KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN"

Transkripsi

1 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Rencana Strategis Kementerian Perhubungan telah diatur dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun , namun perlu diubah mengingat adanya perubahan kebijakan, strategi, dan dan lingkungan strategis, serta perlunya identifikasi program prioritas yang harus diselesaikan dan dapat dimanfaatkan pada tahun 2019; b. bahwa berdasarkan hasil evaluasi atas pelaksanaan capaian Rencana Strategis Tahun , sebagian besar indikator kinerja belum berupa outcome, sehingga pelaksanaan sasaran strategis yang dilakukan belum menggambarkan manfaat yang diperoleh dari pembangunan yang dilaksanakan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Reviu Rencana Strategis Menteri Perhubungan Tahun ;

2 - 2- Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 75); 6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 7. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 8. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentang Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 75); 9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan; 10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Departemen Perhubungan Tahun ;

3 Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) Tahun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 860); 12. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1844) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 816); Menetapkan MEMUTUSKAN: : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PERTAMA : Menetapkan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan Menteri yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini. KEDUA : Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 wajib digunakan sebagai pedoman oleh setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan. KETIGA : Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan akan dievaluasi secara berkala disesuaikan dengan perkembangan lingkungan strategis yang terjadi.

4 - 4 - KEEMPAT : Pada saat Keputusan Menteri ini mulai berlaku, Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 430 Tahun 2015 tentang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun , dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. KELIMA : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Oktober 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd BUDI KARYA SUMADI SALINAN Keputusan Menteri ini disampaikan kepada: 1. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman; 4. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas; 5. Menteri Keuangan; 6. Menteri Dalam Negeri; 7. Para Gubernur; 8. Sekretaris Jenderal, Inspektur Jenderal, Para Direktur Jenderal dan Para Kepala Badan di lingkungan Kementerian Perhubungan; 9. Para Kepala Biro, dan para Kepala Pusat di lingkungan Kementerian Perhubungan; 10. Para Bupati/Walikota; 11. Para Atase Perhubungan; 12. Para Direksi BUMN Sektor Transportasi. Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BIRO HUKUM, WAHJU ADJI H., SH, DESS Pembina Utama Muda (IV/c) NIP

5 REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JAKARTA TAHUN 2017

6 KATA PENGANTAR Reviu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun disusun dengan mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional yang merupakan dokumen perencanaan nasional untuk periode 5 (lima) tahun dan melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Reviu Renstra Kementerian Perhubungan Tahun memuat sasaran, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, target dan indikator kinerja utama yang akan dicapai, serta indikasi pendanaan sesuai tugas dan fungsi Kementerian Perhubungan untuk membangun sektor transportasi di Indonesia dalam kurun waktu , yang disusun dengan berpedoman pada Peraturan Menteri PPN/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Renstra K/L Reviu Renstra Kementerian Perhubungan Tahun ini dilakukan dengan pertimbangan perlunya identifikasi program prioritas yang harus diselesaikan dan dapat dimanfaatkan pada tahun 2019, adanya perubahan di dalam paradigma pembiayaan dan alternative pembiayaan selain APBN serta perubahan aturan dan lingkungan strategis. Reviu Renstra Kementerian Perhubungan Tahun ini digunakan sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan perhubungan dan dilaksanakan oleh seluruh jajaran perhubungan baik tingkat Pusat maupun Daerah. Secara berjenjang dokumen Reviu Renstra Kementerian Perhubungan dijabarkan lebih lanjut ke dalam Reviu Renstra masing-masing Unit Kerja Eselon I dan Unit Kerja Eselon II. Selanjutnya dokumen Reviu Renstra ini menjadi acuan bagi seluruh jajaran Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja (Renja) serta Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kementerian Perhubungan setiap tahunnya sampai dengan tahun Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Reviu Renstra Kementerian Perhubungan Tahun Dengan memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta usaha yang maksimal, pada kesempatan ini saya mengajak kepada semua pihak untuk saling bersinergi dalam menyelenggarakan pembangunan perhubungan guna tercapainya sasaran pembangunan perhubungan yang telah ditetapkan. Jakarta, September 2017 MENTERI PERHUBUNGAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun i

7 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN BAB 1 PENDAHULUAN LATAR BELAKANG PRIORITAS DAN ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR TRANSPORTASI PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS. 1-5 BAB 2 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS VISI DAN MISI PRESIDEN AGENDA PRIORITAS PEMBANGUNAN (NAWA CITA) VISI, MISI DAN TUJUAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN VISI MISI TUJUAN SASARAN STRATEGIS. 2-4 BAB 3 CAPAIAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI CAPAIAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI CAPAIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA CAPAIAN PENYUSUNAN DAN DEREGULASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN CAPAIAN KINERJA KELEMBAGAAN DAN KETATALAKSANAAN CAPAIAN KINERJA PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA REALISASI KINERJA KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN BAB 4 ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA REGULASI ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL ISU STRATEGIS 1 : MEMBANGUN KONEKTIVITAS NASIONAL UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN PEMBANGUNAN MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN SISTEM TRANSPORTASI MULTIMODA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun ii

8 MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN TRANSPORTASI YANG MENDORONG PENGUATAN INDUSTRI NASIONAL UNTUK MENDUKUNG SISTEM LOGISTIK NASIONAL DAN PENGUATAN KONEKTIVITAS NASIONAL DALAM KERANGKA MENDUKUNG KERJASAMA REGIONAL DAN GLOBAL MENJAGA KESEIMBANGAN ANTARA TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI NASIONAL DENGAN TRANSPORTASI YANG BERORIENTASI LOKAL DAN KEWILAYAHAN MEMBANGUN SISTEM DAN JARINGAN TRANSPORTASI YANG TERINTEGRASI UNTUK MENDUKUNG INVESTASI PADA KORIDOR EKONOMI, KAWASAN INDUSTRI KHUSUS, KOMPLEKS INDUSTRI, DAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN LAINNYA DI WILAYAH NON- KORIDOR EKONOMI MENGEMBANGKAN SARANA DAN PRASARANA TRANSPORTASI YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN MEMPERTIMBANGKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN MELALUI MITIGASI DAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MAUPUN PENINGKATAN KESELAMATAN DAN KUALITAS KONDISI LINGKUNGAN MENINGKATKAN KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN TRANSPORTASI SERTA PERTOLONGAN DAN PENYELAMATAN KORBAN KECELAKAAN TRANSPORTASI MENINGKATKAN KAPASITAS DAN KUALITAS LEMBAGA PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ISU STRATEGIS 2 : MEMBANGUN TRANSPORTASI UMUM MASSAL PERKOTAAN MENGEMBANGKAN SISTEM ANGKUTAN UMUM MASSAL YANG MODERN DAN MAJU DENGAN ORIENTASI KEPADA BUS MAUPUN REL SERTA DILENGKAPI DENGAN FASILITAS ALIH MODA TERPADU MENGEMBANGKAN MANAJEMAN TRANSPORTASI PERKOTAAN YANG BERIMBANG DENGAN MEMPERHATIKAN INTERAKSI ANTARA TRANSPORTASI DAN TATA GUNA LAHAN MENINGKATKAN INTEGRASI KELEMBAGAAN TRANSPORTASI PERKOTAAN ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KERANGKA REGULASI 4-14 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun iii

9 BAB 5 TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN TARGET KINERJA KERANGKA PENDANAAN. 5-6 BAB 6 PENUTUP LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN LAMPIRAN A. INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN LAMPIRAN B. PERHUBUNGAN TAHUN KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN LAMPIRAN C1. TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN LAMPIRAN C2. TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN LAMPIRAN D. DAFTAR PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN LAMPIRAN E. LAMPIRAN F. CAPAIAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DAN REALISASI TAHUN KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM RPJM NASIONAL TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun iv

10 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun Tabel 3.1 Capaian Pembangunan Transportasi Tahun Tabel 3.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun Tabel 3.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun Tabel 3.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun Tabel 3.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun Tabel 3.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun Tabel 3.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Tabel 3.8 Komposisi Sumberdaya Manusia Kementerian Perhubungan Tabel 3.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun Tabel 3.10 Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun Tabel 3.11 Perkembangan Penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun v

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Strategis Kementerian Perhubungan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun vi

12 LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mendasari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun , Kementerian Perhubungan telah menyusun Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun sebagaimana telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 430 Tahun 2015 yang telah berlaku efektif sejak tahun Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun merupakan dokumen perencanaan yang berisi program-program pembangunan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun, baik program pembangunan yang ditangani langsung oleh Kementerian maupun program pembangunan yang dilakukan melalui pelibatan masyarakat, maupun Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota. Sejalan dengan perkembangan kebijakan di tingkat nasional maupun internal, dan dalam rangka mengantisipasi perubahan lingkungan strategis yang terjadi, maka dengan melihat kondisi terakhir Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun sebagaimana telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP. 430 Tahun 2015 dipandang perlu untuk dilakukan penajaman penyempurnaan dan penyesuaian. Penyempurnaan dimaksud berkenaan antara lain dengan adanya kebijakan di tingkat nasional berupa ditetapkannya Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional. Memperhatikan pertimbangan tersebut di atas, kebutuhan untuk dilakukannya tinjau ulang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun menjadi sangat penting guna mengevaluasi terhadap hasil pencapaian target Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun untuk selanjutnya dilakukan penajaman kembali atas target sekaligus menyempurnakan materi dan muatan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun sebagai upaya untuk mewujudkan visi dan misi Kementerian Perhubungan sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

13 1.2 Prioritas dan Arah Pembangunan Sektor Transportasi Sesuai RPJMN Tahun , penyediaan infrastruktur transportasi diprioritaskan untuk menjamin kelancaran aksesibilitas bagi masyarakat dengan tingkat pelayanan optimal serta harga yang terjangkau, khususnya bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah. Dalam rangka meningkatkan daya saing produk nasional, penyediaan sarana dan prasarana transportasi diprioritaskan pada terjaminnya kelancaran distribusi barang dan jasa, salah satunya yaitu melakukan penataan sistem logistik nasional. Selain itu, upaya lain yang dilakukan melalui pembenahan penanganan arus barang di pelabuhan termasuk proses intermoda antara angkutan laut dengan moda lainnya dengan tetap memperhatikan/ pemenuhan aspek keselamatan dan keamanan pelayaran. Memperhatikan kondisi sarana dan prasarana transportasi yang ada saat ini, sesuai RPJMN prioritas pembangunan sarana dan prasarana transportasi untuk 5 (lima) tahun ke depan, yaitu: Tabel 1.1 Sasaran dan Indikator RPJMN Tahun NO SASARAN INDIKATOR Penguatan Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan 1. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antarmoda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antarmoda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda a) Menurunnya waktu tempuh rata-rata per koridor untuk koridor utama dari 2,6 jam per 100 km menjadi 2,2 jam per 100 km pada lintas-lintas utama; b) Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional dengan membangun 15 bandara baru; c) Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara; d) Peningkatan On-Time Performance Penerbangan menjadi 95%; e) Modernisasi sistem pelayanan navigasi penerbangan dan pelayaran; f) Meningkatnya kapasitas 24 pelabuhan untuk mendukung tol laut yang terdiri 5 pelabuhan hub dan 19 pelabuhan feeder; g) Pembangunan dan pengembangan 163 Pelabuhan non komersial sebagai sub feeder tol laut; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

14 NO SASARAN INDIKATOR 2. Meningkatnya kinerja pelayanan dan industri transportasi nasional untuk mendukung konektivitas nasional, Sistem Logistik Nasional (Sislognas) dan konektivitas global h) Dwelling Time pelabuhan; i) Pembangunan 50 kapal perintis dan terlayaninya 193 lintas angkutan laut perintis; j) Meningkatnya jumlah barang dan penumpang yang dapat diangkut oleh kereta api melalui pembangunan jalur KA minimal sepanjang kilometer; k) Terhubungkannya seluruh lintas penyeberangan sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros-poros penghubungnya melalui pembangunan/ pengembangan 65 pelabuhan penyeberangan dan pengadaan 50 unit kapal penyeberangan; l) Meningkatnya peran angkutan sungai dan danau melalui pembangunan dermaga sungai dan danau di 120 lokasi. a) Meningkatnya pangsa pasar yang diangkut armada pelayaran niaga nasional melalui penguatan regulasi hingga 20% dan memberikan kemudahan swasta dalam penyediaan armada kapal; b) Meningkatnya jumlah armada pelayaran niaga nasional yang berumur <25 tahun hingga 50% serta meningkatnya peran armada pelayaran rakyat; c) Terselenggaranya pelayanan Short Sea Shipping yang terintegrasi dengan moda lainnya; d) Meningkatnya peran serta sektor swasta dalam pembangunan transportasi melalui KPS atau investasi langsung; e) Terpisahkannya fungsi operator dan regulator serta pemberdayaan dan peningkatan daya saing BUMN transportasi; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

15 NO SASARAN INDIKATOR f) Meningkatnya SDM transportasi yang bersertifikat menjadi 2 kali lipat dibandingkan kondisi baseline; g) Terhubungkannya konektivitas nasional dengan konektivitas global melalui penyelenggaraan pelayanan transportasi lintas batas negara; 3. Meningkatnya tingkat keselamatan dan keamanan penyelenggaraan pelayanan transportasi 4. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) di sektor transportasi h) Termanfaatkannya hasil industri transportasi nasional. a) Menurunnya angka fatalitas korban kecelakaan transportasi jalan hingga 50 persen dari kondisi baseline; b) Menurunnya rasio kecelakaan transportasi udara pada AOC 121 dan AOC 135 menjadi kurang dari 3 kejadian/1 juta flight cycle; c) Menurunnya jumlah kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi kurang dari 50 kejadian/tahun; d) Menurunnya rasio angka kecelakaan kereta api dari 0,025 kecelakaan per 1 juta-km perjalanan kereta api; e) Tersedianya informasi dan sistem data tingkat keselamatan infrastruktur jalan nasional dan provinsi yang mutakhir setiap tahunnya. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) sebesar 2,982 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi darat, 15,945 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi udara, dan 1,127 juta ton CO2e untuk subsektor transportasi perkeretaapian hingga tahun 2020 melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan responsif terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

16 NO SASARAN INDIKATOR 5. Tersedianya layanan transportasi serta komunikasi dan informatika di perdesaan, perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya Pembangunan Transportasi Umum Massal Perkotaan 6. Meningkatnya pelayanan angkutan umum massal perkotaan 7. Meningkatkan kinerja lalu lintas jalan Perkotaan 8. Meningkatkan aplikasi teknologi informasi dan skema sistem manajemen transportasi Perkotaan a) Meningkatnya sistem jaringan dan pelayanan transportasi perdesaan; b) Terselenggaranya pelayanan transportasi perintis secara terpadu. a) Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di kota megapolitan/ metropolitan/besar minimal 32 %; b) Jumlah kota yang menerapkan sistem angkutan massal berbasis jalan dan/atau kereta api minimal 34 kota. Meningkatnya kecepatan lalu lintas jalan nasional di kota-kota metropolitan/besar menjadi minimal 20 km/jam. a) Penerapan pengaturan persimpangan dengan menggunakan teknologi informasi (ATCS) di seluruh ibukota propinsi; b) Penerapan ATCS di kota yang telah menerapkan system angkutan massal perkotaan berbasis bus (BRT) dan kota sedan g/besar yang berada di jalur logistik nasional, serta Automatic Train Protection (ATP) pada jaringan kereta api perkotaan; c) Penerapan skema pembatasan lalu lintas di kota-kota besar/metropolitan. 1.3 Perubahan Lingkungan Strategis Dalam 2 (dua) tahun terakhir perjalanan Kementerian Perhubungan dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo telah terjadi berbagai perkembangan kebijakan dan perubahan lingkungan strategis yang terjadi, dimana hal ini telah mendorong adanya kebutuhan untuk melakukan penajaman dan penyempurnaan maupun evaluasi terhadap kebijakan yang telah ditetapkan sebelumnya, baik untuk jangka pendek, menengah maupun jangka panjang guna meningkatkan kualitas pelayanan, keselamatan dan keamanan jasa transportasi kepada masyarakat selaku pengguna jasa transportasi. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

17 Perubahan lingkungan strategis yang mendasari dilakukannya tinjau ulang Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun antara lain sebagai berikut : 1. Percepatan dari pemerintah dalam penyediaan infrastruktur yang bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mensejahterakan rakyat melalui penerbitan Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek strategis Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional; 2. Terjadinya perubahan kewenangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam pengelolaan prasarana dan sarana transportsi berkenaan dengan diberlakukannya UU Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah; 3. Berkembangnya penggunaan sistem informasi dan teknologi dalam mendukung penyelenggaraan transportasi serta munculnya penyedia aplikasi penyedia layanan transportasi khususnya untuk wilayah perkotaan; 4. Makin berkembangnya wilayah perkotaan dengan meningkatnya pertumbuhan permintaan perjalanan yang mengakibatkan permasalahan dalam transportasi perkotaan karena tidak seimbangnya antara permintaan dan penyediaan sarana dan prasarana transportasi; 5. Upaya pemerataan tingkat kesejahteraan rakyat dan menghilangkan kesenjangan antara Wilayah Timur dengan Wilayah Barat Indonesia sehingga membutuhkan pengembangan infrastruktur transportasi yang makin massif sebagai upaya peningkatan konektivitas dan aksesibilitas antar wilayah terutama untuk wilayah terluar, terdepan dan rawan bencana; 6. Meningkatkan permintaan pergerakan transportasi udara terutama di Pulau Jawa yang mengakibatkan beban udara lintas utara makin padat; 7. Pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Perhubungan sebagai salah satu upaya untuk mendorong terjadinya peningkatan pelaksanaan tata pemerintahan yang baik (good governance). Selain itu, dengan adanya percepatan pelaksanaan proses reformasi birokrasi diharapkan dapat menghilangkan potensi penyalahgunaan kekuasaan untuk melakukan tindakan yang bertentangan dengan kaidah-kaidah good governance. 8. Terjadinya proses penataan kelembagaan di lingkungan Kementerian Perhubungan sebagai perwujudan amanah peraturan perundang undangan Transportasi dan dalam rangka efektifitas penyelenggaraan infrastruktur sektor transportasi. 9. Penyesuaian Indikator Kinerja Utama Kementerian Perhubungan yang berbasis outcome, dalam rangka penerapan akuntabilitas penyelengggaran tugas Kementerian Perhubungan, dimana diperlukan target kinerja, pengukuran kinerja kegiatan dan sasaran untuk mengukur keberhasilan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi Kementerian Perhubungan. Pengukuran kinerja merupakan hasil dan suatu penilaian yang sistematika dan didasarkan pada kelompok indikator kinerja kegiatan berupa masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

18 10. Keterbatasan anggaran tiap tahun yang masih jauh dari indikasi kebutuhan anggaran yang tercantum di dalam renstra sehingga berdampak pada pencapaian target pembangunan infrastruktur perhubungan 11. Adanya perubahan paradigma di dalam penyediaan infrastruktur untuk meningkatkan peran dan kontribusi swasta serta BUMN di tengah keterbatasan anggaran belanja pemerintah. Dengan adanya perubahan lingkungan strategis tersebut, dibutuhkan adanya penyempurnaan dari Rencana Strategis Kementerian Perhubungan , dimana hal ini merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban kinerja Kementerian Perhubungan. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

19 BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS 2.1 Visi dan Misi Presiden Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Adapun visi pembangunan Tahun adalah : Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong Sedangkan upaya untuk mewujudkan visi tersebut adalah melalui 7 Misi Pembangunan, yaitu: 1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan; 2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan negara hukum; 3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim; 4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera; 5. Mewujudkan bangsa yang berdaya-saing; 6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional; 7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan. 2.2 Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) Agenda prioritas pembangunan ini dimaksudkan untuk menunjukkan prioritas program pembangunan perubahan menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, serta mandiri dalam bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan. Adapun kesembilan agenda prioritas pembangunan yaitu: 1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara; 2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya; 3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan; 4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya; 5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; 6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; 7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakan sektor-sektor strategis ekonomi domestik; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

20 8. Melakukan revolusi karakter bangsa; 9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia. 2.3 Visi, Misi dan Tujuan Kementerian Perhubungan Visi Perwujudan Visi Presiden (Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong) dalam sektor transportasi yaitu dengan Terwujudnya Konektivitas Nasional yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah. Hal tersebut merupakan cita-cita Kementerian Perhubungan dimana konektivitas merupakan kunci utama pertumbuhan ekonomi dan pembangunan wilayah. Konektivitas Nasional adalah terhubungnya antar wilayah di seluruh nusantara termasuk angkutan perkotaan baik dengan transportasi darat, kereta api, laut, sungai dan penyeberangan serta udara; Handal diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang aman, selamat, nyaman, tepat waktu, terpelihara, mencukupi kebutuhan, dan secara terpadu mampu mengkoneksikan seluruh wilayah tanah air; Berdaya Saing diindikasikan oleh tersedianya layanan transportasi yang efisien, terjangkau, dan kompetitif, yang dilayani oleh penyedia jasa dan SDM yang berdaya saing internasional, profesional, mandiri, dan produktif; Nilai tambah diindikasikan oleh penyelenggaraan perhubungan yang mampu mendorong perwujudan kedaulatan, keamanan dan ketahanan nasional (national security dan sovereignty) di segala bidang (ideologi, politik, ekonomi, lingkungan, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan) secara berkesinambungan dan berkelanjutan (sustainable development) serta dapat berperan dalam pengembangan wilayah Misi Mengacu pada tugas, fungsi dan wewenang yang telah dimandatkan oleh peraturan perundang undangan dan penjabaran dari misi pembangunan nasional, maka ditetapkan misi Kementerian Perhubungan sebagai berikut : 1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi; 2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah; 3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi; 4. Meningkatkan Kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi 5. Meningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi; 6. Restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan, kelembagaan, Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara konsisten; 7. Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

21 Memperhatikan lingkungan strategis yang terjadi, penjabaran dari masingmasing misi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi dalam upaya peningkatan pelayanan jasa transportasi Dalam upaya mengurangi/menurunkan tingkat kecelakaan dari sektor transportasi pemerintah terus berupaya secara bertahap membenahi sistem keselamatan dan keamanan transportasi menuju kondisi zero to accident. Upaya yang dilakukan pemerintah tidak saja bertumpu kepada penyediaan fasilitas keselamatan dan keamanan namun peningkatan kualitas SDM transportasi, pembenahan regulasi di bidang keselamatan/keamanan maupun sosialisasi kepada para pemangku kepentingan 2. Meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi untuk mendukung pengembangan konektivitas antar wilayah Kebutuhan aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan jasa transportasi yang perlu mendapatkan perhatian adalah aksesibilitas di kawasan pedesaan, kawasan pedalaman, kawasan tertinggal termasuk kawasan perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar yang masih menjadi tanggungjawab pemerintah 3. Meningkatkan kinerja pelayanan jasa transportasi Dalam kondisi keuangan negara yang terimbas ketidakpastian situasi keuangan dunia tentunya sangat berpengaruh terhadap kinerja pelayanan jasa transportasi karena masih terdapat beberapa operator yang memiliki keterbatasan kemampuan melakukan perawatan dan peremajaan armada, demikian pula pemerintah secara bertahap dengan dana yang terbatas melakukan rehabilitasi dan pembangunan infrastruktur, sedangkan belum seluruh masyarakat pengguna jasa memiliki daya beli yang memadai. Untuk mendukung keberhasilan pembangunan nasional, perlu diupayakan peningkatan kinerja pelayanan jasa transportasi menuju kepada kondisi yang dapat memberikan pelayanan optimal bagi masyarakat, sejalan dengan pemulihan pasca krisis keuangan global, melalui rehabilitasi dan perawatan sarana dan prasarana transportasi 4. Meningkatkan Kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi Misi meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana pelayanan transportasi terus diarahkan untuk pemenuhan akan peningkatan permintaan pelayanan transportasi, sehingga ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan transportasi tetap mencukupi. 5. Meningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi Ditengah keterbatasan anggaran belanja pemerintah didalam penyediaan infrastruktur perlunya mendorong peningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam pemnyediaan infrastruktur sektor transportasi sehingga nanatinya anggaran belanja pemerintah diarahkan untuk membangun infrastruktur yang bersifat pelayanan public dan dinilai tidak layak secara finansial. 6. Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang peraturan dan kelembagaan sebagai upaya peningkatan peran daerah, BUMN dan swasta dalam penyediaan infrastruktur sektor transportasi Sesuai dengan prinsip good governance melalui penerbitan Undang-Undang di sektor transportasi telah dilaksanakan restrukturisasi dan reformasi Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

22 dalam penyelenggaraan transportasi antara peran pemerintah, swasta dan masyarakat. Restrukturisasi di bidang kelembagaan, menempatkan posisi Kementerian Perhubungan sebagai regulator dan melimpahkan sebagian kewenangan di bidang perhubungan kepada daerah dalam bentuk dekonsentrasi, desentralisasi dan tugas pembantuan. Reformasi di bidang regulasi (regulatory reform) diarahkan kepada penghilangan restriksi yang memungkinkan swasta berperan secara penuh dalam penyelenggaraan jasa transportasi 7. Melanjutkan proses restrukturisasi dan reformasi di bidang Sumber Daya Manusia (SDM) dan pelaksanaan penegakan hukum secara konsisten Pelaksanaan restrukturisasi dan reformasi di bidang SDM diarahkan kepada pembentukan kompetensi dan profesionalisme insan perhubungan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memiliki wawasan global dengan tetap mempertahankan jatidirinya sebagai manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Penegakan hukum dilakukan secara konsisten dengan melibatkan peranserta masyarakat dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan penyelenggaraan jasa transportasi 8. Mewujudkan pengembangan transportasi dan teknologi transportasi yang ramah lingkungan untuk mengantisipasi perubahan iklim Sebagai upaya untuk pengembangan jasa transportasi kedepan, Kementerian Perhubungan secara terus menerus meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan di bidang transportasi serta peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan dalam penyelenggaraan jasa transportasi dititikberatkan kepada penambahan kapasitas sarana dan prasarana transportasi, perbaikan pelayanan melalui pengembangan dan penerapan teknologi transportasi yang ramah lingkungan sesuai dengan isu perubahan iklim (global warming) sejalan dengan perkembangan permintaan dan preferensi masyarakat. Dalam peningkatan kapasitas dan pelayanan jasa transportasi senantiasa berpedoman kepada prinsip pembangunan berkelanjutan yang dituangkan dalam rencana induk, pedoman teknis dan skema pendanaan yang ditetapkan Tujuan Menjabarkan visi Kementerian Perhubungan, maka tujuan pembangunan adalah : 1. Meningkatkan konektivitas antar wilayah; 2. Meningkatkan keamanan dan keselamatan; 3. Meningkatkan pelayanan kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi; 4. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi; 5. Meningkatkan layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil Sasaran Strategis Sasaran strategis pembangunan Kementerian Perhubungan merupakan kondisi yang diinginkan dapat dicapai sebagai suatu outcome/ impact dari beberapa program yang dilaksanakan. Dalam penyusunannya, dirumuskan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

23 dari sasaran nasional pembangunan sektor transportasi dalam RPJMN Tahun dan memperhatikan permasalahan dan capaian pembangunan tahun serta menjabarkan misi Kementerian Perhubungan. Penjabaran menggunakan pendekatan metode balanced scorecard (BSC) yang dibagi dalam empat perspektif yaitu stakeholder perspective, costumer perspective, internal proses perspective dan learning and growth perspective sebagai berikut: Gambar 2.1 PETA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Adapun sasaran pembangunan infrastruktur transportasi Tahun , dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Stakeholders Perspective Menjabarkan Visi Presiden pada sektor transportasi, maka sasaran strategis pertama (SS-1) yang akan dicapai adalah terwujudnya pelayanan transportasi yang handal, berdaya saing dan memberikan nilai tambah dalam rangka mewujudkan konektivitas nasional dan peningkatan angkutan perkotaan, dengan indikator kinerja rasio konektivitas antar wilayah. 2. Customer Perspective Menjabarkan Visi Presiden pada sektor transportasi, maka disusun sasaran strategis Customer Perspective sebagai berikut : a. Sasaran strategis kedua (SS-2) yang akan dicapai adalah meningkatnya keselamatan dan keamanan transportasi, dengan indikator kinerja : 1) Rasio kejadian kecelakaan transportasi nasional 2) Rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi b. Sasaran strategis ketiga (SS-3) yang akan dicapai adalah meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi, dengan indikator kinerja : Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

24 1) Persentase peningkatan pelayanan angkutan umum massal perkotaan 2) Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional 3) Persentase capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi 4) Kecepatan rata-rata kendaraan umum pada jam puncak di Wilayah Jabodetabek 5) Tingkat penerapan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi yang dilaksanakan c. Sasaran strategis keempat (SS-4) yang akan dicapai adalah meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana transportasi, dengan indikator kinerja : 1) Persentase peningkatan kapasitas sarana transportasi 2) Persentase peningkatan kapasitas prasarana transportasi 3) Modal share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Wilayah Jabodetabek d. Sasaran strategis kelima (SS-5) yang akan dicapai adalah meningkatnya layanan transportasi di daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil, dengan indikator kinerja rasio layanan transportasi daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil. 3. Internal Process Perspective Menjabarkan Visi Presiden pada sektor transportasi, maka disusun sasaran strategis Internal Process Perspective sebagai berikut : a. Sasaran strategis keenam (SS-6) yang akan dicapai adalah terlaksananya perumusan kebijakan dalam penyelenggaraan transportasi, dengan indikator kinerja persentase pelaksanaan deregulasi peraturan di Lingkungan Kementerian Perhubungan b. Sasaran strategis ketujuh (SS-7) yang akan dicapai adalah terlaksananya pengembangan sumber daya manusia transportasi, dengan indikator kinerja persentase penyerapan lulusan diklat transportasi. c. Sasaran strategis kedelapan (SS-8) yang akan dicapai adalah meningkatnya kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan, dengan indikator kinerja persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan. d. Sasaran strategis kesembilan (SS-9) yang akan dicapai adalah meningkatnya kualitas pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Perhubungan, dengan indikator kinerja tingkat keberhasilan pengawasan perhubungan. 4. Learn and Growth Perspective Menjabarkan Visi Presiden pada sektor transportasi, maka disusun sasaran strategis Learn and Growth Perspective sebagai berikut : a. Sasaran strategis kesepuluh (SS-10) yang akan dicapai adalah tersedianya SDM Kementerian Perhubungan yang kompeten dan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

25 profesional, dengan indikator kinerja persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor, pengawas keselamatan pelayaran, dan teknisi penerbangan yang bersertifikat. b. Sasaran strategis kesebelas (SS-11) yang akan dicapai adalah terwujudnya good governance and clean government di Kementerian Perhubungan, dengan indikator kinerja : 1) Persentase indeks reformasi birokrasi 2) Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan 3) Nilai AKIP Kementerian Perhubungan 4) Keterbukaan informasi publik 5) Persentase kehandalan sistem informasi 6) Tingkat maturasi SPIP 7) Prosentase penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan. Sasaran pembangunan transportasi Kementerian Perhubungan pada prinsipnya sejalan dengan sasaran pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun Hal ini tentunya memiliki keselarasan dan interkoneksi yang memberikan pemahaman bahwa sasaran pembangunan nasional dapat dijabarkan kembali menjadi sasaran pada Kementerian Perhubungan yang secara khusus difokuskan pada perencanaan dan pembangunan transportasi. Secara lebih jelasnya korelasi antara sasaran pembangunan nasional dengan sasaran Kementerian Perhubungan Tahun sebagaimana pada Gambar 2.1. Interkoneksi antara isu strategis dan sasaran Kementerian Perhubungan diperlukan sebagai dasar dalam mengidentifikasi alur pikir perencanaan pembangunan transportasi tahun , sehingga hubungan liniearitas antara isu strategis dan sasaran pembangunan transportasi ke depan dapat terarah dan sejalan dengan agenda prioritas pembangunan nasional yang tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun , sehingga sasaran Kementerian Perhubungan memiliki interkoneksi secara langsung dengan 9 agenda prioritas nasional (Nawa Cita). Hal ini memberikan konsekuensi logis dalam bidang transportasi bahwa konsep perencanaan dan pendekatan pembangunan bidang transportasi akan mendukung 9 (sembilan) agenda prioritas nasional selama 5 (lima) tahun ke depan. Pendekatan isu strategis transportasi dalam perumusan sasaran pembangunan Kementerian Perhubungan Tahun menjadi penting untuk lebih menata dan mengelola transportasi dengan baik, serta berbasis pendekatan multidimensi/multisektor termasuk dalam hal ini kaitannya dengan aspek tata ruang, gender, sosial, lingkungan, dan budaya. Pendekatan tersebut akan membawa sinergitas pembangunan transportasi secara lebih terpadu, mewujudkan pembangunan dan penanganan permasalahan transportasi secara lebih komprehensif dan membawa perubahan pada karakteristik masyarakat, maupun perilaku masyarakat dalam menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana transportasi secara lebih baik dan bijaksana. Demikian juga Pemerintah menjadi bagian penting sebagai pihak yang akan selalu hadir dalam mengupayakan pembangunan dan pengembangan transportasi untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

26 BAB III CAPAIAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI Capaian Pembangunan Transportasi Capaian pembangunan perhubungan selama tahun yang merupakan penjabaran Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun , meliputi pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat, perkeretaapian, transportasi laut, transportasi udara, pengembangan sumber daya manusia, penyusunan peraturan perundang-undangan dan ketatalaksanaan. Secara garis besar hasil capaian Kementerian Perhubungan sampai dengan tahun 2016 adalah sebagai berikut: Tabel. 3.1 Capaian Pembangunan Transportasi Tahun No Indikator 2014 (baseline) Target Target Realisasi Target Realisasi 1 Pembangunan pelabuhan untuk menunjang tol laut (pelabuhan) 2 Pengembangan pelabuhan penyeberangan (paket) 3 Pembangunan kapal perintis (unit) 4 Pembangunan jalur KA termasuk jalur ganda dan reaktivasi (km) 5 Pengembangan pelabuhan nonkomersial (unit) 6 Jumlah bandara (lokasi) ,434 3, (paket) (lanjutan) 4 (kumulatif) Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa beberapa realisasi capaian pembangunan masih jauh dari target. Dari hasil analisis hal ini terjadi karena beberapa hal seperti realisasi pendanaan yang jauh dari kebutuhan dan permasalahan pada saat pembebasan lahan. Untuk itu perlu dilakukan rasionalisasi sehingga target yang disusun realisitis baik dari sisi kemampuan pendanaan maupun pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Secara lebih lengkap pencapaian pembangunan transportasi tahun dapat dijabarkan pada sub bab berikut Capaian Pembangunan Sarana dan Prasarana A. Transportasi Darat Dalam rangka peningkatan keselamatan, pelayanan dan peningkatan kapasitas serta aksesibilitas transportasi darat telah dilakukan kegiatan pengadaan dan pemasangan perlengkapan jalan di jalan nasional, kampanye Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

27 keselamatan jalan dalam rangka mendukung Dekade Aksi Keselamatan Jalan sesuai program Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan , pembangunan terminal, pengembangan transportasi massal berbasis bus melalui pengembangan Bus Rapid Transit, pembangunan dan rehabilitasi dermaga sungai, danau dan penyeberangan, dengan capaian pembangunan transportasi darat selama tahun , meliputi : pembangunan terminal sebanyak 18 lokasi, rehabilitasi terminal sebanyak 30 lokasi, pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) sebanyak 19 paket, pembangunan UPPKB sebanyak 2 lokasi, rehabilitasi UPPKB sebanyak 29 lokasi, pembangunan pelabuhan penyeberangan sebanyak 72 paket, rehabilitasi pelabuhan penyeberangan sebanyak 41 paket, pembangunan pelabuhan sungai sebanyak 26 paket, rehabilitasi pelabuhan sungai sebanyak 21 paket, pembangunan pelabuhan danau sebanyak 9 paket, rehabilitasi pelabuhan danau sebanyak 10 paket, pembangunan kapal penyeberangan perintis sebanyak 8 kapal, penyediaan sarana bantu navigasi pelayaran sebanyak 66 unit. Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi darat sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.2 Capaian Pembangunan Transportasi Darat Tahun No Kegiatan Satuan 1 Pembangunan Terminal Pencapaian Per Tahun Jumlah - Baru Lokasi Lanjutan Lokasi Rehabilitasi Terminal Lokasi Pembangunan Area Traffic Control System (ATCS) - Baru Paket Lanjutan Paket Pembangunan UPPKB - Baru Lokasi Lanjutan Lokasi Rehabilitasi UPPKB Lokasi Pembangunan Bus Rapid Transit (BRT) 7 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Unit Baru Paket Lanjutan Paket Rehabiltasi Pelabuhan Penyeberangan 9 Pembangunan Pelabuhan Sungai Paket Baru Paket Lanjutan Paket Rehabiltasi Pelabuhan Sungai Paket Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

28 No Kegiatan Satuan 11 Pembangunan Pelabuhan Danau Pencapaian Per Tahun Jumlah - Baru Paket Lanjutan Paket Rehabiltasi Pelabuhan Danau Paket Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis 14 Penyediaan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran 15 Pelayanan Angkutan Bus Perintis 16 Pelayanan Angkutan Perintis SDP Sumber: Ditjen Perhubungan Darat, 2017 Kapal Unit Trayek Lintas B. Transportasi Perkeretaapian Dalam rangka meningkatkan keselamatan, keamanan, pelayanan dan peningkatan kapasitas perketaapian selama tahun telah dilakukan pembangunan perkeretaapian antara lain meliputi pembangunan jalur KA baru termasuk pembangunan jalur ganda dan reaktivasi sepanjang 388,3 Km sp, peningkatan/ rehabilitasi jalur kereta api guna meningkatkan kondisi/ keandalannya sepanjang 378,9 Km sp, pengadaan rel sepanjang 2.880,1 Km sp, pengadaan wesel sejumlah 410 unit, jembatan KA yang ditingkatkan/direhabilitasi dan dibangun pada sebanyak 260 unit, pembangunan dan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi sebanyak 23 paket, peningkatan/pembangunan transmisi Listrik Aliran Atas (LAA) sepanjang 106 Km sp, pembangunan/rehabilitasi bangunan operasional/stasiun sebanyak 12 unit, pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian sebanyak 34 paket, peningkatan fasilitas pintu perlintasan sebidang sebanyak 18 unit, pengadaan peralatan/fasilitas keselamatan perkeretaapian sejumlah 23 paket, pengadaan Sarana Kerja dan keperintisan sebanyak 67 unit dan pelayanan angkutan KA perintis sebanyak 9 lintas. Rincian pembangunan perekeretaapian setiap tahunnya sebagaimana pada tabel berikut ini. Tabel 3.3 Capaian Pembangunan Transportasi Perkeretaapian Tahun No Kegiatan Satuan Pencapaian Per Tahun Jumlah 1 Panjang km jalur KA baru yang dibangun termasuk jalur ganda 2 Panjang km jalur KA yang direhabilitasi Km'sp 179, ,3 Km'sp 333,6 38 7,3 378,9 3 Jumlah km'sp pengadaan rel Km'sp 1.193, , ,1 4 Jumlah unit pengadaan wesel Km'sp Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

29 No Kegiatan Satuan 5 Jumlah unit jembatan KA yang ditingkatkan/ direhabilitasi dan dibangun 6 Jumlah paket pekerjaan persinyalan dan telekomunikasi yang direhabilitasi dan dibangun 7 Jumlah pekerjaan transmisi LIstrik Aliran Atas yang ditingkatkan dan dibangun 8 Jumlah paket pembangunan/rehabilitasi bangunan operasional/stasiun 9 Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas prasarana perkeretaapian 10 Jumlah unit peningkatan fasilitas pintu perlintasan sebidang 11 Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas keselamatan perkeretaapian 12 Jumlah paket pengadaan peralatan/fasilitas sarana perkeretaapian 13 Jumlah unit pengadaan sarana kerja dan keperintisan Pencapaian Per Tahun Jumlah Unit Paket Paket Unit Paket Unit Paket Paket Unit Pelayanan angkutan perintis Lintas Sumber : Ditjen Perkeretaapian, 2017 C. Transportasi Laut Capaian pembangunan transportasi laut dikelompokkan menjadi 3 (tiga) komponen, yaitu bidang angkutan laut, bidang kepelabuhan, bidang keselamatan dan keamanan pelayaran, dengan capaian pembangunan selama tahun sebagai berikut : 1. Pembangunan kapal perintis sebanyak 103 Kapal dan penyelenggaraan angkutan laut perintis sebanyak 96 trayek dalam rangka meningkatkan aksesibilitas dengan mayoritas pelayanan pada wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI). 2. Pembangunan/Pengembangan fasilitas pelabuhan laut sebanyak 444 paket meliputi pembangunan/pengembangan fasilitas pelabuhan pada sisi perairan dan sisi daratan serta pemeliharaan alur pelayaran sebanyak 33 paket untuk meningkatkan kapasitas pelayanan transportasi laut dalam rangka mendukung pertumbuhan kawasan. 3. Pembangunan bidang keselamatan dan keamanan pelayaran dilakukan untuk memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan sarana dan prasarana transportasi laut dalam rangka peningkatan keselamatan dan keamanan pelayaran meliputi : Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) sebanyak 672 unit, stasiun Vessel Traffic Services (VTS) sebanyak 9 unit, GMDSS sebanyak 44 lokasi, kapal kenavigasian sebanyak 20 unit dan kapal patroli KPLP sebanyak 57 unit. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

30 Rincian pembangunan sarana dan prasarana transportasi laut tahun , sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.4 Capaian Pembangunan Transportasi Laut Tahun No Kegiatan Satuan Pencapaian Per Tahun Jumlah Pembangunan kapal perintis Unit Pembangunan fasilitas pelabuhan laut Paket Pengerukan Alur Pelayaran Paket Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 5 Pembangunan stasiun Vessel Traffic Services (VTS) Unit Unit Pembangunan GMDSS Unit Pembangunan kapal kenavigasian Unit Pembangunan kapal patroli KPLP Unit Sumber : Ditjen Perhubungan Laut, 2017 D. Transportasi Udara Capaian pembangunan transportasi udara selama tahun antara lain meliputi : 1. Pengembangan/rehabilitasi prasarana bandar udara antara lain perpanjangan landas pacu, perluasan apron, pelebaran taxiway, pelapisan/peningkatan daya dukung landas pacu, apron, taxiway, pengadaan dan pemasangan peralatan bantu pendaratan, pemenuhan catu daya bandar udara, pemagaran area bandar udara pada tahun 2015 sebanyak 147 bandar udara, tahun 2016 sebanyak 140 bandar udara, dan tahun 2017 sebanyak 143 bandar udara; 2. Untuk meningkatkan aksesibilitas wilayah dan meningkatan perekonomian daerah selama tahun telah dibangun 14 bandar udara baru; 3. Untuk meningkatkan keamanan penerbangan, selama tahun telah dilakukan pengadaan dan pemasangan peralatan keamanan penerbangan antara lain peralatan X-Ray Cabin, X-Ray Bagasi dan X-Ray Cargo serta peralatan CCTV sebanyak 194 paket pada tahun 2015, pada tahun 2016 sebanyak 115 paket, dan pada tahun 2017 sebanyak 104 paket; 4. Dalam rangka memenuhi tingkat kecukupan dan kehandalan peralatan penanggulangan dan pertolongan pada kecelakaan penerbangan, dilakukan melalui pengadaan dan rehabilitasi kendaraan PKP-PK sebanyak 27 paket pada tahun 2015, pada tahun 2016 sebanyak 53 paket dan pada tahun 2017 sebanyak 59 paket; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

31 5. Pelayanan angkutan udara perintis tahun 2015 sebanyak 216 rute, pada tahun 2016 sebanyak 209 rute dan tahun 2017 sebanyak 201 rute. Rincian capaian kegiatan pembangunan transportasi udara sebagaimana tabel berikut: Tabel 3.5 Capaian Pembangunan Transportasi Udara Tahun No Kegiatan Satuan Pencapaian Per Tahun * 1 Bandara dikembangkan/ direhabilitasi Bandara ** 2 Bandara baru yang dibangun Bandara i 5*** 3 Fasilitas Keamanan yang dibangun dan direhabilitasi 4 Fasilitas Pelayanan darurat (PK-PPK) Paket Paket Pelayanan angkutan perintis Rute ** *Tahun Berjalan **Jumlah Komulatif ***Target Pembangunan Bandara Baru 15 Lokasi (4 lokasi selesai dibangun, 11 lokasi dalam proses pembangunan, dapat dilihat pada lampiran peta hal 80) Sum ber: Ditjen Perhubungan Udara, Capaian Penyusunan dan Deregulasi Peraturan Perundang-Undangan Dalam kurun waktu Kementerian Perhubungan telah menyelesaikan dan melakukan deregulasi berbagai peraturan perundangundangan sebanyak 53 peraturan, dengan penjabaran sebagai berikut: Jenis Peraturan Tahun Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Menteri Perhubungan Jumlah Deregulasi dilakukan untuk penyederhanaan prosedur, peningkatan keselamatan, dan peningkatan pelayanan di sektor transportasi. Secara rinci penjelasan deregulasi yang telah dilakukan di lingkungan Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut: Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

32 PELAKSANAAN DEREGULASI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut R egulasi yang d is im p lifik a s i TAH IIM 901 R evisi/pencabutan /P enggabungan*) A nalisis singkat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan jasa Pengurusan Transportasi 3* PM 78 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan jasa Pengurusan Transportasi 4 PM 146 Tahun 2015 tentang Perubahan Ke-2 atas PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan jasa Pengurusan Transportasi 5 PM 3 Tahun 2015 Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perhubungan Di Badan Koordinasi Penanaman Modal 6 PM 147 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 3 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perhubungan Di Badan Koordinasi Penanaman Modal 7 PM 171 Tahun 2015 tentang T a ta C ara P e laya nan Kapal W is a ta (Y a cht) A sin g Di P e raira n Indonesia 8 PM 12 Tahun 2015 tentang Perizinan Angkutan Udara Online 9 PM 154 Tahun 2015 tentang Pelayanan Surat Persetujuan Syahbandar Secara Online 10 PM 121 Tahun 2015 tentang Pemberian Kemudahan Bagi Wisatawan Dengan Menggunakan Kapal Pesiar (Cruiseship) Berbendera Asing Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 KM 10 Tahun 1988 tentang Jasa Pengurusan Transportasi PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan jasa Pengurusan Transportasi PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan jasa Pengurusan Transportasi KM 83 Tahun 2009 Pendelegasian Wewenang Pemberian Izin Usaha Di Bidang Transportasi Dalam Rangka Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Di Bidang Penanaman Modal Kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 3 Tahun 2015 Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perhubungan Di Badan Koordinasi Penanaman Modal Pencabutan Konsesi kepada BUP dapat dilakukan melalui mekanisme penugasan/penunjukan langsung dengan syarat tertentu. Hal ini mendorong minat investor untuk berinvestasi dlm pembangunan/ pengembangan pelabuhan Pencabutan Penyederhanaan persyaratan kepemilikan modal usaha penyelenggaraan dan pengusahaan jasa pengurusan transportasi Revisi revisi Pencabutan Revisi Pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu bidang perhubungan dilimpahkan ke Badan Koordinasi Penananam Modal (Pelayanan terpadu satu pintu) Pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu bidang perhubungan dilimpahkan ke Badan Koordinasi Penananam Modal (Pelayanan terpadu satu pintu) Baru Pemberian kemudahan pelayanan kapal wisata (Yacht) asing di perairan Indonesia Baru Pelayanan izin usaha angkutan udara online: izin usaha angkutan udara niaga, izin kegiatan angkutan udara bukan niaga, izin rute penerbangan, flight approval, izin usaha agen penjualan umum Baru Pelayanan surat persetujuan syahbandar online: surat persetujuan kapal masuk pelabuhan, persetujuan olah gerak kapal di pelabuhan, surat persetujuan berlayar Baru Kemudahan bagi wisatawan dengan menggunakan kapal pesiar berbendera asing Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

33 No. Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut 11 PM 136 Tahun 2015 Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 Tentang Pengerukan Dan Reklamasi 12 PM 187 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 2015 Tentang Kegiatan Pengusahaan Bandar Udara 13 PM 53 Tahun 2015 tentang Perubahan atas PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal 14 PM 93 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua atas PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal 15 PM 5 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-2 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 16 PM 41 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-3 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 17 PM 68 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-4 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 18 PM 159 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-5 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 19 PM 177 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-6 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 20 PM 157 Tahun 2015 tentang Penerapan Inaportnet Untuk Pelayanan Kapal Dan Barang Di Pelabuhan 21 PM 192 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 157 Tahun 2015 tentang Penerapan Inaportnet Untuk Pelayanan Kapal dan Barang di Pelabuhan 1 Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 2 Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Regulasi yang d isim p lifika si Peraturan Menteri PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 2015 Tentang Kegiatan Penguasahaan di Bandar Udara Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal Peraturan Menteri Perhubungan KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Peraturan Menteri Perhubungan KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Peraturan Menteri Perhubungan KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Peraturan Menteri Perhubungan KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Peraturan Menteri Perhubungan KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara PM 157 Tahun 2015 tentang Penerapan Inaportnet Untuk Pelayanan Kapal Dan Barang Di Pelabuhan TAHUN 2016 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit R evisi/pencabutan /P enggabungan*) Revisi revisi revisi revisi revisi revisi revisi revisi revisi A n alisis singkat Penyederhanaan jangka waktu pemberian izin pekerjaan Pengerukan dan izin pekerjaan reklamasi baru Kemudahan dalam pelayanan kapal dan barang di pelabuhan revisi Kemudahan dalam pelayanan kapal dan barang di pelabuhan Revisi Antara lain mengatur tentang penugasan kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Waikota untuk menjamin terlaksananya pelayanan angkutan kereta api, berupa angkutan pelayanan kelas ekonomi dan/atau angkutan perintis. Revisi Antara lain mengatur mengenai penugasan untuk membangun prasaran kereta api ringan yang dilaksanakan melalui pola design Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

34 No. Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi 3 Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta 4 PM 24 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 3 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perhubungan Di Badan Koordinasi Penanaman Modal 5 PM 100 Tahun 2016 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing Untuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang dan/atau Barang Dalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri 6 PM 74 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut Regulasi yang d isim p lifika si Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 3 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Bidang Perhubungan Di Badan Koordinasi Penanaman Modal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 200 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 10 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing untuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang dan/atau Barang dalam Kegiatan Angkutan Laut dalam Negeri Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut R evisi/pencabutan /P enggabungan*) A n alisis singkat and built, dengan beberapa butir pengaturan sbb: - pihak yang ditunjuk dapat menjalin kerjasama dengan badan usaha lain; - dalam hal perjanjian dengan Kemenhub belum ditandatangani, pihak yang ditunjuk tetap dapat melaksanakan penugasan pembangunan tersebut berdasarkan persetujuan teknis dan pengawasan oleh Kemenhub Revisi Antara lain mengatur mengenai percepatan pembangunan untuk penyelenggaraan perkeretaapian umum: Gubernur DKI dapat menugaskan BUMD untuk pembangunan prasarana perkeretaapian, dengan beberapa butir pengaturan sbb: - BUMD yang ditugaskan dapat bekerjasama dengan badan usaha lain; Pendanaan pembangunan antara lain dapat berasal dari pinjaman Pemda DKI, yang pengembaliannya dalam bentuk penyerahan seluruh prasarana perkeretaapian yang telah dibangun, kepada Pemda DKI. Dalam rangka percepatan pemanfaatan hasil pembangunan prasarana perkeretaapian: - Gubernur DKI menugaskan BUMD sebagai penyelenggara; - BUMD yang ditugaskan, dapat melakukan penunjukan langsung untuk pengadaan sarana perkeretaapian; Revisi Penyederhanaan proses perizinan di Badan Koordinasi Penananam Modal (Pelayanan terpadu satu pintu) Pencabutan Proses perizinan sebelumnya 14 (empat belas) hari keija menjadi 7 (tujuh) hari kerja Revisi pengajuan permohonan SIUPAL semula kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut m enjadi kepada Kepala BKPM Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

35 No. Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut Regulasi yang d isim p lifika si R evisi/pencabutan /Penggabungan*) A n alisis singkat 7 PM 152 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal Pencabutan Pasal 7 ayat (2) Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan dari yang sebelum nya berbunyi: Pasal 7 (2) Peralatan bongkar muat berupa forklift sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi sebagai berikut: 3. bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan utama memiliki 2 (dua) unit yang terdiri atas: 1. 1 (satu) unit berkapasitas 10 (sepuluh) ton; dan 2. 1 (satu) unit berkapasitas 5 (lima) ton. b. bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpul memiliki 2 (dua) unit yang terdiri atas: 1. 1 (satu) unit berkapasitas 5 (lima) ton; dan 2. 1 (satu) unit berkapasitas 2,5 (dua koma lima) ton. C. bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpan memiliki 2 (dua) unit yang terdiri atas: 1. 1 (satu) unit berkapasitas 2,5 (dua koma lima) ton; dan 2. 1 (satu) unit berkapasitas 1 (satu) ton. Diubah m enjadi berbunyi: Pasal 7 (2) Jumlah dan kapasitas peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan bongkar muat di pelabuhan setempat. - Pasal 8 ayat (4) dan ayat (5) Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan, dari yang sebelum nya berbunyi: Pasal 8 (4) Persyaratan memiliki modal usaha sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf d, berupa modal dasar Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

36 No. Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut Regulasi yang d isim p lifika si R evisi/pencabutan /P enggabungan*) A nalisis singkat sekurang-kurangnya Rp ,00 (dua belas m iliar rupiah) dan modal disetor sekurang-kurangnya Rp ,00 (tiga m iliar rupiah). (5) Persyaratan memiliki peralatan bongkar muat sebagaim ana dimaksud pada ayat (2) huruf e, m eliputi: 3. 9 (sem bilan) unit forklift yang terdiri atas 6 (enam) unit berkapasitas 2,5 (dua koma lima) ton, 2 (dua) unit berkapasitas 5 (lima) ton, dan 1 (satu) unit berkapasitas 10 (sepuluh) ton; b. peralatan non mekanik, seperti: ship side net, rope sling, rope net, dan wire net, dan C. peralatan lainnya yang diperlukan. Diubah m enjadi berbunyi: Pasal 8 (4) Persyaratan m em iliki modal usaha sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) huruf d, berupa modal dasar paling sedikit Rp ,00 (enam m iliar rupiah) dan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik. (5) Jum lah dan kapasitas peralatan bongkar muat sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan bongkar muat di pelabuhan setempat. Di samping itu, dalam Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal, m engatur sebagai berikut: 1) kegiatan usaha bongkar muat barang dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional yang hanya Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

