BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak warisan hasil budaya dalam bentuk naskah atau manuskrip (Marsono, 2010), yang bahkan sampai saat ini belum dapat dihitung jumlahnya. Manuskrip adalah bahan tulisan tangan yang menyimpan berbagai ungkapan pemikiran dan perasaan sebagai hasil budaya bangsa masa lalu (Baried, dkk., 1985). Kegiatan studi awal mengenai lokasi penyimpanan manuskrip di Indonesia, mendapatkan informasi bahwa di pulau Jawa terdapat 3 wilayah yang mempunyai lembaga yang banyak menyimpan manuskrip Nusantara, yaitu di Yogyakarta, Surakarta, dan Jakarta. Tempat-tempat yang menyimpan manuskrip di Yogyakarta, tersebar antara lain di Museum Sonobudoyo sebanyak 1255 manuskrip (Behrend, 1990), Pura Pakualaman sebanyak 251 manuskrip (Saktimulya, 2005), Kraton Yogyakarta sebanyak 750 manuskrip (Marsono, 2010), dan pustaka Artati universitas Sanata Dharma sebanyak 225 manuskrip (Budiarti, dkk., 2007). Di Surakarta, tempattempat yang menyimpan manuskrip tersebar di Keraton Kasunanan Surakarta sekitar 750 manuskrip, di Pura Mangkunegaran sekitar 620 manuskrip, di Radya Pustaka sekitar 380 manuskrip, dan di Yayasan Sastra Lestari sekitar 100 buah manuskrip (Suparjo, 2012). Di Jakarta, tepatnya di perpustakaan Universitas Indonesia tersimpan 2394 manuskrip Nusantara (Behrend, dan Pudjiastuti, 1997). Dari informasi mengenai banyaknya manuskrip yang tersimpan di atas, dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia mempunyai kekayaan warisan budaya berupa manuskrip yang jumlahnya ribuan. Menurut Marsono (2010) kondisi sebagian besar manuskrip-manuskrip yang tersimpan di berbagai tempat di Indonesia tersebut berada dalam keadaan rusak karena umurnya yang sudah ratusan tahun lebih. Suparjo (2012) menulis bahwa suhu udara dan iklim di Jawa kurang menguntungkan untuk mempertahankan keawetan manuskrip, selain juga disebabkan karena perawatan yang tidak memadai, bahan manuskrip yang memang kurang baik, dan bencana alam.

2 2 Dengan mengingat betapa pentingnya upaya-upaya penyelamatan, pelestarian, dan penyebarluasan manuskrip-manuskrip kuno, maka penelitian mengenai upaya digitalisasi dan pengolahan pada hasil digitalisasi manuskrip, misalnya transliterasi menjadi sangat relevan. Komputer yang saat ini merupakan piranti yang semakin mudah didapat, dan murah harganya, dapat dipergunakan sebagai alat bantu agar manuskrip beraksara Jawa yang sudah didigitalisasi dapat ditransliterasi ke dalam aksara Latin dengan cepat dan mudah. Transliterasi adalah penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain (Baried, dkk., 1985). Tujuan dari transliterasi adalah memperkenalkan teks-teks lama yang tertulis dengan huruf daerah, karena kebanyakan orang sudah tidak mengenal atau tidak akrab lagi dengan tulisan daerah. Biasanya upaya transliterasi dari manuskrip beraksara Jawa ke aksara Latin tidak dapat berjalan dengan cepat atau membutuhkan waktu yang lama, kecuali kalau hal tersebut dilakukan oleh para filolog manuskrip beraksara Jawa. Kesulitan pembacaan aksara Jawa muncul dikarenakan aksara Jawa tidak lagi dipergunakan sebagai aksara yang menyusun buku-buku yang saat ini dibaca dalam kehidupan sehari-hari. Di sisi lain transliterasi menjadi hal yang sangat vital karena dari hasilnya dapat dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan, seperti diberitakan dalam koran online Kompas.com oleh Sinombor (2009). Diberitakan dalam koran online tersebut bahwa Yayasan Sastra Surakarta yang sekarang berganti nama menjadi Yayasan Sastra Lestari Surakarta melakukan transliterasi ribuan manuskrip beraksara Jawa, agar manuskrip-manuskrip tersebut dapat dibaca dan dipergunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Upaya yang dilakukan oleh yayasan tersebut di atas pada sejumlah manuskrip yang bisa dibilang kuno serta sudah terancam rusak dan punah, dapat melestarikan dan mungkin juga menyebarluaskan isi manuskrip. Sampai saat ini yayasan tersebut telah melakukan katalogisasi, transliterasi, dan komputerisasi sebanyak 1000 lebih karya baik dalam bentuk puisi maupun prosa (Suparjo, 2012). Dalam upayanya untuk melakukan transliterasi, yayasan Sastra Lestari Surakarta memperkerjakan beberapa karyawan dengan kemampuan membaca

