Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Daun Kembang Bulan

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi dari jenis rumput laut Kappaphycus alvarezii (Doty)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

Lampiran 1.Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

Lampiran I. Hasil Identifikasi/Determinasi Tumbuhan. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil Identifikasi hewan Teripang. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Hasil identifikasi bunga lawang

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 1. Hasil identifikasi tanaman jambu bol (Syzygiun malaccense L. Merr & Perry)

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

III. METODOLOGI A. BAHAN DAN ALAT C. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancang bangun penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian bulan Desember 2011 hingga Februari 2012.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kesehatan Masyarakat,

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

Lampiran 1. Hasil Persetujuan Etik Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental meliputi penyiapan alat,

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium, mengenai uji potensi antibakteri ekstrak etilasetat dan n-heksan

Lampiran 1.Surat Hasil Identifikasi Daun Bangun-bangun

LAMPIRAN. Sampel Daun Tumbuhan. dicuci dikeringanginkan dipotong-potong dihaluskan

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Surat keterangan hasil identifikasi tumbuhan jahe merah

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang

SKEMA ALUR PIKIR. Kulit Buah Manggis

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorium dengan metode

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Prosedur Penelitian

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

BAB III. METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan rimbang

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Juni 2014 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. pembuatan simplisia, karakterisasi simplisia, skrining fitokimia, pembuatan

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 95%. Ekstrak yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Pertanian Universitas Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perkolasi kemangi kering menggunakan pelarut air dengan variasi waktu

BAB III METODE PENELITIAN. laboratoris murni yang dilakukan secara in vitro. Yogyakarta dan bahan uji berupa ekstrak daun pare (Momordica charantia)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengukuran zona hambat yang berikut ini disajikan dalam Tabel 2 : Ulangan (mm) Jumlah Rata-rata

BAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. MIPA dan Laboratorium Universitas Setia Budi Surakarta. B.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan Rancangan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk ke dalam metoda penelitian eksperimental dimana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Koloni bakteri endofit

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Surat Ethical Clearance

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Sampel penelitian ini adalah biakan murni S. mutans yang berasal dari

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental yang bersifat analitik

BAB III METODE PENELITIAN. metode observasi dan wawancara semi terstruktur (semi-structured interview).

II. METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI II METODOLOGI PENELITIAN III Alat dan bahan Alat Bahan Bakteri uji... 36

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

Transkripsi:

1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Daun Kembang Bulan 50

2. Tumbuhan dan Daun Kembang Bulan Tumbuhan Kembang Bulann (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Grey) Daun Kembang Bulan (Tithonia diversifolia (Hemsley) A. Grey) 51

2. (Lanjutan) Simplisia dan Serbuk Simplisia Daun Kembang Bulann Simplisia Daun Kembang Bulan (Tithoniaa diversifolia (Hemsley) A. Grey) Serbuk Simplisia Daun kembang Bulan B 52

3. Gambar Mikroskopik Daun Kembangg Bulan Mikroskopik secara melintang daun kembang bulan 1 2 3 4 5 6 7 8 Keterangan : 1. Rambut penutup tunggal multiseluler; 2. Kutikula; 3. Epidermiss atas 4. Palisade; 5. Trakeaa bentuk spiral; 6. Jaringan bunga karang; 7. Epidermis bawah; 8. Mulut daun tipe diasitik Mikroskopik serbuk simplisia s daun kembang bulan 1 2 3 4 5 Keterangan : 1. Rambut penutup tunggal multiseluler; 2. Trakeabentuk spiral; 3. Jaringann Bunga karang; 4. Mulut daun tipe diasitik; 5. Pembuluhuh kayu 53

4. Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Air Kadar air Volume air (ml) 100 % Berat Sampel(g) Sampel Berat Sampel (g) Volume Air (ml) I 5,004 0,4 II 5,006 0,4 III 5,006 0,4 1. Sampel Berat sampel = 5,004 g Volume air = 0,4 ml Kadar air = 0,4 x 100% 5,004 = 7,99% 2. Sampel II Berat sampel = 5,006 g Volume air = 0,4 ml Kadar air = 0,4 x 100% 5,006 = 7,99% 3. Sampel III Berat sampel = 5,004 g Volume air = 0,4 ml Kadar air = 0,4 x 100% 5,006 = 7,99% Kadar air rata-tata = 7,99 + 7,99+7,99 3 = 7,99%v/b 54

4. (Lanjutan) Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol Kadar sari larut dalam Etanol Berat Sari (g) Berat Simplisia (g) 100 x 20 x 100% Sampel Berat Sampel (g) Berat Sari Etanol (g) I 5,008 0,163 II 5,005 0,148 III 5,008 0,146 1. Sampel I Berat sampel = 5,008 g Berat sari Etanol = 0,163 g Kadar sari larut dalam Etanol 0,163 5,008 16,27% 100 x 20 x 100% 2. Sampel II Berat sampel = 5,005 g Berat sari Etanol = 0,148g Kadar sari larut dalam Etanol 0,148 5,005 14,78% 100 x 20 x 100% 3. Sampel III Berat sampel = 5,008 g Berat sari Etanol = 0,146g Kadar sari larut dalam Etanol 0,146 5,008 14,57% 100 x 20 x 100% Kadar sari larut Etanol rata - rata 16,27% 14,78% 3 14,57% 15,21%b/b 55

4. (Lanjutan) Perhitungan Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air Kadar sari larut dalam air Berat Sari (g) Berat Simplisia (g) 100 x 20 x 100% Sampel Berat Sampel (g) Berat Sari Air (g) I 5,002 0,256 II 5,002 0,220 III 5,004 0,213 1. Sampel I Berat sampel = 5,002 g Berat sari air = 0,256 ml Kadar sari larut dalam air 0,256 5,002 25,58% 100 x 20 x 100% 2. Sampel II Berat sampel = 5,002 g Berat sari air = 0,220 ml Kadar sari larut dalam air 3. Sampel III Berat sampel = 5,004 g Berat sari air = 0,213 ml Kadar sari larut dalam air 0,220 5,002 21,99% 0,213 5,004 21,28% 100 x 20 100 x 20 x 100% x 100% Kadar sari larut air rata - rata 25,58% 21,99% 3 22,95 % b/b 21,28% 56

4. (Lanjutan) Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu Total Kadar Abu Total Berat Abu (g) Berat Simplisia(g) 100 % Sampel Berat Simplisia (g) Berat Abu (g) I 2,006 0,105 II 2,006 0,103 III 2,006 0,108 1. Sampel Berat sampel = 2,006 g Berat Abu = 0,105g Kadar Abu Total 0,105g x 100% 2,006 g 5,23% 2. Sampel II Berat sampel = 2,006 g Berat Abu = 0,103g Kadar Abu Total 0,103g x 100% 2,006 g 5,13% 3. Sampel III Berat sampel = 2,006 g Berat Abu = 0,108 g Kadar Abu Total 0,108g x 100 % 2,006 g 5,38% 5,23% 5,13% 5,38% Kadar Abu Rata - rata 3 5,25%b/b 57

4. (Lanjutan) Perhitungan Hasil Penetapan Kadar Abu yang tidak larut dalam Asam Kadar Abu Total Berat Abu (g) Berat Simplisia(g) 100 % Sampel Berat Simplisia (g) Berat Abu (g) I 2,006 0,006 II 2,006 0,006 III 2,006 0,006 1. Sampel Berat sampel = 2,006 g Berat Abu = 0,006g Kadar abu tidak larut asam 0,006 g x 100% 2,006 g 0,29% 2. Sampel II Berat sampel = 2,006 g Berat Abu = 0,006g Kadar abu tidak larut asam 0,006 g x 100% 2,006 g 0,29% 3. Sampel III Berat sampel = 2,006 g Berat Abu = 0,108 g Kadar abu tidak larut asam 0,006 g x 100% 2,006 g 0,29% Kadar abu tidak larut asam rata - rata 0,29% 0,29% 0,29% 3 0,29%b/b 58

5. Bagan penelitian Daun Kembang Bulan Segar Dibersihkan dengan air mengalir Pemeriksaan Makroskopik Pemeriksaan Mikroskopik Ditiriskan dan ditimbang Dikeringkan pada suhu 40-50 o C Simplisia Diserbuk Pemeriksaan Karakteristik Uji golongan senyawa kimia serbuk simplisia Pembuatan ekstrak n-heksan, etilasetat dan etanol secara perkolasi 1. Pemeriksaan Organoleptik 2. Pemeriksaan Kadar Air 3. Pemeriksaan Kadar Sari Larut Dalam Air 4. Pemeriksaan Kadar Sari Larut Dalam Etanol 5. Pemeriksaan Kadar Abu Total 6. Pemeriksaan Kadar Abu Tidak Larut Dalam Asam 1. Steroida/Triterpenoida 2. Glikosida 3. Flavonoida 4. Saponin 5. Tanin 6. Alkaloida Uji golongan senyawa kimia ekstrak daun kembang bulan Perkolat n-heksan, etilasetat, dan etanol Ekstrak kental Uji Aktivitas Antibakteri Daun Kembang Bulan n-heksan etilasetat etanol 1. Steroid/Triterpenoid 1. Glikosida 2. Flavonoida 1. Steroida/Triterpenoida 2. Glikosida 3. Flavonoida 4. Saponin 5. Tanin 59

6. Bagan pengolahan bahan tumbuhan Daun Kembang Bulan Segar Daun Kembang Bulan 3,8 kg Simplisia Daun Kembang Bulan 435 g Dicuci dengan air hingga bersih Ditiriskan Ditimbang Dikeringkan di dalam lemari pengering pada suhu 40-50 0 C Serbuk Simplisia Daun Kembang Bulan 434 g Diblender Ditimbang 60

7. Bagan pembuatan ekstrak n-heksan, etilasetat dan etanol serbuk simplisia daun kembang bulan 250 g serbuk simplisia Dibuat secara perkolasi bertingkat Direndam selama 3jam Dimasukkan ke dalam alat perkolator Dituangkan cairan penyari n-heksan Ditutup mulut tabung perkolator dengan aluminium foil Didiamkan selama 24 jam Dibuka kran dan dibiarkan tetesan mengalir hingga pelarut tidak lagi meninggalkan sisa bila diuapkan diatas penangas air Perkolat Ampas Disaring Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 0 C Ekstrak kental n-heksan = 4,7 g Diangin-anginkan dalam ruangan hingga menguap Direndam selama 3 jam Dimasukkan kedalam alat perkolat Dituangkan cairan penyari etil asetat Ditutup mulut tabung perkolator dengan aluminium foil Didiamkan selama 24 jam Dibuka kran dan dibiarkan tetesan mengalir hingga pelarut tidak lagi meninggalkan sisa bila diuapkan diatas penangas air Perkolat Disaring Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 0 C Ekstrak kental etil asetat = 7,3 g Ampas Diangin-anginkan dalam ruangan hingga menguap Direndam selama 3 jam Dimasukkan kedalam alat perkolat Dituangkan cairan penyari etanol 70 % Ditutup mulut tabung perkolator dengan aluminium foil Didiamkan selama 24 jam Dibuka kran dan dibiarkan tetesan mengalir hingga pelarut tidak lagi meninggalkan sisa bila diuapkan diatas penangas air Perkolat Ampas Ekstrak kental etanol = 31,6 g Disaring Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 0 C 61

8. Bagan Uji Aktivitas Antibakteri dari Larutan Uji Biakan murni bakteri Stok kultur bakteri Suspensi bakteri 10 8 CFU/ml Suspensi bakteri 10 6 CFU/ml Diambil dengan jarum ose steril Ditanam pada media NA miring Diinkubasi pada suhu 35+2 o C selama 18-24 jam Diambil dengan jarum ose steril Disuspensikan dalam 10 ml nutrien broth steril dan inkubasi selama ± 2 jam Divorteks hingga diperoleh kekeruhan yang sama dengan standar Mc. Farland10 8 CFU/ml Dipipet 0,1 ml ke dalam tabung reaksi Ditambahkan 9,9 ml nutrien broth steril dan divorteks hingga homogen Dipipet 0,1 ml ke dalam cawan petri Dituang 20 ml MHA steril cair (45-50 0 C), dibiarkan memadat Dibuat lubang dengan punch hole pada permukaan media, diteteskan 0,1 ml larutan uji yang berbeda Pra-inkubasi selama 15 menit Hasil inkubasi Diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 18-24 jam Diukur diameter zona hambat di sekitar larutan penguji Diameter hambat 62

Konsentrasi ekstrak (mg/ml) Lampiran 9. Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri dari ekstrak n-heksan daun kembang bulan. Staphylococcus Aureus Diameter Daerah Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm) Staphylococcus epidermidis Escherichia coli Salmonella typhi D1 D2 D* D1 D2 D* D1 D2 D* D1 D2 D* 500 22,3 24,7 23,5 26,55 27,65 27,1 - - - - - - 400 22,45 22,23 22,34 25,75 26,52 26,13 - - - - - - 300 21,25 21,5 21,37 25,1 26,0 25,55 - - - - - - 200 20,75 21,10 20,92 22,56 23,60 23,08 - - - - - - 100 19,5 18,86 19,18 22,15 22,6 22,37 - - - - - - 90 18,26 18,75 18,5 20,20 20,16 20,18 - - - - - - 80 17,4 18,25 17,82 19,62 18,85 19,23 - - - - - - 70 16,7 16,46 16,58 15,8 16,65 16,22 - - - - - - 60 14,65 15,8 15,22 15,24 15,6 15,42 - - - - - - 50 14,25 14,46 14,35 14,7 14,56 14,63 - - - - - - 40 - - - 13,55 13,25 13,4 - - - - - - 30 - - - 12,48 12,1 12,29 - - - - - - 20 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Blanko - - - - - - - - - - - - Keterangan: D1: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan pertama D2: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan kedua D * : Rata-rata diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri - : Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri 63

Konsentrasi ekstrak (mg/ml) Lampiran 9. (Lanjutan) Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri dari ekstrak etilasetat daun kembang bulan. Staphylococcus aureus Diameter Daerah Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm) Staphylococcus epidermidis Escherichia coli Salmonella typhi D1 D2 D* D1 D2 D* D1 D2 D* D1 D2 D* 500 28,65 29,2 28,92 30,45 29,86 30,15 - - - - - - 400 27,42 27,65 27,53 28,8 29,54 29,17 - - - - - - 300 26,5 26,75 26,62 27,28 27,85 27,56 - - - - - - 200 26,15 26,3 26,22 26,85 25,64 26,24 - - - - - - 100 25,23 25,1 25,16 25,6 25,48 25,54 - - - - - - 90 19,56 19,25 19,4 24,35 24,5 24,42 - - - - - - 80 18,85 18,64 18,74 23,85 22,65 23,25 - - - - - - 70 18,42 17,85 18,13 22,5 23,15 22,82 - - - - - - 60 17,6 17,54 17,57 22,24 22,36 22,3 - - - - - - 50 16,85 17,15 17,0 21,55 21,34 21,44 - - - - - - 40 15,25 15,4 15,32 19,72 19,26 19,49 - - - - - - 30 14,28 14,8 14,54 18,45 17,85 18,15 - - - - - - 20 13,35 13,68 13,51 17,42 17,15 17,28 - - - - - - 10 12,4 12,75 12,57 15,5 15,64 15,57 - - - - - - 9 11,26 11,65 11,45 13,84 14,55 14,19 - - - - - - 8 8,28 8,74 8,51 13,15 13,65 13,4 - - - - - - 7 - - - 11,62 11,45 11,53 - - - - - - 6 - - - 9,26 9,58 9,42 - - - - - - 5 - - - 8,54 8,65 8,59 - - - - - - 4 - - - 6,82 7,55 7,18 - - - - - - Blanko - - - - - - - - - - - - Keterangan: D1: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan pertama D2: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan kedua D * : Rata-rata diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri - : Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri 64

Konsentrasi ekstrak (mg/ml) Lampiran 9. (Lanjutan) Hasil pengukuran daerah hambat pertumbuhan bakteri ekstrak etanol daun kembang bulan. Staphylococcus aureus Diameter Daerah Hambat Pertumbuhan Bakteri (mm) Staphylococcus epidermidis Escherichia coli Salmonella typhi D1 D2 D* D1 D2 D* D1 D2 D* D1 D2 D* 500 14,5 14,86 14,68 19,15 19,45 19,3 - - - - - - 400 13,24 13,65 13,44 17,84 18,35 18,09 - - - - - - 300 12,35 12,76 12,55 17,1 17,56 17,33 - - - - - - 200 11,24 11,4 11,32 16,28 16,52 16,4 - - - - - - 100 10,12 10,56 10,34 14,34 14,86 14,6 - - - - - - 90 8,26 8,58 8,42 13,64 14,45 14,04 - - - - - - 80 7,25 7,48 7,36 13,25 13,63 13,44 - - - - - - 70 - - - 12,32 12,48 12,4 - - - - - - 60 - - - 11,23 11,35 11,29 - - - - - - 50 - - - 10,48 10,62 10,55 - - - - - - 40 - - - 9,16 9,34 9,25 - - - - - - 30 - - - - - - - - - - - - 20 - - - - - - - - - - - - 10 - - - - - - - - - - - - Blanko - - - - - - - - - - - - Keterangan: D1: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan pertama D2: Diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri pada perlakuan kedua D * : Rata-rata diameter daerah hambatan pertumbuhan bakteri - : Tidak terdapat daerah hambatan pertumbuhan bakteri 65

10. Gambar zona hambat ekstrak n-heksan tumbuhan daun kembang bulann terhadap bakteri Staphylococcus s aureus. A B C Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml B = Konsentrasi 100 mg/ml 90 mg/ml, 80 mg/ml, 70 mg/ml, m 60 mg/ml C = Konsentrasi 50 mg/ml, 40 mg/ml, 30 mg/ml, 20 mg/ml, 10 mg/ml 66

10. (Lanjutan) Gambar zona hambat ekstrak etilasetat tumbuhan daunn kembang bulann terhadap bakteri Staphylococcus aureus. A B C Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml B = Konsentrasi 100 mg/ml 90 mg/ml, 80 mg/ml, 70 mg/ml, m 60 mg/ml, 50 mg/ml C = Konsentrasi 40 mg/ml, 30 mg/ml, 20 mg/ml, 10 mg/ml 67

10. (lanjutan) Gambar zona hambat ekstrak etilasetat tumbuhan daun kembang bulann terhadap bakteri Staphylococcus aureus. D E Keterangan: D = Konsentrasi 9 mg/ml, 8 mg/ /ml, 7 mg/ml, 6 mg/ml E = Konsentrasi 5 mg/ml,4 mg/ml, 3 mg/ml, 2 mg/ml, 1 mg/ml 68

10. (Lanjutan) Gambar zona hambat ekstrak etanol tumbuhan daun kembang bulan terhadap bakteri Staphylococcus aureus. A B C Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml B = Konsentrasi 100 mg/ml, 90 mg/ml, 80 mg/ml, 70 mg/ml, m 60 mg/ml C = Konsentrasi 50 mg/ml, 40 mg/ml, 30 mg/ml, 20 mg/ml, 10 mg/ml 69

11. Gambar zona hambat ekstrak n-heksan tumbuhan daun kembang bulan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. A B C Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml B = Konsentrasi 100 mg/ml, 90 mg/ml, 80 mg/ml, 70 mg/ml, m 60 mg/ml, 50 mg/ml C = Konsentrasi 40 mg/ml, 30 mg/ml, 20 mg/ml, 10 mg/ml 70

11. (Lanjutan) Gambar zona hambat ekstrak etilasetat tumbuhan daunn kembang bulann terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. A B Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml B =Konsentrasi 90 mg/ml, 80 mg/ml, 70 mg/ml, 600 mg/ml, 50 mg/ml, 40 mg/ml 71

11. (lanjutan) Gambar zona hambat ekstrak etilasetat tumbuhan daunn kembang bulann terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. C D Keterangan : C = Konsentrasi 30 mg/ml, 20 mg/ml, 10 mg/ml, 9 mg/ /ml, 8 mg/ml, 7 mg/mll D = Konsentrasi 6 mg/ml, 5 mg/ /ml, 4 mg/ml, 3 mg/ml,, 2 mg/ml, 1 mg/ml 72

11. (Lanjutan) Gambar zona hambat ekstrak etanol tumbuhan daun kembang bulan terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. A B C Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml B = Konsentrasi 100 mg/ml, 90 mg/ml, 80 mg/ml, 70 mg/ml, m 60 mg/ml C = Konsentrasi 50 mg/ml 40 mg/ml, 30 mg/ml, 20 mg/ml, 10 mg/ml 73

12. Gambar zona hambat ekstrak n-heksan, etilasetat dan etanol tumbuhan daun kembang bulan terhadap bakteri Escherichia coli. A B C Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml B = Konsentrasi 500 mg/ml,400 mg/ml, 3000 mg/ml, 200 mg/ml C = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml 74

13. Gambar zona hambat ekstrak n-heksan, etilasetat dan etanol tumbuhan daun kembang bulan terhadap bakteri Salmonella typhi. A B C Keterangan: A = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml B = Konsentrasi 500 mg/ml,400 mg/ml, 3000 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml C = Konsentrasi 500 mg/ml, 4000 mg/ml, 300 mg/ml, 200 mg/ml, 100 mg/ml 75

14. Gambar zona hambat uji blanko pelarut n-heksan, etilasetat dan etanol A B Keterangan: A = Staphylococcus aureus B = Staphylococcus epidermidis 76

14. (Lanjutan) Gambar zona hambat uji blanko b pelarut n-heksan, etilasetat dan etanol A B Keterangan: A = Escherichia coli B =Salmonella typhi 77