Sistem Evaluasi dalam Homeschooling

dokumen-dokumen yang mirip
LISENSI PEMAKAIAN. Materi buku ini merupakan salah satu bonus untuk produk Printable Flashcard yang ada di situs Bentang Ilmu.

Pola Kegiatan Keseharian - 1

Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia

Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia

Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia

Kurikulum, Materi Belajar & Pola Kegiatan Homeschooling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini, di Indonesia pilihan jalur untuk menempuh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN MULTI MEDIA POWER POINT DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR CALON GURU SEJARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan serta meningkatkan kemampuan berbahasa. Tarigan (1994: 1) berpendapat bahwa.

EKSISTENSI SEKOLAHRUMAH (HOMESCHOOLING) DALAM KHASANAH PENDIDIKAN. Oleh: Wahyudi 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Penilaian Portofolio Sebagai Bentuk Penghargaan Guru Terhadap Hasil Belajar Dan Karya Siswa. Oleh Wahyudi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keterampilan menyimak, membaca, berbicara, dan menulis.

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dapat menuju ke arah hidup yang lebih baik dengan menempuh

BAB III METODE PENELITIAN

Nina. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

METODE PENGENALAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI*

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan


BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. menengah. Seorang siswa mempunyai tugas utama yaitu belajar. Belajar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti

Evaluasi Pembelajaran Pos PAUD Putra Pertiwi Rejosari, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Surakarta

PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN PERPADUAN MODEL PEMBELAJARAN THINK-TALK-WRITE DAN TALKING STICK PADA SISWA KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. tahun pertama yang disebut The Golden Years. Masa keemasan ini dijadikan. ruang dan kesempatan agar mereka memahami mengenai:

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK), model yang

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai Gelar S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

Ide Kegiatan Indoor - 1

: Perbedaan Waktu dan Pengaruhnya. Materi Pembelajaran Saling ketergantungan. Alokasi Waktu

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan lebih lanjut ke perguruan tinggi ( Perguruan tinggi

Fighting Inequality for Better Growth

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan kemanusian untuk menjawab berbagai tantangan dan permasalahan

NASKAH PUBLIKASI MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN BALOK PADA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI SUMBER TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. usaha itu ternyata belum juga menunjukan peningkatan yang signifikan.

Yuk, berkenalan dengan SABUMI! Komunitas Muslim Homeschooling BANDUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

Kuesioner A. PROKRASTINASI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

PENGEMBANGAN KOMPETENSI REFLEKSI PENDIDIK ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENULIS


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN ETIKA BERKOMUNIKASI BAHASA INGGRIS BAGI REMAJA DI GEMAHAN RINGINHARJO BANTUL

TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang menuntut siswa untuk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik. Hal ini tentu

PROSIDING ISBN :

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

01 Meninjau Narasi 1.1. Analisa bentuk narasi untuk menghasilkan narasi yang siap untuk penulisan bagian berikutnya.

IPS 1. Memahami lingkungan dan melaksanakan kerjasama di sekitar rumah dan sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Winda Victoria Febriani, 2013

Penerapan Metode Problem Based Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi Barisan dan Deret Bilangan Pada Siswa Kelas IX E SMPN 1 Kalidawir

Bab 4 Bagaimana Melaksanakan Lesson Study?

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

PROGRAM BLITZ 6 MINGGU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 PAUD

Transkripsi:

1 Sistem Evaluasi dalam Homeschooling

2 Sistem Evaluasi dalam Homeschooling Oleh: Sumardiono Layout: Mira Julia Dibuat & dipublikasikan oleh RumahInspirasi www.rumahinspirasi.com

3 Pendahuluan Siklus kegiatan yang berkualitas biasanya dilakukan dengan tiga langkah utama yaitu: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Ketiga hal tersebut berjalan beriringan dan dilakukan tanpa kecuali. Jika sebuah langkah hilang, maka nilai kegiatan itu akan berkurang kualitasnya. Sebagai contoh, jika aspek perencanaan hilang maka pelaksanaan kegiatan akan berjalan seadanya dan mudah berubah-ubah. Proses evaluasi juga tak bisa dilaksanakan dengan baik karena tidak ada alat pembanding yang digunakan untuk menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan yang dilaksanakan. Juga, seandainya evaluasi tidak dilakukan, maka kita tak akan mengetahui apakah kegiatan tersebut berlangsung baik atau buruk. Juga, ada kemungkinan proses kegiatan berlangsung ke arah yang berbeda dari yang direncanakan. Dalam kegiatan homeschooling, ketiga siklus proses tersebut juga perlu diperhatikan. Homeschooling bukan hanya perihal menjalani kegiatan belajar sehari-hari. Tetapi, keluarga praktisi homeschooling perlu membuat visi pendidikan keluarga yang menjadi pemandu pendidikan serta membuat rencana-rencana kegiatan belajar anak. Berdasarkan visi pendidikan

