Strategi Pengembangan Beras Beraroma Pulu Mandoti Berbasis Agribisnis di Kabupaten Enrekang

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUKSI KEMUKUS DI DESA BANYUASIN KEMBARAN KECAMATAN LOANO KABUPATEN PURWOREJO

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat Ruang Lingkup Penelitian... 9

SURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO

Lampiran 1. Indikator dan Parameter Faktor Internal. No Indikator Parameter Skor. 2 Pengalaman bertani >5 tahun 3-2 tahun 5-4 tahun < 1 tahun

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

PERENCANAAN STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KRIPIK SINGKONG PRESTO DI CASSAVA GEDONGAN, KELURAHAN LEDOK, SALATIGA

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

I. PENDAHULUAN. pertanian dalam arti luas mencakup perkebunan, kehutanan, peternakan dan

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

VII. FORMULASI STRATEGI

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

Riyatus Shalihah (1), Zainol Arifin (2), Mohammad Shoimus Sholeh (3) Fakultas Pertanian Universitas Islam Madura (3)

Strategi Pengembangan Agribisnis Beras Merah Organik di Subak Wongayabetan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

PROSPEK PENGEMBANGAN KOMODITI JAGUNG MELALUI PENDEKATAN AGRIBISNIS DI KECAMATAN KULO, KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. survei. Menurut Masri Singarimbun (1989:4), penelitian survei dapat digunakan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

BAB III METODE PENELITIAN

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

I. PENDAHULUAN. struktur pembangunan perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi

PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

ANALISIS FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL PELAKSANAAN MINAPADI DI DESA PAYAMAN NGANJUK

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

III. METODE PENELITIAN

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB II TUNJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

IV. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Visi dan Misi Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kota Tasikmalaya

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI PADI SAWAH DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN SEMIDANG ALAS MARAS KABUPATEN SELUMA

VI. STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dari hasil penelitian pada PDAM Kabupaten Sukabumi yang didukung

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Tabel 1.1. Konsumsi Beras di Tingkat Rumah Tangga Tahun Tahun Konsumsi Beras*) (Kg/kap/thn)

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA PETANI DALAM PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DI DESA BICORONG KECAMATAN PAKONG KABUPATEN PAMEKASAN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA IKAN NILA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROPINSI RIAU

Tanaman pangan terutama padi/beras menjadi komoditas yang sangat strategis karena merupakan bahan makanan pokok bagi bangsa Indonesia.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Inventarisasi Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dengan Menggunakan Metode Skoring

ANALISA PERBANDINGAN SOSIAL EKONOMI PETANI JAGUNG SEBELUM DAN SETELAH ADANYA PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN MUNGKA KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

9.b PENGUKURAN PENCAPAIAN PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN SIAK TAHUN 2016 (CAPAIAN KINERJA SKPD BERDASARKAN TARGET RPJMD)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilakukan di negara-negara dunia ketiga masih menitikberatkan

BAB IV METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

STRATEGI PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KARET RAKYAT DI KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN (Studi Kasus : Kelurahan Langgapayung, Kecamatan Sungai Kanan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

ABSTRACT. Keywords: coconut sugar, added value, work productivity, SWOT, QSPM

PENGEMBANGAN KAWASAN RUMAH PANGAN LESTARI (KRPL) Bunaiyah Honorita

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani (Suprihono, 2003).

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS CABAI MERAH DI KABUPATEN POHUWATO JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Supriadi R 1), Marhawati M 2), Arifuddin Lamusa 2) ABSTRACT

dan antar pemangku kepentingan pembangunan. Keseimbangan diartikan sebagai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif. Menurut

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS BERAS MERAH ORGANIK DI SUBAK WONGAYABETAN, DESA MENGESTA, KECAMATAN PENEBEL, KABUPATEN TABANAN

MEKANISME PENYALURAN BENIH PADI BERSUBSIDI DI KABUPATEN PURBALINGGA ABSTRAK

BAB IV PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS PERTANIAN KABUPATEN MAJALENGKA. dan sasaran pembangunan yang telah ditetapkan. Kebijakan dan program

STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KOMODITAS PADI DALAM MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN KABUPATEN JEMBER ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian.

