Tanya-Jawab Kesepakatan Kemitraan Sukarela Indonesia-UE

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Tanya-Jawab Kesepakatan Kemitraan Sukarela Indonesia-UE"

Transkripsi

1 Tanya-Jawab Kesepakatan Kemitraan Sukarela Indonesia-UE Halaman ini menyajikan jawaban atas beberapa pertanyaan umum mengenai Kesepakatan Kemitraan Sukarela Indonesia-UE, FLEGT License, Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK) serta Regulasi Perkayuan UE (dikenal sebagai EUTR). Daftar Isi Bagian Satu: Latarbelakang dan Dasar-dasar Bagian Kedua: Cara Indonesia memverifikasi legalitas kayu dan produk-produk perkayuan Part Three: How to recognise legal timber products from Indonesia Part Four: Outcomes of the VPA Part Five: Ensuring effective VPA implementation Bagian Satu: Latarbelakang dan Dasar-dasar Apa itu Kesepakatan Kemitraan Sukarela (VPA) Indonesia-UE? VPA Indonesia-UE adalah sebuah kesepakatan kerjasama perdagangan bilateral yang mengikat secara hukum dan bertujuan memperbaiki tata kelola kehutanan dan memajukan perdagangan kayu legal dari Indonesia ke negara-negara UE. VPA merupakan salah satu instrumen kunci dari Rencana Aksi 2003 Penegakan Hukum, Tata Kelola dan Perdagangan bidang Kehutanan Uni Eropa (FLEGT). Sejak pertengahan 2015, selain Indonesia, terdapat lima negara Afrika yang mengimplementasi VPA hasil kesepakatan mereka dengan UE. Di dalam kesepakatan tersebut, kedua pihak berkomitmen untuk hanya memperdagangkan produk-produk kayu yang legal. VPA antara lain menjabarkan suatu sistem yang memverifikasi legalitas produk-produk perkayuan. Kalamana telah operasional secara utuh, sistem verifikasi legalitas kayu tersebut akan menerbitkan FLEGT License untuk menyertai ekspor produk-produk perkayuan Indonesia yang sudah diverifikasi legalitasnya ke negara-negara UE. Ekspor ke pasar-pasar lain dilampiri Dokumen V-Legal. Dengan demikian, Indonesia kemudian hanya akan mengekspor produk-produk perkayuan ber-flegt Licence ke UE. UE cuma akan mengizinkan ekspor kayu Indonesia untuk masuk kawasan UE jika disertai FLEGT License yang sah. Lisensi FLEGT merupakan sasaran penting dari VPA, namun lisensi tersebut bukan satusatunya sasaran. Proses VPA telah berhasil meningkatkan transparansi, partisipasi, kapasitas, akuntabilitas dan aspek-aspek lain terkait tata kelola kehutanan.

2 VPA juga mengandung komitmen untuk meningkatkan transparansi publik dan peningkatan perbaikan tata kelola kehutanan. VPA juga menyertakan kerangka acuan bagi pengawasan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan VPA, serta dampak-dampaknya terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan. Untuk informasi lebih lanjut mengenai VPA, silakan baca VPA Unpacked. Untuk informasi lebih lanjut mengenai VPA Indonesia-UE, silakan baca media backgrounder ini. Bacalah text and annexes dari VPA Indonesia-UE. Bisakah Kesepakatan Kemitraan Sukarela Indonesia-UE dibaca online? Ya, Anda dapat membaca kesepakatan serta annex-annexnya secara utuh di sini (here). Anda dapat pula membaca annex-annex yang telah direvisi di sini (here).. Bagaimana Kesepakatan Kemitraan Sukarela Indonesia-UE dirembukkan? Indonesia dan UE menegosiasikan VPA tersebut melalui suatu proses yang melibatkan masukan dari para pihak yang mewakili pemerintah Indonesia, sektor swasta dan masyarakat sipil. Selain ikut hadir dalam proses konsultasi mengenai VPA, masing-masing kelompok pemangku kepentingan tersebut juga terwakilkan dalam tim yang bernegosiasi dengan UE atas nama Indonesia. Seraya VPA dinegosiasikan antara Indonesia dan UE, sebagian besar isinya dinegosiasikan pula di antara para pemangku kepentingan (para pihak) di Indonesia sebelum dibahas di dalam sidang negosiasi bilateral. Negosiasi dimulai pada 2007 dan rampung pada Indonesia dan UE menandatangani suatu kesepakatan pada 2013, dan meratifikasi kesepakatan tersebut pada VPA mulai berlaku pada Mei Apa hubungan antara SVLK dan VPA? SVLK adalah singkatan (dan sebutan) bagi sistem verifikasi legalitas kayu Indonesia, komponen sentral di dalam VPA. Indonesia mulai mengembangkan SVLK jauh sebelum negosiasi VPA dimulai, dan SVLK kemudian menjadi produk hukum sebelum negosiasi VPA rampung. SVLK merupakan dasar dari VPA. Sementara itu, negosiasi VPA dan pelaksanaannya terusmenerus memberikan masukan bagi perbaikan SVLK. Kalamana SVLK telah beroperasi sebagaimana dijabarkan di dalam VPA, Indonesia akan mulai menerbitkan FLEGT Licence untuk kayu legal dan terverifikasi yang akan diekspor ke UE. Kayu ber-flegt License secara otomatis memenuhi persyaratan Peraturan Perkayuan UE (EUTR), yang melarang importir UE serta produsen domestik untuk menempatkan kayu dan produk kayu yang ilegal pada pasar UE. VPA berisi lebih dari sekadar sistem verifikasi legalitas kayu. Sebagi contoh, VPA juga memasukkan komitmen atas transparansi, dan mekanisme untuk memantau dampakdampak dari pelaksanaannya.

3 Indonesia telah beberapa kali merevisi SVLK guna mengakomodasi semua kebutuhan para pemangku kepentingan dan demi meningkatkan efisiensinya. Ini mencetuskan tiga annex VPA pada 2014/2015. Mengapa proses VPA memakan waktu begitu lama? Perubahan yang bermakna selalu makan waktu. Proses VPA menghabiskan waktu yang dibutuhkan untuk membangun konsensus di antara para pemangku kepentingan nasional dan untuk merancang, merevisi dan mengimplementasi sebuah sistem verifikasi legalitas kayu yang mantap dan terpercaya. Kendati Indonesia menghabiskan waktu lebih lama dari yang diperkirakan sebelumnya untuk menyelenggarakan perdagangan kayu berlisensi FLEGT, banyak capaian lain yang telah dihasilkan di dalam negeri hasil dari proses VPA serta prosedur-prosedur yang melatarbelakanginya. Capaian ini antara lain terjadinya peningkatan transparansi, kejelasan legislatif, kapasitas teknis dan sumber daya manusia, akuntablitas, partisipasi para pihak serta aspek-aspek lain tata kelola kehutanan yang kian baik. Proses VPA bahkan menguak tingkat partisipasi para pihak pada tataran yang melampaui skala partisipasi mana pun sebelumnya. Menurut penelitian Chatham House, sistem verifikasi legalitas kayu Indonesia serta reformasi yang terjadi di sektor kehutanan telah memangkas besaran pembalakan liar dari 83% pada 2001 menurun menjadi 40% pada Hasil riset independen dari Chatham House menyimpulkan bahwa VPA Indonesia-UE mempunyai andil dalam penurunan pembalakan liar serta meningkatkan perbaikan tata kelola kehutanan. Kapan penerbitan FLEGT License mulai berlaku? Indonesia akan menerbitkan Lisensi FLEGT mulai 15 November Ketika penerbitan Lisensi FLEGT dimulai, seluruh ekspor produk kayu Indonesia ke UE yang tercakup dalam sistem verifikasi legalitas kayu wajib disertai dokumen Lisensi FLEGT. Apa masalah yang terkait dengan peraturan ekspor kayu P89? Pada Oktober 2015, Kementerian Perdagangan mengeluarkan peraturan baru (P89) yang mengatur ekspor kayu. Peraturan ini mengecualikan eksportir furnitur yang termasuk di dalam Kesepakatan VPA dari kewajiban untuk mendapatkan dokumen V-Legal sebagaimana diatur di dalam SVLK. Ketentuan tersebut secara mendasar bertentangan dengan VPA, yang mengharuskan semua ekspor tercakup di dalam SVLK dan skema-skema lisensi terkait. Dengan kata lain, di bawah VPA, semua produk kayu yang terdaftar di dalam Annex 1 dari VPA (mengenai lingkup produk) hendaknya disertai lisensi ekspor (FLEGT License untuk pasar EU dan Dokumen V- Legal untuk semua pasar lainnya).

