1/9 SISTEM PERIZINAN DAN PEMBAYARAN RETRIBUSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL. Nama Diklat : Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Angkatan VIII Tahun : 2017 Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota Cluster inovasi : Keuangan, Anggaran & Pendapatan Inovator : Ir. Sri Muryuwantini, MM Jabatan : Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Instansi : Kabupaten Bantul Latar Belakang Tajamnya persaingan antar daerah dalam menarik investor Penanam Modal Asing (PMA) maupun Penanam Modal dalam Negeri (PMDN) untuk melakukan kegiatan investasi di daerahnya sehingga masing-masing daerah dituntut untuk dapat mengembangkan potensi daerah secara faktual. Pemerintah daerah bersama sama dengan instansi atau lembaga, baik swasta maupun Pemerintah harus lebih diberdayakan lagi baik dalam pengembangan peluang potensi daerah maupun dalam koordinasi promosi dan pelayanan penanaman modal. Upaya peningkatan koordinasi kelembagaan dapat diukur dari kecepatan pemberian perizinan dan fasiltas penanaman modal dengan biaya yang berdaya saing. Peningkatan kualitas pelayanan publik menjadi tuntutan yang selalu disuarakan oleh berbagai kalangan, baik dari kalangan dunia usaha maupun masyarakat luas pada umumnya. Potret kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh pemerintah saat ini secara umum masih mencerminkan kondisi yang belum sepenuhnya sesuai dengan harapan dan tuntutan pencari layanan. Indikator hal tersebut dapat dilihat dari sering munculnya pemberitaan di berbagai media massa, terkait keluhan masyarakat terhadap pelayanan publik. Masyarakat masih mempunyai persepsi negatif, dimana layanan publik selalu identik dengan proses yang panjang, lama dan berbelit-belit. Selain itu layanan publik identik dengan biaya pelayanan yang tinggi, praktik percaloan, arogansi petugas dan kenyamanan tempat pelayanan yang jauh dari standar. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, agar dapat mendekati harapan, kebutuhan dan tuntutan masyarakat adalah meningkatkan layanan dengan perbaikan pada berbagai aspek, seperti: prosedur, biaya, persyaratan, personal maupun infrastruktur pendukungnya. Penataan sistem manajemen dan prosedur kerja di lingkungan pemerintah, kinerja internal dan layanan publik dapat terwujud dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi tersebut mencakup aktivitas yang saling berkaitan yaitu pengolahan data, pengelolaan informasi, sistem manajemen dan proses kerja secara elektronis. Sehingga pemanfaatan teknologi informasi pada
2/9 suatu organisasi merupakan sebuah kesatuan yang utuh dan saling berhubungan dalam proses kerjanya sebagai suatu sistem. Pelayanan publik yang memuaskan masyarakat adalah tujuan akhir dari digalakkannya reformasi birokrasi. Sejalan dengan hal itu, Pemerintah Kabupaten Bantul terus berupaya meningkatkan kualitas berbagai jenis pelayanan publik, termasuk pelayanan di bidang perizinan dengan prosedur yang mudah, murah, cepat, berkualitas, dan akurat. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Bantul Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Bantul serta Peraturan Bupaati Bantul Nomor 123 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul. Pembentukan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Bantul sebagai tindak lanjut dari terbitnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah ini merupakan wujud dari komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul untuk menciptakan iklim yang lebih kondusif dalam memberikan pelayanan dan kepastian berusaha bagi investor sehingga membuka peluang investasi yang mendorong pertumbuhan ekonomi bagi masyarakat. Pemerintah Kabupaten Bantul memandang perlu untuk melakukan perubahan terhadap sistem pelayanan perizinan dengan pola satu pintu. Paradigma bahwa pemerintah adalah pelayan sedangkan masyarakat adalah pelanggan (customer) yang harus dilayani secara prima dengan menghilangkan kesan prosedur yang berbelit belit, persyaratan yang tidak jelas, beaya yang tidak transparan, waktu penyelesaian yang tidak pasti dan petugas yang tidak ramah. Sistem Informasi Manajemen perizinan yang ada saat ini belum dimanfaatkan secara optimal, masih sebatas berfungsi sebagai alat bantu dan alat pemantau prosedur pelayanan perijinan, alat penyimpanan arsip secara softcopy sekaligus sebagai alat informasi dan sarana penyampaian pengaduan costumer. Pelayanan perizinan berbasis teknologi informasi (perizinan online) perlu diterapkan secara optimal disertai dengan upaya lebih jauh yaitu menggandeng berbagai pihak termasuk perbankan dalam sistem pembayaran retribusi daerah, serta terkoneksi dengan berbagai organisasi perangkat daerah lainnya baik di lingkup Kabupaten, Provinsi maupun Pusat sehingga dapat memberikan pelayanan dan informasi lebih lengkap kepada masyarakat. Peraturan Bupati yang ada perlu dilakukan penyesuaian sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Sebagai gambaran untuk mengetahui kinerja saat ini dan kinerja yang diinginkan sesuai dengan judul proyek perubahan Sistem Perizinan dan Pembayaran Retribusi Berbasis Teknologi Informasi Di Pemerintah Kabupaten Bantul ini, penyusun menyajikan tabel sebagai berikut : Tabel 5. Kinerja Saat Ini dan Kinerja Yang Diinginkan
3/9 KINERJA SAAT INI KINERJA YANG DIINGINKAN Belum optimalnya pemanfaatan sistem informasi manajemen (SIM) perizinan dalam pemberian pelayanan perizinan. Terwujudnya sistem pelayanan perizinan berba Terganggunya proses pelayanan bila pejabat struktural dan pejabat penandatanganan tidak berada di tempat Kelancaran dan percepatan proses penerbitan Sistem pembayaran retribusi masih bersifat konvensional. Pelayanan perizinan belum terpusat pada satu tempat. Terbatasnya ketersediaan data dan informasi perizinan. Pembayaran retribusi secara online melalui Anj Terwujudnya pelayanan terpadu satu pintu (PT Tersedianya data dan informasi perizinan yang Dari analisis organisasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan sistem manual maka ketidak beradaan pejabat penanda tangan akan menghambat pelayanan perizinan. Oleh karena itu dibutuhkan strategi baru dengan mengoptimalkan pelayanan perizinan berbasis teknologi informasi. Dari uraian analisis diatas yang menjadikan kendala utama adalah terganggunya proses pelayanan bila pejabat struktural dan pejabat penanda tanganan tidak berada di tempat ditambah dengan adanya tugas/ pekerjaan yang bukan merupakan kewenangan. Berdasarkan uraian analisis diatas maka penyusun mengambil judul dalam rancangan proyek perubahan sebagai berikut SISTEM PERIZINAN DAN PEMBAYARAN RETRIBUSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI DI PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL. Manfaat a. Manfaat untuk pelayanan publik: 1) Mempercepat penyelesaian perizinan. 2) Memperoleh kemudahan informasi dan dalam pelayanan perizinan.
4/9 3) Mendapatkan kualitas pelayanan yang lebih baik. 4) Transparasi dalam penyelanggaraan pelayanan perizinan sehingga dapat melakukan fungsi kontrol sosial. b. Manfaat bagi stake holder: 1) Meningkatkan sinergitas dan koordinasi dengan organisasi perangkat daerah lain dan instansi terkait. 2) Memberikan tambahan informasi dan data. c. Manfaat dalam meningkatkan kinerja organisasi: 1) Meningkatkan pelayanan perizinan. 2) Mendorong percepatan pelayanan berbasis teknologi informasi 3) Mengoptimalkan ketercapaian nilai tambah dari penyelenggaraan teknologi informasi baik yang terkait dengan internal maupun pelayanan publik. 4) Mendorong peningkatan kompetensi pegawai dalam memberikan pelayanan publik menuju pelayanan prima. 5) Meningkatnya koordinasi dengan organisasi perangkat daerah dan stake holder yang terkait dengan pelayanan perizinan Milestone NO TAHAPAN UTAMA (MILESTONE) OUTPUT TAHAPAN UTAMA WAK TAHAP JANGKA PENDEK 1. Sosialisasi dan pembentukan tim kerja Terbentuknya tim kerja administrasi dan tim kerja teknis 4 Har 2.
5/9 Koordinasi dengan stake holder eksternal
6/9 Kesepakatan dengan stake holder tentang perizinan online
7/9 2 Har
8/9
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 9/9 3. Penyempurnaan Peraturan Bupati Peraturan Bupati tentang perubahan Peraturan Bupati perizinan online 8 Har 4. Menyusun naskah kerjasama Naskah kerjasama dan kesepakatan tentang perizinan online 4 Har 5. Sosialisasi Perizinan Online kepada publik Tersampaikannya informasi perizinan online kepada 17 kecamatan dan OPD terkait 2 Har 6. Ujicoba perizinan online Pelayanan izin secara online 8 Har 7. Workshop perizinan online Kemampuan menggunakan aplikasi perizinan online 2 Har 8. Monitoring dan evaluasi Dokumen hasil monitoring & evaluasi 2 Har 9. Pelaporan Penyusunan dokumen laporan 1 Har TAHAP JANGKA MENENGAH 6 bul 10. Pelayanan perizinan online Terlayaninya perizinan secara online terhadap pelanggan TAHAP JANGKA PANJANG 11. Terbentuknya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) secara online Terlaksananya pelayanan online di PTSP 6 bul Dicetak pada: 01/09/2018 08:42:29