Matriks Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun
|
|
- Sucianty Salim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 a. Menurunnya angka kecelakaan 1) Jumlah pedoman standar keselamatan Dokumen Tiap Tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 2. Sehingga selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019 secara kumulatif menjadi 62 dokumen. Tahun 2015 >> DBU : 2; DAU : 0; KUPPU :2; DKP : 6 ; DNP : 3 Tahun 2016 >> DBU : 2; DAU : 0; KUPPU :4; DKP : 4 ; DNP : 1 Tahun 2017 >> DBU : 2; DAU : 0; KUPPU :4; DKP : 4 ; DNP : 1 Tahun 2018 >> DBU : 2; DAU : 0; KUPPU :5; DKP : 4 ; DNP : 1 Tahun 2019 >> DBU : 2; DAU : 0; KUPPU :5; DKP : 5 ; DNP : 1 DNP tahun 2015 : 1)PM Perhubungan Nomor PM 21 tahun 2015 tentang standar keselamatan penerbangan 2) PM Perhubungan Nomor PM 30 tahun 2015 tentang pengenaan sanksi administratif terhadap pelanggaran peraturan perundangundangan di bidang penerbangan 3) PM Perhubungan tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil bagian 173 tentang perancangan prosedur penerbangan DKP : Terkait Pemeriksaan Kargo, Contingensy Plan, Training Kargo, Dangerous Good, Pengawasan Keamanan Penerbangan Nasional, KUPPU : Pedoman Standar Keselamatan, Pedoman Standar Pelayanan
2 a. Menurunnya angka kecelakaan 2) Jumlah tingkat kecukupan sarana dan prasarana (fasilitas keamanan dan PKP-PK) Paket Tiap Tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 917. Selama 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019, target kumulatif yang harus dicapai adalah 845 paket, sehingga pada akhir periode perencanaan pada tahun 2019 secara kumulatif terdapat 1762 paket (ditambah baseline tahun 2014). Jumlah peningkatan fasilitas pelayanan darurat Jumlah peningkatan fasilitas keamanan penerbangan ) Rasio kecelakaan pada AOC 121 dan AOC 135 dengan korban jiwa dan pesawat rusak berat (<3 kejadian/1 juta flight cycle) Rasio Kumulatif Angka target merupakan penurunan rasio secara kumulatif pada tiap tahunnya, sehingga pada akhir periode perencanaan di tahun 2019 harus menurunkan sampai rasio Kejadian tidak bisa dimasukkan dalam target, target merupakan rasio.
3 a. Menurunnya angka kecelakaan 4) Jumlah pesawat udara yang memiliki sertifikat kelaikudaraan Pesawat Tiap Tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 724. Selama 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019, target kumulatif yang harus dicapai adalah 3980 pesawat yang disertifikasi. 5) Rasio Air Traffic Incident (<4 kejadian dari pergerakan) Rasio <3.8x10-5 <3.75x10-5 <3.7x10-5 <3.65x10-5 <3.6x10-5 Kumulatif Angka target merupakan penurunan rasio secara kumulatif pada tiap tahunnya, sehingga pada akhir periode perencanaan di tahun 2019 harus menurunkan sampai rasio < 3.6x10-5 6) Jumlah unit organisasi pelayanan navigasi penerbangan yang memiliki sertifikat Unit Tiap Tahun Data didapat dari Sertifikat Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbnagan (171) dan Sertifikat Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan (172) dan merupakan data penerbitan baru dan perpanjangan 7) Jumlah bandar udara yang akan disertifikat Bandara Tiap Tahun Angka target merupakan target yang harus di capai per tahunnya. Sehingga pada tahun terdapat 30 bandara yang akan bersertifikat.
