PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

Lathifatus Sa adah 1 Soewalni Soekirno 2 dan Anggit Grahito Wicaksono 3 ABSTRAK

Upaya meningkatkan hasil belajar PKn dengan metode Think Pair Share (Nani Mediatati dan Sayudi Riawan)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

PENINGKATAN MENGHITUNG OPERASI BILANGAN BULAT DENGAN METODE EKSPOSITORY BERBANTUAN MEDIA GARIS BILANGAN. Sri Eti Ermawati

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

Purhandayani SMP Teuku Umar Semarang

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII-A SMP Brawijaya Smart School Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

PEMAHAMAN SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT MELALUI METODE DISKUSI DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL. Sumarni

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENENTUKAN KPK DAN FPB MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN THINK PAIR SQUARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn Melalui Tipe Jigsaw Siswa Kelas V

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

PENERAPAN PERMAINAN MONOPOLI BINTANG CERDAS DALAM MATERI AJAR SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA. Herawati

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

Sujariyah. SD Negeri Pagedangan 01 Adiwerna Tegal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE THINK PAIR SHARE PADA MATERI TURUNAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Model Cooperative Learning Tipe Think Pairs Hare Untuk Meningkatkan Hasil Belajar PKN pada Siswa Kelas V SD Inpres Duyu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

Khoirun Nisa Nurul Fitri 1, Lilis Sugiyanti 2 PTE FT UNNES 1, SMA Negeri 2 Ungaran 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dedi Kurniawan ABSTRAK

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SDN Gedangan

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS V SDN 1 PURWOGONDO TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Beji Kabupaten Pasuruan pada tanggal 11 Agustus Dalam observasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

I. PENDAHULUAN. cara-cara berkomunikasi yang efektif, sehingga dapat dijadikan sebagai. kemampuan pemahaman konsep terhadap materi yang diajarkan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 PALU

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VIIIc SMP Negeri 7

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 1 mushola, 1 ruang perpustakaan, 1 lab

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Muhamad Mahmud Surel : Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

PEMBELAJARAN MATERI PEMERINTAHAN DESA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR. Titik Murwani Hadiati

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH ARTIKEL PUBLIKASI. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Diajukan Oleh: Eliana Rahmawati

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Peningkatan Pemahaman Materi Sistem Peredaran Darah Manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

PENINGKATAN PEMAHAMAN MATERI LEMBAGA PEMERINTAHAN DESA DAN KECAMATAN MELALUI MODEL BERMAIN PERAN. Bambang Turjayus

BAB III METODE PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB IV HASIL PENELITIAN. Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share

PENINGKATAN MINAT, KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB 3 METODE PENELITIAN. Inggris dikenal dengan Clasroom Action Research (ARC). Penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research), dimana

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui metode pembelajaran kooperatif Think Pair Share yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bismar Yogaswara Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas ISSN 2087-3557 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SD Negeri Pagedangan 02 Adiwerna Tegal Abstrak Berdasarkan pengamatan menunjukkan rendahnya tingkat aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar serta untuk mengetahui besarnya peningkatan aktivitas belajar. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Pada kondisi awal, persentase aktivitas belajar siswa sebesar kurang dari 54% (kriteria kurang aktif), pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif). Pada kondisi awal, ketuntasan klasikal sebesar hanya 25,0% atau hanya terdapat 9 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya, pada siklus I mengalami peningkatan meningkat menjadi 55,6% atau terdapat 20 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya, dan pada siklus II ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 91,7% atau terdapat 33 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. 2017 Didaktikum Kata Kunci: Aktivitas Belajar; Hasil Belajar; Think Pair Share. PENDAHULUAN Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada pembelajaran PKn kelas V SD menunjukkan rendahnya tingkat aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran PKn. Saat guru menyajikan pembelajaran dengan metode ceramah dan penugasan, siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru dan aktivitas yang berlangsung dalam kelas monoton sehingga siswa merasa bosan dan menjadi pasif. Banyak siswa yang tidak aktif untuk mengembangkan rasa ingin tahu terhadap materi yang sedang diajarkan. Selain itu, banyak siswa yang asik bermain sendiri dengan teman sebangkunya ketika proses pembelajaran berlangsung. Sehingga ketika siswa ditanya mengenai materi yang telah disampaikan, siswa tersebut tidak bisa menjawab, dan kalaupun bisa menjawab jawaban tersebut terkadang menyimpang dari pertanyaan yang diberikan. Rendahnya aktivitas siswa tersebut ternyata berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar (Anni, 2004: 4). Dari hasil nilai ulangan harian yang telah dilakukan pada siswa kelas V dengan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 70, dari 36 siswa diperoleh nilai rata-rata sebesar 44,2 dengan nilai tertinggi sebesar 90 dan nilai terendah sebesar 10. Banyaknya siswa yang mencapai nilai KKM (tuntas) sebanyak 9 siswa (25,0%) dan banyaknya siswa yang belum mencapai nilai KKM (tidak tuntas) sebanyak 27 siswa (75,0%). Proses pembelajaran yang dilakukan dengan berbagai metode untuk mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa (Dianta Nor, Eko Supraptono, 2016) Berdasarkan masalah di atas, maka untuk mengatasi pembelajaran tersebut perlu dilakukan perubahan dalam metode PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE 1

