Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1. Lampiran Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

Lampiran 1. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

Lampiran 1. Gambar tumbuhan gambas (Luffa cutangula L. Roxb.)

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan Bawang Sabrang (Eleutherine palmifolia (L.) Merr).

Lampiran 1. Hasil identifikasi rumput laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.

Lampiran 1. Surat identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Lampiran 1. Surat Identifikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian dan Pengembangan Biologi-Bogor.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Kecipir

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Serbuk Simplisia Pengumpulan Bahan Determinasi Tanaman

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tanaman Jengkol

BAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji

IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MAHKOTA DEWA Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl

Lampiran 1. Tanaman sirih dan daun sirih. Tanaman sirih. Daun sirih segar. Universitas Sumatera Utara

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB 3 PERCOBAAN 3.1 Bahan 3.2 Alat 3.3 Penyiapan Simplisia 3.4 Karakterisasi Simplisia

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

A : Tanaman ceplukan (Physalis minima L.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan rimpang lengkuas merah

Lampiran 2. Tumbuhan dan daun ketepeng. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

Lampiran 1. Hasil identifikasi daun ekor naga (Rhaphidopora pinnata (L.f.) Schott.)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

Lampiran 1. Surat keterangan sampel

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata kunci : Flavonoid, fase n-butanol, Averrhoa bilimbi Linn, oxalidaceae, penapisan fitokimia, spektrofotometri ultraviolet-cahaya tampak.

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI GOLONGAN SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE n-butanol DARI EKSTRAK METANOL DAUN MINDI (Melia azedarach L)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

Lampiran 1. Hasil identifikasi teripang Holothuria atra Jaeger

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Surat Ethical clearance

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Muhammadiyah Semarang di Jalan Wonodri Sendang Raya 2A Semarang.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA ISOLASI STEROID/TRITERPENOID DARI EKSTRAK ETANOL PUCUK LABU SIAM (Sechium edule (Jacq.) Sw.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

RatnaDjamil, WiwiWinarti, Indah Yuniasari FakultasFarmasiUniversitasPancasila, Jakarta 12640,Indonesia

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB II METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Dari 100 kg sampel kulit kacang tanah yang dimaserasi dengan 420 L

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode eksploratif meliputi pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

Lampiran 1. Identifikasi Tumbuhan

Ratna Djamil, Wiwi Winarti, Nurul Istiqomah Fakultas farmasi universitas pancasila ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

Ekstraksi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dari Simplisia Daun Insulin (Smallanthus sonchifolius, Poepp)

BAHAN SKRIPSI KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN ISOLASI SENYAWA SAPONIN DARI BIJI TUMBUHAN GAMBAS (Luffa acutangula Roxb. L.)

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAMPIRAN LAMPIRAN 1. Alur Kerja Ekstraksi Biji Alpukat (Persea Americana Mill.) Menggunakan Pelarut Metanol, n-heksana dan Etil Asetat

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan

Isolasi dan Identifikasi Senyawa Flavonoid dalam Fraksi n-butanol Daun Dewa (Gynura pseudochina (L.) DC) secara Spektrofotometri UV-Cahaya Tampak

Isolasi Senyawa Flavonoid dari Ekstrak Metanol Daun Katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr), Euphorbiaceae

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN SKRINING FITOKIMIA SERTA ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI FRAKSI ETILASETAT DAUN GAHARU (Aquilaria malaccencis Lamk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JENIS SENYAWA FLAVONOID DALAM FASE BUTANOL DARI EKSTRAK METANOL DAUN DARUJU

BAB IV PROSEDUR KERJA

III. METODE PENELITIAN

SKRIPSI. SKRINING FITOKIMIA DAN ISOLASI SENYAWA FLAVONOID DARI DAUN SIRIH MERAH (Piper porphyrophyllum N.E.Br.) Oleh: SISKA RIA NIM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

Lampiran 2. Morfologi Tanaman Jengkol (Pithecellobium lobatum Benth)

Transkripsi:

Lampiran 2. Gambar 1. Tanaman Pacar Air (Impatiens balsamina Linn.) merah Gambar 2. Serbuk simplisia bunga pacar air (Impatiens balsaminae Flos) merah

Lampiran 3 1 2 3 4 5 6 6 3 3 Gambar 4: Mikroskop serbuk simplisia bunga pacar air merah (Impatiens balsaminae Flos) pada perbesaran 10 x 40 1. Serbuk sari 2. Rambut penutup 3. Kristal kalsium oksalat bentuk rapida 4. Berkas pengangkut 5. Sel epidermis 6. Papila

Lampiran 4 Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Karakteristik Simplisia bunga pacar air merah(impatiens balsaminae flos) No. Pemeriksaan Karakteristik Hasil simplisia 1 Penetapan kadar air 9,31% 2 Penetapan kadar sari yang 19,62% Larut dalam air 3 Penetapan kadar sari yang 12,80% Larut etenol 4 Penetapan kadar abu total 1,14% 5 Penetapan kadar abu yang Dalam asam 0,25% Tabel 2. Hasil Skrining Fitokimia serbuk simplisia bunga pacar air merah (Impatiens balsaminae Flos) No. Golongan senyawa yangdiperiksa Hasil 1 Alkaloida _ 2 Flavonoida + 3 Saponin _ 4 Tanin _ 5 Glikosida + 6 Glikosida Antrakuinon _ 7 Steroida/Triterpenoida _ Keterangan: + = memberikan hasil - = tidak memberikan hasil

Lampiran 4 (Lanjutan). Penetapan Kadar Air Volume II Volume I Kadar Air = x 100% Berat sampel Sampel I Volume I = 1,7 ml Volume II = 2,1 ml Berat sampel = 5,008 g Kadar air 2,1 1,7 = x 100% 5,008 = 7,98% Sampel II Volume I = 2,1 ml Volume II = 2,6 ml Berat sampel = 5,010 g Kadar air 2,6 2,1 = x 100% 5,010 = 9,98% Sampel III Volume I = 2,6 ml Volume II = 3,1 ml Berat sampel = 5,009 g 3,1 2,6 Kadar air = x 100% 5,009 = 9,98 % Kadar air rata rata = 7,98% + 9,98% + 9,98% 3 = 9,31%

Lampiran 4 (Lanjutan). Penetapan Kadar Sari yang Larut dalam Air Berat sari 100 Kadar sari larut dalam air = x x 100% Berat sampel 20 Sampel I Berat sampel = 5,012 g Berat sari = 0,115g 0,213g 100 Kadar sari larut air = x x 100% 5,012 g 20 = 21,24% Sampel II Berat sampel Berat sari = 5,015 g = 0,211 g 0,211g 100 Kadar sari larut air = x x 100% 5,000 g 20 = 21,03% Sampel III Berat sampel Berat sari = 5,013 g = 0,192 g 0,192 g 100 Kadar sari larut air = x x 100% 5,013 g 20 = 19,15% Kadar rata rata = 21,24% + 21,03% + 1915% 3 = 20,47%

Lampiran 4 (Lanjutan). Kadar Sari Larut dalam Etanol Berat sari 100 Kadar sari larut dalam etanol = x x 100% Berat sampel 20 Sampel I Berat sampel Berat sari = 5,011 g = 0,163 g 0,163 g 100 Kadar sari larut etanol = x x 100% 5,011 g 20 = 16, 25% Sampel II Berat sampel = 5,008g Berat sari = 0,120 g 0,12 g 100 Kadar sari larut etanol = x x 100% 5,008 g 20 = 11,98% Sampel III Berat sampel Berat sari = 5,007 g = 0,102 g 0,102 g 100 Kadar sari larut etanol = x x 100% 5,007 g 20 = 10,18% Kadar rata rata = 16,25% + 11,98% + 10,18% 3 = 12,80 %

Lampiran 4 (Lanjutan). Penetapan Kadar Abu Total Berat abu Kadar abu = x 100% Berat sampel Sampel I Berat sampel = 2,000 g Berat abu = 0,0233 g 0,0233 Kadar abu = x 100% 2,000 = 1,17% Sampel II Berat sampel = 2,00 g Berat abu = 0,0239 g 0,0239 Kadar abu = x 100% 2,000 = 1,20% Sampel III Berat sampel = 2,000 g Berat abu = 0,0215 g 0,0215 Kadar abu = x 100% 2,000 = 1,07% Kadar abu total rata rata = 1,17% + 1,20% + 1,07% 3 = 1,14%

Lampiran 4 (Lanjutan). Penetapan Kadar Abu yang Tidak Larut dalam Asam Berat abu Kadar abu yang tidak larut dalam asam = x 100% Berat sampel Sampel I Berat sampel = 2,000 g Berat abu = 0,0058 g 0,0058 Kadar abu = x 100% 2,000 = 0,29 % Sampel II Berat sampel = 2,000 g Berat abu = 0,0051 g 0,0051 Kadar abu = x 100% 2,000 = 0,26 % Sampel III Berat sampel = 2,000 g Berat abu = 0,0020 g 0,0020 Kadar abu = x 100% 2,000 = 0,20% Kadar abu total rata rata = 0,29% + 0,26% + 0,20% 3 = 0,25%

Lampiran 5 Bunga Pacar Air (Impatiens balsamina Linn) merah Disortasi basah Dicuci, ditiriskan Berat Basah Ditimbang Dikeringkan pada lemari pengering Disortasi kering Ditimbang Simplisia Diserbuk Ditimbang Serbuk simplisia Skrining fitokimia - Alkaloid - Tripterpenoida/steroida - Flavonoida - Glikosida - Glikosida antrakinon - Saponin - Tanin Karakteristik Simplisia - Makroskopik - MikroskopikS - Kadar air - Kadar sari yg larut dalam air - Kadar sari yang larut dalam etanol - Kadar abu total - Kadar abu yang tidak larut dlm asam Ekstraksi asam Gambar 5. Bagan Metode Penelitian

Lampiran 6 100 g serbuk Simplisia (Impatiens balsaminae Flos) diekstraksi dengan cairan penyari etanol (96%) dan ditambahkan HCl pekat 1% Filtrat Ampas Diuapkan dengan penguap vakum putar pada suhu 50 0 C dipekatkan Ekstrak Kental etanol Gambar 6. Bagan ekstraksi senyawa antosianin

Lampiran 7 Ekstrak Etanol Kental Di kkt dengan pengembang Forestal BAA Asam Asetat 30 % Kromatogram BAA Kromatogram As.Asetat 30 % Di kkt Preparatif Kromatogram BAA Pita I digunting direndam disaring diuapkan Pita II digunting disaring direndam diuapkan Isolat FI (merah Rf= 0,6) Isolat FII (kuning kehijauan Rf=0,1) I. Isolat tidak murni di KKt dua arah di KKt preparatif Pita I digunting direndam disaring diuapkan Isolat PI (merah Rf= 0,6) di KKt dua arah Penentuan Struktur Dengan spektrofotometri uv pereaksi geser Pita II digunting direndam disaring diuapkan Isolat PII (merahjingga Rf=0,2) di KKt dua arah Penentuan Struktur dengan spektrofotometri uv pereaksi geser Gambar 7. Bagan isolasi senyawa antosianin dari ekstrak etanol

Lampiran 8 bp kk m m mj m kk kk kk 1 2 3 tp Gambar 8. Kromatogram ekstrak etanol secara KKt. Fase gerak1. pengembang BAA; 2. pengembang forestal; 3. pengembang asam asetat 30%, fase diam : kertas Whatman no 1; tp= tempat penotolan; bp= batas pengembang; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; = berfluoresensi; m = merah, kk = kuning kehijauan, mj= merah jingga.

Lampiran 9 bp FI (m) FII (kk) tp Gambar 9. Kromatogram KKt preparatif dari ekstrak etanol Fase gerak: pengembang asam asetat 30%, fase diam : kertas Whatman no 3; tp= tempat penotolan; bp= batas pengembang; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; FI= pita 1, m= merah, FII= pita 2, kk=kuning kehijauan.

Lampiran 10 bp m m m m m 1a 1b 1c 1d 1e tp Gambar 10. KKt isolat FI Fase gerak: pengembang asam asetat 30% ; fase diam : kertas Whatman no 1; tp= tempat penotolan; bp= batas pengembang; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; = berfluoresensi; Ia, Ib, Ic, Id, Ie. (m) = merah.

Lampiran 11 bp kk kk kk kk kk 1a 1b 1c 1d 1e tp Gambar 11. KKt isolat FII Fase gerak: pengembang asam asetat 30% ; fase diam : kertas Whatman no 1; tp= tempat penotolan; bp= batas pengembang; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; = berfluoresensi; IIa, IIb, IIc, IId, IIe. (kk) = kuning kehijauan.

Lampiran 12 bp PI (m) PII (mj) tp Gambar 12. Kromatogram KKt preparatif isolat ekstrak etanol Fase gerak: pengembang asam asetat 30% ; fase diam : kertas Whatman no 3; tp= tempat penotolan; bp= batas pengembang; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; PI= pita I, m= merah; PII= pita II, mj= merah jingga.

Lampiran 13 bp m m 1a 1b tp Gambar 13. KKt isolat PI Keterangan: Fase gerak: pengembang asam asetat 30% ; fase diam : kertas Whatman no 1; tp= tempat penotolan; bp= batas pengembang; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; = Berfluoresensi; Ia, Ib. (m) = merah.

Lampiran 14 bp mj mj 1a 1b tp Gambar 14. KKt isolat PII Fase gerak: pengembang asam asetat 30% ; fase diam : kertas Whatman no 3; tp= tempat penotolan; bp= batas pengembang; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; = berfluoresensi; IIa, IIb. (mj) = merah jingga.

Lampiran 15 bp 2 bp 1 m tp Gambar 15. Kromatografi KKt dua arah dari isolat PI Keterangan: Fase gerak: pengembang asam asetat 30% ; fase gerak 2= BAA; fase diam : kertas Whatman no 3; tp= tempat penotolan; bp 1 = batas pengembang 1; bp 2 = batas pengembang 2; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; = berfluoresensi mj= merah jingga.

Lampiran 16 bp 2 bp 1 mj tp Gambar 16. Kromatografi KKt dua arah dari isolat PII Fase gerak: pengembang asam asetat 30% ; fase gerak 2= BAA; fase diam : kertas Whatman no 3; tp= tempat penotolan; bp 1 = batas pengembang 1; bp 2 = batas pengembang 2; penampak bercak AlCl 3 5% dalam etanol; = berfluoresensi mj= merah jingga

Lampiran 17 A b s o r b a n s i Gambar 17. Spektrum uv isolat PI dalam metanol : Larutan Isolat dalam Metanol Panjang Gelombang (nm) Panjang gelombang Absorbansi maksimum spektrum uv isolat PI dalam metanol λ ( nm ) Abs 506 0.0679 266 0.5573

Lampiran 18 A b s o r b a n s i Gambar 18. Spektrum uv isolat PI dalam penambahan NaOH dibandingkan dengan spektrum uv Isolat PI dalam Metanol : Isolat PI dalam metanol : Isolat PI dalam metanol setelah penambahan NaOH Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dengan penambahan NaOH Panjang Gelombang (nm) Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dalam metanol λ ( nm ) Abs λ ( nm ) Abs - - 506 0.0679 268 0.5029 266 0.5573

Lampiran 19 A b s o r b a n s i Panjang Gelombang (nm) Gambar 19. Spektrum uv isolat PI dalam penambahan NaOH dibandingkan dengan spektrum uv yang diukur setelah 5 menit : Isolat PI dalam metanol setelah penambahan NaOH : Isolat PI dalam metanol setelah penambahan NaOH didiamkan selama 5 menit Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PIdengan penambahan NaOH 5 menit Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dengan penambahan NaOH λ ( nm ) Abs λ ( nm ) Abs 503 0.0337 - - 267 0.5189 268 0.5029

Lampiran 20 A b s o r b a n s i Panjang Gelombang (nm) Gambar 20. Spektrum isolat PI dengan penambahan AlCl 3 dibandingkan dengan spektrum isolat dalam metanol : Isolat PI dalam metanol dengan penambahan AlCl 3 : Isolat PI dalam metanol Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dengan penambahan AlCl 3 Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dalam metanol λ ( nm ) Abs λ ( nm ) Abs 510 0.0754 506 0.0929 266 0.6019 266 0.6688

Lampiran 21 A b s o r b a n s i Gambar 21. Spektrum uv isolat PI dengan penambahan AlCl 3 /HCl dibandingkan dengan Spektrum uv isolat PI dengan penambahan AlCl 3 : Isolat PI dengan penambahan AlCl 3 : Isolat PI dalam AlCl 3 setelah penambahan AlCl 3 /HCl Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dengan penambahan AlCl 3 /HCl Panjang Gelombang (nm) Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dengan penambahan AlCl 3 λ ( nm ) Abs λ ( nm ) Abs 504 0.0681 510 0.0754 265 0.4738 266 0.6019

Lampiran 22 A b s o r b a n s i Gambar 22. Spektrum uv isolat PI dengan penambahan natrium asetat dibandingkan dengan Spektrum uv Isolat PI dalam metanol : Isolat PI dalam Metanol : Isolat PI dalam Natrium Asetat Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dengan penambahan Natrium Asetat Panjang Gelombang (nm) Panjang gelombang Absorbsi maksimum spektrum uv isolat PI dalam metanol λ ( nm ) Abs λ ( nm ) Abs 506 0.0929 510 0.0465 266 0.6688 266 0.3169