Hubungan antara Konsep Diri dengan Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

Jurnal Care Vol. 3, No. 3, Tahun 2015 HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KEJADIAN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI PADA LANSIA. Endang Mei Yunalia

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

BAB I PENDAHULUAN. keluar melalui serviks dan vagina (Widyastuti, 2009). Berdasarkan Riset

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

Kegiatan 3 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MASALAH KECEMASAN PADA REMAJA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

BAB I PENDAHULUAN. Menarche merupakan menstruasi pertama yang biasa terjadi pada seorang

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DENGAN CITRA TUBUH ( BODY IMAGE) SISWI USIA SEKOLAH DENGAN MENARCHE DI KECAMATAN SALE ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari

PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN PERILAKU PERAWAT

BAB I PENDAHULUAN. remaja awal/early adolescence (10-13 tahun), remaja menengah/middle

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KENAKALAN REMAJA KELAS XI DI SMK MUHAMMADIYAH 4 KECAMATAN LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN. Ida Safitri * Sulistiyowati **

HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KONSEP DIRI PADA REMAJA USIA TAHUN DI SMA PGRI I TUBAN

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

BAB I PENDAHULUAN. dan masa dewasa, berlangsung antara usia 12 sampai 24 tahun (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK KARTIKA X-9 CIMAHI 2012

BAB V PENUTUP. dengan agresivitas siswa, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil penelitian menggambarkan bahwa siswa di SMP Negeri 5 gunung

HUBUNGAN PENGETAHUAN HIPERTENSI DENGAN POLA HIDUP SEHAT LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERUBAHAN HORMONAL PADA MASA PUBERITAS DENGAN KONSEP DIRI REMAJA DI SMP KANESIUS GAYAM YOGYAKARTA

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

EFEK DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA PADA HARGA DIRI REMAJA: PILOT STUDY

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

SIKAP REMAJA PUTRI USIA TAHUN TENTANG MENARCHE DI SMP N BANDARKEDUNGMULYO KABUPATEN JOMBANG ABSTRAK

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENANGANAN SINDROM PRA MENSTRUASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI SMA NEGERI 2 SUKOHARJO SKRIPSI

Keterangan: Xxx = koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1) A = jumlah ranking atas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

Hubungan Pengetahuan Remaja Putri Kelas X Tentang Flour Albus Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE (Studi di SD Negeri Wanar Kecamatan Pucuk Kabupaten Lamongan Tahun 2015) Ida Susila *

Hubungan Pengetahuan Tentang Menopause Dengan Tingkat Stres Pada Wanita Usia Subur

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

SIKAP ORANG TUA DENGAN KEMAMPUAN SOSIALISASI ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB C/C1 SHANTI YOGA KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

Pengasuhan Orangtua dan Motif Afiliasi Siswa SMP Negeri Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEMAMPUAN MOBILISASI DINI IBU POST SCDI DETASEMEN KESEHATAN RUMAH SAKIT TK IV KEDIRI

BAB 1 PENDAHULUAN. akan mendapatkan ciri-ciri fisik dan sifat yang memungkinkan mampu

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN USIA MENARCHE DI SMPN 7 BANJARMASIN. Erni Yuliastuti

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DENGAN PRAKTIK PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG PERSONAL HYGIENE PADA SAAT MENSTRUASI DI SMAS CUT NYAK DHIEN ABSTRAK

Piaget (dalam Hurlock, 2000) mengemukakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari identitas diri. Oleh karena itu, remaja berusaha mengenali dirinya

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KOTA JAMBI

Dinamika Kebidanan vol. 2 no. 1. Januari 2012 STUDI DISKRIPTIF TENTANG GAYA PACARAN SISWA SMA KOTA SEMARANG. Asih Nurul Aini.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

PENGALAMAN REMAJA DALAM MENERIMA PENDIDIKAN SEKS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN II MAHASISWA SEMESTER III

BAB I PENDAHULUAN. tumpuan harapan yang akan bisa melanjutkan cita-cita bangsa Indonesia. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia Dengan Gejala Halusinasi

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN USIA MENARCHE. Nita Monica. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Siliwangi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

KESEHATAN MENTAL. Pertemuan 1. Dra. Sri Hastuti Handayani, Psi., M.Si

kata kunci : kemandirian, penyesuaian diri, social adjustment, mahasiswa

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN REMAJA TENTANG MANDI BESAR PADA SISWI SMA 7 MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

ARTIKEL PENELITIAN ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MENARCHE PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI 3 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN DIMENSI INDIVIDUALITY DAN CONNECTEDNESS DALAM POLA RELASI REMAJA-ORANG TUA PADA REMAJA YANG

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU REMAJA TERHADAP PERSONAL HYGIENE (GENETALIA) SAAT MENSTRUASI DI SMAN 2 CIKARANG UTARA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

Hubungan antara Konsep Diri dengan Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas Endang Mei Yunalia 1 Universitas Kadiri, Kediri yunalia_blitar@yahoo.co.id Abstrak Masa remaja merupakan masa perkembangan transisi antara masa anak anak dan masa dewasa dengan ciri adanya pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung cepat atau disebut juga dengan masa pubertas. Pertumbuhan dan perkembangan yang berlangsung cepat tersebut berakibat pada perubahan fisik dan psikologis yang akhirnya dapat mempengaruhi konsep diri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja pada masa pubertas. Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelasi dilakukan dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden dengan konsep diri positif memiliki penerimaan perubahan fisik yang baik (60%). Berdasarkan hasil uji analisis Spearman Rank didapatkan hasil P-value sebesar 0,000<0,05 dengan koefisien korelasi 0,585 sehinggan H0 ditolak dan H1 diterima. Berarti ada hubungan antara konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja pada masa pubertas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diharapkan bagi remaja untuk aktif mencari informasi tentang berbagai perubahan fisik maupun psikologis yang terjadi pada masa remaja agar remaja dapat menerima perubahan tersebut sehingga dapat terbentuk konsep diri yang positif. Kata Kunci: Konsep diri; Perubahan fisik; Remaja; Pubertas PENDAHULUAN Masa remaja dikenal sebagai masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 sampai 24 tahun, menurut Depkes RI adalah 10 sampai 19 tahun dan belum kawin, dan menurut BKBN adalah 10 sampai 19 tahun (Widyastuti, dkk, 2009). Data di Jawa Timur menunjukkan bahwa jumlah remaja mencapai 16,19% dari total penduduk (37.879.713 jiwa, atau sebanyak 6.133.053 jiwa menurut kelompok umur. Remaja awal (11-15 tahun) merupakan yang terbanyak yaitu sebanyak 53,48 % dari seluruh remaja (BPS, 2012). Pada masa remaja terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang pesat atau disebut dengan masa pubertas. Pada masa pubertas dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak perilaku remaja. Pubertas merupakan periode yang singkat, NSJ Volume 1 Nomor 1 Oktober 2017

Endang Mei Yunalia : Hubungan antara Konsep Diri dengan Penerimaan Perubahan Fisik namun bagi sebagain orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologis remaja dimasa selanjutnya (Ahmadi dan Munawar, 2015). Hasil survey pendahuluan yang dilakukan pada 10 siswi SMP 1 PGRI Kota Kediri pada 30 April Tahun 2016 didapatkan data bahwa terdapat sebagian siswi yang tidak percaya diri dengan perubahan fisik yang dialami, seperti bertambahnya berat badan, munculnya jerawat, dan membesarnya payudara. Sebagian dari siswi tetap merasa percaya diri walaupun terdapat perubahan pada fisiknya dan dengan senang hati menerima perubahan tersebut. Perubahan peran, fisik dan psikologis dapat mempengaruhi konsep diri seseorang (Ahmadi dan Munawar, 2015). Konsep diri merupakan keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya (Gunarsa, 2006). Salah satu dampak kurangnya penerimaan terhadap perubahan yang terjadi pada remaja putri adalah tidak terbentuknya konsep diri yang positif pada remaja yang pada akhirnya dapat menghambat perkembangan pada tahapan perkembangan selanjutnya (Sprinthall & Collins, 1995). Remaja putri yang memiliki konsep diri positif bersifat optimis, percaya diri, menerima dengan perasaan senang hati terhadap perubahan fisik yang tejadi, mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik, memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan. Sebaliknya remaja putri dengan konsep diri negatif, tidak dapat menerima perubahan fisik pada dirinya, remaja tersebut memiliki sifat tidak percaya diri, lebih cenderung bersikap pesimistis terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapi, merasa aneh dan dan asing terhadap diri sendiri sehingga sulit bergaul dengan lingkungan dan teman sebayanya (Murdoko, 2014). Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas. BAHAN DAN METODE Desain yang digunakan dalam penelitian adalah analitik korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel independen dalam penelitian ini adalah konsep diri, sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah penerimaan perubahan fisik remaja putri. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswi/ remaja putri di SMP PGRI 1 Kota Kediri sejumlah 90 remaja putri. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 responden yang diambil dengan menggunakan tekhnik cluster sampling. Instrumen untuk pengukuran variabel dependen dan independen menggunakan lembar kuesioner. Data yang telah terkumpul dianalisa dengan menggunakan uji Spearman Rank dengan α = 0,05. 31 NSJ Volume 1 Nomor 1 Oktober 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.1 Karakteristik responden berdasarkan berdasarkan usia No. Usia Jumlah % 1. 10-11 tahun 1 2,2 2. 12-14 tahun 35 77,8 3. > 14 tahun 9 20 Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir seluruh responden memiliki usia 12 14 tahun, yaitu sebanyak 35 responden (77,8%). Tabel 1.2 Karakteristik responden berdasarkan usia menarche No. Usia menarche Jumlah % 1. <11 tahun 13 28,9 2. 11-14 tahun 32 71,1 3. > 14 tahun 0 0 Berdasarkan tabel 1.2 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden memiliki usia menarche pada usia 11 14 tahun, yaitu sebanyak 32 responden (71,1%). Tabel 1.3 Karakteristik responden berdasarkan IMT No. IMT Jumlah % 1. Sangat kurus 0 0 2. Kurus 12 26,7 3. Normal 21 46,7 4. Gemuk 7 15,6 5. Sangat gemuk 5 11,1 Berdasarkan tabel 1.3 di atas dapat diinterpretasikan bahwa hamper setengah responden memiliki IMT normal yaitu sebanyak 21 responden (46,7%). NSJ Volume 1 Nomor 1 Oktober 2017 32

Endang Mei Yunalia : Hubungan antara Konsep Diri dengan Penerimaan Perubahan Fisik Tabel 1.4 Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi tentang perubahan fisik pada masa pubertas No. Sumber informasi Jumlah % 1. Keluarga 21 46,7 2. Media Cetak 2 4,4 3. 4. Media Elektronik Teman 9 13 20 28,9 Sumber: Data Primer, 2016 Berdasarkan tabel 1.4 di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir setengah responden mendapatkan informasi tentang perubahan fisik pada masa pubertas dari keluarga yaitu sebanyak 21 responden (46,7%). Tabel 1.5 Karakteristik responden berdasarkan konsep diri No. Konsep Diri Jumlah % 1. Positif 39 86,7 2. Negatif 6 13,3 Berdasarkan tabel 1.5 di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir seluruh responden memiliki konsep diri positif yaitu sebanyak 39 responden (86,7%). Tabel 1.6 Karakteristik responden berdasarkan penerimaan perubahan fisik No. Penerimaan Perubahan Fisik Jumlah % 1. Baik 38 84,4 2. Kurang 7 15,6 Berdasarkan tabel 1.6 di atas dapat diinterpretasikan bahwa hampir seluruh responden memiliki penerimaan perubahan fisik yang baik yaitu sebanyak 38 responden (84,4%). Tabel 1.7 Hubungan Antara Konsep Diri dengan Penerimaan Perubahan Fisik Remaja Putri pada Masa Pubertas Penerimaan Perubahan Fisik Konsep Diri Kurang Baik Jumlah Persentase % % % Negatif 10 22,3 4 8,9 14 31,1 Positif 4 8,9 27 60 31 68,9 Total 14 31.1 31 68,9 45 100 p=0,000 α=0,05 C = 0,585 33 NSJ Volume 1 Nomor 1 Oktober 2017

Berdasarkan tabel 1.7 di atas dapat diinterpretasikan bahwa sebagian besar responden dengan konsep diri positif memiliki penerimaan perubahan fisik yang baik yaitu sebanyak 27 responden (60%) Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa hampir seluruh responden memiliki konsep diri positif yaitu sebanyak 39 responden (86,7%). Konsep diri merupakan gagasan tentang diri sendiri yang mencakup keyakinan, pandangan, dan penilaian seseorang terhadap dirinya sendiri, dan menentukan bagaimana individu bertindak dalam berbagai situasi (Shives, 2005). Pembentukan dan perkembangan konsep diri tidak langsung muncul pada saat individu dilahirkan, melainkan berkembang secara bertahap seiring dengan muncul kemampuan perseptif. Pada masa remaja terdapat beberapa kondisi yang mempengaruhi konsep diri, salah satunya yaitu hubungan keluarga, Hubungan keluarga merupakan kontak sosial paling awal yang dialami oleh seseorang dan yang paling kuat. Informasi yang diberikan anggota keluarga, termasuk orang tua kepada anaknya lebih menancap dari pada informasi yang diberikan orang lain hingga dewasa, dan remaja yang mendapat informasi perubahan yang terjadi pada masa pubertas dari keluarga akan memiliki konsep diri positif. Seorang remaja yang memilikii hubungan yang dekat dengan salah satu anggota keluarga akan mengidentifikasi dirinya dengan orang tersebut dan juga ingin mengembangkan pola kepribadian yang sama. (Shives, 2005). Berdasarkan tabel 1.4 didapatkan bahwa hampir setengah (46,7%) informasi yang didapat tentang perubahan fisik remaja putri dari keluarga yaitu sebanyak 21 responden. Informasi awal tentang perubahan perubahan pada masa remaja yang didapatkan dari keluarga, menunjukkan bahwa terdapat hubungan sosial yang baik antara remaja dengan keluarga. Secara umum hubungan keluarga merupakan kontak sosial paling awal yang dialami oleh seseorang dan paling kuat pengaruhnya terhadap konsep diri seseorang. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa hampir seluruh responden memiliki penerimaan perubahan fisik yang baik yaitu sebanyak 38 responden (84,%). Penerimaan perubahan fisik merupakan bagaimana individu mampu menerima perubahan fisiknya, merasa bangga dan bersikap toleran terhadap perubahan-perubahan yang mereka alami, menggunakan dan memelihara fisiknya secara efektif dan merasa puas terhadap fisiknya tersebut (Stuart & Sundeen, 2010). Penerimaan perubahan fisik merupakan salah satu tugas perkembangan yang harus dijalani dengan baik oleh remaja pada masa pubertas. Tugas perkembangan remaja difokuskan pada upaya meninggalkan sikap dan perilaku kekanak-kanakan serta berusaha untuk mencapai kemampuan bersikap dan berperilaku secara dewasa. Salah satu tugas perkembangan remaja ialah mampu menerima keadaan fisiknya sehingga NSJ Volume 1 Nomor 1 Oktober 2017 34

Endang Mei Yunalia : Hubungan antara Konsep Diri dengan Penerimaan Perubahan Fisik remaja dapat menerima perubahan-perubahan fisik yang terjadi dengan baik (Ali, 2008). Berdasarkan tabel 1.2 didapatkan bahwa sebagian besar responden (71,7%) memiliki usia menarche pada usia 11-14 tahun yaitu sebanyak 32 responden. Dalam hal ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan kenyataan di lapangan. Perubahan awal pubertas ditandai dengan pekembangan payudara, perubahan rambut pubis dan rambut ketiak muncul. Awal menstruasi terjadi pada usia 11-14 tahun, dalam keadaan tersebut remaja mulai mampu menerima keadaan fisiknya. Remaja tersebut dapat mengenali dan memahami dirinya, tidak adanya stress ketika perubahan fisik mulai terjadi, dikarenakan kondisi lingkungan yang mendukung, sehingga remaja putri dapat menerima perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar responden dengan konsep diri positif memiliki penerimaan perubahan fisik baik yaitu sebanyak 27 responden (60%). Hasil uji data dengan menggunakan Spearman Rank correlation p value = 0,000 sehingga p value < α (0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan antara konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya kekuatan korelasi cukup erat (0,40-0,70) dan diketahui juga nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,585 yang menunjukkan arah hubungannya positif (searah) apabila remaja putri mempunyai konsep diri positif maka penerimaan perubahan fisiknya baik. Konsep diri positif menunjukkan adanya penerimaan diri dimana individu dengan konsep diri positif mengenal dirinya baik sekali. Salah satu karakteristik konsep diri positif yaitu bersikap optimis, percaya diri, dan mampu menghargai dan menerima perubahan yang terjadi pada dirinya. Penerimaan perubahan fisik adalah bagaimana individu mampu menerima perubahan fisiknya, merasa bangga dan bersikap toleran terhadap perubahan-perubahan yang mereka alami. Salah satu faktor yang mempengaruhi penerimaan diri terhadap perubahan fisik, yaitu konsep diri yang stabil, seorang individu dikatakan stabil apabila individu tersebut memandang, dan mempersepsikan serta menilai keadaan dirinya relatif sama dari waktu ke waktu (Kneisl & Wilson, 2004). Konsep diri yang positif ini meliputi pemahaman dan gambaran jelas mengenai dirinya, sehingga ia dapat menerima perubahan yang terjadi pada dirinya. Dengan konsep diri yang stabil dan memuaskan, proses penerimaan diri akan berjalan dengan baik (Hurlock, 1999). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa siswi remaja dengan konsep diri positif maka penerimaan perubahan fisiknya baik. Remaja putri yang mempunyai konsep diri yang positif akan mempunyai penerimaan diri yang baik karena remaja tersebut dapat mengerti dan menyadari dengan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada dirinya. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan kenyataan di lapangan bahwa remaja putri dengan konsep diri positif berpengaruh terhadap penerimaan perubahan fisik pada masa pubertas. 35 NSJ Volume 1 Nomor 1 Oktober 2017

SIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara konsep diri dengan penerimaan perubahan fisik remaja putri pada masa pubertas. Berdasarkan hasil penelitian tersebut penting bagi remaja untuk mencari informasi tentang perubahan perubahan fisik pada masa remaja dari media elektronik, media cetak, teman, dan khususnya dari keluarga. Sehingga remaja putri dapat mengerti dan dapat menerima perubahan fisik apa saja yang terjadi pada masa pubertas sehinggan terbentuklah konsep diri yang positif. DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohammad dan Asrori, Muhammad. (2008). Psikologi Remaja. Jakata : PT Bumi Aksara Ahmadi, Abu dan Munawar Sholeh. (2015). Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT Rineka Cipta Gunarsa, Desy. (2006). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Gunung Mulya Hurlock, E. B. (1999). Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan (ed.5). Jakarta: Erlangga Kneisl, C.R., Wilson, H.S & Trigoboff, E. (2004). Contemporary Psychiatric Mental Health Nursing. New Jersey: Pearson Prentice Hall Murdoko. (2014). Konsep Diri Positif. Yogyakarta : Rosdakarya Shives, L.R. (2005). Basic Concept of Psychiatric Mental Health Nursing 6 th ed. Philadelphia: Lippincott William & Wilkins Sprinthall & Collins. (1995). Adolescent Psychology. New York: Mc graw Hill, INC Stuart, G.W dan Suddeen, S.J. (2006). Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC Yanti, D.P. (2015). Perkembangan Konsep Diri. Diakses pada tanggal 19 Mei 2015, dari http://baana.wordpress.com/2015/04/19/perkembangan-konsep-diri/. NSJ Volume 1 Nomor 1 Oktober 2017 36