37 No. Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut Regulasi yang disim plifikasi Revisi/Pencabutan /Penggabungan*) Analisis singkat melakukan kegiatan bongkar muat barang tertentu untuk kapal yang dioperasikannya [Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3)] dan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) setelah memperoleh konsesi [Pasal 2 ayat 2 h u ru f c); 2) pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang untuk kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapalis h ip to S hip (S T S ) Transfer dilakukan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan menggunakan peralatan bongkar muat yang laik operasi [(Pasal 3 ayat (2)]; 3) ketentuan lebih lanjut mengenai Tenaga Kerja Bongar Muat, kelayakan peralatan bongkar muat, kompetensi TKBM, serta pem binaan dan penataan TKBM di pelabuhan diatur dengan Peraturan tersendiri [(Pasal 3 ayat ( )]; 4) perusahaan pemegang izin usaha bongkar muat barang yang berbentuk usaha patungan (Joint Ventuna) dapat melakukan kegiatan bongkar muat barang hanya pada Pelabuhan tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah, [Pasal 8 ayat (3)]; 5) Perusahaan bongkar muat yang telah memiliki izin usaha, dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan melalui kerjasama dengan operator terminal atau pelabuhan pada terminal konvensional/m ultipurpose yang dituangkan dalam perjanjian, hal tersebut untuk memenuhi standar kinerja operasinal pelabuhan dan perjanjian kerjasama tersebut wajib diketahui oleh Penyelenggara Pelabuhan (Pasal 16); 6) tata cara pelayanan kapal dan pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan ditetapkan oleh Penyelenggara Pelabuhan setempat dengan membuat S tan d ard O peration P rocedure (SOP) dan standar kinerja pelayanan kapal dan barang dengan menerapkan prinsip-prinsip keadilan, kesetaraan dan hidup berdampingan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

38 No. Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut 8 PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut 9 PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut Regulasi yang disim ptifika si Peraturan Mente ri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 tentang Persyaratan Kepemilikan k /lodal Badan Usaha Oi Bidang Transportasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut R evisi/pencabutan /P enggabungan*) A n alisis singkat (coexistence), serta prinsip efektifitas pelayanan dengan prinsip saling menguntungkan antarpara pelaku usaha di pelabuhan (Pasal 17); 7) m enambah 1 (satu) ayat baru dalam Pasal 18 yaitu berbunyi Pelaksana kegiatan bongkar muat barang dilarang m em ungut tarif jasa bongkar muat yang tidak ada pelayanan jasanya [(Pasal 18 ayat (2)]; dan 8) m em form ulasikan kembali Pasal 19 yaitu dengan mengubah kata perusahaan bongkar m uat menjadi pelaksana kegiatan bongkar m uat...dst. Pencabutan pasal Mencabut Pasal 5 ayat (2) huruf c dan Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 tentang Persyaratan Kepemilikan Modal Badan Usaha di Bidang Transportasi, dengan penyempurnaan persyaratan modal izin usaha Badan Usaha Pelabuhan, yaitu; (1) yang semula modal disetor paling sedikit Rp ,00 (satu trilyun rupiah) disempurnakan menjadi modal dasar paling sedikit Rp ,00 (lima ratus milyar rupiah), untuk pelabuhan utama; (2) yang semula modal disetor paling sedikit Rp ,00 (dua ratus milyar rupiah) disempurnakan menjadi modal dasar paling sedikit Rp ,00 (seratus milyar rupiah), untuk pelabuhan pengumpul; (3) yang semula modal disetor paling sedikit Rp ,00 (dua puluh lima milyar rupiah) disempurnakan menjadi modal dasar paling sedikit Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah), untuk pelabuhan pengumpan; dan (4) paling sedikit 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh. Revisi 1) pelaksanaan pendelegasian pemberian izin usaha Badan Usaha Pelabuhan yang semula oleh Menteri Perhubungan menjadi diberikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

39 No. Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut 10 KP 610 Tahun 2016 tentang Standar waktu Proses Pelayanan, Masa Berlaku Kewenangan dan Penerbitan Perijinan di Bidang Perhubungan Udara 11 PM 40 Tahun 2016 tentang Perubahan ke-7 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 12 PM 56 Tahun 2016 tentang Perubahan ke-8 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 13 PM 140 Tahun 2016 Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 70 Tahun 2013 Tentang Pendidikan Dan Pelatihan Sertifikasi Serta Dinas Jaga Pelaut 14 PM 116 Tahun 2016 tentang Pemindahan Barang Yang Melewati Batas Waktu Penumpukan Barang (long stay) di Pelabuhan Utama Belawan, di Pelabuhan Utama Tanjung Priok, di Pelabuhan Utama Tanjung Perak dan Di Regulasi yang disim plifikasi Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 17 Tahun 2015 tentang Standar waktu Proses Pelayanan, Masa Berlaku Kewenangan dan Penerbitan Perijinan di Bidang Perhubungan Udara Peraturan Menteri Perhubungan KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 70 Tahun 2013 tentang Pendidikan dan Pelatihan, Sertifikasi dan Dinas Jaga Pelaut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 117 Tahun 2015 tentang Pemindahan Barang Di Tanjung Priok Revisi/Pencabutan /Penggabungan*) Analisis singkat 2) penyederhanaan tahapan dan jangka waktu proses penerbitan izin usaha Badan Usaha Pelabuhan: a. semula Direktur Jenderal melakukan penelitian dan evaluasi persyaratan dalam jangka waktu 14 hari kerja disempurnakan menjadi menerbitkan rekomendasi izin usaha BUP kepada Kepala BKPM dalam jangka waktu 5 hari keija sejak dokumen diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan; b. yang semula Menteri Perhubungan menerbitkan izin usaha Badan Usaha Pelabuhan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja disempurnakan menjadi Kepala BKPM menerbitkan izin usaha Badan Usaha Pelabuhan dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja. pencabutan Pemangkasan waktu proses perizinan bdang perhubungan udara revisi Penyederhanaan persyaratan permodalan penyelenggaraan angkutan udara revisi Penyederhanaan persyaratan permodalan penyelenggaraan angkutan udara revisi Pencabutan Penerbitan Sertifikat Kepelautan; Semula: Sertifikat Kepelautan diterbitkan oleh Direkur Jenderal Perhubungan Laut Diubah menjadi: Sertifikat kepelautan yang berupa sertifikat keahlian maupun sertifikat keterampilan penerbitan sertifikatnya dilakukan oleh lembaga diklat dibawah BPSDM Lokasi pelabuhan yang diatur mengenai pemindahan barang yang melewati batas waktu penumpukan (long stay) di pelabuhan Semula: Lokasi hanya berlaku pada satu pelabuhan, yaitu Pelabuhan Tanjung Priok Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

40 No. Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut Pelabuhan Utama Makassar 15 PM 152 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal 16 PM 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Ke-3 atas PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan jasa Pengurusan Transportasi 17 PM 130 Tahun 2016 tentang Perubahan Ke-4 atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan T ransportasi 18 PM 123 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 171 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelayanan Kapal Wisata (Yacht) Asing di Perairan Indonesia 19 PM 109 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 66 Tahun 2015 tentang Kegiatan Angkutan Udara Bukan Niaga dan Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Luar Negeri dengan Pesawat udara Sipil Asing ke dan dari W layah Negara Kesatuan Republik Indonesia 20 PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut Regulasi yang disim plifikasi PM 93 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-2 atas PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi PM 171 Tahun 2015 tentang Tata Cara Pelayanan Kapal W sata (Yacht) Asing di Perairan Indonesia PM 66 Tahun 2015 tentang Kegiatan Angkutan Udara Bukan Niaga dan Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Luar Negeri dengan Pesawat udara Sipil Asing ke dan dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraari Pelabuhan Laut Revisi/Pencabutan /Penggabungan*) Analisis singkat Diubah menjadi: Lokasi berlaku di 4 (empat) pelabuhan utama meliputi Pelabuhan Utama Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, Dan Pelabuhan Utama Makassar Pencabutan Pelaksana kegiatan bongkar muat Semula: Perusahaan bongkar muat Diubah menjadi: a. Perusahaan bongkar muat; b. Perusahaan angkutan laut nasional; dan Badan Usaha Pelabuhan yang telah mendapat konsesi revisi Revisi sebelumnya diatur bahwa memiliki modal dasar paling sedikit Rp ,00 (dua puluh lima miliar rupiah), paling sedikit 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau diaudit oleh kantor akuntan publik menjadi memiliki modal dasar Rp ,00 (dua miliar rupiah), paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik Revisi Pemberian kemudahan pelayanan kapal wisata (Yacht) asing di perairan Indonesia revisi revisi Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

41 No. Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut Regulasi yang d isim p lifika si TAHUN 2017 R evisi/pencabutan /P enggabungan*) A n alisis singkat 1 PM 8 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian 2 PM 9 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian 3 PM 16 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian 4 PM 17 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian 5 PM 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian 6 PM 5 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api 7 PM 20 Tahun 2017 tentang Terminal Khusus Dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri 8 PM 24 Tahun 2017 Tentang Pencabutan persyaratan kepemilikan modal badan usaha di bidang pengusahaan angkutan laut, keagenan kapal, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 92 Tahun 2010 tentang Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 93 Tahun 2010 tentang Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 94 Tahun 2010 tentang Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No.95 Tahun 2010 tentang Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No.155 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 21 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Kecakapan Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2011 tentang Terminal Khusus dan Terminal Untuk Kepentingan Sendiri Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 Tentang Persaysratan Kepemilikan Modal Badan Usaha di Bidang Transportasi Pencabutan Pencabutan Penyederhanaan proses penerbitan sertifikat awak sarana perkeretaapian Penyederhanaan proses penerbitan awak sarana perkeretaapian Pencabutan Penyederhanaan proses penerbitan awak sarana perkeretaapian Pencabutan Pencabutan Pencabutan Penyederhanaan proses penerbitan awak sarana perkeretaapian Sertifikasi terhadap masinis/ Asisten Masinis di Sarana KA otomatis Penyederhanaan proses penerbitan sertifikat Pencabutan Persyaratan Modal Izin Pembangunan dan Pengoperasian Terminal Khusus Semula: Modal disetor paling sedikit 25 M Diubah menjadi: Ketentuan modal ditentukan 1 Perpanjangan Penggunaan Tersus Untuk Melayani Kepentingan Umum; Semula: paling lama 6 (enam) bulan dan tidak dapat diperpanjang Diubah menjadi: paling lama 2 (dua) tahun dan dapat diperpanjang berdasarkan hasil evaluasi dari Direktur Jenderal. Persyaratan Penggunaan Tersus Untuk Melayani Kepentingan Umum; Semula: Belum diatur persyaratan berupa laporan keuangan Diubah menjadi: Menambah persyaratan berupa laporan keuangan Persyaratan Izin Pengelolaan TUKS Semula: Modal disetor paling sedikit 25 M. Diubah menjadi: Ketentuan modal ditentukan berdasarkan panjang dermaga (<70m atau lebih) dan volume bongkar muat (<100rb ton/thn atau lebih) yaitu 1 M atau 5 M Pencabutan pasal Pencabutan persyaratan kepemilikan modal Badan Usaha di Bidang Transportasi Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

42 No. Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut pengusahaan bongkar muat, dan badan usaha pelabuhan 9 PM 25 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 116 Tahun 2016 tentang Pemindahan Barang Yang Melewati Batas Waktu Penumpukan (Long Stay) di Pelabuhan Utama Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar 10 PM 45 Tahun 2017 tentang Perubahan Ke-10 atas KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 11 PM 49 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Regulasi yang disim plifikasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 11 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Keagenan Kapal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 152 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal PM 116 Tahun 2016 tentang Pemindahan Barang yang Melewati Batas Waktu Penumpukan (Long Stay) doi Pelabuhan Utama Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utaa Makassar KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraaii Angkutan Udara 1. PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pengusahaan Pengurusan Transportasi dan Jasa 2. PM 78 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pengusahaan Pengurusan Transportasi dan Jasa 3. PM 146 Tahun 2015 tentang Perubahan Ke-2 atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi 4. PM 12 Tahun 2016 tentang Perubahan Ke-3 atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Pengurusan Transportasi Jasa Revisi/Pencabutan /Penggabungan*) Analisis singkat Pencabutan pasal Pencabutan persyaratan kepemilikan modal pengusahaan angkutan laut Pencabutan pasal Pencabutan persyaratan kepemilikan modal pengusahaan keagenan kapal Pencabutan pasal Pencabutan persyaratan kepemilikan modal penyelenggaraan pelabuhan laut Pencabutan pasal Pencabutan persyaratan kepemilikan modal Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal revisi Mendorong penurunan dwelling time di pelabuhan dengan mengenakan pajak progressif terhadap penumpukan barang yang melebihi 3 hari Peraturan Menteri ini tidak saja berlaku di Pelabuhan Utama Belawan, Pelabuhan Utama Tanjung Priok, Pelabuhan Utama Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utama Makassar, tapi juga akan diberlakukan di Pelabuhan Utama lainnya secara bertahap revisi Pemangkasan jangka waktu penerbitan perizinan Pencabutan Latar belakang penyempurnaan terhadap Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 130 Tahun 2016 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Transportasi antara lain: 1) simplifikasi terhadap peraturan yang mengatur pengusahaan pengurusan transportasi; jasa 2) debirokratisasi terhadap pengurusan izin jasa pengurusan transportasi; 3) untuk mendorong investasi di sektor transportasi kepada UMKM; 4) peningkatan profesionalisme terhadap perusahaan jasa pengurusan transportasi. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

43 No. Regulasi yang m engubah/m enggabung/ m encabut Regulasi yang d isim p lifika si R evisi/pencabutan /P enggabungan*) A n alisis singkat 5. PM 130 Tahun 2016 tentang Perubahan Ke-4 atas PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Transportasi 12 PM 53 Tahun 2017 tentang Pengamanan Kargo dan Pos serta Rantai Pasok (Supply Chain) Kargo dan Pos yang Diangkut dengan Pesawat Udara 1. PM 153 Tahun 2015 tentang Pengamanan Kargo dan Pos serta Rantai Pasok (Supply Chain) Kargo dan Pos yang diangkut dengan Pesawat Udara 2. PM 45 Tahun 2015 tentang Persyaratan Kepemilikan Modal Badan Usaha di Bidang Transportasi yang mengatur mengenai kepemilikan modal Regulated Agent dan Known Consignor pencabutan Penghapusan persyaratan administrasi RAIKCISI: a modal disetor Rp25 M; b NPWP. Penghapusan fasilitas peralatan persyaratan Penghapusan ketentuan tariff bawah pemeriksaan keamanan Disamping itu, selama tahun 2017 Kementerian Perhubungan telah berhasil menerbitkan 5 Peraturan pemerintah yang baru, 20 Peraturan Presiden dan 385 Peraturan Menteri. Secara rinci capaian penyusunan peraturan perundang undangan di lingkungan kementerian Perhubungan sampai dengan tahun 2017 adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Capaian Penyusunan Peraturan Perundang-Undangan Tahun Capaian Pencapaian Per Tahun Jumlah Jum lah peraturan perundang-undangan di sektor transportasi yang ditetapkan, dalam bentuk: 1. Peraturan Pemerintah Peraturan Presiden Peraturan Menteri Perhubungan Keputusan Menteri Perhubungan Sum ber: Biro Hukum, 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

44 3.1.3 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan ditujukan untuk mewujudkan struktur organisasi yang terbebas dari tumpang tindih pelaksanaan tugas, fungsi maupun kewenangan di dalam organisasi maupun antar instansi pemerintah, serta terwujudnya organisasi pemerintah yang berorientasi pada hasil atau outcome secara efektif dan efisien dengan penjabaran sebagai berikut: 1. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Kementerian Perhubungan 2. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan 3. Kebijakan tentang organisasi dan tata kerja Politeknik Pelayaran Surabaya 4. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Balai Besar Kalibrasi Fasilitas Penerbangan 5. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia 6. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Politeknik Penerbangan Surabaya 7. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Sekolah Tinggi Transportasi Darat 8. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija KSOP 9. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija UPP 10. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija BP3 Curug 11. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija BLU UPT BPSDM 12. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija BP3 Palembang 13. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Disrik Navigasi 14. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Disrik UPBU (BLU) 15. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija PPLP 16. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija BKKP 17. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija BPLJSKB 18. Kebijakan tentang organisasi dan tata keija Balai Perkeretaapian Hasil capaian penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan berupa penerbitan Peraturan Menteri Perhubungan sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.7 Capaian Kinerja Kelembagaan dan Ketatalaksanaan No Tahun Jumlah Penataan (Berupa Pennenhub) Dokumen Dokumen Dokumen (posisi Bulan Mei) Sum ber: Biro Kepegawaian dan Organisasi, Capaian Kinerja Pengembangan Sumberdaya Manusia Jumlah pegawai Kementerian Perhubungan pada tahun 2015 sebanyak orang, dengan komposisi pegawai terdiri dari Sekretariat Jenderal sebanyak 868 orang, Inspektorat Jenderal sebanyak 260 orang, Ditjen Perhubungan Darat sebanyak 900 orang, Ditjen Perkeretaapian sebanyak 603 orang, Ditjen Perhubungan Laut sebanyak orang, Ditjen Perhubungan Udara Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

45 sebanyak orang, Badan Pengembangan SDM Perhubungan sebanyak orang, dan Badan Litbang sebanyak 245 orang. No Tabel 3.8 Komposisi Sumberdaya Manusia Kementerian Perhubungan Unit Keija Jumlah SDM (orang) Jumlah 1 Sekretariat Jenderal Inspektorat Jenderal Ditjen Perhubungan Darat Ditjen Perkeretaapian Ditjen Perhubungan Laut Ditjen Perhubungan Udara BPSDM Perhubungan Badan Perhubungan Litbang BPTJ PNS PERBANTUAN Jumlah Sum ber: Biro Kepegawaian dan Organisasi, 2017 Dalam rangka meningkatkan kompetensi SDM transportasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas SDM serta tenaga pendidik selama tahun telah dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan berupa diklat pembentukan, diklat penjenjangan dan diklat ketrampilan khusus kepada peserta diklat yang berasal dari masyarakat maupun aparatur perhubungan, dengan capaian kinerja sebagaimana tabel berikut. Tabel 3.9 Peserta Diklat BPSDMP Kementerian Perhubungan Tahun PROGRAM: Pengem ba No ngan SDM Perhubungan Lulusan SDM Transportasi B ersertifik at: Satuan Target Realisasi Target Realisasi Target Target Target Total Target DARAT Orang LAUT Orang UDARA Orang APARATUR Orang JUMLAH Sum ber: BPSDMP, 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

46 Pencapaian IKU Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat secara keseluruhan telah melebihi target, untuk matra laut meningkat dua kali lipat namun untuk matra darat, udara dan aparatur menurun. Hal ini dikarenakan : a. Pencapaian target IKU Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat SDM Darat, Udara dan Aparatur Kemenhub menurun. Hal ini dikarenakan beberapa permasalahan : - Adanya S elf Blocking dan pemotongan anggaran perjalanan dinas oleh Direktorat Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan, sehingga beberapa kegiatan diklat tidak dapat diselenggarakan dikarenakan anggaran perjalanan dinas untuk peserta tidak mencukupi; - Adanya beberapa jenis diklat yang sama yang diselenggarakan oleh Lembaga atau Kementerian lainnya sehingga para peserta diklat lebih memilih lokasi terdekat; - Adanya beberapa peserta diklat yang tidak mendapatkan ijin/rekomendasi dari pimpinan terkait untuk mengikuti diklat dimaksud dikarenakan adanya pekerjaan di kantor yang lebih mendesak; - Adanya beberapa diklat yang tidak terlaksana karena adanya kendala teknis, misalnya Diklat Fungsional Pengadaan Barang/Jasa tidak dilaksanakan karena sebagian besar calon peserta yang diusulkan ke LKPP tidak memenuhi persyaratan diklat fungsional pengadaan barang/jasa sehingga tidak memenuhi kuota dari jumlah peserta yang direncanakan. b. Peningkatan pencapaian target secara signifikan ini terjadi pada SDM Transportasi Laut. Tingginya permintaan diklat dari masyarakat untuk diklat di bidang Transportasi Laut dikarenakan adanya peraturan yang termuat dalam STCW 2010 Manila, bahwa setiap pelaut pemegang sertifikat STCW 1978 Amandemen 1995 dari tingkat dasar sampai dengan tingkat I, serta Pelatihan Ketrampilan Khusus Pelaut (PKKP) harus menyesuaikan sertifikatnya sehingga memperoleh sertifikat yang sesuai dengan konvensi internasional IMO-SCTW 1978 Amandemen 2010, selambat-lambatnya tanggal 1 Januari Realisasi Kinerja Keuangan Kementerian Perhubungan Tahun Alokasi anggaran Kementerian Perhubungan selama tahun mengalami kenaikan dan penurunan. Namun jumlah alokasi anggaran tersebut masih jauh dari pagu anggaran yang dibutuhkan yang tertuang di dalam rencana strategis Kementerian Perhubungan tahun Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

47 Tabel 3.10 Perkembangan Alokasi Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun (Dalam Miliar Rupiah) U N IT K ERJA R ENSTRA ALOKASI ANGGAR AN RENSTRA ALO K ASI ANGGAR AN RENSTRA ALOKASI ANGGAR AN SETJEN 887, , , , , ,833 ITJE N 100, , , , ,590 90,310 D ITJEN H UBD AT 6.077, , , , , ,264 DITJEN KA , ,758* , , , ,504 D ITJEN H U BLA D ITJEN H UBU D BADAN PSDM , , , , , , , , , , , , , ,921* 6.712, , , ,172 B ALITBANG 228, , , , , ,163 B PTJ ,444 T O TAL , , , , , ,436 K eterangan: * APBNP 2015 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa alokasi anggaran tiap tahun dari Kementerian Perhubungan hanya dapat menampung sekitar 50 % kebutuhan anggran yang tercantum dari Rencana Strategis Kementerian Perhubungan tahun Perbedaan alokasi anggaran ini menyebabkan beberapa target yang tercantum dalam rencana strategis tidak dapat tercapai sepenuhnya. Namun dari alokasi anggaran yang ada, realisasi penyerapan anggaran masih relatif kecil. Berdasarkan evaluasi terhadap realisasi keuangan Kementerian Perhubungan pada tahun anggaran dapat diidentifikasi target dan capaian keuangan yang menunjukkan angka fluktuatif, dimana teijadi beberapa perubahan fluktuatif dari masing-masing direktorat. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 3.11 Perkembangan Penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan Tahun (Dalam Miliar Rupiah) NO UNIT KERJA PAGU REALISASI % PAGU REALISASI % 1 SETJEN 887, , , , ITJEN 100, , , , DITJEN HUBDAT 6.077, , , , DITJEN KA , , , , S 6 DITJEN HUBLA DITJEN HUBUD , , , , , , , , BADAN PSDM 5.073, , , , BALITBANG 228, , , , JUMLAH , , , , Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

48 Dalam melaksanakan pembangunan sektor transportasi, tidak seluruh anggaran yang dialokasikan dapat terserap, yang berakibat hilangnya manfaat belanja. Rata rata penyerapan anggaran rendah di awal tahun, karena unit kerja berhati-hati ketika melakukan pengeluaran anggarannya, sehingga terkesan lambat dan tidak optimal dalam memanfaatkan waktu. Selain itu, adanya pemblokiran yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan juga mengakibatkan penundaan penyerapan anggaran, dimana hal ini menjadi bahan evaluasi oleh Kementerian Perhubungan. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

49 BAB IV ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI DAN KERANGKA REGULASI 4.1. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional Sejalan dengan visi pembangunan Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong, maka pembangunan nasional diarahkan untuk mencapai sasaran utama, yang salah satu sasaran pembangunan sektor unggulan adalah aspek maritim dan kelautan yang memuat upaya membangun konektivitas nasional. Salah satu program Agenda Prioritas Pembangunan (Nawa Cita) yaitu meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional dijabarkan kembali kedalam agenda pembangunan nasional, khususnya agenda pembangunan transportasi nasional, diantaranya adalah membangun konektivitas nasional untuk mencapai keseimbangan pembangunan dan membangun transportasi massal perkotaan Isu Strategis 1 : Membangun Konektivitas Nasional untuk Mencapai Keseimbangan Pembangunan Infrastruktur penunjang konektivitas nasional baik berupa jaringan transportasi dan jaringan telekomunikasi, perlu diintegrasikan dengan pelayanan sarana intermoda transportasi yang terhubung secara efisien dan efektif, termasuk mendorong pembangunan konektivitas antarwilayah, sehingga dapat mempercepat dan memperluas pembangunan ekonomi Indonesia. Penyediaan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi yang mendorong konektivitas akan menurunkan biaya transportasi dan biaya logistik, sehingga dapat meningkatkan daya saing produk, dan mempercepat gerak ekonomi. Kebijakan strategis untuk mewujudkan konektivitas nasional adalah : 1. Mempercepat pembangunan sistem transportasi multimoda; 2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendorong penguatan industri nasional untuk mendukung Sistem Logistik Nasional dan penguatan konektivitas nasional dalam kerangka mendukung kerjasama regional dan global; 3. Menjaga keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan; 4. Membangun sistem dan jaringan transportasi yang terintegrasi untuk mendukung investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di wilayah nonkoridor ekonomi; 5. Mengembangkan sarana dan prasarana transportasi yang ramah lingkungan dan mempertimbangkan daya dukung lingkungan melalui mitigasi dan adaptasi perubahan iklim maupun peningkatan keselamatan dan kualitas kondisi lingkungan; 6. Meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi serta pertolongan dan penyelamatan korban kecelakaan transportasi; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

50 7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas lembaga pengembangan sumber daya manusia Mempercepat Pembangunan Sistem Transportasi Multimoda Ketergantungan terhadap transportasi jalan yang terlalu tinggi mengakibatkan inefisiensi karena alternatif moda kurang tersedia, baik pada kondisi normal maupun ketika terjadi kerusakan infrastruktur jalan dan jembatan. Selain itu, beban anggaran negara sangat tinggi untuk pemeliharaan jalan. Ketergantungan terhadap moda transportasi jalan harus dikurangi dengan mengembangkan sistem transportasi multimoda. Dalam rangka mendukung percepatan pembangunan sistem transportasi multimoda dilakukan melalui strategi sebagai berikut: 1. Pembentukan badan atau regulator yang independen dan netral untuk regulasi, investigasi, keselamatan, dan keamanan angkutan multimoda serta pembinaan terhadap bertumbuh kembangnya Badan Usaha Angkutan Multimoda; 2. Membangun jaringan pelayanan dalam penyusunan rute-rute pelayanan dari berbagai moda transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan dan tidak hanya didominasi oleh salah-satu moda saja, melainkan harus disusun secara terintegrasi dengan prasarana jalan, Darat (Angkutan Jalan, Sungai, Danau dan Penyeberangan), Laut, Udara, Kereta Api, dan koridor ekonomi maupun konsep pengembangan wilayahnya; 3. Membangun jaringan prasarana yang terdiri dari dari simpul dan ruang lalu lintas. Simpul berfungsi sebagai ruang yang dipergunakan untuk keperluan menaikkan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat barang, serta perpindahan intra dan antar moda. Ruang lalu lintas berfungsi sebagai ruang gerak untuk sarana transportasi, namun khusus untuk ruang lalu lintas transportasi jalan, disamping untuk lalu-lintas sarana transportasi juga memiliki fungsi lain yaitu untuk lalu lintas orang dan hewan; 4. Pembangunan terminal terpadu (terintegrasi) serta pelayanan fasilitas alih moda untuk pelayanan perpindahan penumpang dan barang secara cepat dan nyaman; 5. Pembangunan akses kereta api menuju ke pelabuhan dan bandara internasional, diantaranya pada Bandara Soekarno-Hatta, Minangkabau, Kualanamu, Hang Nadim, Juanda, Kertajati, Kulon Progo, Syamsudin Noor, dan Pelabuhan Kuala Tanjung, Belawan, Panjang, Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Emas, Teluk Lamong dan Penyeberangan Merak - Bakauheni Mempercepat Pembangunan Transportasi yang Mendorong Penguatan Industri Nasional untuk Mendukung Sistem Logistik Nasional dan Penguatan Konektivitas Nasional dalam kerangka Mendukung Kerjasama Regional dan Global Pengembangan pasar dan industri transportasi nasional mempunyai dua aspek, yakni aspek industri jasa konstruksi nasional (termasuk pengembang, konsultan, kontraktor, jasa keuangan, jasa penasehat ahli) dan industri sarana dan alat-alat transportasi serta dengan pengembangan industri perangkat keras yakni alat-alat angkut atau sarana transportasi. Konektivitas nasional terdiri atas 4 (empat) komponen, yaitu Sislognas, Sistranas, pengembangan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

51 wilayah (RPJMN dan RTRWN) dan Information Communication Technology (ICT). Keempat komponen tersebut harus diintegrasikan untuk mendukung perpindahan komoditas baik barang, jasa maupun informasi secara efektif dan efisien, melalui integrasi simpul dan jaringan transportasi inter-moda, komunikasi dan informasi serta logistik, serta penguatan konektivitas antara pusat pertumbuhan ekonomi dan industri, dan juga keterhubungan secara internasional terutama untuk memperlancar arus perdagangan internasional maupun sebagai pintu masuk bagi para wisatawan mancanegara, yang dapat dilakukan melalui strategi: 1. Penempatan transportasi laut sebagai tulang punggung sistem logistik nasional melalui pengembangan 24 pelabuhan strategis untuk mendukung tol laut yang ditunjang dengan fasilitas pelabuhan yang memadai serta membangun short sea shipping/coastal shipping pada jalur logistik nasional yang diintegrasikan dengan moda kereta api dan jalan raya, terutama untuk mengurangi beban (share) angkutan jalan Sumatera-Jawa (Pelabuhan Paciran/Tanjung Perak, Pelabuhan Kendal/Tanjung Emas dan Pelabuhan Marunda/Tanjung Priok di Pulau Jawa serta Pelabuhan Panjang/Sumur di Pulau Sumatera). 2. Pengembangan dan pengendalian jaringan lalu lintas angkutan jalan yang terintegrasi inter, intra dan antar moda dan pengembangan wilayah yang meliputi simpul transportasi jalan, jaringan pelayanan angkutan jalan yang efisien dan mampu mendukung pergerakan penumpang dan barang; 3. Pembangunan sarana dan prasarana serta industri transportasi diantaranya: a. Peningkatan kapasitas Bandara Soekarno-Hatta untuk melayani 87 juta penumpang per-tahun. b. Pengembangan pelabuhan hub internasional Kuala Tanjung dan Bitung. c. Pembangunan jalur kereta api Trans Sumatera, pembangunan kereta api Trans Kalimantan, Sulawesi dan Papua, Pembangunan akses kereta api menuju kawasan ekonomi industri, pelabuhan dan bandara serta peningkatan kapasitas jalur eksisting menjadi jalur ganda di Sumatera dan Jawa terutama di lintas selatan Jawa. d. Pembangunan fasilitas dry port di Kawasan Pertumbungan Ekonomi yang tinggi. e. Pembangunan fasilitas dry port di Kawasan Pertumbungan Ekonomi yang tinggi (Kendal dan Paciran). 4. Percepatan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan prioritas konektivitas ASEAN dalam kerangka penguatan konektivitas nasional dengan tetap mempertahankan ketahanan dan daya saing perekonomian nasional; 5. Penyediaan armada transportasi nasional melalui pemberdayaan industri transportasi dalam negeri yang meliputi pengembangan pesawat udara (N- 219), armada serta industri galangan kapal nasional, lokomotif, kereta penumpang, KRL, serta bus; 6. Pembangunan Jalur Ro-Ro Dumai-Malaka, Ro-Ro Belawan-Penang, dan Ro-Ro Bitung-Sangihe-General Santos, Pembangunan Pelabuhan Kuala Tanjung dan pelabuhan Bitung; 7. Menghubungkan seluruh lintas penyeberangan, termasuk jalur lintas Sabuk Utara, Tengah, dan Selatan serta poros penghubung, terutama lintas utama penyeberangan Merak Bakauheni; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

52 8. Membangun terminal barang angkutan jalan dalam rangka mendukung Sislognas; 9. Membangun/Merevitalisasi terminal penumpang angkutan jalan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan pelayanan penumpang angkutan jalan; 10. Penyediaan alat penimbangan kendaraan bermotor (Jembatan Timbang) dalam rangka meningkatkan pengawasan muatan lebih; 11. Meningkatnya jumlah penumpang yang diangkut maskapai penerbangan nasional menjadi 162 juta/penumpang/tahun dengan membangun 15 bandara baru di Kertajati, Letung, Tambelan, Tebelian, Muara Teweh, Samarinda Baru, Maratua, Buntu Kunik, Morowali, Miangas, Siau, Namniwel, Kabir Patar, Werur, Koroy Batu, dan pengembangan dan rehabilitasi Bandara lama tersebar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua; 12. Pengembangan 9 bandara untuk pelayanan kargo udara di Kualanamu, Soekarno-Hatta, Juanda, Syamsuddin Noor, Sepinggan, Hassanuddin, Samratulanggi, Frans Kaisepo, Sentani Menjaga Keseimbangan antara Transportasi yang Berorientasi Nasional dengan Transportasi yang Berorientasi Lokal dan Kewilayahan Wilayah Indonesia yang cukup luas, letak Indonesia yang cukup strategis, serta kondisi geografis yang cukup unik dibandingkan dengan negara-negara lainnya, menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara besar jika dilihat dari sisi luas wilayah dan jumlah penduduk. Sebagai negara kepulauan yang dibatasi lautan, menjadikan pembangunan transportasi di Indonesia adalah suatu tantangan. Tantangan yang harus dihadapi adalah bagaimana menyediakan layanan transportasi yang murah, tepat waktu, dan mampu diakses oleh semua kalangan. Tantangan inilah yang harus dijawab dalam rangka melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan. Kebijakan Utama Konektivitas Nasional dirumuskan untuk menjawab keseimbangan transportasi yang berorientasi nasional, regional, dan lokal, dimana konektivitas ini menghubungkan transportasi nasional, regional, lokal, serta wilayah-wilayah yang memiliki komoditas unggulan di masing-masing pulau. Oleh karena itu, strategi yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan transportasi nasional dengan transportasi yang berorientasi lokal dan kewilayahan adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan infrastruktur transportasi yang lebih terintegrasi melalui pendanaan DAK Bidang Transportasi, seperti infrastruktur yang menjadi kewenangan Provinsi, Kab/Kota meliputi fasilitas perlengkapan jalan yang disesuaikan dengan kinerja jaringan jalan;alat PKB, RASS, media sosialisasi keselamatan dan transportasi perkotaan; 2. Menciptakan pembagian peran moda transportasi yang lebih berimbang dengan mendorong pembangunan perkeretaapian dan transportasi laut yang lebih progresif sehingga secara bertahap terjadi perpindahan moda dari jalan ke moda kereta api serta moda angkutan laut; 3. Membangun dan memperluas jaringan infrastruktur dan sistem pelayanan transportasi nasional untuk memperkecil defisit dan mempersempit kesenjangan transportasi antar wilayah yang meliputi jalan, bandara, kereta api, pelabuhan laut dan penyeberangan, dermaga sungai dan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

53 danau, kapal perintis, bus, bus air dan kereta api perintis di wilayah perdalaman, perbatasan, dan pulau terluar; 4. Membuka rute baru, meningkatkan frekuensi pelayanan, optimalisasi, dan integrasi penyelenggaran subsidi angkutan perintis dan Public Service Obligation (PSO) diantara subsidi bus perintis, angkutan laut, sungai, danau, penyeberangan, udara, dan perkeretaapian; 5. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayah-wilayah perbatasan dan wilayah-wilayah terluar; 6. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan bandara melalui pembangunan dan pengembangan bandara terutama yang berada pada pusat kegiatan nasional (ibukota propinsi), pusat kegaitan wilayah dan wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata; 7. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pelayanan angkutan laut melalui pembangunan dan pengembangan fasilitas pelabuhan terutama pada daerah - daerah terpencil, tertinggal, perbatasan, rawan bencana dan daerah belum berkembang serta wilayah yang mempunyai potensi ekonomi dan pariwisata; 8. Pembangunan kapal perintis untuk meningkatkan aksesibilitas dan pelayanan angkutan laut perintis Membangun Sistem dan Jaringan Transportasi yang Terintegrasi untuk Mendukung Investasi pada Koridor Ekonomi, Kawasan Industri Khusus, Kompleks Industri, dan Pusat-Pusat Pertumbuhan lainnya di Wilayah Non-Koridor Ekonomi Pembangunan infrastruktur diarahkan pada proyek-proyek strategis yang mendukung pengembangan kawasan industri, kawasan ekonomi khusus, dan kawasan strategis lainnya. Untuk mendukung pengembangan kawasan industri, dirumuskan kebijakan antara lain: 1. Pembangunan dan pengembangan pelabuhan-pelabuhan strategis, antara lain: Pelabuhan Belawan, Kuala Tanjung, Tanjung Priok, Patimban, Tanjung Perak, Pontianak, Bitung, Makassar, Sorong, dan pelabuhan lainnya; 2. Pembangunan jalur kereta api antara Manado-Bitung, Sei Mangke-Bandar Tinggi-Kuala Tanjung, Martapura-Baturaja, Tebing Tinggi-Siantar-Prapat (akses danau toba), Rangkasbitung-Labuan, Cibungur-Tanjung Rasa, Pasoso-Tanjung Priok, DDT Elektrifikasi Manggarai-Bekasi-Cikarang, Lingkar Luar Jabodetabek, dan lainnya; 3. Pengembangan bandara-bandara di sekitar kawasan industri maupun kawasan ekonomi khusus dan kawasan strategis lainnya, antara lain: Bandara Mutiara Palu, Eltari Kupang, Halu Oleo Kendari, Sam Ratulangi Manado, Bandara Syamsuddin Noor-Banjarmasin, dan bandara lainnya Mengembangkan Sarana dan Prasarana Transportasi yang Ramah Lingkungan dan Mempertimbangkan Daya Dukung Lingkungan melalui Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim Maupun Peningkatan Keselamatan dan Kualitas Kondisi Lingkungan Kemampuan melakukan mitigasi serta adaptasi terhadap perubahan iklim merupakan salah satu kebutuhan untuk meningkatkan efisiensi serta keandalan sistem transportasi. Perencanaan disertai pelaksanaan mitigasi dan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

54 adaptasi di sektor transportasi kedepan didasarkan pada pengelolaan potensi dan sumberdaya alam, peningkatan kapasitas individu serta organisasi yang tepat, serta didukung dengan pembangunan infrastruktur transportasi yang ramah lingkungan dan tahan terhadap dampak perubahan iklim dan cuaca ekstrim agar tercipta sistem transportasi yang andal dan berkelanjutan. Strategi sektor transportasi yang andal dan berkelanjutan mendukung konektivitas nasional adalah sebagai berikut: 1. Penyediaan sarana transportasi yang ramah lingkungan; 2. Pembangunan prasarana transportasi yang tahan terhadap dampak perubahan iklim/cuaca ekstrim; 3. Penyediaan bahan bakar yang berbasis energi baru terbarukan; 4. Peningkatan kapasitas SDM transportasi yang responsif terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim; 5. Peningkatan peralatan transportasi yang responsive terhadap perubahan iklim/cuaca ekstrim Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan dalam Penyelengaraan Pelayanan Transportasi serta Pertolongan dan Penyelamatan Korban Kecelakaan Transportasi Upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan dalam penyelengaraan pelayanan transportasi ditujukan untuk meningkatkan rasa aman dan nyaman pengguna transportasi serta menurunkan jumlah dan tingkat kecelakaan transportasi yang meliputi transportasi jalan, kereta api, pelayaran, dan penerbangan dalam menuju target zero accident. Di sisi lain, perubahan mental dalam berdisiplin berlalu-lintas, ketaatan terhadap peraturan, serta penguatan terhadap kemampuan kelembagaan untuk pendidikan dan pencegahan maupun pertolongan serta penyelamatan korban kecelakaan transportasi juga diperlukan dalam rangka untuk meningkatan respon terhadap terjadinya kecelakaan transportasi dan upaya pertolongan dan penyelematan jiwa manusia. Khusus untuk transportasi jalan, dalam rangka penanganan keselamatan jalan secara komprehensif pada tahun 2011 telah disusun suatu perencanaan jangka panjang yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan yang ada dan bersifat lintas sektoral, yaitu berupa Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) Jalan dan diperkuat melalui Inpres No 4 Tahun 2013 Program Dekade Aksi Keselamatan Tahun Strategi yang dijalankan untuk menjalankan kebijakan di atas antara lain melalui : 1. Pemenuhan fasilitas perlengkapan jalan, implementasi Rute Aman Selamat Sekolah (RASS), Perbaikan Lokasi Rawan Kecelakaan/Daerah Rawan Kecelakaan, sarana bantu navigasi pelayaran maupun perlengkapan navigasi pelayaran dan penerbangan sesuai standar pelayanan minimal dan standar keselamatan transportasi internasional; 2. Meningkatkan kelaikan kendaraan bermotor melalui uji tipe dan uji berkala; 3. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sejak usia dini; 4. Meningkatkan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat nasional maupun daerah; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

55 5. Peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan SDM dan perlengkapan Search and Rescue (SAR) Meningkatkan Kapasitas dan Kualitas Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam rangka meningkatkan kuantitas, kualitas, dan layanan transportasi untuk memenuhi mobilitas ekonomi yang menuntut pelayanan cepat, efisien, dan andal. Maka, diperlukan manajemen SDM yang memiliki kompetensi tinggi, meliputi SDM regulator, operator, dan SDM industri yang saat ini masih terbatas. Beberapa strategi yang dilakukan antara lain: 1. Penyempurnaan kelembagaan dan penyiapan regulasi dalam rangka pengembaangan SDM transportasi yang mengantisipasi perkembangan budaya, IPTEK, dan kesiapan produktivitas daya saing secara nasional maupun terkait dengan standar internasional; 2. Peningkatan peran pemerintah dalam rangka pengembangan SDM Transportasi bagi Lembaga pendidikan Swasta; 3. Pembangunan dan peningkatan Sarana dan Prasarana Diklat; 4. Pengembangan kualitas dan kuantitas tenaga pengajar serta pengembangan metode pembelajaran Isu Strategis 2 : Membangun Transportasi Umum Massal Perkotaan Pembangunan perkotaan Indonesia kedepan diarahkan pada peningkatan peran perkotaan sebagai basis pembangunan dan kehidupan yang layak huni, berkeadilan, mandiri, berdaya saing, dan berkelanjutan, sesuai dengan karakter potensi dan budaya lokal. Arah kebijakan pembangunan perkotaan pada berfokus pada pengembangan kota sebagai suatu kesatuan kawasan/wilayah, yaitu kota sebagai pendorong pertumbuhan nasional dan regional serta kota sebagai tempat tinggal yang berorientasi pada kebutuhan penduduk kota. Walaupun demikian, pembangunan perkotaan ke depan akan lebih difokuskan pada pelaksanaan pengendalian pembangunan kota-kota besar dan metropolitan serta percepatan pembangunan kota-kota menengah dan kecil. Oleh karena itu, dalam rangka mengembangkan transportasi umum massal perkotaan, pembangunan sistem angkutan umum modern yang saling terintegrasi seperti BRT dan MRT diharapkan dapat meningkatkan peran angkutan umum dalam melayani kebutuhan perjalanan penduduk perkotaan serta menciptakan transportasi perkotaan yang praktis, efisien, ramah lingkungan, dan berkeadaban. Arah kebijakan dan strategi yang disusun lima tahun kedepan adalah : 1. Mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu; 2. Mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang dengan memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna lahan; 3. Meningkatkan integrasi kelembagaan transportasi perkotaan. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

56 Mengembangkan Sistem Angkutan Umum Massal yang Modern dan Maju dengan Orientasi kepada Bus maupun Rel serta Dilengkapi dengan Fasilitas Alih Moda Terpadu Seluruh sistem transportasi massal memerlukan interchange (tempat berganti kendaraan) dengan elemen-elemen sistem transportasi umum lain, dan integrasi dengan moda-moda sistem transportasi lain seperti mengendarai mobil, berjalan kaki dan bersepeda. Untuk mengembangkan sistem angkutan umum massal yang modern dan maju dengan orientasi kepada bus maupun rel serta dilengkapi dengan fasilitas alih moda terpadu, beberapa strategi yang dilakukan mencakup: 1. Pembangunan angkutan massal cepat berbasis rel antara lain MRT di wilayah Jabodetabek, serta LRT/Monorail/Tram di Jabodebek, Surabaya, Bandung, Medan, Batam dan Palembang; 2. Pengembangan kereta perkotaan di 10 kota metropolitan : Batam, Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, dan Makassar; 3. Pengembangan BRT di 34 kota besar beserta fasilitas pendukungnya antara lain Medan, Pekanbaru, Batam, Padang, Palembang, Bandung, Jakarta, Bogor, Semarang, Yogyakarta, Solo, Pontianak, Samarinda, Balikpapan, Makassar, Gorontalo, dan Ambon; 4. Penyediaan dana subsidi/pso yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan Mengembangkan Manajemen Transportasi Perkotaan yang Berimbang dengan Memperhatikan Interaksi antara Transportasi dan Tata Guna Lahan Terdapat kecenderungan bahwa berkembangnya suatu kota bersamaan pula dengan berkembangnya masalah transportasi yang terjadi, sehingga masalah ini akan selalu membayangi perkembangan suatu wilayah perkotaan. Beberapa strategi yang dilakukan untuk mengembangkan manajemen transportasi perkotaan yang berimbang dengan memperhatikan interaksi antara transportasi dan tata guna lahan, antara lain: 1. Peningkatan akses terhadap angkutan umum dengan Pembangunan Berorientasi Angkutan Transit Oriented Demand/TOD dan pengembangan fasilitas Non Motorized; 2. Penyediaan fasilitas pendukung untuk alih moda seperti Park and Ride; 3. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan sistem APILL terkoordinasi (ATCS) dan Virtual Mobility; 4. Penguatan mekanisme implementasi sistem transportasi perkotaan dan penurunan kemacetan transportasi perkotaan melalui Manajemen Permintaan Transportasi dengan pendekatan Push and Pull Meningkatkan Integrasi Kelembagaan Transportasi Perkotaan Kelembagaan yang lemah merupakan suatu sumber permasalahan yang menjadi sorotan dalam sistem transportasi perkotaan di Indonesia (World Bank, 2006). Kelembagaan dalam sektor transportasi kurang berfungsi dengan baik karena kurang terorganisir, akibat tumpang tindih, pertentangan kepentingan, serta penegakan hukum yang lemah. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

57 Namun, di beberapa kota di Indonesia, Pemerintah Daerah sebagai regulator secara efektif mulai meningkatkan efektifitas kewenangannya melalui sistem organisasi efektif yang mampu melakukan pengendalian sistem transportasi perkotaannya. Untuk itu, Pemerintah Pusat memiliki tanggung jawab untuk mensinergikan dan mengintegrasikan kelembagaan transportasi perkotaan melalui strategi percepatan pembentukan kelembagaan pengelolaan transportasi perkotaan yang memiliki kewenangan kuat dalam mengintegrasikan dan mengawal dari konsep, strategi, kebijakan, perencanaan, program, implementasi, manajemen, dan pembiayaan sistem transportasi perkotaan di kota-kota megapolitan lainnya Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Perhubungan Dalam rangka mewujudkan Pelayanan Transportasi yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah Dalam Rangka Mewujudkan Konektivitas Nasional dan Peningkatan Angkutan Perkotaan ditetapkan sasaran dan strategi sebagai berikut : 1. Sasaran Terwujudnya Pelayanan Transportasi yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah Dalam Rangka Mewujudkan Konektivitas Nasional dan Peningkatan Angkutan Perkotaan, dengan arah kebijakan Mewujudkan Pelayanan Transportasi yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah Dalam Rangka Mewujudkan Konektivitas Nasional dan Peningkatan Angkutan Perkotaan, melalui strategi antara lain : a. Peningkatan konektivitas antar wilayah b. Pembangunan jaringan pelayanan yang terintegrasi antarmoda c. Penyiapan konsep dan implementasi angkutan laut dari barat ke timur Indonesia 2. Sasaran Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi, dengan arah kebijakan Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan Transportasi, melalui strategi antara lain : a. Penguatan kelembagaan dalam peningkatan keselamatan transportasi b. Peningkatan peran serta masyarakat dan badan usaha di bidang keselamatan transportasi c. Pendidikan dan peningkatan kesadaran penyelenggaraan transportasi yang berkeselamatan sejak usia dini d. Peningkatan/pembaharuan regulasi terkini sesuai dengan standar keselamatan e. Peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana keselamatan transportasi sesuai dengan perkembangan teknologi f. Pemenuhan standar keselamatan transportasi berupa perlengkapan keselamatan transportasi jalan dan perkeretaapian maupun perlengkapan navigasi pelayaran dan penerbangan g. Peningkatan efektivitas pengendalian, pengaturan dan pengawasan terhadap pemenuhan standar keselamatan transportasi h. Peningkatan keandalan/kelaikan sarana dan prasarana transportasi melalui program pengujian dan sertifikasi sarana, prasarana termasuk fasilitas pendukung lainnya Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

58 i. Peningkatan koordinasi pelaksanaan Rencana Umum Nasional Keselamatan Jalan (RUNK) serta Program Dekade Aksi Keselamatan Jalan baik di tingkat nasional maupun daerah j. Koordinasi peningkatan keselamatan di perlintasan sebidang antara jalur kereta api dengan jalan k. Peningkatan efektivitas pengawasan terhadap pemenuhan standar keamanan transportasi l. Pemenuhan standar keamanan transportasi berupa perlengkapan keamanan transportasi m. Pencegahan terhadap penyusupan barang-barang yang mengancam keamanan penumpang n. Peningkatan koordinasi dalam rangka mencegah terjadinya tindakan melawan hukum di sektor transportasi (pencurian, vandalisme, perompakan, pembajakan, teroris, dll) 3. Sasaran Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi, dengan arah kebijakan Meningkatkan Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi, melalui strategi antara lain : a. Peningkatan kehandalan sarana dan prasarana transportasi serta penataan jaringan/rute b. Penyusunan pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana transportasi c. Implementasi standar pelayanan publik pada sarana dan prasarana transportasi, termasuk penyediaan fasilitas bagi pengguna jasa berkebutuhan khusus dan fasilitas yang responsif gender d. Konsistensi penerapan reward dan punishment terhadap ketepatan pelayanan e. Penerapan sistem informasi lalu lintas secara real time, penerapan ATCS dan Virtual Mobility f. Penerapan sistem tiket elektonik yang terintegrasi 4. Sasaran Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi, dengan arah kebijakan Meningkatkan Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi, melalui strategi antara lain : a. Peningkatan kualitas perencanaan pembangunan sarana dan prasarana transportasi b. Pembangunan sarana dan prasarana transportasi yang berdasarkan outcomes c. Mendorong pembangunan infrastruktur transportasi melalui kerjasama Pemerintah dan badan usaha serta melalui pembiayaan swasta d. Penyiapan konsep angkutan umum massal perkotaan yang lebih matang dan komprehensif e. Pengembangan BRT f. Pembangunan dan pengembangan angkutan massal perkotaan berbasis rel g. Penyediaan dana subsidi/ PSO yang terarah untuk penyelenggaraan angkutan umum massal perkotaan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

59 5. Sasaran Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil, dengan arah kebijakan Meningkatkan Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil, melalui strategi antara lain : a. Mempercepat pembangunan infrastruktur transportasi di wilayahwilayah perbatasan dan wilayah-wilayah terluar b. Meningkatkan kapasitas sarana dan prasarana transportasi di wilayah terpencil, pedalaman, perbatasan dan rawan bencana c. Penyediaan sarana angkutan keperintisan 6. Sasaran Terlaksananya Perumusan Kebijakan dalam Penyelenggaraan Transportasi, dengan arah kebijakan Melaksanakan Perumusan Kebijakan dalam Penyelenggaraan Transportasi, melalui strategi antara lain : a. Pemetaan arah/ kebutuhan kerangka regulasi untuk mempercepat pelaksanaan prioritas pembangunan transportasi. b. Peningkatan koordinasi dengan instansi lainnya terkait penyelesaian peraturan perundang-undangan. c. Percepatan penyusunan peraturan perundang-undangan sesuai amanah undang-undang bidang transportasi. d. Percepatan pelaksanaan penyederhanaan dan harmonisasi regulasi di bidang transportasi. e. Evaluasi peraturan perundang-undangan yang tumpang tindih dan yang menghambat percepatan pembangunan transportasi. 7. Sasaran Terlaksananya Pengembangan Sumber Daya Manusia Transportasi, dengan arah kebijakan Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di bidang Transportasi, melalui strategi antara lain : a. Menyusun Man Power Planning SDM Transportasi Bekerjasama dengan Badan Litbang Perhubungan Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang jumlah dan kompetensi yang dimiliki oleh sumber daya manusia Perhubungan baik sumber daya manusia aparatur maupun non aparatur (masyarakat) yang akan digunakan sebagai data utama dalam penyelenggaraan berbagai program pendidikan, pelatihan dan penyuluhan guna menyediakan dan mengembangkan sumber daya manusia Perhubungan sesuai dengan kebutuhan. b. Menyusun Training Needs Analysis (TNA) SDM Transportasi Bekerjasama dengan Badan Litbang Perhubungan Diklat transportasi yang selama ini dilaksanakan masih belum sepenuhnya terkoordinasi dengan subsektor khususnya dalam menggali kebutuhan SDM baik kompetensi maupun kuantitas yang dibutuhkan, sehingga penyelenggaraan diklat yang dilaksanakan masih belum efektif, efesien dan tepat sasaran. Untuk kedepannya BPSDMP mengharapkan program diklat menjadi salah satu komponen utama dalam penentuan man power planning SDM Pererhubungan, untuk itulah dibutuhkan penyusunan Training Needs Analysis. c. Mengembangkan Kualitas dan Kapasitas Diklat SDM Transportasi Dalam upaya pengembangan kapasitas diklat dilakukan peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana diklat melalui perbaikan, pembangunan, modernisasi dan optimalisasi sarana dan prasarana Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