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

J. Agroland 23 (3) : , Desember 2016 ISSN : X E-ISSN :

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR LAMPIRAN. No Lampiran Halaman

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MINUMAN INSTAN JAHE MERAH (Zingiber officinale Linn.Var.rubrum) CV.HANABIO - BOGOR. Disusun Oleh :

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

Transkripsi:

Strategi Pengembangan Beras Beraroma Pulu Mandoti Berbasis Agribisnis di Kabupaten Enrekang Irmayani 1, Arman 1, Mais Ilsan 2, Ida Rosada 2, Nur Ilmi 3, Ansyari 4 1 Universitas Muhammadiyah Parepare, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Peternakan, dan Perikanan. Parepare, Makassar. 1 irmaumpar@yahoo.co.id, armanrejana99@gmail.com 1, mais.ilsan.umi@gmail.com 2, idarosada@yahoo.com 2, nurilmi2014@gmail.com 3, ansyari6@gmail.com 4 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang memungkinkan untuk diterapkan dalam pengembangan agribisnis beras beraroma pulu mandoti di Desa Salukanan Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif yang berlokasi di Desa Salukanan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan pada bulan Agustus 2017. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode Insidental Sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 39 responden. Metode pengambilan data yang digunakan ialah observasi, wawancara dan kuisioner. Hasil penelitian kemudian di analisis dengan analisis SWOT. Hasil penelitian ini Kekuatan terbesar dan paling berpengaruh dalam pegembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti yaitu tersedianya lahan potensial dan tersedianya sarana irigasi dengan nilai sebesar 0,44 dan 0,33. Kelemahan utama dalam pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti ditunjukkan dengan skor 0,09 yaitu proses budidaya relatif lama. Peluang utama adalah permintaan pasar yang meningkat dengan skor 0,48 dan ancaman untama ditunjukkan dengan nilai skor 0,08 dan 0,12 yaitu serangan hama dan penyakit serta produk sejenis yang hampir sama. Berdasarkan perhitungan matriks SWOT menunjukkan bahwa skor tertinggi yang diperoleh pada penjumlahan skor matriks yaitu 3,26 sehingga strategi yang tepat digunakan dalam pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti adalah strategi SO yaitu memaksimalkan penggunaan lahan untuk produksi dalam memenuhi permintaan pasar yang meningkat, mengoptimalkan sarana irigasi dengan menerapkan teknologi terbaru dalam budidaya serta mengoptimalkan SDM pembudidaya tenaga kerja dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Kata Kunci Strategi Pengembangan, beras beraroma pulu mandoti, Agribisnis, SWOT I. PENDAHULUAN Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia, karena itu sangatlah penting untuk menjaga ketersediaannya. Perubahan pertanian dalam konteks pembangunan adalah sesuatu yang direncanakan menuju implementasi yang lebih baik dan terarah, melibatkan intervensi pemerintah, petani serta stakeholder atau instansi yang terkait sehingga rencana strategis akan tercapai. Pembangunan pertanian tidak luput dari fenomena tersebut dimana pencapaian tujuan pembangunan pertanian yaitu untuk menjaga ketersediaan bahan pangan baik nabati maupun hewani yang sehat bagi masyarakat sehingga tercipta kualitas manusia yang maju dan mandiri melalui kebijakan-kebijakan dalam perencanaan strategis dalam pengembangan pangan di Indonesia. Pangan merupakan bidang yang sangat penting keberadaannya karena dituntut untuk terus berkembang dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Ketahanan pangan (food security) sangat erat kaitannya dengan ketahanan social(sosio-security), stabilitas ekonomi, stabilitas politik dan keamanan atau ketahanan nasional (national security) secara keseluruhan. Beras menjadi kebutuhan pokok di Indonesia. Kebutuhan akan beras padi 114 kg/kapita/tahun 188

