LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB."

Transkripsi

1 KODE JUDUL : I.227 LAPORAN AKHIR INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT KEMENTERIAN/LEMBAGA: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Peneliti : 1. Ir. Arie Sudaryanto MP 2. Dra. Carolina M.Sc 3. Fithria Novianti S.Pi 4. Mirwan Ardiansyah Karim S.T 5. Wawan Agustina S.Si INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012

2 LEMBAR PENGESAHAN 1. Judul Penelitian : Penerapan Teknologi Tepat Guna Olahan Hasil Laut Di Kab. Kupang NTT 2. Kode : I Koridor : 5 (NTT) 4. Fokus : Perikanan 5. Lokus : Kupang NTT 6. Biaya Penelitian : Rp ,- (Dua ratus lima puluh juta rupiah) 7. Peneliti Pengusul : Ir. Arie Sudaryanto MP 8. Peneliti Anggota : 1. Dra. Carolina M.Sc 2. Fithria Novianti S.Pi 3. Mirwan Ardiansyah Karim S.T 4. Wawan Agustina S.Si Subang, 31 Agustus 2012 Kepala Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna - LIPI Peneliti Kepala Ir. Adil Jamali, M.Sc. NIP Ir. Arie Sudaryanto MP. NIP

3 DAFTAR ISI BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Pokok Permasalahan C. Maksud dan Tujuan Kegiatan D. Metodologi Pelaksanaan 1. Lokus Kegiatan 2. Fokus Kegiatan 3. Ruang Lingkup 4. Bentuk Kegiatan BAB II. PELAKSANAAN KEGIATAN A. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan 1. Perkembangan Kegiatan 2. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan B. Pengelolaan Administrasi Manajerial 1. Perencanaan Anggaran 2. Mekanisme Pengelolaan Anggaran 3. Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset 4. Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial BAB III. METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA A. Metode Pencapaian Target Kinerja 1. Kerangka-Rancangan Metode Penelitian 2. Indikator Keberhasilan Pencapaian 3. Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Penelitian B. Potensi Pengembangan Ke Depan 1. Kerangka Pengembangan Ke Depan 2. Strategi Pengembangan Ke Depan 2

4 BAB IV. SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 1. Kerangka Sinergi Koordinasi 2. Indikator Keberhasilan Sinergi Koordinasi 3. Perkembangan Sinergi Koordinasi B. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa 1. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan 2. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan 3. Perkembangan Pemanfaatan BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan dan Anggaran 2. Metode Pencapaian Target Kinerja 3. Potensi Pengembangan Ke Depan 4. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program 5. Kerangka Pemanfaatan Hasil Litbangyasa B. Saran 1. Keberlanjutan Pemanfaatan Hasil Kegiatan 2. Keberlanjutan Dukungan Program Ristek 3

5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia yang dikenal sebagai negara maritim yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau. Luas laut Indonesia adalah 5,8 juta kilometer persegi, atau 3 x lebih luas dari daratan yang hanya mencakup 1,9 juta kilometer persegi. Sumberdaya kelautan ternyata masih belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Berdasarkan data statistik Kementrian Kelautan dan Perikanan, hanya 48% hasil laut di Indonesia dapat dimanfaatkan, dari potensi sebesar 6,7 juta ton. Dengan kata lain, kekayaan laut yang luar biasa ini masih berpeluang untuk didaya-gunakan. Salah satu wilayah potensial penghasil produk laut di Indonesia adalah Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan kajian Percepatan Pembangunan dan Peningkatan Investasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dilakukan oleh Tim Deputi IV Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (2012), perikanan ditengarai merupakan komoditas unggulan potensial ke-2 sesudah rumput laut. Hal ini selaras pula dengan fokus strategis pemerintah daerah provinsi Nusa Tenggara Timur yang menjadikan perikanan sebagai salah satu sektor penting untuk menjadi penopang pembangunan wilayah. Potensi bahari-nya pula yang menjadikan Nusa Tenggara secara umum bersama dengan Bali - diapresisiasi sebagai gerbang pariwisata dan pendukung pangan nasional. Tantangannya adalah bagaimana agar supaya potensi ini dapat menjadi sumber kekuatan ekonomi masyarakat lokal. Meskipun semangat otonomi daerah yang diamanatkan dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, secara jelas menyatakan bahwa pemerintah daerah mempunyai kewenangan di wilayah laut berupa eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan kekayaan laut, dukungan terhadap implementasi kebijakan ini diperlukan agar supaya mengena pada sasaran. Salah satu wilayah potensial di Pulau Timor, adalah Kupang. Secara lebih spesifik, pemerintah daerah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan Kupang mengarahkan perhatian, khususnya kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir dengan menempatkan perekonomian rakyat sebagai salah satu komponen utama. Sasaran strategis pembangunan sektor kelautan dan perikanan dirancang baik melalui peningkatan penguasaan teknologi yang terkait 4

6 dengan produktivitas hasil tangkapan, maupun pendaya-gunaan potensi pesisir melalui introduksi teknologi budidaya berbagai komoditas, termasuk rumput laut. Ikan hasil tangkapan yang merupakan sumber pendapatan penting bagi keluarga nelayan, pada umumnya dijual dalam bentuk ikan segar. Hanya sedikit yang memanfaatkan ikan tersebut sebagai bahan baku olahan. Kalaupun ada, kegiatan proses pengolahan ikan masih dilakukan secara tradisional. Dari gambaran kegiatan ekonomi berbasis ikan laut di Kupang, terbuka peluang pemanfaatan teknologi tepat guna (TTG), baik untuk meningkatkan mutu produk, maupun penganekanaragaman jenis produk. Diharapkan, melalui penerapan TTG, peluang untuk pengembangan usaha berbasis olahan hasil laut khususnya ikan akan semakin terbuka. Hal ini berarti, terbuka pula peluang bagi masyarakat lokal untuk ikut serta dalam denyut kegiatan ekonomi yang berbasis pada kekuatan sumberdaya lokal. B. Pokok Permasalahan Kawasan (Kota dan Kabupaten) Kupang merupakan penghasil ikan yang penting baik bagi Nusa Tenggara Timur maupun Indonesia.. Sebagian besar ikan hasil tangkapan dijual bentuk segar langsung kepada konsumen, atau pun pedagang pengumpul yang kemudian memasarkannya ke wilayah lain dalam bentuk segar untuk diproses lanjut oleh pengolah ikan menjadi ikan asin. Daya simpan merupakan permasalahan yang dialami, baik oleh penjual ikan segar, maupun produsen ikan asin. Persoalan ini merupakan tantangan sekaligus peluang bagi masyarakat lokal untuk mampu mengambil manfaat optimal dari ketersediaan ikan hasil tangkapan. Salah satu solusi dari masalah pendeknya daya simpan adalah pengolahan ikan. Saat ini, pengolahan ikan yang dikenal masyarakat hanya terbatas pada bentuk ikan kering yang diasinkan. Kalaupun ada proses pengolahan, jumlahnya terbatas dan usaha yang dilakukan oleh para pengrajin ini masih menggunakan cara sederhana karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Tingginya tingkat ketersediaan ikan segar sebetulnya merupakan peluang bagi masyarakat lokal untuk membangun kegiatan ekonomi yang berbasis pada teknologi pengolahan ikan. Karena selain memberikan nilai tambah signifikan, beragam teknologi pengolahan ikan membuka peluang usaha bagi lebih banyak lagi masyarakat lokal. 5

7 C. Maksud dan Tujuan Kegiatan a) Untuk mengkaji potensi usaha pengolahan hasil perikanan laut secara tradisional (penanganan ikan segar, ikan asin, ikan pindang) yang ada di Oesapa Kupang b) Untuk melakukan pemetaan potensi sumberdaya lokal hasil laut dan pengkajian pemanfaatan teknologi tepat guna serta posisi produk di pasar dari usaha tersebut c) Untuk meningkatkan nilai tambah produk pengrajin dan perekonomian pengrajin pengolahan perikanan laut tradisional dengan penerapan teknologi tepat guna yang lebih baik dan effisien. d) Untuk mengkaji hasil evaluasi dan merumuskan strategi yang lebih tepat bagi pengrajin dalam penanganan dan pengolahan ikan laut secara tradisional sehingga dapat membantu pengrajin dalam menghadapi persaingan pasar bebas. e) Untuk membuat strategi percepatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir berbasis teknologi tepat guna sebagai masukan saran kebijakan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Kupang D. Metodologi Pelaksanaan Sasaran dan tujuan kegiatan riset terapan ini ditetapkan untuk dapat dicapai sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia tanpa harus mereduksi target akhir yakni penguatan 5 (lima) UMKM pengolah hasil laut. Oleh karena karakter utama dari kegiatan ini adalah penerapan teknologi terhadap usaha mikro kecil menengah (UMKM), yang ditentukan berdasarkan pertimbangan sustainability, maka kegiatan ini dikelola dengan pola kaji-tindak. Alih teknologi tepat guna yang dilakukan melalui pelatihan terhadap kelompok usaha mikro pengguna teknologi sekaligus menjadi jembatan untuk memperoleh berbagai informasi relevan terkait dengan teknik produksi mereka. Selain observasi langsung, digunakan pula instrumen kajian berupa kuesioner untuk memperoleh data kuantitatif yang dapat menjadi alat ukur perubahan kinerja usaha. Teknik pengumpulan data dan informasi yang dijadikan pegangan adalah wawancara mendalam (in-depth interview), sedangkan analisa SWOT 6