3 3 manuskrip aksara Jawa baik, dan kemudian karyawan ini langsung menuliskan kembali hasil pembacaannya ke media komputer mempergunakan aksara Latin. Cara yang ditempuh oleh yayasan ini dan mungkin kegiatan transliterasi manuskrip lainnya di berbagai tempat kurang lebih akan berlangsung seperti itu, padahal cara tersebut rentan akan ketidaktelitian karena transliterator harus mempunyai tingkat konsentrasi yang baik dan harus secara berulang kali melihat manuskrip yang sedang dikerjakan agar tidak salah dalam menuliskan kembali. Selain rentan akan ketidaktelitian, waktu yang diperlukan untuk transliterasi relatif lama karena translator harus mengerjakan 2 hal yaitu membaca dan menuliskan kembali hasil pembacaan. Mempertimbangkan persoalan di atas, maka penelitian yang bertujuan untuk menemukan cara-cara transliterasi berbasis komputer menjadi sangat relevan. Di Indonesia, penelitian yang terkait dengan bagian-bagian dari sistem transliterasi manuskrip beraksara Jawa sudah cukup banyak dilakukan. Sebagian besar penelitian yang pernah dilakukan adalah mengenai bagaimana cara mengenali aksara Jawa tulisan tangan, sedangkan sebagian kecil lainnya adalah penelitian pada bagian dari cara-cara mengolah data awal manuskrip sehingga siap diolah. Data yang dipergunakan oleh para peneliti pada umumnya adalah hasil dari penulisan aksara Jawa pada media kertas atau media komputer, dan dilakukan oleh beberapa responden dari generasi saat ini. Penelitian ini menjadi sangat relevan dan harus diupayakan mengingat bahwa upaya untuk membangun sebuah sistem transliterasi manuskrip beraksara Jawa membutuhkan banyak sub sistem yang saling terkait, sehingga hasil transliterasi benar dan lama waktu proses relatif cepat. 1.2 Rumusan Masalah Langkah yang dilakukan oleh beberapa peneliti dalam hal pengenalan citra dokumen teks merupakan rangkaian beberapa langkah yang saling terkait satu sama lain. Langkah-langkah tersebut secara berturut-turut adalah binarisasi, normalisasi orientasi, reduksi derau, segmentasi, pengenalan karakter, dan pembentukan kata yang merupakan tahap paling akhir. Apabila dilakukan

4 4 pengelompokkan langkah pengenalan citra dokumen teks tersebut di atas, maka hanya akan diperoleh 3 tahap utama, yaitu tahap pemrosesan awal yang dimulai dari binarisasi sampai dengan segmentasi, tahap pengenalan aksara, dan tahap pemrosesan akhir untuk membentuk kata dari kumpulan suku kata hasil pengenalan aksara. Di tahap pemrosesan awal, sebagian besar langkah kecuali langkah segmentasi mempunyai banyak kesamaan dengan langkah-langkah umumnya di pengolahan citra, yaitu binarisasi, deteksi kemiringan, dan reduksi derau, walaupun obyek pada citra bukan berupa aksara Jawa. Ketiga langkah paling depan dalam tahap pengolahan awal tersebut mempunyai tujuan agar memudahkan proses segmentasi aksara pada manuskrip, sehingga akan diproduksi citra-citra aksara penyusun manuskrip tersebut. Hasil penelitian awal pada obyek utama penelitian, menghasilkan informasi bahwa citra-citra aksara dalam manuskrip mempunyai tingkat variabilitas yang tinggi, baik dalam gaya tulisan, maupun ketidakteraturan jarak antar baris maupun antar aksara. Berkaitan dengan tujuan utama yang dikerjakan di tahap pengolahan awal serta mempertimbangkan karakteristik citra aksara dalam manuskrip beraksara Jawa, maka dirumuskan persoalan pertama dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah model segmentasi citra manuskrip beraksara Jawa sehingga akan dihasilkan satuan citra-citra aksara Jawa yang bersih. Tantangan berikutnya setelah citra-citra aksara Jawa hasil segmentasi citra manuskrip telah diperoleh, adalah adanya keragaman bentuk citra aksara yang dihasilkan penulis. Ketidakkonsistenan penulis dalam menulis aksara bisa berupa ketidakseragaman kemiringan, ketidaksegaraman ukuran aksara, dan ketidakseragaman ketebalan aksara. Adanya tingkat keragaman penulisan aksara menjadi persoalan berikutnya pada saat akan dilakukan proses transliterasi citra aksaranya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dirumuskan persoalan kedua dalam penelitian ini, yaitu bagaimanakah model transliterasi citra aksara Jawa ke aksara Latin. Aksara Jawa dalam aturan tatabahasa baku Jawa terdiri dari berbagai simbol yang mewakili aksara Jawa utama dan pasangan-nya, angka Jawa,

5 5 sandhangan, aksara swara, dan aksara murda. Hasil penelitian mengenai penyebutan nama yang mewakili aksara Jawa menunjukkan bahwa, deskripsi nama dari setiap aksara adalah berupa deretan silabel yang ekuivalen dengan lambang dari aksara tersebut. Deretan silabel tersebut kemudian harus diubah menjadi deretan kata sehingga akan diproduksi hasil transliterasi yang formatnya mendekati hasil transliterasi secara manual oleh para pakar di bidang aksara Jawa. Persoalan baru muncul karena dalam penulisan aksara Jawa tidak ada simbol untuk melambangkan spasi yang bisa berfungsi untuk memisahkan antar kata. Gaya penulisan yang khas seperti itu disebut dengan scriptio-continuo, yaitu cara menulis aksara-aksara yang membentuk kata secara terus-menerus tanpa spasi antar kata (Mulyani, 2006). Berdasarkan pada persoalan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan persoalan yang ketiga, yaitu bagaimanakah metode penggabungan silabel-silabel hasil transliterasi citra aksara Jawa sehingga dihasilkan deretan kata yang benar. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah menemukan model transliterasi citra manuskrip beraksara Jawa. Tujuan penelitian lainnya adalah menghasilkan satu contoh prototipe sistem transliterasi manuskrip beraksara Jawa, yang dikembangkan berdasarkan model transliterasi hasil dari penelitian ini. Prototipe sistem yang dijadikan alat uji model, diharapkan mampu memproduksi hasil transliterasi dengan tingkat keberhasilan relatif besar. Transliterasi citra manuskrip dikatakan berhasil apabila deretan kata yang diproduksi adalah kata-kata yang benar sesuai aturan tatabahasa baku bahasa Jawa. Apabila persentase keberhasilan transliterasi relatif besar, maka model dan prototipe modul-modul untuk sistem transliterasi yang dihasilkan oleh penelitian ini akan mempunyai manfaat yang amat besar bagi upaya transliterasi manuskrip beraksara Jawa