60 diklat. Perbaikan dan/atau pembangunan prasarana di lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan dapat dilakukan secara sistematis, terencana, terukur dan berkelanjutan, dengan indikator terpenuhinya standar sarana prasarana sesuai konvensi nasional dan internasional. Strategi pembangunan sarana dan prasarana diklat dilakukan berdasarkan pertimbangan akan pemerataan kesempatan untuk memperoleh pendidikan di wilayah NKRI baik untuk diklat transportasi darat, laut, udara dan perkeretaapian. Selain pembangunan kampus baru juga dilakukan pembangunan berupa pengembangan kampus di lingkungan UPT Badan Pengembangan SDM Perhubungan guna meningkatkan kapasitas dalam pencapaian target pemenuhan kebutuhan SDM Transportasi. Untuk menunjang terselenggaranya diklat tersebut, BPSDM Perhubungan melakukan pengadaan, peningkatan dan rehabilitasi sarana diklat seperti alat praktek, simulator dan sarana penunjang lainnya yang berbasis IT khususnya elektronika seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tenaga pengajar dan metode diklat merupakan faktor penting lainnya dalam rangka pengembangan kapasitas diklat SDM Transportasi. Tenaga pengajar di lingkungan BPSDM Perhubungan yang terdiri dari Dosen, Widyaiswara dan Instruktur perlu dilakukan upgrading skill dan kompetensi secara berkala guna mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan isu-isu transportasi dunia sehingga kualitas lulusan yang dihasilkan sesuai dengan harapan dan perkembangan dunia transportasi. Selain itu, strategi lain perlu dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi informasi di bidang transportasi yaitu : 1) Perbaikan Kurikulum pada sekolah-sekolah dibawah BPSDMP dengan prosentase pendidikan : 70% praktek dan 30% teori. 2) Perbaikan kualitas dosen (pemagangan dan beasiswa S3/S3); 3) Mengubah metode pendidikan dengan mengedepankan system pendidikan e-learning, pemanfaatan teknologi informasi, serta membentuk LSP-1; 4) Peningkatan kerjasama pendidikan antara BPSDMP dengan Universitas dan lembaga lain; 5) Menyelenggarakan Diklat Pemberdayaan Masyarakat. d. Menata regulasi penyelenggaraan diklat SDM transportasi Bentuk, struktur, sistem dan organisasi harus senantiasa menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan yang terjadi. Salah satu upaya penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi yaitu Restrukturisasi Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan penyiapan regulasi penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan SDM transportasi e. Meningkatkan tata kelola diklat dan kualitas lulusan Badan Pengembangan SDM Perhubungan merupakan suatu organisasi yang bersifat dinamis, sehingga diperlukan upaya yang senantiasa Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

61 memperhatikan dan menganalisis dinamika lingkungan strategis yang ada, baik isu strategis nasional dan isu strategis internasional. Salah satu upaya penunjang untuk mengembangkan SDM Transportasi yaitu Restrukturisasi Kelembagaan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Badan Pengembangan SDM Perhubungan yang disertai dengan penyiapan regulasi. Restrukturisasi kelembagaan mencakup peningkatan status lembaga pendidikan serta pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU) di seluruh UPT Badan Pengembangan SDM Perhubungan, peningkatan Balai Pendidikan dan Pelatihan menjadi Pendidikan Tinggi (Politeknik/Akademi), dan Eselonisasi atau penyempurnaan eselon (peningkatan eselon) untuk beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT), penyempurnaan organisasi Sekolah Tinggi menjadi Institut dan juga harus terbuka terhadap organisasi multimoda transportasi dalam rangka ikut mendukung sistem logistik nasional serta pembentukan unit dalam organisasi yang secara khusus menangani dan mengelola kinerja pegawai BPSDM Perhubungan. f. Meningkatkan penyerapan lulusan diklat transportasi Peningkatan penyerapan lulusan diklat dapat dilakukan dengan melakukan inventarisasi data lulusan diklat transportasi melalui penyusunan database lulusan diklat di lingkungan BPSDM Perhubungan, serta upaya promosi dan sosialisasi secara optimal dalam skala yang lebih luas. Komitmen bersama dan kerjasama dengan stakeholder, baik dalam skala nasional maupun internasional perlu dilakukan sebagai salah satu upaya percepatan penyerapan lulusan diklat transportasi. 8. Sasaran Meningkatnya Kualitas Penelitian sesuai dengan Kebutuhan, dengan arah kebijakan Meningkatkan Kualitas Penelitian sesuai dengan Kebutuhan, melalui strategi antara lain : a. Peningkatan kuantitas dan kualitas sumber daya peneliti serta tenaga fungsional pendukung; b. Peningkatan kerjasama penelitian antar lembaga riset dan industri untuk merumuskan kebijakan strategis penyelenggaraan transportasi; c. Pembangunan balai penelitian dan pengembangan database penelitian serta perpustakaan dan aplikasi program penelitian; d. Peningkatan sinergitas antara Badan Litbang Perhubungan dengan pengguna jasa penelitian dalam rangka meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian; e. Penyempurnaan regulasi dan kelembagaan untuk penguatan peran Badan Litbang Perhubungan. 9. Sasaran Meningkatnya kualitas Pengawasan atas Pelaksanaan Tugas di Lingkungan Kemenhub, dengan arah kebijakan Meningkatkan kualitas Pengawasan atas Pelaksanaan Tugas di Lingkungan Kemenhub, melalui strategi antara lain : a. Peningkatan kualitas hasil pengawasan b. Peningkatan kualitas dan kompetensi SDM Pengawasan 10. Sasaran tersedianya SDM Kementerian Perhubungan yang kompeten dan profesional, dengan arah kebijakan Menyediakan SDM Kementerian Perhubungan yang kompeten dan profesional, melalui strategi antara lain : Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

62 a. Memeberikan pelatihan kompetensi secara rutin dan berkelanjutan kepada seluruh SDM Kementerian perhubungan b. Menerapkan sistem penilaian kinerja yang terukur c. Melakukan sistem assessment dan lelang terbuka untuk promosi dan peningkatan karir d. Memberlakukan sistem punishment and reward dalam menilai kinerja dan prestasi SDM 11. Sasaran terwujudnya Good Governance and Clean Government di Kementerian Perhubungan, dengan arah kebijakan Mewujudkan Good Governance and Clean Government di Kementerian Perhubungan, melalui strategi antara lain : a. Penuntasan agenda reformasi birokrasi melalui penataan kelembagaan (organisasi, ketatalaksanaan dan sumber daya manusia) b. Penyempurnaan sistem manajemen dan pelaporan kinerja dan keuangan Kementerian Perhubungan secara terintegrasi, terpercaya dan dapat diakses public c. Penyediaan layanan informasi transportasi yang dapat diakses publik secara mudah d. Penyederhanaan perijinan sektor transportasi e. Penerapan e-government di lingkungan Kementerian Perhubungan f. Penyediaan ruang partisipasi publik dalam menyusun dan mengawasi penerapan kebijakan g. Mengoptimalkan peran Inspektorat Jenderal sebagai consultant dan quality assurance 4.3. Kerangka Regulasi Dari sisi regulasi, Kementerian Perhubungan telah memiliki berbagai dasar hukum pembangunan dan pengelolaan sektor transportasi, yang ditandai dengan terbitnya paket Undang-Undang sektor transportasi beserta peraturan pelaksanaannya yang telah mengamanatkan perubahan pola kelembagaan penyelenggaraan transportasi yang pada intinya pemisahan antara peran regulator dan operator. Pemerintah melalui paket kebijakan ekonomi jilid I yang diumumkan oleh Presiden pada penghujung tahun 2015 salah satunya memfokuskan pada pembenahan regulasi atau dikenal dengan istilah deregulasi, yaitu perombakan dan penyederhanaan peraturan dengan tujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional serta meningkatkan daya saing Indonesia dalam perekonomian global. Deregulasi diwujudkan dengan merasionalisasi peraturan yaitu penghilangan peraturan yang tumpang tindih, keselarasan antar satu peraturan dengan peraturan yang lain, serta penyederhanaan peraturan terutama yang terkait dengan perizinan dalam rangka membangun iklim kemudahan berinvestasi. Kementerian Perhubungan menjadi salah satu kementerian yang mengemban amanat untuk melakukan deregulasi khususnya di bidang transportasi. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

63 Salah satu alasan pemerintah meluncurkan paket deregulasi adalah untuk meningkatkan daya saing industri termasuk industri di sektor transportasi, mengingat bahwa industri memiliki peran penting terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan deregulasi diharapkan peraturan perundang-undangan yang ditetapkan lebih mempermudah dan menyederhanakan serta memberikan kepastian bagi industri untuk pengembangan kegiatan usahanya. Di samping itu, pemerintah juga ingin meminimalisir dan menghilangkan kendala birokrasi terhadap dunia usaha. Adapun Tujuan Kebijakan Deregulasi ini diarahkan untuk: 1. Memulihkan dan meningkatkan kegiatan industri/ utilisasi kapasitas industri, dan menghilangkan distorsi industri yang membebani konsumen, dengan melepas tambahan beban regulasi dan birokrasi bagi industri; 2. Mempercepat penyelesaian gap daya saing industri; dan 3. Menciptakan inisiatif baru (seperti: fasilitas perpajakan untuk mendorong sektor angkutan, trade financing, financial inclusion, inland FTA, logistics centre), sehingga industri nasional mampu bertahan di pasar domestik dan berekspansi ke pasar ekspor. Deregulasi dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Merasionalisasi peraturan dengan menghilangkan duplikasi/ redundansi/ irrelevant regulations. 2. Melakukan keselarasan antar peraturan. 3. Melakukan konsistensi peraturan. Deregulasi di lingkungan Kementerian Perhubungan meliputi simplifikasi atau penyederhanaan peraturan, penghilangan tumpang tindih peraturan, dan penyelarasan antar peraturan satu dengan peraturan yang lain. Proses deregulasi dilakukan dengan memperbaiki beberapa peraturan seperti Peraturan Pemerintah dan Peraturan Menteri Perhubungan, sebagai upaya untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat agar mendapatkan layanan yang lebih baik antara lain dengan memberi kemudahan dalam perizinan, memudahkan persyaratan seminimal mungkin tetapi efektif, atau memberikan jangka waktu berlaku perizinan yang lebih panjang. Dalam periode tahun 2015 sampai dengan 2017 Kementerian Perhubungan telah melakukan deregulasi sejumlah 32 (tiga puluh dua) peraturan baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, maupun Peraturan Menteri Perhubungan. Adapun bentuk deregulasi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Menstimulasi/merangsang minat investor untuk berinvestasi dengan membuka kemungkinan penunjukan langsung/penugasan Konsesi kepada BUP dengan syarat tertentu; 2. Penyederhanaan persyaratan kepemilikan modal usaha dalam berbagai bidang penyelenggaraan dan pengusahaan transportasi, keagenan, bongkar muat, dan lain sebagainya; 3. Pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu bidang perhubungan dengan tujuan untuk memangkas birokrasi dan mempermudah proses pengurusan perizinan usaha; 4. Penyelenggaraan pelayanana perizinan online untuk memudahkan dan mengefisienkan proses perizinan; 5. Pemangkasan tahapan dan waktu proses pengurusan perizinan; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

64 6. Pendelegasian kewenangan pemberian izin usaha dari Menteri Perhubungan kepada pejabat di bawahnya atau kepada Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 7. Menstimulasi percepatan proses logistik/penurunan angka dweilling time. Program Legislasi dan Program Deregulasi di lingkungan Kementerian Perhubungan untuk periode tahun sebagai berikut : 1. Program Legislasi (Rencana Penyusunan/Perevisian Peraturan) No Unit Kerja 1. Sekretariat Inspektorat Jenderal a Rencana Penyusunan/ Perevisian Peraturan Revisi PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; Bab VIII Inspektorat Jenderal b Revisi PM 86 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; pasal 697 butir c dan e c Revisi PM 35 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan 2. Biro Kerjasama a Revisi PM 83 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPBU di Lingkungan Kementerian Perhubungan b Revisi PM 90 Tahun 2010 tentang Pembentukan Simpul KPS Kementerian Perhubungan 3 Biro Komunikasi dan Informasi Publik 4 Biro Kepegawaian dan Organisasi a Revisi KM 63/2007 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Komunikasi Publik (kehumasan) di Lingkungan Kementerian Perhubungan untuk direvisi. b Rancangan IM tentang Pelaporan Hambatan Pelayanan di Sektor Transportasi. c a b c d Revisi PM 189/2015 terkait wewenang BKIP selaku koodinator kegiatan komunikasi publik di seluruh lingkungan Kementerian Perhubungan. Pedoman Pengadaan PNS di Lingkungan Kementerian Perhubungan Standar Kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi di Lingkungan Kementerian Perhubungan Pedoman Tugas Belajar dan Izin Belajar di Lingkungan Kementerian Perhubungan Pedoman Pengembangan Kompetesi di Lingkungan Kementerian Perhubungan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

65 No Unit Kerja Rencana Penyusunan/ Perevisian Peraturan e Standar Kompetensi Jabatan Administrator dan Pengawas di Lingkungan Kementerian Perhubungan f Pola Karier di Lingkungan Kementerian Perhubungan 5 BPSDM Perhubungan a RPM tentang Diklat Transportasi sebagaiperiveisian Permenhub Nomor KM 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi b RPM tentang Sistem Informasi Manajemen SDM di Bidang Transportasi c RPM tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan SDM di Bidang Transportasi d RPM tentang Perencanaan SDM di Bidang Transpprtasi e Rancangan Peraturan Kepala BPSDM tentang Pola Pengasuhan Taruna/i Diklat Pembentukan pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPSDM Perhubungan 6 Biro Keuangan a Revisi PM 39 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan b Revisi PM 133 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Perhubungan Dalam Rangka Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan c Revisi PM 80 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Permenhub Nomor KM 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan d Revisi PM 173 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugain negra di Lingkungan Kementerian Perhubungan e Revisi PM 20 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Perhubungan f Revisi PM 24 Tahun 2014 tentang Penatausahaan Hibah Langsung di Lingkungan Kementerian Perhubungan g Revisi PM 21 Tahun 2016 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi serta Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual di Lingkungan Kementerian Perhubungan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

66 No Unit Kerja 7 Setditjen Perhubungan Udara 8 Setditjen Perhubungan Darat Rencana Penyusunan/ Perevisian Peraturan a Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 21: Certification Procedures for Products and Parts b Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 43: Maintenance, Preventive Maintenance, Rebuilding, and Alteration c Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 61: Pilot Licensing d Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 91: General Operating and Flight Rules e Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 65: Licensing of Aircraft Maintenance Engineer f Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara g Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Jasa Penunjang Angkutan Udara h Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara i Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Jasa Penunjang Angkutan Udara j Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri a Revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan; c Revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 134 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan; d Revisi Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan; e Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan; Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

67 No Unit Kerja Rencana Penyusunan/ Perevisian Peraturan f Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pemeriksaan Teknis Pelabuhan Sungai, Danau, dan Penyeberangan; g h i j k l m n o p q Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Pemeliharaan Perlengkapan Jalan; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Rambu Elektronik; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL); Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Marka Jalan; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Fasilitas Parkir untuk Umum; dan Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Spesifikasi Teknis Rambu Sungai dan Danau. Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Kompetensi Penilai Analisis Dampak Lalu Lintas; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Penilaian Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Tata Cara Penerapan Sanksi Dalam Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Tata Cara Pengawasan Dalam Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas r Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (dengan substansi terkait pengelolaan terminal penumpang) Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

68 No Unit Kerja Rencana Penyusunan/ Perevisian Peraturan s Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan (dengan substansi terkait terminal penumpang dan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor/ UPPKB); t Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan; u Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Sungai dan Danau, dengan substansi : a. Penetapan Lokasi Pelabuhan; b. Rencana Induk Pelabuhan; c. DLK dan DLKP; d. Pengembangan dan Pengoperasian Pelabuhan; dan e. Terminal Khusus (Terkait Perizinan). 2. Program Deregulasi (Simplifikasi, sinkronisasi, penghapusan tumpang tindih peraturan) No Unit Kerja Rencana Deregulasi 1. Setditjen Perhubungan Laut a b c d Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2013 tentang Pengukuran Kapal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2012 tentang Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi e Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Perhitungan Tarif Jasa Bongkar Muat Barang Dari dan kekapal di Pelabuhan 2. BPSDM a RPM tentang Diklat Transportasi sebagai perevisian Permenhub Nomor KM 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

69 No Unit Kerja Rencana Deregulasi 3 Setditjen Perhubungan Udara 4 Setditjen Perhubungan Darat b a b c d e a Rancangan Peraturan Kepala BPSDM tentang Pola Pengasuhan Taruna/i Diklat Pembentukan pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPSDM Perhubungan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 tentang Persyaratan Kepemilikan Modan Badan Usaha di Bidang Transportasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 174 Tahun 2015 tentang Pembatasan Usia Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment/GSE) dan Kendaraan Operasional yang Beroperasi di Sisi Udara sebagaimana telah diubah terakhir dengan OM 91 Tahun 2016 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 610 Tahun 2016 tentang Standar Waktu Proses Pelayanan, Masa Berlaku Kewenangan dan Penerbitan Perizinan di Bidang Perhubungan Udara Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Oleh Badan Usaha Angkutan Udara Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 97 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kepemilikan dan Penguasaan Pesawat Udara Revisi Kepmenhub Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan Umum Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

70 BAB V TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN 5.1 Target Kinerja Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perhubungan tahun disusun sebagai indikator outcome dan bukan merupakan indikator output, yang dijabarkan dari sasaran startegis yang dibagi dalam empat perspective yaitu stakeholder perspective, costumer perspective, internal process perspective dan learning and growth perspective, dengan uraian detail sebagai berikut: 1. Stakeholder Perspective Sasaran Strategis pertama (SS1) berupa Terwujudnya Pelayanan Transportasi yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah Dalam Rangka Mewujudkan Konektivitas Nasional dan Peningkatan Angkutan Perkotaan dengan Indikator Kinerja (IK1) adalah Rasio Konektivitas Antar Wilayah yang diukur dengan : a. Perkeretaapian diukur dengan rasio konektivitas antar wilayah dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,18 dimana jumlah PKN/ PKW/ Simpul Transportasi/ Kawasan Strategis Nasional yang terhubung jalur KA adalah sebanyak 20 lokasi dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,37 atau sebanyak 42 lokasi PKN/ PKW/ Simpul Transportasi/ Kawasan Strategis Nasional yang terhubung jalur KA. b. Transportasi Laut diukur dengan rasio konektivitas antar wilayah ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 1. c. Transportasi Udara diukur dengan rasio konektivitas antar wilayah dengan baseline tahun 2014 sebesar 0.66 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,74 rasio d. Transportasi Darat diukur dengan rasio konektivitas antar wilayah dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,400 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,676 rasio 2. Customer Perspective a. Sasaran Strategis kedua (SS2) adalah Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi dengan Indikator Kinerja : 1) Rasio Kejadian Kecelakaan Transportasi Nasional; a) Perkeretaapian yang diukur dengan angka kecelakaan kumulatif, dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,65 (rasio kecelakaan/1 juta km), dan ditargetkan sampai tahun 2019 menjadi 0,55 (rasio kecelakaan/1 juta km), dengan kegiatan strategis diantaranya Peningkatan/rehabilitasi jalur KA sepanjang 482 Km'sp, Peningkatan/rehabilitasi jembatan KA sepanjang 202 Unit, Peningkatan/rehabilitasi persinyalan, Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

71 dan telekomunikasi KA sebanyak 27 Paket, Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara, Pembinaan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 118 paket, Pengamanan perlintasan sebidang, Pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian sebanyak 32 paket; b) Transportasi Laut yang diukur melalui rasio kejadian kecelakaan yaitu jumlah kecelakaan yang terjadi pada setiap freight dengan baseline tahun 2014 sebesar 1,080, ditargetkan sampai tahun 2019 rasio kejadian kecelakaan transportasi laut menjadi sebesar 0,638 (rasio kecelakaan/ freight); c) Transportasi Udara yang diukur dengan angka kecelakaan, dengan baseline tahun 2014 sebesar 6,56 (rasio kejadian/ 1 juta flight), dan ditargetkan sampai pada tahun 2019 sebesar 2,45 (rasio kejadian/ 1 juta flight) melalui pengadaan fasilitas dan peralatan bidang keselamatan penerbangan. 2) Rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi. Indikator kinerja rasio ganguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi diukur dengan a) Perkeretaapian diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 22,9 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 6,7. Gangguan keamanan untuk moda kereta api merupakan rasio antara jumlah kejadian vandalism dengan akumulasi kilometer tempuh perjalanan KA pada tahun yang sama b) Transportasi Laut diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 8 kejadian/tahun dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 5 kejadian/tahun (per freight). Gangguan keamanan pada transportasi laut merupakan rasio jumlah gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi laut di perairan Indonesia setiap freight. c) Transportasi Udara diukur dengan rasio Gangguan Keamanan Pada Pelayanan Jasa Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 0.27 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,17 rasio. b. Sasaran Strategis (SS3) adalah Meningkatnya Kinerja Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi, diukur dengan Indikator Kinerja : 1) Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan Indikator kinerja Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan diukur dengan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

72 a) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 40,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 82,69% terhadap target Renstra. b) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum Massal Perkotaan dengan baseline tahun 2014 sebesar 5 kota dan ditargetkan pada tahun 2019 beroperasi layanan KA perkotaan sebanyak 10 kota atau meningkat 100% dari pengoperasian KA perkotaan pada tahun ) Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional Indikator kinerja Persentase Penurunan Gas Rumah Kaca dari Sektor Transportasi Nasional diukur dengan Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan diukur dengan persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%. 3) Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi Indikator kinerja Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi diukur dengan a) Transportasi darat diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 83,25%. b) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 60% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 69%. c) Transportasi laut diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50,07% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 91 % d) Transportasi udara diukur dengan Persentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 79% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 88% 4) Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek Indikator kinerja Kecepatan Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek diukur dengan Kecepatan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

73 Rata-Rata Kendaraan Umum Pada Jam Puncak di Wilayah Jabodetabek, ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 17 km/jam. 5) Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan Indikator kinerja Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan) dengan Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang dilaksanakan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100% c. Sasaran Strategis (SS4) adalah Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi, diukur dengan Indikator Kinerja : 1) Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi diukur dengan a) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 23,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 40,77%. b) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar tempat duduk dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar tempat duduk atau meningkat sebesar 64,21%. c) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar penumpang dan ton barang dan ditargetkan pada tahun 2019 meningkat sebesar 50,51 % untuk penumpang dan 61,05 % d) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Sarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 39.39% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 47,23%. 2) Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi Indikator kinerja Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi diukur dengan a) Transportasi darat diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi dengan baseline tahun Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

74 2014 sebesar 30,00% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 45,39% terhadap target Renstra. b) Perkeretaapian diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar Km sp dan ditargetkan pada tahun 2019 telah terbangun dan beroperasi jalur KA sebesar Km sp atau bertambah sebesar 62,7 % pada tahun 2019 c) Transportasi laut diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi ditargetkan pada tahun 2019 tercapai 100 % dari target Renstra d) Transportasi udara diukur dengan Persentase Peningkatan Kapasitas Prasarana Transportasi dengan baseline tahun 2014 sebesar 50% dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 90%. 3) Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah Indikator kinerja Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah diukur dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek diukur dengan Modal Share (Pangsa Pasar) Angkutan Umum Perkotaan di Wilayah ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 32%. d. Sasaran Strategis (SS5) adalah Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan Terluar dan Terpencil, diukur dengan Indikator Kinerja Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil, yang diukur dengan : 1) Transportasi darat diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan baseline tahun 2014 sebesar 0,20 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 0,52. 2) Transportasi laut diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan baseline tahun 2014 sebesar 84 trayek/lintas/ rute dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 152 trayek/lintas/ rute. 3) Transportasi udara diukur dengan Rasio Layanan Transportasi Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil dengan baseline tahun 2014 sebesar 3.35 dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 3,41 rasio 3. Internal Process Perspective a. Pencapaian Sasaran Strategis (SS6) adalah Terlaksananya Perumusan Kebijakan dalam Penyelenggaraan Transportasi, dengan Indikator Kinerja Persentase Pelaksanaan Deregulasi Peraturan di Lingkungan Kementerian Perhubungan, yang diukur dengan Sekretariat Jenderal (Biro Hukum) dengan Persentase Pelaksanaan Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

75 Deregulasi Peraturan di Lingkungan Kementerian Perhubungan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 100%. b. Sasaran Strategis (SS7) adalah Terlaksananya Pengembangan Sumber Daya Manusia Transportasi, dengan Indikator Kinerja Persentase Penyerapan Lulusan Diklat Transportasi, yang diukur dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) diukur dengan Persentase Penyerapan Lulusan Diklat Transportasi. Pada tahun 2015 dan 2016 Indikator Kinerja BPSDMP yaitu Peningkatan Jumlah Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat dengan baseline tahun 2014 sebesar Dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar Mulai Tahun 2017, Indikator Kinerja BPSDMP diubah menjadi sesuai SS7 ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 85%. c. Sasaran Strategis (SS8) adalah Meningkatnya Kualitas Penelitian sesuai dengan Kebutuhan, dengan Indikator Kinerja Persentase Pemanfaatan Penelitian yang Dijadikan Bahan Rekomendasi, yang diukur dengan Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan diukur dengan Persentase Pemanfaatan Penelitian yang Dijadikan Bahan Rekomendasi Kebijakan. Tahun 2014 jumlah penelitian yang dijadikan bahan masukan/rekomendasi kebijakan bidang perhubungan sebanyak 49 laporan. Sedangkan pada tahun 2015, Badan Litbang Perhubungan dengan Renstra periode telah menetapkan Persentase Penelitian yang dijadikan sebagai bahan rekomendasi kebijakan adalah sebanyak 70%. Pada tahun 2016 Badan Litbang Perhubungan melakukan reviu terhadap Renstra Badan Litbang Perhubungan tahun , dan menetapkan Persentase Penelitian yang diajukan sebagai bahan rekomendasi kebijakan dan/atau pemenuhan kebutuhan pembangunan/pengembangan transportasi untuk tahun 2019 sebanyak 80%. d. Sasaran Strategis (SS9) adalah Meningkatnya Kualitas Pengawasan atas Pelaksanaan Tugas di Lingkungan Kementerian Perhubungan, dengan Indikator Kinerja Tingkat Keberhasilan Pengawasan Perhubungan oleh Inspektorat Jenderal diukur dengan Tingkat Keberhasilan Pengawasan Perhubungan melalui pencapaian Internal Audit Capability Model (IACM), dengan baseline tahun 2014 adalah pemenuhan 50% IACM level 2 dan ditargetkan pada tahun 2019 adalah pemenuhan 100% IACM level Learn and Growth a. Sasaran Strategis (SS10) adalah Tersedianya SDM Kementerian Perhubungan yang Kompeten dan Profesional, dengan Indikator Kinerja Persentase Pemenuhan Kebutuhan Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor, Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan Teknisi Penerbangan yang bersertifikat oleh Sekretariat Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

76 Jenderal (Biro Kepegawaian) diukur dengan Persentase Pemenuhan Kebutuhan Jabatan Fungsional Penguji Kendaraan Bermotor, Pengawas Keselamatan Pelayaran, dan Teknisi Penerbangan yang bersertifikat dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 5%. b. Sasaran Strategis (SS11) adalah Terwujudnya Good Governance and Clean Government di Kementerian Perhubungan, diukur dengan Indikator Kinerja : 1) Persentase Indeks Reformasi Birokrasi Indikator kinerja Persentase Indeks Reformasi Birokrasi diukur dengan Sekretariat Jenderal (Biro Kepegawaian) diukur dengan Persentase Indeks Reformasi Birokrasi dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 89% 2) Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Indikator kinerja Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Biro Keuangan) diukur dengan Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar WTP 3) Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Indikator kinerja Nilai AKIP Kementerian Perhubungan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Biro Perencanaan) diukur dengan Nilai AKIP Kementerian Perhubungan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 75 Nilai AKIP 4) Keterbukaan Informasi Publik Indikator kinerja Keterbukaan Informasi Publik diukur dengan Sekretariat Jenderal (Biro Komunikasi dan Informasi Publik) diukur dengan Keterbukaan Informasi Publik dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 3 Peringkat KIP 5) Persentase Kehandalan Sistem Informasi Indikator kinerja Persentase Kehandalan Sistem Informasi diukur dengan Sekretariat Jenderal (Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi) diukur dengan Persentase Kehandalan Sistem Informasi dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 98% 6) Tingkat Maturasi SPIP Indikator kinerja Tingkat Maturasi SPIP diukur dengan Sekretariat Jenderal diukur dengan Tingkat Maturasi SPIP dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 3 level 7) Persentase penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan Indikator kinerja Persentase penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan diukur dengan Sekretariat Jenderal (Biro Keuangan) diukur dengan Persentase penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan dan ditargetkan pada tahun 2019 sebesar 90% Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

77 5.2 Kerangka Pendanaan 1. Kegiatan Pembangunan Tahun Pembangunan sektor transportasi dilakukan di seluruh pulau di Indonesia yang meliputi pembangunan dan pengembangan terminal dan fasilitas keselamatan jalan di kota/kabupaten/propinsi disesuaikan kebutuhan, pembangunan/ pengembangan stasiun dan rel sesuai dengan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional, pembangunan/ pengembangan pelabuhan laut dan pelabuhan penyeberangan, sungai dan danau yang sesuai dengan Tatanan Kepelabuhanan Nasional serta pembangunan/ pengembangan bandara sesuai Tatanan Kebandarudaraan Nasional. a. Rencana Strategis Pembangunan Transportasi Darat untuk tahun adalah Secara garis besar, penganggaran Perhubungan Darat dapat dibagi menjadi 6 (enam) kegiatan utama, antara lain : 1) Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan Darat; 2) Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat; 3) Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat; 4) Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan Mutimoda; 5) Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan; 6) Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat. Beberapa kegiatan strategis direktorat Jenderal Perhubungan darat untuk tahun adalah antara lain: 1) Pembangunan Bus Air; 2) Pembangunan Terminal; 3) Pembangunan Dermaga Penyeberangan (Baru, Lanjutan, Rehabilitasi); 4) Pembangunan Dermaga Sungai (Baru, Lanjutan, Rehabilitasi); 5) Pembangunan Dermaga Danau (Baru, Lanjutan, Rehabilitasi); 6) Pengadaan dan Pemasangan ATCS; 7) Pembangunan Fasilitas Integrasi Moda; 8) Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan di Jalan Nasional; 9) Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan Wilayah Perkotaan; 10) Pengadaan Bus Rapid Transit (BRT); 11) Pengadaan Bus Pemadu Moda; 12) Subsidi Transportasi Perkotaan; 13) Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan (Penerapan Manjemen Kecepatan, LRK, Audit dan Inspeksi, RASS, ZOSS, Fasilitas Prasarana Keselamatan/ Manajemen Sisi Jalan). Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

78 b. Rencana Strategis Pembangunan transportasi Udara untuk tahun , antara lain : 1) Keselamatan dan keamanan penerbangan, peningkatan keselamatan dan keamanan di wilayah Papua; 2) Peningkatan pelayanan transportasi udara; 3) Pelayanan angkutan udara perintis (termasuk program jembatan udara untuk logistik kargo); 4) Mendukung Kawasan Ekonomi Khusus (KEK); 5) Mendukung Kawasan Perbatasan dan Rawan Bencana; 6) Mendukung Kawasan Strategis Pariwisata; 7) Pengembangan Bandar Udara dalam Proyek Strategis Nasional (PSN). c. Rencana Strategis Pembangunan transportasi Laut untuk tahun , antara lain : 1) Peningkatan keselamaan dan keamanan transportasi laut; 2) Peningkatan kuantitas layanan transportasi publik; 3) Peningkatan kapasitas transportasi publik; 4) Dukungan regulasi dan tata kelola. d. Rencana Strategis Pembangunan Transportasi Perkeretaapian untuk tahun adalah Pembangunan Jalur KA antara Langsa-Besitang, Binjai-Besitang, Bandar Tinggi-Kualatanjung, Perkotaan Medan, Rantauprapat-Duri-Dumai, Jambi- Palembang, Muaro Kalaban-Muaro untuk mendukung konektivitas diwilayah Sumatera. Kemudian pembangunan jalur ganda KA lintas Selatan Jawa antara kroya-surabaya guna meningkatkan kapasitas angkut diwilayah selatan jawa, pembangunan jalur KA baru antara Makasar-Parepare dan Manado-Bitung sebagai bagian dari pembangunan jalur KA trans Sulawesi, persiapan pembangunan jalur KA trans Kalimantan dan Papua, Pengembangan KA akses kawasan pariwisata diantaranya Siantar Prapat (Danau Toba), Rangkasbitung-Labuan (Tj.Lesung) dan Pembangunan Jalur akses Bandara, Pelabuhan dan kawasan Industri. 2. Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional, total terdapat 49 proyek yang merupakan sektor perhubungan, dimana telah dilakukan evaluasi dan penyempurnaan atas Perpres tersebut menjadi Peraturan Presiden Nomor 58 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang memuat 41 proyek di sektor Perhubungan. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

79 Sampai dengan tahun 2017 terdapat 9 proyek yang telah selesai dan 18 proyek dalam tahap kontruksi. Tahun 2018 direncanakan akan dimulai 5 proyek dan pada tahun 2019 akan dimulai 6 proyek. Gambaran secara umum proyek strategis nasional yang akan dilaksanakan tahun untuk sektor perhubungan adalah sebagai berikut : a. Transportasi Laut Proyek strategis nasional sektor perhubungan laut yang akan mulai dilaksanakan tahun adalah Pelabuhan Patimban, Pelabuhan Bitung, Pelabuhan Kijing, Pelabuhan Seget dan pembangunan kanal Cikarang-Bekasi-Laut (CBL). b. Perkeretaapian Proyek strategis nasional sektor kereta api meliputi pengembangan kereta antar kota dan kereta api perkotaan, dalam periode ditargetkan penyelesaian PSN kereta api antar kota meliputi Bandar tinggi-kualatanjung, jalur ganda lintas selatan jawa, trans sumatera segmen Rantauprapat-Duri- Dumai, Jambi-Palembang, Palembang-Pekanbaru serta Makasar-Parepare, sedangkan KA antar kota lainnya diharapkan dapat dimulai pembangunannya sampai dengan akhir RPJMN tahap III ini. Untuk program PSN kereta api perkotaan meliputi LRT Palembang, LRT Jabodebek, MRT Utara- Selatan, LRT Jakarta dan KA akses bandara Adi-Soemarmo juga KA akses bandara Kulonprogo sedangkan program KA perkotaan lainnya diharapkan dapat dimulai pembangunannya sampai dengan akhir RPJMN tahap III ini. Kemajuan PSN sektor kereta api juga perlu didukung oleh pemda dan swasta terutama untuk proyek-proyek dengan skema pendanaan KPBU. Secara lengkap daftar proyek strategis nasional sektor perhubungan dapat dilihat pada table berikut : Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

80 SELESAI SEDANG BERJALAN (2017) MULAI DILAKSANA KAN 2018 DILAKSANA KAN 2019 KAJIAN MENDALAM MULAI 2020 BELUM FEASIBLE PROYEK BANDARA Bandara Raden Inten PROYEK KA 1. KA Makassar Pare-pare 2. KA. Prabumulih Kertapati 3. KA. Bandar Tinggi Kuala Tanjung 4. Double track Lintas Jawa Selatan Prov Jabar, Jateng DIY dan Jawa Timur 5. High Speed Train Jakarta Bandung 6. MRT Koridor North-South Phase I 7. LRT Jabodebek 8. Penyelenggara an KA Prov. DKI 9. LRT Sumsel 10. KA Rantau Prapat Duri - Pekanbaru PROYEK BANDARA 11. Bandara Tjilik Riwut 12. Bandara Kertajati 13. Bandara Internasional New Yogyakarta 14. Bandara Achmad Yani 15. Bandara Syamsuddin Noor PROYEK PELABUHAN 16. Pelabuhan Maloy 17. Pelabuhan Kuala Tanjung 18. Pelabuhan Makassar New Port PROYEK KA 1. KA Rantau Prapat Duri - Pekanbaru 2. KA akses Bandara Adi Sumarmo PROYEK PELABUHAN 3. Pelabuhan Patimban 4. Pelabuhan Bitung 5. Pelabuhan Kijing PROYEK KA 1. MRT Koridor North-South Phase II 2. KA. Jambi - Pekanbaru 3. KA Akses bandara Baru Yogyakarta 4. KA Jakarta Surabaya 5. KA Jambi Palembang 6. Elevated Loopline Jabodetabe k PROYEK PELABUHAN 5. Pelabuhan Seget, Sorong 6. Cikarang Bekasi Laut (CBL) PROYEK KA 1. KA. Purukcah u - Bankuang 2. Pembangu nan KA. Prov Kaltim 3. Kereta Express Bandara Soetta 4. MRT Joridor East-West PROYEK BANDARA 5. Bandara Babullah Ternate PROYEK PELABUHAN 6. Pelabuhan Pantoloan, Palu 7. Pelabuhan Tenau Kupang PROYEK KA 1. KA. Muara Enim pulau Baai 2. KA. Kertapati Tanjung Api-api PROYEK BANDARA 4. Bandara Sebatik Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

81 3. Kerangka Pendanaan Untuk dapat melaksanakan arah kebijakan, strategi, dan program pembangunan Kementerian Perhubungan, serta mencapai target sasaran utama sebagaimana disebutkan dalam Bab terdahulu, dibutuhkan dukungan kerangka pendanaan yang memadai. Pendanaan pembangunan akan bersumber dari belanja pemerintah dan sumber lainnya sesuai dengan peraturan dan perundangundangan yang berlaku. Pendanaan melalui belanja pemerintah Kementerian Perhubungan akan digunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran dan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan konektivitas ke seluruh Wilayah Indonesia. a. Realisasi Pendanaan Alokasi anggaran Kementerian Perhubungan tahun adalah sebesar Rp ,487 Miliar pada tahun 2015, Rp ,515 Miliar pada tahun 2016 dan Rp ,099 Miliar pada tahun Adapun rincian realisasi anggaran masing-masing unit Eselon I sebagaimana tabel berikut. UNIT KERJA REALISASI (Rp. Miliar) Sekretariat Jenderal 620, , ,833 Inspektorat Jenderal 100, ,312 90,310 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat 6.047, , ,696 Direktorat Jenderal Perkeretaapian , , ,661 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut , , ,265 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Badan Pengembangan SDM Perhubungan 9.776, , , , , ,172 Badan Litbang Perhubungan 171, , ,163 BPTJ ,444 TOTAL , , ,099 b. Kebutuhan Pendanaan Kebutuhan pendanaan Kementerian Perhubungan tahun untuk pembangunan sektor transportasi sebesar Rp ,334 Miliar pada tahun 2018 dan Rp ,693 Miliar pada tahun Adapun rincian kebutuhan pendanaan untuk masing-masing unit kerja Eselon I sebagaimana table berikut. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

82 UNIT KERJA PAGU KEBUTUHAN (Rp. MILIAR) Sekretariat Jenderal 887, ,531 Inspektorat Jenderal 106, ,229 Direktorat Jenderal Perhubungan Darat , ,290 Direktorat Jenderal Perkeretaapian , ,616 Direktorat Jenderal Perhubungan Laut , ,573 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara , ,582 Badan Pengembangan SDM Perhubungan 5.528, ,660 Badan Litbang Perhubungan 235, ,213 BPTJ 507, ,999 TOTAL , , Skema pembiayaan alternatif Tingginya angka kebutuhan pembangunan infrastruktur perhubungan terkendala dengan keterbatasan anggaran pemerintah dalam melakukan pembangunan sektor transportasi, sehingga diperlukan perubahan paradigma dalam pembiayaan pembangunan infrastruktur transportasi dengan sumber pendanaan selain APBN. Untuk itu di dalam rencana strategis Kementerian Perhubungan perlu ditetapkan daftar proyek yang akan didanai pendanaan alternatif selain APBN. Adapun proyek pembangunan infrastruktur transportasi yang berpotensi untuk dibiayai dengan pembiyaann selain APBN adalah sebagia berkut : a. Perkeretaapian Pembangunan jalur KA Tanjung Enim-Tanjung Api-api, LRT Medan, LRT Batam, jalur KA Tanjung Karang-Pelabuhan Panjang, KA Soekarno-Hatta Internasional Airport (SHIA), LRT Jabodebek, LRT Jakarta, KA akses Bandara Yogyakarta Baru (Kulonprogo), Eleveated Loopline Jabodetabek, KA akses Pelabuhan Teluk Lamong, HST Jakarta-Bandung, Metro Kapsul Bandung, jalur KA antara Tabang-Maloy, jalur KA antara Kutai Barat-Paser-Balikpapan, jalur KA antara Gunung Mas-Katingan. Dengan indikasi kebutuhan investasi pendanaan sampai dengan tahun 2019 sebesar Rp. 54,9 Triliun. b. Transportasi Laut Pengembangan pelabuhan yang diusulkan didanai pendanaan alternatif selain APBN adalah Pelabuhan Patimban yang merupakan pelabuhan terminal kontainer dengan perkiraan kapasitas sebesar 7,5 juta TEUs. Pembangunan pelabuhan ini Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

83 merupakan strategi Pemerintah untuk mengurangi kelebihan kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok. Adapun kebutuhan investasi pembangunan sebesar Rp. 43,22 Triliun Rupiah dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). c. Transportasi Udara Daftar proyek yang akan dibiayai pendanaan alternatif selain APBN untuk sub sektor transportasi udara adalah : 1) Bandar Udara Bali Utara; 2) Bandar Udara Matahora Wakatobi; 3) Bandar Udara Sentani Jayapura; 4) Bandar Udara Juwata Tarakan; 5) Bandar Udara Radin Inten II Lampung; 6) Bandar Udara Fatmawati Soekarno Bengkulu; 7) Bandar Udara HAS Hanandjoeddin Tanjungpandan; 8) Bandar Udara Maimun Saleh Sabang; 9) Bandar Udara FL Tobing Sibolga; 10) Bandar Udara Blimbingsari Banyuwangi; 11) Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri Palu; 12) Bandar Udara Komodo Labuhan Bajo; 13) Bandar Udara Syukuran Aminuddin Luwuk. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

84 BAB VI PENUTUP Naskah Perubahan/ Reviu Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perhubungan Tahun ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun , yang akan menjadi pedoman bagi Kementerian Perhubungan dalam melaksanakan kebijakan dan program Pemerintah di sektor transportasi. Reviu Renstra Kementerian Perhubungan Tahun disusun dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan nasional khususnya di sektor transportasi serta untuk menjadi arah dan pedoman pelaksanaan penyelenggaraan perhubungan bagi seluruh unit kerja dan stakeholder sektor transportasi. Untuk itu ditetapkan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut: 1. Seluruh unit kerja di lingkungan Kementerian Perhubungan secara bersama-sama mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun dengan sebaikbaiknya. 2. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun dan menjadi acuan bagi Direktorat Jenderal, Badan-Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan dalam menyusun Rencana Kerja Tahun 2015 sampai dengan tahun Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan diharapkan menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun dengan mengacu pada Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun khususnya sektor transportasi. 4. Kementerian Perhubungan berkewajiban menjaga konsistensi antara Reviu Renstra Kemenhub dengan Rencana Kerja Direktorat Jenderal, Badan- Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal lingkungan Kementerian Perhubungan. Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

85 5. Dalam rangka menjaga efektivitas pelaksanaan Renstra Kementerian Perhubungan , masing-masing Direktorat Jenderal, Badan- Badan, Inspektorat Jenderal, Sekretariat Jenderal dan UPT-UPT di lingkungan Kementerian Perhubungan berkewajiban melaksanakan pemantauan dan evaluasi kinerja terhadap pelaksanaan Renstra dalam keterkaitannya dengan Rencana Kerja Kementerian Perhubungan Tahun MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd BUDI KARYA SUMADI Salinan sesuai dengan aslinya WAHJU ADJI H.. SH. DESS Pembina Utama Muda (IV/c) NIP Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun

86 LAMPIRAN PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NO. KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

87 LAMPIRAN II KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PETA LOKASI KEGIATAN STRATEGIS PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DALAM REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 1

88 LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL PENUMPANG TIPE A DAN TERMINAL BARANG Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 2

89 LOKASI PEMBANGUNAN TERMINAL ANGKUTAN JALAN BARU KAWASAN PERBATASAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 3

90 LOKASI PEMBANGUNAN BUS RAPID TRANSIT Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 4

91 LOKASI PEMBANGUNAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS) Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 5

92 LOKASI PEMBANGUNAN BUS PEMADU MODA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 6

93 SUBSIDI OPERASIONAL KEPERINTISAN ANGKUTAN JALAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 7

94 SEBARAN LOKASI PEMBAGUNAN PELABUHAN PENYEBERANGAN BARU TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 8

95 LOKASI PEMBANGUNAN KAPAL PENYEBERANGAN BARU DAN LOKASI PEMBANGUNAN BUS AIR TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 9

96 LOKASI PEMBANGUNAN DERMAGA SUNGAI DAN DANAU Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 10

97 SUBSIDI ANGKUTAN PENYEBERANGAN PERINTIS Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 11

98 LOKASI PENGADAAN RAMBU SUNGAI DAN DANAU Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 12

99 LOKASI PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 13

100 LOKASI KEGIATAN PENGERUKAN ALUR ASDP Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 14

101 LOKASI KEGIATAN PEMBANGUNAN HALTE SUNGAI DAN DANAU Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 15

102 LOKASI PEMBANGUNAN JARINGAN PERKERETAAPIAN A. PULAU SUMATERA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 16

103 B. PULAU JAWA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 17

104 C. PULAU KALIMANTAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 18

105 D. PULAU SULAWESI Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 19

106 E. PULAU PAPUA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 20

107 LOKASI PROGRAM PENYELENGGARAAN KERETA API PERINTIS TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 21

108 LOKASI PROGRAM PENGEMBANGAN KERETA API PERKOTAAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 22

109 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 23

110 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 24

111 PETA WILAYAH KERJA DISTRIK NAVIGASI Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 25

112 PEMBANGUNAN SISTEM TELEKOMUNIKASI PELAYARAN TAHUN 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 26

113 PEMBANGUNAN SISTEM TELEKOMUNIKASI PALAYARAN TAHUN 2018 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 27

114 PEMBANGUNAN SISTEM TELEKOMUNIKASI PELAYARAN TAHUN 2019 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 28

115 PENYELESAIAN PEMBANGUNAN KAPAL NEGARA KENAVIGASIAN TAHUN 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 29

116 PEMBANGUNAN REVERSE OSMOSIS TAHUN 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 30

117 PEMBANGUNAN REVERSE OSMOSIS TAHUN 2018 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 31

118 PEMBANGUNAN REVERSE OSMOSIS TAHUN 2019 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 32

119 PEMBANGUNAN FASILITAS KENAVIGASIAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 33

120 PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2015 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 34

121 PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2016 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 35

122 PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 36

123 PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2018 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 37

124 PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) TAHUN 2019 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 38

125 PEMBANGUNAN SARANA BANTU NAVIGASI PELAYARAN (SBNP) PADA PADA WILAYAH PERBATASAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 39

126 PEMBANGUNAN GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM (GMDSS) PADA SETASIUN RADIO PANTAI (SROP) Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 40

127 PEMBANGUNAN/ PEMBANGUNAN GMDSS TAHUN 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 41

128 PEMBANGUNAN/ PEMBANGUNAN GMDSS TAHUN 2018 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 42

129 PEMBANGUNAN/ PEMBANGUNAN GMDSS TAHUN 2019 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 43

130 PEMBANGUNAN VESSEL TRAFFIC SERVICE (VTS) TAHUN E 100 E 105 E 110 E 115 E 120 E 125 E 130 E 135 E 140 E = 2015 (new) 1 unit VTS SABANG unit = 2015 (upgrade) 5 5 VTS LHOKSEUMAWE VTS BELAWAN MALAYSIA VTS TARAKAN unit unit = 2016 (upgrade) 3 = 2017 (upgrade) 3 5 VTS SIBOLGA VTS DUMAI SINGAPORE Celebes Sea VTS BITUNG = 2017 (new) 1 unit Pacific Ocean VTS BATAM 0 VTS TELUK BAYUR SUMATERA VTS PONTIANAK VTS SAMARINDA KALIMANTAN VTS TERNATE VTS SORONG VTS JAYAPURA 0 VTS PALEMBANG VTS BALIKPAPAN SULAWESI MALUKU VTS BATULICIN VTS BINTUNI VTS MERAK VTS BANJARMASIN IRIAN JAYA 5 VTS PANJANG VTS JAKARTA VTS CIREBON VTS SEMARANG VTS SURABAYA VTS PAREPARE VTS MAKASSAR VTS KENDARI Flores Sea VTS AMBON Banda Sea 5 JAWA VTS CILACAP Baba Arafuru Sea 10 Indian Ocean VTS BENOA VTS LEMBAR VTS MERAUKE 10 VTS KUPANG 95 E 100 E 105 E 110 E 115 E 120 E 125 E 130 E 135 E 140 E Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 44

131 PEMBANGUNAN/ PEMBANGUNAN VTS TAHUN 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 45

132 PEMBANGUNAN/ PEMBANGUNAN VTS TAHUN 2018 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 46

133 PEMBANGUNAN/ PEMBANGUNAN VTS TAHUN 2019 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 47

134 RENCANA PENEMPATAN KAPAL KENAVIGASIAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 48

135 ALOKASI KAPAL PATROLI KELAS I & II TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 49

136 PEMBANGUNAN & ALOKASI KAPAL PATROLI KPLP 2019 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 50

137 PEMBANGUNAN & ALOKASI KAPAL PATROLI KELAS III, IV dan V TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 51

138 PEMBANGUNAN & ALOKASI RIGID INFLATABLE BOAT (RIB) KPLP 2017 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 52

139 LOKASI 43 PELABUHAN PENDAFTARAN KAPAL Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 53

140 PEMBANGUNAN BARU/LANJUTAN/PENYELESAIAN 100 PELABUHAN LAUT NON KOMERSIAL Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 54

141 LOKASI PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN TAHUN A. PULAU SUMATERA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 55

142 B. PULAU JAWA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 56

143 C. PULAU NUSA TENGGARA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 57

144 D. PULAU KALIMANTAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 58

145 E. PULAU SULAWESI Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 59

146 F. PULAU KEP. MALUKU Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 60

147 G. PULAU PAPUA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 61

148 PENGERUKAN ALUR PELAYARAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 62

149 TARGET PENYELESAIAN PEMBANGUNAN/ PENGEMBANGAN PELABUHAN NON KOMERSIAL TA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 63

150 PENGERUKAN ALUR PELAYARAN/KOLAM PELABUHAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 64

151 DUKUNGAN JARINGAN TRAYEK ANGKUTAN PERINTIS Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 65

152 RENCANA PENEMPATAN KAPAL PERINTIS Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 66

153 DUKUNGAN ANGKUTAN LAUT PERINTIS PADA WILAYAH PERBATASAN, TERLUAR DAN TERTINGGAL A. PULAU SUMATERA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 67

154 B. PULAU KALIMANTAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 68

155 C. PULAU NUSA TENGGARA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 69

156 D. PULAU SULAWESI Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 70

157 E. PULAU KEP. MALUKU Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 71

158 F. PULAU PAPUA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 72

159 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 73

160 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 74

161 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 75

162 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 76

163 Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 77

164 LOKASI BANDAR UDARA PADA DAERAH RAWAN BENCANA DAN PERBATASAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 78

165 LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN 15 BANDAR UDARA BARU Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 79

166 LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN DAN REHABILITASI BANDAR UDARA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 80

167 LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN DAN REHABILITASI BANDAR UDARA TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 81

168 LOKASI PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN DARURAT Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 82

169 LOKASI PENINGKATAN FASILITAS PELAYANAN DARURAT TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 83

170 LOKASI PENINGKATAN FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 84

171 LOKASI PENINGKATAN FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN TAHUN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 85

172 LOKASI RENCANA PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN BANDARA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 86

173 LOKASI PENINGKATAN KAPASITAS BANDAR UDARA UNTUK PENDARATAN BOEING 737 SERIES DAN SEKELASNYA (PERPANJANGAN RUNWAY) Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 87

174 LOKASI PENGEMBANGAN BANDAR UDARA UNTUK PENDARATAN MINIMAL SEJENIS ATR 42 DAN ATR 72 (PERPANJANGAN RUNWAY) Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 88

175 LOKASI PEMBANGUNAN/PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 89

176 LOKASI KEGIATAN PELAYANAN ANGKUTAN UDARA PERINTIS Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 90

177 LOKASI BANDAR UDARA PADA DAERAH RAWAN BENCANA DAN PERBATASAN Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 91

178 LOKASI PENGEMBANGAN DAN PEMBANGUNAN KAMPUS BARU D iklat D arat : 1. BPPTD Sum atera Utara 2. BPPTD M e m p a w a h 3. BPPTD Bali 4. A k a d e m i P e rk e re ta a p ia n Indonesia, M adiun 5. P o lite k n ik K es ela m a ta n Tran sportasi Jalan, T egal Diklat Laut : 6. Balai D iklat Pelayaran Padang Pariam an 7. Balai D iklat Pelayaran M inahasa Selatan 8. Balai D iklat P ela yara n M aluku 9. Balai D iklat Pelayaran NTT 10. Balai D iklat P ela yara n K epulauan Riau/Bengkulu (FS) PjkLat U dara : 11. BP3 Curug 12. Balai Diklat P en erban g Banyuw angi Diklat Aparatur : 13. Balai D iklat P em b an gu n an K arakter P a s irja m b u -C iw id ey Salinan sesuai dengan aslinya HUKUM, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd BUDI KARYA SUMADI ^uda (IV/c) Reviu Rencana Strategis Kementerian Perhubungan Tahun Peta - 92

