JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
|
|
- Iwan Halim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 Universitas Narotama ISBN : JENIS SENGKETA YANG SERING TERJADI PADA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Fredy Kurniawan¹ 1 Fredy Kurniawan, Universitas Narotama, fredy@narotama.ac.id ABSTRAK Perselisihan memberi efek buruk pada proyek konstruksi apabila praktisi konstruksi tidak mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan sengketa dengan baik. Tujuan diadakan penelitian ini adalah menganalisis jenis sengketa yang sering terjadi dan jalur penyelesaian sengketa yang sering digunakan. Penelitian ini menggunakan metode survei kuesioner untuk memperoleh data dari responden. Secara keseluruhan responden terdiri dari, 20 kontraktor, 10 owner dan 10 pihak netral di Surabaya yang ikut berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian ini didapatkan sengketa kategori segi teknis adalah yang paling sering terjadi di Surabaya. Kata kunci: Sengketa, Penyelesaian sengketa, Konstruksi, Surabaya. 1. PENDAHULUAN Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan owner untuk melakukan penambahan ataupun perubahan lingkup pekerjaan. Dalam proyek konstruksi melibatkan kerja sama antara owner, konsultan, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak tersebut mempunyai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga sengketa/perselisihan sering timbul akibat perbedaan pendapat pada saat perencanaan dan pembangunan proyek [1]. Proyek konstruksi akan mengalami dampak buruk apabila dalam proses penyelesaian sengketa dilakukan dengan jalur yang kurang sesuai. Akibat dari terjadinya sengketa antara lain; pembengkakan biaya proyek, terhentinya proyek dalam beberapa waktu, bahkan sengketa tersebut berkembang menjadi kasus pidana. Berdasarkan pemikiran tersebut hal ini menarik untuk dikaji lebih dalam tentang bagaimana cara penyelesaian sengketa yang sesuai dan efisien, karena para praktisi kontruksi pada umumnya masih belum menguasai sepenuhnya cara penyelesaian sengketa yang paling sesuai dengan jenis dan kompleksitas suatu masalah sengketa di dalam proyek konstruksi. Hal ini jelas akan menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat dalam masalah sengketa pada proyek konstruksi, apabila semua pihak memiliki wawasan tentang cara penyelesaian sengketa yang konstruktif dengan pertimbangan manajemen waktu, skill dan lingkungan yang mendukung terjadinya kerjasama daripada permusuhan [2]. Dimana keuntungan tersebut antara lain dapat menekan biaya, waktu dalam menyelsaikan konflik dapat diatasi secepat mungkin, nama baik masing-masing pihak dapat terjaga dengan baik. 2. STUDI PUSTAKA Sengketa bermula dari adanya pertentangan atau ketidak sesuaian antara para pihak yang akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama [3]. Perselisihan yang terjadi antara para pihak, berdasarkan Shahab [4], dapat dibedakan menjadi tiga klasifikasi [4]: Bidang Manajemen Konstruksi 227
2 Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN 1. Perbedaan Pendapat ( dis-agreement / difference ) 2. Persengketaan ( argument / dispute ) 3. Pertentangan ( fight ) Lingkup sengketa pada industri konstruksi dapat terjadi mulai dari tingkat perencanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi, hingga pada tingkat perngawasan konstruksi [5]. Sedangkan dari sudut apa yang dipersengketakan dapat dibedakan dalam beberapa jenis sengketa sebagai berikut [4]: 1. Sengketa segi teknis, yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah teknis di lapangan. 2. Sengketa segi administratif yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah administratif. 3. Sengketa segi hukum yaitu sengketa yang terjadi akibat dari masalah hukum. 4. Sengketa gabungan dimana segi teknis, segi administratif, dan segi hukum menyatu. Di dalam penelitian terdahulu banyak dibahas masalah bagaimana mengantisipasi terjadinya baik claim maupun sengketa. Namun ketika terjadi sengketa pada proyek konstruksi, tidak ada penelitian lebih lanjut tentang bagaimana proses penyelesaian sengketa alternatif yang sesuai dengan jenis sengketa yang terjadi. Berikut metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui jenis sengketa yang sering terjadi di Surabaya. 3. METODOLGI PENELITIAN Untuk mempermudah proses analisa tentang jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya, maka dibagi menjadi 4 kategori sengketa yaitu: (i) Sengketa segi teknis; (ii) Sengketa segi administratif; (iii) Sengketa segi hukum; (iv) Sengketa gabungan. Data yang telah diperoleh dilakukan analisa deskriptif untuk mengungkapkan dan memberikan gambaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan jenis sengketa yang sering terjadi pada proyek konstruksi. Dan juga dilakukan analisa T-Test dipakai untuk membandingkan jawaban dengan skala yang hanya terdiri dari dua variabel. Variabel disini adalah kontraktor, owner/developer dan netral. Dalam penelitian ini, metode analisa T- Test dipakai untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapat yang significant antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Hipotesa (H 0 ) yang diuji adalah bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral, dan owner dengan netral. Bila hipotesa diterima berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kontraktor dengan owner, kontraktor dengan netral dan owner dengan netral. Nilai atau nilai signifikansi yang dipakai adalah 5 persen. Signifikansi data diatas 0.05 berarti hipotesa (H 0 ) diterima, sebaliknya dibawah 0.05 berarti hipotesa (H 0 ) ditolak. 