ASESMEN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD KELAS AWAL
|
|
- Ivan Rachman
- 9 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ASESMEN PEMBELAJARAN TEMATIK DI SD KELAS AWAL I. Pendahuluan Sesuai dengan aturan Standar Proses Pendidikan Nasional (Permen No. 41 tahun 2007), tugas utama guru professional adalah melakukan perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan melaksanakan asesmen. Asesmen adalah suatu proses pengumpulan data siswa baik yang dilakukan selama proses pembelajaran, maupun terhadap hasil belajar. Data-data yang dikumpulkan tersebut selanjutnya dianalisis dan hasil analisis tersebut berfungsi sebagai balikan terhadap pembelajaran, maupun sebagai bahan pengambilan keputusan terhadap status siswa. Dalam KTSP diamanatkan digunakannya asesmen berbasis kelas, yaitu praktik asesmen di kelas (ABK) yang dilakukan oleh guru dalam rangka memperoleh balikan terhadap pembelajaran. ABK menunjuk pada penggunaan berbagai metode dan prosedur asesmen yang disesuaikan dengan kondisi rill di sekolah dalam mencapai SK dan KD. Dalam rangka memperoleh informasi yang akurat mengenai kompetensi yang telah dicapai anak, maka perlu digunakan berbagai alat asesmen, baik tes maupun non-tes. Dalam kaitannya dengan pembelajaran tematik di kelas awal SD, sangat penting diperhatikan bahwa hakikat pembelajaran masih bersifat holistik, dalam arti, bahwa tidak ada batas yang jelas antar mata pelajaran. Pembelajaran dilakukan berdasarkan tema, sebagi pengikat hubungan antar materi yang ingin diajarkan. Namun demikian, guru seyogyanya sangat memahami, apa yang sedang dipelajari siswa melalui suatu tema tertentu, dan dapat memilahnya menjadi data mata pelajaran. Hal ini penting mengingat sistem pelaporan di SD berdasarkan mata pelajaran. Sesuai dengan karakteristik siswa kelas awal, asesmen yang dapat digunakan adalah tes dan non tes. Untuk jenis tes, guru lebih banyak menggunakan paper-annd-pen test, yaitu tes tertulis, baik objektif maupun esai. Namun, perlu diingat bahwa siswa kelas awal belumlah mampu membaca dan menulis dengan baik, oleh karena itu, tes tertulis perlu dikurangi
2 penggunaannya. Juga penggunaan tes-tes objektif seperti pilihan ganda mestinya tidak digunakan secara berlebihan. Hal ini menyangkut pelatihan dan pengembangan cara berfikir anak. Tes-tes objektif yang memberikana pilihan jawaban, menuntut siswa hanya memilih dari jawaban yang disediakan tersebut. Pilihan tersebut sangat terbatas dan hanya menyangkut kemampuan kognitif saja, padahal, sejak dini siswa hendaknya dilatih mengungkapkan buah pikirannya baik secara tertulis maupun perbuatan. Tes-tes objektif tidak mampu member kesempatan tersebut. Oleh karena itu, di kelas awal, guru disarankan untuk menggunakan asesmen alternatif yang termasuk dalam asesmen non tes. Satu hal lagi yang patut menjadi pedoman guru dalam melakukan asesmen adalah bahwa karena siswa kelas awal memiliki karakteristik belajar secara konkrit bukan abstrak, maka asesmen alternatif yang dipilih guru hendaknya adalah asesmen otentik. Asesmen otentik adalah asesmen nyata, riil, dan secara langsung bermakna bagi diri siswa. Sebagai contoh, guru mengases penampilan siswa saat bermain egrang, menyanyikan lagu, merangkai vas bunga, mengamati perubahan kecebong menjadi katak, dan sebagainya. Asesmen terhadap hal-hal riil tersebut sangat mampu member gambaran nyata tentang keadaan siswa, dan pada saat yang bersamaan memberikan pengalaman langsung pada anak. Ingatlah bahwa dunia anak adalah konkrit, dan akan menjadi beban bagi mereka jika pembelajaran dilakukan secara abstrak dimana guru menggambarkan pengetahuan tersebut hanya dengan kata-kata. Beberapa jenis asesmen alternatif dan otentik yang relevan digunakan di SD kelas awal adalah: 1. Asesmen kinerja (Perfomance assessment). 2. Observasi dan pertanyaan (Observation and Questioning). 3. Presentasi dan Diskusi (Presentation and Discussion). 4. Proyek dan investigasi 5. Portofolio dan jurnal 6. Wawancara (interview) dan konferensi 7. Evaluasi diri oleh siswa 8. Tes buatan siswa Berikut diuraikan beberapa dari jenis asesmen di atas.
3 Dari daftar di atas, tampak bahwa terdapat banyak cara untuk mengases peserta didik. Guru memilih jenis asesmen mana yang akan digunakan tergantung pada tujuan asesmen. 1. Observasi dan mengajukan Pertanyaan Teknik penilaian observasi dan mengajukan pertanyaan sebenarnya bukanlah hal baru. Di dalam kelas tingkah laku siswa dan kinerja dalam mengerjakan tugas-tugas ilmiah mungkin telah observasi, dan guru juga sering bertanya pada siswa. Observasi atau pengamatan adalah suatu cara untuk mengamati proses belajar siswa. Beri tanda cek! LEMBAR OBSERVASI Siswa Mengerjakan Tidak Catatan guru Tugas mengerjakan tugas Ayu Damar Dst Ceklis Pengamatan Beri tanda cek pada aspek yang muncul! NO. Nama Siswa Kerjasama Respek Inisiatif 1. Ayu 2. Damar 3. Dst.
