BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkat-angkut adalah suatu aktivitas yang sering kita lihat di pasar tradisional maupun terminal. Aktivitas tersebut membutuhkan tenaga yang cukup besar dan mempunyai resiko yang besar pula sehingga aktivitas tersebut dapat dikatakan sebagai pekerjaan yang berat. Pada umumnya pekerjaan tersebut tidak memperhitungkan posisi kerja dan berat beban yang diangkut. Bagi pekerja yang terpenting adalah bagaimana mereka bisa bekerja dengan cepat dan memperoleh output yang banyak. Tanpa disadari aktivitas angkat-angkut yang dilakukan pekerja dapat menyebabkan penyakit ataupun cedera tulang belakang terlebih jika pekerjaan tersebut tidak dilakukan dengan benar. Manuaba (2000) dalam Tarwaka (2004) menyatakan bahwa jikalau resiko tuntutan tugas lebih besar dari kemampuan seseorang maka akan terjadi penampilan akhir yang yang bisa dimulai oleh adanya ketidaknyamanan, overstress, kelelahan, kecelakaan, cedera, rasa sakit, dan tidak produktif. Pada umumnya resiko yang sering dialami oleh pekerja angkat-angkut adalah cedera tulang belakang yang diakibatkan oleh adanya sikap kerja yang tidak alamiah dimana beban kebanyakan diangkut langsung pada tubuh dengan cara dipikul pada salah satu bahu atau diletakkan dipunggung. Selain itu beban yang diangkut terlalu berat dan pembebanan tidak merata.
Akibatnya posisi tubuh dalam keadaan membungkuk yang menyebabkan terjadinya sikap kerja paksa dan gangguan muskuloskeletal. Winar (2001) menyatakan bahwa pada pekerjaan angkat-angkut pembebanan lebih terletak pada otot terutama pada punggung, cekungan mengarah ke belakang (lordosa pinggang) dan pada daerah dada, cekungan mengarah ke depan (kifosa dada). Demikian pula yang terjadi di Pasar Legi, semua aktivitas angkatangkut masih dilakukan dengan tenaga manusia baik laki-laki maupun perempuan. Berat beban yang diangkut juga tidak pernah diperhatikan terlebih pada pengangkutan kelapa yang dilakukan oleh tenaga kerja wanita. Berat beban yang diangkut oleh pekerja wanita tersebut + 60 kg. Beban tersebut melebihi batasan angkat yang telah dianjurkan. Batas angkatan beban seberat 10 kg dianjurkan untuk jarak pendek, beban sebesar 15-18 kg dianjurkan untuk pekerjaan mengangkut yang terus-menerus, dan beban sebesar 40 kg untuk mengangkut sekali-kali (Suma mur, 1985). Sementara itu, Komisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja merekomendasikan batasan angkat lebih dari 55 kg harus dilaksanakan dengan menggunakan peralatan mekanis dan harus dibawah pengawasan ketat (Nurmianto, 1998). Akan tetapi pada pekerjaan angkat-angkut di Pasar Legi dilakukan secara manual tanpa menggunakan peralatan mekanis maupun alat bantu. Untuk mengurangi resiko cedera tulang belakang yang kerap kali dialami oleh pekerja diperlukan adanya protektor atau fasilitas kerja lain yang
dapat memberikan rasa nyaman bagi pekerja ketika melakukan aktivitas. Oleh karena itu peneliti melakukan penambahan dengan menggunakan stagen guna melindungi tulang belakang sehingga dapat mengurangi keluhan subjektif dan menghindari adanya Low Back Pain (LBP). Pada umumnya masyarakat mengenal stagen berupa kain panjang yang biasa digunakan oleh ibu-ibu atau nenek-nenek di daerah pedesaan. Akan tetapi seiring dengan berkembangnya teknologi dan pengetahuan kegunaan stagen pun berkembang. Stagen tidak hanya digunakan sebagai pelengkap pakaian adat tetapi juga digunakan dalam dunia kesehatan. Secara tradisionil, koesmariyah H.R. (dalam Khasanah Nakita. Com) mengemukakan bahwa penggunaan bengkung (stagen) bisa melangsingkan kembali perut yang melar terutama bagi wanita sehabis melahirkan. Hal ini disebabkan adanya tekanan kedalam rongga perut sehingga dapat membantu kontraksi rahim ke bentuk semula. Kaitannya dengan pekerjaan angkat-angkut, stagen digunakan sebagai pelindung tulang belakang dari tekanan langsung dari beban sehingga diharapkan dapat mengurangi keluhan muskuloskeletal bagi pekerja. Selain itu stagen juga dapat mengurangi posisi kerja membungkuk karena adanya lilitan yang membalut tubuh sehingga tubuh lebih tegak. 1.2 Perumusan Masalah Permasalahan umum yang dikaji berdasarkan latar belakang diatas adalah bagaimana pengaruh penggunaan stagen terhadap keluhan muskuloskeletal pada pekerja angkat-angkut di pasar legi?