4 Pada April 2016, Kementerian Perdagangan menerbitkan peraturan baru (P25) yang mengembalikan ketentuan bagi ekspor seluruh produk yang terdaftar di dalam Annex 1 VPA agar diverifikasi legalitasnya berdasarkan SVLK, termasuk furnitur. Dengan mengembalikan peraturan dalam negeri selaras dengan VPA, Indonesia menumbangkan halangan terakhir yang menghambat penerbitan FLEGT License. Produk apa saja yang termasuk dalam skema Lisensi FLEGT Indonesia? Adakah perbedaan jenisjenis tersebut dibandingkan dengan produk yang diatur di dalam EUTR? Selama negosiasi VPA, pemangku kepentingan di Indonesia, dari pihak pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil, mencapai kesepakatan mengenai jenis-jenis produk kayu yang bisa diikutsertakan. Produk yang tercakup di dalam skema Lisensi FLEGT Indonesia termasuk semua produk yang wajib kena uji tuntas sebagaimana diatur di dalam EUTR. Produk-produk yang dicakup di dalam EUTR dapat dilihat di sini (here). Selain menjabarkan persyaratan minimal cakupan produk di dalam VPA, skema Lisensi FLEGT Indonesia juga mencakup furnitur, kayu bahan bakar, perkakas kayu, bahan kemasan dari kayu, siku bangunan dan pertukangan dari kayu, pulp kayu, kertas dan produk kertas, peralatan dapur dan meja, serta beberapa produk lain. Lihat revised Annex I Indonesia-EU Voluntary Partnership Agreement (VPA). VPA juga menjabarkan produk-produk yang secara legal tidak boleh diekspor dari Indonesia, seperti kayu bulat dan kayu gelondong gergajian berdimensi besar. Produk-produk tersebut tidak boleh memperoleh FLEGT License. Produk-produk dari rotan atau bambu (dari bahan bukan kayu), atau kertas yang terbuat dari bahan daur-ulang, tidak masuk dalam daftar dan tidak membutuhkan FLEGT License karena produk-produk tersebut tidak tercakup di dalam SVLK. Bagaimana pandangan pelaku sektor swasta Indonesia terhadap SVLK dan VPA? Asosiasi pelaku sektor swasta Indonesia termasuk: APHI, APKINDO, ISWA, APKI, ASMINDO, AWKMI, dan AMKRI. Terdapat dukungan luas untuk SVLK dan VPA di kalangan asosiasi-asosiasi ini serta para anggotanya. Dukungan ini merupakan buah keterlibatan berkesinambungan sektor swasta dalam proses-proses yang terkait dengan SVLK dan VPA. Beberapa perusahaan pengolah kayu bahkan ikut mendanai sertifikasi SVLK bagi para pemasok mereka. Pada 2014, beberapa anggota dari salah satu asosiasi produsen furnitur dan kriya, AMKRI, mengadvokasi agar produsen furnitur kecil dan menengah dibebaskan dari persyaratan dan sistem kendali SVLK. Pada 2015, beberapa anggota AMKRI mengatakan pengecualian sementara dari SVLK bagi usaha kecil dan menengah serta kayu berisiko rendah hendaknya diperluas untuk mencakup seluruh industri dan diberlakukan secara permanen, serta membatasi cakupan SVLK hanya pada produksi dan perdagangan kayu sebelum menjalankan prosesing awal. Namun pandangan tersebut tidak didukung semua anggota AMKRI. Banyak anggota AMKRI juga merupakan anggota ASMINDO, yang mendukung SVLK.

5 Peraturan ekspor terkini, yang diterbitkan pada April 2016, menyatakan secara tegas bahwa seluruh sektor, termasuk furnitur, secara utuh berada dalam cakupan SVLK untuk pengeksporan. Bagaimanakah Indonesia dan UE membuat informasi mengenai pertemuan-pertemuan formal mereka bisa diakses? Indonesia dan UE menerbitkan ringkasan dari pertemuan-pertemuannya, disebut dengan nama Records of Discussions, dari Joint Implementation Committee, dan lembaga dampingannya, Joint Expert Meeting. Joint Implementation Committee juga menerbitkan laporan tahunan. Semua penerbitan ini dapat dilihat pada situs SILK website Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan situs EU delegation to Indonesia. Di samping itu, beberapa dokumen dan informasi lainnya dapat diakses pada Multistakeholder Forestry Programme (MFP). Seberapa penting perdagangan produk kayu dari Indonesia ke UE? UE merupakan pasar penting bagi produk-produk kehutanan Indonesia. Pada 2014, nilai produk kayu Indonesia yang diekspor ke UE mencapai USD 645 juta, meningkat dari USD 593 juta pada 2013 (sumber: Indonesia-EU VPA Joint Implementation Committee Annual Report, May 2014-April 2015). Produk-produk perkayuan utama yang ditujukan ke UE adalah kertas, papan kertas, furnitur kayu dan plywood. Indonesia tidak mengekspor produk mentah seperti kayu bulat dan kayu kasar gergajian. Pasar tujuan utama di dalam UE adalah Jerman, Britania Raya, Belanda, Belgia, Prancis, Spanyol dan Italia. Untuk informasi lebih lengkap mengenai arus perdagangan, lihat situs dan kumpulan laporan dalam FLEGT Independent Market Monitor. Seberapa besar produksi perkayuan Indonesia yang dicakupi SVLK? Indonesia tengah menggulirkan SVLK ke seluruh negeri. Menjelang pertengahan 2016, telah lebih dari usaha yang bergerak di dalam industri perkayuan dan lebih 22 juta hektar hutan telah disertifikasi. Antara 1 Januari 2013 sampai 1 Mei 2016, Indonesia telah menerbitkan Dokumen V-Legal bagi perkayuan yang diekspor ke 199 negara, bernilai total USD 26,3 milyar. Sampai April 2016, seluruh konsesi aktif di hutan alam, seluruh hutan tanaman industri yang berproduksi, dan seluruh perkebunan yang dikelola Perum Perhutani telah memperoleh sertifikasi legalitas. Juga, 96% eksportir yang terdaftar (1.800 produsen dan pedagang kayu) telah mendapat sertifikasi SVLK. Untuk data lebih lengkap lihat SILK website. Seberapa besar manfaat VPA, mengingat sebagian besar produk perkayuan Indonesia berakhir di pasar-pasar yang tidak seketat UE? SVLK serta peraturan terkait berlaku bagi semua pasar.

6 Indonesia menetapkan peraturan bahwa SVLK berlaku bagi seluruh pasar. Dengan komitmen ini, Indonesia mengajukan permohonan agar VPA berlaku bagi semua ekspor, tidak hanya yang bertujuan ke UE. Lisensi FLEGT saja tidak mungkin menghentikan perdagangan kayu ilegal, terutama jika pasar-pasar utama mengabaikan peraturan yang setara. Di dalam Rencana Aksi FLEGT, UE berupaya untuk bekerjasama dengan konsumen perkayuan utama guna mengembangkan kerangka kerja yang lebih menyeluruh demi memangkas impor perkayuan hasil pembalakan liar. Cina, yang merupakan importir terbesar di dunia untuk kayu tropis dan juga merupakan pembeli utama kayu Indonesia, tengah mengembangkan sistem verifikasi legalitasnya sendiri dan merintis upaya untuk mengaitkannya dengan FLEGT di bawah Mekanisme Koordinasi Bilateral tentang Penegakan Hukum dan Tata Kelola Kehutanan (FLEG) UE-China. Pertukaran bilateral dan trilateral (China-Indonesia-UE) mengenai legalitas kayu telah berlangsung dan/atau sedang dirancang. Pasar-pasar lain telah mengimplementasi atau tengah merancang upaya untuk memberantas kayu ilegal dan perdagangannya. Pasar-pasar ini termasuk Amerika Serikat, Australia, Jepang dan Korea Selatan. Bagian Kedua: Cara Indonesia memverifikasi legalitas kayu dan produk-produk perkayuan Apa itu sistem verifikasi legalitas kayu, SVLK? Sistem verifikasi legalitas kayu Indoensia, atau SVLK, dirancang untuk memverifikasi legalitas kayu dari hutan, atau titik impor, melalui seluruh rantai pasok sampai ke titik penjualan terakhir, atau titik ekspor. Lihat Annex V of the VPA. Pemberlakuan SVLK wajib bagi seluruh unit manajemen serta industri, pedagang dan warung kayu, dan bagi seluruh kawasan tujuan ekspor. Indonesia telah mengembangkan dan merevisi SVLK melalui suatu proses yang melibatkan para pihak dari berbagai latar belakang, proses mana setelah 2007 bersinggungan dengan proses VPA. SVLK dibakukan dalam Peraturan Menteri sejak tahun Lisensi ekspornya, bernama Dokumen V-Legal, berlaku wajib bagi beberapa jenis produk pada 2013, dan bagi semua jenis produk di bawah VPA mulai 1 Januari Pengecualian sementara bagi produk usaha kecil dan menengah diberlakukan pada akhir 2014, dan semula akan berakhir pada 31 Desember Pengecualian tersebut diperpanjang tak terbatas dengan peraturan ekspor baru yang dikeluarkan pada Oktober 2015 oleh Kementrian Perdagangan, yang menghambat implementasi VPA (lihat pertanyaan terkait di atas). Peraturan ekspor terkini, yang keluar pada April 2016, sebagai revisi terhadap Peraturan Perdagangan No. 89/2015, menegaskan bahwa SVLK berlaku bagi produk furnitur, selaras dengan cakupan produk yang tercantum di dalam VPA.

7 Sebagaimana pada semua VPA, sistem verifikasi legalitas kayu memilik kelima unsur yang tercantum berikut. Pemantauan masyarakat sipil juga merupakan bagian integral dari sistem verifikasi legalitas kayu Indonesia. o o o o o Definisi Legalitas: Definisi legalitas secara tegas menjabarkan aspek-aspek hukum Indonesia yang secara sistematis harus dipatuhi dan merupakan rujukan bagi sistem verifikasi legalitas kayu. Indonesia memiliki beberapa definisi legalitas yang berbedabeda bagi jenis-jenis hak serta pemegang izin yang berbeda. Pengendalian Rantai Pasok: Tujuan dari pengendalian rantai pasok adalah demi menjamin bahwa produk yang tidak diverifikasi tidak masuk ke dalam rantai pasok. Verifikasi Kepatuhan: Bagian ini mendeteksi apakah produk kayu selaras dengan definisi legalitas di dalam VPA serta sistem kendali rantai pasok, dan dengan demikian berarti patuh hukum. Di Indonesia, perusahaan swasta independen, disebut Lembaga Penilai Kesesuaian (yang dimandatkan Pemerintah Indonesia dan dikendalikan lembaga akreditasi nasional, KAN) memverifikasi kepatuhan terhadap definisi legalitas. Di Indonesia, kita menyebutkannya sebagai verifikasi legalitas (atau audit kepatuhan). Beberapa pengecualian berlaku bagi operator usaha kecil. Pengawasan melekat tetap menjadi tanggungjawab pemerintah. Penerbitan Lisensi FLEGT : Sampai dengan Agustus 2016, Indonesia telah memiliki lebih dari 20 lembaga penerbit Lisensi FLEGT. Lembaga-lembaga berwenang tersebut menerbitkan Lisensi FLEGT untuk ekspor produk kayu, jika sistem verifikasi telah membuktikan bahwa ekspor tersebut patuh hukum. Lisensi FLEGT tidak bisa dimulai sampai suatu penilaian gabungan terhadap sistem verifikasi legalitas Indonesia dan UE mengkonfirmasi bahwa sistem tersebut sudah operasional secara penuh, sebagaimana dijabarkan di dalam VPA. Kriteria evaluasi dijabarkan di dalam Annex VIII dari VPA. Evaluasi Independen: Dalam VPA Indonesia, auditing independen disebut dengan istilah evaluasi periodik, agar mudah dibedakan dengan audit-independen Badan Penilai Kesesuaian yang sudah disebutkan tadi. Tujuan evaluasi periodik adalah untuk mencek secara berkala bahwa semua aspek sistem verifikasi berjalan semestinya. Annex ke VPA menjabarkan kerangka kerja bagi evaluator. Evaluasi harus berlangsung sedikitnya tiap 12 bulan. Evaluator akan menghasilkan laporan bagi Joint Implementation Committee dan sebuah laporan publik. Dalam VPA lain, fungsi evaluasi independen ini disebut independent audit. Bagaimana cara kerja sistem verifikasi legalitas kayu di Indonesia? VPA memaktubkan standar legalitas yang berbeda-beda bagi kayu dan produk kayu dari jenis-jenis izin dan pemegang hak yang berbeda. Bagi tiap standar legalitas, VPA menjabarkan kriteria, indikator dn verifier yang dapat digunakan untuk membuktikan kepatuhan. Selain itu, legislasi dasar Indonesia menjabarkan metode verifikasi yang sudah disepakati. Lihat Annex V dari VPA dan situs SILK pada halaman mengenai peraturan.

