BAB II LANDASAN TEORI FILM POLIVINILYDENE FLUORDE UNTUK APLIKASI SENSOR PIEZOELEKTRIK. Menurut Kawai, Polyvinylidene Fluoride atau PVDF merupakan
|
|
- Johan Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II LANDASAN TEORI FILM POLIVINILYDENE FLUORDE UNTUK APLIKASI SENSOR PIEZOELEKTRIK 2.1 Polivinilydene Fluoride Menurut Kawai, Polyvinylidene Fluoride atau PVDF merupakan fluoropolimer termoplastik murni [2]. Ada beberapa pabrikan yang membuat Polyvinylidene Fluoride dalam bentuk pelet yaitu KYNAR, HYLAR dan SOLEF [1]. PVDF merupakan material yang biasanya digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kemurnian, kekuatan, daya tahan terhadap pelarut, asam, dan panas. dibandingkan dengan fluoropolymer lain, PVDF lebih mudah meleleh karena memiliki titik leleh yang rendah [1]. PVDF biasanya tersedia dalam bentuk pelet, lembaran, dan dipakai isolator untuk kawat. PVDF lebih mudah dibentuk dan biasanya digunakan dalam bidang kimia, semikonduktor, medis dan bidang industri elektronika contohnya baterai ion lithium [1]. Pada tahun 1969, Kawai dan kawan-kawan mengamati efek piezoelektrik pada PVDF. didapat koefisien piezoelektrik dari film material ini sebesar 6-7pCn -1, 10 kali lebih besar daripada polimer lainnya yang telah diamati [1]. PVDF dapat disintesis dari gas monomer VDF lewat proses polimerisasi radikal bebas, setelah ini dapat dilanjutkan dengan proses pembentukan film dengan pressing atau dapat juga dengan proses pembentukan lain seperti spin coating. 6
2 Proses polling dapat meningkatkan sifat piezoelektrik film PVDF yaitu menghasilkan listrik bila diberi stress mekanik, didinginkan atau dipanaskan [6]. Kedua sifat tersebut sangat berguna untuk aplikasi sensor. PVDF memiliki temperatur transisi gelas sekitar -35 o C dan uniknya 50-60% berbentuk semikristal [8]. PVDF memiliki 3 bentuk fase struktur yaitu fase alpha (TGTG'), fase beta (TTTT), dan fase gamma (TTTGTTTG') [1]. Penjelasan lebih lanjut mengenai fase alpha, beta dan gamma akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. 2.2 Struktur Molekul Padat Polyvinylidene Fluoride Bentuk molekul padat PVDF merupakan salah satu hal yang sangat mempengaruhi efek piezoelektrik dari bahan tersebut. Hal ini disebabkan efek piezoelektrik dari suatu bahan dipengaruhi oleh polarisasi spontan dari bahan tersebut, sedangkan polarisasi spontan bahan sangat dipengaruhi oleh orientasi momen-momen dipol bahan tersebut dimana pada akhirnya orientasi momenmomen dipol bahan tersebut dipengaruhi oleh bentuk molekul padat bahan tersebut. Bentuk molekul padat dari polyvinylidene fluoride dapat dikelompokan menjadi 3 (tiga) bentuk yaitu : 1. Bentuk I fase beta Bentuk beta fase ini sangat penting sebab bentuk ini memiliki sifat piezoelektrik yang paling besar dibandingkan struktur molekul padat fase lainnya. Biasanya 7
3 dihasilkan dengan cara deformasi mekanik film PVDF [9]. Secara umum bentuk struktur molekul padat film PVDF fase beta adalah seperti gambar 2.1. Bidang Karbon Bidang Karbon Gambar 2.1 Struktur molekul Polyvinylidene Fluoride fase beta secara umum Gambar diatas adalah permodelan struktur molekul padat Polyvinylidene Fluoride fase beta dengan Warna merah atau bulatan paling besar adalah Fluorin, Warna hitam atau bulatan sedang adalah karbon, dan hijau tua atau bulatan paling kecil adalah Hidrogen. Terlihat bahwa polarisasinya searah sehingga memiliki momen dipol yang besar. Berdasarkan permodelan struktur yang dikemukan Hasegawa dan kawankawan, strukturnya adalah ortorombik dengan parameter-parameternya adalah a = 8.58 Å, b = 4.91 Å, c = 2.56 Å. Dengan a dan b adalah dimensi pseudohexagonalnya dan c adalah perulangan dari dimensi a dan b seperti yang terlihat pada gambar
4 Gambar 2.2 unit sel fase beta PVDF menurut hasegawa dan kawan-kawan. Dengan a = 8.58 Å, b = 4.91 Å, c = 2.56 Å Berdasarkan unit sel yang diajukan oleh hasegawa maka Galperin mengajukan model 2 dimensi yaitu rantai molekulnya memiliki bidang zig-zag (TTTT) dengan sedikit pembelokan yang disebabkan oleh interaksi atom-atom fluor yang tidak terikat dalam monomer-monomer yang terdekatnya.[10]. 2. Bentuk II fase alpha 9
5 Bentuk alpha fase ini bentuk yang biasa ditemui pada kebanyakan molekul PVDF [11]. Secara umum bentuk struktur molekul padat film PVDF fase alpha adalah seperti gambar 2.3. Bidang Karbon Gambar 2.3 Struktur molekul Polyvinylidene Fluoride fase alpha secara umum. Gambar diatas adalah permodelan struktur molekul padat Polyvinylidene Fluoride fase alpha dengan Warna merah atau bulatan paling besar adalah Fluorin, Warna hitam atau bulatan sedang adalah karbon, dan hijau tua atau bulatan paling kecil adalah Hidrogen. Terlihat bahwa polarisasinya tidak searah sehingga memiliki momen dipol yang kecil, karena saling menghilangkan. Berdasarkan permodelan struktur yang dikemukan Bachmann dan Lando, strukturnya adalah monoklin dengan semua sudut sebesar 90 o, a = 4.96 Ǻ b = 9.64 Ǻ dan c = 4.62 Ǻ. Dengan a dan b adalah dimensi pseudo-hexagonalnya dan c adalah perulangan dari dimensi a dan b seperti yang terlihat pada gambar 2.4. Unit sel fase alpha ini mengandung dua rantai dimana arah c antiparalel sehingga tidak terjadi pengkutuban. Oleh karena itu untuk seluruh molekul padat 10
