BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sumatera Utara). Berawal dari sifat sosial dan melihat tercemarnya sungai-sungai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Sumatera Utara). Berawal dari sifat sosial dan melihat tercemarnya sungai-sungai"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Kolam Pancing Deep Zone Gambaran Umum Kolam pancing Deep zone adalah suatu tempat yang dibangun untuk memancing. Kolam pancing Deep zone didirikan pada tahun 2007 oleh suatu organisasi memancing yang namanya POMSU (Persatuan Olah raga Memancing Sumatera Utara). Berawal dari sifat sosial dan melihat tercemarnya sungai-sungai dari berbagai bahan seperti limbah rumah tangga, racun, dan sebagainya. Hal tersebut membuat terbentuknya suatu organisasi yang dibentuk tahun 2004 dimana organisasi ini memiliki misi utamanya membuat wadah untuk para hobi memancing. Kemudian mengadakan turnamen dan mensupport kolam pancingkolam pancing yang di kota Medan dan Deli Serdang. Berlanjut hingga ada keinginan untuk menjadikan kegiatan memancing ini menjadi pariwisata di Sumatera Utara. Namun Gubernur Provinsi Sumatera Utara tidak mendukung maka secara perlahan kegiatan organisasi ini semakin menurun dan akhirnya berhenti. Kemudian sekitar tahun 2009 kolam pancing ini diambil alih menjadi milik pribadi oleh Pak Alwan Sinuraya selaku manager organisasi POMSU, 39

2 karena organisasi POMSU sudah tidak aktif lagi. Pak Sinuraya mengembalikan semua dana beberapa anggota organisasi POMSU tersebut yang digunakan untuk membangun kolam pancing. Kolam pancing ini diberi nama Deep Zone yang artinya daerah yang mendalam, alasan memilih nama ini sederhana yaitu pada saat Pak Alwan Sinuraya mengambil alih kolam pancing tersebut Pak Alwan Sinuraya merasa berat dalam duitnya saat mengembalikan dana beberapa anggota POMSU yang memiliki investasi di kolam pancing tersebut. Sebagai kolam pancing arena galatama yang artinya merupakan kolam pancing yang mengutamakan kompetisi dengan cara mengadakan perlombaan dengan membayar berbagai sum yang ditawarkan atau taruhan. Kolam pancing Deep Zone ini menyediakan ikan yang besar dengan berat 2 kg sampai 7 kg yang merupakan menjadi daya tarik utama pada kolam ini. Namun ikan hasil pancing tidak dapat dibawa pulang. Kolam pancing ini juga menyediakan fasilitas untuk mendukung kenyamanan para pemancing seperti pondok untuk tempat berteduh yang dibuat sepanjang sisi kolam. Pondok tersebut dibuat dengan seng dan tiang kayu kemudian diberi lampu tiap jarak 1,5 meter untuk penerangan saat memancing malam hari. Setiap jarak 1 meter di beri kursi yang terbuat dari plastik fiber, untuk tempat duduk para pemancing. Pada bagian tengah kolam juga diberikan air pancur kecil yang dibuat sepanjang kolam yang berguna untuk sirkulasi air dan sumber oksigen yang berguna untuk kesehatan ikan yang ada di dalam kolam. Demi kenyamanan pemancing, pihak kolam juga menyediakan panitia dan pegawai yang selalu standby melayani pemancing. 40

3 Kolam pancing Deep Zone menyediakan tiga orang panitia. Panitia yang mengatur perlombaan agar berlangsung dengan baik dan kondusif. Dimana panitia menyediakan nomor undian agar tidak terjadi sikap-sikap curang maka sebelum mancing dimulai para pemancing mendaftarkan namanya dan mengambil nomor undian tempat duduknya. Panitia bertugas menimbang dan mencatat berat ikan yang didapat para pemancing, hingga akhir waktu panitia dapat menetukan pemenangnya. Panitia juga dibantu 6 orang sebagai tukang tanggok. Tukang tanggok ini bertugas untuk menanggok dan melepaskan mata kail dari ikan yang didapat pemancing, kemudian membawa ikan tersebut ke bagian panitia untuk ditimbang, dicatat dan diumumkan. Pihak kolam pancing juga membuat sebuah kantin yang menyediakan makanan, minuman, rokok dan umpan sebagai sarana pendukung kenyamanan para pemancing. Ada tujuh pegawai yang siap siaga melayani kebutuhan pemancing. Seperti mengantar makanan, minuman atau rokok ada lima orang pegawai, jadi para pemancing tidak perlu repot-repot pergi ke kantin karena pegawai siap siaga mengantar pesanan pemancing. Dua orang lagi pegawai di bagian dapur kantin. Kolam Pancing Deep Zone terletak di Jln. Flamboyan Raya, Simpang Melati, Kelurahan Tj. Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan dan menempati tanah seluas meter. Alasan memilih lokasi ini karena lokasi ini strategis dan keadaan lingkungannya yang masih banyak ditumbuhi pehonan maka sangat mendukung untuk dijadikan area kolam pancing. Lokasi ini juga mudah dijangkau oleh masyarakat karena berada di daerah yang tidak jauh dari 41

4 jalan besar dan sekitar 1000 meter dari pasar tradisonal yaitu Pajak Melati. Dari jalan besar masuk ke dalam gang hanya berjarak meter, di sekitar perjalanan ke dalam gang cukup sejuk karena masih banyak pepohonan dan kebun warga. Di sekitar lingkungan kolam pancing juga ditanami pepohonan yang membuat lingkungan kolam pancing menjadi sejuk dan asri. Gambaran lokasi tersebut membuat lingkungan menjadi asri dan tidak bising oleh keramaian kota sehingga para pemancing merasa nyaman memancing di kolam pancing ini. Letak kolam pancing Deep Zone yang strategis memudahkan masyarakat menjangkau tempat ini. Pengunjung yang datang untuk memancing per harinya mencapai orang. Jumlah itu merupakan jumlah pengunjung yang memancing dari sore hari hingga malam hari atau dari pukul 16:00-22:00 WIB. Kolam pancing yang luas dengan ukuran kolam panjang 100 m dan lebar 50 m dan kedalaman kolam 130 cm. Kolam ini berisi ikan dengan jumlah berat + 15 ton. Rata-rata ukuran berat ikan di dalam kolam 2 kg sampai 7 kg per ekornya. Ikan dibeli dari daerah Siantar, Sibiru-biru, dan Sembahe yang mana ikan daerah ini merupakan ikan hasil ternakan pada lahan sawah. Awalnya ikan dibeli dari daerah Karanggaol dimana ikannya merupakan ikan ternak di lahan danau. Namun ikan hasil ternak danau daya tahannya sangat kurang sehingga lebih rentan cepat mati. Beda dengan ikan hasil ternak di sawah, daya tahannya cukup kuat. Hal ini sangat mempengaruhi keuntungan pihak kolam, karena ikan hasil pancingan para pemancing tidak boleh dibawa pulang melainkan dikembalikan ke kolam pancing. Hal ini dilakukan karena kolam pancing ini merupakan kolam pancing kompetisi. 42

