BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,
|
|
- Susanti Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumber daya manusia (SDM), yaitu tenaga terdidik yang mampu menjawab tantangan-tantangan yang terjadi. Laporan Human Developmant Index (HDI) menunjukkan posisi kualitas SDM Indonesia masih berada di bawah, hal ini mengisyaratkan bahwa secara keseluruhan mutu SDM Indonesia saat ini masih ketinggalan dan berada di belakang SDM negara-negara maju. Berdasarkan Nilai HDI, Indonesia menduduki peringkat ke-124 dari 187 negara yang disurvei oleh UNDP (United Nations Development Program). Namun, dibanding dengan lima negara besar ASEAN (Asssociation of the South east Asia Nation), HDI Indonesia berada di posisi paling akhir. Singapura menduduki peringkat pertama di ASEAN untuk kualitas manusianya dengan nilai HDI 0,866; Brunei dengan nilai HDI 0,838; Malaysia dengan HDI 0,761; Thailand 0,682; dan Filipina 0,644. Beberapa negara ASEAN yang HDI-nya di bawah Indonesia adalah Vietnam dengan nilai HDI 0,593; Laos 0,524; Kamboja 0,523, dan Myanmar yang menduduki posisi bawah yaitu 0,483 (Baswir, 2011). Indonesia memerlukan SDM yang cerdas, sehat, jujur, berakhlak mulia, berkarakter, dan memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Dimensi pendidikan merupakan pondasi dan jalur utama pengembangan SDM dan pembentukan
2 karakter yang merupakan kunci dalam menentukan nasib suatu bangsa. Untuk menciptakan hal tersebut maka mutu pendidikan di Indonesia harus terus ditingkatkan agar bangsa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain. Perhatian di bidang pendidikan pada saat ini menjadi sebuah prioritas, sehingga pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia dapat ditunjang dengan SDM yang bermutu. Pendidikan belum memiliki peran secara optimal dalam mengembangkan SDM, sehingga keluaran (output) pendidikan lebih banyak yang menjadi masyarakat pencari pekerja (worker society), bukan masyarakat pencipta lapangan kerja (employee society) atau masyarakat pewira usaha (entrepreneurship society). Padahal Indonesia dihadapkan pada era persaingan di lingkungan Asean Free Trade Area (AFTA) dan era General Agreement on Trade in Services (GATS) oleh Word Trade Organization (WTO) tahun Semua ini hanya bisa dicapai oleh kekuatan SDM yang handal dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selaras (Engkoswara & Komariah, 2011). Peranan pendidikan menjadi sangat krusial. Kualitas pendidikan juga akan melahirkan modal intelektual ( intellectual capital) dan modal teknologi (technological capital) yang sangat diperlukan untuk membangun masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge based economy). Sujanto (2009) mengatakan akhir-akhir ini dunia pendidikan Indonesia diresahkan oleh merosotnya mutu hampir di semua jenjang dan jenis pendidikan, ditandai dengan semakin lebarnya ketidaksesuaian antara lulusan lembaga pendidikan dengan kebutuhan lapangan kerja yang ada.
3 Indikator mutu pendidikan menurut Sallis (2008) dapat terlihat dari dua sudut pandang yaitu sekolah sebagai penyedia jasa pendidikan (service provider), dan siswa sebagai pengguna jasa (costumer) yang di dalamnya ada orang tua, masyarakat dan stakeholder. Selanjutnya indikator peningkatan mutu pendidikan di sekolah dilihat pada setiap komponen pendidikan antara lain: mutu lulusan, kualitas guru, kepala sekolah, staf sekolah (tenaga administrasi, laporan dan teknisi, tenaga perpustakaan), proses pembelajaran, sarana dan prasarana, pengelolaan sekolah, implementasi kurikulum, sistem penilaian dan komponenkomponen lainnya. Guna meningkatkan mutu pendidikan tersebut, maka Pemerintah telah mengeluarkan undang-undang R.I nomor 20 tahun 2003, tentang sistem pendidikan nasional yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan dan reformasi. Sistem Nasional Pendidikan memuat: visi, misi, fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta strategi pembangunan pendidikan nasional. Untuk dapat merealisasikan hal tersebut diatas maka pemerintah menetapkan peraturan pemerintah tentang: Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang bernomor 19 tahun 2005 meliputi 8 Standar Nasional Pendidikan, yaitu: (a) standar isi, (b) standar proses, (c) standar kompetensi lulusan, (d) standar tenaga kependidikan, (e) standar saranan prasaran, (f) standar pengelolaan, (g) standar pembiayaan, (h) standar penilaian. Keperawatan sebagai sebuah profesi dituntut untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan memperhatikan tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan/keperawatan. Hakekat suatu profesi adalah
4 memberikan pelayanan yang aman dan dapat dipertanggungjawabkan. Pelayanan keperawatan yang berkualitas didukung oleh SDM yang dihasilkan dari institusi pendidikan yang berkualitas sesuai standar yang ditetapkan. Pendidikan perawat memegang peranan yang sangat penting dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas. Hasil survey yang dilakukan AIPNI (Asosiasi Pendidikan Ners Indonesia), AIPDiKI (Asosiasi Pendidikan Diploma III Keperawatan Indonesia) dan PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) dalam kegiatan Proyek Health Professional Education Quality (HPEQ) Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 2010 terhadap institusi pendidikan keperawatan di 33 Propinsi didapati bahwa pendidikan keperawatan yang ada saat ini belum memiliki standar baku secara Nasional sehingga mutu lulusannya bervariasi. Saat ini jumlah pendidikan keperawatan di Indonesia telah meningkat, berdasarkan data AIPDiKI pada tahun 2011 jumlah Pendidikan Jenjang Diploma Keperawatan telah mencapai 498 institusi. Berdasarkan hasil survey mutu pengelolaan pendidikan yang meliputi 7 (tujuh) standar dan diperoleh hasil sebagai berikut: (1) 22,2% institusi memiliki rumusan visi, misi dan tujuan yang belum realistik, tidak memiliki strategi pencapaian visi, (2) 14,8% institusi tidak melakukan penjaminan mutu dengan benar, (3) 48,1% institusi tidak melakukan pelacakan lulusan, (4) 48,1% pengguna menyatakan lulusan belum sesuai dengan kebutuhan, (5) 25,6% kualifikasi dosen masih belum sesuai, (6) 63% institusi memiliki rasio dosen 1:30 dengan latar belakang pendidikan dosen belum sesuai dengan bidang keilmuan yang dikelolanya, dan (7)
5 70% manajemen isi atau proses masih rendah terutama penerapan kurikulum (Nurachmah, Supartini, Irawaty, 2012). Sebagian besar pendidikan Diploma Keperawatan kurang didukung oleh ketersediaan sarana praktik yang memadai seperti: rumah sakit, puskesmas, panti werda dan berbagai wahana praktik yang mendukung ketercapaian kompetensi mahasiswa, karena jumlah rumah sakit sebagai sarana praktek belum sebanding dengan jumlah mahasiswa. Selain permasalahan lahan praktik, aspek ketersediaan SDM di bidang keperawatan juga belum memadai. Berdasarkan hasil survey AIPDiKI pada tahun 2012, tercatat sebanyak 80% dosen masih berkualifikasi sarjana (S1). Hal ini disebabkan sangat sedikitnya kualifikasi dosen yang telah S2, maupun S3 di bidang keperawatan, serta minimnya para pengajar yang berpengalaman dalam klinik, yang juga berdampak terhadap peningkatan mutu pendidikan dalam hal ini peningkatan proses pembelajaran oleh karena sumber daya manusia yang belum maksimal. Kondisi ini belum sesuai dengan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bahwa kualifikasi akademik dosen untuk program diploma dan program sarjana minimum lulusan Program Magister. Hasil survei AIPDiKI pada tahun 2012 tersebut menggambarkan bahwa pengelolaan pendidikan tinggi keperawatan belum sesuai dengan kaidah penyelenggaraan pendidikan keperawatan dan tingkat kemampuan pengelola bervariasi, sebagai akibat belum tersedianya suatu standar pendidikan yang menjadi acuan bagi para pengelola dalam menyelenggarakan proses pendidikan keperawatan secara berkualitas (Nurachmah, Supartini, Irawaty, 2012).
6 Pada penelitian yang lainnya oleh Aziz (2011), yang dilakukan di Pakistan menunjukkan bahwa buruknya kualitas pendidikan di negara Pakistan maupun di beberapa negara lain, dikarenakan tidak tersedianya sistem mekanisme penjaminan mutu pendidikan yang sesuai dengan standar yang diharapkan. Hal ini menyebabkan timbulnya permasalahan sistem jaminan kualitas yang berdampak pada: (1) rendahnya rasio guru-siswa di ruang kelas (1:50), (2) kurangnya infrastruktur fisik, (3) kurangnya anggaran, (4) buruknya kondisi asrama, (5) guru memiliki kesempatan lebih sedikit untuk pendidikan tinggi, (6) rendahnya gaji dosen, (7) kurang maksimalnya fasilitas belajar mengajar, (8) kurangnya instruktor klinis para mahasiswa di lapangan, dan (9) kurangnya pengenalan akan teknologi. Untuk itulah pentingnya dilaksanakan suatu kemitraan yang baik antara institusi pendidikan dengan pihak rumah sakit, guna penyatuaan persepsi dalam memenuhi kompetensi para peserta didik (Xippolitos et al, 2011). Hal ini sejalan dengan hasil analisis yang telah dilakukan oleh Ribek & Rahayu (2009) yang berjudul Analisis Pelaksanaan Standar Nasinal Pendidikan di Jurusan Keperawatan Poltekkes Depkes Denpasar, yang menyimpulkan pentingnya penerapan standar pendidikan nasional guna meningkatkan mutu pendidikan suatu institusi. 1.2 Identifikasi Masalah Penerapan standar nasional pendidikan (SNP) bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan pendidikan, harapkan masyarakat perlu segera memperbaiki kualitas pelayanan pendidikannya. Oleh karena itu diperlukan
