalah rendahnya penguasaan teknologi pengolahan ikan di kalangan masyarakat Kupang, sementara bahan baku tersedia di hampir sepanjang tahun. Berdasarkan hal itu, maka Bidang Fokus Kegiatan diarahkan pada Ketahanan Pangan Perikanan; dan produk target yang dijadikan sasaran adalah industri pangan olahan ikan hasil laut skala kecil di perdesaan. Kegiatan ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam menangani produk yang bersifat mudah rusak (perishable), dengan asumsi bahwa penerapan teknologi tepat guna akan dapat membuka peluang untuk meningkatkan nilai tambah produk. Dan bagi pengusaha mikro-kecil, akan membantu meningkatkan produktivitas usahanya. Peningkatan produktivitas dapat diperoleh melalui peningkatan keanekaan produk olahan, atau pun perbaikan teknologi proses. 2 Baun, Paula Issabel (2010), Kajian Pengembangan Pemenfaatan Ruang Terbangun di Kawasan Pesisisr Kota Kupang, Universitas Diponegoro. 7

8 Bentuk Kegiatan Untuk mencapai tujuan, kegiatan diselenggarakan dalam 3 (tiga) bentuk yakni : a) Pemetaan potensi bahan baku perikanan dan identifikasi usaha mikro kecil yang potensial menjadi pengguna TTG ; b) Penerapan teknologi di usaha mikro kecil melalui pelatihan, pendampingan dan bimbingan teknis untuk penguatan UKM; c) Focus Group Discussion yang dilakukan bersama pemangku kepentingan baik pihak pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat guna penyusunan naskah Saran Kabijakan Pemda. Ketiga bentuk kegiatan tersebut merupakan sebuah proses yang terkait satu dengan lainnya, dan dilakukan tidak harus di waktu yang bersamaan atau pun berurutan, kecuali bahwa pemetaan potensi dan identifikasi UMKM untuk kepentingan kinerja penerapan teknologi, memang dilakukan pada awal kegiatan. Di awal kegiatan pula dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat menjadi mitra yang mengadopsi ide dan menindak-lanjuti kegiatan agar berkelanjutan. 8

9 1.4. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Tahapan pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi 4 kegiatan utama, mulai dari persiapan di Subang, pelaksanaan kegiatan aksi penerapan TTG di Kupang, Monitoring dan Evaluasi perkembangan kegiatan dan Pelaporan, seperti dalam Tabel 1. No TAHAPAN KEGIATAN 1. Persiapan di Subang dan Koordinasi Awal kegiatan Eskternal di Kupang 2 Pelaksananaan kegiatan di Subang dan Kupang 3 Monitoring Evaluasi di Kupang Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PKPP Kupang, Tahun 2012 DESKRIPSI SINGKAT TAHAPAN KEGIATAN Koordinasi Internal, Eskternal (Pemda, LSM, Univ dll), pembuatan instrumen survey pemetaan dan pengkajian pemanfaatan TTG Konsultasi dengan para pakar/nara sumber konsep saran kebijakan publik Koordinasi Awal dengan Pemda Prov NTT dan Kab/Kota Kupang Kegiatan Pemetaan dan Pengkajian TTG di Kupang FGD Peta Kaji dengan Stakeholder di Kupang Analisis Data dan Rekomendasi Kegiatan Uji kelayakan teknis terhadap teknologi yang akan diterapkan Kegiatan Aksi Penerapan TTG Olahan Hasil Laut (Pengenalan Tek. Proses dan Peralatan TTG) Monitoring dan Evaluasi kegiatan aksi penerapan TTG Olahan Hasil Laut Penyusunan Draft Rekomendasi Saran Kebijakan P.E.M Pesisir FGD Saran Kebijakan dengan Stakeholder di Kupang Penyusunan Saran Kebijakan u Pemda WAKTU (MINGGU) Feb-Mar (2 bln) Apr-Agst (5 bln) Sept-Okt (2bln) 4 Pelaporan Pelaporan Akhir Nov (1 bln) 9

10 BAB II PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN 2.1. Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Kerangka Metode-Proses Pencapaian Target Kinerja Fokus kegiatan adalah pada penerapan teknologi tepat guna olahan ikan hasil laut terhadap usaha mikro kecil menengah di Kupang Nusa Tenggara Timur. Kerangka pikir yang mendasari perancangan kegiatan implementasi TTG ini adalah seperti tertera di gambar berikut. Gambar 2. Kerangka Pikir Penerapan TTG Selaras dengan komoditi yang menjadi prioritas pengembangan wilayah NTT, maka ikan adalah hasil laut terpilih yang ditangani. Dalam upaya untuk mencapai target kinerja, maka akan dilakukan rapid appraisal untuk mendapatkan peta pemanfaatan teknologi tepat guna oleh UMKM pengolah ikan di Kupang. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan memanfaatkan kuesioner. Berdasarkan data lapangan tersebut, 10

11 dilakukan kajian terhadap potensi keberlanjutan dari penerapan teknologi dengan menggunakan kriteria teknologi tepat guna. Dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk UMKM perikanan maka teknologi menjadi faktor penting yang dapat berperan di berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai instrumen yang memberikan peluang : Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pengusaha Meningkatkan kapasitas usaha dan mutu produk yang dihasilkan Meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk Meningkatkan daya saing produk Di semua tahapan kegiatan, koordinasi dan komunikasi dilakukan dengan lembaga terkait baik pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat yang memiliki keberpihakan terhadap pengembangan UMKM pengolah ikan Indikator Keberhasilan Pencapaian Target Kinerja Indikator keberhasilan pencapaian target kinerja pada tahap ini (Februari Juni 2012) adalah : a) Dihasilkannya kuesioner yang layak digunakan sebagai pedoman wawancara dengan UMKM b) Dilaksanakannya survey awal yang bertujuan untuk membangun komunikasi dengan lembaga pemerintah daerah terkait dan menelusuri UMKM potensial untuk dijadikan sasaran kegiatan implementasi TTG c) Dihasilkannya rekomendasi kelayakan teknis jenis teknologi pengolahan ikan yang akan diterapkan di Kupang NTT, antara lain : pembuatan kerupuk ikan, abon ikan, dendeng ikan, dan pemanfaatan asap cair untuk pengolahan/perisa produk hasil laut d) Terlaksananya kegiatan alih teknologi tepat guna pengolahan ikan kepada UMKM sasaran Terdapat 8 unsur penentu keberlanjutan yang dijadikan landasan dalam dalam menentukan UMKM binaan adalah pengguna teknologi, kelompok, jenis teknologi produksi, pasar, lokasi/lingkungan, ketersediaan bahan baku dan lembaga pendamping. Modul-modul pelatihan TTG Olahan Hasil Laut akan dibuat sebagai kelengkapan dari kegiatan ini, agar para pelaku TTG dapat menggunakannya secara benar. Selanjutnya, 11