179 LAMPIRAN RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

180 LAMPIRAN A INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

181 LAMPIRAN III KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN A.1 TABEL CASCADING SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (LEVEL 0) NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME) SATUAN TARGET 2017 TARGET 2018 TARGET 2019 TARGET S/D 2019 SS1 IK1 Rasio Konektivitas antar wilayah Rasio 0,706 0,725 0,741 0,741 SS2 Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi IK2 Rasio kejadian kecelakaan transportasi nasional Rasio 1,871 1,640 1,425 1,425 IK3 Rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi Rasio 4,440 3,637 2,800 2,800 SS3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi IK4 Persentase peningkatan pelayanan angkutan umum massal perkotaan % 36,93 71,35 91,35 91,35 IK5 Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional % 40,00 60,00 100,00 100,00 IK6 Prosentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi % 78,15 79,31 80,06 80,06 IK7 Kecepatan rata-rata kendaraan angkutan umum pada jam puncak di Wilayah Jabodetabek Km/Jam 15,00 16,00 17,00 17,00 IK8 Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana Transportasi yang % 40,00 60,00 100,00 100,00 dilaksanakan SS4 Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi IK9 Persentase Peningkatan kapasitas sarana transportasi % 20,23 35,76 44,05 44,05 SS5 Terwujudnya Pelayanan Transportasi yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah Dalam Rangka Mewujudkan Konektivitas Nasional dan Peningkatan Angkutan Perkotaan Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, Perbatasan, Terluar dan Terpencil STAKEHOLDER PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE IK10 Persentase Peningkatan kapasitas prasarana transportasi % 48,20 55,92 66,26 67,12 IK11 Modal Share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Wilayah Jabodetabek % 26,00 29,00 32,00 32,00 IK12 Rasio layanan transportasi daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan terpencil Rasio 16,88 16,90 16,92 16,92 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS6 Terlaksananya Perumusan Kebijakan dalam Penyelenggaraan Transportasi IK13 Persentase Pelaksanaan Deregulasi Peraturan di Lingkungan Kementerian Perhubungan % 60,00 80,00 100,00 100,00 SS7 Terlaksananya Pengembangan Sumber Daya Manusia Transportasi IK14 Persentase Penyerapan Lulusan Diklat Transportasi % 80,00 82,50 85,00 85,00 SS8 Meningkatnya Kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan IK15 Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi kebijakan % 75,00 80,00 80,00 80,00 SS9 SS10 Meningkatnya kualitas Pengawasan atas Pelaksanaan Tugas di Lingkungan Kementerian Perhubungan Tersedianya SDM Kementerian Perhubungan yang kompeten dan profesional IK16 Tingkat keberhasilan pengawasan perhubungan % 90% (IACM Level 3) LEARN AND GROWTH 95% (IACM Level 3) 100% (IACM Level 3) 100% (IACM Level 3) IK17 Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional penguji kendaraan bermotor, % 5,00 5,00 5,00 5,00 pengawas keselamatan pelayaran, dan teknisi penerbangan yang bersertifikat SS11 Terwujudnya Good Governance & Clean Government di Kementerian Perhubungan IK18 Persentase Indeks Reformasi Birokrasi % 85,00 87,00 89,00 89,00 IK19 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Opini BPK WTP WTP WTP WTP IK20 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Nilai IK21 Keterbukaan Informasi Publik Peringkat IK22 Persentase Kehandalan Sistem Informasi % IK23 Tingkat Maturasi SPIP Level IK24 Persentase penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan % A.1 TABEL CASCADING SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (LEVEL 0) 1

182 A.2. TABEL RINCIAN CASCADING SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (LEVEL 0) NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME) SATUAN TARGET 2017 TARGET 2018 TARGET 2019 SS1 Terwujudnya Pelayanan Transportasi yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Tambah Dalam Rangka Mewujudkan Konektivitas Nasional dan Peningkatan Angkutan Perkotaan STAKEHOLDER PERSPECTIVE CUSTOMER PERSPECTIVE TARGET S/D 2019 IK1 Rasio Konektivitas antar wilayah Rasio 0,706 0,725 0,741 0,741 Ditjen Hubdat 0,65 0,675 0,676 0,676 Ditjen Hubla Ditjen Hubud 0,7 0,72 0,74 0,74 Ditjen KA 0,28 0,31 0,37 0,37 BPTJ 0,57 0,63 0,70 0,70 SS2 Meningkatnya Keselamatan dan Keamanan Transportasi IK2 Rasio kejadian kecelakaan transportasi nasional Rasio 1,871 1,640 1,425 1,425 Ditjen Hubla 1,633 1,429 1,276 1,276 Ditjen Hubud 3,43 2,94 2,45 2,45 Ditjen KA 0,55 0,55 0,55 0,55 IK3 Rasio gangguan keamanan pada pelayanan jasa transportasi Rasio 4,44 3,64 2,80 2,80 Ditjen Hubla 2,45 2,04 1,53 1,53 Ditjen Hubud 0,17 0,17 0,17 0,17 Ditjen KA 10,70 8,70 6,70 6,70 SS3 Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana transportasi IK4 Persentase peningkatan pelayanan angkutan umum massal perkotaan % 36,93 71,35 91,35 91,35 Ditjen Hubdat 53,85 82,69 82,69 82,69 Ditjen KA 20,00 60,00 100,00 100,00 IK5 Persentase penurunan gas rumah kaca dari sektor transportasi nasional % 40,00 60,00 100,00 100,00 IK6 Prosentase Capaian On Time Performance (OTP) Sektor Transportasi % 78,15 79,31 80,06 80,06 Ditjen Hubdat 82,61 83,24 83,25 83,25 Ditjen Hubla 80,00 80,00 80,00 80,00 Ditjen Hubud 85,00 87,00 88,00 88,00 Ditjen KA 65,00 67,00 69,00 69,00 IK7 Kecepatan rata-rata kendaraan angkutan umum pada jam puncak di Wilayah Km/Jam 15,00 16,00 17,00 17,00 Jabodetabek IK8 Tingkat Penerapan Pedoman Standar Pelayanan Sarana dan Prasarana % 40,00 60,00 100,00 100,00 Transportasi yang dilaksanakan KETERANGAN SS4 Meningkatnya Kapasitas Sarana dan Prasarana Transportasi IK9 Persentase Peningkatan kapasitas sarana transportasi % 20,23 35,76 44,05 44,05 Ditjen Hubdat 2,08 19,96 40,77 40,77 Ditjen Hubla 20,00 22,00 24,00 24,00 Rasio peningkatan produktivitas angkutan penumpang dan barang Ditjen Hubud 43,31 45,27 47,23 47,23 Ditjen KA 15,53 55,80 64,21 64,21 IK10 Persentase Peningkatan kapasitas prasarana transportasi % 48,20 55,92 66,26 67,12 Ditjen Hubdat 35,32 38,75 45,39 45,39 Ditjen Hubla 80,00 90,00 100,00 100,00 Ditjen Hubud 70,00 80,00 90,00 90,00 Ditjen KA 7,47 14,91 29,65 33,09 IK11 Modal Share (pangsa pasar) angkutan umum perkotaan di Wilayah % 26,00 29,00 32,00 32,00 Jabodetabek A.2. TABEL RINCIAN CASCADING SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (LEVEL 0) 1

183 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA (OUTCOME) SATUAN TARGET 2017 TARGET 2018 TARGET 2019 TARGET S/D 2019 SS5 Meningkatnya Layanan Transportasi di Daerah Rawan Bencana, IK12 Rasio layanan transportasi daerah rawan bencana, perbatasan, terluar dan Rasio 16,88 16,90 16,92 16,92 Perbatasan, Terluar dan Terpencil terpencil Ditjen Hubdat 0,47 0,49 0,52 0,52 Ditjen Hubla 46,83 46,83 46,83 46,83 Ditjen Hubud 3,35 3,38 3,41 3,41 INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS6 Terlaksananya Perumusan Kebijakan dalam Penyelenggaraan IK13 Persentase Pelaksanaan Deregulasi Peraturan di Lingkungan Kementerian % 60,00 80,00 100,00 100,00 Transportasi Perhubungan SS7 Terlaksananya Pengembangan Sumber Daya Manusia Transportasi IK14 Persentase Penyerapan Lulusan Diklat Transportasi % 80,00 82,50 85,00 85,00 KETERANGAN SS8 Meningkatnya Kualitas penelitian sesuai dengan kebutuhan IK15 Persentase pemanfaatan penelitian yang dijadikan bahan rekomendasi % 75,00 80,00 80,00 80,00 SS9 Meningkatnya kualitas Pengawasan atas Pelaksanaan Tugas di IK16 Tingkat keberhasilan pengawasan perhubungan % 90% 95% 100% 100% Lingkungan Kemenhub (IACM Level 3) (IACM Level 3) (IACM Level 3) (IACM Level 3) LEARN AND GROWTH SS10 Tersedianya SDM Kementerian Perhubungan yang kompeten dan IK17 Persentase pemenuhan kebutuhan jabatan fungsional penguji kendaraan % 5,00 5,00 5,00 5,00 profesional bermotor, pengawas keselamatan pelayaran, dan teknisi penerbangan yang bersertifikat SS11 Terwujudnya good governance & clean government di Kemenhub IK18 Persentase Indeks Reformasi Birokrasi % 85,00 87,00 89,00 89,00 IK19 Opini BPK atas laporan keuangan Kementerian Perhubungan Opini BPK WTP WTP WTP WTP IK20 Nilai AKIP Kementerian Perhubungan Nilai IK21 Keterbukaan Informasi Publik Peringkat IK22 Persentase Kehandalan Sistem Informasi % IK23 Tingkat Maturasi SPIP Level IK24 Persentase penyerapan Anggaran Kementerian Perhubungan % A.2. TABEL RINCIAN CASCADING SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (LEVEL 0) 2

184 LAMPIRAN B KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

185 B-1. PELAKSANAAN DEREGULSI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN No. Regulasi yang disimplifikasi Tindak Lanjut Revisi/Pencabutan/ Penggabungan*) Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut TAHUN Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2015 Analisis singkat Konsesi kepada BUP dapat dilakukan melalui mekanisme penugasan/penunjukan langsung dengan syarat tertentu. Hal ini mendorong minat investor untuk berinvestasi dalam pembangunan/ pengembangan pelabuhan 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Jo 78 Tahun 2014 Revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 Penyederhaan persyaratan kepemilikan modal usaha penyelenggaraan dan pengusahaan jasa pengurusan transportasi 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 3 Tahun 2015 Revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 147 Tahun 2015 Pelaksanaan pelayanan terpadu satu pintu bidang perhubungan dilimpahkan ke Badan Koordinasi Penananam Modal (Pelayanan terpadu satu pintu) 4 Baru Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 171 Tahun Baru Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 12 Tahun Baru Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 154 Tahun 2015 Pemberian kemudahan pelayanan kapal wisata (Yacht) asing di perairan Indonesia Pelayanan izin usaha angkutan udara online: izin usaha angkutan udara niaga, izin kegiatan angkutan udara bukan niaga, izin rute penerbangan, flight approval, izin usaha agen penjualan umum Pelayanan surat persetujuan syahbandar online: surat persetujuan kapal masuk pelabuhan, persetujuan olah gerak kapal di pelabuhan, surat persetujuan berlayar 7 Baru Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 121 Tahun Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api TAHUN 2016 Revisi/perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api Kemudahan bagi wisatawan dengan menggunakan kapal pesiar berbendera asing Antara lain mengatur tentang penugasan kepada Menteri, Gubernur, Bupati/Waikota untuk menjamin terlaksananya pelayanan angkutan kereta api, berupa angkutan pelayanan kelas ekonomi dan/atau angkutan perintis. 2 Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi Revisi/perubahan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/ Light Rail Transit Terintegrasi di Wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi Antara lain mengatur mengenai penugasan untuk membangun prasaran kereta api ringan yang dilaksanakan melalui pola design and built, dengan beberapa butir pengaturan sbb : - pihak yang ditunjuk dapat menjalin kerjasama dengan badan usaha lain; - dalam hal perjanjian dengan Kemenhub belum ditandatangani, pihak yang ditunjuk tetap dapat melaksanakan penugasan pembangunan tersebut berdasarkan persetujuan teknis dan pengawasan oleh Kemenhub; Untuk meningkatkan keterjangkauan tarif, Pemda DKI dapat memberikan subsidi/bantuan dalam rangka penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik/pso 3 Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Revisi/perubahan Peraturan Presiden Nomor 79 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 99 Tahun 2015 tentang Percepatan Penyelenggaraan Perkeretaapian Umum di Wilayah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Antara lain mengatur mengenai percepatan pembangunan untuk penyelenggaraan perkeretaapian umum: - Gubernur DKI dapat menugaskan BUMD untuk pembangunan prasarana perkeretaapian, dengan beberapa butir pengaturan sbb: - BUMD yang ditugaskan dapat bekerjasama dengan badan usaha lain; - pendanaan pembangunan antara lain dapat berasal dari pinjaman Pemda DKI, yang pengembaliannya dalam bentuk penyerahan seluruh prasarana perkeretaapian yang telah dibangun, kepada Pemda DKI Dalam rangka percepatan pemanfaatan hasil pembangunan prasarana perkeretaapian: - Gubernur DKI menugaskan BUMD sebagai penyelenggara; - BUMD yang ditugaskan, dapat melakukan penunjukan langsung untuk pengadaan sarana perkeretaapian; Untuk meningkatkan keterjangkauan tarif, Pemda DKI dapat memberikan subsidi/bantuan dalam rangka penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik/pso 4 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 3 Tahun 2015 Revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 Tahun 2016 Penyederhanaan proses perizinan di Badan Koordinasi Penananam Modal (Pelayanan terpadu satu pintu) 5 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 200 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Perhubungan Pencabutan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 100 Tahun 2016 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing Untuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang dan/atau Barang Dalam Kegiatan Angkutan Laut Dalam Negeri Nomor PM 10 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pemberian Izin Penggunaan Kapal Asing untuk Kegiatan Lain Yang Tidak Termasuk Kegiatan Mengangkut Penumpang dan/atau Barang dalam Kegiatan Angkutan Laut dalam Negeri 6 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut Revisi proses perizinan sebelumnya kerja 14 (empat belas) hari kerja menjadi 7 (tujuh) hari Peraturan Menteri Perhubungan pengajuan permohonan SIUPAL semula kepada Direktur Jenderal Perhubungan Laut Nomor PM 74 Tahun 2016 tentang menjadi kepada Kepala BKPM Perubahan Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut 7 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi Revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 130 Tahun 2016 Perubahan Keempat atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 74 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Jasa Pengurusan Transportasi sebelumnya diatur bahwa memiliki modal dasar paling sedikit Rp ,00 (dua puluh lima miliar rupiah), paling sedikit 25% dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau diaudit oleh kantor akuntan publik menjadi memiliki modal dasar Rp ,00 (dua miliar rupiah), paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik B. PELAKSANAAN DEREGULSI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

186 No. 8 Regulasi yang disimplifikasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang Dari dan Ke Kapal Tindak Lanjut Revisi/Pencabutan/ Penggabungan*) Pencabutan Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 152 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal Analisis singkat - Pasal 7 ayat (2) Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan dari yang sebelumnya berbunyi: Pasal 7 (2) Peralatan bongkar muat berupa forklift sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi sebagai berikut: a. bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan utama memiliki 2 (dua) unit yang terdiri atas: 1. 1 (satu) unit berkapasitas 10 (sepuluh) ton; dan 2. 1 (satu) unit berkapasitas 5 (lima) ton. b. bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpul memiliki 2 (dua) unit yang terdiri atas: 1. 1 (satu) unit berkapasitas 5 (lima) ton; dan 2. 1 (satu) unit berkapasitas 2,5 (dua koma lima) ton. c. bagi perusahaan yang akan melakukan kegiatan di pelabuhan pengumpan memiliki 2 (dua) unit yang terdiri atas: 1. 1 (satu) unit berkapasitas 2,5 (dua koma lima) ton; dan 2. 1 (satu) unit berkapasitas 1 (satu) ton. Diubah menjadi berbunyi: Pasal 7 (2) Jumlah dan kapasitas peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan bongkar muat di pelabuhan setempat. Pasal 8 ayat (4) dan ayat (5) Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan, dari yang sebelumnya berbunyi: Pasal 8 (4) Persyaratan memiliki modal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, berupa modal dasar sekurang-kurangnya Rp ,00 (dua belas miliar rupiah) dan modal disetor sekurang-kurangnya Rp ,00 (tiga miliar rupiah). (5) Persyaratan memiliki peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf e, meliputi: a. 9 (sembilan) unit forklift yang terdiri atas 6 (enam) unit berkapasitas 2,5 (dua koma lima) ton, 2 (dua) unit berkapasitas 5 (lima) ton, dan 1 (satu) unit berkapasitas 10 (sepuluh) ton; b. peralatan non mekanik, seperti: ship side net, rope sling, rope net, dan wire net ; dan c. peralatan lainnya yang diperlukan. Diubah menjadi berbunyi: Pasal 8 (4) Persyaratan memiliki modal usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf d, berupa modal dasar paling sedikit Rp ,00 (enam miliar rupiah) dan paling sedikit 25% (dua puluh lima persen) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh dengan bukti penyetoran yang sah atau laporan keuangan perusahaan yang diaudit oleh kantor akuntan publik. (5) Jumlah dan kapasitas peralatan bongkar muat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan bongkar muat di pelabuhan setempat. - Di samping itu, dalam Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal, mengatur sebagai berikut: 1) kegiatan usaha bongkar muat barang dilakukan oleh perusahaan angkutan laut nasional yang hanya melakukan kegiatan bongkar muat barang tertentu untuk kapal yang dioperasikannya [Pasal 2 ayat (2) dan ayat (3)] dan Badan Usaha Pelabuhan (BUP) setelah memperoleh konsesi [Pasal 2 ayat 2 huruf c); 2) pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang untuk kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal/ship to Ship (STS) Transfer dilakukan oleh pelaksana kegiatan bongkar muat dengan menggunakan peralatan bongkar muat yang laik operasi [(Pasal 3 ayat (2)]; 3) ketentuan lebih lanjut mengenai Tenaga Kerja Bongar Muat, kelayakan peralatan bongkar muat, kompetensi TKBM, serta pembinaan dan penataan TKBM di pelabuhan diatur dengan Peraturan tersendiri [(Pasal 3 ayat (8)]; 4) perusahaan pemegang izin usaha bongkar muat barang yang berbentuk usaha patungan (Joint Venture ) dapat melakukan kegiatan bongkar muat barang hanya pada Pelabuhan tertentu yang ditetapkan oleh Pemerintah, [Pasal 8 ayat (3)]; 5) Perusahaan bongkar muat yang telah memiliki izin usaha, dalam pelaksanaan kegiatannya dilakukan melalui kerjasama dengan operator terminal atau pelabuhan pada terminal konvensional/multipurpose yang dituangkan dalam perjanjian, hal tersebut untuk memenuhi standar kinerja operasinal pelabuhan dan perjanjian kerjasama tersebut wajib diketahui oleh Penyelenggara Pelabuhan (Pasal 16); 6) tata cara pelayanan kapal dan pelaksanaan kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan ditetapkan oleh Penyelenggara Pelabuhan setempat dengan membuat Standard Operation Procedure (SOP) dan standar kinerja pelayanan kapal dan barang dengan menerapkan prinsipprinsip keadilan, kesetaraan dan hidup berdampingan (coexistence), serta prinsip efektifitas pelayanan dengan prinsip saling menguntungkan antarpara pelaku usaha di pelabuhan (Pasal 17); 7) menambah 1 (satu) ayat baru dalam Pasal 18 yaitu berbunyi Pelaksana kegiatan bongkar muat barang dilarang memungut tarif jasa bongkar muat yang tidak ada pelayanan jasanya [(Pasal 18 ayat (2)]; dan 8) memformulasikan kembali Pasal 19 yaitu dengan mengubah kata perusahaan bongkar muat menjadi pelaksana kegiatan bongkar muat...dst. B. PELAKSANAAN DEREGULSI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

187 No. Regulasi yang disimplifikasi 9 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 tentang Persyaratan Kepemilikan Modal Badan Usaha Di Bidang Transportasi 10 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut 11 Peraturan Menteri PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 136 Tahun Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 92 Tahun 2010 tentang Tenaga Pemeriksa Sarana Perkeretaapian 13 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 93 Tahun 2010 tentang Tenaga Pemeriksa Prasarana Perkeretaapian 14 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No. 94 Tahun 2010 tentang Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian 15 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No.95 Tahun 2010 tentang Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian 16 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM No.155 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian Tindak Lanjut Revisi/Pencabutan/ Penggabungan*) Pencabutan Revisi Pencabutan Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut Pembentukan Peraturan Menteri Perhubungan untuk mencabut Peraturan Menteri Perhubungan Nomnor PM 51 Tahun 2011 Analisis singkat Mencabut Pasal 5 ayat (2) huruf c dan Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 tentang Persyaratan Kepemilikan Modal Badan Usaha di Bidang Transportasi, dengan penyempurnaan persyaratan modal izin usaha Badan Usaha Pelabuhan, yaitu: (1) yang semula modal disetor paling sedikit Rp ,00 (satu trilyun rupiah) disempurnakan menjadi modal dasar paling sedikit Rp ,00 (lima ratus milyar rupiah), untuk pelabuhan utama; (2) yang semula modal disetor paling sedikit Rp ,00 (dua ratus milyar rupiah) disempurnakan menjadi modal dasar paling sedikit Rp ,00 (seratus milyar rupiah), untuk pelabuhan pengumpul; (3) yang semula modal disetor paling sedikit Rp ,00 (dua puluh lima milyar rupiah) disempurnakan menjadi modal dasar paling sedikit Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah), untuk pelabuhan pengumpan; dan (4) paling sedikit 25% (dua puluh lima per seratus) dari modal dasar harus ditempatkan dan disetor penuh. 1) pelaksanaan pendelegasi-an pemberian izin usaha Badan Usaha Pelabuhan yang semula oleh Menteri Perhubungan menjadi diberikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal; 2) penyederhanaan tahapan dan jangka waktu proses penerbitan izin usaha Badan Usaha Pelabuhan: a. yang semula Direktur Jenderal melakukan penelitian dan evaluasi persyaratan dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja disempurnakan menjadi menerbitkan rekomendasi izin usaha Badan Usaha Pelabuhan kepada Kepala BKPM dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap dan memenuhi persyaratan; b. yang semula Menteri Perhubungan menerbitkan izin usaha Badan Usaha Pelabuhan dalam jangka waktu 5 (lima) hari kerja disempurnakan menjadi Kepala BKPM menerbitkan izin usaha Badan Usaha Pelabuhan dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja. Penyederhanaan jangka waktu pemberian izin pekerjaan Pengerukan dan izin pekerjaan reklamasi Sedang direvisi mencabut SDM tenaga pemeriksa sarana otomatis belum diatur, penyederhanaan proses penerbitan sertifikat awak sarana perkeretaapian Sedang direvisi mencabut SDM tenaga pemeriksa prasarana otomatis belum diatur, penyederhanaan proses penerbitan awak sarana perkeretaapian Sedang direvisi mencabut Tenaga Perawatan Sarana Perkeretaapian otomatis belum diatur, penyederhanaan proses penerbitan awak sarana perkeretaapian Sedang direvisi mencabut Tenaga Perawatan Prasarana Perkeretaapian otomatis belum diatur, penyederhanaan proses penerbitan awak sarana perkeretaapian Sedang direvisi mencabut Sertifikasi terhadap masinis/asisten Masinis di Sarana KA otomatis 18 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 21 Tahun 2011 tentang Sertifikasi Kecakapan 17 Pengatur Perjalanan Kereta Api dan Pengendali Perjalanan Kereta Api. Keputusan Menteri Perhubungan KP 7 Tahun 2016 tentang Standar waktu Proses Pelayanan, Masa Berlaku Kewenangan dan Penerbitan Perijinan di Bidang Perhubungan Udara 19 Peraturan Menteri Perhubungan KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara 20 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 56 Tahun 2015 Tentang Kegiatan Penguasahaan di Bandar Udara 1 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 Tentang Persayaratan Kepemilikan Modal Badan Usaha di Bidang Transportasi Sedang direvisi revisi revisi Masih dilakukan pembahasan dalam rangka perubahan atau revisi PM dimaksud Pencabutan pasal mencabut KP 610 Tahun 2016 tentang Standar waktu Proses Pelayanan, Masa Berlaku Kewenangan dan Penerbitan Perijinan di Bidang Perhubungan Udara PM 56 Tahun 2016 tentang Perubahan ke 8 atas KM 25 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Belum mengatur mengenai sistem pengoperasian prasarana, penyederhanaan proses penerbitan sertifikat Pemangkasan waktu proses perizinan bdang perhubungan udara Penyederhanaan persyaratan permodalan penyelenggaraan angkutan udara Catatan: dalam proses TAHUN 2017 Peraturan Menteri Perhubungan Pencabutan persyaratan kepemilikan modal Badan Usaha di Bidang Transportasi Nomor PM 24 Tahun 2017 Tentang Pencabutan persyaratan kepemilikan modal badan usaha di bidang pengusahaan angkutan laut, keagenan kapal, pengusahaan bongkar muat, dan badan usaha pelabuhan 2 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut Pencabutan pasal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 Tahun 2017 Pencabutan persyaratan kepemilikan modal pengusahaan angkutan laut 3 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 11 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Keagenan Kapal Pencabutan pasal Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 Tahun 2017 Pencabutan persyaratan kepemilikan modal pengusahaan keagenan kapal B. PELAKSANAAN DEREGULSI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

188 No. Regulasi yang disimplifikasi 4 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut 5 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 152 Tahun 2016 Tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal Tindak Lanjut Revisi/Pencabutan/ Penggabungan*) Pencabutan pasal Pencabutan pasal Regulasi yang mengubah/menggabung/ mencabut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 Tahun 2017 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 24 Tahun 2017 Analisis singkat Pencabutan persyaratan kepemilikan modal penyelenggaraan pelabuhan laut Pencabutan persyaratan kepemilikan modal Penyelenggaraan dan Pengusahaan Bongkar Muat Barang dari dan ke Kapal 6 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2017 tentang Pemindahan Barang yang Melewati Batas Waktu Penumpukan (Long Stay) di Pelabuhan Utama Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak, dan Pelabuhan Utaa Makassar revisi PM 116 Tahun 2016 Mendorong penurunan dwelling time di pelabuhan dengan mengenakan pajak progressif terhadap penumpukan barang yang melebihi 3 hari B. PELAKSANAAN DEREGULSI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

189 B-2. PROGRAM LEGISLASI DAN PROGRAM DEREGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN A. PROGRAM LEGISLASI (Rencana Penyusunan/Perevisian Peraturan) No Unit Kerja Rencana Penyusunan/ Perevisian Peraturan 1. Sekretariat Inspektorat Jenderal 2. Biro Kerjasama 3 Biro Komunikasi dan Informasi Publik a Revisi PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; Bab VIII Inspektorat Jenderal b Revisi PM 86 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 189 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungan; pasal 697 butir c dan e c Revisi PM 35 Tahun 2014 tentang Pedoman Evaluasi Terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja di Lingkungan Kementerian Perhubungan a Revisi PM 83 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPBU di Lingkungan Kementerian Perhubungan b Revisi PM 90 Tahun 2010 tentang Pembentukan Simpul KPS Kementerian Perhubungan a Revisi KM 63/2007 tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Komunikasi Publik (kehumasan) di Lingkungan Kementerian Perhubungan untuk direvisi. b Rancangan IM tentang Pelaporan Hambatan Pelayanan di Sektor Transportasi. c Revisi PM 189/2015 terkait wewenang BKIP selaku koodinator kegiatan komunikasi publik di seluruh lingkungan Kementerian Perhubungan Biro Kepegawaian dan Organisasi BPSDM Perhubungan Biro Keuangan Setditjen Perhubungan Udara a Pedoman Pengadaan PNS di Lingkungan Kementerian Perhubungan b Standar Kompetensi Jabatan Pimpinan Tinggi di Lingkungan Kementerian Perhubungan c Pedoman Tugas Belajar dan Izin Belajar di Lingkungan Kementerian Perhubungan d e f a b c d e a b Pedoman Pengembangan Kompetesi di Lingkungan Kementerian Perhubungan Standar Kompetensi Jabatan Administrator dan Pengawas di Lingkungan Kementerian Perhubungan Pola Karier di Lingkungan Kementerian Perhubungan RPM tentang Diklat Transportasi sebagaiperiveisian Permenhub Nomor KM 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi RPM tentang Sistem Informasi Manajemen SDM di Bidang Transportasi RPM tentang Tata Cara Tetap Pelaksanaan Penelitian dan Pengembangan SDM di Bidang Transportasi RPM tentang Perencanaan SDM di Bidang Transpprtasi Rancangan Peraturan Kepala BPSDM tentang Pola Pengasuhan Taruna/i Diklat Pembentukan pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPSDM Perhubungan Revisi PM 39 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan Revisi PM 133 tentang Pelimpahan Sebagian Wewenang Menteri Perhubungan Dalam Rangka Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan c Revisi PM 80 Tahun 2014 tentang Perubahan Keempat atas Permenhub Nomor KM 6 Tahun 2009 tentang Tata Cara Tetap Administrasi Pelaksanaan Anggaran di Lingkungan Departemen Perhubungan d Revisi PM 173 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Kerugain negra di Lingkungan Kementerian Perhubungan e Revisi PM 20 Tahun 2016 tentang Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Perhubungan f Revisi PM 24 Tahun 2014 tentang Penatausahaan Hibah Langsung di Lingkungan Kementerian Perhubungan g Revisi PM 21 Tahun 2016 tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi serta Pelaporan Keuangan Berbasis Akrual di Lingkungan Kementerian Perhubungan a Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 21: Certification Procedures for Products and Parts b Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 43: Maintenance, Preventive Maintenance, Rebuilding, and Alteration c Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 61: Pilot Licensing d Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 91: General Operating and Flight Rules e Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang CASR 65: Licensing of Aircraft Maintenance Engineer f Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara g h i j Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Jasa Penunjang Angkutan Udara Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Jasa Penunjang Angkutan Udara Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri B. PELAKSANAAN DEREGULSI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

190 No Unit Kerja Rencana Penyusunan/ Perevisian Peraturan 8 Setditjen Perhubungan Darat a Revisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; b Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan; c Revisi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 134 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan; d Revisi Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor SK.7234/AJ.401/DRJD/2013 tentang Petunjuk Teknis Perlengkapan Jalan; e Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Alat Pengendali dan Pengaman Pengguna Jalan; f Rancangan Peraturan Menteri Perhubungan tentang Pemeriksaan Teknis Pelabuhan Sungai, Danau, dan Penyeberangan; g Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Pemeliharaan Perlengkapan Jalan; h Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Rambu Elektronik; i Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL); j Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Petunjuk Teknis Marka Jalan; k Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Fasilitas Parkir untuk Umum; dan l Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Spesifikasi Teknis Rambu Sungai dan Danau. m Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Kompetensi Penilai Analisis Dampak Lalu Lintas; n Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas; o Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Pedoman Penilaian Dokumen Analisis Dampak Lalu Lintas; p Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Tata Cara Penerapan Sanksi Dalam Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas; q Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Tata Cara Pengawasan Dalam Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu Lintas r Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (dengan substansi terkait pengelolaan terminal penumpang) s t u Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Perhubungan (dengan substansi terkait terminal penumpang dan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor/ UPPKB); Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 52 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Penyeberangan; Rancangan Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Darat tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Sungai dan Danau, dengan substansi : a. Penetapan Lokasi Pelabuhan; b. Rencana Induk Pelabuhan; c. DLK dan DLKP; d. Pengembangan dan Pengoperasian Pelabuhan; dan e. Terminal Khusus (Terkait Perizinan). B. PROGRAM DEREGULASI (Simplifikasi, sinkronisasi, penghapusan tumpang tindih peraturan) No Unit Kerja 1. Setditjen Perhubungan Laut 2 BPSDM 3 Setditjen Perhubungan Udara a b Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 93 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan dan Pengusahaan Angkutan Laut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 8 Tahun 2013 tentang Pengukuran Kapal c Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 13 Tahun 2012 tentang Pendaftaran dan Kebangsaan Kapal d Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 52 Tahun 2011 tentang Pengerukan dan Reklamasi e Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 35 Tahun 2007 tentang Pedoman Perhitungan Tarif Jasa Bongkar Muat Barang Dari dan kekapal di Pelabuhan a RPM tentang Diklat Transportasi sebagai perevisian Permenhub Nomor KM 52 Tahun 2007 tentang Pendidikan dan Pelatihan Transportasi b Rancangan Peraturan Kepala BPSDM tentang Pola Pengasuhan Taruna/i Diklat Pembentukan pada Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan BPSDM Perhubungan a Rencana Deregulasi Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2015 tentang Persyaratan Kepemilikan Modan Badan Usaha di Bidang Transportasi b c Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 174 Tahun 2015 tentang Pembatasan Usia Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support Equipment/GSE) dan Kendaraan Operasional yang Beroperasi di Sisi Udara sebagaimana telah diubah terakhir dengan OM 91 Tahun 2016 Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 610 Tahun 2016 tentang Standar Waktu Proses Pelayanan, Masa Berlaku Kewenangan dan Penerbitan Perizinan di Bidang Perhubungan Udara d Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Oleh Badan Usaha Angkutan Udara e Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 97 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kepemilikan dan Penguasaan Pesawat Udara 4 Setditjen Perhubungan Darat a Revisi Kepmenhub Nomor KM 35 Tahun 2003 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di jalan dengan kendaraan Umum B. PELAKSANAAN DEREGULSI/SIMPLIFIKASI/PEMANGKASAN REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

191 LAMPIRAN C TABEL PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

192 C.1 TABEL REKAPITULASI ALOKASI PENDANAAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN NO PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI (Rp. Miliar) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 (Alokasi Anggaran) (Alokasi Anggaran) (Alokasi Anggaran) (Pagu Kebutuhan) (Indikasi Anggaran) TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) A PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT 6.077, , , , , ,096 1 Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan Darat 317, , , , , ,517 2 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat 2.161, , , , , ,333 3 Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat 848, , , , , ,132 4 Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan Multimoda 2.448, , , , , ,390 5 Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan 59, , , , , ,076 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat 242, , , , , ,648 B PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN , , , , , ,450 1 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian 198, , ,406 81, , ,128 2 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 96, , , , , ,061 3 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api , , , , , ,279 4 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian 78,887 80,762 84, , , ,935 5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian 90, , , , , ,047 C PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT , , , , , ,700 1 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut 4.311, , , , , ,979 2 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan 7.377, , , , , ,753 3 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan 137,219 11,929 68,915 53,479 64, ,717 4 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian 3.073, , , , , ,165 5 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai 3.271, , , , , ,066 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut 4.673, , , , , ,020 D PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA , , , , , ,782 1 Pelayanan Angkutan Udara Perintis 482, , , , , ,052 2 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara 7.676, , , , , ,239 3 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan 588, , , , , ,178 4 Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara 505, , , , , ,505 5 Program Pembinaan Navigasi Penerbangan 213, , , , , ,401 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Udara 2.295, , , , , ,407 E PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN 5.073, , , , , ,759 1 Pendidikan Kedinasan SDM Perhubungan Darat 186, ,587 23, , , ,694 2 Pendidikan Kedinasan SDM Perhubungan Laut 213, ,899 17, , , ,971 3 Pendidikan Kedinasan SDM Perhubungan Udara 101,633 74,344 22,687 56, , ,431 4 Pendidikan Tinggi SDM Perhubungan Darat 509, , , , , ,505 5 Pendidikan Tinggi SDM Perhubungan Laut 1.564, , , , , ,215 6 Pendidikan Tinggi SDM Perhubungan Udara 2.202, , , , , ,703 7 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 232, ,627 59, , , ,520 8 Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 63, ,889 73, , , ,721 C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan 1

193 NO PROGRAM/ KEGIATAN ALOKASI (Rp. Miliar) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 (Alokasi Anggaran) (Alokasi Anggaran) (Alokasi Anggaran) (Pagu Kebutuhan) (Indikasi Anggaran) TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) F BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 228, , , , , ,681 1 Perencanaan Kebijakan Sistranas 7,551 7,576 3,441 8,678 9,091 36,338 2 Penelitian dan Pengembangan Transportasi Antarmoda 23,207 29,087 20,854 15,427 13, ,687 3 Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian 29,099 24,489 7,995 22,742 38, ,046 4 Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan 20,734 21,403 11,491 28,339 30, ,738 5 Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara 21,482 23,061 8,888 16,921 18,613 88,964 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan 126, ,643 71, , , ,908 G INSPEKTORAT JENDERAL 100, ,312 90, , , ,272 1 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I 10,111 10,397 7,815 7,227 7,227 42,778 2 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II 8,063 8,335 6,490 6,070 6,312 35,270 3 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III 6,727 7,040 7,141 6,639 6,639 34,186 4 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV 6,969 7,321 7,017 6,530 6,904 34,741 5 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V 6,744 7,075 8,385 7,725 8,035 37,964 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal 61,699 60,144 53,460 71,920 79, ,334 H SEKRETARIAT JENDERAL 887, , , , , ,906 1 Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan 30,421 28,022 18,210 43,282 35, ,185 2 Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian 39,684 56,876 27,575 59,352 48, ,024 3 Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan 39,796 35,122 18,134 28,913 48, ,337 4 Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum 40,828 59,046 19,738 21,066 24, ,094 5 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kementerian Perhubungan 540, , , , , ,998 6 Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan 44, ,015 63,149 94, , ,467 7 Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan 57,650 73,928 31,833 80,432 89, ,341 8 Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi (<2015), Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (>2016) 33,204 29,151 12,500 31,493 40, ,708 9 Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran 22,885 21,565 15,225 26,492 27, , Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi 38,232 37,061 33,322 45,882 46, , Pelayanan Kerja Sama Luar Negeri 0,000 0,000 19,815 23,316 25,569 68,700 I BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK 120, , , ,385 1 Perencanaan dan Pengembangan Transportasi Jabodetabek 11,899 21,022 5,700 38,621 2 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Transportasi 27, , , ,180 3 Peningkatan, Penyediaan serta Pengembangan Lalu Lintas dan Pelayanan Angkutan Umum di Wilayah Jabodetabek 29,094 61,661 55, ,055 4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 52, , , ,528 JUMLAH , , , , , ,032 C.1 - Tabel Alokasi Pendanaan 2

194 C.2 TABEL INDIKASI PENDANAAN DAN LOKASI KEGIATAN DALAM RENSTRA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. A PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI 6.077, , , , , ,096 DARAT RPJMN TAHUN , , , , , ,448 1 Pembangunan dan Pengelolaan Sarana Perhubungan Darat 317, , , , , ,517 Terwujudnya Sarana Penunjang Konektivitas Antar Wilayah Jumlah Unit Pembangunan Bus Air 14, , , , , , Jumlah Unit Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Baru 116, , , , , , Lintas Kupang - P. Ndao; Lintas Saumlaki - Adaut- Letwurung; Lintas Tual - Air Nanang; Lts. Babang - Saketa; Kab Mimika; lintas Paciran/Lamongan - Bahaur; lintas P.Laut Timur - Sebuku - Danau Toba (Sumut) Danau Toba (Sumut); Kepulauan Maluku; Tanjung Pinang- Tambelan - Sintete; Parigi Moutong - Wakai - Marisa 1. Danau Toba (Sumut); 2. Dompak (Tanjung Pinang) - Matak; 3. Timampu - Beau (Danau Towuti); 4. Kalidupa - Tomia - Binongko (Kepulauan Wakatobi); 5. P. Rangsang - P. Tebingtinggi; 6. Soroaku - Nuha (Danau Matano); 7. Sei Asam - Sunyat (Kab. Sekadau); 8. Jangkang II - Teluk Malike; 9. Sungai Si Menanti; 10. Lintas Cadangan Perintis Kawasan Barat Indonesia; 11. Lintas Cadangan Perintis Kawasan Tengah Indonesia; 12. Lintas Cadangan Perintis Kawasan Timur Indonesia. Jumlah Unit Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Lanjutan 118, , , , , , JUMLAH VOLUME Jumlah Unit Pengadaan Kapal Kerja / Speed Boat 1, , , , , , Terwujudnya Sarana Transportasi Darat yang berkeselamatan Jumlah Lokasi Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor 0, , , , , , Pembangunan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan 0, , , , , , Bermotor Pengadaan dan Pemasangan Alat PKB 2, , , , , , Kegiatan Dukungan Bidang Sarana Perhubungan Darat 64,750 30,230 72, , , ,633 2 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Perhubungan Darat 2.161, , , , , ,333 Terwujudnya Kinerja Pelayanan Prasarana Perhubungan Darat Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal Baru 0, , , , , , T. Brg Entikong (Kalbar) T Brg Nanga Badau (Kalbar); 2. T. Brg. Aruk (Kalbar); 3. T. Transit Pnp. Entikong (Kalbar); 4. T. Brg. Skouw (Papua); 5. T. Brg. Motaain (NTT) 6. T. Brg. Motamasin (NTT); 7. T. Brg. Wini (NTT); 8. T. Pnp Padang (Sumbar); 9. T Pnp Demak (Jateng); 10. T. Pnp. Entrop Jayapura (Papua); 11. T. Pnp. Tanjung Selor (Kaltara); 12. T. Pnp. Pagar Alam (Sumsel); 13. T. Pnp. Kupang (NTT); 14. T. Pnp. Lamandau (Kalteng); 15. T. Pnp. Kendari (Sultra); 16. T. Pnp. Bolaang Mongondaw (Sulut) C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 1

195 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. 1. T. Pnp. Takengon (Aceh); 2. T. Pnp. Kutacane (Aceh); 3. T. Pnp. Sidempuan (Sumut); 4. T. Pnp. Kisaran (Sumut); 5. T. Pnp. Kota Medan (Sumut); 6. T. Pnp. Indragiri Hulu (Riau); 7. T. Pnp. Damasraya (Sumbar); 8. T. Pnp. Kerinci (Jambi); 9. T. Pnp. Tangerang (banten); 10. T. Pnp. Cianjur (Jabar); 11. T. Pnp. Kab. Bogor (Jabar); 12. T. Pnp. Bandung (Jabar) 13. T. Pnp. Tegal (Jateng); 14. T. Pnp. Klaten (Jateng); 15. Kulon Progo (Yogyakarta); 16. T. Pnp. Buleleng (Bali); 17. T. Pnp. Putusibau (Kalbar); 18. T. Pnp. Malinau (Kaltara); 19. T. Pnp. Gorontalo; 20. T. Pnp. Parigi Moutong (Sulteng); 21. T. Pnp. Banggai (Sulteng); 22. T. Pnp. Tana Toraja; 23. Labuan Bajo (NTT); 24. Manokwari (Papua Barat) TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal Lanjutan 87, , , , , , Jumlah Lokasi Peningkatan/ Rehabilitasi Terminal 370, , , , , , Jumlah Lokasi Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Baru 69, , , , , , Tambelan (Kepri) 2. Penagi (Kepri) 3. Sintete (Kalbar) 4. Kawaluso (Sulut) 5. Bombana (Sultra) 6. Pure (Sultra) 7. Moti (Malut) 8. Wasior (Papua Barat) 1. Raha (Sultra) 1. Alai Insit (Riau) 2. Sabu Raijua (NTT) 1. Teluk Dalam (Sumut) 2. Sagu Sagu Lukit (Pulau Padang ) (Riau) 3. Sedanau (Kepri) 4. Tanjung Nyato (Bangka Belitung) 5. Bakalang (NTT) 6. Boniton (Sulteng) 7. Kaledupa (Sultra) 8. Moa (Maluku) 9. Elat (Maluku) 1. Pulau Burung (Riau) 2. Maritaing (NTT) 3. Dakal (Riau) 4. Tomia (Sultra) 5. Binongko (Sultra) 6. Leti (Maluku) 7. Weda (Maluku Utara) 8. Salawati (Papua Barat) 9. Batanta (Papua Barat) 10. Merauke (Papua) 11. Bade (Papua) 12. Pulau Telo (Sumut) 13. Sikabaluan (Sumbar) 14. P. Merbau (Riau) 15. Tarempa (Kepri) 16. Letung (Kepri) Siladen (Sulut) 18. Makalehi (Sulut) 19. Talise (Sulteng) 20. Dolong (Sulteng) 21. Pasokan (Sulteng) 22. Siompu (Sultra) 23. Kadatua 24. Kaimana (Papua Barat) 25. Sermata Jumlah Lokasi Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Lanjutan 644, , , , , , JUMLAH VOLUME Meulaboh (Aceh), 2. Pecah Buyung (Riau), 3. Penarik (Kepri), 4. Matak (Kepri), 5. Kuala Tungkal (Jambi), 6. Gunaksa (Bali), 7. Seba (NTT), 8. Kewapante (NTT), 9. Pamana (NTT), 10. Bahaur (Kalteng), 11. Pulau Laut Timur (Kalsel), 12. Sebuku (Kalsel), 13. Simanggaris (Kaltara), 14. Miangas (Sulut), 15. Labuan (Sultra), 16. Amolengo (Sultra), 17. Jasirah Salahutu (Maluku), 18. Wailey (Maluku), 19. Air Nanang (Maluku), 20. Lamerang (Maluku), 21. Toyando (Maluku), 22. Amahai (Maluku), 23. Wunlah (Maluku), 24. Gorom (Maluku), 25. Teor (Malut), 26. Kesui (Malut), 27. Fak Fak (Papua Barat), 28. Pomako (Papua) 1. Gunung Sitoli (Sumut), 2. Pecah Buyung (Riau), 3. Matak (Kepri), 4. Tambelan (Kepri), 5. Penagi (Kepri), 6. Sintete (Kalbar), 7. Sebuku (Kalsel), 8. Bahaur (Kalteng), 9. Miangas (Sulut), 10. Sikeli (Sultra), 11. Bombana (Sultra), 12. Pure (Sultra), 13. Kesui (Malut), 14. Moti (Malut), 15. Folley (Papua Barat), 16. Wasior (Papua Barat) Jumlah Lokasi Rehabilitasi Pelabuhan Penyeberangan 347, , , , , , Gunung Sitoli (Sumut), 2. Matak (Kepri), 3. Pecah Buyung, 4. Sintete (Kalbar), 5. Sebuku (Kalsel), 6. Pure (Sultra), 7. Bombana (Sultra), 8. Raha (Sultra), 9. Sikeli (Sultra), 10. Kawaluso (Sulut), 11. Miangas (Sulut), 12. Kesui (Maluku), 13. Teor (Maluku), 14. Moti (Malut), 15. Folley (Papua Barat), 16. Wasior (Papua Barat), 17. Bahaur (Kalteng) 1. Alai Insit (Riau) 2. Sabu Raijua (NTT) 3. Gunung Sitoli (Sumut) 4. Pecah Buyung (Riau) 5. Sebuku (Kalsel) 6. Raha (Sultra) 7. Kawaluso (Sulut) 8. Wasior (Papua Barat) 9. Miangas (Sulut) 10. Teor (Maluku) 11. Amahai (Maluku) 12. Wailey (Maluku) 13. Pure (Sultra) 1. Teluk Dalam (Sumut) 2. Pulau Burung (Riau) 3. Dakal (Riau) 4. Sagu Sagu Lukit (Pulau Padang ) (Riau) 6. Sedanau (Kepri) 7. Tanjung Nyato (Bangka Belitung) 7. Maritaing (NTT) 8. Bakalang (NTT) 9. Boniton (Sulteng) 10. Kaledupa (Sultra) 11. Tomia (Sultra) 12. Binongko (Sultra) 13. Moa (Maluku) 14. Leti (Maluku) 15. Elat (Maluku) 16. Weda (Maluku Utara) 17. Salawati (Papua Barat) 18. Waren (Papua) 19. Merauke (Papua) 20. Bade (Papua) 1. Tiga Ras (Sumut), 2. Simanindo (Sumut), 3. Dumai (Riau), 4. Tanjung Ru (Babel), 5. Kahyapu Pulau Engganu (Bengkulu), 6. Lembar (NTB), 7 Waieko (NTT), 8. Teluk Gurita (NTT), 9. Aimere (NTT), 10. Kalabahi (NTT), 11. Tebas Kuala (Kalbar), 12. Perigi Pai (Kalbar), 13. Saka Kajang (Kalsel), 14. Likupang (Sulut), 15. Banggai (Sulteng), 16. Wakai (Sulteng), 17. Bira (Sulsel) 18. Pamatata (Sulsel), 19. Bangsalae Siwa (Sulsel), 20. UPT Gorontalo (Gorontalo), 21. Torobulu (Sultra), 22. Wara (Sultra), 23. Bau Bau (Sultra), 24. Wowoni (Sultra), 25. Tampo (Sultra), 26. Tondasi (Sultra), 27. Mawasangka (Sultra), 28. Mamuju (Sulbar), 29. Namlea (Maluku), 30. Galala (Maluku), 31. Gorua (Maluku Utara), 32. Kabuena (Papua), 33. Mokmer (Papua) 1. Balohan (Aceh), 2. Kuala Tungkal (Jambi), 3. Bira (Sulsel), 4. Mawasangka (Sultra) 1. Balohan (Aceh); 2. Pamatata (Sulsel); 3. Kalabahi (NTT); 4. Kariangau (Kaltim) C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 2

196 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Sinabang (Aceh), 2. Pulau Banyak (Aceh), 3. Ulee Lheue (Aceh), 4. Labuhan Haji (Aceh), 5. Singkil (Aceh), 6. Meulaboh (Aceh), 7. Lamteng (Aceh), 8. Sipinggan (Sumut), 9. Dompak (Kepri), 10. Jagoh (Kepri), 11. Kahyapu (Bengkulu), 12. Kabaruan (Sulut), 13. Sawang (Sulut), 14. Musi (Sulut), 15. Melonguane (Sulut), 16. Pananaru (Sulut), 17. Tagulandang (Sulut), 18. Mangaran (Sulut), 19. Marampit (Sulut), 20. Bira (Sulsel), 21. Pamatata (Sulsel), 22. Dobo (Maluku), 23. Kelapa Lima (Papua), 24.Kalabahi (NTT) 2019 Jumlah Lokasi Pembangunan Pelabuhan Sungai Baru 29, , , , , , Sungai Kuala Enok (Riau), 2.Sungai Kuala Indah (Jambi), 3. Teluk Nilau Parit (Jambi), 4.Sungai Rambe (Jambi), 5.Sungai Karang Baru (Sumsel), 6. Sungai KTM Lamunte 2015 (Kalteng), 7.Sungai Kasongan Baru (Kalteng), 8.Batudinding (Kaltim) Jumlah Lokasi Pembangunan Pelabuhan Sungai Lanjutan 120, , , , , , Ciremai (Kalbar), 2. Teluk Malike (Kalbar), 3. Jangkang (Kalbar), 4. Sunyat (Kalbar), 5. Sungai Durian (Kalbar), 6. Sungai Pelangsian (Kalteng), 7. Sungai Mandomai 2015 (Kalteng), 8. Katingan Kuala (Kalteng), 9. Sungai Kunjang (Kaltim) Jumlah Lokasi Rehabilitasi Pelabuhan Sungai 106, , , , , , Parit Rempak (Kepri), 2. Selat Belia (Kepri), 3. Pulau Baai (Bengkulu), 4. Kalabahi (NTT), 5. Nangakeo (NTT), 6. Kariangau (Kaltim), 7. Taipa (Sulteng), 8. Toli-Toli (Sulteng), 9. Banggai (Sulteng), 10. Saiyong (Sulteng), 11. Daruba (Malut), 12. Sofifi (Malut) Sri Menanti (Sumsel), 2. Kumai Hilir Seberang (Kalteng), 3. Sungai Kapitan (Kalteng) 1.Sungai Kuala Jambi (Jambi), 2.Sungai Citanduy-Padaherang (Jabar), 3.Sungai Citanduy (Majingklak) (Jabar), 4. Anjir Sampit (Kalteng), 5.Bapuju (Kalteng), 6. Pasar Lima (Kalsel), 7. Gunung Tabur (Kaltim), 8. Kasonaweja Memberamo (Papua), 9. Sungai Klamono (Papua Barat) 1. KTM Mesuji (Lampung), 2. Jangkang Dua (Kalbar) 1. Karang Baru (Sumsel), 2. Teluk Malike (Kalbar), 3. Jangkang Dua (Kalbar), 4. Sunyat (Kalbar), 5. Sungai Durian (Kalbar), 6. Batu Dinding (Kaltim) 7. RMP (Kalteng) 1. RMP (Kalteng) 1. Sri Menanti (Sumsel), 2. Kumai Hilir Seberang (Kalteng), 3. Sungai Kapitan (Kalteng), 4. Ringin (Kalbar) 1. Sungai Perlis(sumut), 2. Sungai Jaring Halus (Sumut), 3.Sungai Sijawi Jawi (Sumut), 4. Sungai Dusun Harapan (Sumut), 5. Sungai Tangga Buntung (Sumsel), 6. Sungai 16 Ilir (Sumsel), 7.Sungai Jakabaring (Sumsel), 8. Sungai Citandui (Jateng), 9. Sungai Tayan (Kalbar), 10. Sungai Petanak (Kalteng), 11. Sungai di Mitak (Kalteng), 12. Saka Kajang (Kalsel), 13. Kuripan (Kalsel), 14. Banjarraya (Kalsel), 15. Danau Mare (Kalteng) 1. Mesuji (Lampung), 2. Sungai Tayan (Kalbar), 3. Kuripan (Kalsel), 4. Banjarraya (Kalsel) 1. Petanak (kalteng), 2. Danau Mare (kalteng) 1. Batanghari (Jambi), 2. Nanga Silat (Kalbar), 3. Rasau Jaya (Kalbar), 4. Teluk Batang (Kalbar), 5. Teluk Melano (Kalbar), 6. Pulau Tayan (Kalbar), 7. Kemboja (Kalbar), 8. Sei Ranas Tanjung Kapuas (Kalbar), 9. Mentaya (Kalteng), 10. Sungai Selat (Kalteng), 11. Mintin (Kalteng), 12. Pagatan (Kalteng) Muara Sabah (Jambi), 2. Tembilahan (Riau), 3. Sumsel (Gasing), 4. Ringin (Kalbar), 5. Sei Gampa (Kalsel), 6. Barabai (Kalsel) Jumlah Lokasi Pembangunan Pelabuhan Danau Baru 0, , , , , , Waduk Jatiluhur (Jabar) 1. Danau Toba-Ambarita (Sumut), 2. Danau Lindu (Sulteng) 1.Danau Toba (Sumut), 2.Danau di Kabupaten Kerinci (Jambi), 3.Danau Bratan (Bali) 1. Danau Toba (Sumut), 2. Danau Singkarak-Paninggahan (Sumbar), 3. Danau Maninjau-Muko Muko (Sumbar), 4. Danau Kembar-Simpang Tanjung Nan IV (Sumbar), Danau Kembar-Taluak Kinari (Sumbar), 6. Danau Ranau - Pekon Tawan Suka Mulya (Lampung), 7. Danau Ranau-Pekon Tawan Suka Banjar (Lampung), 8. Waduk Cirata- Babakan Garut (Jabar), 9. Waduk Cirata-Cisentul (Jabar), 10. Waduk Saguling-Mariuk (Jabar), 11. Danau Batur (Bali), 12. Riam Kanan Aranio (Kalsel), 13. Danau Poso (Sulteng) Jumlah Lokasi Pembangunan Pelabuhan Danau Lanjutan 11, , , , , , Danau Maninjau (Sumbar), 2. Danau Singkarak (Sumbar), 3. Danau Towuti-Beau/Tokalimbo (Sulsel) C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 3

