SIDANG TUGAS AKHIR RG 091536 ZONASI KAWASAN TERDAMPAK AKIBAT SEBARAN BUBBLE DI LUAR BATAS TANGGUL LUMPUR LAPINDO SIDOARJO DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) Oleh: Dwi Wahyuningsih 3507 100 036 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Muhammad Taufik Ir. Chatarina N. S., MT
PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN PENUTUP DAFTAR PUSTAKA Rabu, 14 Des
Semakin lamanya semburan liar yang muncul, maka tidak hanya di daerah dekat semburan yang mengeluarkan gelembung-gelembung gas, tetapi juga di tempat yang jaraknya 2 hingga 3 km dari pusat semburan. Semburan lumpur panas telah membawa dampak luapan lumpur di permukaan tanah dan menimbulkan deformasi geologi yang bersifat dinamis di bawah permukaan tanah Deformasi geologi yang terlihat dengan adanya rekahan-rekahan yang di permukaan dan munculnya semburan berupa gas yang berisi air, lumpur dapat dipantau dengan menggunakan aplikasi dari SIG. Rabu, 14 Des
Bagaimana cara mengidentifikasi sebaran bubble di wilayah terdampak yang ada di luar tanggul lumpur Lapindo dengan menggunakan SIG dan sebagai media untuk penanganan akibat peristiwa dari lumpur Lapindo Rabu, 14 Des
1. Penelitian ini terletak pada radius 5-6 km dari luar tanggul lumpur Lapindo. 2. Data yang digunakan adalah peta dijital daerah Porong Sidoarjo skala 1:25.000 3. Pengamatan titik-titik bubble dengan pengamatan GPS. Batasan masalah dari penulisan tugas akhir Rabu, 14 Des
Membuat peta zoning bahaya pada wilayah terdampak akan adanya bubble dengan metode SIG. Rabu, 14 Des
Suatu informasi mengenai area kawasan zoning terdampak adanya bubble di luar tanggul lumpur Lapindo, sehingga dapat dijadikan bahan evaluasi dalam melakukan penanggulangan lebih dini terhadap persebaran bubble. Selain itu diharapkan juga sebagai informasi bagi peneliti yang lain. Next Rabu, 14 Des
Kabupaten Sidoarjo secara geografis terletak pada 112 30 BT 112 54 BT dan 7 18 LS 7 30 LS. Kabupaten Sidoarjo merupakan Dataran delta dengan ketinggian antara 0 25 m dari permukaan laut. Rabu, 14 Des
Diantaranya adalah: 1. Peta dijital Kabupaten Sidoarjo lembar 1608 412, dan Peta RBI Porong lembar 1608 134 dengan skala 1:25.000. 2. Peta zonasi persebaran bubble. 3. Koordinat sebaran bubble di sekitar luar tanggul lumpur lapindo. Di dapatkan dari survei GPS navigasi di wilayah penelitian. 4. KoordinatTitik GPS sebanyak 18 titik. 5. Foto Objek/Dokumentasi. Rabu, 14 Des
Peralatan Hardware : Notebook, flashdisk, kamera dijital, printer, GPS Geodetik, dan GPS Navigasi Peralatan Software : 1. Autodesk Land Desktop 2004 2. ArcGIS 9.3 3. Microsoft Visual basic 6.0 4. Microsoft office 2007 Rabu, 14 Des
Identifikasi Masalah Tahap Persiapan Tahap Pengolahan Data dan Analisa Data Studi Literatur Pengumpulan Data Pengolahan Data Analisa Data Tahap Akhir Penyusunan Laporan Rabu, 14 Des
Ground Truth Peta Zonasi Peta Topografi Porong Sidoarjo Skala 1:25.000 Rubbersheet Dijitasi Drawing Clean Up dan Topologi Ada kesalahan dalam menopologikan? Peta Dijital Export ke format SHP Overlay Kesesuaian informasi data non spasial Ya Tidak Tidak Data persebaran bubble tahun 2009 dan 2010 Tabulasi Basis data non-spasial Ground Truth Posisi persebaran bubble pada radius 5-6 km D i a g r a m A l i r P e n g o l a h a n D a t a Ya Peta Dijital Membuat interface layout Next SIG Zonasi (pengelompokan) wil. Persebaran bubble Rabu, 14 Des
Tabel1. Data Persebaran bubble yang aktif dan non aktif (Last Update 14 April 2010) Desa % Distribusi Persebaran Bubble % Bubble Aktif % Bubble Nonaktif Besuki 0,5525% 0,0000% 0,8264% Jatirejo 12,7072% 11,6667% 13,2231% Ketapang Keres 13,2597% 18,3333% 10,7438% Mindi 5,5249% 0,0000% 8,2645% Pamotan 26,5193% 21,6667% 28,9256% Pejarakan 2,7624% 1,6667% 3,3058% Siring Barat 26,5193% 43,3333% 18,1818% Siring Timur 6,6298% 3,3333% 8,2645% Wunut 5,5249% 0,0000% 8,2645% Rabu, 14 Des
050% 045% 040% 035% 030% 025% 020% 015% 010% 005% 000% Besuki Jatirejo Ketapang Keres Mindi Pamotan Pejarakan Siring Barat Siring Timur Wunut % Distribusi Persebaran Bubble % Bubble Aktif % Bubble Non aktif Gambar1. Grafik Persebaran bubble yang aktif dan non aktif (Last Update 14 April 2010) Rabu, 14 Des
Perancangan User Interface Tampilan Utama Peta Menentukan Kriteria Rabu, 14 Des
Tabel2. Data Titik yang Digunakan dalam Uji Ketelitian Planimetris No Titik Koordinat GPS Koordinat Peta x y x y 1 689470,000 9163399,000 689457,581 9163418,993 2 688091,000 9168181,000 688089,702 9168186,213 3 687353,000 9165632,000 687356,993 9165629,504 4 690098,000 9169071,000 690114,418 9169063,033 5 686371,000 9168693,000 686374,420 9168689,493 6 687275,000 9170381,000 687278,907 9170376,102 7 687841,000 9166787,000 687843,289 9166787,760 8 691261,000 9169024,000 691285,010 9169018,018 Rabu, 14 Des
Rumus: 2 ' 2 ' RMS = x x + orig y y orig dimana: x dan y = koordinat hasil hitungan xorig dan y orig = koordinat sebenarnya v = residu pengamatan n = jumlah persamaan 1 adalah jumlah parameter = nilai error ε i n vi 1 = Σ i σ = n 1 2 ( ) RMSe = n Σ i ε 2 =1 i n 1 2 Tabel3. RMS Data Koordinat Lapangan dengan Peta RBI Porong Sidoarjo No Titik RMS (m) 1 23,53617662 2 5,372166508 3 4,708934593 4 18,24894005 5 4,898514979 6 6,265385149 7 2,411870851 8 24,74397753 RMS Rata-rata 11,2732458 RMSe 8,67938 Rabu, 14 Des
Aplikasi Perancangan User Interface Jalankan Aplikasi Program Visual Basic 6.0 Gambar4. Tampilan Peta pada Visual Basic Rabu, 14 Des
Dari data data yang telah diperoleh, maka dapat dihasilkan peta zonasi persebaran bubble dengan kriteria sebagai berikut: Zona A (sangat beresiko): bubble aktif dengan disertai munculnya gas beracun. Jarak 0 200m dari pusat semburan utama. Zona B (beresiko sedang): sebagian pasif dengan jumlah yang banyak. Jarak 200 500 m dari pusat semburan. Zona C (beresiko rendah): sebagian pasif dengan jumlah yang sedang. Jarak 0 500 m dari batas tanggul terluar lumpur Lapindo Zona D (beresiko kecil): jarang ditemukan dan bersifat pasif. Jarak dari batas tanggul terluar 500 1000 m. Zona E (beresiko sangat kecil): hampir tidak ditemukan adanya bubble. Jarak antara 1000m s/d yang ditentukan. Rabu, 14 Des
Gambar 4. Grafik Sebaran Bubble sesuai Radius Persebarannya Next
1. Hasil perhitungan SoF peta RBI Porong Sidoarjo skala 1:25.000 dengan metode perataan adalah 0,2675. Besar nilai SoF yang dihasilkan mendekati nol, sehingga desain kekuatan jaring tersebut dianggap kuat. 2. Dariidentifikasi data persebaran bubble, maka didapatkan: Dari wilayah penelitian Tugas Akhir ini, sebanyak 6 kecamatan di Kabupaten Sidoarjo yang menjadi kawasan rawan bencana lumpur Lapindo. Pada radius 0 500 m pada batas terluar tanggul, persebaran bubble yang masih aktif sebanyak 30,94% dan non aktif sebanyak 45,30% dari keseluruhan sebaran bubble. Sedangkan untuk radius 500 1000 m banyaknya persebaran bubble yang masih aktif sebanyak 2,21% dan yang non aktif sebanyak 17,13% dari keseluruhan sebaran bubble. Dan pada radius 1000 2000 m, sebaran bubble yang non aktif sebanyak 4,42% dan yang masih aktif 0% dari keseluruhan bubble. Rabu, 14 Des
3. Penelitianinimenghasilkan PetaZoningSebaranBubble skala 1:50.000 4. Daerah zonasi yang paling dekat dari batas terluar tanggul tidak selalu keberadaan persebaran bubble yang aktif selalu tinggi. 5. Distribusi persebaran bubble paling banyak terletak di wilayah sebelah barat dari batas tanggul lumpur Lapindo, yaitu di Desa Jatirejo, Desa Pamotan, Desa Siring Barat 6. Aplikasi Sistem Informasi Geografis berbasis user friendly mempermudahkan penggunaan dalam mengevaluasi pemantauan secara berkala untuk instansi yang terkait. Rabu, 14 Des
1. Penggambaran dari peta topografi lebih dioptimalkan, sehingga kesalahan dalam proses editing tidak terlalu banyak, 2. Pembuatan program aplikasi SIG ini dapat dilakukan updating data yang lebih baru, 3. Dilakukan pemantauan terhadap area terdampak, baik pada zona berat, sedang, dan ringan untuk mengetahui tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh semburan lumpur Lapindo, dan 4. Dengan adanya informasi mengenai zonasi wilayah terdampak. Memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi mengenai bencana lumpur sewaktu waktu. Next Rabu, 14 Des
Aronoff, Stanley. 1989. Geographic Information Systems: A Management Perspective. Canada: WDL Publications. Augustia,M.S.2010.Pemanfaatan Data Citra Multitemporal Untuk Prediksi Arah Sebaran Lumpur Lapindo Di Kabupaten Sidoarjo. Surabaya: Teknik Geomatika ITS. Departemen Pekerjaan Umum. 2006. Konsep Dasar Panduan Penyusunan Peraturan Zonasi Wilayah Perkotaan. Jakarta: Dept. PU. Endriyo, Riko. 2010. SIG Untuk Pemantauan Area Terdampak Lumpur Lapindo Dengan Citra Satelit Multitemporal 2006 2010. Surabaya : Teknik Geomatika ITS, 2010. Gumelar, D. 2007. Data Spasial. <URL: http://ilmukomputer.org/2007/06/28/data spasial/>. Dikunjungi pada tanggal 15 Agustus, jam 11.09. Khomsin. 2004. Buku Ajar Pemetaan Digital. Surabaya : Program Studi Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITS. Konecny, Gottfried. 2003. Geoinformation Remote Sensing, Photogrammetry and Geographic Information Systems. NewYork:Taylor and Francis Inc. Martono, D. B. 2007. Analisis Ketelitian Planimetris Peta Dasar Pendaftaran Metode Penginderaan Jauh. Surabaya : Program Magister Bidang Keahlian Penginderaan Jauh Jurusan Teknik Sipil FTSP ITS. Prahasta, Eddy. 2002. Konsep konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika, 2002. Widodo, Amien. 2008. Usulan Pemetaan Kawasan Beresiko di Sekitar Tanggul Lumpur. <URL: http://www.scribd.com/doc/2533785/>. Dikunjungi pada tanggal 31 Maret, jam 09.31. Rabu, 14 Des