BAB II TELAAH PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TELAAH PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI"

Transkripsi

1 BAB II TELAAH PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI A. Telaah Pustaka Adzwin & Anggadwita (2016) meneliti tentang analisis pengembangan baru berbasis teknologi pada rintisan usaha wallts (Start-Up). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara dan tahapan pada pengembangan baru pada rintisan usaha Wallts menurut teori Kotler. Metode ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil ini yang mana hasil didapatkan dari Waltts sudah melakukan tahapan dalam pengembangan baru yang sesuai menurut teori Kotler, akan tetapi dalam melakukan pengembangan terpacu dalam poin pengembangan dan pengujian konsep, Wallts tidak melakukan analisis pasar ke segi konsumen yang lebih luas, disebabkan oleh pengembangan diharuskan mencakup produsen dan sesuai dengan keinginan dari konsumen itu sendiri. Perbedaan antara yang dilakukan oleh M. Adzwin dan Grisna Anggadwita dengan terdapat pada nya jika di ini dilakukan pada teknologinya sedangkan yang dilakukan penulis pada fashion busana muslimah. Persamaan antara yang dilakukan oleh M. Adzwin dan Grisna Anggadwita dengan yaitu sama-sama meneliti tentang pengembangan (Adzwin & Anggadwita, 2016). Gurindawangsa, Topowijono, & Supriono (2017) meneliti tentang analisis strategi pengembangan pada agrowisata (studi pada desa wisata Gubugklakah kecamatan poncokusumo kabupaten Malang Jawa Timur). Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi pengembangan agrowisata di Desa Wisata Gubugklakah. Adapun ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui keadaan sekitar Desa Wisata Gubugklakah agar bisa melihat potensi agrowisata yang dapat dikembangkan di Desa Wisata Gubugklakah sehingga dapat menerapkan 11

2 12 strategi dalam pengembangan agrowisata ditempat wisata tersebut. Hasil ini menyimpulkan perkembangan Desa Wisata Gubugklakah mengalami peningkatan pada tiap tahunnya bila dilihat dari kondisi umum pariwisata. Sehingga perkembangan ini dapat mendorong strategi dalam pengembangan yang meliputi beberapa strategi, mulai dari pengembangan, pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan pasar dan promosi, pengembangan SDM, pengembangan kemitraan atau kerjasama dengan pihak yang bersangkutan. Perbedaan pada yang dilakukan oleh Saga Ardian Gurindawangsa, Topowijono dan Supriono dengan penulis yaitu pada bidang dan objeknya, bila ini objeknya di Malang dan pada bidang agrowisata. Sedangkan penulis melakukan pada bidang fashion busana muslimah dan objeknya butik di Yogyakarta. Persamaan antara ini dengan penulis yaitu sama-sama membahas tentang strategi pengembangan (Gurindawangsa, Topowijono, & Supriono, 2017). Kasmiruddin (2014) meneliti tentang analisis pengembangan industri kecil sebagai strategi menghadapi persaingan bisnis (Kasus Industri Kerajinan Rotan, Rumbai, Pekanbaru). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dalam pelaksanaan usaha pada pengembangan dari kerajinan rotan untuk dapat menerapkan strategi dalam menghadapi persaingan. Hasil ini menyimpulkan pengembangan pada kerajinan rotan Rumbai Pekanbaru belum berjalan sempurna disebabkan usaha dalam menghasilkan kerajinan rotan yang beragam jenis dan berbeda, memodifikasi kerajinan, mengahsilkan kerajinan rotan yang standar minimum serta menghasilkan kerajinan rotan yang bermacam-macam kepada kelompok konsumen tertentu. Perbedaan Kasmiruddin dengan yang baru di teliti terletak pada nya, dimana dalam ini pada industri kecil yaitu kerajinan rotan, bila ini objeknya di Pekanbaru sedangkan saya melakukan fashion busana muslimah dan objek butik di

3 13 Yogyakarta. Persamaannya antara Kasmiruddin dengan yang baru yaitu meneliti pengembangan (Kamiruddin, 2014). Alkurni & Zuliarni (2014) meneliti tentang analisis proses pengembangan baru dalam rangka menghadapi persaingan bisnis (Kasus Pada MM. Cake & Bakery Pekanbaru). Tujuan dari ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan dalam menciptakan baru yang dilakukan MM. Cake & Bakery dalam menghadapi persaingan bisnis. Hasil ini menyimpulkan bahwa tahapan proses dalam menciptakan pengembangan baru yang dilakukan MM. Cake & Bakery Pekanbaru meliputi enam tahapan yaitu : penciptaan gagasan, penyaringan gagasan, pengembangan dan pengujian konsep, strategi pemasaran, serta analisis bisnis dan komersialisasi. Perbedaan antara ini dengan saya adalah analisis proses pengembangan baru pada MM. Cake & Bakery sedangkan penulis mengenai strategi pengembangan fashion busana muslimah dan objek nya pada toko kue di Pekanbaru sedangkan penulis pada butik di Yogyakarta. Persamaan ini dengan penulis yaitu meneliti pengembangan (Alkurni & Zuliarni, 2014). Wijaya & Mustamu (2013) meneliti tentang analisis pengembangan pada perusahaan tepung terigu di Surabaya. Tujuan ini yaitu untuk menggambarkan pengembangan inovasi yang telah diciptakan perusahaan dan mengetahui bagaimana pengembangan yang telah dilakukan oleh perusahaan tersebut. Hasil ini adalah perusahaan tepung terigu telah melakukan kegiatan pada pengembangan dan inovasi melalui dua cara begitu juga menerapkan strategi yang diterapkan perusahaan dengan tujuh tahapan pengembangan dalam pencarian ide hingga ketahap komersialisasi. Perbedaan ini dengan penulis dapat dilihat pada objek dan perusahaan, dimana ini berada di Surabaya dan perusahaan tepung terigu, sedangkan penulis objeknya di Yogyakarta dan bisnisnya yaitu pada fashion busana muslimah. Persamaan antara yang dilakukan Wirawan Surya Wijaya dan

4 14 Ronny H. Mustamu dengan penulis terletak pada bahasan pengembangan (Wijaya & Mustamu, 2013). Niqris & Hidayat (2017) meneliti tentang strategi bisnis pada sablon baju beatmap di Waru Sidoarjo. Tujuan dari ini adalah untuk mengetahui strategi yang digunakan perusahaan yang dimaksud yaitu strategi yang tepat digunakan pada sebuah perusahaan dalam kegiatan usahanya. Hasil ini menyimpulkan bahwa perusahaan lebih cenderung memberikan kekuatan daripada kelemahan yang ditimbulkan perusahaan secara internal, dan peluang cenderung lebih besar daripada ancaman secara eksternal yang mana jika dilihat dari kondisi ini dimana perusahaan berada dalam kuadran 1. Perbedaan antara yang dilakukan oleh Citra Niqris dan Rusdi Hidayat dengan yang baru yaitu ini pengembangan dilakukan pada sablon baju beatmap, objek ini toko sablon baju beatmap di Waru Sidoarjo dan menggunakan metode analisis SWOT untuk mengetahui strategi apa yang akan dilakukan dalam mengambil subjeknya sedangkan saya tidak menggunakan metode analisis SWOT pada pengambilan subjeknya. Persamaan antara Citra Niqris dan Rusdi Hidayat dengan peneliti yaitu dengan tujuan sama mengetahui strategi apa yang digunakan dalam pengembangan pada bisnis tersebut (Niqris & Hidayat, 2017). Agustina & Karmalia (2012) meneliti tentang perumusan strategi pengembangan kurma salak berdasarkan analisis product life cycle (plc) dan analisis swot pada Kelompok Tani Ambudi Makmur II Bangkalan. Tujuan ini yaitu terbagi menjadi 2 tujuan yang pertama, merumuskan strategi yang dapat digunakan yaitu strategi alternatif dalam pengembangan pada kurma salak yang dilihat dari analisis siklus hidup dan analisis SWOT kemudian yang kedua, menerapkan strategi alternatif yang diutamakan untuk di implementasikan. Hasil ini menyimpulkan bahwa dalam pengembangan ada sepuluh strategi alternatif yang digunakan yang mana strategi ini lalu diurutkan berdasarkan nilai total menarik skor. Adapun tiga strategi alternatif dengan Total Skor

5 15 Menarik (TAS) terbesarnya yaitu dapat memperluas area pemasarannya untuk dengan tujuan mengembangkan lokasi si diarea lain, meningkatkan si kurma. Perbedaan yang dilakukan oleh Fitri Agustina dan Muzullis Lailatul Kamalia dengan yang peneliti lakukan yaitu nya dengan metode analisis product life cycle (plc) dan analisis SWOT dalam merumuskan strategi pengembangan sedangkan yang saya lakukan tidak menggunakan metode analisis SWOT dalam strategi pengembangan nya dan objek nya pada kelompok tani Bangkalan sedangkan saya pada butik di Yogyakarta. Persamaan antara ini dengan yang baru mengenai strategi pengembangan (Agustina & Kamalia, 2012). Kurniawan & Haryati (2017) meneliti tentang analisis strategi pengembangan usaha minuman sari buah sirsak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan suatu strategi yang sesuai dengan situasi pada Usaha Kecil dan Menengah atau disingkat dengan UKM minuman sari buah sirsak dalam mengembangan usahanya. Adapun pengembangan ini dilakukan dalam bebebrapa strategi yaitu dengan pengembangan pasar,, dan fungsifungsi lain dalam perusahaan tersebut. Perbedaan antara yang dilakukan oleh Miftakhurrizal Kurniawan dan Novi Haryati dengan yaitu Miftakhurrizal Kurniawan dan Novi Haryati pada nya menggunakan metode analisis SWOT sedangkan peneliti tidak menggunakan analisis SWOT dalam analisis strateginya dan objek nya UKM minuman sari buah sirsak sedangkan saya pada butik di Yogyakarta. Persamaan anatara Miftakhurrizal Kurniawan dan Novi Haryati dengan yaitu melakukan pengembangan inovasi dalam strateginya (Kurniawan & Haryati, 2017). Indira Maharani Putri & Mein Kharnolis (2017) meneliti tentang karakteristik busana muslim yang diminati konsumen di Sakinah Bordir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik busana muslim yang diminati konsumen di Sakinah Bordir berdasarkan personal order dan sistem si. Hasil ini menunjukkan bahwa

6 16 karakteristik selalu mengikuti tren melalui ide dari desain dan bukan untuk di si secara masal kemudian fitur teletak pada desain hiasan busana muslim. Perbedaan antara yang dilakukannya dengan saat ini yaitu pada konsep pengukuran jika yang terdahulu pengembangan melihat dari minat konsumen sedangkan berdasarkan perspektif Islam namun menggunakan metode kualitatif. Sedangkan persamaanya yaitu sama-sama meneliti tentang busana muslimah (Putri & Kharnolis, 2017). Tabel 2.1 Perbandingan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang No. Peneliti dan Judul Persamaan Perbedaan Keterangan 1 M. Adwin dan Grisna Anggadwita (2016) Analisis Produk Baru Berbasis Teknologi Pada Rintisan Usaha Wallts (Start-Up) 2. Saga Ardian Gurindawangsa, Topowijono dan Supriono (2017) Analisis Strategi Produk Pada Agrowisata (Studi pada teknologi - pada agrowisata -objek agrowisata di Malang pada terdahulu dilakukan pada teknologinya, sedangkan pengembangan pada busana muslimah pada terdahulu dilakukan pada agrowisatanya dan objek terdahulu agrowisata di Malang.

7 17 Pada Desa Wisata sedangkan Gubugklakah pengembangan Kecamatan Poncokusumo pada Kabupaten busana Malang Jawa muslimah dan objek Timur) butik di Yogyakarta. 3. Kasmiruddin - (2014) pada Analisis industri kecil terdahulu dilakukan kerajinan rotan pada industri Produk Industri kecil kerajinan rotan Kecil Sebagai -objek dan objek Strategi industri kerajinan terdahulu industri Menghadapi rotan di Pekanbaru kerajinan rotan di Persaingan Bisnis Pekanbaru, (Kasus Industri sedangkan Kerajinan Rotan, pengembangan Rumbai, Pekanbaru) dilakukan pada busana muslimah dan objek butik di Yogyakarta 4. Wais Alkurni dan - Sri Zuliarni pada kue (2014) terdahulu dilakukan Analisis Proses -objek pada kue dan toko kue di objek

8 18 Produk Baru Pekanbaru terdahulu toko kue di dalam Rangka Pekanbaru, Menghadapi sedangkan Persaingan Bisnis pengembangan (Kasus Pada MM Cake & Bakery dilakukan Pekanbaru) pada busana muslimah dan objek butik di Yogyakarta. 5. Wirawan Surya - Wijaya dan Ronny pada tepung H. Mustamu terigu terdahulu dilakukan (2013) pada tepung Analisis -objek terigu dan objek perusahaan tepung terdahulu Produk Pada terigu di Surabaya perusahaan tepung Perusahaan terigu di Surabaya, Tepung Terigu di sedangkan Surabaya pengembangan dilakukan pada busana muslimah dan objek busana muslimah dan objek butik di Yogyakarta.