4 b. Menurunnya jumlah gangguan keamanan dalam penyelenggaraan 8) Rasio terjadinya tindakan melawan hukum yang mengaktifkan program penanggulangan keadaan darurat keamanan penerbangan (contingency plan) pada kondisi darurat (merah) pada bandar udara dengan jumlah penumpang di atas penumpang per tahun Rasio Kumulatif Rumus yg digunakan : Jumlah pengaktifan contingency plan pada bandara dengan jumlah penumpang >500 K/TH di bagi Jumlah bandara dengan jumlah penumpang > 500 K/H. Angka target merupakan penurunan rasio secara kumulatif pada tiap tahunnya dari tahun sebelumnya, sehingga pada akhir periode perencanaan di tahun 2019 harus menurunkan sampai rasio 0.17 dengan jumlah gangguan keamanan ditiap tahunnya adalah maksimal 5
5 c. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana 9) Jumlah pedoman standar pelayanan sarana dan prasarana Dokumen Tiap Tahun Angka target merupakan target yang harus di capai per tahunnya, adanya penambahan 30 dokumen selama 5 tahun, Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 10 sehingga pada tahun 2019 secara kumulatif menjadi 40 dokumen selama periode 5 tahun perencanaan ( ) Tahun 2015 >> DBU : 2; DAU : 4; KUPPU :0; DKP : 1 ; DNP : 3 Tahun 2016 >> DBU : 2; DAU : 1; KUPPU :0; DKP : 1 ; DNP : 1 Tahun 2017 >> DBU : 2; DAU : 1; KUPPU :0; DKP : 1 ; DNP : 1 Tahun 2018 >> DBU : 2; DAU : 1; KUPPU :0; DKP : 1 ; DNP : 1 Tahun 2019 >> DBU : 2; DAU : 1; KUPPU :0; DKP : 1 ; DNP : 1 DNP tahun 2015 : 1) PM perhubungan tentang peraturan keselamatan Penerbangan sipil bagian 174 tentang pelayanan informasi meteorologi penerbangan 2) PM Perhubungan tentang standar waktu proses pelayanan, masa berlaku dan kewenangan penerbitan perizinan di bidang perhubungan udara 3) PM Perhubungan tentang peraturan keselamatan penerbangan sipil bagian 175 tentang pelayanan informasi aeronautika DKP :Tahun 2015 : Tata Cara Penangan pengangkutan barang berbahaya Tahun 2016 : Sertifikasi Kategori PKP-PK
6 c. Meningkatnya kinerja pelayanan sarana dan prasarana 10) Prosentase On Time Performance (OTP) transportasi udara Persentase Kumulatif Angka target merupakan kenaikan prosentase secara kumulatif pada tiap tahunnya, sehingga pada akhir periode perencanaan di tahun 2019 OTP mencapai 95% d. Meningkatnya kompetensi SDM 11) Coverage area pelayanan nasional 12) Jumlah kota/daerah yang terhubungi 13) Jumlah personil penerbangan yang memiliki lisensi Persentase 80% 85% 90% 95% 100% Kumulatif Angka target merupakan kenaikan prosentase secara kumulatif pada tiap tahunnya, sehingga pada akhir periode perencanaan di tahun 2019 coverage area pelayanan mencapai 100% (pusat kota yang berpenduduk terkover oleh cakupan bandara) Kota Kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 201 kota/daerah yang terhubungi Orang 74,988 78,737 82,674 86,808 91,148 Kumulatif Angka target merupakan target yang tahunnya dengan kenaikan sebesar 5% atau merupakan penjumlahan dari target tahun sebelumnya. Sehingga pada akhir priode perencanaan di tahun 2019 terdapat jumlah personel. Jumlah personel merupakan jumlah personel aparatur dan non aparatur
7 d. Meningkatnya kompetensi SDM 14) Jumlah inspektur penerbangan e. Meningkatnya kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam mewujudkan good governance 15) Jumlah penyederhanaan perizinan di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 16) Nilai AKP Direktorat Jenderal Perhubungan Udara 17) Tingkat penyerapan anggaran Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Orang ,002 1,083 1,151 Kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 1151 jumlah personel. (Aparatur) Persentase Tiap tahun Jumlah Perijinan yang terdapat di Ditjen Perhubungan Udara saat ini adalah sejumlah 99 perijinan dan selama periode perencanaan tahun akan dilakukan penyederhanaan sebesar 20% dari 99 jumlah perijinan pada tiap tahunnya 90,75 91,75 92,75 93,75 94,75 Kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat Persentase >85 >86 >87 >88 >89 Tiap tahun Angka target merupakan Tingkat penyerapan anggaran pada tiap tahunnya