197 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) Jumlah Lokasi Rehabilitasi Pelabuhan Danau 31, , , , , , Waduk Sermo (Jateng), 2. Danau Toba-Simanindo (Sumut), 3. Danau Toba-Tigaras (Sumut), 4. Mogang Palipi (Sumut), 5. Meat (Sumut), 6. Sibandang (Sumut), Waduk Jatiluhur-Tanggul Usman (Jabar) Terunyan (Bali) Kegiatan Dukungan Bidang Prasarana Perhubungan Darat 37,427 62, , , , ,729 Terwujudnya Konektivitas LLASDP (Prasarana) (QW) Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Baru (QW) 57, , , , , , Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan (QW) 72, , , , , , Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Selesai (QW) 41, , , , , ,260 7 Jumlah Paket Peningkatan Dermaga Penyeberangan (QW) 57, , , , , , Jumlah Paket Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan (QW) 65, , , , , , Terwujudnya Prasarana Transportasi Darat yang berkeselamatan Jumlah Lokasi Pembangunan UPPKB baru 0, , , , , , UPPKB Paser (Kalimantan Timur), 2.UPPKB Tabalong (Kalimantan Selatan), 3. UPPKB Samboja (Kalimantan Timur) Jumlah Lokasi Pembangunan UPPKB lanjutan 5, , , , , , Widodaren 1. Widodaren Jumlah Lokasi Rehabilitasi UPPKB 7, , , , , , ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 1. Danau Towuti-Beau/Tokalimbo (Sulsel) 1. Danau Towuti-Beau/Tokalimbo (Sulsel), 2. Waduk Jatiluhur (Jabar) 1. Danau Toba-Ambarita (Sumut), 2. Danau Toba-Ajibata (Sumut), 3. Danau Toba-Simanindo (Sumut), 4. Danau Toba-Tiga Ras (Sumut), 5. Waduk Jatiluhur (Jabar), 6. Danau Towuti-Beau/Tokalimbo (Sulsel), 7. Danau Lindu (Sulteng) 1.Danau Toba (Sumut), 2.Danau Kerinci (Jambi), 3.Danau Beratan (Bali) - 1. Danau Toba-Ajibata (Sumut), 2. Danau Toba-Tiga Ras (Sumut), 3. Danau Toba-Simanindo (Sumut) 1. Danau laut Tawar (NAD), 2. Danau Toba-Silalahi (Sumut), 3. Waduk Cirata (Jabar), 4. Waduk Saguling (Jabar), 5. Danau Toba-Sipinggan (Sumut) 6. Danau Toba-Muara (Sumut) 1. Danau Toba-Tongging (Sumut), 2. Danau Toba-Tomok Wisata (Sumut), 3. Danau Batur-Kedisan (Bali), 4. Danau Batur-Desa Terunyan (Bali), 5. Danau Batur-Kuburan 1. UPPKB Sarang 1. UPPKB Sarang JUMLAH VOLUME C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 4

198 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 1.UPPKB Seumadam (Aceh), 2.UPPKB Subulussalam (Aceh), 3.UPPKB Sibolangit (Sumatera Utara), 4.UPPKB Mambang Muda (Sumatera Utara), 5.UPPKB Balai Raja (Riau), 6.UPPKB Tanjung Balik (Sumatera Barat), 7.UPPKB Jambi-Merlung (Jambi), 8.UPPKB Pelawan (Jambi), 9.UPPKB Senawar Jaya (Sumatera Selatan), 10.UPPKB Pematang Panggang (Sumatera Selatan), 11.UPPKB Kota Baru (Sumatera Selatan), 12.UPPKB Padang Ulak Tanding (Bengkulu), 13.UPPKB Losarang (Jawa Barat), 14.UPPKB Wanareja (Jawa Tengah), 15.UPPKB Subah (Jawa Tengah), 16.UPPKB Kulwaru (DIY), 17.UPPKB Widodaren (Jawa Timur), 18.UPPKB Widang (Jawa Timur), 19.UPPKB Sedarum (Jawa Timur), 20.UPPKB Rejoso (Jawa Timur), 21.UPPKB Cekik (Bali), 22.UPPKB Siantan (Kalimantan Barat), 23.UPPKB Anjir Serapat (Kalimantan Tengah), 24.UPPKB Balonggandu (Jawa Barat), 25.UPPKB Maccopa (Sulawesi Selatan), 26.UPPKB Way Urang (Lampung), 27.UPPKB Sarang (Jawa Tengah) TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Blambangan Umpu (Lampung), 2. Lubuk Selasih (Sumbar), 3. Tomo (Jawa Barat), 4. UPPKB Guyangan (Jawa Timur), 5. UPPKB Kintap (Kalimantan Selatan), 6. UPPKB Sintang (Kalimantan Barat), 7.UPPKB Kayumale (Sulawesi Barat), 8. UPPKB Nun Baun Sabu (NTT), 9. UPPKB Bertais (NTB), 10. UPPKB Passo (Maluku), 11. UPPKB Bitung (Sulawesi Utara) 1.UPPKB Dolok Estate (Sumut), 2. UPPKB Jembatan Merah (Sumatera Utara), 3. UPPKB Aek Batu (Sumatera Utara), 4. UPPKB Lubuk Buaya (Sumatera Barat), 5. UPPKB Sungai Langsat (Sumatera Barat), 6. UPPKB Beringin Panti (Sumatera Barat), 7. UPPKB Muara Tembesi (Jambi), 8. UPPKB Simp Pematang (Lampung), 9. UPPKB Cimanuk (Banten), 10. UPPKB Cikande (Banten), 11. Gentong (Jawa Barat), 12. UPPKB Cibaragalan (Jawa Barat), 13. UPPKB Kemang Bogor (Jawa Barat), 14. UPPKB Banyudono (Jawa Tengah), 15. UPPKB Klepu (Jawa Tengah), 16. UPPKB Tanjung (Jawa Tengah), 17. UPPKB Taman Martani (Yogyakarta), 18.UPPKB Watudodol (Jawa Timur), 19. UPPKB Talun (Jawa Timur), 20. UPPKB Bauereno (Jawa Timur), 21. UPPKB Mojoagung (Jawa Timur), 22. UPPKB SIngosari (Jawa Timur), 23. UPPKB Trowulan (Jawa timur), 24. UPPKB Trosobo (Jawa Timur),25. UPPKB Pojok (Jawa Timur), 26. UPPKB Sedau (Kalimantan Barat), 27. UPPKB Satong (Kalimantan Barat), 28. UPPKB Inobonto (Sulawesi Utara), 29. UPPKB Pineleng (Sulawesi Utara), 30. UPPKB Moutong (Sulawesi Tengah), 31. UPPKB Mayoa (SUlawesi Tengah), 32. UPPKB Datae (Sulawesi Selatan), 33. UPPKB Walenrang (Sulawesi Selatan), 34. UPPKB Tana Batue (Sulawesi Selatan), 35. UPPKB Tonrokassi (Sulawesi Selatan), 36. UPPKB Paku (Sulawesi Barat), 37.UPPKB Molotabu (Gorontalo), 38. UPPKB Waena (Papua), 39 UPPKB Pototano (NTB), 40. UPPKB Sambilambo (Sulawesi Tenggara). Jumlah Paket Pembangunan Break Water 0, , , , , , Pembangunan dan Pengelolaan Lalu Lintas Perhubungan Darat 848, , , , , ,132 Terwujudnya Kinerja Pelayanan Lalu Lintas Transportasi Darat Jumlah Paket ATCS (baru) 80, , , , , , Palu, Tasikmalaya, Banyumas, Depok, Pangkal Pinang, Sidoarjo, Kediri, Palembang - - Pekanbaru, Tanjungpinang, Jambi, Mataram, Palangka Raya, Kendari, Ambon, Bengkulu, Jayapura, Mamuju, Salatiga, Ungaran 2019 Banda Aceh, Balikpapan, Pontianak, Makasar, Kupang, Banjarmasin, Gorontalo, Manokwari, Semarang, Serang, Cirebon, Purwokerto, Magelang, Klaten, Kulon Progo, Malang, Bitung, Ternate, Sofifi, Tarakan, Tanjung Selor, Tabanan. Jumlah Paket ATCS (lanjutan) 41, , , , , , Bandung, Medan, Batam, Padang, Bandar Lampung, Yogyakarta, Pekalongan Kediri, Yogyakarta Sragen, Kediri Padang, Palembang, Palu Bandar Lampung, Medan, Batam, Pangkalpinang. Jumlah Fasilitas Integrasi Moda (paket) 20, , , , , ,000 3 Jumlah Paket Penyelenggaraan Transportasi Ramah Lingkungan (Jalur sepeda. Pedestrian) (paket) 0, , , , , , Bogor C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 5

199 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL Bogor Jumlah Paket Dukungan Bidang Lalu Lintas Perhubungan Darat 62,450 35,180 68, ,900 90, ,410 0 Terwujudnya Lalu Lintas Transportasi Darat yang berkeselamatan JUMLAH VOLUME Jumlah Fasilitas Perlengkapan Jalan di Wilayah Perkotaan (Provinsi) 41, , , , , , Jumlah Paket Pengadaan dan Pemasangan Perlengkapan Jalan 521, , , , , , Jumlah Paket Pemeliharaan / Rehabilitasi Perlengkapan Jalan 15, , , , , , Jumlah Paket Implementasi Teknologi dan Informasi Lalu Lintas 0, , , , , , Angkutan Jalan Jumlah Unit Pengadaan Rambu Sungai Danau 9, , , , , , Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur Sumatera Selatan Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jambi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Riau, Sumatera Selatan Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Riau, Jambi Jumlah Unit Pembangunan SBNP 11, , , , , , Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, Bangka Belitung Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, NTT, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Timur Jumlah Kegiatan Pengerukan Alur ASDP 44, , , , , , Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo, Maluku Utara Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara Bangka Belitung Maluku, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah Maluku, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah Jumlah Kegiatan Pembangunan Halte Sungai dan Danau 0, , , , , , Pembangunan dan Pengelolaan Angkutan dan Multimoda 2.448, , , , , ,390 Terwujudnya Pelayanan Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan Yogyakarta, Kalimantan Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sumatera Utara, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Jambi, Yogyakarta - Sumatera Utara, Riau, Bangka Belitung, Jawa Barat, D.I Yogyakarta, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, Sulawesi Tengah Jambi, Kalimantan Tengah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah Jumlah BRT (termasuk Jabodetabek) (unit) 1.680, , , , , , Jumlah Bus Pemadu Moda (unit) 9, , , , , , Jumlah Bus Angkutan Umum/ Pelajar/Mahasiswa (unit) 28, , , , , , Jumlah Paket Pasilitas Pendukung BRT (Halte)* 20, , , , , , C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 6

200 TOTAL ALOKASI JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 0, , , , , , NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Jumlah kota yang mendapatkan subsidi transportasi perkotaan [DAK/PSO ( * masih memerlukan kajian teknis terkait skema Kota (Palembang, Bandar Lampung, Medan, Bandung, Makasar, Surabaya, Denpasar, Padang, Jogja, Surakarta, Mataram, Batam, Jember, Semarang dan Manado) Kota (Palembang, Bandar Lampung, Medan, Bandung, Makasar, Surabaya, Denpasar, Padang, Jogja, Surakarta, Mataram, Batam, Jember, Semarang dan Manado) Kegiatan Dukungan Bidang Angkutan dan Multimoda 64, , , , , , Terlaksananya penataan transportasi Jabodetabek (QW) Terbentuknya Struktur Organisasi 0, , , , , ,600 3 Jumlah Paket perencanaan Penyelenggaraan Transportasi Jabodetabek 1, , , , , ,700 4 Panjang Koridor terbangun (km) 60, , , , , , Jumlah Paket Fasilitas Pendukung BRT 24, , , , , ,940 4 Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi Darat Jumlah Pengadaan Bus Perintis 35, , , , , , Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Jalan (Trayek) 95, , , , , ,946 Jumlah Angkutan Barang Perintis 0, , , , , ,500 5 Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan Barang dijalan 0, , , , , , Subsidi Operasional Keperintisan Angkutan SDP (Lintas) 429, , , , , ,526 Operasional Terminal Penumpang Tipe A 0, , , , , , Pembinaan dan Pengembangan Keselamatan 59, , , , , ,076 Tersusunnya Kebijakan Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Dokumen Kajian Teknis Keselamatan Transportasi Darat 9, , , , , , Jumlah Monitoring Keselamatan Transportasi Darat 2, , , , , , Jumlah Sistem Informasi Keselamatan Transportasi Darat 0, , , , , ,700 3 Jumlah Bimbingan Teknis Bidang Keselamatan Transportasi Darat 5, , , , , , Terwujudnya Keselamatan Transportasi Darat Jumlah Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan (Penerapan Manjemen 3, , , , , , Kecepatan, LRK, Audit dan Inspeksi, RASS, ZOSS, Fasilitas Prasarana Keselamatan/ Manajemen Sisi Jalan) Jumlah Kemitraan Keselamatan Transportasi Darat (Kemitraan 1, , , , , , Keselamatan, Penerapan SMK Perusahaan Angkutan Umum, Bantuan Teknis, Taman Edukatif) Jumlah Penanganan Perlintasan Sebidang 0, , , , , , Jumlah Kampanye dan Sosialisasi Keselamatan (Materi Sosialisasi, 26, , , , , , Publisitas) Jumlah Dukungan Bidang Pembinaan dan Keselamatan (Bimbingan Teknis, Peralatan Pendukung Pengawasan dan Sosialisasi, Peningkatan Kapasitas, Administrasi Perkantoran, Operasional UPPKB dan Pengawasan, Smart Driving) 9, , , , , , C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 7

201 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) 242, , , , , ,648 JUMLAH VOLUME B PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN , , , , , ,450 RPJMN TAHUN , , , , , ,241 1 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian 198, , ,406 81, , ,128 Jumlah Paket Kegiatan Sosialisasi/Rakor/ Seminar/Workshop Bidang Sarana Perkeretaapian 7, , , , , Jumlah unit pengadaan sarana KA termasuk kereta kerja (unit) 142, , , , , Jumlah unit pengadaan sarana KA (unit) pada (KRL) sistem AC untuk lintas Yogyakarta - Solo 1 unit Sarana Kerja (Kereta Uji Dinamis) 4 unit sarana kerja (lokomotif, kereta ukur, kereta crane) Jumlah unit pengadaan fasilitas/peralatan sarana KA (unit) 12, , , , , , Jumlah paket perawatan/ pengoperasian sarana dan fasilitas sarana KA (paket) 19, , , , , , Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur Bidang Sarana Perkeretaapian (dokumen) 6, , , , , Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan sarana Perkeretaapian 0, , , , , , (paket) Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 10, , , , , , Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 96, , , , , ,061 Jumlah paket subsidi angkutan kereta api (paket) termasuk subsidi angkutan KA untuk mengangkut motor pada masa mudik lebaran 9 unit Kereta Keprintisan & 49 unit Sarana Kerja (Kereta Inspeksi, TMC, Lori, Kereta Ukur & Gerbong Datar) 3 unit Sarana Kerja (Kereta Inspeksi & Kereta Ukur) 37, , , , , , Subsidi perintis : Mojokerto-Tarik-Tulangan-Sidorajo ; Purwosari-Sukoharjo-Wonogiri; Kertapati-Indralaya Subsidi motor lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur - Padalarang, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Mojokerto Tulangan Sidoarjo, Sukabumi - Cianjur, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 8

202 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri, Palembang- Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Sukabumi - Cianjur, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Peruntukan untuk subsidi perintis diantaranya untuk lintas Bireun-Lhokseumawe, Padang Lubuk Alung Padang Panjang Solok, Purwasari Wonogiri,Palembang- Bandara Sultan Mahmud Badarudin II, Sukabumi - Cianjur, Kertapati - Indralaya, Kalisat - Panarukan, Makasar-Parepare. Peruntukan untuk subsidi angkutan motor diantaranya untuk lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan. Jumlah paket fasilitas dan peralatan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (paket) Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang Lalu Lintas dan Angkutan kereta api(dokumen) Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (paket) 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 9, , , , , , Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api , , , , , ,279 Jumlah Km'sp jalur KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (Km'sp) , ,6 41, , , , , Jawa-Bali : Seropng-Maja-Rangkasbitung, Tanah Abang-Manggarai, Parungkuda-Sukabumi, Brebes-tegal, Bogor-Sukabumi-Cianjur, Semarang-Solo Balapan, Cirebon- Prujakan-Luwung, Prupuk-Tegal dan Gemplang-Prupuk Sumatera : Cempaka-Negararatu (Tarahan-Tanjungenim), Binjai-Stabat, pelabuhan Belawan, Lubuk Alung-Sicincin-Kayu Tanam-Padang panjang, Bukit putus-indarung Subsidi motor lintas Jakarta - Cirebon - Semarang, Jakarta - Yogyakarta - Solo, Jakarta - Surabaya, lintas utama Sumatera Utara dan Sumatera Bagian Selatan Jumlah Km'sp jalur KA yang dibangun termasuk jalur ganda dan reaktivasi (Km'sp) 2015 Teluk Bayur-Sawahlunto Kreung Geukeuh-Paloh, Araskabu-Tebingtinggi-BandarTinggi-Perlanaan-Kisaran, Medan-Binjai, Kisaran-Rantauprapat, Medan-Belawan, Telukbayur-swahlunto, BIM- Duku, Batu tabal-kacang-muara klaban, padang-tabing, prabumlih-kertapati, ukitpuus-indarng, rangkasbitung-merak, cireungas-lampegan-cibeber-cianjurciranjang,tipar, maleber-selajambe-cipatat-rajamanda-cipeuyeum-togagapu-padalarang-purwakarta, tasikmalaya-banjar, kedungati-gundih,pekalongansemarang, kedungjati-tuntang, gundih-solobalapan, purwosari-wonogiri, rewulu-wates, karanggandul-purwokerto, kawunganten-lebeng, banjar-kroya, malang-ngeruk, kedirikertosono, wonokromo-bangil-malang-blitar Cianjur-Ciranjang, Ciranjang-Cipatat, Cipatat-Padalrang, Cianjur-Padalarang, Bangil-Kertosono, Surabaya-Solo Cianjur-Ciranjang, Ciranjang-Cipatat, Cipatat-Padalrang, Cianjur-Padalarang, Bangil-Kertosono, Surabaya-Solo 3.165, , , , , , , Jawa-Bali : Maja-Rangkasbitung, Cibungur Tanjungrasa, Palur-Kemiri-Masaran-Sragen-Kebonromo, Purwokerto-Kroya, Surabaya-Gubeng-Solo, Bojonegoro- Surabayapasarturi, Kedungjati. Sumatera : Duku-BIM, Bandartinggi-Kualatanjung, bandartinggi-perlanaan, Kr.Mane-Kt.Blang, Prabumulih-Kertapati, Lembak-Gelumbang-Serdang-Payakabung- Simpang, medan-araskabu-kualanamu, Emplasemen Stasiun Gading,Kuala tanjung & pelabuhan kuala tanjung, Duri-Dumai (Tahap I), Binjai-Besitang-langsa. Sulawesi : Makassar-Pare pare C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 9

203 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Kutablang-Bireuen, Rantauprapat-Kotapinang-Duri, Duri-Dumai, Prabumulih-Kertapati, Maja-Rangkasbitung, Solo-Kedungbanteng, Makassar-parepare, Medanbandarkhlifah, Muarakalaban-Muaro, Martapura-Baturaja, Garuntang-Tarahan, Rancaekek-Tanjungsari (tahap1), Kroya-Kutoarjo, Solo-Kedungbanteng, Purwokerto- Kroya, Kedungjati-Tuntang Langsa-Besitang, Medan-Bandarkhalifah-Kalanamu, Bandartinggi-Kualatanjung, Rantauprapat-kotapinang-duri-dumai, muaro-muarokalaban, naras-sungailimau, Maraenim-Lahat, X6-Prabumulih, Cempaka-Rejosari, Rangkasbitung-Merak, Citayam-Nambo, Manggarai-Cikarang, Rancaekek-Tanjunsari, Cingungur-Tanjungrasa, solo- Kedungbanteng, Kedungjati-Tuntang, Semarang tawang-tanjung mas, Kroya-Kutoarjo, Madiun-Kedungbanteng, Madiun-Jombang-Wonokromo, Reativasi Tram Surabaya, Makasar-Parepare, Tulangan-Gununggangsir, Manado-Bitung, Surabaya-Pasarturi-Kalimas, Teluk Lamong, Klisat-Panarukan, Jombang-Babat-Tuban, LRTSumsel, MRT koridor Utara Selatan Fase-1 dan LRT Jabodebek Paloh-Kreung Geukeuh, Langsa-Besitang, Binjai-Besitang, Medan-Bandarkhalifah-Kualanamu, Bandartinggi-Kualatanjung, Rantauprapat-Duri-Dumai, Muaro Kalaban- Muaro, Cempaka-Rejosari, KA Bandara SHIA, LRT DKI Jakarta, LRT, Jabodebek, MRT koridor utara-selatan fase-1, Manggarai-Cikarang, Maja-Rangkasbitung, Metro Kapsul Bandung, Kedungjati-Tuntang, Kroya-Kutoarjo, Solo-Kedungbanteng, Purwokerto-Kroya, Reaktivasi Tram Surabaya, Wonokromo-Jombang, Jombang-Madiun, MadiunKedungbanteng, Makassar-Parepare Paloh-Kreung Geukeuh, Langsa-Besitang, Binjai-Besitang, Medan-Bandarkhalifah-Kualanamu, Bandartinggi-Kualatanjung, Rantauprapat-Duri-Dumai, Dumai-Pekanbaru, Pekanbaru-Jambi, Jambi-Palembang,Muaro Kalaban-Muaro, Cempaka-Rejosari, Tanjung Enim-Tanjung Api-api, LRT Medan, LRT Batam, Tanjung Karang-Pelabuhan Panjang, tanjungsari-kertajati,bandara kulonprogo, rangkasbitung-labuan, Manggarai-Cikarang, Maja-Rangkasbitung, Elevated loopline Jabotabek, LRT Jabodebek, LRT Jakarta, MRT koridor uatara-selatan fase- 1&2, HST Jakarta-Bandung, Kedungjati-Tuntang, Saketi-Bayah, Kroya-Kutoarjo, KA Bandara Kulonprogo, Kandangan-Teluk Lamong, Solo-Kedungbanteng, Purwokerto-Kroya, Reaktivasi Tram Surabaya, Wonokromo-Jombang, Jombang-Madiun, Madiun-Kedungbanteng, Makassar-Parepare, Manado-Bitung, Kuai Barat-Paser-Balikpapan, Gunung Mas-Katingan, Tabang-Maloy TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Jumlah Km'sp jalur lingkar KA layang yang dibangun (Km'sp) di Jabodetabek ( ) , , Pembangunan Kereta Ringan Perkotaan (km'sp) (ON TOP) , , , , Jumlah unit jembatan/underpass/ flyover KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (unit) - Sumatera Selatan (Bandara SMB II Kolonel H. Burlian Demang Lebar Daun Angkatan 45 Kapten A. Rivai Jln. Jenderal Sudirman Masjid Agung - Jakabaring Sport), Jabodetabek (Cibubur-Cawang) Sumatera Selatan (Bandara SMB II Kolonel H. Burlian Demang Lebar Daun Angkatan 45 Kapten A. Rivai Jln. Jenderal Sudirman Masjid Agung - Jakabaring Sport), Jabodetabek (Cibubur-Cawang) Sumatera Selatan (Bandara SMB II Kolonel H. Burlian Demang Lebar Daun Angkatan 45 Kapten A. Rivai Jln. Jenderal Sudirman Masjid Agung - Jakabaring Sport), Jabodetabek (Cibubur-Cawang) Sumatera Selatan (Bandara SMB II Kolonel H. Burlian Demang Lebar Daun Angkatan 45 Kapten A. Rivai Jln. Jenderal Sudirman Masjid Agung - Jakabaring Sport), Jabodetabek (Cibubur-Cawang) 721, , , , , , Jumlah unit jembatan/underpass/ flyover KA yang dibangun (unit) 216, , , , , , Jumlah Km'sp pengadaan material rel (Km'sp) 2044, , , , , Jumlah unit pengadaan material wesel (unit) 113, , , , , Jumlah unit stasiun/bangunan operasional KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (unit) 366, , , , , Jumlah unit stasiun/bangunan operasional KA yang dibangun (unit) 50, , , , , , C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 10

204 TOTAL ALOKASI JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 257, , , , , , NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Jumlah paket rehabilitasi dan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi KA (paket) Jumlah paket pembangunan persinyalan dan telekomunikasi KA (paket) Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (Km'sp) termasuk gardu listrik Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang dibangun (Km'sp) termasuk gardu listrik Jakartakota Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang dibangun (Km'sp) pada jalur KA antara Yogyakarta Solo 289, , , , , , , , , , , , , , , Jumlah paket peningkatan/ pembangunan Bangunan Khusus (paket) 6, , , , , , Jumlah paket pemagaran prasarana dan fasilitas prasarana perkeretaapian (paket) Jakarta Kota - Manggarai Bogor, Manggarai-Bekasi , , , , , , , , , Jumlah unit pengamanan perlintasan sebidang (unit) 0 5, , , , JICT-Tj.Priok, Purwasari-Wonogiri, Pekalongan, Batang, Medan-Tebing Tinggi, Telukbayur-Sawahlunto, Bukitputus-Indarung, Lampung, Sukacinta-Lahat Medan-Araskabu-Kualanamu Muaro-Kalaban, Padang-Pulau Aer, Prabumulih-Muaraenim, Batang, Kota Pekalongan, Karanganyar, Solo-Yogyakarta, Cilacap - - Jumlah paket pengadaan dan penertiban lahan (paket) 372, , , , , , Jumlah paket Perawatan Peralatan/Fasilitas Prasarana (paket) 3, , , , , , Jumah Paket Pengadaan MTT (Multi Tie Tamper Machine), Profile Ballast regulator, Track Laying Machine, Flash Butt Welding & Peralatan Prasarana Lainnya 30, , , , , , Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara/ IMO (tahun) Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (tahun) 1.492, , , , , , C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 11

205 TOTAL ALOKASI JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 245, , , , , , NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang prasarana perkeretaapian (dokumen) Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan prasarana Perkeretaapian (paket) , , , , , Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 31, , , , , , Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian Jumlah paket Kegiatan Sosialisasi/Rakor/Seminar/Workshop Bidang Keselamatan Perkeretaapian (paket) Jumlah paket fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian (paket) Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang keselamatan perkeretaapian (dokumen) 78,887 80, , , , ,935 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan bidang keselamatan 10, , , , , , perkeretaapian (paket) Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 2, , , , , , Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian 90, , , , , ,047 5 C PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT , , , , , ,700 RPJMN TAHUN , , , , , ,813 1 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut Jumlah Pelayanan Rute Angkutan Laut Perintis (Subsidi Angkutan Laut Perintis, Angkutan Ternak dan Angkutan Kapal Rede) (rute) 4.311, , , , , , , , , , , , Pada awal pembahasan trayek perintis terdapat 89 usulan daerah, tetapi sampai dengan akhir tahun 2015 terdapat 5 (lima) trayek perintis yang tidak terealisasi, adapun penyebabnya yaitu: Sebelumnya terdapat 3 usulan pangkalan baru yaitu Calang (NAD), Bima (NTB) dan Ambon (Maluku) tetapi tidak dapat direkomendasikan dikarenakan setelah dievaluasi, terdapat duplikasi dengan trayek lainnya dan terdapat 2 (dua) trayek yang tidak memiliki peminat dalam pengoperasian/ gagal lelang yaitu R 10 (Pelabuhan Pangkal Sunda Kelapa) dan R 76 (Pelabuhan Pangkal Merauke). Terealisasi sebanyak 94 (Sembilan puluh Empat) rute. Kapal perintis KM. Kie Raha I pangkalan Ternate tidak beroperasi pada trayek R067 selama tahun 2016 karena rusak dan PT. Pelni yang ditunjuk untuk mengoperasikan tidak memiliki kapal pengganti, sedangkan KM. Sabuk Nusantara 31 yang juga dioperasikan PT. Pelni hanya berlayar selama triwulan I sd II atau sejak tanggal 27 Maret sd 15 Juni 2016 pada trayek R-49 pangkalan ambon, KM. Sabuk Nusantara 31 tidak beroperasi sejak triwulan III sd IV karena rusak. Pt. Pelni juga tidak memiliki kapal pengganti. C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 12

206 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 117 trayek angkutan laut perintis meliputi : 96 trayek perintis : Meulaboh 1 trayek, Calang 1 trayek, Tlk Bayur 2 trayek, Bengkulu 1 trayek, Tg. Pinang 2 trayek, Kijang 1 trayek, Sintete 1 trayek, Pontianak 1 trayek, Sunda Kelapa 1 trayek, Batulicin 1 trayek, Tarakan 1 trayek, Semarang 2 trayek, Surabaya 4 trayek, Bima 2 trayek, Kupang 4 trayek, Maumere 2 trayek, Poso 1 trayek, Wani 1 trayek, Bitung 2 trayek, Tahuna 2 trayek, Pagimana 1 trayek, Kolonedale 1 trayek, Kendari 4 trayek, Gorontalo 1 trayek, Tilamuta 1 trayek, Kwandang 1 trayek, Makassar 3 trayek, Mamuju 1 trayek, Ambon 8 trayek, Tual 5 trayek, Saumlaki 5 trayek, Ternate 4 trayek, Babang 2 trayek, Sanana 1 trayek, Jayapura 5 trayek, Biak 3 trayek, Merauke 7 trayek, Manokwari 4 trayek, Sorong 6 trayek. 1 trayek ternak : Kupang. 20 lokasi labuh kapal rede : Mesuji 1 trayek, Tidung 1 trayek, Sebira 1 trayek, Karimunjawa 1 trayek, Matasiri 1 trayek, Maradapan 1 trayek, Marabatuan 1 trayek, Sukamara 1 trayek, Kuala Pembuang 1 trayek, Ngalipaeng 1 trayek, Kalama 1 trayek, Rainis 1 trayek, Gemeh 1 trayek, Dobo 1 trayek, Benjina 1 trayek, Marlasi 1 trayek, Wamsisi 1 trayek, Kelang 1 trayek, Karas 1 trayek, Teminabuan 1 trayek. Direncanakan 152 trayek angkutan laut perintis meliputi : 96 trayek perintis : Meulaboh 1 trayek, Calang 1 trayek, Tlk Bayur 2 trayek, Bengkulu 1 trayek, Tg. Pinang 2 trayek, Kijang 1 trayek, Sintete 1 trayek, Pontianak 1 trayek, Sunda Kelapa 1 trayek, Batulicin 1 trayek, Tarakan 1 trayek, Semarang 2 trayek, Surabaya 4 trayek, Bima 2 trayek, Kupang 4 trayek, Maumere 2 trayek, Poso 1 trayek, Wani 1 trayek, Bitung 2 trayek, Tahuna 2 trayek, Pagimana 1 trayek, Kolonedale 1 trayek, Kendari 4 trayek, Gorontalo 1 trayek, Tilamuta 1 trayek, Kwandang 1 trayek, Makassar 3 trayek, Mamuju 1 trayek, Ambon 8 trayek, Tual 5 trayek, Saumlaki 5 trayek, Ternate 4 trayek, Babang 2 trayek, Sanana 1 trayek, Jayapura 5 trayek, Biak 3 trayek, Merauke 7 trayek, Manokwari 4 trayek, Sorong 6 trayek. 1 trayek ternak : Kupang. 20 lokasi labuh kapal rede : Mesuji 1 trayek, Tidung 1 trayek, Sebira 1 trayek, Karimunjawa 1 trayek, Matasiri 1 trayek, Maradapan 1 trayek, Marabatuan 1 trayek, Sukamara 1 trayek, Kuala Pembuang 1 trayek, Ngalipaeng 1 trayek, Kalama 1 trayek, Rainis 1 trayek, Gemeh 1 trayek, Dobo 1 trayek, Benjina 1 trayek, Marlasi 1 trayek, Wamsisi 1 trayek, Kelang 1 trayek, Karas 1 trayek, Teminabuan 1 trayek. 5 trayek kapal perintis 750 DWT (trayek dalam pembahasan), 5 trayek kapal ternak (trayek dalam pembahasan), 20 trayek kapal perintis GT 1200 (trayek dalam pembahasan), 25 trayek kapal perintis GT (trayek dalam pembahasan). TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Direncanakan 152 trayek angkutan laut perintis meliputi : 96 trayek perintis : Meulaboh 1 trayek, Calang 1 trayek, Tlk Bayur 2 trayek, Bengkulu 1 trayek, Tg. Pinang 2 trayek, Kijang 1 trayek, Sintete 1 trayek, Pontianak 1 trayek, Sunda Kelapa 1 trayek, Batulicin 1 trayek, Tarakan 1 trayek, Semarang 2 trayek, Surabaya 4 trayek, Bima 2 trayek, Kupang 4 trayek, Maumere 2 trayek, Poso 1 trayek, Wani 1 trayek, Bitung 2 trayek, Tahuna 2 trayek, Pagimana 1 trayek, Kolonedale 1 trayek, Kendari 4 trayek, Gorontalo 1 trayek, Tilamuta 1 trayek, Kwandang 1 trayek, Makassar 3 trayek, Mamuju 1 trayek, Ambon 8 trayek, Tual 5 trayek, Saumlaki 5 trayek, Ternate 4 trayek, Babang 2 trayek, Sanana 1 trayek, Jayapura 5 trayek, Biak 3 trayek, Merauke 7 trayek, Manokwari 4 trayek, Sorong 6 trayek. 1 trayek ternak : Kupang. 20 lokasi labuh kapal rede : Mesuji 1 trayek, Tidung 1 trayek, Sebira 1 trayek, Karimunjawa 1 trayek, Matasiri 1 trayek, Maradapan 1 trayek, Marabatuan 1 trayek, Sukamara 1 trayek, Kuala Pembuang 1 trayek, Ngalipaeng 1 trayek, Kalama 1 trayek, Rainis 1 trayek, Gemeh 1 trayek, Dobo 1 trayek, Benjina 1 trayek, Marlasi 1 trayek, Wamsisi 1 trayek, Kelang 1 trayek, Karas 1 trayek, Teminabuan 1 trayek. 5 trayek kapal perintis 750 DWT (trayek dalam pembahasan), 5 trayek kapal ternak (trayek dalam pembahasan), 20 trayek kapal perintis GT 1200 (trayek dalam pembahasan), 25 trayek kapal perintis GT (trayek dalam pembahasan). Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap Dan Teratur untuk MendukungTol Laut , , , , , , Berdasarkan SK Dirjen Hubla Nomor AL.108/6/2DJPL-15 tanggal 26 Oktober 2015 tentang Jaringan Trayek Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dalam rangka Pelaksanaan Tol Laut Tahun Anggaran 2015, telah ditetapkan 3 (tiga) trayek tol laut yaitu : Kode Trayek T-1 : Tg. Perak Tual - Fak-fak Kaimana Timika Kaimana Fak-fak Tual Tg. Perak (dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III-32), Kode Trayek T-4: Tg. Priok Biak Serui Nabire Wasior Manokwari Wasior Nabire Serui Biak Tg. Priok (dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III-22), Kode Trayek T-6 : Tg. Priok Kijang Natuna Kijang Tg. Priok (dioperasikan oleh KM Caraka Jaya Niaga III-4). Selain PT. Pelni (Persero), terdapat juga pelayaran swasta yang berpartisipasi mendukung program tol laut yaitu PT. Altos Sea Shipping yang berdomisili di Lampung yang mengoperasikan 2 (dua) kapal perdana program tol laut dengan trayek : Panjang Tg. Perak PP dan Tg. Priok Tg. Perak PP. C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 13

207 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Berdasarkan SK Dirjen Hubla Nomor AL.108/1/DJPL-16 tanggal 26 Oktober 2015 tentang Jaringan Trayek Penyelenggaraan Kewajiban Pelayanan Publik untuk Angkutan Barang dalam rangka Pelaksanaan Tol Laut Tahun Anggaran 2015, telah ditetapkan 7 (tujuh) trayek tol laut sebagai berikut: 1. Tg Perak Wanci Namlea Fakfak Kaimana Timika PP, 2. Tg Perak Kalabahi Moa Saumlaki Dobo Merauke PP, 3. Tg Perak Larantuka Lewoleba Rote Sabu Waingapu PP, 4. Tg Priok Makassar Manokwari Wasior Nabire Serui Biak PP, 5. Makassar Tahuna Lirung Morotai Tobelo Ternate Babang PP,6. Tg Priok Tarempa Natuna PP, 7. Kupang Waingapu Bima Lembar Tg Perak Tg Emas Cirebon Tg Priok Kupang. Surabaya 8 trayek, Jakarta 2 trayek, Makassar 3 trayek Surabaya 8 trayek, Jakarta 2 trayek, Makassar 3 trayek Surabaya 8 trayek, Jakarta 2 trayek, Makassar 3 trayek, 5 Trayek masih dalam pembahasan TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Jumlah Pembangunan baru kapal negara angkutan laut perintis (unit) 2.526, , , , Lanjutan pembangunan kapal negara angkutan laut perintis Penyelesaian pembangunan kapal negara angkutan laut perintis (unit) Pembangunan baru kapal Negara angkutan laut perintis sebanyak 100 (seratus) kapal terdiri dari: Pembangunan kapal perintis 750 DWT sebanyak 6 unit kapal (APBN), Pembangunan kapal perintis 500 DWT sebanyak 2 unit kapal (APBN), Pembangunan kapal perintis 200 DWT sebanyak 2 unit kapal (APBN), Pembangunan kapal perintis 2015 GT sebanyak 25 unit kapal (APBN-P), Pembangunan kapal perintis GT sebanyak 20 unit kapal (APBN-P), Pembangunan kapal perintis 750 DWT sebanyak 5 unit kapal (APBN-P), Pembangunan kapal kontainer 100 Teus sebanyak 15 unit kapal (APBN-P), Pembangunan kapal rede sebanyak 20 unit kapal (APBN-P), Pembangunan kapal ternak sebanyak 5 unit kapal (APBN-P). Penyelesaian Kapal Negara angkutan laut perintis sebanyak 3 (tiga) kapal, terdiri dari : 2 unit kapal perintis 750 DWT dan 1 unit kapal ternak 2016 Jumlah Lanjutan Pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis terealisasi sebanyak 90 (Sembilan puluh) kapal yaitu Kontainer sebanyak 15 unit, GT sebanyak 20 unit, GT sebnyak 25 unit, 750 DWT sebanyak 5 unit, Ternak sebanyak 5 unit, Rede sebanyak 20 unit. Penyelesaian Kapal Negara Angkutan Laut Perintis terealisasi 10 kapal yaitu 750 DWT sebanyak 6 unit,. 500 DWT sebanyak 2 unit, 200 DWT sebanyak 2 unit. Pada tahun 2016 telah diselesaikan 10 unit kapal dengan penempatan lokasi operasi sebagai berikut Ukuran Kapal 750 DWT KM. Sabuk Nusantara 57 (Surabaya), KM. Sabuk Nusantara 58 (Merauke), KM. Sabuk Nusantara 60 (Sorong), KM. Sabuk Nusantara 62 (Tg Pinang), KM. Sabuk Nusantara 59 (Sintete), KM. Sabuk Nusantara 61 (Sorong). Ukuran Kapal 500 DWT KM. Sabuk Nusantara 64 (Biak), KM. Sabuk Nusantara 63 (Ambon). Ukuran Kapal 200 DWT KM. Sabuk Nusantara 65 (Merauke), KM. Sabuk Nusantara 66 (Kep. Seribu) Rencana penyelesaian pembangunan Kapal Negara Angkutan Laut Perintis terealisasi sebanyak 90 (Sembilan puluh) kapal yaitu Kontainer sebanyak 15 unit, GT sebanyak 20 unit, GT sebnyak 25 unit, 750 DWT sebanyak 5 unit, Ternak sebanyak 5 unit, Rede sebanyak 20 unit. Rencana penempatan/pengoperasian masih dalam pembahasan. Tidak ada pembangunan Tidak ada pembangunan Pembangunan Kapal Rakyat , , , , Jumlah pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu lintas dan Angkutan Laut 788, , , , , ,663 0 ( Perbaikan dan Perawatan Kapal Perintis (Docking Repair) milik Ditjen Hubla / Pengadaan camera CCTV/ Pemasangan Upgrade Monitoring Tracking Sistem / Pembangunan Infrastruktur Multimedia Tracking / Pembangunan Sistem Informasi Spasial Kapal Perintis / Penyelenggaran Mudik Gratis Sepeda Motor / Monitoring Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru / Monitoring Pelabuhan Singgah Perintis dan Center Pangkalan Perintis / Pemberdayaan Industri Pelayaran Rakyat) C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 14

208 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan Jumlah Lokasi Pembangunan dan Pengembangan Pelabuhan Non Komersial (lokasi) , , , , , , , , , , , , Realisasi Jumlah pembangunan/ pengembangan pelabuhan laut non komersil sebanyak 306 (tiga ratus enam) pelabuhan yaitu Pelabuhan Sigli, Sabang, Meulaboh, Tapak Tuan, Singkil, P. Banyak, Sinabang, Sibigo, Labuhan Angin, Pangkalan Susu, Teluk Dalam, Lahewa, Sirombu, P. Tello, Leidong, Parlimbungan Ketek, Sei Berombang, Barus, Tg. Sarang Elang, Pekanbaru, Tanjung Buton, Bagan Siapi-api, Tanjung Samak, Meranti - Selat Panjang, Kuala Gaung, Panipahan, Batu Panjang, Sungai Guntung, Dumai, Dompak, Mocoh, Malarko, Pulau Sambu, Letung, Midai, Pulau Laut, Subi, Serasan, Dabo Singkep, Tanjung Berakit, Carocok Painan, Tiram, Teluk Bayur, Bungus, Air Bangis, Pariaman, Tiku, Tarusan, Pasapuat, Talang Dukuh, Nipah Panjang, Ujung Jabung, Kuala Mendahara, Tanjung Api-api, Tanjung Pandan, Pulau Baai, Linau Bintuhan, Sibesi, Sebalang, Batu Balai, Tg. Priok, Marunda, Sunda Kelapa, Banten, Karangantu, Cituis, Kronjo, Labuhan, Panimbang, Bayah, Karangsong, Indramayu, Pamanukan, Pangandaran, Pelabuhan Ratu, Kendal, Tegal, Cilacap, Batang, Jepara, Juwana, Rembang, Brebes, Pekalongan, Keramaian, Taddan, Branta, Bawean, Pacitan, Sapudi, Telaga Biru, Tanah Ampo, Benoa, Padang Bai, Celukan Bawang, Nusa Lembongan, Nusa Penida, Benete, Pamenang Tanjung, Nunbaunsabu, Maritaing, Baing, Seba, Raijua, P. Salura, Waikelo, Kendidi Reo, Pota, Marapokot, Maurole, Atapupu, Batutua, Papela, Ba'a, Kolbano, Larantuka, Terong, Wulandoni, Bari, Labuhan Bajo, Ketapang, Sambas, padang Tikar, paloh,sukadana, Kuala Pembuang, Teluk Segintung, Pegatan, Mendawai, Parenggean, Sampit, Pulang Pisau, Bahaur, Batanjung, Marabatuan, Matasiri, Pelaihari, Sebuku, Palaran, Samarinda, Penajam Pasir, Maloy, Tanjung Redep, Tanah Grogot, Kuala Semboja, Tarakan,Sungai Nyamuk, Tanah Tidung, Manado, Kawio, Matutuang, Kawaluso, Petta, Tamako, Lipang, Bukide, Kahakitang, Kalama, Tahuna, Ngalipaeng, Marore, Lirung, Melonguane, Mangarang, Karatung, Rainis, Miangas, Makalehi, Pehe, Ulu Siau, Biaro, Sawang, Buhias, Labuhan Uki, Amurang, Gorontalo, Anggrek, Tilamuta, Moutong, Parigi, Kolonedale, Bungku Luwuk, Teluk Malala, Ogoamas, Mantangisi, Una-una, Pagimana, Leok, Palele, Banggai, Bungkutoko, Kendari, Ereke, Maligano, Bau-bau, Pasarwajo, Boepinang, Batu Atas, Wanci, Lasalimu, Kolaka, Watunohu, Dawi-dawi, Molawe, Lakara, Makassar, Paotere, Awerange, Garongkong, Jampea, Kayuadi, Munte, Belopa, Bulukumba, Jeneponto, Pattiro Bajo, Tuju-Tuju, Cappa Ujung, Sinjai, Biringkasi, Sabutung, Sapuka, Sailus, Kalukalukuang, Maccini Baji, Selayar, Benteng, Bajoe, Siwa, Majene (Banggae), Palipi, Popoongan, P. Ambo, Belang-belang, Polewali, Tanjung Silopo, Yos Sudarso, Ambon, Gudang Arang, Tulehu,Tuhaha, Tutu Kembong, Kroing, Saumlaki, Larat, P. Buano, Taniwel, Dawelor, Wonreli, Mahaleta, Namlea, Amahai, Kobror, Marlasi, Dobo, Gorom, Teor, Fogi, Namrole, Ambalau, Tual, Loleojaya, Tifure, Manu Gamunu, Mangga Dua, Bicoli, Tapaleo, Daruba, Tikong, Dama, Tobelo, Dorume, Galela, Bisui, Koititi, Indari, Yaba, Babang, Labuha, Sofifi, Laiwui, Wayaloar, Jojame, Banemo, Depapre, Merauke, Serui, Sarmi, Biak, Nabire, Agats, Mumugu, Waren, Bade, Asiki, Moor, Arar, Manokwari, Kaimana, Saonek, Sausapor, Kokas, Teminabuan, Korido, Oransbari Wasior Komersial : Kupang, Maumere, Palarab, Toli-Toli, Patoloan, Ambon dan Sorong. Penyelesaian : Par Ketek, Letung, Midai, Pasapuat, Carocok Painan, Nipah Panjang, Kuala Mendahara, Tg. Api-Api, Linau Bintuhan, Sebesi, Batu Balai, Batang, Taddan, Kolbano, Baing, Salura, Maurole, Batutua, Segintung, Batanjung, Ngalipaeng, Una-Una, Ereke, Sabutung, Sailus, Selayar, P Ambo, Popoongan, Kroing, Taniwel, Marlasi, Kobror, Dama, Yaba, Koititi, Mumungu, Waren dan Kokas. Lanjutan : Pulau Laut, Subi, Ujung Jabung, Sebalang, Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Tanah Ampo, Nunbaunsabu, Padang Tikar, Pelaihari, Sebuku, Maloy, Tuhaha, Depapre, Moor, Korido dan Kaimana. Pengembangan : Pangkalan Susu, Teluk Dalam, Sarang Elang, Barus, Dumai, Muntok, Bakauheni, Legon Bajak, Bawean, Benoa, Baranusa, Larantuka, Teluk Batang / Melano, Sei Nyamuk, Manado, Marore, Tahuna, Anggrek, Donggala, Paleleh, Poso, Kendari, Bungkutoko, Bau-Bau, Kolaka, Watunohu, Garongkong, Siwa, Sapuka, Belang-Belang, Majene, Mahaleta, Saumlaki, Wahai, Fogi, Ambalau, Tual, Tobelo, Babang, Sofifi, Nabire, Bade, Serui, Saonek dan Teminabuan. C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 15

209 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Komersial : Kupang, Maumere, Palarab, Toli-Toli, Patoloan, Ambon dan Sorong. Penyelesaian : Par Ketek, Letung, Midai, Pasapuat, Carocok Painan, Nipah Panjang, Kuala Mendahara, Tg. Api-Api, Linau Bintuhan, Sebesi, Batu Balai, Batang, Taddan, Kolbano, Baing, Salura, Maurole, Batutua, Segintung, Batanjung, Ngalipaeng, Una-Una, Ereke, Sabutung, Sailus, Selayar, P Ambo, Popoongan, Kroing, Taniwel, Marlasi, Kobror, Dama, Yaba, Koititi, Mumungu, Waren dan Kokas. Lanjutan : Pulau Laut, Subi, Ujung Jabung, Sebalang, Pelabuhan Ratu, Pangandaran, Tanah Ampo, Nunbaunsabu, Padang Tikar, Pelaihari, Sebuku, Maloy, Tuhaha, Depapre, Moor, Korido dan Kaimana. Pengembangan : Pangkalan Susu, Teluk Dalam, Sarang Elang, Barus, Dumai, Muntok, Bakauheni, Legon Bajak, Bawean, Benoa, Baranusa, Larantuka, Teluk Batang / Melano, Sei Nyamuk, Manado, Marore, Tahuna, Anggrek, Donggala, Paleleh, Poso, Kendari, Bungkutoko, Bau-Bau, Kolaka, Watunohu, Garongkong, Siwa, Sapuka, Belang-Belang, Majene, Mahaleta, Saumlaki, Wahai, Fogi, Ambalau, Tual, Tobelo, Babang, Sofifi, Nabire, Bade, Serui, Saonek dan Teminabuan. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Agats, Atapupu, Bade, Bagan Siapi-Api, Bajoe, Batu Panjang, Bau-Bau, Bungku, Calabahi,CPO Maloy, Depapre, Dobo, Dompak, Donggala, Ende, Gebe, Jepara, Kaibus, Kaimana, Karatung, Kendal, Kendawangan, Kendidi Reo, Kolbano, Korido, Labuan Bajo, Labuhan Uki, Larat, Linau Bintuhan, Luwuk, Malarko, Marabatuan, Matasiri, Mocoh, Moor, Moru, Ndao, Nunbaunsabu, Paam, Padang Tikar, Palaran, Palopo, Pamatata, Pangandaran, Parlimbungan Ketek, Pelabuhanratu, Pelaihari, Poso, Pulau Laut, Pulau Tello, Raha, Raijua, Sangatta, Sarmi, Saumlaki, Sebalang, Sebuku, Serui, Sofifi, Subi, Tanjung Redep, Telaga Biru, Tuhaha, Ujung Jabung, Waikelo, Waingapu, Waisai, Watunohu Agats, Atapupu, Bade, Bajoe, Bau-Bau, Bungku, Calabahi, CPO Maloy, Depapre, Dobo, Dompak, Donggala, Ende, Gebe, Jepara, Kaibus, Karatung, Kendal, Kendawangan, Kendidi Reo, Kolbano, Labuan Bajo, Labuhan Uki, Larat, Linau Bintuhan, Luwuk, Malarko, Marabatuan, Matasiri, Mocoh, Moru, Ndao, Paam, Palaran, Palopo, Pamatata, Pangandaran, Pelabuhanratu, Poso, Pulau Tello, Raha, Raijua, Saumlaki, Sebuku, Serui, Sofifi, Tanjung Redep, Ujung Jabung, Waikelo, Waingapu, Waisai, Watunohu, Dendang, Barukaol, Waisala, Pulau Mules, Iteng, Teluk Buton, Padaido, Batu goyang, Kao Jumlah Lokasi Pengerukan Alur Pelayaran (Lokasi) 741, , , , , , Terealisasi 12 (dua belas ) Lokasi yaitu Belawan, Palembang, Muara Padang, Tanjung Priok, Tanjung Emas, Benoa, Pontianak, Ketapang, Samarinda, Sampit, Kumai, Lembar, dan yang tidak terealisasi sebanyak 1 lokasi yaitu Lirang karena setelah ditetapkan pemenang pekerjaan terdapat dokumen yang diragukan keabsahannya kemudian diproses lanjut ke apengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Ambon dan menghasilkan putusan untuk menghentikan pekerjaan sampai dikeluarkan putusan Tanjung Priuk, Kumai, Tanjung Emas, Pontianak, Pulang Pisau, Juwana, Samarinda, Sintete, Belawan, Kendawangan dan Capital Dredging (Benoa). Tanjung Berakit, Tanjung Emas, Batang, Paloh, Labuhan Lombok, Lirang, Juwana, Palopo dan Namlea Teluk Melano (Sukadana) (UPP Teluk melano), Tanjung Redeb (UPP Tanjung Redeb), Kendawangan (UPP Kendawangan), Kwandang (UPP Kwandang), Luwuk (UPP Luwuk), Jepara (UPP Jepara), Kuala Tungkal, Panjang, Palembang, Tanjung Balai Asahan, Karangantu, Tg. Priok, Cirebon, Tg.Emas, Tegal, Sampit, Pontianak, Ketapang, Paloh, Samarinda, Ambon Peralatan Bongkar Muat 322, , , , , Jumlah Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Pelabuhan dan Pengerukan : 194, , , , , ,593 0 (Peningkatan Fasilitas Pelabuhan dalam Rangka Pelayanan Publik / Fasilitas Pendukung Operasional (Gedung Bangunan, Rumah Dinas, Pembuatan Sumur, Lampu Penerangan, Pos jaga, Pagar, Gapura dll). 3 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan 137,219 11,929 68,915 53,479 64, ,717 Pembangunan Kapal Marine Surveyor C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 16

210 TOTAL ALOKASI JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 137, , , , , , NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Jumlah Paket Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Perkapalan dan Kepelautan (Pengadaan Enginee Room Simulator / Pengadaan Full Mission Bridge Simulator / Pengadaan Komputer Base Assessment) Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian KSOP I Banten, KSOP I Dumai, KSOP II Palembang, KSOP II Cilacap, KSOP II Gresik, KSOP II Cirebon, KSOP III Sunda Kelapa, KSOP III Jambi, Athub Tokyo, Athub Singapura 3.073, , , , , ,953 Jumlah Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran 142, , , , , , Penggantian Antena Radio SROP Sarang Elang 2 x 20 mtr, Pengadaan Antena Genset GMDSS Kelas IV SROP Probolinggo, Pembangunan Tower untuk upgrade VTS Surabaya, IP Base, Penyedia Aplikasi LRIT Indonesia, Pengadaan Alat Bantu Pemeliharaan SROP (18), Pengadaan ais base station, Pembangunan gedung SROP (6 (Kuala langsa, Pangkalan Susu, Sikarakara, Sirombu, Tello, Amamapare)), Pengadaan peralatan SROP (UPS dan Backup Data) (5) Pengadaan Peralatan Stasiun Automatic Indentificatioan System ( AIS ) Receiver SROP Tg. Pinang, Pengadaan Sistim Antena SROP.( Nabire,Serui, Biak & Sarmi ), Pengadaan Peralatan Marine Electronic Highway ( MEH ) (2), Pembangunan Gedung Srop Ulee Lheuee dan Fasilitas Penunjang, Pembangunan Gedung Srop Meulaboh dan Fasilitas Penunjang, Pemb. Gedung SROP Klas IV Raha type 100 M2 dan Fas. Penunjang, Pembangunan Fasilitas Penunjang Gedung SROP Pemancar (TX) Makassar Lanjutan, GMDSS KN Merak IP Base (5 lokasi) Pembangunan Gedung SROP Ampana, SROP Banabungi, Gedung penunjang fasilitas VTS Bitung, AIS Base Station (6), IP Base (8) Pembangunan Gedung SROP (6 unit), AIS Base Station (7), IP Base (5) Jumlah Pembangunan baru kapal negara Kenavigasian 807, , , , Lanjutan pembangunan kapal negara Kenavigasian Penyelesaian pembangunan kapal negara Kenavigasian Pembangunan Kapal Induk Perambuan Tahap I Paket A dan Paket B 5 Unit, Pembangunan Kapal Pengamat Perambuan (KPP) Tahap I Paket A dan Paket B Sebanyak 5 Unit dan Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian Tahap II Paket A, Paket B dan Paket C sebanyak 5 Unit. Pada Tahun 2015 terdapat realisasi Pembangunan Baru Kapal Kenavigasian sebanyak 15 Unit yang melebihi target penyebabnya penambahan pembangunan baru dikarenakan adanya pengalihan biaya realokasi. Realisasi Pembangunan Baru Kapal Kelas I Kenavigasian 5 unit: Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian Tahap III Paket A (multi years) sebanyak 3 unit, Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian Tahap III Paket B (multi years) sebanyak 2 unit; Realisasi lanjutan pembangunan kapal Negara kenavigasian sebanyak 10 unit yaitu Lanjutan Pembangunan Kapal Induk Perambuan (KIP) Tahap I Paket A (multi years) sebanyak 3 Unit, Lanjutan Pembangunan Kapal Induk Perambuan (KIP) Tahap I Paket B (multi years) sebanyak 2 Unit, Lanjutan Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian (KIP) Tahap II Paket C (multi years) sebanyak 1 unit, Lanjutan Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian Tahap II Paket A (multi years) sebanyak 2 unit, Lanjutan Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian Tahap II Paket B (multi years) sebanyak 2 unit,. Realisasi penyelesaian pembangunan kapal Negara kenavigasian sebanyak 5 unit yaitu Penyelesaian Pembangunan Kapal pengamat Perambuan (KPP) Tahap I Paket A (multi years) sebanyak 3 unit, Penyelesaian Pembangunan Kapal pengamat Perambuan (KPP) Tahap I Paket B (multi years) sebanyak 2 unit. C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 17