8 digunakan sebagai alat untuk mengarahkan pada diperolehnya simpulan yang mendukung tujuan kegiatan. Selanjutnya, pengumpulan data terkait dengan penanganan masalah pengembangan usaha yang bertumpu pada penguasaan teknologi tepat guna, akan dilakukan melalui Focus Group Discussion (FGD). Metode FGD dipilih sebagai strategi yang tepat untuk mendiskusikan suatu masalah yang terfokus karena FGD adalah cara untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan melalui penggalian pendapat dan pandangan peserta. Hasil FGD akan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesepakatan penerapan teknologi tepat guna bagi usaha mikro kecil menengah yang akan dituliskan dalam sebuah dokumen strategis. D.1. Lokus Kegiatan Nusa Tenggara Timur dipilih sebagai lokus kegiatan, bukan hanya karena merupakan salah satu wilayah spesifik yang menjadi gerbang Ketahanan Pangan Nasional, akan tetapi juga karena merupakan wilayah yang berdasarkan angka Indeks Pembangunan Manusia - berada di posisi ke 32 dari 33 propinsi di Indonesia. Maka kegiatan ini dilaksanakan dengan dasar strategis guna memicu terwujudnya penguatan ekonomi masyarakat melalui induksi teknologi tepat guna pada kelompok usaha mikro pengolah ikan di wilayah Kota Kupang. Harapannya, mereka akan mampu memberikan trickle down effect kepada komunitas di lingkungannya kelak. Kelompok usaha terpilih berada di Oesapa, Oebobo, Penfui dan Kupang Kota. 7

9 Peta Kab. Kupang Peta Kota Kupang Gambar 1. Peta lokasi kegiatan di Kupang D.2. Fokus Kegiatan Masalah pokok yang menjadi fokus untuk dipecahkan melalui kegiatan implementasi teknologi tepat guna ini adalah rendahnya penguasaan teknologi pengolahan ikan di kalangan masyarakat Kupang, sementara bahan baku tersedia di hampir sepanjang tahun. Berdasarkan hal itu, maka Bidang Fokus Kegiatan diarahkan pada Ketahanan Pangan; dan produk target yang dijadikan sasaran adalah industri pangan skala mikro kecil dengan harapan teknologi tepat guna ini bisa diadopsi oleh masyarakat yang lebih luas. Kegiatan ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam menangani produk yang bersifat mudah rusak (perishable), dengan asumsi bahwa penerapan teknologi tepat guna akan dapat membuka peluang untuk meningkatkan nilai tambah produk. Dan bagi pengusaha mikro-kecil, akan membantu meningkatkan produktivitas usahanya. Peningkatan produktivitas dapat diperoleh melalui peningkatan keanekaan produk olahan, atau pun perbaikan teknologi proses. D.3. Ruang Lingkup Kegiatan ini merupakan sebuah upaya penerapan teknologi tepat guna kepada kelompok usaha mikro khususnya yang memanfaatkan teknologi pengolahan ikan sebagai fokus utama. Aplikasi kegiatan ini melingkupi kegiatan kajian meja (=desk study), laboratorium dan lapangan. Desk study dilakukan 8

10 untuk mendapatkan data dan informasi sekunder serta menganalisis data primer: a) dokumen kebijakan b) data produksi kelompok usaha c) data laboratorium. Kegiatan laboratorium dilakukan untuk ujicoba pembuatan produk yang akan dijadikan sebagai teknologi yang dilatihkan kepada kelompok usaha. Dan kegiatan lapangan secara khusus adalah alih teknologi melalui pelatihan terhadap kelompok usaha yang didampingi. Seraya melakukan pelatihan, pendampingan terhadap kelompok usaha pun dilakukan untuk mengenali permasalahan dan mengidentifikasi peluang pengembangan usaha mereka. Kegiatan-kegiatan tersebut dlakukan di 2 lokasi sebagai berikut : a) Kegiatan Internal di Subang/Jakarta, yang dilakukan dalam bentuk koordinasi perencanaan kegiatan, pembuatan instrumen pemetaan dan pengkajian kebutuhan teknologi tepat guna olahan laut di Kupang, analisa data hasil peta kaji, ujicoba pembuatan produk sampai pada pembuatan modul paket-paket teknologi olahan hasil laut, b) Kegiatan Eksternal di Kupang, koordinasi perencanaan kegiatan utama, survei peta kaji kebutuhan TTG, kegiatan aksi penerapan TTG langsung kepada mitra kerja/umkm, bantuan pendampingan perolehan legal produk BPOM/Dinkes, bantuan desain/pembuatan label kemasan produk, Focus Group Discussion dengan mitra kerja dan stake holder lokal. D.4. Bentuk Kegiatan Untuk mencapai tujuan/pencapaian target output yang telah ditentukan, kegiatan diselenggarakan dalam lima bentuk yakni : a) Menyelenggarakan kegiatan pengkajian potensi usaha pengolahan hasil laut secara tradisional (penanganan ikan segar, ikan asin, ikan pindang) yang ada di Kupang b) Melakukan pemetaan potensi sumberdaya lokal hasil laut dan pengkajian pemanfaatan teknologi tepat guna serta posisi produk di pasar dari usaha tersebut c) Mengkaji hasil evaluasi dan merumuskan strategi yang lebih tepat bagi pengrajin dalam penanganan dan pengolahan ikan laut secara tradisional 9

11 sehingga dapat membantu pengrajin dalam menghadapi persaingan pasar bebas. d) Melakukan kegiatan aksi dengan penerapan teknologi tepat guan yang lebih baik dan effisien guna meningkatkan nilai tambah produk pengrajin dan perekonomian pengrajin pengolahan perikanan laut tradisional. e) Menyusun strategi percepatan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir berbasis teknologi tepat guna sebagai masukan saran kebijakan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota Kupang Kelima bentuk kegiatan tersebut merupakan sebuah proses yang terkait satu dengan lainnya, dan dilakukan tidak harus di waktu yang bersamaan atau pun berurutan, kecuali bahwa pemetaan potensi dan identifikasi UMKM untuk kepentingan kinerja penerapan teknologi, dilakukan pada awal kegiatan. Di awal kegiatan pula dilakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang diharapkan dapat menjadi mitra yang mengadopsi ide dan menindak-lanjuti kegiatan agar berkelanjutan. Intensitas koordinasi dengan para Mitra Kerja semakin ditingkatkan pada saat kegiatan persiapan penerapan TTG dan sesudahnya dengan harapan keberlanjutan kegiatan pada saat program dihentikan. 10

12 BAB II. PERKEMBANGAN PELAKSANAAN KEGIATAN a) Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Kegiatan penerapan teknologi tepat guna olahan hasil laut di Kupang dilakukan secara bertahap sebagai berikut: a) Kajian potensi lokal SDA dan SDM.melalui Quick Appraisal terhadap UMKM penerap TTG Olahan Hasil Laut. b) Analisis terhadap data yang diperoleh dilakukan dengan metode SWOT yang mengutamakan parameter TTG yakni : kelayakan lingkungan, ekonomi dan sosial c) Uji kelayakan teknis terhadap teknologi yang akan diterapkan d) Penetapan TTG yang akan diimplementasikan dan uji kelayakan teknis dari teknologi yang akan diterapkan e) Introduksi dan pembekalan Teknologi Tepat Guna (kepada kelompok kerja) melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan teknis, meliputi: teknologi proses, peralatan, manajemen produksi dan pemasaran. f) Penyusunan bahan-bahan konsep draft saran kebijakan penerapan TTG g) Kajian nilai tambah yang dihasilkan dari kegiatan penerapan TTG. h) Kajian pola penerapan TTG kepada para mitra kerja UMKM i) Diskusi terfokus untuk mendapatkan informasi dan kebijakan pmberdayaan ekonomi dengan para stake holders maupun mitra kerja j) Penulisan Saran kebijakan strategi penerapan teknologi tepat guna olahan hasil laut di Kupang k) Penyampaian Saran kebijakan penerapan TTG kepada Pemda setempat Dengan langkah-langkah tersebut diharapkan selain dapat menarik partisipasi masyarakat sebesar-besarnya, juga terbangun jejaring yang memberikan dukungan bagi pengembangan usaha pengolahan ikan. Disamping akan memudahkan evaluasi dan monitoring, juga akan memberikan tanggung jawab kepada masyarakat terhadap kesinambungan kegiatan ini. Secara umum, program penerapan teknologi tepat guna yang pada intinya adalah sebuah upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat diselenggarakan selaras dengan kebijakan daerah khususnya dengan BP4D (Badan Diklat dan Litbang Daerah), Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Kesehatan, Dinas Koperasi dan UMKM dan melibatkan unsur masyarakat, lembaga swadaya 11

13 masyarakat maupun perguruan tinggi. Kerjasama dan kerja bersama tersebut diperlukan sebagai upaya strategis yang niscaya, untuk menjamin keberlanjutan adopsi TTG.. Kerjasama dan kerja bersama tersebut diperlukan sebagai upaya strategis yang niscaya, untuk menjamin keberlanjutan adopsi TTG. Secara garis besar tahapan pelaksanaan kegiatan terbagi menjadi 4 kegiatan utama, mulai dari persiapan di Subang, pelaksanaan kegiatan aksi penerapan TTG di Kupang, Monev dan Pelaporan, seperti dalam Tabel dibawah ini : No Tabel 1. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan PKPP Kupang, tahun 2012 TAHAPAN KEGIATAN 1. Persiapan di Subang dan Koordinasi Awal kegiatan Eskternal di Kupang 2 Pelaksananaan kegiatan di Subang dan Kupang 3 Monitoring Evaluasi di Kupang DESKRIPSI SINGKAT TAHAPAN KEGIATAN Koordinasi Internal, Eskternal (Pemda, LSM, Univ dll), pembuatan instrumen survey pemetaan dan pengkajian pemanfaatan TTG Konsultasi dengan para pakar/nara sumber konsep saran kebijakan publik Koordinasi Awal dengan Pemda Prov NTT dan Kab/Kota Kupang Penyusunan Laporan Form A, B1-2 Kegiatan Pemetaan dan Pengkajian TTG di Kupang FGD Peta Kaji dengan Stakeholder di Kupang Analisis Data dan Rekomendasi Kegiatan Uji kelayakan teknis terhadap teknologi yang akan diterapkan Kegiatan Aksi Penerapan TTG Olahan Hasil Laut (Pengenalan Tek. Proses dan Peralatan TTG) Penyusunan Laporan Form B2-4, B3-6 Monitoring dan Evaluasi kegiatan aksi penerapan TTG Olahan Hasil Laut Penyusunan Draft Rekomendasi Saran Kebijakan P.E.M Pesisir FGD Saran Kebijakan dengan Stakeholder dan Mitra Kerja di Kupang Penyusunan Saran Kebijakan u Pemda Penyusunan Laporan Form B3-6, Form C, Form D, Form E, Form Asset 12 ALOKASI WAKTU Feb-Mar (2 bln) Apr-Agst (5 bln) Sept-Okt (2bln) 4 Pelaporan Pelaporan Akhir Nov (1 bln)

