IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran"

Transkripsi

1 IV. METODOLOGI 4.1. Kerangka Pemikiran Manajemen rantai pasokan berkembang menjadi langkah strategis yang menyinergikan pemasaran, pabrikasi, dan pengadaan dalam suatu hubungan yang kompleks dalam rangkaian proses bisnis secara satu kesatuan. Pengertian, filosofi, dan alur berstruktur rantai pasokan telah diajukan oleh peneliti terdahulu dan menegaskan perbedaan manajemen rantai pasokan dengan manajemen logistik (Christopher, 1998; Bowersox, 1992; Ayers, 2000; Levi 2002; Vokurka, 2002; Giannakis, 2004; Tracey, 2005; Gowen di dalam Maku, 2005). Membangun rantai pasokan berbasis jaringan melibatkan anggota, dan formulasi kerangka kerja (Evans dan Danks, 1998; Stock dan Lambert, 2001; Halal dalam Daboub, 2002). Fungsi jaringan menurut peneliti terdahulu adalah mendistribusikan manfaat dan resiko berdasarkan tujuan melalui mekanisme umpan balik, insentif, dan sanksi yang dijabarkan serta dikelola (Barba et al. 1998; Levi, 2000; Goold dan Quinn, di dalam Stanek, 2004). Membangun jaringan memerlukan persyaratan perilaku berupa hubungan berbasis kepercayaan, penyatuan keahlian saling melengkapi, peran aktif, harmonisasi, solidaritas dan pengendalian kekuasaan (Achrol di dalam Daboub, 2000; Barba et al. 1998; Choi et al. 2002). Pasokan bahan baku agroindustri farmasi menghadapi kompleksitas permasalahan dengan kerumitan hubungan antar elemen dan perubahan dinamis permintaan dan penawaran bahan baku. Permasalahan yang dihadapi petani umumnya terletak pada akses pasar, kemampuan dan kualitas pasokan, permodalan, kemampuan pengelolaan bahan baku sehingga standarisasi hasil dari masing-masing aktor lemah karena tidak menyatunya rantai proses. Sistem rantai pasokan direkayasa agar terdapat integrasi strategis antara petani dan industri dimana petani berlokasi tersebar, berkontribusi sesuai perannya atas dasar saling tergantung sehingga tercapai kesejahteraan petani dan mendorong pengusahaan tanaman obat secara berkelanjutan.

2 Kerangka pemikiran pembangunan jaringan dapat dilihat pada Gambar 7 dan tahapan penelitian sebagaimana pada Gambar 8 berikut ini. AGROINDUSTRI FARMASI PETANI TANAMAN OBAT KONDISI SISTEM RANTAI PASOKAN SAAT INI DAN KEBUTUHAN 1. Usaha tani 2. Pola pembelian 3. Rantai pasokan 4. Persyaratan mutu PENDEKATAN SISTEM ANALISIS USAHA TANI ANALISIS MATRIKS PERSYARATAN MUTU ANALISIS ELEMEN JARINGAN KONDISI SITUASIONAL USAHA TANI ATRIBUT UTAMA DAN PROSES TERKAIT ELEMEN KUNCI PEREKAYASAAN SISTEM RANTAI PASOKAN BASIS JARINGAN PERHITUNGAN MANFAAT STRUKTUR JARINGAN ANALISIS KONFLIK FAKTOR PENGHAMBAT PERSYARATAN IMPLEMENTASI FAKTOR PENDUKUNG SISTEM RANTAI PASOKAN BASIS JARINGAN Gambar 7 Kerangka pemikiran penelitian.

3 Penelitian mengkaji sistem rantai pasokan saat ini mencakup pengadaan bahan baku oleh agroindustri farmasi, hubungan petani dengan rantai di atasnya dan keunikan rantai pasokan tanaman obat. Aspek hubungan vertikal sistem pasokan yang dikaji adalah : cara memilih dan menilai pemasok, penetapan mutu, harga dan nilai-nilai kerjasama. Selanjutnya dilakukan analisis usaha tani, persyaratan mutu dan elemen kritis membangun jaringan. Nilai keilmuan dari penelitian adalah bagaimana jaringan dalam ranah manajemen rantai pasokan diimplementasikan pada agroindustri farmasi dan memberikan manfaat bagi petani tanaman obat. Validasi terhadap pembangunan jaringan dilakukan dengan melalui pengujian antar variabel dirujuk pada teori yang mendukung dan berdasarkan pendapat pakar untuk kesesuaian realitas di lapangan. Uji konsistensi dari pendapat pakar atas perbandingan berpasangan dilakukan walaupun pada kenyataanya sulit mendapatkan konsistensi sempurna tetapi analisis berpasangan atas elemen telah memperoleh kepastian.

