BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepentingan antara manejemen (agen) dan pemilik (pricipal). informasi mengenai kewenangan yang dilakukan pricipal, sehingga

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang

BAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan

BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. saham, kreditor, serta stakeholders lainnya dan laporan keuangan fiskal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer akan merespon

PERENCANAAN PAJAK (S1 AK ALIH JENIS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar

BAB I PENDAHULUAN. keuangan diperoleh dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Laporan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak

AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan timbulnya istilah beban pajak tangguhan. Oleh karena itu manajer

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bermutu, tetapi juga dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

AKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. laba dan komponennya. Laba dapat menggambarkan kinerja perusahaan selama

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Persistensi Laba dengan metode purposive sampling dan regresi linier berganda

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Kewajiban kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya diperkirakan mengakibatkan pengeluaran sumber daya entitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya tersebut. Timbulnya teori ini dikarenakan adanya pemisahan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu. kemudian disampaikan kepada pemakai informasi tersebut (Januarti,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam dunia bisnis, perusahaan dihadapkan persaingan keras untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib

BAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai

Pendahuluan. Definisi Pajak Kini dan Pajak Tangguhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dari waktu- kewaktu supaya diketahui kemajuan atau kemundurannya serta perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, agraria, maritim yang mencoba untuk bangkit dari krisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya (biaya)

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. menghubungkan antara karakteristik perusahaan khususnya capital intensity dan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pajak merasakan manfaat dari pajak secara langsung, Karena pajak

AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan manufaktur sektor

LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN FISKAL. Amanita Novi Yushita

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan kenaikan aset dalam satu perioda akibat kegiatan produksi yang

PAJAK PERUSAHAAN Pajak penghasilan perusahaan Pajak pihak ketiga PPN dan PPnBM Pajak Lain-lain 2

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Pengakuan, Pengukuran, dan Penyajian Pajak Tangguhan. beserta Akun-akun Lainnya pada Laporan Keuangan PT UG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang. baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan. Informasi keuangan

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu unit usaha atau kesatuan akuntansi, dengan aktifitas atau kegiatan ekonomi dari

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

Lihat Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi yang merupakan Bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan ini

d1/march 28, sign: Catatan terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan

PENGARUH BOOK TAX DIFFERENCES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.

Prosiding Akuntansi ISSN:

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, persaingan yang terjadi antar perusahaan semakin

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang berdaulat. Dalam penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Dalam kajian pustaka dan hipotesis akan dijelaskan mengenai Teori-teori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Teory) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan perbedaan kepentingan antara manejemen (agen) dan pemilik (pricipal). Perbedaan kepentingan ini akibat dari pemisahan fungsi pengelolaan dan kepemilikan sehingga cenderung timbul konflik keagenan. Konflik kepentingan semakin tinggi ketika agen tidak mempunyai cukup informasi mengenai kewenangan yang dilakukan pricipal, sehingga terjadi asimetri informasi. Asimetri informasi merupakan suatu kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan penerimaan informasi yang umumnya agen sebagai penyedia informasi dan pricipal sebagai pengguna informasi. Informasi catatan atas laporan keuangan dalam item laba fiskal atau penghasilan kena pajak meruapakan item yang dapat dilihat oleh pricipal dalam menditeksi kecurangan pada penyajian laporan keuangan. 2.1.2. Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi dan Laporan Keuangan Fiskal Perbedaan laporan keuangan akuntansi dan laporan keuangan fiskal terjadi karena standar penyajian laporan keuangan berbeda. Laporan keuangan akuntansi mengacu pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur secara umum definisi, 10

11 pengakuan, penyajian, dan pengungkapan item pada laporan keuangan termasuk didalamnya pendapatan dan beban. Sedangkan laporan keuangan fiskal mengacu pada undang-undang No. 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan dalam rangka menghitung penghasilan kena pajak. Perbedaan ini terjadi karena perbedaan tujuan penyajian laporan keuangan dan laporan keuangan fiskal, meskipun ada beberapa tujuan yang sama yang mengacu pada PSAK. Laporan keuangan akuntansi bertujuan untuk memberikan informasi keuangan kepada stakeholders yang dapat membantu dan melindungi stakeholders dari informasi yang merugikan. Sedangkan tujuan utama laporan keuangan fiskal adalah pemungutan pajak yang adil, terdapatnya kepastian hukum, dan terdapat penerimaan negara yang berasal dari pajak, sehingga ada beberapa item penghasilan dan biaya yang tidak diakui oleh peraturan perpajakan. Perbedaan tujuan tersebut yang menyebabkan terjadinya perbedaan yang spesifik antara laporan keuangan akuntansi dan laporan keuangan fiskal. 2.1.3. Book Tax Gap Book Tax Gap merupakan selisih perbedaan laba yang dihitung berdasarkan akuntansi dengan laba yang dihitung sesuai peraturan perpajakan. Pada umumnya perusahan bisnis menyusun laporan keuangan untuk dua tujuan yang berbeda setiap periode. Laba akuntansi dalam laporan keuangan merupakan laba sebelum pajak yang berasal

12 dari penghasilan dikurangi beban perusahaan kecuali beban pajak penghasilan, sedangkan laba fiskal merupakan laba yang dihitung menurut peraturan perpajakan yang berasal dari penghasilan dikurangi beban yang diperbolehkan menurut peraturan perpajakan sebagai dasar perhitungan pajak penghasilan. Dalam laporan perpajakan (Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan) yang disebut SPT didefinisikan sebagai penghasilan kena pajak. Dalam penerapannya terdapat perbedaan perlakuan akuntansi dengan aturan pajak yang berlaku sehingga menyebabkan dua jenis penghasilan, yakni laba akuntansi dan penghasilan kena pajak. Meskipun pemerintah tidak mengharuskan perusahaan menyusun laporan keuangan yang berbeda dalam menyusun laba kena pajak, akan tetapi perusahaan harus melakukan rekonsiliasi fiskal dari laba akuntansi dengan menyesuaiakan pendapatan dan beban yang tidak diperbolehkan atau tidak diakui dalam menghitung penghasilan kena pajak. Catatan atas laporan keuangan menjelaskan secara rinci mengenai rekonsiliasi fiskal tersebut, termasuk identifikasi perbedaan tersebut merupakan perbedaan temporer dan permanen. Perbedaan temporer menunjukan pajak yang dibayarkan lebih kecil dan lebih besar dimasa yang akan datang, sehingga menimbulkan asset dan liabilitis pajak tangguhan. Perbedaan yang terjadi akibat penghasilan dan beban yang bukan objek pajak melainkan objek pajak yang dikenakan pajak

13 final, atau bukan objek pajak menurut peraturan perpajakan disebut perbedaan permanen. Perbedaan ini tidak menimbulkan pajak yang dibayarkan lebih kecil atau lebih besar, sehingga tidak menimbulkan beban dan liabilitis pajak tangguhan. 2.1.4. Pertumbuhan Pendapatan Pertumbuhan pendapatan merupakan proksi pertumbuhan ekonomi yang menjelaskan suatu kinerja perusahaan yang dinilai oleh stakeholders dalam pengambilan keputusan. Pertumbuhan pendapatan yang konsisten dan juga pertumbuhan keuntungan, dianggap penting bagi perusahaan yang dijual ke publik melalui saham untuk menarik investor. 2.1.5. Asset Tetap Asset tetap merupakan asset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa untuk disewakan kepihak lain atau untuk tujuan administrasi dan diharapkan dapat digunakan lebih dari satu periode (IAI, 2012). Perusahaan harus menerapkan pengakuan dalam menetapkan biaya perolehan asset tetap yang mempunyai manfaat ekonomik dan biaya yang dapat diukur dengan andal. Terkait pada biaya penyusutan asset tetap terletak pada metode dan umur ekonomis yang ditetapkan peraturan perpajakan dan standar akuntansi.

14 2.1.6. Kompensasi Kerugian Bagi wajib pajak dalam bentuk badan hukum maupun orang pribadi yang menyelenggarakan pembukuan dan mengalami kerugian, maka kerugian yang didapatkan dalam satu tahun pajak dapat digunakan untuk menutupi keuntungan pada tahun-tahun berikutnya sehingga pada tahun-tahun tersebut pajak penghasilannya menjadi lebih kecil atau tidak terutang sama sekali. Hal ini dinamakan sebagai kompensasi kerugian (Carrying Loss). Kompensasi kerugian dalam Pajak Penghasilan diatur dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Pajak Penghasilan Tahun 2013 yaitu : Apabila penghasilan bruto setelah pengurangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didapat kerugian, kerugian tersebut dikompensasikan dengan penghasilan mulai tahun pajak berikutnya berturut-turut sampai dengan 5 (lima) tahun. 2.1.7. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan nilai yang menunjukan besar kecilnya perusahaan. Semakin besar aset maka semakin banyak modal yang ditanam dan semakin besar pula nama perusahaan yang dikenal masyarakat. Perusahaan yang berukuran besar cenderung memiliki peran sebagai pemegang kepentingan yang lebih luas. Hal ini membuat kebijakan perusahaan dan memberikan dampak yang lebih besar tehadap kepentingan publik dibandingkan dengan perusahaan kecil.

15 Perusahaan yang lebih besar cenderung berhati-hati dalam menyajikan laporan keuangan karena terkait penilaian stakeholders dalam menilai kinerja perusahaan. 2.1.8. Leverage Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya, jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Rasio ini juga menyangkut struktur keuangan perusahaan dan struktur keuangan adalah sebagaimana perusahaan mendanai aktivitasnya dengan hutang jangka pendek dan modal pemegang saham. 2.2. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang telah mengkaji mengenai pengaruh pertumbuhan pendapatan, asset tetap, kompensasi kerugian, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap book tax gap, antara lain: Tabel 2.2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti 1. Persada dan Martani, 2010 Judul Penelitian Analisis faktor yang mempengaruhi book tax gap dan pengaruhnya pada persistensi laba. Variabel Penelitian Variabel independen: Pertumbuhan pendapatan, asset tetap, kompensasi kerugian, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen: book tax gap Hasil Penelitian 1. Variabel kompensasi kerugian, dan ukuran perusahaan positif terhadap book tax gap. 2. Variabel asset tetap negatif terhadap book tax gap 3. Variabel perubahan

16 2. Irfan dan Endang, 2013 3. Martani et al, 2011 Pengaruh perbedaan laba akuntansi dan laba fikal terhadap persistensi laba dengan komponen akrual dan aliran kas sebagai variabel moderasi Book tax gap: Evidence From Indonesia Variabel independen: Pertumbuhan pendapatan, asset tetap, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen: book tax differences Variabel independen: ukuran perusahaan, asset tetap, dan Leverage. Variabel dependen: book tax gap. pendapatan tidak terhadap book tax gap. 1. Variabel perubahan pendapatan dan asset tetap positif terhadap book tax differences 2. Variabel ukuran perusahaan tidak terhadap book tax differences 1. Variabel ukuran perusahaan negatif terhadap book tax gap 2. Variabel asset tetap dan leverage tidak terhadap book tax gap. 4. Nuryanah, Siti dan Christine, 2009 Income Tax Gap: Kajian Deskriptif dan Empiris atas Koreksi Pajak di Indonesia Variabel independen: ukuran perusahaan, Variabel dependen: book tax gap Variabel ukuran perusahaan tidak terhadap book tax gap

17 2.3. Kerangka Pemikiran Penelitian sebelumnya yang dilakukan Martani et al, 2011 yang menjelaskan faktor-faktor yang memicu produktif praktek manejemen yang akan memperngaruhi book tax gap. Book tax gap terjadi ketika laba sebelum pajak lebih besar dibandingkan penghasilan kena pajak (positive book tax gap) atau sebaliknya laba sebelum pajak lebih kecil dibandingkan penghasilan kena pajak (negative book tax gap) (Martani et al, 2011). Book tax gap timbul akibat adanya perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, sehingga timbul adanya perbedaan temporer dan perbedaan permanen (Nugroho, 2011). Perbedaan temporer timbul karena hanya mengakui pendapatan yang diterima dan biaya yang dikeluarkan pada periode bersangkutan. Dengan kata lain, pendapatan dicatat ketika kas diterima, penangguhan pendapatan tidak dimasukan dalam laba fiskal. Hal ini karena peraturan pajak tidak memperkenankan adanya pengestimasian dan pencadangan biaya yang dapat mengurangi penghasilan kena pajak. Perbedaan permanen yang merupakan penghasilan dan biaya yang dapat dimasukan dalam salah satu ukuran laba dapat sebagai proksi yang dapat memperngaruhi book tax gap (Martani et al, 2011). Faktor-faktor yang telah dianggap memicu produktif praktek manajemen yang akan memperngaruhi book tax gap yaitu pertumbuhan pendapatan, asset tetap, kompensasi kerugian, ukuran perusahaan, dan leverage (Martani et al, 2011). Selanjutnya penelitian ini akan menganalisi

18 pengaruhnya terhadap book tax gap. Untuk pengembangan hipotesis, maka model dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut: Pertumbuhan Pendapatan H1 (+) Asset Tetap H2 (+) Kompensasi Kerugian Ukuran Perusahaan H3 (+) H4 (+) H5 (-) Book Tax Gap Leverage Gambar 2.3.1 Kerangka Pemikiran 2.4. Hipotesis Penelitian 2.4.1. Hubungan Pertumbuhan Pendapatan dengan Book Tax Gap Salah satu faktor yang diduga terhadap book tax gap adalah pertumbuhan pendapatan. Dalam Statement of Finanacial Accounting Concept (SFAC) No. 6, FASB dalam Swardjono, 2006 mendefinisikan pendapatan sebagai aliran masuk atau kenaikan asset suatu perusahaan atau dari penurunan hutang (atau dari keduanya) dari pemesanan atau produksi barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lain yang berasal dari kegiatan operasional perusahaan yang terus menerus. Perubahan pendapatan merupakan proksi atas pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan pendapatan dihitung dari

19 selisih antara penjualan saat ini dan penjualan tahun sebelumnya dan dibagi total asset, pertumbuhan pendapatan mencerminkan penjualan yang tinggi dan akan menghasilkan kenaikan pada piutang, sehingga cadangan kerugian piutang akan bertambah dan menyebabkan selisih yang lebih besar antara laba akuntansi dengan laba fiskal (Tang 2006 dalam Irfan dan Endang, 2013). Menurut Standar Akuntansi Keuangan cadangan kerugian piutang merupakan biaya pengurang penghasilan bruto yang dapat mengurangi laba sebelum pajak, sedangkan menurut UU PPh pasal 9 ayat 1 (c) Tahun 2013, cadangan kerugian piutang tidak dapat dijadikan pengurang penghasilan kena pajak kecuali perusahaan yang memiliki tingkat resiko tinggi. Perusahaan tersebut meliputi perusahaan pembiayaan, perusahaan asuransi, lembaga penjamin simpanan, usaha pertambangan, usaha kehutanan, usaha pengelolaan limbah. Peraturan ini akan menyebabkan laba sebelum pajak lebih kecil dibandingkan penghasilan kena pajak (negative book tax gap), sehingga perusahaan yang memiliki pendapatan yang tinggi akan menyebabkan book tax gap yang tinggi. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis pertama yang akan diuji adalah: H 1 : Pertumbuhan pendapatan positif terhadap book tax gap.

20 2.4.2. Hubungan Asset Tetap dengan Book Tax Gap Menurut FASB dalam Statement of Finanacial Accounting Concept (SFAC No. 6) dalam Suwardjono, 2006 mendefinisikan asset sebagai manfaat ekonomik masa mendatang yang cukup pasti yang diperoleh atau dikuasai atau dikendalikan oleh suatu entitas sebagai akibat transaksi atau kejadian massa lalu. asset dicatat sesuai dengan harga perolehan, yakni seluruh pembayaran yang keluarkan dalam tanggal pengakuan maupun ditangguhkan lebih dari waktu kredit normal. Asset yang digunakan dalam hal investasi dan mempunyai manfaat ekonomik lebih dari satu periode dinamakan asset tetap. Asset tetap akan selalu disusutkan setiap periode karena masa manfaat asset tetap akan berkurang. Metode penyusutan menurut Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Perpajakan berbeda, semakin besar asset tetap atau asset berwujud maka kemungkinan terjadinya perbedaan penyusutan antara akuntansi dan perpajakan sehingga muncul perbedaan laba yang diperoleh menurut perpajakan. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis kedua yang akan diuji adalah: H 2 : Asset tetap positif terhadap book tax gap.

21 2.4.3. Hubungan Kompensasi Kerugian dengan Book Tax Gap Kompensai kerugian (KOP) adalah nilai rugi akuntansi masa lalu yang dimanfaatkan pada periode sekarang. Kompensasi kerugian dihitung dari nilai rugi operasi yang dimanfaatkan pada periode pelaporan ini dibagi total aset (Persada dan Martani, 2010). Nilai Kompensasi kerugian yang tejadi selama periode 5 tahun berturut-turut menurut peraturan perpajakan dapat dimanfaatkan emiten sebagai pengurang penghasilan kena pajak, sedangkan menutut Standar Akuntansi Keuangan tidak dapat dikurangkan. Karena dapat mengurangi penghasilan kena pajak maka penghasilan kena pajak menjadi lebih kecil dibandingkan laba sebelum pajak (positive book tax gap). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis ketiga yang akan diuji adalah: H 3 : Kompensasi kerugian positif terhadap book tax gap. 2.4.4. Hubungan Ukuran Perusahaan dengan Book Tax Gap Variabel ukuran perusahaan sering digunakan peneliti untuk menilai suatu kinerja perusahaan. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan proksi total asset karena perusahaan dengan ukuran besar akan lebih efektif dalam berinvestasi pada asset yang memberikan manfaat pajak (Scholes et al, 2001 dalam Irfan dan Endang, 2013).

22 Ukuran perusahaan dianggap menghasilkan gangguan pada book tax gap, karena semakin besar ukuran perusahaan maka dapat melakukan tax planning dengan baik (Irfan dan Endang, 2013). Tax planning merupakan perencanaan pajak yang dilakukan manajemen dalam rangka menghemat pajak. Apabila perusahaan melakukan tax planning maka penghasilan kena pajak akan lebih kecil dibandingkan dengan laba sebelum pajak (positive book tax gap). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis keempat yang akan diuji adalah: H 4 : Ukuran perusahaan positif terhadap book tax gap. 2.4.5. Hubungan Leverage dengan Book Tax Gap Leverage merupakan rasio yang menunjukan seberapa banyak perusahaan menggunakan hutang untuk membiayai investasinya. Perusahaan yang memilih pembiayaan hutang bukan pembiayaan ekuitas untuk membiayai operasinya akan memiliki book tax gap yang rendah dibandingkan menggunakan pembiayaan ekuitas (Martani et al, 2011). Hal ini karena efek bunga yang berasal dari pembiayaan hutang tidak dapat dikurangkan dari penghasilan kena pajak. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka hipotesis kelima yang akan diuji adalah : H 5 : Leverage negatif terhadap book tax gap.