14 a) Perkembangan Kegiatan Telah dilakukan kegiatan aksi penerapan TTG Aneka Olahan hasil laut (abon, dendeng, ikan asap, kerupuk) kepada 5 usaha kelompok skala rumah tangga mitra kerja binaan bersama dengan Dinas Kelautan Perikanan dan Tim Regional Fisheries Livelihoods Programme darifood & Agriculture Organization (RFLP-FAO) Nusa Tenggara Timur. Semula direncanakan 5 Mitra kerja, namun pada saat kegiatan berkembang menjadi 7 kelompok usaha karena ada tambahan 2 (dua) kelompok usaha potensial yang diusulkan oleh Tim RFLP - FAO dan permintaan dari kelompok yang bersangkutan. Ketua dari ke-7 kelompok tersebut adalah : 1) Wilhelmina M. Manafe di Lasiana 2) Maria Selviana Paa di Oesapa 3) Dortia M. Mbura di Pasir Panjang 4) Dedi Bunyamin Ndun di Penfui 5) Epa Lomiga di Oebobo 6) Solagratia Ratu Edo di Tode Kisar 7) Fenti Sabaat di Penfui Teknologi, hanyalah satu bagian dari unsur penting di sebuah usaha. Oleh karena itu, selain memperhatikan teknologi proses, dilakukan pula pengenalan terhadap kemasan dan pengemasan, serta sertifikasi produk. Kemasan yang dikenalkan berupa kemasan plastik dan composite can yang diharapkan mampu melindungi produk dari faktor-faktor eksternal seperti debu, udara, kelembaban dan lain sebagainya. Kemasan produk diberi label stiker yang didesain menarik sebagai media promosi, dan memenuhi standar sebagai media informasi dengan memuat beberapa hal penting terkait produk seperti: nama produk; merek dagang; komposisi produk; keterangan sertifikasi (seperti: P-IRT, logo halal, kandungan nutrisi/gizi); kode produksi; tanggal kadaluarsa; dan pihak produsen atau distributor. Hal ini sejalan dengan program Pemda setempat untuk mengembangkan standarproduksi usaha kecil sebagai upaya menjaga kualitas hasil produksi agar bisa terus menembus pasaran nasional maupun international. 13

15 Sejumlah produk usaha kecil masyarakat yang sudah memiliki standarr mutu baik yang telah menembus pasar luar adalah dendeng dan abon sapi. Dalam upaya untuk meningkatkan daya saing produk, disamping pembekalan teknologi proses kepada para mitra kerja binaan juga telah dibantu dan didampingi dalam proses perolehan sertifikasi terhadap produk-produk baru mereka. Jenis sertifikasi produk yang diupayakan adalah sertifikasi jaminan keamanan dan kesehatan pangan dari BPOM dan Dinas Kesehatan setempat. Sertifikasi untuk produk usaha kelompok skala rumah tangga ini sebagai salah satu syarat untuk pemasaran dan penjualan diseluruh wilayah di Indonesia. Jumlah sertifikat yang diajukan sebanyak 9 jenis sesuai dengan jenis produk baru unggulan dari para mitra, yakni abon ikan, dendeng ikan, ikan asap, kerupuk cumi. Proses awal sertifikasi adalah pengujian kelayakan keamanan dan kesehatan terhadap produk oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Nusa Tenggara Timur di Kupang. Hasil dari uji sertifikasi kelayakan keamanan dan kesehatan produk para mitra kerja disajikan dalam Tabel dibawah Tabel 2. Mitra Kerja Binaan PKPP Ristek dan Perolehan Sertifikat Produk Industri Rumah Tangga (SP-IRT) Tahun 2012 No Nama Usaha 1. Kelompok Perempuan Usaha Kecil (KPUK) Setia Kawan 2. Kelompok Perempuan Mawar Sejati Nama Ketua Kelompok/ Pemilik Dortia M. Mbura Wilhelmina N. Manafe Jenis Sertifikat Produk 1. Dendeng Ikan Kerupuk Ikan Ikan Perisa Asap Kerupuk Ikan Keterangan Produk yang diperbaiki teknologi proses Produk yang diperbaiki teknologi proses dan produk baru 3. Kelompok Perempuan Usaha Kecil (KPUK) Mandiri Maria Selviana Paa 1. Dendeng Ikan Kerupuk Ikan Ikan Perisa Asap H & L Dedi Bunyamin Dun 1. Ikan Perisa Asap Kerupuk Cumi Produk yang diperbaiki teknologi proses dan produk baru Produk baru yang dikenalkan 5. TODE Solagratia Ratu Edo Ikan Lele Perisa Asap Produk baru yang 14

16 No Nama Usaha Nama Ketua Kelompok/ Pemilik Jenis Sertifikat Produk Keterangan dikenalkan 6 Sisuka Epa Lomiga Ikan Perisa Asap Belum siap diusulkan 7. KSM PNPM Rindu Sejahtera FenySabaat Ikan Perisa Asap Belum siap diusulkan C. Kendala dan Hambatan Pelaksanaan Kegiatan Satu jenis produk yaitu abon ikan yang dihasilkan oleh salah satu mitra binaan ternyata tidak lolos uji formalin, sehingga produk abon gagal mendapatkan sertifikat kelayakan dari BPOM.. Diduga formalin didapat dari bahan baku ikan yang dibeli dipasar dan kapal nelayan, karena uji sudah dilakukan 2x masih gagal. Agak menghawatirkan untuk kesehatan konsumen bilamana kondisi ini tidak segera dicarikan solusinya. Perlu ada penanganan tindak lanjut dari instansi berwenang perihal penyalahgunaan formalin sebagai bahan pengawet ikan laut sebelum kondisi ini semakin berlarut-larut, karena sesungguhnya NTT masih dikenal sebagai wilayah yang bebas formalin untuk ikan laut. Perlu ditambahkan bahwa telah terjadi perubahan sasaran mitra kerja, semula direncanakan kegiatan akan dilaksanakan bersama dengan beberapa mitra yakni Fakultas Perikanan Universitas Nusa Cendana, Universitas Kristen Artha Wacana dan BSM Pelangi Kasih Oesapa, namun tampaknya tidak mudah menyelaraskan misi sehingga komunikasi tidak dapat berlangsung.justru komunikasi dan kerja bersama baik dapat dilakukan dengan Tim RFLP FAO yang berkegiatan di beberapa daerah di Nusa Tenggara Timur yang menfokuskan diri pada upaya peningkatan kehidupan keluarga nelayan. 15

17 B. Pengelolaan Administrasi Manajerial B.1 Perencanaan Anggaran Realisasi Penggunaan Dana Tahap I dan Tahap II : 73,68% Dana diterima Tahap I dan II = Rp ,- Penggunaan/Pembayaran (termasuk pembayaran Pajak PPn+Pph) : Uang Honor Tidak Tetap = Rp , Belanja Bahan = Rp ,- Perjalanan Kupang dan Jkt, Bdg = Rp ,- Belanja Lain-lain = Rp ,- Pengelolaan dan Pajak = Rp ,- Jumlah Total Penggunaan Tahap I dan II = Rp ,- Sisa Dana s.d.01 September 2012 = Rp ,- RENCANA Penggunaan Anggaran Sisa Tahap II dan Tahap III = Rp ,- Sisa Dana Tahap II : Rp ,- Penerimaan Tahap III : Rp ,- Uang Honor Tidak Tetap = Rp ,- Belanja Bahan = Rp ,- Perjalanan Kupang dan kt, Bdg = Rp ,- Belanja Lain-lain = Rp ,- Pengelolaan dan Pajak = Rp ,- Jumlah Total Rencana Penggunaan = Rp ,- (100,0%) Sisa Dana s.d.31 Oktober 2012 = Rp. 0.0,- B.2 Mekanisme Pengelolaan Anggaran Mekanisme pengelolaan anggaran PKPP pada Satker Balai Besar Pengembangan Teknologi Tepat Guna- LIPI dilakukan secara terpusat melalui 2 Bendahara Penerimaan dan Pengeluaran. Para Peneliti Kepala mengajukan usulan kegiatan berikut kebutuhan dana kepada PK Satker untuk disetujui oleh Kepala Satker. Pengadaan bahan akan dilakukan oleh bagian pengadaan setelah mendapatkan jumlah items berikut dengan spesifikasi barang dari peneliti Kepala. Sedangkan pengajuan dana perjalanan dinas diajukan oleh Peneliti Kepala kepada PK Satker dan Kepala Satker untuk mendapatkan persetujuan. 16