12 pelaksanaan penerapan TTG terhadap UMKM (terpilih) di Kupang akan menjadi sumber data dan informasi yang akan dikaji untuk dijadikan bahan pertimbangan penyusunan saran strategis penguatan UMKM pengolahan ikan Perkembangan Pencapaian Target Kinerja Persiapan berupa desk study dilakukan dengan mempelajari dan menganalisis data sekunder, sekaligus dilakukan koordinasi awal dengan Pemda NTT pada tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota Kupang dilakukan lewat komunikasi telpon. Informasi-informasi yang diperoleh dipergunakan dalam menentukan rencana dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya. Hasil signifikan yang sudah dicapai sampai pada saat ini adalah gambaran potensi lokal dan rancangan penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang yang diperoleh melalui kajian awal yang dilakukan oleh 2 anggota Tim yaitu Mirwan A. Karim ST (Peneliti) dan Bambang Saksono (Teknisi) selama 5 hari dari tgl 1 sd 5 April Kegiatan tersebut merupakan bagian dari pemetaan potensi sumberdaya dan pengkajian pemanfaatan TTG. Selain dengan para pengguna TTG, wawancara juga dilakukan terhadap Dinas Instansi terkait sekaligus melakukan koordinsi dan penjajagan kerjasama sinergi kegiatan. Dinas/Instansi yang sudah dihubungi adalah Badan Pendidikan Pelatihan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D), Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD), Dinas Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas KristenArtha Wacana Kupang. Disamping koordinasi dengan instansi terkait, juga dilakukan survei terhadap beberapa UKM pengolahan ikan di Kota Kupang, untuk mengetahui pola usaha (dari input bahan baku hingga pemasaran produk), serta jejaring baik dengan pemerintah maupun sumber-sumber informasi dan teknologi yang terkait dengan usaha produksi. Hasil survei dijadikan dasar penentuan mitra binaan dan jenis teknologi olahan hasil laut yang akan diterapkan di Kupang. Dilakukan pula kegiatan riset eksperimental pemanfaatan asap cair sebagai perisa dan juga perancangan alat pembuatan asap cair. Diharapkan kelak, bila pemanfaatan asap cair oleh UMKM menunjukkan prospek yang menjanjikan, maka di waktu yang akan datang teknologi pembuatan asap cair akan dapat menjadi salah satu hasil riset yang layak untuk diimplementasikan dan dimanfaatkan oleh masyarakat lokal di Kupang. 12

13 Hasil survei awal dalam bentuk Rekomendasi Teknis dan Non Teknis dipakai sebagai pijakan kegiatan oleh Tim Teknis.Tim teknis telah diberangkatkan ke lapangan (Kupang NTT) pada bulan Juni 2012 bertepatan dengan akhir musim angin Barat dimana hasil tangkapan ikan mulai normal kembali. Penguatan Teknologi terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah Pengolah Ikan Langkah penguatan teknologi terhadap 5 UMKM diawali dengan identifikasi UMKM yang potensial untuk menerima beragam teknologi tepat guna pengolahan ikan. Didampingi oleh petugas lapangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, diperoleh 12 UMKM yang berkegiatan di wilayah Kupang dan memanfaatkan ikan sebagai komoditas utama untuk diolah menjadi aneka produk. Menggunakan kriteria teknologi-tepat-guna dan pola pikir keberlanjutan maka dari 12 UMKM tersebut terpilihlah 5 unit usaha yang dijadikan sasaran. Tabel berikut adalah identitas pelaku usaha, keunggulan dan tindak serta teknologi yang diterapkan terhadap mereka.: Tabel 2. Pelaku Usaha Mitra Kerja UKM dan Jenis Penguatan TTG Diterapkan sert Pendaftaran Uji Lab. BPOM Kupang (Juni 2012) N o Nama Ketua/ Alamat 1 Wilhelmina Mbulu Manafe, Lasiana RT008/ RW03 2 Maria Selviana Paa Oesapa Barat Merek Produk Mawar Sejati Mandiri Keunggulan dalam peluang penerapan TTG UKM ini berlokasi di daerah strategis dimana disekitarnya juga terdapat UKM sejenis, dengan adanya pengenalan TTG dan pembinaan UKM ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi UKM-UKM lain di komunitas tersebut. UMKM ini juga memiliki posisi strategis sebagai percontohan bagi Tindak Teknologi Diterapkan Perbaikan pembuatan dendeng ikan & pembuatan dendeng rol (atas permintaan mereka sendiri) Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 2 produk baru : kerupuk ikan & ikan asap Nomor BPOM Ikan Asap : Kerupuk Ikan : Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan Ikan Asap : 13

14 N o Nama Ketua/ Alamat RT007/ RW 03 3 Dortia Sonya Mbora, Perumnas Pasir Panjang Jl. Lontong 37 RT 17/6 4 Dedi Benjamin Ndun, Penfui 5 Epa Lomiga, Oebobo Merek Produk Manisee H & L Sisuka Keunggulan dalam peluang penerapan TTG komunitas. Apalagi pemilik merupakan orang yang sudah pernah mengikuti pelatihan olahan pangan di berbagai instansi. UKM sudah ini berproduksi secara kontinyu namun dalam jumlah yang terbatas. Hal ini disebabkan tidak semua anggota kelompok bekerja. Dengan adanya pendampingan, diharapkan kelompok UKM ini semakin solid dan UKM dapat membantu keuangan keluarga. UKM ini memiliki kemampuan teknologi yang kuat dan memiliki fasilitas produksi yang cukup handal,namun ternyata fasilitas produksi yg dimiliki ada yg tidak sesuai dg peruntukan & ada g belum dimanfaatkan. Pengenalan TTG pembuatan ikan asap telah mampu memotivasi UMKM ini untuk melakukan diversifikasi produk. UKM ini memproduksi ikan asap secara tradisional. Teknologi asap cair yang diperkanalkan oleh tim diharapkan dapat dipergunakan sebagai teknologi produksi ikan asap cair. Tindak Teknologi Diterapkan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 4 produk baru : kerupuk ikan, ikan asap; dan 2 produk lama yg diperbaiki teknik pembuatannya : abon ikan & dendeng ikan Perbaikan teknologi pembuatan dendeng ikan Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 2 produk baru : kerupuk ikan & ikan asap Perbaikan teknologi pembuatan kerupuk ikan Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk cumi dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 1 produk baru : ikan asap Motivasi penguatan kelompok Motivasi penguatan usaha Perbaikan kemasan produk Nomor BPOM Kerupuk Ikan : Abon Ikan : Dendeng Ikan : Kerupuk Ikan : Dendeng Ikan : Ikan Asap :

15 Perlu disampaikan bahwa produk ikan asap dan kerupuk ikan dari beberapa UMKM, sempat dijadikan produk pameran Pangan Lokal Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal Juni 2012 di Ramayana Flobamora Mall.di Kupang yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Nusa Tenggara Timur dan diikuti oleh seluruh kabupaten. Produk olahan mitra binaan yang dipamerkan banyak menarik minat pengunjung karena jenis produk baru terutama ikan asap dan bentuk kemasan yang menarik. Selain terhadap ke-lima UKM tersebut, pengenalan teknologi khususnya pemanfaatan asap cair untuk perisa, dilakukan pula terhadap : a) Kelompok Tode, ketua Solagratia Ratu Edo (Adi) di Kampung Tode Kisar Kupang. Pada dasarnya Adi adalah pembudidaya dan pemasok lele segar di Kupang, akan tetapi teknologi penggunaan asap cair untuk membuat lele asap diminati dan serta merta diadopsi oleh mereka. Bahkan produk lele asap dengan kemasan baru - sudah diikut-sertakan sebagai produk yang dipamerkan di Pameran Pangan Lokal. Sebelumnya kelompok ini yang merupakan binaan FAO sudah banyak menerima pelatihan olahan ikan lele, namun setelah tahu teknologi asap cair mereka lebih tertarik untuk menerapkannya. Produk Lele Asap dengan perisa asap cair sudah didaftarkan ke BPOM No b) Kelompok Kerja Fajar Menanti pimpinan Ibu Yos Lalumali di Oebobo Kupang. Kepada mereka, selain dikenalkan cara penggunaan asap cair untuk membuat ikan asap, juga dilatihkan cara pembuatan kerupuk daging rasa asap. c) Kelompok kerja Rindu Sejahtera pimpinan Ibu Fenti Sabaat di Penfui Timur Kupang. Kelompok ini beranggotakan 16 orang dan didukung oleh PNPM Mandiri, sangat berminat dalam memanfaatkan asap cair untuk perisa ikan dan terbuka untuk penggunaannya sebagai perisa komoditas lainnya. Mereka bahkan sudah mulai melayani pesanan ikan rasa asap dan se i daging sapi asap. 15

16 2.2. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Kerangka Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Kegiatan PKPP Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang Nusa Tenggara Timur sejak awal dirancang dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kebijakan pemerintah daerah. Fokus dan lokus kegiatan diselaraskan dengan arah kebijakan daerah dengan harapan dapat diperoleh suatu hasil kerja sinergistik yang saling menguatkan.dengan harapan terwujudnya keberlanjutan penerapan teknologi tepat guna yang memberikan nilai tambah signifikan pada masyarakat lokal, koordinasi, sinkronisasi serta komunikasi dengan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di ranah yang sama juga dilakukan. Berikut adalah tabel lembaga pemerintah daerah dan apresiasi peran strategis mereka sebagai penopang tercapainya sasaran kegiatan. Tabel 3. Peran dan Dukungan Dinas/Instansi/Lembaga Mitra Daerah No Lembaga / Sektor Daerah 1 Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) 2 BAPPEDA Propinsi NusaTenggaraTimur Peran & Dukungan yg diharapkan Penentu kebijakan penelitian dan pengembangan daerah. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan pemberdayaan UMKM pengolah ikan Penyusun kebijakan pembangunan daerah. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan teknis 3 Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT 4 Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang 5 Dinas Kesehatan Prop NTT dan BPOM Penentu kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Propinsi. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan teknis Penentu & implementor kebijakan pengembangan potensi kelautan dan perikanan propinsi ; pendampingan UMKM perikanan Menetapkan status legal produk terkait dengan kelayakan keamanan dan kesehatan mutu pangan 6 Badan Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna Masyarakat Desa Prov 7 DisPerInDag Koperasi Menetapkan status legal usaha, mendukung permodalan dan pemasaran produk serta kemasan Dalam upaya meraih efektivitas kegiatan implementasi TTG ini, kami mengupayakan pula terwujudnya komunikasi dengan lembaga pendidikan lokal yang memiliki potensi, baik sebagai pencipta teknologi maupun pendamping masyarakat penerap 16

17 teknologi tepat guna. Dengan strategi membangun jejaring kerja melalui komunikasi dan koordinasi di lapangan, diharapkan pemahaman terhadap kebijakan strategis pemerintah, pengenalan masyarakat dan kebutuhan teknologi serta keperluan dukungan pendampingan akan lebih mudah dicapai Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program Berdasarkan pertimbangan bahwa sinergisme dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah adalah hal yang mutlak diperoleh, maka indikator keberhasilan terwujudnya sinergi koordinasi kelembagaan dalam implementasi progam spesifik ini adalah : 1. Diperolehnya ijin melakukan kegiatan lapangan 2. Kemudahan dalam memperoleh dukungan fasilitas fisik non fisik yang diperlukan, misalnya : data sekunder, informasi penunjang dll 3. Terbukanya peluang untuk mengenali masyarakat binaan sektor relevan 4. Dukungan terhadap pencapaian tujuan pelaksanaan kegiatan secara umum Perkembangan Sinergi Koordinasi Kelembagaan - Program Seperti diindikasikan terdahulu, implementasi kegiatan ini mengintegrasikan koordinasi dengan lembaga pemerintah maupun non pemerintah lokal dalam kerangka pikir secara umum. Pencapaian tujuan, tidak mungkin dapat dicapai tanpa adanya dukungan dari mereka, selain tentu saja, dari UMKM sasaran program. Terkait dengan hal itu, koordinasi dan komunikasi dengan Dinas/Lembaga terkait sebagai bahan persiapan pelaksanaan tahun berjalan telah dilakukan. Secara umum dapat dikemukakan bahwa pemerintah daerah mempunyai program khusus berupa bantuan teknis dan permodalan kepada para usaha mikro kecil menengah (UMKM) pengolah ikan dan hasil laut umumnya. Dengan demikian kegiatan PKPP Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang NTT ini dapat diselaraskan dengan program pemerintah daerah yang sedang berlangsung. Identifikasi UMKM sasaran kegiatan juga dilakukan berdasarkan data dan informasi lapangan yang diperoleh dari lembaga terkait. Melalui komunikasi intensif dengan beberapa lembaga relevan, implementasi teknologi dapat direncanakan jauh lebih baik lagi 17

18 sehingga yang diharapkan terwujud adalah efek penguatan penguasaan teknologi yang tidak tumpang tindih atau justru melemahkan.secara lebih spesifik, informasi yang diperoleh dari masing-masing pihak, adalah sebagai berikut : Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Provinsi NTT. Sejak 2011, Propinsi Nusa Tenggara Timur telah menggulirkan bantuan hibah dalam program Desa Mandiri Anggur Merah (DeMAM), yang masing-masing desa memperoleh alokasi sebesar Rp ,- yang difungsikan untuk usaha produktif sehingga dapat dilakukan perguliran. NTT telah mengaplikasikan sistem perencanaan yang terkoordinasi antara BP4D-Bapeda-Dewan Riset Daerah, yang saat ini mengedepankan pengelolaan pertanian lahan kering menggunakan dana dari program DeMAM tersebut. Nara Sumber : Hellen Funay (Kaban BP4D), HP : Merry Loodoe, HP : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Provinsi NTT Kegiatan Pelatihan yang dikoordinasikan oleh dinas ini terkait dengan pelatihan perbengkelan dan pelatihan pasca panen. Namun kegiatan ini lebih identik dengan pemberian bantuan langsung, sehingga saat program hendak berjalan, akan muncul banyak UKM baru (infonya mencapai 105 buah UKM), namun tidak berkelanjutan setelah program berakhir. Di Kupang terjadi pula pemotongan anggaran (APBN) yang mengakibatkan dibatalkannya rencana kegiatan perbaikan sarana fisik stasiun lapangan NoelBaki, dan beberapa kegiatan pelatihan dan praktek pengolahan pascapanen. Namun solusi yang mereka tempuh adalah dengan menggandeng pihak sponsor, diantaranya: Sampoerna Foundation. Materi yang akan diajarkan dalam tema: keripik (pisang, singkong, ubi); anggur buah, instan jahe, biskuit, dodol (labu, rumput laut), kacang telor. Nara Sumber : Abraham Letik (Kaban), HP : Mu min Syukur (Kabid TTG), HP : Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa (BPMD) Kota Kupang 18

19 Kegiatan yang dilakukan sejalan dengan apa yang telah dilakukan BPMD Propinsi, walaupun tidak berfokus pada produk olahan hasil laut. Hal yang menjadi perhatian dalam tindak pelatihan dan pengenalan teknologi adalah kelengkapan yang mencakup kegiatan assistensi, perijinan (usaha dan produk) serta pengenalan pasar, yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat agar dapat hidup mandiri sebelum adanya serbuan pemilik capital (modal) dari luar daerah. Diharapkan di masa depan dapat terjalin sebuah kerjasama yang tertuang dalam MoU antara B2PTTG dan instansi di Kupang dalam setiap kegiatannya. Dari BPMD ini pula diperoleh info mengenai alamat pengelola PNPM KSM Pelangi Kasih Oesapa Kupang. Nara Sumber : Felis Berto Amaral (Kaban), HP : Foekh, HP : Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT DKP Propinsi NTT menginformasikan bahwa masyarakat Kupang umumnya adalah pelaku kegiatan tangkap(ikan) yang memasarkan hasil tangkapannya dalam bentuk segar, sedangkan untuk pengolahan masih sedikit yaitu sekitar 5% dari jumlah tangkapan nelayan. Jadi untuk setiap bagian tangkapan, 50%nya dijual keluar daerah, sedangkan 50% lainnya beredar di NTT, sebagian besar dijual segar untuk dikonsumsi masyarakat, hanya 10% dari yang beredar di NTT tersebut diolah menjadi produk pangan. Produk yang umum di masyarakat adalah: ikan kering (ikan asin), abon, dendeng atau kerupuk ikan. Hingga saat ini untuk pelatihan teknologi dirasa cukup memadai, yang perlu ditindak lanjuti adalah informasi/pelatihan mengenai pengorganisasian kelompok dan pengelolaan keuangan. Disamping itu diperlukan pula upaya penyebaran informasi bahaya penggunaan bahan kimia sebagai pengawet ikan, dan penguatan pengawasan dalam penggunaannya. Diantaranya dengan memberikan kemudahan akses pada laboratorium uji untuk memeriksa kandungan bahan kimia (ex: formalin), atau penggunaan test kit. Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Kupang Kegiatan pembinaan terhadap UKM penangkap, pemasar maupun pengolah dinaungi dalam bidang kelembagaan. Kegiatan yang telah dilakukan berupa pendampingan ( DKP Kota memiliki 6 orang PPL 3org pendamping budidaya, 3org pendamping olahan dan pemasaran). Tahun 2012 akan dilakukan penguatan terhadap UKM dengan 19

20 bantuan berupa pengadaan aset sejumlah 50juta untuk pengolahan dan 100juta untuk penangkapan, dalam program PUM : Pengembangan Usaha Mina-pedesaan. Program ini dikelola langsung oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan, dengan usulan dari dinas di daerah. Yang dikeluhkan oleh DKP Kota adalah kesulitan dalam pengurusan ijin produksi (PIRT), karena berkaitan dengan pihak lain (Badan POM dan Dinas Kesehatan) maka waktu pengurusan ijin tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Harapan dari DKP Kota adalah dapat memiliki laboratorium pengujian yang setara dengan POM, sehingga dalam perijinan dapat dipercepat waktunya. Nara Sumber : Isterina Mudak (Sekdin), HP : Hendrik H Lyli (Bid kelembagaan), HP : Dinas Koperasi dan KUKM Area yang dikelola Dinas Kop dan KUKM ini lebih banyak berfokus pada usaha kerajinan dan makanan-minuman olahan produk pertanian/perkebunan. Dukungan terhadap UKM yang dilakukan diantaranya adalah dengan memfasilitasi UKM binaan untuk dapat melakukan pelatihan penguatan usaha, baik yang dilakukan di daerah, maupun untuk magang di daerah lain (ex; Surabaya dll). Nara Sumber : Arnoldus Ola, HP : Universitas Nusa Cendana (Undana) Fakultas Perikanan Undana masih terbatas pada jurusan menejemen sumberdaya perairan, belum ada jurusan tekno hasil pertanian. Mata kuliah bagi para mahasiswanya hanya pengantar teknologi atau kewirausahaan.hingga UKM yang didampingi lebih banyak yang bergerak di sektor penangkapan. Dalam melakukan studi budidaya perairan, univ ini melakukan interaksi dengan Konsorsium mitra bahari dan Coremap. Nara Sumber : F. Christian Lufeta, HP : Universitas Kristen (Artha Wacana - UnKris) Kupang UKM yang sedang dikelola Universitas Kristen - Kupang adalah untuk pengolahan penganan dari Gula Aren, dengan modifikasi pengolahan berupa penambahan flavour, diberi isian kacang-kacangan (kenari, kacang mede dll) dicetak dan dikemas cantik sehingga dapat digunakan sebagai buah tangan maupun hadiah valentine. Nara Sumber : Dina Takalapeta, HP : Food and Agriculture Organization (FAO) di Kupang 20

21 Regional Fisheries Livelihood Programme adalah sebuah proyek yang dikelola oleh Food and Agriculture Organization (FAO) di beberapa negara termasuk Indonesia. Di Indonesia, kegiatan tersebut dilaksanakan di Nusa Tenggara, khususnya Kupang, Alor dan Rotendao. Bekerjasama dengan Kementerian Kelautan (KKP, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di daerah pesisir. Kegiatannya meliputi pengembangan alternatif mata pencaharian nelayan pada saat musim paceklik ikan, manajemen pengelolaan sumber daya, keselamatan melaut, pasca panen pengolahan hasil laut dan pemasaran serta manajemen keuangan mikro. Secara umum, penyelenggaraan kegiatan penerapan TTG terhadap UMKM sasaran dilakukan secara sinergis dengan Tim Kerja RFLP FAO dan dikomunikasikan dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang. Masih diperlukan koordinasi dan komunikasi yang intensif dengan sektor relevan di kalangan pemerintah daerah seperti dikemukakan di atas, sebagai upaya alih teknologi dan dukungan kebijakan penguatan UMKM olahan ikan Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil litbangyasa yang akan diimplementasikan melalui Kegiatan PKPP ini merupakan teknologi yang telah diuji kelayakan teknisnya serta ditetapkan berdasarkan berbagai pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan UMKM calon pengguna.pemilihan teknologi didasarkan pada kesesuaiannya dengan kebijakan penguatan UMKM pengolahan ikan yang merupakan salah satu unggulan daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya wilayah Kota Kupang. Sedangkan UKM calon pengguna teknologi adalah UMKM yang berada dalam cakupan pembinaan lembaga terkait; dari sisi wilayah maupun teknologi yang diterapkan sebagai instrumen usaha ekonominya Strategi Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Hasil litbangyasa yang akan dialihkan kepada UMKM sasaran bertujuan untuk memperkuat usaha mereka. Asumsi yang digunakan adalah bahwa teknologi tepat guna akan mampu memberikan kontribusi terhadap peningkatan produktivitas UMKM, dari sisi perbaikan teknologi maupun bertambahnya keanekaan produk. 21

22 Teknologi terpilih yang akan diterapkan kepada para Calon Mitra Binaan merupakan simpulan dari hasil surveitim Pemetaan dan Pengkajian TTG yang melakukan di tahap awal. Dari data primer dan sekunder yang diperoleh Tim Survei Awal, dilakukan kajian dengan mengintegrasikan ke teknologi tepat guna an dan pertimbangan keberlanjutan pemanfaatan TTG oleh UMKM sasaran. Berdasarkan pemikiran itulah kemudian ditentukan jenis teknologi akan diterapkan. Teknologi terpilih merupakan teknologi yang sudah diuji kelayakan teknis nya, sehingga permasalahan teknikal tidak perlu terjadi di lapangan. Penerapan teknologi akan dilakukan melalui pelatihan dan dilakukan langsung di lokasi usaha UMKM terpilih. Melalui kegiatan pelatihan yang dilakukan secara informal langsung di lokasi usaha mereka, maka komunikasi akan terjalin secara lebih baik dan diharapkan alih teknologi akan berlangsung secara lancar. Kegiatan pelatihan ini akan melibatkan lembaga terkait sesuai dengan peran dan kapasitasnya. Bersama mengikuti proses alih teknologi merupakan strategi untuk menjalin kerjasama yang menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat, terutama kelompok masyarakat sasaran Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Secara umum, keberhasilan pemanfaatan hasil litbangyasa ditentukan dari : a) Penguasaan teknologi tepat guna (TTG) oleh UMKM sasaran b) Penerapan TTG yang dialihkan kepada UMKM sasaran c) Partisipasi lembaga terkait dalam proses penerapan TTG di UMKM sasaran d) Dukungan lembaga terkait terhadap kelangsungan penerapan TTG oleh UMKM sasaran Perkembangan Pemanfaatan Hasil Litbangyasa Proses menuju pemanfaatan hasil litbangyasa diawali dengan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintah dan LSM yang relevan dengan pencapaian sasaran kegiatan ini yaitu penguatan terhadap 5 UMKM pengolah ikan dan penyusunan saran kebijakan penerapan teknologi tepat guna khususnya bagi UMKM pengolah ikan. Dari hasil kajian awal di Kupang NTT diperoleh data dari 12 UMKM yang memproduksi penganan olahan berbasis ikan (Lampiran 1). UMKM tersebut merupakan unit-unit usaha yang ada dalam lingkup pembinaan Dinas Kelautan dan Perikanan serta 22

23 sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sejak awal, yakni unit usaha yang menggunakan bahan baku lokal dan dikelola oleh masyarakat lokal. Lokasi usaha mereka adalah di wilayah Oesapa dan Lasiana Kota Kupang. Umumnya merupakan usaha mikro-kecil yang menjual produknya untuk konsumsi lokal. Langkah lanjut dari perolehan data dan informasi tersebut adalah melakukan kajian kelayakan terhadap 12 UMKM tersebut untuk dipertimbangkan potensi penguatannya berdasarkan parameter Teknologi Tepat Guna ; serta penyelarasan dengan kebijakan daerah dan potensi keberlanjutan. UKM-UKM yang disurvei untuk dikaji peluang penerapan TTG dan sustainability UKM tersebut dengan memberi nilai UKM pada setiap kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pokok tersebut adalah status teknologi, peluang penerimaan TTG, kecenderungan berkelompok, kedekatan dengan komunitas supplier, umur usaha keberadaan institusi pendamping, dan kapasitas dari sisi manajemen keuangan, skill personal, legalitas, pemasaran). Berdasarkan kriteria tersebut, berikut adalah penilaian (skor) terhadap UKM yang disurvei. 23

24 BAB III. RENCANA TINDAK LANJUT 3.1. Rencana Pelaksanaan Pencapaian Target Kinerja Sesuai dengan rencana, periode berikut akan difokuskan pada penyelesaian kegiatan persiapan teknikal implementasi teknologi asap cair, dan berbagai teknologi pengolahan ikan yang akan dilatihkan ke 5 UMKM sasaran. Ke arah pelaksanaan penerapan teknologi, komunikasi dan koordinasi dengan Dinas Kelautan Perikanan Kota Kupang telah dilakukan sehingga kesiapan ke 5 UMKM sasaran serta hal lain yang terkait sudah dapat diperoleh Rencana Koordinasi Kelembagaan Program Membangun jejaring kerja dengan : a) Pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan kebijakan; b) Perguruan Tinggi & Lembaga penelitian untuk mendukung pengembangan produk; c) Tim RFLP FAO untuk pendampingan kegiatan pada UMKM 3.3. Rencana Lanjut Pemanfaatan Hasil Litbangyasa a) Kajian data penerapan TTG Olahan Ikan terhadap 5 UMKM sasaran b) Analisa produksi 5 UMKM sasaran c) Mengomunikasikan proses dan hasil kegiatan kepada pihak terkait d) FGD strategi penguatan UMKM Pengolah Ikan e) Penyusunan draft saran kebijakan 1.4. Rencana Pengembangan ke Depan Membangun kemitraan dengan pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan kebijakan; 1. Mendorong terwujudnya kemitraan dengan pihak swasta untuk mendukung pengembangan usaha, terutama pasar; 2. Membangun kemitraan dengan lembaga penelitian untuk mendukung pengembangan produk. 3. Membangun kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung partisipasi dan pendampingan kegiatan pada kelompok masyarakat 24

25 BAB IV. PENUTUP Berdasarkan pada kenyataan bahwa hanya sekitar 15 % hasil laut yang diolah lanjut dengan sentuhan teknologi, maka kegiatan penerapan teknologi tepat guna olahan hasil laut di Kupang Nusa Tenggara Timur ini dirancang. Dengan memfokuskan perhatian terhadap penguatan UMKM pengolah ikan, diharapkan manfaat yang diperoleh dari teknologi yang diterapkan terhadap UMKM terpilih akan dapat dirasakan kelak oleh lebih banyak kelompok masyarakat. Apakah melalui diseminasi teknologi antar mereka sendiri, atau pun dari meningkatnya peluang berpartisipasi di berbagai kegiatan pendukung. Dengan demikian, penerapan TTG Olahan Hasil Laut ini dapat menjadi sebuah upaya pendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal yang mensejahterakan. Hal ini dapatt dicapai hanya melalui dukungan kebijakan pemerintah daerah, khususnya sektor terkait untuk menindak-lanjuti pendampingan terhadap unitunit usaha tersebut serta mengupayakan penguatan dan diseminasi teknologi nya untuk kepentingan masyarakat Kupang khususnya dan Nusa Tenggara Timur umumnya. 25

26 DAFTAR PUSTAKA Agusta, Ivanovich Penerapan Riset Aksi dalam Pemberdayaan dan Pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat. ( 2009/04/ivanriset-aksi-pemberdayaan-masyarakat-indonesia.pdf, diakses 6Januari 2012). Bungin, Penelitian Kualitatif. Kencana. Jakarta. Nawawi, Hadari, Hadari, Martini Instrumen Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Riduan dan Akdon Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika. Alfabeta. Bandung. Shaffer, Ron & Summers, Gene F. (1989): Community Economic Development, pp dalam Christense, James A. & Robinson, Jerry W. Jr. Editors: Community Development In Perspective. Iowa State University Press, Iowa, USA. BPS Produksi Perikanan Tangkap Menurut Provinsi dan Subsektor. [serial on line]. [20 Oktober 2010]. BPS Provinsi NTT, Nusa Tenggara Timur Dalam Angka. Fahruddin, A & Gatot, Y Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir.[serial on line]. Oktober 2010]. Firman, A Pemanfaatan Hasil Laut Indonesia Perlu Dimaksimalkan.[serial on line]. [20 Oktober 2010]. Nazir, M Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. Putong, I Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: Mitra Wacana Media. Rahim, A dan Diah Ekonomika Pertanian. Jakarta: Penerbit Swadaya. Thohir, M Masyarakat Pesisir.[serial on line]. [30 Oktober 2010]. 26

27 LAMPIRAN I. Hasil Survei Pemetaan dan Pengkajian TTG UKM Pengolahan Ikan di Kupang Dilakukan survey dengan jalan pengisisan kuesioner terhadap beberapa UKM yang nantinya akan digandeng dalam proses penerapan TTG, khususnya olahan ikan. Informasi awal dari UKM yang disurvey tersaji dalam tabel berikut: no Nama UKM Ketua Kelompok Produk Umur Usaha 1 Manise Dortia kerupuk, abon ikan > 1 thn PIRT ada Perumnas Kota 2 Savitry Nurhayati kerupuk tenggiri 1991 PIRT ada Kota 3 H & L Dedi Ndun kerupuk tenggiri 6 bln PIRT ada Penfui 4 Salma Achmat marning, kacang, dst (non ikan) 1992 PIRT ada Koe timur 5 Sukiran Mursidi daging base, kerupuk kulit ikan 1980 PIRT ada Kolhua-Sikumana 6 Tanpa Nama Anselma kripik, mete, sirup 2008 Tidak ada Penfui-Baumata 7 Mandiri Maria ikan (abon, dendeng) 1997 Dalam proses Oesapa 8 Bunga Rumput Sebakola (pilus) rumput laut base ( dodol, puding) 2008 Tidak ada Pasir Panjang-Oesapa 9 Sisuka Epa Lomiga abon cakalang, ikan asap 2007 PIRT ada Oebobo 10 Mawar Sejati Wilhemina abon tuna, dendeng, stik tuna 2009 PIRT ada Lasiana 11 Tanpa Nama Telda abon, dendeng, ikan kering 2009 Tidak ada Oesapa 12 Ikan Asap Sakah ikan asap 2011 Tidak ada Oeba/Pelabuhan Legal Lokasi 27

28 LAMPIRAN II. Hasil Penerapan TTG untuk Penguatan Mitra Kerja UKM Olahan Ikan Ikan di Kupang no Nama UKM Ketua Kelompok Produk Umur Usaha 1 Manise Dortia kerupuk, abon ikan > 1 thn PIRT ada Perumnas Kota 2 Savitry Nurhayati kerupuk tenggiri 1991 PIRT ada Kota 3 H & L Dedi Ndun kerupuk tenggiri 6 bln PIRT ada Penfui 4 Salma Achmat marning, kacang, dst (non ikan) 1992 PIRT ada Koe timur 5 Sisuka Epa Lomiga abon cakalang, ikan asap 2007 PIRT ada Oebobo 6 Tanpa Nama Anselma kripik, mete, sirup 2008 Tidak ada Penfui-Baumata 7 Mandiri Maria ikan (abon, dendeng) 1997 Dalam proses Oesapa 8 Bunga Rumput Sebakola (pilus) rumput laut base ( dodol, puding) 2008 Tidak ada Pasir Panjang-Oesapa 9 10 Mawar Sejati Wilhemina abon tuna, dendeng, stik tuna 2009 PIRT ada Lasiana 11 Tanpa Nama Telda abon, dendeng, ikan kering 2009 Tidak ada Oesapa 12 Ikan Asap Sakah ikan asap 2011 Tidak ada Oeba/Pelabuhan Catatan : UKM-UKM yang disurvei untuk dikaji peluang penerapan TTG dan sustainability UKM tersebut dengan memberi nilai UKM pada setiap kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria pokok tersebut adalah status teknologi, peluang penerimaan TTG, kecenderungan berkelompok, kedekatan UKM dengan komunitas supplier, keberadaan institusi pendamping, umur usaha, dan kapasitas UKM (dari sisi manajemen keuangan, skill personal, legalitas, pemasaran). Legal Lokasi 28

29 LAMPIRAN III. KOMUNIKASI dengan FAO Kupang Sent: 30 Mei :21 To: Akhmad Rikhun Cc: Salka, Amin (FAO SD); carolina; Suhendra (FAOID); Sutarto, Ardanti (FAOID) Subject: Re: data Mitra binaan TTG LIPI di Kupang 2008 Dear Pak Rikhun Terima kasih atas informasinya perihal rencana kegiatan FAO bulan juni Tim TTG (teknologi tepat guna) - LIPI an. Sukarwanto rencana akan berangkat tgl 6 Juni selama 14 hari untuk membantu para UKM mitra binaan yang telah dilakukan survei sebelumnya (data di attachment) bersama tim DKP Kota Kupang. Maaf waktu itu belum mengetahui kegiatan FAO Kupang (belum kenal dengan pak Amin n p. Rikhun) jadi sepertinya tidak koordinasi dengan FAO Kupang. Kegiatan utama adalah memperkuat mitra UKM dalam penerapan TTG olahan hasil laut seperti abon ikan, dendeng ikan, kerupuk cumi, bandeng tanpa duri, ikan asap dan awetan ikan (menggunakan liquid smoke). Peralatan pembuatn asap cair belum bisa kami kirimkan karena keterbataan dana. sementara yang kami kirimkan produk asap cairnya saja. Saat ini produk asap cairnya sdh ada di kupang. pada saat tim LIPI sdr. Sukarwanto ke kupang akan bertemu pak rikhun u koordinasi sekaligus menawarkan pelatihan bagi kader FAO untuk bersama mitra ukm untuk TTG yang kami bawa. Ada kemungkinan tim kami tidak bisa bersama-sama mengikuti kegiatan tim FAO karena jadwal kami juga sangat ketat. Melihat jadwal FAO pada awal Juni ada teman2 dari BPKP u olahan Lele, sekiranya akan melatihkan penggunaan asap cair nanti dapt kami bantu materi asap cairnya jika memang teman2 BRKP dan FAO berkenan. Salam NTTArie2012/5/30 Akhmad Rikhun akhmadrikhun@gmail.com Jun 24 (9 days ago) to antonius_skw, Juli, me, ariesbgx, Arie, Amin, Suhendra, Ardanti, carolina Yth, Pak Arie, Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih banyak atas dukungan LIPI dalam kegiatan FAO RFLP INS di kupang. dimana para pengolah kami telah mendapatkan ilmu yang banyak mengenai pengolahan ikan seperti ikan asap, abon ikan, kerpuk dan lainn dengan menggunakan teknologi asap cair pada pengolah binaan FAO. Sesuai dengan hasil pembicaraan kita sebelumnya mengenai sinkronisasi kegiatan FAO RFLP INS dan LIPI, beberapa point penting yang mungkin kita bicarakan, dan juga setelah berdiskusi dengan pak sukarwanto dan pa bambang. Sebagai berikut : 1. Ceramah penyuluhan keamanan pangan oleh dinas kesehatan : dalam kegiatan ini sudah saya bicarakan dan telah di follow up oleh pak bambang kepada pengolah binaan FAO pada 2 kelompok binaan kami yaitu Bu dorce (setia kawan) dan bu wilhelmina (mawar sejati sesuai dengan produk yang di latih oleh pak sukarwanto, proses uji lab telah dilakukan dan pak bambag minggu ini akan melakukan proses administarsi ke Dinas kesehatan, berhubung pak bambang hari selasa akan balik ke subang, maka saya akan menyuruh team untuk mengambil sertifikat yang diterbitkan oleh Dinkes. Sehigga para pengolah segera memproduksi produknya 29

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia I.227 P e n e r a p a n T e k n o l o g i T e p a t G u n a O l a h a n H a s i l L a u t d i K a b. K u p a n g N T T Arie Sudaryanto Fithria Novianti Mirwan A. Karim Wawan Agustina Carolina Lembaga Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT INSENTIF PENINGKATAN Kode : I. 227 Kementerian Lembaga Koridor Fokus Lokus Peneliti Utama Peneliti Anggota 1 Peneliti Anggota 2 Peneliti Anggota 3 Peneliti Anggota 4 : LIPI : 5 (NTT) : PERIKANAN : KUPANG

Lebih terperinci

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Kode : I. 227 Kementerian Lembaga Koridor : LIPI : 5 (NTT) Fokus Lokus Peneliti Utama Peneliti Anggota 1 Peneliti Anggota 2 Peneliti Anggota 3 Peneliti Anggota 4 : PERIKANAN : KUPANG NTT : Ir. Arie Sudaryanto

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB.

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KODE JUDUL : I.227 EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT KEMENTERIAN/LEMBAGA: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang NTT

Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang NTT TERM OF REFERRENCE FOCUS GROUP DISCUSSION Tema : Merancang Strategi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Kupang melalui Penerapan dan Difusi Teknologi Tepat Guna Kegiatan Insentif PKPP Ristek

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL LITBANG

LAPORAN HASIL LITBANG KODE JUDUL : I.227 LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT KEMENTERIAN/LEMBAGA: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB.

LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KODE JUDUL : I.227 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT KEMENTERIAN/LEMBAGA: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan I-227 Naskah Saran Kebijakan : STRATEGI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR KUPANG MELALUI PENERAPAN DAN DIFFUSI TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT, 2012 1 Ringkasan

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2007 Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian Oleh : Sahat M. Pasaribu Bambang Sayaza Jefferson Situmorang Wahyuning K. Sejati Adi Setyanto Juni Hestina PUSAT ANALISIS

Lebih terperinci

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10.1 Kebijakan Umum Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Kupang yang cukup besar dan belum tergali secara optimal, karenanya

Lebih terperinci

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015 MODEL PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE KELOMPOK DESA VOKASI DESA MANYAREJO PLUPUH SRAGEN MELALUI PENGANEKARAGAMAN HASIL OLAHAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN BERBASIS IT Sudiro,ST, M.Si 1, Ir. Suci Purwandaro,

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR: P. 1 /V-SET/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PEMBENTUKAN SENTRA HASIL HUTAN BUKAN KAYU UNGGULAN DIREKTUR JENDERAL

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :

Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa : ISI FORM D *Semua Informasi Wajib Diisi *Mengingat keterbatasan memory database, harap mengisi setiap isian dengan informasi secara general, singkat dan jelas. A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang

Lebih terperinci

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat

VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT. menjalankan kegiatan budidaya rumput laut. Dengan demikian mereka dapat VII. KINERJA LEMBAGA PENUNJANG PEMASARAN DAN KEBIJAKAN PEMASARAN RUMPUT LAUT 7.1. Kinerja Lembaga Penunjang Pengembangkan budidaya rumput laut di Kecamatan Mangarabombang membutuhkan suatu wadah sebagai

Lebih terperinci

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016 MODEL PENGEMBANGAN UKM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE BERDASARKAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE DI DESA MANYARAN MANYAREJO DAN DESA PUNGSARI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN JAWA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016 PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016 MARGARETHA BUNGA (KEPALA BIDANG KETENAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN) DISAMPAIKAN PADA RAPAT SINKRONISASI KELEMBAGAAN PENYULUHAN DAN

Lebih terperinci

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO 10.1. Kebijakan Umum Penduduk Kabupaten Situbondo pada umumnya banyak

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 OLEH : DRS. HADJI HUSEN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI NTT BADAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI

Lebih terperinci

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Kode penelitian: 0.13 Disversifikasi Pengolahan Catfish sebagai Aneka Makanan Ringan untuk Pengembangan Usaha Kecil Menengah Dra. Th. Dwi Suryaningrum, MS; Ir.Ijah Muljanah, MS Suryanti, S.Pi, M.Si; Prof.

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang : a. bahwa ketahanan

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 52 TAHUN 2002 TENTANG PEDOMAN PROGRAM INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN (INBUDKAN) DI JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP.09/MEN/2002 TENTANG INTENSIFIKASI PEMBUDIDAYAAN IKAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan mutu produksi dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH LOMBOK UNTUK MENDUKUNG PERIKANAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI CUACA ONLINE Peneliti Utama : Dwi Risdianto, ST. BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2010 AKSELERASI SISTEM INOVASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL DAN ALSINTAN DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN

LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2010 AKSELERASI SISTEM INOVASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL DAN ALSINTAN DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2010 AKSELERASI SISTEM INOVASI TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL DAN ALSINTAN DALAM RANGKA MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN Oleh : Reni Kustiari, Handewi P. Saliem Sahat Pasaribu Bambang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

KajianPengembanganProduksiTepungJagungDalam PenyediaanPangandi Kupang-Nusa Tenggara Timur

KajianPengembanganProduksiTepungJagungDalam PenyediaanPangandi Kupang-Nusa Tenggara Timur SIDa.F.32 KajianPengembanganProduksiTepungJagungDalam PenyediaanPangandi Kupang-Nusa Tenggara Timur Drs. M Yusuf Samad, MSc BadanPengkajianDan Penerapan Teknologi 2012 LATAR BELAKANG a.l Perpres 22/2008

Lebih terperinci

Kementerian Pertanian 2012

Kementerian Pertanian 2012 logo lembaga X.233 KAJIAN PEMANFAATAN ASAP CAIR DAN BAHAN ALAMI LOKAL DALAM PENGAWETAN MAKANAN DAN MINUMAN UNTUK MENDUKUNG NILAI TAMBAH PRODUK PERTANIAN DI PROVINSI BANTEN Ir. Resmayeti Purba., MSi. Kementerian

Lebih terperinci

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi

PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi PRAKTIKUM MK. KOPERASI DAN KELEMBAGAAN AGRIBISNIS Jati diri Koperasi-Prinsip dan Nilai Koperasi Oleh : Ade Permana (H34096001), Desy Kartikasari (H34096017), Devi Melianda P (H34096020), Mulyadi(H34096068)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bergulirnya wacana otonomi daerah di Indonesia berdasarkan UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi stimulan berbagai daerah untuk mengembangkan daerah

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil kajian mengenai strategi pengembangan ekonomi lokal di Kabupaten Pacitan, maka prioritas strategi yang direkomendasikan untuk mendukung

Lebih terperinci

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012 [kode kegiatan : Baru] PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN UNTUK OPTIMALISASI POTENSI PISANG DI KABUPATEN KATINGAN, KALIMANTAN TENGAH Ir. Agusto W. Martosudirjo Ir. Takijah Salim, M.Eng.Sc Hendarwin M. Astro,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG

PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG KODE JUDUL: X-130 PENGEMBANGAN ALSINTAN PENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI DAN KUALITAS HASIL KENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN Perekayasa/ Peneliti: Dr. Ir. Teguh Wikan Widodo, MSc Ir. M. Hidayat Ir. D.A.Budiman,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di Indonesia sejak tahun 2001 berdasarkan UU RI Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, yang selanjutnya

Lebih terperinci

PROFIL DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN DI KALIMANTAN SELATAN

PROFIL DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN DI KALIMANTAN SELATAN PROFIL DAN KEBUTUHAN INOVASI TEKNOLOGI PRODUK OLAHAN KOMODITAS PERTANIAN DI KALIMANTAN SELATAN Retna Qomariah 1, Barnuwati 1, dan Z.Hikmah Hasan 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Strategis Kementerian Pertanian tahun adalah meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pembangunan pertanian yang tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 adalah meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan

Lebih terperinci

FORM D. A. Uraian Kegiatan. Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :

FORM D. A. Uraian Kegiatan. Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa : FORM D A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang Permasalahan: 1. Pemanenan jeruk kisar yang dilakukan petani di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) masih tradisional, diantaranya tingkat kematangan,

Lebih terperinci

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian

RENCANA STRATEGIS. Perekayasaan Mekanisasi Pertanian RENCANA STRATEGIS Perekayasaan Mekanisasi Pertanian 2015-2019 BALAI BESAR PENGEMBANGAN MEKANISASI PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2015 15 RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

Lebih terperinci

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA Fahrur Razi Penyuluh Perikanan Muda pada Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan email: fahrul.perikanan@gmail.com

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti

Lebih terperinci

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH

PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH PENINGKATAN PERAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KABUPATEN LOMBOK TENGAH Fahrur Razi dan Dewi Astuti Sartikasari (Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral

I. PENDAHULUAN. Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan agroindustri atau industri hasil pertanian merupakan bagian integral dari sektor pertanian memberikan kontribusi penting pada proses industrialisasi di wilayah

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang

Lebih terperinci

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG -1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Otonomi daerah yang disahkan melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN ANALISIS MARGIN HARGA PADA TINGKAT PELAKU PASAR TERNAK SAPI DAN DAGING SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT Sasongko W Rusdianto, Farida Sukmawati, Dwi Pratomo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

FORM D A. URAIAN KEGIATAN

FORM D A. URAIAN KEGIATAN FORM D A. URAIAN KEGIATAN Latar Belakang Masalah Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Namun, dalam pengembangan mengalami kendala biaya usahatani yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang. peluang karena pasar komoditas akan semakin luas sejalan dengan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi dan liberalisasi perdagangan memberikan peluang sekaligus tantangan baru yang harus dihadapi dalam pembangunan pertanian di masa depan. Globalisasi dan liberalisasi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Pembangunan pertanian subsektor perkebunan mempunyai arti penting dan strategis terutama di negara yang sedang berkembang, yang selalu berupaya: (1) memanfaatkan kekayaan

Lebih terperinci

Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K)

Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K) 1 Draft rekomendasi: Pengembangan sistem informasi manajemen pasar dan pemasaran garam di Indonesia. (P2HP dan KP3K) Sasaran Rekomendasi : Kebijakan Pasar dan Perdagangan Latar Belakang Garam merupakan

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KETAHANAN PANGAN DAN PERIKANAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2013 TENTANG PELAKSANAAN UPAYA PENANGANAN FAKIR MISKIN MELALUI PENDEKATAN WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

Pengembangan Produk Olahan Rumput Laut di Nusa Ceningan, Bali

Pengembangan Produk Olahan Rumput Laut di Nusa Ceningan, Bali Kode : I.161 Pengembangan Produk Olahan Rumput Laut di Nusa Ceningan, Bali Crescentiana D. Poeloengasih, Vita T. Rosyida, Satriyo K. Wahono, Roni Maryana, Teuku B. Bardant LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian terbesar dalam perekonomian Indonesia, indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam berbagai sektor

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang

BAB V HASIL PENELITIAN Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang BAB V HASIL PENELITIAN 1.1. Pelaku Umkm Tenun Ikat, Marning Jagung, Keripik Pisang 1.1.1. Pelaku Usaha Tenun Ikat Pelaku usaha tenun ikat yaitu mereka yang membuka usaha dalam bidang menenun. Pelaku usaha

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

- 2 - MEMUTUSKAN. 12. Kemitraan.../3 AZIZ/2016/PERATURAN/KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 55 TAHUN 2016 TENTANG POLA KEMITRAAN DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA PEMBENTUKAN KELEMBAGAAN KETAHANAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA Disampaikan Dalam Rangka FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) Kebijakan dan Implementasi Pembentukan Lembaga Lain Di Daerah KEMENTERIAN PERTANIAN Bangka

Lebih terperinci

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH

KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Kondisi terkini budidaya ikan bandeng di Kabupaten Pati, Jawa Tengah (Septyan Andriyanto) KONDISI TERKINI BUDIDAYA IKAN BANDENG DI KABUPATEN PATI, JAWA TENGAH Septyan Andriyanto Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009

I. PENDAHULUAN. peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai Adapun pada tahun 2009 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Badan Pusat Statistik (2008), Provinsi Jawa Barat mengalami peningkatan penduduk dari tahun 2007 sampai 2009. Adapun pada tahun 2009 jumlah penduduk Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

Proposal. Program diversifikasi Tataboga hasil olahan Kacang Mede & Rumput Laut

Proposal. Program diversifikasi Tataboga hasil olahan Kacang Mede & Rumput Laut Proposal Program diversifikasi Tataboga hasil olahan Kacang Mede & Rumput Laut 1 LATAR BELAKANG Putera Sampoerna Foundation (PSF) adalah Institusi Bisnis Sosial pertama di Indonesia yang memiliki visi

Lebih terperinci

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang kode kegiatan : I.03 Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang Doddy A. Darmajana LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan pertanian secara keseluruhan, dimana sub sektor ini memiliki nilai strategis dalam pemenuhan kebutuhan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG PEMBIAYAAN PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO

ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO ANALISIS POTENSI AGROINDUSTRI UNGGULAN SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG SEKTOR PERTANIAN DI KECAMATAN NGRAHO, KABUPATEN BOJONEGORO Nuning Setyowati Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ketahanan pangan merupakan hal yang sangat penting dalam rangka pembangunan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan

PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS. Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan PENGEMBANGAN TRADING HOUSE DALAM RANGKA PENINGKATAN EKSPOR NON MIGAS Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Solo, 26 Januari 2017 OUTLINE Latar Belakang Benchmarking Trading House di Luar Negeri

Lebih terperinci

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR SULAWESI TENGAH GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PEMBUKAAN RAPAT KOORDINASI PERENCANAAN DAN EVALUASI PROGRAM KOPERASI, UMKM, INDUSTRI DAN PERDAGANGAN DAERAH SE-PROVINSI SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DI KABUPATEN PURWOREJO Menimbang a. bahwa

Lebih terperinci

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN 2013/11/02 08:31 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN Mendiskusikan sistem penyuluhan perikanan yang membumi

Lebih terperinci

Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS

Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS Sri Astuti PAKET INSENTIF PEMANFAATAN HASIL LITBANG : PROTOTYPE TEKNOLOGI Bidang Prioritas

Lebih terperinci

PROSPEK PEMANFAATAN ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN PENDUKUNG PROSES PENGOLAHAN IKAN DI KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR

PROSPEK PEMANFAATAN ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN PENDUKUNG PROSES PENGOLAHAN IKAN DI KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR PROSPEK PEMANFAATAN ASAP CAIR SEBAGAI BAHAN PENDUKUNG PROSES PENGOLAHAN IKAN DI KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR Wawan Agustina, Satya Andika Putra, Mirwan A Karim, dan Arie Sudaryanto. Balai Besar Pengembangan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1

Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah Provinsi Maluku Utara BOX 1 BOX 1 LAPORAN HASIL PENELITIAN DASAR POTENSI EKONOMI DAERAH DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) DI PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2007 (BASELINE ECONOMIC SURVEY

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN

KEBIJAKAN PENYULUHAN KELAUTAN DAN PERIKANAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN PENYULUHAN AN KELAUTAN DAN, DAN SINERGI PENYELENGGARAN AN Oleh : KUSDIANTORO Kepala Bidang Program dan Monev, Pusat Penyuluhan KP Disampaikan pada acara Temu Kelembagaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Lebih terperinci

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS

PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS PELAYANAN KESEHATAN KERJA DI PUSKESMAS Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 22 Tahun Ajaran 2013 / 2014 Program Studi Pendidikan Dokter FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK ABSTRAK

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK ABSTRAK PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK Fitridawati Soehardi 1 Universitas lancang Kuning pekanbaru Emai: fitridawati@unilak.ac.id ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005

Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 Prospek dan Arah Pengembangan AGRIBISNIS PADI Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian 2005 MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI PERTANIAN Atas perkenan dan ridho

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012 KEMKOMINFO Q 8 PEMANFAATAN TIK DALAM PENINGKATAN PROMOSI POTENSI PARIWISATA BALI Dr.Ir. Finarya Legoh, M.Sc. KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012 LATAR BELAKANG Kondisi yang menjadi latar belakang

Lebih terperinci

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM

TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM TUPOKSI DINAS PERINDUSTRIAN, KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH KOTA MATARAM Tugas dan Fungsi Kepala Dinas Kepala Dinas mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

Lebih terperinci

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2

BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF. (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 BUDIDAYA PEPAYA BERBASIS RAMAH LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI KOMPOS AKTIF 1 M. Syarif, 2 Wiwaha Anas Sumadja dan 1 H. Nasution 1 (Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Jambi) 2 (Staf Pengajar Fakultas

Lebih terperinci