8 Auditur yang disebut Badan Penilai Kesesuaian (CAB) memverifikasi kepatuhan produsen kayu, pedagang, prosesor dan eksportir dengan standar legalitas yang berlaku. Operator yang lolos audit diberikan sertifikat legalitas. Sertifikat legalitas cuma berlaku selama tiga tahun bagi perusahaan besar, dan sampai sepuluh tahun bagi operator berskala kecil, atau operator berisiko kecil. Kunjungan penilaian dilakukan tiap tahun (bagi perusahan besar) dan tiap dua tahun (bagi usaha berskala kecil atau berisiko rendah). Pihak berwenang pemberi lisensi menerbitkan Lisensi FLEGT untuk mendampingi tiap pengiriman ekspor kayu legal yang terverifikasi dari operator terdaftar yang memegang sertifikat legalitas yang berlaku. Penilaian dan pemberian lisensi ini terus dipantau dan diinformasikan oleh masyarakat sipil yang bertindak sebagai pemantau independen terhadap pelaksanaan SVLK. Selain itu, evaluasi periodik (atau disebut independent audit pada VPA lain) akan melakukan penilaian apakah SVLK berlangsung dengan baik sedikitnya satu kali dalam satu tahun. Untuk memperoleh sertifikat, industri berbasis kayu, TPT, pedagang termasuk eksportir dan industri, dan hutan hak berskala kecil (milik perseorangan atau koperasi) harus sesuai dengan standar legalitas relevan yang berlaku. Ada prosedur alternatif, disebut sebagai Pernyatan Kesesuaian Pemasok, yang dapat digunakan untuk masuk ke rantai pasok SVLK dalam keadaan tertentu. Prosedur alternatif ini cuma terbuka bagi usaha kecil dan menengah serta industri rumah tangga yang hanya menangani kayu dengan risiko kecil dari hutan hak dan/atau hutan tanaman bersertifikat SVLK dari perusahan milik negara, Perhutani. Suatu standar kelestarian juga wajib untuk hutan milik negara bagi pemegang konsesi hutan alam dan hutan tanaman. Perusahaan tersebut harus mematuhi standar itu tidak lebih dari tiga tahun periode berlakunya sertifikat sejak memperoleh legalitas pertama. Semua operator yang bergerak dengan izin yang tercakup di dalam VPA harus bersertifikat SVLK (atau memiliki DKP), lepas dari mereka mengekspor atau menempatkan produk kayu di pasar domestik. Pengekspor juga harus memiliki Dokumen V-Legal untuk tiap pengiriman, atau Lisensi FLEGT License jika UE adalah tujuan ekspornya. Apakah rangkuman audit independen SVLK bisa dibaca publik? Ya, rangkuman publik semua audit dan hasil kunjungan survei dapat dibaca pada situs SILK Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan pada masing-masing situs lembaga-lembaga Penilai Kesesuaian. Deklarasi Kesesuaian Pemasok merupakan prosedur yang dimasukkan di dalam SVLK pada 2014 guna memudahkan industri rumah tangga dan usaha kecil dan menengah untuk juga bisa mengakses perdagangan kayu legal. Semula, sebagian dari para UKM tersebut mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan biaya dan persyaratan yang diharuskan dalam sertifikasi SVLK.

9 Deklarasi Kesesuaian Pemasok mengizinkan usaha kecil dan menengah serta industri rumahtangga untuk bisa masuk dalam rantai pasok SVLK cukup dengan mendeklarasikan sumber dan tujuan akhir kayu dan produk-produk kayu mereka. Penggunaan DKP dibatasi ketat hanya bagi usaha yang secara ekslusif menangani kayu dari hutan hak yang dianggap kayu berisiko rendah, dan/atau kayu hutan tanaman industri bersertifikat SVLK dari Perhutani. Prosedur DKP menyertakan pemeriksaan internal yang dilaksanakan pembeli kayu dan produk kayu yang dicakup dalam DKP. Dalam hal seorang operator bersertifikasi membeli kayu yang tercakup di dalam DKP, auditur akan memverifikasi bahwa ia telah melaksanakan dan mendokumentasi pencekan internal tersebut, yang menegaskan validitas informasi yang dideklarasikan pemasok dalam DKP bersangkutan. Produk kayu yang dicakup dalam DKP tidak bisa diekspor secara langsung. Cuma operator yang bersertifikasi yang bisa memperoleh izin ekspor resmi (yakni Dokumen V-Legal atau Lisensi FLEGT). Jika industri primer atau sekunder mencampur kayu yang dideklarasikan di dalam DKP dengan kayu dari hutan negara, industri tersebut harus memegang sertifikat SVLK. Apa itu verifikasi legalitas bahan baku (VLBB)? Verifikasi Legalitas Bahan Baku (VLBB) adalah langkah-antara yang mengizinkan industri sekunder bersertifikat SVLK, atau pengekspor, untuk mengambil produk kayu dari sumber industri yang belum bersertifikat SVLK. Berdasakan VLBB, lembaga sertifikasi menjamin bahwa kayu atau produk kayu yang dipasok ke pihak yang diaudit berasal dari sumber-sumber yang telah diverifikasi SVLK (bersertifikat SVLK atau DKP) dengan melakukan pencekan kepada pemasok yang belum-lagi bersertifikat SVLK. Langkah-antara ini bertenggat waktu terbatas (sampai akhir 2017), dan secara ketat dibatasi hanya untuk usaha kecil dan menengah (UKM). Tujuannya supaya UKM dapat ikut berdagang kayu legal sebelum mereka mengakses sertifikasi SVLK. Bagaimana caranya VPA menangani impor kayu Indonesia? Kementrian Perdagangan dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengembangkan peraturan dan prosedur untuk memverifikasi legalitas impor kayu, dengan partisipasi Kementrian Industri. Peraturan baru tersebut tercermin di dalam VPA, di dalam annex mengenai sistem verifikasi legalitas kayu. Lihat situs SILK pada halaman mengenai peraturan impor. Hanya importir (pedagang) yang ditunjuk dan operator prosesing yang boleh mengimpor kayu dan/atau produk kayu ke dalam wilayah Indonesia. Mereka wajib mempunyai informasi mengenai prosedur uji tolak yang berlaku atas barang-barang yang mereka impor guna meminimalkan risiko kayu ilegal masuk ke dalam rantai pasok Indonesia.

10 Informasi mengenai prosedur uji tuntas mencakup pengumpulan data, analisis risiko dan mitigasi risiko. Prosedur dilaksanakan menggunakan sistem online SILK Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan rekomendasi impor ke Menteri Perdagangan setelah melakukan penilaian terhadap informasi dari masing-masing operator mengenai proses uji tuntas yang terjadi sebelum impor itu mereka laksanakan. Para operator harus mengisi suatu pernyataan berisi informasi penuh mengenai hal-hal seperti Kode HS produk-produk yang diimpor, dokumen muat, negara tempat kayu dipanen, negara asal, bukti legalitas kayu, dan pelabuhan dari mana ekspor dilakukan. Lembaga-lembaga Penilai Kesesuaian melaksanakan peninjauan dokumen terhadap sistem uji tolak yang terjadi ketika melakukan audit atas para pengimpor. Prosedur rinci atas pencekan sistem uji tuntas dan sistem terkait lain tercantum di dalam panduan SVLK Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan peraturan impor terkait dari Kementrian Perdagangan, seperti peraturan Direktur Jendral Pengelolaan Hutan Produksi Lestari P7/PHPL-SET/2015. Apakah perusahaan yang memegang sertifikasi skema sukarela (misalnya FSC, PEFC atau LEIO juga harus mematuhi sistem SVLK? Ya. Operator yang memegang sertifikasi sukarela harus tunduk pada ketentuan SVLK, setara dengan operator yang tidak bersertifikasi tersebut. Semua eksportir wajib memperoleh Dokumen V-Legal atau FLEGT License untuk bisa mengekspor produk kayu. Di bawah SVLK, sertifikasi legalitas bersifat wajib bagi semua operator yang menggarap kayu dari hutan negara. Selain itu, bagi semua konsesi hutan atas tanah milik negara (hutan tanaman atau hutan alam), sertifikasi pengelolaan hutan lestari mandatori dan wajib diperoleh, sebelum sertifikasi legalitas awal menjadi kedaluwarsa. Di bawah SVLK, sertifikasi legalitas bersifat mandatori bagi semua operator yang menggarap kayu dari hutan negara. Selain itu, sertifikasi SFM mandatori dan wajib diperoleh oleh semua usaha skala besar di atas tanah milik negara (konsesi hutan alam atau hutan tanaman), paling lambat sebelum sertifikasi legalitas awal menjadi kedaluwarsa. Operator yang secara ekslusif menangani kayu berisiko-rendah dari tanah milik perorangan atau hutan hak dan/atau kayu hutan tanaman bersertifikasi SVLK dari perusahaan milik negara Perhutani, boleh menggunakan jalur DKP untuk memasuki rantai pasok SVLK. Perlu dicatat, sertifikat SVLK tidak sama dengan Dokumen V-Legal (atau Lisensi FLEGT), yang merupakan lisensi ekspor yang diterbitkan melalui sistem SVLK. Mengapa persyaratan definisi legalitas VPA tampaknya tidak serinci dibandingkan VPA lain yang sudah diratifikasi? Panduan implementasi SVLK lebih rinci dibandingkan kelima standar legalitas VPA. UE menghindarkan penjabaran peraturan yang terlalu rinci di dalam VPA, tetapi merujuk kepada panduan ini. Panduan tersebut lebih jauh memisahkan kelima standar legalitas VPA menjadi 10 standar yang mencakup indikator verifikasi. Lihat Annex II of the VPA.

