Pasar Saham Sebagai Leading Indikator Terhadap Perubahan Aktivitas Ekonomi
|
|
- Widya Susanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pasar Saham Sebagai Leading Indikator Terhadap Perubahan Aktivitas Ekonomi Disusun oleh: Eric Hariyanto Wijaya
2 Pendahuluan Pergerakan pasar saham dianggap sebagai indikator atau "predictor" terhadap pergerakan ekonomi. Adanya penurunan yang drastis pada pasar saham menjadi indikator akan terjadinya resesi di masa depan, sementara kenaikan drastis pada pasar saham menjadi indikator adanya pertumbuhan ekonomi di masa depan. Namun banyak juga kontroversi yang menolak anggapan pasar saham sebagai indikator terhadap pergerakan ekonomi karena adanya beberapa peristiwa seperti pada tahun 1987 dimana terjadi stock market crash namun diikuti dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat di Amerika. Adanya kontroversi ini menjadikan topik ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Secara teoritis, harga saham dianggap dapat memprediksi aktivitas ekonomi karena adanya model valuasi dari harga saham dan adanya "wealth effect". Model valuasi harga saham tradisional menggambarkan bahwa harga saham sekarang merepresentasikan ekspektasi investor terhadap kondisi perusahaan tersebut di masa depan. Pergerakan dari perusahaanperusahaan tersebutlah yang menggerakkan ekonomi secara keseluruhan. Teori "wealth effect" menyatakan bahwa adanya fenomena psikologis dimana seseorang akan membelanjakan lebih banyak jika nilai dari aset mereka meningkat. Meningkatnya pembelanjaan masyarakat akan mendorong adanya pertumbuhan ekonomi. Brad Comincioli (supervised by Dr. Robert Leekley) melakukan penelitian berjudul "The Stock Market As A Leading Economic Indicator: An Application of Granger Causality", melakukan evaluasi harga saham sebagai indikator terhadap aktivitas ekonomi. Time-series analysis dan gagasan "Granger causality" digunakan untuk memperkirakan hubungan antara harga saham dan ekonomi, dan mengevaluasi apakah hubungan itu konsisten dengan teori. Dalam penelitiannya, Brad Comincioli mengeksplotasi beberapa pertanyaan. Pertama, apakah pasar saham merupakan leading indicator terhadap ekonomi riil, dalam pengertian variasi dalam value di masa lalu dapat menjelaskan variasi dalam ekonomi riil? Kedua, apakah pasar saham "Granger-cause" terhadap ekonomi riil, dalam hal harga saham di masa lalu meningkatkan keakuratan prediksi aktivitas ekonomi di masa depan? Dan ke tiga, apakah ekonomi riil "Granger-cause" terhadap pasar saham, dalam hal nilai aktivitas ekonomi di masa lalu dapat meningkatkan keakuratan prediksi pasar saham? Beberapa pihak yang menentang juga mempunyai alasan bahwa pasar saham tidak dapat dijadikan indikator terhadap aktivitas ekonomi. Beberapa berargumen bahwa pasar saham sebelumnya memberikan sinyal yang salah mengenai ekonomi. Oleh karena itu, pergerakan pasar saham tidak dapat dijadikan sebagai indikator ekonomi. Misalnya pada saat 2
3 stock market crash tahun 1987, harga saham salah memprediksi kondisi ekonomi. Bukannya masuk ke kondisi resesi, ekonomi Amerika justru terus bertumbuh sampai awal Alasan lain beberapa orang menolak kemampuan pasar saham memprediksi aktivitas perekonomian adalah karena fluktuasi harga saham di pasar saham disebabkan oleh ekspektasi investor. Ekspektasi investor terhadap aktivitas ekonomi di masa depan sangat rentan dengan human error, yang menyebabkan beberapa kali harga saham berbeda dengan kondisi riil ekonomi. Karena antisipasi investor tidak selalu benar, kadang harga saham bisa naik sebelum krisis ekonomi dan bisa turun sebelum adanya pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, seringkali pasar saham salah memprediksi arah perekonomian. Lead / Lag Time Jika harga saham dapat digunakan menjadi indikator pergerakan ekonomi, pertanyaan selanjutnya adalah berapa lama lead or lag time yang digunakan. Misalnya jika harga saham jatuh saat ini, apakah ini menjadi sinyal akan adanya resesi dalam kurun waktu 6 bulan, 1 tahun, 2 tahun, atau apakah resesi akan benar terjadi? 3
