1/9 SISTEM PERIZINAN DAN PEMBAYARAN RETRIBUSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL.

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PERUSAHAAN (TDP) DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN TEMANGGUNG

: Kasi. Pendataan, Pengaduan dan Evaluasi pada Dinas Penanaman Modal, PTSP, dan Tenaga Kerja Kab. Batang : Pemerintah Kabupaten Batang

1/10 LAYANAN PERIZINAN PAKET GROBOGAN INVESTASI (LARI PAGI) BERSAMADINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN GROBOGAN.

1/6 SISTEM PELAYANAN INFORMASI BELANJA LANGSUNG SECARA ONLINE DI KOTA TEGAL

1/6 INTEGRASI NOMOR INDUK KEPENDUDUKAN (NIK) DALAM VERIFIKASI OBYEK PBB-P2 UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG

1/5 pengelolaan kearsipan di dinas lingkungan hidup kabupaten purbalingga

Latar Belakang. Manfaat

1/7 PENGEMBANGAN JEJARING KERJA DALAM RANGKA PERCEPATAN PENANGANAN PASCA BENCANA DI KABUPATEN CILACAP

1/6 SISTEM INFORMASI PELAYANAN RAWAT JALAN (SILARAJA) UNTUK MEWUJUDKAN KEPASTIAN PASIEN MENERIMA PELAYANAN DI RSUD Dr.

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2017

1/10 UBERLING Pengujian Kendaraan Bermotor Keliling Guna Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor Di Kabupaten Boyolali

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1/6 KOMPUTERISASI ARSIP KEPEGAWAIAN DI KECAMATAN PEGANDON KABUPATEN KENDAL

1/9 TRANSFORMASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT BERBASIS APLIKASI PELAYANAN ON LINE DI RSUD Dr.SOEDIRMAN KEBUMEN

1/5 Manajemen Kinerja Pegawai Negeri Sipil Berbasis E-Kinerja di Pemerintah Kabupaten Semarang

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

1/10 MEMBANGUN LAYANAN SISTEM INFORMASI PENATAAN RUANG ( SIMTARU ) DI DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KABUPATEN PEKALONGAN

LKIP BPMPT 2016 B A B II PERENCANAAN KINERJA

1/13 PEMBENTUKAN SATLINMAS INTI SEBAGAI UPAYA PEMBINAAN KETERTIBAN UMUM DAN KETENTERAMAN MASYARAKAT SERTA PENANGGULANGAN BENCANA DI KABUPATEN PATI

IMPLEMENTASI APLIKASI KENAIKAN GAJI BERKALA OTOMATIS DALAM UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN KEPEGAWAIAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

1/7 SISTEM KOLABORASI PERUNDANG-UNDANGAN DAERAH DI KOTA MAGELANG

Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu BAB I PENDAHULUAN

1/8 PENDATAAN KEMATIAN PENDUDUK UNTUK PERCEPATAN PENERBITAN AKTA KEMATIAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL KABUPATEN KEBUMEN.

1/8 Implementasi Sistem Manajemen Dokumen secara Elektronik untuk Mempercepat Terwujudnya Egovernment di Kabupaten Boyolali

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, DAN KEBIJAKAN Visi Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Dan Penanaman Modal

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

1/11 APLIKASI PENGELOLAAN DATA KEPEGAWAIAN TERINTEGRASI PADA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BANJARNEGARA

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

1/10 Model Layanan Pengaduan Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup pada Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo

BAB III DESKRIPSI INSTANSI

URAIAN sebelum perubahan

1/7 Pengelolaan Sistem Informasi Database Berbasis Web di Kecamatan Pontianak Timur Kota Pontianak

1/5 PERANAN POJOK BUKU DAN PERPUSTAKAAN KELILING DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT DI KELURAHAN KALINYAMAT KULON KECAMATAN MARGADANA KOTA TEGAL

2. Peningkatan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Sub Bagian Program melalui aplikasi secara online

1/10 PELAYANAN RAMAH ANAK DALAM MENDUKUNG PELAYANAN PATEN DI KECAMATAN SEMARANG BARAT KOTA SEMARANG

LAKIP Kabupaten Temanggung Tahun 2013 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA. Meningkatnya penanaman modal bagi pengembangan potensi unggulan

1/9 Pengelolaan Arsip Berbasis Digital dan Alih Media di Pemerintah Kabupaten Pati