6 6 1.4 Keaslian Penelitian Kontribusi utama penelitian ini dalam bidang ilmu komputer adalah penemuan model segmentasi citra manuskrip beraksara Jawa yang mempunyai kompleksitas ketidakteraturan dalam baris-baris citra aksara maupun antar citra aksara, penemuan model transliterasi citra aksara Jawa hasil dari tulisan tangan, dan penemuan model penyelesaian penggabungan silabel untuk membentuk kata. Pengembangan model-model yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat diperluas dan disesuaikan untuk manuskrip-manuskrip yang ditulis dengan aksara lain. Model yang dihasilkan dalam penelitian ini juga dapat dikembangkan untuk membuat berbagai media pembelajaran bahasa Jawa berbantuan komputer. Terdapat banyak penelitian yang sudah dilakukan yang terkait dengan pengenalan dokumen maupun pengenalan aksara, baik yang aksaranya dicetak dengan mesin maupun yang ditulis tangan, namun penelitian yang dilakukan bukan diterapkan pada citra manuskrip beraksara Jawa. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi yang besar untuk transliterasi otomatis manuskrip beraksara Jawa, yang akan mempunyai dampak pada upaya pelestarian karya budaya Jawa. Penelitian ini juga memiliki prospek untuk dikembangkan bagi upaya transliterasi manuskrip lain yang ditulis dengan aksara tertentu, misalnya aksara Bali, aksara Batak, aksara Minangkau, dan aksara Aceh. 1.5 Manfaat Penelitian Manuskrip beraksara Jawa merupakan salah satu bentuk peninggalan budaya yang patut dijaga kelestariannya dan disebarluaskan keberadaannya. Oleh karena itu penelitian ini bermanfaat sebagai upaya untuk ikut menjaga kelestarian budaya agar kekayaan budaya tersebut tidak musnah ditelan zaman. Prototipe transliterasi otomasi citra manuskrip beraksara Jawa yang terbentuk sebagai alat pengujian sistem, diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mentransliterasi berbagai manuskrip Jawa beraksara Jawa yang lain. Model prototipe yang dikembangkan tentu akan sangat membantu mempercepat waktu pekerjaan para ahli sastra Jawa dalam melakukan tranlisterasi manuskrip Jawa beraksara Jawa ke aksara Roman. Prototipe sistem ini juga diharapkan membuka

7 7 peluang bagi penelitian lebih lanjut yaitu untuk mengembangkan otomasi transliterasi berbagai manuskrip dengan berbagai media, misalnya di dokumen yang ditulis di atas daun lontar. Hasil penelitian ini sudah disebarluaskan ke komunitas riset lebih luas melalui artikel di jurnal internasional dan makalah di konferensi internasional. Hasil penelitian ini juga diharapkan akan menarik bagi orang yang bekerja di bidang pengolahan citra, analisis dokumen, pengenalan pola, temu kembali informasi, rekayasa perangkat lunak, maupun untuk orang yang bekerja di bidang sastra khususnya sastra Jawa. 1.6 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kondisi manuskrip yang diteliti masih dalam keadaan bagus, yaitu tulisannya masih utuh atau aksara-aksaranya masih lengkap, dan hasil tulisannya masih relatif jelas terbaca. 2. Citra manuskrip yang diteliti dibatasi hanya pada satu model gaya penulisan atau gagrak yaitu gagrak mbata sarimbag, dan ditulis oleh satu orang saja pada satu halaman citra manuskrip. 3. Transliterasi citra aksara Jawa dilakukan sesuai kaidah EYD dalam tata tulis bahasa Jawa. 4. Pengelompokkan silabel menjadi kata sebagai hasil akhir transliterasi dibuat berdasarkan kata-kata yang terdapat dalam basis data kata, dan tidak memperhitungkan arti dari kalimat yang terbentuk dari deretan kata yang terbentuk. 1.7 Sistematika Penulisan Laporan Laporan penelitian ini terdiri dari 8 bab utama, mulai dari Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Landasan Teori, Metode Penelitian, Model Segmentasi Manuskrip, Model Pengenalan Citra Aksara Jawa, Model Penggabungan Silabel, dan Kesimpulan dan Saran. Di bagian akhir terdapat Daftar Pustaka, dan 8 lampiran, mulai dari lampiran daftar aksara Jawa yang merupakan hasil penelitian

