KATA PENGANTAR. Madiun, Mei 2017 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun. dr. SOELISTYO WIDYANTONO, MM Pembina Tk. I NIP

dokumen-dokumen yang mirip
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2012

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013

KATA SAMBUTAN DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II GAMBARAN UMUM 3

Kata Sambutan KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROFIL KESEHATAN PROVINSI KEP. BANGKA BELITUNG TAHUN 2012

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas ijin dan. kehendak-nya sehingga Laporan Tahunan dan Profil Kesehatan Puskesmas

PROFIL KESEHATAN PROVINSI BENGKULU TAHUN 2012

Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN 2016

Seluruh isi dalam buku ini dapat dikutip tanpa izin, dengan menyebut sumber.

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI BANTEN TAHUN 2015

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2015 JUMLAH KELAHIRAN

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

RESUME HASIL DESK PROFIL KESEHATAN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN KOLAKA TAHUN 2016

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2013

TABEL PROFIL KESEHATAN KOTA PANGKAL PINANG TAHUN 2014

RESUME PROFIL KESEHATAN DI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

KATA PENGANTAR Masyarakat Kolaka yang Sehat, Kuat. Mandiri dan Berkeadilan Profil Kesehatan Kabupaten Kolaka 2016 Hal. i

KATA PENGANTAR dr. Hj. Rosmawati

KATA PENGANTAR. Jakarta, September 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI DKI JAKARTA. dr. R. KOESMEDI PRIHARTO, Sp.OT,M.Kes NIP

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

KATA PENGANTAR. Gorontalo, Agustus 2011 KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI GORONTALO

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR GRAFIK...

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA LHOKSEUMAWE TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR 0 TAHUN 0

DINAS KESEHATAN BUKU SAKU DINAS KESEHATAN P R O V I N S I K A L I M A N T A N T I M U R

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

Tim Penyusun Pengarah : dr. Hj. Rosmawati. Ketua : Sitti Hafsah Yusuf, SKM, M.Kes. Sekretaris : Santosa, SKM

KATA PENGANTAR. Tulungagung, Juni 2014 KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

DAFTAR TABEL. Judul Tabel

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT TAHUN 2015

KATA PENGANTAR. Dalam rangka penyediaan data atau informasi kesehatan, kualitas

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 47

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

KATA PENGANTAR. Kolaka, Maret 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kolaka, dr. Hj. Rosmawati NIP Pembina Tk. I Gol.

SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2012

KATA PENGANTAR. PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN ii -

DAFTAR ISI. Sambutan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Hari... Daftar isi... Daftar tabel... Daftar Grafik... Daftar Bagan... Daftar Lampiran...

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN ANGGARAN) PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG TAHUN 2014

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN PASAMAN BARAT TAHUN 2013

PROFIL KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

RESUME PROFIL KESEHATAN

PERJANJIAN KINERJA DINAS KESEHATAN TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

PROFIL DINAS KESEHATAN

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

MISI 5 Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesibilitas Kesehatan Masyarakat SATU AN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB II PERENCANAAN KINERJA

TREND PEMBANGUNAN KESEHATAN

KATA PENGANTAR. semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, tenaga dan

RESUME PROFIL KESEHATAN KOTA PADANG TAHUN 2011

TIM PENYUSUN. Pengarah. dr. Endid Romo Pratiknyo Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. Penanggung Jawab. Ketua

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2015

Target Tahun. Kondisi Awal Kondisi Awal. 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12 Program pengadaan, peningkatan dan penduduk (tiap 1000 penduduk

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN

Juknis Operasional SPM

RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013

PENANGGUNG JAWAB : dr. DEVIE C. BITJOLI, M.Si

PROFIL KESEHATAN TAHUN 2014

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

Mewujudkan Peningkatan Budaya Sehat dan Aksesbilitas Kesehatan Masyarakat.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

DINAS KESEHATAN KOTA PASURUAN Jl. Ir. Juanda No.66 PASURUAN

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN TULUNGAGUNG TAHUN 2012

RESUME PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA DEPOK TAHUN 2015

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayah sehingga kami dapat menyusun buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016. Buku ini tersusun dari berbagai kegiatan atau cakupan program pada tahun 2016 dengan harapan akan menjadi arah dan pedoman dalam penyusunan serta pelaksanaan pencapaian program tahun berikutnya sesuai dengan Indikator Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM). Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, yang telah membantu dan memberikan kontribusinya sehingga tersusun Buku Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016. Dengan tersusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016 ini, semoga dapat bermanfaat dalam mengisi kebutuhan data dan informasi kesehatan yang aktual dan faktual sesuai dengan harapan kita semua. Dengan menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan Profil Kesehatan ini, maka kami dengan senang hati akan menerima saran-saran penyempurnaan untuk peningkatan kualitas Profil Kesehatan yang akan datang. Madiun, Mei 2017 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun dr. SOELISTYO WIDYANTONO, MM Pembina Tk. I NIP. 19630513 198911 1 001 ii

iii

DAFTAR ISI Kata Pengantar.. ii Daftar Isi.. iii Daftar Gambar.. iv Daftar Tabel.. vi Daftar Lampiran.. vii BAB I Pendahuluan. 1 BAB II Gambaran Umum Kabupaten Madiun... 3 2. 1 Keadaan Geografis... 3 2. 2 Wilayah Administrasi 4 2. 3 Keadaan Demografi... 5 BAB III Situasi Derajat Kesehatan 6 3.1 Angka Harapan Hidup... 6 3.2 Angka Kematian... 7 3.3 Angka Kesakitan 15 3.4 Status Gizi.. 24 BAB IV Situasi Upaya Kesehatan... 26 4.1 Pelayanan Kesehatan Dasar... 26 4.2 Pelayanan Kesehatan Rujukan. 36 4.3 Ketersediaan Obat..... 37 4.4 Kejadian Luar Biasa.. 37 4.5 Perbaikan Gizi Masyarakat 38 4.6 Perilaku Masyarakat 41 4.7 Pelayanan Kesehatan Maskin Dan Asuransi Kesehatan. 42 4.8 Pelayanan Kesling Dan Sanitasi Dasar 43 BAB V Situasi Sumber Daya Kesehatan 47 5.1 Sarana Kesehatan... 47 5.2 Tenaga Kesehatan. 49 5.3 Pembiayaan Kesehatan 50 BAB VI Penutup... 51 Lampiran iii

DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Peta Wilayah Kabupaten Madiun 3 Gambar 2.2 Piramida Penduduk Menurut Golongan Umur Kabupaten Madiun 5 Gambar 3.1 Angka Harapan Hidup Kabupaten Madiun 6 Gambar 3.2 Perkembangan Angka Kematian Ibu 7 Gambar 3.3 Penyebab Kematian Ibu 8 Gambar 3.4 Peta Penyebaran Kasus Kematian Ibu 9 Gambar 3.5 Perkembangan Angka Kematian Bayi 10 Gambar 3.6 Proporsi Kematian Bayi Menurut Jenis Kelamin 11 Gambar 3.7 Peta Penyebaran Kasus Kematian Bayi 11 Gambar 3.8 Proporsi Penyebab Kematian Bayi Neonatal 12 Gambar 3.9 Proporsi Penyebab Kematian Bayi Post Neonatal 12 Gambar 3.10 Perkembangan Angka Kematian Anak Balita 13 Gambar 3.11 Proporsi Penyebab Kematian Anak Balita 13 Gambar 3.12 Peta Penyebaran Kasus Kematian Anak Balita 14 Gambar 3.13 Peta Sebaran Jumlah Kasus TB Paru dan Kasus Baru TB BTA + 15 Gambar 3.14 Perkembangan Cakupan Pengobatan Lengkap dan Kesembuhan TB Paru 16 Gambar 3.15 Perkembangan Prevalensi Penyakit Kusta 17 Gambar 3.16 Perkembangan Kasus HIV/ AIDS 18 Gambar 3.17 Cakupan Penemuan Kasus Diare 19 Gambar 3.18 Cakupan Penemuan Kasus Pneumonia 19 Gambar 3.19 Jumlah Kasus, Incidence Rate dan Jumlah Kematian Akibat DBD 20 Gambar 3.20 Capaian Program Malaria 21 Gambar 3.21 Jumlah Kasus Campak 22 Gambar 3.22 Jumlah Kasus Difteri 23 Gambar 3.23 Persentase Kasus BBLR 24 Gambar 3.24 Kasus Balita BGM Dan Balita Gizi Buruk 25 Gambar 4.1 Cakupan Pelayanan K1 dan K4 26 Gambar 4.2 Persentase Bumil dengan Komplikasi Kebidanan Ditangani 27 Gambar 4.3 Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 28 Gambar 4.4 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas & Bufas Mendapat Vitamin A 29 iv

Gambar 4.5 Cakupan KN 1 dan KN Lengkap 30 Gambar 4.6 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi Ditangani 31 Gambar 4.7 Perbandingan Cakupan Kunjungan Bayi dan Targetnya 31 Gambar 4.8 Proporsi Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif 32 Gambar 4.9 Proporsi Jenis Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru 33 Gambar 4.10 Cakupan Desa UCI dan Targetnya 33 Gambar 4.11 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 34 Gambar 4.12 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD 35 Gambar 4.13 Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila 35 Gambar 4.14 Perkembangan Cakupan Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut 36 Gambar 4.15 Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan 37 Gambar 4.16 Kejadian Luar Biasa 37 Gambar 4.17 Kasus Balita BGM 38 Gambar 4.18 Kasus Balita Gizi Buruk 39 Gambar 4.19 Cakupan Pemberian Tablet Besi Fe 1 dan Fe 3 Pada Ibu Hamil 40 Gambar 4.20 Cakupan Pemberian Vitamin A 40 Gambar 4.21 Cakupan PHBS 41 Gambar 4.22 Cakupan Pemberian ASI Eksklusif 42 Gambar 4.23 Cakupan Rumah Sehat 43 Gambar 4.24 Kategori Tempat Pengolahan Makan 44 Gambar 4.25 Cakupan Sanitasi Layak 45 Gambar 4.26 Cakupan Sumber Air Minum Berkualitas 45 v

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Banyaknya Desa dan Kelurahan Di Kabupaten Madiun Menurut Kecamatan 4 Tabel 5.1 Sarana Kesehatan Di Kabupaten Madiun 47 Tabel 5.2 Jumlah Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Di Kabupaten Madiun 49 Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga Di Kabupaten Madiun 50 vi

DAFTAR LAMPIRAN TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/ KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN KECAMATAN TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 5 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 7 KASUS BARU TB BTA +, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CNR PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA + SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 10 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 11 JUMLAH KASUS HIV, AIDS DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 12 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN TABEL 13 KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 14 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN vii

PUSKESMAS TABEL 15 KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 16 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 17 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 18 JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 19 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 20 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 21 JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 22 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 23 PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 24 PENGUKURAN TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 25 PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 26 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE) TABEL 27 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) TABEL 28 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM TABEL 29 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA viii

KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS TABEL 30 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 31 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 32 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 33 JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL TABEL 34 PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 35 PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 36 JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 37 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 38 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 39 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 40 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 41 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 42 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 43 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 44 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 45 JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, ix

KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 46 CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 47 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 48 CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 50 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 51 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 52 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 53 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN TABEL 54 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN TABEL 55 ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT TABEL 56 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT TABEL 57 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 58 PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 59 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 60 PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN TABEL 61 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, x

DAN PUSKESMAS TABEL 62 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT TABEL 63 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TABEL 64 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI TABEL 65 TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK TABEL 66 PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN TABEL 67 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN TABEL 68 PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I TABEL 69 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TABEL 70 JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN TABEL 71 JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN TABEL 72 JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 73 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 74 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 75 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 76 JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 77 JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 78 JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 79 JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 80 JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN TABEL 81 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Untuk mendukung keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan, salah satunya dibutuhkan adanya ketersediaan data dan informasi yang akurat bagi proses pengambilan keputusan dan perencanaan program. Selain itu, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan Pasal 17 Ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan yang setinggitingginya. Pada Pasal 168 juga menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui kerjasama lintas sektor, dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Salah satu produk dari penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan adalah Profil Kesehatan Kabupaten yang diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu sarana untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian program. Profil Kesehatan Kabupaten Madiun 2016 ini menggambarkan situasi Derajat Kesehatan Masyarakat (angka kematian, angka kesakitan dan status gizi), Upaya Kesehatan (pelayanan kesehatan, akses dan mutu pelayanan kesehatan, perilaku hidup masyarakat, keadaan lingkungan), Sumber Daya Kesehatan (sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan kesehatan) di Kabupaten Madiun Tahun 2016. Semua informasi yang terangkum dalam dokumen Profil Kesehatan dipergunakan dalam rangka proses perencanaan, pemantauan dan mengevaluasi pencapaian pembangunan kesehatan. 1 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

1.2 SISTEMATIKA PENYAJIAN Bab 1 : Pendahuluan Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya. Bab 2 : Gambaran Umum Bab ini menyajikan tentang gambaran umum geografis, data kependudukan dan informasi umum lainnya. Kabupaten Madiun meliputi keadaan Bab 3 : Situasi Derajat Kesehatan Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, angka harapan hidup dan status gizi masyarakat. Bab 4 : Situasi Upaya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, gambaran kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan. Bab 5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, anggaran kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Bab 6 : Penutup Berisi sajian garis besar hasil-hasil cakupan program / kegiatan berdasarkan indikatorindikator bidang kesehatan. Lampiran Data Profil Kesehatan 2 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 KEADAAN GEOGRAFIS Kabupaten Madiun merupakan salah satu Kabupaten dari 38 Kabupaten/ Kota di Propinsi Jawa Timur dan terletak hampir di ujung barat P Propinsi ropinsi Jawa Timur. Jarak antara Kabupaten Madiun dengan ibukota Propinsi Jawa Timur kurang lebih 175 km ke arah timur, sedangkan jarak dengan ibukota Negara kurang lebih 775 km dengan arah berlawanan. Kabupaten ten Madiun terletak antara 111025 45-1110 51 bujur timur dan 7012 7048 30 lintang selatan dengan luas wilayah 1010,86 kkm2 atau 101.1086 ha h dengan batas administrasi sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bojoneg Bojonegoro oro dan Kabupaten Ngawi Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Nganjuk Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Magetan dan Ngawi GAMBAR 2.1 PETA WILAYAH KABUPATEN MADIUN 3 Profil Kesehatan atan Kabupaten Madiun Tahun 2016

2.2 WILAYAH ADMINISTRASI Secara administratif Kabupaten Madiun terbagi menjadi 15 wilayah Kecamatan yang terdiri dari 198 Desa dan 8 Kelurahan dengan perincian sebagai berikut : TABEL 2.1 BANYAKNYA DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN MADIUN MENURUT KECAMATAN No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. KECAMATAN Kebonsari Geger Dolopo Dagangan Wungu Kare Gemarang Saradan Pilangkenceng Mejayan Wonoasri Balerejo Madiun Sawahan Jiwan KABUPATEN MADIUN DESA KELURAHAN LUAS WILAYAH (Km2 ) 14 19 10 17 12 8 7 15 18 11 10 18 12 13 14 2 2 3 1-47,45 36,61 48,85 72,36 45,54 190,85 101,97 152,92 81,34 55,22 33,93 51,98 35,93 22,15 33,76 198 8 1010,86 Sumber : BPS Kabupaten Madiun Luas wilayah Kabupaten Madiun adalah 1010,86 km2 dengan wilayah terluas adalah Kecamatan Kare dengan luas 190.85 km2 sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah kecamatan Sawahan dengan luas 22.15 km2. Sebagian besar wilayah Kabupaten Madiun terletak di dataran rendah dengan curah hujan sebesar 1.803,75 mm3 setahun. Topografi wilayah Kabupaten Madiun terbagi atas daerah dataran dan perbukitan dengan rincian 183 desa di daerah dataran dan 23 desa merupakan daerah perbukitan. 4 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

2.3 KEADAAN DEMOGRAFI Menurut data estimasi BPS yang diolah Pusdatin Kemenkes RI jumlah penduduk Kabupaten Madiun tahun 2016 yaitu sebanyak 677.993 jiwa, yang terdiri dari 334.495 jiwa penduduk laki-laki dan 343.498 jiwa penduduk perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 97,38. Kepadatan penduduk di Kabupaten Madiun rata-rata sebesar 671 jiwa/km2 dengan kepadatan terendah adalah kecamatan Kare sebesar 158.20 jiwa/km2 dan tertinggi adalah Kecamatan Jiwan sebesar 1.705.07 jiwa/km2. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Madiun adalah sebanyak 249.309 rumah tangga dengan jumlah tertinggi adalah Kecamatan Saradan (23.412 rumah tangga) dan terendah adalah Kecamatan Sawahan (8.816 rumah tangga). Berdasarkan kelompok umur, komposisi penduduk Kabupaten Madiun Tahun 2016 adalah sebagai berikut: GAMBAR 2.2 PIRAMIDA PENDUDUK MENURUT KELOMPOK UMUR KABUPATEN MADIUN 75+ 70-74 65-69 60-64 55-59 50-54 45-49 40-44 35-39 30-34 25-29 20-24 15-19 Perempuan laki laki 0-4 0 5000 10000 15000 20000 Sumber : Estimasi BPS 5 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016 25000 30000

Dari grafik piramida di atas, komposisi penduduk laki-laki terbesar adalah kelompok umur 15-19 tahun, dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar. 26.662 jiwa dan komposisi penduduk perempuan terbesar adalah kelompok umur 45-49,dimana jumlah penduduk perempuan sebesar 27.187 jiwa. Sedangkan komposisi penduduk paling sedikit adalah kelompok umur 70-74 tahun dimana jumlah penduduk laki-laki sebesar. 8.265 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 10.803 jiwa. 6 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN Situasi derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Madiun digambarkan melalui Angka Mortalitas yang terdiri atas Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA); Angka Morbiditas (Angka Kesakitan); serta Status Gizi pada balita. 3.1 Angka Harapan Hidup (AHH) Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Madiun dalam 4 tahun terakhir dapat digambarkan pada grafik di bawah ini : GAMBAR 3.1 ANGKA HARAPAN HIDUP KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013 2016 70,8 70,6 70,4 70,2 70 69,8 69,6 69,4 69,2 69 68,8 70,55 70,36 69,76 69,39 tahun2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 AHH Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Madiun Pada tahun 2016 angka harapan hidup Kabupaten Madiun adalah 70,55 tahun, mencapai angka tertinggi dalam empat tahun terakhir, sehingga dapat dikatakan bahwa kualitas kesehatan penduduk Kabupaten Madiun sudah meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. 6 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

3.2 ANGKA KEMATIAN (MORTALITAS) 3.2.1 Angka Kematian Ibu (AKI) AKI merupakan kematian ibu pada masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh faktor obstetrik maupun non obstetrik. AKI juga dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini dapat dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan kesehatan. Angka Kematian Ibu di Kabupaten Madiun cenderung fluktuatif dalam empat tahun terakhir. Hal ini bisa dipahami mengingat selama ini telah dilakukan dukungan dari kabupaten ke puskesmas berupa fasilitasi baik dari segi manajemen program KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan, peningkatan klinis keterampilan petugas di lapangan serta melibatkan multi pihak dalam pelaksanaan program KIA. Adapun perkembangan AKI di Kabupaten Madiun dapat digambarkan pada grafik di bawah ini : GAMBAR 3.2 PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN IBU TAHUN 2013 2016 120 110,83 109 100 80 82,4 60 40 41,88 AKI 20 0 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi 7 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Angka kematian ibu (AKI) tahun 2016 adalah 109/100.000 kelahiran hidup, naik signifikan dibandingkan dua tahun sebelumnya. Capaian ini belum mencapai target Kabupaten tahun 2016 sebesar 102/100.000 kelahiran hidup dan target MDG s sebesar 102/100.000 kelahiran hidup.untuk itu harus dilakukan upaya untuk menurunkan angka tersebut, antara lain dengan meningkatkan kompetensi bidan dalam kegawatdaruratan maternal, pelaksanaan kelas ibu hamil,antennal care(anc) secara terpadu dan pembinaan petugas pada Puskesmas. Hasil Audit Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab kematian ibu pada Tahun 2016 adalah ekslamsia 3 kasus, perdarahan 1 kasus, jantung 2 kasus, Meningitis 1 kasus, emboli air ketuban 1 kasus, rupture uteri 1 kasus dan Abses Perineal 1 kasus. GAMBAR 3.3 PENYEBAB KEMATIAN IBU 1 1 1 1 eksklampsia 3 perdarahan jantung meningitis emboli air ketuban 1 ruptur uteri 2 abses perineal Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Adapun penyebaran kasus kematian ibu di Kabupaten Madiun tahun 2016 dapat terlihat pada gambar 3.4. 8 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 3.4 PETA PENYEBARAN KASUS KEMATIAN IBU DI WILAYAH PUSKESMAS KABUPATEN MADIUN Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Dari gambar 3.3 dapat diketahui bahwa pada tahun 2016 kejadian kematian ibu terbanyak terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Kaibon dan Pilangkenceng masingmasing sebanyak 2 kasus, disusul Wilayah Kerja Puskesmas Bangunsari, Wungu, Gemarang, Sumbersari, Simo dan Madiun masing-masing 1 kasus kematian ibu. Sedangkan di Wilayah Kerja Puskesmas lainnya tidak ditemukan adanya kasus kematian ibu. 3.2.2 Angka Kematian Bayi (AKB) Perkembangan angka kematian bayi dalam empat tahun terakhir dapat dilihat dalam grafik di bawah ini : 9 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 3.5 PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN BAYI TAHUN 2013 2016 10,5 10 9,5 9,77 9,58 10,26 9 8,5 8 7,5 8,72 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 AKB Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Angka Kematian Bayi (AKB) Kabupaten Madiun tahun 2016 sebesar 8,72 per 1.000 kelahiran hidup (80 kasus) menurun dibandingkan tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 sebesar 10.26 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2014 sebesar 9,58 per 1.000 kelahiran hidup, tahun 2013 sebesar 9,77 per 1.000 kelahiran hidup. AKB tahun 2016 sebesar 8,72 per 1.000 KH masih berada di atas target Kabupaten Madiun sebesar 8 per 1,000 KH, dan masih jauh di bawah target MDG s tahun 2016 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Hal ini menunjukkan bahwa Angka Kematian Bayi di Kabupaten Madiun tahun 2016 masih jauh di bawah angka yang ditargetkan nasional. 10 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

50 GAMBAR 3.6 PROPORSI KEMATIAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN 46 40 30 20 10 13 7 14 laki -laki perempuan 0 post neonatal neonatal Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Dari gambar di atas dapat terlihat bahwa kasus kematian neonatal (0-28 hari) sebanyak 60 kasus dan kematian post neonatal (usia 1 bulan atau > 28 hari sampai menjelang 1 tahun) sebanyak 20 kasus. GAMBAR 3.7 PENYEBARAN KASUS KEMATIAN BAYI PER PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi 11 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Dari gambar 3.7 dapat disimpulkan bahwa Angka Kematian Bayi tertinggi terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas saradan sebanyak 9 kasus. Adapun penyebab kematian bayi pada tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 3.7. GAMBAR 3.8 PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BAYI (NEONATAL) 5% 6% 17,50% 19% BBLR kelainan konginetal asfiksi aspirasi 20% 32% sipsis lain-lain Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Penyebab kematian bayi (neonatal) disebabkan karena Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) sebesar 19% (15 kasus), asfiksi 20% (16 kasus), sepsis 5% (4 kasus), kelainan congenital 32% (26 kasus), aspirasi 6% (5 kasus), dan lain lain 17,5% (14 kasus). GAMBAR 3.9 PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN BAYI (POST NEONATAL) 44% 16% 4% 8% pneumonia diare aspirasi kelainan conginetal 8% 20% DBD lain - lain Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi 12 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Penyebab kematian bayi (post neonatal) disebabkan karena Pneumonia sebesar 16% (3 kasus), diare 4% (1 kasus), aspirasi 8% (2 kasus), kelainan congenital 20% (4 kasus), DBD 8% (2 kasus) dan penyebab lain 44% (8 kasus). 3.2.3 Angka Kematian Anak Balita Perkembangan Angka Kematian Anak Balita dalam empat tahun terakhir dapat terlihat pada grafik di bawah ini: GAMBAR 3.10 PERKEMBANGAN ANGKA KEMATIAN ANAK BALITA TAHUN 2012 2016 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 1,85 1,44 1,31 0,94 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 kematian anak balita Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Pada tahun 2016 jumlah kematian anak balita sebanyak 17 kasus (1,85 per 1000 kelahiran hidup) naik dibandingkan tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 jumlah kematian anak balita sebanyak 9 kasus dengan angka kematian anak balita mencapai 0.94 per 1000 kelahiran hidup, tahun 2014 jumlah kematian anak balita sebanyak 14 kasus dengan angka kematian anak balita mencapai 1,44 per 1000 kelahiran hidup, dan tahun 2013 sebesar 1,31 per 1000 kelahiran hidup. gambar 3.11. Adapun penyebab kematian anak balita pada tahun 2016 dapat dilihat pada 13 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 3.11 PROPORSI PENYEBAB KEMATIAN ANAK BALITA 43% 12% 12% 35% kelainan konginetal meningitis infeksi lain-lain Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa penyebab kematian anak balita tahun 2016 terdiri dari kelainan konginetal 35%(6 kasus), meningitis 12% (2 kasus), infeksi 12% (2 kasus) dan penyebab lainnya 43% (7 kasus). GAMBAR 3.12 PENYEBARAN KASUS KEMATIAN ANAK BALITA 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Dari gambar 3.10 jumlah kematian anak balita banyak terjadi di Wilayah Kerja Puskesmas Geger, Mlilir,Wungu, Mojopurno, klecorejo dan Puskesmas Jiwan sebanyak 2 kasus, disusul dengan Puskesmas Kebonsari, Kare, Gemarang, Sumbersari dan Wonoasri sebanyak 1 kasus dan wilayah kerja Puskesmas lainnya tidak ditemukan kasus kematian anak balita. 14 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

3.3 ANGKA KESAKITAN (MORBIDITAS) 3.3.1 Penyakit Menular Langsung a. Tuberkulosis Adapun sebaran jumlah kasus TB Paru dan kasus baru TB BTA+ dapat diamati pada gambar di bawah ini: GAMBAR 3.13 SEBARAN JUMLAH KASUS TB PARU DAN KASUS BARU TB BTA+ KABUPATEN MADIUN 2016 DI Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Dari gambar diatas menunjukkan kasus TB Paru terbanyak berada di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung sebanyak 50 kasus. Dari hasil pelaporan diperoleh di wilayah ini memiliki angka yang tinggi dibandingkan wilayah lainnya, selain itu juga kasus yang terdapat di Rumah Sakit Paru Dungus dan Rumah Sakit Umum Daerah Caruban. Penemuan kasus baru TB BTA + di tahun 2016 terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas Gantrung sebanyak 44 kasus, sedangkan penemuan kasus terendah di Wilayah Kerja Puskesmas Kare sebanyak 3 kasus. 15 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Adapun perkembangan cakupan pengobatan lengkap dan kesembuhan TB Paru dalam 4 tahun terakhir dapat diamati pada gambar di bawah ini: GAMBAR 3.14 PERKEMBANGAN CAKUPAN PENGOBATAN LENGKAP DAN KESEMBUHAN TB PARU TAHUN 2013-2016 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 439 tahun 2013 382 444 465 15 11 18 23 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 kesembuhan pengobatan lengkap Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Di tahun 2016 Angka kesembuhan TB Paru sebesar 91.18%, (465 kasus) meningkat dibandingkan tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 sebesar 92.89% (444 kasus), tahun 2014 sebesar 91,61% (382 kasus), tahun 2013 sebesar 84,91% (439 kasus). Namun angka pengobatan lengkap sebesar 4.51% (23 kasus) meningkat dibanding tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 sebesar 3,77% (18 kasus), tahun 2014 (2,64%), dan tahun 2013 (2,9%). Sehingga diperoleh angka keberhasilan pengobatan di tahun 2016 sebesar 95.69% menurun disbanding tahun 2015 sebesar 96,65% meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 94,24%, dan tahun 2013 sebesar 87,81%. b. Kusta Adapun angka prevalensi penyakit Kusta di Kabupaten Madiun dalam empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 16 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 3.15 PERKEMBANGAN PREVALENSI PENYAKIT KUSTA TAHUN 2013-2016 0,6 0,5 0,4 0,54 0,4 0,41 0,45 0,3 0,2 prevalensi kusta 0,1 0 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Angka prevalensi penyakit Kusta di Kabupaten Madiun dalam empat tahun terakhir cenderung fluktuatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yaitu tahun 2016 sebesar 0.45/10.000 penduduk meningkat dibanding tahun 2015 sebesar 0,41/10.000 penduduk, tahun 2014 adalah 0,4/10.000 penduduk, menurun dibandingkan tahun 2013 sebesar 0,54/10.000 penduduk. Jumlah kasus baru penderita Kusta pada tahun 2016 di Kabupaten Madiun berdasarkan hasil dan kompilasi data dari 26 Puskesmas adalah 31 kasus. Penemuan kasus baru Kusta ini meningkat dari tahun 2015 sebanyak 28 kasus tahun 2014 sebanyak 32 kasus. Dari 31 kasus kusta tersebut, untuk penderita kusta kering (PB) ditemukan 1 kasus, sedangkan untuk kusta basah (MB) terdapat 30 kasus. Penderita kusta 0-14 tahun sejumlah 2 orang. Penderita kusta dengan cacat tingkat 2 sebanyak 3 orang. Penderita kusta MB untuk tahun 2013 yang telah selesai berobat (RFT) sebanyak 30 orang, sedangkan RFT untuk kusta PB tahun 2014 adalah 2 orang. 17 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

c. HIV / AIDS adalah: Adapun trend perkembangan kasus HIV/AIDS dalam empat tahun terakhir 60 50 40 30 20 10 29 57 25 GAMBAR 3.16 PERKEMBANGAN KASUS HIV/AIDS TAHUN 2013-2016 57 18 36 38 48 17 18 18 7 HIV AIDS kematian 0 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Perkembangan kasus HIV/AIDS dalam empat tahun terakhir cenderung fluktuatif, dimana terjadi kenaikan kasus HIV, kasus AIDS dan kasus kematian akibat AIDS di tahun 2016 dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 57 kasus HIV, 18 kasus AIDS dan 7 kasus kematian akibat AIDS. Jumlah kasus HIV terbanyak terjadi di tahun 2016 sebesar 57 kasus dan terendah di tahun 2014 sebesar 18 kasus. Jumlah kasus AIDS tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 57 kasus dan terendah di tahun 2012 sebesar 27 kasus. Sedangkan kematian akibat AIDS terbesar terjadi di tahun 2013 sebanyak 25 kasus dan terendah di tahun 2012 sebanyak 15 kasus. e. Diare Adapun cakupan penemuan kasus diare dan target penemuan penderita dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 18 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 3.17 CAKUPAN PENEMUAN KASUS DIARE TAHUN 2014-2016 20000 15000 10000 5000 14341 14465 15223 12445 18306 10054 target diare penemuan diare 0 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Bila diamati dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 kasus diare sebanyak 10.054 kasus,paling sedikit dibanding tahun 2015 kasus diare sebanyak 15.223 kasus dan tahun 2014 dimana penemuan kasus diare sebanyak 12.445 kasus. e. Pneumonia Cakupan penemuan kasus pneumonia dan target penemuan penderita dalam empat tahun terakhir dapat dilihat pada grafik di bawah ini: 120 100 80 60 40 20 0 GAMBAR 3.18 CAKUPAN PENANGANAN KASUS PNEUMONIA TAHUN 2013-2016 97,77 60,89 21,67 18,7 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 pneumonia 19 Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Jumlah perkiraan penderita Pneumonia di Kabupaten Madiun tahun 2016 adalah sebanyak 2.084 kasus dari 46.810 orang balita yang ada dan tersebar pada 15 kecamatan. Penderita pneumonia pada balita yang ditemukan dan ditangani selama tahun 2016 sebanyak 1.269 atau 60.89% dari perkiraan penderita balita pneumonia. Dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 21,67%, tahun 2014 sebesar 18,7% dan tahun 2015 sebesar 97,77% maka penemuan dan penanganan kasus pneumonia balita tahun 2016 mengalami penurunan. 3.3.2 Penyakit Menular Bersumber Binatang a. Demam Berdarah Dengue (DBD) Hasil capaian program pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue mulai tahun 2013-2016 seperti terlihat pada gambar di bawah ini : 350 300 GAMBAR 3.19 JUMLAH KASUS, INCIDENCE RATE (IR) DAN JUMLAH KEMATIAN AKIBAT DBD TAHUN 2013-2016 320 301 250 200 IR DBD 150 100 112 144 kasus DBD kematian 50 0 47,3 44,4 16,76 23,1 4 3 5 5 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Angka kesakitan/incidence Rate (IR) DBD di Kabupaten Madiun pada tahun 2016 sebesar 44,4 /100.000 penduduk menurun dari tahun 2015 sebesar 47,3/100.000 20 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

penduduk dan tahun 2014 sebesar 23,1/100.000 penduduk meningkat dari tahun 2013 (16,76/100.000 penduduk). Kasus DBD Kabupaten Madiun pada tahun 2016 sebesar 301 kasus meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 sebesar 320 kasus, meningkat dibanding tahun 2014 sebesar 144 kasus. Sedangkan kematian DBD di tahun 2016 sebesar 5 orang (CFR 1,7%) sama dengan kasus tahun 2015 sebanyak 5 kasus (CFR 1,6%) dan meningkat dibanding tahun 2013 sebesar 4 orang (CFR 3,57%) dan tahun 2014 sebanyak 3 kasus (CFR 1,94%). b. Malaria Perkembangan angka kesakitan malaria selama tahun 2013 dilihat pada grafik dibawah ini: 120 GAMBAR 3.20 CAPAIAN PROGRAM MALARIA TAHUN 2013-2016 2016 dapat 100 99 80 60 59 API 40 36 45 jml kasus 20 0 0,13 0,42 0,59 0,2 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Penemuan penderita malaria di wilayah Kabupaten Madiun menggunakan indicator Annual Paracite Incidence (API) atau angka parasite malaria per 1.000 penduduk. Pada tahun 2016 API sebesar 0,2 menurun dibanding tahun 2015 API 21 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

sebesar 0,59 dan tahun 2014 API sebesar 0,42 dan meningkat bila dibandingkan tahun 2013 API sebesar 0,15. Penemuan jumlah kasus meningkat dari 36 kasus di tahun 2015 menjadi 45 kasuss di tahun 2016. Sedangkan kasus kematian (CFR) karena malaria dalam empat tahun terakhir adalah tidak ada (0 kasus ). c. Filariasis Pada tahun 2016 di Kabupaten Madiun tidak ditemukan kasus baru filariasis sama halnya dengan dua tahun sebelumnya tidak ditemukan kasuss baru filariasis. 3.3.3 Penyakit yang dapat Dicegah Melalui Imunisasi (PD3I) a. Campak ini: Perkembangan kasus campak tahun 2013-2016 terlihat pada gambar di bawah GAMBAR 3.21 JUMLAH KASUS CAMPAK DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013 2016 25 20 19 24 15 10 13 campak 5 0 0 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 22 Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit Kasus campak tertinggi terjadi pada tahun 2016 sebanyak 24 kasus. Dimana pada tahun 2015 ditemukan kasus campak sebanyak 19 kasus sedangkan di tahun Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

2014 tidak ditemukan kasus, sedangkan tahun 2013 sebanyak 13 kasus. b. Difteri ini: Perkembangan kasus difteri tahun 2013-2016 terlihat pada gambar di bawah GAMBAR 3.22 JUMLAH KASUS DIFTERI DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013 2016 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 8 3 3 2 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 difteri Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit Angka kesakitan difteri pada tahun 2016 di Kabupaten Madiun adalah 2 kasus menurun dibandingkan tiga tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 (3 kasus), tahun 2014 (3 kasus ) dan tahun 2013 (8 kasus). c.pertusis, Tetanus Neonatorum, Tetanus Non Neonatorum, Polio dan Hepatitis - B Pada tahun 2016 tidak ditemukan kasus penyakit pertusis, tetanus neonatorum, tetanus non neonatorum, polio dan hepatitis B. 23 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

3.4 STATUS GIZI 3.4.1 Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Adapun perkembangan kasus BBLR dalam empat tahun terakhir adalah sebagai berikut : 350 300 250 GAMBAR 3.23 JUMLAH KASUS BBLR DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013 2016 331 324 309 243 200 150 BBLR 100 50 0 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Gizi Dari gambar 3.18 terlihat bahwa di tahun 2016 jumlah kasus BBLR (243 kasus) mengalami penurunan dibandingkan tahun 2015 (309 kasus), tahun 2014 (324 kasus), dan tahun 2013 (331 kasus). 3.4.2 Status Gizi Balita Ditahun 2016 kasus Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 48 balita (0,3%) dari 15.483 balita yang ditimbang (D). Dimana jumlah balita yang ditimbang tersebut baru mencapai 81,8% dari jumlah balita yang dilaporkan. Kasus balita gizi buruk (BB/TB) yang ditemukan ditahun 2016 sebanyak 95 balita dimana semua kasus telah mendapat perawatan. Adapun status gizi balita di Kabupaten Madiun tahun 2013-2016 dapat digambarkan pada grafik di bawah ini : 24 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 3.24 KASUS BALITA BGM DAN BALITA GIZI BURUK TAHUN 2013-2016 250 200 194 170 178 198 150 100 117 115 95 gizi buruk BGM 50 43 0 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Gizi Hasil pemantauan status gizi balita di Kabupaten Madiun selama tahun 2013-2016 berdasarkan Laporan LB-3 Gizi menunjukkan kasus BGM tertinggi terjadi di tahun 2016 (198 kasus) dan terendah ditahun 2014 (170 kasus). Sedangkan kasus gizi buruk tertinggi di tahun 2014 (117 kasus) dan terendah di tahun 2013 (43 kasus). 25 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilakukan upaya pelayanan kesehatan yang melibatkan masyarakat sebagai individu dan masyarakat sebagai bagian dari kelompok atau komunitas. Upaya kesehatan mencakup upaya-upaya pelayanan kesehatan, promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, penanggulangan bencana dan sebagainya. Upaya kesehatan di Kabupaten Madiun tergambar dalam uraian di bawah ini. 4.1. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 4.1.1. Pelayanan Kesehatan Ibu a. Pelayanan Antenatal (ANC) Cakupan Pelayanan K1 dan K4 menurut Puskesmas pada tahun 2016 dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini : GAMBAR 4.1 CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 140 120 100 80 60 40 20 0 K1 K4 kebonsari gantrung geger kaibon mlilir bangunsari dagangan jetis wungu mojopurno kare gemarang saradan sumbersari pilangkenceng krebet mejayan klecorejo wonoasri balerejo simo madiun dimong sawahan klagenserut jiwan Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Cakupan Pelayanan K1 di Kabupaten Madiun pada tahun 2016 sebesar 97% dari 9.996 ibu hamil. Cakupan tertinggi pada Puskesmas Kaibon (103,8%) 26 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

sedangkan cakupan terendah Puskesmas Balerejo (83,4%). Sedangkan cakupan K4 sebesar 91,1% dari 9.384 ibu hamil. Cakupan K4 ini telah mencapai target SPM sebesar 91,08%. Cakupan K4 tahun 2016 tertinggi pada Puskesmas Klagenserut (129,3%) sedangkan terendah Puskesmas Jiwan (62,9%). b. Ibu Hamil Dengan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani pada tahun 2016 dapat diamati pada grafik di bawah ini : GAMBAR 4.2 PERSENTASE IBU HAMIL DENGAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DITANGANI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN 160 140 120 100 80 60 40 20 0 141,7 136,9 113,5 101,9100 90,2 83,1 13,3 92,6 100,599,5 105,1 92,1 99,4 107,3 90,6 90,1 82,177,3 78,3 82,4 82 80,1 62,9 55,9 20,5 komplikasi kebidanan kebonsari gantrung geger kaibon mlilir bangunsari dagangan jetis wungu mojopurno kare gemarang saradan sumbersari pilangkenceng krebet mejayan klecorejo wonoasri balerejo simo madiun dimong sawahan klagenserut jiwan Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Gambar 4.2 terlihat bahwa puskesmas dengan cakupan ibu hamil dengan komplikasi kebidanan yang ditangani tertinggi adalah Puskesmas Klecorejo sebesar 136,9 %, dan yang terendah adalah Puskesmas Dimong sebesar 20,5 %. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani di Kabupaten Madiun selamaa tahun 2016 sebesar 91,24% dari target sebesar 2.061 ibu resti, angka ini belum mencapai target SPM yaitu 91,24%. 27 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

c. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan (Linakes) Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2013-2016 dapat dilihat pada gambar di bawah ini: 96 95 94 93 92 91 90 89 88 87 94 GAMBAR 4.3 CAKUPAN PERSALINAN DENGAN PERTOLONGAN OLEH TENAGA KESEHATAN TAHUN 2013-2016 90,46 95 95 95 89,8 93,4 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 93 target spm ditolong nakes Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Dari gambar 4.3 terlihat bahwa cakupan pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan (Linakes) di Kabupaten Madiun tahun 2016 adalah sebanyak 9.146 kelahiran atau sebesar 93 %. Cakupan ini menurun dari capaian tahun 2015 sebesar 93,4 %. Puskesmas dengan cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang tertinggi adalah Puskesmas Jetis sebesar 100,3%, dan yang terendah adalah Puskesmas Wungu sebesar 78,1%. d. Pelayanan Nifas Cakupan pelayanan nifas dan ibu nifas mendapat vitamin A tahun 2016 menurut Puskesmas dapat dilihat pada gambar berikut: 28 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 4.4 CAKUPAN PELAYANAN NIFAS DAN IBU NIFAS MENDAPAT VITAMIN A MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN 120 100 80 60 40 20 mendapat yankes nifas mendapat vit A 0 kebonsari gantrung geger kaibon mlilir bangunsari dagangan jetis wungu mojopurno kare gemarang saradan sumbersari pilangkenceng krebet mejayan klecorejo wonoasri balerejo simo madiun dimong sawahan klagenserut jiwan Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Madiun tahun 2016 yang tertinggi dilaporkan oleh Puskesmas Jetis sebesar 100% dan yang terendah adalah cakupan Puskesmas Wungu sebesar 78,1%. Cakupan ibu nifas mendapat vitamin A pada tahun 2016 sebesar 92,4% dengan cakupan tertinggi adalah Puskesmas Jetis sebesar 100% dan terendah adalah Puskesmas Wungu sebesar 78,1%. Sedangkann cakupan pelayanan nifas di Kabupaten Madiun pada tahun 2016 adalah sebesar 92,44% masih di bawah target SPM sebesar 95% %. Cakupan tersebut menurun dibandingkan pencapaian tahun sebelumnya yaitu 92,7%. 4.1.2 Pelayanan Kesehatan Bayi a. Kunjungan Neonatus Cakupan neonatus yang meliputi cakupan KN 1 dan cakupan KN Lengkap tahun 2016 dapat terlihat pada gambar di bawah ini : 29 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 4.5 CAKUPAN KN1 DAN KN LENGKAP MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN 120 100 80 60 40 20 KN1 KN lengkap 0 kebonsari gantrung geger kaibon mlilir bangunsari dagangan jetis wungu mojopurno kare gemarang saradan sumbersari pilangkenceng krebet mejayan klecorejo wonoasri balerejo simo madiun dimong sawahan klagenserut jiwan Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Cakupan KN 1 pada tahun 2016 adalah sebesar 98% menurun dibanding tahun 2015 sebesar 98,1%. Meningkat dari tahun 2014 sebesar 96,6 % dan tahun 2013 sebesar 97,52%. Sedangkan KN lengkap 2016 sebesar 95,9% menurun dibandingkan tahun 2015 sebesar 96,4 %, meningkat dibandingkan tahun 2014 sebesar 95,6% dan tahun 2013 sebesar 95,79%. Adapun cakupan tertinggi tahun 2016 terdapat di Puskesmas Saradan (112%) untuk KN 1 dan Puskesmas Gantrung (109,8%) untuk KN Lengkap. Sedangkan cakupan terendah terdapat pada Puskesmas Wungu sebesar 77% untuk KN 1 dan sebesar 76,5% untuk KN Lengkap. b. Neonatus Risiko Tinggi (Risti)/ Komplikasi yang Ditangani Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani pada tahun 2016 sebesar 86% menurun dibandingkan tahun 2015 sebesar 86,3%. Pencapaian cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani pada tahun 2016 sudah melampaui target SPM sebesar 85,98%. Adapun distribusi pencapaian cakupan neonatus dengan 30 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

komplikasi yang ditangani menurut puskesmas dapat diamati pada gambar di bawah ini : 140 120 100 80 60 40 20 0 GAMBAR 4.6 CAKUPAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT PUSKESMAS DI KABUPATEN MADIUN 94,1 81,3 88,1 98,7 100 99,2 80 99,6 65,5 95,7 33,6 90,2 105,5 82,6 84,4 132,5 98,1 91,6 79,8 87,4 82,7 111,9 31,3 83,6 84,4 61 penanganan komplikasi neonatal kebonsari gantrung geger kaibon mlilir bangunsari dagangan jetis wungu mojopurno kare gemarang saradan sumbersari pilangkenceng krebet mejayan klecorejo wonoasri balerejo simo madiun dimong sawahan klagenserut jiwan Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Cakupan tertinggi neonatus dengan komplikasi ditangani tahun 2016 terdapat pada Puskesmas Krebet sebesar 132,5% dan cakupan terendah terdapat pada Puskesmas Dimong sebesar 31,3%. c. Kunjungan Bayi Adapun perkembangan cakupan kunjungan bayi dan targetnya dalam empat tahun terakhir adalah sebagai berikut : 31 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 4.7 PERBANDINGAN CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI DAN TARGETNYA TAHUN 2013 2016 96 95,3 94 92 90 90 90,56 93 91,4 90 90 90 target SPM kunjungan 88 86 tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Cakupan kunjungan bayi dalam kurun waktu empat tahun terakhir cenderung meningkatyaitu pada tahun 2013 sebesar 90,56%, pada tahun 2014 meningkat sebesar 91,4%, tahun 2015 sebesar 93% dan meningkat pada tahun 2016 sebesar 95,3 %. Sedangkan target SPM dari tahun 2012-2015 stabil 90%. Dari gambar di atas terlihat bahwa pada tiga tahun terakhir cakupan kunjungan bayi telah mencapai target SPM sebesar 90%. Adapun cakupan kunjungan bayi tahun 2016 tertinggi terdapat pada Puskesmas Geger sebesar 102,8% dan cakupan terendah terdapat pada Puskesmas Balerejo sebesar 84,9%. 4.1.3 Pelayanan Keluargaa Berencana Cakupan pelayanan KB Aktif di Kabupaten Madiun tahun 2016 sebesar 86,2 % meningkat dari tahun 2015 sebesar 83,3% dan dari tahun 2014 sebesar 79,1%. KB Baru tahun 2016 sebesar 11,8 % meningkat disbanding tahun 2015 sebesar 6,9% dan tahun 2014 sebesar 6,6%. Jika dibandingkan dengan target SPM tahun 2016 Peserta KB aktif sudah mencapai target SPM ( 70%) yang berarti meningkatnya Pasangan Usia Subur yang memiliki kesadaran untuk mengatur jumlah kelahiran. Cakupan tahun 2016, metode yang paling banyak digunakan oleh peserta KB aktif untuk MKJP adalah IUD sebesar 16,8 % dan non MKJP adalah suntik sebesar 58,9 %. Sedangkann yang paling sedikit digunakan untuk MKJP adalah MOP sebesar 0,1% dan kondom 1,1% untuk non MKJP. Proporsi jenis alat kontrasepsi yang 32 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

digunakan oleh peserta KB aktif di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada gambar 4.8. GAMBAR 4.8 PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN PESERTA KB AKTIF IUD 12,3 58,9 16,8 0,1 3,5 7,4 1,1 MOP MOW IMPLAN KONDOM SUNTIK PIL Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Jenis alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan oleh peserta KB baru untuk MKJP adalah implan sebesar 16,3% dan non MKJP adalah suntik sebesar 60,3%. Sedangkan yang paling sedikit digunakan untuk MKJP adalah MOP sebesar 0,005% dan kondom sebesar 1,7% untuk non MKJP. Proporsi jenis alat kontrasepsi yang digunakan oleh peserta KB baru di Kabupaten Madiun dapat dilihat pada gambar di bawah ini: GAMBAR 4.9 PROPORSI JENIS ALAT KONTRASEPSI YANG DIGUNAKAN PESERTA KB BARU 9,9 9,3 0,005 2,5 16,3 1,7 IUD MOP MOW IMPLAN KONDOM 60,3 SUNTIK Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Jenis alat kontrasepsi yang paling diminati oleh akseptor KB Baru di Kabupaten Madiun tahun 2016 adalah metode kontrasepsi jangka pendek (non MKJP) yaitu suntik sebesar 60,3%. Kondisi tersebut mungkin disebabkan karena faktor biaya yang lebih murah dan kemudahan dalam pemakaiannya. 33 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

4.1.4 Pelayanan Imunisasi bawah ini : Cakupan desa UCI dalam empat tahun terakhir dapat diamati pada grafik di GAMBAR 4.10 CAKUPAN DESA UCI DAN TARGET SPM TAHUN 2013-2016 100 80 60 40 20 0 target SPM UCI tahun 2013 tahun 2014 tahun 2015 tahun 2016 Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit Cakupan desa UCI di Kabupaten Madiun selama empat tahun terakhir mengalami fluktuatif yaitu pada tahun 2013 (94,66%) menurun di tahun 2014 menjadi 93,7% dan semakin menurun di tahun 2015 sebesar 71,4%, namunn kembali meningkat di tahun 2016 menjadi 89,8 %. Jika dibandingkan dengan target SPM tahun 2016 ( 95%), cakupan desa UCI pada tahun 2016 belum mencapai target. 4.1.5 Pelayanan Kesehatan Anak Balita Cakupan pelayanan kesehatan anak balita dalam tiga tahun terakhir dapat diamati pada grafik 4.11 92 90 88 86 84 82 80 78 76 85 80,93 th 2013 GAMBAR 4.11 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITAA TAHUN 2013 2016 87 82 90 89,81 83,8 85,2 th 2014 th 2015 th 2016 targett SPM Sumber : Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi 34 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Cakupan pelayanan kesehatan anak balita pada tahun 2016 sebesar 85,2 % meningkat dari tahun 2015 sebesar 83,8%.Tahun 2014 sebesar 82%, dan tahun 2013 sebesar 80,93%. Meskipun demikian cakupan tersebut belum mencapai target SPM sebesar 89,81% di tahun 2016 sehingga perlu adanya inovasi dan peningkatan kemampuan petugas untuk meningkatkan cakupan tersebut. 4.1.6 Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas I dan sederajat Adapun perkembangan cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dalam lima tahun terakhir dapat diamati pada gambar 4.12 GAMBAR 4.12 CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD DI KABUPATEN MADIUN TAHUN 2013-2016 100 80 60 40 target cakupan pelayanan 20 0 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 Sumber : Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usia Lanjut Cakupan pelayanan kesehatan anak Sekolah Dasar melalui penjaringan kesehatan dalam empat tahun terakhir sebesar 100 % dan telah mencapai target SPM 100%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kinerja tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan pada siswa Sekolah Dasar melalui penjaringan kesehatan serta adanya dukungan pemenuhan sarana dan prasarana termasuk (UKS Kit) pada setiap Puskesmas. 4.1.7 Pelayanan Kesehatan Usila (Usia Lanjut) Cakupan kesehatan usila dalam empat tahun terakhir gambar di bawah ini: dapat terlihat pada 35 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

68 66 64 62 60 58 56 54 GAMBAR 4.13 PERKEMBANGAN CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USILA TAHUN 201-2016 58,83 64 64,89 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 65,91 pelayanan usila Sumber : Seksi Kesehatan Anak, Remaja dan Usila Cakupan usila yang telah mendapat pelayanan kesehatan di Kabupaten Madiun tahun 2016 sebesar 65,91% merupakan capakupan tertinggi dalam empat tahun terakhir dalam pelayanan kesehatan usila. Dimana cakupan ini sebelumnya naik secara signifikan dari 58,83% di tahun 2013, 64% di tahun 2014, dan 64,89 % di tahun 2015. 4.1.8 Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut Pada tahun 2016 jumlah murid SD/MI sebanyak 50.529 siswa dimana yang diperiksa sebesar 26.696 siswa (52,8%), sedangkan yang mendapat perawatan sebesar 6.227 siswa (68,7%) dari keseluruhan siswa yang perlu mendapat perawatan. Cakupan kesehatan gigi dan mulut dalam empat tahun terakhir dapat terlihat pada gambar di bawah ini: 80 70 60 50 40 30 20 10 0 53,36 Sumber : Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar GAMBAR 4.14 PERKEMBANGAN CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT TAHUN 2013-2016 75,7 68,7 56,6 1,09 0,9 0,7 1,3 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 pelayanan gilut SD rasio tumpatan 36 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Dalam empat tahun terakhir cakupan kesehatan gigi dan mulut yang mendapat perawatan, tertinggi terjadi di tahun 2015 sebesar 75,7% dan terendah di tahun 2013 sebesar 53,36%. Sedangkan rasio tumpatan / pencabutan tertinggi terjadi di tahun 2016 sebesar 1,3 dan terendah di tahun 2015 sebesar 0,7%. 4.2 PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Pelayanan kesehatan dasar dan rujukan di Kabupaten Madiun tahun 2015 dapat digambarkan pada gambar 4.15. GAMBAR 4.15 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN 800000 700000 600000 500000 400000 300000 200000 100000 0 700384 PKM 88469 4999 17263 RS rajal ranap Sumber : Subag. Program dan Laporan Masyarakat yang memanfaatkan pelayanan puskesmas pada tahun 2016 sebanyak 700.384 orang rawat jalan dan 4.999 orang rawat inap. Pelayanan Rumah Sakit yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada rawat jalan sebanyak 88.469 orang dan rawat inap 17.263 orang. 4.3 KETERSEDIAAN OBAT Pada tahun 2015 di Kabupaten Madiun tingkat ketersediaan obat sebagian besar telah mencapai 100%, sebagaimana terlihat dalam tabel 66. 4.4 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) Kejadian Luar Biasa (KLB) di Kabupaten Madiun tahun 2016 dapat digambarkan pada grafik di bawah ini : 37 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 4.16 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI KABUPATEN MADIUN 2016 2 4 1 campak 6 keracunan difteri AFP Sumber : Seksi Pengamatan Penyakit Terdapat kasus KLB pada 5 desa yang tersebar di seluruh kabupaten Madiun dengan 100% kasus sudah ditangani < 24 jam. Kasus KLB dengan penderita terbanyak adalah Campak dengan 6 penderita. Keracunan makanan dengan 4 penderita, Difteri sebanyak 2 orang, dan AFP sebanyak 1 orang. 4.5 PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 4.5.1 Kurang Energi dan Protein ( KEP ) Kurang Energi dan Protein (KEP) merupakan salah satu jenis gangguan kekurangan zat gizi, terutama zat gizi makro yang dapat memberikan gambaran tentang status gizi masyarakat. Status gizi masyarakat, pada umumnya dapat dilihat dari status gizi balita. Ada beberapa indikator yang dapat digunakan, yaitu berat badan (BB) menurut umur (U), Tinggi Badan (TB) menurut Umur (U) dan BB menurut TB. a. Angka Balita BGM Kasus balita BGM di Kabupaten Madiun tahun 2013-2016 dapat digambarkan pada gambar 4.17 38 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

200 190 180 170 160 150 194 GAMBAR 4.17 KASUS BALITA BGM DI KABUPATEN MADIUN 2013-2016 170 178 198 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 BGM Sumber : Seksi Gizi Pada tahun 2016 di Kabupaten Madiun kasus BGM sebanyak 198 balita (0,5%), terdiri dari 94 balita laki-laki dan 104 balita perempuan. Balita BGM dengan persentase 0,5% dari 37.267 balita yang ditimbang, terdiri dari 18.747 balita laki-laki dan 18.520 balita perempuan. Kasus BGM yang tertinggi terjadi di wilayah puskesmas Wonoasri sebanyak 24 kasus dan kasus terendah adalah di wilayah puskesmas Kebonsari, Mlilir dan puskesmas Mejayan masing-masing sebanyak 1 kasus. Kasus BGM tahun 2015 sedikit meningkat bila dibandingkan tahun 2014 (170 kasus) tetapi menurun dibanding tahun 2013 sebesar 194 balita dan tahun 2012 sebesar 486 balita. b. Jumlah Kasus Gizi Buruk Kasus Gizi Buruk dapat diperoleh dari indikator BB/TB. Data tersebut diperoleh dari laporan masyarakat, kader posyandu, maupun kasus-kasus yang langsung dibawa ke tempat-tempat pelayanan kesehatan atau Puskesmas. Kasus balita gizi buruk di Kabupaten Madiun tahun 2013-2016 dapat digambarkan pada gambar 4.18 39 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 4.18 KASUS BALITA GIZI BURUK TAHUN 2013-2016 120 100 80 60 40 20 0 117 115 95 43 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 Gizi Buruk Sumber : Seksi Gizi Kasus gizi buruk pada tahun 2016 sebesar 95 kasus, angka ini menurun dibandingkan tahun 2015 sebesar 115 kasus, tahun 2014 sebesar 117 kasus dan tahun 2013 sebesar 43 kasus. Kasus gizi buruk terbanyak terjadi di Puskesmas Wonoasri sebanyak 20 kasus. Sedangkan Puskesmas yang tidak ditemukan kasus gizi buruk adalah Puskesmas Kaibon, Mlilir, Bangunsari, Pilangkenceng, Krebet, Balerejo, Madiun, Sawahan, dan Klagenserut. 4.5.2 Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Gizi Besi Perkembangan cakupan pemberian Tablet Besi pada ibu hamil (Fe1 dan Fe-3) pada tahun 2013-2016 dapat dilihat pada gambar di bawah ini : 100 98 96 94 92 90 88 86 84 82 GAMBAR 4.19 CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI FE-1 DAN FE-3 PADA IBU HAMIL TAHUN 2014-2016 98,17 94,86 95,59 96,11 92,32 90,52 90,32 88,7 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 FE- 1 FE- 3 Sumber : Seksi Gizi 40 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Cakupan pemberian Tablet Besi pada tahun 2016 dimana cakupan Fe-1 (96,11%) dan Fe-3 (90,32 % ) menurun dibandingkan tahun 2015 yaitu cakupan Fe1 (98,17%) dan Fe3 (92,32%), dan cakupan tahun 2014 sebesar 95,59 % Fe1 dan 90,52% Fe3. 4.5.3 Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Bayi, Anak Balita dan Bufas Pemberian kapsul vitamin A pada bayi, anak balita dan bufas pada tahun 2016 dapat digambarkan pada grafik 4.20 berikut ini : 50000 45000 40000 35000 30000 25000 20000 15000 10000 5000 0 92558789 GAMBAR 4.20 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A 46810 37285 9834 bayi balita anak balita bufas sasaran capaian Sumber : Seksi Gizi Cakupan pemberian vitamin A di Kabupaten Madiun tahun 2016 untuk bayi sebesar 92,27 %, anak balita sebesar 93,96 %,balita sebesar 93,62 % dan bufas sebesar 92,44 %. tahun 2015 di Kabupaten Madiun untuk bayi sebesar 92,24%, anak balita sebesar 92,40%, balita sebesar 92,36% dan bufas sebesar 92,7%. Cakupan tahun 2014 yaitu pemberian vitamin A pada bayi sebesar 94,53%, anak balita sebesar 93,10%, balita sebesar 93,39% dan bufas sebesar 90,6%. 4.6 PERILAKU MASYARAKAT 4.6.1 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Cakupan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam empat tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut : 41 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 4.21 CAKUPAN PHBS TAHUN 2013-2016 80 70 60 50 40 30 20 10 0 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 PHBS Sumber : Seksi Promosi Kesehatan Kabupaten Madiun dalam tahun 2016 telah melakukan pemantauan PHBS pada 21.774 rumah tangga dan 15.466 ( 71 %) diantaranya sudah ber PHBS. Cakupan rumah tangga ber PHBS ini meningkat dibandingkan tahun 2015 sebesar 65,06%, tahun 2014 sebesar 64,98%, dan tahun 2013 sebesar 46,05%. Diperlukan intervensi dari berbagai komponen baik lintas program, lintas sektor, LSM, swastaa dan tokoh masyarakat untuk berperan aktif dalam membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. 4.6.2 ASI Eksklusif Berdasarkan data dari Kabupaten Madiun diketahui bahwa cakupan bayi yang mendapat ASI Eksklusif di Kabupaten Madiun tahun 2016 sebesar 76,2 %, dimana cakupan tersebut telah memenuhi target SPM sebesar 76 %.Cakupan tahun 2015 sebesar 73,7 %, tahun 2013 sebesar 73,82%, tahun 2014 sebesar 73,40%. Adapun cakupan pemberian ASI Eksklusif di tahun 2016 per puskesmas dapat digambarkan pada grafik 4.23 42 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

GAMBAR 4.22 CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 120 100 80 60 40 20 mendapat ASI ekslusif 0 kebonsari gantrung geger kaibon mlilir bangunsari dagangan jetis wungu mojopurno kare gemarang saradan sumbersari pilangkenceng krebet mejayan klecorejo wonoasri balerejo simo madiun dimong sawahan klagenserut jiwan Sumber : Seksi Gizi Cakupan tertinggi pemberian ASI Eksklusif tahun 2016 adalah di Puskesmas Gantrung sebanyak 99,6% dan cakupan terendah adalah di Puskesmas Madiun sebanyak 63,3%. Keberhasilan ASI Eksklusif dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya faktor pengetahuan, faktor perilaku dan faktor lingkungan. Upaya-upaya promotif dari pemerintah pusat maupun daerah harus lebih ditingkatkan agar mendukung masyarakat dalam pemberian ASI Eksklusif. 4.7 PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN DAN ASURANSI KESEHATAN Jenis jaminan kesehatan yang menjamin kesehatan masyarakat Kabupaten Madiun tahun 2016 diantaranya adalah Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mencakup PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBN, PBI (Penerima Bantuan Iuran) APBD, PPU (Pekerja Penerima Upah), PBPU (Pekerja Bukan Penerima Upah), dan BP (Bukan Pekerja) dimana total keseluruhan adalah 410.895 peserta (60,6%).Selengkapnya dapat dibaca pada tabel 53. 43 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

4.8 PELAYANAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Perkembangan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar di Kabupaten Madiun akan diuraikan di bawah ini: a. Rumah Sehat Adapun cakupan rumah sehat dalam empat tahun terakhir dapat diamati pada grafik 4.23 80 70 60 50 40 30 20 10 0 40,37 GAMBAR 4.23 CAKUPAN RUMAH SEHAT TAHUN 2013-2016 69,14 73,48 70,94 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 cakupan rumah sehat Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Berdasarkan data yang dikumpulkan dari masing-masing Puskesmas di Kabupaten Madiun tahun 2016 dari 208.432 rumah yang ada, didapatkan rumah dengan kriteria sehat sebanyak 147.861 rumah ( 70,94 %), menurun dari tahun 2015 dimana dari 198.136 rumah yang ada, didapatkan rumah dengan kriteria sehat sebanyak 145.595 rumah (73,48%).Sedangkan tahun 2014 dari 198.052 rumah yang ada, didapatkan rumah dengan kriteria sehat sebanyak 136.927 rumah (69,14%) dan tahun 2013 rumah sehat sebanyak 29.158 rumah (40,37%). b. Tempat Pengelolaan Makanan Adapun Jumlah Tempat Pengolahan Makanan (TPM) berdasarkan kategori sehat memenuhi syarat kesehatan dan tidak memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2016 dapat digambarkan pada grafik di bawah ini: 44 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

1000 800 600 400 200 0 GAMBAR 4.24 KATEGORI TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN (TPM) 44 107 156 2 39 29 jasa boga rmh mkn depo air minum 790 314 makanan jajanan mmnuhi syarat tdk mmnuhi syarat Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Jumlah Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) yang ada sebanyak 1.380 buah, yang masuk kategori TPM sehat dan memenuhi syarat hygiene sanitasi sejumlah 1097 TPM (79,49%) terdiri dari jasa boga 44 buah, restoran 107 buah, Depot Air Minum (DAM) 156 buah dan makanan jajanan 790 buah. Sedangkan TPM yang tidak memenuhi syarat hygiene sanitasi sejumlah 314 buah (22,75%), terdiri dari jasa boga 2 buah, restoran 39 buah, Depot Air Minum (DAM) 29 buah dan makanan jajanan 245 buah. TPM sehat dan memenuhi syarat hygiene sanitasi tahun 2016 meningkat dibanding tahun sebelumnya yaitu sebesar 79,1% di tahun 2015. c. Akses Sanitasi Layak Adapun cakupan akses sanitasi layak berdasarkan kepemilikan jamban sehat dalam empat tahun terakhir dapat diamati pada grafik 4.25 90 85 80 75 GAMBAR 4.25 CAKUPAN SANITASI LAYAK TAHUN 2013-2016 84,8 76,7 87,7 83,3 sanitasi layak 70 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan 45 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Pada tahun 2016 Kabupaten Madiun penduduk dengan akses sanitasi layak sebesar 598.833 (88,3%) meningkat dibanding 3 tahun sebelumnya yaitu tahun2015 sebesar 592.811 (87,7%), tahun 2014 sebesar 514.152 (76,7%), dan tahun 2013 (84,80%). d. Sumber Air Minum Berkualitas Cakupan sumber air minum berkualitas dalam empat tahun terakhir dapat diamati pada grafik 4.26 GAMBAR 4.26 CAKUPAN SUMBER AIR MINUM BERKUALITAS TAHUN 2013-2016 100 80 68,32 86,51 90,18 69,77 60 40 air minum layak 20 0 th 2013 th 2014 th 2015 th 2016 Sumber: Seksi Penyehatan Lingkungan Cakupan sumber air minum layak/berkualitas tahun 2016 sebesar 69,77 % menurun dibandingkan tahun 2015 (90,18%), pada tahun 2014 (86,51%), dan tahun 2013 (68,32%). Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 59. 46 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN Upaya kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna bila pemenuhan sumber daya kesehatan yang meliputi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan dapat memadai dan seimbang dengan kebutuhan. Sumber daya kesehatan dapat diukur dengan beberapa indikator kecukupan sebagai berikut; 5.1 SARANA KESEHATAN Salah satu komponen penting dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan adalah sarana kesehatan yang mampu menunjang berbagai upaya pelayanan kesehatan pada tingkat individu dan masyarakat. Adapun sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Madiun, meliputi: TABEL 5.1 SARANA KESEHATAN DI KABUPATEN MADIUN No. Sarana Kesehatan Jumlah 1 Rumah Sakit a. Rumah Sakit Umum 3 b. Rumah Sakit Khusus - 2 Puskesmas a. Puskesmas Perawatan 11 b. Puskesmas Non Perawatan 15 3 Puskesmas Pembantu 58 4 Puskesmas Keliling 44 5 Poskesdes 207 6 Desa Siaga 206 7 Posyandu 878 8 Polindes 96 9 Ponkesdes 40 10 Klinik 11 Sumber: Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar 5.1.1 Puskesmas dan Jaringannya Kabupaten Madiun memiliki 26 Puskesmas terdiri dari 47 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

11 Puskesmas Rawat Inap dan 15 Puskesmas Rawat Jalan. Puskesmas di Kabupaten Madiun dibantu oleh 58 Puskesmas Pembantu (PUSTU), 96 Polindes dan 40 Ponkesdes. 5.1.2 Rumah Sakit Kabupaten Madiun memiliki 2 buah rumah sakit milik Pemerintah Daerah yaitu Rumah Sakit Caruban dan Rumah Sakit Dolopo yang merupakan rumah sakit rujukan bagi pasien. Pelayanan kesehatan di Kabupaten Madiun juga dilaksanakan oleh RS Paru yang merupakan UPT Propinsi Jawa Timur yang berstatus RS Umum Paru. Selain itu, terdapat 11 klinik yang seluruhnya dikelola oleh pihak swasta. 5.1.3 Sarana Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) adalah suatu upaya kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar. a. Poskesdes Poskesdes yang beroperasi merupakan koordinator dari berbagai UKBM yang ada di suatu Desa/Kelurahan dan merupakan salah satu syarat dari terbentuknya Desa Siaga. Jumlah Poskesdes di tahun 2016 adalah sebanyak 207 poskesdes. b. Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu 1) Kesehatan ibu dan anak, 2) Keluarga Berencana, 3) Perbaikan gizi, 4) Imunisasi, dan 5) Penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2016 jumlah Posyandu yang tercatat sebanyak 878 buah. Dari 878 buah Posyandu yang ada, sebanyak 4 adalah 48 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

Posyandu Pratama, sebanyak 204 Posyandu Madya, sebanyak 636 adalah Posyandu Purnama dan sebanyak 34 Posyandu Mandiri. Adapun posyandu aktif tahun 2016 sebanyak 670 posyandu (76,31%). c. Desa Siaga Dari 206 desa siaga di Kabupaten Madiun pada tahun 2016 yang berstrata pratama sebanyak 57 desa, berstrata madya sebanyak 92 desa, berstrata purnama sebanyak 31 desa dan berstrata mandiri sebanyak 26 desa. d. Posbindu Jumlah Posbindu di Kabupaten Madiun tahun 2016 adalah sebanyak 80 posbindu, dimana belum semua wilayah kerja puskesmas memiliki posbindu. Adapun wilayah kerja puskesmas yang belum memiliki posbindu adalah Kebonsari, Gantrung, Mlilir, Simo, Madiun dan Dimong. 5.1.4 Sarana Farmasi dan Perbekalan Kesehatan Adapun jumlah sarana farmasi dan perbekalan kesehatan tahun 2016 dapat dilihat pada tabel di bawah ini; TABEL 5.2 JUMLAH SARANA FARMASI DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI KABUPATEN MADIUN No. Jenis Sarana Jumlah 1 Apotek 71 2 Toko Obat 5 3 GFK 1 4 Pedagang Besar Farmasi (PBF) 4 5 Industri Obat Tradisional (IOT) 1 Sumber: Seksi Pengendalian 49 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

5.2 TENAGA KESEHATAN Pada tahun 2016, jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Madiun baik yang berada di instansi pemerintah maupun swasta sebanyak 1.241 orang, dengan proporsi masing-masing berdasarkan jenis tenaga dapat dilihat pada tabel 5.3. TABEL 5.3 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MENURUT JENIS TENAGA DAN RASIO PER 100.000 PENDUDUK No. Jenis Tenaga Jumlah Rasio/ 100.000 Penduduk 1 Dokter Umum 80 11,8 2 Dokter Spesialis 41 6,05 3 Dokter Gigi 32 4,72 4 Dokter Gigi Spesialis 2 0,29 5 Perawat 539 79,5 6 Perawat Gigi 29 4,28 7 Bidan 355 52,36 8 Farmasi 64 9,43 9 Teknis Kefarmasian 52 7,67 10 Kesehatan Masyarakat 40 5,9 11 Sanitasi 33 4,87 12 Nutrisionis 44 6,51 13 Keterapian Fisik 13 1,92 Jumlah 1.324 195,3 Sumber : Sub. Bag. Umum dan Kepegawaian 5.3 PEMBIAYAAN KESEHATAN Total APBD Kabupaten Madiun pada tahun 2016 sebesar Rp. 1.975.231.751.875 Jumlah anggaran kesehatan bersumber APBD Kabupaten pada tahun 2016 adalah sebesar 180.712.338.364 (82,48%). Anggaran kesehatan bersumber dari APBD Propinsi yaitu Dana Tugas Pembantuan (TP) sebesar Rp. 1.799.016.485 sedangkan yang bersumber dari APBN yaitu Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp. 36.588.014.695 antara lain digunakan untuk pemenuhan kebutuhan operasional puskesmas untuk mendukung pencapaian MDG s. Sehingga diperoleh total anggaran kesehatan sebesar 1.975.231.751.875 dengan persentase APBD kesehatan terhadap APBD kabupaten sebesar 9,15%, sehingga didapatkan anggaran kesehatan perkapita sebesar Rp.323.158,75. 50 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

51 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

BAB VI PENUTUP 6.1 KESIMPULAN Secara umum pencapaian derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten Madiun tahun 2016 dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Mortalitas : - Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 109 per 100.000 kelahiran hidup; - Angka Kematian Bayi (AKB) dari 8,72 per 1.000 kelahiran hidup; - Angka Kematian Anak Balita 1,85 per 1000 kelahiran hidup. 2. Morbiditas : - Angka kesembuhan kasus TB-Baru BTA (+) sebesar 91,18% dan angka pengobatan lengkap sebesar 4,51% sehingga diperoleh angka keberhasilan pengobatan 95,69%; - Angka prevalensi penyakit Kusta adalah 0,45/10.000 penduduk; - Jumlah infeksi HIV yang dilaporkan sebesar 57 kasus; - Kejadian AIDS sebanyak 18 kasus; - Cakupan penemuan dan penanganan diare sebesar 54,9%; - Penderita pneumonia pada balita yang ditemukan dan ditangani sebanyak 1269 kasus 60,89%; - Angka kesakitan/incidence Rate (IR) DBD sebesar 44,4/100.000 penduduk; - Penemuan penderita malaria (API) sebesar 0,74 per 1.000 penduduk beresiko. 3. Status Gizi : - Kasus BBLR sebanyak 243 kasus (2,65%) dari jumlah bayi lahir yang ditimbang; - Kasus Bawah Garis Merah (BGM) sebanyak 48 balita (0,31%); - Kasus balita gizi buruk (BB/TB) yang ditemukan sebanyak 95 balita dimana semua kasus telah mendapat perawatan. 6.2. SARAN Untuk meningkatkan kualitas data dan pelayanan kesehatan di Kabupaten Madiun, ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, antara lain: 51 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

1. Meningkatkan kualitas data terutama pada program yang memiliki indikator SPM, agar diperoleh data yang berkualitas dan berkesinambungan; 2. Meningkatkan koordinasi antar program dalam hal penetapan sasaran program sehingga tidak ada perbedaan jumlah sasaran pada jenis sasaran yang sama; 3. Mengembangkan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) secara berkelanjutan sebagai Decision Suport System (DSS) agar menghasilkan data yang berkualitas sehingga dapat dilakukan analisis data antara dua atau lebih variabel. 4. Peran serta masyarakat dan koordinasi lintas sektor sangat diperlukan dalam upaya keberhasilan pembangunan kesehatan. 5. Perlu adanya kebijakan dan dukungan Pemerintah Daerah dalam setiap pembangunan yang berwawasan kesehatan. 52 Profil Kesehatan Kabupaten Madiun Tahun 2016

RESUME PROFIL KESEHATAN NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran A. GAMBARAN UMUM 1 Luas Wilayah 1,011 Km 2 Tabel 1 2 Jumlah Desa/Kelurahan 206 Desa/Kel Tabel 1 3 Jumlah Penduduk 334,495 343,498 677,993 Jiwa Tabel 2 4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 2.7 Jiwa Tabel 1 5 Kepadatan Penduduk /Km 2 670.7 Jiwa/Km 2 Tabel 1 6 Rasio Beban Tanggungan 46.8 per 100 penduduk produktif Tabel 2 7 Rasio Jenis Kelamin 97.4 Tabel 2 8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 83.93 79.29 81.57 % Tabel 3 9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi a. SMP/ MTs 34,093.00 35,666.00 69,759.00 % Tabel 3 b. SMA/ SMK/ MA 36,696.00 41,174.00 77,870.00 % Tabel 3 c. Sekolah menengah kejuruan 34,579.00 14,558.00 49,137.00 % Tabel 3 d. Diploma I/Diploma II 3,604.00 4,108.00 7,712.00 % Tabel 3 e. Akademi/Diploma III 0.00 0.00 0.00 % Tabel 3 f. Universitas/Diploma IV 9,181.00 10,479.00 19,660.00 % Tabel 3 g. S2/S3 (Master/Doktor) 1,344.00 476.00 1,820.00 % Tabel 3 B. DERAJAT KESEHATAN B.1 Angka Kematian 10 Jumlah Lahir Hidup 4,751 4,428 9,179 Tabel 4 11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 4 4 4 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4 12 Jumlah Kematian Neonatal 46 14 60 neonatal Tabel 5 13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 10 3 7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 14 Jumlah Bayi Mati 59 21 80 bayi Tabel 5 15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 12 5 9 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 16 Jumlah Balita Mati 69 28 97 Balita Tabel 5 17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 15 6 11 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5 18 Kematian Ibu Jumlah Kematian Ibu 10 Ibu Tabel 6 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 109 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran B.2 Angka Kesakitan 19 Tuberkulosis Jumlah kasus baru TB BTA+ 334 198 532 Kasus Tabel 7 Proporsi kasus baru TB BTA+ 62.78 37.22 % Tabel 7 CNR kasus baru BTA+ 99.85 57.64 78.47 per 100.000 penduduk Tabel 7 Jumlah seluruh kasus TB 560 376 936 Kasus Tabel 7 CNR seluruh kasus TB 167.42 109.46 138.05 per 100.000 penduduk Tabel 7 Kasus TB anak 0-14 tahun 0.96 % Tabel 7 Persentase BTA+ terhadap suspek 20.33 10.79 15.30 % Tabel 8 Angka kesembuhan BTA+ 91.10 91.30 91.18 % Tabel 9 Angka pengobatan lengkap BTA+ 3.68 5.98 4.51 % Tabel 9 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 94.79 97.28 95.69 % Tabel 9 Angka kematian selama pengobatan 3.59 0.87 2.21 per 100.000 penduduk Tabel 9 20 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani #DIV/0! #DIV/0! 60.89 % Tabel 10 21 Jumlah Kasus HIV 31 26 57 Kasus Tabel 11 22 Jumlah Kasus AIDS 12 6 18 Kasus Tabel 11 23 Jumlah Kematian karena AIDS 5 2 7 Jiwa Tabel 11 24 Jumlah Kasus Syphilis 0 0 0 Kasus Tabel 11 25 Donor darah diskrining positif HIV 0.18 0.15 0.17 % Tabel 12 26 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 0.00 0.00 0.00 % Tabel 13 27 Kusta Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 26 5 31 Kasus Tabel 14 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 7.77 1.46 0.46 per 10.000 penduduk Tabel 14 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 6.45 % Tabel 15 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 9.68 % Tabel 15 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 0.44 per 100.000 penduduk Tabel 15 Angka Prevalensi Kusta 0.78 0.15 0.46 per 10.000 Penduduk Tabel 16 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! % Tabel 17 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 90.00 69.23 87.10 % Tabel 17 28 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi AFP Rate (non polio) < 15 th 0.70 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18 Jumlah Kasus Difteri 0 2 2 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) #DIV/0! % Tabel 19 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 0 0 Kasus Tabel 19 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum #DIV/0! % Tabel 19

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran Jumlah Kasus Campak 7 17 24 Kasus Tabel 20 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20 29 Incidence Rate DBD 45.74 43.09 44.40 per 100.000 penduduk Tabel 21 30 Case Fatality Rate DBD 0.65 2.70 1.66 % Tabel 21 31 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 1.32 0.19 0.74 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22 32 Case Fatality Rate Malaria 0.00 0.00 0.00 % Tabel 22 33 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23 34 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 12.46 11.35 11.71 % Tabel 24 35 Persentase obesitas 3.92 7.96 6.90 % Tabel 25 36 Persentase IVA positif pada perempuan usia 30-50 tahun 2.42 % Tabel 26 37 % tumor/benjolan payudara pada perempuan 30-50 tahun 1.72 % Tabel 26 38 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100.00 % Tabel 28 C. UPAYA KESEHATAN C.1 Pelayanan Kesehatan 39 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 97 % Tabel 29 40 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 91.08 % Tabel 29 41 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 92.99 % Tabel 29 42 Pelayanan Ibu Nifas 92.44 % Tabel 29 43 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 92.44 % Tabel 29 44 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 18.10 % Tabel 30 45 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 90.32 % Tabel 32 46 Penanganan komplikasi kebidanan 91.24 % Tabel 33 47 Penanganan komplikasi Neonatal 88.01 83.80 85.98 % Tabel 33 48 Peserta KB Baru 11.78 % Tabel 36 49 Peserta KB Aktif 86.18 % Tabel 36 50 Bayi baru lahir ditimbang 97 99 98 % Tabel 37 51 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2.24 3.09 2.65 % Tabel 37 52 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 97.49 98.51 97.98 % Tabel 38 53 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 95.76 95.96 95.86 % Tabel 38 54 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 76.27 76.17 76.22 % Tabel 39 55 Pelayanan kesehatan bayi 92.96 97.77 95.28 % Tabel 40 56 Desa/Kelurahan UCI 89.81 % Tabel 41 57 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 97.23 97.79 97.50 % Tabel 43 58 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 96.64 96.94 96.79 % Tabel 43 59 Bayi Mendapat Vitamin A 89.34 95.44 92.27 % Tabel 44

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 60 Anak Balita Mendapat Vitamin A 92.45 95.54 93.96 % Tabel 44 61 Baduta ditimbang 79.77 84.02 81.83 % Tabel 45 62 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.35 0.27 0.31 % Tabel 45 63 Pelayanan kesehatan anak balita 83.87 86.52 85.16 % Tabel 46 64 Balita ditimbang (D/S) 78.02 81.30 79.61 % Tabel 47 65 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 0.50 0.56 0.53 % Tabel 47 66 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100.00 100.00 100.00 % Tabel 48 67 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100.00 100.00 100.00 % Tabel 49 68 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 1.25 Tabel 50 69 SD/MI yang melakukan sikat gigi massal 72.54 sekolah Tabel 51 70 SD/MI yang mendapat pelayanan gigi 93.92 sekolah Tabel 51 71 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 51.46 54.31 52.83 % Tabel 51 72 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 66.25 71.30 68.72 % Tabel 51 73 Siswa SD dan setingkat mendapat perawatan gigi dan mulut 66.25 71.30 68.72 % Tabel 51 74 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 63.99 67.55 65.91 % Tabel 52 C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Persentase 75 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 60.47 % Tabel 53 76 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 56.10 186.26 124.32 % Tabel 54 77 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 2.80 2.72 3.49 % Tabel 54 78 Angka kematian kasar/gross Death Rate (GDR) di RS 22.78 21.31 22.05 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 79 Angka kematian murni/nett Death Rate (NDR) di RS 15.82 13.44 14.64 per 100.000 pasien keluar Tabel 55 80 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 46.11 % Tabel 56 81 Bed Turn Over (BTO) di RS 57.54 Kali Tabel 56 82 Turn of Interval (TOI) di RS 3.42 Hari Tabel 56 83 Average Length of Stay (ALOS) di RS - Hari Tabel 56 C.3 Perilaku Hidup Masyarakat 87 Rumah Tangga ber-phbs 71.03 % Tabel 57

ANGKA/NILAI NO INDIKATOR No. Lampiran L P L + P Satuan C.4 Keadaan Lingkungan 88 Persentase rumah sehat 74.59 % Tabel 58 89 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 92.17 % Tabel 59 90 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 69.77 % Tabel 60 91 Penduduk yg memiliki akses sanitasi layak (jamban sehat) 88.32 % Tabel 61 92 Desa STBM - % Tabel 62 93 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 87.74 % Tabel 63 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 79.49 % Tabel 64 TPM tidak memenuhi syarat dibina 83.13 % Tabel 65 TPM memenuhi syarat diuji petik 5.20 % Tabel 65 D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Sarana Kesehatan 94 Jumlah Rumah Sakit Umum 3.00 RS Tabel 67 95 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 67 96 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 67 97 Jumlah Puskesmas non-rawat Inap - Tabel 67 Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 67 Jumlah Puskesmas pembantu - Tabel 67 98 Jumlah Apotek 71.00 Tabel 67 99 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100.00 % Tabel 68 100 Jumlah Posyandu 878.00 Posyandu Tabel 69 101 Posyandu Aktif 76.31 % Tabel 69 102 Rasio posyandu per 100 balita 1.78 per 100 balita Tabel 69 103 UKBM Poskesdes 207.00 Poskesdes Tabel 70 Polindes 96.00 Polindes Tabel 70 Posbindu 80.00 Posbindu Tabel 70 104 Jumlah Desa Siaga 206.00 Desa Tabel 71 105 Persentase Desa Siaga 100.00 % Tabel 71 D.2 Tenaga Kesehatan 106 Jumlah Dokter Spesialis 28.00 13.00 41.00 Orang Tabel 72 107 Jumlah Dokter Umum 38.00 42.00 80.00 Orang Tabel 72 108 Rasio Dokter (spesialis+umum) 17.40 per 100.000 penduduk Tabel 72 109 Jumlah Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 12.00 22.00 34.00 Orang Tabel 72

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI L P L + P Satuan No. Lampiran 110 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis) 5.01 per 100.000 penduduk 111 Jumlah Bidan 355.00 Orang Tabel 73 112 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 52.36 per 100.000 penduduk Tabel 73 113 Jumlah Perawat 206.00 353.00 539.00 Orang Tabel 73 114 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 79.50 per 100.000 penduduk Tabel 73 115 Jumlah Perawat Gigi 10.00 19.00 29.00 Orang Tabel 73 116 Jumlah Tenaga Kefarmasian 11.00 53.00 64.00 Orang Tabel 74 117 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 21.00 19.00 40.00 Orang Tabel 75 118 Jumlah Tenaga Sanitasi 10.00 23.00 33.00 Orang Tabel 76 119 Jumlah Tenaga Gizi 8.00 36.00 45.00 Orang Tabel 77 D.3 Pembiayaan Kesehatan 120 Total Anggaran Kesehatan 219,099,369,544.00 Rp Tabel 81 121 APBD Kesehatan terhadap APBD Kab/Kota 9.15 % Tabel 81 122 Anggaran Kesehatan Perkapita 323,158.75 Rp Tabel 81

TABEL 1 NO KECAMATAN LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK TANGGA TANGGA per km 2 1 2 4 5 6 7 8 9 10 1 KEBONSARI 14 0 14 52,357 19,120 2.74 1103.41 2 GEGER 19 0 19 58,778 21,618 2.72 1605.52 3 DOLOPO 10 2 12 52,746 19,722 2.67 1079.75 4 DAGANGAN 17 0 17 45,438 17,106 2.66 627.94 5 WUNGU 12 2 14 55,810 19,704 2.83 1225.52 6 KARE 8 0 8 30,192 11,471 2.63 158.20 7 GEMARANG 7 0 7 31,544 11,900 2.65 309.35 8 SARADAN 15 0 15 63,522 23,412 2.71 415.39 9 PILANGKENCENG 18 0 18 51,301 19,653 2.61 630.70 10 MEJAYAN 11 3 14 42,801 15,440 2.77 775.10 11 WONOASRI 10 0 10 32,105 12,199 2.63 946.21 12 BALEREJO 18 0 18 41,913 15,714 2.67 806.33 13 MADIUN 12 1 13 37,661 13,545 2.78 1048.18 14 SAWAHAN 13 0 13 24,262 8,816 2.75 1095.35 15 JIWAN 14 0 14 57,563 19,889 2.89 1705.07 JUMLAH (KAB/KOTA) 198 8 206 677,993 249,309 2.72 671 Sumber: - Estimasi BPS Propinsi Jatim DESA JUMLAH KELURAHAN DESA + KELURAHAN JUMLAH PENDUDUK

TABEL 2 NO KELOMPOK UMUR (TAHUN) JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN 1 2 3 4 5 6 1 0-4 25,331 24,034 49,365 105.40 2 5-9 24,870 23,507 48,377 105.80 3 10-14 25,303 24,105 49,408 104.97 4 15-19 26,662 24,295 50,957 109.74 5 20-24 21,361 20,772 42,133 102.84 6 25-29 21,254 21,610 42,864 98.35 7 30-34 21,998 22,424 44,422 98.10 8 35-39 23,431 24,430 47,861 95.91 9 40-44 25,766 27,178 52,944 94.80 10 45-49 25,365 27,187 52,552 93.30 11 50-54 24,765 26,415 51,180 93.75 12 55-59 21,686 21,560 43,246 100.58 13 60-64 16,746 16,885 33,631 99.18 14 65-69 12,137 13,050 25,187 93.00 15 70-74 8,265 10,803 19,068 76.51 16 75+ 9,555 15,243 24,798 62.68 JUMLAH 334,495 343,498 677,993 97.38 ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 47 Sumber:Estimasi BPS Propinsi Jatim

TABEL 3 NO PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+ PEREMPUAN 1 2 3 4 5 6 7 8 1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 286,016 297,712 583,728 2 3 VARIABEL PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN: 240,066 236,066 476,132 83.93 79.29 81.57 a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 42,587 73,773 116,360 14.89 24.78 19.93 b. SD/MI 123,902 117,447 241,349 43.32 39.45 41.35 c. SMP/ MTs 34,093 35,666 69,759 11.92 11.98 11.95 d. SMA/ MA 36,696 41,174 77,870 12.83 13.83 13.34 e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 34,579 14,558 49,137 12.09 4.89 8.42 f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 3,604 4,108 7,712 1.26 1.38 1.32 g. AKADEMI/DIPLOMA III 0 0.00 0.00 0.00 h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 9,181 10,479 19,660 3.21 3.52 3.37 i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 1,344 476 1,820 0.47 0.16 0.31 Sumber: Estimasi BPS Propinsi Jatim JUMLAH PERSENTASE

TABEL 4 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS JUMLAH KELAHIRAN NO KECAMATAN NAMA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KEBONSARI KEBONSARI 160 0 160 182 0 182 342 0 342 GANTRUNG 208 0 208 207 0 207 415 0 415 2 GEGER GEGER 230 0 230 236 0 236 466 0 466 KAIBON 198 0 198 167 0 167 365 0 365 3 DOLOPO MLILIR 145 0 145 150 2 152 295 2 297 BANGUNSARI 217 0 217 239 0 239 456 0 456 4 DAGANGAN DAGANGAN 166 1 167 142 0 142 308 1 309 JETIS 181 0 181 181 0 181 362 0 362 5 WUNGU WUNGU 155 2 157 143 1 144 298 3 301 MOJOPURNO 221 0 221 193 1 194 414 1 415 6 KARE KARE 227 1 228 188 2 190 415 3 418 7 GEMARANG GEMARANG 238 2 240 210 2 212 448 4 452 8 SARADAN SARADAN 222 3 225 245 2 247 467 5 472 SUMBERSARI 204 2 206 213 0 213 417 2 419 9 PILANGKENCENG PILANGKENCENG 201 0 201 168 2 170 369 2 371 KREBET 183 0 183 152 0 152 335 0 335 10 MEJAYAN MEJAYAN 201 0 201 177 1 178 378 1 379 KLECOREJO 124 1 125 102 0 102 226 1 227 11 WONOASRI WONOASRI 206 0 206 189 1 190 395 1 396 12 BALEREJO BALEREJO 155 2 157 127 0 127 282 2 284 SIMO 145 0 145 94 0 94 239 0 239 13 MADIUN MADIUN 119 2 121 142 0 142 261 2 263 DIMONG 98 1 99 93 2 95 191 3 194 14 SAWAHAN SAWAHAN 175 0 175 150 1 151 325 1 326 15 JIWAN KLAGENSERUT 164 1 165 131 0 131 295 1 296 JIWAN 208 0 208 207 0 207 415 0 415 4,751 18 4,769 4,428 17 4,445 9,179 35 9,214 ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 3.8 3.8 3.8 Sumber: Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi

TABEL 5 NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 KEBONSARI KEBONSARI 1 1 1 2 0 0 0-1 1 1 2 GANTRUNG 0 2 0 2 2 2 0 2 2 4 0 4 2 GEGER GEGER 1 2 1 3 1 2 1 3 2 4 2 6 KAIBON 0 0 0-0 0 0-0 0 0-3 DOLOPO MLILIR 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 2 2 BANGUNSARI 1 1 0 1 2 2 0 2 3 3 0 3 4 DAGANGAN DAGANGAN 3 4 0 4 1 1 0 1 4 5 0 5 JETIS 0 0 0-0 0 0-0 0 0-5 WUNGU WUNGU 3 3 1 4 0 0 1 1 3 3 2 5 MOJOPURNO 4 4 1 5 0 0 1 1 4 4 2 6 6 KARE KARE 1 1 1 2 1 1 0 1 2 2 1 3 7 GEMARANG GEMARANG 5 5 1 6 0 0 0-5 5 1 6 8 SARADAN SARADAN 2 4 0 4 3 5 0 5 5 9 0 9 SUMBERSARI 3 5 1 6 1 1 0 1 4 6 1 7 9 PILANGKENCENG PILANGKENCENG 1 2 0 2 0 0 0-1 2 0 2 KREBET 3 5 0 5 0 1 0 1 3 6 0 6 10 MEJAYAN MEJAYAN 1 2 0 2 1 1 0 1 2 3 0 3 KLECOREJO 0 0 1 1 1 1 1 2 1 1 2 3 11 WONOASRI WONOASRI 2 2 0 2 1 1 1 2 3 3 1 4 12 BALEREJO BALEREJO 2 3 0 3 0 1 0 1 2 4 0 4 SIMO 3 3 0 3 0 0 0-3 3 0 3 13 MADIUN MADIUN 3 3 0 3 0 0 0-3 3 0 3 DIMONG 1 1 0 1 0 1 0 1 1 2 0 2 14 SAWAHAN SAWAHAN 1 1 0 1 0 0 0-1 1 0 1 15 JIWAN KLAGENSERUT 3 3 0 3 0 1 0 1 3 4 0 4 JIWAN 2 2 1 3 - - 1 1 2 2 2 4 JUMLAH (KAB/KOTA) 46 59 10 69 14 21 7 28 60 80 17 97 ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) NEONATAL Sumber: Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi JUMLAH KEMATIAN LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN ANAK BAYI a ANAK BAYI a BALITA NEONATAL BALITA NEONATAL BAYI a ANAK BALITA BALITA BALITA 10 12 2 15 3 5 2 6 7 9 2 11 Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi BALITA

TABEL 6 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS KEMATIAN IBU JUMLAH LAHIR NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 1 KEBONSARI KEBONSARI 342 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 GANTRUNG 415 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 GEGER GEGER 466 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 KAIBON 365 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 2 1 1 0 2 3 DOLOPO MLILIR 295 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 BANGUNSARI 456 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 4 DAGANGAN DAGANGAN 308 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JETIS 362 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 5 WUNGU WUNGU 298 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 MOJOPURNO 414 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 KARE KARE 415 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7 GEMARANG GEMARANG 448 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 8 SARADAN SARADAN 467 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SUMBERSARI 417 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 9 PILANGKENCENG PILANGKENCENG 369 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 2 0 2 KREBET 335 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10 MEJAYAN MEJAYAN 378 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 KLECOREJO 226 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 11 WONOASRI WONOASRI 395 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 12 BALEREJO BALEREJO 282 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 SIMO 239 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 13 MADIUN MADIUN 261 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 DIMONG 191 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14 SAWAHAN SAWAHAN 325 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 15 JIWAN KLAGENSERUT 295 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 JUMLAH (KAB/KOTA) JIWAN 415 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 9,179 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 18,358 0 1 1 2 0 3 1 4 1 3 0 4 1 7 2 10 ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 109 Sumber:Seksi Kesehatan Ibu, Balita dan Kesehatan Reproduksi Keterangan: - Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas - Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

TABEL 7 NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ JUMLAH SELURUH KASUS TB ANAK JUMLAH PENDUDUK KASUS TB 0-14 TAHUN L P L P L+P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 1 KEBONSARI KEBONSARI 12,651 12,433 25,084 9 64.29 5 35.71 14 11 64.71 6 35.29 17 0 0.00 GANTRUNG 13,653 13,620 27,273 27 61 17 38.64 44 29 58 21 42.00 50 0 0.00 2 GEGER GEGER 16,303 16,590 32,893 6 46 7 53.85 13 8 42 11 57.89 19 0 0.00 KAIBON 12,849 13,036 25,885 14 74 5 26.32 19 15 65 8 34.78 23 2 8.70 3 DOLOPO MLILIR 10,864 10,808 21,672 7 47 8 53.33 15 10 50 10 50.00 20 0 0.00 BANGUNSARI 15,512 15,562 31,074 13 72 5 27.78 18 19 68 9 32.14 28 0 0.00 4 DAGANGAN DAGANGAN 11,038 10,687 21,725 4 57 3 42.86 7 7 37 12 63.16 19 1 5.26 JETIS 12,105 11,608 23,713 5 45 6 54.55 11 9 45 11 55.00 20 0 0.00 5 WUNGU WUNGU 13,989 14,065 28,054 1 20 4 80.00 5 1 20 4 80.00 5 0 0.00 MOJOPURNO 13,628 14,128 27,756 2 25 6 75.00 8 5 42 7 58.33 12 1 8.33 6 KARE KARE 15,162 15,030 30,192 2 67 1 33.33 3 7 58 5 41.67 12 0 0.00 7 GEMARANG GEMARANG 15,614 15,930 31,544 3 75 1 25.00 4 6 86 1 14.29 7 0 0.00 8 SARADAN SARADAN 14,591 15,610 30,201 10 71 4 28.57 14 12 71 5 29.41 17 2 11.76 SUMBERSARI 16,433 16,888 33,321 18 62 11 37.93 29 18 58 13 41.94 31 0 0.00 9 PILANGKENCENG PILANGKENCENG 13,609 14,397 28,006 2 25 6 75.00 8 5 42 7 58.33 12 1 8.33 KREBET 11,272 12,023 23,295 7 64 4 36.36 11 8 67 4 33.33 12 0 0.00 10 MEJAYAN MEJAYAN 12,822 13,302 26,124 4 57 3 42.86 7 7 54 6 46.15 13 0 0.00 KLECOREJO 8,142 8,535 16,677 7 64 4 36.36 11 8 67 4 33.33 12 0 0.00 11 WONOASRI WONOASRI 15,767 16,338 32,105 9 47 10 52.63 19 9 47 10 52.63 19 0 0.00 12 BALEREJO BALEREJO 11,572 12,191 23,763 18 62 11 37.93 29 19 59 13 40.63 32 1 3.13 SIMO 8,899 9,251 18,150 8 80 2 20.00 10 13 81 3 18.75 16 0 0.00 13 MADIUN MADIUN 9,983 10,765 20,748 7 64 4 36.36 11 8 67 4 33.33 12 0 0.00 DIMONG 8,175 8,738 16,913 7 47 8 53.33 15 11 44 14 56.00 25 1 4.00 14 SAWAHAN SAWAHAN 11,855 12,407 24,262 4 44 5 55.56 9 5 42 7 58.33 12 0 0.00 15 JIWAN KLAGENSERUT 11,259 12,168 23,427 9 64 5 35.71 14 12 48 13 52.00 25 0 0.00 JIWAN 16,748 17,388 34,136 12 71 5 29.41 17 20 69 9 31.03 29 0 0.00 16 RSUD CARUBAN 0 23 64 13 36.11 36 68 55 55 44.72 123 14 11.38 17 RSUD DOLOPO 0 6 75 2 25.00 8 11 69 5 31.25 16 2 12.50 18 RSP DUNGUS 0 90 73 33 26.83 123 199 67 99 33.22 298 14 4.70 JUMLAH (KAB/KOTA) 334,495 343,498 677,993 334 63 198 37 532 560 60 376 40 936 9 1 CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 99.85 57.64 78.47 CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 167.42 109.46 138.05 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar: 677993

TABEL 8 JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS TB PARU NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK % BTA (+) BTA (+) TERHADAP SUSPEK L P L + P L P L + P L P L + P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 KEBONSARI KEBONSARI 58 52 110 9 5 14 15.52 9.62 12.73 GANTRUNG 365 432 797 27 17 44 7.40 3.94 5.52 2 GEGER GEGER 83 112 195 6 7 13 7.23 6.25 6.67 KAIBON 23 27 50 14 5 19 60.87 18.52 38.00 3 DOLOPO MLILIR 42 43 85 7 8 15 16.67 18.60 17.65 BANGUNSARI 49 51 100 13 5 18 26.53 9.80 18.00 4 DAGANGAN DAGANGAN 10 21 31 4 3 7 40.00 14.29 22.58 JETIS 62 106 168 5 6 11 8.06 5.66 6.55 5 WUNGU WUNGU 31 24 55 1 4 5 3.23 16.67 9.09 MOJOPURNO 25 21 46 2 6 8 8.00 28.57 17.39 6 KARE KARE 26 28 54 2 1 3 7.69 3.57 5.56 7 GEMARANG GEMARANG 95 120 215 3 1 4 3.16 0.83 1.86 8 SARADAN SARADAN 52 72 124 10 4 14 19.23 5.56 11.29 SUMBERSARI 84 79 163 18 11 29 21.43 13.92 17.79 9 PILANGKENCENG PILANGKENCENG 36 37 73 2 6 8 5.56 16.22 10.96 KREBET 28 39 67 7 4 11 25.00 10.26 16.42 10 MEJAYAN MEJAYAN 38 34 72 4 3 7 10.53 8.82 9.72 KLECOREJO 41 64 105 7 4 11 17.07 6.25 10.48 11 WONOASRI WONOASRI 58 58 116 9 10 19 15.52 17.24 16.38 12 BALEREJO BALEREJO 136 129 265 18 11 29 13.24 8.53 10.94 SIMO 65 60 125 8 2 10 12.31 3.33 8.00 13 MADIUN MADIUN 39 65 104 7 4 11 17.95 6.15 10.58 DIMONG 90 60 150 7 8 15 7.78 13.33 10.00 14 SAWAHAN SAWAHAN 42 52 94 4 5 9 9.52 9.62 9.57 15 JIWAN KLAGENSERUT 65 49 114 9 5 14 13.85 10.20 12.28 JIWAN 0 12 5 17 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 16 RSUD CARUBAN 0 23 13 36 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 17 RSUD DOLOPO 0 6 2 8 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 18 RSP DUNGUS 0 90 33 123 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! JUMLAH (KAB/KOTA) 1,643 1,835 3,478 334 198 532 20.33 10.79 15.30 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Keterangan: Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

TABEL 9 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) DIOBATI* ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) L P L + P L ANGKA PENGOBATAN LENGKAP (COMPLETE RATE) P L + P ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN (SUCCESS RATE/SR) JUMLAH KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 KEBONSARI KEBONSARI 2 3 5 2 100.00 3 100.00 5 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 GANTRUNG 32 14 46 29 90.63 14 100.00 43 93.48 2 6.25 0 0.00 2 4.35 96.88 100.00 97.83 1 0 1 2 GEGER GEGER 10 11 21 10 100.00 11 100.00 21 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 KAIBON 17 7 24 17 100.00 7 100.00 24 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 3 DOLOPO MLILIR 9 5 14 6 66.67 4 80.00 10 71.43 0 0.00 0 0.00 0 0.00 66.67 80.00 71.43 3 1 4 BANGUNSARI 14 11 25 12 85.71 10 90.91 22 88.00 1 7.14 1 9.09 2 8.00 92.86 100.00 96.00 1 0 1 4 DAGANGAN DAGANGAN 5 5 10 3 60.00 5 100.00 8 80.00 1 20.00 0 0.00 1 10.00 80.00 100.00 90.00 1 0 1 JETIS 8 4 12 7 87.50 4 100.00 11 91.67 0 0.00 0 0.00 0 0.00 87.50 100.00 91.67 1 0 1 5 WUNGU WUNGU 4 3 7 4 100.00 3 100.00 7 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 MOJOPURNO 8 4 12 6 75.00 3 75.00 9 75.00 1 12.50 0 0.00 1 8.33 87.50 75.00 83.33 1 1 2 6 KARE KARE 3 2 5 1 33.33 1 50.00 2 40.00 1 33.33 1 50.00 2 40.00 66.67 100.00 80.00 1 0 1 7 GEMARANG GEMARANG 7 4 11 7 100.00 4 100.00 11 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 8 SARADAN SARADAN 7 3 10 7 100.00 2 66.67 9 90.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 66.67 90.00 0 1 1 SUMBERSARI 10 5 15 9 90.00 5 100.00 14 93.33 0 0.00 0 0.00 0 0.00 90.00 100.00 93.33 1 0 1 9 PILANGKENCENG PILANGKENCENG 2 1 3 2 100.00 1 100.00 3 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 KREBET 7 1 8 7 100.00 1 100.00 8 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 10 MEJAYAN MEJAYAN 7 2 9 6 85.71 0 0.00 6 66.67 1 14.29 1 50.00 2 22.22 100.00 50.00 88.89 0 0 0 KLECOREJO 5 4 9 5 100.00 4 100.00 9 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 11 WONOASRI WONOASRI 13 6 19 13 100.00 6 100.00 19 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 12 BALEREJO BALEREJO 27 10 37 25 92.59 9 90.00 34 91.89 2 7.41 1 10.00 3 8.11 100.00 100.00 100.00 0 0 0 SIMO 4 7 11 4 100.00 6 85.71 10 90.91 0 0.00 1 14.29 1 9.09 100.00 100.00 100.00 0 0 0 13 MADIUN MADIUN 4 3 7 4 100.00 3 100.00 7 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 DIMONG 4 1 5 4 100.00 1 100.00 5 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 14 SAWAHAN SAWAHAN 4 4 8 4 100.00 3 75.00 7 87.50 0 0.00 1 25.00 1 12.50 100.00 100.00 100.00 0 0 0 15 JIWAN KLAGENSERUT 4 4 8 4 100.00 3 75.00 7 87.50 0 0.00 1 25.00 1 12.50 100.00 100.00 100.00 0 0 0 JIWAN 8 6 14 8 100.00 5 83.33 13 92.86 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 83.33 92.86 0 0 0 16 RSUD CARUBAN 24 12 36 20 83.33 11 91.67 31 86.11 2 8.33 1 8.33 3 8.33 91.67 100.00 94.44 0 0 0 17 RSUD DOLOPO 1 1 2 1 100.00 1 100.00 2 100.00 0 0.00 0 0.00 0 0.00 100.00 100.00 100.00 0 0 0 18 RSP DUNGUS 76 41 117 70 92.11 38 92.68 108 92.31 1 1.32 3 7.32 4 3.42 93.42 100.00 95.73 2 0 2 JUMLAH (KAB/KOTA) 326 184 510 297 91.10 168 91.30 465 91.18 12 3.68 11 5.98 23 4.51 94.79 97.28 95.69 12 3 15 ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 4 1 2 Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Keterangan: * kohort yang sama dari kasus yang dinilai kesembuhan dan pengobatan lengkap Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan, rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll

TABEL 10 NO KECAMATAN PUSKESMAS PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS L P L + P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 KEBONSARI KEBONSARI 886 872 1,758 - - 78 3 #DIV/0! 6 #DIV/0! 9 11.53846 GANTRUNG 1,001 963 1,964 - - 87 12 #DIV/0! 19 #DIV/0! 31 35.6 2 GEGER GEGER 1,194 1,109 2,303 - - 102 23 #DIV/0! 11 #DIV/0! 34 33.3 KAIBON 920 878 1,798 - - 80 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0.0 3 DOLOPO MLILIR 804 754 1,558 - - 69 57 #DIV/0! 53 #DIV/0! 110 159.4 BANGUNSARI 1,173 1,089 2,262 - - 101 59 #DIV/0! 36 #DIV/0! 95 94.05941 4 DAGANGAN DAGANGAN 796 752 1,548 - - 69 5 #DIV/0! 0 #DIV/0! 5 7.2 JETIS 875 838 1,713 - - 76 99 #DIV/0! 90 #DIV/0! 189 248.7 5 WUNGU WUNGU 941 886 1,827 - - 81 20 #DIV/0! 25 #DIV/0! 45 55.6 MOJOPURNO 1,016 967 1,983 - - 88 3 #DIV/0! 2 #DIV/0! 5 5.7 6 KARE KARE 1,078 1,040 2,118 - - 97 46 #DIV/0! 38 #DIV/0! 84 86.6 7 GEMARANG GEMARANG 1,127 1,050 2,177 - - 97 15 #DIV/0! 14 #DIV/0! 29 29.9 8 SARADAN SARADAN 1,134 1,089 2,223 - - 99 8 #DIV/0! 3 #DIV/0! 11 11.1 SUMBERSARI 1,195 1,151 2,346 - - 104 102 #DIV/0! 128 #DIV/0! 230 221.2 9 PILANGKENCENG PILANGKENCENG 1,002 946 1,948 - - 87 3 #DIV/0! 6 #DIV/0! 9 10.3 KREBET 837 786 1,623 - - 72 41 #DIV/0! 32 #DIV/0! 73 101.4 10 MEJAYAN MEJAYAN 971 908 1,879 - - 84 42 #DIV/0! 22 #DIV/0! 64 76.2 KLECOREJO 620 577 1,197 - - 53 36 #DIV/0! 44 #DIV/0! 80 150.9 11 WONOASRI WONOASRI 1,099 1,024 2,123 - - 94 2 #DIV/0! 2 #DIV/0! 4 4.3 12 BALEREJO BALEREJO 829 764 1,593 - - 71 21 #DIV/0! 37 #DIV/0! 58 81.7 SIMO 603 561 1,164 - - 52 10 #DIV/0! 1 #DIV/0! 11 21.2 13 MADIUN MADIUN 669 640 1,309 - - 58 4 #DIV/0! 0 #DIV/0! 4 6.9 DIMONG 570 544 1,114 - - 50 34 #DIV/0! 13 #DIV/0! 47 94.0 14 SAWAHAN SAWAHAN 826 788 1,614 - - 72 21 #DIV/0! 8 #DIV/0! 29 40.3 15 JIWAN KLAGENSERUT 760 732 1,492 - - 66 0 #DIV/0! 3 #DIV/0! 3 4.5 JIWAN 1,103 1,073 2,176 - - 97 6 #DIV/0! 4 #DIV/0! 10 10.3 JUMLAH (KAB/KOTA) 24,029 22,781 46,810 - - 2,084 672 #DIV/0! 597 #DIV/0! 1,269 60.89251 PERSENTASE PERKIRAAN KASUS JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA Sumber: Seksi Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS PNEUMONIA PADA BALITA PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI