ANGGARAN DASAR PEMUDA PANCASILA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANGGARAN DASAR PEMUDA PANCASILA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

Transkripsi

1 ANGGARAN DASAR PEMUDA PANCASILA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa, maka penjajahan dalam segala bentuk dan manifestasinya di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia sejak berabad-abad dicapai dengan korban jiwa, raga, airmata dan harta benda yang tak ternilai. Bahwa cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah untuk mewujudkan masyarakat madani yang demokrati adil dan makmur materiil dan spiritual berdasarkan PANCASILA sebagaimana yang termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Bahwa oleh karena itu, sadar sepenuhnya terhadap panggilan sejarah dan tanggung jawabnya sebagai generasi penerus perjuangan cita-cita bangsa, kami masyarakat warga Negara Indonesia yang bersemangatkan Sumpah Pemuda 1928 dan Proklamasi Kemerdekaan 1945, berideologi Pancasila, berjiwa patriotik dan militan, setia dan konsekuen kepada Negera Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasial dan UUD 1945, dengan ini mempersatukan diri dalam wadah Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda Pancasila yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama PEMUDA PANCASILA Pasal 2 Organisasi Pemuda Pancasila didirikan pada tanggal 28 Oktober 1959 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan Pasal 3 Organisasi Pemuda Pancasila berkedudukan di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia BAB II AZAS DAN TUJUAN Pasal 4 Organisasi PEMUDA PANCASILA berazaskan Pancasila

2 Pasal 5 Organisasi Pemuda Pancasila bertujuan untuk melestarikan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 BAB III STATUS DAN SIFAT Pasal 6 Status Organisasi Pemuda Pancasila adalah Independen Pasal 7 1. Organisasi Pemuda Pancasila bersifat terbuka tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, golongan, serta latar belakang sosial politik kemasyarakatan. 2. Organisasi Pemuda Pancasila memiliki sifat mandiri, perjuangan/pergerakan yang militan, persaudaraan, patriotik, inovatif, kreatif dan kepemimpinan yang konsekuen. BAB IV POKOK-POKOK PERJUANGAN Pasal 8 Organisasi Pemuda Pancasila memiliki pokok-pokok perjuangan yang merupakan misi perjuangan organisasi di berbagai bidang seperti: Di Bidang Organisasi dan Kaderisasi a. Memajukan peran dan program Pemuda Pancasila sebagai pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara. b. Membangun iklim yang harmonis dan kondusif serta taat dan menjunjung tinggi aturan-aturan organisasi. c. Menciptakan SDM yang berkualitas sebagai kader-kader bangsa. d. Mengokohkan basis dan menguatkan eksistensi Pemuda Pancasila sebagai organisasi yang mengakar, modern, maju, mandiri serta bermoral. Di Bidang Ideologi dan Politik a. Melaksanakan Pancasila secara murni dan konsekuen sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD b. Merekatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. c. Memupuk kesadaran dan penghayatan akan arti hakekat nusantara sebagai kesatuan politik, satu kesatuan ekonomi, satu kesatuan sosial-budaya dan satu kesatuan pertahanan keamanan. Di Bidang Ekonomi a. Membangun kedaulatan ekonomi masyarakat, bangsa dan negara. b. Mengangkat harkat dan martabat bangsa melalui pemberdayaan ekonomi rakyat.

3 Di Bidang Agama, Sosial dan Budaya Membangun masyarakat Indonesia yang berbudi pekerti luhur, terampil dan cerdas. Memajukan kebudayaan daerah secara nasional. Membangun solidaritas dan kesetiakawanan nasional. Membangun etika moral dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Di Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional a. Mewujudkan Indonesia yang nyaman, aman, tenteram dan damai. b. Mewujudkan pertahanan keamanan rakyat semesta. Di Bidang Alam dan Lingkungan Hidup a. Mewujudkan Pembangunan Nasional yang berkelanjutan dan berwawasan alam dan lingkungan hidup. b. Menciptakan kesadaran alam dan lingkungan hidup dalam kehidupan masyarakat. c. Menciptakan keseimbangan alam dan lingkungan hidup. Di Bidang Hubungan Luar Negeri a. Mendukung kesetaraan bangsa Indonesia dalam tatanan kehidupan Internasional ataupun era globalisasi. b. Mewujudkan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Di Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia a. Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan melalui penegakan supremasi hukum dan Hak Asasi Manusia. b. Mewujudkan kepastian dan keadilan hukum. c. Mewujudkan kepastian hak-hak warga negara BAB V IKRAR, TEKAT, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN Pasal 9 Ikrar, Tekat, Semboyan, Salam Perjuangan dan Lagu Perjuangan Organisasi diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VI LAMBANG DAN ATRIBUT Pasal 10 Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai lambang yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

4 Pasal 11 Organisasi Pemuda Pancasila memiliki atribut yang merupakan identitas organisasi berupa: pataka, panji-panji, Kartu Tanda Anggota (KTA), pakaian seragam, papan nama, kop surat, stempel dan kelengkapan lainnya yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB VII KEANGGOTAAN Pasal Anggota Pemuda Pancasila ialah warga negara Indonesia yang setia pada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD Keanggotaan Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari: Anggota Biasa Anggota Kehormatan Anggota Luar Biasa 3. Ketentuan keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga BAB VIII KEDAULATAN Pasal 13 Kedaulatan Organisasi Pemuda Pancasila di tangan anggota yang dilaksanakan sepenuhnya oleh perwakilan dalam Musyawarah Besar. BAB IX MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal 14 Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Nasional terdiri dari: Musyawarah Besar (MUBES) Musyawarah Besar Luar Biasa (MUBESLUB) Rapat Pimpinan Paripurna (RAPIMPUR) Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) Rapat Pleno Pasal 15 Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Wilayah terdiri dari: Musyawarah Wilayah (MUSWIL) Musyawarah Wilayah Luar Biasa (MUSWILLUB) Rapat Kerja Wilayah (RAKERWIL) Rapat Pleno

5 Pasal 16 Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Cabang terdiri dari: Musyawarah Cabang (MUSCAB) Musyawarah Cabang Luar Biasa (MUSWILCAB) Rapat Kerja Cabang (RAKERCAB) Rapat Pleno Pasal 17 Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Cabang terdiri dari: Musyawarah Anak Cabang (MUSANCAB) Rapat Pleno Pasal 18 Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Ranting terdiri dari: Musyawarah Ranting (MUSRAN) Rapat Pleno Pasal 19 Musyawarah dan rapat-rapat Organisasi Pemuda Pancasila di Tingkat Anak Ranting terdiri dari: Musyawarah Anak Ranting (MUSANRAN) Rapat Pleno Pasal Kekuasaan tertinggi dalam organisasi adalah Musyawarah Besar (Mubes). 2. Kekuasaan, wewenang musyawarah-musyawarah dan rapat-rapat diatur secara rinci dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB X QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal Quorum musyawarah dan rapat-rapat dinyatakan sah apabila dihadiri oleh setengah ditambah satu dari jumlah unsur utusan yang hadir. 2. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat pada azasnya dilakukan secara musyawarah untuk mufakat. 3. Apabila pengambilan keputusan dalam musyawarah atau dalam rapat-rapat tidak dapat tercapai mufakat maka keputusan diambil melalui voting yang berdasarkan suara terbanyak. 4. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan diatur dalam peraturan organisasi. 5. Pengambilan keputusan dalam musyawarah dan rapat-rapat diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya dua pertiga jumlah unsur utusan yang hadir.

6 6. Khusus Quorum tentang perubahan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga dan pembubaran organisasi harus dihadiri oleh dua pertiga dari jumlah unsur utusan yang hadir yakni Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang yang definitif. Dan pengambilan keputusan untuk hal ini diambil dengan persetujuan sekurangkurangnya dua pertiga dari jumlah unsur utusan anggota musyawarah yang hadir. BAB XI SUSUNAN, PIMPINAN DAN KEDUDUKAN Pasal 22 Kedudukan Organisasi Pemuda Pancasila di setiap jenjang dan tingkatan sebagai berikut: Tingkat Nasional, keberdudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional. Tingkat Propinsi berkedudukan di Ibukota Propinsi dipimpin oleh Majelis Pimpinan Wilayah. Tingkat Kabupaten/Kota berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota dipimpin oleh Majelis Pimpinan Cabang. Tingkat Kecamatan berkedudukan di daerah Kecamatan dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Cabang. Tingkat Kelurahan/Desa berkedudukan di daerah Kelurahan/Desa dipimpin oleh Majelis Pimpinan Ranting. Tingkat RW atau yang setingkat dipimpin oleh Majelis Pimpinan Anak Ranting. Pasal Organisasi Pemuda Pancasila di tingkat Nasional, tingkat Propinsi, tingkat Kabupaten/Kota mempunyai Majelis Pertimbangan Organisasi. 2. Di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/Desa dan RW mempunyai Penasehat. 3. Susunan dan Komposisi kepimpinan, wewenang dan tugas pokok Majelis Pimpinan, Pimpinan Anak Cabang, Pimpinan Ranting, Majelis Pertimbangan dan Penasehat diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XII LEMBAGA DAN BADAN Pasal Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai atau dapat membentuk Lembaga-lembaga sesuai kebutuhan organisasi seperti: LPPH, Tani dan Nelayan, Pekerja, Pelajar dan Mahasiswa, Perempuan/Srikandi, Koti Mahatidana dan lain-lain serta Badan-badan sesuai kebutuhan seperti: Pendidikan, Sosial, Keagamaan, Seni dan Budaya dan lainlain. 2. Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai dan dapat membentuk badan-badan usaha. 3. Lembaga-lembaga sesuai peran sektoral dan kekhususannya berada baik di tingkat nasional, wilayah dan cabang. 4. Badan-badan sesuai kekhususannya berada di tingkat nasional atau tingkat wilayah atau di tingkat cabang.

7 5. Hubungan lembaga dan badan dengan Organisasi Pemuda Pancasila diatur dalam Anggaran Rumah Tangga. BAB XIII KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI Pasal 25 Keuangan Organisasi Pemuda Pancasila diperoleh dari: Iuran wajib anggota Sumbangan yang tidak mengikat Usaha-usaha yang syah Iuran sukarela pengurus Iuran wajib anggota diatur dalam peraturan organisasi Pasal Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila adalah semua barang yang bergerak dan barang tidak bergerak yang tercatat dan terdaftar sebagai asset dan investaris. 2. Kekayaan Organisasi Pemuda Pancasila setelah dibubarkan akan ditentukan di dalam Musyawarah Besar yang membubarkan organisasi sesuai Bab X Pasal 21 Anggaran Dasar. BAB XIV KETENTUAN KHUSUS Pasal Khusus tentang perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. 2. Pembubaran Organisasi hanya dapat dilakukan melalui Musyawarah Besar Luar Biasa yang khusus diadakan untuk itu, atas permintaan sekurang-kurangnya ¾ dari MPW dan atau 2/3 MPC. BAB XV PERATURAN PERALIHAN Pasal Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar ini akan diatur lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Organisasi yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar ini, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna. 2. Apabila timbul perbedaan tafsiran mengenai sesuatu ketentuan Anggaran Dasar ini diselesaikan oleh Rapat Pimpinan Paripurna dan dievaluasi dalam Musyawarah Besar/ Musyawarah Besar Luar Biasa.

8 BAB XVI PENUTUP Pasal Anggaran Dasar sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi setelah Anggaran Dasar ini ditetapkan. 2. Anggaran Dasar ini mulai berlaku sejak tanggal di tetapkan.

9 ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PANCASILA BAB I LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN Pasal 1 1. Lambang Organisasi Pemuda Pancasila ialah lambang Pancasila di dalam perisai dan dibagian atas bertuliskan Pemuda Pancasila. 2. Warna Dasar lambang adalah merah darah yang mengandung arti gagah perkasa dan kesatria. 3. Perisai Pancasila sesuai dengan Perisai yang terlukis dalam lambang negara Bhinneka Tunggal Ika. 4. Warna lambang Pancasila sesuai dengan aslinya. Bintang berwarna kuning dengan dasar warna hitam melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Rantai berwarna kuning dengan dasar warna merah, melambangkan kemanusiaan yang adil beradab. Pohon Beringin berwarna hijau dengan dasar warna putih melambangkan persatuan Indonesia. Kepala Banteng berwarna hitam dengan warna dasar warna merah melambangkan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Padi berwarna kuning, Kapas berwarna hijau/putih dengan dasar warna putih melambangkan keadialn sosial bagi rakyat Indonesia. 5. Stempel Bentuk bulat di dalamnya terdapat lambang Pemuda Pancasila dengan diameter 4,5 cm. Tinta stempel berwarna merah. 6. Kartu Tanda Anggota dan Kartu Tanda Pengurus dengan atau menyertakan warna merah putih serta dicantumkan lambang Pemuda Pancasila. 7. Panji-panji kebesaran dan pataka dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan: Warna merah dasar. Ditengah-tengah perisai Pancasila. Disamping kanan kiri bertuliskan Pemuda Pancasila. 8. Papan nama dengan ukuran perbandingan panjang dan lebar 3 (tiga) dan 2 (dua) dengan: Warna dasar merah. Ditengah-tengah perisai Pancasila. Tulisan putih.

10 9. Seragam Organisasi terdiri dari: Safari warna biru gelap dan loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi warna hitam coklat. Baju lengan pendek dan lengan panjang loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi waran hitam coklat. Baju lengan panjang hitam. Celana biru gelap, hitam, jeans hitam, dan loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat. Baret berwarna merah darah les putih, topi pet loreng berwarna dasar oranye dengan kombinasi hitam coklat. Pengaturan lebih lanjut tentang seragam organisasi diatur dalam peraturan organisasi. 10. Lencana disesuaikan dengan ukuran perbandingan 3 ( tiga) dan 2 (dua). 11. Kelengkapan seragam organisasi teridiri dari: Jaket memakai 4 (empat) tanda yaitu: - Lengan kanan : Badge Bhinneka Tunggal Ika di dalam bulatan hitam, dasar putih. - Lengan kiri : Nama wilayah/menurut jenjangnya dan tanda ciri wilayah sesudah dilaporkan kepada DPP. Dua benderah merah putih yang bersilangan. - Dada kanan : Nama Anggota. - Dada kiri : Lambang Pemuda Pancasila. Pasal 2 Ikrar Organisasi Pemuda Pancasila adalah: - Bertanah air satu, tanah air Indonesia. - Berbangsa satu, bangsa Indonesia. - Berideologi satu, ideologi Pancasila. Pasal 3 Tekad Organisasi Pemuda Pancasila adalah Pancasila Abadi Pasal 4 Semboyan Organisasi Pemuda Pancasila Sekali Layar Terkembang Surut Kita Berpantang Pasal 5 Salam perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah: Merdeka 1x dijawab Merdeka 1x Pancasila 3x dijawab Abadi 3x Pasal 6 Lagu perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila adalah Mars Pemuda Pancasila dan Putra/i Indonesia.

11 BAB II KEANGGOTAAN Pasal 7 Yang dapat diterima menjadi calon anggota biasa adalah: 1. Setiap warga negara Indonesia yang telah berusia 15 tahun. 2. Menyatakan persetujuannya dan menerima Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga, misi perjuangan dan semua peraturan-peraturan dan ketentuan Organisasi Pemuda Pancasila. 3. Mengajukan dan mengisi formulir permohonan untuk menjadi anggota biasa. 4. Setiap calon anggota dinyatakan sah sebagai anggota apabila telah mendapatkan Kartu Tanda Anggota Organisasi Pemuda Pancasila yang secara tehnis diatur dalam Peraturan Organisasi. 5. Keanggotaan Lembaga dan badan Organisasi Pemuda Pancasila diatur dalam Peraturan Organisasi. Pasal 8 Anggota Luar Biasa adalah anggota yang telah memperlihatkan/membuktikan kesetiaannya terhadap organisasi minimal dalam waktu 10 (sepuluh) tahun dan dianggap berjasa dan menaruh perhatian dalam pemgembangan organisasi. Pasal 9 Anggota Kehormatan bukan anggota biasa dan luar biasa dari pejabat dan tokoh masyarakat yang banyak bantuannya terhadap organisasi, berideologikan Pancasila dan bertindak menguntungkan organisasi. BAB III KADER Pasal Kader adalah kekuatan inti organisasi, selaku pengerak, pemikir, penggagas dan pelaksana tugas organisasi yang dipersiapkan menjadi pemimpin dalam kehidupan organisasi, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Kader Organisasi Pemuda Pancasila ialah anggota Pemuda Pancasila yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan kaderisasi formal Pemuda Pancasila dan dinyatakan lulus dengan sertifikat/piagam sebagai kader dan merupakan pengerak inti organisasi. 3. Kader Organisasi Pemuda Pancasila terdiri dari: Kader Pratama Kader Madya Kader Ulama Kader Kecabangan 4. Kaderisasi adalah proses terus menerus dalam rangka mendewasakan, memandirikan dan mengakarkan Pemuda Pancasila dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. 5. Ketentuan mengenai Kaderisasi akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Organisasi.