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Jenis-Jenis Sengketa Yang Terjadi. Analisa dilakukan untuk mengetahui pendapat yang diberikan oleh responden secara umum dari pihak kontraktor, pihak pemilik proyek, dan pihak netral mengenai sengketa jenis apa saja yang sering terjadi di proyek konstruksi khususnya di Surabaya. Berdasarkan nilai mean yang tertinggi menurut responden secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis. 228 Bidang Manajemen Konstruksi
3 Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 Universitas Narotama ISBN : Namun pihak netral beranggapan sengketa yang paling sering terjadi adalah segi gabungan (teknis, administratif, hukum) karena merupakan akumulasi masalah yang biasanya diawali dari segi administrasi namun karena dipicu oleh masalah segi teknis maka sengketa menjadi tidak terhindarkan. Tanggapan responden pihak netral juga dikuatkan oleh literatur yang menyebutkan bahwa pada umumnya tidak ada sengketa yang murni masalah teknis atau masalah admininstratif atau masalah hukum. Perpaduan selalu terjadi dengan proporsi bobot masing-masing yang berbeda [4] Sengketa Segi Teknis. teknis yang menempati urutan peringkat pertama adalah kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance) yang memiliki nilai mean tertinggi Contoh sengketa dari segi teknis yang berikutnya pada posisi kedua adalah kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi yang kurang tepat yang memiliki nilai mean 3,17. Secara keseluruhan berbagai peringkat contoh sengketa jenis teknis dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Intensitas Sengketa Segi Teknis Rating Jenis jenis Sengketa* Mean 1 Kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance) Kegagalan pada bangunan di sekitar proyek akibat metode konstruksi Perbedaan cara atau tingkat perbaikan yang dapat diterima Kesalahan design, kesalahan konstruksi Perbedaan pendapat mengenai kualitas menurut cara evaluasi kualitas yang berbeda Perbedaan pengertian tingkat kualitas yang disepakati Quality assurance gagal mengamankan kualitas Perbedaan interpretasi tingkat kesetaraan Durability yang tidak wajar Perbedaaan pengertian jenis testing yang sesuai, jumlah testing dan cara evaluasi hasil testing Standard service/ standard of good conduct telah dilampaui Sengketa Segi Administrasi administratif yang menempati urutan peringkat pertama adalah claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif yang memiliki nilai mean tertinggi 3,07. Contoh sengketa dari segi administratif yang berikutnya pada posisi kedua adalah prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran/mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis yang memiliki nilai mean 3,00. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis administratif dapat dilihat pada Tabel 2. Bidang Manajemen Konstruksi 229
4 Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN Tabel 2. Intensitas Sengketa Segi Administratif Rating Jenis jenis sengketa* Mean 1 Claim yang objektif tetapi tidak didukung persyaratan administratif Prosedur persetujuan yang bersifat sangat birokratif yang menghambat kelancaran / mempengaruhi kemudahan/menggagalkan program/tidak memungkinkan sejumlah aktifitas yang kritis 3 Kesepakatan tambahan secara lisan yang tidak segera diikuti secara tertulis Pengajuan ganti rugi dengan waktu yang telah kadaluarsa Kegagalan memenuhi ketentuan administratif yang ditetapkan dalam perjanjian Kekurang jelasan petunjuk pelaksanaan peraturan yg mengaikbatkan interpretasi & kesalahan langkah administratif Masalah materi di bawah tangan, surat kuasa yang cacat, surat approval yang belum counter approved oleh yang berwenang dan lain-lain Changes yang memiliki faktor pendukung tetapi tdk mengikuti prosedur yg telah disepakati. Format administratif yg berbeda atau adanya ketentuan-ketentuan administratif yg bersilang atau bertolak belakang 4.3. Sengketa Segi Hukum. hukum yang menempati urutan peringkat pertama dan kedua adalah pengaruh perubahanperubahan terhadap perjanjian dan masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang masing-masing memiliki kesamaan nilai mean tertinggi 3,07. Sedangkan contoh sengketa dari segi hukum yang berikutnya pada posisi ketiga adalah ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur secara eksplisit. yang memiliki nilai mean 2,93. Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Intensitas Sengketa Segi Hukum Rating Jenis jenis sengketa* Mean Masalah akibat shop drawing kurang lengkap sehingga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis Pengaruh perubahan-perubahan terhadap perjanjian Ganti rugi akibat kegagalan satu pihak terhadap pihak ketiga yang belum diatur secara eksplisit Pengaruh penundaan (delay atau idle time) yang tidak diatur secara eksplisit Masa pemeliharaan yang telah lewat, ternyata kemudian ditemukan defects Segi keadilan itikad baik yang tidak tertampung (tidak cukup tercermin) dalam perjanjian Asas objektifitas dan kewajaran yang tidak diperhatikan Ketidakmampuan pelaksanaan perjanjian yang diakibatkan oleh pihak ketiga atau di luar kemampuan yang normal/standar Bidang Manajemen Konstruksi