8 8 awal mengenai berbagai bentuk citra aksara Jawa, serta data-data yang dihasilkan selama proses pengujian model untuk mendukung uraian. Bab I Pendahuluan berisikan penjelasan mengenai latar belakang perlunya penelitian ini dilakukan serta uraian persoalan di dalam masyarakat yang terkait dengan penelitian, dalam hal ini utamanya untuk persoalan transliterasi manuskrip beraksara Jawa. Berdasarkan latar belakang tersebut, kemudian dibuat rumusan masalah beserta tujuan dari penelitian yang akan diangkat. Keaslian penelitian dituliskan untuk menunjukkan kontribusi utama dari penelitian ini. Bagian akhir berisi manfaat dari penelitian yang mungkin dapat diraih setelah penelitian selesai dilakukan, beserta batasan dari penelitian ini. Bab II Tinjauan Pustaka berisikan informasi mengenai berbagai macam penelitian yang terkait dengan upaya transliterasi otomatis suatu manuskrip, baik dari upaya penyiapan data, pengolahan data, maupun proses akhir dalam transliterasi otomatis. Penelitian yang diangkat mengulas mengenai berbagai model dan cara yang ditempuh baik untuk citra manuskrip umum maupun terkait dengan citra manuskrip beraksara Jawa. Di bagian akhir diberikan rangkuman dari tinjauan pustaka tersebut. Bab III Landasan Teori berisikan teori-teori yang terkait dengan tahaptahap transliterasi, mulai dari tahap persiapan data, pengolahan data, dan proses akhir transliterasi. Teori-teori yang disebutkan di sini menjadi pijakan awal bagi peneliti untuk melakukan uji coba di laboratorium guna menemukan berbagai sub model yang akan ditemukan. Di bagian akhir diberikan ulasan mengenai ragam manuskrip Jawa beserta aksara Jawa dan tata cara penulisannya. Bab IV Metode Penelitian berisikan berbagai kegiatan dan upaya yang dilakukan guna meraih tujuan dari penelitian ini. Bagian ini menjadi panduan bagi peneliti dalam melakukan kegiatan penelitian supaya mencapai tujuan yang telah dirumuskan. BAB V Model Segmentasi Manuskrip Beraksara Jawa merupakan ulasan khusus terkait hasil dari penelitian mengenai cara segmentasi yang menjadi persoalan pertama dalam penelitian ini. Pembahasan dimulai dengan tantangantantangan yang dihadapi pada proses segmentasi manuskrip, kemudian dilanjutkan

9 9 dengan model segmentasi yang diusulkan dengan memperhatikan tantangantantangan yang dihadapi. Bab V diakhiri dengan pembahasan mengenai uji coba model segmentasi beserta analisis dari hasil uji cobanya. BAB VI Model Transliterasi Citra Aksara Jawa membahas mengenai hasil penelitian untuk mengubah citra-citra aksara Jawa yang diperoleh dari hasil segmentasi menjadi aksara Roman. Bab VI dimulai dengan ulasan mengenai tantangan-tantangan yang menyebabkan kesulitan dalam proses transliterasi. Berdasarkan pada tantangan-tantangan tersebut, dibuatlah model transliterasi yang diharapkan meminimalkan kesalahan hasil transliterasi. Di bagian akhir dijelaskan mengenai hasil uji model transliterasi beserta analisnya. BAB VII Model Penggabungan Silabel menguraikan mengenai hasil penelitian untuk menjawab persoalan yang ketiga, yaitu bagaimana cara yang ditempuh untuk menggabungkan sederetan silabel hasil transliterasi menjadi deretan kata mengingat bahwa tidak ada aksara Jawa yang menyimbolkan spasi untuk memisahkan antar kata. Selain model penggabungan yang diusulkan, di bagian akhir disajikan juga hasil uji model beserta analisisnya. BAB VIII Kesimpulan dan Saran memuat kesimpulan yang diambil dari keseluruhan penelitian yang telah dilakukan beserta saran yang diusulkan. Kesimpulan memuat mengenai rangkuman jawaban dari ketiga persoalan yang diangkat beserta hasil penelitian dengan mempergunakan data uji yang dipilih sebagai contoh implementasi model yang diusulkan. Bagian lampiran dimulai dengan pemaparan daftar aksara-aksara Jawa yang berisikan semua kemungkinan citra aksara Jawa yang unik. Lampiran selanjutnya menyajikan mengenai data-data hasil uji model beserta data pendukung lain yang dipergunakan untuk analisis hasil uji model. Keseluruhan BAB maupun lampiran yang tersaji disusun menurut kaidah penulisan tugas akhir di FMIPA UGM, dan untuk memudahkan perunutan pembacaan laporan sesuai bagian-bagian dari BAB tersebut. BAB I memberikan kerangka umum penelitian yang berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada gambaran umum laporan. BAB II menjadi bahan untuk membantu pembaca melihat penelitian-penelitian lain yang terkait dengan penelitian ini, dan yang

10 10 menjadi sumber inspirasi utama dalam melakukan tindakan penelitian. BAB III menjelaskan secara khusus pengetahuan-pengetahuan umum yang harus diketahui oleh pembaca. BAB IV menjelaskan secara detil metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini, dengan mempertimbangkan kerangka umum penelitian yang dijelaskan dalam BAB I dan memperhatikan pengetahuan umum yang tersaji di BAB II dan BAB III. BAB V, VI, dan VII memberikan ulasan secara detil hasil penelitian mengikuti jumlah persoalan yang diangkat seperti tertulis di BAB I yaitu sebanyak 3, guna menemukan model umum transliterasi citra manuskrip beraksara Jawa, dan kemudian hasilnya disimpulkan dalam sub bab Kesimpulan dari BAB VIII. Keterbatasan-keterbatasan penelitian yang ditemukan setelah selesainya penelitian menjadi pijakan dalam merumuskan sub bab Saran di BAB VIII. Lampiran-lampiran yang disajikan setelah Daftar Pustaka menyajikan datadata pendukung yang digunakan dalam penelitian secara detil, dan khusus untuk Lampiran 9 diperlukan untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai prototipe program TransMaja yang dibuat berdasarkan model transliterasi citra manuskrip.

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis

BAB I PENDAHULUAN. bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia memiliki banyak warisan kebudayaan yang berupa bangunan besar, benda-benda budaya, dan karya-karya sastra. Karya sastra tulis berupa naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepulauan Nusantara yang terletak di kawasan Asia Tenggara sejak kurun waktu yang cukup lama memiliki peradaban dan kebudayaan tinggi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Butir-butir mutiara kebudayaan Indonesia pada masa lampau sebagai warisan kebudayaan para leluhur antara lain terdapat di dalam berbagai cerita lisan, benda-benda,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koentjaraningrat mengatakan bahwa kata budaya berasal dari bahasa Sanksekerta budhayah yang berasal dari bentuk jamak kata budhi yang berarti budi dan akal. Kebudayaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan beberapa karya yang mempermudah urusan manusia. Dan salah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan beberapa karya yang mempermudah urusan manusia. Dan salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan dengan banyaknya temuan-temuan terbaru hasil penelitian dari para pakar teknologi, menghasilkan beberapa karya

Lebih terperinci

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D3 TEKNIK INFORMATIKA

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D3 TEKNIK INFORMATIKA FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D3 TEKNIK INFORMATIKA A. BAGIAN AWAL Bagian awal mencakup sampul depan, halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar

Lebih terperinci

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK)

SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SERAT MUMULEN (SUNTINGAN TEKS DAN KAJIAN SEMIOTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Ika Cahyaningrum A2A 008 057 FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan suatu bangsa pada masa sekarang ini merupakan suatu rangkaian dari kebudayaan-kebudayaan masa lalu. Tidak ada salahnya bila ingin memahami lebih dalam mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno merupakan salah satu warisan nenek moyang yang masih tersimpan dengan baik di beberapa perpustakaan daerah, seperti Perpustakaan Pura Pakualaman dan Museum

Lebih terperinci

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D4 / D3 TEKNIK INFORMATIKA A. BAGIAN AWAL

FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D4 / D3 TEKNIK INFORMATIKA A. BAGIAN AWAL FORMAT PEMBUATAN BUKU LAPORAN PROYEK AKHIR MAHASISWA D4 / D3 TEKNIK INFORMATIKA A. BAGIAN AWAL Bagian awal mencakup sampul depan, halaman judul, halaman pengesahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. rakyat, sejarah, budi pekerti, piwulang, dll. (Nindya 2010:1). Manfaat dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuna mempunyai peran penting dalam peradaban umat manusia, karena naskah kuna berisi berbagai macam tulisan tentang: adat istiadat, cerita rakyat, sejarah, budi

Lebih terperinci

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI???

MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? MENGAPA KITA MEMPELAJARI FILOLOGI??? Peninggalan suatu kebudayaan yang berupa puing bangunan besar, semarak tapi belum cukup. Gambaran pikiran dan perasaan tersebut dapat dipahami lewat dokumen tertulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Perkembangan Islam di Indonesia khususnya pulau Jawa sangat pesat, hal ini tak luput

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan ragam budaya, suku bangsa, dan tradisi. Setiap propinsi memiliki ciri khas yang berbeda, yang tercermin pada pola

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Filologi 1. Pengertian Filologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti cinta dan logos yang berarti kata. Dengan demikian, kata filologi membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai peninggalan tulisan, naskah menyimpan berbagai informasi tentang kehidupan, berbagai buah pikiran, gagasan, ajaran, cerita, paham dan pandangan hidup yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam, dimana salah satunya terwujud dalam aksara atau tulisan asli

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam, dimana salah satunya terwujud dalam aksara atau tulisan asli BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki warisan kekayaan budaya yang beragam, dimana salah satunya terwujud dalam aksara atau tulisan asli daerah yang termasuk

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KEBUDAYAAN. Bahasa. Sastra. Pengembangan. Pembinaan. Perlindungan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 157) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

BAB I.PENDAHULUAN. tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya BAB I.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan kebudayan. Berbagai kebudayaan tersebut menghasilkan ciri khas tersendiri untuk masing-masing daerahnya, salah satunya

Lebih terperinci

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN Kawruh warnining udheng-udhengan (suatu tinjauan filologis) Budi Kristiono C0199012 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang memiliki

Lebih terperinci

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN - 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA I. UMUM Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya-karya peninggalan masa lampau merupakan peninggalan yang menginformasikan buah pikiran, buah perasaan, dan informasi mengenai berbagai segi kehidupan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Aksara Jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya pun menjadi suatu peninggalan yang patut untuk

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PROYEK AKHIR. Teknik Multimedia dan Broadcasting

PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PROYEK AKHIR. Teknik Multimedia dan Broadcasting PEDOMAN PENYUSUNAN LAPORAN PROYEK AKHIR Teknik Multimedia dan Broadcasting PROGRAM STUDI MULTIMEDIA DAN BROADCASTING POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Lebih terperinci

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016

Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Scopus Periode 2010-April 2016 Perbandingan Publikasi Internasional Indonesia di Web of Science (Thomson) Saat ini Publikasi internasional peneliti

Lebih terperinci

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA

KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA KAJIAN SEMIOTIK SYAIR SINDHEN BEDHAYA KETAWANG PADA NASKAH SERAT SINDHEN BEDHAYA Skripsi Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana Humaniora Program Strata 1 dalam Ilmu Sastra Indonesia Oleh: Fitrianna Arfiyanti

Lebih terperinci

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1

TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR. Fakultas Teknik Elektro 1 TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR Fakultas Teknik Elektro 1 Kertas Jenis kertas : HVS A4 (210 mm x 297 mm) dan berat 80 g/m2 (HVS 80 GSM), khusus untuk gambar yang tdk memungkinkan dicetak di kertas A4 dapat

Lebih terperinci

2014 SAJARAH CIJULANG

2014 SAJARAH CIJULANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah kuno merupakan salah satu warisan budaya Indonesia dalam bidang keberaksaraan yang telah dilindungi oleh UU RI No. 11 tahun 2010. Ungkapan warisan

Lebih terperinci

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI

2016 TEKS NASKAH SAWER PANGANTEN: KRITIK, EDISI, DAN TINJAUAN FUNGSI 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naskah merupakan hasil medium tulis yang digunakan pada sastra klasik. Isi naskah tersebut dapat meliputi semua aspek kehidupan budaya bangsa yang bersangkutan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu. Naskah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Kepustakaan yang relevan 1.1.1 Transliterasi Transliterasi merupakan salah satu tahap/langkah dalam penyuntingan teks yang ditulis dengan huruf bahasa daerah atau huruf Arab-Melayu.

