RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN (KP. 430 TAHUN 2015)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN (KP. 430 TAHUN 2015)"

Transkripsi

1 RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN (KP. 430 TAHUN 2015) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jakarta, 2015

2 OUTLINE RENSTRA KEMENHUB Buku I Buku II Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V Lampiran A Lampiran B Lampiran C PENDAHULUAN - Kondisi Umum - Potensi dan Permasalahan VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN - Visi dan Misi Nasional - Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) - Sasaran Nasional Tahun Sasaran Kemenhub Tahun ARAH KEBIJAKAN STRATEGIS, KERANGKA REGULASI, DAN KERANGKA KELEMBAGAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN - Arah Kebijakan dan Strategi Nasional - Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perhubungan - Kerangka Regulasi - Kerangka Kelembagaan TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN - Target Kinerja Kementerian Perhubungan Tahun Kerangka Pendanaan PENUTUP Lampiran : Peta Lokasi Kegiatan Strategis Pembangunan Kementerian Perhubungan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kerangka Regulasi Tabel Pendanaan dan Lokasi Kegiatan Lampiran D Kegiatan Strategis Kemenhub 2

3 ALUR PIKIR PENYUSUNAN RENSTRA KEMENHUB TAHUN SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL RPJMN PERMASALAHAN CAPAIAN KINERJA POTENSI SASARAN KEMENTERIAN PERHUHUNGAN ARAH KEBIJAKAN STRATEGI & KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TARGET KINERJA & PENDANAAN IKU PROGRAM 3

4 PENDEKATAN PROSES DALAM PENYUSUNAN RENSTRA KEMENHUB PERKEMBANGAN LINGKUNGAN STRATEGIS: NASIONAL-REGIONAL-GLOBAL MULTI-SEKTOR VISI JOKOWI JK Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong MANDAT/AMANAT: RPJPN THD RPJMN III VISI & MISI PRESIDEN TERPILIH UU TRANSPORTASI DOKUMEN PERENCANAAN (RTRWN, SISTRANAS, SISLOGNAS) TUGAS & FUNGSI KEMENHUB PENUGASAN RPJMN TERHADAP RENSTRA KONDISI EKSISTING SEKTOR TRANSPORTASI: REGULASI DAN KELEMBAGAAN SARANA, PRASARANA, DAN SDM INVESTASI DAN PENDANAAN KINERJA DAN MANFAAT EVALUASI RENSTRA : SISTEMATIKA DAN MUATAN REALISASI PROGRAM&KEGIATAN CAPAIAN KINERJA POTENSI DAN PERMASALAHAN SEKTOR TRANSPORTASI SASARAN DAN INDIKATOR NASIONAL SEKTOR TRANSPORTASI STRATEGI, KEBIJAKAN DAN PENDANAAN NASIONAL SEKTOR TRANSPORTASI KEGIATAN STRATEGIS NASIONAL SEKTOR TRANSPORTASI MISI JOKOWI JK Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing (M5) Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan (Isu Prioritas RPJMN) SASARAN dan INDIKATOR KEMENHUB (dilengkapi IKU dan target capaiannya) STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PENDANAAN KEMENHUB PROGRAM KEMENHUB KEGIATAN POKOK KEMENHUB LINGKUNGAN STRATEGIS & KONDISI TRANSPORTASI RPJMN DOKUMEN RENSTRA 4 4

5 PERTIMBANGAN PENYUSUNAN RENSTRA KEMENHUB TAHUN Perkembangan Lingkungan Strategis Mandat RPJPN/RPJP Dephub ke RPJMN III/ Renstra III Dokumen perencanaan nasional Tujuan dari Undang- Undang Transportasi 1. Globalisasi serta transformasi ekonomi dunia 2. Perkembangan teknologi dan sistem informasi 3. Daya saing, pertumbuhan, serta pemerataan ekonomi 4. Pertumbuhan dan penyebaran penduduk 5. Isu energi, lingkungan, gender, perubahan iklim 1. Terpenuhinya ketersediaan infrastruktur didukung KPS 2. Ketersediaan infrastruktur yang sesuai dengan rencana tata ruang 3. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi 4. Meningkatkan kapasitas dan teknologi untuk keberlanjutan dan kualitas layanan 5. Restrukturisasi dan reformasi regulasi, kelembagaan, dan SDM 1. RTRWN: (1) peningkatan akses perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi (2) peningkatan kualitas dan jangkauan jaringan transportasi 2. SISLOGNAS: locally integrated, globally connected for national competitiveness and social welfare 3. SISTRANAS: terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien 1. LLAJ: pelayanan LLAJ yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, menjunjung martabat bangsa 2. KERETA API: memperlancar perpindahan orang/barang secara massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat, tepat, tertib, teratur, efisien, serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong/penggerak pembangunan nasional 3. PELAYARAN: memperlancar perpindahan orang/barang melalui perairan, melindungi angkutan di perairan nasional, mendukung ekonomi/pembangunan, kedaulatan negara, kesatuan dan persatuan, jiwa kebaharian, wawasan nusantara, ketahanan nasional 4. PENERBANGAN: memperlancar arus perpindahan orang/barang melalui udara yang tertib, teratur, selamat, aman, nyaman, harga wajar, berdaya saing, mendukung pembangunan, ekonomi, jiwa kedirgantaraan, kedaulatan negara, persatuan kesatuan, ketahanan nasional, hubungan antar negara 5

6 PERTIMBANGAN PENYUSUNAN RENSTRA KEMENHUB TAHUN (2) Visi dan misi presiden terpilih Agenda RPJMN transportasi Tugas fungsi Kemenhub Isu strategis sektor transportasi 1. Visi: Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong 2. Misi: Mewujudkan (1)keamanan nasional, (2) masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis, (3) politik luar negeri bebas aktif, (4) kualitas hidup manusia Indonesia (5) bangsa yang berdaya saing, (6) Negara maritim, (7) masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan 1. Penguatan Konektivitas Nasional Untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan 2. Transportasi Massal Perkotaan 1. Tugas: menyelenggarakan urusan di bidang perhubungan dalam pemerintahan 2. Fungsi: (a) perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan bidang perhubungan, (b) pengelolaan BMN, (c) pengawasan pelaksanaan kegiatan, (d) bimbingan teknis dan supervisi urusan Kementerian di daerah, (e) pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional 1. Peningkatan keamanan, keselamatan, dan kinerja pelayanan transportasi 2. Peningkatan konektivitas dan penyediaan jaringan transportasi 3. Peningkatan kapasitas delivery untuk percepatan penyediaan infrastruktur transportasi 4. Akomodasi terhadap inisiatif/agenda baru (poros maritim, tol laut, Asean Open Sky, Short Sea Shipping, dll) 5. Pengembangan keterpaduan antarmoda dan pengembangan transportasi multimoda serta Optimalisasi pembagian peran antarmoda transportasi 6. Penurunan biaya transportasi dan biaya logistik 7. Revitalisasi sistem transportasi perkotaan 8. Menyediakan SDM transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan 9. Peningkatan daya saing industri transportasi nasional 10. Peningkatan investasi dan pemanfaatan sumber pembiayaan alternatif (termasuk KPS) 11. Efisiensi dan efektivitas pemanfaatan anggaran 12. Penuntasan reformasi birokrasi, regulasi dan transformasi serta perkuatan kelembagaan 13. Integrasi isu lintas sektoral (energi, lingkungan, gender, perubahan iklim) 14. Koordinasi antar stakeholders dalam penyelenggaraan sektor transportasi 15. Pembaruan dan pemanfaatan teknologi 6

7 SINKRONISASI SASARAN RPJMN DENGAN RENSTRA KEMENHUB ISU STRATEGIS (RPJMN ) SASARAN NASIONAL (RPJMN ) SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN Konektivitas Transportasi Perkotaan Kapasitas Sarana & Prasarana Keterpaduan Antarmoda/Multimoda Kinerja Pelayanan Konektivitas Nasional & Global Keamanan & Keselamatan Ramah Lingkungan Perdesaan, Rawan Bencana, Tertinggal & Perbatasan Pelayanan angkutan massal perkotaan Kinerja lalu lintas perkotaan Manajemen transportasi perkotaan 1 Keselamatan dan Keamanan Transportasi 2 3 Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi Menurunnya Jumlah Gangguan Keamanan dalam Penyelenggaraan Transportasi Pelayanan Transportasi Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi Terpenuhinya SDM transportasi dalam jumlah & kompetensi sesuai dengan kebutuhan Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan Meningkatnya kinerja capaian Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor transportasi Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam mewujudkan clean governance Kapasitas Transportasi 10 Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda dan multimoda Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan khususnya wilayah timur Indonesia Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan 7

8 ARAH KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS KEMENHUB Sasaran : Menurunnya angka kecelakaan transportasi ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN KESELAMATAN TRANSPORTASI STRATEGI Peningkatan efektivitas pengawasan terhadap pemenuhan standar Keselamatan transportasi Peningkatan peran serta masyarakat dan badan usaha Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana keselamatan Transportasi Penguatan kelembagaan Sasaran : Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN KEAMANAN TRANSPORTASI STRATEGI Peningkatan efektivitas pengawasan terhadap pemenuhan standar keamanan transportasi Peningkatan koordinasi dalam rangka mencegah terjadinya tindakan melawan hukum di sektor transportasi 3 Sasaran : Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN KINERJA PELAYANAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI STRATEGI Peningkatan kehandalan sarana & prasarana transportasi serta penataan Jaringan / rute Penyusunan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi Implementasi standar pelayanan publik pada sarana dan prasarana transportasi 8

9 ARAH KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS KEMENHUB (2) 4 5 Sasaran : Terpenuhinya SDM Transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan ARAH KEBIJAKAN MEMENUHI SDM TRANSPORTASI DALAM JUMLAH & KOMPETENSI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN STRATEGI Menyusun Man Power Planning SDM transpotasi Menyusun Training Needs Analysis (TNA) SDM transportasi Mengembangkan kapasitas diklat SDM transportasi Menata regulasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi Meningkatkan tata kelola diklat dan kualitas lulusan Meningkatkan penyerapan lulusan diklat transportasi Sasaran : Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN KUALITAS PENELITIAN TRANSPORTASI STRATEGI Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti Peningkatan sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan pengguna jasa penelitian Peningkatan kerjasama penelitian antar lembaga riset & industri Penyempurnaan regulasi dan kelembagaan untuk penguatan peran Badan Litbang Perhubungan 6 Sasaran : Meningkatnya kinerja capaian dalam mewujudkan good governance ARAH KEBIJAKAN MEWUJUDKAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS KINERJA STRATEGI Penuntasan agenda reformasi birokrasi Integrasi sistem manajemen dan pelaporan kinerja & keuangan Penyederhaan perizinan & penerapan e-government di lingkungan Kemenhub 9

10 ARAH KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS KEMENHUB (3) 7 Sasaran : Meningkatnya penetapan regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN KUANTITAS & KUALITAS PENETAPAN & IMPLEMENTASI REGULASI SEKTOR TRANSPORTASI STRATEGI Pemetaan arah/kebutuhan kerangka regulasi Peningkatan koordinasi dengan instansi lainnya Percepatan penyusunan peraturan perundang-undangan Percepatan pelaksanaan penyederhanaan dan harmonisasi regulasi dan evaluasi peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih 8 9 Sasaran : Menurunnya emisi gas rumah kaca (GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi ARAH KEBIJAKAN MENERAPKAN PEMBANGUNAN SARANA & PRASARANA TRANSPORTASI YANG BERKELANJUTAN & BERWAWASAN LINGKUNGAN STRATEGI Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim Pemanfaatan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan Penerapan sistem manajemen transportasi dalam rangka peningkatan penggunaan angkutan umum Sasaran : Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan Clean Governance ARAH KEBIJAKAN PELAKSANAAN PENGAWASAN INTERN YANG BERINTEGRITAS, PROFESSIONAL DAN AMANAH STRATEGI Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai consultant dan quality assurance Peningkatan kualitas hasil pengawasan serta SDM pengawasan 10

11 ARAH KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS KEMENHUB (4) 10 Sasaran : Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda/multimoda ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN KAPASITAS, KONEKTIVITAS/AKSESIBILITAS ANTAR WILAYAH & KETERPADUAN ANTARMODA/ MULTIMODA STRATEGI Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan prasarana transportasi Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan outcomes Pembangunan jaringan pelayanan yang terintegrasi antarmoda Mendorong pembangunan infrastruktur transportasi melalui kerjasama Pemerintah dan badan usaha serta melalui pembiayaan swasta Penyiapan konsep & implementasi angkutan laut dari barat ke timur Indonesia 11 Sasaran : Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia (WTI) ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN PENGEMBANGAN SARANA & PRASARANA DI DAERAH RAWAN BENCANA, PERBATASAN, TERLUAR, TERPENCIL & KHUSUSNYA DI WTI STRATEGI Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi guna memperkecil kesenjangan antar wilayah timur dan barat Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi Penyediaan sarana angkutan keperintisan di wilayah perbatasan, terluar, terpencil dan rawan bencana 11

12 ARAH KEBIJAKAN RENCANA STRATEGIS KEMENHUB (5) 12 Sasaran : Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan ARAH KEBIJAKAN MENGEMBANGKAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL DENGAN ORIENTASI KEPADA ANGKUTAN BUS MAUPUN REL DENGAN FASILITAS ALIH MODA TERPADU STRATEGI Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan komprehensif Pengembangan BRT Pembangunan dan pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis rel Penyediaan dana subsidi/pso yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan 13 Sasaran : Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan ARAH KEBIJAKAN MENINGKATKAN APLIKASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM SISTEM MANAJEMEN PERKOTAAN STRATEGI Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan ATCS dan Virtual Mobility Penerapan sistem tiket elektronik yang terintegrasi 12

13 KERANGKA REGULASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENHUB TAHUN PERHUBUNGAN DARAT 1. Pembentukan otoritas transportasi yang memiliki kewenangan dalam penyelenggaraan transportasi di wilayah perkotaan yang melewati lintas batas kewenangan Pemda; 2. Peran pemerintah pusat dalam penyelenggaraan transportasi perkotaan termasuk pemberian PSO untuk angkutan perkotaan melalui penyusunan Perpres/PP. PERKERETAAPIAN 1. Revisi PP 56 tahun 2009 tentang penyelenggaraan perkeretaapian berupa penyederhanaan perizinan untuk mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api oleh pihak swasta/bumn/pemda; 2. Revisi PP 72 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan KA untuk memberikan dasar legalitas dalam pengadaan sarana kereta api ekonomi guna mendukung pelaksanaan kewajiban pelayanan publik (PSO) bidang perkeretaapian; 3. Revisi Perpres No 83 Tahun 2011 untuk penguatan fungsi dan kewenangan kelembagaan sebagai landasan hukum bagi pemerintah dan badan usaha lainnya dalam mendorong penyelenggaraan sarana dan prasarana kereta api di wilayah perkotaan, seperti Jabodatebek, Surabaya, Yogyakarta, Bandung, Semarang dan wilayah perkotaan lainnya; 4. Penyediaan regulasi terkait dengan pelaksanaan PNBP bidang perkeretaaapian; 5. Penyempurnaan regulasi terkait standar spesifikasi teknis sarana dan prasarana perkeretaapian sesuai jenis teknologi terkini; 6. Penyempurnaan regulasi sebagai upaya peningkatan keselamatan dan keamanan transportasi perkeretaapian. 13

14 KERANGKA REGULASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENHUB TAHUN (2) PERHUBUNGAN LAUT 1. Penyempurnaan dan peninjauan ulang regulasi sebagai upaya peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim secara berkesinambungan; 2. Mendorong pemenuhan ketentuan peraturan internasional dengan meratifikasi konvensi internasional yang terkait dengan keselamatan dan keamanan pelayaran serta perlindungan lingkungan maritim khususnya yang dikeluarkan oleh organisasi internasional (IMO, ILO dll) serta mempromosikan pelaksanaannya selaras dengan negara-negara lain; 3. Penyempurnaan regulasi terkait standarisasi dan spesifikasi teknis sarana dan prasarana transportasi laut termasuk fasilitas pengguna berkebutuhan khusus (Responsive Gender) dan penerapan teknologi terkini; 4. Penguatan regulasi untuk penyelenggaraan investasi terkait persyaratan dan bentuk kerjasama pemerintah dan swasta dalam penyelenggaraan transportasi laut. 14

15 KERANGKA REGULASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENHUB TAHUN (3) PERHUBUNGAN UDARA 1. Penyusunan Peraturan Pemerintah sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (antara lain mengatur tentang pelanggaran wilayah kedaulatan, penetapan kawasan udara terlarang, kawasan udara terbatas, pelaksanaan tindakan terhadap pesawat udara dan personel pesawat udara serta tata cara dan prosedur pelaksanaan tindakan pemaksaan oleh pesawat udara negara) 2. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai tindak lanjut UU No.1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (antara lain mengatur tentang pendelegasian kewenangan pembinaan kepada unit di bawah Menteri, mengatur tentang lembaga penyelenggaran pelayanan umum, serta proses dan biaya sertifikasi) 3. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 40 Tahun 2012 tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara (antara lain mengatur tentang standar rancang bangun dan/atau rekayasa fasilitas bandar udara, serta standar kelaikan fasilitas, mengatur tentang rancangan teknik terinci fasilitas pokok bandar udara dan pengesahan) 4. Penyusunan Peraturan Menteri sebagai turunan PP No. 77 Tahun 2012 tentang Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) (antara lain mengatur tentang penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya, mengatur tentang penambahan penyertaan modal negara yang berasal dari kapitalisasi cadangan dan sumber lainnya) 15

16 KERANGKA REGULASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENHUB TAHUN (4) TRANSPORTASI MANAJEMEN ANTARMODA/MULTIMODA Pembentukan Unit Pengembangan Transportasi Manajemen Antarmoda/Multimoda : Dalam mewujudkan keterpaduan pelayanan guna mewujudkan pelayanan one step service pada angkutan penumpang dan barang Diperlukan satu unit organisasi yang memiliki kewenangan tunggal terhadap perencanaan dan pengelolaan transportasi antarmoda/ multimoda. SDM TRANSPORTASI 1. Penyusunan Peraturan Menteri Perhubungan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2012 tentang SDM transportasi 2. Penyusunan standarisasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi 3. Penyusunan pedoman pembinaan diklat SDM transportasi yang diselenggarakan oleh masyarakat 4. Penguatan peran Komite Nasional Pengawasan Mutu Diklat Transportasi 5. Pembentukan Lembaga Akreditasi Mandiri Diklat SDM transportasi 6. Penyusunan Peraturan Menteri Diklti dan Ristek tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) untuk kompetensi SDM transportasi (Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI) BALITBANG TEKNOLOGI TRANSPORTASI Pembentukan Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Transportasi pada Balitbang Perhubungan Sesuai amanat UU No. 18 Tahun 2002 terkait kebutuhan sumber daya, salah satunya adalah sarana dan prasarana ilmu pengetahuan dan teknologi. Penyusunan regulasi pembentukan balai litbang dan teknologi untuk penguatan peran Badan Litbang Perhubungan sebagai koordinator penyelenggaraan penelitian transportasi menjadi pengkaji dasar kebutuhan pembangunan. 16

17 RANCANGAN KERANGKA KELEMBAGAAN BADAN LAYANAN UMUM (BLU) BLU dapat mendorong pengelolaan yang lebih kreatif atas UPT Kemenhub, karena BLU memiliki sifat yang semi-bisnis, dimana pengelolaan keuangannya dapat dijalankan lebih mandiri. BLU Perhubungan Darat : Terminal Tipe A BLU Perhubungan Laut : BLU Kepelabuhanan, BLU Navigasi Pelayaran serta BLU Perkapalan dan Kepelautan BLU Perhubungan Udara : BLU di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku dan Papua, BLU Kelaikan Udara dan Pengoperasian Udara, BLU Kesehatan Penerbangan, BLU Teknik Penerbangan, BLU Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan BLU BPSDM Perhubungan : STTD Bekasi, STIP Marunda-Jakarta, STIP Curug-Tangerang, PIP Semarang, PIP Makassar, ATKP Medan, LP3 Banyuwangi, BPPTD Tegal, BPPTD Bali, BPPTD Palembang, API Madiun, BPPTL Jakarta, NP2IP Surabaya, dan pembentukan BLU Pengelola Kapal Latih 17

18 RANCANGAN KERANGKA KELEMBAGAAN PENJAGAAN LAUT DAN PANTAI 1 2 Penjaga Laut dan Pantai merupakan Lembaga yang melaksanakan Fungsi Penjagaan dan Penegakan Peraturan perundang-undangan di laut dan Pantai yang dibentuk dan bertanggungjawab secara teknis operasional kepada Menteri Mendukung badan dan instansi lainnya yang berwenang dalam pengawasan dan penegakan Peraturan perundang-undangan di laut dan pantai sesuai peraturan perundang-undangan 18

19 RANCANGAN KERANGKA KELEMBAGAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Sekretariat Badan Litbang Perhubungan Pusat Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Darat dan KA Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Laut Sesuai dengan rancangan kerangka regulasi maka dalam rangka penguatan badan litbang perlu dibentuk balai litbang dan teknologi Balai Litbang Teknologi Keselamatan Penerbangan Balai Litbang Transportasi Darat dan Perkeretaapian Balai Litbang Transportasi Laut dan ASDP 19

20 RANCANGAN KERANGKA KELEMBAGAAN BADAN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN Badan Pengembangan SDM Perhubungan Sekretariat Badan Pengembangan SDM Perhubungan Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Darat Pusat Pengembangan SDM Perkeretaapian Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Laut Pusat Pengembangan SDM Perhubungan Udara Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 20