5 Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2015 Universitas Narotama ISBN : Telah diadakan negosiasi pada tingkat bawah dan telah disetujui, tingkat atas yang berwenang menolak persetujuan, sedangkan pekerjaan telah berjalan Masalah akibat penggunaan kata-kata abstrak yang tidak jelas batasannya yang bisa diartikan secara harfiah/letterlijk, dan bisa diartikan secara relatif/kewajaran Adanya perjanjian kontrak kerja konstruksi yang cacat hukum Sengketa Segi Gabungan gabungan yang menempati urutan peringkat pertama adalah sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu yang memiliki nilai mean tertinggi Contoh sengketa dari segi gabungan yang berikutnya pada posisi kedua adalah kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan /ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait yang memiliki nilai mean Secara keseluruhan peringkat contoh sengketa jenis hukum dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Intensitas Sengketa Segi Gabungan Rating Jenis jenis sengketa* Mean 1 Sejauh mana changes dapat diikuti dengan klaim biaya dan klaim waktu Kerugian akibat kegagalan target waktu dimana unsur kekuranglengkapan dokumen, unsur birokrasi yang berlebihan, unsur kecepatan/ketegasan & kejelasan policy atau keputusan yang saling kait Klaim ganti rugi atas idle-time atau atas pembatalan kontrak, dimana masalah penyebabnya tidak diatur oleh kontrak Masalah yang berkaitan dengan defects liability (cacat kewajiban) Kesepakatan lisan yg krn bersifat urgent langsung diikuti dg pelaksanaan perjanjian, berjalan dg baik sampai tingkat tertentu, kemudian dibatalkan scr sepihak sebelum sempat dibuat perjanjian tertulis. Tanggung jawab yang sangat besar dengan wewenang yang sangat terbatas, yang menghambat inisiatif dan membatasi gerak (action) Pelanggaran persyaratan kejujuran/keterbukaan dan persyaratan proteksi safety minimum untuk satu perlindungan asuransi. Masalah yang berkaitan dengan batasan berlakunya liquiditas damages dan general damages Porsi Keterlibatan berbagai pihak (& konsekuensinya) atas kegagalan (failure) dlm berbagai bentuk Valid atau berlaku sebagian atau gugurnya satu jaminan 2.38 Bidang Manajemen Konstruksi 231
6 Peluang dan Tantangan Jasa Kontruksi di Era Pasar Bebas ASEAN 7. KESIMPULAN Jenis sengketa yang paling sering terjadi pada proyek konstruksi di Surabaya menurut para praktisi konstruksi dan pihak netral secara keseluruhan adalah sengketa segi teknis dengan contoh sengketa kegagalan terjadi akibat kekhilafan (slips) atau kesalahan (mistakes) atau kecerobohan (ignorance). Untuk mengetahui lebih jauh tentang jalur sengketa apa saja yang diminati oleh para praktisi konstruksi dan latar belakang para praktisi konstruksi dalam memilih jalur penyelesaian sengketa, akan dijelaskan dalam artikel selanjutnya berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi penyelesaian sengketa pada proyek konstruksi. 8. DAFTAR PUSTAKA Malak, A., Saadi, E., Zeid A., Marwan. Process Model for Administrating Construction Claims,. Journal of Construction Engineering and Management. 18:2 (2002). Walker, Derek H. T., Peters, Renaye J., & Hampson, Keith D. Collaborative Approach to Conflict Resolution in a Project Alliance Environment, Pribadi, Djarot. Alternative Dispute Resolution. Universitas Narotama, Surabaya, Shahab, Hamid. Aspek Hukum dalam Sengketa bidang Konstruksi. Djambatan, Jakarta, Poerdyatmono, Bambang. Alternatif Penyelesaian Sengketa Jasa Konstruksi, Jurnal Teknik Sipil, 8:1 (2007) : Bidang Manajemen Konstruksi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan dan sedang mengadakan hubungan atau kerjasama. seseorang yang bisa memberikan penjelasan yang melengkapi.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sengketa Pengertian sengketa dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pertentangan atau konflik. Konflik berarti adanya oposisi atau pertentangan antara orang-orang, kelompok-kelompok,
Lebih terperinciPANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3
PANDANGAN KONTRAKTOR TERHADAP KLAUSUL-KLAUSUL KONTRAK PADA PROYEK KONSTRUKSI Theodorus Bryan 1, Yosua S. Sidarta 2, Andi 3 ABSTRAK : Pada proyek konstruksi yang berfokus pada bangunan high-rise, atau dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terlibat didalamnya yaitu owner, engineer, dan kontraktor. Pihak-pihak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru yang ditetapkan, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sering terjadi pada jasa konstruksi adalah Keterlambatan pembayaran,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diberikan kepada 30 responden. Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan berdasarkan hasil analisis data, yaitu sebagai berikut. 1. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standar standar baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan pemilik bangunan