4 Dalam studinya, Douglas Pearce (1983) menemukan bahwa harga saham umumnya mulai turun dua sampai empat kuartal sebelum mulainya resesi. Studi dilakukan untuk data tahun Pearce juga menemukan bahwa harga saham mulai naik kembali sebelum mulainya ekspansi ekonomi. Studi lain menemukan bukti yang menolak harga pasar sebagai indikator ekonomi. Studi yang dilakukan oleh Peek dan Rosenberg (1988) mengindikasikan antara tahun 1955 dan 1986, dari sebelas kasus Standard and Poor's Composite Index dari 500 saham di Amerika (S&P500) turun lebih dari 7%, hanya 6 yang diikuti oleh resesi ekonomi. Studi lanjutan dilakukan oleh Robert J. Barro (1989) menemukan bahwa harga saham salah memprediksi tiga resesi ekonomi, yaitu pada tahun 1963, 1967, dan Landasan Teori Pertanyaan mengenai apakah pasar saham dapat memprediksi ekonomi sudah banyak diperdebatkan. Mereka yang mendukung konsep kemampuan pasar untuk memprediksi berargumen bahwa pelaku pasar saham selalu menggunakan "forward-looking" untuk melakukan valuasi pada harga saham, sehingga harga saham saat ini sudah mencerminkan potensi keuntungan di masa depan (profitabilitas) dari perusahaan. Salah satu metode valuasi yand sering digunakan oleh pelaku pasar saham, antar lain metode Discounted Future Cash Flow. Metode-metode Valuasi Saham Discounted Future Cash Flow adalah metode valuasi yang digunakan untuk melakukan estimasi terhadap nilai suatu investasi. Analisis DCF menggunakan proyeksi free cash flow di masa depan dan didiskon untuk mendapatkan estimasi present value, yang digunakan untuk mengevaluasi potensi dari suatu investasi. Jika nilai yang diperoleh melalui analisa DCF lebih besar daripada cost yang harus dikeluarkan saat ini untuk investasi tersebut, maka kesempatan investasi tersebut menjadi menarik bagi investor. DCF sering juga dikenal sebagai Discounted Cash Flows Model. 4
5 Metode lain oleh Brealey and Myers (1988) menggunakan expected profitability untuk menentukan harga saham saat ini. Profitabilitas adalah ekspektasi jumlah pendapatan perusahaan di masa depan. Berdasarkan persamaan diatas, harga saham sama dengan present value dari ekspektasi keuntungan perusahaan di masa depan. Jika profitabilitas perusahaan diprediksi akan meningkat, maka harga saham juga akan naik. Sebaliknya, jika ekspektasi investor terhadap profitabilitas perusahaan menurun, maka harga saham akan turun. Karena profitabilitas perusahaan berkaitan erat dengan ekonomi riil, maka harga saham dipengaruhi oleh ekspektasi terhadap perekonomian di masa depan. Misalnya jika investor memperkirakan ekonomi akan mulai masuk resesi, maka ekspektasi terhadap profitabilitas perusahaan juga akan turun, menyebabkan ada penurunan pada harga saham. Sebaliknya, jika investor memperkirakan adanya pertumbuhan pesat pada ekonomi, maka ekpektasi profitabilitas perusahaan juga akan membaik, sehingga harga saham saat ini akan cenderung naik. Sehingga jika investor berhasil memprediksi ekonomi di masa depan, maka pergerakan harga saham sekarang akan menjadi indikator yang kuat bagi arah ekonomi di masa depan. Wealth Effect Teori wealth effect menyatakan premis bahwa ketika nilai dari portofolio saham naik karena kenaikan harga saham, investor akan merasa lebih aman terhadap kekayaan mereka. Hal ini mendorong tingkat pengeluaran untuk konsumsi investor tersebut. Wealth effect mendorong ekonomi untuk bertumbuh pada saat bull market di pasar saham. Keuntungan pada portofolio investasi masyarakat akan meningkatkan rasa aman terhadap kekayaan mereka dan 5
6 pengeluaran mereka, sehingga pengeluaran masyarakat juga meningkat. Peningkatan konsumsi masyarakat inilah yang mendorong perekonomian untuk bertumbuh lebih pesat lagi. Namun pada saat bear market pada pasar saham, wealth effect justru bekerja sebaliknya. Karena kerugian yang diderita masyarakat pada portofolio investasi mereka, maka mereka akan mulai menarik investasi mereka dari pasar saham dan mengurangi pengeluaran mereka. Hal inilah yang dapat menyebabkan krisis ekonomi pada saat bear market di pasar saham. Menurut Pearce (1983), karena fluktuasi harga saham mempunya efek langsung terhadap aggregate spending, maka ekonomi dapat diprediksi oleh harga saham. Ketika pasar saham naik, investor menjadi lebih kaya dan lebih banyak menggunakan kekayaannya (untuk konsumsi atau investasi), sehingga ekonomi bertumbuh. Sebaliknya, jika harga saham turun, kekayaan investor berkurang, sehingga investor mengurangi pengeluaran dan investasinya. Ini mengakibatkan perlambatan ekonomi. Confidence Harga saham yang sedang bullish memberikan confidence bagi UKM maupun korporasi karena mengurangi ketidakpastian akan kondisi ekonomi masa depan. Investasi juga diuntungkan dengan kenaikan harga saham karena menurunnya cost of equity. Perusahaan yang terdaftar di pasar saham dapat membiayai investasi mereka dengan lebih murah karena cost of equity yang lebih rendah. Tobin's Q Tobin's Q menghitung rasio dengan membandingkan market value dari ekuitas perusahaan dengan book value-nya. Naiknya rasio Tobin's Q ini mendorong perusahaan untuk lebih banyak investasi di saham. Data Data sample yang digunakan adalah dalam periode 1970:IQ-1994IIIQ. Variabel yang digunakan untuk mengukur pergerakan harga saham adalah persentasi perubahan per quarter pada Standard and Poor's Composite Index dari 500 saham (S&P500). Alasan menggunakan 6
7 S&P500 dibandingkan dengan indeks saham lainnya karena S&P500 lebih merepresentasikan keseluruhan pasar saham. Indeks lain seperti Dow Jones Industrial Average hanya mengukur performa dari 30 perusahaan blue-chip, sehingga kurang representatif. Alasan lain memilih S&P500 karena index ini berdasarkan "value-weighted", bukan "price-weighted". Variable yang digunakan untuk mengukur perubahan pada aktivitas ekonomi riil adalah perubahan Gross Domestic Product (GDP) per quarter. Test Granger Causality Prosedur testing statistik sebab akibat antara harga saham dan ekonomi menggunakan tes "Granger-causality" yang diperkenalkan oleh C. J. Granger pada tahun Granger causality banyak digunakan untuk prediksi bahwa masa lalu dapat memprediksi masa depan. Menurut Granger, X menyebabkan Y jika nilai X di masa lalu dapat digunakan untuk memprediksi nilai Y dengan lebih akurat daripada menggunakan nilai Y di masa lalu. Jika nilai X di masa lalu secara statistik dapat meningkatkan keakuratan prediksi terhadap nilai Y, maka dapat disimpulkan bahwa X "Granger-causes" Y. Langkah pertama untuk melakukan test "Granger causality" adalah menentukan apakah ada trend pada sample data yang digunakan. Selama periode , Real GDP dan Index S&P500 sedang dalam trend naik. Untuk mengeliminasi trend, digunakan perubahan dalam persentasi antara kedua variabel tersebut. 7
8 Karena kedua variabel tidak menunjukkan adanya tren, maka kesimpulannya adalah persentase perubahan dianggap stationary dan dapat dilanjutkan dengan Granger test. Langkah selanjutnya adalah melakukan test apakah ada relasi antara harga saham dan ekonomi. Untuk menentukan apakah ada relasi antara harga saham dan ekonomi, dilakukan regresi %GDP terhadap nilai masa lalu dari %SP500 dengan lag 6 kuartal. Hasil test pada Table 1 menunjukkan bahwa harga saham mempunyai relasi positif terhadap ekonomi pada lag sampai 3 kuartal. Harga saham yang lag 1 kuartal menunjukkan relasi positif dan signifikansi statistik pada level.01. Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara nilai masa lalu pada harga saham terhadap ekonomi (GDP). 8
9 Hasil dari regresi tersebut menunjukkan bahwa harga saham di masa lalu mempengaruhi aktivitas ekonomi, tapi belum menunjukkan bahwa harga saham "Grangercause" ekonomi. Untuk melakukan tes causality antara %SP500 dan %GDP serta arah dari causality, maka dua persamaan dibawah ini dibuat: Berdasarkan hasil dari persamaan 1 dan 2, empat kemungkinan dapat mewakilkan kemungkinan adanya relasi sebab akibat antara %GDP dan %SP500, antara lain. (1) Harga saham "Granger-causes" aktivitas ekonomi jika harga saham meningkatkan prediksi ekonomi, dan ekonomi tidak meningkatkan prediksi harga saham (b i 0 dan d i = 0). 9