(BPS, 2015). Beras mempunyai keunggulan yaitu tidak mudah rusak dibandingkan bahan pangan lain dan merupakan sumber pangan bergizi sehingga dapat menunjang program diversifikasi pangan. Padi merupakan bahan baku dari beras sehingga di Indonesia menjadi salah satu komoditas yang mempunyai nilai ekonomis tinggi karena mampu memberikan pendapatan yang tinggi bagi petani dan mempunyai prospek yang baik dalam pemasaran baik lokal maupun ekspor. Salah satu beras yang mahal di Indonesia yaitu beras beras beraroma pulu mandoti. Beras ketan mandoti yang lebih khasnya disebut beras beraroma pulu mandoti adalah varietas padi lokal yang bernilai ekonomis tinggi. Tumbuh diatas ketinggian 700mdpl pada lima dusun dan dua desa di Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang yaitu desa Kendenan dan desa Salukanan (Latif, 2016). Tabel 1. Data Luas Lahan dan Produksi Beras beraroma pulu mandoti Tahun 2011-2015 di Desa Salukanan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. No. Tahun Luas Lahan (Ha) Produksi (Kg) 1. 2011 134 549.400 2. 2012 142 568.000 3. 2013 147 573.300 4. 2014 145 594.500 5. 2015 150 622.500 Sumber: RPJMD Desa Salukanan, 2015 Tabel 1 dapat diketahui luas lahan yang ditanami beras beras beraroma pulu mandoti dari tahun 2011 hingga tahun 2015 cenderung mengalami peningkatan meskipun pada tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun 2013 sebesar 2 Ha. Luas Lahan yang bisa ditanami beras beraroma pulu mandoti hanya sekitar 150 hektare. Jumlah ini hanya sepertiga dari total lahan masing-masing di Desa Salukanan dan Desa Kendenan, sisanya di tanam beras biasa.produksi beras beras beraroma pulu mandoti rata-rata kurang lebih 500 ton per tahun. Harga jual yang sangat tinggi yaitu Rp. 35.000,00 per liternya pada tahun 2015 dan mencapai harga Rp. 60.000,00 pada tahun 2016. Harga yang tinggi ini sepadan dengan lama budidaya yang mencapai enam bulan dari masa penanaman sampai panen. Jumlah produksi tersebut ternyata belum cukup memenuhi kebutuhan pasar dalam lingkup kecamatan Baraka. Upaya konkrit perlu dilakukan guna mengembangkan prospek tersebut, oleh karena itu perlu dirumuskan strategi apa yang harus ditempuh untuk mengembangkan prospek beras beraroma pulu mandoti menjadi lebih menjanjikan dan lebih menguntungkan. Alasan tersebutlah penulis mengangkat judul Strategi Pengembangan Pulu Mandoti Berbasis Agribisnis Di Desa Salukana Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. A. Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan penelitian ini antara lain penelitian tentang strategi pengembangan agribisnis beras merah organik di Subak Wongayabetan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Hasil dari penelitian ini adalah strategi-strategi alternatif yang dapat dilaksanakan oleh Subak Wongayabetan dalam pengembangan agribisnis beras merah organik berupa peningkatan produktivitas padi merah organik, peningkatan keterampilan pengolahan pupuk dan pestisida organik, pengembangan subak sebagai agrowisata, menjalin kerjasama dengan BUMDes, perluasan lahan sawah organik, pelatihan manajemen dan pencatatan usahatani, mengintensifkan penggunaan brand dan packaging, perekrutan tenaga kerja luar daerah, pengendalian hama dan penyakit secara terpadu, sosialisasi produk organik kepada konsumen, intensifikasi Internal Control System (ICS), serta penyempurnaan database dan sistem Informasi Manajemen (SIM) untuk mendukung keberlanjutan sertifikasi organik. Strategi prioritas yang dapat dilaksanakan oleh Subak Wongayabetan dari strategi alternatif yaitu intensifikasi Internal 189

Control System (ICS). Intensifikasi ICS dilakukan untuk mendukung keberlanjutan sertifikasi organik melalui penguatan komitmen anggota subak untuk bertani secara organik dan pengawasan kualitas beras merah organik (Dewi dkk, 2016). Ardito, dkk (2014) dengan judul Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Padi dalam Meningkatkan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember. Alternatif strategi pengembangan produk dapat dilakukan melalui strategi diferensiasi produk. Prioritas strategi yang harus dilakukan adalah strategi intensifikasi usahatani padi. Berdasarkan uraian pada latar belakang, dapat dirumuskan masalah yaitu: 1. Apa faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi usaha agribisnis beras beraroma pulu mandoti di Desa Salukanan Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang? 2. Bagaimana strategi yang dapat diterapkan petani di Desa Salukanan Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang dalam pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti? Adapun tujuan penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi agribisnis beras beraroma pulu mandoti di Desa Salukanan Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. 2. Merumuskan strategi yang memungkinkan untuk diterapkan dalam pengembangan agribisnis beras beraroma pulu mandoti di Desa Salukanan Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang. Rekomendasi kebijakan yang harus dilakukan pemerintah pusat/daerah untuk meningkatkan ketahanan pangan diantaranya: 1. Intensifikasi usahatani padi, 2. Sinergi antara petani, pengusaha dan pemerintah, 3. Penguatan kebijakan pangan daerah yang berpihak kepada petani, 4. Revitalisasi sarana dan prasarana, 5. Diferensiasi produk. Agribisnis merupakan suatu kegiatan yang utuh dan tidak saling terpisahkan antara suatu kegiatan dengan kegiatan lainnya, mulai dari kegiatan sarana dan prasarana, pengolahan produk, sampai dengan pemasaran produk atau hasil olahannya. Kegiatan Agribisnis tersebut, terdapat kegiatan agroindustri sebagai salah satu cabang industri yang berkaitan langsung dengan proses yang menghasilkan produk pertanian (Alikodra dalam Mahjali, 2012). Pengertian agribisnis dapat dijelaskan dari unsur kata yangmembentuknya, yaitu agri yang berasal dari kata agriculture(pertanian) dan bisnis yang berarti usaha. Agribisnis adalah usahadalam bidang pertanian, baik mulai dari produksi, pengolahan, pemasaran atau kegiatan lain yang berkaitan (Soekartawi dalam Rumengan, 2015). Agribisnis dapat diartikan secara sempit dan luas. Agribisnis dalam arti sempit hanya merujuk pada produsen dan pembuatan/penyalur input untuk produksi pertanian. Agribisnis dalam arti luas mencakup keseluruhan perusahaan yang berkaitan dengan kegiatan perbekalan pertanian, usahatani, pemrosesan hasil usahatani dan pemasarannya. Nurani dalam Rumengan (2015) mengemukakan agribisnis sebagai kegiatan pertanian yang ditunjukkan untuk mendapatkan keuntungan usaha, tenaga kerja, rencana penggunaan tanah, biaya penggunaan tanah, sarana dan kebutuhan lain yang penting. Agribisnis merupakan konsep yang utuh mulai dari proses produksi, pengolahan hasil dan aktivitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian. Soekartawi dalam Irham (2016) mengemukakan bahwa yang dimaksud agribisnis adalah suatu kegiatan yang meliputi salah satu atau keseluruhan mata rantai produksi, pengolahan dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas. II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Salukanan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan selama sebulan pada bulan Agustus 2017Populas. i dalam penelitian ini yaitu para petani beras 190

beraroma pulu mandoti berjumlah 261 (Latif, 2016) di desa Salukanan dan penyuluh pertanian. Jumlah sampel pada penelitian ini didasarkan pada pendapat Arikunto yang menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari seratus, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan populasi. Apabila jumlah subjek besar, dapat diambil antara 10-15% atau 15-25% atau lebih (Taufik, 2016). Keseluruhan populasi semuanya berjumlah 261 orang, maka sesuai pendapat diatas jumlah sampel pada penelitian ini dapat diambil 15% dari keseluruhan jumlah populasi. Jumlah sampel untuk penelitian ini berjumlah 39 responden yaitu 38 petani beras beraroma pulu mandoti dan 1 penyuluh pertanian. Penarikan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Insidental Sampling yaitu mengambil sampel yang kebetulan ditemui di lokasi penelitian. Data yang diperoleh terdiri dari dua macam, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden dengan wawancara dan menggunakan kuisioner sebagai alatnya. Data sekunder adalah data-data yang dikumpulkan dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian, dengan cara mencatat langsung data yang bersumber dari dokumentasi yang ada. Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data monografi daerah penelitian, daftar masyarakat yang menjadi responden dan datadata yang berkaitan dengan masyarakat di desa Salukanan. Data-data yang diperoleh dianalisis dan diolah secara kuantitatif dan kualitatif melalui tiga tahapan, yaitu tahap pengumpulan input (the input stage), tahap pemanduan (the matching stage) dan tahap penetapan strategi (the decisionstage). Tahap mengidentifikasi dan mengumpulkan data menggunakan tabel analisis IFAS dan EFAS, sedangkan untuk menganalisis masalah selanjutnya digunakan strategi matrik I-E dan matrik SWOT. Pemilihan alternatif strategi yang tepat dilakukan dengan menggunakan matriks SWOT. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabel, gambar dan uraian. III. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis IFAS dan EFAS A. Analisis IFAS dan EFAS 1. Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) Evaluasi faktor internal diperoleh dari nilai bobot dan rating sesuai pendapat responden. Faktor kekuatan dan kelemahan sebagaimana dalam tabel 2 berikut: Tabel 2. Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) Faktor Internal BOBOT RATING SKOR KEKUATAN A. Adanya Kelompok Tani Aktif dan penyuluh 0,3 2 0,26 B. Memiliki ciri Khas 0,07 4 0,28 C. Tersedianya Sarana Irigasi 0,11 3 0,33 D. Tersedianya Lahan Potensial 0,11 4 0,44 E. Tersedianya Tenaga Kerja 0,09 3 0,27 KELEMAHAN Kekuatan Utama: 1. Tersedianya Lahan Potensial 2. Tersedianya Sarana irigasi F. Ketersediaan Pupuk 0,09 2 0,18 Kelemahan Utama: 1. Proses Budidaya Relatif Lama 2. Modal Usahatani Kurang G. Proses Budidaya Relatif Lama 0,09 1 0,09 H. Modal Usahatani Kurang 0,08 2 0,16 I. Kuantitas Produksi masih Rendah 0,11 2 0,22 J. Teknologi Budidaya Masih Rendah 0,12 2 0,24 TOTAL 1,00 3,98 Sumber: Data primer setelah diolah, 2017 191

Tabel 2 menunjukkan bahwa total skor yang dibobot sebesar 3,98. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengatasi kelemahan dengan menggunakan kekuatannya adalah tinggi. Kekuatan terbesar dan paling berpengaruh dalam pegembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti yaitu tersedianya lahan potensial dan tersedianya sarana irigasi dengan nilai sebesar 0,44 dan 0,33. Tersedianya lahan potensial ini memberikan kontribusi dalam usahatani beras beraroma pulu mandoti. Petani dapat memaksimalkan dan meningkatkan penggunaan lahan yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah produksi. Penggunaan lahan budidaya padi jenis lain masih lebih besar di banding jumlah lahan beras beraroma pulu mandoti. Lahan inilah yang dapat dimanfaatkan untuk membudidayakan beras beraroma pulu mandoti. Kekuatan utama lainnya dalam pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti yaitu tersedianya sarana irigasi. Tersedianya sarana irigasi yaitu sungai memberikan pengaruh yang besar pada budidaya beras beraroma pulu mandoti. Petani dapat lebih maksimal dalam melakukan budidaya dengan tersedianya sarana irigasi di samping bergantung terhadapa cuaca yang ada. Budidaya beras beraroma pulu mandoti yang lama memerlukan sumber air yang memampuni untuk mengairi sawah secara berlanjut. Kelemahan utama dalam pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti ditunjukkan dengan skor 0,09 yaitu proses budidaya relatif lama. Tanaman beras beraroma pulu mandoti memerlukan waktu budidaya dua kali lebih lama dibandingkan dengan padi jenis lainnya. Proses budidaya yang lama ini menyebabkan proses perawatan yang ekstra pula sehingga sering kali dalam proses ini terjadi penambahan biaya produksi. Kelemahan utama lain dalam usahatani ini yaitu modal usahatani yang kurang dengan skor 0,16. Modal yang dipakai petani dalam usahatani merupakan modal sendiri tanpa adanya bantuan modal dari pihak lain, sehingga menjadi hambatan petani dalam mengembangkan usahatani dikarenakan terbatasnya modal. 2. Eksternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) Evaluasi faktor internal diperoleh dari nilai bobot dan rating sesuai pendapat responden. Faktor kekuatan dan kelemahan sebagaimana dalam tabel 3 berikut: Tabel 3. Eksternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor Eksternal BOBOT RATING SKOR PELUANG A. Perkembangan Teknologi budidaya 0,10 3 0,30 Peluang Utama: B. Dukungan Agroklimat dan Topografi 0,10 3 0,30 1. Permintaan Pasar yang C. Permintaan Pasar yang Meningkat 0,12 4 0,48 Meningkat D. Industri Pengolahan Hasil 0,15 2 0,30 E. Kebijakan Pemerintah 0,15 2 0,30 ANCAMAN F. Peroduk Sejenis yang Hampir sama 0,12 1 0,12 Ancaman Utama: G. Bencana Alam 0,07 2 0,14 1. Serangan Hama dan H. Perubahan Cuaca 0,09 2 0,18 Penyakit 2. Produk Sejenis Yang I. Serangan Hama dan Penyakit 0,08 1 0,08 Hampir sama TOTAL 1,00 2,2 Sumber: Data primer setelah diolah, 2017 192

Analisis EFAS pada tabel 3 menunjukkan total skor 2,2 menunjukkan bahwa kemampuan dalam merespon/memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman dalam pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti tergolong sedang. Tabel EFAS menunjukkan bahwa peluang utama petani dalam membudidayakan usahatani beras beraroma pulu mandoti adalah permintaan pasar yang meningkat dengan skor 0,48. Permintaan pasar yang meningkat memungkinkan petani memperoleh keuntungan yang lebih banyak diikuti dengan penambahan jumlah produksi. Ancaman utama dalam pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti ditunjukkan dengan nilai skor 0,08 dan 0,12 yaitu serangan hama dan penyakit serta produk sejenis yang hampir sama. Permasalahan yang menjadi prioritas utama dalam usahatani beras beraroma pulu mandoti adalah serangan hama dan penyakit yang menyebabkan menurunnya jumlah hasil produksi. Produk sejenis yang hampir sama menjadi ancaman bagi pengembangan usahatani beras beraroma pulu mandoti disebabkan karena faktor tersebut dapat mengurangi dan mengalihkan konsumen beras beraroma pulu mandoti. Produk sejenis ini yaitu beras ketan yang secara fisik tidak ada bedanya dengan beras beras beraroma pulu mandoti namun telah dicampur dengan beras beras beraroma pulu mandoti yang menyebabkan beras ketan tersebut beraroma wangi. Selisih harga yang besar menyebabkan peralihan konsumen ke beras ketan biasa tersebut. Matriks Internal Eksternal Berdasarkan hasil analisis tari tabel IFAS dan EFAS yaitu pada tabel IFAS skor rata-rata sebesar 3,98 yang menggambarkan bahwa usahatani beras beraroma pulu mandoti berada dalam kondisi internal yang kuat, sedangkan pada tabel EFAS skor rata-rata sebesar 2,2 menggambarkan bahwa respon petani dalam memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman tergolong sedang. Total nilai yang dibobot pada tabel IFAS dan EFAS, selanjutnya disusun pada matriks Internal Eksternal (IE) sehingga diketahui posisi usahatani beras beraroma pulu mandoti saat ini. Total skor yang telah dihitung melalui matriks IFAS dan EFAS pada gambar 1, menunjukkan bahwa posisi usahatani beras beraroma pulu mandoti di Desa Salukanan berada pada posisi sel IV yaitu menggambarkan strategi tumbuh dan membangun (grow and build). Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk (David dalam Salastina, 2010). IV. KESIMPULAN 1. Hasil identifikasi faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) berdasarkan hasil pembobotan dan pemberian rating diperoleh skor untuk faktor kekuatan utama dalam usahatani beras beraroma pulu mandoti adalah tersedianya lahan potensial dan faktor kelemahan utamanya adalah proses budidaya yang relatif lama. Faktor peluang yang paling mendukung dalam usahatani beras beraroma pulu mandoti yaitu permintaan pasar yang meningkat dan faktor ancaman yang paling berpengaruh adalah serangan hama dan penyakit. 2. Strategi Pengembangan beras beraroma pulu mandoti di Desa Salukanan Kecamatan Baraka Kabupaten Enrekang yang menjadi hasil penetapan strategi yang tepat dilakukan dari hasil analisis SWOT berdasarkan matriks kuadran SWOT maka strategi yang tepat digunakan adalah Strategi SO (Strenghts- Opportunities) yaitu lebih memanfatkan peluang utamanya peluang permintaan pasar yang terus meningkat dan berupaya menggunakan kekuatan utamanya yaitu kekuatan tersedianya lahan potensial sehingga produksi dapat ditingkatkan. Hasil rekomendasi berdasarkan matriks SWOT yaitu memaksimalkan penggunaan lahan untuk 193

produksi dalam memenuhi permintaan pasar yang meningkat, mengoptimalkan sarana irigasi dengan menerapkan teknologi terbaru dalam budidaya serta mengoptimalkan SDM pembudidaya/tenaga kerja dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi. Saran 1. Pihak pemerintah atau instansi terkait khususnya bagi penyuluh pertanian lebih meningkatkan interaksi dengan pihak petani dalam menyampaikan strategi maupun inovasi dalam peningkatan produksi beras beraroma pulu mandoti. 2. Dukungan pemerintah sangat diperlukan dalam memberikan peluang kepada kelompok tani untuk mengakses permodalan dan penyediaan sarana produksi. 3. Pembudidaya diharapkan mempertahankan dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar. DAFTAR PUSTAKA [1] Ardito, Aji Atmajaya, Arif Satria dan Budi Harianto. 2014. Strategi Pengembangan Agribisnis Komoditas Padi alam Meningkatkan Ketahanan Pangan Kabupaten Jember. Jurnal Manajemen dan Agribisnis. Vol. 11, No. 1 [2] BPS Enrekang. 2016. Baraka Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kota Enrekang. https://enrekangkab.bps.go.id [3] Dewi, Luha Anggreni, I Gusti Agung Ambarawati dan I Wayan Budisa. 2016. Strategi Pengembangan Agribisnis Beras Merah Organik di Subak Wongayabetan, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan. Jurnal Manajemen Agribisnis. Vol. 4, No. 1: 2355-0759 [4] Eddy, Makruf, Yulia Oktafia dan Wawan Eka Putra. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah Di Kabupaten Seluma Studi Kasus: Produktivitas Padi Sawah Di Desa Bukit Peninjauan Ii Kecamatan Sukaraja. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP), Bengkulu. [5] Hasnawati. 2010. Strategi Pengembangan Komoditas Kakao (Theobroma cacao L.) Melalui Pendekatan Agribisnis Di Desa Ciptokari Kecamatan Panca Rijang Kabupaten Sidenreng Rappang. Skripsi. Program Studi Agribisnis. Fakultas Pertanian Peternakan dan Perikanan. UMPAR. Perepare. [6] Ismayana, Toni, Jaka Sulaksana dan Delis Hadiana. 2016. Pengembangan Dan Pengelolaan Jaringan Irigasi Untuk Meningkatkan Hasil Produksi Dan Pendapatan Usahatani Padi Sawah. Jurnal Ilmu Pertanian dan Peternakan. Vol 4, No. 2 [7] Kartohardjono, Arifin. 2011. Penggunaan Musuh Alami Sebagai Komponen Pengendalian Hama Padi Berbasis Ekologi. Jurnal Pengembangan Inovasi Pertanian. Vol 4, No. 1, 2011: 29-46 [8] Kausar, Cepriadi, Taufik Riaunika dan Lena Marjelita. 2012. Peranan Penyuluh Pertanian Pada Kelompok Tani Di Kota Pekanbaru. Laboratorium Komunikasi dan Sosiologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau. [9] Latif, Musfirah. 2016. Prospek Pengembangan Beras beras beraroma pulu mandoti (Kasus Pada Usahatani [10] Mahjali, Said. 2012. Sistem Agribisnis Usahatani Cabai Merah (Capsicum annum). Jakarta: Jurnal Pertanian. Vol. 2, No. 2087-6939. [11] Murdiantoro, Bayu. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Padi Di Desa Pulorejo Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Skripsi. Jurusan Ekonomi Pembangunan. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Semarang. [12] Nazir. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta [13] Purnumo, Febrianto Setiawan Nur. 2008. Pengembangan Agribisnis Stroberi di Kabupaten Purbalingga. Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis. Fakultas Pertanian. Universitas Negeri Surakarta. Surakarta. [14] Rumengan, Marlen Meilani. 2015. Kajian Kinerja Agribisnis Strawberry Organik Study Kasus Kelompok Tani Kina Kelurahan Rururkan dan Kelompok Tani Agape Kelurahan Rurukan Satu. Skripsi. Jurusan Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Universitas Sam Ratulangi. Manado. [15] Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Cetakan Keenam. Alfabeta. Bandung. [16]Wahyuningsih, Sri. 2010. Ekonomi Pertanian.https://www.s lideshare.net/hanisantribanat/buku-ekonomi-pertanian. (Diakses 16 September 2017) 194