211 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Realisasi penyelesaian pembangunan kapal Negara kenavigasian sebanyak 15 unit yaitu Lanjutan Pembangunan Kapal Induk Perambuan (KIP) Tahap I Paket A (multi years) sebanyak 3 Unit, Lanjutan Pembangunan Kapal Induk Perambuan (KIP) Tahap I Paket B (multi years) sebanyak 2 Unit, Penyelesaian Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian (KIP) Tahap II Paket B (multi years) sebanyak 2 unit, Penyelesaian Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian (KIP) Tahap II Paket C (multi years) sebanyak 1 unit, Penyelesaian Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian Tahap III Paket A (multi years) sebanyak 3 unit, Penyelesaian Pembangunan Kapal Kelas I Kenavigasian Tahap III Paket B (multi years) sebanyak 2 unit Tidak ada pembangunan baru kapal negara kenavigasian Tidak ada pembangunan baru kapal negara kenavigasian TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Jumlah Pembangunan Reverse Osmosis (RO) 6, , , , , , Belawan (3), Sibolga (10), Tg. Priok (2), Semarang (1), Cilacap (3), Benoa (1), Kupang (6), Bitung (9), Kendari (4), Makassar (10), Meraueke (2) Sabang (4), Sibolga (9), Teluk Bayur (5), Tg. Priok (2), Semarang (1), Surabaya (4), Benoa (1), Kupang (2), Pontianak (2), Banjarmasin (6), Samarinda (1), Tarakan (2), Kendari (1), Makassar (4), Ambon (6), Jayapura (6), Merauke (1) Tidak ada pengadaan peralatan Reverse Osmosis Sabang (2),Tanjung Pinang (5), Teluk Bayur (2), Tanjung Priok (3), Semarang (1), Cilacap (2), Surabaya (4), Benoa (1), Kupang (2), Pontianak (2), Banjarmasin (2), Tarakan (2), Tual (2), Ambon (3) Disnav Sabang (2), Belawan (1), Sibolga (1), Teluk Bayur (1), Tg. Pinang (2), Dumai (1), Palembang (2), Pontianak (1), Tg. Priok (2), Cilacap (1), Semarang (1), Surabaya (2), Benoa (2), Kupang (2), Banjarmasin (2), Tarakan (1) Ambon (5), Samarinda (1), Makassar (2), Kendari (1), Bitung (2), Ambon (2), Sorong (1), Jayapura (1), Marauke (1), Tual (2) Jumlah Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 451, , , , , , Distrik Navigasi Belawan (27), Distrik Navigasi Sibolga ( 7), Distrik Navigasi Dumai (7), Distrik Navigasi Tg. Pinang (23), Distrk Navigasi Teluk Bayur (33), Distrik Navigasi Semarang (16), Distrik Navigasi Cilacap (4), Distrik Navigasi Benoa (5), Distrik Navigasi Kupang (17), Distrik Navigasi Banjarmasin (20), Distrik Navigasi Pontianak (27), Distrik Navigasi Tarakan (1), Distrik Navigasi Bitung (13), Distrik Navigasi Kendari (20), Distrik Navigasi Makassar (4), Distrik Navigasi Ambon (29), Distrik Navigasi Tual (13), Distrik Navigasi Sorong (10), Distrik Navigasi Jayapura (27), Distrik Navigasi Merauke (13) dan Satker Kenavigasian Kantor Pusat (180). Pembangunan SBNP yang terealisasi sebanyak 131 Unit, terdiri dari pembangunan 2 Menara Suar, 111 Rambu Suar dan 18 Pelampung Suar yaitu Sabang, Belawan,Sibolga, Dumai, Tg. Pinang, TL. Bayur, Palembang, Tg. Priok, Semarang, Cilacap, Surabaya, Benoa, Kupang, Pontianak, Banjarmasin, Samarinda, Tarakan, 41 Unit (Disnav Ambon (4), Belawan (2), Makassar (3), Samarinda (1), Tg.Pinang (2), Tg.Priok (3), Banjarmasin (2), Benoa (1), Cilacap (3), Kupang (2), Kendari (3), Merauke (8), Sabang (1), Semarang (2), Tual (2), Jayapura (2)) Sabang (1), Belawan (1), Dumai (6), Tanjung Pinang (1), Teluk Bayur (4), Palembang (8), Tanjung Priok (2), Semarang (4), Cilacap (1), Surabaya (12), Benoa (4), Kupang (3), Banjarmasin (2), Samarinda (6), Tarakan (7), Bitung (6), Kendari (7), Makassar (4), Tual (2), Ambon (3), Merauke (3), Jayapura (9) Disnav Ambon (11), Banjarmasin (3), Belawan (1), Benoa (2), Bitung (6), Cilacap (1), Dumai (1), Kendari (1), Kupang (4), Makassar (4), Merauke (1), Palembang (3), Sabang (1), Samarinda (1), Semarang (1), Sorong (6), Surabaya (2), Tanjung Pinang (1), Tg.Priok (5), Tarakan (1), Teluk Bayur (1), Tual (5), Jayapura (8), Sibolga (1), Pontanak (1) Pembangunan / Pengembangan VTS - Pembangunan VTS 197, , , , , Pengembangan VTS , , , Distrik Navigasi Kelas I Belawan, Distrik Navigasi Kelas I Tg. Priok, Distrik Navigasi Kelas I Surabaya, Distrik Navigasi Kelas I Bitung dan Distrik Nvigasi Kelas I Palembang. Sedangkan 1 Lokasi yaitu Distrik Navigasi Kelas I Soong (VTS Bintuni) tidak terlaksana dikarenakan adanya realokasi anggaran. C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 18

212 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL Pengembangan VTS Samarinda, Pengadaan monitoring sistem VTS di KSOP Semarang dan Pengadaan sensor sistem AIS Transponder VTS Semarang 2017 Benoa 2018 Pengembangan VTS Batam, VTS Panjang 2019 Pembangunan (Ambon), Pengembangan (Merak dan Semarang) Pembangunan / Pengembangan GMDSS TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Pembangunan GMDSS 289, , , , , , Pengembangan GMDSS , , Pembangunan GMDSS melalui APBN (Merauke, Gilimanuk, Air Bangis, Pangkalan Susu, Kuala Langsa, Kn. Antares), Pembangunan Melalui APBNP (Serui, Kaimana, Luwuk, Waingapu, Probolinggo, Selat Panjang, Rengat, Teluk Dalam); Pengembangan GMDSS Melalui APBN (Tarakan, Sintete, Jakarta, Sitoli), Pengembangan melalui APBNP (Sorong, Bitung, Banjarmasin, Singkep, Kolak Kijang) Pengadaan yaitu : Sibolga (1 unit), Tanjung Pinang (1 unit), Tanjung Priok (1 unit), Semarang (1 unit), Samarinda (1 unit), Kendari (2 unit), Tual (1 unit), Jayapura (1 unit) dan Upgrading yaitu Sorong (2 unit), Kupang (1 unit), Palembang (3 unit). 9 lokasi: Pengadaan (SROP Padang Bali, Celukan Bawang, Parigi, Tembilahan, Raha, Ulee Lheuee, Jepara), Pengembangan (Padang Balam, Sipora) Pembangunan (Pengadaan GMDSS di SROP Meulaboh, SROP Tello, SROP Rembang, SROP Atapupu, SROP Gorontalo, SROP Tahuna, SROP Selayar, SROP Palopo, Ambon), Pengembangan (Kuala Tanjung, Tual) SROP Cirebon, Sampit, Amapare, Bade, Palembang, Sanana, Amahai, Nabire, Reo, Tarempa, Palopo, Tegal Rigid Inflatable Boat (RIB) Sabang (2), Belawan (2), Sibolga (1), Teluk Bayur (2), Dumai (2), Tg.Pinang (2), Jakarta (3), Cilacap (1), Semarang (2), Surabaya (2), Benoa (2), Kupang (2), pontianak (1), Banjarmasin (2), Samarinda (2), Tarakan (1), Makassar (2), Kendari (2), Bitung (2), Ambon (2), Tual (1), Sorong (2), Jayapura (2), Merauke (2) Tidak ada pengadaan RIB Belawan, Dumai, Tg.Pinang, Surabaya, Pontianak, Samarinda, Makassar, Bitung Tidak ada pengadaan RIB Tidak ada pengadaan RIB Jumlah Pembangunan/ Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian : 1.179, , , , , ,945 0 ( Antara lain: Perbaikan dan Perawatan Kapal / Pengadaan CCTV Survailance System / Genset / Mobil crane/ Kendaraan Operasional / Pengadaan Sistem Pengamatan Alur / Peralatan Survey Telkompel / Reporting System, Remote Cliane VTS / Vessel Monitoring sistem Kapal /Pelampung Suar / Sistem Lampu Suar untuk SBNP / Perangkat Penunjang Operasional Mensu/ Water Treatment/ Multibeam Shallow Water/ Unmaned Surface Vehicle Survey Hidrografi/ Peralatan Identifikasi Permukaan Bawah Air/ Sistem Pengolah Data Survey Hidrografi/ AIS Base Station/ Improvement System GMDSS (IP) Base/ Pengadaan Drone Survailance System/ Pengadaan DGPS Station/ Peralatan Laboratorium Pengamatan Laut) 5 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai 3.271, , , , , ,066 Jumlah Pembangunan Baru Kapal Patroli 2.623, , , C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 19

213 TOTAL ALOKASI NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli , , , , Jumlah Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Penjagaan Laut dan Pantai: (Perbaikan dan Perawatan Kapal/Pengadaan Helikopter/Pengadaan Senjata/Amunisi/Pengadaan Penanggulangan Pencemaran/Peralatan SAR/Giro Vertikal/RIB/ECDIS dan Sistem Mobile Surveillance Kapal Patroli/Mobil Patroli Lapangan/ Drone/ Pengembangan Pangkalan) 647, , , , , , Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut 4.673, , , , , ,020 D PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA , , , , , ,782 RPJMN TAHUN , , , , , ,332 1 Pelayanan Angkutan Udara Perintis 482, , , , , ,052 Jumlah rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara (rute) Jumlah subsidi angkutan BBM (drum) KPA Nagan Raya, KPA Takengon, KPA Gn.Sitoli, KPA Singkep, KPA Bengkulu, KPA Tarakan, KPA Palangkaraya, KPA Samarinda, KPA Sumenep, KPA Ketapang, KPA 2015 Waingapu, KPA Gorontalo, KPA Mamuju, KPA Masamba, KPA Selayar, KPA Ternate, KPA Langgur, KPA Manokwari, KPA Sorong, KPA Jayapura, KPA Merauke, KPA Nabire, KPA Timika, KPA Wamena, KPA Oksibil KPA Nagan Raya, KPA Takengon, KPA Gn.Sitoli, KPA Singkep, KPA Bengkulu, KPA Tarakan, KPA Palangkaraya, KPA Samarinda, KPA Sumenep, KPA Ketapang, KPA Waingapu, KPA Gorontalo, KPA Mamuju, KPA Masamba, KPA Selayar, KPA Ternate, KPA Langgur, KPA Manokwari, KPA Sorong, KPA Jayapura, KPA Merauke, KPA Nabire, KPA Timika, KPA Wamena, KPA Oksibil KPA Nagan Raya, KPA Takengon, KPA Gunung Sitoli, KPA Bengkulu, KPA Singkep, KPA Palangkaraya, KPA Ketapang, KPA Tarakan, KPA Samarinda, KPA Sumenep, KPA Melonguane, KPA Selayar, KPA Masamba, KPA Waingapu, KPA Ternate, KPA Langgur, KPA Sorong, KPA Manokwari, KPA Nabire, KPA Jayapura, KPA Wamena, KPA Timika, KPA Merauke, KPA Oksibil, KPA Dekai KPA Sumenep, KPA Nagan Raya, KPA Takengon, KPA Gn.Sitoli, KPA Ketapang, KPA Palangkaraya, KPA Samarinda, KPA Selayar, KPA Masamba, KPA Langgur, KPA Jayapura, KPA Merauke, KPA Wamena, KPA Nabire, KPA Oksibil, KPA Timika, KPA Dekai, KPA Bengkulu, KPA Ternate, KPA Singkep, KPA Manokwari, KPA Sorong, KPA Mamuju, KPA Tarakan KPA Nagan Raya, KPA Takengon, KPA Gunung Sitoli, KPA Bengkulu, KPA Singkep, KPA Palangkaraya, KPA Ketapang, KPA Tarakan, KPA Samarinda, KPA Sumenep, KPA Melonguane, KPA Selayar, KPA Masamba, KPA Waingapu, KPA Ternate, KPA Langgur, KPA Sorong, KPA Manokwari, KPA Nabire, KPA Jayapura, KPA Wamena, KPA Timika, KPA Merauke, KPA Oksibil, KPA Dekai 2 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara 7.676, , , , , ,239 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 20

214 TOTAL ALOKASI JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL , , , , , , NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Jumlah Bandar Udara yang direhabilitasi dan dikembangkan (antara lain perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah, rehab gedung terminal, gedung operasional, dll) Fasilitas penunjang operasional 439, , , , , , Jumlah Bandar Udara yang Dikembangkan di Daerah Perbatasan dan Rawan Bencana (5 bandar udara yang dikembangkan di daerah perbatasan dan rawan bencana merupakan bandar udara baru sehingga alokasi dikurangi alokasi 5 bandar udara yang sudah masuk dalam pembangunan bandar udara baru) 685, , , , , , Jumlah pembangunan bandar udara baru (3 bandar udara baru dalam quick wins merupakan bagian dari 15 bandar udara baru) Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai,, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah (Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas ditampung dalam alokasi pembangunan bandar udara baru) Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai,, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah (Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas ditampung dalam alokasi pembangunan bandar udara baru) Bandar Udara Sabang, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Blangkejeren/Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Tanjung Balai Karimun, Bandar Udara Kerinci, Bandar Udara Muko Muko, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Sumenep, Bandar Udara Atambua, Bandar Udara Rote, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Datah Dawai, Bandar Udara Moa, Bandar Udara Mopah (Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Miangas ditampung dalam alokasi pembangunan bandar udara baru) Bandar Udara Maimun Saleh, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Gayo Lues, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Raja Haji Abdullah,Bandar Udara Depati Parbo,Bandar Udara Muko Muko, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Trunojoyo, Bandar Udara Haliwen, Bandar Udara DC Saudale, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Data Dawai, Bandar Udara Moa,Bandar Udara Mopah (Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Miangas ditampung dalam alokasi pembangunan bandar udara baru) Bandar Udara Maimun Saleh, Bandar Udara Lasikin, Bandar Udara Teuku Cut Ali, Bandar Udara Rembele, Bandar Udara Lasondre, Bandar Udara Rokot, Bandar Udara Raja Haji Abdullah, Bandar Udara Enggano, Bandar Udara Bawean, Bandar Udara Trunojoyo, Bandar Udara DC Saudale, Bandar Udara Long Apung, Bandar Udara Long Bawan, Bandar Udara Data Dawai, Bandar Udara Moa,Bandar Udara Mopah (Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Miangas ditampung dalam alokasi pembangunan bandar udara baru) 1.085, , , , , , Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Maratua Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Koroway Batu, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Muara Teweh C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 21

215 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu, Bandar Udara Maratua, Bandar Udara Muara Teweh TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Tebelian, Bandar Udara Kertajati, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Buntu Kunik, Bandar Udara Kabir, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu, Bandar Udara Samarinda Baru,Bandar Udara Muara Teweh Bandar Udara Letung, Bandar Udara Tambelan, Bandar Udara Miangas, Bandar Udara Siau, Bandar Udara Morowali, Bandar Udara Namniwel, Bandar Udara Werur, Bandar Udara Koroway Batu, Bandar Udara Samarinda Baru, Bandar Udara Muara Teweh, Bandar Udara Maratua 3 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan 588, , , , , ,178 Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat (paket) 299, , , , , , Bandara Sentani, Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Haluoleo, Bandara Wunopito, Bandara Muara Bungo, Bandara Muko-muko, Bandara Dobo, Bandara Dumatubun, bandara Pogogul, bandara Oesman Sadik, Bandara Torea, Bandara Sultan M. Kaharuddin, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Komodo, Bandara Pekon Serai, Bandara Malinau, Bandara Sanggu, Bandara Melonguane, Bandara Enggano, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Andi Jemma,Bandara Soa Bajawa, Bandara Rokot, Bandara Kufar, Bandara Oksibil, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Moanamani, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Dominic Eduard Osok, Bandara Radin Inten II, Bandara Japura, Bandara Mutiara Sis-Aljufri, Bandara Rendani, Bandara Susilo, Bandara Kalimarau, Bandara Bintuni, Bandara Sarmi, Bandara Pongtiku, Bandara Rampi, Bandara Matahora, Bandara Nop Goliat Dekai, Bandara Silampari, Bandara Saumlaki, Bandara Banyuwangi, Bandara Namniwel, Bandara Numfor, Bandara Illu, Bandara Bade, Bandara Senggeh, Bandara S. Babullah, Bandraa Douw Aturure, Bandara Budiarto, Bandara Kasiguncu, Bandara Cut Nyak Dhien, Bandara Rahadi Oesman, Bandara Maratua, Bandara Naha, Bandara Sultan Bantilan, Bandara Serui, Bandara Mindiptanah, Bandara Raja Haji Abdullah, Bandara Depati Parbo, Bandara Pitu, Bandara Blangkejeren, Bandara Abd. Saleh, Bandara Melak, Badara Nanga pinoh, Bandara David Constantijn Saudale, Bandara Aek Godang, Bandara Ayawasi, Bandara Long Apung, Bandara Miangas 2016 Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Halueleo, Bandara Beringin, Bandara Muko-muko, Bandara FL Tobing, bandara Pogogul, Bandara Torea, Bandara Sangia Nibandera, bandara Pangsuma Putussibau, Bandara Rokot, Bandara Senggo, Bandara Mulia, Bandara Tanah Merah, Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Bandara Waghete, Bandara Lasondre, Bandara Maimun Saleh, Bandara Bilorai, Bandara Tambolaka, Bandara Radin Inten II, Japura, Mutiara Sis-Aljufri, Morowali, Sultan Babullah, Fransiskus Xaverius Seda, Rendani, Fatmawati, Budiarto, Frans Sales Lega, Kasiguncu, Cut Nyak Dhien, Binaka, Rahadi Oesman, Susilo, Naha, Betoambari, Kufar, H.Aroeboesman, Bintuni, Teuku Cut Ali, Depati parbo, Tampa Padang, Pongtiku, Gamarmalamo, Gewayantana, Seko, Bone, Bua, Amahai, Wahai, Jhon Becker, Elelim, Akimuga, Marinda, Emalamo, Aroepala, Banyuawangi, Mathilda Batlayeri, Melak, Kimam,Bokondini, Kepi, Okaba, Teminabuan, Kuabang, David Constantijn Saudale, Tanjung Harapan, Aek Godang, Dewadaru, Yuvai Semaring, Karubaga, Illu, Kambuaya, Batom, Illaga, Ayawasi 2017 Bandara Djalaluddin, Bandara Juwata, Bandara Mopah, Bandara Hanandjoeddin, Bandara Tjilik Riwut, Bandara Sangia Nibandera, Bandara Malinau, Bandara Andi Jemma, Bandara Soa Bajawa, Bandara Oksibil, Bandara Bilorai, Tunggul Wulung, Trunojoyo, Bawean, Lasikin, Rahadi Oesman, Nanga Pinoh, Kuala Kurun, Temindung, Maratua, Melak, Naha, Kasiguncu, Sultan Bantilan, Seko, Sugimanuru, Matahora, Namniwel, Jhon Becker, Larat, Namrole, Amahai, Fransiskus Xaverius Seda, H. Aroeboesman, Gewayantana, Wamena, Tiom, Kamur, Bokondini, Batom, Kiwirok, Fatmawati, Babullah, Gamarmalamo, Buli, Dabo, Teminabuan, Merdey, Marinda, Tanjung harapan, Nunukan, Long ampung, Haluoleo, Gebe, Domine Eduard Osok, Iskandar, Kalimarau, Tampa Padang, Emalamo C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 22

216 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Cakrabhuwana, Dewadaru, Banyuwangi, Trunojoyo, Alas Leuser, FL. Tobing, Depati Parbo, Muara Bungo, R. Inten Ii, Tumbang Samba, Sanggu, Temindung, Melak,Data Dawai, Siau, Matahora, Kufar, Dobo, Saumlaki, Namniwel, Amahai, Wahai, Fran Sales Lega, Kabir, Komodo, Dc.Saudale, Sentani, Mopah, Wamena, Nabire, Tanah Merah, Koroway Batu, Manggelum, Mararena, Mindiptanah, Oksibil, Waghete, Mozes Kilangin, Kimam, Kamur, Bomakia, Dabra, Kepi, Karubaga, Bade, Batom, Bilorai, Elelim, Nop Goliat Dekai, Fatmawati, Muko-Muko, Gamarmalamo, Morotai, Hanandjoeddin, Deo, Werur, Toreo, Kaimana, Kebar, Ayawasi, Marinda, Tampa Padang, Juwata, Malinau, Tanjung Harapan, Long Ampung,Tunggul Wulung, Blangkejeren, Binaka, Aek Godang, Japura, Pasir Pangarayan, Beringin, Gusti Sjamsir Alam, Naha, Mutiara Sis Aljufri, Kasiguncu, Pogogul, Pongtiku, Seko, Aroepala, Bone, Betoambari, Jhon Becker, Moa, Larat, Namrole, M. Slahudin, Gewayantana, Wunopito, Senggo, Tiom, Bokondini, Numfor, Kokonao, Ewer, Illu, Babullah, Gebe, Sanana, Budiarto, Djalaluddin, Letung, Rendani, Wasior, Inanwatan, Teminabuan, Merdey, Kambuaya, Tunggul Wulung, Blangkejeren, Binaka, Aek Godang, Japura, Pasir Pangarayan, Beringin, Gusti Sjamsir Alam, Naha, Mutiara Sis Aljufri, Kasiguncu, Pogogul, Pongtiku, Seko, Aroepala, Bone, Betoambari, Jhon Becker, Moa, Larat, Namrole, M. Slahudin, Gewayantana, Wunopito, Senggo, Tiom, Bokondini, Numfor, Kokonao, Ewer, Illu, Babullah, Gebe, Sanana, Budiarto, Djalaluddin, Letung, Rendani, Wasior, Inanwatan, Teminabuan, Merdey, Kambuaya TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Cut Nyak Dhien, Teuku Cut Ali, Rembele, Singkil, Malikul Saleh, Sibisa, Seibati, Dabo, Tempuling, Tambelan, Enggano, Pekonserai, Wiriadinata, Kertajati, Wirasaba, A. Rahman Saleh, Bawean, S. Muhamad Kaharuddin, A.A. Bere Tallo, Tardamu, Rahadi Oesman, Susilo, Pangsuma, Paloh, Iskandar, Kuala Pembuang, Kuala Kurun, Murung Raya, Kalimarau, Yuvei Semaring, Long Apung, Nunukan, Maratua, Melongguane, Miangas, Morowali, Sumarorong, Rampi, Haluoleo, Karel Satsuitubun, Bandaneira, Kuabang, Oesman Sadik, Pitu, Kiwirok, Akimuga, Enarotali, Mulia, Moanamani, Okaba, Ilaga, Sobaham, Obano, Sinak, Mugi, Kenyam, Pasema, Silimo, Koroway, Anggruk, Mapendum, Holuwun, Dekai, Torea, Bintuni, Ijahabra, Inanwatan, Kuala Batu, Pasaman Barat, Bagan Siapi-Api, Bengkalis, Pameungpeuk, Citarate Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan (paket) 289, , , , , ,855 Budirto-Curug, Nabire, Rokot-Sipora, Mutiara-Palu, Djalaluddin-Gorontalo, Juwata, Susilo-Sintang, Kasiguncu-Poso, Torea-Fak-fak, Radin Inten II-Lampung, Fatmawati- Bengkulu, Aekgodang-Padang Sidempuan, Dabo-Singkep, H.Asan-SAmpit, Satartacik- Ruteng, Betoambari-Bau Bau, S.Bantilan-Toli toli, S.Babullah - Ternate, Deo-Sorong, Rendani -Manokwari, Franseda-Maumere, M.Salahudin-Bima, Tampa Padang-Mamuju, Miangas, Lasikin-Sinabang, T.Cut ali- Tapak tuan, SeiBati - Tj. Balai Karimun, Cakrabuana-Cirebon, tambolaka-waikabubak, Kuala Pembuang,Dumatubun/ibra, Nunukan, Haliwen-Atambua, Sentani-Jayapura, Mopah-Merauke, Kalimarau-Tj. Redep, Syukuran Aminudin Amir - Luwuk, Umbu Mehang Kunda- Waingapu,H.AS. Hanandjuddin - Tj Pandan, Iskandar, Gusti Syamsir Alam, Enarotali, Mulia, Depati parbo, Sangia Ni Bandera, Namrole, Nop Goliat Dekai, Rembele, Trunojoyo, Kepi, Wasior, Kuabang, David Constantijn Saudale, Numfor, Karubaga, Cut Nyak Dhien, H Hasan Aroeboesman, Pitu, Nanga Pinoh, Wunopitu, Muara Bungo, Illu, Bade, Bilorai, Temindung, Rahadi Oesman, Bintuni, Tanah Merah, Pongtiku, Oesman Sadik, Gamarmalamo, Rampi, Buli Maba, Bone, Marinda, Silampari, Aroepala, Lasondre, Banyuwangi, Pogogul Buol, Saumlaki, Malinau, Muko-Muko, Teminabuan, Tardamu, Kambuaya, Sugimanuru, Kuala Kurun, Yuvei Semaring, Sibisa, Pekonserai, Senggo, Enggano, Beringin, Tojo Una-Una, Kaimana, Lapter Pasema-Silimo-Holuwun-Sobaham- Ninia-anggruk, Blangkejeren, Dit. Keamanan Penerbangan, Kantor OBU I, Kantor OBU II, Kantor OBU III, Kantor OBU V, Kantor OBU VI, Kantor OBU VII, Kantor OBU X 2016 Rendani - Manokwari, Radin Inten II - Lampung, Iskandar - Pangkalan Bun, Kalimarau - Tj. Redep, Rahadi Oesman - Ketapang, Nunukan - Nunukan, HS. Hananjoeddin - Tj. Pandan, Syukuran Aminuddin Amir - Luwuk, Depati Parbo - Kerinci, Sentani - Jayapura, Fransiskus Xaverius Seda, Umbu Mehang Kunda - Waengapu, Tampa Padang - Mamuju, Gusti Syamsir Alam - Kota Baru, Melonguane, Olilit - Saumlaki, Susilo - Sintang, Cut Nyak Dien - Meulaboh, Lasikin - Sinabang, Teuku Cut Ali - Tapak Tuan, Komodo - Labuan Bajo, Fatmawati Soekarno - Bengkulu, Maimun Saleh - Sabang, Sei Bati - Tj. Balai Karimun, Leukenik - Rote, Tardamu - Sabu, Pangsuma - Putusibau, Seluwing - Malinau, John Becker - Kisar, Enarotali, Oksibil, Okaba, Karubaga, Haliwen - Atambua, Naha - Tahuna, Dobo, Mopah - Merauke, Wamena - Wamena, Temindung - Samarinda, Nabire - Nabire, Mau Hau - Waingapu, M. Salahuddi - Bima, FL. Tobing, Dabo, Pekonserai, Tjilik Riwut, Djalaluddin, Mutiara Sis Aljufri, Haluoleo, Sultan Babullah, Sultan M.Kaharuddin, Tambolaka, Budiarto, Kasiguncu, Torea, Enggano, Tunggul Wulung, Binaka, H. Asan, Beringin, Sultan Bantilan, Betoambari, Kufar, MOA, Serui, Bintuni, Waghete, Rokot, Pongtiku, Gamarmalamo, Gewayantana, Seko, Bone, Bua, Matahora, Sangia Ni Bandera, Amahai, Wahai, Larat, Elelim, Nop Goliat Dekai, Kiwirok, Marinda, Silampari, Emalamo, Aroepala, Rembele, Lasondre, Banyuwangi, Pogogul, Mozes Kilangin, Namniwel, Pasir Pangarayan, Trunojoyo, Bawean, Kimam, kamur, Bomakia, Dabra, Tumbang Samba, Nanga Pinoh, Bokondini, Kepi, Wasior, Teminabuan, Sanggu, Tanjung Harapan, Adi Jemma, Dumatubun, Aek Godang, Cakrabhuwana, Wunopitu, Kuala Pembuang, Yuvai Semaring, Muara Bungo, Babo, Bade, Ilaga, Long Apung, Sugimanuru, Morowali, Direktorat Keamanan, Balai Teknik penerbangan C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 23

217 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. DEO - Sorong, HS. Hananjoeddin - Tj. Pandan, Frans seda - Maumere, Syukuran Aminuddin Amir - Luwuk, Rahadi Oesman - Ketapang, Nunukan - Nunukan, Tj. Harapan - Tj. Selor, Gewayantanah - Larantuka, Satar Tacik - Ruteng, Mali - Alor, Tambolaka - Waikabubak, Soa - Bajawa, Sei Bati - Tj. Balai Karimun, Tardamu - Sabu, John Becker - Kisar, Tanah Merah, Mulia, Oksibil, Okaba, Karubaga, Umbu Mehang Kunda - Waengapu, M. Salahuddin - Bima, Mutiara - Palu, Djalaluddin - Gorontalo, Japura - Rengat, Nangapinoh - Nangapinoh, Melonguane, Lasikin - Sinabang, Binaka - Gn. Sitoli, Fl. Tobing - Sibolga, Aek Godang - Pd. Sidempuan, Komodo, Cakrabhuwana, Tunggul Wulung, Depati parbo, Silampari, H.Asan, Sanggu, Kuala pembuang, Kuala Kurun, Gusti Sjamsir, Melak, Data Dawai, Pongtiku, Aroepala, Andi Jemma, Bone, Bwua, Haluoleo, Betoambari, Sugimanuru, Sangia Ni Bandera, Matahora, Kufar, Dobo, Saumlaki, Larat, namrole, Amahai, Sultan Kaharuddin, Wunopito, Wamena, Mindiptanah, Tiom, Mozes Kilangin, Bomakia, Kepi, Ewer, Fatmawati, Muko-Muko, Sultan Babullah, Gamarmalamo, Buli, Inanwatan, Kambuaya, Ayawasi, Marinda, Malinau, Yuvai Semaring, Long Ampung,Gebe, R. Inten II,Juwata, Rendani, Sentani,Douw Aturure, Budiarto, Cut Nyak Dhien, Iskandar, Kalimarau, Sarmi, Tampa Padang, Nop Goliat dekai, Dit Keamanan Penerbangan, Kantor OBU I, Kantor OBU II, Kantor OBU III, Kantor OBU V, Kantor OBU VI, Kantor OBU VII, Kantor OBU VIII, Kantor OBU IX, Kantor OBU X, Balai Teknik Penerbangan TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Cakrabhuawana, Tunggul Wulung, Dewadaru, Banyuwangi, Trunojoyo, Cut Nyak Dhien, Teuku Cut Ali, Lasikin, Alas Leuser, Maimun Saleh, Aek Godang, Rokot, Pasir Pangarayan, Depati Parbo, Muara Bungo, Silampari, Radin Inten II, Rahadi Oesman, Tebelian, Pangsuma, Tjilik Riwut, H. Asan, Tumbang Samba, Sanggu, Kuala Pembuang, Kuala Kurun, Kalimarau, Maratua, Melak, Data Dawai, Mutiara, Kasiguncu, Syukuran Aminuddin, Sultan Bantilan, Pogogul, Rampi, Aroepala, Andi Jemma, Bone, Bua, Haluoleo, Matahora, Bandaneira, Kufar, Saumlaki, Namniwel, Tual Baru, Jhon Becker, MOA, Namrole, Amahai, Wahai, M.Kaharuddin, M Salahuddin, Umbu Mehang Kunda, Frans Seda, Frans Sales Lega, H. Aroeboesman, Mali, Kabir, Gewayantana, Komodo, Haliwen, DC Saudale, Tardamu, Sentani, Mopah, Wamena, Nabire, Sudjarwo, Tanah Merah, Mararena, Mindiptanah, Oksibil, Enarotali, Mulia, Tiom, Mozes Kilangin, Kimam, Bomakia, Bokondini, Kepi, Moanamani, Numfor, Karubaga, Ewer, Ilu, Senggeh, Bilorai, Illaga, Akimuga, Elelim, Nop Goliat Dekai, Enggano, Muko-muko, Oesman Sadik, Buli, Morotai, Budiarto, Hanandjoeddin, Djalaluddin, Dabo, Letung Seibati, Rendani, DEO, Werur, Toreo, Wasior, Inanwatan, Teminabuan, Merdey, Babo, Kambuaya, Kebar, Ayawasi, Marinda, Tampa padang, Sumarorong, Juwata, Malinau, Tanjung Harapan, Yuvai Semaring, Nunukan, Long Ampung Cakrabhuawana, Tunggul Wulung, Dewadaru, Banyuwangi, Trunojoyo, Cut Nyak Dhien, Teuku Cut Ali, Lasikin, Alas Leuser, Maimun Saleh, Aek Godang, Rokot, Pasir Pangarayan, Depati Parbo, Muara Bungo, Silampari, Radin Inten II, Rahadi Oesman, Tebelian, Pangsuma, Tjilik Riwut, H. Asan, Tumbang Samba, Sanggu, Kuala Pembuang, Kuala Kurun, Kalimarau, Maratua, Melak, Data Dawai, Mutiara, Kasiguncu, Syukuran Aminuddin, Sultan Bantilan, Pogogul, Rampi, Aroepala, Andi Jemma, Bone, Bua, Haluoleo, Matahora, Bandaneira, Kufar, Saumlaki, Namniwel, Tual Baru, Jhon Becker, MOA, Namrole, Amahai, Wahai, M.Kaharuddin, M Salahuddin, Umbu Mehang Kunda, Frans Seda, Frans Sales Lega, H. Aroeboesman, Mali, Kabir, Gewayantana, Komodo, Haliwen, DC Saudale, Tardamu, Sentani, Mopah, Wamena, Nabire, Sudjarwo, Tanah Merah, Mararena, Mindiptanah, Oksibil, Enarotali, Mulia, Tiom, Mozes Kilangin, Kimam, Bomakia, Bokondini, Kepi, Moanamani, Numfor, Karubaga, Ewer, Ilu, Senggeh, Bilorai, Illaga, Akimuga, Elelim, Nop Goliat Dekai, Enggano, Muko-muko, Oesman Sadik, Buli, Morotai, Budiarto, Hanandjoeddin, Djalaluddin, Dabo, Letung Seibati, Rendani, DEO, Werur, Toreo, Wasior, Inanwatan, Teminabuan, Merdey, Babo, Kambuaya, Kebar, Ayawasi, Marinda, Tampa padang, Sumarorong, Juwata, Malinau, Tanjung Harapan, Yuvai Semaring, Nunukan, Long Ampung, Harun Thohir, FL. Tobing, Japura, Beringin, Gusti Sjamsir Alam, Naha, Morowali, Pongtiku, Seko, Betoambari, Sugimanuru, Sangia Ni Bandera, Dobo, Tambolaka, Soa Bajawa, Wunopito, Senggo, Waghete, Fatmawati, Sultan Babullah, Gamarmalamo, Sanana, Bintuni, Kaimana 4 Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara 505, , , , , ,505 5 Program Pembinaan Navigasi Penerbangan 213, , , , , ,401 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 2.295, , , , , ,407 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 24

218 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. E PROGRAM PENGEMBANGAN SDM PERHUBUNGAN 5.073, , , , , ,759 JUMLAH VOLUME RPJMN TAHUN , , , , , ,459 1 Pendidikan Kedinasan SDM Perhubungan Darat 186, ,587 23, , , ,405 2 Pendidikan Kedinasan SDM Perhubungan Laut 213, ,899 17, , , ,760 3 Pendidikan Kedinasan SDM Perhubungan Udara 101,633 74,344 22,687 56, , ,236 4 Pendidikan Tinggi SDM Perhubungan Darat 509, , , , , ,015 Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) 179, , , , , ,579 Politeknik Keselamatan Transportasi Jalan (PKTJ) Tegal 184, ,704 97, , , ,946 Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Palembang 41, ,043 84,582 97,336 62, ,134 Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Bali 76, ,256 88, , , ,223 Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun 27, , , , , ,973 Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) Pontianak 0,000 32,800 31,160 31,160 5 Pendidikan Tinggi SDM Perhubungan Laut 1.564, , , , , ,447 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) 292, , , , , ,225 Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Semarang 114,167 92, , , , ,109 Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) Makassar 327, , , , , ,371 Politeknik Pelayaran (PP) Surabaya 214, , , , , ,956 Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang 133,877 93, , , , ,882 Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong 160, , , , , ,022 Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Sorong 83, , , , , ,069 Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Malahayati Aceh Besar 81, , , , , ,238 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 25

219 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME Balai Pendidikan dan Pelatihan Pelayaran Padang Pariaman - Sumatera Barat Balai Pendidikan dan Pelatihan Pelayaran Minahasa Selatan - Sulawesi Utara Balai Besar Pendidikan, Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran (BP3IP) 19, , , , ,525 19, , , , , , , , , , ,049 Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Laut (BP2TL) 28,765 48,896 69, , , ,702 6 Pendidikan Tinggi SDM Perhubungan Udara 2.202, , , , , ,401 Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) 538, , , , , ,243 Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Medan 596, , , , , ,229 Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Surabaya 120, ,900 86, , , ,692 Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar 208, , , , , ,941 Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Banyuwangi 548, , , , , ,855 Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BPP Pnb) Palembang 79,616 50,492 55,587 76, , ,528 Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BPP Pnb) Jayapura 39,625 68, , , , ,117 Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan (BP3) Curug 71, ,621 47, , , ,796 7 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 232, ,627 59, , , ,010 Sekretariat Badan Pengembangan SDM Perhubungan 232, ,627 59, , , ,010 8 Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 63, ,889 73, , , ,138 Pusat Pengembangan SDM Aparatur Perhubungan 63,428 77,982 54, , , ,780 Balai Pendidikan dan Pelatihan Pembangunan Karakter SDM Transportasi 62,907 18, , , ,359 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 26

220 TOTAL ALOKASI NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. F BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 228, , , , , , A PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 102, , , , , , Perencanaan Kebijakan Sistranas 7, , , , , , Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring 2, , , , , , Kegiatan (laporan) Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 4, , , , , , Penelitian dan Pengembangan Transportasi Antarmoda 23, , , , , , Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring 2, , , , , , Kegiatan (laporan) Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 21, , , , , , Penelitian dan Pengembangan Transportasi Jalan dan Perkeretaapian 29, , , , , , Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring 2, , , , , , Kegiatan (laporan) Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 26, , , , , , Penelitian dan Pengembangan Transportasi Laut, Sungai, Danau dan 20, , , , , , Penyeberangan Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) 1, , , , , , Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 19, , , , , , Penelitian dan Pengembangan Transportasi Udara 21, , , , , , Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring 2, , , , , , Kegiatan (laporan) Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 19, , , , , , B DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 126, , , , , , Peningkatan Akses ke Sumber Informasi IPTEK Transportasi 104, , , , , , Penyusunan Updating Data dan Informasi (laporan) 10, , , , , , Peningkatan Kapasitas Pegawai (paket) 11, , , , , , Penyelenggaraan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dan Pengelolaan 9, , , , , , Barang Milik Negara (BMN) (laporan) Tata Kelola Kepegawaian (laporan) 1, , , , , , Layanan Perkantoran (bulan) 44, , , , , , C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 27

221 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Pengadaan Sarana dan Prasarana (unit) 22, , , , , , Gedung/Bangunan (paket) 3, , , , Peningkatan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang 21, , , , , , Dukungan Publikasi Litbang (paket) 13, , , , , , Penyelenggaraan Workshop/Seminar/FGD/Rakor (laporan) 7, , , , , , G INSPEKTORAT JENDERAL 100, ,312 90, , , ,272 I Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat I 10,111 10,397 7,815 7,227 7,227 42,778 Reviu Laporan Keuangan 3, , , , , Laporan Pengawasan pada Wilayah Kerja Inspektorat I/Layanan Audit ,188 6,497 4,709 4,227 4,227 Internal 2 Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat II 8,063 8,335 6,490 6,070 6,312 35,270 Evaluasi SPIP 0, , ,000 0,000 0,000 6 Pengawasan pada Wilayah Kerja Inspektorat II/Layanan Audit Internal 7, , , , , JUMLAH VOLUME Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat III 6,727 7,040 7,141 6,639 6,639 34,186 Stranas PK Kementerian Perhubungan 0, , ,000 0,000 0,000 9 Pengawasan pada Wilayah Kerja Inspektorat III/Layanan Audit Internal 6, , , , , Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat IV 6,969 7,321 7,017 6,530 6,904 34,741 Evaluasi LAKIP Eselon I Kementerian Perhubungan 0, , ,000 0,000 0,000 7 Pengawasan pada Wilayah Kerja Inspektorat IV/Layanan Audit Internal 6, , , , , Pelaksanaan Pengawasan oleh Inspektorat V 6,744 7,075 8,385 7,725 8,035 37,964 Laporan RAI-PK pada Unit Kerja Inspektorat Jenderal 0, , ,000 0,000 0,000 2 Pengawasan pada Wilayah Kerja Inspektorat V/Layanan Audit Internal 6, , , , , Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Sekretariat Inspektorat Jenderal 61,699 60,144 53,460 71,920 79, ,334 Sarana dan Prasarana 4, ,509 3 Laporan Pembinaan Kepegawaian, Hukum dan Umum 6, , Laporan Analisa dan Tindak Lanjut Hasil Audit 1, ,700 3 Laporan Penyelenggaraan Keuangan dan Ketatausahaan 2, ,116 6 Laporan Penyelenggaraan Perencanaan, Koordinasi, Monitoring, 4 9 7,670 7,047 Evaluasi dan Sistem Informasi Layanan Perkantoran 38, , menggunakan Fromat ADIK Penyusunan Rencana Program 0, , ,343 1 Penyusunan Rencana Anggaran 0, , ,342 1 Pengelolaan Data dan Informasi 0, , ,488 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 28

222 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Pengelolaan Keuangan 1, , ,509 1 Pelayanan Hukum 0, , ,337 1 Pengelolaan Umum dan Perlengkapan 0, , ,259 1 Pengelolaan Kepegawaian 3, , ,197 1 Pelayanan Humas dan Protokol 0, , ,754 1 Pelayanan Organisasi Tata Laksana dan Reformasi Birokrasi 0, , ,311 1 Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi 2, , ,800 1 Layanan Internal (Overhead) 2, , ,039 2 Layanan Perkantoran 42, , , TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME H SEKRETARIAT JENDERAL 887,22 884,29 526,83 887, , ,906 1 Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan 30,421 28,022 18,210 43,282 35, ,185 2 Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian 39,684 56,876 27,575 59,352 48, ,024 3 Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kemenhub 39,796 35,122 18,134 28,913 48, ,337 4 Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri (pelayanan KSLN hanya sampai 2015) 40,828 59,046 19,738 21,066 24, ,094 5 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kemenhub 540, , , , , ,998 6 Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan (< 2015), Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan (> 2016) 44, ,015 63,149 94, , ,467 7 Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan 57,650 73,928 31,833 80,432 89, ,341 8 Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi (<2015), Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (>2016) 33,204 29,151 12,500 31,493 40, ,708 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 29

223 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 9 Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran 22,885 21,565 15,225 26,492 27, ,984 JUMLAH VOLUME Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi 38,232 37,061 33,322 45,882 46, , Pelayanan Kerja Sama Luar Negeri 19,815 23,316 25,569 68,700 I BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK* 44, , , , ,510 (* Anggaran BPTJ Tahun 2016 masih bergabung dengan DIPA Biro Umum Sekretaris Jenderal) 1 Perencanaan dan Pengembangan Transportasi Jabodetabek Penyusunan Rencana Umum Pelayanan Angkutan Permukiman (dokumen) 0,720 11,899 21,022 5,700 39,341 0, ,180 1 Penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) (dokumen) 0, ,180 1 Pengembangan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian) dan Pengguna Sepeda (dokumen) 0, ,180 1 Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) (dokumen) 0, ,180 1 Kajian Pengembangan Sistem Pengawasan Manual Maupun Elektronik 0, ,836 1 Perencanaan Teknis Implementasi Sistem Prioritisasi Persimpangan Bus di Jabodetabek (dokumen) 0, ,823 1 Perencanaan Teknis Skema Pembiayaan Pembangunan TOD di 0, ,744 1 Jabodetabek (dokumen) Perencanaan Teknis Skema Pembiayaan Transjabodetabek (dokumen) 0, ,799 1 Kajian Pengembangan Sistem Tiket Terpadu/e-Money (dokumen) 0, ,725 1 Perencanaan Teknis Pengembangan Aplikasi bagi Pengguna Angkutan Umum (dokumen) Perencanaan Teknis Redistribusi Fungsi Land Use di Wilayah Jabodetabek (dokumen) Perencanaan Teknis/Basic Design Pembangunan Berorientasi Transit Angkutan Umum (TOD) di Stasiun Sukaresmi (dokumen) Perencanaan Teknis Dampak Pergerakan Dengan Adanya Pengembangan Compact City di Jabodetabek (dokumen) Perencanaan Teknis Perpindahan Moda di Stasiun Jabodetabek (dokumen) 0, , , , , , , , , , ,730 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 30

224 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Koordinasi Teknis Penyusunan Kebijakan dan Skema Pembiayaan dalam Pengelolaan Transportasi di Wilayah Jabodetabek (tahun) ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. TOTAL ALOKASI JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI VOL. VOL. VOL. 0, ,780 1 Sinkronisasi Teknis Implementasi Perencanaan Transportasi (RITJ) dan 0, ,703 1 Tata Ruang (tahun) Penyusunan Perencanaan Angkutan Feeder TransJabodetabek (tahun) 0, ,794 1 Pemantauan dan Evaluasi Program Peningkatan Jaringan Infrastruktur 0, ,727 1 Pelayanan Angkutan Umum (tahun) Pemantauan dan Evaluasi Program Peningkatan Kinerja Angkutan 0, ,954 1 Umum (tahun) Penyelenggaraan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Tahunan (LAPTAH) Direktorat Perencanaan dan 0, ,271 1 Penyelenggaraan Penetapan Kinerja Direktorat Perencanaan dan 0, ,165 1 Pengembangan (tahun) Dukungan Penyelenggaraan Mandiri Pengembangan Reformasi 0, ,197 1 Birokrasi Direktorat Perencanaan dan Pengembangan (tahun) Review Rencana Induk Transportasi Jalan (RITJ) (dokumen) 0, , ,200 2 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) ITS Jabodetabek 0, , ,300 2 (dokumen) Pengembangan IT Jabodetabek (paket) 0, ,700 1 Perencanaan Angkutan Umum Massal Yang Terintegrasi dan Terpadu 0, ,980 1 Dengan Tata Ruang Eksisting (dokumen) Perencanaan sistem ERP & pelarangan penggunaan sepeda motor 0, , ,980 2 (paket) Perencanaan desain geometrik ruas jalan dan simpang di Jabodetabek 0, , ,980 2 (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pemeliharaan dan Peningkatan 0, ,600 1 Pelayanan Terminal Tipe A Kalideres (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pemeliharaan dan Peningkatan Pelayanan Terminal Tipe A Kampung Rambutan (dokuemn) 0, ,600 1 Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu 0, ,500 1 Tanjung Priok (dokumen) Pengembangan Terminal Tanah Baru Kabupaten Bogor a. Studi Kelayakan (Feasibility Study) (dokumen) 0, ,500 1 b. Penyusunan Basic Design (dokumen) 0, ,780 1 Pengembangan Terminal Cibinong Baru Kabupaten Bogor a. Studi Kelayakan (Feasibility Study) (dokumen) 0, ,500 1 b. Penyusunan Basic Design (dokumen) 0, ,780 1 Pengembangan Terminal Tipe A di Wilayah Kota Tangerang a. Studi Kelayakan (Feasibility Study) (dokumen) 0, ,500 1 b. Penyusunan Basic Design (dokumen) 0, ,800 1 Pengembangan Terminal Bitung Kabupaten Tangerang a. Studi Kelayakan (Feasibility Study) (dokumen) 0, ,500 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 31

225 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. b. Penyusunan Basic Design (dokumen) 0, ,800 1 Pengembangan Terminal Jati Asih Kota Bekasi a. Studi Kelayakan (Feasibility Study) (dokumen) 0, ,500 1 b. Penyusunan Basic Design (dokumen) 0, ,800 1 Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Fasilitas 0, ,600 1 Perpindahan Moda Terintegrasi Antar Moda Kereta Api dan Moda Jalan di Stasiun Sudirman/Dukuh Atas (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Fasilitas 0, ,600 1 Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Fasilitas 0, ,600 1 Perpindahan Moda Terintegrasi Antar Moda Kereta Api dan Moda Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Manggarai (dokumen) JUMLAH VOLUME , ,600 1 Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Pasar Minggu (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Terminal Kampung Rambutan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda Jalan di Terminal Poris Plawad (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Fasilitas Perpindahan Moda Terintegrasi Ciledug Kota Tangerang (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda Jalan di Stasiun Bekasi (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Cikarang (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda Jalan di Stasiun Bogor (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Cilebut (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda Jalan di Stasiun Cibubur (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Sentul Selatan (Belanova) (dokumen) Studi Kelayakan (Feasibility Study) Pembangunan Fasilitas Pejalan Kaki di Jalan Nasional di Jabodetabek 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,500 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 32

226 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. 2 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Transportasi (dokumen) 0,720 27, , , ,900 JUMLAH VOLUME Perencanaan Teknis dan Penanganan Perlintasan Sebidang di Jabodetabek (dokumen) 0, , ,027 2 Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas (dokumen) 0, ,180 1 Pengembangan Terminal Tipe A dan Tipe B (dokumen) 0, ,180 1 Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Antar Moda 0, ,180 1 Peralatan Penunjang Pemantau SPM Stasiun Commuter a. Pengadaan (paket) 0, , , ,147 3 b. Kalibrasi dan Pemeliharaan (paket) 0, , ,647 2 Pengadaan Peralatan Penunjang Pemantau SPM Terminal Penumpang a. Pengadaan (paket) 0, , ,947 2 b. Kalibrasi dan Pemeliharaan (paket) 0, ,050 1 Pembangunan ATCS (paket) 18, , , ,547 3 Pembangunan Fasilitas Pejalan Kaki di Jalan Nasional di Jabodetabek (dokumen) a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,347 1 b. Pembangunan (paket) 2, ,000 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pembangunan 1, ,295 1 Prasarana BRT Transjabodetabek pada 6 Rute Prioritas Utama (dokumen) Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pembangunan 5, ,347 1 Prasarana BRT Transjabodetabek pada 6 Rute (Lanjutan I) (dokumen) Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pembangunan Prasarana BRT Transjabodetabek pada 6 Rute (Lanjutan II) (dokumen) 0, ,800 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) BRT Transjabodetabek Ekstensi (dokumen) 1 1 1,295 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) BRT Transjabodetabek pada 6 Rute Prioritas Utama 5, ,347 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) BRT Transjabodetabek 4, ,800 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Park and Ride 1, ,547 1 (dokumen) Pembangunan BRT Transjabodetabek Ekstensi (paket0 50, ,547 1 Penyusunan Masterplan Jalur Sepeda (dokumen) 1, ,047 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Jalur Sepeda (dokumen) 0, ,800 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Halte di Jalan Nasional 1, ,347 1 Pembangunan Halte di Jalan Nasional (paket) 10, ,000 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Halte Integrasi Jalan dengan Kereta Api di Stasiun Kereta Api (dokumen) 1, ,347 1 Pembangunan Halte Integrasi Jalan dengan Kereta Api di Stasiun Kereta Api (paket) 5, ,000 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Jalur Busway di Jalan 1, ,347 1 Pembangunan Jalur Busway di Jalan Nasional (paket) 10, ,000 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 33

