Dosen Pembimbing : 1. Ir. I Putu Artama Wiguna, MT. Ph.D 2. M Arif Rohman, ST. MSc Disusun Oleh : Yudika Dwi Parindra 3108 100 636 JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012
1.1 LATAR BELAKANG Material sebagai salah satu komponen yang penting dalam menentukan besarnya biaya suatu proyek dan mempunyai konstribusi sebesar 40-60% dari biaya proyek, sehingga secara tidak langsung material itu memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan suatu proyek khususnya. Pada proses konstruksi, penggunaan material oleh pekerjapekerja di lapangan dapat menimbulkan sisa material yang cukup tinggi, Intan, S(2005). Pada Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura ini penempatan material menjadi suatu permasalahan karena lahan yang digunakan terbatas, sehingga terjadi penumpukan material yang dapat menimbulkan kerusakan atau tidak dapat digunakan kembali.
SITE PLAN PROYEK 1. GD. GKB 2. GD. LAB
1.2 PERUMUSAN MASALAH 1. Material apa saja yang berpotensi memberikan kontribusi terbesar terhadap waste cost serta berapa volume cost, waste index, dan waste cost pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura? 2. Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan perbedaan terjadinya waste pada masing-masing gedung pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura? 3. Langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalkan waste pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura?
1.3 TUJUAN 1. Mengetahui material apa saja yang berpotensi memberikan kontribusi terbesar waste cost serta berapa volume cost, waste index, dan waste cost pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura. 2. Mengetahui faktor-faktor penyebab timbulnya waste yang dihasilkan pada masing-masing gedung pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura. 3. Mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk meminimalkan waste pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura.
1.4 BATASAN MASALAH 1. Waste yang di identifikasi adalah jenis waste material kontruksi yang berasal dari material sisa hasil produk yang dipakai 2. Material waste yang diidentifikasi hanya pada material trading yaitu material yang dibeli secara langsung dan dapat dipakai tanpa mencampur dengan material yang lain. 3. Penelitian dilakukan pada saat proyek mencapai 100%.
2.1 Definisi Material Waste Construction waste dapat digolongkan kedalam dua kategori berdasarkan tipenya yaitu: a) Direct Waste, b) Indirect waste 2.2 Identifikasi Material Waste Ada dua jenis utama dari material waste pada proyek kostruksi (skoyles, 1987) yaitu : a) Waste dari pekerja struktur. Misalnya : reruntuhan beton, sisa besi tulangan, kayu, dll b) Waste dari pekerja finishing. Misalnya : material-material yang pecah atau rusak pada keramik, cat, dan materila plesteran karena tenaga yang tidak hati-hati.
3.1 Pengolahan Data Langkah-langkah kerja diuraikan sebagai berikut : 1. Identifikasi material trading yang berbiaya tinggi dengan menggunakan analisa Pareto. 2. Menghitung volume waste pada material yang diteliti 3. Menghitung waste index pada material yang diteliti. 4. Menghitung wastage level pada material yang diteliti 5. Menghitung waste cost 6. Meranking material berpotensi waste berdasarkan Waste Cost. 7. Wawancara terhadap responden yang sudah ditentukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab waste material pada Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura. 8. Mencari langkah-langkah apa yang harus dilakukan untuk meminimalkan material waste. 9. Kesimpulan dan saran
Flow Chart
Adapun data-data spesifikasi dari Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura adalah sebagai berikut : a) Nama Proyek : Gedung Pendidikan Universitas Trunojoyo Madura b) Lokasi Proyek : Bangkalan Madura c) Konsultan Perencana : PT. Wekateks consultant d) Kontraktor Pelaksana : PT. Duta Graha Indah,Tbk e) Kontraktor Pengawas : PT. Waicitrya Kumara f) Nilai Proyek : Rp. 27.570.000.000,00 g) Jumlah lantai : 3 Latai h) Luas Lahan : 8,9 Ha i) Luas Bangunan : 6.105 m 2
APA YANG DIMAKSUD DENGAN ANALISA PARETO? Definisi analisa Pareto adalah suatu teknik statistik yang digunakan saat memutuskan pilihan apa yang harus diambil untuk mencapai hasil yang maksimal (wikipedia). Sebagai contoh : 1. 80 % pendapatan perusahaan berasal dari 20 % customer. 2. 80 % kekayaan dari suatu negara tertentu dikuasai oleh 20 % orang tertentu. 3. 20 % dari pada usaha kita yang akan menyumbangkan kepada kejayaan 80 % dalam hidup kita.
GRAFIK ANALISA PARETO Grafik Analisa Pareto GKB Grafik Analisa Pareto LAB 100 100 90 90 80 80 70 70 Prosentase Biaya (%) 60 50 40 30 20 Prosentase Biaya (%) 60 50 40 30 20 10 10 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 0 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Grafik Pareto Prosentase Item Pekerjaan (%) Grafik Pareto Prosentase Item Pekerjaan (%) Material trading yang di tinjau : 1. Besi ; 2. Keramik ; 3. Batu bata
WASTE INDEX I GEDUNG RUANG KULIAH BERSAMA GFA = 1.024 m2... Volume Truck = 5 m3... Intensitas buangan = 3 kali/minggu... Durasi proyek 4 bulan... Waste index = W proyek (b... Luas area = 240 1024 = 0,234375 II GEDUNG LABORATORIUM GFA = 1.155 m2... Volume Truck = 5 m3... Intensitas buangan = 3 kali/minggu... Durasi proyek 4 bulan... Waste index = W proyek (b... Luas area = 240 1155 = 0,2077922
WASTE COST GKB DAN LAB NO KETERANGAN VOLUME MATERIAL (TERPASANG) VOLUME MATERIAL (TERPAKAI) VOLUME WASTE WASTE LEVEL HARGA SATUAN JUMLAH HARGA BOBOT PEKERJAAN WASTE COST 1 2 3 4 5 = (4-3) 6 = (5/3)x100% 7 8 = (7 x 4) 9 10 1 Besi Beton Ulir D 16 41.422,3 Kg 45.131,0 Kg 3.708,7 Kg 8,953 Rp 11.800,00 Rp 532.545.800,00 0,042 Rp 47.681.323,20 2 Besi Begel Polos Ø 8 49.095,2 Kg 51.525,0 Kg 2.429,8 Kg 4,949 Rp 11.900,00 Rp 613.147.500,00 0,049 Rp 30.345.379,01 3 Keramik 40 x 40 3.124,0 m2 3.212,5 m2 88,5 m2 2,833 Rp 76.200,00 Rp 244.792.500,00 0,019 Rp 6.934.742,72 4 Besi Beton Ulir D 13 13.864,3 Kg 14.337,0 Kg 472,7 Kg 3,410 Rp 11.800,00 Rp 169.176.600,00 0,013 Rp 5.768.414,36 5 Bata Merah 277.826,5 bh 282.500,0 bh 4.673,5 bh 1,682 Rp 640,00 Rp 180.800.000,00 0,014 Rp 3.041.332,56 Nilai kontrak : Rp 12.599.363.092 Total Waste Cost Rp 93.771.191,85 % Terhadap Nilai Kontrak 0,74 NO KETERANGAN VOLUME MATERIAL (TERPASANG) VOLUME MATERIAL (TERPAKAI) VOLUME WASTE WASTE LEVEL HARGA SATUAN JUMLAH HARGA BOBOT PEKERJAAN WASTE COST 1 2 3 4 5 = (4-3) 6 = (5/3)x100% 7 8 = (7 x 4) 9 10 1 Besi Beton Ulir D 16 37.862,8 Kg 40.753,0 Kg 2.890,2 Kg 7,633 Rp 11.800,00 Rp 480.885.400,00 0,038 Rp 36.707.314,87 2 Besi Begel Polos Ø 8 48.098,5 Kg 50.493,0 Kg 2.394,5 Kg 4,978 Rp 11.900,00 Rp 600.866.700,00 0,048 Rp 29.912.968,15 3 Besi Beton Ulir D 22 49.729,6 Kg 50.233,0 Kg 503,4 Kg 1,012 Rp 11.900,00 Rp 597.772.700,00 0,047 Rp 6.051.188,65 4 Besi Beton Polos Ø 10 19.582,1 Kg 19.975,0 Kg 392,9 Kg 2,006 Rp 11.900,00 Rp 237.702.500,00 0,019 Rp 4.768.755,89 Nilai kontrak : Rp 9.237.790.151,24 Total Waste Cost Rp 77.440.227,56 % Terhadap Nilai Kontrak 0,84
Fakor faktor Penyebab Terjadinya Waste Manajemen : a. Tidak melakukan tahap persiapan b. Kurang pangawasan c. Material terlalu cepat datang d. Kondisi penerimaan Manusia : e. Kesalahan pemotongan f. Pengetahuan kurang Peralatan : g. Alat sudah tua h. Pemeliharaan kurang Lingkungan : i. Cuaca
LANGKAH LANGKAH UNTUK MEMINIMALISASI A. Manajemen : Adanya tim QC (Quality Control). Melakukan tahap persiapan pelaksanaan. Memperhatikan jarak penempatan material dengan lokasi pemasangan. Melakukan design yang di sesuaikan dengan material yang beredar di lapangan. B. Manusia : Melakukan pengawasan dan pembimbingan kepada pekerja C. Peralatan : Melakukan perawatan secara berkala terhadap alat potong D. Lingkungan : Menciptakan kondisi yang aman dan tidak basah.
KESIMPULAN 1. Besi beton ulir D 16 mm = Rp 47.681.323,20 2. Besi beton polos Ø 8 mm = Rp 30.345.379,01 3. Keramik 40 x 40 = Rp 6.934.742,72 4. Besi beton ulir D 22 mm = Rp 6.051.188,65 5. Batu bata = Rp 3.041.332,56
Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Waste A. Manajemen : Tidak melakukan tahap persiapan, Kurangnya pengawasan pada saat pelaksanaan pemotongan, Material ccepat datang. B. Manusia : Pengetahuan yang kurang, Kesalahan pemotongan C. Peralatan : Pemeliharaan kurang, alat sudah tua D. Lingkungan: Cuaca yang basah.
Langkah-langkah Untuk Meminimalisasi A. Manajemen : Adanya tim QC (Quality Control) tersendiri yang memeriksa dan mengatur perputaran material, Melakukan tahap persiapan pelaksanaan. B. Manusia : Melakukan pengawasan dan pembimbingan kepada pekerja pada saat pemotongan sehingga dapat mengurangi faktor kesalahan yang diakibatkan oleh kesalahan pekerja dilapangan. C. Peralatan : Melakukan perawatan secara berkala terhadap alat potong atau alat ukur. D. Lingkungan: Menciptakan kondisi yang aman
SARAN a. Waste yang dihitung hanyalah waste material yang berasal dari proyek konstruksi, namun dalam pelaksanaannya waste meliputi berbagai macam hal yaitu contoh : waste dari segi waktu, waste dari tenaga dan lain sebagainya. b. Untuk perhitungan waste index hanya terbatas pada penyampaian seberapa besar waste index dalam Proyek Pembangunan Gedung Universitas Trunojoyo Madura, sehingga belum dapat menerangkan apakah proyek tersebut telah menangangani waste dengan benar.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH