MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASING ATAS MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN MODELING PADA PERMAINAN BOLA VOLI SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 2 LIMBOTO JEFRIN SEDI ABSTRAK JEFRIN SEDI. NIM. 831 409 080 Meningkatkan Hasil Belajar Pasing Atas Melalui Strategi Pembelajaran Modeling Pada Permainan Bola Voli Siswa Kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO. Pembimbing I Risna Podungge, S.Pd, M.Pd.Pembimbing II Edy Dharma P. Duhe, S.Pd, M.Pd. Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa dalam melakukan pasing atas. Untuk memecahkasn masalah tersebut, diterapkan strategi pembelajran modeling. Dan yang menjadi indikator kinerja yaitu 85% dalam penelitian ini, jika terjadi peningkatan penguasaan pasing atas melaluai strategi pembelajaran modeling, dari 52% sampai 85%, maka penelitian ini di anggap selesai dan berhasil. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan guru dan siswa, serta di adakan evaluasi pada setiap siklus. Data dianalisis baik kuantitatif maupun kualitatif. Berdasarkan analisis data pada kegiatan observasi awal, dapat diketahui kemampuan rata-rata siswa dalam meningkatkan kemampuan melakukan pasing atas yakni sebesar 52% menjadi 58,25% pada siklus I, pada siklus II menjadi 64,5%, pada siklus III menjadi 79%, dan pada siklus IV menjadi 86%. Dengan demikian hipotesis tindakan yang berbunyi Jika menerapkan strategi pembelajaran modeling kedalam proses pembelajaran maka kemampuan siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO dalam melakukan pasing atas pada permainan bola voli dapat ditingkatkan, dapat terbukti dan diterima. Kata kunci: Hasil belajar pasing atas, bola voli, strategi pembelajaran modeling
PENDAHULUAN Menurut Muh. Farug dalam (Ratna Ibrahim 2009:6) Bola voli adalah yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang di pisahkan oleh sebuah net. Permainan bola voli termasuk permainan yang dimainkan secara berkelompok sehingga menjadi sarana yang ideal untuk membelajarkan diri mengembangkan keterampilan cara bekerja sama yang baik, cara mengelola bola kecerdasan emosi, cara menghormati dan menghargai teman sendiri dan tim lawan, cara mengasah kompetisi untuk diri sendiri dan kompetisi dengan orang lain dalam satu tim. Mitranto, Slamet (2010:101-102) Permainan bola voli adalah salah satu permainan memukul-mukul bola di udara melewati jaring/net. Tujuan permaianan bola voli adalah menjatuhkan bola ke daerah lawan sehingga lawan tidak dapat mengembalikan bola untuk mencari angka. Dalam permainan bola voli, sekluruh tubuh dapat di gunakan asalkan pukulannya tidak ganda/double atau dapat di capai dengan 3 pukulan. Permainan dimainkan dengan dua regu/tim dan tiap-tiap timnya terdiri atas enam orang pemain. Permainan bola voli dpat di mainkan oleh anak-anak maupun usia dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah yang harus di raih dalam satu game/set adalah 25 angka dengan sistem reli poin. PEMBAHASAN Hakikat Permainan boa voli Wisahati, Santosa (2010:9-11)Permainan bola voli di lakukan oleh dua (2) regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh sebuah jaring di tengah lapangan dan setiap regu terdiri dari enam (6) orang yang di batasi setiap satu setnya terdiri dari dua puluh lima (25) poin dengan sistem rally point dan dipimpin oleh dua (2) orang wasit. Sedangkan teknik dasar permainan bola voli terdiri dari : 1. Servis Merupakan serangan yang pertama dalam permainan bola voli. Untuk itu, pemain bola voli harus dapat melakukan servis dengan benar ke arah lawan. 2. Smes Pukulan yang keras dan arahnya menukik untuk mematikan lawan. 3. Pasing Merupakan teknik dasar gerakan voli yang mutlak harus di kuasai oleh pemain. 4. Blok Upaya menghalangi lawan dengan cara merantangkan kedua tangan pada tempat yang di duga menjadi jalannya bola dan teknik membendung dapat dilakukan sendiri maupaun dua atau tiga orang di dekat net.
Hakekat Pasing Atas. Hidayat dkk (2010:6) pasing atas (set up) adalah cara mengoper atau menerima bola dengan dua tangan di atas depan kepala secara bersamaan. Wisahati, Santosa (2010:10) Pasing merupakan teknik dasar gerakan voli yang mutlak harus dikuasai oleh pemain, baik pasing bawah maupun pasing atas. Sunarsih dkk (2009:61) Pasing adalah mengoper bola kepada teman dalam satu regu. Pasing juga merupakan awal untuk menyusun serangan terhadap lawan. Masri an dkk (2009:64) Mengemukakan pasing atas adalah pasing yang di lakukan di atas kepala dengan jari-jari tangan. Pasing atas berguna untuk menerima servis, menerima operan teman, mengoper bola, mengumpan smesh dan mengembalikan bola. Kurniadi, Prapanca (2010:78) pasing atas salah satu gerak dasar dalam permainan bola voli. Pasing atas ini di lakukan dengan posisi tangan di atas kepala dan menggunakan jari-jari tanagan. Gerak ini berguna untuk menerima sevis,mengoper bola,mengumpan untuk smses, dan mengembalikan bola,. Suhadi (2009:38) suatu teknik dasar dalam permainan bola voli dimna di dalam permainan yang sesungguhnya akan di gunakan sebagai teknik permainan atau penyajian bola kepada teman untuk di pukul atau di smash ke arah da erah lawan. Jenis pasing atas ada dua macam yaitu : (a) pasing atas dengan lompatan, (b) pasing atas tidak dengan lompatan. Sedangakn menursut hasil arah bola yang di sajikan atau di umpankan ada pasing atas ke depan dan pasing atas ke belakang. Sujarwadi, Sarjiyanto (2010:9) kegunaan teknik pasing dasar permainan bola voli adalah untuk mengoper bola kepada teman, mengumpan bola untuk smash, untuk mengembalikan bola kepada lawan, serta untuk menerima servis lawan. Hakekat Strategi Pembelajaran Modeling. Djamarah, Zain(2010:5) Strategi belajar mengajar adalah secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Di hubungakan dengan belajar mengajar, strategi bisa di artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan. Asmani (2011:27) strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran aktual yang efektif dan efisien, untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran
merupakan sebagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih guru untuk menyampaikan materi pembelajaran. Hamid (2011:187) secara umum, pemodelan menitiberatkan pada peran guru yang memandu upaya sharing pemikiran siswa dan mendemonstrasikan atau menjelaskan sesuatu. Namun, dalam pembelajaran kolaboratif, pemodelan tidak hanya berbagai pemikiran tentang materi yang di pelajari saja, namun juga proses komunikasi dan pembelajaran kolaboratifnya. Pemodelan bisa mencakup pemikiran (berbagai pandangan tentang sesuatu) atau demonstrasi (menunjukkan pada siswa bagaimana melakukan sesuatu selangkah demi selangkah). Slameto (2010:730) peragaan adalah waktu guru mengajar di depan kelas,harus berusaha menunjukkan benda-benda yang asli.bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model, gambar, benda tiruan,atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape recorder,tv dan lain sebagainya.dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan.juga membantu siswa untuk membentuk pengertian di dalam jiwanya.disamping itu mengajar dengan menggunakan bermacam-macam media akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir.guru diharapkan dapat membina dan membuat alat-alat media yang sederhana, praktis dan ekonomis bersama siswa, tapi efektif untuk pengajaran. Ibrahim, Syaodih (2010:43-44) demonstrasi dapat di gunakan sebagai metode mengajar tersendiri untuk mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang yang memerlukan peragaan, atau sebagai metode pelengkap dari metode ceramah. Untuk menerangkan pokok bahasan cahaya, umpamanya, guru mengadakan demonstrasi dengan menggunakan cermin dan kaca pembesar. Untuk menjelaskan perbedaan suara beberapa jenis burung, guru mendemonstrasikan suara beberapa burung. Demonstrasi tidak hanya bisa di lakukan oleh guru, tetapi para siswa bisa diminta untuk mendemonstrasikan sesuatu. Yamin (2012:87) dalam teori belajar sosial Albert Bandura menekan belajar melalui fenomena model, di mana seseorang meniru perilaku orang lain yang di sebut belajar, yaitu: belajar atas kegagalan dan keberhasilan orang, dan pada akhirnya seseorang yang meniru dangan sendirinya akan matang karena telah melihat pengalaman-pengalaman yang dicoba orang lain. Bandura berkeyakinan bahwa seseorang berkembang dengan meniru susatu model. Contoh; Guru mendemonstrasikan gaya renang bebas, para siswa menirunya. Siswa tidak melalui proses yang disebut Bandura (sahaping process), atau (no-trial learning),tetapi dapat segera menghasilkan respon yang benar.
Imron (2011:168) Ada delapan model pembelajaran yang di kaji, dan di rekomendasikan untuk mendapatkan layanan supervisi pada saat di terapkan. Masingmasing model tersebut adalah model pemerolehan konsep atau concept attainment model, model latihan inquiry atau inquiry training, model pembelajaran nondirective atau nondirective teaching, model sinektik atau synectic model, model investigasi kelompok atau group investigation, model jurisprudential inquiry, model contigensi management, dan model pelatihan atau training model. Prastowo (2011:227-228) Model atau maket dalam kamus besar bahasa indonesia (2010) disebutkan bahwa model adalah barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis yang di tiru. Sedangkan maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya) dalam bentuk tiga dimensi dan skala kecil, biasanya di buat dari kayu, kertas, tanah liat dan lain sebagainya. Dari arti secara bahasa tersebut dapat kita mengerti bahwa kedua istilah itu (model dan maket) memiliki arti yang hampir sama atau bahkan bisadi sebut sama. Maka, dalam penggunaannya di buku ini, kedua istilah tersebut di sebutkan secara bersamaan dan hanya dapat di pisahakan dangan tanda dalam kurung. Dini Rosdiani (2012:3)model adalah perbuatan yang kompleks. Perbuatan yang komlpeks dapat diterjemahkan sebagai penggunaan secara integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran. Oleh karena itu dalam dunia pengajaran ada baiknya guru menggunakan suatu prototipe dari suatu teori atau model. Disebut model karena hanya merupakan garis besar atau pokok-pokok yang memerlukan pengembangan yang sangat situasional. Langkah Kegiatan Mitranto, Slamet (2010:103) Langkah-langkah dalam melakukan pasing atas terdiri: a) Ambil posisi siap, yaitu kedua kaki bediri selabar bahu. b) Berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan. c) Tepatkan posisi badan secepat mungkin di bawah bola. d) Saat bola berada di atas dan sedikit di depan dahi lengan di luruskan. e) perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan ke dua. f) Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari tangan agak di tegangkan. g) setelah bola memantul dengan baik di lanjutkan dengan meluruskan tangan ke depan atas bagian gerak lanjutan. Kurniadi, Prapanca (2010:78) cara melakukannya : a) Kedua lutut di tekuk, b) Pandangan mata memperhatihan arah datangnya bola, c) Gerakan tangan menerima datangnya bola, d) Arahkan bola pada sasaran.
METODE PENELITIAN Setting Penelitian Dan Karakteristik Subjek Penelitian. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakn pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 LIMBOTO. Karakteristik Subjek Penelitian. Yang menjadi subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO. Dengan jumlah siswa sebanyak 25 orang terdiri dari 16 perempuan dan 9 laki-laki. Variabel Penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut, maka dapat di kemukakan variabel penelitian ini sebagai berikut : 1. Variabel Input. Yaitu meliputi kegiatan guru merencanakan pembelajaran serta persiapan diri siswa untuk mengikuti pembelajaran guna meningkatkan kemampuan passing atas pada permainan bola voli. 2. Variabel Proses. Yaitu meliputi segala kegiatan guru didalam melaksanakan proses pembelajaran yang lebih di rencanakan serta aktivitas siswa yang di laksanakan selama proses pembelajaran meningkatkan kemampuan pasing atas pada permainan bola voli. Adapun yang menjadi variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah: 1) Keterampilan dalam melakukan pasing atas pada permainan bola voli siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO yang di ukur dengan indikator sebagai berikut: a. Posisi kaki. b. Posisi tangan. c. Posisi badan. d. Sikap akhir. 3. Variabel Output. Yaitu daya serap atau hasil belajar siswa pada metode pembelajaran yang di wujudkan dalam bentuk perolehan skor melalui praktek kemampuan pasing atas pada permainan bola voli.
1) Strategi modeling. a. Mengumpulkan siswa yang berbaris. b. Menjelaskan keterampilan melakukan pasing atas. c. Mendemonstrasikan pasing atas. d. Memberikan kesempatan pada siswa yang meniru atau mendemonstrasikan keterampilan siswa dalam melakukan pasing atas. e. Memberikan koreksi dan evaluasi. f. Melakukan pendinginan sebagai rangkaian akhir pembelajan. g. Menutup pembelajaran. Tahap Penelitian. Adapun ha-hal yang dilakukan pada persiapan ini adalah : 1. Menghubungi kepala sekolah guna memperoleh ijin dan restu untuk melaksanakan kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini sekaligus berkonsultasi tentang guru yang akan menjadi mitra kerja. 2. Mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama kepala sekolah dan mitra. 3. Melakukan observasi awal terhadap objek penelitian. 4. Merancang lembar pemantauan pelaksanaan tindakan dan evaluasi. 5. Mempersiapkan administrasi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan fasilitas pembelajaran. Tahap Observasi dan Evaluasi Pada tahap ini dilaksanakan proses data awal atau observasi awal pelaksanaan penelitian dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat untuk mengukur hasil pembelajaran yang digunakan dengan standar penilaian kualitatif sebagai berikut: 1. SB (Sangat Baik) = 90-100 2. B (Baik) = 75-89 3. C (Cukup) = 60-74 4. K ( Kurang) = 40-59 5. KS (Kurang Sekali) = 0 39
Tahap Analisis dan Refleksi. Data yang telah diperoleh dari observasi dan evaluasi di analisis secara deskrifsi dan di adakan refleksi untuk mengetahui apakah kegiatan yang telah dilakukan dapat meningkatkan kemampuan pasing atas pada permaianan bola voli. Di samping itu, hasil kegiatan tersebut dapat di jadikan umpan balik bagi siswa sekaligus bagi guru untuk menjadi acuan bagi perencana siklus berikutnya. HASIL PENGOLAHAN DATA Berdasarkan hasil perolehan yang di peroleh siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO dari data awal atau observasi awal, terlihat bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini belum mencapai indikator yang sudah di tetapkan yaitu sebesar 85%. Hal ini bisa di buktikan dengan hasil perolehan nilai yang di peroleh pada data awal atau absevasi awal, baru mencapai 52%. Dan di dalam data awal atrau observasi awal, bahwa siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO yang tergolong dalam kategori (SB) sangat baik, yaitu belum ada siswa yang tergolong pada kategori sangat baik tersebut atau (0%), dalam kategori (B) baik sebanyak 0 orang (0%), kategori (C) cukup sebanyak 1 orang (4%), kategori (K) kurang sebanyak 24 orang (96%), dan kategori (KS) kurang sekali (0%). Hal ini membuktikan bahwa penelitian yang di laksanakan belum mengalami peningkatan atau belum mencapai indikator kinerja yang sudah di tetapkan sebesar 85%, maka di berikan tujuh belas (17) kali petemuan, yakni pertemuan pertama (1) yaitu pengambilan data awal atau observasi awal, pertemuan ke dus (2) sampai pertemuan ke tujuh belas (17) yaitu pemberian tindakan serta pemberian evaluasi setiap siklus yang di laksanakan, yakni dari siklus I, II, III dan IV, guna untuk mengetahui sejauh mana keterampilan siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO dalam melakukan pasing atas. Pertemuan ke dua (2), tiga (3), empat (4) pemberian tindakan, dan pertemuan ke lima (5) yaitu evaluasi untuk siklus I. Pertemuan ke enam (6), tujuh (7), delapan (8) pemberian tindakan, dan pertemuan ke sembilan (9) yaitu evaluasi untuk siklus II. Pertemuan ke sepuluh
(10), sebelas (11), dua belas (12) pemberian tindakan, dan pertemuan ke tiga belas (13) yaitu evaluasi untuk siklus III. Pertemuan ke empat belas (14), lima belas (15), enam belas (16) pemberian tindakan, dan pertemuan ke tujuh belas (17) yaitu evaluasi untuk siklus IV, yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dalam keterampilan melakukan pasing atas pada permainan bola voli siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO, dengan indikator sebagai berikut : 1. Posisi Kaki 2. Posisi Tangan 3. Posisi Badan 4. Sikap Akhir Oleh karena melihat rendahnya persentase yang di peroleh siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO pada data awal atau observasi awal, maka di berikan tindakan sebanyak tiga (3) kali pertemuan tindakan pada siklus I, untuk meningkatkan keterampilan dalam melakukan pasing atas, yang siklus tersebut, keterampilan melakukan pasing atas pada siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO mengalami peningkatan sebagaimana yang di harapkan oleh peneliti, di mana pada observasi awal hasil penilaian baru mencapai 52% menjadi 58,25 % pada siklus I, dengan rincian setiap kategori di antaranya, kategori (SB) sangat baik (0%), kategori (B) baik 0 orang (0%), kategori (C) cukup 10 orang (40%), kategori (K) kurang 15 orang (60%), dan kategori (KS) kurang sekali (0%). Berdasakan hasil pengamatan serta data yang di peroleh pada siklus I sebesar 58,25% dan dengan melihat indikator kinerja yang sudah di tetapkan yaitu sebesar 85%, maka penelitian ini perlu untuk di lanjutkan ke siklus II, maka di berikan tindakan sebanyak tiga (3) kali pertemuan tindakan pada siklus II untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam ketarampilan melakukan pasing atas. Pada siklus I keterampilan siswa melakukan pasing atas mencapai 58,25% meningkat menjadi 64,5% pada siklus II, dengan rincian setiap kategori di antaranya, kategori (SB) sangat baik 0 oarang (0%), kategori (B) baik 0 orang (0%), kategori
(C) cukup 24 orang (96%), kategori (K) kurang 1 orang (4%), dan kategori (KS) kurang sekali (0%). Berdasarkan hasil pengamatan data yang di peroleh pada siklus II sebesar 64,5%, dengan melihat indikator kinerja yang sudah di tetapkan yakni sebesar 85%, maka penelitian di lanjutkan ke siklus III, maka di berikan tindakan sebanyak tiga (3) kali pertemuan tindakan, pertemuan pada siklus III untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO dalam keterampilan melakukan pasing atas. Pada siklus II keterampilan siswa dalam melakukan pasing atas mencapai 64,5% meningkat menjadi 79% pada siklus III, dengan rincian setiap kategori di antaranya, kategori (SB) sangat baik 0 orang (0%), kategori (B) baik22orang (88%), kategori (C) cukup 3 orang (12%), kategori (K) kurang 0 orang (0%), dan kategori (KS) kurang sekali (0%). Berdasarkan hasil pengamatan data yang di peroleh pada siklus III yang sudah mencapai nilai rata-rata sebesar 79%, namun dengan melihat indikator kinerja yang sudah di tetapkan yakni sebesar 85%, maka penelitian di lanjutkan ke siklus IV, maka di berikan lagi tindakan sebanyak tiga (3) kali pertemuan tindakan, pertemuan pada siklus IV untuk meningkatkan siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO dalam keterampilan melakukan pasing atas. Pada siklus III keterampilan siswa dalam melakukan pasing atas mencapai nilai rata-rata 79% meningkat menjadi 86% pada siklus IV, dan di bandingkan dengan pencapaian indikator kinerja yang sudah di tetapkan yaitu sebesar 85%, maka pada siklus IV keterampilan siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO sudah melebihi indikator kinerja yang sudah di tetapkan, maka keterampilan dalam melakukan pasing atas pada permainan bola voli kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO sudah berhasil, untuk itu dalam penelitian ini tidak perlu di lanjutkan ke siklus berikut, karena bisa di lihat dari rincian setiap kategori yang di perolah siswa pada siklus IV di antaranya, kategori (SB) sangat baik 0 orang (0%),
kategori (B) baik 25 orang (100%), kategori (C) cukup 0 orang (0%), kategori (K) kurang (0%), dan kategori (KS) kurang sekali (0%). Berdasarkan hasil penamatan dari data awal atau observasi awal yakni 52%, siklus I 58,25%, siklus II 64,5%, siklus III 79% dan siklus IV 86%. Penelitian ini mengalami peningkatan, dan bahkan melebihi indikator kinerja yang sudah di tetapkan, yaitu sebesar 85%. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa pembelajaran penjaskes khususnya materi pasing atas pada permainan bola voli dengan menggunakan strategi pembelajaran modeling dapat meningkatkan keterampilan dalam melakukan pasing atas pada permainan bola voli siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO. Dengan demikian hipotesis dapat di terima dan penelitian ini di anggap berhasil dan tidak di lanjutkan ke siklus berikut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat di tarik beberapa kesimpulan bahwa: 1. Bola voli merupakan suatu olahraga yang banyak di ajarkan dan termasuk dalam kurikulum yang di ajarkan di sekolah baik di sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi, contohnya di Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan (FIKK) khususnya jurusan kepelatihan dan penjaskes, yaitu di Universias Negeri Gorontalo (UNG). Dalam hasil penelitian yang telah di uraikan sebelumnya peneliti dapat menyimpulkan bahwa pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan khususnya materi pasing atas pada permainan bola voli dengan menggunakan strategi pembelajaran modeling siswa dapat mengetahui gerakan demi gerakan pada saat melakukan pasing atas, dimana hasil observasi awal dari jumlah siswa 25 orang, hasil yang di capai pada observasi awal yaitu dengan nilai rata-rata 52%, pada siklus I hasil yang di capai dengan rata-rata 58,25%, pada siklus II hasil yang di capai dengan rata-rata 64,5%, pada siklus III hasil yang di capai dengan rata-rata 79%, dan hasil yang di capai pada siklus ke IV yaitu dengan rata-rata 86%. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa dengan strategi pembelajaran modeling dapat meningkatkan keterampilan melakukan pasing atas pada permainan bola voli siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO, dengan hasil tersebut maka penelitian ini di nyatakan tuntas dan hipotesis dapat di terima.
SARAN Sehubungan dengan dengan hasil penelitian ini, dapat di kemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Setiap guru hendaknya melaksankan kegiatan tindakan kelas sebagai upaya untuk meningkatkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran sehingga pencapaian mutu pembelajran dapat terwujud. 2. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran guru hendaknya memilih metode sesuai bahan ajar dan tujuan pembelajaran. 3. Metode strategi pembelajaran modeling di harapkan dapat di gunakan dalam pembelajaran penjaskes dan hendaknya menggunakan alokasi waktu sesuai rencana pembelajaran. 4. Di harapkan guru dapat senantiasa melakukan penelitian tindakan kelas untuk menemukan metode-metode yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar sesuai dalam proses pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Aan Sunjata Wisahati, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta Ali Imron, 2011. Superpisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan. Diterbitkan PT Bumi Aksara : Jakarta Andi Prastowo, 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Penerbit DIVA Press Jogjakarta Deni Kurniadi, 2010. Penjas Orkes. Penerbit Pusat Perbukuan : Jakarta Dini Rosdiani, 2012. ModelPembelajaran Langsung dalam Pendidikan Jasmanidan Kesehatan. Penerbit Alfabeta : Bandung Edy Sih Mitranto, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Penerbit Pusat Perbukuan : Jakarta Hidayat, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga Dan Kesehatan. Penerbit Pusat Perbukuan : Jakarta Ibrahim, 2010. PERENCANAAN PENGAJARAN. PenerbitRINEKA CIPTA : Jakarta Jamal Ma mur Asmani, 2011. Tips Aplikasi PAKEM. Penerbit DIVA Press : Sampangan Gg. Perkutut No.325-B Martinis Yamin, 2012. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Penerbit REFERENSI (GP Press Group) : Cipuat Mega Mall Masri an, 2009. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Penerbit Erlangga : Muh Farug (Ratna Ibrahim 2009) Teknik Dasar Bola Voli. Era Pustaka : Jakarta Roji, 2009. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Penerbit Erlangga : Jakarta Sarjan Mile, 2009. Bola Voli I. Gorontalo Sarjono, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta Sholeh Hamid, 2011. Metode EDU TAINMENT. DIVA Press : Sampangan Gg. Perkutut No.325-B Slameto, 2010. BELAJAR & FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI. PT RINEKA CIPTA : Jakarta Sri Mawarti, 2009. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. Penerbit Jurusan Pendidikan Olahraga Fakultas Ilmu Keolahragaan : Universitas Negeri Yogyakarta Suhadi, 2009. VOLLEY BALL FOR ALL. Diterbitkan Oleh Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Sujarwadi, 2010. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Di Terbitkan oleh Pusat Perbukuan Kementrian Pendidikan Nasional : Jakarta Sunarsih, 2009. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Penerbit Erlangga Syaiful Bahri Djamarah, 2010. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit RINEKA CIPTA :Jakarta Zainal Aqib, 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter. Penerbit Yrama Widya : Bandung.