9 19 6. Citra Niqris dan - Rusdi Hidayat pada sablon (2017) baju terdahulu dilakukan Strategi Bisnis pada sablon Pada Sablon Baju -objek baju, objek Beatmap di Waru toko sablon baju terdahulu Sidoarjo beatmap di Waru toko sablon baju Sidoarjo beatmap di Waru Sidoarjo dan metode -metode yang terdahulu digunakan analisis yang digunakan SWOT analisis SWOT dalam pengambilan subjeknya, sedangkan pengembangan dilakukan pada busana muslimah, objek butik di Yogyakarta dan metode yang digunakan wawancara/intervie w. 7. Fitri Agustina dan - Muzullis Lailatul pada kurma Kamalia (2012) salak terdahulu dilakukan Perumusan pada kurma

10 20 Strategi -objek salak, objek kelompok tani terdahulu Produk Kurma ambudi makmur II kelompok tani Salak Berdasarkan Bangkalan ambudi makmur II Analisis Product Bangkalan dan Life Cycle (PLC) -metode analisis metode dan Analisis Product Life Cycle terdahulu yang SWOT Pada (PLC) dan analisis digunakan analisis Kelompok Tani SWOT Product Life Cycle Ambudi Makmur (PLC) dan analisis II Bangkalan SWOT dalam pengambilan subjeknya, sedangkan pengembangan dilakukan pada busana muslimah, objek butik di Yogyakarta dan metode yang digunakan wawancara/intervie w. 8. Miftakhurrizal - Kurnawan dan pada Novi Haryati minuman sari buah terdahulu dilakukan (2017) sirsak pada Analisis Strategi minuman sari buah

11 21 -objek sirsak, objek Usaha Minuman UKM minuman terdahulu Sari Buah Sirsak sari buah sirsak UKM minuman sari buah sirsak dan -metode analisis metode SWOT terdahulu yang digunakan analisis SWOT, sedangkan pengembangan dilakukan pada busana muslimah, objek butik di Yogyakarta dan metode yang digunakan wawancara/intervie w. 9. Indira Maharani Produk busana -karakteristik Perbedaan antara Putri & Mein muslim pada yang Kharnolis (2017) busana muslim dilakukannya dengan karakteristik yang diminati saat ini busana kosnumen yaitu pada konsep muslim yang pengukuran jika diminati -objek yang terdahulu konsumen di Sakinah Bordir pengembangan Sakinah Bordir. melihat dari -metode kualitatif minat konsumen sedangkan

12 22 berdasarkan perspektif Islam namun menggunakan metode kualitatif. Sedangkan persamaanya yaitu sama-sama meneliti tentang busana muslimah Sumber : Data di olah Penelitian yang baru diteliti ini merupakan yang menggunakan teori yang berbeda dalam strateginya berdasarkan perspektif Islam yang dimana sesuai dengan ketentuan syariat dari Al-qur an dan Sunnah. Dikarenakan sebelumnya yang belum menggunakan tinjauan dari perspektif Islam dalam strategi pengembangan nya. Hanya saja terdahulu yang dilakukan (Putri & Kharnolis, (2017) merupakan jenis yang serupa mengenai dengan teori yang digunakan dalam namun tidak menggunakan pandangan dengan perspektif Islam. Objek yang diteliti juga pada satu usaha yaitu Sakinah Bordir. Sedangkan baru yang ingin peneliti lakukan pada bisnis busana muslimah yaitu pada 3 (tiga) bisnia dalam pengembangan dan menggunakan perspektif Islam. Tujuan dari yang dilakukan oleh (Putri & Kharnolis, (2017) dengan sebelumnya yaitu untuk memahami karakteristik busana muslim. Dengan metode yang digunakan peneliti sebelumnya hampir sama dalam yang akan dikaji yaitu studi kasus dengan menggunakan pendekatan kualitatif pada. Kemudian pada yang dilakukan oleh Wijaya & Mustamu (2013) memiliki kesamaan dalam strategi pengembangan yang mana pada terdahulu menggunakan teori yang sama yaitu Kotler & Keller dimana teori tersebut membahas pengembangan yang diterapkan dengan tujuh tahapan pengembangan mulai dari pencarian ide hingga ketahap komersial.

13 23 Namun yang menjadi pembeda antara yang terdahulu dengan yang yaitu pada pengembangan nya jika yang terdahulu pada perusahaan tepung terigu di Surabaya. Sedangkan yang menjadi pembahasan di yang baru yaitu pada pengembangan fashion busana muslimah di Yogyakarta ditinjau dari pespektif Islam. B. Landasan Teori 1. Strategi a. Pengertian Strategi Strategi berasal dari kata Yunani strategia yaitu ilmu perang dimana yang dimaksud adalah suatu seni dalam merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara mengatur posisi atau siasat berperang. Strategia dapat pula diartikan sebagai suatu keterampilan dalam mengatur suatu kejadian atau peristiwa. Secara umum bisa diartikan bahwa perang merupakan suatu tahapan yang digunakan untuk mencapai sebuah tujuan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia strategi yaitu sebuah ilmu dan seni menggunakan semua sumber daya bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Strategi adalah teknik atau cara untuk mencapai tujuan dengan melakukan perumusan perencanaan komprehensif dan terintegrasi. Strategi diawali dari konsep bagaimana memberdayakan sumber-sumber dari perusahaan secara efektif dalam menghadapi persaingan dan melihat peluang bisnis untuk mendapatkan keunggulan (Purwanto, 2006). Strategi dalam pemasaran pada bisnis dapat memungkinkan terhadap memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan sebaik-sebaiknya dengan maksud untuk mencapai tujuan. Strategi pemasaran dalam bisnis terbagi menjadi dua unsur (1) seleksi dan analisis pasar sasaran, dan (2) menciptakan dan menjaga kesesuaian bauran pemasaran, perpaduan antara, harga, distribusi, dan promosi. b. Manajemen Strategi Manajemen strategi adalah suatu rangkaian kegiatan terhadap pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan komprehensif serta