7 penilaiaan mahasiswa dan stocholder mengenai penerapan standar pendidikan keperawatan terhadap pelayanan pendidikan dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran di Akademi Keperawatan. Berdasarkan permohonan survey pendahuluan yang peneliti berikan kepada Institusi Akademi Keperawatan (Akper) Surya Nusantara Pematangsiantar, peneliti diberikan ijin guna mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penerapan standar pendidikan keperawatan, maka peneliti memperoleh data pendahuluan berdasarkan hasil wawancara, diantaranya adalah Institusi Pendidikan yang dikelola oleh Yayasan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh dengan ijin No. 173/D/O/2002, dalam menyelenggarakan pendidikan Diploma III Keperawatan berdasarkan pada peraturan sistem pendidikan nasional dan kurikulum Pendidikan Nasional Diploma III Keperawatan. Berdasarkan data yang diperoleh dari biro akademik Akper Surya Nusantara terhadap hasil Akreditasi sebagai berikut, standar 1: tidak di sosialisasikan visi, misi, dan tujuan institusi Akper dalam setiap kegiatan akademik berlangsung, sehingga sulit untuk diwujudkan secara optimal oleh seluruh civitas akademik Akper Surya Nusantara. Ketidaksesuaian misi institusi dalam hal fasilitas pembelajaran praktikum yang lengkap, ini dapat dilihat dari ruangan dan peralatan praktikum yang masih minim. Ketidaksesuaian misi institusi dalam bidang kemitraan Regional, Nasional, dan Internasional dalam kualitas pembelajaran, ini dilihat dari tidak ada dokumentasi pernah dilakukan kegiatan studi banding baik secara Lokal, Nasional, maupun Internasional dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Standar 2: pada sistem penjaminan mutu: tidak tersedianya
8 departeman lembaga penelitian dan pengabdian masyarakat (LPPM), sistem penjaminan mutu internal yang belum terlaksana, dibuktikan dengan tidak tersedianya dokumentasi untuk kegiatan diatas, serta tidak terdapatnya departeman LPPM pada institusi tersebut. Pada standar 3: belum terdokumentasinya perekaman dan pelacakan data lulusan secara terstruktur. Standar 4: sumber daya manusia yang masih kurang dapat dilihat dari keterbatasan dosen tetap pengajar keperawatan sehingga berdampak ketidak sesuai perbandingan antara dosen dengan mahasiswa (1:25), minimnya dosen yang memiliki jabatan fungsional lektor. Standar 5: pada proses pembelajaran ditemukan kurikulum yang masih belum berbasis kompetensi, dan belum mencerminkan visi, misi, dan tujuan institusi secara maksimal. Kurangnya kegiatan institusi yang mencerminkan suasana akdemik seperti, seminar-seminar keperawatan, sinposium, lokakarya, bedah buku. Standar 6: pada standar pembiayaan ditemukan tidak dianggarkannya dana dari institusi guna penelitian yang akan dilaksanakan oleh para staff pengajar, keterbatasan ruangan praktikum keperawatan, sistem informasi akademik yang masih bersifat manual tidak seperti yang direncanakan. Standar 7: minimnya dosen melakukan penelitian secara mandiri maupun bersama, guna meningkatkan bidang keilmuan masing-masing. Berdasarkan hasil rekomendasi pembinaan program studi diploma pada Akademi Keperawatan Surya Nusantara, Pematangsintar terhadap pemenuhan standar pendidikan keperawatan yang terdiri dari standar (1) visi, misi dan sasaran, serta strategi pencapaian, standar (2) Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu, standar (3) Mahasiswa dan lulusan,
9 standar (4) Sumber daya manusia, standar (5) Kurikulum, pembelajaran, dan suasanan akademik, standar (6) pembiayaan, sarana dan prasaranan, serta sistem informasi, standar (7) Penelitian, pelayanan/pengaddian masyarakat, dan kerjasama, maka pihak manajeman program studi dianjurkan untuk melakukan perbaikan-perbaikan guna meningkatkan mutu pendidikan, sehingga hal ini akan berdampak terhadap pencapaian niai akreditasi institusi pada masa yang akan datang tidak memperoleh nilai C dari BAN-PT pada visitasi seperti tahun 2010 yang lalu, melainkan nilai yang memuaskan (Penilaian Akreditasi BAN-PT, 2010). 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana peranan institusi memenuhi standar pendidikan keperawatan dalam meningkatkan mutu pendidikan yang dilihat dari proses pengajaran guna meningkatkan mutu pendidikan. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan umum Untuk menganalisa faktor-faktor mana yang paling berkontribusi dari standar pendidikan keperawatan dalam peningkatan mutu proses pengajaran di Akademi Keperawatan Surya Nusantara, Pematangsiantar.