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kolaka, Oktober Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi USN

Kata Pengantar. Kolaka, Oktober Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi USN Kata Pengantar Sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Komputer (S.Kom), mahasiswa Program Studi Sistem Informasi FTI USN diwajibkan untuk menyususn skripsi yang merupakan laporan tertulis dari penelitian

Lebih terperinci

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017

PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017 PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL DAN LAPORAN TUGAS AKHIR 2017 PROGRAM STUDI D3 OTOMASI SISTEM INSTRUMENTASI DEPARTEMEN TEKNIK FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus B Jalan Srikana 65 Surabaya 60286 Telp:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan proses pengolahan citra digital (digital image processing), dimana data berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan proses pengolahan citra digital (digital image processing), dimana data berupa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya, komputer hanya dapat digunakan untuk melakukan pemrosesan terhadap data numerik. Tetapi pada sekarang ini, komputer telah membawa banyak perubahan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Filologi merupakan suatu pengetahuan tentang sastra-sastra dalam arti yang luas yang mencakup bidang kebahasaan, kesastraan, dan kebudayaan (Baroroh-Baried,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, yang wajib kita mensyukuri rahmat Allah SWT karena leluhur kita telah mewariskan khazanah kebudayaan yang tidak ternilai

Lebih terperinci

FORMAT TUGAS AKHIR. A. Format Umum Tugas Akhir

FORMAT TUGAS AKHIR. A. Format Umum Tugas Akhir FORMAT TUGAS AKHIR A. Format Umum Tugas Akhir Bagian Proposal Tugas Akhir Bagian Awal a. Halaman Sampul (Cover) b. Halaman Judul c. Halaman Persetujuan d. Abstrak (bahasa Indonesia) e. Daftar Isi f. Daftar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bertambahnya jumlah mahasiswa dari tahun ke tahun di IT Telkom mengakibatkan semakin banyak buku buku Tugas Akhir yang dibuat. Dengan semakin banyaknya buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai pendahuluan. Pokok bahasan yang terdapat pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian,

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN. (Ratna, 2004:34). Metode berfungsi untuk menyederhanakan masalah, sehingga BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN Metode dapat diartikan sebagai cara, strategi untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004:34).

Lebih terperinci

JURNAL MITRA KESEHATAN

JURNAL MITRA KESEHATAN JURNAL MITRA KESEHATAN DESKRIPSI JURNAL Jurnal Mitra Kesehatan adalah jurnal yang memuat artikel penelitian di bidang kesehatan. Fokus penelitian yang dipublikasikan terkait dengan aspek: 1. Bidang Gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi

BAB I PENDAHULUAN. dan seni budaya tradisionalnya, adanya desa desa tradisional, potensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Sumatera Utara merupakan salah satu daerah pariwisata yang berpotensi di Indonesia. Potensi pariwisata yang ada di Sumatera Utara antara lain keindahan alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi yang semakin melanda dunia usaha mempunyai dampak yang cukup besar bagi perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan sangat ditentukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sebuah penelitian diperlukan penggunaan metode yang tepat agar hasil penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Secara umum, metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiono, 2010:3). Dalam sebuah penelitian

Lebih terperinci

BAB I BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I BAB 1. PENDAHULUAN BAB I BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kata konversi dalam pengertian etimologi berasal dari bahasa latin conversion, yang berarti pindah atau berubah ( keadaan). Kata tersebut selanjutnya

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA SALINAN - 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN )

BAB I PENDAHULUAN PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH ( SKRIPSI, TESIS, DISERTASI, ARTIKEL, MAKALAH, DAN LAPORAN PENELITIAN ) BAB I PENDAHULUAN SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI Skripsi, tesis, dan disertasi hasil penelitian lapangan adalah jenis penelitian yang berorientasi pada pengumpulan data empiris di lapangan. Ditinjau dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN, PEMBINAAN, DAN PELINDUNGAN BAHASA DAN SASTRA, SERTA PENINGKATAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR

MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR WORKSHOP BUDAYA MENULIS DI KAMPUS MEMBUDAYAKAN MENULIS BUKU AJAR PROF. DR. IR. GIYATMI, MSI Jakarta, 10 Pebruari 2016 BUDAYA MENULIS UNTUK DOSEN UMUM 1. Mendokumentasikan hasil TRI DHARMA (pengajaran,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. dulu sampai saat ini. Warisan budaya berupa naskah tersebut bermacam-macam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah kuno adalah benda budaya yang merekam informasi dan pengetahuan masyarakat lampau yang diturunkan secara turun temurun semenjak dulu sampai saat ini. Warisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu negara atau kerajaan tentu mempunyai sistem hirarki dalam pemerintahan. Seperti yang terdapat pada kerajaan-kerajaan di Indonesia yang hingga saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besarnya kebutuhan sumber informasi atau referensi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi menjadi tantangan tersendiri bagi pihak akademisi untuk mengembangkan

Lebih terperinci

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG

2015 KRITIK TEKS DAN TINJAUAN KANDUNGAN ISI NASKAH WAWACAN PANDITA SAWANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi pernasakahan di Indonesia bisa dikatakan sangat kurang peminat, dalam hal ini penelitian yang dilakukan terhadap naskah. Sedikitnya penelitian terhadap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa besar yang terdiri dari banyak suku bangsa. Masing-masing suku bangsa ini mempunyai kebudayaan yang berbeda. Peninggalan nenek

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengenalan pola adalah komponen esensial dalam kecerdasan buatan dan computer

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengenalan pola adalah komponen esensial dalam kecerdasan buatan dan computer BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia diberi karunia kecerdasan alami untuk mengenal tulisan, pola, obyek, suara, bilangan dan lain sebagainya. Tetapi, untuk membuat mesin untuk dapat mengenal

Lebih terperinci

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan.

PATHISARI. Wosing těmbung: Sěrat Pangracutan, suntingan lan jarwanipun teks, kalěpasan. PATHISARI Skripsi punika asil saking panaliten filologi tumrap Sěrat Pangracutan ingkang kasimpěn ing Perpustakaan Pura Pakualaman Ngayogyakarta mawi kode koleksi 0125/PP/73. Skripsi punika awujud suntingan

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Lampung merupakan bahasa tradisional masyarakat Lampung. Masyarakat Lampung sering menggunakan Bahasa Lampung sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Biasanya,

Lebih terperinci

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum

Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum Tata Cara Penulisan Laporan Praktikum 1) Bahan dan Ukuran Bahan dan ukuran mencakup naskah, ukuran dan sampul. a. Naskah dibuat di atas kertas HVS 70 gram dan tidak bolak-balik b. Ukuran naskah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara yang memiliki ragam warisan budaya. Seiring perubahan zaman, kemajuan teknologi menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Jawa telah ada dan berkembang bahkan jauh sebelum penduduk Pulau Jawa mengenal agama seperti Hindu, Budha maupun Islam dan semakin berkembang seiring dengan

Lebih terperinci

A. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah

A. Pendahuluan B. Tujuan C. Kriteria, Persyaratan Penulis dan Tata Cara Pengiriman Naskah A. Pendahuluan Sejalan dengan Surat Edaran Ditjen Dikti Nomor 15/E/T/2012 tanggal 27 Januari 2012 perihal publikasi karya ilmiah yang menyebutkan bahwa untuk lulus program sarjana harus menghasilkan makalah

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT DWIKARÅNÅ

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT DWIKARÅNÅ KAJIAN FILOLOGI SÊRAT DWIKARÅNÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Nur Jannah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya lisan atau tertulis yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinilan, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya (Sudjiman,

Lebih terperinci

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA

FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA FORMAT PENULISAN PKL UNTUK MAHASISWA DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER/INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN MATEMATIKA UNIVERSITAS DIPONEGORO 2016 DAFTAR ISI I. FORMAT PENULISAN SECARA UMUM... 2 1.1. Bahasa Penulisan...

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012

PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012 PANDUAN PENULISAN MANUSKRIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TAHUN 2012 TIM PENGEMBANG UNNES LAW JOURNAL 1 A. ALUR PEMBUATAN MANUSKRIP 2 B. RINCIAN PROSEDUR 1. Mahasiswa a. Mengajukan topik skripsi/tesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nusantara memiliki beberapa jenis kesusastraan yang diciptakan, berkembang dan dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya. Salah satu kesusastraan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya menulis dan mencatat peristiwa-peristiwa yang dianggap penting (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara.

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Salah satu bentuk peninggalan budaya yaitu aksara nusantara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya akan seni dan budaya. Di tiap-tiap daerah dari Sabang sampai Merauke terdapat ribuan seni, budaya, adat istiadat, kebiasaan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015 PEDOMAN PENULISAN TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015 BAGIAN AWAL 1. Sampul Depan Sampul depan adalah halaman judul tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. berjalan. Arsip merupakan aspek penting yang berkaitan dengan organisasi dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG DAN PERMASALAHAN Sebuah instansi atau organisasi yang ada saat ini baik pemerintah maupun swasta pasti menghasilkan arsip selama kegiatan dalam organisasi tersebut masih

Lebih terperinci

Bahasa dan Sastra Indonesia 3

Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang Hak Cipta Buku ini dibeli Departemen Pendidikan Nasional dari CV Grahadi Bahasa dan Sastra Indonesia 3 Untuk SMA dan MA Kelas XII

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Topik yang sering mendapat perhatian khusus dalam bidang Digital Image Processing adalah mengenai pengenalan pola (pattern recognition). Sistem pengenalan pola tidak

Lebih terperinci

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH

TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Modul ke: TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH Bahan dan Jumlah Halaman, Penulisan Judul, Bab, dan Subbab, Teknik Penulisan Kutipan, Teknik Penulisan Catatan Kaki, dan Teknik Penulisan Daftar Pustaka Fakultas..

Lebih terperinci

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI

KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI KAJIAN FILOLOGI SÊRAT SÊKAR WIJÅYÅKUSUMÅ SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR

PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR PEDOMAN PENYUSUNAN PROPOSAL TUGAS AKHIR POLITEKNIK KOTA MALANG KOMPLEK PENDIDIKAN INTERNASIONAL TLOGOWARU MALANG 2012 I. Pendahuluan Proposal tugas akhir (selanjutnya disebut sebagai proposal) merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengetahuan dibidang kecerdasan buatan sedemikian pesatnya, seperti penelitian segmentasi dokumen. Segmentasi dokumen membuat pengguna menjadi mudah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasanya, digunakannya berbagai macam huruf dengan kepentingannya masing-masing

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasanya, digunakannya berbagai macam huruf dengan kepentingannya masing-masing BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa Arab menggunakan beragam jenis karakter untuk sistem penulisan bahasanya, digunakannya berbagai macam huruf dengan kepentingannya masing-masing benar

Lebih terperinci

Panduan Kerja Praktek (ET-4000)

Panduan Kerja Praktek (ET-4000) Panduan Kerja Praktek (ET4000) 1. Umum Matakuliah (MK) Kerja Praktek adalah mata kuliah wajib bagi mahasiswa Prodi T.Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, bernilai 2 sks, terdiri dari