18 Penggunaan anggaran yang akan diperoleh pada Tahap III berikut sisa dana Tahap II dirancang untuk digunakan dalam penyelesaikan kegiatan yang h belum terlaksana pada tahap II. Rancangan pengeluaran anggaran diantaranya Pembayaran Gaji Upah kepda anggota tim selama 4 bulan terakhir (Rp.45,16 juta), Pembelian bahan ATK, pembuatan kemasan dan label produk (Rp.15,7 juta), Perjalanan dinas ke Kupang perlu dilakukan dalam rangka Monev dan FGD (3 OK) serta ke Jakarta dan Bandung dalam rangka koordinasi dan konsultasi program senilai Rp.30,34 juta. Pengeluaran berikut yang direncanakan adalah untuk belanja lain-lain guna penyelenggaraan FGD, Pencetakan dan pertemuan teknis senilai Rp.5,03 juta. Terakhir adalah pengeluaran untuk biaya untuk pengelolaan dan pembayaran pajak-pajak senilai Rp.6,389 juta. B.3 Rancangan dan Perkembangan Pengelolaan Aset Tujuh (7) paket teknologi tepat guna olahan hasil laut telah dialihkan semuanya kepada kelompok usaha pengolah ikan di Kupang, diantaranya adalah paket olahan abon ikan, dendeng ikan, kerupuk ikan, kerupuk cumi dan ikan dengan perisa asap cair. Alih teknologi dilakukan melalui kegiatan aksi dalam bentuk pelatihan teori dan praktek langsung yang diselenggarakan di tempat usaha mitra kerja binaan yakni 7 kelompok usaha mikro. Dua teknologi lainnya yang bersifat pendukung proses pengolahan ikan diuji-cobakan di laboratorium teknologi tepat guna, masih dalam taraf kajian kelayakan untuk diterapkan. Tujuh (7) jenis teknologi tepat guna tersebut dirangkum dalam bentuk modul ringkas berisi informasi yang dapat dijadikan acuan kerja bagi mereka yang membutuhkan; tidak terbatas pada kelompok kerja binaan di Kupang, akan tetapi pihak manapun yang membutuhkan terutama UMKM. Draft saran kebijakan yang masih akan dirancang melalui proses diskusi terfokus dengan lembaga pendukung inovasi yakni pemerintah daerah, lembaga litbang, dan UMKM kelak akan disampaikan kepada para pemangku kepentingan di Pemda NTT. Dokumen strategis tersebut berisi saran kebijakan penerapan teknologi tepat guna bagi UMKM pengolah hasil laut khususnya ikan. Dengan adanya dokumen strategis ini, diharapkan pemerintah daerah dan pihak yang berkepentingan memiliki referensi dalam mendukung penguatan sistem inovasi daerah (SIDa). 17

19 B.4 Kendala dan Hambatan Pengelolaan Administrasi Manajerial Tidak ada masalah berarti yang terkait dengan pengelolaan anggaran. Namun demikian menurut pendapat kami, ada hal yang mungkin dapat diperbaiki di kemudian hari adalah dalam hal sistem pajak. Pembayaran Pajak ppn pph langsung ditarik oleh manajemen pusat, sebesar 11,5%. Sementara dalam realisasi penggunaan anggaran gaji upah, pengadaan bahan, dan lain2 kami masih harus membayar pajak lagi sehingga terjadi pembayaran pajak berganda. 18

20 BAB III. METODE PENCAPAIAN TARGET KINERJA A. Metode Proses Pencapaian Target Kinerja A.1 Kerangka Metode Proses Fokus kegiatan adalah pada penerapan teknologi tepat guna olahan ikan hasil laut terhadap usaha mikro kecil menengah di Kupang Nusa Tenggara Timur. Kerangka pikir yang mendasari perancangan kegiatan implementasi TTG ini adalah seperti tertera di gambar 3. berikut. Gambar 3. Kerangka Alur Pikir Strategi Penerapan TTG di Kupang Selaras dengan komoditi yang menjadi prioritas pengembangan wilayah NTT, maka ikan adalah hasil laut terpilih yang ditangani. Dalam upaya untuk mencapai target kinerja, maka akan dilakukan quick appraisal untuk mendapatkan peta pemanfaatan teknologi tepat guna oleh UMKM pengolah ikan di Kupang. Teknik yang digunakan adalah wawancara dengan memanfaatkan kuesioner. Berdasarkan data lapangan tersebut, dilakukan kajian terhadap potensi keberlanjutan dari penerapan teknologi dengan menggunakan kriteria teknologi tepat guna. 19

21 Dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk UMKM perikanan maka teknologi menjadi faktor penting yang dapat berperan di berbagai aspek, diantaranya adalah sebagai instrumen yang memberikan peluang : Meningkatkan kemampuan pengetahuan dan keterampilan pengusaha Meningkatkan kapasitas usaha dan mutu produk yang dihasilkan Meningkatkan nilai tambah dan diversifikasi produk Meningkatkan daya saing produk Di semua tahapan kegiatan, koordinasi dan komunikasi dilakukan dengan lembaga terkait baik pemerintah daerah maupun lembaga swadaya masyarakat yang memiliki keberpihakan terhadap pengembangan UMKM pengolah ikan. A.2 Indikator Keberhasilan Pada tahapan ini, indikator keberhasilan pencapaian target kinerja adalah : a) Dihasilkannya kuesioner yang layak digunakan sebagai pedoman monitoring kinerja kelompok usaha binaan b) Dilaksanakannya penerapan 5 paket TTG ke kelompok usaha terpilih berdasarkan berbagai kriteria TTG c) Diterapkannya 5 paket TTG yang dialihkan terhadap kelompok usaha terpilih d) Meningkatnya frekuensi dan atau jumlah produk yang dihasilkan oleh kelompok usaha penerap TTG e) Diterbitkannya 10 PIRT sebagai pertanda produk layak dipasarkan Peranan dari lembaga dan dinas terkait sangat penting dalam membantu bekerja bersama-sama dalam pelaksanaan kegiatan ini. Variabel-variabel keberlanjutan yang sangat penting untuk dijadikan landasan dalam kegiatan ini ada 8 aspek yaitu pengguna teknologi, kelompok, jenis teknologi produksi, pasar, lokasi/lingkungan, ketersediaan bahan baku dan lembaga pendamping. Modulmodul pelatihan TTG Olahan Hasil Laut akan dibuat sebagai kelengkapan dari kegiatan ini, agar para pelaku TTG dapat menggunakannya secara benar. Pada tataran pelaksanaan kerja di lapangan tersebut akan dievaluasi dan dianalisis untuk mendapatkan cara-cara penerapan TTG Olahan Hasil Laut pada UMKM pengolah ikan agar dapat berkesinambungan. Hasil tesebut akan 20

22 dikemas dalam sebuah konsep saran kebijakan yang akan disampaikan kepada pemerintah daerah setempat. A.3 Perkembangan dan Hasil Pelaksanaan Litbangyasa Persiapan berupa desk study dengan mempelajari dan menganalisis data sekunder dan wawancara lewat telepon dengan personal/dinas lembaga terkaitdilakukan oleh tim Sosial dan tim Teknis. Koordinasi eksternal dengan Pemda NTT pada tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota Kupang dilakukan lewat komunikasi telpon. Informasi-informasi yang diperoleh sangat berguna dalam menentukan rencana dan pelaksanaan kegiatan nantinya. Penguatan Teknologi terhadap Usaha Mikro Kecil Menengah Pengolah Ikan Langkah penguatan teknologi terhadap 7 UMKM diawali dengan identifikasi UMKM yang potensial untuk menerima beragam teknologi tepat guna pengolahan ikan. Didampingi oleh petugas lapangan dari Dinas Kelautan dan Perikanan, diperoleh 12 UMKM yang berkegiatan di wilayah Kupang dan memanfaatkan ikan sebagai komoditas utama untuk diolah menjadi aneka produk. Menggunakan kriteria teknologi-tepat-guna dan pola pikir keberlanjutan maka dari 12 UMKM tersebut terpilihlah 5 unit usaha yang dijadikan sasaran. Tabel berikut adalah identitas pelaku usaha, keunggulan dan tindak serta teknologi yang diterapkan terhadap mereka.: Tabel 3. Pelaku Usaha Mitra Kerja UKM dan Jenis Penguatan TTG Diterapkan Nama Ketua/ No Alamat 1 Dortia Sonya Mbora, Perumnas Pasir Panjang Jl. Lontong 37 RT 17/6 Merek Produk Manisee Keunggulan dalam peluang TTG UKM sudah ini berproduksi secara kontinyu namun dalam jumlah yang terbatas. Hal ini disebabkan tidak semua anggota kelompok bekerja. Dengan adanya pendampingan, diharapkan kelompok Tindak Teknologi Diterapkan Perbaikan teknologi pembuatan dendeng ikan Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 2 21

23 No Nama Ketua/ Alamat Merek Produk Keunggulan dalam peluang TTG UKM ini semakin solid dan UKM dapat membantu keuangan keluarga. Tindak Teknologi Diterapkan produk baru : kerupuk ikan & ikan asap 2 Wilhelmina Mbulu Manafe, Lasiana RT008/ RW03 3 Maria Selviana Paa Oesapa Barat RT007/ RW 03 4 Dedi Benjamin Ndun, Penfui Mawar Sejati Mandiri H & L UKM ini berlokasi di daerah strategis dimana disekitarnya juga terdapat UKM sejenis, dengan adanya pengenalan TTG dan pembinaan UKM ini, diharapkan dapat menjadi contoh bagi UKM-UKM lain di komunitas tersebut. UMKM ini juga memiliki posisi strategis sebagai percontohan bagi komunitas. Apalagi pemilik merupakan orang yang sudah pernah mengikuti pelatihan olahan pangan di berbagai instansi. UKM ini memiliki kemampuan teknologi yang kuat dan memiliki fasilitas produksi yang cukup handal,namun ternyata fasilitas produksi yg dimiliki ada yg tidak sesuai dg peruntukan & ada g belum dimanfaatkan. Pengenalan TTG pembuatan ikan asap telah mampu Perbaikan pembuatan dendeng ikan & pembuatan dendeng rol (atas permintaan mereka sendiri) Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 2 produk baru : kerupuk ikan & ikan asap Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk ikan dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 4 produk baru : kerupuk ikan, ikan asap; dan 2 produk lama yg diperbaiki teknik pembuatannya : abon ikan & dendeng ikan Perbaikan teknologi pembuatan kerupuk ikan Pengenalan teknologi pembuatan kerupuk cumi dan ikan asap. Pengenalan kemasan dan teknik pengemasan produk Pengurusan PIRT 1 produk baru : ikan asap Motivasi penguatan kelompok 22