8 e. Meningkatnya kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dalam mewujudkan good governance 18) Nilai aset Direktorat Jenderal Perhubungan Udara yang berhasil diinvestasi Rupiah 58,215,421 64,036,963 70,440,6 77,484,726 85,233,1,569,334,726,267 60,098,8 94,108,784 98,719,6 62 Tiap tahun Angka target merupakan target yang harus di capai pada tiap tahunnya dengan kenaikan sebesar 10% Sehingga 2019 terdapat aset sebesar Rp ,- (harus di cek lagi) f. Meningkatnya penetapan dan kualitas regulasi dalam implementasi kebijakan bidang perhubungan udara 19) Jumlah peraturan yang diterbitkan di bidang Dokumen Tiap tahun Angka target merupakan jumlah yang di terbitkan pada tiap tahunnya g. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor 20) Penurunan emisi gas buang CO2 sub sektor Juta ton CO2 1,723 3,755 6,268 9,183 15,945 Kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 akan menurunkan 15, 94 juta ton CO2
9 g. Menurunnya emisi gas rumah kaca (RAN-GRK) dan meningkatnya penerapan teknologi ramah lingkungan pada sektor 21) Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada sarana 22) Jumlah penerapan teknologi ramah lingkungan pada bandar udara 23) Jumlah prasarana yang telah menerapkan konsep ramah lingkungan Unit Tiap tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 824. Selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019 terdapat 392 pesawat baru yang menggunakan teknologi engine ramah lingkungan. Dimana di akhir tahun periode perencanaan pada tahun 2019 terdapat pesawat yang berasal dari penambahan dari tahun sebelumnya (total kumulatif) Lokasi Tiap tahun Angka target merupakan target yang harus di capai tiap tahun, bukan merupakan angka kumulatif. Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 15. Sehingga selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019 secara kumulatif menjadi 29 bandara yang menggunakan solar cell Lokasi Tiap tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 25. Sehingga selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019 secara kumulatif menjadi 50 bandara yang mempunyai dokumen pengelolaan lingkungan (sudah memenuhi dokumen AMDAL dan RKL- RPL)
10 h. Meningkatnya kapasitas sarana dan prasarana dan keterpaduan sistem transportasi multimoda dan antar moda untuk mengurangi backlog maupun bottleneck kapasitas prasarana transportasi dan sarana transportasi antar moda dan antarpulau sesuai dengan sistem transportasi nasional dan cetak biru transportasi multimoda 24) Pembangunan bandar udara baru 25) Pengembangan bandar udara 26) Pengembangan bandar udara kargo 27) Jum;ah bandara dengan kapasitas sesuai kebutuhan jaringan dan kategori yang ditetapkan TKN 28) Terselenggaranya proses kerjasama pemerintah swasta dalam penyediaan infrastruktur Bandara Tiap tahun Capaian di tahun 2014 (baseline) adalah 2. Selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019 terdapat 15 bandara baru yang dibangun. Bandara Tiap tahun Pembangunan/pengembangan pada 100 bandara pada tiap tahunnya (100 adalah target minimal) Bandara kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 9 bandara kargo yang dikembangkan. Bandara kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 151 bandara yang sesuai dengan kategori yang ditetapkan TKN (Termasuk Bandara baru, pengembangan bandar udara, dan bandara kargo) Proyek kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 3 proyek yang ditawarkan pada swasta
11 29) Jumlah lokasi pengembangan fasilitas antar moda transportasi penumpang dan barang di bandara Bandara kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 10 bandara yang telah mengakomodir konsep antar moda dalam rencana induknya : Bandara Soeta, Bandara Minangkabau, Bandara Juanda, Bandara Kertajati, Bandara Kulon Progo, Bandara Syamsudin Noor (Sumber : RPJMN Buku I, tidak termasuk Kualanamu dan Hang nadim) 2016 : ditambah Kualanamu 2017 : ditambah hang nadim 2018 : ditambah lampung 2019 : Ditambah SMB II i. Meningkatnya produksi angkutan udara penumpang dan barang 30) Jumlah penumpang yang diangkut oleh maskapai penerbangan nasional Juta penumpang / tahun kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 162 juta penumpang. angka ini didapat dari proyeksi dari angka pertumbuhan sebelumnya (metode regresi linear dengan hasil 135 juta penumpang) ditambah 20% kenaikan dikarenakan adanya peningkatan ekonomi, pembangunan infrastruktur bandar udara dan kebijakan open sky.