4 Pengajukan pertanyaan selama membuka pelajaran dengan topik baru, demikian juga ketika mereview materi yang telah diajarkan sebelumnya. Melalui pertanyaan kita dapat mengetahui bagaimana siswa berpikir dan sekaligus dapat mengetahui kemampuan siswa berkomunikasi. Dengan mengamati, mendengarkan, mengajukan pertanyaan yang benar dan mengevaluasi respon siswa, akan memberikan informasi bagaimana siswa membuat hubungan dari apa yang mereka ketahui. Contoh pertanyaan untuk pemecahan masalah : 1. Jelaskan masalah yang kamu hadapi? 2. Apakah masalah tersebut menarik bagimu? 3. Bagaimana cara kamu memecahkan masalah tersebut? 4. Apakah membuat gambar atau sketsa dapat membantu memecahkan masalah tersebut? 5. Jelaskan tahap-tahap yang akan kamu ikuti dalam memecahkan masalah! Contoh pertanyaan penalaran dalam pengamatan : 1. Dalam percobaan ini, bedakan pertumbuhan yang terjadi di tempat gelap dan terang! 2. Bagaimana kamu menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan? 3. Mengapa pertumbuhan di tempat gelap lebih cepat dari pada di tempat terang? Jelaskan jawaban kamu dengan meberikan alasan? 4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari pengamatan kecambah ini? Berikut ini adalah beberapa petunjuk yang perlu diikuti (Hibbard. 2000) 1. Buatlah daftar pertanyaan. 2. Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk menjawab pertanyaan Anda. 3. Beri kesempatan kepada siswa untuk membuat catatan, dan Tanyakan pertanyaan Anda untuk mengklarifikasi permaslahan yang ditanyakan. 4. Catatlah jawaban siswa pada format yang terorganisasi. 5. Buatlah kesimpulan tentang jawaban siswa.
5 2. Jurnal Jurnal belajar adalah catatan siswa tentang apa yang telah dipelajarinya. Jurnal dapat digunakan untuk merekam atau meringkas aspek-aspek yang berhubungan dengan topik-topik kunci yang dipelajari, seperti misalnya perasaan siswa terhadap pelajaran, kesulitan yang dialami, atau keberhasilan di dalam memecahkan masalah atau topic tertentu atau berbagai macam catatan lain, komentar yang dibuat oleh siswa. Membuat jurnal adalah cara yang paling baik untuk siswa berpraktik dan meningkatkan kemampuan menulis karena jurnal membantu siswa memiliki sikap selalu menuliskan apa yang dikerjakan. Keuntungan menggunakan jurnal adalah manakala siswa belajar secara independen, maka jurnal sangat membantu dalam mengembangkan kemampuan refleksi dan introspeksi. Menggunakan jurnal sangat kondusif untuk melatih berpikir tentang mengapa sesuatu dilakukan. Di dalam jurnal dapat digunakan untuk menulis pernyataan, kesuksesan, pemikiran, maupun rasa frustasi. Menggunakan jurnal dapat memperoleh informasi tentang sejarah siswa ketika belajar secara independen. Kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan untuk mengisi jurnal antara lain: 1. Memulai pertemuan di kelas atau memulai diskusi 2. Meringkas pembelajaran 3. Interupsi/memfokuskan kembali diskusi kelas 4. Menanyakan persetujuan atas suatu pertanyaan 5. Mendiskusikan bagaimana pembelajaran hari ini terkait dengan topik-topik lain 6. Merespon suatu tugas 7. Meningkatkan konsentrasi siswa 8. Mencek kesiapan/pendapat siswa 9. Mencatat hasil kerja laboratorium Dalam jurnal belajar, siswa dapat mengisinya berupa hal-hal sebagai berikut : 1. Gambar atau sketsa dengan komentar 2. Pertanyaan yang ingin ditanyakan siswa beserta upaya awal untuk menjawab pertanyaan tersebut
6 3. Hasil pengamatan secara rinci 4. Pertanyaan Andaikan? yang ditanyakan siswa pada awal merencanakan suatu eksperimen 5. Sketsa dan catatan mengenai model-model dan temuan-temuan 6. Peta pikiran yang dibuat siswa 7. Pemikiran tentang apa yang menarik dan menyenangkan dalam kelas 8. Pemikiran mengenai apa masalah/topik yang sulit dan bagaimana memecahkan masalah/mengatasi kesulitan 9. Catatan mengenai materi sains yang menarik dalam berita di koran atau televisi Selanjutnya, yang perlu anda pikirkan yaitu bagaimana cara menilai jurnal belajar siswa sesuai dengan daftar aspek-aspek jurnal yang dapat dikembangkan sendiri oleh guru berdasarkan kesepakatan dengan siswa. Isi jurnal dapat dirancang guru bersama siswa, demikian juga dengan rubrik penilaiannya. Berikut contoh format penilaian proses belajar dengan menggunakan jurnal belajar. Format Penilaian Proses Belajar dengan Menggunakan Jurnal Belajar No Elemen yang dinilai Skor maksimal 1 Semua aspek disampaikan/ditulis lengkap 10 2 Penulisan dengan kalimat yang jelas dan lengkap 10 3 Penyampaian ide secara jelas 10 4 Pertanyaan dikemukakan dengan rinci 10 5 Hasil pengamatan atau pemikiran diungkapkan 10 dengan jelas 6 Penyampaian refleksi menggambarkan pemikiran 10 kemajuan belajar 7 Mengomentari pembelajaran dengan benar 10 8 Penyimpulan materi pembelajaran dengan baik dan 10 benar 9 Ilustrasi penyampaian materi dengan menarik Secara keseluruhan lengkap, sistematis, dan 10 Siswa Penilaian Guru
7 menarik Jumlah Projek dan Investigasi Kegiatan projek adalah cara yang amat baik untuk melibatkan siswa dalam pemecahan masalah karena bersifat sangat ilmiah apalagi ditunjang dengan kegiatan yang berhubungan dengan dunia nyata. Projek dapat melibatkan siswa secara aktif dan menemukan situasi baru yang dapat mendorong siswa menemukan suatu masalah sehingga dapat menuntut mereka merumuskan hipotesis yang membutuhkan penyelidikan lebih lanjut. Untuk sekolah tingkat dasar melalui projek juga menyediakan peluang bagi siswa untuk mengekplorasi ide-ide ilmiah dengan menggunakan materi fisik atau teknologi baru. Siswa dapat diarahkan untuk melakukan investigasi permasalahan yang ada di sekitar kehidupan siswa baik lingkungan sekolah maupun tempat tinggal siswa. Projek yang diberikan dalam konten(isi) pemecahan masalah, dapat digunakan siswa untuk melakukan ekplorasi belajar dan berfikir tantangan ide yang mengembangkan pemahaman mereka dalam berbagai area isi kurikulum. Penilaian projek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kamampuan mengaplikasikan, kamampuan penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas. Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu : a. Kemampuan pengelolaan, kemampuan peserta didik dalam memilih topic, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan. b. Relevansi, kesesuaian dengan mata pelajaran dengan memepertimbangkan tahap pengetahuan, pamahaman dan keterampilan dalam pembelajaran c. Keaslian, proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya dengan mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek peserta didik Teknik penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir proyek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperyi penyusunan desain, pengumpulan data, analisis data dan menyiapkan laporan tertulis.
8 Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan alat/instrument penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian. Beberapa contoh kegiatan peserta didik dalam penilaian projek, misalnya penelitian sederhana tentangdampak limbah terhadap kesehatan, pementasan drama, dan sebagainya. 4. Asesmen Diri Asesmen diri adalah suatu teknik penilaian dimana peserta didik diminta untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status, proses dan tingkat pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu didasarkan atas criteria atau acuan yang telah disiapkan. Tujuan utama dari penilaian diri adalah untuk mendukung atau memperbaiki proses dan hasil belajar. Meskipun demikian, hasil penilaian diri dapat digunakan guru sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan nilai. Peran penilaian diri menjadi penting bersamaan dengan bergesernya pusat pembelajaran dari guru ke siswa yang didasarkan pada konsep belajar mandiri. Ada beberapa jenis penilaian diri, di antaranya : a. Penilaian Langsung dan Spesifik, yaitu penilaian secara langsung pada saat atau setelah selesai melakukan tugas, untuk menilai aspek-aspek kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran. b. Penilaian Tidak Langsung dan Holistik, yaitu penilaian yang dilakukan dalam kurun waktu yang panjang untuk memberikan penilaian secara keseluruhan. c. Penilaian Sosio-Afektif, yaotu penilaian terhadap unsure-unsur afektif atau emosional. Misalnya. Peserta didik dapat diminta untuk membuat tulisan yang memuat curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu. Penggunaan teknik ini dapat member dampak positif terhadap perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan penilaian diri di kelas antara lain : a. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri. b. Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya, karena ketika mereka melakukan penilaian, harus melakukan instrospeksi diriterhadap kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
9 c. Dapat mendorong membiasakan dan melatih peserta didik untuk berbuta jujur, karena mereka dituntut untuk jujur dan objektif dalam melakukan penialaian. Ada kecenderungan peserta didik akan menilai diri terlalu tinggi dan subyektif. Karena itu, penilaian diri dilakukan berdasarkan criteria yang jelas dan objektif. Untuk itu penilaian diri oleh peserta didik di kelas perlu dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut. a. Menjelaskan kepada peserta didik tujuan penilaian diri b. Menentukan kompetensi atau aspek kemampuan yang akan dinilai c. Menentikan criteria penilaian yang akan digunakan d. Merumuskan format penilaian, dapat berupa pedoman penskoran, daftar tanda cek atau skala penilaian. e. Meminta peserta didik untuk melakukan penilaian diri f. Guru mengkaji hasil penilaian, untuk mendorong peserta didik supaya senantiasa melakukan penilaian diri secara cermat dan objektif g. Lakukan tindakan lanjutanm antara lain guru memberikan balikan tertulis, guru dan siswa membahas bersama proses dan hasil penilaian. Asesmen diri merupakan suatu model yang menghubungkan antara hakikat penilaian diri dengan hasil belajar siswa. Apabila siswa merancang sendiri tujuan kemampuannya, maka ia memiliki kesempatan untuk mendemonstrasikan kemampuannya. Keuntungan lainnya adalah member kesempatan kepada siswa untuk terlibat dalam proses asesmen. Bila asesmen dipandang sebagai bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran, maka fokus berpindah dari member tes menjadi memebantu siswa memehami tujuan pengalaman belajar dan kriteria keberhasilan. Selain itu hasil studi mengatakan bahwa melalui penilaian diri memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi social dengan teman sejawat mulai dari siswa berkemampuan rendah sampai tinggi. Ada hubungan positif antara kebutuhan dan prestasi siswa dan hal ini sangat tampak apabila guru menggunakan teknik belajar kooperatif. Karena dalam pembelajaran kooperatif menuntut siswa dapat berinteraksi bersama teman sejawat. Oleh karena itu dalam penilaian diri terdapat tiga proses regulasi diri yaitu : a. Siswa melakukan observasi sendiri yang berfokus pada aspek kinerja yang relevan denga tujuan dan standar keberhasilan
10 b. Siswa mempertimbangkan sendiri dan menentukan tujuan khusus dan umum yang akan dicapai c. Siswa melakukan reaksi diri, menafsirkan tingkat pencapaian tujuan, dan menghayati keberhasilan/kemajuan sebagau bahan refleksi diri. Tabel 5.3 Lembar Evaluasi Diri Siswa No Aspek yang dinilai Penilaian Siswa 1 Kemampuan mengikuti pelajaran 2 Kejujuran 3 Kemampuan merefleksikan diri 4 Mengidentifikasikan kemajuan diri 5 Mendeskripsikan hasil belajar Guru 5.PERFORMANCE ASSESSMENT/ASESMEN KINERJA : asesmen kinerja adalah pengamatan terhadap kemampuan/kompetensi siswa dalam bentuk unjuk kerja. Contoh unjuk kerja siswa yang dapat diases dengan asesmen kinerja adalah: Penyajian lisan : keterampilan berbicara, berpidato, baca puisi, membaca nyaring, bercerita. Pemecahan masalah dalam kelompok. Partisipasi dalam diskusi. Menari. Memainkan alat musik. Olah Raga. Menggunakan alat lab
11 Bermain Asesmen kinerja disebut juga dengan asesmen perbuatan (unjuk kerja). Asesmen kinerja dilakukan untuk menilai tugas-tugas yang dilakukan oleh siswa, sehingga guru dapat memiliki informasi yang lengkap tentang siswa. Menurut Hibbard (1995) tugas-tugas kinerja menghendaki (1) penerapan konsep-konsep dan informasi penunjang penting lainya, (2) budaya kerja yang penting bagi studi atau kerja ilmiah, (3) literasi sains (penampakan ketidakbutaan ilmiah). Asesmen kinerja (Performance) pada dasarnya adalah asesmen autentik karena dalam asesmen siswa dituntut untuk mendemontrasikan inkuiri ilmiah mereka, melakukan penalaran dan keterampilan dalam menyelesaikan beberapa tugas menarik dan menantang dalam konteks kehidupan nyata (NSTA, 2002). Agar mendapatkan alat evaluasi yang valid tugas-tugas kinerja harus memiliki criteria berikut (Nur, 2001) (1) memusatkan pada elemen-elemen pengajaran yang penting. (2) sesuai dengan isi kurikulum yang diacu, (3) mengintegrasikan informasi, konsep, ketermpilan, dan kebiasaan kerja, (4) melibatkan siswa, (5) mengaktifkan kemauan siswa untuk bekerja, (6) layak dan pantas untuk seluruh siswa, (7) ada keseimbangan antara kerj akelompok dan kerja individu (8) tersetruktur dengan baik untuk memudahkan pemahaman, (9) memiliki proses dan produk yang autentik, (10) memasukan penilaian diri, (11) memungkinkan umpan balik dari orang lain. Langkah-langkah Implementasi Asesmen Kinerja Dalam menerapkan asesmen kinerja Anda perlu memperhatikan beberapa tahapan. Berikut langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara lain : a. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan mempengaruhi hasil akhir yang terbaik b. Tuliskan perilaku kemampuan-kemapuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik;
12 c. Usahakan untuk membuat criteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu banyak sehingga semua criteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan tugas; d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemapuan siswa yang harus diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan; e. Urutkan criteria kemampuan yang akan diukur berdarkan urutan yang dapat diamati; f. Kalau ada, periksa kembali dan bandingkan dengan criteria kemampuan yang sudah dibuat sebelumnya oleh orang lain dilapangan. Metode dan Contoh Menilai Penilaian Kinerja Kriteria performansi merupakan indicator unjuk kerja yang baik dan tetap dalam sebuah tugas tentukan dahulu proses, produk atau keduanya karena inimenentukan criteria yang dibuat. Berikut contoh criteria yang menunjukan ketermpilan siswa mwngukur volume air menggunakan gelas ukur. 1. Cara meletakkan gelas ukur 2. Cara menuangkan air 3. Cara menambahkan volume air 4. Cara mebaca ukuran/volume air 5. Cara mencatat hasil pengukuran Setelah menentukan kriteria seperti di atas, selanjunya dibuat penskoran dengan menggunakan rublik. Rublik adalah suatu pedoman penskoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran (proficiency) siswa dalam mengerjakan tugas. Rublik juga digunakan untuk menilai pekerjaan siswa. Apabila dua orang guru atau lebih sedang menilai jenis pekerjaan yang sama, maka penggunaan rublik yang sama membantu mereka memandang produk itu dengan cara yang sama. Guru dari tingkat kelas berbeda atau dari mata pelajaran berbeda pengajaran dan belajar dari tingkat ke tingkat dan dari mata ke mata pelajaran. Cara melakukan penilaian dengan menggunakan rublik. Ada bebrapa cara unutk menilai tingakt kemahiran siswa yaitu :
13 1. Rublik dengan daftar cek (checklist) Berikan tanda untuk setiap penampilan yang benar dari setiap tindakan yang dilakukan siswa! 1. Meletakkan gelas ukur di atas tempat yang datar, 2. Skala menghadap pengamat ( ) 3. Menuangkan air ke dalam gelas ukur sampai akhir mencapai 100 ml, ( ) penuangan dihentikan 4. Menambah volume air setetes demi setetes mengunakan pipe ( ) sampai mencapai 100 ml 5. Membaca air di dalam gelas ukur dengan posisi sejajar mata ( ) 6. Mencapaia hasil pengukuran dengan benar ( ) 2. Rublik dengan skala penilaian (rating scale) Jika guru mengembangkan rublik skala penilaian, amaka guru menunjukan beberapa derajat standar yang telah dicapai. Pada halaman diberikan contoh penggunaan skala penilaian untuk menilai ketermpilan siswa dengan menggunakan rublik. Contoh Tugas: Ukurlah volume air sebanyak 100ml menggunakan gelas ukur Panduan untuk melatih siswa dan penilaian kinerja mengukuran volume menggunakan gelas ukur. Skor No Aspek yang dinilai Gelas ukur diletakkan di atas tempat yang datar, skala menghadap pengamat 2 Menuangkan air ke dalam geals ukur sampai hamper
14 mencapai 100ml, penuangan dihentikan 3 Volume air ditambah setetes demi setetes menggunakan pipet samapai mencapai 100ml 4 Permukaan air didalam gelas dibaca dengan posisi sejajar mata 5 Hasil pengukuran dicatat dengan benar Berilah skor : 4 bila aspek tersebut dilakukan dengan benar dan cepat 3 bila aspek tersebut dilakukan dengan benar tetapi lama 2 bila aspek tersebut dilakukan selesai tapi salah 1 bila dilakukan tapi tidak selesai (0 bila tidak ada usaha sama sekali) Penilaian dengan rating scale dikenal ada tiga jenis, yaitu : (1) numerical rating scale; (2) graphic rating scale; dan (3) descriptive scale. Contoh ketiga rating scale diatas dapat dilihat pada table berikut. Intrumen Penilaian Berpidato dengan Menggunakan Numerical Rating Scale Nama :. Petunjuk : Untuk setiap kemampuan berilah lingkaran pada nomor 1. Bila siswa melakukan 2. Bila kadang-kadang 3. Bila jarang, dan 4. Bila tidak pernah I Ekpresi Fisik (physical Expression) A. Berdiri tegak melihat pada penonton B. Merubah ekpresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan
15 Intrumen Penilaian Berpidator dengan Menggunakan Grafic Rating Scale Nama :. Petunjuk : Tulislah X pada garis dimaan kempuan siswa terampil pada waktu berpidato! I. Ekspresi Fisik (Physical Expression) A. Berdiri tegak melihat pada penonton Selalu Kadang-kadang Jarang Tidak pernah B. Merubah ekpresi wajah sesuai dengan perubahan pernyataan Selalu Kadang-kadang Jarang Tidak pernah Dalam pembelajaran tematik, asesmen otentik merupakan asesmen yang paling tepat. Pelaksanaan asesmen pembelajaran tematik lebih menekankan pada asesmen proses, sehingga pelaksanaan asesmen terintegrasi dengan pembelajaran. Karena itu, rubrik asesmen tematik harus memasukkan indikator-indikator hasil belajar sebagai aspek-aspek asesmen. Contoh Rubrik untuk Penilaian Tematik RUBRIK PENILAIAN TEMATIK No. Aspek yang dinilai Deskripsi Aspek 1. Kelancaran Lancar, kecepatan baik dan memperhatikan jeda, tidak tersendat-sendat. Skor
16 2. Ketepatan Pengucapan dan intonasi tepat 3. Ekspresi Ekspresi wajah, tubuh, dan suara sesuai dengan cerita dan karakter dalam cerita 4. Kelengkapan Sesuai dengan kelengkapan yang dipersyaratkan dst Skor maksimal: 100 REKAP NILAI KINERJA PENAMPILAN BERCERITA NO. NAMA SISWA ASPEK 1 ASPEK 2 ASPEK 3 JUMLAH 1. Ayu 2. Damar 3, Dst.. 6.Asesmen Portofolio Asesmen portofolio adalah suatu prosedur pengumpulan informasi mengenai perkembangan dan kemampuan siswa melalui portofolionya, dimana pengumpulan informasi tersebut dilakukan secara formal dengan menggunakan kriteria tertentu, untuk tujuan pengambilan keputusan terhadap status siswa. Dalam suatu portofolio terdapat paling sedikit tujuh elemen pokok, yaitu (1) adanya tujuan yang jelas, dan dapat mencakup lebih dari satu ranah, (2) kualitas hasil (outcome), (3) bukti-bukti otentik yang mencerminkan dunia nyata dan bersifat multi sumber, (4) kerjasama siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru, (5) penilaian yang integratif dan dinamis karena mencakup multidimensi, (6) adanya kepemilikan (ownership) melalui refleksi diri dan evaluasi diri, (7) perpaduan asesmen dengan pembelajaran.
17 Model Asesmen Portofolio Berikut ini adalah modifikasi dari model asesmen portofolio oleh Moya dan O Malley (1994). Model tersebut (Portfolio Assessment Model) disesuaikan dengan tiga komponen pembelajaran, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, dan Analisis dan Pelaporan. (a). Perencanaan (1) Menentukan tujuan dan fokus (standar kompetensi, kompetensi dasar, kriteria keberhasilan) (2) Merencanakan isi portofolio, yang meliputi pemilihan prosedur asesmen, menentukan isi/topik, dan menetapkan frekuensi dan waktu dilakukannya asesmen. (3) Mendesain cara menganalisis portofolio, yaitu dengan menetapkan standar atau kriteria penilaian, menetapkan cara memadukan hasil penilaian dari berbagai sumber, dan menetapkan waktu analisis. (4) Merencanakan penggunaan portofolio dalam pembelajaran, yaitu berupa pemberian umpan balik. (5) Menentukan prosedur pengujian keakuratan informasi, yaitu menetapkan cara mengetahui reliabilitas informasi dan validitas penilaian. (b). Implementasi model (terpadu dengan pembelajaran) (1) Mengumumkan tujuan dan fokus pembelajaran kepada siswa. (2) Menyepakati prosedur asesmen yang digunakan serta kriteria penilaiannya. (3) Mendiskusikan cara-cara yang perlu dilakukan untuk mencapai hasil maksimal. (4) Melaksanakan asesmen portofolio (folder, evaluasi diri) (4) Memberikan umpan balik terhadap karya dan evaluasi diri (c). Analisis dan pelaporan (1) Mengumpulkan folder (2) Menganalisis berbagai sumber dan bentuk informasi
18 (3) Memadukan berbagai informasi yang ada (4) Menerapkan kriteria penilaian yang telah disepakati (5) Melaporkan hasil asesmen REFERENSI Marhaeni, A. A. I. N. (2006). Menggunakan Asesmen Otentik dalam Pembelajaran. Makalah disampaikan dalam pelatihan pembelajaran bagi guru-guru SMA Negeri 1 Denpasar tanggal 19 Agustus 2006 Nitko A.J. (1996). Educational Assessment of Students, 2 nd Ed. Columbus Ohio : Prentice Hall. Poerwanti, E. dkk. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas Popham, W.J. (1995). Classroom Assessment, What Teachers Need to Know. Boston: Allyn and Bacon.
Inisiasi III ASESMEN PEMBELJARAN SD
Inisiasi III ASESMEN PEMBELJARAN SD (MK Asesmen Pembelajaran di SD) Saudara mahasiswa, selamat bertemu kembali dalam pembelajaran mata kuliah asesmen pembelajaran SD. Saya Yuni Pantiwati sebagai tutor
Lebih terperinciUnit 5 INSTRUMEN NON TES. Yuni Pantiwati Pendahuluan
Unit 5 INSTRUMEN NON TES Yuni Pantiwati Pendahuluan S audara, seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya bahwa asesmen merupakan proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan berdasarkan informasi
Lebih terperinciPENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D.
PENILAIAN PEMBELAJARAN oleh Jarnawi Afgani D. P E N I L A I A N Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN? Apa yang dimaksud dengan PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? Bagaimana cara melakukan PENILAIAN? PENILAIAN:
Lebih terperinciPENILAIAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN PENILAIAN APA PENILAIAN? APA PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI? BAGAIMANA CARANYA? PENILAIAN: PROSES SISTIMATIS MELIPUTI PENGUMPULAN INFORMASI (ANGKA, DESKRIPSI VERBAL), ANALISIS, INTERPRETASI
Lebih terperinciTEKNIK /CARA PENILAIAN
TEKNIK /CARA PENILAIAN Tes Unjuk Kerja (Performance) Penugasan (Proyek / Project) Hasil kerja (Produk / Product) Portofolio (Portfolio) Sikap Penilaian Diri UNJUK KERJA (PERFORMANCE) : PENGAMATAN TERHADAP
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP. Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA
Kode Makalah PM-1 PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI (PBK) PADA MATEMATIKA MATERI KESEBANGUNAN UNTUK SISWA SMP Oleh: Endah Budi Rahaju UNESA Abstrak Dalam KBK telah dimasukkan tujuan-tujuan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS ASESMEN OTENTIK DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SEKOLAH KATEGORI MANDIRI (SKM) 1
PEMBELAJARAN BERBASIS ASESMEN OTENTIK DALAM RANGKA IMPLEMENTASI SEKOLAH KATEGORI MANDIRI (SKM) 1 Oleh: AAIN. Marhaeni 2 ======================================================= 1. Pendahuluan Pergeseran
Lebih terperinciEVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH PENDAHULUAN Hal yang harus diperhatikan dalammenerapkan standar kompetensi dalam penilaian adalah mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan
Lebih terperinciPENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **)
PENYUSUNAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR *) Oleh: Ali Muhson, M.Pd. **) A. Pengertian Penilaian Kelas Penilaian kelas adalah suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan pengambilan keputusan tentang
Lebih terperinciKETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI)
KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI) Dra. Titik Harsiati, M.Pd 1. Pengertian dan Karakteristik Penilaian dalam Paradigma Konstruktivisme Seiring dengan perkembangan belajar yang berorientasi pada pendekatan
Lebih terperinciKONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR Definisi 1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah
Lebih terperinciUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA ASESMEN OTENTIK DALAM RANGKA KTSP Suatu Upaya Pemberdayaan Guru dan Siswa DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL U NDIKS H A OLEH A.A. ISTRI N. MARHAENI Makalah Disampaikan pada
Lebih terperinciTEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk
Lebih terperinci1. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK
1. KONSEP PENILAIAN AUTENTIK Penilaian autentik (authentic assesment) adalah suatu proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian,
Lebih terperinciPENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG
Ribut W.E., Arif B.W., Penerapan Alat Penilaian Berbasis Kompetensi Pembelajaran PENERAPAN ALAT PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BAGI SISWA SD MUHAMMADIYAH I MALANG Ribut W.
Lebih terperinciEVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMP 1. PENDAHULUAN Penerapan standar kompetensi menuntut proses penilaian yang dilakukan oleh guru harus menggunakan acuan kriteria, baik pada
Lebih terperinciRANCANGAN BELAJAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
RANCANGAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN PENGERTIAN PENILAIAN PENGERTIAN PENILAIAN KELAS CIRI PENILAIAN KELAS TEKNIK PENILAIAN MANFAAT HASIL PENILAIAN PENGERTIAN KETUNTASAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (KPS) (Ramli, 2011). Selain itu, menurut Rustaman (2003) KPS. proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku (tingkah laku) yang diakibatkan oleh pengalaman (Dahar, 1989). Pengalaman belajar dapat menghasilkan kemampuan-kemampuan
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK
LAMPIRAN IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK 1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar (PHB) adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual
Lebih terperinciTUJUAN ASESMEN ALTERNATIF
1 TUJUAN ASESMEN ALTERNATIF Merupakan upaya memperbaiki dan melengkapi tes baku sehingga penilaian hasil belajar tidak hanya berhubungan dengan hasil akhir tetapi merupakan bagian penting dlm proses pembelajaran
Lebih terperinciPENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013
PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013) Penilaian Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran
Lebih terperinciKONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR
KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR PPT 2.3 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan
Lebih terperinciAPAKAH KUESIONER? Kuesioner : Daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei.
APAKAH KUESIONER? Kuesioner : Daftar pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei. Kuesioner harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Performance assesment merupakan cara penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa saat melakukan sesuatu (Uno, 2012). Performance assesment merupakan penilaian
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT-1.3C
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Lindgren dalam Agus Suprijono (2011: 7) hasil pembelajaran meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Hal yang sama juga dikemukakan
Lebih terperinciBAB VI ASESMEN ATAS PEMAHAMAN DAN INQUIRY
BAB VI ASESMEN ATAS PEMAHAMAN DAN INQUIRY A. Penilaian formatif dan sumatif Sebagai guru yang baik, cerdas dan terkemuka seharusnya guru memikirkan bagaimana dia mengajarkan materi pada muridnya, dan bagaimana
Lebih terperinciPENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PESERTA DIDIK KELAS V SDN 2 PURWOSARI BABADAN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2013 2014 Sugiani Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Abstrak:
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL
Lebih terperinciTEKNIK PENILAIAN NON TES
TEKNIK PENILAIAN NON TES Penilaian Unjuk Kerja Dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Cocok untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan
Lebih terperinciPENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013
PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013 Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Universitas Negeri Semarang rusilowati@yahoo.com Latar Belakang Kurikulum 2013 menuntut untuk menerapkapkan penilaian terhadap
Lebih terperinciParsaoran Siahaan Fisika FPMIPA UPI-Bandung ASESMEN OTENTIK
ASESMEN OTENTIK ASESMEN OTENTIK Penilaian di mana siswa diminta untuk melakukan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan aplikasi bermakna dari pengetahuan dan keterampilan esensial (Jon Mueller) Siswa
Lebih terperinciPeta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi
Peta Kompetensi Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Biologi Menjelaskan karakteristik Bidang Studi Biologi Kemampuan Prasyarat Merumuskan Tujuan Pembelajaran Membedakan berbagai Jenjang Berfikir Menjelaskan
Lebih terperinciPENILAIAN BERBASIS KELAS
PENILAIAN BERBASIS KELAS PENILAIAN PENGERTIAN PENILAIAN PENGERTIAN PENILAIAN KELAS CIRI PENILAIAN KELAS TEKNIK PENILAIAN MANFAAT HASIL PENILAIAN PENGERTIAN KETUNTASAN BELAJAR PELAPORAN SARWANTO PENGERTIAN
Lebih terperinciAUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS
AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Berdasarkan Permendikbud Nomor 66 Tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara dan kepercayaan diri peserta didik kelas IV SDN
Lebih terperinciPenilaian Unjuk kerja Oleh Kusrini & Tatag Y.E. Siswono
washington College of education, UNESA, UM Malang dan LAPI-ITB. 1 Pebruari 8 Maret dan 8-30 April 2002 di Penilaian Unjuk kerja Oleh Kusrini & Tatag Y.E. Siswono Dalam pembelajaran matematika, sistem evaluasinya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action
26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Arikunto (2006: 58) menjelaskan penelitian tindakan kelas adalah gabungan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Asesmen 1. Definisi asesmen Menurut Phelps dkk (1997), asesmen merupakan masalah penting bagi pendidik kimia. Dalam rangka untuk membuat perubahan nyata di ruang kelas kimia, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi menulis merupakan salah satu kompetensi yang digunakan dalam proses pembelajaran, selain kompetensi membaca, kompetensi berbicara, dan kompetensi
Lebih terperinciP MB M ELAJARAN N FIS I I S K I A
EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA KOMPETENSI DASAR YANG DIHARAPKAN Memahami standar penilaian BSNP Memahami konsep dasar penilaian pembelajaran Memahami aspek-aspek penilaian Memahami teknik penilaian (tes-nontes)
Lebih terperinciMeningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment
Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment Cheiriyah Idha Abstract: Various kinds of modernization can be done to improve the quality of education. One of them
Lebih terperinciBAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN
BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment
Lebih terperinciMENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam
MENYUSUN INSTRUMEN YANG VALID Dalam menyusun dan menganalisis instrument non tes pada makalah ini, kami menggunakan Skala Likert supaya dalam penafsiran instrumen dapat disimpulkan. Menurut Popham (1995:187)
Lebih terperinci(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.
Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. sekolah meliputi empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu keterampilan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemampuan berbahasa yang baik perlu dimiliki dan dipelajari oleh setiap orang. Kemampuan yang harus dimiliki siswa melalui pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
Lebih terperinciPENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*)
PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) Disampaikan Oleh: Badrun Kartowagiran**) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 ============================ *) Makalah disampaikan pada Pelatihan Penilaian Otentik Bagi
Lebih terperinciANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA
ANALISIS MUATAN IPA PADA BUKU TEKS PELAJARAN TEMATIK TERPADU SD KELAS V TEMA 1 SUBTEMA 1 WUJUD BENDA DAN CIRINYA Degi Alrinda Agustina Prodi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Lebih terperinciPANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) I. Pendahuluan Dalam rangka mengimplementasikan pogram pembelajaran yang sudah dituangkan di dalam silabus, guru harus menyusun Rencana Pelaksanaan
Lebih terperinciTEKNIK PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM A. Muliati, AM Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan
TEKNIK PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 A. Muliati, AM Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Teknik Penilaian Kompetensi Keterampilan, A.Muliati, AM Page 1 ABSTRAK ANDI MULIATI
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan (action research) dan bersifat kolaboratif, yaitu peneliti bersama guru bahasa Indonesia serta guru
Lebih terperincidalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka
BAB I PENDAHULUAN Kualitas penilaian terhadap hasil belajar peserta didik sangat ditentukan oleh seberapa baik persiapan dan pelaksanaannya. Untuk membantu guru dalam menyusun instrumen penilaian hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah kognitif tetapi juga ranah
Lebih terperinciPenilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual Tatag Y. E. Siswono FMIPA UNESA Surabaya
Penilaian Autentik dalam Pembelajaran Kontekstual Tatag Y. E. Siswono FMIPA UNESA Surabaya Dalam pembelajaran kontekstual, -yang cirinya adalah menekankan pada pemahaman konsep dan pemecahan masalah, siswa
Lebih terperinciIII METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom
III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Metode penelitian yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action Research (CAR).
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PERFORMANCE ASSESSMENT SEBAGAI BENTUK PENILAIAN BERKARAKTER KIMIA
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PERFORMANCE ASSESSMENT SEBAGAI BENTUK PENILAIAN BERKARAKTER KIMIA Rr. Lis Permana Sari Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY E-mail : lis_permana@uny.ac.id ABSTRAK Pelaksanaan Kurikulum
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asesmen dan Asesmen Kinerja Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi,
Lebih terperinci7. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis Kompetensi. (Edisi pertama cetakan kedua 2011, cetakan pertama 2010). Yogyakarta: BPFE.
7. Penilaian Pembelajaran Bahasa berbasis Kompetensi. (Edisi pertama cetakan kedua 2011, cetakan pertama 2010). Yogyakarta: BPFE. PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA Berbasis Kompetensi Oleh Burhan Nurgiyantoro
Lebih terperinciUntuk Guru-guru MTs-DEPAG
Evaluasi Pembelajaran Fisika Untuk Guru-guru MTs-DEPAG I. Deskripsi Mata kuliah ini difokuskan untuk lebih memantapkan guru Fisika MTs agar lebih kompeten dalam merencanakan, membuat dan menganalisis asesmen.
Lebih terperinciBAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN
BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah
Lebih terperinciBandung, 23 Oktober 2009
Bandung, 23 Oktober 2009 PENILAIAN KELAS Konsep dasar Teknik Penilaian Konsep Dasar Penilaian Kelas Pengertian Penilaian Kelas Manfaat Penilaian Kelas Fungsi Penilaian Kelas Prinsip-prinsip Penilaian Kelas
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ((2)
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ((2) MATERI PEMBEKALAN PPL PUSAT PENGEMBANGAN PENGALAMAN LAPANGAN LEMBAGA PENGEMBANG PENDIDIKAN DAN PROFESI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2014 1 MATERI 2 Penilaian Otentik 2 Penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat dijadikan sebagai penunjang dan dapat membantu guru maupun siswa dalam proses pembelajaran agar pembelajaran dapat berjalan
Lebih terperinciBAB VII TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN
BAB VII TEKNIK PENILAIAN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Setiap pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda, walaupun dengan pola proses, media dan penilaian yang sama. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.
Lebih terperinciPENILAIAN PEMBELAJARAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN I Made Alit Karyawan Salain Pengembangan Pendidikan Kurikulum Tujuan Tujuan Peserta Didik Pembelajaran Penilaian Tujuan 1 Pengertian Penilaian Kegiatan terstruktur seorang pendidik
Lebih terperinciI bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam
I bm GURU MAHIR MENDESAIN PENILAIAN AUTENTIK Sukmawarti, Rahmat Kartolo, Surtiani Ibtisam Dosen FKIP Universitas Muslim Nusantara Alwashliyah bundasukma_umn@yahoo.com Abstrak Tujuan kegiatan pengabdian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian
38 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research, yaitu suatu
Lebih terperinciPencarian Bilangan Pecahan
Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media atau sumber belajar yang dapat membantu siswa ataupun guru saat proses pembelajaran agar dapat berjalan dengan baik adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Penggunaan
Lebih terperinciOleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI
Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI PENDAHULUAN Kerangka Dasar Kurikulum menekankan adanya penilaian kelas. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian kelas, penilaian akhir yang diselenggarakan
Lebih terperinciKURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015
KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 1 1.3c MODEL PROBLEM BASED LEARNING 2 Model Problem Based Learning 3 Definisi Problem Based Learning : model pembelajaran yang dirancang agar peserta
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW
inamika Vol. 3, No. 3, Januari 2013 ISSN 0854-2172 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR ERITA PENEK MELALUI METOE JIGSAW S Negeri Kasimpar Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan Abstrak Tujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Classroom Action Research atau yang umumnya disebut Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2011: 46) PTK adalah suatu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru
Lebih terperinciPenilaian Portofolio Sebagai Bentuk Penghargaan Guru Terhadap Hasil Belajar Dan Karya Siswa. Oleh Wahyudi
Penilaian Portofolio Sebagai Bentuk Penghargaan Guru Terhadap Hasil Belajar Dan Karya Siswa Oleh Wahyudi PENDAHULUAN Implementasi Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Lebih terperincimasalah, penelitian yakni: (1) kemampuan guru menerapkan metode pemodelan dalam
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Hasil Penelitian Penelitian tentang kemampuan guru menerapkan metode pemodelan pada materi pembelajaran menyampaikan pengumuman kelas VII SMP Negeri Tapa, difokuskan
Lebih terperinciVIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU
VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat dari guru sebelum pengamatan, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah, serta cacatan kemajuan dan hasil belajar peserta didik.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asesmen Kinerja Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu assessment. Asesmen atau penilaian merupakan bagian dari kegiatan evaluasi dalam pembelajaran yang
Lebih terperinciSTRATEGI KOIN ADES SEBAGAI TEKNIK PEMBINAAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN
STRATEGI KOIN ADES SEBAGAI TEKNIK PEMBINAAN KEMAMPUAN GURU DALAM PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN PEMBELAJARAN Zainal Pengawas SD Kota Singkawang zainal_mra@yahoo.co.id Abstrak: Penilaian otentik atau
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. keadaan, kondisi, atau hal lain-lain yang telah disebutkan, yang hasilnya
86 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Prosedur Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki
Lebih terperinciPENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENINGKATAN MUTU PROSES DAN EVALUASI PEMBELAJARAN. ( As ari Djohar )
PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENINGKATAN MUTU PROSES DAN EVALUASI PEMBELAJARAN ( As ari Djohar ) A. Asumsi Dasar 1. Peningkatan mutu pendidikan tinggi merupakan kebutuhan utama yang selalu harus
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
42 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
Lebih terperinciSISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Oleh Drs. Dedi Koswara, M.Hum.
SISTEM PENILAIAN BERBASIS KELAS BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA Oleh Drs. Dedi Koswara, M.Hum. I. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi penilaian Berbasis Kelas 1.1 Pengertain Penilaian Berbasis Kelas (PBK) merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan, sehingga menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berfungsi untuk memperjelas istilah pada permasalahan yang ada.
BAB I PENDAHULUAN Bab satu ini membahas tentang latar belakang permasalahan mengenai assesment afektif yang merupakan penilaian pada jenjang pendidikan selain penilaian kognitif dan psikomotor. Pada sub
Lebih terperinciPENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK
PENILAIAN PEMBELAJARAN MELALUI RUBRIK Dr. Magdalena S. Halim, Psikolog Jakarta, 1 Desember 2016 Penilaian Pembelajaran Penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa mencakup: prinsip penilaian; teknik dan
Lebih terperinciOleh: Dwi Atmini NIP
PEMBINAAN TERSTRUKTUR GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN BAGI GURU KELAS DI GUGUS PANTAI POPOH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Dwi Atmini NIP. 19600517
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan kurikulum memiliki tujuan meningkatkan rasa ingin tahu dan keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian kurikulum
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani&
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan yang difokuskan pada situasi kelas, atau lazim dikenal classroom action research (Wardhani& Wihardit, 2007:
Lebih terperinciPenilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes. Oleh : Tomoliyus
Penilaian Berbasis Kinerja untuk Penjasorkes Oleh : Tomoliyus FIK UNY Abstrak Diterapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) penjasorkes di sekolah hendaknya dipahami tidak hanya sekedar penyesuaian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Hasil Belajar Menurut Gagne dalam Agus Suprijono (2011: 5-6) bahwa hasil belajar itu berupa: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif,
Lebih terperinciSTANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor
Lebih terperinciuntuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
PANDUAN PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata Pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) Kelas III (3) s/d VI (6) Semester - untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) 33 33
Lebih terperinciEVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA (Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./ FPBS UPI)
EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DI SMA (Dra. Nuny Sulistiany Idris, M.Pd./ FPBS UPI) 1. PENDAHULUAN Salah satu implikasi dari diterapkannya standar kompetensi adalah proses penilaian
Lebih terperinciPENILAIAN BERBASIS KELAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PENILAIAN BERBASIS KELAS DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN KELAS Proses pengumpulan informasi yang digunakan oleh guru melalui sejumlah bukti untuk membuat keputusan ttg pencapaian hasil belajar/kompetensi
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) B. KOMPETENSI DASAR 5.1 Menyampaikan kembali isi pengumuman yang dibacakan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah :... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : IV / Alokasi Waktu : x 35 menit A. STANDAR KOMPETENSI 5. Mendengarkan pengumuman B. KOMPETENSI
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Seni Budaya Dan Keterampilan Kelas/Semester : III (tiga)/ii (dua) Pertemuan Ke : Alokasi Waktu : x 35 Standar Kompetensi SENI RUPA
Lebih terperinci