6 bentuk ini adalah molekul padat nonpolar. Bentuk molekul padat fase alpha ini dapat ditransformasikan menjadi bentuk molekul yang baru dengan memberikan medan listrik yang tinggi sehingga molekul dapat berputar dan dipol listrik terbentuk [11]. Gambar 2.4 unit sel fase alpha PVDF menurut Bachmann dan Lando. 2. Bentuk III fase gamma Dengan a = 4.96 Ǻ b = 9.64 Ǻ dan c = 4.62 Ǻ Bentuk molekul padat fase gamma adalah campuran dari bentuk fase beta dan fase alpha. Struktur molekul padat fase gamma ini terdiri dari rantai yang 11
7 menyerupai sambungan fase alpha, dengan sambungan selanjutnya yang menyerupai fase beta. Secara umum bentuk struktur molekul padat film PVDF fase gamma adalah seperti gambar 2.5. Bidang Karbon Gambar 2.5 Struktur molekul PVDF fase Gamma secara umum. Gambar diatas adalah permodelan struktur molekul padat Polyvinylidene Fluoride fase gamma dengan Warna merah atau bulatan paling besar adalah Fluorin, Warna hitam atau bulatan sedang adalah karbon, dan hijau tua atau bulatan paling kecil adalah Hidrogen, Warna hitam adalah karbon, dan kuning adalah Hidrogen. Terlihat bahwa struktur molekul padatnya adalah gabungan fase beta dan fase alpha. Bentuk struktur molekul padat fase gamma ini masih belum dapat dipastikan dengan tepat. Takahashi dan tadokaro mengusulkan bahwa bentuk strukturnya adalah monoklin dengan β = 92,9 o, a = 4.96 Ǻ, b = 9.59 Ǻ, c =9.23 Ǻ. Bentuk yang diusulkan oleh Takahashi dan tadokaro seperti yang terlihat pada gambar 2.6. Sedangkan Weinhold mengusulkan bahwa bentuk strukturnya adalah 12
8 ortorombik. Bentuk yang diusulkan oleh Weinhold seperti yang terlihat pada gambar 2.7. Kedua model yang diusulkan menyatakan bahwa rantai molekulnya mempunyai arah yang sama dan momen dipol-momen dipolnya saling paralel, sehingga bentuk molekul padat III adalah bentuk polar [12]. Gambar 2.6 Bentuk yang diusulkan oleh Takahashi dan tadokaro dengan β = 92,9 o, a = 4.96 Ǻ, b = 9.59 Ǻ, c =9.23 Ǻ 13
9 Gambar 2.7 Bentuk yang diusulkan oleh Weinhold dengan β = 90 o, a = 4.97 Ǻ, b = 9.66 Ǻ, c =9.18 Ǻ Hal-hal yang berhubungan dengan data-data molekul padat PVDF dapat dilihat dari tabel di bawah ini : Bentuk kristal Rapat jenis (gr/cc) I (beta) 1.80 II (alpha) 1.76 III (gamma) 1.8 Tabel 2.1 Data kristalografi polimer PVDF 14
10 Rapat jenis diukur pada temperatur 30 o C. Bentuk-bentuk kristal dari polyvinylidene fluoride mempunyai hubungan satu sama lain. Transformasi antara bentuk-bentuk kristal tersebut dapat dilihat pada gambar 2.8. Bentuk I penarikan Bentuk II (Padat) penarikan Bentuk III Polling Polling Bentuk II (Viskos) Annealing suhu tinggi Gambar 2.8 Blok Susunan transformasi perubahan fase molekul padat polyvinylidene fluoride Hasil yang diinginkan pada penelitian ini adalah untuk mencapai bentuk fase beta. bentuk II dapat menjadi bentuk I (padat) dengan proses stretching atau penarikan dan bentuk II (viskos) dapat menjadi bentuk I dengan metode Polling. Bentuk III dapat menjadi bentuk I dengan proses stretching atau penarikan. Bentuk III dapat menjadi bentuk II (viskos) dengan metode Polling [13]. 15
11 2.3 Film polyvinilydene fluoride Pada saat ini, teknologi film telah digunakan di berbagai bidang. Khususnya dalam bidang sensor, film dibuat dari bahan polimer. Film dapat berfungsi sebagai permukaan aktif (active surface) maupun bulk wave sebagai sensor piezoelektrik. Bila diberi tekanan maka akan timbul beda tegangan seperti yang terlihat pada ilustrasi gambar 2.9. Gambar. 2.9 ilustrasi efek piezoelektrik, film piezo ditekan sehingga menimbulkan beda tegangan Film dapat dibuat dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan metode calendring. Metode ini cocok untuk film yang terbuat dari bahan polimer khususnya polyvinilydene fluoride. Oleh karena itu, metode calendring digunakan pada eksperimen ini. Berdasarkan metode ini, bahan dalam bentuk pelet dipipihkan dengan menggunakan alat yang telah dibuat yaitu pipa silinder yang diberi pemanas, yang disesuaikan dengan suhu melting point polyvinilydene fluoride. 16
12 PVDF digiling dengan kecepatan dan waktu tertentu. Ketebalan film yang terbentuk tergantung pada proses pengepresan polimer yang bergantung pada jarak antar silinder dan kecepatan putaran alat tersebut. Setelah film PVDF terbentuk maka ada kemungkinan polarisasi film PVDF tersebut masih acak seperti ilustrasi gambar maka perlu dilakukan polling agar polarisasi film PVDF menjadi teratur [8]. a. Sebelum dipooling b. Sesudah dipooling E Gambar skema polarisasi piezoelektrik PVDF Gambar 2.11 diatas menunjukkan skema polarisasi PVDF sebelum dan setelah dipolling. Lingkaran besar dan merah menunjukan kutub negatif, sedangkan lingkaran kecil warna kuning menunjukkan kutub negatif. Setelah dipolling struktur molekul yang polarisasinya tidak searah, menjadi searah bila diberi medan listrik yang tinggi. 2.4 Teknik Calendring Teknik calendring adalah teknik pembuatan film dengan memanfaatkan titik leleh polimer sehingga polimer dapat dipipihkan dengan mudah sehingga pemipihan dapat dilakukan semaksimal mungkin. Teknik ini cocok untuk polimer yang memiliki titik leleh yang rendah. Teknik ini merupakan teknik yang mudah 17