12 i. Meningkatnya produksi angkutan udara penumpang dan barang 31) Jumlah kargo yang diangkut Ton/tahun 720, , , , ,405 Kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat TON per tahun 32) Jumlah penumpang perintis yang diangkut Penumpang /tahun 212, , , , ,416 Kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat penumpang j. Meningkatnya layanan di perbatasan negara, pulau terluar, dan wilayah non komersial lainnya 33) Jumlah rute pelayanan perintis dan subsidi angkutan udara 34) Jumlah rute angkutan udara perintis menjadi komersial Rute Kumulatif Angka target merupakan target yang 2019 terdapat 265 rute Rute Tiap tahun Angka target merupakan target yang harus di capai tiap tahun, bukan merupakan angka kumulatif. Selama periode 5 tahun perencanaan dari tahun tahun 2019 terdapat 3 rute angkutan udara perintis yang menjadi komersial
BAHAN PAPARAN. Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT
BAHAN PAPARAN Disampaikan pada : BIMBINGAN TEKNIS AUDIT PENGERTIAN ISTILAH 1. Bandar Udara adalah lapangan terbang yang dipergunakan untuk mendarat dan lepas landas pesawat udara, naik turun penumpang
Lebih terperinciBAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN
BAB 2. VISI DAN MISI PRESIDEN, SERTA SASARAN 2.1 VISI DAN MISI PRESIDEN Presiden Joko Widodo menetapkan Visi dan Misi pembangunan Tahun 2015-2019 yang secara politik menjadi bagian dari tujuan tercapainya
Lebih terperinciCapaian 100% RINGKASAN EKSEKUTIF
RINGKASAN EKSEKUTIF A. KESIMPULAN Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Tahun 2016 disusun sebagai gambaran tolak ukur keberhasilan dan kekurang berhasilan Direktorat Jenderal Perhubungan
Lebih terperinciINDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
2013, No.51 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM.68 TAHUN 2012 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR (IKU) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN INDIKATOR (IKU) DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kementerian Perhubungan Tahun 2011 merupakan salah satu tahapan yang harus dipenuhi dalam rangkaian Sistem Akuntabilitas Kinerja
Lebih terperinciMenimbang : a. bahwa Pasal 8 Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 70 Tahun 2017 tentang Penetapan
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN IIDAPA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 016 TAHUN 2018 TENTANG PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN DIREKTORAT
Lebih terperinci2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2012 LINGKUNGAN HIDUP. Bandar Udara. Pembangunan. Pelestarian. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5295) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinci2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor
No.1212, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Pelanggaran Bidang Penerbangan. Pengenaan Sanksi Administratif. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 78 TAHUN 2017 TENTANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan tentu saja akan meningkatkan kebutuhan akan transportasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan dicirikan dengan adanya akses transportasi yang cukup baik. Perbaikan akses transportasi ke suatu tempat akan menjadikan lahan tersebut semakin menarik. Berkembangnya
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara; 2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2009 tentang Penerbangan 3. Peraturan
Lebih terperinciPENINGKATAN FUNGSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM 22 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN FUNGSI PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN OLEH KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA
Lebih terperinciPAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN
PAPARAN MENTERI PERHUBUNGAN Paparan Menteri Perhubungan INTEGRASI TRANSPORTASI DAN TATA RUANG DALAM PERWUJUDAN NAWACITA JAKARTA, 5 NOVEMBER 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN OUT L I NE Integrasi Transportasi
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2016 DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TTD. Drs. PUDJI HARTANTO, MM
PERJANJIAN KINERJA Direktorat Jenderal Perhubungan Tahun 2016 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia dan rahmatnya penyusunan Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal
Lebih terperinci2017, No Udara; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tam
No.732, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Penyelenggaraan Angkutan Udara. Perubahan Kesembilan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KESEMBILAN
Lebih terperinci2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan
No.1213, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Kegiatan Angkutan Udara Perintis dan Subsidi Angkutan Udara Kargo. Kriteria. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 79 TAHUN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
v MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 38 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN KESEMBILAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM 25 TAHUN 2008 TENTANG
Lebih terperincibagi Indonesia dalam menghadapi persaingan regional maupun global. Kedua, Infrastruktur industri penerbangan juga memiliki kelebihan berupa banyaknya
BAB V KESIMPULAN Fenomena ASEAN Open Sky menjadi fenomena yang tidak dapat dihindari oleh Pemerintah Indonesia. sebagai negara yang mendukung adanya iklim perdagangan bebas dunia, Indonesia harus mendukung
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Kebandarudaraan. Nasional. Tatanan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 69 TAHUN 2013 TENTANG TATANAN KEBANDARUDARAAN NASIONAL
Lebih terperinciINSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST.03 TAHUN 2011 TENTANG
INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST.03 TAHUN 2011 TENTANG TINDAK LANJUT HASIL RAPAT KOORDINASI TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPaparan Menteri Perhubungan
Paparan Menteri Perhubungan INTEGRASI TRANSPORTASI DAN TATA RUANG DALAM PERWUJUDAN NAWACITA JAKARTA, 5 NOVEMBER 2012 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN O U T L I N E Integrasi Transportasi dan Tata Ruang; Isu Strategis
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004
KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 81 TAHUN 2004 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA MENTERI PERHUBUNGAN, Menimbang : a. bahwa dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 11 Tahun 2001 telah
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN (MANUAL OF STANDARD
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : KP 247 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN DAN STANDAR BAGIAN 175-04 (MANUAL OF STANDARD PART
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1297, 2013 KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Jaringan. Rute. Penerbangan. Angkutan Udara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 88 TAHUN 2013 TENTANG JARINGAN
Lebih terperinciMenimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA ^ PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF TERHADAP PELANGGARAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402
UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] BAB XXII KETENTUAN PIDANA Pasal 401 Setiap orang yang mengoperasikan pesawat udara Indonesia atau pesawat udara asing yang memasuki
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 68, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3610) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1331,2014 KEMENHUB. Organisasi. Kantor Unit Penyelenggara. Bandar Udara. Kriteria. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 39 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa
Lebih terperincikegiatan angkutan udara bukan niaga dan lampirannya beserta bukti
-3-1.26. 1.27. 1.28. 1.29. 1.30. 1.31. 1.32. 1.33. 1.34. 1.35. 1.36. 1.37. 1.38. Perusahaan angkutan udara asing dan badan usaha angkutan udara yang melaksanakan kerjasama penerbangan pada rute luar negeri
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No. 696, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Angkutan Udara. Penyelenggaraan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 56 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 43 TAHUN 2016 TENTANG PERATURAN KESELAMATAN PENERBANGAN SIPIL BAGIAN 143 (CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS
Lebih terperinciRINCIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN PER TAHUN
LAMPIRAN A1 RINCIAN KEMENTERIAN TAHUN 2015-2019 PER TAHUN NO. SASARAN KEMENTERIAN I. Keselamatan dan Keamanan 1 Menurunnya angka kecelakaan 1 Ratio kejadian kecelakaan nasional a. Transportasi Perkeretaapian
Lebih terperinci2 pengenaan sanksi administratif; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.289,2015 KEMENHUB. Sertifikasi. Operasi. Perusahaan Angkutan Udara. Komuter. Charter. Persyarata. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM
Lebih terperinciDAFTAR INFORMASI PUBLIK
DAFTAR INFORMASI PUBLIK KEMENTERIAN PERHUBUNGAN PPID KEMENTERIAN PERHUBUNGAN 1 INFORMASI BERKALA 2 Ringkasan Bentuk yang PROFIL 1. Buku Profil Profil, Visi, Misi, Struktur Organisasi, Sasarab dan Prioritas
Lebih terperinci2 Ke Dan Dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republi
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.496, 2015 KEMENHUB. Angkutan Udara. Tidak Berjadwal. Pesawat Udara. Sipil Asing. NKRI. Kegiatan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 66 TAHUN 2015
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)
DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA Nomor : SKEP / 195 / IX / 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERSETUJUAN TERBANG (FLIGHT APPROVAL)
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1332, 2014 KEMENHUB. Kantor Unit. Penyelenggara Bandar Udara. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMORPM 40 TAHUN 2014
Lebih terperinciREVIU RENCANA STRATEGIS DITJEN PERHUBUNGAN UDARA TAHUN 2015-2019 Sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan strategis yang dinamis dan cepat pada kondisi ekonomi, sosial, politik dalam negeri dan luar
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perhubungan tent
No.689, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Sistem Tanpa Awak. Pesawat Udara. Pengendalian. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 47 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.183, 2014 EKONOMI. Kawasan. Badan Pengusahaan Batam. Bandar Udara. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5575). PERATURAN
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1992 TENTANG PENERBANGAN [LN 1992/53, TLN 3481]
UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 1992 TENTANG PENERBANGAN [LN 1992/53, TLN 3481] BAB XIII KETENTUAN PIDANA Pasal 54 Barangsiapa mengoperasikan pesawat udara melalui kawasan udara terlarang sebagaimana dimaksud
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 20 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KELIMA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR KM. 43 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DEPARTEMEN PERHUBUNGAN SEBAGAIMANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan merupakan aspek terpenting yang harus dimiliki dalam setiap moda transportasi. Salah satu moda transportasi yang harus memiliki standar peraturan keamanan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG PEMBANGUNAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP BANDAR UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :
Lebih terperinciKEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 233 TAHUN 2017 TENTANG RUTE DAN PENYELENGGARA ANGKUTAN UDARA PERINTIS KARGO DAN
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTQRAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 233 TAHUN 2017 TENTANG RUTE DAN PENYELENGGARA ANGKUTAN UDARA PERINTIS KARGO DAN SUBSIDI
Lebih terperinciBUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH
SALINAN BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 63 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERHUBUNGAN KABUPATEN TOLITOLI
Lebih terperinciMengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA INSTRUKSI DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : INST 009 TAHUN 2017 TENTANG PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UDARA HAJI TAHUN 1438
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PERHUBUNGAN NOMOR: PK.14/BPSDMP-2017 TENTANG KURIKULUM PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMBENTUKAN DI BIDANG MANAJEMEN PENERBANGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci2016, No Republik Indonesia Nomor 3601) sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2000 tentang.perubahan atas
No.65, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. Angkutan Udara Perintis. Kriteria. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG KRITERIA DAN PENYELENGGARAAN KEGIATAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 187 Tahun 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 56 TAHUN 2015 TENTANG KEGIATAN
Lebih terperinciKEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 200 Tanggal 15 Februari 2001 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 200 Tanggal 15 Februari 2001 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun
Lebih terperinciUnit kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10, melakukan penilaian pelanggaran terhadap hasil pemeriksaan.