: KELURAHAN MANAHAN KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA

Latar Belakang. Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 dan Undang-Undang 23 Tahun 2014 serta dalam rangka optimalisasi penanganan kawasan

BOKS RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENELITIAN ANALISIS DAMPAK PENERAPAN ONE STOP SERVICE (OSS) TERHADAP PENINGKATAN INVESTASI DI JAWA TENGAH

K a ta P e n g a n ta r

VI. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pelayanan publik bidang

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU DAN PENANAMAN MODAL KOTA SALATIGA

1/13 SINTEM INFORMASI KESIAPSIAGAAN SOSIAL (SIKESOS) TANGGAP DARURAT BENCANA ALAM DI KABUPATEN PEMALANG

1/6 PENGEMBANGAN MODEL KEMITRAAN DALAM PENYELENGGARAAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN SECARA TERPADU DI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI KARANGANYAR PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG

1/9 PROMOSI INTERNET SEHAT DAN AMAN BAGI MASYARAKAT DI KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KOTA BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARBARU,

PENATAAN PENILAIAN ANGKA KREDIT TAHUNAN JABATAN FUNGSIONAL GURU DENGAN METODE STAIR PATTERN PADA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN PEMALANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : ( berada pada nilai interval 1,76-2,50 mutu pelayanan C ) yang berarti

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Oleh : ABDUL QUDUS, SH Kepala Dinas Penanaman Modal & PTSP Kabupaten Jombang

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

1/9 PENUNTASAN ANAK USIA SEKOLAH TIDAK SEKOLAH (AUSTS) JENJANG PENDIDIKAN SD MELALUI DANA STIMULAN BANTUAN SOSIAL DI KABUPATEN PURBALINGGA

1/11 PERCEPATAN PENYUSUNAN LAPORAN KEGIATAN PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA BERBASIS APLIKASI DI DINAS KESEHATAN KABUPATEN SEMARANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Indikator. Kinerja Utama

1/5 TERTIB PENGELOLAAN HIBAH DAN BANSOS DENGAN E-HIBAH BANSOS DI PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN PELALAWAN (REVISI) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti Undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dan Hasil Transkip Wawancara. A. Pedoman Wawancara dan Hasil Transkip Wawancara dengan Kepala

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015

Dalam kajian ini sampel pemerintahan daerah dipilih dengan menggunakan data hasil

1/5 Validasi Data Pindah Datang Penduduk Berbasis Teknologi Informasi di Kota Surakarta

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENANAMAN MODAL

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB 5 RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

a. Menyiapkan bahan pengoordinasian penyusunan kebijakan Daerah dibidang perindustrian dan perdagangan;

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI JABATAN STRUKTURAL PADA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

Latar Belakang. Manfaat. Manfaat dari perubahan ini adalah:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN JEPARA

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1/5 (IMPLEMENTASI PROYEK PERUBAHAN) PENATAAN ARSIP DI INSPEKTORAT KABUPATEN BATANG DALAM RANGKA MEWUJUDKAN PENGELOLAAN ARSIP YANG HANDAL

BUPATI BARITO KUALA PERATURAN BUPATI BARITO KUALA NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA DAN MEKANISME PERIZINAN DI BIDANG PENANAMAN MODAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah BPMD Prov.Jateng Tahun

BUPATI GARUT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. Pintu yang diselenggarakan oleh BPMPTSP Kabupaten Purwakarta belum

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 35 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

GUBERNUR SULAWESI BARAT

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

Penerapan E-Government Untuk Integrasi dan Transformasi Pemerintahan

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENANAMAN MODAL DI KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYELENGGARAAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP) SEBAGAI IMPLEMENTASI PERCEPATAN REFORMASI BIROKRASI DI BIDANG PELAYANAN PUBLIK

I. PENDAHULUAN. tujuan untuk lebih mendekatkan fungsi pelayanan kepada masyarakat (pelayanan. demokratis sesuai dengan amanat Pancasila dan UUD 1945.

1/6 Pembentukan Desa Pancasila di Kabupaten Cilacap

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PEMBUKAAN RAKORNIS KOPERASI & UKM, KERJASAMA, PROMOSI DAN INVESTASI SE-KALIMANTAN BARAT

1/11 Transparansi dan sinergitas pengelolaan Desa Desa (DD) d Kecamatan Bawang Kabupaten Batang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

1/9 SISTEM PERIZINAN DAN PEMBAYARAN RETRIBUSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL. Nama Diklat : Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VIII Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Keuangan, Anggaran & Pendapatan Inovator : Ir. Sri Muryuwantini, MM Jabatan : Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Instansi : Kabupaten Bantul Latar Belakang Tajamnya persaingan antar daerah dalam menarik investor Penanam Modal Asing (PMA) maupun Penanam Modal dalam Negeri (PMDN) untuk melakukan kegiatan investasi di daerahnya sehingga masing-masing daerah dituntut untuk dapat mengembangkan potensi daerah secara faktual. Pemerintah daerah bersama sama dengan instansi atau lembaga, baik swasta maupun Pemerintah harus lebih diberdayakan lagi baik dalam pengembangan peluang potensi daerah maupun dalam koordinasi promosi dan pelayanan penanaman modal. Upaya peningkatan koordinasi kelembagaan dapat diukur dari kecepatan pemberian perizinan dan fasiltas penanaman modal dengan biaya yang berdaya saing. Peningkatan kualitas pelayanan publik menjadi tuntutan yang selalu disuarakan oleh berbagai kalangan, baik dari kalangan dunia usaha maupun masyarakat luas pada umumnya. Potret kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah saat ini secara umum masih mencerminkan kondisi yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan tuntutan pencari layanan. Indikator hal tersebut dapat dilihat dari sering munculnya pemberitaan di berbagai media massa, terkait keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik. Masyarakat masih mempunyai persepsi negatif, dimana layanan publik selalu identik dengan proses yang panjang, lama dan berbelit-belit. Selain itu layanan publik identik dengan biaya pelayanan yang tinggi, praktik percaloan, arogansi petugas dan kenyamanan tempat pelayanan yang jauh dari standar. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, agar dapat mendekati harapan, kebutuhan dan tuntutan masyarakat adalah meningkatkan layanan dengan perbaikan pada berbagai aspek, seperti: prosedur, biaya, persyaratan, personal maupun infrastruktur pendukungnya. Penataan sistem manajemen dan prosedur kerja di lingkungan pemerintah, kinerja internal dan layanan publik dapat terwujud dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup aktivitas yang saling berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis. Sehingga pemanfaatan teknologi informasi pada

2/9 suatu organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan saling berhubungan dalam proses kerjanya sebagai suatu sistem. Pelayanan publik yang memuaskan masyarakat adalah tujuan akhir dari digalakkannya reformasi birokrasi. Sejalan dengan hal itu, Pemerintah Kabupaten Bantul terus berupaya meningkatkan kualitas berbagai jenis pelayanan publik, termasuk pelayanan di bidang perizinan dengan prosedur yang mudah, murah, cepat, berkualitas, dan akurat. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bantul serta Peraturan Bupaati Bantul Nomor 123 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul. Pembentukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul sebagai tindak lanjut dari terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ini merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul untuk menciptakan iklim yang lebih kondusif dalam memberikan pelayanan dan kepastian berusaha bagi investor sehingga membuka peluang investasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Pemerintah Kabupaten Bantul memandang perlu untuk melakukan perubahan terhadap sistem pelayanan perizinan dengan pola satu pintu. Paradigma bahwa pemerintah adalah pelayan sedangkan masyarakat adalah pelanggan (customer) yang harus dilayani secara prima dengan menghilangkan kesan prosedur yang berbelit belit, persyaratan yang tidak jelas, beaya yang tidak transparan, waktu penyelesaian yang tidak pasti dan petugas yang tidak ramah. Sistem Informasi Manajemen perizinan yang ada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, masih sebatas berfungsi sebagai alat bantu dan alat pemantau prosedur pelayanan perijinan, alat penyimpanan arsip secara softcopy sekaligus sebagai alat informasi dan sarana penyampaian pengaduan costumer. Pelayanan perizinan berbasis teknologi informasi (perizinan online) perlu diterapkan secara optimal disertai dengan upaya lebih jauh yaitu menggandeng berbagai pihak termasuk perbankan dalam sistem pembayaran retribusi daerah, serta terkoneksi dengan berbagai organisasi perangkat daerah lainnya baik di lingkup Kabupaten, Provinsi maupun Pusat sehingga dapat memberikan pelayanan dan informasi lebih lengkap kepada masyarakat. Peraturan Bupati yang ada perlu dilakukan penyesuaian sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Sebagai gambaran untuk mengetahui kinerja saat ini dan kinerja yang diinginkan sesuai dengan judul proyek perubahan Sistem Perizinan dan Pembayaran Retribusi Berbasis Teknologi Informasi Di Pemerintah Kabupaten Bantul ini, penyusun menyajikan tabel sebagai berikut : Tabel 5. Kinerja Saat Ini dan Kinerja Yang Diinginkan

3/9 KINERJA SAAT INI KINERJA YANG DIINGINKAN Belum optimalnya pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) perizinan dalam pemberian pelayanan perizinan. Terwujudnya sistem pelayanan perizinan berba Terganggunya proses pelayanan bila pejabat struktural dan pejabat penandatanganan tidak berada di tempat Kelancaran dan percepatan proses penerbitan Sistem pembayaran retribusi masih bersifat konvensional. Pelayanan perizinan belum terpusat pada satu tempat. Terbatasnya ketersediaan data dan informasi perizinan. Pembayaran retribusi secara online melalui Anj Terwujudnya pelayanan terpadu satu pintu (PT Tersedianya data dan informasi perizinan yang Dari analisis organisasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem manual maka ketidak beradaan pejabat penanda tangan akan menghambat pelayanan perizinan. Oleh karena itu dibutuhkan strategi baru dengan mengoptimalkan pelayanan perizinan berbasis teknologi informasi. Dari uraian analisis diatas yang menjadikan kendala utama adalah terganggunya proses pelayanan bila pejabat struktural dan pejabat penanda tanganan tidak berada di tempat ditambah dengan adanya tugas/ pekerjaan yang bukan merupakan kewenangan. Berdasarkan uraian analisis diatas maka penyusun mengambil judul dalam rancangan proyek perubahan sebagai berikut SISTEM PERIZINAN DAN PEMBAYARAN RETRIBUSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL. Manfaat a. Manfaat untuk pelayanan publik: 1) Mempercepat penyelesaian perizinan. 2) Memperoleh kemudahan informasi dan dalam pelayanan perizinan.

4/9 3) Mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih baik. 4) Transparasi dalam penyelanggaraan pelayanan perizinan sehingga dapat melakukan fungsi kontrol sosial. b. Manfaat bagi stake holder: 1) Meningkatkan sinergitas dan koordinasi dengan organisasi perangkat daerah lain dan instansi terkait. 2) Memberikan tambahan informasi dan data. c. Manfaat dalam meningkatkan kinerja organisasi: 1) Meningkatkan pelayanan perizinan. 2) Mendorong percepatan pelayanan berbasis teknologi informasi 3) Mengoptimalkan ketercapaian nilai tambah dari penyelenggaraan teknologi informasi baik yang terkait dengan internal maupun pelayanan publik. 4) Mendorong peningkatan kompetensi pegawai dalam memberikan pelayanan publik menuju pelayanan prima. 5) Meningkatnya koordinasi dengan organisasi perangkat daerah dan stake holder yang terkait dengan pelayanan perizinan Milestone NO TAHAPAN UTAMA (MILESTONE) OUTPUT TAHAPAN UTAMA WAK TAHAP JANGKA PENDEK 1. Sosialisasi dan pembentukan tim kerja Terbentuknya tim kerja administrasi dan tim kerja teknis 4 Har 2.

5/9 Koordinasi dengan stake holder eksternal

6/9 Kesepakatan dengan stake holder tentang perizinan online

7/9 2 Har

8/9

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 9/9 3. Penyempurnaan Peraturan Bupati Peraturan Bupati tentang perubahan Peraturan Bupati perizinan online 8 Har 4. Menyusun naskah kerjasama Naskah kerjasama dan kesepakatan tentang perizinan online 4 Har 5. Sosialisasi Perizinan Online kepada publik Tersampaikannya informasi perizinan online kepada 17 kecamatan dan OPD terkait 2 Har 6. Ujicoba perizinan online Pelayanan izin secara online 8 Har 7. Workshop perizinan online Kemampuan menggunakan aplikasi perizinan online 2 Har 8. Monitoring dan evaluasi Dokumen hasil monitoring & evaluasi 2 Har 9. Pelaporan Penyusunan dokumen laporan 1 Har TAHAP JANGKA MENENGAH 6 bul 10. Pelayanan perizinan online Terlayaninya perizinan secara online terhadap pelanggan TAHAP JANGKA PANJANG 11. Terbentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) secara online Terlaksananya pelayanan online di PTSP 6 bul Dicetak pada: 01/09/2018 08:42:29