13 sebab tidak perlu melalui proses yang rumit. Gambar 2.12 adalah skema alat dan sistem kontrol teknik calendring yang digunakan untuk membuat film PVDF. Thermostat Filament pemanas Thermokopel Alat Roll Press Gambar skema alat dan sistem kontrol salat Roll press dipanaskan dengan menggunakan filamen pemanas yang dikontrol dengan menggunakan thermostat. Bila suhu roll press sesuai dengan yang diset pada thermostat maka filamen pemanas akan mati, tetapi filamen pemanas akan terus memanaskan roll press sampai suhu roll press sesuai yang diatur pada thermostat. Sensor yang digunakan untuk menyensing suhu roll press adalah sensor temperatur yaitu thermokopel. 2.5 Piezoelektrik Definisi Piezoelektrisitas adalah kemampuan suatu material dalam memberi respon tegangan akibat adanya stress mekanik atau deformasi. Pierre Curie dan 18
14 saudaranya Jacques menemukan fenomena pezoelektrik pada tahun Piezoelektrisitas asal katanya diambil dari bahasa latin piezein, yang artinya menekan atau tekan [15]. Suatu material yang memiliki sifat piezoelektrik bila ditekan atau diberi stress mekanik akan memberi respon tegangan. Semakin besar tekanan yang diberikan pada material tersebut, maka semakin besar pula tegangan listrik yang dihasilkan. Hal ini seperti yang terlihat pada gambar _ _ Gambar.2.12 Efek piezoelektrik pada material yang memiliki sifat piezoelektrik Efek piezoelektrik adalah fenomena pada material yang bila diberi stress mekanik maka efeknya dapat mengubah polarisasi dipol dalam material tersebut atau sebaliknya. Penemuan efek piezoelektrik ini banyak diterapkan pada aplikasi seperti produksi dan deteksi suara, sumber tegangan, sumber frekuensi elektronik, microbalance, dan lain-lain [15] Deskripsi matematik Piezoelectricity adalah efek kombinasi dari kelakuan listrik material Persamaan (1) 19
15 dimana D adalah perpindahan listrik, є adalah permitivitas dan E adalah besarnya medan listrik dan hukum hooke's adalah: Dimana S adalah strain, s adalah compliance dan T adalah stress. Persamaan (2) Persamaan 1 dan 2 dapat dikombinasikan. Kombinasi tersebut dikenal dengan persamaan kopling. Yang mana formulanya strain-charge adalah: dimana d merepresentasikan konstanta piezoelektrik, superscript E menunjukan nol atau konstant (medan listrik), superscript T menunjukkan nilai nol atau konstant (medan stress). dan subscript t menunjukkan transpos matrix. Matrik Strain-charge dapat ditulis: 20
16 Efek piezoelektrik dapat disederhanakan berdasarkan persamaan berikut, dta = d33*vt, Persamaan (3) Dimana Vt adalah tegangan yang diberikan. dta adalah resultan perubahan ketebalan d33 adalah koefisien piezoelektrik dari bahan material yang digunakan. Persamaan 3 diatas menggambarkan perubahan ketebalan yang akan terjadi pada suatu material bila diberikan tegangan. Perubahan tersebut bergantung pada tegangan yang diberikan dan jenis material piezoelektrik tersebut. Vtau = g33*p, Persamaan (4) Dimana Vtau adalah tegangan atau voltase listrik yang dihasilkan. g33 adalah konstanta tekanan atau pressure. P adalah amplitudo tekanan atau pressure. Persamaan 4 diatas menggambarkan tegangan yang dihasilkan bila suatu material yang memiliki sifat piezoelektrik diberi tekanan atau getaran yang 21
17 memiliki amplitudo tertentu. Tegangan yang dihasilkan tergantung dari jenis material dan besarnya tekanan atau amplitudo tekanan yang diberikan. Vtau=h33*dtb, Persamaan (5) Dimana Vtau adalah tegangan atau voltase listrik yang dihasilkan. h33 adalah konstanta deformasi. dtb adalah perubahan ketebalan yang diberikan pada bahan piezoelektrik. Persamaan 5 menggambarkan hal yang akan terjadi pada material piezoelektrik apabila dirubah ketebalannya. Yaitu akan dihasilkannya tegangan atau voltase listrik. Proses yang terjadi adalah proses tidak reversibel, yaitu bila kita memberikan tegangan listrik pada suatu material yang memiliki sifat piezoelektrik maka akan menghasilkan perubahan ketebalan, akan tetapi dengan merubah ketebalan suatu material yang memiliki sifat piezoelektrik yang sama besar dengan perubahan yang terjadi bila diberi tegangan listrik tertentu, tidak akan menghasilkan tegangan listrik yang sama dengan tegangan listrik yang menghasilkan ketebalan tersebut. Dengan kata lain pada suatu material piezoelektrik yang sama kita berikan beda tegangan yang merubah ketebalan material tersebut, lalu kita rubah ketebalan dengan cara ditekan, tidak akan menghasilkan tegangan listrik yang sama [16]. 22
18 2.6 Sensor Piezoelektrik Sensor merupakan alat yang menerima suatu rangsangan dan menanggapinya dengan sinyal elektronik. Instrumen ini mengubah besaran fisik menjadi besaran listrik [8]. Secara umum skema sensor ditunjukkan pada gambar 2.14 yaitu input/lingkungan disensor oleh sensor, sensor akan menyensing keadaan lingkungan, lalu hasil sensingan tersebut diteruskan ke tranduser, tranduser akan mengubah besaran fisik yang disensing menjadi besaran listrik. Besaran listrik tersebut lalu diproses pada bagian processing. Lalu setelah diproses didapatlah data yang bisa menunjukkan suatu keadaan/nilai lingkungan yang disensor. Dalam sistem kontrol maka ditambah kontrol, yaitu bila keadaan tidak sesuai yang diharapkan maka lingkungan yang disensor akan dibuat/direkayasa sehingga lingkungan tersebut menjadi sesuai yang diinginkan. Salah satu aplikasi dari sensor piezoelektrik adalah sebagai transduser biosensor. Sensor piezoelektrik yang berbentuk film dapat diintegrasikan dengan enzim atau antibodi. Salah satu material yang memiliki sifat piezoelektrik yang berbentuk film adalah film PVDF [8]. 23
19 Effector Sensor/Active Surface Transducer Amplification/Storage/Processing Output Control Gambar 2.14 Skema umum sensor Film PVDF yang memiliki sifat piezoelektrik bila diintegrasikan dengan enzim atau antibody akan menunjukkan perubahan frekuensi bila terjadi reaksi antara enzim atau antibodi yang terintegrasi pada film PVDF dengan lingkungan yang disensing. Bila terjadi perubahan frekuensi maka hal tersebut artinya lingkungan tersebut positif. Tapi bila tidak menunjukkan respon itu artinya lingkungan negatif. 24
20 Maksud positif dan negatif disini adalah adanya reaksi antara sensor yang telah diolesi oleh enzim atau antibody dengan lingkungan. Karena enzim atau antibody hanya bereaksi pada suatu zat tertentu. Hal yang akan terjadi pada sensor adalah konversi reaksi fisis tersebut menjadi besaran listrik sebab enzim atau antibody tersebut mengikat suatu zat sehingga material piezoelektrik mengkonversi perubahan tersebut yang terepresentasi pada perubahan frekuensi. 25
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Pada saat ini, polimer telah banyak diaplikasikan untuk berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Pada saat ini, polimer telah banyak diaplikasikan untuk berbagai kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam bidang
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK
BAB III ANALISIS DATA PEMBUATAN FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK 3.1 Prinsip Dasar Eksperimen Seperti telah dijelaskan pada Bab satu, eksperimen pada tugas akhir ini bertujuan
Lebih terperinciPENGUJIAN DAN KARAKTERISASI FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK TUGAS AKHIR. oleh Eka Setiya Nova
PENGUJIAN DAN KARAKTERISASI FILM POLIVINILYDENE FLUORIDE SEBAGAI SENSOR PIEZOELEKTRIK TUGAS AKHIR Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan Pendidikan Sarjana pada Program Studi Fisika Institut Teknologi
Lebih terperinciAPLIKASI SENSOR PVDF UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN SUDUT
Eksakta Vol. 18 No. 2, Oktober 2017 http://eksakta.ppj.unp.ac.id E-ISSN : 2549-7464 P-ISSN : 1411-3724 APLIKASI SENSOR PVDF UNTUK PENGUKURAN PERGESERAN SUDUT Ambran Hartono 1*, Nurul Fadillah 1, Edi Sanjaya
Lebih terperinciPENGARUH POLLING MEDAN LISTRIK TINGGI TERHADAP STRUKTUR β POLYVINYLIDENE FLUORIDE (PVDF)
PENGARUH POLLING MEDAN LISTRIK TINGGI TERHADAP STRUKTUR β POLYVINYLIDENE FLUORIDE (PVDF) Ambran Hartono 1, Priyambodo 1 1 Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Variasi Temperatur Annealing Terhadap Ukuran Kristal Film PVDF
Analisis Pengaruh Variasi Temperatur Annealing Terhadap Ukuran Kristal Film PVDF Dedy Setiawan, Ambran Hartono Program Studi Fisika, FST UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jl.Ir. Juanda 95 Ciputat, Indonesia
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH TEMPERATUR HOT PRESS TERHADAP PENINGKATAN NILAI FRAKSI β FILM PVDF
DOI: doi.org/10.21009/03.snf2017.02.mps.06 ANALISIS PENGARUH TEMPERATUR HOT PRESS TERHADAP PENINGKATAN NILAI FRAKSI β FILM PVDF Ahmad Novi Muslimin 1,a),Ambran Hartono 1,b), Arif Tjahjono 1,c), Nurul Fadilah
Lebih terperinciBAB III SISTEM DAN PERSAMAAN KEADAAN
BAB III SISTEM DAN PERSAMAAN KEADAAN 3.1 Keadaan keseimbangan dan persamaannya 3.2 Perubahan infinit pada keadaan keseimbangan 3.3 Mencari persamaan keadaan 3.1 KEADAAN KESEIMBANGAN DAN PERSAMAANNYA Keadaan
Lebih terperinciPerancangan dan Pembuatan Rectifier Penguat DC 30 KV untuk Optimasi Polling pada Film Tipis PVDF
Jurnal ILMU DASAR, Vol.15 No.1, Januari 2014:23-28 23 Perancangan dan Pembuatan Rectifier Penguat DC 30 KV untuk Optimasi Polling pada Film Tipis PVDF Design and Development of 30 KV DC Rectifier Amplifier
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konstanta dielektrik adalah perbandingan nilai kapasitansi kapasitor pada bahan dielektrik dengan nilai kapasitansi di ruang hampa. Konstanta dielektrik atau permitivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan Bidang elektronik saat ini memegang peranan penting di berbagai sektor pembangunan. Hal ini terlihat dari banyaknya penggunaan piranti elektronik di setiap
Lebih terperinciBAB 10 JURUSAN FISIKA Main Menu. exit
BAB 10 JURUSAN FISIKA 2008 exit Main Menu Kristal adalah suatu padatan yang : atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum,