11 Bagian Tiga: Cara mengenali produk kayu legal dari Indonesia Apa itu Dokumen V-Legal? Dokumen V-Legal adalah lisensi ekspor Indonesia yang menunjukkan legalitas ekspor tersebut, Perusahaan yang mematuhi sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) harus melampirkan Dokumen V- Legal pada pengirimanan ekspornya ke pasar internasional mana pun. Dokumen V-Legal merinci bahwa produk kayu yang dikapalkan mematuhi legalitas dan/atau standar lestari dan persyaratan kendali rantai pasok, sebagaimana diharuskan oleh hukum Indonesia dan VPA. Maka, Dokumen V- Legal menjamin bahwa kayu atau produk kayu tersebut legal adanya. Dokumen V-Legal dikeluarkan lembaga-lembaga yang mendapat kewenangan dari pemerintah Indonesia untuk bertindak sebagai otoritas lisensi. Kalamana sistem verifikasi legalitas kayu sudah berjalan sepenuhnya, sebagaimana dijabarkan dalam VPA Indonesia-UE, Indonesia akan menerbitkan Dokumen V-Legal dalam bentuk Lisensi FLEGT untuk kayu yang bertujuan akhir di UE. Lihat Annex IV of the VPA untuk melihat format FLEGT License. Bagaimana rupa FLEGT License dan apakah bedanya dengan Dokument V-Legal? Apakah FLEGT License akan menggantikan Dokumen V-Legal ketika Indonesia mulai menerbitkan FLEGT License? Formulir FLEGT License akan tampak seperti template pada Annex III VPA Indonesia- UE. Rupanya mirip dengan Dokumen V-Legal, bedanya uma ada tulisan FLEGT License yang secara jelas tertera di kanan atas lembar lisensi tersebut. FLEGT License akan menggantikan Dokumen V-Legal untuk ekspor ke UE ketika Indonesia mulai menerbitkan FLEGT License. Apa bedanya Dokumen V-Legal dan logo V-Legal? Dokumen V-Legal adalah lisensi ekspor untuk produk kayu legal. Logo V-Legal adalah logo mandatori pada suatu produk kayu, kemasan produk, atau dokumen, untuk menunjukkan kepatuhan dengan persyaratan sistem SVLK pada produk, baik melalui sertifikasi SVLK atau lewat mekanisme DKP SVLK. Penanda kesesuaian pada produk tidak diwajibkan di dalam VPA. Apakah SVLK cukup untuk membuktikan legalitas kayu? Ya, SVLK adalah sistem verifikasi legalitas kayu Indonesia, yang merupakan sistem sertifikasi mandatori yang dibangun berdasarkan konsensus nasional berbagai pihak. Berdasarkan hukum Indonesia, sertifikasi SVLK serta dokumen terkait (sertifikat SVLK dan lisensi ekspor bernama Dokumen V-Legal) merupakan bukti legalitas produk kayu Indonesia. Sampai saat FLEGT License mulai berlaku, produk-produk Indonesia yang diekspor ke UE dengan Dokumen V-Legal wajib melewati proses uji tolak lazim berdasarkan Peraturan Perkayuan UE. Begitu FLEGT License mulai

12 berlaku, produk ber-flegt License secara otomatis akan memenuhi persayaratan UE, yang berarti prosedur uji tolak tidak diperlukan lagi. Indonesia sudah memiliki sertifikasi legalitas SVLK dan lisensi ekspor Dokumen V-Legal. Apa hubungan sertifikat-sertifikat ini dengan FLEGT License? Apakah FLEGT License lebih unggul dibandingkan Dokumen V-Legal? SVLK telah berlaku sejak 2013 dan berlaku bagi semua operator dan produk kayu Indonesia. Sebelum FLEGT License mulai berlaku, SVLK yang memverifikasi legalitas serta menjamin legalitas semua kayu dan produk kayu lewat penerbitan sertifikat legalitas SVLK dan Dokumen V-Legal untuk kegiatan ekspor. Berdasarkan hukum Indonesia, sertifikasi SVLK dan Dokumen V-Legal merupakan bukti legalitas bagi produk-produk kayu Indoensia. Suatu FLEGT License akan menjamin legalitas kayu Indonesia dengan cara yang persis sama dengan Dokumen V-Legal. Begitu Indonesia mulai menerbitkan FLEGT license- FLEGT license, itu akan menggantikan Dokumen V-Legal bagi semua ekspor jenis produk dalam revised Annex I yang bertujuan ke UE berdasarakan VPA Indonesia-UE. Indonesia akan menerbitkan Dokumen V-Legal bagi ekspor ke pasar-pasar bukan UE bagi produkproduk yang tercakup di dalam VPA. Joint Implementation Committee VPA Indonesia-UE bertindak sebagai badan pemantau dan pengambil-keputusan bersama. Joint Implementation Committee menanggapi tiap masalah yang diajukan para pihak kepada badan tersebut, dan dengan demikian melakukan perbaikan berkesinambungan terhadap implementasi VPA. Apa kaitan SVLK, Lisensi FLEGT dan CITES di Indonesia? Ekspor produk-produk dari spesies yang terdaftar dalam Konvensi Perdagangan Internasional atas Spesies Fauna dan Flora Liar yang Terancam (CITES) membutuhkan dokumentasi CITES serta lisensi ekspor terkait (Dokumen V-Legal atau FLEGT License)). Badan Penilai Kesesuaian memverifikasi dokumentasi CITES saat pengauditan SVLK berlangsung. Persyaratan itu tercantum di dalam standar legalitas SVLK, dengan pengecualian kayu bulat atau kayu mentah, karena Indonesia melarang ekspor produk-produk tersebut, sehingga tidak mungkin produk semacam itu mendapatkan dokumen CITES mau pun Lisensi FLEGT. Bagaimana Lisensi FLEGT diterbitkan? Pihak berwenang menerbitkan FLEGT License untuk mendampingi pengapalan kayu legal berverifikasi yang akan diekspor ke UE oleh operator terdaftar dengan sertifikat yang valid. FLEGT License akan diterbitkan di titik di mana konsinyasi tersebut dihimpun sebelum ekspor. Berikut ringkasan dari prosedur tersebut. Untuk rincian penuh, silakan lihat revised Annex VPA Indonesia-UE. Untuk memperoleh FLEGT License, eksportir mengajukan permohonan secara tertulis kepada pihak otoritas pemberi lisensi dengan siapa ia pegang kontrak. Sang eksportir melampirkan dokumendokumen berikut guna menunjukkan bahwa bahan baku kayu produknya hanya berasal dari sumbersumber legal yang diverifikasi. Ringkasan dari dokumen transpor bagi semua kayu/bahan baku yang diterima pabrik sejak tindak audit terakhir (maksimum dalam 12 bulan sedang berjalan).

13 Ringkasan dari Laporan Neraca Kayu/Bahan Baku, dan Laporan Neraca Kayu Olahan sejak tindak audit terakhir (maksimum dalam 12 bulan sedang berjalan) Pihak berwenang pemberi lisensi memverifikasi validitas legalitas sertifikat perusahaan tersebut dengan mencocokkan data yang diberikan dan, jika perlu, melakukan kunjungan lapangan guna memastikan kecocokan informasi yang akan dicantumkan di dalam Lisensi FLEGT. Agar pihak berwenang bisa menerbitkan Lisensi FLEGT, seluruh pemasok dalam rantai pasok eksportir tersebut yang ikut mempersiapkan konsinyasi harus tercakup di dalam legalitas yang valid, atau memiliki suatu sertifikat pengelolaan hutan lestari, atau sebuah DKP. Jika operator itu patuh pada legalitas dan persyaratan rantai pasok, pihak berwenang menerbitkan Lisensi FLEGT dengan format yang ada di dalam Annex V dari VPA. Jika operator tidak patuh dengan legalitas dan persyaratan rantai pasok, pihak berwenang itu bukannya menerbitkan Lisensi FLEGT melainkan melayangkan laporan ketidak-patuhan. Laporan ketidak-patuhan akan menghentikan seluruh gerak kayu dan/atau produk kayu tersebut. Indonesia memberlakukan prosedur yang sama untuk menerbitkan Dokumen V-Legal untuk ekspor ke pasar-pasar non-ue atas jenis-jenis produk yang tercantum di dalam VPA. Pihak berwenang pemberi lisensi mendokumentasikan Lisensi FLEGT dalam sistem SILK Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang terhubung dengan sistem online perdagangan dan pabean Indonesia demi memudahkan pengesahan cepat atas ekspor dan kliring untuk konsinyasi bersangkutan. Competent Authorities di negara-negara anggota UE mempunyai akses ke SILK, atau Unit Informasi Lisensi (LIU), sebagaimana diatur di dalam VPA. Siapakah pihak-pihak berwenang Pemberi Lisensi tersebut? Pihak berwenang pemberi lisensi adalah organisasi independen yang terdaftar pada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan daftar mereka dapat dilihat di situs SILK. Lembaga-lembaga sertifikasi swasta independen, disebut sebagai CAB, memiliki akreditasi dari Komite Akreditasi Nasional, KAN, dan mendapat mandat dari Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk melaksanakan fungsi verifikasi legalitas di seluruh Indonesia. Sampai Juni 2016, 22 CAB telah diakreditasi dan mendapat mandat sebagai pihak berwenang pemberi lisensi. Pihak berwenang pemberi lisensi menerbitkan Dokumen V-Legal bagi perusahaan klien eksportir, dan selanjutnya menerbitkan Lisensi FLEGT untuk mendampingi pengapalan produk-produk kayu legal yang sudah terverifikasi dengan tujuan ekspor ke UE. Pihak berwenang tersebut disupervisi oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan menggunakan sistem manajemen informasi online SILK yang dikelola oleh Unit Infomrasi Lisensi (LIU). Apa itu LIU? LIU adalah pelayanan di Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertanggungjawab atas fungsi informasi lisensi. Dalam hal muncul pertanyaan mengenai sebuah License atau pihak berwenang pemberi lisensi, LIU merupakan sumber informasi utama di Indonesia. Lihat situs SILK untuk informasi mengenai pihak-pihak otoritas pemberi lisensi dan Dokumen V-Legal (dan selanjutnya FLEGT License) yang telah diterbitkan.

14 Berapa lama yang dibutuhkan untuk menerbitkan FLEGT License mentusul pengajuan permohonan dari eksportir? Waktu awal adalah tiga hari bagi sebuah otoritas lisensi untuk menerbitkan FLEGT License setelah aplikasi diajukan eksportir, sebagaimana tercantum di dalam Panduan SVLK. Pihak otoritas cuma dapat menerbitkan lisensi ekspor (Dokumen V-Legal atau FLEGT License) kepada eksportir yang bersertifikat SVLK. Bagaimana caranya pihak Competent Authorities di UE dapat mengakses informasi mengenai FLEGT License yang mereka terima? Pihak Competent Authorities UE dapat mengakses SILK yang dikelola oleh LIU pada Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan dapat memvalidasi informasi di dalam lisensi tersebut. Jika ada pertanyaan khas muncul, pihak berwenang dapat langsung menghubungi LIU di Indonesia. Pihak Competent Authorities harus menandatangani MoU dengan LIU. Apakah pelabuhan dapat menghentikan konsinyasi dari kegiatan pengeksporan jika tidak memiliki FLEGT License? Ketika FLEGT License mulai diterbitkan, pihak pelabuhan dapat menghentikan (di pelabuhan) konsinyasi yang akan menuju ke UE, jika produk-produknya masuk dalam daftar VPA dan konsinyasi tidak mempunyai FLEGT License. Untuk destinasi lain, pihak pelabuhan Indonesia dapat menghentikan (di pelabuhan) konsinyasi yang tidak memiliki Dokumen V-Legal. Bagaimana operator UE bisa yakin bahwa suatu FLEGT License tidak palsu? Akankah Indonesia melakukan pencekan untuk memastikan bahwa FLEGT license-flegt license yang diterbitkan asli? Dapatkah sebuah License dipalsukan? Akan sulit menerbitkan FLEGT License palsu, karena FLEGT License yang sah cuma dapat diterbitkan menggunakan sistem online Informasi Legalitas Kayu (SILK) yang dioperasikan oleh License Information Unit (LIU) Indonesia. Sistem tersebut mengeluarkan sebuah barcode khas dan aman untuk tiap license, dan menyimpan informasi mengenai tiap license di dalam databasenya. SILK merupakan sistem online aman dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Sistem itu terkoneksi secara real time langsung dengan sistem online INATRADE yang aman dari Kementrian Perdagangan, dan dengan sistem nasional Pabean Satu Pintu dari Kementrian Keuangan. Semua lisensi terekam di dalam sistem ini. Petugas pabean Indonesia dan pihak berwenang UE memiliki akses langsung ke sistem SILK, sehingga mereka bisa mencek bhawa sebuah lisensi sah dan tidak palsu. Agar valid, semua informasi di dalam FLEGT License harus selaras dengan informasi yang terekam di dalam sistm SILK. Sekali suatu pihak berwenang di UE mengkonfirmasi bahwa pihaknya telah menerima pengapalan ber-flegt License, SILK akan otomatis meng-update rekaman FLEFT License, yang memastikan bahwa lisensi yang sama tidak bisa direkam kembali. Persyaratan dan spesifikasi teknis FLEGT License dijabarkan secara rinci di dalam Annex IV VPA Indonesia-UE. Sistem SLK dan VPA juga memaktubkan pengaman-pengaman mantap seperti audit independen (evaluasi periodik), yang bertujuan mendeteksi kegagalan sistemik dan melaporkannya ke JIC VPA. Di Indonesia, masyarakat sipil juga memainkan peran sangat penting dalam pemantauan independen

15 dan melaporkan organisasi dan pengambil-keputusan dalam hal terjadi tindakan potensial pemalsuan, atau muncul peluang terjadinya kecurangan. Bagian Empat: Keluaran dari VPA Bagaimanakah pelaksanaan pemantuan atas keluaran-keluaran VPA? UE dan Indonesia telah menjalin komitmen bersama untuk memantau dampak sosial, ekonomik dan lingkungan dari kesepakatan ini. Monitoring Dampak VPA: Komite Implementasi Bersama (JIC) membentuk kelompok kerja teknis para pihak untuk mengembangkan dan menguji sebuah sistem nasional pemantauan dampak VPA. Menjelang awal 2016, sistem awal telah dikembangkan dengan masukan dari para pihak dari seluruh Indonesia. Begitu sistem pemantauan dari dampak VPA mulai berlaku, sistem tersebut akan memberi masukan kepada JIC mengenai langkah-langkah perbaikan yang harus diambil untuk memitigasi dampak-dampak negatif yang mungkin terjadi. Monitoring Pasar Independen: Komisi Eropa telah menunjuk International Tropical Timber Organization sebagai FLEGT Independent Market Monitor bagi semua negara-negara VPA. Pemantau pasar ini akan mengkaji perdagangan produk kayu antara Indonesia dan UE, serta dampak-dampak FLEGT License. Dalam pelaksanaan perdagangan tersebut suatu laporan baseline telah diterbitkan pada Bagaimana VPA menguntungkan bagi Indonesia? VPA akan menguntungkan Indonesia secara ekonomis, sosial dan lingkungan. VPA akan memperkuat posisi pasar produk-produk kayu legal yang telah dibverifikasi di kawasan UE dan kawasan lain. Kayu FLEGT License secara otomatis memenuhi syarat EUTR sehingga akan dibebaskan dari semua prosedur pemeriksaan uji tolak, yang akan menghemat waktu dan dana. Ini akan meningkatkan kepercayaan importir UE pada produk-produk kayu Indonesia dan membuat produk-produk tersebut lebih menarik dibandingkan produk tidak ber-flegt License. VPA meningkatkan pemasukan negara dengan menutup akses pada pasar ekspor dan domestik bagi operator liar yang tidak membayar pajak dan biaya-biaya yang semestinya. VPA memudahkan Indonesia mengelola sumberdaya hutannya secara lestari terutama lewat data dan sistem pemantauan yang lebih baik. VPA memudahkan usaha rumah tangga dan UKM untuk mengakses pasar internasional VPA meningkatkan profil internasional Indonesia karena menyorot upaya-upaya Indonesia untuk meningkatkan transparansi dan tata kelola yang baik pada salah satu sektor utamanya. Bagaimanakah tata kelola kehutanan telah diperbaiki oleh VPA Indonesia-UE? VPA telah memperbaiki akuntabilitas, transparansi, partisipasi, kapasitas teknis dan sumberdaya manusia, kejelasan legislatif serta aspek-aspek lainnya dalam tata kelola kehutanan.

16 Pengambilan-keputusan partisipatoris: Tingkat prtisipasi pemangku kepentingan dalam proses VPA belum pernah ada sebelumnya. Para wakil dari masyarakat sipil dan sektor swasta terlibat di dalam negosiasi dan mempunyai kursi di dalam Joint Implementation Committee. Proses VPA, dengan demikian, merupakan kendaraan untuk menangani kebutuhan para pihak yang berbeda-beda, dan menyertakan banyak orang yang sebelumnya belum pernah memiliki suara di dalam proses pengambilan keputusan. Sesi konsultasi para pihak kian menjadi tolok ukur bagi pengembangan legislasi di dalam sektor kehutanan. Kapasitas yang ditingkatkan: Proses VPA telah meningkatkan kapasitas para pemangku kepentingan pemerintah, sektor swasta dan masyarakat sipil untuk bekerjasama dalam menangani isu ilegalitas dalam sektor kehutanan Indonesia. Guna meningkatkan kapasitas untuk SVLK di semua ranah, pelatihan disediakan bagi pengawas pemerintah lokal, teknisi pengelola hutan lestari, staf pada kantor pengelola hutan daerah serta kepala desa. Namun, mengingat besarnya Indonesia, dan skala serta ragamnya jenis operator sektor kayu, peningkatan kapasitas masih dibutuhkan. Transparansi: VPA termasuk sebuah annex yang mengatur ungkapan informasi bagi publik dengan daftar semua informasi yang akan disampaikan Pemerintah Indonesia sesuai komitmen, selaras dengan undang-undang kebebasan informasi Indonesia. Dalam negosiasi VPA, para wakil masyarakat sipil meminta agar annex tersebut memastikan bahwa mereka mempunyai akses ke data yang memungkinkan mereka melaksanakan pemantauan independen secara bermakna. Belum lama berselang, akses ini dikabulkan. Permohonan atas informasi terus dipenuhi secara progresif dengan meningkatnya transparansi. Kejelasan Legislatif dan Reformasi: Proses VPA telah membuat legalitas pada sektor kehutanan Indonesia menjadi lebih jelas. Lebih dari 900 produk hukum dan peraturan berlaku bagi sektor hutan di awal VPA. Proses multipihak di Indonesia mengidentifikasikan perangkat undang-undang dan peraturan yang secara bersamaaan merumuskan definisi legalitas yang memenuhi kepentingan langsung mereka. VPA menetapkan indikator, unsur verifier dan tindakan verifikasi yang dapat digunakan oleh auditur yang bekerja untuk KAN untuk memastikan legalitas. SVLK beranjak dari suati sistem nasional yang diperkenalkan pada Amandemen terhadap regulasi tersebut pada mencerminkan sudut pandang pemangku kepentingan dan persyaratan VPA. Ini merupakan suatu reformasi besar dalam hukum karena mengizinkan pengawasan melekat yang independen atas sektor kehutanan seluruhnya, oleh perusahaan audit profesional dan masyarakat sipil. Apakah VPA berlaku adil bagi operator skala kecil dalam sektor kehutanan? Indonesia memberi dukungan langsung dan merumuskan pola-pola baru yang dapat membantu operator berskala kecil agar dapat mematuhi VPA, termasuk di dalamnya perbaikan atas pasal-pasal di dalam SVLK. Langkah-langkah baru tersebut termasuk peluang untuk secara berkelompok mendaftarkan diri guna memperoleh sertifikasi SVLK atau di dalam keadaan tertentu, menggunakan pola deklarasi legalitas diri, dikenal dengan Deklarasi Konformitas Pemasok.

17 Selain kampanye peningkatan kesadaran secara nasional, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 2015 meluncurkan suatu program untuk mempercepat sertifikasi usaha rumah tangga dan usaha kecil dan menengah, mengikuti jejak upaya oleh Kementrian Perindustrian. Program tersebut telah mengerahkan titik fokal di 18 provinsi dan mengembangkan basis data untuk memantau kemajuan dalam sertifikasi berkelompok. Bagaimana VPA menghadapi korupsi? VPA telah meningkatkan transparansi, akuntabilitas, legislatif dan ketegasan institusional serta kapasitas masyarakat sipil untuk menuntut pertanggungjawaban kepada pemerintah dan sektor swasta. Kesemua ini ikut bantu menangani persoalan korupsi. Korupsi dipandang sebagai kejahatan khsusus dalam sistem hukum Indonesia, yang mengharuskan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atau Kejaksaan untuk menetapkan bahwa kejahatan korupsi telah dilakukan dan nama tersangka perseorangan diidentifikasi. Dalam konteks demikian, SVLK tidak mungkin diharapkan menjadi alat anti-korupsi yang mantap dengan membatalkan izin perusahaan atau industri yang direksinya disangka atau telah divonis sebagai koruptor. Ini karena subjek yang dipandang oleh hukum dalam kejahatan ini merupakan perseorangan, bukan lembaga. SVLK merupakan prosedur sertifikasi administratif, bukan instrumen legal yang menetapkan status sebuah perusahaan. Karena perusahaan kerap dibentuk oleh beberapa pemegang saham dan pemilik, status perusahaan akan ditentukan oleh para pemegang saham tersebut. Namun demikian, jika suatu perusahaan diidentifikasi sebagai telah melalukan korupsi, perusaahaan itu akan kehilangan sertifikasi SVLKnya dan tidak akan diberikan Dokumen V-Legal /FLEGt License. Namun demikian, KPK atau Kantor Kejaksaan Agung bisa menggunakan temuan yang diperoleh sistem verifikasi legalitas untuk melakukan penuntutan dalam kasus-kasus korupsi. Bagaimana VPA bisa melindungi hak masyarakat lokal? Komitmen pemerintah Indonesia untuk melindungi dan memajukan hak-hak masyarakat lokal tercermin dalam Pasal 12 dalam VPA mengenai pengaman sosial. Ini merupakan komitmen dari kedua pihak untuk memantau dampak-dampak dari pelaksanaan VPA dalam jangka panjang, termasuk dampaknya terhadap mata pencarian masyarakat serta kelompokkelompok rentan. Selain itu, SVLK memaktubkan suatu standar legalitas untuk kayu dari kawasan hak untuk masyarakat atau hutan hak tanaman rakyat, KPH dan hutan desa. Bagaimana VP menangani hak masyarakat adat? Hak masyarakat adat disebutkan di dalam salah satu pasal peraturan SVLK. VPA (juga SVLK) merujuk kepada peraturan Mahkamah Konsitusi Indonesia, yang menyatakan bahwa Perubahan di dalam prosedur penggunaan dan/atau pengelolaan dari Hutan Adat, untuk memastikan pelaksanaan keputusan MK No.35/PUU-X/2012, akan mulai digunakan setelah berlakunya hukum pelaksanaan terkait. Ini, misalnya, dapat terjadi

18 dengan mengenali tanah milik masyarakat adat sebagai hutan hak (dimiliki secara komunal) atau dengan mengembangkan standar legalitas yang lebih spesifik. Dalam hal terjadi tumpang-tindih dengan konsesi yang sudah ada, secara hukum, sekali sudah diakui sebagai sah, kawasan tersebut harus dipisahkan dari konsesi. Pemegang konsesi boleh menjalin kerjasama dengan masyaakat adat setempat untuk mengelola kawasan-kawasan demikian (dengan sistem bagi-hasil dan rencana pengelolaan yang jelas) Di dalam standar Pengelolaan Hutan Lestari dari SVLK, masayarakat yang hidup di sekitar konsesi (termasuk masyarakat adat) diwajibkan menjadi bagian dari proses persetujuan bebas dan terinformasi dengan pemberitahuan sebelumnya. Bagaimana VPA melihat konversi hutan, misalnya untuk pertanian? Berdasarkan VPA, sistem verifikasi legalitas bertujuan memastikan bahwa kayu dan produk kayu yang berasal dari hutan/tanah dapat diperdagangakna secara nasional atau diekspor cuma jika sudah diverifikasi sebagai legal. SVLK tidak memandang proses alokasi tanah dan keputusan mengenai konversi hutan. Namun, hak menggunakan kayu yang berasal dari konversi hutan alam datur oleh SVLK dan memiliki standar legalitas khusus di dalam VPA. Audit sertifikasi memastikan bahwa kegiatan konversi dilakukan sesuai hukum berdasarkan AMDAL dan sesuai klasifikasi hutan yang tepat, dan bahwa pengambilan kayu tersebut patuh dengan persyaratan teknis, sosial dan legal. Versi terbaru SVLK membuat sertifikasi SVLK suatu prakondisi bagi izin baru mana pun bagi penggunaan kayu dari hutan yang dikonversi (izin IPK/IPHHK). Operator yang mengajukan permohonan untuk izin IPK/IPHHK haru menunjukkan bahwa mereka sudah masuk dalam proses permintaan sertifikasi SVLK. Sertifikasi SVLK mengenai izin IPK/IPHHK mencakup pemeriksaan lapangan dan satu kunjungan pengamatan setelah enam bulan (izin IPK biasnya berlaku cuma selama satu tahun). Jika tidak ada kayu yang diperjualbelikan atau diperdagangakan (secara legal) dari suatu kawasan konversi, izin IPK/IPHHK tidak berlaku dan dengan demikian, kawasan konversi tersebut tidak merupakan bagian di dalam pengendalian SVLK. Dewasa ini, jumlah kayu IPK/IPHHK relatif sedikit. Inisiatif dan prosedur lain di Indonesia, misalny REDD+, melihat dengan lebih spesifik masalah deforestasi dan konversi hutan alam lainnya. Perubahan dari hutan alam menjadi hutan tanaman tidak diklasifikasi sebagai konversi hutan di bawah hukum Indonesia. Contoh seperti ini diatur standar legalitas VPA untuk hutan tanaman. Adakah wilayah atau konteks di Indonesia dalam mana risiko pencucian terhadap kayu ilegal bisa meningkat? Di mana SVLK diimplementasi secara ketat, seharusnya tidak ada jenis izin atau wilayah di Indonesia di mana terjadi peningkatan risiko kayu ilegal masuk ke dalam rantai pasok, karena sistem tersebut mengharuskan peningkatan intensitas verifikasi (auditing yang lebih sering dan persyaratan legalitas

Catatan Pengarahan FLEGT

Catatan Pengarahan FLEGT FLEGT PENEGAKAN HUKUM, TATA KELOLA DAN PERDAGANGAN SEKTOR KEHUTANAN Jaminan legalitas berbasis peserta pasar dan pemberian izin FLEGT Latar belakang Rencana Tindakan mengenai Penegakan Hukum, Tata Kelola

Lebih terperinci

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Regulasi Kayu Uni Eropa (European Union Timber Regulation/EUTR) Regulasi Kayu

Lebih terperinci

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013

Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS. Kota, Negara Tanggal, 2013 Mengekspor dalam Lasekap Hukum yang Bergeser LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kota, Negara Tanggal, 2013 Pelatihan untuk Para Pelatih Pengantar Sumber Daya Pelatihan untuk Para Pelatih - Sumber Daya Pelatihan

Lebih terperinci

Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum

Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum Mengekspor di Tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 & 5 Agustus, 2010 LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kebijakan dan Konvensi Internasional yang berdampak pada Perdagangan

Lebih terperinci

Kota, Negara Tanggal, 2013

Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil Hasil--Hasil Hutan ke negara--negara Uni Eropa negara Eropa,, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Gambaran Umum Acara Hari Ini Perkenalan dan Sambutan

Lebih terperinci

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H. oleh Agus Justianto

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H. oleh Agus Justianto Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan MARI DUKUNG! I M P L E M E N T A S I P E N U H S V L K oleh Agus Justianto Sistem Verifikasi Legalitas Kayu Dibangun sejak 2003 dan melibatkan para pemangku kepentingan

Lebih terperinci

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource

Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Pertanyaan-pertanyaan tentang CertiSource Panduan untuk pabrik penggergajian dan produsen kayu Paul Wilson Manajer Pengembangan Program Kantor +62 (0)881 463 8608 Ponsel +62 (0)817 0357 7555 paul@certisource.co.uk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and

BAB I PENDAHULUAN. Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and Agricultural Organization (FAO) menempatkan Indonesia di urutan kedelapan dari sepuluh negara

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : TENTANG TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI IMPOR PRODUK KEHUTANAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : TENTANG TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI IMPOR PRODUK KEHUTANAN DRAFT 20042015 (EDIT LIU TIM KECIL ) PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : TENTANG TATA CARA PERMOHONAN DAN PENERBITAN REKOMENDASI IMPOR PRODUK KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Laporan Tahunan. Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia Uni Eropa

Laporan Tahunan. Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia Uni Eropa Indonesia dan Uni Eropa Laporan Tahunan Mei 2014 April 2015 Penerapan Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT Indonesia Uni Eropa Upaya bersama untuk menjamin dan mempromosikan perdagangan kayu legal dan

Lebih terperinci

Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa

Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa Kesepakatan Kemitraan Sukarela FLEGT antara Indonesia dan Uni Eropa Informasi Ringkas Mei 2011 Upaya bersama untuk memastikan dan meningkatkan perdagangan kayu legal dan tata kelola yang baik pada sektor

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR: P.15/VI-BPPHH/2014 TENTANG MEKANISME PENETAPAN LEMBAGA VERIFIKASI

Lebih terperinci

PRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC

PRESS RELEASE Standar Pengelolaan Hutan Lestari IFCC (Indonesian Forestry Certification Cooperation) Mendapat Endorsement dari PEFC PRESS RELEASE Jakarta, 11 Desember 2014 Pada 1 Oktober 2014, Skema Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari IFCC* secara resmi telah mendapatkan endorsement dari sistem sertifikasi terdepan dan terpercaya

Lebih terperinci

Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir)

Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) Pemeriksaan uji tuntas Penggunaan Kerangka Kerja Legalitas Kayu (bagi importir) LEMBAR DATA 2.3 Apabila Anda seorang importir, setelah Anda mengumpulkan informasi (sebagai langkah pertama dalam pemeriksaan

Lebih terperinci

LOWONGAN UNTUK KETUA TIM PENILAI MONITORING DAN ANGGOTA TIM PENILAI MONITORING PENYUSUNAN BASELINE MONITORING DAMPAK IMPLEMENTASI SVLK (SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU) Latar Belakang MFP3 membuka lowongan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia

Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia Rencana Strategis Pemantauan Independen Kehutanan di Indonesia¹ TUJUAN & RINGKASAN Kegiatan pemantauan secara independen terhadap sektor

Lebih terperinci

Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS

Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS Materi Website Pengumuman Hasil Sertifikasi Legalitas Kayu pada IUIPHHK PT. Suka Jaya Makmur, Provinsi Kalimantan Barat oleh SUCOFINDO ICS Jaminan legalitas produk kayu harus dibuktikan dengan adanya sistem

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN J A K A R T A

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN J A K A R T A KEMENTERIAN - 1 - KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN J A K A R T A Yth. 1. Para Pemegang IUPHHK-HA/HT/RE dan Hak Pengelolaan; 2. Para Pemegang IUPHHK-HKm/HTR/HD/HTHR, IPK; 3. Para Pemegang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR : P.95/Menhut-II/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR : P.95/Menhut-II/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR : P.95/Menhut-II/2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR P.43/MENHUT-II/2014 TENTANG PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI

Lebih terperinci

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke Negara-Negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Kota, Negara Tanggal, 2013 Australian Illegal Logging Prohibition Act (AILPA)

Lebih terperinci

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI

KEBIJAKAN ANTIKORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Maret 2017 Freeport-McMoRan Inc. PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Antikorupsi ini ("Kebijakan") adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan Inc ("FCX")

Lebih terperinci

2 Mengingat : kembali penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu pada pemegang izin atau pada hutan hak; c. ba

2 Mengingat : kembali penilaian kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu pada pemegang izin atau pada hutan hak; c. ba No. 883, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENHUT. Hutan Produksi Lestari. Legalitas Kayu. Pengelolaan. Penilaian Kinerja. Pemegang Izin. Hutan Hak. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia.

BAB I PENDAHULUAN. memilikinya,melainkan juga penting bagi masyarakat dunia. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hutan memiliki arti penting bagi negara. Kekayaan alam yang terkandung di dalamnya mencerminkan potensi ekonomi yang besar dan strategis bagi pembangunan nasional. Kekayaan

Lebih terperinci

DRAF REVISI. 21. ISO/IEC 17000:2004 Conformity assessment vocabulary and general prinsiples

DRAF REVISI. 21. ISO/IEC 17000:2004 Conformity assessment vocabulary and general prinsiples Pedoman Pelaksanaan Deklarasi Keses uaian Pemasok Hutan Hak, Tempat Penampungan Terdaftar (TPT), Industri Rumah Tangga/Pengrajin, dan Impor Kayu dan Produk Kayu A. RUANG LINGKUP 1. Pedoman Deklarasi Kesesuaian

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.2012, 2014 KEMENDAG. Ekspor. Industri. Kehutanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97/M-DAG/PER/12/2014 TENTANG KETENTUAN EKSPOR PRODUK

Lebih terperinci

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks

2016, No diberlakukan Standar Nasional Indonesia dan/atau Persyaratan Teknis secara wajib; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaks No.565, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Standadisasi. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/M-DAG/PER/4/2016 TENTANG STANDARDISASI BIDANG PERDAGANGAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku laporan State of the World's Forests yang diterbitkan oleh Food and Agricultural Organization (FAO) menempatkan Indonesia di urutan kedelapan dari sepuluh negara

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL

PEDOMAN PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL Lampiran 7. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2011 Tanggal : 30 Desember 2011 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI NOMOR : P.7/PHPL SET/2015 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 42/Permentan/SM.200/8/2016 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Komite Akreditasi Nasional

Komite Akreditasi Nasional PEDOMAN 501-2003 Penilaian Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Personel Adopsi dari ISO/IEC 17024 : 2003 Komite Akreditasi Nasional 1 dari 14 Penilaian Kesesuaian - Persyaratan Umum Lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL

PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL PERATURAN DEPARTEMEN AUDIT INTERNAL Bab I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Tujuan Peraturan ini dibuat dengan tujuan menjalankan fungsi pengendalian internal terhadap kegiatan perusahaan dengan sasaran utama keandalan

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : P.14/VI-BPPHH/2014 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : P.14/VI-BPPHH/2014 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA USAHA KEHUTANAN NOMOR : P.14/VI-BPPHH/2014 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) DAN VERIFIKASI LEGALITAS

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT Lampiran 3.7. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 Tanggal : 17 Desember 2012 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati:

Beberapa perkembangan Internasional sehubungan dengan produk kayu ilegal yang harus dicermati: SAMBUTAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA HIGH LEVEL MARKET DIALOGUE BETWEEN INDONESIA, EU, THE US AND JAPAN: MEETING MARKET DEMAND FOR LEGALLY TIMBER PRODUCT JAKARTA, 10 MARET 2011 Yth. Menteri Koordinator

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL

PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL PEDOMAN PELAKSANAAN SERTIFIKASI DALAM RANGKA PENERBITAN DOKUMEN V-LEGAL PERMOHONAN VERIFIKASI Pemegang izin atau pemegang hak pengelolaan mengajukan permohonan verifikasi kepada LVLK GRS memuat sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum

Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum Mengekspor di tengah Perubahan Lansekap Hukum LOKAKARYA PELATIHAN LEGALITAS Indonesia 2,3 &5 Agustus, 2010 SARASEHAN PELATIHAN LEGALITAS Kepedulian yang Memadai (Due Care) dan Pedoman Umum Menegakkan Legalitas

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TPT Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P. /VI-BPPHH/2013 Tanggal : 2013 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA, KOMPILASI PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IZIN ATAU PADA HUTAN HAK Nomor: P.38/Menhut-II/2009

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention)

Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) Naskah Terjemahan Lampiran Umum International Convention on Simplification and Harmonization of Customs Procedures (Revised Kyoto Convention) BAB 1 PRINSIP UMUM 1.1. Standar Definisi, Standar, dan Standar

Lebih terperinci

2015, No Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 97/M-DAG/PER/12/2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan dinilai su

2015, No Perubahan atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 97/M-DAG/PER/12/2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan dinilai su BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1554, 2015 KEMENDAG. Ekspor. Produk. Industri Kehutanan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 89/M-DAG/PER/10/2015 TENTANG KETENTUAN EKSPOR

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.454, 2013 KEMENTERIAN KEHUTANAN. Verifikasi. Legalitas Kayu. Silk. V-Legal. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P. 18/Menhut-II/2013 TENTANG INFORMASI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IUIPHHK DAN IUI Lampiran 3.4 Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 Tanggal : 17 Desember 2012 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982,

Mengingat ketentuan-ketentuan yang relevan dari Konvensi Perserikatan Bangsa- Bangsa tentang Hukum Laut tanggal 10 Desember 1982, PERSETUJUAN PELAKSANAAN KETENTUAN-KETENTUAN KONVENSI PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA TENTANG HUKUM LAUT TANGGAL 10 DESEMBER 1982 YANG BERKAITAN DENGAN KONSERVASI DAN PENGELOLAAN SEDIAAN IKAN YANG BERUAYA TERBATAS

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke negara-negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013

Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke negara-negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat. Kota, Negara Tanggal, 2013 Legalitas Pengeksporan Hasil-Hasil Hutan ke negara-negara Uni Eropa, Australia dan Amerika Serikat Kota, Negara Tanggal, 2013 Pengantar Kebijakan & Konvensi Internasional yang Berdampak pada Perdagangan

Lebih terperinci

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel

Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Pedoman KAN 801-2004 Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Ekolabel Komite Akreditasi Nasional Kata Pengantar Pedoman ini diperuntukkan bagi lembaga yang ingin mendapat akreditasi sebagai Lembaga Sertifikasi

Lebih terperinci

Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK

Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK Briefing October 2014 Reformasi Sistem Tata Kelola Sektor Migas: Pertimbangan untuk Pemerintah Jokowi - JK Patrick Heller dan Poppy Ismalina Universitas Gadjah Mada Memaksimalkan keuntungan dari sektor

Lebih terperinci

Lacey Act: Sebuah Alat dalam Upaya AS untuk Memerangi Pembalakan Liar

Lacey Act: Sebuah Alat dalam Upaya AS untuk Memerangi Pembalakan Liar Lacey Act: Sebuah Alat dalam Upaya AS untuk Memerangi Pembalakan Liar Agustus 2010 Mengapa AS memerangi pembalakan liar? Pembalakan liar merampok negara-negara, memiskinkan komunitas-komunitas hutan dan

Lebih terperinci

Perihal: Pengembangan Sistem Data Base dan Informasi MFP3 Referensi:

Perihal: Pengembangan Sistem Data Base dan Informasi MFP3 Referensi: Mekanisme : Purchase Order Tanggal Diterbitkan : 13 Agustus 2015 Tanggal Penutupan : 21 Agustus 2015 (6 hari kerja setelah tanggal diterbitkan) Waktu Penutupan : 17.00 WIB Perihal: Request for Quotation

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975

K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 K143 KONVENSI PEKERJA MIGRAN (KETENTUAN TAMBAHAN), 1975 1 K-143 Konvensi Pekerja Migran (Ketentuan Tambahan), 1975 2 Pengantar Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) merupakan merupakan badan PBB yang

Lebih terperinci

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar

PEDOMAN KNAPPP 01:2005. Kata Pengantar Kata Pengantar Pertama-tama, kami mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT yang atas izinnya revisi Pedoman Komisi Nasional Akreditasi Pranata Penelitian dan Pengembangan (KNAPPP), yaitu Pedoman KNAPPP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri

I. PENDAHULUAN. (UKM) dengan sistem home industry yang bekerjasama dengan industri-industri I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usaha furniture sudah lama dikenal masyarakat Indonesia, bahkan dibeberapa daerah tertentu sudah menjadi budaya turun temurun. Sentra-sentra industri furniture berkembang

Lebih terperinci

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.43/Menhut-II/ 2014 TENTANG PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

Lebih terperinci

RAPAT ANGGOTA APKI. Jakarta, 12 Januari Direktur Eksekutif Liana Bratasida

RAPAT ANGGOTA APKI. Jakarta, 12 Januari Direktur Eksekutif Liana Bratasida RAPAT ANGGOTA APKI Jakarta, 12 Januari 2015 Direktur Eksekutif Liana Bratasida Agenda Rapat 1. Permendag 97 Tahun 2014 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan 2. Permendag 78 Tahun 2014 tentang

Lebih terperinci

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU KONSULTANSI SISTEM VERIFIKASI LEGALITAS KAYU TROPICAL RAINFOREST CONSULTANT Jl. Purwanggan No.63 C, Pakualaman, Yogyakarta Telp : 0274-8231224 e-mail : tr_consultant@yahoo.co.id www.trconsultant.weebly.com

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN Lampiran 3.6. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.8/VI-BPPHH/2012 Tanggal : 17 Desember 2012 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi

Lebih terperinci

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu

Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu DPLS 19 rev.0 Pedoman Multilokasi Sertifikasi Produk dan Legalitas Kayu Issue Number : 000 Desember 2013 Komite Akreditasi Nasional National Accreditation Body of Indonesia Gedung Manggala Wanabakti, Blok

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang K

2015, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang K BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1305, 2015 KEMENDAG. Industri Kehutanan. Produk Ekspor. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66/M-DAG/PER/8/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G STANDARDISASI, PEMBINAAN DAN PENGAWASAN STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG INDUSTRI MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi

Visi Menjadi LSP terbaik di Indonesia yang melahirkan profesional handal dan berdaya saing global dalam upaya pemberantasan korupsi Profil LSP KPK Dalam upaya mendukung percepatan pemberantasan korupsi di Indonesia agar lebih efektf, profesional, dan berdampak, KPK membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang bersifat indenpenden.

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

Kode Etik. .1 "Yang Harus Dilakukan"

Kode Etik. .1 Yang Harus Dilakukan Kode Etik Kode Etik Dokumen ini berisi "Kode Etik" yang harus dipatuhi oleh para Direktur, Auditor, Manajer, karyawan Pirelli Group, serta secara umum siapa saja yang bekerja di Italia dan di luar negeri

Lebih terperinci

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di AUDIT PEMANTAUAN DAN LAPORAN PENUTUPAN CAO Audit IFC Kepatuhan CAO C-I-R6-Y08-F096 27 Maret 2013 Respon Pemantauan IFC ke Audit CAO mengenai investasi IFC di Wilmar Trading (IFC No. 20348) Delta Wilmar

Lebih terperinci

Pertanyaan Umum (FAQ):

Pertanyaan Umum (FAQ): Pertanyaan Umum (FAQ): Persyaratan dan Panduan Sistem Manajemen RSPO untuk Kelompok Produksi TBS (Versi AKHIR, Maret 2016) Untuk diperhatikan: dokumen FAQ ini akan diperbaharui secara berkala setelah menerima

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI NOMOR : P.14/PHPL/SET/4/2016 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI NOMOR : P.14/PHPL/SET/4/2016 TENTANG PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI NOMOR : P.14/PHPL/SET/4/2016 TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL) DAN VERIFIKASI

Lebih terperinci

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015 Ringkasan Eksekutif Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015 Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terluas di dunia, dan sebagian

Lebih terperinci

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012 Apa saja prasyaarat agar REDD bisa berjalan Salah satu syarat utama adalah safeguards atau kerangka pengaman Apa itu Safeguards Safeguards

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TANDA DAFTAR INDUSTRI (TDI)

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA TANDA DAFTAR INDUSTRI (TDI) Lampiran 3.5. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA ETPIK NON-PRODUSEN Lampiran 3.8. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2014 Tanggal : 14 Juli 2014 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari

Lebih terperinci

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI

PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI PROTOKOL CARTAGENA TENTANG KEAMANAN HAYATI ATAS KONVENSI TENTANG KEANEKARAGAMAN HAYATI Para Pihak pada Protokol ini, Menjadi Para Pihak pada Konvensi Tentang Keanekaragaman Hayati, selanjutnya disebut

Lebih terperinci

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur

2 Mengingat penyelenggaraan kegiatan standardisasi dan penilaian kesesuaian; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, hur LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.216, 2014 PERDAGANGAN. Standardisasi. Penilaian Kesesuaian Perumusan. Pemberlakuan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI

KEBIJAAKAN ANTI-KORUPSI Kebijakan Kepatuhan Global Desember 2012 Freeport-McMoRan Copper & Gold PENDAHULUAN Tujuan Tujuan dari Kebijakan Anti-Korupsi ( Kebijakan ) ini adalah untuk membantu memastikan kepatuhan oleh Freeport-McMoRan

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

Nomor : P.38/Menhut-II/2009, Nomor : P.68/Menhut-II/2011, Nomor : P.45/Menhut-II/2012, dan Nomor : P.42/Menhut-II/2013

Nomor : P.38/Menhut-II/2009, Nomor : P.68/Menhut-II/2011, Nomor : P.45/Menhut-II/2012, dan Nomor : P.42/Menhut-II/2013 KOMPILASI PERATURAN MENTERI KEHUTANAN TENTANG STANDAR DAN PEDOMAN PENILAIAN KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI DAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMEGANG IZIN ATAU PADA HUTAN HAK Nomor : P.38/Menhut-II/2009,

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU

PT MUTUAGUNG LESTARI RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU RESUME HASIL VERIFIKASI LEGALITAS KAYU (1) Identitas LVLK : a. Nama Lembaga : PT MUTUAGUNG LESTARI b. Nomor Akreditasi : LVLK-003-IDN c. Alamat : Jl. Raya Bogor Km. 33,5 No. 19 Cimanggis Depok 16953 d.

Lebih terperinci

Media Briefing. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengingkari Undangundang Kehutanan dan Keterbukaan Informasi Publik

Media Briefing. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengingkari Undangundang Kehutanan dan Keterbukaan Informasi Publik Media Briefing Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Mengingkari Undangundang Kehutanan dan Keterbukaan Informasi Publik Sebagai Lembaga Publik, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) wajib

Lebih terperinci

Inisiatif Accountability Framework

Inisiatif Accountability Framework Inisiatif Accountability Framework Menyampaikan komitmen rantai pasokan yang etis Pengantar untuk periode konsultasi publik 10 Oktober 11 Desember, 2017 Selamat Datang! Terimakasih untuk perhatian anda

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.308, 2009 DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri. PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 86/M-IND/PER/9/2009 TENTANG STANDAR NASIONAL INDONESIA BIDANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.194, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Valuta Asing. Penukaran. Bukan Bank. Usaha. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5932) PERATURAN BANK INDONESIA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG STANDARDISASI DAN PENILAIAN KESESUAIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pemerintah

Lebih terperinci

dari Indonesia demi Indonesia

dari Indonesia demi Indonesia dari Indonesia demi Indonesia Menjamin Kayu Legal Dari Hutan Kita: Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (Versi Stakeholder) Apakah SVLK itu? Sistem verifikasi legalitas kayu (SVLK) merupakan sistem pelacakan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/PMK.04/2014 TENTANG OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/PMK.04/2014 TENTANG OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 227/PMK.04/2014 TENTANG OPERATOR EKONOMI BERSERTIFIKAT (AUTHORIZED ECONOMIC OPERATOR) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI

PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI PENERAPAN SERTIFIKASI PERKEBUNAN LESTARI OLEH DIREKTUR TANAMAN TAHUNAN HOTEL SANTIKA, JAKARTA 29 JULI 2011 1 KRONOLOGIS FAKTA HISTORIS Sejak 1960-an dikalangan masyarakat internasional mulai berkembang

Lebih terperinci

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai Para Peserta) Terjemahan ke dalam Bahasa Indonesia ini dibuat oleh Center for Internasional Forestry Research (CIFOR) dan tidak bisa dianggap sebagai terjemahan resmi. CIFOR tidak bertanggung jawab jika ada kesalahan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI

PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI PERATURAN BADAN NASIONAL SERTIFIKASI PROFESI NOMOR : 4/ BNSP / VII / 2014 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN DAN PEMELIHARAAN SKEMA SERTIFIKASI PROFESI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN NASIONAL

Lebih terperinci

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA

SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA 2016 LSP ENERGI TERBARUKAN SKEMA SERTIFIKASI TEKNISI PEMASANGAN INSTALASI BIOGAS KONSTRUKSI SERAT KACA UNTUK PEMBAKARAN SKALA RUMAH TANGGA Skema Sertifikasi Teknisi Pemasangan Instalasi Biogas Konstruksi

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan No.2006, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Produk Industri Kehutanan. Ekspor. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84/M-DAG/PER/12/2016 TENTANG KETENTUAN EKSPOR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan telah mencapai 2 juta ha per tahun pada tahun 1996 (FWI & GWF,

BAB 1 PENDAHULUAN. dan telah mencapai 2 juta ha per tahun pada tahun 1996 (FWI & GWF, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju deforestasi di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 laju deforestasi sekitar 1 juta hektar per tahun, kemudian meningkat menjadi 1.7

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA INDUSTRI RUMAH TANGGA/PENGRAJIN Lampiran 3.7. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P. /VI-BPPHH/2013 Tanggal : 2013 Tentang : Standar dan Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan

Lebih terperinci