BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu
|
|
- Glenna Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Manajemen Laba. Manajemen sebagai pihak yang paling bertanggungjawab atas kinerja perusahaan akan berupaya untuk menunjukkan kinerja yang baik. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laba yang dihasilkan perusahaan melalui laporan keuangan. Dalam membuat laporan keuangan, terkadang manajemen memanfaatkan keleluasaan GAAP untuk memilih metode yang sesuai dengan perusahaan. Dimana kadangkala sering timbul praktik manajemen laba dalam pelaksanaannya. Pemahaman kosep manajemen laba dapat dilihat dari pendekatan teori keagenan dan signaling theory. Keduanya menjelaskan bahwa manusia memiliki keterbatasan rasional dan menolak resiko (Djamaluddin, 2008: 57). Resiko yang dimagsud adalah resiko pada saat mengelola bisnis perusahaan. Dimana resiko kegagalan dan ketidakpastian akan selalu membayangi. Dan tentunya posisi ini akan mengancam posisi mereka didalam perusahaan. Untuk dapat meminimalisir atau bahkan menghilangkan resiko terkadang pihak manajemen melakukan halhal yang tidak etis. Salah satunya dengan melakukan manajemen laba. Sampai saat ini tindakan manajemen laba masih mendapat kontroversi dari berbagai pihak. Sebagian orang menganggap tindakan manajemen laba sah-sah saja selama masih berada dalam koridor yang sesuai. Yakni dengan memanfaatkan keleluasaan peraturan GAAP.
2 Definsi mengenai manajemen laba belum ada yang pasti. Banyak pendapat yang menyatakan pengertian manajemen laba berdasarkan sudut pandang masingmasing. Menurut Healey dan Walen dalam Djamaluddin ( 2008: 57) ditinjau dari sudut pandang badan penetapan standar menyatakan Manajemen laba terjadi ketika manajemen menggunakan kebijakan dalam pelaporan keuangan dan dalam menyusun transaksi dan mengubah laporan keuangan serta menyesatkam stakeholder mengenai kinerja ekonomi perusahaan atau mempengaruhi contractual outcomes yang bergantung pada angka akuntansi yang dilaporkan. Sementara itu ditinjau dari sudut pandang fungsi laporan keuangan kepada pihak eksternal, Schiper dalam Djamaluddin (2008: 58) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan suatu upaya melakukan intervensi terhadap proses pelaporan keuangan kepada pihak eksternal dengan magsud memperoleh keuntungan pribadi. Definisi ini tidak didasarkan atas konsep earnings melainkan didasarkan pada angka akuntansi sebagai suatu informasi. Kedua definisi manajemen laba diatas berbeda namun pada intinya sama-sama menyatakan bahwa manajemen laba sebagai upaya untuk memanipulasi angka akuntansi demi keuntungan pribadi sehingga dapat menyesatkan penggunanya dalam mengambil keputusan. 2. Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal a. Pengertian Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal. Menurut PSAK 46 paragraf ketujuh laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Sementara itu penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax loss) adalah laba
3 atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan. b. Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Dalam peraturan perpajakan di Indonesia mengharuskan penghitungan laba fiskal berdasarkan metode akuntansi yang menjadi dasar penghitungan laba akuntansi. Sehingga dalam pembuatan laporan keuangan tidak perlu melakukan dua kali pembukuan berdasarkan kedua tujuan pelaporan tersebut. Yang membedakan antara laba akuntansi dengan laba fiskal adalah adanya koreksi fiskal atas laba akuntansi. Hampir semua perhitungan laba akuntansi yang dihasilkan harus mengalami koreksi fiskal untuk mendapatkan penghasilan kena pajak karena tidak semua ketentuan dalam standar akuntansi keuangan digunakan dalam peraturan perpajakan dengan kata lain banyak dari ketentuan perpajakan yang tidak sama dengan Standar Akuntansi Keuangan ( Djamaluddin, 2008: 56), Dalam hal perbedaan tersebut, ada yang bersifat sementara (temporary different) dan ada yang bersifat tetap (Permanent different). Atas perbedaan tersebut harus dilakukan suatu tahapan yang disebut rekonsiliasi fiskal, sehingga pada akhirnya dapat diketahui laba fiskal perusahaan. 1. Perbedaan Tetap (Permanent Different) Perbedaan tetap adalah merupakan suatu konsekuensi yang harus diterima bahwa hal tersebut harus dikeluarkan dari laporan laba rugi karena secara fiskal
4 atau berdasarkan peraturan pajak tidak dapat dibebankan atau bukan merupakan penghasilan. Undang undang No 17 tahun 2000 menjelaskan adanya penerimaan yang tidak merupakan objek pajak dan pengeluaran yang tidak dapat dikurangkan terhadap penghasilan. Penerimaan dan pengeluaran tersebut adalah sebagai berikut: 1) pendapatan dividen, bunga royalti, sewa, hadiah, penghargaan dan imbalan jasa tertentu yang sudah dikenakan pajak final. 2) Penggantian imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa dalam bentuk natura dan kenikmatan kecuali yang telah ditetapkan menteri keuangan. 3) Jumlah imbalan yang melebihi kewajaran yang diberikan kepada pihak yang memiliki hubungan istimewa. 4) Sanksi perpajakan berupa denda dan bunga. Beban yang berkaitan dengan jamuan. 5) Pajak penghasilan 6) Dan lainnya 2. Perbedaan Sementara (Temporary Different) Menurut PSAK No. 46 paragraf ketujuh perbedaan temporer adalah perbedaan antar jumlah tercatat aset atu kewajiban dengan DPP. Perbedaan temporer ini dapat berupa : 1) Perbedaan temporer kena pajak (taxable temporary diffrences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah (amount) dalam penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat aset dipulihkan (recovered). Atau nilai tercatat kewajiban tesebut dilunasi ( settled). 2) Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary diffrences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu jumlah yang dapat dikurangkan (deductible amounts) dalam perhitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled). Beda temporer merupakan perbedaan antara dasar pengenaan pajak (DPP) dari suatu aktiva atau kewajiban (Fiskal) dengan nilai tercatat aktiva dan kewajiban tersebut (Komersial), yang berakibat pada kenaikan atau
5 bertambahnya laba fiskal periode mendatang atau berkurangnya laba fiskal periode mendatang, dimana pada saat nilai tercatat aktiva dipulihkan atau diselesaikan. Menurut Harnanto (2003: 113) perbedaan temporer yang mengakibatkan harus diakuinya aktiva dan atau kewajiban pajak tangguhan terjadi atau timbul apabila : a. Adanya penghasilan dan/atau beban yang harus diakui untuk penghitungan laba fiskal dan untuk penghitungan laba akuntansinya dalam periode yang berbeda b. Bagian dari biaya perolehan dalam suatu penggabungan usaha, yang secara substansi merupakan suatu akuisisi, dialokasi kepada aktiva atau kewajiban tertentu berdasar nilai wajarnya dan penyesuaian atau perlakuan akuntansi demikian tidak diperkenankan oleh peraturan perpajakan. c. Goodwill atau goodwill negatif yang timbul dalam konsolidasi d Perbedaan nilai tercatat dengan dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva atau kewajiban pada saat pengakuan awalnya. Perbedaan sementara timbul sebagai konsekuensi logis dari adanya perbedaan standard atau ketentuan yang berkaitan dengan pengakuan dan pengukuran atau penilaian elemen-elemen laporan keuangan yang berlaku dalam disiplin akuntansi perpajakan dengan standard atau ketentuan yang berlaku dalam disiplin akuntansi keuangan. Dari kedua kelompok perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal maka penelitian ini tidak menggunakan perbedaan permanen dikarenakan perbedaan ini hanya mempengaruhi perioda terjadinya dan tidak menimbulkan konsekuensi adanya penambahan atau pengurangan jumlah pajak masa depan. Penelitian ini menggunakan perbedaan temporer dalam analisis utamanya. Dalam metode akuntansi pajak penghasilan yang berorientasi pada neraca mengakui kewajiban dan aktiva pajak tangguhan terhadap konsekuensi fiskal masa depan yang disebabkan adanya perbedaan temporer dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan. Untuk itu perbedaan temporer yang dapat
6 menambah jumlah pajak masa depan akan diakui sebagai utang pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya biaya pajak tangguhan (deffered tax expense) Yang berarti kenaikan utang pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan lebih awal dan menunda biaya untuk pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak. Sementara itu perbedaan temporer yang dapat mengurangi jumlah pajak dimasa depan akan diakui sebagai aktiva pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya keuntungan atau manfaat pajak tanguhan yang berarti kenaikan pajak tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui lebih awal atau menangguhkan pendapatannya. c. Prinsip Dasar Akuntansi Pajak Penghasilan Akuntansi pajak penghasilan seperti diatur dalam PSAK 46 menggunakan dasar akrual, yang mengharuskan untuk diakuinya pajak penghasilan yang kurang dibayar atau terutang dan pajak yang lebih bayar dalam tahun berjalan.secara garis besar prinsip dasar akuntansi pajak penghasilan adalah sebagai berikut : 1) Pajak penghasilan tahun berjalan yang kurang bayar atau terutang diakui sebagai Kewajiban Pajak Kini (Hutang Pajak) sedangkan yang lebih dibayar disebut Aktiva Pajak Kini (Piutang Pajak) 2) Konsekuensi pajak peiode mendatang yang dapat didistribusikan dengan perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai Kewajiban Pajak Tangguhan, sedangkan efek perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian yang belum dikompensasikan diakui sebagai Aktiva Pajak Tangguhan.
7 3) Pengukuran kewajiban dan aktiva pajak didasarkan pada peraturan pajak yang berlaku 4) Penilaian kembali Aktiva Pajak Tangguhan harus dilakukan pada setiap tanggal neraca, terkait dengan kemungkinan dapat atau tidaknya pemulihan aktiva pajak direalisasikan dalam periode mendatang d. Penyajian Dalam Laporan Keuangan 1. Aktiva dan Kewajiban Pajak Didalam neraca, aktiva pajak dan kewajiban pajak harus disajikan secara terpisah dari aktiva dan kewajiban lainnya. Aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus juga disajikan secara terpisah dari aktiva pajak kini dan kewajiban pajak kini. Aktiva pajak kini disajikan dalam kelompok aktiva atau kewajiban tidak lancar. Didalam neraca kewajiban pajak kini di offset dengan aktiva pajak kini dan disajikan sejumlah nettonya 2. Beban Pajak Penghasilan Didalam Laporan Laba Rugi, penghasilan dan biaya fiskal yang berhubungan dengan laba-rugi dari aktivitas operasi harus disajikan secara terpisah dari penghasilan atau keuntungan dan biaya atau kerugian yang berasal dari aktivitas non operasi 3. Pajak Penghasilan Final Perbedaan nilai tercatat aktiva atau kewajiban yang berhubungan dengan pajak penghasilan final dengan dasar pengenaan pajak tidak boleh diakui sebagai aktiva atau kewajiban pajak tangguhan.
8 4. Perubahan Tarif Pajak atau Peraturan Perpajakan Penyesuaian terhadap nilai tercatat aktiva pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan harus dilakukan apabila terjadi perubahan tarif atau peraturan perpajakan. Efek perubahan diakui dan disajikan didalam laporan laba rugi dalam periode terjadinya perubahan tarif atau peraturan perpajakan, sebagai komponen laba rugi dari operasi berlanjut Menurut peraturan perpajakan, dasar pengenaan pajak dari suatu aktiva adalah jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan kata lain dapat diperlakukan sebagai biaya fiskal terhadap setiap manfaat ekonomi kena pajak yang akan diterima atau diperoleh perusahaan sebagai wajib pajak pada saat pemulihan nilai tercatat aktiva terkait. Sedangkan pada sisi kewajiban, sesuai dengan ketentuan perpajakan kewajiban adalah nilai tercatat dari kewajiban terkait dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto atau diperlakukan sebagai biaya periode mendatang. Penentuan dasar pengenaan pajak dari aktiva dan kewajiban tidaklah mudah, karena peraturan perpajakan lebih mengutamakan pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban daripada pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban. Dalam akuntansi perpajakan, aktiva dan kewajiban merupakan akibat semata mata dari hasil dari pengakuan dan pengukuran pendapatan dan beban yang dilakukan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku.
9 e. Pengungkapan. PSAK 46 juga mengharuskan untuk diungkapkannya informasi lain yang berhubungan dengan aktiva dan kewajiban pajak sebagai elemen neraca serta penghasilan dan biaya fiskal sebagai elemen laba rugi tersebut di dalam laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan berikut ini : 1) Unsur unsur utama penghasilan dan biaya fiskal yang meliputi a) Penghasilan dan biaya fiskal tahun berjalan b) Penyesuaian yang diakui pada periode berjalan atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya c) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang berasal dari perbedaan sementara maupun realisasinya d) Penghasilan atau beban pajak tangguhan yang beasal dari perubahan tarif atau peraturan perpajakan e) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak kini f) Manfaat dari rugi fiskal atau perbedaan sementara periode sebelumnya yang belum diakui yang dapat diperlakukan sebagai pengurang beban pajak tangguhan g) Beban pajak tangguhan yang berasal dari penurunan nilai atau pembatalan penurunan periode sebelumnya atas aktiva pajak tangguhan 2) Jumlah pajak kini dan pajak tangguhan yang berasal dari transaksi yang dibebankan atau dikreditkan langsung kerekening ekuitas
10 3) Penghasilan dan biaya fiskal yang berasal dari pos luar biasa yang diakui dalam periode berjalan 4) Hubungan antara beban pajak penghasilan dengan laba akuntansi dalam salah satu atau kedua bentuk berikut ini : a) Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi dengan tarif yang berlaku b) Rekonsiliasi antara tarif pajak efektif dan tarif pajak yang berlaku 5) Efek perubahan tarif pajak dalam tahun berjalan dengan perbandingannya dengan tarif pajak yang berlaku pada periode sebelumnya, jika ada. 6) Lumlah perbedaan sementara yang boleh dikurangkan dan sisa kerugian yang masih dapat dikompensasi dalam periode mendatang yang tidak diakui sebagai aktiva pajak tangguhan 7) Jumlah aktiva dan kewajiban pajak tangguhan yang disajikan di dalam neraca dan jumlah beban atau penghasilan pajak tangguhan yang disajikan di dalam laporan laba rugi; untuk setiap kelompok perbedaan sementara dan setiap kelompok rugi yang dapat dikompensasi dalam periode mendatang. 8) Beban pajak dari operasi yang tidak dilanjutkan atau penghentian segmen 9) Sifat bukti yang mendukung pengakuan dan penyajian aktiva pajak tangguhan 3. Kualitas Laba Akuntansi Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian membuktikan adanya hubungan yang sangat erat antara laba dengan tingkat return saham perusahaan. Karenanya laba
11 ini sering kali digunakan oleh manajemen untuk menarik calon investor dengan merekayasa laba sedemikian rupa. Hal ini sesuai dengan signaling theory yang menunjukkan adanya kecenderungan informasi asimetri antara manajemen dengan pihak diluar perusahaan. Karena mendapat perhatian dari pihak eksternal maka diharapkan laba yang dilaporkan adalah laba yang berkualitas yakni laba akuntansi yang memiliki sedikit atau tidak mengandung gangguan persepsian (perceived noise). Dan mencerminkan kinerja peusahaan yang sesungguhnya (chandarin dalam Djamaluddin, 2008: 58). Konsep transistory memiliki komponen yang hanya berpengaruh pada perioda tertentu terjadinya persistens atau tidak terus menerus. Yang mengakibatkan angka laba rugi akan berfluktuasi. Kualitas akuntansi akan semakin rendah bila gangguan persepsian yang terkandung didalamnya semakin besar. 4. Persistensi Laba Akuntansi. Persistensi laba akuntansi adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan di masa depan (expected future earnings) yang diimplikasi oleh laba akuntansi tahun berjalan (current earnings) (Pennman dalam Djamluddin, 2008: 57). Besarnya revisi ini menunjukkan tingkat persistensi laba. Inovasi terhadap laba sekarang adalah informatif terhadap laba masa depan ekspektasian, yaitu manfaat masa depan yang diperoleh pemegang saham. SFAC No. 2 mengenai karakteristik kualitatif informasi akuntansi menyatakan bahwa kualitas primer informasi akuntansi adalah relevansi dan reliabilitas. Untuk informasi akuntansi berupa laba, meskipun persistensi laba bukan merupakan
12 komponen dari definisi kualitas primer laba, namun persistensi laba sering digunakan sebagai pertimbangan kualitas laba. Karena dalam karakter relevansi terdapat komponen nilai prediktif laba, dimana salah satu unsur nilai prediktif laba adalah persistensi laba. Oleh karena persistensi laba merupakan unsur relevansi, maka beberapa informasi dalam book-tax differences yang dapat mempengaruhi persistensi laba, dapat membantu investor dalam menentukan kualitas laba dan nilai perusahaan ( Djamaluddin, 2008: 58). Hanlon dalam Djamaluddin (2008: 59) menyatakan bahwa masih terdapat beberapa pendapat yang mendukung dan menentang pernyataan mengenai apakah book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba. Pendapat yang mendukung berasal dari beberapa literatur analisis keuangan yang menyatakan bahwa naiknya laba yang dilaporkan oleh manajemen yang disebabkan oleh pilihan metoda akuntansi dalam proses akrual akan menyebabkan adanya perbedaan besar antara laba akuntansi dan laba fiskal. Djamaluddin (2008: 58) menyatakan bahwa kenaikan utang pajak tangguhan, yang mencerminkan laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal mengindikasikan kualitas laba semakin buruk. Karena berkurangnya saldo aktiva pajak tangguhan harus diinvestigasi lebih lanjut, karena perubahan dalam hubungannya dengan akun neraca mungkin digunakan sebagai suatu cara untuk menaikkan laba secara semu. Sedangkan pendapat yang menentang bahwa book-tax differences dapat mencerminkan informasi tentang persistensi laba sekarang adalah adanya suatu penjelasan bahwa book-tax differences dapat dihasilkan melalui strategi taxplanning. Namun ada asumsi implisit yang mendasari penelitian book-tax
13 differences untuk menilai kualitas laba, bahwa terdapat variasi cross sectional dalam kemampuan manajer untuk memanipulasi pelaporan laba akuntansi, tetapi tidak ada variasi cross sectional dalam kemampuan manajer untuk memanipulasi pelaporan laba kena pajak (Djamaluddin, 2008). Implikasinya adalah manajer lebih senang meningkatkan laba akuntansi tanpa menyebabkan peningkatan pada laba fiskal dengan memanfaatkan keleluasaan peraturan GAAP. Oleh karena terdapat bermacam-macam sumber pendapat mengenai informasi yang terkandung dalam book-tax differences, apakah book-tax differences yang besar merupakan indikasi rendahnya persistensi laba akuntansi, belum ada hasil konklusif. Penelitian ini mendasarkan pendapat dalam literatur analisis keuangan yang fokus utamanya adalah pada book-tax differences dimana laba akuntansi lebih besar dibanding laba kena pajak (perbedaan positif), dan book-tax differences tersebut dapat digunakan untuk menilai kualitas laba akuntansi. Beberapa penelitian sebelumnya mengasumsikan bahwa book-tax differences mengindikasikan kualitas laba rendah karena subyektivitas dalam proses akrual untuk tujuan pelaporan keuangan dibanding untuk tujuan pajak. Jika book-tax differences menunjukkan subjektivitas dalam proses akrual pelaporan keuangan, maka perusahaan dengan large negative or positive book-tax differences akan menunjukkan komponen laba akrual yang kurang persisten dibanding perusahaan yang memiliki small book-tax differences.
14 B. Tinjauan Penelitian Terdahulu. Hanlon dalam Djamaluddin (2008: 58) meneliti tentang pengaruh perbedaan antar laba akuntansi dan laba fiskla terhadap persistensi laba, akrual dan aliran kas. Penelitian dilakukan di NYSE, dan dengan menggunakan standar perpajakan yang berlaku di Amerika Serikat hasilnya menunjukkan bahwa perusahaan dengan perbedaan besar antara laba akuntansi dsan laba fiskal mempunyai peristensi laba yang lebih rendah daripada perusahaan yang memilili perbedaan kecil. Penelitian terhadap persistensi laba dilakukan oleh Meythi (2006) dengan judul Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Harga Saham Dengan Persistensi Laba Sebagai Variabel Intervening. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya pengaruh arus kas operasi terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. Penelitian mengenai persistensi selanjutnya dilakukan oleh Margaretta dengan judul Analisis faktor-faktor Yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba. Dalam penelitian ini menggunakan variabel independen ukuran perusahaan, persistensi laba, prediktabilitas laba dan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa persistensi laba berpengaruh signifikan terhadap koefisien respon laba. Djamaluddin ( 2008: 55) meneliti pengaruh perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal terhadap persistensi laba, akrual, dan arus kas dan hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh secara negatif terhadap persistensi laba. Penelitian ini menggunakan 20 perusahaan perbankan sebagai sampelnya. Dan hasilnya menunjukkan bahwa perbedaan laba akuntansi dan fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba.
15 Beberapa peneliti kualitas laba telah memusatkan perhatiannya pada selisih antara laba akuntansi dan laba fiskal (Patrick Desai, Manzon dan Plesko dalam Djamaluddin, 2008). Mereka berpendapat bahwa perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal (book-tax differences) dapat memberikan informasi mengenai kualitas laba. Beberapa penelitian telah memberikan bukti peranan book-tax differences untuk menilai kualitas laba melalui praktik manajemen laba, namun belum ada bukti secara langsung bahwa book-tax differences dapat mempengaruhi persistensi laba, karena menurut Jonas dan Blanchet dalam Djamluddin (2008, 58), persistensi laba merupakan salah satu komponen nilai prediksi laba dalam menentukan kualitas laba, dan persistensi laba tersebut ditentukan oleh komponen akrual dan aliran kas dari laba sekarang, yang mewakili sifat transitori dan permanen laba. Tinjauan penelitian terdahulu dari penelitian ini dapat diringkaskan sebagai berikut: Tabel 2.1 Hasil Penelitian terdahulu Nama Judul Variabel yang digunakan Hanlon (2005) Dalam Djamaluddin ( 2008) Analisis Pengaruh Pada Perusahaan Yang terdaftar di NYSE Laba akuntansi sebelum pajak yang akan datang, laba sebelum pajak saat ini, perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal, aliran Hasil Penelitan Hasilnya menunjukkan perbedaan laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba
16 Djamaluddin (2008) Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba Akuntansi Dan Laba Fiskal Terhadap Persistensi laba, Akrual Dan Aliran Kas (Studi pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta) kas operasi, dan laba akrual Laba akuntansi sebelum pajak yang akan datang, laba sebelum pajak saat ini, CAR perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal, aliran kas operasi, dan laba akrual Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh negatif terhadap persistensi laba dan harga saham tidak dapat menjelaskan informasi yang digunakan dalam model ekspektasi. Margaretta ( 2006) Meythi ( 2006) Analisis Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba. Pengaruh Arus Kas Terhadap Harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. persistensi laba, ukuran perusahaan, prediktabilitas, karakteristik perusahaan Arus kas, harga saham, persistensi laba hasilnya menunjukkan bahwa persistensi laba berpengaruh secara signifikan terhadap koefisien respon laba.. Hasilnya menunjukkan bahwa arus kas tidak berpengaruh terhadap harga saham dengan persistensi laba sebagai variabel intervening. C. Kerangka konseptual dan Hipotesis Persistensi laba merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam mempertahankan laba yang diperoleh sekarang dimasa depan. Karena itu persistensi laba dapat diperoleh dengan melihat pengaruh laba sebelum pajak periode saat ini terhadap laba sebelum pajak periode yang akan datang. Variabel perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal
17 merupakan variabel moderasi yang dapat mempengaruhi hubungan variabel dependen dan variabel independen menjadi positif atau negatif. Kerangka konseptual untuk hipotesis penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut Variabel independen Laba akuntansi sebelum pajak saat ini. variabel dependen Laba akuntansi sebelum pajak dimasa yang akan datang Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal Variabel Moderasi Gambar 2.1 Kerangka Konseptual. Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian tinjauan teoritis dan kerangka konseptual diatas maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha: Perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal berpengaruh terhadap persistensi laba periode yang akan datang. \
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Persistensi Laba Definisi persistensi laba menurut Penman (2001:340) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi
Lebih terperinciSejak Januari 1995 dengan diberlakukannnya PSAK No. 16, maka perusahaan diperkenankan muntuk memilih :
Masalah yang timbul dalam akuntansi untuk pajak penghasilan adalah bahwa standard atau aturan yang digunakan dalam pelaporan akuntansi, dalam hal ini adalah Pernyataan Standard Akuntansi Keuangan seringkali
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN. Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPTOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep Teori adalah kumpulan dari konsep, definisi, dan proposisi-proposisi yang sistematis yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang dilaporkan melalui laporan laba rugi (Income Statement) untuk
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Laba merupakan selisih pendapatan dengan biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan. Investor atau stakeholder melihat laba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian dan banyak penelitian membuktikan adanya hubungan antara laba dengan return
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laba merupakan salah satu informasi potensial terkandung dalam laporan keuangan dan sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan karena memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Terdapat tiga tujuan pelaporan keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 8 Bab 1 : 1. menyediakan informasi keuangan bagi pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang dilaporkan dalam laporan keuangan adalah laba. Laba merupakan selisih pengukuran pendapatan dan biaya secara akrual, laba juga dimaknai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu isu yang berkembang di bidang analisis perpajakan yang menarik perhatian adalah mengenai book tax differences. Book tax differences adalah perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam struktur penerimaan negara, penerimaan pajak memiliki peranan yang strategis dan merupakan komponen terbesar serta sumber utama penerimaan dalam negeri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal perusahaan. Mereka selalu menggunakan laba sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan yang mendapat banyak perhatian bagi para pengguna informasi laporan keuangan, baik pihak internal maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. stakeholder maupun pihak manajemen perusahaan. Menurut Statement of
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba yang disajikan dalam laporan keuangan merupakan suatu indikator dalam menilai kinerja pihak manajemen. Informasi laba merupakan hal yang sangat penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Perusahaan memiliki kewajiban dalam melaporkan pertanggungjawaban keuangan mereka dalam bentuk laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan dengan dasar akrual yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu yang mendukung penelitian ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain menjadi bahan rujukan dan dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini. Berikut ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa hubungan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Teori agensi merupakan teori yang mengungkapkan hubungan antara pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Teori ini menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian telah mengkaji tentang pengaruh book-tax differences terhadap pertumbuhan laba pada periode yang akan datang, antara lain: 1. Mark Jackson
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba ( earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isu yang berkembang mengenai analisis peraturan perpajakan yang banyak menarik perhatian adalah book-tax differences yaitu perbedaan antara penghasilan
Lebih terperinciProsiding Akuntansi ISSN:
Prosiding Akuntansi ISSN: 2460-6561 Pengaruh Laba Akrual terhadap Persistensi Laba (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010-2014)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang undang dengan tidak mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Agar tercapainya tujuan tersebut tentu saja peran pemerintah sangat diperlukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara yang berkembang tentunya Indonesia masih harus melakukan banyak pembangunan di berbagai bidang dengan tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fokus utama pelaporan keuangan adalah informasi mengenai laba dan komponennya. Pihak manajemen perusahaan sebagai pihak yang bertanggung jawab atas penyusunan
Lebih terperincib) transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian lain pada periode berjalan yang diakui pada laporan keuangan perusahaan.
0 0 PENDAHULUAN Tujuan 0 Pernyataan ini bertujuan mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan. Masalah utama perlakuan akuntasi untuk pajak penghasilan adalah bagaimana mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan dalam negeri dibedakan menjadi dua yaitu penerimaan yang bersumber dari pajak dan penerimaan yang bersumber bukan dari pajak. Penerimaan pajak akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain. Untuk dapat melakukan aktivitasnya dan dapat bersaing dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini dunia usaha sedang menghadapi krisis keuangan yang cukup hebat. Hal ini mengakibatkan banyak perusahaan besar yang gulung tikar alias
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan. untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan melakukan suatu pelaporan keuangan mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, baik bagi pihak internal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected future
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persistensi Laba Persistensi laba menurut Penman (1992) dalam Wijayanti (2006) adalah revisi dalam laba akuntansi yang diharapkan dimasa mendatang (expected
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini adalah book tax differences yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum kena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan go public pada Bursa Efek Indonesia (BEI) umumnya terdiri dari neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori Stakeholder, Persistensi Laba, Book Tax Differences, Large Positive Book
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori Bab ini memuat uraian teori-teori yang mendukung penelitian ini. Teoriteori yang digunakan sebagai acuan dalam memecahkan permasalahan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Laba Akuntansi 1. Pengertian Laba Akuntansi Salah satu informasi yang sangat penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam mengmbil keputusan adalah laba akuntansi yang biasa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laba Akuntansi dan Laba Fiskal (Book Tax Differences) Perbedaan antara standar akuntansi dengan ketentuan pajak mengharuskan manajemen untuk menyusun dua macam laporan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer akan merespon
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Akuntansi Positif Teori akuntansi positif merupakan teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laba Akuntansi dan Laba Fiskal Peraturan untuk perhitungan laba untuk tujuan pelaporan keuangan tidak selalu sama dengan peraturan laba untuk tujuan perpajakan. Adapun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam dunia bisnis, terdapat persaingan yang cukup ketat antar perusahaan manufaktur baik dalam meraih pangsa pasar yang luas maupun menyajikan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS. pajak ini dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. diperolehnya dalam tahun pajak.
6 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1.1 Tinjauan Teoritis 1.1.1 Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan
Lebih terperinciMANAJEMEN PERPAJAKAN
MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi dan Laporan Keuangan Fiskal Manajemen wajib membuat laporan keuangan dalam rangka melaporkan kondisi perusahaan dalam periode tertentu. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu isu yang menarik saat ini di Indonesia adalah book tax gap yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan perpajakan dan pendapatan sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. keuangan oleh manajemen bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ekonomi suatu perusahaan pada periode tertentu.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Laba Laba memiliki peranan penting dalam setiap pengambilan keputusan. Oleh karena itu manajer akan menentukan kebijakan akuntansi dalam pengelolaan laba agar terlihat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu 1. Ni Putu Lestari dan I.G.A.M Asri Dwija Putri (2015) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh book-tax difference yang dikelompokkan atas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan sarana yang digunakan untuk menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan sebagai bentuk mempertanggung jawabkan
Lebih terperinciAKUNTANSI PERPAJAKAN. PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: PSAK 46 : Standar Akuntansi atas PPh Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA : 081218888013 Email : suhirmanmadjid@ymail.com
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. dikenakan atas laba kena pajak perusahaan. yang diterima atau yang diperolehnya dalam tahun pajak.
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Pajak Penghasilan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2010:46), Pajak Penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. standar akuntansi keuangan. Book tax differences tersebut berpengaruh besar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah Satu isu yang menarik di Indonesia dari tahun ke tahun yaitu book tax differences (BTD) yaitu perbedaan antara pendapatan kena pajak menurut peraturan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak memiliki peran yang sangat penting bagi perkembangan ekonomi suatu negara. Pajak juga bermanfaat bagi pertumbuhan pembangunan yang diutamakan bagi kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memberikan perlindungan dan kepastian bagi para investor, kreditor, dan para pemakai laporan keuangan lainnya, Statement of Financial Accounting Concept (SFAC)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laba merupakan salah satu pertimbangan utama bagi para investor untuk menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun selalu memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan yang go public adalah untuk mengembangkan usaha dan mencari suatu alternatif dana selain dari kegiatan operasi, yaitu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. indikasi kondisi perusahaan sebelum pada akhirnya mengambil suatu keputusan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, diperlukan beberapa alat untuk memberikan indikasi kondisi perusahaan sebelum pada akhirnya mengambil suatu keputusan. Statement
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam suatu perusahaan, laporan keuangan disusun oleh pihak manajemen untuk memberikan informasi mengenai kondisi ekonomi dan keuangan perusahaan pada suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pemungutan pajak yang berlaku di Indonesia adalah self assesment system. Sistem pemungutan pajak tersebut mempunyai arti bahwa penentuan penetapan besarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Fokus utama pelaporan keuangan. adalah informasi mengenai laba dan komponennya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan yang dipublikasikan merupakan sumber informasi sangat penting yang dibutuhkan oleh sebagian besar pemakai laporan serta pihakpihak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam hal penyediaan barang dan jasa yang bermutu, tetapi juga dalam hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman menghadapkan perusahaan dengan persaingan yang ketat untuk mempertahankan eksistensinya di pasar global. Agar dapat terus bersaing, perusahaan dituntut
Lebih terperinciBAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah
BAB 1 Pendahuluan 1.1. Latar belakang masalah Laporan keuangan memuat informasi mengenai kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan yang dihasilkan oleh proses akuntansi bertujuan memberikan informasi
Lebih terperinciPENERAPAN PSAK NO. 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TERHADAP KOREKSI FISKAL
INFOKAM Nomor I / Th. II / Maret / 06 1.. PENERAPAN PSAK NO. 46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN TERHADAP KOREKSI FISKAL Oleh : Sri Supatmi ) Abstraksi PSAK No 46 Tahun 2004 mengatur perlakuan akuntansi
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. dukungan yang diberikan oleh stakeholder perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007).
BAB II TELAAH PUSTAKA II.1 Landasan Teori A. Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus mampu memberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. daya tersebut. Timbulnya teori ini dikarenakan adanya pemisahan kepentingan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan adalah kumpulan kontrak antara pemilik sumberdaya ekonomis dan manajer yang mengurus penggunaan dan pengendalian
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA. Jendral Pajak dalam perhitungan laba fiskal. lebih lanjut oleh PSAK 46 (2002:4), yaitu:
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan teori 2.1.1. Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Definisi Dasar Pengenaan Pajak (DPP) menurut PSAK 46 (2002:3) adalah sebagai berikut: Dalam Pengenaan Pajak (DPP) aktiva atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan sering menggunakan laba sebagai dasar pengambilan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Informasi tentang laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal dan eksternal perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Laba yang berkualitas adalah laba yang dapat mencerminkan kelanjutan laba (sustainable earnings) di masa depan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan di Indonesia dalam membuat laporan keuangan diharuskan untuk mengikuti kaidah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) agar dapat menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan operasional maupun keadaan finansial perusahaan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi bagi stakeholder dalam menilai kinerja manajemen perusahaan. Tujuan dari penerbitan laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi (Komersial) dengan Laporan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Perbedaan Laporan Keuangan Akuntansi (Komersial) dengan Laporan Keuangan Fiskal Membicarakan masalah perbedaaan laporan keuangan komersial dengan laporan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Mickling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di dalam teori agency (agency
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Keagenan (Agency Theory) Agency theory secara formal berasal pada awal tahun 1970an. Jansen dan Mickling (1976) menjelaskan hubungan keagenan
Lebih terperinciBAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba (2012) melakukan
8 BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu sebagai bahan referensi yang berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut: Ulfah (2013) dan Sumomba
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan menyediakan informasimengenai laba sehingga dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laba merupakan elemen yang menjadi pusat perhatian utama dalam laporan keuangan. Angka laba diharapkan dapat mempresentasikan kinerja suatu perusahaan. Perusahaan menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk bersedia menyalurkan dananya melalui pasar modal adalah perasaan aman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pasar modal adalah sebagai sarana untuk memobilisasi dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Pajak Tangguhan deferred tax sudah tidak asing lagi bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Informasi yang ada pada laporan keuangan seharusnya memberikan bagaimana kinerja ekonomi suatu perusahaan dan kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Pendapatan dan Beban Menurut Akuntansi 1. Pendapatan Menurut Akuntansi Suatu perusahaan didirikan untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-besarnya dengan pengeluaran
Lebih terperinciPPh terutang, Pajak penghasilan yang dihitung berbasis penghasilan kena pajak yang sesungguhnya dibayar kepada pemerintah, Beban Pajak Penghasilan Paj
kepentingan perhitungan pajak penghasilan keperluan komersial basis pengenaan penghasilan TIDAK SAMA akibat dari perbedaan perbedaan rekognisi penghasilan dan biaya, maka akan terdapat perbedaan yang cukup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perusahaan di Indonesia dalam praktiknya berusaha untuk memberikan informasi yang baik dalam pengelolaan perusahaannya. Pihak-pihak yang berkepentingan selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Setiap entitas memiliki kewajiban untuk membayar pajak kepada negara sesuai dengan Undang-Undang Pajak Penghasilan. Penghasilan yang diterima atau diperoleh
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
PERNYATAAN PSAK 46 STANDARD AKUNTANSI KEUANGAN IKATAN AKUNTANSI KEUANGAN INDONESIA AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN PSAK Nomor 46 tentang AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN telah disetujui dalam rapat Komite Standard
Lebih terperinciAKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN
AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN Laba yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan obyek pajak penghasilan. Jumlah Laba Kena Pajak (SPT) dihitung berdasar ketentuan dan Undang undang yang berlaku dalam tahun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu: 2.1.1. Nanda (2011) Penelitian ini menguji pengaruh kualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang diberikan, maka tidak terlepas bahwa pajak memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak memberikan kontribusi terbesar dalam sumber penerimaan negara, salah satunya berupa APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara). Atas kontribusi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu tentang book tax differences, di antaranya dilakukan oleh beberapa peneliti di bawah ini: 1. Philips et al (2003) menyatakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investor perlu mengetahui kondisi perusahaan agar dapat mengambil keputusan yang tepat. Begitu pula dengan kreditor, mereka dapat memperkirakan bahwa pinjaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan yang disusun dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja dan perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan. Keuangan Fiskal (Book Tax Differences)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Perbedaan Laporan Keuangan Komersial dengan Laporan Keuangan Fiskal (Book Tax Differences) Pada umumnya perusahaan bisnis menyelenggarakan pembukuan berdasarkan
Lebih terperinciACCOUNTING FOR INCOME TAX
ACCOUNTING FOR INCOME TAX PERLAKUAN AKUNTANSI UNTUK PAJAK PENGHASILAN Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Akuntansi KELOMPOK 4 Putri Nurfidina C11149014 Dwi Apriani C11149016 Pahlawanita Salsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya antara akuntansi keuangan dan perpajakan memiliki kesamaan tujuan, yaitu untuk menetapkan hasil operasi bisnis dengan pengukuran dan rekognisi
Lebih terperinciLaporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008
Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan mengenai pertanggung jawaban pihak manajemen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku bersangkutan. Laporan keuangan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan
BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang terkandung di dalam laba (earnings) mempunyai peran sangat penting bagi pihak - pihak yang berkepentingan terhadap suatu perusahaan. Pihak internal
Lebih terperinciMENYIKAPI PERBEDAAN LABA MENURUT PSAK DAN FISKAL : PERLUKAH DIBUAT PEMBUKUAN GANDA?
MENYIKAPI PERBEDAAN LABA MENURUT PSAK DAN FISKAL : PERLUKAH DIBUAT PEMBUKUAN GANDA? Oleh : Siti Istikhoroh 1), R. Bambang Dwi Waryanto 2) (Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Adi Buana Surabaya) Abstraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha pengelolaan perusahaan yang baik, pihak pihak yang berkepentingan dalam setiap pengambilan keputusan selalu membutuhkan informasi informasi baik yang bersifat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pajak a. Pengertian Pajak Menurut Mardiasmo (2001;15), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan pasti akan membuat laporan keuangan perusahaan setiap periodenya. Perusahaan menyusun suatu laporan keuangan dengan tujuan dapat menyajikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di jaman sekarang ini semakin besarnya pertumbuhan pasar investasi di Indonesia menyebabkan semakin banyak pula aktivitas bisnis khususnya aktivitas investasi. Hal
Lebih terperinci1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17/2000 adalah setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak sebagai salah satu sumber pendapatan utama suatu negara memiliki peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak sebagai salah satu sumber pendapatan utama suatu negara memiliki peran dalam menerapkan kebijakan anggaran, baik anggaran surplus maupun anggaran defisit.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil dari kegiatan akuntansi, dimana laporan keuangan memberikan informasi kepada pihak atau pengguna laporan keuangan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Teori Pesinyalan (Signalling Theory) Signalling Theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan terhadap keputusan
Lebih terperinci