4 keluarga dan rencana kegiatan belajar itulah keluarga dapat melakukan evaluasi kegiatan-kegiatan homeschooling yang dijalaninya. Tujuan Evaluasi Ketika berbicara tentang evaluasi pendidikan, sebagian besar fokus biasanya mengarah pada ujian tertulis dan rapor. Mengapa begitu? Karena itulah praktek umum yang terjadi di dalam sistem persekolahan kita. Rapor menjadi alat utama dan satu-satunya yang berguna untuk mengevaluasi pendidikan dan proses belajar anak. Rapor menjadi penentu kenaikan kelas, ujian kelulusan, dan berpengaruh dalam penerimaan sekolah pada jenjang di atasnya. Padahal, evaluasi pendidikan seharusnya jauh lebih luas daripada sekedar urusan rapor. Evaluasi dalam konteks homeschooling memiliki makna yang sangat luas. Berdasarkan obyeknya, evaluasi bisa berkaitan dengan pencapaian visi pendidikan keluarga, efektivitas pendampingan orangtua, efektivitas kegiatan belajar anak, dan hasil belajar anak.

5 a. Melihat perkembangan proses belajar anak. Fokus dari evaluasi ini adalah untuk menilai apakah proses dan kegiatan belajar anak sudah selaras dengan perkembangan usianya dan visi pendidikan keluarga. Beberapa hal yang dievaluasi antara lain: Apakah kegiatan yang dilakukan anak cukup bervariasi jenisnya? Apakah kegiatan yang dilakukan anak cukup intens dan membuatnya menapaki perkembangan pribadi yang lebih baik? Apakah kegiatan yang dilakukan anak selaras dengan visi pendidikan keluarga? Apakah anak menikmati kegiatan-kegiatannya? Apakah orangtua merasa kegiatannya cukup memuaskan? Apakah ada yang perlu ditambah, dikurangi, diperbaiki? b. Menilai hasil pembelajaran selama periode tertentu. Evaluasi hasil belajar berfokus pada penilaian terhadap perkembangan anak dan penguasaan anak terhadap materi yang

6 sudah dipelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Proses ini kurang lebih mirip dengan ujian di sekolah. Dalam homeschooling, proses ini bisa dilakukan dengan berbagai cara, baik menggunakan ujian tertulis seperti yang biasanya diselenggarakan di sekolah maupun bentuk-bentuk lain, misalnya: narasi, presentasi, ujian lisan, dan sebagainya. c. Membandingkan dengan yang acuan Tujuan evaluasi yang lain adalah membandingkan dengan acuan. Ada dua acuan yang bisa digunakan dalam homeschooling. Yang pertama adalah keselarasan dengan visi pendidikan keluarga (internal). Yang kedua adalah keselarasan dengan perkembangan anak-anak lain yang menempuh jenjang pendidikan setara dengan mereka (eksternal). d. Alat komunikasi eksternal Evaluasi juga ditujukan sebagai sarana komunikasi dengan pihakpihak di luar keluarga inti. Stakeholders (pihak-pihak yang berkepentingan) dalam evaluasi homeschooling antara lain: Keluarga besar, terutama kakek-nenek

7 Lembaga yang akan bekerjasama dengan anak Pemerintah (jika anak akan mengikuti ujian persamaan) Employer Cara Mengevaluasi Beberapa cara mengevaluasi yang dapat digunakan dalam pelaksanaan homeschooling antara lain: a. Tanya-jawab lisan Lakukan tanya-jawab lisan untuk menguji pemahaman anak tentang sebuah hal, pendapat anak, sudut pandang, argumentasi, atau kreativitasnya. Tanya jawab bisa dilakukan sejak anak masih kecil (pra-sekolah) hingga sekolah. Proses tanya jawab umumnya dilakukan secara informal. b. Narasi Minta anak untuk menceritakan ulang secara lisan. Hal yang bisa diceritakan ulang antara lain: kegiatan, bacaan, tontonan, pengamatan. Dari proses narasi, anak bisa diketahui perkembangannya, misalnya: kekayaan kosakata, struktur cerita,

8 imajinasi, daya tangkap, perhatian, alur logika, dan sebagainya. Narasi biasanya dilakukan secara informal dalam suasana santai. c. Presentasi Evaluasi juga dapat dilakukan dengan meminta anak melakukan presentasi tentang sebuah tema tertentu. Dalam presentasi, banyak hal yang bisa dinilai sekaligus menjadi perbaikan dalam proses belajar anak, antara lain: alur presentasi, tampilan presentasi, penguasaan materi, cara berbicara, dan sebagainya. Presentasi bisa menggunakan slideshow, lapbook, atau alat peraga lainnya. d. Soal tertulis Soal tertulis adalah model ujian seperti yang ada di sekolah. Anda bisa membeli buku-buku soal ujian yang ada di toko buku sesuai materi pelajaran yang ingin Anda ujikan pada anak.

9 e. Essay Essay adalah penugasan kepada anak untuk membuat karya tulis yang bersifat deskriptif atau argumentatif tentang sebuah tema tertentu. Dalam pembuatan essay, anak harus belajar mencari referensi (sumber informasi), menstrukturkan gagasan, dan menuliskannya dengan baik. f. Proyek karya Tidak semua proses belajar anak bisa dilakukan dengan lisan atau tulisan. Ada karya-karya anak yang berupa gambar, foto, film, musik, dan sebagainya. Karya-karya tersebut juga merupakan hasil pencapaian anak yang bisa dievaluasi dan dikumpulkan menjadi portofolio karya. Periode Evaluasi Proses evaluasi dalam homeschooling memiliki periode yang beragam. Tidak ada suatu aturan khusus kapan proses evaluasi harus dilakukan sebagaimana sistem persekolah sudah menjadwalkan ujian mid semester, akhir semester dan kenaikan kelas.

10 Secara umum, evaluasi informal biasanya dilakukan kapanpun diperlukan. Prosesnya bisa setiap hari, minggu, atau bulan. Sementara itu, evaluasi yang bersifat formal berkaitan dengan mata pelajaran bisa dilakukan dengan jadwal seperti sekolah setiap semester. Tools Evaluasi Alat-alat (tools) yang bisa digunakan dalam proses evaluasi homeschooling antara lain: a. Pengamatan Pengamatan orangtua terhadap sikap, kegiatan, pemahaman anak adalah alat sederhana yang selalu bisa digunakan kapanpun dalam proses evaluasi homeschooling. Berdasarkan pengamatan, orangtua bisa melakukan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk memperbaiki proses parenting pada anak-anak. Pengamatan adalah alat evaluasi yang utama dan efektif pada saat anak-anak masih kecil. Saat anak sudah mulai beranjak besar, proses pengamatan harus diimbangi dengan tanya-jawab agar penilaian orangtua tidak hanya bersumber pada subjektivitas.

11 b. Lisan Tanya jawab bisa berlangsung kapanpun dan di manapun, dengan materi yang sederhana hingga kompleks. Karena homeschooling bersifat informal, metode tanya-jawab selalu efektif sebagai alat belajar dan sekaligus evaluasi. Seiring perkembangan usia anak, tanya jawab bisa ditingkatkan ke dalam bentuk-bentuk yang lebih kompleks seperti diskusi. c. Buku soal Alat yang sesuai dengan sistem persekolahan untuk melakukan evaluasi adalah buku soal. Anda bisa mendapatkannya di tokotoko buku untuk Anda gunakan sebagai alat evaluasi penguasaan materi belajar anak-anak Anda. d. Internet-based testing Beberapa situs Internet memiliki alat pengujian untuk menguji pemahaman anak-anak tentang sebuah materi tertentu, misalnya matematika atau pemahaman bacaan. Soal-soal online tentang

12 pelajaran juga mulai ada di Internet dan bisa digunakan anakanak. e. Portfolio karya Untuk materi non-teks, alat yang bisa digunakan untuk mengumpulkan hasil karya anak adalah portofolio karya. Portofolio karya adalah dokumentasi hasil belajar, karya dan prestasi yang dilakukan anak. Portofolio digunakan sebagai alat komunikasi dengan pihak eksternal, terutama pihak yang akan bekerjasama atau employer. Pengalaman pribadi Sebagai keluarga praktisi homeschooling, kami pun menjalani proses evaluasi dalam praktek homeschooling yang kami jalani. Model utama evaluasi yang kami jalani bersikap melekat dan iteratif. Maksudnya: Evaluasi yang utama dilakukan bersama kegiatan anak. Ketika ada masalah, evaluasi dan feedback langsung diberikan, langkah koreksi langsung dilakukan.

13 Walaupun ada waktu-waktu khusus dalam proses evaluasi, sebagian besar proses evaluasi dilakukan secara kontinu dalam rangkaian rencana-kegiatan-evaluasi. Kami tidak menunda proses evaluasi dan perbaikan, tetapi langsung melakukannya kapan pun diperlukan (on-the-spot). Berikut ini beberapa sampel kegiatan evaluasi yang kami lakukan. Karena proses homeschooling kami tidak menggunakan kurikulum Diknas, tetapi berdasarkan model homeschooling yang kami bangun sendiri, maka acuan yang kami gunakan pun adalah model yang kami kembangkan sendiri. Visi pendidikan di keluarga kami menjadi acuan utama dalam evaluasi homeschooling yang kami jalani. Secara sederhana, visi pendidikan keluarga yang kami coba jalankan melalui homeschooling adalah menyiapkan anak-anak menjadi orang yang baik secara individu, spiritual, dan sosial. Kami ingin mereka menjadi orang yang kompeten pada bidang apapun yang mereka tekuni, menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama dan semesta. Ada beberapa kegiatan evaluasi yang kami lakukan dalam proses homeschooling anak-anak.

14 Evaluasi Harian & Mingguan Evaluasi pertama yang kami lakukan dalam proses homeschooling anak-anak adalah evaluasi harian & mingguan. Proses evaluasi ini kami lakukan secara informal, melalui proses perbincangan dan pengamatan. Evaluasi harian adalah kegiatan mengamati dan mengobrol bersama anak-anak. Obrolan dilakukan pada saat makan bersama, baik pagi, siang, atau malam. Dalam kegiatan mengobrol bersama anak-anak, kami bertanya tentang rencana mereka, pelaksanaan komitmen mereka, perkembangan proyek mereka, dan sebagainya. Feedback langsung kami berikan dalam proses diskusi di meja makan. Evaluasi mingguan prosesnya kurang lebih serupa dengan evaluasi harian. Yang membedakan hanya periode dan jangka waktu evaluasinya. Kegiatan evaluasi mingguan dilakukan berdasarkan jadwal mingguan yang dibuat anak-anak. Prosesnya biasanya kami lakukan hari Minggu malam atau hari Senin pagi.

15 Evaluasi Peristiwa Yang kedua, kami melakukan evaluasi berdasarkan peristiwa. Sesuai namanya, evaluasi berdasarkan peristiwa tidak memiliki jadwal tertentu. Prosesnya berlangsung secara informal tanpa sebuah standar tertentu. Pemicunya evaluasi peristiwa adalah aktivitas anak-anak yang kami lihat. Model evaluasi ini terjadi sepanjang waktu dalam proses homeschooling yang kami jalani dan kami menganggapnya sebagai proses evaluasi paling penting dalam homeschooling kami. Dalam model evaluasi ini, kami menyaksikan peristiwa, berinteraksi, mengevaluasi, dan langsung melakukan koreksi pada saat itu juga. Evaluasi ini biasanya terjadi pada saat anak melakukan perilaku yang tak dapat diterima, kami langsung memberikan masukan dan koreksi kepada mereka. Sebagai contoh, saat anak menerima telepon dengan tidak sopan atau kurang tepat, kami langsung memberikan masukan bagaimana cara menerima telepon yang baik kepadanya. Saat anak tidak mau makan sayur, itu menjadi evaluasi bagi kami bahwa kami belum berhasil dan harus mencari cara yang asyik untuk memperkenalkan sayur kepadanya.

16 Contoh lain, saat anak mudah ngambek atau tidak stabil emosinya, kami mengamati dan mencoba mencari tahu penyebabnya; setelah itu langsung bertindak dengan solusinya. Solusinya bisa jadi hanya istirahat (kalau analisis kami melihat bahwa penyebab ketidakstabilan emosinya adalah kelelahan fisik). Solusinya bisa jadi mengurangi jam bermain komputer (screen time) jika kami merasa penyebabnya adalah terlalu banyak di depan layar. Jadi, evaluasi itu tak berdiri sendiri, tetapi melekat erat bersama tindakan berikutnya yaitu perbaikan. Evaluasi bukan untuk menilai apakah anak berhasil atau gagal. Evaluasi bukan hanya ditujukan pada anak, tetapi juga untuk kita orangtuanya. Setelah evaluasi, yang lebih penting adalah langkah-langkah perbaikannya. Evaluasi Karya Model evaluasi ketiga yang kami lakukan adalah evaluasi berdasarkan karya. Karya itu bentuknya bisa bermacam-macam, misalnya: tulisan, gambar, presentasi, video, dan sebagainya. Untuk mengevaluasi karya, kami menyediakan infrastruktur berupa blog untuk anak-anak. Yudhis dan Tata kami buatkan blog.

17 Blog Yudhis adalah www.duniayudhis.com, blog Tata adalah www.duniatata.com. Blog ini menjadi tempat mereka menyimpan portofolionya. Berdasarkan karya yang mereka masukkan di blog, sesekali kami memberikan evaluasi dan masukan kepada mereka. Evaluasi Proyek Model evaluasi keempat yang kami lakukan adalah evaluasi berbasis proyek. Sebenarnya prinsipnya sama dengan evaluasi berdasarkan karya. Anak-anak menghasilkan output tertentu yang akan dibahas dan dievaluasi bersama. Yang membedakan, proyek biasanya cakupannya lebih luas dan jangka waktunya lebih lama. Sebagai contoh, anak-anak membuat proyek lapbook tentang sebuah tema tertentu seperti anggota tubuh, coklat, atau yang lainnya. Proyek itu harus mereka selesaikan selama satu minggu. Di akhir proyek, mereka harus melakukan presentasi. Lalu, kami bahas bersama proyek itu, mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, hasil lapbook, dan tentu saja presentasinya.

18 Evaluasi berbasis soal Model evaluasi kelima adalah mengerjakan soal tes. Soal tes yang paling sering dikerjakan anak-anak adalah matematika dan bahasa Inggris karena hampir setiap hari mereka belajar matematika dan bahasa Inggris. Kami menggunakan materi berbasis Internet (IXL Math & Raz Kids) sebagai sarana untuk mengevaluasi kegiatan belajar mereka. Untuk materi-materi yang berhubungan dengan sekolah dan persiapan ujian persamaan, kami sesekali melakukan tes soal. Biasanya tes pelajaran kami lakukan dengan cara membeli buku soal di toko buku atau meminta anak-anak melakukan tes soal online di Internet. Menjelang Ujian Persamaan, kami baru mengadakan ujian dan persiapan intensif yang berhubungan dengan pelajaran yang dinilai dan diujikan. Evaluasi Pra-Sekolah Khusus untuk anak-anak pada masa pra-sekolah, proses evaluasinya berbeda dari anak sekolah. Pada masa ini, kami tak

19 mengadakan evaluasi secara formal. Tak ada ujian yang kami lakukan pada anak-anak. Evaluasi utama berhubungan dengan efektivitas pendampingan orangtua. Kami terus berkegiatan bersama sambil melakukan refleksi apakah pendampingan pada anak berlangsung efektif. Untuk menilai efektivitas proses pendampingan, kami mengacu pada beberapa kriteria, misalnya: terpeliharanya keingintahuan anak, berkembangnya inisiatif, keceriaan menjalani keseharian, serta perkembangan aspek-aspek psikologis, fisik, dan mental anak sesuai checklist perkembangan anak sesuai usia mereka. Proses evaluasi itu berlangsung secara informal dan berdasarkan kebutuhan. Secara periodik (3-6 bulan), kami melihat checklist perkembangan anak untuk PAUD sebagai alat bantu untuk merefleksikan perkembangan anak.

20 Penulis Sumardiono, biasa dipanggil Aar, adalah seorang ayah dari 3 (tiga) anak, yaitu Yudhistira (2001), Tata (2004), dan Duta (2008). Bersama isterinya, Mira Julia (Lala), mereka memilih homeschooling untuk pendidikan anak-anaknya. Aar dan Lala menjalani homeschooling sejak anak-anak mereka lahir hingga saat ini. Aar memiliki latar belakang pendidikan di bidang teknologi dan manajemen keuangan. Aar menyelesaikan pendidikan di Teknik Informatika ITB dan Magister Manajemen bidang Keuangan di Lembaga PPM, Jakarta. Dalam dunia homeschooling, Aar aktif menulis dan mengelola blog Rumah Inspirasi (www.rumahinspirasi.com). Aar juga telah menulis buku tentang homeschooling berjudul "Apa itu Homeschooling", Homeschooling Lompatan Cara Belajar dan Warna-warni Homeschooling. Blog: www.rumahinspirasi.com Facebook: https://www.facebook.com/aar.sumardiono Twitter: @AarSumardiono Email: aar@rumahinspirasi.com