10 1.4.2 Tujuan khusus Adapun yang menjadi tujuan khusus pada penelitian ini, dibagi menjadi tahapan sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan penerapan peningkatan mutu dalam proses pembelajaran di Akper Surya Nusantara, Pematangsiantar. 2. Mendiskripsikan penerapan standar pendidikan keperawatan di Akper Surya Nusantara, Pematangsiantar. 3. Menganalisa hubungan standar 1: Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, serta Strategi Pencapaian (X 1 ) dengan mutu proses pembelajaran (Y). 4. Menganalisa hubungan standar 2: Tata Pamong, Kepemimpinan, Jaminan Mutu (X 2 ) dengan peningkatan mutu proses pembelajaran (Y). 5. Menganalisa hubungan standar 3: Mahasiswa dan Lulusan (X peningkatan mutu dalam proses pembelajaran (Y). 6. Menganalisa hubungan standar 4: Sumber Daya Manusia (X 3 4 ) dengan peningkatan mutu dalam proses pembelajaran (Y). 7. Menganalisa hubungan standar 5: Kurikulum, Pembelajaran serta Akademik (X 5 ) dengan ) dengan peningkatan mutu dalam proses pembelajaran (Y). 8. Menganalisa hubungan standar 6: Pembiayaan, Sarana dan Prasarana, serta Sistem Informasi (X6) dengan peningkatan mutu dalam proses pembelajaran (Y).
11 9. Menganalisa hubungan standar 7: Penelitian, Pelayanan/pengabdian kepada Masyarakat, dan Kerjasama (X 7 ) dengan peningkatan mutu dalam proses pembelajaran (Y). 1.5 Hipotesa Penelitian Adapun yang menjadi hipotesa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Terdapatnya hubungan yang searah dan signifikan antara pemenuhan standar pendidikan keperawanan terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran pada Akper Surya Nusantara Pematangsiantar. 2. Standar visi, misi, tujuan, sasaran, dan strategi pencapaian mempunyai pengaruh yang paling dominan dalam mempengaruhi peningkatan proses pembelajaran di akper Surya Nusantara Pematangsiantar. 1.6 Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan masukan bagi setiap institusi pendidikan untuk memperhatikan pentingnya standar pendidikan keperawatan dalam meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam hal proses pembelajaran dan mutu lulusan. Hal ini penting sebagai dasar pengembangan institusi pendidikan khususnya yang berkaitan dengan implementasi standar pendidikan keperawatan di Indonesia, serta dapat digunakan sebagai evidance based pada setiap institusi pendidikan keperawatan, dan sebagai informasi bagi peneliti lain yang tertarik meneliti hubungan standar pendidikan keperawatan terhadap peningkatan proses pembelajaran.
II. KAJIAN PUSTAKA AUDIT OPERASIONAL DAN KEPUASAN PELANGGAN
II. KAJIAN PUSTAKA AUDIT OPERASIONAL DAN KEPUASAN PELANGGAN Audit operasional merupakan audit terhadap hasil operasi setiap bagian dalam perusahaan untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari kinerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menjamin kelangsungan pembangunan suatu bangsa. Keberhasilan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen SDM perguruan tinggi sebagai bagian dari pengelolaan segenap civitas akademika. Salah satu tantangan (challenge) bagi manajer pendidikan tinggi khususnya manajemen
Lebih terperinciLampiran I. Instrumen Penelitian. Universita Sumatera Utara
Lampiran I Instrumen Penelitian Lembaran Penjelasan Kepada Calon Subjek Penelitian IMPLEMENTASI STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN TERHADAP PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN DI AKADEMI KEPERAWATAN SURYA NUSANTARA
Lebih terperinciABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004
ABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004 Oleh SUPARNO NIM: Q100010135 Program Studi: Magister Manajemen Pendidikan
Lebih terperinciKONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DALAM PENGEMBANGAN MUTU PERGURUAN TINGGI
PRAKTIK BAIK SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL DI PERGURUAN TINGGI Manfaat yang diperolah Setelah Penerapan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Perguruan Tinggi KONTRIBUSI SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Setiap orang, terutama warga negara Indonesia memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat dan bakat yang dimilikinya tanpa memandang
Lebih terperinciPENILAIAN AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 BAN-PT
PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Juli 2011 Skor AIPT Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 Status AIPT Rentang Skor
Lebih terperinciPENILAIAN AIPT. Skor AIPT. Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. Bobot (dalam %) 90
PENILAIAN AIPT Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi 26/02/2018 1 Skor AIPT 2 Sumber Penilaian 1 Borang Perguruan Tinggi 2 Evaluasi-Diri Perguruan Tinggi (dalam %) 90 10 Total 100 1 Status AIPT 3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimulainya AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour Area) pada tahun 2003 yang lalu, APEC pada tahun 2010, dan kesepakatan WTO (world trade organization)
Lebih terperinciPETA MASALAH DALAM AKREDITASI PRODI BERDASARKAN ISIAN BORANG AKREDITASI
1 PETA MASALAH DALAM AKREDITASI PRODI BERDASARKAN ISIAN BORANG AKREDITASI 9-Jun-15 Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti 2 Akreditasi sebagai bagian dari Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Lebih terperinciFORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI. Penilaian Dokumen Perorangan. Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :...