pembelajaran yang dilaksanakan. Usaha yang ditempuh guru adalah melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model pembelajaran Think Pair Share dalam proses pembelajaran. Menurut Huda (2011: 206) menyatakan kelebihan/manfaat model pembelajaran Think Pair Share antara lain: 1) memungkinkan siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain; 2) mengoptimalkan partisipasi siswa; 3) memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan partisipasi mereka kepada orang lain. Alasan penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dalam penelitian ini adalah disesuaikan dengan perkembangan karakteristik siswa SD kelas V yaitu tahap perkembangan operasional konkret dan untuk menarik semua siswa agar lebih berpikir kritis dan dapat berpartisipasi dalam proses atau kegiatan pembelajaran PKn yang sedang berlangsung di kelas. Selain itu, model pembelajaran Think Pair Share ini merupakan salah satu model pembelajaran yang cocok dengan pembelajaran PKn di SD, di mana strategi tersebut dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas melalui diskusi, baik kelompok berpasangan maupun dengan seluruh kelas. Siswa akan terbiasa menemukan jawaban dari pertanyaan yang diajukan, memahami konsep serta melatih siswa untuk bisa belajar secara mandiri, maupun kelompok, dan berbagi dengan teman sekelas sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI; 2) Untuk mengetahui besarnya peningkatan aktivitas belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI melalui model pembelajaran Think Pair Share; 3) Untuk mengetahui apakah melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI; 4) Untuk mengetahui besarnya peningkatan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI melalui model pembelajaran Think Pair Share. METODE PENELITIAN Objek tindakan dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas V. Melalui model pembelajaran Think Pair Share, peneliti berupaya meningkatkan aktivitas belajar sekurang-kurangnya mencapai kriteria aktif dan meningkatkan hasil belajar siswa sekurang-kurangnya 85% siswa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pagedangan 02 Kecamatan Adiwerna Kabupaten Tegal. Penelitian ini dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2016/2017 selama 6 bulan yang dimulai pada tanggal 18 Juli 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V yang berjumlah 36 siswa terdiri dari 17 siswa lakilaki dan 19 siswa perempuan. Pemilihan siswa kelas V sebagai subjek penelitian adalah berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut: 1) Peneliti adalah seorang guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri Pagedangan 02 sehingga peneliti mempunyai beban mengajar 6 jam pelajaran perminggunya untuk mengajar Mapel PKn; 2) Aktivitas belajar siswa kelas V dalam pembelajaran PKn masih rendah; 3) Hasil pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas V masih rendah. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data hasil observasi aktivitas belajar siswa dan data hasil belajar siswa. Data hasil observasi aktivitas belajar siswa diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar siswa tiap siklus. Tiap siklus penelitian dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan 1 dan pertemuan 2 dilaksanakan untuk menerapkan model pembelajaran kontekstual berbantu media gambar. Pertemuan 3 dilaksanakan untuk memberikan tes evaluasi. Dalam penelitian ini, observasi aktivitas belajar siswa diamati pada pertemuan 1 dan pertemuan 2. Nilai aktivitas kemudian 2 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

dipersentasekan untuk dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil persentase selanjutnya ditetapkan kriterianya. Hasil belajar siswa yang diukur dengan nilai tes kemudian dianalisis untuk diketahui jumlah nilai masing-masing siswa, nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, ketuntasan belajar perorangan dan klasikal dan persentase ketuntasan klasikal. Analisis hasil observasi aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa selanjutnya dibuat perbandingan hasil antar siklus pada penelitian ini, perbandingan dengan menggunakan tabel dan grafik serta dideskripsikan secara kualitatif. Penelitian ini dikatakan berhasil jika dapat memenuhi indikator kinerja yang telah ditetapkan. Indikator kinerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas belajar siswa diukur dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa mencapai kriteria sekurang-kurangnya aktif atau persentase aktivitas siswa sekurang-kurangnya mencapai 71%; 2) Hasil belajar siswa yang diukur dengan tes evaluasi pada akhir siklus dapat mencapai ketuntasan belajar sekurang-kurangnya 85% siswa mencapai nilai KKM yang telah ditentukan yaitu sebesar 70. Penelitian ini menggunakan strategi tindakan model siklus yang tiap siklus penelitian meliputi empat tahapan yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing) dan refleksi (reflecting). Peneliti merencanakan penelitian ini melalui siklus-siklus, setiap siklus tiga kali tatap muka dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dengan melihat kondisi siswa dan permasalahan yang ada di kelas V, peneliti memutuskan untuk menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) yang diyakini dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berawal dari permasalahan yang telah dijelaskan, maka uraian penelitian secara umum, adalah sebagai berikut: 1. Tahap Perencanaan Tindakan Beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap perencanaan meliputi: 1) Penyusunan desain pembelajaran yang mencakup penentuan jenis dan topik yang akan dilaksanakan dalam kegiatan kelompok, penemuan informasi, dan kegiatan pembelajaran dalam kelompok maupun kelas; 2) Membuat instrumen penelitian dan menyusun RPP. 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan skenario yang telah direncanakan berdasarkan RPP yang telah disusun sebelumnya. Dengan berorientasi ke arah perbaikan, rencana tindakan bersifat fleksibel dan dapat diubah sesuai dengan keadaan yang ada selama proses pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan tindakan tiap siklusnya dilaksanakan 3 kali pertemuan. Pertemuan 1 dan pertemuan 2 dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Pada pertemuan 3, dilaksanakan tes evaluasi. 3. Tahap Observasi Selama kegiatan pembelajaran melalui model pembelajaran Think Pair Share, peneliti dibantu observer untuk melakukan observasi. Observasi yang dilaksanakan berupa monitoring dan mendokumentasikan segala aktivitas siswa di kelas. Pengamatan difokuskan pada aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PKn materi menjaga keutuhan NKRI menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. 4. Tahap Refleksi Tahap refleksi merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang telah dilakukan, terhadap subjek penelitian dan dicatat dalam observasi langkah refleksi ini berusaha mencari alur pemikiran yang logis dalam kerangka kerja proses, kekurangan, kesalahan dan hambatan yang muncul dalam perencanaan dan pelaksanaan tindakan sebagai bahan perbaikan pada siklus selanjutnya. Penelitian ini dikatakan berhasil jika indikator kinerja yang telah ditetapkan dapat tercapai. Apabila dalam siklus I belum mencapai indikator kinerja, maka perlu dilakukan siklus II. Namun, jika siklus I sudah mencapai indikator kinerja, pada siklus II tidak dilakukan dan mengakhiri penelitian karena sudah dianggap cukup. Jika dalam pelaksanaan siklus II masih belum mencapai PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE 3

indikator kinerja, maka penelitian ini dilanjutkan ke siklus berikutnya dan begitu seterusnya sampai indikator kinerja dalam penelitian ini tercapai. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian Aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi menggunakan lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share mengalami peningkatan pada setiap siklus penelitian tindakan ini. Secara rinci besarnya peningkatan tiap indikator aktivitas siswa pada setiap siklusnya dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus No Indikator yang diamati K. Awal 1 Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru. 2 Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. 3 Siswa berpartisiasi dalam kegiatan kelompok. 4 Siswa memanfaatkan sumber informasi yang ada dengan baik Tidak Aktif Siklus I Siklus II Skor % Kriteria Skor % Kriteria 26,5 73,6% Aktif 32,5 90,3% Sangat Aktif 15 41,7% Kurang aktif 23 63,9% Cukup Aktif 22 61,1% Cukup Aktif 26 72,2% Aktif 29 80,6% Aktif 27 75,0% Aktif Jumlah 86,5 240,3% Cukup 114,5 318,1% Aktif Rata-rata 21,6 60,1% Aktif 28,6 79,5% Menurut tabel di atas diperoleh data bahwa jumlah perolehan skor aktivitas belajar siswa sesuai dengan 4 indikator observasi pada kondisi awal berada pada kriteria tidak aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa jika dibandingkan sebelum dan sesudah menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Besarnya peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran akan semakin jelas sebagaimana grafik berikut ini: 100.0% 90.0% 80.0% 70.0% 60.0% 50.0% 40.0% 30.0% 20.0% 10.0% 0.0% 90.3% 73.6% 72.2% 80.6% 75.0% 63.9% 61.1% 41.7% Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Siklus I Siklus II 4 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

Keterangan Indikator: 1 = Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru. 2 = Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya. 3 = Siswa berpartisiasi dalam kegiatan kelompok. 4 = Siswa memanfaatkan sumber informasi yang ada dengan baik Grafik 1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Tiap Siklus Hasil belajar siswa yang diukur melalui hasil tes yang dilakukan pada pertemuan 3 tiap siklusnya mengalami peningkatan. Peningkatan terdapat pada nilai tes yaitu jumlah nilai, nilai ratarata, nilai tertinggi, nilai terendah, jumlah siswa tuntas, dan jumlah siswa belum tuntas. Secara rinci besarnya peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Indikator Kondisi Siklus Siklus Awal I II Jumlah nilai 1590 2545 3040 Nilai rata-rata 44,2 70,7 84,4 Nilai terendah 10 40 60 Nilai tertinggi 90 100 100 Jumlah siswa yang tuntas 9 20 33 Jumlah siswa yang tidak tuntas 27 16 3 Persentase siswa yang tuntas 25,0% 55,6% 91,7% Persentase siswa yang tidak tuntas 75,0% 44,4% 8,3% Menurut tabel di atas, secara klasikal siswa yang tuntas belajar pada kondisi awal adalah 9 siswa atau 25,0%, pada siklus I adalah 20 siswa atau 55,6% dan siklus II adalah 33 siswa atau 91,7%, sehingga dapat disampaikan bahwa siswa yang tuntas belajar pada setiap siklus penelitian tindakan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Jika dibandingkan antara kondisi awal dengan siklus I berarti siswa yang tuntas belajar meningkat sebesar 30,6% dan siklus I jika dibandingkan dengan siklus II maka terdapat peningkatan sebesar 36,1%. Sebaliknya secara klasikal siswa yang belum tuntas belajar mengalami penurunan di mana pada kondisi awal siswa yang tidak tuntas belajar adalah 27 siswa atau 75,0%, pada siklus I adalah 16 siswa atau 44,4% dan pada siklus II adalah 3 siswa atau 8,3%. Secara lebih jelas peningkatan persentase tuntas belajar siswa secara klasikal antar siklus dan penurunan persentase belum tuntas belajar siswa secara klasikal antar siklus pada penelitian tindakan ini dapat ditunjukkan seperti pada grafik berikut ini. 100 80 60 40 20 44.2 70.7 84.4 10 40 60 100 100 90 25 55.6 91.7 75 44.4 8.3 K. Awal Siklus I Siklus II 0 Nilai Ratarata Nilai Terendah Nilai Tertinggi % Siswa yang Tuntas % Siswa yang Tidak Tuntas Grafik 2 Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE 5

2. Pembahasan Seluruh rangkaian kegiatan guru dan siswa dalam proses pembelajaran dari mulai pra tindakan, siklus I, sampai siklus II memiliki perubahan yang cukup berarti dengan kata lain tujuan pembelajaran telah tercapai. Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tidak terlepas dari adanya suatu perencanaan. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran ini dirumuskan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Pada dasarnya komponen RPP yang dibuat pada setiap siklus sama dengan komponen RPP pada umumnya. Namun, yang membedakannya adalah penjabaran dari setiap komponen RPP tersebut khususnya langkah-langkah pembelajaran pada kegiatan inti. Untuk mengukur aktivitas belajar siswa disusun indikator yang berkaitan dengan indikator aktivitas belajar siswa. Indikator-indikator yang digunakan yaitu mengenai aktivitas belajar siswa yang diadopsi dari beberapa pendapat ahli dan yang digunakan sebagai acuan yaitu pendapat Sudjana (2010: 62), yang telah menyusun ciri-ciri siswa yang aktif dalam pembelajaran. Namun, untuk mempermudah pengamatan aktivitas belajar siswa, maka peneliti membatasi pada 4 indikator pengamatan sebagai berikut: 1) Siswa memperhatikan penjelasan materi oleh guru; 2) Siswa berani bertanya dan mengemukakan pendapatnya; 3) Siswa berpartisiasi dalam kegiatan kelompok; 4) Siswa memanfaatkan sumber informasi yang ada dengan baik. Selanjutnya, langkah-langkah pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran Think Pair Share. Langkah-langkah tersebut kemudian disesuaikan dengan materi yang dipelajari dan media yang digunakan. Dengan menerapkan model pembelajaran Think Pair Share dalam pembelajaran, nilai yang dihasilkan siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan hasil pra tindakan yang belum menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Pada model pembelajaran ini siswa diminta untuk memecahkan permasalahannya sendiri, berpasangan dan berkelompok sehingga siswa lebih banyak belajar bersama teman (guru sebagai fasilitator). Selain itu guru meminta siswa untuk mengerjakan LKS sebagai alat bantu agar siswa lebih paham terhadap materi yang disampaikan. Penggunaan LKS tersebut disesuaikan dengan tahapan TPS. Dengan penggunaan LKS dalam penerapan TPS maka setiap siswa mempunyai tanggung jawab yang sama dalam pembelajaran. Ketika siswa mengerjakan LKS, guru membimbing siswa dengan cara menanyakan kesulitan yang dialami siswa dan memberi alternatif/pertanyaan yang memancing jawaban siswa. Dengan begitu, aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan. Peningkatan aktivitas belajar siswa terlihat dari skor rerata yang diperoleh dari tiap siklus penelitian. Pada kondisi awal berada pada kriteria tidak aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif). Pada siklus I dalam penelitian ini, pembelajaran PKn sudah menerapkan model pembelajaran Think Pair Share. Guru dibantu oleh teman sejawat melakukan pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa, serta peneliti selaku guru memberikan pengarahan dan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan, sedangkan siswa bekerjasama memecahkan topik yang diberikan guru dengan kelompoknya masing-masing. Pada kegiatan pembelajaran di siklus I ini, aktivitas siswa sudah mulai berubah. Hal itu terlihat dalam melaksanakan kegiatan diskusi kelompok. Siswa sudah mau bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru, berani untuk berbicara di depan kelas walaupun masih malumalu, dan dapat mengutarakan pendapatnya. Dibalik peningkatan tersebut, pelaksanaan siklus I juga masih memiliki kekurangan. Kekurangan itu adalah dalam kerja kelompok siswa masih belum terbiasa terutama diskusi kelas, sehingga masih banyak siswa yang kurang memperhatikan. Kegiatan diskusi masih didominasi oleh beberapa orang saja serta tetap masih saja ada beberapa siswa yang mengobrol dan bercanda terutama siswa yang duduk dibarisan belakang. Melihat hal tersebut, guru dan peneliti menyusun rencana perbaikan yang dilaksanakan pada siklus II. Dengan memperbaiki kekurangan yang terjadi pada sikus I mengacu hasil refleksi pada siklus 6 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas

I, maka aktivitas belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan dibanding dengan siklus I. Siswa sudah mulai terbiasa dan bisa terkondisikan ketika akan melakukan kerja kelompok dan diskusi bersama pasangannya. Siswa sudah berani dan tidak malu untuk mengemukakan pendapatnya. Suasana kelas sudah lebih terkondisikan karena masing-masing siswa cukup fokus dan antusias mengerjakan tugasnya. Pada saat diskusi kelas/presentasi, tidak lagi didominasi oleh beberapa siswa saja tetapi siswa lain mencoba mengemukakan komentar dan pendapatnya, sehingga kegiatan diskusi lebih hidup. Siswa sudah lebih memperhatikan, tidak lagi banyak bercanda dan mengobrol terutama yang dibarisan belakang. Untuk mendukung pernyataan tersebut Anita Lie (2010: 57) mengemukakan bahwa keunggulan dari think pair share adalah optimalisasi partisipasi siswa. Dengan keunggulan tersebut ternyata dapat mengoptimalisasi partisipasi siswa untuk mengeluarkan pendapatnya, serta meningkatkan pembentukan pengetahuan yang utuh pada siswa. Selain aktivitas belajar siswa yang meningkat, melalui model pembelajaran Think Pair Share juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada kondisi awal hanya sebesar 44,2. Setelah guru menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, perolehan nilai rata-rata siklus I meningkat menjadi 70,7 dan pada siklus II perolehan nilai rata-rata meningkat menjadi 84,4. Peningkatan ketuntasan klasikal tentunya juga mengalami peningkatan dari kondisi awal sampai ke siklus II. Pada kondisi awal, ketuntasan klasikal sebesar hanya 25,0% atau hanya terdapat 9 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Setelah guru menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, ketuntasan klasikal pada siklus I mengalami peningkatan meningkat menjadi 55,6% atau terdapat 20 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Pada siklus II, ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 91,7% atau terdapat 33 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Pada akhir siklus II, masih dijumpai 3 siswa yang belum mencapai kriteria keberhasilan dari total seluruhnya 36 siswa. Hal ini dikarenakan siswa tersebut memang rendah potensi akademiknya dibanding dengan siswa lain, sehingga dibutuhkan waktu yang lebih lama dan berkesinambungan agar hasil belajar mereka meningkat. Pada dasarnya kriteria keberhasilan yang ditentukan telah tercapai. Namun demikian, peneliti sepakat untuk tetap memperhatikan 3 siswa yang belum tuntas belajarnya. Perlakuan-perlakuan yang diberikan guru yaitu: memberikan bimbingan lebih intensif, memberi motivasi untuk lebih percaya diri, dan melakukan pendekatan secara lebih mendalam. Peningkatan aktivitas siswa pada proses pembelajaran sangat mempengaruhi peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa pada siklus I ke siklus II. Berdasarkan observasi dan refleksi yang telah dilakukan, pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share telah sesuai dengan yang diharapkan. Sebagian besar siswa sudah menunjukkan keaktifannya dalam pembelajaran. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa siswa sudah aktif dalam pembelajaran dengan model pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share dengan baik sehingga hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI pada siswa kelas V SD Negeri Pagedangan 02. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI; 2) Besarnya peningkatan aktivitas belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI melalui model pembelajaran Think Pair Share pada siswa kelas V SD Negeri Pagedangan 02 pada kondisi awal berada pada kriteria tidak aktif, pada siklus I persentase aktivitas belajar siswa sebesar 60,1% (kriteria cukup aktif) dan pada siklus II persentase aktivitas siswa sebesar 79,5% (kriteria aktif); 3) Melalui model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI; 4) Besarnya PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATERI MENJAGA KEUTUHAN NKRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE 7

peningkatan hasil belajar PKn materi menjaga keutuhan NKRI melalui model pembelajaran Think Pair Share pada kondisi awal, ketuntasan klasikal sebesar hanya 25,0% atau hanya terdapat 9 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Setelah guru menerapkan model pembelajaran Think Pair Share, ketuntasan klasikal pada siklus I mengalami peningkatan meningkat menjadi 55,6% atau terdapat 20 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. Pada siklus II, ketuntasan klasikal meningkat lagi menjadi 91,7% atau terdapat 33 siswa dari 36 siswa yang tuntas belajarnya. DAFTAR PUSTAKA Anita Lie. (2004). Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : PT. Grasindo. Anni, Catharina. (2004). Psikologi Belajar. Semarang: Unnes Press. Dianta, Nor dan Eko Supraptono. PENERAPAN SFAE BERBANTU PREZI TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN KETERAMPILAN SISWA DALAM MENGOPERASIKAN SOFTWARE SPREADSHEET. Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia (JPPI) Voume 1 (5). Huda, Miftahul. (2011). Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Penerapan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. (2010). Dasar-dasar Proses Belajar. Bandung:Sinar Baru. 8 Didaktikum: Jurnal Penelitian Tindakan Kelas