5 Kolam pancing Deep Zone ini memiliki empat kolam yang berukuran 2 X 4 meter yang terbuat dari batu bata dan semen. Ini berguna untuk tempat karantina ikan sebelum dimasukkan ke kolam pemancingan. Pak Alwan sendiri selaku pemilik usaha kolam pancing ini memiliki kemampuan untuk merawat ikan yang sakit, dan merawat ikan yang lain agar tetap sehat. Gambar 1. Kolam Pancing Deep Zone Peraturan yang Ditetapkan Dalam sekali perlombaan memancing hanya berdurasi 2 jam. Pada saat ada event pengunjung mencapai 200 sampai 300 orang, jumlah itu merupakan jumlah pengunjung yang memancing dari sore hari hingga malam hari mulai pukul 16:00 hingga 22:00 WIB. Dalam sekali perlombaan memancing hanya berdurasi 2 jam. Lebih lengkapnya jadwal buka kolam pancing dan jadwal perlombaan mancing yaitu: 43

6 1. Hari Senin s/d Jumat Pukul 16:00-18:00 WIB, pukul 18:00-20:00 WIB, dan pukul 20:00-22:00 WIB 2. Hari Sabtu, Minggu dan Hari Besar Pukul 14:00-16:00 WIB, pukul 16:00-18:00 WIB, pukul 18:00-20:00 WIB, dan 20:00-22:00 WIB Tarif yang ditetapkan oleh pihak kolam pancing Deep Zone dan berlaku sejak tahun 2009, tarif yang ditetapkan berlaku untuk pemancing siapa saja. Untuk tarifnya sendiri dibedakan dari jenis perlombaannya, antara lain adalah * Hari biasa [Senin s/d Minggu] Tarif Rp50.000/2jam atau 1 kali show Biaya sampingan, untuk hadiah dibuat dalam bentuk jenis ikan yaitu: Ikan CS : berat 2,5 Kg 3 Kg tarif Rp Ikan DJ : berat 3,2 Kg 3,5 Kg tarif Rp Ikan GM : berat 3,5 Kg 2 garis - 4 Kg tarif Rp Saat event [awal bulan minggu pertama] Tarif Rp /2jam atau1 kali show Biaya sampingan, untuk hadiah ikan: Ikan CS : berat 2,5 Kg 3 Kg tarif Rp Ikan DJ : berat 3,2 Kg 3,5 Kg tarif Rp Ikan GM : berat 3,5 Kg 2 garis - 4 Kg tarif Rp

7 Pihak kolam pancing Deep Zone memberikan hadiah kepada pemancing, jika mendapatkan ikan sesuai yang ditetapkan. Adapun hadiah yang dapat diterima pemancing adalah: Hari biasa Tarif X jumlah pemancing 20% Contoh: Rp X 10 orang= Rp (Rp500.00X20%)= Rp Hadiah sampingan Untuk ikan CS, Dj dan GM : tarif masing-masing jenis ikan X jumlah pemancing 10% Contoh: untuk ikan CS Rp X 10 orang= Rp (Rp X10%) = Rp inilah hadiah bagi pemenang ikan CS Hadiah saat event Juara 1. Rp Juara 2. Rp Juara 3. Rp Juara 4. Rp Juara 5. Rp Hadiah untuk ikan kungpai Rp , bebas pada hari apa saja. 45

8 Gambar 2. Ikan Mas Kungpai Tarif yang dikenakan dan hadiah yang diberikan dapat berubah karena ada saat atau hari-hari tertentu untuk perlombaan mancing yang tarifnya itu lebih besar sesuai kesepakatan para pemancing bersama. Perlombaan memancing ini memiliki peraturan yang tegas yang harus dipatuhi para pemancing. Adapun peraturan yang ditetapkan adalah para pemancing harus menggunakan satu buah pancing dengan satu mata kail, dan umpan yang digunakan harus berbahan dasar pelet. Inovasi umpan pelet dapat ditambah perasa atau pewangi atau yang lainnya. Tidak boleh menggunakan umpan jenis lain selain pelet seperti; cacing, ulat bambu, resep, ulat jerman, ulat gendon, dan lain-lain Tujuan Gagasan Alwan Sinuraya mendirikan kolam pancing Deep Zone pada mulanya berawal dari rasa prihatin melihat tercemarnya sungai-sungai yang disebabkan oleh racun pukat untuk menangkap ikan, sampah rumah tangga yang mengandung zat kimia dan lainnya. Awalnya sungai menjadi tempat yang dimanfaatkan masayarakat untuk mencari ikan baik dengan cara menjala maupun 46

9 memancing. Saat memancing menjadi hobi masyarakat, sungai merupakan salah satu tempat mereka menyalurkan hobi. Melihat fenomena tersebut Alwan Sinuraya merasa prihatin dan berkeinginan untuk mengembangkan hobi memancing pada masyarakat. kemudian mengajak teman-temannya untuk membentuk suatu organisasi dengan nama POMSU (Persatuan Olahraga Memancing Sumatera Utara). Tujuan utama organisasi POMSU ini ialah mengembangkan dan melestarikan hobi memancing pada masyarakat. Organisasi POMSU melihat banyaknya dampak positif dari kegiatan memancing ini yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Memancing sebuah hiburan yang dapat menenangkan jiwa dan pikiran manusia dalam kata lain memancing menjadi kegiatan relaksasi. Memancing menjadi satu cara mengajarkan masyarakat pentingnya menjaga kelestarian alam terutama pada perairan dan ikan-ikan. Lingkungan yang sejuk karena pepohonan yang tumbuh di sekitar tempat memancing juga berpengaruh baik pada kesehatan manusia disekitarnya seperti para pemancing yang sedang memancing. Selain sebagai tempat berteduh bagi para pemancing, sirkulasi udara disekitar kolam pancing juga akan menjadi sehat. Hal ini akan mengajarkan masyarakat secara tak langsung untuk menjaga dan melestarikan tumbuhan atau pepohonan di lingkungan rumah, di tempat kerja dan dimana saja karena memiliki banyak manfaat. Kemudian tujuan organisasi POMSU berkembang ingin menjadikan kegiatan memancing ini menjadi pariwisata. Organisasi POMSU melakukan banyak kegiatan terutama mengadakan turnamen memancing pada tiap-tiap daerah di Medan. Pemancing yang ikut bebas 47

10 diperbolehkan dari kalangan mana saja, daerah mana saja, suku bangsa apa saja. Kegiatan itu berlanjut tidak terlalu lama dikarenakan kurangnya dukungan dari Gubernur Sumatera Utara yang pada saat itu di duduki oleh Rudolf Pardede. Walaupun organisasi POMSU sudah bergabung dengan Dinas Pariwisata dan tercatat di Pemko, namun gubernur kurang menyetujui untuk dijadikan dan dikembangkannya memancing ini menjadi suatu pariwisata. Keputusan mendirikan kolam pancing dikarenakan para anggota organisasi POMSU berkeinginan membuat suatu wadah memancing yang dapat menjadi tempat berkumpul, bersosialisasi dengan teman-teman dan juga mengembangkan bisnis memancing. Melihat perkembangan memancing yang semakin besar, dengan membaca bukti konkret semakin bertambahnya peminat memancing serta menjamurnya kolam pancing di Medan, yang membuat organisasi berkeinginan memiliki kolam sendiri. Hal inilah yang membuat kolam pancing Deep Zone dibangun. Semua dana pembuatan kolam pancing beserta fasilitasnya ditanggung bersama para anggota POMSU pada tahun Pada tahun 2009 kolam pancing ini diambil alih oleh pak Alwan sendiri menjadi kolam pribadi, dan semua dana pembangunan yang keluarkan para anggota POMSU diganti pak Alwan. Hal tersebut terjadi karena tidak aktifnya lagi organisasi POMSU, akibat dari tidak adanya dukungan dari Gubernur Sumatera Utara atas misi organisasi POMSU. Saat inikolam pancing dikelola pak Alwan sendiri dan masih dengan tujuan yang sama yaitu, sebagai wadah para pemancing yang hobi memancing, menjadi tempat berkumpul dan bersosialisasi, dan juga menjadi sebuah usaha untuk menambah ekonomi keluarga. 48

11 Interaksi Sesama Pengunjung Pengunjung kolam pancing ini majemuk yaitu dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Kebanyakan pengunjung berprofesi sebagai wiraswasta yang rata-rata pengusaha, tetapi tidak sedikit juga yang pegawai negeri, seperti TNI, Brimob, Kepala RUTAN Tj. Gusta, pejabat, pegawai kantoran dan lain-lain. Suku bangsa pengunjung juga majemuk ada suku bangsa Karo, Jawa, Cina, Batak, Mandailing dan lainya yang mana rata-rata jumlah masing-masing seimbang. Pengunjung tidak hanya datang dari daerah sekitar atau masyarakat kota Medan saja, melainkan juga ada dari daerah Binjai, Tj. Merawa, Berastagi, Siantar dan lain-lain. Interaksi yang terjalin antara masing-masing pengunjung tercipta karena adanya rasa saling pengertian dan kebersamaan diantara sesama pengunjung. Para pengunjung umumnya saling mengenal, tetapi tidak saling mengenal secara mendalam hanya sebatas menyapa. Pengunjung kolam pancing Deep Zone sangat ramah-ramah dan peduli dengan pengunjung yang lain, hal ini terlihat ketika para pemancing yang satu tidak memiliki salah satu alat perlengkapan untuk memancing maka para pemancing yang lain dengan iklas memberikan atau meminjamkannya. Para pemancing juga saling bertukar pikiran mengenai memancing, seperti umpan yang digunakan, alat pancing yang bagus, dan strategi cara menarik pancing saat dimakan ikan. Suasana bercanda saat memancing juga terlihat antara para pemancing. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sesama pengunjung memiliki rasa kebersamaan yang tinggi dan memiliki kepedulian yang tinggi sebagai para hobi memancing. Walaupun kolam pancing Deep Zone 49

12 ini bersifat perlombaan yang dimana biasanya dalam perlombaan pasti ada persaingan, namun dalam kegiatan memancing di kolam pancing ini para pemancingnya bersikap sportif dan mematuhi aturan yang sudah ditetapkan panitia kolam pancing Deep Zone. Hal tersebut membuat minimnya terjadi persaingan tidak sehat, prilaku curang maupun konflik antara pemancing saat kegiatan memancing berlangsung Kolam Pancing Paya Buah Gambaran Umum Kolam pancing Paya Buah adalah suatu tempat yang menyediakan sarana untuk memancing. Kolam pancing Paya Buah didirikan pada tahun 1992 oleh Wak Yung dan mulai beroperasi pada tahun Kolam pancing ini diberi nama Paya Buah, alasan memilih yaitu karena kata Paya Buah berasal dari bahasa Karo dengan kata Paya artinya air dan Buah artinya buah dengan ini kata Paya Buah membentuk makna air yang berbuah. Sebagai kolam pancing hiburan, kolam pancing Paya Buah menyediakan tiga kolam pancing yang berbeda. Pertama, kolam pancing harian ikan emas. Kedua, kolam pancing serbu ikan emas. Ketiga, serbu ikan lele. Ketiga jenis kolam ini menjadi daya tarik pengunjung, karena satu kolam pancing 50

13 menyediakan tiga jenis kolam. Kemudian yang menjadi daya tarik juga ikan hasil tangkapan para pemancing dapat dibawa pulang. Kolam pancing Paya Buah ini menyediakan fasilitas untuk mendukung kenyamanan para pemancing saat memancing. Pondok yang terbuat dari seng, terpal dan bertiang kayu. Pondok dibuat sepajang sisi kolam pancing dan diberi lampu dengan jarak masing-masing kurang lebih 1,5 meter. Selain lampu, pondok juga diberikan kursi yang terbuat dari kayu. Kolam pancing juga diberi sirkulasi air, air masuk dan air keluar hal ini berguna untuk kesehatan air dan ikan yang ada di dalam kolam pancing. Tidak hanya menyediakan kolam ikan, kolam pancing Paya Buah ini juga menyediakan kantin. Kantin menyediakan makanan dan minuman, rokok, serta umpan siap pakai seperti tabur, umpan jepit, dan cacing. Kantin ini memiliki empat pegawai yang selalu standby mengantarkan pesanan para pemancing, agar pemancing tidak perlu repot-repot ke kantin. Ada tiga pegawai wanita yang sebagai pembuat makanan dan minuman serta mengantarkan langsung ke para pemancing yang memesan dan satu pegawai laki-laki yang bertugas mengawasi kolam, serta memasukkan ikan (jatah pemancing). Kolam pancing Paya Buah terletak di jalan sakura No.62 B Simpang Melati, Kelurahan Tj. Selamat, Kecamatan Medan Tuntungan, Medan dan menempati tanah seluas 600 m2. Alasan memilih lokasi ini karena lokasi ini merupakan awalnya milik pribadi, kemudian melihat lingkungannya yang jauh dari polusi udara serta masih banyak ditumbuhi pepohonan maka lokasi ini cocok dibuat lahan kolam pancing. Lokasi kolam pancing ini juga gampang dijumpai 51

14 karena lokasi ini dekat dengan pasar tradisional pajak melati. Jarak dari simpang melati ke kolam pancing Paya Buah meter, kemudian masuk gang sekitar 50 meter. Sepanjang jalan masuk ke dalam gang akan terasa sejuk karena dikelilingi pepohonan. Saat masuk kedalam gang akan terlihat disepanjang sisi jalan pohon pinang berbaris, serta pohon buah-buahan lain yang ditanam penduduk sekitar. Gambaran lokasi tersebut membuat lingkungan menjadi asri dan tidak bising oleh keramaian kota sehingga para pemancing merasa nyaman memancing di kolam pancing ini. Letak kolam pancing Paya Buah yang strategis dan mudah dijangkau, memudahkan pengunjung untuk mendapati lokasi ini untuk memancing. Sehingga jumlah pengunjung yang datang mencapai 100 orang per hari pada hari seninsabtu. Jumlah tersebut merupakan total dari pemancing serbu ikan emas, serbu ikan lele dan pemancingan harian. Sedangkan pada hari minggu dan event total pengunjung mencapai sekitar orang. Tanah yang luasnya berukuran kurang lebih 600m2 itu memiliki 3 kolam ikan dengan ukuran yang berbeda-beda. Kolam harian ikan emas, kolamnya berukuran 15 X 10 meter dan kedalamannya 2 meter dengan jumlah ikan kurang lebih 300 kg ikan emas dan 150 kg ikan bawal dan ikan nila. Kolam serbu ikan emas, kolamnya berukuran 5 X 12 meter dan kedalamannya 1,5 meter dengan jumlah ikan kurang lebih 150 kg ikan emas dan 30 kg ikan nila. Kolam serbu ikan lele dengan ukuran 6 X 15 meter dan kedalaman 1,5 meter dengan jumlah ikan kurang lebih 200 kg ikan lele. Semua jumlah ikan yang di dalam kolam belum termasuk ikan jatah yang akan dimasukkan sebelum show memancing dimulai. 52

15 Mengenai ikannya pihak kolam tidak repot-repot membeli langsung ke daerah pemasoknya seperti siantar, danau toba, namorambe dan daerah lain. Tidak jauh dari kolam pancing Paya Buah ini sudah ada usaha yang menjual segala jenis ikan dalam jumlah besar, dan bahkan mereka mengantarkan langsung ke kolam pancing Paya Buah. Kolam pancing Paya Buah ini memiliki sebuah kolam kecil berukuran kurang lebih 7 X 6 meter yang digunakan untuk karantina ikan, agar ikan yang dibeli dapat tetap hidup sehat sebelum ikan di masukkan ke kolam ikan sebagai ikan jatah. Gambar 3. Kolam Pancing Paya Buah Peraturan yang Ditetapkan Kolam pancing ini mulai buka dari pagi hingga malam. Durasi waktu untuk jenis kolam pemancingannya sendiri bereda-beda: Harian ikan emas Senin s/d Minggu pukul 07:00-20:00 WIB 53

16 Serbu ikan emas Senin s/d Sabtu pukul 12:00-16:00 WIB, pukul 16:00-20:00 WIB Minggu pukul 16:00-18:00 WIB Serbu ikan lele Senin s/d Sabtu pukul 11:00-13:30 WIB, 13:30-15:00 WIB, 15:00-16:30 WIB, 16:30-21:00 WIB Minggu pukul 11:00-15:00 WIB Kolam pancing ini memberikan jatah ikan per orang yang akan dimasukkan ke dalam kolam saat show memancing dimulai. Jumlah para pemancing yang ikut show dihitung kemudian dikalikan dengan berat ikan sesuai dengan jatah per orang. Ikan yang di karantina diambil dan ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam kolam saat show memancing dimulai. Tarif yang ditetapkan oleh pihak kolam pancing Paya Buah dan berlaku sejak tahun 2012, mengingat kenaikan BBM yang berdampak pada harga ikan maka tarif memancing juga dinaikkan. Tarif yang ditetapkan berlaku untuk pemancing siapa saja. Begitu juga pada jatah ikan yang di masukkan ke kolam untuk per orangnya. Tarifnya dan jatah ikan yang diberikan dibedakan dari jenis kolam pemancingannya serta harinya, yakni: Harian ikan emas Hari Senin s/d Minggu Tarif : Rp Jatah ikan: ½ kg per orang Serbu ikan emas 54

17 Hari Senin s/d Sabtu Tarif : Rp Jatah : 6 ons per orang Hari Minggu Tarif : Rp Jatah : 1 kg per orang Serbu lele Hari Senin s/d Minggu Tarif : Rp Jatah : 1 kg per orang Hari Minggu Tarif : Rp Jatah : 1 kg Khusus hari minggu pihak kolam memberikan hadiah hiburan untuk para pemancing. Khusus hari minggu tarif pemancing dinaikkan karena sebagian dari tarif tersebut diambil untuk dana hadiah pemancing. Pemancing yang berhak dapat hadiah adalah pemancing yang masuk dalam kriteria juara. Juara I, jika pemancing mendapat ikan paling terberat dari antara pemancing yang ikut dalam show mancing tersebut. Juara II, jika pemancing mendapat ikan terberat nomor dua. Juara III, jika pemancing mendapat ikan paling berat nomor tiga. Total hadiah yang diberikan pihak kolam kepada pemancing tidak tentu, tergantung jumlah pemancing. Semakin banyak jumlah pemancing maka semakin banyak total hadiah yang didapat pemancing. 55

18 Serbu ikan emas Tarif : Rp Rp , untuk hadiah Serbu ikan lele Tarif : Rp Rp , untuk hadiah Contoh : Rp X Jumlah peserta Rp X 100 orang = Rp dibagi untuk juara I, II, dan III Juara I : Rp Juara II : Rp Juara III : Rp Saat event atau perlombaan memancing dilaksanakan hampir dua bulan sekali. Tarif : Rp sampai Rp Hadia : uang tunai + tropi atau berupa benda + tropi NB : bendanya yaitu: sepeda motor, kulkas, televisi, dan lainnya. Beda jenis kolam ikannya beda juga peraturan yang berlaku. Peraturan kolam pancing harian ikan emas ialah tidak boleh memakai lebih dari satu mata pancing (kail). Boleh menggunakan joran pancing lebih dari satu artinya, jumlah joran pancing bebas. Ikan yang kena pancing juga boleh diangkat dan dikeluarkan dari kolam menggunakan tanggok artinya, tanggok berguna untuk membantu pemancing mengangkat dan mengeluarkan ikan dari kolam yang memakan umpan pemancing. Jenis umpan yang digunakan bebas, kecuali cacing sutera karena cacing tersebut dapat mematikan ikan. Peraturan untuk kolam pancing serbu ikan emas ialah tidak boleh memakai lebih dari satu mata pancing (kail), tidak boleh 56

19 menggunakan jorang pancing lebih dari satu, dan tidak boleh menggunakan tanggok untuk membantu mengangkat dan mengeluarkan ikan hasil pancingan dari kolam hanya boleh menggunakan tangan. Umpan yang digunakan bebas, kecuali cacing sutera. Peraturan untuk kolam pancing serbu ikan lele ialah tidak boleh menggunakan mata lebih dari satu mata pancing (kail), hanya boleh menggunakan satu buah joran pancing, dan boleh menggunakan tanggok untuk membantu mengangkat dan mengeluarkan ikan yang didapat dari kolam Tujuan Gagasan awal Wak Yung mendirikan kolam pancing ini adalah karena ada ide untuk memanfaatkan lahan kosong milik pribadinya yang cukup luas. Melihat fenomena pada masayarakat di daerah Sakura bahwa semakin banyak penggemar hobi memancing namun tempat memancing belum ada di daerah tersebut. Pada masa itu mulai banyak kolam pancing yang dari daerah deli tua yang beritanya sampai ke segala daerah termasuk daerah Sakura. Hal inilah membuat Wak Yung memiliki gagasan untuk membuat kolam pancing di lahan miliknya pribadi. Kolam pancing yang dibukanya ini cukup ramai dikunjungi dan akhirnya Wak Yung berpikiran untuk fokus mengembangkan dan menjadikan usaha kolam pancing ini sebagai mata pencaharian keluarga. Berawal kolam pancing ini hanya kolam harian dan kolam kiloan. Hanya dibuat dua buah kolam yang luas. Hingga sekarang kolam pancing Paya Buah ini berkembang dan terkenal, menjadi kolam serbu yang pengunjungnya dari berbagai daerah di kota Medan. Dibuatnya kolam serbu sekitar tahun Seiring perjalanan waktu juga mulai bermunculan kolam pancing di daerah sekitar. Melihat persaingan semakin besar 57

20 Wak Yung terus mempromosikan kolam pancingnya dengan mengadakan perlombaan memancing dengan hadia uang, atau benda, dan penghargaan tropi. Setiap mengadakan perlombaan memancing Wak Yung juga membuat brosur dan menyebarkannya ke berbagai tempat seperti toko-toko pancing yang ada di Medan, kedai kopi, bahkan kolam pancing sekitar yang menjadi mitra kolam pancing Payah Buah. Agar pengunjung perlombaan memancing ramai, maka kolam pancing sekitar daerah kecamatan Medan Tuntungan membuat jadwal bergilir untuk mengadakan perlombaan agar tidak bentrok. Nantinya tiap kolam mendapat jatah untuk mengadakan perlombaan hanya sekali dalam waktu dua bulan. Hingga kini tujuan utama dibuatnya kolam pancing Paya Buah ini masih tetap sama yaitu memanfaatkan lahan dan menjadikan mata pencaharian. Kini sumber ekonomi keluarga Wak Yung hanya dari Usaha kolam pancing Paya Buah ini yang dibuat dan dikembangkannya mulai tahun 1992 hingga sekarang Interaksi Sesama Pengunjung Pengunjung kolam pancing ini sangat majemuk, berbagai latar belakang duduk ikut mancing dalam satu kolam yang sama. Berbagai suku bangsa seperti suku Melayu, Jawa, Karo, Batak, Mandailing, Padang, India Tamil dan lain-lain. Begitu juga dengan profesi mereka, sangat bervariasi mulai dari buruh, pegawai swasta, karyawan perusahaan, pengusaha, pegawai negeri, angkatan, dan pejabat. Kesetaraan antara pemancing tetap terjaga tanpa ada memandang kelas. Aturanaturan yang telah ditetapkan pihak kolam pancing juga berlaku untuk semua pemancing tidak ada yang diistimewakan. Pengunjung kolam pancing ini tidak 58

21 hanya para pria yang sudah bekerja saja atau yang sudah menikah, tetapi juga ada beberapa anak sekolah SMP dan SMA yang datang untuk menyalurkan hobinya. Sepulang sekolah mereka datang dan ikut memancing. Interaksi yang terjalin antara masing-masing pengunjung tercipta karena adanya rasa saling pengertian dan kebersamaan diantara sesama pengunjung. Para pengunjung umumnya saling mengenal, tetapi tidak saling mengenal secara mendalam hanya sebatas menyapa. Pengunjung kolam pancing Paya Buah sangat ramah-ramah dan peduli dengan pengunjung yang lain, hal ini terlihat ketika para pemancing yang satu tidak memiliki salah satu alat perlengkapan untuk memancing maka para pemancing yang lain dengan iklas memberikan atau meminjamkannya. Para pemancing juga saling bertukar pikiran mengenai memancing, seperti umpan yang digunakan, alat pancing yang bagus, dan strategi cara menarik pancing saat dimakan ikan. Suasana bercanda saat memancing juga terlihat antara para pemancing. Dari sini dapat disimpulkan bahwa sesama pengunjung memiliki rasa kebersamaan yang tinggi dan memiliki kepedulian yang tinggi sebagai para hobi memancing. Walaupun dalam kegiatan memancing menimbulkan sikap kompetisi tetapi tetap dalam keadaan sportif dan sehat karena kesenangan para pemancing bukan saja kesenangan yang hanya fokus mendapatkan ikan tetapi juga kesenangan akan adanya sosialisasi dan interaksi antar pemancing dan saling bercanda. 59

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kegiatan rekreasi atau wisata sering digunakan sebagai sarana melepas stres. Gaya hidup masyarakat yang semakin sibuk dalam rutinitasnya, sempitnya waktu membuat

Lebih terperinci

LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA. Waktu : 11 Mei 2016 ( WIB )

LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA. Waktu : 11 Mei 2016 ( WIB ) LAMPIRAN I HASIL WAWANCARA A. Hasil Wawancara dengan Pemilik Kolam Pancing Anom Asri (Informan Kunci) Nama Pemilik : Ibu Marlina Siahaan Waktu : 11 Mei 2016 ( 20.56 WIB ) No Pertanyaan Wawancara Jawab

Lebih terperinci

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga

Lebih terperinci

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepenatan, dan rasa jenuh dalam beraktifitas. Medan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. kepenatan, dan rasa jenuh dalam beraktifitas. Medan merupakan salah satu 13 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Tingginya tuntutan kebutuhan hidup masyarakat perkotaan pada era modernisasi ini membuat masyarakat menghabiskan separuh dari waktu mereka untuk bekerja, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Di pasar kita dapat berbelanja sayuran, daging, sembako, bumbu dapur, buahbuahan, pakaian,

Lebih terperinci

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi

BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN DENGAN MENGGUNKAN PRAKTIK MANCING BERHADIAH DI PEMANCINGAN GUNUNG SEKAR SAMPANG MADURA A. Gambaran Umum tentang Keluarahan Gunung Sekar Kelurahan Gunung Sekar berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan bagian dari masalah lingkungan karena pertambahan volume sampah berkorelasi dengan pertambahan jumlah penduduk dan upaya untuk mengurangi sampah masih

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Cimahi adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota ini terletak di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR 6.1 Karakteristik Responden Penentuan karakteristik pengunjung TWA Gunung Pancar diperoleh berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner dari 100

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Lampung merupakan wilayah yang memiliki kekayaan alam yang melimpah dan keanekaragaman kondisi fisik yang tersebar di seluruh Kabupaten, Hal ini menjadikan Propinsi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata telah berkembang pesat seiring perubahan pola pikir, bentuk, dan sifat kegiatan warga masyarakat. Perkembangan ini menuntut industri pariwisata agar

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SISTEM PENYEWAAN KOLAM PANCING HARIAN DAN KILOAN DI PEMANCINGAN LESTARI DESA CERME LOR KEC. CERME KAB. GRESIK

BAB III PRAKTEK SISTEM PENYEWAAN KOLAM PANCING HARIAN DAN KILOAN DI PEMANCINGAN LESTARI DESA CERME LOR KEC. CERME KAB. GRESIK BAB III PRAKTEK SISTEM PENYEWAAN KOLAM PANCING HARIAN DAN KILOAN DI PEMANCINGAN LESTARI DESA CERME LOR KEC. CERME KAB. GRESIK A. Gambaran Umum tentang Desa Cerme Lor Desa Cerme Lor ini terletak disebelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara dengan wilayah perairan lebih luas dari pada daratan dan merupakan negara kepulauan yang memiliki keanekaragaman spesies

Lebih terperinci

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada BAB II GAMBARAN UMUM PENGRAJIN ROTAN DI LINGKUNGAN X KELURAHAN SEI SIKAMBING D MEDAN 2.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian 2.1.1 Letak Geografis Kelurahan Sei Sikambing D merupakan salah satu kelurahan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN BAB II DESKRIPSI UMUM PENELITIAN 2.1 Deskripsi Umum Wilayah 2.1.1 Sejarah Desa Lalang Menurut sejarah yang dapat dikutip dari cerita para orang tua sebagai putra daerah di Desa Lalang, bahwa Desa Lalang

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. A. Diskripsi Yang Dilakukan di Tempat Magang. Senin-Kamis pagi mulai pukul : WIB, Jumat :

BAB III PELAKSANAAN MAGANG. A. Diskripsi Yang Dilakukan di Tempat Magang. Senin-Kamis pagi mulai pukul : WIB, Jumat : BAB III PELAKSANAAN MAGANG A. Diskripsi Yang Dilakukan di Tempat Magang Kegiatan sehari-hari yang saya lakukan selama Kuliah Kerja PUSDOKINFO (KKP) yang bertempat di Perpustakaan Daerah Kabupaten Sragen,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang mendukung dan sangat berarti terhadap pembangunan, karena melalui pariwisata dapat diperoleh dana dan jasa bagi

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN 4.1. Deskripsi Lokasi Perumahan Taman Nirwana terletak di pinggir kota Klaten. Untuk mencapai lokasi dapat dilalui dengan kendaraan bermotor sedang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. terjadi dalam berbagai konteks kehidupan manusia mulai dari kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman globalisasi saat ini perkembangan terjadi begitu cepat dalam berbagai hal, termasuk perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan

I. PENDAHULUAN. buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, hasil buminya yang melimpah ruah serta luasnya wilayah negara ini. Kekayaan alam yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 6.1.1 Analisis Target pasar yang didapatkan melalui Hasil Interpretasi dari Pendekatan Psikografik, Demografik dan Perilaku Hasil yang diperoleh adalah 3 Cluster

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN 46 BAB III PRAKTIK KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DENGAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN A. Profil Desa Tawangrejo 1. Letak geografis Secara geografis Desa Tawangrejo

Lebih terperinci

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM

BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM BAB II MENEMUKENALI SPESIFIKASI TIRTA UJUNG DI KARANGASEM Tirta Ujung merupakan mata air alami di Desa Ujung yang dibendung menjadi kolam, yang kemudian digunakan warga setempat untuk melakukan ritual

Lebih terperinci

DAFTAR WAWANCARA. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer. 1. Apa promosi yang dilakukan Family Doorsmeer?

DAFTAR WAWANCARA. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer. 1. Apa promosi yang dilakukan Family Doorsmeer? 78 Lampiran 1 DAFTAR WAWANCARA I. Karakteristik Seorang Informan a. Nama : b. Jenis kelamin : c. Umur : d. Pekerjaan : II. Daftar pertanyaan wawancara untuk pemilik usaha Family Doorsmeer 1. Apa promosi

Lebih terperinci

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA

KUESIONER KENYAMANAN PENGGUNA LAMPIRAN-A STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2014 Tanggal: Waktu : (Pagi/

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN. dengan Dusun 1 Pauh jadi kebanyakan orang orang menyebut desa ini dengan BAB II GAMBARAN UMUM DESA PAUH JALAN JALA TERJUN MEDAN 2.1 Sejarah Desa Pauh Desa Pauh ini terletak di Jalan Jala X Lingkungan 14 Terjun Medan. Nama asli dari desa ini sebenarnya adalah Desa Terjun Jalan

Lebih terperinci

Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia dituntut untuk bekerja. Mencari penghasilan merupakan salah satu tujuan orang tua kita bekerja. Manusia akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan bekerja.

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

KOMPETISI DANCES OF TRADITION IN MODERNITY

KOMPETISI DANCES OF TRADITION IN MODERNITY KETENTUAN UMUM 1. Informasi Pendaftaran : a. Pendaftaran dimulai pada hari ini hingga paling lambat pada hari Jumat, tanggal 15 April 2016 pukul 12.00 WIB b. Pendaftaran dilakukan di Ruang Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah. Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk A. Deskripsi Wilayah 1. Profil Dusun Bruno 1 a. Deskripsi Wilayah BAB I PENDAHULUAN Hasil survey ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari dusun Bruno 1. Hasil

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL

BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL BUDIDAYA IKAN LELE DI KOLAM TERPAL Siapa yang tak kenal ikan lele, ikan ini hidup di air tawar dan sudah lazim dijumpai di seluruh penjuru nusantara. Ikan ini banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak

Lebih terperinci

Mitos Hujan Ikan dan Ibu Kota yang Senyap

Mitos Hujan Ikan dan Ibu Kota yang Senyap DIMAS WAHYU Mitos Hujan Ikan dan Ibu Kota yang Senyap Kompas.com - 16/07/2017, 09:13 WIB Tim Terios 7-Wonders mencari tahu mitos hujan cakalang di Ternate, Maluku Utara. Ikan-ikan berjatuhan di kapal setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Desa Tegal Arum Kecamatan Rimbo Bujang Kabupaten Tebo merupakan daerah yang terbentuk karena transmigrasi berasal dari Jawa pada tahun 1979. Desa Tegal Arum merupakan daerah

Lebih terperinci

Daftar Hasil Wawancara. Adapun daftar pertanyaan dan jawaban ata pertanyaan sebagai berikut:

Daftar Hasil Wawancara. Adapun daftar pertanyaan dan jawaban ata pertanyaan sebagai berikut: Daftar Hasil Wawancara Informan yang dipakai dalam penelitian ini adalah informan kunci. Informan kunci merupakan orang yang menjadi narasumber yang mengetahui seluruhnya mengenai objek penelitian. Wawancara

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN SOSIAL / KOMUNITAS Hasil rancangan ini diharapkan dapat menjadi sesuatu yang baru bagi masyarakat yang hobi memancing khususnya. memancing tengah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring dengan peningkatan peradapan manusia menyebabkan persaingan semakin katat. Dengan adanya

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA. merupakan salah satu sarana untuk mengenal lebih jauh dunia kerja nyata

BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA. merupakan salah satu sarana untuk mengenal lebih jauh dunia kerja nyata BAB IV PELAKSANAAN KULIAH KERJA MEDIA A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesional mahasiswa tingkat akhir adalah Kuliah Kerja Media (KKM). Praktek Kuliah Kerja

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang berada di Pulau Sumatera, Medan adalah ibukota Provinsi Sumatera Utara dan menjadi kota terbesar ketiga di Indonesia

Lebih terperinci

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,

BAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, BAB 2 ANALISA KAWASAN Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dari kawasan tersebut. Data kawasan

Lebih terperinci

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG

BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG BAB 4. TINJAUAN UMUM KAWASAN KAMBANG IWAK PALEMBANG 4.1 Sejarah Kawasan Kambang Iwak Palembang Menurut Ir. Ari Siswanto, MCRP, pengamat perkotaan dari Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Sriwijaya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Cilacap merupakan kabupaten terluas di Jawa Tengah, dengan luas wilayah 2.138 kilometer persegi, yang terbagi menjadi 24 kecamatan. Selain kabupaten ini dikenal

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang BAB V ANALISIS DATA Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan pada bab IV, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data berdasarkan teori. Teknik

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN oleh bapak Kuswandi (alm.), dengan status pemilikan pribadi atau

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN oleh bapak Kuswandi (alm.), dengan status pemilikan pribadi atau V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 PD Kaswari Lampion PD Kaswari Lampion merupakan perusahaan yang memproduksi moci dengan merek Moci Kaswari Lampion. Perusahaan ini menjual produknya secara langsung di toko

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN Tinjauan Kawasan Kebon Kacang Raya dan Kebon Kacang 30 3.1 Gambaran Kawasan Proyek Nama : Kawasan Kebon Kacang dan sekitarnya. Lokasi : Jl. Kebon Kacang Raya dan Jl.Kebon Kacang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara)

GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) ada pengunjung yang berasal dari luar negeri (wisatawan mancanegara) GAMBARAN UMUM KARAKTERISTIK RESPONDEN 6.1. Gambaran Umum Pengunjung (Wisatawan) Pengunjung yang datang ke Hutan Wisata Punti Kayu Palembang, berasal dari daerah dalam dan luar Kota Palembang (wisatawan

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat terjadinya transaksi jual beli yang dilakukan oleh penjual dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar merupakan suatu tempat dimana penjual dan pembeli dapat bertemu untuk melakukan transaksi jual beli barang. Penjual menawarkan barang dagangannya dengan harapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Taman merupakan fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota, yaitu Pemerintah Kota Bandung dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sosial dan memperindah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan ikan yang meningkat tentunya memiliki makna positif bagi pengembangan Perikanan, terlebih bagi negara kepulauan seperti Indonesia yang memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN

BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Teknik Budidaya Ikan Nila, Bawal, dan Udang Galah 1. Persiapan kolam Di Desa Sendangtirto, seluruh petani pembudidaya ikan menggunakan kolam tanah biasa. Jenis kolam ini memiliki

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1. Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN ANGGOTA KOMUNITAS PEMUDA PEDULI LINGKUNGAN TENTANG PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak

HASIL DAN PEMBAHASAN Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Penilaian Masyarakat di sekitar Sungai Terhadap Keberadaan Ekosistem Sungai Siak Sungai Siak sebagai sumber matapencaharian bagi masyarakat sekitar yang tinggal di sekitar

Lebih terperinci

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan 188 BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Dampak kawasan industri medan terhadap perubahan fisik di Desa Saentis, Desa Sampali dan Desa Pematangjohor adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN

BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN BAB VI KESIMPULAN DAN ARAHAN VI.1. KESIMPULAN Kegiatan pasar minggu pagi di kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada diminati oleh kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat luas sebagai sarana relaksasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar semakin banyak dan beragam akibat keterbukaan pasar. Sehingga terjadilah persaingan antar produsen

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Depok merupakan salah satu daerah penyangga DKI Jakarta dan menerima cukup banyak pengaruh dari aktivitas ibukota. Aktivitas pembangunan ibukota tidak lain memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Pada awalnya kebun binatang Medan didirikan dilahan seluas 3, 1 ha di jalan brigjen katamso pada tanggal 17 agustus 1968, namun dengan dikeluarkannya surat dari

Lebih terperinci

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017

TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 TATA TERTIB PESERTA DIDIK SMA NEGERI 1 LUBUK ALUNG SEKOLAH UNGGUL Tahun Pelajaran 2016/2017 Nama Siswa :... Sekolah Asal :... A. Kegiatan Pembelajaran 1. Peserta didik sudah harus hadir di sekolah sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis untuk pertumbuhan dan perkembangan, manusia. lainnya yang dapat dicari di perairan laut, sungai, danau, dan kolam.

BAB I PENDAHULUAN. Secara biologis untuk pertumbuhan dan perkembangan, manusia. lainnya yang dapat dicari di perairan laut, sungai, danau, dan kolam. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Secara biologis untuk pertumbuhan dan perkembangan, manusia membutuhkan makanan sebagai sumber energi untuk beraktivitas. Makanan yang diperoleh berasal dari

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KEBUN BINATANG MEDAN. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka.

BAB II GAMBARAN KEBUN BINATANG MEDAN. Sungai Babura yang bermuara di Selat Malaka. BAB II GAMBARAN KEBUN BINATANG MEDAN 2.1. Letak Geografis Medan Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Kota ini merupakan wilayah yang subur di wilayah

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan 1. Atribut-Atribut yang di anggap penting oleh konsumen dari sebuah Cafe. Penyajian makanan yang menarik Penyajian minuman yang menarik Kualitas makanan dan minuman

Lebih terperinci

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Bab 5. Jual Beli. Peta Konsep. Kata Kunci. Jual Beli Penjual Pembeli. Jual Beli. Pasar. Meliputi. Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Bab 5 Jual Beli Peta Konsep Jual Beli Membahas tentang Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah Memahami Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah Meliputi Meliputi Toko Pasar Warung Supermarket

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : 54 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Tata Guna Lahan Kabupaten Serang Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan : a. Kawasan pertanian lahan basah Kawasan pertanian lahan

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011

BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 BAB III IMPLEMENTASI TENTANG LARANGAN MENGALIHFUNGSIKAN TROTOAR DAN SUNGAI YANG AKTIF UNTUK TEMPAT BERDAGANG PADA PERATURAN DAERAH NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG KETERTIBAN UMUM DAN KETENTRAMAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata

BAB I PENDAHULUAN. mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Karo merupakan masyarakat pedesaan yang sejak dahulu mengandalkan titik perekonomiannya pada bidang pertanian. Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI 2.1. Sejarah Kota Medan Kota Medan sebagai Ibukota dari propinsi Sumatera Utara memiliki berbagai keunikan yang berbeda dari ibu kota lainnya yang ada di Indonesia. Tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara,

BAB I PENDAHULUAN. sasaran pendidikan adalah warga masyarakat yang tidak pernah sekolah/ buta aksara, BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Upaya mencerdaskan bangsa yang diamanatkan UUD 1945 ditempuh pemerintah dan masyarakat baik pendidikan formal maupun non formal. Prioritas sasaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA A. Praktek pemancingan galatama Balong di Desa Karang Sari kecamatan Jati Agung kabupaten Lampung Selatan

BAB IV ANALISIS DATA A. Praktek pemancingan galatama Balong di Desa Karang Sari kecamatan Jati Agung kabupaten Lampung Selatan BAB IV ANALISIS DATA Berdasarkan rumusan masalah tentang sistem dan praktek perlombaan yang diterapkan dalam pemancingan galatama Balong di desa Karang Sari kecamatan Jati Agung kabupaten Lampung Selatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Surabaya menunjukkan perkembangannya pada aspek ekonomi dan sosial. Peningkatan aktivitas perekonomian berbagai sektor baik industri dan riil seirama

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 9 Tahun 2006 TENTANG PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM DI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA SITU GEDE Menimbang DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

B A B 4 A N A L I S I S

B A B 4 A N A L I S I S B A B 4 A N A L I S I S Pada bab ini saya ingin melakukan analisis terhadap data yang sudah didapat dari studi kasus berdasarkan tiga teori pada bab sebelumnya. Pertama, saya ingin melihat hubungan keempat

Lebih terperinci

Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Skripsi ORIENTASI MEMANCING PADA MASYARAKAT DI PERKOTAAN (Studi Etnografi Mengenai Memancing di Dua Kolam Pancing di Kota Medan) D I S U S U N Oleh: Niki Afrelly Tarigan 100905043 Departemen Antropologi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Jalan Perwira III No. 10 Belakang Balok Bukittinggi Telepon (0752)

PEMERINTAH KOTA BUKITTINGGI DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Jalan Perwira III No. 10 Belakang Balok Bukittinggi Telepon (0752) PEMERINTAH DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN Jalan Perwira III No. 10 Belakang Balok Bukittinggi Telepon (0752) 624391 KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN NOMOR 189 / 04 / DPK - 2017 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pet station

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pet station BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk Allah yang diciptakan lebih sempurna dibandingkan makhluk Allah lainnya. Hal yang membedakan antara manusia dengan makhluk ciptaan Allah

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Gambaran umum mengenai lokasi penelitian yang akan dibahas dalam bab ini meliputi keadaan umum wilayah, aksesibilitas, daya tarik dan pengelolaan

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOLAM PEMANCINGAN BESERTA RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOLAM PEMANCINGAN BESERTA RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TUGAS KULIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG BISNIS KOLAM PEMANCINGAN BESERTA RUMAH MAKAN STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA : HER SUSENO NIM : 11.02.8019 KELAS : D3-MI 02 PROGRAM STUDI : D3 JURUSAN : MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG

V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG V. GAMBARAN UMUM PASAR BUNGA RAWABELONG 5.1. Pasar Bunga Rawabelong 5.1.1. Sejarah Pasar Bunga Rawabelong Pasar Bunga Rawabelong merupakan salah satu pasar yang dijadikan Pusat Promosi dan Pemasaran Hortikultura.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolam renang merupakan fasilitas umum yang digemari oleh anakanak, remaja dan juga dewasa. Terutama remaja dan anak-anak sangat menyukai tempat yang menyediakan kebutuhan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang

V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA. 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang V. GAMBARAN UMUM PETERNAKAN MAJU BERSAMA 5.1.Gambaran Umum Desa Cikarawang Desa Cikarawang merupakan salah satu desa yang yang berada dalam wilayah administrasi Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ

BAB VI KESIMPULAN. berdasarkan kebutuhan pengguna? 6.1 Penilaian Pengguna Mengenai Komponen Setting Fisik Ruang Terbuka Publik Kawasan Eks MTQ BAB VI KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini merupakan hasil dari analisis dan pembahasan terhadap penilaian komponen setting fisik ruang terbuka publik dan non fisik (aktivitas) yang terjadi yang

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG

VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG VI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENGUNJUNG TAMAN REKREASI KAMPOENG WISATA CINANGNENG Pengunjung yang berwisata di TRKWC memiliki latar belakang sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Latar belakang atau karakteristik

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS LAPANGAN FUTSAL

PELUANG BISNIS LAPANGAN FUTSAL PELUANG BISNIS LAPANGAN FUTSAL Nama : Faishal Pria Nugraha NIM : 11.12.6147 Kelas : 11-S1SI-11 Jurusan:S1 SistemInformasi Program Studi :LingkunganBisnis TUGAS AKHIR KULIAH LINGKUNGAN BISNIS SEMESTER GENAP

Lebih terperinci

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU BAB IV PENGAMATAN PERILAKU 3.1 Studi Banding Pola Perilaku Pengguna Ruang Publik Berupa Ruang Terbuka Pengamatan terhadap pola perilaku di ruang publik berupa ruang terbuka yang dianggap berhasil dan mewakili

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS USAHA PEMANCINGAN

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS USAHA PEMANCINGAN KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BISNIS USAHA PEMANCINGAN NAMA KELAS : JUAN SUSANTO : S1-TI-03 NIM : 09.11.2783 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

TINJAUAN PULO CANGKIR

TINJAUAN PULO CANGKIR BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir

Lebih terperinci

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal.

PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN. Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 2. Mewujudkan pendidikan kesehatan yang optimal. PROFIL UKS SMA NEGERI 3 KUNINGAN 3.1. Visi Mewujudkan warga SMA Negeri 3 Kuningan yang sehat lahir dan batin. 3.2. Misi 1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat belajar. 2. Mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN BAB III GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Geografis Desa Lebung Gajah Desa Lebung Gajah adalah merupakan salah satu desa yang termasuk dalam wilayah hukum Kecamatan Tulung Selapan Kabupaten Ogan Komering Ilir

Lebih terperinci