FORMAT 1. PENILAIAN BORANG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Dokumen Perorangan Nama Perguruan Tinggi :... Nama Asesor :... Kode Panel :... Tanggal :... No. 1 1.1 2 1.2 3 1.3.1 4 1.3.2 5 2.1.1 6 2.1.2 7 2.1.3
Lebih terperinciPROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI EMASLIM KEPALA SEKOLAH, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KOMPONEN KUALITAS SEKOLAH DI SMAN KABUPATEN TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STIKES CUT NYAK DHIEN LANGSA
RENCANA STRATEGIS STIKES CUT NYAK DHIEN LANGSA 2015-2019 PENDAHULUAN Yayasan Cut Nyak Dhien Langsa adalah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial di Kota Langsa. Salah satu wujud nyata
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM
RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2012 2013 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram 1 Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi dan perdagangan bebas yang dimulai tahun 2003 melalui Asean Free Trade Area (AFTA) menuntut peningkatan mutu calon pekerja di negara-negara Asean,
Lebih terperinciPERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN
PERAN FORUM DOKTOR (FDPKSI) DALAM MENDUKUNG TRI DHARMA PERGURUAN Di sampaikan dalam Pertemuan Konsultasi Nasional TINGGI Jakarta, 23 Maret 2017 DASAR PEMIKIRAN 1 2 3 Poltekkes Kemenkes aset bangsa Memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS, 2013) melaporkan bahwa terdapat negara dengan beban Human Immunodeficiency Virus (HIV) tertinggi dan kasus
Lebih terperinciS1 Manajemen. Visi. Misi
PAGE 1 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRISAKTI S1 Manajemen Visi Menuju Program Studi Sarjana yang berstandar internasional dengan tetap memperhatikan nilai-nilai lokal dalam mengembangkan ilmu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2013 DAFTAR ISI STANDAR 1 STANDAR 2 VISI, MISI,
Lebih terperinciINSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PADA PROGRAM PROFESI
Lampiran Peraturan BAN-PT Nomor 27 Tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Minimum Pembukaan Program Studi Pendidikan Guru pada Program Profesi BAN-PT INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BANTUAN OPERASIONAL PERGURUAN TINGGI NEGERI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata baik materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciDRAFT 19 Oktober2012 STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA. [Type text]
DRAFT 9 Oktober202 STANDAR PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA [Type text] Kata Pengantar Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga Standar Pendidikan
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM
RENCANA OPERASIONAL PRODI NERS STIKES MATARAM 2013 2014 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM Jalan Swakarsa III No 10 14 Grisak Kekalik Mataram Kata Pengantar Puji Syukur kepada Allah SWT, atas
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Keunggulan human development capital menjadi kunci utama meraih peluang dalam menghadapi kompetisi ketat di era keterbukaan. Meningkatnya keinginan masyarakat untuk memiliki
Lebih terperinciBOBOT PENILAIAN BORANG PRODI
BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI No. Butir Aspek Penilaian Bobot 1 1.1.a Kejelasan dan kerealistikan visi, misi, tujuan, dan sasaran program studi. 1.04 2 1.1.b Strategi pencapaian sasaran dengan rentang waktu
Lebih terperinciINSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR
Lampiran Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Instrumen Akreditasi Minimum Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur BAN-PT INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN
TIM POKJA BAB I PENDAHULUAN BAB II KETENTUAN UMUM BAB III DASAR, FUNGSI DAN TUJUAN BAB IV PRINSIP PENYELENGGARAAN PEND KEB BAB V PESERTA DIDIK BAB VI JALUR DAN JENJANG PENDIDIKAN BAB VII STANDAR NASIONAL
Lebih terperinciGUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL
MEWUJUDKAN SDM PTS BERMUTU GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL Oleh Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, Ph.D. (Direktur Jenderal Sumber Daya Iptek dan Dikti, Kemenristekdikti) Visi Kemenristekdikti Terwujudnya pendidikan
Lebih terperinciLAPORAN KINERJA FAKULTAS / UNIT
LAPORAN KINERJA FAKULTAS / UNIT TAHUN 7 Capaian Kinerja Fakultas / Unit Tahun 7 RTM 7 ANALISIS RESIKO KINERJA KRITERIA STANDAR TARBIYAH SYARIAH KEDOKTERAN Standar Visi Misi Tujuan dan Sasaran, serta Strategi
Lebih terperinciPENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI
PERANAN, FUNGSI DAN KEBIJAKAN BAN-PT DALAM PELAKSANAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN TINGGI Sosialisasi 2013: Peningkatan Kinerja Sistem Penjaminan Mutu Eksternal dalam Mewujudkan Perguruan Tinggi
Lebih terperinciKEBIJAKAN MAJELIS AKREDITASI BAN-PT TENTANG PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI
KEBIJAKAN MAJELIS AKREDITASI BAN-PT TENTANG PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI Oleh LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU (LP3M) UNIVERSITAS HAMZANWADI Latar Belakang Pasal 7 Permenristekdikti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Para pemimpin ASEAN setuju untuk mempercepat integrasi perekonomian dan membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) menjadi tahun 2015 pada ASEAN Summitbulan Januari 2007
Lebih terperinciWORKSHOP AKREDITASI PROGRAM STUDI ITY PENYUSUNAN BORANG STANDAR 2 DAN 4. di BPM UMY
WORKSHOP AKREDITASI PROGRAM STUDI ITY PENYUSUNAN BORANG STANDAR 2 DAN 4 di BPM UMY 3-4 Pebruari 2016 BOBOT PER SUBBUTIR PENILAIAN BORANG YANG DIISI OLEH PROGRAM STUDI I. 3,12 II. 6,24 III. 15,6 Visi, misi,
Lebih terperinciVISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU
STANDAR 1 STANDAR 2 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN TATA PAMONG, KEPEMIMPINAN, SISTEM PENGELOLAAN, DAN PENJAMINAN MUTU Halaman 6 13 STANDAR 3 MAHASISWA DAN LULUSAN 29 STANDAR
Lebih terperinciDOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI)
DOKUMEN KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) AKADEMI KEPERAWATAN BETHESDA TOMOHON 2017 I. Visi, Misi dan Tujuan VISI Menjadi Program Studi DIII Keperawatan Yang Berdaya Saing Nasional, berlandaskan
Lebih terperinciPELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012
PELUANG DAN TANTANGAN MENGHADAPI AKREDITASI PENDIDIKAN TINGGI BERDASARKAN UU 12/2012 Workshop tentang Outcomes Based Education Dwiwahju Sasongko, Sekretaris BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI BAN-PT
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan Latar Belakang
Bab 1. Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan Pembangunan pendidikan tinggi sebagaimana yang diamanatkan oleh UUD 1945 merupakan bagian tugas dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Perguruan tinggi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan survei yang dilakukan oleh United Nations Development Program ( UNDP ) pada 2007, menempatkan Human Development Index ( HDI ) Indonesia pada ranking
Lebih terperinciBORANG BARU VS BORANG LAMA
I II III Visi, misi, tujuan dan sasaran, serta strategi pencapaian Tata pamong, kepemimpinan, sistem pengelolaan, dan penjaminan mutu Mahasiswa dan lulusan BORANG BARU VS BORANG LAMA 1 1.1.a Kejelasan
Lebih terperinciKampus & Sekretariat Pendaftaran. Website :
Kampus & Sekretariat Pendaftaran Twiter : STIMAIMMI Facebook : stima.immi3 Website : www.stimaimmi.ac.id PEDOMAN OPERASIONAL AUDIT AKADEMIK INTERNAL BADAN PENJAMINAN MUTU AKADEMIK (BPMA) SEKOLAH TINGGI
Lebih terperinciSEKOLAH DASAR NEGERI BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA SEMARANG
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SEKOLAH DASAR NEGERI BERTARAF INTERNASIONAL DI KOTA SEMARANG dengan Penekanan Desain Green Architecture Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/11 1 Judul STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 04 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/11 2 Lembar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. belum menyadari bahwa suatu keberhasilan kerja berakar pada nilai-nilai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya organisasi merupakan hal penting ketika dihadapkan pada upaya peningkatan kinerja organisasi dan pegawai didalamnya. Banyak orang belum menyadari bahwa suatu
Lebih terperinciBEST PRACTICE PENGELOLAAN AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (7-Standart)
BEST PRACTICE PENGELOLAAN AKREDITASI PERGURUAN TINGGI (7-Standart) Dr. AINUR ROFIEQ, M.Kes. Dosen Kopertis Wilayah VII Dpk.pada Universitas Muhammdiyah Malang (UMM) Asesor BAN-PT Konsultan AIPT Higher
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jasa, aliran investasi dan modal, dan aliran tenaga kerja terampil.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap negara pasti memiliki hubungan interaksi dengan negara lain yang diwujudkan dengan kerja sama di suatu bidang tertentu. Salah satu diantaranya adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5)
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, akan dibahas beberapa hal pokok yang mencakup 1) latar belakang penelitian, 2) fokus penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) kegunaan penelitian, 5) ruang lingkup penelitian,
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO SPMI-UNW SM 01 04 UNGARAN Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan Sistem Penjaminan Mutu Internal Universitas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Dengan mulai diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) tahun
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan mulai diberlakukannya Asean Free Trade Area (AFTA) tahun 2003, persaingan sumber daya manusia tidak lagi dibatasi sekat geografis sebuah negara. Hal ini berarti
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinciFORMAT 3 : FORMAT PENILAIAN INSTRUMEN AMAI PROGRAM STUDI JENJANG S1 PROGRAM STUDI... FAKULTAS... WAKTU VISITASI,...
FORMAT 3 : FORMAT PENILAIAN INSTRUMEN AMAI PROGRAM STUDI JENJANG S1 PROGRAM STUDI... FAKULTAS... WAKTU VISITASI,... BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 FORMAT 3 : BERITA ACARA
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI
BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER PSIKOLOGI PROFESI BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2013 BAN-PT: Buku IIIB Borang Unit Pengelola
Lebih terperinciBAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS A. Kebijakan Umum 1. Fakultas sebagai bagian dari Universitas Andalas berpartisipasi aktif dalam gerakan menjag
MANUAL MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2015-2019 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas 2015 Manual Mutu FISIP Tahun 2015-2019 1 BAB I KEBIJAKAN MUTU INTERNAL
Lebih terperinciSTANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung STANDAR MUTU Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Program Studi S1 Teknik Elektro Halaman : 1 dari 10 Penanggung Jawab Proses Nama Jabatan
Lebih terperinciStandar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain
Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai
Lebih terperincilaporan hasil audit internal
laporan hasil audit internal UNIT PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES KEMENKES SURAKARTA 2016 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Kegiatan audit internal Poltekkes Kemenkes Surakarta dilakukan 2 kali dalam tahun 2016.
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN
RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN 2017 2020 Strategi: 1. Peningkatan relevansi melalui peningkatan kemampuan pengetahuan, keahlian
Lebih terperinciMANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI
MANAJEMEN PENGELOLAAN DAN STRATEGI PERUBAHAN PERGURUAN TINGGI 1 Pendahuluan globalization free trade market, globalization in Berdirinya Perguruan tinggi Baru Masyarakat Semakin Cerdas Orientasi persaingan
Lebih terperinciINSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL
No. Dok: LPM.04 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 1/ 13 INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL No. Dok: LPM.04 No. Rev : 0 Berlaku: Januari 2018 Hal : 2/ 13 BAB I VISI dan MISI A. Visi ISTA Visi Institut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER
EDISI SOSIALISASI Oktober 2009 BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI MAGISTER BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009 BAN-PT: Borang Unit Pengelola
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015
PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015 NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI 2016 12/8/2016 3:54 PM 1 SISTEMATIKA PERMENRISTEKDIKTI
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation
Lebih terperinciAIPT UNTUK PENGEMBANGAN IPT
AIPT UNTUK PENGEMBANGAN IPT Melakukan peningkatan mutu input-prosesoutcome secara berkelanjutan Menjamin mutu layanan kegiatan akademik, meningkatkan kesadaran mutu dan kemampuan melakukan analisis mutu
Lebih terperinciIBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010
IBI-AIPKIND Jogyakarta, 25 Juli 2010 BAB I PENDAHULUAN BAB II PENYELENGGARAAN PENDD.KEB. BAB III JALUR DAN JENJANG PENDIDIKAN BAB IV SNPK BAB V KETENTUAN PERALIHAN BAB VI PENUTUP Salah satu kunci utama
Lebih terperinciWorkshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Keperawatan dan Kebidanan
Workshop Nasional Kesepakatan Sistem Ujian Keperawatan dan Kebidanan Makassar, 13-14 Maret 2010 DIREKTORAT AKADEMIK DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA - (INDONESIAN
Lebih terperinciPROFIL LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI TAHUN
PROFIL LEMBAGA PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM NEGERI TAHUN 2015-2025 UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA 2 0 1 5 KATA PENGANTAR Bismillâhirahmânirrahîm, Ketika didirikan pada tahun 1973, IAIN Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang telah diaudit oleh akuntan publik. Selain itu, kondisi perekonomian domestik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan jasa profesi akuntansi, khususnya jasa akuntan publik di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Banyak peraturan perundangundangan yang mewajibkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber Daya Manusia (SDM) adalah kekayaan suatu negara yang dijadikan sebagai modal dasar pembangunan. Pembangunan bertujuan untuk menciptakan lingkungan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: KM 60 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa sebagai tindak
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI
BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK
Lebih terperinciRENCANA OPERASIONAL (RENOP)
RENCANA OPERASIONAL (RENOP) [Type the document subtitle] [Pick the date] [Type the company name] uusserrrr FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA TAHUN 2015 Kata Pengantar
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN
SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
Lebih terperinciAKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR
EDISI SOSIALISASI Oktober 2009 BAN-PT AKREDITASI PROGRAM STUDI DOKTOR BUKU IIIB BORANG UNIT PENGELOLA PROGRAM STUDI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2009 BAN-PT: Borang Unit Pengelola
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting karena pendidikan merupakan pondasi pembangunan suatu bangsa. Jika pendidikan tidak berjalan dengan
Lebih terperinciUPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU
UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU Oleh : Lailatussaadah Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar-Raniry Email: lailamnur27@gmail.com ABSTRAK Kinerja guru merupakan hasil, kemajuan dan prestasi kerja guru
Lebih terperinciStandar Mutu UMSIDA (di copy dari BPM UMSIDA) 0
(di copy dari BPM UMSIDA) 0 (di copy dari BPM UMSIDA) 1 STANDAR MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO STANDAR MUTU Visi, Misi, Tujuan, Sasaran serta strategi pencapaian Tata pamong, Kepemimpinan, Sistem
Lebih terperinciSTANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN PROFESI BIDAN IKATAN BIDAN INDONESIA dan ASSOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEBIDANAN INDONESIA 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan pada hakekatnya diarahkan
Lebih terperinci4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republi
PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa pendidikan Kota
Lebih terperinciAKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
BAN-PT AKREDITASI INSTITUSI PERGURUAN TINGGI BUKU VI MATRIKS PENILAIAN BORANG DAN EVALUASI-DIRI BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI JAKARTA 2011 BAN-PT: Matriks Penilaian Instrumen Akreditasi Institusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, negara-negara yang tergabung dalam ASEAN, akan memasuki era baru penerapan perdagangan bebas kawasan Asia Tenggara, yaitu ASEAN Free Trade
Lebih terperinci1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT
1. Jatidiri prodi 2. Makna tatapamong 3. Tatapamong dalam konteks SNP 4. Tatapamong dalam perspektif kegiatan akreditasi BAN PT 5. Tatapamong prodi yang efektif 6. Pengembangan tatapamong prodi S1 PGSD
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kemajuan suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh tingkat kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciSTANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Kode Dokumen : Revisi ke : Tanggal : 15 April 2015 Diajukan Oleh Disetujui oleh : Tim Penjaminan Mutu : Direktur Naproni, S. T., M. Kom. NIK. 0106003 SISTEM PENJAMINAN
Lebih terperinciSTANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL
SM SPMI Hal : 1/8 1 Judul STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK-SPMI SM 03 SUMEDANG 2016 SM SPMI Hal : 2/8 2 Lembar Pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. elemen pembangunan adalah orang yang sangat berkompeten dalam bidangnya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu faktor yang paling kritis dan sangat dibutuhkan oleh berbagai elemen pembangunan adalah orang yang sangat berkompeten dalam bidangnya atau disebut juga
Lebih terperinciRENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG TAHUN
RENCANA INDUK PENGEMBANGAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG TAHUN 2015-2018 Oleh : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Akper Pamenang AKADEMI KEPERAWATAN PAMENANG
Lebih terperinciPenyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI
Penyelenggaraan Pendidikan Profesi berdasarkan Ketentuan Perundang-undangan untuk Menghasilkan Lulusan sesuai KKNI Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Workshop Tindak Lanjut Penerbitan SK Izin Penyelenggaraan
Lebih terperinci2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan perwujudan dari sarana untuk mengembangkan dan meningkatkan proses pembangunan nasional, tentunya pendidikan tersebut harus ditunjang dengan sarana
Lebih terperinci4/11/2016 RIP ITENAS AGENDA. Pendahuluan. Masa depan Itenas. Itenas. masa kini. Sejarah. Itenas
RIP ITENAS 2014-2030 RAPAT KERJA ITENAS 22 Desember 2014 H. Hilton - Bandung AGENDA PENDAHULUAN VISI ITENAS 2030 STRATEGI PENGEMBANGAN ITENAS 2014-2030 PROGRAM PENGEMBANGAN ITENAS 2014-2030 PROYEKSI POPULASI
Lebih terperinciASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN NERS INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, JULI 2010
INDONESIA PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA HPEQ-DIKTI BATAM, 16-17 JULI 2010 Pendahuluan Tenaga keperawatan sebelum 1962: Jenis pendidikan bervariasi Lama pendidikan bervariasi Hospital based education
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada akhir tahun 2015 ini, akan mulai diberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi MEA yang meliputi lima aspek
Lebih terperinciSTANDAR 2 : STANDAR ISI PEMBELAJARAN
STANDAR 2 : STANDAR ISI PEMBELAJARAN 1. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Visi Menjadi institusi perguruan tinggi ilmu pelayaran yang berkelas dunia dan terdepan di Indonesia. Misi 1.
Lebih terperinciA.1. Perolehan harapan pelanggan terkait kualitas lulusan dari pengguna lulusan, asosiasi profesi dan alumni
ISO A. Proses-proses Tingkat PS A.1. Perolehan harapan pelanggan terkait kualitas lulusan dari pengguna lulusan, asosiasi profesi dan alumni sedang dilakukan penelusuran, akan tetapi data belum terkumpul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam konteks pembangunan bangsa dan negara, masih mengalami permasalahan yang serius. Kunandar (2011:7), menjelaskan bahwa bangsa Indonesia kini
Lebih terperinciFORMAT PENILAIAN INSTRUMEN AMAI PROGRAM STUDI JENJANG S1
FORMAT 1 : FORMAT PENILAIAN INSTRUMEN AMAI PROGRAM STUDI JENJANG S1 PROGRAM STUDI... FAKULTAS... WAKTU DESK EVALUASI,... BADAN PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2013 FORMAT 1 : BERITA
Lebih terperinci