BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA TRIWULAN II Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI ACEH

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2013

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

BAB 7 : OUTLOOK EKONOMI

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau

Kajian Ekonomi Regional Banten

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

P D R B 7.24% 8.50% 8.63% 8.60% 6.52% 3.05% -0.89% Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara **) angka sangat sementara

BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

Kajian. Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kalimantan Tengah

L A M P I R A N. Kantor Bank Indonesia Ambon 1 PERTUMBUHAN TAHUNAN (Y.O.Y) PDRB SEKTORAL

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2012

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional Triwulan IV-2012

Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau. *)angka sementara **)angka sangat sementara

Asesmen Pertumbuhan Ekonomi

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA WILAYAH IX

Ringkasan Eksekutif Kajian Ekonomi Regional

Grafik 1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kepulauan Riau (y o y) Sumber : BPS Kepulauan Riau *) angka sementara ; **) angka sangat sementara

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN I-2013

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH MEI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAWA BARAT

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

BAB 3. PERKEMBANGAN PERBANKAN

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 23 Tahun 1999 Pasal 4 ayat 1~ Visi Bank Indonesia. Misi Bank Indonesia

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH AGUSTUS

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI TENGAH

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan III-2008

No. Sektor No. Sektor No. Jenis Penggunaan

BAB 2 : PERKEMBANGAN INFLASI

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAWA TENGAH FEBRUARI 2017

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI BENGKULU

BAB 5 : SISTEM PEMBAYARAN

PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN DAERAH PROVINSI BENGKULU

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi...ii Daftar Tabel...iv Daftar Grafik... v Daftar Lampiran... vii Tabel Indikator Ekonomi Terpilih

BAB 4 : KEUANGAN DAERAH

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan III 2015

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI PAPUA

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROPINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II-2008 i

PERKEMBANGAN BONGKAR BARANG

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SUMATERA UTARA TRIWULAN IV-2013

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2004

Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia yang lain dapat diakses secara online pada:

Kajian Ekonomi Regional Triwulan I-2010 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

BAB 1. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI REGIONAL

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA. Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI ACEH. Triwulan IV 2015

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Provinsi Sumatera Barat

Agustus KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Kajian Ekonomi Regional Triwulan II-2014 Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat

Inflasi Bulanan Inflasi Tahunan Disagregasi Inflasi Non Fundamental Fundamental/Inti...

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I 2014

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

Provinsi Nusa Tenggara Timur

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Transkripsi:

BANK SENTRAL REPUBLIK INDONESIA Kajian Ekonomi Regional Provinsi Gorontalo Triwulan IV 2011

Visi Bank Indonesia : Menjadi lembaga Bank Sentral yang dapat dipercaya secara nasional maupun internasional melalui penguatan nilai-nilai yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil Misi Bank Indonesia : Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan jangka panjang Negara Indonesia yang berkesinambungan Tugas Bank Indonesia : 1. Menentapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi bank. Kritik, saran dan komentar dapat disampaikan kepada Redaksi : Kelompok Kajian dan Survey Bank Indonesia Gorontalo Jl. Hi. Nani Wartabone No 35 Gorontalo 96115 Telp : +62 435 824444 Fax : +62 435 827993 Web : www.bi.go.id

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah-nya sehingga penyusunan Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Gorontalo dapat diselesaikan dengan baik. Kajian periode triwulan IV-2011 ini merupakan pengejawantahan dari peranan KBI Gorontalo sebagai economic intelligent and research unit yang diharapkan mampu memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan pemangku kepentingan di daerah dan di pusat. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan informasi yang amat bermanfaat bagi penyusunan kajian ini. Di sisi lain, kami juga menyadari bahwa di usia yang masih sangat muda ini, KBI Gorontalo dari sisi produk dan peran masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan dan kerjasama dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas produk dan peranan kami di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya kajian ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi pengembangan perekonomian Provinsi Gorontalo. Gorontalo, 8 Februari 2012 BANK INDONESIA GORONTALO Wahyu Purnama A. Pemimpin

Halaman ini sengaja dikosongkan

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF BAB 1 BAB 2 BAB 3 BAB 4 BAB 5 BAB 6 BAB 7 PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL 1.1 Sisi Permintaan 2 1.1.1 Konsumsi 2 1.1.2 Investasi 4 1.1.3 Ekspor - Impor 5 1.2 Sisi Penawaran 7 1.2.1 Sektor Pertanian 7 1.2.2 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 9 1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 11 1.2.4 Sektor Bangunan 12 1.2.5 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 13 1.2.6 Sektor Industri Pengolahan 13 1.2.7 Sektor Lainnya 14 1.3 BOX KER I 15 PERKEMBANGAN INFLASI 2.1 Inflasi Gorontalo 19 2.1.1 Faktor Fundamental 20 2.1.2 Faktor Non - Fundamental 22 2.2 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa 23 2.2.1 Inflasi Tahunan (y.o.y) 23 2.2.2 Inflasi Triwulanan (q.t.q) 24 2.3 BOX KER II 27 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH 3.1 Fungsi Intermediasi 31 3.1.1 Perkembangan Kantor Bank 31 3.1.2 Penyerapan Dana Masyarakat 32 3.1.3 Penyaluran Kredit 33 3.2 Stabilitas Sistem Perbankan 37 3.2.1 Risiko Kredit 37 3.2.2 Risiko Likuiditas 38 3.2.3 Risiko Pasar 40 3.3 BOX KER III 41 KEUANGAN DAERAH 4.1 Pendapatan Daerah 43 4.2 Belanja Daerah 44 4.3 Kontribusi Realisasi APBD Gorontalo Terhadap Sektor Riil dan Uang Beredar 45 4.4 Anggaran APBD Pemerintah Provinsi Gorontalo Tahun 2012 46 SISTEM PEMBAYARAN 5.1 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai 49 5.1.1 Aliran Uang Kartal (Inflow/Outflow) 49 5.1.2 Penyediaan Uang Kartal Layak Edar 49 5.1.3 Uang Palsu 50 5.2 Perkembangan Transaksi Pembayaran Non Tunai 51 5.2.1 Kliring Non BI di Gorontalo 51 5.2.2 Real Time Gross Settlement (RTGS) 52 KESEJAHTERAAN 6.1 Pengangguran 55 6.2 Kemiskinan 56 6.3 Rasio Gini 57 6.4 IPM (Index Pembangunan Manusia) 58 OUTLOOK EKONOMI 7.1 Outlook Makroekonomi Regional 59 7.1.1 Outlook Tahunan 59 7.1.2 Outlook Triwulanan 60 7.2 Outlook Inflasi 62 7.3 Prospek Perbankan 64 LAMPIRAN DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

DAFTAR GRAFIK Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo 1 Grafik 1.2 Perkembangan APBD Pemprov 2 Grafik 1.3 Kredit Konsumsi 2 Grafik 1.4 Indeks Tendensi Konsumen TW IV-2011 3 Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen TW III-2011 3 Grafik 1.6 Perkembangan NTP 3 Grafik 1.7 Perkembangan APBD Belanja Pegawai 3 Grafik 1.8 Perkembangan Tabungan dan Deposito 4 Grafik 1.9 Konsumsi BBM Rumah Tangga 4 Grafik 1.10 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 4 Grafik 1.11 Realisasi APBD Belanja Barang/Jasa 4 Grafik 1.12 Perkembangan Kredit Investasi 4 Grafik 1.13 Realisasi Belanja Modal Pemprov 4 Grafik 1.14 Perkembangan Penjualan Semen 5 Grafik 1.15 Kredit Konstruksi 5 Grafik 1.16 Perkembangan Ekspor Luar Negeri 6 Grafik 1.17 Perkembangan Harga Gula Internasional 6 Grafik 1.18 Rincian Muat Barang Per Pelabuhan 6 Grafik 1.19 Perkembangan Harga Jagung 6 Grafik 1.20 Perkembangan Bongkar Barang 6 Grafik 1.21 Perkembangan Produksi Pertanian 8 Grafik 1.22 Struktur Produksi Pertanian Gorontalo 8 Grafik 1.23 Perkembangan Sub Sektor Komunikasi 9 Grafik 1.24 Perkembangan Kargo Barang 9 Grafik 1.25 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor 10 Grafik 1.26 Realisasi Penjualan BBM Transportasi 10 Grafik 1.27 Perkembangan Penumpang Ferry dan Kapal Laut 11 Grafik 1.28 Perkembangan Penumpang Pesawat 11 Grafik 1.29 SKDU Sub Sektor Perdagangan 11 Grafik 1.30 Volume Muat Pelabuhan 11 Grafik 1.31 Tingkat Hunian Hotel 12 Grafik 1.32 Listrik Kelompok Bisnis 12 Grafik 1.33 Belanja Modal APBD 12 Grafik 1.34 Penjualan Semen 12 Grafik 1.35 NIM Perbankan 13 Grafik 1.36 Perkembangan Pendapatan/Beban 13 Grafik 1.37 Konsumsi Listrik Industri 14 Grafik 1.38 Perkembangan Kredit Perdagangan 14 Grafik 1.39 Konsumsi BBM Industri 14 Grafik 1.40 Survei Industri Pengolahan Besar/Sedang 14 Grafik 1.41 Realisasi Penjualan Listrik PLN 14 Grafik 1.42 Realisasi Kredit Jasa-jasa 14 Grafik 2.1 Disagregasi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo 20 Grafik 2.2 Kapasitas Produksi 21 Grafik 2.3 Indeks Keyakinan Konsumen 21 Grafik 2.4 Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan 22 Grafik 2.5 Perkembangan Impor Bumbu-Bumbuan 22 Grafik 2.6 Perkembangan Harga Emas Internasional 25 Grafik 2.7 Inflasi IHK dan Inflasi Bahan Makanan 28 Grafik 2.8 Permasalahan Produksi Bahan Makanan 28 Grafik 2.9 PDB Dunia 2012 29 Grafik 2.10 Harga Emas, Minyak dan Euro 29 Grafik 2.11 Impor Bahan Makanan 2011 30

Grafik 3.1 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 32 Grafik 3.2 Komposisi Dana Pihak Ketiga 32 Grafik 3.3 Pertumbuhan Kredit Penggunaan 34 Grafik 3.4 Komposisi Kredit Penggunaan 34 Grafik 3.5 Pertumbuhan Kredit Sektoral 35 Grafik 3.6 Komposisi Kredit Sektoral 35 Grafik 3.7 Pertumbuhan Kredit UMKM 36 Grafik 3.8 Outstanding KUR 37 Grafik 3.9 Perkembangan NPL 38 Grafik 3.10 NPL Per Sektor 38 Grafik 3.11 Konsentrasi Kredit 38 Grafik 3.12 Perkembangan Portofolio DPK 39 Grafik 3.13 Perkembangan LDR Perbankan Gorontalo 40 Grafik 3.14 Perkembangan Kurs USD dan BI-Rate 40 Grafik 4.1 Struktur Penerimaan APBD 2012 46 Grafik 4.2 Struktur Pengeluaran APBD 2012 46 Grafik 5.1 Netflow Kas Titipan Gorontalo 49 Grafik 5.2 Perkembangan Netflow Bulanan 49 Grafik 5.3 Perputaran Kliring di Gorontalo 51 Grafik 5.4 Rata-rata Perputaran Kliring Per Hari 51 Grafik 5.5 Rasio Warkat dan Nominal Cek/BG Kosong Kliring Non BI di Gorontalo 52 Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahunan 59 Grafik 7.2 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan 61 Grafik 7.3 Survei Kegiatan Dunia Usaha 61 Grafik 7.4 Survei Konsumen 61 Grafik 7.5 Proyeksi Inflasi Tahunan (y.o.y) Provinsi Gorontalo (%) 62 Grafik 7.6 Ekspektasi Harga Jual 63 Grafik 7.7 Realisasi dan Ekspektasi Usaha Sektor Keuangan 64

DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2 Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran 7 Tabel 1.3 Produksi Padi Di Provinsi Gorontalo, 2009-2011 8 Tabel 1.4 Produksi Jagung di Provinsi Gorontalo, 2009-2011 9 Tabel 1.5 Proyek Pengembangan Infrastruktur MP3EI di Prov. Gorontalo 15 Tabel 2.1 Disagregasi Inflasi Provinsi Gorontalo 19 Tabel 2.2 Inflasi Tahunan Kelompok Barang dan Jasa (y.o.y) 23 Tabel 2.3 Inflasi Tahunan Sub - Kelompok Bahan Makanan 23 Tabel 2.4 Kelompok Barang dan Jasa (q.t.q) 24 Tabel 2.5 Survei Pemantauan Harga 25 Tabel 4.1 Anggaran Induk dan Realisasi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo 43 Tabel 4.2 Komposisi Penerimaan APBD Provinsi Gorontalo (dalam %) 44 Tabel 4.3 Anggaran Induk dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 45 Tabel 4.4 Komposisi Belanja APBD Provinsi Gorontalo 45 Tabel 4.5 Stimulus Fiskal APBD terhadap Sektor Riil 46 Tabel 4.6 Dampak APBD terhadap Uang Beredar 46 Tabel 4.7 APBD Penerimaan Tahun 2012 47 Tabel 4.8 APBD Pengeluaran Tahun 2012 47 Tabel 5.1 Rincian Pecahan Uang di Kas Titipan Gorontalo (dalam Rp. Ribu) 50 Tabel 5.2 Perkembangan Uang Palsu di Gorontalo 50 Tabel 5.3 Perkembangan Transaksi RTGS di Gorontalo 53 Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke atas Menurut Kegiatan 55 Tabel 6.2 Penduduk Usia 15 Tahun Yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama 56 Tabel 6.3 Presentase Penduduk Miskin Provinsi Gorontalo (%) 57 Tabel 6.4 Rasio Gini Provinsi Gorontalo 57 Tabel 6.5 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Gorontalo 58 Tabel 6.6 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Per Kabupaten/Kota Tahun 2006-2007 58

DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 MP3EI Koridor IV-Sulawesi 15 Gambar 1.2 Rencana Pengembangan Sarana & Prasarana Jalan Raya 16 Gambar 1.3 Rencana Pengembangan Fasilitasi Pelabuhan 16 Gambar 2.1 Proyeksi Inflasi Gorontalo 27 Gambar 2.2 Proyeksi Inflasi Gorontalo 2012 30 Gambar 7.1 Peta Inflasi Daerah 2010 dan 2011 62

RINGKASAN EKSEKUTIF PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO Perekonomian Gorontalo pada triwulan IV -2011 tumbuh 8.91% (y.o.y). Sementara secara kumulatif ekonomi 2011 tumbuh 7,68% (y.o.y) Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja ekspor yang cukup signifikan Di sisi penawaran, membaiknya pertumbuhan didorong sektor pengangkutan dan perdagangan-hotelrestoran Ekonomi Gorontalo tumbuh signifikan selama triwulan IV-2011 setelah selama tiga triwulan sebelumnya terus mengalami perlambatan. Ekonomi tumbuh 8,91% (y.o.y) lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 6,33% (y.o.y). Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh 7,68% (y.o.y) sedikit lebih baik dibandingkan tahun 2010 sebesar 7,63% (y.o.y) Pertumbuhan tahunan dimaksud masih sesuai angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya yakni berada pada kisaran 7,4-7,9% (y.o.y). Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja ekspor yang cukup signifikan. Ekspor jagung keluar negeri dilaksanakan kembali pada triwulan IV-2011 setelah beberapa bulan mengalami stagnasi. Demikian juga untuk pengiriman komoditas kayu ke luar negeri mengalami peningkatan. Di sisi penawaran, membaiknya perekonomian Gorontalo pada triwulan laporan didorong oleh peningkatan kinerja sektor pengangkutan dan perdagangan-hotel-restoran. Pelaksanaan Pilkada Gubernur Gorontalo pada bulan November 2011 dan liburan akhir tahun diperkirakan memberikan stimulan positif bagi peningkatan kinerja angkutan dan perhotelan. Tercatat tingkat hunian hotel meningkat cukup signifikan selama periode kampanye. Sementara itu beroperasinya pusat perbelanjaan Gorontalo Mall turut mendorong kinerja sektor ini lebih baik PERKEMBANGAN INFLASI Inflasi Gorontalo pada triwulan IV-2011 sebesar 4,08% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,27% (y.o.y) Inflasi Gorontalo pada triwulan IV-2011 sebesar 4,08% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,27% (y.o.y), namun lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,43% (y.o.y). Meningkatnya tekanan inflasi dibandingkan triwulan sebelumnya merupakan akibat dari mulai menipisnya stok dan penurunan produksi komoditas bahan makanan akibat faktor cuaca. Di sisi lain, BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 i

secara tahunan inflasi Gorontalo melambat dibandingkan tahun sebelumnya disebabkan oleh relatif terjaganya gejolak inflasi volatile food sepanjang tahun laporan. Beberapa harga komoditas bumbu-bumbuan seperti bawang merah dan cabe dalam kondisi relative rendah-stabil sepanjang tahun 2011. Di sisi lain, pergerakan administered price relatif terkendali karena pemerintah tidak melakukan kebijakan untuk merubah harga BBM bersubsidi. Faktor non-fundamental merupakan penyebab utama terjaganya inflasi Gorontalo yang rendah dibandingkan tahun sebelumnya Faktor non-fundamental merupakan penyebab utama terjaganya inflasi Gorontalo yang rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Komponen volatile food pada tahun 2011 menunjukkan deflasi sebesar 0,74% (y.o.y) jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 16,30% (y.o.y). Pergerakan harga kelompok bahan makanan terutama komoditas bumbu-bumbuan seperti bawang merah berperan besar dalam penurunan inflasi volatile food. Panen raya bawang merah di beberapa sentra seperti di Brebes dan di Bima menyebabkan turunnya harga bawang merah di Gorontalo yang merupakan net importir (antar pulau) bawang merah. Sementara itu, administered price relatif terjaga karena belum terdapat kebijakan strategis pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi. Kebijakan pemerintah yang tercatat memberikan dampak kenaikan inflasi relatif minimal meliputi kenaikan cukai rokok.. PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH Fungsi intermediasi perbankan pada triwulan IV-2011 masih cukup baik dengan angka LDR 162,98%. Fungsi intermediasi perbankan di Provinsi Gorontalo pada dasarnya cukup baik sebagaimana tercermin dari angka Loan to Deposit Ratio (LDR) yaitu sebesar 162,98% (Bank Umum), dan 127,25% (BPR). Hingga triwulan IV-2011 dana yang dihimpun bank umum di Gorontalo tercatat sebesar Rp2,72 triliun atau tumbuh sebesar 24,38% (y.o.y), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat 19,10% (y.o.y). Pertumbuhan DPK terutama bersumber dari deposito dan tabungan yang masing-masing mengalami ii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

pertumbuhan sebesar 25,97% dan 25,84% (y.o.y). Sementara penyaluran dana dalam bentuk kredit/pembiayaan pada bank umum di Gorontalo hingga triwulan IV-2011 masih cukup baik yang tercermin dari jumlah kredit/pembiayaan yang disalurkan sebesar Rp4,44 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 22,08% (y.o.y). Namun demikian angka pertumbuhan kredit tersebut lebih rendah dibanding triwulan III-2011 yang tercatat sebesar 28,39% (y.o.y). Pertumbuhan kredit pada triwulan ini terutama bersumber dari produktif, salah satunya kredit investasi yang tercatat tumbuh Rp752,89 milliar atau sebesar 110,18%(y.o.y). Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, angka NPLs BPR sebesar 14,30% masih perlu mendapat perhatian Dari aspek stabilitas sistem perbankan di Gorontalo, risiko kredit Bank Umum masih terkendali sebagaimana tercermin dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loans/NPLs) hingga triwulan IV-2011 yang tercatat sebesar 2,75%, lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,33%. Hal yang masih perlu mendapat perhatian adalah NPLs BPR yang masih mencapai 14,30%, dan konsentrasi penyaluran kredit pada jenis kredit konsumsi khususnya pada bank umum perlu mendapat perhatian bersama, karena 59,26% kredit sektoral yang disalurkan adalah untuk keperluan lainnya. Adapun BI rate selama triwulan IV-2011 mengalami dua kali penurunan, pada Desember 2011 berada pada level 6,00%. Sementara nilai kurs rupiah terhadap Dollar Amerika selama triwulan laporan mengalami fluktuasi dimana pada Desember 2011 berada pada angka Rp9.068 per dollar. PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH Realisasi penyerapan belanja APBDpada tahun 2011 lebih baik dibandingkan tahun 2010 Realisasi penyerapan belanja daerah relatif lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya meskipun secara besaran belum mencapai target anggaran yang telah ditentukan pada APBDP-2011. Sementara untuk pencapaian realisasi penerimaan daerah cukup baik. Penerimaan daerah berada di atas target anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 iii

Kontribusi fiskal terhadap sektor riil tahun 2011 mengalami peningkatan yang cukup baik dibandingkan tahun 2010 Kinerja fiskal selama tahun 2011 menunjukkan sedikit peningkatan terhadap stimulan sektor riil. Realisasi anggaran konsumsi pemerintah memberikan pangsa 24,12% terhadap PDRB lebih baik dibandingkan kondisi tahun sebelumnya sebesar 22,12%. Demikian halnya dengan stimulan fiskal terhadap investasi sektor riil pada tahun 2011 mengalami peningkatan dengan pangsa 6%, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya mencapai 5,3%. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan IV-2011 diwarnai oleh net outflow dan penurunan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami penurunan Transaksi sistem pembayaran tunai di Gorontalo pada triwulan IV-2011 diwarnai oleh net outflow dan penurunan persediaan uang layak edar. Sementara itu, sistem pembayaran non tunai baik transaksi kliring dan transaksi RTGS mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kondisi net outflow kas titipan pada triwulan laporan didominasi pada bulan Desember yang mencapai Rp148,69 miliar sejalan dengan banyaknya kebutuhan uang kartal oleh masyarakat untuk transaksi pembayaran akhir tahun. Uang layak edar yang tersedia pada kas titipan sebesar Rp72,48 miliar lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya karena sebagian telah ditarik oleh Bank Indonesia karena kebutuhan akan uang kartal pada triwulan laporan tidak sebesar dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara itu, jumlah nominal perputaran warkat kliring non BI di Gorontalo pada triwulan laporan sebesar Rp417,53 miliar atau mengalami kontraksi sebesar 4,43% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Sedangkan perkembangan penyelesaian transaksi RTGS rata-rata per bulan (dari dan ke Gorontalo) selama triwulan IV-2011 secara nominal sebesar Rp695 miliar atau tumbuh secara triwulanan sebesar 7,26% (q.t.q) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Meskipun pada triwulan IV-2011 terdapat beberapa event seperti Natal dan Tahun Baru, namun banyaknya transaksi tidak dapat menyamai saat periode Ramadhan/Lebaran yang terjadi pada triwulan sebelumnya. iv KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tingkat kesejahteraan masih cukup baik, antara lain terlihat dari indikator yaitu kemiskinan. Jumlah pengangguran di Gorontalo pada Februari 2011 juga menurun. Jumlah penduduk miskin pada September menurun sebesar 0,73% disbanding Maret 2011. Tingkat kesejahteraan masyarakat di Gorontalo menunjukkan peningkatan sebagaimana tercermin dari salah satu indikator yaitu kemiskinan. Jumlah penduduk miskin menurun dari 23,19% pada tahun 2010 menjadi 18,02% pada posisi September 2011. Angka tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa secara umum kesejahteraan masyarakat Provinsi Gorontalo menunjukkan perbaikan. Jumlah angkatan kerja (berusia 15 tahun ke atas) di Gorontalo pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 458.579 jiwa atau meningkat dibanding angkatan kerja pada periode Agustus 2010 yang tercatat hanya 456.499 jiwa. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Gorontalo mengalami penurunan dimana pada bulan Februari 2011 tercatat sebanyak 4,61%, menurun dibandingkan TPT posisi Agustus 2010 yang tercatat 5,16%. Jumlah penduduk miskin di Provinsi Gorontalo tercatat sebanyak 192.396 jiwa atau 18,02% dari jumlah penduduk, mengalami penurunan dibandingkan posisi Maret 2011 yang tercatat sebanyak 198.270 jiwa (18,75% dari jumlah penduduk) atau mengalami penurunan sebesar 0,73%. Perkembangan angka rasio gini Gorontalo dalam 3 (tiga) tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada Tahun 2007 indeks gini tercatat 0,39 mengalami kenaikan dibandingkan indeks gini Tahun 2005 lalu yang tercatat sebesar 0,36. Hal ini tercermin pula dari persentase pendapatan yang dinikmati oleh 20% penduduk berpenghasilan tertinggi semakin meningkat dari 44,38% menjadi 47,67%. Sementara itu, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 tercatat 68,98 meningkat dibanding IPM 2006 yang sebesar 68,01. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 v

PROSPEK PEREKONOMIAN Perekonomian Gorontalo tahun 2012 diperkirakan tumbuh 7,3 7,8% (y.o.y) Proyeksi pertumbuhan ekonomi Provinsi Gorontalo tahun 2012 diperkirakan berada pada kisaran 7,3-7,8% (y.o.y). Beberapa karakter fundamental ekonomi daerah diperkirakan mampu mendukung capaian dimaksud. Faktor konsumsi masyarakat diperkirakan masih optimis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, hal ini tercermin dari kenaikan pendapatan masyarakat yang ditandai oleh peningkatan UMP, rencana kenaikan gaji PNS serta terjaganya NTP pada level yang meningkat. Produksi pertanian diperkirakan masih cukup baik, sesuai ARAM I-2012 produksi jagung akan meningkat 15,4% (y.o.y), lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun 2011 yang terkontraksi -10,8 % (y.o.y). Sementara itu potensu pembiayaan ekonomi yang bersumber dari dana APBD juga mengalami peningkatan. Kapasitas Fiskal Pemerintah Daerah pada tahun 2012 mencapai Rp 6,05 Triliun, lebih tinggi dibandingkan tahun 2011 yang tercatat sebesar Rp 4,7 Triliun. Tambahan fiskal ini diharapkan mampu meningkatkan konsumsi pemerintah daerah baik disisi belanja publik maupun belanja modal sehingga mendorong ekonomi lebih baik. Pada tahun 2012 diperkirakan inflasi berada pada kisaran 5,00 ± 1% (y.o.y) Pada tahun 2012 diperkirkan inflasi berada pada kisaran 5,00 ± 1% (y.o.y). Optimisme masih mewarnai perkembangan inflasi ke depan apabila kecukupan pasokan bahan makanan dapat dijaga dengan baik. Selain itu, dukungan pemerintah daerah untuk terus memperbaiki infrastruktur dapat mengurangi biaya produksi dan transportasi. Bahkan, apabila Pemerintah Pusat melakukan kebijakan impor (karena harga dunia cenderung menurun) dapat ikut mendorong penurunan harga lokal. Sementara itu, terdapat pula faktor risiko yang dapat meningkatkan tekanan inflasi ke depan. Faktor cuaca yang tidak terprediksi dan tiba-tiba memburuk dapat mengurangi produktivitas dari hasil pertanian. Sedangkan faktor kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM bersubsidi juga dapat mempengaruhi kenaikan harga-harga di Gorontalo. vi KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

Kinerja perbankan triwulan IV-2011 diperkirakan meningkat baik kredit maupun DPK. Melihat perkembangan Gorontalo yang cukup pesar khususnya dua tahun terakhir, diperkirakan kinerja perbankan masih akan meningkat. Faktor yang diperkirakan mendorong hal tersebut antara lain permintaan domestik terkait dengan adanya pembangunan pusat perbelanjaan dan unit usaha yang cukup ramai. Geliat dunia usaha tersebut diperkirakan akan memberikan pengaruh terhadap peningkatan penyaluran kredit perbankan pada triwulan mendatang. Adapun penghimpunan dana, juga diperkirakan akan mengalami peningkatan khususnya tabungan dan deposito BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 vii

Halaman ini sengaja dikosongkan viii KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL BAB 1 : PERKEMBANGAN MAKRO REGIONAL Perekonomian Gorontalo triwulan IV-2011 menunjukkan peningkatan yang signifikan setelah pada tiga triwulan sebelumnya menunjukkan tren perlambatan. Ekonomi triwulan IV- 2011 tumbuh 8,91% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2011 sebesar 6,33% (y.o.y). Sementara secara tahunan ekonomi tumbuh 7,68% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan tahun 2010 sebesar 7,63% (y.o.y) Pertumbuhan tahunan dimaksud masih sesuai angka proyeksi Bank Indonesia Gorontalo sebelumnya yakni berada pada kisaran 7,4-7,9% (y.o.y). Di sisi penawaran, membaiknya perekonomian Gorontalo pada triwulan laporan didorong oleh peningkatan kinerja sektor pengangkutan dan perdagangan-hotel-restoran. Pelaksanaan Pilkada Gubernur Gorontalo pada bulan November 2011 dan liburan akhir tahun diperkirakan memberikan stimulan positif bagi peningkatan kinerja angkutan dan perhotelan. Tercatat tingkat hunian hotel meningkat cukup signifikan selama periode kampanye. Sementara itu beroperasinya pusat perbelanjaan Gorontalo Mall turut mendorong kinerja sektor ini lebih baik. Di sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi didorong oleh peningkatan kinerja ekspor yang cukup signifikan. Ekspor jagung keluar negeri dilaksanakan kembali pada triwulan IV- 2011 setelah beberapa bulan mengalami stagnasi. Demikian juga untuk pengiriman komoditas kayu ke luar negeri mengalami peningkatan. Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Gorontalo BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 1

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL 1.1 SISI PERMINTAAN Pertumbuhan ekonomi sisi permintaan lebih didorong oleh kinerja ekspor. Ekspor luar negeri dan antar pulau menunjukkan peningkatan yang cukup baik dengan membaiknya produksi komoditas ekspor utama luar negeri Gorontalo yaitu jagung, raw sugar dan kayu. Sementara komponen utama pendorong pertumbuhan Gorontalo yaitu konsumsi dan investasi belum menunjukkan perkembangan yang membaik sejak triwulan sebelumnya. Melemahnya daya beli masyarakat yang diukur dari tingkat pendapatan memberikan dampak kurang baik bagi perkembangan konsumsi. Sementara itu perkembangan politik Pilkada Gubernur Gorontalo yang dilaksanakan pada triwulan 2011 diperkirakan memberikan pengaruh pada pola realisasi anggaran belanja modal. KOMPONEN *) Angka Sementara Sumber : BPS. Prov. Gorontalo Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan 2010 2011 2010 I II III IV I II III IV Konsumsi 11.47 13.57 14.44 18.78 14.72 19.84 14.78 9.36 4.46 11.63 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.93 13.96 15.26 22.28 15.71 19.51 15.45 11.58 6.57 12.98 Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 12.07 13.97 8.41 7.55 10.40 8.73 7.81 9.76 9.14 8.87 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 12.54 12.82 13.14 13.48 13.04 20.83 13.68 5.31 0.75 9.20 Pembentukan Modal Tetap Bruto 1.30 5.36 6.26 7.43 5.21 13.39 9.35 5.42 2.61 7.35 Perubahan Stok 5.50 46.43 63.33 15.33 30.04 47.98 2.88 (40.74) (38.72) (19.92) Ekspor Barang dan Jasa 4.13 5.67 18.73 (7.64) 5.12 (11.19) (15.97) (18.21) 5.40 (10.67) Impor Barang dan Jasa 9.47 9.85 14.13 22.70 14.12 22.80 21.75 25.61 19.64 22.38 PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN 8.38 7.33 5.71 9.25 7.63 8.75 6.81 6.33 8.92 7.68 2011 1.1.1 KONSUMSI Pada triwulan IV-2011 konsumsi secara keseluruhan tumbuh 4,46% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 9,36% (y.o.y). Perlambatan tersebut terjadi pada komponen konsumsi rumah tangga maupun konsumsi pemerintah. Konsumsi rumah tangga tumbuh 6,57% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 11,58% (y.o.y) sementara konsumsi pemerintah tumbuh 0,75% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,31% (y.o.y). Melemahnya daya beli masyarakat diperkirakan menjadi pendorong menurunnya konsumsi selama triwulan laporan. Grafik 1.2 Grafik 1.3 Perkembangan APBD Pemprov Kredit Konsumsi 2 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.4 Grafik 1.5 Indeks Tendensi Konsumen TW IV-2011 Indeks Tendensi Konsumen TW IIII-2011 Menurunnya konsumsi rumah tangga tercermin pada indeks tendensi konsumen BPS triwulan IV-2011 yang relatif menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Tingginya tendensi konsumsi masyarakat Gorontalo pada triwulan III-2011 lebih disebabkan karena musim lebaran untuk kemudian kembali normal pada triwulan laporan. Melemahnya konsumsi rumah tangga juga disebabkan pengaruh penurunan daya beli masyarakat. Menurunnya harga perdagangan jagung domestik dan internasional berpengaruh pada melemahnya daya beli petani meskipun produksi pertanian cukup baik. Pada Desember 2011, NTP tumbuh sebesar 0,46% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan kondisi September yang tumbuh 0,98% (y.o.y). Sementara itu melemahnya daya beli juga ditunjukkan oleh penurunan realisasi belanja pegawai, tercatat realisasi APBD belanja pegawai terkontraksi hingga 8,06% (y.o.y). Indikator lain melemahnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga juga ditunjukkan oleh penurunan pertumbuhan konsumsi BBM rumah tangga serta realisasi penghimpunan pajak kendaraan bermotor. Grafik 1.6 Grafik 1.7 Perkembangan NTP Perkembangan APBD Belanja Pegawai Pada triwulan laporan, upaya masyarakat untuk meredam konsumsi tercermin dari pertumbuhan dana pihak ketiga perbankan. Pada triwulan IV-2011 tabungan masyarakat di bank tumbuh 33,30% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 28,19% (y.o.y) BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 3

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.8 Grafik 1.9 Perkembangan Tabunga & Deposito Konsumsi BBM Rumah Tangga Grafik 1.10 Grafik 1.11 Perkembangan Pajak Kendaraan Bermotor Realisasi APBD Belanja Barang/Jasa 1.1.2 INVESTASI Kinerja investasi Gorontalo pada triwulan IV-2011 tumbuh 2,61 % (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,42% (y.o.y). Permasalahan pasokan semen yang terkendala pada bulan Desember mengakibatkan banyak proyek fisik mengalami keterlambatan. Indikator melemahnya kinerja investasi ditunjukkan oleh melambatnya pertumbuhan belanja modal, tingkat pertumbuhannya terkontraksi hingga 20,74% (y.o.y). Demikian juga dengan kredit investasi yang melambat 110,18% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 227,55% (y.o.y). Grafik 1.12 Grafik 1.13 Perkembangan Kredit Investasi Realisasi Belanja Modal Pemprov. 4 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Permasalahan pasokan semen yang mengemuka pada akhir triwulan IV-2011 memberikan dampak yang cukup signifikan bagi penyelesaian proyek-proyek fisik di Gorontalo. Penjualan semen triwulan IV-2011 terkontraksi hingga 41,42% (y.o.y), kondisi ini disebabkan oleh dua hal yaitu : (i) permasalahan produksi pada salah pabrik pemasok semen, (ii) kondisi cuaca yang mengakibatkan keterlambatan distribusi kapal pengangkut semen ke Gorontalo. Grafik 1.14 Grafik 1.15 Perkembangan Penjualan Semen Kredit Konstruksi. 1.1.3 EKSPOR IMPOR Kinerja ekspor selama triwulan IV-2011 secara keseluruhan tumbuh cukup signifikan Ekspor triwulan IV-2011 tumbuh sebesar 5,40% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 18,21% (y.o.y), sementara kinerja impor triwulan IV-2011 relatif melambat, impor tumbuh 19,64% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 25,61% (y.o.y) Perkembangan ekspor luar negeri tumbuh cukup signifikan selama triwulan IV-2011. Nilai ekspor mencapai US$ 2.740.697 tumbuh 7,8% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$ 37,307 yang terkontraksi 99,4% (y.o.y). Sementara ekspor antar pulau yang ditunjukkan oleh volume muat pelabuhan meskipun masih terkontraksi namun magnitudenya masih lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya. Volume muat mencapai 51.219 ton atau terkontraksi -20,23% (y.o.y) lebih baik dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar -31,73% (y.o.y). Peningkatan ekspor terjadi pada komoditas jagung, kayu dan raw sugar. Kenaikan harga gula internasional memberikan pengaruh positif bagi peningkatan ekspor raw sugar Gorontalo ke luar negeri. BANK INDONESIA KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 5

BAB 1 MAKROEKONOMI REGIONAL Grafik 1.16 Grafik 1.17 Perkembangan Ekspor Luar Negeri Perkembangan Harga Gula Internasional. Grafik 1.18 Grafik 1.19 Rincian Muat Barang Per Pelabuhan Perkembangan Harga Jagung Sementara itu perkembangan impor Gorontalo triwulan IV-2011 menunjukkan tren yang menurun terutama untuk impor antar pulau sementara impor luar negeri menunjukkan peningkatan. Menurunnya impor antar pulau ditunjukkan oleh indikator menurunnya pertumbuhan volume bongkar barang di pelabuhan Gorontalo. Tercatat volume bongkar tumbuh 47,92% (y.o.y) lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai 64,61% (y.o.y). Grafik 1.20 Perkembangan Bongkar Barang 6 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROV. GORONTALO TRIWULAN IV-2011 BANK INDONESIA