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram alir penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian
Lebih terperinciBAHAN ISOLASI. (Continued) Ramadoni Syahputra
BAHAN ISOLASI (Continued) Ramadoni Syahputra 1. Bahan Isolasi Kertas dan Papan Kertas dan papan dibuat dari berbagai macam bahan, meliputi kayu, katun, kaca, serat organik, keramik dan mika. Perbedaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Polimer Emulsi 2.1.1 Definisi Polimer Emulsi Polimer emulsi adalah polimerisasi adisi terinisiasi radikal bebas dimana suatu monomer atau campuran monomer dipolimerisasikan
Lebih terperinciBAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK
BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat
Lebih terperinci2.6.4 Analisis Uji Morfologi Menggunakan SEM BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat dan Bahan Penelitian Alat
DAFTAR ISI ABSTRAK... i ABSTRACK... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR LAMPIRAN... vii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR ISTILAH... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang...
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida
Lebih terperinciTitik Leleh dan Titik Didih
Titik Leleh dan Titik Didih I. Tujuan Percobaan Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur
Lebih terperinciBAB IV BAHAN PO LIMER
BAB IV BAHAN PO LIMER Polimer (polymer) berasal dari bahasa Greek (Yunani) yaitu dari suku kata poly (banyak) dan meros (bagian). Polimer digunakan untuk nama suatu bahan yang tersusun dari satuan (unit)
Lebih terperinciBAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN
BAB 6 SISTEM PENGAMAN RANGKAIAN KELISTRIKAN 6.1. Pendahuluan Listrik mengalir dalam suatu rangkaian dengan besar arus tertentu sesuai dengan besarnya tahanan pada rangkaian tersebut. Penghantar atau kabel
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistirena Polistirena disintesis melalui polimerisasi adisi radikal bebas dari monomer stirena dan benzoil peroksida (BP) sebagai inisiator. Polimerisasi dilakukan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Kristal Bahan Kristal merupakan suatu bahan yang terdiri dari atom-atom yang tersusun secara berulang dalam pola tiga dimensi dengan rangkaian yang panjang (Callister
Lebih terperinciWUJUD ZAT. SP-Pertemuan 1
WUJUD ZAT SP-Pertemuan 1 WUJUD ZAT (PADATAN) SP-Pertemuan 1 Padatan: Suatu susunan satuan (atom atau molekul) yang tersusun sangat teratur dan diikat oleh gaya tertentu Tergantung sifat gaya: Ikatan kovalen:
Lebih terperinciKonsep Dislokasi. Pengertian dislokasi
Dislokasi Konsep Dislokasi Pengertian dislokasi Dislokasi adalah suatu pergeseran atau pegerakan atom-atom di dalam sistem kristal logam akibat tegangan mekanik yang dapat menciptakan deformasi plastis
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)
39 HASIL DAN PEMBAHASAN Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC) Hasil karakterisasi dengan Difraksi Sinar-X (XRD) dilakukan untuk mengetahui jenis material yang dihasilkan disamping menentukan
Lebih terperinciBAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra
BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa
Lebih terperinci02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM
02 03 : CACAT KRISTAL LOGAM 2.1. Cacat Kristal Diperlukan berjuta-juta atom untuk membentuk satu kristal. Oleh karena itu, tidak mengherankan bila terdapat cacat atau ketidakteraturan dalam tubuh kristal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan industri pada berbagai bidang aplikasi seperti pengawasan produk makanan, pertanian, dan medis membutuhkan perangkat yang dapat digunakan
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Padatan TiO 2 Amorf Proses sintesis padatan TiO 2 amorf ini dimulai dengan melarutkan titanium isopropoksida (TTIP) ke dalam pelarut etanol. Pelarut etanol yang digunakan
Lebih terperinciC. ( Rata-rata titik lelehnya lebih rendah 5 o C dan range temperaturnya berubah menjadi 4 o C dari 0,3 o C )
I. Tujuan Percobaan o Menentukan titik leleh beberapa zat ( senyawa) o Menentukan titik didih beberapa zat (senyawa) II. Dasar Teori 1. Titik Leleh Titik leleh adalah temperatur dimana zat padat berubah
Lebih terperinciKelarutan & Gejala Distribusi
PRINSIP UMUM Kelarutan & Gejala Distribusi Oleh : Lusia Oktora RKS, S.F.,M.Sc., Apt Larutan jenuh : suatu larutan dimana zat terlarut berada dalam kesetimbangan dengan fase padat (zat terlarut). Kelarutan
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
Lebih terperinciBATERAI BATERAI ION LITHIUM
BATERAI BATERAI ION LITHIUM SEPARATOR Membran polimer Lapisan mikropori PVDF/poli(dimetilsiloksan) (PDMS) KARAKTERISASI SIFAT SEPARATOR KOMPOSIT PVDF/POLI(DIMETILSILOKSAN) DENGAN METODE BLENDING DEVI EKA
Lebih terperinciConductor dan Dielektrik
Conductor dan Dielektrik Pendahuluan Sebuah kapasitor adalah perangkat yang menyimpan muatan listrik. Kapasitor bervariasi dalam bentuk dan ukuran, tetapi konfigurasi dasar adalah dua konduktor yang membawa
Lebih terperinciBAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau
BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi.
PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Kegiatan praktikum ini mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat membuktikan Hukum Kekekalan Massa pada suatu reaksi. 1.2 Dasar Teori HUKUM KEKEKALAN MASSA = HUKUM LAVOISIER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi di berbagai bidang sangat pesat terutama dalam bidang mikroelektronika atau miniaturisasi peralatan elektronik. Mikroelektronika didorong oleh
Lebih terperinciIKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI
IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI Teori tentang ikatan kimia ini dipelopori oleh Kossel dan Lewis (1916) yang membagi ikatan kimia atas 2 (dua) bagian besar yakni: ikatan ionik atau ikatan
Lebih terperinciBahan Listrik. Sifat Listrik Bahan
Bahan Listrik Sifat Listrik Bahan Jenis Bahan / Material: 1.Murni unsur - logam (Fe, Hg) - nonlogam [C (grafit, intan), Si, S] 2.Senyawa - oksida / keramik (tanah liat, SiO 2 ) - polimer (kayu, karet,
Lebih terperinciAPLIKASI MATERIAL PIEZOELEKTRIK PVDF FILM
APLIKASI MATERIAL PIEZOELEKTRIK PVDF FILM Mochammad Nasir,, Muhammad Rivai, Taufik Arif Setyanto Pasca Sarjana, Jurusan Teknik Elektro ITS Surabaya UPT Balai Pengkajian dan Penelitian Hidrodinamika BPPT
Lebih terperinciGaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan
Presentasi Powerpoint Pengajar oleh Penerbit ERLANGGA Divisi Perguruan Tinggi dimodifikasi oleh Dr. Indriana Kartini Bab V Gaya Antarmolekul dan Cairan dan Padatan Fasa merupakan bagian homogen suatu sistem
Lebih terperinciSTRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA
STRUKTUR KIMIA DAN SIFAT FISIKA Objektif: Bab ini akan menguraikan tentang sifatsifat fisika SENYAWA ORGANIK seperti : Titik Leleh dan Titik Didih Gaya antar molekul Kelarutan Spektroskopi dan karakteristik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan berkembangnya kehidupan manusia. Sehingga para peneliti terus berupaya untuk mengembangkan sumber-sumber energi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sebagaimana yang telah dipaparkan pada latar belakang, material nano seperti nanowire, nanotube, nanosheet, dsb. tidak terlepas dari peranan penting katalis yang berfungsi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, pengembangan biosensor menjadi hal yang cukup menarik dalam dunia teknologi. Biosensor, yang salah satu kegunaannya dalam pengujian biomolekul secara akurat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (a) (b) (c) (d) Gambar 4.1 Tampak Visual Hasil Rheomix Formula : (a) 1, (b) 2, (c) 3, (d) 4
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi Sampel Pada proses preparasi sampel terdapat tiga tahapan utama, yaitu proses rheomix, crushing, dan juga pembentukan spesimen. Dari hasil pencampuran dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fungsional, maupun piranti ke dalam skala nanometer.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi telah membangkitkan perhatian yang sangat besar dari para ilmuwan di seluruh dunia, dan saat ini merupakan bidang riset yang paling bergairah. Nanoteknologi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Solar Cell Solar Cell atau panel surya adalah suatu komponen pembangkit listrik yang mampu mengkonversi sinar matahari menjadi arus listrik atas dasar efek fotovoltaik. untuk mendapatkan
Lebih terperinciSensor Tekanan. Laila Katriani.
Sensor Tekanan Laila Katriani laila_katriani@uny.ac.id Sensor tekanan Pressure sensor (sensor tekanan) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tekanan, yaitu dengan cara mengubah tegangan mekanis
Lebih terperinciExperiment indonesian (Indonesia) Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin)
Q2-1 Loncatan manik-manik - Sebuah model transisi fase dan ketidak-stabilan (10 poin) Sebelum mengerjakan soal ini, kalian baca lebih dahulu Petunjuk Umum pada amplop yang terpisah. Pendahuluan Transisi
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer.
10 dengan menggunakan kamera yang dihubungkan dengan komputer. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sintesis paduan CoCrMo Pada proses preparasi telah dihasilkan empat sampel serbuk paduan CoCrMo dengan komposisi
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 asil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Polistiren Sintesis polistiren dilakukan dalam reaktor polimerisasi dengan suasana vakum. al ini bertujuan untuk menghindari terjadinya kontak dengan udara karena stiren
Lebih terperinciC w : konsentrasi uap air dalam kesetimbangan, v f dan f w menyatakan laju penguapan dengan dan tanpa film di permukaan
Adanya film monomolekuler menyebabkan laju penguapan substrat berkurang, sedangkan kesetimbangan tekanan uap tidak dipengaruhi Laju penguapan dinyatakan sebagai v = m/t A (g.det -1.cm -2 ) Tahanan jenis
Lebih terperinciIKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI
IKATAN KIMIA ORGANIK dalam bidang ilmu FARMASI Teori tentang ikatan kimia ini dipelopori oleh Kossel dan Lewis (1916) yang membagi ikatan kimia atas 2 (dua) bagian besar yakni: ikatan ionik atau ikatan
Lebih terperinciSMP kelas 7 - FISIKA BAB 2. Klasifikasi BendaLatihan Soal 2.1
1. Perhatikan pernyataan di bawah ini! 1) Jarak antar partikel sangat rapat 2) Tarik menarik antar molekul kuat 3) Susunan partikel kurang teratur 4) Jarak antar partikel kurang rapat 5) Jarak antar partikel
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon
Lebih terperinciYang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat
ZAT PADAT Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat ZAT PADAT Sifat sifat zat padat bergantung pada: Jenis atom penyusunnya Struktur materialnya Berdasarkan struktur
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ketersediaan sumber energi merupakan masalah yang harus segera diselesaikan oleh masing-masing negara termasuk Indonesia. Untuk itu perlu dikembangkan suatu teknologi
Lebih terperinciMETODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat
METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium Riset (Research Laboratory) dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciPRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV
PRINSIP KERJA, CARA KERJA DAN PENERAPAN APLIKASI TRANSFORMATOR DIFFERENSIAL TUGAS PENGUKURAN TEKNIK KELOMPOK IV 1. Torang Ridho S 0806368906 2. Deni Mulia Noventianus 0906604722 3. Mohammad Adiwirabrata
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Serbuk Awal Membran Keramik Material utama dalam penelitian ini adalah serbuk zirkonium silikat (ZrSiO 4 ) yang sudah ditapis dengan ayakan 400 mesh sehingga diharapkan
Lebih terperinciBAB II PERANCANGAN PRODUK
BAB II PERANCANGAN PRODUK 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk 2.1.1 Tabel Spesifikasi Bahan Baku dan Produk Sifat Tabel 2.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk Acrylonitrile Produk Air Bahan Baku Ethylene
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Guimaraes, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nanoteknologi adalah teknologi pembuatan dan penggunaan material yang memiliki ukuran nanometer dengan skala (1-100 nm). Perubahan ukuran bulk ke nanomaterial mengakibatkan
Lebih terperinciIKATAN KIMIA BAB 3. Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam.
BAB 3 IKATAN KIMIA Gambar 3.1 Kisi Kristal Senyawa NaCl. Sumber: amparan Dunia Ilmu Time life Pada pelajaran bab tiga ini akan dipelajari tentang ikatan ion, ikatan kovalen, dan ikatan logam. Ikatan Kimia
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinci16! 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
16 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Bahan Baku Chitosan dan Larutan Chitosan-PVA Bahan dasar yang digunakan pada pembuatan film adalah chitosan. Menurut Khan et al. (2002), nilai derajat deasetilasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. sama yaitu isolator. Struktur amorf pada gelas juga disebut dengan istilah keteraturan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Material Amorf Salah satu jenis material ini adalah gelas atau kaca. Berbeda dengan jenis atau ragam material seperti keramik, yang juga dikelompokan dalam satu definisi
Lebih terperinciHasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Polistiren dari Stiren Monomer dengan Kapasitas ton/tahun Laporan Akhir BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Pembangunan sektor industri di Indonesia sedang mengalami peningkatan, salah satunya pada sub sektor industri kimia. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat bahwa ketergantungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan
Lebih terperinci350 0 C 1 jam C. 10 jam. 20 jam. Pelet YBCO. Uji Konduktivitas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Ba(NO 3 ) Cu(NO 3 ) 2 Y(NO 3 ) 2
Y(NO 3 ) 2 Pelarutan Pengendapan Evaporasi 350 0 C 1 jam 900 0 C 10 jam 940 0 C 20 jam Ba(NO 3 ) Pelarutan Pengendapan Evaporasi Pencampuran Pirolisis Kalsinasi Peletisasi Sintering Pelet YBCO Cu(NO 3
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES
TUGAS MATA KULIAH ILMU MATERIAL UMUM THERMAL PROPERTIES Nama Kelompok: 1. Diah Ayu Suci Kinasih (24040115130099) 2. Alfiyan Hernowo (24040115140114) Mata Kuliah Dosen Pengampu : Ilmu Material Umum : Dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan fungsi alat-alat canggih yang membutuhkan komponen-komponen elektronika, sebagian
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III. 1. Tahap Penelitian Penelitian ini terbagai dalam empat tahapan kerja, yaitu: a. Tahapan kerja pertama adalah persiapan bahan dasar pembuatan LSFO dan LSCFO yang terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus dibayar oleh umat manusia berupa pencemaran udara. Dewasa ini masalah lingkungan kerap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Plastik 2.1.1 Pengertian Plastik Plastik adalah polimer rantai-panjang dari atom yang mengikat satu sama lain. Rantai ini membentuk banyak unit molekul berulang, atau "monomer".
Lebih terperinciHukum Ohm. Fisika Dasar 2 Materi 4
Hukum Ohm Fisika Dasar 2 Materi 4 Arus Listrik Pada listrik statis, kita selalu membahas muatan yang diam. Pada listrik dinamik muatan dipandang bergerak pada suatu bahan yang disebut konduktor Muatan-muatan
Lebih terperinciPrinsip Kerja Piezoelectric
Prinsip Kerja Piezoelectric Piezoelectric atau biasa disebut juga dengan efek piezoelectric adalah muatan listrik yang terakumulasi dalam bahan padat tertentu, seperti kristal dan keramik akibat dari mechanical
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. jalan Kolam No. 1 / jalan Gedung PBSI Telp , Universitas Medan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal pengesahan usulan oleh pengelola program studi sampai dinyatakan selesai yang direncanakan berlangsung selama
Lebih terperinciBENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA
BENDA WUJUD, SIFAT DAN KEGUNAANNYA Benda = Materi = bahan Wujud benda : 1) Padat 2) Cair 3) Gas Benda Padat 1. Mekanis kuat (tegar), sukar berubah bentuk, keras 2. Titik leleh tinggi 3. Sebagian konduktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya
Lebih terperinciKIMIA. Sesi. Polimer A. PENGELOMPOKAN POLIMER. a. Berdasarkan Asalnya
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 19 Sesi NGAN Polimer Polimer adalah suatu senyawa raksasa yang tersusun dari molekul kecil yang dirangkai berulang yang disebut monomer. Polimer merupakan kelompok
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Gas HHO Gas HHO merupakan hasil dari pemecahan air murni ( H 2 O (l) ) dengan proses elektrolisis air. Elektrolisis air akan menghasilkan gas hidrogen dan gas oksigen, dengan
Lebih terperinciElektronika Kontrol. Sensor dan Tranduser. Teknik Elektro Universitas Brawijaya
Elektronika Kontrol Sensor dan Tranduser Teknik Elektro Universitas Brawijaya Definisi Sensor dan transduser sensor adalah suatu peralatan yang berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal
Lebih terperinciGambar 4.2 Larutan magnesium klorida hasil reaksi antara bubuk hidromagnesit dengan larutan HCl
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesa Garam Magnesium Klorida Garam magnesium klorida dipersiapkan melalui dua bahan awal berbeda yaitu bubuk magnesium oksida (MgO) puritas tinggi dan bubuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. fenomena partial discharge tersebut. Namun baru sedikit penelitian tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena Partial Discharge (PD) pada bahan isolasi yang diakibatkan penerapan tegangan gelombang AC sinusoidal pada listrik bertegangan tinggi sekarang ini telah banyak
Lebih terperinci4 Hasil dan pembahasan
4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis
Lebih terperinciLaporan Resmi Praktikum Kimia Fisika III Inversi Gula
I. JUDUL : Inversi Gula II. TANGGAL PERCOBAAN : Rabu, 14 Desember 2011 III. TUJUAN : Menentukan orde reaksi dari reaksi inversi gula menggunakan polarimeter IV. TINJAUAN PUSTAKA : Istilah laju atau kecepatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini dunia elektronika mengalami kemajuan yang sangat pesat, hal ini terlihat dari banyaknya komponen semikonduktor yang digunakan disetiap kegiatan manusia.
Lebih terperinciHukum Termodinamika II
ukum Termodinamika II Definisi ukum Termodinamika II, memberikan batasan-batasan tentang arah yang dijalani suatu proses, dan memberikan kriteria apakah proses itu reversible atau irreversible dan salah
Lebih terperinciBAB 3 IKATAN KRISTAL. 3.1 Macam-Macam Ikatan Kristal
BAB 3 IKATAN KRISTAL Zat padat berdasarkan susunan atomnya dapat diklasifikasikan atas kristal dan amorf. Sebuah kristal mempunyai susunan atom yang teratur sehingga dapat berbentuk kubus, tetragonal atau
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen
Lebih terperinciBINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET. Hani Nurbiantoro Santosa, PhD.
BINOVATIF LISTRIK DAN MAGNET Hani Nurbiantoro Santosa, PhD hanisantosa@gmail.com 2 BAB 4 KAPASITOR Kapasitas, Kapasitor Pelat Sejajar, Kapasitor Bola, Kapasitor Silinder, Kapasitor Pengganti Seri dan Paralel,
Lebih terperinciKITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro e-issn:
: 63-67 PERANCANGAN PROTOTYPE PENGHASIL ENERGI LISTRIK BERBAHAN DASAR PIEZOELECTRIK Wira Hidayatullah 1,Mahdi Syukri 2, Syukriyadin 3 Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kuarsa kristal yang dikenal dengan Quartz Crystal Microbalance (QCM) telah lama digunakan sebagai teknik pengindraan elektronik dengan mengamati perubahan frekuensi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
diperkuat oleh rangkainan op-amp. Untuk op-amp digunakan IC LM-324. 3.3.2.2. Rangkaian Penggerak Motor (Driver Motor) Untuk menjalankan motor DC digunakan sebuah IC L293D. IC L293D dapat mengontrol dua
Lebih terperinci