Kumpulan Materi Kuliah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Kumpulan Materi Kuliah"

Transkripsi

1 MODUL 14 EKONOMI MIKRO Kumpulan Materi Kuliah Dosen Pengampu : Bernardus Wishman Siregar, S.E, M.E 1

2 See discussions, stats, and author profiles for this publication at: Ekonomi Mikro (Teori dan Aplikasi di Dunia Usaha) Book September 2014 CITATIONS 0 READS 75,715 1 author: Akhmad Pide Universitas Muhammadiyah Makassar 45 PUBLICATIONS 151 CITATIONS SEE PROFILE Some of the authors of this publication are also working on these related projects: Ekonomi Mikro dalam Dunia Usaha View project All content following this page was uploaded by Akhmad Pide on 07 August The user has requested enhancement of the downloaded file.

3 1

4 2

5 3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt, karena dengan izin dan petunjuknya jualah sehingga penulis dapat menulis buku ini dengan judul: Ekonomi Mikro: Teori dan Aplikasi dalam Dunia Bisnis. Teori Ekonomi mikro merupakan mata kuliah inti pada Fakultas Ekonomi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, dan Sekolah Bisnis. Oleh karena itu buku teks ekonomi mikro adalah merupakan buku teks penting dan sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa. Teori ekonomi mikro dapat dipelajari dengan menggunakan tiga macam pendekatan yaitu; Pertama pendekatan verbal dalam arti menguraikan teori dengan menggunakan uraian dan penjelasan kata-kata, Kedua dengan pendekatan grafik sebagai alat penjelasan, dan Ketiga dengan pendekatan matematis. Buku ini menggunakan ketiga macam pendekatan tersebut. Oleh karena itu buku ini diharapkan menarik bagi para pembaca. Pendekatan grafik dilakukan untuk menunjukkan inti dari analisis ekonomi, dan selanjutnya dijelaskan dengan pendekatan verbal. Pendekatan matematis digunakan untuk memberikan contohcontoh kasus dalam bisnis dan ekonomi. Buku ini muncul karena adanya dorongan dari beberapa teman sejawat. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: Bapak; Prof. Dr. Ahmad Musseng, M,Si., Dr. Bustang, M.Si, Prof. Dr. Amiruddin Tawe, M.Si., Prof. Dr. Ir. Noer Azam Achsani, M.Si.., Zainal Abidin, S.E, S.H., M.Si., Manda, H.M., S.E., M.Si. Muh. Ihsan Malik, S.E., M.M. Khusus kepada Istri saya yang tercinta Rahmawaty Gaffar, S.E. karya ini dapat terwujud menjadi suatu buku. Pada kesempatan ini pula penulis mengharapkan masukan dan kritik yang sifatnya membangun demi penyempurnaan buku ini pada edisi selanjutnya.

6 4 RIWAYAT HIDUP Penulis lahir tanggal 17 September 1965 di Maroanging Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan, sebagai anak ke lima dari enam bersaudara, dari pasangan Pide (almarhum) dan Hajirah. Penulis melanjutkan pendidikan sarjana Strata Satu tahun 1984 pada Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Pendidikan Ujung Pandang dan lulus tahun Pada tahun 1991 Penulis melanjutkan pendidikan Magister pada Program Studi Agribisnis, Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin, dan lulus tahun Pada tahun 2008 penulis memperoleh kesempatan untuk mengikuti pendidikan program doktor pada Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor dengan sponsor BPPS dan lulus pada tahun Penulis bekerja diawali dengan menjadi Dosen tetap yayasan pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Yayasan Pendidikan Pendidikan Ujung Pandang (YPUP) tahun 1989 sampai tahun Kemudian sebagai Dosen Kopertis Wilayah IX Sulawesi yang dipekerjakan pada STIE-YPUP sejak tahun 2004 sampai sekarang. Akhmad adalah penulis yang telah membuahkan beberapa karya. Karyakaryanya telah diterbitkan dalam jurnal Internasional seperti: International Research Journal of Finance and Economics9 9(4): , 2013, dengan judul: Impact of Fiscal Policy on the Agricultural Development in an Emerging Economy: Case Study from the South Sulawesi, Indonesia. Journal of Applied Sciences Research, Issue 96 (2012) P:al , dengan judul: The Impact of Fiscal Policy on the Regional Economy: Evidence from South Sulawesi,Indonesia. Majalah Kementrian PPN/Bappenas, dengan judul: Efektivitas Kebijakan Fiskal Daerah terhadap Perekonomian Kabupaten dan Kota di Provinsi Sulawesi Selatan. Sebagai Pemenang Call of Paper pada Kongres Isei XVIII Dan Seminar Nasional Satu Dasa Warsa Implementasi Otonomi Daerah Yogyakarta, 2-4 Oktober 2012, dan beberapa tulisan lainnya yang diterbitkan dalam jurnal dalam negeri.

7 5 Menikah dengan Rahmawaty Gaffar pada tahun 1995 dan dikaruniai tiga orang anak: Muhammad Akram Akhmad, Muhammad Al Khahfi Akhmad, dan Nurul Hikmah Maulidiah Akhmad.

8

9 1 DAFTAR ISI Halaman BAB I. PENDAHULUAN Pengertian Ilmu Ekonomi Sumber daya dan Komoditi Masalah Pokok Perekonomian Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro Model-Model dalam Ilmu Ekonomi Macam-macam Sistem Ekonomi Penggunaan Model Matematika Ringkasan Bab BAB II. TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN Teori Permintaan Teori Penawaran Penentuan Harga dan Jumlah yang Diperjualbelikan Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran terhadap Keseimbangan Surplus Konsumen dan Produsen Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Ringkasan Bab BAB III. ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Elastisitas Permintaan Elastisitas Penawaran Ringkasan Bab BAB IV. TEORI PERILAKU KONSUMEN Pendekatan Marginal Utility (Kardinal) Pendekatan Indiference Curve (Ordinal) Keterbatasan Anggaran Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Maksimisasi Utilitas Model Marshallian dan Hicksian Ketidakpastian dan Perilaku Konsumen Ringkasan Bab BAB V. TEORI PRODUKSI Produksi dengan Satu Faktor Berubah Produksi dengan dua Faktor Berubah

10 Garis Anggaran (Isocost) Skala Hasil Jalur Perluasan (Expantion Path) Ringkasan Bab BAB VI. TEORI BIAYA PRODUKSI Konsep Biaya Pilihan Input untuk Meminimumkan Biaya Biaya Produksi Jangka Pendek Biaya Produksi Jangka Panjang Kurva Pembelajaran (Learning Curves) Ringkasan Bab BAB VII. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Ciri-ciri pasar persaingan sempurna Permintaan dan Penawaran Pasar Persaingan Sempurna Maksimisasi Keuntungan Perusahaan Penawaran dalam Pasar Persaingan Sempurna Penerapan Konsep Surplus Produsen dan Konsumen Intervensi Pemerintah dalam Pasar Persaingan Sempurna Ringkasan Bab BAB VIII. PASAR MONOPOLI Ciri-ciri pasar Monopoli Penyebab Munculnya Monopoli Keputusan Output dan Harga Kurva Penawaran dan Monopoli Apa yang Salah pada Monopoli Kebijakan Pemerintah tentang Monopoli Dampak Pajak pada Monopoli Diskriminasi Harga Ringkasa Bab BAB IX. PASAR PERSAINGAN MONOPOLISTIK Karakteristik Pasar Persaingan Monopolistik Keseimabngan Jangka Pendek pada Pasar Persaingan Monopolistik Keseimbangan Jangka Panjang pada Pasar Persaingan Monopolistik Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi Persaingan Bukan Harga Ringkasan Bab BAB X. PASAR OLIGOPOLI

11 Karakteristik Pasar Oligopoli Keseimbangan dalam Pasar Oligopoli Model Cournot Model Stakelberg Model Kartel Model Kurva Permintaan Terpatah Model Kepemimpinan Harga Ringkasan Bab BAB XI. TEORI PERMAINAN Konsep Dasar i Permainan dan Keputusan Strategis Strategi Dominan dan Keseimbangan Nash Dilema Nara Pidana Permainan Berurutan Ancaman, Komitmen, dan Kredibilitas Rintangan Masuk Ringkasan Bab BAB XII. PASAR FAKTOR INPUT Pasar Faktor Input yang Bersaing Sempurna Pasar Faktor Input Monopsoni Pasar Faktor Input Monopoli Ringkasan Bab BAB XIII. KESEIMBANGAN UMUM DAN EFISIENSI EKONOMI Konsep Keseimbangan Umum Efisiensi Perukaran Efisiensi Produksi Kegagalan Perekonomian dalam Pasar Bersaing Ringkasan Bab BAB XIV. EKSTERNALITAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Eksternalitas dan Ketidakefisienan Pasar Solusi Perusahaan untuk Eksternalitas Kebijakan Pemerintah atas Eksternalitas Ringkasan Bab DAFTAR PUSTAKA

12

13 1 BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini persoalan ekonomi senantiasa menjadi berita utama pada berbagai media, baik TV maupun surat kabar. Pertanyaan yang muncul mengapa demikian? Jawabannya tentu saja karena persolan ekonomi memiliki dampak yang sangat besar dalam kehidupan manusia dewasa ini. Banyak persoalan ekonomi yang terjadi di sekitar kita seperti, kemiskinan, pengangguran, ketimpangan pendapatan, kenaikan harga bahan bakar minyak, impor beras, impor daging, harga cabe yang melambung, fluktuasi mata uang, pengembangan teknologi komunikasi dan informasi sangat mempengaruhi kehidupan manusia dewasa ini dengan berbagai peristiwa yang tidak terpikirkan sebelumnya. Teori-teori ekonomi yang telah dikembangkan oleh para ekonom selama bertahun-tahun, setidaknya dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana mekanisme pasar bekerja dan mempengaruhi peristiwa-peristiwa ekonomi yang mempengaruhi kehidupan umat manusia dewasa ini. Oleh karena itu pemahaman terhadap teori-teori ekonomi merupakan sesuatu yang sangat berharga untuk memahami berbagai persoalan-persoalan ekonomi yang terjadi dewasa ini. 1.1.Pengertian Ilmu Ekonomi Ilmu ekonomi sebagai suatu disiplin ilmu, telah berusia lebih dari dua abad. Bermula sejak tahun 1776 ketika Adam Smith menulis buku yang berjudul The Wealth of Nations. Setelah itu, ilmu ekonomi berkembang dalam banyak tahapan, Karl Marx melakukan kritik besar-besaran tentang kapitalisme dalam bukunya yang berjudul Das Kapital buku ini beredar luas pada tahun 1867, Selanjutnya John Maynard Keynes pada tahun 1935 dengan bukunya yang berjudul The General Theory of Employment, Interest and Money. Beberapa pandangan ketiga tokoh

14 2 tersebut masih tetap mendapat perhatian dalam pemikiran ahli-ahli ekonomi pada masa kini. Beberapa pakar ekonomi mendefinisikan ilmu ekonomi: Alfred Marshal, Ilmu Ekonomi adalah suatu studi tentang pemanfaatan tentang sumber daya yang langka untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tak terbatas. Walter Nicholson, Ilmu ekonomi adalah bagian dari ilmu sosial yang mempelajari perilaku manusia dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhannya Paul A. Samuelson, Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang prilaku orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang langkah dan memiliki berbagai alternatif penggunaan, dalam upaya memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat. Terdapat dua hal pokok yang dapat ditarik dari pengertian di atas yaitu: Pertama, sumber pemuas kebutuhan manusia itu terbatas adanya, sebab kebutuhan manusia relatif tidak terbatas jumlahnya. Suatu kenyataan bahwa tidak ada suatu golongan masyarakat atau bangsa yang dapat memproduksi semua barang dan jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat atau bangsa tersebut. Tidak ada manusia yang dapat membelanjakan uang melebihi besarnya pendapatannya (kecuali kecuali dengan cara berutang atau merampok), dan tidak ada orang yang dapat menggunakan waktunya lebih dari 24 jam sehari. Kedua, bagaimana cara yang terbaik untuk menetapkan pilihan di antara berbagai alternatif yang ada. Para pakar ekonomi mengatakan bahwa bagaimana caranya sumber daya yang ada dialokasikan Sumber daya dan Komoditi Sumber daya terdiri atas anugerah alam seperti tanah, air, hutan, tambang, sumber daya manusia baik fisik maupun mental, dan alat bantu buatan untuk memproduksi seperti peralatan, mesin dan bangunan. Para ahli ekonomi menamakan semua sumber daya itu sebagai faktor produksi. Hal tersebut disebabkan karena mereka digunakan untuk memproduksi komoditi yang dibutuhkan manusia. Komoditi dapat dikelompokkan dalam dua jenis yaitu barang dan jasa. Barang selalu berwujud

15 3 (misalnya tas, mobil, baju) sedangkan jasa tidak berwujud misalnya (praktek dokter dan pendidikan). Orang memanfaatkan barang dan jasa untuk memenuhi banyak hal yang menjadi keinginannya. Kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa disebut produksi, sementara kegiatan manusia untuk memenuhi kebutuhan disebut konsumsi. Kelangkaan Pada dasarnya sebagai besar umat manusia di dunia ini, kelangkaan atau keterbatasan adalah betul-betul nyata dan ada. Oleh karena itu keinginan manusia untuk memperoleh lebih banyak dan lebih baik dalam hal; makanan, pakaian, perumahan, pendidikan, dan sebagainya. Pada beberapa negara miskin di Afrika dan di Asia kelangkaan lebih nyata terlihat. Hasil pertanian yang mereka hasilkan lebih kecil dari yang dibutuhkan masyarakatnya. Sektor pertanian relatif belum berkembang, dan kemampuan sektor industri untuk menghasilkan produk juga masih lebih rendah dari yang dibutuhkan masyarakatnya. Pilihan Oleh karena jumlah sumber daya terbatas, maka setiap individu dan masyarakat secara keseluruhan tidak dapat memenuhi semua yang mereka butuhkan, karena itu mereka harus membuat pilihan. Dalam setiap kegiatan ekonomi baik untuk memproduksi maupun mengkonsumsi barang dan jasa, setia individu dan masyarakat harus membuat pilihan-pilihan. Tujuan dari individu dan masyarakat membuat pilihan adalah agar sumber daya yang tersedia dapat digunakan secara efisien untuk dapat memaksimumkan kesejahteraan individu dan masyarakat. Biaya Peluang (Opportunity Cost) Untuk menjelaskan bagaimana pilihan individu dan masyarakat dalam memutuskan biaya, maka perhatikan contoh berikut: Kita misalkan seorang mahasiswa yang memiliki uang sebesar Rp. 1 juta dan telah memutuskan untuk membeli buku dan pakaian. Jadi mahasiswa tersebut mempunyai dua pilihan yaitu membeli buku dengan harga Rp per buah dan pakaian dengan harga Rp.

16 per unit. Mahasiswa tersebut ingin sekali membeli 20 buku, dan 10 pakaian. Karena mahasiswa tersebut tahu bahwa keinginannya tersebut tidak mungkin terpenuhi, dalam istilah ekonomi dikatakan bahwa ini tidak mungkin dicapai karena keterbatasan sumber daya. Meskipun demikian terdapat beberapa kombinasi yang dapat terjadi, misalnya membeli 10 buku dan 5 pakaian, 12 buku dan 4 pakaian dan sebagainya. Setelah mempertimbangkan dengan matang, maka mahasiswa ini sampai pada keputusan untuk membeli 8 buku dan 6 pakaian, namun pada menit-menit terakhir ia memutuskan untuk membeli 7 pakaian. Sekarang berapa biaya untuk memperoleh tambahan satu lembar pakaian tersebut. Jawabannya adalah 2 buah buku. Dua buah buku ini dikorbankan oleh mahasiswa tersebut untuk memperoleh tambahan satu lembar pakaian. Para pakar ekonomi menyebut bahwa 2 buah buku tersebut sebagai biaya peluang (opportunity cost) untuk pakaian ke Masalah Pokok Perekonomian Telah disebutkan bahwa, masalah pokok dalam perekonomian timbul karena adanya kelangkaan (scarcity), dalam sumber daya, sementara kebutuhan manusia tidak terbatas. Oleh karena itu dalam kehidupan sehari-hari setiap individu, perusahaan dan masyarakat, secara keseluruhan akan selalu menghadapi tiga persoalan-persoalan ekonomi. Ketiga persoalan tersebut adalah: Whot, How dan For Whom: a. What: pertanyaan ini menyangkut masalah komoditi apa yang akan dihasilkan, dan berapa banyak? Dengan kata lain berapa banyak barang dan jasa apa yang akan dihasilkan, serta kapan? Haruskah kita membuat lebih banyak makanan dari pakaian, atau sebaliknya. Pilihan mana yang kita ambil, nasi dan ikan bakar hari ini atau daging dan roti hari ini. b. How: Pertanyaan ini menyangkut masalah bagaimana atau dengan apa komoditi dihasilkan, apakah dengan menggunakan modal lebih banyak atau tenaga kerja lebih banyak, apakah menggunakan teknologi sederhana atau menggunakan teknologi canggih. Hal ini sangat tergantung pada tingkat persaingan di pasar.

17 5 c. For Whom: Pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa barang tersebut dihasilkan. Apabila dilihat dari sisi pendapatan, masyarakat dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok yaitu masyarakat; (1) golongan berpenghasilan tinggi, (2) golongan berpenghasilan menengah dan (3 golongan berpenghasilan rendah. Masyarakat berpenghasilan rendah lebih memilih membeli barang yang harganya murah, tanpa memperhatikan mutu barang tersebut, sementara masyarakat yang berpenghasilan menengah memilih barang yang harganya sedang, dan masyarakat yang berpenghasilan tinggi akan memilih barang-barang yang berkualitas tinggi walaupun harganya mahal Ekonomi Positif dan Ekonomi Normatif Para ahli ekonomi membedakan dua analisa ilmu ekonomi yaitu analisa ekonomi positif dan normatif. Ilmu Ekonomi Positif (Positive Economics) yaitu membahas atau mempelajari apa itu (what is) atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi positif menentukan bagaimana sebenarnya (in fact) sumber daya dialokasikan dalam suatu perekonomian. Jadi ilmu ekonomi positif menyangkut apa yang sedang, telah atau akan terjadi. Ilmu Ekonomi Normatif (Normative Economics), yaitu mempelajari apa seharusnya dilakukan atau bagaimana masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat seharusnya diselesaikan. Pernyataan positif adalah pernyataan yang mengandung arti: apakah yang wujud atau telah wujud atau akan wujud? Kebenaran pernyataan positif dapat dilihat dengan membandingkannya dengan kenyataan yang wujud. Pada hakikatnya pernyataan positif adalah pernyataan mengenai fakta-fakta yang wujud dalam masyarakat dan oleh sebab itulah kebenarannya dapat dibuktikan dengan memperhatikan kenyataan yang berlaku. Kalau produksi beras turun maka harganya akan naik dan Kalau beras dijual ke kota maka harganya lebih mahal daripada dijual di desa adalah contoh-contoh dari pernyataan positif. Pernyataan normatif ialah pernyataan yang mengandung arti: apakah yang sebaiknya harus wujud? Jadi pernyataan normatif adalah suatu pandangan

18 6 subjektif atau suatu value judgement. Pernyataan itu bukan mengemukakan pendapat mengenai keadaan yang akan wujud tetapi menyatakan tentang apa yang sebaiknya harus wujud. Pernyataan normatif adakalanya sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak bersifat rasional seperti faktor kebudayaan, filsafat dan keagamaan. Karena sifatnya tersebut, kebenaran pernyataan normatif tidak dapat dibuktikan dengan melihat kepada kenyataan. Perhatikanlah pernyataan berikut: Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan mempercepat pertumbuhan pendapatan nasional dan Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus dilakukan dengan berusaha agar pertambahan pendapatan dinikmati secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Pernyataan positif adalah pernyataan mengenai fakta fakta yang wujud dalam masyarakat dan oleh sebab itulah kebenarannya dapat di buktikan dengan kenyataan yang ada. Pernyataan normatif adakalanya sangat di pengaruhi oleh faktor faktor yang tidak bersifat rasional seperti faktor kebudayaan, filsafat dan keagamaan. Karena sifatnya tersebut, kebenaran pernyataan normatif tidak dapat dibuktikan dengan melihat kenyataan. Pernyataan normatif selalu dijumpai dalam ilmu ekonomi terapan atau ilmu ekonomi kebijakan. Masalah ekonomi dapat diatasi dengan beberapa cara dan cara manakah yang terbaik sangat tergantung kepada value judgement dari yang merumuskan kebijakan ekonomi tersebut Ekonomi Mikro dan Ekonomi Makro Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dibedakan menjadi dua yaitu; ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro. Pengertian dan perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro terletak pada ruang lingkup kajian ekonomi. Berikut adalah pengertian dan perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro: Ekonomi makro, mengkaji variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel yang juga berdampak atas beragam tindakan pemerintah tersebut, antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional.

19 7 Ruang lingkup kajian ekonomi makro adalah usaha masyarakat dan pemerintah dalam mengelola faktor produksi secara efisien. Landasan kajian ekonomi makro adalah teori Keynes Ekonomi makro memusatkan perhatian pada usaha masyarakat sebagai satu kesatuan untuk melakukan efisiensi dalam menggunakan faktor-faktor produksi yang tersedia. Ekonomi Mikro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, dan rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Selain itu, teori ekonomi mikro juga membahas tentang penentuan tingkat produksi suatu perusahaan agar dapat mencapai profit/keuntungan. Contoh: misalnya kalau permintaan terhadap hasil industri meningkat maka teori ekonomi mikro dapat menganalisis dampak dari kenaikan produksi itu terhadap tingkat harga produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu ekonomi mikro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku individu dalam membuat keputusan-keputusan yang berhubungan dengan aspek ekonomi. Individu dimaksud seperti konsumen, pemilik sumber-sumber daya dan perusahaan dalam perekonomian pasar bebas. Jadi teori mikro atau teori harga mempelajari arus barang dan jasa dari sektor rumah tangga, komposisi arus tersebut serta bagaimana harga-harga barang dan jasa ditentukan dalam arus tersebut. Juga mempelajari arus jasa sumber-sumber ekonomi dari pemilik sumber-sumber daya ke perusahaan-perusahaan bisnis, ke mana penggunaan sumber-sumber mengalir dan bagaimana harga sumber-sumber tersebut ditentukan. Kegunaan Teori Ekonomi Mikro Teori Ekonomi Mikro dapat bermanfaat:

20 8 1. Sebagai dasar untuk membuat ramalan (basic for predicition). Artinya bahwa teori ekonomi mikro dapat membuat ramalan bersyarat atau ramalan kondisional (conditional prediction). 2. Sebagai alat untuk merumuskan kebijakan ekonomi (economi policy), artinya menganalisis bagaimana kegiatan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian. Dalam hal ini kita dapat mempelajari kebijakan pemerintah yang mempengaruhi harga dan upah, serta alokasi sumber daya. 2. Untuk memeriksa syarat-syarat kemakmuran perekonomian (welfare economics). 3. Sebagai alat dalam pengambilan keputusan manajemen. Dalam hal ini metode yang dikembangkan dalam analisis permintaan dan analisis penawaran Model-Model dalam Ilmu Ekonomi Jutaan orang yang terlibat dalam kegiatan perekonomian seperti kegiatan; membeli, menjual, bekerja, menyewa, industri, perdagangan, jasa, dan lain-lain. Untuk memahami bagaimana perekonomian bekerja, maka kita harus menemukan cara untuk menyederhanakan semua kegiatan perekonomian tersebut. Dengan demikian kita membutuhkan model yang dapat menjelaskan bagaimana perekonomian diatur dan bagaimana orang-orang yang terlibat dalam perekonomian berinteraksi antara satu dengan yang lain. Para ekonom mengembangkan model-model sederhana dari beragam aktivitas manusia yang ingin dipelajari. Model-model yang dibangun mungkin tidak sepenuhnya realistis, namun paling tidak mampu menjelaskan tentang bagaimana suatu aktivitas ekonomi dijalankan. Seperti halnya peta juga tidak realistis, peta tidak menunjukkan secara rinci setiap rumah dalam suatu kota. Namun terlepas dari itu peta dapat membantu kita untuk melihat seluruh gambaran tersebut dan menunjukkan ke arah mana kita akan pergi. Demikian hal dengan model-model ilmu ekonomi yang baik, seperti yang akan kita bahas dalam buku ini memiliki beragam variasi, meskipun pada awal anda mungkin mengira bahwa model tersebut tidak realistis.

21 9 Dalam bagian pendahuluan ini akan diperkenalkan beberapa model sederhana antara lain; model perekonomian dua sektor dengan bagan alir sirkuler, dan model batas kemungkinan produksi, model induktif dan deduktif, serta ceteris paribus. Model Perekonomian Dua Sektor Perekonomian dua sektor adalah perekonomian yang hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan perusahaan. Sektor rumah tangga merupakan pemilik faktor produksi yang nantinya diperlukan oleh sektor perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa, seperti terlihat pada Gambar 1.1. Penghasilan Barang dan jasa yang dijual PASAR BARANG DAN JASA Perusahaan Menjual Rumah Tangga Membeli Pengeluaran Barang dan jasa yang dibeli PERUSAHAAN Memproduksi dan menjual barang dan Jasa Mempekerjakan dan menggunakan faktor-faktor produksi RUMAH TANGGA Membeli dan mengkonsumsi barang dan Jasa Memiliki dan menjual faktor-faktor produksi Faktor-faktor produksi Upah, sewa dan Keuntungan PASAR FAKTOR PRODUKSI Rumah tangga menjual Perusahaan membeli T. Kerja, lahan, dan Modal Pendapatan Gambar 1.1. Diagram Alir-Sirkuler Perekonomian Gambar 1.1. menggambarkan sebuah model perekonomian. Pada model ini perekonomian disederhanakan dalam dua sektor (dua pembuat keputusan) yaitu

22 10 rumah tangga dan perusahaan. Perusahaan menghasilkan barang serta menggunakan input-input seperti tenaga kerja, tanah, mesin, peralatan, gedung, dan modal. Inputinput tersebut disebut faktor produksi. Sementara rumah tangga memiliki faktor produksi dan melakukan kegiatan konsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Perusahaan dan rumah tangga berinteraksi dalam dua jenis pasar yaitu pasar barang dan jasa serta pasar faktor-faktor produksi. Dalam pasar barang dan jasa rumah tangga berperan sebagai pembeli sementara perusahaan berperan sebagai penjual. Rumah tangga membeli barang dan jasa hasil produksi dari perusahaan. Sementara dalam pasar faktor-faktor produksi, rumah tangga berperan sebagai penjual, dan perusahaan berperan sebagai pembeli. Dalam pasar faktor-faktor produksi rumah tangga menyediakan input yang dibutuhkan oleh perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa. Bagian dalam pada diagram alir sirkuler menunjukkan aliran input dan output. Rumah tangga menjual tenaga kerja, tanah, dan modal pada perusahaan-perusahaan di pasar faktor produksi. Perusahaan-perusahaan ini selanjutnya menggunakan faktorfaktor tersebut untuk memproduksi barang dan jasa, yang selanjutnya dijual kepada rumah tangga melalui pasar barang dan jasa. Dengan demikian faktor produksi mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, sementara barang dan jasa mengalir dari perusahaan ke rumah tangga. Bagian luar pada diagram alir sirkuler menggambarkan aliran uang. Rumah tangga mengeluarkan uang untuk membeli barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Semantra perusahaan menggunakan sebagian pendapatannya dari hasil penjualan barang dan jasa untuk membayar faktor-faktor produksi seperti; sewa, dan gaji karyawan. Yang tersisa pada perusahaan adalah keuntungan dari perusahaan yang juga merupakan anggota dari rumah tangga. Dengan demikian pengeluaran untuk membeli barang dan jasa mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, sementara pendapatan dalam bentuk gaji, sewa dan keuntungan mengalir dari perusahaan ke rumah tangga.

23 11 Sekarang mari kita menelusuri aliran sirkulasi, dengan mengikuti aliran uang ketika uang tersebut berpindah dari satu orang ke orang lain dalam perekonomian. Misalkan uang berasal dari rumah tangga, misalkan dari dompet anda. Apabila anda ingin membeli roti, anda membawa selembar uang tersebut menuju salah satu pasar barang dan jasa, seperti mini market. Pada saat uang tersebut berpindah dari tangan anda ke kasir, maka uang tersebut menjadi pendapatan bagi perusahaan. Akan tetapi uang tersebut tidak akan lama berada di kas perusahaan, karena perusahaan menggunakan kembali uang tersebut untuk membeli input dari pasar faktor produksi. Batas Kemungkinan Produksi Sebagian besar model ekonomi dibangun berdasarkan perangkat matematika, tidak seperti diagram sirkuler. Model ini memberikan gambaran tentang model matematika sederhana, yang disebut batas kemungkinan produksi, di mana model ini menggambarkan memikirkan dasar ekonomi. Meskipun perekonomian sesungguhnya menghasilkan ribuan dan bahkan jutaan barang dan jasa. Dalam model ini kita sederhanakan, dengan mengasumsikan bahwa perekonomian hanya menghasilkan dua jenis barang, yaitu sepatu dan baju. Batas kemungkinan produksi (production possibilities frotier) merupakan grafik yang memperlihatkan kombinasi hasil produksi yang beraneka ragam. Dalam kasus ini jumlah sepatu dan baju yang dihasilkan dalam perekonomian dengan ketersediaan faktor-faktor produksi serta teknologi produksi yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengubah faktor-faktor produksi menjadi sepatu dan baju. Gambar 1.2. menunjukkan kurva batas kemungkinan produksi, garis vertikal menunjukkan jumlah produksi baju, sedang garis horizontal menunjukkan produksi sepatu. Setiap titik pada kurva batas kemungkinan produksi, P, Q, T, dan U adalah titik yang menunjukkan kepuasan yang sama kepada masyarakat. Masyarakat harus memilih titik tersebut, lebih banyak baju yang dipilih berarti lebih sedikit sepatu dan demikian sebaliknya bila memilih lebih banyak sepatu, maka baju lebih sedikit. Untuk memilih titik di sebelah atas kurva kemungkinan produksi (titik S) tidak mungkin karena tidak dimiliki sumber daya yang cukup. Sebaliknya titik R

24 12 dapat dipilih karena sumber daya yang dimiliki memang memungkinkan untuk itu. Tapi, karena prinsip maksimisasi kepuasan maka titik itu tidak akan dipilih. Titiktitik yang berada pada kurva batas kemungkinan produksi diyakini kombinasi yang optimal. Bila ditanya mana dari titik tersebut yang lebih baik? Maka pertanyaan demikian menyangkut pertimbangan normatif, tergantung kepada keinginan konsumen. Secara keilmuan tidak dapat dikatakan bahwa satu titik lebih baik dari titik lain. Sangat tergantung kepada pertimbangan masyarakat, dan mungkin sangat ditentukan oleh nilai dalam masyarakat. Karenanya dalam pertimbangan ini menyangkut value judgment tentang titik mana yang harus dipilih. Produksi baju U P Q S Kurva batas kemungkinan produksi R T Gambar 1.2. Kurva Batas Kemungkinan Produksi Produksi Sepatu Dengan mengingat asumsi yang berlaku, maka kita sepaham bahwa untuk memperoleh tambahan baju, sepatu harus dikorbankan, demikian juga sebaliknya. Setiap penambahan satu sepatu mengurangi dua unit baju, dan ini menunjukkan munculnya opportunity cost. Setiap keputusan menambah baju mengakibatkan pengurangan terhadap sepatu yang dikonsumsi, dan ini secara ekonomi dikenal sebagai biaya. Perhatikan pemahaman lebih lanjut daripada sifat opportunity cost

25 13 ini, untuk memperoleh tambahan setiap satu sepatu semakin besar pengurangan baju yang dilakukan. Atau setiap pergerakan dari titik P, ke Q dan seterusnya membutuhkan pengorbanan baju yang semakin besar untuk memperoleh sepatu yang jumlahnya lebih sedikit dari semula. Sifat inilah yang mempengaruhi bentuk kurva batas kemungkinan produksi mengapa bentuknya cembung, karena pergerakan dari titik P ke Q sesuai dengan sifatnya, hanya dapat sesuai apabila slope nya semakin curam, semakin lancip. Bentuk demikian ini lazimnya dikenal dengan bentuk cembung ke titik awal (concave to origin). Produksi baju Q S Gambar 1.3. Pergeseran pada Kurva Batas Kemungkinan Produksi Produksi Sepatu Setiap perubahan teknologi berkaitan erat dengan kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa. Demikian halnya dengan perkembangan teknologi secara langsung akan terlihat dalam pergeseran kurva batas kemungkinan produksi. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.3. Dengan berkembangnya teknologi dalam suatu masyarakat, misalnya ditemukannya teknologi baru dalam pembuatan sepatu, maka akan meningkatkan

26 14 jumlah sepatu yang dapat dihasilkan oleh seorang pekerja setiap harinya, maka perekonomian dapat menghasilkan sepatu dalam jumlah yang lebih banyak dan mungkin mengorbankan produksi baju dalam jumlah tertentu. Dampak dari teknologi baru di bidang sepatu tersebut, maka kurva batas kemungkinan produksi bergeser ke arah luar seperti pada Gambar 2.3. Karena pertumbuhan ekonomi dalam perekonomian, produsen mungkin memindahkan produksi dari titik Q ke titik S yang menghasilkan sepatu dan baju dalam jumlah yang lebih banyak. Model Induktif dan Deduktif Metode Induktif; yaitu metode di mana suatu keputusan dilakukan dengan mengumpulkan semua data informasi yang ada di dalam realitas kehidupan. Realita tersebut dalam setiap unsur kehidupan yang dialami individu, keluarga, masyarakat lokal dan sebagainya mencoba dicari jalan pemecahan sehingga upaya pemenuhan kebutuhannya tersebut dapat dikaji secermat mungkin. Sebagai contoh upaya menghasilkan dan menyalurkan sumber daya ekonomi. Upaya tersebut dilakukan sedemikian rupa sehingga sampai diperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang dapat tersedia pada jumlah, harga, dan waktu yang tepat bagi pemenuhan kebutuhan tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan perencanaan. Yang dalam ilmu ekonomi berfungsi sebagai cara ataupun metode untuk menyusun daftar kebutuhan terhadap sejumlah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat. Metode Deduktif; adalah suatu metode ilmu ekonomi yang bekerja atas dasar hukum, ketentuan atau prinsip umum yang sudah diuji kebenarannya. Dengan metode ini ilmu ekonomi mencoba menetapkan cara pemecahan masalah, sesuai dengan acuan, prinsip, hukum dan ketentuan yang ada dalam ilmu ekonomi. Misalnya, dalam ilmu ekonomi terdapat hukum yang mengatakan bahwa jika persediaan barangbarang dan jasa berkurang dalam masyarakat, sementara permintaannya tetap, maka barang-barang dan jasa-jasa akan naik harganya. Bertolak dari hukum ekonomi tersebut, para ahli ekonomi secara deduktif sudah dapat menentukan bahwa harus dijaga agar persediaan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat tersebut selalu

27 15 dapat mencukupi dalam kuantitas dan kualitasnya. Beberapa pakar menyebutnya sebagai metode eksperimen intelektual (the method of intellectual experiment). Ceteris Peribus Dalam menganalisis persoalan ekonomi para ekonom membangun model guna menyederhanakan aktivitas perekonomian yang kompleks. Dalam membangun model didasari pada asumsi yang menjadi salah satu syarat utama dalam melakukan analisis dalam ekonomi. Tanpa asumsi sangat sulit untuk menjelaskan hubungan di antara berbagai variabel, karena kegiatan ekonomi yang sangat kompleks. Suatu kejadian ekonomi dipengaruhi berbagai faktor, dan untuk menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kejadian itu menjadi sangat rumit. Oleh karena itu model ekonomi membuat penyederhanaan atas kejadian yang sebenarnya dalam masyarakat. Penyederhanaan dilakukan dengan memuat pemisalan atau anggapan. Pemisalan itu dikenal istilah ceteris paribus, yang berarti faktor-faktor lain tidak berubah. Untuk memahami bagaimana pemisalan itu, ada baiknya kalau diberikan contoh teori dalam ilmu ekonomi dan bagaimana pemisalan-pemisalan itu digunakan dalam analisis teori tersebut. Dalam teori permintaan; dikatakan bahwa permintaan terhadap suatu barang misalnya sepatu, tergantung pada harganya. Jika harga sepatu naik maka permintaan akan sepatu berkurang dan apabila harga sepatu turun, maka permintaan akan sepatu naik. Pernyataan ini menunjukkan bahwa harga memegang peranan penting dalam menentukan besarnya permintaan. Tetapi di samping harga ada faktor lain yang mempengaruhi permintaan, seperti pendapatan masyarakat, harga barang lain, serta selera masyarakat. Walaupun harga tetap misalnya, tetapi apabila pendapatan masyarakat naik, atau harga barang lain berubah, maka permintaan akan mengalami perubahan. Dalam melakukan analisis ekonomi misalnya untuk mengetahui pengaruh harga terhadap permintaan, maka dibuatlah pemisalan bahwa faktor lain tidak berubah (ceteris beribus). Penting untuk diketahui bahwa para ekonom tidak mengasumsikan bahwa faktor-faktor lain tidak mempengaruhi harga sepatu, melainkan variabel tersebut

28 16 diasumsikan tidak berubah selama penelitian. Jadi dengan cara ini, pengaruh beberapa kekuatan dapat diteliti dalam situasi yang disederhanakan. Asumsi ceteris paribus seperti ini dipergunakan dalam semua permodelan ekonomi Macam-macam Sistem Ekonomi Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh Negara. Sistem ekonomi tersebut antara lain sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi liberal/pasar/bebas, sistem ekonomi komando/terpimpin, dan sistem ekonomi campuran. Sistem Ekonomi Tradisional Pada kehidupan masyarakat tradisional berkembang suatu sistem ekonomi tradisional. Dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka dengan bergantung pada sumber daya alam. Masyarakat juga memproduksi barang pemenuh kebutuhan yang di produksinya hanya untuk kebutuhan tiap-tiap rumah tangga. Dengan demikian rumah tangga dapat bertindak sebagai konsumen, produsen, dan keduanya. Dalam sistem ekonomi ini pengaturan ekonomi dilakukan menurut pola tradisi, yang biasanya sebagian besar menyangkut kontrol atas tanah sebagai sumber terpenting atau satu-satunya sumber ekonomi. Ciri-ciri sistem ekonomi tradisional antara lain adalah; (1) teknik produksi dipelajari secara turun-temurun dan bersifat sederhana, (2) hanya sedikit menggunakan modal, (3) Pertukaran dilakukan dengan sistem barter (barang dengan barang), masih terikat tradisi, dan (4) tanah sebagai tumpuan kegiatan produksi dan sumber kemakmuran. Sistem Ekonom Terpimpin/Terencana Sistem ekonomi komando adalah sistem ekonomi di mana peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan perekonomian. Sistem ini

29 17 mendasarkan diri pada pandangan Karl Marx. Masyarakat komunis yang dicitacitakan Marx merupakan masyarakat yang tidak ada kelas sosialnya. Pada sistem ini pemerintah menentukan barang dan jasa apa yang akan diproduksi, dengan cara atau metode bagaimana barang tersebut diproduksi, serta untuk siapa barang tersebut diproduksi. Beberapa negara yang menggunakan sistem ekonomi ini antara lain Rusia, Cina, dan Kuba. Sistem ekonomi komando memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai pemerintah, (2) Hak milik perorangan tidak diakui, (3) tidak ada individu atau kelompok yang dapat berusaha dengan bebas dalam kegiatan perekonomian, dan (4) kebijakan perekonomian diatur sepenuhnya oleh pemerintah. Sistem Ekonom Pasar/Kapitalis/Bebas Sistem ekonomi pasar adalah suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya kepada mekanisme pasar. Sistem ini sesuai dengan ajaran dari Adam Smith, dalam bukunya An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth of Nations. Model sistem ekonomi ini merujuk pada perekonomian pasar persaingan sempurna. Sistem ekonomi pasar yang dicetuskan oleh Adam Smith berintikan: tangan yang tidak terlihat (infisible hand) akan menggerakkan kegiatan ekonomi yaitu dengan adanya keinginan seseorang/sekelompok orang yang memberikan sebuah barang dan atau jasa untuk mendapatkan barang lainnya (pertukaran) Harga dalam pasar dapat goyah terutama karena hukum penawaran dan permintaan, serta keinginan pengusaha menggunakan modalnya sebaik mungkin. Oleh karena itu harga pasar dalam jangka pendek dapat sangat tinggi atau sangat rendah, tetapi dalam jangka panjang akan mencapai keseimbangan. Dalam sistem pasar bebas seperti itu pemerintah suatu Negara mempunyai tiga tugas yang sangat penting yaitu: - Berkewajiban melindungi Negara dari kekerasan dan serangan negara bebas lainnya.

30 18 - Melindungi setiap anggota masyarakat sejauh mungkin dari ketidakadilan atau penindasan oleh anggota masyarakat lainnya atau mendirikan badan hukum yang dapat diandalkan. - Mendirikan dan memelihara beberapa institusi atau sarana untuk umum yang tidak dapat dibuat oleh perorangan karena keuntungan yang didapat darinya terlalu kecil sehingga tidak dapat menutupi biayanya. Dengan kata lain, kegiatan ekonomi sepenuhnya diserahkan kepada swasta. Pada dasarnya sistem ekonomi yang kapitalis murni hampir tidak ada. Yang berkembang sekarang ini sistem ekonomi yang sudah campuran. Hanya kadar dominasinya yang menentukan kecenderungannya kepada suatu jenis sistem ekonomi. Negara yang menggunakan sistem ekonomi ini adalah Amerika Serikat, Swedia, Belanda dan Prancis. Sistem ekonomi pasar/kapitalis memiliki beberapa ciri antara lain; (1) Setiap orang bebas memiliki barang, termasuk barang modal, (2) Setiap orang bebas menggunakan barang dan jasa yang dimilikinya, (3) Aktivitas ekonomi ditujukan untuk memperoleh laba, (4) Semua aktivitas ekonomi dilaksanakan oleh masyarakat (swasta), (5) Pemerintah tidak melakukan intervensi dalam pasar, (6) Persaingan dilakukan secara bebas, dan (7) Peranan modal sangat vital. Perekonomian pasar bergantung pada kapitalisme dan liberalisme untuk menciptakan sebuah lingkungan di mana produsen dan konsumen bebas menjual dan membeli barang yang mereka inginkan (dalam batas-batas tertentu). Sebagai akibatnya, barang yang diproduksi dan harga yang berlaku ditentukan oleh mekanisme penawaran dan permintaan. Sistem Ekonomi Campuran Sistem ekonomi campuran merupakan campuran dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan masalah ekonomi. Dalam bentuk perekonomian campuran sumber-sumber ekonomi bangsa, termasuk faktor-faktor produksi dimiliki oleh individu atau kelompok swasta, di samping sumber tertentu yang dikuasai pemerintah pusat, atau pemerintah daerah,

31 19 atau pemerintah setempat. Karena itu dalam sistem ekonomi campuran dikenal paling tidak dua sektor ekonomi, yaitu sektor swasta dan sektor Negara Sistem ini berkembang dan sekarang diberlakukan baik oleh Negara yang sebelumnya menganut sistem ekonomi pasar (Negara industri barat) maupun oleh Negara yang sebelumnya menganut sistem ekonomi perencanaan yang ketat/terpusat (Uni Soviet). Pemberlakuan sistem ekonomi pasar yang ketat ternyata menimbulkan depresi ekonomi pada tahun 1930-an. Sedang pemberlakuan sistem ekonomi perencanaan yang ketat juga tidak mampu menghilangkan kelas-kelas dalam masyarakat. Berdasarkan pengalaman tersebut banyak Negara menganut sistem ekonomi campuran ini. Sistem ekonomi campuran melahirkan ekonomi pasar bebas, yang memungkinkan persaingan bebas tetapi bukan persaingan yang mematikan, campur tangan pemerintah diperlukan untuk menstabilisasi kehidupan ekonomi, mencegah konsentrasi yang terlalu besar di pihak swasta, mengatasi gejolak-gejolak, dan membantu golongan ekonomi lemah. Sistem ekonomi campuran memiliki beberapa ciri antara lain; (1) Merupakan gabungan dari sistem ekonomi pasar dan terpusat, (2) Barang modal dan sumber daya yang vital dikuasai oleh pemerintah, (3) Pemerintah dapat melakukan intervensi dengan membuat peraturan, menetapkan kebijakan fiskal, moneter, membantu dan mengawasi kegiatan swasta. Jadi Peran pemerintah dan sektor swasta berimbang. Penerapan sistem ekonomi campuran akan mengurangi berbagai kelemahan dari sistem ekonomi pasar dan komando yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Secara umum saat ini hampir tidak ada negara yang murni melaksanakan sistem ekonomi terpusat maupun pasar, yang ada adalah kecenderungan terhadap ekonomi pasar seperti Amerika, Hongkong, dan negara negara Eropa barat yang berpaham liberal, sementara negara yang pernah menerapkan ekonomi terpusat adalah Kuba, Polandia dan Rusia yang berideologi sosialis atau komunis. Kebanyakan negara-negara dewasa ini menerapkan sistem ekonomi campuran seperti Prancis, Brasil, Philipina, Malaysia, Indonesia dan beberapa negara lain.

32 20 Namun perubahan politik dunia juga mempengaruhi sistem ekonomi, seperti halnya yang dialami Uni Soviet pada masa pemerintahan Boris Yeltsin, kehancuran komunisme juga mempengaruhi sistem ekonomi Soviet, dari sistem ekonomi terpusat (komando) mulai beralih ke arah ekonomi liberal dan mengalami berbagai perubahan Penggunaan Model Matematika Penggunaan model matematika dalam analisis ekonomi mikro terbukti sangat menunjung kemajuan teori ekonomi. Yang perlu diketahui adalah bahwa matematika bukanlah ilmu ekonomi. Seorang yang ahli matematika tidaklah otomatis menjadi ahli ekonomi. Sebaliknya seorang dapat menjadi ahli ekonomi tanpa harus terlebih dahulu menjadi ahli matematika. Hal tersebut disebabkan karena matematika dalam ilmu ekonomi hanya berfungsi sebagai alat analisis dalam masalah ekonomi. Selain matematika masih ada alat lain yang dapat digunakan seperti grafik dan analisis verbal. Akan tetapi demi efisiensi dan keakuratan analisis, maka mahasiswa sangat diharapkan untuk membekali diri dengan pemahaman matematika. Beberapa peralatan matematika yang umum digunakan dalam analisis ekonomi antara lain; aljabar linear, matriks, diffrensial, kalkulus, dan geometri, Pada bagian ini akan diuraikan secara ringkas tentang konsep aljabar dasar. Dalam kesempatan ini akan diuraikan beberapa isu yang muncul sebagai aplikasi dari konsep-konsep matematika dalam mempelajari ilmu ekonomi. Telah dijelaskan bahwa teori ekonomi mikro mengkaji tentang perilaku variabel-variabel ekonomi individual. Misalnya permintaan TV, permintaan beras dan sebagainya. Demikian halnya dengan penawaran, misalnya penawaran kulkas, penawaran mobil dan sebagainya. Hubungan dari variabel-variabel tersebut dirumuskan dalam bentuk model matematika. Modal matematika pada dasarnya merupakan seperangkat persamaan matematika yang menggambarkan hubungan variabel-variabel dalam model. Walaupun dikatakan seperangkat, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hanya terdiri dari satu persamaan misalnya persamaan untuk permintaan suatu barang;

33 21 Qd = a bpx (1.1) Persamaan 1.1. menggambarkan hubungan antara jumlah barang X yang diminta (Qd), dengan harga barang X (Px), a dan b disebut koefisien. Persamaan 1.1. juga menunjukkan fungsi permintaan dari barang X. Artinya jumlah barang X yang diminta dipengaruhi oleh variabel harga barang X itu sendiri (Px). Qd disebut variabel terikat, sementara Px disebut variabel bebas. Perlu diketahui bahwa yang mempengaruhi permintaan atas barang X, mungkin tidak hanya dipengaruhi oleh harga barang X sendiri, tetapi juga bisa dipengaruhi oleh pendapatan konsumen. Sehingga model fungsi permintaan barang X dapat ditulis: Qd = a b 1 Px +b 2 I (1.2) Persamaan 1.2. menunjukkan bahwa permintaan barang X di samping dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, juga dipengaruhi oleh pendapatan konsumen (I). Model matematika dapat dikembangkan lebih lanjut misalnya permintaan akan barang X selain dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, dan pendapatan konsumen, juga dipengaruhi oleh harga barang lain; sehingga model fungsi permintaan dibuat: Qd = a b 1 Px + b 2 I + b 3 Py (1.3) Persamaan 1.3. menunjukkan bahwa permintaan barang X di samping dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri, dan pendapatan konsumen (I), juga dipengaruhi oleh harga barang lain (Py). Persamaan (1.1), (1.2), dan (1.3) hanyalah satu contoh dari beberapa kemungkinan persamaan lainnya. Akan tetapi apabila dilihat dari sisi hubungan antar variabel, maka persamaan dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu persamaan perilaku, persamaan definisi, dan persamaan keseimbangan. Persamaan (1.1.), (1.2), dan (1.3) adalah contoh dari persamaan perilaku (Behavioral Equation).

34 22 Sementara persamaan definisi (definition equatian) seperti: π = TR TC (1.4) Dimaan: π = laba TR = Total revenue atau penerimaan TC = Total cost atau biaya Jadi persamaan 1.4. merupakan persamaan definisi, di mana dikatakan bahwa laba sama dengan total penerimaan dikurangi dengan total biaya. Selanjutnya persamaan keseimbangan (Equilibrium Condition), yaitu persamaan yang menunjukkan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan, contoh; Qd = Qs (1.5 Dimana: Qd = jumlah barang yang diminta Qs = jumlah barang yang ditawarkan. Persamaan 1.5 menunjukkan keseimbangan pasar akan tercapai apabila jumlah barang diminta (Qd) sama dengan jumlah barang yang ditawarkan (Qs). Menggambarkan Grafik Fungsi Grafik merupakan salah cara sederhana untuk menunjukkan hubungan antara dua variabel. Umumnya nilai dari variabel independen (X) ditunjukkan pada sumbu horisontal, dan nilai dari variabel dipenden (Y) ditunjukkan pada sumbu vertikal. Misalnya: Y = 2 + 2X (1.5) Untuk menjelaskan persamaan ini selanjutnya dibuat dalam bentuk tabel seperti terlihat pada Tabel 1.1.

35 23 Tabel 1.1. Nilai X dan Y untuk Fungsi Linear Y= 2 + 2X X Y=f(X) = 2 + 2X Berdasarkan Tabel 1.1, maka dapat dibuat grafik fungsi Y = 2 + 2X seperti terlihat pada Gambar 1.4. Sumbu Y 8 Y=2+2X Intersep Y 6 4 Intersep X Y X Sumbu X Gambar 1.4. Grafik Fungsi Linear Y = 2 + 2X Gambar 1.4, dapat memberi gambaran kepada kita tentang gambaran fungsi setiap kemungkinan nilai X pada persamaan fungsi Y = 2 +2 X. Grafik dari

36 24 persamaan ini membentuk garis lurus, sehingga fungsi tersebut disebut fungsi linear (linear function). Terlihat bahwa intercep Y adalah 2; artinya jika X=0, maka Y=2. Sementara slope garis adalah 2; artinya setiap kenaikan 1 unit X akan menaikkan 2 unit Y. Pada gambar 1.4 juga terlihat bahwa X dan Y dapat bernilai positif dan negatif. Perlu ditekankan bahwa umumnya variabel-variabel yang digunakan dalam ilmu ekonomi bernilai positif. Jadi grafik yang digunakan dalam ilmu ekonomi hanya menggunakan kuadran sisi kanan atas saja (positif) untuk setiap sumbunya Ringkasan Bab 1 Kelangkaan merupakan masalah mendasar yang dihadapi oleh setiap perekonomian Dalam suatu perekonomian akan timbul ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas jumlahnya dengan kemampuan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa yang jumlahnya terbatas. Ketidakseimbangan inilah menuntut individu dan masyarakat untuk membuat pilihan. Terdapat tiga pertanyaan dasar yang harus dijawab oleh semua sistem ekonomi yaitu; Pertama What: pertanyaan ini menyangkut masalah komoditi apa yang akan dihasilkan, dan berapa? Kedua How: pertanyaan ini menyangkut masalah bagaimana atau dengan apa komoditi dihasilkan, apakah dengan menggunakan modal lebih banyak atau tenaga kerja lebih banyak, apakah menggunakan teknologi sederhana atau menggunakan teknologi canggih. Ketiga For Whom: pertanyaan ini menyangkut masalah untuk siapa barang tersebut dihasilkan. Para Ekonom membedakan dua analisa ilmu ekonomi yaitu analisis ekonomi positif dan normatif. Ekonomi Positif membahas atau mempelajari tentang apa atau bagaimana masalah-masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat sebenarnya diselesaikan. Teori ekonomi positif menentukan bagaimana sumber daya dialokasikan dalam suatu perekonomian. Jadi ilmu ekonomi positif menyangkut apa yang sedang, telah atau akan terjadi. Ilmu Ekonomi Normatif yaitu mempelajari apa yang seharusnya dilakukan atau bagaimana masalah ekonomi yang dihadapi masyarakat seharusnya diselesaikan.

37 25 Para ekonom membedakan ilmu ekonomi ke dalam dua kelompok yaitu ilmu ekonomi makro dan ekonomi mikro. Ekonomi makro, mengkaji variabel-variabel ekonomi secara agregat (keseluruhan). Variabel-variabel yang dikaji antara lain: pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran, jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun neraca pembayaran internasional. Sementara itu ekonomi mikro, mempelajari variabel-variabel ekonomi dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga. Ekonomi mikro juga mempelajari bagaimana berbagai keputusan dan perilaku tersebut memengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa, yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan permintaan barang dan jasa selanjutnya. Dalam menganalisis persoalan ekonomi para ekonom membangun model guna menyederhanakan aktivitas perekonomian yang kompleks. Dalam membangun model didasari pada asumsi yang menjadi salah satu syarat utama dalam melakukan analisis dalam ekonomi. Tanpa asumsi sangat sulit untuk menjelaskan hubungan di antara berbagai variabel, karena kegiatan ekonomi yang sangat kompleks. Suatu kejadian ekonomi dipengaruhi berbagai faktor, dan untuk menjelaskan bagaimana faktor-faktor tersebut mempengaruhi kejadian itu menjadi sangat rumit. Oleh karena itu model ekonomi membuat penyederhanaan atas kejadian yang sebenarnya dalam masyarakat. Di dunia ini terdapat berbagai macam sistem ekonomi yang diterapkan oleh Negara. Sistem ekonomi tersebut antara lain sistem ekonomi tradisional, sistem ekonomi liberal/pasar/bebas, sistem ekonomi komando/terpimpin, dan sistem ekonomi campuran. Penggunaan model matematika dalam analisis ekonomi mikro terbukti sangat menunjung kemajuan teori ekonomi, namun perlu diketahui bahwa matematika bukanlah ilmu ekonomi. Seorang yang ahli matematika tidaklah otomatis menjadi ahli ekonomi. Sebaliknya seorang dapat menjadi ahli ekonomi tanpa harus terlebih dahulu menjadi ahli matematika. Hal tersebut disebabkan karena matematika dalam ilmu ekonomi hanya berfungsi sebagai alat analisis dalam masalah ekonomi. Selain matematika masih ada alat lain yang dapat digunakan seperti grafik dan analisis

38 26 verbal. Akan tetapi demi efisiensi dan keakuratan analisis, maka mahasiswa sangat diharapkan untuk membekali diri dengan pemahaman matematika. Pertanyaan Bab 1 1. Ilmu ekonomi adalah suatu studi tentang prilaku orang dan masyarakat dalam memilih menggunakan sumber daya yang langkah dan memiliki berbagai alternatif penggunaan, dalam upaya memproduksi berbagai komoditi, untuk kemudian menyalurkannya baik saat ini maupun di masa yang akan datang kepada berbagai individu dan kelompok yang ada dalam masyarakat. Jelaskan variabel-variabel dari definisi tersebut. 2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kelangkaan? Serta jelaskan bagaimana masyarakat menyikapi kelangkaan tersebut? 3. Sebutkan dan jelaskan persoalan pokok yang dihadapi oleh setiap perekonomian? 4. Jelaskan perbedaan antara ekonomi positif dan ekonomi normatif? 5. Jelaskan peran ekonomi mikro terhadap ekonomi makro? 6. Apa yang dimaksud dengan ceteris paribus, dan mengapa ceriris paribus perlu dilakukan dalam analisis ekonomi. 7. Jelaskan peran matematika dalam ilmu ekonomi. 8. Gambarkan diagram sirkuler, kemudian beri tanda panah kegiatan yang berhubungan dengan aliran barang dan jasa dan aliran uang untuk masing-masing kegiatan berikut: - Ali membayar Rp kepada kasir untuk pembelian sebuah baju. - Tini memperoleh uang Rp ,- per hari atas jasa dalam bekerja pada super maket. - Amir membayar Rp ,- untuk menonton bola di stadion. - Nia memperoleh uang Rp ,- dari 20 persen kepemilikannya atas saham PT. ABC. 9. Misalkan suatu masyarakat yang menghasilkan makanan dan pakaian untuk konsumsi;

39 27 - Gambarkan batas kemungkinan produksi untuk makanan dan pakaian, kemudian jelaskan mengapa kurva yang dibentuk kemungkinan besar berbentuk cembung ke titik awal - Tunjukkan sebuah titik yang tidak dapat dicapai oleh perekonomian itu, dan tunjukkan pula suatu titik yang dapat dicapai oleh perekonomian itu namun titik tersebut tidak efisien.

40 28 BAB II TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN Permintaan dan penawaran adalah dua kata yang senantiasa digunakan oleh para ahli ekonomi. Hal tersebut disebabkan karena kekuatan permintaan dan penawaran yang membuat ekonomi pasar bekerja dengan baik. Keduanya menentukan jumlah barang yang dihasilkan dan sekaligus menentukan harga barang itu. Apabila anda ingin mengetahui suatu kejadian atau kebijakan dalam mempengaruhi perekonomian, maka anda harus terlebih dahulu membayangkan bagaimana pengaruhnya terhadap penawaran dan permintaan Teori Permintaan Permintaan dapat diartikan sebagai kuantitas suatu barang tertentu dimana seorang konsumen ingin dan mampu membelinya pada berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor lain tetap (ceteris paribus). Hubungan permintaan tersebut hanya menunjukkan hubungan secara teoritis antara harga dan kuantitas yang dibelinya per unit waktu, ceteris paribus. Hukum permintaan (the low of demand) pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan: Hubungan antara barang yang diminta dengan harga barang tersebut dimana hubungan tersebut berbanding terbalik, yaitu ketika harga meningkat atau naik maka jumlah barang yang diminta akan turun dan sebaliknya apabila harga turun, maka jumlah barang yang diminta meningkat. Jumlah permintaan (quantity demand) dari suatu barang adalah jumlah barang yang rela dan mampu dibayar oleh pembeli. Sebagaimana akan diuraikan, bahwa banyak faktor yang mempengaruhi jumlah permintaan barang itu. Apabila harga roti cokelat naik menjadi Rp per biji, maka anda akan membeli lebih sedikit roti cokelat, dan mungkin anda akan memilih mengkonsumsi roti pisang atau roti keju. Apabila harga roti cokelat turun menjadi Rp. 500,- per biji, maka anda akan membeli lebih banyak roti cokelat.

41 29 Harga roti coklat 0, Jumlah roti coklat P Gambar 2.1. Tabel permintaan dan Kurva Permintaan Amir Q Gambar 2.1. menunjukkan bahwa berapa banyak roti cokelat yang dibeli oleh Amir setiap hari pada kondisi harga yang berbeda-beda. Apabila roti cokelat gratis maka Amir akan memakan roti sebanyak 12 biji setiap harinya, jika harga roti cokelat Rp. 500, maka Amin akan memakan roti cokelat sebanyak 10 biji, dan jika harga roti cokelat terus meningkat, maka jumlah pembelian Amir akan terus menurun, dan ketika harga mencapai Rp ,- maka Amir tidak membeli satupun roti cokelat. Gambar 2.1. menggunakan angka-angka yang ada pada tabel untuk menggambarkan berlakunya hukum permintaan. Sesuai dengan aturan bersama, bahwa sumbu vertikal menunjukkan harga, sementara sumbu horizontal menunjukkan kuantitas. Garis menurun yang menghubungkan harga dan kuantitas disebut kurva permintaan (demand curve). Permintaan Pasar dan Permintaan Individu Kurva permintaan pada gambar 2.1. menunjukkan permintaan individu terhadap suatu barang. Untuk dapat menganalisis cara kerja pasar, maka kita perlu menentukan

42 30 permintaan pasar, yang merupakan jumlah dari seluruh permintaan individu terhadap suatu barang atau jasa. Tabel 2.1. menunjukkan permintaan roti cokelat untuk dua orang, Amir, dan Ali. Pada tingkat harga berapa pun menunjukkan kepada kita, berapa roti cokelat yang Amir dan Ali beli. Permintaan pasar pada tingkat harga adalah jumlah dari kedua permintaan tersebut. Tabel 2.1. Permintaan Roti Cokelat Individu dan Pasar Harga Kuantitas Amir Ali Pasar Berdasarkan Tabel 2.1, dapat dibuat grafik permintaan pasar seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2. P P P Permintaan Amir Permintaan Ali Permintaan Pasar Q Q Q Jumlah roti Cokelat Jumlah roti Cokelat Jumlah roti Cokelat Gambar Permintaan Individu dan Permintaan Pasar

43 31 Pergeseran pada Kurva Permintaan Kurva permintaan roti cokelat menunjukkan berapa banyak roti cokelat yang dibeli orang pada harga tertentu, dengan asumsi semua faktor lain di luar harga tidak berubah. Kurva permintaan tidak perlu selalu stabil sepanjang waktu. Apabila terjadi sesuatu dan mengubah jumlah permintaan pada suatu harga, maka kurva permintaan akan bergeser. Misalnya hasil penelitian ahli gizi menemukan bahwa seorang yang memakan roti cokelat secara rutin akan hidup lebih sehat. Hasil temuan ini akan mempengaruhi permintaan akan roti cokelat. Pembeli roti cokelat akan membeli roti cokelat lebih banyak walaupun mungkin dengan harga yang lebih mahal, sehingga kurva permintaan roti cokelat akan bergeser. Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi permintaan; antara lain: 1. Harga barang itu sendiri (Px) 2. Harga barang terkait ( Py) 3. Pendapatan konsumen (I) 4. Selera (S) 5. Jumlah penduduk (Pop) 6. Harapan masa yang akan datang (Hd) Persamaan fungsi permintaan dapat ditulis: (Qd = F(Px, Py, I,S, Pop, Hd) Harga Barang terkait Misalkan bahwa harga roti selai turun, hukum permintaan mengatakan bahwa kita akan membeli lebih banyak roti selai. Pada saat bersamaan, kita mungkin akan membeli lebih sedikit roti cokelat. Ketika penurunan terjadi pada harga suatu barang, mengurungi permintaan barang lain, maka kedua barang tersebut disebut barang substitusi atau barang pengganti. Barang substitusi sering kali berupa pasanganpasangan yang digunakan sebagai pengganti satu sama lain. Seperti Roti cokelat dan roti keju, sabun Lux dan sabun Nuvo.

44 32 Selanjutnya apabila harga kopi turun, maka menurut hukum permintaan, anda akan membeli lebih banyak kopi, namun pada kasus ini anda akan lebih banyak membeli roti, karena pada saat anda minum kopi anda terbiasa memakan roti secara bersamaan. Apabila penurunan yang terjadi pada suatu harga barang mengakibatkan peningkatan permintaan barang lain, maka kedua barang tersebut disebut barang komplementer. Barang komplementer sering kali berupa pasangan-pasangan yang saling melengkapi dan digunakan secara bersamaan. Misalnya Mobil dan bensin. Pendapatan Apabila pendapatan anda turun, apa yang akan terjadi terhadap permintaan roti cokelat. Kemungkinan besar permintaan anda terhadap roti cokelat akan turun. Dengan pendapatan yang lebih rendah berarti kita memiliki lebih sedikit uang untuk dibelanjakan secara keseluruhan. Hal tersebut berarti anda akan mengurangi belanja anda, dan pasti hampir pada semua jenis barang. Apabila permintaan suatu barang berkurang ketika pendapatan anda berkurang, maka barang itu disebut barang normal (normal good). Akan tetapi tidak semua barang adalah barang normal, apabila permintaan suatu barang meningkat pada saat pendapatan anda menurun, maka barang itu disebut barang imperior. Misalnya, Angkot, pada saat pendapatan anda turun, anda mungkin memilih tidak membeli mobil atau naik taxi, melainkan memilik naik Angkot. Selera Apabila anda menyukai makan roti cokelat, maka anda akan membeli roti cokelat lebih banyak. Umumnya para pakar ekonomi tidak menjelaskan tentang selera masyarakat, karena selera didasarkan atas kekuatan-kekuatan psikologis, dan historis yang ranahnya di luar ilmu ekonomi. Tetapi para ekonom masih tetap menggali apa yang terjadi ketika selera masyarakat mengalami perubahan.

45 33 Harapan Harapan terhadap masa depan tentunya akan mempengaruhi tingkat permintaan anda terhadap suatu barang atau jasa. Misalnya, apabila anda akan mengharapkan kenaikan gaji dalam waktu dekat misalnya bulan depan, anda mungkin rela membelanjakan uang anda lebih banyak dari sebelumnya. Contoh lain apabila anda mengharapkan bahwa harga Motor bulan depan akan naik, mungkin anda akan memutukan membeli motor bulan ini. Harga Roti Cokelat Meningkat Menurun D3 D1 D2 0 Gambar 1.3. Pergeseran Kurva Permintaan Jumlah Roti Cokelat Jumlah Penduduk Oleh karena permintaan pasar diperoleh dari permintaan masing-masing individu, maka permintaan pasar sangat tergantung pada semua faktor yang menentukan permintaan individu, termasuk penghasilan, selera, dan harapan individu serta harga dari barang-barang terkait. Sebagai tambahan permintaan pasar tergantung dari jumlah pembeli. Apabila Ani, seorang penduduk yang suka makan roti cokelat,

46 34 bergabung dengan Amir dan Ali, maka jumlah permintaan akan roti cokelat meningkat pada setiap harga, dan kurva permintaan akan bergeser ke kanan Teori Penawaran Permintaan terhadap suatu barang dan jasa yang tidak disertai dengan penawaran barang dan jasa tidak dapat mewujudkan transaksi di pasar. Permintaan baru dapat dipenuhi apabila produsen atau penjual menyediakan barang-barang maupun jasa yang diperlukan oleh konsumen tersebut. Jadi penawaran dapat diartikan berbagai kuantitas suatu barang tertentu di mana seorang penjual bersedia menawarkan barang atau jasanya pada berbagai tingkat harga, ceteris paribus. Banyak hal yang menentukan jumlah penawaran suatu barang, tetapi ketika kita menganalisis bagaimana pasar bekerja, maka salah satu penentunya adalah harga barang itu. Apabila harga roti cokelat naik pastilah menguntungkan bagi penjual, sehingga jumlah barang yang ditawarkan juga naik. Penjual roti akan bekerja sepanjang hari, membuat lebih banyak roti cokelat dan mempekerjakan lebih banyak tenaga kerja. Akan tetapi pada saat harga roti cokelat turun, maka usahanya tentu kurang menguntungkan, dan penjual memutuskan untuk mengurangi produksi roti cokelatnya, pada saat semakin turun mungkin penjual akan memutuskan akan menutup usahanya sehingga penjualan sama dengan nol. Oleh karena jumlah penawaran meningkat seiring dengan naiknya harga, dapat dikatakan bahwa jumlah penawaran berhubungan secara positif dengan tingkat harga. Hubungan antara harga dan jumlah penawaran ini berlaku untuk kebanyakan jenis barang dalam perekonomian, sehingga disebut sebagai hukum penawaran (The low of supply). Apabila semua hal diasumsikan sama, ketika harga suatu barang meningkat, maka jumlah yang ditawarkan akan ikut meningkat, sebaliknya ketika harga barang turun, maka jumlah yang ditawarkan akan ikut menurun. Tabel pada Gambar 2.3. menunjukkan jumlah penawaran seorang penjual roti cokelat Halim pada berbagai tingkat harga. Pada saat harga Rp.500, Halim tidak menawarkan satupun roti cokelat. Pada saat harga meningkat penawaran roti cokelat Halim semakin banyak. Hal ini disebut skedul penawaran (supply schedule). Tabel

47 35 yang menunjukkan hubungan antara harga suatu barang dengan jumlah penawarannya, dengan asumsi semua faktor lain tetap (ceteris paribus). Harga Roti Cokelat Jumlah Penawaran Roti Cokelat P S Gambar 2.4. Skedul Penawaran Halim dan Kurva Penawaran Q Gambar 2.4. Menggunakan angka-angka dalam tabel untuk menggambarkan hukum penawaran. Kurva yang menghubungkan antara harga dengan jumlah penawaran disebut kurva penawaran (supply curve). Kurva penawaran selalu naik, karena ketika semua faktor lain dianggap konstan, maka harga yang lebih tinggi berarti lebih banyak barang yang ditawarkan sebagaimana disebutkan dalam hukum penawaran. Pergeseran Pada Kurva Penawaran Kurva penawaran roti cokelat menunjukkan seberapa besar jumlah roti cokelat yang ditawarkan produsen untuk berbagai tingkat harga, dengan asumsi faktor lain tidak berubah. Hubungan ini dapat berubah seiring dengan berjalannya waktu.

48 36 Misalkan harga tepung turun, karena tepung adalah bahan baku utama untuk memproduksi roti cokelat, turunnya harga tepung akan membuat penjualan roti cokelat semakin menguntungkan. Hal tersebut akan meningkatkan jumlah penawaran roti cokelat. Pada harga berapapun penjual kini mau memproduksi lebih banyak roti cokelat. Dengan demikian kurva penawaran akan bergeser ke kanan. Terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi penawaran antara lain: 1. Harga barang itu sendiri (Px) 2. Harga input ( Pi) 3. Teknologi (T) 4. Harapan (Hr) 5. Jumlah penjual (Jp) Persamaan penawaran dapat ditulis: (Qs = F(Px, Pi, T, Hr, Jp) Harga Input Untuk memproduksi roti cokelat produsen membutuhkan beberapa input antara lain tepung terigu, gula pasir, cokelat, perasa, mesin pembuat roti cokelat, gedung tempat pembuat roti dan tenaga kerja untuk mencampur dan mengoperasikan mesin roti. Ketika harga salah satu input ini meningkat, maka memproduksi roti cokelat menjadi kurang menguntungkan, sehingga perusahaan akan memproduksi lebih sedikit roti cokelat, apabila harga input ini meningkat tajam, maka perusahaan mungkin akan menutup pabrik rotinya. Sehingga jumlah penawaran akan menjadi nol. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa harga input suatu barang berhubungan negatif dengan jumlah barang yang diproduksi. Teknologi Teknologi yang digunakan oleh produsen untuk mengubah input menjadi output berupa roti cokelat juga menentukan jumlah roti cokelat yang ditawarkan. Apabila produsen menemukan teknologi mesin yang dapat mengurangi penggunaan

49 37 tenaga kerja. Jika mesin tersebut dapat mengurangi biaya produksi perusahaan, maka penawaran roti cokelat akan meningkat. Harapan di Masa yang Akan Datang Jumlah penawaran roti cokelat dapat pula dipengaruhi oleh harapan perusahaan di masa yang akan datang. Misalnya perusahaan memprediksi harga roti cokelat akan naik pada bulan depan, maka perusahaan akan menyimpan sebagian hasil produksinya hari ini untuk dijual bulan depan, sehingga jumlah penawaran bulan ini akan berkurang. Jumlah Penjual Penawaran pasar akan jumlah roti cokelat tergantung pula pada seluruh faktor yang mempengaruhi penawaran untuk masing-masing individu, seperti harga input, teknologi yang digunakan, dan harapan. Sebagai tambahan penawaran pasar juga tergantung pada jumlah penjual yang ada di pasar. Harga Roti Cokelat S3 S1 Meningkat S2 Menurun 0 Gambar Pergeseran Kurva Penawaran Jumlah Roti Cokelat

50 Penentuan Harga dan Jumlah yang Diperjualbelikan Setelah kita menganalisis permintaan dan penawaran secara terpisah, maka sekarang waktu kita menggabungkan keduanya untuk melihat bagaimana keduanya menentukan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Harga pasar suatu barang dan jumlah yang diperjualbelikan ditentukan oleh permintaan dan penawaran dari barang tersebut. Harga pasar adalah harga yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Penentuan harga pasar tergantung pada permintaan, penawaran dan bentuk pasar di mana permintaan dan penawaran itu terjadi. Oleh arena itu perlu dilakukan analisis secara serentak terhadap permintaan dan penawaran suatu barang untuk menentukan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan atas suatu komoditas tertentu. Analisis permintaan dan penawaran digunakan untuk menggambarkan mekanisme pasar. Tanpa adanya campur tangan pemerintah, permintaan dan penawaran dengan sendirinya akan mencapai keseimbangan harga dan jumlah barang atau jasa yang diperjualbelikan. Bagaimana harga dan jumlah bervariasi sepanjang waktu, tergantung pada bagaimana permintaan dan penawaran bereaksi terhadap perubahan variabel-variabel ekonomi lainnya. Oleh itu pemahaman secara kualitatif dan kuantitatif sangat membantu untuk memahami dampak dari kejadian-kejadian tersebut. Harga suatu barang atau jasa sangat tergantung pada pasar yang dihadapi. Anda biasa mendengar dan melihat mengapa harga di suatu pasar produk mengalami guncangan hebat, sedang di pasar lainnya tidak. Mengapa pengumuman mengenai rencana kebijakan pemerintah tentang kondisi-kondisi ekonomi di masa yang akan datang dapat mempengaruhi pasar, jauh sebelum kondisi tersebut menjadi kenyataan. Secara garis besar terdapat dua bentuk pasar; yaitu pasar persaingan sempurna dan (perfec competition), dan bentuk pasar dengan persaingan tidak sempurna (inperfec competition); bentuk pasar dengan persaingan sempurna ditandai dengan sifat-sifat sebagai berikut:

51 39 Produk yang diperjualbelikan adalah produk homogen. Dalam pasar persaingan sempurna, jenis produk yang dijual oleh para penjual harus sama dalam segala hal. Karena semua produk yang dipasarkan adalah homogen, maka dalam menentukan pembelinya, konsumen tidak tergantung pada siapa yang menjual barang tersebut, melainkan pada tingkat harga barang tersebut. Jumlah penjual dan pembeli yang ada dalam pasar sangat banyak, sehingga jumlah produk dibeli oleh seorang pembeli atau jumlah produk yang dijual oleh seorang penjual sangatlah kecil kontribusinya apabila dibanding dengan jumlah total produk yang ada di pasar. Dengan demikian baik penjual maupun pembeli secara orang per orang tidak mungkin mempengaruhi harga pasar dari produk tersebut. Perusahaan adalah penerima harga (price taker). Para produsen yang menghasilkan suatu produk tertentu yang homogeny, dalam menawarkan produknya di pasar, melakukan persaingan atas dasar harga pasar yang ada. Oleh karena produsen produk tersebut secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga pasar yang terbentuk, sebaliknya perusahaanlah yang harus menyesuaikan harga produknya dengan harga pasar yang ada. Sementara di sisi lain konsumen pun secara perorangan tidak dapat mempengaruhi harga produk di pasar. Dalam hal ini konsumen tidak dapat mengubah harga pasar dengan membeli lebih banyak atau lebih sedikit produk, karena kontribusi seorang konsumen terhadap seluruh konsumen yang ada di pasar sangat kecil. Semua unit-unit ekonomi memiliki pengetahuan yang sempurna terhadap harga. Jadi tiap pembeli dan penjual memiliki pengetahui yang sempurna mengenai harga produk yang akan dibeli dan dijual. Jadi apabila ada seorang penjual bermaksud menjual produknya dengan harga yang lebih tinggi dari harga pasar, maka ia tidak akan memperoleh pembeli sebab semua pembeli mengetahui dengan sempurna bahwa di tempat lain mereka dapat membeli produk yang sama dengan harga yang lebih rendah. Oleh karena konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna tentang harga, maka hanya ada satu macam harga saja dalam pasar.

52 40 Setiap perusahaan mudah keluar masuk dalam industri. Terdapatnya mobilitas sumber-sumber daya barang atau jasa dalam aktivitas ekonomi sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi. Bentuk pasar yang tidak memenuhi syarat-syarat yang telah disebutkan, digolongkan ke dalam pasar dengan persaingan tidak sempurna. Dalam kenyataan bentuk pasar dengan persaingan sempurna tidak ditemukan dalam dunia nyata dewasa ini, akan tetapi teori ekonomi tentang bentuk pasar dengan persaingan sempurna perlu dipelajari mengingat asas-asas persaingan sempurna merupakan langkah pertama yang sederhana untuk analisis ekonomi dan terori pasar persaingan sempurna ini dapat dijadikan dasar untuk mengevaluasi bekerjanya sistem ekonomi dalam keadaan yang sebenarnya. Penentuan Keseimbangan Secara Grafik Keseimbangan diartikan sebagai suatu situasi di mana segala kekuatan yang ada saling seimbang, pengertian ini juga menjelaskan keseimbangan pasar. Pada harga keseimbangan, jumlah barang yang rela dan mampu dibeli sama besar dengan jumlah barang yang rela dan mampu dijual. Harga keseimbangan ini disebut sebagai market clearing price, karena pada harga ini semua pihak di pasar dipuaskan. Pembeli telah membeli semua yang mereka mau beli dan penjual telah menjual semua yang mereka mau jual. Gambar 2.6. menunjukkan kurva penawaran pasar dan kurva permintaan pasar bersama-sama. Perhatikan ada satu titik di mana kurva penawaran dan permintaan saling berpotongan. Titik ini dinamakan titik keseimbangan (equilibrium) pasar. Harga pada perpotongan itu disebut harga keseimbangan (price equilibrium) dan jumlah barang pada titik itu disebut jumlah keseimbangan (equilibrium quantity). Pada gambar 2.6. harga keseimbangan adalah Rp per biji roti cokelat dan jumlah keseimbangan adalah 1000 biji roti cokelat. Jadi pada harga Rp itu tidak ada sisa roti cokelat di lemari. Dalam keadaan ini dikatakan pasar pada lemari roti cokelat dibersihkan (cleared)

53 41 Harga Roti Penawaran 2000 Harga keseimbangan Titik keseimbangan Permintaan Jumlah keseimbangan Jumlah Roti Cokelat Gambar 2.6. Keseimbangan Permintaan dan Penawaran Pada keadaan keseimbangan tidak ada tekanan terhadap harga dan jumlah untuk berubah lagi. Akan tetapi dalam kenyataan penawaran dan permintaan tidak selalu berada dalam keseimbangan, dan beberapa pasar mungkin tidak akan cepat mencapai keseimbangan apabila terjadi berubahan secara tiba-tiba. Walaupun kecenderungan pasar biasanya mengarah pada keseimbangan. Untuk memahami mengapa pasar mengarah pada keseimbangan dapat diperhatikan uraian berikut: Perhatikan Gambar 2.7, misalkan penjual meminta harga Rp untuk satu biji roti cokelat, Harga ditetapkan berada di atas harga keseimbangan, maka produsen akan berusaha menghasilkan dan menjual lebih banyak dari pada jumlah yang dibeli konsumen. Pada harga ini konsumen hanya bersedia membeli sebanyak 800 biji, sedang penjual mengharapkan dapat menjual sebanyak 1600 biji. Akibatnya terdapat kelebihan penawaran (excess supply) sebesar 1200 biji. Pertanyaan yang muncul mau di bawa ke mana berang tersebut? Dalam hal ini, terdapat dua jalan yang dapat ditempuh. Pertama penjual dapat menurunkan harga jual menjadi Rp per biji

54 42 agar pasar dapat dibersihkan. Kedua kelebihan barang tersebut dapat disimpan. Apabila barang tersebut tidak cepat rusak, kemudian dijual pada hari penjualan berikutnya, dengan harapan bahwa akan ada kenaikan harga. Namun perlu diingat bahwa penyimpanan membutuhkan biaya, seperti biaya gudang, biaya penjaga, penyusutan dan sebagainya. Harga Roti 2500 Excess supply Penawaran 2000 Titik keseimbangan 1500 Excess demand Permintaan Jumlah Roti Cokelat Gambar 2.7. Kelebihan Permintaan dan Penawaran Sekarang misalkan konsumen hanya bersedia membayar sebesar Rp untuk sebuah roti cokelat. Harga tersebut berada di bawah harga keseimbangan. Dengan harga tersebut konsumen bersedia membeli sebanyak 1600 biji roti cokelat, tetapi produsen hanya bersedia menjual sebanyak 400 biji. Karena itu terjadi kelebihan permintaan. Pertanyaan yang muncul dari mana pembeli memperoleh kelebihan permintaan tersebut dan usaha apa yang dapat dilakukan untuk membersihkan pasar?. Salah satu cara yang dapat ditempuh pembeli dalam jangka pendek adalah menganjurkan kepada pembeli untuk membeli barang itu dengan harga yang lebih mahal, yaitu dengan harga Rp Dalam kondisi ini terjadi tekanan ke atas terhadap harga arena para konsumen akan bersaing satu sama untuk

55 43 mendapatkan barang, sehingga naik ke arah keseimbangan. Dalam jangka panjang dapat dilakukan perbaikan teknologi produksi sehingga kurva penawaran produk tersebut dapat bergeser ke kanan. Penentuan Keseimbangan Secara Matematis Dalam menentukan keseimbangan secara matematis, maka terlebih dahulu perlu diketahui fungsi permintaan dan fungsi penawaran untuk produk tertentu. Contoh fungsi permintaan produk roti cokelat (X) adalah Qd = Px, dan fungsi penawaran roti cokelat Qs= ,25Px. Dalam hal ini Qd mencerminkan tentang jumlah yang diminta, dan Qs mencerminkan tentang jumlah yang ditawarkan, sementara Px menunjukkan harga dari produk tersebut. Keseimbangan akan tercapai apabila Qd = Qs QD=QS ,25Px = ,25Px = 0,5Px 1000 Px Qd = ,25(2000) = = 1000 Qs = ,25(2000) = = 1000 Jadi pada harga keseimbangan Rp produk roti cokelat (X) akan diperjualbelikan sebanyak 1000 biji. Contoh Soal Hasil estimasi permintaan produk Susu Cokelat menunjukkan bahwa permintaan pasar terdiri dari konsumen memiliki fungsi permintaan Qd = P dimana Qd adalah jumlah susu cokelat yang diminta dalam ton dan P adalah harga susu cokelat dalam ribuan rupiah per ton. Diketahui pula fungsi penawaran susu cokelat adalah Qs= P, dimana Qs adalah jumlah susu cokelat yang ditawarkan dalam ton dan P adalah harga roti cokelat. Berdasarkan informasi tersebut diminta:

56 44 Jawab; 1. Harga keseimbangan pasar 2. Jumlah konsumsi susu cokelat per konsumen. 1. Harga keseimbangan QD=QS ,5P = P 9000 = 1,5P 9000 P Jadi tiap konsumen akan menerima harga sebesar Rp per ton 2. Jumlah konsumsi susu cokelat per orang konsumen. Jumlah keseimbangan: Qd = ,5P = (0,5)6000 = = ton Jumlah konsumsi per orang adalah: Jadi jumlah konsumsi susu cokelat tiap konsumen sebesar 70 kg per 2.4. Pengaruh Perubahan Permintaan dan Penawaran terhadap Keseimbangan Kita telah melihat bagaimana permintaan dan penawaran secara bersamaan menentukan titik keseimbangan pasar, yang selanjutnya menentukan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan. Tentu saja harga dan jumlah keseimbangan tergantung pada posisi kurva permintaan dan penawaran. Ketika suatu peristiwa menggeser salah satu kurva tersebut, maka titik keseimbangan pasar akan berubah. Analisis perubahan semacam itu disebut statistika komparatif karena melibatkan perbandingan dua situasi yaitu titik awal dan akhir dari keseimbangan. Ketika kita akan menganalisis bagaimana suatu peristiwa mempengaruhi keseimbangan, kita perlu melakukan analisis tiga langkah (Mankiw, Pertama 70 kg

57 45 kita perlu menentukan apakah peristiwa tersebut menggeser kurva permintaan, kurva penawaran, atau keduanya. Kedua kita akan memutuskan apakah pergeseran kurva itu arahnya ke kanan atau ke kiri. Ketiga kita dapat menggunakan diagram permintaan dan penawaran untuk membandingkan kondisi awal dan kondisi akhir titik keseimbangan, yang menunjukkan bagaimana pergeseran itu mempengaruhi harga keseimbangan dan jumlah keseimbangan. Perubahan-perubahan karena faktor lain di luar harga produk itu sendiri yang mempengaruhi permintaan dan penawaran akan menimbulkan keseimbangan perubahan. Pada dasarnya terdapat empat kemungkinan pergeseran kurva permintaan dan penawaran; yaitu: 1. Permintaan berkurang (kurva permintaan bergeser ke kiri) 2. Permintaan bertambah (kurva permintaan bergeser ke kanan) 3. Penawaran bertambah (kurva penawaran bergeser ke kenan) 4. Penawaran berkurang (kurva penawaran bergeser ke kiri) Contoh Peningkatan Permintaan Misalkan dalam kondisi ekonomi yang sehat pendapatan masyarakat meningkat. Bagaimana peristiwa ini mempengaruhi permintaan pasar roti cokelat? Untuk menjawab pertanyaan ini marilah kita menganalisis pengaruh peningkatan pendapatan masyarakat tersebut. Peningkatan pendapatan masyarakat membuat kemampuan konsumen untuk membeli barang menjadi lebih besar Artinya kenaikan pendapatan meningkatkan kemampuan permintaan masyarakat terhadap roti cokelat pada semua tingkat harga. Kurva penawaran tidak berubah karena pendapatan masyarakat tidak secara langsung mempengaruhi produsen pembuat roti cokelat secara langsung. Karena pendapatan meningkat membuat orang ingin membeli lebih banyak roti cokelat, karena itu kurva permintaan roti cokelat bergeser ke kanan. Gambar 2.7. menunjukkan peningkatan permintaan dari D 1 ke D 2. Pergeseran ini menunjukkan bahwa jumlah permintaan roti cokelat menjadi lebih besar pada semua tingkat harga. Gambar 2.8. juga menunjukkan bahwa peningkatan jumlah permintaan

58 46 meningkatkan harga keseimbangan dari Rp menjadi Rp biji dan meningkatkan jumlah keseimbangan dari 1000 menjadi 1500 biji. Jadi peningkatan pendapatan dapat meningkatkan harga dan jumlah roti cokelat. Harga Roti Colat S 2500 Keseimbangan baru 2000 Keseimbangan lama D 2 D Jumlah roti coklat Gambar 2.8. Peningkatan Permintaan Mempengaruhi Keseimbangan Contoh Peningkatan Penawaran Misalkan pada suatu hari perusahaan menemukan teknologi baru, sehingga biaya produksi roti cokelat menjadi lebih rendah dari sebelumnya. Apa yang terjadi pada pasar roti cokelat. Untuk menjawab pertanyaan ini perubahan teknologi produksi tersebut perhatikan hambar 2.9. Penggunaan teknologi baru dalam memproduksi roti cokelat, yang merupakan salah satu input dalam membuat roti cokelat akan mempengaruhi kurva penawaran. Dengan menurunnya biaya produksi, maka jumlah roti cokelat yang dijual menjadi lebih besar. Kurva permintaan tidak berubah karena biaya yang lebih rendah tidak secara langsung mempengaruhi jumlah roti cokelat yang dibeli setiap orang.

59 47 Kurva penawaran roti cokelat bergeser ke kanan, karena pada setiap harga jumlah roti cokelat yang dijual oleh perusahaan menjadi bertambah. Gambar 2.9. menunjukkan peningkatan kurva penawaran dari S 1 ke S 2. Gambar 2.9, juga menunjukkan bahwa pergeseran kurva penawaran akan menurunkan harga keseimbangan dari Rp menjadi Rp , dan meningkatkan jumlah keseimbangan dari 1000 menjadi 1500 biji. Jadi dengan digunakan teknologi produksi baru yang lebih efisien akan menurunkan harga, dan meningkatkan jumlah roti cokelat yang dijual. Harga roti cokelat Keseimbangan lama S 1 S Keseimbangan baru D Jumlah roti cokelat Gambar 2.9. Peningkatan Penawaran Mempengaruhi Keseimbangan Contoh Peningkatan Permintaan dan Penawaran Sekaligus Kita telah membicarakan tentang peningkatan permintaan dan peningkatan penawaran secara sendiri-sendiri. Sekarang bagaimana jika permintaan dan penawaran meningkatkan secara bersamaan? Misalkan pendapatan masyarakat meningkat pada satu sisi, dan di sisi lain pada saat yang bersamaan produsen menggunakan teknologi produksi baru dalam

60 48 membuat roti cokelat, yang dapat menekan biaya produksi mereka. Peningkatan pendapatan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membeli roti cokelat, sementara penggunaan teknologi produksi yang membuat biaya produksi menjadi lebih murah dan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi. Harga roti cokelat S 1 Keseimbangan lama S Keseimbangan baru D 2 D Jumlah roti cokelat Gambar Peningkatan Permintaan dan Penawaran Secara Bersamaan Gambar menunjukkan bahwa ketika pendapatan konsumen meningkat, membuat kurva permintaan bergeser dari D 1 ke D 2, dan pada saat yang bersamaan produsen juga menggunakan teknologi baru yang mendorong mereka meningkatkan produksinya, dan kurva penawaran bergeser dari S 1 ke S 2. Pergeseran kurva permintaan dan penawaran dengan harga yang sedikit lebih tinggi (dari Rp menjadi Rp. 2100) dengan kuantitas yang lebih besar (dari 1000 menjadi 2500 biji). Pindiyck dan Rubinfeld (2005); Varian (2003); mengatakan pada umumnya harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan berubah, tergantung berapa besar pergeseran kurva permintaan dan penawaran serta pada bentuk kurva tersebut. Untuk mengetahui besar dan arah perubahan seperti ini secara kuantitatif, maka kita harus dapat menganalisis ketergantungan permintaan dan penawaran pada

61 49 harga dan variabel-variabel lainnya. Pembahasan tentang besarnya perubahan ini akan diuraikan pada bagian yang lain dalam buku ini Surplus Konsumen dan Produsen Surplus Konsumen Surplus konsumen adalah perbedaan antara jumlah maksimum yang bersedia dibayar oleh konsumen untuk sebuah produk dengan jumlah sebenarnya yang dibayar oleh konsumen. Misalnya seorang mahasiswa bersedia membayar sebesar Rp untuk membeli sebuah buku Ekonomi Mikro, walaupun sebenarnya ia hanya membayar sebesar Rp per buku. Jadi sisa Rp adalah merupakan surplus konsumen. Apabila kita menjumlahkan seluruh surplus konsumen yang membeli buku Ekonomi Mikro, maka kita akan dapatkan surplus konsumen secara keseluruhan (agregat). Surplus konsumen merupakan aplikasi penting dalam ilmu ekonomi. Apabila dijumlahkan dari banyak individu, maka surplus konsumen pada dasarnya mengukur jumlah manfaat yang diperoleh konsumen dengan membeli barang di pasar. Apabila kita mengkombinasikan antara surplus konsumen dan laba yang diperoleh produsen, maka kita dapat melakukan evaluasi, baik biaya maupun keuntungan, dan tidak hanya untuk pasar alternatif, tetapi juga untuk kepentingan kebijakan publik yang mengubah perilaku konsumen dan produsen dalam pasar tersebut. Untuk menghitung agregat surplus konsumen dalam pasar, secara sederhana kita temukan daerah di bawah kurva permintaan pasar dan di atas garis harga. Contoh pembelian buku Ekonomi Mikro, yang pada prinsipnya dapat dilihat pada Gambar Oleh karena jumlah buku yang terjual diukur dengan ratusan, maka misalnya kurva permintaan pasar berbentuk garis lurus. Maka surplus konsumen ditunjukkan oleh daerah segi tiga AEC.

62 50 Harga 100 A S 70 C C SK E SP D 10 B Gambar Surplus Konsumen dan Produsen Jumlah Gambar 2.11 menunjukkan bahwa surplus konsumen adalah daerah yang berada di bawah garis permintaan dan di atas garis harga, jadi surplus konsumen adalah daerah AEC. Besarnya surplus konsumen dapat dihitung dengan menggunakan rumus segi tiga yaitu, setengah kali alas kali tinggi. Dengan demikian surplus konsumen dapat dihitung: 0,5 x 50 x 30 = 750. Surplus Produsen Surplus produsen adalah perbedaan antara jumlah minimum yang bersedia ditawarkan oleh produsen untuk sebuah produk dengan jumlah sebenarnya yang diterimar oleh produsen. Misalnya penerbit buku Ekonomi Mikro pada dasarnya bersedia menjual buku pertama dengan harga Rp walaupun sebenarnya ia

63 51 akhirnya menerima harga buku tersebut sebesar Rp per buku. Jadi sisa Rp adalah merupakan surplus produsen. Seperti halnya dengan surplus konsumen, apabila kita menjumlahkan seluruh surplus produsen yang menjual buku Ekonomi Mikro, maka kita akan dapatkan surplus produsen secara keseluruhan (agregat). Untuk menghitung agregat surplus produsen dalam pasar, secara sederhana kita temukan daerah di atas kurva penawaran pasar dan di bawah garis harga. Contoh penjualan buku Ekonomi Mikro, yang pada prinsipnya dapat dilihat pada Gambar Oleh karena jumlah buku yang terjual diukur dengan ratusan, maka dimisalkan kurva penawaran pasar berbentuk garis lurus. Maka surplus produsen ditunjukkan oleh daerah segi tiga BEC. Gambar 2.10 menunjukkan bahwa surplus produsen adalah daerah yang berada di atas garis penawaran dan di bawah garis harga, jadi surplus produsen adalah daerah AEC. Besarnya surplus produsen dapat dihitung dengan menggunakan rumus segi tiga yaitu, setengah kali alas kali tinggi. Dengan demikian surplus produsen dapat dihitung: 0,5 x 50 x 60 = Pengaruh Pajak dan Subsidi terhadap Keseimbangan Pengaruh Pajak Pajak penjualan yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pada saat terjadi penjualan suatu produk. Pajak penjualan dapat dalam bentuk persentase tertentu dari penjualan atau suatu besaran tertentu dari yang dikenakan untuk setiap unit produk yang dijual. Perlu diketahui bahwa dalam kenyataan tidak semua pajak penjualan ditanggung oleh pembeli produk, melainkan sebagian ditanggung oleh penjual. Dengan adanya pajak penjualan membuat harga jual produk menjadi lebih tinggi. Jadi dengan adanya pajak akan berdamak pada keseimbangan pasar. Sekarang mari kita lihat pajak yang dibebankan atas penjualan suatu produk. Anggaplah bahwa pemerintah Indonesia mengeluarkan suatu undang-undang yang mengharuskan penjual rokok untuk membayar Rp kepada pemerintah per bungkus rokok yang dijual. Apa pengaruh undang-undang ini terhadap keseimbangan pasar rokok di Indonesia.

64 52 Mari kita menganalisis dampak perubahan tersebut, pertama karena pajak tidak dipungut dari pembeli, maka jumlah permintaan rokok pada setiap harga adalah sama. Karena itu kurva permintaan tidak berubah. Akan tetapi karena pajak yang dibayar oleh penjual kepada pemerintah, maka membuat penjualan rokok kurang menguntungkan pada semua tingkat harga. Oleh karena pajak yang dibayar penjual meningkatkan biaya penjualan rokok, maka jumlah penawaran rokok berkurang pada semua tingkat harga, sehingga kurva penawaran bergeser ke kiri. Untuk setiap harga rokok di pasar, harga efektif bagi penjual adalah bagian mereka setelah dipotong pajak berkurang bajak. Gambar 2.12 menunjukkan bahwa kurva penawaran bergeser ke kiri atas dari S 1 ke S 2 tepat sebesar nilai pajak yang dikenakan. Selanjutnya kita membandingkan keseimbangan lama dengan keseimbangan baru. Gambar 2.11 juga menunjukkan bahwa harga keseimbangan rokok meningkat dari Rp menjadi Rp , sementara jumlah keseimbangan turun dari menjadi bungkus. Jadi pajak penjualan mengurangi penjualan rokok. Oleh karena harga pasar naik, maka pembeli membeli Rp lebih tinggi dari setiap bungkus rokok dibanding sebelum dikenakan pajak. Demikian halnya penjual menerima harga yang lebih tinggi dibanding sebelum dikenakan pajak, tetapi harga efektif setelah potong pajak turun dari Rp menjadi Rp per bungkus. Dengan demikian pembeli menanggung pajak sebesar Rp per bungkus sedang penjualan menanggung sebesar 1500 per bungkus rokok.

65 53 Harga rokok Keseimbangan baru 3000 S 2 S Keseimbangan lama D Jumlah rokok Gambar Pengaruh Pajak terhadap Keseimbangan Contoh Soal Penyelesaian secara Matematis PT. Jarum telah merumuskan persamaan permintaan dan penawaran rokok jarum yaitu: Qd = P dan Qs = P Dengan menggunakan informasi tersebut, maka: 1. Hitung harga dan jumlah keseimbangan permintaan dan penawaran rokok jarum? 2. Apabila rokok jarum dikenakan pajak penjualan sebesar Rp per bungkus tentukan kondisi keseimbangan, setelah pajak, serta jelaskan pengaruh pajak terhadap jumlah dan harga rokok jarum? 3. Berapa besar pajak yang dipungut oleh pemerintah, dan berapa besar pajak yang ditanggung oleh produsen serta berapa besar pajak yang ditanggung oleh konsumen?

66 54 Jawab: 1. Keseimbangan tercapai pada saat Qd = Qs P = P 2P = P = Pada saat P = Qd = (10000) = = Qs = ) = = Dampak pajak terhadap keseimbangan Pajak mempengaruhi harga per unit dari produk yang dijual. Karena itu perlu diketahui terlebih dahulu harga produk sebelum dikenakan pajak yaitu: Qs = P Qs = P P = Q Setelah dikenakan pajak sebesar Rp. 3000, maka harga per bungkus menjadi: P = Q p = Q Fungsi penawaran baru setelah adanya pajak adalah: P = Q Qs = P Keseimbangan baru setelah pajak adalah: Qd = Qs P = P 2P = P = Pada saat P = Qd = (11.500) = = Qs = (11.500) = =

67 55 Dengan demikian pajak mempengaruhi jumlah dan harga keseimbangan. Dalam hal ini pajak meningkatkan harga jual rokok dari Rp menjadi Rp , serta menurunkan jumlah dari bungkus menjadi bungkus. 3. Besarnya pajak yang dipungut oleh pemerintah adalah: bungkus x Rp = Rp Yang ditanggung produsen x Rp = ,- Yang ditanggung konsumen x Rp = ,- Pengaruh Subsidi Subsidi adalah bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada produsen dalam untuk meringankan beban biaya produksi perusahaan. Dampak dari subsidi adalah kebalikan dari pada pengenaan pajak penjualan. Hal tersebut disebabkan dengan bantuan subsidi yang diberikan kepada produsen membuat biaya produksi menjadi lebih kecil, sehingga pengenaan subsidi akan berdampak pada keseimbangan pasar. Sekarang mari kita menganalisis subsidi yang diberikan kepada produsen. Anggaplah bahwa pemerintah Indonesia memberikan subsidi kepada Petani Padi sebesar Rp. 400 per kg beras yang dijual. Apa pengaruh subsidi terhadap keseimbangan pasar beras di Indonesia. Mari kita menganalisis dampak perubahan tersebut, pertama karena subsidi diberikan kepada petani, maka jumlah permintaan rokok pada setiap harga adalah sama, sehingga kurva permintaan tidak berubah. Akan tetapi subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada petani, membuat penjualan padi menjadi menguntungkan pada semua tingkat harga. Oleh karena itu subsidi yang diberikan meningkatkan penjualan beras, maka jumlah penawaran beras bertambah pada semua tingkat harga, sehingga kurva penawaran bergeser ke kanan. Gambar 2.13 menunjukkan bahwa kurva penawaran bergeser ke kiri atas dari S 1 ke S 2 tepat sebesar subsidi yang diberikan. Selanjutnya kita membandingkan keseimbangan lama dengan keseimbangan baru. Gambar 2.13 juga menunjukkan bahwa harga keseimbangan beras turun dari Rp menjadi Rp , sementara

68 56 jumlah keseimbangan naik dari kg menjadi kg. Jadi subsidi yang diberikan menambah penjualan besar 50 kg. Oleh karena harga pasar beras turun, maka pembeli membeli Rp. 200 lebih rendah dari setiap kilo gram beras dibanding sebelum diberikan subsidi. Demikian halnya penjual menerima harga yang lebih rendah dibanding sebelum diberikan subsidi, tetapi harga efektif yang diterima petani dari Rp menjadi Rp per kg. Dengan demikian pemberian subsidi dinikmati oleh konsumen sebesar Rp. 200 per kg, sedang penjual juga menikmati subsidi sebesar Rp. 200 per kg beras. Harga Beras Keseimbangan lama 400 S 1 S Keseimbangan baru D Jumlah beras Gambar Pengaruh Subsidi terhadap Keseimbangan Contoh Penyelesaian Secara Matematis; Informasi fungsi permintaan dan penawaran adalah: Qd = P dan Qs = ,25P dan besarnya subsisidi adalah Rp. 400 per kg beras yang diproduksi oleh petani. Jawab:

69 57 Keseimbangan tercapai apabila: Qd = Qs P = ,25P 0,5P = 3000 P = Pada saat P = 6000 Qd = ,25(6000) Qs = ,25(6000) = = kg = = kg 3. Dampak subsidi sebesar Rp. 400 terhadap keseimbangan Kondisi penawaran awal: Qs = ,25P 0,25P = Q P = 4Q Kondisi penawaran setelah subsidi P = 4Q P = 4Q Qs = ,25P Keseimbangan baru P = ,25P 2900 = 0.5 P P = Pada saat P = Qd = ,25(5800) = = kg Qs = ,25(5800) = = kg Dengan demikian subsidi mempengaruhi jumlah dan harga keseimbangan. Dalam hal ini subsidi meningkatkan jumlah penjualan dari menjadi kg, serta menurunkan harga dari Rp per kg menjadi per kg.

70 Ringkasan Bab 2 Analisis permintaan dan penawaran banyak digunakan oleh para ekonom dalam menganalisis pasar yang bersaing. Hal mana pada pasar bersaing terdapat banyak penjual dan pembeli di mana mereka tidak selalu dapat mempengaruhi harga pasar. Kurva permintaan adalah suatu kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan jumlah yang dibeli konsumen pada berbagai tingkat harga. Hukum permintaan mengatakan apabila harga meningkat maka jumlah barang diminta akan berkurang, dan sebaliknya apabila harga barang turun maka jumlah yang diminta akan naik. Di luar harga juga terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi banyaknya barang diminta oleh konsumen, seperi; pendapatan, harga barang substitusi dan komplementer, selera, harapan dan jumlah penduduk. Apabila salah satu dari variabel tersebut berubah, maka kurva permintaan akan bergeser. Kurva penawaran menunjukkan besarnya jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen untuk penjual pada berbagai tingkat harga. Hukum penawaran mengatakan bahwa semakin tinggi harga suatu barang, maka jumlah barang yang ditawarkan oleh penjual semakin besar, sebaliknya semakin rendah harga suatu barang, maka jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen semakin kecil. Di luar harga juga terdapat beberapa variabel yang dapat mempengaruhi banyaknya barang ditawarkan oleh penjual antara lain; teknologi; harga input, harapan dan jumlah penjual. Apabila salah satu dari variabel tersebut berubah, maka kurva penawaran akan bergeser Perpotongan kurva permintaan dan penawaran disebut titik keseimbangan pasar, biasa juga disebut harga pasar. Pada harga keseimbangan, jumlah barang yang diminta oleh pembeli sama dengan jumlah barang yang ditawarkan oleh produsen. Untuk mengetahui bagaimana suatu peristiwa dapat mempengaruhi pasar, maka kita menggunakan diagram penawaran dan permintaan untuk menganalisis bagaimana pengaruh peristiwa tersebut terhadap harga dan jumlah keseimbangan. Untuk mengetahui hal itu, maka perlu dianalisis peristiwa tersebut bahwa apakah peristiwa itu menggeser kurva penawaran atau permintaan dan arah pergeserannya,

71 59 kemudian kita bandingkan keseimbangan awal dan akhir. Tambahan selain metode grafik kita dapat juga menggunakan penyelesaian secara matematis. Kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi titik keseimbangan. Kebijakan pengenaan pajak penjual akan cenderung menaikkan harga dan menurunkan jumlah keseimbangan. Sementara kebijakan subsidi cenderung menurunkan harga dan meningkatkan jumlah keseimbangan. Soal-Soal Bab 2 1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan permintaan dan penawaran serta faktorfaktor apa yang mempengaruhinya? 2. Jelaskan mengapa hukum permintaan dan penawaran didasarkan pada asumsi ceteris paribus (faktor-faktor lain tidak berubah). 3. Jelaskan perbedaan antara tabel permintaan dan kurva permintaan. 4. Jelaskan perbedaan antara permintaan perorangan dan permintaan pasar. 5. Jelaskan mengapa kemiringan kurva permintaan berslope negatif, sementara kemiringan kurva penawaran berslope positif. 6. Uraikan perbedaan antara pergerakan sepanjang kurva permintaan dan pergeseran kurva permintaan. 7. Bagaimana cara mengetahui bahwa barang diproduksi merupakan barang substitusi atau barang komplementer? 8. Misalkan apabila harga barang A naik, permintaan akan barang B meningkat, namun permintaan terhadap barang C turun. Dalam kasus ini bagaimana hubungan antara barang B dan C terhadap barang A. 9. Apa yang terjadi pada titik keseimbangan apabila kenaikan permintaan lebih rendah dari pada kenaikan penawaran. Jelaskan dengan menggunakan grafik? 10. Apakah perubahan harga akan menyebabkan pergerakan sepanjang kurva penawaran atau pergeseran kurva penawaran. 11. Apakah perubahan teknologi produksi akan menyebabkan pergerakan sepanjang kurva penawaran atau pergeseran kurva penawaran.

72 Pergeseran kurva permintaan atau penawaran yang akan menghasilkan kejadian seperti berikut (asumsikan bahwa hanya satu saja kurva yang bergeser). a. Harga handphon dalam beberapa tahun terakhir turun, dan jumlah handphon yang terjual meningkat. b. Karena pendapatan masyarakat meningkat dalam beberapa tahun terakhir, maka konsumsi dan harga pakaian ikut meningkat. c. Karena musim libur kursi-kursi pesat terisi penuh, harga tiket pesawat meningkat rata-rata 50 persen. d. Hama wereng menyerang padi menyebabkan harga beras naik. e. Nike menaikkan harga sepatunya karena harga kulit mengalami kenaikan. 13. Apa yang dimaksud dengan surplus produsen dan surplus konsumen? dan bagaimana cara menghitung surplus produsen dan konsumen tersebut? 14. Misalkan barang A dan barang B merupakan barang substitusi antara satu dengan lain. Apabila harga barang A turun apa yang terjadi terhadap permintaan barang B. Jelaskan dengan menggunakan grafik? 15. Jelaskan dengan menggunakan grafik dampak pengenaan pajak kepada produsen dan konsumen? 16. Jelaskan dengan menggunakan grafik dampak pemberian subsidi kepada produsen dan konsumen 17. Harga karcis pertandingan Sepak Bola di Makassar ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Misalkan skedul permintaan dan penawaran adalah: Harga Permintaan Penawaran Berdasarkan data tersebut maka; a. Gambarkan kurva permintaan dan penawaran? b. Berapa harga dan jumlah keseimbangan karcis pertandingan itu?

73 Apabila diketahui fungsi permintaan adalah Qd = 30-4P, dan fungsi penawaran adalah Qs = P, maka: a. Buatlah tabel permintaan dan penawaran b. Gambarkan kurva permintaan dan penawaran c. Tentukan harga dan jumlah keseimbangan d. Hitung surplus produsen dan konsumen 19. Apabila diketahui fungsi permintaan Qd = P dan fungsi penawaran adalah Qs = P, maka: a. Berapa harga dan jumlah keseimbangan? b. Apabila barang tersebut dikenakan pajak sebesar Rp. 1 ribu per unit, bagaimana pengaruh pajak terhadap harga dan jumlah keseimbangan? c. Gambar kurva keseimbangan sebelum dan sesudah dikenakan pajak? d. Andaikan sebaliknya produsen diberi subsidi sebesar Rp. 1 ribu per unit bagaimana pengaruh subsidi terhadap harga dan jumlah keseimbangan? e. Gambar kurva keseimbangan sebelum dan sesudah diberikan subsidi? 20. Beberapa tahun terakhir minat masyarakat terhadap HP Bleckbery terus meningkat. Harga di pasaran untuk HP Bleckbery adalah Rp. 2, 5 juta dan tingkat penjualan mencapai unit. Apabila harga naik menjadi Rp. 3 juta, maka jumlah HP Bleckbery turun menjadi unit. Oleh karena ini merupakan barang impor, maka pemerintah mengenakan pajak sebesar 500 ribu per unit, akibatnya konsumen menanggung kenaikan harga sebesar 300 ribu. Berdasarkan data tersebut diminta: a. Hitung harga dan jumlah keseimbangan sebelum pajak? b. Hitung harga dan jumlah keseimbangan sesudah pajak? - Gambarkan grafik yang mencerminkan keseimbangan sebelum dan sesudah pajak?

74 62 BAB III ELASTISITAS PERMINTAAN DAN PENAWARAN Setelah mempelajari teori permintaan dan penawaran, maka kita telah mengetahui bahwa permintaan suatu barang tidak hanya tergantung pada harganya, tetapi juga tergantung pada pendapatan konsumen, dan harga barang lain. Demikian halnya dengan penawaran tidak hanya tergantung pada harganya, tetapi juga tergantung pada variabel-variabel yang mempengaruhi biaya produksi. Misalnya apabila harga susu naik, maka permintaan akan susu akan turun, sebaliknya apabila harga susu turun, maka permintaan akan susu naik. Dalam pengambilan keputusan, suatu hal yang perlu diketahui adalah berapa besar kenaikan dan penurunan permintaan dan penawaran sebagai akibat dari perubahan harga tersebut? Apabila harga susu naik 10 persen, berapa besar perubahan jumlah permintaan akan susu? Berapa besar perubahan yang terjadi apabila pendapatan naik 10 persen? Untuk menjawab pertanyaan seperti ini, maka digunakan konsep elastisitas. Konsep Elastisitas bertujuan untuk mengukur respon atau kepekaan satu variabel sebagai akibat perubahan variabel lainnya. Elastisitas adalah suatu bilangan yang menunjukkan persentase perubahan yang terjadi pada suatu variabel sebagai reaksi atas setiap persen perubahan pada variabel lain. Secara umum elastisitas kelompokkan dalam dua kelompok yaitu; elastisitas permintaan dan elastisitas penawaran Elastisitas Permintaan Elastisitas permintaan adalah suatu bilangan yang menunjukkan persentase perubahan yang terjadi pada jumlah yang diminta sebagai akibat dari perubahan variabel lain yang mempengaruhi permintaan. Variabel yang mempengaruhi permintaan dalam ini yaitu harga barang itu sendiri, pendapatan, harga barang substitusi dan harga barang komplementer.

75 63 Oleh karena itu elastisitas permintaan secara umum dibedakan menjadi: elestisitas permintaan terhadap harga (price elasticity of demand), elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income elasticity of demand) dan elastistas permintaan silang (cross elasticity of demand) Elastisitas Permintaan terhadap Harga Hukum permintaan mengatakan bahwa apabila harga suatu barang turun, maka permintaan atas barang tersebut akan meningkat, dan sebaliknya apabila harga suatu barang meningkat, maka permintaan akan barang tersebut akan turun. Elastisitas permintaan terhadap harga (price elasticity of demand), menunjukkan bahwa seberapa besar jumlah permintaan akan berubah seiring dengan adanya perubahan harga. Para ekonom menghitung elastisitas harga terhadap permintaan sebagai perubahan persentase jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga atau dengan rumus: Elastisita s Harga Permintaan % ( ) p perubahan jumlah yang diminta % perubahan harga Atau p Q 1 - Q Q 0 P1- P P Rumus tersebut menunjukkan bahwa harga berubahan dari P 0 ke P 1, mengakibatkan jumlah produksi yang diminta berubah dari Q 0 menjadi Q 1. Rumus ini disebut rumus elastisitas titik (point elasticity). Karena jumlah barang yang diminta berhubungan negatif dengan harga, maka nilai elastisitas terhadap harga bernilai negatif. Dalam buku ini kita menggunakan kesepakatan umum dengan menghilangkan tanda minus, dan menuliskannya semua elastisitas harga sebagai bilangan positif (ilmuwan matematika menyebut sebagai angka absolut). Sebagai

76 64 Contoh; Mani Market ABC kemarin menjual susu cap bendera dengan harga Rp per kaleng, jumlah susu yang terjual sebesar 4000 kaleng. Hari ini Mini Market ABC menaikkan harga susunya menjadi Rp per kaleng, dan jumlah susu yang terjual hari ini adalah 3000 kaleng. Berdasarkan informasi tersebut, maka elastisitas harga susu dapat dihitung: p ,25 Hasil tersebut menunjukkan bahwa elastistas permintaan susu cap bendera adalah Artinya setiap 1 persen kenaikan harga susu, akan menyebabkan jumlah susu yang diminta turun sebesar 1.25 persen. Rumus elastisitas tersebut akan memberi hasil yang berbeda apabila dihitung dengan arah sebaliknya. Misalnya Mani Market ABC kemarin menjual susu cap bendera dengan harga Rp per kaleng, jumlah susu yang terjual sebesar 3000 kaleng. Hari ini Mini Market ABC menurunkan harga susunya menjadi Rp per kaleng, maka jumlah susu yang terjual hari ini adalah 4000 kaleng p Perhatikan bahwa nilai elastisitas 2 tidak sama dengan nilai elastistas Pada hal data yang digunakan adalah sama, hanya sudut pandang yang berbeda, yaitu kenaikan harga dari Rp.5000 menjadi Rp , dan penurunan harga dari Rp ke Rp Untuk menghindari masalah ini, maka para ekonom lebih memilih menggunakan metode nilai titik tengah untuk menghitung elastistas. Metode nilai tengah dalam menghitung elastistas dilakukan dengan membagi perubahan dengan nilai tengah (rata-rata) awal dan akhir, atau dengan rumus:

77 65 Elastisita s Harga Permintaan Q - Q (Q1 Q 0 ) / 2 ( p ) P1- P (P P )/ Dengan menggunakan contoh. Mini Market ABC, maka elastisitas dengan nilai tengah dapat pada saat harga naik dapat dihitung: p ( )/ ( )/ ,57 Sedang pada saat harga naik pada saat harga naik dapat dihitung p ( )/ ( )/ ,57 Hasil perhitungan dengan menggunakan metode titik tengah menunjukkan nilai yang berbeda dari hasil dua perhitungan sebelumnya. Rumus ini dinamakan rumus titik tengah, dan elastisitasnya disebut elastisitas busur (arc alasticiy). Hasil perhitungan elastisitas dengan menggunakan rumus titik tengah memberikan jawaban yang sama tanpa memperhatikan arah perubahan, karena itu ini metode ini umum digunakan untuk menghitung elastisitas harga permintaan antara dua titik. Kurva permintaan tidak harus dan biasanya tidak mempunyai elastisitas yang sama sepanjang setiap bagian dari kurva. Gambar 4.1 menunjukkan bahwa kurva permintaan yang belereng menurun dan berbentuk garis lurus tidak mempunyai elastistas yang konstan. Suatu garis lurus akan memiliki elastisitas yang konstan, hanya apabila kurvanya berbentuk vertikal, atau berbentuk horisontal.

78 66 Pada kurva permintaan garis lurus, maka makin ke bawah elastistas makin turun. Misalnya pada kurva perminatan Qd = P. Pada garis lurus ini setiap penurunan harga sebesar Rp. 100 selalu memberikan kenaikan kuantitas yang sama yaitu sebesar 200 unit. Mendekati ujung atas dari kurva di mana harganya Rp. 900 dan kuantitas 200 unit, penurunan harga sebanyak Rp. 100 (dari Rp. 900 menjadi Rp. 800) hanya penurunan harga sebesar 11,11 persen, tetapi kenaikan jumlah 200 unit merupakan kenaikan sebesar 100 persen. Jadi elastisitasnya adalah 18,87. Pada saat harga Rp. 200 dengan kuantitas 1600 unit penurunan harga sebesar Rp. 100 dari (Rp.200 menjadi Rp. 100), menghasilkan kenaikan permintaan yang sebesar 200 unit. Dengan penurunan harga sebesar 100 persen, sementara kenaikan kuantitas sebesar 12,5 persen, maka berarti elastisitasnya adalah 0,125. Harga Ɛ=9 500 Ɛ= Ɛ=0, Jumlah Gambar 4.1. Elastisitas sepanjang kurva permintaan Jenis-jenis Kurva Permintaan Para ekonom membedakan kurva permintaan berdasarkan elastistasnya. Permintaan dikatakan elastis apabila nilai elastisitas lebih besar dari 1 (Ɛ>1), karena

79 67 itu jumlah produk yang diminta bergerak lebih besar dibanding dengan pergerakan harga. Permintaan dikatakan inelastis apabila elastistas kurang dari 1 (Ɛ<1), jumlah pergerakan produk yang diminta lebih kecil secara proporsional dibanding dengan pergerakan harga. Apabila elastistas sama dengan 1 (Ɛ<1), maka jumlah pergerakan sama dengan besarnya harga dan permintaan ini disebut memiliki elastisitas uniter. Karena elastisitas harga permintaan mengukur besarnya perubahan jumlah permintaan dalam merespon perubahan harga, maka erat kaitannya dengan kemiringan kurva permintaan. Sebuah pedoman yang sangat berguna dalam melihat kemiringan kurva permintaan. Semakin landai kurva permintaan yang melewati suatu titik, maka semakin elastis harga permintaan produk tersebut, dan semakin curam kurva permintaan melewati suatu titik, maka semakin kecil elastisitas harga permintaan produk tersebut. Gambar 4.1. Menunjukkan lima jenis kasus elastistas yang ekstrim. Gambar 4.1(a) menunjukkan kurva permintaan yang elastis tidak sempurna (Ɛ = 0), dan kurva permintaan adalah vertikal sejajar dengan sumbu tegak. Pada kasus semacam ini permintaan tetap sama, tidak terpengaruh perubahan harga dari produk tersebut. Gambar 4.1(b) menunjukkan kurva permintaan yang elastis sempurna (Ɛ = ), dan kurva permintaan adalah garis horisontal sejajar dengan sumbu horisontal. Dalam kasus semacam ini, produk harga produk tertentu, maka pasar akan membeli semua produk berapapun jumlah produk yang ditawarkan. Gambar 4.1(c) menunjukkan kurva permintaan yang elastis (Ɛ > 1). Dalam kasus semacam ini proporsi perubahan jumlah yang diminta lebih besar dibanding proporsi perubahan harga (umumnya dalam arah yang berlawanan), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut adalah lebih besar dari 1. Gambar 4.1(d) menunjukkan kurva permintaan yang inelastis (Ɛ < 1). Dalam kasus semacam ini proporsi perubahan jumlah yang diminta lebih kecil dibanding proporsi perubahan harga (umumnya dalam arah yang berlawanan), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut adalah lebih kecil dari 1.

80 68 Gambar (e) menunjukkan kurva permintaan yang elastis uniter (Ɛ = 1). Dalam kasus semacam ini proporsi perubahan jumlah yang diminta sama dengan proporsi perubahan harga (umumnya dalam arah yang berlawanan), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut adalah sama. Harga Permintaan Harga Permintaan a. Elastisitas Nol Kuantitas b. Elastisitas Sempurna Kuantitas Harga Harga Permintaan Permintaan c. Elastis Kuantitas d. inelastis Kuantitas Harga Permintaan e. Elastisitas Uniter Kuantitas Gambar 4.2. Kurva Berbagai Elastisitas Harga Permintaan Produk

81 69 Elastisitas Harga dan Perubahan Jumlah Pengeluaran Pada dasarnya jumlah uang yang dibayar oleh pembeli sama dengan jumlah uang yang diterima oleh penjual. Dalam pasar manapun pendapatan total adalah jumlah produk kali harga (P x Q). Pertanyaan yang muncul bagaimana pengeluaran total bereaksi ketika harga suatu produk berubah? Ternyata bahwa respon total pengeluaran tergantung pada elastisitas harga permintaan. Karena harga dan kuantitas bergerak dengan arah yang berlawanan, satu turun sementara yang lain naik, maka perubahan dalam total pengeluaran tampak mempunyai arti ganda. Akan tetapi mudah melihat, bahwa arah perubahan dalam total pengeluaran tergantung pada perubahan persentase pada kedua variabel harga dan kuantitas. Apabila persentase perubahan harga melebihi persentase perubahan dalam kuantitas, maka ini merupakan kasus dengan elastisitas kurang dari 1 (inelastis). Sebaliknya apabila perubahan harga kurang dari kuantitas yang diminta, maka perubahan kuantitas akan mendominasi, serta pengeluaran total akan berubah dalam arah yang sama ketika kuantitas berubah (yaitu ke arah berlawanan dengan perubahan harga) Apabila persentase perubahan kedua variabel sama, maka total pengeluaran tidak berubah (kasus elastis uniter). Tabel 3.1. menunjukkan hubungan antara total pengeluaran dengan elastisitas permintaan. Ketika harga turun sepanjang kurva permintaan linear, maka total pengeluaran lebih dahulu naik dan kemudian turun. Sepanjang harga lebih besar dari Rp. 400, elastisitas lebih besar dari 1. Akibatnya persentase penurunan harga lebih kecil dari persentase kenaikan jumlah, karena itu total pengeluaran naik. Sepanjang harga lebih kecil dari Rp. 400, maka elastisitas kurang dari 1, akibatnya persentase penurunan harga lebih besar dari pada kenaikan kuantitas, sehingga total pengeluaran turun.

82 70 Tabel 3.1. Elastisitas Harga dan Perubahan Jumlah Pengeluaran harga jumlah Pengeluaran % perubahan harga % perubahan Jumlah Elatisitas , ,11 1,00-9, ,13 0,50-4, ,14 0,33-2, ,17 0,25-1, ,20 0,20-1, ,25 0,17-0, ,33 0,14-0, ,50 0,13-0,25 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Elastisitas suatu produk dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain tersedianya barang substitusi, jangka waktu analisis, dan persentase pendapatan yang digunakan untuk membeli produk tersebut,. Tersedianya Barang Substitusi. Faktor utama yang mempengaruhi elastisitas suatu produk adalah tersedianya barang substitusi. Beberapa produk seperti; kaus nike, celana jens, sepatu lotto, mobil toyota, sabun nuvo, daging sapi. Apabila terjadi perubahan harga pada produk seperti ini, sementara harga barang substitusinya tetap konstan, dapat diperkirakan bahwa akan terjadi banyak substitusi. Kenaikan harga akan mendorong konsumen membeli produk ini lebih sedikit, dan membeli barang substitusinya lebih banyak, dan penurunan harga akan mendorong pembeli untuk membeli barang ini lebih banyak dan membeli barang substitusinya lebih sedikit. Misalnya pada saat harga baju kaus nike naik, sementara harga baju kaus adidas tetap, maka banyak konsumen akan beralih membeli baju kaus adidas. Para ekonom menyimpulkan bahwa: Suatu produk yang memiliki produk substitusi yang dekat, cenderung memiliki permintaan yang elastis, sementara

83 71 produk yang tidak memiliki produk substitusi terdekat memiliki permintaan yang inelastis. Jangka Waktu Pada umumnya produk cenderung memiliki permintaan yang lebih elastis dalam jangka panjang. Contoh ketika harga bensin naik, jumlah permintaan akan bensin, hanya sedikit mengalami penurunan pada bulan pertama. Akan tetapi setelah beberapa lama, orang-orang akan mengembangkan mobil yang irit bensin, mengembangkan mobil yang berbahan bakar gas, dan listrik. Elastisitas permintaan jangka panjang setelah semua mengalami penyesuaian menjadi lebih elastis, walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama Kebutuhan atau Kemewahan Secara umum produk kebutuhan pokok memiliki permintaan yang tidak elastis, sebaliknya produk-produk yang non kebutuhan pokok dan menunjukkan kemewahan lebih elastis. Ketikan harga beras naik, orang tidak akan secara dramatis mengubah konsumsi berasnya. Sebaliknya ketika harga mobil naik, maka jumlah permintaan akan mobil turun lebih besar. Tentu saja perlu dilihat bahwa apakah suatu produk merupakan kebutuhan atau kemewahan. Kebutuhan dan kemewahan tidak tergantung pada sifat barang tersebut, melainkan pada pilihan pembeli. Bagi pengusaha transportasi darat mobil mungkin merupakan sebuah kebutuhan dengan permintaan yang elastis Elastisitas Permintaan Terhadap Pendapatan Pendapatan konsumen merupakan salah faktor penting dalam menentukan permintaan. Respon permintaan terhadap pendapatan disebut elastisitas permintaan terhadap pendapatan (income elasticity of demand). Hal ini dapat dihitung dengan cara membagi persentase perubahan jumlah yang diminta dengan persentase perubahan pendapatan.

84 72 Elastisita s Permintaan atas Pendapatan (ε I ) % perubahan jumlah yang diminta % perubahan pendapatan atau I Q2 Q Q1 I 2 I 2 I 1 1 Peningkatan pendapatan konsumen dapat meningkatkan permintaan terhadap barang normal dan barang mewah (kebanyakan barang yang ada adalah barang norma). Oleh karena jumlah pendapatan dan jumlah yang diminta bergerak searah, maka elastisitas permintaan atas pendapatan adalah positif. Untuk barang imperior semakin tinggi pendapatan menurunkan jumlah barang yang diminta, misalnya angkot, makin tinggi pendapatan orang lebih memilih naik taksi atau naik kendaraan pribadi. Karena jumlah pendapatan bergerak pada arah yang berlawanan, maka elastisitas permintaan atas pendapatan barang imperior adalah negatif. Contoh Amin tahun lalu memiliki pendapatan Rp. 2 juta per bulan dan mengkonsumsi daging 5 kg per bulan, saat ini Amir memiliki pendapatan Rp. 5 juta dan mengkonsumsi daging 10 kg per bulan. Berdasarkan data tersebut, maka elastistas permintaan daging atas pendapatan Amir dapat dihitung: ε I ,5 0,67 Jadi elastisitas permintaan daging adalah 0,67 (positif) jadi daging merupakan barang normal. Kenaikan pendapatan akan menggeser kurva permintaan ke kanan untuk barang normal, sementara untuk barang imperior ke arah kiri. Gambar 4.2. menunjukkan jenis grafik yang lain, yaitu kurva konsumsi pendapatan (income consumtion curves). Kurva konsumsi pendapatan menunjukkan hubungan antara jumlah kuantitas yang diminta dengan jumlah

85 Kuantitas yang Diminta Kuantitas yang Diminta Kuantitas yang Diminta 73 pendapatan. Gambar 4.2. memperlihatkan tiga pola yang berbeda terhadap elastisitas permintaan atas pendapatan. Barang normal mempunyai kurva yang menaik, sedang barang imperior menurun. Barang dengan pola (a) merupakan ciri has barang normal yang berupakan kebutuhan pokok. Barang ini dibeli pada semua tingkat pendapatan, di mana sebagian dari pendapatan konsumen dibelanjakan untuk barang ini walau proporsinya menurun. Pola (b) merupakan barang mewah yang bersiat elastis terhadap pendapatan setelah I 1, dan Pola (c) adalah tergolong barang kebutuhan pokok untuk golongan konsumen yang berpendapatan rendah, dan menjadi barang imperior setelah pendapatan mencapai I I 1 0 Pendapatan Pendapatan I 2 Pendapatan (a) Barang normal terhadap pendapatan bersifat inelastis (b) Barang normal terhadap pendapatan bersifat elastis (c) Barang inferior setelah I 2 Gambar 4.3. Kurva Konsumsi dan Pendapatan untuk Produk yang Berbeda Elastisitas Harga Silang dari Permintaan Kita telah membicarakan pada bab permintaan dan penawaran bahwa perubahan harga suatu jenis barang akan mempengaruhi kuantitas permintaan barang-barang lainnya. Untuk mengukur efek dari perubahan tersebut, para ekonom menggunakan Elastistas harga silang dari permintaan (cross price elasticity of demand). Elastistas harga silang dari permintaan dapat dihitung dengan cara membagi prosentase perubahan jumlah yang diminta terhadap suatu barang (X) terhadap persentase perubahan harga barang lain (Y), atau dengan rumus:

86 74 Elastisita s Permintaan Silang(ε xy ) % perubahan jumlah yang diminta barang (X) % perubahan harga barang (Y) atau I Qx2 Q Qx 1 P P y2 P y1 x1 y1 Apabila harga barang-barang ini saling bersubstitusi, alastisitas harga silang dari permintaan akan positif pada saat harga suatu barang dan kuantitas permintaan barang lain bergerak dengan arah yang sama. Misalnya elastisitas harga silang untuk perubahan harga teh pada kuantitas permintaan kopi. Contoh pada bulan lalu harga teh per bungkus Rp. 1800, dan permintaan akan kopi 50 kg. Pada bulan sekarang harga teh naik menjadi Rp per bungkus, sementara permintaan kopi naik menjadi 70 kg. Berdasarkan data tersebut, maka elastisitas silang kopi dengan teh dapat dihitung: xy Hasil perhitungan menunjukkan bahwa elastistas silang kopi adalah 0.4, artinya apabila harga teh naik 1 persen, maka permintaan akan kopi naik 0.4 persen. Dengan demikian kopi dengan teh adalah barang substitusi. Artinya kenaikan harga teh menyebabkan peningkatkan permintaan akan kopi, dan sebaliknya penurunan harga teh akan menyebabkan permintaan akan kopi turun. Apabila dua barang saling melengkapi (komplementer), maka elastisitas harga silang dari permintaan akan negatif yang menunjukkan bahwa harga suatu barang dan kuantitas barang lain bergerak pada arah yang sama. Misalnya elastistas harga silang untuk perubahan harga roti pada kuantitas permintaan kopi. Contoh pada bulan lalu harga roti per bungkus Rp. 2000, dan permintaan akan kopi 50 kg. Pada bulan sekarang harga roti naik menjadi Rp per bungkus, sementara permintaan kopi turun menjadi 40 kg. Berdasarkan data tersebut, maka elastisitas silang kopi dengan roti dapat dihitung: xy

87 75 Dengan demikian elastistas silang kopi dengan roti adalah 0.8, artinya apabila harga roti naik 1 persen, maka permintaan akan kopi turun 0.8 persen. Jadi kopi dengan roti adalah barang komplementer. Arinya kenaikan harga roti menyebabkan penurunan permintaan akan kopi, dan sebaliknya penurunan harga roti akan menyebabkan permintaan akan kopi naik. Apabila roti menjadi mahal orang biasanya kurang menarik untuk minum kopi, karena umumnya orang mengkonsumsi roti sambil minum kopi. Penurunan harga roti akan meningkatkan permintaan kopi, karena pada kasus ini orang akan memilih mengkonsumsi lebih banyak pada kedua produk yang saling komplementer. Contoh Soal: Diketahui fungsi permintaan konsumen untuk beras adalah Qb= 0.02I + 0.6Pj 0.4Pb Konsumsi beras saat ini adalah Qb = 1000 ton, elastistas pendapatan ( I)=2, elastistas silang terhadap jagung ( c) 0.5. Tentukan: (1) Tingkat pendapatan, (2) Harga Jagung (3) harga jagung? Penyelesaian Qb = 0.02I + 0.6Pj 0.4Pb Qb = 1000 i = 2 c = 0.5 (1) Menghitung tingkat pendapatan I Qb I I Qb I Jadi jumlah pendapatan adalah (2) Menghitung Harga jagung c Qj Pj Pj Qj 0.5 Pj ,33

88 76 Jadi harga jagung adalah 833,33 (3) Menghitung Harga beras Qb = 0.02I + 0.6Pj 0.4Pb 1000 = 0.2(10000) + 0.6(833,33) 0.4(Pb) 1000 = ,4Pb 0,4Pb = 1500 Pb = 3750 Jadi harga beras adalah Elastisitas Penawaran Elastisitas penawaran adalah suatu bilangan yang menunjukkan persentase perubahan yang terjadi pada jumlah yang ditawarkan sebagai akibat dari perubahan variabel lain yang mempengaruhi penawaran. Variabel yang mempengaruhi penawaran telah kita pelajari pada bab permintaan dan penawaran yaitu harga barang itu sendiri, harga input, dan perkembangan teknologi. Elastisitas Harga Penawaran (price elastisity of Supply), bertujuan untuk mengukur seberapa besar perubahan jumlah yang ditawarakan sebagai respon atas perubahan harga. Penawaran suatu produk dikatakan elastis apabila jumlah yang ditawarkan berubahan lebih banyak dibanding perubahan harga. Penawaran dikatakan inelastis apabila jumlah yang ditawarkan berubah lebih kecil dari perubahan harga. Untuk menghitung elastisitas penawaran digunakan rumus: Elastisita s Penawaran (ε S ) % perubahan jumlah yang ditawarkan ) % perubahan harga atau s Q2 Q Q1 P2 P1 P 1 1

89 77 sementara dengan cara titik tengah digunakan umus: s Q2 Q1 ( Q1 Q2 ) / 2 P2 P1 ( P P ) / Jenis-jenis kurva penawaran Oleh karena elastisitas harga penawaran mengukur seberapa besar respon jumlah ditawarkan terhadap harga, maka hal perlu digambarkan dalam bentuk kurva penawaran. Gambar 3.4. Menunjukkan lima bentuk kurva penawaran. Dalam kasus ekstrim elatisitas harga penawaran sama dengan nol seperti terlihat pada gambar (a) penawaran adalah inelastis sempurna (elastistas sama dengan nol) dan kurva penawaran adalah vertikal. Dalam kasus ini dalam jumlah yang ditawarkan tidak berubah dengan adanya perubahan harga dan elastisitas penawarannya sama dengan nol. Pada kasus ekstrim yang berlawanan ditunjukkan pada gambar (b) penawaran adalah elastis sempurna, karena ini elastisitas penawaran terhadap harga barang adalah tidak terhingga, dan kurva penawaran menjadi horisontal. Gambar (c) menunjukkan kurva penawaran yang elastis (Ɛ > 1). Dalam kasus semacam ini proporsi perubahan jumlah yang ditawarkan lebih besar dibanding proporsi perubahan harga (umumnya pada arah yang sama), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut adalah lebih besar dari 1. Gambar (d) menunjukkan kurva penawaran yang inelastis (Ɛ < 1). Dalam kasus semacam ini proporsi perubahan jumlah yang ditawarkan lebih kecil dibanding proporsi perubahan harga (umumnya pada arah yang sama), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut adalah lebih kecil dari 1. Gambar (e) menunjukkan kurva penawaran yang elastis uniter (Ɛ = 1). Dalam kasus semacam ini proporsi perubahan perubahan jumlah yang tawarkan sama dengan proporsi perubahan harga (umumnya padam arah yang sama), sehingga bagi mutlak hasil kedua nilai tersebut adalah sama.

90 78 Harga Penawaran Harga Penawaran b. Elastisitas Nol Kuantitas c. Elastisitas Sempurna Kuantitas Harga Harga Penawaran Penawaran d. Elastis Kuantitas e. inelastis Kuantitas Harga Penawaran f. Elastisitas Uniter Kuantitas Gambar 4.4. Kurva Berbagai Elastisitas Harga Permintaan Produk Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran Pada dasarnya terdapat dua faktor yang sangat penting dalam menentukan elastisitas penawaran, yaitu sifat dari biaya produksi dan jangka waktu di mana penawaran tersebut dianalisis. Sifat dari Biaya Produksi

91 79 Biaya produksi biasanya berubah, sekiranya harus dilakukan penambahan volume produksi. Penawaran tidak akan bersifat elastis apabila kenaikan penawaran hanya dapat dilakukan dengan mengeluarkan biaya yang sangat tinggi. Akan tetapi apabila penawaran dapat ditambah dengan mengeluarkan biaya tambahan yang tidak terlalu besar, maka penawaran dapat bersifat elastis. Umumnya produsen bermaksud menambah produksi biasanya tergantung pada beberapa faktor. Salah satu faktor penting adalah sampai di mana tingkat penggunaan kapasitas alat produksi yang dimiliki. Apabila kapasitas telah mencapai tingkat yang tinggi (full kapasitas), maka investasi baru harus ditambah untuk menambah produksi. Dalam kondisi seperti ini, maka kurva penawaran menjadi tidak elastis, terutama apabila faktor-faktor produksi yang diperlukan untuk meningkatkan produksi sulit untuk didapatkan atau harganya mahal. Jangka Waktu Analisis Dalam menganalisis pengaruh waktu pada elastisitas penawaran, biasanya dibedakan dalam dua jangka waktu yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Jangka Pendek, dalam jangka pendek umumnya kapasitas produksi sulit untuk ditambah. Akan tetapi umumnya perusahaan dapat menambah produksi, dengan cara mengoptimalkan penggunaan alat-alat produksi secara intensif, antara lain dengan memperpanjang jam kerja. Usaha seperti ini dapat meningkatkan produksi, sehingga jumlah barang yang ditawarkan dapat ditingkatkan. Akan tetapi penambahan produk tidak dapat terlalu besar. Jangka Panjang, produksi dan jumlah barang ditawarkan dapat ditingkatkan dengan mudah dalam jangka panjang. Hal tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang produsen dapat menambah kapasitas produksi dengan membeli mesin-mesin dan peralatan baru. Oleh karena itu kurva penawaran bersifat elastis. Contoh Soal:

92 80 Diketahui persamaan permintaan dan penawaran adalah: Qd = P dan Qs = P Hitung: 1. Elastisitas harga permintaan dan penawaran pada titik keseimbangan? 2. Apabila elastistas harga permintaan berubah menjadi 1 berapa harga dan jumlah yang diminta? Jawab: 1. Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs P = P 10P = 1000 P = 100 dan Q = 1600 Sehingga diperoleh elastisitas permintaan: Q P Q d - 4 P Q P 100 d ,25 Sementara elastistas penawaran adalah s Q P P Q Q 6 P 100 s , Apabila elastistas permintaan menjadi 1, maka d P Q P Q 4P = Q P = 0.25Q Qd = P

93 Ringkasan Bab 3 Qd = (0.25Q) Qd = 2000 Q Q = 2000 dan P = 0.25(2000); jadi P = 500 Elastisitas permintaan terhadap barang (price elasticity of demand) merupakan ukuran besarnya respon (tanggapan) jumlah yang diminta pada produk tertentu, terhadap perubahan harga. Elastisitas ini didefinisikan sebagai persentase jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga produk tersebut. Apabila angka elastisitas kurang dari, maka permintaan dikatakan bersifat inelastis. Hal ini berarti bahwa persentase perubahan jumlah lebih kecil dibanding persentase perubahan harga. Sebaliknya apabila angka elastistasnya lebih besar dari satu, maka permintaan dikatakan bersifat elastis. Berarti persentase perubahan jumlah yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harga dari produk tersebut. Faktor utama yang mempengaruhi elastisitas harga adalah tersedianya barang substitusi dari produk tersebut. Setiap barang yang memiliki substitusi yang lebih dekat, akan memiliki permintaan yang lebih elastis dibanding dengan produk yang kurang memiliki produk substitusi yang dekat. Elastisitas permintaan terhadap pendapatan adalah persentase perubahan jumlah yang diminta dibagi dengan persentase perubahan pendapatan. Barang-barang mewah cenderung memiliki elastisitas pendapatan yang lebih besar dibanding dengan barang kebutuhan pokok. Elastisitas permintaan terhadap pendapatan untuk suatu produk biasanya berubah menurut versi tingkat pendapatan. Misalnya suatu produk yang mempunyai elastisitas pendapatan tinggi pada tingkat penghasilan rendah, karena kenaikan penghasilan menyebabkan terjangkau oleh rumah tangga tersebut, dapat memiliki elastisitas yang rendah bahkan negatif pada tingkat pendapatan yang lebih tinggi. Hal tersebut disebabkan karena kenaikan penghasilan menyebabkan produk tersebut digantikan oleh produk lain yang lebih berkualitas.

94 82 Elastisitas silang atas permintaan adalah persentase perubahan jumlah produk yang diminta dibagi dengan persentase perubahan harga produk yang lain. Istilah produk lain dalam hal ini digunakan untuk mendefinisikan produk yang merupakan barang substitusi (elastisitas silang positif) atau produk komplementer (elastistas silang negatif). Elastisitas harga atas penawaran adalah merupakan konsep yang cukup penting dalam ilmu ekonomi. Elastisitas harga atas penawaran adalah persentase perubahan jumlah yang ditawarkan dibagi dengan persentase perubahan harga. Ini mirip dengan elastisitas harga atas permintaan, tetapi dilihat dari sisi penawaran. Penawaran cenderung lebih elastis dalam jangka panjang dibanding dengan jangka pendek. Hal tersebut disebabkan karena dalam jangka panjang memungkinkan produsen untuk menambah kapasitas produksi, sehingga jumlah barang yang ditawarkan dapat ditingkatkan dalam jumlah yang lebih besar Pertanyaan-Pertanyaan 1. Jelaskan bagaimana menghitung elastisitas harga permintaan? 2. Apa yang dimaksud dengan elastisitas harga atas permintaan, elastisitas pendapatan dari permintaan, dan elastistas silang? 3. Mengapa produsen perlu mengetahui elastisitas permintaan atas produknya? 4. Apabila permintaan suatu barang bersifat elastis, bagaimana cara meningkatkan penerimaan total apabila harga barang naik? 5. Jelaskan bagaimana menghitung elastisitas harga penawaran? 6. Jelaskan apa yang diukur oleh elastisitas harga penawaran? 7. Jelaskan pengaruh elastistas terhadap perubahan hasil penjualan yang disebabkan oleh perubahan harga. Gunakan grafik dalam menjalaskan uraian tersebut? Bagaimana perubahan berikut ini akan mempengaruhi hasil penjualan? a. Apabila harga turun untuk produk yang elastis b. Apabila harga naik untuk permintaan yang inelastis?

95 83 c. Harga turun untuk penawaran yang elastis d. Harga naik untuk penawaran yang inelastis 8. Misalkan skedul permintaan DVD adalah: Harga ( ribuan rupiah ribu) Jumlah permintaan pada saat pendapatan Rp.2 juta Jumlah permintaan pada saat pendapatan Rp.4 juta a. Gunakan metode titik tengah untuk menghitung elastisitas harga atas permintaan ketika harga DVD naik dari 6 menjadi 8, pada saat pendapatan Rp. 2 juta dan, pendapatan Rp. 4 juta. b. Hitung elastisitas pendapatan dari permintaan ketika pendapatan naik dari 2 juta menjadi 4 juta; apabila harga DVD Rp. 10 ribu dan harga Rp. 14 ribu. 9. Diketahui harga, permintaan dan penawaran barang A,, adalah: Harga Penawaran Permintaan a. Hitung elastisitas harga permintaan dan elastisitas harga penawaran akibat perubahan harga dari Rp ke Rp b. Jelaskan apa kelemahan elastisitas titik, sehingga perlu digunakan perhitungan elastisitas busur (titik tengah)? 10. Dalam satu Bulan Yulia memutuskan untuk membelanjakan 40 persen pendapatannya untuk makanan. a. Berapa elastistas pendapatan atas permintaan makanan dari Yulia?

96 84 b. Berapa elastisitas harga permintaan atas pakaian Yulia? 11. Beras sebagai makanan pokok memiliki permintaan yang inelastis, sementara komputer memiliki permintaan yang elastis. Misalkan dengan kemajuan teknologi maka kedua jenis produk tersebut dapat dilipat gandakan (dalam arti jumlah yang ditawarkan pada masing-masing tingkat harga adalah dua kali lipat). a. Bagaimana harga keseimbangan masing-masing produk? b. Produk mana yang mengalami perubahan harga yang lebih besar c. Apa yang terjadi pada pengeluaran total konsumen pada masing-masing produk.

97 85 BAB IV TEORI PERILAKU KONSUMEN Ketika kita masuk ke sebuah super maket, kita akan menemukan ribuan jenis barang yang dapat anda beli. Tentu saja karena pendapatan terbatas, kita tidak dapat membeli semua barang yang diinginkan. Oleh sebab itu kita harus mempertimbangkan harga berbagai barang yang ada, dan membeli sesuai dengan jumlah pendapatan yang dimiliki dalam upaya untuk memaksimumkan kepuasannya. Pertanyaan yang muncul bagaimana mengukur kepuasan individu/ konsumen. Para ekonom merumuskan model preferensi individu dengan menggunakan konsep kepuasan (utility), yang menunjukkan kepuasan yang diterima oleh seseorang akibat keputusan dalam aktivitas ekonomi yang dibuatnya. Untuk mengukur kepuasan individu dapat digunakan dua pendekatan yakni: (1) Pendekatan marginal utility (kardinal) dan (2) Pendekatan indifference curve (ordinal) Pendekatan Marginal Utility (Kardinal) Pendekatan kardinal didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan tertentu seperti rupiah, jumlah, unit atau buah dan lain-lain. Semakin besar jumlah barang yang dapat dikonsumsi maka semakin tinggi tingkat kepuasannya. Konsumen yang rasional akan berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya pada tingkat pendapatan yang dimilikinya. Besarnya nilai kepuasan akan sangat bergantung pada individu (konsumen) yang bersangkutan. Konsumen dapat mencapai kondisi equilibrium atau mencapai kepuasan yang maksimum apabila dalam membelanjakan pendapatannya mencapai kepuasan yang sama pada berbagai barang. Tingkat kepuasan konsumen terdiri dari dua konsep yaitu kepuasan total (total utility) dan kepuasan tambahan (marginal utility). Kepuasan total adalah kepuasan menyeluruh yang diterima oleh individu dari mengkonsumsi sejumlah barang atau jasa.

98 86 Sedangkan kepuasan tambahan adalah perubahan total per unit dengan adanya perubahan jumlah barang atau jasa yang dikonsumsi. Berikut ini adalah perbedaan antara kepuasan total dan kepuasan marginal (tambahan) yang diperoleh konsumen saat mengkonsumsi apel yang disajikan lewat contoh numerik Tabel 4.1 dan gambar 4.1. Tabel 4.1. Total Utility dan Marginal Utility Jumlah Apel Total Utiliti (TU) Marginal Utiliy (MU) TU MU TU MU Gambar 4.1. Total Utiliy dan Marginan Utility Q Q Tabel Menunjukkan bahwa kepuasan total individu terus bertambah sampai apel ke 4. Pada sisi lain Marginal utility bertambah dalam posisi menurun hingga unit ke 5, nilai marjinal utiliti (MU) adalah nol. Dengan demikian total utiliti (TU) sudah maksimal. Pada posisi tersebut individu sudah jenuh, karena itu disebut sebagai titik jenuh.

99 87 Pertanyaan yang muncul bahwa apakah kepuasan dapat dihitung secara pasti, jawabannya tentu tidak. Oleh karena itu metode kardinal dewasa ini sudah tidak umum lagi digunakan dalam mengukur kepuasan konsumen dalam ilmu ekonomi modern dewasa ini. Asumsi Utility Dalam menentukan preferensi individu digunakan beberapa asumsi antara lain: Asumsi perbandingan: Dalam hal ini setiap dua keranjang (bundle) yang berbeda A dan B dari barang yang dibandingkan semacam freferensi dari individu. Setiap perbandingan semacam ini pasti mengarah pada salah satu alternatif yaitu; (1) keranjang A lebih disukai dari keranjang B, atau (2) keranjang B lebih disukai daripada A, atau (3) A dan B sama saja. Asumsi perbandingan ini merupakan gambar ideal dari keadaan yang sebenarnya, dalam hal mana kita menganggap bahwa individu tidak pernah mengatakan bahwa; Saya sesungguhnya tidak dapat membandingkan antara A dan B. Juga tidak ia dianggap pernah mengatakan; bahwa dua pertiga waktu saya menyukai A, dan sepertiga waktu saya menyukai B. Asumsi Transitivitas, misalkan ada tiga keranjang barang yaitu A, B dan C. Apabila barang A lebih disukai dari pada barang B, dan B lebih disukai dari pada barang C. Maka tentulah barang A lebih disukai dari barang C. Demikian halnya barang A tidak berbada dengan barang B, barang B tidak berbeda dengan barang C, maka pastilah barang A tidak berbeda dengan barang C. Asumsi transitivitas, adalah merupakan suatu idealisme, bahwa pelanggaran atas asumsi dapat saja terjadi. Apabila seseorang mengatakan kepada anda bahwa saya lebih suka Apel dari pada Jambu, dan lebih suka jambu daripada jeruk, dan kemudian menambahkan bahwa, tetapi saya selalu akan memakan jeruk, bukannya Apel. Anda pastilah mengatakan bahwa orang itu tolol. Lebih Banyak Lebih Baik (more is better). Dalam hal ini seseorang lebih menyukai barang yang lebih banyak dari pada sedikit. Pada dasarnya untuk barang

100 88 normal, lebih banyak barang berarti lebih bermanfaat, meskipun tambahan manfaat semakin kecil. Asumsi ini mengabaikan barang jelek seperti polusi udara, sampah, dan lainnya yang tentunya tidak diinginkan oleh konsumen Pendekatan Indiference Curve (Ordinal) Pendekatan ordinal mengasumsikan bahwa konsumen mampu merengking dan membuat urutan-urutan kombinasi barang yang akan dikonsumsi berdasarkan kepuasan yang akan diperolehnya tanpa harus menyebutkan secara absolut. Pendekatan ordinal digunakan dengan menggunakan analisis kurva indiferensi. Kurva indiferensi adalah kurva yang menunjukkan berbagai kombinasi dua barang atau jasa yang memberikan kepuasan yang sama. Asumsi tentang preferensi, kita memahami bahwa seorang konsumen selalu dapat menyatakan preferensinya pada satu keranjang barang dibanding dengan keranjang barang yang lain. Informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk membuat peringkat semua kemungkinan pilihan konsumen dalam mengkonsumsi barang atau jasa. Untuk menggambarkannya, kita berasumsi bahwa hanya ada dua barang yaitu makanan dan pakaian. Dalam ini ini keranjang barang yang ada adalah kombinasi pangan dan sandang yang mungkin akan dikonsumsi seseorang. Gambar 3.2. menunjukkan kurva indifferen yang digambarkan oleh U 1 meliputi semua kombinasi produk pakaian dan makanan yang memberikan kepuasan yang sama bagi konsumen. Kurva tersebut menunjukkan bahwa seseorang akan memperoleh kepuasan yang sama dengan mengkonsumsi 6 pakaian dan 2 makanan (titik A) dengan empat pakaian dan tiga makanan (titik B), tiga pakaian dan empat makanan (titik C) dan 2 pakaian enam makanan (titik D). Titik pada U1 semua memberikan kepuasan yang sama bagi seseorang, dan tidak memiliki alasan khusus untuk memilih di U1 dari pada titik lainnya. Titik yang berada pada sebelah atas atau kanan kurva U 1 menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi dan lebih disukai oleh karena dari pada titik-titik di

101 89 sepanjang garis U 1. Titik E dengan 4 pakaian dan 5 makanan, lebih disukai dari pada titik C karena memberikan jumlah yang lebih banyak pada dua barang tersebut. Dengan asumsi transitivitas menunjukkan dengan tepat bahwa kombinasi pada titik E juga akan lebih disukai dari pada kombinasi pada titik A, B, D, dan kombinasi lain yang ada di sepanjang garis U 1. Pakain 6 4 A B G E 3 2 F C D U Makanan 4 Sebaliknya kombinasi makanan dan pakaian yang terletak di bawah atau di sebelah kiri U1 pada sisi lain, kurang disukai oleh seseorang karena menawarkan

102 90 kepuasan yang lebih rendah, Titik F menawarkan jumlah kedua barang tersebut lebih rendah dari pada titik C. Jadi F juga lebih tidak disukai dibanding titik A, B, D dan titik lain yang ada di sepanjang garis U 1. Kurva indeferen tidak saling berpotongan. Untuk mengetahui mengapa demikian, kita misalkan ada kurva indeferen yang saling berpotongan, seperti pada gambar 4.3. Karena A berapa pada kurva indiferen yang sama dengan C (U 1 ), maka kedua titik akan sama-sama memberi kepuasan yang sama kepada konsumen. Akan tetapi karena A berada pada kurva indiferen yang sama dengan B(U 1 ), maka kedua titik ini juga memberikan kepuasan yang sama kepada konsumen. Dengan demikian maka kita akan mengatakan bahwa B dan C memberikan kepuasan yang sama kepada konsumen, walaupun titik B jumlah barang lebih banyak dari C. Hal ini bertentangan dengan asumsi bahwa konsumen menyukai mengkonsumsi barang lebih banyak. Karena itu kurva indeferen tidak bolong saling berpotongan. Pakaian A B C C U 1 U 1 U 2 Gambar 4.3. Kurva Indiferen tidak Boleh Berpotongan Makanan

103 91 Pakain U 3 10 U 2 U Makanan Preferensi individu untuk semua kombinasi makanan dan sandang dapat digambarkan dengan grafik yang disebut Peta indiferen (indifference map). Setiap kurva indiferen pada

104 92 peta tersebut menunjukkan keranjang-keranjang barang di mana individu merasa tidak acuh. Gambar 4.4. Menunjukkan bahwa terdapat tiga kurva indifferen yang membentuk peta indifferen. Kurva indiferen U 3 memberikan tingkat kepuasan yang paling tinggi bagi individu, disusul oleh kurva indifferen U 2 dan U 2. Tingkat Substitusi Marginal Apa yang terjadi apabila individu berpindah dari titik A (6 pakaian dan 2 makanan) ke titik B (4 pakaian dan 3 makanan) pada Gambar 4.2, individu tetap akan memperoleh kepuasan yang sama. Apabila kedua kelompok produk tersebut tetap berada pada kurva indifferen yang sama. Individu dengan sukarela menyerahkan dua pakaian yang dikonsumsinya pada titik A untuk ditukar dengan satu tambahan makanan. Slop kurva U1 2 antara titik A dan titik B dihitung 2, berarti jumlah pakaian turun 2 unit sebagai 1 akibat dari kenaikan 1 unit makanan. Kita sebut dilai mutlak dari slop ini dengan Tingkat Subistusi Marginal (Marginal Rate Of Substitution (MRS)). Jadi kita dapat mengatakan bahwa MRS pakaian dengan makan dari titik A ke titik B adalah 2. Perubahan kombinasi dari A ke B menunjukkan kemiringan (slope) kurvanya; sehingga: Y X TU X TU Y MU MU X Y Persamaan tersebut dikenal dengan Marginal Rate Of Substitution (MRS), yang menunjukkan kemiringan dari kurva indiferen. Nilai MRS sepanjang kurva U1 bervariasi. Untuk titik A misalnya, individu memiliki cukup pakaian dan relatif bersedia untuk menukarnya dengan makanan. Pada sisi lain kondisi yang ditunjukkan oleh titik D, individu memiliki makanan yang lebih dan enggan menyerahkan pakaiannya lagi untuk mendapatkan lebih banyak makanan. Peningkatan keengganan untuk menukarkan pakaian dengan makanan menunjukkan ide bahwa konsumsi dari satu jenis barang (dalam hal ini pakaian) tidak dapat didorong terlalu jauh. Kondisi ini dapat dilihat dengan memperhatikan pertukaran yang terjadi dari titik A ke B, dari B ke C, dan dari C ke D. Pada pertukaran

105 93 pertama dari A ke B, dua pakaian diserahkan untuk mendapatkan satu tambahan makanan (MRS adalah 2). Pertukaran kedua dari B ke C, dengan menyerahkan satu pakaian untuk mendapatkan 1 makanan (MRS turun menjadi 1), mencerminkan bertambahnya keengganan menyerahkan pakaian untuk mendapatkan makanan. Pertukaran ketiga dari C ke D, individu rela memberikan satu pakaian untuk mendapatkan dua makanan, pada pertukaran ini MRS turun menjadi setelah (½), yang menunjukkan penurunan lebih lanjut pada MRS dibanding pertukaran sebelumnya. Kesimpulan yang dapat diambil dari penurunan MRS didasarkan pada pertimbangan bahwa individu akan memilih konsumsi kelompok barang yang seimbang dari pada yang tidak seimbang Kurva Indiferen dengan Preferensi Khusus Sebelum membahas lebih jauh tentang kurva indifferen, maka terlebih dahulu digambarkan beberapa kurva indifferen untuk menunjukkan jenis preferensi khusus seperti terlihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5(a), menunjukkan kurva indifferen individu untuk pilihan antara pendapatan dengan hari cerah. Karena hari cerah bagi pegawai kantor tidak terpengaruh dengan pekerjaannya, maka hari cerah atau tidak mereka tetap harus masuk bekerja sehingga tidak mempengaruhi pendapatannya. Dengan demikian hari cerah adalah barang netral. Karena kurva indifferen vertikal misalnya U1, menunjukkan bahwa kepuasan akan tetap sebesar U1, tanpa mempermasalahkan berapa banyak hari cerah dalam 1 bulan. Gambar 4.5(b), menunjukkan kurva indifferen untuk pilihan antara makanan dan polusi udara, dengan asumsi konsumsi makanan konstan, maka kepuasan akan turun ketika jumlah polusi meningkat. Karena tambahan polusi udara mempengaruhi kepuasan, maka individu mungkin akan bersedia untuk menyerahkan beberapa makanan, dan membeli alat pembersih polusi udara dalam upaya untuk mengurangi polusi yang masuk dalam rumah. Hari Cerah U 1 U 2 U 3 Polusi U 1 U 2 U 3

106 94

107 95 Gambar 4.5(c) menunjukkan kurva indifferen untuk pilihan antara sabun mandi merek lux dan sabun mandi merek nuvo. Kita berasumsi bahwa individu mengabaikan pengaruh iklan yang ada pada TV. Maka individu selalu rela menukarkan 1 buah sabun nuvo dengan 1 buah sabun lux. MRS sepanjang sepanjang kurva indifferen adalah 1. Oleh karena indifferen dalam bentuk garis lurus pada gambar 4.5(c) mencerminkan substitusi sempurna di antara dua merek sabun itu. Gambar 4.5(d) menunjukkan kurva indifferen untuk pilihan antara Gula Pasir dengan Teh. Gambar tersebut menunjukkan suatu situasi di mana dua barang dikonsumsi secara bersama-sama. Individu tidak nikmat rasanya minum teh kalau tidak diberi gula. Jika misalnya individu memiliki 10 bungkus teh, maka ia membutuhkan 10 sendok gula pasir. Tidak akan bertambah kepuasan seseorang apabila ia memiliki tambahan 5 bungkus teh, tanpa tambahan gula pasir 5 sendok Keterbatasan Anggaran Konsumen dalam memaksimum kepuasannya terkendala oleh jumlah pendapatan yang dimiliki. Untuk melihat bagaimana keterbatasan anggaran pendapatan dalam membatasi pilihan konsumen. Kita ambil contoh Yuli seorang pegawai negeri sipil yang mempunyai pendapatan (I) tetap setiap bulan, yang dapat dibelanjakan untuk pangan dan lainnya. Untuk konsumsi pangan diberi simbol X dan untuk konsumsi barang lainnya diberi simbol Y. Harga masing-masing barang tersebut diberi simbol Px dan Py. Maka X.Px (harga

108 96 pangan dan jumlah pangan yang dibeli), sementara Y.Py (harga barang lainnya dan jumlah barang lainnya yang dibeli). Garis anggaran menunjukkan semua kombinasi dari barang X dan brang Y di mana total uang yang dibelanjakan sama dengan pendapatannya. Oleh karena kita hanya membahas dua macam barang, di mana Yuli akan membelanjakan semua pendapatannya untuk pangan dan lainnya (mengabaikan kemungkinan untuk menabung), maka kombinasi pangan dan lainnya yang dapat dibeli, terletak pada Garis: I = X.Py + Y.Py Misalkan Yuli mempunyai pendapatan Rp. 6 juta per bulan, harga pangan adalah Rp , sementara harga lainnya adalah Rp Maka tabel 4.1. menunjukkan berbagai kombinasi pangan dan lainnya yang dapat dibeli setiap bulan dengan pendapatan Rp. 6 juta. Misalkan seluruh anggarannya dihabiskan untuk membeli pangan, maka paling banyak ia dapat membeli 600 unit pangan (dengan harga Rp per unit), seperti terlihat pada titik A. Seandainya ia menghabiskan untuk seluruh unit barang lainnya, maka ia dapat membeli sebesar 300 unit lainnya (dengan harga Rp per unit),seperti terlihat pada titik D. Titik B dan C menunjukkan dua cara tambahan bagaimana penghasilan Yuli sebesar Rp. 6 juta dapat dibelanjakan untuk pangan dan lainnya. Tabel 4.2. Keranjang Produk Garis Anggaran Keranjang Pangan (X) Lainnya (Y) Pendapatan (I) A B C D Gambar 4.6. menunjukkan bahwa kombinasi makanan (X) dan lainnya (Y), yang dibeli individu ditunjukkan oleh segi tiga OAD. Dengan asumsi bahwa individu lebih suka lebih banyak barang dari pada sedikit, maka batas luar segi tiga ini merupakan kendala yang relevan menunjukkan seluruh pendapatan yang tersedia

109 Lainnya 97 untuk dibelanjakan pada barang X dan Y. Slope dari batas anggaran yang berbentuk segi tiga ini ditentukan oleh Px/Py, dalam hal ini -100/200 = -1/2. Kemiringan garis anggaran Px/Py adalah perbandingan negatif dari harga dua jenis barang. Besarnya kemiringan menunjukkan tingkat di mana kedua barang dapat dipertukarkan satu sama lain, tanpa mengubah jumlah uang yang harus dibelanjakan. Y 300 D Garis Anggaran X + 2Y = Rp Dapat diperoleh C B 0 A Makanan Gambar 4.6. Garis Anggaran Yuli X Maksimisasi Utilitas Setelah memahami preferensi dan keterbatasan anggaran yang dimiliki konsumen, maka selanjutnya kita dapat menentukan bagaimana konsumen secara individu memilih berapa banyak barang yang akan dibelinya. Kita berasumsi bahwa konsumen membeli barang dengan rasional, yaitu mereka membeli barang untuk

110 98 memaksimumkan utilitas yang dapat mereka capai, dengan keterbatasan anggaran yang mereka miliki. Maksimisai utilitas dapat dicapai individu apabila: Pertama berada pada garis anggaran, dengan asumsi bahwa seluruh anggaran habis dibelanjakan, maka seluruh daerah sebelah kanan atas garis anggaran tidak dapat dibeli dengan pendapatan yang ada, karena itu satu-satu pilihan yang mungkin dan logis adalah berapa tepat pada garis anggaran. Kedua harus memenuhi kombinasi barang dan jasa yang paling disukai oleh konsumen. Kedua syarat ini memudahkan dalam memaksimalkan kepuasan konsumen dengan memilih titik tepat pada garis anggaran yang bersinggungan dengan kurva indifferen. Gambar 4.7 menunjukkan bagaimana Maksimisasi kepuasan konsumen dapat diselesaikan. Dalam gambar ini terdapat tiga kurva indifferen, kurva yang paling dalam adalah U 1 memberikan kepuasan yang rendah, U 2 memberi kepuasan tertinggi kedua, dan U 3 memberi kepuasan tertinggi. Pertama kita perhatikan titik A dan C pada kurva indifferen U1, menunjukkan bukan pilihan yang paling disukai. Titik A misalnya dengan mengalokasikan kembali sebagian pendapatan untuk lebih banyak makanan dan lebih sedikit pakaian dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Sebaliknya titik C dengan mengalokasikan kembali sebagian pendapatan untuk lebih banyak pakaian dan lebih sedikit makanan dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Secara khusus dengan bergerak ke titik B, konsumen membelanjakan jumlah uang yang sama akan mencapai tingkat kepuasan yang lebih tinggi pada kurva indfiferen U 2. Kedua, perhatikan bahwa daerah sebelah kanan atas garis anggaran di atas kurva indefferen U2, seperti titik D pada kurva indifferen U3, memberi tingkat kepuasan yang lebih tinggi, tetapi tidak dapat dibeli dengan pendapatan yang ada. Dengan demikian B memberi kepuasan yang maksimum bagi konsumen. Pakaian (Y) 50 A D Anggaran B U 3 20 U 2

111 99 Hasil analisis menunjukkan bahwa kepuasan maksimum konsumen terletak pada kurva indifferen yang paling tinggi dan menyentuh garis anggaran. Titik B adalah titik yang menyentuh kurva indiferen U 2 dengan garis anggaran. Pada titik B kemiringan (slope) garis anggaran sama dengan kemiringan kurva indifferen U 2. Dengan mengabaikan bahwa kedua slope ini negatif, kita dapat mengatakan bahwa kepuasan konsumen telah maksimal pada titik itu di mana: MRS = Px/Py Kepuasan akan maksimum apabila tingkat substitusi marginal (dari X dan Y) sama dengan rasio harga-harga dari X dan Y. Dengan demikian konsumen dapat memperoleh kepuasan maksimum dengan menyesuaikan konsumsinya untuk barang X dan Y, sehingga MRS sama dengan rasio harganya. Model Pilihan Khusus Konsumen kadang-kadang melakukan pembelian produk secara ekstrim, untuk satu kategori produk. Model maksimisasi ulilitas dapat digunakan untuk menjelaskan observasi umum. Gambar 2.8 memberi gambaran mengapa seseorang dengan pendapatan yang sama misalnya Rp memilih untuk membelanjakan pendapatannya dengan cara berbeda-beda. Terlihat bahwa ketiga gambar yang pada Gambar 4.8, kendala anggaran untuk

112 100 setiap individu adalah sama. Lia pada panel (a) jelas lebih menyukai membelanjakan pendapatannya untuk membeli lebih banyak roti dari pada coca-cola. Sementara Nia pada sisi lain (panel b), memilih untuk mendapatkan lebih banyak coca-cola dari pada roti. Selanjutnya Mia (panel c) menginginkan coca-cola secara keseluruhan. Mereka bertiga memperoleh kepuasan tertinggi dengan pilihan yang berbeda. Mia misalnya menghabiskan belanjanya untuk coca-cola, meskipun pada waktu tertrntu ia juga menginginkan roti, tetapi saat itu ia begitu haus dan ingin meminum coca-cola, sehingga biaya kesempatan untuk menukarkan coca-cola dengan roti menjadi terlalu tinggi. Reaksi Individu terhadap Perubahan Pendapatan Ketika pendapatan total seseorang meningkat, dengan asumsi bahwa harga barang tetap, dan barang yang dibeli adalah barang normal, maka kita akan mengharapkan kuantitas yang dibeli individu akan meningkat untuk pembelian barang. Kondisi ini digambarkan seperti terlihat pada Gambar 4.9. Roti Roti Pendapatan Pendapatan U 1 U 2 U U 3 U 2 U 1 10 (a) 4 Lia (b) Nia Coca Cola Coca Cola Roti 10 U 1 U 2 U 3 Pendapatan 4 (c) Mia Coca Cola

113 101 Untuk setiap tingkat pendapatan terdapat posisi ekuilibrium di mana kurva indifferen menyinggung garis anggaran yang relevan. Setiap posisi ekuilibrium yang demikian mengandung arti bahwa individu sedang melakukan apa yang dapat dilakukannya sebaik mungkin untuk tingkat pendapatan yang diperolehnya. Apabila kita memindahkan garis anggaran melalui semua tingkat penghasilan yang mungkin, dan jika kita menghubungkan semua titik ekuilibrium, maka kita akan dapat apa yang disebut garis pendapatan konsumen (income consumption curve; ICC). Gambar 4.9 menunjukkan bahwa bagaimana garis pendapatan konsumsi (ICC) yang menunjukkan bagaimana pembelian rumah tangga bereaksi terhadap perubahan pendapatan, sementara harga-harga diasumsikan konstan. Kenaikan pendapatan menggeser garis anggaran ke arah luar garis semula dan meningkatkan ekuilibrium dari E1 ke E2 dan Ke E3. \ Y E 3 ICC Y 3 E 2 Y 2 E 1 Y 1 U 3 U 2 X 1 X 2 X 3 BL 1 U 1 BL 2 BL 3 X Gambar 4.9. Dampak Perubahan Pendapatan terhadap Kuantitas Pembelian

114 Gambar Dampak Perubahan Harga terhadap Kuantitas Pembelian 102 Reaksi Individu terhadap Perubahan Harga Telah diuraikan sebelumnya bahwa perubahan harga satu dari dua barang yang berstatus substitusi, akan mengubah kemiringan garis anggaran. Misalkan dua buah barang X dan Y yang saling bersubstitusi. Pada harga barang Y tertentu, untuk perubahan harga X yang mungkin, terdapat sebuah posisi konsumsi ekuilibrium bagi individu yang bersangkutan. Dengan menghubungkan posisi-posisi ekuilibrium tersebut, dapat ditarik sebuah garis yang disebut garis harga konsumsi (price konsumption kurve; PCC), seperti terlihat pada Gambar Perhatikan bahwa garis harga konsumsi menggambarkan bagaimana pembelian oleh individu bereaksi terhadap perubahan harga pada suatu barang (X), dengan pendapatan tetap dan harang barang lainnya tetap (Y). Penurunan harga X dengan asumsi harga barang Y dan pendapatan tetap, memutar garis anggaran dari ab ke ac dan dari ac ke ad. Posisi keseimbangan pindah dari E1 ke E2 dan dari E2 ke E3. Dengan menghubungkan titik keseimbangan ini, maka ditarik sebuah garis harga konsumsi (price konsumption kurve; PCC), Y a Y 1 Y 2 Y 3 E 1 E 1 E 2 E E 3 2 E 3 PCC U 3 U 1 U 2 BL 1 BL 2 BL 3 X 1 X 2 b X 3 c d X

115 103 Derivasi Kurva Permintaan. Telah dijelaskan pada bab permintaan dan penawaran bahwa hukum permintaan mengatakan bahwa apabila harga suatu barang turun, maka jumlah barang yang diminta akan naik, sebaliknya apabila harga barang naik maka jumlah barang yang diminta akan turun. Misalkan dua barang bersubstitusi yang akan dibeli oleh individu, misalnya pakaian (X) dan lainnya (Y), kita dapat menurunkan kurva permintaan dari barang X seperti terlihat gambar Pada peta indifferen garis tersebut merupakan jumlah makanan (X) yang diminta bervariasi sesuai dengan perubahan harga (X), dengan asumsi bahwa harga barang lainnya (Y) tetap. Dalam menggunakan teori indifferen untuk menurunkan kurva permintaan individu, apa yang akan terjadi dengan permintaan untuk makanan jika semua harga makanan berubah, sementara semua harga barang lainnya (Y) konstan. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar Y Y 1 Y 2 Y 3 E 1 E 1 E 2 E E 3 2 E 3 PCC I U 3 U 1 U 2 BL 1 BL 2 BL 3 X 1 X 2 X 3 X P P 1 A

116 104 Gambar menunjukkan bahwa setiap titik pada garis harga konsumsi berhubungan dengan harga barang dan jumlah yang diminta dari barang tersebut. Hal tersebut merupakan informasi untuk membentuk kurva permintaan. Pada bagian pertama misalkan individu memiliki pendapatan sebesar Rp ,- dan menghadapi kemungkinan harga makanan Rp ; kemudian Rp ; dan Rp per unit, serta memilih posisi E 1, E 2, dan E 3 pada masing-masing harga makanan, informasi pada masing-masing unit yang diminta pada masing-masing harga kemudian digambarkan bada bagian kedua, untuk menghasilkan permintaan rumah tangga. Tiga titik yaitu A, B, dan C sesuai dengan posisi keseimbangan E 1 E 2, dan E 3 pada bagian I. Pertanyaan yang muncul, bagaimana jika bukan harga yang berubah, melainkan pendapatan? Telah kita uraikan sebelumnya bahwa permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri, tergantung dari pendapatan apakah naik atau turun. Naiknya tingkat pendapatan individu akan menggeser kurva anggaran dari BL 1 ke BL 2, dan dari BL 2 ke BL 3. Perubahan garis anggaran terbut ditunjukkan pada Gambar Selanjutnya keseimbangan konsumen bergeser dari titik A ke titik B dan dari titik B ke titik C. Apabila titik A, B dan C, dihubungkan dengan satu garis, maka hasil yang diperoleh disebut garis pendapatan konsumsi (income consumption vurve; ICC) yang menunjukkan keseimbangan konsumen padan saat pendapatan meningkat,

117 105 dengan asumsi harga kedua barang tetap. Gambar menunjukkan bahwa setiap titik pada garis pendapatan konsumsi berhubungan dengan pendapatan individu dan jumlah barang yang diminta dari barang tersebut. Hal ini merupakan informasi untuk membentuk kurva permintaan. Pada bagian pertama misalkan individu memiliki pendapatan sebesar Rp ,- selanjutnya naik menjadi Rp , dan kemudian naik menjadi Rp per bulan dan menghadapi kemungkinan harga barang makanan dan barang lainnya yang diasumsikan konstan misalnya masing-masing Rp ,- per unit serta memilih posisi E 1, E 2, dan E 3 pada masing-masing harga makanan, informasi pada masing-masing unit yang diminta pada masing-masing pendapatan kemudian digambarkan pada bagian kedua, untuk menghasilkan permintaan rumah tangga. Y E 3 ICC I Y 3 Y 2 Y 1 E 1 E 2 U 2 U 3 BL 1 U 1 BL 2 BL 3 0 X 1 X 2 X 3 X P II D 1 D 2 D 3 X 0 X 1 X 2 X 3 Gambar Derivasi Kurva Permintaan atas Perubahan Pendapatan

118 106 Berdasarkan kurva pendapatan konsumsi dapat digambarkan Kurva Engel yang menunjukkan hubungan antara pendapatan dan jumlah barang yang diminta. Ernel Engel adalah pakar pertama yang meneliti hubungan antara tingkat pendapatan terhadap jumbang barang dan jasa yang dikonsumsi. Untuk menggambarkan kurva Engel, sumbu horisontal adalah kuantitas barang atau jasa yang dikonsumsi sementara sumbu vertikal adalah pendapatan. Kalau kita menghubungkan dengan konsep elastistas, maka kurva Engel merupakan cerminan dengan elastisitas pendapatan permintaan. Kurva Engel atas elstisitas pendapatan permintaan sekaligus menunjukkan karakteristik produk terhadap pendapatan konsumen. Sebagaimana telah dijelaskan bahwa produk dalam kaitannya dengan pendapatan dapat dibedakan menjadi; barang normal, dan barang imperior. Pola kedua jenis produk tersebut apabila dihubungkan dengan pendapatan konsumen dapat terlihat pada Gambar Pendapatan 6 Kurva Engel 4 (I) 2 0 Makanan Pendapatan 6 4 Imperior (II) 2 Normal

119 107 Gambar menunjukkan bahwa kurva Engel menghubungkan antara jumlah yang dikonsumsi dengan jumlah pendapatan. Bada bagian pertama, pangan merupakan barang normal dan kemiringan kurva Engel naik. Akan tetapi pada gambar kedua Nasi campur merupakan barang normal dengan pendapatan yang kurang dari 4 juta per bulan, dan menjadi imperior dengan pendapatan lebih besar dari 4 juta per bulan Efek Substitusi dan Efek Pendapatan Dalam menjelaskan pengaruh perubahan harga terhadap kuantitas satu jenis barang yang diminta, bukalah persoalan yang sederhana dibanding dengan perubahan pendapatan. Perpindahan pilihan maksimisasi utility yang baru, berari pindah pada kurva indifferen yang baru pada suatu titik yang baru pula dengan nilai MRS yang berbeda pula. Apabila harga suatu barang berubah, maka perubahan variabel tersebut memiliki dua efek yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Konsumen cenderung akan membeli barang yang harganya lebih murah dan membeli lebih sedikit barang yang harganya relatif lebih mahal. Reakasi atas perubahan harga ini disebut dengan efek substitusi (subtitution efeck). Oleh karena salah satu barang menjadi lebih murah, maka secara otomatis pendapatan riil konsumen meningkat. Konsumen merasa lebih untung karena mereka dapat membeli lebih banyak barang yang sama dengan pengeluaran yang lebih sedikit, dengan demikian konsumen memiliki sisa

120 108 uang untuk membeli barang tambahan. Perubahan permintaan akibat dari perubahan daya beli riil ini disebut efek pendapatan (income efect) Efek substitusi dan efek pendapatan tersebut terjadi secara bersamaan, akan tetapi dalam analisis, sangat bermanfaat apabila kita bedakan kedua peristiwa tersebut. Dalam pembahasan ini barang dibagi dalam tiga jenis yaitu barang normal, barang, imperior dan, barang giffen. Barang Normal Mari kita perhatikan apa yang terjadi apabila harga makanan jatuh sementara harga barang lainnya tetap. Dengan asumsi bahwa barang makanan dan barang lainnya adalah barang normal. Apabila harga makanan turun sementara harga barang lainnya tetap, maka garis anggaran bergeser keluar dari PQ ke PR. Konsumen sekarang memilih titik C pada kurva indifieren U2 untuk memaksimumkan utilitasnya. Dengan demikian penurunan harga pangan memberi peluang kepada konsumen untuk meningkatkan tingkat kepuasannya dari U1 ke U2. Jadi penurunan harga makanan menaikkan daya beli konsumen. Y P S Y 3 E 2 E 3 C Y 2 E 1 A U 2 Y 1 B U 1 R P X 1 X 2 Q X 3 T X Efek Efek Total Efek Pendapatan Gambar Dampak Perubahan Harga terhadap Kuantitas Pembelian Barang Normal

121 109 Dengan turunnya harga pangan menimbulkan dua efek yaitu efek substitusi dan efek pendapatan. Efek substitusi adalah perubahan kuantitas konsumsi makanan disebabkan karena perubahan harga makanan, dengan berpegang pada tingkat utilitas yang konstan. Efek substitusi meliputi perubahan dalam konsumsi pangan yang terjadi akibat perubahan yang membuat harga pangan menjadi lebih murah dari pada barang lainnya. Pada Gambar efek substitusi dapat diperoleh dengan menggambarkan garis anggaran sejajar dengan garis anggaran PR. Garis anggaran baru yang mencerminkan harga relatif pangan yang lebih murah yang bersingungan dengan kurva indifferen U1 (untuk menjaga agar tingkat kepuasan konstan). Garis anggaran yang baru mencerminkan bahwa pendapatan nominal dikurangi untuk mencapai tujuan konsep kita yaitu membedakan efek substitusi. Dengan garis anggaran ini konsumen memilih titik B dan mengkonsumsi pangan sebesar OX 2 unit pangan. Jadi segmen pasar X 1 X 2 merupakan efek substitusi. Jadi Gambar 4.14 menunjukkan bahwa apabila harga makanan turun dengan asumsi bahwa makanan adalah barang normal, efek substitusi menunjukkan peningkatan konsumsi makanan Selanjutnya efek pendapatan yaitu perubahan konsumsi pangan yang disebabkan oleh meningkatnya daya beli, dengan harga yang relatif konstan. Gambar efek pendapatan dapat dilihat pada garis anggaran yang dibuat dan melewati titik B menuju garis anggaran yang paralel PR, yang melewati C. Konsumen memilih titik C pada kurva indifferen U2, karena harga pangan yang lebih rendah menaikkan tingkat kepuasan konsumen. Peningkatan konsumsi pangan dari X2 ke X3 adalah ukuran dari efek pendapatan. Karena makanan adalah barang normal maka efek pendapatan membuat permintaan akan makanan naik. Oleh karena gerakan yang ada, mencerminkan gerakan dari kurva indifferen 1 ke indifferen yang lain. Jadi efek pendapatan pada dasarnya adalah mengukur perubahan daya beli konsumen.

122 110 Gambar 4.14 juga menunjukkan tentang efek total atas perubahan harga dari makanan. Efek total pada dasarnya adalah penjumlahan dari efek substitusi dan efek pendapatan. Efek Total = Efek substitusi + efek pendapatan Barang Inferior Telah disebutkan sebelumnya bahwa yang dimaksud dengan barang inferior adalah barang yang apabila pendapatan konsumen naik, maka permintaan akan barang tersebut turun atau negatif. Untuk melihat bagaimana efek pendapatan dan efek substitusi untuk barang inferior dapat dilihat pada Gambar P Y S A E 2 C E 3 U 2 E 1 B U 1 0 X 1 X 2 X 3 Q T R X Efek Efek Substitusi Pendapatan Efek Total Gambar Dampak Perubahan Harga terhadap Kuantitas Pembelian Barang Imferior

123 111 Gambar 4.15 menunjukkan bahwa pada awalnya konsumen pada pada titik A pada garis anggaran PQ. Dengan turunnya barang X, maka konsumen bergerak pada menuju titik C. Hasil perubahan pada pembelian barang X dapat dibagi menjadi efek substitusi X 1 ke X 3 yang ditandai dari pergerakan dari titik A ke titik B, dan efek pendapatan X3 ke X2 yang ditandai dengan pergerakan dari titik B ke titik C. Jadi barang X adalah barang inferior karena efek pendapatan adalah nefetif dalam kasus ini. Perlu diperhatikan bahwa turunnya harga barang X tetap meningkatkan permintaan atas barang X tersebut, ditandai dengan efek total positif yaitu X1 ke X2. Barang Gifen Apabila efek pendapatan pengaruhnya cukup besar, dibanding dengan pengaruh efek substitusi pada arah yang berlawanan, maka barang tersebut disebut barang giffen. Hal ini pertama kali diteliti oleh seorang Ekonom Inggris bernama Robert Fiffen pada abad ke 19 di Irlandia. P Y C S U 2 E 3 A E 2 E 1 B U 1 X 1 X 2 X 3 Q T R X Efek Efek Pendapatan Subsitusi Efek Total Gambar Dampak Perubahan Harga terhadap Kuantitas Pembelian barang Gifen

124 112 Gambar 4.16 menunjukkan efek pendapatan dan efek substitusi barang tersebut. Pada awalnya konsumen berapa pada titik A secara relatif mengkonsumsi barang X dan Y yang hampir sama kuantitasnya. Pada saat harga barang X turun, maka penurunan harga barang X menyisihkan pendapatan yang cukup, sehingga konsumen ingin membeli tambahan barang Y lebih banyak seperti terlihat pada titik C. Titik C dengan kurva indifferen (U 2 ) yang lebih tinggi dibanding dengan sebelumnya (U 1 ) menunjukkan bahwa konsumen memiliki kepuasan uang lebih tinggi pada titik C dibanding pada titik A, walaupun ia mengkonsumsi barang X lebih sedikit dari sebelumnya. Dalam praktek sehari-hari barang giffen jarang ditemui, karena membutuhkan efek pendapatan yang negatif cukup besar. Dalam kenyataan efek pendapatan biasanya cukup kecil secara individu, dan sebagian besar barang hanya merupakan bagian kecil dari anggaran belanja konsumen Maksimisasi Utilitas Model Marshallian dan Hicksian Fungsi permintaan Marshallian pertama kali diperkenalkan oleh ekonom Inggris bernama Alfred Marshall pada tahun Fungsi permintaan ini merupakan permintaan atas barang oleh konsumen dengan asumsi bahwa pendapatan konsumen tetap. Fungsi permintaan Marshallian diperoleh dari proses maksimisasi utilitas dengan batasan anggaran. Fungsi permintaan Mashalian dapat diperoleh dari derivasi maksimum utiliti dengan batasan anggaran yang dimiliki konsumen. Misalnya konsumen mengkonsumsi barang X 1, X 2,... X n dengan harga pasar P 1 P 2... P n di mana konsumen mempunyai pendapatan yang konstan sebesar M. Dengan asumsi

125 113 nonsatiation konsumen akan membelanjakan semua pendapatan sebesar M untuk membeli n barang tersebut yang dilakukan dengan P 1 X 1 + P 2 X P n X n = M. Persamaan tersebut merupakan persamaan batasan untuk maksimisasi utilitas. Masalah maksimisasi utilitas dapat dinyatakan: Maksimum Utility U = (X 1.X X n ) Batasan P 1 X 1 + P 2 X P n X n = M Sementara fungsi permintaan Hicksian diperoleh dari proses minimisasi fungsi pengeluaran, dengan batasan utility yang diinginkan. Proses ini merupakan dualitas dari proses maksimisasi untility dengan batasan penghasilan yang menghasilkan fungsi permintaan Marshallian. Fungsi permintaan Hicksian merupakan fungsi permintaan faktor input pada kondisi optimisasi: Fungsi permintaan Hicksian selanjutnya dapat disimbolkan sebagai: X H i (p.u). Jadi Masalah minimisasi biaya dapat dinyatakan: Minimumkan M = (P1X 1 + P 2 X 2... P n X n ) Batasas U = X1 X2... X n Contoh Soal Perhitungan Kalau kita asumsikan bahwa utilitas dapat diukur, maka kita dapat membuat contoh perhitungan maksimisasi utilitas. Misalkan seorang konsumen memilih antara makanan (X) dan pakaian (Y), dan harga dari produk tersebut adalah Px= 2 dan Py = 4, dengan asumsi bahwa individu memiliki pendapatan sebesar 400 untuk dibelanjakan. Dan kita misalkan utulitas dari mengkonsumsi X dan Y ditentukan dengan rumus: Utilitas = U (X,Y) Ditanyakan berapa produk X dan Y yang dibeli agar utilitas optimal. Gunakan model Marsellian dan Hicksian untuk kasus ini. Penyelesaian dengan Model Marshallian Diketahui bahwa fungsi uilitas :

126 114 Maksimumkan U = X.Y Dengan batasan anggaran adalah: 2X + 4Y = X 4Y = 0 Dengan menggunakan fungsi lagrange: =. X.Y + λ (400 2X 4Y) Turunan pertama untuk maksimisasi yang dibatasi adalah: L X Y 2 0 Y 2 L Y X 4 0 X 4 L 400 2X 4Y 0 Dengan memperamakan landa (λ), maka Y X = = 4Y/2X = 2/1 2 4 atau Y X 1 2 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa MRS sama dengan rasio harga barang. Jadi fungsi maksimum dengan batasan anggaran, makanan dan pakaian mengikuti hubungan X = 2Y. Sekarang dengan menggunakan batasan anggaran kita memiliki: 2X + 4Y = 400 2(2Y) + 4Y = Y = 400 Y = 50 2X + 4(50) = 400

127 115 2X = X = 100 Sebagai nilai yang memaksimumkan utilitas untuk X dan Y. pada kasus ini adalah: Utilitas (U) = XY = 50 x 100 = Penyelesaian dengan Model Hicksian Diketahui bahwa fungsi uilitas maksimum yang diperoleh pada motede Marshallian adalah maka batasan fungsi utilitas adalah U = X.Y Dan fungsi biaya adalah: Minimumkan: 2X 4Y Dengan menggunakan fungsi lagrange: =. 2X + 4Y + λ(x.y ) Turunan pertama untuk maksimisasi yang dibatasi adalah: L X 2 Y 0 2 Y L Y 4 X 0 4 X. L XY 5000 Dengan mempersamakan landa (λ), maka 2 4 = = 2/4 = 1/2.Y X atau Y X 1 2

128 116 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa MRS sama dengan rasio harga barang. Jadi fungsi minimisasi dengan batasan utility, makanan dan pakaian mengikuti hubungan X = 2Y. Sekarang dengan menggunakan fungsi utility kita memiliki: X.Y X.Y = Y.Y = Y 2 = 5000 Y 2500 Y = 50 XY = X = 5000 X = 100 Dengan tujuan minimisasi anggaran untuk X dan Y pada kasus ini adalah: Minimisasi Biaya = 100 x x 4 = = Ketidakpastian dan Perilaku Konsumen Sebelumnya kita berasumsi bahwa pendapatan, harga, dan variabel-variabel lain dapat diketahui dengan pasti. Meskipun kenyataannya, banyak konsumen yang meminjam uang untuk membiayai pembelian yang sedikit membutuhkan dana yang besar, seperi mobil, motor, dan rumah, serta merencanakan dengan mencicil melalui pendapatan yang diperoleh di masa yang akan datang. Tidak dapat pula dipungkiri bahwa pendapatan di masa yang akan datang umumnya tidak menentu. Pendapatan dapat saja naik atau turun. Pertanyaan yang muncul bagaimana kita memperhitungkan ketidakpastian itu ketika konsumen membuat keputusan dan melakukan investasi dalam jumlah yang besar? Dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian (risiko), perilaku konsumen kadang-kadang sulit untuk diduga, bahkan ada yang tidak

129 117 rasional, serta bisa jasa berlawanan dengan asumsi dan teori konsumen. Probabilitas Probabilitas pada dasarnya mengacu pada kemungkinan bahwa suatu peristiwa akan terjadi. Misalkan anda sedang mengerjakan proyek pengeboran minyak, Probabilitas untuk berhasil adalah 30 persen dan gagal adalah 70 persen (ingat kembali bahwa probabilitas pada semua kejadian yang mungkin adalah 100 persen). Suatu pemahaman terhadap probabilitas yang objektif tergantung pada seringnya beberapa kejadian tertentu terjadi. Apabila 100 usaha pengeboran minyak di lepas pantai, 30 berhasil dan 70 gagal, maka dalam hal ini probabilitas keberhasilan sebesar 30 persen adalah objektif karena langsung berdasarkan pada seringnya hal yang sama terjadi. Pertanyaan yang muncul, bagaimana jika tidak ada pengalaman pada masa lalu untuk membantu mengukur probabilitas. Dalam hal ini tidak dapat disimpulkan probabilitas yang objektif sehingga diperlukan ukuran yang subjektif. Probabilitas subjektif yaitu persepsi bahwa suatu hasil akan terjadi. Persepsi dapat berdasarkan perilaku atau pengalaman seseorang. Jika probabilitas ditentukan secara subjektif, maka orang yang berbeda mungkin mengartikan probabilitas secara berbeda pada hasil yang berbeda, sehingga mereka membuat pilihan yang berbeda pula. Misalkan jika pengeboran minyak dilakukan pada lokasi yang sebelumnya belum pernah dilakukan, kemungkinan saya akan memberi nilai probabilitas subjektif yang lebih rendah dari anda, bahwa proyek itu akan berhasil karena saya kurang memahami mengenai bisnis minyak, sehingga kurang memahami informasi yang sama-sama kita terima. Informasi yang berbeda atau kemampuan yang berbeda untuk mengolah informasi yang sama dapat menjelaskan mengapa kemungkinan subjektif berbeda-beda di antara individu. Preferensi Individu terhadap Resiko Preferensi seseorang terhadap risiko berbeda-beda dalam hal kesediaannya

130 118 menanggung risiko. Ada yang suka dengan risiko, ada yang tidak suka terhadap risiko dan ada yang netral terhadap risiko. Orang yang lebih menyukai memperoleh pendapatan tertentu pada suatu pekerjaan dari pada melakukan pekerjaan berisiko dengan harapan pendapatan yang sama atau lebih besar disebut orang yang enggan terhadap risiko (risk averse). Takut atau enggan terhadap risiko merupakan sikap umum terhadap risiko. Memperhatikan bahwa kebanyakan orang lebih memilih menjadi pegawai Negeri dengan pendapatan tertentu. Kebanyakan orang tidak hanya membeli asuransi jiwa, tetapi juga membeli asuransi kesehatan, asuransi mobil, dan asuransi kebakaran. Kelompok yang kedua adalah orang suka dengan risiko, (risk taker) lebih memilih pendapatan yang tidak pasti, dibanding dengan pendapatan yang pasti, walaupun nilai yang diharapkan dari pendapatan tidak pasti itu sama atau lebih kecil dari pendapatan yang sudah pasti. Kelompok yang ketiga adalah orang yang netral terhadap risiko, hal mana kelompok ini acuh terhadap risiko, mereka tidak peduli antara pendapatan yang sudah pasti dan pendapatan yang tidak pasti dengan nilai yang diharapkan sama Ringkasan Bab 4 Teori perilaku konsumen menjelaskan tentang perilaku konsumen di pasar, yaitu menguraikan sikap konsumen dalam membeli dan memilih barang yang akan dibelinya. Teori ini dikembangkan dalam dua bentuk yaitu teori utilitas (kardinal) dan kepuasan sama atau indifferen (ordinal). Dalam teori utilitas dibedakan dua konsep yaitu; utilitas total dan utilitas marjinal. Utilitas total yaitu jumlah utilitas yang diperoleh dengan mengkonsumsi sejumlah barang. Sementara utilitas marjinal adalah tambahan utilitas yang diperoleh dari tambahan satu unit batang yang dikonsumsi, Pola mengkonsumsi suatu barang dipengaruhi oleh hukum utilitas yang semakin menurun. Artinya makin banyak suatu barang yang dikonsumsi maka semakin sedikit nilai utilitas marjinalnya dan pada akhirnya utilitas marjinal akan menjadi negatif. Pendekatan kedua yang menjelaskan perilaku konsumen dalam

131 119 mengkonsumsi barang dan jasa yaitu analisis kurva indifferen (kepuasan sama). Dalam analisis ini digunakan dua jenis kurva; yaitu kurva kepuasan sama dan kurva anggaran pengeluaran konsumen. Dengan menggunakan kedua kurva ini diperoleh bahwa konsumen akan memperoleh kepuasan maksimum apabila kurva indifferen tertinggi menyinggung garis anggaran pengeluaran konsumen. Perubahan harga suatu barang biasanya akan mempengaruhi permintaan barang lain. Apabila kedua jenis barang bersifat komplementer, maka kenaikan harga satu barang itu akan mengurangi permintaan barang itu sendiri dan barang yang satunya lagi. Sementara apabila kedua barang itu bersubstitusi, maka kenaikan harga salatu barang akan meningkatkan barang yang lainnya. Perubahan harga suatu barang memiliki efek substitusi dan efek pendapatan yang keduanya secara bersama-sama menyebabkan perubahan pilihan dalam konsumsi. Peningkatan harga akan menyebabkan penurunan jumlah barang yang diminta. Kecuali untuk kasus barang Giffen pengurangan harga akan menyebabkan lebih banyak barang yang diminta. Pertanyaan untuk bab IV 1. Jelaskan perbedaan antara nilai guna total dan nilai guna marginal? 2. Uraikan karakteristik dari nilai guna total dan nilai guna margin, serta gambarkan kurva nilai guna total dan nilai guna marginal berdasarkan karakteristik yang telah diuraikan? 3. Bagaimana seorang konsumen memaksimumkan kepuasannya, gambarkan dengan kurva indifferen dan kurva anggaran dalam satu grafik untuk menjawab pertanyaan ini? 4. Jelaskan bahwa kenapa dua kurva indifferen tidak boleh saling berpotongan. Asumsi apa yang dilanggar apabila kedua kurva tersebut berpotongan? 5. Jelaskan apa yang menyebabkan garis anggaran bergeser paralel dan bergeser dengan kemiringan yang berubah?

132 Uraikan apa yang dimaksud dengan tingkat pergantian marginal (marginal rate of substitution), dan bagaimana pengaruhnya terhadap kurva indifferen? 7. Jelaskan dengan grafik perbedaan antara efek pendapatan dan efek substitusi. Untuk menjawab pertanyaan ini asumsi bahwa harga satu barang mengalami kenaikan. 8. Nia adalah seorang konsumen yang memiliki gaji tetap setiap bulan sebesar Rp. 1,2 juta. Dengan penghasilan tersebut, Mia bermaksud membeli dua jenis barang yaitu A dan B. Harga barang A dan B adalah sama yaitu Rp per unit. Selera Mia terhadap barang A dan B dapat dilihat pada Tabel: Q MU A MU B Berdasarkan informasi tersebut maka; a. Berapa unit barang A dan B yang harus dibeli Mia agar kepuasannya maksimal? b. Berapa besar kepuasan yang diperoleh Mia pada kondisi pada pertanyaan a? c. Apabila harga barang A naik 50 persen, berapa barang A dan B yang dibeli Mia agar kepuasannya maksimal, dan berapa besar kepuasan yang diperoleh Mia dalam posisi ini? 9. Misalkan Nurul mempunyai uang Rp. 400 ribu, yang hanya mau digunakan untuk membeli Mangga dan Anggur. Harga mangga Rp. 20 ribu per kg sementara Anggur Rp. 40 ribu per kg. a. Jika Nurul hanya membeli Mangga berapa banyak mangga yang dapat dibeli? b. Apabila Nurul hanya membeli anggur berapa banyak anggur yang dapat dibeli? c. Apabila Nurul mengurangi konsumsi 1 kg anggur, berapa banyak tambahan mangga yang dapat dibeli? d. Tuliskan persamaan aljabar untuk kendala anggaran Nurul tersebut, kemudian gambarkan serta tunjukkan letak titik-titik pada pertanyaan a, b,

133 121 dan c? 10. Seorang konsumen cokelat dan keju mendapatkan kenaikan gaji dari 300 ribu menjadi` 400 ribu. Gambarkan dengan grafik apabila cokelat dan keju adalah barang normal. Kemudian tunjukkan apa yang terjadi apabila keju adalah barang imperior. 11. Berdasarkan soal Nomor 10. Kalau harga keju naik dari 20 ribu menjadi 30 ribu per kg, sementara harga cokelat tidak berubah (tetap Rp. 30 per kg), bagaimana pengaruhnya terhadap konsumsi cokelat dan anggur bagi seorang konsumen yang berpendapatan Rp. 300 ribu. Bedakan juga antara efek substitusi dan efek pendapatan. 12. Amir hanya membeli Kopi dan Roti a. Pada tahun 2012 Amir berpendapatan 1 juta, sedang harga Kopi Rp. 50 ribu per kg, sementara Roti Rp. 25 ribu per kg. Gambar batasan anggaran Amir? b. Apabila harga semua barang naik 20 persen akibat kenaikan harga BBM, gambarkan batasan konsumsi Kopi dan Roti Amir pada tahun 2013, bandingkan dengan tahun 2012? 13. Misalkan seorang konsumen bernama Amalia mengkonsumsi dua barang yaitu barang A dan B. Diketahui bahwa fungsi utility adalah U =AB; harga barang A (P A ) = Rp. 4000, sedang harga barang B (P B ) = Rp Pendapatan Amelia (I) Rp a. Berapa barang A dan B yang harus dibeli agar kepuasan maksimum? b. Kalau harga barang A naik menjadi Rp berapa barang A dan B yang dibeli agar kepuasan Amalia tetap maksimum? c. Gambarkan keseimbangan kepuasan maksimum Amalia sebelum dan sesudah adanya kenaikan harga barang A. d. Tentukan MRS untuk barang A dan B sebelum dan sesudah kenaikan harga barang A?

134 122 BAB V TEORI PRODUKSI Dewasa ini kita dapat menemukan berbagai jenis perusahaan, ada perusahaan swasta, perusahaan negara, perusahaan daerah, ada perusahaan yang bergerak di bidang pertanian, industri, perdagangan dan jasa. Ada perusahaan yang pemiliknya hanya satu orang, banyak orang, dan bahkan ada perusahaan yang pemiliknya terdiri dari ribuan orang melalui kepemilikan sahan. Para ekonom dalam menganalisis prilaku perusahaan, tidak membedakan apakah itu perusahaan pertanian tradisional, modern, perusahaan industri kecil, industri raksasa seperti industri pesawat, perusahaan transportasi darat, laut maupun udara, perusahaan swasta maupun perusahaan pemerintah. Para ekonom memandang perusahaan sebagai unit-unit usaha yang mempunyai tujuan yang sama yaitu memaksimumkan keuntungan. Oleh karena itu para ekonom melihat bahwa perusahaan akan melakukan kegiatan produksi sampai pada tingkat di mana keuntungan mereka mencapai jumlah maksimum Produksi dengan Satu Faktor Berubah Produksi dapat diartikan sebagai proses mengubah input menjadi output. Perusahaan dapat mengubah input menjadi output dengan berbagai berbagai variasi tenaga kerja, modal, dan peralatan produksi lainnya. Para ekonom menganalisis pilihan-pilihan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menghasilkan produk, mereka mengembangkan model produksi dengan melihat hubungan antara input dengan output yang cukup abstrak yang dibuat dalam fungsi produksi yaitu: Q = f(k.l) (5.1) Dimana Q = tingkat output K = Modal L = Tenaga kerja

135 123 Persamaan ini menunjukkan hubungan antara output (Q) dengan input modal (K) dan input tenaga kerja (L). Dalam model produksi satu faktor, maka faktor barang modal dianggap sebagai faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi tenaga kerja. Langka awal dalam menjelaskan teori produksi yaitu dengan mengasumsikan bahwa hanya ada satu faktor produksi yang berubah. Para ekonom awalnya mempelajari teori produksi dengan meningkatkan pemanfaatan tenaga kerja pada sebidang tanah yang tetap akan mempengaruhi output. Jadi dalam analisis tersebut diasumsikan bahwa faktor produksi lainnya seperti modal, tanah dan teknologi dianggap konstan. Dengan demikian satu-satunya faktor yang berubah adalah tenaga kerja. Produksi Total, Produksi Rata-rata, dan Produksi Marjinal Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi. Sementara produksi rata-rata (avarage product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi. Selanjutnya produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi. Produksi Total Fungsi produksi total dirumuskan: TP = f (K.L) (5.2) Dimana: TP = Total produksi K = Modal L = Tenaga kerja Secara matematis produksi total akan maksimal apabila turunan pertama dari fungsi produksinya nilainya sama dengan nol. Dalam hal ini turun pertama TP adalah MP. Jadi TP maksimum pada saat MP sama dengan nol. Produksi Rata-rata

136 124 Produksi rata-rata (AP) didapat dengan rumus: TP AP (5.3) L Secara matematis produksi rata-rata akan maksimum apabila turunan pertama dari AP sama dengan nol. (ӘP=0). Dengan penjelasan matematis AP akan maksimum pada saat AP=MP, dan MP akan memotong AP pada saat nilai AP maksimum. Produksi Marjinal Produk Marginal (Marginal Product) adalah tambahan output yang dapat dihasilkan dengan menggunakan satu unit tambahan input, dengan tetap mempertahankan faktor lain tetap, secara matematis dirumuskan: Produk fisik marjinal dari T.Kerja (MP L ) = TP L (5.4) Selama MP L lebih besar dari nol (MP L >0), perusahaan terus dapat menambah tenaga kerja. Namun apabila MP<0 maka penambahan tenaga kerja akan mengurangi produksi total. Para ekonom melihat bahwa produk marjinal dari sebuah masukan misalnya tenaga kerja tidak dapat ditambahkan secara terus menerus, dengan tetap mempertahankan luas tanah, pupuk dan peralatan lainnya tetap, pada akhirnya akan menurunkan produktivitas. Para ekonom menyebut kondisi ini sebagai hukum hasil yang semakin berkurang (the low of deminishing return). Hukum hasil yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja misalnya) terus menerus ditambah satu unit, pada awalnya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, akan tetapi setelah mencapai tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya akan mencapai titik negatif. Sifat penambahan produksi semacam ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan pada akhirnya akan mencapai tingkat maksimum dan selanjutnya mengalami penurunan. Untuk lebih memahami tentang produksi total, produksi rata-rata dan produksi marjinal, maka diberikan contoh pada Tabel 5.1.

137 125 Tanah Tabel 5.1. Total Produksi, Produksi Marjinal dan Produksi Rata-Rata T. Kerja (L) Total Produksi (TP) Produksi Marjinal(MP) Produksi Ratarata (AP) Apabila Tabel 5.1. dibuat dalam bentuk grafik, maka akan tampak seperti pada Gambar 5.2. TP TP L AP,MP AP MP L L Gambar 5.1. Kurva Produksi Total, Rata-rata, dan Marjinal

138 126 Gambar 5.1. menunjukkan adanya hubungan antara produk total (TP), produk marjinal (MP) dan produk rata-rata (AP). Pada awalnya saat penggunaan tenaga kerja (L) 1-6 orang MP masih berada di atas AP. Akan tetapi pada saat penggunaan tenaga kerja antara 6 dan 7 MP=AP, dan selanjutnya apabila tenaga kerja ditambah maka MP dan AP menurun, tetapi posisi AP berada di atas MP. Pada Waktu MP = 0, maka TP mencapai titik tertinggi, dan apabila tenaga kerja di tambah maka MP akan negatif dan TP menurun. Apabila data yang disajikan pada Tabel 5.1, merupakan faktor produksi yang bersifat kontinu, maka gambar 5.1 dapat diperluas seperti terlihat pada Gambar 5.2. TP MP=0 AP Max TP MP Max L AP,MP L Tahap I Tahap II Tahap I AP MP L

139 127 Gambar 5.2 menunjukkan kurva produksi di mana Total Produksi (TP) dan L adalah variabel continyu. Total produksi (TP) menunjukkan hubungan antara jumlah produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan produk. Gambar 5.2 juga menunjukkan bahwa terdapat tiga tahap penting atas gerakan perubahan nilai total produksi (TP). Tahap pertama penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Oleh karena itu hasil produksi yang diperoleh dari penambangan tenaga kerja masih lebih besar dari tambahan biaya tenaga kerja yang harus dibayarkan, perusahaan rugi apabila ia berhenti berproduksi pada tahap ini (tahap ini dimulai dari penggunaan nol tenaga kerja sampai pada saat AP maksimum yang ditandai dengan perpotongan garis MP dan AP). Tahap kedua dimulai dari AP maksimum, baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Meskipun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja tetap menambah produksi total sampai mencapai MP sama dengan nol (MP=0) atau slop kurva TP di atas sejajar dengan sumbu horisontal. (Tahap ini dimulai dari saat MP berpotongan dengan AP (MP=AP) sampai MP=0). Tahap ketiga pada dasarnya perusahaan tidak dapat lagi menambah produksi, karena apabila perusahaan menambah tenaga kerja, maka produksi justru menurun ( tahap ini dimulai saat MP lebih kecil dari nol; MP < 0). Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan jauh melebihi dari jumlah yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas produksi.

140 128 Contoh Soal Diketahui fungsi produksi dari suatu perusahaan: Y = 30L 2 0,25L 3 Dimana: Y= output yang dihasilkan dan L= faktor produksi tenaga kerja; Ditanyakan: 1. Tentukan fungsi AP L dan MP L? 2. Hitung MP L dan TP maksimum? 3. Buktikan bahwa kurva MP L akan memotong kurva AP L, saat AP L minimum. Jawab: 1. fungsi AP L dan MP L? Y AP L 30L 0,25L 2 L Y MP L 60L 0,75L 2 L 2. MP L dan TP maksimum TP maksimum diperoleh apabila MP L = 0 sehingga; 60L 0,75L 2 = 0 L (60 0,75L) = 0 L = 80 TP maksimum = 30 L 2-0,25 L 3 = 30 (80) 2-0,25(80) 3 = 30(6400) - 0,25 (512000) = = unit MP maksimum didapat pada saat MP = 0 Y MP L 60L 0,75L 2 MP = 60 1,5L

141 129 L = 40 MP maksimum = 60L 0,74L 2 = 60(40) 0,75(40) 2 = = Kurva MP L akan memotong kurva AP L, saat AP L maksimum AP L maksimum dicapai pada saat AP L = 0 sehingga diperoleh; AP L = 30L 0,25L 2 AP L = 30 0,50L L = 60 AP L maksimum = 30L 0,25 L 2 = 30 (60) 0,25(60)2 = = 900 MPL pada saat L = 60 adalah: 60L 0,75L 2 = 60(60) 0,75(60) = 900 Jadi terbukti bahwa pada AP L maksimum pada saat MP L memotong AP L. Perkembangan Teknologi Produktivitas tenaga kerja dapat ditingkatkan dengan menerapkan teknologi yang lebih baik. Tenaga kerja dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Misalnya tenaga kerja pada bagian administrasi, yang pada mulanya menggunakan mesin ketik (teknologi tradisional), kemampuan tenaga kerja untuk menyelesaikan tugas-tugas administrasi relatif terbatas. Dengan perkembangan teknologi komputer, maka pekerjaan-pekerjaan administratif dapat diselesaikan lebih cepat. Oleh karena itu tenaga kerja harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi, jadi tenaga kerja dan teknologi tidak dapat dipisahkan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5.3.

142 130 Output Q 3 TP 3 Q 2 TP 2 Q 1 TP 1 0 L 1 L 2 L* L 3 Tenaga Kerja Gambar 5.3. Pengaruh Kemajuan Teknologi Terhadap Total Produksi Gambar 5.3. menunjukkan dampak perbaikan teknologi terhadap peningkatan produktivitas tenaga kerja. Meskipun hukum hasil yang semakin berkurang tetap berlaku, akan tetapi dengan adanya perbaikan teknologi dapat menghambat penurunan produktivitas. Pada Mulanya proses produksi dengan menggunakan tenaga kerja sebanyak L 1 sudah berlaku penurunan produktivitas tenaga kerja. Apabila tidak ada perbaikan teknologi, maka pada saat dilakukan penambahan tenaga kerja menjadi L 2, maka produksi akan turun dalam arti lebih kecil dari Q 1, namun dengan adanya perbaikan teknologi, maka penambahan tenaga kerja produksi naik menjadi Q 2..Paul Krugman peraih hadiah Nobel di bidang Ekonomi tahun 2008 menyatakan bahwa makin banyak barang dan jasa diproduksi di satu pabrik yang sama, maka biaya produksi akan lebih murah. Konsep itu melahirkan konsep skala ekonomi yang sekaligus merontokkan teori comparative advantage. Kerontokan itu semakin cepat dengan perkembangan teknologi, utamanya konvergensi TIK (teknologi informasi dan komunikasi).

143 131 Krugman juga pernah mengeritik dengan pedas konsep atau strategi pembangunan ekonomi negara berkembang termasuk Indonesia. Karena pertumbuhan ekonomi Indonesia pada prinsipnya lebih banyak disebabkan oleh perasan keringat, bukan oleh kedigdayaan otak berupa kreatifitas dan inovasi dari segenap eksponen bangsa. Pertumbuhan ekonomi yang selama ini terjadi tidak bermutu karena penambahan input berupa akumulasi modal dan tenaga kerja, dan bukannya peningkatan output. Daya ungkit teknologi seperti yang dialami oleh negara-negara maju tidak terjadi di sini. Penggunaan input yang berlebihan tidak dibarengi dengan kenaikan output per satuan input, hal itu menyebabkan pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak akan bertahan lama dan sangat rentan terhadap gejolak eksternal Produksi dengan dua Faktor Berubah Telah diuraikan sebelumnya bahwa fungsi produksi dengan satu faktor berubah dalam hal ini tenaga kerja, sementara faktor lainnya yaitu modal dianggap konstan. Pada bagian ini kita akan membahas produksi dengan kombinasi tenaga kerja dan modal berubah. Pada bagian ini akan diuraikan bagaimana perusahaan memilih kombinasi tenaga kerja dan modal untuk memproduksi output yang sama. Isokuan (Isoquant) Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam input variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu, sehingga menghasilkan tingkat produksi yang sama. Jadi analisis produksi dengan dua faktor input (semua faktor) input adalah variabel, baik K maupun L. Karakteristik Kurva isokuan Kurva isokuan memiliki beberapa karakteristik yang perlu diperhatikan antara lain: - Sama dengan kurva indifferen yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah (down ward sloping).

144 Modal Cekung terhadap titik 0 - Dua buah atau lebih isokuan tidak salin berpotongan - Isokuan yang lebih tinggi menunjukkan output yang lebih tinggi. - Kemiringan isokuan menunjukkan MRTS (Marginal Rate of Technical Substitution). MRTS merupakan kemiringan garis (slope) kurva isokuan menunjukkan secara teknis berapa input K dan L dapat saling diubah untuk menghasilkan output yang sama. Jadi MRTS dapat diformulasikan: Q K MRTS L atau dapat ditulis: L Q K MRTS MP MP L K (5.5.) Tabel 5.2. Jumlah Modal, T. Kerja, dan Output O U T P U T T. kerja Tabel 5.2. menunjukkan bahwa baik K maupun L dapat dikombinasikan untuk mendapatkan output yang sama, misalnya untuk output (Q)= 14 kombinasi antara K dan L yang mungkin K =5 dan L =1, atau K=1 dan L=4. Untuk Q=29 kombinasi K dan L yang mungkin adalah K=5 dan L= 2, atau L=4 dan K=2, dan seterusnya. Oleh

145 133 karena itu untuk menghasilkan output yang sama terdapat berbagai kombinasi K dan L, misalnya untuk Q=13 terdapat empat kombinasi, dan untuk menghasilkan Q=25 terdapat 2 kombinasi. Berbagai kombinasi input K dan L digambar dalam satu kurva yang disebut dengan kurva Isokuan seperti terlihat pada Gambar 5.4 K 5 A C E 3 F 2 1 D B Q 1 Q 2 Q Gambar 5.4. Kurva Isokuan L Gambar 5.4. menunjukkan isokuan produksi berbagai kombinasi input L dan K yang diperlukan sebuah perusahaan untuk memproduksi sejumlah output tertentu. Sejumlah isokuan atau peta isokuan menunjukkan fungsi peroduksi perusahaan. Output akan bertambah pada saat kita bergerak dari isokuan Q1 (dimana terdapat 14 unit yang diproduksi pada titik A dan B), ke isokuan Q2 (terdapat 29 unit yang diproduksi pada titik C dan D), dan ke Q3 (terdapat 42 unit yang diproduksi pada titik E dan F). Gambar 5.4. juga menunjukkan bahwa MRTS semakin berkurang selagi kita bergerak ke bawah pada kurva isokuan. MRTS semakin berkurang menunjukkan bahwa produktivitas yang dimiliki oleh setiap input itu adalah terbatas. Semakin banyak tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi sebagai substitusi modal, maka produktivitas tenaga kerja semakin berkurang. Demikian halnya dengan modal,

146 134 semakin banyak modal yang ditambahkan dalam proses produksi sebagai pengganti tenaga kerja, maka produktivitas modal semakin berkurang. Oleh karena kita menjaga agar output konstan, dengan bergerak sepanjang kurva isokuan, maka perubahan total dari output harus sama dengan nol. Dengan demikian maka; (MP L )( L) + (MP K )( K) = 0 Dengan menyusun kembali bentuk tersebut maka; (MPL)/MPK) = -( K/ L) = MRTS (5.6) Persamaan tersebut menunjukkan bawa MRTS antara input adalah sama dengan rasio input produk fisik marjinal. Rumusan ini sangat berguna ketika kita melihat minimisasi biaya penggunaan input. Fungsi Produksi Dua Kasus Khusus Dalam fungsi produksi khusus yang pertama, nilai MRTS dapat kontan atau nol. MRTS konstan apabila dua faktor produksi misalnya tenaga kerja dan modal yang digunakan bersifat substitusi semperna (perfct subtitution) sepeti terlihat pada gambar 5.6. Dalam hal ini MRTS konstan untuk semua titik pada Isokuan. Akibatnya output yang sama misalkan Q 3 dapat diproduksi kebanyakan dari modal pada titik A, kebanyakan dari tenaga kerja pada titik C, atau kombinasi seimbang dari tenaga kerja dan modal pada titik B. Modal A B C Q 1 Q 2 Q 3 0 Tenaga Kerja Gambar 5.5. Isokuan dengan Input Substitusi Sempurna

147 135 Fungsi produksi khusus yang kedua yaitu fungsi produksi proporsi tetap. Dalam kasus ini tidak mengkin melakukan substitusi diantara dua input tersebut. Hal tersebut disebabkan karena setiap tingkat output membutuhkan kombinasi spesifik atas tenaga kerja dan modal. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5.6. Modal K/L 4 2 A B C Q 1 Q 2 Q Tenaga Kerja Gambar 5.6. Inokuan dengan Input Komplementer Murni Gambar 5.6. Menunjukkan bahwa tambahan output tidak dapat diperoleh kecuali kalau ditambahkan lebih banyak modal dan tenaga kerja proforsi yang spesifik. Akibatnya isokuan berbentuk huruf L. Apabila isokuan berbentuk L, maka hanya satu kombinasi dari tenaga kerja dan modal yang dapat digunakan untuk memproduksi sejumlah ouput tertentu seperti titik A pada Isokuan Q1, titik B pada isokuan Q2, dan titik C pada Isokuan Q3. Apabila hanya menambah satu tenaga kerja atau hanya menambahkan satu modal saja, maka output tidak berubah. Fungsi produksi dengan proporsi tetap menunjukkan keterbatasan metode produksi yang tersedia bagi perusahaan. Misalnya produksi foto, mungkin melibatkan

148 136 gabungan antara juru foto dengan kamera. Untuk membuat lebih banyak foto, maka jumlah kamera dan juru foto harus ditambahkan secara sebanding Garis Anggaran (Isocost) Dalam upaya untuk menghemat biaya dan memaksimumkan keuntungan, maka perusahaan harus berusaha untuk meminimumkan biaya produksi, karena itu perlu dibuat garis anggaran biaya sama (isocost). Garis anggaran ini menunjukkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Untuk dapat membuat garis anggaran biaya sama ini maka paling tidak diperlukan data antara lain; jumlah dana yang tersedia untuk membeli faktor-faktor produksi, dan harga faktor-faktor produksi yang digunakan. Dalam kenyataan bahwa setiap perusahaan dihadapkan pada keterbatasan anggaran. Oleh karena itu anggaran yang ada perlu dipergunakan dengan efisien. Anggaran dikatakan efisien apabila penggunaan anggaran tersebut menghasilkan output yang maksimum. Misalnya PT. Anu memiliki anggaran produksi sebesar Rp juta, biaya tenaga kerja per unit 2 juta; dan biaya modal per unit adalah Rp. 4 juta. Berdasarkan dara tersebut maka garis anggaran PT. Anu dapat dibuat: K TC TC 1 TC L Gambar 5.7. Garis Anggaran (Isocost)

149 137 Garis anggaran secara matematis dapat dirumuskan: B = r k K + w L L (5.7) Dimana B = Anggaran perusahaan r k = harga input K (modal) K = Modal w L = harga input L (tenaga kerja) L = tenaga kerja Persamaan 5.7. menunjukkan bahwa besarnya anggaran sama dengan total pengeluaran untuk input modal (K) dan input tenaga kerja (L). Persamaan itu di ubah mendapatkan L dan K. misalnya untuk mendapatkan L dapat diubah menjadi: r L L = B - w K K B rk L K (5.8) w w L L Kemiringan (slope) garis anggaran adalah -r K /w L. Kita kembali pada contoh yang sudah ada Garis anggaran adalah: 2000 = 4K + 2L 2L = K L = K Maksimisasi Output Setelah memahami isokuan dan isocast, maka selanjutnya kita dapat menentukan bagaimana produsen mengkombinasikan input-input dalam rangka

150 138 memaksimumkan output. Kita berasumsi bahwa produsen mengkombinasikan inputinput secara rasional, yaitu mereka menggunakan input-input yang ada untuk memaksimumkan output yang dapat mereka capai, dengan keterbatasan anggaran yang mereka miliki. Maksimisasi output dapat dicapai oleh perusahaan apabila: Pertama berada pada garis anggaran (isocost), dengan asumsi bahwa seluruh anggaran habis dibelanjakan, maka seluruh daerah sebelah kanan atas garis anggaran tidak dapat dibeli dengan iscost yang ada, karena itu satu-satunya pilihan yang mungkin dan logis adalah berapa tepat pada garis anggaran. Kedua harus memenuhi kombinasi inputinput yang digunakan oleh produsen dalam menghasilkan output. Kedua syarat ini memudahkan dalam memaksimalkan output dengan memilih titik tepat pada isocost yang bersinggungan dengan isokuan seperti terlihat pada Gambar 5.7. Gambar 4.8 menunjukkan bagaimana Maksimisasi output dapat diselesaikan. Dalam gambar ini terdapat tiga kurva isokuan, kurva yang paling dalam adalah Q 1 menghasilkan output yang paling rendah, Q 2 menghasilkan Output tertinggi kedua, dan Q 3 menghasilkan output tertinggi. Perhatikan kombinasi K dan L untuk memaksimumkan output. Kombinasi pada titik B dengan K dan L masing-masing 0K 2 dan OL 2 pada isokuan Q 2. Pada isokuan Q1 terdapat dua titik potong antara output Q1 dengan garis anggaran, yaitu titik A dan C. Jadi perusahaan masing-masing memungkinkan untuk mengubah kombinasi yang dapat memberikan hasil yang lebih baik/tinggi. Isokuan bersinggungan dengan garis anggaran pada titik B. Ini berarti bahwa tidak mungkin lagi melakukan perubahan kombinasi, karena apabila perusahaan menginginkan isokuan yang lebih tinggi maka hal tersebut sudah berada di luar kemampuan perusahaan. Persinggungan antara isokuan dan isocost berarti ada kesamaan kemiringan (slope) antara isocost (Q 2 ) dengan garis anggaran. Hal tersebut berarti bahwa untuk mencapai output maksimum syaratnya: ӘK/ ӘL = MP L /MP K = w L /r K ӘK/ ӘL = MRTS = kemiringan kurva isokuan (5.9)

151 139 K K3 A K2 B Q 3 K1 C Q 2 Q 1 0 L1 L2 L3 Gambar 5.8. Maksimisasi Output 2000 L Contoh Soal Diketahui misalnya Fungsi produksi Q = K 0,5 L 0,5 Dengan jumlah anggaran yang tersedia B = 200 juta Biaya tenaga kerja w = 2 juta dan biaya Modal r = 2 juta Ditanyakan; kombinasi penggunaan input yang optimal dan berapa total produksi (Q): Jawab: Q = K 0,5 L 0,5 dengan batasan 200 2L 2K Fungsi produksi dan batasan anggaran diubah menjadi fungsi lagrange sebagai berikut: = K 0,5 L 0,5 + λ(200 2L 2K) (1)

152 140 0,5 0, 0,5K L 5 2K K 0 0,5 0,5 0,5K L (2) 2K 0,5, 0,5K L0 5 2L 0 L (200 2L 2K) 0 0,5 0,5 0,5K L (3) 2L (4) Dengan menyamakan persamaan (2) dan (3) maka diperoleh; 0,5 0,5K L 2K K L 1 1 0,5 =,5 0,5K L 2L 0 0,5 Jadi L = K (5) Substitusi pada garis anggaran (persamaan 4) 200 = 2L + 2K= 0 4K = 200 K = 50 L = K = 50 Jadi kombinasi input maksimal adalah tenaga kerja (L)=50, dan modal (K)=50. Sementara jumlah output maksimum adalah: Q = 50 0,5 50 0,5 Q = 7,071 x 7,071 = 50 unit B = 2(50) + 2(50) = 200 (jadi total anggaran terpakai semua) Skala Hasil Karena fungsi produksi merupakan representasi dari metode produksi aktual,

153 141 maka para ekonom memberikan perhatian penuh pada bentuk fungsi-fungsi produksi tersebut. Pertanyaan pertama yang muncul adalah bagaimana respon kuantitas output terhadap kenaikan input secara bersamaan. Misalkan seluruh input dilipat duakan, apakah output akan naik dua kali lipat pula, atau tidak. Dalam hal ini kita perlu mempertanyakan skala hasil (return to scale) yang dimiliki oleh sebuah fungsi produksi. Sebuah fungsi produksi dikatakan menunjukkan skala hasil konstan (constant return to scale) apabila peningkatan seluruh input sebesar dua kali lipat, menyebabkan peningkatan output sebesar dua kali lipat pula. Apabila penggandaan input menghasilkan penggunaan output yang kurang dari dua kali lipat, maka fungsi produksi tersebut disebut fungsi produksi dengan skala hasil yang menurun (decreasing return to scale), dan apabila penggandaan input menghasilkan output lebih dari dua kali libat disebut fungsi produksi dengan skala hasil meningkat (increasing return to scale). Skala Hasil yang Meningkat Apabila tambahan hasil lebih dari dua kali lipat pada saat input dilipat gandakan disebut produksi dengan skala hasil meningkat (increasing return to scale). Hal tersebut mungkin disebabkan karena makin besarnya skala operasi dari manajer dan pekerja untuk melakukan spesialisasi dan mendayagunakan mesin dan peralatan yang lebih baik dalam skala produksi yang lebih besar. Skala pengembalian yang meningkat merupakan persoalan penting dalam hal kebijakan publik. Apabila ditemukan skala pengembalian yang meningkat, maka secara ekonomis mengungkapkan bahwa memiliki suatu perusahaan besar yang berproduksi dengan biaya yang relatif rendah dari pada mempunyai banyak perusahaan dengan biaya yang relatif besar. Karena perusahaan besar semacam ini dapat mengendalikan harga yang ditetapkannya, sehingga perlu ada regulasi. Misalnya pengembalian yang meningkat dalam penyediaan listrik, adalah salah satu alasan mengapa pemerintah Indonesia mempunyai perusahaan listrik yang besar dan

154 142 diregulasi. Modal A B Q=20 Q=40 Q= Tenaga Kerja Gambar 5.9. Skala Hasil yang Meningkat Gambar 5.9. menunjukkan skala hasil yang meningkat, ketika input tenaga kerja dan modal digunakan masing-masing sebesar 4 dan 2 unit, jumlah output yang dihasilkan sebesar 20 unit, dan pada saat input dinaikkan dua kali lipat, maka output naik lebih dua kali lipat. Terlihat bahwa kurva output sebesar 40 berada di bawah titik B dengan kombinasi input dua kali lipat, dan kurva output 60 semakin merapat dengan kurva output 40. Skala Hasil Tetap Kedua, pada saat skala produksi di mana input dilipat gandakan, maka ouput ikut berlibat ganda pula. Dalam hal ini kita sebut skala hasil tetap (constant return to scale). Dengan skala hasil yang tetap, maka besarnya operasi perusahaan tidak mempengaruhi produktivitas dari faktor-faktor produksinya. Produktivitas rata-rata dan marjinal dari input-input yang digunakan adalah konstan, apakah perusahaan itu kecil atau besar. Dengan skala pengembalian yang tetap, maka suatu pabrik yang menggunakan proses produksi tertentu, dengan mudah dapat dibuat kembali, sehingga kedua pabrik menghasilkan output dua kali lipat.

155 143 Modal 6 C 4 2 A B Q=40 Q= 60 Q= Gambar Skala Hasil Konstan Tenaga Kerja Gambar menunjukkan skala hasil konstan, ketika input tenaga kerja dan modal digunakan masing-masing sebesar 4 dan 2 unit, jumlah output yang dihasilkan sebesar 20 unit, dan pada kedua input dinaikkan dua kali lipat, maka output ikut naik dua kali lipat pula. Terlihat bahwa ketika input tenaga kerja digandakan dari 4 menjadi 8 dan modal digandakan dari 2 menjadi 4, maka ouput naik dua kali lipat yaitu naik dari 20 menjadi 40 unit. Dan pada saat tenaga kerja dan modal digandakan lagi masing-masing menjadi 12 dan 6 unit, maka output naik menjadi 60 unit. Skala Hasil Menurun Ketiga, yaitu ketika output yang dihasilkan kurang dari dua kali lipat apabila input dilipat gandakan disebut skala pengembalian menurun (decreasing return to scale). Kondisi seperti ini sangat mungkin terjadi pada perusahaan yang melakukan produksi dengan skala besar. Hal ini dapat terjadi disebabkan karena kerumitan organisasi dalam mengelola skala usaha yang cukup besar, sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas dari tenaga kerja maupun modal. Komunikasi yang terjadi

156 144 antara manajer dan karyawan kurang berjalan, sehingga skala pengembalian menurun disebabkan karena masalah koordinasi. Modal 9 C Q=60 5 B 2 A Q=40 Q= Tenaga Kerja Gambar Skala Hasil yang Menurun Gambar menunjukkan skala hasil yang menurun (decreasing return to scale), ketika input tenaga kerja dan modal digunakan masing-masing sebesar 2 unit, jumlah output yang dihasilkan sebesar 20 unit, dan pada saat input dinaikkan lebih dari dua kali lipat (2,5 kali) yaitu masing-masing menjadi 5 unit, maka output baru naik dua kali lipat menjadi 40 unit. Terlihat pula bahwa ketika input tenaga kerja dan modal dinaikkan lagi masing-masing menjadi 9 (lebih dari dua kali lipat), output hanya naik menjadi 60 unit. Kemajuan Teknologi Fungsi produksi pada dasarnya menggambarkan tentang pengetahuan teknis (teknologi) yang dimiliki perusahaan tentang, bagaimana menggunakan input-input guna menghasilkan output. Pada saat perusahaan dapat memperbaiki proses produksi, maka fungsi produksi akan berubah. Misalkan perusahaan mengganti

157 145 mesin-mesin tua yang sudah ketinggalan dengan mesin baru yang lebih canggih dan efisien. Di samping mesin dan peralan, tenaga kerja juga menjadi bagian dari kemajuan teknis, karena mereka harus lebih terlatih dalam mengejakan pekerjaanpekerjaan khusus. Mesin/ Modal K 1 B K 2 C A D Q=100 (Periode 1) Q=100 (periode 2) 0 L 2 L 1 Tenaga Kerja Gambar Dampak Kemajuan Teknologi Gambar 5.12 menunjukkan bahwa dengan kemajuan teknologi yang dimiliki perusahaan, maka tingkat produksi sebesar 100 unit dapat dihasilkan dengan menggunakan modal dan tenaga kerja yang lebih sedikit. Tingkat produksi/output awal (periode I) dapat diproduksi dengan menggunakan kombinasi tenaga kerja dan modal yaitu L 1 dan K 2, atau L 2 dan K 2, atau jumlah kombinasi output lainnya. Dengan adanya penemuan baru pada teknologi produksi, maka produksi/output pada periode kedua, dengan tingkat output yang sama yaitu 100 unit dapat diproduksi dengan menggunakan input yang lebih sedikit. Misalkan isokuan Q = 100 (periode 1) bergeser ke dalam Q = 100 (periode 2), maka pada periode kedua ini menjadi mungkin menghasilkan output yang sama dengan modal sama tetapi tenaga kerja

158 146 yang lebih sedikit (L 2 ) pada titik C. Bahkan dimungkinkan pula Q=100 (periode 2) dengan lebih sedikit modal dan lebih sedikit tenaga kerja dibanding sebelumnya pada titik D. Dengan demikian kemajuan teknologi (technical progress) menunjukkan penghematan secara riil pada input-input seperti pada gambar Seorang ekonom Inggris bernama John Richard Hicks pemenang hadiah nobel tahun 1972, mengklasifikasi kemajuan teknologi berdasarkan pengaruhnya terhadap kombinasi penggunaan faktor produksi. Apabila kemajuan teknologi menghasilkan porsi penggunaan barang modal menjadi lebih besar dibanding dengan tenaga kerja, maka disebut teknologi padat modal (capital intensive). Sebaliknya apabila penggunaan tenaga kerja lebih besar dari pada porsi modal disebut teknologi padat karya (labor intensive). Dan apabila tidak mengubah porsi, maka disebut teknologi netral (neutral technology). Perubahan itu dapat dilihat angka MRTS yang tercermin pada sudut kemiringan isokuan. Seperi terlihat pada Gambar Modal Modal 0 T.Kerja 0 a. Teknologi padat modal b. Teknologi netral T.Kerja Modal 0 c. Teknologi padat karya T.Kerja

159 147 Contoh Soal PT. Maju Memproduksi barang Q dengan fungsi produksi: Q = 10 KL Dimana Q = Jumlah output K = modal/mesin L = tenaga kerja 1. Mislakan PT. X ingin memproduksi 80 Q per hari, berapa K dan L yang digunakan? 2. Jika PT. X menemukan teknologi produksi baru sehingga fungsi produksi menjadi Q = 20 KL berapa K dan L yang digunakan untuk menghasilkan output sebesar 80 unit. 3. Gambarkan dalam 1 grafik hasil yang anda dapatkan pada pertanyaan 1 dan 2 dan apa kesimpulan anda? Jawab: 1. Untuk menghasilkan output sebesar 80 unit maka fungsi produksi menjadi: 80 = 10 KL 8 = KL 64 = K.L. Dengan demikian semua kombinasi K kali L yang perkaliannya sama dengan 64 akan menghasilkan output (Q)= 80 seperti terlihat pada Tabel Dengan temuan teknologi baru untuk menghasilkan output Q, sehingga fungsi produksi menjadi Q = 20 KL

160 148 Maka sekarang kita dapat membandingkan kemajuan teknologi tersebut dengan sebelumnya: 80 = 20 KL 4 = KL 16 = K. L Dengan demikian semua kombinasi K kali L yang perkaliannya sama dengan 16 akan menghasilkan output (Q)= 80 seperti terlihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Kombinasi K dan L untuk Menghasilkan Q=80 Teknologi Lama Teknologi Baru (KL) Modal (K) T. Kerja (L) (KL) Modal K) T. Kerja(L) , , , , , , , , Berdasarkan hasil perhitungan dan Tabel 5.3. maka dapat dibuat grafik kemajuan teknologi produksi seperti terlihat pada Gambar Modal (K) 16 Q=80 Setelah Teknologi baru Q=80 dengan Teknologi lama

161 149 Gambar 5.14 menunjukkan bahwa Isokuan Q=80 sebelum dan sesudah teknologi baru diturunkan langsung dari Tabel 5.3. Gambar 5.14 menunjukkan bahwa kemajuan teknologi produksi menyebabkan isokuan bergeser ke dalam. Sebelum ditemukannya teknologi baru dibutuhkan 4 pekerja dan 16 modal untuk menghasilkan output sebesar 80 unit, namun setelah ditemukannya teknologi produksi yang baru, maka perusahaan hanya membutuhkan 1 orang tenaga kerja dan 16 modal untuk memproduksi 80 unit output. Dengan demikian teknologi produksi dapat menghemat biaya bagi perusahaan Jalur Perluasan (Expantion Path) Sudah disebutkan sebelumnya bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan laba. Oleh karena itu dalam jangak pendek maupun dalam jangak panjang perusahaan harus senantiasa bekerja dengan efisien. Pada umumnya perusahaan yang profesional senantiasa membuat target yang akan dicapai baik dalam jangka pendek ( 1 tahun) maupun jangka panjang (lebih dari 1 tahun). Dalam jangka pendek perusahaan umumnya memiliki keterbatasan dalam melakukan kombinasi input, namun dalam jangka panjang perusahaan memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi dalam melakukan kombinasi faktor-faktor produksi. Telah dijelaskan bahwa kondisi optimum produsen tercapai pada saat rasio

162 150 antara marjinal produk dan harga untuk masing-masing input itu sama. Jadi dalam bentuk matematika dapat ditulis: MP1 P 1 MP2 P 2... MP P n n Jalur perluasan (Expantion Path) yaitu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi optimum produsen, yaitu keseimbangan produsen pada berbagai tingkat output, seperti terlihat pada Gambar Gambar menunjukkan bahwa keseimbangan awal produsen berada pada titik A yaitu persinggungan antara garis anggaran/isocost (I 1 ) dengan isokuan (Q 1 ). Untuk fungsi produksi dengan skala hasil konstan (Constant return to scale; CRS), garis berluasan berbentuk garis lurus, karena rasio faktor produksi tidak berubah. Oleh karena itu pada saat perusahaan dapat meningkatkan anggarannya, maka garis anggaran akan bergeser ke luar pada I 2, I 3 dan I 4. Dan apabila perusahaan mempertahankan kombinasi rasio inputnya maka tingkat keseimbangan baru berpindah ke titik B, C, dan D. Modal (K) Expantion Path C D B A Q 4 Q 3 0 Q 1 Q 2 I 1 I 2 I 3 I 4 Gambar Jalur Perluasan T.kerja(L)

163 151 Contoh Soal: CV. Kita, memiliki fungsi produksi yaitu Q = KL dan fungsi biaya TC = K + L. Tentukan kombinasi input yang optimal untuk tingkat output masing-masing (Q=25, 50, 75, dan 100), kemudian gambarkan jalur perluasannya. Jawab: = K + L +λ(25-kl) 1 L 0 K 1 K 0 L 1 L 1 K (1) (2) 25 KL 0 Dengan menyamakan (1) dan (2) maka 1 1 K L jadi K L Oleh karena itu 25-K(K) = 0 K 2 = 25 K = 5 Karena K=5, maka L = 5 Untuk Output/produksi 50 unit, langsung dihitung: K 2 = 50 K = 7,07 K = 7,07 Untuk output, 75 dan seterusnya dihitung dengan cara yang sama. Dan hasil hasilnya dapat dilihat pada Tabel 5.4. (3)

164 152 Q K L TL = K+L ,07 8, ,18 5 7,07 8, , ,14 17, ,36 Modal (K) A B C D Expantion Path Q=100 0 Q=75 Q=25 Q= I Gambar 5.6 Jalur Perluasan CV. Kita T.kerja(L) 5.6. Ringkasan Bab 5 Fungsi produksi (production function) menggambarkan tentang produksi (output) yang dapat dihasilan oleh perusahaan dengan melakukan kombinasi inputinput tertentu. Produktivitas marjinal dari suatu input yaitu tambahan output yang dapat dihasilkan dengan adanya tambahan satu unit input tertentu. Dengan asumsi ceteris paribus, maka produktivitas marjinal suatu input akan menurun apabila input tersebut semakin digunakan dalam proses produksi. Kurva isokuan menunjukkan tentang semua kombinasi input-input yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Slope isokuan adalah negatif (-), slope isokuan ini disebut sebagai tingkat substitusi

165 153 teknis marjinal (MRTS) yang menunjukkan bagaimana suatu input dapat digantikan dengan input lainnya dengan output yang tetap. Garis anggaran (isocost) menunjukkan gabungan faktor-faktor produksi yang dapat diperoleh dengan menggunakan sejumlah biaya tertentu. Maksimisasi output dapat dicapai oleh perusahaan apabila: Pertama berada pada garis anggaran (isocost), Kedua harus memenuhi kombinasi input-input yang digunakan oleh produsen dalam menghasilkan output. Skala hasil (return to scale), berkaitan dengan respon output terhadap kenaikan yang sebanding dari kenaikan keseluruhan input. Apabila penggandaan input mengakibatkan penggandaan output lebih besar dari penggandaan inputnya, menunjukkan skala hasil meningkat (increasing return to scale). Apabila penggandaan input mengakibatkan penggandaan output sama dengan penggandaan inputnya, menunjukkan sakal hasil tetap (constant reasing return to scale), dan apabila penggandaan input mengakibatkan penggandaan output lebih kecil dari penggandaan inputnya, menunukkan skala hasil menurun (decreasing reasing return to, scale). Penggunaan teknologi baru yang lebih baik oleh suatu perusahaan, dapat menggeser peta isokuan ke dalam bagi perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat output tertentu dapat dicapai oleh perusahaan dengan kombinasi input yang lebih sedikit. Secara umum perusahaan senantiasa berusaha untuk memperluas usahanya atau meningkatkan kapasitas produksinya, apabila mereka memiliki kemampuan untuk meningkatkan suberdayanya. Jalur perluasan (Expantion Path) yaitu garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi optimum bagi produsen, yaitu keseimbangan produsen pada berbagai tingkat output. Pertanyaan untuk bab V 1. Jelaskan perbedaan antara input tetap dan input variabel? 2. Jelaskan dengan gambar, hubungan antara total produksi (TP), produksi marjinal

166 154 tenaga kerja (MP L ), dan produksi rata-rata (AP), kemudian tunjukkan bagaimana menentukan output di mana AP=MP L. 3. Dengan jumlah anggaran dan harga input tertentu, bagaimana perusahaan memaksimumkan produksinya dengan anggaran tersebut? Jelaskan dengan menggunakan gambar. 4. Jelaskan dengan angka, dan gambarkan apa yang dimaksud dengan the low of the minishing retun. 5. Isokuan dapat berbentuk cembung, liner atau berbentuk L. Jelaskan apa yang ditunjukkan oleh masing-masing bentuk kurva isokuan tersebut dalam hubungannya dengan fungsi produksi? 6. Jelaskan mengapa sebuah perusahaan dengan fungsi produksi proporsi tetap (constant return to scale) tidak dapat menggantikan satu input dengan input lainnya dengan output diasumsikan tetap? 7. Jelaskan apa yang dimaksud dengan tingkat substitusi teknis marjinal (MRTS)? 8. Jelaskan mengapa tingkat substitusi teknis marjinal jenderung menurun apabila penggunaan iput tenaga kerja yang selalu ditambahkan untuk menggantikan input modal? 9. Apabila perusahaan dihadapkan pada pilihan untuk menambah tenaga kerja, mana yang perlu diperhatikan, produk rata-rata atau produk marjinal dari karyawan tersebut, jelaskan jawaban anda? 10. Jelaskan disertai dengan gambar apa yang dimaksud dengan return to scale, increasing return to scale, constant return to scale, dan decreasing return to scale. 11. Jelaskan apakah suatu perusahaan dapat memiliki fungsi produksi yang memperlihatkan increasing return to scale, constant return to scale, dan decreasing return to scale, ketika output bertambah? 12. Misalkan PT. ABD bergerak dibidang produksi Meja, dan memproduksi meja dalam jangka pendek dengan mesin dan peralatan yang dimiliki saat ini. Pimpinan perusahaan telah mengamati tingkat produksi dan kebutuhan pekerja

167 155 sebagai berikut: Pekerja Meja Berdasarkan informasi tersebut: a. Hitung produk marginal dan produk rata-rata untuk tenaga kerja pada fungsi produksi tersebut? b. Apakah fungsi produksi ini menunjukkan skala hasil yang menurun untuk tenaga kerja 13. Isilah sel kosong dalam tabel berikut ini: Tenaga kerja Total Produksi Produksi Marjinal Produksi Rata-rata Fungsi produksi Roti ditunjukkan oleh persamaan: Q = 48X 3 0,6X X Dimana Q = produksi roti X = input a. Buktikan bahwa MP memotong AP pada saat AP maksimum?

168 156 b. Berapa AP dan MP maksimum? 15. Fungsi produksi sepatu adalah: Q = 3K + 2L Dimana Q= produksi sepatu K = input modal L = input tenaga kerja a. Dengan asumsi bahwa modal tetap pada K = 6, berapa banyak tenaga kerja (L) yang diperlukan untuk memproduksi 50 dan 100 pasang sepatu pe hari? b. Misalkan K=8, berapa banyak tenaga kerja (L) yang diperlukan untuk memproduksi 50 dan 100 pasang sepatu per hari. c. Gambar grafik isokuan 50 dan 100, kemudian tunjukkan titik-titik yang diperoleh hasil yang didapat dari pertanyaan a dan b? 16. Misalkan Diketahui fungsi produksi HP Nokia adalah: Q = 100K 0,5 L 0,5 Dimana Q adalah jumlah HP nokia yang diproduksi; K adalah jumlah modal, dan L adalah jumlah tenaga kerja. Samsung sebagai salah satu pesaing Nokia memiliki fungsi produksi: Q = 100K 0,4 L 0,6 Ditanyakan: a. Apabila kedua perusahaan tersebut menggunakan jumlah modal dan jumlah tenaga kerja yang sama, perusahaan mana yang akan menghasilkan produksi yang lebih besar? b. Misalkan perusahaan memiliki modal yang terbatas, misalnya 10, namun persediaan tenaga kerja tidak terbatas. Perusahaan mana yang memiliki produk marjinal tenaga kerja yang lebih besar? Jelaskan jawaban anda. 17. Misalkan PT. Lia menghadapi tingkat upah tenaga kerja(w) = 40 ribu per jam

169 157 dan sewa modal Rp. 10 ribu per jam. Apabila perusahaan ingin memproduksi 1000 unit output, hitunglah jumlah pemakaian input perusahaan dan total biaya yang dikeluarkan apabila: a. Fungsi produksi perusahaan bercirikan proporsional tetap, di mana untuk menghasilkan satu unit output dibutuhkan 1 jam tenaga kerja dan 2 modal? b. Fungsi produksi perusahaan adalah Q = 20L + 10K.

170 158 BAB VI TEORI BIAYA PRODUKSI Pada bab lima, kita telah membahas tentang teori produksi, di mana telah dibahas kombinasi input-input dalam upaya untuk memaksimumkan output yang dihasilkan oleh perusahaan. Pada bagi ini kita akan membicarakan tentang biaya produksi. Dalam bab ini paling tidak kita akan membicarakan tentang bagaimana perusahaan memilih input-input yang akan digunakan untuk menghasilkan output tertentu dengan biaya yang paling rendah, dan bagaimana perusahaan meminimisasi biaya baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang Konsep Biaya Sebelum kita membahasa tentang teori biaya, terlebih dahulu kita akan membicarakan tentang beberapa konsep biaya. Paling tidak Nicholson (1991) membagi biaya dalam tiga konsep yaitu; biaya kesempatan, biaya akuntansi dan biaya ekonomis. Umumnya para ekonom menganggap bahwa konsep biaya terpenting dari ketiganya adalah biaya kesempatan. Telah dijelaskan bahwa, karena keterbatasan sumber daya, maka setiap keputusan dalam perekonomian untuk memproduksi suatu atau beberapa barang, maka mengharuskan untuk tidak memproduksi barang lain. Misalnya pada saat memutuskan untuk memproduksi tempat tidur, maka keputusan inplisit telah dibuat untuk tidak memproduksi kursi, yang diproduksi dengan menggunakan tenaga kerja, kayu yang dipergunakan untuk memproduksi tempat tidur. Oleh karena kita menyatakan biaya kesempatan dalam bentuk fisik, maka sering kali tidak gampang, karena itu biasanya dipakai dalam bentuk satuan moneter. Pada kenyataannya harga sebuah tempat tidur mungkin cukup

171 159 untuk mencerminkan barang-barang yang dikorbankan untuk memproduksi tempat tidur. Apabila hal tersebut benar adanya, maka kita dapat mengatakan bahwa biaya kesempatan untuk memproduksi satu tempat tidur misalnya Rp.1 juta dalam bentuk barang lainnya. Akan tetapi hal tersebut tidak selalu berlaku. Apabila misalnya tempat tidur diproduksi dengan sumber daya yang tidak dapat digunakan untuk memproduksi kursi atau barang lainnya, maka biaya kesempatan dalam memproduksi tempat tidur adalah nol. Biaya Modal Dalam konteks biaya modal terdapat dua konsep yang memiliki perbedaan besar. Dalam perhitungan biaya modal, para akuntan menggunakan harga historis dari pada barang modal misalnya mesin dan peralatan tertentu yang sedang diteliti dan menggunakan aturan depresiasi yang dipilih, untuk menetapkan bahwa beberapa dari harga mesin itu semula yang akan dikenakan sebagai biaya lancar. Sementara para ekonom memandang harga historis dari sebuah mesin atau beralatan sebagai sebuah biaya hangus yang tidak relevan dalam proses produksi. Ekonom memandang biaya sebagai biaya implisit atas se buah mesin yang rela dibayarkan oleh seseorang untuk menggunakan mesin tersebut. Oleh karena itu biaya satu jam mesin merupakan tingkat sewa untuk mesin itu sendiri, perusahaan secara implisit melepaskan tingkat sewa untuk mesin tersebut dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik. Dengan melanjutkan penggunaan mesin itu sendiri, maka perusahaan secara implisit melepaskan tingkat sewa yang rela dibayarkan orang lain untuk menggunakan mesin tersebut. Biaya Tenaga Kerja Para akuntan dan ekonom memandang biaya tenaga kerja dengan cara sama. Para akuntan memandang pengeluaran untuk tenaga kerja sebagai biaya lancar dan merupakan biaya produksi. Sementara para ekonom memandang biaya tenaga kerja sebagai biaya eksplisit. Dalam konteks bahwa jasa tenaga kerja dikontrak dengan

172 160 tingkat upah per jam atau per hari (w) tertentu, dan umumnya diasumsikan bahwa hal ini merupakan jumlah terbaik yang dapat diperoleh atas jasa tenaga kerja dalam pekerjaan alternatif mereka. Biaya Jasa Kewirausahaan Pemilik sebuah perusahaan adalah merupakan orang yang berhak atas apa tersisa atas semua pendapatan atau kerugian yang terjadi setelah mereka membayar semua biaya masukan. Bagi akuntan hal tersebut disebut laba atau keuntungan (dapat positif atau negatif). Sementara para ekonom menanyakan bahwa apakah pemilik tersebut (wiraswastawan) juga menghadapi biaya kesempatan dengan keterlibatannya pada bisnis tertentu. Apabila hal tersebut terjadi, maka jasa wiraswastawan harus dipandang sebagai masukan bagi suatu perusahaan. Misalkan seorang programmer komputer dengan keterampilan yang mereka punyai, memulai suatu usaha perangkat lunak dengan gagasan untuk menyimpan setiap laba (dalam pandangan akuntan) yang dapat dihasilkan. Jadi waktu pembuatan program tersebut adalah masukan bagi perusahaan, dan tentunya biaya tertentu harus dikaitkan dengannya. Kemungkinan upah yang diterima oleh programmer tersebut apabila ia bekerja pada orang lain dapat dipergunakan untuk tujuan ini. Dengan demikian beberapa bagian dari laba akuntansi yang diterima oleh sebuah perusahaan akan dikategorikan sebagai biaya kewirausahaan oleh para ekonom. Jadi laba ekonomi yang tersisa akan lebih kecil daripada laba akuntansi, dan biasajadi menjadi negatif apabila misalnya biaya kesempatan pemprograman tersebut melebihi laba akuntansi yang diperoleh dari usaha tersebut. Biaya Ekonomis Biaya ekonomis (ekonomic cost) adalah biaya ekonomi atas semua input yang diperlukan untuk mempertahankan masukan tersebut untuk penggunaannya saat ini, atau imbalan yang diterima input tersebut dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik.

173 161 Penggunaan definisi tersebut tidak dimaksudkan untuk mengatakan bahwa konsep dari para akuntan tidak relevan untuk perilaku ekonomi. Pada kenyataannya bahwa prosedur akuntansi adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan pengambilan keputusan dari para manajer, karena sangat mempengaruhi besarnya pajak yang dikenakan laba yang diperoleh perusahaan. Dengan demikian data akuntansi harus senantiasa tersedia, sementara data biaya ekonomi harus dikembangkan secara terpisah. Akan tetapi definisi yang diungkapkan oleh para ekonom memiliki ciri-ciri yang diinginkan karena dapat diterapkan pada semua perusahaan dan mampu membentuk sistem yang konsisten secara konseptual. Dalam beberapa tahun terakhir para akuntan telah bergerak ke arah definisi yang digunakan oleh para ekonom. Misalnya model konseptual tentang biaya ekonomi telah diterapkan dalam sejumlah topik dalam akuntansi seperti depresiasi dalam situasi inflasi. Asumsi Penyederhanaan Asumsi awal yang digunakan yaitu kita membuat dua penyederhanaan tentang input yang dipergunakan oleh perusahaan dalam memproduksi barang atau jasa. Pada bab teori produksi kita berasumsi bahwa, hanya terdapat dua input; yaitu tenaga kerja (L) yang diukur dengan jam kerja langsung, serta modal (K) diukur dengan jam kerja mesin. Sementara biaya kewirausahaan diasumsikan termasuk dalam jam kerja mesin. Asumsi kedua yaitu input-input untuk sebuah perusahaan dipergunakan dalam pasar persaingan sempurna. Dalam kondisi tersebut perusahaan dapat menjual dan membeli input-input (semua jasa tenaga dan modal) dengan tingkat upah dan sewa yang diinginkan (w dan v) atau menjual output. Dalam bentuk grafik kurva penawaran untuk sumberdaya yang dihadapi perusahaan dalam bentuk horisontal pada harga faktor yang berlaku. Baik w maupun v diperlakukan sebagai parameter dalam pengambilan keputusan perusahaan. Dalam konteks ini tidak ada sesuatu yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mempengaruhi keduanya Pilihan Input untuk Meminimumkan Biaya

174 162 Telah dijelaskan sebelumnya bahwa input perusahaan diasumsikan terdiri atas Modal (K) dan tenaga kerja (L). Biaya modal disebut sewa (r), sementara biaya tenaga kerja disebut upah (w). Jadi total biaya yang dapat dirumuskan secara matematis: TC = r.k + w.l (6.1) Dimana TC = Total biaya r = sewa modal K = modal yang digunakan r = upah tenaga kerja L = Tenaga kerja Dalam upaya untuk meminimumkan biaya produksi, maka perusahaan dituntut untuk dapat memiliki kombinasi input yang dapat meminimumkan biaya. Oleh karena itu perusahaan seharusnya memilih sebuah titik pada isokuan yang memiliki biaya paling rendah. Artinya perusahaan harus mencari seluruh kemungkinan kombinasi input untuk mendapatkan kombinasi input dengan harga yang termurah. Dengan demikian perusahaan harus memilih kombinasi input Modal (K) dan tenaga kerja (L) dengan tingkat substitusi teknis marjinal (marginal rate of technical substitution; RTS), dari K dan L adalah sama dengan rasio biaya inputnya (w/r). Prinsip minimisasi biaya diperlihatkan secara grafik pada Gambar 6.1. di mana isokuan Q1 menunjukkan seluruh kombinasi K dan L yang diperlukan untuk memproduksi Q1. Dengan menggunakan persamaan biaya, kita dapat mengetahui kombinasi K dan L tersebut yang menunjukkan biaya total tetap konstan, dan terletak pada sepanjang garis lurus dengan slope w/r. Modal Per unit K* TC 2 TC 1 Q 1

175 163 Sebuah perusahaan diasumsikan memilih kombinasi K dan L yang meminimisasi biaya total. Kondisi minimum biaya terjadi ketika L dapat disubstitusikan dengan K, di mana kita tetap mempertahankan Q=Q 1 harus sama dengan ketika tingkat input K dan L ini dapat diperdagangkan di pasar. Dengan kata lain RTS L untuk K harus sama dengan rasio harganya w/r. Persinggungan yang terlihat pada Gambar 6.1. menunjukkan biaya minimum pada TC 1 dengan kombinasi L* dank*. Gambar 6.1. juga menunjukkan dua garis lurus yang paralel dengan slope - w/r. Dua garis biaya total tersebut ditunjukkan oleh: TC 1 < TC 2. Nampak bahwa biaya total minimum untuk menghasilkan Q 1 diberikan oleh TC 1 ketika kurva biaya total bersinggungan dengan isokuannya. Kurva Biaya Total Bentuk kurva biaya total pada dasarnya tergantung pada sifat alamiah dari fungsi produksi. Gambar 6.2. menunjukkan empat bentuk kemungkinan hubungan biaya. Gambar 6.2(a) menunjukkan skala hasil konstan (constant return to scale). Dalam konteks ini penambahan input yang dilakukan oleh perusahaan proporsional dengan penambahan output. Jadi setiap perusahaan yang akan melakukan penambahan satu unit output, maka perusahaan akan memerlukan penambahan satu unit input. Dengan asumsi harga input tidak berubah, maka hubungan antara biaya input total dan output adalah juga proporsional, sehingga kurva biaya total berbentuk

176 0 Jumlah (Q) 0 Jumlah (Q) 164 garis lurus yang melalui titik orginal, karena perusahaan tidak membutuhkan input pada saat Q=0. Gambar 6.2(b) mencerminkan kasus skala hasil yang menurun (decreasing return to scale) sementara gambar dan 6.2(c) mencerminkan skala hasil meningkat (increasing return to scale). Pada kasus skala hasil menurun maka dibutuhkan kuantitas penambahan input yang lebih besar untuk menghasil output tambahan, sehingga biaya input meningkat dengan cepat pada saat perusahaan melakukan penambahan output (ekspansi). Kondisi tersebut ditunjukkan oleh kurva biaya total berbentuk cembung pada gambar 6.2(b). Sementara pada skala hasil meningkat, maka dibutuhkan kuantitas penambahan input yang lebih sedikit untuk menghasilkan output tambahan (ekspansi). Pada kasus ini biaya total berbentuk cekung seperti terlihat pada gambar 6.2(c). Gambar 6.2(d) menunjukkan suatu situasi dimana perusahaan terletak di antara peningkatan dan penurunan skala hasil. Kondisi seperti ini muncul ketika proses produksi perusahaan memerlukan tingkat koordinasi internal dan kontrol manajemen yang optimal. Pada tingkat output yang rendah struktur kontrol berada di bawah tingkat pengendalian maksimal, sehingga ekspansi output lebih mudah dilakukan. Dalam kasus ini maka perusahaan mengalami peningkatan skala hasil, kurva biaya total berbentuk cekung pada awalnya. Namun ketika output diekspansi, maka perusahaan harus menambah pekerja dan peralatan modal, dan biasanya memerlukan pabrik baru dengan bangunan yang terpisah. Dengan skala organisasi yang lebih besar, maka koordinasi dan kontrol perusahaan semakin sulit dilakukan, sehingga mengakibatkan penurunan skala hasil. Kemungkinan tercermin pada bagian cembung kurva biaya total pada gambar 6.2(d). Biaya Total Biaya Total TC TC

177 165 Jadi empat kemungkinan pada gambar 6.2 menunjukkan tipe-tipe yang paling umum atas hubungan output dan biaya perusahaan. Walaupun penggambaran seperti ini tidak nambah informasi baru tentang kurva biaya total, namun cukup bermanfaat ketiga kita menganalisis keputusan penawaran perusahaan Biaya Produksi Jangka Pendek Dalam menganalisis biaya produksi perlu dibedakan dalam dua jangka waktu yaitu jangak pendek dan jangka panjang. Walaupun tidak ada definisi yang pasti yang dapat diberikan untuk kedua pengertian tersebut. Tujuan umum atas perbedaan ini adalah untuk membedakan bahwa dalam jangka pendek, para pelaku ekonomi tidak memiliki keluwesan. Dalam arti bahwa umumnya faktor produksi sulit atau bahkan tidak dapat ditambah jumlahnya. Sementara jangka panjang, para pelaku ekonomi

178 166 memiliki keluwesan yang cukup besar, dalam arti bahwa semua faktor produksi dapat mengalami perubahan. Pada bagian ini akan diuraikan biaya produksi jangak pendek, sementara biaya produksi jangka panjang akan diuraikan pada bagian berikutnya. Biaya Tetap dan Biaya Variabel Dalam jangka pendek perusahaan dalam memproduksi barang dan jasa, beberapa biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan bervariasi sesuai dengan variasi output, dan beberapa biaya yang lainnya tetap sepanjang perusahaan itu tetap berproduksi dalam jumlah tertentu. Oleh karena itu biaya total dalam ini dikelompokkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Dalam bentuk matematis ditulis: TC = TVC + TFC Dimana: TC = biaya total TVC = Biaya variabel total TFC = Biaya tetap total Perbedaan sangat penting bagi perusahaan ketika akan menganalisis pilihan output untuk memaksimumkan laba perusahaan. Total Biaya variabel (total variable cost) disimbol (TVC) atau biasa disebut Biaya variabel (variable cost; VC) adalah biaya yang bervariasi sesuai dengan variasi output Total Biaya tetap (total fixed cost) disimbol (TFC) atau biasa disebut Biaya tetap (fixed cost; FC) adalah biaya yang tidak dapat divariasikan dengan tingkat output. Biaya tetap dapat berupa biaya pemeliharaan pabrik dan gedung, jumlah minimal karyawan, di mana biaya ini tetap sama jumlahnya tidak peduli berapa banyak barang yang diproduksi oleh perusahaan. Sementara biaya variabel meliputi pengeluaran untuk bahan baku, upah buruh, dan biaya lain yang meningkat apabila output meningkat.

179 167 Untuk membedakan mana biaya tetap dan mana biaya variabel biasanya tergantung pada jangka waktunya. Dalam jangak pendek misalnya 1, 2, atau 3 bulan kebanyakan biaya adalah tetap. Dikatakan demikian karena dalam waktu yang sangat singkat perusahaan wajib menerima dan membayar semua bahan-bahan yang dikontrakkan, di samping itu perusahaan tidak dapat dengan mudah memberhentikan pekerjanya. Sementara disisi lain dalam jangka panjang misalkan 2 atau 3 tahun kebanyakan biaya adalah variabel. Dalam jangka panjang kalau perusahaan ingin mengurangi atau menambah output, maka perusahaan dapat dengan mudah menambah atau memberhentikan pekerja, membeli lebih sedikit atau lebih banyak bahan baku, atau bahkan membeli atau menjual pabriknya. Biaya Marjinal dan Biaya Rata-rata Biaya marjinal (marginal cost) biasa disimbol MC kadang disebut juga dengan biaya tambahan (incremental cost) yaitu tambahan biaya yang timbul disebabkan karena adanya tambahan produksi satu unit output. Oleh karena biaya tetap tidak berubah pada saat output berubah, maka biaya marjinal sama dengan peningkatan biaya variabel atau meningkatkan dalam biaya total yang disebabkan karena tambahan satu unit output. Dengan demikian biaya marjinal dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan matematika: MC = VC/ Q = TC/ Q (6.2) Dengan demikian, maka biaya marjinal menunjukkan berapa banyak biaya tambahan untuk memperluas output perusahaan dalam satu unit (contoh biaya marjinal dapat dilihat pada tabel 6.1. Biaya Total Rata-rata (Average Total Cost) biasa disimbol ATC atau biasa juga disebut biaya rata-rata (average cost) disimbol AC, yaitu jumlah biaya yang dikeluarkan perusahaan dibagi dengan jumlah output. Dengan demikian biaya ratarata dapat dirumuskan dalam bentuk persamaan matematika: AC = TC/Q. (6.3)

180 168 AC atau ATC pada dasarnya mempunyai dua komponen yaitu biaya tetap rata-rata (average fixed cost) biasa di simbol AFC dan biaya variabel rata-rata (average variable cost) biasa di simbol AVC. Biaya tetap rata (AFC) dapat diperoleh dengan membagi jumlah biaya tetap dengan jumlah produksi (TFC/Q). Sementara biaya variabel rata-rata dapat diperoleh dengan membagi jumlah biaya variabel dengan jumlah output (TVC/Q), contoh biaya rata-rata dapat dilihat pada Tabel 6.1. Tabel. Biaya Jangka Pendek Perusahaan Output (Q) Biaya Tetap (FC) Biaya Variabel VC) Biaya Total (TC) Biaya Marjinal (MC) Biaya Tetap Rata-rata (AFC) Biaya Variabel Rata-rata (AVC) Biaya Total Rata-rata (ATC) , , , ,67 63,33 105, ,71 65, , , ,78 75,56 103, ,73 89,09 111, ,83 96,67 117, ,23 104,62 123, ,86 112,86 130,71 Tabel 6.1. menunjukkan nilai-nilai berbagai pengertian biaya produksi yang dikeluarkan untuk menghasilkan suatu output. Dalam ini diasumsikan bahwa biaya tenaga kerja adalah faktor produksi yang berubah jumlahnya, sementara faktor produksi lain diasumsikan tetap. Apabila jumlah sesuatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah, maka biaya produksi total juga akan berubah nilainya. Bentuk Kurva Biaya Jangka Pendek

181 169 Berdasarkan data biaya produksi pada Tabel 6.1, maka dapat digambarkan berbagai kurva biaya produksi jangka pendek perusahaan seperti yang sudah dijelaskan. Gambar 6.2(a). ditunjukkan biaya total TC), biaya variabel (VC), dan biaya tetap (FC). Sementara biaya total rata-rata (ATC), biaya variabel rata-rata (AVC), biaya tetap rata-rata (ATC), dan biaya marjinal (MC) digambarkan pada Gambar 6.2(b). Mari kita perhatikan Gambar 6.3(a) menunjukkan biaya total dan komponennya yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap (FC) tidak berubah seperti dengan output dan berbentuk garis horisontal pada biaya Rp Biaya variabel adalah nol apabila output nol, dan selanjutnya naik terus menerus apabila output naik. Sementara kurva biaya total berada di atas kurva biaya variabel, karena biaya total merupakan penjumlahan dari biaya variabel dan biaya tetap, sehingga jarak antara biaya variabel dengan biaya tetap adalah Rp. 250, karena biaya tetap konstan. Selanjutnya mari kita perhatikan Gambar 6.3(b). yang menunjukkan hubungan antara biaya marjinal dan serangkaian biaya rata-rata. Oleh karena biaya tetap total adalah 250, maka kurva biaya tetap rata-rata selalu menurun dari 250 ketika output 1 ke arah nol untuk output yang lebih besar. Sementara bentuk dari kurva biaya ratarata yang tersisa tergantung dari hubungan antara biaya marjinal dan biaya total ratarata. Apabila biaya marjinal berada di bawah biaya total rata-rata, maka kurva biaya total rata-rata akan menurun. Sebaliknya apabila biaya marjinal berada di atas biaya total rata-rata, maka kurva biaya total rata-rata akan naik. Selanjutnya apabila biaya total rata-rata minimum, maka biaya marjinal sama dengan biaya total rata-rata., Biaya (P) TC VC FC

182 170 Contoh Soal: Sebuah perusahaan memiliki fungsi biaya sebagai berikut: TC = 0,1Q 3 Q Q + 20 Berdasarkan fungsi biaya tersebut diminta: 1. Hitung biaya rata-rata (AC), biaya tetap rata-rata (ATC), biaya variabel rata-rata (AVC) dan biaya marjinal (MC). 2. Hitung kuantitas produksi pada saat MC minimum dan AVC minimum?, dan buktikan bahwa pada saat nilai AVC minimum maka MC=AVC. Jawab:

183 171 Besarnya (AC), biaya tetap rata-rata (ATC), biaya variabel rata-rata (AVC) dan biaya marjinal (MC), adalah: AC TC Q 0,1 Q AVC = 0,1Q 2 Q + 20 AFC 20 Q 2 20 Q 20 Q TC MC Q 0,3Q 2 2Q 20 Kuantitas produksi pada saat MC minimum dan AVC minimum? dan bukti bahwa pada saat nilai AVC minimum maka MC=AVC. AVC minimum apabila AVC = 0 AVC = 0,2Q 1 = 0 Q = 5 MC minimum apabila MC = 0 0,6Q 2 = 0 Q = 3,33 AVC minimum terjadi pada saat Q =5 maka: AVC = 0,1(5) 2 (5) + 20 = 17,5 MC = 0,3 (5) 2 2(5) + 20 = 17,5 Dengan demikian terbukti bahwa pada saat AVC minimum, maka MC=AVC Biaya Produksi Jangka Panjang Dalam jangka panjang perusahaan dapat mengubah semua input yang akan digunakan dalam produksi. Oleh karena itu dalam jangka panjang tidak dikenal lagi

184 172 adanya biaya tetap, jadi semua biaya bersifat variabel. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan tidak saja dapat menambah tenaga kerja tetapi juga modal baik dalam bentuk gedung, pabrik, mesin maupun peralatan lainnya. Jadi secara khusus perusahaan dalam jangka panjang harus memutuskan jumlah pabrik, gedung, peralatannya, serta jumlah tanaga kerja yang dibutuhkan dalam operasinya. Dalam mengambil keputusan perusahaan tentunya harus berusaha memilih metode produksi yang menghasilkan output dengan biaya produksi terendah dari sekian banyak metode produksi yang tersedia. Oleh karena itu keputusan perencanaan jangka panjang menjadi sangat penting. Sebuah perusahaan yang memutuskan untuk membangun sebuah pabrik semen baru misalnya, dan membeli mesin dan peralatannya akan memilih sekian banyak alternatif. Tetapi ketika gedung, pabrik serta mesin dan peralatan sudah terpasang, maka investasi tersebut akan tetap dalam jangka waktu yang lama. Dan apabila perusahaan membuat pilihan yang salah, maka kelangsungan hidup perusahaan akan terganggu. Sebaliknya apabila ia dengan jitu mengambil keputusan, maka kemungkinan akan memberi imbalan keuntungan yang besar kepada pemilik perusahaan dalam jangka panjang. Di samping itu keputusan jangka panjang mengandung risiko yang tertinggi, karena perusahaan harus mengantisipasi metode produksi yang efisien, tidak hanya untuk saat ini tetapi juga untuk beberapa tahun ke depan, di mana biaya bahan baku dan tenaga kerja dapat berubah. Keputusan jangka panjang juga sulit karena harus memutuskan berapa besar output yang harus dihasilkan, apakah perekonomian dan industri tumbuh atau mundur dalam beberapa tahun kedepan, apakah produk baru akan muncul dan menggantikan produk yang sudah ada sekarang? Pada dasarnya perbedaan antar biaya jangka panjang dan jangka pendek lebih merujuk pada fungsi produksi. Fungsi produksi dikatakan dalam jangka pendek apabila dalam produksinya masih mengandung unsur input tetap, dan disebut jangka panjang apabila tidak mengandung input tetap atau semua inputnya veriabel. Dalam kondisi ini pula biaya dapat dikategorikan dalam jangka pendek atau panjang, tergantung dari apakah biaya mengandung biaya tetap atau tidak.

185 173 Kurva biaya total jangka panjang (long run total cost, LRTC) diturunkan dari pola ekspansi/perluasan perluasan perusahaan dan menunjukkan biaya total jangka panjang minimum dalam memproduksi berbagai tingkat output seperti terlihat pada Gambar 6.4. K Jalur ekspansi (a) Q1=100 Q5=750 Q4=575 Q3=400 Q2=250 L 1 L 2 L 3 L 4 L 5 L LRTC LRTC (b) E 1 E 2 E 3 E 4 E 5 Q 1 Q 2 Q 3 Q 4 Q 5 Gambar: 5.4. Skala produksi dan Biaya Total Jangka Panjang Q Gambar 6.4(a) menunjukkan garis ekspansi perusahaan, yang menunjukkan kombinasi input optimum dalam memproduksi berbagai kemungkinan output.

186 174 Terlihat bahwa perusahaan mempunyai 5 skala produksi Q1, Q2, Q3, Q4, dan Q5, di mana Q1=100 adalah merupakan skala produksi pertama, atau esoquan Q1. Hal mana titik E merupakan output maksimum pada skala produksi pertama dan seterusnya. Titik E5 merupakan output maksimum pada sala produksi ke 5. Dalam konteks ini setiap skala produksi memiliki jumlah anggaran yang berbeda. Gambar 6.54(b) menunjukkan hubungan antara besarnya anggaran untuk setiap skala produksi Q1, Q2, Q3, Q4, dan Q5. Dalam hal ini biaya yang dimaksud adalah biaya total jangka panjang (LRTC) di mana LRTC tidak lain adalah biaya variabel jangka panjang. Perhatikan bahwa kurva biaya total jangka panjang, dimulai pada titik asal (0) karena tidak ada biaya tetap pada jangka panjang. Berdasarkan kurva biaya total jangka panjang (LRTC), maka kita dapat menurunkan kurva biaya rata-rata jangka panjang (long rung average cost, LRAC), dan kurva biaya marjinal jangka panjang (long run marjinal cost, LRMC), seperti terlihat pada Gambar 6.5. Kurva biaya rata-rata jangka panjang diperoleh dengan membagi LRTC dengan Q, dalam bentuk persamaan matematis adalah: LRTC LRAC Q Sebagai contoh untuk memproduksi Q=100 diperoleh dengan membagi misalnya LATC sebesar Rp , maka diperoleh LRAC sebesar Rp Berdasarkan kurva biaya total jangka panjang (LRTC) kita juga dapat menurunkan kurva biaya marjinal jangka panjang(lrmc). Kurva biaya marjinal jangka panjang pada dasarnya mengukur perubahan LRTC per unit perubahan output, dan ditunjukkan oleh kemiringan dari kurva LRTC, sehingga: TC LRMC Q Misalkan peningkatan output dari Q=0 menjadi Q=1 meningkatkan LRTC dari 0 menjadi 100, sehingga LRMC adalah 100. Perhatikan bahwa hubungan antara LRMC dan LRAC sama dengan MC jangka pendek dan ATC atau AVC. Sehingga kurva LRMC mencapai titik terendah pada tingkat output yang lebih kecil dibanding

187 175 kurva LRAC dan memotong kurva LRAC dari bawah pada titik terendah kurva LRAC. TC LTC 0 Output AC MC LMC LAC 0 Gambar 5.5. Kurva Biaya Jangka Panjang Output Dalam menggambarkan kurva biaya jangka panjang pada dasarnya lebih mudah dibanding dengan kurva biaya jangka pendek. Pada kurva biaya jangka pendek, biaya dibedakan ke dalam biaya tetap, biaya variabel dan biaya total, namun dalam jangka panjang karena semua input adalah variabel, maka kurva biaya total

188 176 hanya satu biaya total jangka panjang (long run total cost; LTC). Dan kurva biaya rata-rata hanya satu yaitu kurva biaya rata-rata jangka panjang (long run average cost, LAC),. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.5. Hubungan antara Biaya Jangka Panjang dan Jangka Pendek Pada dasarnya kurva biaya jangka pendek dan kurva biaya jangka panjang yang telah dibahas dalam bab ini semuanya diturunkan dari fungsi produksi yang sama. Dalam jangka pendek beberapa faktor produksi bersifat tetap, namun dalam jangka panjang semua input bersifat variabel. Kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) menunjukkan biaya terendah untuk memproduksi output pada saat semua faktor produksi adalah variabel. Sementara kurva biaya total rata-rata jangka pendek (SRATC) menunjukkan biaya terendah untuk memproduksi output manapun pada saat satu input atau lebih adalah tetap (konstan). Kurva biaya rata-rata jangka pendek pada dasarnya tidak boleh berada di dibawah kurva biaya rata-rata jangka panjang, karena kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) menunjukkan biaya terendah yang dapat dicapai bagi setiap output yang dihasilkan. Dapat saja kurva itu adalah kurva yang sama apabila pabrik dengan ukuran yang benar-benar sama adalah yang terbaik untuk memproduksi output yang manapun, namun hal tersebut hampir tidak mungkin terjadi. Situasi yang dapat dijumpai adalah bahwa apabila tingkat output diubah, maka pabrik yang ukurannya berbeda diperlukan untuk mencapai biaya terendah yang dapat dicapai. Hal tersebut ditunjukkan pada Gambar 5.6 dimana kurva SRATC terletak di atas kurva LRAC pada semua output kecuali pada q 0. Gambar 5.6. menunjukkan bahwa kurva biaya total rata-rata jangka pendek (SRATC) bersinggungan dengan kurva biaya rata-rata jangka panjang (LRAC) pada output yang kuantitas faktor tetapnya adalah optimum. Apabila output di ubah pada sekitar unit q 0, dengan pabrik dan peralatan yang tetap pada tingkat optimal untuk memproduksi q 0, maka biaya akan mengikuti kurva biaya jangka pendek. Walaupun SRATC dan LRAC berada pada tingkat yang sama untuk ouput q 0, dalam hal ini

189 177 pabrik bekerja optimal pada tingkat ini, jumlah pabrik atau peralatan terlalu terbanyak atau terlalu sedikit, sehingga SRATC akan terletak di atas LRAC. Apabila sejumlah output selain q 0 harus tetap dipertahankan, biaya dapat diturunkan pada tingkat yang terdapat pada kurva jangka panjang, dan dapat berlaku apabila terdapat waktu yang cukup untuk menyesuaikan kapasitas pabrik dan peralatannya. Biaya SRATC LRAC 0 Q 0 Q m Gambar 6.6. Biaya rata-rata Jangka Panjang dan Jangka Pendek Q Kita melihat bahwa kurva SRATC pada gambar 6.6. adalah salah satu dari banyak kurva yang sejenis. Setiap kurva menunjukkan bagaimana biaya berubah apabila output diubah dari output dasar, dengan mempertahankan beberapa faktor tetap pada kuantitas yang paling tepat untuk output dasar. Gambar 6.7 ditunjukkan sekelompok kurva biaya rata-rata jangka pendek (LRATC) bersama-sama dengan satu kurva biaya rata-rata jangka panjang. Kurva biaya jangka panjang biasa pula disebut kurva sampul (envelope curve), karena kurva biaya rata-rata jangka panjang melingkupi semua kelompok kurva biaya total rata-rata jangka pendek. Setiap kurva biaya total rata-rata jangka pendek bersinggungan dengan kurva biaya rata-rata jangka panjang pada tingkat

190 178 output untuk mana kuantitas faktor produksi yang tetap adalah optimum dan terletak diatasnya untuk semua tingkat output lainnya. Biaya SRATC 1 SRATC 2 SRATC 3 SRATC 4 SRATC 5 LRAC 0 Gambar 6.7. Biaya rata-rata Jangka Pendek dan Jangka Panjang Q 5.5. Kurva Pembelajaran (Learning Curves) Penelitian telah dilakukan berbagai industri di dunia terhadap beberapa produk dan mendapatkan suatu gambaran bahwa rata-rata biaya persatuan barang mengalami penurunan sebagai akibat dari bertambahnya pengalaman di dalam mengerjakan pekerjaan atau memproduksi barang tertentu. Hal ini cukup logik karena dengan bertambahnya pengalaman seseorang di dalam mengerjakan pekerjaan itu, tentu saja akan memperoleh pelajaran untuk melakukan dengan lebih baik dan lebih efisien. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan secara insentif khususnya penelitian yang dilakukan oleh The Boston Consuling Group yang telah melakukan penelitian terhadap lebih dari 2000 jenis produk di negara-negara industri dunia, telah diperoleh gambaran bahwa penurunan biaya per unit akan dapat

191 179 dicapai secara cukup berarti apabila pengalaman di bidang itu telah mencapai dua kali lipat. Jadi apabila pengalaman kerja meningkat dan mencapai dua kali lipat dari semula, maka akan terdapat suatu penurunan biaya produksi per unit yang cukup berarti besarnya. Penurunan biaya produksi sebagai akibat pertambahan pengalaman dapat dilihat pada Tabel berikut 6.2. Tabel 6.2. Tabel Perhitungan Penurunan Waktu Kerja dengan LC 80% Unit Produksi Jumlah Jam Kerja langsung yang dibutuhkan per unit produk x 80% = x 80% = x 80% = x 80% = 819, ,2 x 80% = 655,36 Secara grafik hubungan antara jumlah produk dan jam tenaga kerja langsung, dengan mengambil contoh data di atas dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar ini lazim disebut kurva belajar (Learning Curve) atau Experience Curve. Biaya Kurva belajar 0 Gambar 6.8. Gambar Learing Curve Quantity

192 180 Hukum dari learning curve ini mengatakan bahwa biaya produksi per unit bila diukur dengan nilai uang yang tetap, akan mengalami penurunan sebesar persentase tertentu, setiap kali pengalaman kerja meningkat menjadi dua kali lipat. Pengalaman kerja dalam produksi dapat ditunjukkan oleh komulatif volume produksi dari tahun ke tahun atau dari bulan ke bulan. Oleh karena itu apabila komulatif volume produksi bertambah berarti pengalaman kerja juga bertambah, dan apabila komulatif volume produksi mencapai dua kali lipat itu berarti pengalaman kerjanya juga sudah dua kali lipat pula. Leaning curve garis lurus secara matematis dapat dinyatakan dalam fungsi log %LC Log 80% s (slope) Untul kurva LC 80% 0,332 log 2 Log 2 garis eksponensial dengan rumus sebagai berikut: Y = K.X s atau dengan fungsi logaritma: Log Y = s Log X + Log K dimana: Y = Jumlah jam rata-rata per unit produk K = Jam tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk produk ke 1. X = Jumlah unit produksi yang dibuat Slope garis adalah selalu negatif karena metode ini mengasumsikan bahwa jam kerja tenaga kerja langsung per unit akan menurun dengan naiknya volume produksi. Sebagai contoh, PT. ABC baru menerima kontrak pembuatan produk HH sejumlah 50 unit. Produk 1 memerlukan jam tenaga kerja langsung dengan learning curve yang berlaku sebesar 80%. Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi unit ke 50 dihitung:

193 181 Log Y = - 0,322 log 50 + log = - 0,322 ( ) = 2,75396 Y = 567,491 jam kerja langsung Contoh lain dari penerapan rumus pertama misalnya perusahaan ingin mengetahui lama waktu untuk menyelesaikan produk ke 20. Y = K. X s Y = (20) log80%/log2 Y = (20)-.322 = (0,381) = 762 jam tenaga kerja 1. Learning Curve dalam Situasi Persaingan Contoh berikut menggambarkan bagaimana LC dapat membantu dalam situasi persaingan. Perusahaan A, B dan C. Ketiganya memproduksi barang yang sama yaitu barang X, dan mereka telah bergerak dibidang produksi barang tersebut selama periode yang sama pula. Ketiga perusahaan memperoleh market share yang berbeda tetapi memiliki Leaning Curve yang sama yaitu 70%. Pertumbuhan permintaan akan produk itu sama yaitu 3% per tahun dengan harga jual pada tahun itu sebesar 12,00. Apabila diketahui bahwa profit margin perusahaan A saat ini adalah $ 7 dan market share dari ketiga perusahaan adalah: Perusahaan Volume Penjualan Market Share A 400 unit 58% B 200 unit 28% C 100 unit 14% Dari data tersebut, maka kita dapat memperhitungkan: a. Harga pokok per unit tahun depan dari masing-masing perusahaan b. Jika perusahaan A menurunkan harga jual 20% dia akan dapat mendesak keluar perusahaan C dari persaingan dan memaksa perusahaan B menurunkan harga

194 182 sampai 20% juga. Ini merupakan langkah yang baik bagi perusahan A karena dia akan memperoleh 2/3 dari pasar C yang keluar dari pasar itu. Kedua masalah ini dapat dipecahkan dalam masalah Leaning curve: a. Pada tahun sekarang: Biaya produksi A = $ 12 - $ 7 = $ 5 Biaya produksi B = $ 5 x 100/70 = $ 7 Biaya produksi C = $ 7 x 100/70 = $ 10 Hal tersebut disebabkan karena market share perusahaan A adalah dua kali lipat perusahaan B dan market share perusahaan B dua kali lipat perusahaan C. Padahal LC perusahaan sama-sama 70%. Perhitungan biaya produksi perusahaan untuk tahun depan dapat dilakukan seperti telah diuraikan di depan dan akan memperoleh; Produksi perusahaan A tahun depan adalah produksi tahun ini + perkembangan tiap tahun + bagian pasar dari C yang dapat direbut. Jadi produksi perusahaan A tahun depan adalah: (3% x 400) + 2/3 x (3% x 100) = 481 Perkiraan pengalaman kerja dengan tingkat perkembangan 3% bagi perusahaan A adalah 400/0,03 = ,-. Sedang produksi perusahaan B tahun depan adalah: Produksi tahun ini + perkembangan produksi per tahun + bagian pasar C yang dapat direbut olehnya. Jadi produksi B tahun depan adalah: (3% x 200) + 1/3 x (3% x 100) = 240 Dari volume produksi tersebut, maka dapat diperkirakan besarnya biaya produksi tahun depan bagi masing-masing perusahaan. Perkiraan pengalaman kerja B adalah 200/0,03 = Biaya produksi perusahaan A tahun depan adalah: Log C = log 5 0,0515 log 1, Log C = 0, (0,515) (0, ) Log C = 0,

195 183 C 0, , (1,03) C 5 1 (0,036076)(1,03) C 5 (1, ) C = 4,91 0,515 Hasil perhitungan menunjukkan bahwa biaya per unit produksi perusahaan A hanya berubah sangat kecil dari tahun sebelumnya yaitu dari $ 5 per unit menjadi $ 4,91 per unit. C 0, (1 (1,03) C 7 (1,037078) ,515 Biaya Produksi Perusahaan B tahun depan adalah Log C = log 7 0,5151 log 1, = Log C 0,8451-0, C = 6,87 Jadi apabila perusahaan A menurunkan harga jual 20%, maka harga jual akan tunur dari $.12 menjadi $.9,6 dan keuntungan yang diperoleh dari ketiga perusahaan ini adalah: A = 481 x ($9,6-4,91) = $ 2.255,89 B = 240 x ($9,6 6,87) = $ 655,20 C = keluar dari persaingan jadi tidak memperoleh laba. 2. Berbagai keterbatasan penggunaan Leaning Curve Leaning curve banyak digunakan dalam industri elektronik dan pesawat terbang, namun jarang digunakan dalam industri lain karena berbagai keterbatasan. Pertama adalah produk-produk biasanya tidak seluruhnya baru. Bahkan pesawat terbang baru tidak sepenuhnya berbeda dengan pesawat sebelumnya. Demikian juga untuk industri baru seperti televisi, yang tergantung pada tabungtabung dan sirkuit elektronik telah sangat dikenal oleh industri radio sebelumnya. Hal ini sangat menyulitkan kita untuk menentukan titik awal bagi perhitungan leaning curve.

196 184 Keterbatasan lain adalah bahwa kurva belajar hanya berhubungan dengan tenaga kerja langsung. Dalam hal penggunaan mesin-mesin sangat berpengaruh, kurva belajar 80% mungkin terlalu rendah dan manajemen perlu menggunakan kurva 85% atau 90%. Masalahnya adalah pembuatan keputusan kurva mana yang digunakan 80, 85, 90%, atau lainnya. Masalah ketiga adalah LC mungkin membesar-besarkan penghematan tenaga kerja. Untuk mencapai pengurangan-pengurangan biaya tenaga kerja langsung, diperlukan teknisi industri, para penyedia dan lain-lain yang membuat perbaikanperbaikan. Akan tetapi para spesialis tersebut merupakan tenaga kerja tidak langsung dan biaya mereka biasanya ditambahkan ke biaya overhead bukan ke biaya tenaga kerja langsung. Oleh karena itu banyak perusahaan yang mencoba untuk mempertimbangkan hal ini dengan pembebanan waktu para spesialis pada pekerjaan-pekerjaan tertentu. Satu lagi masalah dalam penggunaan leaning curve adalah ada kecenderungan salah interpretasi terhadap penghematan-penghematan yang diperkirakan, kecuali apabila perusahaan mengubah cara dalam menyusun laporan akuntansi biaya. Untuk menggunakan kurva secara benar, biaya-biaya persiapan yang terjadi sebelum kontrak dimulai harus dipisahkan dan dikeluarkan dari perhitungan. Bila hal ini dibebankan pada kontrak dan kemudian dimasukkan dalam perhitungan biaya untuk unit pertama yang diproduksi, maka unit-unit pertama akan mempunyai biaya besar. Demikian juga semua jam kerja harus dibebankan pada produk-produk yang menerima benefit dari kerja tersebut. Bila sebagian jam kerja dalam bulan tertentu digunakan untuk produkproduk yang akan diselesaikan Ringkasan Bab 6 Biaya ekonomis (ekonomic cost) adalah biaya ekonomi atas semua input yang diperlukan untuk mempertahankan masukan tersebut untuk penggunaannya saat ini,

197 185 atau imbalan yang diterima input tersebut dalam penggunaan alternatifnya yang terbaik. Dua konsep biaya yang penting yaitu biaya rata dan biaya marjinal. Biaya rata-rata adalah biaya per unit output, sementara biaya marjinal adalah biaya tambahan dari unit terakhir yang diproduksi. Kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal dapat dibentuk secara langsung dari kurva biaya total. Sehingga bentuk dari kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal, tergantung pada biaya total. Untuk meminimisasi biaya produksi setiap tingkat output tertentu, perusahaan harus memilih sebuah titik pada isokuan di mana pada tingkat substitusi teknik (RTS) adalah sama dengan rasio harga pasar input. Dengan mengulang kembali proses minimisasi biaya untuk setiap tingkat yang mungkin pada output, maka alur ekspansi perusahaan dapat dibentuk. Hasil ekspansi menunjukkan arah biaya minimum untuk menghasilkan setiap tingkat output. Kurva biaya total perusahaan dapat dihitung secara langsung dari alur ekspansi tersebut. Kurva biaya jangka pendek dibentuk dengan menganggap bahwa satu atau beberapa input konstan perusahaan pada jangka pendek. Biaya-biaya jangka pendek ini umumnya tidak akan merupakan biaya terendah yang dapat dicapai perusahaan apabila seluruh inputnya dapat disesuaikan. Biaya jangka pendek meningkat dengan cepat apabila perusahaan melakukan ekspansi output, karena input-input yang digunakan mengalami penurunan produktivitas marjinal. Dalam jangka panjang, semua input yang digunakan dalam proses produksi adalah variabel, akibatnya pemilihan input tergantung pada biaya relatif dari faktorfaktor produksi dan sejauh mana perusahaan dapat mensubstitusi input dalam proses produksi. Pemilihan input yang meminimumkan biaya dilakukan dengan mencari titik singgung antara isokuan tingkat output yang diinginkan dengan garis isocost. Kurva biaya rata-rata jangka panjang adalah amplop dari kurva biaya rata-rata jangka pendek sebuah perusahaan dan sekaligus menunjukkan bahwa ada atau tidak skala pengembalian. Ketika terdapat sekala pengembalian yang bertambah pada tahap awal dan selanjutnya terjadi penurunan skala tersebut, kurva biaya rata-rata jangka

198 186 panjang berbentuk U dan amplop tersebut mencakup semua titik biaya minimum dari kurva biaya rata-rata jangka pendek. Leaning Curve memperlihatkan penurunan dalam biaya rata-rata produksi seiring dengan meningkatnya total output secara komulatif sepanjang waktu. Kurva belajar mempunyai kemiringan negatif dan cembung terhadap titik asal. Hal tersebut menunjukkan bahwa biaya input rata-rata menurun pada satu tingkat yang digunakan dalam memperkirakan kebutuhan tenaga kerja, mesin, bahan mentah, dan pelataran, serta untuk menjadwalkan produksi, menurunkan harga jual output, dan melakukan evaluasi harga dengan pemasok. Pertanyaan bab 6 1. Jelaskan perbedaan antara biaya ekonomi dan biaya akuntansi? dan biaya mana yang lebih penting digunakan untuk menghitung laba ekonomi perusahaan? 2. Jelaskan perbedaan antara biaya rata-rata dan biaya marjinal? 3. Apakah biaya tetap merujuk dalam jangka pendek atau jangka panjang? Jelaskan jawaban anda? 4. Jelaskan mengapa kurva ATC mencapai titik terendah setelah kurva AVC? Dan mengapa kurva MC memotong kurva AVC dan ATC dari bawah pada titik terendah? 5. Jelaskan mengapa perusahaan diasumsikan akan menghasilkan output pada biaya minimum? 6. Apabila MC naik maka AC naik dan jika AC naik maka MC naik, benar atau salah Jelaskan? 7. Bentuk U dari kurva biaya rata-rata jangka pendek dan jangka panjang semua didasarkan oleh operasi hukum hasil yang semakin berkurang. Benar atau salah? Jelaskan jawaban anda? 8. Lengkapilah data biaya pada tabel berikut ini:

199 187 Q TFC TVC TC AC AFC AVC MC Setelah data tersebut lengkap, maka buatlah kurva biaya; TC, AC, AFC, AVC dan MC. 9. Diketahui fungsi biaya TC =0,04Q 3-0,4Q 2 + 5Q Dimana: TC adalah biaya ttal dan Q adalah tingkat output, maka tentukan: a. Fungsi ATC, AVC, AFC, dan MC. b. Tingkat produksi pada ATC dan MC minimum. c. Gambarkan dalam bentuk grafik fungsi biaya AVC, ATC dan MC? d. Jelaskah hubungan antara MC dengan AC dan hubungan antara AVC dan AC pada gambar tersebut? 10. Fungsi biaya total jangka panjang PT. ABC yang menghasilkan produk komputer adalah: TC = Q 3 40Q Q Dimana: TC adalah biaya total dan Q adalah tingkat output, maka: a. Hitung biaya rata komputer, dan bagaimana bentuk grafiknya? b. Pada tingkat output berapa biaya rata-rata komputer mencapai titik minimum? c. Bagaimana bentuk fungsi biaya marjinal perusahaan dan tunjukkan bahwa biaya marjinal tersebut memotong nilai minimum pada biaya rata-rata?

200 188 d. Gambarkan grafik biaya marjinal dan biaya rata-rata produk komputer tersebut?

201 189 BAB VII PASAR PERSAINGAN SEMPURNA Suatu pasar terdiri dari seluruh perusahaan dan individu yang ingin dan mampu untuk membeli serta menjual suatu produk tertentu. Karakteristik pasar yang paling mendasar adalah jumlah dan ukuran distribusi para pembeli dan penjual serta tingkat difrensiasi produk. Secara tradisional, pasar dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu pasar persaingan sempurna, pasar monopoli, pasar persaingan monopolistik, dan pasar oligopoli. Pasar persaingan Sempurna (perfect competition) adalah struktur pasar yang ditandai oleh jumlah pembeli dan penjual yang sangat banyak. Transaksi setiap individu (pembeli dan penjual) sangat kecil dibandingkan output industri total sehingga mereka tidak bisa mempengaruhi harga produk tersebut. Para pembeli dan penjual secara individual hanya bertindak sebagai penerima harga (price takers). Tidak ada perusahaan yang menerima laba di atas normal dalam jangka panjang dalam pasar persaingan sempurna. Pasar Monopoli (monopoly) adalah struktur pasar yang ditandai oleh adanya seorang produsen tunggal. Suatu perusahaan monopoli dapat menentukan harga produk dan jumlah outputnya. Sebuah perusahaan monopoli dapat memperoleh laba di atas normal, bahkan dalam jangka panjang sekalipun. Pasar Persaingan Monopolistik (monopolistic competition) adalah pasar yang sangat mirip dengan persaingan sempurna, tetapi sedikit dibedakan dengan persaingan sempurna karena dalam persaingan monopolistik ini konsumen mengetahui perbedaanperbedaan di antara produk dari perusahaan-perusahaan yang berbeda. Seperti halnya dalam persaingan sempurna, maka dalam pasar persaingan monopolistik ini, laba di atas normal hanya dapat diperoleh dalam jangka pendek. Pasar Oligopoli (ligopoly) adalah struktur pasar di mana hanya ada sejumlah kecil perusahaan yang memproduksi hampir semua output industri. Oligopoli dibagi lagi menjadi oligopoli terdiferensiasi (differentiated oligopoly) di mana produk tidak

202 190 dibakukan (unstandardized), misalnya mobil, dan oligopoli tak terdifferensiasi (undifferentiated oligopoly) di mana produk dibakukan, misalnya baja. Dalam oligopoli ini, keputusan-keputusan mengenai harga dan output dari perusahaan-perusahaan yang ada tergantung satu sama lain. Hal tersebut berarti bahwa jika satu perusahaan mengubah harganya, maka perusahaan lainnya akan bereaksi dan informasi perubahan harga tersebut akan dimasukkan ke dalam masalah pembuatan keputusan mengenai harga dan output perusahaan-perusahaan tersebut. Pada bab ini pembahasan akan difokuskan pada pasar persaingan sempurna (perfect competition), selanjutnya, pasar monopoli (monopoli) akan diuraikan pada bab 8, sementara pasar persaingan monopolistik (monopolistic competition) dan oligopoli (oligopoly) akan diuraikan pada pab 9 dan Ciri-ciri pasar persaingan sempurna Pasar persaingan sempurna memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan perusahaan lain. Adapun ciri-ciri pasar persaingan sempurna antara lain: 1. Jumlah Penjual dan Pembeli Banyak Jumlah produsen dan konsumen dalam pasar sangat banyak, sehingga kemampuan setiap produsen dan konsumen dalam pasar sangat kecil, dan bahkan tidak dapat mempengaruhi pasar. Setiap perusahaan dalam pasar persaingan sempurna hanya menghasilkan suatu bagian yang sangat kecil dibandingkan jumlah output industri secara keseluruhan, dan setiap pembeli hanya membeli suatu bagian yang sangat kecil pula dari output total tersebut. 2. Produk yang Homogen Yang dimaksud dengan produk homogen adalah produk yang mampu memberi kepuasan kepada konsumen tanpa mengetahui siapa produsennya. Jadi konsumen tidak membeli merek produk tetapi membeli kegunaan barang atau jasa. Oleh karena itu semua perusahaan diasumsikan menghasilkan produk yang sama, dengan kualitas dan

203 191 karakteristik yang sama. 3. Penyebaran Informasi yang Sempurna Para pelaku pasar (produsen dan konsumen) memiliki pengetahuan yang sempurna tentang harga, dan kualitas yang produk yang dijual. Dengan demikian produsen dan penjual hanya menghadapi satu harga dan kualitas dari produksi yang diperjualbelikan di pasar. 4. Perodusen dan Konsumen Menerima Harga Konsekwensi dari banyaknya produsen dan konsumen dalam pasar, maka baik produsen maupun konsumen tidak dapat mempengaruhi harga pasar. Jadi produsen dan konsumen hanya dapat menyesuaikan diri dengan harga pasar yang ada atau penerima harga (price taker). 5. Bebas keluar-masuk pasar Dalam pasar persaingan sempurna masing-masing penjual dan pembeli bebas untuk melakukan atau tidak melakukan aktivitas jual beli, Apabila seorang penjual tidak dalam melakukan aktivitas jual beli tidak akan mengakibatkan naiknya harga produk di pasar, karena jumlah produk yang dijual oleh penjual tersebut relatif sangat kecil dibanding jumlah produk yang diperjualbelikan, Kelima syarat pokok ini, diperlukan untuk adanya struktur pasar persaingan sempurna. Oleh karena itu pasar persaingan sempurna hampir tidak ditemukan di dalam dunia nyata. Walaupun pertukaran-pertukaran komoditi mendekati syarat-syarat tersebut, ketidaksempurnaan tetap akan terjadi di situ. Meskipun demikian, untuk beberapa perusahaan, keputusan-keputusan penentuan harga harus dibuat dalam keadaan di mana mereka tidak punya kendali sama sekali atas harga. Oleh karena itu suatu penelaahan terhadap struktur pasar persaingan sempurna akan memberikan pandangan pemikiran dalam membuat keputusan penentuan harga dalam kasus seperti ini. Lebih penting lagi, suatu pemahaman yang jelas mengenai persaingan sempurna

204 192 akan memberikan suatu referensi pokok bagi kita untuk menganalisis struktur-struktur pasar lainnya seperti pasar oligopoli, persaingan monopolistik, dan pasar monopoli Permintaan dan Penawaran Pasar Persaingan Sempurna Dalam pasar persaingan sempurna harga ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran. Perbedaan penting antara perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada pasar persaingan sempurna dan perusahaan-perusahaan yang beroperasi pada jenis pasar yang lain yaitu terletak pada bentuk kurva permintaan dari perusahaan itu sendiri. Dalam pasar persaingan sempurna kurva permintaan yang dihadapi oleh perusahaan adalah horisontal. Hal tersebut disebabkan karena perubahan output dari perusahaan dalam batas-batas yang dapat dipertimbangkan tidak dapat mempengaruhi harga secara berarti. Kurva permintaan dalam pasar persaingan sempurna berbentuk horisontal (elastis sempurna) tidaklah berarti bahwa perusahaan benar-benar dapat menjual produk dalam jumlah yang tidak terhingga pada tingkat harga yang berlaku. Sebaliknya hal tersebut berarti bahwa perubahan produksi yang secara normal mungkin dilakukan oleh perusahaan praktis tidak dapat mengubah harga pasar, karena pengaruh perubahan output tersebut relatif sangat kecil dibanding dengan output dari total industri. P S P D D 0 Q 0 Q a. Kurva Permintaan Industri/Pasar b. Kurva Permintaan Perusahaan Gambar 7.1. Kurva Permintaan Pasar Persaingan Sempurna dan Perusahaan

205 193 Dalam pasar persaingan sempurna, permintaan total perusahaan sama dengan harga dikali dengan kuantitas produk yang terjual (P x Q). Oleh karena harga sudah ditetapkan, maka penerimaan rata-rata (overage revenue) dan penerimaan marjinal (marginal revenue) adalah sama dengan harga. Dengan demikian kurva permintaan sama dengan penerimaan rata-rata, sama dengan penerimaan marjinal dan sama dengan harga. Seperti terlihat pada Tabel 7.1. Tabel 7.1. Menunjukkan bahwa dalam persaingan sempurna harga produk sama dengan penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal. Sementara total penerimaan sama dengan harga (P) dikali dengan kuantitas (Q). Tabel 7.1. Penerimaan Total, Penerimaan Rata-Rata dan Penerimaan Marjinal dalam Pasar Persaingan Sempurna. Q P TR MR AR Berdasarkan data pada tabel 7.1, maka kurva penerimaan total, kurva penerimaan rata-rata, dan kurva penerimaan marjinal dapat digambarkan seperti terlihat pada Gambar 7.2. P TR=P x Q P D=MR=AR=P D 0 Q 0 a. Kurva Penerimaan Total b. Kurva AR dan MR Gambar 7.2. Kurva Permintaan Total, Permintaan Rata-rata, Permintaan Marginal dalam Pasar Persaingan Sempurna Q

206 Maksimisasi Keuntungan Perusahaan Telah dijelaskan bahwa tujuan perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa adalah untuk memaksimumkan keuntungan. Dalam menganalisis maksimisasi keuntungan perusahaan dibedakan menjadi dua yaitu; keuntungan jangka pendek dan keuntungan jangka panjang. Hal tersebut didasarkan pada sifat dari biaya produksi dari perusahaan di mana biaya produksi dalam jangak pendek berbeda dengan biaya produksi dalam jangka panjang. Maksimisasi Keuntungan dalam Jangka Pendek Dalam jangak pendek, biaya perusahaan dibedakan ke dalam biaya tetap (fixed cost; FC) dan biaya variabel (variabel cost; VC), sementara dalam jangka panjang tidak dikenal adanya biaya tetap, tetapi semua biaya adalah variabel, dan sekaligus merupakan total biaya (total cost; TC). Walaupun demikian dalam jangka waktu tersebut terdapat persamaan dalam menghitung keuntungan, yaitu dengan memperkurangkan antara total penerimaan (total revenue; TR) dan total biaya (total cost; TC). Kondisi keuntungan maksimum dapat dicapai pada saat tingkat penerimaan marginal (marginal revenue; MR) sama dengan biaya marjinal (marginal cost; MC). Tabel 7.2. menunjukkan tentang pendapatan yang terima dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Kolom 3 menunjukkan tentang total penerimaan perusahaan yaitu diperoleh dengan mengalikan harga (P) (kolom (2) dengan kutitas barang yang dijual (Q) (kolom (1), sementara kolom 6 menunjukkan tentang total biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan diperoleh dengan menjumlahkan biaya variabel total

207 195 (TVC) (kolom 8) dengan total biaya tetap (TFC) (kolom7). Sementara kolom 13 menunjukkan tentang keuntungan/ kerugian ( ) yang diperoleh perusahaan, di mana kolom keuntungan ini diperoleh dengan memperkurangkan antara total penerimaan (kolom 3) dengan total biaya (kolom 6) yang dikeluarkan oleh perusahaan. Terlihat bahwa perusahaan akan memperoleh keuntungan maksimum pada saat perusahaan memproduksi/menjual barang atau jasa sebesar 9 unit. Terlihat pula bahwa pada saat perusahaan hanya memproduksi kurang dari 6 unit maka perusahaan akan menderita kerugian, demikian halnya apabila perusahaan menjual di atas 12 unit maka perusahaan juga akan menderita kerugian. Tebel. 2. Hasil Penjualan dan Biaya Perusahaan Q P TR MR AR TC TFC TVC AC AFC AVC MC (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) Dengan menunjukkan total penerimaan (TR), total biaya (TC), total biaya tetap (TFC), dan total biaya variabel (TVC) dalam satu grafik, maka kondisi keuntungan ( ) perusahaan dalam jangka pendek dapat dilihat pada Gambar 7.3. Gambar 7.3, menunjukkan bahwa pada saat perusahaan tidak melakukan produksi, maka perusahaan akan menderita kerugian sebesar Rp Hal tersebut

208 196 disebabkan karena perusahaan tetap harus menanggung biaya tetap sebesar Rp walaupun mereka tidak melakukan produksi. Pada saat perusahaan memproduksi sebesar kurang sedikit dari 6 unit maka TR=TC, yang berarti bahwa perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian dalam perusahaan pulang pokok (impas). Pada saat TR>TC yaitu pada waktu perusahaan memproduksi antara 6 sampai 12 unit, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan. Keuntungan maksimum diperoleh perusahaan pada saat mereka memproduksi sebesar 9 unit. Rp TC TR TV C TF C Q Gambar 7.3. Maksimisasi Keuntungan Perusahaan dalam Jangka Pendek Contoh Soal Fungsi permintaan industri dalam pasar persaingan sempurna adalah Q = 150 2P, dan kurva biaya total perusahaan A adalah TC = 0,5Q Q Dimana Q

209 197 adalah jumlah kuantitas produk yang dijual dan P adalah harga jual produk. Berdasarkan data tersebut diminta: a. Hitung jumlah dan harga keseimbangan? b. Hitung keuntungan perusahaan A dalam industri? c. Surplus produsen dan konsumen? Jawab Diketahui Q D = 150 2P TC = 0,5Q Q MC = Q + 30 Q = 150 2P P = 75 0,5Q a. Syarat agar laba maksimum adalah P = MC (dimana MR = P) P = MC 75-0,5Q = Q ,5Q = 45 Q = 30 P = 75 0,5Q P = 75-0,5(30) P = 60 Dengan demikian, maka jumlah produk yang jual adalah 30 unit dengan harga Rp. 60 per unit b. Jumlah keuntungan perusahaan A adalah: = TR TC Dimana TR = P x Q TC = TVC + TFC TFC = 150 TVC = 0,5Q Q = 0,5(30) (30) = 0,5(900) + 900

210 198 = 1350 = P x Q (TVC + TFC) = 60 x 30 ( ) = = 300 c. Surplus produsen dan konsumen dapat dihitung dengan memperhatikan gambar 7.4. Surplus konsumen adalah: (75 60) Surplus Produsen (60 30) Jadi surplus konsumen adalah 225 sementara surplus produsen adalah 450. P 75 MC = 2Q SK SP 30 D 30 Gambar 7.4. Surplus Produsen dan Konsumen 150 Q Kondisi Keseimbangan Perusahaan dalam Jangka Pendek Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi agar perusahaan berada dalam

211 199 keseimbangan jangka pendek yaitu: a. Untuk memperoleh laba maksimum, maka perusahaan sebaiknya memproduksi pada saat MR=MC, apabila dalam kondisi buruk, kerugiannya adalah minimum. b. Perusahaan seharusnya hanya memproduksi paling tidak apabila biaya variabel (VC) adalah sama dengan penerimaan total (TR) atau biaya variabel rata-rata (AVC) sama dengan harga (P). Dalam kondisi ini perusahaan hanya menanggung kerugian biaya tetap (FC). Hal mana biaya tetap tanpa atau dengan produksi tetap harus dikeluarkan oleh perusahaan. Apabila AVC lebih kecil dari harga, maka perusahaan tidak dapat lagi menutup beban tetap. Sehingga kegiatan produksi hanya menambah beban, karena dalam kondisi ini perusahaan sebaiknya ditutup. Posisi Perusahaan Memperoleh Keuntungan Maksimum Apabila perusahaan berada dalam keseimbangan jangka pendek, untuk memperoleh keuntungan. Untuk memaksimumkan keuntungan jangka pendek perusahaan harus memproduksi pada saat MR=MC. P/C MC AC P* C Laba E A AVC D=MR=AR=P 0 Q* Gambar 7.5. Kurva Keuntungan Maksimum Perusahaan Q Gambar 7.5, menunjukkan bahwa kondisi MR=MC tercapai pada output sebesar

212 200 Q*. Oleh karena biaya rata-rata lebih kecil dari harga setiap output, maka perusahaan memperoleh laba sebesar wilayah PCEA. Apabila perusahaan memproduksi kurang dari Q*, maka penerimaan marjinal (MR=P) lebih besar dari biaya marjinal (MC), sehingga lebih menguntungkan bagi perusahaan untuk menambah outputnya. Dan apabila perusahaan memproduksi lebih besar dari Q* maka MC sudah lebih besar dari MR, sehingga penambahan output akan mengurangi keuntungan bagi perusahaan. Jadi laba maksimum akan tercapai pada MR=MC dengan output sebesar Q*. Posisi Perusahaan Impas Dalam pasar persaingan sempurna tidak semua produsen memperoleh keuntungan maksimal, karena hal tersebut tergantung pada harga dan struktur biaya. Walaupun harga sama untuk setiap produsen, tetapi struktur biaya dapat berbeda, karena hal tersebut tergantung pada manajemen dan teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu akan dijumpai adanya produsen yang memperoleh keuntungan normal di mana (AC=P) sehingga TR=TC. P/C MC AC P* E AVC D=MR=AR=P 0 Gambar 7.6. Keseimbangan Jangka Pendek Dalam Kondisi Impas Q* Q

213 201 Walaupun kelihatannya pada kondisi tersebut perusahaan tidak memperoleh keuntungan, tetapi sebenarnya perusahaan memperoleh keuntungan karena adanya biaya eksplisit dan biaya tersembunyi. Dalam kondisi tersebut keuntungan perusahaan secara umum diperoleh karena adanya biaya tetap dan biaya tersembunyi. Keuntungan normal perusahaan dicapai apabila perpotongan harga yang terbentuk dari keseimbangan pasar di mana kurva MC berada pada titik minimum kurva AC seperti terlihat pada Gambar 7.6. Gambar 7.6 menunjukkan bahwa pada saat harga P* berpotongan dengan MC pada titik E. Perpotongan dengan kurva AC juga terjadi pada titik yang sama yaitu E pada kuantitas Q*. Pada kondisi tersebut TR=TC. Posisi Perusahaan Menderita Kerugian Dalam pasar persaingan sempurna produsen tidak selamanya memperoleh keuntungan. Adakalanya perusahaan mengalami kerugian. Kerugian akan dialami apabila biaya rata-rata berada di atas harga pasar. Meskipun demikian produsen senantiasa berusaha untuk memperkecil kerugian. P/C MC AC C P* Rugi B E AVC D=MR=AR=P 0 Q Q* Gambar 7.7 Keseimbangan Jangka Pendek Dalam Kondisi Rugi

214 202 Gambar 7.7 menunjukkan bahwa produsen akan memperoleh kerugian minimal pada saat MR=MC. Pada titik B, MR=MC dengan biaya rata-rata sebesar B-Q* sementara harga produk sebesar E-Q*. Biaya-biaya rata lebih besar dari harga (OC>OP). Besarnya kerugian yang ditanggung oleh perusahaan adalah sebesar daerah P*ECB. Dalam kondisi ini perusahaan tetap harus beroperasi, karena harga produk masih cukup besar dari biaya variabel yang dikeluarkan perusahaan. Apabila perusahaan dalam kondisi ini tidak meneruskan operasinya, maka perusahaan akan merugi lebih besar, sebanyak biaya tetap yang dikeluarkannya. Dan apabila perusahaan tetap beroperasi, maka sebagian dari biaya tetap dapat ditutupi oleh perusahaan. Posisi Perusahaan Harus Tutup/Dibubarkan Apabila harga produk di pasar telah berada pada kondisi lebih tinggi dari biaya variabel rata-rata (AVC>P), maka tidak ada pilihan bagi perusahaan kecuali tutup. P/C MC AC AVC P* E D=MR=AR=P 0 Q Q* Gambar 7.8 Keseimbangan Jangka Pandek dalam Kondisi Perusahaan Tutup

215 203 Gambar 7.8 menunjukkan bahwa posisi AVC > P, dengan demikian, maka apabila perusahaan melanjutkan operasinya maka perusahaan di samping merugi dengan biaya tetap, perusahaan juga merugi dengan sebagian biaya variabel rata-rata. Karena itu, pilihan terbaik bagi perusahaan adalah menutup usahanya atau perusahaan dibubarkan Penawaran dalam Pasar Persaingan Sempurna Terdapat dua kasus dalam menganalisis penawaran dalam pasar persaingan sempurna. Kasus pertama adalah kita akan menganalisis dengan jumlah perusahaan yang tetap, Kasus kedua adalah kita akan menganalisis dengan jumlah perusahaan yang berubah-ubah, karena adanya perusahaan baru yang masuk dan perusahaan lama yang keluar. Dalam jangka pendek sulit bagi perusahaan untuk keluar masuk dalam pasar, tetapi dalam jangka panjang jumlah perusahaan yang ada di pasar, dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pasar pada saat itu. Kurva Penawaran Jangka Pendek (Jumlah Perusahaan Tetap) Dalam jangka pendek kurva Marjinal Cost (MC), mencerminkan kurva penawaran jangka pendek dalam pasar persaingan sempurna. Seperti telah dijelaskan bahwa kurva penawaran merupakan sebuah kurva yang menggambarkan berbagai kuantitas produk yang produsen bersedia tawarkan pada berbagai alternatif harga. Walaupun produsen menderita kerugian produsen tetap memproduksi barang selama harga produk masih di atas biaya variabel rata-rata atau selama biaya variabel dapat ditutupi dengan harga produk yang ada. P/C MC P S P 4 P 3 AC P 2 P 1 P 0 AVC

216 204 Contoh Soal Misalkan fungsi biaya perusahaan ABC adalah C=q 3 14Q Q Berdasarkan fungsi tersebut hitung: Fungsi penawaran perusahaan ABC tersebut? Jawab: Kurva penawaran perusahaan didasarkan pada aturan MC = P. Yang berarti P = 3Q 2-28Q Tetapi persamaan ini hanya berlaku bagi P, dimana P merupakan minimum dari kurva biaya variabel rata-rata. Oleh karena itu langka pertama perlu dicari biaya marjinal (MC) dan biaya rata-rata variabel (AVC): MC TC Q 3Q 2 28Q 69 AVC TVC Q 3 2 Q -14Q 69Q 2 Q Q - 14Q 69 AVC mencapai minimum apabila: AVC Q 2Q Q = 14 Q = 7

217 205 Dengan demikian pada saat Q =7, maka nilai AVC = (7) 2 14(7) + 69 = 20. Oleh karena itu pada saat P < 20, maka jumlah produk yang ditawarkan adalah nol. Jadi penawaran produk baru ada apabila harga produk di atas 20 (P>20). Fungsi penawaran perusahaan dibentuk dengan memperhatikan kondisi keutungan maksimum yaitu P=MC=MR. Jadi secara matematis MC dan AVC berpotongan pada Q =7 dimana MC dan AVC =20. Karena itu fungsi penawaran dapat ditulis: P = 3Q2 28Q + 69 untuk P 20 Q = 0 untuk P < 20 Kurva Penawaran Jangka Panjang (Jumlah Perusahaan Berubah) Pada bagian ini kita akan membicarakan apa yang terjadi ketika perusahaan bebas keluar masuk dalam pasar. Kita berasumsi bahwa semua produsen memiliki akses terhadap teknologi yang sama dalam memproduksi barang atau jasa, dan semua produsen memiliki akses yang sama dalam membeli bahan baku untuk keperluan produksi, dan semua produsen berpotensi memiliki kurva biaya yang sama. Keputusan produsen untuk keluar masuk dalam pasar tergantung pada insentif yang dihadapi oleh produsen baik produsen yang lama maupun pengusaha yang akan memulai usaha baru. Apabila perusahaan yang ada dalam pasar mendapatkan keuntungan ekonomis, maka perusahaan-perusahaan baru akan mendapat insentif untuk masuk ke dalam pasar. Dengan masuknya perusahaan-perusahaan baru ini akan menambah jumlah perusahaan dalam pasar. Dengan meningkatkan produsen dalam pasar maka akan meningkatkan jumlah penawaran total, sehingga dapat menurunkan harga dan keuntungan bagi perusahaan. Sebaliknya apabila perusahaan-perusahaan lama dalam pasar merugi, maka beberapa dari mereka akan keluar dari pasar, sehingga mengurangi jumlah penawaran total, sehingga dapat menaikkan harga dan keuntungan bagi perusahaan yang bertahan dalam pasar. Jadi proses masuk keluar ini adalah perusahaan yang tetap ada dalam pasar akan memperoleh keuntungan ekonomis sebesar nol. Sebagai mana telah dijelaskan bahwa keuntungan perusahaan adalah: (P ATC)Q.

218 206 Persamaan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang beroperasi dalam pasar persaingan sempurna memiliki keuntungan sebesar nol, hanya apabila harga dari barang tersebut sama dengan biaya total rata-rata dari produksi barang itu. Apabila harga berada di atas biaya total rata-rata maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan. Namun sebaliknya apabila harga berada di bawah biaya total rata-rata, maka perusahaan akan menderita kerugian dan mendorong perusahaan lama untuk keluar. Dan proses keluar masuk ini akan berakhir apabila harga sama dengan biaya total rata-rata. Kurva biaya jangka panjang merupakan kurva yang menjadi tempat kedudukan biaya rata-rata jangka pendek yang paling rendah. Akibatnya dalam jangka panjang perusahaan akan memilih skala produksi dengan biaya rata-rata yang paling rendah. Gambar 7.10, harga pasar yang dihadapi adalah P. Dalam jangka pendek produsen akan memaksimumkan keuntungan dengan syarat biaya marjinal jangka panjang (shot run marginal cost; SRMC) sama dengan penerimaan marjinal (marginal revenue; MR) sama dengan harga (SRMC=MR=P) pada titik A. Dalam jangka panjang keseimbangan dicapai dengan syarat: P = MR=AR= SRMC = SRAC=LRMC=LRAC. Gambar 7.10 menunjukkan bahwa pada saat harga sebesar P, maka produsen akan memaksimumkan keuntungan jangka pendek dengan menghasilkan output dimana SRMC=MR=P pada titik A dengan output yang dihasilkan sebesar Q 1. Keuntungan maksimum jangka pendek yang diperoleh dengan output sebesar Q 1, pada dasarnya belum memenuhi keseimbangan jangka panjang karena syarat keseimbangan jangka panjang adalah MR=AR=SRMC=SRAC=LRMC=LRAC. Dengan keuntungan jangka pendek tersebut, maka merangsang perusahaan lain untuk masuk dalam pasar sehingga harga turun menjadi P 1 dan output bertambah menjadi Q 2. Pada saat output sebesar Q2, maka dicapai keseimbangan jangka panjang di mana MR=AR=SRMC=SRAC=LRMC=LRAC. SRAC,LRAC,SRMC,LRMC,P SRMC SRAC LRMC LRAC P A C P 1 B E

219 207 Oleh karena masuknya produsen-produsen baru dalam pasar, maka output yang dihasilkan menjadi lebih besar, yaitu sebesar Q 2 dan mendorong harga turun menjadi P 1. Pada saat titik E maka MR=AR=SRMC=SRAC=LRMC=LRAC. Hal ini menunjukkan keseimbangan jangka panjang yang ekonomis, di mana biaya rata-rata jangka panjang dan jangka pendek (long run average cost and shot run average cost) paling rendah. Apabila dimisalkan dalam pasar persaingan sempurna terjadi peningkatan permintaan karena suatu sebab, maka harga akan naik. Dengan adanya kenaikan harga, maka produsen akan melakukan penyesuaian output yang dihasilkan, di samping itu produsen juga berusaha tetap bertahan untuk memperoleh keuntungan maksimum dengan menyamakan SRAC=LRAC=MR=P seperti terlihat pada Gambar Gambar menunjukkan bahwa pada saat harga tinggi yaitu pada harga sebesar P produsen memproduksi sebesar Q 2. Maka kondisi LRMC=SRMC=P=MR dan LRAC=SRAC, karena itu produsen memperoleh keuntungan ekonomis karena P>SRAC, Akan tetapi keuntungan ini bukanlah merupakan keuntungan jangka panjang dalam pasar persaingan sempurna. Seperi disebutkan bahwa keseimbangan jangka panjang adalah MR=AR=SRMC= SRAC=LRMC=LRAC=P, walaupun LRAC=SRAC. SRAC,LRAC,SRMC,LRMC,P SRMC P SRAC A LRMC SRAC

220 208 Pada kondisi kuantitas Q2, skala produksi berada pada kondisi biaya yang naik (increasing cost) yang ditandai dengan LRAC pada Q 2 lebih tinggi pada LRAC pada Q 1. Karena adanya keuntungan ekonomis, maka menarik bagi produsen baru masuk dalam pasar dan atau produsen lama menambah output yang dihasilkan. Hal tersebut menyebabkan kenaikan biaya dan menurunkan harga. Dengan turunnya harga dan naiknya biaya produksi, maka membuat banyak produsen yang keluar dari pasar karena menderita kerugian. Karena itu keseimbangan akan kembali pada harga yang lebih rendah pada titik E, di mana MR=AR=SRMC= SRAC =LRMC=LRAC=P Penerapan Konsep Surplus Produsen dan Konsumen Analisis permintaan dan penawaran yang dapat digunakan dalam menilai efisiensi pasar adalah surplus produsen dan konsumen. Pada analisis permintaan dan penawaran telah diperkenalkan konsep surplus produsen dan konsumen sebagai suatu cara untuk menggambarkan keuntungan konsumen dan produsen dalam suatu pasar. Untuk menjelaskan lebih jauh tentang surplus produsen dan konsumen, maka perhatikan gambar 7.12.

221 209 Dalam pasar persaingan sempurna keseimbangan pasar (E) pada kuantitas Q* dan harga P*, penjumlahan dari surplus konsumen (daerah P*BE) dan suplus produsen ( daerah P*AE) adalah maksimum. Apabila output yang dihasilkan lebih kecil dari Q* misalnya Q1, maka akan timbul kerugian beban baku (deadwight loss) dari surplus produsen dan konsumen sebesar bidang CFE. Harga B S P2 C P* E P1 F A D 0 Q1 Q* Kuantitas Gambar Keseimbangan Persaingan Sempurna dan Surplus Produsen/Konsumen Gambar menunjukkan bahwa keseimbangan untuk pasar persaingan sempurna untuk suatu produk misalnya beras. Pada harga keseimbangan P* jumlah beras yang dikonsumsi sebesar Q*. Oleh karena kurva permintaan (D) menunjukkan tentang berapa yang ingin dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan tambahan satu kg beras pada berbagai tingkat Q, di mana total nilai beras yang dibeli oleh pembeli adalah seluruh bidang di bawah kurva permintaan dari Q=0 sampai Q=Q* yaitu bidang BEQ*0. Untuk nilai ini konsumen membayar sebesar P*EQ*0. Oleh karena itu mereka menerima surplus lebih besar dari yang mereka bayar yang digambarkan

222 210 pada daerah BEP*. Segala sesuatu yang terjadi pada pasar beras yang mempengaruhi ukuran bidang segi tiga ini akan mempengaruhi kemakmuran konsumen. Gambar 9.12 juga menunjukkan nilai surplus yang diterima oleh produsen beras terhadap situasi di mana tidak ada beras yang diproduksi. Ukuran ini didasarkan pada ukuran intuitif kurva penawaran (S), yang memperhatikan harga minimum yang akan diterima produsen untuk setiap kg beras yang diproduksi. Pada titik equilibrium E dengan harga P* dan kuantitas Q*, total penerimaan produsen adalah P*EQ*0. Dan apabila produsen memproduksi sebesar Q* maka produsen akan menerima surplus sebesar P*AE. Analisis mengenai surplus produsen dan konsumen juga memberi petunjuk bahwa, para ekonom percaya bahwa pasar yang bersaing secara sempurna menghasilkan alokasi sumberdaya yang efisien. Mari kita perhatikan kembali Gambar 7.12, menunjukkan bahwa setiap level output untuk beras selain titik E dengan output Q* dan harga P* adalah tidak efisien dan jumlah surplus produsen dan konsumen secara total adalah tidak maksimum. Misalkan apabila jumlah beras yang dihasilkan adalah sebesar Q1 maka total bidang surplus CFE akan hilang. Pada Q1 konsumen akan bersedia membayar sebesar P2 untuk setiap kg beras yang dikonsumsi konsumen, di mana biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi hanya sebesar P1. Konsumen akan mendapatkan beras dengan harga yang lebih murah dari yang seharusnya mereka bayar. Sementara produsen akan mendapatkan hasil lebih dari beras atas ongkos produksi yang mereka keluarkan. Hanya pada titik E dengan harga P* dan kuantitas Q* transaksi yang saling menguntungkan itu akan terjadi sehingga penjumlahan dari surplus produsen dan konsumen adalah maksimum Intervensi Pemerintah dalam Pasar Persaingan Sempurna Dalam perekonomian dewasa ini pemerintah sering kali melakukan intervensi dalam pasar. Bentuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah bermacam-macam dapat berbentuk pengenaan pajak atas suatu produk, pemberian subsidi atas satu produk, pembatasan perdagangan dalam bentuk tarif atau kuota, dan dapat pula bentuk pengendalian harga.

223 211 Intervensi Pemerintah dalam Bentuk Pajak Salah satu bentuk campur tangan pemerintah dalam pasar adalah pengenaan pajak atas suatu produk. Pada bagian ini kita akan membahas tentang bagaimana pengaruh pajak dapat mengubah alokasi sumberdaya, dan juga melihat siapa sebenarnya yang menanggung beban pajak tersebut. Analisis pengaruh pajak dapat membantu kita untuk menjelaskan bagaimana pajak dapat mempengaruhi kesejahteraan produsen dan konsumen. Pada kesempatan ini diuraikan pengaruh pajak khusus yaitu pajak yang dikenakan terhadap suatu produk dengan jumlah tetap per unit output yang dibebankan oleh pemerintah terhadap industri yang menghasilkan output yang sama. Walaupun berdasarkan undang-undang pajak wajib dibayar oleh perusahaan, namun pandangan ini dapat menyesatkan. Oleh karena itu mari kita perhatikan Gambar Gambar 7.13 menunjukkan bahwa kurva permintaan bergeser ke keri dari D ke D1, dimana jarak vertikal antara kurva menunjukkan jumlah pajak per unit (t). Misalkan harga yang dibayar oleh konsumen sebesar P, maka perusahaan hanya perlu menjaga P-t. Hal tersebut merupakan kurva bermintaan setelah pajak yang akan sejalan dengan perilaku perusahaan. Dalam kondisi ini konsumen tetap akan membayar harga bruto seperti yang tercermin oleh kurva D. Dengan demikian pajak menciptakan batas antara apa yang dibayar oleh konsumen dan apa yang sebenarnya didapat oleh perusahaan. Dalam jangka pendek dampak pajak menggeser keseimbangan dari posisi awal P1, Q1 ke titik dimana permintaan yang baru D1 memotong kurva penawaran jangka pendek S. Perpotongan ini muncul pada saat output sebesar Q2 dan harga setelah pajak P2. Dengan asumsi bahwa harga P2 lebih rendah dari biaya variabel rata-rata, dan perusahaan sekarang mengalami kerugian apabila mereka memproduksi produk sebesar Q2, maka konsumen akan membayar P3 untuk tingkat output Q2. Pada gambar tersebut, maka P3-P2 =t. Oleh karena itu dalam jangka pendek sebagian beban pajak dibebankan kepada konsumen (terlihat pada harga yang mereka bayar dari P1 ke P3, sebagai lainnya ditanggung oleh perusahaan, dimana

224 212 sekarang beroperasi dalam keadaan merugi karena mereka menerima P2 (bukan P1) untuk output mereka. P SMC MC AC P P4 Pajak S1 S P3 P1 LS P2 D D1 0 Q1 0 Q3 Q2 Q1 Q Gambar Dampak atas Pengenaan Pajak Khusus pada Pasar Persaingan dan Berbiaya Tetap Dalam jangka panjang perusahaan tidak akan beroperasi apabila mereka merugi. Beberapa perusahaan akan meninggalkan pasar karena beratnya beban pajak yang mereka harus tanggung. Dengan demikian jumlah produsen dalam pasar menjadi sedikit, sehingga kurva penawaran pasar akan bergeser ke arah kiri, keseimbangan baru akan terbentuk pada Q3, dimana harga setelah pajak yang diterima perusahaan tetap berada dalam industri yang memungkinkan mereka untuk menerima laba ekonomis sebesar nol. Perusahaan-perusahaan yang tetap bertahan dalam industri akan kembali memproduksi output sebesar Q1. Dan harga yang dibayar oleh perusahaan dalam pasar sekarang adalah P4. Jadi dalam jangka panjang, jumlah keseluruhan dari pajak setelah dikonversi menjadi harga yang lebih tinggi. Walaupun perusahaan secara nyata yang membayar pajak, akan tetapi beban pajak dalam jangka panjang ditanggung seluruhnya oleh konsumen yang membeli produk.

225 213 Untuk kasus peningkatan biaya, produsen dan konsumen akan membayar bagian pajaknya masing-masing. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar Gambar 7.14 menunjukkan bahwa kurva penawaran jangka panjang memiliki kemiringan yang positif karena dengan berkembangnya industri, maka biaya dari berbagai input meningkat. Pembebanan pajak sebesar t, menyebabkan kurva permintaan setelah t bergeser ke kiri menjadi D1 dan hal ini menyebabkan turunnya harga netto dalam jangka panjang dari P1 ke P2. Oleh karena dihadapkan pada harga yang lebih rendah (P2), maka membuat banyak perusahaan meninggalkan industri, yang berdampak pada turunnya beberapa harga input. Keseimbangan jangka panjang dicapai kembali pada harga netto yang lebih rendah, dan konsumen sekarang membayar harga netto sebesar P3, yang lebih besar dari yang mereka bayar sebelumnya. Jumlah pajak yang dibayar ditunjukkan oleh daerah P 2 P 3 AB. Pajak ini sebagian ditanggung oleh konsumen dan sebagian ditanggung oleh produsen. Jumlah pajak yang ditanggung oleh konsumen adalah sebesar P 3 P 1 AC. Sementara beban pajak yang ditanggung oleh produsen adalag P 1 P 2 BC. Sedang daerah ABE merupakan kerugian beban baku (deadweight loss). Price LS P 3 A P 1 C E P 2 B D1 D 0 Q 2 Q 1 Quantity Gambar Pengaruh Pajak Terhadap Peningkatan Biaya dalam Industri

226 214 Gambar 7.14 juga menunjukkan bahwa, karena pajak yang dikenakan dapat menurunkan output atas produk yang dikenai pajak, maka akan ada realokasi produksi ke wilayah lain. Realokasi ini mengandung arti bahwa transaksi sebelumnya yang saling menguntungkan akan hilang, dan beban pajak akan mengurangi kesejahteraan secara keseluruhan. Kerugian total surplus konsumen sebagai akibat dari pajak adalah P 1 P 3 AE. Ditransfer kepada pemerintah sebagai pajak sebesar P 1 P 3 CE, sedang bidang ACE hilang begitu saja. Demikian halnya dengan total surplus produsen yang digambarkan pada bidang P 1 P 2 EB, ditransfer ke pemerintah sebesar P 1 P 2 BC sebagai penerimaan pajak, sedang daerah BCE hilang begitu saja. Dengan menggunakan standar efisiensi alokasi sumber daya, dampak atas pajak tersebut, adalah pemerintah menerima pajak yang jumlahnya sebesar daerah P 2 P 3 AB. Apakah sebab pajak yang dibayarkan oleh konsumen dan produsen tersebut mengurangi kesejahteraan produsen dan konsumen secara keseluruhan, tergantung pada bagaimana pemerintah membelanjakan pajak yang diterimanya secara bijak. Suatu isu yang membutuhkan kajian yang mendalam. Sementara daerah ABE ini adalah kerugian beban baku (deadweight loss), dimana tidak ada imbalan lain sebagai kompensasi. Contoh Soal Fungsi permintaan industri dalam pasar persaingan sempurna adalah Qd = 140 P, dan Fungsi penawaran industri Qs = P Di mana Q adalah jumlah kuantitas produk yang dijual dan P adalah harga jual produk. Berdasarkan data tersebut diminta: a. Hitung jumlah dan harga keseimbangan? b. Apabila pemerintah mengenakan pajak sebesar Rp. 10 per unit produk, hitung jumlah dan harga keseimbangan c. Hitung berapa besar pajak yang diterima oleh pemerintah? d. Besarnya pajak yang dibayar masing-masing oleh produsen dan konsumen

227 215 e. Berapa besar kerugian beban baku. Jawab: a. Jumlah dan harga keseimbangan Keseimbangan QD=QS 140 P = P P = 80 P = 40 Q = 140 P Q = Q = 100 Jadi harga keseimbangan adalah Rp. 40 dan jumlah keseimbangan adalah 100 unit. b. Apabila pemerintah mengenakan pajak sebesar 10 per unit produk, hitung jumlah dan harga keseimbangan Q S = 60 + (P - t) karena t =10, maka Q S = 50 +(P ) Qd=Qs 140 P = P P = 90 P = 45 Q = 140 P Q = Q = 95 Jadi harga keseimbangan adalah sebesar Rp. 45 dan kuantitas keseimbangan sebesar 95 unit. Pada keseimbangan ini konsumen membayar sebesar 45 untuk setiap produk yang dibeli. Untuk jelasnya keseimbangan sebelum dan sesudah pajak dapat dilihat pada Gambar 7.15

228 216 c. Besarnya pajak yang diterima pemerintah adalah (45-35) x 95 = Rp. 950 d. Besarnya pajak yang tanggung oleh konsumen adalah (45-40) x 95 = Rp Sementara beban pajak yang ditanggung oleh produsen adalah (40-35) x 95 = Rp e. Besarnya kerugian beban baku adalah sebesar daerah AEB yaitu (45-35) x (100-95)/2 = Rp. 25 Price S 45 A 40 C E 35 B D1 D Gambar Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Quantity Intervensi Pemerintah dalam Bentuk Pengendalian Harga Pemerintah kadang-kadang berusaha untuk menekan harga suatu produk dengan tujuan yang mulia yaitu dengan maksud untuk melindungi konsumen atau meningkatkan daya beli masyarakat umum. Akan tetapi sering kali pengendalian harga yang dilakukan pemerintah, mempengaruhi permintaan dan penawaran dalam jangka panjang serta mengurangi surplus produsen dan konsumen (kesejahteraan

229 217 produsen dan konsumen). Analisis pengendalian harga yang dilakukan oleh pemerintah ditunjukkan pada Gambar Gambar 7.16 menunjukkan bahwa pada awalnya keseimbangan jangka panjang berada pada titik E dengan harga P 1 dan kuantitas Q 1. Dengan adanya peningkatan permintaan yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva permintaan dari D 0 ke D 1, mengakibatkan harga produk naik menjadi P2 dalam jangka pendek, sehingga menarik perusahaan-perusahaan baru untuk masuk ke pasar. Dengan asumsi bahwa pasar juga ditandai oleh adanya peningkatan biaya seperti ditunjukkan oleh kurva penawaran jangka panjang (LS), sehingga mengakibatkan harga akan naik, namun karena disebabkan karena bertambahnya perusahaan baru yang masuk ke pasar, maka harga produk kini menjadi P 3. Apabila perubahan harga ini tidak diinginkan, maka pemerintah akan melakukan intervensi dengan kebijakan menetapkan harga tertinggi (ceiling price). Kebijakan penetapan harga tertinggi ini menyebabkan perusahaan mengurangi outputnya pada tingkat output sebelumnya Q 1, dan pada harga P 1, sehingga permintaan bertambah menjadi Q 3. Dengan demikian ada kelangkaan produk di pasar sebesar Q 3 -Q 1.. P SS A P 2 P 3 B E LS P 1 E D 1 D 0 Q 1 Q 2 Q 3 Gambar Pengendalian Harga dan Kelangkaan Q

230 218 Dampak atas kebijakan pengendalian harga oleh pemerintah seperti ini terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen dapat dianalisis dengan membandingkan besaran-besaran surplus produsen dan konsumen yang terjadi sebelum dan sesudah kebijakan dilakukan. Pertama, konsumen yang pembeli pada Q1 menikmati surplus sebesar daerah P 3 BEP 1, karena mereka dapat membeli produk ini pada harga yang lebih rendah daripada harga pasar yang sudah dikendalikan. Kentungan ini mencerminkan transfer murni surplus produsen, yang akan terjadi tanpa adanya kebijakan pengendalian harga dari pemerintah. Keuntungan yang diterima oleh konsumen dengan harga yang rendah, adalah merupakan kerugian bagi produsen. Walaupun tidak merepresentasikan kerugian terhadap kesejahteraan secara menyeluruh, transfer seperti ini jelas akan mempengaruhi kesejahteraan relatif dari para pelaku pasar. Kedua, daerah ABE menunjukkan nilai dari tambahan surplus konsumen yang akan diperoleh tanpa adanya pengendalian harga dari pemerintah. Daerah BEE menunjukkan tambahan surplus produsen yang tersedia pada pasar apabila pemerintah tidak melakukan intervensi pengendalian harga. Kedua bidang ini bersama-sama yaitu AEE, menunjukkan total nilai atas transaksi yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen yang tidak dapat dinikmati karena adanya kebijakan pengendalian harga dari pemerintah. Oleh karena itu biaya-biaya dari kebijakan pengendalian harga yang dilakukan oleh pemerintah dapat diukur dengan menggunakan konsep surplus produsen dan konsumen. Yang terakhir, analisis kesejahteraan pada Gambar 7.16 juga memberi pemahaman atas berbagai tujuan politik yang melatarbelakangi setiap kebijakan pengendalian harga yang dilakukan oleh pemerintah. Konsumen yang berhasil mendapatkan output sebesar Q 1 pada harga P 1. Akan menjadi pendukung kebijakan

231 219 ini karena mereka mendapatkan keuntungan kesejahteraan yang cukup berarti. Akan tetapi perlu dipahami bahwa keuntungan tersebut diperoleh karena adanya kerugian yang dialami produsen pada Q 1, karena mereka mendapatkan lebih sedikit dari yang mungkin mereka dapatkan, sehingga mereka akan menentang kebijakan ini. Produsen dan konsumen yang bersedia melakukan transaksi lebih dari Q 1 akan rugi sehingga mereka juga akan menentang kebijakan ini. Dalam kenyataannya mereka mungkin akan berusaha menghindari kebijakan pengendalian harga dengan melakukan transaksi ilegal pada harga yang lebih besar dari P 1. Intervensi Pemerintah dalam Bentuk Pembatasan Perdagangan Dalam perdagangan internasional, pemerintah sering kali melakukan intervensi dalam bentuk bentuk tarif dan kuota impor. Dalam kontek pembatasan perdagangan internasional memiliki dampak yang serupa dengan pajak. Pembatasan perdagangan dapat mengurangi transaksi yang saling menguntungkan dan menyebabkan berbagai transfer di antara mereka yang terlibat. Dalam mempelajari dampak pembatasan perdagangan, maka model persaingan sempurna sering kali dijadikan dasar untuk mempelajari dari dampak atas pembatasan perdagangan tersebut. Gambar 7.17 menunjukkan permintaan dan penwaran domestik untuk produk tertentu misalnya daging sapi. Dalam kondisi tidak ada perdagangan internasional, harga keseimbangan adalah sebesar P 0 dan kuantitas yang diperdagangkan adalah sebesar Q 0. Walaupun transaksi perdagangan ini saling menguntungkan antara produsen dan konsumen di dalam negeri, akan tetapi dengan membuka perdagangan internasional menghasilkan banyak pilihan tambahan. Misalkan harga daging sapi internasional sebesar P w, dimana P w adalah lebih rendah dari harga dalam negeri (P 0 ), maka pembukaan perdagangan internasional akan menyebabkan harga turun sampai ke tingkat harga dunia (Pw). Turunnya harga ini akan menyebabkan jumlah yang diminta akan meningkat, sampai ke Q 1. Sementara pada sisi lain jumlah kuantitas yang ditawarkan oleh para produsen dalam negeri akan turun ke Q 2. Jadi jumlah

232 220 daging impor di pasaran adalah sebesar (Q1-Q2). Jadi pada dasarnya apa yang ditawarkan oleh produsen dalam negeri pada harga internasional akan ditawarkan oleh produsen asing. Pergeseran pada keseimbangan pasar dari E 0 ke E 1 menyebabkan peningkatan surplus konsumen sebesar daerah P 0 P w E 0 E 1. Keuntungan ini menunjukkan transfer dari produsen daging sapi dalam negeri pada bidang P 0 E 0 AP w, dan bagian yang sudah pasti mewakili kesejahteraan adalah E 1 E 0 A. Pada dasarnya surplus konsumen dalam hal ini adalah pembeli mendapatkan harga daging sapi yang lebih rendah dari harga sebelumnya yang tersedia pada pasar dalam negeri. Seperti halnya dalam analisis sebelumnya, kerugian surplus produsen dialami oleh input-input yang menyebabkan kurva penawaran jangka panjang memiliki kemiringan ke atas. Apabila misalnya industri daging sapi dalam negeri mengalami kenaikan biaya karena, harga pakan ternak mengalami kenaikan sejalan dengan peningkatan output, maka penurunan Q 0 ke Q 2 sebagai akibat dari perdagangan internasional akan membalik proses ini, menyebabkan harga pakan ternak menurun. P LS E 0 E P 0 P W A E 1 D Q 2 Q 0 Q 1 Gambar Pembukaan Tarif Perdagangan Internasional Q

233 221 Para peternak di dalam negeri tidak akan senang dengan penurunan harga daging di dalam negeri, sehingga mereka akan menekan pemerintah untuk menerapkan proteksi terhadap arus produk daging impor. Oleh karena kerugian surplus produsen dialami oleh relatif kecil individu, sementara konsumen yang mendapat keuntungan atas perdagangan tersebut. Para peternak dalam negeri mungkin berusaha untuk membuat perlawanan terhadap impor dari pada konsumen yang tetap menginginkan agar perdagangan tetap terbuka. Salah satu bentuk proteksi adalah tarif. Tarif yang dimaksud adalah pajak yang dikenakan terhadap barang impor. Dampak atas tarif seperti yang dimaksud dapat dilihat pada Gambar P LS E 0 P 0 P t B E 2 P W A C F E 1 D Q 2 Q 4 Q 0 Q 3 Q 1 Q Gambar Pengenaan Tarif dalam Perdagangan Internasional Gambar 7.18 menunjukkan dampak pengenaan tarif impor dalam perdagangan internasional. Untuk menjelaskan grafik ini, kita mulai pada titik keseimbangan

234 222 setelah adanya perdagangan internasional yaitu pada titik E 1. Pembebanan tarif impor per kg daging sapi untuk pembeli dalam negeri sebesar t menyebabkan harga efektif naik menjadi P W + t = P t. Dengan naiknya harga dari P W ke Pt menyebabkan kuantitas yang diminta turun dari Q 1 ke Q 3, sementara produksi daging dalam negeri meningkat dari Q 2 ke Q 4, dan total daging impor turun menjadi Q 3 Q 4. Oleh karena setiap kilo gram daging dikenai tarif impor, maka total penerimaan pemerintah atas tarif impor daging adalah sebesar daerah BCFE 2. Pembebanan tarif pada produk impor menghasilkan berbagai dampak kesejahteraan. Surplus konsumen total berkurang sebesar daerah PtP W E 2 E 1. Pengurangan surplus konsumen tersebut sebagian di transfer ke dalam pendapatan tarif yaitu sebesar daerah BCFE 2 dan sebagian lagi ditrasfer pada peningkatan surplus produsen domestik yaitu sebesar daerah PtP W BA. Sementara daerah ABC dan daerah FE 1 E 2, menunjukkan surplus konsumen yang tidak ditransfer ke mana-mana, sehingga daerah ini merupakan kerugian beban baku (deadweight loss) atas tarif impor Ringkasan Bab 7 Pasar persaingan sempurna merupakan pasar barang yang paling ideal kerena mempunyai ciri-ciri yang memaksimumkan kesejahteraan masyarakat. Ciri utama pasar persaingan sempurna adalah, produk yang ada adalah identik atau homogen, banyak produsen dan konsumen dalam pasar, sehingga baik produsen maupun konsumen adalah penerima harga, dan perusahaan mudah keluar masuk dalam pasar, serta produsen dan konsumen memiliki pengetahuan yang sempurna tentang pasar. Kurva penawaran jangka pendek dalam pasar persaingan sempurna merupakan penjumlahan dari kurva-kurva penawaran jangka pendek secara horisontal pada berbagai perusahaan penerima harga. Harga keseimbangan terbentuk dalam jangka pendek atas interaksi antara kurva penawaran jangka pendek dengan kurva permintaan pasar. Pada harga keseimbangan perusahaan bersedia untuk menghasilkan output yang tepat jumlahnya dengan output yang ingin dibeli oleh konsumen. Laba ekonomis, akan menarik para pengusaha baru untuk masuk ke dalam pasar persaingan sempurna dalam jangka panjang. Masuknya perusahaan baru dalam

235 223 pasar persaingan sempurna akan berlanjut sampai laba ekonomis berkurang sampai sama dengan nol. Pada kondisi ini harga pasar akan sama dengan biaya rata-rata jangka panjang dan setiap perusahaan akan beroperasi pada titik terendah dari kurva biaya rata-rata jangka panjang. Masuknya perusahaan baru dalam pasar persaingan sempurna, dapat berpengaruh pada harga input perusahaan. Akan tetapi dalam kasus biaya tetap biaya input ini tidak berpengaruh, sehingga kurva penawaran jangka panjang berbentuk horisontal. Apabila masuknya perusahaan baru akan meningkatkan biaya input, maka kurva penawaran jangka panjang akan memiliki slope menaik. Dalam jangka panjang produsen dalam pasar persaingan sempurna hanya akan memperoleh keuntungan normal saja. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan dengan mudah keluar masuk dalam pasar. Apabila terdapat keuntungan ekonomis, maka banyak perusahaan yang akan masuk dalam pasar, sehingga penawaran produk bertambah dan harga turun. Pada akhirnya perusahaan hanya akan memperoleh keuntungan normal saja. Sebaliknya apabila perusahaan mengalami kerugian, maka banyak perusahaan yang keluar dari pasar, sehingga penawaran menurun dan harga akan meningkat. Surplus produsen dan konsumen merupakan suatu konsep yang sangat berguna untuk menganalisis dampak perubahan suatu kebijakan terhadap kesejahteraan produsen dan konsumen. Perubahan pada surplus konsumen mencerminkan tentang perubahan kepuasan konsumen karena mengkonsumsi produk tertentu. Sementara perubahan surplus produsen mencerminkan tentang perubahan pendapatan yang diterima oleh produsen atas penjualan suatu produk tertentu. Dampak pajak umumnya berpengaruh terutama dibebankan kepada produk yang tidak elastis terhadap perubahan harga. Pajak juga memiliki dampak beban baku sebagai tambahan atas beban yang dikenakan atas pengumpulan pajak yang dilakukan oleh pemerintah. Pengendalian harga dalam pasar meliputi transfer antara produsen dan konsumen. Di samping itu pengendalian harga yang dilakukan oleh pemerintah dalam pasar mempunyai konsekuensi politik. Bagi masyarakat yang diuntungkan tentunya

236 224 akan mendukung kebijakan tersebut, sementara masyarakat dirugikan akan berusaha membuat perlawanan. Pembatasan perdagangan dapat menciptakan transfer antar produsen dan konsumen serta kerugian beban baku atas kemakmuran ekonomi. Dampak dari berbagai jenis pembatas perdagangan seperti tarif merupakan contoh yang sama terhadap batasan perdagangan yang lain seperti kuota impor. Pertanyaan Bab 7 1. Sebutkan dan jelaskan ciri-ciri dari pasar persaingan sempurna? 2. Dalam pasar persaingan sempurna harga ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran, terangkan dengan menggunakan grafik sifat permintaan yang dihadapi oleh perusahaan dalam persaingan sempurna. 3. Dengan menggunakan angka-angka tertentu, gambarkan secara grafik bagaimana suatu produk dalam pasar persaingan sempurna mencapai tingkat keuntungan maksimum. Hitung tingkat harga dan tingkat produksi yang diperoleh. 4. Jelaskan mengapa tingkat harga dimana kuantitas yang diminta dan kuantitas yang ditawarkan, disebut sebagai harga keseimbangan? 5. Misalkan kita mengetahui bahwa kurva permintaan menunjukkan tingkat harga yang bersedia dibayar oleh konsumen dan kurva penawaran menunjukkan tingkat harga yang ingin diterima oleh produsen. Dengan cara pandang permintaan dan penawaran tersebut, jelaskan bagaimana anda mendefinisikan kuantitas keseimbangan. 6. Dalam pasar dengan kurva permintaan dan penawaran yang inelastis, maka sebagian pergerakan pasar dalam jangka pendek akan terjadi pada tingkat harga, bukan pada kuantitas. Sebaliknya pada pasar dengan kurva penawaran dan permintaan yang elastis, sebagian besar bergerakan berada pada kuantitas, bukan pada harga, setujukah anda dengan pernyataan tersebut. Buat grafik untuk membuktikan jawaban anda?

237 Pada pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan keberadaan perusahaan yaitu; mendapatkan keuntungan maksimal, keuntungan normal, mengalami kerugian namun tetap beroperasi, dan menutup usaha. Jelaskan dengan grafik maksud dari keadaan tersebut? 8. Jelaskan bahwa kurva biaya marjinal yang berada di atas kurva biaya rata-rata adalah kurva penawaran bagi perusahaan dalam pasar persaingan sempurna? 9. Jelaskan mengapa pada pasar persaingan sempurna dalam jangka panjang perusahaan tetap bertahan dalam industri yang hanya memberikan keuntungan ekonomi sama dengan nol. Mengapa banyak pengusaha ingin memasuki industri tersebut? Tidakkah pemilik perusahaan akan lebih baik apabila mereka melakukan investasi pada jenis usaha yang lain. 10. Gambarkan dengan grafik untuk menjelaskan bahwa suatu kurva permintaan tertentu, hal mana semakin rendah elastisitas penawaran, maka semakin besar beban pajak yang dibayar oleh produsen? 11. Uraikan mengapa pengendalian harga dalam perdagangan yang dilakukan oleh pemerintah melibatkan kerugian kesejahteraan? Siapa yang akan mengalami kerugian kesejahteraan, sebaiknya dijelaskan dengan menggunakan grafik. 12. Tabel berikut menunjukkan tentang kuantitas produk, pendapatan total dan biaya total: Jumlah Pendapatan Total Biaya Total Berdasarkan tabel tersebut diminta: a. Hitung keuntungan masing-masing jumlah, dan berapa banyak yang harus diproduksi perusahaan apabila mereka ingin memperoleh keuntungan yang maksimum? b. Hitung pendapatan marjinal dan biaya marjinal masing-masing jumlah. Kemudian gambarkan grafiknya, serta pada jumlah berapa kedua kurva

238 226 tersebut berpotongan. Bagaimana hubungannya dengan jawaban pada pertanyaan a? 13. Misalkan kurva permintaan harian untuk suatu produk ditunjukkan oleh persamaan: Qd= P, Dimana Qd = permintaan ton per hari dan P adalah harga per ton. a. Apabila Perusahaan memproduksi 1000 ton per hari, berapa tingkat harga yang akan terjadi? b. Apabila produksi perusahaan turun menjadi 400 ton per hari, berapa tingkat harga yang akan terjadi? c. Misalkan permintaan produk bergeser ke kanan menjadi Qd = P Bagaimana perubahan jawaban anda pada soal a dan b d. Gambarkan jawaban anda? 14. Dalam suatu pasar persaingan sempurna terdapat 1000 perusahaan. Dalam jangka pendek setiap perusahaan memiliki penawaran tetap sebesar 100 unit. Sementara permintaan pasar adalah Q = P. Berdasarkan data tersebut: a. Hitung harga keseimbangan jangka pendek? b. Hitung skedul permintaan yang dihadapi setiap perusahaan dalam industri tersebut? c. Hitung harga keseimbangan yang terjadi apabila salah satu dari penjual memutuskan untuk tidak menjual satu barang pun, atau apabila salah satu penjual menjual barang sebesar 200 unit. d. Apa kesimpulan anda terhadap efek bagi setiap perusahaan pada harga pasar? 15. Bensin dijual oleh pompa bensin lokal yang berada pada kondisi persaingan sempurna. Oleh karena seluruh pemilik pompa bensin menghadapi kurva biaya rata-rata jangka panjang dalam bentuk: AC = 0,02q /q Dan kurva biaya marjinal jangka panjang yang sama bentuk yaitu: MC = 0,04q 2 Berdasarkan informasi tersebut diminta:

239 227 a. Dengan mengasumsikan bahwa pasar berada dalam keseimbangan jangka panjang, berapa banyak bensin yang akan dijual oleh setiap pemilik pompa bensin per hari? dan berapa biaya rata-rata dan biaya marjinal jangka panjang pada tingkat output tersebut? b. Jika permintaan pasar bensin adalah Qd = P Dengan menggunakan jawaban anda pada soal a berapa harga bensin dalam keseimbangan jangka panjang? Berapa banyak bensin yang diminta dan berapa banyak pompa bensin yang ada?

240 228 BAB VIII PASAR MONOPOLI Apabila dalam pasar persaingan sempurna sejumlah besar penjual dan pembeli suatu produk memastikan bahwa tidak satupun penjual atau pembeli dapat mempengaruhi harga. Dalam hal ini kekuatan penawaran dan permintaan yang menentukan harga. Produsen secara sendiri-sendiri menerima harga sebagai dasar untuk menentukan berapa banyak yang harus mereka produksi. Demikian halnya konsumen mengambil harga pasar dalam mempertimbangkan berapa barang atau jasa yang dibeli. Pada sisi lain pasar monopoli adalah bentuk pasar yang bertolak belakang dengan pasar persaingan sempurna. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu perusahaan yang menjual barang atau jasa di pasar, serta barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut tidak memiliki barang pengganti yang dekat. Pada bab ini kita akan menganalisis perilaku seorang monopoli. Oleh karena monopoli adalah satu-satunya produsen atas suatu produk, dan kurva permintaan yang dihadapinya adalah kurva permintaan pasar. Kurva permintaan pasar dalam hal ini menghubungkan harga yang diterima oleh pelaku monopoli dengan jumlah produk yang akan ditawarkan untuk dijual. Jadi pada bab ini kita akan melihat bagaimana pemain monopoli dapat memanfaatkan pengendalian harga dan jumlah yang memaksimalkan keuntungan, berbeda dengan seharusnya terjadi pada pasar persaingan sempurna. Pada umumnya jumlah produk yang ditawarkan oleh perusahaan monopoli lebih sedikit dan harganya lebih tinggi dibanding dengan jumlah dan harga pada pasar persaingan sempurna. Oleh karena itu, dalam konteks monopoli masyarakat akan terbebani biaya karena lebih sedikit konsumen membeli produk tersebut, dan konsumen membeli produk dengan harga yang lebih mahal. Hal itulah yang

241 229 menyebabkan pada beberapa negara membuat undang-undang anti monopoli yang melarang perusahaan untuk melakukan monopoli pada sebagian besar pasar Ciri-ciri Pasar Monopoli Pasar monopoli memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan pasar persaingan sempurna. Adapun ciri-ciri perusahaan monopoli antara lain: Ciri pertama pasar monopoli adalah hanya terdapat satu perusahaan dalam industri. Sifat ini pada dasarnya sudah jelas dalam pengertian pasar monopoli. Oleh karena itu barang dan jasa yang dihasilkan tidak dapat diperoleh dari perusahaan lain. Jadi para pembeli tidak mempunyai pilihan lain, apabila mereka menginginkan barang tersebut, maka mereka harus membeli dari perusahaan monopoli tersebut. Syarat-syarat dan harga jual sepenuhnya ditentukan oleh monopoli serta para pembeli tidak dapat berbuat banyak dalam menentukan harga dan syarat jual beli. Ciri kedua dari pasar monopoli yaitu barang yang dihasilkan tidak memiliki barang pengganti yang mirip. Barang yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak terdapat barang pengganti yang mirip yang dapat menggantikan barang tersebut. Mocrosof Window dan Listrik misalnya tidak memiliki barang pengganti yang mirip. Yang ada adalah barang pengganti yang sifatnya sangat berbeda, seperti listrik barang pengganti adalah lilin dan lampu minyak. Lampu minyak dan lilin tidak dapat menggantikan listrik karena tidak dapat digunakan untuk mendinginkan kulkas dan menyalakan TV dan sebagainya. Ciri ketiga dari pasar monopoli yaitu sangat sulit bagai perusahaan lain untuk masuk dalam industri. Ciri ini merupakan sebab utama yang menyebabkan perusahaan memiliki kekuatan monopoli. Apabila ciri ini tidak ada maka tidak akan ada perusahaan monopoli, karena tanpa adanya halangan yang besar, maka perusahaan lain akan turut dalam industri tersebut. Keuntungan yang diperoleh perusahaan monopoli tidak mendorong perusahaan lain untuk ikut dalam industri tersebut, disebabkan karena adanya hambatan yang cukup kuat. Hambatan itu dapat

242 230 berupa Undang-Undang, ada bersifat teknologi yang sangat canggih seperti Mocrosof Window sehingga sangat sulit untuk dicontoh, dan hambatan-hambatan lainnya. Ciri keempat dari pasar monopoli yaitu perusahaan adalah penentu harga. Oleh karena perusahaan monopoli merupakan satu-satunya perusahaan dalam industri maka dialah yang menentukan harga (price maker). Oleh karena itu perusahaan monopoli dapat melakukan pengendalian jumlah produk yang ditawarkan untuk dapat menentukan harga pada tingkat yang diinginkan. Ciri kelima dari perusahaan monopoli yaitu perusahaan tidak perlu melakukan promosi yang gencar. Oleh karena monopoli merupakan satu-satunya perusahaan dalam industri, maka perusahaan tidak perlu melakukan promosi dengan iklan. Konsumen yang membeli produk yang dihasilkan tidak punya pilihan lain. Walaupun perusahaan monopoli terkadang melakukan iklan, namun pada dasarnya iklan yang dilakukan bertujuan untuk menjaga hubungan baik dengan konsumen Penyebab Munculnya Monopoli Penyebab munculnya perusahaan monopoli karena hambatan masuk dalam industri. Suatu monopoli akan terus menjadi pemain tunggal dalam pasar karena perusahaan lain tidak mampu masuk ke dalam pasar itu untuk bersaing dengannya. Hambatan untuk masuk ini muncul karena tiga hal yaitu: penguasaan sumber daya, karena diciptakan oleh pemerintah, dan monopoli alamiah. Penguasaan Sumber Daya Cara paling mudah bagi perusahaan untuk melakukan monopoli adalah dengan menguasai sumber daya pokok. Walaupun penguasaan sumber daya pokok berpotensi menyebabkan monopoli, namun dalam praktek monopoli sangat jarang terjadi karena alasan ini. Dalam kondisi ekonomi dewasa ini dengan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh banyak orang, di mana banyak barang yang diperdagangkan secara internasional, maka ruang lingkup alamiah dari pasar adalah seluruh dunia.

243 231 Oleh karena itu hanya sedikit perusahaan yang memiliki sumber daya yang tidak tergantikan. Sebagai contoh yang klasik dari perusahaan monopoli yang muncul akibat pemilikan suatu sumber daya adalah DeBeers, perusahaan berlian di Afrika Selatan. DeBeers menguasai sekitar 80 persen dari total produksi berlian di seluruh dunia. Walaupun mereka tidak dapat menguasai 100 persen pasar berlian, tetapi DeBeers punya pengaruh yang sangat besar dalam menentukan harga jual berlian. Monopoli yang Diciptakan oleh Pemerintah Dalam banyak kasus, monopoli terjadi karena pemerintah telah memberikan hak eksklusif kepada seseorang atau kepada suatu perusahaan untuk menjual barang atau jasa. Tidak jarang terjadi monopoli timbul karena pengaruh politik yang dimiliki calon monopoli. Pada masa lalu, raja-raja memberikan izin khusus untuk berbisnis hanya kepada teman dan sekutu mereka. Di samping itu pemerintah juga dapat memberikan apabila dipandang sesuai dengan keinginan publik. Hak paten dan hak cipta merupakan dua contoh penting tentang bagaimana pemerintah menciptakan monopoli dalam upaya untuk memenuhi keinginan publik. Apabila suatu perusahaan farmasi menemukan suatu obat baru, maka perusahaan tersebut dapat mendaftarkan hak paten atas obat tersebut kepada pemerintah, dan apabila pemerintah memandang bahwa obat tersebut adalah benar-benar baru, maka hak paten akan dikeluarkan sehingga perusahaan farmasi tersebut memiliki hak tunggal untuk membuat dan menjual obat selama 20 tahun. Demikian hal dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dapat mendaftarkan hasil temuan kepada pemerintah untuk memperoleh hak paten. Hak cipta adalah jaminan dari pemerintah bahwa tidak ada orang lain yang dapat menggandakan dan menjual karya tersebut tanpa seizin dengan penemu atau penulisnya. Dampak dari hak paten dan hak cipta dapat dilihat dengan mudah. Hal tersebut disebabkan karena aturan tersebut memberikan kekuasaan kepada suatu produsen untuk memonopoli pasar. Oleh karena itu harga pasar atas produk yang diproduksinya akan jauh lebih tinggi dibanding apabila barang tersebut dijual pada

244 232 pasar yang bersaing. Perusahaan farmasih diperbolehkan untuk memonopoli obatobat yang mereka temukan dengan tujuan agar mereka terus menerus melakukan riset yang membutuhkan dana besar. Para penulis buku diperbolehkan untuk melakukan monopoli atas buku yang ditulisnya agar mereka terus dapat menulis buku yang lebih baik. Oleh karena itu monopoli karena hak paten dan hak cipta memiliki dampak positif dan negatif. Sisi positif atas hak paten dan hak cipta adalah adanya insentif yang lebih tinggi untuk mendorong kreativitas. Sementara sisi negatif muncul akibat yang ditentukan monopoli tersebut mungkin memberatkan konsumen. Di Indonesia perusahaan listrik negara (PLN) adalah satu bentuk perusahaan monopoli yang diciptakan oleh negara. Di Indonesia hanya ada satu produsen listrik yaitu PLN. Listrik yang dihasilkan oleh PLN tidak mempunyai substitusi yang mirip, dan perusahaan-perusahaan lain sangat sulit untuk memasuki industri listrik karena adanya hambatan (barrier to entry) dinama PLN diberi hak monopoli berdasarkan Undang-Undang. Monopoli Alamiah Apabila suatu perusahaan dapat menyediakan barang atau jasa pada seluruh pasar yang membutuhkannya dengan biaya yang lebih rendah dari perusahaan lain yang ada di sekitarnya. Suatu monopoli alamiah muncul ketika terdapat skala ekonomi (economies of scale) pada suatu output tertentu. Gambar 8.1. menunjukkan biaya rata-rata suatu perusahaan yang memiliki sakala ekonomi. Biaya Biaya total rata-rata 0 Gambar 8.1. Monopoli karena Skala Ekonomi Output

245 233 Gambar 8.1. menunjukkan bahwa suatu perusahaan tunggal dapat menghasilkan output sejumlah berapapun dengan biaya minimum. Artinya untuk jumlah output berapapun, sejumlah perusahaan akan menghasilkan jumlah output per perusahaan yang lebih sedikit, sementara biaya total rata-rata lebih tinggi. Sebagai contoh monopoli alamiah adalah perusahaan air daerah (PDAM). Untuk mendistribusikan air bersih ke pada penduduk kota, suatu perusahaan harus membangun jaringan pipa pada seluruh wilayah yang ada dalam kota itu. Masingmasing perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa pembangunan jaringan pipa air. Oleh karena itu biaya total rata-rata aras penyediaan air ini akan minimal apabila hanya ada satu perusahaan yang melayani kebutuhan air pada satu kota. Ketika suatu perusahaan monopoli alamiah, perusahaan tersebut tidak akan terlalu peduli dengan perusahaan-perusahaan baru yang akan masuk ke pasar itu dan mengurangi kemampuan monopolinya. Hal tersebut disebabkan karena perusahaanperusahaan lain yang akan masuk ke pasar di mana terdapat monopoli alamiah, maka perusahaan yang akan masuk sadar benar bahwa mereka sangat kesulitan untuk dapat mencapai tingkat biaya yang sama rendahnya dengan si monopoli yang ada Keputusan Output dan Harga Monopoli sebagai produsen tunggal atas suatu produk, maka pelaku monopoli berada dalam posisi yang unik. Pertanyaan yang muncul bagaimana pelaku monopoli mengambil keputusan tentang kuantitas dan harga. Apabila perusahaan monopoli memutuskan untuk menaikkan harga produknya, maka ia tidak perlu khawatir terhadap pesaing yang akan mengenakan harga yang lebih rendah, akan tetapi dalam merebut omset penjualan yang lebih besar dengan biaya yang ditanggung oleh

246 234 monopoli menjadi dasar pertimbangan dalam memutuskan jumlah dan harga yang dikenakan kepada konsumen. Permintaan monopoli adalah permintaan pasar dan secara keseluruhan mereka mengendalikan jumlah output yang ditawarkan untuk di jual. Walaupun pelaku monopoli adalah satu-satunya produsen dalam pasar, tidaklah berarti bahwa pelaku monopoli dapat menentukan harga sesuai dengan keinginannya. Hal tersebut disebabkan karena tujuan perusahaan yaitu memaksimumkan keuntungan. Dalam memaksimalkan laba pertama-tama perusahaan monopoli harus menghitung biaya-biaya produksi mereka dan karakteristik atas perminaan pasar dari produknya. Pengetahuan tentang biaya dan karakteristik pasar merupakan faktor yang sangat menentukan keputusan ekonomi suatu prilaku monopoli. Pendapatan Monopoli Misalkan suatu kota yang hanya memiliki satu produsen yang menyediakan air bersih. Tabel 8.1. menunjukkan bahwa pendapatan pelaku monopoli penyediaan air tergantung dari jumlah air yang disalurkannya kepada konsumen. Tabel 8.1. Pendapatan Total,Rata, dan Marjinal Pelaku Monopoli Jumlah air 0 Kubik Harga Pendapatan Total Pendapatan Rata-rata Pendapatan Marjinal

247 235 Tabel 8.1 menunjukkan bahwa pada kolom pertama dan kedua (jumlah dan harga) menunjukkan skedul permintaan atas pelaku monopoli. Apabila pelaku monopoli hanya menjual satu kubik air, harganya adalah Rp , namun apabila memproduksi 2 kubik maka harganya harus diturunkan menjadi Rp supaya kedua kubik air tersebut laku terjual. Dan apabila monopoli memproduksi 3 kubik air, harga harus diturunkan menjadi Rp , kemudian jika memproduksi 4 galon air harganya harus diturunkan lagi menjadi Rp dan seterusnya. Apabila kita membuat grafik pada angka-angka yang ada pada kolom satu dan dua, maka kita akan mendapatkan suatu kurva permintaan yang menurun sebagaimana kurva permintaan pada umumnya. Kolom ketiga pada tabel 8.1 menunjukkan tentang pendapatan total perusahaan monopoli. Jumlah ini sama dengan jumlah barang yang dijual (kolom 1) dikali harga barang yang dijual (kolom 2). Kolom keempat merupakan pendapatan rata-rata pelaku monopoli. Pendapatan rata-rata perusahaan monopoli dihitung dengan cara membagi kolom total pendapatan (kolom 3) dibagi dengan kolom jumlah (kolom 1). Pendapatan rata-rata suatu produk selalu sama dengan harga barang. Hal seperti ini juga berlaku untuk perusahaan monopoli. Kolom terakhir adalah kolom penerimaan marjinal (kolom 5) perusahaan monopoli, yaitu jumlah pendapatan yang diterima oleh perusahaan monopoli atas setiap tambahan 1 unit barang yang dijual. Untuk menghitung pendapatan marjinal kita mengambil perubahan pada pendapatan total apabila jumlah penjualan meningkat satu unit. Misalnya ketika perusahaan memproduksi 2 kubik air, pendapatan totalnya adalah Rp , naiknya produksi menjadi tiga, maka penerimaan total menjadi Rp Jadi pendapatan marjinal adalah Rp Rp = Rp Tabel 8.1 sangat penting untuk menjelaskan dasar perilaku perusahaan monopoli. Terlihat bahwa pendapatan marjinal pelaku monopoli selalu lebih kecil dari harga barang yang dijualnya. Misalnya ketika perusahaan menaikkan produksi dari 2 kubik air menjadi tiga 3 kubik air, maka pendapatan total hanya naik sebesar Rp saja walaupun setiap kubiknya dapat terjual seharga Rp Untuk perusahaan monopoli pendapatan marjinal lebih kecil dari harga karena suatu

248 236 monopoli menghadapi kurva permintaan menurun. Untuk meningkatkan jumlah barang yang terjual, maka suatu perusahaan monopoli harus menurunkan harga barang yang dijualnya. Jadi untuk menjual kubik yang ketiga maka perusahaan monopoli harus rela mendapatkan pendapatan yang lebih sedikit atas kubik pertama, kedua, dan ketiga. Pendapatan marjinal untuk perusahaan monopoli sangat berbeda dengan pendapatan marjinal perusahaan bersaing. Ketika suatu perusahaan monopoli meningkatkan volume penjualannya, terdapat dua dampak pada pendapatan total (PxQ) yaitu; (1) efek output (lebih banyak barang yang dijual, sehingga Q lebih besar dan (2) efek harga, yaitu harga akan turun jadi P lebih rendah dari sebelumnya. Dalam perusahaan bersaing suatu perusahaan dapat menjual produknya berapa pun yang mereka inginkan pasar. Oleh karena itu efek harga tidak terjadi. Ketika suatu perusahaan bersaing meningkatkan omzet penjualannya sebesar 1 unit, maka harga pasar tidak berubah sehingga pendapatan yang sebelumnya diterima tidak berkurang. Karena perusahaan bersaing adalah price taker, maka pendapatan marjinalnya sama dengan harga jual produknya. Sebaliknya ketika suatu pelaku monopoli meningkatkan penjualannya sebesar 1 unit, maka harganya harus turun untuk setiap produk yang dijualnya, dan pemotongan harga ini akan mengurangi pendapatan pada unit yang terbiasa dijualnya. Jadi pendapatan marjinal suatu perusahaan monopoli lebih kecil dari harga barang yang dijualnya. Harga Permintaan (D) = Pendapan ratarata) Jumlah Pendapatan Marjinal (MR) Gambar 8.2. Kurva Permintaan dan Pendapatan Marjinal Perusahaan Monopoli

249 237 Gambar 8.2 menunjukkan kurva permintaan dan pendapatan marjinal untuk suatu perusahaan monopoli. Oleh karena harga yang dikenakan perusahaan sama dengan pendapatan rata-rata, maka kurva permintaan sama dengan kurva pendapatan rata-rata. Kurva ini selalu berawal pada titik yang sama pada sumbu vertikal karena pendapatan marjinal dari unit pertama yang terjual sama dengan harga barang itu, namun selanjutnya karena alasan yang dijelaskan, maka pendapatan marjinal pelaku monopoli akan menjadi lebih kecil dari pada harga barang. Oleh karena itu kurva marjinal pelaku monopoli berdada di bawah kurva permintaan. Maksimisasi Keuntungan Kita telah mempelajari tentang pendapatan perilaku monopoli, maka selanjutnya pada bagian ini kita akan membahas tentang bagaimana perusahaan monopoli memaksimumkan keuntungan. Untuk memaksimumkan output suatu perusahaan telah kita jelaskan pada bab 7 bahwa maksimumkan keuntungan dapat dicapai apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR=MC). Konsep ini pula yang digunakan oleh perusahaan monopoli dalam memaksimumkan keuntungan. Gambar 8.3. menunjukkan kurva permintaan pasar, juga merupakan kurva penerimaan rata-rata (MR) yang diterima oleh perusahaan monopoli. Kurva tersebut sekaligus menentukan harga per unit yang diterima oleh perusahaan monopoli sebagai fungsi dari outputnya. Selain kurva penerimaan marjinal (MR), juga ditunjukkan kurva biaya rata-rata (AC), dan kurva biaya marjinal (MC). Penerimaan marjinal dan biaya marjinal sama (MR=MC) pada saat jumlah yang dihasilkan sebesar Q* dan harga P*.

250 238 Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana kita memastikan bahwa Q* dan P* adalah jumlah dan harga yang memaksimalkan laba perusahaan monopoli? Bagaimana seandainya perusahaan monopoli tersebut memproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit misalkan pada Q 2 dan menerima harga yang lebih tinggi pada P 1 seperti terlihat pada Gambar 8.3. Terlihat bahwa penerimaan marjinal melebihi biaya marjinalnya. Oleh karena biaya marjinal lebih kecil dari penerimaan marjinal maka apabila pelaku monopoli memproduksi sama dengan Q 2, maka ia akan menerima laba yang lebih kecil (MR-MC) sehingga akan mengurangi laba total. Para pelaku monopoli dapat meningkatkan laba sampai pada kuantitas Q*, di mana pada titik ini tambahan laba pada 1 unit produksi tambahan adalah nol. Oleh karena itu jumlah Q yang lebih sedikit misalnya pada Q 2 tidak menambah laba, walaupun perusahaan monopoli memasang harga yang lebih tinggi. Apabila perusahaan monopoli memproduksi pada Q 2 bukan pada Q*, maka laba total yang diperoleh perusahaan akan lebih kecil sebesar jumlah yang sama dengan daerah di bawah kurva MR dan di atas kurva MC di antara Q*, dan Q 2. Harga Laba yang hilang karena memproduksi terlalu sedikit P 2 P* P 1 MC Laba yang hilang karena memproduksi terlalu banyak AC MR D=AR Q 2 Q* Q 1 Quantity Gambar 8.3. Maksimisasi Keuntungan Perusahaan Monopoli

251 239 Gambar 8.3 juga menunjukkan bahwa pada kuantitas jumlah Q 1 dengan kuantitas yang lebih besar juga bukan suatu yang dapat memaksimumkan laba bagi suatu perusahaan monopoli. Pada kondisi ini biaya marjinal berada di atas penerimaan marjinal. Oleh karena itu apabila perusahaan monopoli memproduksi lebih sedikit dari Q 1 maka ia akan memperoleh kenaikan laba sebesar MC-MR. Perusahaan monopoli bahkan dapat meningkatkan labanya dengan jumlah yang lebih besar sampai mencapai output sebesar Q*. Kenaikan laba yang diperoleh dengan memproduksi pada Q* dari pada Q1, ditunjukkan pada bagian bawah kurva MC dan di atas kurva MR, diantara Q1 dan Q*. Secara matematis Q* adalah laba maksimum. Laba ( ) adalah selisih antara total penerimaan dan total biaya; (Q) = R(Q) C(Q) Dimana = laba Q = kuantitas R = Revenue (Penerimaan) C = Cost (Biaya) Apabila Q dinaikkan dari nol, maka laba akan bertambah hingga mencapai titik maksimum dan kemudian menurun. Jadi maksimisasi laba Q adalah sebesar titik maksimum seperti tersebut, maka Q R C Q Q 0 Oleh karena ӘR/ ӘQ adalah penerimaan marjinal dan ӘC/ӘQ adalah biaya marjinal, maka kondisi yang memaksimumkan laba adalah MR - MC = 0 atau MR=MC. Contoh Soal;

252 240 PT. ABC adalah sebuah perusahaan monopoli memproduksi barang X dengan biaya produksi; TC = Q 2, dan mempunyai fungsi permintaan pasar P = 80 Q. Berdasarkan informasi tersebut: a. Berapa besar produk yang harus diproduksi dan harga jual produknya agar laba maksimum? b. Berapa besar keuntungan yang diperoleh perusahaan pada kondisi laba maksimum tersebut. Jawab a. Laba adalah total penerimaan dikurangi total biaya = TR TC TR = P.Q TR = (80 Q)Q TR = 80Q Q 2 = TR TC = (80Q Q 2 ) (100 + Q 2 ) = - 2Q Q 100 Agar laba maksimum Ә / ӘQ = 0 Ә / ӘQ = -4Q + 80 = 0 4Q = 80 Q = 20 Jadi laba maksimum diperoleh pada saat jumlah yang diproduksi dan dijual sebesar 20 unit. Sementara harga jual produk adalah: P = 80 Q P = P = 60 Jadi harga jual produk adalah 60. Besarnya keuntungan yang diperoleh perusahaan dapat dihitung: = (80Q Q 2 ) (100 + Q 2 )

253 241 = {80(20) 20 2 }- ( ) = ( ) ( ) = = 700 Jadi jumlah keuntungan yang peroleh perusahaan adalah 700. Cara lain untuk menghitung maksimisasi keuntungan adalah: MR = MC MR = ӘTR/ ӘQ = 80-2Q MC = ӘTC/ ӘQ = 2Q MR = MC 80 2Q = 2Q 4Q = 80 Q = 20 Rp 1600 r TC TR c Laba 100 Rp (a) MC Jumlah 60 B A Laba 40 AC 25 C E

254 242 Gambar 8.4(a) menunjukkan bahwa apabila perusahaan monopoli memproduksi sedit output atau sama sekali tidak memproduksi, maka perusahaan akan rugi, karena adanya biaya tetap yang ditanggung sebesar 100. Keuntungan akan meningkat apabila produksi meningkat, dan mencapai titik maksimum pada saat perusahaan monopoli memproduksi sebesar 20 unit dengan laba $ 700, selanjutnya akan turun apabila kuantitas terus dinaikkan. Pada saat laba maksimum, kemiringan kurva penerimaan dan biaya adalah sama (garis r dan c sejajar). Kemiringan kurva penerimaan adalah ӘR/ӘQ atau penerimaan marjinal, sementara kemiringan kurva biaya adalah ӘC/ӘQ atau biaya marjinal. Oleh karena laba maksimal diperoleh apabila penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal. Jadi kemiringan keduanya adalah sama. Gambar 8.4(b) menunjukkan kurva penerimaan rata-rata dan penerimaan marjinal serta kurva biaya rata-rata dan biaya marjinal. Perhatikan bahwa penerimaan marjinal dan biaya marjinal berpotongan pada titik Q*=20. Pada jumlah tersebut biaya rata-rata per unit adalah $25 dan harga per unit adalah $60. Jadi laba rata-rata per unit adalah $60-$25 = $35. Oleh karena jumlah yang terjual adalah 60 unit, maka laba total adalah 60($35) = $700 sama dengan luas segi empat ABCE. Prosedur Penetapan Harga Monopoli

255 243 Kita sudah membahas bahwa harga dan output harus dipilih sehingga penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinalnya, namun dalam praktek bagaimana manajer perusahaan dapat menentukan jumlah output dan harga yang tepat? Umumnya para manajer perusahaan hanya memiliki pengetahuan yang terbatas tentang kurva permintaan rata-rata dan penerimaan marjinal yang dihadapi perusahaannya. Manajer mungkin mengetahui biaya marjinal mereka hanya pada rentang output yang terbatas. Karena itu dalam kesempatan ini akan diuraikan suatu teknik dikemukaan oleh Pindyck dan Rubinfeld (2008) yang dapat lebih mudah diterapkan dalam praktek. Untuk melakukannya, pertama-tama kita menulis kembali persamaan untuk penerimaan marjinal: MR R (PQ) Q Q Catatan, bahwa marjinal revenue dari penambahan unit jumlah yaitu Ә(PQ/ӘQ mempunyai dua komponen yaitu; Pertama memproduksi satu unit tambahan dan menjualnya dengan harga P akan menghasilkan penerimaan (1)(P)=P. Kedua, karena perusahaan monopoli menghadapi kurva permintaan yang menurun, memproduksi dan menjual unit tambahan tersebut juga akan mengakibatkan sedikit penurunan harga sebesar ӘP/ ӘQ, yang mengurangi penerimaan dari semua unit yang terjual Q(ӘP/ӘQ, maka: P MR P Q Q Q P P P P Q Persamaan di sebelah kanan diperoleh dengan mengambil Q(ӘP/ӘQ) dan mengalikannya serta membaginya dengan P. Ingat kembali bahwa elastisitas permintaan didefinisikan E d = (P/Q)( ӘQ/ӘP). Jadi, (Q/P)( ӘP/ӘQ) adalah kebalikan dari elastisitas permintaan, yaitu 1/E d, yang diukur pada output yang menghasilkan laba, dan: MR = P+P(1/E d )

256 244 Selanjutnya, karena tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan laba, maka kita dapat menentukan penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal. P+P(1/E d ) = MC Yang selanjutnya disusun kembali untuk mendapatkan: (10.1) Hubungan ini memberikan suatu aturan untuk menetapkan harga. Pada sisi kiri, (P-MC)/P, adalah mark-up pada biaya marjinal sebagai persentase harga. Hubungan ini menyatakan bahwa mark-up tersebut harus sama dengan minus kebalikan dari elastisitas permintaan. Angka yang diperoleh adalah positif, karena elastisitas permintaannya adalah negatif. Seperti halnya kita dapat mengubah kembali persamaan ini untuk menyatakan harga secara langsung sebagai mark-up pada biaya marjinal; (102) Misalkan elastisitas permintaan adalah -2 dan biaya marjinal adalah $6 per unit, maka harganya harus $6/(1-1/2) = $6/0,5 = $12 per unit. Perhatikan bahwa perusahaan monopoli tidak akan pernah memproduksi sejumlah output yang berada pada bagian yang tidak elastis dari kurva permintaan, yaitu pada elastisitas permintaan yang nilai absolutnya kurang dari satu. Untuk mengetahui mengapa demikian, misalkan perusahaan monopoli memproduksi dalam jumlah pada suatu titik dalam kurva permintaan di mana elastisitasnya adalah -0,5. Pada kasus ini perusahaan dapat menghasilkan keuntungan harga yang lebih besar apabila memproduksi dalam jumlah yang lebih sedikit dengan yang lebih tinggi. Misalkan pengurangan 10 persen dari output akan menyebabkan kenaikan harga sebesar 20 persen dan selanjutnya menaikkan 10 persen dari pendapatan. Apabila biaya marjinal lebih besar dari 0, maka kenaikan keuntungan bisa melebihi 10 persen, karena output yang lebih rendah akan mengurangi biaya perusahaan. Pada saat

257 Harga dan Biaya 245 perusahaan monopoli mengurangi output dan menaikkan harga, maka kurva permintaan akan bergeser ke atas menuju suatu titik di mana nilai obsolut elastisitasnya lebih besar dari satu, maka peraturan untuk mark-up persamaan (10.2) terpenuhi. Misalkan biaya marjinal adalah nol. Dalam kasus ini kita dapat menggunakan persamaan (10.2) secara langsung untuk menunjukkan harga yang memaksimumkan keuntungan. Meskipun demikian kita dapat melihat dari persamaan (10.1) bahwa dalam memaksimumkan keuntungan, perusahaan memproduksi pada sebuah titik di mana elastisitas permintaan tetap -1. Apabila biaya marjinal adalah nol, maka maksimisasi keuntungan adalah setara dengan memaksimumkan pendapatan. Dalam hal ini pendapatan dimaksimumkan ketika E d = Kurva Penawaran dan Monopoli Pada bab 7 telah dijelaskan bahwa pada pasar persaingan sempurna, dalam jangka pendek sebagian dari kurva marjinal cost (MC) yaitu bagian dari kurva MC yang terletak di atas kurva biaya variabel rata-rata (AVC) dapat juga disebut sebagai kurva penawaran dalam pasar persaingan sempurna. Bagian dari kurva MC tersebut, di samping menunjukkan biaya marjinal pada berbagai tingkat produksi, juga menunjukkan jumlah penawaran perusahaan pada berbagai tingkat harga. Kita sudah memahami bahwa kurva penawaran menunjukkan hubungan antara kuantitas dan tingkat harga atas produk yang ditawarkan. Jadi pada setiap tingkat harga tertentu, maka jumlah barang tertentu akan ditawarkan. Dan apabila terdapat dua tingkat harga, maka masing-masing tingkat harga itu menunjukkan suatu jumlah tertentu produk yang ditawarkan, dan kedua jumlah tersebut akan berbeda. P/C D 0 D 1 MC P 1 P 0 D 1

258 246 Pada pasar monopoli biaya marjinal tidak menunjukkan sifat kurva penawaran seperti pada pasar persaingan sempurna. Sebagai bukti, mari kita perhatikan gambar 8.5. Misalkan pada awalnya kurva permintaan adalah D 0 D 0, dan marjinal revenue adalah MR 0, sedangkan marjinal cost adalah MC. Pada perusahaan monopoli keuntungan maksimum akan dicapai pada saat penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal (MR=MC) dalam hal ini sebesar Q*. Pada tingkat produksi ini harga mencapai P 0. Kemudian kita misalkan permintaan berubah menjadi D 1 D 1 dan penerimaan marjinal adalah MR 1. Kondisi seperti ini biaya produksi tidak berubah, jadi biaya marjinal adalah tetap seperti yang ditunjukkan oleh MC. Dalam keadaan yang baru ini, maka untuk memaksimumkan keuntungan, perusahaan akan memproduksi sebesar Q, tetapi sekarang tingkat harga berbeda yaitu mencapai titik P 1. Oleh karena itu kita menemukan adanya dua tingkat harga yaitu P 0 dan P 1, tetapi hanya ada satu kuantitas yaitu Q*. Dengan demikian dalam pasar monopoli kita tidak dapat menunjukkan kurva penawaran, karena tidak terdapat hubungan yang tetap antara harga dan jumlah yang ditawarkan oleh perusahaan monopoli Apa yang Salah pada Monopoli

259 247 Oleh karena perusahaan monopoli adalah satu-satu perusahaan yang ada dalam industri, maka perusahaan monopoli mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Pada bagian ini akan menjelaskan dua alasan utama yaitu; keuntungan yang diperoleh monopoli dan dampak monopoli terhadap alokasi sumberdaya. Keuntungan Monopoli Banyak orang berpandangan negatif terhadap perusahaan monopoli. Umumnya mereka menganggap bahwa suatu perusahaan monopoli dapat menetapkan harga dengan seenaknya, sehingga mereka dapat memperoleh keuntungan yang sangat berlebihan. Mereka menganggap bahwa keuntungan yang tinggi merupakan suatu yang pasti terjadi pada perusahaan monopoli. Pandangan seperti itu kurang tetap. Telah diuraikan pada bab sebelumnya bahwa dalam jangka pendek terdapat empat kemungkinan keadaan yang dihadapi oleh suatu perusahaan dalam pasar persaingan sempurna yaitu; mendapatkan keuntungan melebihi normal, memperoleh keuntungan normal, rugi namun masih dapat menutupi sebagian biaya tetapnya, dan mengalami kerugian sehingga perusahaan harus ditutup. Keempat kemungkinan tersebut juga berlaku bagi perusahaan monopoli. Misalkan dua perusahaan monopoli yang sama kuat dapat memiliki profitabilitas yang sangat berbeda. Kemampuan perusahaan monopoli meningkatkan harga di atas biaya marjinal menunjukkan kekuatan monopoli. Oleh karena profitabilitas mencerminkan selisih antara harga dan biaya rata-rata, maka laba bukan satu-satunya ukuran dari kekuatan monopoli. P MC P MC P* AC AC=P* AC AC D D

260 248 MR 0 Q* Q* Q 0 (b) Monopoli dengan Laba besar (a) Monopoli dengan Laba nol Gambar 8.6. Laba Monopoli Tergantung pada Hubungan antara Kurva Permintaan dan Biaya Rata-rata MR Gambar 8.6. menunjukkan permintaan dan biaya untuk dua perusahaan yang memiliki kekuatan monopoli yang sama, di mana perbedaan antara harga dan biaya marjinal pada kedua gambar adalah sama. Perusahaan monopoli pada gambar 8.6(a) memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi, sementara pada gambar 8.6(b) perusahaan monopoli memperoleh keuntungan sebesar nol, di mana harga jual sama dengan biaya rata-rata (AC). Dengan demikian profitabilitas berlebih tidak selamanya terjadi pada perusahaan monopoli, termasuk untuk monopoli yang kuat. Apabila beban sewa monopoli bertambah terutama untuk input yang digunakan oleh perusahaan, bisa jadi perusahaan monopoli tersebut tidak memperoleh keuntungan. Distorsi dalam Alokasi Sumber Daya Para pakar ekonomi umumnya khawatir terhadap masalah distorsi terhadap alokasi sumber daya, dan mengajukan kritik yang kedua terhadap monopoli. Keberadaan perusahaan monopoli dapat mendistorsi alokasi sumber daya. Perusahaan monopoli umumnya secara sengaja mengurangi output mereka dalam upaya untuk memaksimumkan keuntungan. Selisih antara harga jual produk dengan biaya marjinal menunjukkan bahwa pada tingkat output yang memaksimumkan keuntungan perusahaan monopoli, konsumen rela membayar lebih mahal untuk unit tambahan dari pada biaya untuk memproduksi output tersebut. Apabila dilihat dari sudut sosial, produksi yang terlalu rendah, maka beberapa transaksi yang saling menguntungkan tidak dilakukan. Gambar 8.7 menunjukkan perbandingan output yang dihasilkan oleh perusahaan monopoli dengan perusahaan yang bersaing secara sempurna. Gambar

261 249 tersebut mengasumsikan bahwa monopoli memproduksi pada biaya marjinal yang konstan dan industri yang saling bersaing juga dengan biaya marjinal yang konstan pula dan memiliki biaya rata-rata jangka panjang minimum yang sama seperti monopoli. Harga H MR G P M P PPS Transfer dari kosumen ke produsen F DWL Nilai input yang ditransfer E MC=AC AR=D 0 Q M Q PPS Gambar 8.7. Dampak Alokasi dan Distribusi Monopoli Quantity Dalam kondisi tersebut, perusahaan yang berada pada pasar persaingan sempurna akan menghasilkan output sebesar Q PPS, di mana kurva penawaran dan permintaan jangka panjang saling berpotongan. Pada titik E ini harga sama dengan biaya rata-rata dan biaya marjinal. Pada sisi lain monopoli akan memilih untuk memproduksi pada tingkat output sebesar Q M, di mana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal. Pembatasan jumlah output (Q PPS - Q M ) merupakan ukuran alokasi yang merugikan yang dilakukan oleh perusahaan monopoli. Pada kuantitas sebesar Q M, maka konsumen rela membayar sebesar P M. Oleh karena itu pengendalian jumlah dan harga oleh perusahaan monopoli, maka menghalangi

PENDAHULUAN BAB ILMU EKONOMI 1.2. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO

PENDAHULUAN BAB ILMU EKONOMI 1.2. PENGERTIAN EKONOMI MIKRO Teori Ekonomi Mikro PENDAHULUAN BAB 1 1.1 ILMU EKONOMI Secara umum ilmu ekonomi atau ekonomika dapat diartikan sebagai suatu ilmu tentang usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya dengan adanya alat-alat

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

PENGANTAR EKONOMI MIKRO Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis PENGANTAR EKONOMI MIKRO PENDAHULUAN RUANG LINGKUP EKONOMI MIKRO Lela Nurlaela Wati, SE. MM Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro ILMU EKONOMI MIKRO MAKRO

Lebih terperinci

Materi 2 Ekonomi Mikro

Materi 2 Ekonomi Mikro Materi 2 Ekonomi Mikro Hubungan Pelaku Ekonomi Dalam Perekonomian Abstract Hubungan pelaku ekonomi dalam perekonomian dengan mempelajari sumberdaya aktivitas ekonomi yang saling berkaitan dalam kegiatan

Lebih terperinci

Sistem Ekonomi Campuran

Sistem Ekonomi Campuran Sistem Ekonomi Campuran Sistem ekonomi campuran merupakan penggabungan antara mekanisme pasar dengan campur tangan pemerintah. Sistem ekonomi campuran ini juga dibedakan ke dalam dua jenis sistem ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I Pengertian & Ruang Lingkup

BAB I Pengertian & Ruang Lingkup BAB I Pengertian & Ruang Lingkup 1.1. Masalah Kelangkaan Pada jaman dahulu sewaktu jumlah manusia masih sangat terbatas, tidak ada persaingan ataupun peperangan untuk memperoleh makanan dan sumberdaya

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI MIKRO / MKKK 203 3 SKS Deskripsi Singkat : Mata Kuliah Keahlian

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP EKONOMI. Pertemuan 1

RUANG LINGKUP EKONOMI. Pertemuan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI Pertemuan 1 Kebutuhan tidak terbatas Alat pemuas kebutuhan (sumber daya) terbatas 2 PENGERTIAN ILMU EKONOMI Samuelson: Ilmu ekonomi adalah studi mengenai individu-individu dan masyarakat

Lebih terperinci

Dasar-dasar Ilmu Ekonomi. Pertemuan 1

Dasar-dasar Ilmu Ekonomi. Pertemuan 1 Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Pertemuan 1 Daftar Rujukan Mankiw, N. Gregory.2006. Priciples of Economics : Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 3. Salemba Empat. Jakarta Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori

Lebih terperinci

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli

Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Pengertian dan Definisi Ekonomi Menurut Para Ahli Secara umum, bisa dibilang bahwa ekonomi adalah sebuah bidang kajian tentang pengurusan sumber daya material individu, masyarakat, dan negara untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 1FEB. Konsep Ilmu Ekonomi. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Konsep Ilmu Ekonomi Fakultas 1FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Definisi Kegiatan ekonomi merupakan kegiatan individu/perusahaan/masyarakat

Lebih terperinci

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008

KONSEP DASAR EKONOMI M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI 1 M. SETIO N 2008 KONSEP DASAR EKONOMI PENDAHULUAN Dua buku Adam Smith yang ditulis (1759, The Theory of Moral Sentiments, dan 1776, Wealth of Nations) mengajarkan 2 (dua) sifat manusia

Lebih terperinci

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional

1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional 1. Perusahaan jaket kulit Isakuiki di daerah Y berproduksi untuk memenuhi permintaan pangsa pasar Eropa karena kualitasnya berstandar internasional (ISO) dan harganya yang bersaing sehingga produk dibuat

Lebih terperinci

Modul ke: Pendahuluan. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS. Cecep W. Program Studi. S-1 Manajemen.

Modul ke: Pendahuluan. Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS. Cecep W. Program Studi. S-1 Manajemen. Modul ke: Pendahuluan Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id Materi 1 Kontrak Perkuliahan Tujuan Ruang Lingkup Mengapa orang perlu mempelajari Ilmu Ekonomi?

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Ekonomi Mikro 1

PENDAHULUAN. Ekonomi Mikro 1 PENDAHULUAN. Ekonomi Mikro 1 Sejarah Ilmu Ekonomi 1. Masa sebelum Adam Smith 2. Adam Smith ( 1723 1790 ) 3. Masa Modern Pengantar Ekonomi 1 2 Masa sebelum Adam Smith Banyak pemikiran mengenai persoalan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen

Pengantar Ekonomi Mikro. Modul ke: 7FEB. Review Bab 1-6. Fakultas. Febrina Mahliza, SE, M.Si. Program Studi Manajemen Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Review Bab 1-6 Fakultas 7FEB Febrina Mahliza, SE, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Masalah Ekonomi dan Kebutuhan Membuat Pilihan Kelangkaan (scarcity)

Lebih terperinci

MASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3. 1 Chapter 3 Masalah Dasar Organisasi Ekonomi Navik Istikomah

MASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3. 1 Chapter 3 Masalah Dasar Organisasi Ekonomi Navik Istikomah MASALAH-MASALAH DASAR DALAM ORGANISASI EKONOMI BAB 3 1 Tiga Masalah Pokok Organisasi Ekonomi 1. Komoditi apa (what) yang harus diproduksi, dan berapa? Karena sumber daya bersifat langka atau terbatas (konsep

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Jurusan Manajemen/Akuntansi - Program Studi S1 Manajemen/Akuntansi Fakutas Ekonomi Universitas Gunadarma Nama Mata Kuliah/Kode Koordinator Deskripsi Singkat : Pengantar

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3

Bahan Ajar Ekonomi Teknik. Pertemuan 2 dan 3 Bahan Ajar Ekonomi Teknik PENGANTAR EKONOMI & MANAJEMEN 2 4/2/2015 Universitas Gunadarma Nur RACHMAD Pertemuan 2 dan 3 2.Mekanisme penentuan harga permintaan dan penawaran Sub Pokok Bahasan : Konsep permintaan

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PENGANTAR EKONOMI MAKRO EKONOMI MAKRO PENGANTAR EKONOMI MAKRO Universitas Medan Area T.Parulian M A T E R I 1. Perkembangan Teori Ekonomi Makro 2. Perhitungan Pendapatan Nasional. 3. Keseimbangan Pendapatan 2 sektor, 3 sektor

Lebih terperinci

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources

EKONOMI. unlimited human s wants and needs. scarcity resources EKONOMI EKONOMI 1 2 3 unlimited human s wants and needs scarcity resources CHOICES Faktor Penggerak Kegiatan Ekonomi Kebutuhan Ekonomi, sifatnya tidak terbatas Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya terbatas

Lebih terperinci

MASALAH POKOK ILMU EKONOMI

MASALAH POKOK ILMU EKONOMI MASALAH POKOK ILMU EKONOMI Dalam kehidupan sehari-hari individu, perusahaan dan masyarakat menghadapi persoalan bersifat ekonomi-à bagaimana membuat keputusan tentang cara yang terbaik melakukan kegiatan

Lebih terperinci

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2

MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 MATA KULIAH : TEORI ORGANISASI UMUM 2 BAB I RUANG LINGKUP EKONOMI 1.1 Definisi dan Metologi Ekonomi Ekonomi adalah semua yang menyangkut hal-hal berhubungan dengan kehidupan rumah tangga (bangsa, negara

Lebih terperinci

Modul 1: Pendahuluan, Metodologi Dalam Ilmu Ekonomi PENDAHULUAN

Modul 1: Pendahuluan, Metodologi Dalam Ilmu Ekonomi PENDAHULUAN PENDAHULUAN TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat memahami tentang pengertian ruang lingkup dari ekonomi mikro serta tujuan dari pembelajaran ekonomi mikro. TIK: Setelah mengikuti perkuliahan

Lebih terperinci

SILABUS OLIMPIADE EKONOMI. : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 150 menit tingkat nasional

SILABUS OLIMPIADE EKONOMI. : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi. 150 menit tingkat nasional SILABUS OLIMPIADE EKONOMI Bidang studi Jenjang Alokasi waktu : Ekonomi : SMA/MA : 120 menit tingkat kabupaten/kota dan provinsi 150 menit tingkat nasional Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran 1. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) JURUSAN MANAJEMEN - PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKUTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA Nama Mata Kuliah / Kode Mata Kuliah : PENGANTAR EKONOMI 1 / AK-021240 SKS : 2

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU EKONOMI. Teknik Industri Universitas Gunadarma

PENGANTAR ILMU EKONOMI. Teknik Industri Universitas Gunadarma PENGANTAR ILMU EKONOMI Teknik Industri Universitas Gunadarma Kontrak Perkuliahan Dosen Pengampu : Putri Irene Kanny Nilai : Kuis + Tugas + UTS + UAS Semua HP dan sejenisnya mohon di silent/non aktif Telat

Lebih terperinci

Pendahuluan. Pengantar Ekonomi. -Ekonomi Mikro. -Ekonomi Makro

Pendahuluan. Pengantar Ekonomi. -Ekonomi Mikro. -Ekonomi Makro Pendahuluan Pengantar Ekonomi -Ekonomi Mikro -Ekonomi Makro Oleh Julius Nursyamsi 1 Pengertian Ilmu Ekonomi Yang dipelajari : Kelangkaan Scarcity Pilihan Choices Biaya kesempatan Opportunity cost 2 Masalah

Lebih terperinci

GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO

GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO (KK-003) GBPP DAN SAP PENGANTAR EKONOMI MIKRO GARIS-GARIS BESAR PENGAJARAN DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN PROGRAM STRATA SATU MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN IMMI GARIS-GARIS PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Lebih terperinci

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro Satuan Acara Perkuliahan 2 Tujuan kegiatan belajar ini adalah untuk membahas : Akar Ilmu Ekonomi Makro Definisi Ekonomi Makro Perbedaan ekonomi makro dan ekonomi mikro Permasalahan

Lebih terperinci

II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK

II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK Nuhfil Hanani 1 II. TEORI EKONOMI MAKRO KLASIK 2.1. Dasar Filsafat Mazhab Klasik Mazhab Klasik yang dipelopori oleh Adam Smith ( 1732-1790) yang tercermin dalam bukunya yang diterbitkan th. 1776 dengan

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 01Fakultas Ekonomi Pendahuluan - Deskripsi dan Konsep Ilmu Ekonomi - Definisi Mikroekonomi - Prinsip Ekonomi dan Manfaat dari Mempelajari Ilmu Ekonomi - Masalah pokok

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 01Fakultas Ekonomi & Bisnis Menyampaikan Kontrak Kuliah, Menjelaskan Pengertian Ilmu Ekonomi, Klasifikasi Ilmu Ekonomi, Alat Analisa Ekonomi, Mengenal Siklus Kegiatan

Lebih terperinci

Materi 5 Ekonomi Mikro

Materi 5 Ekonomi Mikro Materi 5 Ekonomi Mikro Mekanisme Pasar : Permintaan dan Penawaran Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dan mekanisme pasar dalam hal permintaan dan penawaran, dan keseimbangan

Lebih terperinci

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran

ekonomi Kelas X KONSEP ILMU EKONOMI KTSP & K-13 A. KEBUTUHAN MANUSIA Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X ekonomi KONSEP ILMU EKONOMI Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mampu memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan,

Lebih terperinci

Rangkuman Ekonomi. By Shanisa Rahmaputri D X-IIS 1

Rangkuman Ekonomi. By Shanisa Rahmaputri D X-IIS 1 Rangkuman Ekonomi By Shanisa Rahmaputri D X-IIS 1 Kisi-kisi Materi UHT 1. Pengertian: Produsen & Konsumen (Pelaku Ekonomi) 2. Contoh: Produsen & Konsumen 3. Faktor: Produksi & Imbalannya 4. Arus Pelaku

Lebih terperinci

Pertemuan Ke 1 dan 2. Pengantar Ilmu Ekonomi FP UNJA

Pertemuan Ke 1 dan 2. Pengantar Ilmu Ekonomi FP UNJA Pertemuan Ke 1 dan 2 Pokok Bahasan 1. Pengertian dan ruang lingkup ilmu ekonomi 2. Mekanisme Pasar (Permintaan, Penawaran dan Harga) 3. Konsep Elastisitas 4. Teori Konsumsi 5. Teori Produksi 6. Teori Biaya

Lebih terperinci

Kebutuhan manusia Pengertian kebutuhan Macam-macam kebutuhan

Kebutuhan manusia Pengertian kebutuhan Macam-macam kebutuhan 1. Mengidentifikasi manusia Karakteristik OSN Ekonomi menurut jenjang Tingkat Kabupaten/Kota Tingkat Provinsi Tingkat Nasional Kebutuhan manusia Pengertian Macam-macam 1. Mengidentifikasi manusia Kebutuhan

Lebih terperinci

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS AND INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PERKULIAHAN

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS AND INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PERKULIAHAN INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA (ASIAN BANKING FINANCE INFORMATICS AND INSTITUTE) PERBANAS JAKARTA SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH: KODE MATA KULIAH: SM 40-110 PROGRAM STUDI : BOBOT:

Lebih terperinci

EKONOMI MIKRO PAB243-3(3-0)

EKONOMI MIKRO PAB243-3(3-0) EKONOMI MIKRO PAB243-3(3-0) Pengantar: Pengertian dan Konsep2 Dasar Teori Ekonomi Mikro Prof. Dr. Ir. Zulkifli Alamsyah, M.Sc. PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JAMBI Deskripsi Mata

Lebih terperinci

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL

SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL SILABUS RANCANGAN PEMBELAJARAN SEMESTER GANJIL 2017 2018 Nama Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Ekonomi Jumlah sks : 3 Program Studi : DIII Akuntansi Fakultas : Ekonomi Dosen Pengampu : TIM Pengajar (d3 Akuntansi

Lebih terperinci

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI

RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI RUANG LINGKUP ILMU EKONOMI Dalam teori EKONOMI MIKRO yang dibahas adalah proses alokasi sumberdaya secara efisien di tingkat individu, perusahaan dan industri. EFISIENSI DITINGKAT MIKRO belum tentu baik

Lebih terperinci

TEORI EKONOMI MIKRO PENDAHULUAN

TEORI EKONOMI MIKRO PENDAHULUAN TEORI EKONOMI MIKRO ENDAHULUAN Faktor enggerak Kegiatan Ekonomi Kebutuhan Ekonomi, sifatnya tidak terbatas Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya terbatas ilihan (Alternatif)/ Opportunity cost, penggunaan

Lebih terperinci

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi

MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar PRODUKSI 1. Fungsi-fungsi Produksi MEKANISME PASAR A. Pengertian dan Bentuk Pasar Dalam memajukan perekonomian suatu negara, pasar memiliki peranan yang sangat penting. Melalui aktifitas pasar, produksi dapat sampai ke tangan konsumen yang

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN EKONOMI BAB I KEBUTUHAN MANUSIA, KELANGKAAN, DAN SISTEM EKONOMI Dr. KARDOYO, M.Pd. AHMAD NURKHIN, S.Pd. M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN

Lebih terperinci

TEORI EKONOMI MIKRO PENDAHULUAN. Anwar Cahyadi, SE., MSi.

TEORI EKONOMI MIKRO PENDAHULUAN. Anwar Cahyadi, SE., MSi. TEORI EKONOMI MIKRO ENDAHULUAN Anwar Cahyadi, SE., MSi. 1 Faktor enggerak Kegiatan Ekonomi Kebutuhan Ekonomi, sifatnya tidak terbatas Kelangkaan (Scarcity), ketersediaannya terbatas ilihan (Alternatif)/

Lebih terperinci

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN 1 PERILAKU EKONOMI Disampaikan dalam Siaran Langsung Interaktif TV Edukasi 27 JUNI 2010 oleh : Dr. Siti Nurjanah, SE, M.Si DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

3. Masalah ekonomi modern adalah barang dan jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan.

3. Masalah ekonomi modern adalah barang dan jasa apa yang akan diproduksi, bagaimana cara memproduksi dan. MAN YOGYAKARTA III ULANGAN HARIAN 1 Materi/KD : 3.2 Menganalisis Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi 4.2 Menyajikan Hasil Analisis Masalah Ekonomi dalam Sistem Ekonomi Kelas/Semester : X / 1 (Ganjil)

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: Pengantar Ekonomi Mikro 01 Fakultas EKONOMI & BISNIS Syafril Yurisno, SE, MM Program Studi Manajemen Definisi Ilmu Ekonomi & Prinsip Ekonomi Ilmu Ekonomi Salah satu bidang ilmu pengetahuan Bermula

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Pada penelitian tentang penawaran ekspor karet alam, ada beberapa teori yang dijadikan kerangka berpikir. Teori-teori tersebut adalah : teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan. meliputi semua yang terdapat dibumi baik yang hidup maupun benda mati, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Daya Alam dan Energi dalam Pembangunan 2.1.1 Sumber Daya Energi Sumber daya adalah segala sesuatu yang berguna dan mempunyai nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya.

Lebih terperinci

TEORI EKONOMI MIKRO Pendekatan Grafis dan Matematis Edisi Pertama Kardono Nuhfil Hanani

TEORI EKONOMI MIKRO Pendekatan Grafis dan Matematis Edisi Pertama Kardono Nuhfil Hanani Kardono-nuhfil 1 TEORI EKONOMI MIKRO Pendekatan Grafis dan Matematis Edisi Pertama Kardono Nuhfil Hanani Kardono-nuhfil 2 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Y.M.E., atas ijin Nya akhirnya buku ini

Lebih terperinci

SILABUS. Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/ Pembelajaran

SILABUS. Materi Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Waktu Bahan/ Pembelajaran 7 SILABUS Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Ekonomi Kelas/Program : X Semester : 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan ekonomi dalam kaitannya dengan kebutuhan manusia, kelangkaan, sistem ekonomi.

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) MATA KULIAH EKONOMI UMUM (EKO 160) Pengajar : TIM DOSEN DEPARTEMEN ILMU EKONOMI FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005 GARIS-GARIS BESAR

Lebih terperinci

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama)

EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) EKONOMI INDUSTRI (Pertemuan Pertama) Dosen Pengasuh: Khairul Amri, SE. M.Si Bacaan Dianjurkan: Wihana Kirana Jaya, 2008. Ekonomi Industri, BPFE-UGM Yogyakarta. Mudrajat Kuncoro, 2012. Ekonomika Aglomerasi,

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN I EKONOMI KELAS X (sepuluh)

ULANGAN HARIAN I EKONOMI KELAS X (sepuluh) ULANGAN HARIAN I EKONOMI KELAS X (sepuluh) 1. Pengelompokan kebutuhan menjadi kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan kebutuhan tersier adalah pembagian kebutuhan atas dasar a. subjek yang membutuhkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan.

KATA PENGANTAR. Tidak ada gading yang tak retak, kepada para pembaca kami mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan buku ini kedepan. i KATA PENGANTAR Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas selesainya penulisan buku Pengantar Teori Ekonomi. Buku ini bukanlah karya tulis asli dari penulis tetapi kumpulan materi kuliah

Lebih terperinci

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro

PENGANTAR EKONOMI MAKRO. Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro PENGANTAR EKONOMI MAKRO Masalah Utama dalam perekonomian, Alat Pengamat Kegiatan Ekonomi dan Kebijakan Ekonomi Makro EKONOMI MAKRO DAN MIKRO Pengertian Ekonomi Makro ilmu yang mempelajari fenomena ekonomi

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro EKI 106. Chapter I: PENDAHULUAN: RAP dan Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi

Pengantar Ekonomi Mikro EKI 106. Chapter I: PENDAHULUAN: RAP dan Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Pengantar Ekonomi Mikro EKI 106 Chapter I: PENDAHULUAN: RAP dan Prinsip-Prinsip Dasar Ekonomi Uraian dan Tujuan Mata Kuliah Mata kuliah Ekonomi Mikro terdiri dari Pengantar Ekonomi Mikro atau Ekonomi Mikro

Lebih terperinci

TEORI EKONOMI. Ekonomi Mikro

TEORI EKONOMI. Ekonomi Mikro TEORI EKONOMI 1 A. Sejarah Ilmu Ekonomi 1. Masa sebelum Adam Smith 2. Adam Smith 3. Masa Modern 2 Masa sebelum Adam Smith Banyak pemikiran mengenai persoalan ekonomi tetapi tulisan tersebut tidak dikemukakan

Lebih terperinci

LOGO. Konsep dasar ekonomi. Intan Silviana Mustikawati, MPH

LOGO. Konsep dasar ekonomi. Intan Silviana Mustikawati, MPH LOGO Konsep dasar ekonomi Intan Silviana Mustikawati, MPH POKOK BAHASAN Pendahuluan Definisi ilmu ekonomi Masalah pokok perekonomian Fokus ilmu ekonomi Ruang lingkup ekonomi PENDAHULUAN Ilmu ekonomi adalah

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 01 Pengantar Ekonomi Mikro Ruang Lingkup Teori Ekonomi Pusat Bahan Ajar dan E-learning BUKU WAJIB Mankiw, N. Gregory, 2007, Principles of Economics, Edisi 4, McGraw-Hill. Parkin, Michael, 2008,

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN.

PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. PENERAPAN KONSEP ELASTISITAS DALAM PERMINTAAN DAN PENAWARAN. Elastisitas merupakan salah satu konsep penting untuk memahami beragam permasalahan di bidang ekonomi. Konsep elastisitas sering dipakai sebagai

Lebih terperinci

Kebijakan Makro Ekonomi

Kebijakan Makro Ekonomi EKONOMI MAKRO PENJELASAN Memberikan gambaran bagaimana suatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya Menerangkan bagaimana suatu masyarakat yang memiliki faktor produksiyang terbatas, tetapi

Lebih terperinci

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen

PERILAKU KONSUMEN. A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen PERILAKU KONSUMEN A. Pengertian Konsumen dan Perilaku Konsumen Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang

Lebih terperinci

Modul 6 : membahas tentang bentuk pasar dan penentuan harga. Modul 7 : membahas tentang konsep dasar perdagangan inter-nasional dan peran perdagangan

Modul 6 : membahas tentang bentuk pasar dan penentuan harga. Modul 7 : membahas tentang konsep dasar perdagangan inter-nasional dan peran perdagangan ix Tinjauan Mata Kuliah E konomi Pertanian membahas materi yang berkaitan dengan landasan dasar dari prinsip-prinsip dan metode analitis teori ekonomi yang dipakai untuk memecahkan masalah ekonomi di bidang

Lebih terperinci

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur

Kewirausahaan. Persaingan Dalam Pasar Bebas. Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Fakultas Teknik. Program Studi Arsitektur Kewirausahaan Modul ke: Persaingan Dalam Pasar Bebas Fakultas Fakultas Teknik Reddy Anggara, S.Ikom., M.Ikom. Program Studi Arsitektur www.mercubuana.ac.id Pengertian Pasa Bebas Perdagangan bebas adalah

Lebih terperinci

Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas

Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas Terbitnya buku karangan Adam Smith (1776) An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of Nations Berisi

Lebih terperinci

EKONOMI MIKRO RINA FITRIANA,ST,MM

EKONOMI MIKRO RINA FITRIANA,ST,MM EKONOMI MIKRO RINA FITRIANA,ST,MM Definisi Ilmu Ekonomi Ekonomi adalah studi dari pilihan manusia untuk membuat dan menghasilkan interaksi yang mereka miliki satu sama lain Ilmu Ekonomi sangat penting

Lebih terperinci

POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN

POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN POLA KEGIATAN PEREKONOMIAN 1 Pola Kegiatan Perekonomian Definisi : Model/corak kegiatan suatu perekonomian suatu masyarakat/negara Pembahasannya meliputi : a. Uang, Perdagangan Dan Spesialisasi b. Pelaku

Lebih terperinci

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier

Berikut merupakan contoh dari production possibilities Frontier Kurva kemungkinan produksi Dalam ekonomi, kurva kemungkinan produksi (Inggris: production possibility frontier (PPF), production possibility curve, production-possibility boundary atau product transformation

Lebih terperinci

Cakupan dan Metode Ekonomi

Cakupan dan Metode Ekonomi Modul 1 Cakupan dan Metode Ekonomi Wawan Hermawan S.E., M.T. M PENDAHULUAN odul ini menyajikan konsep dasar ilmu ekonomi serta fungsi pasar dan pemerintah dalam ekonomi modern. Konsep-konsep yang ada di

Lebih terperinci

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI

BAB 1: EKONOMI KONSEP DASAR EKONOMI www.bimbinganalumniui.com 1. Ilmu ekonomi timbul karena... a. Dipaksakan oleh pemerintah karena undang-undang b. Kebutuhan manusia tidak seimbang dengan alat pemuas kebutuhan c. Desakan kaum kapitalis

Lebih terperinci

Teori Ekonomi Mikro Review 1-6

Teori Ekonomi Mikro Review 1-6 Modul ke: Teori Ekonomi Mikro Review 1-6 Fakultas FAK. EKONOMI & BISNIS Cecep W Program Studi S-1 Manajemen www.mercubuana.ac.id TEORI PERMINTAAN DAN PENAWARAN Definisi Permintaan Keinginan seseorang terhadap

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini peranan minyak bumi dalam kegiatan ekonomi sangat besar. Bahan bakar minyak digunakan baik sebagai input produksi di tingkat perusahaan juga digunakan untuk

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan

Mata Kuliah : Pengantar Ekonomi Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS Semester : 1 Dosen : Tim Jumlah TM : 16 x pertemuan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI DAN KOPERASI FPIPS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ================================================== SATUAN PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Mikro Kode : IS304 SKS : 3 SKS

Lebih terperinci

KP425 Week 1 EKP501 PENGANTAR EKONOMI MIKRO

KP425 Week 1 EKP501 PENGANTAR EKONOMI MIKRO EKP501 PENGANTAR EKONOMI MIKRO Subject Adviser NAVIK ISTIKOMAH,SE,MSi Economic Building, UPI Bandung, Room 129. Phone: 022-70882551(home) Handphone : 08155189811 Phone : (022) 2013163 2523 (office) Fax:

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH

Pengantar Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pengantar Ekonomi Mikro SISTEM PASAR BEBAS DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Pandangan Tentang Sistem Pasar Bebas Terbitnya buku karangan Adam Smith (1776) An Inquiry into the Nature and Causes of the Wealth of

Lebih terperinci

TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY

TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY TEORI PERMINTAAN KONSUMEN PENDEKATAN UTILITY TIU : Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan pengertian utilitas, menerangkan pengaruh utilitas dan permintaan serta menganalisisnya. TIK:

Lebih terperinci

PENGERTIAN DASAR ILMU EKONOMI

PENGERTIAN DASAR ILMU EKONOMI PENGERTIAN DASAR ILMU EKONOMI Tim Teaching SUMBER : Pengantar Ilmu Ekonomi ; Makro dan Mikro, Nopirin,Ph.D, BPFE Yogyakarta, 1994 Pengantar Ilmu Ekonomi, Richard G. Lipsey dan Peter O.Steiner. PT.Bina

Lebih terperinci

Hikmah Hadiah Nobel Ekonomi 2007

Hikmah Hadiah Nobel Ekonomi 2007 Rabu, 24 Oktober 2007 Hikmah Hadiah Nobel Ekonomi 2007 Yoke Muelgini** Akademi Sains Swedia di Stokholm, Senin (15-10) menganugerahi Hadiah Nobel Ilmu Ekonomi 2007 kepada tiga ekonom AS, yaitu Leonid Hurwicz

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. mempunyai kebutuhan sehingga disebut permintaan absolut atau potensial. Dengan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Permintaan Menurut pengertian sehari-hari permintaan diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan. Permintaan ini hanya didasarkan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM EKONOMI

BAB III SISTEM EKONOMI BAB III SISTEM EKONOMI INSTRUCTIONAL OBJECTIVES Students are able to describe the economic system Students are able to distinguish the kinds of economic system SISTEM EKONOMI Sistem + ekonomi = sistem

Lebih terperinci

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1)

= Inflasi Pt = Indeks Harga Konsumen tahun-t Pt-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya (t-1) Inflasi adalah kecendrungan meningkatnya harga-harga barang secara umum dan terus menerus. Kenaikkan harga satu atau dua barang tidak bisa disebut sebagai inflasi, kecuali jika kenaikkan harga barang itu

Lebih terperinci

Teori Harga Fungsi Linear

Teori Harga Fungsi Linear Teori Harga Fungsi Linear Matematika Ekonomi LOGO Osa Omar Sharif Teori Permintaan Teori permintaan Menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan (jumlah barang yang diminta pembeli) dan harga.

Lebih terperinci

CAKUPAN DAN METODE ILMU. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat

CAKUPAN DAN METODE ILMU. Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat CAKUPAN DAN METODE ILMU a. Pengertian ilmu ekonomi Ilmu ekonomi adalah studi tentang bagaimana individu dan masyarakat dalam menentukan pilihan penggunaan sumber daya yang langka yang telah disediakan

Lebih terperinci

Malang Study Club. Latihan Ekonomi SMA XII IPS

Malang Study Club. Latihan Ekonomi SMA XII IPS 1. Peningkatan produksi dapat dilakukan dengan cara berikut ini: (1) Membuka lokasi baru/cabang. (2) Meningkatkan kualitas SDM. (3) Menambah mesin-mesin baru. (4) Penataan posisi peralatan dan petugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perdagangan Antarnegara Tingkat perekonomian yang paling maju ialah perekonomian terbuka, di mana dalam perekonomian terbuka ini selain sektor rumah tangga, sektor perusahaan,

Lebih terperinci

CBT SBMPTN TPA SBMPTN

CBT SBMPTN TPA SBMPTN CBT SBMPTN Buku ini dilengkapi aplikasi CBT SBMPTN android yang dapat di download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi Aplikasi: kxx TPA SBMPTN Buku

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA KOMPUTER JAKARTA STIK SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : PENGANTAR EKONOMI Kode Mata : DK 12203 Jurusan / Jenjang : D3 MANAJEMEN INFORMAA Tujuan Instruksional Umum : Agar

Lebih terperinci

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI

MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI MATERI PERDAGANGAN LUAR NEGERI A. Definisi Pengertian perdagangan internasional merupakan hubungan kegiatan ekonomi antarnegara yang diwujudkan dengan adanya proses pertukaran barang atau jasa atas dasar

Lebih terperinci

Pengantar Ekonomi Mikro

Pengantar Ekonomi Mikro Pengantar Ekonomi Mikro Modul ke: 07Fakultas Ekonomi & Bisnis Review Perkuliahan Modul 1 s/d Modul 6, Konsep Permintaan& Penawaran, Elastisitas D & S, Teori Prilaku Konsumen dan Studi Kasus. Abdul Gani,

Lebih terperinci

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi

Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi Variabel, Masalah dan Kebijakan Ekonomi Putri Irene Kanny Pokok bahasan pertemuan ke-2 Variabel ekonomi Masalah dasar ekonomi Tujuan dan kebijakan Ekonomi Bentuk-bentuk kebijakan makroekonomi Sifat-sifat

Lebih terperinci

2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan

2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan Ekonomi Mikro. program pascasarjana Unlam 2 Masalah Ekonomi: Kelangkaan dan Pilihan KELANGKAAN, PILIHAN, DAN BIAYA OPORTUNITAS 1 Kebutuhan manusia bersifat tak terbatas, namun sumber daya yang tersedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan, hiburan dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia selama hidupnya selalu melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhannya, baik berupa kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat perlindungan, hiburan dan kebutuhan

Lebih terperinci

Tugas Resume Hubungan Industrial

Tugas Resume Hubungan Industrial A. Sistem Ekonomi Sosialis Tugas Resume Hubungan Industrial Sosialis adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN

PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN PEMBAHASAN SOAL UJI COBA PRA UN KABUPATEN 1. Berikut perilaku konsumen menggunakan pendekatan kardinal dan pendekatan ordinal: (1) Tingkat kepuasan konsumen hanya bisa dibandingkan (2) Kepuasan konsumen

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD /3

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD /3 SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH : EKONOMIKA 1 KODE/SKS : KD-023302/3 Minggu ke- Pokok bahasan TIU Sub pokok bahasan sasaran belajar Metode kuliah 1 PENDAHULUAN Dapat mendefinisikan pengertian ilmu

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis LPG bagi pedagang martabak kaki lima dan warung tenda pecel lele di Kota Bogor adalah bahan bakar utama dalam proses produksinya. Kerangka pemikiran

Lebih terperinci

MICROECONOMICS INTRODUCTON TO ECONOMICS MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE.

MICROECONOMICS INTRODUCTON TO ECONOMICS MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. MICROECONOMICS INTRODUCTON TO ECONOMICS MARIA PRAPTININGSIH, S.E., M.S FE. FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS KRISTEN PETRA 2011 DEFINISI ILMU EKONOMI Suatu ilmu yang mempelajari tentang bagaimana usaha-usaha

Lebih terperinci

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO. Yopi Nisa Febianti Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK PERMINTAAN DALAM EKONOMI MIKRO Yopi Nisa Febianti 1 1. Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK Dalam kehidupan sehari-hari, manusia sebagai konsumen selalu melakukan berbagai permintaan untuk berbagai

Lebih terperinci