10 (2) Ekonomi "Granger-causes" harga saham jika ekonomi meningkatkan prediksi harga saham dan harga saham tidak meningkatkan prediksi ekonomi (b i = 0 dan d i 0). (3) Adanya relasi feedback antara harga saham dan ekonomi ketika harga saham "Granger-cause" ekonomi dan kemudian ekonomi "Granger-cause" harga saham (b i 0 dan d i 0). (4) Independensi diindikasikan jika tidak ada hubungan sebab akibat yang ditemukan antara harga saham dan ekonomi (b i = 0 dan d i = 0). Hasil Hasil tes Grange untuk persamaan 1 dan 2 ditunjukkan di tabel berikut. Dua kolom merepresentasikan hubungan yang sedang di tes. Kolom 1 menunjukkan hasil tes apakah harga saham dapat memprediksi ekonomi. Kolom 2 menunjukkan hasil tes apakah ekonomi dapat memprediksi harga saham. Regresi terpisah dilakukan untuk nilai k (1 sampai 6), kemudian F-Statistic dan Prob-value dihitung dari hasilnya. Nilai k 10
11 merepresentasikan waktu lag yang digunakan dalam regresi. Maksimum waktu lag yang digunakan adalah 6 kuartal. Dari tabel di atas ditunjukkan bahwa F-statistics yang digunakan untuk tes causality di persamaan 1 adalah signifikan untuk lag kuartal 1, 2, dan 3. Hasil ini menunjukkan bahwa harga saham benar "Granger cause" aktivitas ekonomi ketika lag yang digunakan adalah 1, 2, dan 3 kuartal. Kesimpulannya adalah nilai masa lalu %SP500 secara signifikan berkontribusi terhadap prediksi %GDP saat ini, bahkan dengan adanya nilai GDP masa lalu. Pada persamaan 2, hasilnya menunjukkan bahwa F-statistics tidak cukup untuk menolak hipotesis null di semua lag kuartal. Nilai masa lalu %GDP tidak berkontribusi secara signifikan terhadap prediksi %SP500 saat ini. Oleh karena itu, ekonomi tidak "Granger-cause" pasar saham. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah tes Granger-causality mengindikasikan adanya hubungan sebab akibat antara harga saham dan ekonomi. Hasil tes menunjukkan bahwa harga saham "Granger-cause" aktivitas ekonomi, tetapi ekonomi tidak "Granger-cause" harga saham. Penjelasan terhadap Hubungan Sebab Akibat Harga saham menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap ekonomi. Hal ini menjadi konsisten dengan teori wealth effect. Berdasarkan argumen ini, fluktuasi harga saham menyebabkan adanya fluktuasi kekayaan masyarakat, yang kemudian mempengaruhi fluktuasi aggregate consumption. Hasilnya, aktivitas ekonomi dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham. Penjelasan lainnya yang mungkin adalah karena natur pasar saham adalah forwardlooking. Jika investor melakukan valuasi saham dengan forward-looking, maka harga saham akan merefleksikan ekspektasi terhadap perekonomian di masa depan. Jika investor mengantisipasi resesi, maka harga saham akan mulai merefleksikan ekspektasi investor tersebut dengan adanya penurunan harga saham. Karena hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa pasar saham meningkatkan prediksi perekonomian, dan asumsi bahwa pasar saham mempunyai natur yang forward-looking, maka ekspektasi investor terhadap perekonomian di masa depan cukup akurat. Sebaliknya, karena hasil penelitian menunjukkan bahwa ekonomi (GDP) tidak dapat memprediksi harga saham, maka ekspektasi terhadap perekonomian di masa depan tidak dapat dilakukan hanya dengan melihat nilai GDP di masa lalu. 11
12 Penting untuk diingat bahwa kita tidak tahu bagaimana sebenarnya para investor membentuk ekspektasi mereka. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi ekspektasi investor yang tidak diperhitungkan dalam penelitian ini. Tidak diketahui dari hasil penelitian bahwa investor membentuk ekspektasi mereka dengan melihat trend masa lalu dari variabelvariabel ekonomi untuk membentuk ekspektasi mereka terhadap aktivitas ekonomi di masa depan. Kesimpulan Tes ini dilakukan pada negara United States untuk periode 1970:IQ IIIQ. Hasil yang diperoleh mengindikasikan adanya hubungan sebab akibat antara pasar saham dengan perekonomian. Ditemukan bahwa harga saham Granger-cause aktivitas ekonomi (GDP), dan tidak berlaku kebalikannya. Lebih jauh, ditemukan bahwa lag yang signifikan secara statistik adalah 3 kuartal. Masalah yang belum dapat ditemukan dalam penelitian ini adalah hal yang menyebabkan hubungan harga saham terhadap perekonomian. Apakah hubungan lebih ini disebabkan karena wealth effect atau natur pasar saham yang forward-looking, atau keduanya atau tidak sama sekali tidak diteliti dalam penelitian ini. Penelitian masa depan yang mungkin dapat dilakukan antara lain untuk mengevaluasi darimana asal ekspektasi investor terhadap masa depan perekonomian. Dapat juga dilakukan penelitian serupa untuk mencari hubungan antara pasar saham dan perekonomian di negara berkembang. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa perubahan harga saham pada indeks S&P500 (%SP500) dapat digunakan untuk memprediksi perubahan aktivitas ekonomi, dalam hal ini khususnya perubahan GDP (%GDP). 12
13 Daftar Pustaka Brealey, Richard A. and Stewart C. Myers, Principles of Corporate Finance, 1988, pp Darby, Michael R. (1987). "wealth effect," The New Palgrave: A Dictionary of Economics, v. 4, pp Pearce, Douglas K., "Stock Prices and the Economy," Federal Reserve Bank of Kansas City Economic Review, November 1983, pp Tobin, James (1969). "A General Equilibrium Approach To Monetary Theory". Journal of Money, Credit and Banking. 1 (1): JSTOR
BAB II TINJAUAN LITERATUR
BAB II TINJAUAN LITERATUR Pada Bab II akan dibahas mengenai teori leading indicator, teori penggunaan indeks harga saham gabungan dan indeks industri sebagai proxy untuk memprediksikan pertumbuhan GDP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi aktivitas perekonomian ditransmisikan melalui pasar keuangan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan moneter dan pasar keuangan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan mengingat setiap perubahan kebijakan moneter untuk mempengaruhi aktivitas perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi dan perkembangan arus informasi di Indonesia saat ini membuat dunia usaha mengalami perkembangan yang begitu pesat. Hal ini menyebabkan persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan untuk memprediksi tingkat pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah kemampuan yang sangat penting bagi setiap pelaku bisnis. Dengan adanya kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi investor untuk menginvestasikan dananya bagi perusahaan perusahaan yang membutuhkan dana dan terdaftar dalam Bursa Efek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara masih menjadi acuan dalam pengambilan keputusan bisnis. Pertumbuhan ekonomi menjadi indikator kondisi perekonomian negara dimana pertumbuhan
Lebih terperinciDAFTAR ISI... Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR PERSAMAAN... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... BAB I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh orang orang saat ini adalah melakukan
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh orang orang saat ini adalah melakukan peralaman (forecasting) akan apa yang terjadi dimasa akan datang dan membuat rencana
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sektor perkebunan, kehutanan dan perikanan selama krisis ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perkebunan, kehutanan dan perikanan selama krisis ekonomi terbukti sebagai sektor yang selain mampu bertahan, juga dapat terus berkembang terbukti dengan naiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan energi di Asia Tenggara terus meningkat dan laju pertumbuhannya merupakan yang tercepat di dunia sejak tahun 1990. Energy Information Administration (EIA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia mendapat informasi tentang keyakinan konsumen atas kondisi ekonomi
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank Indonesia melakukan survei kepada masyarakat agar dapat memprediksi dan mendapat informasi tentang tren pertumbuhan ekonomi Indonesia beberapa bulan kedepan.
Lebih terperinciFundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian -
Analisa Fundamental I. Fundamental Forex I.1 Faktor penggerak pasar Fundamental forex adalah metode analisa yang menitik beratkan pada rasio finansial dan kejadian - kejadian yang secara langsung maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas keuangan dari setiap perusahaan secara umum mengacu kepada tiga jenis pengambilan keputusan, yakni (1) capital budgeting, (2) capital structure
Lebih terperinciMasalah uang adalah masalah yang tidak sederhana. Uang berkaitan erat dengan hampir
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Masalah uang adalah masalah yang tidak sederhana. Uang berkaitan erat dengan hampir seluruh aspek dalam perekonomian; itulah sebabnya proses kebijakan moneter
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diciptakan oleh perusahaan melalui kegiatan perusahaan dari waktu ke waktu agar mencapai nilai perusahaan yang maksimum
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Terhadap Pasar Modal Indonesia. Pada zaman penjajahan Belanda telah ada badan yang bernama Vereneging
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Tinjauan Terhadap Pasar Modal Indonesia Pada zaman penjajahan Belanda telah ada badan yang bernama Vereneging Voor de Effecten Handel yang didirikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu instrumen ekonomi yang dewasa ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Pasar modal dianggap sebagai sarana pembentuk modal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber
BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang Penelitian Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber dana yang diperoleh dari investor untuk membiayai kegiatan usahanya. Pembagian dividen periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Investasi dapat definisikan sebagai penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu (Jogiyanto, 2008: 5).
Lebih terperinciDasar-Dasar. Proses Valuasi. Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis. 1. Perekonomian. Fiscal Policy. (Kebijakan Fiskal)
Proses Valuasi Dasar-Dasar Valuasi Top-down Analysis: 3 Pokok Analisis 1. Perekonomian Fiscal Policy Longgar: mendorong konsumsi (Kebijakan Fiskal) Ketat: memperlambat konsumsi Monetary Policy (Kebijakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meminimalisasi risiko sesuai dengan hasil dari perdagangan yang telah dilakukan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, dimana perdagangan instrumen keuangan dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun, setiap individu maupun kelompok dapat bertransaksi dengan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. yang berbeda. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 1990, hubungan antara
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Globalisasi telah menyebabkan terjadinya hubungan interdependen diantara pasar saham yang berada di seluruh dunia, perubahan yang terjadi di satu pasar modal dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perusahaan dapat diukur dari sejauh mana perusahaan mampu meningkatkan nilainya sehingga dapat meningkatkan kemakmuran baik bagi para stockholders maupun stakeholders
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal menurut Undang-undang Pasar Modal no.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal merupakan sebuah alternatif sektor keuangan selain perbankan yang memiliki peranan penting bagi perekonomian suatu negara. Pengertian pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibicarakan dalam dunia keuangan perusahaan (corporate finance). Platt dan Platt
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesulitan keuangan dan kebangkrutan telah menjadi topik yang hangat dibicarakan dalam dunia keuangan perusahaan (corporate finance). Platt dan Platt (2002) mendefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehati-hatian (prudential banking) agar semua aktivitas yang dilakukan tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan organ vital yang penting dalam menjaga stabilitas perekonomian suatu negara. Perbankan menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehati-hatian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis di Indonesia saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semakin bertambahnya jumlah perusahaan baru membuat persaingan dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. stabil merupakan salah satu pendorong berkembangnya pasar modal.
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan alternatif pembiayaan pendanaan perusahaan selain pembiayaan oleh bank. Adapun kondisi di pasar modal memiliki kaitan yang erat dengan kondisi perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif melaksanakan pembangunan. Dalam melaksanakan pembangunan sudah tentu membutuhkan dana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perubahan nilai tukar merupakan salah satu sumber ketidakpastian makroekonomi yang mempengaruhi perusahaan. Kerugian dan kebangkrutan banyak perusahaan dalam beberapa
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pengembangan usaha sangat diperlukan perusahaaan untuk dapat terus tumbuh berkembang dan meningkatkan nilai perusahaan, namun upaya ini seringkali menghadapi kendala
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran
III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Tahapan awal yang dilakukan untuk menganalisis optimasi struktur modal pada PT Pusri adalah dengan menganalisis laporan keuangan. Selain itu melihat rencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajemen perusahaan itu
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengukuran kinerja keuangan perusahaan telah menjadi perhatian sejak kapitalisme industri dimulai. Berbagai teknik pengukuran telah dikembangkan sejak saat itu. Dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam penentuan kebijakan investasi, pemilik, manajer dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam penentuan kebijakan investasi, pemilik, manajer dan penanam modal sangat membutuhkan informasi yang berkaitan dengan penilaian kinerja perusahaan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, yang ditandai pula dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, yang ditandai pula dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat sehingga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian sebuah negara. Peran pasar modal bukan hanya sekedar tempat pertemuan lenders dan borrowers ataupun tempat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperincidalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan masing-masing
Untuk membandingkan kinerja keuangan dari ketiga saham tersebut, maka dalam penelitian ini dilakukan scoring dengan kriteria sebagai berikut : 1. Data yang digunakan adalah data rata-rata kinerja keuangan
Lebih terperinciANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK.
UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS EKONOMI SKRIPSI ANALISIS RISIKO MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM MENILAI HARGA WAJAR SAHAM STUDI KASUS PT HOLCIM INDONESIA TBK. Diajukan Oleh : Aidil Akbar 0604000897
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dalam Bahasa Inggris disebut juga Jakarta Composite Index, JCI, atau JSX Composite merupakan salah satu indeks pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan pada umumnya mempunyai keinginan untuk tumbuh dan berkembang. Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh manajemen perusahaan itu
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
47 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deksriptif memberikan gambaran suatu data dari masing-masing variabel yang ada dalam penelitian, baik variabel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal adalah sarana yang mempertemukan penjual dan pembeli dana. Tempat penawaran penjualan efek ini dilaksanakan berdasarkan satu lembaga resmi yang disebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu indikator penentu kemajuan perekonomian suatu negara, di karenakan pasar modal memiliki dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saham juga berarti sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seorang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Harga saham Saham adalah salah satu bentuk efek yang diperdagangkan dalam pasar modal. Saham merupakan surat berharga sebagai tanda pemilikan atas perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian. Inflasi merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) negara dalam perekonomian modern seperti saat ini, pasar modal memiliki peran yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Lebih terperinciPermintaan yang lebih besar daripada supply (tarikan permintaan) Kenaikan bahan baku maupun biaya produksi (desakan biaya) Tekanan permintaan +
PENGANTAR Inflasi adalah kenaikan harga barang atau jasa dimana, daya beli uang menurun (kebalikannya: deflasi) Perubahan harga mempengaruhi jumlah barang dan jasa yang dapat dibeli dari sejumlah uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini, semakin pesat perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di dunia, disertai pula dengan adanya deregulasi keuangan, telah menghilangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah cerminan kegiatan pasar modal secara umum. IHSG menggambarkan suatu rangkain informasi historis mengenai pergerakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ketiga perusahaan tersebut adalah PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) dengan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini mengambil objek perusahaan yang tergolong ke dalam sektor industri telekomunikasi yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Dari perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter Bank Indonesia selaku otoritas moneter. BI Rate merupakan instrumen kebijakan utama untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. utama investor dalam melakukan investasi adalah untuk memperoleh return
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Uraian Teoritis 2.1.1. Return Saham Investasi merupakan komitmen penempatan sejumlah dana untuk memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, motivasi utama
Lebih terperinciPREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION
PREDIKSI INDEKS PASAR SAHAM S&P500, DOW JONES DAN NASDAQ COMPOSITE DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION Feni Andriani 1, Ilmiyati Sari 2 1 Universitas Gunadarma, feni.andriani@staff.gunadarma.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan dana, tersedianya dana dari pihak luar memungkinkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan bagian dari pasar keuangan yang menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Fungsi ekonomi yang dijalankan pasar modal melibatkan dua pihak, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk menentukan tujuan yang harus dicapai, pihak manajemen perusahaan perlu menentukan keputusan-keputusan yang akan membantu mencapai tujuan tersebut. Secara normatif,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah krisis perbankan yang ada di Indonesia periode 2001-2015. Penelitian dimulai dari tahun 2001 setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perekonomian di suatu Negara, pasar modal merupakan sebuah indicator kemajuan perekonomian Negara serta menunjang ekonomi Negara yang bersangkutan. Pasar modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fenomena subprime mortgage yang terjadi di AS pada tahun 2008 ternyata telah mengulang sejarah kiris ekonomi di Indonesia pada tahun 1998. Indonesia sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maupun dagang yang saling bersaing untuk dapat bertahan dan menjadi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian saat ini begitu pesat. Dengan adanya situasi perekonomian global, suatu perusahaan dapat melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas negara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, peran serta masyarakat telah aktif dalam pembiayaan pasar modal. Pada dasarnya pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi, investasi digolongkan menjadi dua, yaitu : menganggur, sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Tinjauan Teoritis 2.1.1.Investasi Pengertian investasi di dalam akuntansi meliputi semua penanaman dana perusahaan atau penyertaan perusahaan pada perusahaan lain, yang tidak
Lebih terperinciketerkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori 2.1.1 Pasar Modal Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan akumulasi dana yang diarahkan, untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengarahan dana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Return Saham Menurut Jogiyanto (2000:107), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa : 1. Return realisasi (realized
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. earning per share, book value per share, dan cash flow per share
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini mencoba untuk meneliti apakah dividend per share, earning per share, book value per share, dan cash flow per share berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan
Lebih terperinciINFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA
Pengantar Ekonomi Makro INFLATION TARGETING FRAMEWORK SEBAGAI KERANGKA KERJA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA NAMA : Hendro Dalfi BP : 0910532068 2013 BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu bangsa. Secara formal, pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting di dalam kegiatan perekonomian sehingga efektivitas pasar modal seringkali dijadikan cerminan kekuatan ekonomi suatu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak memasuki memasuki era globalisasi, satu persatu negara di dunia mulai ikut dalam proses globalisasi. Kemajuan teknologi yang semakin canggih di era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar modal merupakan sarana yang digunakan oleh para investor untuk kegiatan investasi serta sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain seperti pemerintahan.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Perusahaan yang menjadi sample pada penelitian ini adalah perusahaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1. Sumber data penelitian Perusahaan yang menjadi sample pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang listing di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peranan penting dalam perkembangan perekonomian Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat, khususnya di bidang ekonomi sangat berpengaruh pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh inflasi, suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga saham. Indeks harga saham merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transmisi kebijakan moneter merupakan proses, dimana suatu keputusan moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian. Perencanaan dalam sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah menginvestasikan uang dalam bentuk tanah atau properti yang mengakibatkan industri sektor properti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan investasi para pemegang dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga yang memiliki peranan yang sangat penting bagi perekonomian suatu negara. Seiring pesatnya perkembangan dunia usaha dalam
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. bahwa EVA dan MVA secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh
97 BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Property dan Real estate yang Terdaftar di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Lebih terperinciTUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL
TUGAS PASAR MODAL DAN MANAJEMEN KEUANGAN PENGANGGARAN MODAL ADE ARISNAYANTI 1206325012 PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2013 PENGANGGARAN MODAL Prinsip Penilaian Aset Secara Umum
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi suatu negara dalam sebuah perekonomian modern bergantung pada adanya sektor keuangan yang efisien. Salah satu komponen penting dari sektor keuangan tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana bagi pendanaan usaha
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara, karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu: (1) sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pasar Modal Menurut Tandelilin (2001) pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di Amerika Serikat pada tahun 2001 sampai Skema ini memiliki target kaum
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skema Subprime Mortgage adalah skema penjualan rumah murah yang laku di Amerika Serikat pada tahun 2001 sampai 2005. Skema ini memiliki target kaum Subprime,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk sarana mendapatkan dana dalam jumlah besar dari masyarakat pemodal (investor), baik dari dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masalah pendanaan menjadi tombak dalam dunia usaha dan perekonomian. Bahkan untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus selalu digerakan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang baik. Sumber daya tersebut diantaranya sumber daya manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan aktivitasnya, setiap perusahaan jelas membutuhkan sumber daya yang baik. Sumber daya tersebut diantaranya sumber daya manusia (human resource),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Sektor perkebunan, kehutanan dan perikanan selama krisis ekonomi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perkebunan, kehutanan dan perikanan selama krisis ekonomi terbukti sebagai sektor yang selain mampu bertahan, juga dapat terus berkembang terbukti dengan naiknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman era globalisasi ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum para investor mengambil keputusan untuk berinvestasi saham di pasar modal, sebaiknya ada beberapa analisis yang penting investor lakukan. Alasannya agar investor
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Dalam bab 4 ini dilakukan pembahasan mengenai valuasi harga saham P.T TELKOM Tbk, dengan menggunakan metode discounted cash flow valuation. Dari beberapa macam metode discounted
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi internasional semakin pesat sehingga hubungan ekonomi antar negara menjadi saling terkait dan mengakibatkan peningkatan arus perdagangan barang,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan merupakan kebutuhan yang paling mendasar pada proses pengambilan keputusan bagi investor di pasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian yang akan dicapai, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian. 1.1 Latar Belakang Sektor keuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang yang terjadinya di Indonesia yang ditandai dengan merosotnya sendi-sendi perekonomian termasuk perbankan yang diakibatkan oleh nilai tukar
Lebih terperinci