V. ANALISIS SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Usaha agroindustri nenas dengan pola kemitraan setara di Kabupaten Subang meliputi kegiatan perkebunan nenas yang menghasilkan buah nenas segar sebagai bahan baku untuk industri pengolahan nenas, dan industri pengolahan nenas yang mengolah nenas segar menjadi berbagai produk nenas olahan. Produk yang dihasilkan dari usaha agroindustri nenas antara lain adalah buah nenas segar, dodol nenas, selai nenas, nenas kaleng, jus nenas dan konsentrat nenas. Tidak tertutup kemungkinan untuk mengembangkan produk-produk lain seperti serat kain dari daun nenas. Pola kemitraan setara dalam agroindustri nenas melibatkan banyak pihak seperti petani nenas yang tergabung dalam gapoktan (gabungan kelompok tani), yang selanjutnya membentuk koperasi petani, investor/pengusaha industri pengolahan nenas, lembaga keuangan (pembiayaan usaha), lembaga pemerintah, dan masyarakat di sekitar lokasi agroindustri. Saling keterkaitan di antara berbagai pihak yang terlibat ini dapat dianalisis sebagai suatu sistem. Sistem kemitraan setara utamanya bertujuan meningkatkan pendapatan petani nenas, masyarakat sekitar lokasi, perekonomian daerah, dan sekaligus pendapatan asli daerah (PAD). Banyaknya pihak yang terlibat dan adanya perbedaan kepentingan dari setiap pihak menyebabkan sistem kemitraan setara agroindustri nenas menjadi kompleks. Bagi pemerintah daerah, usaha agroindustri nenas merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam bentuk pajak usaha dan juga penyedia lapangan kerja bagi masyarakat. Bagi petani, usaha ini merupakan sumber pendapatan utama. Bagi pengusaha industri pengolahan usaha agroindustri nenas merupakan usaha yang dapat menghasilkan keuntungan. Bagi masyarakat sekitar lokasi merupakan salah satu lapangan kerja, penyedia sarana dan prasarana lingkungan. Bagi lembaga pembiayaan usaha, agroindustri nenas merupakan usaha yang layak dan aman. Bagi lembaga penelitian dan
pengembangan usaha agroindustri nenas memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian dan pengembangan produk-produk nenas. Kompleksitas sistem seperti ini menuntut pengkajian yang bersifat holistik agar dihasilkan sistem kemitraan setara yang mampu mengakomodasi semua kepentingan tersebut. Seperti telah dikemukakan dalam Bab 2, prosedur pendekatan sistem meliputi tahap -tahap: analisis kebutuhan, formulasi masalah, identifikasi sistem, permodelan sistem, verifikasi model, dan implementasi model (Eriyatno, 1999). Dalam bab ini dibahas analisis kebutuhan, formulasi masalah, dan identifikasi sistem agroindustri nenas. 1. Analisis Kebutuhan dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas Model kemitraan setara yang dikembangkan untuk agroindustri nenas harus mampu memenuhi kebutuhan setiap pihak atau lembaga yang terlibat. Untuk itu dilakukan identifikasi pelaku-pelaku yang terlibat serta kebutuhan masing-masing pihak. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan teridentifikasi beberapa pihak yang terlibat secara langsung ataupun tidak langsung dalam usaha agroindustri nenas. Pelaku atau lembaga yang terlibat dalam usaha agroindustri nenas serta kebutuhan masing-masing pelaku disajikan di bawah ini. 67
Tabel 5.1. Kebutuhan pelaku yang terlibat dalam kemitraan usaha agroindustri nenas PELAKU Petani nenas Pengusaha pengolah nenas Lembaga keuangan Masyarakat sekitar Pemerintah daerah KEBUTUHAN Peningkatan pendapatan Terjaminnya pemasaran produk yang dihasilkan Terjaminnya harga jual yang layak dan stabil Dukungan modal, teknologi, informasi, sarana produksi, prasarana, dan manajemen. Keterjaminan bahan baku (kuantitas dan kualitas) Produktivitas operasi Kualitas produk Ketersediaan modal usaha Kelayakan usaha Ketersediaan tenaga kerja yang produktif dalam jumlah yang sesuai dengan kebutuhan Kepastian dan keamanan berusaha Keberhasilan usaha debitur Pengembalian kredit yang lancar Suku bunga yang layak Kesempatan kerja Kelestarian lingkungan Peningkatan kesejahteraan Pembangunan prasarana wilayah Trickle-down effect Meningkatnya jumlah agroindustri nenas Bertambahnya lapangan kerja dan usaha Meningkatnya kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi agroindustri Meningkatnya pendapatan asli daerah Keserasian hubungan masyarakat, pengusaha, dan petani Kelestarian lingkungan 2. Perumusan Masalah dalam Sistem Usaha Agroindustri Nenas Dalam rangka mengembangkan model kemitraan setara usaha agroindustri nenas di Subang, dijumpai beberapa masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Ketidak -sinambungan pasokan bahan baku nenas segar dari petani. Para petani nenas berkecenderungan menjual hasil panen nenas segar kepada pihak yang bersedia membayar dengan harga lebih tinggi. Akibatnya, pasok nenas segar ke pabrik pengolahan nenas menjadi tidak menentu. 68
2. Ketidak -konsistenan mutu, ukuran, dan tingkat kematangan nenas segar dari petani. 3. Ketidak -sesuaian kapasitas ekonomis pabrik pengolahan dengan kuantitas nenas segar yang dihasilkan petani. 4. Belum berkembangnya teknologi pascapanen. 5. Keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha agroindustri nenas. Sistem kemitraan usaha yang dikembangkan bertujuan membantu terwujudnya suatu kemitraan yang menyetarakan posisi petani dengan posisi pengusaha industri pengolahan nenas. Kemitraan setara yang terbentuk diharapkan dapat menyinergikan kebutuhan semua pihak yang terlibat dalam sistem, khususnya petani, pengusaha industri pengolahan, dan masyarakat sekitar, menyelaraskan konflik kepentingan yang ada, dan mengoordinasikan semua pihak yang terlibat. Sistem kemitraan setara yang dikembangkan diharapkan dapat berfungsi sebagai berikut: 1. Menjamin kesinambungan pasok bahan baku nenas segar dari petani untuk pabrik pengolahan nenas. Untuk itu diharapkan dapat diperoleh tingkat harga nenas segar yang disepakati bersama antara petani dan pabrik. 2. Menetapkan tingkat mutu, rentang ukuran, dan tingkat kematangan nenas segar yang konsisten dan sesuai dengan kebutuhan pabrik pengolahan nenas. Selanjutnya sistem ini juga diharapkan dapat menciptakan pasar untuk nenas segar yang tidak memenuhi standar pabrik. 3. Menetapkan tingkat kapasitas ekonomis pabrik yang sesuai dengan tingkat kuantitas pasokan nenas segar dari petani. Untuk ini dilakukan telaah kelayakan pabrik dan kebun secara terintegrasi sehingga diperoleh ukuran pabrik dan luasan kebun yang seimbang. 69
4. Mengidentifikasi sumber dana yang dapat digunakan untuk mendukung usaha agroindustri nenas. 3. Identifikasi Sistem Usaha Agroindustri Nenas Identifikasi sistem bertujuan memberikan gambaran tentang sistem yang dikaji. Sistem ini digambarkan dalam bentuk diagram input-output. Diagram input-output menggambarkan input yang memasuki sistem agroindustri nenas dan arus output yang keluar dari sistem. Input yang memasuki sistem agroindustri nenas dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu input lingkungan, input terkendali, dan input tidak terkendali. Output yang keluar dari sistem dikelompokkan menjadi dua, yaitu output yang dikehendaki, dan output yang tidak dikehendaki. Output yang dikehendaki merupakan hasil dari sistem yang memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang teridentifikasi pada saat analisis kebutuhan, sedangkan output tidak dikehendaki merupakan hasil atau dampak sampingan yang sifatnya tidak menguntungkan. Output yang tidak dikehendaki dapat dikendalikan melalui pengendalian terhadap input terkendali. Diagram input-output sistem kemitraan setara usaha agroindustri nenas dapat dilihat pada Gambar 5.1. 70
Input lingkungan *Iklim dan karakteristik lahan *Kondisi Sosial Ekonomi *Kondisi Keamanan *Peraturan Pemerintah Input Terkendali * Komposisi Modal * Teknologi Pengolahan * Penjadwalan Produksi * Penjadwalan Tanaman * Lokasi Pengolahan Output yang Dikehendaki * Pendapatan Daerah Meningkat * Pendapatan Petani Meningkat * Usaha AI Nenas Berkembang * Produktivitas Usaha Meningkat * Pengembalian Kredit Lancar SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Input Tak Terkendali * Permintaan Pasar * Perkembangan Teknologi * Nilai Tukar dan Suku Bunga * Fluktuasi Harga Output Tak Dikehendaki * Distribusi Pendapatan Tidak Merata * Pasokan Produk Tidak Sesuai * Pencemaran Lingkungan Meningkat PENGENDALIAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Gambar 5.1. Diagram Input-Output Sistem Agroindustri Nenas. 71