-7- (2) Hasil pemeriksaan ulang dan arahan dari Direktur sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektur Penerbangan menetapkan penanganan lebih lanjut. (3) Dalam waktu 7 (tujuh) hari kerja Inspektur Penerbangan
Lebih terperinciPETA JABATAN DAN URAIAN JENIS KEGIATAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
5 2013,.1158 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 79 TAHUN 2013 TENTANG PETA JABATAN DAN URAIAN JENIS KEGIATAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM OLEH BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
Lebih terperinci2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 200
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1773, 2015 KEMENHUB. Pengoperasian Sistem. Pesawat Udara. Tanpa Awak. Ruang Udara. Dilayani Indonesia. Pengendalian. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 47 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR PM 180 TAHUN 2015 TENTANG PENGENDALIAN
Lebih terperincid. penyiapan bahan sertifikasi kecakapan personil serta penyiapan sertifikasi peralatan informasi dan peralatan pengamatan bandar udara.
b. pemberian bimbingan teknis di bidang peralatan informasi dan komunikasi bandar udara dan peralatan pengamanan bandar udara; c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang peralatan informasi dan komunikasi
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinci2016, No udara niaga tidak berjadwal luar negeri dengan pesawat udara sipil asing ke dan dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia perlu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1378, 2016 KEMENHUB. Pesawat Udara Sipil Asing. Angkutan Udara Bukan Niaga. Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Luar Negeri. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN
Lebih terperinciStandar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011
Standar dan Regulasi terkait Perencanaan, Perancangan, Pembangunan, dan Pengoperasian Bandar Udara Juli 28, 2011 Posted by jjwidiasta in Airport Planning and Engineering. Standar dan regulasi terkait dengan
Lebih terperinciVISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR
VISI DAN MISI DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN TANAH DATAR Visi dan Misi Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika Kabupaten Tanah Datar mengacu pada Visi dan Misi instansi di
Lebih terperinciyang tidak menyediakan bahan pemadam api sesuai dengan
-21-5.139. 5.140. 5.141. 5.142. 5.143. 5.144. 5.145. 5.146. 5.147. 5.148. 5.149. 5.150. 5.151. 5.152. 5.153. 5.154. 5.155. yang tidak dilengkapi dengan pemadam api sesuai dengan kategori bandar udara untuk
Lebih terperinciKERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN
LAMPIRAN B KERANGKA REGULASI KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 NO BIDANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN A Pasal Dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Iintas dan Angkutan Jalan (LLAJ)
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BANDAR UDARA HANG NADIM BATAM OLEH BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan
Lebih terperinciKegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi
Kegiatan Badan Litbang Perhubungan tahun 2014 dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Kegiatan studi/penelitian yang terdiri dari studi besar, studi sedang, dan studi kecil yang dibiayai dengan anggaran pembangunan.
Lebih terperinciLAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 72 TAHUN 2013 TENTANG KELAS JABATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 2 TAHUN 2013 TENTANG KELAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KELAS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN A. KELAS STRUKTURAL I. KELAS
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIKINDONESIA ORGANISASIDANTATAKERJA KANTORUNIT PENYELENGGARA BANDARUDARABUDIARTO a. bahwa dalam rangka menindaklanjuti ketentuan
Lebih terperinciDITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia
DITJEN PERKERETAAPIAN Kementerian Perhubungan Republik Indonesia RINGKASAN IKHTISAR EKSEKUTIF Direktorat Jenderal Perkeretaapian sebagai regulator bidang perkeretaapian mempunyai tugas untuk menata penyelenggaraan
Lebih terperinciMENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN REPUBLIK IUDONESIA NOMOR PM 58 TAHUN 2016 TENT ANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR PM 90 TAHUN 2013 TENTANG KESELAMATAN
Lebih terperinci2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2001 tentang Keamanan dan Keselamatan Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.759, 2016 KEMENHUB. Navigasi Penerbangan. Penyelenggaraan. Pengalihan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 60 TAHUN 2016 TENTANG PENGALIHAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1995 TENTANG ANGKUTAN UDARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa undang-undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan telah mengatur
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 873 TAHUN 2017 TENTANG REVIU RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinci2016, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8
No.1031, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUB. IMB. Bandar Udara. Pemberian dan Persetujuan. Tata Cara. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 87 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 59 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, as, Pela. DR. UMA ARIS, SH, MM, MH Pembina Utama Madya (IV/d) NIP
KATA PENGANTAR Dalam rangka penerapan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan berbagai peraturan pelaksanaannya serta menindaklanjuti pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 8 Tahun
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciMendasari Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019, Kementerian
Lebih terperinci2 3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.561, 2014 KEMENHUB. Penetapan. Biaya. Navigasi Penerbangan. Formulasi. Mekanisme. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 17 TAHUN 2014 TENTANG FORMULASI
Lebih terperinciBAB II. Regulasi penerbangan yang lama yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun. itu harus mendasarkan pada ketentuan Pasal 102 ayat (1) KUHAP yang
BAB II PERBUATAN-PERBUATAN YANG TERMASUK LINGKUP TINDAK PIDANA DI BIDANG PENERBANGAN DALAM PERSPEKTIF UNDANG UNDANG RI NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN C. Perbandingan Undang-Undang Nomor 15 Tahun
Lebih terperincilaporan inspeksi terhadap FAL inspeksi terhadap inspeksi ijin usaha Agen Penjualan Umum laporan inspeksi penggunaan hak angkut dan kerjasama angkutan
2 3 4 5 6 7 8 8. pemantauan terhadap rencana pengguna tenaga kerja asing laporan pemantauan terhadap rencana pengguna tenaga kerja asing 0 4.5 45 0.332 9. inspeksi terhadap penggunaan hak angkut dan kerjasama
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia,
1 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA Nomor 15 TAHUN 1992 TENTANG PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Presiden Republik Indonesia, Menimbang : a. bahwa transportasi mempunyai peranan penting dan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.118, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Penyelenggaraan. Pengusahaan. Angkutan Multimoda. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 8 TAHUN 2012 TENTANG
Lebih terperinciNOMOR: PM 17 TAHUN 2014
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR: PM 17 TAHUN 2014 TENTANG FORMULASI DAN MEKANISME PENETAPAN BIAYA PELAYANAN JASA NAVIGASI PENERBANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pertumbuhan sektor-sektor lain serta pemicu pertumbuhan wilayah, peranan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi Udara mempunyai peran yang sangat penting bagi urat nadi kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai pendukung dan pendorong pertumbuhan sektor-sektor
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 996 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN TUGAS PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 996 TAHUN 2017 TENTANG SATUAN TUGAS PERCEPATAN PELAKSANAAN BERUSAHA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.1388,2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BASARNAS. Organisasi. Kantor SAR. Klasifikasi. Kriteria. PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 19 TAHUN 2014 TENTANG KRITERIA KLASIFIKASI ORGANISASI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak orang yang melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang disebut era globalisasi membuat semakin banyak orang yang melakukan mobilitas dari satu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan sarana
Lebih terperinciBAB III PERATURAN TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DILINGKUNGAN UNIT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA
BAB III PERATURAN TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DILINGKUNGAN UNIT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA A. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM. 52 Tahun 2007 tentang
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2017 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN BANDAR UDARA BARU DI KABUPATEN KULONPROGO PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.408, 2015 KEMENHUB. Pengusahaan. Bandar Udara. Kegiatan. PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 56 TAHUN 2015 TENTANG KEGIATAN PENGUSAHAAN DI BANDAR
Lebih terperinciPerkembangan Jumlah Penelitian Tahun Prioritas Pembangunan Sentra Produksi Koridor Ekonomi Sulawesi
Pada tahun anggaran 2013, Badan Litbang Perhubungan telah menyelesaikan 344 studi yang terdiri dari 96 studi besar, 20 studi sedang dan 228 studi kecil. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan jumlah
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2001 TENTANG KEBANDARUDARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, Pemerintah Daerah diberikan
Lebih terperinci