1.3 Batasan Masalah Untuk memfokuskan penelitian dan memperjelas penyelesaian sehingga mudah dipahami dan penyusunannya lebih terarah, maka dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut : 1. Penelitian hanya dilakukan pada pekerja wanita pengangkut kelapa di Pasar Legi. 2. Sampel penelitian adalah pekerja wanita dengan usia antara 30-50 tahun dan tidak dalam keadaan cacat fisik. 3. Penilaian beban kerja dilakukan dengan metode pengukuran tak langsung yaitu menghitung denyut nadi selama bekerja. 4. Pengukuran keluhan subjektif dilakukan dengan kuesioner Nordic Body Map yang diberikan setelah pekerja selesai melakukan aktivitas. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagian tubuh mana yang terasa kurang nyaman / sakit pada saat melakukan aktivitas. 2. Untuk mengetahui fasilitas kerja yang dapat memberikan kenyamanan pekerja selama melakukan aktivitas. 3. Untuk mengetahui seberapa besar penurunan keluhan subjektif pada pekerja dengan adanya penggunaan stagen. 4. Untuk mengetahui klasifikasi beban kerja sebelum dilakukan perbaikan dan setelah perbaikan.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dapat mengetahui bagian tubuh yang dirasa sakit pada saat melakukan aktivitas. 2. Dapat mengetahui besar penurunan keluhan subjektif yang dirasakan dengan adanya penambahan stagen. 3. Mengetahui klasifikasi beban kerja pada aktivitas angkat-angkut. 4. Dapat memberikan masukan pada pekerja tentang cara kerja yang dapat mengurangi keluhan otot skeletal. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan Tugas Akhir ini pada garis besarnya dibagi dalam lima bab, tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, secara singkat dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori-teori yang diambil dari beberapa literatur yang mendukung masalah penggunaan stagen kaitannya dengan keluhan subjektif dan beban kerja pada aktivitas angkat-angkut. Teori tersebut antara lain pengertian ergonomi, konsep keseimbangan
dalam ergonomi, penerapan ergonomi dalam aktivitas angkat-angkut, sistem kerja otot, gambaran umum keluhan muskuloskeletal, faktor penyebab keluhan dan metode pengukurannya, serta bebab kerja dan cara penilaiannya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi tentang obyek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan dan analisa data, kerangka pemecahan masalah. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berisi tentang hasil penelitian yang dilakukan pada pekerja meliputi perbandingan cara kerja lama dan baru, analisa denyut nadi, analisa nordic body map, dan perubahan terhadap hasil kerja. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Merupakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisa data serta mengemukakan saran yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pekerja.
Uji Anova dan Post Hoc - LSD Keluhan Subjektif Awal Oneway ANOVA MSD1 Between Groups Within Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. 12,600 2 6,300 2,888,073 58,900 27 2,181 71,500 29 Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: MSD1 LSD (I) PERLAKUA (J) PERLAKUA *. The mean difference is significant at the.05 level. Mean Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound -,3000,66053,653-1,6553 1,0553 1,2000,66053,080 -,1553 2,5553,3000,66053,653-1,0553 1,6553 1,5000*,66053,031,1447 2,8553-1,2000,66053,080-2,5553,1553-1,5000*,66053,031-2,8553 -,1447
Uji Anova dan Post Hoc - LSD Keluhan Subjektif Setelah Perbaikan Oneway ANOVA MSD2 Between Groups Within Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1112,067 2 556,033 13,884,000 1081,300 27 40,048 2193,367 29 Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: MSD2 LSD (I) PERLAKUA (J) PERLAKUA *. The mean difference is significant at the.05 level. Mean Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 1,5000 2,83013,600-4,3069 7,3069 13,6000* 2,83013,000 7,7931 19,4069-1,5000 2,83013,600-7,3069 4,3069 12,1000* 2,83013,000 6,2931 17,9069-13,6000* 2,83013,000-19,4069-7,7931-12,1000* 2,83013,000-17,9069-6,2931
Uji Anova dan Post Hoc - LSD pada Perbedaan Keluhan Subjektif Oneway ANOVA BEDA Between Groups Within Groups Total Sum of Squares df Mean Square F Sig. 897,867 2 448,933 12,073,000 1004,000 27 37,185 1901,867 29 Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: BEDA LSD (I) PERLAKUA (J) PERLAKUA *. The mean difference is significant at the.05 level. Mean Difference 95% Confidence Interval (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound 1,8000 2,72709,515-3,7955 7,3955 12,4000* 2,72709,000 6,8045 17,9955-1,8000 2,72709,515-7,3955 3,7955 10,6000* 2,72709,001 5,0045 16,1955-12,4000* 2,72709,000-17,9955-6,8045-10,6000* 2,72709,001-16,1955-5,0045
Gambar proses pengangkutan kelapa pada
Gambar proses pengangkutan pada
Gambar proses pengangkutan pada
Gambar suasana pada tempat pengangkutan kelapa di Pasar Legi, Surakarta Gambar proses pemindahan kelapa ke keranjang
Gambar proses pengangkutan kelapa dari stan kelapa ke Mobil pelanggan Gambar proses penurunan kelapa dari gendongan pekerja ke dalam Mobil