BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi manusia tidak bisa terlepas dari penggunaan alat transportasi untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk yang cukup memprihatinkan. Sejak tahun 1992 hingga 2009, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya sebuah kecelakaan (Hakkert, 2005). Salah satu contohnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang semula didominasi oleh penyakit infeksi atau menular bergeser ke penyakit non

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor yang..., Yuda Rizky, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya

BAB I. A. Latar Belakang

Epidemiologi Kecelakaan Lalu Lintas PERTEMUAN 9 Ira Marti Ayu Kesmas/ Fikes

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. xiii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepeda motor saat ini menjadi super booming, dan menjadi alat angkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

BAB I BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

HASIL ANALISIS DATA KECELAKAAN UNTUK MENGETAHUI KONTRIBUSI PENYEBAB KECELAKAAN

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sebab, menempati urutan kesepuluh penyebab semua kematian dan

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor yang tidak memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi). Kurangnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini manusia dituntut untuk bisa berpindah-pindah tempat dalam waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

STUDI KASUS KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PENGENDARA MOTOR DI KECAMATAN LASUSUA KABUPATEN KOLAKA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. lintas merupakan hal yang tidak asing lagi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pembelian kendaraan bermotor yang tinggi. motor meningkat setiap tahunnya di berbagai daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Bajo, kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur. Perkembangan yang. sektor, salah satunya yang sangat pesat ialah pariwisata.

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. mencapai tujuan nasional (Lemhannas,1997). Mencermati kondisi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan pemerintah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG TENTANG KESELAMATAN LALU LINTAS TAHUN 2014

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

STUDI MENGENAI INTENSI SAFETY RIDING BEHAVIOR PADA MAHASISWA MENGENDARA MOTOR DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DESTYA FINIARTY ABSTRACT

ESTIMASI TINGKAT KECELAKAAN LALU LINTAS NASIONAL DAN 6 PROPINSI DI PULAU JAWA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 30 juta orang terbunuh akibat kecelakaan jalan (road crashes). Kajian terbaru

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang permasalah. Semua makhluk hidup pasti sangat membutuhkan lalu lintas, untuk berpindah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengguna jalan itu bukan hanya satu, dua atau tiga orang. Belasan,

I. PENDAHULUAN. meningkatnya berbagai aktivitas pemenuhan kebutuhan, salah satunya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kenaikan harga bahan bakar minyak, sepeda motor menjadi alat transportasi

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. banyak menyita perhatian masyarakat dan menjadi masalah yang semakin

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN SIKAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS PADA REMAJA KOMUNITAS MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan korban manusia dan/atau kerugian harta benda (Undang-undang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Umum. Jalan adalah sarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. bidang tranportasi. Kemajuan teknologi dalam bidang transportasi membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Mengemudi adalah kegiatan menguasai dan mengendalikan kendaraan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan transportasi untuk memindahkan orang dan atau barang dari suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan,

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

PENGARUH USAHA PREVENTIF UNTUK MENGURANGI RESIKO LAKALANTAS DITINJAU DARI PEMAHAMAN PELAJAR SMP DAN SMA DI KABUPATEN NGAWI

Transkripsi:

1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi manusia tidak bisa terlepas dari penggunaan alat transportasi untuk memperlancarkan aktifitas sehari-hari. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat laju pertumbuhan kendaraan semakin meningkat dan membawa dampak positif dalam kesejahteraan kehidupan manusia. Meningkatnya penggunaan kendaraan juga memiliki dampak negatif dijalan raya seperti kepadatan lalu lintas dan kendaraan mempunyai tingkat signifikan terjadinya kecelakaan yang sangat tinggi, sehingga kendaraan bermotor menjadi salah satu pembunuh manusia lewat kecelakaan lalu lintas. (1) Menurut undang-undang No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan, transportasi jalan diselenggarakan dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan dengan selamat, aman, cepat, lancar, tertib,teratur dan nyaman serta efisien, mampu memadukan model transportasi lainnya, menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong, penggerak dan penunjang pembangunan nasional dengan biaya yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Hal ini menjadikan aspek keselamatan harus menjadi perhatian yang utama. (2) Kecelakaan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain faktor lingkungan (seperti cuaca, kondisi jalan, lalu lintas), faktor kendaraan (seperti tipe dan kondisi), dan pengemudi (kemampuan mengemudi dan tingkah laku pengemudi). Faktor yang menjadi penyebab utama kecelakaan lalu lintas adalah faktor pengemudi yang berkonstribusi sebanyak 90 % dalam mempengaruhi kecelakaan. Faktor risiko adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan kerugian/kehilangan harta benda dan nyawa, sedangkan kecelakaan lalu lintas adalah kejadian

2 yang tidak terduga dan tidak sengaja yang melibatkan paling sedikit satu kendaraan yang menimbulkan kerugian. (3) Kecelakaan lalu lintas merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang utama yang belum mendapat perhatian lebih namun membutuhkan upaya untuk pencegahan yang sangat efektif dan berkelanjutan. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 terdapat 79 negara mengalami penurunan tingkat fatalitas kecelakaan, sementara 68 negara lainnya justru bertambah. Dari sisi jenis kendaraan, kendaraan roda dua menepati urutan teratas yang sangat rentan terlibat kecelakaan lalu lintas (sekitar 23 %). Salah satu negara yaitu Amerika Serikat yang jumlah kecelakaannya melibatkan kendaraan roda dua meningkat 15% menjadi 20% antara tahun 2010-2013 sedangkan di Asia Tenggara dan kawasan Pasifik Barat kecelakaan motor menepati urutan ketiga dari total kecelakaan lalu lintas. WHO memperkirakan bahwa pada tahun (4, 5) 2030 kecelakaan lalu lintas akan menjadi penyebab kematian urutan kelima di dunia. Sejalan dengan penelitian Fika Hidayah yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan, jenis kelamin, kepemilikan Surat izin mengemudi (SIM) dan dukungan keluarga dengan perilaku safety riding pada pelajar SMA sederajat di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang Tahun 2015. (6) Menurut Korps Lantas POLRI pada tahun 2011 menyatakan pelaku pelanggaran lalu lintas berdasarkan kepemilikan Surat Izin Mengemudi (SIM) terbanyak, tercatat adalah pengguna SIM C yakni penggendara motor sebesar 45% dari total keseluruhan 5.137.353 pelanggar. Berdasarkan data kecelakaan lalu lintas kementerian perhubungan RI tahun 2009 jumlah kendaraan yang telibat kecelakaan lalu lintas di darat mengalami peningkatan hingga sebesar 57,76% dan kerugian material dalam satuan milyar rupiah meningkat sebesar 28,96%. (7) Sejalan dengan penelitian Muhammad Asdar yang menyatakan sebesar 45,1% siswa SMA di Kabupaten Pangkep memiliki perilaku buruk terhadap safety riding. Safety riding merupakan

3 upaya yang dilakukan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan dampak kecelakaan lalu lintas dan perilaku aman berkendara roda dua dipengaruhi oleh kepimilikan SIM, Sikap berkendara dan dukungan keluarga yang memiliki hubungan yang signifikan terhadap aman berkendaraan. (8) Ciri-ciri safety riding yang baik adalah mematuhi peraturan lalu lintas, memiliki Surat Izin Mengemudi C (SIM C), memakai alat pelindung diri (APD). Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki tingkat kecelakaan lalu lintas yang cukup tinggi. Pada tahun 2013 terdapat 101.037 kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa 25.157 jiwa. Tahun 2014 terdapat 95.906 kejadian kecelakaan dengan 28.297 korban jiwa, 26.840 luka berat dan 109.741 jiwa luka ringan. Kerugian yang ditimbulkan mencapai Rp. 254 milyar lebih. Tahun 2010 sampai tahun 2013 mengalami peningkatan dari angka kejadian kecelakaan dan sedangkan untuk tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami penurunan dari segi jumlah kejadian kecelakaan namun mengalami peningkatan untuk fatalitas, yang berarti jumlah korban meninggal dunia mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa masih tingginya angka kecelakaan yang terjadi di Indonesia. (9) Menurut data Korp Lalu Lintas Mabes Polri pada tahun 2015 jumlah kasus kecelakaan lalu lintas mencapai 23.000 kasus. Kecelakaan lalu lintas di Indonesia oleh WHO dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, dibawah penyakit jantung koroner dan Tuberculosis/TBC. (7) Provinsi Jambi merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang terletak di pulau Sumatera yang memiliki jumlah penduduk sekitar 3.701.034 jiwa. Hal ini sebanding dengan jumlah kendaraan sepeda motor di Provinsi Jambi yang sangat meningkat yaitu ± 1.303.044 kendaraan. Berdasarkan data Polda Jambi tahun 2014 menunjukkan bahwa kecelakaan lalu lintas di Provinsi Jambi sebanyak 784 kejadian dengan jumlah korban meninggal sebanyak 337 jiwa,

4 luka berat sebanyak 326 jiwa dan luka ringan sebanyak 811 jiwa. Menurut data Polda Jambi (10, 11) pada tahun 2014 tercatat ± 32.940 kasus pelanggaran lalu lintas. Sepeda motor dapat menjadi ancaman besar terhadap kecelakaan yang terjadi dijalan raya dan menjadi penyumbang korban tertinggi. Berdasarkan data Polres Kota Sungai Penuh dan Kerinci untuk kecelakaan lalu lintas yaitu pada tahun 2014 terjadi 43 kasus kecelakaan dan pada tahun 2015 terjadi 37 kasus kecelakaan. Berdasarkan data Polres Kota Sungai Penuh dan Kerinci terhadap pelanggaran lalu lintas mengalami perubahan yang cukup meningkat yaitu pada tahun 2013 jumlah pelanggaran mencapai 735 kasus, pada tahun 2014 jumlah pelanggaran mencapai 1.143 kasus dan pada tahun 2015 mengalami penurunan yaitu sekitar 835 kasus serta pada tahun 2016 naik menjadi 1.336 kasus pelanggaran lalu lintas. Dari data tersebut dapat dilihat masyarakat masih tidak mematuhi peraturan yang telah berlaku hal ini dapat membahayakan tidak hanya pengendara tetapi juga pengguna jalan lainnya serta tidak hanya menimbulkan korban tetapi juga menimbulkan kerugian material yang sangat besar. (12) Data Lakalantas Polres Kota Sungai Penuh dan Kerinci menunjukkan bahwa kelompok umur 16-30 tahun menjadi kelompok umur terbanyak yang terlibat pelanggaran lalu lintas. Dibandingkan dengan kelompok umur lainnya dengan jumlah ± 363 pelanggaran lalu lintas dan pada usia 31-40 dengan total kejadian ±231 pelanggaran lalu lintas. Menurut kepala Lakalantas menyebutkan bahwa telah diadakan kegiatan penyuluhan pentingnya safety riding kepada pelajar dan mahasiswa tetapi kurang efektif dan kurang maksimal. Dapat kita lihat bahwa pelanggaran lalu lintas terbanyak terjadi pada usia produktif yaitu antara umur 16-30 tahun dan pada usia- usia produktif ini yang seharusnya mempunyai kesadaran akan keselamatan dan kesehatan berkendara. (13)

5 Berdasarkan study pendahuluan yang dilakukan dibeberapa perguruan tinggi didapatkan hasil bahwa pada mahasiswa STIE memiliki safety riding kurang baik berdasarkan indikator yang ditetapkan dibandingkan dengan perguruan tinggi lainnya. Mahasiswa STIE berjumlah sebanyak 1579 mahasiswa dan sebagian besar mengendarai sepeda motor ke lokasi perkuliahan. Berdasarkan survei awal yang dilakukan pada mahasiswa, 7 dari 20 responden berperilaku safety riding baik dan 13 lainnya berperilaku buruk kemudian 15 dari 20 responden pernah mengalami kecelakaan dan responden mempunyai persepsi yang negatif terhadap safety riding dan peran petugas polantas. Berdasarkan uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE Kabupaten Kerinci di Kota Sungai Penuh. Hal ini juga sebagai kebutuhan mahasiswa mengetahui faktor yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas yang bertujuan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas dan angka pelanggaran lalu lintas. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut maka perumusan permasalahan peneliti adalah Faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE Sakti Alam Kerinci Kabupaten Kerinci pada tahun 2017?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiwa STIE-SAK Kabupaten Kerinci Tahun 2017. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku aman berkendara, pengetahuan, jenis kelamin, sikap, persepsi, kepemilikan SIM, kondisi kendaraan dan dukungan keluarga pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci Tahun 2017?

6 2. Mengetahui hubungan pengetahuan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci? 3. Mengetahui hubungan jenis kelamin pada perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci? 4. Mengetahui hubungan sikap dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci? 5. Mengetahui hubungan persepsi dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci? 6. Mengetahui hubungan kepemilikan SIM dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci? 7. Mengetahui hubungan kondisi kendaraan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci? 8. Mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci? 9. Mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap perilaku safety riding pada mahasiswa STIE-SAK Kabupaten Kerinci tahun 2017 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan terutama dibidang kesehatan dan keselamatan kerja terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) serta menjadi tambahan referensi untuk penelitian selanjutnya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Bagi civitas/mahasiswa STIE

7 Memberikan suatu gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) sehingga dapat menumbuhkan kesadaran arti pentingnya keselamatan dan kesehatan berkendara serta dapat diaplikasikan pada masa orientasi mahasiswa dengan penerapan safety riding 2. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan peneliti dalam melaksanakan penelitian serta acuan mengenai perilaku aman berkendara (safety riding). 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman berkendara (safety riding) pada mahasiswa STIE Kabupaten Kerinci tahun 2017.