21 KERANGKA KELEMBAGAAN BADAN PENYELENGGARA TRANSPORTASI JABODETABEK (BPTJ) MENTERI PERHUBUNGAN KEPALA BADAN SEKRETARIAT DIREKTORAT TEKNIS DAN PERENCANAAN DIREKTORAT INVESTASI DAN KEBIJAKAN DIREKTORAT OPERASIONAL DIREKTORAT KOMUNIKASI DAN INFORMASI SUB DIREKTORAT TEKNIS SUB DIREKTORAT PERENCANAAN SUB DIREKTORAT INVESTASI SUB DIREKTORAT KEBIJAKAN TRANSPORTASI SUB DIREKTORAT SARANA SUB DIREKTORAT PRASARANA SUB DIREKTORAT KOMUNIKASI SUB DIREKTORAT INFORMASI KASI I KASI I KASI I KASI I KASI I KASI I KASI I KASI I KASI II KASI II KASI II KASI II KASI II KASI II KASI II KASI II 21

22 RANCANGAN KERANGKA KELEMBAGAAN UNIT KERJA PENGEMBANGAN MULTIMODA Dalam rangka mewujudkan keterpaduan pelayanan one stop service pada angkutan penumpang dan barang maka diperlukan pembentukan unit pengembangan transportasi manajemen antarmoda/multimoda. Tata Guna Lahan Renc. Tata Ruang Sislognas RPJMN III 1. Moda Angkutan Darat; 2. Moda Angkutan Laut; 3. Moda Angkutan Udara; 4. Moda Angkutan KA. Pembentukan Mengakomodir Unit Pengemb. Multimoda Pembentukan Mendukung Mendukung Konektivitas Nasional Unit Kerja Eselon II Direktorat Angkutan dan Multimoda Pembentukan Eselon III Sub Dit Pengembangan Angkutan Darat Eselon III Sub Dit Angkutan Orang Eselon III Sub Dit Angkutan Barang Eselon III Sub Dit Angkutan Multimoda Eselon III Sub Dit Angkutan Sungai dan Penyeberangan 1. Bukan Merupakan Amanat Langsung dari UU, Namun Skema Ini Disusun untuk Mengkoordinasi Kebutuhan Pengembangan Angkutan Multimoda Sesuai Amanat UU 23/2007, UU 17/2008, UU 1/2009, UU 22/2009; 2. Dapat dikembangkan dalam 1 unit kerja di Kementerian Perhubungan Setingkat Eselon II (Dibawah Direktorat Jenderal Perhubungan Darat). Ketugasan : 1. Mengkoordinasikan Kebutuhan Perencanaan, Pembangunan, dan Pengendalian Transportasi Multimoda; 2. Mengembangkan Angkutan Multimoda; 3. Mengatur Kinerja Pelayanan Angkutan Multimoda; 4. Mengatur Pengalokasian Sarpras Pengembangan Angkutan Multimoda. 22

23 PEMBENTUKAN BALAI DALAM MENDUKUNG TUPOKSI DITJEN PERKERETAAPIAN DI DAERAH Seiring dengan perluasan penyediaan jaringan prasarana dan pelayanan perkeretaapian maka tugas fungsi regulator (Ditjen Perkeretaapian) akan menjadi luas dan kompleks sehingga perlu dibentuk beberapa UPT di daerah. Program Percepatan Pembangunan Perkeretaapian di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Papua Perluasan Penyediaan Jaringan Prasarana dan Pelayanan Perkeretaapian Ketugasan Terkait dengan Fungsi Regulator dari Ditjend. Perkeretaapian Menjadi Lebih Luas dan Kompleks Balai Teknik Perkeretaapian yang ada saat ini: Balai untuk wilayah Sumatera (Utara, Barat, Selatan) dan Jawa (DKI Jakarta dan Banten, Barat, Tengah, Timur) Kebutuhan Pembentukan Balai Teknik Perkeretaapian : Balai untuk wilayah Kalimantan dan Sulawesi Tugas Teknis Regulator Dilaksanakan oleh Ditjen Perkeretaapian Diperlukan Pembentukan Balai Teknik di Daerah (Provinsi) 23

24 PEMBENTUKAN UPT BPSDMP PENGELOLA KAPAL LATIH Dalam rangka utilisasi Kapal Latih untuk pelaksanaan praktek laut bagi taruna diklat pelaut dan pemanfaatanya untuk pelayanan masyarakat pada rute pelayaran tertentu sebagai implementasi dari Tri Darma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat), serta sebagai sumber PNBP, perlu dibentuk UPT pengelola kapal latih di bawah BPSDMP Program Praktek laut (Prala) di Kapal bagi taruna diklat pelaut milik pemerintah dan swasta Memberikan pelayanan jasa angkutan laut kepada masyarakat untuk rute pelayaran tertentu Sebagai sumber Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) dengan model pengelolaan keuangan pola BLU Efektif apabila dikelola oleh satu UPT tersendiri UPT pengelola kapal latih memiliki 2 (dua) pangkalan, satu di wilayah Barat Indonesia dan satu di wilayah Timur Indonesia UPT Pengelola Kapal Latih telah ditetapkan akhir Tahun 2016 Diperlukan Pembentukan UPT Pengelola Kapal Latih 24

25 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (1) I. KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Sasaran 1. Menurunnya Angka Kecelakaan Transportasi Indikator Kinerja Utama (Outcome) Ratio kejadian kecelakaan transportasi Satuan - Transportasi Perkeretaapian Ratio kecelakaan/ 1 juta km - Transportasi Laut Ratio kejadian kecelakaan/ Freight - Transportasi Udara Ratio kejadian/ 1 juta flight Baseline s.d ,65 0,55 1,080 0,638 6,56 2,45 25

26 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (2) I. KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Sasaran Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah pedoman standar keselamatan transportasi Satuan Baseline s.d Transportasi darat Dokumen 1* 18 - Transportasi perkeretaapian Dokumen 1* 1 - Transportasi laut Dokumen 3* 55 - Transportasi udara Dokumen 2* 60 * Capaian Tahun

27 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (3) I. KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Sasaran Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah sarana dan prasarana keselamatan transportasi - Transportasi darat a. LLAJ (Fas. Perlengk. Jalan) 1) Jumlah Marka Jalan 2) Jumlah Rambu Lalu Lintas 3) Jumlah APILL 4) Jumlah Penerangan Jalan 5) Jumlah Alat Pengawasan dan Pengamanan Jalan (Fasilitas UPPKB) 6) Jumlah Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan (guard rail) Satuan Meter2 Unit Unit Unit Unit m Baseline * 800* 50* 2.500* 0* * 2015 s.d b.llasdp (SBNP & Rambu Sungai) 1) SBNP 2) Rambu Sungai Unit Unit 18* 112* Transportasi perkeretaapian a. Jumlah fasilitas dan peralatan peningkatan keselamatan & SDM perkeretaapian b. Jumlah Automatic Train Protection (ATP) Unit Unit 29* 0* * Capaian Tahun

28 28 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (4) I. KESELAMATAN DAN KEAMANAN TRANSPORTASI Sasaran Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah sarana dan prasarana keselamatan transportasi - Transportasi laut a. Jumlah Pembangunan SBNP b. Jumlah pembangunan dan Upgrade GMDSS c. Jumlah Pembangunan dan Upgrade VTS d. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Patroli Satuan Baseline s.d 2019 Unit Unit Unit Unit e. Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Kapal Kenavigasian Unit Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan transportasi - Transportasi Udara Paket Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat - Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan Paket 88* 212 Paket 224* 633 Jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi - Transportasi laut kejadian/th 8* 5 - Transportasi udara kejadian/th 8* 5 * Capaian Tahun 2014

29 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (6) II. PELAYANAN TRANSPORTASI Sasaran 3. Meningkatnya kinerja pelayanan prasarana transportasi Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi Satuan Baseline s.d Transportasi darat Dokumen 3* 21 - Transportasi perkeretaapian Dokumen 2* 2 - Transportasi laut Dokumen 4* 30 - Transportasi udara Dokumen 10* 30 Kinerja Prasarana Transportasi (UPT) - Transportasi Laut a. Pencapaian Waiting Time (WT) b. Pencapaian Approach Time (AT) c. Pencapaian EffectiveTime (ET) % % % 36,80 43,70 69, * Capaian Tahun

30 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (8) II. PELAYANAN TRANSPORTASI Sasaran 4. Terpenuhinya SDM Transportasi dalam jumlah dan kompetensi sesuai dengan kebutuhan Indikator Kinerja Utama (Outcome) Peningkatan Jumlah Lulusan Sumber Daya Manusia Transportasi yang bersertifikat: SDM Aparatur Kemenhub (Termasuk berasal dari Dishub Prov/Kab/Kota) Satuan Baseline s.d 2019 Orang SDM Yang berasal dari Masyarakat Orang Meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan % n/a 80 30

31 31 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (10) II. PELAYANAN TRANSPORTASI Sasaran 6. Meningkatnya kinerja Kementerian Perhubungan dalam mewujudkan good governance Indikator Kinerja Utama (Outcome) Satuan Baseline s.d 2019 Penuntasan pelaksanaan reformasi birokrasi Nilai RB 42 ( C )* 100 (A) Nilai aset negara yang berhasil diinventarisasi sesuai kaidah pengelolaan BMN Rp. Triliun 162,6* 558,9 Opini BPK atas laporan keuangan Kemenhub OPINI BPK WTP* WTP Nilai AKIP Kemenhub Nilai AKIP B* AA Penyederhanaan perijinan di lingkungan Kemenhub : - Transportasi darat - Transportasi perkeretaapian - Transportasi laut - Transportasi udara Prosentase (%) n/a n/a n/a n/a Keterbukaan Informasi Publik Nilai KIP 95,2* 100 * Capaian Tahun 2014

32 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (11) II. PELAYANAN TRANSPORTASI Sasaran 7. Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan (selain keputusan menteri) Satuan Baseline s.d 2019 Peraturan 100* 300 * Capaian Tahun

33 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (12) II. PELAYANAN TRANSPORTASI Sasaran 8. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor tansportasi. Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah emisi gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional yang dapat diturunkan: Satuan - Transportasi Darat Juta ton CO2e - Transportasi Perkeretaapian Juta ton CO2e Baseline s.d ,172 1,330 0,042 1,127 - Transportasi Laut Juta ton CO2e - Transportasi Udara Juta ton CO2e 0,280 0,560 4,252 15,945 33

34 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (14) II. PELAYANAN TRANSPORTASI Sasaran Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan Satuan Baseline s.d Transportasi Darat a. Penerangan Jalan Umum listrik yang dilengkapi dengan sensor b. SBNP Unit Unit n/a 18* Transportasi Perkeretaapian Elektrifikasi Lokasi 1* 4 - Transportasi Laut SBNP Sollar Cell Unit Transportasi Udara Bandara yang menerapkan konsep ramah lingkungan Lokasi * Capaian Tahun

35 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (15) II. PELAYANAN TRANSPORTASI Sasaran 9. Meningkatnya kualitas kinerja pengawasan dalam rangka mewujudkan clean governance Indikator Kinerja Utama (Outcome) Persentase Rekomendasi Hasil Audit yang ditindaklanjuti Jumlah Pegawai Inspektorat Jenderal yang memiliki sertifikat JFA Satuan Baseline s.d 2019 % 25,70 75 Orang

36 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (16) III. KAPASITAS TRANSPORTASI Sasaran 10. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi antarmoda / multimoda * Capaian Tahun 2014 Indikator Kinerja Utama (Outcome) Peningkatan kapasitas prasarana: Jumlah pembangunan/peningkatan Terminal Penumpang Tipe A Jumlah pembangunan/ pengembangan dermaga sungai dan danau Jumlah pembangunan/pengembangan Dermaga Penyeberangan untuk menghubungkan seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros poros penghubungnya Terbangunnya jalur kereta api baru termasuk jalur ganda dan reaktivasi jalur KA Jumlah pembangunan/ lanjutan/ penyelesaian dan pengembangan Pelabuhan laut non komersial Jumlah rute angkutan laut tetap dan teratur dalam mendukung angkutan barang antar wilayah barat & timur Indonesia Jumlah pembangunan/pengembangan Bandara Pengembangan Bandara dengan aerodrome reference code 3C (sekelas ATR 72) Pengembangan Bandara dengan aerodrome reference code 4C/4D (sekelas B-737) Pembangunan Bandara Baru Satuan Terminal Dermaga Dermaga Baseline * 38* s.d Km'sp Pelabuhan Rute Bandara Bandara Bandara 289 n/a

37 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (17) III. KAPASITAS TRANSPORTASI Sasaran Indikator Kinerja Utama (Outcome) Satuan Baseline s.d 2019 Peningkatan kapasitas sarana: Jumlah BRT Bus Jumlah sarana perkeretaapian Unit Jumlah Pembangunan/ Lanjutan/ Penyelesaian Armada Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Kapal Jumlah kapal penyeberangan Kapal

38 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (18) III. KAPASITAS TRANSPORTASI Sasaran Indikator Kinerja Utama (Outcome) Satuan Baseline s.d 2019 Terselenggaranya proses Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha dalam penyediaan infrastruktur transportasi - Transportasi Perkeretaapian Proyek n/a 6 - Transportasi Laut Proyek Transportasi Udara Proyek n/a 3 38

39 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (23) III. KAPASITAS TRANSPORTASI Sasaran Indikator Kinerja Utama (Outcome) Satuan Baseline s.d Meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar, terpencil dan khususnya di wilayah timur Indonesia Jumlah lintasan/ rute angkutan perintis - Angkutan Jalan - Angkutan Penyeberangan - Angkutan Kereta Api - Angkutan Laut - Angkutan Udara Trayek Lintas Rute Rute Rute Jumlah lintasan/rute angkutan perintis menjadi komersial - Angkutan Penyeberangan - Angkutan Kereta Api - Angkutan Udara Rute Rute Rute 48 n/a

40 INDIKATOR KINERJA PEMBANGUNAN KEMENHUB TAHUN (24) III. KAPASITAS TRANSPORTASI Sasaran 12. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan Indikator Kinerja Utama (Outcome) Jumlah wilayah perkotaan yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan kereta api - Transportasi Darat Satuan Lokasi (Kab/Kota) Baseline s.d Transportasi Perkeretaapian Lokasi Meningkatnya aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi perkotaan Jumlah kota yang menerapkan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota provinsi/ kota besar/ kota metropolitan Lokasi

41 KERANGKA PENDANAAN PRIORITAS NASIONAL (SESUAI RPJMN ) (Dalam Rp. Miliar) SEKTOR Total Transportasi Darat 5.834, , , , , ,192 Transportasi Perkeretaapian , , , , , ,241 Transportasi Laut 18, , , , , , Transportasi Udara 9.502, , , , , ,332 BPSDM Perhubungan 4.096, , , , , ,459 TOTAL PENDANAAN 56, , , , , , Catatan : 1. Alokasi Pendanaan tersebut tidak termasuk pendanaan untuk Kegiatan Dukungan Manajemen pada masing-masing unit kerja Eselon I dan pendanaan pada Sekretariat Jenderal, Inspektorat Jenderal dan Badan Litbang Perhubungan 2. Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBNP 2015 dan realisasi anggaran Tahun 2015 sampai dengan bulan Maret. 41

42 KEBUTUHAN ALOKASI PENDANAAN RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN (Dalam Rp. Miliar) UNIT KERJA ALOKASI TOTAL Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Direktorat Jenderal Perkeretaapian Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Badan Pengembangan SDM Perhubungan Badan Litbang Perhubungan Inspektorat Jenderal Total 6.077, , , , , ,663 RPJMN 5.834, , , , , ,192 Dukungan Manajemen 242, , , , , ,471 Total , , , , , ,554 RPJMN , , , , , ,241 Dukungan Manajemen 116, , , , , ,313 Total 22, , , , , , RPJMN 18, , , , , , Dukungan Manajemen 4, , , , , , Total , , , , , ,020 RPJMN 9.502, , , , , ,360 Dukungan Manajemen 2.243, , , , , ,660 Total 4.401, , , , , ,133 RPJMN 4.096, , , , , ,459 Pusdiklat Aparatur Perhubungan 74, , , , , ,347 Dukungan Manajemen 231, , , , , , , , , , , , , , , , , ,282 Sekretariat Jenderal , , , , , TOTAL PENDANAAN 64, , , , , , Catatan : Kerangka pendanaan pada masing-masing sub sektor sudah termasuk anggaran kegiatan dukungan manajemen; Alokasi Anggaran Tahun 2015 sudah termasuk APBN-P. Termasuk Pengurangan Pengadaan Kapal Penyeberangan & Kapal Perintis Laut 42

43 KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DARAT TAHUN

44 NO INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN TRANSPORTASI DARAT PROGRAM/ KEGIATAN PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI (Rp. Milyar) 6.077, , , , , ,663 RPJMN 5.834, , , , , ,192 1 Pembinaan dan Pengembangan Sistem Transportasi Perkotaan 2 Manajemen dan Peningkatan Keselamatan Transportasi Darat 3 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas angkutan Jalan 4 Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi ASDP dan Pengelolaan Prasarana Lalu Lintas SDP 5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat 2.040, , , , , ,184 57, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,471 Pembangu nan Sarana dan Prasarana Transporta si ASDP dan Pengelolaa n Prasarana Lalu Lintas SDP % PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI Dukungan Manajeme n dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubung an Darat 2.518% DARAT TAHUN Pembangu nan dan Pengelolaa n Prasarana dan Fasilitas Lalu Lintas Angkutan Jalan % Pembinaa n dan Pengemba ngan Sistem Transporta si Perkotaan % Manajeme n dan Peningkata n Keselamat an Transporta si Darat 3.560% 44

45 LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN TIPE A Tersebar pada 34 Provinsi di 41 lokasi pada tahun SUMUT (1 Lokasi) Terminal Asahan KEPRI (1 Lokasi) Terminal Batam KALTARA (1 Lokasi) Terminal Tanjung Selor KALBAR (4 Lokasi) Terminal Singkawang Terminal Barang Entikong Terminal Barang Badau Terminal Aruk SULBAR (1 Lokasi) Terminal Polewari Mandar SULSEL (1 Lokasi) Terminal Daya Makassar SULUT (1 Lokasi) Terminal Amurang MALUKU UTARA ( 1 Lokasi) Terminal Sofifi PAPUA BARAT ( 1 Lokasi) Terminal Manokwari SUMBAR (1 Lokasi) Padang PAPUA (2 Lokasi) Terminal Jayapura Terminal Skouw RIAU (1 Lokasi) Terminal Kota Dumai KALTENG (1 Lokasi) Terminal Lamandau SUMSEL (1 Lokasi) Terminal Musi Banyuasin Bali (1 Lokasi) Terminal Gilimanuk SULTRA (1 Lokasi) Terminal Kendari LAMPUNG (1 Lokasi) Terminal Rajabasa BANTEN (1 Lokasi) Terminal Pondok Cabe JAWA BARAT (2 Lokasi) Terminal Karawang Terminal Bekasi Yogyakarta (1 Lokasi) Terminal Jombor JAWA TENGAH (5 Lokasi) Terminal Demak Terminal Brebes Terminal Bobot Sari Terminal Puwokerto Terminal Magelang JAWA TIMUR (7 Lokasi) Terminal Kediri Terminal Lamongan, Terminal Patria Kota Blitar Terminal Ponorogo Terminal Probolinggo Terminal Jember Terminal Banyuwangi NTT ( 3 Lokasi) Terminal Motoain Terminal Motomasin Terminal Wini Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 107,24 350,00 525,00 525,00 525, ,240 45

46 LOKASI PEMBANGUNAN BUS RAPID TRANSIT Tersebar pada 34 Provinsi di 34 lokasi pada tahun Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Kegiatan Total BRT 1.680, , , , , ,873 Fasilitas Pendukung BRT 24,00 35,20 38,72 42,59 23,43 163,938 Halte BRT 20,00 33,00 36,30 53,24 73,21 215,745 46

47 LOKASI PEMBANGUNAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS) Tersebar pada 24 Provinsi di 30 lokasi pada tahun KEPRI (1 Lokasi) Tanjung Pinang, Batam KALBAR (1 Lokasi) Pontianak KALUT (1 Lokasi) Tanjung Selor ACEH (1 Lokasi) Banda Aceh GORONTALO (1 Lokasi) Gorontalo SULUT (2 Lokasi) Manado, Bitung BABEL (1 Lokasi) Pangkal Pinang SUMBAR (1 Lokasi) Bukit Tinggi JAMBI (1 Lokasi) Jambi KALTENG (1 Lokasi) Palangkaraya KALSEL (1 Lokasi) Banjarmasin SUMSEL (1 Lokasi) Palembang BENGKULU (1 Lokasi) Bengkulu SULBAR (1 Lokasi) Mamuju SULTENG (1 Lokasi) Palu SULTRA (1 Lokasi) Kendari MALUKU (1 Lokasi) Ambon BANTEN (1 Lokasi) Serang JABAR (2 Lokasi) Depok Tasikmalaya JATENG (3 Lokasi) Cirebon Purwokerto Magelang Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) SULSEL (1 Lokasi) Makassar NTB (1 Lokasi) Mataram NTT (1 Lokasi) Kupang Total 120,00 165,00 181,50 226,27 263,54 956,308 JATIM (3 Lokasi) Malang Kediri Sidoarjo 47

48 LOKASI PEMBANGUNAN BUS PEMADU MODA Tersebar pada 14 Provinsi di 16 lokasi pada tahun ACEH (1 Lokasi) Banda Aceh RIAU (1 Lokasi) Pekanbaru KEP. RIAU (2 Lokasi) Batam Tanjung Pinang SULTENG (1 Lokasi) Palu SULTRA (2 Lokasi) Kendari Bau-Bau DKI (1 Lokasi) SUMUT (1 Lokasi) Nias Jakarta SUMBAR (1 Lokasi) Padang BENGKULU (1 Lokasi) Bengkulu NTB (1 Lokasi) Sumbawa Besar NTT (1 Lokasi) Kupang BANTEN (1 Lokasi) Tangerang JATIM (1 Lokasi) Jember SUMSEL (1 Lokasi) Palembang Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 9,38 13,75 15,13 16,64 18,30 73,189 48

49 SUBSIDI OPERASIONAL KEPERINTISAN ANGKUTAN JALAN Tersebar pada 31 Provinsi di 257 trayek pada tahun ACEH 14 Trayek SUMUT 18 Trayek KEP. RIAU 2 Trayek KALTIM 25 Trayek SULBAR 10 Trayek SUMBAR 3 Trayek RIAU 19 Trayek KALBAR 30 Trayek KALTARA 3 Trayek SULTENG 14 Trayek GORONTALO 9 Trayek SULUT 13 Trayek MALUT 5 Trayek PAPUA BARAT 25 Trayek BENGKULU 17 Trayek JAMBI 18 Trayek SUMSEL 22 Trayek BABEL 11 Trayek LAMPUNG 22 Trayek KALTENG 23 Trayek KALSEL 16 Trayek SULSEL 8 Trayek SULTRA 19 Trayek BANTEN 7 Trayek JABAR 6 Trayek JATENG 5 Trayek JATIM 3 Trayek MALUKU 13 Trayek PAPUA 39 Trayek NTB 9 Trayek NTT 47 Trayek Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 95,22 110,00 115,00 125,00 204,00 649,220 49

50 SEBARAN LOKASI PEMBAGUNAN DERMAGA BARU TAHUN Tersebar pada 65 lokasi pada tahun Kegiatan Total Dermaga Penyeb. Baru 69, ,33 70,93 75,97 403, Dermaga Penyeb. Baru (QW) 57,50 135,61 235,54 289,64 219,16 937, Pelabuhan Penyeberangan Raijua NTT 2. Pelabuhan Penyeberangan Wairiang NTT 3. Pelabuhan Penyeberangan Karatung Sulut 4. Pelabuhan Penyeberangan Kawaluso Sulut 5. Pelabuhan Penyeberangan Bombana Sultra 6. Pelabuhan Penyeberangan Pure Sultra 7. Pelabuhan Penyeberangan Moti Maluku Utara 8. Pelabuhan Penyeberangan Waren Papua 9. Pelabuhan Penyeberangan Salawati Papua Barat 10. Pelabuhan Penyeberangan Wasior Papua Barat 11. Pelabuhan Penyeberangan Tambelan Kepri 12. Pelabuhan Penyeberangan Penagi 13. Pelabuhan Penyeberangan Sintete Kalbar 14. Pelabuhan Penyeberangan Klademak Papua Barat 15. Pelabuhan Penyeberangan Binongko Sultra 16. Pelabuhan Penyeberangan Kaimana Papua Barat 17. Pelabuhan Penyeberangan Gunung Tabur Kaltim 18. Pelabuhan Penyeberangan Adaut Maluku 19. Pelabuhan Penyeberangan Jampea Sulsel 20. Pelabuhan Penyeberangan Pasokan Suteng 21. Pelabuhan Penyeberangan Moa Maluku 22. Pelabuhan Penyeberangan Leti Maluku 23. Pelabuhan Penyeberangan Bakalang NTT 24. Pelabuhan Penyeberangan Alai Riau 25. Pelabuhan Penyeberangan Batanta Papua Barat 26. Pelabuhan Penyeberangan Sekadau Kalbar 27. Pelabuhan Penyeberangan Numfor Papua 28. Pelabuhan Penyeberangan Tj. Medang Riau 29. Pelabuhan Penyeberangan Saubeba Papua 30. Pelabuhan Penyeberangan Geser Maluku 31. Pelabuhan Penyeberangan Pagai Selatan Sumbar 32. Pelabuhan Penyeberangan Kaledupa Sultra 33. Pelabuhan Penyeberangan Sikabaluan Sumbar 34. Pelabuhan Penyeberangan Sei Guntung Riau 35. Pelabuhan Penyeberangan Boniton Sulteng 36. Pelabuhan Penyeberangan P. Telo Sumut 37. Pelabuhan Penyeberangan Teluk Dalam Sumut 38. Pelabuhan Penyeberangan P. Sermata Maluku 39. Pelabuhan Penyeberangan Makalehi Sulut 40. Pelabuhan Penyeberangan Weda Malut 41. Pelabuhan Penyeberangan Kaonda Papua 42. Pelabuhan Penyeberangan Siladen Sulut 43. Pelabuhan Penyeberangan Talise Sulut 44. Pelabuhan Penyeberangan Letung Kepri 45. Pelabuhan Penyeberangan Meranti Bunting Riau 46. Pelabuhan Penyeberangan Agats Papua 47. Pelabuhan Penyeberangan Maritaing NTT 48. Pelabuhan Penyeberangan Raha Sultra 49. Pelabuhan Penyeberangan Gangga Sulut 50. Elabuhan Penyeberangan Tomia Sultra 51. Pelabuhan Penyeberangan P. Merbau Riau 52. Pelabuhan Penyeberangan Tarempa Kepri 53. Pelabuhan Penyeberangan Kuala Enok Riau 54. Pelabuhan Penyeberangan P. Padang Riau 55. Pelabuhan Penyeberangan Kabonga Sulteng 56. Pelabuhan Penyeberangan Kadajoi NTT 57. Pelabuhan Penyeberangan P. Pini Sumut 58. Pelabuhan Penyeberangan Sinjai Sulsel 59. Pelabuhan Penyeberangan Serasan Kepri 60. Pelabuhan Penyeberangan Dakal Riau 61. Pelabuhan Penyeberangan Tanah Bala Sumut 62. Pelabuhan Penyeberangan Sekotong NTB 63. Pelabuhan Penyeberangan Ketam Putih Riau 64. Pelabuhan Penyeberangan P. Bunyu Kaltara 65. Pelabuhan Penyeberangan Mendanau Babel 50

51 SEBARAN PENEMPATAN KAPAL PENYEBERANGAN EKSISTING Tersebar pada 59 Lokasi pada tahun Meulaboh Tiga Ras Simanindo Sinabang Pulau Banyak Gunung Sitoli Teluk Dalam P.Telo P. Tanahmasa Kep. Batu P. Tanahbela P. Siberut Sikakap Tua Pejat Keterangan Mengkapan P. Pedang : 200 GT (1 Unit) : 300 GT (5 Unit) : 500 GT (23 Unit) : 600 GT (5 Unit) : 750 GT (20 Unit) : 1000 GT (2 Unit) : 1500 GT (3 Unit) : 2000 GT (1 Unit) : 5000 GT (1 Unit) Matak Tj. Pinang Lingga Dabo Tarempa Natuna Tambelan P. Rangsang P. Tebing Tinggi Sintete Ulusiau Tagulandang Pananaru Melonguane Marisa Patani Wakai P. Kasiruta Weda Parigi Mountong Saketa Babang Sorong P. Mandioli P. Bisa Gorom Salawati Sowi Taliabu Gebe Inanwatan Kaonda P. Obi Sanana Wasior Waren Bahaur P. Seram Fak fak Nabire P. Sebuku Kesui Tj. Serdang Air Nanang Kaimana P. Laut Timur Kataloka Garongkong Mimika Bambaea Teor Wunlah Pamako Dongkala Waipirit Geser Kamaru Tual Agats P. Tanah Jampea Paciran Teor Sapudi P. Sepeken Kangean P. Raas Ilwaki Wunlah Letwurung Kalabahi Serwaru Saumlaki Lombok Barat Marataing Adault Merauke Bakalang WonreliP. Moa Kewapante Pamana Kupang P. Ndao 51

52 LOKASI PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN TAHUN Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 116,34-317,90 117,20 98,71 650, G H D F C E B Penempatan kapal penyeberangan baru pada 50 lokasi 7 A 28 A (Kupang Ndao), B (Saumlaki - Adaut Letwurung), C (Tual - Air Nanang), D (Babang Saketa), E (Kapal Motor Sungai untuk Mimika), F (Lintas Paciran - Lamongan Bahaur), G (Tiga Ras Simanindo), H (Pulau Laut Timur Sebuku), 1 (Wonreli Serwaru P.Moa), 2 (P.Raas P. Sapeken), 3 (Tj.Pinang - Tambelan Sintete), 4 (Natuna Sintete), 5 (Tanjung Pinang - Matak), 6 (Pananaru Melonguane), 7 (Pamana Kawah Pante), 8 (Teor Kesui), 9 (Wunlah Gorom), 10 (P. Rangsang - P. Tebingtinggi), 11 (Tanjung Pinang Natuna), 12 (Teluk Dalam Gunung Sitoli Pulau-Pulau Batu), 13 (Wahai/P.Seram - P.Obi), 14 (Tanjung Serdang P. Sebuku), 15 (Gebe - Patani Weda), 16 (Marisa Wakai Parigi Montong), 17 (Geser Kataloka), 18 (Aranda Babi), 19 (Fak Fak Kaimana), 20 (Babang - P. Mandioli), 21 (Sanana Taliabu), 22 (P. Obi P. Bisa), 23 (Lintas Kep. Mentawai (Siberut, Sikakap, Tua Pejat, Sikabaruan)), 24 (Sorong Salawati), 25 (Sapudi Kangean), 26 (Dabo Lingga), 27 (Lintas Cadangan Perintis KBI (2 Unit)), 28 (Lintas Cadangan Perintis KTI (3 Unit)), 29 (Mengkapan P.Padang), 30 (Patumbukan P.Tanah Jampea), 31 (Babang - P. Kasiruta), 32 (Airnanang Fakfak), 33 (Dongkala - Bambaea), 34 (Inanwatan Fakfak), 35 (Tarempa Matak), 36 (P. Telo Teluk Dalam), 37 (Paciran Garongkong), 38 (Waipirit Kamaru), 39 (Kaimana Pamako). 52

53 LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA SUNGAI DAN DANAU Tersebar di 93 lokasi pada tahun RIAU (5 LOKASI) Kuala Enok Rokan Siak Kampar Pulau Pisang KALBAR (4 Lokasi) Tayan Kapuas Belitang Hulu Nanga Mahap KALTENG (5 Lokasi) Kasongan Baru Lamunte Katingan Permata Intan Bapuju KALTARA (4 Lokasi) Segah Kelay Tanjung Palas Barat Malinau Selatan KALTIM (5 Lokasi) Batu Dinding Tanah Grogot Long Hubung Long Pahangai Bongan PAPUA (5 Lokasi) Según Maldan Yahadian Uragi Matemani Kais Kasueri PAPUA (5 Lokasi) Mamberano Atsewetsy Wapoga Kamora Sawaerma SUMBAR (1 Lokasi) Padang, Bukit Tinggi JAMBI (6 Lokasi) Kuala Indah Nilam Pari Rambe Batanghari Batang Asai Mendahara SUMSEL (4 Lokasi) Karang Baru Musi Sungai Lumpur Lebung Itam Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) JABAR (1 Lokasi) Padaherang JATENG (1 Lokasi) Pahimbuan Kegiatan Total Dermaga Sungai 47,08 0,00 118,94 48,50 54,85 269,370 JATIM (1 Lokasi) Sungai di Jawa Timur KALSEL (7 Lokasi) Labuan Amas Utara Paminggir Mataraman Sei Tabuk Aranio Simpang Empat Satui SULBAR (2 Lokasi) Batu Parigi Salulebo Dermaga Danau 0,00 0,00 46,10 22,38 24,00 92,480 53

54 PSO ANGKUTAN PENYEBERANGAN PERINTIS No. Kegiatan Target Lintasan Perintis Jumlah Kapal 121 Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 429,34 563,21 675,85 777,23 893, ,450 54

55 LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN BARU KAWASAN PERBATASAN Terminal Angkutan Jalan Baru di Kawasan Perbatasan : 7 Terminal KALBAR (3 Lokasi) Terminal Barang Entikong Terminal Barang Nanga Badau Terminal Aruk PAPUA (1 Lokasi) Terminal Skouw NTT ( 3 Lokasi) Terminal Motaain Terminal Motomasin Terminal Wini 55

56 KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN TAHUN

57 INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN NO PROGRAM/ KEGIATAN PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI (Rp. Milyar) , , , , , ,554 RPJMN , , , , , ,241 1 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian 442, , , , , ,677 2 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 3 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api 170, , , , , , , , , , , ,895 PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN TAHUN Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian.395% Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian.288% Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian 1.377% Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api.362% 4 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian 5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian 167, , , , , , , , , , , ,313 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api % 57

58 A. PULAU SUMATERA 1 Bireun Lhokseumawe: LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN Bireun Sigli Banda Aceh (tahap 1): Lhokseumawe-Langsa/Kuala Langsa Besitang (tahap 1): Medan Araskabu Kualanamu (jalur ganda/layang): Medan Gabion/Belawan Binjai (jalur layang): Bandar Tinggi Kuala Tanjung: Binjai Besitang (reaktivasi): Rantauprapat Duri Dumai: Rantauprapat-Gunung Tua-Sibolga (tahap 1): Pekanbaru-Teluk Kuantan-Muaro: Duri-Pekanbaru: Duku-BIM: Pariaman Naras (reaktivasi): Naras-Sungai Limau (reaktivasi, tahap 1): Padangpanjang-Bukittinggi-Payakumbuh (reaktivasi, tahap 1): Muarokalaban-Muaro (reaktivasi): Solok-Padang (shortcut, tahap 1): Prabumulih-Kertapati (jalur ganda): Simpang-Tanjungapiapi (tahap 1): Batu Ampar Bandara Hang Nadim: Pekanbaru Jambi Palembang: Indralaya-Kampus Unsri: Rejosari-Tarahan (tahap 1): Muara Enim Lahat (jalur ganda): Tanjung Karang-Pelabuhan Panjang (reaktivasi): Baturaja-Martapura (jalur ganda): Cempaka-Tarahan (jalur ganda): INDIKASI ANGGARAN Sukamenanti-Tarahan (jalur ganda): (Rp. Miliar) 4.865, , , , ,09 29 Tarahan-Bakauheni (tahap 1):

59 LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN (2) B. PULAU JAWA INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 7.644, , , , ,

60 LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN (3) C. PULAU KALIMANTAN 5 1 Tanjung - Bandara Syamsuddin Noor - Banjarmasin: Balikpapan-Samarinda : Tanjung-Tanah Grogot-Balikpapan (tahap 1): Samarinda - Tanjung Redep (tahap 1): Tanjung Redep - Batas Negara (tahap 1 ): Palangkaraya-Banjarmasin (tahap 1) : Palangkaraya-Sangau-Pontianak (tahap 1): Pontianak - Batas Negara (tahap 1): INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)

61 LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN (4) D. PULAU SULAWESI Makassar - Pare-Pare: Manado - Bitung : Isimu-Gorontalo-Bitung: Parepare-Majene-Mamuju (tahap 1): Mamuju Palu (tahap 1 ): Palu-Isimu (tahap 1) : Makassar-Takalar-Watampone (tahap 1): INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) ,5 61

62 LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN TAHUN (5) E. PULAU PAPUA Sorong Manokwari (tahap 1): Jayapura Sarni (tahap 1): INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar)

63 PROGRAM PENYELENGGARAAN KERETA API PERINTIS TAHUN KA Perintis KA Perintis KA Perintis KA Perintis Bireun-Lhokseumawe Riau-Jambi-Sumsel Kertapati Inderalaya Kalimantan KA Perintis Sulawesi 1 Jalur KA Existing Jalur KA Rencana KA Perintis Padang Solok Sawahlunto KA Perintis Padalarang - Cianjur Sukabumi KA Perintis Purwosari - Wonogiri KA Perintis Mojokerto Tulangan Sidoarjo KA Perintis Kalisat Panarukan INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) 61,83 69,03 69,73 70,53 71,43 63

64 PROGRAM PENGEMBANGAN KERETA API PERKOTAAN TAHUN INDIKASI ANGGARAN (Rp. Miliar) , , , ,13 Jalur KA Existing Jalur KA Rencana KA Perkotaan Jabodetabek pengoptimalan KRL (APBN, BUMN) 2. KA Perkotaan Bandung dan sekitarnya jalur ganda dan elektrifikasi (APBN), monorail (swasta/pemda) 3. KA Perkotaan Yogyakarta elektrifikasi (APBN) 4. KA Perkotaan Surabaya dan sekitarnya tram (APBN), monorail (swasta/pemda), gerbangkertosusila (APBN) 5. KA Perkotaan Semarang reaktivasi, jalur KA layang, KA bandara (APBN, BUMN), LRT (swasta/pemda) 6. KA Perkotaan Medan jalur ganda KA Bandara dan elektrifikasi (APBN) 7. KA Perkotaan Padang KA bandara, reaktivasi (APBN) 8. KA Perkotaan Palembang monorail (swasta/pemda) 9. KA Perkotaan Batam KA bandara 10. KA Perkotaan Makassar dan sekitarnya Mamminasata, KA bandara (Pemda/Swasta)KA Perkotaan 11. KA Perkotaan Banjarmasin KA bandara (APBN) 12. KA Perkotaan Denpasar KA bandara (APBN) 13. KA Perkotaan Manado Bitung, KA bandara (APBN) 64 64

65 PROGRAM PEMBANGUNAN KERETA API RINGAN (LIGHT RAIL TRANSIT) PERKOTAAN JABODETABEK Rute: Cibubur Cawang (10.5 Km), Bekasi Timur Cawang (17.9 Km), Cawang Dukuh Atas (10.5 Km) URAIAN TAHAPAN PEMBANGUNAN (Biaya dalam Rp. Milyar) Pembangunan LRT Jabodetabek 5, , , ,

66 PROGRAM PEMBANGUNAN KERETA API RINGAN (LIGHT RAIL TRANSIT) PERKOTAAN SUMATERA SELATAN Koridor 1: Bandara SMB II Kolonel H. Burlian Demang Lebar Daun Angkatan 45 Kapten A. Rivai Sudirman Masjid Agung (17,5Km) Koridor 2: Masjid Agung Jakabaring Sport City (7 Km) URAIAN Pembangunan LRT SUMATERA SELATAN TAHAPAN PEMBANGUNAN (Biaya dalam Rp. Milyar) Jln. Jenderal 66

67 KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI LAUT TAHUN

68 INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN TRANSPORTASI LAUT NO PROGRAM/ KEGIATAN PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI (Rp. Milyar) 22, , , , , , RPJMN 18, , , , , , Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut 2 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan 3 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan 4 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian 5 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut 4, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Kegiatan Pengelolaa n dan Penyeleng garaan di Bidang Penyeleng garaan Penjagaan Laut dan Pantai 13% PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT TAHUN Kegiatan Pengelolaa n dan Penyeleng garaan di Bidang Penyeleng garaan Kenavigasi an 10% Dukungan Manajeme n dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubung an Laut 20% Kegiatan Pengelolaa n dan Penyeleng garaan di Bidang Penyeleng garaan Perkapala n dan Kepelauta n 0% Kegiatan Pengelolaa n dan Penyeleng garaan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut 12% Kegiatan Pengelolaa n dan Penyeleng garaan di Bidang Penyeleng garaan Pelabuhan dan Pengeruka n 45% 68

69 SEBARAN PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN TAHUN Sabang Belawan Tarakan Sibolga Dumai Tanjung Pinang Samarinda Bitung Muara adang Teluk Bayur Ketapang Pontianak Sorong Jayapura Palembang Banjarmasin Kendari Ambon Kumai Sampit Priok Semarang Cilacap Surabaya Makassar Lirang Tual Merauke Benoa Lembar Kupang Keterangan : Distrik Navigasi Pembangunan Fasilitas Kenavigasian (pada 33 provinsi di 25 distrik navigasi) Pembangunan SBNP (Sarana Bantu Navigasi Pelayaran) : 754 Unit Pembangunan GMDSS (Global Marine Distres Safety System : 144 Unit Pembangunan VTS (Vessel Traffic Service) : 35 Unit Pembangunan Kapal Negara Kenavigasian : 41Unit Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total - SBNP 451,29 473,85 497,54 519,94 543, ,96 - GMDSS 289,00 238,63 238,63 220,27 220, ,79 - VTS 197,00 115,00 115,00 115,00 115, Kapal Kenavigasian 807, , ,

70 LOKASI SEBARAN PEMBANGUNAN SBNP TAHUN 2015 DISNAV DUMAI (3 Lokasi) Tembilahan DISNAV BELAWAN (3 Lokasi) Gs. Bunga, Tambun Tulang, Tg. Leidong DISNAV TANJUNG PINANG (17 Lokasi) Karang Singa, Karang Berakit, Tg. Berakit (11 unit), Pangkil, Lobam, Matang, Kentar DISNAV PONTIANAK (10 Lokasi) Jungkat, Wajok Hilir, Muara Ketapang, Muara Kendawangan (2 unit), Karang Ontario, Muara Kubu (2 unit), Muara Ketapang, P. Pengiki DISNAV TARAKAN (3 Lokasi) P. Bunyu, Gosungan Berau DISNAV SAMARINDA (4 Lokasi) Sei. Meriam dan Tg.Ulu Kabupaten Kutai Kartanegara (4 Unit) DISNAV SABANG (3 Lokasi) Bukit Ujung Babang Sinabang, Pulau Buro, Pulau Tinggi Sibolga DISNAV SIBOLGA (7 Lokasi) DISNAV TELUK BAYUR (9 Lokasi) Pel. Muara Surantih, Pel. Muara Saibi, Pel. Sikakap, Gosong Laut, Uj. Batu berlayar, Gosong Sipakal, Gosong Sumedang, Teluk Bayur, Tg. Sikabai DISNAV PALEMBANG (2 Lokasi) Palembang DISNAV BITUNG (11 Lokasi) Pel. Marisa, Tg. Malangi DISNAV BANJARMASIN (10 Lokasi) Pel. Mantuil, Pel. Jembatan Rumpiang (2 Unit), Muara Sungai Serapat, P. Alalak, Ujung Panti, Pulau Tampaan, P. Bakut, Gosong Batu Buaya (2 unit) DISNAV SORONG (12 Lokasi) Pelabuhan Arar dan Selat Sele (6 Unit), Alur Pelayaran Raja Ampat (6 Unit) DISNAV JAYAPURA (2 Lokasi) Pel. Dawai, Pel. Miosnum DISNAV CILACAP (2 Lokasi) Tanjung Lorok, Sindang Barang DISNAV SEMARANG (4 Lokasi) Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pencongan (Jambean) Pekalongan, Pel. Pemalang (2 unit) DISNAV BENOA (2 Lokasi) Tg. Batu Licin, P. Paserang DISNAV KUPANG (6 Lokasi) Karang Depan Pel. Waingapu, Tg. Muna, Tg. Lai Ei, Pel. Marapokot, Tg. Motamasin, P. Mangudu DISNAV TUAL (12 Lokasi) Pel. Elat, Pel. Kur, Alur Pelayaran Dobo, Pel. Ngolin, Pel. Yayaru, Selat Ngolin, Pel. Tepa, Pel. Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu DISNAV MERAUKE (10 Lokasi) Muara Selat Muli, Muara Sungai Atsy (4 Unit), reff Melintang- Sungai Digul, Muara SG Maro (2 unit), Muara SG Digul, P. Habe Aman DISNAV MAKASSAR (10 Lokasi) Pel. Palopo (2 unit), Bulukumba (2 unit), Mamuju (2 unit), Dam Paotere, Pel. Makassar, Kardinal Selatan, Pare-pare DISNAV KENDARI (4 Lokasi) P. Magenti. P. Sagori, Sikeli Hijau, Bero Masidi DISNAV AMBON (14 Lokasi) Galela, Tobelo, Buli, Kobisadar, Wayabula, Dame, Bobong, Tikong, Namlea, Teluk Bara, Namrole, Daruba, Kr. Hatilang, Dododahehe 70

71 LOKASI SEBARAN PEMBANGUNAN SBNP TAHUN 2016 DISNAV DUMAI (11 Lokasi) Tg. Batu, Gs. Mumbul. P. Babi Karimun, Gandir, Utara P. Tengah, Bengkalis, Sungai Pakning, Kuala Enok, Tembilahan, Selat Panjang, Bagan Siapi-api DISNAV BELAWAN (10 Lokasi) Tg. Pertandang, Sei. Berombang, Uj. Peusangan, Uj. Peureula, Tg. Tiram, Pangkalan Susu, P. Kampai, Tg. Pura, P. Cermin, Barus DISNAV SABANG (10 Lokasi) Uj. Mangki, Kr. Biawak, Kr. Gatui, Sinabang, P. Batu Berlayar, P. Ina, Malahayati, Meulingge, Calang, Lhok Kruet DISNAV SIBOLGA (5 Lokasi) Amboina, Kr. Karang, Kr. Lago, Kr. Tonga, P. Jawyawi DISNAV TELUK BAYUR (12 Lokasi) Uj. Tanjung, P. Simangke, Pel. Sikakap, Gosong Laut, Uj. Batu Berlayar, Pel. Tiram, Tg. Sigep, Mr. Air Haji, P. Simasin, Tg. Simansih, Tg. Sakaladat, Tg. Toyolawa DISNAV PALEMBANG (10 Lokasi) Ayermasin, Uj. Batakarang, Kr. Haji, Ma. Kuala Tungkal, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P. Lalang, Sel. Nando, Tg. Terentang, Talang Duku DISNAV TANJUNG PRIOK (12 Lokasi) Sanding, Seblat, Bayangan Air, Kr. Kerbau, Indrawayu, Cirebon, P. Selanga, Tg. Selokan, Tg. Karawang, Uj. Walor, Kertapati, P. Long DISNAV CILACAP (6 Lokasi) Cikalong, Batu Gajah, Batu Tunggur, Tg. Gedeh, Kr. Pabayang, Tg. Guhakolak DISNAV SEMARANG (8 Lokasi) Tg. Pemalang, Alur Pel. Juwana, P. Karimunjawa, Batang, Jepara, Kendal, Pekalongan, Pemalang DISNAV TANJUNG PINANG (11 Lokasi) P. Timau, Tg. Cakang, P. Ritan, Batu Berlayar, Kr. Jackson, P. Batu Berlayar, Batu Besar, Batulicin, P. Buton, P. Hantu, P. Kelong DISNAV PONTIANAK (10 Lokasi) Tg. Bangka, Tg. Api, Karimata, Tg. Satai, Sukadana, Kendawangan, Ketapang, Paloh/Sakura, Singkawang, Pontianak DISNAV TARAKAN (7 Lokasi) Ma. Peking, Tg. Buasin, Tg. Keris, P. Sebatik, Tg. Sadau, Nunukan, S. Nyamuk DISNAV KUPANG (8 Lokasi) P. Raja, Pel. Lewoleba, Alur Pel. Balauring, Balauring, Barat Daya Pade, Pel. Waingapu, Pel. Waewole, Pel. Pemana, Pel. Wuring DISNAV BENOA (9 Lokasi) P. Menjangan, Tg. Amat, Tg. Beranti, Tg. Palonan, Benoa, Sanur, Gilimanuk, Padang Bai, Nusa Lembongan DISNAV MAKASSAR (10 Lokasi) Sagara, Tg. Keramat, Karang Boliogut, Tg. Laimpangi, Dam Paotere, Kr. Melintang, Kr. P.P. Takabonerate, Kr. Taka Rangkap, Kr. Taka Rangkap, Kr. Ug. Pepe, Kr. Laubang DISNAV BITUNG (10 Lokasi) P. Bentenan, Batu Tengah, Labuhan Uki, Molibagu, Torosik, Kotabunan, Wori, Tilamuta, Wongosari, Gorontalo DISNAV SAMARINDA (8 Lokasi) Tg. Bayur, Balikpapan, Kampung Baru, Talisayan, Tg. Redep, Lhok Tuan, Tg. Laut, Tg. Selor DISNAV SORONG (7 Lokasi) P. Daram, P. Tumbutumbu, P. Panjang, P. Momfafa, Fuilu, P. Sagin, P. Wayam DISNAV BANJARMASIN (8 Lokasi) Tg. Dewi, P. Alalak, Uj. Panti, P. Bakut, P. Datu, Banitan 1, Banitan 2, Gosong Pasir DISNAV AMBON (6 Lokasi) Banda Besar, Batusambo, Pel. Tobelo, Bemo, P. Kaburuang, Tg. Gorua DISNAV JAYAPURA (6 Lokasi) P. Anus, Kr. Jaunan, P. Ayawi, P. Isomanai, P. Mengge, P. Miosindi DISNAV MERAUKE (6 Lokasi) P. Pombo, Alur Pel. Kelapa Lima, Tg. Yamursba, Tg. Wasio, Sungai Torasi, Pel. Elat DISNAV KENDARI (10 Lokasi) Tg. Goram, Banabungi, Lasalimu, Lawele, Siompu, Ereke, Labuhan Belanda, Kendari, Bungkutoko, Langara DISNAV TUAL (4 Lokasi) Alur Pel. Kasui, P. Inggar, Kr. Saribatsir, P. Anggarmasa DISNAV SURABAYA (10 Lokasi) Gosong Pasir, Payangan, Pasosongan, Batu Putih, Kamal, Sapulu, Telaga Biru, Banyu Wangi/Boom, Paciran, Branta 71

72 LOKASI SEBARAN PEMBANGUNAN SBNP TAHUN 2017 SABANG (10 Lokasi) Uj. Pesangan, P.Lakon, P.Rubiah, Tg. Sabin, Tg.Ketaping, Uj.Lampuyang, Uj.Meuduroe, Susoh, Lhok Pawoh, Tapaktuan SIBOLGA (5 Lokasi) P. Salaut Besar, Kr.Kasi, Tg.Ikhunene, Tg.Lambaru, Tg.Siginigini, Tg.Toyolawa, Ug. Batu Panjang, Ug.Teduihu TELUK BAYUR (12 Lokasi) Uj. Talukasai, Mr. Surantiah, Pel. Muara Surantiah, Pel. Muara Sabi, Tg. Sero, Tg. Betumonga, Pasapuat, Siuban, Tua Pejat, Subelen, Labuhan Bajau, Sinakak Palembang (10 Lokasi) Uj. Batakarang, Kr.Haji, Ma. Sabak, Ma. Kuala Tungkal, Ma.Ka. Berbak, Pel. Boom Baru, Sg. Musi, Sg. Banyuasi, Sel. Bangka, P.Lalang Tg. Priok (12 Lokasi) Tg. Gedeh, Tg. Losari, Tg. Batu Kebutjung, Gs. Toborjantan, Kr. Gundul, Kr. Rakit Utara, Pel. Sadai, Tg. Kahoabi, Tg. Kooma, Malakoni/P. Enggano, Bintuhan/Linau, Pulau Baai Semarang (8 Lokasi) Alur Pel. Juwana, Muara Kalikuto Kendal, Muara Sungai Pecnongan, P. Karimunjawa, P. Karimunjawa, Kr. Sverre, Kr. Wen-wen, Pel. Rembang Cilacap (4 Lokasi) Tg. Lokon, Tg. Ngeres Langu, Tg. Tawulan, Kr. Wuni Wates BELAWAN (10 Lokasi) Sei. Berombang, Ujung Peusangan, P. Paru Buso, Ujung Peureula, Tg.Tiram, Tanjung Balai Asahan, Kuala Tanjung, Pangkalan Dodek, Perupuk, TJ. Tiram Surabaya (10 Lokasi) Tg. Sbkah, Tg. Awar-awar, Tg. Bantenan, P.Sepekan, Pel. Kangean, Tanjung Bulu Pandan, Tanjung Wangi, Ketapang, Bawean, Gresik DUMAI (11 Lokasi) P. Ti, Tg. Sekodi, P. Rupat, Tg. Kedabu, Pel. Meranti, Selat Rupat, Bandul, Melibur, Batu Panjang, Tanjung Medang, Kuala Gaung Benoa (9 Lokasi) Marba, P. Paserang, Tg. Batu Licin, Tg. Ungasan, Tg. Mebulu, P. Satonda, Tg. Srae, Buleleng (Sangsit), Celukan Bawang Banjarmasin (10 Lokasi) Tg. Selaka, P. Kaget, P. Balukung 1, P. Balukung 2, P. Belandean, Pel. Mantuil, Pel. Jemb. Rumpiang, Gs. Muara Sg. Barito, Gosong Batu, Buaya, Gosong Batu Buaya TANJUNG PINANG (11 Lokasi) Nunbing, P. Pelampong, Karang Singa, Kr.Nginang, P.Selanga, P.Tokong Kemudi, Pel. Letung, Pel. Letung, Pel. Midai, Pel.Midai, Pel. Midai Pontianak (9 Lokasi) Ma. Kendawangan, Ma. Kendawangan, Ma. Kendawangan, Ma. Kendawangan, Pel. Adang tikar, Pel. Penebangan, Air Hitam, Teluk Melano/Teluk Batang, Teluk Air Kendari (13 Lokasi) P. Sainoa, Bungku Toko, Ge. Saponda Selatan, Gs. Selatan, Gs. Utara, Kr. Barat Langara Bugis, Kr. Barat P. Maloan, Kr. Bokori, Kr. Dungi, Kr. Generaal Pel, Kr. Langara Bugis, Kr. Lingoro, Kr. P. Basa Makassar (10 Lokasi) Tg. Bodjo, Pel. Palippi, Jampea, Pel. Palopo, Pel. Palopo, Bulukumba, Bulukumba, Mamuju, Mamuju, KrvP.Saujung Tarakan (4 Lokasi) Tg. Batu, Kr.Adat, Tanah Grogot, Teluk Adang Kupang (9 Lokasi) P.Nusa Ende, Seraja Besar, Tg. Muna, Tg. Lai, Pel. Binanatu, Labuhan bajo, Labuhan bajo, Mananga, Nangalill-Buteng Manado/Bitung (12 Lokasi) P. Puludua, Tutuyan Jikoblanga, Boroko, Tg. Sidupa, Air Tembaga, Bitung, Bentung, Bukide, Kahakitang, Kalama, Kawaluso, Kawio Samarinda (4 Lokasi) Tg. Jumalai, Kariangau, Semayang, Kr.Unarang Sorong (10 Lokasi) P. Ayu, Tg. Namaripi, Tg. Sekar, Tg.Dore, Tg.Dore, Tg.Monfafa, P. Evanas, Selat Sele, Selat Sele, Windesi Jayapura (12 Lokasi) P. Miosnum, P.Miospandi, P.Nutabari, P.Roon, P.Rurbas Beba, P.Wairandi, Pel. Bosnik, Tg. Wasanbari, Tg. Basari, Tg. Narwaku, Tg. Kamdara, Tg. Kelapa Ambon (11 Lokasi) Manuwui, P. Ambelau, Tg. Lelai, P. Fani, Lomiosu, Galela, Tobelo, Buli, Kobisadar, Wayabula dan Dame, Bobong Tual (4 Lokasi) P. Nuhunayat, P. Er, Pel. Sofiani Larat, P. Dawera, Dawelor Merauke (4 Lokasi) Tanah Merah, Muara Selat Muli, Sungai Asty, Sunga i Asty 72

73 LOKASI SEBARAN PEMBANGUNAN SBNP TAHUN 2018 DISNAV TANJUNG PINANG (15 Lokasi) Tg. Kemantan, Pl.Selanga, P. Sekatung, Sel.Kijang, Sel.Kijang, Karang Berakit, Karang Singa, P. Senggakang, Karang Getting, Tg.Gabi, Pulau Bulan, Pulau Sambu, Belakang Padang, Sagulung, Sijantung DISNAV DUMAI (10 Lokasi) Kuala Mandah, Kuala Raya, Concong Luar, Bekawan Luar, S.Buluh, Perigi Raja, Pulau Kijang, Sapat, S.Guntung, Rengat DISNAV BELAWAN (8 Lokasi) Sei. Berombang, Teluk Nibung, P. Labu, Percut, Rantau Panjang, Tg. Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik DISNAV SABANG (5 Lokasi) Sibadeh, Meukek, P. Banyak, P. Sarok, Singkil DISNAV SIBOLGA (2 Lokasi) P. Wunge, Pel. Sibolga DISNAV TELUK BAYUR (4 Lokasi) Muara Siberut/Pokai, Muara Sikabaluan/Simailepet, Muara Padang, Air Bangis DISNAV PALEMBANG (10 Lokasi) P.tokong Kembang, Selat Nando, Tg. Terentang, Tg.Buyut, Talang Duku, Kuala Tungkal, Muara Delli, Pangkal Duri, Sungai Jambat, Air Hitam Laut DISNAV TANJUNG PRIOK (12 Lokasi) Tg. Sedari, Muko-Muko, Tg Batu, Manggar, Dendang, P. Buku Limau, P. Sekunyit, P. Ketapang, Pulau Batu, Pangkal Balam, Teluk Betung, Batu Balai DISNAV SURABAYA (10 Lokasi) DISNAV PONTIANAK (5 Lokasi) Mempawah, Jaruju, Sambas, Sintete, Kelanis DISNAV SEMARANG (6 Lokasi) Brebes, Cilacap, Jepara, Pati, Rembang, Rembang Teluk Lamong, Brondong, LIS, Sendang Biru, Pacitan, Pasean, Pasuruan, Probolinggo/ Tg.Tembaga, Paiton, Panarukan DISNAV SAMARINDA (6 Lokasi) Tg. Perupu, Kariangau, Semayang, Kr.Unarang, Kuala Semboja, Sebulu DISNAV BANJARMASIN (10 Lokasi) Gosong Batu Buaya, Sei Kahayan 6, P. Tangguk, P. Batimbul, Sei.Kahayan no.7, Sei.Mentaya(green), P. Kembang, Kumai, Pangkalan Bun, Sampit DISNAV TARAKAN (2 Lokasi) Penajam Paser, P. Bunyu DISNAV KUPANG (12 Lokasi) Tg. Boda, Tg. Mas, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata, Tg.Kumba DISNAV BENOA (10 Lokasi) Tg. Lessek, Pegametan, Penuktukan, Labuhan Lalang, Labuan Amuk/Tanahampo, Labuhan Amed, Nusa Penida (Mentigi), Buyuk, Kusamba, Buleleng (Sangsit) DISNAV MAKASSAR (18 Lokasi) Kr.Tete, Kr. Tg.Tonrangang, Pel. Jinatu, Kalaotoa, Bonerate, P. Maharatiangana, P. Marasende, P. Sailus, P. Sambarjaga, P. Sapuoka, Pel. Macici Baji, P. Balang Lompo, Pel.Serayar, Polewali, Polewali, Tg. Appatana, Kayuadi, Tg. Salangketo DISNAV BITUNG (14 Lokasi) P.Sago, Tg. Dominango, Lipang, Makalehi, Marore, Matutuang, Ngalipaeng, P. Beng Darat, P. Beng Laut, P. Mahangetang, P. Tinakareng, Pananaru, Para, Petta DISNAV SORONG (19 Lokasi) Tg. Ngoni, Tg. Papisoi, Tg. Saweba, Tg. Wesio, Selat Sele, Alur Pelayaran Raja Ampat, Tg.Nasaulang, Tg.Opmarai, Tg.Poweri, Tg.Saweba, Pel. Kabare, Tg.Wariai, Tg.Wibain, Bomberai, Fakfak, Karas, Kokas, Sagan, Selasi DISNAV JAYAPURA (12 Lokasi) Tg. Mandundi, Sorido, Sorido, Tg. Abwari, Tg. Mangguar, Tg. Riarwepam, Pel. Dawai, Sungai Kuk / cook, Gosong Tripon, Tg. Pohon Batu, Amarapia, P. Karang DISNAV AMBON (19Lokasi) P. Ceramrei, P. Damar, P. Nusalaut, P.Pombo linggi, Sarangburung, Tikong, Namlea, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Makian DISNAV MERAUKE (5 Lokasi) Sungai Torasi, Sungai Belatar, Kr. Sametinke, Uj. Komoran, Uj. Salah DISNAV KENDARI (15 Lokasi) P. Anano, Kr. P. Randa, Kr. Pel. Rahe, Kr. Pomalaa, Kr. Raha, Kr. Bintang Selatan, Kr. Rosa Marie, Kr. Runduma, Kr. Selat Masiri, Kr. Selatan, Kr. Selatan Kaledopa, Kr. Selatan Kapota, Kr. Teluk Lemobajo, Kr. Tg. Barat Laut Kaledupa, Kr. Timur (Oneete) DISNAV TUAL (8 Lokasi) Pel. Mahleta, P. Sermata, Pel. Elat, Pel. Kur, Alur Pel. Dobo, Pel. Ngolin, Pel. Yayaru, Pel. Tepa 73

74 LOKASI SEBARAN PEMBANGUNAN SBNP TAHUN 2019 DUMAI (10 Lokasi) Tanjung Samak, Tanjung Kedadu, Penyalai, Panipahan, Sinaboi, Buatan, Kurau/Si Lalang, Sel Apit, Sungai Siak, Tanjung Buton SABANG (8 Lokasi) Gosong telaga, Seruway, Kuala Raja, Pusong, Sigli, Laweung, Sabang, Sibigo SIBOLGA (4 Lokasi) P.Wunge, Pel.Sibolga, Pel. Sikarakara, Tg.Bai TELUK BAYUR (5 Lokasi) Sasak, Teluk Tapang, Muara Haji, Carocok Painan, Surantih Palembang (11 Lokasi) Kuala Mendahara, Lambur Luar, Muara Sabak, Nipah Panjang, Pamusiran, Simbur Naik, Sungai Lokan, Ujung Jabung, Tanjung Api-Api, Sungsang, Karang Agung Tg. Priok (20 Lokasi) Uj. Tk. Punggur, Krui, Kalianda, Lagundi, P. Sebesi, Sebalang, Bakauheni, Way Seputih, Kuala Penat, Labuhan Maringgai, Way Penat, Way Sekampung, Mesuji, Kota Agung, P. Tabuan, Kelumbayan, Teladas, Manggala/Menggala, Sungai Burung, Tulang Bawang Semarang (4 Lokasi) Semarang, Tegal, Karimun Jawa, Tanjung Emas Cilacap (4 Lokasi) Tg. Lokon, Tg. Ngeres Langu, Tg. Tawulan, Kr. Wuni Wates Surabaya (15 Lokasi) Glimandangin, Sampang/ Taddan, Tanlok, Besuki, Jangkar, Kalbut, Gayam, Kalianget, Kangean, P. Raas, Sapudi, Sapeken, Keramaian, Masalembo, Giliraja BELAWAN (16 Lokasi) Teluk Nibung, Pantai Labu, Percut, Rantau Panjang, Tanjung Beringin, Gunung Sitoli, Labuhan Bilik, Sei Barombong, Teluk Leidong, Tg. Sarang Elang, Pangkalan Susu, Pulau Kampai, Tanjung Pura, Tapak Kuda, Kuala Sarapu, Pangkalan Brandan Benoa (11 Lokasi) Tg. Tekurenan, Celukan Bawang, Pegametan, Penuktukan, Bima, Sape, Waworada, Cempi, Calabahi, Kempo, Lembar Banjarmasin (11 Lokasi) Samuda, Bagendang, Kereng Bengkirai, Teluk Sebangau, Bukit Pinang, Pulang Pisau, Kuala Pembuang, Teluk Sigintung/ Seruyan, Kuala Jelay, Sukamara, Banjarmasin TANJUNG PINANG (11 Lokasi) Tg. Sading, Sekatap Darat, Senggarang, Tj.Ayun, Tj. Duku, Tj. Geliga, Tj. Lanjut, Tj. Sebauk, Tj. Siambang, Tj.Unggat, Wisata Penyengat Pontianak (5 Lokasi) Rangga Ilung, Batanjung, Behaur, Kuala Kapuas, Pegatan Mendawai Tarakan (2 Lokasi) Sesayap, Tarakan Kendari (15 Lokasi) Kr. Timur Batumarimpih, Kr. Timur Tg. Wawobatu, Kr. Utara Kaledupa, Kr. Utara Kapota, Kr. Utara P. Papado, Kr. Utara Tg. Teipa, Kr.P.Hoga, Kr.Utara Lapuko, P. Damalawa Kcl, P. Sangurabangi, P. Togomongolo, Pel. Lasalimu, Pel.Lasalimu, Pel. Mandiodo, Pel.Mawasangka Makassar (15 Lokasi) Tg. Sarupo, Tg. Suramana, Majene, Malunda, Palipi, Pamboang, Sendana, Ambo, Belang- Belang, Budong-Budong, Kaluku, Mamuju, Poongpongan, Salisingan, Sampaga Manado/Bitung (13 Lokasi) Tg.Talabu, Tahuna, Tamako, Biaro, Buhias, P. Ruang, Pehe Sawang, Tagulandang, Ulu Siau, Beo, Damao, Dapalan Samarinda (4 Lokasi) Tg.Aru, Sangatta, Maloy, Sangkulirang Sorong (14 Lokasi) Tg. Openta, Wayeteri, Kaimana, Kanoka, Lobo, P. Adi, Senini, Susunu, Manokwari, Makbon, Mega, Muarana, Kasim, Oransbari Jayapura (14 Lokasi) Bagusa, Kasonaweja, P. Liki, Sarmi, Takar, Trimuris, Wakde, Janggerbun, Kameri, Korido, Waren, Ambai, Ampimoi, Angkaisera Tual (4 Lokasi) Pel. Selaru, Pel. Lakor, Pel. Romang, Pel. Damer, Pel. Kaiwatu, Tual Merauke (3 Lokasi) Sungai Asty, Sungai Asty, Tg. Kondo Ambon (20 Lokasi) Tg. Hatanua, Tg. Libobo, Tg Namaa, Tg. Ngolopopo, Tg. Weduar, Tg. Sial, Tg.Watina, Walwat tinggi, Tlk. Bara, Wayabula, Borong, Galela, Tikong, Pel. P. Damar, Pel.Kroing, Pel. Tutukembong, Pel.P. Teor, Pel. Moti, Pel. Tuhaha, Geser Kupang (11 Lokasi) Tg. Muna, Tg. Kopondai, P.Sukur, Pel. Aimere, Pel. Batu Tua, Pel. Wini, Tg. Kumba, Tg. Tutunnila, Tg. Uwakeka, Tg.Batu putih, Tg. Batuata 74

75 PEMBANGUNAN SBNP PADA PADA WILAYAH PERBATASAN TAHUN DISNAV BELAWAN DISNAV PONTIANAK DISNAV SAMARINDA DISNAV TARAKAN DISNAV SABANG Pulau Buro Pangkalan Susu Tg. Datu, Gosong Niger, Sintete Gs. Aru, Kr. Suling, Kr. Grogot, Kr. Demung dan Kr. Unarang Nunukan, P. Bunyu, P.Sebatik, Tarakan DISNAV BITUNG KAWASAN PERBATASAN Pananaru, Pulau Sendiri, dan Miangas DISNAV DUMAI Tanjung Batu, Gading/ Kundur, Pulau Babi, Karimun, Barat Pulau, Tanjung Sekodi, P. Rupat DISNAV TG. PINANG DISNAV AMBON Kr. Namalean, Bere-Bere, Morotai, Parang, Manawoka, Galalea, Tobelo, Buli, Kobisodar, Wayabula, Dame, Bobong, Tikong, Namlea, Daruba, Tobelo, Bemo, Seku, Leksula, Sanana dan Tulehu Karang Genting, Tg. Sekatung, Pian Padang, Merundung, Karang Singa, Karang Berakit, Tg. Berakit, Pangkil, Lobam DISNAV JAYAPURA Sarmi, Nabire DISNAV TELUK BAYUR Pulau Simangke, Rs. Muara Surantiah, Rs. Muara Air Hajii, Rs. Tanjung Sigep, Rs.Pengenal P.Simasin, Rs.Pelabuhan Sigolong-golong, Rs.Pengenal Wilayah Sigolong-golong,dan Rs.Tanjung Ser. DISNAV KUPANG Tg. Motamasin, Pulau Mangudu, Pulau Dana, Batutua, Wini, Sulamu, DISNAV MERAUKE Sr Digul, Agats, Selat Muli, Muara S. Torasi DISNAV TUAL Soviani, Pulau Batarsuku, Pulau Dawera, Mahleta, Kisar, Kur, Dobo, Ngolin, Seira, Tepa, Selaru, Lakor, Romang Kisar, Damer Moa, Kaiwatu Kaisar, Pulau Tam, Pulau Tayando, Marsella, Romang, Damar 75

76 PEMBANGUNAN GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY (GMDSS) PADA STASIUN RADIO PANTAI (SROP) TAHUN E 100 E 105 E 110 E 115 E 120 E 125 E 130 E 135 E 140 E SABANG ULEE LHEULE TAPAK TUAN SIBOLGA GN SITOLI LAHEWA TELUK DALAM LHOK SEUMAWE TELUK BAYUR BELAWAN SIPORA KUALA TANJUNG SUMATERA MALAYSIA DUMAI SELAT PANJANG TG BALAI KARIMUN BENGKULU BATU AMPAR / BATAM BENGKALIS RENGAT TEMBILAHAN SEI KOLAK KIJANG SINGAPORE JAMBI PANJANG SAMBU CIGADING / MERAK TG UBAN NATUNA KUALA TUNGKAL DABO SINGKEP MUNTOK PK BALAM PALEMBANG TG PRIOK JAWA CILACAP Indian Ocean TG PANDAN KETAPANG CIREBON TEGAL PONTIANAK SAMARINDA KALIMANTAN BAWEAN SINTETE KUMAI SEMARANG PROBOLINGGO SURABAYA SAMPIT PULANG PISAU GRESIK MASALEMBO PANARUKAN CELUKAN BAWANG BALIKPAPAN BANJARMASIN BENOA KALIANGET MENENG BATULICIN PAREPARE MAKASSAR LEMBAR PADANG BAI DONGGALA PANTOLOAN TARAKAN BIMA WAINGAPU SULAWESI Celebes Sea TOLITOLI GORONTALO PARIGI POSO MAUMERE ENDE LARANTUKA MANADO TAHUNA LUWUK SANANA KENDARI BANABUNGI BAUBAU Flores Sea KUPANG TERNATE BITUNG NAMLEA KALABAHI ULU SIAU ATAPUPU MALUKU AMBON Banda Sea SAUMLAKI FAKFAK TUAL SORONG = 2015 (new) = 2015 (upgrade) = 2016 (new) = 2016 (upgrade) = 2017 (new) = 2017 (upgrade) = 2018 (new) = 2018 (upgrade) = 2019 (new) = 2019 (upgrade) KAIMANA MANOKWARI BINTUNI Arafuru Sea AGATS Pacific Ocean BIAK SERUI IRIAN JAYA MERAUKE JAYAPURA E 100 E 105 E 110 E 115 E 120 E 125 E 130 E 135 E 140 E 76

77 PEMBANGUNAN VESSEL TRAFFIC SERVICE (VTS) TAHUN E 100 E 105 E 110 E 115 E 120 E 125 E 130 E 135 E 140 E = 2015 (new) 1 unit VTS SABANG = 2015 (upgrade) 5 unit VTS LHOKSEUMAWE = 2016 (upgrade) 3 unit 5 VTS BELAWAN VTS KUALA TANJUNG MALAYSIA VTS TARAKAN = 2017 (upgrade) 3 unit = 2017 (new) 1 unit 5 VTS SIBOLGA VTS DUMAI SINGAPORE Celebes Sea VTS BITUNG = 2018 (upgrade) 20 unit Pacific Ocean = 2019 (upgrade) 2 unit VTS BATAM 0 VTS TELUK BAYUR SUMATERA VTS PONTIANAK VTS SAMARINDA KALIMANTAN VTS TERNATE VTS SORONG VTS JAYAPURA 0 VTS PALEMBANG VTS MERAK VTS BALIKPAPAN VTS BATULICIN VTS BANJARMASIN SULAWESI MALUKU VTS BINTUNI IRIAN JAYA 5 VTS PANJANG VTS JAKARTA VTS SEMARANG VTS CIREBON VTS SURABAYA VTS PAREPARE VTS MAKASSAR VTS KENDARI Flores Sea VTS AMBON Banda Sea 5 JAWA VTS CILACAP Babar Arafuru Sea 10 Indian Ocean VTS BENOA VTS LEMBAR VTS MERAUKE 10 VTS KUPANG 95 E 100 E 105 E 110 E 115 E 120 E 125 E 130 E 135 E 140 E 77

78 RENCANA PENEMPATAN KAPAL KENAVIGASIAN TAHUN Pembangunan 41 unit kapal kenavigasian yang tersebar pada 25 distrik navigasi pada tahun Sabang Belawan Sibolga Dumai Tarakan Bitung Sibolga Tanjung Pinang Pontianak Samarinda Sorong Teluk Bayur Palembang Banjarmasin Ambon Biak Kendari Tg Priok Semarang Surabaya Makassar Tual Cilacap Benoa Kupang Merauke : Lokasi penempatan kapal kenavigasian Kapal Induk Perambuan Pembangunan Kapal Navigasi Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Indikasi Pendanaan (Rp. Milyar) , , , Lokasi penempatan Kapal Induk Perambuan Dumai, Makassar, Bitung, Sorong, Tarakan Belawan, Tanjung Pinang, Semarang, Sabang Palembang, Merauke, Ambon, Surabaya, Benoa Teluk Bayur, Kupang, Banjarmasin, Pontianak, Samarinda Kendari, Jayapura, Tual, Sibolga, Cilacap Lokasi Penempatan Kapal Pengamat Perambuan Teluk Bayur, Benoa, Kupang, Sabang, Sibolga Bitung, Banjarmasin, Pontianak, Jayapura, Merauke Tanjung Pinang, Kendari, Semarang, Samarinda, Makasar Surabaya, Belawan, Tual, Tanjung Priok, Cilacap Dumai, Sorong, Ambon, Tarakan, Palembang

79 PEMBANGUNAN KAPAL PATROLI KELAS I & II TAHUN Pembangunan 284 kapal patroli pada tahun yang tersebar di 33 Provinsi Kesyahbandaran Belawan / KUPP Kuala Tanjung KSOP Pontianak PLP Bitung KSOP Pantoloan KSOP Sorong KSOP Teluk Bayur KSOP Panjang Kesyahbandaran Makassar KSOP Ambon PLP TgUban KSOP Tanjung Emas KSOP Palembang KSOP Benoa UPP Bau Bau KSOP Banten PLP Tanjung Priok PLP Tanjung Emas PLP Tual KSOP Merauke Tipe Kapal TOTAL Kelas I 0 unit 0 unit 30 unit 30 unit 31 unit 31 unit Kelas II 4 unit 2 unit 0 unit 4 unit 6 unit 16 unit : Lokasi Pangkalan PLP tempat penempatan kapal patroli kapal kelas I dan Kelas II : Lokasi penempatan kapal patroli dengan rencana sebagai sub pangkalan kapal patroli kapal kelas I dan Kelas II 79

80 PEMBANGUNAN KAPAL PATROLI KELAS III, IV & V TAHUN KSOP Meulaboh 1 unit kapal kls 5 KUPP Pulau Kampai 1 unit kapal kls 5 KUPP Bengkirai/ Pinang 1 unit kapal kls 5 KUPP Tanah Grogot 1 Unit Kapal Kls 4 KUPP ULUSIAU 1 unit kapal kls 5 KUPP Tanjung tiram 1 unit kapal kls 5 KSOP KUMAI 1 Unit Kapal Kls 4 KUPP Pantai Cermin 1 unit kapal kls 5 KUPP Sei Barombang 1 unit kapal kls 5 KUPP tg sarang elang 1 unit kapal kls 5 KUPP kendawangan 1 unit kapal kls 5 Kanpel batam 1 unit kapal kls 3 KUPP SANGKULIRANG 1 unit kapal kls 5 KSOP Tg Emas 1 unit kapal kls 3 KUPP POLEWALI 1 unit kapal kls 5 KUPP ULUSIAU 1 unit kapal kls 5 KUPP Amamapare 1 Unit Kapal Kls 4 KSOP Bagan siapi api 1 unit kapal kls 5 KUPP Kuala Gaung 1 unit kapal kls 5 KSOP Kalibaru 1 unit kapal kls 5 KSOP Tg Pandan 1 unit kapal kls 5 Kesyahbandaran Tg Priok 1 Unit Kapal Kls 4 KSOP Pangkal balam 1 Unit Kapal Kls 4 KSOP Tg Emas 1 unit kapal kls 3 KSOP Pangkalan Bun 1 unit kapal kls 5 KUPP Rembang 1 unit kapal kls 5 KSOP Bima 1 unit kapal kls 5 KUPP Malili 1 Unit Kapal Kls 4 KUPP Awerange 1 unit kapal kls 5 KUPP BAU BAU 1 unit kapal kls 5 KUPP BARANUSA 1 unit kapal kls 5 KUPP Tual 1 Unit Kapall kls 3 KSOPJuwana 1 unit kapal kls 5 KUPP ketapang 1 unit kapal kls 5 KUPP Nusa penida 1 unit kapal kls 5 KSOP TULEHU 1 unit kapal kls 5 : Lokasi penempatan kapal patroli kelas 3 : Lokasi penempatan kapal patroli kelas 4 : Lokasi penempatan kapal patroli kelas 5 80

81 SEBARAN LOKASI 43 PELABUHAN PENDAFTARAN KAPAL 81

82 PETA PELABUHAN YANG MEMILIKI KODE REGISTER PENGUKURAN DISELURUH INDONESIA POSISI JULI

83 KODE PENGUKURAN No PELABUHAN Kode No PELABUHAN Kode No PELABUHAN Kode No PELABUHAN Kode No PELABUHAN Kode 1 Ambon MMa 36 Dumai PPj 71 Labuhan Bilik (Tg. S. Elang) OOf 106 Pekalongan Fp 141 Tanjung B. Asahan PPb 2 Anyer Lor Aa 37 Ende Ooe 72 Larantuka OOf 107 Pekanbaru PPh 142 Tanjung B. Karimun GGe 3 Atapupu Oob 38 Fak Fak MMn 73 Larat MMr 108 Penuba GGc 143 Tanjung Batu GGh 4 Awarange/Mamuju LLx 39 Geser MMp 74 Lembar Pa 109 Pkl. Brandan PPc 144 Tanjung Laut IIp 5 Badas OOs 40 Gorontalo KKc 75 Lhokseumawe QQc 110 Polewali LLw 145 Tanjung Pandan Ffa 6 Bagan Siapiapi PPf 41 Gresik Kb 76 Luwuk KKh 111 Pontianak HHa 146 Tanjung Pinang GGa 7 Bajoe Lli 42 Gunung Sitoli SSh 77 Majene LLt 112 Poso KKf 147 Tanjung Priok Ba 8 Balikpapan LLd 43 I d I QQd 78 Makassar LLa 113 Probolinggo Mp 148 Tanjung Redep IIn 9 Bandaneira MMb 44 Indramayu Db 79 Malahayati/O. Lheue QQm 114 Pulau Sambu GGd 149 Tanjung Uban GGg 10 Banggai KKj 45 Jambi RRc 80 Malili LLi 115 Pulau Tello SSi 150 Tapak Tuan QQk 11 Banjarmasin Iia 46 Jampea LLj 81 Manado KKa 116 Raha LLp 151 Tarakan IIm 12 Banyuwangi Na 47 Jayapura MMm 82 Manokwari MMk 117 Rembang Ia 152 Tarempa GGf 13 Batam PPm 48 Jeneponto LLz 83 Maumere OOn 118 Rengat PPk 153 Tegal Ft 14 Batang Fr 49 Jepara Gb 84 Merak Ab 119 Sabang QQb 154 Telok Air HHf 15 Bau bau LLn 50 Juwana Gc 85 Merauke MMq 120 Samarinda IIk 155 Teluk bayur AAa 16 Bawean Kc 51 Kalabahi OOa 86 Meulaboh Qqi 121 Sambas HHb 156 Tembilahan PPg 17 Belawan PPa 52 Kalianget Lc 87 Morotai MMv 122 Sampit IIb 157 Tepa MMt 18 Belinyu EEb 53 Kamal La 88 Muara Sabak RRb 123 Sanana MMg 158 Ternate Mme 19 Bengkalis PPd 54 Kantor Pusat Pst 89 Muko Muko BBa 124 Sangkulirang IIo 159 Tilamuta KKl 20 Bengkulu BBb 55 Kendari Llo 90 Muntok EEa 125 Sarmi MMw 160 Tobelo MMh 21 Benoa Pd 56 Ketapang HHe 91 Nipah Panjang RRd 126 Saumlaki MMs 161 Toli toli KKg 22 Besuki Nb 57 Kijang PPq 92 Nunukan IIv 127 Selat Panjang Ppe 162 Tual MMc 23 Biak MMl 58 Kolaka LLm 93 Palangkaraya IIe 128 Selayar LLf 163 Wahai MMo 24 Bima Oox 59 Kolonedale KKk 94 Palembang DDa 129 Semarang Ga 164 Waingapu OOw 25 Bintuhan BBd 60 Kota Baru IIt 95 Palopo LLk 130 Sibolga SSd 165 Weda MMi 26 Biringkasi LLr 61 Krui Bbe 96 Pamanukan Bb 131 Sinabang QQe 166 Wonreli OOz 27 Bitung KKb 62 Kuala Enok PPn 97 Panarukan Np 132 Singkawang HHd 167 Manggar FFb 28 Brondong Kd 63 Kuala Langsa QQg 98 Pangkal Balam EEd 133 Singkil/K. Beukah QQf 168 Marunda Bd 29 Buleleng Pb 64 Kuala Mandahara RRe 99 Pangkalan Bun Iiu 134 Sinjai LLg 169 Pelabuhan Ratu Ac 30 Bulukumba LLq 65 Kuala Tungkal RRa 100 Pangkalan Susu PPo 135 Sintete HHc 31 Calang QQh 66 Kumai IIc 101 Panipahan PPr 136 Sorong MMj 32 Cilacap Qa 67 Kupang Ooc 102 Panjang CCa 137 Sunda Kelapa Bc 33 Cirebon Da 68 Kwandang KKd 103 Pantoloan KKi 138 Sungai Pakning PPl 34 Dabo Singkep GGb 69 Labuha MMf 104 Pare Pare LLv 139 Surabaya Ka 35 Dobo MMd 70 Labuan Bajo Oom 105 Pasuruan Mg 140 Tahuna KKe 83

84 LOKASI PEMBANGUNAN BARU/LANJUTAN/PENYELESAIAN 100 PELABUHAN LAUT NON KOMERSIAL LOKASI PEMBANGUNAN Pelabuhan Anggrek, Babang, Bade, Baing, Bajoe, Barus, Batang, Batanjung, Batuatas, Batu Panjang, Batutua, Bau-Bau, Belang-Belang, Bicoli, Bintuni, Boepinang, Branta, Bungkutoko, Bunta, Carocok Painan, Dabo Singkep, Daruba, Depapre, Dompak, Gamunu, Garongkong, Gorom, Jailolo, Kaimana, Kendidi Reo, Kendal, Keramaian, Kolbano, Kolonedale, Kuala Semboja, Labuhan Bajo, Labuhan Angina, Lakara, Larantuka, Letung, Linau Bintuhan, Malarko, Maloy, Mantangisi, Marabatuan, Matasiri, Meranti, Midai, Moor, Mumugu, Nabire, Nunbaunsabu, Pulau Banyak, Pulau Buano, Pulau Salura, Pacitan, Padang Tikar, Pagimana, Palopo, Pamanukan, Panarukan, Pangandaran, Parlimbungan Ketek, Patani, Pelaihari, Penajam Pasir, Pomalaa, Pota Pulau Laut, Pulau Teor, Sailus, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Sei Nyamuk, Serui, Siwa, Sofifi Speed Boat, Subi, Taddan, Tanah Ampo, Tanah Tidung, Tanjung Api-Api, Tanjung Buton, Tanjung Mooch, Telaga Biru, Teluk Segintung, Tilamuta, Tiram, Tobelo, Tual, Tulehu, Ujung Jabung, Waren, Watunohu, Bagan Siapa-Api, Pelabuhan Ratu, Bima, Luwuk, Breakwater Makassar Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total Pembangunan & Pengembangan Pelabuhan Non Komersial 7.353, , , , , ,82 84

85 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PADA WILAYAH PERBATASAN, TERTINGGAL DAN RAWAN BENCANA TAHUN DI PULAU SUMATERA Keterangan: / PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL PELABUHAN DI WILAYAH TIDAK TERTINGGAL, TIDAK PERBATASAN, DAN BUKAN RAWAN BENCANA / 28 PELABUHAN DI WILAYAH RAWAN BENCANA PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL & PERBATASAN PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL & RAWAN BENCANA NO PULAU SUMATERA 1 Pengembangan Pelabuhan Singkil (Pembangunan Faspel Laut Singkil) 2 Pengembangan Faspel P.Banyak (Rehabilitasi Fasilitas Pelabuhan di Wilker P. Banyak) 3 Pembangunan Faspel Laut Labuhan Angin 4 Pengembangan Pelabuhan Pulau Tello/Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Pulau Tello 5 Pengembangan Pelabuhan Parlimbungan Ketek (Pembangunan Pelabuhan Perlimbungan Ketek) 6 Pembangungan/pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Labuhan Angin 7 Pembangunan pelabuhan penumpang/kargo termina Gunung Sitoli (Pembangunan Faspel Laut Gunung Sitoli) 8 Pembangunan Faspel Laut Barus 9 Pembangunan Faspel Laut Tanjung Api-api 10 Pembangunan Pelabuhan laut Tiram 11 Pembangunan Pelabuhan Laut Pasapuat 12 Pembangunan Pelabuhan Cerocok Painan 13 Pengembangan Pelabuhan Ujung Jabung (Pembangunan Faspel Laut Ujung Jabung) 14 Pembangunan Faspel Laut Nipah Panjang 15 Pengembangan Pelabuhan Kuala Mendahara/Pembangunan Faspel Laut Kuala Mendahara 16 Pembangunan Penahan Gelombang di Pelabuhan P. Baai 17 Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Linau Bintuhan 18 Pembangunan Faspel Laut Sebalang 19 Pembangunan Pelabuhan Pulau Sebesi 20 Pembangunan Pelabuhan Batu Balai 21 Lanjutan Pembangunan Faspel laut Tg. Mocoh 22 Pembangunan Faspel laut Dompak (Pengembangan Pelabuhan Dompak) 23 Pengembangan Pelabuhan Midain(Pembangunan Faspel Laut Midai) 24 Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut 25 Pengembangan Pelabuhan Serasan ( Pembangunan Faspel Laut Serasan) 26 Pengembangan Pelabuhan Dabo Singkep 27 Pembangunan Faspel Laut Malarko 28 Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut/ Pembangunan Faspel Laut Pulau Laut 29 Pengembangan Pelabuhan Pulau Subi/ Pembangunan Faspel Laut Subi 30 Pengembangan Pelabuhan Letung (Pembangunan Faspel Laut Letung) 31 Pembangunan Faspel Laut Tanjung Buton 32 Pembangunan Pelabuhan Batu Panjang 33 Pembangunan Pelabuhan Meranti 34 Pembangunan Faspel Laut Bagan Siapi-Api

86 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PADA WILAYAH PERBATASAN, TERTINGGAL DAN RAWAN BENCANA TAHUN DI PULAU JAWA Keterangan: PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL PELABUHAN DI WILAYAH RAWAN BENCANA PELABUHAN DI WILAYAH TIDAK TERTINGGAL, TIDAK PERBATASAN, DAN BUKAN RAWAN BENCANA NO PULAU JAWA 1 Pengembangan Terminal Multipurpose di area Reklamasi Ancol Timur 2 Pembangunan dermaga Kali Baru Utara (Tahap 1) - New Priok* 3 Pengembangan Pelabuhan Pemanukan/ Pembangunan Faspel Laut Pamanukan 4 Pengembangan Pelabuhan Pangandaran ( Pembangunan Faspel Laut Pangandaran) 5 Pengembangan Pelabuhan Kendal (Pembangunan Faspel Laut Kendal) 6 Pengembangan Pelabuhan Batang/ Pembangunan Faspel Laut Batang 7 Pengembangan Pelabuhan Jepara/ Pembangunan Faspel Laut Jepara 8 Pengembangan Pelabuhan Keramaian/ Pembangunan Faspel Laut Keramaian 9 Pengembangan Pelabuhan Telaga Biru/ Pembangunan Faspel Laut Telaga Biru 10 Pengembangan Pelabuhan Taddan/Sampang/ Pembangunan Faspel Laut Taddan 11 Rehab Faspel Laut Bawean 12 Pembangunan Faspel Laut Pacitan 86

87 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PADA WILAYAH PERBATASAN, TERTINGGAL DAN RAWAN BENCANA TAHUN DI PULAU KALIMANTAN NO PULAU KALIMANTAN 1 Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar (Pembagunan Fasilitas Pelabuhan Laut Padang Tiker) Pembangunan faspel laut Sintete 3 Pembangunan Faspel Teluk Segintung 4 Pembangunan Faspel laut Batanjung 5 Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku) 6 Pengembangan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan (Pembangaunan Faspel Laut Pelaihari) 7 Pengembangan Pelabuhan Marabatuan (Pembangunan Faspel Laut Marabatuan) 8 Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran (Pembangunan Faspel Laut Palaran) 9 Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang* (Pembangunan Faspel Maloy/Sangkulirang (CPO)) 10 Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Pasir 11 Pembangunan Pelabuhan Kuala Samboja/ Pembangunan Faspel Laut Kuala Semboja Keterangan: PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL 6 7 PELABUHAN DI WILAYAH RAWAN BENCANA PELABUHAN DI WILAYAH TIDAK TERTINGGAL, TIDAK PERBATASAN, DAN BUKAN RAWAN BENCANA 87

88 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PADA WILAYAH PERBATASAN, TERTINGGAL DAN RAWAN BENCANA TAHUN DI PULAU NUSA TENGGARA Keterangan: PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL PELABUHAN DI WILAYAH RAWAN BENCANA PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL & RAWAN BENCANA NO NUSA TENGGARA 1 Pengembangan Pelabuhan Lembar 2 Pengembangan Faspel Bima (Pembangunan Faspel Laut Bima) 3 Pembangunan Pelabuhan Tenau Kupang* 4 Pengembangan Faspel Laut Marapokot (Pembangunan Faspel Laut Marapokot) 5 Pengembangan Pelabuhan Maritaing 6 Pengembangan Pelabuhan Baing (Pembangunan Faspel Laut Baing) 7 Pengembangan Pelabuhan P.Salura (Pembangunan Faspel Laut P. Salura) 8 Pengembangan Pelabuhan Kendidi/Reo (Pembangunan Faspel Laut Kendidi Reo) 9 Pengembangan Pelabuhan Pota (Pembangunan Faspel Laut Pota) 10 Pengembangan Pelabuhan Maurole (Pembangunan Faspel Laut Maurole) 11 Pengembangan Pelabuhan Larantuka (Pembangunan Faspel Laut Larantuka) 12 Pengembangan Pelabuhan Terong (Pembangunan Faspel Laut Terong) 13 Pengembangan Pelabuhan Wulandoni (Pembangunan Pelabuhan Faspel Wulandoni) 14 Pengembangan Pelabuhan Bari (Pembangunan Faspel Laut Bari) 15 Pengembangan Pelabuhan Ippi/ Pembangunan Faspel Laut Ippi 16 Pembangunan Faspel Laut Lorens Say-Maumere 17 Pembangunan Faspel Laut Labuan Bajo 88

89 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PADA WILAYAH PERBATASAN, TERTINGGAL DAN RAWAN BENCANA TAHUN DI PULAU SULAWESI / NO PULAU SULAWESI 1 Pengembangan Pelabuhan Lirung 2 Pengembangan Pelabuhan Bitung (Pelabuhan hub Internasional Bitung)* 3 Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Melangoane 4 Pengembangan Pelabuhan Miangas 5 Pengembangan Pelabuhan Pehe 6 Pengembangan Pelabuhan Mangarang 7 Pengembangan Pelabuhan Karatung 8 Pengembangan Pelabuhan Pantoloan (Pembangunan Faspel Laut Pantoloan) 9 Pengembangan Pelabuhan Moutong Parigi 10 Pengembangan Pelabuhan Kolonadale (Pembangunan Faspel Laut Kolonedale) 11 Pengembangan Pelabuhan Teluk Malala (Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Teluk Malala) 12 Pengembangan Pelabuhan Ogoamas (Pembangunan Faspel Laut Ogoamas) 13 Pengembangan Pelabuhan Leok (Pembangunan Faspel Laut Leok) 14 Pembangunan Faspel Laut Moutong 15 Pembangunan Faspel Laut Parigi 16 Perluasan Pelabuhan Makassar (Makassar New Port)* (Pembangunan Makassar New Port) 17 Pengembangan Pelabuhan Munte (Pembangunan Faspel Laut Munte) 18 Pengembangan Pelabuhan Jeneponto (Pembangaunan Faspel Laut Jeneponto) 19 Pengembangan Pelabuhan Sabutung (Pembangunan Faspel Laut Sabutung) 20 Pengembangan Pelabuhan Sapuka (Pembangunan faspel laut Sapuka) 21 Pengembangan Pelabuhan Sailus (Pembangunan Faspel Laut Sailus ) 22 Pengembangan Pelabuhan Kalukalukuang (Pembangunan Faspel laut Kalukalukuang) 23 Pengembangan Pelabuhan Benteng (Pembangunan Faspel Laut Benteng) 24 Pengembangan Pelabuhan Bajoe (Pembangunan Faspel Laut Bajoe ) 25 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Bungkutoko (Pembangunan Faspel Laut Bungkutoko) 26 Pengembangan Pelabuhan Bau - Bau (Pembangunan Faspel Laut Bau - Bau) 27 Pengembangan Pelabuhan Banabungi (Pembangunan Faspel Laut Banabungi Pasar Wajo) 28 Pengembangan Pelabuhan Ereke (Pembangunan Faspel Laut Ereke) 29 Pengembangan Pelabuhan Malingano (Pembangunan Faspel Laut Maligano) 30 Pengembangan Pelabuhan Dawi-Dawi (Pembangunan Faspel Laut Dawi-Dawi) 31 Pengembangan Pelabuhan Molawe (Pembangunan Faspel Laut Molawe) 32 Pengembangan Pelabuhan Langara 33 Pengembangan Pelabuhan Anggrek (Pembangunan Faspel Laut Anggrek) 34 PengembanganPelabuhan Gorontalo (Pembangunan Faspel Laut Gorontalo) 35 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Belang-belang (Pembangunan Faspel Laut Belang-Belang) 36 Pengembangan Pelabuhan Majene (Pembangunan Faspel Laut Majene) 89

90 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PADA WILAYAH PERBATASAN, TERTINGGAL DAN RAWAN BENCANA TAHUN DI KEP. MALUKU 8 Keterangan: 11/ PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL PELABUHAN DI WILAYAH RAWAN BENCANA / 20 PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL & RAWAN BENCANA PELABUHAN DI WILAYAH TIDAK TERTINGGAL, TIDAK PERBATASAN, DAN BUKAN RAWAN BENCANA 13 NO KEPULAUAN MALUKU 1 Pembangunan Faspel Laut Yos Sudarso (Kota Ambon) 2 Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Taniwel (Kab. Maluku Tengah) 3 Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Dawelor (Kab. Maluku Barat Daya) 4 Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Mahaleta (Kab. Maluku Barat Daya) 5 Pelabuhan Tual (Kota Tual) 6 Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara Barat) 7 Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Wonreli (Kab. Maluku Barat Daya) 8 Pelabuhan Fogi (Kab. Buru Selatan) (Pembangunan Faspel Laut Fogi) 9 Pengembangan Pelabuhan Larat (Pembangunan Faspel Laut Larat) 10 Pengembangan Pelabuhan P.Buano (Pembangunan Faspel Laut P. Buano) 11 Pengembangan Pelabuhan Namlea 12 Pengembangan Pelabuhan Marlasi (Pembangunan Faspel Laut Marlasi) 13 Pengembangan Pelabuhan Kobror (Pembangunan Faspel Laut Kobror) 14 Pengembangan Pelabuhan Teor (Pembangunan Faspel Laut Teor) 15 Pengembangan Pelabuhan Kroing (Pembanguanan Faspel Laut Kroing) 16 Pembangunan Faspel Laut Tuhaha 17 Pembangunan Faspel Laut Tutu Kembong 18 Pembangunan Fasilitas Sisi Darat Pelabuhan Namlea 19 Pembangunan Fasilitas Darat Pelabuhan Laut Pulau Gorom 20 Pembangunan Fasilitas Sisi Darat Pelabuhan Tual 21 Pengembangan Pelabuhan Sofifi/Kaiyasa 22 Pengembangan Pelabuhan Tikong (Pembangunan Faspel Laut Tikong) 23 Pengembangan Pelabuhan Tobelo (Pembangunan Faspel Laut Tobelo) 24 Pengembangan Pelabuhan Loleojaya (Pembangunan Faspel Laut Loleojaya) 25 Pengembangan Pelabuhan Tifure (Pembangunan Faspel Laut Tifure) 26 Pengembangan Pelabuhan Manu/Gamumu (Pembangunan Faspel Laut Manu/Gamumu) 27 Pengembangan Pelabuhan Bicoli (Pembangunan Faspel laut Bicoli) 28 Pengembangan Pelabuhan Tapaleo (Pembangunan Faspel Laut Tapaleo) 29 Pengembangan Pelabuhan Daruba (Pembangunan Faspel Laut Daruba) 30 Pengembangan Pelabuhan Dorume (Pembangunan Faspel Laut Darume) 31 Pengembangan Pelabuhan Galela (Pembangunan Faspel Laut Galela) 32 Pengembangan Pelabuhan Bisui (Pembangunan Faspel Laut Bisui) 33 Pengembangan Pelabuhan Kotiti 34 Pengembangan Pelabuhan Indari (Pembangunan Faspel Laut Indari ) 35 Pengembangan Pelabuhan Yaba (Pembangunan Faspel Laut Yaba) 36 Pengembangan Pelabuhan Banemo (Pembangunan Faspel Laut Banemo) 37 Pengembangan Pelabuhan Laiwui(Pembangunan Faspel Laut Laiwui) 38 Pembangunan Faspel Laut Dama 90

91 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN PADA WILAYAH PERBATASAN, TERTINGGAL DAN RAWAN BENCANA TAHUN DI PULAU PAPUA NO PULAU PAPUA 1 Pengembangan Pelabuhan Jayapura* (Pembangunan Faspel Laut Jayapura ) 2 Pembangunan Pelabuhan Bade (Pembangunan Faspel Laut Bade) 3 Pengembangan Pelabuhan Nabire (Pembangunan Faspel Laut Nabire) Pengembangan Pelabuhan Agats (Pembangunan Faspel Laut Agats) 5 Pengembangan Pelabuhan Waren (Pembangunan Faspel Laut Waren) 6 Pengembangan Pelabuhan Mumugu (Pembangunan Faspel Laut Mumugu ) 7 Pengembangan Pelabuhan Asiki (Pembangunan Faspel Laut Asiki) Pengembangan Pelabuhan Moor (Pembangunan Faspel Laut Moor) 9 Pembangunan Faspel Laut Depapre 10 Pengembangan Pelabuhan Arardi Sorong * (Pembangunan Faspel Laut Sorong ) Pengembangan Pelabuhan Kaimana (Pembangunan Faspel Laut Kaimana) 4 6 Keterangan: PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL 2 7 PELABUHAN DI WILAYAH RAWAN BENCANA PELABUHAN DI WILAYAH TERTINGGAL & RAWAN BENCANA 91

92 PENGERUKAN ALUR PELAYARAN/KOLAM PELABUHAN TAHUN Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total Pengerukan Alur 741, , , , , ,73 92

93 Bebar/ Wulur Teon Nila Serua Elat Amahai Gorom/ Ondor Bula Saribi Werur DUKUNGAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS MALAHAYATI LHOKSEUMAWE BELAWAN P. Simeulue P. Banyak Lahewa Afulu CALAN G Solanakak Sehe Tapak Tuan SIBOLGA Sirombu Tl.Dalam Boluta P. Tello Saeru Sigologolo BAGANSIAPIAPI DUMAI PEKANBARU SIAK Singapokna Sinaki Sikabaluan Srilagui M.Saibi Siberut Saumanuk Sioban Berilau TEMBILAHAN BATAM PALEMBANG TG. PINANG MUNTOK BENGKULU TG. PINANG LAMPUNG KIJAN G PANJANG Letung Sedanau Tarempa Midai Tambelan Ranai Serasan SINTETE Tg. Pandan/Belitung PONTIANAK TAYIN KETAPANG KUMAII BAWEAN Pegatan Bahaur TG. WANGI NUNUKAN TARAKAN TANJUNG SELOR SANGKULIRANG BENGALON SENGATA BONTANG SAMARINDA BALIKPAPAN PULANG PISAU Maliku MALAYSIA KOTA BARU P. Kerayan Marabatuan Maradapan Masalembo BIMA LEMBAR NTB Jumlah Trayek Biringkasi MAKASSAR PALU Poso Kolonedale Parepare Bonerate TOLI TOLI Ampana Selayar Kayuadi Watunoho KENDARI Jampea Ende BITUNG GORONTALO Popolii PAGIMANA Kolaka Larearea/ Sinjai Boepinang Maligan Raha Sikeli Banabungi Mpokot Raijua Ndao Sabu Miangas Karatung Marore Kakorotan Kawio Essang Geme Rainis Matutuang Beo Melonguane Kawaluso Lirung Mangarang Lipang Makalehi Papalia Batu atas (P.Binongko) KUPANG Pehe Biaro Burunga (P.Kaledupa) Usuku(P.Tomia) Wini Naikliu Tifure Gela Leksula Namrole Upisera Maritaim Attapupu Dama Mayau Sanana Kayoa Indari Ilwaki Ulima/ P.Ambalau Wasilei Bicoli Moti Gita Wonreli/ Kisar Weda Mafa Besui Sausapor SORONG Meosmengkara MANOKWARI Waigama/ Teminabuan Misol Fafanlap Bintuni AMBON Lakor Moa Leti Berebere Daruba Tobelo Lolasita Wayamli Buli Peniti Gemia Amahai Lelang/ Mahaleat Toheru Masela Kroing Tepa Kobisonta/ Kobisadar Bula Arefi Geser Banda Werinama P.Kur P. Toyando P. Molu Seira Adaut Fakfak P.Kesui P. Tior Kaimer Larat SAUMLAKI Babo TUAL Tutu Kembong Dobo Benjina Kalar kalar Batu Goyang P. Mafia Miosbipondi Jenggerbun Korido BIAK Poom Serui Teba Sarmi Kaipuri KowedaD. Rombebai JAYAPURA Waren Wapoga Trimuris Nabire Kasonaweja Pomako Kimaam Tanah merah Gententiri Wanam Ampera Asiki MERAUKE Jumlah Pembangunan/Lanjutan/Penyelesaian Kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Pembangunan Baru Kapal Negara Angkutan Laut perintis - Lanjutan Pembangunan kapal Negara Angkutan Laut Perintis - Penyelesaian Kapal Negara Angkutan Laut Perintis Indiikasi Pendanan Pembangunan Kapal Perintis 2, ,

94 RENCANA PENEMPATAN KAPAL PERINTIS TAHUN PANGKALAN TAHUNA 2000 GT PANGKALAN CALANG 750 DWT PANGKALAN TL. BAYUR 750 DWT PANGKALAN SINTETE 2000 GT & 750 DWT PANGKALAN PONTIANK 750 DWT PANGKALAN MAMUJU 750 DWT PANGKALAN SURABAYA PANGKALAN TILAMUTA PANGKALAN PAGIMANA PANGKALAN KOLONEDALE 750 DWT 750 DWT 750 DWT PANGKALAN KOTABARU PANGKALAN TARAKAN PANGKALAN POSO 750 DWT 750 DWT 750 DWT PANGKALAN SORONG 2000 GT & 750 DWT PANGKLN MANOKWARI 750 DWT PANGKLN BIAK 2000 GT & 750 DWT PANGKALAN JAYAPURA 1200 GT & 750 DWT PANGKALAN AMBON 2000 GT & 750 DWT PANGKALAN TUAL 2000 GT & 1200 GT 2000 GT & 750 DWT PANGKALAN MAKASSAR 2000 GT PANGKALAN BENOA 750 DWT PANGKALAN KENDARI 2000 GT & 750 DWT PANGKALAN TERNATE 2000 GT PANGKALAN MAUMERE 750 DWT PANGKALAN SANANA 2000 GT & 750 DWT PANGKALAN KUPANG 2000 GT & 750 DWT PANGKALAN WANI 750 DWT PANGKALAN MERAUKE 2000 GT & 750 DWT PANGKLN SAUMLAKI 2000 GT & 1200 GT PANGKALAN BIMA 2000 GT Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total Kapal Perintis 2.516, , , ,84 PANGKALAN BABANG 750 DWT

95 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR & TERTINGGAL DI PULAU SUMATERA PANGKALAN CALANG WILAYAH TERTINGGAL: Meulingge, Lamteng, Tapaktuan Calang Meulaboh PANGKALAN TANJUNG PINANG WILAYAH TERTINGGAL: Kuala Maras, Tarempa, Midai, Pulau Tiga, Sedanau, Klarik, Ranai, Subi, Serasan, Sintete, WILAYAH PERBATASAN: Midai, Subi, Serasan, Tambelan PANGKALAN MEULABOH WILAYAH TERTINGGAL: Meulaboh, Sinabang, Susoh, Pulau Banyak, Singkil, Teluk Dalam, Pulau Tello, Calang, Malahayati Teluk Bayur Tanjung Pinang PANGKALAN TELUK BAYUR WILAYAH TERTINGGAL: Panasahan, Sikabaluan/Pokai, Labuhan Bajau, Sirombu, Lahewa, Muara Saibi/Subelen, Siberut/Simalepet, Pei-Pei/Teluk Katurai, Tua Pejat, Sioban, Pasapuat, Sikakap, Sinakak PANGKALAN BENGKULU WILAYAH TERTINGGAL: Enggano, Linau, MukoMuko Bengkulu 95

96 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR & TERTINGGAL DI PULAU KALIMANTAN PANGKALAN SINTETE WILAYAH TERTINGGAL: Letung Sintete PANGKALAN KOTA BARU WILAYAH TERTINGGAL: Maiene Kota Baru 96

97 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR & TERTINGGAL DI PULAU JAWA Semarang Tanjung Wangi PANGKALAN SEMARANG WILAYAH TERTINGGAL: Kuala Pembuang, Kendawangan, Ketapang, Karimata 97

98 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR & TERTINGGAL DI PULAU NUSA TENGGARA Bima Maumere Kupang PANGKALAN BIMA WILAYAH TERTINGGAL: Pulau Sailus, Calabahi, Badas, Labuan Lombok, Reo, Selayar, Jampea, Waikelo, Waingapu, Ende, Pulau Raijua, Sabu/seba PANGKALAN KUPANG WILAYAH TERTINGGAL: Ndao, Raijua, Baing, Pulau Ende, Maumbawa, Waiwole, Mborong, Naikulu, Wini, Lirang, Kisar, Romany, Leti, Moa, Lakor, Luang P. Kelapa, Sermata (Elo), Naikliu, Mananga, Lewoleba, Baluring, Baranusa, Kalabhi, Atapupu, Balauring, Maumere, Marapokot, Labuhan Bajo PANGKALAN MAUMERE WILAYAH TERTINGGAL: Larantuka, Waiwerang, Maritaing, Palue, Maurole 98

99 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR & TERTINGGAL DI PULAU SULAWESI PANGKALAN KWANDANG PANGKALAN BITUNG WILAYAH TERTINGGAL: Kwandang,Paleleh, Leok, P. Sebatik, Toli- toli, Nunukan PANGKALAN TILAMUTA WILAYAH TERTINGGAL: Tilamuta, Bumbulan, Pasokan/ Wakai, Dolong/ Wakkai, Gorontalo, Tojo Una-una, Banggai, Bunta PANGKALAN PANGIMANA WILAYAH TERTINGGAL: Pagimana, Popolli, Poso, Baturube, Luwuk/Banggai, Kolonedale, Bungku/Menui, Raha PANGKALAN KOLONEDALE WILAYAH TERTINGGAL: Wosu, Kaleroang/Sambalagi, Kolo, Labobo/Mansalean PANGKALAN MAMUJU WILAYAH TERTINGGAL: Mamuju, Palipi (Majene), Tj. Silopo (Polewali), Biringkasi (Pangkep), P. Poong-poongan, P. Salisingan WILAYAH PERBATASAN: Nunukan Mamuju Kendari Makassar Kolonedane PANGKALAN MAKASSAR Kwandang Tilamuta WILAYAH TERTINGGAL: Jinato, Kayuadi, Bonerate, Macini, Kalatoa/Lotodo, Jinato, Baji, P. Balang Lompo, P. Balo Baloang Lompo Pangimana Bitung Ambon Tahuna PANGKALAN KENDARI WILAYAH TERTINGGAL: Langara, Wanci, Lasalimu, Sikeli, Boepinang, Maligano WILAYAH TERTINGGAL: Tagulandang, Kahakitang, Tahuna, Lipang, Kawaluso, Mangaran, Karatung, Beo, Essang, Melonguane, Biaro, Geme, Makalehi, Rainis, Dapalan, Kakorotan, Miangas, Matutuang, Kawio, Marore WILAYAH PERBATASAN: Tahuna, Melonguane, Miangas PANGKALAN TAHUNA WILAYAH TERTINGGAL: Bukide, Petta, Manalu, Ngalipaeng, Kalama, Para, Pehe, Buhias PANGKALAN AMBON WILAYAH TERTINGGAL: P.Kesui, Manipa/Aman Jaya, Taniwei, Wahai, Kobisadar, Bula, Moa, Saumlaki, Wolu, Larat, Dawera/Dawelor, Marsela, Elat, Amahai, Wulur, Lelang/Mahaleta, Lakor, Geser, Kesui, Wonreli/Kisar, Waigama/Misol, Fafanlaf, Gorom/Ondor, Bula, Kelmuri, Wulur, Kisar, Romang, Leti, Moa, lakor, Luang/p. Tamta, Lelang/Elo, Tepa, Dawera/Dawelor, saumlaki, Ambalau, Wamsisi, Namrole, Leksula, Tifu, Waimulang, Fogi, Geser, Gorom/ Ondor WILAYAH PERBATASAN: Wonreli/Kisar, Kabisadar, Wahai, Leti, Luang/p. Tamta, Tepa, Dawera/Dawelor,

100 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR & TERTINGGAL DI KEPULAUAN MALUKU PANGKALAN TERNATE PANGKALAN TUAL WILAYAH TERTINGGAL: Bisui, Mafa, P.Gag, P.Mutus, Galela, Daruba, Berebere, Buli, Bicoli, Kabare, Bicoli, Darume, Daruba, Pigaraja, Madopolo, Laiwui, Banggai, P. Dowora, Kukupang, Laiwui, Kelo, Tobalai/Wooi, Wayaloar, Gumumu/ Manu, Buano, Kelang, Bataka Sanana Ternate Babang WILAYAH TERTINGGAL: Banda, Dobo, Benjina, Taberfane, Jerol, Meror, Longgar Apara, Tepa, Kojabi, Marlasi, Banda Eli, Toyando, Kur, Saumlaki, Larat, BandaEli/Holat WILAYAH PERBATASAN: Dobo, Benjina, Taberfane, Jerol, Meror, Longgar Apara, Kojabi, Marlasi, Tepa PANGKALAN BABANG WILAYAH TERTINGGAL: Babang, Saketa, Pasipalele, P. Dowora, Gane Dalam, Kukupang, Gane Luar, Bisui, Wosi, Mafa, Pigaraja, Pelita, Palamea, Busua, Kayoa, Makian PANGKALAN SANANA WILAYAH TERTINGGAL: Malbufa, Samuya, Namlea, Loseng, Namrole, Air Buaya, Pasipa, Leksula Saumlaki Tual PANGKALAN SAUMLAKI WILAYAH TERTINGGAL: Saumlaki, Larat, Dobo, Ambalau, Namrole, Leksula, Tepa, Moa, Leti, Kisar, Lerokis, Ilwaki, Larat, Eray/Esulit, Lirang, Kalabahi, Dawera/ Dawelor, Kroing, Lelang/Elo, Lakor, Moa, Leti, Kisar/Wonreli, Ilwaki, Romang, Bebar/Wulur, Kisar, Seira, Rumyaan, Larat, Molu/Wulmassa, Wunlah 100

101 JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR & TERTINGGAL DI PULAU PAPUA PANGKALAN MANOKWARI PANGKALAN SORONG WILAYAH TERTINGGAL: Yellu, Bula, Geser, Gorom, Kesui, Teluk Etna, Pomako, Waisai, Kabare, Mutus, Beo, P.Gag, Waigama, Sailolof, Konda, Teminabuan, Mega, Sausapor, Hopmare, Kwoor, Waibem, Kabare, Dorekar, Waisai, P. Kawe, P. Sayang, Sausafor, Saukorem, Windesi, Wasior, Yellu, Bintuni, Babo, Seget, Segun, Teminabuan, P.Ayu, Inanwatan, Kokoda WILAYAH PERBATASAN: Beo Sorong Manokwari Biak Jayapura WILAYAH TERTINGGAL: Saukorem, Arandai, Bintuni, Babo, Biak, Windesi, Wasior, Ambumi, Waibem, Kwoor, Hopmare, Sausapor, P.Ayau, P.Fani PANGKALAN BIAK WILAYAH TERTINGGAL: Biak, Poom, Wooi, Ansus, Serui, Randawaya, Dawai, Kaipuri, Saribi, Manokwari, Korido P. Insobabi, Dawai, Miosbipondi, P. Mapia, P.Mbromsi, Korido, Saribi, P. Roon, Windesi, Wasior, Nabire, P. Moor, Wapoga, Waren, Koweda, Kaipuri PANGKALAN MERAUKE PANGKALAN JAYAPURA WILAYAH TERTINGGAL: Merauke, Kimaam, Bayun, Atsy, Sagoni, Kanami, Jinak, Binam, Senggo, Moor, Kepi, Tagemon, Ikisi, Boma, Wanam, Agats, Akat, Yamas, Dobo, Sawaerma, Suator, Tual, Bade, Pomako, Kaimana, Asiki, Gententiri, Ampera, Tanah Merah WILAYAH PERBATASAN: Eci, Dobo, Asiki, Tanah Merah Merauke WILAYAH TERTINGGAL: Kaipuri, Serui, Waren, Nabire, P. Anus, P. Yamna, P. Wakde, Sarmi, P. Liki, Trimuris, Kasonaweja, D.Rombebai, Koweda, Waren, Serui, Kurudu, Ansus, Wooi, Miosnum, Poom, Biak, Wapoga, P. Moor, Napan, Wainami 101

102 KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI UDARA TAHUN

103 INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN TRANSPORTASI UDARA NO PROGRAM/ KEGIATAN PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI (Rp. Milyar) , , , , , ,020 RPJMN 9.502, , , , , ,360 1 Pelayanan Angkutan Udara Perintis 466, , , , , ,200 2 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara 3 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan 4 Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara 5 Pembinaan dan Pengawasan Navigasi Penerbangan 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 8.278, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,660 Pembang unan, Rehabilita si dan Pemeliha raan Prasaran a Keamana n Penerban gan 2% Pengawa san dan Pembina an Kelaikan Udara dan Pengoper asian Pesawat Udara 4% PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA TAHUN Pembang unan, Rehabilita si dan Pemelihar aan Prasaran a Navigasi Penerban gan 3% Dukungan Manajem en dan Dukungan Teknis Lainnya 14% Pelayana n Angkutan Udara Perintis 4% Pembang unan, Rehabilita si dan Pemeliha raan Prasaran a Bandar Udara 73% 103

104 PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN DARURAT TAHUN Bandar Udara Sentani - Jayapura 2. Bandar Udara Djalaluddin - Gorontalo 3. Bandar Udara Juwata - Tarakan 4. Bandar Udara Mopah Merauke 5. Bandar Udara Hananjoeddin 6. Bandar Udara Tjilik Riwut Palangkaraya 7. Bandar Udara Haluoleo Kendari 8. Bandar Udara Wonopito Lewoleba 9. Bandar Udara Beringin 10. Bandar Udara Muara Bungo 11. Bandar Udara Muko-Muko 12. Bandar Udara Fl. Tobing 13. Bandar Udara Dobo 14. Bandar Udara Ketapang 15. Bandar Udara Dumatubun 16. Bandar Udara Pogogul - Buol 17. Bandar Udara Oesman Sadik - Labuha 18. Bandar Udara Torea Fak-fak 19. Bandar Udara Sultan M. Kaharuddin - Sumbawa 20. Bandar Udara Sangia Nibandera - Kolaka 21. Bandar Udara Matilda Batlayeri - Saumlaki 22. Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo 23. Bandar Udara Pekon Serai 24. Bandar Udara Malinau 25. Bandar Udara Sanggu - Buntok 26. Bandar Udara Melongguane 27. Bandar Udara Enggano 28. Bandar Udara Pangsuma - Putussibau 29. Bandar Udara Andi Jemma Masamba 30. Bandar Udara Stevanus Rumbewas (Kamanap) 31. Bandar Udara Soa Bajawa 32. Bandar Udara Rokot - Sipora 46. Bandar Udara DEO Sorong 33. Bandar Udara Bandaneira 47. Bandar Udara Radin Inten II - Lampung 34. Bandar Udara Oksibil 35. Bandar Udara Senggo 36. Bandar Udara Mulia 37. Bandar Udara Moanamani 38. Bandar Udara Tanah Merah 39. Bandar Udara Syukuran Aminuddin 40. Bandar Udara Waghete 41. Bandar Udara Lasondre 42. Bandar Udara Maimun Saleh Sabang (menjadi UPBU Tahun 2014) 43. Bandar Udara Bilorai (Sugapa) 44. Bandar Udara Tambolaka Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total

105 LOKASI PENINGKATAN FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN TAHUN Bandar Udara Mutiara - Palu 2. Bandar Udara Sultan M. Kaharuddin - Sumbawa 3. Bandar Udara Muara Bungo 4. Bandar Udara Djalaluddin Gorontalo 5. Bandar Udara Pogogul - Buol 6. Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju 7. Bandar Udara Fl. Tobing - Sibolga 8. Bandar Udara Melak 9. Bandar Udara Nunukan 10. Bandar Udara Betoambari 11. Bandar Udara Susilo - Sintang 12. Bandar Udara Tjilik Riwut - Palangkaraya 13. Bandar Udara DEO - Sorong 14. Bandar Udara HAS Hananjoeddin Tj. Pandan 15. Bandar Udara Frans Seda Maumere 16. Bandar Udara Sultan Babullah - Ternate 17. Bandar Udara Iskandar Pangkalan Bun 18. Bandar Udara Wamena 19. Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk 20. Bandar Udara Umbu Mehang Kunda - Waingapu 21. Bandar Udara Gusti Syamsir Alam Kota Baru 22. Bandar Udara Binaka Gunung Sitoli 23. Bandar Udara Japura - Rengat 24. Bandar Udara Utarom - Kaimana 25. Bandar Udara Kalimarau - Tanjung Redeb 26. Bandar Udara Gewayantana - Larantuka 27. Bandar Udara Andi Jemma - Masamba 28. Bandar Udara Kasiguncu - Poso 29. Bandar Udara Juwata - Tarakan 30. Bandar Udara Rendani Manokwari 31. Bandar Udara Haluoleo - Kendari 32. Bandar Udara Olilit saumlaki 33. Bandar Udara Torea Fak Fak 34. Bandar Udara Radin Inten II - Lampung 35. Bandar Udara Temindung - Samarinda 36. Bandar Udara Cut Nyak Dien - Meulaboh 37. Bandar Udara Tual Baru 38. Bandar Udara Rahadi Oesman - Ketapang 39. Bandar Udara Sanggu - Buntok 40. Bandar Udara Beringin - Muara teweh 41. Bandar Udara Tj. Harapan Tj Selor 42. Bandar Udara Fatmawati Bengkulu 43. Bandar Udara Nabire 44. Bandar Udara Aek Godang Pd. Sidempuan 45. Bandar Dabo - Singkep 46. Bandar Udara Budiarto - Curug 47. Bandar Udara H. Asan Sampit 48. Bandar udara Satartacik Ruteng 49. Bandar Udara Sultan Bantilan Toli Toli 50. Bandar Udara Komodo Labuan Bajo 51. Bandar Udara Mali Alor 52. Bandar Udara Melangguane 53. Bandar Udara Tambolaka 54. Bandar Udara Nanga Pinoh 55. Bandar Udara Pongtiku 56. Bandar Udara Naha 57. Bandar Udara Ende 58. Bandar Udara Seibati 59. Bandar Udara Cirebon 60. Bandar Udara Cilacap 61. Bandar Udara Dewa Daru 62. Bandar Udara Soa - Bajawa 63. Bandar udara Kuala Pembuang 64. Bandar Udara Lasikin - Sinabang 65. Bandar Udara T.Cut Ali Tapak Tuan 66. Bandar Udara Brang Biji - Sumbawa Besar 67. Bandar Udara Depati Parbo - Kerinci 68. Bandar Udara Haliwen - Atambua 69. Bandar Udara Pangsuma - Putussibau 70. Bandar Udara Sentani - Jayapura 71. Bandar Udara Hang Nadim - Batam 72. Bandar Udara Mopah Merauke Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total

106 SEBARAN LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN 100 BANDARA EKSISTING TAHUN b 39a 40b a a a a 91 6a a 9a 44c a b a 43 23a b e 19c 12719b e a d a 17b c a a 48b Target minimal 100 bandara yang direhabilitasi dan dikembangkan (perpanjangan, pelebaran, dan peningkatan kekuatan) setiap tahunnya ( ) Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 3.241, , , , , ,64 106

107 LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN BANDARA TAHUN Sabang Rambele Miangas Teuku Cut Ali Gayo Lues Lasikin Lasondre Rokot Letung Tj. Balai Karimun Kerinci Muko Muko Tambelan Tebelian Long Bawan Long Ampung Muara Teweh Data dawai Samarinda Baru Maratua Morowali Siau Moa Werur Buntu Kunik Namniwel Enggano Kertajati Bawean Sumenep Koroway Batu Kabir Kabir-Patar Atambua Mopah Merauke Rote Keterangan: Rencana Pembangunan 15 Bandara Baru Pengembangan 25 Bandara di daerah perbatasan dan rawan bencana Peningkatan Jumlah Rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara sebanyak 265 rute Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total

108 LOKASI PENINGKATAN KAPASITAS BANDAR UDARA (PERPANJANGAN RUNWAY) UNTUK PENDARATAN BOEING 737 SERIES DAN SEKELASNYA Rambele-Takengon Kuabang Kao Binaka-Gn.Sitoli Tojo Una Una Tanjung Pandan Poso Iskandar-Pangkalan Bun Betoambari bau bau DEO Sorong Dekai-Yahukimo Banyuwangi Labuhan Bajo Ibra-Langgur Mathilda-Saumlakibaru Waingapu Pengembangan 15 Bandar Udara untuk peningkatan kapasitas terbesar menjadi B737 Series (Perpanjangan dan Pelapisan Runway, Peningkatan Apron dan Taxiway). Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total

109 LOKASI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA (PERPANJANGAN RUNWAY) UNTUK PENDARATAN MINIMAL SEJENIS ATR 42 DAN ATR 72 Bandara Teuku Cut Ali Bandara letung Bandara Tambelan Bandara Maratua Bandara Melak Bandara Sarmi Bandara Tanah Merah Bandara Bawean Bandara Kepi Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 166,35 270, ,

110 LOKASI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA UNTUK ANGKUTAN KARGO Bandara Kualanamu Bandara Samratulangi-Manado Bandara Sepinggan-Balikpapan Bandara Kaisepo Biak Bandara Syamsuddin Noor Banjarmasin Bandara Sentani Jayapura Bandara Sultan Hasanuddin Makassar Bandara Soekarno Hatta Bandara Juanda Surabaya : 8 Bandara dioperasikan PT Angkasa Pura I & II : 1 Bandara dioperasikan UPT Kemenhub Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 7,5 (*) 70,25 (*) ,75 (*) (*) Pengembangan Pelayanan Angkutan Kargo Bandar Udara Sentani - Jayapura tahun

111 PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA Bandar Udara Silampari 2. Bandar Udara Pangsuma-Putussibau 3. Bandar Udara H.Asan-Sampit 4. Bandar Udara Iskandar-Pangkalan Bun 5. Bandar Udara Kuala Pembuang 6. Bandar Udara Muara Teweh Baru 7. Bandar Udara Tjilik Riwut-Palangkaraya 8. Bandar Udara Melak 9. Bandar Udara Sultan Bantilan-Toli-Toli 10. Bandar Udara Seko 11. Bandar Udara Bua-Luwu 12. Bandar Udara Bone 13. Bandar Udara Aroepala-Selayar 14. Bandar Udara Iumbu Mehang Kunda-Waingapu 15. Bandar Udara Frans Sales Lega-Ruteng 16. Bandar Udara Gewayantana-Larantuka 17. Bandar Udara Tardamu-Sabu 18. Bandar Udara Saumlaki 19. Bandar Udara Oesman Sadik-Labuha 20. Bandar Udara Kambuaya Bandar Udara Tanah Merah 22. Bandar Udara Illu 23. Bandar Udara Bokondini 24. Bandar Udara IWamena 25. Bandar Udara Timika 26. Bandar Udara Mopah-Merauke Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total 240,74 760,

112 KEGIATAN PELAYANAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS TAHUN Daftar KPA Penyelenggara: KPA Nagan Raya (5 Rute) KPA Takengon (7 Rute) KPA Gunung Sitoli (8 Rute) KPA Bengkulu (7 Rute) KPA Singkep (10 Rute) KPA Palangkaraya (6 Rute) KPA Ketapang (5 Rute) KPA Samarinda (5 Rute) KPA Waingapu (9 Rute) KPA Gorontalo (8 Rute) KPA Tarakan (10 Rute) KPA Masamba (12 Rute) KPA Mamuju (5 Rute) KPA Selayar (7 Rute) KPA Ternate (4 Rute) KPA Langgur (9 Rute) KPA Manokwari (9 Rute) KPA Sorong (5 Rute) KPA Jayapura (8 Rute) KPA Merauke (19 rute) KPA Nabire (8 Rute) KPA Timika ( 22 Rute) KPA Wamena (17 Rute) KPA Sumenep ( 5 Rute) KPA Oksibil (7 Rute ) Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total Pada tahun 2015 target rute pelayanan perintis sebanyak 217 rute, dan target diakhir 2019 sebanyak 265 rute perintis 466,62 620,7 631,48 643,02 655, ,2 112

113 LOKASI BANDAR UDARA PADA DAERAH RAWAN BENCANA DAN PERBATASAN Bandar Udara Sabang 2. Bandar Udara Lasikin 3. Bandar Udara Teuku Cut Ali 4. Bandar Udara Rembele 5. Bandar Udara Gayo Lues 6. Bandar Udara Lasondre 11. Bandar Udara Kerinci 7. Bandar Udara Letung 12. Bandar Udara Muko-Muko 8. Bandar Udara Tambelan 13. Bandar Udara Enggano 9. Bandar Udara Rokot 14. Bandar Udara Bawean 10. Bandar Udara Tj. Balai Karimun15. Bandar Udara Sumenep 16. Bandar Udara Atambua 17. Bandar Udara Kabir 18. Bandar Udara Rote 19. Bandar Udara Long Apung 20. Bandar Udara Long Bawan 21. Bandar Udara Datah Dawai 22. Bandar Udara Maratua 23. Bandar Udara Miangas 24. Bandar Udara Moa 25. Bandar Udara Merauke Bandar Udara di Daerah Rawan Bencana : 7 Bandar Udara Bandar Udara di Perbatasan : 18 Bandar Udara Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Total

114 KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN SDM PERHUBUNGAN TAHUN

115 NO PROGRAM/ KEGIATAN INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN PROGRAM PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI (Rp. Milyar) 4.401, , , , , ,133 RPJMN 4.096, , , , , ,459 1 Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat 233, , , , , ,408 2 Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut 3 Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara 4 Pendidikan Perhubungan Darat 5 Pendidikan Perhubungan Laut 6 Pendidikan Perhubungan Udara 7 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 8 Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 9 Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan transportasi (QW) 395, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,327 74, , , , , ,347 0, , , , , ,877 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 4.025% Pendidikan Perhubungan Udara % PROGRAM PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN TAHUN Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 1.993% Terwujudnya peningkatan kinerja pelayanan transportasi (QW) % Pendidikan Perhubungan Laut % Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Darat 4.703% Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Laut % Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara 5.729% Pendidikan Perhubungan Darat 9.195% 115

116 LOKASI PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KAMPUS BARU TAHUN Diklat Darat : 1. BPPTD Dairi 2. BPPTD Pontianak 3. BPPTD Makassar 4. BPPTD Manokwari 5. BPPTD Bali 6. Akademi Perkeretaapian Indonesia, Madiun Indikasi Pendanaan (Rp. Miliar) Diklat Laut : 7. Balai Diklat Pelayaran Padang Pariaman 8. Balai Diklat Pelayaran Sulawesi Utara 9. Balai Diklat Pelayaran Balikpapan 10. Balai Diklat Pelayaran Seram - Maluku 11. Balai Diklat Pelayaran NTT 12. Balai Diklat Pelayaran Surabaya 13. Balai Diklat Pelayaran Makassar 14. Loka Diklat Ketrampilan Pelaut NTB Diklat Udara : 15. BP3 Curug 16. Loka Diklat Penerbang Banyuwangi 17. Sekolah Penerbang Rengat 18. Sekolah Penerbang Luwu, Sulsel 19. Sekolah Penerbang Merauke-Papua 20. Sekolah Penerbang di Kalimantan 21. Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BPPPnb) NTB Total Diklat Aparatur : 22. Pusat Pembangunan Karakter di Ciwidey 23. UPT Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan (PPSDMAP) Bali 24. UPT PPSDMAP Makassar 25. UPT PPSDMAP Banjarmasin 26. UPT PPSDMAP Riau 27. UPT PPSDMAP Sorong - Papua Barat 116

117 INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN BADAN LITBANG PERHUBUNGAN NO PROGRAM/ KEGIATAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 1 Perencanaan Kebijakan Sistranas 2 Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda 3 Penelitian dan Pengembangan Darat dan Perkeretaapian 4 Penelitian dan Pengembangan Laut 5 Penelitian dan Pengembangan Udara 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI (Rp. Milyar) 228, , , , , ,715 7,551 7,928 8,325 8,699 9,091 41,593 23,207 35,612 36,295 12,101 13, ,327 29,099 33,609 35,141 36,859 38, ,430 20,734 17,508 18,383 19,210 20,075 95,909 21,482 23,056 24,209 25,298 26, , , , , , , ,373 Penelitian dan Pengemba ngan Laut 19% Penelitian dan Pengemba ngan Darat dan Perkeretaa pian 13% BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN Penelitian dan Pengemba ngan Udara 15% Perencana an Kebijakan Sistranas 30% Penelitian dan Pengemba ngan Manajeme n Transporta si 117

118 INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN INSPEKTORAT JENDERAL NO PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI (Rp. Milyar) INSPEKTORAT JENDERAL 100, , , , , ,282 1 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I 2 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II 3 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III 4 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV 5 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 10,111 10,617 11,148 11,705 12,291 55,872 8,063 8,466 8,889 9,333 9,800 44,551 6,727 7,063 7,416 7,787 8,176 37,169 6,968 7,317 7,683 8,067 8,470 38,506 6,744 7,081 7,435 7,807 8,197 37,263 61,699 64,787 68,019 71,421 75, ,921 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya % INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I % Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II 8.023% Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V 6.711% Pelaksanaa n Pengawasa n Oleh Inspektorat III 6.694% Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV 6.935% 118

119 INDIKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN SEKRETARIAT JENDERAL NO ALOKASI (Rp. Milyar) TOTAL ALOKASI PROGRAM/ KEGIATAN (Rp. Milyar) SEKRETARIAT JENDERAL , , , , , Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan 2 Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian 3 Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan 4 Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri 5 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kementerian Perhubungan 6 Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan 7 Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan 8 Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi 9 Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran 10 Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi , Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan 6.433% Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan 6.055% Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran 2.558% Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi 3.707% SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi 4.270% Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kementerian Perhubungan % Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan 3.267% Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaia n 4.434% Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan 4.440% Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri 4.572% 119

120 PENUTUP 1 Naskah Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun ini menjadi pedoman bagi Kementerian Perhubungan dalam melaksanakan kebijakan dan program Pemerintah di sektor transportasi 2 Renstra Kementerian Perhubungan Tahun disusun dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan nasional khususnya di sektor transportasi serta untuk menjadi arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan perhubungan bagi seluruh unit kerja dan stakeholder sektor transportasi. Untuk itu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut : a. Seluruh unit kerja bertanggung jawab melaksanakan Rencana Strategis Kemenhub ; b. Rencana Strategis Kemenhub dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Kemenhub Tahun 2015 s.d 2019 dan menjadi acuan bagi Direktorat Jenderal, Badan-Badan dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja Tahun 2015 s.d.tahun 2019; c. Rencana Strategis Kemenhub diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2015 s.d dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2015 s.d khususnya sektor transportasi; d. Kementerian Perhubungan berkewajiban menjaga konsistensi antara Renstra Kemenhub dengan Rencana Kerja Direktorat Jenderal, Badan-Badan dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan. 120

RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN

RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN LAMPIRAN A1 RINCIAN KEMENTERIAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN NO. SASARAN KEMENTERIAN I. Keselamatan dan Keamanan 1 Menurunnya angka kecelakaan 1 Ratio kejadian kecelakaan nasional a. Transportasi Perkeretaapian

Lebih terperinci

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya

Lebih terperinci

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun 2015-2019 Peta - 1 LOKASI PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Pada tahun anggaran 2012, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 368 studi yang terdiri dari 103 studi besar, 20 studi sedang dan 243 studi kecil. Perkembangan jumlah studi dari tahun 2008 sampai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM PERJANJIAN KINERJA Direktorat Jenderal Perhubungan Tahun 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR [LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2015] Maret 2016

KATA PENGANTAR [LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2015] Maret 2016 Maret KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dinyatakan bahwa setiap Instansi Pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1 KONDISI UMUM... 1-1 1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014... 1-3 1.1.2 CAPAIAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT. InsyaAllah bersama kita BISA : Brilliant, Innovative, Speed, Accountable

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT. InsyaAllah bersama kita BISA : Brilliant, Innovative, Speed, Accountable KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT InsyaAllah bersama kita BISA : Brilliant, Innovative, Speed, Accountable BIODATA Nama : HINDRO SURAHMAT, ATD. M.Si. Tempat/Tgl Lahir : Madiun,

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN Paparan Menteri Perhubungan INTEGRASI TRANSPORTASI DAN TATA RUANG DALAM PERWUJUDAN NAWACITA JAKARTA, 5 NOVEMBER 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OUT L I NE Integrasi Transportasi

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINDAKLANJUTI HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG LLASDP

PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINDAKLANJUTI HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG LLASDP PERAN PEMERINTAH DAERAH DALAM MENINDAKLANJUTI HASIL PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BIDANG LLASDP Ir. Sudirman Lambali, S.Sos, M.Si Direktur LLASDP DIREKTORAT LALU LINTAS DAN ANGKUTAN SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN LAMPIRAN A INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN NO. SASARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME) SATUAN TAHUN 2014 (BASELINE) TAHUN 2015 TAHUN

Lebih terperinci

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT DUKUNGAN KEBIJAKAN DALAM MENGOPTIMALKAN KAPASITAS, KUALITAS DAN DAYA SAING INDUSTRI PELAYARAN NIAGA DAN PELAYARAN RAKYAT SERTA INFRASTRUKTUR PENDUKUNGNYA DALAM MEWUJUDKAN KONEKTIVITAS NASIONAL DAN NORMALISASI

Lebih terperinci

BADAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BADAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN BADAN PENGEMBANGAN SDM KEMENTERIAN PERHUBUNGAN IKATAN DINAS DAN POLA PEMBIBITAN DALAM SELEKSI PENERIMAAN CALON TARUNA (SIPENCATAR) DIKLAT PEMBENTUKAN TA 2018/2019 Jakarta, Maret 2018 AGENDA FORMASI IKATAN

Lebih terperinci

Paparan Menteri Perhubungan

Paparan Menteri Perhubungan Paparan Menteri Perhubungan INTEGRASI TRANSPORTASI DAN TATA RUANG DALAM PERWUJUDAN NAWACITA JAKARTA, 5 NOVEMBER 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN O U T L I N E Integrasi Transportasi dan Tata Ruang; Isu Strategis

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Adalah Kementerian yang mempunyai Tugas Pemerintahan Negara untuk membantu Presiden

Lebih terperinci

DRS. PETRUS SUMARSONO, MA - JFP MADYA DIREKTORAT TRANSPORTASI. Rakornis Perhubungan Darat 2013 Surabaya, 3 Oktober 2013

DRS. PETRUS SUMARSONO, MA - JFP MADYA DIREKTORAT TRANSPORTASI. Rakornis Perhubungan Darat 2013 Surabaya, 3 Oktober 2013 DRS. PETRUS SUMARSONO, MA - JFP MADYA DIREKTORAT TRANSPORTASI Rakornis Perhubungan Darat 2013 Surabaya, 3 Oktober 2013 OUTLINE Kendala dan Tantangan Pembangunan Perhubungan Darat Peningkatan Sinergitas,

Lebih terperinci

ARAHAN MENTERI PERHUBUNGAN

ARAHAN MENTERI PERHUBUNGAN ARAHAN MENTERI PERHUBUNGAN Jakarta, 16 November 2016 Rapat Kerja Kementerian Perhubungan Tahun 2016 Melalui Peran Swasta dan BUMN, Kita Tingkatkan Pembangunan Sektor Transportasi Guna Mendukung Percepatan

Lebih terperinci

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012

PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012 No Kode PAGU SATUAN KERJA DITJEN BINA MARGA 2012 Nama Satuan Kerja Pagu Dipa 1 4497035 DIREKTORAT BINA PROGRAM 68,891,505.00 2 4498620 PELAKSANAAN JALAN NASIONAL WILAYAH I PROVINSI JATENG 422,599,333.00

Lebih terperinci

REKAPITULASI SK PPID KOTA SE INDONESIA PUSAT PENERANGAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2013

REKAPITULASI SK PPID KOTA SE INDONESIA PUSAT PENERANGAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2013 REKAPITULASI SK PPID KOTA SE INDONESIA PUSAT PENERANGAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN DALAM NEGERI TAHUN 2013 NO KOTA SK No TENTANG TANGGAL PROV 1 Kota Banda Aceh Keputusan Walikota Banda Aceh Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Datar mengacu pada Visi dan Misi instansi di

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA. No Nama UPT Lokasi Eselon Kedudukan Wilayah Kerja. Bandung II.b DITJEN BINA LATTAS 5 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA 2012, No.659 6 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut.

Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. Badan Litbang Perhubungan telah menyusun kegiatan penelitian yang dibiayai dari anggaran pembangunan tahun 2010 sebagai berikut. A. KEGIATAN POKOK 1. Studi Besar a. Sektoral/Sekretariat 1) Studi Kelayakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT Direktorat Lalu lintas Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Jalan Medan Merdeka Barat No 8 Jakarta 10110 1 1. Cetak Biru Pengembangan Pelabuhan

Lebih terperinci

Matriks Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun

Matriks Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun a. Menurunnya angka kecelakaan 1) Jumlah pedoman standar keselamatan Dokumen 13 11 11 12 13 Tiap Tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 2. Sehingga selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun

Lebih terperinci

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi

Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi sedang, dan studi kecil yang dibiayai dengan anggaran pembangunan.

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016 KODE PROGRAM RUPIAH MURNI 19.1.2 19.2.7 19.3.6 19.4.8 19.5.9 19.6.3 19.7.12 19.8.1 19.9.11 Program Pengembangan SDM Industri dan Dukungan Manajemen Kementerian Perindustrian Program Peningkatan Sarana

Lebih terperinci

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi Pada tahun anggaran 2013, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 344 studi yang terdiri dari 96 studi besar, 20 studi sedang dan 228 studi kecil. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan jumlah

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Komunikasi dan I No.1273, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KOMINFO. ORTA. UPT Monitor Frekuensi Radio. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 86 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI LALU LINTAS ANGKUTAN JALAN, SUNGAI, DANAU DAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia RINGKASAN IKHTISAR EKSEKUTIF Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator bidang perkeretaapian mempunyai tugas untuk menata penyelenggaraan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-.03-0/AG/2014 DS 8863-2065-3501-6 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23 Tahun

Lebih terperinci

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT POKOK-POKOK PIKIRAN MENGENAI PENGEMBANGAN JARINGAN PELAYANAN DAN PRASARANA TRANSPORTASI DARAT TERPADU DALAM PERSPEKTIF SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 2013, No.51 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR (IKU) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INDIKATOR (IKU) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 J A K A R T A T A H U N 2 0 1 5 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iv v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Prioritas dan Arah Pembangunan Sektor Transportasi... 3 1.3 Perubahan

Lebih terperinci

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013 BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013 LAMPIRAN PENGUMUMAN NOMOR : PENG/01/IX/2013/BNN TANGGAL : 4 SEPTEMBER 2013 No. 1 ACEH BNNP Aceh Perawat D-3 Keperawatan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN

Lebih terperinci

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 215 BERDASARKAN JENIS NO SUMBER ANGGARAN RINCIAN ANGGARAN TA 215 (dalam ribuan rupiah) BARANG MODAL JUMLAH 1 RUPIAH MURNI 629459711 1.468.836.8 42882193 2.527.117.694

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 216 MOR SP DIPA-18.12-/216 DS9275-658-42-941 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-18.12-/215 DS33-9596-64-778 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018 Disampaikan pada: MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN PERTANIAN NASIONAL Jakarta, 30 Mei 2017 CAPAIAN INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN PERKEBUNAN NO.

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian POKOK-POKOK MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI) TAHUN 2011-2025 Disampaikan Pada acara: RAKERNAS KEMENTERIAN KUKM Jakarta,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI. PADA RAPAT KOORDINASI BIDANG KEPEGAWAIAN Yogyakarta, 29 April 2015

DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI. PADA RAPAT KOORDINASI BIDANG KEPEGAWAIAN Yogyakarta, 29 April 2015 DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI PADA RAPAT KOORDINASI BIDANG KEPEGAWAIAN Yogyakarta, 29 April 2015 PRINSIP DALAM UNDANG-UNDANG ASN (UU No. 5 2014) ASN SEBAGAI PROFESI BERLANDASKAN PADA PRINSIP: 1. NILAI DASAR

Lebih terperinci

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/18/M.PAN/11/2008 tentang Pedoman Organisasi Unit Pelaksana Teknis Kementerian dan MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BAHAN SOSIALISASI PERMEN ESDM NOMOR 38 TAHUN 206 TENTANG PERCEPATAN ELEKTRIFIKASI DI PERDESAAN BELUM BERKEMBANG, TERPENCIL, PERBATASAN DAN

Lebih terperinci

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012 NO KODE UNIT KERJA/PROGRAM PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 212 BARANG MODAL (Dalam ribuan rupiah) 1 SEKRETARIAT JENDERAL 12,47,993 53,265,361 283,213,727

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Lebih terperinci

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI 2015 TRANSPORTASI KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Jakarta, 14 Desember, 2017 LATAR BELAKANG ISU GLOBAL Tiga Pilar Berkelanjutan MDGs (2000 s/d 2015)

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.23/MEN/2011 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR PER.22/MEN/2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN LAMPIRAN B KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 NO BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN A Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013 DAN KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN. Bimtek Audit Sektor Perhubungan

KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013 DAN KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN. Bimtek Audit Sektor Perhubungan KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013 DAN KEWENANGAN DAERAH DI BIDANG PERHUBUNGAN Bimtek Audit Sektor Perhubungan KEBIJAKAN PENGAWASAN ITJEN 2013 Tugas Fungsi Itjen Kemenhub (Permenhub No. KM 60 Tahun 2010)

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 MOR SP DIPA-15.9-/215 DS689-2394-8-376 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS

KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG KAJIAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA (BNPB) - i - DAFTAR

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran ( No.814, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pendelegasian Wewenang. Menteri Kepada Kepala BPTJ. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 66 TAHUN 2016 TENTANG PENDELEGASIAN

Lebih terperinci

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017

Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 Mekanisme Pelaksanaan Musrenbangnas 2017 - Direktur Otonomi Daerah Bappenas - Temu Triwulanan II 11 April 2017 1 11 April 11-21 April (7 hari kerja) 26 April 27-28 April 2-3 Mei 4-5 Mei 8-9 Mei Rakorbangpus

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil

HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D Prof. Dr. Rizal Djalil HASIL PEMERIKSAAN BPK RI TERKAIT INFRASTRUKTUR KELISTRIKAN TAHUN 2009 S.D. 2014 Prof. Dr. Rizal Djalil DEPOK, 30 MARET 2015 LANDASAN HUKUM PERENCANAAN BIDANG ENERGI DAN KETENAGALISTRIKAN UU 30/2007 (Energi)

Lebih terperinci

BAB 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN BAB 4. TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 4.1 TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 Untuk mendorong terciptanya akuntabilitas kinerja penyelenggaraan transportasi sebagai salah satu

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan

4 GAMBARAN UMUM. No Jenis Penerimaan 4 GAMBARAN UMUM 4.1 Kinerja Fiskal Daerah Kinerja fiskal yang dibahas dalam penelitian ini adalah tentang penerimaan dan pengeluaran pemerintah daerah, yang digambarkan dalam APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota

Lebih terperinci

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH

UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS KELUAR DAERAH DAN DALAM DAERAH LAMPIRAN III TENTANG PERUBAHAN ATAS NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA NO. TUJUAN UANG PENGINAPAN, UANG REPRESENTASI DAN UANG HARIAN PERJALANAN DINAS

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROGRAM LISTRIK PERDESAAN DI INDONESIA: KEBIJAKAN, RENCANA DAN PENDANAAN Jakarta, 20 Juni 2013 DIREKTORAT JENDERAL KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL KONDISI SAAT INI Kondisi

Lebih terperinci

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS BIDANG PELATIHAN KERJA DENGAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan Subdit Pengelolaan Persampahan Direktorat Pengembangan PLP DIREKTORAT JENDRAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Aplikasi SIM PERSAMPAHAN...(1)

Lebih terperinci

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA

NAMA, LOKASI, ESELONISASI, KEDUDUKAN, DAN WILAYAH KERJA 5 LAMPIRAN I TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS TRANSMIGRASI NOMOR PER.07/MEN/IV/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1.

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA, -1- SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional

UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN. UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional UNIT PELAKSANA TEKNIS DITJEN KP3K UPT-BPSPL Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut DAN UPT-BKKPN Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional Sekretariat Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

EVALUASI KINERJA TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN EVALUASI KINERJA TUGAS PEMBANTUAN DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN MANADO, 18 Maret 2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN INSPEKTORAT JENDERAL 2009 GAMBARAN UMUM TUGAS PEMBANTUAN A. Pengertian Tugas Pembantuan adalah

Lebih terperinci

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK) KONSEP 1 Masyarakat Anak Pendidikan Masyarakat Pendidikan Anak Pendekatan Sektor Multisektoral Multisektoral Peserta Didik Pendidikan Peserta Didik Sektoral Diagram Venn:

Lebih terperinci

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS

DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS DESKRIPTIF STATISTIK GURU PAIS 148 Statistik Pendidikan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Deskriptif Statistik Guru PAIS A. Tempat Mengajar Pendataan Guru PAIS Tahun 2008 mencakup 33 propinsi. Jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN III TAHUN 2017 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN OKTOBER 2017 2017 Laporan Kinerja Triwulan III DAFTAR ISI KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS...

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i LAMPIRAN I Keputusan Dirjen Perkeretaapian Tentang Reviu Rencana Strategis Kemenhub Bidang Perkeretaapian Tahun 2015-2019... ii BAB I PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS

Jakarta, 7 Februari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Jakarta, 7 Februari 2011 Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian PPN/BAPPENAS Direktif Presiden tentang Penyusunan Masterplan Visi Indonesia 2025 Kedudukan Masterplan dalam Kerangka

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS

Lebih terperinci

KEGIATAN- KEGIATAN STRATEGIS DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT

KEGIATAN- KEGIATAN STRATEGIS DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT KEGIATAN- KEGIATAN STRATEGIS DIREKTORAT LALU LINTAS PERHUBUNGAN DARAT disampaikan pada: Rakornis Bidang

Lebih terperinci

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM

ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM ALOKASI ANGGARAN SATKER PER PROVINSI MENURUT SUMBER PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2011 PADA UNIT ESELON I PROGRAM (dalam ribuan rupiah) RUPIAH MURNI NO. SATUAN KERJA NON PENDAMPING PNBP PINJAMAN

Lebih terperinci

KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2013

KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2013 KESELAMATAN TRANSPORTASI DARAT Disampaikan dalam rangka Rapat Koordinasi Teknis Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Tahun 2013 Oleh: Ir. Hotma Simanjuntak, Ms.Tr Direktur Keselamatan Transportasi Darat

Lebih terperinci

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LU LS Garis Bujur : 106º º58 18

KONDISI WILAYAH. A. Geografis Garis Lintang : LU LS Garis Bujur : 106º º58 18 KONDISI WILAYAH A. Geografis Garis Lintang : 5 19 12 LU - 6 23 54 LS Garis Bujur : 106º22 42-106º58 18 B. Batas Wilayah Batas Barat : Propinsi Banten Batas Timur : Propinsi Jawa Barat Batas Utara : Laut

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN

PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI KPPN KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PENGELOLAAN PERBENDAHARAAN NEGARA DAN KESIAPAN PENYALURAN DAK FISIK DAN DANA DESA MELALUI DISAMPAIKAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN DALAM SOSIALISASI

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Setjen, Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA--0/2013 DS 0053-2318-0274-1679 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro) Pusat Data dan Statistik Pendidikan - Kebudayaan Kemendikbud Jakarta, 2015 DAFTAR ISI A. Dua Konsep Pembahasan B. Potret IPM 2013 1. Nasional

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015

PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN UPSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015 Bahan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Pertanian Nasional 3 4 Juni 2015 KEMENTERIAN PERTANIAN

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-022.12-0/AG/2014 DS 0429-8282-0028-9458 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Sejak tahun 1970-an telah terjadi perubahan menuju desentralisasi di antara negaranegara, baik negara ekonomi berkembang maupun negara ekonomi maju. Selain pergeseran

Lebih terperinci