227 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Jalur Busway di 4 Rute 1, ,347 1 Pengembangan Elevated BRT Lane Jurusan Ciledug (CBD) - Kota a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 4, ,547 1 b. Pembangunan (paket) 60, ,000 1 Pengembangan Elevated BRT Lane Jurusan Ciledug (CBD) - Terminal Poris Plawad a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 4, ,547 1 b. Pembangunan (paket) 60, ,000 1 Pembangunan Park and Ride pada Prasarana BRT (20 Lokasi) (paket) 5, ,500 1 Pemeliharaan dan Peningkatan Pelayanan Terminal Tipe A Kalideres a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,547 1 b. Pembangunan (paket) 70, ,000 1 Pemeliharaan dan Peningkatan Pelayanan Terminal Tipe A Kampung a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,547 1 b. Pembangunan (paket) 80, ,000 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pengembangan 1, ,347 1 Terminal Terpadu Tanjung Priok (dokumen) Pengadaan Tanah a. Pengembangan Terminal Tanah Baru Kabupaten Bogor (paket) 250, ,000 1 b. Pengembangan Terminal Cibinong Baru Kabupaten Bogor (paket) 250, ,000 1 c. Pengembangan Terminal Tipe A di Wilayah Kota Tangerang (paket) 250, ,000 1 d. Pengembangan Terminal Bitung Kabupaten Tangerang (paket) 250, ,000 1 e. Pengembangan Terminal Jati Asih Kota Bekasi (paket) 250, ,000 1 Pembangunan Halte Perpindahan Antar Moda yang Terintegrasi 5, , ,800 2 (paket) Pengembangan Fasilitas Perpindahan Moda Terintegrasi Antar Moda a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 30, ,000 1 Pengembangan Fasilitas Perpindahan Moda Terintegrasi Antar Moda Kereta Api dan Moda Jalan di Stasiun Tanah Abang a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 30, ,000 1 Pengembangan Fasilitas Perpindahan Moda Terintegrasi Antar Moda a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 20, ,000 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pengembangan 1, ,000 1 Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pengembangan 1, ,000 1 Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Pasar Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Terminal Kampung Rambutan a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 30, ,000 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pengembangan 0, ,800 1 JUMLAH VOLUME C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 34

228 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) Pengembangan Fasilitas Perpindahan Moda Terintegrasi Ciledug Kota a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 0, ,500 1 b. Pembangunan (paket) 0, ,800 1 Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda Jalan di Stasiun Bekasi a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 40, ,000 1 Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 40, ,000 1 Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 40, ,000 1 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pengembangan 1, ,000 1 Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 40, ,000 1 Pengembangan Terminal Terpadu Antar Moda Kereta Api dan Moda di Stasiun Sentul Selatan (Belanova) a. Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) (dokumen) 1, ,000 1 b. Pembangunan (paket) 30, ,000 1 Pembangunan Terminal Jatijajar (Lanjutan) (paket) 100, , ,000 2 Pembangunan Terminal Pondok Cabe (Lanjutan) (paket) 65, ,000 1 Pembangunan Fasilitas Pejalan Kaki pada Akses Terminal Tipe A (paket) 1, ,000 1 Rencana Teknis Konektivitas Stasiun KA di Jabodetabek (dokumen) 0, ,700 1 Rencana Teknis Keselamatan Prasarana Perkeretaapian di Jabodetabek 0, ,790 1 Rencana Teknis Jalur Khusus Bus di Jalan Nasional di Wilayah 0, ,765 1 Rencana Teknis Fasilitas Integrasi Moda di Jabodetabek (dokumen) 0, ,700 1 JUMLAH VOLUME Rencana Teknis Impelementasi Pengelolaan Registrasi Elektronik (Electronic Check-in) Pengguna Jasa Terminal (dokumen) 1, ,000 1 Rencana Teknis Skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha 0, ,600 1 pada Penyelenggaraan Terminal Penumpang di Jabodetabek (dokumen) Rencana Teknis Pengoperasian Terminal Penumpang di Jabodetabek 0, ,700 1 (dokumen) Rencana Teknis Fasilitas Integrasi Moda di Jabodetabek (dokumen) 0, ,700 1 Rencana Teknis Data Mart Prasarana Transportasi Jabodetabek 1, ,000 1 Review Rencana Induk Terminal Penumpang di Jabodetabek 1, ,000 1 Rencana Induk Terminal Barang Jabodetabek (dokumen) 1, ,000 1 Review Rencana Induk Terminal Barang di Jabodetabek (dokumen) 1, ,000 1 Rencana Induk Fasilitas Pendukung Penyelenggaraan LLAJ di Jabodetabek (dokumen) 1, ,000 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 35

229 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) Review Rencana Induk Fasilitas Pendukung Penyelenggaraan LLAJ di Jabodetabek (dokumen) 1, ,000 1 Rencana Induk Penyelenggaraan Park and Ride di Jabodetabek 1, ,000 1 Review Rencana Induk Penyelenggaraan Park and Ride di Jabodetabek 1, ,000 1 Rencana Induk Fasilitas Pejalan Kaki, Sepeda dan Penyandang Cacat di 1, ,000 1 Jabodetabek (paket) Rencana Induk Fasilitas Pendukung Kegiatan LLAJ di Jabodetabek 1, ,000 1 (paket) Rencana Induk Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas di Jabodetabek (paket) 1, ,000 1 Bimbingan Teknis Perencanaan Integrasi Simpul Transportasi 0, , , ,800 3 Jabodetabek (paket) Bimbingan Teknis Implementasi Pengelolaan Terminal Angkutan 0, , , ,800 3 Penumpang di Jabodetabek (paket) Bimbingan Teknis Implementasi SPM Stasiun Kereta Commuter di 0, , , ,100 3 Jabodetabek (paket) Bimbingan Teknis Pengelolaan Park and Ride di Jabodetabek (paket) 0, , ,600 2 Pemantauan dan Evaluasi SPM Stasiun KA Comuter di Jabodetabek 0, , , ,500 3 (paket) Pemantauan dan Evaluasi Prasarana Transportasi Jalan di 0, , , ,200 3 Jabodetabek Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Park and Ride di Jabodetabek 0, , ,600 2 (paket) Penyelenggaraan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 0, , , ,106 3 Penyelenggaraan Laporan Tahunan (LAPTAH) Direktorat Prasarana 0,306 0, , ,106 2 (tahun) Penyelenggaraan Penetapan Kinerja Direktorat Prasarana (tahun) 0, , , ,560 3 Dukungan Penyelenggaraan Mandiri Pengembangan Reformasi 0, , , ,810 3 Rehabilitasi, Peningkatan Jalan Rel, Emplasemen Koridor Tanah Abang - 157, ,548 1 Rehabilitasi, Peningkatan Jalan Rel, Emplasemen Koridor Jakarta - 54, ,421 1 Pembangunan Persinyalan dan Telekomunikasi Koridor Tanah Abang - 30, ,000 1 Pemagaran Fasilitas Pendukung Koridor Krenceng - Anyer Kidul (paket) 20, ,000 1 Pemagaran Fasilitas Pendukung Koridor Sungai Lagoa - Kampung 2, ,000 1 Bandan (paket) Pengamanan Perlintasan Sebidang Koridor Rangkasbitung - Merak 4, ,400 1 Pengamanan Perlintasan Sebidang Koridor Krenceng - Anyer Kidul 4, ,400 1 (paket) Pengamanan Perlintasan Sebidang Koridor Sungai Lagoa - Kampung 4, ,400 1 Pengamanan Perlintasan Sebidang Koridor Jakarta Kota - Tanjung Priok 4, ,400 1 (paket) Pengamanan Perlintasan Sebidang Koridor Duri - Tangerang (paket) 4, ,400 1 JUMLAH VOLUME Pengamanan Perlintasan Sebidang Koridor Manggarai - Jatinegara - Bekasi - Cikarang (paket) 4, ,400 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 36

230 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) Pengadaan Lahan Perkeretaapian (paket) a. Koridor Jatinegara - Pondok Jati - Senen - Kampung Bandang - 10, ,000 1 b. Koridor Halim - Manggarai - Duri - Bandara Soetta (paket) 400, ,000 1 JUMLAH VOLUME Peningkatan, Penyediaan serta Pengembangan Lalu Lintas dan Pelayanan Angkutan Umum di Wilayah Jabodetabek 0,720 29,094 61,661 55, ,775 Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Jalan 0, ,180 1 (dokumen) Pemenuhan Perlengkapan Jalan (dokumen) 0, ,180 1 Perpanjangan Rute Transjabodetabek (Ekstension) (dokumen) 0, ,180 1 Penyusunan Rencana Umum Kebutuhan Taksi di Jabodetabek (dokumen) 0, ,180 1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Ruas Jalan di Jabodetabek (dokumen) 0, ,525 1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Simpang di Jabodetabek (dokumen) 0, ,525 1 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Sistem ATCS di Jabodetabek (dokumen) Monitoring dan Evaluasi Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas Jalan di Jabodetabek (dokumen) Rencana Teknis Sistem Pengawasan Angkutan Secara E-Enforcement di Jalan Nasional Bodetabek (E-Enforcement, WIM) (dokumen) 0, , , , , ,000 1 Koordinasi Teknis Pengawasan Lalu Lintas dan Angkutan Se- 0, ,389 1 Jabodetabek (paket) Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan 0, ,277 1 Wilayah DKI Jakarta (paket) Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan 0, ,271 1 Wilayah Bogor (paket) Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan 0, ,251 1 Wilayah Tangerang (paket) Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan 0, ,220 1 Wilayah Bekasi (paket) Pengawasan Operasional Terminal Tipe A Di Wilayah Jabodetabek 0, ,258 1 (dokumen) Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru (paket) 0, ,300 1 Rencana Teknis Implementasi HOV Lane 6 Rute Prioritas (120 Km - Tol Cikampek, Dalam Kota, Jagorawi, Cijago) (dokumen) Kegiatan Evaluasi Kinerja Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Perusahaan Angkutan Jalan di Wilayah Jabodetabek (dokumen) Semiloka Peningkatan Pelayanan Angkutan Penumpang di Wilayah Jabodetabek (paket) 1, , , , , ,397 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 37

231 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. TOTAL ALOKASI JUMLAH VOLUME (Rp. Miliar) ALOKASI VOL. VOL. VOL. 0, ,990 1 Penataan Lalu Lintas di Kawasan Internal Bandara Soekarno-Hatta (paket) Evaluasi Kinerja Angkutan Umum di Bandara Soekarno-Hatta dan 0, ,261 1 Bandara Halim Perdana Kusuma (dokumen) Rencana Umum Pengembangan Angkutan Tidak Dalam Trayek di 0, ,867 1 Jabodetabek (dokumen) Sosialisasi Peraturan Menteri Terkait Rencana Umum Jaringan Trayek 0, ,397 1 Angkutan Massal di Jabodetabek (paket) Rencana Umum Pengendalian Pembatasan Sepeda Motor di 1, ,059 1 Jabodetabek (dokumen) Rencana Umum Penanganan Bottleneck Jalan Nasional di Jabodetabek 0, ,973 1 (dokumen) Pengembangan Rute Transjabodetabek Ekspres (Terminal Bekasi - 1, ,000 1 Terminal Tanah Abang) (paket) Pengembangan Rute Transjabodetabek Ekspres (Terminal Pondok 2, ,942 1 Cabe - Terminal Pasar Senen, Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang, Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen, Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen, Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang) (paket) Pengembangan Rute Transjabodetabek Reguler (Terminal Pondok 2, ,942 1 Cabe - Terminal Pasar Senen, Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang, Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen, Terminal BSD City - Terminal Pasar Senen, Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang, ) (paket) Pengembangan Angkutan Pengumpan (Terminal Pondok Cabe - 2, ,942 1 Terminal Pasar Senen, Terminal Pondok Cabe - Terminal Tanah Abang, Terminal Ciputat - Terminal Pasar Senen, Terminal BSD City - Terminal Tanah Abang) (paket) Pengembangan Angkutan Pemadu Moda (Bandara Soetta - Terminal 0, ,742 1 Pulogebang) (paket) Pengembangan Angkutan Permukiman (Kawasan Kab. Bekasi, Kawasan 1, ,742 1 Kota Bekasi, Kawasan Kota Tangerang) (paket) Penataan Angkutan Taksi (paket) 0, ,742 1 Penataan Angkutan Sewa (paket) 0, ,742 1 Pemanfaatan Lajur Jalan Tol di Wilayah Jabodetabek untuk pelayanan 0, ,942 1 Transportasi Massal Jabodetabek/HOV Lanes (Tahap 3) (paket) Penyediaan fasilitas keselamatan lalu lintas dan angkutan (paket) 16, , , ,860 3 Peningkatan program pemeliharaan dan pemeriksaan kendaraan 0, , ,242 2 bermotor (paket) Pembatasan usia kendaraan (paket) 0, ,742 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 38

232 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 Perencanaan perbaikan ruas jalan yang mengalami "Bottleneck" (Underpass & Fly Over) (paket) Implementasi sistem prioritas persimpangan bus di Jabodetabek (paket) Peningkatan sistem informasi lalu lintas di jalan non-tol (Traffic Estimation and Prediction System dan Smart VMS System) (paket) ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. ALOKASI VOL. VOL. VOL. TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) JUMLAH VOLUME , , , , , , , , , ,242 2 Manajemen rekayasa lalu lintas di kawasan jalan Nasional (studi 2, , ,742 2 andalalin) (paket) Peningkatan sistem informasi lalu lintas di tol di Jabodetabek (sistem 0, ,742 1 prediksi lalu lintas & Smart VMS) (paket) Pemasangan APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas) di Jabodetabek 9, , ,742 2 (paket) Perencanaan penerapan sistem elektronik parkir meter (dokumen) 1, , ,742 2 Pengembangan Rute Transjabodetabek Ekspres (Terminal Depok - Terminal Manggarai, Terminal Ciledug - Bundaran HI/ Terminal Tanah Abang, Rute ekstensi: Harapan Indah - Terminal Bus Cikarang, Rute ekstensi: Terminal Kalideres - Terminal Poris Plawad) (paket) Pengembangan Rute Transjabodetabek Reguler (Terminal Depok - Terminal Manggarai, Terminal Ciledug - Bundaran HI/ Terminal Tanah Abang, Rute ekstensi: Harapan Indah - Terminal Bus Cikarang, Rute ekstensi: Terminal Kalideres - Terminal Poris Plawad, ) (paket) Pengembangan Angkutan Pengumpan (Terminal Depok - Terminal Manggarai, Terminal Ciledug - Bundaran HI/ Terminal Tanah Abang, Rute ekstensi: Harapan Indah - Terminal Bus Cikarang, Rute ekstensi: Terminal Kalideres - Terminal Poris Plawad) (paket) Pengembangan Angkutan Pemadu Moda (Halim Perdanakusuma - Bekasi, Halim Perdanakusuma - Depok, Halim Perdanakusuma - BSD, Halim Perdanakusuma - Cikarang) (paket) Pengembangan Angkutan Permukiman Kawasan DKI Jakarta, Kab. Bogor, Kota Depok, Kota Tanggerang (paket) 3, , , , , , , , , ,300 1 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 39

233 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TOTAL ALOKASI (Rp. Miliar) ALOKASI ALOKASI ALOKASI VOL. VOL. VOL. VOL. VOL. Penataan Angkutan Antar Jemput (paket) 1, , , ,300 1 Pemanfaatan Lajur Jalan Tol di Wilayah Jabodetabek untuk pelayanan Transportasi Massal Jabodetabek/HOV Lanes (Tahap 4) (paket) JUMLAH VOLUME Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 41,965 52, , , ,493 JUMLAH , , , , , ,157 C.2 - Tabel Rincian Pendanaan dan Lokasi 40

234 LAMPIRAN D DAFTAR PROYEK KERJA SAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

235 NO PROGRAM / KEGIATAN D. DAFTAR PROYEK KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN Volume TAHUN 2018 TAHUN 2019 Indikasi Anggaran (Rp. Milyar) Lokasi Volume Indikasi Anggaran (Rp. Milyar) A Direktorat Jenderal Perkeretaapian 21.5 Km'sp , Km'sp ,00 1 Program Pembangunan KA Tanjung Enim-Tanjung Api-api 30 Km;sp 2.700,00 Sumatera Selatan 2 Pembangunan LRT Medan 15 Km'sp 4.200,00 Sumatera Utara, Medan 3 Pembangunan LRT Batam 15 Km'sp 4.200,00 Kepulauan Riau, Batam 4 Pembangunan Jalur KA Tanjung Karang-Pelabuhan Panjang 3 Km'sp 105,00 Lampung 5 Pembangunan KA Soekarno-Hatta Internasional Airport (SHIA) 12.1 Km'sp 700,00 DKI Jakarta 6 Program Pembangunan LRT Jabodebek 7.125,00 Jawa Barat, DKI Jakarta 43 Km'sp 8.657,00 Jawa Barat, DKI Jakarta 7 Program Pembangunan LRT Jakarta 6 Km'sp 2.400,00 DKI Jakarta 8 Km'sp 3.200,00 DKI Jakarta 8 Pembangunan KA Bandara Kulon Progo 10 Km'sp 500,00 DIY 9 Pondok Jati - Rajawali - Kampung Bandan - Duri - Tanah Abang - Manggarai - Pondok 7.7 Kmsp 3.329,00 DKI Jakarta Jati (Jalur KA Layang Loopline Jabodetabek) 10 Pembangunan KA akses pelabuhan Teluk Lamong 7 Km'sp 300,00 Jatim 11 Program Pembangunan KA Cepat/High Speed Train (HST) Jakarta-Bandung 20 Km'sp 9.858,00 Jawa Barat, DKI Jakarta 12 Program Pembangunan Metro Kapsul Bandung 3.4 Km'sp 1.040,00 Jawa Barat, Bandung 13 Program Pembangunan jalur KA antara Tabang-Maloy 40 Km'sp 2.400,00 Kaltim 14 Program Pembangunan jalur KA antara Kutai Barat-Paser-Balikpapan 40 Km'sp 2.400,00 Kaltim 15 Pembangunan jalur KA antara Gunung Mas-Katingan 30 Km'sp 1.800,00 Kalteng Lokasi B Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 1 Paket 20,00 1 Paket 20,00 1 Persiapan pelaksanaan kegiatan KPBU (Kerjasama Pemerintah Badan Usaha) pada Bandar Udara Bali Utara dan Bandar Udara Matahora - Wakatobi 1 Paket 20,00 Direktorat Bandar Udara 1 Paket 20,00 Direktorat Bandar Udara D - Daftar Proyek Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha 1

236 LAMPIRAN E CAPAIAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DAN REALISASI TAHUN

237 E. CAPAIAN PEMBANGUNAN TRANSPORTASI DAN REALISASI TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN (Rp. Miliar) NO A PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI DARAT TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 6.077, ,198 29, , , , , , , , , ,184 1 Pembangunan dan Pengelolaan 317, ,500 0, , , , , , , , , ,987 Sarana Perhubungan Darat Terwujudnya Sarana Penunjang Konektivitas Antar Wilayah 1 Jumlah Unit Pembangunan Bus Air 6 14, , , , , , , , , , , ,040 2 Jumlah Unit Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Baru (Catatan: Sumber Pendanaan: Tahun 2015 APBN, Tahun APBN / Non APBN) 3 Jumlah Unit Pembangunan Kapal Penyeberangan Perintis Lanjutan (Catatan: Sumber Pendanaan: Tahun APBN) 4 Jumlah Unit Pengadaan Kapal Kerja/ Speed Boat Terwujudnya Sarana Transportasi Darat yang berkeselamatan 5 Jumlah Lokasi Pengembangan Pengujian Kendaraan Bermotor 6 Pembangunan Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor 7 Pengadaan dan Pemasangan Alat PKB 8 Jumlah Paket Dukungan Bidang Sarana Perhubungan Darat Pembangunan dan Pengelolaan 2 Prasarana Perhubungan Darat Terwujudnya Kinerja Pelayanan Prasarana Perhubungan Darat 1 Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal (Baru) 2 Jumlah Lokasi Pembangunan Terminal Lanjutan 3 Jumlah Lokasi Rehabilitasi Terminal (Baru) 4 Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Baru 5 Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan 6 Jumlah Lokasi Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan 7 Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Sungai Baru 8 Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Sungai Lanjutan 9 Jumlah Lokasi Rehabilitasi Dermaga Sungai 10 Jumlah Lokasi Pembangunan Dermaga Danau Baru 11 Jumlah Lokasi Pembangunan Dermaga Danau Lanjutan 12 Jumlah Lokasi Rehabilitasi Dermaga Danau 13 Jumlah Paket Dukungan Bidang Prasarana Perhubungan Darat Terwujudnya Konektivitas LLASDP (Prasarana) (QW) 15 Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Baru (QW) 16 Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Lanjutan (QW) 8 116, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,020 64,750 64,750 0, ,900 30, , ,463 72, , , , , , ,450 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,770 64,750 37,427 27, ,590 3, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,380 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

238 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP 17 Jumlah Paket Pembangunan Dermaga Penyeberangan Selesai (QW) 18 Jumlah Paket Peningkatan Dermaga Penyeberangan (QW) 19 Jumlah Paket Rehabilitasi Dermaga Penyeberangan (QW) Terwujudnya Prasarana Transportasi Darat yang berkeselamatan 20 Jumlah Lokasi Pembangunan UPPKB baru 21 Jumlah Lokasi Pembangunan UPPKB lanjutan Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 7 41, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Jumlah Lokasi Rehabilitasi UPPKB 3 13, , , , , , , , , , , , Jumlah Paket Pembangunan Break 0 0, , , , , , , , , , , ,850 Water 3 Pembangunan dan Pengelolaan 848, ,460-0, , , , , , , , , ,268 Lalu Lintas Perhubungan Darat Terwujudnya Kinerja Pelayanan Lalu Lintas Transportasi Darat 1 Jumlah Paket ATCS (baru) , , , , , , , , , , , ,000 2 Jumlah Paket ATCS (lanjutan) 0 0, , , , , , , , , , , ,800 3 Jumlah Fasilitas Integrasi Moda 2 20, , , , , , , , , , , ,000 (paket) 4 Jumlah Paket Penyelenggaraan 0 0, , , , , , , , , , , ,000 Transportasi Ramah Lingkungan (Jalur sepeda Pedestrian) (paket) 5 Jumlah Paket Dukungan Bidang Lalu 64,735 62,450 2, ,590 35, , ,463 68, , , , ,248 Lintas Perhubungan Darat Terwujudnya Lalu Lintas Transportasi Darat yang berkeselamatan 6 Jumlah Fasilitas Perlengkapan Jalan di Wilayah Perkotaan (Provinsi) 5 41, , , , , , , , , , , ,800 7 Jumlah Paket Fasilitas Perlengkapan , , , , , , , , , , , ,280 Jalan LLAJ 8 Jumlah Paket Pemeliharaan / 38 15, , , , , , , , , , , ,080 Rehabilitasi Fasilitas Keselamatan LLAJ 9 Jumlah Paket Implementasi 1 0, , , , , , , , , , , ,060 Teknologi dan Informasi Lalu Lintas Angkutan Jalan 10 Jumlah Unit Pengadaan Rambu , , , , , , , , , , , ,020 Sungai Danau 11 Jumlah Unit Pembangunan SBNP 23 11, , , , , , , , , , , , Jumlah Kegiatan Pengerukan Alur 5 44, , , , , , , , , , , ,420 ASDP 13 Pembangunan Halte Sungai dan Danau 0 0, , , , , , , , , , , ,000 4 Pembangunan dan Pengelolaan 2.448, ,208 0, , , , , , , , , ,816 Angkutan dan Multimoda Terwujudnya Pelayanan Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan 1 Jumlah BRT (termasuk Jabodetabek) , , , , , , , , , , , ,300 (unit) 2 Jumlah Bus Pemadu Moda (unit) 15 9, , , , , , , , , , , ,875 3 Jumlah Bus Angkutan Umum/ 50 28, , , , , , , , , , , ,695 Pelajar/Mahasiswa (unit) 4 Jumlah Paket Pasilitas Pendukung 40 20, , , , , , , , , , , ,300 BRT (Halte)* 5 Jumlah kota yang mendapatkan 0 0, , , , , , , , , , , ,000 subsidi transportasi perkotaan [DAK/PSO ( * masih memerlukan kajian teknis terkait skema pendanaan)] 6 Jumlah Paket Dukungan Bidang , ,773 0, , , , , , , , , ,132 Angkutan dan Multimoda Terlaksananya penataan transportasi Jabodetabek (QW) 7 Terbentuknya Struktur Organisasi 1 0, , , , , , , , , , , ,300 8 Jumlah Paket perencanaan Penyelenggaraan Transportasi Jabodetabek 1 1, , , , , , , , , , , ,750 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

239 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 9 Panjang Koridor terbangun (km) 60 60, , , , , , , , , , , , Jumlah Paket Fasilitas Pendukung 3 24, , , , , , , , , , , ,920 BRT Meningkatnya Aksesibilitas Transportasi Darat 11 Jumlah Pengadaan Bus Perintis 75 35, , , , , , , , , , , , Subsidi Operasional Keperintisan , , , , , , , , , , , ,380 Angkutan Jalan (Trayek) 13 Jumlah Angkutan Barang Perintis 0 0, , , , , , , , , , , , Subsidi Operasional Keperintisan 0 0, , , , , , , , , , , ,750 Angkutan Barang dijalan 15 Subsidi Operasional Keperintisan , , , , , , , , , , , ,874 Angkutan SDP (Lintas) Pembinaan dan Pengembangan 5 Keselamatan Tersusunnya Kebijakan Keselamatan Transportasi Darat 1 Jumlah Dokumen Kajian Teknis Keselamatan Transportasi Darat 2 Jumlah Monitoring Keselamatan Transportasi Darat 3 Jumlah Sistem Informasi Keselamatan Transportasi Darat 4 Jumlah Bimbingan Teknis Bidang Keselamatan Transportasi Darat Terwujudnya Keselamatan Transportasi Darat 5 Jumlah Penanganan Lokasi Rawan Kecelakaan (Penerapan Manjemen Kecepatan, LRK, Audit dan Inspeksi, RASS, ZOSS, Fasilitas Prasarana 6 Jumlah Kemitraan Keselamatan Transportasi Darat (Kemitraan Keselamatan, Penerapan SMK Perusahaan Angkutan Umum, 7 Jumlah Penanganan Perlintasan Sebidang 8 Jumlah Kampanye dan Sosialisasi Keselamatan (Materi Sosialisasi, Publisitas) 9 Jumlah Dukungan Bidang Pembinaan dan Keselamatan (Bimbingan Teknis, Peralatan Pendukung Pengawasan dan Sosialisasi, Peningkatan Kapasitas, Administrasi Perkantoran, Operasional UPPKB dan Pengawasan, Smart Driving) 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Darat 59,260 59,260 0, , , , , ,144-0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,320 29, , ,046-56, , , , , , ,652 B PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI PERKERETAAPIAN , , , , , , , , , , , ,258 1 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Sarana Perkeretaapian 1 Jumlah Paket Kegiatan Sosialisasi/Rakor/ Seminar/Workshop Bidang Sarana Perkeretaapian (paket) 2 Jumlah unit pengadaan sarana KA termasuk kereta kerja (unit) 3 Jumlah unit pengadaan sarana KA (unit) pada (KRL) sistem AC untuk lintas Yogyakarta - Solo (unit) 4 Jumlah unit pengadaan fasilitas/peralatan sarana KA (unit) 5 Jumlah paket perawatan/ pengoperasian sarana dan fasilitas sarana KA (paket) 442, , , , , , , , , , , ,437 0, , ,201 0, , ,394 0, , , , , , , , , , , , , , , , ,952 0,000 0,000 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,752 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

240 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP 6 Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur Bidang Sarana Perkeretaapian (dokumen) 7 Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan sarana Perkeretaapian (paket) 8 Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 2 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api 1 Jumlah paket subsidi angkutan kereta api (paket) termasuk subsidi angkutan KA untuk mengangkut motor pada masa mudik lebaran 2 Jumlah paket fasilitas dan peralatan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (paket) 3 Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang Lalu Lintas dan Angkutan kereta api(dokumen) 4 Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan bidang lalu lintas dan angkutan kereta api (paket) 5 Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 3 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana dan Fasilitas Pendukung Kereta Api 1 Jumlah Km'sp jalur KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (Km'sp) 2 Jumlah Km'sp jalur KA yang dibangun termasuk jalur ganda dan reaktivasi (Km'sp) 3 Jumlah Km'sp jalur lingkar KA layang yang dibangun (Km'sp) di Jabodetabek ( ) 4 Pembangunan Kereta Ringan Perkotaan (km'sp) (ON TOP) 5 Jumlah unit jembatan/underpass/ flyover KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (unit) 6 Jumlah unit jembatan/underpass/ flyover KA yang dibangun (unit) Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 11 11, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,239-4, , , , , , , , , , ,588 96,393 74, , ,311-1, , ,680-64, , ,384 8, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,8 554, , , , , , , ,938 7,3 59, , , , , , , , , ,950 33, , , , , , , , , ,515 0, , , , , ,000 7, , ,000 7, , , , ,000 5, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,654 7 Jumlah Km'sp pengadaan material rel (Km'sp) 8 Jumlah unit pengadaan material wesel (unit) 9 Jumlah unit stasiun/bangunan operasional KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (unit) 10 Jumlah unit stasiun/bangunan operasional KA yang dibangun (unit) 11 Jumlah paket rehabilitasi dan peningkatan persinyalan dan telekomunikasi KA (paket) 12 Jumlah paket pembangunan persinyalan dan telekomunikasi KA (paket) 13 Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang direhabilitasi dan tingkatkan keandalannya (Km'sp) termasuk gardu listrik 14 Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang dibangun (Km'sp) termasuk gardu listrik , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,064 33,9 106, , , , , , , , , , , ,989 17,35 291, , , , , , , , , , , ,684 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

241 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP 15 Jumlah Km'sp listrik aliran atas KA yang dibangun (Km'sp) pada jalur KA antara Yogyakarta Solo ( ) 16 Jumlah paket peningkatan/ pembangunan Bangunan Khusus (paket) 17 Jumlah paket pemagaran prasarana dan fasilitas prasarana perkeretaapian (paket) 18 Jumlah unit pengamanan perlintasan sebidang (unit) 19 Jumlah paket pengadaan dan penertiban lahan (paket) 20 Jumlah paket Perawatan Peralatan/Fasilitas Prasarana (paket) 21 Jumah Paket Pengadaan MTT (Multi Tie Tamper Machine), Profile Ballast regulator, Track Laying Machine, Flash Butt Welding & Peralatan Prasarana Lainnya 22 Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara/ IMO (tahun) 23 Pelaksanaan Perawatan dan Pengoperasian Prasarana Perkeretaapian Milik Negara (tahun) 24 Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang prasarana perkeretaapian (dokumen) 25 Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan prasarana Perkeretaapian (paket) 26 Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 4 Kegiatan Pembangunan dan Pengelolaan Bidang Keselamatan Perkeretaapian 1 Jumlah paket Kegiatan Sosialisasi/Rakor/Seminar/Worksho p Bidang Keselamatan Perkeretaapian (paket) 2 Jumlah paket fasilitas dan peralatan bidang keselamatan perkeretaapian (paket) 3 Jumlah dokumen Studi/Kajian/Desain/ Norma/Standar/ Pedoman/ Kriteria/Prosedur bidang keselamatan perkeretaapian (dokumen) 4 Jumlah paket pembinaan penyelenggaraan bidang keselamatan perkeretaapian (paket) 5 Penyelenggaraan administrasi dan layanan perkantoran (tahun) 5 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perkeretaapian Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,381 78, , , , , ,500 84, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,558 25, , ,949-5, , , , , , ,802 C PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI LAUT , , , , , , , , , , , ,649 1 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Laut 4.311, , , , , , , , , , , ,42 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

242 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS 1 Jumlah Pelayanan Rute Angkutan Laut Perintis (Subsidi Angkutan Laut Perintis, Angkutan Ternak dan Angkutan Kapal Rede) 2 Jumlah Rute Angkutan Laut Tetap Dan Teratur untuk Mendukung Tol Laut 3 Jumlah Pembangunan baru kapal negara angkutan laut perintis (unit) 4 Lanjutan pembangunan kapal negara angkutan laut perintis (unit) 5 Penyelesaian pembangunan kapal negara angkutan laut perintis (unit) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,432-43, , Unit 3.537, , , , , , , ,00 6 Pembangunan Kapal Rakyat , , , ,800 7 Jumlah pembangunan/ pengadaan fasilitas pendukung Lalu lintas dan Angkutan Laut 788, , , , , , , , , , ,844 2 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Pelabuhan dan Pengerukan 7.377, , , , , , , , , , , ,04 1 Jumlah Lokasi Pembangunan dan , , , , , , , , , , , ,338 Pengembangan Pelabuhan Non Komersial (lokasi) 2 Jumlah Lokasi Pengerukan Alur Pelayaran (Lokasi) , , , , , , , , , , , ,139 3 Peralatan Bongkar Muat , , ,00 0 0, , , , , ,00 4 Jumlah Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Pelabuhan dan Pengerukan 194, ,901 29, , , , , ,896 74, , , ,564 3 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Perkapalan dan Kepelautan 1 Pembangunan Kapal Marine Surveyor 2 Jumlah Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Perkapalan dan Kepelautan (Pengadaan Enginee Room Simulator / Pengadaan Full Mission Bridge Simulator / Pengadaan Komputer Base Assessment) 4 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Kenavigasian 1 Jumlah Pembangunan Sistem Telekomunikasi Pelayaran 2 Jumlah Pembangunan baru kapal negara Kenavigasian 3 Lanjutan pembangunan kapal negara Kenavigasian 4 Penyelesaian pembangunan kapal negara Kenavigasian 5 Jumlah Pembangunan Reverse Osmosis (RO) 6 Jumlah Pembangunan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP) 7 Pembangunan / Pengembangan VTS 137, ,219 0, ,965 12, ,999 13,000 68,915-55, , , , ,00 0 0,00 0 0, , , , , ,00 5,000 13, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,00-302, , , , , ,00 5 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,747 - Pembangunan VTS 6 197, , , , , , , , , , , ,955 - Pengembangan VTS 0 0, , , , , , , , , , , ,485 8 Pembangunan / Pengembangan GMDSS - Pembangunan GMDSS , , , , , , , , , , , ,176 - Pengembangan GMDSS 0 0, , , , , , , , , , , ,913 9 Rigid Inflatable Boat (RIB) 0 0, , , ,00 0 0,00 0 0,00 0 0, , , , , , Jumlah Pembangunan/ Pengadaan Fasilitas Pendukung Kenavigasian 1.179, , , , , , , , , , , ,430 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

243 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP 5 Kegiatan Pengelolaan dan Penyelenggaraan di Bidang Penyelenggaraan Penjagaan Laut dan Pantai 1 Jumlah Pembangunan Baru Kapal Patroli 2 Lanjutan Pembangunan Kapal Patroli 3 Penyelesaian Pembangunan Kapal Patroli 4 Jumlah Pembangunan/Pengadaan Fasilitas Pendukung Penjagaan Laut dan Pantai: (Perbaikan dan Perawatan Kapal/Pengadaan Helikopter/Pengadaan Senjata/Amunisi/Pengadaan Penanggulangan Pencemaran/Peralatan SAR/Giro Vertikal/RIB/ECDIS dan Sistem Mobile Surveillance Kapal Patroli/Mobil Patroli Lapangan/ Drone/ Pengembangan Pangkalan) Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 3.269, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,037 0,0 613, , ,19 0, ,92 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Ditjen Perhubungan Laut 4.673, , , , , , , , , , , ,647 D PROGRAM PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN TRANSPORTASI UDARA , , , , , , , , , , , ,884 1 Pelayanan Angkutan Udara Perintis 466, ,789 63, , , , , ,209-0, , , ,467 1 Jumlah rute pelayanan perintis dan subsidi untuk angkutan udara (rute) Jumlah subsidi angkutan BBM (drum) 2 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Bandar Udara 1 Jumlah Bandar Udara yang direhabilitasi dan dikembangkan (antara lain perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah, rehab gedung terminal, gedung operasional, dll) 2 Jumlah Bandar Udara yang direhabilitasi dan dikembangkan (perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati B-737 Series 3 Jumlah Bandar Udara yang direhabilitasi dan dikembangkan (perpanjangan, pelebaran dan peningkatan kekuatan, pekerjaan tanah) untuk didarati ATR-42 & ATR Jumlah pembangunan/pengembangan terminal penumpang bandar udara , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,920-0,000-0,000-0, , , , , , , , , ,832-0,000-0,000-0, , , , , , , , , , , , , , , ,019 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

244 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS 5 Jumlah Bandar Udara yang Dikembangkan di Daerah Perbatasan dan Rawan Bencana (5 bandar udara yang dikembangkan di daerah perbatasan dan rawan bencana merupakan bandar udara baru sehingga alokasi dikurangi alokasi 5 bandar udara yang sudah masuk dalam pembangunan bandar udara baru) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya , , , , , , , , , , , ,239 6 Jumlah pembangunan bandar udara baru 7 Jumlah pembangunan bandar udara baru (3 bandar udara baru dalam quick wins merupakan bagian dari 15 bandar udara baru) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,116 3 Pembangunan, Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana Keamanan Penerbangan 1 Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat (paket) 2 Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan (paket) 265, , , , ,977 97, , , , , , , , ,026-91, , ,586-37, , , , , , , , ,641-78, , , , , , , , , ,695 4 Pengawasan dan Pembinaan Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara 331, ,311 16, , , , , , , , , ,878 1 Jumlah Surveillance (paket) 50 36, ,873 31, , ,410 54, , ,361 14, , , ,846 2 Jumlah Inspection (paket) , ,477 23, , ,047 39, , ,466 20, , ,990 83,500 3 Jumlah Audit (paket) 70 16, ,508 12, , ,045 23, , ,458 1, , ,011 36,249 4 Jumlah pengadaan Pesawat Udara Kalibrasi (Multiyears contract) 4 221, ,112-57, , , , , , , , , ,164 5 Dukungan sertifikasi terhadap 1 5, ,701 3, , ,000 4, , ,000 4, , ,701 11,299 pesawat industri nasional N-219 (paket) 6 Alat uji kesehatan (unit) 5 15, ,640 2, , ,530 16, , ,370 23, , ,540 42,820 5 Program Pembinaan Navigasi Penerbangan 160,000 63,116 96, ,000 50, , , , , , , ,105 1 Pembinaan (Pengaturan, ,400 0,000 70, ,480 9, , , ,753 35, , , ,642 Pengendalian, Pengawasan) 2 Penunjang tupoksi 89,600 63,116 26, ,520 40, , , , , , , ,462 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 2.243, , , , , , , ,422 84, , , ,620 E PROGRAM PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN 4.744, , , , , , , , ,873 1 Lulusan SDM Transportasi Bersertifikat (orang) : , ,049 ( ) -269, , ,605 ( ) -25, , , , , ,302 ( ) -447,260 1 DARAT , , , , , , , , , , , ,200 2 LAUT , ,784 ( ) -114, , ,579 ( ) -80, , , , , , ,391 3 UDARA , , , , , , , , , , , ,557 4 APARATUR , , , , , , , , , , , ,887 2 Sistem dan Metoda Penyelenggaraan Diklat Transportasi Yang Berbasis Teknologi Informasi 1 Dokumen metode penyelenggaraan Diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan yang berbasis teknologi informasi (dokumen) 70,146 24,919 45,227 71,888 13,529 58, , ,956 22, , , , , , , , , , , , , , , ,320 2 Sistem informasi yang dibangun 32 26, , , , , , , , , , , ,935 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

245 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP 3 Kurikulum dan Silabi Yang Berbasis Kompetensi (Harmonization, Compliance and Demand Fullfillment Curriculum) dan Sesuai Dengan Perkembangan IPTEK 1 Kurikulum Diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan yang berbasis kompetensi. (dokumen) Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 60,470 20,409 40,061 50,241 24,795 44,597 7,924 36, ,308 53, , , , , , , , , , , , , ,180 2 Silabi Diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan yang berbasis kompetensi. (dokumen) 3 Modul/ bahan ajar Diklat yang berbasis kompetensi Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan yang berbasis kompetensi. (dokumen) Kerjasama dan Kemitraan Yang Baik Dalam Rangka Mewujudkan Kemandirian dan Profesionalisme Lembaga, International Recognition Serta Public Private Partnership 1 dokumen kerjasama dengan lembaga pemerintah/ swasta nasional atau asing di bidang Diklat Transportasi 5 Peraturan Perundangan dan Ketentuan Pelaksanaan Lainnya di Bidang SDM Transportasi Yang Memenuhi Ketentuan Nasional dan/atau Internasional 1 Draft peraturan perundangan dan ketentuan pelaksanaan lainnya di Bidang SDM Transportasi yang dihasilkan (peraturan) 6 Sarana dan Prasarana Diklat Transportasi Berbasis Teknologi Tinggi/ Mutakhir Yang Memenuhi Standar Nasional dan/atau Internasional 1 Sarana Diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan yang berbasis teknologi tinggi/ mutakhir (unit) 2 Prasarana Diklat Transportasi Darat, Laut, Udara, Perkeretaapian dan Aparatur Perhubungan (m2) 12,814 6,160 6,654 17,723 12,661 39,816 7,617 32,199 70,354 26,439 43, , , , , , , , , , , , ,915 3,718 3,447 0,271 1,491 2,716-1,225 1,640 1,743-0,103 6,848 7,906-1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,22 922, ,52 199, , , , , , , , , ,634 7 Kegiatan Manajemen Dukungan dan lain-lain 1.501, ,595-41, , ,832-16, , , , , , ,059 F BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN 228, ,040 57, , ,672 83, , , , , , ,850 1 Perencanaan Kebijakan Sistranas 12 7, , , , , , , , , , , ,695 1 Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) 2 Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 7 2, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,840 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

246 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP 2 Penelitian dan Pengembangan Manajemen Transportasi Multimoda 1 Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) 2 -Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 3 Penelitian dan Pengembangan Darat dan Perkeretaapian 1 Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) 2 Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 41 23, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,577 4 Penelitian dan Pengembangan Laut 44 20, , , , , , , , , , , ,712 1 Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) 2 Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 5 Penelitian dan Pengembangan Udara 1 Jumlah Penyusunan Laporan Program, Evaluasi dan Monitoring Kegiatan (laporan) 2 Jumlah Penelitian dan Pengembangan Transportasi (laporan) 6 DUKUNGAN MANAJEMEN DAN DUKUNGAN TEKNIS LAINNYA 1 Peningkatan Akses ke Sumber Informasi IPTEK Transportasi 2 Peningkatan Informasi dan Publikasi Hasil Litbang (laporan) 8 1, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,172 35,291 19, , , , , , , , , , , ,714 14,006 36, , , , , , , , , , , , ,612 31, , , , , , , , , , , ,675 18,412 6, , , , , , , , , , , ,934 50, , , , , , , , , , , , ,072 28,434 60, , , , , , , , , , , ,009 0,000 11, , , , , , , , , , , , ,867 68, , , , , , , , , , , ,460 24,765 43, , , , , , , , , , , ,478 94,102 24, , ,152 G INSPEKTORAT JENDERAL 100, ,312 0, , ,312 5, ,247 90,310 17, , ,934 22,956 1 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat I (laporan) 2 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat II (laporan) 3 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat III (laporan) 4 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat IV (laporan) 5 Pelaksanaan Pengawasan Oleh Inspektorat V (laporan) 6 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya Inspektorat Jenderal (laporan/layanan) , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,643 3,000 67,296 3,000 53, , , , ,478 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

247 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya H SEKRETARIS JENDERAL 887, , , , , , , , , , , ,549 1 Penyusunan Dokumen Rencana, Program, Evaluasi serta Penetapan Kebijakan Pentarifan di Sektor Perhubungan 2 Pembinaan dan Pengelolaan Kepegawaian 3 Pembinaan dan Pengelolaan Administrasi Keuangan dan Perlengkapan / Barang Milik Negara di Lingkungan Kemenhub 4 Pembinaan dan Koordinasi Penyusunan Produk dan Pelayanan Hukum serta Kerja Sama Luar Negeri (pelayanan KSLN hanya sampai 2015) 5 Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Pelayanan Penunjang Pelaksanaan Tugas Biro Umum Setjen Kemenhub 6 Pengelolaan Data dan Informasi Perhubungan (< 2015), Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Perhubungan (> 2016) 30,421 21,245 9,176 30,500 23,633 6,867 32,030 18,210 13,820 92,951 63,088 29,863 39,685 25,161 14,524 41,669 38,858 2,811 43,752 27,575 16, ,106 91,594 33,512 39,795 27,902 11,893 41,785 26,262 15,523 43,874 18,134 25, ,454 72,298 53,156 40,828 18,034 22,794 42,869 17,740 25,129 45,425 19,738 25, ,122 55,512 73, , , , , , , , , , , , ,453 44,454 38,986 5, ,410 82,397 64,013 92,969 63,149 29, , ,532 99,301 7 Pengelolaan Komunikasi Publik dan Pemberian Informasi di Bidang Perhubungan 8 Pemanfaatan Kajian Kemitraan Pelayanan Jasa Transportasi (<2015), Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan (>2016) 57,650 43,803 13,847 67,241 48,849 18,392 73,965 31,833 42, , ,485 74,371 33,204 29,066 4,138 34,864 22,376 12,488 36,607 12,500 24, ,675 63,943 40,732 9 Penegakan Hukum di Bidang Keselamatan Pelayaran 10 Pelayanan Pemeriksaan Lanjutan Kecelakaan Moda Transportasi 22,885 11,307 11,578 24,229 16,959 7,270 25,231 15,225 10,006 72,345 43,490 28,855 38,233 30,568 7,665 40,255 27,436 12,819 42,181 33,322 8, ,669 91,326 29, Pelayanan Kerja Sama Luar Negeri 11,698 7,020 4,678 33,490 19,815 13,675 45,188 26,835 18,353 I BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JABODETABEK 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0, , ,444 0, , ,444 0,000 1 Perencanaan dan Pengembangan Transportasi Jabodetabek 1 Penyusunan Rencana Umum Pelayanan Angkutan Permukiman (dokumen) 2 Penyusunan Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) (dokumen) 3 Pengembangan Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrian) dan Pengguna Sepeda (dokumen) 4 Pengembangan Transit Oriented Development (TOD) (dokumen) 5 Perencanaan Teknis Implementasi Sistem Prioritisasi Persimpangan Bus di Jabodetabek (dokumen) 6 Perencanaan Teknis Skema Pembiayaan Pembangunan TOD di Jabodetabek (dokumen) 7 Perencanaan Teknis Skema Pembiayaan Transjabodetabek (dokumen) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 11,899 11,899 0, ,899 11,899 0, , , , , , , , , , , , , ,799 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

248 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS 8 Kajian Pengembangan Sistem Tiket Terpadu/e-Money (dokumen) 9 Perencanaan Teknis Pengembangan Aplikasi bagi Pengguna Angkutan Umum (dokumen) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 1 0, , , , , , Perencanaan Teknis Redistribusi Fungsi Land Use di Wilayah Jabodetabek (dokumen) 11 Perencanaan Teknis/Basic Design Pembangunan Berorientasi Transit Angkutan Umum (TOD) di Stasiun Sukaresmi (dokumen) 12 Perencanaan Teknis Dampak Pergerakan Dengan Adanya Pengembangan Compact City di Jabodetabek (dokumen) 13 Perencanaan Teknis Perpindahan Moda di Stasiun Jabodetabek (dokumen) 14 Koordinasi Teknis Penyusunan Kebijakan dan Skema Pembiayaan dalam Pengelolaan Transportasi di Wilayah Jabodetabek (tahun) 15 Sinkronisasi Teknis Implementasi Perencanaan Transportasi (RITJ) dan Tata Ruang (tahun) 16 Penyusunan Perencanaan Angkutan Feeder TransJabodetabek 17 Pemantauan dan Evaluasi Program Peningkatan Jaringan Infrastruktur Pelayanan Angkutan Umum (tahun) 18 Pemantauan dan Evaluasi Program Peningkatan Kinerja Angkutan Umum (tahun) 19 Penyelenggaraan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Tahunan (LAPTAH) Direktorat Perencanaan dan Pengembangan (tahun) 20 Penyelenggaraan Penetapan Kinerja Direktorat Perencanaan dan Pengembangan (tahun) 21 Dukungan Penyelenggaraan Mandiri Pengembangan Reformasi Birokrasi Direktorat Perencanaan dan Pengembangan (tahun) 1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,197 2 Pembangunan dan Pengelolaan Prasarana Transportasi 1 Perencanaan Teknis dan Penanganan Perlintasan Sebidang di Jabodetabek (dokumen) 2 Penyusunan Rencana Umum Jaringan Lintas (dokumen) 3 Pengembangan Terminal Tipe A dan Tipe B (dokumen) 4 Pengembangan Jaringan Pelayanan Transportasi Antar Moda (dokumen) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 27,327 27,327 0, ,327 27,327 0, , , , ,000 5 Peralatan Penunjang Pemantau SPM Stasiun Commuter a. Pengadaan (paket) 1 0, , ,200 6 Pembangunan ATCS (paket) 1 18, , ,000 7 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) Pembangunan Prasarana BRT Transjabodetabek pada 6 Rute Prioritas Utama (dokumen) 1 1, , ,295 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

249 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS 8 Penyusunan Dokumen Rancang Bangun (DED) BRT Transjabodetabek Ekstensi (dokumen) 9 Rencana Teknis Konektivitas Stasiun KA di Jabodetabek (dokumen) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 1 1, , , , , , Rencana Teknis Keselamatan Prasarana Perkeretaapian di Jabodetabek (dokumen) 11 Rencana Teknis Jalur Khusus Bus di Jalan Nasional di Wilayah Jabodetabek (dokumen) 12 Rencana Teknis Fasilitas Integrasi Moda di Jabodetabek (dokumen) 13 Bimbingan Teknis Perencanaan Integrasi Simpul Transportasi Jabodetabek (paket) 14 Bimbingan Teknis Implementasi Pengelolaan Terminal Angkutan Penumpang di Jabodetabek (paket) 15 Bimbingan Teknis Implementasi SPM Stasiun Kereta Commuter di Jabodetabek (paket) 16 Pemantauan dan Evaluasi SPM Stasiun KA Comuter di Jabodetabek (paket) 17 Pemantauan dan Evaluasi Prasarana Transportasi Jalan di Jabodetabek (paket) 18 Penyelenggaraan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Laporan Tahunan (LAPTAH) Direktorat Prasarana (tahun) 19 Penyelenggaraan Laporan Tahunan (LAPTAH) Direktorat Prasarana (tahun) 20 Penyelenggaraan Penetapan Kinerja Direktorat Prasarana (tahun) 21 Dukungan Penyelenggaraan Mandiri Pengembangan Reformasi Birokrasi Direktorat Prasrana (tahun) 1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,210 3 Peningkatan, Penyediaan serta Pengembangan Lalu Lintas dan Pelayanan Angkutan Umum di Wilayah Jabodetabek 1 Penyusunan Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Umum Jalan (dokumen) 2 Pemenuhan Perlengkapan Jalan (dokumen) 3 Perpanjangan Rute Transjabodetabek (Ekstension) (dokumen) 4 Penyusunan Rencana Umum Kebutuhan Taksi di Jabodetabek (dokumen) 5 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Ruas Jalan di Jabodetabek (dokumen) 6 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Simpang di Jabodetabek (dokumen) 7 Monitoring dan Evaluasi Kinerja Sistem ATCS di Jabodetabek (dokumen) 8 Monitoring dan Evaluasi Fasilitas Keselamatan Lalu Lintas Jalan di Jabodetabek (dokumen) 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 29,094 29,094 0, , ,094 0, , , , , , , , , , , , , , , , ,418 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

250 NO PROGRAM / KEGIATAN STRATEGIS 9 Rencana Teknis Sistem Pengawasan Angkutan Secara E-Enforcement di Jalan Nasional Bodetabek (E- Enforcement, WIM) (dokumen) TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP TARGET Realisasi GAP Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya 1 1, , , Koordinasi Teknis Pengawasan Lalu Lintas dan Angkutan Se-Jabodetabek (paket) 11 Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Wilayah DKI Jakarta (paket) 12 Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Wilayah Bogor (paket) 13 Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Wilayah Tangerang (paket) 14 Pengawasan Pelaksanaan RITJ Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Wilayah Bekasi (paket) 15 Pengawasan Operasional Terminal Tipe A Di Wilayah Jabodetabek (dokumen) 16 Penyelenggaraan Angkutan Lebaran, Natal dan Tahun Baru (paket) 17 Rencana Teknis Implementasi HOV Lane 6 Rute Prioritas (120 Km - Tol Cikampek, Dalam Kota, Jagorawi, Cijago) (dokumen) 18 Kegiatan Evaluasi Kinerja Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal Perusahaan Angkutan Jalan di Wilayah Jabodetabek (dokumen) 19 Semiloka Peningkatan Pelayanan Angkutan Penumpang di Wilayah Jabodetabek (paket) 20 Penataan Lalu Lintas di Kawasan Internal Bandara Soekarno-Hatta (paket) 21 Evaluasi Kinerja Angkutan Umum di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdana Kusuma (dokumen) 22 Rencana Umum Pengembangan Angkutan Tidak Dalam Trayek di Jabodetabek (dokumen) 23 Sosialisasi Peraturan Menteri Terkait Rencana Umum Jaringan Trayek Angkutan Massal di Jabodetabek (paket) 24 Rencana Umum Pengendalian Pembatasan Sepeda Motor di Jabodetabek (dokumen) 25 Rencana Umum Penanganan Bottleneck Jalan Nasional di Jabodetabek (dokumen) 26 Pengembangan Rute Transjabodetabek Ekspres (Terminal Bekasi - Terminal Tanah Abang) (paket) 27 Penyediaan fasilitas keselamatan lalu lintas dan angkutan (paket) 28 Implementasi sistem prioritas persimpangan bus di Jabodetabek (paket) 1 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,800 4 Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis Lainnya 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 52,124 52,124 0,000 52,124 52,124 0,000 JUMLAH , , , , , , , , , , , ,331 E - Capaian Pembangunan Transportasi dan Realisasi Anggaran

251 LAMPIRAN F KEGIATAN STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DALAM RPJM NASIONAL TAHUN

252 F. KEGIATAN STRATEGIS KEMENHUB DALAM RPJM NASIONAL TAHUN NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL I. PROVINSI ACEH PERHUBUNGAN DARAT 1 Revitalisasi Kawasan Terminal di Banda Aceh (Keudah dan Peunayong) ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meulaboh* 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sinabang 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Banyak PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA Banda Aceh - Lhokseumawe 2 Pembangunan Jalur KA Banda Lhokseumawe - Langsa - Besitang 3 Pembangunan Jalur KA antara Bireun - Lhokseumawe 4 Pembangunan Jalur KA antara Sigli - Bireun (tahap 1) PERHUBUNGAN LAUT 1 Pembangunan dan Perluasan Pelabuhan Krueng Geukuh 2 Pengembangan Pelabuhan Sabang 3 Pembangunan Pelabuhan Malahayati Banda Aceh* 4 Pembangunan Pelabuhan Susuh di Teluk Surin Aceh Barat Daya 5 Pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa 6 Pengembangan Pelabuhan Singkil PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda 2 Pengembangan Bandara Maimun Saleh, Sabang 3 Peningkatan Bandara Lasikin 4 Peningkatan Bandara Gayo Lues 5 Peningkatan Bandara Rambele 6 Peningkatan Bandara Cut Nyak Dhien 7 Peningkatan Bandara T.Cut Ali II. PROVINSI SUMATERA UTARA PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Medan ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gn. Sitoli* 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Telo* 3 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Tanah Masa* 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tanah Bala* 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Pini* 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Karang Baru* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA antara Bandar Tinggi - Kuala Tanjung 2 Pembangunan Jalur KA dari spoor simpang menuju KEK Sei Mangkei 3 Reaktivasi Jalur KA antara Binjai - Besitang 4 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Medan - Araskabu (termasuk elevated track dan elektrifikasi) 5 Pembangunan Jalur KA menuju Gabion 6 Pembangunan Jalur KA antara Rantau Prapat - Gunung Tua - Padang Sidempuan - Sibolga (tahap 1) 7 Pembangunan KA perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo 8 Pembangunan angkutan massal berbasis KA (monorel) dan berbasis BRT di kawasan perkotaan Medan - Binjai - Deli Serdang - Karo 9 Peningkatan Jalur KA reguler menghubungkan Aceh - Sumut - Riau 10 Pembangunan KA dari KEK Sei Mangkei - Pelabuhan Kuala Tanjung - Pelabuhan Belawan PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Terminal Peti Kemas Belawan Paket I dan Paket II (700 m) 2 Pengembangan Pelabuhan Hub International Kuala Tanjung (terminal curah cair, terminal peti kemas) 3 Pengembangan Pelabuhan Pulau Tello 4 Pengembangan Pelabuhan Parlimbungan Ketek 5 Pengembangan Pelabuhan Sirombu 6 Pembangunan Pelabuhan Penumpang /kargo terminal kargo sibolga 7 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal labuhan angin 8 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina teluk nibung 9 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Bagan Asahan 10 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo termina Gunung Sitoli 11 Pembangunan/Pengembangan pelabuhan penumpang/kargo terminal Pulau Batu PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Kualanamu 2 Pengembangan Bandara Dr.Ferdinand Lumban Tobing (Kab.Tapanuli Tengah) 3 Pengembangan Bandara Binaka (Kota Gunung Sitoli) 4 Pengembangan Bandara Silangit (Kab.Tapanuli Utara) 5 Pengembangan Bandara Sibisa (Kab.Toba Samosir) 6 Pengembangan Bandara Silambo dan Lasondre (Kab.Nias Selatan) III. PROVINSI SUMATERA BARAT F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

253 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Padang* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tua Pejat 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikakap 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Danau Ombilin* 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pagai Selatan* 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Padang PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA Padang Panjang - Bukit Tinggi - Payakumbuh 2 Pembangunan Jalur KA Shortcut Padang - Solok 3 Pembangunan Jalur KA antara Duku Bandara Internasional Minangkabau 4 Reaktivasi Jalur KA antara Pariaman - Naras 5 Reaktivasi Jalur KA antara Muaro Kalaban - Muaro PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Cerocok Painan 2 Pengembangan Pelabuhan Teluk Bayur, Padang* 3 Pengembangan Pelabuhan Tiram 4 Pengembangan Pelabuhan Pasapuat PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Minangkabau 2 Pengembangan Bandara Rokot IV. PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Batam* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tj. Pinang 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tambelan* 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Selat Lampah 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lingga 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Matak (Kep. Anambas) Lintas Tanjung Uban - Matak * 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penarik (P. Lingga) Lintas Dabo Penarik* 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penagi (P. Bunguran) Lintas Natuna - Sintete (Kalbar) * 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebangka* 9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Letung* 10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tarempa* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA Batu Ampar - Bandara Hang Nadim* 2 Pembangunan Jalur KA Tanjung Uncang - Batam Center* PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Dompak 2 Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut 3 Pengembangan Pelabuhan Pulau Subi 4 Pengembangan Pelabuhan Letung 5 Pengembangan Pelabuhan Kabil ( Tanjung Sauh)* 6 Pengembangan Pelabuhan Malarko 7 Pengembangan Pelabuhan kontainer Batu Ampar Batam 8 Pembangunan Pelabuhan Subang Mas 9 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Mocoh 10 Pembangunan Pelabuhan Punggur Kabil 11 Pembangunan Pelabuhan Belakang Padang 12 Pengembangan Pelabuhan Midai 13 Pengembangan Pelabuhan Pulau Laut 14 Pengembangan Pelabuhan Serasan 15 Pengembangan Pelabuhan Dabo Singkep 16 Pembangunan dan Peningkatan Pelabuhan Sekupang 17 Pengembangan dan pembangunan Balai Diklat Perhubungan Di Jalur Trans Barelang PERHUBUNGAN UDARA 1 Pembangunan Bandara Letung Anambas 2 Pembangunan Bandara Tambelan 3 Pemotongan Bukit Bandara Raja Haji Fisabillah 4 Pengembangan bandara Dabo V. PROVINSI RIAU PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pekanbaru* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketam Putih Kab. Bengkalis* 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dangkal Kab. Kep. Meranti 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Meranti Bunting Kab. Kep. Meranti* 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Sepiring Kec. Batang Tuaka 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Desa Pecah Buyung, Kec. Rangsang Barat Pecah Buyung 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Desa Seberang Kec. Keritang F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

254 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kuala Enok Kec. Tanah Merah Kab. Indragiri Hilir * 8 Pembangunan Dermaga di Muko Muko Danau Maninjau Kab. Agam 9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan di Paninggahan Danau Singkarak Kab. Solok 10 Pengembangan Angkutan Penyeberangan Dumai - Tanjung Bruas 11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dakal* 12 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Padang* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA Duri Pekanbaru (tahap I) 2 Pembangunan Jalur KA Rantauprapat- Duri Dumai 3 Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro 4 Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok 5 Pembangunan Jalur KA Pekanbaru - Buatan- Tanjung Buton PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Dumai* 2 Pengembangan Pelabuhan Pekanbaru 3 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Buton 4 Pembangunan Pelabuhan Kuala Enok 5 Pembangunan Pelabuhan Batu Panjang 6 Pembangunan Pelabuhan Meranti PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Sultan Syarif Kasim II 2 Pengembangan Bandara Japura VI. PROVINSI SUMATERA SELATAN PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Palembang* ASDP 1 Pembangunan Dermaga Kapal Cepat Pel. Tanjung Api Api 2 Pembangunan Dermaga Sungai di Karang Baru Kab. Banyuasin* 3 Pembangunan Dermaga Bus Air 16 Ilir di Kota Palembang PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA ruas Prabumulih - Simpang - Tanjung Api-Api 2 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Martapura - Baturaja 3 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Tanjung Enim Prabumulih 4 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Prabumulih - Simpang 5 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Cempaka - Tulungbuyut - Negeriagung 6 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Muaraenim Lahat 7 Pembangunan Jalur KA antara Simpang-Tanjung Api-Api (swasta) 8 Pembangunan Jalur KA antara Tanjung Enim - Kota Padang (Sumsel, Bengkulu) tahap 1 (swasta) 9 Pembangunan jalur kereta api stadion Jakabaring menuju Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II oleh Pemprov Sumsel (pemda) 10 Pembangunan Jalur Kereta Api Tanjung Enim Tanjung Api-api 11 Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi - Kertapati/Palembang 12 Pembangunan Monorel Sumatera Selatan PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan di Palembang (South Sumatra Coal Terminal) 2 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Api-api 3 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Terminal di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II 2 Pengembangan Bandara Silampari Lubuk Linggau VII. PROVINSI JAMBI PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Jambi* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Penumpang Tanah Tumbuh 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kuala Tungkai* 3 Pembangunan Halte Sungai lokasi Kuala Indah 4 Pembangunan Halte Sungai lokasi Teluk Nilau Parit 5 Pembangunan Halte Sungai lokasi Sungai Rambe 6 Pembangunan Dermaga Bus Air lokasi Kota Jambi 7 Pembangunan Halte Sungai lokasi Pasir Panjang 8 Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Raden 9 Pembangunan Halte Sungai lokasi Olak Kemang 10 Pembangunan Halte Sungai lokasi Kampung Tengah 11 Pembangunan Halte Sungai lokasi Arab Melayu 12 Pembangunan Halte Sungai lokasi Tatuk Yaman 13 Pembangunan Halte Sungai lokasi Tanjung Johor 14 Pembangunan Halte Sungai lokasi Candi Ma. Jambi PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur Kereta Api Jambi-Kertapati/Palembang 2 Pembangunan Jalur KA Pekanbaru-Muara-Lembu-Teluk Kuantan-Muaro 3 Pembangunan Jalur KA Taluk Kuantan - Rengat- Kuala Enok PERHUBUNGAN LAUT F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

255 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 1 Pengembangan Pelabuhan Ujung Jabung 2 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanah Pilih Kota Jambi 3 Pengembangan Pelabuhan Kuala Tungkal 4 Pengembangan Pelabuhan Mendahara PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara dan Panjang Runway Depati Parbo Kabupaten Krinci 2 Pengembangan Bandara Sultan Thaha 3 Pengembangan Bandara Muaro Bungo VIII. PROVINSI BENGKULU ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Air Putih 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bado 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kahyapu* PERKERETAAPIAN 1 Pengembangan KA Bengkulu-Lubuk Linggau 2 Pembangunan KA Pulau Baai Muara Enim PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu 2 Pengembangan Pelabuhan Linau/Bintuhan PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno 2 Pembangunan Bandara Enggano IX. PROVINSI LAMPUNG PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandar Lampung* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kp. Balak 2 DED Pembangunan Dermaga KTM Rawapitu Tulang Bawang 3 Pengadaan Alat Komunikasi 4 Pengadaan Genset KVA 5 Pengadaan dan Pemasangan LPJU Solar Cell 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 7 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakauheni 4 PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA Rejosari - Tarahan 2 Pembangunan/reaktivasi Jalur KA menuju Pelabuhan Panjang Lampung PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Panjang* 2 Pembangunan Pelabuhan Sebalang 3 Pembangunan Pelabuhan Pulau Sebesi 4 Pembangunan Pelabuhan Batu Balai 5 Pembangunan dan pengembangan Pelabuhan Mesuji sebagai pintu masuk kawasan industrial yang terkoneksi tol laut PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Radin Inten II 2 Pengembangan Bandara Pakon Serai X. PROVINSI BANGKA BELITUNG ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lepar 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mendanau 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tjg. Ru 4 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Manggar 5 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Pulau Liat PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Samudera Tj. Berikat - Bangka Tengah 2 Pengembangan Pelabuhan Muntok - Pelabuhan Tj. Berikat (P. Bangka Ruas Tj. Batu - Manggar (P. Belitung) 3 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Pandan* (menjadi entry point masuknya yacht) 4 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Batu 5 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Gudang 6 Pengembangan Pelabuhan Pangkal Sadai 7 Pengembangan Pelabuhan Balam 8 Pengembangan Pelabuhan Manggar 9 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Ular 10 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Tanjung Kelian PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara H.A.S Hananjoeddin 2 Pengembangan Bandara Depati Amir XI. PROVINSI DKI JAKARTA PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan BRT Transjakarta* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan jalur lingkar KA layang (elevated loopline ) Jabodetabek 2 Pembangunan MRT North-South antara Kampung Bandan Lebak Bulus F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

256 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 3 Pembangunan MRT East-West 4 Pembangunan Jalur KA dari Stasiun Pasoso menuju Dermaga Peti Kemas JICT/KOJA 5 Monorail Jakarta koridor green line (circular & extention line ) oleh Pemda DKI Jakarta 6 Pembangunan Jalur KA antara Batu Ceper - Bandara Soetta 7 Pembangunan Jalur KA Bandara Soekarno Hatta -Halim PERHUBUNGAN LAUT 1 Pembangunan Dermaga Kali Baru Utara (Tahap 1) - New Priok* 2 Pengembangan Terminal Multipurpose di area Reklamasi Ancol Timur XII. PROVINSI JAWA BARAT PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bandung* 2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bogor* 3 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Bekasi* 4 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Depok* 5 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Cimahi* 6 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tasikmalaya* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari - Sumedang - Kertajati - Kadipaten - Cirebon 2 Pembangunan Jalur KA Bogor - Sukabumi - Cianjur - Padalarang 3 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Padalarang - Bandung - Cicalengka (KA Perkotaan Bandung termasuk elektrifikasi) 4 Pembangunan Jalur KA baru lingkar luar Jabodetabek antara Parungpanjang - Citayam 5 Pembangunan double-double track (DDT) antara Manggarai Jatinegara Bekasi - Cikarang 6 Lanjutan pembangunan shortcut antara Cibungur - Tanjung Rasa 7 Pembangunan Jalur KA antara Cangkring - Pelabuhan Cirebon 8 Elektrifikasi rel ganda KA Cikarang - Cikampek 9 Reaktivasi Jalur KA antara Rancaekek - Tanjung Sari 10 Pembangunan Jalur KA baru antara Tanjung Sari - Kertajati 11 Reaktivasi Jalur KA antara Cirebon - Kadipaten dan pembangunan Jalur KA baru antara Kadipaten - Bandara Kertajati 12 Reaktivasi Jalur KA antara Banjar Kroya 13 Reaktivasi Jalur KA antara Banjar - Pangandaran - Cijulang 14 Pembangunan monorail Bandung Raya (Pemprov Jabar, KPS) 15 Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Jalur KA Cisomang - Cikadongdong 16 Pembangunan Jalur KA ganda Jalur Cikadongdong - Padalarang 17 Pembangunan Jalur KA ganda KA Parungpanjang - Tenjo 18 Pembangunan Jalur KA ganda Parsial Purwakarta - Ciganea 19 Pembangunan Jalur KA Elektrifikasi Citayam - Nambo 20 Pembangunan Jalur KA Shortcut Jalur KA Cibungur - Tanjungrasa 21 Pembangunan Jalur KA Stasiun Kejaksan - Pelabuhan Cirebon 22 Pembangunan Jalur KA Bandung - Tanjungsari 23 Terminal Terpadu (Kereta Api) Gedebage 24 Light Rail Transit (LRT) Kota Bandung PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Pemanukan 2 Pembangunan Pelabuhan Laut Regional di Jawa Barat Selatan 3 Pengembangan Pelabuhan Laut Cirebon di Kota Cirebon 4 Pembangunan Pelabuhan Laut di Indramayu untuk mendukung pariwisata ke Pulau Biawak 5 Pembangunan Pelabuhan Muara Gembong dan Tarumajaya di Kab. Bekasi 6 Pengembangan Pelabuhan Pangandaran PERHUBUNGAN UDARA 1 Pembangunan Bandara Kertajati* 2 Pengembangan Bandar Udara Nusawiru di Kab. Pangandaran 3 Pengembangan Bandar Udara Cakrabhuwana Kab. Cirebon 4 Pembangunan Airstrip Pangandaran XIII. PROVINSI JAWA TENGAH PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Semarang* 2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surakarta* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pulau Nyamuk - Karimunjawa Kab. Jepara PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Purwokerto - Kroya 2 Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan JawaKroya - Kutoarjo 3 Reaktivasi Jalur KA antara Kedungjati - Tuntang 4 Reaktivasi Jalur KA antara Yogyakarta - Magelang 5 Pembangunan Jalur KA layang antara Jerakah - Semarang Poncol - Semarang Tawang - Alastua (perkotaan Semarang) termasuk flyover Kaligawe 6 Reaktivasi Jalur KA antara Semarang Gudang - Pelabuhan Tanjung Mas 7 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Semarang 8 Reaktivasi Jalur KA antara Purwokerto - Wonosobo 9 Pembangunan LRT dalam Kota Semarang termasuk akses ke bandara 10 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Solo - Paron PERHUBUNGAN LAUT 1 Pembangunan Pelabuhan Wonogiri di Kecamatan Paranggupito F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

257 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 2 Pengembangan Pelabuhan Kendal 3 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Emas 4 Pembangunan Pelabuhan Cilacap* 5 Pengembangan Pelabuhan Batang 6 Pengembangan Pelabuhan Jepara PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Ahmad Yani Semarang XIV. PROVINSI DI YOGYAKARTA PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Yogyakarta PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA Perkotaan Yogyakarta (tahap 1) termasuk akses ke Bandara baru Yogyakarta 2 Elektrifikasi Jalur KA Kutoarjo - Yogya - Solo 3 Jalur KA menuju Bandara Kulonprogo PERHUBUNGAN UDARA 1 Pembangunan Bandara International Kulon Progo XV. PROVINSI JAWA TIMUR PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Surabaya 2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Malang ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ketapang 3 PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa Solo - Paron Madiun Mojokerto - Wonokromo 2 Pembangunan Jalur KA antara Tulangan - Gununggangsir 3 Pembangunan Tram Surabaya 4 Pembangunan Monorail Surabaya 5 Pembangunan Jalur Ganda KA antara Surabaya - Kalimas/Tanjung Perak 6 Pembangunan Jalur KA antara Kandangan - Pelabuhan Teluk Lamong 7 Reaktivasi Jalur KA antara Jombang - Babat - Tuban PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak* 2 Pengembangan Pelabuhan Probolinggo 3 Pengembangan Pelabuhan Branta 4 Pengembangan Pelabuhan Lamongan 5 Pembangunan Terminal Multi Purpose Teluk Lamong Tahap I 6 Pengembangan Pelabuhan Keramaian 7 Pengembangan Pelabuhan Taddan/Sampang 8 Pengembangan Pelabuhan Telaga Biru PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Sumenep 2 Pengembangan Bandara Blimbingsari Bannyuwangi 3 Pengembangan Bandara Noto Hadinegoro Jember 4 Pembangunan Bandara P. Bawean Gresik 5 Pengembangan Terminal Penumpang Bandara Djuanda XVI. PROVINSI BANTEN PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang* 2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Tanggerang Selatan* 3 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Serang* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 7 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Merak Dermaga 4 PERKERETAAPIAN 1 Revitalisasi Jaringan KA Rangkasbitung-Saketi-Malimping-Bayah 2 Revitalisasi Jaringan KA Saketi-Labuhan 3 Pembangunan Jalur Ganda KA dan elektrifikasi antara Maja - Rangkasbitung - Merak 4 Pembangunan Jalur KA antara Tonjong - Pelabuhan Bojonegara 5 Reaktivasi Jalur KA antara Rangkasbitung - Labuan 6 Reaktivasi Jalur KA antara Cilegon - Anyer Kidul PERHUBUNGAN LAUT 1 Pembangunan Pelabuhan Petikemas Bojonegara PERHUBUNGAN UDARA 1 Pembangunan Terminal 3 dan Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta 2 Pembangunan Bandara Banten Selatan XVII. PROVINSI BALI PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Denpasar* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Singaraja 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gilimanuk 3 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Padang Bai 4 F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

258 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 4 Pembangunan Dermaga di Danau Beratan 5 Pembangunan tanggul pengamanan Dermaga Pelabuhan Gunaksa PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan KA Bandara Ngurah Rai Denpasar - Mengwi PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengerukan alur di Pelabuhan Benoa 2 Pengembangan Pelabuhan Celukan Bawang di Kab Buleleng 3 Pengembangan Pelabuhan pariwisata/cruise Tanah ampo 4 Pembangunan Pelabuhan Toya Pakeh Nusa Penida PERHUBUNGAN UDARA 1 Pembangunan Bandara Bali Utara XVIII. PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Kayangan 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Plengsengan di Pel. Pototano 3 Pembangunan Talud di Pelabuhan Penyeberangan Kayangan 4 Pembangunan Dermaga II Pelabuhan Penyeberangan Labuan Bajo 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lembar 4 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pototano 2 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kayangan 2 PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Faspel Bima 2 Pembangunan Faspel Laut Pelabuhan Lombok* 3 Pengembangan Pelabuhan Lembar 4 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Kayangan 5 Pengembangan Pelabuhan Badas PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Sultan Salahuddin Bima 2 Pengembangan Bandara Internasional Lombok* XIX. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Kupang* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Hansisi 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bakalang 3 Pembangunan Dermaga Penyeberangan Kajadoi 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wairiang (P. Lembata) 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maritaing* 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waikelo* 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pamana* 9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawapante* PERHUBUNGAN LAUT 1 Pembangunan Dermaga kapal pesiar di Labuan Bajo 2 Pengembangan Dermaga Wisata di Rinca 3 Pengembangan Dermaga pariwisata di Ende 4 Pembangunan Dermaga pariwisata di Maumere 5 Pengembangan Faspel Laut Marapokot 6 Penanganan Fasilitas Pelabuhan Laut Pulau Komodo untuk mendukung Pariwisata 7 Pembangunan Pelabuhan Tenau Kupang* 8 Pengembangan Pelabuhan Maritaing 9 Pengembangan Pelabuhan Baing 10 Pengembangan Pelabuhan P.Salura 11 Pengembangan Pelabuhan Kendidi/Reo 12 Pengembangan Pelabuhan Pota 13 Pengembangan Pelabuhan Maurole 14 Pengembangan Pelabuhan Atapupu 15 Pengembangan Pelabuhan Batutua 16 Pengembangan Pelabuhan Larantuka 17 Pengembangan Pelabuhan Terong 18 Pengembangan Pelabuhan Wulandoni 19 Pengembangan Pelabuhan Bari 20 Pengembangan Pelabuhan Ippi PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Komodo 2 Rehabilitasi Bandara El Tari Kupang XX. PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Pontianak ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kemboja* 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sintete* F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

259 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sekadau 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Malike 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Durian* PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Teluk Melano (Teluk Batang) 2 Pengembangan Pelabuhan Pontianak,Pantai Kijing* 3 Pengembangan Pelabuhan Padang Tikar PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Supadio 2 Pembangunan Bandara Singkawang 3 Pengembangan Bandara Perintis di Provinsi Kalbar (Sintang) XXI. PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baok 2 Pembangunan Dermaga Sungai di Kasongan Baru di Kec. Katingan Hilir 3 Pengadaan Bus Air 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai RPM 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Kasongan Baru* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA : Kudangan Nanga Bulik Kumai 2 Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu Kuala Kurun Rabambang Tumbang Samba Sampit- Kuala Pembuang Teluk Segintung 3 Pembangunan Jalur KA Tumbang Samba Rantau Pulut -Nanga 4 Pembangunan Jalur KA Kuala Kurun Rambambang palangkaraya Pulang Pisau Batanjung (Kuala Kapuas) 5 Pembangunan Jalur KA Puruk Cahu Bangkuang / Mangkatip - Batanjung 6 Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Laut Batanjung, Teluk Segintung dan Pelabuhan Kumai 2 Pengembangan Pangkalan Bun 3 Pengembangan Pelabuhan Tongkang Bangkuang 4 Pengembangan Pelabuhan Bagendang* 5 Pembangunan Pelabuhan Tanjung Perawan di Kab.Pulang Pisau 6 Pembangunan Pelabuhan Pulau Damar di Kabupaten Katingan 7 Relokasi Pelabuhan Pangkalan Bun ke Sebuai di Kabupaten Kotawaringin Barat PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Tjilik Riwut 2 Pembangunan Bandara Muara Teweh XXII. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Banjarmasin* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sebuku* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan KA Tanjung - Paringin - Rantau - Martapura - Bandara Syamsoedin Noor - Banjarmasin 2 Pembangunan Jalur kereta api : Banjarmasin - Pelaihari - Batu Licin - Sengayam - Tanah Grogot 3 Pembangunan Jalur KA Tanjung - Balikpapan 4 Pembangunan Jalur KA Banjarmasin - Palangkaraya PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Laut Batulicin 2 Pembangunan Pelabuhan Seibuku (sebuku) 3 Pengembangan Pelabuhan Pelaihari/Swarangan 4 Pengembangan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin* 5 Pengembangan Pelabuhan Marabatuan PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Gusti Syamsir Alam 2 Pengembangan Bandara Syamsudian Noor Banjarmasin XXIII. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Samarinda* 2 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Balikpapan* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Dinding Kab. Kutai Barat PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA antara Balikpapan - Samarinda 2 Pembangunan Jalur KA antara Muara Wahau - Muara Bengalon (swasta) 3 Pembangunan Jalur KA antara Murung Raya Kutai Barat Paser Penajam Paser Utara Balikpapan (swasta) 4 Pembangunan Jalur KA Tanjung-Balikpapan PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Terminal Peti Kemas Palaran 2 Pembangunan Pelabuhan Internasional Maloy/Sangkulirang* 3 Pelabuhan Kuala Samboja 4 Pengembangan Pelabuhan Internasional Balikpapan (Terminal Peti Kemas Kariangau) 5 Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Penajam Paser F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

260 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 6 Pengembangan Pelabuhan Tanah Grogot 7 Pengembangan Pelabuhan Samarinda 8 Pembangunan infrastruktur pelabuhan sebagai pendukung Integrated Mining Development MEC Coal Project PERHUBUNGAN UDARA 1 Pembangunan Bandara Tana Paser 2 Pengembangan Bandara Bontang 3 Pengembangan Bandara Samarinda Baru 4 Pengembangan Bandara Datah Dawai 5 Pembangunan Bandara Perintis Long Apari XXIV. PROVINSI KALIMANTAN UTARA ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Nunukan 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sebatik 3 Pengembangan Pelabuhan Penyeberangan/Ferry Tarakan 4 Peningkatan Pelabuhan Ferry Ancam PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Nunukan 2 Pengembangan Pelabuhan Tarakan 3 Pembangunan Pelabuhan Bongkar Muat Barang di Pesawan Tg. Selor 4 Pengembangan Pelabuhan Tunon Taka 5 Pengembangan Pelabuhan Malundung 6 Pengembangan Pelabuhan Sebatik 7 Pembangunan Pelabuhan Internasional di Tanah Kuning 8 Pembangunan Pelabuhan Bebatu (Kabupaten Tanah Tidung) PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Tanjung Harapan, Bulungan 2 Pengembangan Bandara Juwata-Tarakan 3 Pembangunan Bandara Maratua 4 Peningkatan Bandara Perintis Binuang Kec. Krayan Selatan 5 Pembangunan Bandar Udara Sebatik XXV. PROVINSI SULAWESI UTARA PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Manado ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Melonguane 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marampit 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas* 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Likupang* 5 Kapal Penyeberangan Danau Tondano 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kawakuso 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Talise 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Manado Tua* 9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Siladen 10 Pembangunan Terminal/Shelter Bis Air Pesisir Pantai Manado dan Sungai Tondano 11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Miangas 12 Penyeberangan RoRo ASEAN Bitung - General Santos 13 Pembangunan Kapal Penyeberangan 1000 GT 14 Pembangunan Kapal Penyeberangan 750 GT 15 Pembangunan Kapal Penyeberangan 200 GT 16 Pembangunan Kapal Pembersih Alur Pelayaran PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA antara Manado - Bitung * PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan (UPP) Tahuna 2 Pengembangan Pelabuhan Lirung 3 Pengembangan Pelabuhan Bitung (Pelabuhan hub Internasional Bitung)* 4 Pembangunan infrastruktur penunjang eksport hasil perikanan Bitung 5 Pengembangan Pelabuhan Manado 6 Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Tahuna 7 Pengembangan Pelabuhan Petta 8 Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Melangoane 9 Pengembangan Pelabuhan Miangas 10 Pengembangan Pelabuhan Buhias 11 Pengembangan Pelabuhan Pehe 12 Pengembangan Pelabuhan Ruang 13 Pengembangan Pelabuhan Amurang 14 Pengembangan Pelabuhan Bangka 15 Pengembangan Pelabuhan Montehage 16 Pengembangan Pelabuhan Gangga 17 Pengembangan Pelabuhan Multipurpose Labuan Uki 18 Pengembangan Pelabuhan Kawio 19 Pengembangan Pelabuhan Marore F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

261 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 20 Pengembangan Pelabuhan Matutuang 21 Pengembangan Pelabuhan Kawaluso 22 Pengembangan Pelabuhan Tamako 23 Pengembangan Pelabuhan Lipang 24 Pengembangan Pelabuhan Bukide 25 Pengembangan Pelabuhan Kahakitang 26 Pengembangan Pelabuhan Kalama 27 Pengembangan Pelabuhan Ngalipaeng 28 Pengembangan Pelabuhan Mangarang 29 Pengembangan Pelabuhan Karatung PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Samratulangi 2 Pembangunan Bandara Sitaro 3 Pembangunan Bandara Miangas* 4 Pengembangan Bandar Udara Melonguane 5 Pengembangan Bandar Udara Naha Tahuna XXVI. PROVINSI GORONTALO PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Gorontalo* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Marisa 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wakai PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA antara Isimu - Kota Gorontalo - Taludaa -Molibagu - Tutuyan - Belang - Kema - Bitung PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Anggrek 2 Pengembangan Pelabuhan Kwandang 3 Pengembangan Pelabuhan Tilamuta 4 Pengembangan Pelabuhan Gorontalo 5 Pengembangan Pelabuhan Bumbulan PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Jalaludin 2 Pembangunan Bandara Pohuwato* XXVII. PROVINSI SULAWESI BARAT ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan II Pel. Penyeb. Mamuju 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Batu Parigi 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sungai Salulebo PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Belang-belang, Sulawesi Barat 2 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Tanjung Silopo Kab. Polewali Mandar, Sulawesi Barat 3 Pengembangan Pelabuhan Majene 4 Pengembangan Pelabuhan Poopongan 5 Pengembangan Pelabuhan Ambo 6 Pengembangan Pelabuhan Tutu Kembong PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Tampa Padang 2 Pengembangan Bandara Sumarorong XXVIII. PROVINSI SULAWESI TENGAH ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amalengo 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuan 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga* 9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan 10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Banggai* PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Pantoloan 2 Pengembangan Pelabuhan Poso 3 Pengembangan Pelabuhan Toli - toli 4 Pengembangan Pelabuhan Moutong Parigi 5 Pengembangan Pelabuhan Kolonadale 6 Pengembangan Pelabuhan Teluk Malala 7 Pengembangan Pelabuhan Ogoamas 8 Pengembangan Pelabuhan Leok 9 Pengembangan Pelabuhan Matagisi PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Ampana di Kabupaten Tojo Una-una* F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

262 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 2 Pengembangan Bandar Udara Syukuran Aminudin Amir-Luwuk 3 Pengembangan Bandara Mutiara Sis Aljufri Palu 4 Pembangunan Bandara Morowali* XXIX. PROVINSI SULAWESI SELATAN PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRT Kota Makassar* 2 Pembangunan kampus Balai Pendidikan dan Pelatihan Transportasi Darat (BP2TD) di Makassar ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Garongkong 2 Pengembangan Pel. Penyeberangan Sinjai Lintas Konawe 3 Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Bajoe 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gangga* 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Jampea* 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Maros* 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pare-Pare* 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ujung Lero* 9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bangsalae Siwa* 10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bira* PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Jalur KA antara Makassar - Pare-Pare 2 Pembangunan Jalur KA Pare - Pare Mamuju - Isimu 3 Pembangunan KA Perkotaan Mamminasata (tahap 1)* 4 Pembangunan Jalur KA Makassar - Bulukumba - Watampone PERHUBUNGAN LAUT 1 Pembangunan Pelabuhan Pare-pare 2 Perluasan Pelabuhan Makassar (Makassar New Port)* 3 Pengembangan Pelabuhan Garongkong 4 Pengembangan Pelabuhan Munte 5 Pengembangan Pelabuhan Jeneponto 6 Pengembangan Pelabuhan Sabutung 7 Pengembangan Pelabuhan Sapuka 8 Pengembangan Pelabuhan Sailus 9 Pengembangan Pelabuhan Kalukalukuang 10 Pengembangan Pelabuhan Benteng 11 Pengembangan Pelabuhan Bajoe 12 Pengembangan Pelabuhan Pattirobajo 13 Pengembangan Pelabuhan Sinjai 14 Pengembangan Pelabuhan Paotere 15 Pembangunan kampus Politeknik Ilmu Pelayaran di Makassar PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin - Pembangunan Terminal II di Kawasan Bandara Lama Sultan Hasanuddin Makassar* 2 Pembangunan kampus Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) di Makassar 3 Bandara Buntu Kunik XXX. PROVINSI SULAWESI TENGGARA ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Dongkala 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bambaea 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kolonedale 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Baturube 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Ampana 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kabonga 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Lero pada Lintas Lero - Kambonga 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Pasokan 9 Pembangunan Fisik Fasilitas Penyeberangan Pada Lintasan Kolaka 10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Binongko* 11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaledupa* 12 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raha* 13 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sikeli (Tanjung Phising)* 14 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Bombana* 15 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wanci* 16 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Amolengu* 17 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Labuhan* PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Lawele 2 Pengembangan Fasilitas pelabuhan laut Bungkutoko 3 Pengembangan Pelabuhan Bau - Bau 4 Pengembangan Pelabuhan Raha 5 Pengembangan Pelabuhan Kendari 6 Pengembangan Pelabuhan Kolaka 7 Pengembangan Pelabuhan Watunohu 8 Pengembangan Pelabuhan Wanci 9 Pengembangan Pelabuhan Banabungi F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

263 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 10 Pengembangan Pelabuhan Ereke 11 Pengembangan Pelabuhan Pomalaa 12 Pengembangan Pelabuhan Rante 13 Pengembangan Pelabuhan Olo-oloho 14 Pengembangan Pelabuhan Lapuko 15 Pengembangan Pelabuhan Kaledupa 16 Pengembangan Faspel Bungkutoko 17 Pengembangan Pelabuhan Malingano 18 Pengembangan Pelabuhan Banabungi - Pasar Wajo 19 Pengembangan Pelabuhan Dawi-Dawi 20 Pengembangan Pelabuhan Molawe 21 Pengembangan Pelabuhan Langara 22 Pengembangan Pelabuhan Boepinang PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Matahora 2 Pengembangan Bandara Haluoleo 3 Pengembangan Bandara Sangia Nibandera 4 Pengembangan Bandara Sugi Manaru 5 Pengembangan dan Peningkatan Bandara Beto ambari XXXI. PROVINSI MALUKU PERHUBUNGAN DARAT 1 Pengembangan Sistem Transit dan Semi BRTKota Ambon* ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wonreli 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sewaru 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Moa 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Lakor 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P.Sermata 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tepa 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan P. Sanana 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teluk Bara 9 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Tual 10 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Adaut 11 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Geser 12 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Teor * 13 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kesui* 14 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wunlah* 15 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Gorom* 16 Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kur (Kota Tual) untuk membuka keterisolasian 17 Pelabuhan Penyeberangan Lamerang (Kab. Kepulauan Aru) 18 Pembangunan Ferry Jenis RoRo 500 DWT (5 unit) PERHUBUNGAN LAUT 1 Pembangunan Dermaga Kapal di Waisamu 2 Pembangunan Pelabuhan Areate 3 Pembangunan Dermaga Laut di Makariki 4 Pelabuhan Container di Passo 5 Pembangunan Fasilitas Pelabuhan Laut Ambon* 6 Pelabuhan Ilath (Kab. Buru) 7 Pelabuhan Loki (Kab. Seram Bagian Barat) 8 Pelabuhan Pelita Jaya (Kab. Seram Bagian Barat) 9 Pelabuhan Tifu (Kab. Buru Selatan) 10 Pelabuhan Wamsisi (Kab. Buru Selatan) 11 Pelabuhan Kur (Kota Tual) 12 Pelabuhan Taniwel (Kab. Maluku Tengah) 13 Pelabuhan Fogi (Kab. Buru Selatan) 14 Pelabuhan Tual (Kota Tual) 15 Pelabuhan Dobo (Kab. Kepulauan Aru) 16 Pelabuhan Dawelor (Kab. Maluku Barat Daya) 17 Pelabuhan Mahaleta (Kab. Maluku Barat Daya) 18 Pelabuhan Yos Sudarso (Kota Ambon) 19 Pelabuhan Tulehu (Kab. Maluku Tengah) 20 Pelabuhan Amahai (Kab. Maluku Tengah) 21 Pelabuhan Saparua (Kan. Maluku Tengah) 22 Pelabuhan Tual (Kota Tual) 23 Pelabuhan Saumlaki (Kab. Maluku Tenggara Barat) 24 Rehab/Pengembangan Pelabuhan Larat (Kab. Maluku Tenggara Barat) 25 Pelabuhan Wonreli (Kab. Maluku Barat Daya) 26 Pembangunan kapal barang dan penumpang 7 unit 27 Pengembangan Pelabuhan Namrole 28 Pengembangan Pelabuhan Larat 29 Pengembangan Pelabuhan P.Buano 30 Pengembangan Pelabuhan Namlea F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

264 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL 31 Pengembangan Pelabuhan Marlasi 32 Pengembangan Pelabuhan Kobror 33 Pengembangan Pelabuhan Teor 34 Pengembangan Pelabuhan Kroing PERHUBUNGAN UDARA 1 Perpanjangan Runway Bandara di Tual 2 Pengembangan Bandar Udara Amahai* 3 Pembangunan Bandara Namniwel* 4 Pembangunan Bandara Moa* 5 Pengembangan Bandara Sultan Babullah 6 Pengembangan Bandara Tepa (Kab. Maluku Barat Daya) untuk membuka keterisolasian 7 Pengembangan Bandara Pattimura (Kota Ambon) 8 Pengembangan Bandara Dobo (Kab. Kepulauan Aru) 9 Pengembangan Bandara Namrole (Kab Buru) XXXII. PROVINSI MALUKU UTARA ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Mangole 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Obi 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Wahai 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Makian 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Sofifi 6 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Soasio 7 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Weda * 8 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Moti 9 Pengembangan Sisi Darat Dermaga Penyeberangan Bastiong PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Sofifi/Kaiyasa 2 Pengembangan Pelabuhan Subaim 3 Pengembangan Pelabuhan Malbufa 4 Pengembangan Pelabuhan Tikong 5 Pengembangan Pelabuhan Wayaluar-Obi 6 Pengembangan Pelabuhan Saketa 7 Pengembangan Pelabuhan Bosua 8 Pembangunan Pelabuhan Khusus di Tanjung Buli 9 Pengembangan Pelabuhan Tobelo 10 Pengembangan Pelabuhan Matui-Jailolo 11 Pengembangan Pelabuhan Labuha/Babang 12 Pengembangan Pelabuhan Laut Falabisahaya 13 Pengembangan Pelabuhan Loleojaya 14 Pengembangan Pelabuhan Tifure 15 Pengembangan Pelabuhan Manu/Gamumu 16 Pengembangan Pelabuhan Bicoli 17 Pengembangan Pelabuhan Tapaleo 18 Pengembangan Pelabuhan Daruba 19 Pengembangan Pelabuhan Damao 20 Pengembangan Pelabuhan Dorume 21 Pengembangan Pelabuhan Galela 22 Pengembangan Pelabuhan Bisui 23 Pengembangan Pelabuhan Kotiti 24 Pengembangan Pelabuhan Indari 25 Pengembangan Pelabuhan Yaba 26 Pengembangan Pelabuhan Banemo 27 Pengembangan Pelabuhan Laiwui 28 Pengembangan Pelabuhan Wayabula 29 Pengembangan Pelabuhan Gebe 30 Pembangunan Dermaga General Cargo 100 meter - Pelabuhan Sofifi 31 Pembangunan Pelabuhan Ternate* PERHUBUNGAN UDARA 1 Pengembangan Bandara Sultan Babullah Ternate 2 Pembangunan Bandara Pitu Morotai 3 Pengembangan Bandara Oesman Sadik Labuha XXXIII. PROVINSI PAPUA ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waren* 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaonda Kab. Kep. Yapen * 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Numfor Kab. Kab. Biak Numfor * 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Timika 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Agats 6 Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Memberamo 7 Pembangunan Dermaga Sungai di Kab. Mappi PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan akses kereta api mulai dari Timika ke Pegunungan Tengah F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

265 NO. KEGIATAN STRATEGIS JANGKA MENENGAH NASIONAL PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Jayapura* 2 Pengembangan Pelabuhan Pomako 3 Pengembangan Pelabuhan Serui 4 Pembangunan Pelabuhan Bade 5 Pembangunan Dermaga Terminal Penumpang dan Peti Kemas Pelabuhan Depapre 6 Pengembangan Pelabuhan Nabire 7 Pengembangan Pelabuhan Agats 8 Pengembangan Pelabuhan Amamapare 9 Pengembangan Pelabuhan Sarmi 10 Pengembangan Pelabuhan Waren 11 Penanganan kapasitas kargo Pelabuhan Laut Timika 12 Pembangunan terminal agribisnis, pergudangan, dan pelabuhan ekspor di Serapuh dan Wogikel 13 Pengembangan Pelabuhan Merauke* 14 Pengembangan Pelabuhan Asmat 15 Pembangunan Dermaga Tanah Merah 16 Pembangunan Dermaga Keppi 17 Pengembangan Pelabuhan Mumugu 18 Pengembangan Pelabuhan Asiki 19 Pengembangan Pelabuhan Moor PERHUBUNGAN UDARA 1 Pembangunan Bandara Taria* 2 Pembangunan Bandara Keenyam* 3 Pembangunan Bandara Aboy* 4 Pembangunan Bandara Koroway Batu* 5 Pengembangan Bandara Sentani 6 Perpanjangan Bandara Mopah Merauke 7 Pembangunan Bandara Elelim 8 Pembangunan Bandara Kiworok 9 Pembangunan Bandara Sinak Baru 10 Pembangunan Bandara Nabire Baru 11 Pengembangan Bandara Sentani 12 Pengembangan Bandara Frans Kaisiepo Biak 13 Pengembangan Bandara Wamena XXXIV. PROVINSI PAPUA BARAT ASDP 1 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Raja Ampat* 2 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Kaimana 3 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Fak-Fak* 4 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Arar 5 Pengembangan Dermaga Penyeberangan Waigeo 6 Pengembangan Dermaga Folley (Pulau Missol) PERKERETAAPIAN 1 Pembangunan Kereta Api Sorong - Manokwari PERHUBUNGAN LAUT 1 Pengembangan Pelabuhan Kaimana 2 Pembangunan Pelabuhan Seget 3 Pengembangan Pelabuhan Owi 4 Pengembangan Pelabuhan Teminabuan 5 Pengembangan Pelabuhan Saunek 6 Pengembangan Pelabuhan Kokas 7 Pembangunan Faspel Laut Arar 8 Pengembangan Pelabuhan Arardi Sorong* 9 Pengembangan Pelabuhan Fak Fak 10 Pembangunan Pelabuhan Biak 11 Pembangunan Pelabuhan Saukorem 12 Pelabuhan Abun di Kabupaten Tambraw 13 Pelabuhan Bomberai di Kabupaten Fakfak 14 Pelabuhan Maruni di Kabupaten Manokwari F - Kegiatan Strategis Kemenhub dalam RPJM Nasional

266 N O. K EG IA T A N STR A T E G IS JA N G K A M E N EN G A H N A SIO N A L PERHUBUN G AN UDARA 1 Pengem bangan Bandara Dom ine Eduard Osok 2 Pengem bangan Bandara Bintuni 3 Pem bangunan Bandara Segun 4 Pem b an g u n an B an dara W e ru r 5 Pengam bangan Bandara Rendani 6 Bandara Segun di Kabupaten Sorong 7 Bandara Siboru di Kabupaten Fakfak MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, BUDI KARYA SUMADI Salinan sesuai dengan aslinya WAHJU ADJI H SH. DESS Pembina Utama Muda (IV/c) NIP

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN

BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... i ii iv v BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Prioritas dan Arah Pembangunan Sektor Transportasi... 3 1.3 Perubahan

Lebih terperinci

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS...

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS... DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i LAMPIRAN I Keputusan Dirjen Perkeretaapian Tentang Reviu Rencana Strategis Kemenhub Bidang Perkeretaapian Tahun 2015-2019... ii BAB I PENDAHULUAN... 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg

2017, No Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Neg No.1138, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penetapan IKU. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 70 TAHUN 2017 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI

Lebih terperinci

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN

PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN Paparan Menteri Perhubungan INTEGRASI TRANSPORTASI DAN TATA RUANG DALAM PERWUJUDAN NAWACITA JAKARTA, 5 NOVEMBER 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OUT L I NE Integrasi Transportasi

Lebih terperinci

Paparan Menteri Perhubungan

Paparan Menteri Perhubungan Paparan Menteri Perhubungan INTEGRASI TRANSPORTASI DAN TATA RUANG DALAM PERWUJUDAN NAWACITA JAKARTA, 5 NOVEMBER 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN O U T L I N E Integrasi Transportasi dan Tata Ruang; Isu Strategis

Lebih terperinci

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan

Menimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN IIDAPA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 016 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM PERJANJIAN KINERJA Direktorat Jenderal Perhubungan Tahun 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... iv. DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v BAB 1 PENDAHULUAN... 1-1 1.1 KONDISI UMUM... 1-1 1.1.1 CAPAIAN TARGET KINERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2010-2014... 1-3 1.1.2 CAPAIAN

Lebih terperinci

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR

VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Datar mengacu pada Visi dan Misi instansi di

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN

RINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN LAMPIRAN A1 RINCIAN KEMENTERIAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN NO. SASARAN KEMENTERIAN I. Keselamatan dan Keamanan 1 Menurunnya angka kecelakaan 1 Ratio kejadian kecelakaan nasional a. Transportasi Perkeretaapian

Lebih terperinci

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 5 VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN I BAB 5 I VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1. Visi Pengertian visi secara umum adalah gambaran masa depan atau proyeksi terhadap seluruh hasil yang anda nanti akan lakukan selama waktu yang ditentukan.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR [LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2015] Maret 2016

KATA PENGANTAR [LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TAHUN 2015] Maret 2016 Maret KATA PENGANTAR Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor: 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dinyatakan bahwa setiap Instansi Pemerintah diwajibkan menyusun Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr No.165, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN PUBLIK. Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, Perbatasan. Angkutan Barang. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KP. 430 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 J A K A R T A T A H U N 2 0 1 5 5. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 145 TAHUN 2018 TENTANG PEMBENTUKAN SIMPUL KERJA SAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika A. Permasalahan Adapun Permasalahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DARI DAN KE DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, TERLUAR, DAN PERBATASAN DENGAN

Lebih terperinci

REVIU RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN

REVIU RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN REVIU RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Jl. Medan Merdeka Timur No.5 Jakarta 10110 DAFTAR

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI,TUJUAN DAN SASARAN Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapantahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan, guna pemanfaatan dan pengalokasian

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG POLA PENGEMBANGAN TRANSPORTASI WILAYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 61 tahun 2009 tentang Kepelabuhanan telah diatur ketentuan

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

- 1 - BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI - 1 - LAMPIRAN PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN SOSIAL TAHUN 2015-2019. BAB I PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

Lebih terperinci

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N

2015, No RITJ yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Perhubungan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran N BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 1666-2015 KEMENHUB. Jabodetabek. Rencana Induk Transportasi. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun Pada tahun anggaran 2012, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 368 studi yang terdiri dari 103 studi besar, 20 studi sedang dan 243 studi kecil. Perkembangan jumlah studi dari tahun 2008 sampai

Lebih terperinci

Matriks Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun

Matriks Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun a. Menurunnya angka kecelakaan 1) Jumlah pedoman standar keselamatan Dokumen 13 11 11 12 13 Tiap Tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 2. Sehingga selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2012-2032 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai

Lebih terperinci

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (

2016, No Tahun 2007 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4722); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran ( No.814, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pendelegasian Wewenang. Menteri Kepada Kepala BPTJ. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 66 TAHUN 2016 TENTANG PENDELEGASIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Perhubungan Tahun 2011 merupakan salah satu tahapan yang harus dipenuhi dalam rangkaian Sistem Akuntabilitas Kinerja

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL, PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 996 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN TUGAS PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 996 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN TUGAS PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 996 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN TUGAS PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Bina Marga Kabupaten Grobogan. Permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RENCANA UMUM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DARAT TAHUN

RANCANGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG RENCANA UMUM PENGEMBANGAN TRANSPORTASI DARAT TAHUN KONSEP Dikerjakan oleh Bagian Hukum dan Kerjasama : Ely Rusnita Diperiksa oleh Kasubang Peraturan Perundang-undangan : Endy Irawan, SH, MH Terlebih dahulu: 1. Kabag Perencanaan : 2. Kabag Hukum dan Kerjasama

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tam BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1408, 2017 KEMEN-ATR/BPN. Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit. PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keberhasilan pembangunan sangat dipengaruhi oleh peran transportasi. Karenanya sistem transportasi nasional (SISTRANAS) diharapkan mampu menghasilkan jasa transportasi

Lebih terperinci

RPJMN dan RENSTRA BPOM

RPJMN dan RENSTRA BPOM RPJMN 2015-2019 dan RENSTRA BPOM 2015-2019 Kepala Bagian Renstra dan Organisasi Biro Perencanaan dan Keuangan Jakarta, 18 Juli 2017 1 SISTEMATIKA PENYAJIAN RPJMN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS BPOM 2015-2019

Lebih terperinci

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN KEBIJAKAN NASIONAL PENGEMBANGAN TRANSPORTASI BERKELANJUTAN Pusat Pengelolaan Transportasi Berkelanjutan Jakarta, 14 Desember, 2017 LATAR BELAKANG ISU GLOBAL Tiga Pilar Berkelanjutan MDGs (2000 s/d 2015)

Lebih terperinci

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I I TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Rencana Kinerja (Renja) BPPTPM Prov.Kep.Babel TA.2016 BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1. Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Provinsi Visi BKPM dalam periode 2015-2019 adalah sebagai

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 48 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN PELAYANAN PUBLIK KAPAL PERINTIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERJANJIAN KINERJA BAB II PERJANJIAN KINERJA Untuk mencapai visi dan misi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik, yang salah satu misinya adalah Mengajak masyarakat Katolik untuk berperan serta secara aktif dan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG TATA CARA DAN KRITERIA PENETAPAN SIMPUL DAN LOKASI TERMINAL PENUMPANG SERTA LOKASI FASILITAS PERPINDAHAN MODA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia RINGKASAN IKHTISAR EKSEKUTIF Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator bidang perkeretaapian mempunyai tugas untuk menata penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik senantiasa melaksanakan perbaikan

Lebih terperinci

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI

SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI SINKRONISASI KEBIJAKAN PUSAT DAN DERAH DALAM PENGUATAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI KEMENTERIAN DALAM NEGERI PERSPEKTIF PEMERINTAHAN JOKOWI DAN JK 2015-2019 ( 9 AGENDA PRIORITAS ) Nomor PRIORITAS 1 Perlindungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I Pemerintah Provinsi Banten PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perencanaan merupakan suatu proses pengambilan keputusan untuk menentukan tindakan masa depan secara tepat dari sejumlah pilihan, dengan

Lebih terperinci

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi

BAB V. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun Visi BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran 5.1 Visi Visi merupakan arah pembangunan atau kondisi masa depan daerah yang ingin dicapai dalam 5 (lima) tahun mendatang (clarity of direction). Visi juga menjawab

Lebih terperinci

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No No.1441, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. RENSTRA. Tahun 2016. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 199 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK SIMPUL TRANSPORTASI

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK SIMPUL TRANSPORTASI RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA INDUK SIMPUL TRANSPORTASI Kronologis Penyusunan RPM Pedoman Penyusunan Rencana Induk Simpul Transportasi Surat Kepala Biro Perecanaan Setjen

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 38 TAHUN 2014 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL PADA TATARAN TRANSPORTASI WILAYAH PROVINSI

Lebih terperinci

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI SUMBA BARAT DAYA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMBA BARAT DAYA TAHUN 2014

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 24 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN, KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA, MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 86 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA AKADEMI TEKNIK DAN KESELAMATAN PENERBANGAN MEDAN DENGAN

Lebih terperinci

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah 2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation antara kinerja pembangunan yang dicapai saat inidengan yang direncanakan serta antara apa yang ingin dicapai

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Nega No.671, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pelayanan Publik Kapal Perintis Milik Negara. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2017

Lebih terperinci

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.55/M.PPN/HK/04/2015 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN PINJAMAN LUAR NEGERI TAHUN 2015-2019

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa ruang wilayah Negara Kesatuan Republik

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL

PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL PENYELENGGARAAN ANGKUTAN LAUT DALAM NEGERI BERDASARKAN SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL http://images.hukumonline.com I. PENDAHULUAN Laut adalah ruang perairan di muka bumi yang menghubungkan daratan dengan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEBUTUHAN PEGAWAI YANG BERASAL DARI LULUSAN SEKOLAH KEDINASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN Adalah Kementerian yang mempunyai Tugas Pemerintahan Negara untuk membantu Presiden

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Departemen Perhubungan lahir sejak dari tahun 1945 adalah gabungan antara Departemen Perhubungan dan Departemen Pekerjaan Umum, yang dipimpin oleh seorang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PENGELOLA TRANSPORTASI JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, DAN BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018

KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 KEBIJAKAN DAN PROGRAM KERJA KEMENRISTEKDIKTI 2018 Bandung, 11 Januari 2018 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 A. Program Kerja 2018 2 Visi-Misi Pembangunan 2015-2019 VISI : Terwujudnya

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL,

MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL, SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL NOMOR KEP.99/M.PPN/HK/11/2011 TENTANG RENCANA PEMANFAATAN HIBAH TAHUN 2011-2014 MENTERI

Lebih terperinci

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 67 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KARJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN PROBOLINGGO

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) Sub Bidang Sumber Daya Air 1. Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau, dan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN SALINAN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI

Lebih terperinci

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. BUTIR-BUTIR SAMBUTAN DIRJEN PERHUBUNGAN DARAT RAPAT KOORDINASI TEKNIS (RAKORNIS) PERHUBUNGAN DARAT YOGYAKARTA, 14 OKTOBER 2014 Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Yth. Gubernur Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROPINSI SUMATERA UTARA A. Sejarah Ringkas Dinas Perhubungan Propinsi Sumatera Utara Departemen Perhubungan telah ada sejak periode awal kemerdekaan Indonesia yang dibentuk

Lebih terperinci

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.603, 2017 KEMENHUB. Angkutan Penyeberangan Lintas Antarprovinsi. Tarif. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 30 TAHUN 2017 TENTANG TARIF

Lebih terperinci

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS POKOK DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 103 TAHUN 2007 TENTANG POLA TRANSPORTASI MAKRO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah

Lebih terperinci

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA.

SURAKARTA KOTA BUDAYA, MANDIRI, MAJU, DAN SEJAHTERA. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, mengamanatkan kepada

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 110 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA DAN STANDAR PEMBUATAN GRAFIK PERJALANAN KERETA API, PERJALANAN KERETA API

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN PRODUK UNGGULAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014, pencapaian tujuan pembangunan nasional diprioritaskan untuk terwujudnya Indonesia

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2009-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT

BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi memegang peranan penting dalam pertumbuhan perekonomian khususnya perkotaan. Hal tersebut dikarenakan transportasi berhubungan dengan kegiatan-kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1

BAB I PENDAHULUAN R P J M D K O T A S U R A B A Y A T A H U N I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) dan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan,

Lebih terperinci