24 No Nama Ketua/ Alamat 5 Epa Lomiga, Oebobo 6 Solagratia Ratu Edo Merek Produk Sisuka Keunggulan dalam peluang TTG memotivasi UMKM ini untuk melakukan diversifikasi produk. UKM ini memproduksi ikan asap secara tradisional. Teknologi asap cair yang diperkanalkan oleh tim diharapkan dapat dipergunakan sebagai teknologi produksi ikan asap cair. Pembudidaya lele dan mendistribusikan nya ke seluruh wilayah di Kupang. Tinggi minatnya untuk memproduksi lele olahan. Tindak Teknologi Diterapkan Motivasi penguatan usaha Perbaikan kemasan produk Dikenalkan pembuatan lele berperisa asap. Keteranpilan yang diperolehnya dari pelatihan, dikembangkan terus. Produk ikan asap, kerupuk ikan, abon ikan dan dendeng ikan dari beberapa UMKM, sempat dijadikan produk pameran pembangunan dalam rangka peringatan Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus untuk Provinsi Nusa Tenggara Timur. Produk olahan mitra binaan yang dipamerkan banyak menarik minat pengunjung bahkan membuka peluang pasar yang lebih luas dengan terjadinya transaksi kerjasama yang terwujud karena ketertarikan pihak pemasar. Jenis produk baru, yakni ikan asap yang diproduksi justru oleh sebuah kelompok usaha yang didampingi oleh PNPM, yakni Rindu Sejahtera dari Penfui Kupang menjadi produk populer yang tinggi peminat. Secara khusus pengenalan teknologi pengolahan ikan dengan menggunakan asap cair, dilakukan terhadap 3 kelompok usaha. Dan dari tindak pengenalan itu, ke-3 nya kini sudah mulai melakukan produksi ikan berperisa asap yang ternyata diterima baik oleh pasar. Kelompok tersebut adalah Tode, Fajar Menanti dan Rindu Sejahtera. Kelompok Tode, ketua Sola Gratia Ratu Edo (Adi) di Kampung Tode Kisar Kupang. Pada dasarnya Adi adalah pembudidaya dan pemasok lele segar di Kupang, akan tetapi teknologi penggunaan asap cair untuk membuat lele asap 23

25 diminati dan serta merta diadopsi oleh mereka. Bahkan produk lele asap dengan kemasan baru - sudah diikut-sertakan sebagai produk yang dipamerkan di Pameran Pangan Lokal. Sebelumnya kelompok ini yang merupakan binaan FAO sudah banyak menerima pelatihan olahan ikan lele, namun setelah tahu teknologi asap cair mereka lebih tertarik untuk menerapkannya. Kelompok Kerja Fajar Menanti pimpinan Ibu Yos Lalumali di Oebobo Kupang. Kepada mereka, selain dikenalkan cara penggunaan asap cair untuk membuat ikan asap, juga dilatihkan cara pembuatan kerupuk daging rasa asap. Kelompok kerja PNPM Mandiri Rindu Sejahtera pimpinan Ibu Fenti Sabaat di Penfui Timur Kupang. Kelompok ini beranggotakan 16 orang, dan sejak awal menunjukkan minat untuk memanfaatkan asap cair untuk perisa ikan dan sangat membuka diri untuk penggunaannya sebagai perisa komoditas lainnya. Mereka bahkan sudah mulai melayani pesanan ikan rasa asap dan se i daging sapi asap. B. Potensi Pengembangan Ke Depan B.1 Kerangka Pengembangan Ke Depan Rencana Pengembangan ke depan setelah Paket kegiatan PKPP Ristek selesai dilaksanakan: a) Meningkatkan daya saing produk industri mikro berbasis olahan ikan melalui penerapan teknologi tepat guna yang difasilitasi oleh tindak sinergis pemerintah daerah, lembaga intermediasi lokal dan B2P Teknologi Tepat Guna sebagai lembaga sumber teknologi b) Membangun kemitraan dengan pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan kebijakan; c) Mendorong terwujudnya kemitraan dengan pihak swasta untuk mendukung pengembangan usaha, terutama pasar; d) Membangun kemitraan dengan lembaga penelitian untuk mendukung pengembangan produk. e) Membangun kemitraan dengan lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung partisipasi dan pendampingan kegiatan pada kelompok masyarakat 24

26 B.2 Strategi Pengembangan Ke Depan a) Meningkatkan nilai tambah aneka produk olahan ikan melalui Kegiatan Aksi Penerapan TTG Olahan Hasil Laut (Pengenalan Teknologi Proses dan Bimbingan Teknis TTG). b) Meningkatkan penguasaan teknologi proses produksi asap cair dengan melanjutkan proses uji kelayakan teknis pembuatan dan pemanfaatan asap cair secara ekonomis dan efisien. c) Mengoptimalkan pemanfaatan data kinerja usaha 5-UMKM sasaran sehingga diperoleh strategi percepatan pemberdayaan ekonomi industri mikro kecil menengah (IMKM) berbasis inovasi teknologi olahan ikan yang terukur. d) Meningkatkan akselerasi penyerapan inovasi ke masyarakat khususnya IMKM dengan mengoptimalkan dan mengomunikasikan proses dan hasil kegiatan kepada pihak terkait. 25

27 BAB IV. SINERGI PELAKSANAAN KEGIATAN A. Sinergi Koordinasi Kelembagaan-Program A.1 Kerangka Sinergi Koordinasi Kegiatan PKPP Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang Nusa Tenggara Timur sejak awal dirancang dengan memperhatikan dan mempertimbangkan kebijakan pemerintah daerah. Fokus dan lokus kegiatan diselaraskan dengan arah kebijakan daerah dengan harapan dapat diperoleh suatu hasil kerja sinergistik yang saling menguatkan. Dengan harapan terwujudnya keberlanjutan penerapan teknologi tepat guna yang memberikan nilai tambah signifikan pada masyarakat lokal, koordinasi, sinkronisasi serta komunikasi dengan lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di ranah yang sama juga dilakukan. Berikut adalah tabel lembaga pemerintah daerah dan apresiasi peran strategis mereka sebagai penopang tercapainya sasaran kegiatan. Tabel 4. Peran dan Dukungan Dinas/Instansi/Lembaga Mitra Daerah No Lembaga / Sektor Daerah Peran & Dukungan yg diharapkan 1 Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) 2 BAPPEDA Propinsi NusaTenggaraTimur 3 Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi NTT 4 Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang 5 Dinas Kesehatan Prop NTT dan BPOM Penentu kebijakan penelitian dan pengembangan daerah. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan pemberdayaan masyarakat pesisir yang akan dibuat pada akhir kegiatan PKPP 2012 Penyusun kebijakan pembangunan daerah. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan teknis Penentu kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan Propinsi.. Mitra untuk penyusunan draft saran kebijakan teknis Penentu & implementor kebijakan pengembangan potensi kelautan dan perikanan propinsi ; pendampingan UMKM perikanan Menetapkan status legal produk terkait dengan kelayakan keamanan dan kesehatan mutu pangan 26

28 No Lembaga / Sektor Daerah Peran & Dukungan yg diharapkan 6 Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Prov Pemberdayaan masyarakat melalui penerapan teknologi tepat guna dan kebijakan penerapannya 7 DisPerInDag Koperasi Menetapkan status legal usaha, mendukung permodalan dan pemasaran produk serta kemasan Dalam upaya meraih efektivitas kegiatan implementasi TTG ini, kami mengupayakan pula terwujudnya komunikasi dengan lembaga pendidikan lokal yang memiliki potensi, baik sebagai pencipta teknologi maupun pendamping masyarakat penerap teknologi tepat guna. Dengan strategi membangun jejaring kerja melalui komunikasi dan koordinasi di lapangan, diharapkan pemahaman terhadap kebijakan strategis pemerintah, pengenalan masyarakat dan kebutuhan teknologi serta keperluan dukungan pendampingan akan lebih mudah dicapai. Koordinasi-koordinasi yang `dilakukan dengan kelembagaan setempat meliputi: a) Pemerintah daerah untuk mendapatkan dukungan kebijakan; b) Pihak swasta untuk mendukung pengembangan usaha, terutama pasar; c) Perguruan Tinggi dan Lembaga penelitian untuk mendukung pengembangan produk; d) Lembaga swadaya masyarakat untuk mendukung partisipasi dan pendampingan kegiatan pada kelompok masyarakat Koordinasi yang dilakukan dalam pelaksanaan program PKPP dimaksudkan untuk memperlancar pelaksanaan kegiatan sekaligus sebagai upaya untuk mencapai keberlanjutan upaya penguatan kelompok usaha dalam menguasai TTG Olah Ikan. Upaya sinergitas pola pikir dan program dilakukan terhadap : a) Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian & Pengembangan Daerah (BP4D) Provinsi NTT. b) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Provinsi NTT 27

29 c) BPOM NTT d) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi NTT e) Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kota Kupang f) Dinas Koperasi dan KUKM Selain itu, penyelarasan arah kegiatan dan komunikasi intensif dilakukan dengan : g) Tim Rural Fisheries Livelihood Programme dari Food Agriculture Organization di Kupang h) LSM Sang Purnama di Kupang Kedua lembaga tersebut memiliki misi serupa yakni memberdayakan masyarakat melalui penguatan ekonomi rakyat; dan berkegiatan di Nusa Tenggara Timur, termasuk wilayah Kupang. A.2 Indikator Keberhasilan Sinergi Berdasarkan pertimbangan bahwa sinergisme dengan lembaga-lembaga pemerintah maupun non pemerintah adalah hal yang mutlak diperoleh, maka indikator keberhasilan terwujudnya sinergi koordinasi kelembagaan dalam implementasi progam spesifik ini adalah : 1. Kemudahan dalam memperoleh dukungan fasilitas fisik non fisik yang diperlukan, misalnya : data sekunder, informasi penunjang dll 2. Terbukanya akses terhadap kelompok masyarakat yang terkait dengan kegiatan ekonomi berbasis pengolahan ikan di lokus sasaran 3. Terselenggaranya kegiatan survei pemetaan potensi dan pengkajian kebutuhan TTG olahan hasl laut 4. Terselenggaranya kegiatan aksi implementasi penerapan TTG olahan hasil laut 5. Terselenggaranya FGD penyusunan draft saran kebijakan strategi penerapan TTG Olah Ikan untuk pemberdayaan eknonomi masyarakat di Kupang 28

30 A.3 Perkembangan Sinergi Koordinasi Komunikasi dan koordinasi dengan lembaga terkait di Kupang khususnya Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Kupang dan Badan Pendidikan, Pelatihan, Penelitian & Pengembangan Daerah (BP4D) Provinsi NTT sudah dilakukan sejak berlangsungnya survei pemetaan dan pengkajian kebutuhan TTG olahan hasil laut, pada bulan April sampai pada kegiatan aksi penerapan TTG pada bulan Juli Dengan tujuan penguatan usaha, kegiatan aksi berupa alih teknologi tepat guna, dilanjutkan dengan pengurusan legal produksi yang membutuhkan dukungan BPOM dan Dinas Kesehatan. Dengan target menerbitkan 10 PIRT pertanda produk layak dipasarkan, koordinasi dengan kedua instansi tersebut menjadi intensif. Hasil yang diperoleh cukup menggembirakan, 9 dari 10 PIRT telah terbit, artinya 9 produk telah lolos uji dan layak pasar. Keberhasilan ini tidak lepas dari peran katalis Tim RFLP FAO Kupang. Melalui komunikasi intensif dengan beberapa lembaga relevan, implementasi teknologi dapat direncanakan jauh lebih baik lagi sehingga yang diharapkan terwujud adalah efek penguatan penguasaan teknologi yang tidak tumpang tindih atau justru melemahkan. Meskipun belum terhubung secara formal, namun dapat dikemukakan bahwa pemerintah daerah cq Dinas Kelautan dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UKM, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa mempunyai program khusus berupa bantuan teknis dan permodalan kepada para usaha mikro kecil menengah (UMKM) pengolah ikan dan hasil laut umumnya. 2. Pemanfaatan Hasil Litbangyasa a. Kerangka dan Strategi Pemanfaatan Hasil Hasil litbangyasa yang diimplementasikan melalui Kegiatan PKPP Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang NTT ini merupakan teknologi yang telah diuji kelayakan teknisnya serta ditetapkan berdasarkan berbagai 29

31 pertimbangan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan UMKM calon pengguna. Pemilihan teknologi hasil litbangyasa yang dialihkan melalui kegiatan aksi pelatihan didasarkan pada kesesuaiannya dengan kebijakan penguatan UMKM pengolahan ikan yang merupakan salah satu unggulan daerah Propinsi Nusa Tenggara Timur, khususnya wilayah Kota Kupang. Sedangkan kelompok usaha atau UMKM pengguna teknologi adalah UMKM yang berada dalam cakupan pembinaan lembaga terkait; dari sisi wilayah maupun fokus teknologi yang diterapkan; dengan demikian pendampingan lanjut dapat diharapkan sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan UMKM yang bersangkutan maupun jangkauan diseminasi teknologi yang lebih luas lagi. Tahapan kerja yang ditata dengan sistematika pikir alih teknologi terhadap usaha mikro, akan menjadi bahan bahasan di Focus Group Discussion yang dirancang untuk memperoleh berbagai masukan terkait dengan penerapan TTG Olahan Ikan untuk pemberdayaan ekonomi rakyat. Hasil yang diperoleh dari FGD kemudian akan dikaji untuk menghasilkan draft saran kebijakan yang dapat dijadikan acuan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan menguatkan Sistim Inovasi Daerah. b. Indikator Keberhasilan Pemanfaatan Hasil Secara umum, adanya keberhasilan pemanfaatan hasil litbangyasa ditentukan dari : a) Penguasaan teknologi tepat guna (TTG) oleh UMKM sasaran b) Penerapan TTG yang dialihkan kepada UMKM sasaran c) Partisipasi lembaga terkait dalam proses penerapan TTG di UMKM sasaran d) Dukungan lembaga terkait terhadap kelangsungan penerapan TTG oleh UMKM sasaran 30

32 c. Perkembangan Pemanfaatan Hasil Penguatan kelompok usaha dilakukan terhadap 7 kelompok. Lima diantaranya terpilih dari 12 kelompok yang diidentifikasi oleh tim survey awal. Pemilihan UMKM yang dijadikan kelompok penerap teknologi dilakukan melalui penilaian terhadap kriteria ketepat-guna-an. Kriteria pokok tersebut adalah status teknologi, peluang penerimaan TTG, kecenderungan berkelompok, kedekatan dengan komunitas supplier, umur usaha keberadaan institusi pendamping, dan kapasitas dari sisi manajemen keuangan, skill personal, legalitas, pemasaran).kemudian dipertimbangkan potensi penguatannya dan kesesuaian dengan kebijakan daerah dan potensi keberlanjutan. Proses menuju penguatan kelompok usaha melalui pemanfaatan hasil litbangyasa diawali dengan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga pemerintah dan LSM yang relevan dengan pencapaian sasaran kegiatan ini yaitu penguatan terhadap 7 UMKM pengolah ikan dan penyusunan saran kebijakan penerapan teknologi tepat guna khususnya bagi UMKM pengolah ikan. UMKM tersebut merupakan unit-unit usaha yang ada dalam lingkup pembinaan Dinas Kelautan dan Perikanan serta sesuai dengan kriteria yang ditetapkan sejak awal, yakni unit usaha yang menggunakan bahan baku lokal dan dikelola oleh masyarakat lokal. Lokasi usaha mereka adalah di wilayah Oesapa dan Lasiana Kota Kupang. Tiga (3) dari unit usaha tersebut, yaitu unit usaha kelompok Setia Kawan, Mawar Sejati dan Mandiri, merupakan usaha rumah tangga dengan produksi yang belum stabil (masih tergantung musim dan pesanan), namun sangat potensial untuk berkembang mengingat usaha ini merupakan usaha kelompok dengan keterlibatan jumlah orang lokal yang dapat berkembang. Akan tetapi hal ini pula lah yang menyebabkan unit usaha ini belum layak karena tidak menerapkan sistem produksi yang baik yang dapat memberikan upah layak serta menekankan pada untung/rugi usaha. Ketua dari ketiga kelompok ini, yaitu Dortia, Wilhemina dan Maria, merupakan sosok yang potensial untuk diberi pelatihan manajemen usaha sehingga kedepannya 31

33 diharapkan usaha yang dijalankan dapat dijadikan sumber mata pencaharian utama anggotanya. Dari hasil monitoring melalui komunikasi internet maupun telpon pada bulan Agustus 2012, produk yang dihasilkan oleh ke-3 kelompok usaha ini mendapatkan apresiasi yang baik dari konsumen. Terlibat di pameran Pembangunan yang diselenggarakan dalam rangka memperingat Hari Kemerdekaan RI 17 Agustus 2012 lalu, produk-produk mereka menjadi lebih dikenal. Bahkan kelompok Mawar Sejati, kini telah mendapatkan peluang untuk memasarkan produk abon nya ke wilayah yang lebih luas bekerjasama dengan pihak pemasar profesional. Progres pola pikir pun ditengarai melalui kemampuan mereka dalam mengemukakan kebutuhan teknologi tepat guna yang dapat berperan sebagai pemicu pengembangan usaha. Contoh sederhana adalah ekspresi ketidakpuasan terhadap mutu kerupuk ikan yang diproduksi sehingga muncul ide untuk pengadaan alat perajang kerupuk yang membantu meningkatkan kinerja. Peningkatan produksi yang merupakan tanggapan dari permintaan pasar tidak terlepas dari peran dikenalkannya kemasan produk yang memenuhi standar. Dengan label yang khas bagi setiap kelompok usaha, kepercayaan mereka terhadap kemampuan produksi menunjukkan peningkatan. Analisa kuantitatif terhadap peningkatan ini akan dilakukan pada waktu monitoring kegiatan di bulan Oktober Untuk mendukung keberhasilan UMKM pengolah ikan lokal ini sedang disusun 7 modul paket teknologi tepat guna, 4 diantaranya akan dilengkapi dengan analisis keuangan sederhana yang dapat dijadikan panduan usaha. Modul-modul tersebut adalah: 1. Produksi asap cair kasar (crude) menggunakan tungku karbonasi dengan suplai udara menggunakan blower 2. Pemurnian asap cair kasar untuk penggunaannya pada produk olahan ikan 3. Pembuatan ikan oven berperisa asap dengan menggunakan asap cair 4. Teknologi proses pembuatan kerupuk cumi 32

34 5. Teknologi proses pembuatan kerupuk ikan 6. Teknologi proses pembuatan abon ikan 7. Teknologi proses pembuatan dendeng ikan Modul-modul ini diupayakan sebagai alat untuk penyebaran informasi teknologi tepat guna bagi mereka yang membutuhkan, baik UMKM maupun instansi pemerintah. Ini hanyalah strategi untuk mendekatkan informasi TTG kepada masyarakat. Pelatihan Pembuatan Olahan Ikan : Dendeng, Kerupuk dan Ikan Asap dengan perisa Asap Cair. Pelatihan di Kelompok Manise Pasir Panjang Kupang. Juni 2012 Praktek Pembuatan Dendeng Ikan, ada perbaikan proses pemberian bumbu dan lama perendaman. Rasa Dendeng lebih lunak dan gurih. Proses juga lebih cepat. Kelompok Mandiri, Dortia Oesapa, Juni

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI Kode : I. 227 Kementerian Lembaga Koridor : LIPI : 5 (NTT) Fokus Lokus Peneliti Utama Peneliti Anggota 1 Peneliti Anggota 2 Peneliti Anggota 3 Peneliti Anggota 4 : PERIKANAN : KUPANG NTT : Ir. Arie Sudaryanto

Lebih terperinci

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia I.227 P e n e r a p a n T e k n o l o g i T e p a t G u n a O l a h a n H a s i l L a u t d i K a b. K u p a n g N T T Arie Sudaryanto Fithria Novianti Mirwan A. Karim Wawan Agustina Carolina Lembaga Ilmu

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB.

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KODE JUDUL : I.227 EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT KEMENTERIAN/LEMBAGA: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT

PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT INSENTIF PENINGKATAN Kode : I. 227 Kementerian Lembaga Koridor Fokus Lokus Peneliti Utama Peneliti Anggota 1 Peneliti Anggota 2 Peneliti Anggota 3 Peneliti Anggota 4 : LIPI : 5 (NTT) : PERIKANAN : KUPANG

Lebih terperinci

Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang NTT

Penerapan TTG Olahan Hasil Laut di Kupang NTT TERM OF REFERRENCE FOCUS GROUP DISCUSSION Tema : Merancang Strategi Percepatan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir Kupang melalui Penerapan dan Difusi Teknologi Tepat Guna Kegiatan Insentif PKPP Ristek

Lebih terperinci

LAPORAN HASIL LITBANG

LAPORAN HASIL LITBANG KODE JUDUL : I.227 LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT KEMENTERIAN/LEMBAGA: LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan

I-227. Naskah Saran Kebijakan : Ringkasan I-227 Naskah Saran Kebijakan : STRATEGI PERCEPATAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR KUPANG MELALUI PENERAPAN DAN DIFFUSI TEKNOLOGI TEPAT GUNA OLAHAN HASIL LAUT DI KAB. KUPANG NTT, 2012 1 Ringkasan

Lebih terperinci

Ir. Arie Sudaryanto MP

Ir. Arie Sudaryanto MP LAPORAN KEMAJUAN (sd JUNI 2012) PROGRAM INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA TAHUN 2012 Peneliti Kepala : Ir. Arie Sudaryanto MP Peneliti Anggota : 1. Fithria Novianti S.Pi 2. Mirwan

Lebih terperinci

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK ABSTRAK

PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK ABSTRAK PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DAN KELEMBAGAAN POSYANTEK Fitridawati Soehardi 1 Universitas lancang Kuning pekanbaru Emai: fitridawati@unilak.ac.id ABSTRAK Berdasarkan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 99/M-IND/PER/8/2010 TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.6-/21 DS264-891-4155-6432 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

FORM D A. URAIAN KEGIATAN

FORM D A. URAIAN KEGIATAN FORM D A. URAIAN KEGIATAN Latar Belakang Masalah Kentang (Solanum tuberosum L.) merupakan salah satu tanaman sayuran penting di Indonesia. Namun, dalam pengembangan mengalami kendala biaya usahatani yang

Lebih terperinci

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM

10. URUSAN KOPERASI DAN UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi memiliki potensi yang besar dalam meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Hal ini ditunjukkan oleh keberadaan

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan langkah yang strategis dalam meningkatkan dan memperkuat dasar kehidupan perekonomian dari sebagian

Lebih terperinci

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI 2012

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI 2012 logo lembaga Kode JudUl : M.7. ] EFEKTIVITAS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERIKANAN BUDIDAYA DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI WILAYAH PESISIR INDONESIA ] 1. Henry Donald Lbn. Toruan, SH,MH

Lebih terperinci

KajianPengembanganProduksiTepungJagungDalam PenyediaanPangandi Kupang-Nusa Tenggara Timur

KajianPengembanganProduksiTepungJagungDalam PenyediaanPangandi Kupang-Nusa Tenggara Timur SIDa.F.32 KajianPengembanganProduksiTepungJagungDalam PenyediaanPangandi Kupang-Nusa Tenggara Timur Drs. M Yusuf Samad, MSc BadanPengkajianDan Penerapan Teknologi 2012 LATAR BELAKANG a.l Perpres 22/2008

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PELAKSANAAN APBD TA

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PELAKSANAAN APBD TA KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PELAKSANAAN APBD TA 2015 Program : Program Optimalisasi Pengolahan dan Pemasaran Produksi Kegiatan : Kegiatan Peningkatan Pelayanan Mutu Usaha 1. Visi dan Misi SKPD a. Visi Terwujudnya

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL PERATURAN PRESIDEN NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBER DAYA LOKAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDUHULUAN Latar Belakang BAB I PENDUHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era otonomi daerah saat sekarang, daerah diberi kewenangan dan peluang yang luas untuk mengembangkan potensi ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sebagian besar

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa,

Lebih terperinci

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014

Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Disampaikan pada acara : Rapat Koordinasi Nasional Pemberdayaan KUMKM Tahun 2014 Deputi Menteri Bidang Produksi Jakarta, Desember 2014

Lebih terperinci

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian

Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian LAPORAN AKHIR PENELITIAN TA 2007 Analisis Kebijakan Pembiayaan Sektor Pertanian Oleh : Sahat M. Pasaribu Bambang Sayaza Jefferson Situmorang Wahyuning K. Sejati Adi Setyanto Juni Hestina PUSAT ANALISIS

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016

KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 KEBIJAKAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2016 OLEH : DRS. HADJI HUSEN KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PROVINSI NTT BADAN

Lebih terperinci

Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS

Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS Laporan Kemajuan INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA MODEL PERMUKIMAN BERBASIS EC0-SETTLEMENTS Sri Astuti PAKET INSENTIF PEMANFAATAN HASIL LITBANG : PROTOTYPE TEKNOLOGI Bidang Prioritas

Lebih terperinci

Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa :

Deskripsikan Maksud dan Tujuan Kegiatan Litbangyasa : ISI FORM D *Semua Informasi Wajib Diisi *Mengingat keterbatasan memory database, harap mengisi setiap isian dengan informasi secara general, singkat dan jelas. A. Uraian Kegiatan Deskripsikan Latar Belakang

Lebih terperinci

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PENGELOLA KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

insentif, penyelenggaraan program iptek, dan pembentukan lembaga.

insentif, penyelenggaraan program iptek, dan pembentukan lembaga. I. PENDAHULUAN Konsepsi Model Pengembangan Klaster Inovasi Berbasis Produk Unggulan Daerah (PUD) merupakan bagian tak terpisahkan dengan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Dirancangbangun secara holistik dengan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa

Lebih terperinci

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan Kode penelitian: 0.13 Disversifikasi Pengolahan Catfish sebagai Aneka Makanan Ringan untuk Pengembangan Usaha Kecil Menengah Dra. Th. Dwi Suryaningrum, MS; Ir.Ijah Muljanah, MS Suryanti, S.Pi, M.Si; Prof.

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016

PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016 PROGRAM DAN KEGIATAN DANA DEKONSENTRASI TAHUN 2016 MARGARETHA BUNGA (KEPALA BIDANG KETENAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN) DISAMPAIKAN PADA RAPAT SINKRONISASI KELEMBAGAAN PENYULUHAN DAN

Lebih terperinci

Rencana Strategis (RENSTRA)

Rencana Strategis (RENSTRA) Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN TAHUN 2014 Rencana Strategis (RENSTRA) TAHUN 2014-2019 DINAS PETERNAKAN, PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG [- BAB. I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG P embangunan sektor Peternakan, Perikanan dan Kelautan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Garut dalam kurun waktu tahun 2009 s/d 2013 telah memberikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN III LAPORAN FORM A, B, C DAN D

LAMPIRAN III LAPORAN FORM A, B, C DAN D LAMPIRAN III LAPORAN FORM A, B, C DAN D JUDUL KEGIATAN: PENGUATAN KAPASITAS DAERAH DAN SINERGITAS PEMANFAATAN DATA INDERAJA UNTUK EKSTRAKSI INFORMASI KUALITAS DANAU BAGI KESESUAIAN BUDIDAYA PERIKANAN DARAT

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012

KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012 KEMKOMINFO Q 8 PEMANFAATAN TIK DALAM PENINGKATAN PROMOSI POTENSI PARIWISATA BALI Dr.Ir. Finarya Legoh, M.Sc. KEMENTERIAN KOMUNKASI DAN INFORMATIKA 2012 LATAR BELAKANG Kondisi yang menjadi latar belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat

I. PENDAHULUAN. Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah menjadi kesepakatan nasional dalam pembangunan ekonomi di daerah baik tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota pada seluruh pemerintahan daerah bahwa pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH I. UMUM Penerapan otonomi daerah sejatinya diliputi semangat untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG

BUPATI KUDUS. PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 Tahun 2010 TENTANG KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGANEKARAGAMAN KONSUMSI PANGAN BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL DI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu Jl. Irian Km. 6,5 Bengkulu 38119 PENDAHULUAN Hingga saat ini, upaya mewujudkan ketahanan

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Dinas Pertanian Daerah Kabupaten Nganjuk Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana Pembangunan Pertanian

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (B A P P E D A) Jl. dr. Soetomo No. 1 Slawi Telp. (0283) Fax.

PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (B A P P E D A) Jl. dr. Soetomo No. 1 Slawi Telp. (0283) Fax. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (B A P P E D A) Jl. dr. Soetomo No. 1 Slawi Telp. (0283) 491694 Fax. (0283) 492023 2 PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PARTISIPASI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Paparan Walikota Bengkulu

Paparan Walikota Bengkulu Paparan Walikota Bengkulu Optimalisasi Kemaritiman Nasinal dalam Rangka Mendorong Pembangunan Infrastruktur Kota dan Kota Pantai PEMERINTAH KOTA BENGKULU BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH JL. Wr. Supratman

Lebih terperinci

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN

SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN 2013/11/02 08:31 WIB - Kategori : Artikel Penyuluhan PEMANTAPAN SISTEM PENYULUHAN PERIKANAN MENUNJANG INDUSTRIALISASI KP SEJUMLAH MASUKAN PEMIKIRAN Mendiskusikan sistem penyuluhan perikanan yang membumi

Lebih terperinci

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM

IV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM 10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional dan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat

Lebih terperinci

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Pengembangan Kelembagaan Ekonomi dan Iklim Usaha Kondusif 1. Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi Mendukung terciptanya kesempatan

Lebih terperinci

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang

Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang kode kegiatan : I.03 Penerapan Produksi Bersih Berbasis Teknologi Tepat Guna Pada Sentra Industri Kecil Tahu Di Kabupaten Subang Doddy A. Darmajana LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA BALAI BESAR PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan VI. PENUTUP 6.1. Kesimpulan Dari hasil analisis dan pembahasan tentang studi pengembangan wilayah di Kapet Bima dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Kapet Bima memiliki beragam potensi

Lebih terperinci

X.156 PENGEMBANGAN MODEL NERACA AIR LAHAN KERING BERIKLIM KERING UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN

X.156 PENGEMBANGAN MODEL NERACA AIR LAHAN KERING BERIKLIM KERING UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN X.156 PENGEMBANGAN MODEL NERACA AIR LAHAN KERING BERIKLIM KERING UNTUK PENGEMBANGAN PETERNAKAN Dr. Ir. Popi Rejekiningrum, MS Dr. Ir. Budi Kartiwa, CESA Nurwindah Pujilestari, S.Si., M.Si. Kharmila Sari

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 47 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM FORUM FOR ECONOMIC DEVELOPMENT AND EMPLOYMENT PROMOTION DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

Y_5_ Presentasi_ Evaluasi _Kinerja PKPP

Y_5_ Presentasi_ Evaluasi _Kinerja PKPP logo lembaga Y_5_ Presentasi_ Evaluasi _Kinerja PKPP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN KELUARGA MISKIN MELALUI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN DAN KELAUTAN DENGAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA DI DESA SEKOTONG KEC. SEKOTONG

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan sub-sektor perikanan tangkap merupakan bagian integral dari pembangunan kelautan dan perikanan yang bertujuan untuk : (1) meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Lebih terperinci

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 2012 SIDa F.52 Pengembangan Budidaya Lele Sistem Terpal Dalam Kerangka Sistem Inovasi di Kabupaten Gunungkidul Nimas Maninggar, ST., MT Ir. Ati Widiati, MT Drs. Hamid, Msi Drs. Supratikno, Msi Binuko Dani,

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN

RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN RENCANA OPERASIONAL DISEMINASI HASIL PENGKAJIAN (RODHP) GELAR TEKNOLOGI PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN PENELITIAN

Lebih terperinci

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000

Tabel 1. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto (PDB) Menurut Skala Usaha Tahun Atas Dasar Harga Konstan 2000 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu pilar perekonomian yang sangat berpotensi untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi dan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL

BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL BAB 5 ARAHAN PENGEMBANGAN USAHA TAPE KETAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK PENGEMBANGAN EKONOMI LOKAL Dalam bab ini, akan dijelaskan mengenai temuan studi, kesimpulan serta rekomendasi pengembangan usaha tape

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016 LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN FASILITASI SERTIFIKASI PRODUK DAN PROSES PRODUKSI TA. 2016 DINAS PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KOPERASI DAN UMKM KOTA PEKALONGAN 2016 DAFTAR ISI Prakata Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

RANCANGAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1 LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG NOMOR : 180/1918/KEP/421.115/2015 TENTANG PENGESAHAN RENCANA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MALANG TAHUN 2016 RANCANGAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.11-/217 DS3194-532-4847-285 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU

Lebih terperinci

POLICY BRIEF STRATEGI PENERAPAN TEKNOLOGI SDA MENDUKUNG PENGEMBANGAN LAHAN KERING

POLICY BRIEF STRATEGI PENERAPAN TEKNOLOGI SDA MENDUKUNG PENGEMBANGAN LAHAN KERING POLICY BRIEF STRATEGI PENERAPAN TEKNOLOGI SDA MENDUKUNG PENGEMBANGAN LAHAN KERING TAHUN ANGGARAN 2016 Strategi Penerapan Teknologi Sumber Daya Air Mendukung Penanganan Lahan Kering Teknologi Jaringan Irigasi

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki wilayah perairan yang luas, yaitu sekitar 3,1 juta km 2 wilayah perairan territorial dan 2,7 juta km 2 wilayah perairan zona ekonomi eksklusif (ZEE)

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN INSENTIF RISET

LAPORAN KEMAJUAN INSENTIF RISET LAPORAN KEMAJUAN INSENTIF RISET PENGURANGAN RISIKO BENCANA PADA DAERAH PARIWISATA DI KABUPATEN LOMBOK BARAT, NUSA TENGGARA BARAT Peneliti Utama : Mone Iye Cornelia M., M.Sc. Produk Target: 9.03.04 Kajian

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.25/MEN/2009 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN MENTERI KELAUTAN DAN

Lebih terperinci

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016

Jurnal SAINSTECH Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 6 Desember 2016 MODEL PENGEMBANGAN UKM KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE BERDASARKAN PERMASALAHAN YANG DIHADAPI KELOMPOK USAHA BUDIDAYA LELE DI DESA MANYARAN MANYAREJO DAN DESA PUNGSARI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN JAWA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 16 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS BADAN KETAHANAN PANGAN DAN KOORDINASI PENYULUHAN PROVINSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rencana Kerja Tahunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang- Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Renja Perubahan Tahun 2016 Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Banyuwangi

BAB I PENDAHULUAN. Renja Perubahan Tahun 2016 Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Banyuwangi BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Perubahan Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, Menengah Kabupaten Banyuwangi ini merupakan dokumen komprehensif berwawasan 1 (satu)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Akses pangan merupakan salah satu sub sistem ketahanan pangan yang menghubungkan antara ketersediaan pangan dengan konsumsi/pemanfaatan pangan. Akses pangan baik apabila

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dalam rangka percepatan pembangunan industri perikanan nasional

Lebih terperinci

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2012 [kode kegiatan : Baru] PENERAPAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN UNTUK OPTIMALISASI POTENSI PISANG DI KABUPATEN KATINGAN, KALIMANTAN TENGAH Ir. Agusto W. Martosudirjo Ir. Takijah Salim, M.Eng.Sc Hendarwin M. Astro,

Lebih terperinci

PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017

PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017 PANDUAN PENGANUGRAHAN KREATIVITAS DAN INOVASI MASYARAKAT (KRENOVA) KOTA PEKALONGAN TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KOTA PEKALONGAN

Lebih terperinci

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan Vol. 1 No. 3, Desember 2014: 187-191 ISSN : 2355-6226 BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH Yonvitner Departemen Manajemen

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO 1 PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SITUBONDO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER. 14/MEN/2009 TENTANG MITRA BAHARI MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal

Lebih terperinci

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015

Jurnal INFORMA Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : Vol. 1 Nomor 1 Tahun 2015 MODEL PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE KELOMPOK DESA VOKASI DESA MANYAREJO PLUPUH SRAGEN MELALUI PENGANEKARAGAMAN HASIL OLAHAN DAN MANAJEMEN PEMASARAN BERBASIS IT Sudiro,ST, M.Si 1, Ir. Suci Purwandaro,

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT I. Perumusan Masalah Pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) yang optimal membutuhkan sebuah pemahaman yang luas dimana pengelolaan SDA harus memperhatikan aspek

Lebih terperinci

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG 10.1 Kebijakan Umum Potensi perikanan dan kelautan di Kabupaten Kupang yang cukup besar dan belum tergali secara optimal, karenanya

Lebih terperinci

Pengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul

Pengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul logo lembaga SIDa.F.50 Pengembangan Klaster Industri Pariwisata & Pangan di Kabupaten Gunung Kidul Dr. Anugerah Widiyanto, M.Eng. Ir. Ismariny, M.Sc. Wenny Oktaviani, SE., MSM Prof. Dr. Sumaryanto Ir.

Lebih terperinci

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 10 TAHUN 2017 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN NELAYAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKALONGAN, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR RENCANA KERJA (RENJA) DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016 DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROVINSI JAWA TIMUR JL. GAYUNG KEBONSARI NO. 167 SURABAYA

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA.

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN KABUPATEN SUMBAWA. BUPATI SUMBAWA Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017

PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017 PROGRAM DAN KEGIATAN BIDANG KONSUMSI DAN PENGANEKARAGAMAN PANGAN TAHUN 2017 DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH Ungaran, Januari 2017 ASPEK KONSUMSI PANGAN DALAM UU NO 18/2012 Pasal 60 (1) Pemerintah

Lebih terperinci

SIDa.F.54. Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Trenggalek melalui upaya mendorong modernisasi Sistem Usaha yang produktif

SIDa.F.54. Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Trenggalek melalui upaya mendorong modernisasi Sistem Usaha yang produktif SIDa.F.54 Penguatan Sistem Inovasi Daerah Kab. Trenggalek melalui upaya mendorong modernisasi Sistem Usaha yang produktif Peneliti : Rayendra Prasat Dini Anggraen Mien Askinatin BADAN PENGKAJIAN PENERAPAN

Lebih terperinci

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian

TIM PENYUSUN. Bagian Perancanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian i PEDOMAN PELAPORAN BADAN KARANTINA PERTANIAN Bagian Perencanaan Sekretariat Badan Karantina Pertanian BADAN KARANTINA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2017 i TIM PENYUSUN Bagian Perancanaan Sekretariat

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA SIDa. F.10 EXECUTIVE SUMMARY INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA Pemanfaatan Penjernih Air Siap Minum di Kabupaten Kotawaringin Timur Kota Sampit-Propinsi Kalimantan Timur KEMENTERIAN/LEMBAGA:

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN NELAYAN KECIL DAN PEMBUDIDAYA-IKAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU

RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU RENCANA KINERJA TIM MANAJEMEN (RKTM) KERJASAMA DAN PELAYANAN PENGKAJIAN BPTP BENGKULU WAHYUNI AMELIA WULANDARI BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU 2013 LEMBAR PENGESAHAN BPTP 1. Judul RKTM :

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 MOR SP DIPA-32.4-/217 DS21-98-8-666 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA

PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA PEDOMAN PENYELENGGARAAN ANUGERAH IPTEK BUDHIPURA TINGKAT PROPINSI SE INDONESIA Dalam Rangka Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) Ke 18 Tahun 2013 KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2013

Lebih terperinci

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM

6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM 48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama

Lebih terperinci

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011 MATRIK 2.3 TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM 1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Lainnya 2012 2013 2014 2012 2013 2014 305,2

Lebih terperinci

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011

OLEH : ENDAH MURNININGTYAS DEPUTI BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP SURABAYA, 2 MARET 2011 KEMENTERIAN NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL DALAM PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 2011 DAN 2012 OLEH : ENDAH

Lebih terperinci

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP

LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PKPP MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH LOMBOK UNTUK MENDUKUNG PERIKANAN NELAYAN DENGAN MEMANFAATKAN SISTEM INFORMASI CUACA ONLINE Peneliti Utama : Dwi Risdianto, ST. BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA Ekonomi rakyat merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar dalam perekonomian Indonesia dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.01/MEN/2011 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PELATIHAN MANDIRI KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

JUDUL LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA

JUDUL LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA JUDUL KODE : SIDA X 8 LAPORAN HASIL LITBANG INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA PENGEMBANGAN PAKET TEKNOLOGI PENGOLAHAN BIOFARMAKA UNTUK MENDUKUNG AGRIBISNIS BIOFARMAKA DI KABUPATEN

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci