x = 0,91 {((0,05-0,003) / (0,05-0,00)) x (0,91-0,93)} = 0,91 (-0,019) = 0,929 Jadi nilai F SF adalah 0,929 1. Tipe lingkungan COM (komersial) ; Hambatan samping tinggi ; Tipe fase terlindung ; Rasio UM/MV adalah 0,005 0,00 0,93 0,005 x 0,05 0,91 x = 0,91 {((0,05-0,005) / (0,05-0,00)) x (0,91-0,93)} = 0,91 (-0,018) = 0,928 Jadi nilai F SF adalah 0,928 2. Pendekat Selatan (Jl. Ahmad Yani) Tipe lingkungan COM (komersial) ; Hambatan samping tinggi ; Tipe fase terlindung ; Rasio UM/MV adalah 0,001 0,00 0,93 0,001 x 0,05 0,91 x = 0,91 {((0,05-0,001) / (0,05-0,00)) x (0,91-0,93)} = 0,91 (-0,020) = 0,930 Jadi nilai F SF adalah 0,930 3. Pendekat Timur (Jl. Margorejo Tipe lingkungan COM (komersial) ; Hambatan samping tinggi ; Tipe fase terlindung ; Rasio UM/MV adalah 0,009 0,00 0,93 0,008 x 0,05 0,91 x = 0,91 {((0,05-0,008) / (0,05-0,00)) x (0,91-0,93)} = 0,91 (-0,017) = 0,927 Jadi nilai F SF adalah 0,927 c. Faktor Penyesuaian Kelandaian (F G ) (Kolom 13) Faktor penyesuaian kelandaian ditentukan dari Gambar 5.10 yang merupakan fungsi kelandaian pada setiap intersection, maka diperoleh bahwa kelandaiannya adalah 0%, sehingga didapat faktor penyesuaian sebesar 1,00. Namun pada perhitungan kali ini Faktor Penyesuaian kelandaian diabaikan karena pada persimpangan Jl. Ahmad Yani Jl. Margorejo Indah merupakan daerah datar tanpa ada down-hill dan tanjakan.
Gambar 5.10 Faktor Penyesuaian untuk Kelandaian Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia(MKJI). d. Faktor Penyesuaian Parkir (F P ) (Kolom 14) Faktor penyesuaian parkir ditentukan dari perhitungannya menggunakan rumus : Fp = (Lp/3 (W A -2) x (Lp/3-g)/W A )/g (smp/jam) Namun Faktor Penyesuaian Parkir pada perhitungan kali ini diabaikan. e. Faktor Penyesuaian Belok Kanan (F RT ) (Kolom 15) Faktor penyesuaian belok kanan dapat dilihat pada Gambar 2.7 pada Bab II, dan perhitungannya menggunakan rumus: F RT = 1,0 + P RT 0,26 Pada persimpangan Jl. Ahmad Yani Jl. Margorejo Indah mempunyai nilai faktor penyesuaian belok kanan F RT (untuk pendekat tipe P terlindung ). F RT = 1,0 + 0,00 x 0,26 = 1,00 F RT = 1,0 + 0,00 x 0,26 = 1,00 F RT = 1,0 + 0,00 x 0,26 = 1,00 F RT = 1,0 + 0,00 x 0,26 = 1,00 f. Faktor Penyesuaian Belok Kiri (F LT ) (Kolom 16) Faktor penyesuaian belok kiri dapat dilihat pada Gambar 2.8 pada bab II, dan perhitungannya menggunakan rumus: F LT = 1,0 P LT 0,16 Pada persimpangan Jl. Ahmad Yani Jl. MargorejoIndah mempunyai nilai faktor penyesuaian belok kiri F LT (untuk tipe pendekat P terlindung ). F LT = 1,0-0,02 x 0,16 = 1,00 F LT = 1,0 0,00 x 0,16 = 1,00
F LT = 1,0-0,00 x 0,16 = 1,00 Pendekat Timur (Jl. Margorejo F LT = 1,0-0,12 x 0,16 = 0,98 g. Nilai Arus Jenuh Disesuaiakan (S) (Kolom 17) Nilai arus jenuh disesuaikan ditentukan berdasarkan rumus berikut : S = S 0 F CS F SF F G F P F RT F LT smp/jam hijau S = 5700 x 1,05 x 0,929 x 1,00 x 1,00 x 1,00x 1,00 = 5542 smp/jam hijau S = 4590 x 1,05 x 0,928 x 1,00 x 1,00 x 1,00x 1,00 = 4472 smp/jam hijau S = 4200 x 1,05 x 0,930 x 1,00 x 1,00 x 1,00x 1,00 = 4100 smp/jam hijau S = 6120 x 1,05 x 0,927 x 1,00 x 1,00 x 1,00 x 0,98 = 5854 smp/jam hijau 7. Rasio Arus a. Arus Lalu Lintas (Q) (Kolom 18) Berdasarkan survey yang telah dilakukan, maka arus lalu lintas terlindung pada masing-masing pendekat yaitu: Q = 46 + 2372 = 2418 Q = 162 + 478 = 640 Q = 1665 + 0 = 1665 Q = 121 + 1022 = 1144 b. Rasio Arus (FR) (Kolom 19) Nilai rasio arus (FR) ditentukan berdasarkan rumus berikut : FR =Q/ S Dimana Q didapat dari total MV arus terlindung (smp/jam) masingmasing pendekat. FR = 2418 / 5542 = 0,436 FR = 640 / 4472 = 0,143 FR = 1665 / 4100 = 0,406
FR = 1144 / 5854 = 0,195 c. Rasio Arus Kritis (FR CRIT ) (Kolom 19) Rasio Arus Kritis (FR CRIT ) (=tertinggi) pada masing-masing fase.sehingga Rasio Arus Kritis (FR CRIT ) = Nilai rasio arus (FR). Fase 1 = 0,436 = 0,406 Fase 2 = 0,195 Fase 3 = 0,143 d. Rasio Arus Simpang (IFR) Untuk menghitung IFR total yaitu dengan menjumlahkan nilai FR pada masing-masing fase pada pendekat. Jika dalam satu fase terdapat dua nilai FR, maka diambil nilai yang terbesar atau nilai yang kritis. IFR = FR CRIT = 0,436 + 0,195 + 0,143 = 0,775 e. Rasio Fase (PR) (Kolom 20) Rasio arus simpang dihitung dengan rumus : PR = FRcrit / IFR Total = 0,436 / 0,775 = 0,563 = 0,143 / 0,775 = 0,185 = 0,406 / 0,775 = 0,524 = 0,195 / 0,775 = 0,252 f. Waktu Siklus dan Waktu Hijau Waktu Siklus Sebelum Penyesuaian Tabel 5.8 Waktu Siklus Pra Penyesuaian Tipe Pengaturan Waktu Siklus yang Layak (det) Pengaturan dua-fase 40-80 Pengaturan tiga-fase 50-100 Pengaturan empatfase 80-130 Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia(MKJI). Hitung waktu siklus sebelum penyesuaian (c ua.) untuk pengendalian waktu tetap, dengan rumus :
c ua = (1,5 LTI + 5) / (1 IFR) c ua = (1,5 15 + 5) / (1 0,775) = 122 detik Waktu Hijau Waktu hijau (g) didapatkan dari hasil pengamatan langsung di simpang, dengan hasil sebagai berikut : = 75 detik = 20 detik = 75 detik = 40 detik Waktu Siklus yang Disesuaikan ( c) Hitung waktu siklus yang disesuaikan (c) berdasar pada waktu hijau yang diperoleh dan telah dibulatkan dan waktu hilang (LTI) sesuai dengan rumus berikut : c = Σ g + LTI c = (75 + 20 + 40) + 15 detik = 150 detik g. Kapasitas ( C) (Kolom 22) Kapasitas pada masingmasing pendekat dihitung menggunakan rumus : C = S x g/c Dimana: S = nilai arus jenuh yang disesuaikan, g = waktu hijau pada masingmasing pendekat c = waktu siklus dari keseluruhan fase. C = 5542 x 75 / 150 = 2771 smp/jam C = 4472 x 20 / 150 = 596 smp/jam C = 4100 x 75 / 150 = 2050 smp/jam C = 5854 x 40 / 150 = 1561 smp/jam h. Derajat Kejenuhan (DS) (Kolom 23) Derajat kejenuhan adalah suatu keadaan dimana pada suatu simpang mengalami batas kejenuhan tertentu akibat pergerakan arus yang dibagi dengan kapasitas jalan yang ada,
maka rumus derajat kejenuhan didapat : DS = Q/C = 2418 / 2771 = 0,873 = 640 / 596 = 1,073 = 1665 / 2050 = 0,812 = 1144 / 1561 = 0,732 c. Perilaku Lalu Lintas (Formulir SIG 5) a. Rasio Hijau GR = g / c = 75 / 150 = 0,500 = 20 / 150 = 0,133 = 75 / 150 = 0,500 = 40 / 150 = 0,267 b. Jumlah Kendaraan Antri (NQ) Perhitungan jumlah kendaraan antri menggunakan rumus : NQ = NQ1 + NQ2 untuk DS > 0,5 nilai NQ1 adalah NQ1=0,25 x C x [(DS-1) + ] untuk DS < 0,5 nilai NQ1= 0 NQ2 = c x 1. Pendekat Utara (Jl. Ahmad Yani) DS = 0,873 0,5 NQ1=0,25 x C x [(DS-1) + ] = 0,25x2771x [(0,873-1)+ ] = 2,883 NQ1 dapat dicari menggunakan grafik dengan derajat kejenuhan yang telah diketahui.ds = 0,873 Berdasarkan hasil grafik NQ1 ~ 2,88
NQ2 = c x = 89,394 = 150 x NQ = NQ1 + NQ2 = 2,88 + 89,39 = 92,277 Menentukan NQ max Dengan nilai Po L = 10 % NQ = 92,277 NQ MAX = 116 2. DS = 1,073 0,5 NQ1=0,25 x C x [(DS-1) + ] = 0,25x596x[(1,073-1) + ] = 27,949 NQ1 dapat dicari menggunakan grafik dengan derajat kejenuhan yang telah diketahui.ds = 1,073 = 150 x = 26,971 NQ = NQ1 + NQ2 = 27,95 + 26,97 = 54,919 Menentukan NQ max Dengan nilai Po L = 10 % NQ = 54,919 NQ MAX = 69 3. Pendekat Selatan (Jl. Ahmad Yani) DS = 0,812 0,5 NQ1=0,25 x C x [(DS-1) + ] = 0,25x2050x[(0,812-1) + ] = 1,652 NQ1 dapat dicari menggunakan grafik dengan derajat kejenuhan yang telah diketahui.ds = 0,812 Berdasarkan hasil grafik NQ1 ~ 27,95 NQ2 = c x Berdasarkan hasil grafik NQ1 ~ 1,65 NQ2 = c x
= 150 x = 58,434 NQ = NQ1 + NQ2 = 1,64 + 58,43 = 60,086 Menetukan NQ max Dengan nilai Po L = 10 % NQ = 60,086 NQ MAX = 76 4. Pendekat Timur (Jl. Margorejo DS = 0,732 0,5 NQ1=0,25 x C x [(DS-1) + ] = 0,25x1561x[(0,732-1) + ] = 0,865 NQ1 dapat dicari menggunakan grafik dengan derajat kejenuhan yang telah diketahui.ds = 0,732 Berdasarkan hasil grafik NQ1 ~ 0,87 NQ2 = c x = 150 x = 43,421 NQ = NQ1 + NQ2 = 0,87 + 43,42 = 44,287 Menetukan NQ max Dengan nilai Po L = 10 % NQ = 44,287 Jadi NQ MAX = 56 c. Panjang Antrian (QL) (Kolom 10) Panjang Antrian dihitung menggunakan rumus : QL = Maka QL untuk masing-masing pendekat adalah : QL = = 244 m QL = = 180 m QL = = 217 m QL = = 110 m
d. Angka Henti Kendaraan pada masing-masing pendekat (NS) stop/smp NS = 0,9 x 3600 NS = 0,9 x 3600 = 0,824 stop/smp NS = 0,9 x 3600 = 1,854 stop/smp NS = 0,9 x 3600 = 0,779 stop/smp NS = 0,9 x 3600 = 0,837 stop/smp e. Menghitung Jumlah Kendaraan Terhenti pada masing-masing Pendekat (N SV ). N = Q NS (smp/jam) SV N SV = 2418 x 0,824= 1993 smp/jam N SV = 640 x 1,854= 1186 smp/jam N SV = 1665 x 0,779= 1298 smp/jam N SV = 1144 x 0,837= 957 smp/jam f. Menghitung Angka Henti pada Seluruh Simpang (NS TOT ) NS TOT = NS TOT = = 0,605 stop/smp g. Mencari Tundaan Lalu Lintas Rata-rata Setiap Pendekat (DT) DT = c x A + A = DT = 150 x + = 37,01 det/smp
DT = 150 x + = 234,47 det/smp DT = 150 x + = 34,48 det/smp DT = 150 x + = 52,12 det/smp h. Mencari Tundaan Geometrik Rata-rata (DG j ) DG j = (1 P SV ) P T 6 + (P SV 4) P SV = 1 + (NQ g) / c P SV = 1 + (92,28-75)/150 = 1,115 DGj = (1 1,12) x 0,02 x 6 + (1,12 x4) = 4,45 det/smp P SV = 1 + (54,92-20)/150 = 1,233 DGj = (1 1,23) x 0,89 x 6 + (1,23 x4) = 3,69 det/smp P SV = 1 + (60,09-75)/150 = 0,901 DGj = (1 0,90) x 0,58 x 6 + (0,90 x4) = 3,95 det/smp P SV = 1 + (44,29-40)/150 = 1,029 DGj = (1 1,03) x 1,00 x 6 + (1,03 x4) = 3,94 det/smp i. Tundaan Rata-Rata pada Seluruh Simpang (D) D = DT + DG Pendekat Utara (Jl. Ahmad Yani ) D = 37,01+ 4,45 = 41,46 det/smp D = 234,47+ 3,69 = 238,15 det/smp D = 34,48 + 3,95 = 38,43 det/smp D = 52,12+ 3,94 = 56,06 det/smp j. Tundaan Total (D x Q) Pendekat Utara(Jl. Ahmad Yani ) = 41,46 x 2418 = 100270 smp.det
= 238,15 x 640 = 152417 smp.det = 38,43 x 1665 = 63994 smp.det = 56,06x 1144 = 64106 smp.det k. Menghitung Tundaan Rata-rata Pada Seluruh Simpang (DI) DI = DI = = 42,43 det/smp l. Level Of Service (LOS) Tabel 5.9 Rekapitulasi Hasil Perhitungan Manual Simpang Ahmad Yani Margorejo Indah Periode Selasa 12 Februari 2013 a. Eksisting Simpang Ahmad Yani Margorejo Indah Puncak Pagi Selasa, 12 Februari 2013 (06.55 07.55) b. Eksisting Simpang Ahmad Yani Margorejo Indah Puncak Siang Selasa, 12 Februari 2013 (12.25 13.25) c. Eksisting Simpang Ahmad Yani Margorejo Indah Puncak Siang Selasa, 12 Februari 2013 (16.10 17.10) Sumber : Hasil Perhitungan Kondisi Eksisting Dengan Metode MKJI 1997 Dari perhitungan simpang secara manual maka dapat disimpulkan bahwa persimpangan Jl Ahmad Yani Jl Margorejo Indah pada periode jam kerja puncak pagi Selasa (06.55 07.55 WIB) tingkat pelayanan atau LOS nya adalah E dengan tundaan simpang rata-rata 42,43 det/smp, pada puncak siang Selasa (12.25 13.25 WIB) tingkat pelayanan atau LOS nya adalah E dengan tundaan simpang rata-rata 48,50 det/smp, serta pada puncak sore Selasa (16.10 17.10 WIB) tingkat pelayanan atau LOS nya adalah E dengan tundaan simpang rata rata 55,72 det/smp yang dapat dilihat ketentuannya pada tabel 2.5
5.2 Alternatif Perbaikan Persimpangan Bersinyal Dengan Adanya Frontage Road Pada Sub bab ini membahas ini membahas alternatif perbaikan persimpangan bersinyal pada kondisi eksisting setelah adanya frontage road yang mana dapat memberikan solusi yang tepat agar kinerja lalu lintas pada periode terburuk tersebut berlangsung secara baik, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan. Perbaikan yang digunakan untuk memperbaiki kinerja persimpangan Jl. Ahmad Yani Jl. Margorejo Indah adalah mengubah waktu sinyal, manajemen lalu lintas, dan fase. Berikut ini adalah perbaikan yang telah kami lakukan : Sumber : Hasil Survey Tabel 5.30 Waktu Siklus Kondisi Eksisting Pada Periode Jam Libur Puncak Pagi, Siang, dan Sore 5.2. Alternatif 3 5.2.1. Waktu Sinyal Tabel 5.29 Waktu Siklus Kondisi Eksisting dan perbaikan Pada Periode Jam Kerja Puncak Pagi, Siang, dan Sore Sumber : Hasil Analisa Perbaikan
5.3.3.2. Manajemen Lalu Lintas 5.3.3.2.1. Arus Lalu Lintas Pada perbaikan kondisi eksisting direncanakan perubahan rencana arus lalu lintas yaitu : 1. Arus LT pada pendekat Ahmad Yani Utara menuju Margorejo Indah dihilangkan sehingga marka belok kiri pada pendekat tersebut dihilangkan. 2. Arus RT pada pendekat Frontage Utara menuju Ahmad Yani Utara dihilangkan sehingga marka dan rambu belok kanan pada pendekat tersebut dihilangkan. 3. U-Turn Margorejo Indah (depan pintu masuk giant) ditutup. 4. Penegasan marka pada Wmasuk Frontage yang mempunyai 3 lajur tetapi pada kenyataannya dapat menjadi 4 lajur. 5. Belok Kiri dari arah Ahmad Yani Utara ( depan SDN Margorejo) ke Frontage Utara ditutup. 6. U-Turn untuk Kendaraan Ringan (LV) dialihkan pada U-Turn depan Royal (sebelum jembatan layang) sedangkan Angkutan Umum dan Kendaraan Roda Dua bermotor maupun tidak bermotor dilarang melewati Ahmad Yani Utara dan dialihkan ke Frontage Utara sehingga dibuatkan fase tersendiri pada persimpangan Jl. Ahmad Yani Wonokromo Pasar (di bawah jembatan layang). 7. Pemasangan Rambu untuk Kendaraan MC, UM, dan Angkutan Umum dilarang melewati Ahmad Yani Utara sejarak 5-10 meter sebelum pintu masuk menuju Frontage (depan RSAL). 8. Adanya jalan bawah tanah (basement) pada Jl. Ahmad Yani menuju Frontage untuk memudahkan pejalan kaki menyebrang. 5.3.3.2.1.Fase Pada perbaikan kondisi eksisting dilakukan alternatif perbaikanfase yaitu dengan menghilangkan belok kanan pada pendekat Frontage Utara dan belok kiri pada pendekat Ahmad Yani Utara, seperti yg terlihat pada gambar 5.15 dan 5.16 :
seperti yang terlihat pada gambar 5.19 dan 5.20 : Gambar 5.17Fase Pergerakan Kondisi Eksisting Sumber : Hasil Survey Pergerakan Fase Gambar 5.19 Perbaikan Geometrik Pada Frontage Selatan Sumber : Hasil Survey Gambar 5.18 Fase Pergerakan Rencana Sumber : Hasil Analisa Perbaikan 5.3.3.3.Perubahan Geometrik Pada Pendekat Frontage Selatan masih memungkinkan jika melebarkan perkerasan dengan mengurangi median jalan (sebelah kanan jalan). Perkerasan dilebarkan sebesar 3,20 meter sehingga lebar pendekat menjadi 11,20 meter, Gambar 5.20 Kondisi Eksisting setelah mengalami perbaikan di Frontage Selatan Sumber : Hasil Analisa Perbaikan
Tabel 5.31 Analisa Simpang Ahmad Yani Margorejo Indah Setelah mengalami perbaikan Pada Periode Hari Kerja Puncak Pagi Tabel 5.32 Analisa Simpang Ahmad Yani Margorejo Indah Setelah mengalami perbaikan Pada Periode Hari Kerja Puncak Siang Sumber : Hasil Analisa Perbaikan Sumber : Hasil Analisa Perbai
Tabel 5.33 Analisa Simpang Ahmad Yani Margorejo Indah Setelah mengalami perbaikan Pada Periode Hari Kerja Puncak Sore Sumber : Hasil Analisa Perbaikan Dengan melakukan alternatif 3 pada hari kerja persimpangan Jl. Ahmad Yani Jl. Margorejo Indah puncak pagi dan siang bertahan sampai tahun 2017 dengan LOS B dan puncak sore hanya bertahan sampai tahun 2015 dengan LOS B. 6. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa pada bab sebelumnya maka pada bab ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pada tahun 2013 tingkat pelayanan atau Level Of Service (LOS) pada persimpangan Jl. Ahmad Yani Jl. Margorejo Indah pada periode hari kerja puncak pagi adalah dengan tundaan simpang rata-rata = 42,43 det/smp LOS E, pada puncak siang diperoleh tundaan simpang rata-rata 48,50 det/smp LOS E dan untuk puncak sore diperoleh tundaan rata-rata 55,72 det/smp LOS E. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka kondisi simpang saat ini sudah tidak memenuhi persyaratan. (Bab V, hal.129) 2. Berdasarkan perhitungan kondisi eksisting tahun 2013 sampai dengan tahun 2018, Tingkat pelayanan yang didapatkan untuk Puncak Pagi hanya bertahan sampai tahun 2016, Puncak Siang bertahan sampai tahun 2015 sedangkan
172 Puncak Sore hanya bertahan sampai tahun 2013. Berdasarkan hasil analisa tersebut maka kondisi simpang saat ini sudah tidak dapat dipertahankan. (Bab V, hal.135) 3. Dengan kondisi persimpangan yang sudah mencapai tingkat pelayanan LOS E maka dilakukan perencanaan 3 alternatif perbaikan. Berdasarkan hasil Perhitungan 3 alternatif perbaikan maka alternatif 3 merupakan alternatif yang dipilih, yaitu perbaikan waktu sinyal, manajemen lalu lintas, dan geometrik (diasumsikan frontage road sisi timur Jl. Ahmad Yani sudah beroperasi penuh) sehingga diperoleh kinerja lalu lintas sampai tahun 2018. Tingkat pelayanan yang terburuk pada hari kerja (Selasa) untuk Puncak Pagi tahun 2013-2018 diperoleh LOS C dengan tundaan simpang rata-rata = 15,00 det/smp, Puncak Siang tahun 2013 2018 diperoleh LOS C dengan tundaan simpang rata-rata = 15,34 det/smp, Puncak Sore tahun 2013-2015 diperoleh LOS C dengan tundaan simpang ratarata = 17,29 det/smp. (Bab V, hal.165) 6.2 Saran 1. Adanya penambahan marka pada Wmasuk frontage yang mempunyai 3 lajur tetapi pada kenyataanya kendaraan berjajar menjadi 4 lajur serta penegasan rambu pada LT (belok kiri) pendekat Ahmad Yani Utara menuju Margorejo Indah dihilangkan dan RT (belok kanan) pada pendekat frontage utara menuju Ahmad Yani Utara dihilangkan berdasarkan perbaikan kinerja lalu lintas pada alternatif terpilih oleh Dinas terkait. (Bab V, hal.162, subbab. 5.3.3.2.1) 2. Perlu ditinjau akses dari frontage sisi timur menuju Jl Ahmad Yani atau frontage sisi barat terutama untuk pengguna angkutan umum karena angkutan umum dan kendaraan bermotor maupun tidak bermotor dialihkan dari Ahmad Yani Utara ke Frontage. (Bab V, hal.162, subbab. 5.3.3.2.1) 3. Perlu ditinjau kembali pengaruh lintasan kereta api terhadap persimpangan
172 tersebut karena berdampak pada arus lalu lintas di sekitar simpang tersebut. (Bab V, hal.63, subbab. 5.1.2.) 4. Perlu adanya realisasi pelebaran jalan pada Wkeluar frontage road arah Selatan sisi Timur karena masih memungkinkan jika melebarkan perkerasan sebesar 3,20 meter (Bab V, hal. 163, subbab. 5.3.3.3.) Sinatra, Frans. 2010. Analisa Lalu Lintas dan Ekonomi Jalan Raya Pembangunan Frontage Road Jalan Ahmad Yani Sisi Timur Surabaya. Surabaya: Institut Teknologi Surabaya. Tamin,O.Z. 2008. Perencanaan, Permodelan dan Rekayasa Transportasi. Bandung: Institut Teknologi Bandung. 7. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga. 1991. Tata Cara Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). PT Bina Karya (PERSERO) Kementrian Keuangan Republik Indonesia. 2013. Jalur Baru Frontage Road Surabaya Terhambat, Kanwil DJKN Ajak Koordinasi Bersama. http://www.depkeu.go.id