14 24 dengan penetapan proses aplikasinya yang dibuat oleh pimpinan dan juga dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat di dalam suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen strategi ini juga sebagai sistem yang digunakan sebagai satu kesatuan dalam memiliki beragam komponen yang saling bersangkutan dan mempengaruhi satu sama lain serta bergerak secara bersamaan menuju kearah yang sama pula (Dr. Taufiqurokhman, 2016). 2. Produk a. Pengertian Produk Produk adalah kombinasi barang dan jasa yang dipasarkan kepada pembeli yaitu konsumen individu atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Produk yang ditawarkan kedalam pasar dan akan dijual untuk diperhatikan, dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga bisa memberikan kepuasan pada kebutuhan dan keinginan konsumen atau pembeli tersebut (Ato'Illah, 2015). Hiburan, obyek wisata, perlengkapan pesta, pelayanan hotel, konsultasi hukum, jasa akuntan, mobil, semuanya termasuk kategori. Produk dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat dipasarkan atau dijual untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan. Yang dimaksudkan adalah dapat dimanfaatkan, dikonsumsi atau dinikmati oleh konsumen (Machfoedz, 2007). b. Produk Individu Bahasan tentang pengembangan dan pemasaran individu difokuskan pada keputusan mengenai sifat, penerapan merek, kemasan, dan penerapan label. meliputi beberapa manfaat yang dikomunikasikan dan dijelaskan melalui ciri, seperti kualitas, bentuk, dan desain. Keputusan tentang sifat yang dibuat ini sangat mempengaruhi reaksi dari konsumen terhadap suatu. 1) Kualitas Produk

15 25 Kualitas memiliki dua dimensi, tingkat, serta konsistensi. Pada pengembangan, langkah pertama yang dilakukan oleh perusahaan yaitu memilih tingkat kualitas yang unggulan dalam meningkatkan peluang untuk dipasarkan. Kualitas juga melambangkan keunggulan dalam pemanfaatan fungsinya yang meliputi keawetan, keandalan, kemudahan penggunaanya dan sifat lainnya. 2) Bentuk Produk Bentuk suatu dapat dipasarkan dalam berbagai model. Perusahaan dapat mengembangkan dengan desain dan inovasi sehingga akan bervariasi terhadap modelnya. Untuk mengetahui bentuk baru dan menentukan pilihan yang akan diterapkan dalam inovasi, perusahaan secara berkala harus melihat pangsa pasar dan minat beli konsumen dengan melakukan survei. Tujuannya ialah untuk mencari dan memperkaya ide dalam mengembangkan dengan inovasi yang lebih menarik dan disukai oleh konsumen. 3) Desain Produk Cara lain untuk mempertajam dengan pesaing ialah dengan melakukan desain terhadap. Desain adalah suatu konsep yang lebih besar daripada model. Model hanya memperlihatkan tampilan yang menarik pandangan. Berbeda dengan desain lebih sekedar memperlihatkan tampilan. Desain yang baik memberikan kontribusi pada manfaat maupun penampilan. 3. Produk a. Pengertian Produk merupakan kegiatan usaha yang terus dilakukan untuk meningkatkan penjualan dengan membutuhkan kontribusi dari hampir semua fungsi yang ada diperusahaan untuk mengembangkan. (Purnomo & Raditya, 2017). dibutuhkan oleh produsen dengan tujuan mempertahankan atau

16 26 meningkatkan peluang dalam pasar dengan cara menidentifikasi kebutuhan-kebutuhan konsumen akan manfaat, desain, hingga ke tingkat perencanaan memsi sebuah tersebut. Hal ini berkaitan erat dengan kondisi tersebut. Perancangan yang baik akan menghasilkan yang memiliki keunggulan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Oleh karena itu, perancangan yang baik membutuhkan input dari berbagai sisi dengan melibatkan berbagai disiplin ilmu (Ginting, 2010). Sedangkan menurut Kotler dan Amstorng (2008:309), merupakan pengembangan konsep menjadi yang dapat digunakan dan bisa dipastikan bahwa ide untuk mengubah menjadi yang bisa dikerjakan. adalah strategi dalam pemasaran dengan membutuhkan pembuatan baru dapat dijual, dengan tahap merubah aplikasi untuk teknologi yang baru kedalam yang dapat dipasarkan. Pengertian pengembangan sebagai berikut : 1) Produk Baru Produk baru yaitu yang belum ada dan akan dipasarkan untuk meningkatkan penjualan dan pengembangan perusahaan. baru meliputi, yang inovatif dan unik, yang menggantikan lama dan berbeda, imitiatif yaitu baru bagi perusahaan tetapi tidak baru di pasar serta yang menggunakan bahan baru dan baku. 2) Produk yang melakukan proyek dengan riset pemasaran, rekayasa dan desain pada. 3) Modifikasi Produk Modifikasi adalah memperbaiki yang lama dengan memperhatikan kualitas, fitur, dan style yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan. Modifikasi menghasilkan tiga

17 27 dimensi, meliputi perbaikan mutu, perbaikan ciri khas, dan perbaikan gaya. 4) Barang Dagang Barang dagang yaitu kegiatan perencanaan baik dari produsen hingga pedagang dengan maksud untuk menyesuaikan antara yang diciptakan dengan permintaan konsumen. merupakan suatu proses penemuan ide untuk barang dan jasa dengan mengubah, menambah atau merumuskan kembali sebagian dari sifat pokok yang ada dalam segi motif, merek dan kuantitas. dilakukan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan pasar yang sudah ada dengan lebih meningkatkan pemasarannya, memenuhi usaha untuk mendapatkan barang baru yang lebh bagus, serta melakukan kegiatan dari teknik, perekayasaan dan pembuatan Tahap-Tahap Produk (Menurut Cross, (1994) Adapun tiga fungsi yang penting dalam melakukan pengembangan konsep, sebagai berikut : 1) Pemasaran Fungsi pemasaran yaitu menjadi jalan dan proses interaksi antara perusahaan dan konsumen. Peranan lainnya ialah memberikan fasilitas terhadap proses identifikasi peluang, pendefinisian segmentasi pasar, dan identifikasi kebutuhan dan keinginan konsumen. Bagian pemasaran juga secara khusus merancang komunikasi antara perusahaan dan konsumen, menetapkan target harga dan melakukan rancangan dalam peluncuran serta promosi. 2) Perancangan/desain Produk Fungsi perancangan atau desain termasuk peranan penting dalam mendefiniskan sebuah bentuk fisik itu sendiri agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Dalam

18 28 konsep ini tugas bagian perancangan dan desain melakukan teknik desain dan desain usaha. 3) Manufaktur Fungsi manufaktur terutama bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengoperasikan sistem pada melakukan proses si pada. Fungsi ini mencakup pembelian, instalasi dan distribusi. dilakukan dengan proses yang berbeda pada tiap perusahaan, karena tergantung nya dan kegiatan ini lebih memerlukan daya analisis intelektual dana manajemen organisasi. dilakukan dengan cara yang teratur atau terarah, serta terperinci dengan baik, sangat dibutuhkan perusahaan dalam merancang yang akan dipasarkan kepada konsumen. Tahap-tahap pengembangan yang baru yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009: ), sebagai berikut : a. Penciptaan ide. Proses pengembangan baru diawali dengan mencari ide. Ide untuk menciptakan baru bisa berasal dari pemikiran dan interaksi dengan kelompok organisasi lain dan menggunakan teknik kreatif dan inovatif. Untuk menghasilkan arus ide baru yang berkaitan maka perusahaan harus dengan terus menggali informasi dari banyak sumber gagasan. b. Penyaringan Ide. Tujuan dari penyaringan yaitu untuk menemukan sejumlah ide yang baik dan menghindari yang buruk sejak dini mungkin dan membuang ide yang tidak baik untuk digunakan. Ide bisa bertahan dengan disaring lebih lanjut menggunakan proses secara bertingkat sederhana dan manajemen merasa bahwa ide tersebut cocok untuk digunakan dalam pemasaran maka perusahaan akan meningkatkan tingakatan ide secara menyeluruh. c. dan Pengujian Konsep. Ide yang menarik harus disempurnakan dengan sebuah konsep pepduk yang akan diuji. Ide yaitu ide untuk mengemukakan pemikiran dan dapat

19 29 memperbaharui yang baru. Konsep yaitu rincian dari suatu ide yang dijelaskan dalam istilah yang berarti bagi konsumen. Citra yaitu gambaran yang konsumen dapatkan dari potensial. Dalam menerapkan berbagai konsep yang akan diujikan pada kelompok konsumen yang tepat, sehingga akan mendapat kan respondari konsumen yang mana semakin menyamakan akhir, maka pengujian konsep ini semakin bisa diandalkan. d. Strategi Pemasaran. Setelah uji konsep berhasil maka baru akan dikembangkan dengan rencana strategi selanjutnya ada tiga rencana strategi awal untuk memperkenalkan baru ke pasar, yaitu : a) Bagian pertama. Menggambarkan ukuran pasar sasaran, struktur, dan perilaku konsumen. Postioning yang akan dibuat, lalu pemasaran, pangsa pasar, dan tujuan keuntungan yang dicari dalam beberapa tahun pertama. b) Bagian kedua. Mengembangkan inti yang direncanakan yaitu harga, strategi distribusi, dan anggaran promosi yang direncanakan selama tahun pertama. c) Bagian ketiga. Rencana strategi pemasaran menggambarkan tujuan dalam menjual dan mendapatkan laba dalam jangka panjang serta strategi bauran pemasaran setiap waktu. e. Analisis Bisnis. Setelah proses pengembangan maka langkah selanjutnya yaitu melakukan evaluasi pada daya tarik bisnis. Hal yang harus disiapkan dalam menganalisis yaitu penjualan, biaya, dan proyeksi laba untuk menentukan pemuasan tujuan perusahaan. Jika setuju maka dapat dilanjutkan ketahap pengembangan. f. Produk. Jika konsep melewati tahap ujian bisnis, konsep ini dapat melanjutkan litbang untuk dikembangkan keproses fisik. Setelah itu kebagian si untuk dibuat, diberi merek dan kemasan yang menarik.

20 30 g. Pengujian Pasar. Selanjutnya manajemen puas dengan kinerja maka dapat siap dikemas dengan nama merek dan kemasan dalam uji pasar. h. Tahap Komersialisasi. Mempromosikan baru ke pasar merupakan aktivitas penyelesaian rencana pemasaran, pengaturan kegiatan perkenalan dengan fungsi bisnis, pelaksanaan strategi pemasaran serta pengontrolan. b. Strategi Produk Strategi pengembangan memiliki lima yang harus diperhatikan yaitu, sebagai berikut : 1) Memperbaharui bentuk dan desain yang sudah ada. Dalam strategi ini perusahaan tetap menggunakan teknologi dan fasilitas yang ada untuk membuat variasi dari nya. 2) Memperluas lini. Perusahaan dapat membuka alternatif dalam melakukan penawaran pilihan barang dan kepada konsumen dan pelanggan. 3) Menambah model dan desain yang ada. Perusahaan dapat melakukan penambahan motif, corak, model untuk variasi baru dari nya. 4) Meniru strategi pesaing. Sebagian pengusaha berpendapat bahwa hubungan antara biaya pengembangan dan perancangan dengan keuntungan yang akan didapatkan pada waktu mendatang tidak dapat ditentukan. 5) Menambah yang belum ada berkaitan dengan lini yang ada. Strategi ini dianggap mahal karena yang baru sering menggunakan cara si baru dengan demikian fasilitas untuk promosi dan distribusinya. c. Produk dalam Islam Produk menurut Islam yaitu semua yang halal dengan memenuhi syarat kehalalan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Dapat dilihat disini terdapat perbedaan antara prinsip lainnya. Islam dalam hal pembuatan yang sangat mengutamakan moralitas dan menyentuh

21 31 nilai dasar kebutuhan manusia. Namun tidak harus selalu merespon kebutuhan konsumen, Karena dalam Islam akan menyaring keinginan orang dalam menggunakan sebuah. Produk dalam Islam juga tidak mengatakan bahwa konsumen adalah raja ataupun yang diminta oleh konsumen asal puas akan dilayani oleh perusahaan. Islam juga dalam hal tersebut juga sangat menghargai keinginan konsumen dan berusaha untuk menyenangkannya namun Islam akan menyaring hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Islam untuk tidak disi (Qardhawi, 2001). Batasan dalam Islam untuk membuat sebuah sangat jelas, yang benar tidak bisa dicampurkan dengan yang salah atas dasar apapun. Islam juga sangat menekankan dalam kualitas pelayanan tetapi kepuasan konsumen dibatasi dalam bingkai syariat Islam. Produk dalam Islam tidak boleh sekedar merespon permintaan pasar saja tetapi juga mengedepankan moralitas. Sehingga produsen dalam Islam tidak hanya mencari keuntungan maksimum saja, namun juga menghasilkan barang dan jasa yang dapat bermanfaat bagi konsumen untuk mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat. Produk yang dilarang keras beredar ialah yang dapat memberikan dampak negatif dengan merusak akidah, etika dan moral manusia (Qardhawi, 2001). 4. Busana Muslimah Bagi kaum muslimah diwajibkan mengenakan pakaian busana muslim. Pada saat ini perkembangan akan kesadaran untuk menggunakan busana muslim semakin meningkat, dimana kondisi ini diikuti dengan perkembangan pada mode pakaian yang semakin bertambah variasi pada tiap waktunya. Sebagaimana dimaksud busana muslim ini dikhususkan kepada kaum wanita (busana muslimah). Busana selain memiliki fungsi sebagai penutup aurat tubuh, menjaga kesehatan, memperindah penampilan, juga merupakan bentuk cerminan diri dan status sosial seseorang. Dalam syariat Islam busana muslimah menekankan pada arti menutup aurat bagi perempuan bahwa Allah memerintahka umatnya (wanita) untuk mengenakan busana muslimah (Widyarini, 2014).

22 32 Busana muslimah adalah berbagai jenis pakaian yang digunakan oleh wanita muslimah dengan ketentuan syariat Islam dengan maksud untuk menutupi bagian tubuh yang tidak pantas untuk diperlihatkan kepada orang lain dan publik Intinya busana muslimah harus berkaitan dengan sikap taqwa terkait nilai psikologis terhadap pemakainya. Untuk menumbuhkan konsep diri pakaian yang muslimah semua itu kembali kepada individu tetapi dengan memperhatikan bentuk mode busana. Ada beberapa syarat busana muslimah berdasarkan dalil Al-Quran dan Sunnah yang dikemukakan oleh Syaikh Muhammad Nashirudin Al-Albani yang dapat dijadikan sebagai ketentuan busana muslimah, yaitu : 1) Pakaian harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. 2) Pakaian hendaknya tidak berwarna-warni dan mencolok sehingga dapat menjadi perhatian orang lain. 3) Bahan kainnya harus tebal tidak transparan dan tipis sehingga tidak terlihat kulit benar-benar tertutup aurat. 4) Ukuran pakaian harus longgar tidak ketat sehingga tidak memperlihatkan bentuk dan lekukan tubuh. 5) Pakaian hendaknya tidak diberi parfum atau wangi-wangian. 6) Bentuk pakaian tidak menyerupai lawan jenis. 7) Desain pakaian tidak menyerupai pakaian perempuan non muslim atau yang tidak beriman. 8) Hendaknya menggunakan pakaian itu yang tidak untuk mendapatkan sanjungan dan perhatian orang lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan sehari-hari manusia selalu melakukan berbagai upaya dalam memenuhi kebutuhan yang beragam. Kebutuhan adalah salah satu aspek yang menggerkan manusia

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XXV MERENCANAKAN KEGIATAN USAHA PENGOLAHAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya zaman di era modern kebutuhan akan dunia fashion kini merambah begitu besar. Para pelaku bisnis dan perancang busana berlombalomba untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan. mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi dan pola pikir manusia mengakibatkan berbagai perilaku manusia sebagai konsumen semakin mengalami banyaknya perubahan

Lebih terperinci

Minggu-5. Product Knowledge and price concept. Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-5. Product Knowledge and price concept. Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and price concept Minggu-5 Strategy Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle Strategy, PLC) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 Email: ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN

SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK KURMA SALAK BERDASARKAN ANALISIS PRODUCT LIFE CYCLE (PLC) DAN SWOT PADA KELOMPOK TANI AMBUDI MAKMUR II BANGKALAN KELOMPOK 6 DANAR ANGGRIAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dinamika pergantian mode dalam fashion yang ada di dunia selalu berkembang dengan cepat tak terkecuali busana muslim. Desain-desain baru bermunculan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan ide-ide yang kreatif dan inovatif. Industri barang dan jasa pun semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini di Indonesia banyak yang tertarik untuk terjun dalam dunia bisnis. Perkembangan zaman yang semakin modern ini membuat para pengusaha muncul dengan ide-ide

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center di

BAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerudung atau jilbab merupakan kata yang tidak asing lagi diperdengarkan oleh telinga kita saat ini. Suatu kain yang berfungsi sebagai penutup aurat wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

BAB I PENDAHULUAN. selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini menuntut setiap perusahaan untuk selalu bersaing dalam menarik konsumen. Para pengusaha sebagai produsen harus saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari

BAB I PENDAHULUAN. dan terkait dengan tren yang sedang berlaku. Masyarakat sudah menyadari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah Perkembangan bisnis fashion yang semakin bervariatif, ternyata mendorong para muslimah di Indonesia untuk berkarya menciptakan kreasi jilbab baru dengan

Lebih terperinci

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis menyimpulkan inti permasalahan yang dihadapi, sebagai berikut :. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fashion, sepintas adalah mengenai pakaian atau busana. Jika kita berbicara tentang pakaian, hal tersebut merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan diri kita.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion

BAB I PENDAHULUAN. jaman, sehingga menimbulkan persaingan di dalam usaha bisnis. Fashion BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini bukan hanya teknologi saja yang berkembang begitu cepat, akan tetapi perkembangan fashion juga berkembang dengan sangat cepat mengikuti jaman, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan membuka usaha atau mengembangkan usahanya harus berpikir dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan membuka usaha atau mengembangkan usahanya harus berpikir dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian yang tidak menentu berdampak pada persaingan usaha yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, setiap produsen atau calon pebisnis yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati

BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI. A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati BAB IV ANALISIS STRATEGI PEMASARAN KERAJINAN KESET DARI LIMBAH GARMEN PADA KOPERASI WANITA MELATI A. Strategi Pemasaran Koperasi Wanita Melati Pada bab IV ini peneliti akan membahas hasil penelitian mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bentuk dunia bisnis dalam persaingan yaitu bisnis yang bergerak dalam bidang produksi dan penjualan barang-barang konsumsi (consumer goods). Bisnis ini menjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal

BAB 1 PENDAHULUAN. jangka panjang adalah mempertahankan para pelanggan setia agar tetap loyal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan pertama kali didirikan mempunyai tujuan. Masyarakat umum mengenalnya dengan istilah visi dan misi. Dalam upaya mencapai tujuan tersebut, perusahaan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula keanekaragaman produk yang dihasilkan. Produk dengan jenis, kemasan, manfaat, rasa, dan tampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang cukup besar. Bahkan pada bulan Ramadhan nilainya akan

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang cukup besar. Bahkan pada bulan Ramadhan nilainya akan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Melihat kesadaran masyarakat untuk ber-islam dengan berhijab ternyata juga mendorong berkembangnya trend busana muslim, khususnya muslimah, di Indonesia. Trend ini secara

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja I. PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Dunia perekonomian sekarang ini telah berkembang dengan begitu pesatnya yang ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi saat ini perkembangan bisnis pakaian fashion telah mengalami peningkatan yang pesat yang terjadi di berbagai Negara, dengan adanya perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis kuliner di Indonesia saat berkembang sangat pesat seiring dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat dan bertambahnya jumlah penduduk.

Lebih terperinci

Integrated Marketing Communication II

Integrated Marketing Communication II Modul ke: Integrated Marketing Communication II Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Martina Shalaty Putri, M.Si. Program Studi Advertising dan Marketing Communication www.mercubuana.ac.id New Product Development

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peningkatan taraf hidup masyarakat dan perkembangan zaman telah mempengaruhi banyak hal, salah satunya gaya hidup dan kebutuhan yang semakin meningkat dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan Bab I. Pendahuluan Hal. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan Manusia akan barang dan jasa jumlahnya bertambah dengan sangat cepat dari waktu ke waktu seiring dengan bertambahnya jumlah

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Penelitian ini mengambil kerangka pemikiran dari berbagai penelusuran teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian, serta metode-metode atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan zaman di Indonesia, maka kebutuhan manusia cederung pula berkembang. Semua kegiatan atau aktivitas manusia tidak lepas dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang terpenting, karena untuk hidup sehat manusia membutuhkan air bersih. Pada era modern ini sangat sulit mendapatkan air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua manusia ingin tampil menarik dan menyenangkan, khususnya wanita. Untuk tampil menarik banyak cara yang ditempuh antara lain perawatan kecantikan, pengaturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan perekonomian yang pesat di indonesia dalam rangka pembangunan menyangkut hampir meliputi disegala bidang, pada dasarnya tujuan utama pembangunan adalah

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan

BAB I PENDAHULUAN. kaum hawa. Bahkan kebanyakan dari mereka merasa bangga dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan globalisasi telah membawa pengaruh besar terhadap perkembangan ekonomi dunia. Pesatnya pangsa pasar yang disebabkan oleh semakin dinamisnya perokonomian

Lebih terperinci

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa BAB VII PRODUK Apa itu produk? Produk adalah sesuatu yang diciptakan untuk tujuan transaksi. Produk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu dari pelanggan dan memberikan pendapatan pada penjual atau

Lebih terperinci

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN

DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN Modul ke: DASAR-DASAR MANAJEMEN PEMASARAN STRATEGI PRODUK, JASA Fakultas FIKOM Dra. Tri Diah Cahyowati, Msi. Program Studi Marcomm & Advertising http://www.mercubuana.ac.id Definisi APAKAH PRODUK ITU?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan usaha di Indonesia kini semakin berkembang. Sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang makanan semakin marak. Dalam menjalankan kegiatan usaha,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap wanita ingin tampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, dan mutu dari produk tersebut. Perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut para ekonom harga, nilai, dan faedah (utility) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut para ekonom harga, nilai, dan faedah (utility) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut para ekonom harga, nilai, dan faedah (utility) merupakan konsep-konsep yang sangat berkaitan. Utility adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan

Lebih terperinci

Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK

Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK Putri Irene Kanny Putri_irene@staff.gunadarma.ac.id Sub Pokok bahasan pertemuan ke-5 Ø Strategi pengembangan produk baru Ø Tahap tahap pengembangan produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fashion adalah istilah umum untuk gaya atau mode. Fashion dan wanita merupakan dua hal yang tidak terpisahkan antara satu dengan yang lainnya. Setiap wanita ingin tampil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Bandung ini sudah dikenal sebagai kota pariwisata yang di dalamnya terdapat banyak pelaku-pelaku bisnis,salah satunya dalam bisnis industry clothing. Persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di BAB II LANDASAN TEORI Perdagangan Internasional Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain. Proses ini seringkali digunakan oleh perusahaan dengan skala bisnis

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Strategi Diferensiasi Produk

Strategi Diferensiasi Produk Pengertian Produk Baru Meliputi produk asli, produk yang disempurnakan, produk yang yang dimodifikasi, dan merek baru yang dikembangkan melalui usaha research & development. Strategi Pengembangan Produk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung

I. PENDAHULUAN. Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam. makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pakaian merupakan kebutuhan dasar yang memiliki beragam makna bagi manusia. Pakaian tidak hanya berfungsi sebagai pelindung tubuh, tetapi juga berfungsi sebagai identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan dunia usaha di Indonesia sangat ketat, karena setiap perusahaan senantiasa berusaha untuk dapat meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bisnis pasar modern sudah cukup lama memasuki industri retail Indonesia dan dengan cepat memperluas wilayahnya sampai ke pelosok daerah. Bagi sebagian konsumen pasar

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf

BAB II URAIAN TEORETIS. Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan kemasan telah dilakukan oleh Manaf (2005) dengan judul Pengaruh Kemasan terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Extra

Lebih terperinci

BAB III BUTIK LATIFAH DAN PEMASARAN PRODUK. 1. Sejarah Berdirinya Butik Latifah Way Halim Bandar Lampung

BAB III BUTIK LATIFAH DAN PEMASARAN PRODUK. 1. Sejarah Berdirinya Butik Latifah Way Halim Bandar Lampung BAB III BUTIK LATIFAH DAN PEMASARAN PRODUK A. Profil Butik Latifah 1. Sejarah Berdirinya Butik Latifah Way Halim Bandar Lampung Menurut Rita Anomsari (Owner) bahwa sejarah berdiri Butik Latifah pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unik dengan perusahaan lain untuk terus memajukan perusahaan. Belum lagi akan

BAB I PENDAHULUAN. unik dengan perusahaan lain untuk terus memajukan perusahaan. Belum lagi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan bisnis saat ini semakin berkembang dan semakin sengit. Hal yang tak bisa dihindari seiring dengan tumbuhnya perekonomian. Persaingan antar perusahaan memaksa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tas digunakan oleh semua kalangan, baik kalangan atas maupun kalangan bawah, pria maupun wanita di segala usia. Selain untuk menaruh barang, tas juga berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di pasaran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan bisnis di era sekarang telah berkembang sangat pesat dan mengalami metamorfosis yang berkesinambungan. Setiap pelaku usaha di tiap kategori bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tentunya ingin menguasai pasar yang sebesar-besarnya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tentunya ingin menguasai pasar yang sebesar-besarnya. Keadaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semakin banyaknya perusahaan yang berdiri maka semakin kompleks permasalahan yang dihadapi oleh pengusaha, disebabkan masing-masing perusahaan tentunya ingin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi

BAB I PENDAHULUAN. ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini banyak perusahaan berkompetisi untuk menguasai pangsa pasar yang ada, yaitu dengan cara membuat perencanaan pemasaran yang baik demi mendapat pencitraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok suatu perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup, berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Deskripsi Teori 1. Audit Manajemen a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen Audit manajemen (management audit) adalah pengevaluasian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Arus globalisasi dan kerjasama perdagangan antar Negara dengan adanya perdagangan bebas membuat semakin banyaknya produk maupun jasa asing masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena preferensi dan sikap terhadap obyek setiap orang berbeda. Semakin beragamnya keinginan dan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era bisnis saat ini, perusahaan saling berkompetensi, terutama pada perusahaaan dalam bidang yang sama. Kepuasan dan loyalitas konsumen adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian Indonesia yang semakin maju dan mengalami perkembangan, ini ditunjukkan semakin banyaknya bermunculan perusahaan industri, baik industri

Lebih terperinci

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21

Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Bab I Mendefinisikan Pemasaran untuk Abad ke- 21 Ruang Lingkup Definisi pemasaran : Fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan memberi nilai kepada pelanggan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dilepas dari kaum wanita. Secara psikologis wanita memang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kesehariannya, kaum wanita tidak lepas dari tuntutan untuk tampil cantik, dan menarik. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, kosmetik telah menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Obyek Hai anak Adam sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi persaingan yang semakin ketat membuat perusahaan harus dapat memaksimalkan penggunaan sumber daya-sumber daya mereka dengan efektif dan efisien,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Sehubungan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini maka diperlukan adanya teori-teori atau konsep-konsep yang memerlukan penjelasan. Dalam banyak perusahaan

Lebih terperinci

Nama kelompok : Novia desy kartika sari Tyanma maygirtasari Widya putri ayuningtyas

Nama kelompok : Novia desy kartika sari Tyanma maygirtasari Widya putri ayuningtyas Nama kelompok : Novia desy kartika sari 115030301111007 Tyanma maygirtasari 115030307111008 Widya putri ayuningtyas 115030301111004 Apa itu produk dan Jasa? Produk adalah semua yang ditawarkan kepada pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin ketat untuk selalu mengembangkan dan merebut pangsa pasar (market share). Persaingan yang terjadi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN 20 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1 Strategi Strategi merupakan cara-cara yang digunakan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya melalui pengintegrasian segala keunggulan

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik mapun di pasar internasional atau global. Hal ini semakin menyadarkan

Lebih terperinci

Minggu-2. Product Knowledge and Price Concepts. Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Minggu-2. Product Knowledge and Price Concepts. Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Product Knowledge and Price Concepts Minggu-2 Keputusan Produk Dan Jasa (product and service decisions) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM Further Information : Mobile : 08122035131 02270704014 ailili1955@gmail.com

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis BAB 7 Manajemen Pemasaran 7.1. Konsep-Konsep Inti Pemasaran Pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan produk, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena untuk hidup makhluk hidup baik hewan, tumbuhan, dan manusia sangat membutuhkan air. Jadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era perdagangan bebas dewasa ini perusahaan dituntut untuk menemukan dan membangun sistem manajemen yang mamapu secara profesional meretensi para pelanggannya.

Lebih terperinci

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen

Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen Memahami Proses Pemasaran Dan Perilaku Konsumen Setelah mempelajari bab ini, anda akan mampu: 1. Menjelaskan konsep pemasaran dan menggambarkan lima kekuatan yang membentuk lingkungan pemsaran eksternal.

Lebih terperinci

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang

5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang 5. RENCANA PEMASARAN (Marketing plan) 5.1. Pengertian Marketing Plan Pemasaran adalah suatu proses penciptaan dan penyampaian barang dan jasa yang diinginkan pelanggan, yang meliputi kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS D ISTRO BUSANA MUSLIMAH

2015 MANFAAT HASIL BELAJAR MANAJEMEN BISNIS BUSANA BUTIK SEBAGAI KESIAPAN PERINTISAN BISNIS D ISTRO BUSANA MUSLIMAH BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program Studi Pendidikan Tata Busana merupakan salah satu Program Studi yang terdapat di Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis di era globalisasi ini telah membuat berbagai perusahaan berlomba untuk merebut dan mempertahankan pangsa pasarnya. Berbagai jenis barang

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan

BAB II KERANGKA TEORITIS. Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori Tentang Bauran Pemasaran 2.1.1. Pengertian Bauran Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan dengan proses itu individu dan kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Pemasaran Pengertian manajemen pemasaran menurut American Marketing Association adalah perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian operasi pemasaran total, termasuk perumusan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju.

BAB II LANDASAN TEORI. inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product), manusia terutama pihak konsumen yang dituju. 10 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujan untuk memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan 2.1.1 Pengertian Kualitas Pelayanan Pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menunjang eksistensi penampilan masyarakat tertentu. namun juga sebagai shopping goods dan speciality goods.

BAB I PENDAHULUAN. menunjang eksistensi penampilan masyarakat tertentu. namun juga sebagai shopping goods dan speciality goods. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Troxell dan Stone (1981) fashion didefiniskan sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota sebuah kelompok dalam satu waktu tertentu. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Keller (2009:213) Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produk Banyak orang menganggap produk adalah suatu penawaran nyata, tetapi produk bisa lebih dari itu. Secara luas, Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat mendorong pula berkembangnya sektor perekonomian yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat mendorong pula berkembangnya sektor perekonomian yang ada di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keadaan ekonomi saat ini semakin berkembang, hal ini ditandai dengan adanya era globalisasi serta tersedianya arus informasi yang cepat dan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan

BAB I PENDAHULUAN. atau melihat pemandangan semata, akan tetapi wisatawan juga ingin mencari dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pariwisata menjadi suatu industri yang berpotensial dalam meningkatkan perekonomian suatu negara. Kegiatan pariwisata tidak hanya berekreasi atau melihat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dikonsumsi atau digunakannya. Banyak faktor yang digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pembelian didefinisikan Kotler (2012) sebagai tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar akan membeli suatu produk atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan perusahaan. Sesungguhnya

Lebih terperinci

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1

Strategi Pemasaran Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Strategi Produk Industri Kreatif Oleh Popy Rufaidah, SE., MBA., Ph.D 1 Hasil kajian Tim Inisiasi ( taskforce) Ekonomi Kreatif Propinsi Jawa Barat 2011, bersama Bappeda Jawa Barat, dimana penulis terlibat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada.

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas target pasar dan mempertahankan konsumen yang sudah ada. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu perusahaan bertujuan untuk menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pasar. Selain mencapai angka penjualan yang tinggi untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi konsumen wanita, kosmetik adalah salah satu kebutuhan yang tidak dapat dihindari. Keinginan mereka yang besar untuk memiliki kulit yang lebih halus dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh pada seluruh aspek kehidupan. Salah satu aspek kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peradaban manusia di era globalisasi telah menunjukkan perubahan yang sangat pesat. Globalisasi, berarti proses yang mendunia dan sebuah upaya untuk membentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. persaingan bisnis, perusahaan harus mampu memberikan nilai (value) yang lebih

BAB II LANDASAN TEORI. persaingan bisnis, perusahaan harus mampu memberikan nilai (value) yang lebih BAB II LANDASAN TEORI Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, menggunakan (memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk (barang dan jasa) termasuk proses yang mendahului

Lebih terperinci