BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Undang-undang dasar No. 22 Tahun 2009, lalu lintas mempunyai peran strategis dalam mendukung pembangunan dan integrasi nasional sebagai bagian dari upaya memajukan kesejahteraan umum. Lalu lintas juga diciptakan untuk mewujudkan keamanan, kesejahteran, ketertiban berlalu lintas dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi. Namun sampai saat ini permasalahan lalu lintas merupakan salah satu masalah yang sulit dipecahkan. Beberapa permasalahan lalu lintas antara lain kesemberautan lalu lintas, kemacetan, dan kecelakaan lalu lintas. Dari ketiga masalah tersebut, masalah yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat adalah masalah kecelakaan lalu lintas karena dapat menyebabkan luka berat, luka ringan, kematian dan juga merugikan harta benda. Menurut organisasi kesehatan dunia atau WHO, kecelakaan lalu lintas menempati urutan ke-3 penyebab utama kematian. WHO memperkirakan, angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas di seluruh dunia telah mencapai 2,4 juta/tahun. Dari seluruh kasus kecelakaan yang ada, 90 persen di antaranya terjadi di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Di Indonesia sendiri dalam kurun waktu 3 tahun terakhir dari tahun 2010 hingga tahun 2013, telah terjadi kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang meninggal dunia. Kementerian Perhubungan Republik Indonesia menyatakan bahwasannya kecelakaan lalu lintas di Indonesia terjadi setiap 9.1 menit sekali. Maraknya berbagai kejadian kecelakaan belakangan ini yang melibatkan moda transportasi darat telah sampai pada titik yang mengkhawatirkan. Masalah lalu lintas ini terjadi di kota-kota besar yang ada di Indonesia dan salah satunya adalah kota Bandung. Berdasarkan data dari pihak Polisi Lalu lintas Polres Bandung, jumlah korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia meningkat 50% dari tahun 2011 ketahun Dan kerugian materi meningkat dari Rp pada tahun 2011 hingga Rp pada tahun Menurut Kapolrestabes Bandung, Kombes Pol Sutarno berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh 1

2 detik.com pada tahun 2013, angka-angka kecelakaan lalu lintas tersebut menjadi tantangan dan memerlukan kerja keras serta sinergitas berbagai pihak dalam penigkatan kepatuhan hukum masyarakat dan kecelakaan lalu lintas berawal dari pelanggaran terhadap aturan dan etika berlalu lintas serta sarana prasarana jalan yang terbatas. Jjenis kendaraan yang paling sering terlibat kecelakaan lalu lintas dan kehilangan nyawa dijalan adalah sepeda motor. Dari segi umur salah satu pengemudi yang sering terlibat kecelakaan lalu lintas adalah umur 17 hingga 22 tahun. Penyebab utama kematian pada remaja adalah kecelakaan lalu lintas. Dan sebagian besar kecelakaan lalu lintas yang terjadi merupakan kecelakaan kendaraan bermotor. Penyebab kecelakaan lalu lintas pada remaja biasanya disebabkan oleh remaja yang ceroboh dalam mengemudi seperti mengemudi dengan kecepatan tinggi, terlalu dekat di belakang mobil lain, dan mengemudi dalam keadaan mabuk (Santrock, 2007: 282). Banyak alasan masyarakat untuk mengendarai sepeda motor khususnya para remaja. Pada jaman sekarang mengendarai sepeda motor dapat menaikkan gengsi dalam pergaulan dikalangan remaja. Remaja merasa lebih mudah diterima dipergaulan mereka kerika memiliki kendaraan sepeda motor. Oleh karena itu remaja selalu meminta fasilitas kendaraan kepada orang tua. Namun kebanyakan remaja selalu salah memanfaatkan fasilitas yang diberikan orang tua mereka. Hal tersebut tidak dapat dipungkiri maraknya geng motor yang sebagian besar anggotanya masih berusia remaja. Geng motor juga kerap sekali melakukan pelanggaran lalu lintas dan banyak dari mereka yang kerap sekali tidak beretika dalam mengemudi. Dan fenomena lain adalah para remaja mendapatkan pengetahuan mengenai lalu lintas pada saat pendidikan sekolah dasar, namun sebagian besar para remaja juga yang sering melanggar peraturan lalu lintas. Selain itu, sebagian dari para remaja belum mendapatkan surat izin mengemudi dari pihak kepolisian sebagaimana diatur dalam Undang-undang dasar Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan. Faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran lalu lintas mulai dari kendaraan, jalan, alam, maupun kelalaian pengemudi. Namun faktor pengemudi dalam mengendarai merupakan faktor terbesar dalam pelanggaran. Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak kepolisian, angka pelanggaran pada rambu-rambu 2

3 lalu lintas merupakan jenis pelanggaran yang paling tinggi. Para pengemudi sepeda motor usia remaja cenderung menyepelekan arti dan tujuan dari ramburambu lalu lintas sehingga tidak sedikit terjadinya kecelakaan lalu lintas yang berawal dari melanggar rambu-rambu tersebut. Dari pemaparan, permasalahan lalu lintas dapat dikurangi dengan cara mengajak pengemudi sepeda motor khususnya remaja untuk tertib berlalu lintas. Oleh karena itu, perlu diadakanya suatu kampanye untuk mengajak pengemudi sepeda motor yang masih berusia remaja agar tertib dalam berlalu lintas untuk mengurangi permasalahan lalu lintas seperti melanggar rambu-rambu lalu lintas yang dapat mengakibatkan kecelakaaan lalu lintas. 1.2 Masalah Perancangan Identifikasi Masalah Dalam tugas akhir ini, penulis merumuskan beberapa masalah yang akan diangkat, yaitu : 1. Masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas pada pengemudi kendaraan sepeda motor usia remaja di kota Bandung. 2. Tingginya pelanggaran lalu lintas yang disebabkan oleh pengemudi sepeda motor usia remaja di Kota Bandung. 3. Banyaknya pengemudi kendaraan sepeda motor usia remaja yang kurang tertib dalam berlalu lintas Rumusan Masalah Bagaimana merancang sebuah kampanye yang efektif untuk mengajak pengemudi sepeda motor dikalangan remaja di Kota Bandung agar tertib berlalu lintas? 1.3 Ruang Lingkup Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih fokus, maka penulis membatasi ruang lingkup masalah yaitu menciptakan kampanye yang bertujuan untuk mengajak pengemudi sepeda motor dikalangan remaja di Kota Bandung agar berprilaku tertib berlalu lintas. 3

4 1.4 Tujuan Perancangan Tujuan Umum Agar permasalahan lalu lintas yang disebabkan oleh pengemudi sepeda motor dikalangan remaja di Kota Bandung dapat berkurang Tujuan Khusus 1. Sebagai syarat kelulusan dalam menempuh mata kuliah tugas akhir Sarjana Desain diprogram Desain Komunikasi Visual Telkom Creative Industries School. 2. Tugas akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan serta perbandingan untuk mahasiswa Desain Komunikasi Visual yang lain dalam mengerjakan tugas akhir selanjutnya. 1.5 Metode Penelitian Metode Yang Digunakan Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Menurut Catherine Marshal (dalam Creswell, 2013: 20), Metode kualitatif didefinisikan sebagai suatu proses yang mencoba untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai kompleksitas yang ada dalam interaksi manusia. Dalam hal ini memahami fenomena-fenomena yang terjadi untuk mengetahui bagaimana cara agar remaja bisa mematuhi peraturan lalu lintas. Dan pendekatan fenomenologi didefenisikan sebagai suatu strategi penelitian dimana didalamnya peneliti mengidentifikasi hakikat pengalaman manusia tentang suatu fenomena tertentu. Dalam hal ini penulis mengidentifikasi fenomena lalu lintas yang terjadi dimasyarakat. 4

5 1.5.2 Metode Pengumpulan Data Poerwandari (dalam Cresswell, 2013: 21) mengungkapkan bahwa penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video, dan lain sebagainya. Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan cara, antara lain : 1. Wawancara Melakukan wawancara dengan pihak yang berwenang dalam urusan pemerintahan dibidang registrasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penegakan hukum serta rekayasa lalu lintas yaitu Kepolisian Negara Republik Indonesia Satuan Lalu lintas Resort kota Bandung untuk mendapatkan data-data pelanggaran lalu lintas yang terjadi beberapa tahun belakangan ini. 2. Observasi Untuk menganalisis persentase sejauh mana target audiens tertib dalam berlalu lintas, penulis melakukan observasi kepada remaja (Pelajar dan Mahasiswa) dan orang tua dari remaja tersebut. Selain itu penulis melakukan observasi kelima perempatan yang ada di kota Bandung, antara lain : Perempatan jalan Jakarta, Perempatan jalan Binong, Perempatan Buah batu, Perempatan Riau, Perempatan Laswi. 3. Kajian Literatur dan Pustaka Pengumpulan data yang diperoleh dari sumber buku, jurnal, dan artikel yang berhubungan dengan objek yang akan dirancang. 5

6 1.6 Kerangka Perancangan Ruang Lingkup Masalah Hukum Undang-undang no. 22 tahun 2009 pasal 106 tentang tata cara berlalu lintas yang baik dan benar Psikologi Faktor pengemudi menjadi faktor utama dalam melakukan pelanggaran lalu lintas Pendidikan Pengemudi usia remaja telah mendapatkan pendidikan tentang peraturan lalu lintas, namun masih banyak yang melakukan pelanggaran. Dan pentingnya peran orang tua dalam memberikan pendidikan berlalu lintas kepada anaknya Sosial Adanya keinginan untuk mengemudi sepeda motor karena adanya pengaruh lingkungan dan pergaulan Fenomena Para remaja sebenarnya mengetahui tentang peraturan lalu lintas yang diatur dalam undang-undang lalu lintas Republik Indonesia nomor 22 tahun 2009 pasal 106 tentang ketertiban dan keselamatan berlalu lintas, namun sebagian besar juga para remajalah yang kerap melakukan pelanggaran lalu lintas. Latar Belakang Meningkatnya permasalahan lalu lintas kota Bandung yang salah satu pengebabnya kurang tertibnya pengemudi sepeda motor usia remaja Rumusan Masalah Bagaimana merancang sebuah kampanye yang efektif untuk mengajak pengemudi sepeda motor dikalangan remaja di Kota Bandung agar tertib berlalu lintas? Fokus Masalah Mengajak pengemudi sepeda motor dikalangan remaja di Kota Bandung agar tertib berlalu lintas. 6

7 Issue Pengemudi sepeda motor usia remaja di Kota Bandung kurang tertib berlalu lintas Opini Perilaku ataupun kesiapan pengemudi merupakan faktor terbesar yang menyebabkan pelanggaran lalu lintas (Kepolisisan Lalu lintas kota Bandung) Pengemudi sepeda motor yang masih berusia remaja kerap sekali melakukan pelanggaran lalu lintas (Kepolisian lalu lintas kota Bandung) Kecelakaan yang mengakibatkan pengemudi sepeda motor meninggal meningkat dari tahun ke tahun sebesar 50%. Kecelakaan yang terjadi diakibatkan oleh perilaku pengemudi yang kurang tertib dalam berlalu lintas (Kepolisian lalu lintas kota Bandung) Hipotesa Perlunya memperbaiki perilaku berkendara sepeda motor usia remaja di kota Bandung Solusi Solusi dalam ranah desain komunikasi visual adalah dengan mengadakan kampanye yang bertujuan untuk menggajak para pengemudi kendaraan sepeda motor usia remaja untuk tertib berlalu lintas 7

8 1.7 Pembabakan Dalam penyusunan laporan penelitian ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bagian, yaitu : a) Bab I Pendahuluan Berisikan Latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, ruang lingkup, tujuan perancangan, cara pengumpulan data, kerangka perancangan, dan pembabakan. b) Bab II Dasar Pemikiran Berisikan penjelasan dasar pemikiran dari teori-teori yang relevan untuk digunakan sebagai pijakan dalam merancang. c) Bab III Data dan Analisis Data Data pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di kota Bandung Analisis Menganalisis data-data yang telah dipaparkan pada bab sub-bab sebelumnya d) Bab IV Konsep dan Hasil Perancangan Menjelaskan konsep dan strategi yang akan digunakan meliputi strategi kampanye dan strategi media yang efektif dan kreatif. Menjelaskan konsep desain yang ingin dirancang dan memperlihatkan hasil rancangan yang berupa final desain dari media media yang telah ditentukan. e) Bab V Penutup Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran pada waktu sidang 8