12 1. Setiap anggota mempunyai hak: BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 11 Memperoleh perlakuan yang sama dari organisasi Memperoleh perlindungan, pembelaan, pendidikan dan pelatihan kader, bimbingan dan pembinaan dari organisasi. Mengeluarkan pendapat, saran, usul yang bersifat konstruktif dan positif baik secara lisan maupun tertulis. Dipilih. Membela diri. Terkecuali untuk memilih dan menjadi pengurus, harus mematuhi ketentuan dan persyaratan yang telah ditetapkan organisasi. 2. Setiap anggota berkewajiban: Menghayati, mentaati dan mengamalkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan semua ketentuan serta peraturan organisasi. Mematuhi dan melaksanakan ketetapan-ketetapan Musyawarah Besar. Mengamankan dan memperjuangkan terwujudnya visi dan misi organisasi. Berdedikasi, loyal dan penuh tanggung jawab terhadap organisasi. Menentang setiap usaha dan tindakan yang akan merusak citra organisasi. Melaksanakan tugas-tugas organisasi. Menghadiri acara-acara yang diselenggarakan oleh organisasi. Khusus bagi kader wajib menghadiri setiap acara organisasi. Membayar iuran wajib anggota. Menjaga kerahasiaan, keharmonisan dan kehormatan organisasi. Pasal Anggota Luar Biasa berhak mengajukan dan atau memberikan pendapat, saran yang bertalian dengan organisasi baik lisan maupun tertulis kepada semua tingkat organisasi dengan mengindahkan tata hubungan kerja organisasi. 2. Anggota Kehormatan berhak memberikan pendapat serta mengajukan saran-saran dan atau nasehat baik diminta ataupun tidak, secara lisan dan tertulis. BAB V SANKSI DAN BERHENTINYA ANGGOTA Pasal Sanksi terhadap anggota atau fungsionaris terdiri dari: Teguran lisan. Teguran tertulis. Pemberhentian sementara. Pemecatan.

13 2. Sanksi yang berupa teguran lisan danteguran tertulis serta pemberhentian sementara dapat dilakukan oleh Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi. 3. Teguran lisan dan tertulis dapat dilakukan kepada jenjang kepemimpinan organisasi oleh Majelis Pimpinan Nasional atau kepemimpinan setingkat diatasnya serta kepada anggota dilakukan oleh kepemimpinan sesuai tingkatannya. 4. Pemberhetian sementara dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis Pimpinan Wilayah atau oleh Majelis Pimpinan Wilayah atas usul Majelis Pimpinan Cabang. 5. Khusus sanksi berupa pemecatan hanya dapat diberikan oleh Majelis Pimpinan Nasional setelah yang bersangkutan diberi kesempatan untuk membela diri dihadapan forum Musyawarah Besar. 6. Rehabilitasi dapat dilakukan dengan pertimbangan kepentingan organisasi dan hak anggota atas kebenaran argumentasinya yang diverifikasi oleh sesuatu komisi yang dibentuk. 1. Anggota dinyatakan berhenti apabila: Pasal 14 Meninggal dunia. Berhenti atas permintaan sendiri secara tertulis. Dipecat oleh Majelis Pimpinan Nasional atas usul Majelis Pimpinan Wilayah dan atau karena yang bersangkutan melanggar ketentuan-ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga, peraturan-peraturan organisasi dan atau beberapa kali membuat kesalahan yang merugikan nama baik secara sengaja. Lepas dari kewarganegaraan Indonesia. 2. Sanksi terhadap anggota didasarkan pada: Melanggar ketentuan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga yang dianggap cukup berat. Melakukan tindakan yang merugikan organisasi. 3. tata cara pemberhentian sementara atau pemecatan anggota adalah sebagai berikut: Terlebih dulu memberikan teguran lisan. Memberikan teguran tulisan. Jika tidak dijawab atau terdapat keterangan, maka diadakan rapat untuk mengambil keputusan pemberhentian sementara. Keputusan yang diambil oleh Majelis Pimpinan Nasional atau Majelis Pimpinan Wilayah dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar. 4. Mengenai pemberhentian sementara dan pemecatan yang dipertanggungjawabkan pada Musyawarah Besar dengan pemberian kesempatan membela diri akan diambil keputusan dalam bentuk: Membatalkan pemberhentian sementara. Menetapkan pemberhentian sementara untuk masa waktu tertentu. Memecat.

14 BAB VI KEDAULATAN, KEKUASAAN, WEWENANG MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT Pasal Musyawarah Besar emuda Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi organisasi yang diadakan sekali dalam lima tahun danberwenang: Menetapkan dan atau merubah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Menetapkan Garis-Garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) dan program umum organisasi. Menilai dan menetapkan laporan pertanggungjawaban laporan Majelis Pimpinan Nasional. Memilih dan menetapkan Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional dan menyusun komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun. Menetapkan Majelis Pertimbangan. Menetapkan keputusan pemberhentian sementara, pemecahan an atau merehabilitasi anggota yang terkena sanksi pemberhentian sementara. Menetapakan lembaga dan badan organisasi Pemuda Pancasila atau keputusankeputusan lainnya yang dianggap perlu. Menetapkan badan verfikasi keuangan dan kekayaan organisasi. Menetapkan kebijakan dan pemikiran organisasi dalam menghadapi persoalan nasional maupun internaisonal. 2. Musyawarah Besar dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pimpinan Organisasi Tingkat Nasional. Majelis Pimpinan Wilayah. Majelis Pimpinan Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Nasional Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasioanl. 3. Penyelenggaraan Musyawarah Besar dilakukan oleh Majelis Pimpinan Nasional. 4. Bahan, acara dan tata tertib Musyawarah Besar dipersiapkan oleh Majelis Pimpinan Nasional untuk dimajukan ke Musyawarah Besar. 5. Majelis Pimpinan Nasional memberikan pertanggungjawabannya kepada Musyawarah Besar dan disampaikan oleh/melalui Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional. 6. Musyawarah Besar dipimpin oleh Majelis Pimpinan Nasional. 7. Tempat Musyawarah Besar ditentukan oleh Majelis Pimpiana Nasional. Pasal Musyawarah Besar Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Besar. 2. Musyawarah Besar Luar Biasa diselenggarakan atas dasar rekomendasi Rapat Pimpinan Paripurna (Rapimpur) Majelis Pimpinan Nasional dengan ketentuan sebagai berikut:

15 Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Wilayah dan ½ (setengah) ditambah satu Majelis Pimpinan Cabang. Pasal Musyawarah Wilayah adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Wilayah yang diadakan sekali dalam waktu lima tahun dan berwenang: Menetapkan program wilayah dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Wilayah. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Wilayah dan menyusun komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti lima tahun. Menetapkan Majelis Pertimbangan. Menentukan pendirian/ sikap organisasi di tingkat wilayah dalam menghadapi persoalan wilayah. Mensahkan atau menolak pemberhentian sementara terhadap anggota yang telah diberhentikan sementara oleh Majelis Pimpinan Wilayah. 2. Musyawarah Wilayah dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pimpinan Wilayah. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah. Majelis Pimpinan Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Wilayah. Undang-undangan lainnya yang detentuksn oleh Majelis Pimpinan Wilayah. Pasal Musyawarah Wilayah Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Wilayah. 2. Musyawarah Wilayah Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan Nasional apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Wilayah dengan ketentuan sebagai berikut: Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Nasional. Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Cabang dan atau ½ (setengah) ditambah satu Pimpinan Anak Cabang. Pasal Musyawarah Cabang Pemuda Pancasila adalah pemegang kekuasaan tertinggi Cabang yang diadakan sekali dalam empat tahun dan berwenang:

16 Menetapkan program Cabang dalam rangka pelaksanaan program umum Pemuda Pancasila. Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Cabang. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Cabang dan komposisi kepengurusan kolektif untuk masa bakti empat tahun. Menetapkan Majelis Pertimbangan. Menentukan pendirian/sikap organisasi di tingkat cabang dalam menghadapi persoalan cabang. 2. Musyawarah Cabang dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Wilayah. Majelis Pimpinan Cabang. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang. Majelis Pimpinan Anak Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Cabang. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang. Pasal Musyawarah Cabang Luar Biasa mempunyai kekuasaan dan wewenang sama dengan Musyawarah Cabang. 2. Musyawarah Cabang Luar Biasa diselenggarakan atas dasar keputusan/ instruksi Majelis Pimpinan Wilayah apabila kelangsungan hidup organisasi dianggap dalam keadaan terancam atau karena ada hal-hal yang mendasar yang memaksa di Majelis Pimpinan Cabang dengan ketentuan sebagai berikut: Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Wilayah. Sebagai permintaan Majelis Pimpinan Cabang. Sebagai permintaan 2/3 (dua pertiga) Majelis Pimpinan Anak Cabang. Pasal Musyawarah Pimpinan Anak Cabang adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kecamatan yang diadakan sekali dalam 3 (tiga) tahun dan berwenang: Menilai dan menetapkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan Anak Cabang. Memilih dan menetapkan Ketua Majelis Pimpinan Anak Cabang dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti tiga tahun. Menetapkan Penasehat Anak Cabang. 2. Musyawarah Pimpinan Anak Cabang dihadiri oleh: Pimpinan Anak Cabang. Majelis Pimpinan Cabang. Pimpinan Ranting. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Anak Cabang.

17 Pasal Musyawarah Pimpinan Ranting adalah pemegang kekuasaan tertinggi di tingkat Kelurahan/ Desa yang diadakan sekali dalam 2 (dua) tahun dan berwenang: Memilih dan menetapkan laporan pertanggungjawaban Pimpinan Ranting. dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun. Memilih dan menetapkan Ketua Pimpinan Ranting dan komposisi kepengurusan personalia funsionaris kolektif untuk masa bakti dua tahun. Menetapkan Penasehat Ranting. 2. Musyawarah Pimpinan Ranting dihadiri oleh: Pimpinan Ranting. Pimpinan Anak Cabang. Penasehat Ranting. Anggota Ranting. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Pimpinan Ranting. Pasal Rapat Pimpinan Paripurna Pemuda Pancasila yang hendak merekomendasikan Mubeslub adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat nasional yang dapat diadakan sewaktu-waktu oleh Majelis Pimpinan Nasional apabila: Ketua umum berhalangan tetap/ meninggal, berhenti atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya sehingga menganggu/mengancam kelangsungan hidup organisasi. Organisasi mengalami keadaan genting yang memaksa. 2. Rapat Pimpinan Paripurna adalah forum rapat tertinggi organisasi di tingkat Nasional hanya mempunyai kekuasaan dan wewenang mengevaluasi dan menetapkan rekomendasi dan keputusan-keputusan lainnya yang tidak bertentangan dengan kekuasaan dan wewenang Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. 3. Rapat Pimpinan Paripurna berwenang merekomendasikan pemikiran kebijakan organisasi yang akan dibahas dalam Musyawarah Besar atau Musyawarah Besar Luar Biasa. 4. Rapat Pimpinan Paripurna dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional. Majelis Pimpinan Wilayah. Lembaga/ Badan tingkat Nasional. Majelis Pimpinan Cabang. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional. Pasal Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Nasional yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk

18 mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek, menengah dan jangka panjang yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan. 2. Rapat Kerja Nasional Pemuda Pancasila dilaksanakan oleh Majelis Pimpinan Nasional. 3. Rapat Kerja Nasional dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Nasional. Majelis Pimpinan Wilayah. Lembaga/ Badan tingkat Nasional. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Nasional. Pasal Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Wilayah/ Propinsi yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Wilayah. 2. Rapat Kerja Wilayah Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Wilayah. 3. Rapat Kerja Wilayah dihadiri oleh: Majelis PimpinanWilayah. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Wilayah. Majelis Pimpinan Nasional. Majelis Pimpinan Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Wilayah. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Wilayah. Pasal Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila adalah forum rapat kerja organisasi di tingkat Cabang yang diadakan minimal sekali dalam satu periode masa bakti untuk mengevaluasi dan mencanangkan program kerja jangka pendek dan jangka menengah yang akan dilaksanakan Majelis Pimpinan Cabang. 2. Rapat Kerja Cabang Pemuda Pancasila diselenggarakan oleh Majelis Pimpinan Cabang. 3. Rapat Kerja Cabang dihadiri oleh: Majelis Pimpinan Cabang. Majelis Pimpinan Wilayah. Majelis Pertimbangan Organisasi Tingkat Cabang. Lembaga/ Badan tingkat Cabang. Undang-undangan lainnya yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan Cabang. Pasal 27 Rapat Pleno Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum internal di masingmasing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh:

19 a. Kolektif Majelis Pimpinan. b. Ketua-Ketua Lembaga dan badan. c. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan. Pasal 28 Rapat Harian Majelis Pimpinan di setiap jenjang dan tingkatan ialah forum rapat internal di masing-masing Majelis Pimpinan yang dihadiri oleh: a. Unsur Harian Majelis Pimpinan. b. Undangan yang ditentukan oleh Majelis Pimpinan apabila diperlukan. Pasal 29 Rapat Pleno Pimpinan Anak Cabang ialah forum rapat Internal di masing-masing Pimpinan Anak Cabang yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Anak Cabang. Pasal 30 Rapat Ranting ialah forum internal di masing-masing Pimpinan Ranting yang dihadiri oleh Pimpinan Kolektif Ranting. BAB VII HAK BICARA DAN HAK SUARA Pasal 31 Pelaksanaan Hak Bicara dan Hak Suara para utusan Musyawarah dan rapat-rapat yang diatur dalam Bab VI Anggaran Rumah Tangga ini akan ditetapkan dalam peraturan organisasi dan tata tertib persidangan. BAB VIII SUSUNAN DAN KOMPOSISI KEPEMIMPINAN Pasal 32 Susunan dan Komposisi Kepemimpinan Majelis Pimpinan, adalah sebagai berikut: Majelis Pimpinan Nasional: a. 1 (satu) orang Ketua Umum. b. 2 (dua) orang Wakil Ketua Umum. c. 10 (sepuluh) orang Ketua-Ketua. d. 1 (satu) orang Seketaris Umum e. 10 (sepuluh) orang Sekretaris. f. 1 (satu) orang Bendahara Umum. g. 2 (dua) orang Bendahara. h. 3 (tiga) orang anggota Masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/Badan. a. 1 (satu) orang Ketua. b. 2 (dua) orang Wakil Ketua. c. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang. Pasal 33 Majelis Pimpinan Wilayah:

20 d. 1 (satu) orang Seketaris. e. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris. f. 1 (satu) orang Bendahara. g. 2 (dua) orang Wakil Bendahara. h. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/ Badan. Pasal 34 Majelis Pimpinan Cabang: a. 1 (satu) orang Ketua. b. 2 (dua) orang Wakil Ketua. c. 9 (sembilan) orang Ketua Bidang. d. 1 (satu) orang Seketaris. e. 9 (sembilan) orang Wakil Sekretaris. f. 1 (satu) orang Bendahara. g. 2 (dua) orang Wakil Bendahara. h. 4 (empat) orang anggota masing-masing bidang. i. Ex-Officio Lembaga/ Badan. Pasal 35 Pimpinan Anak Cabang: a. 1 (satu) orang Ketua. b. 6 (enam) orang Wakil Ketua. c. 1 (satu) orang Seketaris. d. 2 (dua) orang Wakil Sekretaris. e. 1 (satu) orang Bendahara. f. 2 (dua) orang Wakil Bendahara. g. 3 (tiga) orang anggota masing-masing bidang. a. 1 (satu) orang Ketua. b. 1 (satu) orang Wakil Ketua. c. 1 (satu) orang Seketaris. d. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris. e. 1 (satu) orang Bendahara. a. 1 (satu) orang Ketua. b. 1 (satu) orang Wakil Ketua. c. 1 (satu) orang Seketaris. d. 1 (satu) orang Wakil Sekretaris. e. 1 (satu) orang Bendahara. Pasal 36 Pimpinan Ranting: Pasal 37 Pimpinan Anak Ranting:

21 Pasal Bidang-bidang Majelis Pimpinan Nasional terdiri dari: Organisasi dan Keanggotaan Ideologi dan Politik Pertahanan dan Keamanan Nasional (Hankamnas) Litbang dan Kaderisasi Ekonomi Agama, Sosial dan Budaya Hukum dan HAM Pengembangan Usaha Alam dan Lingkungan Hidup Hubungan Luar Negeri 2. Untuk bidang-bidang Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang terdiri dari point (a) sampai point (i) ayat 1 Pasal 38 di atas yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tingkatan dan untuk bidang-bidang di tingkat anak cabang disesuaikan kebutuhan. Pasal 39 Majelis Pimpinan Cabang kota administratif akan diatur dalam peraturan tersendiri. BAB IX SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGAN DAN PENASEHAT Pasal 40 Majelis Pertimbangan terdiri dari: a. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat pusat, Dati I, dan Dati II. b. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda. c. Ketua dan atau pengurus sebelumnnya. d. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah. Pasal 41 Penasehat terdiri dari: a. Tokoh-tokoh yang mempunyai wibawa dan pengaruh, baik di tingkat Kecamatan, Kelurahan dan Desa. b. Unsur-unsur permintaan yang memangku jabatan yang mempunyai ruang lingkup dan atau hubungan pembinaan serta pengembangan generasi muda. c. Ketua dan atau pengurus sebelumnya. d. Anggota-anggota lainnya yang dianggap perlu oleh musyawarah. Pasal 42 Majelis Pertimbangan di tingkat Nasional, Wilayah dan Cabang terdiri dari:

22 a. 1 (satu) orang Ketua b. 1 (satu) orang Wakil Ketua c. 1 (satu) orang Sekretaris d. Sejumlah anggota sesuai keperluan Pasal 43 Penasehat Pimpinan Anak Cabang dan Pimpinan Ranting terdiri dari: a. 1 (satu) orang Ketua b. 1 (satu) orang Wakil Ketua c. 1 (satu) orang Sekretaris d. Sejumlah anggota sesuai keperluan BAB X WEWENANG DAN TUGAS POKOK Pasal 44 Wewenang Majelis Pimpinan Nasional ialah: 1. Pimpinan Organisasi tertinggi dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokokpokok perjuangan organisasi. 2. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi untuk pencapaian tujuan organisasi. 3. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila. 4. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya. 5. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menangani situasi yang mengancam dan atau mengancam kelangsungan hidup organisasi Pemuda Pancasila. Pasal 45 Wewenang Majelis Pimpinan Wilayah ialah: 1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat wilayah dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi. 2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat wilayah sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi. 3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat wilayah untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah. 4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila di tingkat wilayah dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila. 5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat wilayah, khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/ pihak-pihak eksternal organisasi lainnya.

23 Pasal 46 Wewenang Majelis Pimpinan Cabang ialah: 1. Pimpinan Organisasi tertinggi di tingkat cabang dalam mencapai tujuan dan melaksanakan pokok-pokok perjuangan organisasi. 2. Menetapkan pokok-pokok kebijaksanaan dan pedoman-pedoman organisasi di tingkat cabang sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan lain yang lebih tinggi. 3. Bersifat kolektif, dalam menentukan dan mengawasi kebijakan-kebijakan organisasi di tingkat cabang untuk pencapaian tujuan organisasi di tingkat wilayah. 4. Memimpin dan mengendalikan jajaran Pemuda Pancasila di tingkat cabang dalam melaksanakan pokok-pokok perjuangan untuk pencapaian tujuan dan pengembangan Pemuda Pancasila. 5. Mengkoordinasikan kebijakan dan upaya-upaya organisasi di tingkat cabang, khususnya dalam hal ini memelihara hubungan yang serasi dengan pemerintah, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya. Pasal 47 Wewenang Pimpinan Anak Cabang ialah: 1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kecamatan. 2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kecamatan. Pasal 48 Wewenang Pimpinan Ranting ialah: 1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat kelurahan. 2. Mengambil keputusan-keputusan di tingkat kelurahan. Pasal 49 Wewenang Pimpinan Anak Ranting ialah: 1. Sebagai pimpinan tertinggi di tingkat RW. 2. Mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan tingkatannya Pasal 50 Majelis Pimpinan Nasional memiliki tugas pokok: 1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Rapat Pleno MPN dan Peraturan Organisasi. 2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi. 3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Wilayah maupun Lembaga/Badan di tingkat Nasional. 4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/ pihak-pihak eksternal oeganisasi lainnya yang saling mendukung dan bermanfaat.

24 5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila. 6. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/ atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Nasional. 7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Wilayah. 8. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi. 9. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi. 10. Memberikan pertanggungjawaban dalam Mubes. Pasal 51 Majelis Pimpinan Wilayah memiliki tugas pokok: 1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Rapat Pleno MPW dan Peraturan Organisasi. 2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi di tingkat Wilayah. 3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Cabang maupun Lembaga/Badan di tingkat Wilayah. 4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya di tingkat Wilayah yang saling mendukung dan bermanfaat. 5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila. 6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muswil. 7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Cabang. 8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Wilayah. 9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Wilayah. 10. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Wilayah. Pasal 52 Majelis Pimpinan Cabang memiliki tugas pokok: 1. Melaksanakan keputusan dan ketetapan Mubes, Rapat Pimpinan Paripurna, Rakernas, Keptusan MPN, Muswil, Rakerwil, Keptusan MPW, Muscab, Rakercab, Rapat Pleno MPC dan Peraturan Organisasi. 2. Merumuskan kebijakan-kebijakan organisasi yang diperlukan guna pencapaian tujuan organisasi di tingkat Cabang. 3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan penbinaan terhadap Majelis Pimpinan Anak Cabang maupun Lembaga/Badan di tingkat Cabang. 4. Menjalin hubungan yang serasi dengan pemerintah, lembaga-lembaga tinggi dan tertinggi negara, TNI/ Polri maupun badan-badan/pihak-pihak eksternal organisasi lainnya di tingkat Cabang yang saling mendukung dan bermanfaat. 5. Menjalin kerjasama yang harmonis dengan seluruh jajaran organisasi guna mengembangkan, meningkatkan, memantapkan kesinambungan keberadaan organisasi utamanya dalam upaya mewujudkan cita-cita Pemuda Pancasila. 6. Memberikan pertanggungjawaban dalam Muscab.

25 7. Melantik Pimpinan Kolektif Majelis Pimpinan Anak Cabang. 8. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh pertimbangan/atau nasehat Majelis Pertimbangan Organisasi tingkat Cabang. 9. Menjalankan usaha-usaha pendidikan kader dan pengembangan organisasi di tingkat Cabang. 10. Merencanakan, menggali sumber-sumber keuangan organisasi di tingkat Cabang. Pasal 53 Pimpinan Anak Cabang memiliki tugas pokok: 1. Melaksanakan program kegiatan. 2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya. 3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Ranting, Pimpinan Anak Ranting dan Anggotanya. 4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kecamatan. 5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Anak Cabang. Pasal 54 Pimpinan Ranting memiliki tugas pokok: 1. Melaksanakan program kegiatan. 2. Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi di atasnya. 3. Memberikan pengarahan, petunjuk, bantuan, bimbingan dan pembinaan terhadap Majelis Pimpinan Anak Ranting, Pimpinan dan Anggotanya. 4. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah, TNI dan Polri di tingkat Kelurahan/Desa. 5. Memberikan pertanggungjawaban kepada Musyawarah Ranting. Pasal Melaksanakan perintah dan petunjuk jenjang kepemimpinan organisasi diatasnya. 2. Memberikan pengayoman, pengawasan, pengarahan, petunjuk, bimbingan dan pembinaan terhadap anggotanya. 3. Menjalin hubungan yang serasi dan seimbang dengan institusi masyarakat, Pemerintah di tingkat RW. Pasal Majelis Pertimbangan di setiap jenjang dan tingkatan organisasi adalah merupakan wahana konsultatif organisasi sesuai tingkatannya, yang memiliki hak tugas: Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif baik diminta maupun tidak diminta. Apabila dianggap perlu, Majelis Pertimbangan Organisasi dapat meminta Majelis Pimpinan untuk berdialog. Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh Majelis Pimpinan didalam mengemban tugastugas organisasi.

26 Penyusunan pertimbangan, saran dan nasehat Majelis Pertimbangan diatur dalam mekanisme Rapat Majelis Pimpinan Organisasi. Mendampingi Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya. Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun. 2. Majelis Pertimbangan berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi. Pasal Penasehat adalah merupakan penasehat organisasi di tingkat Kecamatan dan Kelurahan/ Desa, yang memiliki hak tugas: Memberi nasehat, saran dan pertimbangan yang bersifat konstruktif, positif kepada Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Ranting baik diminta maupun tidak diminta. Apabila dianggap perlu, Penasehat dapat meminta Pimpinan Anak Cabang atau Pimpinan Ranting untuk berdialog. Mengetahui kebijakan organisasi dan dapat meminta penjelasan terhadap setiap permasalahan yang ditimbulkan oleh Pimpinan Anak Cabang di dalam mengemban tugas-tugas organisasi. Penyusunan saran dan nasehat Penasehat diatur dalam mekanisme Rapat Penasehat. Mendampingi Pimpinan Anak Cabang dan atau Pimpinan Ranting. Mengadakan rapat sedikitnya satu kali dalam satu tahun. 2. Penasehat berkewajiban menjaga nama baik, kewibawaan dan keharmonisan organisasi. Pasal 58 Fungsi dan tugas pokok Lembaga dan Badan ialah: 1. sebagai pelaksana-pelaksana program organisasi yang bersifat khusus/sektoral. 2. sebagai media/sarana pendukung perjuangan Organisasi Pemuda Pancasila. BAB XI PERSYARATAN DASAR ORGANISASI Pasal Tingkat Nasional sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah tingkat Propinsi se-indonesia. 2. Tingkat Wilayah sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah tingkat Kabupaten/ Kota di Propinsi. 3. Tingkat Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten/ Kota. 4. Tingkat Anak Cabang sekurang-kurangnya telah mempunyai setengah ditambah satu dari jumlah Kelurahan/ Desa yang ada di kecamatan. 5. Tingkat Ranting sekurang-kurangnya telah mempunyai 40 orang anggota. 6. Tingkat Anak Ranting (RW/ Dusu/ Desa) harus ada minimal 10 (sepuluh) orang anggota.

27 BAB XII MASA BAKTI Pasal 60 Masa Bakti Majelis Pimpinan secara berjenjang sesuai dengan tingkatannya sebagai berikut: 1. Majelis Pimpinan Nasional 5 (lima) tahun. 2. Majelis Pimpinan Wilayah 5 (lima) tahun. 3. Majelis Pimpinan Cabang 4 (empat) tahun. 4. Pimpinan Anak Anak Cabang 3 (tiga) tahun. 5. Pimpinan Ranting 2 (dua) tahun. 6. Pimpinan Anak Ranting 2 (dua) tahun. BAB XIII LEMBAGA DAN BADAN Pasal 61 Susunan, ruang lingkup keneradaan, komposisi, keanggotaan dan mekanisme Lembaga dan Badan diatur dalam peraturan organisasi. BAB XIV HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN MAJELIS PIMPINAN PEMUDA PANCASILA Pasal Kebijakan strategis yang menyangkut kondisi eksternal organisasi, menjadi wewenang Majelis Pimpinan yang dikoordinasikan kepada Lembaga dan Badan sesuai tingkatannya. 2. Menyangkut program internal, Lembaga dan Badan melakukan koordinasi dan kemitraan dengan Majelis Pimpinan sesuai dengan tingkatannya. 3. Majelis berwenang mengambil langkah-langkah yang diperlukan apabila kegiatan yang dilaksanakan oleh Lembaga dan Badan dapat mengancam atau merugikan Organisasi Pemuda Pancasila. 4. Hubungan Lembaga dan Badan dengan Majelis Pimpinan Organisasi Pemuda Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat 1, 2, dan 3, dirinci lebih lanjut dalam peraturan organisasi. BAB XV PERATURAN PERALIHAN Pasal Mengenai pergantian antar waktu kepemimpinan organisasi di semua tingkatannya akan diatur dalam peraturan organisasi. 2. Hal-hal yang belum diatur di dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian didalam peraturan organisasi, peraturan pusat, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis dan peraturan lainnya yang tidak bertentangan dengan Anggaran Dasardan Anggaran Rumah Tangga Organisasi Pemuda Pancasila, dan dapat dievaluasi dalam Rapat Pimpinan Paripurna.

28 3. Anggaran Rumah Tangga sebelumnya dianggap tidak berlaku lagi setelah Anggaran Rumah Tangga ini ditetapkan. 4. Segala peraturan organisasi sebelumnya, dinyatakan tetap berlaku selama belum diadakan perubahan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. BAB XVI PENUTUP Pasal 64 Anggaran Rumah Tangga ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

29 PERATURAN ORGANISASI PEMUDA PANCASILA Nomor: 001/PO/MPN-PP/1/2002 Tentang MUSYAWARAH MUSYAWARAH ORGANISASI PEMUDA PANCASILA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan organisasi ini yang dimaksud dengan: a. Musyawarah-musyawarah ialah: Musyawarah-musyawarah organisasi sosial kemasyarakatan Pemuda Pancasila, sebagaimana yang diatur dalam Anggran Dasar Pemuda Pancasila, Bab IX, Pasal 14 butir a dan b, Pasal 15 butir a dan b, Pasal 16 butir a dan b, Pasal 17 butir a, Pasal 18 butir a, Pasal 19 butir d dan Pasal 20 serta Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila Bab VI, Pasal 15 s/d Pasal 22. b. Majelis Pertimbangan Organisasi ialah: Majelis Pertimbangan Organisasi Pemuda Pancasila sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga Bab IX Pasal 40 dan Pasal 42. c. Penasehat ialah: Penasehat Organisasi Pemuda Pancasila sebagaimana yang dimaksud dalam Anggaran Rumah Tangga Bab IX, Pasal 43. d. Lembaga-lembaga dan Badan-Badan ialah: lembaga-lembaga dan badan-badan Pemuda Pancasila sebagaimana dimaksud dalam Anggaran Dasar Bab IX, Pasal 24 ayat 1 s/d 5. BAB II KELENGKAPAN Pasal 2 1. Musyawarah Besar/Mubeslub, Musyawarah Wilayah/Muswillub, Musyawarah Cabang/Muscablub Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai kelengkapan yang terdiri dari: 1. Penanggung jawab dan penyelenggara. 2. Pantia Pelaksana (OC) dan Panitia Pengarah atau nara sumber (SC). 3. Peserta. 4. Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno dan Rapat-rapat. 5. Formatur. 6. Materi Bahasan, Jadwal Acara dan Tata Tertib. 7. Surat-surat Keputusan. 8. Tempat/ sarana/ perlengkapan. 9. Pendukung Acara. 10. Sidang dan Rapat-rapat 11. Komisi-komisi.

30 2. Semua kelengkapan sebagaimana tercantum dalam BAB II Pasal 2 ayat 1 butir b s/d k disiapkan/diadakan oleh Penyelenggara Musyawarah Besar, Muswil dan Muscab. 3. Musyawarah PAC, Ranting dan Anak Ranting Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda Pancasila hanya mempunyai kelengkapan sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat 1, dari butir a sampai dengan j. 4. Semua kelengkapan Musyawarah PAC, Ranting dan Anak Ranting sebagaimana ketentuan Pasal 2 ayat 1 butir b sampai dengan i, disiapkan/diadakan oleh penyelenggara Musancab, Musran, Musanran. BAB III PENANGGUNG JAWAB DAN PENYELENGGARA Pasal 3 1. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Besar/ Mubeslub adalah Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pnacasila. 2. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Wilayah/Muswillub adalah Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila 3. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Cabang/Muscablub adalah Majelis Pimpinan Cabang Pemuda Pancasila 4. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Anak Cabang adalah Pimpinan Anak Cabang Pemuda Pancasila 5. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Ranting adalah Pimpinan Ranting Pemuda Pancasila 6. Penanggung jawab dan penyelenggara Musyawarah Rapat Anak Ranting adalah Pimpinan Anak Ranting. Pasal 4 Penaggung jawab/penyelenggara Musyawarah-musyawarah di masing-masing tingkatan, mempunyai tugas: a. Bertanggung jawab agar musyawarah berlangsung lancar, aman dan tertib. b. Mempersiapkan/memandu setiap acara yang terjadwal agar berjalan dalam suasana kebersamaan dalam hikmal kebijaksanaan permusyawaratan. BAB IV PANITIA Pasal 5 Panitia Pelaksana (OC) dan Panitia Pengarah (SC) Musyawarah-musyawarah dibentuk dengan surat keputusan oleh Penanggung jawab/penyelenggara musyawarah sesuai dengan tingkatannya.

31 1. Utusan 2. Peninjau BAB V PESERTA Pasal 6 Peserta Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila terdiri dari: Pasal 7 1. Utusan Musyawarah Besar/ Mubeslub Pemuda Pancasila ialah: 1. Majelis Pimpinan Nasional. 2. Majelis Pimpinan Wilayah dengan mandat tertulis. 3. Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis. 2. Utusan Musyawarah Wilayah/ Muswillub Pemuda Pancasila ialah: 1. Majelis Pimpinan Nasional dengan mandat tertulis. 2. Majelis Pimpinan Wilayah. 3. Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis. 3. Utusan Musyawarah Cabang/ Muscablub Pemuda Pancasila ialah: 1. Majelis Pimpinan Wilayah dengan mandat tertulis. 2. Majelis Pimpinan Cabang. 3. Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis. 4. Utusan Musyawarah Anak Cabang Pemuda Pancasila ialah: 1. Majelis Pimpinan Cabang dengan mandat tertulis. 2. Pimpinan Anak Cabang. 3. Pimpinan Ranting dengan mandat tertulis. 5. Utusan Musyawarah Ranting Pemuda Pancasila ialah: 1. Pimpinan Anak Cabang dengan mandat tertulis. 2. Pimpinan Ranting. 3. Pimpinan Anak Ranting dengan mandat tertulis. 6. Utusan Musyawarah Anak Ranting Pemuda Pancasila ialah: 1. Pimpinan Ranting dengan mandat tertulis. 2. Pimpinan Anak Ranting. 3. Anggota Anak Ranting Pemuda Pancasila se-rukun warga/ dusun. 7. Musyawarah Anak Ranting sebagaimana dimaksud dalam Bab VI, Pasal 23 Anggaran Rumah Tangga Organisasi Sosial Kemasyarakatan Pemuda Pancasila adalah hanya musyawarah untuk menyusun dan menetapkan Pimpinan Kolektif Anak Ranting.

32 8. Jumlah peserta utusan Musyawarah-musyawarah pada masing-masing tingkatan ditentukan oleh penyelenggara musyawarah. Pasal 8 1. Peninjau Musyawarah-musyawarah Organisasi Pemuda Pancasila ialah: 1. Majelis Pertimbangan/ Penasehat sesuai tingkatannya. 2. Lembaga/ badan sesuai tingkatannya. 3. Undangan-undangan yang ditetapkan oleh penyelenggara Musyawarah-musyawarah. 2. Jumlah peserta peninjau musyawarah-musyawarah pada masing-masing tingkatannya ditentukan oleh penyelenggara musyawarah. BAB VI HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 9 Peserta Utusan Musyawarah-musyawarah mempunyai hak sebagai berikut: a. Mengeluarkan pendapat, saran, tanggapan, mengajukan usul perubahan, baik secara lisan maupun tulisan yang sifatnya positif, konstruktif dan membangun. b. Mengajukan pertanyaan denga seijin Pimpinan Sidang. c. Mengajukan interupsi untuk hal-hal yang bersifat substantif. d. Memilih yang pengunaan hak pilihannya secara teknis diatur lebih lanjut dalam Pasal 24 ayat 1 dan 2. e. Dipilih. f. Mendapat pelayanan, akomodasi, konsumsi, kesehatan dan materi bahasan. Pasal 10 Terkecuali hak untuk memilih, peninjau musyawarah-musyawarah mempunyai hak yang sama dengan utusan. Pasal 11 Semua Peserta Musyawarah-musyawarah dimasing-masing tingkatan berkewajiban: a. Menjaga dan menciptakan ketertiban dan keamanan. b. Mengikuti semua acara sesuai jadwal acara. c. Mentaati/ mematuhi semua peraturan dan ketentuan yang diberlakukan oleh Panitia Penyelenggara dan Penanggung Jawab Musyawarah-musyawawah. d. Mensukseskan Musyawarah-musyawarah. e. Wajib menjadi salah satu anggota komisi. BAB VII SIDANG DAN RAPAT-RAPAT Pasal Sidang dan Rapat-rapat dalam Musyawarah-musyawarah dimasing-masing tingkatan terdiri dari:

33 1. Sidang Pleno. 2. Sidang Komisi-komisi. 3. Rapat Formatur. 4. Rapat pimpinan. 2. Pada prinsipnya sidang-sidang dan rapat-rapat bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup oleh Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno. BAB VIII KOMISI-KOMISI Pasal 13 Komisi-komisi dalam Musyawarah-musyawarah organisasi Pemuda Pancasila di masingmasing tingkatan Majelis Pimpinan terkecuali Pimpinan Anak Cabang, Ranting dan Anak Ranting terdiri dari: a. Komisi A (Organisasi). b. Komisi B (Program). c. Komisi C (Pokok-pokok Pikiran) d. Sub Komisi apabila diperlukan. BAB IX PIMPINAN SIDANG DAN RAPAT-RAPAT Pasal Pimpinan Sidang dan Rapat-rapat Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila terdiri dari: 1. Pimpinan Musyawarah atau Pimpinan Sidang Pleno. 2. Pimpinan Sidang Komisi. 3. Pimpinan Formatur. 4. Pimpinan Sidang Sementara. 2. Pada Musyawarah Anak Cabang, Ranting dan Anak Ranting tidak mempunyai Pimpinan Sidang Komisi. Pasal Pimpinan Musyawarah atau Sidang Pleno berjumlah 5 (lima) orang dengan komposisi: 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota 3 (tiga) orang anggota 2. Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno di masing-masing tingkatan dipilih dari dan oleh peserta yang di pimpin oleh Pimpinan Sidang Sementara Musyawarah/ Sidang Pleno.

34 Pasal Pimpinan Sidang Komisi berjumlah 3 (tiga) orang dengan komposisi: 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota 1 (satu) orang anggota 2. Pimpinan sidang komisi dipilih dari dan oleh anggota komisi. Pasal 17 Pimpinan Rapat Formatur Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan adalah: a. Mubes/ Mubeslub adalah Ketua Umum Majelis Pimpinan Nasional terpilih. b. Muswil/ Muswillub adalah Ketua Majelis Pimpinan Wilayah terpilih. c. Muscab/ Muscablub adalah Ketua Majelis Pimpinan Cabang terpilih. Pasal 18 Sebelum Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno dipilih, Penanggung jawab dan/atau penyelenggara musyawarah selaku Pimpinan sementara musyawarah memimpin Sidang Pleno untuk membahas dan menetapkan: a. Jadwal Acara b. Peraturan Tata Tertib c. Pemilihan Pimpinan Musyawarah/ Sidang Pleno BAB X TUGAS-TUGAS PIMPINAN MUSYAWARAH, SIDANG DAN RAPAT Pasal 19 Tugas Pimpinan Sidang-sidang dan rapat-rapat pada asasnya bersifat kolektif. Pasal 20 Pimpinan Musyawarah/Sidang Pleno mempunyai tugas sebagai berikut: a. Mengabsen Peserta, mengesahkan quorumnya persidangan, membuka, menskorsing dan menutup jalannya persidangan. b. Memimpin, mengarahkan jalannya acara persidangan sesuai dengan jadwal acara. c. Mempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda, agar tetap berada dalam suasana permusyawaratan untuk mencapai mufakat. d. Mendudukan persoalan serta mengembalikan jalannya sidang sesuai pokok pembicaraan. e. Menyimpulkan semua pembicaraan. f. Membacakan surat keputusan dan menandatanganinya. g. Membentuk komisi-komisi/ terkecuali dalam Musyawarah Anak Ranting. h. Menerima dan mengesahkan laporan pertanggung jawaban Majelis Pimpinan, hasil komisi, hasil formatur.

35 i. Memimpin pemilihan Ketua Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya atau Ketua PAC, Ranting, Anak Ranting. j. Membentuk Formatur, terkecuali Musyawarah Anak Cabang, Musyawarah Ranting, Musyawarah Anak Ranting. k. Menyerahkan semua dokumen hasi-hasil keputusan Musyawarah-musyawarah kepada penyelenggara musyawarah sesuai dengan tingkatannya. Pasal 21 Pimpinan Sidang Komisi-komisi, mempunyai tugas: a. Mengabsen anggota komisi b. Mengesahkan quorumnya persidangan-persidangan komisi. c. Membuka, menskorsing dan menutup jalannya sidang komisi. d. Memimpin jalannya sidang komisi sesuai dengan ruang lingkup bahasannya. e. Menandatangani hasil sidang komisi. f. Melaporkan hasil kerja komisi dalam Sidang Pleno. g. Memimpin Sidang komisi agar dalam suasana kebersamaan, persaudaraan, demokratis, terbuka dalam hikmat kebijaksanaan permusyawaratan, aman, lancar dan tertib. Pasal 22 Pimpinan dan anggota formatur dengan mandat penuh mempunyai tugas sebagai berikut: a. Menyusun Komposisi Majelis Pimpinan sesuai tingkatannya. b. Memilih Ketua dan menyusun Komposisi Majelis Pertimbangan Organisasi sesuai tingkatannya. c. Menandatangani dan melaporkan hasil kerjanya dalam Siang Pleno. d. Memimpin Rapat Formatur agar berjalan dalam suasana kebersamaan, permusyawaratan untuk mufakat, aman, lancar dan tertib. BAB XI QUORUM Pasal Musyawarah-musyawarah dinyatakan sah atau quorum, apabila dihadiri oleh setengah ditambah satu dari jumlah unsur peserta sebagaimana yang tercantum dalam ART Bab VI Pasal 17 ayat 2 point a s/d e atau Pasal 19 ayat 2 point a s/d e. 2. Sidang-sidang dan Rapat-rapat alam musyawarah-musyawarah dinyatakan sah/quorum untuk mengambil keputusan, apabila dihadiri ½ (setengah) ditambah satu dari jumlah peserta yang sudah hadir. 3. Apabila Quorum tidak terpenuhi, sidang-sidang atau Rapat-rapat ditunda selama 30 menit atau untuk kemudian apabila setelah ditunda sesuai waktu, quorum tidak terpenuhi, maka sidang atau rapat dibuka dan dilangsungkan tanpa mengadakan quorum dan keputusannya sah serta mengikat.

36 BAB XII HAK SUARA Pasal 24 Rincian hak suara dalam musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatannya sebagai berikut: 1. Mubes/ Mubeslub: 1. Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara. 2. Majelis Pimpinan Wilayah, masing-masing = 1 (satu) hak suara. 3. Majelis Pimpinan Cabang, masing-masing = 1 (satu) hak suara. 2. Muswil/ Muswillub: 1. Majelis Pimpinan Nasional = 1 (satu) hak suara. 2. Majelis Pimpinan Wilayah = 1 (atu) hak suara. 3. Majelis Pimpinan Cabang se-propinsi, masing-masing = 1 (satu) hak suara. 3. Muscab/ Muscablub: 1. Majelis Pimpinan Wilayah = 1 (satu) hak suara. 2. Majelis Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara. 3. Majelis Anak Cabang se-kota/ kab, masing-masing = 1 (satu) hak suara. 4. Muscancab: 1. Majelis Pimpinan Cabang = 1 (satu) hak suara. 2. Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara. 3. Pimpinan Ranting se-kecamatan, masing-masing = 1 (satu) hak suara. 5. Musran: 1. Pimpinan Anak Cabang = 1 (satu) hak suara. 2. Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara. 3. Pimpinan Anak Ranting se-kelurahan, masing-masing = 1 (satu) hak suara. 6. Musanran: 1. Pimpinan Ranting = 1 (satu) hak suara. 2. Setiap anggota, masing-masing = 1 (satu) hak suara. Pasal Pemberian hak suara dalam pemilihan Ketua MPW atau Ketua MPC dilakukan oleh yang mewakili atau dilakukan secara langsung oleh Ketua Delegasi dari masingmasing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam Bab XII Pasal 23 ayat 1, 2 dan 3.

37 2. Pemberian hak suara dalam pemilihan Ketua PAC, Ranting, Anak Ranting sesuai dengan tingkatan musyawarah dilakukan oleh yang mewakili dari masing-masing unsur sebagaimana yang ditetapkan dalam Bab XII Pasal 23 ayat 4, 5 dan 6. BAB XIII PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal Pengambilan keputusan dalam Musyawarah-musyawarah Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan pada azasnya dilakukan dengan cara musyawarah untuk mufakat. 2. Jika cara musyawarah mufakat tidak tercapai, pengambilan keputusan dilakukan dengan cara Voting melalui pemungutan suara terbanyak. 3. Apabila menyangkut orang, maka pengambilan keputusan dengan cara pemungutan suara dilakukan secara rahasia, tertulis dan tertutup. 4. Apabila pemungutan suara (menyangkut orang) hasil suara sama banyak, maka pemungutan suara diulang kembali hanya untuk satu kali. 5. Apabila setelah diulang hasil suaranya masih tetap sama banyak, maka keputusan selanjutnya tentang hal ini diserahkan kepada Pimpinan musyawarah bersama jenjang kepemimpinan organisasi setingkat diatasnya dan keputusan ini bersifat mengikat serta tidak dapat diganggu gugat. BAB XIV LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN Pasal Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan sesuai tingkatannya, disampaikan dalam sidang Pleno, melalui Ketua sesuai tingkatanorganisasi Pemuda Pancasila. 2. Laporan Pertanggung Jawaban Pimpinan dinilai melalui Pandangan Umum dalam Sidang Pleno. 3. Ketua sesuai tingkatan Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai hak jawab atas Pandangan Umum. BAB XV PERSYARATAN, KRITERIA CALON PENGURUS DAN TATA CARA PEMILIHAN 1. Persyaratan administrasi: Pasal Warga Negara Indonesia dengan bukti Kartu Tanda Penduduk. 2. Memiliki Kartu Tanda Anggota Pemuda Pancasila. 3. Pernah atau saat ini sedang menjadi fungsionaris minimal satu periode, masa bakti dengan bukti surat keputusan. 4. Membuat surat pernyataan kesediaan disertai biodata. 5. Menyatakan pengunduran diri dari jabatan pada jenjang tingkatan internal organisasi Pemuda Pancasila lainnya bilamana terpilih.

38 2. kriteria: 1. Bertaqwa terhadap Tuhan Ynag Maha Esa. 2. Setia kepada NKRI, Pancasila dan UUD Terpercaya dan visioner. 4. Memiliki integritas moral. 5. Tidak tercela atau tidak sedang terkena vonis hukuman sesuai ketentuan hukum yang berlaku. 6. Tidak atau sedang terkena sanksi organisasi berupa schorsing atau pemecatan, terkecuali telah mendapat rehabilitas Mubes. 7. Memiliki sikap yang tegas, konsisten, serta mampu secara moril dan materil mengemban amanat keputusan-keputusan musyawarah. 8. Mendapat dukungan suara dari utusan dengan jumlah yang disepakati oleh Muswil atau Muscab. Pasal Pada hakekatnya pemilihan Ketua dalam musyawarah sesuai tingkatannya dilakukan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. 2. Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pemilihan Ketua dilakukan secara langsung melalui pemberian suara dalam dua tahapan sebagai berikut: Tahap I (memilih bakal calon tetap menjadi calon tetap): a. Bakal Calon dinyatakan sah menjadi calon tetap apabila telah memenuhi persyaratan dan kriteria yang ditetapkan. b. Bakal Calon yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana yang dimaksud dalam butir a di nyatakan gugur. c. Pemilihan dipimpin oleh pimpinan Musyawarah dibantu dengan dua orang sanksi. d. Sebelum pemilihan setiap bakal calon wajib menyapaikan pidato pemikirannya. e. Setiap bakal calon dinyatakan sebagai calon tetap yang sah apabila mendapat dukungan suara yang disepakati dari yang berhak memilih. f. Apabila seorang bakal calon tidak mendapat dukungan suara sebagaimana yang dimaksud pada butir e maka bakal calon yang bersangkutan dinyatakan gugur. g. Untuk pemilihan Majelis Pimpinan Wilayah, calon tetap dipilih oleh unsur yang diwakili MPN, MPW Demisioner dan MPC, yang masing-masing mempunyai satu hak suara dan hanya dapat memilih satu nama dari pada bakal calon yang sah. h. Untuk pemilihan Majelis Pimpinan Cabang, Calon tetap dipilih oleh unsur yang mewakili MPW, MPC Demisioner dan PAC, yang masing-masing mempunyai satu hak suara dan hanya dapat memilih satu nama dari pada bakal calon yang sah. i. Sebelum pemilihan dilakukan, jumlah suara yang akan memilih terlebih dahulu dihitung banyaknya. j. Pemilihan dilakukan secara tertulis di atas lembar kertas dapat berupa nama atau nomor urut. k. Setelah ditulis, kertas suara dimasukan ke dalam kotak suara yang tersedia. l. Bakal calon yang dinyatakan sebagai calon tetap yang diumumkan oleh Pimpinan Sidang dan selanjutnya dimajukan ke tahap II. m. Bakal Calon yang sah dapat dinyatakan sebagai Ketua MPW atau Ketua MPC yang sah, jika jumlah bakal calonnya hanya satu atau tunggal.

39 Tahap II: a. Calon tetap yang sah dapat dinyatakan sebagai Ketua MPW atau Ketua MPC apabila jumlah calon tetapnya hanya satu atau tunggal. b. Calon tetap dapat dinyatakan sah sebagai Ketua apabila mendapatkan dukungan jumlah suara terbanyak. c. Apabila calon yang dipilih mendapat dukungan jumlah suara yang sama banyak, maka pemilihan akan diulang hanya untuk satu kali. d. Apabila setelah pemilihan diulang hasil suaranya masih tetap sama banyak, maka calon-calon yang bersangkutan diserahkan kepada Pimpinan musyawarah bersama jenjang kepemimpinan organisasi setingkat diatasnya dan keputusan ini bersifat mengikat serta tidak dapat diganggu gugat. e. Perhitungan suara dilakukan secara terbuka dipimpin oleh Pimpinan Sidang dibantu oleh dua orang saksi dan peserta. f. Ketua terpilih secara otomatis menjadi Ketua Formatur. BAB XVI FORMATUR Pasal Formatur Musyawarah Wilayah atau musyawarah Cabang Pemuda Pancasila bejumlah ganjil (Schap Langsung), yang terdiri dari: 1. Ketua Terpilih (sebagai Ketua formatur merangkap anggota). 2. MPW atau MPC Pemuda Pancasila demisioner sebagai sekretaris merangkap anggota. 3. Majelis Pimpinan Cabang atau Anak Cabang sebagai anggota. 2. Jumlah dan mekanisme, pemilihan formatur disepakati dalam Sidang Komisi dan dilakukan melalui mekanisme Sidang Pleno. BAB XVII RISALAH Pasal Risalah Sidang dan rapat-rapat dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana (OC) dan dilaporkan kepada kepemimpinan organisasi yang sudah terbentuk sesuai tingkatannya. 2. untuk setiap Sidang dan Rapat, dibuat risalah, seperti: 1. Tempat dan Agenda Sidang/ Rapat. 2. Hari dan Tanggal. 3. Absensi yang hadir. 4. Catatan Perubahan/ Penyempurnaan dokumen yang terbatas. 5. Agenda materi yang dibahas. 6. Materi pembicaraan selama Sidang/ Rapat. 7. Hasil/ Keputusan/ Kesimpulan Sidang/ Rapat. 8. Keterangan lain yang dianggap perlu dicatat an direkam.

40 BAB XVIII KETENTUAN PENUTUP Pasal Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi tetang Musyawarahmusyawarah Organisasi Pemuda Pancasila ini akan diatur lebih lanjut oleh Majelis Pimpinan Nasional. 2. Sejak ditetapkannya Peraturan Organisasi ini maka, Peraturan Organisasi sebelumnya yang mengatur tentang Musyawarah Wilayah dan Musyawarah Cabang Pemuda Pancasila dinyatakan tidak berlaku. 3. Peraturan Organisasi tentang Musyawarah-musyawarah Organisasi Pemuda Pancasila ini, mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

41 PERATURAN ORGANISASI PEMUDA PANCASILA Nomor: 002/PO/MPN-PP/1/2002 Tentang TATA KERJA MAJELIS PIMPINAN PEMUDA PANCASILA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Organisasi: 1. Tata Kerja ialah penataan rincian dan mekanisme pelaksanaan tugas fungsionaris Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. 2. Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila ialah jenjang kepengurusan organisasi di tingkat nasional, wilayah dan cabang sebagaimana yang tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Bab VIII Pasal 32, 33, Lembaga dan Badan ialah sayap perjuangan dan pelaksana program organisasi sebagaimana yang tercantumdalam Anggaran Dasar Pemuda Pancasila Bab XII Pasal 24 ayat Penyebutan MPN adalah singkatan dari Majelis Pimpinan Nasional, MPW adalah singkatan Majelis Pimpinan Wilayah, MPC adalah singkatan dari Majelis Pimpinan Cabang. 5. Penyebutan Wakum adalah singkatan dari Wakil Ketua Umum, Waka adalah singkatan dari Wakil Ketua, Kabid adalah singkatan dati Ketua Bidang, Sekum dari Sekretaris Umum serat Bendum dari Bendahara Umum. BAB II MAJELIS PIMPINAN Pasal 2 Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila di setiap tingkatan terdiri dari: 1. Pimpinan Harian. 2. Bidang-Bidang. 3. Lembaga/ Badan sebagai ex-officio pleno. Pasal 3 1. Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Nasional terdiri dari: 1. Ketua Umum 1 orang 2. Wakil-wakil Ketua Umum 2 orang 3. Ketua-ketua 10 orang 4. Sekretaris Umum 1 orang 5. Sekretaris-sekretaris 10 orang 6. Bendahara Umum 1 orang 7. Bendahara-bendahara 2 orang

42 2. Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Nasional 27 (dua puluh tujuh) orang. Pasal 4 1. Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Wilayah/ Majelis Pimpinan Cabang terdiri dari: 1. Ketua 1 orang 2. Wakil-wakil Ketua 2 orang 3. Ketua-ketua Bidang 9 orang 4. Sekretaris 1 orang 5. Wakil-wakil Sekretaris 9 orang 6. Bendahara 1 orang 7. Wakil-wakil Bendahara 2 orang 2. Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Wilayah/ Majelis Pimpinan Cabang berjumlah 2 (dua puluh lima) orang. Pasal 5 1. Sebagaimana tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila Bab VIII, Pasal 38, ayat 1 point a s/d j. Bidang-Bidang Majelis Pimpinan di masing-masing tingkatan terdiri dari: 1. Organisasi dan Keanggotaan 2. Ideologi dan politik 3. Ekonomi 4. Sosial dan Budaya 5. Pertahanan dan Keamanan Nasional 6. Hukum dan HAM 7. Lingkugan Hidup 8. Pengembangan Usaha 9. Litbang dan Kaderisasi 10. Hubungan Internasional/ Luar Negeri 2. Terkecuali bidang-bidan di Majelis Pimpinan Wilayah dan Majelis Pimpinan Cabang tidak terdapat bidang-bidang Hubungan Luar Negeri. Pasal 6 Bidang-bidang Majelis Pimpinan Wilayah yang dikoordinir Wakil Ketua Umum I/ II pada MPN serta Wakil Ketua I/ II pada MPW dan MPC adalah: 1. Wakil Ketua I atau Wakil Ketua II, mengkoordinir: 1. Bidang Organisasi dan Keanggotaan 2. Bidang Litbang dan Kaderisasi 3. Bidang Hankamnas 4. Bidang Hukum dan Hak Azasi Manusia 5. Bidang Ideologi dan Politik

43 2. Wakil Ketua Umum I atau Wakil Ketua Umum II, mengkoordinir: 1. Bidang Alam dan Lingkugan Hidup 2. Bidang Ekonomi 3. Bidang Agama, Sosial dan Budaya 4. Bidang Pengembangan Usaha 5. Bidang Hubungan Internasional Pasal 7 Majelis Pimpinan di masing-masing tingkatan mempunyai wewenang dan tugas pokok sebagaimana yang diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Bab X, Pasal 44, 45, 46, Pasal 50, 51, 52. BAB III RAPAT-RAPAT Pasal 8 Rapat-rapat Majelis Pemuda Pancasila, terdiri dari: 1. Rapat Pleno 2. Rapat Pimpinan Harian 3. Rapat Koordinasi Bidang-Bidang I atau Bidang-Bidang II 4. Rapat Bidang Pasal 9 1. Rapat Pleno Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan ialah rapat Majelis Pimpinan yang mempunyai wewenang unuk pengambulan keputusan. 2. Rapat Pleno dihadiri oleh: 1. Semua Fungsionaris Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila 2. Majelis Pertimbangan Organisasi 3. Ketua dan Sekretaris Lembaga-lembaga dan Badan-badan (ex-officio). Pasal Rapat Pimpinan Harian Majelis Pimpinan di masing-masing tingkatan ialah yang mempunyai wewenang: 1. Menetapkan agenda-agenda kegiatan Mjelis Pimpinan. 2. Membuat kebijakan sesuai wewenang yang diberikan oleh rapat Pleno Majelis Pimpinan. 3. Mengambil keputusan yang bersifat mendesak dan selanjutnya harus dilaporkan dalam Rapat Pleno Majelis Pimpinan. 2. Rapat Pimpinan Harian MPN dihadiri oleh: 1. Ketua Umum 2. Wakil-wakil Ketua Umum 3. Ketua-ketua Bidang

44 4. Sekretaris Umum 5. Sekretaris-Sekretaris 6. Bendahara Umum 7. Bendahara-bendahara. 3. Rapat Pimpinan Harian MPW atau MPC dihadiri oleh: 1. Ketua 2. Wakil-wakil Ketua 3. Ketua-ketua Bidang 4. Sekretaris 5. Wakil-wakil Sekretaris 6. Bendahara 7. Wakil-wakil Bendahara. 4. Rapat Koordinasi Bidang-bidang adalah mekanisme dan sarana untuk mengkoordinasikan dan mengimplementasikan tugas bidang-bidang. 5. Rapat koordinasi Bidang-Bidang di masing-masing tingkatan dipimpin oleh Wakil Ketua Umum I/ II atau Wakil Ketua I/ II. 6. Rapat Koordinasi Bidang-Bidang dihadiri oleh: 1. Bendahara 2. Fungsionaris bidang 3. Sekretaris Umum/ Sekretaris, apabila diperlukan 4. Lembaga/ Badan terkait, apabila diperlukan 7. Rapat Bidang adalah rapat masing-masing bidang yang dihadiri fungsionaris bidang untuk mengkonsumsikan dan menyelaraskan bidang tugasnya serta dapat mengundang lembaga/ badan terkait, apabila diperlukan. BAB IV URAIAN TUGAS FUNGSIONARIS MAJELIS PIMPINAN Pasal 11 Ketua Umum mempunyai tugas: 1. Memimpin seluruh jajaran organisasi secara nasional untuk melaksanakan keptutusankeputusan Mubes VII, Rapimpur, Rakernas, Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. 2. Memberikan arah bagi pelaksanaan program organisasi secara nasional. 3. Menandatangani surat-surat penting, berharga baik yang bersifat keuangan, perjanjian, kerjasama baik yang ditujukan kedalam maupun kekuar. 4. Memimpin dan mengawasi fungsionaris kolektif Majelis Pimpinan Nasional dalam melaksanakan tugasnya baik yang bersifat kedalam maupun keluar. 5. Menetukan Alokasi pembiayaan program. 6. Mencari dan mengelola sumber keuangan organisasi. 7. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua Umum dibantu oleh 2 (dua) Wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.

45 Pasal 12 Wakil Ketua Umum I mempunyai tugas: 1. Membantu dan melaksanakan tugas Harian Ketua Umum serta mengkoordinasikan sesuai dengan bidang yang ditentukan. 2. Memimpin Bidang Organisasi dan Keanggotaan, Bidang Litbang dan Kaderisasi, Bidang Hankamnas, Bidang Hukum dan HAM, Bidang Ideologi dan Politik. 3. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua Umum I (pertama) dibantu/didampingi oleh 5 (lima) orang ketua-ketua Bidang, 5 (lima) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Bendahara dan 15 (lima belas) orang anggota-anggota Bidang. 4. Menandatangani surat keputusan, surat mandat dan rekomendasi yang bersifat ke dalam dan ke luar. 5. Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama apabila Ketua Umum berhalangan atau atas nama seizinnya. 6. Mewakili Ketua Umum dalam kegiatan yang bersifat internal dan eksternal sesuai bidang atau penugasan yang ditentukan. 7. Melaporkan tugas-tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Pasal 13 Wakil Ketua Umum II mempunyai tugas: 1. Membantu dan melaksanakan tugas Harian Ketua Umum serta mengkoordinasikan sesuai dengan bidang yang ditentukan. 2. Memimpin Bidang Organisasi dan Keanggotaan, Bidang Litbang dan Kaderisasi, Bidang Hankamnas, Bidang Hukum dan HAM, Bidang Ideologi dan Politik. 3. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua Umum II dibantu/ didampingi oleh 5 (lima) orang ketua-ketua Bidang, 5 (lima) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Bendahara dan 15 (lima belas) orang anggota-anggota Bidang. 4. Menandatangani surat keputusan, surat mandat dan rekomendasi yang bersifat ke dalam dan ke luar. 5. Dapat menandatangani surat-surat penting/ berharga, perjanjian kerjasama apabila Ketua Umum berhalangan atau atas nama seizinnya. 6. Mewakili Ketua Umum dalam kegiatan yang bersifat internal dan eksternal sesuai bidang atau penugasan yang ditentukan. 7. Melaporkan tugas-tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Ketua Umum. Pasal 14 Ketua MPW, Ketua MPC mempunyai tugas: 1. Memimpin seluruh jajaran organisasi di tingkat wilayah, cabang untuk melaksanakan keptutusan-keputusan Mubes VII, Muswil, Muscab, Rapimpur, Rakernas, Rakerwil, Rakercab, Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. 2. Memberikan arah bagi pelaksanaan program organisasi secara di tingkat wilayah, cabang. 3. Menandatangani surat-surat penting, berharga baik yang bersifat keuangan, perjanjian, kerjasama baik yang ditujukan ke dalam maupun ke luar.

46 4. Memimpin dan mengawasi fungsionaris kolektif Majelis Pimpinan Wilayah, Majelis Pimpinan Cabang dalam melaksanakan tugasnya baik yang bersifat ke dalam maupun ke luar. 5. Menetukan Alokasi pembiayaan program. 6. Mencari dan mengelola sumber keuangan organisasi. 7. Dalam melaksanakan tugasnya Ketua MPW, Ketua MPC dibantu oleh 2 (dua) Wakil Ketua Umum, Sekretaris dan Bendahara. Pasal 15 Wakil Ketua I MPW, MPC mempunyai tugas: 1. Membantu dan melaksanakan tugas Harian Ketua MPW, Ketua MPC serta mengkoordinasikan sesuai dengan bidang yang ditentukan. 2. Memimpin Bidang Organisasi dan Keanggotaan, Bidang Litbang dan Kaderisasi, Bidang Hankamnas, Bidang Hukum dan HAM, Bidang Alam dan Lingkungan Hidup. 3. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua I (pertama) dibantu/didampingi oleh 5 (lima) orang ketua-ketua Bidang, 5 (lima) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Bendahara dan 20 (dua puluh) orang anggota-anggota Bidang. 4. Menandatangani surat keputusan, surat mandat dan rekomendasi yang bersifat kedalam dan keluar. 5. Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama apabila Ketua MPW, Ketua MPC berhalangan atau atas nama seizinnya. 6. Mewakili Ketua MPW, Ketua PMC dalam kegiatan yang bersifat internal dan eksternal sesuai bidang atau penugasan yang ditentukan. 7. Melaporkan tugas-tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Ketua MPW, Ketua MPC. Pasal 16 Wakil Ketua II MPW, MPC mempunyai tugas: 1. Membantu dan melaksanakan tugas Harian Ketua MPW, Ketua MPC serta mengkoordinasikan sesuai dengan bidang yang ditentukan. 2. Memimpin Bidang Ekonomi, Bidang Ideologi dan Politik, Bidang Agama, Sosial dan Budaya serta Bidang Pengembangan Usaha. 3. Dalam melaksanakan tugasnya Wakil Ketua II dibantu/didampingi oleh 4 (empat) orang ketua-ketua Bidang, 4 (empat) orang Sekretaris, 1 (satu) orang Bendahara dan 16 (enam belas) orang anggota-anggota Bidang. 4. Menandatangani surat keputusan, surat tugas, surat mandat dan rekomendasi yang bersifat ke dalam dan ke luar. 5. Dapat menandatangani surat-surat penting/berharga, perjanjian kerjasama apabila Ketua MPW, Ketua MPC berhalangan atau atas nama seizinnya. 6. Mewakili Ketua MPW, Ketua PMC dalam kegiatan yang bersifat internal dan eksternal sesuai bidang atau penugasan yang ditentukan. 7. Melaporkan tugas-tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Ketua MPW, Ketua MPC.

47 Pasal 17 Ketua-ketua di masing-masing tingkatan mempunyai tugas: 1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Ketua Umum/ Wakil-wakil Ketua Umum atau Ketua/ Wakil wakil Ketua. 2. Mewakili Ketua Umum/ Wakil-wakil Ketua Umum atau Ketua/ Wakil-wakil Ketua, sesuai penugasan. 3. Melaksanakan keptutsan Rapat Pleno. 4. Mempersiapkan dan merekomendasikan rancangan kebijakan organisasi sesuai ruang lingkupbidang tugasnya. 5. Menyusun dan menyampaikan laporan tahunan sesuai ruang lingkup dan tanggung jawab bidang masing-masing. Pasal 18 Sekretaris Umum mempunyai tugas: 1. Mengkomunikasikan, menselaraskan, mengintegrasikan dan mengarahkan kebijakankebijakan Majelis Pimpinan Nasional, baik yang bersifat sektoral, teritorial maupun regional dan Internasional. 2. Menandatangani surat menyurat baik yang bersifat ke dalam maupun yang bersifat keluar. 3. Mengatur dan mengelola kesekretariatan Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila. 4. Mengatur Tata Administrasi organisasi. 5. Mengatur agenda kegiatan Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum. 6. Mengambil langkah-langkah preventif dalam mengatasi permasalahan organisasi. 7. Memimpin dan bertanggung jawab atas agenda kegiatan organisasi. 8. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, sekretaris umum dibantu oleh 10 (sepuluh) orang sekretaris dan staff kesekretariatan Majelis Pimpinan Nasional. 9. Bersama Ketua Umum, Wakil-wakil ketua Umum atau Bendahara Umum membuat/ merumuskan policy keuangan organisasi. 10. Bersama Ketua Umum atau wakil-wakil ketua umum atau bendahara umum menandatangani administrasi keuangan organisasi. 11. Mengatur tata administrasi organisasi, baik yang masuk maupun yang ke luar. 12. Mendampingi Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum atau Ketua-Ketua Bidang menghadiri undangan dari internal maupun eksternal organisasi. 13. Mendampingi Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum memimpin Rapat Pleno atau Rapat Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Nasional. 14. Mendampingi Ketua Umum atau Wakil Ketua Umum dalam melaksanakan tugasnya. 15. Bersama Ketua-Ketua Bidang dan Sekretaris-sekretaris/ wakil-wakil sekretaris membuat dan merumuskan peraturan-peraturan organisasi. 16. Setiap saat berkoordinasi dengan Ketua Umum dan Wakil-Wakil Ketua Umum. Pasal 19 Sekretaris MPW, Sekretaris MPC mempunyai tugas: 1. Mengkomunikasikan, menselaraskan, mengintegrasikan dan mengarahkan kebijakankebijakan Majelis Pimpinan, baik yang bersifat sektoral, teritorial maupun regional. 2. Menandatangani surat menyurat baik yang bersifat ke dalam maupun yang bersifat ke luar.

48 3. Mengatur dan mengelola kesekretariatan Majelis Pimpinan Wilayah/Cabang Pemuda Pancasila. 4. Mengatur tata administrasi organisasi. 5. Mengatur agenda kegiatan Ketua dan Wakil Ketua. 6. Mengambil langkah-langkah preventif dalam mengatasi permasalahan organisasi. 7. Memimpin dan bertanggung jawab atas agenda kegiatan organisasi. 8. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, sekretaris umum dibantu oleh 9 (sembilan) orang wakil sekretaris dan staff kesekretariatan Majelis Pimpinan Wilayah/ Cabang. 9. Bersama Ketua, Wakil-wakil ketua atau Bendahara membuat/merumuskan policy keuangan organisasi. 10. Bersama Ketua atau wakil-wakil ketua atau bendahara menandatangani administrasi keuangan organisasi. 11. Mengatur tata administrasi organisasi, baik yang masuk maupun yang keluar. 12. Mendampingi Ketua atau Wakil Ketua atau Ketu-Ketua Bidang menghadiri undangan dari internal maupun eksternal organisasi. 13. Mendampingi Ketua atau Wakil Ketua memimpin Rapat Pleno atau Rapat Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Wilayah/ Cabang. 14. Mendampingi Ketua atau Wakil Ketua dalam melaksanakan tugasnya. 15. Bersama Ketua-Ketua Bidang dan wakil-wakil sekretaris membuat dan merumuskan peraturan-peraturan organisasi. 16. Setiap saat berkoordinasi dengan Ketua dan Wakil-Wakil Ketua. Pasal 20 Sekretairs-sekretairs MPN/ wakil-wakil sekretaris MPW, MPC mempunyai tugas: 1. Membantu pelaksanaan tugas-tugas Sekretaris Umum atau sekretaris. 2. Menandatangani surat tugas, surat mandat, surat dispensasi dan surat keputusan apabila sekretaris umum/sekretaris berhalangan atau atas dan seizin sekretaris umum atau sekretaris. 3. Membantu tugas Ketua-ketua Bidang. Pasal 21 Bendahara Umum mempunya tugas: 1. Membantu tugas-tugas Ketua Umum, Wakil-wakil Ketua Umum, Sekretaris Umum dan Ketua-ketua Bidang dalam hal manajemen keuangan organisasi. 2. Mencari sumber keuangan untuk pendanaan kegiatan organisasi. 3. Menandatangani surat berharga, surta-surat yang bersifat keuangan organisasi. 4. Mengatur tata administrasi keuangan organisasi. 5. Membuat laporan keuangan secara periodik untuk diketahui oleh Ketua Umum, Wakil-wakil Ketua Umum dan Sekretaris Umum. 6. Memberikan bimbingan administrasi keuangan kepada lembaga-lembaga/ badan Tingkat Nasional. 7. Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian, acara-acara internal maupun eksternal organisasi.

49 Pasal 22 Bendahara-bendahara MPN menpunyai tugas: 1. Mewakili Bendahara Umum, menandatangani surat berharga, surat-surat yang berhubungan dengan masalah keuangan organisasi atau nama atau atas seizinnya. 2. Membantu tugas Bendahara Umum. 3. Membantu wakil-wakil Ketua Umum dalam hal administrasi pendanaan program organisasi. 4. Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan acara-acara internal maupun eksternal organisasi. Pasal 23 Bendahara MPW, MPC mempunya tugas: 1. Membantu tugas-tugas Ketua, Wakil-wakil Ketua, Sekretaris dan Ketua-ketua Bidang dalam hal manajemen keuangan organisasi. 2. Mencari sumber keuangan untuk pendanaan kegiatan organisasi. 3. Menandatangani surat berharga, surta-surat yang bersifat keuangan organisasi. 4. Mengatur tata administrasi keuangan organisasi. 5. Menbuat laporan keuangan secara periodik untuk diketahui oleh Ketua, Wakil-wakil Ketua dan Sekretaris. 6. Memberikan bimbingan administrasi keuangan kepada lembaga-lembaga/badan pelaksana kegiatan Tingkat Wilayah/Cabang. 7. Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian, acara-acara internal maupun eksternal organisasi. Pasal 24 Wakil-wakil Bendahara menpunyai tugas: 1. Mewakili Bendahara, menandatangani surat berharga, surat-surat yang berhubungan dengan masalah keuangan organisasi atau nama atau atas seizinnya. 2. Membantu tugas Bendahara. 3. Membantu wakil-wakil Ketua dalam hal administrasi pendanaan program organisasi. 4. Menghadiri Rapat Pleno, Rapat Pimpinan Harian dan acara-acara internal maupun eksternal organisasi. Pasal 25 Anggota-anggota Bidang mempunyai tugas: 1. Membantu tugas Ketua-Ketua Bidang 2. Menghadiri Rapat Pleno dan kegiatan internal an eksternal organisasi. Pasal Fungsionaris Bidang-bidang Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila terdiri dari: Ketua, Sekretaris, dan 3 (tiga) orang Anggota. 2. Fungsionaris Bidang-bidang Majelis PimpinanWilayah, Cabang Pemuda Pancasila terdiri dari: Ketua, Wakil, Sekretaris dan 4 (empat) orang Anggota.

50 Pasal 27 Bidang Organisasi dan Keanggotaan mempunyai tugas: 1. Menjalankan konsolidasi Organisasi. 2. Merumuskan peraturan organisasi, petunjuk pelaksanaan, petunjuk teknis tetang Lembaga-lembaga atau Badan-badan sesuai kebutuhan Pelaksanaan Program kerja di bidangnya. 3. Membuat perencanaan/ konsep program bidang organisasi. 4. Bersama-sama dengan bidang-bidang lainnya membuat peraturan organisasi tentang kebutuhan program kerja sesuai dengan tugasnya masing-masing. 5. Memberikan pembinaan dan bimbingan teknis kepada Lembaga-lembaga dan Badanbadan Pemuda Pancasila. 6. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua I untuk tingkat wilayah dan cabang. Pasal 28 Bidang Pertahanan dan Keamanan Nasional mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan/ konsep program kerja sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Melakukan/ menjalin hubungan atau kerjasama dengan TNI/ POLRI, lembagalembaga tinggi negara, instansi pemerintah untuk mewujudkan ketertiban dan keamanan nasional. 3. Bersama dengan bidang-bidang terkait lainnya dan lembaga/ badan Pemuda Pancasila memprakarsai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konteks Hankamnas melalui seminar, sarasehan, dialog interaktif dan diskusi. 4. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua I tingkat wilayah dan cabang. Pasal 29 Bidang Litbang dan Kaderisasi mempunyai tugas: 1. Merumuskan dan menyusun sistem, garis-garis besar kurikulum pendidikan dan pelatihan kaderisasi organisasi. 2. Membuat perencanaan/ konsep program kerja sesuai dengan bidang tugasnya. 3. Melaksanakan pendidikan dan pelatihan kaderisasi formal Pemuda Pancasila. 4. Membentuk badan pendidikan an pelatihan kaderisasi tingkat pusat. 5. Melakukan analisa, penelitian, kajian, pendataan anggota dan pengembangan organisasi. 6. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan pihak-pihak eksternal yang terkait dengan bidangnya untuk peningkatan dan pengembangan organisasi. 7. Bersama lembaga-lembaga atau badan-badan melakukan kegiata-kegiatan pendidikan kaderisasi, penelitian dan pengembangan melalui pelatihan, seminar, lokakarya, simposium, diskusi dan lain-lain. 8. Melaksanakan koordiansi dengan jajaran organisasi dibawahnya sesuai ruang lingkup bidang tugasnya. 9. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakil ketua umum I, Wakil Ketua I untuk tingkat wilayah dan cabang.

51 Pasal 30 Bidang Ideologi dan politik mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan konsep program sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Melakukan, menjalin hubungan atau kerjasama dengan lembaga-lembaga tinggi negara, instansi pemerintah yang berkaitan dengan pembinaan ideologi dan politik denga TNI/ POLRI, institusi politik formal yang ada dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. 3. Bersama dengan bidang-bidang terkait lainnya dan lembaga/ badan memprakarsai kegiatan-kegiatan seminar, dialog interaktif, pelatihan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan konteks kehidupan kebangsaan dan kenegaraan, memberikan pembinaan, bimbingan, pemahaman, pendidikan terhadap jajaran organisasi Pemua Pancasila tentang hal-hal yang menyangkut ideologi dan politik. 4. Melakukan koordinasi dan pertemuan secara berkala dengan kader-kader Pemuda Pancasila yang tersebar diberbagai elemen masyarakat serta tokoh-tokoh masyarakat lainnya. 5. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakil Ketua Umum I untuk tingkat wilayah dan cabang. Pasal 31 Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan/ konsep Program Bidang Hukum dan HAM. 2. Memberikan penyuluhan dan bantuan hukum terhadap anggota Pemuda Pancasila, serta kepada masyarakat yang membutuhkan tanpa menafikan aspek profesionalismenya. 3. Mengimplementasikan kebijakan-kebijakan organisasi Pemuda Pancasila di Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia. 4. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan lembaga-lembaga yudikatif, khususnya dengan catur wangsa dalam upaya penegakan Supremasi Hukum dan Hak Asasi Manusia. 5. Bersama dengan lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum Pemuda Pancasila, Lembaga SAPMA Pemuda Pancasila, melaksanakan seminar, dialog interaktif, lokakarya mnegenai Hukum dan Hak Asasi Manusia. 6. Menghadiri Rapat-rapat. 7. Melaksanakan keputusan-keputusan Rapat Pleno. 8. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakil Ketua Umum I, Wakil Ketua I untuk tingkat wilayah dan cabang. Pasal 32 Bidang Alam dan Lingkungan Hidup, mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan/ konsep program Bidang Alam dan Linkungan Hidup. 2. Memprakarsai terbentuknya lembaga-lembaga pelaksana program Alam dan Lingkungan Hidup. 3. Bersama Bidang-Bidang terkait lainnya serta Badan-Badan Usaha Pemuda Pancasila, melakukan penelitian tentang amdal, koservasi alam, seminar, diskusi panel tentang thema-thema alam dan lingkungan hidup.

52 4. Mendorong dan menanamkan kesadaran jajaran terhadap kelestarian ekosistem, sebagai tempat kehidupan seluruh makhluk. 5. Menghadiri Rapat-rapat. 6. Melaksanakan Keputusan-Keputusan Rapat Pleno. 7. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakum II, Wakil Ketua II untuk tingkat wilayah dan cabang. Pasal 33 Bidang Ekonomi mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan/ konsep Program Bidang Ekonomi. 2. Bersama Bidan Litbang dan Kaderisasi, merumuskan, melakukan Penelitian, Kajian, penelitian tentang masalah-masalah perekonomian nasional, sebagai kontribusi pikiran organisasi ke pihak-pihak eksternal terkait. 3. Menjalin hubungan dengan pihak-pihak eksternal untuk melakukan kerjasama dengan lembaga-lembaga/ badan-badan ekonomi organisasi Pemuda Pancasila. 4. Menghadiri, mengikuti rapat-rapat Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. 5. Melaksanakan keptusan-keputusan Rapat Pleno. 6. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakum II, Wakil Ketua II untuk tingkat wilayah dan cabang. Pasal 34 Bidang Agama, Sosial dan Budaya mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan/ konsep Program Bidang Agama, Sosila dan Budaya. 2. Memprakarsai pembentukan lembaga-lembaga dan badan-badan Pemuda Pancasila sesuai kebutuhan untuk melaksanakan program Agama, Sosial dan Budaya. 3. Menggalakan, melestarikan kebudayaan daerah, membina kerukunan antar umat beragama, memberikan pelayanan sosial bagi masyarakat. 4. Mengimplementasikan kebijakan-kebijakan organisasi Pemuda Pancasila di Bidang Agama, Sosial dan Budaya. 5. Menjalin hubungan dan kerjasama dengan instansi Pemerintah, lembaga-lembaga adat, kebudayaan, sosial, serta lembaga-lembaga keagamaan di dalam masyarakat. 6. Bersama dengan lembaga/ badan-badan Pemuda Pancasila, melaksanakan program dalam ruang lingkup keagamaan, sosial, budaya. 7. Menghadiri Rapat-rapat. 8. Melaksanakan Keputusan-Keputusan Rapat Pleno. 9. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakil Ketua II, Wakil II untuk tingkat wilayah dan cabang. Pasal 35 Bidang Pengembangan Usaha mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan/ konsep Program Bidang Pengembangam Usaha. 2. Memprakarsai, mengusulkan pembentukan Badan-Badan Usaha. 3. Memotivasi dan mendorong jajaran organisasi untuk berwirausaha, berwiraswasta. 4. Bersama Bidang-Bidang terkait lainnya serta Badan-Badan Usaha Pemuda Pancasila mensosialisasikan program bidang pemgembangan usaha. 5. Menjalin hubungan dengan pihak eksternal terkait untuk melakukan kerjasama dengan badan-badan usaha Pemuda Pancasila.

53 6. Menghadiri Rapat-rapat. 7. Melaksanakan Keputusan-Keputusan Rapat Pleno. 8. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakum II, Wakil Ketua II untuk tingkat wilayah dan cabang. Pasal 36 Bidang Hubungan Luar Negeri/ Internasional mempunyai tugas: 1. Membuat perencanaan/ konsep Program kerja sesuai dengan bidang tugasnya. 2. Melakukan/ menjalin hubungan dengan badan-badan kemanusiaan internasional, badan-badan donor internasional baik yang ada di dalam maupun yang ada di luar negeri guna bekerjasama dengan organisasi Pemuda Pancasila. 3. Bersama Bidang-Bidang terkait lainnya dan Lembaga/ Badan Pemuda Pancasila melaksanakan kegiatan-kegiatan kerjasama dengan badan internasional. 4. Melaporkan tugasnya secara berkala dan bertanggung jawab kepada Wakum II. Pasal 37 Uraian tugas dan ketentuan lebih lanjut mengenai Lembaga/ Badan diatur dalam peraturan/ ketentuan tersendiri. BAB V TATA HUBUNGAN MAJELIS PIMPINAN DENGAN LEMBAGA/ BADAN PELAKSANA KEGIATAN PEMUDA PANSACILA Pasal 38 Tata hubungan Majelis Pimpinan dengan Lembaga/ Badan Pelaksana Kegiatan Pemuda Pancasila adalah sebagaimana dimaksud dalam AD Bab XII Pasal 24 dan ART Bab XIV Pasal 62 dan Peraturan Organisasi. BAB VI PENGAMBILAN KEPUTUSAN Pasal Pengambilan keputusan di dalam Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila dilakukan melalui mekanisme Rapat Pleno. 2. Pengambilan keputusan dalam Rapat Pimpinan Harian Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila berupa agenda kegiatan organisasi, kebijakan organisasi setelah mendapatkan persetujuan Pleno maupun keputusan yang bersifat mendesak yang di pertanggung jawabkan dalam Rapat Pleno. 3. Keputusan yang tertinggi dalam Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila adalah keputusan Rapat Pleno.

54 BAB VII KOORDINATOR WILAYAH Pasal Koordinator Wilayah, Kordinator Cabang, Koordinator PAC adalah alat kelengkapan Majelis Pimpinan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. 2. Pembagian tugas koordinator diatur melalui Surat Keputusan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya. BAB VIII KESEKRETARIATAN Pasal Kesekretariatan di masing-masing tingkatan adalah alat kelengkapan tugas Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. 2. Fungsi, tugas, mekanisme kerja Kesekretariatan di masing-masing tingkatan diatur melalui Surat Keputusan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. BAB IX KETENTUAN KHUSUS Pasal 42 Jabatan lowongan dapat ditetapkan bagi fungsionaris yang tidak melaksanakan tugasnya atau tidak hadir Rapat Pleno Majelis Pimpinan tanpa alasan ynag jelas sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut serta kemudian dilakukan pengisian jabatan lowong. BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal Hal-hal yang belum diatur dalam Tata Kerja ini akan lebih lanjut diatur lebih lanjut oleh Majelis Pimpinan Nasional Pemuda Pancasila. 2. Peraturan Organisasi tentang Tata Kerja Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

55 PERATURAN ORGANISASI PEMUDA PANCASILA Nomor: 003/PO/MPN-PP/1/2002 Tentang LEMBAGA/ BADAN PELAKSANA KEGIATAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PEMUDA PANCASILA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Dalam peraturan organisasi ini yang dimaksud dengan Lembaga-lembaga/Badanbadan Pelaksana Kegiatan Organisasi Pemuda Pancasila ialah: Lembaga Komando Inti (Koti) Mahatidana Lembaga Mahasiswa, Lembaga siswa dan pelajar, Lembaga Cedikiawan, Lembaga Penyuluhan dan Pembelaan Hukum (LPPH), Lembaga Buruh dan Pekerja, Lembaga Kelestarian dan Pemberdayaan Lingkungan Hidup, Lembaga Perempuan, Lembaga Olahraga, Lembaga Pengajar, Lembaga Kerukunan Umat Beragama, Lembaga Kesenian dan Budaya, Lembaga Tani dan Nelayan, Lembaga Pengembangan Usaha, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang), Badan Pendidikan dan Pelatihan Kader, Badan Sarana dan Prasarana, Badan Pendidikan Masyarakat (Badikmas), Badan Pelayanan Kesehatan (Bapelkes). 2. Penyelenggaraan program lembaga dimaksudkan untuk meningkatkan keterjangkauan organisasi dalam kehidupan masyarakat serta sebagai pelayanan terhadap kebutuhan anggota Pemuda Pancasila sesuai orientasi dan sektor kekhususannya. 3. Penyelenggaraan kegiatan badan dimaksudkan sebagai pelayanan terhadap kebutuhan struktur kepemimpinan atau Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai spesifikasinya. 4. Lembaga adalah instrumen organisasi yang memiliki muatan penggalangan sesuai orientasi dan sektor kekhususannya. 5. Badan adalah instrumen organisasi yang bersifat penugasan tetap ke dalam, tetapi tidak berdampak langsung terhadap penggalangan masyarakat. 6. Penyelenggaraan secara otonom dalam pengertian memiliki otoritas sendiri untuk urusan manajemen program dan pemilihan kepengurusannya. BAB II KEDUDUKAN Pasal 2 1. Kedudukan Lembaga organisasi Pemuda Pancasila di masing-masing tingkatan berada di: 1. Tingkat Nasional 2. Tingkat Propinsi 3. Tingkat Kabupaten/ Kota 2. Kedudukan Badan Organisasi Pemuda Pancasila sesuai kebutuhan hanya berada di tingkat Nasional atau di tingkat Wilaya/ Propinsi atau di tingkat Kabupaten/ Kota.

56 3. Jika diperlukan sesuai kebutuhan, kedudukan lembaga dapat berada di Tingkat Kecamatan. BAB III FUNGSI Pasal 3 Lembaga/ Badan Organsiasi Pemuda Pancasila mempunyai fungsi: 1. Sebagai sarana/ media pendukung perjuangan organisasi. 2. Sebagai pelaksana program kerja pemuda Pancasila secara otonom. 3. Sebagai sarana rekrutmen, pembinaan dan pemberdayaan kreatifitas anggota Pemuda Pancasila. 4. Sebagai wadah untuk memperjuangkan kesejahteraan anggota. 5. Sebagai sarana dan sumber rekrutmen kader untuk kepemimpinan Majelis Pimpinan di semua tingkatan. BAB IV WEWENANG DAN TUGAS Pasal 4 Lembaga/Badan Organisasi Pemuda Pancasila mempunyai wewenang: 1. Membuat dan memberlakukan kebijakan atau aturan dalam ruang lingkup internalnya sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan organisasi Pemuda Pancasila. 2. Mengambil keputusan berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugasnya selaku pelaksana program organisasi Pemuda Pancasila. 3. Selaku ex-officio pleno Majelis Pimpinan, Lembaga/Badan berwenang menyampaikan hak suara dalam forum Rapat-rapat Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. Pasal 5 Lembaga/ Badan organsasi Pemuda Pancasila mempunyai tugas: 1. Melaksanakan program sesuai dengan orientasi dan sektor kekhususannya. 2. Melaksanakan segala keputusan (Musyawarah dan Rapat-rapat) Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya. 3. Melaksanakan rekrutmen dan pembinaan terhadap anggotanya. 4. Menjaga Citra dan nama baik Lembaga dan Organisasi Pemuda Pancasila. 5. Mengadakan konsolidasi dan mengembangkan peran Lembaga baik dalam kehidupan internal organisasi Pemuda Pancasila maupun dalam kehidupan masyarakat umum. 6. Mengadakan Laporan aktifitasnya secara berkala kepada Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila alam jangka waktu yang ditentukan oleh masing-masing Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila.

57 BAB V HUBUNGAN ORGANISASI MAJELIS PIMPINAN DENGAN LEMBAGA/ BADAN PELAKSANA KEGIATAN Pasal 6 1. Lembaga/Badan adalah bagian yang tak terpisahkan dan merupakan satu kesatuan dengan Organisasi Pemuda Pancasila. 2. Penyelengara Lembaga/ Badan bersifat ke dalam dan ke luar. 3. Lembaga dapat mengadakan apresiasi terhadap berbagai kondisi dan fenomena eksternal organisasi sesuai orientasi dan sektor kekhususannya yang terlebih dahulu melaksanakan koordinasi dengan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatnya. 4. Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila disemua tingkatan wajib mensubsidi penyelenggaraan program Lembaga/ Badan untuk satu periode kepengurusannya dengan terlebih dahulu menetapkan program Lembaga/ Badan yang akan disubsidi melalui forum Rakernas atau Pleno MPN pada tingkat nasional, Rakerwil atau Pleno MPW pada tingkat Wilayah, Rakercab atau Pleno MPC pada tingkat Cabang. 5. Lembaga/ Badan mempunyai satu hak suara dalam proses pengambilan kebijakan pada forum Rapat-rapat Majelis Nasional Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya (Rapimpur, Rakernas, Rakerwil, Rakercab, Rapat Pleno). 6. Bagi hal-hal yang bersifat teknis dan operasional dalam rangka pelaksanaan program, Lembaga/ Badan mengadakan koordinasi administrasi dengan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya. BAB VI KEANGGOTAAN Pasal 7 1. Lembaga dapat mengadakan rekrutmen anggota sesuai orientasi dan sektor kekhususannya dengan kriteria dan prosedur yang ditentukan oleh masing-masing Lembaga. 2. Pada prinsipnya anggota Lembaga adalah anggota organisasi Pemuda Pancasila yang akan diatur kemudian dalam perturan organisasi tersendiri. 3. Setiap anggota Lembaga/ Badan Pemuda Pancasila mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Bab IV, Pasal 11 ayat 1 dan Penetapan sanksi keanggoataan dalam Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila, Bab V, Pasal 13 dan Pasal Lembaga dapat mengeluarkan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang akan diatur kemudian dalam Peraturan tersendiri. BAB VII PEMBENTUKAN Pasal 8 1. Pembentukan Lembaga-lembaga pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan secara defenitif ditingkat Wilayah dibetuk oleh Lembaga Tingkat Nasional bersama MPW Pemuda Pancasila.

58 2. Pembentukan Lembaga-lembaga pelaksana kegiatan sesuai kebutuhan secara definitif ditingkat Cabang dibentuk oleh Lembaga Tingkat Wilayah bersama MPC Pemuda Pancasila. 3. Pembentukan Badan secara defenitif dilaksanakan sesuai kebutuhan oleh masingmasing Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. 4. Pembentukan Badan bersifat penugasan tetap dalam satu periode kepengurusan oleh Majelis. BAB VIII KONFERENSI DAN RAPAT Pasal 9 1. Lembaga di masing-masing tingkatan mempunyai konferensi dan rapat-rapat dengan agenda: menghasilkan program kerja, susunan dan komposisi kepengurusan, implementasi program kerja maupun langkah-langkah operasional. 2. Mekanisme Konferensi dan rapat-rapat dimaksud diatur tersendiri oleh masingmasing Lembaga. 3. Dalam melaksanakan proses Konferensi sebagaimana dimaksud ayat 1 diatas Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila serta unsur Lembaga setingkat diatasnya dilibatkan dalam unsur Panitia dan agenda/ acara seremonial. 4. Dalam pelaksanaan proses Konferensi sebagaimana dimaksud ayat 2 diatas Pimpinan Konferensi/ Sidang patut mencerminkan unsur perwakilan setiap kepengurusan Lembaga. BAB IX PENGESAHAN DAN PELANTIKAN Pasal Pengesahan kepengurusan Lembaga dalam bentuk surat keputusan pada tiap tingkatan diadakan oleh: 1. MPN Pemuda Pancasila bagi Lembaga tingkat nasional sebagai hasil Konferensi skala nasional masing-masing Lembaga. 2. Lembaga tingkat nasional bagi lembaga tingkat wilayah sebagai hasil Konferensi skala wilayah masing-masing Lembaga dan tertanda diketahui oleh MPW Pemuda Pancasila. 3. Lembaga tingkat wilayah bagi lembaga tingkat cabang sebagai hasil Konferensi skala cabang masing-masing Lembaga dan tertanda diketahui oleh MPC Pemuda Pancasila. 2. Pengesahan kepengurusan Badan dalam bentuk surat keputusan diadakan oleh masing-masing Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. Pasal 11 Pelantikan terhadap kepengurusan kolektif Lembaga/Badan yang definitif dilakukan oleh Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

59 BAB X MASA BAKTI Pasal Masa bakti kepengurusan lembaga di masing-masing tingkatan disesuaikan dengan ketentuan masing-masing lembaga. 2. Masa bakti kepengurusan Badan di masing-masing tingkatan disesuaikan dengan periode masa bakti Majelis Pimpinan. BAB XI KEUANGAN Pasal Keuangan lembaga/ organisasi Pemuda Pancasila diperoleh dari: 1. Iuran anggota Lembaga/ Badan 2. Usaha-usah yang sah 3. Sumbangan yang tidak mengikat 4. Subsidi 2. Ketentuan subsidi disesuaikan dengan kebijakan/ kemampuan setiap tingkatan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila. 3. Terkecuali yang bersifat internal, perolehan keuangan Lembaga/ Badan dari usahausaha yang sah ataupun dari sumbangan yang tidak mengikat melalui proposal dan bersifat eksternal harus mendapat persetujuan dari Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya. BAB XII KELENGKAPAN Pasal Setiap lembaga organisasi Pemuda Pancasila mempunyai kelengkapan yang terdiri dari: 1. Kop surat 2. Stempel 3. Kantor Sekretariat 4. Plank/Papan Nama 5. Atribut/ Seragam 6. Bendera dan pataka 7. Kartu Tanda Anggota (KTA) 2. Pada prinsipnya penggunaan kelengkapan lembaga/ badan ini untuk keperluan internal lembaga/ badan yang berlaku dalam ruang lingkup keorganisasian Pemuda Pancasila dan dapat dipergunakan dalam ruang lingkup eksternal keorganisasian Pemuda Pancasila dan terlebih dahulu berkoordinasi kepada serta mendapatkan Majelis Pimpinan Pemuda Pancasila sesuai tingkatannya.

60 3. Bentuk dan penggunaan kelengkapan lembaga/badan lebih lanjut akan diatur dalam peraturan organisasi sendiri. BAB XIII KETENTUAN TAMBAHAN Pasal 15 Representasi organisasi Pemuda Pancasila dalam aktifitas wadah organisasi kemasyarakatan atas dasar kesamaan fungsi diperankan oleh lembaga-lembaga. BAB XIV KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Tata kerja dan mekanisme kepengurusan serta manajemen penyelenggara program lembaga/ badan diatur oleh masing-masing lembaga/ badan Pemuda Pancasila. BAB XV PENUTUP Pasal Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan organisasi ini akan ditentukan lebih lanjut oleh MPN Pemuda Pancasila. 2. Setelah peraturan Organisasi ini ditetapkan maka peraturan organisasi sebelumnya yang serupa mengatur Lembaga/Badan Pemuda Pancasila dinyatakan tidak berlaku. 3. Peraturan organisasi ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

61 STRUKTUR ORGANISASI KOMANDO INTI MAHATIDANA Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Ketua Organisasi & Keanggotaan Ketua Ideologi & Politik Ketua Pertahanan & Keamanan Ketua Hubungan Masyarakat Ketua Litbang & Kaderisasi Ketua Ekonomi, Pengembangan Usaha & Lapangan Kerja Ketua Agama, Sosial & Budaya Ketua Alam & Lingkungan Hidup Komandan Kompi Wakil Komandan Kompi Anggota Bidang Organisasi & Keanggotaan Anggota Bidang Ideologi & Politik Anggota Bidang Pertahanan & Keamanan Anggota Bidang Hubungan Masyarakat Anggota Bidang Litbang & Kaderisasi Anggota Bidang Ekonomi, Pengembangan Usaha & Lapangan Kerja Anggota Bidang Agama, Sosial & Budaya Anggota Bidang Alam & Lingkungan Hidup Herry Simanjuntak Pendi Kesi Sugianto Situmeang, SH Surya Kalfin Abdi Marbun Hisar Sitanggang Saman Lie Ridwan Pohan Ibnu Abbas, SE Sabar Pasaribu M. Syafi i Simbolon Rasadi Nasution Drs. Parlindungan Sinaga Ferry Dhalmy Amin, SE Awang Syahputra Ir. Polma Sianturi Marihot Awaluddin Nainggolan M. Puly Lubis Jhoni Manik, SH Adian Ruslan Lubis Darwin Sitepu Chairum Lubis, SH Sofyan Asril Nasution Nurdin Koto Mukhlis Denny Boy Deddy Ahmad Husin Divo M. Nasril Suwandi Wewen Rusli Steyen Partahi Hasibuan Vernando Agus Hakim, SH Suwandi Lubis Amru Lubis, S.Sos Martua Lumban Tobing Juanda Purba, Se Wahyudi Juwanda Purba, SE Ruslan Lubis Yakob Khiarul Saleh M a s n a l Rudiansyah Lubis

62

63 STRUKTUR ORGANISASI LPPH PEMUDA PANCASILA SUMUT Direktur : MARWAN, SH Wakil Direktur : Bukhari, SH. SpN H. SYAIFUDDIN NASUTION, SH Sekretaris : ALFAHMI KHAIRI MANURUNG, SH Wakil Sekretaris : AMELIA SYAHRENI, SH Bendahara : SOEKATNO, SH Wakil Bendahara : M. ARSUL, SH Kepala Divisi Litgasi : KUMALA SAKTI NASUTION, SH Anggota Kepala Divisi Litgasi : BUDI UTOMO, SH EDI SIPAYUNG, SH H. HASANUDDIN BATUBARA, SH. Mhum RIMAN SURBAKTI, SH MUHAMMAD FAISAL LUBIS, SH MARASAMIN RITONGA, SH YAN CHONDRO INGGIH, SH ABDUL MANAN, SH Kepala Divisi Non Litgasi : EDI SUPRASETIO, SH Anggota Kepala Divisi Non Litgasi : YULHANDRIZA, SH M. REZA AL ANSHORI IRWAN JASA TARIGAN, SH WENDY MELANDA TANJUNG, SH RULI AFFANDI, SH PRIHATIN, SH ANDY RINALDY, SH MUHENDRA ROZA, SH BAMBANG HENDARTO, SH AULIA PAHLAWAN SITEPU, SH Kepala Divisi Penyuluhan Hukum : EDI RAHMAD, SH Anggota Kepala Divisi Penyuluhan Hukum : SUKIRAN, SH JHONTUA HUTAPEA, SH SYAHMON PINEM, SH Kepala Divisi Perlindungan Anak : BACHTIAR BATUBARA, SH Anggota Kepala Divisi Perlindungan Anak : PUTRA GUNAWAN, SH IRWANSYAH GULTOM, SH Dewan Penasehat : Anuar Shah Dewan Pakar LPPH Pemuda Pancasila : MARZUKI, SH. MHum H. EFDI BOY NASUTION, SH ABDUL HAKIM SIAGIAN, SH. MHum ALDIAN PINEM, SH. MH Ir. H. DJAILI AZWAR, M.Si VINCENT WIJAYA Drs. H. DARWIN NASUTION, SH DR. JANUARI SIREGAR, SH. MHum ANDI NATANAEL MANIK, SH RICARDO SIMANJUNTAK, SH,LLM,ANZIF KODRAT SHAH Prof. DR. TAN KAMELO, SH AHMAD ARIEF, SE. MM

64 STRUKTUR ORGANISASI MPO PEMUDA PANCASILA SUMUT Ketua Wakil Ketua Sekretaris Wakil Sekretaris Anggota H.B. HORAS HUTAHAEAN H. AJIB SHAH NURDIN SIREGAR, SH HAMDAN YUS SIREGAR SAPTO HUDOYO Drs. TUANI LUMBAN TOBING Ir. T. ERRY NURAIDI, MBA H. YAN BUSTAMI Drs. H. IBRAHIM SINIK RIPPI HAMDANI M. SYAFII NASUTION, SE Dr. ROSIHAN ARBIE VINCENT WIJAYA SUSANTO AMAT HASAN WIJAYA H. WAGIRIN ARMAN Drs. BAHRUM HARAHAP MIMBAR TARIGAN H.M. KOSASIH Drs. HUKUASA NDRURU Ir. BINSAR SITUMORANG, MSi dr. ROBERT VALENTINO ANWAR KONGO H. RAJAB NAPOLIS TANJUNG SYAHRIAL POHAN H. RUSDI LUBIS, SH, MAP Drs. H. ESWIN S. SUKARAJA H. BUYUNG BAHIB ARITONANG H. RAMADHAN SIREGAR, SH BAKTIAR EFFENDI PARLAHUTAN SIBARANI DR. SUPRIANTO RADJOKI NAINGGOLAN, SE, MA MUKTADIN HARAHAP, SH H. ABDUL RASYID HASIBUAN H. MUKHLIS HASIBUAN H. SYAHRUL PASARIBU H. TUTUR PARAPAT FARIZAL, SH H. KHAIRUDDINSYAH SITORUS, SE H. SULAIMAN ARIFIN HARAHAP, BA MANOSOR PURBA Drs. SUPARDI Drs. ARIFAY TAMBUNAN, MM Ir. BONDET DAMANIK MUSLIM SIMBOLON, SAg RAHMAD YUSRI SIMATUPANG Drs. H. ADI MUNASIB, MM

65 STRUKTUR ORGANISASI MPW PEMUDA PANCASILA SUMUT KETUA MPO SEKRETARIS KETUA I KETUA II BENDAHARA Wakil Sekretaris I Wakil Sekretaris II Wakil Sekretaris III Wakil Sekretaris IV Wakil Sekretaris V Wakil Sekretaris VI Wakil Sekretaris VII Wakil Sekretaris VIII Wakil Sekretaris IX Wakil Sekretaris X Wakil Sekretaris XI Wakil Sekretaris XII Wakil Sekretaris XIII Bidang Organisasi dan Keanggotaan Bidang Litbang dan Kaderisasi Bidang Hukum dan HAM Bidang Pemuda, Mahasiswa Pelajar & Olah Raga Bidang Peranan Wanita Bidang Ideologi dan Politik Bidang Agama, Sosial & Budaya Bidang Ekonomi & Pengembangan Usaha Wakil Bendahara I Wakil Bendahara II Bidang Alam dan Lingkungan Hidup Bidang Informasi dan Komunikasi Bidang Ketahanan Nasional Bidang Dana Bidang Sarana dan Prasarana

ANGGARAN RUMAH TANGGA BRIGEZ INDONESIA BAB I LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA BRIGEZ INDONESIA BAB I LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN. Pasal 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA BRIGEZ INDONESIA BAB I LAMBANG, IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN Pasal 1 Lambang Organisasi BRIGEZ INDONESIA ialah lambang Power dan tulisan BRIGEZ Warna

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI SAYAP PEMUDA PARTAI PERINDO Jakarta, 17 Desember 2015 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PEMUDA PERINDO PEMBUKAAN Pemuda Indonesia sebagai salah

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SRIKANDI PEMUDA PANCASILA

ANGGARAN DASAR SRIKANDI PEMUDA PANCASILA ANGGARAN DASAR SRIKANDI PEMUDA PANCASILA ANGGARAN DASAR SRIKANDI PEMUDA PANCASILA MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka penjajahan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR SRIKANDI PEMUDA PANCASILA

ANGGARAN DASAR SRIKANDI PEMUDA PANCASILA ANGGARAN DASAR SRIKANDI PEMUDA PANCASILA MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, maka penjajahan dalam segala bentuk dan manifestasinya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PEMUDA TIONGHOA INDONESIA PEMBUKAAN Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa : Bahwa bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang terpadu menjadi bangsa yang besar adalah anugerah Tuhan

Lebih terperinci

Halaman PEMBUKAAN

Halaman PEMBUKAAN Halaman - 1 - PEMBUKAAN 1. Dengan Rachmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia melalui perjuangan yang luhur telah mencapai Kemerdekaannya yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Dalam

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kenikmatan bagi Bangsa Indonesia dalam kandungan bumi pertiwi Indonesia berupa sumber daya alam

Lebih terperinci

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N

AD dan ART. Ditulis oleh AMPI Kukar Selasa, 28 May :42 - P E M B U K A A N P E M B U K A A N BAHWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN 17 AGUSTUS 1945, YANG DICETUSKAN RAKYAT INDONESIA MERUPAKAN PUNCAK PERJUANGAN PERGERAKAN NASIONAL DAN TITIK AWAL UPAYA UNTUK MEWUJUDKAN CITA-CITA KEMERDEKAAN,

Lebih terperinci

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945

BAB II A S A S Pasal 2 AP2TKILN Berasaskan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 ANGGARAN DASAR ASOSIASI PENGELOLA PELATIHAN TENAGA KERJA INDONESIA LUAR NEGERI ( A P 2 T K I L N ) PEMBUKAAN Bahwa Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 adalah titik awal untuk mewujudkan cita-cita

Lebih terperinci

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS 4 IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal, AD/ART IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA KEPUTUSAN MUNAS I IKATAN GURU PENDIDIKAN KHUSUS INDONESIA Nomor : 2/MUNAS I/ IGPKhI /I/ 2017 Tentang : ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IGPKhI DENGAN

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PERMAHI (PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA) PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA : BAHWA KEMERDEKAAN, KEADILAN, DAN KEBENARAN ADALAH IDAMAN SETIAP BANGSA INDONESIA, SEBAGAI NEGARA

Lebih terperinci

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN

AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN AD KAI TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, oleh karena itu setiap orang tanpa membedakan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pembukaan

ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pembukaan ANGGARAN DASAR Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Pembukaan Bahwasanya dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia, generasi muda yang memiliki dinamika, militansi dan idealisme, menonjol peranan dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN DASAR PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan tatanan masyarakat Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 ANGGARAN DASAR Halaman 1 dari 2 halaman 2 IKATAN ALUMNI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR

ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR ANGGARAN DASAR Tunas Indonesia Raya TIDAR BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Organisasi ini bernama TUNAS INDONESIA RAYA disingkat TIDAR, selanjutnya disebut Organisasi. 2. Organisasi ini

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA

ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI LAUNDRY INDONESIA MUKADIMAH Menyadari sepenuhnya bahwa untuk mencapai suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, guna mengisi cita-cita Proklamasi Kemerdekaan,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NENE MALLOMO ( THE NENE MALLOMO FOUNDATION) INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NENE MALLOMO ( THE NENE MALLOMO FOUNDATION) INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA YAYASAN NENE MALLOMO ( THE NENE MALLOMO FOUNDATION) INDONESIA ANGGARAN DASAR MUKADDIMAH Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, bahwa untuk mewujudkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA

ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA ANGGARAN DASAR PARTAI PENGUSAHA DAN PEKERJA INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 telah memberikan arah dan landasan perjuangan bagi bangsa Indonesia, yang selanjutnya pada pasal

Lebih terperinci

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA M U K A D I M A H DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa perjuangan Bangsa Indonesia untuk mengisi kemerdekaan sejak 17 Agustus 1945 telah memasuki tahap yang makin memerlukan optimalisasi potensi bangsa,

Lebih terperinci

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga:

:: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: 1 :: LDII Sebagai Ormas/Anggaran Rumah Tangga: ANGGARAN RUMAH TANGGA LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota dan Warga [1] Keanggotaan Lembaga Dakwah Islam Indonesia terdiri dari

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA"

ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LAMPIRAN I KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2007 TANGGAL : 19 Juni 2007 ANGGARAN DASAR LEGIUN VETERAN REPUBLIK INDONESIA MUKADIMAH "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA" Bahwa Veteran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB

ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB ANGGARAN DASAR NINJA OWNERS CLUB BAB I NAMA, BENTUK, SIFAT, ASAS, VISI, MISI, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 NAMA Organisasi ini bernama NINJA OWNERS CLUB, yang dapat disingkat dengan nama N O C. Pasal 2

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012

ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012 ANGGARAN DASAR (AD) AMAN Ditetapkan oleh Kongres Masyarakat Adat Nusantara Ke-Empat (KMAN IV) Tobelo, 24 April 2012 BAB I NAMA, BENTUK, WAKTU DAN KEDUDUKAN Pasal 1 1) Organisasi ini bernama Aliansi Masyarakat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARARAN RUMAH TANGGA PARTAI GOLONGAN KARYA ANGGARAN DASAR. Bagian Kesatu PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARARAN RUMAH TANGGA PARTAI GOLONGAN KARYA ANGGARAN DASAR. Bagian Kesatu PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARARAN RUMAH TANGGA PARTAI GOLONGAN KARYA ANGGARAN DASAR Bagian Kesatu PEMBUKAAN Bahwa Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah berkat rahmat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR KONGRES ADVOKAT INDONESIA (PERUBAHAN PERTAMA) TAHUN 2016 PEMBUKAAN - Bahwa Negara Republik Indonesia adalah Negara Hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

Lebih terperinci

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA Lampiran Keputusan Munas IV Asosiasi BP PTSI Nomor: 07/MUNAS-IV/2017 ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI BP PTSI PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tugas mendidik

Lebih terperinci

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012

KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 KETETAPAN KONGRES XXXII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA DI JEPANG Nomor: 05/TAP/KONGRES/PPI-JEPANG/VIII/2012 tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPI Jepang Periode 2012-2013 Dengan rahmat Allah

Lebih terperinci

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR

MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI BUMISERAM ( IKAB )MAKASSAR ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI BUMISERAM (IKAB) MAKASSAR JAKARTA, 19 JULI 2009 KEPUTUSAN MUSYAWARAH BESAR IKATAN ALUMNI

Lebih terperinci

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan.

MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Revisi 2009 MUKADIMAH PERHIMPUNAN AHLI BEDAH ONKOLOGI INDONESIA ( PERABOI ) Bahwa sesungguhnya penyakit tumor/kanker adalah suatu penyakit yang dapat disembuhkan. Bahwa untuk menanggulangi penyakit kanker

Lebih terperinci

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa

MUKADIMAH. Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa Bahwa PDI Perjuangan sebagai partai nasionalis yang berasaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN ANAK TRANSMIGRAN REPUBLIK INDONESIA ( P A T R I ) MUKADIMAH Bahwa dalam pembangunan nasional yang pada hakekatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA

ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA GERINDRA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Syarat Keanggotaan Syarat menjadi Anggota Partai Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA) adalah : 1. Warga Negara Indonesia.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU

BAB I NAMA, BENTUK, TEMPAT KEDUDUKAN DAN WAKTU ANGGARAN DASAR SAREKAT HIJAU INDONESIA PEMBUKAAN Krisis berbangsa dan bernegara yang dialami Indonesia, terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan. Krisis ini menyebabkan tidak terpenuhinya hak-hak sosial,

Lebih terperinci

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA KEPPRES 76/1993, PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA AKADEMI ILMU PENGETAHUAN INDONESIA Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 76 TAHUN 1993 (76/1993) Tanggal: 18 AGUSTUS 1993 (JAKARTA)

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA (ISMAPETI) HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang Januari 2015 MUKADDIMAH HASIL MUNAS XIII Universitas Muhammadiyah Malang 22-24 Januari 2015 ANGGARAN DASAR IKATAN SENAT MAHASISWA PETERNAKAN INDONESIA () MUKADDIMAH Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sesungguhnya mahasiswa peternakan

Lebih terperinci

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM SURAT KETETAPAN SIDANG UMUM MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI TAHUN 2016 No. 04/SU-TAP-MPM/III/2016 Tentang ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA Menimbang Bahwa untuk kelancaran kepengurusan dan program kerja

Lebih terperinci

POSDAYA BERSERI DUSUN I

POSDAYA BERSERI DUSUN I CONTOH ANGGARAN DASAR POSDAYA BERSERI DUSUN I DESA BAJONG, KEC. BUKATEJA, KAB. PURBALINGGA Logo Perguruan Tinggi Logo Pemerintah Daerah MUKADIMAH Keluarga sebagai bagian integral dari Masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG

KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG KETETAPAN MUSYAWARAH ANGGOTA XVIII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI UTM) Nomor: 005/MAXVIII/PPI-UTM/X/2014 TENTANG AMANDEMEN AD/ART PPI UTM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA

ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA ANGGARAN DASAR FEDERASI OLAHRAGA KARATE-DO INDONESIA M U K A D I M A H Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah merupakan rahmat Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ( ORARI )

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ( ORARI ) ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA ( ORARI ) ANGGARAN DASAR ORGANISASI AMATIR RADIO INDONESIA MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya Kegiatan Amatir Radio itu merupakan penyaluran

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB)

ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB) ANGGARAN DASAR KLUB BOLA BASKET COUGAR (COUGAR BASKETBALL CLUB) PEMBUKAAN Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, maka Bangsa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia MUKADIMAH Bahwa guna mengisi dan melaksanakan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang berdasarkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR)

ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR & ATURAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI UNPAR (IKA UNPAR) ANGGARAN DASAR IKA UNPAR PEMBUKAAN Bahwa tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk mewujudkan masyarakat adil, makmur dan sejahtera,

Lebih terperinci

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA BAB I PERHIMPUNAN WILAYAH Syarat dan Tatacara Pendirian Perhimpunan Wilayah Pasal 1 (1) Perhimpunan Wilayah adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA IKANI PEMBUKAAN Bahwa Kemerdekaan yang telah dicapai oleh bangsa Indonesia benarbenar merupakan berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga bangsa Indonesia perlu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR

KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR PERSATUAN GURU MADRASAH INDONESIA (PGMI) Bahwa sesungguhnya Islam adalah

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Lampiran 2 KEPUTUSAN MUSDA BARAHMUS DIY Nomor: /KEP. MUSDA/BARAHMUS/2014 Tanggal 27 September 2014 ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN MUSYAWARAH MUSEA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB I LAMBANG DAN DUAJA Pasal

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Undang-undang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN

ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN ANGGARAN DASAR (AD) ASOSIASI PENGELOLA SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI (SPAMS) PERDESAAN PEMBUKAAN Program Pamsimas telah membangun prasarana dan sarana air minum dan sanitasi di desa/ kelurahan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI REAL ESTATE BROKER INDONESIA MUKADIMAH Sesungguhnya kemerdekaan Bangsa Indonesia itu sebagai rahmat Tuhan Yang mahasa Esa, merupakan penggilan, tantangan dan dorongan bagi bangsa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA

KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA KEPUTUSAN KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR: 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua, Menimbang : a. bahwa Dewan Kerja Pramuka Penegak

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA

ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA ANGGARAN DASAR FEDERASI PANJAT TEBING INDONESIA PEMBUKAAN Kegiatan panjat tebing di Indonesia merupakan wujud nyata dari dinamika warga negara Indonesia yang dengan sadar menghimpun dirinya dalam berbagai

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN PENSIUNAN PELABUHAN INDONESIA II (IKAPENDA) PEMBUKAAN Bahwa pembangunan nasional Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan manusia seutuhnya dan seluruh tanah air Indonesia untuk

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR MUSYAWARAH ANGGOTA XVII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI-UTM) Sabtu, 2 November 2013 MUKADDIMAH

ANGGARAN DASAR MUSYAWARAH ANGGOTA XVII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI-UTM) Sabtu, 2 November 2013 MUKADDIMAH ANGGARAN DASAR MUSYAWARAH ANGGOTA XVII PERSATUAN PELAJAR INDONESIA UNIVERSITI TEKNOLOGI MALAYSIA (PPI-UTM) Sabtu, 2 November 2013 MUKADDIMAH Sebagaimana Pelajar Indonesia umumnya, Pelajar Indonesia yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan dari penjajah, dan oleh karena itu adalah kewajiban segenap

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1 KETENTUAN UMUM ANGGARAN RUMAH TANGGA INSTITUT AKUNTAN MANAJEMEN INDONESIA TAHUN 2009 BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 KETENTUAN UMUM Anggota Institut Akuntan Manajemen Indonesia (IAMI) adalah perseorangan dan perusahaan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA MUKADIMAH Bahwa para Apoteker Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang dianugerahi bekal ilmu pengetahuan dan teknologi serta keahlian di bidang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGARAN DASAR PERSATUAN PERUSAHAAN GRAFIKA INDONESIA (INDONESIA PRINT MEDIA ASSOCIATION) MUKADIMAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Dengan menyadari sedalam-dalamnya akan kedudukan, tugas dan kewajiban

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN Pasal 1 Landasan Penyusunan 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan pada Anggaran Dasar yang

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Lampiran KEP.005/MUNAS-V/SEKARPURA II/2011 - AD/ART ANGGARAN DASAR/ANGGARAN RUMAH TANGGA SERIKAT KARYAWAN PT ANGKASA PURA II (PERSERO) (SEKARPURA II) PEMBUKAAN Bahwa untuk mencapai cita-cita Kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI)

ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI) ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA (PHRI) Disempurnakan Pada Munas XV 2010 10 Februari 2010 M U K A D I M A H BAHWA CITA-CITA KEMERDEKAAN INDONESIA YANG DIPROKLAMASIKAN PADA TANGGAL

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya tujuan mendirikan Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society

MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society MASTEL MASYARAKAT TELEMATIKA INDONESIA The Indonesian Infocom Society ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA 2003-2006 ANGGARAN DASAR MASTEL MUKADIMAH Bahwa dengan berkembangnya teknologi, telah terjadi

Lebih terperinci

ASOSIASI PENGUSAHA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN INDONESIA AD/ART ASPESINDO KEPULAUAN RIAU

ASOSIASI PENGUSAHA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN INDONESIA AD/ART ASPESINDO KEPULAUAN RIAU ASOSIASI PENGUSAHA ALAT KESELAMATAN PELAYARAN INDONESIA Assallamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Selahtera Bagi Kita Semua, AD/ART ASPESINDO KEPULAUAN RIAU Pepatah Mengatakan : Bila mau menikmati

Lebih terperinci

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN

BAB I UMUM. Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN BAB I UMUM Pasal 1 LANDASAN PENYUSUNAN 1. Anggaran Rumah Tangga disusun berlandaskan Anggaran Dasar GAPEKSINDO dan ditetapkan serta disahkan pada Musyawarah Nasional Khusus di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PERPAJAKAN FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Pembukaan Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Bangsa Indonesia telah berhasil merebut kemerdekaan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN Atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pengasih dan Maha Bijaksana, umat Katolik menyadari dan menghayati secara

Lebih terperinci

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016.

KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016. KONGRES KEENAM IKATAN ALUMNI PENDIDIKAN TINGGI KEDINASAN STAN (IKANAS STAN) Keputusan Sidang Pleno Tetap Nomor :.../IKANAS/KONGRES-VI/XI/2016 tentang PENETAPAN ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2000 TENTANG PENGESAHAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA TAEKWONDO INDONESIA Anggaran Dasar Taekwondo Indonesia 1 2 Anggaran Dasar Taekwondo Indonesia ANGGARAN DASAR T A E K W O N D O I N D O N E S I A Anggaran Dasar Taekwondo

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PERJALANAN WISATA INDONESIA (ASITA) MUKADIMAH Dengan rahmat Tuhan yang Maha Esa, Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia sebagai mata rantai dalam jajaran industri pariwisata,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010

ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA. Disempurnakan Pada Munas XV Februari 2010 ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN HOTEL & RESTORAN INDONESIA Disempurnakan Pada Munas XV - 2010 10 Februari 2010 M U K A D I M A H BAHWA CITA-CITA KEMERDEKAAN INDONESIA YANG DIPROKLAMASIKAN

Lebih terperinci

SUSUNAN ANGGARAN DASAR K O B R A KOMANDO BERSAMA RAKYAT MUKADIMAH

SUSUNAN ANGGARAN DASAR K O B R A KOMANDO BERSAMA RAKYAT MUKADIMAH SUSUNAN ANGGARAN DASAR K O B R A KOMANDO BERSAMA RAKYAT MUKADIMAH Bahwa cita-cita luhur Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah untuk melindungi

Lebih terperinci

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA

Pasal 3 MAKSUD DAN TUJUAN ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA ANGGARAN DASAR ASOSIASI PERUSAHAAN PENGIKLAN INDONESIA MUKADIMAH Bahwa industri komunikasi dan pemasaran sebagai bagian dari sistem perekonomian modern dan global, patut diarahkan serta diberdayakan sesuai

Lebih terperinci

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM ANGGARAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota HMTI terdiri dari: 1. Anggota Putih HMTI adalah seluruh mahasiswa yang masih dalam masa pendidikan di Jurusan Teknik Industri yang belum mengikuti

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI BAB I UMUM. 1 BAB II ORGANISASI. 1 BAB III KEANGGOTAAN. 1 BAB IV MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI... 4 BAB V STRUKTUR,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN GERAKAN KEWIRAUSAHAAN NASIONAL INDONESIA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Himpunan Gerakan Kewirausahaan Nasional Indonesia, yang kemudian disingkat

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PAGUYUBAN WARGA KEBUMEN DI BANYUMAS (P KBM MAS) ANGGARAN DASAR PAGUYUBAN WARGA KEBUMEN DI BANYUMAS (P KBM MAS) MUKADIMAH Untuk mewujudkan kerukunan dan kekompakan

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN INTERNAL OLAHRAGA DAN SENI FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Anggaran Rumah Tangga Badan Internal Olahraga dan Seni disingkat BIOS merupakan pengaturan lebih lanjut dari Anggaran Dasar BIOS. (2) Semua pengertian dan singkatan yang

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA BAB I UMUM Pasal 1 Pengertian Anggaran Rumah Tangga merupakan penjabaran Anggaran Dasar IAP Pasal 2 Pengertian Umum (1) Ahli adalah seorang yang berlatar belakang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa sebagai pelaksanaan

Lebih terperinci

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA

HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA KETETAPAN MUSYAWARAH NASIONAL VI HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN (HAKLI) NOMOR : VI/MUNAS VI/HAKLI/2015 TENTANG ANGGARAN DASAR HIMPUNAN AHLI KESEHATAN LINGKUNGAN INDONESIA (HAKLI) DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.

Bab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih. 1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan

Lebih terperinci

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMMG ITB 0 AD/ART ANGGARAN DASAR MUKADIMAH Mahasiswa Teknik Metalurgi Institut Teknologi Bandung adalah bagian dari civitas akademik pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Oleh karena itu, mahasiswa Teknik

Lebih terperinci

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Anggaran Rumah Tangga Asosiasi Badan Usaha Milik Desa Se-Indonesia (BUMDESINDO) ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI BADAN USAHA MILIK DESA SE INDONESIA Pasal 1 Kedudukan Organisasi 1. Dewan Pimpinan Nasional

Lebih terperinci

HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR

HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR TEMPLATE LOGO HIMA ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA (... sebutkan...) UNIVERSITAS DHYANA PURA PEMBUKAAN

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL (MUNAS) IV FEDERASI SERIKAT PEKERJA PERKAYUAN PERHUTANAN DAN UMUM SELURUH INDONESIA NOMOR : KEP-02/MUNAS.IV/FSPK/VIII/2009 TENTANG PERATURAN TATA TERTIB MUSYAWARAH NASIONAL

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN MUKADIMAH ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN MUKADIMAH Bahwa sesungguhnya cita-cita luhur untuk membangun dan mewujudkan Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis,

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENDIDIK DAN PENELITI BIOLOGI INDONESIA (HPPBI) MUKADIMAH Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia telah berjuang secara bersinergi dan berkelanjutan untuk mengisi kemerdekaannya

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI

ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA. Anggaran Dasar FPPTI ANGGARAN DASAR FORUM PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI INDONESIA PENDAHULUAN Organisasi Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi diusulkan pada Seminar Forum Komunikasi Pembinaan Perpustakaan Perguruan Tinggi se

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e )

UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945. PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945 PEMBUKAAN ( P r e a m b u l e ) Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus

Lebih terperinci

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA KEPUTUSAN KETUA KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA NOMOR : 214 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PENYELENGGARAAN DEWAN KERJA PRAMUKA PENEGAK DAN PRAMUKA PANDEGA Ketua Kwartir Nasional

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR PARTAI REPUBLIK

ANGGARAN DASAR PARTAI REPUBLIK D5 ANGGARAN DASAR PARTAI REPUBLIK 1 ANGGARAN DASAR PARTAI REPUBLIK Di Bawah Ridlo dan Ampunan Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa Bahwa pembangunan adalah keseluruhan upaya untuk membangkitkan, menguatkan dan

Lebih terperinci