4 Analisis usaha tani dan rantai pasokan bahan baku petani (1) Komponen biaya - biaya usaha tani Persyaratan pasokan bahan baku dan ciri rantai pasokan Analisis usaha tani dan rantai pasokan bahan baku Metode : wawancara pelaku, perhtiungan rugi laba A Biaya usaha tani tanaman obat, R/L menjual pada pembeli non jaringan Peryaratan mutu pembeli, tingkat rantai pasokan, ketentuan pembelian B Analisis persyaratan mutu bahan baku (2) Kriteria mutu bahan baku Aspek pengolahan bahan baku Analisis persyaratan mutu bahan baku dan aspek teknis pengolahan Metode : Quality Function Deploypment, Pembobatan MPE Bobot kriteria mutu, target nilai proses yang terkait mutu C A

5 A Analisis Elemen Strukturisasi Jaringan (3) Elemen - elemen sistem pembentukan kelembagaan Analisis Elemen Kelembagaan rantai pasokan berbasis jaringan Metode : ISM Elemen Kunci yang diperhatikan saat membangun lembaga D Rekayasa sistem rantai pasokan bahan baku (4) A B C D Rekayasa Sistem Rantai Pasokan bahan baku Metode : Penstrukturan (Giannakis & Croom, 2004-Stock & Lambert,, Giles & Hancy,1998) Lembaga jaringan : struktur, fungsi, mekanisme operasional Analisis dan solusi konflik AHP Mekanisme penanganan konflik R/L, Analisis kelayakan, Perhitungan manfaat yang diterima anggota hasil rekayasa Nilai manfaat yang diterima petani Gambar 8. Tahapan penelitian

6 Untuk merancang sistem, terlebih dahulu dilakukan analisis kebutuhan para aktor sehingga diperoleh gambaran harapan dan faktor berpengaruh terhadap pengambilan keputusan industri berkaitan dengan perencanaan pengadaan bahan baku, perilaku masing masing aktor dan pola pengelolaan. Harapan konsumen industri didekati dengan menggunakan alat bantu Quality Function Deployment sehingga diperoleh ketegasan atas preferensi utama dari kualitas dan dihubungkan dengan proses internal, akan diperoleh prioritas proses yang sangat berpengaruh Pendekatan Sistem Sistem rantai pasokan merupakan permasalahan yang tidak berdiri sendiri. Sub-sistem satu dan lainnya akan saling berkaitan mulai dari saat pembudidayaan sampai produk diterima oleh industri. Banyaknya pelaku yang terlibat dalam proses bisnis menjadikan sistem bersifat dinamis, kompleks dan rawan pada konflik kepentingan. Menurut Eriyatno (1999), metodologi sistem bertujuan untuk mendapatkan gugus alternatif sistem yang layak, mencakup kebutuhan yang telah diidentifikasi dan diseleksi. Perancangan sistem, diawali dengan memahami para aktor yang terlibat pada sistem rantai pasokan dan kebutuhan masing-masing. Aktor utama pada sistem rantai pasokan bahan baku meliputi petani, pedagang pengumpul dengan satu atau lebih tingkatan, hingga industri. Kebutuhan aktor dimaksud dapat serupa, namun dapat terjadi bertentangan sehingga berpotensi terjadinya konflik kepentingan. Tabel 8 berikut ini memberikan gambaran mengenai kebutuhan yang menjadi fokus oleh pelaku utama.

7 Tabel 8 Analisis kebutuhan para aktor pada rantai pasokan No Kebutuhan Petani Pedagang Pedagang Industri pengumpul besar 1 Harga Jual x x x x 2 Kesesuaian pasokan x x x x 3 Biaya budidaya x 4 Mutu x x x x 5 Informasi x x x persyaratan 6 Pembinaan x berkelanjutan 7 Teknologi x 8 Ketersediaan SDM x x 9 Ketepatan waktu x x x pasokan 10 Modal kerja x x x x 11 Peningkatan keuntungan x x x x Potensi konflik x = Yang berkepentingan atas kebutuhan dimaksud 4.3. Tata Laksana Penelitian Penelitian rekayasa sistem pasokan tanaman obat difokuskan pada tanaman obat yang dipasok ke agorindustri farmasi penghasil obat tradisional. Penelitian melalui empat tahapan yakni (1) analisis usaha tani dan rantai pasokan bahan baku petani, (2) analisis persyaratan mutu bahan baku, (3) analisis elemen kelembagaan, (4) rekayasa sistem rantai pasokan bahan baku. Adapun kerangka berpikir penelitian sebagaimana terlihat pada Gambar 7. a. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data meliputi data primer dan sekunder. Data primer mencakup luas lahan petani, biaya biaya, kapasitas produksi, perlakuan budidaya dan pemrosesan, tingkat penolakan kualitas, pola perdagangan tanaman obat. Responden ditetapkan dengan batasan : 1. Petani dan pengumpul yang telah menekuni bidang tanaman obat secara terus menerus selama lima tahun. 2. Pengumpulan data dilakukan di daerah Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, dan sekitar Slahung.

8 3. Industri penghasil jamu dan obat herbal yang dipilih secara sengaja yakni : PT Air Mancur, PT Phapros tbk, dan PT Indofarma tbk. Lokasi : Surakarta, Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri Gambar 9 Peta lokasi penelitian. Pengumpulan data dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu : (1) penelitian pendahuluan melalui wawancara dengan pejabat BPTO Tawangmangu dan petani pada bulan Februari 2003 (2) penelitian utama melalui wawancara petani, pengumpul dan agroindustri farmasi penghasil obat tradisional, industri farmasi yang menghasilkan fitofarmaka dan obat herbal, serta agroindustri kecil obat tradisional yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2003 (3) pencarian data sekunder di Badan Pengawasan Obat dan Makanan subdit Obat Asli Indonesia, Badan Pusat Statistik pada bulan November, Desember 2003 (4) pengecekan silang melalui wawancara pengumpul di Caruban dan Slahung, pada bulan Juli 2004 (5) melakukan wawancara pakar

9 Wawancara dengan kelompok petani menggunakan struktur pertanyaan terarah untuk memperdalam obyek telaah. Kuesioner ditujukan bagi responden yang mampu menjawab pertanyaan tanpa memerlukan bantuan. Kuesioner berisi sekumpulan pertanyaan untuk menggali informasi sehingga diperoleh gambaran mengenai : peran aktor, kemampuan pasokan, persyaratan kualitas, dan faktor yang mempengaruhi, resiko produksi dan pengolahan, faktor yang mempengaruhi harga, nilai berpengaruh pada hubungan pemasok dan pembeli. Wawancara konfirmasi dilakukan pada kelompok petani dan pengumpul di daerah berbeda. Pendekatan pengamatan diperlukan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap mengenai : a) penanganan pascapanen hingga penyimpanan pada tingkat petani. b) penerimaan dan perlakuan bahan baku pada tingkat pedagang pengumpul c) penerimaan dan perlakuan bahan baku pada tingkat industri d) kondisi fasilitas di areal petani dan pengumpul Seluruh informasi dipergunakan untuk mengkaji faktor berpengaruh terhadap pengadaan dan distribusi bahan baku, kelemahan dan kekuatan rantai pasokan yang berlangsung saat ini serta peluang mengembangkan sistem rantai pasokan baru. Responden ahli yang menjadi nara sumber adalah : peneliti tanaman obat sekaligus Kepala BPTO Tawangmangu, ketua koperasi karyawan BPTO, manajer-manajer terkait dari agroindustri farmasi terpilih, pembina petani, dan ketua Koperasi Jamu (KOJAI) Nguter Sukoharjo. b. Teknik pengolahan dan analisis data 1. Pengolahan data harapan konsumen menggunakan Quality Function Deployment, dengan memberikan bobot kepentingan atas harapan konsumen dimaksud.

10 2. Penjabaran harapan konsumen menggunakan QFD melalui tahapan berikut : a. Mengajukan pertanyaan pendahuluan kepada kelompok pakar, sehingga dihasilkan sekumpulan persyaratan tanaman obat kemudian disarikan menjadi kriteria-kriteria kualitas. b. Elemen yang dihasilkan tersebut disusun dalam bentuk kuesioner dan diajukan kepada responden terpilih terdiri atas petani, dan pedagang pengumpul. Responden diminta mengurutkan dari prioritas pertama hingga ke n dari kriteria konsumen dimaksud. c. Melakukan pembobotan atas kriteria konsumen. d. Menguraikan aspek pemrosesan dalam menghasilkan bahan baku sebagaimana diharapkan konsumen. Penguraian proses dilakukan melalui wawancara pakar industri dan diikuti dengan observasi. e. Melakukan penilaian berpasangan atas kriteria konsumen dengan proses. Tahap ini dimaksudkan untuk mendapatkan nilai pengaruh hubungan kuat, sedang atau tidak sama sekali dari proses. Tinjauan matriks antara kriteria konsumen dan proses dilakukan melalui wawancara pakar. f. Tahap akhir adalah melakukan proses trade off antar aktivitas proses untuk melihat apakah terdapat pengaruh positif kuat (+ +), pengaruh negatif (-), sehingga dapat disimpulkan korelasi proses satu dengan proses lainnya. 3. Teknik ISM dipergunakan dalam mengkaji hubungan sub-elemen dari elemen-elemen yang perlu diperhatikan saat membangun jaringan. Kaitan kontekstual antara elemen dan sub-elemen dan bagaimana kuat-lemahnya pengaruh satu elemen terhadap lainnya dianalisis. Analisis memanfaatkan kelompok pakar untuk mendeskripsikan berbagai elemen dan keterkaitan kontekstualnya. 4. Pendekatan supermatrik ANP digunakan untuk mengkaji hubungan yang kompleks dari elemen elemen yang saling berpengaruh. Pendekatan ini memberi ruang interaksi dan umpan balik di dalam

11 dan di antara kelompok elemen. Hasil analisis supermatrik berupa nilai BCOR, ditinjau dari kriteria optimistis, pesimistis, dan normal. 5. Perhitungan kelayakan jaringan dilakukan dengan terlebih dulu menetapkan asumsi : target penjualan, nilai investasi dan prosentase kerusakan bahan baku. Sedangkan analisis manfaat akan mengkaji nilai insentif yang masih mampu didistribusikan kepada anggota. 6. Selanjutnya dilakukan perhitungan nilai tambah dari perubahan produk tanaman obat irisan kering dan segar dari jahe dan kunyit sebagai studi kasus dengan menghitung selisih nilai produk setelah mendapatkan pemrosesan tertentu dengan nilai yang dikorbankan untuk permrosesan. 7. Tinjauan konflik internal jaringan dimaksudkan untuk menduga kemungkinan ketidakselarasan di dalam organisasi. Proses pengolahan pertanyaan dilakukan melalui AHP. Responden diminta membandingkan secara berpasangan antar kriteria. Bila ternyata pendapat mereka tidak konsisten, maka dilakukan pengulangan, sehingga diperoleh kesimpulan akhir. c. Tahap pengembangan sistem, validasi dan verifikasinya Pengembangan sistem jaringan dilakukan dengan mengkaji kembali seluruh teori jaringan dari peneliti terdahulu berdasarkan studi pustaka, wawancara dari sejumlah nara sumber dan melakukan cek silang dengan sistem rantai pasokan yang telah berjalan selama ini. Jaringan kemudian dikembangkan dengan melibatkan penstrukturan, mekanisme, persyaratan dan pembagian fungsi. Validasi model konseptual dimaksudkan untuk menetapkan bahwa teori dan asumsi-asumsi yang mendasari tepat dan model telah merepresentasikan masalah. Baik struktur model, logika dan matematika serta hubungan sebab telah tepat terhadap tujuan dari model yang dikehendaki. Dalam hal ini, pengembang model atau peneliti mengkaji secara seksama dan mengevaluasi bagaimana model bekerja. Validasi tidak

12 dapat dilaksanakan oleh peneliti semata tetapi memerlukan komunikasi dengan pengguna (Sargent, 2000; Carson, 2002; Martis, 2006). Validasi terhadap jaringan yang telah dibangun dilakukan sejak awal dengan memeriksa logika berpikir, asumsi-asumsi yang digunakan dan teori jaringan yang mendukung. Perubahan pendapatan petani dan jaringan dianalisis dengan mengambil tanaman obat terpilih sebagaimana disebutkan pada ruang lingkup. Verifikasi dilakukan untuk melihat apakah model telah menjawab tujuan dan seberapa tinggi pencapaiannya. Verifikasi manfaat jaringan dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh di lapangan dan dengan memasukkan beberapa asumsi-asumsi.

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Sistem pasokan bahan baku dalam suatu agroindustri merupakan salah satu faktor yang penting untuk menjaga kelangsungan proses produksi. Sistem pasokan ini merupakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Penelitian ini dilakukan berdasarkan pendekatan ilmiah dengan kerangka berfikir logis. Pemodelan sistem kelembagaan pasokan bahan baku agroindustri

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model

PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model PEMODELAN SISTEM Konfigurasi Model Rekayasa sistem kelembagaan penelusuran pasokan bahan baku agroindustri gelatin untuk menjamin mutu produk melibatkan berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda,

Lebih terperinci

A. KERANGKA PEMIKIRAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 66 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian perancangan model pemberdayaan masyarakat perdesaan dalam klaster agroindustri minyak atsiri dilakukan berdasarkan sebuah kerangka berpikir logis. Gambaran kerangka

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang

Lebih terperinci

VIII. VALIDASI DAN VERIFIKASI SISTEM

VIII. VALIDASI DAN VERIFIKASI SISTEM VIII. VALIDASI DAN VERIFIKASI SISTEM 8.1. Validasi Validasi bertujuan menelaah logika berpikir dalam membuat perekayasaan sistem sehingga menghasilkan kesimpulan yang meyakinkan dengan memeriksa kembali

Lebih terperinci

III. LANDASAN TEORITIS

III. LANDASAN TEORITIS III. LANDASAN TEORITIS 3.1. Quality Function Deployment (QFD) QFD dikembangkan pertama kali oleh Mitsubishi s Kobe Shipyard sebagai cara menjabarkan harapan konsumen, selanjutnya secara sistematis diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran 62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,

Lebih terperinci

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5

VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS. Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 VI. PEMODELAN SISTEM AGROINDUSTRI NENAS Formatted: Swedish (Sweden) Analisis sistem kemitraan agroindustri nenas yang disajikan dalam Bab 5 menunjukkan bahwa sistem kemitraan setara usaha agroindustri

Lebih terperinci

METODOLOGI Kerangka Pemikiran

METODOLOGI Kerangka Pemikiran METODOLOGI Kerangka Pemikiran Semakin berkembangnya perusahaan agroindustri membuat perusahaanperusahaan harus bersaing untuk memasarkan produknya. Salah satu cara untuk memenangkan pasar yaitu dengan

Lebih terperinci

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani V. PENDEKATAN SISTEM Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 67 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Kakao merupakan komoditas ekspor unggulan non-migas yang bernilai ekonomi tinggi dan tercatat sebagai penyumbang devisa bagi perekonomian nasional. Ekspor produk

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perencanaan produksi sebagai suatu keputusan awal yang mempengaruhi aktifitas pada kegiatan lainnya memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya inefisiensi

Lebih terperinci

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren.

Gambar 9 Sistem penunjang keputusan pengembangan klaster agroindustri aren. 44 V. PEMODELAN SISTEM Dalam analisis sistem perencanaan pengembangan agroindustri aren di Sulawesi Utara menunjukkan bahwa terdapat berbagai pihak yang terlibat dan berperan didalam sistem tersebut. Pihak-pihak

Lebih terperinci

VI. REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN

VI. REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN VI. RKAYASA SISTM RANTAI PASOKAN Tujuan manajemen rantai pasokan dalam penciptaan nilai, profitabilitas, dan keunggulan bersaing dari perspektif pembeli, didekati melalui konsep jaringan yang memfokuskan

Lebih terperinci

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai 45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 37 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tahapan awal dari pengembangan produk adalah mengidentifikasi keinginan

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan

Lebih terperinci

Sistem Manajemen Basis Data

Sistem Manajemen Basis Data 85 KONFIGURASI MODEL Hasil analisis sistem menunjukkan bahwa sistem pengembangan Agrokakao bersifat kompleks, dinamis, dan probabilistik. Hal tersebut ditunjukkan oleh banyaknya pelaku yang terlibat dalam

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasok Sutera Alam berbasis Web dirancang sebagai alat bantu yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan untuk meningkatkan rantai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian CV. XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi seragam seperti kaos, jaket, kemeja, sweater yang berada di wilayah kampus.

Lebih terperinci

ANALISA SISTEM. Analisa Situasional

ANALISA SISTEM. Analisa Situasional ANALISA SISTEM Metodologi sistem didasari oleh tiga pola pikir dasar keilmuan tentang sistem, yaitu (1) sibernetik, atau berorientasi pada tujuan. Pendekatan sistem dimulai dengan penetapan tujuan melalui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... iii iv vi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3 Perumusan Masalah... 7 1.4 Tujuan Penelitian... 7 1.5 Manfaat

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM

IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN B. PENDEKATAN SISTEM IV. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Lele merupakan salah satu ikan air tawar yang sudah cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia. Banyak jenis maupun varietas yang ada dan dikembangbiakkan di Indonesia.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pengembangan agroindustri kelapa sawit sebagai strategi pembangunan nasional merupakan suatu keniscayaan guna memperkecil kesenjangan pembangunan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN METODOLOGI PENELITIAN Semakin ketatnya persaingan akan produk pangan agroindustri merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen. Oleh karena itu, setiap perusahaan melakukan berbagai

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN 4.1. Objek Pengambilan Keputusan Dalam bidang manajemen operasi, fleksibilitas manufaktur telah ditetapkan sebagai sebuah prioritas daya saing utama dalam sistem

Lebih terperinci

Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster

Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster 200 Lampiran 1 Profil Usahatani, Industri Kecil Penyulingan dan Pedagang/Pengumpul Form A Kuesioner Profil Usaha Tani Program Penelitian Pemberdayaan Agroindustri Nilam di Pedesaan dalam Sistem Klaster

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR.... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix I. PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Identifikasi Masalah.... 8 1.3.Perumusan

Lebih terperinci

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR

5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5 KINERJA, SUMBER RISIKO, DAN NILAI TAMBAH RANTAI PASOK BUAH MANGGIS DI KABUPATEN BOGOR 5.1 Kinerja Rantai Pasok Kinerja rantai pasok merupakan ukuran kinerja secara keseluruhan rantai pasok tersebut (Chopra

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pemasok merupakan salah satu mitra bisnis yang memegang peranan sangat penting dalam menjamin ketersediaan barang pasokan yang dibutuhkan oleh perusahaan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 49 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Dalam penelitian ini dipelajari upaya-upaya agar agroindustri halal di Indonesia mampu bersaing secara global dan mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menentukan prioritas pemasok terbaik untuk produkproduk yang paling laris dijual di Toko Besi Nusantara Semarang. Prioritas pemasok terbaik ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan. Penjelasan rinci dari masing-masing subbab dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan supply chain atau rantai pasok dalam proses produksi suatu industri sangat penting demi memberikan nilai tambah baik bagi industri itu sendiri maupun bagi

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL

PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL VI. PEMODELAN SISTEM 6.1. KONFIGURASI MODEL Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pengembangan Agroindustri Manggis dirancang dan dikembangkan dalam suatu paket perangkat lunak ng diberi nama mangosteen

Lebih terperinci

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan

7.1. Pembentukan House of Quality Elemen Desain Kursi Rotan 7 INTEGRASI DESAIN Tahapan integrasi desain merupakan tahap pengintegrasian dari metodemetode yang digunakan sebelumnya. Pada tahapan ini, baik bobot yang diperoleh menggunakan analytical hierarchi process

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN i iii iii iv 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Rumusan Masalah 4 Tujuan Penelitian 4 Manfaat Penelitian 5 Ruang Lingkup Penelitian 5 2 TINJAUAN

Lebih terperinci

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala

III METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala 50 III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian 3.1.1 Penentuan Metode Destilasi Minyak Pala a. Penentuan Kriteria dan Alternatif : Diperlukan data primer berupa kriteria yang digunakan dalam pemilihan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendekatan manajemen rantai pasok telah banyak digunakan sebagai salah satu model untuk meningkatkan keunggulan bersaing dalam industri. Manajemen rantai pasok merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kopi organik telah menjadi salah satu komoditi ekspor unggulan di Aceh Tengah karena merupakan salah satu jenis kopi arabika dengan nilai harga jual tertinggi di dunia

Lebih terperinci

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel

Tabel 14 Kebutuhan aktor dalam agroindustri biodiesel 54 ANALISIS SISTEM Sistem pengembangan agroindustri biodiesel berbasis kelapa seperti halnya agroindustri lainnya memiliki hubungan antar elemen yang relatif kompleks dan saling ketergantungan dalam pengelolaannya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO RINGKASAN EKSEKUTIF WISHNU TIRTA, 2006. Analisis Strategi Penggunaan Bahan Baku Kayu Bersertifikat Ekolabel Di Indonesia. Di bawah bimbingan IDQAN FAHMI dan BUDI SUHARDJO Laju kerusakan hutan di Indonesia

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Pada pembiayaan investasi pola musyarakah, hasil laba operasional usaha dibagi antar investor dengan menggunakan nisbah tertentu. Ketidakpastian tingkat hasil laba

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran

3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran 65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN 76 VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN Sistem pengembangan klaster agroindustri aren di Sulawesi Utara terdiri atas sistem lokasi unggulan, industri inti unggulan, produk unggulan,

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG

PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG PEMILIHAN SUPPLIER MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (ANP) DI PT. HARVITA TISI MULIA SEMARANG 1 Febriarto Adhi Wiwoho 1 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik Universitas Dian Nuswantoro Jalan

Lebih terperinci

BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM

BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM 83 BAB V KONFIGURASI DAN PEMODELAN SISTEM 5.1. Konfigurasi Model Analisis sistem pada Bab IV memperlihatkan bahwa pengembangan agroindustri sutera melibatkan berbagai komponen dengan kebutuhan yang beragam,

Lebih terperinci

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO

Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO IDENTIFIKASI LOKASI POTENSIAL PENGEMBANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN GULA MERAH LONTAR DI KABUPATEN JENEPONTO SYAHMIDARNI AL ISLAMIYAH Email : syahmi1801@gmail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 55 METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Membangun agroindustri yang tangguh dan berdaya saing tinggi seharusnya dimulai dengan membangun sistem jaringan rantai pasokan yang tangguh dan saling menguntungkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah seyogyanya bertumpuh pada sumberdaya lokal yang dimiliki dan aktivitas ekonomi yang mampu melibatkan dan menghidupi sebagian besar penduduk. Pemanfaatan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual

METODOLOGI PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Bertolak dari kondisi, potensi, dan prospek usaha mikro dan kecil makanan ringan, maka penelitian ini diarahkan untuk menghasilkan model untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Pada lingkungan yang sangat kompetitif, tidak mungkin bagi suatu

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan. Pada lingkungan yang sangat kompetitif, tidak mungkin bagi suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan bahan baku berkualitas memegang peranan sangat penting dari seluruh rangkaian kegiatan produksi suatu perusahaan industri terutama untuk menghasilkan

Lebih terperinci

V. ANALISIS SITUASI USAHA TANAMAN OBAT

V. ANALISIS SITUASI USAHA TANAMAN OBAT V. ANALISIS SITUASI USAHA TANAMAN OBAT 5.1. Bahan Baku Tanaman Obat Agroindustri farmasi terutama yang menghasilkan produk fitofarmaka membutuhkan bahan baku sesuai standar formulasi agar memberikan efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rantai pasok merupakan suatu konsep yang awal perkembangannya berasal dari industri manufaktur. Industri konstruksi mengadopsi konsep ini untuk mencapai efisiensi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan studi kasus di Frida Agro yang terletak di Lembang, Kabupaten Bandung. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan

Lebih terperinci

TABEL 4.2 PERUMUSAN TOPIK RISET UNGGULAN INSTITUSI

TABEL 4.2 PERUMUSAN TOPIK RISET UNGGULAN INSTITUSI TABEL 4.2 PERUMUSAN TOPIK RISET UNGGULAN INSTITUSI KOMPETENSI ISUE STRATEGIS KONSEP PEMIKIRAN PEMECAHAN MASALAH TOPIK RISET YANG DIPERLUKAN Fakultas Kedokteran Mal Nutrisi Ketersediaan nutrisi akan menyebabkan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Analisis stuktur, kemitraan, agribisnis sayuran

Kata Kunci: Analisis stuktur, kemitraan, agribisnis sayuran ANALISIS STRUKTUR SISTEM KEMITRAAN PEMASARAN AGRIBISNIS SAYURAN (Studi Kasus di Kecamatan Nongkojajar Kabupaten Pasuruan) Teguh Sarwo Aji *) ABSTRAK Pemikiran sistem adalah untuk mencari keterpaduan antar

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri yang melibatkan berbagai aktivitas dan operasi bisnis telah memberikan dampak terhadap perubahan lingkungan. Dampak lingkungan yang ditimbulkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan

I. PENDAHULUAN. Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan umum Bulog mempunyai misi yakni memenuhi kebutuhan pangan pokok rakyat dan visi yaitu pangan cukup, aman dan terjangkau bagi rakyat. Penjabaran dari visi dimaksud

Lebih terperinci

ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI

ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI ANALISIS KENDALA INVESTASI BAGI PENANAM MODAL UNTUK INDUSTRI PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN ORIENTASI EKSPOR FEBRINA AULIA PRASASTI PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. lain yang sesuai dengan kebutuhan ternak terutama unggas. industri peternakan (Rachman, 2003). Selama periode kebutuhan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Di daerah tropis seperti Indonesia, jagung memiliki kontribusi sebagai komponen industri pakan. Lebih dari 50% komponen pakan pabrikan adalah jagung. Hal ini

Lebih terperinci

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional 83 4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional Produktivitas gula yang cenderung terus mengalami penurunan disebabkan efisiensi industri gula secara keseluruhan, mulai dari pertanaman tebu hingga pabrik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA SISTEM

BAB IV ANALISA SISTEM 71 BAB IV ANALISA SISTEM 4.1. Analisa Situasional Agroindustri Sutera Agroindustri sutera merupakan industri pengolahan yang menghasilkan sutera dengan menggunakan bahan baku kokon yaitu kepompong dari

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI

REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian ini merupakan cara yang digunakan untuk memecahkan masalah dengan langkah-langkah yang akan ditempuh harus relevan dengan

Lebih terperinci

3.2 METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL

3.2 METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL III. LANDASAN TEORI 3.1 TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati suatu permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan

Lebih terperinci

Gambar 15 Diagram model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks pengembangan agroindustri gula tebu.

Gambar 15 Diagram model sistem dinamis pengambilan keputusan kompleks pengembangan agroindustri gula tebu. 52 6 PENGEMBANGAN MODEL 6.1 Analisis model sistem dinamis agroindustri gula tebu Sesuai dengan metodologi, maka rancang bangun sistem dinamis bagi pengambilan keputusan kompleks pada upaya pengembangan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KACANG TANAH DILIHAT DARI ASPEK TEKNIS (Studi kasus Desa Pengkol, Nguter, Sukoharjo)

TUGAS AKHIR. PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KACANG TANAH DILIHAT DARI ASPEK TEKNIS (Studi kasus Desa Pengkol, Nguter, Sukoharjo) TUGAS AKHIR PERANCANGAN ULANG DAN PEMBUATAN ALAT PENGUPAS KACANG TANAH DILIHAT DARI ASPEK TEKNIS (Studi kasus Desa Pengkol, Nguter, Sukoharjo) Disusun Untuk Melengkapi Dan Memenuhi Syarat Guna Mencapai

Lebih terperinci

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas

NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas NARASI MENTERI PERINDUSTRIAN RI Pembangunan Industri yang Inklusif dalam rangka Mengakselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Berkualitas Sektor industri merupakan salah satu sektor yang mampu mendorong percepatan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agroindustri Farmasi

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agroindustri Farmasi II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agroindustri Farmasi Industri obat tradisional (IOT) sebagaimana dinyatakan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 246 / Menkes / Per / V / 1990 adalah industri

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 18 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September-November 2010 di Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Pemerintahan Aceh

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di 45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,

Lebih terperinci

X. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Model Pengembangan Usaha Agroindustri Nenas AINI-MS yang dihasilkan

X. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Model Pengembangan Usaha Agroindustri Nenas AINI-MS yang dihasilkan X. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Model Pengembangan Usaha Agroindustri Nenas AINI-MS yang dihasilkan adalah model yang menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic versi 6.0. Model AINI-MS merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Jaminan Mutu dan Keamanan Pangan 1. Jaminan Mutu Mutu didefinisikan sebagai keseluruhan gabungan karakteristik produk dan jasa dari pemasaran, rekayasa, pembuatan, dan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini setiap perusahaan yang bergerak dibidang minuman dihadapkan pada tingkat persaingan yang semakin ketat dengan perubahan-perubahan yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature)

I. PENDAHULUAN. Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecenderungan masyarakat dunia untuk kembali ke alam (back to nature) membawa perubahan pada pola konsumsi obat dari yang berbahan kimiawi, ke obat-obatan yang terbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Perkembangan suatu daerah merupakan suatu hal yang sangat penting untuk kelangsungan daerah tersebut dalam hal meningkatkan sektor industri penghasil bahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 KERANGKA PEMIKIRAN Penelitian yang bertujuan untuk mempertemukan kebutuhan konsumen dengan peningkatan pelayanan yang mampu diusahakan oleh PT. Mitra Nasional Kualitas, akan dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual

IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual IV. METODOLOGI 4.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Pendekatan klaster industri telah ditetapkan sebagai strategi pengembangan industri nasional dalam Undang-undang Program Pembangunan Nasional Tahun 2000-2004

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Persaingan produk yang semakin terbuka merupakan tantangan bagi industri pertanian, khususnya pangan, untuk memenuhi harapan dan tuntutan konsumen akan produk

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BELUT DI INDUSTRI RUMAH TANGGA SARI ROSO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO Irma Wardani dan Umi Nur Solikah Staf Pengajar Fakultas Pertanian, Universitas Islam Batik Surakarta

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL. HALAMAN JUDUL. HALAMAN PRASYARAT GELAR MAGISTER.. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS ABSTRAKSI. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam melakukan suatu penelitian, metodologi penelitian merupakan suatu proses berpikir yang sistematis atau tahap-tahap penelitian yang diawali dengan mengidentifikasi masalah,

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN 42 IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Kerangka Pemikiran Pemerintah daerah Sumatera Barat dalam rangka desentralisasi dan otonomi daerah melakukan upaya memperbaiki perekonomian dengan menfokuskan pengembangan

Lebih terperinci

VII. RANCANGAN IMPLEMENTASI

VII. RANCANGAN IMPLEMENTASI VII. RANCANGAN IMPLEMENTASI Implementasi jaringan dirancang melalui empat tahapan strategis. Jaringan yang didesain dimiliki oleh petani perlu dibantu perwujudannya, mengingat berbagai keterbatasan petani.

Lebih terperinci

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ)

Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Analisa Kompetensi Sumber Daya Manusia Dengan Metode Quality Function Deployment (QFD) (Studi Kasus di Biro Personalia PT. XYZ) Mariza Kertaningtyas 1, Sutriyono 2, Fourry Handoko 3 1) Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL Pada bab ini dijelaskan mengenai analisis penerapan sistem pengukuran kinerja menggunakan Metode Prism dan pengembangan model pengukuran kinerja tersebut pada unit

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Konseptual Perkembangan konsumsi komoditas perikanan khususnya udang di tingkat internasional dan tingkat nasional dianggap oleh sebagian petani dan nelayan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Fuzzy AHP. Adapun tahapan penelitian adalah sebagai berikut Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penelitian 15 16

Lebih terperinci

REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI

REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI REKAYASA SISTEM RANTAI PASOKAN BAHAN BAKU BERBASIS JARINGAN PADA AGROINDUSTRI FARMASI NUNUK ADIARNI Disertasi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Teknologi Industri

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN AHLI

SISTEM MANAJEMEN AHLI 201 SISTEM MANAJEMEN AHLI Konfigurasi model Pengambilan keputusan dengan pendekatan sistem berbasis pengetahuan dikenal dengan istilah sistem manajemen ahli. (Eriyatno, 2009). Didalam sistem manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah dalam penelitian dan sistematika penulisan pada penelitian ini.

Lebih terperinci