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONTRAK DAN PENYELESAIANNYA PADA PROYEK KONSTRUKSI TUGAS AKHIR Oleh: I Nyoman Gede Mahardika NIM: 1204105121 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciSTUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG
Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI PERSEPSI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG Wahida Handayani 1, Yohanes Lim Dwi
Lebih terperinciKONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM
Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 KONFLIK ANTARA KONTRAKTOR DAN PEMILIK PROYEK YANG BERPOTENSI MENIMBULKAN KLAIM Sondang Dwiputra Paiding Lewa 1 dan Harijanto
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Teknologi Konstruksi (Construction Technology) yaitu mempelajari metode
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Proyek Konstruksi Manajemen proyek konstruksi adalah suatu metode untuk mencapai suatu hasil dalam bentuk bangunan atau infrastruktur yang dibatasi oleh waktu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang timbul dalam setiap proyek konstruksi, salah satunya adalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri konstruksi adalah industri yang tengah berkembang pesat di negeri ini. Seiring berkembangnya industri konstruksi, semakin banyak pula permasalahan yang timbul
Lebih terperinciKajian Potensi Terjadinya Tuntutan Penyedia Jasa Pada Proyek Konstruksi BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standar-standar baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan pemilik bangunan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
45 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan tentang faktor-faktor penyebab klaim dan metode penyelesaian sengketa akibat klaim diperoleh hasil sebagai berikut ini.
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL NOVEMBER MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management
SEMINAR NASIONAL 2014 6 NOVEMBER 2014 MANAJEMEN KLAIM PROYEK KONSTRUKSI Construction Claim Management PERMASALAHAN LUMP SUM KONTRAK DARI SISI PANDANG SEKTOR SWASTA/PENGUNA JASA KONSTRUKSI PEMBAHASAN PENYEBAB
Lebih terperinciMASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
MASALAH SENGKETA DALAM PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI Mukhamad Afif Salim, Agus Bambang Siswanto Program Studi Teknik Sipil Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Email : afifsalim@untagsmg.ac.id 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Klaim Konstruksi Sebelum membahas tentang definisi klaim konstruksi, ada baiknya dibahas definisi klaim itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, klaim berarti
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Proyek adalah suatu usaha yang bersifat sementara didalam mengerjakan suatu pekerjaan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa (service) yang unik.
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. 3. Diphohusodo, Istimawan., (1996), Manajemen Proyek Konstruksi, Jilid 1 & 2, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA 1. Anwar, (1996), Tugas Akhir : Analisa Dampak Penerapan Percepatan Durasi Proyek Atas Permintaan Owner. Bandung, ITB. 2. Chandra, P, Herry, (2004), Jurnal Studi Tentang Pengajuan Klaim
Lebih terperinciANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI
ANALISIS FREKUENSI, DAMPAK, DAN JENIS KETERLAMBATAN PADA PROYEK KONSTRUKSI Theresia Monica Sudarsono 1, Olivia Christie 2 and Andi 3 ABSTRAK: Dalam proyek konstruksi terdapat beberapa kemungkinan terjadinya
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KLAIM KONSTRUKSI DAN PENYELESAIAN SENGKETA KLAIM KONSTRUKSI PADA PROYEK PEMERINTAH Derry Febrian Putra 1 dan Theresita Herni Setiawan 2 1,2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan penelitian terhadap sejumlah responden di Yogyakarta dan Malang sebanyak 58 responden dengan rincian 31 responden di Yogyakarta dan 27 responden
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumberdaya serta memiliki spesifikasi
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Struktur Organisasi Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifat nya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap waktu, anggaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi Menurut Mulyani (2006), proyek konstruksi adalah suatu rangkaian kegiatan proyek yang berkaitan dengan bidang konstruksi (pembangunan) yang mempunyai dimensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proyek konstruksi semakin hari menjadi semakin kompleks sehubungan dengan standar-standar baru, teknologi canggih, dan keinginan pemilik proyek untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Proyek konstruksi semakin hari semakin kompleks sehubungan dengan adanya standard-standard baru yang dipakai, teknologi yang semakin canggih, dan keinginan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan proyek di masa sekarang terus meningkat sejalan dengan permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari perkembangan permasalahan
Lebih terperinciJURNAL DAN TEKNOLOGI. Pandangan Hukum
JURNAL DAN TEKNOLOGI Salah satu amanah dari UU Jasa Konstruksi adalah mendorong dan meningkatkan peran arbitrase, mediasi dan penilai ahli dibidang jasa konstruksi, yang implisit menyampaikan bahwa sengketa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengelolaan risiko..., Budi Suanda, FT UI, 2008
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri jasa konstruksi merupakan industri yang memiliki karakteristikkarakteristik khusus yang sulit untuk diantisipasi karena unik, sumber daya yang berfluktuasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat dari waktu yang dijadwalkan, dan dengan tercapainya mutu. Dampak dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan proyek merupakan sasaran utama bagi perusahaanperusahaan yang bergerak dibidang jasa konstruksi. Proyek yang dikatakan berhasil merupakan cerminan dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.I. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang marak dengan pembangunannya. Hal ini terlihat dari banyaknya proyek-proyek konstruksi di Indonesia yang sedang dikerjakan
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK
BAB III: TINJAUAN UMUM PROYEK 3.1. Pengertian Proyek Menurut Nokes (2007), proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaanya dan waktu selesainya (dan biasanya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN Faktor-Faktor penghambat yang terjadi pada proyek konstruksi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan data kuesioner yang diberikan kepada 50 responden, penelitian tentang studi mengenai faktor-faktor penghambat pelaksanaan proyek konstruksi di Timor-Leste
Lebih terperinciSTUDI TENTANG PENGAJUAN KLAIM KONSTRUKSI DARI KONTRAKTOR KE PEMILIK BANGUNAN
Civil Engineering Dimension, Vol. 7, No. 2, 90 96, September 2005 ISSN 40-9530 STUDI TENTANG PENGAJUAN KLAIM KONSTRUKSI DARI KONTRAKTOR KE PEMILIK BANGUNAN Herry P. Chandra Dosen Fakultas Teknik Sipil
Lebih terperinciSimulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak)
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI - 2016 Simulasi Kontrak Konstruksi (Penyusunan dan Pelaksanaan Kontrak) TUJUAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciBAB II STUDI LITERATUR
BAB II STUDI LITERATUR II.1. UMUM Pada dasarnya, kontrak ditandatangani dengan niat baik dari kedua pihak untuk memenuhi kewajiban masing-masing sesuai kesepakatan. Untuk meminimalkan potensi konflik selama
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, oleh karena itu dibutuhkan
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1 Perencanaan Lapangan (Site Planning) Perencanaan lapangan kerja (site planning) dibuat untuk mengatur penempatan peralatan, stok material dan sarana penunjang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian mengenai analisis faktor-faktor penyebab keterlambatan pada pembangunan Grand Ballroom Royal Ambarrukmo dan cara yang digunakan untuk mengurangi keterlambatan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
5 BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 TINJAUAN UMUM Dalam merencanakan, melaksanakan dan mengawasi sebuah proyek konstruksi diperlukan suatu bentuk perikatan tertulis antara pengguna jasa (pemilik proyek/pemberi
Lebih terperinciANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI
ANALISA FREKUENSI DAN BESARAN NILAI CHANGE ORDER SERTA FAKTOR PENYEBAB NYA PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI BANGUNAN TINGGI F. Simhanandi 1, W. Budiharjo 2, Andi 3 ABSTRAK : Dalam setiap proyek konstruksi selalu
Lebih terperinciSTUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA
STUDI AWAL PENERAPAN GREEN SPECIFICATION DI INDONESIA Austin Vincentius Mastan 1, Hans Pratama Haliman 2, Paul Nugraha 3 ABSTRAK: Perlu ditemukan suatu cara yang dapat secara signifikan mengurangi dampak
Lebih terperinciOwner (Pemilik Proyek)
Owner (Pemilik Proyek) Konsultan Perencana Konsultan Pengawas Kontraktor (Pelaksana Proyek PIHAK TERKAIT seseorang atau instansi yang memiliki proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Abdulrasyid,Priyatna Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,www.dosctoc.com, Jakarta : PT.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA. Abdulrasyid,Priyatna. 2003. Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa,www.dosctoc.com, Jakarta : PT. Fikahati Aneka Chandra, Herry; Tunardih, Eillen; Soetiono, Imelda.
Lebih terperinciMODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK
MODUL 1 KEBIJAKAN PENYUSUNAN DOKUMEN KONTRAK (UU 2/2017 & PP 29/2000 Jo PP 54/2016) admikon2@gmail.com MODUL BIMBINGAN TEKNIS ADMINISTRASI KONTRAK KONSTRUKSI Modul 1 : Kebijakan Penyusunan Dok. Kontrak
Lebih terperinciSURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
SURVEI MENGENAI BIAYA OVERHEAD SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Henry Pascal Magaline 1, Alvin Januar Haryono 2, Andi 3 ABSTRAK : Biaya overhead sebuah proyek merupakan salah satu unsur harga pokok
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan mengenai studi kasus tentang Penerapan Value Engineering pada proyek konstruksi di Jogjakarta
Lebih terperinciTCE-06 DOKUMEN KONTRAK
TCE-06 DOKUMEN KONTRAK DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jl. Sapta Taruna Raya Kompleks PU Pasar Jumat Tlp.
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR
FAKTOR FAKTOR PENYABAB PEKERJAAN ULANG (REWORK) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN ROKAN HULU BERDASARKAN PERSEPSI KONTRAKTOR YUNI SARTIKA (1) ARIFAL HIDAYAT, MT (2) ARIE SYAHRUDDIN S, ST (2) Program Studi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimulai, dan kapan harus diselesaikan. Setiap pelaksanaan proyek konstruksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya sebuah proyek, mempunyai rencana pelaksanaan dan jadwal pelaksanaan yang tertentu dan sudah terjadwal, kapan pelaksanaan proyek harus dimulai, dan kapan harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas kontraktor pelaksana sebagai penyedia jasa adalah melaksanakan pekejaan konstruksi yang diberikan pengguna jasa atau owner sebagaimana yang tertuang dalam gambar
Lebih terperinciPERJANJIAN KERJASAMA BANGUN GUNA SERAH PEMBANGUNAN
PERJANJIAN KERJASAMA BANGUN GUNA SERAH PEMBANGUNAN DI LOKASI Nomor : Pada hari ini senin tanggal sebelas bulan januari tahun dua ribu sepuluh (11 Januari 2010), bertempat di, kami yang bertanda tangan
Lebih terperinciFAKTOR KRITIS KESUKSESAN ANTARA KONTRAKTOR DAN OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA
OWNER PADA PROYEK PAKUWON CITY SURABAYA Surya Agung Wibawa, I Putu Artama Wiguna Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Tekologi Sepuluh Nopember Jl Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia
Lebih terperinciPERMASALAHAN KLAIM PADA PROYEK PLN
SEMINAR KONSTRUKSI INDONESIA 2014 PERMASALAHAN KLAIM PADA PROYEK PLN JAKARTA, 6 NOVEMBER 2014 DAFTAR ISI 1. PROYEK KONSTRUKSI PLN 2. PROJECT DELIVERY SYSTEM PLN 3. JENIS KLAIM PROYEK PEMBANGKIT 4. METODA
Lebih terperinciPEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang)
PEMUTUSAN KONTRAK OLEH PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN Oleh : Abu Sopian (Widyaiswara Balai Diklat Keuangan Palembang) Abstrak Dalam pengadaan barang/jasa pemerintah jika nilai pengadaan barang, pekerjaan konstruksi,
Lebih terperinciBAB III KLAIM KONSTRUKSI
BAB III KLAIM KONSTRUKSI Peristiwa Penyebab Klaim Konstruksi Keunikan dan tingkat kompleksitas tinggi merupakan ciri yang membedakan industri konstruksi dengan industri lainnya. Substansi-substansi yang
Lebih terperinciINFO TEKNIK Volume 5 No. 1, Juli 2004 (7-17) Faktor-faktor Potensial Terjadinya Perselisihan Kontrak pada Proyek Gedung
INFO TEKNIK Volume 5 No. 1, Juli 2004 (7-17) Faktor-faktor Potensial Terjadinya Perselisihan Kontrak pada Proyek Gedung Candra Yuliana 1 Abstrak Perselisihan terjadi akibat interpretasi terhadap suatu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang
29 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Penyebaran kuisioner dilakukan pada bulan April sampai Mei 2015. Pada bab IV akan disajikan data yang telah dikumpulkan serta analisis statistik yang digunakan untuk mengolah
Lebih terperinciSTUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA
STUDI MENGENAI DIRECTED CHANGES DAN CONSTRUCTIVE CHANGES PADA PROYEK BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA Yohana Henuk 1, Paulus Nugraha 2, Andi 3 Abstrak:Change order terdiri dari directed changes (perubahan formal)
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KONTRAKTOR DALAM MEMAHAMI DOKUMEN KONTRAK KONSTRUKSI. Herman Susila. Abstrak
ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG KONTRAKTOR DALAM MEMAHAMI DOKUMEN KONTRAK KONSTRUKSI Herman Susila Abstrak Kontrak konstruksi merupakan suatu persetujuan yang disepakati bersama oleh pihak-pihak
Lebih terperinciPenerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya
Penerapan Prinsip Prinsip Constructability pada proyek konstruksi di surabaya Thomas Albertus 1, Windrik Tomy 2, Paulus Nugraha 3, dan Herry P. Chandra, ABSTRAK : Constructability adalah penggunaan optimal
Lebih terperinciTINJAUAN STANDAR/SISTIM KONTRAK KONSTRUKSI INTERNASIONAL (AIA, FIDIC, JCT, SIA) (RINGKASAN) Oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin
TINJAUAN STANDAR/SISTIM KONTRAK KONSTRUKSI INTERNASIONAL (AIA, FIDIC, JCT, SIA) (RINGKASAN) Oleh : Ir. H. Nazarkhan Yasin PENGANTAR Dalam dunia internasional dikenal beberapa standar/sistim kontrak konstruksi
Lebih terperinciANALISIS PENENTUAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI
ANALISIS PENENTUAN STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI Shindy Nurtanio Nrp: 0021102 Pembimbing: Maksum Tanubrata, IR.,MT FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pada umumnya sistem kontrak konstruksi yang paling banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pada umumnya sistem kontrak konstruksi yang paling banyak digunakan dalam proyek-proyek konstruksi adalah sistem kontrak yang bersifat Lump sum
Lebih terperinciProsiding Seminar Nasional Teknik Sipil 2016 ISSN: Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 06 ISSN: 459-977 ANALISIS KETERLAMBATAN PROYEK KONSTRUKSI AKIBAT PENGELOLAAN SHOP DRAWING Desi Dwi Rahayu,Muhammad Abduh, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan,Institut
Lebih terperinciBAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan
1 BAB I` PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebutuhan akan pembangunan suatu gedung merupakan kebutuhan yang ada dalam kehidupan modern sekarang ini, hal ini disebabkan karena tingkat pembangunan suatu
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH KONFLIK DALAM PELAKSANAAN KONSTRUKSI TERHADAP KESUKSESAN PROYEK. Herman Susila Suryo Handoyo. Abstrak
AALISIS PEGARUH KOFLIK DALAM PELAKSAAA KOSTRUKSI TERHADAP KESUKSESA PROYEK Herman Susila Suryo Handoyo Abstrak Pada tahap pelaksanaan proyek konstruksi sangat besar kemungkinannya terjadi konflik karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengawasan 2.1.1 Pengertian Pengawasan Menurut Schermerhorn dalam Ernie dan Saefullah (2005: 317), mendifinisikan pengawasan merupakan sebagai proses dalam menetapkan ukuran
Lebih terperinciPANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA
PANDANGAN KONTRAKTOR DAN PEMILIK TERHADAP PERAN PEMILIK DALAM KESELAMATAN KERJA PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA Johanes Jiman¹, Eka Pramudita², Andi³ ABSTRAK : Konstruksi merupakan salah satu industri yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Mulai Studi Literatur : - Buku Teks - Jurnal Studi Kasus Pembuatan Kuesioner Penyebaran Kuesioner, Wawancara & Pengumpulan Data Pengumpulan Data CO
Lebih terperinciPROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR
Lampiran 1 : Kuesioner Pakar PROGRAM PASCA SARJANA ILMU TEKNIK SIPIL KEKHUSUSAN MANAJEMEN KONSTRUKSI UNIVERSITAS INDONESIA 2009 KUESIONER PAKAR FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KLAIM YANG MEMPENGARUHI KINERJA
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH. Oleh : Asdita Apriliasari
PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN KONSULTAN PENGAWAS PADA PROYEK KONSTRUKSI MILIK PEMERINTAH Oleh : Asdita Apriliasari 1. 2. Latar Belakang Perumusan Masalah 3. Penentuan Tujuan Penelitian Studi Literatur :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Project life cycle. Construction. Tender Document. Product
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Secara umum siklus kehidupan proyek konstruksi terbagi atas empat bagian besar yaitu studi kelayakan (feasibility study), estimasi proyek (detail estimate
Lebih terperinciGambar 1.2 View Design Hotel Travello Bandung Proses Pengadaan Proyek Jenis Lelang Proyek Proyek pembangunan Hotel Travello Bandung, o
BAB II DATA - DATA PROYEK 2.1 Pengertian Proyek Pengertian Proyek adalah suatu himpunan atau kumpulan kegiatan yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, dimana memiliki suatu target kuantitatif
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA. A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN PENGATURAN MENURUT KUH PERDATA A. Pengertian Perjanjian dan Asas Asas dalam Perjanjian 1. Pengertian Perjanjian Pasal 1313 KUH Perdata menyatakan Suatu perjanjian
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memuaskan bagi pihak kontraktor dan owner. Keberhasilan suatu kontruksi pasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi berkembang dengan pesat dengan banyaknya pembangunan infrastruktur yang terus menerus dilakukan. Sebagai Negara berkembang Indonesia juga sibuk dengan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Skema Langkah-langkah Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Skema Langkah-langkah Penelitian Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode studi lapangan, wawancara dan penyebaran kuisioner yang dilakukan di lapangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Permasalahan yang sering muncul dalam proyek konstruksi adalah keterlambatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan yang sering muncul dalam proyek konstruksi adalah keterlambatan waktu, pembengkakan biaya, dan rendahnya kualitas. Ketiga hal tersebut merupakan satu kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. penyempurnaan design yang sudah ada di dalam sebuah kontrak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Variation order (vo) atau pekerjaan tambah kurang merupakan hal yang sering terjadi dalam pelaksanaan proyek konstruksi gedung maupun sipil. Variation order
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciRANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK. proyek atau pekerjaan dan memberikannya kepada pihak lain yang mampu
BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK 3.1. Pihak Pihak Yang Terkait Dengan Proyek 3.1.1. Pemilik Proyek / Owner Pemilik proyek atau owner adalah seseorang atau instasi yang memiliki proyek atau
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA
ANALISIS FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PADA BANGUNAN TINGGI DI SURABAYA Jordy Ladjao 1, Edwin Yurianto 2, Sentosa Limanto 3, Endro Wicaksono 4 ABSTRAK : Proyek kontruksi tentu dilaksanakan sesuai dengan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri konstruksi merupakan salah satu komponen penting dalam perekonomian bangsa, dimana konstribusi industri konstruksi akan meningkat sejalan dengan kemajuan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada proyek EPC maupun proyek konstruksi tradisional, kualitas atau mutu adalah salah satu hal yang sangat penting dan seharusnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan konstruksi selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, terlihat dari ruang lingkup bidang konstruksi yang semakin luas. Bidang konstruksi yang dulu
Lebih terperinciBERITA ACARA PENGAJUAN KLAIM ASURANSI DAN BENTUK JAMINAN
BERITA ACARA PENGAJUAN KLAIM ASURANSI DAN BENTUK JAMINAN No: Pada hari ini, Jumat tanggal Delapan Belas bulan April tahun Dua ribu delapan yang bertandatangan dibawah ini Pemerintah Kota Surabaya, Asosiasi
Lebih terperinciBAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA
BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 5.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dilakukan pembahasan mengenai pelaksanaan survey untuk kemudian datanya dianalisa. Mulai dari kuisioner tahap I yang diberikan kepada
Lebih terperinciBAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK
Bab III -Sistem Organisasi dan manajemen proyek BAB III SISTEM ORGANISASI DAN MANAJEMEN PROYEK Struktur organisasi pekerjaan yang sesuai dengan perencanaan pada setiap pekerjaan suatu proyek perlu dibentuk
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan, didapatkan sebagai berikut : 1. Pada karakteristik proyek konstruksi a. Berdasarkan data sekunder yang didapat dari
Lebih terperinciBab VI Kesimpulan dan Saran
VI. Bab VI Kesimpulan dan Saran VI.1 Kesimpulan Berdasarkan proses pengukuran dan kajian terhadap kinerja supply chain dari empat proyek konstruksi bangunan sebagai studi kasus yang telah dilakukan diperoleh
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran strategis dalam pembangunan
Lebih terperinciPENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA. Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (
PENILAIAN PERSEPSI RISIKO MANAJEMEN RANTAI PASOK PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG DI SURABAYA Disampaikan Oleh: Hendro Sutowijoyo (3107.203.002) 1. Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Batasan Masalah
Lebih terperinciBAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK
BAB III MANAJEMEN DAN ORGANISASI PROYEK 3.1 Manajemen Proyek Dalam setiap proyek tentu membutuhkan sebuah perencanaan dan pengaturan sehingga kegiatan proyek berjalan lancar, untuk itulah dibutuhkan sebuah
Lebih terperinciek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO
ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO KLAIM JASA KONSTRUKSI KASUS PROPINSI SULAWESI TENGAH Andi Asnudin * Abstract Claim will be happened due to compensation claim of stakeholders of management project. In
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki suatu keahlian atau kecakapan khusus.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualifikasi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2001), definisi kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Jadi, kualifikasi
Lebih terperinciMahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Kristen Petra, 2
TANGGUNGJAWAB PENYEDIA DAN PENGGUNA JASA KONSTRUKSI MENURUT SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO. 07/PRT/M/2011 & MENURUT GENERAL CONDITION FIDIC RED BOOK Yefta Gavra Garland
Lebih terperinciPENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT)
PENGADAAN BARANG/JASA (PROCUREMENT) 1. Ruang Lingkup 2. Metode Pemilihan Penyedia 3. Proses Lelang RUANG LINGKUP Pengadaan barang/jasa yang pembiayaannya sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD,,
Lebih terperinciBAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN
BAHAN KULIAH ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA DAGANG Match Day 11 PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN A. Pengertian dan Bentuk-bentuk Sengketa Konsumen Perkembangan di bidang perindustrian dan perdagangan telah
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Sarjana Sains Terapan. Oleh: TUA M. LBN. TORUAN NIM :
TUGAS AKHIR Kajian Faktor Penyebab Keterlambatan pada Proyek Konstruksi di Kota Medan dengan Metode FTA (Fault Tree Analysis) dan MOCUS (Method Obtain Cut Set) Ditulis sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki nilai peningkatan serta kemajuan dalam pembangunan berbagai jenis infrastruktur. Hal ini dibuktikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Penjelasan Menimbang : Mengingat : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2000 TENTANG PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa jasa konstruksi mempunyai peran
Lebih terperinci