Lebih terperinci

II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI. muka, bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian-bagian tersebut terdiri dari

II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI. muka, bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian-bagian tersebut terdiri dari II. BAGIAN-BAGIAN SKRIPSI Suatu skripsi pada garis besarnya dapat dibagi atas tiga bagian, yaitu bagian muka, bagian utama dan bagian pelengkap. Bagian-bagian tersebut terdiri dari sub-sub bagian sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL)

PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) PANDUAN PENULISAN LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) STIBA SARASWATI DENPASAR HALAMAN SAMPUL DEPAN Halaman Sampul Depan memuat judul, tempat, logo STIBA Saraswati Denpasar, nama mahasiswa dan nomor pokok

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PROPOSAL TUGAS AKHIR Cover PROPOSAL TUGAS AKHIR IMPLEMENTASI ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS) PADA SISTEM PENGENDALIAN AUTOPILOT PADA KAPAL NOAH Oleh: Wiro Sableng Nrp. 69090400xx PROGRAM STUDI TEKNIK OTOMASI

Lebih terperinci

SOP Kerja Praktik Mahasiswa S1 Program Studi Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung

SOP Kerja Praktik Mahasiswa S1 Program Studi Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung SOP Kerja Praktik Mahasiswa S1 Program Studi Oseanografi Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian Institut Teknologi Bandung 1. Pendahuluan Kerja praktik (OS4090) merupakan salah satu matakuliah pilihan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan objek dari linguistik, karena linguistik merupakan cabang ilmu yang mempelajari tentang bahasa. Bahasa adalah suatu sistem simbol bunyi yang

Lebih terperinci

PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA /SEDERAJAT TEMA KARYA TULIS REMAJA SEBAGAI PELOPOR MASYARAKAT SEHAT

PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA /SEDERAJAT TEMA KARYA TULIS REMAJA SEBAGAI PELOPOR MASYARAKAT SEHAT PANDUAN LOMBA KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT SMA /SEDERAJAT TEMA KARYA TULIS REMAJA SEBAGAI PELOPOR MASYARAKAT SEHAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2017 A. PENDAHULUAN Peningkatan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor

BAB V PENUTUP. ditemukan dua varian naskah, yaitu naskah Sêrat Driyabrata dengan nomor BAB V PENUTUP A. Simpulan Hasil penelitian dan pembahasan telah diuraikan dalam bab IV. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tersebut, dapat diambil simpulan sebagai berikut. 1. Inventarisasi naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Toko yang masih menggunakan sistem manual kurang efektif dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Toko yang masih menggunakan sistem manual kurang efektif dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kemajuan teknologi menuntut sagala sesuatu pekerjaan manusia yang masih manual dan kurang efisien dapat dilakukan dengan teknologi yang maju pula. Pekerjaan yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama

BAB II KAJIAN TEORI. Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama BAB II KAJIAN TEORI A. Hakikat Filologi 1. Pengertian Filologi Filologi adalah suatu ilmu yang objek penelitiannya naskah-naskah lama (Djamaris, 1977: 20). Filologi berasal dari kata Yunani philos yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda

BAB I PENDAHULUAN. Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Negara Indonesia ini banyak sekali terdapat benda-benda peninggalan bersejarah dan purbakala yang merupakan warisan dari nenek moyang bangsa ini. Peninggalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman budaya dan komunitas masyarakat yang unik seperti ras, suku, agama, dan etnis. Kebudayaan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan Mesir Kuno merupakan salah satu kebudayaan tertua dan paling maju di dunia. Peradaban ini terpusat di sepanjang hilir sungai Nil yang merupakan urat nadi

Lebih terperinci

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA

RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA RANCANGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG BAHASA, SASTRA, DAN AKSARA JAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : GUBERNUR JAWA TENGAH,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama, dan adat istiadat yang tak pernah luput dari Anugerah sang

BAB I PENDAHULUAN. suku, agama, dan adat istiadat yang tak pernah luput dari Anugerah sang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya, suku, agama, dan adat istiadat yang tak pernah luput dari Anugerah sang pencipta. Tak heran negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang sangat kaya. Salah satu kekayaan yang dimiliki yaitu kebudayaan.koentjaraningrat (1985) menyebutkan bahwa kebudayaan terdiri dari tujuh

Lebih terperinci

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari

B i o s a i n s, The spirit of life Mencetak SDM cerdas mandiri, membina SDA lestari 11 III. PENULISAN TESIS 3.1. Bagian Awal Dari Tesis 3.1.1. Sampul Pada sampul dicetak: Judul tesis, tulisan kata tesis (huruf capital), tulisan kalimat: Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil

BAB I PENDAHULUAN. dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Naskah merupakan tulisan tangan berupa benda konkret yang dapat dilihat dan dipegang yang menyimpan berbagai ungkapan pikiran dan perasaan sebagai hasil budaya masa

Lebih terperinci

MENGENAL ARTIKEL ILMIAH

MENGENAL ARTIKEL ILMIAH MENGENAL ARTIKEL ILMIAH Teguh Wahyono Disampaikan pada Kuliah Penulisan Karya Ilmiah Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Artikel Ilmiah Pengertian Ilmiah Artikel Ilmiah Menurut

Lebih terperinci

STUDI MAGISTER TERAPAN

STUDI MAGISTER TERAPAN Area Atas, tinggi 70 mm, warna putih Hard cover depan, ukuran A4 Times 24 point Bold, warna RGB (0,43,166) TESIS Hard cover belakang, ukuran A4, warna RGB (0,43,166) Area Bawah, tinggi 222 mm, warna RGB

Lebih terperinci