PERENCANAAN DAN KAJIAN KELAYAKAN FINANSIAL ANGKUTAN WISATA (CITY TOUR) DI KOTA DENPASAR TESIS BAB I PENDAHULUAN PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA 2016
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Denpasar merupakan Ibukota dari Provinsi Bali dengan luasan mencapai 127,78 meter persegi. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk (Badan Pusat Statistik Kota Denpasar, 2013) penduduk Kota Denpasar pada tahun 2013 berjumlah 846.200 jiwa yang terdiri dari 432.000 penduduk laki-laki (51,05%) dan 414.200 penduduk perempuan (48,95%). Kota Denpasar menjadi pusat dari berbagai macam kegiatan, baik di bidang pendidikan, pemerintahan, perdagangan, maupun pariwisata, dan tidak dipungkiri hal tersebut akan meningkatkan minat penduduk di luar Kota Denpasar sendiri maupun penduduk di luar pulau Bali untuk datang sebagai wisatawan maupun dalam rangka mencari lapangan pekerjaan. Hal tersebut telah menyebabkan peningkatan jumlah penduduk terutama akibat arus urbanisasi. Peningkatan jumlah penduduk juga mengakibatkan kian meningkatnya permasalahan transportasi yang terjadi, dimana ketersediaan sarana dan prasarana transportasi tidak seimbang dengan kebutuhan akan jasa transportasi yang menyebabkan terjadinya kemacetan. Selain sebagai Ibukota dari Provinsi Bali, Kota Denpasar yang terdiri dari empat kecamatan yaitu Denpasar Barat, Denpasar Timur, Denpasar Utara dan Denpasar Selatan memiliki tempat-tempat wisata yang menarik yang sering dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun asing seperti Pasar Seni Kumbasari, 1
2 Museum Bali, Taman Budaya Art Center, Monumen Bajra Sandhi serta Pantai Sanur. Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Denpasar pada tahun 2013 untuk wisatawan domestik 258.813 orang dan wisatawan asing sejumlah 184.962 orang dengan total kunjungan 443.775 orang (Disparda Provinsi Bali, 2014). Menurut data Direktori Kepariwisataan Denpasar tahun 2014, jumlah biro perjalanan wisata di Denpasar Selatan sebanyak 94 usaha, Denpasar Timur sebanyak 41 usaha, Denpasar Barat sebanyak 37 usaha, dan jumlah biro perjalanan di Denpasar Utara sebanyak 4 usaha. Dengan banyaknya usaha yang bergerak di bidang pariwisata, maka banyak pula terjadi pergerakan angkutan wisata yang memiliki kontribusi terhadap permasalahan transportasi yang ada di Kota Denpasar. Pada saat ini wisatawan sering memilih untuk menyewa mobil (rentcar) maupun menyewa motor dikarenakan mudahnya mendapatkan kendaraan sewa, serta lebih efisien dalam mobilitasnya. Perkembangan yang terjadi di Kota Denpasar di bidang pariwisata khususnya cukup pesat. Kegiatan pariwisata yang kian berkembang akan meningkatkan pendapatan bagi penduduk sekitar maupun pendapatan bagi Kota Denpasar sendiri, namun dalam sisi lain juga memberikan dampak buruk dengan adanya penambahan jumlah perjalanan, sehingga sering terjadi kemacetan pada ruas jalan yang terdapat di dalam Kota Denpasar. Meningkatnya kegiatan pariwisata di Kota Denpasar tidak diimbangi dengan fasilitas pariwisata yang diberikan khususnya ketersediaan transportasi wisata.
3 Pada dasarnya sistem prasarana transportasi berperan sebagai alat bantu dalam mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan serta sebagai prasarana pergerakan manusia atau barang yang timbul akibat adanya kegiatan masyarakat di daerah perkotaan. Berkembangnya sebuah kota juga akan berdampak dalam munculnya permasalahan di bidang transportasi. Angkutan umum merupakan bagian terpenting dalam sebuah sistem transportasi perkotaan. Sebagai kota tujuan wisata, Kota Denpasar harus selalu melakukan perbaikan dan peningkatan fasilitasnya, dimana salah satunya adalah dengan pengadaan angkutan wisata di Kota Denpasar untuk melayani pergerakan wisatawan menuju ke objek wisata di Kota Denpasar. Pengadaan angkutan wisata dengan memberikan keunggulan terhadap fasilitas angkutan umum dari segi keamanan, kenyamanan, efisiensi biaya, kemudahaan wisatawan mendapatkan angkutan dan juga informasi mengenai jadwal dan rute yang akan dilalui. Angkutan pariwisata di Kota Denpasar saat ini dapat dijangkau hanya melalui travel agent, sehingga untuk wisatawan domestik maupun mancanegara yang ingin berwisata di Kota Denpasar tidak ada pilihan selain sewa kendaraan ataupun menggunakan biro perjalanan karena belum adanya fasilitas angkutan wisata yang bergerak secara reguler. Saat ini angkutan pribadi banyak digunakan untuk mengangkut wisatawan tetapi tidak dilengkapi dengan ijin angkutan wisata, sehingga tidak memperhatikan segi keamanan dan kenyaman wisatawan dan dapat merugikan pariwisata kota Denpasar. Dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan diperlukan
4 penyediaan angkutan wisata city tour, selain untuk meningkatkan fasilitas pariwisata di Kota Denpasar juga dapat meningkatkan pendapatan Kota Denpasar dan menambah lapangan kerja bagi penduduk Kota Denpasar. Angkutan shuttle bus service city tour pernah diterapkan di Kota Denpasar pada tahun 2008 sebagai angkutan wisata yang melayani wisatawan di dalam Kota Denpasar dengan sistem charter, namun belum memberikan hasil yang optimal. Kelemahannya antara lain pada sistem operasional seperti rute yang belum optimal. Saat ini Shuttle bus service Denpasar city tour hanya digunakan pada saat berlangsungnya acara pesta kesenian Bali dan pada hari-hari tertentu saja. Fasilitas angkutan wisata yang disediakan biro perjalan di Kota Denpasar saat ini hanya melayani wisatawan yang telah membeli paket wisata ataupun dengan hanya menyewa kendaraan saja. Bali sebagai destinasi tertinggi di Indonesia dan Kota Denpasar sebagai barometer kepariwisataan Bali memberi dampak pada pembangunan di Kota Denpasar, namun inovasi dalam sektor pariwisata di Bali masih tertinggal dibandingkan Kota-Kota lainnya. Bandung, Jogja dan Solo telah memiliki fasilitas angkutan wisata yang khusus bergerak secara reguler untuk melayani wisatawan, sedangkan di Bali belum tersedia fasilitas angkutan wisata yang bergerak secara reguler. Untuk meningkatkan dan memperbaiki fasilitas angkutan wisata di Kota Denpasar sebagai salah satu destinasi unggulan, penelitian ini dilakukan untuk perencanaan dan kajian kelayakan finansial angkutan wisata city tour di Kota Denpasar. Saat ini belum diketahui potensi demand wisatawan yang beralih
5 menggunakan angkutan wisata city tour dan rute yang harus dilalui, sistem operasional angkutan wisata yang diperuntukkan bagi wisatawan di Kota Denpasar, serta besarnya biaya operasional dan kelayakan finansial untuk memperkecil resiko dan memperbesar peluang keberhasilan dari pengoperasian angkutan wisata di Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan yang tertuang pada latar belakang, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah potensi demand dan rute angkutan wisata yang dapat dikembangkan di Kota Denpasar? 2. Bagaimanakah karakteristik sistem operasional angkutan wisata yang dapat diterapkan di Kota Denpasar? 3. Berapakah besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) untuk pengoperasian angkutan wisata di Kota Denpasar? 4. Bagaimanakah kelayakan finansial pengoperasian angkutan pariwisata di Kota Denpasar?
6 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk menganalisis potensi demand dan rute angkutan wisata yang dapat dikembangkan di Kota Denpasar. 2. Untuk menganalisis karakteristik sistem operasional angkutan wisata yang dapat diterapkan di Kota Denpasar. 3. Untuk menganalisis besarnya biaya operasional kendaraan (BOK) untuk pengoperasian angkutan wisata di Kota Denpasar. 4. Untuk menganalisis kelayakan finansial pengoperasian angkutan pariwisata di Kota Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara akademik dan bermanfaat pula secara praktis bagi pemecahan permasalahan yang dapat bermanfaat di masyarakat. Dalam kajian ini, hasil yang diperoleh terutama ditujukan bagi pihak terkait antara lain : 1. Bagi Pemerintah Kota Denpasar, sebagai sumbang saran dan masukan untuk penanganan permasalahan transportasi dalam perencanaan transportasi kota dan tata guna lahan khususnya dalam perencanaan pengadaan angkutan wisata di Kota Denpasar.
7 2. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai perencanaan transportasi. 1.5 Batasan Masalah Batasan-batasan yang ditetapkan untuk tahapan analisa yang nanti akan dilakukan meliputi : 1. Lokasi penelitian dibatasi pada wilayah Kota Denpasar. 2. Penentuan potensi demand dilakukan berdasarkan data jumlah wisatawan di Kota Denpasar. 3. Menggunakan standar kualitas pelayanan angkutan umum. 4. Menggunakan kecepatan tempuh pada perhitungan v=20 km/jam (kecepatan rata-rata angkutan umum). 5. Jumlah Potensi demand diestimasi 30% dari data total kunjungan wisatawan (estimasi penggunaan angkutan baru). 6. Tarif pada analisis digunakan tarif berdasarkan trial and error sampai menghasilkan nilai BCR>1. 7. Tingkat suku bunga yang digunakan i=17% (suku bunga bank swasta). 8. Tahun perencanaan selama 7 tahun dari 2017-2023.